5
KOMUNIKASI SINGKAT KARAKTERISASI POLIMER BAHAN ADESIF UNTUK KULIT DAN PLASTIK Roestamsjah dan Nuri Astrini Puslitbang Kimia Terapan - LlPI Jalan Cisitu - Sangkuriang, Bandung 40135 INTISARI Karakterisasi polimer dari lima macam contoh adesif jenis elastomer untuk barang kulit dan plastik telah dilakukan. Contoh polimer diperoleh dengan cara isolasi larutan adesif secara presipitasi, sedangkan karakterisasinya meliputi spektroskopi FTIR, viskometri, GPC dan analisa termal. Hasil spektrum FTIR menunjukkan bahwa kelima adesif tersebut menggunakan bahan polimer kloroprena. Analisa termal menunjukkan adanya titik transisi gelas (Tg) -40 sld _43°C untuk kelima adesif, dan tiga dari contoh adesif menunjukkan adanya titik transisi gelas yang kedua pada 1,4; 3,6 dan 13,5°C. Kelima adesif menunjukkan adanya titik leleh (T,..) polimerpada 43 - 48°C. Berat molekul rata-rata viskositas (!J v ) menunjukkan adanya dua kelompok harga, yaitu Mv' 115.000-146.000 dan Mv : 357.000-425.000. lnformasi sekunder untuk polikloroprena menunjukkan harga parameter kelarutan t; = 8,2 - 9,4 (cal cm- 3 )0,5 atau 16,74 - 19,13 (kJ m- 3 )0,5 dan tegangan permukaan kritis Yc = 38 dyne cmr! atau mN m- 1 . ABSTRACT Characterization of polymer of five commercially available elas- tomeric adhesives claimed 'suitable for leather and plastics had been conducted. Polymer samples were isolated from adhesive solutions by precipitation, and then characterized through FTIR spectroscopy, vis- cometry, GPC and thermal analysis. The FTIR spectrogram,;'indicate that five different samples of adhesives contained polychloroprene. Thermal analysis indicated similar glass transition points (Tg) of -40 to _43°C and three of them indicated the second glass transitions at 1.4; 3.6 and 13.5°C, Five adhesives indicated melting points (T,..) of polymers at 43 - 48°C, The average viscosity molecular weight (Mv) indicated two groups,' i.e. M~: 115,000 - 1'46,000 and Mv : 357,000 - 425,000. From secondary sources, polychloroprene has solubility parameter t; = 8.2 - 9.4 (cal em -3)0.5 or 16.74 - 19.13 (kJ m- 3 )0.5 and critical surface tension Yc = 38 dyne cmr! or mN m- 1 . PENDAHULUAN Adesif merupakan bahan yang dikenal oleh masyarakat luas karena fungsinya yang penting untuk merekatkan atau mengikat berbagai jenis bahan seperti kayu, logam, ke- ramik, plastik, kulit, tekstil, menjadi satu kesatuan barang utuh yang dikehendaki. Meskipun dari segi volume yang digunakan re1atif kecil dibandingkan dengan bahan atau barang yang direkatkan, adesif merupakan bahan yang sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat industri. Jenis industriyang banyak menggunakan adesif ialah industri konstruksi, pengemasan, tekstil, kayu dan perabot JKTI VOL. 3- No.2, Desember, 1993 ----- ---- -=--=------==- -=-==--- --= ----- - --- rumah tangga, otomotif, kapal terbang, listrik, sepatu, dan penjilidan buku (1). Berbagai jenis adesif dapat digolongkan menurut bahan asalnya, yaitu bahan alam (seperti amilum, dekstrin, protein, karet alam), semisintetik (selulosa nitrat, poliuretan dari castor oil) dan sintetik (seperti polivinil dan pol ikon- densat); cara penggunaannya (pendinginan dari 1elehan bahan termoplastik, penguapan pelarut dari adesif, poli- merisasi in situ); dan sifat kelarutannya (larut dalam pelarut ataupun tidak larut karena adanya struktur rantai silang). Kekuatan dari suatu ikatan adesif ditentukan oleh ke- kuatan jenis bahan yang direkatkan, bahan adesifnya dan kekuatan dari dua antar permukaan yakni antar permukaan kedua bahan yang direkatkan dan adesif. Untuk suatu sistem adesif, kekuatan ikatannya ditentukan oleh kekuatan yang terlemah. Secara kimiawi hal ini berkaitan dengan jenis-jenis ikatan yang berperan seperti ikatan primer (ikatan elektrovalen,kovalen dan metalik), ikatan sekunder atau ikatan van der Waals, dan ikatan akibat interaksi antara dipol yang permanen seperti ikatan hidrogen (1). Dalam bidang adesif ada dua konsep kimia permukaan yang perlu diperhatikan, baik untuk keperluan formulasi dan pembuatan bahan adesif maupun untuk pemilihan adesif yang sesuai bagi suatu permukaan substrat tertentu, yaitu konsep parameter kelarutan (b) menurut Hilderbrand (1, 2, 3, 4) dan konsep tegangan permukaan kritis (ye) menurut Zisman (1, 2). Parameter kelarutan (b) yang didefinisikan sebagai b = (ENy>,5, dimana E = energi. penguapan; V = volume molar; dan EN = kerapatan energi , kohesi (cohesive energy density), merupakan alat untuk meramalkan kompatibilitas bahan-bahan komponen dalam adesif ataupun kompatibilitas bahan adesif dan ,bahan yang direkatkan. Tegangan permukaan kritis merupakan ukuran kemudahan terbasahi o1eh suatu cairan dari suatu permuka- an padat dan didefinisikan sebagai tegangan permukaan yang terendah dari suatu cairan dan masih menunjukkan sudut kontak lebih besar dari nol pada suatu' permukaan padat. Secara praktis Yc dari suatu permukaan merupakan harga tegangan permukaan yang maksimum yang dapat dipunyai oleh suatu sistem adesif yang akan digunakan pada permukaan tersebut, atau dengan kata lain tegangan 79

KARAKTERISASI POLIMER BAHAN ADESIF UNTUK KULIT DAN …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARAKTERISASI POLIMER BAHAN ADESIF UNTUK KULIT DAN …

KOMUNIKASI SINGKAT

KARAKTERISASI POLIMER BAHAN ADESIFUNTUK KULIT DAN PLASTIK

Roestamsjah dan Nuri AstriniPuslitbang Kimia Terapan - LlPI

Jalan Cisitu - Sangkuriang, Bandung 40135

INTISARIKarakterisasi polimer dari lima macam contoh adesif jenis elastomer

untuk barang kulit dan plastik telah dilakukan. Contoh polimer diperolehdengan cara isolasi larutan adesif secara presipitasi, sedangkankarakterisasinya meliputi spektroskopi FTIR, viskometri, GPC dan analisatermal. Hasil spektrum FTIR menunjukkan bahwa kelima adesif tersebutmenggunakan bahan polimer kloroprena. Analisa termal menunjukkanadanya titik transisi gelas (Tg) -40 sld _43°C untuk kelima adesif, dan tigadari contoh adesif menunjukkan adanya titik transisi gelas yang keduapada 1,4; 3,6 dan 13,5°C. Kelima adesif menunjukkan adanya titik leleh(T,..) polimerpada 43 - 48°C. Berat molekul rata-rata viskositas (!Jv)menunjukkan adanya dua kelompok harga, yaitu Mv' 115.000-146.000dan Mv : 357.000-425.000. lnformasi sekunder untuk polikloroprenamenunjukkan harga parameter kelarutan t; = 8,2 - 9,4 (cal cm-3)0,5atau 16,74 - 19,13 (kJ m-3)0,5 dan tegangan permukaan kritis Yc = 38dyne cmr! atau mN m-1.

ABSTRACTCharacterization of polymer of five commercially available elas-

tomeric adhesives claimed 'suitable for leather and plastics had beenconducted. Polymer samples were isolated from adhesive solutions byprecipitation, and then characterized through FTIR spectroscopy, vis-cometry, GPC and thermal analysis. The FTIR spectrogram,;'indicate thatfive different samples of adhesives contained polychloroprene. Thermalanalysis indicated similar glass transition points (Tg) of -40 to _43°C andthree of them indicated the second glass transitions at 1.4; 3.6 and13.5°C, Five adhesives indicated melting points (T,..) of polymers at43 - 48°C, The average viscosity molecular weight (Mv) indicated twogroups,' i.e. M~: 115,000 - 1'46,000 and Mv : 357,000 - 425,000. Fromsecondary sources, polychloroprene has solubility parameter t; = 8.2 - 9.4(cal em -3)0.5 or 16.74 - 19.13 (kJ m-3)0.5 and critical surface tensionYc = 38 dyne cmr! or mN m-1.

PENDAHULUANAdesif merupakan bahan yang dikenal oleh masyarakat

luas karena fungsinya yang penting untuk merekatkan ataumengikat berbagai jenis bahan seperti kayu, logam, ke-ramik, plastik, kulit, tekstil, menjadi satu kesatuan barangutuh yang dikehendaki. Meskipun dari segi volume yangdigunakan re1atif kecil dibandingkan dengan bahan ataubarang yang direkatkan, adesif merupakan bahan yangsangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat industri.Jenis industriyang banyak menggunakan adesif ialahindustri konstruksi, pengemasan, tekstil, kayu dan perabot

JKTI VOL. 3 - No.2, Desember, 1993

----- ---- -=--=------==- -=-==--- --= ----- - ---

rumah tangga, otomotif, kapal terbang, listrik, sepatu, danpenjilidan buku (1).

Berbagai jenis adesif dapat digolongkan menurutbahan asalnya, yaitu bahan alam (seperti amilum, dekstrin,protein, karet alam), semisintetik (selulosa nitrat, poliuretandari castor oil) dan sintetik (seperti polivinil dan pol ikon-densat); cara penggunaannya (pendinginan dari 1elehanbahan termoplastik, penguapan pelarut dari adesif, poli-merisasi in situ); dan sifat kelarutannya (larut dalam pelarutataupun tidak larut karena adanya struktur rantai silang).

Kekuatan dari suatu ikatan adesif ditentukan oleh ke-kuatan jenis bahan yang direkatkan, bahan adesifnya dankekuatan dari dua antar permukaan yakni antar permukaankedua bahan yang direkatkan dan adesif. Untuk suatusistem adesif, kekuatan ikatannya ditentukan oleh kekuatanyang terlemah. Secara kimiawi hal ini berkaitan denganjenis-jenis ikatan yang berperan seperti ikatan primer(ikatan elektrovalen,kovalen dan metalik), ikatan sekunderatau ikatan van der Waals, dan ikatan akibat interaksiantara dipol yang permanen seperti ikatan hidrogen (1).

Dalam bidang adesif ada dua konsep kimia permukaanyang perlu diperhatikan, baik untuk keperluan formulasidan pembuatan bahan adesif maupun untuk pemilihanadesif yang sesuai bagi suatu permukaan substrat tertentu,yaitu konsep parameter kelarutan (b) menurut Hilderbrand(1, 2, 3, 4) dan konsep tegangan permukaan kritis (ye)menurut Zisman (1, 2). Parameter kelarutan (b) yangdidefinisikan sebagai b = (ENy>,5, dimana E = energi.penguapan; V = volume molar; dan EN = kerapatan energi ,kohesi (cohesive energy density), merupakan alat untukmeramalkan kompatibilitas bahan-bahan komponen dalamadesif ataupun kompatibilitas bahan adesif dan ,bahan yangdirekatkan. Tegangan permukaan kritis merupakan ukurankemudahan terbasahi o1eh suatu cairan dari suatu permuka-an padat dan didefinisikan sebagai tegangan permukaanyang terendah dari suatu cairan dan masih menunjukkansudut kontak lebih besar dari nol pada suatu' permukaanpadat. Secara praktis Yc dari suatu permukaan merupakanharga tegangan permukaan yang maksimum yang dapatdipunyai oleh suatu sistem adesif yang akan digunakanpada permukaan tersebut, atau dengan kata lain tegangan

79

Page 2: KARAKTERISASI POLIMER BAHAN ADESIF UNTUK KULIT DAN …

permukaan dari suatu adesif yang digunakan harus lebihkecil dari Yc permukaan padat yang direkatkan.

Dalam pembuatan maupun pemilihan adesif, pe-ngetahuan tentang jenis polimer untuk bahan adesif mau-pun bahan yang akan direkatkan sangatlah penting. Dalammakalah ini akan dilaporkan hasil karakterisasi polimer darilima merek adesif jenis elastomer untuk bahan kulit danplastik yang dicuplik dari pasaran. Preparasi contohpolimer dilakukan dengan cara isolasipolimer dari contohadesif dalam bentuk larutan polimer, dan karakterisasinyadilakukan dengan spektroskopi inframerah, viskometri,GPC, dan analisa termal. Penelitian ini dimaksudkan untukmengetahui jenis komponen polimer dari adesif yangdigunakan pada barang-barang kulit dan plastik yangdiperdagangkan, dalam usaha mengembangkan formulasiadesif yang sesuai. Selanjutnya dikemukakan pula infor-masi sekunder yang berkaitan dengan parameter kelarutandan tegangan permukaan kritis dari jenis polimer yangdiidentifikasikan.

BAHANDANPERCOBAANBahan

Contoh adesif jenis elastomer yang digunakan di-produksi di dalam negeri dan merupakan larutan polimer,serta diperoleh di pasaran kota Bandung dan diberi kode A-I, A-2, A-3, A-4, dan A-S.

Isolasi polimerIsolasi polimer dari adesif dilakukan dengan cara

pelarutan dalam toluena dan pengendapan dengan pelarutmeta nol. Ditimbang lima gram contoh adesif dan kemudiandilarutkan dalam 2S ml toluena. Selanjutnya larutan adesiftersebut ditambahkan tetes demi tetes ke dalam 100 mlmetanol dan diaduk dengan kuat sehingga diperolehpolimer isolat. Polimer tersebut dikeringkan dalam ovenpada temperatur SO°C selama satu hari sampai beratkonstan, sehingga rasio antara berat polimer dan pelarutdalam adesif dapat dihitung.

Spektroskopi inframerahSpektrum inframerah diperoleh dengan alat spektro-

fotometer FTIR Shimadzu tipe 4000, untuk contoh bentukfilm hasil cetakan dari larutan polimer adesif. Darispektrum tersebut dapat diketahui jenis polimer yangdigunakan dalam adesif.

Analisa termalAnalisa termal dilakukan dengan DSC-200 merek Seiko

pada kecepatan pemanasan lOoC/menit dengan intervalpengukuran temperatur antara -90°C hingga 90°C, danberat contoh 7,3-7,7 mg. Dari termogram DSC ditentukantitik transisi gelas (Tg) dan titik leleh (Tm) dari polimer.

80

Penentuan berat molekulPolimer hasil isolasi ditentukan berat molekulnya secara

viskometri dan Gel Permeation Chromatography.i. Viskometri: Pengukuran viskositas larutan polimer

dalam toluena dilakukan dengan alat viskometer Can-non-Fenske pada temperatur kamar (25 ~ 0,1°C) untuklarutan polimer pada konsentrasi 0,10; 0,20; 0,30; 0,40dan O,SO(g/100ml) dalam toluena. Dari harga viskositasintrinsik [TJ], yang merupakan harga viskositas ter-reduksi (TJspi'C)pad a konsentrasi larutan nol, dihitungharga berat molekul rata-rata viskositas ~v) daripersamaan [TJ] = K.Mva, dimana K dan a merupakantetapan untuk sistem larutan polimer tertentu (S, 8).

ii. Gel Permeation Chromatography (GPC): Penentuanberat molekul dilakukan dengan menggunakan alatGPC - Waters IS0-C, standar polistirena (PS) untukkalibrasi dan pelarut tetrahidrofuran (THF). Beratmolekul dari standar PS tersebut adalah 4,48xl06;3,SSx105; 3,79xl04; 1,96xl04; 9,lxl03 dan 2,98xl03.Dengan metoda ini diperoleh harga berat molekul rata-rata jumlah (Mn); berat molekul rata-rata viskositas(Mv); berat molekul rata-rata berat (Mw); berat molekulrata-rata z (Mz) dan ratio MnlMn (S).

HASIL DAN DISKUSIDari hasil isolasi polimer untuk lima adesif yang diteliti

diketahui konsentrasi larutan adesif antara 17-26g/100gpelarut.

Analisa spektra inframerah untuk polimer isolat datikelima adesif A-I sid A-S berturut-turut ditunjukkan pactaGambar l a-e.

100

80

(0 )4020

05000

100

80

60(b)

40

200

5000

A -1

131111~

8251658

000 1400 800

A-2

cm!

JKTI VOL. 3 - No.2, Desember, 1

Page 3: KARAKTERISASI POLIMER BAHAN ADESIF UNTUK KULIT DAN …

100r----------------------------A-_~3~

(e)

1658 82520

°soco 2000 1400 800

Gambar l-a,b,c. Spektrum FnR dari adesif A-I, A-2 dan A-3.

100r---------------------------~A-4

(d)

20 165813111121

825

°5000 2000 1400 800

100r-----------------------------~A-S

1001~------------------------------_.

1110 820

If)40

20O~ __--~--~--------r_----~--~4CXXl](XX) 2000 1500 1000 800

-1em

Gambar I-d,e,f. Spektrum FTIR dari adesif A-4, A-S danstandar polikloroprena (6).

Ternyata spektra tersebut menunjukkan struktur daripolikloroprena yang memiliki eiri-eiri utama pada puncak1665 em-l sangat kuat untuk vibrasi regangan C=C trans

JKTI VOL. 3 - No.2, Desember, 1993

tak terkonyugasi, 1313 cm-i untuk regangan C-Cl, 1110cm-i kuat untuk vibrasi regangan C-H, dan puncak 820cm-t kuat untuk vibrasi regangan C-Cl (6, 7).

Hasil penentuan berat molekul baik secara viskometrimaupun GPC ditunjukkan pada Tabel 1. Data GPCmenunjukkan berat molekul rata-rata Mn < :My = Mw < Mzuntuk masing-masing eontoh. Harga rasio r (Mw/MJ > 1,yaitu 1,7 - 4,4, yang merupakan ukuran polidispersitas daripolimer isolat atau distribusi berat molekul. Penentuanseeara viskometri menunjukkan adanya dua golongan beratmolekul rata-rata viskositas dari polimer isolat, yaitu My :115.000 - 146.000 untuk adesif A-3 dan A-5 dan My357.000 - 425.000 untuk adesif A-I, A-2, dan A-4.

Tabell. Data Karakterisasi Polimer untuk AdesifA-I sIdA-5.

No. Kode Konsentrasi Warns Mn Mw Mz Mw [TJ] Mv Tg Tmpolimer

adesif (l'I100g polimer (xl0-3j Mn (dl/g) (xl0-3) (0C) COC)pelarut)

1. A-I 17,0 kuning 248 1.018 3.754 4,1 1,45 426 -43,0 46transparan 1,4

2. A-2 23,3 kuning 190 895 3.124 4,7 1,30 357 -41,0 43transparan 3,6

3. A-3 18,9 kuning 29 49 77 1.7 0,75 146 -43,0 45transparan 13,5

4. A-4 26,0 kuning 235 427 694 1,8 1,30 357 -41,0 45transparan

5. A-5 24,9 kuning 95 417 1.118 4,4 0,65 115 -40,0 ,48transparan

6. CR') -45,0 5&-63

') Polikloroprena (4).

Gambar 2 memperlihatkan termogram DSC polimerisolat dari adesif A-I sid A--5-yang menyatakan adanya titiktransisi gelas (T~ yang hampir sama untuk kelima adesifyaitu antara -40 s/d -43°C, sedangkan termogram dari isolatA-I, A-2, dan A-3 menunjukkan adanya puncak kedua darititik transisi gelas (T~ masing-masing pada 1,4; 3,6; dan13,5°C, yang berarti menunjukkan adanya dua fasa amorfdari polimer. Hal ini mungkin disebabkan adanya dua jenisstruktur polimer hasil polimerisasi atau adanya eampuranbiner dari bahan elastomer sejenis misalnya yang linierdan bereabang yang digunakan sebagai bahan dasar ade-sif sehingga pada spektrum FfIR tidak terdeteksi (3).Selain dari pada itu terlihat pula puncak dari titik leleh (Tm)antara 43 - 48°C untuk kelima adesif, yang dikaitkan de-ngan struktur trans dari polikloroprena pada fasa krista-lin. Bila dibandingkan dengan harga Tg dan Tm yangpernah dilaporkan di literatur (4,5), yaitu ,-45 dan58 - 63°C, maka untuk harga Tmdari kelima adesif berbedaantara 5 - 15°C, hal ini mungkin disebabkan adanya sisaoligomer/plastisator yang mempunyai sifat kompatibelterhadap bahan dan mengakibatkan penurunan titik leleh.:Dari informasi sekunder didapatkan untuk polikloroprenaharga parameter kelarutan (0) = 8,2 - 9,4 (cal em-3)O,5 atau16,74 - 19,13 (kJ m-3)O,5 dan tegangan pennukaan kritis(Ye)= 38 dyne cmt atau mN m-! (4).

Untuk campuran polimer biasanya digunakan aditifsehingga diperoleh kompon atau campuran yang kompa-tibel yang akan mempengaruhi harga tegangan permukaan

700

81

Page 4: KARAKTERISASI POLIMER BAHAN ADESIF UNTUK KULIT DAN …

kritis (Yc) dari campuran. Untuk pengembangan formulasilebih Ianjut perlu memperhatikan tegangan permukaankritis (Yc) dan parameter kelarutan (b) dari bahan yangakan digunakan.

.(-5

:r0::LLI5oZLLI

o ~5(OC )

-90 -~5TEMPERATUR

Gambar 2. Termogram DSC dari kelima polimer isolat.

Gombar 3 menunjukkan hubungan antara b dan Yc,dimana polaritas dan adanya ikatan hidrogen yang serna kinmeningkat akan menaikkan parameter kelarutan b lebihcepat dari pada tegangan pennukaan kritis Yc. Diagram inimemberikan petunjuk' praktis dalam meiakukan formulasi

82

adesif artinya tegangan permukaan dari sistem adesif yangdibuat harus Iebih kecil dari Yc pennukaan zat padapolimer yang akan direkatkan. Gambar ini juga memberi-kan visualisasi polimer mana saja yang mempunyai hargaparameter kelarutan yang sarna, artinya dapat menghasilkacampuran yang kompatibel. MisaInya diharapkan pol i-kloroprena dapat dicampur dengan polimetilmetakrilat,polistirena dan polibutadiena dan menghasilkan hargategangan pennukaan kritis yang berbeda yaitu diantaraharga tegangan pennukaan kritis masing-masing bahaasalnya.

16.-----------------------------.15

14

PTFE

z13oCt5 12

~ -"I.LI:.:: 10

9

87

6

5~~~--~~~~~~ __~~~~~~15 20 25 4530 35 40

TEGANGAN PERMUKAAN KR IT IS (rc)( DINE/eM)

90

Gambar 3. Hubungan tegangan permukaan kritis dan parameterkelarutan (1) dari beberapa bahan adesif.

Keterangan :PA poliakrilonitrilN 6,6 nilon 6,6PVDC = polivinilidin kloridaI:::A selulosa asetatPETP polietilena terephtalatPVC polivinil kloridaPMMA = polimetil metakrilatPS polistirenaBR polibutadienaPE polietilenaCR polikloroprenalIR karet butilSI = silikon, polidimetilP1FE politetrafluoroetilena

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :1. Konsentrasi adesif dari larutan polimer dari cont

yang diteliti adalah 17-26 g/lOO g peiarut.2. Polimer yang diguuakan untuk keJima adesif ters

adalah polikloroprena dengan Ts = -40 - -43°C daz

JKTI VOL. 3- No.2, Desember, 1

Page 5: KARAKTERISASI POLIMER BAHAN ADESIF UNTUK KULIT DAN …

Tm = 43 - 48°C, dimana tiga adesif menunjukkanadanya campuran polimer seperti ditunjukkan olehadanya dua titik transisi gelas. Titik transisi gelas (Tg)kedua mempunyai harga 1,4 - 13,5°C.

3. Berat molekul rata-rata viskositas dari polimer mem-punyai dua harga yaitu: Kiv; 115.000 - 146.000 danMv : 357.000 - 425.000 dengan rasio MwlMn berkisarantara 1,7 - 4,4.

4. Data sekunder tentang kurva empiris tegangan per-mukaan terhadap parameter kelarutan berbagai polimer,yang menyebutkan antara lain : harga parameterkelarutan (6) polikloroprena 8,2 - 9,4 (cal cm-3)O,5 atau16,74 - 19,13 (kJ m-3)O,5 dan tegangan permukaan kritis(Ye) 38 dyne crrr! atau mN mol, sangat berguna sebagaipetunjuk dalam formulasi adesif maupun aplikasinya.

PUSTAKA

1. 1. Skeist, Handbook of adhesives, 2nd edition, vanNostrand Reinhold Co, NY, 1977, 1'1'.3-16

2. A.W. Adamson, Physical Chemistry of Surfaces, 2ndedition, Intersience Publ. John Wiley & Sons, NY.,1967, pp. 366-388.

3. A.F. Barton, Handbook of Solubility Parameters andOther Cohesion Parameters, CRC Press, Inc., BocaRaton, Florida, 1985, pp. 245-315.

4. J. Brandup, and E.H. Immergut, (Eds.), PolymerHandbook, 2nd edition, John Wiley and Sons, NewYork, 1975.

5. F.W. Billmeyer Jr., Textbook of Polymer Science, 3rded., John Wiley and Sons, New York, 1984, pp. 151-180.

6. Annual Book of ASTM Standards, Part 37, D 3677,1981.

7. c.J.Creswell, O.A.Runquist dan M.M.Campbell,Analisa Spektrum Senyawa Organik, Penerbit ITB,Bandung, 1982, PI'. 342-345.

8. O.A. Battista, Fundamental of High Polymers,Reinhold Publishing New York, 1958, pp. 74-80

Proceedings dan majalah berikut ini dapat dipesan pad a Dr. JuliaKantasubrata d/a HKI, Puslitbang Kimia Terapan-LIPI

DAFTAR HARGA PROCEEDINGS/MAjALAH DI UNION SHOP HKI

NO. NAMA HARGAJUAL

1. Proceedings of the ASEAN-EC workshop on the scale up, cost evaluation and technologytransfer of biotechnological processes .

2. Proceedings on the first ASEAN workshop Oil biochemical engineering .._ .

3 Proceedings lokakarya pertama evaluasi biologi kimia dan fisika limbah lignosellulosa .

4 Proceedings of the first ASEAN workshop on the technology of animal feed productionutilising foodwaste materials : .

5. Invited papers presented at the first ASEAN workshop on the technology of animal feedproduction utilising foodwaste materials .

6. Proceedings of the second ASEAN workshop on the technology of animal feed productionutilising foodwaste materials .

7 ASEAN bibliography on fermentation technology .

8. Biogasification of various organic residues the ASEAN region .

9. Proceedings of the first ASEAN seminar workshop on biogas technology

(+ supplementary information) .

10. Buletin Limbah Pangan .

11. Proceedings of the First ASEAN Workshop on solid substrate fermentation .

12. Proceedings of the second ASEAN workshop on food analytical techniques .

13. Jurnal Kimia Terapan 1991-1992 .

14. Warta Kimia Analitik .

Rp 12.500,-

Rp 12.500,-

Rp 7.500,-

Rp 7.500,-

Rp 7.500,-

Rp 12.500,-

Rp 7.500,-

Rp 5.000,-

Rp 12.500,-

Rp 1.500,-

Rp 7.500,-

Rp 7.500,-

Rp 3.500,-

Rp 2.000,-

JKTI VOL. 3 - No.2, Desember, 1993 83