Upload
iswatun-hasanah
View
240
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
1/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
PEMERINT H K BUP TEN T N H L UT
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Jalan A. Syairani Pelaihari Telp. (0512) 21036 Fax. 21782
K A K
KERANGKA ACUAN KERJA
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN,ZONING REGULATION DAN DRAFT PERDA
KECAMATAN BATI-BATI
TAHUN ANGGARAN 2016
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
2/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
BAB IPENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mewujudkan penataan ruang wilayah kota sesuai dengan tujuan yang tertuangdalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota, dan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka perlu disusun Rencana RinciTata Ruang Kota yang merupakan perangkat operasionalisasi dari RTRW.
Sesuai dengan kebijakan perwilayahan pembangunan Kabupaten Tanah Laut, Kecamatan
Bati-Bati merupakan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Tanah Laut yang pengembangannya meliputi : sektor pertanian yang bertumpu pada tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan, industri kecil sampai dengan menengah serta perdagangan dan jasa. Selain itu pada Kecamatan Bati-Bati terdapat wilayah yang masukdalam Kawasan Metropolitan Banjarbakula (Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar,Baritokuala,dan Tanah Laut)
Pada Kawasan Metropolitan Banjarbakula. Untuk Wilayah Kabupaten Tanah Laut yangmasuk dalam Kawasan Metropolitan Banjarbakula adalah sebagian dari Kecamatan Bati-Bati.
Pada perkembangannya Kecamatan Bati-Bati memang salah satu kecamatan di KabupatenTanah Laut yang perkembangannya pesat, dan yang akan datang akan dijadikan perkotaan
Bati-Bati, kawasan tersebut berkembang baik dari segi perkembangan jumlah penduduknyamaupun aktivitas penduduk
Pengidentifikasi perkembangan kawasan-kawasan metropolitan. Untuk mencapai tujuantersebut, sasaran penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi perkembangan jumlah dankepadatan penduduk di kawasan metropolitan; (2) mengidentifikasi perubahan guna lahan dikawasan metropolitan; (3) mengidentifikasi perkembangan transportasi di kawasanmetropolitan; dan (4) mengidentifikasi pertumbuhan ekonomi kawasan metropolitan.
Oleh karena itulah sesuai dengan pengembangan kawasan Kecamatan Bati-Bati untukmewujudkan kualitas ruang seperti yang diharapkan dan sesuai dengan rencana tata ruangyang ada, maka diperlukan suatu instrumen yang mampu mengatur dan mengendalikan setiap
pemanfaatan ruang yang ada di Kecamatan Bati-Bati yaitu dengan menyusun Rencana DetailTata Ruang Kecamatan Bati-Bati sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten Tanah Laut.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) adalah rencana secara terperinci tentang tata ruangwilayah Kabupaten/Kota yang dilengkapi peraturan zonasi ( Zoning Regulation ). Sebagairencana rinci, RDTR mempunyai kedudukan sebagai penjabaran dari Rencana Tata RuangWilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang perlu dilengkapi dengan acuan yang bersifat lebihdetil sekaligus memuat ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang. RDTR yang muatanmaterinya lengkap, termasuk peraturan zonasi, sebagai salah satu dasar dalam pengendalian
pemanfaatan ruang juga akan menjadi dasar bagi penyusunan Rencana Tata Bangunan danLingkungan (RTBL) bagi zona-zona yang pada RDTR ditentukan sebagai zona yang
penanganannya diprioritaskan.
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
3/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
Sesuai ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentangPenyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW Kabupaten/Kota harus menetapkan bagiandari wilayahnya yang perlu disusun RDTR-nya. Bagian dari wilayah yang akan disusunRDTR tersebut dapat merupakan bagian wilayah kabupaten, kecamatan, kawasan perkotaanatau kawasan strategis Kabupaten.
Kedudukan rencana umum dan rencana rinci dalam wilayah kabupaten adalah: (1) Rencanaumum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah yang disusun berdasarkan
pendekatan wilayah administratif, yang dalam operasionalisasinya memanfaatkan rencanarinci tata ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatankawasan dengan muatan subtansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok
peruntukan; (2) Rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten/Kota dan peraturan zonasi yangmelengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar pengendalian pemanfaatan ruangsehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai rencana umum tata ruang dan rencanarinci tata ruang.
RDTR disusun sesuai kebutuhan, karena RTRW Kabupaten perlu dilengkapi dengan acuan
lebih detil pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam hal RTRW Kabupaten memerlukanRDTR, maka disusun RDTR yang muatan materinya lengkap, termasuk peraturan zonasi,sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan sekaligus menjadi dasar
penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada RDTR ditentukan sebagai zona yang penanganannya diprioritaskan. Dalam hal ini RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yangmemperhatikan keterkaitan antarkegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkunganyang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsionaltersebut. RDTR yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi merupakan satu kesatuanyang tidak terpisahkan untuk suatu bagian wilayah tertentu.
Dalam hal RDTR tidak disusun atau RDTR telah ditetapkan sebagai perda namun belum ada peraturan zonasinya sebelum keluarnya pedoman ini, maka peraturan zonasi dapat disusunterpisah dan berisikan zoning map dan zoning text untuk seluruh kawasan baik yang sudahada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota. Dengan demikian, RDTR perludisusun karena: (1) RTRW Kabupaten dinilai belum efektif sebagai acuan dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang karena tingkat ketelitian petanya belum mencapai 1:5.000; (2) RTRW Kabupaten sudah mengamanatkan bagian dariwilayahnya yang perlu disusun RDTR-nya.
1.2.
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN1.2.1. Maksud
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk menyusun RDTR dan Zoning Regulation (PeraturanZonasi) sebagai rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah yang dilengkapi
peraturan zonasi Kecamatan Bati-Bati.
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
4/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
1.2.2. Tujuan
Tujuan penyusunan RDTR dan zoning regulation ini adalah untuk menyusun rencana rincitata ruang sebagai penjabaran dari RTRW Kabupaten Tanah Laut yang dilengkapi denganacuan yang bersifat lebih detil sekaligus memuat ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang,sehingga dapat menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang di wilayahKabupaten Tanah Laut. Sesuai dengan tujuan RTRW Kabupaten Tanah Laut tersebut maka
penyusunan RDTR dan Zoning Regulation Kecamatan Bati-Bati adalah :1) Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dalam melaksanakan, mengatur,
dan mengendalikan pembangunan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai yang telahdisesuaikan dengan regulasi dan kebijakan baru.
2) Sebagai arahan terhadap pembangunan Kecamatan Bati-Bati yang lebih tegas dalamrangka upaya pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik secaraterukur baik kualitas maupun kuantitas.
3) Sebagai arahan penetapan prioritas pengembangan Kecamatan Bati-Bati dan membantu penyusunan zoning regulasi untuk dijadikan pedoman bagi tertib bangunan dan tertib
pengaturan ruang secara rinci.
1.2.3. Sasaran
Sasaran dari penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bati-Bati ini adalah:1. Tersusunnya produk Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bati-Bati yang telah
disesuaikan dengan regulasi dan kebijakan baru tentang penataan ruang.2. Tersedianya arahan bagi pembangunan fisik kawasan.3. Tersedianya arahan bagi instansi terkait dalam menyusun zonasi termasuk pemberian
izin terhadap kesesuaian pemanfaatan peruntukan lahan dan bangunan.
1.3. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bati-Bati ini adalahsebagai berikut:1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya;4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;5. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
6.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;8. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan;9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;11. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;14. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;15. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
16. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
5/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
17. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan;
18. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman;19. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;21. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan;22. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;23. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah;24. Peraturan Pemerintah 25 Nomor Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;25. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;26. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;27. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;28. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;29. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air;30. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;31. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Peran Masyarakat dalam
Penataan Ruang;32. Peraturan Presiden Republik Undonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor : 20 / PRT / M / 2011 tentang Pedoman
Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;34. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;35. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1991 tentang Penggunaan
Tanah bagi Kawasan Industri;36. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2001 tentang Tata Cara
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;37. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan
Nasional di Bidang Pertanahan;38. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2007 tentang Fasilitas Umum;39. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Koordinasi Ruang
Nasional;40. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi
Penataan Ruang Daerah;41. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis RencanaUsaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai DampakLingkungan Hidup.
42. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang PedomanPersetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentangRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten / Kota, beserta Rencana Rincinya;
43. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 50 Tahun 2009 Tentang PedomanKoordinasi Penataan Ruang Daerah;
44. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman
Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalamPenyusunan Rencana Tata Ruang;
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
6/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
45. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2007 Tentang Kriteria TeknisPerencanaan Tata Ruang Kawasan Budidaya;
46. Peraturan Menteri Pekerjaan umum Nomor 5/PRT/M/2008 tentang PedomanPenyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
47. Peraturan Menteri Pekerjaan umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang PedomanPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
1.4. PENGERTIANSesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2011, tentang PedomanPenyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, sebagai
berikut :
1. Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota yang selanjutnya disingkat RTRW kabupaten/kota adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayahkabupaten/kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang berisi
tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten/kota, rencana strukturruang wilayah kabupaten/kota, rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota, penetapan kawasan strategis kabupaten/kota, arahan pemanfaatan ruang wilayahkabupaten/kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota.
2. Rencana detail tata ruang kabupaten/kota yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yangdilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.
3. Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatanruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukanyang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
4. Zonasi adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan
karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain.5. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atauaspek fungsional.
6. Wilayah perencanaan adalah bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasanstrategis kabupaten/kota yang akan/perlu disusun rencana rincinya dalam hal iniRDTR kabupaten/kota sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRWkabupaten/kota yang bersangkutan
7. Kawasan metropolitan didefinisikan sebagai satu kawasan dengan konsentrasi penduduk yang besar, dengan kesatuan ekonomi dan sosial yang terpadu dan mencirikanaktivitas kota, dan jumlah penduduk kawasan tersebut melebihi satu juta jiwa (Winarso,2006).
1.5. FUNGSI DAN MANFAAT RDTR DAN ZONING REGULATION
1.5.1. RDTR dan Zoning Regulation berfungsi sebagai:
a. kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten berdasarkan RTRW; b. acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang
yang diatur dalam RTRW;c. acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
d. acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dane. acuan dalam penyusunan RTBL maupun program penataan lainnya.
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
7/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
f. penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu;
g. alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, swasta,dan/atau masyarakat;
h. ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai denganfungsinya di dalam struktur ruang secara keseluruhan; dan
i. ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruangnya pada tingkat BWP atauSub BWP.
1.5.2. Peraturan Zonasi berfungsi sebagai :
a. perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang; b. acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya air right
development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;c. acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;d. acuan dalam pengenaan sanksi; dane. rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi
investasi.
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
8/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
BAB IIKETENTUAN TEKNIS
2.1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN2.1.1. Wilayah Perencanaan
Ligkup Wilayah perencanaan RDTR dan Zoning Regulation mencakup Wilayah administrasiKecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut.Kecamatan Bati-Bati adalah bagian dari wilayah Kabupaten Tanah Laut, yang terletak pada :114,691 o 114,92 o Bujur Timur dan 3,51086 o 3,6318 o Lintang Selatan, dengan batas-batassebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Banjar; Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Banjar; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kurau; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tambang Ulang.
Kecamatan Bati-Bati memiliki luas wilayah 234,75 Km2 dengan jumlah desa sebanyak 14Desa dan tinggi dari permukaan laut sebagaian besar 25 meter.
Peta Kecamatan Bati-Bati
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
9/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
2.1.2. Ruang Lingkup Materi
Materi yang diatur dalam muatan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bati-Bati ini sesuaidengan RDTR yang dilengkapi Zoning Regulation , sebagai rencana rinci tata ruang,mencakup muatan/materi sebagai berikut (Sebagaimana diatur dalam Peraturan MenteriPekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tendang Pedoman Penyususnan RDTR danPeraturan Zonasi), meliputi:
a. TujuanTujuan penataan ruang Kecamatan Bati-Bati dirumuskan sesuai dengan permasalahandan arahan kebijaksanaan berdasarkan dengan pertimbangan sebagai berikut: Arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Tanah Laut. Isu strategis BWP antara lain berupa potensi, masalah, karakteristik, dan
urgensi/keterdesakan penanganan pada wilayah perencanaan. Karakteristik kota dan BWP Tujuan penataan BWP merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan dicapai
sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW danmerupakan alasan disusunnya RDTR tersebut, serta apabila diperlukan dapatdilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan BWP berisi tema yang akandirencanakan di BWP
b. KebijakanKebijakan penataan ruang Kabupaten Tanah Laut merupakan arahan yang ditetapkanuntuk mencapai tujuan penataan ruang Kabupaten Tanah Laut. Kebijakan tersebutdirumuskan berdasarkan penjabaran kebijakan penataan ruang dalam RTRW KabupatenTanah Laut serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. StrategiStrategi penataan ruang Kecamatan Bati-Bati merupakan penjabaran setiap kebijakan
penataan ruang Kabupaten Tanah Laut. Strategi tersebut dirumuskan berdasarkan penjabaran kebijakan penataan ruang dalam RTRW Kabupaten Tanah Laut serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Strategi tersebut berisi penjabaran secara keruangan berupa rencana struktur ruang dan pola ruangKabupaten Tanah Laut.
d. Rencana pola ruangRencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana distribusi subzona peruntukan
yang antara lain meliputi hutan lindung, zona yang memberikan perlindungan terhadapzona di bawahnya, zona perlindungan setempat, perumahan, perdagangan dan jasa,
perkantoran, industri, RTH dan RTNH, ke dalam blok-blok. Rencana pola ruang dimuatdalam peta yang juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan zonasi.
Rencana pola ruang Kecamatan Bati-Bati dirumuskan berdasarkan: Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup alam BWP/Bagian Wilayah
Perencanaan. Perkiraan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan
pelestarian lingkungan hidup.
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
10/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
Rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW dan rencana pola ruang bagian wilayah daerah lain yang berbatasan dengan BWP.
Mitigasi dan adaptasi bencana pada BWP, termasuk perubahan iklim dan penyediaan RTH dan RTNH untuk menampung kegiatan sosial, budaya, danekonomi masyarakat. (kriteria perumusan)
Perwujudan dari rencana pola ruang Kecamatan Bati-Bati meliputi: Klasifikasi pola ruang, terdiri dari
- Zona lindung, antara lain: Zona hutan lindung Zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya Zona perlindungan setempat Zona RTH kota Zona suaka alam dan cagar budaya Zona rawan bencana alam Zona lindung lainnya
- Zona budidaya Zona perumahan Zona perdagangan dan jasa Zona perkantoran Zona sarana pelayanan umum Zona industri Zona khusus Zona lainnya Zona campuran
Pendelineasian berdasarkan hirarki ruang
Pendelineasian berdasarkan hirarki ruang dibagi dalam BWP, Sub BWP, dan blok.Setiap Sub BWP terdiri atas blok-blok yang dibagi berdasarkan batasan fisik antaralain jalan, sungai, dan sebagainya.
Rencana pola ruang digambarkan dalam peta dengan skala atau tingkat ketelitianminimal 1:5.000 dan mengikuti ketentuan mengenai sistem informasi geografis yangdikeluarkan oleh kementerian/lembaga yang berwenang.
e. Rencana jaringan prasaranaRencana jaringan prasarana Kecamatan Bati-Bati dirumuskan berdasarkan: Rencana struktur ruang wilayah Kecamatan Bati-Bati yang termuat dalam RTRW dan
rencana struktur ruang bagian wilayah lain yang berbatasan dengan BWP.
Kebutuhan pelayanan dan arah pengembangan bagi BWP. Rencana pola ruang BWP yang termuat dalam RDTR. Sistem pelayanan, terutama pergerakan, sesuai fungsi dan peran BWP. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Perwujudan dari rencana jaringan prasarana Kecamatan Bati-Bati meliputi: Rencana pengembangan jaringan pergerakan Rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi Rencana pengembangan jaringan air minum Rencana pengembangan jaringan drainase Rencana pengembangan jaringan air limbah Rencana pengembangan prasarana lainnya
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
11/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hirarki sistem jaringan prasaranayang ditetapkan dalam rencana struktur ruang yang termuat dalam RTRW KabupatenTanah Laut. Rencana jaringan prasarana digambarkan dalam peta dengan skala atautingkat ketelitian minimal 1:5.000 dan mengikuti ketentuan mengenaai sistem informasigeografis yang dikeluarkan oleh kementerian/lembaga yang berwenang.
f. Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan upaya dalam rangkaoperasionalisasi rencana tata ruang yang diwujudkan ke dalam rencana penanganan SubBWP yang diprioritaskan. Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
bertujuan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki,mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan, dan/atau melaksanakan revitalisasi dikawasan yang bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan SubBWP lainnya.
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan dasar penyusunanRTBL dan rencana teknis pembangunan sektoral serta sebagai dasar pertimbangan dalam
penyusunan indikasi program prioritas RDTR.Rencana jaringan prasarana Kecamatan Bati-Bati dirumuskan berdasarkan: Tujuan penataan BWP. Nilai penting Sub BWP yang akan ditetapkan. Kondisi ekonomi, sosial budaya, an lingkungan Sub BWP yang akan ditetapkan. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup BWP. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya di Kecamatan Bati-Batimeliputi: Lokasi
Tema penanganang. Ketentuan pemanfaatan ruangKetentuan pemanfaatan ruang Kecamatan Bati-Bati dirumuskan berdasarkan:
Rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana Kecamatan Bati-Bati dimanamendukung perwujudan rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana di BWPserta perwujudan BWP yang diprioritaskan penanganannya sesuai dengan tahapan
pelaksanaan program RPJP Kabupaten Tanah Laut maupun RPJM Kabupaten TanahLaut.
Mendukung program penataan ruang wilayah Kecamatan Bati-Bati. Ketentuan pemanfaatan ruang Kecamatan Bati-Bati meliputi: Program pemanfatan ruang prioritas
Lokasi Besaran Sumber pendanaan Instansi pelaksana Waktu dan tahapan pelaksanaan
h. Peraturan zonasi Kecamatan Bati-Bati meliputi: Materi wajib
- Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahanKetentuan kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan ketentuanmaupun standar yang terkait dengan pemanfaatan ruang, ketentuan dalam
peraturan bangunan setempat, dan ketentuan khusus bagi unsur bangunan ataukomponen yang dikembangkan.
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
12/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
Ketentuan teknis zonasi terdiri atas: Klasifikasi I (pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan) Klasifikasi T (pemanfaatan bersyarat terbatas) Klasifikasi B (pemanfaatan bersyarat tertentu) Klasifikas X (pemanfaatan yang tidak diperbolehkan)
- Ketentuan intensitas pemanfaatan ruangKetentuan intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Bati-Bati meliputi: KDB maksimal KLB maksimal Ketinggian bangunan maksimal KDH minimalBeberapa ketentuan lain yang dapat ditambahkan dalam intensitas pemanfaatanruang antara lain: Koefisien tapak basement (KTB) Koefisien wilayah terbangun (KWT)
Kepadatan bangunan atau unit maksimal Kepadatan penduduk maksimal
- Ketentuan tata bangunanKetentuan tata bangunan adalah ketentuan yang mengatur bentuk, besaran,
peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona meliputi: GSB minimal Tinggi bangunan maksimal atau minimal yang ditetapkan Jarak bebas antar bangunan minimal Tampilan bangunan yang ditetapkan Sky exposure
- Ketentuan prasarana dan sarana minimalKetentuan prasarana dan sarana minimal yang diatur dalam peraturan zonasimerupakan kelengkapan dasar fisik lingkungan dalam rangka menciptakanlingkungan yang nyaman melalui penyediaan prasarana dan sarana yang sesuaiagar zona berfungsi secara optimal.
- Ketentuan pelaksanaanKetentuan pelaksanaan meliputi: Ketentuan varian pemanfaatan ruang Ketentuan pemberian insentif dan disinsentif Ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi
Materi pilihan- Ketentuan tambahan- Ketentuan khusus- Standar teknis- Ketentuan pengaturan zonasi
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
13/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
2.1.3. Ruang Lingkup Waktu Perencanaan
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bati-Bati ini akan mengakomodasi danmemberikan landasan tata ruang kota dalam pelaksanaan pembangunan selama jangka waktu20 (dua puluh) tahun ke depan dengan dapat dilakukan peninjauan setiap 5 (lima) tahun.
Dalam jangka waktu sepuluh tahun tersebut akan dirumuskan indikasi program pembangunan prasarana di dalam rencana tahapan pelaksanaan pembangunan.
2.2. METODE PENDEKATAN PERENCANAANMetode pendekatan perencanaan yang digunakan dalam penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati antara lain: Pendekatan top down bottom up yang menunjukkan keterkaitan peran antara pemerintah
dan masyarakat yang seimbang dalam menyusun perencanaan sesuai dengan kebutuhandan program masyarakat.
Pendekatan intersektoral holistik yang menunjukkan bahwa perencanaan harus sejalan
dengan kebijakan yang telah dirumuskan di setiap sektor yang mempunyai tujuan bersama dan tidak bersifat spatial. Pendekatan perencanaan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan
memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di masa yang akan datang. Pendekatan masyarakat menunjukan adanya partisipasi masyarakat yang berperan aktif
dalam proses perencanaan dan mewujudkan tujuan perencanaan. Pendekatan kesesuaian spatial antar dan intra wilayah dalam perencanaan dan dengan
wilayah lain di sekitarnya harus sesuai dan tidak saling bertabrakan.
2.3. TAHAPAN KEGIATANKegiatan penyusunan penyusunan RDTR dan Zoning Regulation secara teknis meliputi
penyusunan RDTR dan Zoning Regulation Kecamatan Bati-Bati.
2.3.1. Penyusunan RDTR
Kegiatan penyusunan RDTR mencakup kegiatan pra persiapan penyusunan, persiapan penyusunan, pengumpulan data, pengolahan data, dan perumusan konsepsi RDTR.Pra persiapan penyusunan RDTR meliputi:1) penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)/TOR;2) penentuan metodologi yang digunakan; dan3) penganggaran kegiatan penyusunan RDTR.
Persiapan penyusunan RDTR meliputi:1) persiapan awal, yaitu upaya pemahaman terhadap KAK/TOR penyiapan anggaran biaya;2) kajian awal data sekunder, yaitu review RDTR sebelumnya dan kajian awal RTRW
Kabupaten dan kebijakan lainnya; dan3) persiapan teknis pelaksanaan meliputi penyusunan metodologi/metode dan teknik analisis
rinci, serta penyiapan rencana survei.
1. Pengumpulan Data
Untuk keperluan pengenalan karakteristik BWP dan penyusunan rencana pola ruang danrencana jaringan prasarana BWP, dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.
Untuk keperluan pengenalan karakteristik BWP dan penyusunan rencana pola ruang dan
rencana jaringan prasarana BWP, dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.Pengumpulan data primer setingkat kelurahan dilakukan melalui:
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
14/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
a. penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui penyebaran angket,temu wicara, wawancara orang perorangan, dan lain sebagainya; dan/atau
b. pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi BWP secara langsung melalui kunjunganke semua bagian dari wilayah.
Data yang dihimpun dalam pengumpulan data meliputi: Data Peta :1) Peta-peta kondisi fisik (geologi, jenis tanah, hidrologi dll)2) Peta RBI3) Peta Citra Satelit4) Peta Potensi SDA5) Peta Potensi Kebencanaan
Data dan Informasi1) Kebijakan penataan ruang terkait2) Kebijakan sektoral3) data wilayah administrasi;4) data fisiografis;5) data kependudukan;6) data ekonomi dan keuangan;7) data ketersediaan prasarana dan sarana ;8) data peruntukan ruang;9) data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan ruang;10) data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas bangunan, tata bangunan);
dan11) peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan lahan,
penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skala atau tingkat ketelitianminimal peta 1:5.000 dari instansi yang berwenang mengeluarkan (BIG)
12) kelembagaan13) Peraturan Perundang-undangan terkait
Pengolahan data dan analisis data1) Analisis karakteristik wilayah2) Analisis potensi dan masalah pengembangan BWP3) Analisis daya dukung dan daya tampung (sarana dan prasarana lingkungan hidup)4) Analisis kualitas kinerja kawasan dan bangunan5) Output dari hasil pengolahan data meliputi:
6)
Potensi dan masalah pengembangan di BWP7) Peluang dan tantangan pengembangan8) Kecenderungan perkembangan9) Perkiraan kebutuhan pengembangan di BWP10) Intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung11) Teridentifikasinya indikasi arahan penanganan kawasan dan lingkungan
Perumusan konsepsi RDTR Kecamatan Bati-Bati dilakukan dengan mengacu padaRTRW Kabupaten Tanah Laut, pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataanruang, serta RPJP dan RPJM Kabupaten Tanah Laut.
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
15/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
Pelibatan peran masyarakat
Pada proses penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini perlu adanya pelibatan peranmasyarakat baik pada tahap persiapan, pengumpulan data, maupun tahap perumusankonsepsi RDTR Kecamatan Bati-Bati.
Seperti halnya dalam penyusunan RTRW, tingkat akurasi data, sumber penyedia data,kewenangan sumber atau instansi penyedia data, tingkat kesalahan, variabelketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya yang mungkin ada, perlu diperhatikandalam pengumpulan data. Data dalam bentuk data statistik dan peta, serta informasi yangdikumpulkan berupa data tahunan (time series) minimal 5 (lima) tahun terakhir dengankedalaman data setingkat kelurahan. Data berdasarkan kurun waktu tersebut diharapkandapat memberikan gambaran perubahan apa yang terjadi pada bagian dari wilayah.
2. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data untuk penyusunan RDTR meliputi:
Analisis karakteristik wilayah, meliputi :1. Kedudukan dan peran kawasan perkotaan/perdesaan dalam wilayah yang lebih luas
(Kabupaten/Kota)2. Keterkaitan antar wilayah dan antar kawasan perkotaan/perdesaan3. Keterkaitan antar komponen ruang kawasan4. Karakteristik fisik kawasan perkotaan/perdesaan5. Karakteristik sosial kependudukan6. Karakteristik perekonomian7. Kemampuan keuangan daerah
Analisis potensi dan masalah pengembangan BWP;1. Analisis pusat-pusat pelayanan2. Analisis kebutuhan ruang3. Analisis daya dukung4. Analisis daya tamping5. Analisis perubahan pemanfaatan ruang
Analisis daya dukung dan daya tamping (termasuk prasarana/infrastruktur dan utilitas)dan daya tamping lingkungan hidup yang ditentukan melalui kajian lingkungan hidupstrategis kawasan perkotaan/perdesaan/blok, meliputi ;1. Karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi wilayah dan
sebaginya)2. Potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, tsunami dan bencana alam geologi)
3. Potensi sumberdaya alam (mineral, batubara, migas, panas bumi dan air tanah)4. Kesesuaian penggunaan lahan5. Kesesuaian intensitas pemanfaatan ruang dengan daya dukung fisik dan daya
dukung prasarana/infrastruktur dan utilitas pad blok/kawasan perkotaan/perdesaan Analisis kualitas kinerja kawasan dan bangunan, meliputi ;1. Potensi dan masalah pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan.2. Peluang dan tantangan pengembangan3. Kecenderungan perkembangan4. Perkiraan kebutuhan pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan5. Intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung dan daya tamping
(termasuk prasarana/infrastruktur maupun utilitas)6. Teridentifikasinya indikasi arahan penanganan kawasan dan bangunan
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
16/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
Keluaran dari kegiatan pengolahan data meliputi:1) Teridentifikasi karakteristik wilayah yang meliputi : kondisi fisik, kependudukan,
perekonomian dan keuangan2) potensi dan masalah pengembangan di BWP;3) peluang dan tantangan pengembangan;4) kecenderungan perkembangan;5) perkiraan kebutuhan pengembangan di BWP;6) intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
(termasuk prasarana/infrastruktur dan utilitas); dan7) teridentifikasinya indikasi arahan penanganan kawasan dan lingkungan.
3. Perumusan Konsep RDTRPerumusan konsep RDTR dilakukan dengan mengacu pada RTRW dan pedoman dan
petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan memperhatikan RPJP dan RPJMKabupaten Tanah Laut. Konsep RDTR dirumuskan berdasarkan hasil analisis yang telahdilakukan sebelumnya dengan menghasilkan beberapa alternatif konsep pengembanganwilayah yang berisi rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembanganwilayah; dan konsep pengembangan wilayah.
Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai dasar perumusanRDTR. Hasil kegiatan perumusan konsepsi RDTR terdiri atas:1) Perumusan konsep pengembangan wilayah
Rumusan tujuan, kebijakan dan strategi Konsep pengembangan bagian dari wilayah kabupaten/kota
2) Perumusan rencana detail tata ruang kawasan perkotaan dan perdesaan Tujuan, kebijakan dan strategi Rencana Detail Struktur Ruang
Rencana Detail Pola Ruang Rencana Pemanfaatan Ruang Pengendalian Pemanfaatan Ruang
3) Konsepsi RDTR Kecamatan Bati-Bati dilengkapi dengan peta-peta dengan tingkatketelitian skala 1 : 5.000.
2.3.2. Penyusunan Peraturan Zonasi
Proses penyusunan peraturan zonasi sebagai bagian dari RDTR dilakukan secara parareldengan penyusunan RDTR. Oleh karena itu tahap pra persiapan dan persiapan penyusunan
peraturan zonasi sama dengan proses serupa dalam penyusunan RDTR.
Peraturan zonasi memuat materi wajib yang meliputi ketentuan kegiatan dan penggunaanlahan, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan, ketentuan
prasarana dan sarana minimal, ketentuan pelaksanaan, dan materi pilihan yang terdiri atasketentuan tambahan, ketentuan khusus, standar teknis, dan ketentuan pengaturan zonasi.
1. Pengumpulan Data/Informasi yang dibutuhkan
Untuk keperluan pengenalan karakteristik wilayah dan penyusunan peraturan zonasi,harus dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primerdilakukan melalui:
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
17/29
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
18/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
2. KLB Maksimum;KLB maksimum ditetapkan dengan mempertimbangkan harga lahan, ketersediaandan tingkat pelayanan prasarana (jalan), dampak atau kebutuhan terhadap
prasarana tambahan, serta ekonomi dan pembiayaan.3. Ketinggian Bangunan Maksimum; dan4. KDH Minimal.
KDH minimal digunakan untuk mewujudkan RTH dan diberlakukan secaraumum pada suatu zona. KDH minimal ditetapkan dengan mempertimbangkantingkat pengisian atau peresapan air dan kapasitas drainase.
c. Ketentuan Tata BangunanKetentuan tata bangunan adalah ketentuan yang mengatur bentuk, besaran, peletakan,dan tampilan bangunan pada suatu zona1. GSB minimal yang ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan, resiko
kebakaran, kesehatan, kenyamanan, dan estetika;2. tinggi bangunan maksimum atau minimal yang ditetapkan dengan
mempertimbangkan keselamatan, resiko kebakaran, teknologi, estetika, dan parasarana;
3. jarak bebas antar bangunan minimal yang harus memenuhi ketentuan tentang jarak bebas yang ditentukan oleh jenis peruntukan dan ketinggian bangunan; dan
4. tampilan bangunan yang ditetapkan dengan mempertimbangkan warna bangunan, bahan bangunan, tekstur bangunan, muka bangunan, gaya bangunan, keindahan bangunan, serta keserasian bangunan dengan lingkungan sekitarnya.
d. Ketentuan Prasarana dan Sarana MinimalKetentuan prasarana dan sarana minimal berfungsi sebagai kelengkapan dasarfisik lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan yang nyaman melalui
penyediaan prasarana dan sarana yang sesuai agar zona berfungsi secara optimal
e. Ketentuan Pelaksanaan ketentuan variansi pemanfaatan ruang yang merupakan ketentuan yang
memberikan kelonggaran untuk menyesuaikan dengan kondisi tertentu dengantetap mengikuti ketentuan massa ruang yang ditetapkan dalam peraturanzonasi.
ketentuan variansi pemanfaatan ruang yang merupakan ketentuan yangmemberikan kelonggaran untuk menyesuaikan dengan kondisi tertentu dengantetap mengikuti ketentuan massa ruang yang ditetapkan dalam peraturanzonasi.
ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai dengan peraturan zonasi.
Hasil dari tahap analisis di dokumentasikan di dalam buku data dan analisis dan menjadi bahan untuk menyusun peraturan zonasi.
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
19/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
BAB IIIKETENTUAN PELAKSANAAN
3.1. KEBUTUHAN TENAGA AHLIUntuk melaksanakan kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini diperlukan
tenaga ahli sesuai dengan bidang profesi dan telah mempunyai pengalaman dalam bidangnya.Adapun kualifikasi tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
A. TENAGA AHLI
1) Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota , sebagai ketua tim (team leader)Ketua tim dalam kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1
(satu) orang dengan syarat sebagai berikut:- Pendidikan S3 Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota lulusan dari universitas
negeri, atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujiannegara, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Memiliki sertifikasi keahlian (Ahli Utama - Perencanaan Wilayah dan Kota)- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan di bidang penataan ruang.- Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim minimal selama 5
(lima) tahun.Tugas utama dari ketua tim adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan
anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakanselesai.
Tugas utama dari tenaga ahli perencanaan wilayah dan kota adalah merancang,
mengarahkan, memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan dengan penataan ruang dan wilayah.2) Tenaga ahli perpetaan
Tenaga ahli perpetaan yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTRKecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:- Pendidikan S1 Jurusan Geodesi lulusan dari universitas negeri, atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau perguruan tinggiluar negeri yang telah diakreditasi.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan pembuatan petawilayah minimal 5 (lima) tahun.
- Memiliki Sertifikasi Ahli Muda-geodesiTugas utama dari tenaga ahli perpetaan adalah mengarahkan, menganalisis, dan
membuat peta pada wilayah penelitian.
3) Tenaga ahli arsitekturTenaga ahli arsitektur yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR
Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (orang) orang dengan syarat sebagai berikut:- Pendidikan S1 Jurusan Teknik Arsitektur lulusan dari universitas negeri, atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan arsitektur minimal 5(lima) tahun.
- Memiliki sertifikasi keahlian Ahli Muda-Arsitektur
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
20/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
Tugas utama dari tenaga ahli arsitektur adalah merancang, mengarahkan,memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungandengan aspek arsitektur dan desain kawasan (gambar 3D)
4) Tenaga ahli sipilTenaga ahli sipil yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan
Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:- Pendidikan S1 Jurusan Teknik Sipil lulusan dari universitas negeri, atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau perguruantinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan tata bangunan dantransportasi minimal 5 (lima) tahun.
- Memiliki sertifikasi keahlian Ahli Muda-Teknik JalanTugas utama dari tenaga ahli sipil adalah merancang, mengarahkan, memecahkan,
menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan dengan aspek bangunan dan transportasi.
5) Tenaga ahli lingkunganTenaga ahli lingkungan yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR
Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:- Pendidikan S1 Jurusan Teknik Lingkungan lulusan dari universitas negeri, atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan lingkungan minimal 5(lima) tahun.
- Memiliki sertifikasi keahlian Ahli Muda-Teknik Lingkungan
Tugas utama dari tenaga ahli lingkungan adalah merancang, mengarahkan,memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungandengan aspek lingkungan.
6) Tenaga Ahli PengairanTenaga ahli hidrologi/Teknik Pengairan yang dibutuhkan dalam kegiatan
penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syaratsebagai berikut:- Pendidikan S1 Jurusan Teknik Pengairan lulusan dari universitas negeri, atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan hidrologi minimal 5
(lima) tahun.- Memiliki sertifikasi keahlian Ahli Muda-Teknik Sungai dan DrainaseTugas utama dari tenaga ahli lingkungan adalah merancang, mengarahkan,
memecahkan, menganalisis, dan merumuskan seluruh persoalan yang berhubungandengan aspek pengairan, penanganan banjir dan perancangan drainase.
7) Tenaga ahli hukumTenaga ahli hukum yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan
Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:- Pendidikan S1 Jurusan Hukum lulusan dari universitas negeri, atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi.
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
21/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan hukum minimal 5(lima) tahun.Tugas utama dari tenaga ahli hukum adalah merancang, mengarahkan, dan
merumuskan seluruh persoalan yang berhubungan dengan aspek hukum. danmemberikan masukan dalam penyusunan Raperda
8) Tenaga ahli Sosial Ekonomi PembangunanTenaga ahli Sosial Ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR
Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:- Pendidikan S1 Jurusan Ekonomi Pembangunan lulusan dari universitas negeri, atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
- Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan sosial ekonomiminimal 5 (lima) tahun.
Tugas utama dari tenaga ahli Sosial Ekonomi adalah merancang, mengarahkan, danmerumuskan seluruh persoalan yang berhubungan dengan aspek sosial ekonomi wilayah.
B. TENAGA SUB AHLI
Selain tenaga ahli di atas, diperlukan pula tenaga pendukung, antara lain:
1. Surveyor Tata Ruang dan PelaporanSurveyor Tata Ruang dan Pelaporan yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTRKecamatan Bati-Bati ini sebanyak 2 (dua) orang dengan syarat sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota.- Berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun sebagai surveyor dan perencana ruang dan
kota.
2. Survey Pemetaan dan Pembuatan Peta (drafter)Drafter/juru gambar yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR KecamatanBati-Bati ini sebanyak 2 (dua) orang dengan syarat sebagai berikut:- Pendidikan S1 Teknik Geodesi yang mempunyai ketrampilan mengoperasikan
komputer program ArcGIS.- Berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun sebagai drafter.
3. Survey Daerah Pengairan, Daerah Banjir dan DrainaseSurveyor Daerah Pengairan, Daerah Banjir dan Drainase yang dibutuhkan dalamkegiatan penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengansyarat sebagai berikut:
- Pendidikan S1 Teknik Pengairan.- Berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun sebagai surveyor dan penanganan banjir
dan perancangan drainase, sungai
4. Ahli Pembuatan Gambar Animasi dan 3D (design)Ahli design yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati inisebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:- Pendidikan S1 Teknik Arsitekrur yang mempunyai ketrampilan dalam mendesign
wilayah dengan gambar 3D animasi.- Berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun sebagai design kawasan/design bangunan.
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
22/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
C. TENAGA PENDUKUNG
1. Petugas administrasiPetugas administrasi yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR
Kecamatan Bati-Bati ini sebanyak 1 (satu) orang dengan syarat sebagai berikut:- Pendidikan D3 Administrasi Perkantoran /Kesekretariatan /Akuntansi /Manajemen
yang mempunyai ketrampilan ketrampilan mengoperasikan komputer programMicrosoft Word, Excel, dan Power Point.
- Berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun sebagai petugas administrasi merangkapoperator komputer.
2. Tenaga Lokal Survey Kelengkapan Lapangan (SKL)
Tenaga Pendukung yang dibutuhkan dalam kegiatan penyusunan RDTR KecamatanBati-Bati ini sebanyak 2 (dua) yaitu penduduk Kecmatan Bati-Bati yang nantinyadiharapkan dapat membantu dalam pelaksanaan survey
3.2. JADWAL WAKTU PENYELESAIAN KEGIATANJangka waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bati-Bati ini adalah 6 (Enam) bulan sejak ditetapkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) olehPimpinan Pelaksana Kegiatan.
Tabel 3.1Jangka Waktu Penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati
Proses Penyusunan RDTR Total
UraianKegiatan
Persiapan,
survey,
dan
Penyusuna
n RDTR
Laporan
Pendahul
uan
Laporan
Fakta
dan
Analisa
Laporan
Akhir,
Zoning
Regulation,
dan Album
Peta
Pembuatan
KLHS,
Naskah
Akademis
dan Draft
Raperda
Penyusuna
n Animasi
dan Maket
Kawasan
Perkotaan
Bati-Bati
Keseluruhan
waktu
perencanaan
Perkiraan
Waktu yang
Dibutuhkan
4 minggu 8 minggu 4 minggu 8 minggu 24 minggu
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
23/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
BAB IVKELENGKAPAN DOKUMEN
4.1. PRODUK PEKERJAANProduk pekerjaan penyusunan RDTR Kecamatan Bati-Bati ini meliputi:
1. Materi teknis RDTR Kecamatan Bati-Bati, terdiri dari:a. Laporan Pendahuluan dalam format A4
b. Laporan Fakta dan Analisa dalam format A3c. Laporan Rencana dalam format A3d. Gambar Peta pada setiap Laporan dalam format A3 dengan skala disesuaikane. Album peta disajikan dengan skala minimal 1:5.000 dalam format A0 yang
dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhi ketentuan Sistem InformasiGeografis (software ArcGIS) yang disetujui oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).Album peta minimal terdiri dari:- Peta wilayah perencanaan- Peta penggunaan lahan saat ini- Peta rencana pola ruang BWP- Peta rencana jaringan prasarana BWP- Peta penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
f. Video animasi 3D untuk kawasan pusat pengembangan Kecamatan Bati-Bati2. Peraturan zonasi disusun terpisah dengan Laporan RDTR berisikan zoning map dan
zoning text untuk seluruh kawasan Kecamatan Bati-Bati.
4.2. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORANSistematika penyajian laporan RDTR Kecamatan Bati-Bati adalah sebagai berikut:
1. Laporan PendahuluanLaporan pendahuluan meliputi tafsiran terhadap Kerangka Acuan Kerja/KAK yang
telah dibuat. Penyusunan Laporan Pendahuluan merupakan laporan awal sebelum penyusunan kompilasi data, analisis data, dan rencana. Laporan Pendahuluan berisikandata ringkasan/gambaran sekilas mengenai wilayah perencanaan yang disertai denganDraft Sistematika Penyusunan Laporan Pendahuluan. Laporan Pendahuluan disusundalam rangka persiapan pekerjaaan survei. Adapun outline Laporan Pendahuluan adalahsebagai berikut:I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan RDTR Kecamatan Bati-Bati1.3 Dasar Hukum1.4 Tinjauan Terhadap RTRW Kabupaten Tanah Laut1.5 Tinjauan Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten Tanah Laut
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
24/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
II. KETENTUAN UMUM2.1 Istilah dan Definisi2.2 Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi2.3 Fungsi dan Manfaat RDTR dan Peraturan Zonasi2.4 Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan Peraturan Zonasi2.5 Masa Berlaku RDTR
III. GAMBARAN UMUM3.1 Gambaran Umum Kecamatan Bati-Bati
IV. TUJUAN PENATAAN BWP
V. ORGANISASI PELAKSANAN KEGIATAN5.1 Struktur Organisasi5.2 Struktur Personalia
VI. JADWAL RENCANA KEGIATAN6.1 Rencana Kerja
6.2 Tahap Persiapan PekerjaanVII. JADWAL PENUGASAN PERSONIL
7.1 Jadwal Rencana Kegiatan
VIII. SISTEM PELAPORAN8.1 Jenis Pelaporan8.2 Teknik Penyajian
Laporan Pendahuluan diserahkan 4 (empat) minggu dari ditetapkannya SPMK dantelah dipresentasikan dan didiskusikan dengan Tim Teknis meliputi ketentuan sebagai
berikut:- Buku Draft Laporan Pendahuluan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dengan ukuran
A4 (21 cm x 29,7 cm), 70 gram- Buku Laporan Pendahuluan sebanyak 20 (duapuluh) eksemplar dengan ukuran A4
(21 cm x 29,7 cm), 80 gram
2. Laporan Fakta dan AnalisaLaporan Fakta dan Analisa merupakan laporan berisi data-data yang dimaksudkan
untuk mendapatkan gambaran umum mengenai potensi dan masalah yang ada diKecamatan Bati-Bati yang selanjutnya berguna dalam proses evaluasi dan analisis
perencanaan. Adapun outline Laporan Fakta dan Analisa adalah sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan RDTR Kecamatan Bati-Bati1.3 Dasar Hukum1.4 Tinjauan Terhadap RTRW Kabupaten Tanah Laut1.5 Tinjauan Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten Tanah Laut1.6 Pendekatan Perencanaan1.7 Metodologi:
1. Metode Evaluasi2. Metode Analisis3. Metode Pendekatan Masalah-masalah Khusus4. Penyusunan Rancangan Rencana dan Album Peta
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
25/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
II. KETENTUAN UMUM
2.1 Istilah dan Definisi2.2 Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi2.3 Fungsi dan Manfaat RDTR dan Peraturan Zonasi2.4 Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan Peraturan Zonasi2.5 Masa Berlaku RDTR
III. GAMBARAN UMUM
3.1 Penggunaan Lahan Kecamatan Bati-Bati3.2 Intensitas Pemanfaatan Ruang3.3 Tata Bangunan dan Lingkungan3.4 Sistem Jaringan Prasarana3.5 Sarana Perkotaan
IV. TUJUAN PENATAAN BWP
V. ANALISIS DAN PERUMUSAN KETENTUAN TEKNIS
5.1 Analisis Karakteristik Wilayah5.1.1 Kedudukan dan Peran dari BWP dalam Kecamatan Bati-Bati5.1.2 Keterkaitan Antar Wilayah Kecamatan Bati-Bati dan Antara BWP5.1.3 Keterkaitan Antar Komponen Tuang di BWP5.1.4 Karakteristik Fisik dan Sumber Daya Alam BWP5.1.5 Karakteristik Sumber Daya Buatan5.1.6 Karakteristik Penataan Kawasan dan Bangunan5.1.7 Kerentanan Terhadap Potensi Bencana5.1.8 Karakteristik Sosial Budaya dan Kependudukan5.1.9 Karakteristik Perekonomian5.1.10 Kelembagaan5.1.11 Pembiayaan Pembangunan
5.2 Analisis Potensi dan Masalah Pengembangan BWP5.2.1 Analisis Kebutuhan Ruang5.2.2 Analisis Perubahan Pemanfaatan Ruang
5.3 Analisis Kualitas Kinerja Kawasan dan Lingkungan5.4 Analisis Peraturan Zonasi
1. Tujuan Peraturan Zonasi dan Daftar Kegiatan2. Klasifikasi Zonasi3. Delineasi Blok Peruntukan4. Ketentuan Teknis Zonasi
i. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahanii. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang
iii. Ketentuan tata bangunaniv. Ketentuan prasarana minimalv. Ketentuan tambahan
vi. Ketentuan khusus5. Standar Teknis6. Ketentuan Pengaturan Zonasi
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
26/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
7. Ketentuan Pelaksanaani. Ketentuan variansi pemanfaatan ruang
ii. Ketentuan insentif dan disinsentifiii. Ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai
8. Ketentuan Dampak Pemanfaatan Ruang5.5 Analisis Kelembagaan5.6 Analisis Perubahan Peraturan Zonasi
Laporan Fakta dan Analisa diserahkan 10 (sepuluh) minggu dari ditetapkannyaSPMK dan telah dipresentasikan dan didiskusikan dengan Tim Teknis meliputi ketentuansebagai berikut:- Buku Draft Laporan Fakta dan Analisa sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dengan
ukuran A3 (29,7 cm x 42cm), 70 gram- Buku Laporan Fakta dan Analisa sebanyak 20 (duapuluh) eksemplar dengan ukuran
A3 (29,7 cm x 42cm), 80 gram
3. Laporan RencanaAdapun outline Laporan Rencana adalah sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan RDTR1.3 Dasar Hukum1.4 Tinjauan Terhadap RTRW Kabupaten Tanah Laut1.5 Tinjauan Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten Tanah Laut
II. KETENTUAN UMUM2.1 Istilah dan Definisi2.2 Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi2.3 Fungsi dan Manfaat RDTR dan Peraturan Zonasi2.4 Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan peraturan Zonasi2.5 Masa Berlaku RDTR
III. TUJUAN PENATAAN BWP
IV. RENCANA POLA RUANG4.1 Klasifikasi Pola Ruang
1. Zona Lindung2. Zona Budidaya
4.2 Pendelineasian Berdasarkan Hirarki Ruang1. Rencana Blok Peruntukan
V. RENCANA JARINGAN PRASARANA5.1 Rencana pengembangan jaringan pergerakan5.2 Rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan5.3 Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi5.4 Rencana pengembangan jaringan air minum5.5 Rencana pengembangan jaringan drainase5.6 Rencana pengembangan jaringan air limbah5.7 Rencana pengembangan prasarana lainnya
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
27/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
VI. PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENGEMBANGANNYA6.1 Lokasi6.2 Tema Penanganan
VII. KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG7.1 Indikasi Program
IX. PERAN SERTA MASYARAKAT
X. KESIMPULANLaporan Rencana diserahkan 18 (delapan belas) minggu dari ditetapkannya SPMK
dan telah dipresentasikan dan didiskusikan dengan Tim Teknis meliputi ketentuansebagai berikut:- Buku Draft Laporan Rencana sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dengan ukuran A3
(29,7 cm x 42cm), 70 gram- Buku Laporan Rencana sebanyak 20 (duapuluh) eksemplar dengan ukuran A3 (29,7
cm x 42cm), 80 gram-
Buku harus diserahkan selambat-lambatnya seminggu sebelum kontrak berakhir.4. Peraturan Zonasi atau Zoning Regulation Kecamatan Bati-Bati
VIII. TEXT ZONASI Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan Ruang Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ketentuan Tata Bangunan Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal Ketentuan Pelaksanaan
Variansi Pemanfaatan Ruang Insentif dan Disinsentif
Penggunaan Lahan Yang Tidak SesuaiIX. MATERI OPSIONAL
Ketentuan Tambahan Ketentuan Khusus Ketentuan Standar Teknis Ketentuan pengaturan Zonasi
X. Desaign rencana pusat kota kecamatan dengan dilengkapi gambar 3D dan videoanimasi
- Buku Draft Laporan Zonning Regulation sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar denganukuran A3 (29,7 cm x 42cm), 70 gram
- Buku Laporan Zonning Regulation sebanyak 20 (duapuluh) eksemplar denganukuran A3 (29,7 cm x 42cm), 80 gram
- Buku harus diserahkan selambat-lambatnya seminggu sebelum kontrak berakhir.
5. Album PetaAlbum peta berisi peta rencana sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar yang disajikan
dengan skala atau tingkat ketelitian minimal 1:5.000 dalam format A0 yang dilengkapidengan data peta digital yang memenuhi ketentuan sistem informasi geografis (softwareArcGIS) yang disetujui oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Album peta minimalterdiri atas:
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
28/29
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTRK, Zoning Regulation dan Draft Perda Kec. Bati-Bati
Peta wilayah perencanaan, yang berisi informasi rupa bumi, dan batas administrsiBWP dan sub BWP.
Peta penggunaan lahan saat ini. Peta rencana pola ruang BWP, yang meliputi alokasi zona dan subzona sesuai
klasifikasi yang telah ditentukan.
Peta rencana jaringan prasarana BWP, yang meliputi rencana pengembangan jaringan pergerakan, jaringan energi/kelistrikan, jaringan telekomunikasi, jaringanair minum, jaringan drainase, jaringan air limbah, prasaranan lainnya.
Peta penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya. Pewarnaan zona disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan mengenai
ketelitian peta, sedangkan sub zona dibagi sesuai ketentuan dan pada peta diberiketerangan dengan sistem kode.
Penomoran peta pada setiap lembar peta harus dicantumkan peta indeks dan nomorlembar peta yang menunjukkan posisi lembar peta yang disajikan di dalamwilayah perencanaan secara keseluruhan
Buku Album Peta sebanyak 2 (dua) eksemplar dengan ukuran A0 Mendapatkan persetujuan dengan BIG (Badan Informasi Geospasial)
6. Dokumen KLHS Buku Draft Laporan Pendahuluan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dengan ukuran
A4 (21 cm x 29,7 cm), 70 gram Buku Laporan Pendahuluan sebanyak 20 (duapuluh) eksemplar dengan ukuran A4
(21 cm x 29,7 cm), 80 gram
7. Executive Summary Executive Summary berupa rangkuman laporan RDTR Kecamatan Bati-Bati
sebanyak 100 (seratus) eksemplar, berbentuk buklet.
8. DVD Laporan DVD Laporan berupa rangkuman keseluruhan dari kegiatan penyusunan RDTRKecamatan Bati-Bati sebanyak 10 (sepuluh) buah dengan mencantumkan cover yangmemuat identitas pekerjaan. berisi laporan (laporan pendahuluan, laporan antara, danlaporan akhir),
DVD Album Peta untuk semua file Peta RTRR Kecamatan Bati-Bati sebanyak 10(sepuluh) buah dengan mencantumkan cover yang memuat identitas pekerjaan.
DVD gambar 3D dan video animasi 3D untuk pusat kota/pusat pelayanan KecamatanBati-Bati hasil pengadaan data/survey, diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu)minggu sebelum kontrak berakhir.
Keseluruhan file yang berisi Laporan, Gambar Peta, Gambar 3D dan Video animasi3D dimasukkan ke dalam 2 flasdisk (@64 GB)DVD dan Flasdisk diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum kontrak
berakhir.
9. Animasi Kawasan Perkotaan Kecamatan Bati-BatiAnimasi ini dibuat hanya pada kawasan perkotaan Bati-bati yang direncanakan akan
berkembang pada masa 20 tahun yang akan datang yaitu pada masa perencanaan Tahun2016-2036.
7/26/2019 KAK_RDTR+PZ_Kecamatan Bati-Bati
29/29
10. Diskusi Diskusi meliputi diskusi pembahasan Draft Laporan Pendahuluan, Draft Laporan
Fakta dan Analisa, dan Draft Laporan Rencana. Bahan Diskusi Laporan Pendahuluan dan Laporan Antara, dan Draft Laporan Akhir
masing-masing sebanyak 50 (lima puluh) set, diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu sebelum pelaksanaannya.
4.3. KEPEMILIKAN DATA HASIL KEGIATANSeluruh kepemilikan data hasil kegiatan penyusunan RDTRK Kecamatan Bati-Bati inisebagaimana dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja/KAK ini adalah SKPD pengguna
jasa yaitu Bappeda Kabupaten Tanah Laut, APBD Tahun Anggaran 2016.
4.4. SUMBER PENDANAANUntuk pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK),
Peraturan Zonasi dan Draft Perda Kecamatan Bati-Bati ini dibiayai dari APBD KabupatenTanah Laut.
Pelaihari, 2016
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
SYAKHRIL HARDRIANADI, ST NIP. 19750412 199603 1 002