Upload
dyan-sulys-tyaningsih
View
40
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Nama : Dyan Sulys Tyaningsih
NIM : 5213412035
Tugas Teknologi Produk (Bagaimana memproduksi kalsit tanpa aragonit ?)
Batu kapur adalah batuan sediment yang sebagian besarnya merupakan
CaCO3 dalam berbagai bentuk kristalnya seperti calcite dan aragonite. Calcite
adalah mineral karbonat dengan bentuk kristal yang paling stabil dari CaCO3.
Sementara aragonite adalah bentuk kristal lainnya dari CaCO3 dan memiliki
kecenderungan untuk berubah ke calcite dalam hitungan jutaan tahun.
Di zaman dahulu, batu kapur digunakan sebagai bahan bangunan. Bahkan
piramid Giza terbuat seluruhnya dari batu kapur. Sekarang ini, CaCO3-lah yg diambil
dari batu kapur untuk berbagai keperluan industri dan konsumen. Produk CaCO3
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Ground CaCO3 (GCC) dan
Precipitated CaCO3 (PCC).
PCC mempunyai tiga macam bentuk kristal yaitu kalsit, aragonit, dan vaterit
dengan struktur kristal berturut-turut rhombohedral, orthorombic, dan hexagonal
(Hadiko dkk, 2005). Kalsit merupakan fasa yang stabil pada temperatur ruang,
sedangkan vaterit dan aragonit merupakan fase metastabil yang dapat
bertransformasi ke dalam fase stabil (kalsit) (Han dkk, 2005).
Dibandingkan dgn GCC, PCC memiliki rentang ukuran partikel yg sempit dan
lebih kecil (20 – 70 nm dgn GCC sekitar 1 mikron), bentuknya lebih regular, dan
memiliki kemurnian yg lebih tinggi. Karena kualitasnya ini, kebutuhan industri akan
PCC terus meningkat.
Mekanisme presipitasi dan terbentuknya kristal CaCO3 dalam larutan :
Presipitasi CaCO3 dalam larutan dibagi dalam tiga tahapan yaitu nukleasi,
dehidrasi dan pertumbuhan kristal. Prosesnya diawali dengan aglomerasi ion-ion
Ca2+ dan CO32- membentuk cluster. Interaksi yang lebih kuat menyebabkan agregat
tersebut membentuk koloid nuklei dan akan tumbuh menjadi kristal yang stabil (Ben
Amor et al, 2004). Koloid nuklei yang terbentuk pada awal presipitasi diidentifikasi
sebagai CaCO3 amorf (ACC) yang bersifat tidak stabil. ACC selanjutnya
bertransformasi membentuk kristal Vaterit yang berbentuk bola dan kalsit yang
berbentuk kotak. Kristal Vaterit bersifat meta-stabil dan akan bertransformasi lebih
lanjut menjadi Kalsit.
Transformasi ACC menjadi Kalsit dan Vaterit terjadi pada suhu rendah (14 –
30 oC), sedangkan pada suhu 60 – 80 oC ACC bertransformasi menjadi Kalsit dan
Aragonit. Kristal Aragonit juga merupakan kristal yang bersifat kerak lunak karena
mudah lepas dari permukaan dengan adanya aliran air. Pada suhu 40 – 50 oC, ACC
akan bertansformasi menjadi Kalsit, Aragonit dan Vaterit (Elfil et al, 2001).
Ground state Aragonit lebih tinggi 28 eV dibanding kalsit. Untuk itu ion Ca2+
dan CO32- memerlukan energi yang lebih besar untuk dapat membentuk Aragonit
(Kobe et al, 2002). Kristal CaCO3.6H2O akan terbentuk pada suhu mendekati 0 oC
dan dengan cepat terdekomposisi jika suhu meningkat.
Gabrielli (2001) mengamati pembentukan deposit CaCO3 menggunakan
larutan CaCO3. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Vaterit merupakan jenis
kristal yang banyak terbentuk pada deposit untuk presipitasi kurang dari 7 menit,
sedangkan untuk waktu yang lebih lama (25 menit) struktur Kalsit merupakan jenis
yang paling banyak terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa kristal Vaterit mengalami
trasformasi di permukaan membentuk kristal kalsit yang lebih stabil. Tidak adanya
pembentukan kristal Aragonit karena suhu larutan relatif masih rendah (25 oC).
Pada suhu kamar hasil percobaan Gabrielli (1999) menunjukkan Aragonit
jarang terbentuk, sedangkan Kalsit terbentuk pada setiap kondisi, hal ini dapat
dipahami karena ground state Aragonit lebih tinggi 28 eV dibanding Kalsit. Untuk itu
ion Ca2+ dan CO32- memerlukan energi kinetik yang lebih besar agar dapat
membentuk Aragonit dibanding Kalsit (Kobe et al, 2002). Hasil ini juga sesuai
dengan percobaan yang dilakukan oleh Chebowski (2003) yang menunjukkan
bahwa jumlah Aragonit yang terbentuk pada larutan meningkat dengan
meningkatnya suhu.
Gambar 1. Tahapan pembentukan kristal CaCO3 dalam larutan pada berbagai
suhu (Elfil et al, 2001)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk memproduksi fase kalsit dan
meminimalisir pembentukan fase aragonit pada presipitasi CaCO3 dalam larutan
dapat dikondisikan dalam suhu yang tidak terlalu tinggi. Sebab fase aragonit akan
terbentuk pada suhu yang tinggi.
Sumber Pustaka :
Saksono, Nelson. Pengaruh Medan Magnet Pada Pembentukan Partikel CaCO3..
(2008). Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia..
http://zapthegreat.wordpress.com/2011/04/12/produksi-kalsium-karbonat-dr-batu-
kapur/ diakses pada 30 Maret 2014.