Upload
devi-ratnasari
View
474
Download
92
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah Pengaruh Guru Matematika Profesional
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia RI Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat (1) dengan tegas menjelaskan bahwa
Guru adalah tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia sekolah pada jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Begitu pula menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Adapun guru profesional itu
sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang
dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi
proses belajar peserta didik, yang nantinya akan menghasilkan prestasi peserta
didik yang lebih baik.
Guru sebagai bagian dari tenaga kependidikan memiliki kedudukan yang
sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan
lembaga sekolah dapat dicapai secara maksimal apabila tenaga guru memiliki
kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan yang meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi
kepribadian.
Keberhasilan belajar peserta didik merupakan bagian dari dampak
kepemilikan kompetensi guru yang memadai dalam proses belajar mengajar.
Keberhasilan belajar peserta didik biasanya dilihat dari kualitas atau perubahan
yang ditunjukan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran, sehingga dapat
dinilai melalui sejauh mana kebutuhan belajar peserta didik dapat dipenuhi
secara optimal oleh guru dengan melihat indikator-indikator yang
1
2
mempengaruhi mutu lulusan, yaitu melalui Standar Kompetensi Lulusan
(SKL).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dan membahasnya dalam bentuk makalah yang berjudul
“PENGARUH PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA TERHADAP
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS AS-SA’ADAH “
Untuk itu, penulis melakukan penelitian langsung ke MTs As-sa’adah
kelas VII. Adapun sampelnya kelas VII B yang berjumlah 20 orang.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitan ini dapat dikemukakan beberapa pertanyaan yang
menyangkut permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum guru profesional?
2. Apakah ada pengaruh pembelajaran matematika oleh guru profesional
terhadap hasil belajar peserta didik di MTs As-Sa’adah?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui gambaran umum guru profesional.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran oleh guru profesional terhadap
hasil belajar peserta didik di MTs As-sa’adah.
D. Kegunaan Makalah
1. Sebagai penambah wawasan mengenai profesionalisme guru.
2. Memberikan informasi tentang pengaruh pembelajaran oleh guru
profesional.
3.
BAB IIPENGARUH PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS AS-SA’ADAH
A. Kajian Teoretis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:789), “Profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb)
tertentu, profesional adalah memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya, dan profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk
yang merupakan ciri suatu profesi atau orang profesional.”
Selain ketiga istilah tersebut, jika dikaitkan dengan konsep guru kita
mengenal isitilah profesi guru, guru sebagai tenaga profesional, dan
profesionalisme guru.
Profesi guru adalah pekerjaan guru dalam mendidik sebagai sebagai hasil
pendidikan keahlian dalam bidang keguruan dan kependidikan.Guru sebagai
tenaga profesional , mengandung arti bahwa dalam menyandang profesi guru
harus memiliki tanggung jawab moral yang cukup berat. Dalam mengemban
tugas profesi guru diperlukan komitmen dan kepandaian khusus dalam
menyelenggarakan pendidikan. Kepandaian-kepandaian khusus yang dituntut
(sesuai dengan isi ayat 2 pasal 39 Undang-undang RI nomor 20) yaitu (1)
kepandaian dalam menyusun perencanaan pembelajaran, (2) kepandaian dalam
melaksanakan proses pembelajaran, (3) kepandaian dalam menilai hasil
pembelajaran, dan (4) kepandaian dalam upaya melaksanakan perbaikan
pembelajaran. Profesionalisme guru adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk
yang merupakan ciri guru profesional.
B. Pembahasan
Guru dan dosen adalah pendidik, namun tidak semua pendidik adalah
guru dan dosen. Seseorang yang memiliki sebutan guru dan dosen hanyalah
pendidik yang berada pada lingkungan pendidikan. Dalam ayat 2 pasal 39,
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
4
dinyatakan, “ Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melaksanakan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.”
Menggaris bawahi kalimat “guru merupakan tenaga profesional”,
terdapat kompetensi standar yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional,
yaitu:
1. Pemilikan kemampuan atau keahlian yang bersifat khusus
Sebagai guru profesional, guru tersebut harus mempunyai keahlian dalam
mata pelajaran tertentu misalnya guru bidang studi matematika harus
mempunyai pengetahuan tentang matematika secara mendalam.
2. Tingkat pendidikan minimal
Sesuai dengan Undang-undang Guru dan Dosen, seorang guru
profesional diwajibkan memiliki kualifikasi pendidikan S1 sesuai
bidangnya.
3. Sertifikasi keahlian
Sertifikat Pendidikan bagi seorang pendidik adalah merupakan bukti
pengakuan guru sebagai tenaga profesional. Menurut Undang-undang RI
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, sertifikat pendidik diberikan kepada
guru yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi akademik
4. Harus menguasai keahlian dalam kemampuan materi keilmuan dan
keterampilan metodologi
Seorang guru profesional diwajibkan untuk menguasai keahlian dan
kemampuan dalam materi keilmuan dan keterampilan metodologi
pembelajaran.
5. Memiliki rasa tanggungjawab
Mengemban profesi sebagai guru yang sepatutnya menjadi panutan bagi
perserta didik harus mempunyai tanggung jawab atas pekerjaannya, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara, ataupun terhadap
lembaga dan organisasi profesi guru.
5
6. Guru harus mengembangkan rasa kesejawatan yang tinggi dengan sesama
guru
Seorang guru profesional tidak hanya dilihat dari bagaimana dia
mengajar dan memiliki keahlian khusus dalam bidangnya, tetapi hubungan
antar sesama guru pun harus dibina dengan baik.
Di Indonesia, pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan
profesionalisme guru di antaranya dengan cara:
1. Meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan
Meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih
tinggi bagi tenaga pendidik mulai dari tingkat sekolah sampai tingkat
perguruan tinggi. Kualifikasi tersebut sebagaimana tertuang dalam Pasal
1 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 disebutkan bahwa guru wajib
memiliki kualifikasi akademik program sarjana (S-1) atau Diploma
empat (D-IV) yang diperoleh melalui pendidikan tinggi.
2. Program sertifikasi
Sertifikat pendidik merupakan bukti pengakuan guru sebagai tenaga
profesional. Menurut Undang-undang RI Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen, sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi
persyaratan kualifikasi akademik. Sertifikat pendidik diberikan kepada
seseorang yang telah dinyatakan lulus dalam ujian sertifikasi pendidik
serta diyakini mampu melaksanakan tugas mendidik, mengajarkan,
melatih, membimbing, dan menilai hasil belajar peserta didik. Adapun
tujuan sertifikasi ini adalah meningkatkan mutu guru, melindungi profesi
guru dari praktik yang tidak kompeten dan merusak citra profesi guru.
Penyelenggara ujian sertifikasi guru melibatkan unsur lembaga, sumber
daya manusia, dan sarana pendukung. Lembaga penyelenggara ujian
sertifikasi adalah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Pemerintah, Lembaga Pengguna
(Ditjen Manajemen Dikdasmen dan Ditjen PMPTK), dan Dinas
Pendidikan Provinsi.
6
3. Pendidikan dalam jabatan
Bentuk pendidikan ini dapat berupa penataran dan lokakarya untuk
meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan proses belajar
pembelajaran dapat dilakukan oleh sekelompok guru. Dengan demikian,
para guru tidak hanya memperoleh bekal pengetahuan, tetapi juga dapat
meningkatkan kompetensi dan keterampilan pembelajarannya.
4. Peningkatan kesejahteraan guru
Pemerintah telah berupaya meningkatkan kesejahteraan guru yang
dilakukan melalui pemberian tunjangan profesi. Tunjangan profesi ini
diberikan kepada guru yang memenuhi persyaratan, diantaranya
memenuhi persyaratan akademik sebagai guru tetap yang diangkat oleh
pemerintah.
5. Memberikan reward (penghargaan) dan perlindungan
Pemberian penghargaan dan perlindungan bagi guru mendapat perhatian
yang serius dari pemerintah, dibuktikan dengan diterbitkannya UU No.
14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang mengamanatkan
pemberian penghargaan dan perlindungan kepada guru. Dalam UU
tersebut disebutkan bahwa guru yang berprestasi, berdedikasi luar biasa
dan/atau bertugas di daerah khusus berhak memperoleh penghargaan.
6. Mengembangkan kompetensi guru
Upaya pemerintah dalam mengembangkan kompetensi guru termuat
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 16 Tahun 2007
bahwa seorang guru dipersyaratkan memiliki standar akademik dan
kompetensi guru. Standar kompetensi guru terdiri atas empat kompetensi
dasar yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi konsep materi
ajar. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus
dimiliki oleh guru sebagai individu yang mantap, stabil,dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
7
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik khususnya, memiliki akhlak mulia yang mulia
sesuai dengan agama yang dianut. Kompetensi profesional merupakan
kemampuan yang berkenaan dengan materi pembelajaran bidang studi
secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan
sebagai guru.
Pemerintah tidak semata-mata mengupayakan berbagai cara tersebut untuk
meningkatkan profesionalisme guru, jika tidak ada pengaruh yang signifikan
terhadap mutu pendidikan dalam hal ini hasil belajar peserta didik. Maka dari
itu kami tertarik untuk mengkaji seberapa besar pengaruh pembelajaran
Matematika oleh guru profesional terhadap hasil belajar peserta didik, dengan
cara menyebar angket yang berisi serangkaian pertanyaan yang harus dijawab
oleh peserta didik. Di dalam angket tersebut terdapat beberapa kompetensi
pedagogik yang akan diteliti sebagai guru profesional, yaitu kemampuan guru
dalam merencanakan program belajar mengajar, kemampuan guru dalam
menguasai bahan pelajaran, kemampuan guru dalam melaksanakan dan
mengelola proses belajar mengajar.
Adapun pendekatan penelitian yang dilakukan dalam makalah ini adalah
pendekatan analisis korelasional, yaitu menguji hubungan antara
profesionalisme guru Matematika dengan prestasi belajar peserta didik (nilai
raport) bidang studi Matematika.
Angket (terlampir) yang disebarkan kepada peserta didik kemudian
dianalisis dan diberikan skor jawaban per item soal dengan perincian sebagai
berikut:
8
Tabel II.1
Analisis Item Untuk Skor Angket Profesionalisme Guru
Dalam Bidang Studi Matematika
SU
BY
EK ITEM ANGKET
JUM
LA
H S
KO
R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 3 4 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 2 72
2 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 3 4 2 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 2 2 74
3 2 4 4 3 2 2 1 2 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3 2 2 1 2 78
4 3 2 3 2 4 3 3 2 4 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 73
5 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 68
6 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 81
7 4 4 4 4 2 3 2 3 1 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 79
8 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 2 2 3 79
9 2 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 79
10 2 1 4 4 3 2 2 3 2 1 4 4 4 2 4 4 4 2 1 4 4 3 2 2 3 74
11 2 4 2 2 3 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 3 2 2 3 76
12 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 4 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 76
13 2 4 4 2 3 3 2 3 1 2 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 2 3 76
14 2 2 2 4 2 2 1 2 2 1 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 2 2 1 2 72
15 4 4 2 4 3 3 2 2 1 4 4 4 2 2 3 2 4 4 4 2 4 3 3 2 2 78
16 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 83
17 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 87
18 3 2 4 3 2 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 3 2 3 81
19 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 3 2 2 2 2 77
20 4 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 80
JUMLAH 1543
Jumlah skor dibagi oleh jumlah peserta didik (1543:20), hasil yang
diperoleh adalah 77,15. Dengan demikian, jumlah skor rata-rata tingkat
9
profesionalisme guru Matematika MTs As-Sa’adah adalah baik. Kemudian
Prestasi Belajar peserta didik diambil dari nilai raport peserta didik sebagai
berikut:
Tabel II.2
Daftar Nilai Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika Semester 1
No Nama Peserta didik Nilai
1 Abdul Sidik 60
2 Ahsanul Holikin 70
3 Ai Aminah Saropah 72
4 Ali Aminudin 65
5 Alwi Sihab 75
6 Anan Banani 85
7 Ari Aulia F 70
8 Esi Purnamasari 72
9 Feri 75
10 Fitri Ayu Asha 70
11 Hani Aenun Nisa 80
12 Helmi Ramadan 70
13 Maulana Idham M 80
14 Melisa Nurdiana 75
15 Miqdam Muhamad A 72
16 Mira Nurlela 85
17 Nisa Afifah 90
18 Sri Wahyuni 72
19 Syahrul Ramadan 80
20 Winda Sari Asri 70
Jumlah 1488
10
Jumlah nilai keseluruhan bidang studi Matematika MTs As-Sa’adah
adalah 1488. Setelah jumlah nilai 1488 dibagi dengan jumlah peserta didik
yang berjumlah 20 orang, maka nilai rata-rata peserta didik MTs As-sa’adah
adalah 72.40. Dengan demikian, nilai rata-rata prestasi belajar peserta didik
dalam bidang studi Matematika di MTs As-Sa’adah adalah cukup baik.
Untuk menguji data antara skor angket profesionalisme guru dalam
bidang studi Matematika dengan hasil belajar peserta didik, penulis melakukan
perhitungan dengan mengkorelasikan kedua nilai tersebut. Variabel X adalah
skor angket Profesionalisme Guru dan variabel Y adalah nilai hasil belajar
peserta didik.
Tabel II.3
Analisis Korelasi Variabel X (Profesionalisme Guru Dalam Bidang Studi
Matematika) dan Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa)
Subjek X Y X2 Y2 XY1 72 60 5184 3600 43202 74 70 5476 4900 51803 78 72 6084 5184 56164 73 65 5329 4225 47455 68 75 4624 5625 51006 81 85 6561 7225 68857 79 70 6241 4900 55308 79 72 6241 5184 56889 79 75 6241 5625 592510 74 70 5476 4900 518011 76 80 5776 6400 608012 76 70 5776 4900 532013 76 80 5776 6400 608014 72 75 5184 5625 540015 78 72 6084 5184 561616 83 85 6889 7225 705517 87 90 7569 8100 783018 81 72 6561 5184 583219 77 80 5929 6400 616020 80 70 6400 4900 5600
Jumlah
1543 1488 119401 111686 115142
11
r xy=N ∑ XY −(∑ X)(∑Y )
√{N ∑ X2−(∑ X )2}{N ∑Y 2−(∑Y )2 }
Keterangan:
rxy : Angka indeks korelasiN : Jumlah peserta didikxy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor yx : Jumlah seluruh skor xy : Jumlah seluruh skor y
r xy=20 ∙115142−(1543 ∙ 1488)
√ {20 ∙119401−15432 }{20 ∙ 111686−14882 }
r xy=2302840−(2295984 )
√ {2388020−2380849 }{2233720−2214144 }
r xy=6856
√7171 ∙ 19576
r xy=6856
√140379496
r xy=6856
11848,18r xy=0,579
Dari perhitungan diatas diperoleh angka korelasi antara Profesionalisme
guru Matematika dengan Hasil Belajar Peserta didik sebesar 0,579 yang berarti
antara kedua variabel tersebut terdapat hubungan/korelasi yang cukup tinggi.
Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian serupa, diantaranya yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sartika Salam pada tahun 2012 dengan
judul “Analisis Pelatihan Terhadap Kompetensi Pedagogik dan Profesional
Guru Serta Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik: Studi pada
Guru Matematika SMP di Kota Makassar”. Dalam penelitian tersebut
disimpulkan Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar peserta didik yang secara
simultan memberikan kontribusi sebesar 47,2% dan sisanya 52,8% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
12
Pengaruh kompetensi pedagogik dan profesional guru tersebut sejalan
dengan yang dikemukakan Hamalik (2009:36) dalam bukunya yang berjudul
Pendidikan Guru bahwa :
“Proses belajar dan hasil belajar para peserta didik bukan saja ditentukan
oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian
besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing
mereka.”
Guru dengan kompetensi yang baik akan mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu
mengelola kelasnya yang pada akhirnya akan membantu peserta didik untuk
mendapatkan prestasi belajar yang optimal.
BAB IIISIMPULAN
A. Simpulan
Seorang guru yang profesional harus memenuhi empat kompetensi guru
yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yaitu: Kompetensi Pedagogik,
Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional.
Dari penelitian yang dilakukan di MTs As-Sa’adah terdapat korelasi
positif yang signifikan antara profesionalisme guru dalam bidang studi
Matematika dengan prestasi belajar di MTs As-Sa’adah. Profesionalisme
tersebut dapat memengaruhi prestasi belajar peserta didik 58%, sedangkan 42%
lainnya dipengaruhi faktor lain.
B. Saran
Dalam penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran baik kepada guru
dan peserta didik sebagai berikut:
1. Meskipun dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh
profesionalisme guru terhadap hasil belajar peserta didik cukup baik, akan
tetapi bukan berarti guru bidang studi maupun peserta didik merasa puas
dengan situasi yang ada. Penulis mengharapkan, baik guru maupun peserta
didik lebih meningkatkan profesionalisme dan hasil belajar sehingga hasil
pembelajaran akan lebih maksimal.
2. Bagi kepala sekolah atau bidang kurikulum, setelah setelah penelitian ini
dilakukan diharapkan pengawasan terhadap guru lebih ditingkatkan.
Pembinaan terhadap peserta didik lebih dimaksimalkan. Karena, tanpa
adanya pengawasan yang intens tidak menutup kemungkinan kinerja guru
akan menurun. Dengan demikian diharapkan akan memberikan suasana
pembelajaran yang harmonis dan berkualitas baik secara akademik maupun
non akademik.
13