1
RUMAH SAKIT DARMO Jl. Raya Darmo No. 90 Surabaya | Telp. 031 - 5676253 | Fax. 031 - 5620690 e-mail : [email protected] | Web : www.rsdarmo.co.id PENDAHULUAN Kanker kulit adalah keganasan yang berasal kulit beserta lapisannya dan kelenjar adneksa kulit. Secara umum kanker kulit dibagi menjadi 2 kelompok melanoma dan non melanoma. Kelompok non melanoma terdiri dari Basal Cell Carcinoma (BCC), Squamous Cell Carcinoma (SCC), karsinoma adneksa kulit, dan karsinoma insitu yaitu Bowen’s disese, erythroplasia Querat dan keratoacanthoma. Masing-masing kanker kulit memiliki karakter klinis yang khas, sehingga diagnosis kanker kulit bisa didiagnosis dengan pemeriksaan fisik. Diantara jenis kanker kulit tersebut di atas, melanoma maligna merupakan kanker kulit yang bersifat paling agresif. Saat ini insidens melanoma kulit di Amerika berkisar 3% kasus baru pertahun dan ada kecenderungan meningkat karena paparan sinar UV khususnya UV-B. Pada beberapa negara bagian di Amerika, insidennya relatif tetap dikarenakan meningkatnya usaha deteksi dini, berkurangnya minat rekreasi di alam terbuka dan penggunaan tabir surya. Melanoma maligna dapat terjadi pada semua usia, paling banyak pada usia 35-55 tahun. BCC dan SCC menempati ± 90 % dari seluruh keganasan kulit. Rasio antara : adalah 3:1. Laki- laki umumnya terkena di daerah bibir, mata, dan kulit kepala dimana area tersebut merupakan area yang banyak terpapar sinar matahari. Kanker kulit jenis sel basal umumnya dijumpai pada wajah pada orang-orang yang terpapar sinar matahari tanpa dilindungi tabir surya, misalnya nelayan, petani ataupun oarang-orang yang banyak melakukan aktifitas di luar rumah terutama pada pukul 10-14. FAKTOR RESIKO Beberapa faktor resiko untuk terjadinya kanker kulit adalah sebagai berikut Tipe kulit: ras kulit putih (rambut pirang, mata y biru) mempunyai resiko 10X lebih besar Usia: insidens meningkat dengan bertambahnya y umur Jenis kelamin: y > Desak Gede Agung Suprabawati, dr.Sp.B(K)Onk Tanning y Previous melanoma y Paparan sinar matahari y Andeng-andeng jinak y : > 50 dengan diameter 2 mm resiko antara 5 sampai 17 kali Riwayat keluarga: y Kelainan genetik : xeroderma pigmentosum, y Sindroma nevus basal (autosomal dominan), albino Atypical mole y and melanoma syndrome Radiasi sinar ultra-violet : mutasi gen p53 y Imunosupresi y Intoksikasi arsen kronis dan tar y Lesi prakanker : keratosis senilis, andeng- y andeng campuran, multiple dysplastic nevi Ulkus kronik, jaringan parut misal pada bekas y luka bakar bertahun tahun sebelumya, fistula yang tidak sembuh-sembuh GEJALA KLINIK Melanoma dapat tumbuh denovo atau dari andeng-andeng yang sebelumnya ada. Kadang- kadang penderita datang dengan keluhan yang merupakan penyebaran ke kelenjar getah bening tanpa dijumpai adanya tumor primer atau tumor primernya sudah mengalami regresi spontan. Pada keadaan lanjut, melamoma akan menyebar ke kelenjar getah bening. dan seluruh tubuh,misalnya otak, paru, hati yang berakibat fatal. Kanker ini bisa dijumpai di seluruh kulit tubuh, bisa juga pada mukosa rongga mulut, mata, anus, genitalia. Gejalanya berupa bercak kehitaman dengan permukaan dan tepi yang tidak rata, dapat disertai borok. Kadang-kadang bercaknya tidak berwarna Secara ringkas perubahan kulit yang terjadi disingkat sebagai ABCD Asimetris a. Border : b. tepi yang rataa Color : c. warna bercak yang bervariasi Diameter : d. diameter > 6 mm Evolving e. atau enlarging Pada kanker kulit sel basal sering diawali dengan andeng-andeng yang gatal sehingga sering digaruk oleh penderita sehingga berdarah tapi tidak sembuh-sembuh bahkan menimbulkan borok yang bersifat sangat destruktif ke jaringan sekitarnya sehingga menimbulkan gangguan fungsi maupun kosmetik. Kanker jenis ini sangat jarang mengadakan penyebaran ke kelenjar getah bening maupun ke tempat lain. Kanker ini umumnya dijumpai di wajah Kanker kulit jenis sel skwamosa memiliki tampilan klinis yang khas berupa borok yang berdungkul seperti bunga kol dengan bau yang sangat khas. Bisa dijumpai di seluruh permukaan tubuh dan mempunyai kemampuan untuk menyebar ke kelenjar getah bening dan penyebaran jauh. Pada beberapa keadaan kanker jenis skwamosa dijumpai pada orang yang pernah mengalami luka bakar derajat yang dalam beberapa tahun sebelumnya atau pada borok yang tidak sembuh-sembuh. PENATALAKSANAAN Penanganan kanker kulit memerlukan kerjasama multidisiplin dengan disiplin lain, mulai dari tahap diagnostik hingga terapi yang melibatkan dokter bedah, radiologi ,patologi anatomi dan pihak-pihak yang terkait dengan kondisi penderita saat itu. Bila ukurannya masih kecil maka bisa dilakukan pembedahan tanpa memerlukan rekonstruksi yang ekstensif. Permasalahan yang sering dijumpai di negara kita adalah penderita yang datang pada stadium lanjut dengan destruksi wajah yang hebat yang menyulitkan untuk melakukan penutupan KANKER KULIT luka operasi sehingga memerlukan rekonstruksi wajah yang kadang-kadang tidak memuaskan secara kosmetik. Dalam kondisi tersebut selain tingkat kesulitan operasi yang tinggi juga tingkat kesembuhannya rendah. Kemungkinan terjadi kekambuhan dari kanker cukup tinggi. Pada stadium lanjut dimana operasi tidak mungkin dilakukan maka bisa diupayakan penyinaran maupun kemoterapi. KESIMPULAN Penanganan kanker kulit memerlukan kerjasama multidisiplin mulai dari tahap diagnostik hingga pemberian terapi. Seperti semua sifat penyakit pada umumnya, kanker kulit jika ditemukan pada stadium dini maka prognosanya pun akan semakin baik. Maka dari itu, waspadai perubahan kulit yang anda alami seperti andeng-andeng yang gatal, bertambah hitam, dan berubah jadi borok. Penggunan tabir surya merupakan salah satu upaya pencegahan yang efektif terhadap kanker kulit mengingat kita tinggal di Indonesia yang merupakan negara tropis dengan paparan surya yang tinggi. n 12 SURABAYA CITY GUIDE MEDICAL REF. Free Magazine | Februari’ 2014 13 SURABAYA CITY GUIDE MEDICAL REF. Free Magazine | Februari’ 2014

Kanker Kulit - Dr. Desak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kanker Kulit - Dr. Desak

RUMAH SAKIT DARMOJl. Raya Darmo No. 90 Surabaya | Telp. 031 - 5676253 | Fax. 031 - 5620690

e-mail : [email protected] | Web : www.rsdarmo.co.id

PeNDahuluaN Kanker kulit adalah keganasan yang berasal

kulit beserta lapisannya dan kelenjar adneksa kulit. Secara umum kanker kulit dibagi menjadi 2 kelompok melanoma dan non melanoma. Kelompok non melanoma terdiri dari Basal Cell Carcinoma (BCC), Squamous Cell Carcinoma (SCC), karsinoma adneksa kulit, dan karsinoma insitu yaitu Bowen’s disese, erythroplasia Querat dan keratoacanthoma. Masing-masing kanker kulit memiliki karakter klinis yang khas, sehingga diagnosis kanker kulit bisa didiagnosis dengan pemeriksaan fisik.

Diantara jenis kanker kulit tersebut di atas, melanoma maligna merupakan kanker kulit yang bersifat paling agresif. Saat ini insidens melanoma kulit di amerika berkisar 3% kasus baru pertahun dan ada kecenderungan meningkat karena paparan sinar uV khususnya uV-B. Pada beberapa negara bagian di amerika, insidennya relatif tetap dikarenakan meningkatnya usaha deteksi dini, berkurangnya minat rekreasi di alam terbuka dan penggunaan tabir surya. Melanoma maligna dapat terjadi pada semua usia, paling banyak pada usia 35-55 tahun.

BCC dan SCC menempati ± 90 % dari seluruh keganasan kulit. Rasio antara ♂ : ♀ adalah 3:1. laki-laki umumnya terkena di daerah bibir, mata, dan kulit kepala dimana area tersebut merupakan area yang banyak terpapar sinar matahari. Kanker kulit jenis sel basal umumnya dijumpai pada wajah pada orang-orang yang terpapar sinar matahari tanpa dilindungi tabir surya, misalnya nelayan, petani ataupun oarang-orang yang banyak melakukan aktifitas di luar rumah terutama pada pukul 10-14.

FaKTOR ReSIKOBeberapa faktor resiko untuk terjadinya kanker

kulit adalah sebagai berikutTipe kulit: ras kulit putih (rambut pirang, mata ybiru) mempunyai resiko 10X lebih besarusia: insidens meningkat dengan bertambahnya yumurJenis kelamin: y ♂ > ♀

Desak Gede agung Suprabawati, dr.Sp.B(K)Onk

Tanning yPrevious melanoma yPaparan sinar matahari yAndeng-andeng jinak y : > 50 dengan diameter 2 mm resiko antara 5 sampai 17 kaliRiwayat keluarga: y Kelainan genetik : xeroderma pigmentosum, ySindroma nevus basal (autosomal dominan), albino Atypical mole y and melanoma syndromeRadiasi sinar ultra-violet : mutasi gen p53 yImunosupresi yIntoksikasi arsen kronis dan tar ylesi prakanker : keratosis senilis, andeng- yandeng campuran, multiple dysplastic neviulkus kronik, jaringan parut misal pada bekas yluka bakar bertahun tahun sebelumya, fistula yang tidak sembuh-sembuh

GeJala KlINIKMelanoma dapat tumbuh denovo atau dari

andeng-andeng yang sebelumnya ada. Kadang-kadang penderita datang dengan keluhan yang merupakan penyebaran ke kelenjar getah bening tanpa dijumpai adanya tumor primer atau tumor primernya sudah mengalami regresi spontan. Pada keadaan lanjut, melamoma akan menyebar ke kelenjar getah bening. dan seluruh tubuh,misalnya otak, paru, hati yang berakibat fatal. Kanker ini bisa dijumpai di seluruh kulit tubuh, bisa juga pada mukosa rongga mulut, mata, anus, genitalia.

Gejalanya berupa bercak kehitaman dengan permukaan dan tepi yang tidak rata, dapat disertai borok. Kadang-kadang bercaknya tidak berwarna

Secara ringkas perubahan kulit yang terjadi disingkat sebagai ABCD

Asimetrisa. Border : b. tepi yang rataaColor : c. warna bercak yang bervariasiDiameter : d. diameter > 6 mmEvolving e. atau enlarging

Pada kanker kulit sel basal sering diawali dengan andeng-andeng yang gatal sehingga

sering digaruk oleh penderita sehingga berdarah tapi tidak sembuh-sembuh bahkan menimbulkan borok yang bersifat sangat destruktif ke jaringan sekitarnya sehingga menimbulkan gangguan fungsi maupun kosmetik. Kanker jenis ini sangat jarang mengadakan penyebaran ke kelenjar getah bening maupun ke tempat lain. Kanker ini umumnya dijumpai di wajah

Kanker kulit jenis sel skwamosa memiliki tampilan klinis yang khas berupa borok yang berdungkul seperti bunga kol dengan bau yang sangat khas. Bisa dijumpai di seluruh permukaan tubuh dan mempunyai kemampuan untuk menyebar ke kelenjar getah bening dan penyebaran jauh. Pada beberapa keadaan kanker jenis skwamosa dijumpai pada orang yang pernah mengalami luka bakar derajat yang dalam beberapa tahun sebelumnya atau pada borok yang tidak sembuh-sembuh.

PeNaTalaKSaNaaNPenanganan kanker kulit memerlukan kerjasama

multidisiplin dengan disiplin lain, mulai dari tahap diagnostik hingga terapi yang melibatkan dokter bedah, radiologi ,patologi anatomi dan pihak-pihak yang terkait dengan kondisi penderita saat itu. Bila ukurannya masih kecil maka bisa dilakukan pembedahan tanpa memerlukan rekonstruksi yang ekstensif. Permasalahan yang sering dijumpai di negara kita adalah penderita yang datang pada stadium lanjut dengan destruksi wajah yang hebat yang menyulitkan untuk melakukan penutupan

KANKER KULIT

luka operasi sehingga memerlukan rekonstruksi wajah yang kadang-kadang tidak memuaskan secara kosmetik. Dalam kondisi tersebut selain tingkat kesulitan operasi yang tinggi juga tingkat kesembuhannya rendah. Kemungkinan terjadi kekambuhan dari kanker cukup tinggi. Pada stadium lanjut dimana operasi tidak mungkin dilakukan maka bisa diupayakan penyinaran maupun kemoterapi.

KeSIMPulaNPenanganan kanker kulit memerlukan kerjasama

multidisiplin mulai dari tahap diagnostik hingga pemberian terapi. Seperti semua sifat penyakit pada umumnya, kanker kulit jika ditemukan pada stadium dini maka prognosanya pun akan semakin baik. Maka dari itu, waspadai perubahan kulit yang anda alami seperti andeng-andeng yang gatal, bertambah hitam, dan berubah jadi borok. Penggunan tabir surya merupakan salah satu upaya pencegahan yang efektif terhadap kanker kulit mengingat kita tinggal di Indonesia yang merupakan negara tropis dengan paparan surya yang tinggi. n

12 SURABAYA CITY GUIDEmEDICAl REf. Free Magazine | Februari’ 2014 13SURABAYA CITY GUIDE mEDICAl REf.Free Magazine | Februari’ 2014