Upload
ngodung
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
KARAKTERISTIK AUDITEE DAN
PERUSAHAAN AUDIT SEBAGAI PENENTU
OPINI AUDIT QUALIFIED
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia)
Disusun oleh : Kurniawan Dwi Haryanto
NIM. C2C007067
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Muchamad Syafruddin, M.Si., Akt.
ABSTRACT
This research aims to analyze the influence of audit firm and auditee
characteristics against the probability of an audit qualification. The hypothesis
that’s submitted are audit firm characteristics such as audit fees and type of audit
firm influence to probability the occurrence of audit qualification, and auditee
characteristics such as operating margin to total asset, net profit to sales,
receivables to sales, and current asset to current liabilities influence to
probability the occurrence of audit qualification.
The research uses 95 manufactures company that is listed in IDX 2009,
with the audit criterion that has listed in IDX before 1 January 2009, published
financial statement audited by independent auditors for the year 2009. Samples
obtained by purposive sampling. Research data analyzed by logistic regression
analysis.
The result of this study are (1) audit fees influences the occurrence of
audit qualification, (2) type of audit firm does not affect the occurrence of audit
qualification, (3) operating margin to total asset ratio influences the occurrence
of audit qualification, (4) net profit to sales ratio influences the occurrence of
audit qualification, (5) receivables to sales ratio does not affect the occurrence of
audit qualification, (6) current asset to current liabilities ratio does not affect the
occurrence of audit qualification.
Keywords: audit qualification, audit firm characteristics and auditee financial
characteristics.
2
1. Pendahuluan
Kualifikasi audit dalam penerbitan laporan audit merupakan sinyal serius
bagi suatu perusahaan. Sinyal serius tersebut adalah adanya respon negatif pasar
modal melalui penurunan nilai saham pada perusahaan yang memperoleh
kualifikasi audit pada pos-pos yang dianggap penting. Dengan adanya kualifikasi
dalam laporan audit menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan dalam
memperoleh sumber pembiayaan di pasar modal karena investor lebih memilih
menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kondisi keuangan dan
kinerja yang bagus dimana kondisi tersebut salah satunya tercermin dalam laporan
keuangan auditan. Selain itu dengan adanya kualifikasi audit seperti kualifikasi
going concern dapat membuat lembaga perbankan membatalkan pemberian
pinjaman kredit kepada perusahaan tersebut sehingga perusahaan mengalami
kesulitan dalam mencari pinjaman kredit.
Pada umumnya perusahaan publik memanfaatkan pasar modal sebagai
sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Investor akan
menanamkan modal pada perusahaan apabila investasinya dapat menghasilkan
sejumlah keuntungan. Keberadaan pasar modal menjadikan perusahaan
mempunyai alat untuk refleksi diri tentang kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan. Apabila kondisi keuangan dan kinerja perusahaan bagus maka pasar
akan merespon dengan positif melalui peningkatan harga saham perusahaan.
Menurut Scott (2001) manajer yang rasional tidak akan memilih auditor
berkualitas tinggi dan membayar biaya audit (audit fee) yang tinggi apabila
karakteristik perusahaan tidak bagus. Argumen ini didasarkan pada anggapan
3
bahwa auditor berkualitas tinggi akan mampu mendeteksi karakteristik
perusahaan yang tidak bagus dan menyampaikannya kepada publik. Karakteristik
perusahaan yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan merupakan gambaran dari
kinerja manajemen perusahaan. Ketika karakteristik perusahaan auditee baik
maka manajer perusahaan akan memilih perusahaan audit yang memiliki reputasi
yang baik yaitu perusahaan audit Big Four. Pilihan terhadap perusahaan audit Big
Four adalah pilihan yang rasional untuk menunjukkan kinerja superior perusahaan
kepada publik. Hal ini dikarenakan bahwa perusahaan audit Big Four adalah
perusahaan audit yang memiliki reputasi baik di mata publik. Namun demikian,
ketika karakteristk perusahaan yang tercermin dalam rasio keuangan buruk,
pemilihan auditor Big Four dapat membuat auditee memperoleh kualifikasi audit
pada laporan keuangan auditannya.
Menurut De Angelo (1981), Carcello et al. (1992) dan Dye (1993),
terjadinya kualifikasi audit dalam penerbitan laporan audit perusahaan
berhubungan dengan konsep kualitas audit. Lebih lanjut De Angelo (1981)
menjelaskan bahwa kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas seorang
auditor dapat menemukan dan melaporkan suatu penyelewengan dalam sistem
akuntansi klien, dimana probabilitas dari penemuan penyelewengan dalam sistem
akuntansi klien tersebut tergantung pada kemampuan teknikal auditor, sedangkan
probabilitas dari pelaporan kesalahan tergantung pada independensi auditor.
Pernyataan De Angelo tersebut menarik kepentingan peneliti, otoritas pasar modal
dan regulator di berbagai negara (Dopouch et al., 1987; Bell dan Tabor, 1991;
Laitinen dan Laitinen, 1998; SEC, 2002; Irlandia, 2003).
4
Namun demikian, Healy dan Palepu (2001) menyatakan bahwa peran
auditor dalam perkembangan pasar modal belum diteliti. Di Yunani, kualifikasi
laporan keuangan tahunan serta deteksi pemalsuan laporan keuangan mulai
menarik kepentingan banyak peneliti (Spatish et al, 2002, 2003; Leventis et al.
2005) dan Regulator (CCGG , 1999). Pada akhir tahun 1990-an, bursa saham
Athena mengalami perkembangan yang signifikan. Perkembangan tersebut
tersebut meningkat seiring ditanamkannya dana investasi internasional pada tahun
2000 sehingga bursa saham Athena menjadi bursa saham yang berkembang
(Karanikas et al., 2006). Namun demikian, pasar saham jatuh secara signifikan
pada tahun 2000 dan kemudian menunjukkan pemulihan yang sangat lambat.
Kondisi tersebut membuat pelaporan keuangan perusahaan dan pengauditan
menjadi sorotan regulator, investor, pers, serta adanya peningkatan tuntutan atas
transparansi yang lebih besar serta kualitas komunikasi keuangan perusahaan
dengan pemangku kepentingan.
Dopouch et al. (1987) telah mengembangkan model untuk menjelaskan
kualifikasi audit untuk perusahaan publik Yunani pada tahun 2001. Model
penelitian tersebut mengasumsikan bahwa ukuran keuangan auditee dan indikator
lain, seperti karakteristik perusahaan audit, sebagai variabel independen untuk
menyelidiki pengaruhnya terhadap kualifikasi audit. Penelitian tersebut
menggunakan model empiris untuk menilai sejauh mana kualifikasi audit bisa
diketahui berdasarkan data yang tersedia untuk publik. Bell dan Tabor (1991)
serta Chen dan Church (1992) mencatat bahwa auditor dapat menggunakan model
Dopouch tersebut untuk merencanakan prosedur audit khusus yang dapat
5
diterapkan untuk mencapai tingkat risiko audit yang dapat diterima. Menurut
Kleinman dan Anandarajan (1999) model ini juga dapat digunakan sebagai alat
kontrol kualitas dalam memeriksa dan menilai tahap akhir dari perikatan audit dan
untuk analisis kontingensi tentang bagaimana perubahan variabel tertentu bisa
menambah atau mengurangi peluang untuk mendapatkan opini audit qualified.
Penelitian ini dilandasi oleh pentingnya mengetahui faktor penentu
kualifikasi audit di Indonesia. Penelitian ini merupakan studi empiris pada
perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode tahun 2009 dengan menggunakan model penelitian Dopouch et al. (1987).
2. Telaah Pustaka dan Pengembangan Hipotesis
Menurut Shidarta dan Christanti dalam Nurliana Safitri (2008)
karakteristik perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu
entitas usaha. Karakteristik perusahaan terdiri dari 2 dimensi, yaitu dimensi non
keuangan dan keuangan.
Dimensi non keuangan meliputi bidang industri perusahaan, produk yang
dihasilkan, ukuran perusahaan, tipe kepemilikan perusahaan (keluarga atau
publik), status hukum perusahaan (perseorangan, perseroan terbatas, firma, atau
CV) dan lain-lain. Sedangkan dimensi keuangan meliputi berbagai macam rasio
keuangan, seperti: rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio
rentabilitas.
Namun demikian penelitian ini hanya menggunkan dimensi keuangan
pada karaktersistik auditee dalam menguji kaitannya dengan kualifikasi audit.
6
Rasio keuangan dipilih karena merupakan gambaran dari kinerja manajemen yang
dapat digunakan untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan. Sejak tingkat
kesehatan keuangan perusahaan direpresentasikan dalam variabel keuangan,
banyak penelitian telah menggunakan variabel keuangan untuk merumuskan
prediksi opini audit (Kida, 1980; Dopouchet et al., 1987; Krishnan dan Krishnan,
1996; Mutchler et al., 1997; Laitinen dan Laitinen, 1998; Sundgren, 1998; Francis
dan Krishnan, 1999; Reynolds dan Francis, 2001; Lennox, 2000, 2005; Craswell
et al., 2002; Spatish et al., 2003).
Dimensi keuangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
pengukuran profitabilitas dan likuiditas yang terdiri dari rasio operating margin to
total asset, net profit to sales, receivabel to sales, dan current asset to current
liabilities. Profitabilitas dan likuiditas dipilih karena merupakan ukuran yang jelas
mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Rasio-rasio tersebut menurut
Caramanis dan Spatish (2001) mempengaruhi penilaian auditor dalam
memberikan kualifikasi audit.
Pada umumnya auditor memberikan kualifikasi bila karakteristik
perusahaan auditee yang direpresentasikan dengan rasio-rasio keuangan buruk.
Karakteristik auditee yang buruk ditandai dengan adanya salah saji material
dimana manajemen tidak akan atau tidak dapat memberikan informasi penjelas
secara eksplisit dalam laporan keuangan atau ketika terdapat kesangsian atas
kelangsungan hidup perusahaan.
Teori signaling mengindikasikan bahwa perusahaan akan memilih auditor
berkualitas tinggi untuk menunjukkan kinerja superior mereka. Menurut Scott
7
(2001) manajer yang rasional tidak akan memilih auditor berkualitas tinggi dan
membayar fee yang tinggi apabila karakteristik perusahaan tidak bagus. Argumen
ini didasari anggapan bahwa auditor berkualitas tinggi akan mampu mendeteksi
karakteristik perusahaan yang tidak bagus dan menyampaikannya kepada publik.
Dari sisi perusahaan audit, penelitian ini hanya menguji karakteristik
perusahaan audit yang meliputi biaya audit dan tipe perusahaan audit dalam
menguji kaitannya dengan kualifikasi audit. Dimana biaya audit mewakili dimensi
keuangan dan tipe perusahaan audit mewakili dimensi non keuangan. Biaya audit
dipilih karena biaya audit dapat mempengaruhi kualitas audit sehingga
mempengaruhi pemberian opini audit oleh auditor. Sedangkan tipe perusahaan
audit dipilih karena adanya anggapan dan literatur yang mengatakan bahwa
terdapat perbedaan kualitas auditor dan independensi antara perusahaan audit Big
Four dan perusahaan audit non-Big Four.
Karakteristik Perusahaan Audit dan Opini Audit Qualified
Besar biaya audit yang dibayarkan auditee kepada auditor dapat
mempengaruhi upaya seorang auditor dalam mengumpulkan bukti-bukti audit.
Upaya yang maksimal dalam mengumpulkan bukti-bukti audit tersebut akan
menghasilkan kualitas audit yang tinggi sehingga memungkinkan ditemukannya
eror, kecurangan, ataupun salah saji material dalam laporan keuangan klien.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa biaya audit yang tinggi akan
menghasilkan kualitas audit yang tinggi pula sehingga kemungkinan seorang
auditor untuk memberikan kualifikasi pada laporan auditnya lebih tinggi. Hasil
penelitian Ramy Elitzur dan Haim Falk (1996) menghasilkan kesimpulan bahwa
8
biaya audit (audit fees) yang lebih tinggi dapat merencanakan kualitas audit yang
lebih tinggi pula dibandingkan dengan biaya audit (audit fees) yang lebih rendah.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1A : Biaya audit berpengaruh terhadap opini audit qualified.
Di sisi lain auditor besar (Big Four Auditor) diidentifikasikan dalam
literatur sebagai auditor yang memiliki kualitas yang lebih tinggi dari auditor non-
Big Four (De Angelo, 1981; Mutchler, 1986; Palmrose, 1988; Bartov et al., 2001;
Craswell et al., 2002). Hal tersebut dikarena auditor Big Four memiliki
kapabilitas dalam mendeteksi manajemen laba. Selain itu auditor Big Four
memiliki kapabilitas dalam mendeteksi salah saji material dalam laporan
keuangan klien yang tidak dapat dijelaskan secara eksplisit oleh manajemen.
Lebih lanjut auditor Big Four merupakan perusahaan yang lebih
independen di bandingkan perusahaan audit non-Big Four. Independensi sangat
mempengaruhi seorang auditor dalam melaporkan salah saji yang material dalam
laporan keuangan klien. Independensi yang tinggi memungkinkan seorang auditor
dalam memberikan kualifikasi dalam laporan keuangan klien. Dari penjelasan di
atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1B : Tipe perusahaan audit berpengaruh terhadap opini audit qualified.
Karakteristik Auditee dan Opini Audit Qualified
Rasio operating margin to total asset (OPM/TA) merupakan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu.
9
Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan
dalam memperoleh laba dan efisiensi manajerial secara keseluruhan. Semakin
tinggi nilai OPM/TA semakin efektif pula pengelolaan aktiva perusahaan.
Sebaliknya semakin rendah nilai OPM/TA menunjukkan ketidakefisienan kinerja
manajerial secara keseluruhan sehingga kemungkinan diberikannya kualifikasi
audit lebih besar. Dari penjelasan di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H2A : Rasio operating margin to total asset berpengaruh terhadap opini audit
qualified.
Profit margin (net profit to sales) merupakan rasio yang menghitung
sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat
penjualan tertentu. Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu
rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau tingkat biaya yang terlalu tinggi untuk
tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum
rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen, dengan
demikian peluang memperoleh kualifikasi audit lebih besar. Dari penjelasan di
atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H2B : Rasio net profit to sales berpengaruh terhadap opini audit qualified.
Dalam kaitannya dengan likuiditas semakin kecil rasio current asset to
current liabilities, maka perusahaan kurang likuid sehingga tidak dapat membayar
utang kepada para krediturnya. Ketika perusahaan mengalami masalah likuiditas
yang serius maka hal tersebut dapat membuat auditor ragu akan kelangsungan
10
hidup entitas. Dalam keadaan demikian kemungkinan seorang auditor
memberikan opini audit qualified semakin tinggi. Dari penjelasan di atas dapat
ditarik hipotesis sebagai berikut:
H2C : Rasio current asset to current liabilities berpengaruh terhadap opini audit
qualified.
Rasio piutang terhadap penjualan (receivable to sales) menurut Houghton
dan Jubb (1999) dipercaya dapat menangkap risiko atau kesulitan dalam
mengaudit aset yang melibatkan waktu dan usaha audit yang lebih dibanding asset
yang lainnya. Lebih lanjut Jubb mengatakan bahwa pengukuran tersebut mewakili
“risiko bisnis” klien dan dibutuhkan untuk menangkap “risiko audit”. Ketika rasio
ini tinggi maka menunjukkan besarnya kemungkinan piutang yang tidak dapat
tertagih. Dalam keadaan demikian maka kemungkinan diberikannya opini audit
qualified oleh auditor semakin tinggi. Dari penjelasan di atas dapat ditarik
hipotesis sebagai berikut:
H2D : Rasio receivable to sales berpengaruh terhadap opini audit qualified.
3. Metodologi Penelitian
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur go
public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009, dimana
pada tahun tersebut terdapat banyak perusahaan manufaktur yang memperoleh
opini audit qualified. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 149 perusahaan.
11
Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang manufaktur pada tahun 2009 yang
dipilih dengan metode purposive sampling. Dengan metode purposive sampling
ini diharapkan dapat mewakili populasinya dan tidak menimbulkan bias bagi
tujuan penelitian. Sampel dipilih dengan kriteria sebagai berikut:
1. Sektor manufaktur dipilih untuk menghindari adanya industrial effect yaitu
risiko industri yang berbeda antara sektor industri yang satu dengan yang lain.
2. Auditee sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum 1 Januari 2009.
Pertimbangannya adalah tahun pertama perusahaan go public dapat
mempengaruhi kemungkinan menerima opini audit qualified (Caramanis dan
Spathis, 2001).
3. Menerbitkan laporan keuangan yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 dan
telah diaudit oleh auditor independen yang telah di publikasikan di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009.
4. Tersedianya data-data yang diperlukan dalam penelitian, seperti: professional
fee atau honorarium tenaga ahli, nama auditor yang mengaudit, opini audit, dan
rasio-rasio keuangan yang diperlukan.
3.2 Operasional Variabel
3.2.1 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit qualified yaitu
opini audit yang diberikan auditor apabila auditee menyajikan secara wajar
laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia, kecuali untuk hal-hal yang dikecualikan. Variabel
12
dependen ini adalah variabel yang bersifat kategorikal atau dikotomi. Dimana
kategori “1” untuk auditor yang memberikan opini audit qualified dan kategori
“0” untuk auditor yang memberikan opini non-qualified. Data ini diperoleh
dengan cara menganalisa laporan audit pada laporan keuangan audian tahun 2009.
3.2.2 Variabel Independen
1. Biaya Audit (Audit Fees)
Biaya audit merupakan sejumlah biaya yang dibayarkan auditee kepada
perusahaan audit atas jasa audit yang diberikan perusahaan audit tersebut. Data ini
menggunakan proksi professional fee atau honorarium tenaga ahli yang diperoleh
dengan melihat laporan keuangan tahunan auditee pada tahun 2009 pada
komponen beban administrasi dan umum yang tertuang pada catatan atas laporan
keuangan.
2. Tipe perusahaan audit (Big Four vs non-Big Four)
Tipe perusahaan audit yang digunakan sebagai variabel penelitian ini adalah
kelompok perusahaan audit yang tergolong sebagai perusahaan audit Big Four
dan perusahaan audit non-Big Four. Variabel ini adalah variabel dummy, yaitu
variabel yang bersifat kategorikal atau dikotomi (Ghozali, 2006: h.128). Dimana
kategori “1” untuk perusahaan audit Big Four dan kategori “0” untuk perusahaan
non-Big Four. Data ini diperoleh dari Laporan Auditor Independen yang terdapat
pada laporan keuangan auditan klien pada tahun 2009. Data tipe perusahaan audit
ini disajikan dalam skala nominal.
3. Operating margin to total asset adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba operasional berdasarkan tingkat asset tertentu, setelah biaya-
13
biaya modal (biaya yang digunakan untuk mendanai asset tersebut) dikeluarkan
dari asset (Mamduh dan Abdul Halim, 2003: h.165). Rasio ini bisa diperoleh
dengan rumus sebagai berikut:
OPM/TA =
4. Laba Bersih Terhadap Penjualan (Net Profit to Sales)
Net profit to sales atau yang sering disebut profit margin adalah rasio yang
menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada
tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai
kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan
pada periode tertentu (Mamduh dan Abdul Halim, 2003: h.86). Rasio profit
margin ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Profit Margin =
5. Piutang Terhadap Penjualan (Receivable to Sales)
Receivable to sales atau yang sering disebut rata-rata umur piutang adalah
rasio yang digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk
melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas (Mamduh dan Abdul Halim,
2003: 80). Semakin lama rata-rata piutang berarti semakin besar dana yang
Margin operasi
Total aset
Laba bersih
Penjualan
14
tertanam pada piutang. Rata-rata piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Rata-rata umur piutang =
6. Aset Lancar Terhadap Kewajiban Lancar (Current Asset to Current Liabilities)
Current asset to current liabilities atau yang sering disebut rasio lancar
(current ratio) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya yaitu aktiva
yang dapat berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis
(Mamduh dan Abdul Halim, 2003: h.79). Rasio Lancar dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Rasio Lancar =
3.3 Metode Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan logistic regression
karena variabel dependennya berupa variabel non-metrik dan variabel
independennya berupa kombinasi antara metrik dan non-metrik (Ghozali, 2006:
h.8). Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah
probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya
(Ghozali, 2006: h.225). Tujuan penggunaan regresi logistik adalah untuk menguji
kemampuan variabel independen dalam memprediksi opini audit dengan benar.
Menurut Ghozali (2006, h.225) teknik analisis ini (regresi logistik) tidak
memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya.
Piutang Dagang
Penjualan
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
15
Pengujian dilakukan pada tingkat signifikansi 5% atau dengan melihat nilai kritis
Wald pada signifikansi 10%. Model regresi logistik yang digunakan untuk
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Prob(QUALIFi) = b0 + b1AUDIT FEESi + b2TYPE AUDIT FIRMi +
b3OPM/TAi + b4CA/CLi + b5REC/SALi + b6NP/SALi + ei,
Keterangan:
Prob(QUALIFi) = probabilitas opini
b0 = konstanta
AUDIT FEESi = biaya audit (audit fees)
TYPE AUDIT FIRMi = tipe perusahaan
OPM/Tai = Margin operasi/Total Aset
CA/CLi = Aset Lancar/Hutang Lancar
REC/SALi = Piutang/Penjualan Bersih
NP/SALi = Laba Bersih/Penjualan Bersih
ei = Kesalahan Residual
4. Analisis Hasil Penelitian
4.1 Statistik Deskriptif
4.1.1 Deskripsi Karakteristik Auditee
Berdasarkan lampiran B maka dapat dibuat tabel 4.1 yang menjelaskan
mengenai deskripsi karakteristik auditee.
16
Tabel 4.1
Deskripsi Karakteristik Auditee
Variabel
non-Qualified Qualified Keseluruhan
Rata-
rata
Standar
Deviasi
Rata-
rata
Standar
Deviasi
Rata-
rata
Standar
Deviasi
OPM/TA 0.121 0.097 -0.038 0.101 0.085 0.118
NP/SAL 0.039 0.276 -0.244 1.323 -0.023 0.667
REC/SAL 0.157 0.123 0.111 0.087 0.147 0.117
CA/CL 2.341 1.864 1.212 1.475 2.092 1.839
Sumber: lampiran B
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Operating Margin To Total Asset (OPM/TA)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata rasio OPM/TA untuk perusahaan
yang memperoleh opini audit non-qualified adalah 0,121 atau 12,1% sedangkan
rata-rata rasio OPM/TA untuk perusahaan yang memperoleh opini audit qualified
adalah 0,038 atau 3,8%. Secara keseluruhan rata-rata (mean) rasio OPM/TA dari
95 perusahaan sampel adalah 0,085 atau 8,5% dengan standar deviasi 0,118 atau
11,8%.
2. Net Profit To Sales (NP/SAL)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata rasio NP/SAL untuk perusahaan
yang memperoleh opini audit non-qualified adalah 0,039 atau 3,9% sedangkan
rata-rata rasio NP/SAL untuk perusahaan yang memperoleh opini audit qualified
adalah -0,244 atau -24,4%. Secara keseluruhan rata-rata (mean) rasio NP/SAL
dari 95 perusahaan sampel adalah -0,023 atau -2,3% dengan standar deviasi 0,667
atau 66,7%.
17
3. Receivables To Sales (REC/SAL)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata rasio REC/SAL untuk perusahaan
yang memperoleh opini audit non-qualified adalah 0,157 atau 15,7% sedangkan
rata-rata rasio REC/SAL untuk perusahaan yang memperoleh opini audit qualified
adalah 0,111 atau 11,1%. Secara keseluruhan rata-rata (mean) rasio REC/SAL
dari 95 perusahaan sampel adalah 0,147 atau 14,7% dengan standar deviasi 0,117
atau 11,7%.
4. Current asset to current liabilities (CA/CL)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata rasio CA/CL untuk perusahaan
yang memperoleh opini audit non-qualified adalah 2,341 atau 234,1% sedangkan
rata-rata rasio CA/CL untuk perusahaan yang memperoleh opini audit qualified
adalah 1,212 atau 121,2%. Secara keseluruhan rata-rata (mean) rasio CA/CL dari
95 perusahaan sampel adalah 2,092 atau 209,2% dengan standar deviasi 1,839
atau 183,9%.
4.1.2 Deskripsi Karakteristik Perusahaan Audit
Berdasarkan lampiran B maka dapat dibuat tabel yang menjelaskan
mengenai deskripsi karakteristik perusahaan audit yang meliputi tabel 4.2 untuk
deskripsi biaya audit dan tabel 4.3 untuk deskripsi tipe perusahaan audit.
Tabel 4.2
Deskripsi Biaya Audit
Variabel
non-Qualified Qualified Keseluruhan
Rata-
rata
Standar
Deviasi
Rata-
rata
Standar
Deviasi
Rata-
rata
Standar
Deviasi
Biaya
Audit 2388 2018 1384 2128 2166 2074
Keterangan: Biaya audit dalam jutaan rupiah.
Sumber: lampiran B
18
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata biaya audit untuk perusahaan yang
memperoleh opini audit non-qualified adalah 2,388 miliar rupiah sedangkan rata-
rata biaya audit untuk perusahaan yang memperoleh opini audit qualified adalah
1,384 miliar rupiah. Secara keseluruhan rata-rata (mean) biaya audit dari 95
perusahaan sampel adalah 2,166 miliar rupiah dengan standar deviasi 2,074 miliar
rupiah.
Tabel 4.3
Deskripsi Tipe Perusahaan Audit
Opini Audit Tipe Perusahaan Audit
Total non-Big Four Big Four
non-Qualified 37 37 74
(%) (50%) (50%) (100%)
Qualified 13 8 21
(%) (61,9%) (38,1%) (100%)
Sumber: lampiran B
Tabel 4.3 merupakan hasil tabulasi silang (crosstabulation) antara opini
audit dan tipe perusahaan audit. Untuk perusahaan dengan opini audit non-
qualified terdiri dari 37 perusahaan atau sebesar 50% yang audit oleh perusahaan
audit non-Big Four dan 37 perusahaan lain atau sebesar 50% diaudit oleh
perusahaan audit Big Four. Sedangkan untuk perusahaan dengan opini audit
qualified terdiri dari 13 perusahaan atau sebesar 61,9% yang diaudit oleh
perusahaan audit non-Big Four dan 8 perusahaan atau sebesar 38,1% yang diaudit
oleh perusahaan audit Big Four. Untuk mengetahui asosiasi antara tipe perusahaan
audit dengan opini audit dapat dilihat dari nilai chi-squares.
19
Berdasarkan lampiran B maka nilai chi-squares test sebesar 0,930
probabilitas signifikansi (p)>0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada
hubungan atau asosiasi antara tipe perusahaan audit dengan opini audit.
4.2 Interpretasi Hasil
Berdasarkan lampiran C maka dapat diinterpretasikan hasil pengujian
hipotesis sebagai berikut:
4.2.1 Karakteristik Perusahaan Audit dengan Kualifikasi Audit
Hasil pengujian menunjukkan bahwa karakteristik perusahaan audit yang
diproksikan dengan biaya audit berpengaruh terhadap probabilitas kualifikasi
audit, sedangkan tipe perusahaan audit tidak berpengaruh terhadap probabilitas
kualifikasi audit. Berikut dijelaskan mengenai pembahasan hasil pengujian
karakteristik perusahaan audit dari masing-masing proksi tersebut.
A. Hubungan Biaya Audit dengan Kualifikasi Audit
Hasil perhitungan antara biaya audit dengan kualifikasi audit diperoleh nilai
p = 0,099 (p<0,10) sehingga hipotesis diterima. Artinya biaya audit berpengaruh
terhadap probabilitas terjadinya kualifikasi audit.
Signifikannya hubungan antara biaya audit dengan kualifikasi audit dalam
penelitian ini mengindikasikan bahwa biaya audit yang dibayarkan auditee kepada
auditor dapat mempengaruhi upaya seorang auditor dalam mengumpulkan bukti-
bukti audit. Upaya yang maksimal dalam mengumpulkan bukti-bukti audit
tersebut akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi sehingga memungkinkan
ditemukannya eror, kecurangan, ataupun salah saji material dalam laporan
20
keuangan klien. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa biaya audit yang tinggi
akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi pula sehingga kemungkinan seorang
auditor untuk memberikan kualifikasi pada laporan auditnya lebih tinggi.
B. Hubungan Tipe Perusahaan Audit dengan Kualifikasi Audit
Hasil perhitungan antara tipe prusahaan audit dengan kualifikasi audit
diperoleh nilai p = 0,278 (p>0,05) sehingga hipotesis ditolak. Artinya tipe
perusahaan audit tidak berpengaruh terhadap probabilitas terjadinya kualifikasi
audit. Beberapa hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang positif antara
ukuran auditor (auditor size) dan kualifikasi audit. Penelitian tersebut
mengasumsikan bahwa ukuran auditor dari beberapa penelitian tersebut adalah
auditor yang memiliki klien yang lebih banyak dan mempunyai kekayaan yang
lebih besar (deeper pockets) dan berkaitan dengan reputasi auditor tersebut.
Namun demikian tidak signifikannya hubungan antara tipe perusahaan audit
dengan kualifikasi audit di Indonesia dimungkinan karena baik perusahaan audit
Big Four dan perusahaan audit non-Big Four memiliki kualitas auditor yang
relatif tidak berbeda dan dalam menjalankan tugasnya memegang teguh prinsip
independensi, integritas dan objektivitas sesuai dengan Atura Etika Kompartemen
Akuntan Publik dimana seorang auditor harus menjaga sikap mental independensi
baik dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in appearance) serta harus
bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan
faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain. Selain itu,
di Indonesia perusahaan audit belum mencerminkan pasar yang kompetitif
21
sehingga hubungan antara kualifikasi audit dengan ukuran perusahaan audit
(KAP) belum dapat dilihat dengan jelas.
4.2.2 Karakteristik Auditee dengan Kualifikasi Audit
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Informasi keuangan auditee
berpengaruh terhadap probabilitas terjadinya kualifikasi audit. Namun demikian
tidak semua ukuran informasi keuangan auditee berpengaruh terhadap kualifikasi
audit. Variabel informasi keuangan auditee yang berpengaruh terhadap kualifikasi
audit adalah operating margin to total asset (OPM/TA) dan net profit to sales
(NP/SAL). Sedangkan variabel lain yang meliputi receivable to sales (REC/SAL)
dan current asset to current liabilities (CA/CL) tidak berpengaruh signifikan
terhadap kualifikasi audit.
Hasil perhitungan antara rasio operating margin to total asset dengan
kualifikasi audit diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05) sehingga hipotesis diterima.
Artinya rasio operating margin to total asset berpengaruh terhadap probabilitas
terjadinya kualifikasi audit. Begitu juga dengan net profit to sales dengan
kualifikasi audit diperoleh nilai p = 0,017 (p<0,05) sehingga hipotesis diterima.
Artinya rasio net profit to sales berpengaruh terhadap probabilitas terjadinya
kualifikasi audit. Kedu rasio tersebut merupakan ukuran profitabilitas perusahaan.
Hasil ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang memiliki masalah
terhadap profitabilitas atau mengalami kerugian usaha secara berkesinambungan
akan menerima kualifikasi audit khususnya kualifikasi going concern. Ketika
perusahaan mengalami kerugian dan timbul kesangsian terhadap kelangsungan
hidup perusahaan maka auditor memberikan kualifikasi going concern. Namun
22
demikan koefisien net profi to sales yang positif mengindikasikan bahwa ketika
perusahaan mengalami kerugian operasional, perusahaan berusaha menampilkan
profit margin yang tinggi. Hal ini kemungkinan dilakukan sebagai kompensasi
atas kerugian operasional yang dialami, sehingga tampak bahwa seolah-olah
kinarja manajemen perusahaan adalah baik. Dengan demikian manajemen
berharap agar pasar saham tidak memberikan respon negatif dan perusahaan tetap
dapat memperoleh pinjaman modal. Oleh karena itu semakin besar profit margin
yang ditampilkan bararti semakin besar kerugian operasional yang dikompensasi
sehingga probabilitas memperoleh kualifikasi audit semakin tinggi.
Hasil perhitungan antara rasio receivable to sales dengan kualifikasi audit
diperoleh nilai p = 0,160 (p>0,05) sehingga hipotesis ditolak. Artinya rasio
receivable to sales tidak berpengaruh terhadap probabilitas terjadinya kualifikasi
audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Caramanis dan Spatish
(2001) yang menunjukkan bahwa rasio receivable to sales perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualifikasi audit. Hal ini kemungkinan karena
auditor gagal dalam menangkap atau memahami risiko audit dan risiko bisnis
perusahaan klien yang tercermin dalam rasio current asset to current liabilities
sehingga tidak mempengaruhi auditor dalam memberikan kualifikasi audit.
Hasil perhitungan antara rasio current asset to current liabilities diperoleh
nilai p = 0,905 (p>0,05) sehingga hipotesis ditolak. Artinya rasio current asset to
current liabilities tidak berpengaruh terhadap probabilitas terjadinya kualifikasi
audit. Hal ini kemungkinan karena masalah likuiditas yang terjadi pada
perusahaan go publik di Indonesia relatif tidak serius (kecil) dan perusahaan
23
dinilai masih mampu untuk mempertahankan kelangsungan usahanya sehingga
tidak mempengaruhi auditor dalam memberikan kualifikasi audit (opini audit
qualified) pada opini auditnya.
5. Simpulan, Keterbatasan, dan Saran
5.1 Simpulan
1. Biaya audit berpengaruh terhadap probabilitas terjadinya kualifikasi audit
(pemberian opini audit qualified). Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis
yang diprediksikan. Biaya audit mempengaruhi kualitas audit sehingga
berpengaruh dalam memberikan opini audit qualified.
2. Tipe perusahaan audit tidak berpengaruh terhadap probabilitas terjadinya
kualifikasi audit (pemberian opini audit qualified). Hasil ini tidak sesuai dengan
hipotesis yang diprediksikan. Antara perusahaan audit Big Four dan non-Big Four
memiliki kualitas auditor dan independensi yang relatif tidak berbeda.
3. Rasio operating margin to total asset berpengaruh terhadap probabilitas
terjadinya kualifikasi audit (pemberian opini audit qualified). Hasil penelitian ini
sesuai dengan hipotesis yang diprediksikan. Profitabilitas dan kinerja manajemen
perusahaan mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menilai kelangsungan
hidup entitas sehingga mempengaruhi pemberian opini audit.
4. Rasio net profit to sales berpengaruh terhadap probabilitas terjadinya
kualifikasi audit (pemberian opini audit qualified). Hasil penelitian ini sesuai
dengan hipotesis yang diprediksikan. Profitabilitas dan kinerja manajemen
24
perusahaan mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menilai kelangsungan
hidup entitas sehingga mempengaruhi pemberian opini audit.
5. Rasio receivable to sales tidak berpengaruh terhadap probabilitas terjadinya
kualifikasi audit (pemberian opini audit qualified). Hasil ini tidak sesuai dengan
hipotesis yang diprediksikan. Auditor tidak melihat adanya risiko audit dan risiko
bisnis yang besar yang tercermin dalam rasio ini sehingga tidak mempengaruhi
auditor dalam mengeluarkan opini audit qualified.
6. Rasio current asset to current liabilities tidak berpengaruh terhadap
probabilitas terjadinya kualifikasi audit (pemberian opini audit qualified). Hasil
ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diprediksikan. Likuiditas perusahaan
manufaktur di Indonesia relatif rendah atau masih pada taraf yang dapat diterima
sehingga tidak mempengaruhi auditor dalam memberikan kualifikasi audit (opini
audit qualified).
5.2 Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur sehingga
belum tentu tepat menggambarkan kondisi semua jenis industri di Bursa Efek
Indonesia secara keseluruhan.
2. Biaya audit dalam penelitian ini menggunakan proksi professional fee atau
honorarium tenaga ahli sehingga tidak mencerminkan biaya audit yang
sesungguhnya karena dimungkinkan terdapat komponen biaya professional
lainnya dalam professional fee atau honorarium tenaga ahli tersebut.
25
5.3 Saran
Saran yang disampaikan peneliti terhadap penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian yang akan datang hendaknya dilakukan dengan memperluas variabel
penelitian yaitu dengan memasukkan variabel-variabel non-keuangan seperti
pengalaman dan keahlian auditor, kontark sosial, frekuensi perputaran auditor,
ukuran perusahaan klien, dan lain-lain.
2. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan ukuran biaya audit yang
sesungguhnya sehingga penelitian dapat menggambarkan hubungan antara biaya
audit dengan kualifikasi audit dengan lebih tepat.
3. Penelitian yang akan datang hendaknya dilakukan dengan memperluas sampel
penelitian, yaitu menggunkan semua jenis industri yang terdaftar dalam Bursa
Efek Indonesia sehingga hasil penelitian dapat menggambarkan kondisi Bursa
Efek secara keseluruhan.
4. Penelitian yang akan datang hendaknya menggunakan metode penelitian yang
berbeda sehingga hasil penelitian dapat dibandingkan dengan hasil penelitian
terdahulu.
26
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin dan Loebbecke, James. 1996. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi
Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Arnold, Vicky, dan Sutton, Steve. 2001, ”The impact of Political Pressure on
Novice Decision Makers: Are Auditors Qualified to Make Going Concern
Judgments?.” Critical Perspectives in Accounting, Vol. 12, h. 323-38
Caramanis, Constantinous. 2006. ”Auditee and Audit Firm Characteristics as
Determinants of Audit Qualifications.” Manajerial Auditing Journal, Vol.
76, No. 9, h. 905-920
Djamil, Nasrullah. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada
Sektor Publik dan Beberapa Karakteristik Untuk Meningkatkannya.”
Jurnal Auditing, h. 1-22
Elitzur, Ramy dan Falk, Haim. 1996. “Planned Audit Quality.” Journal of
Accounting & Public Policy, Vol. 15, h.247-269
Farrugia, Konrad, dan Baldacchino, Peter. 2005. “Qualified Audit Opinion in
Malta.” Managerial Auditing Journal, Vol.20, No. 8, h.823-843
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. 2005. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Hoitash, Rani, Markelevich, Ariel, dan Barragato, Charles A. 2007. “Auditor Fees
and Audit Quality.” Managerial Auditing Journal, Vol. 22, No. 8, h.761-
786
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat
Komalasari, Agrianti. 2003. ”Pengaruh Kualitas Auditor, Lamanya Pengauditan,
dan Jenis Opini Auditor terhadap Tingkat Kepatuhan Perusahaan Publik
dalam Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan ke BAPEPAM.” Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Edisi Juli.
27
Komalasari, Agrianti. 2004. “Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxi Going
Concern Terhadap Opini Auditor.” Skripsi Dipublikasikan, Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung
Mayangsari, Sekar. 2003. “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap
Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperimen.” Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, Vol. 6, No. 1, h. 1-22
Mulyadi. 2002. Auditing. Yogyakarta: Salemba Empat
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
MediaKom
Solikah, Badingatus. 2007. “Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan,
Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap
Opini Audit Going Concern”. Skripsi Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang
Spathis, Charalambos. 2003. “Audit Qualification, Firm Litigation, and Financial
Information: An Empirical Analysis in Greece”. International Journal of
Auditing. Vol. 7 No. 1, h. 71-85
Suharyadi dan Purwanto. 2004. Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern.
Jakarta: Salemba Empat
28
Lampiran A Daftar Data Perusahaan Sampel
obs NAMA KODE OPINI FEE OPM/TA NP/SAL REC/SAL CA/CL TYPE
1 PT. Akasha Wira International Tbk ADES 0 1368 0.026 0.121 0.149 2.484 0
2 PT. Polychem Indonesia Tbk ADMG 1 5108 -0.007 0.017 0.119 1.091 1
3 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 0 1090 0.078 0.071 0.268 1.173 0
4 PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk AKKU 0 301 -0.169 -2.211 0.364 0.175 0
5 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI 0 3665 0.119 0.068 0.139 1.5 1
6 PT. Aqua Golden Misisipi AQUA 0 7976 0.111 0.035 0.163 6.335 1
7 PT. Argo Pantes Tbk ARGO 1 489 -0.087 -0.1 0.068 0.651 0
8 PT. Arwana Citramulia Tbk ARNA 0 1343 0.153 0.089 0.221 0.792 1
9 PT. Asiaplast Industries Tbk APLI 0 526 0.115 0.106 0.152 1.402 0
10 PT. Astra Graphia Tbk ASGR 0 6337 0.146 0.05 0.095 0.486 1
11 PT. Astra International Tbk ASII 0 2750 0.143 0.102 0.077 1.369 1
12 PT. Astra Otoparts Tbk AUTO 0 5235 0.09 0.146 0.134 2.174 1
13 PT. Sepatu Bata Tbk BATA 0 5450 0.18 0.089 0.025 2.352 1
14 PT. Bentoel International Investama Tbk RMBA 0 1587 0.062 0.004 0.029 2.659 1
15 PT. Indo Kordsa Tbk BRAM 0 3049 0.114 0.048 0.151 3.437 1
16 PT. Berlina Tbk BRNA 0 2030 0.097 0.038 0.26 1.512 0
17 PT. Betonjaya Manunggal Tbk BTON 0 155 0.243 0.071 0.109 9.462 0
18 PT. Budi Acid Jaya Tbk BUDI 0 2263 0.096 0.082 0.116 1.044 0
19 PT. Cahaya Kalbar Tbk CEKA 1 440 0.164 0.041 0.056 4.894 1
20 PT. Century Textile Industry Tbk CNTX 0 4421 -0.098 -0.191 0.147 0.633 1
21 PT. Citra Tubindo Tbk CTBN 0 4798 0.111 0.06 0.154 1.665 1
22 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 0 3136 0.211 0.1 0.088 4.704 1
29
23 PT. Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 0 1481 0.152 0.083 0.322 3.05 1
24 PT. Dynaplast Tbk DYNA 0 2717 0.108 0.044 0.156 0.869 1
25 PT. Ekhadharma International Tbk EKAD 0 321 0.157 0.08 0.12 1.407 0
26 PT. Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 0 666 0.023 0.014 0.155 1.57 0
27 PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST 0 4891 0.216 0.074 0.003 1.538 1
28 PT. Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 0 2628 0.116 0.101 0.173 2.308 1
29 PT. Goodyear Indonesia Tbk GDYR 0 2566 0.114 0.094 0.083 0.905 1
30 PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL 0 6055 0.129 0.114 0.081 2.532 1
31 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 0 6072 0.412 0.131 0.013 1.881 1
32 PT. Sumi Indokabel Tbk IKBI 0 915 0.149 0.033 0.114 7.183 1
33 PT. Indofarma (Persero) Tbk INAF 0 2017 0.063 0.002 0.153 1.542 0
34 PT. Indal Aluminium Industry Tbk INAI 0 807 0.081 -0.027 0.228 1.035 0
35 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 1 1040 0.124 0.056 0.053 1.161 1
36 PT. Indorama Syntetics Tbk INDR 0 2205 0.008 0.023 0.09 1.118 1
37 PT. Inter Delta Tbk INTD 1 193 -0.08 -0.009 0.024 0.488 0
38 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 0 7206 0.278 0.26 0.127 3.006 1
39 PT. Intraco Penta Tbk INTA 0 1976 0.103 0.036 0.271 1.746 0
40 PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 1 70 0.04 0.033 0.246 5.553 0
41 PT. Jaya Pari Steel Tbk JPRS 0 522 0.057 0.006 0.422 2.873 0
42 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 0 4205 0.072 0.022 0.107 1.998 0
43 PT. Karwell Indonesia Tbk KARW 1 218 -0.183 -0.098 0.167 0.18 0
44 PT. Kabelindo Murni Tbk KBLM 0 378 0.024 0.006 0.184 1.025 0
45 PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI 1 1560 -0.032 0.185 0.002 0.034 0
46 PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS 0 1631 0.027 0.076 0.943 1.299 0
47 PT. Kedung Indah Can Tbk KICI 0 669 -0.049 -0.063 0.078 5.532 0
30
48 PT. Kalbe Farma Tbk KLBF 0 2594 0.242 0.102 0.132 2.987 1
49 PT. Lautan Luas Tbk LTLS 0 1230 0.044 0.023 0.156 1.121 1
50 PT. Lion Metal Works Tbk LION 0 269 0.162 0.17 0.184 7.963 0
51 PT. Langgeng Makmur Industry Tbk LMPI 0 550 0.033 0.016 0.281 2.784 0
52 PT. Lionmesh Prima Tbk LMSH 0 364 0.052 0.019 0.133 2.125 0
53 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 1 899 0.052 0.176 0.205 2.27 0
54 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 0 4790 0.091 0.103 0.071 0.859 1
55 PT. Merck Tbk MERK 0 1308 0.464 0.195 0.232 5.038 1
56 PT. Metrodata Electronics Tbk MTDL 0 3637 0.121 0.003 0.103 1.493 1
57 PT. Mitra Investindo Tbk MITI 1 586 0.004 0.131 0.112 1.191 0
58 PT. Mulia Industrindo MLIA 1 1837 0.011 0.456 0.118 0.217 1
59 PT. Modern International MDRN 0 2777 0.035 0.013 0.135 1.15 1
60 PT. Mustika Ratu Tbk MRAT 0 4987 0.114 0.061 0.37 7.179 0
61 PT. Multipolar Tbk MLPL 0 7474 0.046 0.01 0.01 1.634 0
62 PT. Mayora Indah Tbk MYOR 0 1316 0.189 0.078 0.18 2.29 0
63 PT. Myoh Technologi Tbk MYOH 1 62 0.005 -0.252 0.347 1.248 0
64 PT. Panasia Filament Inti Tbk PAFI 1 105 -0.14 -0.055 0.056 0.666 0
65 PT. Pan Brothers Tex Tbk PBRX 0 916 0.055 0.021 0.077 1.006 0
66 PT. Perdana Bangun Pusaka Tbk KONI 1 213 0.012 0.106 0.177 1.059 1
67 PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk PTSP 0 282 0.182 0.049 0.009 1.169 0
68 PT. Asia Pasific Fibers Tbk POLY 1 8288 -0.069 0.337 0.156 0.122 0
69 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN 0 2025 0.122 0.055 0.061 1.563 1
70 PT. Pyridam Farma Tbk PYFA 0 287 0.068 0.029 0.135 2.099 0
71 PT. Roda Vivatex Tbk RDTX 0 556 0.17 0.434 0.123 1.926 0
72 PT. Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 0 1067 0.013 0.007 0.228 1.789 0
31
73 PT. Schering Plough Indonesia Tbk SCPI 0 1244 0.173 0.038 0.191 0.938 1
74 PT. Siwani Makmur Tbk SIMA 1 145 -0.302 -5.835 0.027 0.262 0
75 PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk SMAR 0 4271 0.109 0.053 0.075 1.58 0
76 PT. Surabaya Agung Industry Pulp & Kertas Tbk SAIP 1 69 -0.02 0.741 0.02 0.905 0
77 PT. Holcim Indonesia Tbk SMCB 0 2150 0.192 0.151 0.102 1.27 1
78 PT. Semen Gresik Tbk SMGR 0 7341 0.335 0.231 0.099 3.576 1
79 PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM 0 1020 0.202 0.097 0.202 1.587 0
80 PT. Suparma Tbk SPMA 0 893 0.045 0.026 0.127 1.387 0
81 PT. Alibond Makmur Usaha Tbk SQMI 1 113 -0.07 -1.046 0.01 2.287 0
82 PT. Indo Acidatama Tbk SRSN 0 611 0.107 0.072 0.204 1.707 0
83 PT. Siantar TOP Tbk STTP 0 942 0.072 0.065 0.098 1.688 0
84 PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI 1 4575 -0.1 -0.156 0.095 0.506 1
85 PT. Mandom Indonesia Tbk TCID 0 1483 0.186 0.09 0.136 7.263 1
86 PT. TIFICO Tbk TFCO 1 2471 -0.062 -0.07 0.185 0.424 1
87 PT. Tira Austenite Tbk TIRA 0 1744 0.1 0.009 0.201 1.249 0
88 PT. Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 0 1796 0.211 0.186 0.218 2.063 1
89 PT. Try Polyta Indonesia Tbk TPIA 0 1735 0.285 0.102 0.08 3.226 1
90 PT. Trias Sentosa Tbk TRST 0 907 0.085 0.092 0.156 1.111 1
91 PT. Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 0 1182 0.137 0.08 0.103 3.468 0
92 PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ 0 1634 0.073 0.038 0.11 2.116 0
93 PT. United Tractor Tbk UNTR 0 2812 0.212 0.131 0.153 1.656 1
94 PT. Unitex Tbk UNTX 1 584 -0.069 0.211 0.108 0.254 1
95 PT. Yanaprima Hastapersada Tbk YPAS 0 1135 0.16 0.066 0.13 1.455 0
32
Lampiran B Hasil Analisis Deskriptif, T-test dan Chi Square Test
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
FEE 95 62 8288 2166.34 2074.194
opm.ta 95 -.302 .464 .08575 .118430
np.sal 95 -5.835 .741 -.02346 .667619
rec.sal 95 .002 .943 .14758 .117867
ca.cl 95 .034 9.462 2.09214 1.839822
Valid N (listwise) 95
T-Test
Group Statistics
OPINI N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
FEE non-Qualified 74 2388.34 2018.139 234.604
Qualified 21 1384.05 2128.325 464.439
Independent Samples Test
FEE
Equal variances assumed
Equal variances not
assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F .156
Sig. .694
t-test for Equality of Means
t 1.989 1.930
df 93 30.956
Sig. (2-tailed) .050 .063
Mean Difference 1004.290 1004.290
Std. Error Difference 504.968 520.329
95% Confidence Interval of the Difference
Lower 1.525 -56.988
Upper 2007.056 2065.569
33
Group Statistics
OPINI N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
opm.ta non-Qualified 74 .12101 .097809 .011370
Qualified 21 -.03852 .100925 .022024
Independent Samples Test
opm.ta
Equal variances
assumed
Equal variances not
assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F .078
Sig. .780
t-test for Equality of Means
t 6.552 6.437
df 93 31.470
Sig. (2-tailed) .000 .000
Mean Difference .159537 .159537
Std. Error Difference .024351 .024785
95% Confidence Interval of the Difference
Lower .111181 .109018
Upper .207894 .210057
Group Statistics
OPINI N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
np.sal non-Qualified 74 .03922 .276078 .032093
Qualified 21 -.24433 1.323216 .288749
34
Independent Samples Test
np.sal
Equal variances assumed
Equal variances not
assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 13.011
Sig. .001
t-test for Equality of Means
T 1.736 .976
Df 93 20.496
Sig. (2-tailed) .086 .053
Mean Difference .283550 .283550
Std. Error Difference .163328 .290527
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -.040788 -.321541
Upper .607887 .888640
Group Statistics
OPINI N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
rec.sal non-Qualified 74 .15769 .123716 .014382
Qualified 21 .11195 .087852 .019171
Independent Samples Test
rec.sal
Equal variances assumed
Equal variances not
assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F .042
Sig. .838
t-test for Equality of Means
T 1.582 1.908
Df 93 44.945
Sig. (2-tailed) .017 .063
Mean Difference .045737 .045737
Std. Error Difference .028912 .023966
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -.011677 -.002534
Upper .103151 .094008
Group Statistics
OPINI N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ca.cl non-Qualified 74 2.34176 1.864614 .216757
Qualified 21 1.21252 1.475136 .321901
35
Independent Samples Test
ca.cl
Equal variances assumed
Equal variances not
assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F .975
Sig. .326
t-test for Equality of Means
t 2.554 2.910
df 93 39.996
Sig. (2-tailed) .012 .006
Mean Difference 1.129233 1.129233
Std. Error Difference .442090 .388077
95% Confidence Interval of the Difference
Lower .251329 .344897
Upper 2.007137 1.913569
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
OPINI * TYPE 95 100.0% 0 .0% 95 100.0%
36
OPINI * TYPE Crosstabulation
TYPE
Total non-Big four Big four
OPINI non-Qualified Count 37 37 74
Expected Count 38.9 35.1 74.0
% within OPINI 50.0% 50.0% 100.0%
% within TYPE 74.0% 82.2% 77.9%
% of Total 38.9% 38.9% 77.9%
Qualified Count 13 8 21
Expected Count 11.1 9.9 21.0
% within OPINI 61.9% 38.1% 100.0%
% within TYPE 26.0% 17.8% 22.1%
% of Total 13.7% 8.4% 22.1%
Total Count 50 45 95
Expected Count 50.0 45.0 95.0
% within OPINI 52.6% 47.4% 100.0%
% within TYPE 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 52.6% 47.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .930a 1 .335
Continuity Correctionb .514 1 .474
Likelihood Ratio .939 1 .333
Fisher's Exact Test .458 .237
Linear-by-Linear
Association .920 1 .337
N of Valid Casesb 95
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.95.
b. Computed only for a 2x2 table
37
Lampiran C Hasil Analisis Regresi Logistik
Logistic Regression
[DataSet1]
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 95 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 95 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 95 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
non-Qualified 0
Qualified 1
38
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 100.712 -1.116
2 100.365 -1.254
3 100.365 -1.260
4 100.365 -1.260
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 100.365
c. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
OPINI Percentage
Correct non-Qualified Qualified
Step 0 OPINI non-Qualified 74 0 100.0
Qualified 21 0 .0
Overall Percentage 77.9
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -1.260 .247 25.951 1 .000 .284
39
Variables not in the Equationa
Score df Sig.
Step 0 Variables FEE 3.876 1 .049
TYPE .930 1 .335
opm.ta 30.000 1 .000
ca.cl 6.228 1 .013
rec.sal 2.489 1 .115
np.sal 2.982 1 .084
a. Residual Chi-Squares are not computed because of redundancies.
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log
likelihood
Coefficients
Constant FEE TYPE opm.ta ca.cl rec.sal np.sal
Step 1 1 68.379 .049 .000 .477 -9.109 .015 -2.602 .305
2 55.481 .447 .000 .733 -16.914 .040 -4.528 .744
3 52.584 .756 .000 .856 -22.407 .045 -5.662 1.075
4 52.296 .912 .000 .879 -24.688 .039 -6.057 1.222
5 52.291 .940 .000 .878 -25.009 .036 -6.111 1.243
6 52.291 .940 .000 .878 -25.015 .036 -6.112 1.244
7 52.291 .940 .000 .878 -25.015 .036 -6.112 1.244
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 100.365
d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 48.074 6 .000
Block 48.074 6 .000
Model 48.074 6 .000
40
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 52.291a .397 .609
a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter
estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 6.132 8 .632
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
OPINI = non-Qualified OPINI = Qualified
Total Observed Expected Observed Expected
Step 1 1 10 9.980 0 .020 10
2 10 9.912 0 .088 10
3 10 9.789 0 .211 10
4 10 9.641 0 .359 10
5 10 9.464 0 .536 10
6 8 8.938 2 1.062 10
7 6 7.864 4 2.136 10
8 8 6.028 2 3.972 10
9 2 2.159 8 7.841 10
10 0 .224 5 4.776 5
41
Classification Tablea
Observed
Predicted
OPINI Percentage
Correct non-Qualified Qualified
Step 1 OPINI non-Qualified 70 4 94.6
Qualified 7 14 66.7
Overall Percentage 88.4
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a FEE .000 .000 2.721 1 .099 1.000
TYPE .878 .810 1.175 1 .278 2.407
opm.ta -25.015 6.292 15.807 1 .000 .000
ca.cl .036 .299 .014 1 .905 1.036
rec.sal -6.112 4.352 1.973 1 .160 .002
np.sal 1.244 .523 5.663 1 .017 3.469
Constant .940 1.053 .797 1 .372 2.561
a. Variable(s) entered on step 1: FEE, TYPE, opm.ta, ca.cl, rec.sal, np.sal.
Correlation Matrix
Constant FEE TYPE opm.ta ca.cl rec.sal np.sal
Step 1 Constant 1.000 -.428 -.324 -.018 -.496 -.671 .245
FEE -.428 1.000 -.300 .166 .151 .103 -.263
TYPE -.324 -.300 1.000 -.231 .138 .145 .054
opm.ta -.018 .166 -.231 1.000 -.381 .052 -.690
ca.cl -.496 .151 .138 -.381 1.000 .003 .100
rec.sal -.671 .103 .145 .052 .003 1.000 -.083
np.sal .245 -.263 .054 -.690 .100 -.083 1.000
42