23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang masuk dalam golongan Negara yang berkembang. Negara yang sedang berkembang juga tak asing dengan fenomena kemiskinan yang melanda seluruh negara di berbagai belahan dunia. Kemiskinan bukanlah persoalan baru di negeri ini. Walaupun pada setiap tahunnya kemisikinan mengalami penurunan namun angka kemiskinan tersebut merupakan tanda-tanda bahw model yang dibangun belum mampu membentuk sosial ekonomi masyarakat yang tangguh. Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Jumlah penduduk di kota bandung pada tahun 2008 mencapai 2.390.120 jiwa. Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat. Hal ini menyebabkan terjadinya masalah-masalah sosial di Kota Bandung. Diantaranya pengangguran, kejahatan, kemacetan dsb. Kebanyakan pengangguran di Kota Bandung memilih untuk mencari nafkah dengan cara

Karya Tulis

  • Upload
    wildan

  • View
    8

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas mata kuliah

Citation preview

Page 1: Karya Tulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang masuk dalam golongan Negara

yang berkembang. Negara yang sedang berkembang juga tak asing dengan

fenomena kemiskinan yang melanda seluruh negara di berbagai belahan

dunia. Kemiskinan bukanlah persoalan baru di negeri ini. Walaupun pada

setiap tahunnya kemisikinan mengalami penurunan namun angka

kemiskinan tersebut merupakan tanda-tanda bahw model yang dibangun

belum mampu membentuk sosial ekonomi masyarakat yang tangguh.

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat

sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km

sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia

setelah Jakarta dan Surabaya. Jumlah penduduk di kota bandung pada

tahun 2008 mencapai 2.390.120 jiwa. Kota Bandung merupakan kota

terpadat di Jawa Barat. Hal ini menyebabkan terjadinya masalah-masalah

sosial di Kota Bandung. Diantaranya pengangguran, kejahatan, kemacetan

dsb. Kebanyakan pengangguran di Kota Bandung memilih untuk mencari

nafkah dengan cara meminta-minta atau dengan cara mengemis. Hal ini

menyebabkan meningkatnya pengemis di Kota Bandung.

Mengemis adalah hal yang di lakukan oleh seseorang yang

membutuhkan uang, makanan atau hal lainnya untuk dapat bertaham hidup

dengan cara meminta kepada masyarakat atau orang yang mereka temui

tanpa bekerja dan berusaha. Beberapa cara yang pengemis lakukan untuk

meminta uang kepada masyarakat atau orang yang dia temui baik dengan

menggunkan gelas, kotak kecil, topi, atau benda-benda lain yang dapat

menampung uang dari hasil mengemis mereka.

Semakin meningkatnya masyarakat miskin di Kota ini maka sering

terlihat juga banyaknya pengamen, pengemis, gelandangan atau mereka

yang meminta-minta di pinggir jalan

Page 2: Karya Tulis

seperti di perempatan Jl.BuahBatu, sepanjang Jl.Pateur, pinggiran

Jl.Taman Sari atau di tempat-tempat lainnya. Adanya pengemis atau

pengamen menimbulkan masalah lain terutama masalah sosial baik

terganggunya masyarakat atau terkadang menimbulkan kemacetan.

Untuk melawan kemiskinan, ada beberapa hal yang harus

dilakukan yaitu mengartikan kemiskinan tersebut secara mendalam dan

mengukurnya. Sehingga dari pengukuran tersebut pastinya akan diperoleh

data kemiskinan yang dapat menjelaskan tentang berbagai hal, seperti

seberapa banyak jumlahnya. Informasi seperti ini sangat penting bagi

pemerintah untuk menentukan program yang harus dijalankan untuk

mengatasi kemiskinan di kota tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka judul yang akan di ambil ialah

“MARAKNYA PENGEMIS DI KOTA BANDUNG”. Alasan mememakai

judul MARAKNYA PENGEMIS DI KOTA BANDUNG karena judul ini

sangat tepat dan menggambarkan kota bandung pada saat ini. dan juga

seperti yang dilihat kota bandung pada setiap tahunnya selalu ada

pengemis yang berkeliaran dijalan. Dan juga sangat diharapkan semoga

karya tulis ini dapat bermanfaat untuk semua di kemudian harinya.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, permasalahan yang akan diangkat dan dibahas

meliputi :

1. Kenapa para pengemis rela melakukan pekerjaan seperti itu padahal

masih ada pekerjaan yang masih layak

Page 3: Karya Tulis

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini ialah agar kita mengetahui masalah

mengenai banyaknya pengemis di kota bandung dan dapat mengetahui

kehidupan pengemis dan juga gelandangan bagaimana sesungguhnya. Dan

bagaimana peran serta masyarakat dalam permasalahan ini.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penelitian ini ialah agar kita dapat mengetahui solusi

untuk mengurangi pengemis dan gelandangan di kota bandung dan

mengetahui fakto-faktor apa saja yang menjadikan para pengemis ataupun

gelandangan yang menjadikan mereka bekerja menjadi pengemis.

Sehingga kita dapat mengetahui solusi terbaik untuk mengurangi pengemis

di kota bandung.

Page 4: Karya Tulis

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pendidikan Di Kota Bandung

Menurut Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan

Menengah Anies Baswedan mengatakan bahwa pendidikan tidak

seharusnya berorientasi pada pasar untuk memenuhi kebutuhan kerja.

Idealnya, menurut Anies, pendidikan bermanfaat untuk menjadikan anak

sebagai pembelajar sepanjang hayat. Karena menurut Anies Baswedan apa

yang di berikan saat ini belum tentu dengan apa yang dihadapinya pada

masa depan. Menurut Anies baswedan pula dalam dunia pendidikan

terdapat tiga komponen penting yang perlu disiapkan untuk generasi

muda. Pertama adalah integritas, yang kedua anak-anak harus dididik agar

memiliki jiwa kewirausahaan,dan yang Ketiga, anak-anak harus diberi

bekal agar mempunyai kemampuan komunikasi yang tinggi.

Kota Bandung merupakan ibukota dari Provinsi Jawa Barat. Di

Kota Bandung pula berdiri sebuah perguruan tinggi yang sangat ternama

di Indonesia yaitu Insitut Teknologi Bandung (ITB).di kampus ini juga

dahulunya pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika

Pada tahun 1995. Kota bandung juga merupakan salah satu kota

pendidikan, dan soekarno, presiden pertama Indonesia, pernah menempuh

pendidikan di universitas tersebut yang didirikan oleh oleh pemerintah

kolonial hindia belanda pada pergantian abad ke 20. Pemerintah telah

mengatur dalam programnya bahwa setiap anak di Indonesia wajib belajar

sealama 9 tahun, maka dari itu sudah seharusnya setiap anak di indonesia

terutaman di kota bandug harus melalui jenjang pembelajaran paling tidak

sampai menempuh jenjang SMA. Menurut data yang diperoleh dari

website dinas pendidikan kota bandung terdapat 30 sekolah negeri dan

terdapat 151 sekolah swasta di kota bandung. Dari data yang diperoleh

dengan melihat jumlah sekolah menengah atas (SMA) yang memiliki

Page 5: Karya Tulis

jumlah yang sangat banyak sudah seharusmya tidak ada lagi anak-anak

atau para remaja yang terlihat dijalanan dengan mengamen atau meminta-

minta.

2.2 Definisi Ketenagakerajaan

Ketenagakerjaan adalah segala hal yangberhubungan dengan

tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Tenaga

kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

sendiri maupun untuk masyarakat. Pekerja atau buruh adalah setiap orang

yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Pemberi kerja adalahorang perseorangan, pengusaha, badan hokum, atau

badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar

upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah

memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah

berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang

mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat

mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17

tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang

menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk

tenaga kerja.

2.3 Peningkatan Kualitas SDM

Penduduk sebagai sumber daya manusia, diharapkan dapat

merupakan modal dasar bagi pembangunan. Pada kenyataannya ternyata

masih menghadapi berbagai masalah, baik ditinjau dari sudut pola

penyebaran, mobilitas, laju pertambahan jumlah clan kualitasnya.

Ditinjau dari kualitasnya, baik fisik maupun nonfisik, keduanya

relatif rendah. Kualitas fisik yang dilihat dari sudut tinggi badan dan besar

Page 6: Karya Tulis

tubuh serta derajat kesehatan yang diukur dari panjang harapan hidup saat

ini rata-rata 62 tahun relatif masih rendah, sedangkan ditinjau dari sudut

nonfisik, seperti tingkat pendidikan masih sekitar 781 (Anonim, 1992) dari

angkatan kerja hanya mempunyai pendidikan dasar atau kurang. .

Peningkatan kualitas SDM indonesia menjadi SDM yang unggul

setidaknya membutuhkan sebuah strategi. Kedua strategi tersebut saling

interaktif satu sama lain, sehingga tidak dapat dipisahkan.

Strataegi tersebut ialah menciptakan pendidikan yang terjangkau

dan berkualitas. Hal itu dimanifestasikan dengan pemerataan pendidikan,

perluasan akses ke perguruan tinggi, dan penyediaan infrastruktur

pendidikan yang layak. Selanjutnya, peningkatan kompetensi pendidik dan

pemberian besiswa tetap bagi anak-anak yang kurang mampu juga harus

selalu diperhatikan. Kualitas SDM yang secara merata telah dimiliki baik,

dalam ilmu pengetahuan maupun keterampilan, akan mendukung

transformasi Indonesia sebagai Negara maju. Namun perlu ditekankan

semua itu harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan konsisten. Karena

perencanaan yang matang tanpa pelaksanaan yang berkelanjutan dan

konsisten akan percuma.

2.4 Tingkat Lowongan Kerja

Lowongan Kerja adalah sebuah kata yang sangat umum didengar

dalam percapakan orang dewasa. Dua kata tersebut seakan telah menjadi

bahan pembicaraan yang wajib diutarakan dalam setiap kesempatan. Tak

hanya orang dewasa, para remaja pun sering membicarakan mengenai

Lowongan Pekerjaan dalam percakapannya bersama teman-temannya.

Kata "Lowongan Kerja" tidaklah terlalu rumit untuk dipahami. Dua suku

kata tersebut memiliki arti yang sangat sederhana yaitu: "Kesempatan

Kerja". Namun dalam praktek dan teori, dua kata tersebut juga memiliki

arti "kesempatan kerja yang disediakan untuk individu atau kelompok

yang memenuhi syarat tertentu". Jadi pada dasarnya Lowongan

Page 7: Karya Tulis

Kerja adalah Sebuah kesempatan kerja pada posisi tertentu di instansi atau

tempat usaha yang tersedia untuk individu maupun kelompok yang telah

memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.

2.5 Definisi Kemiskinan

Kemiskinan sudah bukan kondisi yang asing lagi bagi Negara

berkembang seperti Indonesia. Masih banyak rakyat Indonesia yang hidup

dibawah garis kemiskinan dan hidup dalam keadaan yang tidak

selayaknya. Kondisi yang memprihatikan seperti inilah yang banyak

membuat para ahli mengkaji banyak hal yang berhubungan dengan

masalah kemiskinan. Para pakar di bidang ekonomi banyak yang mengkaji

dan membahas masalah kemiskinan dengan menggunakan istilah standar

hidup, pendapatan, dan distribusi pendapatan yang dilakukan masyarakat.

Pengertian kemiskinan secara umum adalah keadaan tidak

berharta, berpenghasilan rendah, dan serba kekurangan dalam menjalani

kehidupannya sehari-hari. Kemiskinan juga bisa sebagai suatu situasi, baik

berupa proses maupun akibat, dimana seseorang tidak mampu untuk

berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Dalam suatu Negara, keadaan miskin biasa diikuti oleh kondisi

yang terbelakang. Keterbelakangan ini bias berupa keterbelakangan

ekonomi, keterbelakangan pendidikan, keterbelakangan teknologi, dan lain

sebagainya. Oleh karna itu kemiskinan dan keterbelakangan bias dikatakan

saling berkaitan dan keadaanya pula bersamaan.

Menurut ellis, kemisikinan adalah sebuah gejala multidimensional

yang bisa dikaji dari dimensi ekonomi dan sosialpolitik. Menurut

friedman, kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk

memformulasikan kekuasaan sosial berupa asset, sumber keuangan,

organisasi sosial politik, jaringan social, barang atau jasa, pengetahuan dan

keterampilan, serta informasi, menurut suparlan, kemiskinan adalah

standar tingkat hidup yang rendah karena kekurangan materi pada

Page 8: Karya Tulis

sejumlah atau golongan orang bila dibandingkan dengan standar

kehidupan yang berlaku di masyarakat sekitarnya. Maka dari itu

kemiskinan jika dipandang dari berbagai segi dapat berupa kemiskinan

dari segi subsistem, yaitu penghasilan atau pendapatan yang tidak

mencukupi. Kedua, kemiskinan dari segi ketidakmerataan, yakni posisi

seseorang dalam sebuah kelompok yang tidak sama dengan orang lain.

Dan ketiga, kemiskinan dari segi eksternal,yakni konsekuensi sosial

terhadap masyarakat sekitarnya.

2.6 Faktor Pendorong Kemiskinan

Kemiskinan memang suatu masalah yang kompleks. Ia tidak

berdiri sendiri, banyak faktor yang mempengaruhi dan menyebabkannya

terjadi. Ada faktor internal yang disebabkan oleh dirinya sendiri, ada juga

yang datang dari luar, seperti lingkungan, pemerintahan, keadaan

perekonomian secara umum, kebijakan pemerintah yang tidak berpihak

dan banyak hal lainnya. Namun setidaknya kemiskinan muncul karena

perbedaan kemampuan, perbedaan sumberdaya dan perbedaan kesempatan

(Maipita, 2013). Dalam konteks negara kesatuan Republik Indonesia, telah

diatur dengan tegas dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 bahwa fakir

miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Meskipun dalam

prakteknya masih dapat diperdebatkan apakah Indonesia selama ini telah

melaksanakan amanat Undang-Udang Dasarnya sendiri atau justru

melanggarnya (dalam arti belum mampu melaksanakan sepenuhnya).

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskina

menurut Hartomo dan Aziz dalam Dadan Hudyana (2009:28-29) yaitu :

1).   Pendidikan yang Terlampau Rendah

Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang

kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam

kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang

Page 9: Karya Tulis

dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan

seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.

2).   Malas Bekerja

Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada

nasib) menyebabkan seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak

bergairah untuk bekerja.

3).   Keterbatasan Sumber Alam

Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber

alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan

mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu miskin karena

sumberdaya alamnya miskin.

4).   Terbatasnya Lapangan Kerja

Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi

kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal seseorang harus mampu

menciptakan lapangan kerja baru sedangkan secara faktual hal

tersebut sangat kecil kemungkinanya bagi masyarakat miskin

karena keterbatasan modal dan keterampilan.

5).   Keterbatasan Modal

Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal

untuk melengkapi alat maupun bahan dalam rangka menerapkan

keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk

memperoleh penghasilan.

6).   Beban Keluarga

Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak

apabila tidak diimbangi de ngan usaha peningakatan pendapatan

akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota

Page 10: Karya Tulis

keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup

yang harus dipenuhi.

Disamping itu pula Dalam suatu negara, peran pemerintah sangat

menentukan, baik dalam membuat masyarakat menjadi miskin, maupun

keluar dari kemiskinan.  Kebijakan yang kurang tepat dan

ketidakpberpihakan terhadap masyarakat miskin akan menciptakan

kemiskinan yang lebih banyak dan lebih dalam. Kebijakan pemerintah

membolehkan super market dan pasar modren masuk hingga ke tingkat

kecamatan juga akan berdampak terhadap pasar tradisional yang

sebahagian besar dikelola oleh masyarakat kelas bawah. Kebijakan yang

berpihak pada pasar bebas dan kurang peduli dengan kesiapan para

petaninya sendiri tentu akan berdampak pada penurunan kesejahteraan

masyarakat dan akhirnya berujung pada kemiskinan. 

Harga barang kebutuhan pokok yang tidak tetap bahkan cenderung

naik, besarnya biaya pendidikan dan kesehatan, distribusi pendapatan yang

tidak merata, pembangunan yang timpang dan hanya berpusat di pulau

jawan dan kota serta banyak kebijakan lainnya yang kurang berpihak, akan

dapat menambah rentannya kondisi masyarakat. 

2.7 Tingkat Kemiskinan Di Kota Bandung

Menurut data yang diperoleh melalui website inilah.com pada

tahun 2012 menyebutkan bahwa pemerintah kota Bandung mengklaim

angka kemiskinan terus mengalami penurunan dari 83.432 jiwa pada

tahun 2008 menjadi 79.573 pada tahun 2012. Wakil Wali Kota Bandung

Ayi Vivananda mengatakan angka tersebut adalah resmi pada Data

Kemiskinan Nasional yang dihimpun oleh Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). "Ini data resmi yang kami terima

dari data nasional atau TNP2K. Terlihat ada penurunan dari 2008 hingga

2011 kemarin. Perhitungan sensus kemiskinan dihitung setiap 3 tahun

sekali”. Pada tahun 2014 menurut aan Aan Andi yang dikutip pada website

Page 11: Karya Tulis

mqfmnetwork.com menyebutkan bahwa saat ini masyarakat miskin dan

sangat miskin di Kota Bandung masih berada di kisaran 10 persen dari

total penduduk yang mencapai 2,6 juta jiwa.

“Kategori hampir miskin 11 sampai 20 persen dan yang terakhir

kategori rentan miskin 21 sampai 30 persen. Kalau Wali Kota tidak punya

program untuk mengatasi kemiskinan bukan tidak mustahil masyarakat

miskin akan naik signifikan.”

Sedangkan menurut Wakil Bupati Bandung H. Deden R. Rumaji,

M.Ap yang dikutip dari bandungkab.go.id mengatakan bahwa wakil bupati

kota bandung tersebut mentargetkan penurunan tingkat kemiskinan di

Kabupaten Bandung tahun 2015 menjadi 7,42 % dari 9,42 % pada posisi

tahun 2010. Target ini harus dikawal dengan penanganan yang sistematik,

terpadu dan menyeluruh. Penanggulangan kemiskinan yang kini tengah

berjalan di Kabupaten Bandung menurut H. Deden R. Rumaji,

menyangkut lima prioritas. Diantaranya bidang pendidikan, kesehatan,

infrastruktur dasar, ketenagakerjaan dan bidang sosial. Khusus yang

menyangkut penanggulangan masyarakat miskin yang kronis, kata H.

Deden R. Rumaji dilakukan secara terpadu, baik dari sisi penghidupan

maupun sisi produksi. Langkah yang ditempuh Pemkab Bandung dalam

penanggulangan kemiskinan, mulai menampakan hasil yang cukup

signifikan. Hal ini terlihat dari data yang ada, pada tahun 2010 jumlah

penduduk miskin di Kab. Bandung tercatat 296.199 jiwa, turun menjadi

292.150 jiwa pada tahun 2011. Sedangkan tahun 2012 tercatat 277.806

jiwa.

Page 12: Karya Tulis

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pendekatan yang saya lakukan dalam menyelesaikan karya tulis ini

adalah pendekatan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu

metode meneliti sekelompok manusia (pengemis, gelandangan) dengan

melihat suatu kondisi ataupun peristiwa yang terjadi saat ini. Sedangkan

subyek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para pengemis yang

penulis temukan dijalanan. Dimana pengemis ini sendiri yang telah dipilih

untuk menjadi objek pengamatan oleh saya yang nantinya hasil penelitian

akan di dokumentasikan baik dalam berupa tulisan maupun gambar

3.2 Teknik Penelitian

Teknik pengumpulan : data yang diterapkan dalam penelitian ini

adalah wawancara, observasi langsung terhadap objek terkait yaitu

pengemis dan pengamatan dimana lokasi terjadinya dan dokumentasi

terhadap objek yang diteliti.

Wawancara penulisan mengemukakan secara lisan dalam

hubungan tatap muka dengan pengemis yang menjadi

objek penelitian yang berada pada lokasi tersebut

Observasi pengamatanproses dengan maksud merasakan

dan kemudian memahami pengetahuan dan gagasan

tersebut dan untuk mendapatkan informasi-informasi yang

dibutuhkan.

Dokumentasi hasil dari beberapa kejadian-kejadian yang

terjadi di jalanan yang di dokumentasikan melalui tulisan

ataupun foto.

Page 13: Karya Tulis

3.3 Jenis Data Dan Sumber

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang saya gunakan dalam melakukan penelitian

kali ini ialah merupakan jenis data sekunder, berupa data

kuantitatif yaitu sumber data yang diperoleh dari bahan bacaan atau

referensi yang menunjang dalam penelitian ini. data sekunder ini

baik berupa buku-buku, foto, dokumentasi, serta jurnal-jurnal yang

berhubungan dengan penelitian saya kali ini. penelitian ini

dilaksanakan untuk mengungkap data dari sumber yang sudah

berkenaan dengan kemiskinan yang sangat marak setiap tahunnya

di kota bandung.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini diperoleh langsung dari

narasumber yang siap menjadi objek pada penelitian kali ini

dengan cara memberi observasi maupun wawancara yang

kemudian di dokumentasikan.

3.4 Ruang Lingkup

Waktu : 01 - April – 2015

Sampel : Anak-Anak Kecil, Lansia, beberapa pengemis di daerah

kota bandung

Tempat : Jln. Cihampelas, Cibaduyut, Kebon Kalapa

Populasi : Pengemis di kota bandung

3.5 Untuk Mendapatkan Data

Page 14: Karya Tulis

Alasan Mengapa mereka menganggur tidak dapat

pekerjaan?

Untuk mendapatkan data dari tahun ke tahun semakin

meningkatnya kemiskinan

Untuk mendapatkan data tingkat pendidikan dikalangan

masyarakat kemiskin

3.6 Analisis Data

Data yang telah terkumpul dan diolah kemudian dianalisis. Analisa

data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Analisa data kualitatif, yaitu teknik telaah untuk menyimpulkan

data yang bersifat kualitatif, dipergunakan untuk data-data yang sulit

diukur dengan angka, yaiti apabila data yang dikumpulkan sedikit, hanya

beruoa kasus-kasus sehingga dengan analisis tersebut dapat memberikan

penafsiran yang baik

Analisa data deskriptif, yaitu teknik pengolahan data dengan cara

mengkaitkan pendidikan di kota bandung, definisi ketenaga kerjaan,

kemudian definisi kemiskinan sehingga menghasilkan kesimpulan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa Masalah Kemiskinan bisa terjadi di Negara maju

Page 15: Karya Tulis

maupun Negara sedang berkembang. Selain itu kemiskinan juga manjadi

masalah dunia sejak berabad-abad lalu. hingga kini kemiskinan masih

menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling krusial di dunia ini.

Seiring berkembangnya pemikiran bahwa kemiskinan adalah masalah

struktural, maka upaya untuk mengatasi kemiskinan pun kini dikaitkan

dengan perbaikan sistem dan struktur, tidak semata-mata bertumpu pada

aksi sesaat berupa crash program.

Namun kini pemerintahan Indonesia sedikit demi sedikit telah

memperbaiki keadaan ekonomi rakyat dengan mengatasi kemiskinan yang

terjadi di Indonesia. Sekarang ini pemerintahan Indonesia telah melakukan

program Bantuan Langsung Tunai bagi masyarakat menengah kebawah.

4.2 Saran

Dalam memberantas kemiskinan harus sampai kepada akar

masalah. Agar kemiskinan di Indonesia tidak bertambah banyak. Angka

kemiskinan bisa di kurangi dengan cara, membuat beberapa kebijakan

yang harus ditempuh oleh pemerintah demi memberantas kemiskinan

adalah dengan cara memperluas dan memeratakan pendidikan,

meningkatkan layanan kesehatan, membangun perumahan, penciptaan

lapangan pekerjaan, membangun infrastruktur untuk memperlancar

transaksi ekonomi dan perdagangan.