26
Struktur dan Mekanisme Sistem Pencernaan pada Manusia Stela Angelia Dj Babua 102014180 / A4 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida wacana Jl. Arjuna Utara No.06, Jakarta Barat Pendahuluan Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia. Tetapi dalam kasus ini hanya membahas saluran pencernaan dari usus halus – usus besar (kolon) Makanan merupakan faktor yang menentukan kesehatan individu. Makanan yang kurang bergizi dan waktu makan yang tidak teratur 1

kami yang kasih itu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jssshhakh

Citation preview

Page 1: kami yang kasih itu

Struktur dan Mekanisme Sistem Pencernaan pada Manusia

Stela Angelia Dj Babua

102014180 / A4

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida wacana

Jl. Arjuna Utara No.06, Jakarta Barat

Pendahuluan

Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah

menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di

dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara

lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ

tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua organ tersebut

menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks

menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia. Tetapi

dalam kasus ini hanya membahas saluran pencernaan dari usus halus – usus besar (kolon)

Makanan merupakan faktor yang menentukan kesehatan individu. Makanan yang kurang

bergizi dan waktu makan yang tidak teratur dapat menyebabkan kesehatan tergganggu. Agar

kita dapat memilih makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh, maka perlu pengetahuan tentang,

cara pengolahannya , dan penyajiannya. Jumlah zat makanan yang kita makan tidak sama,

tergantung kebutuhan tubuh. Dalam makalah ini akan di bahas tentang struktur makro miko

usus halus dan kolon, mekanisme pencernaan, proses pencernaan, dan defekasi.

A. Struktur Anatomi Usus Halus , Kolon (Usus Besar)

Usus Halus

Duodenum atau juga disebut dengan usus 12 jari merupakan usus yg berbentuk seperti

huruf C yg menghubungkan antara gaster dengan jejunum. Duodenum melengkung di sekitar

1

Page 2: kami yang kasih itu

caput pancreas. Duodenum merupakan bagian terminal/ muara dr system apparatus biliaris dr

hepar maupun dr pancreas. Selain itu duodenum juga merupakan batas akhir dr saluran cerna

atas. Dimana saluran cerna dipisahkan menjadi di saluran cerna atas dan bawah oleh adanya

lig. Treitz (m. suspensorium duodeni) yg terletak pd flexura duodenojejunales yg merupakan

batas antara duodenum dan jejunum. 1

Gambar 1. Struktur Anatomi Duodenum.5

Di dalam lumen duodenum terdapat lekukan2 kecil yg disebut dg plica sircularis.

Duodenum terletak di cavum abdomen pd regio epigastrium dan umbilikalis. Duodenum

memiliki penggantung yg disebut dg mesoduodenum. Duodenum terdiri atas beberapa bagian :

Pars superior duodeni

Bagian ini bermula dr pylorus dan berjalan ke sisi kanan vertebrae lumbal I dan terletak

di linea transylorica. Bagian ini terletak setinggi Vertebrae Lumbal I, dan memiliki

syntopi :

Anterior : lobus quadratus hepatis, vesica fellea.

Posterior : bursa omentalis, a. gastroduodenalis, ductus choledocus, v. portae

hepatis dan V. cava inferior.

Superior : foramen epiploica winslow.

Inferior : caput pancreas.

2

Page 3: kami yang kasih itu

Pars descendens duodeni

Merupakan bagian dr duodenum yg berjalan turun setinggi Vertebrae Lumbal II –

III. Pd duodenum bagian ini terdapat papilla duondeni major dan minor, yg merupakan

muara dr ductus pancreaticus major dan ductus choledocus, jg oleh ductus pancreaticus

minor yg merupakan organ apparatus biliaris yg merupakan organ-organ system

enterohepatic. Duodenum bagian ini memiliki syntopi :

Anterior : fundus vesica fellea, colon transversum, lobus hepatis dextra, lekukan

usus halus.

Posterior : ureter dextra, hilus renalis dextra

Medial : caput pancreas

Lateral : colon ascendens, flexura coli dextra, lobus hepatis dextra

Pars inferior/horizontal

Merupakan bagian dr duodenum yg berjalan horizontal ke sinistra mengikuti

pinggir bawah caput pancreas dan memiliki skeletopi setinggi Vertebrae Lumbal II.

Duodenum bagian ini memiliki syntopi :

Anterior : mesenterium usus halus, vasa. Mesenterica superior, lekukan jejunum

Posterior : ureter dextra, m. psoas dextra, VCS, aorta

Superior : caput pancreas

Inferior : lekukan jejunum

Pars ascendens duodeni

Merupakan bagian terakhir dr duodenum yg bergerak naik hingga pd flexura

duodenujejunales yg merupakan batas antara duodenum dan jejunum. Pd flexura

duodenojejunales ini terdapat ligamentum yg menggantung yg merupakan lipatan

peritoneum yg disebut dg lig. Treitz (m. suspensorium duodeni) yg dimana ligamentum

ini juga merupakan batas yg membagi saluran cerna mjd saluran cerna atas dan saluran

cerna bawah. Duodenum bagian ini memiliki skeletopi setinggi Vertebrae Lumbal I

atau II. Duodenum bagian ini memiliki syntopi :

Anterior : mesenterium, lekukan jejunum.

Posterior : pinggir kiri aorta , pinggir medial m. psoas sinistra

Vaskularisasi duodenum baik arteri maupun vena nya terbagi menjadi 2. Untuk

duodenum pars superior hingga duodenum pars descendens diatas papilla duodeni major

3

Page 4: kami yang kasih itu

(muara ductus pancreticus major), divaskularisasi oleh R. superior a. pancrearicoduodenalis

cabang dari a. gastroduodenalis, cabang dari a. hepatica communis, cabang dr triple hallery yg

dicabangkan dr aorta setinggi Vertebae Thoracal XII – Vertebrae Lumbal I. dan aliran vena

nya langsung bermuara ke vena porta. Sedangkan dibawah papilla duodeni major, duodenum

divaskularisasi oleh R. duodenalis a. mesenterica superior yg dicabangkan dr aorta setinggi

Vertebrae Lumbal I. Sedangkan aliran vena nya bermuara ke v. mesenterica superior.

Duodenum di innervasi oleh persarafan simpatis oleh truncus sympaticus segmen thoracal VI-

XII, sdgkn persarafan parasimpatis nya oleh n. vagus (n. X).1,2,3

Jejunum dan ileum juga srg disebut dg usus halus/ usus penyerapan membentang dr

flexura duodenojejunales sampai ke juncture ileocacaecalis. Jejunum dan ileum ini sama2

merupakan organ intraperitoneal. Jejunum dan ileum memiliki penggantung yg disebut sg

mesenterium yg memiliki proyeksi ke dinding posterior abdomen dan disebut dg radix

mesenterii. Pd bagian akhir dr ileum akan terdapat sebuah katup yg disebut dg valvulla

ileocaecal (valvulla bauhini) yg merupakan suatu batas yg memisahkan antara intestinum tenue

dg intestinum crassum. Selain itu, juga berfungsi utk mencegah terjadi nya refluks fekalit

maupun flora normal dalam intestinum crassum kembali ke intestinum tenue, dan jg utk

mengatur pengeluara zat sisa penyerapan nutrisi. Berikut adalah perbedaan antara jejunum dan

duodenum :

4

Page 5: kami yang kasih itu

Jejunales dan ileum divaskularisasi oleh vasa ileales. Dimana a. jejunales dan a. ileales

sama2 merupakan cabang dr a. mesenterica superior yang dicabangkn dr aorta setinggi

Vertebrae Lumbal I. Sedangkan v. jejunales dan v. ileales jg sama2 bermuara ke v. mesenterica

superior.2

Gambar 2. Perdarahan jejunum-ileum3

Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang arteria

mesenterica superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri arteria dan berjalan di

dalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomis satu dengan

yang lain untuk membentuk serangkaian arcade. Bagian paling bawah ileum diperdarahi juga

oleh arteria ileocolica. Vena sesuai dengan cabang-cabang arteria mesenterica superior dan

mengalirkan darahnya ke dalam vena mesenterica superior. Saraf-saraf berasal dari saraf

simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) plexus mesentericus superior.3

Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan

cabang- cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue. Ileum menerima

banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih arcade.

Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat radix dan jarang ditemukan di dekat

dinding jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di seluruh bagian sehingga

lemak ditemukan mulai dari radix sampai dinding ileum.

5

Page 6: kami yang kasih itu

Kelompok jaringan limfoid (lempeng Peyer) terdapat pada tunica mucosa ileum bagian bawah

sepanjang pinggir antimesenterica. Pada orang hidup, lempeng Peyer dapat dilihat dari luar

pada dinding ileum.

Jejunum dan Ileum

Jejunum dan ileum serupa dengan duodenum bagian atas. Perkecualiannya adalah tidak

ada kelenjar duodenal (Brunner) yang hanya terbatas pada bagian atas duodenum. Vili

memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi pada bagian-bagian usus halus berbeda, namun hal

ini tidak selalu jelas pada sediaan histologik. Di bagian akhir ileum, terdapat kumpulan

limfonoduli (plak Peyer) dengan interval tertentu.4

Tampilan dan distribusi mukosa muskularis, submukosa, muskularis eksterna, dan

serosa adalah khas untuk usus halus. Sel-sel ganglion parasimpatis pleksus mienterikus terlihat

di dalam jaringan ikat di antara lapisan otot polos sirkular (dalam) dan longitudinal (luar)

muskularis eksterna. Sel-sel ganglion pleksus submukosus juga terdapat di usus halus.4

Usus Besar

Anatomi usus besar manusia dimulai dari katup ileocecal ke anus dan rata-rata

panjangnya 1,5 m dan lebarnya 5-6 cm.Usus besar terbagi kedalam cecum, colon, dan rectum.

Vermiform appendix berada pada bagian distal dari cecum. Colon terbagi menjadi colon

ascending, colon transversal, colon descending, dan bagian sigmoid. Bagian akhir dari usus

besar adalah rectum dan anus. Sphincter internal dan eksternal pada anus berfungsi untuk

mengontrol pembukaan anus.

6

Page 7: kami yang kasih itu

Gambar 3. Struktur Anatomi Usus Besar.

Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki

(sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalisani. Diameter usus besar sudah pasti

lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat

anus diameternya semakin kecil.23 Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah

selaput lendir, lapisan otot yang memanjang, dan jaringan ikat. Ukurannya lebih besar daripada

usus halus, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki vili. Serabut otot

longitudinal dalam muskulus ekterna membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon

menjadi kantong-kantong besar yang disebut dengan haustra.

Bagian-bagian usus besar terdiri dari:

1. Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal

apendiks.25 Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada

7

Page 8: kami yang kasih itu

ujung sekum.23 Apendiks vermiform, suatu tabung buntu yang sempit yang berisi

jaringan limfoit, menonjol dari ujung sekum.

2. Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki tiga divisi:

(i) Kolon ascenden : merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di sebelah kanan

dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatica, (ii) Kolon transversum:

merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal

kiri, tempatnya memutar ke bawah fleksura splenik, (iii) Kolon desenden : merentang

ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang

bermuara di rektum.

- Kolon, yang membentuk sebagain besar usus besar, tidak bergelung seperti usus halus

tetapi terdiri dari tiga bagian relatif lurus, yaitu kolon asendens, kolon transversum, dan

kolon desendens. Bagian terakhir kolon desendens membentuk huruf S, membentuk kolon

sigmoid, kemudian lurus membentuk rektum.5

- Kolon ascendens membentang dari caecum pada fossa iliaca dextra ke sisi kanan abdomen

sampai flexura colica dextra di bawah lobus hepatis dexter. Pada flexura colica dextra

kolon membelok ke kiri dengan tajam dan menyilangi abdomen sebagai kolon

transversum dalam lengkungan yang dapat menggantung lebih rendah daripada umbilikus,

dan baik pada sisi kiri berakhir pada flexura colica sinistra di bawah lien. Pada flexura

colica sinistra, colon membelok kembali berjalan ke bawah pada sisi kiri absdomen

sampai tepi pelvis, tempat colon berlanjut sebagai colon sigmoid. Colon sigmoid memiliki

beberapa lengkungan di dalam pelvis dan berakhir pada sisi yang berlawanan dengan

pertengahan sekum tepatnya berhubungan dengan rektum.6

- Rektum memiliki panjang seitar 12cm dn mendapat namanya karena berbentuk lurus atau

hampir lurus. Rektum dimulai pada pertengaha sakrum dan berakhir pada canalis analis.

Hubungan rektum pada bagian posterior adalah setengah bawah sakrum dan coccygeus,

lateral dengan musculus levator ani, anterior pria dengan vesica uriaria- vesicula

seminalis- galndula prostatica, dan anterior wanita dengan cervix uteri serta vagina.6

3. Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12-13 cm.

Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.h

B. Mikroskopik

8

Page 9: kami yang kasih itu

Usus Halus

Usus halus terdiri atas tiga daerah yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Tunika mukosa

usus halus memperlihatkan lipatan yang disebut dengan vili intestinal. Pada tunika submukosa

tampak lipatan spiral yang disebut dengan plika sirkularis.

Duodenum

Pada duodenum, lapisan mukosa diliputi oleh epitel selapis torak yang mempunyai

mikrovili dan sel piala. Sel piala disini belum begiu banyak. Mukosa mempunyai vili intestinal

yang gemuk-gemuk. Lamina propia terdapat di bawah epitel vili maupun kriptus Lieberkuhn.

Lapisan otot mukosa tidak ikut membentuk vili intestial. Lapisan submukosa dipenuhi kelenjar

Burnner. Lapisan otot terdiri atas lapisan lingkar dan mamanjang, dan dianataranya terdapat

pleksus saraf.

Jejunum

Pada jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum

lapisan mukosanya mirip dengan duodenum tetapi vilusnya lebih langsing dan sel gobletnya

lebih banyak. Pada dasarnya kriptus dapat ditemukan sel paneth, berupa sel berbentuk limas

dengan puncaknya menghadap lumen. Di dalam sitoplasmanya terdapat granula kasar

berwarna merah. Lapisan submukosa disini tidak terdapat kelenjar.

Ileum

Lapisan mukosa pada ileum seperti jejunum tetapi sel pialanya jauh lebih banyak. Di dalam

lamina propia terdapat kelompok nodulus limfatikus yang membentuk bangunan khusus yang

disebut plaque peyeri yang dapat terliht meluas ke dalam submukosa. Lapisan submukosa

terdiri tas jaringan ikat jarang dengan pleksus meissner di dalamnya dan tidak mempunyai

kelenjar.

Jejunum dan ileum serupa dengan duodenum bagian atas. Perkecualiannya adalah tidak

ada kelenjar duodenal (Brunner) yang hanya terbatas pada bagian atas duodenum. Vili

memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi pada bagian-bagian usus halus berbeda, namun hal

ini tidak selalu jelas pada sediaan histologik. Di bagian akhir ileum, terdapat kumpulan

limfonoduli (plak Peyer) dengan interval tertentu.6

9

Page 10: kami yang kasih itu

Gambar 4. Struktur Mikroskopis Usus Halus.

Usus Besar

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan

rektum, dimana nantinya raktum akan berlanjut ke anus. Pada kolon usus besar, lapisan

mukosa mempunyai bangunan mirip vilus tetapi itu bukan vilus, itu adalah potongan kriptus

liberkuhn. Vilus intestinalis tidak sama tinggi. Usus besar tidak mempunyai vilus. Epitel

sebagai terbesar terdiri atas sel piala. Kadang-kadang dapat ditemukan nodulus limfatikus di

dalam lamina propia. Lapisan otot mukosa mudah dikenali sebagai pembatas dengan lapisan

submukosa. Lapisan submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang yang di dalamnya dapat

ditemukan pleksus meissner. 7

Umbai cacing atau dikenal juga dengan appendix lapisan mukosanya seperti usus lainnya,

yaitu epitel selapos torak yang mempunyai sel goblet. Terdapat banyak nodulus limfatikus di

dalam lamina propia yang memenuhi sekeliling dindingnya. Lapisan mukosa pada rektum dan

anus terdiri dari epitel selapis torak dengan sel goblet yang menjadi epitel berlapis gepeng

tanpa lapisan tandung yang semakin ke distal dapat dijumpai adanya lapisan tanduk.

10

Page 11: kami yang kasih itu

Gambar 5. Struktur Mikroskopis Kolon

Proses dan Mekanisme Sistem Pencernaan8

Terdapat empat proses dasar dalam pencernaan yaitu motilitas, sekresi, pencernaan,

penyerapan.

Motilitas

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan,

otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan kekuatan

rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk mempertahankan agar

tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding saluran pencernaan

melebar secara permanen setelah mengalami distensi.

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan propulsif dan gerakan

mencampur. Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran

pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap

segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan,

contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat

karena struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat lewat makanan dari mulut ke lambung tapi

sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan

bergerak sangat lambat sehingga tersedia waktu untuk proses penguraian dan penyerapan

makanan. Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu

mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.1,2

11

Page 12: kami yang kasih itu

Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar

eksokrin yang terletak di sepanjang rute, masing-masing dengan produk sekretorik spesifiknya

sendiri. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit dan konstituen organik spesifik

yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim, garam empedu, atau mukus. Sekresi

semua getah pencernaan memerlukan energi, baik untuk transportasi aktif sebagian bahan

mentah ke dalam sel (sebagian berdifusi secara pasif) maupun untuk sintesis produk sekretorik

oleh retikulum endoplasma.

Pencernaan

Pencernaan atau digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang

kompleks menjadi satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim

yang diproduksi didalam sistem pencernaan. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan

molekul-molekul besar yang tidak dapat menembus membran plasma utuh untuk diserap dari

lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe sehingga diperlukan proses pencernaan

untuk menguraikan molekul-molekul tersebut.

Bentuk karbohidrat paling sederhana adalah gula sederhana atau monosakarida (molekul

“satu gula”), misalnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa, yang dalam keadaan normal jumlahnya

sangat sedikit dalam makanan. Protein dalam makanan terdiri dari kombinasi asam amino yang

disatukan ikatan peptida akan diuraikan menjadi asaam –asam amino konstituennya serta

beberapa polipeptida kecil yang dapat diserap. Lemak dalam makanan berbentuk trigliserida

akan dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak.7

Penyerapan

Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus. Setelah

proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat diabsorpsi

bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran pencernaan ke

dalam darah atau limfe.

Usus Halus

Usus Halus merupakan tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan berlangsung.

Sepertinya sebelumnya pembahasan akan dikaitkan dengan 4 proses dasar pencernaan.

12

Page 13: kami yang kasih itu

Motilitas

Segmentasi, merupakan mode motilitas utama usus halus sewaktu pencernaan makanan,

yang meliputi proses mencampur dan mendorong kimus secara perlahan. Segementasi terdiri

dari kontraksi otot polos sirkular yang berulang dan berbentuk cincin disepanjang usus halus.

Cincin kontraktil ini tidak menyapu di sepanjang usus seperti halnya gelombang peristaltik.

Setelah suatu periode singkat segmen-segmen yang berkontrasi melemas dan kontraksi

berbentuk cincin ini muncul di bagian-bagian yang sebelumnya melemas.

Kontraksi baru mendorong kimus di bagian yang semula rileks untuk bergerak ke kedua

arah ke bagian-bagian yang kini melemas disampingnya. Karena itu, segmen yang baru

melemas menerima kimus dari kedua segmen yang berkontraksi tepat di belakang dan

depannya. Segera setelah itu bagian yang berkontraksi meleas kembali berganti. Dengan cara

ini kimus dipotong, digiling dan dicampur secara merata. Fungsi dari proses segmentasi ini

adalah untuk mencampur kimus dengan getah pencernaan yang disekresikan ke dalam lumen

usus halus dan memanjankan semua kimus ke permukaan absorptif mukosa usus halus.

Gambar 6. Segmentasi.

Migrating Motility Complex

Ketika sebagian besar makanan telah diserap, kontraksi segmentasi berhenti dan diganti di

antara waktu makan oleh migrating mitility complex. Motilitas disini berbentuk gelombang

peristaltik leemah berulang yang bergerak dalam jarak pendek ke hilir sebelum lenyap.

Gelombang peristaltik ini memerlukan waktu sekitar 100 sampai 150 menit untuk akhirnya

bermigrasi dari lambung ke ujung usus halus, dengan setiap kontraksi menyapu maju sisa-sisa

makanan sebelumnya. Mekanisme ini diperkirakan diatur oleh hormon motilin yang di

keluarkan sel-sel endokrin usus halus saat keadaan tidak makan.6

Sekresi Usus Halus

13

Page 14: kami yang kasih itu

Setiap hari sel-sel kelenjar eksokrin di mukosa usus halus mensekresikan ke dalam lumen

sekitar 1,5 liter larutan cair garam dan mukus yang disebut sukus enterikus (jus usus). Sekeresi

meningkat setelah makan sebagai repons terhadap stimulasi lokal mukosa usus halus oleh

adanya kimus.

Mukus di dalam sekresi berfungsi untuk melindungi dan melumasi. Selain itu, sekresi cair

menyerdiakan banyak H2O untuk berperan dalam pencernan makanan oleh enzim. Tidak ada

enzim pencernaan yang disekresikan ke dalam getah usus ini. Usus halus memang mensintesis

enzim pencernaan, tetapi enzim-enzim ini berfungsi di dalam membran brush-border sel epitel

yang melapisi bagian dalam lumen dan tidak disekresikan langsung ke dalam lumen.

Pencernaan Usus Halus

Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, dengan pencernaan

lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim-enzim pankreas, lemak di

reduksi secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat

diserap. Protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino.

Karbohidrat diubah menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Karena itu, pencernaan

lemak telah seleasi di dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat dan protein

belum tuntas.

Nantinya, pencernaan karbohidrat dan protein akan dituntaskan di brush border yang

mengandung tiga kategori enzim yang melekat ke membran. Yaitu: enterokinase

(mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen), disakaridase meliputi maltase-sukrase-laktase

(menuntaskan pencernaan karbohidrat), dan aminopeptidase (menghidrolisis fragmen-fragmen

peptida kecil menjadi komponen asam aminonya).

Penyerapan Usus Halus

Semua produk pencernaan karbohidrat, lemak dan protein, serta seagain besar elektrolit,

vitamin, dan air, normalnya diserap oleh usus halus tanpa pandang bulu. Hanya penyerapan

kalsium dan besi yang biasnya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Karena itu semakin

banyak makanan yang dikonsumsi, semakin banyak ayang akan dicerna dan diserap.

Penyerapan sebagaian besar berlangsung di duodenum dan jejunum. 50% bagian dari usus

halus dapat diangkat tanpa menyebabkan gangguan penyerapan, namun jika ileum terminal

diangkat, maka akan terjadi gangguan penyerapan vitamin B12 dan garam empedu.

Usus Besar

14

Page 15: kami yang kasih itu

Motilitas usus besar

Gerakan Mencampur (Haustrasi), umumnya gerakan usus besar belangsung lambat dan

tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai tempat penyerapan dan penyimpanan. Motilitas

utama kolon adalah kontraksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot polos

kolon. Kontraksi ini, yang menyebabkan kolon membentuk haustra, serupa dengan segemntasi

susu halus tetapi terjadi jauh lebih jarang. Lokasi kantung haustra secara bertahap berubah

sewaktu segmen yang semula meleas dan membentuk kantung mulai berkontraksi secara

perlahan sementara bagian yang tadinya berkontrasi melemas secara bersamaan membentuk

kantung baru. Gerakan ini tidak mendorong isi usus tetapi secara perlahan mengaduknya

masju-mundur sehingga isis kolon teroanjan ke mukosa penyerapan. Kontraksi haustra

umumnya dikontrol oleh refleks lokal yang melibatkan pleksus intrinsik.5,6

Gerakan Massa, tiga atau empat kali sehari, terjadi peningkatan mencolok motilitas saat

segmen-segmen besar kolon asendens dan transversum berkontraksi secara simultan,

mendorong tinja sepertiga sampai seperempat panjang kolon dalam beberapa detik. Kontraksi

masif ini yang secara tepat dinamai gerakan massa, mendorong isi kolon ke bagian distal usus

besar, tempat bahan disimpan sampai terjadi defikasi.

Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks gastrokolon, yang menjadi pemicu

utama gerakan massa di kolon. Ketika makanan masuk ke saluran cerna, terpicu refleks-refleks

yang memindahkan isi yang sudah ada ke bagian distal untuk.

menyediakan tempat bagi makanan yang baru masuk. Refleks gastroileum memindahkan

isi usus halus yang masih ada ke dalam usus besar, dan refleks gastrokolon mendorong isi

kolon ke dalam rektum, memicu defekasi.

Refleks Defekasi

Ketika gerakan masa di kolon mendorong tinja ke dalam rektum, peregangan yang teradi di

rektum merangsang reseptor regang di didinding rektum, memicu refleks defekasi. Refleks

defekasi memicu sfingter ani internus (otot polos) melemas dan rekum serta kolon sigmoid

berkontraksi lebih kuat. Jika sfingter ani eksternus (otot rangka) juga melemas maka terjadi

defekasi. Karena otot rangka, sfingter ani eksternus berada di bawah kontrol volunter, jika

keadaan tidak memungkinkan untuk defekasi maka akan terjadi pengencangan sfingter ani

eksternus secara segaja.8

15

Page 16: kami yang kasih itu

Jika defekasi ditunda maka dinding rektum yang semula teregang secara perlahan melemas,

dan keinginan untuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya mendorong

lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali meregangkan rektum serta memicu refleks

defekasi. Jika defekasi terjadi maka biasanya dibantu oleh gerakan mengejan volunter yang

melibatkan kontraksi otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara

bersamaan.8

Gambar 7. Mekanisme Defekasi.8

Sekresi Usus Besar

Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Tidak ada yang diperlukan

karena pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari

laruan mukus basa (NaHCO3) yang fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari

cederamekanis dan kimiawi. Mukus mempermudah feses bergerak, sementara NaHCO3

menetralkan asam iritan yang diproduksi oleh fermentasi bakteri lokal.

Pencernaan Usus Besar

Dalam usus besar tidak terjadi pencernaan karena tidak terdapat enzim pencernaan.

Bakteri kolon mampu mencerna sebagain selulosa namun untuk kepentingan metabolisme

mereka sendiri.

Penyerapan Usus Besar

Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap secara aktif, Cl-

mengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O mengikuti secara osmotis. Kolon

16

Page 17: kami yang kasih itu

menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui

penyerapan garam dan H2O terbentuk massa tinja yang padat.

Tinja atau feses merupakan hasil akhir dari sistem pencernaan. Dimana feses terdiri dari

100gr H2O, 50gr bahan padat meliputi selulosa-bilirubin-bakteri-sejumlah kecil garam, dan

residu makanan yang tidak diserap. Selain mengeluarkan feses, terdapat pula gas yang turut

dikeluarkan yang disebut flatus.

Penutup

Sistem pencernaan adalah salah satu sistem yang sangat penting bagi tubuh manusia.

Jika salah satu proses sistem pencernaan terganggu, maka aka nada sebagian kecil yang

menjadi kebutuhan tubuh kita tidak terpenuhi karena tidak diserab atau tidak dapat diambil

oleh tubuh kita. Jika sistem pencernaan mengalami gangguan maka tubuh kita dapat

mengalami kekurangan nutrisi yang menjadi kebutuhan bagi tubuh kita.

Daftar Pustaka

1. Wibowo S Daniel. Anatomi tubuh manusia. Jakarta : Grasindo; 2005. P.56-

82.

2. Dewajanthi A.M. Salim D. Mexcorry E. Rumiati F. Winata H. Kindangen K. et al.

Bahan kuliah blok 9 digestive system-1. [Bab 4: Sistem digestive 1] Jakarta:

UKRIDA;2014. P.30-5.

3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta : EGC; 2006.

4. Schuenke M. Atlas of anatomy: latin nomenclature. 2nd Ed. New York: Thieme; 2009.

5. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2002. Lauralee S.

6. Human physiology from cells to system. Belmont: Thomson brooks/cole; 2007. P.57-

82.

7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2012.

8. Brooker C. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.9. Michal P. Turski. Kynurenic Acid in the Digestive System—New Facts, New

Challenges International Journal of Tryptophan Research; 2013. Vol. 33. No. 6, p. 47-55

17