28
KARET (RUBBER) Makalah Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Botani Ekonomi yang dibimbing oleh Ibu Dr. Endang Kartini Ariani Murwani, M. S, Apt dan Bapak Sulisetijino, M. Si Oleh: Kelompok 4 Ana Sa’adah (100342404640) / HB Hafidhatul Qudsiyah (100342404650) / HB

Karet

  • Upload
    septi

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Botek

Citation preview

KARET (RUBBER)

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Botani Ekonomi yang dibimbing oleh Ibu Dr. Endang Kartini Ariani Murwani, M. S, Apt dan Bapak Sulisetijino, M. Si

Oleh:

Kelompok 4

Ana Saadah

(100342404640) / HB

Hafidhatul Qudsiyah (100342404650) / HB

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Maret 2013A. Pengertian

Karet merupakan campuran dari resin, getah, hidrokarbon dan subtansi lain yang disekresikan oleh beberapa jenis tanaman. Karet adalah substansi yang kedap udara, tahan air, ulet, fleksibel dan elastis yang mana baik digunakan sebagai insulator pemanas ataupun listrik. Secara kimiawi, karet merupakan politerpen, mencakup rantai panjang (500-5,000) unit isopren yang pangkal-pangkalnya saling bergabung membentuk polimer raksasa. Polimer ini bergulung menyerupai pegas spiral dan menyebabkan karet menjadi elastis.

a. Komponen kimia

Secara kimiawi, karet mencakup 92-94% hidrokarbon, 3% resin dan 2% protein. Isoprene (C5H8) merupakan komponen dasar karet. Elastisitas dan fleksibelitas karet disebabkan oleh hidrokarbon karet. Karet membentuk campuran halogen, asam halogen, ozon, dan nitrogen oksida yamg dioksidasi oleh asam nitrit, hidrogen peroksida dan potasium permanganat.

b. Komponen fisik

Karet alam pada suhu biasa bertekstur lembut dan transparan, akan tetapi pada suhu 0-10C menjadi keras dan buram (tak tembus cahaya). Karet kehilangan elastisitasnya dan menjadi alot pada suhu diatas 25C. Karet tidak larut dalam air, akan tetapi larut dengan pelarut eter, klorofom, karbon disulfida, benzen, dan lain-lain.

B. Sejarah

Karet dikenal sebagai tanaman asli daerah tropis belahan bumi bagian barat sejak zaman prasejarah. Hal ini didukung dengan fakta bahwa karet dimanfaatkan oleh beberapa peradaban kuno misalnya suku Incas dari Peru, suku Astek dari Mexico dan suku Maya dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan bahkan sebelum ditemukannya Amerika oleh Columbus. Tetapi sebenarnya karet diawali dengan pengamatan oleh Cristopher Columbus. Setelah perjalanan keduanya ke daerah baru pada 1496 dia ingat permainan penduduk asli Hatti menggunakan bola anti air yang dapat memantul ketika menyentuh tanah. Bola tersebut terbuat dari getah sebuah pohon, termasuk Cachuc (pohon menangis). Kemudian, penjelajah dari Portugis menemukan penduduk Amazon melindungi topi, pakaian dan sepatu mereka dengan latex karet. Penjelajah lain menemukan orang India Meksiko mengunyah latex dari semak belukar. Pada 1736, seorang dokter dari Perancis de La Condamine memberikan deskripsi tanaman cachuc dan metode pengumpulan serta pengolahan getahnya. Tumbuhan tersebut selanjutnya diberi nama Hevea oleh Aublet. Pada 1770, seorang ahli kimai dari Inggris, Joseph Priestley, melaporkan bahwa getah karet dari Hevea mampu menghapus goresan pensil pada kertas. Begitu pula kemampuan cachuc menghapus goresan pensil.Pada 1839, seorang pengusaha karet Amerika, Charles Goodyear menemukan karet vulkanik, yang mana terjadi revolusi industri karet. Dia mengamati bahwa kecacatan pada karet dapat diatasi dengan memanaskan karet dengan sulfur pada tekanan 150C. Seiring dengan penemuan di tahun-tahun tersebut, banyak perusahaan dipasang untuk memproduksi karet. Ban karet padat pertama kali digunakan untuk kendaraan pada 1867, dan ban sepeda berisi udara pada tahun 1888 oleh Dunlop. Penemuan ini kemudian disusul oleh Michelin (Prancis) dan Goodrich (Amerika) dengan penciptaan ban mobil yang kemudian hari berkembang terus setelah orang berhasil membuat mobil pada tahun 1895.Dampak nyata dari penemuan kendaraan mobil adalah permintaan akan karet terus meningkat. Sampai akhir abad ke 19 atau awal abad 20 penghasil karet yang utama adalah Brazil. Karena kebutuhan akan karet terus meningkat, maka usaha pencarian bahan karet dilakukan pula dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan bergetah lainnya, baik yang berasal dari Amerika Selatan maupun dari Asia dan Afrika. Berdasarkan total produksi karet alam dunia, 92 % berasal dari negara bagian timur. Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Sri Lanka merupakan negara utama penghasil karet dunia, Malaysia berkonstribusi sekitar 45% dari total produksi karet dunia. Tentunya benua Africa seperti Nigeria, Liberia, Zaire, America Utara dan America Selatan juga memghasilkan karet dengan jumlah sedikit. Di India, produksi karet dari pohon Hevea diperkenalkan oleh Sir Joseph Dalton Hooker. Sekitar 94% produksi karet India berasal dari Kottayam dan Quilon daerah pemerintahan Kerala dan sisanya dari Tamil Nadu, Karnataka serta pulau Andaman Nicobar.C. Prospek Karet di Indonesia Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia, Karena, banyak terdapat kegunaan dari tanaman ini, contohnya tanaman menghasilkan CO2 yang dapat mengurangi efek global warming, kayunya yang dapat digunakan sebagai kayu bakar, dan getahnya yang sudah mengalami proses, memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditas penghasil getah ini. Selain itu, karet tak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik Negara yang memiliki areal ratusan ribu hektar, tetapi juga diusahakan oleh swasta dan rakyat.

Karet mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa negara. Pendapatan devisa dari komoditi ini pada tahun 2004 mencapai US$ 2.25 milyar, yang merupakan 5% dari pendapatan devisa non-migas. Ekspor karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1 juta ton pada tahun 1985 menjadi 1,3 juta ton pada tahun 1995, dan 1,9 juta ton pada tahun 2004. Sedangkan pada tahun 2020 diperkirakan produksi mencapai 3,5 juta ton, dan tahun 2035 mencapai 5,1 juta ton. Pengembangan karet Indonesia dalam kurun waktu 3 dekade mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, peningkatan ekspor karet cukup signifikan, dari volume ekspor tahun 2002 sebesar 1.496 ribu ton senilai US$ 1.038 juta meningkat menjadi 2.100 ribu ton pada tahun 2009.

Saat ini meroketnya harga minyak bumi sebagai bahan baku karet sintetis akan membuat industri karet alami kembali dilirik, dan kedepan kebutuhan karet akan meningkat tetapi masalahnya produksi karet Indonesia saat ini masih rendah yaitu sepertiga produksi Thailand. Indonesia merupakan negara kedua penghasil karet alami di dunia (sekitar 28 persen dari produksi karet dunia di tahun 2010), sedikit di belakang Thailand (sekitar 30 persen). Pengembangan perkebunan karet yang dilakukan pada wilayah-wilayah bukaan baru 2 terbukti telah menjadi penggerak perekonomian wilayah dengan berbagai multiplier effect. Di masa depan, permintaan akan karet alami dan karet sintetik masih cukup signifikan, karena didorong oleh pertumbuhan industri otomotif yang tentunya memerlukan ban yang berbahan baku karet sintetik dan karet alami. Harga karet sintetik yang terbuat dari minyak bumi akan sangat berfluktuasi terhadap perubahan harga minyak dunia. Demikian pula dengan harga karet alam yang akan tergantung pada harga minyak dunia oleh karena karet alami dan karet sintetik adalah barang yang saling melengkapi (complementary goods). Terlebih dengan penggunaan minyak bumi sebagai sumber energi untuk pengolahan kedua jenis karet tersebut, maka tentunya harga karet alami dan karet sintetik sangat tergantung dengan kondisi harga minyak dunia. Dengan semakin meningkatnya industri otomotif di kawasan Asia, dan kawasan lain di dunia akan meningkatkan permintaan akan karet alami.

D. Tanaman Penghasil Getah Karet

Sekitar 2000 spesies tanaman diketahui membentuk karet; kebanyakan terbatas pada daerah tropis dan subtropis. Beberapa tumbuhan memproduksi getah karet meliputi famili Moraceae, Asteraceae, Asclepiadaceae, Apocynaceae, Sapotaceae, dan Euphorbiaceae. Akan tetapi, secara komersial Hevea brasiliensis (Euphorbiaceae) merupakan sumber karet terpenting, kira-kira 97% dari total produksi dunia berasal dari tanaman tersebut.Botanical nameFamily Common nameNative placePlant part

Hevea brasiliensisEuphorbiaceae Para rubberBrazil Stem

Achras zapotaSapotaceae Chickle Central AmericaBark

E. tirucalli Euphorbiacea Indian treeW. africa Stem

Ficus elasticaMoraceae Indian rubberIndia Stem

Funtumia elasticaApocynaceae Jequie rubberAfrica Stem

J. aconitifoliaEuphorbiaceae Chilte S. AmericaStem

Alstonia scholarisApocynaceae Jelutong gumJava Stem

Castilla elasticaMoraceae Panama rubberS. MexicoStem

Clitandra elasticaApocynaceae Kasai blackCongo Stem

Cryptostegia grandifloraAsclepiadaceae Palay rubberMadagascar Whole plant

Mascarenhasia elasticaApocynaceae Madagascar rubberKenya Stem

Parthenium argentatumAsteraceae Guayule wholeU.S.AStem

Palaquium guttaEuphorbiaceae Gutta-perchaIndonesia Leaves

Raphionacme utilisAsclepiadaceae Ecanda Africa Root

Landolphia parvifoliaApocynaceae Vine rubberNyasaland Whole shrub

M . bidentataSapotaceae Balata West indiesStem

Mimusops balataSapotaceae Gutta-perchaS. AmericaStem

M. glazioviiEuphorbiaceae Ceara rubberBrazil Stem

M. dichotomaEuphorbiaceaeJequie rubberBrazil Stem

S. jeumnaniEuphorbiaceaeCaucho S. AmericaStem

T. koksaghyaAsteraceae Kok-saghyzRussia Root

a. Karet ParaBotanical name: Hevea brasiliensisFamiliy

: Euphorbiaceae

Hevea brasiliensis merupakan sumber karet alam yang terpenting. Ia memiliki kualitas karet terbaik dan presentase kandungan hidrokarbon sangat besar. Getah yang dihasilkan Hevea brasiliensis berwarna putih atau kuning terang.

Karakteristik botani

Pohon Hevea brasiliensis cukup kuat, cabang pohon tumbuh cepat, tinggi pohon mencapai 20m dan diameter pangkal batang mencapai 2-3m. Daunnya trifoliatus, bentuk daun elips hingga obovatus dengan pucuk ujung daun acuminate. Pucuk daun wangi, berwarna hijau, bunga berkelamin tunggal infloresens; bunga jantan terletak lebih rendah dan bunga betina di atas. Buah bentuk kapsul tripartite yang nantinya akan pecah.

Gambar 1: Hevea brasiliensisBudidaya tanaman

Hevea merupakan tanaman tropis. Curah hujan 175-250 cm/tahun, suhu 24C-34C, tingkat kesuburan cukup tinggi dan tanah agak liat kering. Karet tumbuh subur pada dataran rendah dan tergenang air pada waktu yang lama. Hevea berkembangbiak dengan biji. Namun juga melalui stek batang atau okulasi. Pohon siap disadap ketika berumur 6-7 tahun. Hasil getah sedikit pada awal 4 atau 5 tahun, namun ketika mencapai usia 10-12 tahun hasil getahnya maksimal. Pohon karet dapat berusia hingga 25-30 tahun.b. Karet kebo

Botanical name: Ficus elasticaFamiliy

: Moraceae

Deskripsi tanaman

Tumbuhan berbentuk pohon, berumur panjang (perenial), tinggi bisa mencapai 20 - 30 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, warna coklat tua, permukaan halus, percabangan meyebar tak beraturan hingga membentuk pohon yang rindang, keluar akar-akar menggantung dari batang atau cabang yang sudah besar Daun tunggal, bertangkai, tersusun berseling (alternate), bentuk lonjong(elliptica), ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, permukaan mengkilat (nitidus), pada pohon yang masih muda panjang daun +/- 35 cm, lebar +/- 15 cm, setelah pohon menjadi dewasa rata-rata panjang daun menjadi lebih kecil dengan panjang +/- 10-15 cm dan lebar +/- 5-7 cm, daun muda berwarna merah hati setelah dewasa menjadi hijau tua, kuncup daun muda tertutup dengan selaput bumbung (ocrea) berbentuk kerucut tajam berwarna merah muda Bunga muncul di ketiak daun, berwarna merah kusam, penyerbukan sangat tergantung pada satu jenis kumbang Buah bulat telur, panjang +/- 1 cm, berwarna kuning kehijauan Perbanyaan Generatif (biji) dan vegetatif (stek).

Gambar 2: Ficus elastica

Budidaya tanamanASIA-TROPICAL(India; China; Malaysia, Coastal Sothern California. Pohon ficus akan tumbuh dalam kondisi tanah yang beragam asalkan pohon ditanam pada kedalaman yang tepat untuk mengakomodasi sistem akar.Tanah seperti batu gamping, pasir cahaya, tanah liat berat dan loam memungkinkan ficus untuk berkembang dalam habitatnya.Idealnya, pohon harus ditanam di tanah dengan keseimbangan pH 6,0 sampai 6,5, yang dikeringkan dengan baik dan kaya nutrisi.Namun demikian, ficus akan mentolerir keseimbangan pH berkisar 5,5-8,0 dan rata-rata untuk tanah yang miskin dengan salinitas moderat.Tanah yang sangat asam dan / atau mengandung alkali deposito hitam tidak dianjurkan.Pohon ficus tumbuh subur di daerah beriklim subtropis yang hangat.Wilayah Mediterania dikenal untuk menghasilkan yang terbaik karena musim panas mereka kering dan panas dan musim dingin yang basah dan dingin.Pada musim panas ficus membutuhkan sedikitnya delapan jam dari sinar matahari langsung dan suhu hangat dan air yang cukup untuk memproduksi dan mematangkan buah.c. Sawo manilaBotanical name: Achras zapotaFamily

: Sapotaceae

Gambar 3: Achras zapotaCara budidaya

Tanaman sawo dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpi. meskipun demikian, tanaman sawo ditemukan pula tumbuh di dataran tinggi + 1.200 m dpi. Berdasarkan indikator penyebaran tanaman sawo di berbagai daerah, tanaman ini tumbuh optimal dibudidayakan pada dataran rendah sampai dataran menengah + 700 m dpi yang beriklim basah sampai kering.

Tanaman sawo mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap keadaan iklim di daerah tropis. Tanaman ini membutuhkan curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm/tahun, suhu antara 20- 32C, cukup mendapat sinar matahari, namun toleran terhadap keadaan teduh (naungan). Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok ditanami sawo. Meskipun demikian, jenis tanah yang paling baik bagi tanaman sawo adalah tanah lempung berpasir (latosol) yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik, serta memiliki pH tanah antara 6-7.

c. Euphorbia tirucalli

Family: Euphorbiaceae

Gambar 4: Euphorbia tirucalli

Cara budidaya

Umumnya tumbuh pada semak belukar kering, hutan dan padang rumput terbuka hingga ketinggian 2000m. Tumbuhan ini hampir bisa hidup pada setiap jenis tanah. Distribusinya cukup luas, mencakup Brasil, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Angola, Eritrea, Ethiopia, Kenya, Malawi, Mauritius, Rwanda, Senegal, Sudan, Tanzania, Uganda, Zanzibar. Cara perbanyakan dengan stek batang.d. Funtunia elastica

Family: Apocynaceae

Gambar 4: Funtunia elastica

Cara budidaya

Persebaran meliputi wilayah AFRICA (Northeast Tropical Africa; East Tropical Africa; West-Central Tropical Africa; West Tropical Africa) juga ditanami di daerah lain.e. Pulai

Botanical name: Alstonia shcolarisFamily

: Apocynaceae

Deskripsi tanaman

Pohon, yang tingginya dapat lebih dari 40 m. Batang pohon tua beralur sangat jelas, sayatan berwarna krem dan banyak mengeluarkan getah berwarna putih. Daun tersusun melingkar berbentuk lonjong atau elip. Panjang bunga lebih dari 1 cm, berwarna krem atau hijau, pada percabangan, panjang runjung bunga lebih dar 120 cm.

Gambar 5. Alstonia shcolarisCara budidaya

Tersebar luas di Asia Pasifik mulai India dan Sri Lanka sampai daratan Asia Tenggara dan China Selatan, seluruh Malaysia hingga Australia Utara dan Kepulauan Solomon. Diintroduksi ke Amerika Utara sebagai tanaman hias. Toleran terhada berbagai-macam tanah dan habitat, dijumpai sebagai tanaman kecil yang tumbuh di atas karang atau bagian tajuk dari hutan primer dan sekunder. Banyak dijumpai di dataran rendah/pesisir dengan curah hujan tahunan 1000-3800 mm. Juga dijumpai pada ketinggian diatas 1000 m dpl. Salah satu sifat adalah dapat tumbuh di atas tanah dangkal. Tidak tumbuhnya pada sebaran alami yang suhunya kurang dari 8C, yang menunjukkan jenis ini tidak tahan udara dingin. Budidaya dengan biji dan okulasi.f. Cryptostegia grandiflora

Family: Asclepiadaceae

Gambar 6: Cryptostegia grandiflora

Cara budidaya

Semi-kering tropis.Ditemukan di daerah dengan curah hujan antara 400 dan 1.400 mm terutama hujan musim panas .Tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi berkecambah pada tanah mempertahankan kelembaban.Umumnya tumbuh di hutan kering, pinggir jalan, hutan lembab, hutan hujan bukaan pada ketinggian rendah.Umum dalam kondisi di mana ada air sementara atau permanen, seperti di sepanjang sungai.g. Landolphia parvifoliaFamily : Apocynaceae

Gambar 7: Landolphia parvifoliaDeskripsi tanaman

semak yang banyak bercabang memanjat dengan sulur. Daun kecil, lonjong berbentuk pisau pembedah, subacuminate untuk subobtuse (jarang subakut) di dasar, berukuran 3/4-1 inchi. Pelepah sangat ramping, datar dan dibagian atas gemuk. Calyx berukuran sekitar 1 inchi, panjang, sepal luas, ovate-lonjong, tumpul atau subtruncate, berwarna coklat, subscarious, mengkilap. Corolla kuning pucat atau putih, berbentuk tabung silindris pada bagian bawah tengah.h. Palaquium guttaFamily : Euphorbiaceae

i. Raphionacme utilisFamily : Asciepiadeaceae

j. Manilkara bidentata (sawo kecik)

Family : Sapotaceae

k. Mimusops balataFamily : Sapotaceae

l. Manihot glazioviiFamily : Euphorbiaceae

m. M. dichotomaFamily : Euphorbiaceae

E. Cara Pengambilan dan Pengolahan Getah1. Penyadapan

Semua batang dari pohon yang diameternya berukuran sekitar 50 cm dan terletak kurang lebih 1m dari akar/pangkal pohon sudah bisa untuk di sadap. Getah pembuluh berada disebelah dalam kulit kayu tipis yang memiliki muatan karet yang maksimal. Penyadapan dilakukan dengan cara mengiris bagian kulit kayu pada batang yang berupa irisan pendek dan menurun dengan sudut sekitar 30o. irisan ini dibuat dengan menggunakan pisau khusus dan terkadang irisan tersebut dibuat menjadi bentuk V. potongan dibuat sedekat mungkin dengan kayu agar sedapat mungkin mencapai panen yang maksimal. Irisan dibuat pada jarak yang tetap hanya pada satu sisi dari batang pada satu waktu. Setiap irisan lagi dibuat dengan seketika dibawak irisan sebelumnya dan baru dilakukan lagi di sisi yang berlawanan setelah sisi awal sudah mencapai tingkat yang maksimal.

Dalam waktu itu kulit baru akan meregenerasi pada wilayah penyadapan yang disebabkan oleh aktifitas meristematik dari cambium pokok sampai batang tersebut siap untuk dipanen lagi. Secara normal, membutuhkan waktu 10-12 tahun untuk bekerja pada satu sisi batang karet dan kemudian baru berpindah ke sisi yang berlawanan.Penyadapan biasanya dilakuan pada pagi hari sejak aliran getah mudah diambil karena adanya tekanan turgor yang tinggi. Aliran getah secara berangsur-angsur berkurang dan berhenti pada sore harinya. Getah exudating dikumpulkan di belanga dari tanah yang ditempatkan dibawah irisan. Beberapa antikoagulan (anti beku) seperti hydrogen peroksida atau ammonia ditambahkan untuk mencegah pengentalan atau pembekuan getah pada belanga. Untuk memelihara kualitas tinggi dari produk karet, kebersihan dan kecermatan harus lebih diperhatikan selama proses penyadapan sampai proses panen getah. Getah koagulasi yang menempel pada irisan dikumpulkan secara terpisah, dan digunakan untuk karet yang berkualitas rendah.

Gambar 14 : Proses penyadapan getah karet

2. Proses

Getah yang telah diekstraksi dari tanaman adalah emulsi koloid yang berwarna putih atau kekuningan. Getah tersebut mengandung 30-35% air. Proses pengolahan getah karet tersebut terdiri beberapa langkah, antara lain :

a. Getah karet dari tanaman pertama kali langsung dialirkan di saringan alumunium besar untuk menghilangkan ampas-ampasnya (potongan kulit kayu, daun dan beberapa serpihan yang besar)

b. Kandungan air dari getah sulingan diukur dengan bantuan hygrometer dan kemudian dilakukan standarisasi

c. Getah dituangkan pada panic yang besar dan dikentalkan dengan menambah sejumlah asam format dan asam asetat pada saat pengadukan. Bahan-bahan kimia juga ditambahkan untuk memeriksa pertumbuhan jamur dan menerangkan warnanya dari produk akhir.

d. Getah koagulasi dicuci dengan air dan kemudian diperas melalui alat penggulung. Kemudian dilewatkan pada alat penggulung otomatis untuk meratakn getah dan diperoleh ketenalan sekitar 2,5-3 mm. lembaran karet ini biasa disebut crepe rubber (karet kertas/kain karet)

e. Lembaran karet dikeringkan pada asap rumah tangga dengan suhu yang diatur sekitar 50oC. Proses ini memerlukan waktu sekitar 3-4 hari untuk mengeringkan 2-5 mm lembaran karet. Bentuk ini disebut lembaran karet dengan ciri-ciri tembus cahaya, berwarna kekuingan atau coklat, elastis dan dapat tahan lama. Karet diekspor dengan bermacam-macam bentuk, dan bentuk yang paling sering adalah bentuk lembaran.

3. Vulkanisasi

Ada dua jenis karet yang biasa digunakan dalam industri yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam (natural rubber) merupakan air getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis, yang merupakan polimer alam dengan monomer isoprena, sedangkan karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi. Saat ini jumlah produksi dan konsumsi karet alam jauh di bawah karet sintetis. Kedua jenis karet ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Karet alam memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna, memiliki plastisitas yang baik, tidak mudah panas dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan. Karet sintetis lebih tahan terhadap berbagai bahan kimia dan harganya relatif stabil. Contoh karet sintetis yang banyak digunakan yaitu styrene butadiene rubber (SBR)Lembaran karet itu fleksibel pada temperatur yang tinggi dan rapuh pada suhu yang rendah. Oleh karena itu lembaran karet tersebut memerlukan perlakuan yang baik dan cocok bila akan digunakan pada industry. Perlakuan ini disebut vulkanisasi yang ditemukan oleh Charles Goodyear pada tahun 1839. Selama proses vulkanisasi terjadi perubahan sifat kompon karet yang awalnya plastis menjadi elastis dengan cara pembentukan ikatan silang di dalam struktur molekulnya.

Pada metode ini karet dipanaskan dengan berbagai variasi jumlah sulfur dibawah tekanan suhu 150oC. Atau bisa juga menggunakan variasi jumlah selenium, peroksida organic, dan nitrogen peroksida. Meskipun vulkanisasi terjadi dengan adanya panas dan sulfur, proses itu tetap berlangsung secara lambat. Reaksi ini dapat dipercepat dengan penambahan sejumlah kecil bahan organik atau anorganik yang disebut akselerator, misalnya kalsium, magnesium atau seng oksida. Untuk mengoptimalkan kerjanya, akselerator membutuhkan bahan kimia lain yang dikenal sebagai aktivator, yang dapat berfungsi sebagai aktivator adalah oksida-oksida logam seperti ZnO. Proses vulkanisasi ini akan meningkatkan produk dari karet seperti keelastisitasan, kuatnya renggangan dan resistensinya terhadap goresan.F. Produk dari Karet

Hasil utama dari pohon karet adalah lateks yang dapat dijual/diperdagangkan oleh masyarakat berupa latek segar, slab/koagulasi ataupun sit asap/sit angin. Selajutnya produk tersebut sebagai bahan baku pabrik Crumb Rubber/Karet Remah yang menghasilkan bahan baku untuk berbagai industri hilir. Karet digunakan untuk mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti aneka ban kendaraan, conveyor belt, penggerak mesin, sepatu karet, sabuk, penggerak mesin, pipa karet dan sebagai isolator kabel. Bahan baku karet juga banyak digunakan untuk membuat perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan penahan getaran misalnya shock absorbers. Karet juga bisa digunakan untuk tahanan dudukan mesin, dipakai sebagai lapisan karet pada pintu, kaca, dan pada alat-alat lain sehingga terpasang kuat dan tahan getar serta tidak tembus air. Kayu karet dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan rumah, kayu api, arang, ataupun kayu gergajian untuk alat rumah tangga (furniture). Kayu karet sebenarnya juga banyak diminati oleh konsumen baik dari dalam negeri maupun luar negeri, karena warnanya yang cerah dan coraknya seperti kayu ramin. Di samping itu, kayu karet juga merupakan salah satu kayu tropis yang memenuhi persyaratan ekolabeling karena komoditi ini dibudidayakan (renewable) dengan kegunaan yang cukup luas, yaitu sebagai bahan baku perabotan rumah tangga, particle board, parquet, MDF (Medium Density Fibreboard) dan lain sebagainya. (Anonymous, 2009).

Hasil samping lain dari perkebunan karet yang selama ini kurang dimanfaatkan dan nyaris terbuang adalah biji karet. Biji karet yang selama ini hampir tidak mempunyai nilai ekonomis sama sekali dan hanya dimanfaatkan sebagai benih generatif pohon karet. Akan tetapi, biji karet memiliki kandungan minyak nabati yang tinggi yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Selain itu pengolahan biji karet juga memungkinkan untuk menghasilkan produk samping yaitu bungkil biji karet sebagai pakan ternak dan tempurung biji sebagai bahan baku arang aktif.

Tabel Perbandingan Harga Produk-Produk dari KaretProduk Kisaran harga (Rp)

Getah 11.000/kg

Pegangan pipet 2000/ biji

Sarung tangan 35.000/pak (50pcs)

Ban sepeda35.000/ban

Sepatu 120.000/pcs

Sandal 10.0000/pcs

Bola sepak125.000/buah

Pakaian selam600.000/baju

Selang 10.000/m

Balon 17.000/pak (100pcs)

Dot bayi11.000/buah

Karet penghapus1500/biji

Cat 40.000/kg

Ban mobil> 350.000/ban

Ban motor105.000/ban

Karet gelang2000/ons

DAFTAR RUJUKANAnonim. Tanpa tahun. (online). http://www.plantamor.com/index.php?plant=582, diakses pada 2 Maret 2013Anonim. Tanpa tahun. Alstonia scholaris. (online).http://www.henriettesherbal. com/pictures/p01/pages/ alstonia-scholaris-1.htm, diakses pada 2 Maret 2013Anonim. Tanpa tahun. http://www.ehow.com/about_6729455_habitat-ficus-trees.html, diakses pada 2 Maret 2013

Djoehana Satyamidjaya. 2010. Seri Budaya Karet, (online), (http://id.scribd.com/doc/59573872/Karet), diakses pada 3 Maret 2013.Ismaya. 2012. Prospek Tanaman Perkebunan Karet. (online). http://taruma-ismaya.blogspot.com/2012/01/prospek-tanaman-perkebunan-karet-di.html, diakses pada 2 Maret 2013

Joker, Dorte. 2011. Alstonia scholaris. (online). http://www.dephut.go.id/ INFORMASI/RRL/IFSP/Alstonia_scholaris.pdf,

Orwa, et al. 2009. http://www.nri.org/projects/adappt/docs/ Euphorbia _tirucalli .pdf, diakses pada 2 Maret 2013Singh, S.K., Seema Srivastama. 2009. Economis Botany. New Delhi: Campus Books International