66
1. Pendahuluan Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya fungsi tersebut penguasaan bahasa Indonesia sangat menentukan dalam penyusunan media pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berupa karya ilmiah. Berkaitan dengan itu setiap orang yang akan menulis karya ilmiah dituntut untuk memahami bahasa Indonesia sebagai medianya. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang amat kompleks. Dalam menulis seseorang dituntut untuk memiliki keterampilan kognitif yang meliputi kemampuan memahami, mengetahui, dan mempersepsikan suatu fenomena untuk kemudian dikomunikasikan melalui media bahasa. Selain itu, dalam mengkomunikasikan idenya tersebut seorang penulis dituntut untuk menganalisis konteks pembaca yang menjadi sasaran tulisannya..

Kalimat Dan Paragraf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rangkuman Pengertian

Citation preview

Page 1: Kalimat Dan Paragraf

1. Pendahuluan

Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi salah satu fungsi bahasa

Indonesia adalah sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan

teknologi. Dengan adanya fungsi tersebut penguasaan bahasa Indonesia sangat

menentukan dalam penyusunan media pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang berupa karya ilmiah.

Berkaitan dengan itu setiap orang yang akan menulis karya ilmiah dituntut

untuk memahami bahasa Indonesia sebagai medianya. Menulis merupakan

keterampilan berbahasa yang amat kompleks. Dalam menulis seseorang dituntut

untuk memiliki keterampilan kognitif yang meliputi kemampuan memahami,

mengetahui, dan mempersepsikan suatu fenomena untuk kemudian

dikomunikasikan melalui media bahasa. Selain itu, dalam mengkomunikasikan

idenya tersebut seorang penulis dituntut untuk menganalisis konteks pembaca

yang menjadi sasaran tulisannya..

Selanjutnya berkaitan dengan keterampilan menulis tersebut D. Angelo

dan Breor (1977) mengemukakan bahwa untuk dapat menulis seseorang perlu

memahami prinsip-prinsip penulisan dan juga berlatih menulis

sebanyakbanyakmya.

2. Penyusunan dan Pengembangan Paragraf

Pengertian paragraf dapat dilihat dari segi isi dan dari segi struktur. Dilihat

dari segi isi, paragraf adalah suatu pernyataan tentang suatu pokok pikiran yang

dikemukakan secara lengkap dan merupakan satu kesatuan. Dilihat dari segi

Page 2: Kalimat Dan Paragraf

struktur, paragraf adalah sekelompok pernyataan kalimat yang saling

berhubungan, dirangkaikan dalam urutan yang teratur dan jelas kaitan-kaitannya.

2.1 Kelengkapan sebagai Syarat Isi Paragraf

Ditinjau dari isinya, suatu paragraf mengemukakan isi yang lengkap dan

merupakan satu kesatuan. Paragraf dikatakan lengkap apabila mengemukakan hal-

hal yang semestinya disampaikan agar pikiran utama yang dikemukakan dalam

paragraf itu menjadi jelas bagi pembaca. Hal-hal yang dikemukakan untuk

kelengkapan isi paragraf itu harus tetap relevan dengan pikiran utama, sehingga

keseluruhan isi paragraf tetap merupakan satu kesatuan.

Untuk membuat paragraf yang lengkap dapat ditempuh teknik

pengembangan. Contoh teknik pengembangan adalah sebagai berikut.

Ide Pokok: Dalam rangka mengejar ketertinggalan desa dalam bidang

pengetahuan maupun pembangunan berbagai usaha telah dilakukan pemerintah.

Teknik Pengembangan: Contoh (illustrasi) Bentuk paragraf dengan ide pokok dan

teknik pengembangan seperti tersebut di atas adalah sebagai berikut.

Dalam rangka mengejar ketertinggalan desa baik dalam pembangunan

maupun dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha telah dilakukan oleh

pemerintah, ABRI masuk desa (AMD) sudah lama kita kenal. Hasilnya pun

lumayan, misalnya perbaikan jalan, pembuatan jembatan, pemugaran kampung.

Contoh lain KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-hasil positif telah

pula dinikmati oleh desa yang bersangkutan, misalnya: peningkatan pengetahuan

Page 3: Kalimat Dan Paragraf

masyarakat, pemberantasan buta aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan

gizi, serta penyuluhan hukum.

2.2 Kesatuan sebagai Isi Paragraf

Pengembangan pikiran utama dalam suatu paragraf dengan menggunakan

berbagai macam cara tersebut di atas harus tetap berpusat pada pikiran pokok itu

sendiri. Informasi yang digunakan harus terseleksi sedemikian rupa sehingga

diperoleh informasi yang relevan dan tetap berpusat pada pikiran pokok. Jadi

sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan bila kalimat-kalimat dalam paragraf

itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topiknya. Semua

kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.

Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan sebuah gagasan tunggal,

agar tidak terjadi pemasukan unsur-unsur yang sama sekali tidak memiliki

pertalian dengan maksud tunggal tadi. Penyimpangan-penyimpangan dari maksud

tunggal tadi akan membingungkan atau mempersulit pembaca. Oleh karena itu,

setiap kalimat dalam paragraf tersebut harus membicarakan gagasan pokok

paragraf tersebut. Tidak boleh ada kalimat-kalimat sumbang atau kalimat-kalimat

yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pokok paragraf tersebut.

Untuk memperjelas kesatuan paragraf tersebut, perhatikan contoh berikut

ini.

Setiap negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiri

dari kondisi, posisi, dan potensi wilayahnya masing-masing. Tetapi tidak setiap

wilayah kondisinya memungkinkan, posisinya menguntungkan, atau mempunyai

Page 4: Kalimat Dan Paragraf

potensi yang cukup untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat yang

bermukim di wilayah itu, sehingga harus mencukupinya dari tempat lain. Untuk

itu dibinalah hubungan internasional yang memungkinkan terbukanya peluang

bagi setiap Negara untuk mencukupi kebutuhannya dari negara lain melalui jalan

damai. Namun, untuk mencukupi kebutuhan itu tidak jarang pula ditempuh jalan

kekerasan.

Paragraf di atas membicarakan satu gagasan pokok yakni setiap negara

pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiri dari kondisi, posisi dan

potensi wilayahnya. Gagasan pokok itu dirinci atau dijelaskan oleh beberapa

gagasan penunjang yang meliputi (1) tidak semua negara kondisinya

memungkinkan, (2) diperlukan hubungan dengan negara lain, dan (3) kadang

untuk memenuhi kebutuhannya ditempuh dengan kekerasan. Rincian tersebut

dirangkaikan sedemikian rupa, sehingga mampu membuahkan satu kesatuan

paragraf yang bulat.

2.3 Kepaduan sebagai Syarat Isi Paragraf

Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh sebuah alinea adalah koherensi atau

kepaduan. Yang dimaksud kepaduan adalah kekompakan hubungan antara sebuah

kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu. Kepaduan yang

baik terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang

membangun

paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Pembaca dengan mudah dapat

mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa mengalami hambatan, karena urutan pikiran

teratur baik tidak ada loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan.

Page 5: Kalimat Dan Paragraf

Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan menggunakan pengait

paragraf. Pengait paragraf ada tiga macam, yaitu pengulangan kata yang

dipentingkan atau pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan

transisi, dan paralelisme. Berikut ini diberikan contoh paragraf yang memiliki

kepaduan.

Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu kita lakukan ialah

menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan yang sudah

ditetapkan, materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi

yang

kita susun, tidak akan memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan

hasil

proses belajar-mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat

menentukan materi yang akan kita ajarkan, metode yang akan kita gunakan, serta

bentuk evaluasinya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif..

Kepaduan pada paragraf di atas diperoleh dengan menggunakan pengulangan

kata kunci, yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Selain

menggunakan kata kunci, kepaduan paragraf itu dapat diperoleh dengan

menggunakan transisi baik berupa kata maupun kelompok kata. Perhatikan contoh

berikut ini.

Pengusaha Indonesia hendaknya bersiap-siap menyongsong peluang usaha

pasca Perang Teluk untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak selama perang.

Oleh karena itu, perlu dibentuk semacam task force untuk mengantisipasi hal itu.

5

Page 6: Kalimat Dan Paragraf

Perkuliahan bahasa Indonesia seringkali sangat membosankan sehingga tidak

mendapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan, bahan kuliah

yang disajikan dosen sebenarnya merupakan masalah yang sudah diketahui oleh

mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan mahasiswa. Di

samping

itu, mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa Indonesia sejak mereka duduk di

bangku Sekolah Dasar atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa

Indonesia selama dua belas tahun, merasa sudah mampu menggunakan bahasa

Indonesia. Akibatnya, memilih atau menentukan bahan kuliah yang akan

diberikan

kepada mahasiswa, merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar bahasa

Indonesia.

3. Penyusunan Kalimat dalam paragraf

Ditinjau dari aspek strukturnya, kalimat-kalimat yang digunakan dalam

karangan haruslah benar. Suatu kalimat dikatakan benar strukturnya apabila

kalimat

tersebut dibangkitkan dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang

bersangkutan baik kaidah struktur frasa maupun kaidah transformasi. Ini penting,

karena struktur kalimat akan berpengaruh terhadap maksud kalimat. Kesalahan

struktur kalimat akan berpengaruh terhadap maksud kalimat, dalam arti kalimat

tersebut tidak komunikatif.

3.1 Aspek Kebenaran dalam Penyusunan Kalimat

Kalimat memenuhi kriteria kebenaran jika kalimat tersebut disusun sesuai

Page 7: Kalimat Dan Paragraf

dengan kaidah bahasa Indonesia. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa aspek

kebenaran dapat dilihat baku tidaknya (gramatikal tidaknya) struktur suatu

kalimat.

Untuk memahami aspek kebenaran kalimat tersebut dapat dilihat pada

contohcontoh

sebagai berikut.

Tidak gramatikal Gramatikal

1. Dia tidak bicara tentang masa lalunya. Dia tidak berbicara tentang masa

lalunya.

2. Masalah itu belum semuanya disadari Masalah itu belum semuanya kita

oleh kita sadari.

3. Hari ini dia mau pergi Surabaya. Hari ini dia mau pergi ke Surabaya.

.

3.2 Aspek Kejelasan dalam Penyusunan Kalimat

Kalimat memenuhi aspek kejelasan jika kalimat tersebut memiliki ciri (1)

adanya penalaran (kalimat logis), (2) kalimat tidak goyah (tidak ambigu), (3)

kalimat

6

padu, dan (4) tidak ada penumpukan ide dalam satu kalimat. Ciri-ciri tersebut

dapat

diperjelas dengan contoh-contoh sebagai berikut.

3.2.1 Kalimat logis

Penyusunan kalimat hendaknya didukung oleh jalan pikiran yang logis. Hal ini

Page 8: Kalimat Dan Paragraf

sangat menentukan sebab penyusunan kalimat merupakan penyusunan ide yang

berkaitan dalam penulisan karya ilmiah. Kalimat yang tidak logis tidak dapat

dengan

mudah dipahami oleh pembaca dan dapat menimbulkan kerancuan hubungan ide

yang satu dengan yang lain. Untuk memperjelas penyusunan kalimat logis dapat

dilihat contoh-contoh sebagai berikut.

Tidak Logis Logis

1. Saya belum jelas. Saya belum mengerti.

2. Naik sepeda diharap turun! Pengendara sepeda diharap turun!

3. Waktu kami persilakan. Bapak kepala sekolah kami persilakan.

3.2.2 Kalimat Tidak Goyah

Untuk mencapai aspek kejelasan kalimat penyusunan kalimat tidak boleh

menimbulkan ambiguitas. Kalimat yang memiliki ambiguitas (bermakna banyak)

akan menyebabkan berbagai kesalahpahaman. Dalam konteks penulisan karya

tulis

ilmiah kesalahpahaman tersebut harus dihindarkan. Penghindaran

kesalahpahaman

tersebut dapat ditempuh dengan cara menyusun kalimat yang tidak goyah (tidak

banyak makna). Untuk memperjelas penyusunan kalimat tidak goyah dapat dilihat

contoh-contoh sebagai berikut.

Goyah Tidak Goyah

1. Isteri Pak Lurah yang baru. Isteri baru Pak Lurah.

2. Uang itu sudah dikirimkan kakak kemarin. Uang itu sudah dikirimkan kepada

Page 9: Kalimat Dan Paragraf

kakak kemarin.

Uang itu sudah dikirimkan oleh

kakak kemarin.

7

3.2.3 Kalimat Padu

Untuk mencapai aspek kejelasan penyusunan kalimat harus memperhatikan

kepaduan kalimat. Kalimat dikatakan tidak padu karena hubungan subjek dan

predikat suatu kalimat terganggu oleh keterangan panjang yang disisipkan antara

subjek dan predikat. Selain itu, kalimat juga bisa terganggu kepaduannya karena

subjek menyisip dalam keterangan kalimat. Untuk memperjelas penyusunan

kalimat

padu tersebut dapat dilihat contoh-contoh sebagai berikut.

Tidak Padu Padu

1. Pembaca setelah selesai

melakukan kegiatannya dapat

menangkap isi suatu buku.

Pembaca dapat menangkap isi

buku setelah selesai melakukan

kegiatannya.

2. Selanjutnya saya akan jelaskan

pentingnya bahasa bagi manusia.

Selanjutnya akan saya jelaskan

pentingnya bahasa bagi manusia.

Page 10: Kalimat Dan Paragraf

3. Dalam kita menghadapi berbagai

cobaan kita harus tetap tabah.

Kita harus tetap tabah dalam

menghadapi berbagai cobaan.

3.2.4 Penumpukan Ide dalam Sebuah Kalimat

Kalimat panjang dengan ide yang bertumpuk-tumpuk sering menyulitkan

pembaca. Untuk memahami isinya, pembaca perlu membaca berulang-ulang. Hal

ini

tentu saja tidak menguntungkan. Untuk itu, penulisan karya ilmiah kalimat harus

disusun sedemikian rupa sehingga mudah dan cepat dipahami serta tidak

membosankan pembaca. Ide yang bertumpuk-tumpuk dalam suatu kalimat

hendaknya dihindarkan. Contoh sebagai berikut.

Karena dalam kurikulum itu bidang studi bahasa Indonesia mendapat

tempat yang teratas berdasarkan alokasi waktu yang disediakan untuk pelajaran

bahasa Indonesia, yaitu 8 jam pelajaran seminggu, sedangkan untuk bidang studi

yang lain berkisar dari 2 sampai dengan 6 jam seminggu, maka pengajaran bahasa

Indonesia dianggap sangat penting dalam rangka mencapai pendidikan nasional

berdasarkan Pancasila.

8

Agar mudah dan cepat dipahami kalimat panjang di atas dipecah-pecah

sehingga tidak terjadi penumpukan ide. Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini

yang

mencoba untuk memecah kalimat di atas menjadi beberapa kalimat.

Page 11: Kalimat Dan Paragraf

Dalam kurikulum itu bidang studi bahasa Indonesia mendapat tempat

teratas, yaitu 8 jam pelajaran seminggu. Berbeda dengan bidang studi bahasa

Indonesia, bidang studi yang lain berkisar dari 2 sampai dengan 6 jam seminggu.

Karena itu, pengajaran bahasa Indonesia dianggap penting dalam rangka

mencapai

pendidikan nasional berdasarkan Pancasila.

3.3 Aspek Keefektifan dalam Penyusunan Kalimat

Aspek keefektifan kalimat dapat dilihat dari segi (1) kehematan, (2)

kevariasian, dan (3) kesejajaran. Untuk memperjelas ciri-ciri tersebut dapat dilihat

contoh berikut.

3.3.1 Kehematan dalam Kalimat

Kehematan dalam kalimat efektif meliputi kehematan pemakaian, kehematan

frase atau bentuk lainnya. Kehematan itu menyangkut soal gramatika dan makna

kata. Termasuk ke dalam aspek kehematan ini adalah menghindarkan

pengulangan

subjek kalimat. Contoh:

1. Mahasiswa itu segera mengubah rencananya setelah dia menerima uang dari

bapaknya.

2. Anak muda itu berlari-lari setelah dia dinyatakan lulus ujiannya.

3.3.2 Kevariasian dalam kalimat

Variasi kalimat diperlukan untuk menghindarkan pembaca dari suasana

monoton dan kebosanan. Variasi kalimat dapat dilakukan dengan (1) variasi

pembukaan kalimat, (2) variasi pola kalimat, dan (3) variasi jenis kalimat.

Page 12: Kalimat Dan Paragraf

3.3.3 Kesejajaran dalam Kalimat

Sebuah kalimat harus memperhatikan unsur kesejajaran, Yang dimaksud

dengan kesejajaran ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa dalam penulisan

dengan konstruksi yang sama dalam susunan serial. Kesejajaran dalam

bentukbentuk

itu memberi kejelasan dalam kalimat secara keseluruhan. Contoh:

9

Harga kertas meningkat, upah kerja naik, biaya cetak bertambah, terpaksa

harga buku itu dinaikkan juga.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kesejajaran bentuk-bentuk bahasa yang

dipergunakannya (meningkat-bertambah, naik-dinaikkan), sehingga perlu

diperbaiki

lagi sebagai berikut.

Harga kertas meningkat, upah kerja dinaikkan, biaya cetak meningkat,

terpaksa harga buku itu dinaikkan juga.

.

3.4 Aspek Keserasian dalam Penyusunan Kalimat

Keserasian di sini dikaitkan dengan pemilihan ragam bahasa yang sesuai

dengan tujuan penulisan. Dalam bahasa Indonesia kita kenal adanya ragam baku

dan ragam tidak baku. Ragam baku digunakan pada situasi-situasi resmi,

sedangkan ragam tidak baku digunakan pada situasi penulisan yang tidak resmi.

Dalam kaitannya dengan penulisan karya ilmiah jelas kita harus menggunakan

Page 13: Kalimat Dan Paragraf

ragam baku, sebab karya ilmiah termasuk penggunaan bahasa resmi. Dialek-

dialek

ragam bahasa percakapan atau dialek daerah perlu dihindarkan dalam penyusunan

kalimat suatu karya ilmiah.

4. Penutup

Keterampilan menyusun paragraf dan menyusun kalimat merupakan

sebagian dari keterampilan yang diperlukan dalam menulis sebuah karya ilmiah.

Dalam penyusunan paragraf harus diperhatikan syarat penyusunan paragraf yang

meliputi (1) kesatuan, (2) kepaduan, dan (3) kelengkapan. Selain itu, perlu juga

dikuasai berbagai teknik pengembangan paragraf sehingga membentuk suatu

paragraf yang utuh dan padu. Selanjutnya berkaitan dengan keterampilan

menyusun kalimat perlu diperhatikan aspek (1) kejelasan, (2) kebenaran, (3)

keefektifan, dan (4) keserasian.

Untuk menguasai keterampilan menulis perlu dilakukan latihan secara

terusmenerus.

Dengan latihan tersebut seorang penulis pemula akan menerapkan

berbagai teori tentang menulis dalam berbagai konteks penulisan. Akhirnya

dengan

latihan yang terus-menerus dapat terbentuk keterampilan menulis yang memadai.

10

Karena itu, keberanian untuk mencoba sangat diperlukan. Keberanian mencoba

dan

berlatih inilah yang harus ditumbuhkan pada diri kita semua.

Page 14: Kalimat Dan Paragraf

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Muhsin. 1991. Pengembangan Paragraf serta Penciptaan Bahasa

Karangan.

Malang: YA3.

D, Angelo, Frank J. 1977. Process and Thought in Composition. Cambridge,

Massachusetts: Winthrop Publisher. Inc.

Legget, Glen et al. 1982. Handbook for Writing. Englewood Cliffs, New York:

Prentice-

Hall, Inc.

Parera, Daniel. 1984. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga.

Soedjito. 1986. Kalimat Efektif. FPBS IKIP Malang.

Syafi’ie, Imam. 1990a. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Proyek LPTK.

____________.1990b. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: IKIP Malang.

Pusdiklat PSDM, Kementerian Keuangan. 2011. Bahasa Indonesia. Jakarta.

Penulis:

Abu Samman Lubis

Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang.

Sebelum kita membicarakan tentang unsur kalimat bahasa Indonesia,kita perlu

mengetahui arti dari kalimat itu sendiri,Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil

dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh .

Page 15: Kalimat Dan Paragraf

Setiap kalimat yang dibentuk harus memiliki keharmonisan.Keharmonisan

kalimat artinya kalimat yang kita buat harus harmonis antara pola berpikir dan

struktur bahasa. Agar kalimat Anda harmonis, setiap kalimat yang Anda buat

harus mempunyai kejelasan unsur-unsur gramatikalnya, seperti terdiri dari

beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan.

Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut

frasa . Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa.

Secara sederhana, kesatuan gagasan diwakili oleh pola sebagai berikut :

Subyek + Predikat + Obyek + Pelengkap + Keterangan

(S) + (P) + (O) + (Pel) + (Ket)

Subjek (S) ialah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, tokoh, sosok, benda,

sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal atau pokokpembicaraan.

1.Ciri-Ciri Subjek

- Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.

- Berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan

Contoh :

Eriza adalah salah satu fans dari Agnes Monica.

Siapa salah satu fans Agnes Monica? Jawabannya : Eriza

Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan apa atau dalam

keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi, status, ciri

atau jatidiri subjek. Fungsi predikat menyatakan pernyataan, perintah, atau

Page 16: Kalimat Dan Paragraf

pertanyaan.

Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas

Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek

seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan

verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga

disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti

ingin, hendak, dan mau.

Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.

Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada

jawabannya.

Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-

sama.

Kata Adalah atau Ialah

Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat

demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat

pengganti predikat.

Predikat dapat berupa :

- kata benda / frase nominal,

- kata kerja / frase verbal,

- kata sifat / frase adjektival,

- kata bilangan / frase numeral,

- kata depan / frase preposisional.

Page 17: Kalimat Dan Paragraf

1). Agnes Monica/ adalah seorang Penyanyi yang terkenal

Predikat

Obyek (O)

Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak

memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan

me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.

Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif

Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam

kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur

objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai

dengan perubahan bentuk verba predikatnya.

Langsung di Belakang Predikat

Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului

predikat.

Didahului kata Bahwa

Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini

dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

Pelengkap (Pel)

Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam

kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah

yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.

Page 18: Kalimat Dan Paragraf

Di Belakang Predikat

Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,

sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.

Contohnya terdapat pada kalimat berikut.

a) Vely mengirimi saya novel baru.

Pelengkap

Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.

Contoh :

a. Polisi itu bersenjatakan Pistol.

Kata Pistol adalah pelengkap.

Pertanyaan : polisi itu bersenjatakan apa? Jawaban : Pistol.

Keterangan (Ket) ialah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai

bagian yang lainnya.Ciri-ciri keterangan yaitu : berupa kata, frase dan klausa,

didahului kata depan,dan tidak terikat posisi.

Ciri-Ciri Keterangan

Ciri keterangan adalah dapat dipindah –pindah posisinya . perhatikan contoh

berikut:

Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.

S P O K

Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .

Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.

Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka

Page 19: Kalimat Dan Paragraf

bukan keterangan.

Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan

dapat pula berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara

(koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordiatif-

subordinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan

yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.

Macam-macam Kalimat

Kalimat Majemuk : kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau

lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:

a. Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru

mengandung dua atau lebih pola kalimat.

Misalnya: Agnes menulis surat (kalimat tunggal I)

Bapak membaca Majalah (kalimat tunggal II)

Agnes menulis surat dan Bapak membaca majalah

b. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa

sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping

pola yang sudah ada.

Misalnya: Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal) Anak yang menyapu di

perpustakaan itu sedang membaca puisi. (subjek pada kalimat pertama diperluas)

Page 20: Kalimat Dan Paragraf

Kalimat Tunggal : kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan

kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih

unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu

tidak membentuk pola kalimat baru.

Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat

majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

1) Kalimat majemuk setara : kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola

kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:

a. Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata

tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya. Contoh: Nobita pemuda yang pintar

lagi pula tampan.

b. Kalimat majemuk setara memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik,

maupun.

Contoh: Eriza main bola atau Eriza pergi ke lapangan.

c. Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi,

melainkan.

Contoh: Saya sangat cantik tetapi saya malas.

2) Kalimat majemuk bertingkat : terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian

kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak

kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau

dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:

a. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek. Contoh:

Page 21: Kalimat Dan Paragraf

Diakuinya(P) hal itu(S). Diakuinya(P) bahwa Agnes memang hebat(anak kalimat

pengganti subjek).

b. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat. Contoh:

Katanya begitu. Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu.

c. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek. Contoh:

Mereka sudah mengetahui hal itu.

Mereka sudah mengetahui bahwa dia yang menjadi peran utama.

d. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.

Contoh: Rafli Bekerja pagi hari. Rafli bekerja ketika kami sekolah.

3) Kalimat majemuk campuran : kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil

gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola

kalimat.

Contoh: Ketika ia duduk minum-minum(pola atasan), datang seorang wanita

berpakaian bagus(pola bawahan), dan menggunakan kendaraan roda empat(pola

bawahan 2).

Sumber :

http://serlykeguruan.blogspot.com/2009/10/unsur-kalimat-bahasa-indonesia-

salam.html

http://jurnal-sastra.blogspot.com/2009/02/penelitian-variasi-pola-kalimat-

bahasa.html

Page 22: Kalimat Dan Paragraf

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/kalimat_dalam_bahasa_in

donesia.pdf

Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang

mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir. Sesuatu dapat

dikatakan sebagai kalimat jika sekurang-kurangya memiliki dua buah unsur

kalimat yaitu subyek dan predikat.

Unsur-unsur kalimat

1. Subyek

Suatu kata dapat dikatakn subyek jika,

Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.

Contoh :

1.Rani adalah sahabat Ratih

Siapasahabat Ratih? Jawab :Rani. (maka Rani adalah Subyek)

Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas

antara subyek dan predikat)

Contoh : Paman itu adalah seorang wirausaha

2 Predikat

Suatu kata dapat dikatakan sebagai predikat jika,

Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.

Page 23: Kalimat Dan Paragraf

Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada

jawabannya..

Kata Adalah atau Ialah, Predikat dapat berupa adalah atau ialah. Kalimat dengan

predikat seperti kata ialah dan adalah digunakan dalam kalimat majemuk

bertingkat anak kalimat pengganti predikat.

Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas

Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek

seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan

verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga

disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti

ingin, hendak, dan mau.

3 Objek

Suatu kata dapat dinyatakan sebagai objek jika,

Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak

memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan

me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.

Langsung di Belakang Predikat, maksudnya adalah letak objek dalam suatu

kalimat selalu tepat dibelakang objek.

Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif, perubahan dari aktif ke pasif ditandai

dengan adanya perubahan bentuk verba predikatnya.

Didahului kata Bahwa, Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa

Page 24: Kalimat Dan Paragraf

dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

4 . Pelengkap

Suatu kata dapat dikatan sebagai pelengkap jika, terletak dibelakang predikat.

Yang membedakannya dengan objek adalah objek berada langsung dibelakang

predikat sedangkan pelengkap disisipi oleh unsur lain. Dan merupakan hasil

jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.

5. Keterangan

Yang menjadi salah satu cirri dari unsure kalimat keterangan adalah unsure

tersebut dapat dipindahkan posisinya. Seperti contohnya,

Ratih sudah menulis 10 lembar dengan pulpen itu.

Macam-macam Kalimat:

I.Kalimat tunggal

Kalimat majemuk adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat.

II.Kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih.

Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga

jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang

digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:

Kalimat Majemuk Setara

Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat Majemuk Rapatan

Page 25: Kalimat Dan Paragraf

III.Kalimat majemuk setara

Yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya

sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat

majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:

Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: Menggunakan kata penghubung `dan`

Kalimat Majemuk Setara Penguatan: Menggunakan kata penghubung `bahkan`

Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: Menggunakan kata penghubung `atau`

Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: Menggunakan kata penghubung `tetapi`,

`sedangkan`, `melainkan`

Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: Menggunakan kata penghubung

`kemudian`, `lalu`, `lantas`.

IV.Kalimat majemuk bertingkat

Yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya

berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan

anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk

kalimat. Contoh: Induk Kalimat: Kemarin ayah mencuci motor. Selanjutnya kata

`kemarin` yang menduduki pola keterangan, diperluas menjadi anak kalimat yang

berbunyi: Ketika matahari berada di ufuk timur. Maka penggabungan induk

kalimat dan anak kalimat berdasarkan kalimat di atas menjadi:

Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor, atau

Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.

V.Kalimat majemuk campuran

Yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

Page 26: Kalimat Dan Paragraf

Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh: Toni bermain dengan

Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya.

Kalimat Efektif

Untuk menyampaikan maksud pada pembaca kita sebagai penulis harus membuat

kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

menimbulkan gagasan-gagasan sesuai dengan pikiran penulis itu sendiri.

Ciri-ciri kalimat efektif:

1. Kesepadanan struktur, adalah kesepadanan antara gagasan penulis dengan

bahasa yang digunakan. Seperti contohnya adalah memiliki subyek dan predikat

yang jelas, tidak terdapat subyek ganda dalam kalimat, tidak menggunakan

kalimat penghubung pada kalimat tunggal dan predikat ridak boleh didahului oleh

kata yang.

2. Keparalelan, Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata

yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan

nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga

menggunakan verba.

3. Ketegasan, yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan pada ide sebuah

kalimat yang harus ditonjolkan.

4. Kehematan, yang dimaksud dengan kehematan adalah hemat dalam

menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain. Seperti mengulangi pengulangan kata,

tidak menggunakan pemakain superordinat pada hiponim kata, menghindari

Page 27: Kalimat Dan Paragraf

kesinoniman, tidak menjamakan kata-kata.

5. Kecermatan, yang dimaksud disini adalah tidak menggunakan kata-kata yang

dapat menimbulkan penafsiran ganda.

6. Kepaduan, yang dimaksud dengan kepaduan adalah pernyataan dalam kalimat

secara penuh sehingga tidak terpecahpecah.

Paragraf (alinea) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih

tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Tetapi kalimat yang bukan sekedar

berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam satu

rangkaian yang membentuk suatu kalimat.

Dengan paragraf kita dapat membedakan permulaan tema dan akhirnya.

Tanpa paragraf kita kesulitan dalam memahami sebuah bacaan, karena kita 

terpaksa membaca terus bacaan tersebut tanpa tahu dimana kita harus berhenti.

Lain halnya kalau dalam bacaan tersebut sudah diberikan pembagian atas

paragraf-paragraf. Kita berhenti sebentar sesudah sebuah paragraf berakhir.

B.  Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Paragraf Bahasa Indonesia

dan Penerapannya serta Pola Penalaran (deduktif dan induktif). Dalam makalah

ini kami menyertakan contoh-contoh untuk memudahkan pemahaman.

Page 28: Kalimat Dan Paragraf

C.  Tujuan

Tujuan adanya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

dan untuk menambah khazanah keilmuan para pembaca, maka dengan adanya

makalah ini kita bisa mengetahui tentang cara penulisan paragraf dan menerapkan

pola penalaran deduktif dan induktif.

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Paragraf

1.    Pengertian Paragraf

          Menurut Hasnah Faizah paragraf adalah suatu penuangan ide penulis

melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan

dan hanya memiliki suatu topik atau tema.

          Paragraf tidak lain dari kesatuan pemikiran yang biasa terdapat pada

kalimat utama ditambah dengan kalimat penjelas. Ia merupakan himpunan dari

kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu

gagasan (Nursalim, 2005: 49).

          Jadi, paragraf merupakan kumpulan kalimat yang saling berkaitan dan

hanya memiliki satu tema kemudian terdapat didalamnya kalimat utama dan

kalimat penjelas.

Page 29: Kalimat Dan Paragraf

2.    Tujuan

Nursalim mengemukakan bahwa dalam membentuk sebuah paragraf

sekurang-kurangnya mempunyai tujuan:

a.    Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan suatu tema

dengan tema yang lain. bila terdapat dua tema, maka paragraf itu harus

dipecahkan menjadi dua paragraf.

b.    Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk

memungkinkan kita berhenti lebih lama dari pada perhentian akhir kalimat.

Dengan perhentian yang lebih lama ini konsentrasi terhadap tema paragraf lebih

terarah.

3.    Jenis-jenis Paragraf

Berdasarkan sifat dan tujuannya Nursalim mengemukakan bahwa paragraf

dapat dibedakan atas paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.

a.    Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka adalah paragraf yang berada diawal bacaan. Paragraf ini

bertujuan untuk membuka atau mengantarkan suatu karangan atau pokok pikiran

dalam bagian karangan. Oleh karena itu, sifat-sifat paragraf semacam ini harus

mampu menarik minat dan perhatian pembaca serta sanggup menyiapkan pikiran

pembaca kepada yang akan diuraikan. Paragraf pembuka yang pendek jauh lebih

baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan

pembaca. Untuk menarik minat pembaca ada beberapa cara yang dianjurkan

diantaranya:

Page 30: Kalimat Dan Paragraf

1)      Mulailah dengan sebuah kutipan, pribahasa, atau anekdot.

2)      Menunjukkan mengapa subjek itu sangat penting.

3)      Menyatakan maksud dan tujuan dari karangan itu.

b.    Paragraf Penghubung

Paragraf penghubung adalah sebuah paragraf yang terdapat antara paragraf

pembuka dan paragraf penutup. Dalam membentuk paragraf penghubung harus

diperhatikan agar hubungan antara paragraf tersebut teratur, serta disusun secara

logis. Sifat paragraf penghubung tergantung pada jenis karangannya. Dalam

karangan yang bersifat deskriptif, naratif, dan eksposisi paragraf-paragraf itu

harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.

c.    Paragraf Penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri

sebuah karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf penutup

mengandung kesimpulan-kesimpulan pendapat dari hal yang telah diuraikan

dalam paragraf-paragraf penghubung. Hal yang paling esensial adalah bahwa

paragraf penutup harus merupakan suatu simpulan yang bulat dan betul-betul

mengakhiri uraian, serta menimbulkan kesan yang mendalam kepada para

pembacanya.

Berdasarkan tema atau kalimat utamanya, paragraf dapat dibedakan atas:

1)   Paragraf deduktif

Page 31: Kalimat Dan Paragraf

Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan pernyataan umum ke

pernyataan khusus. Kalimat utamanya terdapat pada awal paragraf. Contoh:

 

Brokoli termasuk sayuran dengan kandungan anti oksidan tinggi sehingga

cara memasaknya harus benar. Usahakan agar teksturnya matang tapi jangan

sampai mengurangi atau menghabiskan kandungan gizinya. Sayuran ini lebih

tepat dimasak jenis rebus setengah matang sebelum dikonsumsi. Segera tiriskan

dan siram dengan air dingin agar tetap warnanya tetap cantik, dan bentuknya tidak

hancur. Cara memotong brokoli harus benar yaitu mengikuti tangkainya. Selain

mempengaruhi kesegaran tangkai brokoli juga berfungsi hiasa untuk menambah

selera makan.

2)   Paragraf induktif

Paragraf induktif adalah yang dimulai dengan pernyataan khusus ke

pernyataan umum. Dan kalimat utamanya berada diakhir paragraf. Contoh:

 

Peremajaan pohon durian semula dilakukan dengan teknik satu pohon. Satu

cabang diujung batang disisakan untuk tempat tumbuh tunas baru. Ternyata hal ini

mempunyai banyak kekurangan. Selain mudah tumbang juga lama berbuah.

Setelah mencoba teknik tiga batang diperoleh hasil bahwa pohon lebih kokoh,

cepat berbuah, banyak tunas, dan buahnya banyak. Sehingga teknik peremajaan

tiga pohon atau menara kaki tiga menjadi pilihan terbaik saat ini.

3)        Paragraf campuran

Page 32: Kalimat Dan Paragraf

Paragraf campuran adalah gabungan antara paragraf deduktif dan paragraf

induktif. Kalimat utamanya berada diawal paragraf tetapi diulang kembali diakhir

paragraf. Contoh:

Bisnis tanaman hias tidak lepas dari faktor spekulatif. Dengan sedikit modal

kita dapat menghasilkan banyak keuntungan dalam waktu singkat. Namun, ada

kalanya modal besar akan hilang karena perubahan harga yang tidak terprediksi.

Khususnya untuk beberapa jenis tanaman terlalu mempunyai harga stabil, tetapi

untuk jenis yang lain selalu naik turun mengikuti pasar. Kalau anda menyukai

bisnis jenis ini berarti anda siap dengan segala jenis spekulasinya.

d.   Paragraf Merata

Paragraf Merata adalah paragraf yang kalimat utamanya terdapat dalam

keseluruhan paragraf tersebut. Paragraf ini tiap kalimat mempunyai kedudukan

dan kekuatan yang sama dalam mendukung gagasan utama. Contoh:

Pada pagi yang cerah itu Masirah melompat-lompat menyusuri pematang.

Dikanan kirinya terbentang luas tembakau yang sudah selutut tingginya. Daunnya

hijau lebar-lebar, tanda subur karena cukup pupuknya. Sekali-sekali ia berhenti

melayangkan pandangannya ke dangau di ujung ladang. Sudah sejak matahari

terbit suaminya menyiangi tembakau. Sekarang tentu sedang beristirahat, karena

tidak seorangpun tampak di ladang. Dibayangkannya betapa suaminya akan

terkejut gembira karena ia datang agak pagi kali ini. Lagi pula dalam bakul yang

dijinjingnya terdapat makanan kesenangan suaminya. Sayur asam, sambal terasi,

Page 33: Kalimat Dan Paragraf

petai bakar, dan ikan tawes asin, ditambah dengan nasi putih yang masih panas,

yang berasnya baru ditumbuk kemarin. Masirah tersenyum bahagia.

Pikiran utama dalam paragraf diatas menjelaskan kegembiraan Masirah

melihat ladang dan bertemu suaminya di pagi hari.

Kalimat utama dan kalimat penjelas, masing-masing memiliki fungsi yang

berbeda. Kalimat utama berfungsi sebagai tumpuan atau sandaran bagi kalimat-

kalimat penjelas. Sebaliknya kalimat penjelas berfungsi menjelaskan hal-hal yang

belum jelas pada kalimat utama.

4.    Syarat-syarat Pembentukan Paragraf

Paragraf yang baik dan efektif memenuhi syarat seperti kesatuan koherensi

dan perkembangan paragraf. Nursalim berpendapat bahwa yang termasuk syarat-

syarat pembentukan paragraf adalah:

a.    Kesatuan

Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina

paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu.

b.    Koherensi

Koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan

kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu.

c.    Pengembangan Paragraf

Bagaimana kita dapat menghubungkan antara gagasan utama dengan

gagasan penjelas.

Page 34: Kalimat Dan Paragraf

B.  Penalaran

1.    Pengertian

Penalaran sering diidentikkan dengan jalan pikiran. Jalan pikiran turut

menentukan baik atau tidaknya kalimat seseorang, mudah tidaknya pikirannya

dapat dipahami. Penalaran atau jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang

berusaha untuk menghubung-hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada

kesimpulan yang masuk akal, dengan demikian kalimat-kalimat yang diucapkan

harus bisa dipertanggungjawabkan dari segi akal yang sehat atau harus sesuai

dengan penalaran. (Hasna Faiza, 2009: 84)

2.    Jenis-Jenis Penalaran

Pengambilan kesimpulan dalam penalaran dapat dilakukan dengan dua cara,

yaitu deduktif dan induktif. Perbedaan kedua nya adalah:

a.    Penalaran deduktif

Pada dasarnya merupakan penguraian atau pembuktian sebuah kesimpulan

kedalam data-data khusus. Pola penalaran ini diterapkan dalam penulisan paragraf

deduktif, yaitu pada paragraf yang kesimpulannya ditulis pada awal. Contoh:

Keberhasilan dunia pertanian membawa dampak pada peningkatan

kesejahteraan. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan pemuliaan tanaman.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman

pangan. Usaha tersebut diterapkan pada hampir semua jenis tanaman, misalnya:

Page 35: Kalimat Dan Paragraf

padi, palawija, buah, sayur dan tanaman hias. Padi yang ditemukan sekarang

mempunyai umur singkat, batang pendek, dan butir gabah banyak. Buah-buahan

yang dijual di pasar selalu berkualitas tinggi begitu juga dengan sayur dan

tanaman hias, semua menunjukkan kondisi baik.

b.    Penalaran induktif

Penalaran induktif adalah proses pengambilan kesimpulan secara umum

berdasarkan data-data empiris yang ditemukan. Penalaran induktif yang

digolongkan menjadi tiga, yaitu generalisasi, analogi, dan sebab akibat dapat

diterapkan dalam penulisan paragraf induktif.

1)   Generalisasi

Pegawai negeri dilingkungan Pemerintahan Daerah Kota Semarang setiap

hari Kamis harus memakai pakaian batik dan lurik. Demikian juga pegawai negeri

dilingkungan Pendidikan Kota Semarang maupun Propinsi Jawa Tengah. Bahkan

pegawai negeri di instansi dimana saja di jawa Tengah memakai batik atau lurik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pegawai negeri di Jawa tengah

memakai batik atau lurik di hari kamis.

2)   Analogi

Sebuah peribahasa mengatakan bahwa semakin tinggi pohon, semakin

kencang pula anginnya. Pernyataan ini sesuai dengan perjalan karir manusia.

Ketika seseorang telah menduduki jabatan, selalu ada orang yang tidak menyukai.

Page 36: Kalimat Dan Paragraf

Ketidaksukaan ini dapat dilampiaskan dalam berbagai bentuk, misalnya: fitnah,

ancaman, kekerasan, atau pemerasan.

Dapat dikatakan bahwa jabatan seseorang dan ujian yang dihadapi sama

dengan ketinggian pohon dan angin yang menerpanya.

3)   Sebab akibat

Bersamaan dengan naiknya tarif semua angkutan umum, harga sebagian

besar bahan pangan naik. Harga kebutuhan pokok pun merayap mengikuti. Semua

penjual dipasar melakukan tindakan pengamanan dengan menyesuaikan harga jual

terbarunya. Bahkan, label pada semua barang di toko mulai diubah. Demikianlah

dampak hebat pengurangan subsisi BBM yang sangat dirasakan oleh masyarakat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan naiknya tarif BBM mengakibatkan

turut naiknya harga kebutuhan pokok.

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dari pembahasan ini dapat kami tarik kesimpulan bahwa paragraf adalah

kumpulan kalimat yang saling berkaitan dan hanya memiliki satu tema kemudian

terdapat didalamnya kalimat utama dan kalimat penjelas.

Diantara tujuan penggunaan paragraf adalah memudahkan pengertian dan

pemahaman dengan menceraikan suatu tema dengan tema yang lain. tujuan

lainnya adalah memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal,

Page 37: Kalimat Dan Paragraf

untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian kalimat

terakhir.

Ada banyak jenis-jenis paragraf yang dapat kita pelajari antara lain paragraf

pembuka, paragraf penghubung, paragraf  penutup, dan paragraf merata.

Kemudian berdasarkan kalimat utamanya dapat dibedakan menjadi tiga, deduktif,

induktif dan campuran.

Penalaran adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan dari kalimat

yang dibaca. Dalam penalaran dibagi dua yaitu secara deduktif dan induktif.

B.  Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini tentunya masih banyak terdapat

kekurangan, kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu kami harapkan kritik dan

saran dari pembaca sekalian yang sifatnya membangun, demi menuju

kesempurnaan makalah-makalah kami yang akan datang. Atas kritik dan saran

saudara kami ucapkan terimakasih.

KEPUSTAKAAN

Faizah, Hasnah. 2009. Bahasa Indonesia. Pekanbaru: Cendekia Insani.

Nursalim. 2005. Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia Berbasis

Kompetensi. Pekanbaru: Infinite.

Page 38: Kalimat Dan Paragraf

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,

baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan

dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan

intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan

ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan,

kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda

tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti

koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru

pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan

spasi yang mengikuti mereka melambangkan kesenyapan. Tanda baca sepadan

dengan jeda.

    Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek, predikat,

objek, pelengkap dan keterangan.

Contoh :

  1. Subyek (S)

Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat.

Page 39: Kalimat Dan Paragraf

Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.

Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.

Contoh :

        Anggun adalah seorang aktris dan penyanyi.

        Gigi adalah band favoritku.

        Sepatu itu telah di beli Obi.

  2. Predikat (P)

Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek.

Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).

Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.

Contoh :

        Reni menyanyi dengan merdu.

        Adam memasak nasi goreng.

        Andi membaca majalah.

  3. Objek (O)

Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.

Biasanya terletak di belakang predikat.

Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.

Page 40: Kalimat Dan Paragraf

    4. Keterangan (K)

Hubungannya dengan predikat renggang.

Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.

Terdiri dari beberapa jenis :

o Keterangan Tempat

LinkinPark akan konser di Jakarta.

o Keterangan Alat

Dalam drama itu, Dian memukul Rendi dengan panci.

o Keterangan Waktu

Noah akan berangkat ke Korea pukul 11 malam.

  5. Pelengkap (Pel.)

Terletak di belakang predikat.

Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek

dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat

aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.

Contoh :

o Fani memberikanku novel bagus.

o Hajar menghadiahkan orangtuanya restoran baru.

o Mahkota itu bertahtakan mutiara.

Page 41: Kalimat Dan Paragraf

  

   Adapun di dalam kalimat terdapat beberapa Pola Kalimat, antara lain:

1. S-P

Bagas tidur

2. S-P-O

Saya makan gorengan

3. S-P-Pel

Cincin itu bertahtakan berlian

4. S-P-K

Maroon 5 konser di Jakarta

5. S-P-O-Pel

Bekti menamai kucingnya Kimmy

6. S-P-O-Pel-K

Setiap pagi Ibu Ani membuatkan nasi goreng untuk keluarganya

7. S-P-O-K

Toto minum susu coklat setiap hari

Page 42: Kalimat Dan Paragraf

8. S-P-Pel-K

Semua pelajar senang ketika Ibu Guru tidak masuk

Macam-macam kalimat, berdasarkan pola :

Kalimat Majemuk Setara

    Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat

tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.

Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari

lima macam, yakni:  

1. Penggabungan : Dan

2. Penegasan : Bahkan

3. Pemilihan : Atau

4. Berlawanan : Sedangkan

5. Urutan waktu : Lalu, Kemudian

Contoh :

        Kami membaca

        Mereka menulis

        Kami membaca dan mereka menulis

        Ferdi berangkat ke bengkel

        Anna pergi ke pasar

Page 43: Kalimat Dan Paragraf

        Ferdi berangkat ke bengkel sedangkan Anna pergi ke pasar

Kalimat Majemuk Bertingkat

    Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih

kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk

bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul

akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.

Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri

dari lima macam, yakni:

1. Syarat : Jika, Kalau, Andaikata

2. Tujuan : Agar, Supaya, Biar

3. Perlawanan : Walaupun, Kendati

4. Pengakibatan : Maka, Sehingga

5. Penyebaban : Sebab, Karena

Contoh :

        Ibu kemarin siang memasak ikan

        Ketika Aku masih berada di sekolah

        Ibu kemarin memasak ikan ketika Aku masih berada di sekolah

        Ibu akan memberi ku hadiah sepeda

        Jika Aku lulus sekolah dengan nilai yang bagus

Page 44: Kalimat Dan Paragraf

        Ibu akan memberi ku hadiah sepeda jika aku lulus sekolah dengan nilai yang

bagus

  Sumber :

http://eziekim.wordpress.com/2010/10/12/unsur-dan-pola-kalimat-dasar-bahasa-

indonesia/ 

http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat