50
i KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR KULIT UBI KAYU YANG DI FERMENTASI DENGAN INOKULAN YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh : ASRIANI D I 111 11 310 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

  • Upload
    lyquynh

  • View
    234

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

i

KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR

KULIT UBI KAYU YANG DI FERMENTASI DENGAN

INOKULAN YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh :

ASRIANI D

I 111 11 310

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 2: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

ii

KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR

KULIT UBI KAYU YANG DI FERMENTASI DENGAN

INOKULAN YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh :

ASRIANI D

I 111 11 310

Pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Sebagai Salah

Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 3: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Asriani D

Nim : I111 11 310

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam bab

hasil dan pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan dan

dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, Mei 2016

Ttd

Asriani D

Page 4: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

iv

Page 5: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

v

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb

Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT, shalawat dan salam semoga

selalu tercurah kepada rasulullah MUHAMMAD SAW yang senang tiasa

melimpahkan rahmat dan hidyahnya, sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kandungan Bahan Organik dan Protein

Kasar Kulit Ubi Kayu yang Di Fermentasi Dengan Inokulan yang Berbeda”.

Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Peternakan,

Universitas Hasanuddin

Limpahan rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih yang tulus

kepada kedua orang tua saya Ayahanda Dg.Sirua dan ibunda Bualia, serta

saudaraku Muh.Rusli, dan Asrianti yang selama ini banyak memberikan doa,

semangat, kasih sayang, saran dan dorongan kepada penulis.

Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis

juga menyampaikan terimah kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang

setinggi tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin.

2. Prof. Dr. drh. Ratmawati Malaka, M. Sc selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin.

Page 6: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

vi

3. Prof. Dr. Ir. Muhammad Rusdy, M.Agr selaku penasehat akademik yang

senantiasa membimbing dan mengarahkan selama dalam bangku perkuliahan.

4. Ucapan terima kasih setulus-tulusnya disampaikan dengan hormat kepada Dr.

Ir. Syahriani Syahrir, M.Si selaku pembimbing utama dan Dr. Sri Purwanti,

S.Pt, M.Si selaku pembimbing anggota yang penuh ketulusan dan keikhlasan

untuk memberikan bimbingan, nasehat, dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak ibu dosen, beserta staf pegawai Fakultas Peternakan.

6. Keluarga Besar “SOLANDEVEN 011” Teman-teman KKN-PPM DIKTI

2015 Kab. Pinrang atas kebersamaannya selama di lokasi KKN.

7. Sahabat penulis Nisa, Ika, Warda, Yatti, Tami, Yana, Fitra, Tirta, Uni Terima

kasih telah menjadi sahabat dalam suka dan duka, Teman-teman penulis Nina,

Silva, Fani, Yuli, Idhe, yang selalu ada saat penulis butuh bantuan.

8. Teman penelitian Hartina terima kasih atas kerja samanya.

9. Terkhusus buat Adi Suryadi Sakri terima kasih untuk segala doa, dukungan,

dan telah menjadi penyemangat penulis dalam penyusunan skripsi ini

Penulis menyadari meskipun dalam penyelesaian tulisan skripsi ini masih

perlu masukan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun. Akhir

kata penulis ucapkan banyak terima kasih dan menitip harapan semoga tugas akhir

ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya robbal alamin

Makassar, Mei 2016

ASRIANI D

Page 7: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

vii

Asriani D (I 111 11 310). Kandungan Bahan Organik dan Protein Kasar Kulit Ubi

Kayu yang di Fermentasi dengan Inokulan yang Berbeda. Dibawah Bimbingan

Syahriani Syahrir sebagai Pembimbing Utama dan Sri Purwanti sebagai

Pembimbing Anggota.

ABSTRAK

Ubi kayu merupakan tanaman tropis yang termasuk dalam family

Euphorbiaceae. Umbi singkong telah digunakan oleh masyarakat umum untuk

produksi tepung tapioka dan sebagai subtitusi makanan pokok, karena kandungan

karbohidratnya yang tinggi. Fermentasi merupakan senyawa organik menjadi

sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui inokulan yang lebih cocok digunakan dalam proses fermentasi kulit

ubi kayu terhadap kandungan bahan organik dan protein kasar sehingga dapat

tersedia bagi ternak. Bahan untuk pembuatan media Potato Destro Agar (PDA)

adalah kentang, agar-agar, gula, aquades dan analisis protein kasar menggunakan

indikator mix, H2SO4, selenium mix, H3BO3 dan NaOH . Rancangan yang di

gunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan

dan 5 ulangan P0= Kulit Ubi Kayu Tanpa Inokulan (Kontrol), P1= Kulit Ubi

Kayu + Aspergillus niger 3% (14 hari), P2= Kulit Ubi Kayu + Ragi 5% (14 hari).

Hasil penelitian dari kandungan bahan organik pada tiap perlakuan adalah P0

(82,13%), P1 (82,8%), P2 (81,81%). Kandungan protein kasar pada kulit ubi kayu

fermentasi pada P0 (5,39%), P1 (5,69%), P2 (5,92%). Disimpulkan bahwa

fermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein

kasar dan penambahan inokulan Aspergillus niger 3% masih mampu

meningktkan bahan oerganik.

Kata kunci : Bahan Organik, Protein Kasar, Kulit Ubi Kayu, Fermentasi,

Inokulan

Page 8: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

viii

Asriani D (I 111 11 310). Organic Matter and Crude Protein of Cassava Peel with

Fermented Different Inoculants. Under the Guidance Syahriani Syahrir as Main

Supervisor and Supervisor Sri Purwanti as Members.

ABSTRACT

Cassava is a tropical plant that is included in the family Euphorbiaceae.

Cassava has been used by the general public for the production of starch and as a

substitute staple food, due to the high carbohydrate content. Fermentation is a

simple organic compounds into involving microorganisms. This study aims to

determine the inoculant that is more suitable for use in fermentation processes

cassava peel on the content of organic matter and crude protein so it can be

available for the animals. Materials for the manufacture of Potato Destro Agar

(PDA) is potatoes, gelatin, sugar, distilled and crude protein analysis using

indicators mix ,H2SO4, selenium mix, H3BO3 and NaOH. The design used was a

Completely Randomized Design (CRD), which consists of 3 treatments with 5

replicates P0= Peel Cassava without inoculant (Control), P1= Peel Cassava

+Aspergillusniger 3% (14 days), P2= Peel Cassava Yeast + 5% (14 days) . The

results of the organic matter content in each treatment is P0 (82.13%), P1 (82.8%),

P2 (81.81%). Crude protein in the cassava peel fermented at P0 (5.39%), P1

(5.69%), and P2 (5.92%). It was concluded that the fermentation using 5% yeast

inoculants can increase the level of crude protein and the addition of

3%Aspergillusniger inoculants still able to increase organic matter .

Keywords : Organic Matter, Crude Protein, Cassava Peel, Fermentation,

inoculants

Page 9: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI. ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR. ................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii

PENDAHULUAN...................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Ubi Kayu (Manihot utilissima Pohl)................ 4

Fermentasi. ..................................................................................... 6

Mikroorganisme Lokal (MOL).. .................................................... 9

Aspergillus niger ............................................................................ 10

Ragi ................................................................................................ 12

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat . ....................................................................... 14

MateriPenelitian. ............................................................................ 14

Metode penelitian ........................................................................... 15

a. Rancangan Percobaan......................................................... 15

b. Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 15

Parameter yang Diamati. ................................................................ 18

Analisis Statistik ............................................................................. 18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Bahan Organik Kulit Ubi Kayu yang di Fermentasi

Dengan Aspergillis niger dan ragi.................................................. 20

Kandungan Protein Kasar Kulit Ubi Kayu yang di Fermentasi

Dengan Aspergillis niger dan ragi.................................................. 22

Page 10: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

x

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan . ................................................................................... 26

Saran . ............................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA. ............................................................................... 27

LAMPIRAN. .............................................................................................. 31

RIWAYAT HIDUP. ................................................................................... 38

Page 11: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Histogram Kandungan Bahan Organik (%) antar perlakuan kontrol,

Aspergillus niger dan ragi pada Fermentasi Kulit Ubi Kayu ............... 20

2. Histogram Kandungan Protein Kasar (%) antar perlakuan kontrol,

Aspergillus niger dan ragi pada Fermentasi Kulit Ubi Kayu ............... 22

Page 12: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Hasil Analisis Bahan................................................................................. 31

2. Hasil Perhitungan sidik ragam bahan organik dan protein kasar............. 32

3. Dokumentasi............................................................................................. 34

Page 13: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

1

PENDAHULUAN

Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan adalah

ketersediaan pakan secara menyeluruh. Saat ini sangat dirasakan ketersediaan

hijauan makanan ternak mulai terkendala masalah lahan akibat peningkatan

penggunaan untuk keperluan pangan, pemukiman dan industri. Oleh karena itu

perlu dicari sumber pakan lain yang dapat menggantikan hijauan serta dapat

mengurangi ketergantungan pada rumput.

Ubi kayu merupakan tanaman tropis yang termasuk dalam family

Euphorbiaceae. Ubi kayu telah digunakan oleh masyarakat umum untuk produksi

tepung tapioka dan sebagai subtitusi makanan pokok, karena kandungan

karbohidratnya yang tinggi. Daun ubi kayu dikonsumsi sebagai sayuran. Kulit ubi

kayu yang merupakan bagian kulit luar umbi singkong tidak digunakan pada

waktu penggunaan umbi, akan menjadi kandidat yang sangat baik untuk bahan

pakan. Di Indonesia, kulit ubi kayu tersedia dalam jumlah yang sangat banyak.

Dengan produksi singkong sebanyak 18,9 juta ton per tahun, limbah kulit dalam

yang berwarna putih, dapat mencapai 1,5-2,8 juta ton sedangkan limbah kulit luar

yang berwarna coklat mencapai 0,04-0,09 juta ton (Hikmiyati, 2009). Kulit ubi

kayu pada awalnya tidak dapat dikonsumsi, karena secara alami, kulit singkong

mengandung kadar serat kasar tinggi, protein rendah, dan kadar senyawa toksik,

glukosida sianida tinggi (Tijani dkk., 2012). Akan tetapi, pengolahan lebih lanjut

terhadap kulit ubi kayu, yaitu dengan fermentasi, dapat menghilangkan senyawa

sianida dan meningkatkan nilai nutrien kulit ubi kayu.

Page 14: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

2

Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk

mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, seperti asam-

asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan biopolimer. Fermentasi

merupakan proses yang relatif murah yang pada hakekatnya telah lama dilakukan

oleh nenek moyang kita secara tradisional dengan produk-produknya yang sudah

biasa dimakan orang sampai sekarang, seperti tempe, oncom, tape, dan lain-lain.

Proses fermentasi dengan teknologi yang sesuai dapat menghasilkan produk

protein. Protein mikroba sebagai sumber pangan untuk manusia mulai

dikembangkan pada awal tahun 1900.

Fermentasi dapat dilakukan dengan metode kultur permukaan dan kultur

terendam sub merged. Kultur permukaan yang menggunakan substrat padat atau

semi padat banyak digunakan untuk memproduksi berbagai jenis asam organik

dan enzim.

Mikroorganisme Lokal (MOL) adalah larutan yang terbentuk dari

campuran bahan-bahan alami yang disukai tanaman sebagai media hidup dan

berkembangnya mikroorganisme. Mikroorganisme lokal bermanfaat untuk

mempercepat proses penghancuran bahan-bahan organik (Anonim, 2007).

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian kulit ubi kayu yang

difermentasi menggunakan Aspergillus niger, ragi, dan MOL terhadap kandungan

bahan organik dan protein kasar sebagai bahan pakan ternak.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui inokulan yang lebih cocok

digunakan dalam proses fermentasi kulit ubi kayu terhadap kandungan bahan

organik dan protein kasar sehingga dapat tersedia bagi ternak. Kegunaaan

Page 15: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

3

penelitian ini adalah diharapkan sebagai bahan informasi jenis inokulan yang

cocok digunakan dalam proses fermentasi kulit ubi kayu terhadap bahan organik

dan protein kasar.

Page 16: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

4

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Ubi Kayu(Manihot utilissima Pohl)

Ubi kayu merupakan jenis ubi yang banyak dikonsumsi masyarakat. Ubi

kayu merupakan sumber karbohidrat yang paling penting setelah beras, sesuai

dengan kemajuan teknologi pengolahan ubi kayu tidak hanya terbatas pada

produksi pangan, tetapi merambah sebagai bahan baku industri pellet atau pakan

ternak, tepung tapioka pembuatan alkohol, tepung gaplek, ampas tapioka yang

digunakan dalam industri kue, roti, kerupuk, dan lain-lain (Rukmana, 1996).

Sistematika (taksonomi) tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut

(Tjitrosoepomo,2005)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot utilisima Pohl

Kulit ubi kayu yang diperoleh dari produk tanaman ubi kayu merupakan

limbah industri pembuatan tepung tapioka dan produk lain dengan menggunakan

bahan dasar umbi ubi kayu. Pada umumnya dalam proses industri kulit ubi kayu

ini dibuang sebagai limbah. Semakin luas areal tanaman ubi kayu diharapkan

produksi ubi kayu semakin tinggi, sehingga semakin tinggi pula limbah kulit ubi

Page 17: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

5

kayu. Setiap kilogram ubi kayu dapat menghasilkan 15 – 20% kulit umbi

(Nurhayani dkk., 2000).

Kulit ubi kayu yang diperoleh dari produk tanaman ubi kayu (Manihot

esculenta Cranz atau Manihot utilissima Pohl) merupakan limbah utama pangan

di negara-negara berkembang. Semakin luas areal tanaman ubi kayu diharapkan

produksi ubi kayu yang dihasilkan semakin tinggi yang pada gilirannya semakin

tinggi pula limbah kulit yang dihasilkan. Setiap kilogram ubi kayu biasanya dapat

menghasilkan 15 – 20% kulit umbi. Kandungan pati kulit ubi kayu yang cukup

tinggi, memungkinkan digunakan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme

(Muhiddin dkk., 2000). Kulit ubi kayu mempunyai komposisi yang terdiri dari

karbohidrat dan serat. Menurut Grace (1977), persentase kulit ubi kayu yang

dihasilkan berkisar antara 8-15% dari berat ubi yang dikupas, dengan kandungan

karbohidrat sekitar 50% dari kandungan karbohidrat bagian umbinya. Komposisi

kandungan zat nutsisi tepung kulit ubi kayu antara lain protein kasar 4,12%, serat

kasar 27,20%, lemak kasar 0,70%, bahan kering 92,60%, dan kadar abu 4,0%

(Edhy dkk,. 2015).

Kulit ubi kayu segar bisa digunakan untuk makanan ternak tetapi tidak

boleh terlalu banyak karena kulit ubi kayu mengandung sianida. Ubi kayu segar

memiliki kandungan protein yang sedikit maka perlu peningkatan kandungan

nutrisinya sehingga sesuai untuk makanan ternak. Kulit ubi kayu mempunyai

Total Digestible Nutrients (TDN) tinggi sehingga memungkinkan digunakan

sebagai sumber energi bagi pertumbuhan mikroorganisme dalam proses

fermentasi (Rukmana, 1997) .

Page 18: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

6

Pengolahan kulit ubi kayu untuk menghilangan HCN pada umumnya

dilakukan secara fisik. Kadar HCN yang merupakan faktor anti nutrisi pada kulit

ubi kayu dapat dilakukan penekanan dengan berbagai cara dan dengan tingkat

penekanan HCN yang berbeda beda sesuai dengan perlakuan. Perlakuan fisik pada

kulit ubi kayu dapat dilakukan dengan empat cara (Purwanti, 2006) :

1. Kulit ubi kayu dicuci

2. Kulit ubi kayu dikukus dengan suhu 1000C

3. Kulit ubi kayu dikeringkan dalam oven dengan suhu 1000C selama 12 jam.

4. Kulit ubi kayu dikukus dan dijemur dibawah sinar matahari selama 12 jam

Fermentasi

Kata fermentasi berasal dari Bahasa Latin “fervere” yang berarti merebus

(to boil). Arti kata dari Bahasa Latin tersebut dapat dikaitkan dengan kondisi

cairan bergelembung atau mendidih. Keadaan ini disebabkan adanya aktivitas ragi

pada ekstraksi buah buahan atau biji-bijian. Gelembung-gelembung

karbondioksida dihasilkan dari katabolisme anaerobik terhadap kandungan gula.

Perubahan arti kata fermentasi sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

para ahli. Arti kata fermentasi berubah pada saat Gay Lussac berhasil melakukan

penelitian yang menunjukkan penguraian gula menjadi alkohol dan

karbondioksida. Selanjutnya Pasteur melakukan penelitian mengenai penyebab

perubahan sifat bahan yang difermentasi, sehingga dihubungkan dengan

mikroorganisme dan akhirnya dengan enzim (Fardiaz, 1988).

Dalam arti umum menurut Tarigan (1988) menyatakan bahwa fermentasi

dapat didefinisikan sebagai proses metabolisme dimana akan terjadi perubahan-

Page 19: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

7

perubahan kimia dalam substrat organik, kegiatan atau aktivitas mikroba yang

membusukkan bahan-bahan yang difermentasi. Perubahan kimia tadi tergantung

pada macam bahan, macam mikroba, pH, suhu, adanya aerasi atau usaha lain yang

berbeda dengan faktor-faktor diatas, misalnya penambahan-penambahan bahan

tertentu untuk menggiatkan fermentasi.

Fermentasi adalah proses penguraian unsur organik kompleks terutama

karbohidrat untuk menghasilkan energi melalui reaksi enzim yang dihasilkan oleh

mikroorganisme, yang biasanya terjadi dalam keadaan anaerob dan diiringi

dengan pembebasan gas (Sarwono, 1996). Proses fermentasi dapat meningkatkan

kandungan energi dan protein, menurunkan kandungan sianida dan kandungan

serat kasar, serta meningkatkan daya cerna bahan makanan berkualitas rendah.

Mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi dapat menghasilkan enzim

yang akan mendegradasi senyawa senyawa kompleks menjadi lebih sederhana dan

mensintesis protein yang merupakan proses pengkayaan protein bahan

(Darmawan, 2006).

Menurut jenis medianya, fermentasi dibagi menjadi dua golongan yaitu

fermentasi medium padat dan medium cair, fermentasi medium padat adalah

proses fermentasi yang substratnya tidak latur dan tidak mengandung air bebas,

tetapi cukup mengandung air untuk keperluan mikroba. Fermentasi medium cair

adalah proses fermentasi yang substratnya larut dalam fase cair (Setyawiharja,

2002).

Untuk beberapa lama fermentasi terutama dihubungkan dengan

karbohidrat, bahkan sampai sekarang pun masih sering digunakan. Padahal

Page 20: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

8

pengertian fermentasi tersebut lebih luas lagi, menyangkut juga perombakan

protein dan lemak oleh aktivitas mikroorganisme. Proses fermentasi bahan pangan

oleh mikroorganisme menyebabkan perubahan‐perubahan yang menguntungkan

seperti memperbaiki mutu bahan pangan, baik dari aspek gizi maupun daya cerna

serta meningkatkan daya simpannya. Produk fermentasi biasanya mempunyai

nilai nutrisi yang lebih tinggi dari pada bahan aslinya yang bersifat katabolik atau

memecahkan kompnen‐komponen yang kompleks menjadi zat‐zat yang lebih

sederhana sehingga lebih mudah dicerna tetapi juga karena adanya enzim yang

dihasilkan dari mikroba itu sendiri (Winarno dan Fardiaz, 2005).

Mikroba yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir

dan kapang. Contoh bakteri yang digunakan dalam fermentasi adalah Acetobacter

xylinum pada pembuatan nata decoco, Acetobacter aceti pada pembuatan asam

asetat. Contoh khamir dalam fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae dalam

pembuatan alkohol sedangkan contoh kapang adalah Rhizopus sp pada pembuatan

tempe, Monascus purpureus pada pembuatan angkak dan sebagainya (Winarno,

dan Fardiaz, 1979 ).

Berdasarkan kebutuhan oksigen, maka fermentasi dibedakan menjadi dua

yaitu (Tarigan, 1988) :

1. Fermentasi aerob adalah proses dissimilasi bahan–bahan disertai dengan

pengambilan oksigen. Proses ini disebut juga proses respirasi atau

oksibiosis contohnya fermentasi asam nitrat, asam cuka dan lain–lain

(Winarno dan Fardiaz , 1979).

Page 21: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

9

2. Fermentasi anaerob adalah fermentasi yang tidak membutuhkan oksigen

tetapi bahan–bahan lain akan bertindak sebagai haccaptor, misalnya

aldehide atau physic acid. Mikroba yang melakukan fermentasi ini adalah

ragi(yeast), beberapa jamur dan bakteri.

Faktor yang mempengaruhi proses fermentasi, yaitu sebagai berikut (Buckle,

1988) :

1. pH : Mikroba tertentu dapat tumbuh pada kisaran pH yang sesuai untuk

pertumbuhannya. Khamir dapat hidup pada pH rendah yaitu antara 1-2.

2. Suhu : Suhu yang digunakan dalam fermentasi akan mempengaruhi

mikroba yang berperan dalam proses fermentasi. Suhu optimal pada proses

fermentasi yaitu 35°C dan 40°C.

3. Oksigen : Derajat aerobiosis adalah merupakan faktor utama dalam

pengendalian fermentasi. Bila tersedia O2 dalam jumlah besar, maka

produksi sel-sel khamir dipacu. Bila produksi alkohol yang dikehendaki,

maka diperlukan suatu penyediaan O2 yang sangat terbatas. Produk akhir

dari suatu fermentasi sebagian dapat dikendalikan dengan tegangan O2

substrat apabila faktor-faktor lainnya optimum.

4. Substrat : Mikroba memerlukan substrat yang mengandung nutrisi sesuai

dengan kebutuhan untuk pertumbuhannya.

Mikroorganisme Lokal (MOL)

Menurut Anonim (2008) MOL yang digunakan sebagai pestisida nabati

biasanya adalah MOL yang terbuat dari urine hewan dan kotoran hewan. Secara

lebih lengkap MOL hasil fermentasi pada dasarnya dapat digunakan sebagai

Page 22: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

10

kebutuhan yang lain, yaitu seperti : pupuk cair, stater dalam pembuatan kompos,

campuran minuman atau pakan ternak, campuran pakan ikan, pestisida nabati,

penguras wc, penghilang bau pada kotoran ternak, zat perangsang tumbuh.

Jenis mikroorganisme yang telah diidentifikasi pada MOL bonggol pisang

antara lain Bacillus sp, Aeromonas sp, Aspergillus nigger, Azospirillium,

Azotobacter dan mikroba selulolitik, mikroba inilah yang biasa menguraikan

bahan organik. (Wanapat, 2001).

Aspergillus niger

Aspergillus niger adalah kapang anggota genus Aspergillus, family

Eurotiaceae, ordo Eutiales, sub-klas Plectomycetetidae, kelas Ascomycetes, sub-

divisi Ascomycotina dan divisi Amastigmycota (Hardjo dkk,.1989). Aspergillus

niger adalah mikroorganisme dari salah satu jenis jamur yang dipandang aman

dan oleh Lembaga Food and Drug Administration (FDA) di Amerika, jamur ini

digolongkan sebagai mikroba Generally Recognized as Safe (GRAS) ( Palinggi

dkk, 2008).

Aspergillus niger diklasifikasikan sebagai berikut (Hardjo dkk., 1989) :

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota

Class : Ascomycetes

Order : Eurotiales

Family : Eurotiaceae

Genus : Aspergillus

Species : Aspergillus niger

Page 23: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

11

Aspergillus niger mempunyai ukuran diameter 4-5cm. dan terdiri dari

suatu lapisan basal yang kompak berwarna putih hingga kuning dan suatu lapisan

konidiofor yang lebat yang berwarna coklat tua hingga hitam. Kepala konidiofor

berwarna hitam, berbentuk bulat. Vesikula bulat hingga semi bulat dan

berdiameter 50-100μm. Konidia berbentuk bulat hingga semi bulat, berukuran

3,5-4,5μm. Berwarna coklat memiliki ornamentasi berupa tonjolan dan duri-duri

yang tidak beraturan. Habitat spesies ini kosmopolit di daerah tropis dan subtropis

dan mudah diisolasi dari tanah, udara, air dan lain sebagainya (Gandjar, 1999).

Aspergillus niger bersifat aerobik sehingga dalam pertumbuhannya memerlukan

oksigen dalam jumlah yang cukup dan pada kisaran pH 2,8 dan 8,8. Aspergillus

niger dapat tumbuh pada temperature optimum bagi pertumbuhannya yaitu 370C

(Frazier dan Westhoff, 1978)

Aspergillus niger dalam pertumbuhannya berhubungan secara langsung

dengan zat-zat makanan yang ada dalam medium. Molekul-molekul sederhana

seperti gula dan komponen lainnya yang terlarut disekeliling hifa dapat langsung

diserap. Molekul-molekul lain yang lebih komplek seperti selulosa pati dan

protein harus dipecah terlebih dahulu sebelum diserap dalam sel. Kapang

Aspergillus niger menghasilkan beberapa jenis enzim ekstraseluler seperti

amylase amiloglukosidase, pektonase, selulase, katalase dan glukosa oksidase

(Retno, 1992). Siklus hidup jamur melewati beberapa tahap atau fase. Kehidupan

jamur berawal dari spora (Basidiospora) yang kemudian akan berkecambah

membentuk hifa yang berupa benang-benang halus. Hifa ini akan tumbuh ke

Page 24: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

12

seluruh bagian media tumbuh. Kemudian dari kumpulan hifa atau miselium akan

terbentuk gumpalan kecil seperti simpul benang (Anonim, 2013).

Ragi

Menurut Tarigan (1988) ragi tape merupakan populasi campuran yang

tediri dari spesies-spesies genus Aspergilius, Saccharomyces, Candida,

Hansenulla, dan bakteri Acetobacter. Genus tersebut hidup bersama-sama secara

sinergis. Aspergillus menyederhanakan tepung menjadi glukosa serta

memproduksi enzim glukoamilase yang akan memecah pati dengan mengeluarkan

unit-unit glukosa, sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansenulla dapat

menguraikan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lain

sementara itu Acetobacter dapat merombak alkohol menjadi asam. Beberapa jenis

jamur juga terdapat dalam ragi tape, antara lain Chlamydomucor oryzae, Mucor

sp, dan Rhizopus sp. Jamur dapat menghasilkan enzim yang mampu merombak

amilum (pati) yang terkandung dalam nasi ketan dan singkong menjadi gula, gula

kemudian dirombak lagi oleh enzim-enzim yang dihasilkan yeast menjadi alkohol,

proses berikutnya dapat menjadi asam karena kegiatan enzim yang dihasilkan

bakteri. Proses perombakan molekul-molekul zat yang dikandung oleh bahan

baku menjadi hasil akhir terutama disebabkan oleh aktifitas mikroba.

Ragi yang mengandung mikroflora seperti kapang, khamir dan bakteri

dapat berfungsi sebagai starter fermentasi. Selain itu ragi juga kaya akan protein

yakni sekitar 40 – 50%, jumlah protein ragi tersebut tergantung dari jenis bahan

penyusunnya (Susanto dan Saneto, 1994).

Page 25: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

13

Menurut Wina (1999) ada dua macam produk ragi:

1. Produk sel ragi hidup (live-cell yeast products) terdiri dari sel ragi yang masih

aktif, biasanya di campur dengan bahan pengencer/pengisi dan dikeringkan.

Jumah sel ragi yang ada harus disebutkan dengan syarat mnimum,yaitu1,5 x

1010 sel ragi hidup/gram bahan.

2. Kultur ragi (yeast culture) terdiri dari ragi dan seluruh media pertumbuhan yang

sudah melalui proses fermentasi termasuk produk metabolitnya dan

dikeringkan.

Starter yang digunakan untuk memproduksi tape disebut ragi, yang

umumnya berbentuk bulat pipih dengan diameter 4 - 6 cm dan ketebalan 0,5 cm.

Tidak diperlukan peralatan khusus untuk memproduksi ragi, tetapi formulasi

bahan yang digunakan pada umumnya tetap menjadi rahasia setiap pengusaha ragi

(Hidayat dkk., 2006).

Page 26: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

14

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Valorisasi Limbah, Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar, pada tanggal 16 Januari - 5

Februari 2016 sedangkan analisis bahan organik dan protein kasar di lakukan pada

tanggal 15 – 23 Februari 2016.Analisis bahan organik dan protein kasar dilakukan

di Laboratorium Kimia Pakan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini seperti rak fermentasi,

baskom untuk tempat mencuci kulit ubi kayu, timbangan, kantong plastik

transparan, karung, oven, timbangan elektrik, pisau, aluminium foil, pH meter,

autoclove, cawan petri, korek api, erlenmeyer, bunsen, corkborer, laminar air

flow, lemari asam, tanur, cawan porselin, tang penjepit, timbangan analitik, labu

khedjal 100 ml, labu ukur 100 ml, labu semprot, penangas listrik, buret asam dan

pompa pengisap.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit ubi kayu,

mikroorganisme Aspergillus niger dan ragi. Bahan untuk pembuatan media

Potato Destro Agar (PDA) (kentang, agar-agar, gula, aquades) dan bahan

analisis protein kasar menggunakan indikator mix, H2SO4, selenium mix, H3BO3

dan NaOH .

Page 27: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

15

Metode Penelitian

a. Rancangan Percobaan

Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari

3 perlakuan dengan 5 ulangan untuk setiap perlakuan mikroba yang digunakan

berbeda. Perlakuan penelitian sebagai berikut:

P0 = Kulit Ubi Kayu Tanpa Inokulan (Kontrol)

P1 = Kulit Ubi Kayu + Aspergillus niger 3%

P2 = Kulit Ubi Kayu + Ragi 5%

Fermentasi di lakukan selama 14 hari.

b. Pelaksanaan Penelitian

1. Inokulasi Mikroba Aspergillus niger

Pembuatan Media Potato Destro Agar (PDA) (Anna, 2012)

1. Mengupas kentang dan di cuci bersih, kemudian potong-potong menjadi

kotak-kotak kecil (2x2 cm).

2. Merebus potongan kentang tersebut dalam 500 ml aquades selama 1,5-2

jam.

3. Menyaring campuran dengan kain tipis berlapis kapas sehingga diperoleh

cairan ekstrak kentang yang bening.

4. Menambahkan dekstrosa dan agar, panaskan, dan aduk hingga homogen.

5. Menambahkan aquades hingga diperoleh volume akhir 1.000 ml.

Sterilisasi dengan autoclave (1210C selama 15 menit) atau panci presto

(mendidih 20 menit).

Page 28: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

16

Tahap Pemindahan dan Perbanyakan Aspergillus niger (Maulana dan Sri, 2002).

Pelaksanaan pemindahan Aspergillus niger dilakukan di ruang kaca

dengan di lengkapipembakar bunsen dan menggunakan ose yang selalu di

panaskan dahulu sebelum digunakan. PerbanyakanAspergillus nigerdilakukan

dengan menggunakan cawan petri. Alat-alat dan bahan dalam proses perbanyakan

ini harus di sterilkan dengan menggunakan autoclav pada suhu 121°C dengan

tekanan 1,5 kg/cm² selama 20 menit supaya tidak terkontaminasi.

Cara pemindahan inokulan ke media PDA :

1. Menyiapkan lampu bunsen/api spiritus, borer yang ujungnya

dilengkungkan dan isolat Aspergillus niger.

2. Membuka cawan petri yang berisi media PDA, mengambil cork borer,

lewatkan diatas api dan dinginkan sebentar.

3. Mengambil isolat Aspergillus niger menggunakan borer kemudian di

pindahkan ke cawan petri yang berisi media PDA.

4. Menutup cawan petri yang berisi media .

5. Menginkubasi Aspergillus niger selama 3 minggu sampai tumbuhnya

jamur.

6. Mikroba Aspergillus niger siap di perbanyak dan diaplikasikan.

2. Fermentasi kulit ubi kayu dengan inokulan yang berbeda.

Kulit ubi kayu yang digunakan sebanyak 79 kg yang berasal dari

kabupaten Enrekang. Ubi kayu diambil semua kulit (bagian luar dan dalam)

kemudian di cuci bersih lalu dipotong-potong dan dikeringkan dibawah sinar

Page 29: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

17

matahari hingga kadar airnya menurun. Setelah kering di timbang dan beratnya 18

kg kemudian dibagi menjadi 3 bagian masing-masing bagian sebanyak 1,2 kg.

Setelah dibagi dicampurkan dengan Asperillus niger 3%, air dan molases yang

telah diaerator selama 24 jam begitupun dengan ragi 5% dan kontrol lalu di aduk

hingga rata dan diambil sebanyak 50g sebagai sampel awal lalu di oven. Sisanya

di timbang dan setiap ulangan memiliki berat kulit ubi kayu 1,5 kg kemudian siap

untuk difermentasi. Fermentasi dilakukan selama 14 hari pada suhu ruangan (26-

28°C).

Kulit ubi kayu yang telah difermentasi selama 14 hari dikering udarakan

dalam oven dengan temperatur 60°C selama 3 hari , sampel yang telah di oven

lalu ditimbang dan siap untuk digiling dan dianalisis bahan organik dan protein

kasar.

Bahan Organik

Bahan organik adalah selisih bahan kering dan abu yang secara kasar

merupakan kandungan karbohidrat, lemak dan protein (AOAC, 1999) . Persen

bahan organik (BO) dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Bahan Organik (%) = (100 – abu) %

Protein Kasar

Pengukuran kadar protein kasar menggunakan metode Kjeldahl. Asam

sulfat pekat memecah ikatan Nitrogen yang ada dalam senyawa organik menjadi

Ammonium Sulfat. Larutan Ammonium Sulfat ini dibuat basa dengan NaOH

pekat, N dari protein ini kemudian disuling sebagai NH4OH kedalam larutan asam

Page 30: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

18

standar. Ion NH3+ bereaksi dengan sebagian asam dan sisa asam yang tidak

bereaksi dititrasi dengan larutan NaOH standar. Titrasi yang dilakukan dapat

mengetahui jumlah N, protein kasar didapat dengan jalan mengalikan jumlah N

dengan faktor protein sebesar 6,25. Sebanyak 0,3 g sampel dimasukkan ke dalam

labu Kjeldahl, kemudian ditambahkan 1,5 g katalis Selenium Mixture dan 20 ml

H2SO4 pekat. Sampel didestruksi sampai warna larutan berubah menjadi hijau-

kekuningan-jernih. Setelah itu sampel didinginkan selama 15 menit dan

ditambahkan 300 ml aquadest. Proses selanjutnya dilakukan proses destilasi, hasil

destilasi ditampung dengan 10 ml H2SO4 0,1 N yang sudah ditambah 3 tetes

indikator campuran Methylen Blue dan Methylen red. Larutan hasil destilasi

dititrasi dengan NaOH 0.1 N sampai terjadi perubahan warna dari ungu menjadi

biru-kehijauan. Selanjutnya ditetapkan penetapan blanko: pipet 10 ml H2SO4 0,1

N dan ditambah 2 tetes indikator PP, titrasi NaOH 0,1 N. Persen protein kasar

(PK) dihitung dengan rumus sebagai berikut : (AOAC, 1999)

% protein =(ml blanko−ml sampel)x N NaOH x 14 x 6,25

Berat sampel (mg)x 100%

Parameter yang diamati

Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu bahan organik dan

protein kasar.

Analisis Statistik

Penelitian ini dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 3 perlakuan dan 5 ulangan (Gaspers, 1991). Model matematika

Page 31: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

19

sebagai berikut :

Yij= μ+ τi + εij

i = 1, 2, 3,

j = 1, 2, 3, 4, 5

Keterangan:

Yij= Respon pada perlakuan ke-I ulangan ke-j

μ=Rata-rata Umum

τi= Pengaruh kelompok (ulangan) ke-i

ij= Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Perlakuan berpengaruh nyata, selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan

Data diolah dengan bantuan software SPSS versi 16.

Page 32: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

20

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Bahan Organik Kulit Ubi Kayu yang di Fermentasi dengan

Aspergillus niger dan Ragi.

Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kulit ubi kayu yang

difermentasi dengan perlakuan yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05)

terhadap kandungan bahan organik.

Perbedaan antar perlakuan diketahui berdasarkan uji duncan dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 1. Histogram kandungan bahan organik (%) antar perlakuan kontrol, Aspergillus

niger dan ragi pada fermentasi kulit ubi kayu.

Berdasarkan uji duncan terlihat bahwa perlakuan P0 dan P2 berbeda nyata

dengan (P<0,05) dengan P1, sedangkan antara perlakuan P0 tidakberbeda nyata

dengan P2 . Rata-rata nilai kandungan bahan organik pada tiap perlakuan adalah

P0 (82,13%), P1 (82,8%), P2 (81,81%). Nilai kandungan bahan organik yang

terendah pada P2 (81,81%). Sedangkan nilai kandungan bahan organik tertinggi

pada P1 (82,8%). Penurunan bahan organik terjadi pada perlakuan P0 dan

82.13

82.8

81.81

81.2

81.4

81.6

81.8

82

82.2

82.4

82.6

82.8

83

P0 P1 P2

Kontrol

Aspergillus niger

Ragi

Perlakuan

BO %

a

b

a

Page 33: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

21

P2sedangkan peningkatan bahan organik terjadi pada perlakuan P1. Tinggi

rendahnya kandungan organik pada perlakuan juga dimungkinkan oleh aktivitas

mikroba pada proses fermentasi yang menyebabkan terjadinya pemecahan

kandungan substrat sehingga mempermudah mikroorganisme yang ada untuk

mencerna bahan organik, bertambahnya massa sel tumbuh pada kapang dan

terjadinya peningkatan konsentrasi di dalam produk karena penurunan bahan

organik akibat proses fermentasi yang menghasilkan CO2 dan menimbulkan

panas. Menurut Fardiaz, (1988) Kehilangan bahan oraganik yang terjadi selama

proses fermentasi dikarenakan adanya perombakkan bahan organik terutama

karbohidrat untuk dijadikan sumber energi bagi pertumbuhan dan aktivitas

kapang. Karbohidrat tersebut akan dipecah menjadi glukosa kemudian dilanjutkan

sampai terbentuk energi. Dari proses tersebut akan diperoleh hasil sampingan

berupa CO2 dan H2O.

Kompiang dkk, (1995), mengatakan bahwa terjadi peningkatan nilai energi

metabolis setelah fermentasi dilakukan. Hal ini kemungkinan sekali sebagai akibat

terjadinya penurunan kadar serat kasar dan ini menyebabkan peningkatan kadar

abu dari bahan seiring dengan semakin banyaknya populasi Aspergillus niger

pada tepung kulit ubi kayu fermentasi. Bertambahnya massa sel tumbuh kapang

dan terjadinya peningkatan konsentrasi di dalam produk karena perubahan bahan-

bahan organik akibat proses biokonversi yang menghasilkan H2O dan CO2 (Edhy

dkk,2015). Pemberian level Aspergillus niger pada tepung kulit ubi kayu dapat

meningkatkan nilai abu pada tepung kulit ubi kayu. Hal ini dikarenakan

bertambahnya massa sel tumbuh kapang dan terjadinya peningkatan konsentrasi di

Page 34: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

22

dalam produk. Menurut Adhiansyah (2014) menyatakan bahwa fermentasi dapat

meningkatkan ketersediaan mineral bagi ternak. Anggraeny dan Umiyasih (2009)

menyatakan bahwa perubahan bahan-bahan organik yang didegradasi oleh

mikroorganisme menjadi senyawa organik dari substrat menjadi molekul lebih

sederhana maupun menjadi bentuk lain seperti air dan energi yang digunakan

untuk aktivitas mikroorganisme.

Kandungan Protein Kasar Kulit Ubi Kayu yang di Fermentasi dengan Aspergillus

niger dan Ragi.

Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kulit ubi kayu yang

difermentasi dengan perlakuan yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05)

terhadap kandungan protein kasar.

Perbedaan antar perlakuan diketahui berdasarkan uji duncan dapat dilihat

pada Gambar 2.

Gambar 2. Histogram kandungan protein kasar (%) antar perlakuan kontrol,

Aspergillus niger dan ragi pada fermentasi kulit ubi kayu.

Berdasarkan hasil analisis ragam pada Gambar 2 menunjukkan bahwa

kulit ubi kayu yang difermentasi dengan perlakuan yang berbeda tidak

berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan protein kasar. Kandungan

5.39

5.69

5.92

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

5.8

5.9

6

P0 P1 P2

Kontrol

Aspergillus niger

Ragi

Perlakuan

PK %

Page 35: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

23

protein kasar pada kulit ubi kayu fermentasi pada P0 (5,39%), P1 (5,69%), P2

(5,92%). Nilai kandungan protein kasar yang terendah pada perlakuan P0 (5,39%)

sedangkan nilai kandungan protein kasar yang tertinggi P2 (5,92%). Fermentasi

juga berperan penting dalam proses peningkatan protein, karena dalam proses

fermentasi terdapat mikroba yang berperan dalam meningkatkan kandungan

protein kasar silase. Hal ini sesuai dengan pendapat Zakariah, (2012) yang

menyatakan bahwa Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik

menjadi sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Proses fermentasi dapat

meningkatkan ketersediaan zat-zat makanan seperti protein dan energi metabolis

serta mampu memecah komponen kompleks menjadi komponen sederhana

Untuk memperoleh hasil fermentasi yang optimum, persyaratan untuk

pertumbuhan ragi harus diperhatikan pH dan kadar karbohidrat dari substrat,

temperatur selama fermentasi, kemurnian dari ragi itu sendiri (Winarno dkk.,

1980).Penambahan level ragi tape semakin tinggi ternyata mampu meningkatkan

kadar proteinnya. Peningkatan kandungan protein setelah difermentasi diduga

berasal dari mikroba ragi tape menghasilkan enzim protease yang meyebabkan

protein tepung kulit ubi kayu meningkat. Menurut Nurhidayat, dkk (2006) dalam

ragi tape terdapat jamur jenis Rhizopus bersifat proteolitik yang mampu

mendegradasi protein menjadi dipeptida dan seterusnya menjadi senyawa NH3

atau N2 yang hilang melalui pengupan.

Penambahan level Aspergillus niger pada masing-masing perlakuan

ternyata masih mampu meningkatkan kadar proteinnya. Peningkatan kandungan

protein setelah difermentasi diduga berasal dari jamur Aspergillus niger yang

Page 36: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

24

telah mensintesis enzim urease untuk memecah urea menjadi amonia dan CO2

yang kemudian amonia ini digunakan jamur untuk pembentukkan asam amino

(protein) (Edhy dkk, 2015). Menurut Rahma (1996) peningkatan yang terjadi

karena kandungan protein murni yang meningkat disebabkan karena urea mampu

merangsang pertumbuhan jamur Aspergillus niger sehingga mengakibatkan

kenaikan jumlah sel kapang.

Pada prinsipnya teknologi fermentasi ini adalah proses pembiakkan

mikroorganisme terpilih pada media kulit ubi kayu dengan kondisi tertentu

sehingga mikroorganisme tersebut dapat berkembang dan merubah komposisi

kimia media tersebut sehingga menjadi bernilai gizi lebih baik. fermentasi

dilakukan dengan menggunakan Aspergillus niger karena lebih mudah tumbuh

pada media dan nilai gizi hasil fermentasinya pun dianggap cukup baik (Sinurat,

2006). Selain meningkatkan kandungan protein, fermentasi dengan Aspergillus

nigerdapat menekan pertumbuhan mikroba kontaminan. Aspergillus nigeryang

sangat cepat pertumbuhannya, terutama dalam suhu kamar, sehingga mikroba lain

tertekan pertumbuhannya. Kompiang dkk (1993) menyatakan bahwa fermentasi

dengan Aspergillus nigerpada berbagai jenis substrat media padat dengan proses

produksi dalam keadaan tidak steril, kontaminasi dari mikroba lain sangat kecil,

yaitu maksimal 4,7%.

Meningkatkan kandungan nutrisi dari suatu bahan terutama peningkatan

nilai protein, mengurangi, menghilangkan kandungan yang menjadi batasan dalam

penggunaan dengan teknologi fermentasi. Metode ini selain efektif untuk

peningkatan nilai nutrisi bahan juga teknologi yang murah. Winarno dan Fardiaz

Page 37: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

25

(2005) menyatakan bahwa fermentasi juga dapat menghasilkan aroma dan flavor

yang lebih disukai dari bahan yang tidak difermentasi. Mikroorganisme yang

digunakan dalam proses fermentasi kulit ubi kayu ini adalah mikroorganisme

yang ada pada ragi tape. Berdasarkan uraian tersebut diharapkan adanya interaksi

berbagai level pemberian ragi tape dalam proses fermentasi dapat memperbaiki

nilai nutrisi dari kulit ubi kayu yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak.

Peningkatan nutrien dalam kulit ubi kayu diduga terdapat keseimbangan

antara komposisi substrat dan nutrien yang dibutuhkan oleh kapang untuk hidup

sehingga massa kapang yang tumbuh semakin banyak. Peningkatan kandungan

protein bahan merupakan refleksi jumlah massa sel fermenter (Muhiddin dkk,

2000. Dari ketiga bahan yang digunakan Aspergillus niger merupakan inokulan

yang paling baik untuk bahan organik dan ragi untuk protein kasar karena adanya

perombakan bakteri selama proses fermentasi pada kulit ubi kayu.

Page 38: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

26

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Fermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar

protein kasar dan penambahan inokulan Aspergillus niger 3% masih mampu

meningkatkan bahan organik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan memanfaatkan ragi dalam proses

fermentasiuntuk meningkatkan nilai nutrisi kulit ubi kayu sebagai bahan pakan

untuk ternak ruminansia.

Page 39: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

27

DAFTAR PUSTAKA

Adhiansyah, R. 2014. Studi Pembuatan Bahan Pakan Ternak Terfermentasi

Berbasis Kulit Ari Kedelai (Kajian Jenis Inokulum dan Waktu

Fermentasi). Skripsi. Jurusan Tekhnologi Industri Pertanian. Fakultas

Tekhnologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Anggraeny, Y. N. dan U. Umiyasih. 2009. Pengaruh Fermentasi Saccharomyces

cerevisiae terhadap Kandungan Nutrisi dan Kecernaan Ampas Pati Aren

(Arenga pinnata MERR.). Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan

Veteriner : 256-262. Grati.Pasuruan.

Anna, R. 2012. Penyiapan Media Mikroorganisme. Jurusan Pendidikan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Yogyakarta.

Anonim . 2007. Pedoman Teknis Pengembangan Usahatani Padi Sawah Metode

System of Rice Intencification (SRI). Direktorat Jenderal Pengelolaan

Lahan dan Air Departemen Pertanian. Jakarta.

http://www.google.co.id/search. Diakses tanggal 11-11-2009, pukul 19:01.

. 2008. Pemanfaatan Limbah Cair Dan Bahan Organik Dalam

Pembiakan Organisme Lokal (MOL) Sebagai Ragi Kompos Dan Pupuk

Cair Serta Kebutuhan Usahatani Lainnya.Blog diposting tanggal 9 Juni

2008. http://pertanianorganik lampung.blogspot.com/. Diakses tanggal 14-

12-2009, pukul 13:02.

. 2013. Siklus Hidup Jamur http://www.e-

jurnal.com/2013/04/siklus-hidup-jamur.html. Diakses tanggal 18-5-2016,

pukul 15:52.

Association of Official Analytical Chemist. 1999. Official Methods of Analysis.

AOAC International, Washington.

Buckle, Edward, Fleed, dan Watton. 1988. Ilmu Pangan. Jakarta UI Press.

Darmawan. 2006. Pengaruh Kulit Umbi Ketela Pohon Fermentasi terhadap

Tampilan Kambing Kacang Jantan. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, 9

(2) : 115-122.

Edhy M, Irawati B, dan Darwanto S. 2015. Uji Nilai Nutrisi Kulit Ubi Kayu yang

Difermentasi dengan Aspergillus niger (Nutrient Value Test of Cassava

Tuber Skin Fermented by Aspergillus niger. Departemen Perternakan

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Fardiaz, S. 1988. Fisiologi Fermentasi. Bogor : PAU Pangan dan Gizi IPB.

Page 40: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

28

Frazier, W.C dan D.C. Westhoff. 1978. Food Microbiology. McGraw-Hill

Publishing Ltd. New Delhi.

Gandjar, I. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Universitas

Indonesia Press.

Grace, M. R. 1977. Cassava Processing: Food and Agriculture Organization.

Roma: Henniiee

Gaspers, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan . Bandung : Armico.

Hardjo, S. S. N. S. Indrasti, B. Tajuddin.1989. Biokonveksi : Pemanfaatan

Limbah Industri Pertanian. Pusat Antar Universitas Pangan danGizi.IPB.

Bogor.

Hidayat, N. M. C. Padaga dan S. Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri.

Andi,Yogyakarta.

Hikmiyati N. 2009. Pembuatan bioetanol dari kulit singkong melalui hidrolisa

asam dan enzimatis [skripsi]. [Semarang (Indonesia)]: Universitas

Diponegoro. hlm. 1-5.

Kompiang, I. P. A. P. Sinurat. S. Kompiang. T. Purwadaria dan J. Darma. 1994.

Nutrition Value of Protein Enriched Cassava: Cassapro. JITV 7(2): 22-25.

, I. P. J. Darma, T. Purwadaria dan Supriyati. 1993. Laporan Tahunan

Proyek P4N-Balitnak. No: PL.420.205.6413/ P4N. Balai Penelitian

Ternak, Bogor.

Maulana, H. N. dan S. Sri. 2002. Pengaruh Konsentrasi Inokulan Dan Lama

Fermentasi Aspergillus Niger Terhadap Kadar Tani Dan Protein Kasar

Sorgum. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.

Muhiddin, N. N. Juli, dan I. N. P. Aryantha. 2000. Peningkatan Kandungan

Protein Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui Proses Fermentasi. Jurnal

Matematika dan Sains. 6 (1) : 1-12.

Nurhayani, H. Nuryati. J. I. N. P. Aryantha 2000. Peningkatan Kandungan Protein

Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui Proses Fermantasi. Departemen Biologi

Fak. MIPA ITB. Bandung. http:// journal. fmipa. itb. ac.

id/jms/article/view File/63/57 JMS Vol 6 No.1, hal.1‐12 April 2001.

Nurhidayat, M. C. Padaga, dan S. Suhartini. 2006 . Mikrobiologi Industri.

Yogyakarta.

Page 41: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

29

Palinggi, N. N. Kamaruddin dan Makmur. 2008. Penambahan Mikroba,

Aspergillus niger dalam Bungkil Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku

Pakan untuk Pembesaran Ikan Kerapu Macan. J.Ris.Akualtur Vol. 3 No. 3:

385-394.

Purwanti, S. 2006. Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN)

Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Ternak. Buletin Peternakan. Edisi XX hal.

19-21.

Rahma, S. N. 1996. Evaluasi Kandungan Zat Makanan Dedak Halus yang

Difermentasi dengan Aspergillus niger, Aspergillus oryzae dan

Rhizopusoryzae, Skripsi. Fakultas Peternakan IPB. Bogor.

Retno, S. 1992. Perubahan Kimia Selama Proses Fermentasi Ubi Kayu Dengan

Penambahan Aspergillus niger dan N Anorganik. Akademi Kimia Analisis

Bogor. Bogor.

Rukmana, H. R. 1996. Nenas Budidaya Pasca Panen. Yogyakarta : Penerbit

Kanisius.Van Steenis, C.G.G.J. 2005. Flora. Jakarta : Erlangga

, H. R. 1997. Ubi kayu budidaya dan pascapanen.

Kanisius,Yogyakarta.

Sarwono, B. 1996. Beternak Ayam Buras. Penebar Swadaya, Jakarta.

Setyawiharja, B. 2002. Fermentasi Medium Padat dan Manfaatnya. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta

Sinurat, A. P. P. Setiadi, A. Lasmini, A. R. Setioko, T. Purwadaria, I. P.

Kompiang dan J. Darma. 1995. Penggunaan cassapro (singkong

terfermentasi) untuk itik petelur. Ilmu dan Peternakan 8(2): 28 – 31.

Srikandi dan Fardiaz. 1988. Fisiologi Fermentasi. Pusat Antar Universitas IPB.

Susanto, T. dan B. Saneto. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Bina

Ilmu, Surabaya.

Tarigan, J. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi.

Tijani I.D.R, P. Jamal, M. Z. Alam, and M. E. S Mirghani. 2012. Optimization of

cassava peel medium to an enriched animal feed by the white rot fungi

Panus tigrinus M609RQY. Int Food Res. 19:427-432.

Tjitrosoepomo. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University.

Yogyakarta.

Page 42: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

30

Wanapat, M. 2001. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri dan Jamur Ligno Selulolitik

Saluran Pencernaan Kerbau, Kuda dan Feses Gajah. Tesis. Program Studi

Bioteknologi. Fakultas Antar Bidang. Universitas Gajah Mada.

Yogyakarta.

Wina, E. 1999. Pemanfaatan Ragi (Yeast) Sebagai Pakan Imbuhan Untuk

Meningkatkan Produktivitas Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak.

Wartazoa Vol. 9.

Winarno, F. G. dan S. Fardiaz. 1979. Biofermentasi dan Biosíntesis Protein.

Bandung. Angkasa

, F. G. S. Fardiaz dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi

Pangan. Gramedia, Jakarta.

, F. G. S. Fardiaz dan D. Fardiaz 2005. Pengantar Teknologi

Pangan. Gramedia, Jakarta.

Zakariah, M. A. 2012. Fermentasi Asam Laktat Pada Silase. Fakultas Peternakan.

Universits Gajah Mada. Yogyakarta.

Page 43: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

31

Lampiran Hasil Analisis Bahan

Page 44: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

32

Lampiran Perhitungan Sidik Ragam Bahan Organik dan Protein Kasar

ANOVA

BO

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.570 2 1.285 9.048 .004

Within Groups 1.704 12 .142

Total 4.274 14

BO

Perlaku

an N

Subset for alpha = 0.05

1 2

Duncana 2 5 81.8100

0 5 82.1340

1 5 82.8040

Sig. .199 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Page 45: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

33

ANOVA

Protein

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .622 2 .311 .710 .513

Within Groups 4.818 11 .438

Total 5.440 13

Protein

Perl

aku

an N

Subset for alpha = 0.05

1

Dunc

ana

0 4 5.3950

1 5 5.6900

2 5 5.9240

Sig. .272

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,615.

Page 46: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

34

DUKUMENTASI

Pencucian

Penjemuran Aktivasi Jamur (24 jam)

Page 47: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

35

Pencampuran semua bahan

Penimbangan Fermentasi semiaerob (14 hari)

Page 48: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

36

P

Penggilingan

Menimbang sampel Penambahan H2SO4 pekat

Page 49: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

37

Penambahan H3BO3 Penambahan indikator mix

Melakukan destilasi Melakukan titrasi

Page 50: KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR · PDF filefermentasi dengan menggunakan inokulan ragi 5%dapat menaikkan kadar protein ... mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai

38

RIWAYAT HIDUP

Asriani D, lahir di Ujung Pandang pada 10 agustus 1992,

sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan

bapak Dg.Sirua dan Bualia. Jenjang pendidikan formal

yang pernah ditempuh adalah SDN Maccini I Makassar,

lulus pada tahun 2004 dan melanjutkan Sekolah SLTP

Tridharma MKGR di Makassar, lulus tahun 2007. Kemudian setelah lulus di

SLTP kemudian malanjutkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan

Terpadu Mega Rezky, dengan prodi Keperawatan di Makassar Setelah

menyelesaikan SMK, penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui

Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makasssar.