19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat (1) dengan tegas menjelaskan bahwa Guru adalah tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia sekolah pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Begitu pula menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Adapun guru profesional itu sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar peserta didik, yang nantinya akan menghasilkan prestasi peserta didik yang lebih baik. 1

Kajian Masalah Pendidikan Matematika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Pengaruh Guru Matematika Profesional

Citation preview

Page 1: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia RI Nomor 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat (1) dengan tegas menjelaskan bahwa

Guru adalah tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia sekolah pada jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar dan pendidikan menengah. Begitu pula menurut Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional

yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Adapun guru profesional itu

sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang

dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi

proses belajar peserta didik, yang nantinya akan menghasilkan prestasi peserta

didik yang lebih baik.

Guru sebagai bagian dari tenaga kependidikan memiliki kedudukan yang

sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan

lembaga sekolah dapat dicapai secara maksimal apabila tenaga guru memiliki

kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan yang meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi

kepribadian.

Keberhasilan belajar peserta didik merupakan bagian dari dampak

kepemilikan kompetensi guru yang memadai dalam proses belajar mengajar.

Keberhasilan belajar peserta didik biasanya dilihat dari kualitas atau perubahan

yang ditunjukan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran, sehingga dapat

dinilai melalui sejauh mana kebutuhan belajar peserta didik dapat dipenuhi

secara optimal oleh guru dengan melihat indikator-indikator yang

1

Page 2: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

2

mempengaruhi mutu lulusan, yaitu melalui Standar Kompetensi Lulusan

(SKL).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dan membahasnya dalam bentuk makalah yang berjudul

“PENGARUH PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA TERHADAP

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS AS-SA’ADAH “

Untuk itu, penulis melakukan penelitian langsung ke MTs As-sa’adah

kelas VII. Adapun sampelnya kelas VII B yang berjumlah 20 orang.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitan ini dapat dikemukakan beberapa pertanyaan yang

menyangkut permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum guru profesional?

2. Apakah ada pengaruh pembelajaran matematika oleh guru profesional

terhadap hasil belajar peserta didik di MTs As-Sa’adah?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui gambaran umum guru profesional.

2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran oleh guru profesional terhadap

hasil belajar peserta didik di MTs As-sa’adah.

D. Kegunaan Makalah

1. Sebagai penambah wawasan mengenai profesionalisme guru.

2. Memberikan informasi tentang pengaruh pembelajaran oleh guru

profesional.

3.

Page 3: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

BAB IIPENGARUH PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA

TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS AS-SA’ADAH

A. Kajian Teoretis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:789), “Profesi adalah bidang

pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb)

tertentu, profesional adalah memerlukan kepandaian khusus untuk

menjalankannya, dan profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk

yang merupakan ciri suatu profesi atau orang profesional.”

Selain ketiga istilah tersebut, jika dikaitkan dengan konsep guru kita

mengenal isitilah profesi guru, guru sebagai tenaga profesional, dan

profesionalisme guru.

Profesi guru adalah pekerjaan guru dalam mendidik sebagai sebagai hasil

pendidikan keahlian dalam bidang keguruan dan kependidikan.Guru sebagai

tenaga profesional , mengandung arti bahwa dalam menyandang profesi guru

harus memiliki tanggung jawab moral yang cukup berat. Dalam mengemban

tugas profesi guru diperlukan komitmen dan kepandaian khusus dalam

menyelenggarakan pendidikan. Kepandaian-kepandaian khusus yang dituntut

(sesuai dengan isi ayat 2 pasal 39 Undang-undang RI nomor 20) yaitu (1)

kepandaian dalam menyusun perencanaan pembelajaran, (2) kepandaian dalam

melaksanakan proses pembelajaran, (3) kepandaian dalam menilai hasil

pembelajaran, dan (4) kepandaian dalam upaya melaksanakan perbaikan

pembelajaran. Profesionalisme guru adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk

yang merupakan ciri guru profesional.

B. Pembahasan

Guru dan dosen adalah pendidik, namun tidak semua pendidik adalah

guru dan dosen. Seseorang yang memiliki sebutan guru dan dosen hanyalah

pendidik yang berada pada lingkungan pendidikan. Dalam ayat 2 pasal 39,

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

3

Page 4: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

4

dinyatakan, “ Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melaksanakan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi.”

Menggaris bawahi kalimat “guru merupakan tenaga profesional”,

terdapat kompetensi standar yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional,

yaitu:

1. Pemilikan kemampuan atau keahlian yang bersifat khusus

Sebagai guru profesional, guru tersebut harus mempunyai keahlian dalam

mata pelajaran tertentu misalnya guru bidang studi matematika harus

mempunyai pengetahuan tentang matematika secara mendalam.

2. Tingkat pendidikan minimal

Sesuai dengan Undang-undang Guru dan Dosen, seorang guru

profesional diwajibkan memiliki kualifikasi pendidikan S1 sesuai

bidangnya.

3. Sertifikasi keahlian

Sertifikat Pendidikan bagi seorang pendidik adalah merupakan bukti

pengakuan guru sebagai tenaga profesional. Menurut Undang-undang RI

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, sertifikat pendidik diberikan kepada

guru yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi akademik

4. Harus menguasai keahlian dalam kemampuan materi keilmuan dan

keterampilan metodologi

Seorang guru profesional diwajibkan untuk menguasai keahlian dan

kemampuan dalam materi keilmuan dan keterampilan metodologi

pembelajaran.

5. Memiliki rasa tanggungjawab

Mengemban profesi sebagai guru yang sepatutnya menjadi panutan bagi

perserta didik harus mempunyai tanggung jawab atas pekerjaannya, baik

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara, ataupun terhadap

lembaga dan organisasi profesi guru.

Page 5: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

5

6. Guru harus mengembangkan rasa kesejawatan yang tinggi dengan sesama

guru

Seorang guru profesional tidak hanya dilihat dari bagaimana dia

mengajar dan memiliki keahlian khusus dalam bidangnya, tetapi hubungan

antar sesama guru pun harus dibina dengan baik.

Di Indonesia, pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan

profesionalisme guru di antaranya dengan cara:

1. Meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan

Meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih

tinggi bagi tenaga pendidik mulai dari tingkat sekolah sampai tingkat

perguruan tinggi. Kualifikasi tersebut sebagaimana tertuang dalam Pasal

1 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 disebutkan bahwa guru wajib

memiliki kualifikasi akademik program sarjana (S-1) atau Diploma

empat (D-IV) yang diperoleh melalui pendidikan tinggi.

2. Program sertifikasi

Sertifikat pendidik merupakan bukti pengakuan guru sebagai tenaga

profesional. Menurut Undang-undang RI Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen, sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi

persyaratan kualifikasi akademik. Sertifikat pendidik diberikan kepada

seseorang yang telah dinyatakan lulus dalam ujian sertifikasi pendidik

serta diyakini mampu melaksanakan tugas mendidik, mengajarkan,

melatih, membimbing, dan menilai hasil belajar peserta didik. Adapun

tujuan sertifikasi ini adalah meningkatkan mutu guru, melindungi profesi

guru dari praktik yang tidak kompeten dan merusak citra profesi guru.

Penyelenggara ujian sertifikasi guru melibatkan unsur lembaga, sumber

daya manusia, dan sarana pendukung. Lembaga penyelenggara ujian

sertifikasi adalah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Pemerintah, Lembaga Pengguna

(Ditjen Manajemen Dikdasmen dan Ditjen PMPTK), dan Dinas

Pendidikan Provinsi.

Page 6: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

6

3. Pendidikan dalam jabatan

Bentuk pendidikan ini dapat berupa penataran dan lokakarya untuk

meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan proses belajar

pembelajaran dapat dilakukan oleh sekelompok guru. Dengan demikian,

para guru tidak hanya memperoleh bekal pengetahuan, tetapi juga dapat

meningkatkan kompetensi dan keterampilan pembelajarannya.

4. Peningkatan kesejahteraan guru

Pemerintah telah berupaya meningkatkan kesejahteraan guru yang

dilakukan melalui pemberian tunjangan profesi. Tunjangan profesi ini

diberikan kepada guru yang memenuhi persyaratan, diantaranya

memenuhi persyaratan akademik sebagai guru tetap yang diangkat oleh

pemerintah.

5. Memberikan reward (penghargaan) dan perlindungan

Pemberian penghargaan dan perlindungan bagi guru mendapat perhatian

yang serius dari pemerintah, dibuktikan dengan diterbitkannya UU No.

14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang mengamanatkan

pemberian penghargaan dan perlindungan kepada guru. Dalam UU

tersebut disebutkan bahwa guru yang berprestasi, berdedikasi luar biasa

dan/atau bertugas di daerah khusus berhak memperoleh penghargaan.

6. Mengembangkan kompetensi guru

Upaya pemerintah dalam mengembangkan kompetensi guru termuat

dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 16 Tahun 2007

bahwa seorang guru dipersyaratkan memiliki standar akademik dan

kompetensi guru. Standar kompetensi guru terdiri atas empat kompetensi

dasar yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi konsep materi

ajar. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus

dimiliki oleh guru sebagai individu yang mantap, stabil,dewasa, arif dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Page 7: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

7

Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai

bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik khususnya, memiliki akhlak mulia yang mulia

sesuai dengan agama yang dianut. Kompetensi profesional merupakan

kemampuan yang berkenaan dengan materi pembelajaran bidang studi

secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi

materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang

menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan

sebagai guru.

Pemerintah tidak semata-mata mengupayakan berbagai cara tersebut untuk

meningkatkan profesionalisme guru, jika tidak ada pengaruh yang signifikan

terhadap mutu pendidikan dalam hal ini hasil belajar peserta didik. Maka dari

itu kami tertarik untuk mengkaji seberapa besar pengaruh pembelajaran

Matematika oleh guru profesional terhadap hasil belajar peserta didik, dengan

cara menyebar angket yang berisi serangkaian pertanyaan yang harus dijawab

oleh peserta didik. Di dalam angket tersebut terdapat beberapa kompetensi

pedagogik yang akan diteliti sebagai guru profesional, yaitu kemampuan guru

dalam merencanakan program belajar mengajar, kemampuan guru dalam

menguasai bahan pelajaran, kemampuan guru dalam melaksanakan dan

mengelola proses belajar mengajar.

Adapun pendekatan penelitian yang dilakukan dalam makalah ini adalah

pendekatan analisis korelasional, yaitu menguji hubungan antara

profesionalisme guru Matematika dengan prestasi belajar peserta didik (nilai

raport) bidang studi Matematika.

Angket (terlampir) yang disebarkan kepada peserta didik kemudian

dianalisis dan diberikan skor jawaban per item soal dengan perincian sebagai

berikut:

Page 8: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

8

Tabel II.1

Analisis Item Untuk Skor Angket Profesionalisme Guru

Dalam Bidang Studi Matematika

SU

BY

EK ITEM ANGKET

JUM

LA

H S

KO

R

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 3 4 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 2 72

2 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 3 4 2 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 2 2 74

3 2 4 4 3 2 2 1 2 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3 2 2 1 2 78

4 3 2 3 2 4 3 3 2 4 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 73

5 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 68

6 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 81

7 4 4 4 4 2 3 2 3 1 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 79

8 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 2 2 3 79

9 2 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 79

10 2 1 4 4 3 2 2 3 2 1 4 4 4 2 4 4 4 2 1 4 4 3 2 2 3 74

11 2 4 2 2 3 2 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 3 2 2 3 76

12 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 4 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 76

13 2 4 4 2 3 3 2 3 1 2 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 2 3 76

14 2 2 2 4 2 2 1 2 2 1 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 2 2 1 2 72

15 4 4 2 4 3 3 2 2 1 4 4 4 2 2 3 2 4 4 4 2 4 3 3 2 2 78

16 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 83

17 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 3 87

18 3 2 4 3 2 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 3 2 3 81

19 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 3 2 2 2 2 77

20 4 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 80

JUMLAH 1543

Jumlah skor dibagi oleh jumlah peserta didik (1543:20), hasil yang

diperoleh adalah 77,15. Dengan demikian, jumlah skor rata-rata tingkat

Page 9: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

9

profesionalisme guru Matematika MTs As-Sa’adah adalah baik. Kemudian

Prestasi Belajar peserta didik diambil dari nilai raport peserta didik sebagai

berikut:

Tabel II.2

Daftar Nilai Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika Semester 1

No Nama Peserta didik Nilai

1 Abdul Sidik 60

2 Ahsanul Holikin 70

3 Ai Aminah Saropah 72

4 Ali Aminudin 65

5 Alwi Sihab 75

6 Anan Banani 85

7 Ari Aulia F 70

8 Esi Purnamasari 72

9 Feri 75

10 Fitri Ayu Asha 70

11 Hani Aenun Nisa 80

12 Helmi Ramadan 70

13 Maulana Idham M 80

14 Melisa Nurdiana 75

15 Miqdam Muhamad A 72

16 Mira Nurlela 85

17 Nisa Afifah 90

18 Sri Wahyuni 72

19 Syahrul Ramadan 80

20 Winda Sari Asri 70

Jumlah 1488

Page 10: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

10

Jumlah nilai keseluruhan bidang studi Matematika MTs As-Sa’adah

adalah 1488. Setelah jumlah nilai 1488 dibagi dengan jumlah peserta didik

yang berjumlah 20 orang, maka nilai rata-rata peserta didik MTs As-sa’adah

adalah 72.40. Dengan demikian, nilai rata-rata prestasi belajar peserta didik

dalam bidang studi Matematika di MTs As-Sa’adah adalah cukup baik.

Untuk menguji data antara skor angket profesionalisme guru dalam

bidang studi Matematika dengan hasil belajar peserta didik, penulis melakukan

perhitungan dengan mengkorelasikan kedua nilai tersebut. Variabel X adalah

skor angket Profesionalisme Guru dan variabel Y adalah nilai hasil belajar

peserta didik.

Tabel II.3

Analisis Korelasi Variabel X (Profesionalisme Guru Dalam Bidang Studi

Matematika) dan Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa)

Subjek X Y X2 Y2 XY1 72 60 5184 3600 43202 74 70 5476 4900 51803 78 72 6084 5184 56164 73 65 5329 4225 47455 68 75 4624 5625 51006 81 85 6561 7225 68857 79 70 6241 4900 55308 79 72 6241 5184 56889 79 75 6241 5625 592510 74 70 5476 4900 518011 76 80 5776 6400 608012 76 70 5776 4900 532013 76 80 5776 6400 608014 72 75 5184 5625 540015 78 72 6084 5184 561616 83 85 6889 7225 705517 87 90 7569 8100 783018 81 72 6561 5184 583219 77 80 5929 6400 616020 80 70 6400 4900 5600

Jumlah

1543 1488 119401 111686 115142

Page 11: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

11

r xy=N ∑ XY −(∑ X)(∑Y )

√{N ∑ X2−(∑ X )2}{N ∑Y 2−(∑Y )2 }

Keterangan:

rxy : Angka indeks korelasiN : Jumlah peserta didikxy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor yx : Jumlah seluruh skor xy : Jumlah seluruh skor y

r xy=20 ∙115142−(1543 ∙ 1488)

√ {20 ∙119401−15432 }{20 ∙ 111686−14882 }

r xy=2302840−(2295984 )

√ {2388020−2380849 }{2233720−2214144 }

r xy=6856

√7171 ∙ 19576

r xy=6856

√140379496

r xy=6856

11848,18r xy=0,579

Dari perhitungan diatas diperoleh angka korelasi antara Profesionalisme

guru Matematika dengan Hasil Belajar Peserta didik sebesar 0,579 yang berarti

antara kedua variabel tersebut terdapat hubungan/korelasi yang cukup tinggi.

Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian serupa, diantaranya yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Dewi Sartika Salam pada tahun 2012 dengan

judul “Analisis Pelatihan Terhadap Kompetensi Pedagogik dan Profesional

Guru Serta Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik: Studi pada

Guru Matematika SMP di Kota Makassar”. Dalam penelitian tersebut

disimpulkan Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru

berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar peserta didik yang secara

simultan memberikan kontribusi sebesar 47,2% dan sisanya 52,8% dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Page 12: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

12

Pengaruh kompetensi pedagogik dan profesional guru tersebut sejalan

dengan yang dikemukakan Hamalik (2009:36) dalam bukunya yang berjudul

Pendidikan Guru bahwa :

“Proses belajar dan hasil belajar para peserta didik bukan saja ditentukan

oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian

besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing

mereka.”

Guru dengan kompetensi yang baik akan mampu menciptakan

lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu

mengelola kelasnya yang pada akhirnya akan membantu peserta didik untuk

mendapatkan prestasi belajar yang optimal.

Page 13: Kajian Masalah Pendidikan Matematika

BAB IIISIMPULAN

A. Simpulan

Seorang guru yang profesional harus memenuhi empat kompetensi guru

yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yaitu: Kompetensi Pedagogik,

Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional.

Dari penelitian yang dilakukan di MTs As-Sa’adah terdapat korelasi

positif yang signifikan antara profesionalisme guru dalam bidang studi

Matematika dengan prestasi belajar di MTs As-Sa’adah. Profesionalisme

tersebut dapat memengaruhi prestasi belajar peserta didik 58%, sedangkan 42%

lainnya dipengaruhi faktor lain.

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran baik kepada guru

dan peserta didik sebagai berikut:

1. Meskipun dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh

profesionalisme guru terhadap hasil belajar peserta didik cukup baik, akan

tetapi bukan berarti guru bidang studi maupun peserta didik merasa puas

dengan situasi yang ada. Penulis mengharapkan, baik guru maupun peserta

didik lebih meningkatkan profesionalisme dan hasil belajar sehingga hasil

pembelajaran akan lebih maksimal.

2. Bagi kepala sekolah atau bidang kurikulum, setelah setelah penelitian ini

dilakukan diharapkan pengawasan terhadap guru lebih ditingkatkan.

Pembinaan terhadap peserta didik lebih dimaksimalkan. Karena, tanpa

adanya pengawasan yang intens tidak menutup kemungkinan kinerja guru

akan menurun. Dengan demikian diharapkan akan memberikan suasana

pembelajaran yang harmonis dan berkualitas baik secara akademik maupun

non akademik.

13