17
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTANSI PENDAMPING DIKLAT TPU 1. PENDAHULUAN ASEAN Open skies policy yang diterapkan mulai tahun 2015 adalah bagian dari ASAM yang merupakan kebijakan untuk membuka wilayah udara antar sesama anggota negara ASEAN dan kesepakatan semua negara anggota ASEAN untuk bergerak kepada standarisasi peraturan-peraturan terkait dengan keselamatan, keamanan dan kelancaran lalu lintas penerbangan. Dalam kawasan regional, ASEAN Open Skies pada tahun 2015 mendatang memaksa setiap negara untuk berupaya sebaik mungkin meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber dayanya agar mencapai tingkat kompetensi tertentu dan siap untuk bersaing. Lembaga diklat penerbangan domestik (Lihat ilustrasi/gambar di bawah) memiliki andil besar dalam mencetak jumlah sumber daya manusia penerbangan yang memiliki lisensi yang diterima oleh industri penerbangan baik domestik maupun internasional. Dan seiring dengan peningkatan industri penerbangan dalam negeri khususnya, lembaga pelatihan penerbangan pemerintah dan swasta juga meningkat baik dari jumlah maupun kualitas. Dengan bertumbuhnyalembaga pelatihan penerbangan, sumber daya manusia penerbangan yang memiliki lisensi yang tercatat di Ditjen Hubud setiap tahunnya juga meningkat, namun demikian jumlah ini masih belum mencukupi kebutuhan terutama kebutuhan pilot dan teknisi oleh maskapai penerbangan dan industri perawatan pesawat udara. Dengan wacana Open Skies dan trend kompetensi global yang mengarahdan berkiblat kepada standar EASA, maka tenaga ahli perawatan pesawat udara yang berkompeten dan bersertifikat internasional menjadi mutlak dibutuhkan dan kepemilikan lisensi EASA membuka peluang bagi seseorang untuk bersaing dan diterima di dalam industri penerbangan global dan memungkinkan untuk seseorang menambahkan type rating dan kategori lisensi lanjutan untuk peningkatan kompetensi mereka. Peluang pasar pelatihan EASA 147 (teknik perawatan pesawat udara) di dalam negeri sendiri cukup besar. Dari data statistik perhubungan udara terdapat 6.279 orang yang memiliki AMEL CASR dan masih ada 7.500 orang lagi yang dibutuhkan sebagai tenaga perawatan pesawat udara hingga 2015. Disisi lain regulasi EASA

KAK TPU

  • Upload
    aditya

  • View
    239

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KAK TPU

Citation preview

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)JASA KONSULTANSI PENDAMPING DIKLAT TPU1. PENDAHULUANASEAN Open skies policy yang diterapkan mulai tahun 2015 adalah bagian dari ASAM yang merupakan kebijakan untuk membuka wilayah udara antar sesama anggota negara ASEAN dan kesepakatan semua negara anggota ASEAN untuk bergerak kepada standarisasi peraturan-peraturan terkait dengan keselamatan, keamanan dan kelancaran lalu lintas penerbangan.

Dalam kawasan regional, ASEAN Open Skies pada tahun 2015 mendatang memaksa setiap negara untuk berupaya sebaik mungkin meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber dayanya agar mencapai tingkat kompetensi tertentu dan siap untuk bersaing.

Lembaga diklat penerbangan domestik (Lihat ilustrasi/gambar di bawah) memiliki andil besar dalam mencetak jumlah sumber daya manusia penerbangan yang memiliki lisensi yang diterima oleh industri penerbangan baik domestik maupun internasional. Dan seiring dengan peningkatan industri penerbangan dalam negeri khususnya, lembaga pelatihan penerbangan pemerintah dan swasta juga meningkat baik dari jumlah maupun kualitas.

Dengan bertumbuhnyalembaga pelatihan penerbangan, sumber daya manusia penerbangan yang memiliki lisensi yang tercatat di Ditjen Hubud setiap tahunnya juga meningkat, namun demikian jumlah ini masih belum mencukupi kebutuhan terutama kebutuhan pilot dan teknisi oleh maskapai penerbangan dan industri perawatan pesawat udara.

Dengan wacana Open Skies dan trend kompetensi global yang mengarahdan berkiblat kepada standar EASA, maka tenaga ahli perawatan pesawat udara yang berkompeten dan bersertifikat internasional menjadi mutlak dibutuhkan dan kepemilikan lisensi EASA membuka peluang bagi seseorang untuk bersaing dan diterima di dalam industri penerbangan global dan memungkinkan untuk seseorang menambahkan type rating dan kategori lisensi lanjutan untuk peningkatan kompetensi mereka.

Peluang pasar pelatihan EASA 147 (teknik perawatan pesawat udara) di dalam negeri sendiri cukup besar. Dari data statistik perhubungan udara terdapat 6.279 orang yang memiliki AMEL CASR dan masih ada 7.500 orang lagi yang dibutuhkan sebagai tenaga perawatan pesawat udara hingga 2015. Disisi lain regulasi EASA mewajibkan setiap perusahaan MRO EASA 145 untuk mempekerjakan tenaga ahli berlisensi EASA 66. Beberapa MRO bersertifikasi EASA 145 di dalam negeri antara lain Garuda Maintenance Facility (GMF), Merpati Maintenance Facility (MMF), Lion Air Maintenance Facility yang sedang membangun pusat MRO di Batam dan mengupayakan sertifikasi EASA 145. Peluang pasar ini menjadi sangat nyata bagi UPT untuk menyelenggarakan pelatihan teknik perawatan pesawat udara (TPU) berstandar EASA.

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha (dengan Prakualifikasi)

2. LATAR BELAKANGUnit Pelaksana Teknis merupakan penyelenggaran pendidikan tinggi kedinasan yang berada di bawah Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. UPT Hubud memiliki tugas dan fungsi mendidik putra putri terbaik bangsa Indonesia untuk menjadi sumber daya manusia yang ahli dan terampil di bidang penerbangan, yang diakui secara nasional maupun internasional.

UPT dibawah Kementerian Perhubungan menyelenggarakan beberapa program studi sebagai berikut.

UPT (STPI/ATKP)Program Studi

Sekolah Tinggi Penerbangan

Indonesia (STPI) TeknikPesawatUdara (TPU)

PemanduLaluLintasUdara (PLLU) TeknikNavigasiUdara (TNU) TeknikListrikBandara (TLB)

PeneranganAeronutika (PA) OperasiBandaraUdara (OBU) KomunikasiPenerbangan (KP)

OperasiPesawatUdara (OPU)

TeknikMekanikalBandara (TMB)

TeknikBangunandanLandasan (TBL) PertolonganKecelakaanPenerbangan (PKP) Penerbang (PNB)

Akademi Teknik Keselamatan

Penerbangan (ATKP) Medan PemanduLaluLintasUdara (PLLU)

TeknikNavigasiUdara (TNU) TeknikListrikBandara (TLB)

Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya TeknikPesawatUdara (TPU)

LaluLintasUdara (LLU) TeknikNavigasiUdara (TNU)

TeknikListrikBandara (TLB) KomunikasiPenerbangan (KP)

Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar LaluLintasUdara (LLU)

TeknikNavigasiUdara (TNU) TeknikListrikBandara (TLB)

TeknikKomunikasiPenerbangan (KP)

PeneranganAeronutika (PA)

Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (LP3B) Penerbang (PNB)

Pada tahun 2014, PPSDM Hubud melalui pekerjaan Konsultan Pendamping Diklat TPUmemfokuskan kepadacakupan berikut:

Program/aktifitas evaluasi dan kajian pengembangan Prodi TPU di ATKP Makassar.

Program evaluasi dan kajian implementasi EASA 147 di ATKP Makassar yang menjadi lingkup pekerjaan pada proyek tahun 2014 dengan didasari pada kondisi berikut:

1. Prodi TPU di ATKP Makasar diarahkan menjadi program unggulan sesuai dengan rancangan grand design PPSDM.Kelas regular pertama berstandar CASR 147 Prodi TPU dilaksanakan pada tahun

2014.

2. Untuk selanjutnya program unggulan diarahkan untuk melaksanakan kelas berstandar EASA pada tahun 2015.

Untuk itu sebagai tindak lanjut dari pekerjaan tahun 2014, perlu dilakukan persiapan dalam rangka initial approval EASA part 147 pada tahun 2015.

3. DASAR HUKUMDasar hukum pekerjaan Konsultan Pendamping Jurusan TPU ini adalah:

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.85 Tahun 2010 tentang Penerapan Indikator Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Rencana Jangka Panjang Kementerian Perhubungan 2005 2025. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.52 Tahun 2007 tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi.4. MAKSUD DAN TUJUANMaksudDalam rangka mendorong peningkatan kapabilitas AMTO ATKP Makassar

memenuhi Standar EASA 147 Category A secara lebih efektif dengan instrumen yang lebih terukur. Maksud dari pekerjaan yang lebih spesifik dari KAK ini adalah diharapkan mendapatkan / mendampingi ATKP Makassar dalam mempersiapkan proses Initial Approval 147 Category A EASA Standar, antara lain sebagai berikut :

1. Melaksanakan pendampingan dan pemenuhan persyaratan terkait proses initial Approval Category A EASA Standar2. Menyiapkan dokumen-dokumen yang memenuhi persyaratan terkait prosesInitial Approval Category A EASA Standar3. Melakukan harmonisasi pelaksanaan diklat TPU di ATKP Makassar sesuai standar nasional dan internasional

TujuanDengan maksud yang diterangkan di atas, tujuan dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan recognation letter category A EASA Standar dari Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara

2. Menyiapkan dokumen-dokumen yang digunakan ATKP Makassar untuk

melakukan proses initial approval EASA part 147 Category A.3. Melakukan pendampingan pemenuhan persyaratan-persyaratan

Instruktur untuk mendapatkan sertifikat/sertifikasi Category A EASA Standar

4. Melakukan autorize instructor module second site EASA Standar

5. Melakukan pendampingan implementasi second site EASA Standar

6. Melakukan harmonisasi pelaksanaan diklat Category A EASA Standar dengan 147 DGCA Indonesia

5. SASARANSasaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan harmonisasi kurikulum Category A EASA Standar sehingga mendapatkan recognation letter dari DGCA Indonesia

b) Terwujudnya dokumen-dokumen yang memenuhi persyaratan dalam

proses pengajuan initial approval EASA part 147 Category A

c) Melaksanakan pelatihan / sertifikasi instructor untuk mendapatkan

sertifikat category A EASA Standar

d) Melaksanakan pendampingan supevisi second site EASA Standar6. NAMA KEGIATAN DAN ORGANISASI PENGGUNA JASAa. Nama Kegiatan : Konsultan Pendamping Diklat TPU

b. Organisasi Pengguna Jasa : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Perhubungan Udara.

c. Organisasi Objek Pekerjaan : ATKP Makassar

7. HASIL YANG DIHARAPKANHasil nyata yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:

a. Mendapatkan harmonisasi kurikulum kategori A standar EASA dan

recognition letter Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesiab. Dokumen yang memenuhi EASA standard dalam rangka mengajukan

initial approval EASA part 147 Category A,c. Pengembangan Instruktur untuk mendapatkan sertifikat kategori A

standar EASA.

d. Pendampingan dan supervisi pelaksanaan second site training

8. LOKASI DAN KOORDINASI KEGIATANLokasi KegiatanLokasi kegiatan akan dilaksanakan di Pusat Pengembangan Sumber Daya

Manusia Perhubungan Udara

9. PENDEKATAN DAN METODOLOGIUntuk mencapai ruang lingkup diatas, maka sekurang-kurangnya konsultan mengakomodasi tahapan-tahapan (fase) sebagai berikut.

Proses pembentukan AMTO yang berstandar EASA di ATKP MakassarFase 1: Analisa kondisi saat ini& pengembangan SDM Instruktur Melakukan review hasil pekerjaan konsultansi pendamping jurusan Penerbang dan TPU pada tahun 2014, khususnya kajian terkait Teknik Pesawat Udara. Analisa regulasi internasional yang menjadi rujukan bagi pelatihan teknik perawatan pesawat udara. Pelatihan SDM instruktur teknik pesawat udara untuk sertifikat kategori A standar EASA.

Fase 2: Harmonisasi Kurikulum & DGCA recognition Melakukan harmonisasi kurikulum standar EASA dengan standar nasional Melakukan pengurusan proses DGCA recognition terhadap EASA program trainingFase 3: Penyiapan Dokumen persiapan initial approval EASA part 147 Penilaian (assessment) kondisi Prodi TPU ATKP Makassarterhadap persyaratan regulasi EASA part 147 (dokumen pekerjaan tahun 2014 dapat dijadikan rujukan). Penyusunan dokumen penyiapan Prodi TPU ATKP Makassar dalam menghadapi Initial Approval EASA Part 147 serta target pencapaiannya.

Fase 4: Penyusunanrencana kerja penyiapan ATKP Makassar untukInitialApproval EASA Part 147. Penyusunan dokumen rencana kerja penyiapan Prodi TPU ATKP Makassar menghadapi Initial Approval EASA Part 147 serta target pencapaiannya. Detil Rencana Kerja (Road Map) disertakan penjelasan secara mendetil cara pencapaiannya, rencana kerja disesuaikan dengan skala prioritas dengan mempertimbangkan tahapan yang dilalui.

Fase 5: Pendampingan dan supervisi pelaksanaan second site training.

10. JANGKA WAKTU PELAKSANAANJangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 270 (dua ratus tujuh puluh) hari kalender sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja.11. TENAGA AHLIAdapun dalam pelaksanaan jasa konsultansi ini, PPSDM Hubud perlu mendapatkan

bantuan dari Konsultan dengan kebutuhan tenaga profesional sebagai berikut:

No.KlasifikasiKualifikasi/Pengalaman ProfesionalOrangJumlahBulan

1Team LeaderMinimal Pasca Sarjana (S2) lulusan perguruan

tinggi negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi. Mempunyai pengalaman kerja di bidang manajemen dan/atau memimpin proyek sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun.19

2Ahli ManajemenMinimal Pasca Sarjana (S2) lulusan perguruan

tinggi negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi. Mempunyai pengalaman kerja di bidang manajemen sekurang-kurangya 5 (lima) tahun19

3Tenaga Ahli

Internasional

Penerbangan - EASA 147Mempunyai pengalaman praktik terbaik di

industri penerbangan dan dunia operasi/pelatihan perawatan pesawat udara

internasional sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)

tahun.43

4Tenaga Ahli

Nasional - Perawatan Pesawat UdaraMinimal Strata Satu (S1) dan setara lulusan

perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi. Mempunyai pengalaman di industri/konsultansi/pelatihan perawatan pesawat udara sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun.17

5Tenaga Ahli

Nasional Regulasi dan SertifikasiMinimal Strata Satu (S1) lulusan perguruan

tinggi negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi. Mempunyai pengalaman kerja di sertifikasi bidang aviasi sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.29

6Asisten Ahli

ManajemenMinimal Strata Satu (S1) lulusan perguruan

tinggi negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi. Mempunyai pengalaman dalam

pelaksanaan pekerjaan konsultansi manajemen

sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.19

No.KlasifikasiKualifikasi/Pengalaman ProfesionalOrangJumlahBulan

7Tenaga

Kesekretariatan dan Manajemen

ProyekMinimal Sarjana (S1) lulusan perguruan tinggi

negeri/swasta/luar negeri yang terakreditasi. Mempunyai pengalaman dalam bidang terkait

manajemen proyek dan kesekretariatan

sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun. Mampu berbahasa inggris dengan fasih baik lisan maupun tulisan.29

12. PENDANAANBiaya Untuk Pekerjaan Jasa Konsultan Pendamping Diklat TPU dari DIPA PPSDM

Hubud tahun anggaran 2015.

13. KELUARANSebagai bentuk hasil pelaksanaan kegiatan, penyedia jasa menyampaikan pelaporan atas pekerjaannya melalui mekanisme pelaporan dengan keluaran sebagai berikut.

Proses pembentukan AMTO yang berstandar EASA di ATKP Makassara. Kick off Meeting

1) Ruang lingkup pekerjaan;

2) Metodologi kerja;

3)Rencana kerja konsultan penyedia jasa secara menyeluruh dan jadwal pelaksanaan pekerjaan;

4) Ekspektasi pengguna jasa dan hasil keluaran yang akan dicapai;

5) Pengumpulan data sekunder

b. Laporan Pendahuluan berisi :

1) review hasil pekerjaan konsultansi pendamping jurusan Penerbang danTPU pada tahun 2014;

2)Analisa regulasi internasional yang menjadi rujukan bagi pelatihan teknik perawatan pesawat udara;

3) Konsep harmonisasi kurikulum standar EASA dengan standar nasional

c. Laporan Antara, berisi :

1) Hasil harmonisasi kurikulum standar EASA dengan standar nasional2) Konsepdokumen penyiapan Prodi TPU ATKP Makassar dalam

Menghadapi Initial Approval EASA Part 147 serta target pencapaiannya

3) Status kemajuan pekerjaan berjalan, rencana kegiatan periode selanjutnya, dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan serta solusi penyelesaiannya

d. Laporan Akhir, berisi

a) Pencapaian terhadap tujuan, sasaran, dan ruang lingkup pekerjaan.

b) Dokumen penyiapan Prodi TPU ATKP Makassar dalam menghadapi Initial Approval EASA Part 147 serta target pencapaiannya

c) Dokumen rencana kerja penyiapan Prodi TPU ATKP Makassar

menghadapi Initial Approval EASA Part 147 serta target pencapaiannya

d) Detil Rencana Kerja (Road Map) disertakan penjelasan secara mendetil cara pencapaiannya, rencana kerja disesuaikan dengan skala prioritas dengan mempertimbangkan tahapan yang dilalui.

e) Laporan pengembangan instruktur teknik pesawat udara

Semua laporan pekerjaan diterbitkan rangkap 5 (lima) dan disertai dalam bentuk compact disc yang semuanya harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalendar sejak laporan tersebut disetujui oleh Tim Pendamping yang bersangkutan.

RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA KONSULTAN PENDAMPING DIKLAT TPU TAHUN 2015NoKeahlianSatuanVolumeHarga SatuanJumlah Harga

IBIAYA PERSONIL LANGSUNG Rp.

A.TENAGA AHLIRp.

1.Team Leader (Penanggung Jawab Pekerjaan)OB1X9Rp.Rp.

2.

Tenaga Ahli ManajemenOB1X9Rp.Rp.

3.Tenaga Ahli Internasional Penerbangan (Praktisi Sekolah Penerbang)OB4X3Rp.Rp.

4.Tenaga Ahli Internasional Perawatan Pesawat UdaraOB1X7Rp.Rp.

5Tenaga Ahli Nasional Penerbangan (Regulasi, sertifikasi & Manajemen operasional)OB2X9Rp.Rp.

6Asisten Tenaga Ahli ManajemenOB1X9Rp.Rp.

Rp.

B.TENAGA PENDUKUNGRp.

1.Sekretariat dan Manajemen ProyekOB2X9Rp.Rp.

IIBIAYA LANGSUNG NON PERSONILRp.

AMobilisasi KegiatanRp.

A1Mobilisasi Kegiatan ATKP - MakassarRp.

1.Tiket London - Jakarta - LondonOP2X1Rp.Rp.

2.Akomodasi Ahli InternasionalOM1X7Rp.Rp.

3.Akomodasi Ahli InternasionalOM4X3Rp.Rp.

4.Sewa Kendaraan Ahli InternasionalOM1X7Rp.Rp.

5.Sewa Kendaraan Ahli InternasionalOM1X3Rp.Rp.

A2Perjalanan InternasionalRp.

1.Tiket Jakarta - London - JakartaOP4X1Rp.Rp.

2.Uang harianOH4X7Rp.Rp.

3.VisaOP4X1Rp.Rp.

A3Mobilisasi dan Akomodasi Domestik - MakassarRp.

1.Tiket Jakarta - Makassar - JakartaOP5X7Rp.Rp.

2.AkomodasiOM5X7Rp.Rp.

3.Uang harianOM5X7Rp.Rp.

B.Biaya Operasional dan KomunikasiRp.

1.Sewa Printer digitalBulan6Rp.Rp.

2.Biaya ATKBulan6Rp.Rp.

3.Telepon/Faks/InternetBulan6Rp.Rp.

C.Biaya TransportasiRp.

1.Sewa Kendaraan di BanyuwangiBulan1X12Rp.Rp.

D.Biaya RapatRp.

1.Kick off MeetingKali1Rp.Rp.

2.Presentasi Draft Laporan PendahuluanKali1Rp.Rp.

3.Presentasi Draft Laporan AntaraKali1Rp.Rp.

4.Presentasi Laporan AkhirKali2Rp.Rp.

E.Biaya PelaporanRp.

1.Pencetakkan Materi Kick OffEksemplar1X5Rp.Rp.

2.Pencetakkan Laporan Pendahuluan + CDEksemplar1X5Rp.Rp.

3.Pencetakkan Laporan Antara + CDEksemplar1X5Rp.Rp.

4.Pencetakkan Laporan Akhir + CDEksemplar1X5Rp.Rp.

Total Biaya

PPN 10 %

Nilai Total Biaya