Kampung Hijau Di Semarang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rekayasa lingkungan

Citation preview

  • UNIVERSITAS DIPONEGORO

    ANALISIS UPAYA MASYARAKAT DALAMMEWUJUDKAN KAMPUNG HIJAU

    (Studi Kasus : Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang)

    TUGAS AKHIR

    ASTRINI AYU PUSPITAL2D009017

    FAKULTAS TEKNIKJURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    SEMARANGJULI 2013

  • iUNIVERSITAS DIPONEGORO

    ANALISIS UPAYA MASYARAKAT DALAMMEWUJUDKAN KAMPUNG HIJAU

    (Studi Kasus : Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang)

    TUGAS AKHIR

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

    ASTRINI AYU PUSPITAL2D009017

    FAKULTAS TEKNIKJURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    SEMARANGJULI 2013

  • ii

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Tugas Akhir yang berjudul, Analisis Upaya Masyarakat Dalam Mewujudkan Kampung

    Hijau (Studi Kasus : Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang) ini adalah hasil karya sayasendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

    NAMA : Astrini Ayu Puspita

    NIM : L2D009017

    Tanda Tangan : ......................................

    Tanggal : Jumat, 12 Juli 2013

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Tugas Akhir ini diajukan oleh :

    NAMA : Astrini Ayu Puspita

    NIM : L2D009017

    Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota

    Fakultas : Teknik

    Judul Tugas Akhir : Analisis Upaya Masyarakat Dalam Mewujudkan Kampung Hijau

    (Studi Kasus : Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang)

    Telah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang

    diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas

    Teknik, Universitas Diponegoro.

    TIM PENGUJI

    Pembimbing : Ir. Nany Yuliastuti, MSP ( )

    Penguji I : Ir. Fitri Yusman, MSP ( )

    Penguji II : Dr.-Ing. Wiwandari Handayani, ST, MT, MPs ( )

    Semarang, 12 Juli 2013

    Mengetahui,Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota

    Fakultas Teknik Universitas DIponegoro

    Dr.-Ing. Asnawi, S.T.NIP. 197107241997021001

  • iv

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegoro, saya bertanda tangan di bawah ini:

    NAMA : Astrini Ayu Puspita

    NIM : L2D009017

    Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota

    Fakultas : Teknik

    Jenis Karya : Tugas Akhir

    demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui, untuk memberikan kepada Universitas

    Diponegoro Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas karya

    ilmiah saya yang berjudul:

    Analisis Upaya Masyarakat Dalam Mewujudkan Kampung Hijau (Studi Kasus :

    Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang)

    beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Noneksklusif ini

    Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam

    bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama

    tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Semarang

    Pada tanggal : 12 Juli 2013

    Yang Menyatakan,

    Astrini Ayu Puspita

  • v"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakahyang kamu dustakan?"(QS. Ar-Rahman ayat 55)

    God will never give youanything you cant handleso dont stress !-anonim-

    Jadi mulai sekarang cobalah tetap senang saat cobaan datang karena itu akan selalu datangdan hilang seperti hari siang dan malam

    -Dunia Sekitar Maliq n Dessential-

    Tugas Akhir ini dipersembahkan untuk Papa, Mama, & Riska, keluarganomor satu di dunia,terimakasih untuk motivasi dan doa tiada hentinya,kalianlah sebaik-baiknya panutan bagiku. Yudhi Widiastomo, as my best partnerin life, terimakasih atas kebersamaan, dukungan, doa, dan kasih sayangnya,youre the best i ever had . . .

  • vi

    Analisis Upaya Masyarakat Dalam Mewujudkan Kampung Hijau(Studi Kasus : Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang)

    AbstrakPermukiman saat ini sudah seharusnya mengarah pada sistem yang berkelanjutan, dimana akan menjadi

    komunitas yang seimbang bagi seluruh kalangan masyarakat dan manusia dapat tinggal, bekerja, menikmatikehidupan komunitas yang heterogen (Littlewood dalam Barton, 1998). Prioritas keberlanjutan permukimanperkotaan yaitu tidak merusak ekosistem lingkungan dan kelestarian sumberdaya alam. Salah satu konseppermukiman yang tetap mengedepankan aspek ekologi adalah permukiman berwawasan lingkungan. Konsepkampung hijau atau secara istilah disebut green-village merupakan permukiman berwawasan lingkungan.Konsep tersebut berusaha memperhatikan aspek lingkungan di tengah pembangunan perkotaan yang semakinpesat. Kampung hijau merupakan permukiman dengan prinsip yang berusaha mengintegrasikan kelestarianlingkungan melalui aspek ekologi berupa bangunan ramah lingkungan, produksi hijau, energi alternatif,pengolahan limbah dan sampah serta tetap mengedepankan dimensi sosial masyarakat dan ekonomi (GlobalEco-village Network, 1994). Konsep kampung hijau diharapkan dapat diterapkan pada sistem pembangunanpermukiman di Indonesia, terutama di kawasan perkotaan.

    Kampung yang mulai mencoba mengedepankan aspek ekologi adalah Kelurahan Gayamsari, Semarang.Pemerintah kelurahan mencanangkan program green-village menuju permukiman yang berkelanjutan. Upayayang dilakukan masyarakat Kelurahan Gayamsari menuju kampung hijau atau permukiman green-village adalahgerakan penghijauan dan optimalisasi ruang terbuka hijau, penerapan teknologi ramah lingkungan, peningkatankenyamanan, dan pengolahan sampah secara mandiri. Partisipasi masyarakat juga muncul dengan pembentukankelompok-kelompok peduli lingkungan seperti kelompok masyarakat peduli lingkungan, kelompok klaster rumahsehat, kelompok usaha kaligrafi payet dan sebagainya. Namun, adanya implementasi Kelurahan Gayamsarimenuju kampung hijau atau green-village belum terwujud secara optimal, hal ini dikarenakan masih adanyapermasalahan seperti banjir, peningkatan pencemaran udara, minimnya kulitas ruang terbuka hijau, dansebagainya. Upaya masyarakat dalam perwujudan permukiman Kelurahan Gayamsari menjadi kampung hijauada, namun belum optimal. Dari permasalahan tersebut muncul research question penelitian ini yaitu Seberapabesar Upaya Yang Dilakukan Masyarakat Kawasan Permukiman Kelurahan Gayamsari Dalam MewujudkanKampung Hijau ?. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menilai upaya-upaya yang dilakukanmasyarakat kawasan permukiman Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau. Metode penelitianyang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan analisis pembobotan. Dalam mencapai tujuan,dilakukan analisis Upaya Pemanfaatan Ruang Permukiman, Perilaku Ramah Lingkungan, KeterlibatanMasyarakat, dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa upaya masyarakat Kelurahan Gayamsari dalammewujudkan kampung hijau secara umum sudah cukup baik, yaitu dengan nilai indeks 1,99. Hal ini dapatterlihat dari upaya keterlibatan masyarakat yang tinggi (nilai indeks 2,43,) pemanfaatan ruang permukimanyang cukup (nilai indeks 1,99, dan perilaku ramah lingkungan cukup (nilai indeks 1,91). Namun pada upayakegiatan ekonomi masih rendah (nilai indeks 1,56) karena disebabkan oleh kurangnya motivasi masyarakatuntuk melakukan kegiatan ekonomi. Meskipun dalam perilaku ramah lingkungan dalam kategori cukup, masihperlu dimaksimalkan upaya masyarakat dalam menerapkan perilaku pemanfaatan sampah, limbah, teknologiramah lingkungan, dan transportasi ramah lingkungan. Upaya masyarakat Kelurahan Gayamsari dalammenerapkan permukiman berwawasan lingkungan diwujudkan dalam program Gayamsari Green-village, namunupaya yang dilakukan dalam mewujudkannya masih perlu dimaksimalkan. Oleh karena itu rekomendasi untukmasyarakat yaitu agar lebih meningkatkan upaya perilaku ramah lingkungan melalui kesadaran terhadaplingkungan terutama dalam memanfaatkan ruang secara efisien dan tetap mempertahankan ruang terbuka hijausebagai area resapan dan meningkatkan fungsi rumah secara ekologis. Selain itu diperlukan pemberdayaanekonomi masyarakat untuk meningkatkan kualitas ekonomi. Sedangkan untuk upaya yang sudah cukup tinggiperlu dimaksimalkan dalam mewujudkan kampung hijau. Rekomendasi untuk pemerintah yaitu agar lebihmeningkatkan optimalisasi program Gayamsari Green-village melalui sosialisasi kepada masyarakat untuk lebihsadar terhadap permasalahan lingkungan.

    Kata Kunci : Kampung Hijau, Upaya Masyarakat, Program Gayamsari Green-village

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat karunia serta hidayah-Nyasehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir yang berjudul AnalisisUpaya Masyarakat Dalam Mewujudkan Kampung Hijau (Studi Kasus : Kelurahan Gayamsari,Kota Semarang) berjalan dengan baik. Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi TugasAkhir di Program Studi S1 Perencanaan Wilayah Dan Kota. Pada kesempatan kali ini penyusunbermaksud untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini telahmendukung, memotivasi serta membimbing penyusun dalam menyelesaikan Laporan Penelitian TugasAkhir ini. Penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

    1. Allah SWT Maha Pemberi segalanya atas rahmat, karunia dan kemudahan yang diberikankepada penyusun.

    2. Bapak Dr.-ing. Asnawi, ST selaku Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan KotaUniversitas Diponegoro.

    3. Ibu Ir. Nany Yuliastuti, MSP selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu,arahan, dan bimbingan serta motivasi dalam penyusunan laporan ini

    4. Bapak Ir. Fitri Yusman, MSP selaku dosen penguji I yang telah memberikan arahan danmasukan dalam penyusunan laporan ini

    5. Ibu Dr.-Ing. Wiwandari Handayani, ST, MT, MPS selaku dosen penguji II yangmemberikan arahan dan masukan dalam penyusunan laporan ini

    6. Papa, mama, riska, yang selalu memberikan semangat dan kasih sayangnya7. Yudhi Widiastomo yang selalu memberikan motivasi dan semangat tiada henti8. Melody, Annisa, Frientha, Hemas, Rarin, Ikfi, Novia, Ovi, Dini, Icha, Yani, dan teman-

    teman yang selalu memberikan semangat9. Teman-teman Planologi angkatan 200910. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini.

    Sebagai manusia penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam pengerjaanlaporan ini. Besar harapan penulis untuk memperoleh masukan dan saran yang membangun dari semuapihak untuk kebaikan laporan ini. Terimakasih

    Semarang, 12 Juli 2013

    Penyusun

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................................... iii

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................................ iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................................................... v

    ABSTRAK.................................................................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR................................................................................................................................. vii

    DAFTAR ISI...............................................................................................................................................viii

    DAFTAR TABEL ....................................................................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................. xiv

    DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................................................xvii

    BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................ 11.1 Latar Belakang....................................................................................................................... 11.2 Perumusan Masalah............................................................................................................... 41.3 Tujuan dan Sasaran ............................................................................................................... 6

    1.3.1 Tujuan.......................................................................................................................... 61.3.2 Sasaran ........................................................................................................................ 6

    1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................................. 61.5 Ruang Lingkup ...................................................................................................................... 6

    1.5.1 Ruang Lingkup Substansial ....................................................................................... 61.5.2 Ruang Lingkup Wilayah ............................................................................................ 9

    1.6 Posisi Penelitian................................................................................................................... 101.7 Keaslian Penelitian.............................................................................................................. 111.8 Kerangka Pemikiran............................................................................................................ 111.9 Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................................................... 13

    1.9.1 Pendekatan Penelitian............................................................................................... 131.9.2 Teknik Pengumpulan Data....................................................................................... 141.9.3 Teknik dan Kerangka Analisis Penelitian............................................................... 191.9.4 Kerangka Analisis..................................................................................................... 24

    1.10 Sistematika Penulisan.......................................................................................................... 26

  • ix

    BAB II KAJIAN LITERATUR UPAYA MASYARAKAT KELURAHAN GAYAMSARIDALAM MEWUJUDKAN KAMPUNG HIJAU ................................................................. 272.1 Pembangunan Berkelanjutan .............................................................................................. 272.2 Pengertian Permukiman ...................................................................................................... 292.3 Permukiman Berkelanjutan ................................................................................................ 32

    2.3.1 Permukiman Berkelanjutan Dalam Skala Lingkungan .......................................... 332.3.2 Indikator Permukiman Berkelanjutan Skala Lingkungan...................................... 34

    2.4 Permukiman Berwawasan Lingkungan ............................................................................. 342.4.1 Definisi Permukiman Berwawasan Lingkungan .................................................... 342.4.2 Konsep Permukiman Berwawasan Lingkungan..................................................... 35

    2.5 Permukiman Green-village / Eco-village .......................................................................... 362.5.1 Sejarah dan Definisi Permukiman Berbasis Eco-village ....................................... 372.5.2 Prinsip Permukiman Berbasis Eco-village.............................................................. 38

    2.6 Konsep Eco-village Sebagai Solusi Pembangunan Permukiman..................................... 402.7 Kampung Hijau Sebagai Bentuk Permukiman Berwawasan Lingkungan ...................... 402.8 Best Practice Kampung Hijau ............................................................................................ 412.8 Sintesa Teori Dalam Mewujudkan Kampung Hijau ......................................................... 43

    BAB III GAMBARAN UMUM UPAYA PERMUKIMAN KELURAHAN GAYAMSARIDALAM MEWUJUDKAN KAMPUNG HIJAU ................................................................. 473.1 Konstelasi Wilayah Kelurahan Gayamsari ........................................................................ 473.2 Kondisi Fisik Permukiman Kelurahan Gayamsari............................................................ 49

    3.2.1 Penggunaan Lahan.................................................................................................... 493.2.2 Kondisi Prasarana..................................................................................................... 503.2.3 Kondisi Sarana.......................................................................................................... 583.2.4 Kondisi Lingkungan Kelurahan Gayamsari............................................................ 593.2.5 Karakteristik Permukiman Di Kelurahan Gayamsari............................................. 603.2.6 Kepadatan Bangunan................................................................................................ 64

    3.3 Kondisi Non-Fisik Kelurahan Gayamsari.......................................................................... 663.3.1 Karakteristik Kependudukan ................................................................................... 663.3.2 Karakteristik Perekonomian..................................................................................... 673.3.3 Karakteristik Sosial Kemasyarakatan...................................................................... 683.3.4 Sejarah Permukiman Kelurahan Gayamsari ........................................................... 683.3.5 Kelembagaan Permukiman Kelurahan Gayamsari................................................ 69

    3.4 Kebijakan Kelurahan Gayamsari Sebagai Permukiman Green-village ........................... 713.4.1. Dasar Pelaksanaan Program Gayamsari Green-Village......................................... 71

  • x3.4.2. Tujuan dan Konsep Program Gayamsari Green-Village ....................................... 723.5 Upaya Perilaku Ramah Lingkungan Kelurahan Gayamsari ............................................. 75

    3.5.1 Karakteristik Ruang Terbuka Hijau......................................................................... 753.5.2 Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan........................................................... 76

    3.6 Upaya Keterlibatan Masyarakat Dalam Pemeliharaan Lingkungan ................................ 773.7 Upaya Kegiatan Ekonomi Masyarakat .............................................................................. 78

    BAB IV ANALISIS UPAYA MASYARAKAT KELURAHAN GAYAMSARIDALAM MEWUJUDKAN KAMPUNG HIJAU ................................................................. 79

    4.1 Analisis Upaya Pemanfaatan Ruang Permukiman............................................................ 794.1.1 Kesesuaian Dengan Rencana Tata Ruang............................................................... 804.1.2 Pemanfaatan Ruang Permukiman Di Kelurahan Gayamsari ................................. 804.1.3 Ketersediaan Pekarangan Permukiman.................................................................. 884.1.4 Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Di Lingkungan Permukiman....................... 894.1.5 Analisis Pembobotan Upaya Pemanfaatan Ruang Permukiman ........................... 93

    4.2 Analisis Upaya Perilaku Ramah Lingkungan.................................................................... 954.2.1 Tingkat Pengetahuan Mengenai Gayamsari Green-village ................................... 954.2.2 Tingkat Perilaku Penghijauan.................................................................................. 974.2.3 Upaya Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan............................................. 1034.2.4 Upaya Perilaku Penghematan Energi .................................................................... 1074.2.5 Upaya Perilaku Pemanfaatan Sampah dan Limbah.............................................. 1084.2.6 Upaya Penggunaan Transportasi Yang Ramah Lingkungan ............................... 1134.2.7 Analisis Pembobotan Upaya Perilaku Ramah Lingkungan................................. 116

    4.3 Analisis Upaya Keterlibatan Masyarakat Dalam Pemeliharaan Lingkungan ............... 1194.3.1 Tingkat Kepedulian Terhadap Lingkungan Permukiman.................................... 1194.3.2 Tingkat Keterlibatan Terhadap Pemeliharaan Lingkungan Permukiman........... 1214.3.3 Tingkat Kapasitas Lembaga/kelompok yang Fokus pada Kegiatan Lingkungan1254.3.4 Analisis Pembobotan Upaya Keterlibatan Masyarakat........................................ 129

    4.4 Analisis Upaya Kegiatan Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Gayamsari.................... 1304.4.1 Potensi Kegiatan Ekonomi..................................................................................... 1314.4.2 Usaha Sampingan Rumah Tangga......................................................................... 1344.4.3 Pemanfaatan Limbah Dalam Usaha ...................................................................... 1354.4.4 Analisis Pembobotan Upaya Kegiatan Ekonomi Masyarakat ............................. 136

    4.5 Analisis Penilaian Upaya Masyarakat Dalam Mewujudkan Kampung Hijau.............. 1374.6 Temuan Studi..................................................................................................................... 140

  • xi

    BAB V PENUTUP................................................................................................................................. 143

    5.1 Kesimpulan........................................................................................................................ 1435.2 Rekomendasi...................................................................................................................... 144

    5.2.1 Rekomendasi Terhadap Masyarakat...................................................................... 1455.2.2 Rekomendasi Terhadap Pemerintah...................................................................... 145

    5.3 Rekomendasi Penelitian Lanjutan.................................................................................... 146

    DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................. 147

    LAMPIRAN ............................................................................................................................................. 151

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel I.1 Gayamsari Green-village Yang Mengacu Pada Konsep Eco-village. .............................. 7

    Tabel I.2 Keaslian Penelitian....................................................................................................... 11

    Tabel I.3 Distribusi Penyebaran Kuesioner.................................................................................. 17

    Tabel I.4 Format Kartu Identitas ................................................................................................. 18

    Tabel I.5 Kebutuhan Data ........................................................................................................... 18

    Tabel I.6 Tingkat Upaya Berdasarkan Nilai Indeks...................................................................... 22

    Tabel I.7 Penjelasan Atribut Dalam Tabel Analisis Pembobotan.................................................. 22

    Tabel I.8 Indikator Pembobotan Dalam Mewujudkan Kampung Hijau ........................................ 23

    Tabel II.1 Indikator Keberlanjutan Lingkungan Permukiman........................................................ 34

    Tabel II.2 Sintesis Literatur .......................................................................................................... 43

    Tabel III.1 Pembagian Jumlah RW Di Kelurahan Gayamsari ......................................................... 49

    Tabel III.2 Persebaran Jenis Permukiman Di Kelurahan Gayamsari ............................................... 61

    Tabel III.3 Jenis Konstruksi Rumah Di Kelurahan Gayamsari........................................................ 64

    Tabel III.4 Jenis Kelembagaan Di Kelurahan Gayamsari ............................................................... 69

    Tabel III.5 Jenis RTH Di Kelurahan Gayamsari............................................................................. 75

    Tabel III.6 Pembagian Klaster Usaha Di Kelurahan Gayamsari...................................................... 78

    Tabel IV.1 Analisis Kepadatan Bangunan Dirinci Per RW ............................................................. 82

    Tabel IV.2 Karakteristik Dan Ketersediaan RTH Publik ................................................................ 90

    Tabel IV.3 Analisis Pembobotan Upaya Pemanfaatan Ruang ......................................................... 94

    Tabel IV.4 Analisis Upaya Pemanfaatan Ruang Dirinci Per RW .................................................... 94

    Tabel IV.5 Bentuk Penghijauan Di Kawasan Permukiman ............................................................. 99

    Tabel IV.6 Upaya Penghijauan Secara Kelompok ........................................................................ 102

    Tabel IV.7 Upaya Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan..................................................... 104

    Tabel IV.8 Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan Secara Kelompok ................................... 105

    Tabel IV.9 Bentuk Pemanfaatan Sampah ..................................................................................... 108

    Tabel IV.10 Upaya Pemanfaatan Sampah Secara Kelompok .......................................................... 109

    Tabel IV.11 Bentuk Pemanfaatan Limbah...................................................................................... 112

    Tabel IV.12 Analisis Pembobotan Upaya Perilaku Ramah Lingkungan.......................................... 117

    Tabel IV.13 Analisis Upaya Perilaku Ramah Lingkungan Dirinci Per RW..................................... 118

    Tabel IV.14 Pembagian Wilayah Kewenangan KMPL................................................................... 126

    Tabel IV.15 Analisis Pembobotan Upaya Keterlibatan Masyarakat ................................................ 129

    Tabel IV.16 Analisis Keterlibatan Masyarakat Dirinci Per RW ...................................................... 130

  • xiii

    Tabel IV.17 Analisis Potensi Kegiatan Ekonomi Masyarakat ......................................................... 132

    Tabel IV.18 Analisis Pembobotan Upaya Kegiatan Ekonomi Masyarakat ...................................... 136

    Tabel IV.19 Analisis Kegiatan Ekonomi Masyarakat Dirinci Per RW ............................................ 136

    Tabel IV.20 Sintesis Analisis Upaya Masyarakat ........................................................................... 137

    Tabel IV.21 Sintesis Analisis Upaya Masyarakat Dirinci Per RW .................................................. 139

    Tabel IV.22 Sintesis Hasil Analisis ................................................................................................ 141

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Posisi Penelitian........................................................................................................... 10

    Gambar 1.2 Kerangka Pikir Penelitian............................................................................................. 12

    Gambar 1.3 Kerangka Analisis Penelitian........................................................................................ 25

    Gambar 2.1 Tiga pilar pembangunan berkelanjutan ......................................................................... 28

    Gambar 2.2 Diagram proses pembentukan permukiman .................................................................. 31

    Gambar 2.3 Aspek yang terkait Dalam Eco-settlement..................................................................... 38

    Gambar 2.4 Pembuatan IPAL Komunal dan Taman Publik di Kampung Gambiran ......................... 42

    Gambar 2.5 Sintesis Literatur Penelitian.......................................................................................... 45

    Gambar 2.6 Variabel dan Indikator Penelitian ................................................................................. 46

    Gambar 3.1 Konstelasi Wilayah Kelurahan Gayamsari.................................................................... 48

    Gambar 3.2 Diagram Penggunaan Lahan Kelurahan Gayamsari ...................................................... 50

    Gambar 3.3 Jl. Brigjen Sudiarto di Kelurahan Gayamsari ................................................................ 50

    Gambar 3.4 Kondisi Jalan Kanguru III Di RW 04 Kelurahan Gayamsari ......................................... 51

    Gambar 3.5 Kondisi Jalan Kawasan Permukiman Kelurahan Gayamsari ......................................... 52

    Gambar 3.6 Kondisi Drainase Kelurahan Gayamsari ....................................................................... 53

    Gambar 3.7 Kondisi Drainase Pada RW 08 Yang Penuh dan Tersumbat Sampah ............................ 53

    Gambar 3.8 Kondisi Drainase Kawasan Permukiman Kelurahan Gayamsari.................................... 54

    Gambar 3.9 Kondisi Pengelolaan Sampah ....................................................................................... 55

    Gambar 3.10 Pengolahan Sampah Anorganik Menjadi Kerajinan ...................................................... 55

    Gambar 3.11 Kondisi Pengelolaan Sampah Kawasan Permukiman Kelurahan Gayamsari ................. 56

    Gambar 3.12 Kondisi Sanitasi ........................................................................................................... 57

    Gambar 3.13 Kondisi Penggunaan Air Bersih ................................................................................... 57

    Gambar 3.14 Kualitas Air Bersih ...................................................................................................... 58

    Gambar 3.15 Tampak Kondisi Banjir Pada RW 9.............................................................................. 60

    Gambar 3.16 Kondisi Permukiman Swadaya RW 01 & 09 Di Kelurahan Gayamsari ......................... 61

    Gambar 3.17 Kondisi Perumahan Provinsi RW 04 Di Kelurahan Gayamsari ..................................... 62

    Gambar 3.18 Kondisi Asrama Polisi Kabluk RW 06 Di Kelurahan Gayamsari .................................. 62

    Gambar 3.19 Persebaran Kawasan Permukiman Kelurahan Gayamsari.............................................. 63

    Gambar 3.20 Kondisi Rumah Tidak Layak Huni Pada Kawasan Permukiman Padat RW 09.............. 64

    Gambar 3.21 Permukiman Padat di RW 1,3, dan 9 ............................................................................ 65

    Gambar 3.22 Piramida Penduduk Kelurahan Gayamsari Tahun 2013 ................................................ 66

    Gambar 3.23 Jumlah Penduduk Menurut Tenaga Kerja Di Kelurahan Gayamsari Tahun 2013........... 66

  • xv

    Gambar 3.24 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kelurahan Gayamsari Tahun 2013 . 67

    Gambar 3.25 Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga ........................................................................... 68

    Gambar 3.26 Kegiatan Penghijauan Oleh Anggota Klaster Rumah Sehat........................................... 69

    Gambar 3.27 Kegiatan Pengolahan Sampah Organik ......................................................................... 71

    Gambar 3.28 Hasil Kegiatan Pengolahan Sampah Anorganik Menjadi Barang Kerajinan .................. 71

    Gambar 3.29 Fokus Kegiatan Pembangunan Oleh Kelurahan Gayamsari........................................... 72

    Gambar 3.30 Kerja Bakti Masal Rutin Kelurahan Gayamsari ............................................................ 74

    Gambar 3.31 Contoh Bentuk Promosi Sosialisasi Penghijauan .......................................................... 74

    Gambar 3.32 Penghijauan Pada Kondisi Jalan ................................................................................... 75

    Gambar 3.33 Pemanfaatan Pekarangan Dengan Tanaman Bernilai Ekonomi ..................................... 76

    Gambar 3.34 Teknologi rain harvesting pada RW 4 Kelurahan Gayamsari........................................ 76

    Gambar 3.35 Teknologi sumur resapan pada RW 4 Kelurahan Gayamsari......................................... 77

    Gambar 3.36 Kegiatan Kelompok Klaster Rumah Sehat .................................................................... 77

    Gambar 3.37 Partisipasi Masyarakat Dalam Kerja Bakti.................................................................... 78

    Gambar 3.38 Klaster Usaha Tahu Bakso Di RW 08........................................................................... 78

    Gambar 4.1 Diagram Dominasi Status Kepemilikan Hunian di Kelurahan Gayamsari ..................... 81

    Gambar 4.2 Diagram Dominasi KDB Hunian di Kelurahan Gayamsari ........................................... 83

    Gambar 4.3 Tingkat KDB Hunian Per RW Di Kelurahan Gayamsari............................................... 83

    Gambar 4.4 KDB Hunian Per RW Di Kelurahan Gayamsari............................................................ 86

    Gambar 4.5 Diagram Dominasi KDH Di Kelurahan Gayamsari....................................................... 87

    Gambar 4.6 Tingkat KDH Hunian Per RW Di Kelurahan Gayamsari............................................... 87

    Gambar 4.7 Diagram Ketersediaan Pekarangan Di Kelurahan Gayamsari ........................................ 88

    Gambar 4.8 Diagram Ketersediaan RTH Di Kelurahan Gayamsari .................................................. 89

    Gambar 4.9 Pendapat Tiap RW Mengenai Ketersediaan RTH Publik .............................................. 89

    Gambar 4.10 Taman Kelurahan Di Jl. Kanguru Raya Kelurahan Gayamsari ...................................... 91

    Gambar 4.11 Pohon Peneduh Di Koridor Jalan Slamet Riyadi & Kanguru Raya ................................ 91

    Gambar 4.12 Taman Bermain Di JL. Kanguru Raya Kelurahan Gayamsari ....................................... 92

    Gambar 4.13 Taman & Lapangan Olahraga Di RW 3 Kelurahan Gayamsari...................................... 92

    Gambar 4.14 Persebaran RTH Di Kelurahan Gayamsari.................................................................... 93

    Gambar 4.15 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Mengenai Gayamsari Green-village ......................... 96

    Gambar 4.16 Tingkat Pengetahuan Per RW Mengenai Gayamsari Green-village............................... 96

    Gambar 4.17 Prosentase Pendapat Mengenai Penghijauan................................................................. 97

    Gambar 4.18 Tingkat Penghijauan Per RW ....................................................................................... 98

    Gambar 4.19 Bentuk Penghijauan Berupa Tanaman Hias & TOGA................................................. 101

    Gambar 4.20 Persebaran Kegiatan Upaya Penghijauan Secara Kelompok........................................ 103

  • xvi

    Gambar 4.21 Diagram Mengenai Pentingnya Mengurangi Kerusakan Lingkungan .......................... 103

    Gambar 4.22 Diagram Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan ................................................. 104

    Gambar 4.23 Persebaran Upaya Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan Secara Kelompok....... 106

    Gambar 4.24 Diagram Pentingnya Menghemat Energi .................................................................... 107

    Gambar 4.25 Diagram Tingkat Perilaku Hemat Energi .................................................................... 107

    Gambar 4.26 Diagram Tingkat Pemanfaatan Sampah ...................................................................... 108

    Gambar 4.27 Persebaran Kegiatan Pemanfaatan Sampah................................................................. 111

    Gambar 4.28 Diagram Tingkat Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga .............................................. 111

    Gambar 4.29 Lokasi Kegiatan Pemanfaatan Limbah ....................................................................... 113

    Gambar 4.30 Diagram Tingkat Perilaku Berjalan Kaki dan Bersepeda............................................. 114

    Gambar 4.31 Diagram Tingkat Penggunaan Angkutan Umum......................................................... 114

    Gambar 4.32 Diagram Tingkat Penggunaan Kendaraan Bermotor ................................................... 115

    Gambar 4.33 Diagram Tingkat Penggunaan Transportasi Ramah Lingkungan ................................. 116

    Gambar 4.34 Diagram Pendapat Mengenai Kebersihan ................................................................... 119

    Gambar 4.35 Tingkat Kepedulian Terhadap Persampahan ............................................................... 120

    Gambar 4.36 Tingkat Kepedulian Terhadap Kebersihan Drainase ................................................... 120

    Gambar 4.37 Diagram Intensitas Kegiatan Kerja Bakti.................................................................... 121

    Gambar 4.38 Grafik Intensitas Kegiatan Kerja Bakti ....................................................................... 122

    Gambar 4.39 Kegiatan Kerja Bakti RW Di Kelurahan Gayamsari ................................................... 123

    Gambar 4.40 Diagram Keterlibatan Masyarakat Dalam Pemeliharaan Lingkungan.......................... 123

    Gambar 4.41 Tingkat Keterlibatan Masyarakat Dalam Pemeliharaan Lingkungan ........................... 124

    Gambar 4.42 Prosentase Bentuk Keterlibatan Masyarakat Dalam Pemeliharaan Lingkungan ........... 124

    Gambar 4.43 Kinerja Lembaga Menurut Masyarakat....................................................................... 128

    Gambar 4.44 Potensi Kegiatan Ekonomi Menurut Masyarakat ........................................................ 131

    Gambar 4.45 Potensi Kegiatan Ekonomi Di Kelurahan Gayamsari .................................................. 134

    Gambar 4.46 Usaha Sampingan Rumah Tangga Yang Dilakukan Masyarakat ................................. 134

    Gambar 4.47 Pemanfaatan Limbah Dalam Usaha ............................................................................ 135

    Gambar 4.48 Diagram Upaya Masyarakat Dalam Mewujudkan Kampung Hijau ............................. 142

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN A FORM KUESIONER MASYARAKAT

    LAMPIRAN B FORM WAWANCARA

    LAMPIRAN C REKAPITULASI DATA KUESIONER

    LAMPIRAN D REKAPITULASI HASIL WAWANCARA

    LAMPIRAN E KARTU INFORMASI FORM WAWANCARA

    LAMPIRAN F BERITA ACARA SIDANG PRA UJIAN & SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

    LAMPIRAN G LEMBAR ASISTENSI

  • 1BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Permukiman merupakan suatu hal yang menjadi kebutuhan dasar manusia, sebagai wadah

    tempat tinggal untuk melakukan segala jenis aktivitas di dalamnya. Pengertian permukiman secara

    jelas dan rinci dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan

    dan Permukiman. Menurut undang-undang tersebut, permukiman adalah bagian dari lingkungan

    hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,

    utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau

    kawasan perdesaan. Permukiman juga merupakan bagian dari lingkungan hidup, yang berada pada

    kondisi alam. Permukiman merupakan sebuah sistem yang terdiri dari lima unsur, yaitu alam,

    masyarakat, manusia, lindungan dan jaringan. Alam merupakan unsur dasar dan pada alam

    diciptakan perlindungan atau bangunan sebagai tempat manusia tinggal serta menjalankan fungsi

    lain dan jejaring (jalan, jaringan utilitas, dll) yang memfasilitasi hubungan antar sesama maupun

    antar unsur yang satu dengan yang lain (Doxiadis, 1969). Permukiman juga merupakan sebuah

    wadah yang terbentuk dari kesatuan antara manusia dan lingkungan hunian yang membentuk suatu

    komunitas, dimana tujuan dan hakekat perencanaan permukiman adalah untuk meningkatkan

    kualitas hidup masyarakatnya.

    Kualitas hidup masyarakat di dalam suatu permukiman adalah inti dari penyelenggaraan

    permukiman. Seluruh kebutuhan manusia tentunya diharapkan terpenuhi dalam suatu lingkungan

    permukiman. Namun, adanya sebuah permukiman tidak lepas dari berbagai permasalahan yang

    terkait, seperti permasalahan sarana prasarana, lingkungan, hubungan antar masyarakat, ekonomi,

    dan sebagainya. Adanya pertumbuhan penduduk dan tingkat urbanisasi yang tinggi, menyebabkan

    kebutuhan akan hunian semakin meningkat. Di sisi lain, ketersediaan lahan semakin terbatas, oleh

    karena itu muncul permasalahan seperti permukiman kumuh, liar, dan tidak berwawasan

    lingkungan. Berbagai permasalahan tersebut tentunya menuntut masyarakat atau penghuni untuk

    tetap tinggal pada kawasan permukiman tersebut. Baik kawasan maupun komunitas dalam kawasan

    permukiman tersebut harus tetap bertahan dan melaksanakan seluruh aktivitasnya secara

    berkelanjutan, sehingga peningkatan kualitas hidup dapat tercapai. Menurut Agenda 21,

    keberlanjutan di dalam permukiman sangatlah penting, terutama masyarakat merupakan inti dari

    sebuah keberlanjutan. Pembangunan permukiman berkelanjutan ini penting mengingat ketersediaan

    sumberdaya yang terbatas. Pentingnya keberlanjutan ini diterapkan dalam konsep masyarakat

    berkelanjutan di sebuah lingkungan perumahan dan permukiman. Hal ini menyangkut bagaimana

  • 2masyarakat di dalam suatu komunitas lingkungan, dapat survive dan lebih berkontribusi di dalam

    pembangunan lingkungan mereka. Tujuan permukiman berkelanjutan adalah untuk meningkatkan

    kualitas aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dari kehidupan masyarakatnya (Agenda 21

    UNCED, 2000). Menurut Agenda 21, prioritas strategi pembangunan permukiman untuk mencapai

    berkelanjutan adalah :

    Penyediaan tempat tinggal yang memadai untuk semua

    Peningkatan manajemen lingkungan permukiman

    Mempromosikan penyediaan infrastruktur terpadu (limbah, sanitasi, drainase dan air bersih)

    Permukiman saat ini sudah seharusnya mengarah pada sistem yang berkelanjutan, dimana

    akan menjadi komunitas yang seimbang bagi seluruh kalangan masyarakat dan manusia dapat

    tinggal, bekerja, menikmati kehidupan komunitas yang heterogen (Barton, 2000). Salah satu hal

    yang dapat berperan dalam keberlanjutan ekosistem adalah desain dan perencanaan, karena

    memiliki potensi yang erat kaitannya dengan alam dimana ruang digunakan dan dimanfaatkan

    untuk memenuhi kebutuhan manusia. Permukiman berkelanjutan seharusnya mengutamakan

    interaksi yang nyaman, efisien, aman, dan pemanfaatan energi yang terbarukan untuk

    meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan Prioritas keberlanjutan dalam permukiman

    perkotaan terutama yaitu tidak merusak ekosistem lingkungan dan kelestarian sumberdaya alam.

    Perencanaan permukiman yang mengedepankan aspek lingkungan ini disebut sebagai permukiman

    berwawasan lingkungan.

    Pembangunan permukiman berwawasan lingkungan dalam lingkup makro (nasional dan

    regional) adalah jejaring (network) antar permukiman yang menunjang perkembangan kehidupan

    yang berkelanjutan (Kuswartojo, 2010). Hal ini dapat terjadi apabila sistem permukiman tersebut

    menopang dan ditopang oleh tercapainya tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Maka dari itu

    keseluruhan permukiman dalam lingkup nasional dan regional seharusnya merupakan sesuatu

    sistem yang padu. Begitu juga dengan permukiman berwawasan lingkungan skala mikro atau

    kelurahan atau kampung, yang seharusnya tetap mengedepankan sinergi ketiga aspek tersebut,

    terutama skala lingkungan.

    Adanya perkembangan perkotaan yang semakin pesat menyebabkan pembangunan semakin

    mengabaikan aspek lingkungan. Menurunnya kualitas lingkungan seperti bencana alam, penurunan

    kualitas udara, tercemarnya air tanah, volume timbunan sampah yang tinggi, pencemaran limbah

    dan air bersih, bahkan hingga pemanasan global dapat menimbulkan dampak yang lebih serius jika

    tidak dikelola secara benar dan berkelanjutan. Lingkungan merupakan tempat atau space yang

    merupakan aspek utama dalam penataan ruang, sehingga perhatian terhadap lingkungan merupakan

    aspek yang paling utama. Isu lingkungan mengingatkan kita bahwa kebijakan pembangunan

  • 3membutuhkan untuk memperhatikan penyediaan pada masa yang akan datang. Tanpa adanya

    inovasi atau strategi yang mengedepankan aspek lingkungan dalam pembangunan, khususnya

    permukiman, dikhawatirkan kondisi lingkungan akan semakin menurun. Oleh karena itu,

    menanggapi masalah lingkungan secara berkelanjutan lebih penting daripada terus menerus

    menggalakkan strategi pembangunan yang berwawasan ekonomi dan politik (Dipakde et al, 2001).

    Salah satu konsep permukiman yang mendukung keberlanjutan aspek lingkungan adalah

    permukiman ecovillage. Konsep permukiman ecovillage atau yang biasa disebut greenvillage

    merupakan sebuah konsep yang tetap mengedepankan aspek lingkungan di tengah pembangunan

    perkotaan yang semakin pesat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara tidak baik. Secara

    konsep, pembangunan ecovillage dan greenvillage sama, dan dapat diterapkan pada skala

    perkotaan maupun pedesaan. Ecovillage tersebut merupakan pembangunan kawasan yang

    mempertimbangkan pencapaian kualitas individu, keluarga, masyarakat serta kualitas lingkungan

    alam yang berkelanjutan. Konsep ecovillage lahir dalam KTT Bumi 1992 di Rio de Janeiro Brazil,

    akibat dari laporan komite dunia mengenai lingkungan pada tahun 1987 yang mengakui pemanasan

    global, kelangkaan air, ancaman pada spesies yang hidup dan kemiskinan global yang terus

    meningkat (gen.ecovillage.org). Selain itu, sebelumnya (Gilman, 1991) juga menetapkan sebuah

    definisi mengenai ecovillage yaitu permukiman dengan fitur lengkap dimana aktivitas manusia

    terintegrasi dengan alam dengan cara mendukung pembangunan manusia yang sehat dan dapat

    berhasil dilanjutkan ke masa depan. Prinsip tersebut berusaha mengintegrasikan kelestarian

    lingkungan sosial dengan cara hidup dengan mengintegrasikan berbagai aspek disain ekologi,

    permaculture (permanen agrokulture), bangunan ekologi, produksi hijau, energi alternatif,

    bangunan masyarakat dan sebagainya (Global Eco-village network dalam Nurlaelih, 2005). Adanya

    permukiman tersebut mengedepankan fungsi ekologi dan tetap mengedepankan dimensi komunitas,

    budaya dan ekonomi dalam melaksanakan pembangunan. Konsep permukiman eco-village ini

    secara konseptual sama dengan kampung hijau sehingga selanjutnya secara istilah dapat disebut

    kampung hijau.

    Salah satu kampung atau permukiman yang masih berusaha mengedepankan aspek ekologi

    adalah Kelurahan Gayamsari, Semarang. Kelurahan Gayamsari sebagai kawasan permukiman

    perkotaan menerapkan upaya pencanangan program green-village atau kampung hijau menuju

    permukiman berkelanjutan. Program ini adalah inisiasi dari pemerintah, yang berusaha

    mengedepankan fungsi lingkungan yang lebih optimal. Upaya yang dilakukan menuju permukiman

    yang ekologi diantaranya adalah adanya klaster rumah sehat dan lingkungan bersih sehat,

    pengelolaan sampah 3R yang diolah menjadi kerajinan, peningkatan ekologi kawasan melalui

    openspace dan vegetasi yang produktif, pengolahan rain harvesting dan sumur resapan, dan

    sebagainya. Masyarakat juga mendukung adanya kegiatan ini melalui partisipasi dalam

  • 4peningkatan kualitas lingkungan. Disamping permasalahan yang ada, Kelurahan Gayamsari

    berusaha mengedepankan aspek ekologi yang berpotensi untuk menjadi permukiman berkelanjutan.

    Selain itu juga berpotensi untuk menjadi permukiman yang berwawasan lingkungan dimana

    kelestarian lingkungan merupakan tujuan utamanya.

    Namun di dalam penerapan program tersebut, masih didapatkan adanya permasalahan.

    Kelurahan Gayamsari juga mengalami adanya penurunan kualitas lingkungan seperti banjir dan

    penurunan kualitas udara akibat adanya pencemaran. Hal ini akibat dari dampak pembangunan kota

    dan letaknya yang dilewati oleh Jalan Tol Gayamsari. Minimnya kuantitas dan kualitas ruang

    terbuka hijau juga menjadi isu utama di Kelurahan Gayamsari. Ditambah lagi dengan adanya

    kondisi drainase yang buruk, sehingga sering terjadi banjir. Adanya berbagai permasalahan

    eksisting tersebut, menjadi kendala di dalam penerapan inisiasi Kelurahan Gayamsari menjadi

    kampung hijau. Dapat dikatakan bahwa upaya perwujudan Kelurahan Gayamsari menuju kampung

    hijau ada namun belum optimal.

    Oleh karena itu perlu dikaji seberapa besar upaya yang dilakukan kawasan permukiman

    Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau, mengingat adanya insiasi program

    green-village yang kurang optimal karena masih terdapat berbagai kendala terkait lingkungan.

    Maka jika tingkat upaya yang dilakukan dalam mewujudkan kampung hijau dinilai, dapat dijadikan

    rekomendasi terkait dengan peningkatan penerapan konsep kampung hijau di masa yang akan

    datang.

    1.2 Perumusan Masalah

    Adanya perkembangan Kota Semarang menyebabkan kebutuhan akan hunian yang semakin

    meningkat dan alih fungsi lahan semakin tinggi. Permasalahan kompleks terus meningkat seiring

    dengan perkembangan kota tersebut. Menurunnya kualitas lingkungan permukiman menjadi isu

    yang terjadi di Kota Semarang, hal ini karena tingginya kepadatan penduduk dan built up area.

    Kota cenderung berkembang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, namun menurun secara ekologi.

    Disamping adanya berbagai permasalahan tersebut, Kelurahan Gayamsari berusaha

    mengedepankan aspek ekologi dan meningkatkan kualitas lingkungan pada wilayahnya. Kelurahan

    Gayamsari sebagai kawasan permukiman perkotaan menerapkan upaya pencanangan program

    greenvillage atau kampung hijau menuju permukiman berkelanjutan. Adanya inisiasi program ini

    dari pemerintah, dimana berusaha mengedepankan fungsi lingkungan yang lebih optimal. Usaha ini

    meliputi pengembangan ruang terbuka hijau baik secara kuantitas maupun kualitas. Adanya cluster

    rumah sehat dan lingkungan bersih sehat, pengelolaan sampah 3R yang diolah menjadi kerajinan,

    peningkatan ekologi kawasan melalui openspace dan vegetasi yang produktif, pengolahan rain

    harvesting dan sumur resapan menjadi modal di dalam penciptaan permukiman yang berkelanjutan.

  • 5Pemanfaatan vegetasi tanaman obat pada setiap pekarangan rumah juga sedang dilaksanakan pada

    Kelurahan Gayamsari. Adanya komunitas masyarakat juga sangat terlibat dalam pembangunan dan

    penciptaan ide-ide kreatif yang ramah lingkungan, seperti pembentukan komunitas hijau pada

    beberapa rukun warga. Pada keterbatasan kondisi tersebut, Kelurahan Gayamsari berusaha

    memprioritaskan pembangunan yang ramah lingkungan, serta masyarakatnya memiliki inisiatif

    dalam melakukan green action untuk tetap survive dalam kawasan permukiman tersebut.

    Di sisi lain, Kelurahan Gayamsari merupakan salah satu kelurahan yang berada pada pusat

    Kota Semarang dengan kepadatan bangunan yang tinggi, yaitu mencapai 96,94% (Pranoto, 2007).

    Letak kawasan yang strategis dan berada dekat dengan pusat aktivitas ekonomi menyebabkan

    tingginya mobilitas dan pergerakan di Kelurahan Gayamsari. Kelurahan Gayamsari dilewati oleh

    jalan tol Gayamsari yang menimbulkan tingkat kebisingan dan pencemaran udara yang cukup

    tinggi. Sistem drainase yang kurang baik menyebabkan terjadinya banjir yang merugikan kawasan

    permukiman. Banjir di Kelurahan Gayamsari terjadi karena debit air hujan sangat besar dari saluran

    Jalan Kanguru dan Tol, akibatnya hampir seluruh permukiman di Kelurahan Gayamsari terendam

    (Harian Semarang, 7 Februari 2012). Kepadatan bangunan yang tinggi juga menyebabkan

    minimnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau pada kawasan permukiman. Selain itu, kondisi

    sebagian masyarakat yang berpenghasilan rendah menyebabkan ketidakmampuan masyarakat

    untuk memperbaiki kualitas lingkungan, sehingga kondisi permukiman kurang tertata dan kurang

    layak huni. Kondisi drainase yang buruk dan tersumbat sampah, sehingga sering terjadi banjir.

    Adanya berbagai permasalahan eksisting tersebut, menjadi kendala di dalam penerapan inisiasi

    Kelurahan Gayamsari menjadi kampung hijau. Dapat dikatakan bahwa upaya perwujudan

    Kelurahan Gayamsari untuk mewujudkan kampung hijau ada namun belum optimal. Pada satu sisi

    Kelurahan Gayamsari mempunyai upaya yang baik untuk menjadi kampung hijau, namun karena

    adanya berbagai permasalahan, maka konsep tersebut menjadi belum terwujud secara optimal.

    Oleh karena itu yang menjadi pertanyaan pada penelitian ini adalah Seberapa besar UpayaYang Dilakukan Masyarakat Kawasan Permukiman Kelurahan Gayamsari Dalam Mewujudkan

    Kampung Hijau ?. Pertanyaan ini yang akan menjadi dasar yang akan dijawab di dalam penelitian.

    Penelitian ini menjadi penting mengingat perlunya kajian mengenai seberapa jauh program

    kampung hijau dapat diterapkan dalam suatu lingkungan permukiman dan upaya-upaya apa saja

    yang menjadi faktor pendukung berkelanjutan dan beradaptasi dengan permasalahan lingkungan di

    tengah perkembangan kota yang semakin pesat.

  • 61.3 Tujuan dan Sasaran

    1.3.1 Tujuan

    Tujuan di dalam penelitian ini adalah untuk menilai upaya masyarakat kawasan permukiman

    Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau

    1.3.2 Sasaran

    Untuk mencapai tujuan dari penelitian maka sasaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    1. Menganalisis Upaya Pemanfaatan Ruang Permukiman

    2. Menganalisis Upaya Perilaku Ramah Lingkungan

    3. Menganalisis Upaya Keterlibatan Masyarakat Dalam Pemeliharaan Lingkungan

    4. Menganalisis Upaya Kegiatan Ekonomi Masyarakat

    5. Menganalisis penilaian upaya-upaya yang dilakukan masyarakat permukiman

    Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau berdasarkan aspek

    pemanfaatan ruang, ekologi, keterlibatan masyarakat, dan ekonomi.

    6. Memberikan rekomendasi hasil studi hasil penilaian upaya-upaya yang dilakukan

    masyarakat permukiman Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau

    1.4 Manfaat Penelitian

    Studi penilaian upaya-upaya yang dilakukan masyarakat permukiman Kelurahan Gayamsari

    dalam mewujudkan kampung hijau merupakan faktor penting bagi keberhasilan dan keberlanjutan

    lingkungan permukiman. Suatu permukiman yang ditunjang dengan adanya berbagai potensi

    berwawasan lingkungan, dan masyarakat atau komunitas mendukung akan hal tersebut maka

    keberadaan permukiman tersebut akan berusaha memanfaatkan sumberdaya yang ada dengan tetap

    mengedepankan aspek ekologi di tengah perkembangan kota yang semakin pesat. Hasil penelitian

    ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah, masyarakat, dan pihak pengembang

    perumahan dan permukiman dalam mengembangkan suatu konsep permukiman yang berwawasan

    lingkungan. Selain itu, penerapan konsep kampung hijau ini diharapkan dapat menjadi

    rekomendasi bagi Kelurahan Gayamsari sebagai contoh permukiman berwawasan lingkungan.

    1.5 Ruang Lingkup

    1.5.1 Ruang Lingkup Substansial

    Ruang lingkup materi dalam penelitian ini pada dasarnya untuk menilai upaya-upaya yang

    dilakukan masyarakat permukiman Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau.

    Fokus penelitian ini berkaitan dengan pengkajian aspek penilaian dalam mewujudkan kampung

    hijau.

  • 7a. Definisi Konseptual

    Dalam definisi konseptual yang dimaksud adalah definisi istilah dalam penelitian. Pada

    penelitian ini terdapat konsep Gayamsari Green-village yang dicanangkan oleh Kelurahan

    Gayamsari, dimana program tersebut secara konseptual sama dengan konsep permukiman

    eco-village. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel I.1.

    TABEL I.1GAYAMSARI GREEN-VILLAGE YANG MENGACU PADA KONSEP ECO-VILLAGE

    Program Gayamsari Green-village Konsep Eco-village Menerapkan konsep kampung berbasis

    lingkungan Bertujuan untuk menerapkan Kelurahan

    Gayamsari Yang Bersih, Hijau, dan RamahLingkungan

    Tujuan umum adalah meningkatkan peranserta dan memberdayakan warga di wilayahRT, RW dan Kelurahan untuk mencintai ,mengembangkan dan menjaga Lingkunganguna menciptakan Kelurahan Gayamsariyang Bersih, Hijau dan berwawasanLingkungan

    Misi :1. Optimalisasi pengolahan sampah2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas

    taman / openspace3. Pemanfaatan & pengelolaan sampah4. Revitalisasi dan optimalisasi TPS5. Peningkatan Penghijauan6. Aksi kerja bakti setiap minggu dlm

    rangka sadar lingkungan.7. Membangun partisipasi aktif antara

    warga dalam pembenahan sarana fisiklingkungan dengan pendekatanPartisipasi yg Humanis

    8. Penggunaan teknologi ramahlingkungan

    9. Optimalisasi penghijauan dipekarangan rumah (penanamantanaman produktif)

    Kampung berbasis lingkungan yang dapatmengatasi permasalahan lingkungan(Nurlaelih, 2005)

    Permukiman yang menggunakan prinsipberkelanjutan dengan mengedepankan aspeklingkungan dan berintegrasi dengan dimensisosial, ekonomi, dan budaya (GlobalEcovillage Network, 1994)

    Prinsip-prinsip (Kennedy,et al 1997):1. Peningkatan desain dan penggunaan open

    spaces untuk tujuan sosial dan ekologi2. Peningkatan kualitas air bersih3. Reduksi konsumsi energi4. Kondisi permukiman yang car-free5. Partisipasi masyarakat6. Penggunaan teknologi ramah lingkungan

    Sumber : Hasil Analisis Penyusun, 2013

    Dari definisi diatas maka dapat diketahui bahwa program Gayamsari Green-village

    adalah konsep program yang pada intinya menyelenggarakan kampung hijau atau dalam

    definisi program disebut Green-village sebagai upaya mereka dalam mengatasi

    permasalahan lingkungan. Program tersebut merupakan inisiasi dari pemerintah Kelurahan

    Gayamsari yang dibentuk pada tanggal 30 Oktober 2010 untuk mewujudkan kawasan

    permukiman Kelurahan Gayamsari menjadi lebih ramah lingkungan. Pencanangan program

    tersebut diwujudkan dalam aksi atau tindakan seperti optimalisasi pengelolaan dan

    pemanfaatan sampah, gerakan penghijauan lingkungan, penggunaan teknologi ramah

  • 8lingkungan, dan sebagainya. Adanya program tersebut juga didukung oleh masyarakat

    dengan keterlibatan mayarakat dalam pengelolaan lingkungan yang sudah cukup baik,

    misalnya dengan kegiatan kerjabakti, tamanisasi oleh warga, dan sebagainya.

    Dengan adanya rincian konsep Gayamsari Green-village tersebut maka dapat ditarik

    kesimpulan bahwa secara konseptual, program tersebut sama dan mengacu pada konsep

    permukiman eco-village. Menurut (Nurlaelih, 2005) permukiman eco-village merupakan

    konsep kampung berbasis lingkungan yang dapat mengatasi permasalahan lingkungan

    perkotaan pada saat ini. Sedangkan menurut (Global Ecovillage Network, 1994) adalah

    permukiman yang menggunakan prinsip berkelanjutan dengan mengedepankan aspek

    lingkungan dan berintegrasi dengan dimensi sosial, ekonomi, dan budaya (Global Ecovillage

    Network, 1994).

    Oleh karena itu, secara konseptual program Gayamsari Green-village dapat dikatakan

    mengacu pada konsep permukiman eco-village, yang pada intinya menyelenggarakan konsep

    permukiman/kampung yang ramah lingkungan dengan aspek pendukung yaitu sosial,

    ekonomi, dan budaya. Secara konseptual, permukiman green-village / eco-village pada

    Kelurahan Gayamsari ini dapat diterjemahkan sebagai kampung hijau yang berusaha

    mewujudkan suatu kawasan permukiman yang ramah lingkungan. Kampung hijau

    menerapkan asas pelestarian fungsi lingkungan dalam mewujudkan pembangunan

    berkelanjutan, baik pelestarian fungsi pada komponen lingkungan (biotik, abiotik maupun

    komponen sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat) (Subintomo, 2011).

    Sedangkan menurut (Yudo, 2009) kampung hijau merupakan kawasan permukiman

    perkotaan yang menerapkan perilaku berwawasan lingkungan dengan mengintegrasikan

    komponen fisik, manajemen, peran masyarakat, dan budaya.

    Selain itu yang tidak kalah penting, dari segi pemanfaatan ruang, konsep kampung hijau

    melakukan pemanfaatan lahan dengan memaksimalkan ruang terbuka hijau sehingga akan

    membantu terciptanya permukiman yang berwawasan lingkungan. Oleh karena itu definisi

    konsep permukiman green-village / eco-village ini secara istilah dapat disebut sebagai

    kampung hijau yang secara umum konsep dan prinsipnya sama, sehingga istilah inilah

    yang akan digunakan dalam penelitian.

    b. Kajian Penelitian

    Kajian penilaian upaya pemanfaatan ruang

    Dalam mewujudkan kampung hijau, aspek pemanfaatan ruang perlu dikaji karena

    menentukan pembangunan yang memperhatikan ruang terbuka hijau. Aspek

    pemanfaatan ruang ini meliputi kajian karakteristik penggunaan lahan permukiman

  • 9meliputi kesesuaian rencana tata ruang, koefisien dasar bangunan, dan koefisien dasar

    hijau.

    Kajian penilaian upaya perilaku ramah lingkungan

    Aspek penting dalam mewujudkan kampung hijau adalah mengedepankan ekologi,

    dimana dalam menerapkannya diperlukan perilaku ramah lingkungan. Perilaku ramah

    lingkungan berarti perilaku untuk mengedepankan openpaces, penggunaan dan

    pengelolaan air bersih, pengolahan air hujan, teknologi hijau, penghematan sumber

    energi, dan penghijauan.

    Kajian penilaian upaya keterlibatan masyarakat

    Aspek keterlibatan masyarakat dalam mewujudkan kampung hijau yang dimaksud

    adalah peran serta dan keterlibatan masyarakat, serta komitmen dan upaya mereka

    untuk memelihara dan mengelola lingkungan

    Kajian penilaian upaya kegiatan ekonomi masyarakat

    Aspek ekonomi masyarakat dalam mewujudkan kampung hijau, yang dimaksud

    adalah jenis kegiatan ekonomi atau usaha yang dapat meningkatkan perekonomian

    setempat, selain itu pengolahan usaha tersebut juga harus berdampak minimum

    terhadap lingkungan.

    1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah

    Ruang lingkup wilayah yang menjadi obyek identifikasi penelitian yaitu Kelurahan

    Gayamsari yang berada pada pusat Kota Semarang. Kelurahan Gayamsari merupakan salah satu

    kelurahan terbaik di Kota Semarang dan kelurahan terbaik kedua se-Jawa Tengah. Adapun batas

    batas wilayah Kelurahan Gayamsari adalah sebagai berikut :

    a. Sebelah Utara :Kelurahan Siwalan

    b. Sebelah Selatan :Kelurahan Sendangguwo & Kelurahan Lamper Tengah

    c. Sebelah Barat :Kelurahan Pandean Lamper

    d. Sebelah Timur :Kelurahan Kalicari

    Selengkapnya dapat dilihat pada peta I.1 dan I.2

    Adapun alasan pemilihan permukiman Kelurahan Gayamsari sebagai wilayah studi adalah

    sebagai berikut.

    1. Kelurahan Gayamsari merupakan salah satu kawasan permukiman di Kota Semarang

    yang berusaha mengutamakan aspek lingkungan di tengah pembangunan perkotaan

    yang semakin pesat

  • 10

    2. Kelurahan Gayamsari merupakan kelurahan berprestasi dengan predikat kelurahan

    terbaik Se-Kota Semarang pada tahun 2011 dan terbaik kedua Se-Jawa Tengah pada

    tahun 2012 sehingga inovasi pelaksanaan pembangunan dapat dikatakan baik

    3. Permukiman Kelurahan Gayamsari berusaha mewujudkan inisiasi kampung hijau

    dengan berbagai upaya kesadaran lingkungan, namun belum maksimal sehingga perlu

    diteliti mengenai penilaian upaya yang dilakukan untuk mencapainya

    1.6 Posisi Penelitian

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan permukiman Kelurahan Gayamsari sebagai

    kawasan permukiman yang berkembang di pusat Kota Semarang. Perkembangan ini menyebabkan

    kepadatan penduduk yang cukup tinggi yaitu 146 jiwa/Ha serta kepadatan bangunan yang sudah

    mencapai lebih dari 90%, terlebih dengan letak yang strategis sehingga mobilitas sangat tinggi.

    Dampaknya adalah berupa penurunan kualitas lingkungan dan pencemaran udara, khususnya

    minimnya kualitas ruang terbuka hijau serta adanya permasalahan banjir pada kawasan

    permukiman terutama pada musim hujan. Oleh karena itu melalui penelitian ini, peneliti berusaha

    memberikan arahan dalam pengembangan permukiman yang harus memperhatikan aspek

    lingkungan yang berkelanjutan di dalam mengatasi permasalahan tersebut, khususnya dengan

    konsep kampung hijau, sehingga permukiman tersebut dapat berkelanjutan.

    Perencanaan Wilayah dan Kota

    Perencanaan Wilayah Perencanaan Kota

    Transportasi Perencanaan permukiman Tata Guna Lahan

    Konsep Kampung Hijau Sebagai Permukiman Berwawasan Lingkungan

    Konsep permukiman berkelanjutan

    Penilaian Upaya Yang Dilakukan Masyarakat Kawasan PermukimanKelurahan Gayamsari Dalam Mewujudkan Kampung Hijau

    Sumber : Hasil Analisis Penyusun, 2013

    GAMBAR 1.1POSISI PENELITIAN DALAM PERENCANAAN

  • 11

    1.7 Keaslian Penelitian

    Penelitian ini serupa dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan

    proses dan pendekatan yang hampir sama. Hal yang membedakan dengan penelitian sebelumnya

    adalah perbedaan karakteristik pada lokasi studi, substansi, lokasi, dan hasil studi yang dicapai.

    Adapun penelitian yang pernah dilakukan adalah sebagai berikut:

    TABEL I.2KEASLIAN PENELITIAN

    PENELITI JUDUL TUJUAN METODE LOKASI OUTPUT

    Paraminda,Erika, 2010

    IdentifikasiProgramKampungHijau (GreenVillage)Sebagai SalahSatu InovasiDalamPerkotaan

    Mengidentifikasiinovasi programkampung hijau diKampungBanjarsari

    KuantitatifKampungBanjarsari,Jakarta

    Program kampunghijau ini memenuhikeseluruhan kriteriakeberhasilan inovasidalam kawasanperkotaan

    Teuku,Azwin2010

    Modal SosialDalamPembangunanKampungHijau

    Mengetahui peranmodal sosial dalampembangunan desauntuk mencapaidesa/kampung hijau

    Kuantitatif

    KampungHijau diKabupatenSleman,Bantul, danKulonProgo

    Faktor faktor yangmempengaruhiterwujudnyadesa/kampungmenjadi hijau

    Astrini AyuPuspita,2013

    AnalisisUpayaMasyarakatDalamMewujudkanKampungHijau

    Menilai upaya-upaya masyarakatdalam mewujudkankampung hijau

    Kuantitatif

    KampungHijau,KelurahanGayamsari

    Tingkat upayamasyarakat kawasanpermukiman dalammewujudkan kampunghijau

    Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2013

    1.8 Kerangka Pemikiran

    Penelitian ini didasari oleh adanya latar belakang perwujudan kampung hijau sebagai

    peningkatan kualitas hidup perkotaan. Adanya perkembangan kota dan peningkatan jumlah

    penduduk menyebabkan kompleksnya permasalahan kawasan permukiman di pusat kota, sehingga

    rentan terhadap permasalahan. Kelurahan Gayamsari sebagai permukiman di pusat kota berusaha

    menerapkan upaya mewujudkan kampung hijau melalui program Gayamsari Greenvillage yang

    bersih, hijau, dan ramah lingkungan untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Namun upaya

    tersebut belum cukup maksimal karena masih terdapatnya masalah di kawasan permukiman seperti

    banjir, polusi udara, kurangnya ruang terbuka hijau, kepadatan bangunan tinggi, dan sebagainya.

    Oleh karena itu berikut merupakan kerangka pemikiran studi yang akan dijabarkan dari latar

    belakang hingga tahapan akhir penelitian yaitu kesimpulan dan rekomendasi.

  • 12

    Konsep permukiman greenvillage/kampung hijau sebagaiupaya peningkatan kualitas hidup dan lingkungan perkotaan

    Kelurahan Gayamsari sebagai kawasanpermukiman perkotaan menerapkan upaya

    pencanangan program green village /kampung hijau yang menuju permukiman

    berkelanjutan

    Upaya yang telah dilakukan :Gerakan penghijauan dan optimalisasi

    RTHPenerapan teknologi ramah lingkunganPeningkatan kenyamananPengolahan prasarana ramah lingkungan

    Implementasi Kelurahan Gayamsarimenuju kampung hijau belum optimal

    Kawasan permukimanyang letaknya berada pada

    tepi jalan tol

    Kawasan permukimanyang letaknya berada pada

    pusat kota & kegiatanperdagangan dan jasa

    Pergerakan dan mobilitasyang tinggi

    Kepadatan bangunantinggi

    Minimnya kuantitas &kualitas RTHPeningkatan pencemaran

    udara dan polusiSering terjadi banjir pada

    kawasan permukiman

    Upaya masyarakat Kelurahan Gayamsari dalammewujudkan kampung hijau ada namun belum optimal

    Penurunan kualitas lingkungan permukiman

    Seberapa Besar Upaya Yang DilakukanMasyarakat Kelurahan Gayamsari Dalam

    Mewujudkan Kampung Hijau ?

    Menganalisis Penilaian Upaya Masyarakat Kelurahan GayamsariDalam Mewujudkan Kampung Hijau

    Penilaian UpayaPemanfaatan Ruang

    Penilaian Upaya PerilakuRamah Lingkungan

    Penilaian Upaya KeterlibatanMasyarakat

    Penilaian Upaya KegiatanEkonomi Masyarakat

    Tingkat Upaya Masyarakat Dalam MewujudkanKampung Hijau

    Kesimpulan dan Rekomendasi

    Isu Permasalahan

    Latar Belakang

    Fakta di lapanganUpaya yang dilakukan

    Research Question

    Analisis

    Hasil

    Sumber : Hasil Analisis Penyusun, 2012

    GAMBAR 1.2KERANGKA PIKIR PENELITIAN

  • 13

    1.9 Pendekatan dan Metode Penelitian

    1.9.1 Pendekatan Penelitian

    Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk menilai upaya-upaya yang dilakukan

    masyarakat kawasan permukiman Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau, maka

    pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif

    merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

    meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan

    secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat

    statistik (Sugiyono, 2007). Pendekatan ini digunakan untuk melakukan pengujian terhadap teori-

    teori yang ditetapkan sebelumnya dengan menetapkan indikator dan mengukurnya di lapangan.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena variabel yang digunakan dan yang akan

    diuji dalam lapangan adalah variabel terukur. Variabel-variabel ini nantinya yang akan menjelaskan

    seberapa besar tingkat upaya Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau.

    Pendekatan kuantitatif memandang suatu gejala atau fenomena tertentu dapat

    diklasifikasikan dan dapat terukur. Logika berfikir pendekatan kuantitatif adalah deduktif, dimana

    untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori. Desain dan teori sudah ditentukan

    mantap sejak awal yang menjadi pegangan dalam melangkah di penelitian (Priatna, 2009). Desain

    survei menghasilkan deskripsi kuantitatif tentang kecenderungan, perilaku, maupun opini dari

    populasi. Jadi teori pada penelitian kuantitatif merupakan aspek penting yang dilakukan pada tahap

    awal untuk mendapatkan variabel. Setelah mendapatkan variabel maka dapat dilakukan pengujian

    di lapangan, sehingga dapat diketahui perbandingan kondisi eksisting terhadap teori yang

    digunakan. Setiap variabel yang diuji akan dideskripsikan dan dilihat keterkaitannya. Oleh karena

    itu pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang konkrit, relatif tetap, teramati, terukur, dan

    hubungan berupa gejala sebab akibat.

    Instrumen penelitian dalam metode kuantitatif menggunakan kuesioner, wawancara, atau

    instrumen yang telah terstandar. Data pada penelitian kuantitatif berupa angka dan hasil

    pengukuran variabel yang digunakan diukur dengan menggunakan instrumen. Pada intinya

    penelitian kuantitatif merupakan generalisasi dari populasi yang ada. Kelebihannya, pendekatan ini

    lebih praktis dan mudah dalam melakukan pencarian data dan analisis untuk mendapatkan hasil

    yang diharapkan. Penelitian ini juga berorientasi pada hasil, sehingga penerapan teori dan variabel

    harus tepat untuk mencapai hasil yang maksimal. Kekurangannya, metode ini hanya berdasarkan

    pada anggapan-anggapan atau asumsi, dan asumsi tersebut terkadang tidak sesuai jika analisis

    tindak tepat. selain itu juga tidak dapat digunakan jika sampelnya berjumlah sedikit.

    Penerapan metode ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan dari penelitian ini, yaitu untuk

    menilai upaya masyarakat Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau. Dengan

  • 14

    metode kuantitatif diharapkan hasil penelitian dapat diraih secara maksimal, dengan cara menguji

    indikator-indikator yang telah ditetapkan. Instrumen penelitian adalah berupa kuesioner dan form

    wawancara. Penyusunan kuesioner berfungsi untuk mengukur indikator di lapangan yang nantinya

    menjadi sumber informasi untuk mengetahui seberapa besar upaya masyarakat Kelurahan

    Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau.

    1.9.2 Teknik Pengumpulan Data

    Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan

    kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk

    mengumpulkan data (Sugiyono, 2007). Oleh karena itu pada tahapan ini akan dijabarkan mengenai

    teknik pengumpulan data yang tepat terkait dengan penelitian. Teknik pengumpulan data

    merupakan cara untuk mendapatkan data dari tabel kebutuhan data yang telah disusun untuk

    menjadi pedoman dalam lapangan. Bila dilihat dari sumber data, pengumpulan data adalah melalui

    pengumpulan sumber primer dan sumber sekunder. Teknik pengumpulan data sumber primer

    merupakan pengumpulan data dimana sumber data langsung memberikan data kepada pengumpul

    data. Hal ini dilakukan dengan observasi lapangan, kuesioner, dan wawancara. Sedangkan teknik

    pengumpulan sumber sekunder adalah melalui kajian dokumen. Untuk lebih detailnya akan

    dijelaskan sebagai berikut.

    1. Teknik Pengumpulan Data Primer

    a. Observasi lapangan

    Observasi lapangan merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

    mengamati dan mencatat secara sistematik apa saja yang diselidiki. Dalam hal ini peneliti

    menjadi pengamat dan mencatat apa saja fenomena yang terjadi pada lapangan. Teknik

    pengumpulan data melalui observasi ini dipilih karena perlu untuk melakukan pengamatan

    mengenai kondisi fisik maupun ekologi kawasan. Disamping itu dalam observasi lapangan

    juga dilakukan pengambilan gambar untuk memperkuat data dan fakta yang ada.

    b. Kuesioner

    Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

    seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya

    (Sugiyono, 2007). Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik

    pemanfaatan ruang, perilaku ramah lingkungan, keterlibatan masyarakat, dan ekonomi

    masyarakat untuk nantinya digunakan untuk hasil analisis penilaian upaya yang dilakukan

    dalam mewujudkan kampung hijau. Kuesioner dalam penelitian ini dibuat pertanyaan

    berdasarkan hasil telaah literatur yang sudah dijabarkan pada konsep dan variabel. Maka dari

    itu hasilnya akan lebih maksimal jika variabel dan indikator yang sudah ditetapkan secara

    jelas. Kuesioner ini digunakan karena kondisi Kelurahan Gayamsari yang terdiri atas

  • 15

    populasi dan responden yang cukup besar, sehingga diperlukan kuesioner untuk

    pengumpulan data.

    Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan

    terbuka dan tertutup. Pertanyaan tertutup merupakan pertanyaan yang mengharuskan

    responden untuk menjawab sesuai pilihan jawaban yang disediakan oleh peneliti. Jawaban

    pertanyaan sebisa mungkin ada pada daftar jawaban. Pertanyaan tertutup akan membantu

    responden untuk menjawab dengan cepat dan memudahkan peneliti dalam melakukan

    analisis. Pertanyaan terbuka merupakan pertanyaan yang memberi kesempatan untuk

    responden untuk menjawab pertanyaan secara lebih bebas dan terbuka dengan alternatif

    jawaban selain jawaban yang disediakan peneliti. Pertanyaan terbuka ini memberikan

    kedalaman yang lebih besar. Pertanyaan terbuka juga mengharapkan responden menjawab

    dengan bentuk uraian tentang suatu hal.

    Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menilai upaya-upaya masyarakat kawasan

    permukiman Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau maka yang menjadi

    objek penelitian adalah Kepala Keluarga pada seluruh RW di Kelurahan Gayamsari. Adanya

    populasi terlalu besar maka diambil sejumlah sampel yang representatif yang mewakili

    populasi tersebut. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk

    menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, teknik

    sampling yang digunakan adalah probability sampling, dimana teknik pengambilan sampel

    memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

    anggota sampel. Pada penelitian ini yang akan disampel adalah masyarakat Kelurahan

    Gayamsari yang terdiri dari Kepala Keluarga di 9 RW. Teknik sampling probability

    sampling ini memberikan kesempatan yang sama kepada objek penelitian.

    Probability sampling tersebut dilakukan dengan menggunakan proportional random

    sampling. Proportional random sampling merupakan teknik sampling dimana teknik ini

    menghendaki cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan

    kecilnya sub-sub populasi tersebut (Subliyanto, 2010). Cara ini dapat memberi landasan

    teknik generalisasi yang dapat lebih dipertanggungjawabkan. Pada intinya penelitian ini

    mengambil sampel dilakukan secara acak sederhana namun proporsional atau berimbang.

    Nantinya akan diambil proporsi yang sama untuk semua RW. Semua penduduk di masing-

    masing RW memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

    Sampel merupakan suatu wakil populasi yang akan diteliti dalam penelitian. Penentuan

    sampel yang menggunakan teknik proportional random sampling ini nantinya akan

    dilakukan secara acak sederhana dan berimbang. Menurut (Sevilla et. al, 1960 dalam Said,

    2012), sampel yang akan diambil digunakan rumus sebagai berikut.

  • 16

    =

    1 + ()

    Keterangan :

    n = Besar sampel

    N = Besar populasi

    d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,1)

    Berdasarkan rumus diperoleh jumlah sampel untuk Kelurahan Gayamsari sebagai

    berikut :

    =3290

    1 + 32900,12

    =3290

    32,91

    = 99,96 dibulatkan menjadi 100 KK

    Dari rumus diatas maka diperoleh sampel dengan jumlah 100 KK di Kelurahan

    Gayamsari yang menjadi responden dari 3.290 KK dan ditetapkan secara proportional

    random sampling. Untuk jumlah sampel sub populasi atau masing-masing RW, menurut

    (Nasir dalam Widyastuti, 1988) prosedur pengembilan metode proportional random

    sampling dipergunakan rumus sebagai berikut.

    =

    Keterangan :

    ni = Jumlah sampel per sub populasi

    Ni = Total sub populasi

    N = Total populasi

    n = Besarnya sampel

    Total sub populasi merupakan jumlah KK per RW, total populasi merupakan jumlah KK

    kelurahan, dan n merupakan besarnya sampel yaitu 100 KK. Dari rumus diatas maka akan

    didapatkan sampel per RW secara proporsional perbandingannya dengan RW lainnya.

  • 17

    TABEL I.3DISTRIBUSI PENYEBARAN KUESIONER

    RW Jumlah KK Jumlah SampelI 360 10II 400 12III 550 14IV 250 12V 445 13VI 190 5VII 200 6VIII 450 13IX 445 15

    Jumlah 3.290 100Sumber : Hasil Analisis Penyusun, 2012

    c. Wawancara

    Menurut Prasetyo dan Jannah (2005) jika menggunakan pendekatan kuantitatif,

    penekanan utamanya adalah metode kuantitatif dan menghasilkan data kuantitatif, data

    kualitatif hanya sebagai data penunjang. Dalam penelitian ini wawancara hanya sebagai data

    kualitatif pendukung. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dan informasi

    penting yang dilakukan dengan percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu.

    Wawancara dapat dilakukan dengan format tanya jawab yang terstruktur dan tidak

    terstruktur. Pada wawancara terencana dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang sudah

    disiapkan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur, peneliti menanyakan pertanyaan yang

    tidak menggunakan pedoman. Pada tahapan ini wawancara lebih fleksibel dan terbuka. Pada

    penelitian ini, wawancara dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh informasi yang

    berfungsi melengkapi data kuesioner. Hal ini seperti mengenai program greenvillage pada

    Kelurahan Gayamsari serta penggunaan-penggunaan teknologi hijau atau ramah lingkungan

    yang dilakukan Kelompok-Kelompok peduli lingkungan di Kelurahan Gayamsari.

    Wawancara yang digunakan berupa wawancara terstruktur terhadap informan yang dipilih.

    Agar mudah dalam pengolahan data maka informasi dalam wawancara diperjelas

    menggunakan kode. Kode tersebut digunakan untuk mempermudah peneliti dalam

    pengolahan data.

    a = Klasifikasi data wawancara

    b = Nomor urut pertanyaan

    c = Urutan alinea

    d = Nomor urut responden

    a.../ b.../ c.../ d... Pencatatan data hasil wawancara

  • 18

    TABEL I.4FORMAT KARTU IDENTITAS

    No. Kartu Informasi Kode............................................................................................ a.../ b.../ c.../ d...

    Sumber : Hasil Analisis Penyusun, 2012

    Metode wawancara menggunakan pertanyaan langsung kepada narasumber untuk

    mengetahui informasi yang ingin digali dari wilayah studi. Wawancara dilakukan kepada

    pihak-pihak tertentu seperti kepala kelurahan, staf kelurahan, ketua RW, ketua kelompok

    peduli lingkungan, dan beberapa kelompok masyarakat lainnya. Hasil wawancara akan

    diolah menjadi informasi berupa deskripsi sebagai penguat hasil analisis kuantitatif.

    2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

    Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan melalui kajian dokumen

    khususnya mengenai data-data yang tersedia pada instansi pemerintah. Data-data sekunder

    dilakukan dengan survey instansi ke Bappeda Kota Semarang dan Pemerintah Kelurahan

    Gayamsari untuk mendapatkan data mengenai RTRW dan RDTRK Kota Semarang serta data-

    data sekunder terkait penelitian. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis-jenis data primer dan data

    sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam daftar kebutuhan data

    pada tabel I.5.

    TABEL I.5KEBUTUHAN DATA

    No Variabel Kebutuhan Data Jenis Data Tahun SumberData

    TeknikPengumpulan

    Data

    1

    Analisis Upaya Pemanfaatan Ruang

    KarakteristikPemanfaatan

    Ruang

    Kesesuaian denganrencana tata ruang

    Sekunder

    Terbaru2013

    RTRWKotaSemarang

    RDTRKSemarang

    PerKepalaKeluarga

    Kajiandokumen,

    observasi dankuesioner

    Koefisien DasarBangunan (ruangterbangun)

    Primer

    Koefisien DasarHijau(ketersediaanpekarangan)

    Primer

    2

    Analisis Upaya Perilaku Ramah Lingkungan

    KarakteristikPerilakuRamah

    Lingkungan

    Kriteria ruangterbuka hijau

    Primer dansekunder

    Terbaru2013

    PerKepalaKeluarga

    KelurahanGayamsari

    KetuaKelompokPenghijauan

    Kajiandokumen,observasi,

    kuesioner, danwawancara

    Pemanfaatanlimbah rumahtangga

    Primer

    Pemanfaatansampah rumahtangga

    Primer

    Pemanfaatansumur resapan

    Primer dansekunder

  • 19

    No Variabel Kebutuhan Data Jenis Data Tahun SumberData

    TeknikPengumpulan

    DataPemanfaatan

    pemanen air hujanPrimer dansekunder

    Penghematanenergi

    Primer

    3

    Analisis Upaya Keterlibatan Masyarakat Dalam Pemeliharaan Lingkungan

    KarakteristikKeterlibatanMasyarakat

    Tingkatketerlibatanmasyarakat dalammengelolalingkungan

    Primer

    Terbaru2013

    PerKepalaKeluarga Kuesioner

    Tingkatpenghijauan

    Primer

    4

    Analisis Upaya Kegiatan Ekonomi Masyarakat

    KarakteristikKegiatanEkonomi

    Masyarakat

    Jenis usahaekonomi

    Primer

    Terbaru2013

    PerKepala

    Keluarga Kuesioner Pemanfaatan

    sumberdayauntuk usahabersama yangramahlingkungan

    Primer

    Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2013

    1.9.3 Teknik dan Kerangka Analisis Penelitian

    Metode dan teknik analisis data merupakan salah satu yang tidak terlepas dari sebuah

    penelitian. Dalam metode penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan selanjutnya

    setelah mengumpulkan seluruh data dari responden. Metode analisis penting untuk menjelaskan

    proses pengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, tabulasi data, dan

    menyajikan data yang diteliti. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan

    statistik, yaitu statistik deskriptif dan inferensial (Sugiyono, 2007:206). Teknik analisis yang

    digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

    Pada penelitian ini akan digunakan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif. Analisis

    deskriptif kuantitatif adalah cara analisis dengan mendekripsikan atau menggambarkan data yang

    telah terkumpul melalui observasi, penyebaran kuesioner, dan wawancara. Pada penelitian ini

    menggunakan analisis deskriptif kuantitatif karena sesuai dengan tujuan penelitian yang untuk

    menilai upaya masyarakat Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau. Penilaian

    upaya masyarakat ini cukup dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif yang penyajiannya

    melalui tabel, grafik, diagram dan perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan

    standar deviasi.

    Pada penelitian ini, metode analisis deskriptif kuantitatif yang digunakan adalah analisis

    skoring atau pembobotan. Analisis skoring digunakan untuk menilai kriteria atau penilaian tertentu

  • 20

    menggunakan skala terukur. Data jawaban kuesioner diolah menjadi data berkelompok yang

    dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Tabel tersebut menyangkut banyaknya kelas atau

    interval yang dibuat menggunakan jumlah data. Dalam menganalisis skoring, tujuan akhirnya

    adalah akan melihat upaya mayarakat yang diinterpretasikan melalui nilai indeks. Menurut

    Singarimbun dan Effendi (1989:109), indeks adalah ukuran gabungan yang disusun untuk

    mengukur suatu variabel tertentu. Indeks merupakan interpretasi tertentu dari sejumlah indikator

    dalam variabel. Berikut langkah-langkah dalam menghitung nilai indeks dalam penelitian ini.

    1) Menentukan jumlah kelas

    Menurut (Sturge dalam Nazir, 2003), terdapat aturan mengenai penentuan banyaknya kelas,

    yaitu sebagai berikut.

    K = 1 + 3,322 log n

    Keterangan :

    K : Banyaknya kelas

    n : Jumlah variabel

    Dari rumus diatas maka akan didapatkan banyaknya kelas yang digunakan untuk dasar

    pembobotan yang digunakan dalam penelitian. Jadi pembobotan yang digunakan nantinya

    berdasarkan kelas yang telah ditentukan, dengan penggolongan tingkat dukungan tinggi, cukup,

    dan rendah dari masing-masing variabel dalam mewujudkan kampung hijau.

    Jumlah jenjang skor = 1 + 3,322 log n

    = 1 + 3,322 log 4

    = 1 + 3,322 (0,602)

    = 3 kelas

    Keterangan :

    n = jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian

    2) Menentukan skala pengukuran

    Setelah ditentukan jumlah kelas yang akan digunakan dalam penelitian yaitu 3 kelas,

    kemudian selanjutnya adalah menentukan skala pengukuran. Dalam skala pengukuran ini, maka

    nilai variabel yang diukur dengan instrumen dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan

    lebih akurat, efisien, dan komun