54
KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN MENGGUNAKAN FORTIFIKASI JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa Paradisiaca) (Skripsi) Oleh Bunga Sascia Adilla Pratiwi FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

  • Upload
    others

  • View
    61

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN

MENGGUNAKAN FORTIFIKASI JANTUNG PISANG KEPOK KUNING

(Musa Paradisiaca)

(Skripsi)

Oleh

Bunga Sascia Adilla Pratiwi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

ii

ABSTRACT

STUDY OF HIGH FIBER BISCUITS (COOKIES) FORTIFICATED BY

KEPOK KUNING BANANA HEART(Musa Paradisiaca)

By

BUNGA SASCIA ADILLA PRATIWI

This study aims to determine the chemical, physical and organoleptic

characteristics of fiber-high biscuits fortificated by kepok kuning banana heart

puree. This study used a single factor randomized block design (RBDD) method,

the banana heart puree formulation. The treatment in this study used 6 levels of

banana heart puree and wheat flour formulation (b / b), namely A1 (0: 100), A2

(5:95), A3 (10:80), A4 (15:75), A5 ( 20:80) and A6 (25:75) with a repeat of 4

times. This study consisted of four stages, namely making banana heart puree,

making biscuits, analyze fiber content in biscuits and analyze organoleptic

properties. Each sample from each replicate will be analyzed for fiber content and

organoleptic properties. The data obtained were analyzed by variance and

continued with further BNT testing at the level of 5%. The best treatment will be

analyzed for water, protein, fat, ash and carbohydrates. The best high fiber

biscuit formulation is A3 (10: 90) which has organoleptic properties in accordance

with SNI 2973: 2011. Biscuits are rich in fiber (10: 90) having a somewhat

distinctive aroma of biscuits (3,730), rather typical biscuit flavor (3,785),

Page 3: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

iii

Bunga Sascia Adilla Pratiwi

color slightly brownish (3,500), rather hard texture (3,660) favored by panelists

with a crude fiber content of 4.50%, water 4.57%, protein 10.65%, fat 15.76%,

ash content 0.80%, and 63.72% carbohydrates.

Key words: Banana heart, biscuits, organoleptic, fiber

Page 4: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

iv

ABSTRAK

KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN

MENGGUNAKAN FORTIFIKASI JANTUNG PISANG KEPOK KUNING

(Musa Paradisiaca)

Oleh

BUNGA SASCIA ADILLA PRATIWI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia, fisik, serta

organoleptik biskuit kaya serat dengan fortifikasi bubur jantung pisang kepok

kuning. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok

Lengkap (RAKL) dengan faktor tunggal yaitu formulasi bubur jantung pisang.

Perlakuan pada penelitian ini menggunakan 6 taraf formulasi bubur jantung

pisang dan tepung terigu (b/b) yaitu A1 (0:100), A2 (5:95), A3 (10:80), A4

(15:75), A5 (20:80) dan A6 (25:75) dengan ulangan sebanyak 4 kali. Penelitian

ini terdiri dari empat tahapan, yaitu pembuatan bubur jantung pisang, pembuatan

biskuit , pengujian kandungan serat pada biskuit, dan pengujian sifat organoleptik.

Masing-masing sampel dari setiap ulangan akan diuji kandungan serat dan sifat

organoleptiknya. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan sidik ragam

dan dilanjutkan dengan uji lanjut BNT pada taraf 5%. Perlakuan yang terbaik

selanjutnya akan diuji kandungan air, protein, lemak, abu, dan karbohidrat.

Formulasi biskuit kaya serat terbaik adalah A3 (10 : 90) yang memiliki

Page 5: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

v

Bunga Sascia Adilla Pratiwi

sifat organoleptik yang sesuai dengan SNI 2973 : 2011. Biskuit kaya serat (10 :

90) memiliki aroma agak khas biskuit (3,730), rasa agak khas biskuit (3,785),

warna agak kecoklatan (3,500), tekstur agak keras (3,660) yang disukai oleh

panelis dengan kandungan serat kasar 4,50%, air 4,57%, protein 10,65%, lemak

15,76%, kandungan abu 0,80%, dan karbohidrat 63,72%.

Kata kunci : Jantung pisang , biskuit, organoleptik, serat.

Page 6: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN

MENGGUNAKAN FORTIFIKASI JANTUNG PISANG KEPOK KUNING

(Musa Paradisiaca)

Oleh

BUNGA SASCIA ADILLA PRATIWI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 7: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri
Page 8: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri
Page 9: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri
Page 10: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

x

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 7 April 1997, sebagai anak pertama

dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Adi Kurniawan dan Ibu Eni Astuti,

S.E. Penulis memiliki 3 orang adik yaitu Shafa Dinda Amallia, Nazwa Amara

Putri dan Aira Kirana Makayasa.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 2 Palapa pada

tahun 2009. Pada tahun yang sama,penulis melanjutkan pendidikan menengah di

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 25 Bandar Lampung, kemudian pada

tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Pertama

(SMA) Negeri 3 Bandar Lampung dan lulus tahun 2015. Penulis diterima

sebagai mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Pada bulan Januari-Maret 2018, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di desa Karang Rejo Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus dengan

tema “Melalui Kuliah Kerja Nyata Tingkatkan Peran Universitas Lampung dalam

Membangun dan Meningkatkan Kemandirian Desa”. Pada bulan Agustus 2018,

penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT. Great Giant Pineapple

Plantation Group 4 (PT. GGP PG 4) Lampung Timur dengan judul “Mempelajari

Page 11: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

xi

Pengaruh Perbedaan Pelapisan Lilin (Waxing) terhadap Kualitas Buah Mangga

Selama Penyimpanan Suhu Ruang di PT. Great Giant Pineapple Plantation Group

4 (PT. GGP PG 4) Lampung Timur”.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi Asisten Dosen mata kuliah

Kimia Dasar 2 tahun ajaran 2018/2019.

Page 12: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

xii

xi

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

limpahan berkat dan karunia serta petunjuk- Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Susilawati, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas izin penelitian yang diberikan.

3. Bapak Dr.Ir. Suharyono AS., M.S., selaku pembimbing pertama dan selaku

pembimbing akademik, atas bantuan serta pengarahan, saran, masukan dalam

proses penelitian, dan penyelesaian skripsi penulis.

4. Bapak Ir. Samsul Rizal, M.Si., selaku pembimbing kedua, atas bantuan serta

pengarahan, saran, masukan dalam proses penelitian, dan penyelesaian skripsi

penulis.

5. Ibu Novita Herdiana, S.Pi., M.Si., selaku pembahas atas saran, bimbingan dan

evaluasinya terhadap karya skripsi penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen pengajar, staff administrasi di Jurusan Teknologi Hasil

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

7. Keluargaku tercinta, Teman-teman seperjuangan, sahabat serta

Page 13: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

xiii

Teman terkasih, terima kasih selalu memberikan motivasi, arahan,

dukungan, dan doa yang tidak henti-hentinya selama penulis menyelesaikan

skripsi.

Penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas segala kebaikan

semua pihak di atas dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 19 April 2019

Penulis,

Bunga Sascia Adilla Pratiwi

Page 14: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

xiv

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1 1.2. Tujuan ............................................................................................................. 4 1.3. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 4 1.4. Hipotesis .............................................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tepung Terigu ................................................................................................. 7 2.2. Jantung Pisang ................................................................................................. 9 2.3. Biskuit ........................................................................................................... 12 2.4. Serat Makanan ............................................................................................... 14

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................................ 17 3.2. Alat dan Bahan .............................................................................................. 17 3.3. Metode Penelitian .......................................................................................... 18 3.4. Pelaksanaan Penelitian .................................................................................. 18

3.4.1. Pembuatan Bubur Jantung Pisang Kepok Kuning ....................................... 18

3.4.2. Pembuatan Biskuit Jantung Pisang ................................................ 20

3.5. Pengamatan ................................................................................................... 22

3.5.1. Pengujian Sifat Organoleptik ………. ................................................. 22

3.5.2. Pengujian Kandungan Serat ................................................................ 23

Page 15: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

xv

3.5.3. Pengujian Kandungan Air ........................................................... 23

3.5.4, Pengujian Kandungan Protein ………… ............................................. 24

3.5.5. Pengujian Kandungan Lemak ............................................................. 26

3.5.6. Pengujian Kandungan Abu ................................................................. 27

3.5.7. Pengujian Kandungan Karbohidrat ..................................................... 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Organoleptik dan Serat Kasar ................................................................. 31

4.1.1. Aroma ................................................................................................. 31 4.1.2. Rasa ..................................................................................................... 33 4.1.3. Warna .................................................................................................. 34 4.1.4. Tekstur ................................................................................................ 36 4.1.5. Penerimaan Keseluruhan .................................................................... 38 4.1.6. Serat Kasar .......................................................................................... 39

4.2. Perlakuan Terbaik ......................................................................................... 41 4.3. Analisis Sifat Kimia Perlakuan Terbaik ......................................................... 44

4.4.1. Kandungan Air .................................................................................... 44 4.4.2. Kandungan Protein ……………………………. ................................. 45

4.4.3. Kandungan Lemak ………………………….. .................................... 46

4.4.4. Kandungan Abu ………………………….. ........................................ 46

4.4.5. Kandungan Karbohidrat …………………. ......................................... 46

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ………………………………… ................................................ 48

5.2. Saran ……………………………………… ........................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel ........................................................................................................... Halaman

1. Kandungan Gizi pada Tepung Terigu per 100 g .................................................. 8 2. Kandungan Gizi Jantung Buah Pisang ............................................................. 10 3. Informasi Nilai Gizi Biskuit Cookies “Nissin” ................................................ 13 4. Syarat Mutu Biskuit ......................................................................................... 14 5. Formulasi Perbandingan Bubur Jantung Pisang dan Tepung Terigu .............. 18 6. Lembar Kuisioner Uji Skoring ......................................................................... 29 7. Lembar Kuisioner Uji Hedonik ........................................................................ 30

8. Hasil Uji Lanjut Formulasi Bubur Jantung Pisang dan Tepung Terigu

Terhadap Aroma Biskuit ................................................................................. 32

9. Hasil Uji Lanjut Formulasi Bubur Jantung Pisang dan Tepung Terigu

Terhadap Rasa Biskuit ...................................................................................... 33

10. Hasil Uji Lanjut Formulasi Bubur Jantung Pisang dan Tepung Terigu

Terhadap Warna Biskuit ................................................................................ 35

11. Hasil Uji Lanjut Formulasi Bubur Jantung Pisang dan Tepung Terigu

Terhadap Tekstur Biskuit ............................................................................... 36

12. Hasil Uji Lanjut Formulasi Bubur Jantung Pisang dan Tepung Terigu

Terhadap Penerimaan Keseluruhan Biskuit ................................................... 38

13. Hasil Uji Lanjut Formulasi Bubur Jantung Pisang dan Tepung Terigu

Terhadap Serat Kasar Biskuit ......................................................................... 39

14. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Organoleptik dan Serat Kasar Biskuit

dengan Kombinasi Bubur Jantung Pisang dan Tepung Terigu ....................... 42

15. Komposisi Kimia Biskuit dengan Fortifikasi Bubur Jantung Pisang Kepok

Kuning Formulsi A3 (10 : 90) ........................................................................ 44

16. Nilai Rata-Rata Pengujian Sifat Organoleptik Aroma pada Biskuit .............. 54

17. Uji Kehomogenan (Keseragaman) Ragam (Bartlett’s Test) .......................... 54

Page 17: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

xvii

18. Analisis Ragam .............................................................................................. 55

19. Uji Lanjut BNT 0,05 ...................................................................................... 55

20. Nilai Rata-Rata Pengujian Sifat Organoleptik Rasa pada Biskuit ................. 56

21. Uji Kehomogenan (Keseragaman) Ragam (Bartlett’s Test) .......................... 56

22. Analisis Ragam .............................................................................................. 57

23. Uji Lanjut BNT 0,05 ...................................................................................... 57

24. Nilai Rata-Rata Pengujian Sifat Organoleptik Tekstur pada Biskuit ............. 58

25. Uji Kehomogenan (Keseragaman) Ragam (Bartlett’s test) ........................... 58

26. Analisis Ragam .............................................................................................. 59

27. Uji Lanjut BNT 0,05 ..................................................................................... 59

28. Nilai Rata-Rata Pengujian Sifat Organoleptik Warna Biskuit ....................... 60

29. Uji Kehomogenan (Keseragaman) Ragam (Bartlett’s Test) .......................... 60

30. Analisis Ragam .............................................................................................. 61

31. Uji Lanjut BNT 0,05 ...................................................................................... 61

32. Nilai Rata-Rata Pengujian Penerimaan Keseluruhan Biskuit ....................... 62

33. Uji Kehomogenan (Keseragaman) Ragam (Bartlett’s Test) ....................... 62

34. Analisis Ragam .............................................................................................. 63

35. Uji Lanjut BNT 0,05 ...................................................................................... 63

36. Nilai Rata-Rata Serat Kasar Biskuit ............................................................... 64

37. Uji Kehomogenan (Keragaman) Ragam (Bartlett’s Test) ............................. 64

38. Analisis Ragam .............................................................................................. 65

39. Uji Lanjut BNT 0,05 ...................................................................................... 65

Page 18: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar ....................................................................................................... Halaman 1. Diagram Alir Pembuatan Bubur Jantung Pisang ............................................. 20 2. Diagram Alir Pembuatan Biskuit Jantung Pisang ............................................ 21 3. Bahan Baku Utama untuk Pembuatan Biskuit ................................................. 66

a. Jantung Pisang Kepok Kuning .................................................................... 66 b. Tepung Terigu Protein Rendah ................................................................... 66

4. Bahan Tambahan untuk Pembuatan Biskuit (Cream) ....................................... 66

a. Mentega dan Margarin ................................................................................. 66 b. Susu Skim .................................................................................................... 66

c. Gula Pasir .................................................................................................... 66 d. Telur ............................................................................................................ 66

5. Proses Persiapan Jantung Pisang Kepok Kuning ............................................. 67

a. Pencucian Jantung Pisang Kepok Kuning ................................................... 67 b. Perendaman Dalam Air Selama Semalam ................................................... 67 c. Jantung Pisang Kepok Kuning yang Telah Dikupas Kulitnya .................... 67 d. Jantung Pisang Kepok Kuning yang Diblanching ....................................... 67

6. Proses Pembuatan Bubur Jantung Pisang Kepok Kuning ................................ 68

a. Jantung Pisang Kepok Kuning Setelah Diblanching ................................. 68 b. Pengirisan Jantung Pisang Kepok Kuning ................................................. 68 c. Penghalusan Irisan Jantung Pisang Kepok Kuning .................................... 68 d. Bubur Jantung Pisang Kepok Kuning ......................................................... 68

7. Proses Pembuatan Adonan Biskuit .................................................................. 69

a. Pembuatan Bahan Tambahan (Cream) ...................................................... 69 b. Bahan Tambahan (Cream) Setelah Dimixer ............................................. 69

Page 19: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

xix

c. Proses Pencampuran Bubur Jantung Pisang Kepok, Tepung Terigu,

dan Bahan Tambahan (Cream) .................................................................. 69

d. Pencampuran Bahan-Bahan Hingga Terbentuk Adonan .......................... 69

8. Proses Pencetakan Adonan Biskuit .................................................................. 70

a. Adonan Biskuit yang Sudah Kalis ............................................................ 70 b. Adonan Biskuit yang Telah Diratakan ...................................................... 70 c. Pencetakan Adonan Biskuit ...................................................................... 70 d. Adonan Biskuit yang Siap Dipanggang .................................................... 70

9. Contoh Biskuit Sebelum Dioven ...................................................................... 71

a. A1 (0 : 100) ............................................................................................... 71 b. A2 (5 : 95) ................................................................................................. 71 c. A3 (10 : 90) ............................................................................................... 71 d. A4 (15 : 85) ............................................................................................... 71 e. A5 ( 20 : 80) .............................................................................................. 71 f. A6 (25 : 75) ................................................................................................ 71

10. Contoh biskuit sesudah dioven pada suhu 80°C selama 10 menit dan

suhu 180° selama 60 menit ............................................................................. 72

a. A1 (0 : 100) ............................................................................................... 72 b. A2 (5 : 95) ................................................................................................. 72 c. A3 (10 : 90) ............................................................................................... 72 d. A4 (15 : 85) ............................................................................................... 72 e. A5 ( 20 : 80) .............................................................................................. 72 f. A6 (25 : 75) ................................................................................................ 72

Page 20: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Biskuit adalah salah satu jenis kue kering yang sampai saat ini banyak digemari

oleh masyarakat sebagai makanan jajanan atau camilan dari berbagai

kelompok ekonomi dan kelompok umur. Menurut Moehji (2000), biskuit sering

dikonsumsi oleh anak balita, anak usia sekolah, remaja, hingga orang tua

yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan atau makanan bekal. Harga

biskuit yang terjangkau oleh berbagai kelompok ekonomi juga menjadi satu

alasan mengapa biskuit banyak disukai oleh masyarakat. Menurut SNI

2973 - 2011 biskuit adalah produk makanan kering yang dibuat dengan

cara memanggang adonan yang terbuat dari tepung terigu dengan atau

substitusinya, minyak atau lemak dengan atau tanpa penambahan bahan pangan

lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Menurut Saksono (2012),

menyatakan bahwa berdasarkan data asosiasi industri, tahun 2012 konsumsi

biskuit meningkat sebesar 5% - 8% didororng oleh kenaikan konsumsi

domestik.

Biskuit dikonsumsi oleh semua usia, baik bayi hingga dewasa dengan jenis

yang berbeda-beda. Namun, biskuit komersial yang beredar di pasaran memiliki

kandungan gizi yang kurang seimbang. Kebanyakan biskuit memiliki

Page 21: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

2

kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi, sedangkan kandungan protein dan

kalsium nya relatif rendah (Andriana et al, 2015). Permintaan terhadap produk

makanan kesehatan seperti makanan bebas gula (sugar-free food), makanan

rendah kalori (low calorie food) dan makanan kaya serat (high fiber food)

meningkat dengan pesat. Kecenderungan ini didasarkan atas perannya dalam

pencegahan penyakit hipertensi, diabetes, kanker usus, dan penyakit

degeneratif lainnya. Berbagai sumber bahan berserat tinggi seperti selulosa,

hemiselulosa, lignin, dan gum sekarang menjadi perhatian utama dalam

pengembangan produk makanan tersebut (Riyanto dan Wilakstanti, 2006).

Jantung pisang kepok kuning merupakan salah satu bahan hasil pertanian yang

selama ini kurang diminati oleh masyarakat dan biasanya hanya digunakan

sebagai lauk pelengkap. Jantung pisang kepok kuning memiliki kandungan pati

dan serat yang tinggi (Aprilia, 2015). Menurut data Badan Pusat Statistik (2017),

Provinsi Lampung merupakan penghasil pisang terbesar di Indonesia dengan total

produksi sebanyak 1.462.423 ton. Total produksi jantung pisang adalah 1% dari

total produksi pisang, sehingga total produksi jantung pisang pada tahun 2017

sebesar 14.624 kg.

Keberadaan jantung pisang yang semakin terlupakan, perlu dilihat sisi lain dari

manfaat jantung pisang. Jantung pisang mengandung berbagai zat yang baik bagi

kesehatan seperti protein, fosfor, mineral, kalsium vitamin B1, C dan kandungan

serat yang cukup tinggi. (Panji R, 2012). Jantung pisang merupakan salah satu

bahan pangan yang memiliki kandungan nutrisi paling komplit. Selain itu jantung

Page 22: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

3

pisang sangat aman dikonsumsi bagi masyarakat yang sedang menjalani program

diet karena kandungan lemaknya sangat sedikit dan memberi rasa kenyang lebih

lama. (Novitasari et al, 2013).

Komponen penting lainnya yang terdapat pada jantung pisang adalah serat pangan

yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia khususnya dalam pencernaan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa serat pangan sangat bermanfaat antara

lain untuk: 1) memperlambat kecepatan pencernaan dalam usus sehingga aliran

energi ke dalam tubuh menjadi tetap, 2) memberikan perasaan kenyang yang

lebih lama, 3) memperlambat kemunculan gula darah (glukosa), sehingga insulin

yang dibutuhkan untuk mengubah glukosa menjadi energi semakin sedikit, 4)

membantu mengendalikan berat badan dengan memperlambat munculnya rasa

lapar, 5) meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dengan cara meningkatkan

pergerakan usus besar, 6) mengurangi risiko penyakit jantung,7) mengikat lemak

dan kolesterol kemudian dikeluarkan melalui feses selama proses buang air besar

(Alfi dan Arief, 2014).

Biskuit merupakan salah satu produk olahan yang digemari oleh masyarakat.

Bahan baku biskuit adalah tepung terigu lalu ditambahkan dengan bahan tambahan

lainnya untuk meningkatkan rasa pada biskuit. Namun kandungan serat pada

biskuit berbahan baku tepung terigu relatif rendah (±1 g/ 100 g). Serat yang

terkandung di dalam jantung pisang juga dapat dijadikan alternatif bagi

masyarakat yang gemar mengkonsumsi biskuit namun tidak dapat mengkonsumsi

biskuit karena masalah kegemukan. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti

Page 23: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

4

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kajian Pembuatan Biskuit

(Cookies) Kaya Serat dengan Menggunakan Fortifikasi Jantung Buah Pisang

Kepok Kuning (Musa Paradisiaca)”.

1.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi biskuit

kaya serat terbaik antara bubur jantung pisang kepok kuning dan tepung terigu

yang memiliki karakteristik kimia, fisik, serta organoleptik yang disukai oleh

panelis.

1.3. Kerangka Pemikiran

Tepung terigu merupakan bahan baku utama untuk pembuatan biskuit

dikarenakan kandungan gluteinnya yang cukup tinggi akan tetapi harganya relatif

mahal. Tepung terigu memiliki kandungan air 12%, karbohidrat 74,5%, protein

9%, lemak 1,2%, abu 0,46% dan kalori 340 kal. Saat ini produsen biasanya

menggunakan 100% tepung terigu untuk menghasilkan biskuit yang baik.

Menurut SNI 2973-2011, biskuit yang baik memiliki syarat kandungan air

maksimal 5%, protein 5 %, dan lemak 1%. Biskuit harus memiliki aroma dan

rasa yang normal serta memiliki tekstur yang renyah.

Jantung pisang kepok kuning mengandung energi (31 kakl), karbohidrat (71 g),

protein (1,2 g), lemak (0,3 g), mineral terutama fosfor (50 mg), kalsium (30 mg)

dan zat besi maupun vitamin seperti beta karotin (pro vitamin A), Vitamin B1

dan C dan juga mengandung serat yang cukup tinggi. Kandungan serat dalam

Page 24: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

5

jantung pisang dapat memperlancar pencernaan serta mengikat lemak dan

kolesterol untuk dibuang bersama kotoran. Jantung pisang juga dapat

menghindarkan kita dari penyakit jantung dan stroke karena dapat memperlancar

sirkulasi darah dan bersifat antikoagulan (mencegah penggumpalan darah)

(Novitasari et al, 2013).

Jantung pisang kepok kuning berbentuk bulat telur, agak melebar, kelopak luar

berwarna ungu dan sebelah dalam berwarna merah. Jenis jantung pisang ini

memiliki kadar protein 1,26 g dan rendah akan kandungan lemak yaitu sebesar

0,35 g, protein yang dihasilkan jantung pisang ini menimbulkan rasa gurih yang

dapat mengalahkan rasa pahit dan tannin (Laurencius, 2013). Jantung pisang

kepok kuning memiliki kandungan serat yang relatif tinggi (1,42 g) dan memiliki

harga yang relatif murah. Saat ini biskuit yang dibuat dengan menggunakan

tepung terigu kandungan seratnya relatif rendah.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Florentia (2016), pembuatan

biskuit dapat difortifikasi dengan tepung jantung pisang sebanyak 25%. Setelah

dilakukan penelitian pendahuluan oleh peneliti, pembuatan tepung jantung pisang

kepok kuning, menghasilkan tepung yang berwarna hitam dan berbau langu.

Penambahan tepung jantung pisang kepok kuning sebesar 30% ke dalam adonan

biskuit menghasilkan biskuit yang berwarna hitam. Tekstur yang dihasilkan juga

menjadi sangat keras dan tidak disukai oleh panelis.

Oleh karena itu untuk menghasilkan biskuit yang tidak berwarna kehitaman dan

dapat memperkaya kandungan serat pada biskuit maka perlu dilakukan penelitian

Page 25: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

6

pendahuluan dengan fortifikasi bubur jantung pisang sebanyak 30%. Penambahan

bubur jantung pisang sebanyak 30% menghasilkan adonan yang sulit lengket dan

sulit dibentuk. Jika dibandingkan dengan biskuit yang difortifikasi dengan tepung

jantung pisang, biskuit dengan fortifikasi bubur jantung pisang memiliki warna,

tekstur, rasa dan aroma yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian

pendahuluan, jantung pisang kepok kuning yang lebih baik digunakan untuk

penelitian utama adalah bubur jantung pisang dengan konsentrasi <30%.

Fortifikasi bubur jantung pisang kepok kuning diharapkan menghasilkan biskuit

kaya serat yang memiliki sifat kimia, fisik, serta organoleptik yang disukai oleh

konsumen. Namun demikian belum diketahui formulasi antara bubur jantung

pisang dan tepung terigu yang tepat untuk menghasilkan biskuit terbaik.

1.4. Hipotesis

Terdapat formulasi biskuit kaya serat terbaik yang memiliki sifat kimia, fisik, dan

organoleptik yang disukai oleh konsumen serta sesuai dengan SNI 2973 : 2011.

Page 26: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tepung Terigu

Tepung merupakan komponen paling banyak dalam pembuatan makanan.

Tepung terigu berfungsi sebagai bahan dasar untuk pembentukan adonan pada

makanan (Matz dalam Soliha, 2008). Tepung terigu berfungsi untuk membangun

kerangka kue, mengikat bahan lain, dan mendapatkan tekstur kue yang baik.

Tepung merupakan unsur susunan adonan cake dan juga menahan bahan-bahan

lainnya. Selain tepung terigu dalam pembuatan kue, tepung ketan, tepung beras,

sampai tepung singkong juga baik untuk membuat cake atau semacamnya

(Tobing, 2010).

Berdasarkan kandungan proteinnya tepung terigu dapat dibedakan menjadi tiga,

yaitu :

a. Tepung Terigu Hard (Hard Wheat) yaitu tepung terigu yang kandungan

protein yang bermutu tinggi yakni 11% - 13%, memiliki daya serap air yang

tinggi, mudah dicampur, memiliki kemampuan menahan udara (gas

holding) sehingga dapat menghasilkan produk dengan volume yang baik

serta dapat menyesuaikan pada suhu yang diperlukan (U.S. Wheat

Assosiated,1981 ;1). Tepung ini cocok untuk pembuatan adonan choux

pastry dan paff pastry dipasaran dikenal dengan nama cakra kembar

Page 27: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

8

produk dari bogasari, dan tali emas produk dari sri boga ratu raya.

b. Tepung Terigu Medium (Medium Wheat) yaitu tepung terigu yang

memiliki kandungan protein sedang yaitu sekitar 9% -10%. Jenis

tepung ini memiliki sifat fleksibel atau serbaguna dapat untuk membuat

roti, tetapi lebih tepat untuk membuat cake dan adonan sejenisnya (family

cake). Dipasaran tepung ini dikenal dengan nama segitiga biru produk

dari bogasari dan beruang biru dari sri boga.

c. Tepung Terigu Soft (Soft Wheat), yaitu tepung terigu dengan

kandungan protein rendah yaitu sekitar 7% - 8%, memiliki sifat sukar

diaduk dan diragikan serta daya serapnya rendah. Tepung ini tepat untuk

membuat cake, cookies dan kue-kue, dipasaran dikenal dengan nama

kunci yang merupakan produk dari bogasari, dan pita merah produk dari

sri boga ratu raya (Aprilia, 2015).

Informasi nilai gizi tepung terigu per 100 g sebagaimana disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Gizi pada Tepung Terigu per 100 g

Sumber : Depkes RI (2005:15-16)

Unsur gizi Kadar

Energy 346 Kkal

Air 12 g

Protein 10,3 g

Lemak 1.0 g

Karbohidrat 76,3 g

Serat 2,7 g

Kalsium 15,0 g

Magnesium 22,0 g

Page 28: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

9

Pada umumnya tepung yang dikenal luas penggunaannya adalah tepung terigu.

Berdasarkan kandungan proteinnya, biasanya jenis tepung terigu yang tersedia di

pasar memiliki kandungan protein berkisar antara 8%-9%, 10%-11%, dan 12%-

14%. Di dalam tepung terdapat senyawa Gluten, yang secara khas membedakan

tepung terigu dengan tepung-tepung lainya. Gluten adalah suatu senyawa pada

tepung yang bersifat kenyal dan elastis, yang sangat diperlukan dalam pembuatan

roti atau kue agar dapat mengembang dengan baik. Umumnya kandungan gluten

menentukan kadar protein tepung terigu, semakin tinggi kadar gluten semakin

tinggi kadar protein tepung terigu (Aprilia, 2015).

2.2. Jantung Pisang

Jantung pisang adalah bunga yang dihasilkan oleh pokok Pisang (Musa spp.)

yaitu sejenis tumbuhan dari keluarga Musaceae yang berfungsi untuk

menghasilkan buah pisang. Jantung Pisang dihasilkan semasa proses pisang

berbunga dan menghasilkan tandan pisang sehingga lengkap. Hanya dalam

keadaan tertentu atau spesis tertentu jumlah tandan dan jantung pisang melebihi

dari pada satu. Ukuran jantung pisang sekitar 25 – 40 cm dengan ukur lilit tengah

jantung 12 – 25 cm. Kulit jantung pisang luar adalah sederhana keras dan akan

terbuka apabila sampai waktu bagi mendedahkan bunga betina. Bunga betina dan

bunga jantan ini menghasilkan manisan atau nektar bagi menarik serangga

menghisapnya dan menjalankan proses pembungaan. Struktur jantung pisang

mempunyai banyak lapisan kulit dari yang paling gelap coklat-ungu kemerahan

dibagian luar dan warna putih krim susu dibagian dalam. Terdapat susunan bunga

berbentuk jejari diantara kulit tersebut dan ditengahnya terdapat bagian yang

Page 29: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

10

lembut (Panji R, 2012).

Jantung pisang mengandung energi (31 k.akl), karbohidrat (71 g), protein (1,2 g),

lemak (0,3 g), mineral terutama fosfor (50 mg), kal sium (30 mg) dan zat besi

maupun vitamin seperti beta karotin (pro vitamin A) (170 mg), Vitamin B1(0,06

mg) dan C (9 mg)dan juga mengandung serat yang cukup tinggi. Kandungan

serat dalam jantung pisang dapat memperlancar pencernaan serta mengikat

lemak dan kolesterol untuk dibuang bersama kotoran. Jantung pisang juga

dapat menghindarkan kita dari penyakit jantung dan stroke karena dapat

memperlancar sirkulasi darah dan bersifat antikoagulan (mencegah

penggumpalan darah).

Kandungan gizi yang terdapat pada berbagai jenis jantung pisang sebagaimana

disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan Gizi Jantung Buah Pisang (per 100 g)

Jenis

Pisang

Protein

(g)

Lemak

(g)

Karbohidrat

(g)

Mineral (mg) Vitamin (mg)

Ca Fe P A B C

Raja 1,38 0,43 8,65 4,00 0,20 60 160 0,04 8,00

Susu 1,32 0,32 7,72 4,00 0,30 40 150 0,05 10,00

Kepok 1,26 0,35 8,31 6,00 0,40 50 140 0,06 9,00

Klutuk 2,10 0,46 6,24 8,00 0,70 60 170 0,04 7,00

Lilin 1,02 0,38 7,50 3,00 0,10 30 165 0,03 8,00

Sumber : Putro dan Rosita (2006)

Menurut Putro dan Rosita (2006), jantung pisang sesuai dengan jenis

pisangnya terdapat empat rasa yang berbeda, yaitu : a) Rasa gurih dan hambar,

terdapat pada jantung pisang kepok, jantung pisang batu (klutuk), dan jantung

pisang hutan,. b) Rasa asam, terdapat pada jantung pisang marlin, jantung pisang

Page 30: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

11

kole dan jantung pisang muli,. c) Rasa sepat, terdapat pada jantung pisang susu,

tanduk dan jantung pisang raja, d) Rasa pahit, terdapat pada jantung pisang

ambon putih dan jantung pisang nangka. Jenis pisang yang digunakan dalam

pembuatan biskuit jantung pisang adalah jantung pisang kepok. Jantung

berbentuk bulat telur, agak melebar, kelopak luar berwarna ungu dan sebelah

dalam berwarna merah. Jenis jantung pisang ini memiliki kadar protein lebih

tinggi dari jenis jantung pisang lainnya, protein yang dihasilkan jantung pisang ini

menimbulkan rasa gurih. Jantung pisang memiliki aroma khas yang langu dan

memiliki getah (Laurencius, 2013). Jantung pisang kepok kuning memiliki

kandungan saponin dan tanin yang rendah sehingga memiliki rasa yang gurih.

Jantung pisang juga dapat dikatakan mempunyai kandungan gizi yang tinggi

seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi, fosfor, vitamin A, B dan

vitamin C. Kalori yang terdapat pada jantung pisang rata–rata mencapai 360

kalori. Jantung pisang mempunyai kandungan serat yang cukup tinggi dan

kandungan gula yang rendah, oleh karena itu tepung jantung pisang sangat

baik bagi pencernaan (Kusnandar, 2010). Serat merupakan kelompok

polisakarida yang tidak dapat dicerna yang terdapat dalam bahan pangan. Serat

atau polisakarida yang tidak dapat dicerna adalah seluosa, hemiselulosa, lignin,

pektin dan gum. Menurut Wickramarachci dan Ranamukhaarachci (2005), serat

kasar yang terkandung dalam jantung pisang segar adalah 20,31 ± 1,38 g per 100

g. Serat kasar yang terkandung pada jantung pisang kering adalah 17,41 ± 1,42 g

per 100 g. Jantung pisang memiliki kandungan gula reduksi yang apabila

dipanaskan akan membentuk reaksi karamelisasi dan apabila bereaksi dengan

Page 31: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

12

asam amino akan membentuk reaksi maillard. Warna coklat diakibatkan oleh

proses maillard, proses maillard merupakan reaksi yang terjadi akibat gugus-

gugus karbohidrat khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer yang

menghasilkan warna coklat pada produk makanan (Winarno, 2002).

2.3. Biskuit

Menurut SNI 01-2973-1992 biskuit adalah produk yang diolah dengan

memanggang adonan dari tepung terigu dengan penambahan makanan lain dan

dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Biskuit

diklasifikasikan ke dalam empat jenis yaiut biskuit keras, crackers, cookies, dan

wafer. Biskuit keras adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras,

berbentuk pipih apabila dipatahkan penampang potongannya berteksur padat,

dapat berkadar lemak tinggi atau rendah. Bahan yang digunakan dalam

pembuatan biskuit dibedakan menjadi bahan pengikat (binding material) dan

bahan pelembut (tenderizing material). Bahan pengikat terdiri dari tepung, air,

susu bubuk, putih telur, sedangkan bahan pelembut terdiri dari gula, lemak atau

minyak (shortening), bahan pengembang, dan kuning telur (Faridah, 2008).

Biskuit diklasifikasikan ke dalam 4 jenis yaitu :

1. Biskuit keras adalah jenis kue kering yang dibuat dengan jenis adonan yang

keras (jumlah shortening dan gula yang digunakan lebih sedikit), berbentuk

pipih, bila dipatahkan penampang potongannya bertekstur padat.

2. Crackers adalah jenis kue kering yang dibuat dari adonan keras melalui proses

fermentasi atau pemeraman, berbentuk pipih yang rasanya mengarah ke rasa

Page 32: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

13

asin dan gurih, renyah dan bila dipatahkan penampang potongannya berlapis-

lapis.

3. Wafer adalah jenis kue kering yang dibuat dari adonan cair (jumlah adonan

cair yang digunakan lebih banyak), berpori-pori kasar, relatif renyah dan bila

dipatahkan penampang potongannya berongga-rongga.

4. Cookies adalah jenis kue kering yang dibuat dari adonan lunak (jumlah lemak

dan gula yang digunakan lebih banyak) atau keras, relatif renyah (BSN, 1992).

Biskuit merupakan salah satu makanan ringan atau snack yang banyak

dikonsumsi oleh masyarakat. Produk ini merupakan produk kering yang

memiliki kadar air rendah. Menurut Saksono (2012) menyatakan bahwa

berdasarkan data asosiasi industri, tahun 2012 konsumsi biskuit meningkat

menjadi 5 – 8 % didorong oleh kenaikan konsumsi domestik.

Biskuit dikonsumsi oleh seluruh kalangan usia, baik bayi hingga dewasa namun

dengan jenis yang berbeda-beda. Informasi nilai gizi pada biskuit berbahan baku

tepung terigu dengan ukuran porsi 2 ½ keping ( 140 g) sebagaimana disajikan

pada Tabel 3.

Tabel 3. Informasi Nilai Gizi Biskuit (Cookies) “Nissin” :

No Komponen Kandungan (%)

1 Serat Kasar -

2 Air -

3 Protein 12

4 Lemak 32

5 Abu -

6 Karbohidrat 56

Sumber : www.fatsecret.co.id

Page 33: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

14

Tabel 4. Syarat mutu biskuit yang baik menurut SNI 2973:2011

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan

1.1 Bau - Norrnal -

1.2 Rasa - Normal

1.3 Warna - Normal

2 Kadar Air (b/b) % Maks. 5

3 Protein (N X 6,25) (b/b) % Min. 5

Min. 4,5*)

Min. 3 **)

Sumber : SNI 2973 : 2011

2.4. Serat Makanan

Serat makanan adalah komponen bahan makanan nabati yang penting yang tahan

terhadap proses hidrolisis oleh enzim-enzim pada sistem pencernaan manusia.

Komponen yang terbanyak dari serat makanan ditemukan pada dinding sel

tanaman. Komponen ini termasuk senyawa struktural seperti selulosa,

hemiselulosa, pektin dan ligin. Definisi terbaru tentang serat makanan yang

disampaikan oleh the American Association of Cereal Chemist (AACC, 2000)

adalah merupakan bagian yang dapat dimakan dari tanaman atau karbohidrat

analog yang resisten terhadap pencernaan dan absorpsi pada usus halus dengan

fermentasi lengkap atau partial pada usus besar. Serat makanan tersebut

meliputi pati, polisakharida, oligosakharida, lignin dan bagian tanaman lainnya .

Pada masa lalu, serat makanan hanya dianggap sebagai sumber energi yang tidak

tersedia (non-available energi source) dan hanya dikenal mempunyai efek

pencahar perut. Namun berbagai penelitian telah melaporkan hubungan antara

konsumsi serat dan insiden timbulnya berbagai macam penyakit diantaranya

kanker usus besar, penyakit kardiovaskular dan kegemukkan (obesitas). Saat ini

telah terjadi pergeseran utama dalam penyebab kematian dan kesakitan di

Page 34: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

15

Indonesia. Penyakit infeksi yang selalu menjadi penyebab utama penyakit dan

kematian mulai bergeser dan diganti oleh penyakit degeneratif seperti penyakit

jantung, hipertensi, kencing manis, hiperkolesterol, peningkatan asam urat dan

kanker serta penyakit degeneratif lain (Ebook Pangan, 2006).

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI tahun 1995

membuktikan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah SKRT sejak tahun

1972, bahwa dominasi penyakit infeksi di Jawa dan Bali telah digantikan oleh

penyakit akibat sistem sirkulasi. Hasil SKRT menunjukkan bahwa penyebab

kematian telah didominasi oleh penyakit sistem sirkulasi (24.2%) dibandingkan

penyakit infeksi (22.8%). Salah satu faktor penting sebagai akibat dari penyebab

penyakit ini adalah perubahan gaya hidup masyarakat yang menuju ke pola hidup

tidak sehat antara lain kurang berolahraga, terlalu banyak mengkonsumsi

makanan yang manis dan berlemak (diet tinggi lemak dan karbohidrat), banyak

makanan yang mengandung garam, kurang makanan yang berserat serta serta

kebiasaan tidak sehat lain seperti merokok dan minum alkohol

(Ebook Pangan, 2006).

Beberapa ahli pangan telah mengungkapkan manfaat fungsional dan nutrisional

yang diperoleh dengan menggunakan serat makanan. Serat makanan yang larut

(soluble fiber) cocok untuk digunakan dalam makanan-makanan cair seperti

minuman, sup dan pudding, sedangkan serat makanan yang tidak larut (insoble

fiber) biasanya digunakan dalam makanan-makanan padat dan produk

panggangan (Andon, 1987). Makanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi

dilaporkan juga dapat menurunkan bobot badan. Makanan akan tinggal dalam

Page 35: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

16

saluran pencernaan dalam waktu yang relatif singkat sehingga absorbsi zat

makanan akan berkurang. Selain itu makanan yang mengandung serat relatif

tinggi akan memberi rasa kenyang sehingga menurunkan konsumsi makanan.

Makanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi biasanya mengandung kalori

rendah, kadar gula dan lemak rendah yang dapat membantu mengurangi

terjadinya obesitas.

Page 36: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan di

Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Universitas Lampung, Laboratorium Teknologi Pangan Politeknik Negeri

Lampung dan Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi Universitas

Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2018 – Februari

2019.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain timbangan, blender,

neraca analitik, baskom, oven, spatula, pisau, loyang, mixer, erlenmeyer, pipet

voume, hot plate, kertas saring, beaker glass,cawan petri dan alat analisis serat

lainnya.

Bahan-bahan yang digunakan adalah jantung pisang, tepung terigu,telur,gula, susu

skim, margarin, mentega, garam, H2SO4, NaOH, Alkohol, K2SO4 dan aquades.

Page 37: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

18

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Lengkap

(RAKL) dengan faktor tunggal yaitu formulasi bubur jantung pisang. Perlakuan

pada penelitian ini menggunakan 6 taraf formulasi tepung jantung pisang dan

tepung terigu (b/b) yaitu A1 (0:100), A2 (5:95), A3 (10:80), A4 (15:75), A5

(20:80) dan A6 (25:75) dengan ulangan sebanyak 4 kali. Penelitian ini terdiri dari

empat tahapan, yaitu pembuatan bubur jantung pisang, pembuatan biskuit ,

pengujian kandungan serat pada biskuit dan pengujian sifat organoleptik. Data

yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan

uji lanjut BNT pada taraf 5%. Masing-masing sampel dari setiap ulangan akan

diuji kandungan serat dan sifat organoleptiknya. Perlakuan yang terbaik

selanjutnya akan diuji kandungan serat, air, protein, lemak, abu, dan karbohidrat.

Formulasi perbandingan bubur jantung pisang dan tepung terigu disajikan pada

Tabel 5.

Tabel 5. Formulasi Perbandingan Bubur Jantung Pisang dan Tepung Terigu

Kode Sampel Bubur Jantung Pisang (J) Tepung Terigu (T)

A1 0 100

A2 5 95

A3 10 90

A4 15 85

A5 20 80

A6 25 75

3.4. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu pembuatan bubur jantung pisang kepok

kuning dan pembuatan biskuit dengan fortifikasi bubur jantung pisang kepok

Page 38: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

19

kuning. Metode pembuatan bubur jantung pisang kepok kuning dan biskuit

jantung pisang kepok kuning sebagai berikut :.

3.4.1. Pembuatan Bubur Jantung Pisang Kepok Kuning

Bubur jantung pisang dibuat dengan cara jantung pisang kepok kuning

dihilangkan 3 kulit bagian luarnya, dicuci bersih lalu direndam dalam air selama

semalam untuk menghilangkan getahnya. Jantung pisang kepok kuning ditiriskan

kemudian dipotong bagian pangkalnya. Dikupas kulit bagian luarnya yang

berwarna merah hingga tersisa bagian yang berwarna putih. Diblanching kulit

luar dan bagian yang berwarna putih pada suhu 60oC selama 3 menit. Jantung

pisang diangkat dan ditiriskan kemudian diiris tipis-tipis ±3 mm dimasukkan ke

dalam air (T = 40oC) (t = 5 menit) untuk menghilangkan getahnya. Diangkat dan

ditiriskan, ditimbang beratnya sebanyak 500 g. Dimasukkan ke dalam blender

dan ditambahkan air sebanyak (250 ml) dan diblender hingga halus.

Page 39: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

20

Diagram alir pembuatan bubur jantung pisang kepok kuning disajikan pada

Gambar 1. sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram alir pembuatan biskuit jantung pisang

(Wulandari dan Handarsari, 2010) yang telah dimodifikasi

3.4.2. Pembuatan Biskuit Jantung Pisang

Bubur jantung pisang (30%) dan tepung terigu (70%) dicampurkan dan diaduk

hingga tercampur merata di dalam satu wadah. Susu skim 10 g, telur 1 butir, gula

45 g, margarin 25 g, dan mentega 25 g dicampurkan dalam satu wadah dan diaduk

hingga merata. Setelah itu tepung dan campuran bahan lainnya dicampurkan dan

Dikupas 3 kulit bagian luarnya dan dicuci, direndam dalam air selama semalam

Ditiriskan kemudian dipotong bagian pangkalnya, dikupas kulit luarnya yang

berwarna merah hingga tersisa bagian yang berwarna putih

Diblanching kulit luar dan bagian yang berwarna putih pada suhu 60oC ±3

menit

Diangkat dan ditiriskan, kemudian diiris tipis-tipis ±3 mm dan dimasukkam

ke dalam air (T=40oC) selama 5 menit

Diangkat dan ditiriskan, ditimbang sebanyak 500 g dan dimasukkan ke

dalam blender. Ditambahkan air sebanyak 250 ml dibender hingga halus

Bubur Jantung Pisang Kepok

Jantung Pisang Kepok Kuning

Page 40: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

21

diaduk selama 3 menit sampai merata. Adonan biskuit diratakan hingga ketebalan

± 4cm kemudian dicetak dengan menggunakan cetakan kue berbentuk bulat

dengan diameter ± 4 cm. Adonan yang telah dicetak kemudian dipanggang

dengan menggunakan oven pada suhu 80°C selama 10 menit dan suhu 180oC

selama 60 menit. Diagram alir pembuatan biskuit jantung pisang disajikan pada

Gambar 2 sebagai berikut :

Gambar 2 . Diagram alir pembuatan biskuit jantung pisang

(Wulandari dan Handarsari, 2010) yang telah dimodifikasi

a) Bubur

Jantung

Pisang

Kepok

Kuning

b) Tepung

Terigu

(0:100),

(5:95),

(10:80),

(15:85),

(20:80),

(25:75)

Biskuit Jantung Pisang

Kepok

Bahan cream

a) Susu skim

10 g

b) Telur 1

butir

c) Gula 60 g

d) Margarin

25 g

e)Mentega 25

Dicampur dan diaduk hingga

merata dengan menggunakan mixer

selama ± 3 menit

Dicampur dan diaduk sampai merata

Adonan diratakan hingga ketebalan ± 4

mm dan dicetak dengan cetakan

berbentuk bulat dengan diameter± 4 cm

Adonan dipanggang dengan oven pada

suhu 80°C selma 10 menit dan suhu

180oC selama 60 menit

Pengamatan

a) Aroma

b) Rasa

c) Warna

d) Tekstur

e)Penerimaan

Keseluruhan

f) Serat Kasar

Page 41: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

22

3.5. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengamatan terhadap sifat

organoleptik biskuit (warna, rasa, aroma, tekstur dan penerimaan keseluruhan)

dan diuji kandungan serat kasar masing-masing sampel. Perlakuan terbaik

selanjutnya akan diuji sifat kimia (karbohidrat, protein,abu, kadar air dan lemak).

3.5.1. Pengujian Sifat Organoleptik

Uji organoleptik yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji skoring meliputi

pengujian terhadap warna, rasa, aroma, dan tekstur, sedangkan untuk penerimaan

keseluruhan dilakukan dengan uji hedonik. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan 25 panelis semi terlatih untuk uji skoring dan 25 panelis semi

terlatih untuk uji hedonik (Meilgaard et al, 1999). Panelis diminta memberikan

nilai sesuai dengan penilaian terhadap atribut sensori yang dinilai yaitu warna,

rasa, aroma dan tekstur untuk uji skoring serta penerimaan keseluruhan untuk uji

hedonik. Pengujian dilakukan oleh 25 panelis semi terlatih untuk uji skoring dan

25 panelis semi terlatih untuk uji hedonik yang dilakukan di Laboratorium Uji

Sensori Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung. Contoh kuisioner yang digunakan pada pengujian skoring dan hedonik

dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Page 42: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

23

3.5.2. Pengujian Kandungan Serat

Analisis kandungan serat dilakukan dengan menggunakan metode pelarutan

dengan asam dan basa menurut AOAC, sampel seberat 2 gram diambil dan

dipindahkan ke dalam erlenmeyer 600 ml ditambahkan 200 ml larutan H2SO4

mendidih (1,25 g H2SO4 pekat/100 ml = 0,25 N H2SO4) selama 30 menit dengan

kadangkala digoyangkan. Selanjutnya suspensi diambil melalui kertas saring dan

residu yang tertinggal dalam erlenmeyer dicuci dengan aquades mendidih. Residu

dalam kertas saring dicuci sampai air cucian tidak berasam lagi. Kemudian residu

dipindahkan secara kuantitatif dari kertas saring ke dalam erlenmeyer kembali

dengan spatula, sisanya dicuci dengan larutan NaOH mendidih (1,25 g NaOH/100

ml = 0,31 N NaOH) sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk ke dalam

erlenmeyer. Kemudian larutan dididihkan dengan pendingin balik dengan

kadangkala digoyangkan selama 30 menit. Kemudian larutan disaring dengan

kertas saring yang diketahui beratnya yang telah dipijarkan, dicuci dengan larutan

K2SO4 10%. Cuci residu dengan aquades mendidih dan kemudian dengan ±15 ml

alkohol 95%. Kertas saring dikeringkan dengan isinya pada 110°C sampai berat

konstan (1-2 jam), dinginkan dalam desikator dan ditimbang.

3.5.3. Pengujian Kandungan Air

Analisis kadar air dilakukan dengan menggunakan metode Gravimetri (AOAC,

2005). Prinsipnya adalah dengan menguapkan molekul air bebas yang ada dalam

sampel. Sampel lalu ditimbang sampai didapat bobot konstan dengan asumsi

semua air yang terkandung dalam sampel sudah diuapkan. Selisih bobot sebelum

Page 43: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

24

dan sesudah pengeringan merupakan banyaknya air yang diuapkan. Cawan

dikeringkan menggunakan oven pada suhu 100 – 105oC selama 30 menit,

kemudian didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan uap air dan

ditimbang (A). Sampel ditimbang sebanyak 2g dalam cawan yang sudah

dikeringkan (B) kemudian dioven pada suhu 100 – 105oC selama 6 jam, lalu

didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (C). Tahap ini

diulangi hingga dicapai bobot yang konstan. Penentuan kadar air dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

A : berat cawan kosong (g)

B : berat cawan + sampel awal (g)

C : berat cawan + sampel kering (g)

3.5.4, Pengujian Kandungan Protein

Analisis kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl (AOAC, 2005), yaitu

oksidasi bahan-bahan berkarbon dan konversi nitrogen menjadi amonia oleh asam

sulfat. Selanjutnya amonia bereaksi dengan kelebihan asam membentuk amonium

sulfat. Amonium sulfat yang terbentuk diuraikan dan larutan dijadikan basa

dengan NaOH. Amonia yang diuapkan akan diikat dengan asam borat. Nitrogen

yang terkandung dalam larutan ditentukan jumlahnya dengan titrasi dengan

menggunakan larutan baku asam. Prosedur analisis kadar protein sebagi berikut :

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 =𝐵 − 𝐶

𝐵 − 𝐴 𝑥 100%

Page 44: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

25

sampel ditimbang sebanyak 0,1 - 0,5 g, dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 100

ml, kemudian didekstruksi sampai larutan menjadi hijau jernih dan S02 hilang.

Larutan dibiarkan dingin dan dipindahkan ke labu 50 ml NaOH dan diencerkan

dengan aquades sampai tanda tera, kemudian dimasukkan ke dalam alat destilasi,

ditambahkan dengan 5 – 10 ml NaOH 30-33% dan dilakukan destilasi. Destilat

ditampung dalam larutan 10 ml asam borat 3% dan beberapa tetes indikator

(larutan bromcresol green 0,1% dan larutan metil merah merah 0,1%) dalam

alkohol 95% secara terpisah dan dicampurkan antara 10 ml bromcresol green

dengana 2 ml metil merah kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0,02 N sampai

larutan berubah warnanya menjadi merah muda. Penentuan kadar protein

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

VA : ml HCl untuk titrasi sampel

VB : ml HCl untuk titrasi blangko

N : normalitas HCl standar yang digunakan

Berat atom Nitrogen : 14,007

faktor konversi protein : 6,25

W : berat sampel (g)

% 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = 𝑉𝐴− 𝑉𝐵 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 14,007 𝑥 6,25 𝑥 100%

𝑊 𝑥 1000

Page 45: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

26

3.5.5. Pengujian Kandungan Lemak

Analisis kadar lemak dilakukan dengan metode Soxhlet (AOAC, 2005), yaitu

lemak yang terdapat dalam sampel diekstrak dengan menggunakan pelarut lemak

nonpolar. Prosedur analisis kadar lemak adalah labu lemak yang akan digunakan

dioven selama 15 menit pada suhu 105oC, kemudian didinginkan dalam desikator

untuk menghilangkan uap air dan ditimbang (A). sampel ditimbang sebanyak 5 g

(B) lalu dibungkus dengan kertas timbel, ditutup dengan kapas bebas lemak dan

dimasukkan ke dalam alat ekstraksi Soxhlet yang telah dihubungkan dengan labu

lemak yang telah dioven dan diketahui bobotnya. Pelarut heksan dituangkan

sampai sampel terendam dan dilakukan refluks atau ekstraksi lemak selama 5-6

jam atau sampai pelarut lemak yang turun ke labu lemak berwarna jernih. Pelarut

lemak yang telah digunakan, disuling dan ditampung setelah itu ekstrak lemak

yang ada dalam labu lemak dikeringkan dalam oven bersuhu 100 – 105oC selama

10 menit, lalu labu lemak didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan

ditimbang (C). Tahap pengeringan labu lemak diulangi sampai diperoleh bobot

yang konstan. Penentuan kadar lemak dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

A : berat labu alas bulat kosong (g)

B : berat sampel (g)

C : berat labu alas bulat dan lemak hasil ekstraksi (g)

% 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐶 − 𝐴 𝑥 100%

𝐵

Page 46: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

27

3.5.6. Pengujian Kandungan Abu

Analisis kadar abu dilakukan menggunakan metode oven (AOAC, 2005).

Prinsipnya adalah pembakaran bahan-bahan organik yang diuraikan menjadi air

dan karbondioksida tetapi zat anorganik tidak terbakar, zat anorganik ini disebut

abu. Cawan yang akan digunakan dioven terlebih dahulu selama 30 menit pada

suhu 100 – 105oC. Cawan didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan uap

air dan ditimbang (A). Sampel ditimbang sebanyak 2g dalam cawan yang sudah

dikeringkan (B) kemudian dibakar di atas nyala pembakar sampai tidak berasap

dan dilanjutkan dengan pengabuan di dalam tanur bersuhu 500 – 600oC sampai

pengabuan sempurna. Sampel yang sudah diabukan didinginkan dalam desikator

dan ditimbang (C). Tahap pembakaran dalam tanur diulangi sampai didapat bobot

yang konstan.

Penentuan kadar abu dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

A : berat cawan kosong (g)

B : berat cawan + sampel awal (g)

C : berat cawan + sampel kering (g)

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 =𝐶 − 𝐴

𝐵 − 𝐴 𝑥 100%

Page 47: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

28

3.5.7. Pengujian Kandungan Karbohidrat

Penentuan kadar karbohidrat dihitung menggunakan metode by difference

(Winarno, 1996) dengan rumus sebagai berikut

% 𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑡 = 100% − 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 + 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 + 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 + 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 %

Page 48: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

29

Tabel 6. Lembar kuisioner uji skoring

(Meilgaard et al, 1999)

Kuisioner Uji Skoring

Nama : Tanggal Pengujian :

Produk : Biskuit

Dihadapan Anda disajikan sampel biskuit dengan fortifikasi bubur jantung pisang

kepok kuning. Anda diminta untuk mengevaluasi sampel tersebut satu persatu,

yaitu aroma, rasa, warna dan tekstur. Berikan penilaian Anda dengan cara

menuliskan skor di bawah kode sampel pada tabel penilaian berikut :

Penilaian 114 221 167 463 881 365

Aroma

Rasa

Warna

Tekstur

Keterangan skor uji skoring biskuit dengan fortifikasi bubur jantung pisang kepok

kuning adalah sebagai berikut :

1. Aroma 2. Rasa

Sangat Khas Biskuit : 5 Sangat Khas Biskuit : 5

Khas Biskuit : 4 Khas Biskuit : 4

Agak Khas Biskuit : 3 Agak Khas Biskuit : 3

Tidak Khas Biskuit : 2 Tidak Khas Biskuit : 2

Sangat Tidak Khas Biskuit : 1 Sangat Tidak Khas Biskuit : 1

3. Warna 4. Tekstur

Kuning : 5 Sangat Renyah : 5

Kuning Kecoklatan : 4 Renyah : 4

Agak Kecoklatan : 3 Agak Keras : 3

Coklat : 2 Keras : 2

Sangat Coklat : 1 Sangat Keras : 1

Page 49: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

30

Tabel 7. Lembar kuisioner uji hedonik

(Meilgaard et al, 1999)

Kuisioner Uji Hedonik

Nama : Tanggal Pengujian :

Produk : Biskuit

Dihadapan Anda disajikan sampel biskuit dengan fortifikasi bubur jantung pisang

kepok kuning. Anda diminta untuk mengevaluasi sampel tersebut berdasarkan

kesukaan Anda.. Berikan penilaian Anda dengan cara menuliskan skor di bawah

kode sampel pada tabel penilaian berikut :

Penilaian 114 221 167 463 881 365

Penilaian

Keseluruhan

Keterangan skor uji hedonik biskuit dengan fortifikasi bubur jantung pisang kepok

kuning adalah sebagai berikut :

Penerimaan Keseluruhan

Sangat Suka : 5

Suka : 4

Agak Suka : 3

Tidak Suka : 2

Sangat Tidak Suka : 1

Page 50: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah diakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Formulasi biskuit kaya serat terbaik adalah A3 (10 : 90) yang memiliki sifat

organoleptik yang sesuai dengan SNI 2973 : 2011.

2. Biskuit kaya serat (10 : 90) memiliki aroma agak khas biskuit (3,730), rasa

agak khas biskuit (3,785), warna agak kecoklatan (3,500), tekstur agak keras

(3,660) yang disukai oleh panelis dengan kandungan serat kasar 4,50%, air

4,57%, protein 10,65%, lemak 15,76%, kandungan abu 0,80%, dan

karbohidrat 63,72%.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat memberikan saran

sebagai berikut :

1. Pembuatan biskuit kaya serat dengan formulasi bubur jantung pisang dan

tepung terigu (10 : 90) memerlukan waktu pemanggangan selama 10 menit

pada suhu 80oC dan 60 menit pada suhu 180oC, namun perlu dikaji suhu dan

yang tepat untuk pemanasan sehingga menghasilkan biskuit yang disukai oleh

konsumen.

2. Perlu dicari penambahan bahan selain jantung pisang yang dapat menghasikan

tekstur biskuit yang lebih renyah.

Page 51: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan, N., Kusnandar, F., dan Herawati, D. 2011. Analisis Pangan. Dian

Rakyat. Jakarta. 170 hlm.

American Association of Cereal Chemists (AACC). 2000. Approved Methods of

The American Association of Cereal Chemists (10th

ed). St. Paul :

American Association of Cereal Chemist. Junral Sains dan Teknologi

Pangan. Vol. 2 No. 2.

Alfi dan Arief. 2014. Makalah Tanaman Pisang.

www.myangelradit.blogspot.com. Diakses pada 15 Agustus 2018.

Andon. 1987. Serat Makanan dan Kesehatan. www.belajartanpabuku.com.

Diakses pada 22 Agustus 2018.

Andriana, D dan Zulhaida. L. 2015. Uji Daya Terima dan Kandungan Gizi

Biskuit dengan Penambahan Tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus )

dan Daun Bangun Bangun (Coleus amboinicus Lour). Universitas Sumatera

Utara. Sumatera Utara. Hlm. 1-2.

Anonim. 2007. Kalori Biskuit Gandum. www.fatsecret.co.id. Diakses pada 24

Maret 2019.

Aprilia, P. 2015. Pengaruh Substitusi Tepung Jantung Pisang terhadap Kualitas

Chiffon Cake. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Semarang. 195 hlm.

Ariantya, F. 2016. Kualitas Cookies dengan Kombinasi Tepung Terigu, Pati

Batang Aren (Arenga pinnata) dan Tepung Jantung Pisang (Musa

paradisiaca). Universitas Atmajaya Yogyakarta. Yogyakarta. Hlm. 4.

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 1992. SNI 01-2973-1992. BSN. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Daftar Komposisi Bahan

Makanan. Direktorat Gizi. Jakarta. Hlm. 14.

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. 2014. Jantung Pisang Kaya Serat dan

Manfaat. http://dishut.jabarprov.go.id/. Diakses pada 23 September 2018.

Page 52: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

50

Endrasari, R. dan Nugraheni, D. 2012. Pengaruh Berbagai Cara Pengolahan Sari

Kedelai Terhadap Penerimaan Organoleptik. Jurnal Pangan dan Gizi. Vol. 8

No. 6.

Faridah, A. 2008. Patiseri. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Jakarta. Hlm. 17

Fellow, P. 1990. Food Processing Technology Principles and Practice. Ellis

Horwood, New York. London. Hlm. 59.

Ganorkar, P. M. and Jain, R. K. 2014. Effect of flaxseed incorporationon

physical, sensorial, textural and chemical attributes of cookies. Department

Of Food Processing Technology, A.D. Patel Institute of Technology,

New Vallabh Vidya Nagar. India. 21(4): 1515-1521.

Irawan, M.A. 2007. Glukosa dan Metabolisme energi. Sport Science Brief 1(6):

12-5.

Jagad, A., Yoyok, P., Nurwantoro. 2017. Pengkayaan Serat pada Pembuatan

Biskuit dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomea batatas L).

Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 6 (2) 2017. Hlm. 3.

Kusnandar, F. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Junral Sains dan

Teknologi Pangan. Vol. 2 No. 2..

Laurencius. 2013. Pengaruh Substitusi Tepung Jantung Pisang terhadap Kualitas

Chiffon Cake. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Semarang. 195 hlm.

Matz, S. 2008. Cookies and Crackers Technology. AVI Publishing Company.

Newyork. Hlm. 11.

Meilgaard, M. C., Civille, C., and Carr, B. 1999. Sensory Evaluation

Techniques. CRC Press, Boca Raton, FL, USA. 464p.

Moehji, S. 2000. Ilmu Gizi dan Diet. Bharata Karya Aksara. Jakarta. Hlm. 32. Novitasari, A., Ambarwati, A., Lusia, A., D. Purnamasari., E. Hapsari., dan N.

Ardiani. Inovasi dari Jantung Pisang (Musa spp). STIKes Kusuma Husada Surakarta. Surakarta. Hlm. 2.

Panji, R. 2012. Sejuta Manfaat Jantung Pisang.

http://lavigne13tine.blogspot.com/. Diakses pada 23 Agustus 2018.

Putro, E dan Tita, R. 2006. Membuat Dendeng Rendah Kolesterol dari Jantung

Pisang. Gramedia. Jakarta. Hlm. 27.

Page 53: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

51

Rachman, A., W, Sri., W, Ike. 2015. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Saponin

Ekstrak Metanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis).

Universitas Pakuan Bogor. Bogor. Hlm. 1.

Riskiani, D., Ishartani, D., dan Rachmawati, D. 2014. Pemanfaatan Tepung

Umbi Ganyong (Canna edulis Kerr.) sebagai Pengganti Tepung Terigu

dalam Pembuatan Biskuit Tinggi Energi Protein dengan Penambahan

Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.). Jurnal Teknosains

Pangan. Vol. 3 No. 1.

Riyanto, B., dan Wilakstanti, M. 2006. Cookies Berkadar Serat Tinggi

Substitusi Tepung Ampas Rumput Laut dari Pengolahan Agar-Agar Kertas.

Jurnal Teknologi Hasil Perikanan. Vol. IX Nomor 1 Tahun 2006. Hlm. 47.

Saksono. 2012. Kajian Karakteristik Biskuit yang Dipengaruhi Perbandingan

Tepung Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) dan Tepung Kacang Merah

(Phaseolus vulgaris L.) Skripsi Program Studi Teknologi Pangan Fakultas

Teknik Universitas Pasundan. Bandung. Hlm 1.

Standar Nasional Indonesia. 1992. Standar Mutu Biskuit dan Cookies.

Departemen Perindustrian. Jakarta.

Standar Nasional Indonesia. 2011. Syarat Mutu Biskuit. Departemen

Perindustrian RI.

Subandoro, R. H., Basito dan Atmaka. 2013. Pemanfaatan Tepung Millet

Kuning dan Tepung Ubi Jalar Kuning Sebagai Substitusi Tepung Terigu

dalam Pembuatan Cookies Terhadap Karakteristik Organoleptik dan

Fisikokimia. Jurnal Teknosains Pangan Vol. 2 No. 4.

Sudarmaji, S., dan Haryono, B. 1989. Prosedur Analisa Bahan Makanan dan

Pertanian. Liberty. Yogyakarta. 275 hlm.

Syarief, R., dan Irawati. 1988. Pengetahuan Bahan untuk Industri Pertanian.

Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 231 hlm.

Tobing, A. H. L. 2010. Modern Indonesia Chef. Dian Rakyat. Jakarta. Hlm. 12.

United State Wheat Assosiated. 1981. Pedoman Pembuatan Roti dan Kue.

Jurnal Pangan dan Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. Volume 01,

Nomor 02, Hlm. 62.

Wickramarachci dan Ranamukhaarachci. 2005. Deskripsi dan Kandungan Gizi

Jantung Pisang. E-journal.uajy.ac.id. Diakses pada 22 Agustus 2018.

Widjanarko, S. 2008. Efek Pengolahan Terhadap Komposisi Kimia dan Fisik

Ubi Jalar Ungu dan Kuning. http://simonbwidjanarko.wordpress.com.

Diakses pada tanggal 27 Februari 2019.

Page 54: KAJIAN PEMBUATAN BISKUIT (COOKIES) KAYA SERAT DENGAN ...digilib.unila.ac.id/56858/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

52

Winarno, F.G. 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar

Harapan. Jakarta. 112 hlm.

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jurnal Aplikasi Teknologi

Pangan. Vol. 6 No. 2.

Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta. Hlm. 73.

Wulandari, P dan Handarsari, E. 2010. Pengaruh Penambahan Bekatul Kadar

Protein dan Sifat Organoleptik Biskuit. Jurnal Pangan dan Gizi Universitas

Muhammadiyah Semarang. Volume 01, Nomor 02, Hlm. 57

.