8
Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua Disusun Oleh : Ridha Chairunissa 0606071733 Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia

Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua · PDF fileHa dengan debit andalan rata-rata 337,99 m³/detik. 2. Kondisi Geologi Tanah-tanah di DAS Mamberamo sebagian besar terbentuk

  • Upload
    phamque

  • View
    236

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo

Papua

Disusun Oleh :

Ridha Chairunissa

0606071733

Departemen Geografi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia

Daerah Aliran Sungai Mamberamo

Papua

1. Gambaran Umum DAS Mamberamo

Sungai Mamberamo adalah sebuah sungai

sepanjang 670 km yang terletak di sebelah selatan

Pegunungan Foja, Kabupaten Sarmi, Provinsi

Papua. Nama "Mamberamo" berasal dari bahasa

Dani — mambe berarti 'besar' dan ramo berarti

'air'. Beberapa suku terasing bermukim di lembah

sungai yang kaya akan keanekaragaman hayati ini.

Sumber air sungai ini berasal dari pertemuan

antara beberapa anak sungai utama, yaitu Tariku, Van Daalen dan Taritatu. Air lalu mengalir ke

arah utara melalui lembah Pegunungan Van Rees guna mencapai bagian delta yang berawa

dataran rendah. Sungai ini akhirnya bermuara di Samudra Pasifik di titik utara Tanjung D'Urville.

Danau Rombebai dan Bira terletak di

sepanjang aliran sungai.

Sungai sepanjang 670 km ini memiliki

kawasan resapan seluas 138.877 km².

Kedalaman sungai berkisar antara 8 hingga 33

m. Menurut penelitian pada 1983, debit

airnya mampu mencapai 5.500 m³/detik.

Lanskap di sekitar sungai ini bervariasi. Di

daerah hulu berupa pegunungan yang curam, di daerah hilir terdapat dataran yang yang

berawa-rawa, dan di bagian tengah berupa cekungan dataran tinggi yang luas. Curah hujan di

daerah aliran sungai (DAS) Mamberamo dapat mencapai 5.600 mm/tahun

Daerah Aliran Sungai (DAS)

Mamberamo yang terletak di Papua

yang meliputi Kabupaten

Mamberamo Raya, Mamberamo

Tengah, Kabupaten Sarmi dan

Kabupaten Waropen hingga sebagian

wilayah di Kabupaten Tolikara dan

Kabupaten Puncak Jaya. Sungai

Mamberamo mempunyai dua anak

sungai utama, yaitu Sungai Rouffaer/ Tariku yang mengalir dari arah barat ke timur dan Sungai

Idenberg/Taritatu yang mengalir dari arah timur ke barat. Panjang sungai sekitar 670 km dan

debit rata-rata tahunan 5,000 m3/detik. Sungai ini memiliki dua kawasan lindung yang berada

di wilayah Mamberamo yakni Suaka Margasatwa Sungai Rouffer dengan luas wilayah sekitar

310.000 Ha dan terletak pada ketinggian 200 m dpl, dan Suaka Margasatwa Pegunungan

Mamberamo Foya

dengan luas

kawasan 1,108 juta

Ha dengan debit

andalan rata-rata

337,99 m³/detik.

2. Kondisi Geologi

Tanah-tanah di DAS

Mamberamo sebagian besar

terbentuk dari bahan induk yang

berumur tua. Dengan curah hujan

yang tinggi dan pencucian hara

berlangsung intensif,

menyebabkan tanah tanah di

daerah ini umumnya mempunyai

tingkat kesuburan rendah, kecuali

di dataran aluvial karena adanya

Sungai Mayabu, Turai, dan Tariku-

Idenberg yang secara periodik

banjir sehingga memberikan bahan

endapan (aluvium) yang memperkaya kesuburan tanah.

3. Kondisi Geomorfologi

DAS Mamberamo

memiliki rawa pantai

dan pada bagian

tengah terdapat ngarai

yang memotong

pegunungan Foja-Van

Rees. Bagian tengah

sungai antara

pegunungan ini dan

pusat cordillera yang

membentuk lahan basah yang luas dan dialiri anak sungai di lereng utara dari pusat

pegunungan seperti halnya lereng selatan dari pegunungan Foja-Van Rees.

4. Kondisi Sosial Ekonomi

4.1 Bagian Hulu

Peladangan berpindah dan pemanfaatan lahan pekarangan untuk mencukupi kebutuhan

rumah tangga lazim dijumpai di DAS Mamberamo hulu. Ubi jalar merupakan makanan pokok

penduduk setempat, terutama di Wamena. Tanaman kelapa tumbuh subur hampir di sebagian

besar wilayah, dan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai usaha industri rumah tangga.

Lembah Baliem (anak Sungai Mamberamo bagian hulu-daerah Wamena) merupakan penghasil

ikan (mas, mujair, dan lele), sedang bagian hilir Sungai Mamberamo terkenal sebagai penghasil

ikan sembilan. Industri pengolahan ikan dan kulit buaya perlu dicarikan alternative

pemasarannya, di samping perbaikan teknologi pascapanen daging ikan dan kulit buaya

tersebut. Kawasan Pegunungan Jayawijaya beriklim sejuk dan dingin, dan berpotensi sebagai

penghasil sayuran dan buahbuahan dataran tinggi. Namun, produksi masih dipasarkan di

Wamena karena terbatasnya infrastruktur dan keterampilan masyarakat. Keberadaan penyuluh

pertanian lapangan (PPL) untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian

sangat diperlukan. Transportasi udara yang terbatas menyebabkan harga bahan kebutuhan

pokok fluktuatif, dan berlipat ganda dibanding di daerah lain di Papua dan Papua Barat.

4.2 Bagian Hilir

Bagian hilir DAS terdapat hutan rawa (hutan sagu), yang merupakan wilayah hutan

primer alami. DAS Mamberamo dengan luas 7,8 juta Ha merupakan salah satu areal lahan

basah di Papua yang memiliki hutan rawa gambut 432,750 ha dan hutan rawa air tawar 14,425

ha. Dataran pelembahan Mamberamo, yaitu pada bagian tanah mineral, dapat dikembangkan

untuk tanaman pangan lahan basah (padi) dan/atau palawija (kedelai, jagung, kacang tanah)

dengan perbaikan drainase dan tata air. Pada bagian rawa belakang sungai (backswamp),

potensi lahannya relatif terbatas. Di daerah ini tanaman sagu mempunyai prospek yang cukup

baik untuk dikembangkan dan merupakan komoditas alternatif utama.

Lembah Mamberamo dengan luas 1,76 juta ha berpotensi untuk pengembangan padi sawah

seluas 383,2 ribu ha (21,6%), tanaman pangan lahan kering (padi gogo dan palawija 953,1 ribu

ha (54,1%), sayuran dan buah-buahan 268,9 ribu ha (10,4%), perkebunan 111,7 ha (66,3%), dan

peternakan 24,45 ribu ha ( 1,4%).

5. Daerah Di DAS Mamberamo

5.1 Papasena

Papasena

adalah salah satu

kampung ditepian

sungai

Mamberamo.

Secara

administratif

kampung ini terdiri

dari dua kampung

yaitu Papasena I

dan Papasena II

dan termasuk

dalam wilayah Distrik Mamberamo Hulu. Penduduknya berjumlah 377 jiwa. Untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat melakukan kegiatan berburu (berburu buaya, babi

hutan, kasuari, lao-lao dll), mencari ikan di telaga dan sungai kecil serta membuat kebun-kebun

kecil disekitar rumah dan ditepian telaga lokasi berburu.

Hubungan orang Papasena dengan alam sekitar mereka masih sangat kental dan murni.

Mereka tinggal di tepi sungai-sungai kecil yang bermuara ke Mamberamo dengan hamparan

hutan primer dataran rendah yang sangat luas hingga ke kaki pegunungan Foja. Terdapat juga

beberapa telaga-telaga besar menyerupai danau dan banyak sekali telaga telaga kecil. Perahu

adalah alat transportasi utama. Berburu buaya, mencari ikan dilakukan dengan menggunakan

perahu. Begitu pula untuk dapat ke lokasi kampung terdekat harus menggunakan perahu.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/ip012087.pdf diakses pada tanggal 30 November

2009. Pukul 21.37 WIB

http://222.124.202.145/satminkal/dit_sda/arsip%20Berita/2008-08-

06/liputanRakornisPapua_EDIT.doc.pdf diakses pada tanggal 30 November 2009. Pukul 21.41

WIB

http://yalipapua.blogspot.com/2009_08_01_archive.html diakses pada tanggal 30 November

2009. Pukul 21.54 WIB

http://antara.co.id/print/1218611546 diakses pada tanggal 30 November 2009. Pukul 21.57

WIB

http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Geografi/PERAI

RAN%20DARAT%20DAN%20LAUT.pdf diakses pada tanggal 30 November 2009. Pukul 22.01

WIB

http://kehutanan.aimjak.com/wmview.php?ArtID=54 diakses pada tanggal 30 November 2009.

Pukul 22.10 WIB

http://www.rimbawan.com/sfm/kompil/Landscaping_1.pdf diakses pada tanggal 30 November

2009. Pukul 22.18 WIB

http://www.coremap.or.id/downloads/1507.pdf diakses pada tanggal 30 November 2009.

Pukul 22.19 WIB

http://kehutanan-papua.com/w2008/berita.php?ids=70&kel=2&page=3 diakses pada tanggal

30 November 2009. Pukul 22.23 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Mamberamo diakses pada tanggal 1 Desember 2009. Pukul

09.39 WIB