18
A. Karakteristik Pertanian Sebelum ada pertanian atau sebelum ada pengelolaan tanaman dan lingkungannya oleh manusia, faktor esensial dan faktor iklim sangat mempengaruhi tumbuh dan perkembangan bahan tumbuhan seperti apa adanya di alam atau secara alamiah. Tetapi dengan mulai adanya pertanian, faktor-faktor tersebut mulai diatur oleh manusia. Sehingga maju pertanian semakin banyak faktor yang ditangani oleh manusia dan makin intensif penanganannya. Jadi, pertanian dapat dikatakan mulai ada bersamaan dengan adanya faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang diatur atau ditangani oleh manusia. Pengaturan faktor- faktor tersebut disebut dengan teknologi. Makin banyak faktor yang ditangani serta intensif penanganannya, makin tinggi teknologinya. Dengan penangan manusia terhadap faktor-faktor tersebut diharapkan tanaman yang diusahakan memberikan hasil yang optimal. Usaha meningkatkan produksi pertanian di suatu wilayah dapat dilakukkan dengan dua cara, yaitu meningkatkan hasil dan meningkatkan luas panen. Meningkatkan dasil dapat dilakukan dengan mengatur semua faktor sebaik mungkin. Misalnya dengan menekan faktor yang berkorelasi negatif dan meningkatkan faktor yang berkorelasi positif. Meningkatkan luas panen dapat dilakukan dengan meningkatkan luas tanaman dan menekan kegagalan panen. Salah satunya dengan jalan meningkatkan luas lahan pertanian yang biasa disebut dengan ekstensifikasi. Pertanian merupakan bentuk kegiatan interaksi antara manusia

Karakteristik Pertanian GAL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karakteristik Pertanian GAL

A. Karakteristik Pertanian

Sebelum ada pertanian atau sebelum ada pengelolaan tanaman dan lingkungannya oleh

manusia, faktor esensial dan faktor iklim sangat mempengaruhi tumbuh dan perkembangan

bahan tumbuhan seperti apa adanya di alam atau secara alamiah. Tetapi dengan mulai adanya

pertanian, faktor-faktor tersebut mulai diatur oleh manusia. Sehingga maju pertanian semakin

banyak faktor yang ditangani oleh manusia dan makin intensif penanganannya. Jadi,

pertanian dapat dikatakan mulai ada bersamaan dengan adanya faktor yang berpengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman yang diatur atau ditangani oleh manusia. Pengaturan faktor-

faktor tersebut disebut dengan teknologi. Makin banyak faktor yang ditangani serta intensif

penanganannya, makin tinggi teknologinya. Dengan penangan manusia terhadap faktor-

faktor tersebut diharapkan tanaman yang diusahakan memberikan hasil yang optimal.

Usaha meningkatkan produksi pertanian di suatu wilayah dapat dilakukkan dengan dua cara,

yaitu meningkatkan hasil dan meningkatkan luas panen. Meningkatkan dasil dapat dilakukan

dengan mengatur semua faktor sebaik mungkin. Misalnya dengan menekan faktor yang

berkorelasi negatif dan meningkatkan faktor yang berkorelasi positif. Meningkatkan luas

panen dapat dilakukan dengan meningkatkan luas tanaman dan menekan kegagalan panen.

Salah satunya dengan jalan meningkatkan luas lahan pertanian yang biasa disebut dengan

ekstensifikasi. Pertanian merupakan bentuk kegiatan interaksi antara manusia dengan

lingkungan. Kegiatan ini mempunyai karakteristik yang berbeda dengan kegiatan yang lain,

walaupun sama-sama interaksi manusia dengan lingkungannya. Berikut sifat dari pertanian

atau karakteristik dari kegiatan pertanian:

a. pertanian memerlukan tempat yang luas.

b. jenis usaha, potensi, dan hasil pertanian berbeda dari satu tempat dengan tempat yang

lain.

c. kegiatan dan produksi pertanian bersifat musiman.

d. suatu perubahan dalam suatu tindakan memerlukan perubahan juga dalam hal lain.

e. pertanian modern selalu berubah.

Page 2: Karakteristik Pertanian GAL

Gambar 2.2. Skema Hubungan yang Mempengaruhi Tumbuhan Berproduksi Secara Alami

Bila terdapat keterlibatan manusia untuk tujuan budidaya (pertanian) yang berorientasi

produk hubungannya dengan ruang dan waktu, adalah sebagai berikut.

Gambar 2.3. Skema Tindakan Manusia Mempengaruhi Hasil Pertanian

Pada gambar di atas, tampak bahwa sasaran akhir pertanian seakan-akan adalah hasil

tanaman yang maksimal. Hal ini tidak dibenarkan dalam pertanian modern sekarang ini

karena kebutuhan manusia termasuk petani sangat banyak macamnya dan tidak dapat

dipenuhi langsung dari tanaman yang diusahakannya. Pemenuhan kebutuhan manusia

sekarang hanya dapat dipenuhi apabila mempunyai uang. Selain itu kedua upaya yang telah

digambarkan di atas nampaknya belum mengarah pada manusia untuk menyelamatkan

Kelompok Faktor Iklim(hujan, suhu udara, kelembaban

udara, angin, cahaya, dan panjang hari)

Kelompok Faktor Gangguan(hama, penyakit, gulma)

Kelompok Faktor Bahan Tumbuhan(sifat keturunan, kemurnian daya)

Kelompok Faktor Esensial(cahaya, air, unsur hara) Produksi Tumbuhan

Tindakan manusia (teknologi)

Kelompok Faktor Iklim

Kelompok Faktor Gangguan

Kelompok Faktor Esensiil

Kelompok Faktor Bahan Tambah

Hasil tanaman atau pertanian

Page 3: Karakteristik Pertanian GAL

sumber daya genetika yang secara alami tersebar dan pernah hidup di kondisi fisik suatu

tempat. Sumber daya genetika segera hilang berarti laboratorium alam dan pengetahuan

manusia juga semakin miskin meskipun nampaknya banyak temuan teknologi yang mampu

mengatasi permasalahn keterbatasan kualitas dan kuantitas produk pertanian (Banowati,

2010).

B. Faktor Berpengaruh Terhadap Produksi Pertanian

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pertanian secara umum terbagi atas faktor

genetik, faktor alam, faktor tenaga kerja, faktor modal, dan faktor manajemen.

1. Genetik

Salah satu peranan penting dari faktor genetik ialah kemampuan suatu tanaman hibrida

(hasil silang dari induk-induk yang potensial) untuk berproduksi tinggi, misal jagung

hibrida, kelapa hibrida, padi hibrida, dan lain-lain. Potensi hasil tinggi serta sifat-sifat

lainnya (seperti mutu, ketahanan serangan hama penyakit, kekeringan) berhubungan

sangat erat dengan susunan genetika tanaman.

2. Alam/Lingkungan

Alam atau lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat produksi suatu

pertanian. Lingkungan atau alam ini didefinisikan sebagai rangkaian semua persyaratan

atau kondisi yang dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan

organisme. Di antara faktor-faktor lingkungan atau alam tersebut adalah sebagai berikut.

a. Suhu, suhu adalah pengukuran intensitas cahaya, para ahli memperkirakan kisaran

suhu untuk tumbuh dan kembangnya tanaman pertanian antara 15° C - 40° C. Di

bawah suhu tersebut, maka pertumbuhan tanaman pertanian akan menurun secara

drastis. Pengaruh suhu bagi tanaman pertanian dalam hal: fotosintesa, respirasi,

transpirasi, absorpsi air tanah, dan komposisi udara tanah.

b. Ketersediaan air, pertumbuhan kebanyakan tumbuh-tumbuhan sangat tergantung

kepada jumlah air yang tersedia di dalam tanah. Pertumbuhan dipengaruhi oleh

kandungan air yang sangat rendah atau sangat tinggi. Air dibutuhkan tanaman untuk

pembentukan karbohidrat dan menjaga hidrasi dan sebagai pengangkut serta

mentranslokasikan makanan dan unsur-unsur mineral.

Page 4: Karakteristik Pertanian GAL

c. Energi surya, energi matahari merupakan salah satu unsur yang sangat penting

dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman pertanian. Hal-hal yang berpengaruh

dari energi matahari adalah kualitas, intensitas, dan lamanya penyinaran. Beberapa

penelitian telah dilakukan untukmempelajari kualitas cahaya terhadap pertumbuhan

tanaman, diketahui bahwa spektrum penuh sinar matahari, demikian pula kualitas

cahaya (Sriyanto, 2005: Santoso, dkk, 2009).

Lamanya penyinaran matahari juga turut memegang peranan yang sangat penting.

Sifat tanaman yang berhubungan dengan panjang hari (day lenght) disebut

fotoperiodisitas. Atas dasar reaksi tanaman terhadap fotoperiodisitas, maka tanaman

dapat dibedakan menjadi: tanaman hari pendek (short day), hanya berbunga jika

fotoperiodisitas pendek; tanaman menegah (intermediate); tanaman dengan hari

panjang (long day).

d. Strukur dan komposisi udara tanah, hasil penelitian melaporkan struktur tanah

terutama tanah-tanah yang mengandung sejumlah liat dan debu banyak berpengaruh

cukup nyata terhadap pertumbuhan akar dan bagian tanaman selain akar. Ketetapan

umum menyatakan, semakin teguh (compact) tanah, semakin jelek struktur tanahnya,

dan semakin menciut pula jumlah ruang pori-pori.

e. Mutu atmosfer, kebersihan atmosfer menentukan tingkat pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Tanaman memerlukan CO2 untuk berfotosintesis, CO2 yang

ideal di atmosfer umumnya lebih kurang 0,03% dari volume. Keberadaan CO2 di

atmosfer memiliki dua peranan, yaitu dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan

membuat depresi pertumbuhan tanaman.

f. Organisme, tidak sedikit jasad pengganggu dapat membatasi pertumbuhan tanaman.

Faktor ini senantiasa mengancam setiap saat usaha pertanian, baik bersifat kecil

maupun skala besar.

g. Reaksi tanah, reaksi tanah dapat mempengaruhi perkembangan pertumbuhan

tanaman, disebabkan oleh peranannya langsung berpengaruh terhadap ketersediaan

unsur hara di dalam tanah. Misalnya adalah penciutan ketersediaan fosfat pada

kondisi tanah beraksi asam yang tinggi kandungan aluminium, besi, dan Mn-nya

menyebabkan keracunan pada pertumbuhan tanaman.

Page 5: Karakteristik Pertanian GAL

h. Reaksi tanah, reaksi tanah dapat mempengaruhi perkembangan pertumbuhan

tanaman, disebabkan oleh peranannya langsung berpengaruh terhadap ketersediaan

unsur hara di dalam tanah. Misalnya adalah penciutan ketersediaan fosfat pada

kondisi tanah beraksi asam yang tinggi kandungan aluminium, besi, dan Mn-nya

menyebabkan keracunan pada pertumbuhan tanaman.

3. Tenaga Kerja

Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh

karena itu, dalam analisis ketenagakerjaan di bidang pertanian, penggunaan tenaga kerja

dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai dalah

besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Pengunnan tenaga kerja tidak lepas dari

kegiatan usaha tani. Tenaga kerja bidang pertanian dapat dibedakan menjadi tiga macam,

yaitu tenaga kerja manusia, tenaga ternak, dan tenaga mekanik.

a. Tenaga kerja manusia, dimaksud adalah tenaga orang-orang dewasa (pria atau

wanita) dan anak-anak. Orang dewasa dianggap mampu mengerjakan semua

pekerjaan, sedangkan anak-anak membantu menyelesaikan pekerjaan orang dewasa.

Jumlah tenaga kerja dihitung atau diukur dengan kerja hari orang (HKO) yang setara

dengan 8 jam kerja. Adapun jam kerja membantu efisiensi tenaga kerja karena

keteraturannya. Tenaga kerja manusia diperoleh dari masyarakat sekitar lahan atau

dari daerah lain. Apabila mendatangkan tenaga kerja dari daerah lain, upahnya lebih

tinggi berkaitan dengan keahlian.

b. Tenaga ternak, penggunaan tenaga ternak lebih efisien daripada tenaga manusia.

Apabila dikonversi, satu tenaga ternak sama dengan dua tenaga manusia. Sayangnya,

pemakaian tenaga ternak terbatas, umumnya hanya untuk mengelola tanah dan

mengangkut barang. Kini, kemajuan teknologi yang semakin canggih menggeser

penggunaan tenaga ternak.

c. Tenaga mekanik, di dalam perusahaan yang berorientasi pertanian, tenaga mekanik

semakin banyak dibutuhkan untuk mengganti tenaga lain yang dianggap kurang

efisien. Tenaga mekanik digunakan dalam pengelolaan tanah, pengangkutan,

pemupukan, pemberantasan hama penyakit, maupun pemanenan. Untuk menekan

Page 6: Karakteristik Pertanian GAL

biaya yang dikeluarkan, petani kecil mengkombinasikan tenaga mekanik dengan

tenaga ternak.

4. Modal

Faktor modal merupakan unsur dalam pertanian yang sangat penting sebab tanpa modal

segalanya tidak berjalan. Modal dibedakan menjadi dua, yaitu modal tetap dan modal

berjalan. Modal tetap (misalanya tanah) tidak akan habis dalam satu kali pakai atau

produksi. Sedangkan modal bergerak (uang tunai, pupuk, tanaman) dianggap habis untuk

satu kali produksi. Modal bisa diperoleh atau berasal dari pemilik, warisan, atau kontrak

(kredit). Sering dijumpai adanya pemilik modal besar yang mampu mengusahakan usaha

taninya dengan baik tanpa adanya bantuan kredit dari pihak lain.golongan pemilik modal

ini sering dijumpai pada petani besar, petani kaya, petani komersial atau sejenisnya. Di

negara berkembang, petani yang sering dijumpai adalah petani kecil, petani miskin,

petani tidak cukupan. Biasanya, petani yang demikian diklasifikasikan sebagai petani

yang tidak bermodal kuat. Petani yang demikian memerlukan pinjaman (kredit) modal

untuk pengembangan usaha taninya. Sehingga pembentukan modal dapat mencapai

tujuannya, yaitu: untuk menunjang pembentukan modal lebih lanjut dan untuk

meningkatkan produksi dan pendapatan usaha tani. Secara makro, pembentukan modal

dapat dilakukan dengan menempuh cara sebagai berikut.

a. Memperbesar pinjaman, bentuk simpanan sangat beragam, mulai berupa uang,

barang, tanah, bangunan atau lainnya. Bagi pemerintah, bentuk simpanan diarahkan

dalam bentuk tabungan (Tabanas, taska, dan lainnya). Dilihat dari kepentingan

pemerintah, simpanan ini berguna untuk pembiayaan pembangunan, sedangkan bagi

petani simpanan ini dapat berguna sebagai modal yang sewaktu-waktu dapat

dimanfaatkan.

b. Pajak, bagi petani merupakan suatu pengeluaran. Tetapi bagi pemerintah, pajak

merupakan penerimaan yang dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan pembangunan.

c. Pembentukan modal oleh pemerintah, dalam hal tertentu pemerintah juga

membentuk modal. Tentu saja maksudnya adalah untuk memperbesar penerimaan

negara.

Page 7: Karakteristik Pertanian GAL

Bagi petani di pedesaan, pembentukan modal sering juga dilakukan dengan cara

menabung, karena petani kecil, maka modalnya juga kecil. Sebaliknya petani besar

modalnya juga relatif besar sehingga kemampuan menabungnya lebih besar.

i. Pertanian mempunyai kaitan erat dengan sektor perekonomian lainnya seperti sektorindustri, sektor pekerjaan umum, sektor perdagangan, dan sebagainnya. Untuk mempercepat

proses pembangunan terbukti diperlukan peningkatan yang simultan dalam hampir semua

sektor yang ada. Pembangunan ekonomi yang memberikan prioritas pada sektor pertanian

tidaklah merupakan kasus yang terjadi di negara indonesia, tetapi merupakan garis kebijakan

yang mulai populer sejak awal tahun 1960-an. Namun sebelum masa tahun 1960-an pertanian

dianggap sebagai sektor yang pasif dalam pembangunan ekonomi, sebagai pengikat dan

pendudung sektor yang lain yang lebih aktif dan yang lebih dinamis yaitu sektor industri. Dalam

banyak leteratur pada saat itu peranan pertanian hanya sebagai sumber tenaga yang tak

terbatas dengan produktivitas marginal nol. Disamping itu pertanian dianggap menyediakan

bahan mentah yang sangat murah bagi sektor industri. Dalam keadaan yang demikian

kebijakan yang dianggap tepat adalah yang dapat menciptakan daya tukar yang lebih

menguntungkan sektor industri. Misalnya, rusia dan india contoh negara yang memprioritaskan

pada sektor industri sampai saat ini belum bisa menyeimbangkan antara pembangunan industri

dan pertanian. Sektro pertanian masih saja ketinggalan dalam pembangunannya.

Belakangan ini telah muncil teori pembangunan ekonomi versi baru yaitu kasus

pembangunan ekonomi Jepang. Negara ini mengadakan pembangunan ekonomi yang berimbang

antara sektor industri dan pertanian. Industri berkembang dengan perpajakan berat dan

pengumpulan dana yang giat dari sektor pertanian termasuk tenaga kerja yang murah. Sebaliknya

sektor pertanian dikembangkan dengan cepat berkat hasil-hasil pertemuan barn dari sektor

industri seperti pupuk, obat-obatan pemberantas hama, mesin pertanian, popa air dan lain

sebagainya. Dengan demikian, Jepang telah mempunyai model pembangunan ekonomi yang

berhasil dan telah dipraktekan di negara-negara lain. Namun ternyata tidak mudah dipraktekan,

karena kedaan negara-negara di luar Jepang berbeda kondisinya dengan negara Jepang.

4.2 Model Pembangunan Pertanian

Jepang merupakan salah satu negara yang berhasil dalam pembangunan pertaniannya,

banyak di tiru oleh negara-negara berkembang lainnya. Namun demikian dalam prakteknya ada

Page 8: Karakteristik Pertanian GAL

yang berhasil dan gagal. Indonesia sampai tahun 1966 merupakan contoh negara yang gagal

dalam menggunakan potensi-potensi pertaniannya. Johnston menemukan banyak model

pembangunan pertanian yang dilakukan dibanyak negara berkembang seperti model Jepang,

model Mexico, model Stalin dan model Israel. Masing-masing model tersebut punya ciri khas

dan kelebihan serta kekurangannya. Model Stalin diikuti oleh negara-negara sosialis, Eropa

Timur, Cina, Kuba, dan negara lainnya, sedangkan model Israel dipelajari oleh negara Afrika.

Sementara itu model Jepang dan Mexico merupakan dua model yang berbeda. Yang satu

didasarkan atas usahatani kecil-kecilan seperti di Indonesia, sedangkan yang terakhir

didasarkan perusahaan pertanian yang komersial yang sangat efesien dan jumlahnya tidak

banyak. Sebenarnya model Jepang merupakan model yang paling dekat dengan pertanian di

Indonesia, tepapi syarat yang dimintanya tidak mungkin dapat terpenuhi dalam jangka waktu

sekarang.

Pembangunan pertanian di Jepang berhasil karena disebabkan oleh banyak faktor seperti

1) dilakukan secara serempak antara sektor pertanian dan industri, 2) sektorsektor saling

membantu dan kemajuan yang dicapai sektor industri jauh lebih cepat dari sektor pertanian,

sehingga kenaikan tenaga kerja sektor pertanian semuanya dapat diserap oleh sektor idustri

dan, 3) tidak diinginkannya modal asing sehingga dana-dana pembangunan sebagian besar

disumbangkan oleh sektor pertanian dalam bentuk pajak tanah dan cukai yang berat. Jumlah

penduduk dan tenaga kerja yang terus berkembang dan terkendali secara absolut

menyebabkan dapat diadakannya tabungan dan investasi yang besar.

Keadaan tadi menyebabkan yang diminta oleh model Jepang tidak dapat dipenuhi oleh

negara Indonesia sehingga pembangunan pertaniannya mengalami kegagalan. Ini disebabkan

karena penduduk dan tenaga kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan dan pembangunan

sektor industri hampir tidak ada artinya untuk menyerap kelebihan tenaga kerja sektor pertanian.

Bahkan modal atau dana pembangunan pertanian banyak diperoleh dari dana bantuan luar negari,

baik berupa kridit, investasi modal asing maupun hadiah-hadiah.

4.3 Syarat Pembangunan Pertanian

Pada dasarnya keberhasilan suatu pembangunan pertanian diperlukan beberapa syarat

atau pra kondisi yang untuk tiap negara atau daerah sangat bervariasi. Pra kondisi itu meliputi

Page 9: Karakteristik Pertanian GAL

bidang-bidang teknis, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainnya. Di Jepang pra-kondisi

sebagaian besar berasal dari sektor pertanian sendiri berupa dana yang digunakan untuk

mengembangkan sektor industri, tetapi sektor industri secara simultan memproduksi saranasarana

produksi serta alat-alat untuk meningkatkan produksi pertanian. Petani sangat tertarik

untuk menerapkan teknologi baru karena dapat meningkatkan produksi pertanian. Begitu juga

produksi hasil pertanian mendapat pasar yang cukup baik di perkotaan. Disisi lain pemerintah

juga melakukan perbaikan sarana dan prasarana pertanian seperti pembangunan irigasi, jalan

dan penyuluhan pertanian kepada petani mengenai berbagai penemuan teknologi baru.

A.T. Mosher dalam bukunya yang berjudul Getting Agriculture Moving, (1965) yang telah

diterjemahkan menganalisis syarat-sayarat pembangunan pertanian di banyak negara dan

mengolongkannya menjadi syarat mutlak dan sayarat pelancar pembangunan pertanian. Dalam

pembangunan pertanian ada lima syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk adanya

pembangunan pertanian. Jika satu syarat tersebut tidak ada maka terhentilah pembangunan

pertanian atau pertanian dapat berjalan terus tetapi statis. Syarat mutlak pembangunan

pertanian menurut Mosher tersebut adalah:

1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani

2. Teknologi tanaman bisa berkembang

3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal

4. Adanya perangsang produksi bagi petani

5. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontony.

Disamping sayarat mutak tadi ada lima macam syarat pelancar yang adanya tidak mutlak

tetapi kalau ada benar-benar akan sangat memperlancar pembangunan pertanian. Syarat

pelancara pembangunan pertanian tersebut adalah:

1. Pendidikan pembangunan pertanian

2. Kredit produksi usahatani

3. Kegiatan gotong royong petani

4. Perbaikan dan perluasan lahan pertanian

5. Perencanaan nasional dari pembangunan pertanian.

Syarat-syarat tersebut secara bersama-sama dapat membantu menciptakan iklim yang

Page 10: Karakteristik Pertanian GAL

merangsang usaha-usaha pembangunan pertanian.

4.4 Teknologi dan Pembangunan Pertanian

Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat lepas dari kemajuan

teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan caracara baru bidang

pertanian. Demikian juga, revolusi hijau yang dimulai tahun 1970-an disebabkan oleh

penemuan teknologi baru dalam bibit barn dan gandum yang lebih unggul. Teknologi dalam hal

ini diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan keterampilan di bidang industri. Tepi

Mosher mengartikan bahwa teknologi pertanian sebagai cara-cara bertani. Walaupun arti

demikian sebenarnya terlalu luas, namun dapat dipakai. Teknologi yang diterapkan dalam

bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas, apakah produktivitas

tanah, modal atau tenaga kerja.

Dalam menganalisis teknologi barn dalam pembangunan pertanian kadangkadang

digunakan dua istilah yang sebenarnya berbeda, namun dapat dianggap sama dan sering

dipertukarkan karena keduanya menunjukkan pada soal yang sama yaitu perubahan teknik dan

inovasi. Istilah teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi

maupun dalam distribusi barang dan jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan

produktivitas. Inovasi berarti suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang

sudah dikenal sebelummnya.

Dalam penerapan teknologi barn yaitu melaksanakan perubahan teknik atau mengadopsi

inovasi kadang timbul persoalan. Misalnya, penggunaan teknologi telah menimbulkan masalah

pengangguran dan distribusi pendapatan. Sekelompok masyarakat naik pendapatannya tetapi

sekelompok lainnya menurun pendapatannya atau bahkan kehilangan pendapatannya. Di sini

jelas bahwa pengenalan teknologi baru akan selalu menimbulkan oposisi dari sekelompok

masyarakat yang merasa dirugikan oleh teknologi barn itu, yang kedudukannya terancam.

4.5 Menuju Teori Pembangunan Pertanian

Di Indonesia teori-teori pembangunan pertanian dibahas atas aspek-aspek ekonomi dari

pembangunan pertanian dan persoalan pertanian, pada umumnya ada empat sudut pandang:

1. Pandangan sektoral yaitu pertanian ditinjau sebagai suatu sektor ekonomi berhadapan

dengan seketor-sektor lain dalam perekonomian nasional.

Page 11: Karakteristik Pertanian GAL

2. Pandangan masalah efesiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi pertanian.

3. Pandangan dari segi komoditi terutama komoditi utama yag dihasilkan.

4. Pandangan dari segi pembangunan daerah.

Pandangan pertama dan keempat dapat digolongkan sebagai pendekatan ekonomi makro,

sedangkan pandangan yang kedua dan ketiga sebagai pendekatan ekonomi mikro.

Di sisi lain, secara ekonomi makro pembangunan pertanian dapat dianalisis melalui tiga

kerangka pemikiran:

1. Peranan pertanian dalam pebangunan pertanian

2. Sifat-sifat ekonomi daripada pertanian tradisional

3. Proses ekonomi daripada modernisasi pertanian

Kerangka pemikiran kesatu dan kedua adalah sama dengan padangan sektoral. Namun di di

Indonesia teori yang dikembangkan tersebut belum mengena. Ini terjadi karena sektor industri

tidak menggantungkan pada sektor pertanian dalam persedian tenaga kerja.

Selain masalah tenaga kerja teori pembangunan sektoral juga meninjau kemungkinan

pemindahan sumberdaya dari pertanian ke luar pertanian maupun sebaliknya. Teori ini juga belum

begitu mengena di Indonesia. Sebaliknya sektor industri tidak dapat diharapkan mengirim dana ke

sektor pertanian karena prospek keuntungan tidak lebih besar dari sektor pertanian.

Dari segi ekonomi makro, dalam hal yang berhubungan dengan efesiensi penggunaan faktor

produksi tanah, tenaga kerja dan modal, para ahli sudah sampai pada konsesus bahwa di negara

yang sedang berkembang persoalannya tidak begitu berbeda dengan persoalan di negara yang

sudah maju. Kelemahan dari efesiensi justru terletak pada instansi pemerintah yang kurang

menyadari persoalan yang dihadapi petani. Pemerintah selalu mengangap bahwa petani kolot dan

sukar untuk menerima anjuran dalam mengadopsi teknologi.

Pendekatan pembangunan pertanian dari segi komoditi terutama bersumber pada

kenyataan"peranan" yang besar dari komoditi itu secara nasional atau bagi suatu daerah

tertentu, misalnya karet, kopi kopra dan lain sebagainnya. Kelemahan dari pedekatan ini

nampak jelas jika kurang diperhatikan hubungan dan implikasinya dalam ruang lingkup yang

lebih luas. Misalnya analisis beras yang selalu difokuskan pada swasembada beras akan lebih

memberoskan sumberdaya ekonomi bila tidak diperhatikan hubungannya dengan

Page 12: Karakteristik Pertanian GAL

perkembangan perekonomian dunia.