Upload
phungliem
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II KAJIAN LITERATUR
A. TINJAUAN KOTA SURABAYA
1. Sejarah Dan Asal-Usul Kota Surabaya
Surabaya sering disebut Suroboyo dalam bahasa Jawa, merupakan
ibukota provinsi Jawa Timur, Sebuah Kota Metropolitan kedua setelah
Jakarta. Surabaya juga dikenal sebagai kota Pahlawan. Karena di
sanalah pernah terjadi peperangan dahsyat antara arek-arek suroboyo
melawan pasukan inggris, yang berhasil menewaskan Jenderal Mallaby
dari pihak inggris. Sampai sekarang, tanggal 10 November diperingati
sebagai hari Pahlawan. Untuk memperingati berkobarnya perjuangan
utk mempertahankan kedaulatan RI di Surabaya. Di sana pula terdapat
Jembatan suramadu yang merupakan salah satu icon Indonesia
Ada banyak versi tentang asal usul nama surabaya ini, namun
semuanya berkaitan erat dengan kemenangan Raden Wijaya saat
melawan pasukan tartar.
a. Versi pertama:
Menurut sebagian buku Surabaya berasal dari kata Sura dan
Baya. Sura berarti Jaya, menang, selamat. Sedangkan Baya artinya
bahaya. Sehingga Surabaya kurang lebih berarti "Selamat dari
Bahaya". Selamat dari bahaya pada kalimat ini berarti, berhasil
dikalahkannya pasukan Tartar (ada yg mengatakan bangsa China)
oleh pasukan majapahit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
(Sumber:http://www.sejarahkota.com/2013/3/sejarah-asal-
usul-surabaya.html, 15 November 2013)
b. Versi kedua :
Surabaya berasal dari kata “Suro” dan “Boyo”. Kata Suro
berarti ikan Suro, sebuah ikan hiu yang besar. dan boyo berarti
buaya. Di sini suro merupakan lambang dari pasukan tartar yang
datang dari laut, sedangkan pasukan Majapahit digambarkan
sebagai Boyo yang menyerang dari darat.
(Sumber:http://www.sejarahkota.com/2013/3/sejarah-asal-usul-
surabaya.html, 15 November 2013)
c. Versi ketiga:
Konon saat pertempuran antara Majapahit dengan Bangsa
Tartar terjadi. Ada 2 prajurit yang sangat tangguh dari kerajaan
majapahit, mereka bernama Jaka Sura dan Jaka Baya, Kemenangan
Majapahit atas bangsa Tartar tidak terlepas dari kontribusi mereka
berdua dalam pertempuran. Sayang, mereka berdua sangat
sombong dan menganggap merekalah manusia yang paling kuat.
Hingga ada seorang tua yang sakti mengutuk mereka. Jaka Sura
menjadi ikan Sura, sedangkan Jaka Baya menjadi seekor buaya.
Hal ini ternyata tidak membuat mereka berubah, mereka masih saja
bertengkar untuk memperebutkan wilayah dan makanan masing-
masing. Sehingga terjadi pertempuran yang dahsyat antara mereka
kedua binatang tersebut. Pertempuran baru berakhir saat mereka
sama-sama mati. Raden wijaya yang melihat pertempuran tersebut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kemudian menamakan tempat itu dengan nama surabaya. Versi
ketiga ini merupakan legenda tentang Surabaya.
(Sumber:http://www.sejarahkota.com/2013/3/sejarah-asal-usul-
surabaya.html, 15 November 2013)
2. Letak Geografis dan Kondisi Bentang Alam
Surabaya merupakan ibu kota dari Propinsi Jawas Timur, yang
secara geografis berada pada 07˚09`00“ – 07˚21`00“ Lintang Selatan
dan 112˚36`- 112˚54` Bujur Timur. Luas wilayah Kota Surabaya
meliputi daratan dengan luas 330,48 km2 dan lautan seluas 190,39
km2. Kota ini terdiri dari 31 kecamatan dan 160 kelurahan, dengan
batas administrasi sebagai berikut:
a. Sebelah Utara: Selat Madura
b. Sebelah Timur: Selat Madura
c. Sebelah Selatan: Kabupaten Sidoarjo
d. Sebelah Barat: Kabupaten Gresik
Topografi wilayah Kota Surabaya relatif landai. Kondisi ini
tidak memberikan hambatan yang berarti untuk kegiatan konstruksi
pembangunan infrastruktur angkutan massal cepat seperti grounded
rail maupun elevated rail. Kondisi geologi Kota Surabaya terdiri dari
Daratan Alluvium, Formasi Kabuh, Pucangan, Lidah, Madura dan
Sonde. Sedangkan untuk wilayah perairan, Kota Surabaya tidak berada
pada jalur sesar aktif ataupun berhadapan langsung dengan samudra,
sehingga relatif aman dari bencana alam. Berdasarkan kondisi geologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dan wilayah perairannya, Kota Surabaya dikategorikan ke dalam
kawasan yang relative aman terhadap bencana gempa bumi maupun
tanah amblesan sehingga pembangunan infrastruktur tidak memerlukan
rekaya geoteknik yang dapat menelan biaya besar.
(Sumber:http://smart.surabaya.go.id, 15 November 2013)
Dari segi klimatologi, Kota Surabaya memiliki iklim tropis,
yang merupakan tipikal iklim wilayah Indonesia yang berada di
sebelah selatan garis khatulistiwa, dimana iklim tropis ini memiliki dua
musim yaitu musim hujan dan kemarau dengan perbedaan kondisi
klimatologis yang signifikan pada kedua musim tersebut. Berdasarkan
pantauan Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya yang digunakan untuk
mengetahui kecepatan angin, tekanan udara, hari hujan, curah hujan
dan temperatur di Kota Surabaya, selama tahun 2010 kecepatan angin
di Kota Surabaya berkisar antara 12 knot hingga 35 knot. Kecepatan
angin tertinggi di Kota Surabaya terjadi pada bulan Februari sebesar 35
knot, pada bulan selanjutnya menurun landai hingga mencapai
kecepatan angin minimum sebesar 12 knot pada bulan Desember 2010.
(Sumber: http://smart.surabaya.go.id, 15 November 2013)
Dari segi hidrologi, Kota Surabaya dilalui oleh tiga sungai
utama yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yaitu
Kali Surabaya, Kali Mas, dan Kali Wonokromo. Sungai-sungai
tersebut digunakan sebagai sumber air bersih di Kota Surabaya. Kali
Brantas terbagi menjadi dua di Kota Mojokerto, yaitu Sungai Porong
yang melintasi Kota Sidoarjo dan Kali Surabaya yang melintasi Kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Surabaya. Di Jagir Wonokromo, Kali Surabaya terbagi menjadi dua
anak sungai, yaitu Kali Mas dan Kali Wonokromo.
(Sumber: http://smart.surabaya.go.id, 15 November 2013)
Gambar 2.1
Peta Kota Surabaya
(Sumber:http://www.bloggersurabaya.web.id, 15 November 2013)
B. TINJAUAN TENTANG MUSIK
1. Pengertian Musik
Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang
dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.
Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta,
memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni.
Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah
fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat
musik.
(Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Musik, 15 November 2013)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2. Sejarah Musik
Musik dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapien
yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tiada siapa
tahu bila manusia mula mengenal seni dan musik. Dari penemuan
arkeologi pada lokasi-lokasi seperti pada benua Afrika sekitar 180.000
tahun hingga 100.000 tahun dahulu telah menunjukkan perubahan
evolusi dari pemikiran otak manusia. Dengan otak manusia yang lebih
pintar dari hewan, mereka membuat pemburuan yang lebih terancang
sehingga bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak
ini, mereka bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan mencapai
imajinasi dan spiritual. Bahasa untuk berkomunikasi telah terbentuk di
antara mereka. Dari bahasa dan ucapan sederhana untuk tanda bahaya
dan memberikan nama-nama hewan, perlahan-lahan beberapa kosa
kata muncul untuk menamakan benda dan nama panggilan untuk
sesorang.
(Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Musik, 15 November 2013)
Dalam kehidupan yang berpindah-pindah, mereka mungkin
mendapat inspirasi untuk mengambil tulang kaki kering hewan buruan
yang menjadi makanan mereka kemudian meniupnya dan
mengeluarkan bunyi. Ada juga yang mendapat inspirasi ketika
memperhatikan alam dengan meniup rongga kayu atau bambu yang
mengeluarkan bunyi. Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi suling
purba.
(Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Musik, 15 November 2013)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Manusia menyatakan perasaan takut mereka dan gembira
menggunakan suara-suara. Bermain-main dengan suara mereka
menjadi lagu, hymne atau syair nyanyian kecil yang diinspirasikan
oleh kicauan burung. Kayu-kayu dan batuan keras dipukul untuk
mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan. Mungkin secara
tidak sengaja mereka telah mengetuk batang pohon yang berongga di
dalamnya dengan batang kayu yang mengeluarkan bunyi kuat. Kulit
binatang yang mereka gunakan sebagai pakaian diletakkan pula untuk
menutup rongga kayu tersebut besar menjadi gendang.
(Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Musik, 15 November 2013)
3. Aliran Musik
Aliran-Aliran Musik menurut Wikipedia.org antara lain :
a. Musik Klasik
Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengacu
pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat,
musik kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar
abad ke-9 hingga abad ke-212.
b. Musik Rakyat/Musik Tradisional
Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat
secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga
komponen yang saling memengaruhi diantaranya Seniman, musik
itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Sedangkan maksudnya
untuk mempersatukan persepsi antara pemikiran seniman dan
masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
melestarikan seni musik tradisional. Menjadikan musik tradisional
sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik
tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum.
c. Musik Keagamaan
Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin yang
berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3
senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil
diiringi gendang. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa
gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja.
Kasidah adalah seni suara yang bernapaskan Islam, dimana
lagu-lagunya banyak mengandung unsur-unsur dakwah Islamiyah
dan nasihat-nasihat baik sesuai ajaran Islam.
Nasyid adalah salah satu seni Islam dalam bidang seni
suara.Biasanya merupakan nyanyian yang bercorak Islam dan
mengandungi kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan
yang sejenisnya.
d. Blues
Blues adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik
dan genre musik yang diciptakan terutama dalam Afrika-Amerika
masyarakat di Deep South Amerika Serikat pada akhir abad ke-19
dari spirituil , lagu kerja , hollers lapangan , teriakan, dan narasi
sederhana berirama balada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
e. Jazz
Aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal
abad ke-20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa. Musik
jazz banyak menggunakan gitar, trombon, piano, trompet, dan
saksofon. Elemen penting dalam jazz adalah blue notes,
improvisasi, polyrhythms, sinkopasi, dan shuffle note.
f. Country
Musik country adalah campuran dari sejumlah unsur musik
Amerika yang berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan
Pegunungan Appalachia. Musik ini berakar dari lagu rakyat
Amerika Utara, musik kelt, musik gospel, dan berkembang sejak
tahun 1920an.
g. Rock
Musik rock atau musik cadas adalah genre musik populer
yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun 50an.
Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun
40 dan 50an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik
rock juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk
musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.
h. Pop
Pop Istilah pop dicetuskan pertama kali oleh pengamat seni
rupa berkebangsaan Inggris, Lawrence Alloway. Musik Pop
biasanya dipahami secara komersial rekaman musik, sering
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
berorientasi menuju pasar muda, biasanya rilik lagunya mudah
dipahami dan sederhana sesuai dengan tema yang ada.
i. RnB
R&B (ditulis juga RnB, singkatan dari rhythm and blues)
adalah genre musik populer yang menggabungkan jazz, gospel, dan
blues, yang pertama kali diperkenalkan oleh pemusik Afrika-
Amerika.
C. INTERIOR MUSIC CENTER
1. Auditorium Konser
Auditorium konser adalah ruangan tertutup yang digunakan untuk
keperluan konser (dalam hal ini konser musik). Dalam perancangan
auditorium konser dibutuhkan besaran ruang yang cukup untuk
menampung jumlah pengunjung yang ditentukan.
2. Toko Musik
Toko musik adalah tempat atau ruangan tertutup yang digunakan
untuk menjual berbagai peralatan musik. Dalam berbelanja manusia
suka untuk melihat-lihat pajangan di toko dan akhirnya membeli.
Sebuah toko yang baik adalah yang menata atau mendesain agar
barang yang dipajang terlihat bagus. Sebuah toko dapat dibagi menjadi
dua prinsip yaitu eksterior (memberikan identifikasi menghiasi bagian
depan toko, jendela pajangan dan display) dan interior (yang
melanjutkan janji-janji yang ditunjukkan dari display/pajangan).
Tampak depan dan desain harus tampak atraktif untuk menarik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
perhatian konsumen. Jalan masuk harus mudah dan berhubungan
antara sirkulasi dan layout, dan jika ada harus mudah untuk menuju ke
vertical transportation.
(Joseph De Chiara and Job Callahan, 1990:594-595)
3. Music Cafe
Music Cafe adalah tempat yang didalamnya menyediakan berbagai
pelayanan makanan maupun minuman bagi umum yang dikelola
secara profesional. Di dalam music cafe terdapat panggung kecil yang
biasa digunakan untuk pertunjukan musik.
D. TINJAUAN TENTANG FUTURISTIK
1. Sejarah Arsitektur Futuristik
Arsitektur Futuristik atau futurisme dimulai pada awal abad ke
20 dengan bentuk bangunan yang ditandai oleh anti -historicism dan
garis panjang mendatar, kecepatan, emosi dan urgensi yang artistik dan
gaya ini dimulai pada Italia dan berlangsung pada tahun 1909 sampai
1944. Gaya ini dihidupkan oleh penyair itu Filippo Tommaso Marinetti,
dan dia bekerja pada tokoh arsitektur terkemuka seperti arsitek
Antonio Sant'Elia dan seniman Umberto Boccioni, Giacomo Balla,
Fortunato Depero, Enrico Prampolini. pendukung bangunan futuristik
menyarankan kecepatan, teori pengaruh energi dan ekpresi yang kuat,
di dalam usahanya untuk membuat zaman arsitektur yang modern.
(Sumber :http://raudinadintha.blogspot.com/2011/04/arsitektur-
futuristik.html)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Gambar 2.2
Perspektif dari La Citta Nuova oleh Sant'Elia, 1914
(Sumber:http://raudinadintha.blogspot.com/2011/04/arsitektur-
futuristik.html)
Setelah permulaannya, Futurism telah menjadi suatu kata yang
lebih umum untuk mengangkat kecenderungan yang luas dalam disain
modern yang sangat ingin menciptakan arsitektur dengan gaya masa
depan ataupun sedikitnya gaya yang akan datang 10 tahun ke masa
depan. Futurism modern sebagian besar mulai dengan gaya desain
pada mobil ataupun kereta pada tahun 1950 di California. Futurism
adalah bukanlah suatu gaya tetapi suatu pendekatan terbuka ke
arsitektur, dan telah ditafsirkan kembali oleh generasi arsitek yang
berbeda dari beberapa dekade, tetapi pada umumnya ditandai dengan
membentuk ketajaman, bentuk dinamis, kontras kuat dan penggunaan
material yang berguna.
(Sumber : http://raudinadintha.blogspot.com/2011/04/arsitektur-
futuristik.html)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 2.3
Perspektif oleh Sant'Elia, 1914
(Sumber:http://raudinadintha.blogspot.com/2011/04/arsitektur-futuristik.html)
2. Tokoh-Tokoh Arsitektur Futuristik :
a. Santiago Calatrava
b. Norman Foster
c. Zaha Hadid
d. Cesar Peli
e. John Lautner
f. Frank O Gehry
3. Karakteristik Futuristik Menurut Haines dan Chiara
a. Bentuk tajam (bersudut)
b. Bentuk dinamis
c. Kontras kuat
d. Menggunakan material yang fungsional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
E. KAJIAN TENTANG DESAIN INTERIOR
1. Sistem Organisasi Ruang Panggung
Dalam Akustika Bangunan ada lima macam perorganisasian ruang
panggung, yaitu:
a. Panggung Proscenium
Bentuk dan pelatakan panggung yang disebut proscenium
adalah peletakan konvensional, yaitu penonton hanya melihat
tampilan penyaji dari arah depan saja. Komunikasi antara penyaji
dan penonton pada panggung semacam ini sangat minim.
Komunikasi yang dimaksud adalah tatap mata, perasaan kedekatan
antara penyaji dengan penonton, dan keinginan penonton yang secara
fisik terlibat dengan materi yang disajikan, misalkan ikut bergoyang,
dan lain sebagainya. Panggung semacam ini lebih cocok
dipergunakan untuk model sajian yang tidak membutuhkan tingkat
komunikasi yang tinggi seperti misalnya pertunjukan seni tari klasik
atau seni musik klasik.
(Christina E. Mediastika, Ph.D, 2005:94)
Gambar 2.4
Skematik model panggung proscenium
(Sumber:Christina E.Mediastika, Ph.D, 2005:94)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Panggung Terbuka
Panggung terbuka adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk pengembangan dari panggung proscenium yang memiliki
sebagian area panggung menjorok ke arah penonton, sehingga
memungkinkan penonton bagian depan untuk menyaksikan penyaji
dari arah samping contohnya catwalk tempat peraggaan busana.
Komunikasi antara penyaji dan penonton pada panggung semacam
ini lebih baik dan lebih terbangun. Pada panggung terbuka ini, baik
penyaji maupun penonton berada di dalam ruangan yang beratap.
(Christina E. Mediastika, Ph.D, 2005:94)
Gambar 2.5
Skematik model panggung terbuka
(Sumber: Christina E.Mediastika, Ph.D, 2005:94)
c. Panggung Arena
Panggung arena adalah panggung yang terletak di tengah-
tengah penonton, sehingga penonton dapat berada pada posisi di
depan, di samping, atau bahkan dibelakang penyaji. Panggung
semacam ini biasanya dibuat semipermanen dalam sebuah
auditorium multifungsi. Pada panggung semacam ini, komunikasi
antara penyaji dan penonton dapat berlangsung dengan amat baik.
Panggung arena sangat cocok untuk penampilan kelompok musik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(group band) beraliran remaja, yang mungkin menyajikan seni musik
sekaligus atraksi panggung yang aktif atau lincah.
(Christina E. Mediastika, Ph.D, 2005:94)
Gambar 2.6
Skematik model panggung arena
(Sumber: Christina E.Mediastika, Ph.D, 2005:94)
d. Panggung Extended
Bentuk panggung extended adalah pengembangan dari
bentuk proscenium yang melebar ke arah samping kiri dan kanan.
Bagian pelebaran atau perluasan ini tidak dibatasi dengan dinding
samping, sehingga penonton dapat menyaksikan penyaji dari arah
samping. Bentuk panggung semacam ini sangat cocok digunakan
untuk sajian acara yang terdiri dari beberapa bagian pertunjukan,
seperti misalnya penganugrahan penghargaan, yang terdiri dari acara
penganugrahannya sendiri, sajian musik, dan mungkin pula
dilengkapi dengan sajian lawak/komedi.
(Christina E. Mediastika, Ph.D, 2005:94)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 2.7
Skematik model panggung extended
(Sumber: Christina E.Mediastika, Ph.D, 2005:94)
2. Sistem Sirkulasi Ruang
Dalam buku Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Tatanan karangan
Francis D.K Ching dijelaskan bahwa sifat konfigurasi jalan (sirkulasi
ruang) mempengaruhi atau sebaliknya dipengaruhi oleh pola
organisasi ruang-ruang yang dihubungkannya. Konfigurasi jalan dapat
memperkuat organisasi ruang dengan mensejajarkan polanya. Atau
konfigurasi dapat dibuat sangat berbeda dengan bentuk organisasi
ruang dan berfungsi sebagai titik perlawanan visual terhadap keadaan
yang ada. Sekali kita berhasil membayangkan konfigurasi keseluruhan
jalan di dalam sebuah bangunan, orientasi kita di dalam bangunan dan
pemahaman kita tentang tata letak ruangnya menjadi jelas.
Sistem sirkulasi ruang ada 6 macam konfigurasi jalur sirkulasi
ruang. Keenam macam konfigurasinya adalah sebagai berikut:
a. Linier
Semua jalur pada dasarnya adalah linier. Jalan lurus dapar
menjadi unsur pengorganisir utama untuk satu sederet ruang-ruang.
di samping itu, jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran
(loop).
b. Radial
Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang
dari atau berhenti pada sebuah pusat, titik bersama.
c. Spiral (berputar)
Sebuah konfigurasi spiral adalah suatu jalan tunggal menreus,
yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusat dengan jarak yang
berubah.
d. Grid
Konfigurasi grid terdiri dari dua psang jalur sejajar yang saling
berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar
atau kawasan-kawasan ruang segi empat.
e. Jaringan
Suatu konfigurasi jaringan tediri dari jalan-jalan yang
menghubungkan titik-titik tertentu di dalam ruang.
f. Komposit (Gabungan)
Pada kenyataannya, sebuah bangunan umumnya membuat
kombinasi dari pola-pola di atas. Hal terpenting dalam setiap pola
adalah pusat kegiatan, jalan masuk ke ruangan, serta tempat untuk
sirkulasi vertical berupa tangga-tangga, landaian, dan elevator.
Semua bentuk titik pusat ini memberikan kejelasan jalur
pergerakan melalui bangunan dan menyediakan kesempatan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
berhenti sejenak, beristirahat, dan menentukan orientasi. Untuk
menghindari timbulnya orientasi yang membingungkan, suatu
susunan hirarkis di antara jalurjalur dan titik bangunan dapat
dibangun dengan membedakan skala, bentuk, panjang, serta
penempatan.
3. Elemen Pembentuk Ruang
a. Lantai
Lantai adalah bagian bawah atau alas suatu ruangan atau
bangunan. Dalam perancangan interior music center khususnya
auditorium konser, perancangan lantai harus sangat diperhatikan,
karena musik center membutuhkan sistem akustik, Adapun hal
yang perlu diperhatikan dalam perancangan lantai antara lain :
1). Fungsi Lantai
Lantai berfungsi sebagai bidang dasar yang digunakan
untuk aktifitas manusia dalam melakukan kegiatan diatasnya
dan sebagai alas dari suatu ruang. Misal, penggunaan material
lantai pada area panggung berbeda dengan material lantai pada
area penonton. Material lantai area panggung bisa
menggunakan material keras maupun lunak tergantung jenis
panggung. sedangkan lantai area penonton sebaiknya
menggunakan bahan lunak agar tidak menimbulkan bias.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2). Sifat Lantai
Lantai dapat membentuk sifat tertentu sesuai dengan
fungsinya. Dimana lantai dapat membentuk sifat/ daerah dalam
ruang, yaitu dengan membuat penaikan atau penurunan dari
sebagian lantai. Lantai dapat bersifat permanen maupun semi
permanen. Misal, pengaturan tinggi lantai pada area panggung
berbeda dengan ketinggian lantai pada area penonton. Lantai
area panggung harus lebih tinggi atau lebih rendah dari lantai
area penonton agar penonton dapat nyaman melihat penyaji di
atas panggung.
3). Karakter Lantai
Lantai dapat menentukan karakter ruang, yaitu dengan
menggunakan bentuk-bentuk pemilihan bahan, pola maupun
warna yang tepat atau sesuai dengan suasana ruang yang ingin
dicapai, sehingga karakter lantai dapat dicapai, karakter berat,
ringan, luas, sempit, dan sebagainya.
4). Konstruksi Lantai
Konstruksi lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan
lantai dipasang. Lantai harus dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan perambatan bunyi secara structurebone,
bias dan sebagainya. Misal, konstruksi lantai bisa
menggunakan lantai ganda (raised floor).
Dalam perancangan interior musik center selain
memperhatikan fungsi, sifat, karakter, serta konstruksi lantai, juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
harus memperhatikan fungsi akustik lantai, karena fungsi akustik
dalam musik center mutlak diperlukan. Adapun fungsi akustik
lantai yang sering digunakan antara lain:
1). Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet.
Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang penyerapan
bunyi.
2). Lantai keras, lantai yang terbuat dari batu seperti granit dan
marmer yang dapat memantulkan bunyi.
Adapun alternatif bahan yang digunakan adalah dalam sebuah
rancangan musik center antara lain :
Jenis Bahan
Kriteria Umum
Granit
a) Material keras b) Memantulkan Suara c) Tahan gores d) Tahan lama e) Mudah perawatan f) Kuat menahan beban g) Permanen h) Kaku dan keras i) Natural
Karpet a) Material Lunak b) Menyerap Suara c) Tidak tahan gores d) Tidak tahan lama e) Kaya akan bentuk dan
corak f) Mudah pemasangan,
penggantian, dan perawatan
Tabel 2.1
Material Lantai
(Sumber : analisis penulis,2013)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b. Dinding
Dalam suatu bangunan dinding berfungsi sebagai pembatas
ruang, pemikul beban di atasnya, penutup atau pembatas ruangan
baik visual maupun akustik. Dari keterangan diatas bahwa dinding
sebagai pembatas ruang, baik visual maupun akustik amat
berhubungan dengan pemilihan bahan. Sedangkan dinding sebagai
pemikul beban dari atas berhubungan dengan konstruksi/ teknik.
Dan sebagai pelindung menghadapi alam luar, hal ini sangat
penting bagi kebutuhan keamanan kesehatan dalam ruang.
Dinding pada suatu bangunan dapat sebagai dinding struktur
dapat pula hanya sebagai pembatas, hal ini tergantung dari sistem
struktur yang dipakai dalam perencanaannya.
Adapun beberapa jenis bahan yang berfungsi sebagai penutup
dinding adalah sebagai berikut :
1). ACP (Aluminium Composite Panel)
2). Gypsumboard
3). Kaca tempered
4). Beton/semen
5). Plywood
c. Ceiling
“Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup
bagian atas. Kesan pertama adalah adanya tinggi rendah ruang,
berfungsi sebagai bidang penempatan lampu, penempatan AC,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
sprinkler head, audio loudspeaker dan sebagai peredam suara atau
akustik”. (John F. Pile, 1995:250)
Desain dari ceiling disesuaikan dengan area yang dinaungi di
bawahnya. Misalnya saja ceiling dibuat bertrap pada ruang
auditorium guna memberikan kemungkinan pemantulan suara yang
secara teratur mengarah pada penonton.
Dalam merencanakan langit-langit atau ceiling perlu
diperhatikan beberapa hal antara lain yaitu:
1) Penentuan Ketinggian
Penentuan ketinggian langit-langit disamping
pertimbangan fungsi langit-langit itu sendiri, dapat juga
dilakukan berdasarkan pertimbangan proporsi dari ukuran
ruang (panjang, besar, tinggi). Terlebih lagi jika ingin dibuat
permainan langit-langit (drop ceiling), canopy, pergola.
2) Bentuk Penyelesaian
Bentuk penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan
fungsinya, jika sebagai ventilasi udara panas, maka bentuk
lubang atau penurunan langit-langit dapat dibentuk sesuai
sebagaimana langit-langit itu diselesaikan seperti bentuk-
bentuk polos, rata, grid/ berkotak-kotak, garis geometrik/
lurus, berpola, sruktural.
3) Konstuksi Pemasangan
Konstruksi langit-langit perlu diperhatikan bagaimana
pemasangannya atau bagaimana menempel pada dinding,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
misal dengan rangka kayu, besi, digantungkan, atau disangga.
Perlu diperhatikan juga konstruksi pemasangan bidang
penutup langit -langit.
4. Furniture
Dalam suatu ruangan pasti ada kegiatan atau aktivitas yang
diwadahi, oleh karena itu dalam suatu ruangan hendaknya ada furnitur
yang mampu mewadahi dan memenuhi kebutuhan untuk aktivitas yang
ada didalam ruangan tersebut. Furnitur selain untuk mewadahi
aktivitas yang ada juga sebagai elemen pembentuk ruang. Hal ini
berkaitan dengan fungsi furnitur dalam fungsi keindahan atau estetis
suatu ruang. Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam
pemilihan furnitur adalah tingkat efektif sebuah furnitur terhadap
ruangan tertentu, apakah furnitur tersebut nantinya akan menghabiskan
tempat atau tidak sehingga tidak mengganggu aktivitas sirkulasi ruang
tersebut. Penyusunan furnitur akan menimbulkan berbagai aspek yang
berhubungan dengan jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual.
Semua ini memiliki kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang
lain. Setelah semua faktor tersebut terpenuhi kemudian meningkat
pada tahap berikutnya yaitu bagaimana menerjemahkannya dalam
desain.
5. Interior Sistem
a. Pencahayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Pencahayaan yang digunakan dalam perancangan interior
music center ini yaitu pencahayaan buatan. Persyaratan secara
umum pencahayaan adalah mudah pemasangan, mudah
perawatan, tahan lama, dan sesuai tema. Tingkat penerangan
disesuaikan dengan kegiatan dalam masing-masing ruang.
Bentuk pencahayaan juga sesuai dengan fungsi dan kegiatan
ruang. Sebagai tujuan adanya sumber cahaya didalam ruang,
dijelaskan sebagai berikut.
1). Cahaya memungkinkan penghuni bergerak dan berjalan
secara mudah dan aman.
2). Cahaya menciptakan lingkungan yang memungkinkan
penghuni melihat detail-detail dari tugas dan kegiatan visual
secara mudah dan tepat.
3). Cahaya menciptakan lingkungan visual yang nyaman dan
berpengaruh baik terhadap prestasi.
(Kusudiajo Hadinoto , 1978:37)
Yang dimaksud dengan pencahayaan buatan ialah
penerangan yang berasal dari cahaya buatan manusia, seperti
cahaya lampu. (J.Pamudji Suptandar , 1999:225)
Pada umumnya sumber cahaya buatan yang kita gunakan
dalam perencanaan interior adalah pencahayaan lampu listrik.
Seperti dijelaskan dalam Human Faktor Design Hand book
bahwa, “Cahaya buatan dipakai apabila tidak cukup cahaya alami
untuk dapat digunakan melihat pekerjaan yang diinginkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
atau apabila untuk mengendalikan warna cahaya pada suatu
ruangan tertentu”. (Wesly E woodson, 981:149)
Pencahayaan lampu tersebut dapat digunakan sebagai
sumber cahaya bagi kegiatan sehari-hari dan menciptakan unsur
keindahan dalam desain suatu ruangan. Kita banyak
menggunakan cahaya buatan pada perancangan interior suatu
bangunan untuk menciptakan suatu kondisi-kondisi tertentu
sesuai dengan kebutuhan dan fungci ruangan tersebut, agar
menimbulkan kenyamanan bagi penghuninya.
Contoh sumber cahaya buatan antara lain adalah:
1). Lampu Pijar (incandescent)
Lampu pijar terdiri dari tiga pokok yaitu basis, filamen
(benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya (fluks
cahaya) yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang
menyala tergantung pada suhu filamennya. Dengan
memperbesar input tenaga, suhu filamen meningkat, radiasi
bergeser ke arah gelombang cahaya lebih pendek dan lebih
banyak cahaya tampak lebih putih. Pengendalian lampu pijar
sebagai sumber cahaya umumnya dengan melapisi bola
lampu dengan maksud mendifusikan cahaya.
2). Lampu Fluorescent
Bentuk lampu ini dapat berupa tabung (tube lamp)
maupun bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu lampu
pelepas listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Lampu fluorescent generasi terbaru penggunaan listriknya
semakin efisien (mencapai 80 lumen per watt) dan distribusi
speltralnya mendekati grafik kepekaan mata, sehingga tidak
terjadi penyimpangan warna.
Gambar 2.8
Lampu Fluorescent
(Sumber : http://elektronika-dasar.web.id)
3). Lampu HID (High-Intensity Discharge Lamps)
Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap
zat logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari
lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap
merkuri bertekanan tinggi. Efikasinya antara 40 – 60
lm/watt. Dibutuhkan waktu antara 3 – 8 menit (untuk
menguapkan merkuri) sebelum menghasilkan cahaya
maksimal. Karena itu disebut lampu metal-halida.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 2.9
Lampu HID (High-Intensity Discharge Lamps)
(Sumber : http://www.lightingever.de/)
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam
pencahayaan, dipakai beberapa type lampu antara lain yaitu:
1). Flood Light, lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan
sebesar 100o – 180o
2). LED Strip Light, lampu ini mirip seperti kabel roll menyala.
Lampu ini dapat dipotong sesuai panjang yang dibutuhkan.
3). Sot Light, lampu dengan hasil cahaya yang menyebar,
sehingga tidak banyak menimbulkan bayangan.
4). Special Flood Light, lampu dengan sudut kasus kurang dari
100o
5). Reflector Spotlight, merupakan reflektor yang sederhana dan
mudah menyesuaikan dengan sudut pencahayaan dan
pengoperasian.
6). Sealed Beam Lamp, lampu dengan reflektor bervariasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
7). Lens Spotlight, terdiri dari lensa sederhana dengan atau tanpa
reflector.
8). Profile Spotlight, lampu yang menghasilkan sudut
pencahayaan yang kuat dan dapat disesuaikan silhuette yang
dikehendaki
9). Effects Spotlight, untuk menghasilkan proyeksi yang sama
dengan obyeknya
10). Bifocal Spotlight, efek spotlight yang dilengkapi dengan
dua saklar atau lebih, sehingga dapat digunakan sebagai lampu
dengan sudut pencahayaan yang kuat dan lemah serta
kombinasinya.
Berdasarkan pendistribusian cahaya terdapat 5 sistem
penerangan (iluminasi) yang masing-masing berbeda sifat,
karakter dan pengaruh distribusi cahayanya. Lima sistem tersebut
meliputi :
1). Sistem pencahayaan langsung ( direct lighting )
Sistem iluminasi ini 90% hingga 100% cahaya
mengarah langsung ke obyek yang diterangi. Oleh karena
itu sistem ini mengakibatkan penyinaran efektif,
menimbulkan kontras dan bayangan, terjadi silau, baik
langsung dari sumber cahaya maupun akibat cahaya
pantulan.
2). Sistem pencahayaan setengah langsung ( semi direct
lighting )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Pada sistem iluminasi ini, 60% sampai 90% cahaya
mengarah pada obyek yang diterangi dan cahaya selebihnya
menerangi langit-langit dan dinding yang juga
memantulkan cahaya karena obyek tersebut.
3). Sistem iluminasi difus ( general diffuse lighting )
Sistem iluminasi difus jika 40% sampai 60% cahaya
diarahkan pada obyek dan sisanya menyinari langit-langit
dan dinding, yang juga memantulkan cahaya kearah obyek
tersebut.
4). Sistem pencahyaan setengah tak langsung ( semi indirect
lighting )
Pada prinsipnya sistem ini merupakan kebalikan
dari sistem setengah langsung. Sistem setengah tak
langsung 60% hingga 90% cahaya diarahkan pada langit-
langit dan dinding, sisanya diarahkan langsung ke obyek.
Karena sebagian besar cahaya mengenai bidang kerja,
berasal dari pantulan langit-langit dan dinding. Maka dapat
dikatakan cahaya yang datang berasal dari segala arah,
sehingga bayangan relatif tidak tampak dan silau dapat
diperkecil.
5). Sistem iluminasi tidak langsung ( indirect lighting )
Pada sistem ini 90% hingga 100% cahaya diarahkan
ke langit-langit dan dinding. Oleh karena keseluruhan
cahaya yang menyinari obyek pada bidang kerja merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
cahaya pantulan segala arah dari langit-langit dan dinding,
maka mengakibatkan: penyinaran tidak efektif, tidak ada
kontras dan relatif tidak menimbulkan bayangan, tidak
menyilaukan.
Ditinjau dari sistem perletakannya, perletakan sumber cahaya
dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain:
1). Cornice, adalah suatu sistem pencahayaan umum, yang
pemasangannya pada dinding bagian atas atau pertemuan
antara ceiling dan dinding. Sumber cahaya dihasilkan dari
flourescent tube (sebagai sumber cahaya pantul).
2). Recessed in ceiling, adalah suatu sumber pencahayaan yang
difungsikan sebagai penerangan pada panel, built in dan
sebagainya, yang pemasangannya pada ceiling. Sumber
cahaya dihasilkan dari incandescen lamp.
3). Attached to ceiling, adalah penempatan lampu pada
permukaan ceiling sebagai penerangan umum.
4). Hanging lighting adalah penempatan lampu dengan cara
digantung berfungsi sbagai penerangan umum.
5). Luminous ceiling adalah penempatan lampu yang ditutup
dengan screeb jernih dan sumber cahaya dari flourescent
lamp.
6). Soffit adalah suatu pencahayaan yang dipakai sebagai
penerangan pada lekukan dinding yang penerangannya dari
flourescent lamp.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
7). Cove lighting merupakan suatu pencahayaan yang dipakai
sebagai efek, sumber cahaya dipasang pada dinding yang
diarahkan ke permukaan ceiling.
8). Valance lighting adalah suatu pencahayaan yang
pemasangannya pada dinding yang penyinarannya diarahkan
ke permukaan ceiling secara langsung. Sumber cahaya jenis
flourescent lamp yang disembunyikan dibalik frame.
9). Wall bracket lighting adalah suatu pencahayaan yang
dipasang pada dinding dengan memakai lampu cahaya atau
dekorasi.
b. Penghawaan
Penghawaan mempunyai peranan penting pada kebutuhan
udara yang optimal dalam ruangan termasuk kelembaban udara
dalam ruang. Seperti dijelaskan bahwa “Penanganan sistem
ventilasi harus memperhatikan faktor-faktor kelambapan agar
memenuhi unsur kenyamanan dalam ruang”. (Pamudji
Suptandar , 1982:62 ).
Penghawaan dalam music center ini menggunakan
penghawaan buatan atau ventilasi buatan. Pengertian dari
ventilasi buatan yaitu “penghawaan yang diperoleh secara buatan
atau mengalami proses mekanisme”. (Pamudji Suptandar,
1982:83)
Ventilasi buatan ini terdiri dari dua macam, sepeti dijelaskan
Pamudji Suptandar di bawah ini .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1). Exhoust yaitu mekanisme dari kipas angin dengan sisitim
menggerakkan udara denagan tidak mengurangi
kelembapan udara alam.
2). A.C. yaitu sisitim mekanisme memasukkan udara segar
dengan termperatur maupun kelembapan tertentu. A.C.
dipakai apabila ventilasi alam tidak memenuhi
persyaratan; polusi udara, polus suara, dan apabila ingin
mendapatkan kelembapan udara yang konstan.
3). Selanjutnya dijelaskan pengertian jenis A.C tersebut oleh
Pamudji Suptandar dalam bukunya interior desain yang
menyebutkan .
4). Window unit, yaitu jenis AC yang dipergunakan pada
ruang-ruang kecil dimana sistim mekaniknya terdapat
pada satu unit yang kompak. Pemasangan unit tersebut
bisa pada jendela bagian atas maupun bawah pada
dinding sebagai ornamen hiasan.
5). Split unit, yaitu jenis AC yang dipergunakan untuk satu
atau beberapa ruang, sedangkan perlengkapan untuk
evaporator terpisah pada tiap ruang. Unit ini berdiri
sendiri pada lantai dengan bentuknya yang indah sepadan
dengan furniture lain yang merupakan ornamen.
6). Package Unit yaitu Jenis AC yang dipergunakan dalam
satu ruang yang cukup luas seperti restoran, super market
dan sebagainya. Perlengkapan evaporator dan condensor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
terpisah dan tersendiri. Unit ini bisa berdiri sendiri atau
built-in, sehingga dapat menambah keserasian dalam
ruangan.
7). Central Unit yaitu, jenis yang dipergunakan untuk ruang
yang luas sekali seperti restoran pekantoran, gedung
teater, shopping center. Perlengkapan keseluruhan
terletak di luar ruangan kemudian didistribusikan ke
masing-masing ruang melalui ducting dan berahkir
dengan diffuser.
(Pamudji Suptandar, 1982:83)
c. Akustik
Akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara,
bagaimana suara diproduksi/dihasilkan, perambatannya, dan
dampaknya, serta mempelajari bagaimana suatu ruang/medium
meresponi suara dan karakteristik dari suara itu sendiri yang
sensasinya dirasakan oleh telinga.
Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi
yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi tata
suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan,
serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-
ruang khusus yang menghendaki sistem akustik spesifik.
Akustik pada bangunan dengan fungsi sebagai auditorium
konser memiliki sejumlah persyaratan dengan memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
tingkat acoustic pressure level, perlu tidaknya isolasi suara/bunyi,
dan konsep dari masing-masing ruang yang ada.
Pengaturan bunyi sangatlah penting dalam sebuah auditorium
karena untuk meredam suara supaya tidak keluar dari ruangan dan
tidak mengganggu. Dengan mempergunakan bahan penyerap bunyi
pada lantai,dinding,dan ceiling yang sesuai dengan kebutuhan
ruang.
Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang
terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu bunyi langsung,
bunyi pantul dan bunyi serap.
1). Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber
suara yang berjalan langsung mencapai pendengaran.
2). Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara
yang dalam pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih
dahulu mengenai bidang pantul.
3). Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan
karena material absorbsi.
(Prasasto Satwiko, 2004:129)
Klasifikasi bahan penyerap bunyi yang sering digunakan pada
auditorium, diantaranya adalah :
1). Bahan Berpori
Contoh: fiber board, mineral wood, dan soft plester.
2). Penyerap Panel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Contoh : panel kayu, plastic board, langit-langit, plesteran
yang digantung, lantai kayu, plat logam.
6. Sistem Keamanan
Sistem keamanan adalah sistem yang mendukung tingkat
kenyamanan fugsi bangunan/ruang. Sistem keamanan diperhatikan
pada dua aspek, yaitu sistem keamanan dari tindak kriminal dan
keamanan dari bencana seperti kebakaran. Masing-masing aspek
memiliki jalan keluarnya. Sistem keamanan dari tindak kriminal
menggunakan pos keamanan, kamera CCTV, adanya tombol
panik/tombol darurat dan sebagainya. Untuk keamanan bencana
dengan adanya pintu darurat, jalur evakuasi, sirine, detektor api dan
pemadam api.
7. Dimensi Dan Ergonomi
Untuk perancangan suatu ruang dan perabot diperlukan acuan atau
dasar dalam menetapkan ukuran ukuran dari tiap sisi, salah satunya
yang paling utama adalah dimensi dan ergonomi bagi manusia. Karena
dari perancangan ruang dan perabot semuanya juga kembali kepada
kenyamanan bagi pengguna. Untuk itu terdapat dimensi dari manusia
dan kebutuhan ruang yang didapat dari buku Human Dimension and
Interior Space karangan Julius Panero.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Gambar 2.10
Dimensi Hubungan Visual/Display
(Sumber : Panero, Julius, dan Martin Zelnik, 2003:71)
Gambar 2.11
Dimensi Duduk
(Sumber : Panero, Julius, dan Martin Zelnik,2003:71)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Gambar 2.12
Dimensi Duduk Berundak Satu Baris
(Sumber : Panero, Julius, dan Martin Zelnik, 2003:72)
Gambar 2.13
Dimensi Area Receptionist
(Sumber Panero, Julius, dan Martin Zelnik, 2003:73)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 2.14
Dimensi Area Toko
(Sumber : Panero, Julius, dan Martin Zelnik, 2003:74)
8. Gerak Dan Perilaku
Selain studi dimensi dan ergonomi juga tidak melupakan studi dari
aspek gerak dan perilaku dimana dari ini akan mempengaruhi dalam
perancangan interior Music Center. Perilaku setiap pengunjung yang
menyenangi musik pasti akan mencoba untuk melihat, mendengar atau
memegang barang yang mereka jumpai yang menurut mereka menarik.