114
LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA 2014

KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

LAPORAN AKHIR

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN

KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH

KABUPATEN JEPARA

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA 2014

Page 2: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ii DAFTAR GAMBAR iii DAFTAR TABEL iv BAB I PENDAHULUAN I-1 I.1. Latar Belakang I-1 I.2. Dasar Hukum I-2 I.3. Maksud dan Tujuan I-5 I.4. Ruang Lingkup Kajian I-6 I.5. Metodologi I-6 I.6. Sistematika Penulisan I-9

BAB II KAJIAN PUSTAKA II-1 II.1. Konsep Pengembangan Kecamatan II-1 II.2. Pembentukan Kecamatan II-2 II.3. Kewenangan dan Kelembagaan Kecamatan II-4 II.4. Sumber Daya Manusia Kecamatan II-12 II.5. Perencanaan dan Penganggaran Kecamatan II-13 II.6. Pelayanan Kecamatan II-14

BAB III KONDISI KECAMATAN KABUPATEN JEPARA III-1 III.1. Gambaran Umum Kabupaten Jepara III-1 III.2. Profil Kecamatan Kabupaten Jepara III-17

BAB IV ANALISIS PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN KABUPATEN JEPARA

IV-1

IV.1. Pembentukan Kecamatan IV-1 IV.2. Kewenangan Kecamatan IV-9 IV.3. Kelembagaan Kecamatan IV-17 IV.4. Sumber Daya Manusia Kecamatan IV-27 IV.5. Perencanaan dan Penganggaran Kecamatan IV-34 IV.6 Pelayanan Kecamatan IV-47

BAB V PENUTUP V-1 V.1. Kesimpulan V-1 V.2. Saran V-2

Page 3: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kerangka Kerja/ Teori Peningkatan Kelembagaan Kecamatan sebagai Perangkat Daerah

I-8

Page 4: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jadwal Pelaksanaan dan Pelaporan 9 Tabel 3.1. Data Ketinggian dari Permukaan Air Laut III-4 Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Jepara Tahun 2008-2012 III-13 Tabel 3.3. Penduduk Kelompok Umur Tahun 2008-2012 III-13 Tabel 3.4. Persentase Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2008-2013 III-14

Tabel 3.5. Kepadatan Penduduk Kabupaten Jepara Tahun 2008-2012 III-14 Tabel 3.6. Sex Ratio Penduduk Kabupaten Jepara Tahun 2008-2012 III-15 Tabel 3.7. Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2008-2012 III-16 Tabel 3.8. Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Jepara III-17 Tabel 3.9. Luas Wilayah Dan Jumlah Penduduk III-21 Tabel 3.10. Rentang Kendali Kecamatan III-21 Tabel 3.11. Aktivitas Perekonomian III-22 Tabel 3.12. Rasio Sekolah Setiap Jenjang Pendidikan Dasar Dan

Menengah III-22

Tabel 3.13. Rasio Tenaga Medis Dan Fasilitas Kesehatan Per Penduduk III-23 Tabel 3.14. Rasio Panjang Jalan Terhadap Kendaraan, Sarana

Peribadatan Dan Fasilitas Olah Raga Per Penduduk III-23

Tabel 3.15. Prosentase Rumah Tangga Pemilik Kendaraan Bermotor, Prosentase Jumlah Rumah Tangga Pelanggan Listrik Dan Jumlah Balai Pertemuan

III-23

Tabel 4.1. Aspek Perkembangan Kecamatan IV-7 Tabel 4.2. Aspek Friksi Antar Kecamatan IV-8 Tabel 4.3. Regulasi Terkait Dan Jenis Kewenangan Kecamatan IV-13 Tabel 4.4. Kedudukan dan Tupoksi Kecamatan IV-24 Tabel 4.5. Kompetensi Camat IV-32 Tabel 4.6. Sumber Daya Manusia Kecamatan IV-33 Tabel 4.7. Perencanaan Partisipatif IV-43 Tabel 4.8. Pendanaan Program dan Kegiatan IV-45 Tabel 4.9. Pelayanan Kecamatan IV-53 Tabel 4.10. Koordinasi Antar SKPD IV-56 Tabel 4.11. Pembinaan dan Pengawasan IV-57

Page 5: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

I-1

BAB I PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah telah menggulirkan banyak

perubahan. Tidak mengherankan apabila kebijakan pemerintah untuk melakukan

desentralisasi pemerintahan telah mendorong perubahan pada sistem pelayanan

publik. Desentralisasi yang mengalihkan sebagian besar urusan pemerintahan ke

daerah atau tingkat bawah telah menjadikan pemerintah daerah sebagai lembaga

penyelenggara pelayanan publik yang utama (Dwiyanto, Agus 2010: 15-17).

Esensi dari hal ini adalah pemerintah daerah sebenarnya yang paling memahami

kebutuhan dan tuntutan dari warganya, sehingga bentuk kebijakan dan program

pelayanan publik ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum

(services of general interest).

Salah satu perubahan dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah adalah

pemberian kewenangan yang lebih luas dalam penyelenggaraan beberapa bidang

pemerintahan. Seiring dengan bertambah luasnya kewenangan ini, maka aparat

pemerintahan di daerah diharapkan dapat mengelola dan menyelenggarakan

pelayanan dengan lebih baik dari sebelumnya sesuai dengan kebutuhan dan

harapan masyarakat.

Dalam rangka mencapai kesejahteraan rakyat tersebut, pemerintah

memiliki tugas yang sangat krusial yang mempunyai tiga fungsi utama yaitu

stabilisasi, alokasi dan distribusi. Berdasarkan fungsi yang melekat pada dirinya,

maka pemerintah harus menjadi pembuat berbagai kebijakan dan peraturan,

penyedia layanan publik dan berupaya untuk memberdayakan masyarakat. Oleh

karena itu sistem pemerintahan baik pusat maupun daerah dibangun dari sub

sistem pemerintahan yang memiliki tugas dan fungsinya masing-masing namun

saling bersinergi.

Page 6: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

I-2

Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah daerah sebagai salah

pihak yang bertanggungjawab dalam penciptaan kesejahteraan rakyat

membutuhkan adanya organisasi perangkat daerah. Salah satu organisasi

perangkat daerah dalam lingkup pemerintahan Kabupaten Jepara adalah

Kecamatan. Peran dan fungsi Kecamatan sangatlah strategis dalam ikut

menciptakan kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat, melalui berbagai

aktivitas pembangunan, pemberdayaan, dan pelayanan masyatakat.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas Kecamatan dalam artian luas, maka

Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang

Kecamatan, yang harus dipedomani dalam penyelenggaraan Kecamatan.

Pemerintah Kabupaten Jepara melihat urgensitas peran yang dimiliki oleh

Kecamatan sehingga perlu ditindaklanjuti melalui Kajian Peningkatan

Kelembagaan Kecamatan Sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Jepara.

I.2. DASAR HUKUM

Sebagai dasar hukum dari Kajian Peningkatan Kelembagaan Kecamatan

Sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Jepara adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan

Kecamatan di Wilayah Kabupaten-kabupaten Daerah tingkat II Purbalingga,

Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Propinsi Daerah

tingkat I Jawa Tengah.

Page 7: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

I-3

5. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 Tentang Pelaporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Kabupaten/Kota.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembinaan

Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan

Dan Kinerja Instansi Pemerintah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Uang

Negara/Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat

Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 Tentang Tata Cara

Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi Dan

Tugas Pembantuan;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan;

Page 8: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

I-4

18. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Petunjuk

Teknis Penyusunan Dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Pedoman

Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk

Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman

Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah Dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2009 Tentang

Pelaksanaan Pendidikan Teknis Pemerintahan Bagi Calon Camat;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pedoman

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan;

27. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 2 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Jepara Tahun

2005-2025;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten

Jepara;

29. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Jepara.

Page 9: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

I-5

30. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 11 Tahun 2012 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Jepara Tahun 2012-2017;

I.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari Kajian Peningkatan Kelembagaan Kecamatan sebagai

Perangkat Daerah Kabupaten Jepara adalah untuk mengkaji optimalisasi potensi

dan peran kecamatan melalui peningkatan kelembagaan kecamatan sebagai

perangkat daerah sehingga dapat membantu Pemerintah Kabupaten Jepara

dalam mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

pelayanan masyarakat di wilayah kecamatan.

Sementara tujuan yang akan dicapai melalui Kajian Peningkatan

Kelembagaan Kecamatan sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Jepara ini adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan gambaran tentang berbagai permasalahan dan potensi yang

berkaitan dengan Peningkatan Kelembagaan Kecamatan sebagai Perangkat

Daerah Kabupaten Jepara;

2. Menganalisis Peningkatan Kelembagaan Kecamatan Kabupaten Jepara yang

dilihat dari Aspek Pembentukan Kecamatan; Kewenangan dan

Kelembagaan Kecamatan; Sumber Daya Manusia Kecamatan; Perencanaan

dan Penganggaran Kecamatan serta Pelayanan Kecamatan.

3. Merekomendaskan solusi dalam Peningkatan Kelembagaan Kecamatan

Kabupaten Jepara yang dilihat dari Aspek Pembentukan Kecamatan;

Kewenangan dan Kelembagaan Kecamatan; Sumber Daya Manusia

Kecamatan; Perencanaan dan Penganggaran Kecamatan serta Pelayanan

Kecamatan.

Page 10: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

I-6

I.4. RUANG LINGKUP KAJIAN

Ruang lingkup Kajian Peningkatan Kelembagaan Kecamatan sebagai

Perangkat Daerah Kabupaten Jepara ini adalah:

1. Penyusunan identifikasi permasalahan dan potensi yang ditangani berkaitan

dengan Peningkatan Kelembagaan Kecamatan sebagai Perangkat Daerah

Kabupaten Jepara;

2. Analisis Peningkatan Kelembagaan Kecamatan Kabupaten Jepara dari

Aspek Pembentukan Kecamatan; Kewenangan dan Kelembagaan

Kecamatan; Sumber Daya Manusia Kecamatan; Perencanaan dan

Penganggaran Kecamatan serta Pelayanan Kecamatan.

3. Rekomendasi Peningkatan Kelembagaan Kecamatan Kabupaten Jepara dari

Aspek Pembentukan Kecamatan; Kewenangan dan Kelembagaan

Kecamatan; Sumber Daya Manusia Kecamatan; Perencanaan dan

Penganggaran Kecamatan serta Pelayanan Kecamatan.

I.5. METODOLOGI

Metodologi yang digunakan dalam Kajian Peningkatan Kelembagaan

Kecamatan sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Jepara ini dimulai dengan

menganalisa kondisi terkini Kecamatan di Kabupaten Jepara berupa

permasalahan dan potensi yang dimiliki. Tahapan lanjutannya adalah eksplorasi

data baik sekunder (Dokumen Perencanaan Daerah, Regulasi Terkait) dan Data

Primer (Form, Interview, FGD) terkait Peningkatan Kelembagaan Kecamatan

sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Jepara.

I. Jenis dan Sumber Data

a. Data primer

Data Primer diperoleh dengan melakukan wawancara/

interview dengan pihak-pihak yang berkompeten/ pejabat yang

berwenang di pemerintah Kabupaten Jepara.

Page 11: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

I-7

b. Data Sekunder

Data Sekunder diperoleh dengan mengumpulkan dokumen

terkait dari SKPD di jajaran pemerintah Kabupaten Jepara serta

penyebaran form.

II. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini

dilakukan dengan:

a. Desk Review

Desk Review digunakan untuk meneliti, mengkaji dan

menganalisas berbagai bahan dan dokumentasi yang berkaitan

dengan Peningkatan Kelembagaan Kecamatan sebagai Perangkat

Daerah.

b. Interview/ Wawancara

Interview/ Wawancata merupakan teknik pengumpulan

yang dilakukan melalui tanya jawab (wawancara) dengan sumber

data atau pihak-pihak yang berkompeten ntuk mendapatkan

kejelasan dan justifikasi terkait dengan Peningkatan

Kelembagaan Kecamatan sebagai Perangkat Daerah Kabupaten

Jepara.

c. Focus Group Discussion

Focus Group Discussion (FGD) yaitu teknik pengumpulan

data yang dilakukan melalui diskusi maupun diseminasi hasil

dengan pihak terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Jepara.

III. Kerangka Kerja/Teori

Kerangka Kerja/ Teori yang dirumuskan dalam Kajian Peningkatan

Kelembagaan Kecamatan sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Jepara ini

selengkapnya tersaji pada gambar berikut:

Page 12: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

I-8

KONSEP PENGEMBANGAN

KECAMATAN

PEMBENTUKAN KECAMATAN

KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN

SUMBER DAYA MANUSIA

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PELAYANAN KECAMATAN

KONDISI DAN PERMASALAHAN

OPTIMALISASI

KECAMATAN SEBAGAI

PERANGKAT DAERAH

SOLUSI/ REKOMENDASI

Gambar 1.1. Kerangka Kerja/ Teori Peningkatan Kelembagaan

Kecamatan sebagai Perangkat Daerah

Page 13: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

I-9

I.6. SISTEMATIKA PENULISAN

Dokumen Kajian Peningkatan Kelembagaan Kecamatan Sebagai Perangkat

Daerah Kabupaten Jepara akan disusun dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Dasar Hukum I.3. Maksud dan Tujuan I.4. Ruang Lingkup I.5. Metodologi I.6. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Konsep Pengembangan Kecamatan II.2 Pembentukan Kecamatan II.3 Kewenangan dan Kelembagaan Kecamatan II.4 Sumber Daya Manusia Kecamatan II.5 Perencanaan dan Penganggaran Kecamatan II.6 Pelayanan Kecamatan BAB III KONDISI KECAMATAN KABUPATEN JEPARA III.1 Gambaran Umum Kabupaten Jepara III.2 Profil Kecamatan Kabupaten Jepara BAB IV ANALISIS PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN

KABUPATEN JEPARA IV.1 Pembentukan Kecamatan IV.2 Kewenangan Kecamatan IV.3 Kelembagaan Kecamatan IV.4 Sumber Daya Manusia Kecamatan IV.5 Perencanaan dan Penganggaran Kecamatan IV.6 Pelayanan Kecamatan BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan V.2 Rekomendasi

Page 14: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II.1. KONSEP PENGEMBANGAN KECAMATAN

Dalam logika sistem perencanaan pembangunan di Indonesia, kecamatan

memiliki arti penting dalam melakukan tugas perencanaan daerah. Logika spasial

(kewilayahan) yang bertemu dengan logika sektoral (dinas) mekanisme setara

yang bertemu di kecamatan. Dalam titik ini, kecamatan mampu menemukan dua

logika sekaligus dan menjadi simpul dari keduanya.

Kecamatan adalah perangkat Pemerintah wilayah kecamatan yang meliputi

bebetapa desa/kelurahan menurut Y.W Sunindia SH dan Dra. Ninik Widayanti

(1987: 63). Adapun menjadi aspek dalam pembangunan kecamatan terdiri dari

beberapa bidang yaitu: Bidang pemerintahan, Desa dalam suatu wilayah

kecamatan, Ekonomi, Sosial budaya, Pembangunan Masyarakat Desa, Keamanan

dan ketertiban wilayah. Dalam berbagai bidang pembangunan di atas merupakan

satu koordinasi dan tanggung jawab dari kecamatan.

Kecamatan merupakan bagian dari pemerintahan daerah yang

membawahkan beberapa kelurahan dan dikepalai oleh seorang Camat,

mempunyai tugas pokok yaitu sebagai pelaksana teknik kewilayahan yang

mempunyai wilayah kerja tertentu dan juga mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana program kerja kecamatan

2. Perumusan dan penyusunan kebijakan teknis kecamatan

3. Penyelenggaraan tugas umum pemerintah meliputi pengkoordinasian di

bidang pemberdayaan masyarakat, upaya penyelenggaraan ketentraman

dan ketertiban umum, penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan, penyelenggaraan kegiatan pemerintah di tingkat kecamatan,

penyelenggaraan pemerintah desa dan atau kelurahan , melaksanakan

pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya atau yang

belum dapat dilaksanakan pemerintah desa dan atau kelurahan.

Page 15: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-2

4. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama antar unit kerja terkait.

Pengembangan Kecamatan seara umum dapat dilihat dari lima aspek yaitu

Aspek Pembentukan Kecamatan yang meliputi Penghapusan dan Penggabungan

Kecamatan; Aspke Kewenangan dan Kelembagaan Kecamatan yang meliputi

Kedudukan, Tugas dan Wewenang; serta Susunan Organisasi; Aspek Sumber

Daya Manusia Kecamatan; Aspek Perencanaan dan Penganggaran Kecamatan

serta Aspek Pelayanan Kecamatan yang meliputi Tata Kerja dan Hubunngan

Kerja, PATEN dan Pembinaan dan Pengawasan.

II.2. PEMBENTUKAN KECAMATAN

Regulasi yang mengatur Kecamatan mengacu pada Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan dimana dijelaskan Pembentukan

Kecamatan dapat berupa pemekaran 1 (satu) kecamatan menjadi 2 (dua)

kecamatan atau lebih, dan/atau penyatuan wilayah desa dan/atau kelurahan dari

beberapa kecamatan diman Syarat administratif pembentukan kecamatan

meliputi:

1. Batas usia penyelenggaraan pemerintahan minimal 5 (lima) tahun;

2. Batas usia penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan yang

akan dibentuk menjadi kecamatan minimal 5 (lima) tahun;

3. Keputusan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau nama lain untuk Desa

dan Forum Komunikasi Kelurahan atau nama lain untuk kelurahan di

seluruh wilayah kecamata baik yang menjadi calon cakupan wilayah

kecamatan baru maupun kecamatan induk tentang persetujuan

pembentukan kecamatan;

4. Keputusan Kepala Desa atau nama lain untuk desa dan Keputusan Lurah

atau nama lain untuk kelurahan di seluruh wilayah kecamatan baik yang

akan menjadi cakupan wilayah kecamatan baru maupun kecamatan induk

tentang persetujuan pembentukan kecamatan;

Page 16: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-3

5. Rekomendasi Gubernur.

Syarat fisik kewilayahan yang dimaksud meliputi cakupan wilayah, lokasi

calon ibukota, sarana dan prasarana pemerintahan. Cakupan wilayah dimaksud

adalah untuk daerah kabupaten paling sedikit terdiri atas 10 desa/kelurahan dan

untuk daerah kota paling sedikit terdiri atas 5 desa/kelurahan. Sementara lokasi

calon ibukota memperhatikan aspek tata ruang, ketersediaan fasilitas,

aksesibilitas, kondisi dan letak geografis, kependudukan, sosial ekonomi, sosial

politik, dan sosial budaya. Sarana dan prasarana pemerintahan meliputi

bangunan dan lahan untuk kantor camat yang dapat digunakan untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Adapun Persyaratan teknis dalam Pembentukan Kecamatan meliputi:

1. jumlah penduduk;

2. luas wilayah;

3. rentang kendali penyelenggaraan pelayanan pemerintahan;

4. aktivitas perekonomian;

5. ketersediaan sarana dan prasarana

Sementara itu, selain Pembentukan Kecamatan, juga diatur tentang

Penghapusan Kecamatan, diman Kecamatan dihapus apabila:

1. jumlah penduduk berkurang 50% (limapuluh perseratus) atau lebih dari

penduduk yang ada; dan/atau

2. cakupan wilayah berkurang 50% (limapuluh perseratus) atau lebih dari

jumlah desa/kelurahan yang ada.

Page 17: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-4

II.3. KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN KECAMATAN

Secara umum, UU No 32 Tahun 2004 menetapkan 3 (tiga) kriteria sebagai

dasar penetapan kewenangan yaitu sebagai berikut:

1. Kriteria Eksternalitas, adalah pendekatan dalam pembagian urusan

pemerintahan dengan mempertimbangkan dampak. Akibat yang

ditimbulkan dalam penyelenggaran urusan tersebut. Apabila dampat yang

ditimbulkan bersifat lokal, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi

kewenangan kabupaten/kota, apabila berdampak regional menjadi

kewenangan provinsi, dan apabila berdampak nasional menjadi

kewenangan pemerintah.

2. Kriteria Akuntabilitas, adalah pendekatan dalam pembagian urusan

pemerintahan dengan pertimbangan bahwa tingkat pemerintahan yang

menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat pemerintahan yang

langsung/ lebih dekat dengan dampak dari urusan yang ditangani tersebut.

Dengan demikian, akuntabilitas penyelenggaraan bagian urusan

pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan lebih terjamin.

3. Kriteria Efisiensi, adalah pendekatan dalam pembagian urusan

pernerintahan dengan pertimbangan tersedianya sumber daya (personil,

dana, dan peralatan) untuk mendapatkan ketepatan, kepastian dan

kecepatan hasil yang harus dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan.

Artinya, apabila suatu bagian urusan dalam penanganannya dipastikan

akan lebih berdaya guna dan berhasil guna dilaksanakan oleh provinsi dan

atau Kabupaten/Kota dibandingkan apabila ditangani oleh Pemerintah,

maka bagian urusan tersebut diserahkan kepada Provinsi dan/atau

Kabupaten/Kota. Sebaliknya apabila suatu bagian urusan akan lebih

berdayaguna dan berhasilguna dilaksanakan oleh Pemerintah, maka bagian

urusan tersebut tetap ditangani oleh Pernerintah. Dalam hal ini, ukuran

daya guna dan hasil guna dapat dilihat clari besarnya manfaat yang

dirasakan oleh masyarakat dan besar kecilnya resiko yang harus dihadapi.

Page 18: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-5

Disamping kriteria umurn pengelolaan kewenangan sebagaimana

disebutkan diatas, penetapan atau penyusunan peraturan tentang kewenangan

daerah haruslah didasari pada kriteria-kriteria rasional dan akademis yang dapat

dijadikan sebagai dasar pembenar dalarn rangka pengarnbilan keputusan

(professional judgement). Dalam hal ini, paling tidak ada 4 (empat) kriteria yang

bisa dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Didasarkan pada DERAJAT STRATEGIS dari kewenangan yang meliputi,

Tipologi I (Strategis Lokal), Tipologi II (Strategis Regional), Tipologi III

(Strategis Nasional).

Nilai strategis ini dapat diukur rnisalnya dari luas jangkauan atau cakupan

dari kewenangan tersebut, kedalaman isi atau materi yang harus

diselenggarakan, serta kadar darnpak yang clitimbulkan dari kewenangan

tersebut. Untuk kewenangan pendidikan rnisalnya, kewenangan pendidikan

dasar dilihat dari jangkauannya berlaku untuk usia sekolah dibawah 12

tahun; dilihat clan kedalaman materinya cukup rendah, sedang darnpak

yang ditimbulkan juga relatif rendah. Oleh karena itu, kewenangan

pendidikan dasar dapat dikatakan memiliki nllai strategis lokal. sehingga

sangat layak dilaksanakan oleh Kabupaten/ Kota

2. Didasarkan pada ASPEK ADMINISTRATIF dari objek kewenangan

(Kebijakan, Perencanaan, Pendanaan, Penerimaan, Perijinan, Pengelolaan,

Pemeliharaan, Pengawasan dan Koordinasi.

Dalam kaitan dengan kriteria ini, jarang sekali suatu kewenangan

dilaksanakan secara utuh bulat oleh pemerintah Kabupaten/ Kota, tetapi

selalu ada sharing dengan pemerintah Provinsi maupun Pusat,

sebagaimana dijelaskan diatas. Dengan demikian, untuk kewenangan

Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) misalnya, kebijaksanaan

yang mengatur mengenai kurikulum dan standar kualitas outputnya bisa

saja oleh Pusat, sedangkan pengelolaannya dilaksanakan oleh

Kabupaten/Kota.

Page 19: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-6

3. Didasarkan pada posisi FISIK atau GEOGRAFIS dari Objek Kewenangan.

Sebagai contoh, kawasan hutan, kawasan pertanian, jalan (jalan Negara,

Provinsi atau Jalan Kabupaten/Kota) dan sebagainya. Pada dasarnya, setiap

objek kewenangan yang terletak atau berlokasi disuatu daerah, maka

pengelolaan obyek tersebut menjadi kewenangan daerah yang

bersangkutan. Meskipun demikian, ada kemungkinan bahwa objek tadi

memiliki mobilitas atau dampak yang bersifat lintas batas, walau bukan

secara fisik atau geografis. Perlintasan kewenangan ini dapat dalam bentuk

objek maupun dari suatu objek tertentu, misalnya penyebaran wabah

penyakit atau migrasi kependudukan.

4. Didasarkan pada posisi KEMAMPUAN DAERAH untuk menjalankan

kewenangan tertentu.

Dalam contoh nomor 3 ditas, kewenangan pengelolaan kawasan hutan,

kawasan pertanian, jalan (jalan Negara, Provinsi atau Jalan

Kabupaten/Kota) dan sebagainya dapat langsung dilaksanakan oleh

Kabupaten/Kota jika memang memiliki kemampuan untuk itu (khususnya

dari aspek SDM dan Keuangan). Namun jika tidak memiliki kemampuan

yang memadai, maka pelaksanaan kewenangan tersebut dapat diserahkan/

dikembalikan kepada Pemerintah atau Provinsi atau dilakukan kerjasama

dengan sektor privat.

Dalam konteks pelimpahan kewenangan kepada Kecamatan/ Kelurahan

hingga saat ini belum ada kriteria yang jelas dalam proses perlimpahan

kewenangan tersebut. Namun demikian berdasarkan rumusan diatas dapat

diambil beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Dilihat dari lokus dan kepentingannya, kewenangan tersebut lebih banyak

dioperasionalisasikan di Kecamatan/ Kelurahan sehingga berhubungan erat

dengan kepentingan strategis Kecamatan yang bersangkutan. Contoh:

penanganan penyakit masyarakat seperti perjudian, PSK, dan lain lain.

Page 20: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-7

2. Dilihat dari fungsi administratifnya, kewenangan tersebut lebih bersifat

rowing (pelaksanaan) dari pada steering (pengaturan), sehingga kurang

tepat jika terdapat campur tangan dari pemerintah Kabupaten/Kota.

Contoh: Pemberian ijin IMB (untuk luas tertentu), administrasi

kependudukan dan lain lain.

3. Dilihat dari kebutuhan dasar masyarakat, kewenangan tadi dibutuhkan

secara mendesak oleh masyarakat setempat. Contoh: Pelayanan sampah

dan kebersihan, sanitas dan kebutuhan air bersih, pendidikan dasar

khususnya yang berkaitan dengan pemberantasn 3 B (Buta Huruf, Aksara

dan Pendidikan).

4. Dilihat dari efektifitas penyelenggaran pemerintahan, suatu kewenangan

hampir tidak mungkin dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota karena alasan

keterbatasan sumber daya. Contoh: Perbaikan dan pemeliharaan jalan

jalan dan jembatan perintis, pelayanan penyuluhan pertanian/ KB dan lain

lain.

5. Dilihat dari Penggunaan Teknologi, suatu kewenangan tidak memutuhkan

pemakaian teknologi tinggi atau menengah. Contoh: pembinaan usaha kecil

dan rumah tangga.

6. Dilihat dari Kapasitas, Kecamatan/Kelurahan memilki kemampuan yang

memadai untuk melaksanakan kewenangan tersebut baik dari aspek SDM,

Keuangan, maupun sarana dan prasana.

Terkati dengan Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kecamatan dijelasan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan bahwa

Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana

teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh

Camat dimana Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

bupati/walikota melalui sekretaris daerah.

Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi:

1. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

Page 21: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-8

2. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban

umum;

3. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;

4. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

5. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan;

6. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan; dan

7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya

dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau

kelurahan.

Sementara itu, Camat juga melaksanakan kewenangan pemerintahan yang

dilimpahkan oleh bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi

daerah, yang meliputi aspek:

1. perizinan;

2. rekomendasi;

3. koordinasi;

4. pembinaan;

5. pengawasan;

6. fasilitasi;

7. penetapan;

8. penyelenggaraan; dan

9. kewenangan lain yang dilimpahkan.

Tugas Camat dalam mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

meliputi:

1. mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam perencanaan

pembangunan lingkup kecamatan dalam forum musyawarah perencanaan

pembangunan di desa/kelurahan dan kecamatan;

2. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja

Page 22: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-9

baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja dan

kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan;

3. melakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan

masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja

pemerintah maupun swasta;

4. melakukan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan; dan

5. melaporkan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah

kerja kecamatan kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada satuan

kerja perangkat daerah yang membidangi urusan pemberdayaan

masyarakat.

Tugas Camat dalam mengoordinasikan upaya peyelenggaraan

ketenteraman dan ketertiban umum sebameliputi:

1. melakukan koordinasi dengan kepolisian Negara Republik Indonesia

dan/atau Tentara Nasional Indonesia mengenai program dan kegiatan

penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum di wilayah

kecamatan;

2. melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di wilayah

kerja kecamatan untuk mewujudkan ketenteraman dan ketertiban umum

masyarakat di wilayah kecamatan; dan

3. melaporkan pelaksanaan pembinaan ketenteraman dan ketertiban kepada

bupati/ walikota.

Tugas Camat dalam mengoordinasikan penerapan dan penegakan

peraturan perundang-undangan meliputi:

1. melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas

dan fungsinya di bidang penerapan peraturan perundang-undangan;

2. melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas

dan fungsinya di bidang penegakan peraturan perundang-undangan

dan/atau Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

Page 23: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-10

3. melaporkah pelaksanaan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan di wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.

Tugas Camat dalam mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan

fasilitas pelayanan umum meliputi:

1. melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan/atau

instansi vertikal yang tugas dan fungsinya di bidang pemeliharaan

prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

2. melakukan koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan

pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan

3. melaporkan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum di wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.

Tugas Camat dalam mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan di tingkat kecamatan meliputi:

1. melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi

vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

2. melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan kerja

perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan

kegiatan pemerintahan;

3. melakukan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan; dan

4. melaporkan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan

kepada bupati/walikota.

Tugas Camat dalam membina penyelenggaraan pemerintahan desa

dan/atau kelurahan meliputi:

1. melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan

desa dan/atau kelurahan;

2. memberikan bimbingan, supervisi, fasilitasi, dan konsultasi pelaksanaan

administrasi desa dan/atau kelurahan;

3. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa dan/atau

Page 24: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-11

lurah;

4. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat desa

dan/atau kelurahan;

5. melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau

kelurahan di tingkat kecamatan; dan

6. melaporkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan

pemerintahan desa dan/atau kelurahan di tingkat kecamatan kepada

bupati/walikota.

Tugas Camat dalam melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi

ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan

desa atau kelurahan meliputi:

7. melakukan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di

kecamatan;

8. melakukan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di

wilayahnya;

9. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan

kepada masyarakat di kecamatan;

10. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat

di wilayah kecamatan;

11. melaporkan pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di

wilayah kecamatan kepada Bupati/Walikota.

Sementara itu, Susuan Organisasi Kecamatan terdiri dari 1 (satu)

sekretaris, paling banyak 5 (lima) seksi, dan sekretariat membawahkan paling

banyak 3 (tiga) subbagian. Seksi sebagaimana dimaksud paling sedikit meliputi:

a. seksi tata pemerintahan;

b. seksi pemberdayaan masyarakat dan desa; dan

c. seksi ketenteraman dan ketertiban umum.

Page 25: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-12

II.4. SUMBER DAYA MANUSIA KECAMATAN

Aspek sumber daya manusia menjadi penentu utama dalam keberhasilan

pencapaian tujuan suatu organisasi. Kecamatan dengan perkembangan dinamika

pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan, dan pelayanan publik, tentunya

dituntut untuk mampu menjalankan semua tupoksinya dengan efektif dan

efisien.

Pemerintahan tingkat kewilayahan – seperti di Kecamatan – sangat

membutuhkan dukungan dari pejabat Camat yang memiliki kompetensi dibidang

Pemerintahan, yang ditunjukan dengan pendidikan formal sesuai dengan bidang

Pemerintahan tersebut, disamping memiliki berbagai pengalaman mengikuti

pendidikan teknis fungsional yang terkait. Hal ini tentunya menjadi prasyarat

yang utama, bila ingin mendapatkan hasil optimal pembangunan Kecamatan.

Pemikiran tentang perlunya pengaturan tentang standar kompetensi jabatan

Camat menjadi perhatian serius di masa depan; mengingat Camat ke depan

memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat besar dalam pembangunan di

daerah.

Pekerjaan dibidang kewilayahan (seperti halnya di Kecamatan dan

Kelurahan) cenderung berbeda dengan karakteristik pekerjaan non kewilayahan

(seperti dibanyak SKPD lain, non Kecamatan dan Kelurahan), sehingga

dibutuhkan karakteristik (kualifikasi dan kompetensi) sumber daya manusia yang

berbeda.

Pada prakteknya, para Camat yang selama ini menjabat, atau yang sudah

pernah menjabat, masih sangat bervariasi dilihat dari latar belakang

pendidikannya (tidak semua memiliki dasar pendidikan bidang pemerintahan).

Oleh karena itu, sedikit banyak akan membawa pengaruh pada kinerja

Kecamatan.

Penentuan pejabat yang duduk di Kecamatan juga cenderung belum

didasarkan pada mekanisme penilaian yang transparan dan akuntabel, dengan

menggunakan berbagai kriteria yang memungkinkan untuk meningkatkan

Page 26: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-13

kualitas kepemimpinan di tingkat Kecamatan, seperti kriteria kompetensi, kriteria

kinerja, dan kriteria administratif.

Peran assessment center (yang dikelola oleh BKD dan Baperjakat) menjadi

sangat penting, untuk mendapatkan figur-figur terbaik yang akan memimpin di

Kecamatan. Menekan “pengaruh” atau “kedekatan” dalam penentuan pejabat,

dan mengangkat “prestasi” dan “kompetensi” sebagai basis promosi pegawai.

Camat diangkat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah

kabupaten/kota dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis

pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Pengetahuan teknis pemerintahan meliputi:

a. menguasai bidang ilmu pemerintahan dibuktikan dengan ijazah

diploma/sarjana pemerintahan; dan

b. pernah bertugas di desa, kelurahan, atau kecamatan paling singkat 2

(dua) tahun.

II.5. PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KECAMATAN

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan

menjelaskan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan,

disusun perencanaan pembangunan sebagai kelanjutan dari hasil Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Desa/Kelurahan. Perencanaan pembangunan

kecamatan merupakan bagian dari perencanaan pembangunan kabupaten/kota.

Perencanaan pembangunan kecamatan dilakukan melalui Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Kecamatan secara partisipatif. Kecamatan sebagai

satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana anggaran satuan kerja

perangkat daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Rencana

anggaran satuan kerja perangkat daerah kecamatan disusun berdasarkan

rencana kerja kecamatan yang disusun berdasarkan rencana strategis

kecamatan.

Page 27: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-14

II.6. PELAYANAN KECAMATAN

Pelayanan publik menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan

pemerintahan Kecamatan, sejalan dengan pergeseran orientasi negara ke publik

dalam pemerintahan (birokrasi). Kepuasan publik (masyarakat) senantiasa akan

menjadi pusat penyelenggaraan fungsi Kecamatan. Salah satu tujuan otonomi

daerah melalui kebijakan desentralisasi adalah untuk mendekatkan pelayanan

pemerintah kepada masyarakat. Pada pengertian ini, peran Kecamatan

seharusnya signifikan, karena Kecamatan berada pada jajaran terdepan

pemerintahan daerah yang berhadapan berhubungan dengan masyarakat

(publik).

Ternyata, dalam realisasinya, kedekatan “posisi” Kecamatan dengan

masyarakat ini tidak serta merta linier dengan kewenangan pelayanan publik

yang dimiliki oleh Kecamatan secara regulasi. Apalagi pada saat sekarang ini

telah banyak dihasilkan regulasi yang mengamanatkan pengembangan unit

pelayanan terpadu. Akibatnya banyak daerah sedang dan/atau telah membangun

kelembagaan unit pelayanan terpadu, yang melaksanakan peran penyelenggaran

one stop service (OSS) dari berbagai jenis pelayanan publik; semua jenis

pelayanan terpusat pada satu tempat.

Kondisi demikian tentunya semakin menjauhkan pelayanan publik dari

masyarakatnya, terutama bila tidak didukung dengan kemutakhiran teknologi

informasi, mekanisme jejaring dan kerjasama antar SKPD dan antar jenjang

pemerintahan. Bila ingin optimal, maka OSS ini harus mampu memberikan

kemudahan pelayanan kepada masyarakat, terutama dari sisi kemudahan akses

(jarak pelayanan), disamping kriteria yang lain.

Belum lagi masih adanya kerancuan regulasi pelayanan antar sektor dan

antar hierarki pemerintahan. Hal ini memberikan dampak yang kurang baik

dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Ujung penyebab dari semuanya

itu adalah aspek kewenangan pelayanan yang masih belum jelas teridentifikasi

dan terdelegasi. Hal ini menjadi tugas bagi pemerintah Kabupaten Jepara, untuk

Page 28: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

II-15

mengidentifikasi, kemudian memberikan ketegasan, pihak mana (SKPD) yang

seharusnya melaksanakan kewenangan pelayanan tersebut; termasuk

kewenangan pelayanan publik yang harus dilaksanakan oleh Kecamatan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 secara khusu

mengatur tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan yang

artinya penyelenggaraan pelayanan publik di kecamatan dari tahap permohonan

sampai ke tahap terbitnya dokumen dalam satu tempat. Adapun ruang lingkup

nya adalah a) pelayanan bidang perizinan; dan b). pelayanan bidang non

perizinan.

Page 29: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-1

BAB III KONDISI KECAMATAN KABUPATEN JEPARA

III.1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN JEPARA

3.1.1. Aspek Geografi

1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Jepara memiliki wilayah seluas 100.413,189 ha atau 1.004,132

km², menempati 3,09 % dari wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan batas-batas

wilayah Kabupaten Jepara secara administratif adalah sebelah Barat dan Utara

berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten

Kudus dan Pati dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Demak. Jarak

terdekat dari ibukota kabupaten adalah Kecamatan Jepara yaitu 7 km dan jarak

terjauh adalah Kecamatan Karimunjawa yaitu 90 km.

Kabupaten Jepara terbagi dalam 16 kecamatan, 11 kelurahan, dan 185

desa, serta 1.000 RW dan 4.622 RT. Menurut klasifikasinya baik kelurahan

maupun desa di Kabupaten Jepara termasuk swasembada.

2) Letak dan Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Jepara terletak pada posisi 110° 9' 48, 02"

sampai 110° 58' 37,40" Bujur Timur, 5° 43' 20,67" sampai 6° 47' 25,83" Lintang

Selatan, sehingga merupakan daerah paling ujung sebelah utara dari Provinsi

Jawa Tengah. Kabupaten Jepara terbagi menjadi 16 kecamatan dan ini

berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara dan barat, Kabupaten

Demak di sebelah selatan, serta Kabupaten Kudus dan Pati di sebelah timur.

Dipandang dari ketinggian permukaan tanah dari permukaan air laut, wilayah

Kabupaten Jepara terletak mulai dari 0 m sampai dengan 1.301 m.

Di wilayah Jepara bagian utara juga, lahannya didominasi oleh usaha

perkebunan, kehutanan, serta pertanian tanaman pangan. Dan, Jepara yang

memiliki garis pantai sepanjang 72 km, memiliki potensi dalam bidang perikanan

Page 30: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-2

sangat besar. Sedangkan keberhasilannya nampak pada semakin meningkatnya

peran serta para pelaku pembangunan sektor perikanan yaitu pembudidaya

tambak, nelayan, KUD, swasta dan semakin efektifnya pelaksanaan dan fungsi

Pemerintah.

Kabupaten Jepara yang memiliki garis pantai sepanjang 72 km, memiliki

potensi dalam bidang perikanan sangat besar. Sedangkan keberhasilannya

nampak pada semakin meningkatnya peran serta para pelaku pembangunan

sektor perikanan yaitu pembudidaya tambak, nelayan, KUD, swasta dan semakin

efektifnya pelaksanaan dan fungsi Pemerintah.

Dengan garis pantai sepanjang 72 km termasuk keberadaan Karimunjawa,

maka luas wilayah penangkapan laut, baik jalur I, II dan III mencapai 1.500

km2. Sedangkan budidaya laut dapat dilakukan di atas areal seluas 10.000 Ha

dan luas areal budi daya laut dan penangkapan di perairan umum mencapai

1.472 Ha lebih. Selain pantai, dari wilayah Kabupaten Jepara juga mencakup luas

lautan sebesar 1.845,6 km². Pada lautan tersebut terdapat daratan kepulauan

sejumlah 29 pulau, dengan 5 pulau berpenghuni dan 24 pulau tidak berpenghuni.

Wilayah kepulauan tersebut merupakan Kecamatan Karimunjawa yang berada di

gugusan Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau yang ada di Laut

Jawa dengan dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau

Kemujan.

Sedangkan sebagian besar wilayah perairan tersebut dilindungi dalam

Taman Nasional Karimunjawa. Dikaitkan dengan bentuk pulau Jawa, posisi

wilayah Kabupaten Jepara ini sebenarnya kurang menguntungkan. Berada di

ujung utara Pulau Jawa menjadikan Jepara tak terlewati jalur utama pantura.

Jarak ibu kota Kabupaten Jepara dengan ibu kota daerah-daerah lain

adalah sebagai berikut:

• Kudus : 35 km

• Pati : 59 km

• Rembang : 95 km

Page 31: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-3

• Demak : 45 km

• Blora : 131 km

• Jakarta : 561 km

• Semarang : 76 km

• Surabaya : 294 km

3) Topografi

Kabupaten Jepara yang merupakan daerah di kawasan utara Jawa ini

secara topografi dapat dibagi dalam empat wilayah yaitu:

§ wilayah pantai di bagian pesisir Barat dan Utara

§ wilayah dataran rendah di bagian tengah dan Selatan

§ wilayah pegunungan di bagian Timur yang merupakan lereng Barat

dari Gunung Muria

§ wilayah perairan atau kepulauan di bagian utara yang merupakan

serangkaian Kepulauan Karimunjawa.

Kabupaten Jepara memiliki variasi ketinggian antara 0 m sampai dengan

1.301 m dpl (dari permukaan laut), daerah terendah adalah Kecamatan Kedung

antara 0 – 2 mdpl yang merupakan dataran pantai, sedangkan daerah yang

tertinggi adalah Kecamatan Keling antara 0-1.301 mdpl merupakan perbukitan.

Variasi ketinggian tersebut menyebabkan Kabupaten Jepara terbagi dalam empat

kemiringan lahan, yaitu datar 41.327,060 Ha, bergelombang 37.689,917 Ha,

curam 10.776 Ha dan sangat curam 10.620,212 Ha.

Sebagai akibat dari wilayah yang cenderung ke arah kawasan pesisir

pantai, Kabupaten Jepara memiliki 6 bentuk lahan yang fungsional yaitu

§ Dataran

§ Dataran aluvial

§ Lembah aluvial

§ Pegunungan sekitar pantai

§ Perbukitan

Page 32: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-4

§ Rawa pasang surut

Sedangkan jenis tanahnya menurut topografi kawasan Kabupaten Jepara

memiliki 4 Jenis tanah yaitu

§ Andosol coklat

§ Regosol

§ Alluvial

§ latosol

Daratan utama Kabupaten Jepara berdasarkan sistem hidrologi merupakan

kawasan yang berada pada lereng Gunung Muria bagian barat yang mengalir

sungai-sungai besar yang memiliki beberapa anak sungai. Sungai-sungai besar

tersebut antara lain Sungai Gelis, Keling, Jarakan, Jinggotan, Banjaran, Mlonggo,

Gung, Wiso, Pecangaan, Bakalan, Mayong dan Tunggul. Berdasarkan

karakteristik topografi wilayah, aliran sungai relatif dari daerah hulu dibagian

timur (Gunung Muria) ke arah barat (barat daya, barat, dan barat laut) yaitu

daerah hilir (laut Jawa).Penutupan Batuan atau singkapan batuan merupakan

masalah yang terjadi pada permukaan tanah yang tertutup oleh batuan di

Kabupaten Jepara, hal tersebut menjadi salah satu sebab kurang suburnya tanah

di Kabupaten Jepara karena tanah yang tertutup batuan menjadi keras dan sulit

untuk ditanami.

Tabel 3.1. Data Ketinggian dari Permukaan Air Laut

No. Kecamatan Ketinggian 1 Kedung 0 - 2 m 2 Pecangaan 2 - 17 m 3 Kalinyamatan 2 - 29 m 4 Welahan 2 - 7 m 5 Mayong 13 - 438 m 6 Nalumsari 13 - 736 m 7 Batealit 68 - 378 m 8 Jepara 0 - 46 m 9 Tahunan 0 - 50 m 10 Mlonggo 0 - 300 m 11 Pakisaji 25 - 1.000 m 12 Bangsri 0 - 594 m

Page 33: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-5

No. Kecamatan Ketinggian 13 Kembang 0 - 1.000 m 14 Keling 0 - 1.301 m 15 Donorojo 0 - 619 m 16 Karimunjawa 0 - 100 m

Sumber : Jepara Dalam Angka 2013

4) Geologi

a) Struktur dan Karakteristik

Kabupaten Jepara merupakan dataran aluvial yang tersusun

oleh endapan lumpur yang berasal dari sungai-sungai yang bermuara

di pesisir pantai dan terbawa oleh arus sepanjang pantai. Sebaran

jenis tanah pada wilayah ini yaitu berupa aluvial hiromorf, regosol

coklat, asosiasi mediteran coklat tua dan mediteran coklat, grumosol

kelabu tua, asosiasi hidromorf kelabu, dan planosol coklat

keabuan.Kabupaten Jepara terletak dalam lereng utara dan barat

Gunung Muria.

Daratan Kabupaten Jepara terdapat beberapa jenis tanah, yang

dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis tanah berikut Andosol Coklat,

terdapat di perbukitan bagian utara dan puncak Gunung Muria seluas

3.525,469 Ha, Regosol terdapat di bagian utara seluas 2.700,857 Ha,

Alluvial terdapat di sepanjang pantai utara seluas 9.126,433 Ha,

Asosiasi Mediterian terdapat di pantai barat seluas 19.400,458 Ha

dan Latosol yang merupakan jenis tanah paling dominan di

Kabupaten Jepara terdapat di perbukitan Gunung Muria seluas

65.659,972 Ha.

b) Potensi

Lahan di kawasan Kabupaten Jepara cocok digunakan untuk

budidaya tambak mengingat kondisi fisik lingkungannya yang dekat

dengan pantai. Selain sebagai budidaya tambak lahan dikawasan

jepara yang datar juga cocok difungsikan untuk perkebunan atau

budidaya pertanian ringan khususnya pada kawasan yang berbukit.

Page 34: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-6

Lahan di Kabupaten Jepara terdapat banyak kawasan yang

merupakan hasil dari pengendapan tanah yang terkena air sunagi

atau laut akibat abrasi yang sulit difungsikan dan terkadang berubah

menjadi daerah rawa yang hanya bisa dimanfaatkan untuk budidaya

tanaman tertentu.

5) Klimatologi

Kabupaten Jepara beriklim tropis dengan pergantian musim penghujan dan

kemarau. Musim penghujan antara bulan Nopember-April dipengaruhi oleh

musim Barat sedang musim kemarau antara bulan Mei-Oktober yang dipengaruhi

oleh angin musim Timur. Rata-rata hari hujan per kecamatan pada tahun 2011

adalah 102 hari, kondisi ini lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang

mencapai 150 hari. Wilayah kecamatan yang langsung berbatasan dengan garis

pantai memiliki rata-rata hari hujan lebih sedikit dari pada daerah lainnya. Curah

hujan tertinggi tercatat 2.617 mm, dengan jumlah hari hujan 99 hari terdapat di

Kecamatan Keling, sedangkan curah hujan terendah sebesar 1.380 mm dengan

71 hari hujan terdapat di kecamatan Nalumsari, dengan suhu rata-rata antara

21,55 oC sampai dengan 32,71 oC. Suhu Kabupaten Jepara berkisar antara 25oC

– 32oC. Hal ini dikarenakan Kabupaten Jepara berada dalam iklim tropis.

Kelembaban Kabupaten Jepara berkisar antara 55% - 91%.

6) Penggunaan Lahan

Luas wilayah Kabupaten Jepara tercatat mencapai 100.413,19 Ha.

Kecamatan yang terluas adalah Keling yaitu 12.311,588 ha dan kecamatan

yang terkecil adalah Kalinyamatan 2.370,001 ha. Sedangkan menurut

penggunaannya terdiri dari tanah sawah 26.581,636 ha (26,17%) dan tanah

kering 73.831,553 ha (73,83%). Menurut penggunaannya sebagian besar lahan

sawah digunakan sebagai lahan sawah berpengairan irigasi sederhana (41,91%),

kemudian lahan sawah dengan irigasi teknis (36,57%), selainnya berpengairan

irigasi setengah teknis dan tadah hujan.

Page 35: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-7

Sedangkan lahan bukan lahan sawah digunakan untuk tegal/huma sebesar

37,54% yang merupakan persentase penggunaan terbesar, kemudian digunakan

untuk bangunan/pekarangan, perkebunan, hutan negara, tambak/kolam dan

padang rumput.

7) Potensi Daerah

a) Potensi Pertanian

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan khususnya kecukupan

beras, Pemerintah Kabupaten Jepara terus memacu produktifitas padi. Hal

ini dapat dilihat dari produksi gabah pada pertanian padi sawah mencapai

210.610 ton, dan produksi beras mencapai 132.684 ton di tahun 2013.

Sementara itu, produksi gabah dan beras pada pertanian padi ladang

mencapai 5.915 ton dan 3.726 ton di tahun 2013, dengan produktivitas

mencapai 32,88 Kw/ Ha.

Selain itu, produktivitas pertanian lainnya di tahun 2013 diantaranya

adalah produktivitas jagung mencapai 59,37 Kw/ Ha dengan total produksi

25.607 ton; produktivitas kacang kedelai mencapai 10 Kw/ Ha dengan total

produksi mencapai 33 ton; produktivitas kacang tanah mencapai 12,95 Kw/

Ha dengan total produksi 42,74 ton; produktivitas ubi kayu mencapai 231

Kw/ Ha dengan total produksi mencapai 177,816 ton; produktvitas ubi jalar

mencapai 159 Kw/ Ha dengan total produksi mencapai 2.054 ton.

b) Potensi Perikanan

Sub sektor perikanan meliputi kegiatan perikanan laut dan darat.

jumlah produksi ikan perikanan laut pada tahun 2013 mencapai 2.223,3

ton, serta produksi ikan perikanan darat mencapai 1.219,22 ton. Dengan

melihat kondisi tersebut diatas, maka sektor perikanan baik perikanan laut

maupun perikanan darat masih mempunyai peluang yang cukup besar

untuk dikembangkan.

Page 36: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-8

c) Potensi Pariwisata

Obyek wisata yang menjadi favorit tujuan wisatawan diantaranya

adalah Masjid Mantingan dengan jumlah pengunjung sebanyak 35,54

persen, dan Pantai Kartini sebanyak 30,20 persen, kemudian Pantai Tirta

Samudra sebanyak 22,17 persen, selain itu tujuan wisata yang diprediksi

akan menjadi primadona baru tujuan wisata di Jepara adalah Taman

Nasional Laut Karimunjawa, dimana dengan kehadiran kapal cepat yang

melayani penyeberangan Jepara-Karimunjawa diharapkan akan

meningkatkan kunjungan wisatawan ke Karimunjawa. Beberapa potensi

pariwisata di Kabupaten Jepara adalah :

1. Pantai Kartini

Terletak ± 2,5 km ke arah barat dari Pendopo Kabupaten Jepara.

Obyek wisata ini berada di Kelurahan Bulu Kecamatan Jepara dan

merupakan obyek wisata alam yang menjadi dambaan wisatawan.

Berbagai sarana pendukung seperti dermaga, permainan anak-anak

(komedi putar, mandi bola) dan lain-lain telah tersedia untuk

pengunjung. Kawasan dengan luas tanah ± 3,5 ha ini merupakan

kawasan strategis, karena sebagai jalur transportasi laut menuju obyek

wisata Taman Karimunjawa dan Pulau Panjang.

2. Pantai Tirta Samudra

Yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Pantai Bandengan

terletak ±7 km sebelah utara dari pusat kota. Pantai yang airnya jernih

dan berpasir putih ini sangat cocok untuk lokasi mandi. Tak jarang

para wisatawan yang datang ke obyek ini sengaja melakukan mandi

laut. Bisaanya saat yang paling disukai adalah pada waktu pagi hari

dan disaat sore menjelang senja dimana akan tampak panorama

sunset yang memukau.

Page 37: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-9

3. Benteng Portugis

Salah satu obyek wisata andalan di Jepara adalah Benteng Portugis

yang terletak di Desa Banyumanis Kecamatan Keling atau ± 45 km di

sebelah utara kota Jepara, dan untuk mencapainya tersedia jalan aspal

dan transportasi reguler.

4. Air Terjun Songgolangit

Terletak di Desa Bucu Kecamatan Kembang ± 30 km sebelah utara

dari kota Jepara. Air terjun ini mempunyai ketinggian ± 80 meter dan

lebar ± 2 meter. Konon menurut cerita bahwa di tempat ini akan

menjadikan awet muda kepada para pengunjung yang melakukan cuci

muka ataupun mandi.

5. Wana Sreni Indah

Terletak ± 35 km ke arah timur dari pusat kota Jepara, menuju

Kabupaten Kudus, tepatnya di Desa Bategede Kecamatan Nalumsari.

Sebuah desa yang terletak di belakang Lereng Gunung Muria, dengan

topografis berupa perbukitan dengan ketinggian sekitar 100 M dpl

sampai dengan 180 M dpl, suhu udara rata-rata 25° C - 28° C

sehingga udara daerah sekitar obyek wisata tersebut sejuk segar.

6. Perang Obor Tegal Sambi

Upacara tradisional ”Obor-oboran” merupakan salah satu upacara

tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Jepara, khususnya

Desa Tegal Sambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara yang tiada

duanya di Jawa Tengah ini dan mungkin di seluruh Indonesia.

7. Kelenteng ” Hian Thian Siang Tee” Welahan

Kelenteng Welahan yang diberi nama “ Hian Thian Siang Tee” terletak

24 km ke arah selatan dari pusat kota Jepara, di Desa Welahan

Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, sebuah desa yang menyimpan

peninggalan kuno Tiongkok dan menjadi salah satu asset wisata

sejarah di Jepara, di mana berdiri megah 2 buah kelenteng yang

Page 38: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-10

dibangun seorang tokoh pengobatan dari Tiongkok bernama Tan Siang

Hoe bersama dengan kakaknya bernama Tan Siang Djie.

8. Makam Mantingan Jepara

Masjid dan makam Mantingan terletak 5 km arah selatan dari pusat

kota Jepara di Desa Mantingan Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara,

sebuah desa yang menyimpan Peninggalan Kuno Islam dan menjadi

salah satu aset wisata sejarah di Jepara, di mana di sana berdiri

megah sebuah masjid yang dibangun oleh seorang tokoh Islamik yaitu

Pangeran Hadlirin suami Ratu Kalinyamat yang dijadikan sebagai pusat

aktivitas penyebaran agama Islam di pesisir utara Pulau Jawa dan

merupakan masjid kedua setelah Masjid Agung Demak.

9. Museum RA. KARTINI

Museum RA Kartini terletak di pusat kota atau tepatnya di sebelah

utara alun-alun Kota Jepara. Museum RA Kartini termasuk jenis

museum umum dan sekaligus sebagai obyek wisata sejarah.Tujuan

didirikannya museum ini adalah untuk mengabadikan jasa-jasa

perjuangan RA Kartini dengan cara mendokumentasikan, memamerkan

dan memvisualisasikan benda-benda bersejarah peninggalan milik

kakak kandungnya serta benda warisan budaya lainnya yang banyak

ditemukan di daerah Kabupaten Jepara.

10. Potensi Khusus Karimunjawa

Taman Nasional Laut Karimunjawa termasuk wilayah Kabupaten

Jepara, yang terdiri dari 1 kecamatan 4 desa dan 27 pulau (5 pulau

berpenghuni, 22 pulau kosong) terdiri dari beberapa suku, adapun

jarak Jepara Karimunjawa adalah 48 mil laut.Taman Nasional Laut

Karimunjawa memang memiliki daya tarik tersendiri dan sangat cocok

untuk wisata bahari.

Page 39: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-11

d) Potensi Hutan

Sektor kehutanan mencakup dua jenis kegiatan, yakni penebangan

kayu dan pengambilan hasil hutan lainnya. Kegiatan penebangan kayu

menghasilkan kayu gelondongan, kayu bakar, arang dan bambu,

sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa getah

pinus. Nilai produksi kehutanan atas dasar harga berlaku pada tahun 2012

mencapai Rp.97.285,06 juta. Sedangkan nilai produksi kehutanan atas

dasar harga konstan 2000 tahun 2012 mencapai Rp.37.662,00 juta.

e) Potensi Industri

Sektor industri merupakan tiang penyangga utama daripada

perekonomian Kabupaten Jepara. Sektor ini dibedakan dalam kelompok

industri besar, industri sedang dan industri kecil dan kerajinan

rumahtangga. Menurut BPS, industri besar adalah perusahaan dengan

karyawan / tenagakerja 100 orang ke atas. Industri sedang adalah per-

usahaan dengan tenagakerja antara 20 sampai 99 orang. Industri kecil

adalah perusahaandengan tenaga-kerja antara 5 sampai 19 orang dan

industri rumah tangga punya tenaga kerjakurang dari 5 orang.

Data yang diperoleh dari Dinas Perindustriandan Perdagangan, tahun

2013 menyatakan jumlah total unit kerja industri kecil mencapai 12.257

unit dengan total nilai produksi mencapai Rp.3.141.889 juta; jumlah total

unit industri besar mencapai 154 unit dengan total nilai produksi mencapai

Rp.1.185,15 juta; sedangkan jumlah total unit usaha rumah tangga

mencapai 12.263 unit dengan total tenaga kerja yang terserap mencapai

117.243 orang.

f) Potensi Perdagangan

Bila dilihat dari banyaknya sarana perdagangan, jenis sarana

perdagangan yang terdapat di Kabupaten Jepara pada tahun 2013

diantaranya adalah pasar tradisional sebanyak 21 pasar; pasar local

Page 40: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-12

sebanyak 48 pasar; serta pasar swalayan/ supermarket/ toserba sebanyak

43 pasar.

Sementara itu, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2012 sektor

perdagangan mencapai Rp.2.319.088,53 juta. Sementara itu PDRB Atas

Dasar Harga Konstan Tahun 2000 sektor ini mencapai Rp.1.011.934,14

juta.

3.1.2. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Jepara akhir tahun 2013 terdapat 1.215.023

jiwa yang terdiri dari 614.964 laki-laki (50,61 persen) dan 600.059 perempuan

(49,39 persen). Berdasarkan jumlah pendudk tersebut, total penduduk wajib KTP

mencapai 874.959 jiwa, namun hanya 726.004 jiwa (82,98%) penduduk yang

memiliki KTP. Sementara itu, jumlah KK yang terdaftar mencapai 375.678 KK,

dari total 4.622 rumah tangga.

Penduduk terpadat berada di Kecamatan Jepara (3.390 jiwa per km2),

sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Karimunjawa (127 jiwa per

km2).Menurut kelompok umur, sebagian besar penduduk Kabupaten Jepara

termasuk dalam usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 772.953 jiwa (67,51

persen) dan selebihnya 303.235 jiwa (26,49 persen) berusia di bawah 15 tahun

dan 68.728 jiwa (6,00 persen) berusia 65 tahun ke atas. Sedangkan besarnya

angka ketergantungan (dependency ratio) Kabupaten Jepara adalah 481,23. Hal

ini berarti bahwa setiap 1.000 orang berusia produktif menanggung sebanyak

481 orang penduduk usia di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas.

Selain itu, selama tahun 2013, jumlah kelahiran hidup mencapai 8.669

jiwa, dengan jumlah angka kematian bayi mencapai 9,82%. Dilihat dari tingkat

Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate - CBR) yang merupakan jumlah anak yang

dilahirkan per 1.000 orang penduduk tercatat sebesar 18,83.

Page 41: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-13

Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Jepara Tahun 2008-2012

Kecamatan Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Kedung 70.944 72.058 70.835 72.795 73.902 Pecangaan 75.905 77.097 77.172 83.902 80.632 Kalinyamatan 56.959 57.854 58.140 60.744 60.980 Welahan 71.908 73.037 69.496 79.882 71.937 Mayong 81.978 83.265 82.831 77.790 86.197 Nalumsari 70.081 71.182 68.606 79.495 71.119 Batealit 75.543 76.729 77.923 85.624 81.479 Tahunan 96.535 98.052 101.581 98.182 107.444 Jepara 76.159 77.355 79.508 99.207 83.616 Mlonggo 75.935 77.128 77.794 80.225 81.564 Pakis Aji 53.536 54.377 54.690 64.489 57.368 Bangsri 94.111 95.590 93.798 107.710 97.654 Kembang 65.433 66.461 64.798 71.501 67.205 Keling 60.461 61.411 58.435 67.298 60.301 Donorojo 56.664 57.554 52.958 65.012 54.500 Karimunjawa 8.687 8.823 8.715 9.567 9.018

TOTAL 1.090.839 1.107.973 1.097.280 1.203.423 1.144.916 Sumber : Jepara Dalam Angka 2013

Jika dilihat dari komposisi penduduk menurut umur, pada tahun 2011

sebanyak 296.149 jiwa atau 24,61 persen penduduk Kabupaten Jepara berada

pada kelompok umur 0 -14 tahun. Sementara itu kelompok umur 15 - 64 tahun

sebesar 842.245 jiwa atau 69,98 persen dan 65 ke atas sebesar 5,41 persen

atau 65.029 jiwa.

Tabel 3.3. Penduduk Kelompok Umur Tahun 2008-2012

Umur Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

0 -14 thn 318.436 323.438 300.246 296.149 303.235 15-64 thn 721.092 732.419 733.231 842.245 772.953 65 + 51.311 52.116 63.806 65.029 68.728 Jumlah 1.090.839 1.107.973 1.097.280 1.203.423 1.144.916

Sumber : Jepara Dalam Angka 2012

Hampir di setiap tahunnya penduduk laki-laki memiliki persentase yang

lebih banyak diperbandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Dalam tabel

Page 42: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-14

nampak bahwa pada tahun 2012 jumlah penduduk laki-laki sebesar 570.684 jiwa

atau 49,85 persen dan perempuan sebesar 574.232 jiwa atau 50,15 persen.

Tabel 3.4. Persentase Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2008-2013

Tahun Jumlah Penduduk Laki-Laki % Perempuan %

2008 1.090.839 548.953 50,32 541.886 49,68 2009 1.107.973 557.576 50,32 550.397 49,68 2010 1.097.280 548.344 49.97 575.517 50,03 2011 1.203.423 608.098 50,53 595.325 49,47 2012 1.144.916 570.684 49,85 574.232 50,15 2013 1.215.023 614.964 50,61 600.059 49,39

Sumber : BAPPEDA 2013

Dengan luas wilayah sekitar 1.004,132 kilometer persegi yang didiami oleh

1.215.023 orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2013

adalah 1.210 orang per kilometer persegi. Sementara pada tahun 2012,

penduduk terpadat berada di Kecamatan Jepara dengan 3.390 jiwa/km2,

sedangkan terendah di Kecamatan Karimunjawa dengan 127 jiwa/km2. Tingginya

tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Jepara dikarenakan aglomerasi

aktivitas ekonomi masyarakat sebagian besar tersentral di Kecamatan Jepara

khususnya pada kawasan sekitar CBD (Central Bussiness District), yang padat

dengan aktifitas perdagangan dan jasa.

Tabel 3.5. Kepadatan Penduduk Kabupaten Jepara Tahun 2008-2012

Kecamatan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 Kedung 1647 1673 1645 1690 1716 Pecangaan 2116 2149 2151 2370 2247 Kalinyamatan 2403 2441 2453 2512 2573 Welahan 2601 2642 2514 2890 2602 Mayong 1260 1280 1273 1196 1325 Nalumsari 1230 1250 1204 1396 1248 Batealit 850 863 877 963 917 Tahunan 2481 2520 2611 2524 2762 Jepara 3087 3136 3223 4022 3390 Mlonggo 1791 1819 1835 779 1924

Page 43: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-15

Kecamatan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 Pakis Aji 884 898 903 1104 947 Bangsri 1103 1120 1099 1262 1144 Kembang 605 615 599 661 622 Keling 491 499 475 547 490 Donorojo 522 530 487 598 502 Karimunjawa 122 124 122 134 127 TOTAL 1086 1103 1093 1133 1140

Sumber : Jepara Dalam Angka 2013

Sex Ratio merupakan perbandingan yang menunjukkan jumlah laki-laki dan

perempuan di suatu daerah. Sex Ratio penduduk Kabupaten Jepara 2012 sebesar

99,38%. Sex Ratio terbesar terdapat di Kecamatan Tahunan sebesar 102,76 %

yang berarti jumlah penduduk laki-laki 2,76% lebih banyak di bandingkan jumlah

penduduk perempuan, sedangkan sex ratio terkecil terdapat di Kecamatan

Kembang yakni 96,79% yang artinya jumlah penduduk perempuan 3,21% lebih

banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.

Tabel 3.6. Sex Ratio Penduduk Kabupaten Jepara Tahun 2008-2012

Kecamatan Sex Ratio ( L/P ) X 100 2008 2009 2010 2011 2012

Kedung 101 101 99,38 100 98,93 Pecangaan 99 99 98,27 101 97,83 Kalinyamatan 98 98 98.71 100 98,27 Welahan 100 100 97,71 101 97,27 Mayong 99 99 98,83 102 98,40 Nalumsari 99 99 97.23 98 96,80 Batealit 104 104 100,47 103 100,02 Tahunan 107 107 103.23 104 102,76 Jepara 103 103 101,44 102 100,99 Mlonggo 103 103 102,64 104 102,18 Pakis Aji 105 105 101,39 106 100,93 Bangsri 101 101 100,84 102 100,39 Kembang 98 98 97.22 101 96,79 Keling 101 101 98.02 99 97,58 Donorojo 101 101 99.23 101 98,79 Karimunjawa 103 103 101,87 103 101,43 TOTAL 101 101 95.28 102 99,38

Sumber : Jepara Dalam Angka 2013

Page 44: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-16

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Jepara rata-rata pertahun selama

sepuluh tahun terakhir dari tahun 2000-2010 sebesar 1,14 persen. Sedagkan laju

pertumbuhan penduduk tahun 2008-2012 dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 3.7. Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2008-2012

Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Pertumbuhan Penduduk 1,60 1,57 0,97 1,54 1,84

Sumber : Jepara Dalam Angka 2013

Sedangkan besarnya angka ketergantungan (dependency ratio) Kabupaten

Jepara adalah 478,78. Hal ini berarti bahwa setiap 1.000 orang berusia produktif

menanggung sebanyak 479 orang penduduk usia di bawah 15 tahun dan 65

tahun ke atas.

Page 45: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-17

III.2. PROFIL KECAMATAN KABUPATEN JEPARA

A. Lokasi Kecamatan

Kabupaten Jepara terbagi menjadi 16 kecamatan dengan luas wilayah

masing-masing kecamatan sebagaimana tabel dibawah ini. Sedangkan menurut

pembagian administrasi wilayah setingkat desa dan kelurahan, wilayah

Kabupaten Jepara terdiri atas 184 desa dan 11 kelurahan.

Tabel 3.8. Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Jepara

No. Kecamatan Ha Km2 Persentase 1. Kedung 4.306,281 43,063 4,29 2. Pecangaan 3.587,806 35,878 3,57 3. Kalinyamatan 2.370,001 23,700 2,36 4. Welahan 2.764,205 27,642 2,75 5. Mayong 6.504,268 65,043 6,48 6. Nalumsari 5.696,538 56,965 5,67 7. Batealit 8.887,865 88,879 8,85 8. Tahunan 3.890,581 38,906 3,87 9. Jepara 2.466,699 24,667 2,46 10. Mlonggo 4.240,236 42,402 4,22 11. Pakis Aji 6.055,280 60,553 6,03 12. Bangsri 8.535,241 85,352 8,50 13. Kembang 10.812,384 108,124 10,77 14. Keling 12.311,588 123,116 12,26 15. Donorojo 10.864,216 108,642 10,82 16. KarimunJawa 7.120,000 71,200 7,09

Total 100.413,189 1.004,132 100,00 Sumber : Jepara Dalam Angka 2013

Dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail

Tata Ruang (RDTR) Bagian Wilayah Kabupaten Jepara, pengembangan wilayah

Kabupaten Jepara terbagi dalam 6 Sub Wilayah Pembangunan (SWP) berikut ini:

1) SWP I : Jepara, dengan jangkauan pelayanan meliputi wilayah Kecamatan

Jepara, Tahunan, Kedung dan Batealit. Potensi pengembangan meliputi

sektor industri kerajinan, perikanan dan pariwisata;

Page 46: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-18

2) SWP II : Bangsri, dengan jangkauan pelayanan meliputi wilayah Kecamatan

Bangsri, Kembang dan Mlonggo. Potensi pengembangan meliputi sektor

pertanian tanaman pangan dan peternakan serta sektor energi (PLTU);

3) SWP III: Pecangaan, dengan jangkauan pelayanan meliputi wilayah

Kecamatan Pecangaan, Kalinyamatan dan Welahan. Potensi pengembangan

meliputi sektor industri kerajinan dan pertanian tanaman pangan;

4) SWP IV : Karimunjawa, dengan jangkauan pelayanan meliputi wilayah

Kecamatan Karimunjawa. Potensi pengembangan meliputi sektor perikanan,

peternakan, pariwisata, pengelolaan sumber daya alam, pelestarian

lingkungan hidup serta perhubungan laut;

5) SWP V : Keling, dengan jangkauan pelayanan meliputi wilayah Kecamatan

Keling. Potensi pengembangan meliputi sektor perkebunan, peternakan dan

perikanan; dan

6) SWP VI : Mayong, dengan jangkauan pelayanan meliputi wilayah Kecamatan

Mayong dan Nalumsari. Potensi pengembangan meliputi sektor kerajinan,

perdagangan dan pertanian tanaman pangan.

Berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Jepara Nomor 2 Tahun 2012

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kaupaten Jepara Tahun 2011-

2031, rencana penetapan kawasan strategis kabupaten meliputi:

a) Kawasan strategis untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi,

meliputi: 1) kawasan perkotaan PKL dan PKLp; yaitu PKL di perkotaan

Jepara dan Pecangaan; dan PKLp di perkotaan Bangsri, Mayong, Keling dan

Karimunjawa; 2) Kawasan dan sentra industri, yaitu : Kawasan Industri

Mulyoharjo (KIM) di Kecamatan Jepara; Kawasan Jepara-Tahunan;

Kawasan Pecangaan-Kalinyamatan-Welahan; dan Kawasan Mayong-

Nalumsari; 3) Kawasan agropolitan, yaitu : kawasan agropolitan Jinggotan;

kawasan agropolitan Bategede; dan kawasan agropolitan Damarwulan-

Tempur; dan 4) Kawasan minapolitan, yaitu : Kawasan Minapolitan Bondo

Kecamatan Bangsri.

Page 47: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-19

b) Kawasan strategis untuk kepentingan pendayagunaan sumber daya

alam dan/atau teknologi, meliputi: 1) Kawasan Pembangkit Listrik

Tenaga Uap di Kecamatan Kembang, Mlonggo dan Bangsri; 2) Kawasan

Pembangkit Listrik energi baru dan terbarukan di Kecamatan se-kabupaten

Jepara; dan 3) Kawasan Kampung Teknologi di Kecamatan Pakisaji dengan

luas kurang lebih 110 (seratus sepuluh) ha.

c) Kawasan strategis untuk kepentingan sosial budaya, meliputi: 1)

Kawasan Benteng Portugis di Kecamatan Donorojo; 2) Kawasan Makam

dan Masjid Mantingan di Kecamatan Tahunan; 3) Kawasan Museum Kartini

di Kecamatan Jepara; 4) Kawasan Benteng VOC di Kecamatan Jepara; 5)

Kawasan Pendopo Kabupaten di Kecamatan Jepara; 6) Kawasan Klenteng

Hian Thian Siang Tee di Kecamatan Welahan; dan 7) Kawasan Monumen

Ari-Ari Kartini di Kecamatan Mayong.

d) Kawasan strategis untuk kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan, meliputi: 1) Kawasan lindung; 2) Kawasan di Kecamatan Keling

dan Kecamatan Batealit yang berbatasan dengan Kabupaten Kudus

(Kecamatan Gebog) diperuntukkan sebagai kawasan lindung; dan 3)

Kawasan di Kecamatan Keling dan Donorojo yang berbatasan dengan

Kabupaten Pati (Kecamatan Celuak) diperuntukkan sebagai kawasan

lindung.

B. Kondisi Kecamatan Diwilayah Kabupaten Jepara

Untuk dapat mengkaji kapasitas kelembagaan Kecamatan di Kabupaten

Jepara, diperlukan instrumen yang dapat menggambarkan kondisi riil secara

komprehensip sehingga penyusun menyajikan instrumen kepada narasumber

dengan menggunakan 5 (lima) parameter/ faktor yang sekiranya dapat

menggambarkan kondisi secara keseluruhan eksistensi Kecamatan dimaksud.

Faktor Pertama, Jumlah Penduduk, beban kerja kelembagaan kecamatan

sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dalam cakupan wilayahnya. Semakin

besar jumlah pendudukanya semakin besar pula beban kerja yang harus diampu

Page 48: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-20

oleh sebuah Kecamatan, karena jumlah penduduk akan berpengaruh pada semua

sektor pelayanan oleh Kecamatan.

Faktor Kedua, Luas Daerah, selain jumlah penduduk luas daerah juga

sangat berpengaruh pada beban kerja Kecamatan, semakin luas wilayahnya

semakin berat pula beban kerja Kecamatan karena setiap sasaran kegiatan

lokusnya sebagian besar tersebar di masyarakat sehingga mau tidak mau

perangkat kecamatan harus mendatangi masyarakat yang lokasinya lebih jauh.

Faktor Ketiga, Rentang Kendali, dalam hal ini mengukur nilai strategis

pusat kecamatan dengan mengukur jarak dan waktu tempuh rata-rata

masyarakat kelurahan/desa pergi ke Kecamatan sehingga dapat diketahui

apakah penentuan pusat kecamatan dalam lokasi tertentu sudah tepat ataukah

belum.

Faktor Keempat, Aktivitas perekonomian, hal ini oleh sebagian kalangan

dijadikan parameter tingkat kemajuan sebuah wilayah, semakin tinggi aktivitas

perekonomiannya maka semakin maju pula wilayah tersebut karena perputaran

uang semakin cepat.

Faktor Kelima, Ketersediaan Sarana Dan Prasarana, khususnya sarana

prasarana pemerintahan semakin lengkap maka akan semakin memudahkan

masyarakat dan stake holder mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemerintah, hal yang paling mendasar terkait hal ini adalah sektor kesehatan dan

pendidikan sehingga rasio penyediaan fasilitas dengan jumlah penduduk dapat

dijadikan tolok ukur keberhasilan pemerintah dalam melayani kebutuhan dasar

masyarakat.

Berdasarkan data yang masuk, maka penyusun mengambil sampel 5 (lima)

Kecamatan untuk mendapatkan informasi terkait 5 (lima) faktor tersebut, dengan

data sebagaimana tersaji dalam tabel dibawah ini :

a. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk (menggambarkan luas wilayah dan

jumlah penduduk pada masing-masing Kecamatan)

Page 49: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-21

Tabel 3.9. Luas Wilayah Dan Jumlah Penduduk

No. Nama Kecamatan Luas Wilayah

(ha)

Jumlah Penduduk

(org)

Ket.

1. Kecamatan Kedung 4.306,281

71.510 Luas efektif dimanfaatkan

4.121 Ha. 2. Kecamatan Mlonggo 4.240,236

78.575 Luas efektif

dimanfaatkan 4.239,535

Ha. 3. Kecamatan Mayong 6.504,267 88.882 Semua Lahan

efektif dimanfaatkan

4. Kecamatan Jepara 2.467,001 87.569 Luas efektif dimanfaatkan

2.322,276 Ha.

5. Kecamatan Batealit 88,88 km2 81.540 Luas efektif dimanfaatkan

1.521,419 Ha.

b. Rentang Kendali (menggambarkan jarak ke pusat Kecamatan dan waktu

tempuh dari masing-masing Desa/ Kelurahan.

Tabel 3.10. Rentang Kendali Kecamatan

No. Nama Kecamatan Rata2 Jarak (km)

Waktu Tempuh (menit)

Ket.

1. Kecamatan Kedung 5 15 2. Kecamatan Mlonggo 5 10 3. Kecamatan Mayong 5,65 15 4. Kecamatan Jepara 3,4 10 5. Kecamatan Batealit 4,2 15

Page 50: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-22

c. Aktivitas Perekonomian (menggambarkan aktivitas perekonomian diwilayah

masing-masing Kecamatan yang diindikasikan dengan jumlah Bank,

Lembaga Keuangan Non Bank, Kelompok Pertokoan dan Pasar).

Tabel 3.11. Aktivitas Perekonomian

No. Nama Kecamatan Bank Lembaga Non Bank

Kel. Pertokoan

Pasar

1. Kecamatan Kedung 3 5 5 8 2. Kecamatan Mlonggo 2 2 - 8 3. Kecamatan Mayong 4 3 811 3 4. Kecamatan Jepara 8 6 4 5 5. Kecamatan Batealit 1 2 477 6

d. Ketersediaan Sarana Prasarana (menggambarkan rasio sekolah setiap

tingkatan per penduduk, rasio ketersediaan tenaga medis dan fasilitas

kesehatan per penduduk, rasio panjang jalan terhadap kendaraan, rasio

sarana peribadatan terhadap jumlah penduduk, rasio fasilitas lapangan olah

raga per penduduk, Prosentase kepemilikan kendaraan bermotor, prosentase

pelanggan listrik dan jumlah balai pertemuan).

Tabel 3.12. Rasio Sekolah Setiap Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah

No. Nama Kecamatan SD SLTP SLTA KET.

1. Kecamatan Kedung - - - 2. Kecamatan Mlonggo - - - 3. Kecamatan Mayong - - - 4. Kecamatan Jepara 1 : 222 1 : 518 1 : 694 5. Kecamatan Batealit 0,51 0,38 0,26

Catatan :

• SD : Rasio Sekolah Dasar per penduduk usia Sekolah Dasar • SLTP : Rasio Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama per penduduk usia

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. • SLTA : Rasio Sekolah Lanjutan Tingkat Atas per penduduk usia

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

Page 51: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-23

Tabel 3.13. Rasio Tenaga Medis Dan Fasilitas Kesehatan Per Penduduk

No. Nama Kecamatan Tenaga Medis

Fasilitas Kesehatan

KET.

1. Kecamatan Kedung 0,035 0,041 2. Kecamatan Mlonggo - - 3. Kecamatan Mayong - - 4. Kecamatan Jepara 1 : 1.327 1 : 3.368 5. Kecamatan Batealit 0,44 0,02

Tabel 3.14. Rasio Panjang Jalan Terhadap Kendaraan, Sarana Peribadatan

Dan Fasilitas Olah Raga Per Penduduk

No. Nama Kecamatan Panjang Jalan

Sarana Peribadatan

Sarana OR

1. Kecamatan Kedung 25,18 0,53 0,07 2. Kecamatan Mlonggo - - - 3. Kecamatan Mayong - - - 4. Kecamatan Jepara - 1 : 318 1 : 584 5. Kecamatan Batealit - 0,64 0,12

Tabel 3.15. Prosentase Rumah Tangga Pemilik Kendaraan Bermotor, Prosentase Jumlah

Rumah Tangga Pelanggan Listrik Dan Jumlah Balai Pertemuan

No. Nama Kecamatan Pemilik Kend.

Bermtr

Pelanggan Listrik

Balai Pertemuan

1. Kecamatan Kedung 45 79 18 2. Kecamatan Mlonggo 75 99 - 3. Kecamatan Mayong - 83,62 19 4. Kecamatan Jepara - 1 : 8 18 5. Kecamatan Batealit 0,27 0,71 13

Melihat komposisi data tersebut diatas, banyak faktor yang tidak terisi

sehingga akan mengurangi validitas hasil analisis, namun setidaknya dengan

mencermati data yang tersedia dapat dievaluasi bahwa penyebaran penduduk

cukup merata pada beberapa Kecamatan, hanya Kecamatan Kedung yang

Page 52: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-24

cenderung lebih sedikit daripada Kecamatan yang lain walupun secara

kewilayahan cukup luas. Hal ini berbanding terbalik dengan Kecamatan Jepara

dimana dengan wilayah yang tidak terlalu luas tapi jumlah penduduknya sangat

banyank, hal ini tentu saja juga dipengaruhi letak kecamatan yang strategis

ataupun dekat dengan pusat kekuasaan.

Untuk rentang kendali atau dengan kata lain jarak Desa/ Kelurahan serta

waktu tempuh ke pusat Kecamatan, kelima Kecamatan tersebut seimbang yaitu

antara 4 s/d 5 km dengan waktu tempuh 10 s/d 15 menit, sehingga dapat

disimpulkan bahwa sebenarnya pembagian kewilayahan kelima Kecamatan

tersebut sudah cukup merata namun yang perlu dikaji lebih lanjut adalah

karakteristik dari masing-masing wilayah Kecamatan.

Dari sisi aktivitas perekonomian, berdasarkan data diatas masih belum bisa

dikatakan merata ada yang sudah maju tapi ada juga yang masih perlu

ditingkatkan, hal ini juga mengindikasikan bahwa pembangunan ekonomi

diwilayah Kecamatan belum sepenuhnya merata. Hal ini juga dipengaruhi banyak

faktor seperti misalnya kondisi geografis, sarana infrastruktur, karakteristik

wilayah dan lain-lain.

C. Pelayanan Kecamatan

Dalam tugasnya Kecamatan mempunyai kedudukan sebagai lembaga

perangkat daerah kabupaten sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang

mempunyai wilayah kerja tertentu yang dipimpin oleh Camat yang berkedudukan

dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Mengacu pada Perda Nomor 13 tahun 2008 tentang organisasi dan

tatakerja kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Jepara maka Camat

mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintahan yang

dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

Adapaun fungsi dari camat adalah sebagai berikut:

1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

Page 53: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-25

3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan

4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum.

5. Mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan

6. Membina penyelenggaran pemerintahan desa dan/atau kelurahan

7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya

dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau

kelurahan.

Susunan organisasi di beberapa kecamatan di Kabupaten Jepara

menyesuaikan dengan kondisi lokal yang ada di wilayahnya, seperti di

Kecamatan Karimunjawa dibentuk seksi Kelautan, Pesisir dan pulau-pulau kecil.

Demikian pula untuk kecamatan yang memiliki pantai dibentuk seksi

Ketentraman, Ketertiban Umum dan Pengamanan Pantai. Secara umum susunan

organisasi di Kecamatan Jepara terdiri dari Camat, Sekretaris Camat, dan

beberapa kepala Seksi.

Jenis dan kewenangan kecamatan di atur dalam Perbup nomor 65 tahun

2010 tentang Standar Pelayanan Administrasi Terpadu (PATEN) di Kabupaten

Jepara. Jenis dan Kewenangan itu meliputi :

1. Pelayanan KTP dan KK

2. Perijinan IMB

3. Perijinan HO

4. Perijinan Pariwisata

5. Perijinan Pemasangan reklame

6. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

7. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

8. Melegalisir Proposal

9. Dan lain-lain

Sumber daya manusia di masing-masing kecamatan di Jepara sangatlah

bervariatif. Akan tetapi sebagian besar Camat di Kabupaten Jepara sudah

Page 54: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

III-26

berpendidikan S2. Sedangkan staf di kantor Kecamatan berpendidikan dari

tingkat SMP sampai dengan Strata 1 (S1);

Perencanaan dan penganggaran kegiatan di tingkat Kecamaan di lakukan

melalui kegiatan Musrenbang Kecamatan yang diadakan setiap tahun sekali di

awal Tahun Anggaran. Dokumen perencanaan yang dihasilkan adalah DPA, RKA

Tahun Anggaran berjalan. Adapun Pendanaannya berasala dari APBD Kabupaten

Jepara.

Page 55: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-1

BAB IV ANALISIS PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN

KABUPATEN JEPARA

IV.1. PEMBENTUKAN KECAMATAN

Permasalahan pertama yang dapat diidentifikasi terkait dengan

penyelenggaraan Kecamatan di Kabupaten Jepara adalah tentang aspek

pembentukan kecamatan yang di dalamnya termasuk meliputi penggabungan

dan penghapusan Kecamatan (aspek eksistensi entitas Kecamatan).

Permasalahan ini sifatnya sangat mendasar, karena menentukan “nasib” sebuah

Kecamatan ke depan. Beberapa hal yang bisa dikaitkan dengan permasalahan ini

antara lain:

Perkembangan Kecamatan. Hasil pembangunan tidak selalu dapat

berkorelasi dengan pertumbuhan dan pemerataan dilihat dari aspek kewilayahan.

Kondisi faktual menunjukan bahwa pembangunan akan banyak dilihat hasilnya

pada wilayah-wilayah tertentu, sebagai pusat dari pertumbuhan.

Pembangunan di Kabupaten Jepara selama ini juga masih menimbulkan

adanya ketimpangan antar wilayah, artinya masih terjadi pemusatan

pembangunan dan pertumbuhan pada wilayah tertentu, sehingga ada yang

dikenal sebagai wilayah yang maju dengan wilayah yang kurang maju. Salah satu

penentu atau penyebab hal ini bisa terjadi karena aspek sejarah asal, luas

wilayah, jarak ke pusat kota, ketersediaan infrastruktur, dan sebagainya.

Melihat kondisi demikian, tidaklah salah bila aspek keruangan menjadi

dasar dalam pembangunan daerah, harus terjadi konsistensi perancangan

pertumbuhan dan perkembangan wilayah sesuai dengan skenario keruangan

yang ada, dalam hal ini sesuai dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

dan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK). Fenomena pembangunan wilayah

di Kabupaten Jepara masih sering menimbulkan inkonsistensi dalam peruntukan

wilayah dan lahan.

Page 56: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-2

Aspek pekembangan Kecamatan juga sangat terkait dengan tingkat

aksesibilitas antar Kecamatan dengan ibu kota Kabupaten Jepara. Kecamatan

dengan jarak yang cukup jauh tentunya cenderung memiliki kendala dalam segi

aksesibilitas ini, yang dapat berdampak pada tertinggalnya pembangunan di

daerah tersebut.

Friksi Antar Kecamatan. Pada era otonomi daerah, cenderung muncul

dengan subur egoisme daerah, yaitu adanya kecenderungan daerah

mementingkan diri sendiri dibandingkan konteks pembangunan yang lebih luas.

Hal ini tentunya sangat tidak kondusif dan tidak produktif bagi pelaksanaan

pembangunan.

Pada beberapa kasus, egoisme daerah ini juga berdampak pada level

Kecamatan yang terkait. Friksi akibat pengelolaan sumber daya alam tertentu

yang paling banyak menimbulkan permasalahan, misalnya pemenuhan air bersih,

pengelolaan bahan tambang, reklamasi pantai, dan sebagainya. Belum lagi bila

friksi dikaitkan dengan penanganan tanggung jawab pelayanan publik, misalnya

dibidang pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.

Friksi antar wilayah ini tentunya menjadi perhatian khusus dan harus

dikelola dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak memberikan dampak negatif bagi

pembangunan. Oleh karena itu, perlu kiranya terus dijalin hubungan kerjasama

antar Daerah (termasuk antar Kecamatan dan antar Kecamatan dengan Satuan

Kerja Perangkat Daerah), dengan cara membuat kesepakatan kerjasama atau

pola hubungan kerja yang saling menguntungkan.

Evaluasi Kecamatan. Setiap wilayah (dalam hal ini Kecamatan) memiliki

karakteristik yang berbeda, demikian pula memiliki kinerja yang berbeda.

Berdasarkan pada hal ini, tentunya patut dipikirkan dan ditindaklanjuti untuk

senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi atas perubahan dan

perkembangan wilayah, potensi, dan dinamika kemajuan Kecamatan.

Evaluasi Kecamatan sangat penting dilakukan mengingat terakhir

Kabupaten Jepara melakukan penataan Kecamatan sudah cukup lama. Dinamika

Page 57: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-3

pembangunan antar Kecamatan sudah berkembang demikian pesat dalam kurun

waktu 20 tahun terakhir ini, sehingga sangatlah tepat bila dilakukan peninjauan

kembali status Kecamatan di Kabupaten Jepara, dengan menggunakan indikator-

indikator evaluasi yang sudah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Sampai saat ini belum pernah dilakukan evaluasi Kecamatan secara

komprehensif dan periodik, dengan berbasis pada berbagai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang ada. Hal ini tentunya sangat berdampak pada upaya

peningkatan kapasitas Kecamatan menyongsong era masa depan yang penuh

dengan tantangan.

Dalam mengkaji aspek pembentukan, penghapusan, dan penggabungan

Kecamatan, perlu diperhatikan beberapa regulasi yang terkait, antara lain: 1)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, 2)

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, 3) Peraturan

Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan,

Penghapusan, dan Penggabungan Daerah,dan 4) Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2008 tentang Kecamatan.

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 juncto Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya pada Pasal 4

sampai dengan Pasal 8, diatur bahwa pembentukan, penghapusan, dan

penggabungan Kecamatan harus memenuhi persyaratan administratif, teknis,

dan fisik kewilayahan sebagaimana persyaratan pembentukan, penghapusan, dan

penggabungan daerah (yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun

2007). Selanjutnya untuk pembentukan, penghapusan, dan penggabungan

Kecamatan diatur dengan Peraturan Pemerintah, sebagaimana yang tertuang

dalam Pasal 126 Undang-Undang Pemerintahan Daerah ini.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, maka Peraturan Pemerintah Nomor

78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan

Penggabungan Daerah, perlu juga diperhatikan sebagai dasar pertimbangan,

pada saat akan melakukan langkah-langkah pembentukan, penghapusan, dan

Page 58: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-4

penggabungan Kecamatan. Sebagai contoh, pada Pasal 4 disebutkan tentang

adanya persyaratan administratif, teknis, dan fisik kewilayahan yang harus

diperhatikan pada saat melakukan pembentukan, penghapusan, dan

penggabungan daerah (baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota).

Selanjutnya pada Pasal 17 dalam Peraturan Pemerintah ini, disebutkan

tentang beberapa lampiran yang harus disertakan dalam dokumen pembentukan,

penghapusan, dan penggabungan daerah, yaitu: 1) Dokumen aspirasi

masyarakat di calon Kabupaten/Kota, 2) Hasil kajian daerah, 3) Peta wilayah

calon Kabupaten/Kota, dan 4) Keputusan DPRD Kabupaten/Kota dan Keputusan

Bupati/ Bupati. Beberapa lampiran tersebut dapat dijadikan pertimbangan bila

dianalogikan digunakan dalam pembentukan, penghapusan, dan penggabungan

Kecamatan, agar terjadi efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaannya serta

tidak menimbulkan konflik dikemudian hari.

Pengaturan lebih operasional tentang pembentukan, penghapusan, dan

penggabungan Kecamatan, diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2008 tentang Kecamatan; khususnya pada Pasal 2 sampai dengan Pasal 13.

Pada Pasal 3 disebutkan bahwa Pembentukan Kecamatan harus memenuhi

syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Sedangkan pada Pasal 12

disebutkan bahwa Penghapusan Kecamatan antara lain jika jumlah penduduk

atau cakupan wilayah berkurang 50%, Kecamatan yang dihapus selanjutnya

digabungkan dengan Kecamatan yang bersandingan setelah dilakukan

pengkajian.

Pembentukan suatu organisasi perangkat daerah, sebagaimana Kecamatan,

harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain: 1) Kewenangan

pemerintahan yang dimiliki oleh Daerah, 2) Karakteristik, potensi, dan kebutuhan

Daerah, 3) Kemampuan keuangan Daerah, 4) Ketersedian sumber daya aparatur,

5) Pengembangan pola kerjasama antar Daerah dan/atau dengan pihak ketiga.

Sedangkan Pembentukan Kecamatan dalam perspektif Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-

Page 59: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-5

undang Nomor 32 Tahun 2004, dapat dilihat dalam pasal 209 Ayat (2) yang

menyebutkan bahwa “Perangkat Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas :

Sekretariat Daerah; Sekretariat DPRD; Inspektorat; Dinas; Badan dan

Kecamatan.

Sesuai Pasal 221 Ayat (1) dinyatakan bahwa Kecamatan dibentuk dalam

rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan

publik, dan pemberdayaan masyarakat Desa/kelurahan yang ditafsirkan bahwa

fungsi utama dari lembaga Kecamatan lebih bersifat koordinatif khususnya bagi

Kelurahan dan Desa yang berada di wilayahnya.

Dalam hal pembentukan, sebagaimana diatur dalam Pasal 222, sebuah

Kecamatan dapat dibentuk apabila memenuhi persyaratan dasar, persyaratan

teknis, dan persyaratan administratif, dengan rincian sebagai berikut :

1. Persyaratan Dasar, meliputi :

a. jumlah penduduk minimal;

b. luas wilayah minimal;

c. jumlah minimal Desa/kelurahan yang menjadi cakupan; dan

d. usia minimal Kecamatan.

2. Persyaratan Teknis, meliputi :

a. Kemampuan keuangan Daerah;

b. sarana dan prasarana pemerintahan; dan

c. persyaratan teknis lainnya yang diatur dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Persyaratan Administratif, meliputi :

a. kesepakatan musyawarah Desa dan/atau keputusan forum komunikasi

kelurahan atau nama lain di Kecamatan induk; dan

b. kesepakatan musyawarah Desa dan /atau keputusan forum komunikasi

kelurahan atau nama lain di wilayah Kecamatan yang akan dibentuk.

Menilik pada eksistensi pengaturan pembentukan, penghapusan, dan

penggabungan Kecamatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara yang

Page 60: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-6

sudah cukup lama, maka dirasakan sangat perlu untuk dilakukan penilaian atas

eksistensi Kecamatan menggunakan ketentuan dan indikator yang diatur dalam

ketentuan perundang-undangan terkait.

Berdasarkan pada pertimbangan di atas, baik yang bersumber dari kajian

regulasi maupun kajian teori organisasi, maka dalam kajian ini diamanatkan

untuk dilaksanakannya langkah-langkah lanjutan terkait dengan peninjauan

kembali kondisi terakhir atau evaluasi terhadap eksistensi semua kelembagaan

Kecamatan di Kabupaten Jepara.Untuk menjamin independensi Langkah-langkah

evaluasi tersebut serta mengkolaborasikan antara teori dan praktik empiris bisa

mengikutsertakan Perguruan Tinggi, terutama dalam mengkaji perkembangan

Kecamatan berdasarkan indikator evaluasi yang telah ditentukan.

Dari hasil peninjauan maupun evaluasi tersebut, barulah dilakukan tahapan

penetapan regulasi bila dipandang “layak” untuk dilakukan pengembangan

kapasitas kecamatan (penambahan fungsi melalui pelimpahan dll) ataupun

penataan Kecamatan (pembentukan, penghapusan, dan penggabungan) yang

kesemuanya bermuara pada upaya untuk mewujudkan kelembagaan Kecamatan

yang bukan hanya sebagai koordinator pelayanan administratif saja namu lebih

dari itu bisa menjadi kepanjangan pelaksanaan urusan pemerintahan yang

langsung bersentuhan dengan masyarakat melalui Kelurahan dan Desa sebagai

komponen Kecamatan.

Kajian ini hanya menyajikan aspek makro berdasarkan analisis regulasi,

teori organisasi dan praktik empiris, sehingga perlu tindak lanjut berupa evaluasi

dalam keranga penataan kecamatan (Pembentukan, Penghapusan, dan

Penggabungan Kecamatan) maupun pengembangan kapasitas kelembagaan

Kecamatan.

Dalam kaitannya dengan Pembentukan Kecamatan, penyusun juga

menggali informasi dari narasumber dengan menggunakan parameter pertama

Aspek perkembangan Kecamatan yang meliputi cakupan Desa dalam wilayah

Page 61: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-7

Kecamatan, Jumlah Anggaran yang dikelola dan pembantukan, penghapusan

serta penggabungan Kecamatan.

Sedangkan untuk parameter kedua adalah aspek friksi antar Kecamatan

dengan sub aspek potensi alam yang dimiliki serta kewenangan penanganan

permasalahan lintas. Informasi yang diidentifikasi dianalisis dengan menggali

kondisi yang terjadi saat ini, permasalahan yang dihadapi serta alternatif solusi

yang bisa diterapkan dengan kondisi data selengkapnya seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4.1. Aspek Perkembangan Kecamatan

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

JUMLAH DESA/ KELURAHAN

1. Kedung 18 Desa/Kel Wilayah terlalu luas

Pemecahan wilayah

2. Mlonggo 8 Desa/Kel - - 3. Mayong 18 Desa/Kel Bbrp Desa tdk

punya bengkok/ tidak produktif

Pengadaan bengkok/ tukar guling

4. Jepara 16 Desa/Kel - - 5. Batealit 11 Desa/Kel - -

Jumlah Anggaran yang dikelola

1. Kedung 200 jt Banyak Rencana Program tdk terlaksana

Penambahan anggaran

2. Mlonggo - - - 3. Mayong • 1.838.748.000

(ADD) • 940.000.000 (Banprov)

• 398.906.000 (PAD)

SDM Pengelola Keuangan Kurang

Bintek pengelolaan Keuangan

4. Jepara - - - 5. Batealit • 331.250.000

• 1.497.558.000 (gaji Pegawai)

- -

Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Kecamatan

1. Kedung • PP 19/2008 - -

Page 62: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-8

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

• Perda 13/2008 • Perbub 30/2010 • Kepbub 061.1/

758/2009 2. Mlonggo - - - 3. Mayong - - - 4. Jepara - - - 5. Batealit - - -

Tabel 4.2. Aspek Friksi Antar Kecamatan

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Potensi Alam Yang Dimiliki

1. Kedung Lahan Pertanian & Pertambakan Luas

Kualitas dan Kuantitas penyuluh

Peningkatan Kualitas dan

Kuantitas penyuluh

2. Mlonggo Wisata pantai & Kuliner

- -

3. Mayong - - - 4. Jepara Laut, Pantai • Alat tradisional

• Wisata blm max • Modernisasi alat

nelayan • Peningkatan

Pengelolaan wisata u/ masy

5. Batealit Wisata hutan pinus & air terjun

Promosi kurang Peningkatan promosi dan

kerjasama dgn budpar

Kewenangan Penanganan Masalah Lintas

1. Kedung Mengacu Peraturan yang

berlaku

Kewenangan Camat

menyelesaiakan masalah terbatas

Kelonggaran Camat dalam

penyelenggaraan pemerintahan

2. Mlonggo - - - 3. Mayong - - - 4. Jepara - - - 5. Batealit • Sutet Ganti rugi lahan Mendorong PLN

Page 63: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-9

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

• Bendungan ganti rugi ke masy.

IV.2. KEWENANGAN KECAMATAN

Sebelum dilakukan kajian lebih lanjut eksistensi Kecamatan sebagai bagian

dari organisasi perangkat daerah, maka yang tidak kalah penting adalah analisis

kewenangan atau urusan pemerintahan sebagai landasan dari dibentuknya

organisasi perangkat daerah. Dalam hal ini, kewenangan diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota. Dalam ketentuan Pasal 4 diatur bahwa pembagian urusan

pemerintahan yang berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi

dengan memperhatikan keserasian hubungan antar tingkatan dan/atau susunan

pemerintahan.

Aspek kejelasan dan kepastian kewenangan Kecamatan menjadi penentu

dalam pelaksanaan tugas Kecamatan. Oleh karena itu dalam pelaksanaanya perlu

dipertimbangkan dengan seksama aspek pendelegasian kewenangan dari Kepala

Daerah dan SKPD kepada Kecamatan, agar dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

Kecamatan dilapangan menjadi efektif dan efisien.

Pemahaman perlu ditekankan terkait dengan konsep wewenang dan

kewenangan. Wewenang melekat pada pejabat, sedangkan kewenangan melekat

pada organisasi. Wewenang Bupati sudah terdistribusi habis pada semua SKPD,

dalam rangka untuk merevitalisasi Kecamatan, maka diperlukan adanya langkah

redistribusi wewenang. Pendelegasian wewenang kepada Camat, harus

didasarkan pada tipologi Kecamatan, dengan dasar pola generik dan/atau spesifik

berbasis pada beban kerja.

Untuk dapat melakukan kajian kewenangan kecamatan dapat pula

dilakukan dengan mengkomparasikan pengaturan kewenangan Kecamatan dalam

Page 64: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-10

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 beserta aturan turunannya dengan aturan

penggantinya yaitu Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 sehingga dapat

diperoleh informasi peluang dan hambatan dalam pengembangan kapasitas

kelembagaan Kecamatan.

Dalam Undang-undang 32 Tahun 2004 kewenangan kecamatan diatur

dalam Pasal 126 Ayat (2) dan Ayat (3) dimana Camat sebagai pimpinan

Kecamatan dalam melaksanakan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian

wewenang Bupati/ Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah

dengan rincian tugas sebagai berikut :

a. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

b. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum;

c. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;

d. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

e. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan;

f. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya

dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau

kelurahan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan,

wewenang Kecamatan diatur pada Pasal 15 yang apabila dicermati dari sisi

pelaksanaan tugas sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun

2004, namun Selain tugas sebagaimana dimaksud di atas, Camat juga

melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati/Walikota

untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek:

perizinan, rekomendasi, koordinasi, pembinaan, pengawasan, fasilitasi,

penetapan, penyelenggaraan, dan kewenangan lain yang dilimpahkan.

Page 65: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-11

Pelaksanaan kewenangan Camat mencakup penyelenggaraan urusan

pemerintahan pada lingkup Kecamatan sesuai peraturan perundang-undangan;

dan Pelimpahan sebagian wewenang Bupati/Walikota kepada Camat

sebagaimana dilakukan berdasarkan kriteria eksternalitas dan efisiensi.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang Camat diatur

dengan Peraturan Bupati/Walikota berpedoman pada ketentuan peraturan

perundang-undangan sebagaimana juga diamanatkan dalam dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pasal 17

Ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Bupati/ Walikota.

Namun implementasi amanat regulasi tersebut, hampir disemua

Kecamatan, ditemukan adanya ketidakjelasan kewenangan. Ini merupakan

permasalahan klasik yang dihadapi Kecamatan pada era otonomi daerah versi

reformasi. Kecamatan menjadi entitas yang kurang berperan strategis, kurang

kontributif dalam pembangunan daerah.

Pendelegasian Kewenangan. Pernyataan pendelegasian kewenangan

banyak dipersepsikan sebagai “pengurangan” kekuasaan, sehingga cenderung

dihindari oleh semua “penguasa” dalam sistem pemerintahan. Demikian pula bila

dikaitkan dengan pendelegasian kewenangan pada Camat (atau Kecamatan).

Pada kasus Kecamatan, fenomena yang ada (terkait dengan pendelegasian

kewenangan kepada Kecamatan) tidaklah jauh berbeda; terlebih lagi pada saat

otonomi daerah pasca reformasi, dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah; Kecamatan masih belum optimal kewenangannya

sehingga belum optimal pula kontribusi yang bisa diberikan kepada Daerah dan

sumber permasalahan klasik yang selalu muncul sebagai penyebab lemahnya

peran Kecamatan adalah kewenangan yang terbatas dengan

pertimbangankelembagaan, sumber daya manusia, anggaran, perlengkapan, dan

sebagainya yang belum optimal.

Page 66: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-12

Kecamatan masih sering ditinggalkan dalam pelaksanaan pembangunan di

wilayahnya, banyak Satuan Kerja Perangkat Daerah lain cenderung

melaksanakan tupoksinya tidak dengan melibatkan Kecamatan padahal dengan

sifat kewilayahan lembaga Kecamatan yang tersebar diseluruh Daerah serta

pemahaman kondisi masyarakat yang lebih baik akan memberikan dampak yang

lebih besar terhadap pelaksanaan tupoksi yang langsung bersentuhan dengan

Masyarakat sehingga dari aspek eksternalitas, efektifitas, efisiensi dan

akuntabilitas banyak kewenangan urusan yang akan lebih baik apabila diampu

oleh Kecamatan.

Akibat dari kondisi tersebut, sampai sekarang sangatlah sulit untuk

melakukan langkah-langkah untuk merinci atau mem-breakdown kewenangan

yang dimiliki oleh Kecamatan sampai tingkat yang lebih teknis dan operasional.

Pemerintah Kabupaten Jepara sebenarnya sudah melakukan penataan dan

pendelegasian kewenangan Dinas Teknis kepada Kecamatan, sebagai bentuk

kewenangan delegatif, namun hingga sekarang masih belum dapat

diimplementasikan secara efektif, karena substansi pengaturannya dipandang

masih belum operasional; atau perlu dilakukan pengkajian lagi yang lebih

mendalam disesuaikan dengan kondisi di lapangan; misalnya dari aspek

eksternalitas dan efisiensi, serta aspek-aspek lain seperti dukungan sumber daya

yang harus disediakan pada tingkat Kecamatan (dana, tenaga, peralatan, dan

lain-lain).

Pelaksanaan kewenangan Kecamatan kedepan sebagaimana diatur dalam

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 khususnya dalam Pasal 25 Ayat (6)

disebutkan bahwa “Bupati/ walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan

umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada tingkat Kecamatan

melimpahkan pelaksanaannya kepada camat”, sedangkan untuk rincian tugas

Camat sebagai pimpinan Kecamatan diatur tersendiri dalam Pasal 225 Ayat (1),

yaitu sebagai berikut :

a. menyelenggarakan urusan pemerintahan umum;

Page 67: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-13

b. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

c. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum;

d. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada;

e. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum;

f. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang

dilakukan Perangkat Daerah di kecamatan;

g. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

h. melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah

kabupaten/ kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Perangkat Daerah

kabupaten/ kota yang ada d Kecamatan; dan

i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

Dalam kaitannya dengan aspek kewenangan yang melekat pada

kelembagaan Kecamatan di kabupaten Jepara, penyusun juga menggali informasi

dari narasumber dengan menggunakan parameter pertama Aspek Regulasi yang

terkait dengan kewenangan Kecamatan dan parameter kedua yaitu Jenis

kewenangan yang ada pada Kecamatan.

Informasi yang diidentifikasi dianalisis dengan menggali kondisi yang

terjadi saat ini, permasalahan yang dihadapi serta alternatif solusi yang bisa

diterapkan dengan kondisi data selengkapnya seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4.3. Regulasi Terkait Dan Jenis Kewenangan Kecamatan

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Regulasi terkait Kewenangan Kecamatan

1. Kedung • Perda 13/2008 ttk OTK Kec & Kel di Kab. Jepara

• Perbub 65/2010 ttg Standar

- -

Page 68: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-14

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) di Kab Jepara.

2. Mlonggo • Perda 13/2008 ttk OTK Kec & Kel di Kab. Jepara

• Perbub 65/2010 ttg Standar Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) di Kab Jepara.

- -

3. Mayong • Perda 13/2008 ttk OTK Kec & Kel di Kab. Jepara

• Perbub 65/2010 ttg Standar Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) di Kab Jepara.

- -

4. Jepara • Perda 13/2008 ttk OTK Kec & Kel di Kab. Jepara

• Perbub 65/2010 ttg Standar Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) di Kab

- -

Page 69: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-15

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Jepara. 5. Batealit • Perda 13/2008

ttk OTK Kec & Kel di Kab. Jepara

• Perbub 65/2010 ttg Standar Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) di Kab Jepara.

- -

Jenis Kewenangan yang melekat pada Kecamatan

1. Kedung • Perizinan • Rekomendasi • Koordinasi • Pembinaan • Pengawasan • Fasilitasi • Penetapan • Penyelenggaraan

• Diberikan dalam sekala kecil

-

2. Mlonggo - - - 3. Mayong • ada - - 4. Jepara • 6 Perizinan

• 21 Non Perizinan - -

5. Batealit • Pelayanan KTP & KK

• Perijinan IMB • Perijinan HO • Perijinan Pariwisata

• Perijinan Pemasangan Reklame

• SIUP • TDP • Melegalisir proposal.

- -

Page 70: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-16

Berdasarkan jenis data terkait kewenangan tersebut diatas, sebenarnya

bisa dilakukan analisis seberapa besar kewenangan yang melekat pada

kecamatan, namun disayangkan banyak data yang tidak terisi dan kalaupun terisi

beragam persepsi terkait jenis data yang dibutuhkan sehingga isian instrumen

yang disediakan pun beragam, namun setidaknya ada beberapa hal yang bisa

ditarik dari data yang masuk tersebut yaitu :

a. Regulasi terkait kewenangan Kecamatan

Data narasumber yang masuk menunjukan belum muncul adanya regulasi

yang khusus mengatur tentang pelimpahan sebagaian kewenangan Bupati

kepada Camat/Kecamatan. Padahal hal tersebut dimungkinkan dengan tetap

mempertimbangkan asas eksternalitas, efektifitas, efisiensi dan akuntabilitas

pelaksanaan urusan kewenangan.

Pelimpahan sebagaian kewenangan kepada Kecamatan untuk jenis

kewenangan tertentu dapat memberikan dampak potisitif baik bagi masyarakat

maupun bagi Pemerintah Kabupaten Jepara.

Bagi masyarakat, diantaranya dengan pelaksanaan urusan oleh Kecamatan

yang secara kewilayahan lebih dekat dan lebih memahami karakteristik diwilayah

masing-masing Kecamatan akan memberikan dampak yang lebih optimal, lebih

fokus dan lebih tepat sasaran disamping lebih efektif dan efisian dibandingkan

apabila dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang lain.

Bagi Pemerintah Daerah, dengan melimpahkan sebagian kewenangan ke

Kecamatan, beban Pemerintah Daerah menjadi lebih ringan sehingga dapat

menyusun konfigurasi perangkat daerah yang lebih ramping.

IV.3. KELEMBAGAAN KECAMATAN

Dalam kajian ini akan dianalisis tingkat efektifitas Kelembagaan Kecamatan

sebagai bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada. Sebagai

SKPD kelembagaan Kecamatan seharusnya memiliki tugas pokok dan fungsi yang

Page 71: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-17

cukup signifikan dalam pemerintahan daerah, sama halnya dengan SKPD lain

yang juga memiliki peran strategis.

Analisis kelembagaan Kecamatan tidak bisa dilepaskan dari regulasi yang

mengatur eksistensi kelembagaan tersebut. Dalam hal ini kajian masih

menggunakan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 beserta turunannya

dengan pertimbangan bahwa Undang-undanga Nomor 23 Tahun 2014 sebagai

penggantinya belum dilengkapi dengan aturan pelaksanaan maupun aturan

teknisnya, namun dalam akhir kajian nantinya secara sekilaa juga akan dianalisis

implikasi undang-undang tersebut terhadap eksistensi Kecamatan.

Beberapa regulasi yang terkait dengan kelembagaan Kecamatan antara

lain:

1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

2) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

3) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah;

4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan;

5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk

Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

6) Peraturan Daerah Kabupaten Jepara tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Jepara;

7) Peraturan Bupati Jepara tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Kecamatan

Kabupaten Jepara.

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 juncto Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan dalam Pasal

128 bahwa susunan organisasi perangkat ditetapkan dengan Peraturan Daerah

dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu dengan berpedoman pada

Peraturan Pemerintah. Selanjutnya, dalam menjalankan tugas dan fungsi

Page 72: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-18

pemerintahan, pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas,

akuntabilitas, dan efisiensi (sebagaimana diatur pada Pasal 11), yang terdiri dari

urusan wajib dan urusan pilihan.

Pengaturan khusus tentang organisasi perangkat daerah ditemukan pada

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang tentang Organisasi

Perangkat Daerah. Pada regulasi tersebut ditetapkan bahwa Kecamatan termasuk

organisasi perangkat daerah. Dimana Kecamatan diartikan sebagai salah satu

perangkat daerah, sebagaimana pengertian organisasi perangkat daerah

Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,

Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan,

aspek susunan organisasi diatur pada Pasal 23 dimana disebutkan dalam Ayat

(1) bahwa Organisasi kecamatan terdiri dari 1 (satu) sekretaris, paling banyak 5

(lima) seksi, dan sekretariat membawahkan paling banyak 3 (tiga) subbagian.

Sedangkan dalam Ayat (2) disebutkan bahwa Seksi sebagaiman dimaksud

dalam Ayat (1) terdiri dari :

a. seksi tata pemerintahan

b. seksi pemberdayaan masyarakat dan desa; dan

c. seksi ketenteraman dan ketertiban umum.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah, selanjutnya dioperasionalisasikan pelaksanaannya dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan

Organisasi Perangkat Daerah. Dalam Pasal 1 dan 2 Permendagri tersebut diatur

bahwa Pembentukan perangkat daerah berdasarkan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan,

dengan memperhatikan kebutuhan, kemampuan keuangan, cakupan tugas,

kepadatan penduduk, potensi, karakteristik serta sarana dan prasarana.

Page 73: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-19

Penataan organisasi perangkat daerah dilakukan melalui analisis jabatan

dan analisis beban kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk

itu maka jenis dan nomenklatur serta jumlah perangkat daerah, dapat

disesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan, kemampuan, potensi daerah dan

beban kerja perangkat daerah. Untuk menentukan besaran susunan organisasi

dilakukan melalui analisis beban kerja.

Sedangkan untuk Regulasi lokal terkait kelembagaan Kecamatan di

Kabupaten Jepara diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jepara tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Jepara.

Dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 6. Kecamatan adalah sebagai

perangkat daerah dipimpin Camat berkedudukan di bawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melaui Sekretaris Daerah. Tugasnya

melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk

menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakantugas umum

pemerintahan.

Camat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

menyelenggarakan fungsi:

a) pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;

b) pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum;

c) pengkoordinasian penerapan dan penegakan Peraturan Perundang-

Undangan;

d) pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

e) pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di tingkat Kecamatan;

f) pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan; dan

g) pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya

dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa/kelurahan.

Page 74: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-20

Selanjutnya penjabaran dari tugas dan fungsi Kecamatan di Kabupaten

Jepara diatur dalam Peraturan Bupati Kabupaten Jepara tentang Penjabaran

Tugas dan Fungsi Kecamatan Kabupaten Jepara.

Sampai saat ini, ada kecenderungan penyeragaman struktur organisasi

Kecamatan, tanpa atau kurang memperhitungkan adanya karakteristik dan

kebutuhan wilayah Kecamatan yang bersangkutan. Pada sisi lain, ada

kecenderungan pula membuat jumlah unit kerja (Seksi) di Kecamatan lebih

besar/banyak, agar mampu menangani berbagai permasalahan Kecamatan

namun dengan adanya regulasi yang mengatur secara spesifik konfigurasi

kelembagaan Kecamatan hal tersebut tidak dapat dilakukan dan mau tidak mau

terjadi penyeragaman stuktur organisasi Kecamatan di semua wilayah padahal

hal tersebut belum tentu sesuai dengan karakteritik daerah yang bersangkutan.

Kecamatan memiliki peran yang sangat strategis, menjadi pembina dan

koordinator Kelurahan di wilayahnya, menjadi unit penghubung ke jenjang yang

lebih tinggi (SKPD dan Kepala Daerah). Kondisi demikian membutuhkan

ketepatan dalam penentuan struktur organisasi Kecamatan. Struktur organisasi

Kecamatan harus mampu menyelenggarakan fungsi tata pemerintahan,

pemberdayaan masyarakat, dan ketenteraman dan ketertiban umum; belum lagi

bila diwacanakan Kecamatan harus menyelenggarakan kewenangan lain yang

dilimpahkan oleh Kepala Daerah, maka aspek struktur organisasi semakin

membutuhkan penataan secara tepat.

Peran kelembagaan Kecamatan sudah ditegaskan sebagai Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD), namun perlu diberi penekanan bahwa Kecamatan

adalah jenis SKPD yang memiliki keterkaitan dengan “kewilayahan”, kondisi ini

tidak dapat dipisahkan, Kecamatan (Camat) memegang kewenangan-

kewenangan atributif yang mengharuskan melakukan peran sebagai koordinator

pada berbagai bidang di tingkat Kecamatan.

Dengan membandingkan posisi pemerintah Kecamatan dengan

menggunakan empat benchmark landasan hukum (Undang-Undang Nomor 5

Page 75: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-21

Tahun 1974 atau Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979, Undang-Undang Nomor

22 Tahun 1999 maupun Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004), maka dapat

dikatakan bahwa perubahan penting-mendasar memang tidak banyak terjadi di

instansi ini, bahkan ketika loncatan rejim tata-pemerintahan daerah berlangsung

secara radikal dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 ke Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1999 di awal era reformasi. Sebagaimana diketahui bahwa

sepanjang masa Orde Baru, Kecamatan tunduk pada azas dekonsentrasi yang

membuat status dan kedudukan Kecamatan hanyalah sebagai perangkat

pemerintahan wilayah yang bekerja di daerah (kelembagaan administratif yang

berfungsi sebagai “pipeline kekuasaan pusat”).

Dalam hal ini, peran yang dimainkan oleh instansi Kecamatan tidak lebih

dari sekedar mengurus urusan pusat di kawasan pinggiran atau berfungsi

sekedar sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat di daerah. Dengan azas

pemerintahan yang demikian, maka dipastikan otoritas kerja Kecamatan hanya

“berputar-putar” di wilayah kerja administrasi dan pelayanan publik untuk

membantu kelancaran kinerja pemerintah pusat semata-mata. Dengan kata lain,

tidak ada peluang kewenangan apapun (yang distinct) yang dapat dimiliki oleh

kelembagaan Kecamatan.

Terlepas dari konteks sejarah dan akar budaya pemerintahan lokal,

terdapat perubahan kecil yang dicatat dan terjadi pada kelembagaan Kecamatan

di masa Orde Reformasi (Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004). Pada masa reformasi, tatanan pemerintahan

menempatkan Kecamatan harus tunduk pada azas desentralisasi dan bukan lagi

tunduk pada azas dekonsentrasi seperti di masa lalu. Kecamatan menjadi

perangkat “Pemerintah Daerah Tingkat II” (Kabupaten/Kota) dan bukan lagi

afiliasi dari Pemerintah Pusat. Namun sebenarnya, azas yang baru inipun tidak

berpengaruh secara berarti bagi keseluruhan peran yang dimainkan oleh

Kecamatan.

Page 76: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-22

Dengan berlandaskan pada azas tersebut, status dan kedudukan

Kecamatan dalam pemerintahan berubah menjadi perangkat pemerintahan

daerah (Kabupaten/Kota), yang bekerja di wilayah administratif subordinat tetap

tanpa adanya kewenangan yang otonom dalam hal eksekusi kebijakan, regulasi

dan legislasi pemerintahan. Oleh karena itu, lagi-lagi, perubahan yang dialami

oleh instansi Kecamatan sesungguhnya hanyalah menyentuh perubahan minor

sifatnya. Perubahan tersebut bisa dipandang sebagai “pergantian majikan” dari

pemerintah pusat ke pemkab/pemkot tanpa ada perubahan status dan

kedudukan yang otonom untuk memerintah “wilayah atau kawasannya” sama

sekali.

Seperti disebutkan di atas, hal yang tetap tidak berubah sejak masa

penjajahan, masa Orde Baru hingga masa reformasi adalah tidak adanya wilayah

kerja otonom atau tidak-adanya otoritas eksekusi-regulasi-legislasi yang

diberikan ke tangan Kecamatan.

Artinya, Kecamatan sama sekali tidak memiliki kekuasaan dan wewenang

untuk mengatur, membuat dan menetapkan serta menjalankan kebijaksanaan

publik yang decisive terutama yang berkaitan dengan perencanaan, pendanaan,

eksekusi, pengelolaan, pengaturan, pengawasan, dan evaluasi terhadap berbagai

aktivitas penyelenggaraan pembangunan, perancangan kerjasama strategis,

ataupun dalam hal-hal lain yang bersifat sangat menentukan “nasib warga” di

wilayah kerjanya.

Seperti halnya Kepala Dinas, Camat merupakan perangkat daerah yang

membantu Bupati. Hanya bedanya, bila Kepala Dinas bekerja berdasar sektoral,

seperti kesehatan atau pendidikan, Camat bekerja berdasar teritorial. Namun,

meski memiliki wilayah, Kecamatan bukan otonom sebagaimana desa.

Terkait dengan hal ini Prof. Sadu Wasistiono (2010) menyatakan bahwa

perubahan kedudukan dan peranan lembaga Kecamatan dimulai dari perubahan

status Kecamatan itu sendiri, yang semula merupakan perangkat pemerintah

pusat dalam rangka melaksanakan asas dekonsentrasi, berubah menjadi

Page 77: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-23

perangkat daerah Kabupaten/Kota dalam rangka melaksanakan asas

desentralisasi.

Kecamatan yang semula merupakan wilayah jabatan (ambs-kring),

kemudian berubah menjadi wilayah kerja (werk-kring). Konsekuensi logisnya,

Camat yang semula adalah Penguasa Wilayah, kemudian berubah hanya menjadi

Pejabat Pelayan Publik pada wilayah kerja tertentu. Camat bukan lagi penguasa

wilayah Kecamatan.

Pendayagunaan kelembagaan Kecamatan sangat tergantung pada

kebijakan Bupati setempat, sehingga peranannya dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat sangat bervariasi mulai dari “berperanan sangat penting”

sampai hanya sekedar “pelengkap penderita”, atau hanya sekedar

mempertahankan eksistensi yang sudah terlanjur ada.

Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagai

pengganti Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, kedepan akan terjadi

perubahan yang cukup signifikan terhadap konfigurasi kelembagaan Kecamatan.

Hal ini terlihat dalam pengaturan pasal 223 dimana Kecamatan dibagi dalam

klasifikasi yaitu Kecamatan tipe A yang dibentuk untuk Kecamatan dengan beban

kerja yang besar dan Kecamatan tipe B yang dibentuk untuk Kecamatan dengan

beban kerja yang kecil dimana Penentuan beban kerja didasarkan pada jumlah

penduduk, luas wilayah, dan jumlah Desa/kelurahan.

Kedepan kelembagaan Kecamatan tidak mesti sama antara satu dengan

yang lainnya sehingga dari aspek struktur dan susunan organisasi, kedepan

sangat perlu untuk dilakukan evaluasi kembali dan disesuaikan dengan

kebutuhan dan karakteristik wilayah masing-masing.

Kecamatan harus direvitalisasi menjadi ujung tombak pelayanan kepada

publik, karena memiliki posisi paling dekat dengan masyarakat, dan paling

paham akan kebutuhan masyarakat. Revitalisasi kelembagaan dan kewenangan

Kecamatan ini akan mengurangi beban kerja Pemerintah Daerah (Satuan Kerja

Perangkat Daerah tertentu). Oleh karena itu sangat perlu untuk dipikirkan

Page 78: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-24

tentang penguatan kelembagaan, penambahan urusan/kewenangan, termasuk

aspek sumberdaya pendukungnya.

Untuk melengkapi analisis, penyusun juga menggali informasi terkait aspek

efektifitas kelembagaan Kecamatan kepada Narasumber dengan menggunakan

parameter Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi serta Susunan Organisasi,

dengan inventarisasi data seperti tersaji dalam taberl dibawah ini :

Tabel 4.4. Kedudukan Dan Tupoksi Kecamatan

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Kedudukan Kelembagaan Kecamatan

1. Kedung • Merupakan Perangkat Daerah

• Pelaksana Teknis Kewilayahan.

• Berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

• Karena langsunng berhadapan dengan masy Camat dianggap yg bertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah yang ada.

-

2. Mlonggo - - - 3. Mayong • ada • Kekurangan

Staf • Penambahan

Staf sesuai kompetensi.

4. Jepara • ada - - 5. Batealit • Kecamatan mrp

perangda Kabupaten sbg pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat yang berkedudukan dibawah dan

- -

Page 79: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-25

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

bertanggung jawab kepada Bupati.

Tugas Pokok Dan Fungsi Kecamatan

1. Kedung • Menyelenggarakan tugas umum dalam pemerintahan meliputi koordinasi, pembinaan, fasilitasi, pelayanan.

• Melaksanakan kewenangan yang dilimpahkan.

• Dalam pengambilan kebijakan terkendala adanya peraturan yang tidak bisa dihindari.

-

2. Mlonggo - - - 3. Mayong • ada - - 4. Jepara • ada - - 5. Batealit - - -

Susunan Organisasi

1. Kedung • Sekretaris • Subbagian Kepegawaian

• Subbagian Perencanaan Dan Keuangan

• Seksi Pemerintahan.

• Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa.

• Seksi Trantip Pengamanan Pantai.

• Seksi Sosial. • Seksi Pelayanan Umum.

• Masih kekurangan SDM dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan pelayanan

• Penambahan SDM.

2. Mlonggo - - - 3. Mayong • ada - -

Page 80: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-26

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

4. Jepara • ada - - 5. Batealit • Camat

• Sekretaris • Subbagian Kepegawaian

• Subbagian Perencanaan Dan Keuangan

• Seksi Tapem. • Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa.

• Seksi Trantibum. • Seksi PMD • Seksi Sosial Dan LH.

• Seksi Pelayanan Umum.

- -

Berdasarkan jenis data terkait kelembagaan tersebut diatas, sebenarnya

bisa dilakukan analisis seberapa besar efektifitas berbagai aspek organisasi

terhadap pencapaian tujuan organisasi kecamatan, namun disayangkan banyak

data yang tidak terisi dan kalaupun terisi beragam persepsi terkait jenis data

yang dibutuhkan sehingga isian instrumen yang disediakan pun beragam

sehingga tidak bisa dilakukan analisi terhadap kondisi eksisting kelembagaan

Kecamatan di Kabupaten Jepara.

IV.4. SUMBER DAYA MANUSIA KECAMATAN

Page 81: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-27

Sumber Daya Manusia atau dengan istilah lain Sumber Daya Aparatur

seolah-olah menjadi masalah hampir disemua lembaga Pemerintah.

Ketidakseimbangan antara rekruitmen Pegawai dengan jumlah pegawai yang

pensiun menyebabkan jumlah pegawai terdegradasi pada level yang

mengkawatirkan.

Kondisi ini juga diperparah dengan adanya kebijakan moratorium Pegawai

oleh Pemerintah Pusat pada tahun 2002-2005 menyebabkan terhentinya pola

kaderisasi PNS pada generasi tersebut, Ditambah lagi kebijakan moratorium yang

akan diterapkan pada era Pemerintahan sekarang yang rencananya akan

dilaksanakan sampai pada tahun 2019 semakin mengancam eksistensi perangkat

Daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Asumsi terkait jumlah Pegawa Pemerintah yang terlalu besar atai tidak

sebanding dengan pos-pos jabatan yang ada masih bisa diperdebatkan karena

sampai dengan saat ini belum ada hasil kajian yang jelas terkait jumlah pegawai

yang ideal sesuai kebutuhan organisasi. Demikian pula adanya anggapan bahwa

dengan semakin majunya teknologi dapat mengurangi kebutuhan Pegawai yang

ada saat ini masih diperdebatkan kesiapanya karena tidak semua organisasi

sudah tersedia sarana prasarana yang mencukupi khususnya sarana teknologi

informasi baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya.

Disamping jumlah Pegawai yang semakin merosot, distribusi SDM yang

tidak merata sesuai kebutuhan masing-masing unit kerja juga menjadi

penyumbang masalah SDM ini. Adanya istilah “tempat basah” dan “tempat

kering” dalam pemerintahan menyebabkan disatu tempat bisa saja kelebihan

pegawai namun disisi lain ada pula unit kerja yang sangat kekurangan pegawai.

Dalam hal ini kebijakan Kepala Daerah serta itikad baik dari Pejabat terkait atau

yang berwenang dalam pemutasian pegawai menjadi penentu apakah

pendistribusian pegawai yang proporsional dapat terwujud ataukah tidak.

Sebenarnya Pemerintah Pusat khususnya melalui Kementerian Dalam

Negeri dan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi

Page 82: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-28

sudah banyak mengeluarkan kebijakan seperti misalnya Permenpan Dan RB

Nomor 33 Tahun 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan, Permenpan Dan RB

Nomor 34 Tahun 2011 jo Permenpan Dan RB Nomor 39 Tahun 2013 tentang

Pedoman Evaluasi Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan lain lain yang didalamnya

memberikan instrumen pengukuran terkait beban kerja jabatan, beban kerja

unit, efektivitas unit, analisasi jabatan, evaluasi jabatan, analisis kebutuhan

pegawai dan lain-lain. Namun dalam implementasinya hal tersebut masih sangat

sulit diterapkan mengingat pelaksanaannya dengan menggunakan model sensus

yang membutuhkan proses sangat lama, biaya cukup besar dan kompetensi SDM

analis dalam jumlah yang cukup banyak.

Yang tidak kalah pentingnya dengan hal tersebut diatas, yang juga menjadi

masalah terkait dengan SDM adalah penempatan Pegawai Dalam Jabatan

Strukturl. Dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 khususnya dalam pasal 17 Ayat (1)

disebutkan bahwa PNS diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu sedangkan

dalam Ayat (2) disebutkan bahwa pengangkatan dimaksud didasarkan atas

prinsip profesionalisme sesuai kompetensi. Hal ditafsirkan bahwa PNS yang

didudukkan dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas jabatan tertentu

diharapkan memberikan hasil yang optimal.

Namun dalam prakteknya, khususnya di Kecamatan, para Camat sebagai

pimpinan yang selama ini menjabat, atau yang sudah pernah menjabat, masih

sangat bervariasi dilihat dari latar belakang pendidikannya (tidak semua memiliki

dasar pendidikan bidang pemerintahan), padahal Maju dan mundurnya

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebuah lembaga tentunya akan banyak

dipengaruhi oleh siapa pimpinan yang ada di sana. Pimpinan tertinggi di

Kecamatan adalah Camat, sehingga diperlukan syarat-syarat tertentu seseorang

dapat menduduki jabatan sebagai seorang Camat, sehingga akan banyak

membawa pengaruh pada pada peningkatan kinerja Kecamatan.

Page 83: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-29

Penentuan pejabat yang duduk di Kecamatan juga cenderung belum

didasarkan pada mekanisme penilaian yang transparan dan akuntabel, dengan

menggunakan berbagai kriteria yang memungkinkan untuk meningkatkan

kualitas kepemimpinan di tingkat Kecamatan, seperti kriteria kompetensi, kriteria

kinerja, dan kriteria administratif.

Peran assessment center (yang dikelola oleh BKD dan Baperjakat) menjadi

sangat penting, untuk mendapatkan figur-figur terbaik yang akan memimpin di

Kecamatan. Menekan “pengaruh” atau “kedekatan” dalam penentuan pejabat,

dan mengangkat “prestasi” dan “kompetensi” sebagai basis promosi pegawai.

Sebagai upaya untuk mendapatkan usulan Calon Camat yang terbaik

kepada Sekretaris Daerah, maka perlu dikembangkan suatu mekanisme

penentuan calon Camat menggunakan uji kelayakan dan kepatutan (fit and

proper test). Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Pokok Kepegawaian,

dimana seorang Pejabat haruslah profesional; melalui uji ini diharapkan diperoleh

calon yang cocok, siap, mampu, dan kompeten untuk menduduki jabatan Camat.

Penentuan Sumber Daya Manusia Kecamatan dalam hal ini khususnya

Camat, merupakan salah satu aspek terpentingdalam organisasi Kecamatandan

memiliki peran strategis dalam rangka mengarahkan upaya peningkatan

kapasitas kelembagaan Kecamatan.

Dalam mengkaji aspek sumber daya manusia pada tingkat Kecamatan,

perlu diperhatikan beberapa regulasi yang terkait, antara lain:

1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-

Pokok Kepegawaian;

3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan; dan

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2009 tentang

Pelaksanaan Pendidikan Teknis Pemerintahan Bagi Calon Camat.

Page 84: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-30

Pertama, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 juncto Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah, tepatnya pada Pasal 129

disebutkan bahwa sumber daya manusia sebagai pelaksana pemerintahan daerah

dan perangkat daerah dilakukan pembinaannya oleh pemerintah dalam satu

kesatuan penyelenggaraan manajemen pegawai negeri sipil secara nasional.

Kedua, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian (Pasal 129 Ayat (2) disebutkan bahwa manajemen sumber daya

manusia meliputi penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan,

pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, hak dan kewajiban,

kedudukan hukum, pengembangan kompetensi dan pengendalian jumlah. Melihat

pengaturan sumber daya manusia aparatur negara (Pegawai Negeri Sipil) dalam

pemerintahan daerah, maka semua PNS di Kecamatan juga tunduk dalam

pengaturan yang sama terkait dengan kepegawaian negara secara nasional.

Ketiga, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan,

khususnya pada Bab VI tentang Persyaratan Camat, yang meliputi Pasal 24

sampai dengan 26 diatur bahwa:

(1) Pengangkatan Camat harus memenuhi syarat menguasai ilmu pengetahuan

teknis pemerintahan dan memenuhi syarat sesuai perundang-undangan

(Pasal 24);

(2) Penguasaan teknis pemerintahan dibuktikan dengan ijazah sarjana/diploma

pemerintahan, pernah bertugas di Desa/Kelurahan atau Kecamatan

minimal 2 (dua) tahun (Pasal 25); dan

(3) Bila belum memenuhi persyaratan penguasaan teknis pemerintahan wajib

mengikuti pendidikan teknis pemerintahan yang dibuktikan dengan

sertifikat (Pasal 26).

Pengaturan di atas, khusus ditekankan untuk PNS yang akan menduduki

jabatan sebagai Camat, yang harus memenuhi berbagai persyaratan pokok agar

mampu melaksanakan tugas dengan baik. Namun dalam hal ini, implementasi

Page 85: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-31

dari Peraturan Pemerintah tersebut belum sepenuhnya dilakukan sedangkan

yang menonjol justru faktor subyektifitas yang tidak menunjang kinerja

organisasi Kecamatan.

Keempat, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 30 Tahun 2009 tentang

Pelaksanaan Pendidikan Teknis Pemerintahan Bagi Calon Camat. Pada Pasal 1

Ayat (3) disebutkan bahwa pendidikan teknis pemerintahan bagi calon Camat

(Diklat Camat) merupakan pendidikan yang bersifat teknis yang diselenggarakan

untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang pemerintahan guna

mendukung kelancaran penyelenggaraan pemerintahan di Kecamatan.

Tujuannya untuk mewujudkan penyelenggara pemerintahan daerah yang

profesional dan sasarannya untuk terciptanya kesamaam pola pikir, pola tindak,

dan keselarasan untuk menangani urusan otonomi daerah dan

menyelenggarakan tugas umum pemerintahan (Pasal 4).

Materi pembelajaran yang diberikan pada pendidikan teknis kepada calon

Camat meliputi pengetahuan dasar pemerintahan (20%), ketrampilan teknis

pemerintahan (50%), dan kepribadian kepamongprajaan (30%).Kelulusan

evaluasi minimal dengan nilai 60 (Pasal 8).

Secara umum, aparatur pemerintah yang ada di tingkat Kecamatan juga

harus mendapatkan perhatian, sesuai dengan lingkup bidang penugasan masing-

masing. Hal ini perlu ditekankan agar semua aparatur dapat bekerja dengan

optimal dan memberikan yang terbaik bagi perbaikan kinerja Kecamatan. Secara

periodik dan bergiliran, dapat diberikan bimbingan teknis (Bintek) kepada aparat

Kecamatan, bisa melalui pengiriman langsung ke berbagai forum pelatihan, atau

diadakan sendiri pada tingkat Kecamatan dengan bekerjasama dengan Badan

kepegawaian Daerah, namun dalam praktiknya seperti halnya juga masih belum

sepenuhnya dilaksanakan kecuali syarat mutlak yang harus dilakukan yaitu

Diklate Kepemimpinan Tingkat III. Lagi-lagi faktor anggaran yang menjadi

hambatan pemenuhan kebutuhan Diklat bagi Pejabat dilingkungan Kecamatan.

Page 86: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-32

Untuk melengkapi analisis terkait SDM Kecamatan, penyusun juga

menggali informasi kepada Narasumber dengan menggunakan parameter

Kompetensi Camat (Kualifikasi dan Pengetahuan Teknis Pemerintahan) dan

Jumlah serta Kualifikasi SDM Kecamatan, dengan inventarisasi data seperti

tersaji dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.5. Kompetensi Camat

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Kualifikasi Camat

1. Kedung • S2

- -

2. Mlonggo - - - 3. Mayong • ada • Kekurangan

Staf • Penambahan

Staf sesuai kompetensi.

4. Jepara • memenuhi - - 5. Batealit • S2 Ilmu Hukum. - -

Pengetahuan Teknis Pemerintahan

1. Kedung • Penataran PMI. • Bimtek Perundang-undangan.

• Bimtek Kewaspadaan Nasional.

• Bimtek IDT. • Bimtek P5D. • Pelatihan Pengadaan Barang Dan Jasa.

• Diklat PIM III.

- -

2. Mlonggo - - - 3. Mayong • ada - - 4. Jepara • memenuhi - - 5. Batealit • Adum - -

Tabel 4.6. Sumber Daya Manuasi Kecamatan

Page 87: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-33

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Jumlah SDM Kecamatan

1. Kedung • 9 Pejabat Struktural;

• 11 Staf

• Masih belum mencukupi.

• Penambahan SDM

2. Mlonggo - - - 3. Mayong • 9 Pejabat

Struktural; • 11 Staf

• Kekurangan Staf

• Penambahan Staf sesuai kompetensi.

4. Jepara • 9 Pejabat Struktural;

• 13 Staf

- -

5. Batealit • 9 Pejabat Struktural.

• 7 Staf & 6 Carik PNS.

- -

Kualifikasi SDM Kecamatan

1. Kedung • S2 : 1. • S1 : 6. • D3 : 1. • SLTA : 12

• Masih belum mencukupi.

• Penambahan SDM

2. Mlonggo - - - 3. Mayong • ada - - 4. Jepara • S2 : 3

• S1 : 5 • D3 : 5 • D2 : - • SLTA : 14 • SLTP : -

- -

5. Batealit • S2 : 4 • S1 : 3 • D3 : 1 • D2 : - • SLTA : 8 • SLTP : -

- -

Berdasarkan jenis data terkait kelembagaan tersebut diatas, sebenarnya

bisa dilakukan analisis terkait kualifikasi Camat berdasarkan latarbelakang

pendidikan formal dan Diklat teknis namun disayangkan banyak yang tidak terisi

Page 88: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-34

sesuai harapan sehingga tidak bisa dianalisis, namun secara umum

permasalahan kekurangan SDM yang berkompeten menjadi faktor utama terkait

hambatan bidang SDM Kecamatan di Kabupaten Jepara.

IV.5. PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KECAMATAN

Permasalahan pengelolaan atau manajemen Kecamatan menjadi salah satu

perhatian utama dalam rangka peningkatan kapasitas penyelenggaraan

pemerintahan Kecamatan. Kecamatan yang dijalankan dengan sistem

manajemen yang baik akan lebih besar peluangnya untuk mampu memberikan

kemajuan dan perubahan kepada wilayah dan masyarakatnya. Beberapa jenis

permasalahan terkait dengan aspek manajemen Kecamatan adalah sebagai

berikut:

Perencanaan Partisipatif. Fungsi manajemen pertama adalah perencanaan.

Dalam kaitan dengan Kecamatan, terdapat fenomena yang masih belum efektif

tentang proses dan mekanisme perencanaan hingga wujud dokumen

perencanaan Kecamatan.

Pada era sekarang ini, dimana terjadi pergeseran paradigma

penyelenggaraan pemerintahan, dari yang semula didominasi oleh “negara”

menjadi didominasi oleh “publik”, tentunya membawa perubahan pula pada

penyelenggaraan Kecamatan. Salah satu peran publik yang harus dioptimalkan

adalah dalam proses perencanaan pembangunan di daerah.

Proses perencanaan pembangunan di daerah, khususnya pada tingkat

Kecamatan, dikenal dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang) Kelurahan dan Kecamatan. Musrenbang adalah wujud dari

perencanaan partisipatif. Dalam musrenbang, masyarakat ikut aktif terlibat

menentukan program dan kegiatan sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan

yang dihadapi.

Page 89: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-35

Pelaksanaan Musrenbang atau rembug pada tingkat RT-RW sudah

dilakukan di semua Desa, Kelurahan dan Kecamatan di Kabupaten Jepara.

Permasalahan yang sering muncul adalah tidak dapat diakomodasinya aspirasi

masyarakat secara optimal karena adanya keterbatasan anggaran pembangunan

daerah.

Sampai saat ini, efektivitas Musrenbang Desa, Kelurahan dan Kecamatan

masih dipertanyakan, belum ada evaluasi komprehensif atas kinerja Musrenbang

pada level ini. Pada sisi lain, eksistensi Kecamatan sebagai SKPD yang

“tanggung” juga masih belum mendukung optimalisasi “akomodasi kebutuhan

masyarakat”.

Apabila dari sisi perencanaan partisipatif (Musrenbang Desa, Kelurahan dan

Kecamatan) masih ditemukan banyak kendala, maka sisi lain yang akan

terpengaruh (menjadi kurang optimal) adalah kualitas dokumen perencanaan

pembangunan tingkat Kecamatan (yaitu Rencana Strategis atau Renstra SKPD

Kecamatan dan Renstra Kelurahan atau RPJMDes). Seharusnya dokumen ini

mampu menjadi skenario pembangunan di Kecamatan, Kelurahan dan Desa,

yang coba merancang program dan kegiatan sesuai dengan kewenangan

Kecamatan, Kelurahan dan Desa , berdasarkan pada masukan forum Musrenbang

Kecamatan, Kelurahan dan Desa.

Dokumen Renstra SKPD Kecamatan dan Kelurahan serta dokumen dalam

RPJMDes berjangka waktu 5 (lima) tahun, yang akan dijabarkan dalam

perencanaan tahunan (dikenal sebagai Rencana Kerja atau Renja), yang

selanjutnya diberikan alokasi dana riil dalam dokumen RKA dan DPA (khusus

Kelurahan dan Kecamatan), sesuai dengan nilai yang disetujui dalam APBD setiap

tahunnya. Pertanyataan pokoknya adalah adakah relevansi antara perencanaan

level Kecamatan, Kelurahan dan Desa dengan perencanaan level Kabupaten?

dapatkah diketahui jumlah dan nilai program dan kegiatan yang bersumber dari

tingkat Desa, Kelurahan dan Kecamatan? apakah itu sudah mengakomodasi

skenario perencanaan yang ada? apakah hasil dan dampak program sudah

Page 90: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-36

efektif? Itulah beberapa pertanyaan yang masih susah untuk dijawab secara

transparan.

Beberapa pertanyaan tersebut sebenarnya diarahkan untuk dilakukannya

evaluasi terhadap perencanaan pembangunan pada semua level, baik Desa,

Kelurahan, Kecamatan, maupun Kabupaten (termasuk SKPD Lain). Hal ini perlu

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pencapaian visi dan misi

pembangunan daerah, yang dijabarkan dalam visi dan misi SKPD, melalui

berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan.

Visi dan Misi Bupati Jepara yang tertuang dalam RPJMD tentunya

membutuhkan dukungan perencanaan yang baik pada tingkat Kecamatan; setiap

Kecamatan harus mampu menilai dirinya, baik potensi maupun

permasalahannya, untuk disinergikan dengan perencanaan pada level Kabupaten,

dalam rangka efektivitas pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Jepara.

Pendanaan Program dan Kegiatan. Permasalahan manajemen yang

berikutnya adalah tentang pendanaan Kecamatan. Sebagaimana diketahui bahwa

setiap SKPD memiliki dua jenis belanja yang harus direncanakan setiap tahun,

yaitu belanja langsung (dulu dikenal dengan anggaran pembangunan) dan

belanja tidak langsung (dulu dikenal dengan anggaran aparatur).

Fenomena saat ini, penganggaran Kecamatan masih banyak bersifat

“penjatahan” yang relatif terbatas, cenderung dominan pada belanja tidak

langsung (bukan belanja langsung), dan kurang dikaitkan dengan perencanaan

sesuai dengan kebutuhan nyata pembangunan di Kecamatan. Kondisi ini

tentunya sangat kurang produktif dalam pencapaian tujuan Kecamatan dalam

rangka pemecahan berbagai permasalahan dan pemenuhan kebutuhan

masyarakat.

Pada implementasi pembangunan di Kecamatan, dikenal adanya dana

kontingensi, yang digunakan untuk mendukung atau menstimulan berbagai

pembangunan di tingkat Kecamatan. Pendanaan model demikian dirasakan

Kecamatan masih belum efektif membantu memecahkan berbagai permasalahan

Page 91: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-37

di tingkat Kecamatan, terutama terkait dengan pembangunan fisik prasarana

umum. Oleh karena itu, perlu dilakukan atau dirumuskan pengalokasian dana

“kontingensi model baru” yang dipandang lebih tepat sasaran dan tepat manfaat

di tingkat Kecamatan.

Pada sisi lain, masih kurang diperhitungkan aspek eksternalitas dan

efisiensi dalam penentuan penganggaran program dan kegiatan dari SKPD lain

yang juga turun sampai ditingkat Kecamatan. Hal ini bisa terjadi karena awal

permasalahan tentang “kejelasan kewenangan” antara SKPD Lain dengan

Kecamatan, mana kewenangan yang lebih efektif berdampak bila diserahkan di

Kecamatan, dibandingkan ditangani langsung oleh SKPD Lain.

Aspek lain yang sering dialami terkait dengan penganggaran adalah

ketidakjelasan prioritas program dan kegiatan, sehingga masih sering muncul

prioritas yang tidak jelas dasarnya. Oleh karena itu, perlu sekali lagi ditegaskan

pentingnya perencanaan dan penganggaran disatupadukan, untuk mengurangi

terjadinya pembangunan Kecamatan yang tanpa arah, sehingga tidak optimal

dalam pencapaian visi dan misi Kecamatan.

Manajemen atau pengelolaan Kecamatan memiliki peran strategis dalam

rangka peningkatan kapasitas Kecamatan, pada bagian ini akan dikaji tentang

perencanaan dan penganggaran Kecamatan sebagai berikut:

Regulasi. Beberapa regulasi yang mengatur tentang aspek perencanaan

dan penganggaran pada lingkup pemerintahan daerah (termasuk di tingkat

Kecamatan), antara lain:

1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

3) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

Page 92: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-38

5) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

6) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

7) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan;

8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 juncto Peraturan

Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah;

9) Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Jepara.

Beberapa regulasi di atas, dapat dijelaskan keterkaitannya dengan

Kecamatan sebagai berikut:

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yo Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa dalam

melaksanakan pembangunan disusun perencanaan pembangunan daerah untuk

menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan evaluasi (Pasal 153).

Pada tingkat daerah, dikenal adanya perencanaan yang berjenjang

menurut waktu, yaitu perencanaan pembangunan daerah disusun secara

berjangka, jangka panjang (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah atau

RPJPD), jangka menengah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

atau RPJMD), dan jangka pendek atau tahunan (Rencana Kerja Pemerintah

Daerah atau RKPD) sebagaimana diatur dalam pasal 116. Selanjutnya, untuk

level Satuan Kerja Perangka Daerah (SKPD) dikenal juga adanya perencanaan

jangka menengah (Rencana Strategis SKPD) dan jangka pendek atau tahunan

(Rencana Kerja SKPD) sebagaimana diatur dalam Pasal 151.

Sebagai sebuah SKPD, maka Kecamatan pun diharuskan untuk memiliki

dokumen perencanaan terkait, yaitu Renstra SKPD untuk lima tahunan dan Renja

Page 93: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-39

SKPD untuk tahunan; yang disusun dengan berpedoman pada dokumen

perencanaan tingkat Kota/Kabupaten.

Pengaturan lain tentang perencanaan di tingkat daerah dan SKPD, antara

lain juga ditemukan pada Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 dan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008. Salah satu aspek penting perencanaan yang

ditekankan adalah Musyawarah Perencanaan Pembangunan, yang dilakukan pada

tingkat Kecamatan (Musrenbang Kecamatan). Musrenbang ini digunakan sebagai

sarana penjaringan aspirasi masyarakat yang nantinya akan diteruskan dalam

Musrenbang Kabupaten/Kota untuk selanjutnya diseleksi sehingga masuk dalam

penganggaran (APBD).

Secara khusus, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang

Kecamatan disebutkan bahwa perencanaan penyelenggaraan pemerintahan di

Kecamatan disusun perencanaan pembangunan sebagai tindak lanjut Musrenang

Desa/Kelurahan dalam forum Musrenbang Kecamatan secara partisipatif (Pasal

29).

Tahapan manajemen yang berikutnya adalah penganggaran. Pada Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004, disebutkan bahwa pendanaan penyelenggaraan

pemerintahan daerah didanai dengan APBD dan APBN (Pasal 155), dan

pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah di tangan Kepala Daerah

selanjutnya dilimpahkan seluruhnya atau sebagian kepada pejabat perangkat

daerah (Pasal 156).

Merujuk pada pengaturan di atas, maka Kecamatan sebagai SKPD

seyogianya juga memiliki kewenangan dalam pengelolaan keuangan daerah

(perencanaan dan penggunaan serta pertanggungjawaban) sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Hal ini diperlukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan

tupoksi Kecamatan, terutama dalam pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan

masyarakat, dan penyediaan pelayanan publik.

Regulasi lain terkait dengan penganggaran yang juga harus diperhatikan

pada operasionalisasi Kecamatan adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

Page 94: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-40

13 Tahun 2006 juncto Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007.

Regulasi diatas menjadi pedoman dalam pengelolaan keuangan di daerah

(sebagai penjabaran pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005).

Secara khusus, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang

Kecamatan, disebutkan bahwa Kecamaan sebagai SKPD menyusun rencana

anggaran SKPD yang disusun berdasarkan rencana keja Kecamatan yang berasal

dari rencana strategis Kecamatan (Pasal 30).

Melihat pentingnya tahapan perencanaan dan penganggaran bagi suatu

SKPD (termasuk Kecamatan), maka sangat perlu untuk ditingkatkan kualitas

manajemen perencanaan dan penganggaran Kecamatan; dapat dilakukan dengan

cara pemberian pembinaan dan pemantauan secara optimal atas kinerja

Kecamatan dalam dua aspek ini. Pembinaan perencanaan dapat dilakukan oleh

Bappeda, sedangkan pembinaan penganggaran dilakukan oleh DPKAD.

Analisis. Perencanaan pembangunan menjadi tahapan manajemen

pembangunan yang sangat penting, bahkan dinyatakan bahwa perencanaan yang

baik sama dengan telah tercapainya 50 persen tujuan suatu organisasi. Dikaitkan

dengan status Kecamatan sebagai SKPD, yang berhak melakukan perencanaan

untuk SKPD Kecamatan, hingga saat ini masih sering dipertanyakan eksistensi

efektivitas perencanaan pada tingkat Kecamatan.

Terlebih lagi bila dikaitkan dengan fenomena perencanaan partisipatif

melalui mekanisme Musrenbang Desa/Kelurahan maupun Musrenbang

Kecamatan. Kedua jenjang Musrenbang ini masih sangat perlu untuk

dioptimalkan. Perencanaan level Kelurahan dan Kecamatan (Musrenbang)

seyogianya menjadi basis dalam penentuan perencanaan level Kota.

Perencanaan sangat berkorelasi dengan penganggaran, sehingga status

SKPD Kecamatan dapat lebih dioptimalkan, dengan cara mewujudkan

penganggaran atau pendanaan Kecamatan yang sesuai dengan perencanaan

Kecamatan; karena realita yang ada sekarang masih belum optimal korelasi

antara kedua aspek tersebut.

Page 95: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-41

Selama ini, Kecamatan mendapatkan bantuan dana kontingensi untuk

pembangunan. Pengalokasian anggaran ini dirasakan masih belum optimal,

sehingga diharapkan dana kontingensi dapat langsung dikucurkan kepada

Kecamatan, agar dampak dari anggaran tersebut dapat lebih efektif dan optimal

bagi penanganan permasalahan di tingkat Kecamatan.

Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam

penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan

secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok

yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar.

Sesuai dengan amanat Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945 maka

pendanaan dalam penyelenggaraan kegiatan negara, termasuk Kecamatan harus

mentaati asas-asas umum yang meliputi baik asas-asas yang telah lama dikenal

dalam pengelolaan keuangan negara, seperti asas tahunan, asas universalitas,

asas kesatuan, dan asas spesialitas maupun asas-asas baru sebagai pencerminan

best practices (penerapan kaidah-kaidah yang baik) dalam pengelolaan keuangan

negara, antara lain: 1) akuntabilitas berorientasi pada hasil, 2) profesionalitas, 3)

proporsionalitas, 4) keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, dan 5)

pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.

Asas-asas umum pengelolaan keuangan yang baik tersebut diperlukan pula

guna menjamin terselenggaranya prinsip-prinsip pemerintahan daerah. Selain

menjadi acuan dalam reformasi manajemen keuangan negara, sekaligus

dimaksudkan untuk memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan

otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk lebih mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih,

transparan, dan serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif, dan

untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses pembangunan yang sejalan

dengan prinsip tata pemerintahan yang baik, Pemerintah dan Pemerintah Daerah

berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi

informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan

Page 96: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-42

menyalurkanInformasi Keuangan Daerah kepada pelayanan publik. Pemerintah

perlu mengoptimasikan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk

membangun jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja yang

memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu dengan menyederhanakan

akses antar unit kerja.

Dalam kerangka ini, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

mengamanatkan adanya dukungan Sistem Informasi Keuangan Daerah untuk

menunjang perumusan kebijakan fiskal secara nasional serta meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan desentralisasi.

Perencanaan pembangunan tidak bisa dipisahkan dengan penganggaran.

Cara pandang demikian juga harus bisa ditemukan secara efektif berjalan pada

tingkat Kecamatan. Terkait dangan aspek perencanaan, Kecamatan memegang

peran yang sangat strategis minimal terkait dua hal:

Pertama, sebagai salah satu SKPD yang harus memiliki dan melakukan

perencanaan dan penganggaran secara otonom. Kedua, peran Kecamatan dalam

peningkatan efektivitas perencanaan dan penganggaran partisipatif melalui

mekanisme Musrenbang sejak tingkat masyarakat, tingkat RT dan RW,

Desa/Kelurahan, sampai tingkat Kecamatan.

Status Kecamatan sebagai SKPD membutuhkan adanya komitmen dari

Pemerintah Daerah untuk memberikan kejelasan tentang kewenangan atau

urusan yang menjadi tanggung jawab Kecamatan, sebab dari sinilah akan

menentukan apa saja yang bisa direncanakan dan dianggarkan oleh Kecamatan

terkait dengan berbagai program dan kegiatan. Kecamatan masih memiliki

berbagai kelemahan didalam aspek dokumen perencanan dan penganggaran,

akibat dari ketidakjelasan kewenangan yang harus ditangani.

Kecamatan menjadi pihak yang menjembatani kepentingan masyarakat

tingkat bawah (RT/RW dan Desa/Kelurahan) dengan kepentingan tingkat yang

lebih atas yaitu Pemerintah Kabupaten. Peran ini memberikan Kecamatan

Page 97: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-43

tanggung jawab yang besar untuk dapat memastikan terakomodasikannya

berbagai aspirasi (program kegiatan) dari level bawah untuk mampu didorong

masuk kedalam skenario perencanaan dan penganggaran pembangunan yang

lebih konkrit dan operasional pada setiap tahunnya (RKPD dan APBD).

Peran penting ini dapat terjadi dengan efektif apabila terbangun komitmen

pemerintah daerah untuk memberikan plafon/pagu anggaran kepada Kecamatan

yang nantinya akan terdistribusi menurut dasar prioritas kepada berbagai

Kelurahan di bawahnya. Prasyarat kondisi ini membutuhkan adanya kerjasama

yang baik antara Kecamatan, SKPD terkait, Bappeda, DPKAD, dan para penentu

kebijakan yang lain.

Untuk melengkapi analisis terkait perencanaan dan penganggaran di

Kecamatan, penyusun juga menggali informasi kepada Narasumber dengan

menggunakan parameter Perencanaan Pertisipatif meliputi Musrenbang dan

dokumen perencanaan serta parameter pendanaan program dan kegiatan

meliputi sumber pendanaan dan prioritas program, dengan inventarisasi data

seperti tersaji dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.7. Perencanaan Partisipatif

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Pelaksanaan Musrenbang

1. Kedung • Usulan prioritas dari musrenbang-des dibawa ke musrenbangKec. Untuk dijadikan usulan prioritas Kecamatan yang akan diajukan pada Musrenbang-da

• Banyak renc pembangunan tidak terpenuhi.

• Dana pembangunan sebaiknya diploting di Desa.

2. Mlonggo • Dilaksanakan setiap tahun.

• Delegasi kurang memahami substansi krn kurang

• Walaupun delegasi tidak paham hendaknya

Page 98: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-44

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

pembekalan oleh SKPD.

• Dana tidak sebanding dengan banyaknya usulan.

program tetap direspon.

• Menetukan skala prioritas program.

3. Mayong • ada - - 4. Jepara • ada - - 5. Batealit • Dilaksanakan

setiap awal tahun anggaran tahun.

• Pengajuan usulan pembangunan Desa banyak tidak ditindaklanjuti

• Pengajuan usulan pembangunan Desa banyak tidak ditindaklanjuti

Dokumen Perencanaan di Kecamatan

1. Kedung • RKA. • DPA.

• Dibuat sesui juknis Kab.

• Diberi kelonggaran menentukan perencanaan anggaran.

2. Mlonggo • Dokumen perencanaan dibuat tiap tahun sesuai kebutuhan kantor.

- -

3. Mayong • ada - - 4. Jepara • ada - - 5. Batealit • RKA.

• DPA. - -

Tabel 4.8. Pendanaan Program Dan Kegiatan

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Sumber Pendanaan

1. Kedung • APBD II • Masih belum mencukupi.

• Penambahan jumlah anggaran

Page 99: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-45

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

2. Mlonggo • APBD II • Masih belum mencukupi.

• Penambahan jumlah anggaran

3. Mayong • APBD II • Masih belum mencukupi.

• Penambahan jumlah anggaran

4. Jepara • APBD II - - 5. Batealit • APBD II • Anggaran

untuk renovasi kantor dan pelaksanaan kegiatan tidak mencukupi.

• Penambahan jumlah anggaran

Prioritas Program

1. Kedung • Meningkatkan capaian kinerja dan keuangan Desa & Kec.

• Meningkatkan pelayanan.

• Administrasi perkantoran.

• Meningkatkan partisipasi masyarakat dlm pembangunan

• Anggaran pelaksanaan program prioritas Masih belum mencukupi.

• Penambahan jumlah anggaran

2. Mlonggo • Semua program prioritas karena semua kebuthan pokok dalam menunjang kinerja.

• Dana kurang sehingga beberapa kegiatan tidak maksimal.

• Penambahan Dana Pelaksanaan Program.

3. Mayong • ada • Banyak usulan dari Desa yang tidak sesuai dengan SKPD.

• Program SKPD harus lebih awal disosialisasikan ke Desa/ Kelurahan.-

4. Jepara • ada - - 5. Batealit • Peningkatan - -

Page 100: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-46

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

kesejahteraan pegawai.

• Pelayanan Administrasi Perkantoran.

• Pengembangan sistem pelaporan kinerja dan keuangan.

• Meningkatkan partisipasi masyarakat dlm pembangunan

Berdasarkan analisis data tersebut diatas dapat terlihat beberapa masalah

menonjol terkait dengan perencanaan dan penganggaraan program kegiatan,

diantaranya pertama, Perencanaan partisipatif yang berasal dari masyarakat

banyak yang belum terakomodir karena terbatasnya anggaran. Kedua,

kurangnya harmonisasi program antara SKPD dengan masyarakat, dalam hal ini

peran kecamatan dalam menjebatani belum optimal dan justru akan lebih baik

apabila program tersebut dilaksanakan oleh kecamatan (pelimpahan dengan

disertai pembiayaan) sedangkan SKPD cupuk melakukan pembinaan, monitoring

dan evaluasi.

IV.6. PELAYANAN KECAMATAN

Pelayanan publik menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan

pemerintahan Kecamatan, sejalan dengan pergeseran orientasi negara ke publik

Page 101: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-47

dalam pemerintahan (birokrasi). Kepuasan publik (masyarakat) senantiasa akan

menjadi pusat penyelenggaraan fungsi Kecamatan.

Salah satu tujuan otonomi daerah melalui kebijakan desentralisasi adalah

untuk mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Pada pengertian

ini, peran Kecamatan seharusnya signifikan, karena Kecamatan berada pada

jajaran terdepan pemerintahan daerah yang berhadapan berhubungan dengan

masyarakat (publik).

Ternyata, dalam realisasinya, kedekatan “posisi” Kecamatan dengan

masyarakat ini tidak serta merta linier dengan kewenangan pelayanan publik

yang dimiliki oleh Kecamatan secara regulasi. Apalagi pada saat sekarang ini

telah banyak dihasilkan regulasi yang mengamanatkan pengembangan unit

pelayanan terpadu. Akibatnya banyak daerah sedang dan/atau telah membangun

kelembagaan unit pelayanan terpadu, yang melaksanakan peran penyelenggaran

one stop service dari berbagai jenis pelayanan publik; semua jenis pelayanan

terpusat pada satu tempat.

Kondisi demikian tentunya semakin menjauhkan pelayanan publik dari

masyarakatnya, terutama bila tidak didukung dengan kemutakhiran teknologi

informasi, mekanisme jejaring dan kerjasama antar SKPD dan antar jenjang

pemerintahan. Bila ingin optimal, maka pelayanan terpadu ini harus mampu

memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat, terutama dari sisi

kemudahan akses (jarak pelayanan), disamping kriteria yang lain.

Belum lagi masih adanya kerancuan regulasi pelayanan antar sektor dan

antar hierarki pemerintahan. Hal ini memberikan dampak yang kurang baik

dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Ujung penyebab dari semuanya

itu adalah aspek kewenangan pelayanan yang masih belum jelas teridentifikasi

dan terdelegasi. Hal ini menjadi tugas bagi pemerintah Kabupaten Jepara, untuk

mengidentifikasi, kemudian memberikan ketegasan, pihak mana (SKPD) yang

seharusnya melaksanakan kewenangan pelayanan tersebut; termasuk

kewenangan pelayanan publik yang harus dilaksanakan oleh Kecamatan.

Page 102: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-48

Eksternalitas dan Efisiensi. Fungsi Kecamatan sebagai institusi pelayanan

masih lemah, kajian eksternalitas dan efisiensi pelayanan level Kecamatan harus

dilakukan dengan segera dan seksama; untuk mampu meningkatkan kualitas

pelayanan kepada masyarakat disamping menjamin kejelasan dan kepastian

kewenangan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Kecamatan.

Eksternalitas adalah kriteria pelimpahan urusan pemerintahan dengan

memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari penyelenggaraan suatu

urusan pemerintahan. Apabila dampak yang ditimbulkan akan lebih optimal

apabila dilaksanakan oleh Kecamatan, maka urusan pemerintahan tersebut

seharusnya didelegasikan ke Kecamatan. Sedangkan yang dimaksud dengan

efisiensi adalah kriteria pelimpahan urusan pemerintahan dengan memperhatikan

daya guna tertinggi yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan suatu urusan

pemerintahan dilingkup Kecamatan. Apabila urusan pemerintahan lebih

berdayaguna ditangani oleh Kecamatan, maka urusan tersebut hendaknya

didelegasikan ke Kecamatan.

Dua kriteria inilah yang selama ini masih belum diaplikasikan dalam

penentuan kewenangan pelayanan publik yang seyogianya dilimpahkan atau

didelegasikan kepada Kecamatan. Apabila kondisi ini terus berlangsung, maka

peran Kecamatan dalam pelayanan publik juga menjadi tidak optimal.

Disisi lain, Kecamatan sebagai institusi pelayanan publik terdepan yang

langsung bersentuhan dengan masyarakat harus mulai berbenah berpedoman

pada regulasi yang mengatur pelayanan publik. Dalam hal ini Pemerintah telah

membuat berbagai kebijakan yang terkait dengan pelayanan publik yaitu :

1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik.

3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

4) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah;

Page 103: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-49

5) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan;

6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk

Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman

Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Departemen Dalam

Negeri dan Pemerintah Daerah;

9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;

10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman

Organisasi dan Tatakerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah;

11) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota;

12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan;

13) Permendagri Nomor 52 Tahun 2011 tentang SOP dilingkungan Pemerintah

Provinsi dan kabupaten/Kota;

14) Permenpan Dan RB Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan

SOP Administrasi Pemerintahan; dan

15) Permenpan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Standar pelayanan.

Pada Bagian Kedua Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik diatur tentang Asas Pelayanan Publik (Pasal 2), yang terdiri

atas: a) kepentingan umum; b) kepastian hukum; c) kesamaan hak; d)

keseimbangan hak dan kewajiban; e) keprofesionalan; f) partisipatif; g)

persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; h) keterbukaan; i) akuntabilitas; j)

fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; k) ketepatan waktu; dan l)

kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Page 104: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-50

Kesemua asas pelayanan publik ini juga harus dapat dikembangkan dalam

penyelenggaraan pelayanaan di tingkat Kecamatan, demi tercapainya kualitas

pelayanan publik yang prima dan memberikan kepuasan pelayanan kepada

masyarakat.

Selanjutnya pada Bagian Ketiga diatur tentang ruang lingkup pelayanan

publik (Pasal 5), ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang

publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan.

Bidang pelayanan publik meliputi pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan

usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan,

jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata,

dan sektor lain yang terkait.

Dalam regulasi tersebut diantarannya juga mengamanatkan bahwa untuk

setiap unit pelayanan publik harus menyusun dan menerapkan Standar

Pelayanan yang didalamnya disamping harus menyusun Standar Operasional

Prosedur (SOP) juga harus menyusun dan memampangkan komponen-kompen

standar pelayanan untuk diketahui masyarakat seperti misalnya visi misi

organisasi, moto, janji layanan, biaya, waktu, SDM termasuk juga pelaksanaan

pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) berdasarkan pada Keputusan

Menteri PAN Nomor 25 Tahun 2004.

Secara khusus memang tidak banyak regulasi yang terkait dengan

pengaturan pelayanan publik di Kecamatan, namun mengingat Kecamatan juga

bagian dari pemerintahan, maka seyogianya Kecamatan juga memperhatikan

semua regulasi yang menenkankan pada pengaturan pelayanan publik secara

komprehensif.

Perkembangan regulasi terakhir semakin menempatkan Kecamatan dalam

posisi yang strategis terkait dengan pelayanan publik, yaitu dengan

ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan. Regulasi ini memberikan

Page 105: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-51

tambahan kewenangan kepada Kecamatan untuk menyelenggarakan PATEN

(Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan) apabila telah memenuhi

persyaratan tertentu terkait dengan aspek substantif, administratif, dan teknis.

Ruang lingkup PATEN meliputi pelayanan bidang perizinan dan pelayanan bidang

non perizinan.

Pada bagian konsideran menimbang disebutkan bahwa dalam rangka

merespon dinamika perkembangan penyelenggaraan pemerintahan daerah

menuju tata kelola pemerintahan yang baik, perlu memperhatikan kebutuhan

dan tuntutan masyarakat dalam pelayanan. Selanjutnya ditegaskan bahwa dalam

rangka meningkatkan kualitas dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat

serta memperhatikan kondisi geografis daerah, perlu mengoptimalkan peran

Kecamatan sebagai perangkat daerah terdepan dalam memberikan pelayanan

publik.

Pada Pasal 2 disebutkan bahwa ruang lingkup PATEN meliputi: a)

pelayanan bidang perizinan; dan b) pelayanan bidang non perizinan. Selanjutnya,

pada Pasal 3 disebutkan tentang maksud penyelenggaraan PATEN, yaitu adalah

mewujudkan Kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat dan menjadi

simpul pelayanan bagi kantor/badan pelayanan terpadu di Kabupaten/Kota; dan

Pasal 4 disebutkan bahwa tujuan PATEN untuk meningkatkan kualitas dan

mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

Terkait dengan pelayanan perizinan, maka penyelenggaraan PATEN bidang

perizinan ditingkat Kecamatan juga harus memperhatikan regulasi Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan

Tatakerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah.

Dalam pemberian pelayanan kepada publik, Kecamatan sangat tergantung

pada efektivitas kewenangan yang didelegasikan kepada Kecamatan dari Dinas

Instansi Terkait, dengan mempertimbangkan indikator eksternalitas dan efisiensi.

Disamping memperhitungkan dua kriteria di atas, seyogianya kewenangan terkait

dengan pelayanan publik yang dilimpahkan atau didelegasikan kepada

Page 106: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-52

Kecamatan disertai dengan pengaturan Standar Pelayanan Minimal (SPM), agar

memberikan kepastian kepada publik. Pengaturan SPM yang bisa dipedomani

antara lain Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang

Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal,

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.

Pembentukan Kecamatan sebagai unit pelayanan tentunya membutuhkan

berbagai persyaratan, antara lain diawali dari jenis kewenangan terkait perijinan

dan non perijinan yang didelegasikan kepada Kecamatan (persyaratan

substantif), pemenuhan persyaratan administratif meliputi standar pelayanan dan

uraian tugas personil yang terlibat; dan terakhir adalah aspek teknis yang

meliputi sarana prasarana dan pelaksana teknis pelayanan.

Aplikasi IKM atau metode lain yang sejenis sampai saat ini sudah

dilaksanakan oleh Kecamatan di Kabupaten Jepara. Namun, dirasakan masih

sangat perlu untuk ditingkatkan kualitasnya. Bisa dilakukan variasi metode riset

untuk lebih mendapatkan ketajaman pengamatan yang nantinya dapat

digunakan bagi perbaikan kinerja Kecamatan dalam pemberian pelayanan kepada

masyarakat.

Hasil penilaian IKM dipandang sangat strategis bagi peningkatan kinerja

pelayanan unit organisasi pemerintah, dan sebaiknya tidak digunakan sebagai

dasar peninjauan jabatan, karena akan sangat menimbulkan resistensi

dikalangan aparatur pemerintah daerah. Hal yang diutamakan dalam IKM adalah

kepuasan masyarakat, bukan dalam konteks pengembangan karir.

Peranan Kecamatan dalam kaitan dengan pelayanan publik dilihat dari teori

organisasi (Prof. Sadu Wasistiono, 2010), Kecamatan dapat dikembangkan dalam

dua alternatif, yaitu menjadi “single-purpose agency” atau “multi-purpose

agency”. Kalau diarahkan pada alternatif pertama, maka peranan Kecamatan

akan sangat terbatas, dan di Kecamatan masih akan ada berbagai institusi

lainnya berupa Cabang Dinas atau UPTD Kabupaten/Kota. Apabila diarahkan

Page 107: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-53

pada alternatif kedua, maka di tingkat Kecamatan hanya ada satu lembaga

pelayanan pada masyarakat, fungsi-fungsi yang dijalankan oleh Cabang Dinas

atau UPTD Kabupaten/Kota dimasukan dalam fungsi kelembagaan Kecamatan.

Kecamatan akan menjadi organisasi Kabupaten/Kota mini tanpa DPRD dan tanpa

kewenangan anggaran.

Untuk melengkapi analisis terkait pelayanan di Kecamatan, penyusun juga

menggali informasi kepada Narasumber dengan menggunakan parameter

regulasi pelayanan, jenis layanan, sarana pendukung layanan dan evaluasi IKM,

dengan inventarisasi data seperti tersaji dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.9. Pelayanan Kecamatan

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Regulasi Pelayanan

1. Kedung • PP 19/2008 • Perda 13/2008

ttg OTK Kec & Kel di Jepara

• Perbub 30/2010 ttg pelimpahan sebagian kewenangan Bupati ke Camat.

- -

2. Mlonggo • Untuk regulasi Paten sudah dibuatkan 32 kebijakan dan saat ini masih diteliti.

• Selama ini belum ada regulasi dan mengacu pada buku yang ada dan belum ada standar baku

• Penyusunan standar baku (regulasi)

3. Mayong • ada - - 4. Jepara • ada - - 5. Batealit • Pelayanan umum

Kecamatan sesuai SOP.

• Kurang pahamnya masy thd pengajuan PATEN.

• Rakor dan sosialisasi

Page 108: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-54

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Jenis Layanan di Kecamatan

1. Kedung • IMB • Izin gangguan • Izin salon • Izin rumah makan

• Izin reklame • SIUP Kecil • Pelayanan KTP/KK.

• Kewenangan diberikan skala kecil.

• Yang skala besar dilimpahkan.

2. Mlonggo • KTP/KK • IMB • HO • Izin Usaha pariwisata

• Izin Pemasangan Reklame

• SIUP • TDP

- -

3. Mayong • KTP/KK • IMB • HO • Izin Usaha pariwisata

• Izin Pemasangan Reklame

• SIUP • TDP

• Tenaga teknis kurang

• Penambahan tenaga teknis

4. Jepara • 26 - - 5. Batealit • KTP/KK

• IMB • HO • Izin Usaha pariwisata

• Izin Pemasangan Reklame

• SIUP • TDP

• Masih ada KTP elektronik yang belum di Cetak dan diterimakan ke masy.

• Rekayasa luasan tempat usaha.

• Pemerintah Pusat agar segera mendistribusikan KTP elektronik.

Sarana Pendukung Layanan di Kecamatan

1. Kedung • Tim Teknis • Anggaran • Adanya

Page 109: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-55

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

PATEN (SK Camat Kedung No. 3/2014)

• Pelaksana Teknis Paten (Sekcam)

• Sarpras (Loket pelayanan, ruang layanan KTP/KK, perangkat lunak)

pengelolaan layanan kuran

anggaran khusus pelayanan.

2. Mlonggo • Tim Teknis PATEN

• Pelaksana Teknis Paten

• Sarpras

• Sarpras kurang memadai.

• Pemenuhan Sarpras.

3. Mayong • Tim Teknis PATEN

• Pelaksana Teknis Paten

• Sarpras

- -

4. Jepara • memenuhi - - 5. Batealit • Tim Teknis

PATEN (Petugas yang trampil dan cakap)

• Sarana dan Prasarana (kendaraan operasional)

• Anggaran transportasi dalam rangka pengawasan.

- -

Evaluasi IKM di Kecamatan

1. Kedung • Setiap tahun diadakan IKM dengan membagikan angket ke masy.

• Karena berbentuk angket hasilnya tidak maksimal.

• Dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi.

2. Mlonggo • Nilai 75,727 (Baik)

• Sarpras kurang

• Pemenuhan sarpras

Page 110: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-56

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

memadahi. • Personil kurang mencukupi

• Penambahan personil.

3. Mayong • ada - - 4. Jepara • baik - - 5. Batealit • Nilai 45 (Baik) • Ada Calo KTP/

KK dan perijinan sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar.

• Pengajuan KTP/ KK dan perizinan diurus sendiri oleh yang bersangkutan.

Disamping parameter tersebut diatas, untuk melengkapi Kajian, penyusun

juga menambahkan parameter Koordinasi dan Pembinaan serta pengawasan

dengan inventarisasi data seperti tersaji dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.10. Koordinasi Antar SKPD

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Intensitas Koordinasi

1. Kedung • Setiap bulan dilaksanakan rapat koordinasi dengan melibatakan pejabat Desa/Kelurahan dan SKPD.

- -

2. Mlonggo • Baik • Rutin dan

insidentil.

- -

3. Mayong • ada - - 4. Jepara • ada - - 5. Batealit • dilaksanakan 1

bulan sekali. - -

Page 111: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-57

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Kegiatan SKPD di Kecamatan

1. Kedung • Rakor awal program

• Rakor akhir program

• Koordinasi langsung

- -

2. Mlonggo - - - 3. Mayong • ada - - 4. Jepara • Rakor - - 5. Batealit • Rakor dengan

SKPD/Dinas/ Instansi dan Desa.

- -

Tabel 4.11. Pembinaan Dan Pengawasan

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

Mekanisme Pembinaan Dan Pengawasan

1. Kedung • Bimwas oleh Inspektorat Kab setahun sekali.

- -

2. Mlonggo - - - 3. Mayong • ada - - 4. Jepara • 1 bulan sekali - - 5. Batealit • Monitoring Dana

Bantuan Kab/ Prov, Pusat.

• Kecamatan tidak menerima pemberitahuan dan laporan dari pokmasi apabila dana cair.

• Kecamatan diberikan tembusan pemberitahuan dan laporan pencairan dana.

Pelaksanaan Evaluasi

1. Kedung • Evaluasi kegiatan oleh Inspektorat Kab setahun sekali.

- -

Page 112: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

IV-58

No. Kecamatan Kondisi Masalah Solusi

2. Mlonggo - - - 3. Mayong • ada - - 4. Jepara • 1 bulan sekali - - 5. Batealit • Monev

pelaksanaan kegiatan yang dibiayai APBN, APBD Prov & APBD Kab.

• Kecamatan tidak menerima pemberitahuan dan laporan perkembangan pembangunan oleh pokmas.

• Kecamatan diberikan tembusan pemberitahuan dan laporan perkembangan pembangunan oleh pokmas.

Berdasarkan analisis data tersebut diatas dapat terlihat beberapa masalah

menonjol terkait dengan pelayanan kecamatan pertama, kurangnya SDM dan

anggaran menyebabkan pelayanan tidak optimal. Kedua, pelayanan yang

dilimpahkan masih dalam skala kecil padahal masih memungkinkan untuk

pelayanan dalam skala lebih besar. ketiga, Proses pengajuan, pencairan dan

pelaporan proses pembangunan oleh kelompok masyarakat belum sepenuhnya

melibatkan Kecamatan khususnya dalam proses pencairan dan

pertanggungjawaban sehingga Kecamatan kesulitan untuk melakukan monitoring

dan evaluasi.

Page 113: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

V-1

BAB V PENUTUP

V.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian teori dan regulasi serta proses pengolahan data

serta informasi narasumber dengan memperhatikan gambaran umum

kewilayahan dan kondisi eksisting kelembagaan Kecamatan di Kabupaten Jepara,

dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Eksistensi Kelembagaan Kecamatan di Kabupaten Jepara dalam

implementasinya masih banyak menemui kendala dan hambatan yang

membuat kinerja Kecamatan belum dapat sepenuhnya memenuhi harapan

publik.

2. Permasalahan tersebut mencakup multi aspek, baik dari sisi pembentukan

(kewilayahan), kewenangan, kelembagaan, Sumber Daya Aparatur,

perencanaan, penganggaran, maupun pelayanan publik sehingga upaya

untuk melakukan pengembangan kapasitas kelembagaan Kecamatan

merupakan langkah tepat dalam rangka pemenuhan harapan masyarakat

akan pelayanan yang lebih baik.

3. Untuk menjadikan Kelembagaan kecamatan lebih berdayaguna dan berhasil

guna perlu dukungan dari semua pihak khususnya dari Bupati sebagai

pengambil kebijakan.

4. Penyelesaian permasalahan yang dihadapi Kecamatan tidak mungkin dapat

diselesaikan serentak namun harus dilakukan secara bertahap dengan

perencanaan yang matang dang terpadu dari berbagai aspek, dan hal itu

dapat dimulai dengan mengevaluasi kelembagaan secara keseluruhan.

Page 114: KAJIAN - litbangjepara.net · LAPORAN AKHIR KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN ... Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam kegiatan ini ... kejelasan dan …

KAJIAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

V-2

V.2. SARAN

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka saran terkait peningkatan

kelembagaan kecamatan sebagai perangkat daerah Kabupaten Jepara adalah:

1. Pemerintah Kabupaten Jepara dapat memanfaatkan momentum perubahan

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 dengan Undang-undang 23 tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah untuk melakukan evaluasi dan

penataan secara komprehensip kelembagaan Kecamatan dengan memulai

memetakan kewenangan Pemerintah kabupaten serta kewenangan yang

dapat dilimpahkan ke Kecamatan dengan menggunakan prinsip

eksternalitas, efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas.

2. Melaksanakan distribusi pegawai secara proporsional dan profesional

dengan mengedapankan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat

sebagai prioritas program dengan meninggalkan subyektifitas dalam

penempatan pegawai tetapi lebih pada penempatan sesuai kompetensi

sehingga kinerja menjadi lebih optimal.

3. Pemenuhan sarpras dan anggaran yang memadai seiring dengan

penambahan pelimpahan kewenangan ke Kecamatan dengan diimbangi

pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kewenangan oleh Kecamatan.