20
Universitas Indonesia KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) PREMIUM DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN PYROSIM DI PT PERTAMINA PLUMPANG JAKARTA UTARA Pahala Pardede 1 , Robiana Modjo 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Email: [email protected] Abstrak Industri minyak bumi dan gas dihadapkan pada risiko besar ( high risk) terkait dengan kecelakaan yang berhubungan dengan kebakaran dan ledakan pada fasilitas produksi, salah satunya pada tangki timbunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pre-fire planning dengan menilai risiko kebakaran yang mungkin terjadi pada tangki timbun T-15 PT Pertamina Plumpang, Jakarta Utara menggunakan simulasi PyroSim Fire Modelling. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan tangki berisiko mengalami kebakaran dengan skenario unobstructed full liquid surface fire dengan bentuk pool fire. Laju pelepasan kalor yang dihasilkan sebesar 4.009.592,47 kW dengan durasi kebakaran dari volume terbakar 100% 48,89 jam dan ketinggian api 53,12 m. Suhu yang diterima Tangki terdekat berjarak 30,5 meter dari Tangki terbakar adalah 1075 0 C. Hasil penelitian merekomendasikan pentingnya dilakukan perencanaan dalam menghadapi kemungkinan kebakaran yang terjadi karena bisa menimbulkan efek domino bagi tangki sekitar dan memastikan kebutuhan air dan foam tercukupi Kata kunci: Pre-fire planning, Risiko Kebakaran, temperatur, pyrosim, kebutuhan air, foam Pre-Fire Planning Assessment in Oil Premium Fuel Tank Using PyroSim Fire Modelling at PT Pertamina Plumpang, North Jakarta Abstract Oil and gas industry faced high risk related to fires accident and explosions in production facilities, one of which is on the storage tank. This study aims to assess the pre-fire planning by assessing the risk of fires that may occur on the storage tank in T-15, PT Pertamina Plumpang, North Jakarta by using simulation PyroSim Fire Modelling. Data processing techniques used in this study is descriptive analytical. The results showed storage tank has high risk fire based on scenarios full unobstructed surface liquid pool fire. Heat Release Rate is 4.009.592,47 kW, burning duration of 100% tank volume is 48,89 hours with flame height 53,12 m. Temperature received by the closest tank at 1075 0 C. Results of research conducted recommend the importance of planning for a potential fires because it can cause a domino effect around the tank and ensure the water and foam needs fulfilled. Key Words: Pre-fire planning, fire risk, temperature, pyrosim, needs water, foam Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

  • Upload
    others

  • View
    29

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

Universitas Indonesia

KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN

BAKAR MINYAK (BBM) PREMIUM DENGAN MENGGUNAKAN

PEMODELAN PYROSIM DI PT PERTAMINA PLUMPANG

JAKARTA UTARA

Pahala Pardede1, Robiana Modjo

2

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Industri minyak bumi dan gas dihadapkan pada risiko besar (high risk) terkait dengan kecelakaan yang

berhubungan dengan kebakaran dan ledakan pada fasilitas produksi, salah satunya pada tangki timbunnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pre-fire planning dengan menilai risiko kebakaran yang mungkin terjadi

pada tangki timbun T-15 PT Pertamina Plumpang, Jakarta Utara menggunakan simulasi PyroSim Fire

Modelling. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil

penelitian menunjukkan tangki berisiko mengalami kebakaran dengan skenario unobstructed full liquid surface

fire dengan bentuk pool fire. Laju pelepasan kalor yang dihasilkan sebesar 4.009.592,47 kW dengan durasi

kebakaran dari volume terbakar 100% 48,89 jam dan ketinggian api 53,12 m. Suhu yang diterima Tangki

terdekat berjarak 30,5 meter dari Tangki terbakar adalah 1075 0C. Hasil penelitian merekomendasikan

pentingnya dilakukan perencanaan dalam menghadapi kemungkinan kebakaran yang terjadi karena bisa

menimbulkan efek domino bagi tangki sekitar dan memastikan kebutuhan air dan foam tercukupi

Kata kunci: Pre-fire planning, Risiko Kebakaran, temperatur, pyrosim, kebutuhan air, foam

Pre-Fire Planning Assessment in Oil Premium Fuel Tank Using PyroSim Fire Modelling

at PT Pertamina Plumpang, North Jakarta

Abstract

Oil and gas industry faced high risk related to fires accident and explosions in production facilities, one of which

is on the storage tank. This study aims to assess the pre-fire planning by assessing the risk of fires that may occur

on the storage tank in T-15, PT Pertamina Plumpang, North Jakarta by using simulation PyroSim Fire

Modelling. Data processing techniques used in this study is descriptive analytical. The results showed storage

tank has high risk fire based on scenarios full unobstructed surface liquid pool fire. Heat Release Rate is

4.009.592,47 kW, burning duration of 100% tank volume is 48,89 hours with flame height 53,12 m.

Temperature received by the closest tank at 10750C. Results of research conducted recommend the importance

of planning for a potential fires because it can cause a domino effect around the tank and ensure the water and

foam needs fulfilled.

Key Words: Pre-fire planning, fire risk, temperature, pyrosim, needs water, foam

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 2: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

11

Universitas Indonesia

Pendahuluan

Tangki timbun di sebuah pabrik minyak mengandung bahan kimia dalam jumlah besar

yang berbahaya dan mudah terbakar. Sebuah kecelakaan kecil bisa menyebabkan kerugian

jutaan dolar dan terhentinya proses produksi selama beberapa hari. Kecelakaan besar dalam

sebuah tangki timbun bisa menyebabkan perkara hukum, penurunan saham, dan kebangkrutan

perusahaan (James I.Chang, Cheng-Chung Lin, 2006). Kebakaran dan ledakan merupakan

kecelakaan yang tidak hanya merugikan perusahaan atau negara dari segi finansial, tetapi juga

bisa mengakibatkan lingkungan sekitar tercemar karena zat kimia yang dihasilkan (Huang

Zhenghua, 2012), dan dampak yang lebih besar lagi adalah adanya korban jiwa. Cedera dan

kerusakan material bisa juga terjadi melalui radiasi panas yang diterima dari perambatan api

(Charles A. Wentz, 1998). Proses pembakaran yang mengakibatkan kenaikan tekanan dengan

cepat, bisa menyebabkan ledakan terjadi (Charles A. Wentz, 1998). Kebakaran dalam

industri menghasilkan panas, asap dan produk pembakaran lainnya. Energi radiasi (the

radiant energy flux) bisa mengancam keselamatan orang, dan struktural bangunan yang

berada di sekitar area terjadinya kebakaran (National Institute of Standards and Technology,

2000).

Sebuah studi analisis data asuransi oleh Marsh (100 kerugian terbesar di dunia) telah

menunjukkan bahwa kerugian yang dialami oleh perusahaan kilang minyak dalam jangka

lima tahun meningkat delapan kali lipat antara periode 1975 - 1979 dan 2005 - 2009. Chang

dan Lin (2006) melakukan sebuah penelitian terhadap 242 kecelakaan tangki minyak yang

terjadi selama 40 tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 116 kasus (47,9 %)

terjadi di kilang minyak tanah (petroleum refineries) dan 64 kasus (26,4 %) terjadi di terminal

dan stasiun pompa, 12,8 % kecelakaan terjadi di pabrik petrokimia, ladang minyak 2,5 %, dan

fasilitas lainnya 10,3 % seperti pembangkit listrik, saluran pipa, dan lain lain. Ada tiga jenis

tangki untuk menyimpan bahan kimia cair hidrokarbon, yaiu fixed or cone roof tanks, open

top floating roof tank (simple pontoon or double deck), fixed roof tanks with internal floating

roof (IchemE, 2008). Dari ketiga jenis tangki ini, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Chang dan Lin, diperoleh hasil bahwa kecelakaan yang terjadi di external floating top, untuk

crude oil 23 kasus, gasoline 20 kasus, oil product tiga kasus. Sedangkan kecelakaan yang

terjadi untuk tangki jenis cone top, diperoleh crude oil lima kasus, gasoline tiga kasus, oil

products sepuluh kasus dan yang terakhir untuk tangki jenis cone roof internal floating top,

diperoleh crude oil dua kasus, gasoline tiga kasus, oil products satu kasus (James I.Chang,

Cheng-Chung Lin, 2006).

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 3: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

12

Universitas Indonesia

Di negara-negara maju, kasus kebakaran dan ledakan menjadi ancaman setiap tahun.

Jumlah kebakaran dan ledakan tangki penyimpanan bahan kimia (Storage tank) yang terjadi

di Amerika Serikat selama tahun 2013 adalah sebesar 2.182 kali (National Response Center,

2013). Pada tanggal 9 Januari 2014 sebuah pabrik kimia di Charleston, Virginia Bara, US,

menumpahkan crude oil sebanyak 28.000 liter sehingga mencemari sungai Elk yang

mensuplai kebutuhan air untuk kurang lebih 300.000 orang, kejadian ini menimbulkan

kerugian sebesar empat juta dolar US (American Water Company, 2014). Di Indonesia

sendiri, kasus kebakaran dan ledakan pada tangki kilang minyak juga pernah terjadi, yakni

tanggal 24 Oktober 1995 sebuah floating roof tank yang mengandung nafta, mengalami

kebakaran dan mengakibatkan kerugian $38 juta (March and Mclennan, 1997). Pada

Tanggal 9 Maret 2008, pipa kilang minyak PT Pertamina Cilacap terbakar karena alat

pendingin meledak saat dibersihkan, kebakaran tersebut menewaskan dua orang pekerja.

Pada tanggal 18 Januari 2009 terjadi kebakaran dan ledakan tangki Premium PT. Pertamina di

Plumpang, tangki ini berisi 1.500 sampai 2.000 kiloliter Premium dan mengakibatkan satu

korban tewas (http://nasional.news.viva.co.id, 2009). Kasus terakhir yang menimpa tangki

minyak PT. Pertamina Indonesia adalah 2 April 2011, dua buah tangki PT. Pertamina di

Cilacap mengalami kebakaran. Tangki yang terbakar adalah tangki 31 T-2 yang berisi High

Octan Mogas Component (HOMC) kemudian kobaran api membakar tangki 31 T-3 berisi

kerosine yang berjarak sekitar 50 meter (news.detik.com, 2011)

Tangki BBM PT. Pertamina Plumpang memiliki 9 tangki timbun Premium yang

masing-masing tangki menyimpan ribuan kilo liter Premium dengan titik nyala -430C.

Tangki ini memegang peranan penting dalam distribusi BBM ke berbagai daerah di

Jabodetabek. Tangki BBM PT. Pertamina Plumpang memiliki kapasitas ribuan kiloliter BBM

yang flammable sehingga tangki ini memiliki risiko kebakaran dan ledakan yang tinggi. Oleh

karena risiko dan konsekuensi yang ditimbulkan dari ledakan tangki sangat tinggi maka

diperlukan sebuah gambaran penilaian risiko bahaya kebakaran dan ledakan. Penanganan

kebakaran selain memerlukan regu penyelamat yang handal juga memerlukan strategi,

ketepatan dan kecepatan yang maksimal agar kebakaran dapat ditangani dengan tepat dan

sesingkat mungkin. Oleh karena itu peneliti ingin mengkaji pre-fire planning pada tangki

timbun BBM Premium di PT. Pertamina Plumpang melalui penilaian risiko bahaya kebakaran

yang terjadi melalui penggambaran software PyroSim Fire Modelling.

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 4: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

13

Universitas Indonesia

Tinjauan Teoritis

Tidak seperti fire prevention atau fire safety inspections, pre-incident planning

mengasumsikan bahwa insiden (kejadian berbahaya ) pasti akan terjadi. Pre-Fire Planning

adalah perencanaan penanggulangan potensi kejadian kebakaran yang sudah disusun dan

dipersiapkan sebelum terjadinya kebakaran dan sudah disosialisaikan serta dilatih sebelumnya

(EPA, 2009). Untuk membuat Pre-Fire Plannning maka diperlukan sebuah identifikasi dan

penilaian risiko terhadap material yang memiliki hazard. Dalam NFPA 1620 (2010)

dikatakan bahwa untuk menyusun prefire planning maka diperlukan data data mengenai

konstruksi/material yanng diteliti, sistem proteksi, kemampuan respon dari masyarakat atau

personil indsutri, manajemen kegawat daruratan, kesediaan air dan kondisi area sekitar.

Untuk melakukan penilaian risiko kebakaran diperlukan penilaian terhadap Heat Release Rate

(HRR), laju pembakaran, energi radiasi yang diterima objek sekitar dan temperatur yang

dihasilkan dalam jarak terdekat dan terjauh. Heat release rate (HRR) merupakan jumlah

panas yang dihasilkan dari suatu pembakaran.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan perangkat lunak

PyroSim untuk membuat pemodelan kebakaran yang terjadi dalam rangka pre-fire planning.

Beberapa pemodelan yakni heat release rate (HRR), ketinggian api (pool fire flame height),

durasi terbakar tangki (burning rate duration), surface temperature, besar radiasi panas yang

diterima oleh target penerima (radiant heat flux) dan radius radiasi dari kebakaran tangki

yang terjadi. Perencanaan pra kebakaran ini mengikuti tahapan pada pre-incident planning

yang dikeluarkan oleh NFPA 1620 (2010). Penelitian ini akan dilakukan di tangki timbun

BBM Premium PT. Pertamina Plumpang yang berlokasi di Plumpang, Jakarta Utara,

Indonesia. Lamanya kurun waktu pengumpulan data hingga menganalisis data adalah Mei –

Juni. Objek penelitian ini adalah tangki timbun Premium T – 15 di Pertamina Plumpang,

yang meliputi keadaan fisik, isi tangki, dan keadaan lingkungan lapangan. Tangki ini

memiliki kapasitas Premium terbesar sehingga menghasilkan radiasi yang besar dan luas jika

kebakaran terjadi. Tangki terdekat yang berpotensi mengalami radiasi akibat kebakaran yang

terjadi pada Tangki T-15 adalah Tangki T-14 dan T-17. Penelitian ini mengasumsikan satu

kondisi yaitu Tangki T-15 terbakar dengan bentuk unobstructed pool liquid fire. Data Primer

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 5: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

14

Universitas Indonesia

berupa jarak antar tangki dan sebagian jumlah media pemadam diperoleh dengan observasi

langsung ke lapangan.

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Data ambient temperature, diameter dan volume tangki yang didapat akan

dimasukkan ke dalam perangkat lunak Microsoft Excel standar dari United States Nuclear

Regulatory Commision, untuk mendapatkan besar kebakaran yang mungkin terjadi. Besar

kemungkinan kebakaran yang terjadi yakni nilai Heat Release Rate akan diinput ke dalam

aplikasi Pyrosim untuk dilakukan pemodelan kebakaran, data lainnya yang diiput ke PyroSim

adalah data dari lapangan berupa suhu ambient, kecepatan angin, kelembaban. Setelah

diketahui besar risiko kebakaran yang mungkin terjadi dari perhitungan Exel dan PyroSim,

maka tahap selanjutnya adalah menilai kebutuhan air dan foam untuk upaya pemadaman dan

pendinginan. Dari metode analisis ini maka peneliti akan membuat gambaran perencanaan

pra-kebakaran (pre-fire planning) yang baik, sebelum terjadi kebakaran pada tangki. Standar

yang digunakan sebagai kerangka acuan dalam melakukan analisis data adalah NFPA 1620

(2010) tentang pre-incident planning.

Hasil Penelitian

Tangki di depot Plumpang terdiri dari 24 tangki timbun yang terdiri dari 2 buah tangki

pertamax plus, 5 buah tangki pertamax, 2 buah tangki fame, 9 buah tangki Premium, 5 buah

tangki solar, 2 buah tangki feed stock. Tangki yang dipilih dalam penelitian ini adalah Tangki

T-15, karena memiliki kapasitas dan diameter terbesar diantara semua tangki. Kriteria

pemilihan tangki T-15 ini adalah berdasarkan diameter kapasitas tangki terbesar dan efek

domino yang ditimbulkan, jika diameter tangki semakin besar maka radiasi panas yang

ditimbulkan akan semakin jauh dan besar. Tangki terdekat yang berpotensi mengalami

radiasi panas akibat kebakaran Tangki T-15 adalah Tangki T-14 dan Tangki T-17. Penelitian

ini mengasumsikan satu kondisi tangki T-15 terbakar. Data diameter dan tinggi tangki

diperlukan untuk menghitung besar radiasi panas kebakaran, tinggi api, waktu/laju

terbakarnya suatu tangki (burning rate) serta jumlah kebutuhan air untuk penanggulangan

kebakaran pada tangki timbun. Berikut data diameter dan tinggi tangki penyimpanan T – 15

dan tangki tangki disekitarnya :

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 6: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

15

Universitas Indonesia

Tabel 1 Data Diameter Dan Tinggi Tangki Yang Akan Diteliti

Nomor Tangki Jenis Produk Diameter (m) Tinggi (m)

T – 14 Premium 48,794 11, 150

T – 15 48,800 11, 186

T – 17 48,754 11, 145

Gambar 1 Jarak Antar Tangki

Gambar tersebut mengilustrasikan area tangki dilihat dari bagian atas. Tangki yang

diasumsikan terbakar adalah Tangki T-15. Dari data lingkungan, menunjukkan bahwa suhu

ambien adalah 32,80C dan Kelembaban 60 % dan kecepatan angin dari arah T-15 ke T-14

sebesar 1,81m/s. Sedangkan suhu Suhu Full Liquid Pool Fire setelah terjadi kebakaran

adalah 800 – 1200 0C (www.hse.gov.uk, 2014). Titik nyala material yang tersimpan dalam

tangki adalah -450F ( -43

0C) sehingga tergolong ke dalam flammable material. Kebakaran

yang terjadi di tangki penyimpanan T – 15 diasumsikan adalah unobstructed full liquid

surface fire yaitu kebakaran terjadi karena tutup tangki lepas karena ledakan / kelebihan

tekanan, sehingga terbentuk pool. Kebakaran pada tangki T-15 diasumsikan dengan 3

skenario unobstructed full liquid surface fire.

T– 4 19.434

KL

T – 15 20.777

KL

T-17

1719.29

2 KL

32 m

30,5

m

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 7: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

16

Universitas Indonesia

Tabel 2 Volume Skenario Kebakaran

Skenario Volume (Kilo Liter) Volume (gallons)

1 100 % = 21.338 5.636.920,8

2 97,37 % = 20.777 5.488.719,8

3 5,651 % = 1.206 318.592,5

Dalam mengestimasi nilai besar kebakaran, peneliti menggunakan Kalkulasi

pada Microsoft Excel standar dari United States Nuclear Regulatory Commision (SFPE

Handbook of Fire Protection Engineering, 3rd

Edition, 2002 ).

Tabel 3 Input Parameters Liquid Pool Fire

Fuel Spill Volume (V) gallons

Fuel Spill Area or Dike Area (Adike) ft2

Mass Burning Rate of Fuel (m”) kg/m2-sec

Effective Heat of Combustion of Fuel (∆Hc,eff) Kj/kg

Fuel Density (ρ) kg/m3

Empirical Constant (kβ) m-1

Ambient Air Temperature (Ta) °F

Gravitational Acceleration (g) 9,81 m/sec2

Ambient Air Density (ra) 1,18 kg/m3

Calculate

Note: Air density will automatically correct with Ambient Air Temperature

(Ta) Input

Untuk ketiga skenario, paramater yang akan diinput ke program excel adalah sebagai berikut :

Fuel Spill Volume

- Skenario 1 : 5.636.920,8 gallons

- Skenario 2 : 5.488.719,8 gallons

- Skenario 3 : 318.592,5 gallons

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 8: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

17

Universitas Indonesia

Adike (Luas Permukaan Tangki T – 15 ), Adike = πD2/4 = 20.115,07 ft

2

Mass Burning Rate of Fuel (m”) = 0,048 kg/m2-sec

Effective Heat of Combustion of Fuel (∆Hc,eff) = 44.700 kJ/kg

Fuel Density (ρ) = 740 kg/m3

Empirical Constant (kβ) = 3,6 m-1

Ambient Air Temperature (Ta) = 32, 8 oC = 91,04

oF

Gravitational Acceleration (g) = 9,81 m/sec2

Ambient air density (ρa) = 1,15 kg/m3

Setelah parameter parameter tesebut diinput maka didapat :

1. Nilai Radiasi untuk tiga skenario dengan nilai yang sama Q = 4.009.592,47 Kw.

2. Durasi Terbakar :

- Untuk volume 21.338 KL durasi terbakarnya adalah 48,89 jam

- Untuk volume 20.777 KL durasi terbakarnya adalah 47,49 jam

- Untuk volume 1.206 KL durasi terbakarnya adalah 2,75 jam

3. Untuk Tinggi api didapat nilai sebesar 53,12 m

4. Untuk energi radiasi panas yang diterima oleh kedua tangki di sebelah Tangki yang

tebakar, dhitung dengan formula sebagai berikut :

Gambar 2 Point Source Model

( )

Dimana :

= Energi Radiasi yang dikeluarkan (kW)

= Fraksi Radiasi

D = Diameter pool fire (m)

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 9: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

18

Universitas Indonesia

Besar sudut yang terbentuk antara jarak dari titik pusat api ke target penerima adalah

00

(cos θ = 1), diasumsikan 00, R menjadi garis datar, sehingga R = D/2 + Jarak tangki.

Setelah dilakukan perhitungan maka didapat :

Radiative Heat Flux pada Tangki T – 14

kW/m

2

Radiative Heat Flux pada Tangki T – 17

= 4,66 kW/m

2

Dengan diketahuinya nilai risiko kebakaran yang terkandung dalam produk Premium

maka dibutuhkan kapasitas air dan foam yang tersedia.

Perhitungan kebutuhan air untuk pembentukan foam mengacu pada standar NFPA 11

edisi 2010 bab 5. Ada beberapa hal yang harus ditentukan yaitu sebagai berikut :

Diameter dan tinggi Tangki T – 15 : 48,8 meter dan 11,186 meter

Foam application minimum rate : 6,5 L/min-m2

(NFPA 11 edisi 2010 bab 5 sub bab 5.2.4.2.2)

Minimum Discharge Time : 65 menit

Foam percent : 3% = 0,03

1. Perhitungan foam solution untuk kebakaran pada Tangki T – 15

Vfoam = Luas Permukaan atas Tangki T-15 x foam minimum

application rate

= ([3,14 x 48,82] / 4) x 6,5 lpm/m

2 x 65 menit x 0,03

= 23.695,03 Liter

2. Kebutuhan air untuk pembentukan foam solution pada Tangki T – 15

Qwater = Luas permukaan atas Tangki T-15 x water

application rate

= ([3,14 x 48,82] / 4) x 6,5 lpm/m

2 x 0,97

= 11.786,75 Liter/menit

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 10: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

19

Universitas Indonesia

3. Kebutuhan air untuk pembentukan foam solution untuk pemadaman

melalui hydrant. Hydrant yang ada di area Tangki T-15, T-14, T-17

berjumlah 8 unit dengan masing masing 2 valve dengan tiap valve flow rate

nya adalah 175 GPM . Berdasarkan NFPA 24 edisi 2010 bab 9 sub bab 9.1,

minimum water hydrant rate adalah 250 gpm (946,25 Liter/menit), maka

kapasitas air yang dibutuhkan adalah :

Qhydrant = Minimum water hydrant x quantity

= 946,25 Liter/menit x 16 valve

= 15.140 Liter/menit

4. Supply air dari fix monitor juga tersedia di area tangki. Jumlah fix

ground monitor yang ada di area tangki T -15, T-14, T-17 adalah 3 buah

dengan rate 750 gpm. Berdasarkan NFPA 11 edisi 2002 bab 5 sub bab

5.2.4.2.2, minimum foam monitor rate adalah :

= πR2

(diameter terbesar) x minimum application rate

= [3,14 x (24,4)2] x 6,5 lpm/m

2

= 12.151,3 Liter/menit = 300 gpm

Qwater monitor = 97% x Minimum foam monitor rate x quantity

= 97% x 12.151,3 x 3

= 35.360 Liter/menit

Upaya pendinginan perlu dilakukan untuk mendinginkan Tangki yang terbakar dan

tangki yang terkena radiasi panas. Perhitungan kebutuhan air untuk upaya pendinginan

Tangki T-15, T-14, dan T-17 adalah sebagai berikut :

QCooling = Luas Permukaan Tangki x cooling application rate

Luas Permukaan Tangki T-15 = (3,14 x 48,82) / 4 = 1869, 43 m

2

Luas Permukaan Tangki T-14 = (3,14 x 48,7942) / 4 = 1868,97 m

2

Luas Permukaan Tangki T-17 = (3,14 x 48,7542) / 4 = 1865,9 m

2

Cooling Application Rate = 12,2 (L/min)/m2 = 0.25 gpm/ft

2

(NFPA 15 bab 7 sub bab 7.3.3, 2001)

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 11: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

20

Universitas Indonesia

1. Qcooling T-15 = 1869,43 x 12,2 = 22.807,046 Liter/menit

2. Qcooling T-14 = 1868,97 x 12,2 = 22.801,434 Liter/menit

3. Qcooling T-17 = 1865,9 x 12,2 = 22.763,98 Liter/menit

Total = 68.372,46 Liter/menit

Dalam perhitungan jumlah kebutuhan foam, perlu dihitung juga kebutuhan foam hose

stream. Foam hose stream disediakan saat penanggulangan kebakaran sebagai proteksi

tambahan untuk tumpahan minyak yang terbakar. Minimum application rate yang dibutuhkan

pengoperasian foam hose stream sebesar 50 gpm (189 L/menit) (NFPA 11, 5.9.1, 2005).

Jumlah minimal selang foam ini disesuaikan dengan diameter tangki.

Tabel 4 Persyaratan Foam Hose Stream Pelengkap

Diameter Tangki Terbesar Persyaratan Minimum

Jumlah Hose Streams

D < 65 ft ( 19.5 m ) 1

65 < D < 120 ft ( 19.5 m < D < 36 m ) 2

D > 120 ft ( 36 m ) 3

Sumber : NFPA 11 5.9.1.2, 2005

Tabel 5 Waktu Pengoperasian Foam Hose Stream

Diameter Tangki Terbesar Waktu Minimum Operasi

D <35 ft ( 10.5 m ) 10 min

35< D <95 ft ( 10.5 m < D <28.5 m ) 20 min

D >95 ft ( 28.5 m ) 30 min

Sumber : NFPA 11 5.9.1.4, 2005

Diameter Tangki T -15 adalah 48,8 maka persyaratan minimum jumlah hose stream

adalah 3 dan waktu minimum operasi adalah 30 menit dengan minimum application rate 50

gpm (189 L/menit). Maka ,

Vfoam solution = Jumlah hose stream x application rate x

waktu minimum

= 3 x 189 x 30

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 12: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

21

Universitas Indonesia

= 17.010 Liter

Vfoam concentration = 3% x 17.010 = 510,3 Liter

Qair = 3 x 97 % x 189 lpm = 550 Liter/menit

Sedangkan total kebutuhan media pemadam meliputi total kebutuhan air, total

kebutuhan foam concentrate dan total kebutuhan foam solution. Setelah perhitungan

kebutuhan volum air untuk penanggulangan kebakaran Tangki T-15 dilakukan, maka total

kapasitas air yang dibutuhkan untuk pembentukan foam solution pemadaman pada Tangki T-

15 dan kebutuhan volum air untuk upaya pendinginan Tangki T -15, T-14, dan T-17

dilakukan dengan menjumlah seluruh kebutuhan air untuk kebakaran full liquid surface fire

QTotal full liquid surface fire = Qwater + Qhydrant + Qcooling (T-15+ T-14+ T-17)+

Qhose stream +Qfoam monitor

= (11.786,75 + 15.140 + 68.372,46 +

550+35.360) Liter/menit

= 131.209 Liter/menit

Berdasarkan standar NFPA 11 bab 5 sub bab 5.2.4, tangki yang berisi bahan bakar

mudah menyala dan mudah meledak dengan flashpoint dibawah 37,8 oC (100

oF)

membutuhkan durasi penanggulangan kebakaran minimum selama 65 menit, sehingga total

kebutuhan kapasitas air selama 65 menit penanggulangan kebakaran adalah :

VTotal kebutuhan air = Jumlah Kebutuhan air x Durasi minimum

= 131.209 liter/menit x 65 menit

= 8.528.585 Liter

VTotal kebutuhan foam = foam pemadam + foam hose stream

= 23.695,03 + 510,3

= 24.205,33 Liter = 24.205 Liter

Sumber air yang tersedia di area Tangki Timbun disimpan dalam kolam pemadam

dengan kapasitas air 2.520.000 Liter. Jumlah air ini digunakan untuk upaya pemadaman dan

pendinginan Tangki Timbun TBBM plumpang. Area Tangki Timbun T-15, T-14, T-17

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 13: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

22

Universitas Indonesia

memiliki 3 pompa pemadam (main pump) dengan kapasitas masing masing 2500 gpm, jadi

total 7.500 gpm (28.390,5 Liter/menit).

Jika ketiga pompa mampu beroperasi selama 65 menit untuk penanggulangan

kebakaran full liquid surface fire, maka total kapasitas air yang mampu disuplai kedua pompa

adalah :

VTotal suplai = Jumlah air yang Disuplai x Durasi Minimum

= 28.390,5 liter/menit x 65 menit

= 1.845.382,5 liter

Maka persentase kemampuan pemenuhan kapasitas air yang mampu disuplai adalah :

Persentase kemampuan pemenuhan kapasitas foam adalah :

Tabel 6 Kebutuhan Tambahan Air dan foam di TBBM Plumpang

Kapasitas total air yang tersimpan di TBBM Plumpang adalah 2.520.000 Liter, sedangkan

laju total kebutuhan media pemadam adalah : 131.209 Liter/menit. Dari hal ini dapat dihitung

berapa lama air tersebut bisa digunakan, yakni :

Jenis media Total kebutuhan

minimum media

pemadam selama 65

menit (Liter)

Total media

pemadam

yang tersedia

(Liter)

Kebutuhan

tambahan

(Liter)

Air 8.528.585 2.520.000 6.008.585

Foam 24.205 16.000 8.205

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 14: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

23

Universitas Indonesia

Berdasarkan standar NFPA 11 bab 5 sub bab 5.2.4, tangki yang berisi bahan bakar mudah

menyala dan mudah meledak dengan flashpoint dibawah 37,8 oC (100

oF) membutuhkan

durasi penanggulangan kebakaran minimum selama 65 menit. Dapat dikatakan bahwa

kapasitas tersebut sangat tidak mencukupi.

Pemodelan Kebakaran dengan PyroSim membutuhkan beberapa input data seperti

HRR yang dihasilkan, data terkait material, kelembaban, arah angin, kecepatan angin,

peletakan termokopel (untuk mengetahui temperatur yang diterima oleh unit dimana

termokopel diletakkan), yakni Termokope 1(THCP1) pada tangki yang terbakar, THCP2 pada

tangki T-17, THCP3 pada tangki T-14. Setelah semua input dimasukkan dan fire model dirun

maka didapat grafik HRR dan termokopel.

Gambar 3 Grafik HRR

Grafik di atas menggambarkan nilai Heat Release Rate dari awal mulai terjadinya

kebakaran. Nilai puncak HRR pertama yaitu pada detik 7,5 s dengan nilai kalor sebesar

±31.000.000 kW. Pola ini menunjukkan bahwa uap premium sudah mulai terbakar dengan

melepaskan sejumlah kalor. Selanjutnya kurva menurun dan mencapai nilai tertinggi pada

detik ke 36 s dengan nilai kalor sebesar ±39.500.000. Detik selanjutnya nilai kalor yang

dilepaskan konstan pada kisaran ±30.000.000 – 35.000.000 kW. Pada periode ini, nyala api

sudah konstan dan uap yang ada dalam Tangki akan mengalami pembakaran steady burning

rate (laju pembakaran tetap). Grafik HRR naik turun dipengaruhi oleh Oksigen, oksigen

berkurang maka grafik turun, oksigen bertambah maka grafik naik.

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 15: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

24

Universitas Indonesia

Termokopel 1 berada pada tangki T-15, THCP 2 berada pada tangki T-17, THCP3 berada

pada Tangki T-14.

Gambar 4 Grafik Penerimaan Panas Oleh Termokopel

Pada masing-masing termokopel tangki, suhu awal yang diterima adalah 10000C

yakni suhu pool liquid fire yang biasanya terjadi (http://www.hse.gov.uk/, 2014). Angka

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 16: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

25

Universitas Indonesia

1000 menunjukkan suhu ambient setelah terjadi kebakaran, suhu ini dikarenakan uap yang

terbakar menyebabkan suhu material dan sekitar semakin panas. Selanjutnya suhu bergerak

naik yang dipengaruhi oleh kondisi kecepatan dan arah angin, kelembaban, dan jarak antar

Tangki. THCP1 yang terletak pada Tangki T-15 menunjukkan bahwa dari selang waktu 0 –

5 s pertama (melihat hasil perhtingan xl pada file tersimpan di Pyrosim) HRR konstan dan

kemudian terus mengalami kenaikan pada detik terakhir pemodelan suhu yang dialami oleh

Tangki adalah 1027,70C. Tangki T-17 yang berjarak 30,5 m dari T-15 , dan angin bergerak

dengan kecepatan 1,81 m/s ke arah Tangki T-17 membuat suhu yang diterima Tangki T-17

terus mengalami kenaikan dan pada detik pemodelan terakhir (180 s), Tangki T-17 menerima

suhu sebesar 1075 0C, untuk jangka waktu yang lama suhu yang diterima Tangki T-17 akan

semakin naik.

Untuk Tangki T-14 , jarak dengan T-15 adalah 32 meter dan tidak ada angin yang

mengarah ke Tangki T-14 menyebabkan suhu terbesar yang diterima Tangki T-14 selama

durasi pemodelan 180 s adalah 10580C

Pembahasan

Risiko kebakaran pada storage tank / tangki timbun minyak tergolong high risk. Hal

ini dikarenakan storage tank yang menampung flammable liquid dalam jumlah besar. Begitu

pula risiko kebakaran pada storage tank minyak yang berada di Tangki Timbun Premium

TBBM Pertamina Plumpang. Perhitungan HRR pada 3 skenario yaitu dengan volume yang

berbeda yaitu 100 %, 97,37%, dan 5,651% tidak menunjukkan perbedaan hasil perhitungan

pada HRR, dapat dikatakan perbedaan volume pada Tangki T-15 tidak mempengaruhi besar

radiasi yang dikeluarkan apabila Tangki T-15 terbakar. Tiga skenario yang dibuat peneliti

ingin menekankan bahwa berapapun volume material dalam tangki, tingkat kesiapsiagaan

perusahaan untuk menanggulangi kejadian kebakaran harus sama. Perbedaan nilai HRR di

Pyrosim dengan perhitungan manual berbeda, dikarenakan PyroSim adalah perangkat untuk

pemodelan yang diharapkan bisa membuat orang yang melihat video lebih aware dengan unit

yang dimodelkan di PyroSim.

Diketahui bahwa flux kalor yang diterima oleh tangki T-14 yang berjarak 32 meter

dari T – 15 adalah sebesar 4,42 kW/m2 sedangkan T-17 yang berjarak 30,5 meter dari T – 15

menerima radiasi sebesar 4,66 kW/m2. Berdasarkan tabel dampak radiasi panas yang

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 17: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

26

Universitas Indonesia

diterbitkan oleh World Bank Technical Paper No.55, 1988, besar radiasi kW/m2

dan 4,66

kW/m2 akan menyebabkan perasaan sakit/luka pada manusia jika durasi lebih dari 20 s

(SFPE, 2002, Tabel 5-13.3, hal. 5 – 186 ), hal ini berisiko buruk terhadap fire fighter pada

saat penanggulangan kebakaran.

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat dikatakan bahwa ketahanan manusia terhadap

panas pada tingkat 4 Kw/m2 yaitu pada jarak 59,55 meter, artinya itu adalah jarak aman untuk

kru pemadam kebakaran bekerja. Dengan jarak 59,3 meter kru pemadam bekerja

memadamkan api dalam durasi minimum 65 menit adalah durasi yang cukup lama, maka

diperlukan alat pelindung diri berupa baju pelindung panas dan helm, agar panas yang

terpajan tidak langsung mengenai tubuh pemadam. Pada jarak tersebut juga terdapat fasilitas

produksi lain yang perlu dilindungi yaitu pipa manifold yaitu pipa yang yang membawa

minyak mentah dari sumur di dalamnya masih bercampur dengan berbagai macam senyawa.

Selain itu juga terdapat juga fasilitas pipa water dan foam, rumah warga (pemukiman) dan

ratusan drum oli/pelumas di dekat area tangki, dan foam storage tank.

Dari hasil pemodelan menggunakan PyroSim, Tangki T – 14 menerima suhu terbesar

1058C. Sedangkan Tangki T-17 menerima suhu pada akhir pemodelan selama 120s yakni

10750C dan suhu ini terus naik karena dipengaruhi oleh kecepatan angin. Material yang

tersimpan dalam Tangki memiliki flash point (titik nyala) -450F atau -43

0C sementara suhu

yang diterima oleh Tangki T-14 dan T-17 masih sangat tinggi, sehingga akan membahayakan

bahan tersimpan yang ada dalam tangki. Penerimaan panas yang masih sangat tinggi juga

dipengaruhi oleh parameter jarak antar tangki. Oleh karena itu diperlukan perlindungan

spesifik pada tangki penyimpanan untuk mengurangi radiasi panas yang dapat mencapai

tangki apabila terjadi kebakaran.

Kesimpulan

1. Tangki penyimpanan premium T-15 beresiko mengalami kebakaran dengan skenario

unobstructed full liquid surface fire dengan bentuk kebakarannya pool fire

2. Radiasi panas terhadap tangki di sekitar T-15 adalah :Terhadap Tangki T-14 yang

berjarak 32 meter dari T – 15 adalah sebesar kW/m2 sedangkan T-17 yang

berjarak 30,5 meter dari T – 15 menerima radiasi sebesar 4,66 kW/m2. Berdasarkan

tabel dampak radiasi panas yang diterbitkan oleh World Bank Technical Paper No.55,

1988, besar radiasi kW/m2

dan 4,66 kW/m2 akan menyebabkan perasaan

sakit/luka pada manusia jika durasi lebih dari 20 s (SFPE, 2002, Tabel 5-13.3, hal. 5 –

186 )

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 18: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

27

Universitas Indonesia

3. Kapasitas total media pemadam baik air dan foam di TBBM Plumpangmasih kurang.

Total kebutuhan air tambahan untuk penanggulangan kebakaran pemadaman dan

pendinginan dengan skenario unobstructed full liquid surface fire dalam durasi

minimum 65 menit (NFPA 11 bab 5, 2002) adalah 6.008.585 liter air dan total

kebutuhan tambahan foam adalah 8.205 liter. Ketersediaan air di lapangan sangat

kurang

4. Simulasi pemodelan kebakaran menggunakan PyroSim Fire Modelling menunjukkan

suhu pada tangki yang terbakar berkisar pada 10270C. Sedangkan pada tangki

terjauh, yaitu Tangki T-14 suhunya pada detik ke 180 adalah berkisar 10580C.

Sedangkan pada tangki T-17 suhunya pada detik 180 adalah sekitar 10750C. Dengan

temperatur yang tinggi di sekitar tangki, apabila vapor premium mencapai flashpoint,

maka akan terjadi kebakaran katastropik melibatkan tangki tangki sekitarnya

Saran

1. Skenario prefire planning yang dilakukan oleh tim regu pemadam dengan bidang LK3

PT. Pertamina Plumpang sudah rutin, namun untuk skenario kebakaran perlu

dipertimbangkan untuk kondisi terburuk, agar pemenuhan kapasitas total air dan foam

bisa tercukupi.

2. Jika memungkinkan memodifikasi jenis tangki fixed roof tank menjadi floating roof

tank.

3. Menyediakan satu tangki kosong sebagai tempat untuk memindahkan uap flammable

material dari tangki yang berisi material.

4. Menambah kapasitas foam concentrate dan kapasitas kolam air yang masih sangat

kurang

Daftar Referensi

American Institute of Chemical Engineers Center for Chemical Process Safety (CCPS)., 2000.

Guidelines for Chemical Process Quantitative Risk Analysis (2nd ed.). New York : AIChE

American Petroleum Institute., 1998. Fire Protection in Refineries: API Recommended

Practice 2001. 7th ed. Washington, DC: Author.

Ananda, Pia., 2012. Kajian Prefire Planning Pada Stasiun Refinery Cilacap Tahun 2012.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 19: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

28

Universitas Indonesia

Anon., 1927. International Critical Tables of Numerical Data, Physics, Chemistry, and

Technology. New York: McGraww-Hill.

Anugrah, A., 2011. Kebakaran Meluas, Ledakan Terus Terdengar di Pertamina Cilacap.

[Online] Available at:

http://news.detik.com/read/2011/04/02/170043/1607294/10/kebakaran-meluas-ledakan-

terus-terdengar-di-pertamina-cilacap [Accessed 10 February 2014].

Chang, J.I. & Lin, C., 2006. A study of Storage Tank Accidents. Journal of Loss

Prevention in The Process Industries, 19, pp.51-59.

Chang, H.L. et al., 2011. Initial Fuel Temperature Effects on Burning Rate of Pool Fire.

Journal of Hazardous Materials, 188, pp.369-74.

Crowl, D.A., 2003. Understanding Explosions. New York: American Institute of Chemical

Engineers

Crowl, D.A., 2012. Minimize the Risk of Flammable Materials. US: Michigan Technological

University

Davletshina, T. A., & Cheremisinoff, N., 1998. Fire and Explosion Hazards Handbook of

Industrial Chemicals. United States of America: Noyes Publications.

Fossa, M. & Devia, F., 2008. A Model For Radiation Evaluation and Cooling System Design

in Case Of Fire in Tank Farms. Fire Safety Journal, 43, pp.42-49.

Furness, A., & Muckett, M., 2007. Introduction to Fire Safety Management. Oxford: Charon

Tec Ltd.

Khan, F.I. & Abbasi, S.A., 1999. Major Accidents in Process Industries And A Analysis of

Causes and Consequences. Journal of Loss Prevention, 12, pp.361-78.

Jiusheng, Y. et.al., 2013. Experimental Study of n-Heptane Pool Fire Behavior In An Altitude

Chamber. International Journal Of Heat And Mass Transfer, 62, pp.543-52.

Less, F.P., 1996. Loss Prevention In The Process Industries. 2nd ed. Oxford: Butterworth-

Heinemann.

Liquid Hydrocarbon Fuel Tanks”. Journal of Loss Prevention in The Process Industries., 25,

329 – 335

National Fire Protection Association., 2002. SFPE Handbook of Fire Protection

Engineering. 3rd ed. Quincy, MA: Massachusetts.

McGrattan, Kevin.B., & Baum, Howard.R., & Hamins, A., 2000. Thermal Radiation from

Large Poll Fires. US: National Institute of Standards and Technology.

National Fire Protection Association., 2001. NFPA 15 Standard For Water Spray Fixed

System For Fire Protection. 2001 ed. Quincy, MA: Author

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014

Page 20: KAJIAN PRE-FIRE PLANNING PADA TANGKI TIMBUN BAHAN …

29

Universitas Indonesia

National Fire Protection Association., 2002. NFPA 25 Standard For The Inspection, Testing,

and Maintenance Of Water-Based Fire Protection System. 2002 ed. Quincy, MA: Author

National Fire Protection Association., 2003. NFPA 20 Standard for The Installation of

Stationary Pumps for Fire Protection. 2003 ed. Quincy, MA: Author

National Fire Protection Association., 2003. NFPA 30 Standard For The Flammable and

Combustible Liquid Code. 2008 ed. Quincy, MA: Author

National Fire Protection Association., 2005. NFPA 11 Standard For Loq-Medium-High

Expansion Foam. 2005 ed. Quincy, MA: An Inter

National Fire Protection Association., 2010. NFPA 1620 Standard For Pre-Incident Planning.

2010 ed. Quincy, MA: Author.

Ramli, Soehatman., 2010. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran. Jakarta: Dian Rakyat

Thunderhead Engineering Consultants, Inc., 2010. PyroSim: A Model Construction Tool For

Fire Dynamics Simulator. Version 2010.2.1407. [Computer software]. Manhattan, USA:

Author

UK, H.G., 2014. Healt and Safety Executive. [Online] Available at:

http://www.hse.gov.uk/offshore/strategy/pool.htm [Accessed 7 July 2014].

Van den Schoor, F. Norman, F. & Verplaetsen, F., 2006. Influence of The

Ignition Source Location on The Determination of The Explosion Pressure at Elevated

Initial Pressure”. Journal of Loss Prevention in the Process Industries, 459-462.

Wang, W.-h., XU, Z.-s. & SUN, B.-j., 2013. Numerical Simulation Of Fire Thermal

Radiation Field For Large Crude Oil Tank Expossed to Pool Fire. Procedia Engineering,

52, pp.395-400.

Wentz, Charles, A., 1995. Chemical Engineering Series. New York: McGraw-

Zhiyong, L., Xiangmin , P., Meng, X. & Jianxin, M., 2012. Study on The Harm Effects of

Release From Liquid Hydrogen Tank by Consequence Modelling. International Journal

Of Hydrogen Energy, 37, pp.17624-29.

Kajian pre-fire..., Pahala Pardede, FKM UI, 2014