Click here to load reader
Upload
satriamarrantiza
View
23
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jdggggggggggggggg
Citation preview
8
BAB IIKAJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Minat
Minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabila
objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan
seseorang yang bersangkutan (Sardiman, 1990: 76). Menurut Tampubolon
(1991: 41) mengatakan bahwa minat adalah suatu perpaduan keinginan dan
kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Sedangkan menurut
Djali (2008: 121) bahwa minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan
sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat
sangat besar pangaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan,
jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat terhadap
suatu pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Minat
dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi
suatu objek (Mohamad Surya, 2003: 100).
Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang
terhadap sesuatu objek. Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto (2003:
180) yang menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat. Menurut Kartini Kartono (1996: 12) ninat merupakan
9
momen dan kecenderungan yang searah secara intensif kepada suatu obyek
yang dianggap penting. Menurut Ana laila Soufia dan Zuchdi (2004: 116)
menjelaskan bahwa minat merupakan kekuatan pendorong yang
menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang lain, pada aktivitas
atau objek lain. Sedangkan Slameto (2003: 57) menjelaskan bahwa minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Lebih lanjut Slameto mengemukakan bahwa suatu minat
dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa
siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasiakan melalui partisipasi dalam satu aktivitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Menurut Sudirman (2003: 76) minat seseorang terhadap suatu objek
akan lebih kelihatan apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan
dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan. Dari
beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Minat
merupakan kecenderungan pada seseorang yang ditandai dengan rasa
senang atau ketertarikan pada objek tertentu disertai dengan adanya
pemusatan perhatian kepada objek tersebut dan keinginan untuk terlibat
dalam aktivitas objek tertentu, sehingga mengakibatkan seseorang memiliki
keinginan untuk terlibat secara langsung dalam suatu objek atau aktivitas
tertentu, karena dirasakan bermakana bagi dirinya dan ada harapan yang di
tuju.
10
Dari pendapat para ahli di atas peneliti mengambil kesimpulan
bahwa timbulnya minat seseorang itu disebabkan oleh beberapa faktor
penting yaitu fsakttor intern dan ekstern. Adapun faktor intern terdiri dari
perhatian, tertarik, dan aktifitas, sedangkan faktor ekstern terdiri dari
keluarga, sekolah, dan lingkungan.
2. Pentingnya Minat
Elizabeth B. Hurlock (1993: 214) mengatakan bahwa pada semua
usia, minat memainkan peran yang penting dalam kehidupan seseorang dan
mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, terutama selama
masa kanak-kanak. Karena jenis pribadi anak sebagian besar ditentukan oleh
minat yang berkembang selama masa kanak-kanak. Di samping itu
pengalaman belajar dari anak juga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan minat anak.
Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses dan
pencapaian hasil belajar. Apabila materi pelajaran yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan tertarik untuk belajar
dengan sebaik-baiknya. Tidak ada daya tarik bagi siswa mengakibatkan
keengganan belajar. Keengganan belajar mengakibatkan tidak adanya
kepuasan dari pelajaran tersebut. Namun sebaliknya, pelajaran yang menarik
siswa, lebih mudah direncanakan karena minat menambah aktivitas belajar.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, maka
dapatlah diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar yaitu dengan
cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta
11
hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita kaitannya dengan materi
pelajaran yang dipelajari.
3. Ciri-ciri Minat Anak
Elizabeth B. Hurlock (1993: 117) mengatakan bahwa cirri-ciri minat
yaitu:
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik
dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai,
minat menjadi lebih stabil. Anak yang berkembang lebih cepat atau lebih
lambat dari pada teman sebayanya. Mereka yang lambat matang, karena
sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, menghadapi masalah social
karena minat mereka minat anak, sedangkan minat teman sebaya mereka
minat remaja.
b. Minat bergantung pada kesiapan belajar
Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka secara
fisik dan mental. Sebagai contoh, mereka tidak dapat mempunyai minat
yang sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki
kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan bola
tersebut.
c. Minat bergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat,
baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan
anak. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah.
12
Minat mereka “tumbuh dari rumah”. Dengan bertambah luasnya lingkup
social mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang
mulai mereka kenal.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang
terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak
mungkin mempunyai minat yang sama pada olahraga seperti teman
sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.
e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya
Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang
dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya
mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan
untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh
kelompok budaya mereka.
f. Minat berbobot emosional
Bobot emosional – aspek afektif – dari minat menemukan
kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan
minat, dan bobot emosional yang menyenangkan memperkuatnya.
g. Minat itu egosentris
Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya,
minat anak laki-laki pada matematika, sering berlandaskan keyakinan,
kepandaian di bidang matematika di sekolah akan merupakan langkah
penting menuju kedudukan yang menguntungkan di dunia usaha.
13
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat
Minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor
intrinsik) maupun faktor yang yang berasal dari luar individu itu sendiri
(faktor ekstrinsik).
Menurut Sri Rumini (1998: 121) menjelaskan bahwa minat
dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, sosial ekonom, bakat, umur, jenis
kelamin, pengalaman, kepribadian dan lingkungan.
Menurut Siti Rahayu Haditomo (1998: 189) menjelaskan bahwa ada
2 faktor yang mempengaruhi minat seseorang yaitu:
“ (1) Faktor dari dalam (intrinsik), yaitu sifat pembawaan, dan (2)Faktor dari luar (ekstrinsik), diantaranya keluarga, sekolah danmasyarakat sekitar. Minat yang terjadi dalam individu dipengaruhidua faktor yang menentukan, yaitu faktor keinginan dari dalam danfaktor keinginan dari luar. Minat dari dalam terdiri dari tertarik ataurasa senang pada kegiatan, perhatian terhadap suatu kegiatan danadanya aktivitas atau tindakan akibat rasa senang maupunperhatian”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara garis besar
minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
individu itu sendiri (faktor intrinsic) dan faktor yang berasal dari luar
individu tersebut) faktor eksrinsic).
Faktor instrinsik terdiri atas rasa tertarik, perhatian dan aktivitas.
Ketiga faktor instrinsik dari minat tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Rasa Tertarik
Menurut Suadirman (1984: 36) ketertarikan adalah proses yang
dialami setiap individu tetapi sulit dijelaskan. Dzakir (1992: 216)
14
menyampaikan, tertarik adalah suka atau senang, tetapi belum melakukan
aktivitas. Sedangkan Winkell (1983: 30) mendefinisikan rasa tertarik
sebagai penilaian positif terhadap suatu obyek. Berdasarkan tiga
pendapat ini, disimpulkan bahwa rasa tertarik merupakan rasa yang
dimiliki setiap individu dalam ungkapan suka, senang dan simrpati
kepada sesuatu sebelum melakukan aktivitas, sebagai penilian positif
atau suatu obyek.
b. Perhatian
Perhatian didefinisikan oleh Sumadi Suryabrata (1982: 14)
sebagai frekuensi dan kuantitas kesadaran yang menyertai aktivitas
seseorang, sedangkan Dakir (1993: 144) mendefinisikan minat perhatian
sebagai keaktifan peningkatan kesadaran seluruh jiwa yang dikerahkan
dalam pemusatannya kepada sesuatu, dan Bimo Walgito (2002: 98)
mendefinisikan perhatian sebagai pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek.
Berdasarkan tiga definisi tersebut, disimpulkan perhatian merupakan
pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau
frekuensi dan kuantitas kesadaran peningkatan kesadaran seluruh jiwa.
c. Aktivitas
Tahap setelah siswa tertarik dan memberikan perhatian terhadap
suatu objek atau kegiatan adalah bergabungnya siswa dalam kegiatan
tersebut. Dalam penelian ini aktivitas siswa berbentuk keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli mini.
15
Faktor ekstrinsik terdiri atas pengaruh dari lingkungan keluarga,
sekolah, dan lingkungan. Lingkungan keluarga yang memberikan pengaruh
misalnya keadaan sosial ekonomi, serta cara orang tua mendidik anak
merupakan sebagian contoh faktor keluarga yang dapat mempengaruhi
minat siswa. Pengaruh lingkungan sekolah misalnya kurikulum, metode
mengajar yang digunakan guru, serta aturan dan disiplin sekolah. Adapun
faktor masyarakat meliputi teman bergaul serta kegiatan siswa di
masyarakat.
5. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa
(termasuk waktu libur) yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah
dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan
antara berbagai jenis pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat serta
melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Menurut Depdikbud
(1994: 6) bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan olahraga yang
dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan untuk lebih
memperluas wawasan atau kemampuan peningkatan dan penerapan nilai
pengetahuan dan kemampuan olahraga.
Dasar dilaksanakan ekstrakurikuler olahraga terdapat dalam petunjuk
pelaksanaan kegiatan pembelajaran mata pelajaran pendidikan jasmani
(Depdikbud, 2004: 4) sebagai berikut: mengingat terbatasnya jumlah jam
pelajaran setiap minggu serta tidak adanya program kurikuler perlu disusun
program ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah.
16
Program kurikuler lebih menekankan pada pemahaman dan penguasaan
kemampuan dan keterampilan cabang-cabang olahraga serta kebiasaan
hidup sehat. Program ekstrakurikuler diperuntukan bagi siswa yang ingin
mengembangkan bakat dan kegemaran dalam cabang olahraga serta lebih
membiasakan hidup sehat.
Kegiatan ekstrakurikuler ini dianggap perlu sebab sangat menunjang
keberhasilan belajar siswa sehubungan dengan adanya keterbatasan waktu
belajar pada setiap mata pelajaran sehingga perlu adanya tambahan jam
pelajaran sekaligus untuk mengembangkan diri dengan kegiatan yang
positif. Iwan D (1991: 33) menyatakan bahwa ekstrakurikuler olahraga
merupakan salah satu bentuk kegiatan yang tergolong ekstra sehingga peran
olahraga disini antara lain sebagai salah satu cara pembinaan fisik, mental
dan social yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang ke arah yang
positif. Selanjutnya dikatakan bahwa olahraga dapat menumbuhkan disiplin
diri, mengetahui kewajiban dalam menghadapi tugas sehari-hari, hal
tersebut erat kaitannya dengan pembinaan mental.
Sama halnya dengan pendapat Soebroto yang dikutip Iwan D (1991:
33) bahwa olahraga ini jasmaniah atau kegiatan fisik manusia yang
berpengaruh terhadap kepribadian dari perilakunya. Selanjutnya Soebroto
menyatakan bahwa olahraga dapat membentuk pribadi seseorang yang
mampu bersikap sportif , bertanggung jawab, mandiri dan mau
melaksanakan tugas sehari-hari.
17
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan salah satu
sarana untuk mencapai tujuan. Di dalam kegiatan ini terkandung nilai-nilai
dan memiliki aspek seperti disiplin, keberanian, kerjasama, tolong
menolong dan terbinanya sportifitas.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah tempat atau wahana kegiatan siswa
untuk menampung, menyalurkan, dan pembinaan minat, bakat serta
kegemaran yang berkaitan dengan program kurikulum dan dilaksakan di
luar jam pelajaran sekolah. Salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah
adalah ekstrakurikuler bolavoli.
Siswa Sekolah Dasar sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya dalam kategori anak-anak. Pada masa anak-anak mereka
masih menyukai hal-hal yang mengarah permainan. Dengan demikian, agar
mereka dalam bermain lebih terarah dan tidak menimbulkan pemborosan
dan bahaya bagi diri anak, upaya yang dilakukan dengan mengarahkan
waktu luang mereka dengan kegiatan yang positif yaitu dengan berolahraga.
Dalam hal ini sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler olahraga, salah
satunya adalah ekstrakurikuler bolavoli. Dengan kegiatan ekstrakurikuler
bolavoli siswa akan mendapatkan nilai positif yaitu pengembangan bakat
dan minat, memupuk mental siswa, dan pengisian waktu luang yang positif.
6. Pengertian Bolavoli
Menurut persatuan bolavoli seluruh indonesia (2004-2008 : 7)
“bolavoli adalah olah raga yang di mainkan oleh dua tim dalam setiap
18
lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net”. Tujuan dari permainan adalah
melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lawan. Setiap
tim dapat memainkan tiga kali pantulan untuk mengembalikan bola.
Menurut Aip Syaifudin dan Muhadi (1991:183) “permainan bolavoli
di mainkan oleh dua regu masing-masing regu terdiri atas 6 orang pemain,
setiap regu berusaha untuk dapat memukul dan menjatuhkan bola ke dalam
lapangan melewati di atas net dan mencegah pihak lawan dapat memukul
dan menjatuhkan bola ke dalam lapangan.
Menurut Mahfud Irsyada (1991:183) “permainan bolavoli adalah
permainan beregu dimana melibatkan lebih dari satu oarang pemain”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa
permainan bola voli merupakan permainan beregu (team) yang di mainkan
oleh dua regu (team), masing-masing regu berusaha melewatkan bola di atas
net dan menjatuhkannya di daerah pertahanan lawan untuk meraih
kemenangan.
a. Teknik-teknik permainan bolavoli
Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1992-1993: 187-199) dalam
permainan bolavoli terdapat beberapa teknik yang harus dikuasai antara
lain:
1) Servis
Servis adalah pukulan permulaan yang dilakukan oleh pihak
yang berhak melakukan servis untuk memulai menghidupkan bola ke
dalam permainan.
19
2) Passing bawah
Passing bawah adalah mengambil bola yang berada di bawah
badan atau bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua
lengan bagian bawah (dari sikut sampai pergelangan tangan yang
dirapatkan), baik untuk dioperkan ke kawan, maupun langsung ke
lapangan lawan melalui di atas jaring.
3) Passing atas
Passing atas adalah menyajikan bola atau membagi-bagikan bola
(mengoper bola) dengan menggunakan jari-jari tangan, baik kepada
kawan maupun langsung ditujukan ke lapangan lawan melalui atas
jaring.
4) Smash
Smash adalah suatu pukulan yang dilakukan dengan keras dan
tajam dan jalannya bola menghujam ke lapangan lawan.
5) Block
Block adalah tindakan dalam usaha untuk menahan serangan
lawan pada saat bo;la tepat melewati atas jaring, dengan
mempergunakan satu atau kedua tangan yang dilakukan oleh seorang
pemain atau oleh dua orang atau tiga orang pemain secara bersama-
sama dari pihak yang mempertahankan.
7. Ekstrakurikuler Bolavoli
Banyak cara untuk menyalurkan minat dan bakat para siswa, salah
satunya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah yang
20
mengadakan ekstrakurikuler adalah sekolah yang memberikan kesempatan
kepada siswanya untuk lebih meningkatkan prestasi bidangnya.
“Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk
memenuhi tuntutan penguasaan bahan kajian dan pelajaran dengan alokasi
waktu yang di atur secara tersendiri berdasarkan pada kebutuhan”. Kegiatan
ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan
yang berkaitan dengan program kurikuler atau kunjungan studi ke tempat-
tempat tertentu yang berkaitan dengan esensi materi pelajaran tertentu
(Depdiknas, 2003: 16).
Kegiatan ekstrakurikuler adalah tempat atau wahana kegiatan bagi
siswa untuk menampung, menyalurkan dan pembinaan minat, bakat serta
kegemaran yang berkaitan dengan program kurikulum dan dilaksanakan di
luar jam pelajaran sekolah. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
adalah ekstrakurikuler bolavoli.
Siswa Sekolah Dasar sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya dalam kategori anak-anak. Pada masa anak-anak mereka
masih menyukai hal-hal yang mengarah permainan. Dengan demikian agar
mereka dalam bermain lebih terarah dan tidak menimbulkan pemborosan
dan bahaya bagi diri anak, upaya yang dilakukan dengan mengarahkan
waktu luang mereka dengan kegiatan yang positif yaitu dengan berolahraga.
Dalam hal ini sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler bolavoli.
Dengan kegiatan ekstrakurikuler bolavoli siswa akan mendapatkan nilai
21
positif yaitu pengembangan bakat dan minat, memupuk mental siswa, dan
pengisian waktu luang yang positif.
8. Hakikat Bola Voli Mini
Setelah permainan bolavoli tersebar luas di seluruh pelosok-pelosok
dunia dan berkembang dengan pesat, maka di rasa perlu juga untuk di
sebarluaskan kepada anak-anak. Dalam peraturan ini dipergunakan kecuali
untuk ukuran lapangan, tinggi jaring, besar maupun berat bola dan jumlah
pemain setiap regu.
Di banyak negara telah banyak yang menyelenggarakan turnamen-
turnamen antar kelompok anak. Namun dari semua belum ada keseragaman
tentang ukuran tinggi net dan ukuran lapangan. Permainan bolavoli mini
memang sangat bermanfaat untuk pemilihan pemain, mengingat cukup lama
waktu yang di butuhkan untuk menjadi pemain yang bermutu. Di samping
ada beberapa hal untuk pembentukan pemain yang berkualitas, maka salah
satu hal yang harus diperhatikan adalah adanya kegiatan turnamen yang
terjadwal secara kontinu. Untuk mengembangkan keterampilan pada usia
dewasa cukup mendapatkan kesulitan bila dibandingkan pada usia dini,
apalagi mereka didukung perasaan senang terhadap permainan bolavoli,
maka mereka akan mudah untuk menuju atau prestasi yang diharapkan.
Menurut M. Mariyanto dkk. (1996: 103) “Bolavoli mini adalah sejenis
bolavoli yang dimainkan dilapangan kecil dengan 2 sampai 4 pemain setiap
regunya dengan peraturan yang disederhanakan”.
22
Bolavoli suatu permainan yang sederhana tetapi tidak mudah dalam
mempelajarinya. Oleh karena itu, perlu penyasuaian di dalam metodik
mengajarnya bagi pemula. Bolavoli mini menyajikan sejenis bolavoli yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak-anak, selaras dengan
prinsip mengajar yang baik. Bila anak-anak mempelajari teknik bolavoli,
maka harus diberikan waktu atau frekuensi latihan yang cukup. Bolavoli
mini adalah cara yang terbaik untuk mempelajari keterampilan dasar,
dengan cara ini setiap pemain akan lebih banyak menyentuh atau
memainkan bola, karena ukuran lapangan yang lebih kecil dan jumlah
pemainnya sedikit. Segi lain anak-anak lebih cepat memahami teknik dan
taktik bermain bolavoli, mereka juga akan memperoleh kemampuan dasar
untuk olahraga pada umumnya, seperti ketangkasan, keterampilan, dan
kemampuan meloncat.
9. Pelaksanaan Ekstrakurikuler Bolavoli Mini di SD Negeri I Batur
Banjarnegara
Kegiatan ekstrakurikuler bolavoli mini di SD Negeri I Batur
dilaksanakan setiap hari minggu pagi dari pukul 07.00 sampai dengan pukul
09.00 WIB. Karena pada sore hari di daerah Batur sering terjadi hujan,
sehingga pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bolavoli dilaksanakan pada
pagi hari. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bolavoli dipimpin oleh guru
penjaskes.
10. Karakteristik Siswa Kelas Atas
Siswa kelas atas adalah siswa dengan rentang umur 10-13 tahun.
Menurut J. Matakupan (1994: 107)” Usia kelas empat merupakan masa
23
peralihan dari dunia khayal menuju dunia nyata”. Menurut Rusli Lutan
(2001: 100) usia usia sekitar 11 tahun adalah tahap kongkrit operasional.
Pada tahap ini kemampuan kognitif anak berkembang dan memungkinkan
untuk merencana dan melaksanakan gagasan kongkrit.
Pada anak usia kelas 5 dan 6 mulai kelihatan bahwa anak perempuan
selalu mencari teman sesama perempuan. Ototnya semakin besar dan
kekuatannya makin besar. Masih memerlukan latihan koordinasi untuk otot-
otot kecil. Pertumbuhan anak cepat. Perkembangan jantung dan paru-
parunya tidak lama dengan pertumbuhan fisiknya. Mulai kelihatan
perhatiannya terhadap kegiatan olahraga. Anak memiliki cabang olahraga
yang diminatinya. Anak kecil suka pada permainan yang berbahaya dan
tantangan kepada dirinya (Harsuki, 2003:78-79).
Karakteristik fisiologis anak kelas 5 dan 6 sekitar usia 11 dan 12
tahun. Menurut Annarino Cowel dan Hazelton yang dikutip oleh Rochman
Devi Yusliyanti (2006: 13) disebutkan bahwa, otot penunjang lebih
berkembang dari usia sebelumnya. Makin menyadari keadaan tubuh sendiri.
Permainan aktif lebih disukai. Perkembangan kekuatan ototnya belum
sejalan dengan laju pertumbuhannya. Reaksigeraknya membaik minat
terhadap olahraga kompetitif mulai bangkit. Perbedaan anak laki-laki dan
perempuan makin tampak jelas. Penampilan tubuhnya tampak sehat dan
kuat. Koordinasi geraknya baik. Perkembangan tungkai lebih cepat dari
pada anggota badan bagian atas. Kekuatan otot anak laki-laki dan
perempuan makin tampak perbedaannya. Siswa memiliki sifat kejiwaan
24
yang mendukung keterlibatan siswa yang lebih jauh dalam olahraga
prestasi. Minat siswa pada olahraga makin tampak. Siswa mulai memahami
dan menyadari keadaan dirinya sendiri baik kelebihan maupu kekurangan
yang dimiliki. Mereka memiliki cabang olahraga yang disukai dan
menghindari aktifitas yang kurang disukai. Siswa lebih suka permainan
yang berbahaya yang merupakan tantangan bagi dirinya.
Jadi siswa kelas 4 adalah adalah siswa dengan rentang 10-11 tahun
yang merupakan masa peralihan dari dunia khayal menuju dunia nyata
(merupakan tahap kongkrit operasional). Siswa kelas 4 dan 5 SD adalah
siswa dengan rentang umur 11-12 tahun. Minat siswa pada olahraga makin
tampak. Mereka sudah memiliki cabang olahraga yang disukai dan
menghindari aktifitas yang kurang disukai. Siswa lebih suka permainan aktif
dan berbahaya yang merupakan tantangan bagi dirinya.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ponidi (2008) dengan
judul Minat Siswa SD Negeri Jejeran Wonokromo Pleret Bantul terhadap
Ekstrakurikuler Bolavoli. Temuan dalam penelitian ini adalah bahwa minat
siswa SD Negeri Jejeran Wonokromo Pleret Bantul terhadap
Ekstrakurikuler bolavoli menunjukkan 42,0 % mempunyai minat tinggi,
56,0 % mempunyai minat sedang, dan 2,0 % mempunyai minat rendah.
2. Minat Siswa kelas atas SD Negeri I Karangsari kecamatan Kembaran
kabupaten Banyumas terhadap pendidikan jasmani. Penelitian ini
dilaksanakan oleh Endang Sucihati pada tahun 2009. Populasi siswa SD
25
Negeri I Karangsari kecamatan Kembaran kabupaten Banyumas, dengan
jumlah siswa 44 anak. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan
teknik angket, adapun hasil penelitian 12 (27,27%) dinyatakan tinggi, 25
(56,82%) dinyatakan cukup dan 7 (15,91%) rendah.
C. Kerangka Berpikir
Minat sangat berperan penting dalam pencapaian hasil belajar dalam
proses ekstrakurikuler bolavoli mini. Keberhasilan dalam ekstrakurikuler
bolavoli mini ditentukan oleh beberapa faktor, yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Sebuah proses pembelajaran akan dapat berhasil apabila berbagai
faktor yang berpengaruh dapat mendukung proses belajar siswa. Salah satu
faktor internal adalah minat siswa dalam ekstrakurikuler bolavoli mini.
Faktor internal yang mempengaruhi minat siswa SD terhadap
ekstrakurikuler bolavoli mini terdiri atas rasa tertarik, perhatian, dan aktivitas.
Rasa tertarik merupakan rasa yang dimiliki siswa dalam ungkapan suka,
senang, dan simpati kepada permainan bolavoli, perhatian merupakan
pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa dari siswa terhadap permainan bolavoli
mini.