6
2.1. Komparasi Kandungan Gula Pada Lontar dan Tanaman Lain Glukosa (gula) merupakan starter dalam pembuatan suatu bioetanol. Berikut kandungan gula pada Tuak (nira Lontar) lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman palmea (Eka;2009 ) . Jenis T anaman Kadar air Kadar gula Kadar protein Kadar lemak Kadar abu Aren 88,85 10,02 0,23 0, 0 2 0,03 Lontar 87,78 10,96 0,28 0, 0 2 0,1 0 Nipah 84,30 10,23 0,21 0,02 0,43 Kelapa 88,40 10,27 0,41 0,17 0,38 Tabel 1 Kompisisi Nira berbagai Tanaman Palmea (%) 3.2. Uji Prestasi Mesin Diagram alir pengujian sebagai berikut : Mesin uji gas analiser bahan bakar pada mesin motor TD115 TEST BED Premium Murni Premium + 5 % Etanol Premium + 15 % Etanol Premium + 10 % Etanol Premium + 20 % Etanol Pengujian : Torsi, Daya, AFR Pengumpulan data observasi Torsi , Daya dan AFR Analisa Record

Kakak Ellu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fddfde

Citation preview

2.1. Komparasi Kandungan Gula Pada Lontar dan Tanaman Lain

Glukosa (gula) merupakan starter dalam pembuatan suatu bioetanol. Berikut

kandungan gula pada Tuak (nira Lontar) lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman

palmea (Eka;2009).

Jenis Tanaman

Kadar

air

Kadar

gulaKadar protein Kadar lemak

Kadar

abu

Aren 88,85 10,02 0,23 0,02 0,03

Lontar 87,78 10,96 0,28 0,02 0,10

Nipah 84,30 10,23 0,21 0,02 0,43

Kelapa 88,40 10,27 0,41 0,17 0,38

Tabel 1 Kompisisi Nira berbagai Tanaman Palmea (%)

3.2. Uji Prestasi Mesin

Diagram alir pengujian sebagai berikut :

erformasi (Agrariksa,2013)Record

Analisa

Pengumpulan data observasi Torsi , Daya dan AFR

Pengujian : Torsi, Daya, AFR

Premium + 20 % Etanol

Premium + 10 % Etanol

Premium + 15 % Etanol

Premium + 5 % Etanol

Premium Murni

Mesin uji gas analiser bahan bakar pada mesin motor TD115 TEST BED

Yani, 22/09/15,
Pakai pustaka yang lebih bagus!

Pengujian performansi motor bensin dilakukan pada putaran mesin yaitu 10002000 rpm

Untuk pengujian performansi motor bensin menggunakan rangkaian alat Hofmann

Dynatest yang terdiri dari:

a) Roller set sensor dengan diameter 1 m berfungsi sebagai pembebanan roda belakang

b) Panel power sebagai pengatur sumber tegangan

c) Klem hidrolik untuk menjepit roda depan motor

d) Blower sebagai pengganti fungsi pendingin udara

e) Seperangkat komputer dilengkapi dengan pemrograman Hofmann Dynatest Program

untuk menampilkan hasil pengujian

f) Port Magnetic Tachometer sebagai sensor pengukur rpm

g) IR Remote control untuk menyalakan blower.

[3.3.] Uji Emisi gas buang (Agrariksa,2013)

Pengujian emisi gas buang yang dilakukan meliputi kadar CO, CO2, HC, O2 dan NOx

yang terdapat pada hasil pembakaran bahan bakar. Pengujian ini dilakukan bersamaan

dengan pengujian performansi motor bakar bensin. Sementara metode pengujian emisi

gas buang yang dilakukan pada putaran idle berdasarkan SNI 19-7118.3-2005. Pengujian

emsi gas buang yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat multi gas

analizer.

3.3.[3.4.] Metode pengambilan data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data.

Dalam penelitian ini data yang diambil adalah mengenai konsumsi bahan bakar

premium, premium yang telah ditambaha lkohol dengan campuran alkohol sebanyak 5%,

10%, 15%, dan 20% dengan mempertimbangkan rumus konsumsi bahan bakar maka

untuk putaran mesin diambil pada putaran 2000 rpm.

. Uji prestasi mesin yang dilakukan dengan bahan bakar bioetanol premium –

premium 100 ml. Dari hasil uji gas analiser bahan bakar pada mesin motor TD115 TEST

BED adalah dapat dilihat dari tabel berikut.

Sampel O2 CO CO2 NO HC T (Menit)

5% 7,1 0,7 13 28 86 11,52

10% 6,5 0,6 12 24 78 12,31

15% 5,9 0,5 7 23 67 13,04

20% 6,2 0,4 4 18 54 14,04

Tabel 2 Hasil Uji Prestasi Mesin

Kandungan dioksida, karbon monoksida, Karbon dioksida, nitrogen oksida,

hidrokarbon, pada sampel dari variasi campuran 5% sampai 20% dalam gas buang yang telah

diujikan adalah menurun secara signifikan dan waktu semakin lama menujukan bahwa

prsetasi & performansi semakin baik pula.

4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% 20% 22%02468

101214

Kadar Emisi O2, CO, CO2

O2COCO2

Sustainable Premium

% E

misi

Grafik 1 Emisi Gas Buang

4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% 20% 22%05

1015202530

Kadar Emisi HC, NOx

HCNO

Sustainable Premium

% E

misi

Grafik 2 Emisi Gas Buang

Di propinsi sulawesi selatan kususnya kabupaten jeneponto sangat berpotensi

menghasilkan tuak ballo dimana selama ini pemakaian hanya membawa dampak buruk di

lingkungan masyarakat, salah satu penyebabnya ini adalah keterbatasan pengetahuan

masyarakat mengenai pengolahan tuak ballo tersebut. Dengan menemukan inovasi

pembuatan premium dengan pencampuran etanol dari tuak ballo tersebut dapat meningkatkan

oktan booster pada bahan bakar. Dari hasil perhituangan dan pengujian dapat diketahui

bahwa bioetanol premium dapat mengurangi emisi gas buang yang sangat ramah lingkungan,

dan lebih ekonomis dibandingkan dengan pembutan bioetanol dari nira berbagai tanaman

palmaei seperti nira aren, nira kelapa, dan nipa. Di sampaing itu juga dapat mengurangi

jumlah pemabuk dan membuat lapangan kerja dari bioetanol.

Analisis Kelayakan Ekonomi

Di Jeneponto, rata-rata tiap rumah tangga memiliki minimal 10 pohon lontar (Sensus

Pertanian;2013, RakyatSulSel;2015). Sedang Jumlah penduduknya terbagi habis ke dalam

80.209 rumah tangga (Dinas Pendidikan dan Catatan Sipil;2015, BPS;2015). Hal ini

didukung bahwa Setiap pohon lontar dapat memproduksi nira antara 4,54 liter perhari

(Joseph dkk., 1990) jadi setiap harinya dapat memproduksi 3.641.4888 Liter. Telah

dilaporkan sebelimnya oleh Eka tahun 2009 dalam pelnelitiannya fermentasi Nira Lontar

bahwa diperoleh kadar 7 % bioetanol per bagian tuak (nira Lontar). Dari hasil data ini dapat

dianalisis kebaupaten Jeneponto sangat layak dalam memeproduksi bioethanol dari tuak

dengan jumlah 254.904 /Liter/Hari. Kemudian dengan harga jual bioethanol di pasar

domestik pada Rp 8.400 per Liter maka pendapatan petani sebesar Rp. 2.141.195.297,00

/Hari. Hal tersebut sangat jauh lebih menguntungkan jika dijual dalam bentuk tuak (nira)

yaitu hanya Rp. 2.000,00.

Dengan analisis kelayakan diatas dapat membuat masyarakat untuk beralih

menggunakan tuak menjadi bioethanol. Bagiamana jika sebagai aditif Octane Booster

premium ? tentunya, lebih menguntungkan.

DAFTAR PUSTAKA

Agrariksa , Fintas Afan, Bambang Susilo, dan Wahyunanto Agung Nugroho, 2013, Uji Performansi Motor bakar Bensin (On Chassis) Menggunakan Campuran Premium dan Etanol, Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, Vol. 1 No. 3, 194-203

Mahmud, Z., D. Allorerung dan Amrizal, 1991. Prospek Tanaman Kelapa, Aren, Lontar dan Gewang, Untuk Menghasilkan Gula. Buletin Balitka No. 14 Thn. 1991 hal. 90 105. Balai Penelitian Kelapa, Manado.

Morgan, D., Brazil biofuel strategy pays off as gas price. The Washington Post.

Reksowardoyo, I.K.Dr., 2006. Pemanfaatan Biodiesel dan Bioethanol untuk Transportasi. Laboratorium Motor Bakar dan Sistem Propulsi, ITB. Workshop Nasional Bisnis Biodiesel dan Bioethanol di Indonesia. Jakarta, 21 Nov. 2006.