76
PENGARUH PENUNDAAN WAKTU PEMERIKSAAN SAMPEL URINE TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN KIMIA URINE DI RUMAH SAKIT SANTA ANNA KARYA TULIS ILMIAH Sebagai salah satu Syarat Untuk Menyelesaikan pendidikan Diploma III politeknik kemenkes kendari Jurusan analis kesehatan OLEH : LINDA HARDIYANTI SYARIF NIM P00320013118 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2016

KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

  • Upload
    others

  • View
    31

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

PENGARUH PENUNDAAN WAKTU PEMERIKSAAN SAMPEL URINE

TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN KIMIA URINE

DI RUMAH SAKIT SANTA ANNA

KARYA TULIS ILMIAH

Sebagai salah satu Syarat Untuk Menyelesaikan pendidikan

Diploma III politeknik kemenkes kendari

Jurusan analis kesehatan

OLEH :

LINDA HARDIYANTI SYARIF

NIM P00320013118

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2016

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin
Page 3: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin
Page 4: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah Ini Adalah Hasi Karya Saya Sendiri, dan Semua Sumber

Baik yang Dikutip maupun Dirujuk telah Saya Nyatakan dengan Benar

Nama : Linda Hardiyanti Syarif.

Nim : P00320013118

TTL : Bau-Bau, 5 Agustus 1995

Pendidikan : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

AnalisKesehatan Sejak Tahun 2013 Sampai Sekarang

Kendari, 26 Juli 2016

Yang Menyatakan

Linda Hardiyanti Syarif

NIM. P00320013118

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

iv

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Linda Hardiyanti Syarif

NIM : P00320013118

Tempat , tgl Lahir : Bau-Bau, 5 agustus 1995

Suku/Bangsa : Buton / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. Pendidikan

1. SD Negeri 1 Lambusango Timur, tamat tahun 2007

2. SMP Negeri 1 Kapontori, tamat tahun 2010

3. SMA Negeri 2 Kapontori, tamat tahun 2013

4. Sejak Tahun 2013 melanjutkan Pendidikan di Politeknik Keshatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan Sampai Sekarang

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

v

MOTTO

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen untuk

menyelesaikannya. Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh

keikhlasan, dan istiqomah dalam menghadapi cobaan.

Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu hanya dipikirkan. Sebuah

cita-cita juga adalah beban, jika itu hanya angan-angan, dan kesuksesan hanya

dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa.

Karena sesungguhnya nasib seorang manusia tidak akan berubah dengan

sendirinya tanpa berusaha.

“Gelap Gulita Pasti Ada Namun Dengan Keteguhan Dan Konsistensi Kita Akan

Menemukan Seberkas Cahaya”.

Kupersembahkan karya tulisku ini untuk Kedua Orang Tuaku, Agamaku,

Alamamaterku, Bangsa dan Negaraku sebagai ungkapan rasa terima kasihku.

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

vi

ABSTRAK

Linda Hardiyanti Syarif, (P00320013118) Pengaruh Penundaan Waktu Pemeriksaan

Sampel Urin Terhadap Hasil Pemeriksaan Kimia Urin Di Rumah Sakit Santa Anna Di

Kota Kendari Yang Dibimbing Oleh Hj, St, Nurhayani dan ibu Satya Darmayani

(xiii + 48 Halaman + 8 gambar + 9 tabel + 7 lampiran). Urinalisis merupakan

pemeriksaan yang paling sering dilakukan. Pemeriksaan urinalisis sebaiknya dilakukan

<1 jam setelah pengambilan sampel. Namun seringkali dengan banyaknya sampel urin

yang harus diperiksa dan kondisi lain yang menyebabkan terjadinya penundaan

pemeriksaan. Dari penelitian sebelumnya, penundaan pemeriksaan urinalisis

mengakibatkan perubahan hasil pada parameter pH, blood, keton, glukosa dan

urobilinogen pada urin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penundaan

waktu pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin. Jenis penelitian

ini adalah eksperimental laboratorium dengan pemeriksaan urinalisis secara kimia

untuk pH, glukosa, blood, keton dan urobilinogen dengan jumlah 39 sampel yang

dilakukan dari tanggal 6 Juni 2016 sampai 28 Juni 2016 di Laboratorium Rumah Sakit

Santa Anna Kota Kendari. Hasil pengujian statistik dari penelitian ini menunjukan

tidak ada pengaruh lama penundaan terhadap parameter glukosa sedangkan pada

parameter pH, blood, keton dan urobilinogen. Hasil uji-t berpasangan mendapatkan

hasil yakni nilai signifikasi parameter ph (1,00), nilai signifikasi parameter blood

(1,00), nilai signifikasi parameter keton (1,00), nilai signifikasi parameter urobilinogen

(1,00) maka (p>0,05). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penundaan waktu

pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin di rumah sakit santa

anna kota kendari.

Kata Kunci : Pemeriksaan kimia urin, pada ph, glukosa, blood, keton, urobilinogen.

Daftar Pustaka : (2000-2015)

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Penundaan Waktu

Pemeriksaan Sampel Urin Terhadap Hasil Pemeriksaan Kimia Urin Di Rumah

Sakit Santa Anna Di Kota Kendari” Penelitian ini disusun dalam rangka

melengkapi salah satu syarat untuk mnyelesaikan Pendidikan Progam Diploma III

(D III) Analis Kesehatan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari .

Terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini tidaklah lepas dari bantuan

berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-

ide, maupun pemikiran. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun

materiil sehingga penelitian ini dapat selesai.

Ucapan terima kasih dan penghormatan juga saya haturkan kepada

orang tua saya, Bapak Syarif dan Ibu Safariah atas dukungan, motivasi, nasehat,

cinta, dan kasih sayang serta doa yang tulus untuk penulis selama menuntut ilmu

sampai selesainya karya tulis ini.

Penulisan karya tulis ini telah melewati proses yang panjang, dan penulis

banyak mendapat petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karna itu,

pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terima kasih kepada Ibu

Hj. St. Nurhayani, S.Kp.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing I dan ibu Satya

Darmayani, S.Si.,M.Eng selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, waktu dan motivasi berharga selama penyusunan karya tulis ini.

Ucapan terima kasih penulis juga tujukan kepada :

1. Bapak Petrus,SKM.,M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Kepala Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Sulawsi Tenggara

yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dalam penelitian ini

3. Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

viii

4. Tim Penguji (Anita Rosanty, SST.,M.Kes, Muhaimin Saranani,

S.Kep.,Ns.,M.Sc, Supiati, STP.,MPH)

5. Seluruh Dosen, Staf Dan Karyawan Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Analis Kesehatan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik yang

diberikan selama penulis menuntut ilmu

6. Adik-adik saya ( Bayu Andriansyah Syarif, Melda Sri Wahyuningsih, dan

Al Adiyat Syarif

7. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada sesorang yang tercinta,

Hardiman, ST atas semangat Motivasi serta dukungan dan senyum

kebahagiaan yang telah diberikan.

8. Sahabat-sahabat (Mirna R, Wa Ode Wiwin Irayasti, Eko Setiawan, Adhar,

Rahmiadin, Susi Mangiri, Adi Ardianto, ST, Rudi Wijaya, ST, Syahwin

Abadi, ST, La Ode Muh. Al Qadry, ST, La Ode Alisafa, ST, Sawal Seda,

ST, Ayub Thony Fatrah, ST, Jobir, S.Pd, dan Supriadi Ishak, ST) yang

telah memberikan semangat dan dukungan.

9. Seluruh Teman-Teman Di Politeknik Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatanangkatan 2013 atas persahabatan, pengalaman berharga dan

kenangan yang tak terlupakan selama penulis menuntut ilmu.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan karya tulis ini

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi Pegembangan ilmu

pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Kendari , Juli 2016

Penulis,

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iv

MOTO ......................................................................................................... v

ABSTRAK……………………………………………………………………….vi

KATA PENGANTAR .............................................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar ................................................................................. 5

1. Pengertianl Urin .......................................................................... 5

2. Komposisi Urin ............................................................................ 5

3. Pemeriksaan Urin ........................................................................ 6

4. Fisiologis ...................................................................................... 7

B. Konsep Variabel yang diteliti ......................................................... 10

1. Pemeriksaan urin metode carik celup ........................................ 12

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran ......................................................................... 20

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

x

B. Kerangka Konsep ....................................................................... 21

C. Variabel Penelitian ..................................................................... 21

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................... 21

E. Hipotesis Penelitian .................................................................... 22

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 23

C. Populasi dan Sampel ................................................................. 23

D. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................... 24

E. Jenis Data ................................................................................. 26

F. Instrument Penelitian ................................................................. 26

G. Pengolahan Data ....................................................................... 26

H. Analisis Data .................................................................... ……..27

I. Penyajian Data .......................................................................... 27

J. Etika Penelitian .......................................................................... 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 29

B. Hasil Penelitian ........................................................................ 31

C. Analisis Data ............................................................................ 34

D. Pembahasan ........................................................................... 38

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 44

B. Saran ...................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

xi

DAFTAR TABEL

Table 5.1 Fasilitas Gedung Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari Tahun 2015 31

Table 5.2 Jenis Dan Jumlah Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Santa Annda Kota

Kendari Tahun 2015

31

Table 5.3 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin di Laaboratorium

Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari

33

Tabel 5.4

Tabel 5.5

Tabel 5.6

Tabel 5.7

Tabel 5.8

Tabel 5.9

Tabel 5.10

Tabel 5.11

Distribusi responden pasien berdasarkan umur di Laboratorium Rumah

Sakit Santa Anna Kota Kendari

Hasil Pemeriksaan Sampel Urine Segera (tanpa penundaan) di Rumah Sakit

Santa Anna Kota Kendari

Hasil Pemeriksaan Sampel Urine Dengan penundaan Selama 2 Jam di

Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari

Hasil Analisis Uji-t Dependent Pemeriksaan Glukosa

Hasil Analisis Uji-t Dependent Pemeriksaan Ph

Hasil Analisis Uji-t Dependent Pemeriksaan Blood

Hasil Analisis Uji-t Dependent Pemeriksaan Keton

Hasil Analisis Uji-t Dependent Pemeriksaan Urobilonogen

34

35

35

36

36

36

37

37

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Strip reagen = nama lain dipstick = metode carik 11

Gambar 2.2 Ph level 12

Gambar 2.3

Standar warna pemeriksaan urin metode carik celup

13

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Uji-t Dependent

Lampiran 2 Hasil pengolahan data pengaruh penundaan waktu pemeriksaan

sampel urine terhadap hasil pemeriksaan kimia urine di rumah

sakit santa anna kota kendari

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Master tabel pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel

urine terhadap hasil pemeriksaan kimia urine di rumah sakit

santa anna kota kendari

Dokumentasi penelitian

Surat izin penelitian

Surat keterangan penelitian

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang Laboratorium pemeriksaan urine tidak hanya dapat

memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urine, tetapi juga mengenai

faal berbagai organ dalam tubuh seperti : hati, saluran empedu, pancreas,

cortex adrenal, dan lain-lain (Chairlan, 2011).

Urinealisis merupakan pemeriksaan yang paling sering dilakukan.

Selain karena sampel yang mudah didapat, pemeriksaanya mudah dilakukan.

Pemeriksaan Urinealisis sebaiknya dilakukan <1 jam setelah pengambilan

sampel. Spesimen urine yang terbaik adalah urine segar yang segera diperiksa,

namun yang sering terjadi adalah penundaan pengiriman sampel, seringkali

dengan banyaknya sampel urine yang harus diperiksa dan kondisi lain yang

menyebabkan terjadinya penundaan pemeriksaan (Rosita, 2011).

Meskipun urine yang diambil secara acak (random) atau urine sewaktu

cukup bagus untuk pemeriksaan, namun urine pertama pagi hari adalah yang

paling bagus. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan

yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan

(Gandasoebrata, 2007).

Salah satu penegakan diagnosis infeksi saluran kemih adalah

pemeriksaan urine kultur. Pada pemeriksaan urine kultur, waktu dan suhu

penyimpanan harus diperhatikan, sesuai dengan SOP in Microbiology Dir Lab

Kes Dep Kes RI 2000 bahwa semua spesimen urine harus sudah diproses

kurang dari 2 jam setelah pengambilan atau disimpan pada suhu 20C-80C

selama maksimum 18 jam. Urine mengandung sisa metabolisme, garam

terlarut, dan materi organik yang dapat menjadi media bagi pertumbuhan

bakteri, sehingga waktu dan suhu penyimpanan dapat mempengaruhi

pertumbuhan bakteri.

Lakukan pemeriksaan dalam waktu satu jam setelah buang air kecil.

Penundaan pemeriksaan terhadap spesimen urine harus dihindari karena dapat

1

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

2

mengurangi validitas hasil. Analisis harus dilakukan selambat-lambatnya 4

jam setelah pengambilan spesimen. Dampak dari penundaan pemeriksan

antara lain : unsur-unsur berbentuk dalam sedimen mulai mengalami

kerusakan dalam 2 jam, urat dan fosfat yang semula larut dapat mengendap

sehingga mengaburkan pemeriksaan mikroskopik elemen lain, bilirubin dan

urobilinogen dapat mengalami oksidasi bila terpajang sinar matahari, bakteri

berkembangbiak dan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan mikrobiologik

dan pH, glukosa mungkin turun, dan badan keton, jika ada, akan menguap

(Chairlan, 2011).

Menurut Soebrata (2009) pada buku Penuntun Laboratorium Klinik,

jika urine disimpan kemungkinan terjadi perubahan susunan oleh kuman-

kuman. Kuman-kuman biasanya ada karena urine untuk pemeriksaan biasanya

tidak dikumpulkan dan tidak ditampung secara steril. Kuman-kuman mengurai

ureum dengan membentuk amoniak dan karbondioksida. Amoniak

menyebabkan pH urine menjadi basa dan terjadilah pengendapan kalsium dan

magnesium fosfat. Reaksi ini juga dapat merusak eritrosit dan silinder.

Sebagian dari amoniak hilang ke udara sehingga urine tersebut tidak dapat

digunakan lagi untuk menentukan ureum. Selain itu juga glukosa akan diurai

oleh kuman-kuman sehingga hilang dari urine.

Rosita (2011) juga menyimpulkan bahwa penundaan waktu

pemeriksaan urinealisis mengakibatkan perubahan hasil urinealisis yaitu pH,

glukosa, blood, keton dan urobilinogen. Keempat parameter tersebut memiliki

perbedaan bermakna pada uji statistiknya. Hasil negatif palsu pada glukosa

diakibatkan oleh hasil dari glikolisis bakteri. Sejalan dengan Rosita (2011),

dalam penelitiannya menyatakan bahwa, Sutyasih (2012) penundaan hasil

pemeriksaan urine menyebabkan perubahan hasil pada beberapa parameter,

yaitu berat jenis, pH dan blood urine.

Penundaan antara berkemih dan urinealisis akan mengurangi validitas

hasil, analisis harus dilakukan tidak lebih dari 4 jam setelah pengambilan

sampel. Unsur-unsur berbentuk di urine (sedimen) mulai mengalami

kerusakan dalam 2 jam. Bilirubin urine akan mengalami oksidasi apabila

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

3

terjadi paparan sinar matahari langsung. Bakteri mulai berkembang biak

apabila spesimen tidak disimpan di lemari pendingin sehingga memberi hasil

yang menyesatkan tidak saja untuk pemeriksaan mikrobiologik tetapi juga pH

(Sacher. RA, 2004).

Namun seringkali sampel urine yang dikirim ke laboratorium sudah

tidak segar lagi karena telah dikeluarkan beberapa jam sebelumnya.

Terkadang sampel urine tidak segera dibawa ke laboratorium akibat dari

banyaknya sampel yang harus diperiksa, sehingga hasil yang didapatkan

seringkali tidak sesuai dengan kondisi klinis dari pasien tersebut (Rosita,

2011).

Berdasarkan pengalaman selama PKL pasien yang melakukan

pemeriksaan kimia urine di Rumah Sakit Santa Anna periode Januari – April

2016 adalah sebanyak 263 pasien sampel urine kadang-kadang diperiksa < 1

jam.

Berdasarkan uraian yang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul pengaruh penundaan pemeriksaan terhadap pH,

glukosa, blood, keton dan urobilinogen urine. Dengan harapan karya tulis

ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan

sebagai acuan untuk klinisi guna mengurangi penundaan terhadap

pemeriksaan specimen khususnya dalam pemeriksaan urinealisis.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai

berikut:”Apakah Terdapat Pengaruh Penundaan Waktu Pemeriksaan Terhadap

Hasil Pemeriksaan Kimia Urinee di Rumah Sakit Santa Anna?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel urine

terhadap hasil pemeriksaan kimia urine.

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

4

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan kimia urine tanpa penundaan waktu

pemeriksaan.

b. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan kimia urine dengan penundaan

waktu selama 2 jam.

c. Untuk menganalisis perbedaan hasil pemeriksaan kimia urin tanpa

penundaan waktu pemeriksaan dengan penundaan waktu selama 2 jam

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Mahasiswa

Penelitian ini dapat dijadikan mahasiswa untuk menambah dalam

khasanah keilmuan.

b. Institusi pendidikan

Sebagai sumbangan ilmiah dan masukan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Sebagai pengalaman bagi penulis dalam menerapkan disiplin ilmu yang

telah diperoleh selama proses perkuliahan.

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar

1. Pengertian Urine

Urinealisis adalah analisis fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap

urine. Urinealisis berguna untuk untuk mendiagnosis penyakit ginjal atau

infeksi saluran kemih dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolik

yang tidak berhubungan dengan ginjal.

Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk

pemeriksaan laboratorium. Urine atau air seni atau air kencing adalah

cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan

dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urineasi. Eksreksi urine

diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang

disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine

disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih,

akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

2. Komposisi Urine

Urine juga merupakan suatu larutan yang kompleks dan

mengandung bermacam-macam bahan organik maupun anorganik.

Susunannya tergantung dari bahan-bahan yang dimakan, keadaan

metabolisme tubuh, kemampuan ginjal untuk mengadakan seleksi. Pada

umumnya komposisi urine mencerminkan kemampuan ginjal uantuk

menahan dan menyerap bahan-bahan yang penting untuk metabolisme

dasar dan mempertahankan homeostasis, disamping itu mengeluarkan

bahan-bahan kelebihan berasal dari makanan dan hasil-hasil metabolisme

yang tidak terpakai. Dalam keadaan normal jumlah bahan yang terdapat

dalam urine selama 24 jam adalah sekitar 60 gram yang terdiri dari 35

gram bahan organik dan 25 gram bahan anorgani (kosasih,2004).

Diantara bahan organik yang penting adalah : Urea, Asam urat,

Kreatinin.Sedangkan bahan anorganik yang penting adalah : Chloride,

Fosfat, Sulfat, Ammonia (Donosepoetro, 1981).

5

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

6

3. Pemeriksaan Urine

Hasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi

tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ

tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas, dsb. Namun, untuk

mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan specimen yang

memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine, tehnik pengumpulan

sampai dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar.

Jenis pengambilan sampel urine :

a. Urine sewaktu/urine acak (random)

Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan

tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau

hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel

skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk

pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.

b. Urine pagi

Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur,

dilakukan sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu

malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga

unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik

untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan

berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam

urine.

c. Urine tampung 24 jam

Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24

jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini

biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine,

misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam

suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan

pengawet, misalnya toluene.

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

7

4. Fisiologis

Mekanisme pembentukan urine yaitu dimulai dari mengalirnya

darah kedalam glomerulus yang terletak dibagian luar ginjal (cortex).

Dinding glomerulus ini yang bekerja sebagai saringan halus yang secara

pasif dapat dilintasi air, garam-garam dan glukosa. Ultra filtrat yang

diperoleh dari filtrasi dan berisi banyak air serta elektrolit akan ditampung

diwadah yang mengelilingi setiap glomerulus seperti kapsul Bowman dan

kemudian disalurkan ke pipa kecil (tobuli). Tobuli ini terdiri dari bagian

proksimal (terjadi reabsorbsi garam Na, air, glukosa dan ureun) dan distal,

yang letaknya masing-masing dekat dan jauh dari glomerulus, kedua

bagian ini dihubungkan oleh sebuah lengkungan (Hellens loop).

Disini terjadi penarikan kembali secara aktif air dan komponen

yang sangat penting bagi tubuh, seperti glukosa dan garam-garam antara

lain ion Na+. Zat-zat ini dikembalikan pada darah melalui kapiler yang

mengelilingi tubuli. Sisaya yang tak berguna seperti ampas perombakan

metabolism protein (ureum) untuk sebagian besar tidak diserap kembali.

Sebelum kesaluran pengumpul ditubulus distal terjadi reabsorbsi aktif Na

tanpa air dan ion Na ditukar dengan ion K+ atau NH4

+. Dan akhirnya

filtrate dari semua tubuli ditampung disuatu saluran pengumpul, dimana

terutam berlangsung penyerap air kembali. Filtrat disalurkan ke kandung

kemih dan ditimbun sebagai urine (Tan, 2000).

Pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada

kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3, bentuk

ginjal seperti biji kacang jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan. Ginjal

kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umunya ginjal laki-laki lebih

panjang dari ginjal wanita. Setiap ginjal memiliki panjang sekitar 12 cm,

lebar 7 cm, dan tebal maksimun 2,5 cm yang terletak pada dindng

posterior abdomen, terutama didaerah lumbal, disebelah kanan dan kiri

tulang belakang, dibungkus oleh jaringan lemak pernefrik yang tebal di

belakang (luar rongga) peritoneum (Khidri, 2004).

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

8

Berkemih merupakan proses pengosongan vasika urinearia

(kandung kemih). Vasika urinearia dapat menimbulkan rangsangan saraf

bila urinearia berisi kurang lebih 250- 450 cc (pada orang dewasa) dan

200-250 cc (pada anak-anak). Mekanisme berkemih terjadi karena vesika

urinearia berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan pada saraf-saraf

di dinding vesika urinearia. Kemudian rangsangan tersebut diteruskan

melalui medulla spinalis ke pusat pengontrol berkemih yang terdapat di

korteks serebral. Selanjutnya, otak memberikan implus atau rangsangan

melalui medulla spinalis ke neuromotoris di daerah sacral, kemudian

terjadi koneksasi otot detrusor dan relaksasi otot spincter internal. Urine

dilepaskan dari vesika urinearia, tetapi masih tertahan spincter eksternal.

Jika waktu dan tepat memungkinkan dikeluarkan (berkemih) (Uliyah,

2008).

Urine memiliki berat jenis 1,005-1,030 dan biasanya asam. Volume

dan konsentrasi akhir urea dan zat terlarut bergantung pada asupan cairan.

Tidur dan aktivitas otot juga menghambat produksi urine. Warna kuning

gading disebabkan oleh urobilin, yaitu pigmen empedu. Urine memiliki

bau khas, yang bila segar tidak terlalu berbau. Bau atau kekeruhan

biasanya menunjukan infeksi (Coad, 2006).

Urine normalnya jernih karena hanya mengandung sedikit

komponen urine. Bila agak keruh (bahkan keruh), berarti komponen yang

ada lebih dari normal. Bisa mengandung satu jenis komponen atau lebih.

Untuk mengetahuinya menggunakan bantuan mikroskop. Nanti kelihatan

komponennya, antara lain sel epitel, Sel darah merah, sel darah putih,

kristal-kristal, jamur, bakteri dll (Uliyah, 2008).

Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air. Zat-zat sisa nitrogen dari

hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak, dan kreatinnin. Flektrolit,

natrium, kalsium, NH3, bikorbonat, fosfat dan sulfat. Taksin, Hormone.

Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tetapi berbeda-beda sesuai dengan

jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

9

Baunya tajam. Reaksinya sedikit asam terhadap lekmus dengan pH rata-

rata 6 (Wirawan, 2010).

Volume urine yang dihasilkan setiap hari bervariasi dari 600 ml

sampai 2.500 ml lebih. Jika volume urine tinggi, zat buangnya diekresikan

dalam larutan encer, Hipotonik (hipoosmotik) terhadap plasma. Berat jenis

urine mendekati berat jenis air (sekitar 1.003). Jika tubuh perlu menahan

air, maka urine yang dihasilkan kental seingga volume urine yang sedikit

tetap mengandung jumlah zat buangan yang sama yang harus dikeluarkan.

Konsentrasi zat terlarut lebih besar, urine hipotonik (hipoosmotik)

terhadap plasma jika berat jenis urine lebih tinggi di atas (1.030) (Ethel,

2003).

Komposisi Urine terdiri dari 95% air dan mengandung zat berlarut

sebagai berikut zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi protein,

asam urat dari metabolism asam nukleat, dan keratin dari proses

penguraian keratin fosfat dalam jaringan otot. Asam hipurat adalah produk

sampingan pencernaan sayuran dan buah. Badan keton yang di hasilkan

dalam metabolisme lemak adalah konstituen normal dalam jumlah kecil.

Elektrolit meliputi ion atrium, klor, kalium, amonium, sulfat, fosfat,

kalsium, dan magnesium. Hormone atau metabolism hormone ada secara

normal dalam urine. Sebagai jenis taksin atau zat kimia asing, pigmen,

vitamin, atau enzim, secara normal ditemukan dalam jumlah kecil.

Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah,

sejumlah besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat zat menggeras

dalam tubulus dan dikeluarkan), dan batu ginjal atau kalkuli. Urine encer

berwarna kuning pucat, dan kuning pekat jia kental, urine segar biasanya

jernih dan menjadi keruh juka didiamkan. Urine memiliki bau yang khas

dan cenderung berbau ammonia jika didiamkan. Bau ini dapat berfariasi

sesuai dengan diet misalnya, setelah makan asparagus. Pada diabetes yang

tidak terkontrol aseton menghasilkan bau manis pada urine asiditas atau

alkalinitas. pH urine berfariasi antara 4,8 sampai 7,5 dan biasanya sekitar

6,0. Tetapi juga tergantung pada diet. Ingesti makanan yang berprotein

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

10

tinggi akan meningkatkan asiditas, sementara diet sayuran meningkatkan

alkalinitas. Berat Jenis Urine. Berkisar sekitar 1,001 sampai 1,030

bergantung pada konsentrasi urine (Ethel, 2003).

B. Konsep Variabel yang diteliti

Urinealisis adalah analisa fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap urine.

Uji urine rutin dilakukan pertama kali pada tahun 1821. Sampai saat ini, urine

diperiksa secara manual terhadap berbagai kandungannya, tetapi saat ini

digunakan berbagai strip reagen untuk melakukan skrining kimia dengan cepat.

urinealisis berguna untuk mendiagnosa penyakit ginjal atau infeksi saluran

kemih, dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolic yang tidak

berhubungan dengan ginjal. Berbagai uji urinealisis rutin dilakukan seperti

warna, tampilan, dan bau urine diperiksa, serta pH, protein, keton, glukosa dan

bilirubin diperiksa secara strip reagen. Berat jenis diukur dengan urineometer,

dan pemeriksaan mikroskopik urine sedimen urine dilakukan untuk mendeteksi

eritrosit, leukosit, epitel, kristal dan bakteri.

Namun dalam penelitian ini akan membahas tentang pemeriksaan kimia

urine. Pemeriksaan kimia urine paling umum dilakukan ahli laboratorium klinis

menggunakan tes strip komersial siap pakai. Strip ini terbuat dari plastik yang

terdapat kotak kertas kecil disepanjang penampangnya yang disebut bantalan

uji dan diletakkan berturut-turut. Bantalan ini mengandung zat kimia spesifik

didalamnya. Ketika strip dicelupkan ke dalam urine, bantalan uji menyerap

urine dan terjadi reaksi kimia yang menghasilkan perubahan warna bantalan

dalam hitungan detik ke menit.

Perubahan warna ini dibandingkan untuk masing-masing bantalan uji

terhadap bagan warna yang disediakan dengan strip tes untuk menentukan hasil

setiap tes. Setiap bantalan uji kimia harus dievaluasi pada waktu yang tepat.

Jika terlalu cepat atau terlalu lama sejak reaksi terjadi mungkin akan

mendapatkan hasil yang salah. Untuk mengurangi kesalahan waktu dan

menghilangkan variasi dalam penafsiran warna, kini banyak digunakan

instrumen otomatis untuk membaca warna reaksi pada setiap bantalan uji.

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

11

Tingkat perubahan warna pada bantalan uji juga dapat memberikan

perkiraan jumlah zat uji. Misalnya, perubahan warna sedikit di bantalan uji

protein mungkin menunjukkan sejumlah kecil protein terdapat dalam urine,

sedangkan perubahan warna yang kuat dapat mengindikasikan jumlah besar.

Tes kimia yang paling sering dilakukan dengan menggunakan test strip

reagen adalah : berat jenis, ph, protein, glukosa, keton, blood, leukosit esterase,

nitrit, bilirubin, urobilinogen.

Pemeriksaan kimia urine berdasarkan reaksi biokimia yang juga disebut

cara kimia kering atau tes carik celup banyak digunakan di laboratorium klinik.

Cara carik celup ini selain praktis karena reagen telah tersedia dalam bentuk

pita siap pakai, reagen relative stabil, murah, volume urine yang dibutuhkan

sedikit, bersifat sekali pakai, serta tidak memerlukan persiapan reagen.

Prosedurnya sederhan dan mudah, tidak memerlukan suatu keahlian dalam

mengerjakan tes serta hasilnya cepat.

Dipstick adalah strip reagen berupa strip plastik tipis yang ditempeli

kertas seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis parameter

yang akan diperiksa. Urinee Dip merupakan analisis kimia cepat untuk

mendiagnosa berbagai penyakit. Uji kimia yang tersedia pada reagen strip

umumnya adalah : glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis,

blood, keton, nitrit, dan leukosit esterase.

Gambar 2.1 Strip Reagen = nama lain dipstick = metode carik celup

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

12

1. Pemeriksaan Urinee Metode Carik Celup

a) Pemeriksaan Keasaman (pH) Urinee Metode Carik Celup

Gambar 2.2 Ph level

Prinsip : Kombinasi indikator methyl red dan bromthymol blue yang

terkandung pada carik memungkinkan perubahan warna carik sesuai

dengan pH urine.

Filtrat glomerular plasma darah biasanya diasamkan oleh tubulus

ginjal dan saluran pengumpul dari pH 7,4 menjadi sekitar 6 di final urine.

Namun, tergantung pada status asam-basa, pH kemih dapat berkisar dari

4,5 – 8,0. pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi

makanan; bersifat basa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang

basa menjelang makan berikutnya. Urinee pagi hari (bangun tidur) adalah

yang lebih asam. Obat-obatan tertentu dan penyakit gangguan

keseimbangan asam-basa jug adapt mempengaruhi pH urinee. Urinee yang

diperiksa haruslah segar, sebab bila disimpan terlalu lama, maka pH akan

berubah menjadi basa. Urinee basa dapat memberi hasil negatif atau tidak

memadai terhadap albuminuria dan unsure-unsur mikroskopik sedimen

urinee, seperti eritrosit, silinder yang akan mengalami lisis. pH urinee yang

basa sepanjang hari kemungkinan oleh adanya infeksi. Urinee dengan pH

yang selalu asam dapat menyebabkan terjadinya batu asam urat.

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

13

Berikut ini adalah keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi ph

urinee :

a. pH basa : setelah makan, vegetarian, alkalosis sistemik, infeksi saluran

kemih (Proteus atau Pseudomonas menguraikan urea menjadi CO2 dan

ammonia), terapi alkalinisasi, asidosis tubulus ginjal, spesimen basi.

b. pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan, penyakit demam pada anak),

asidosis sistemik (kecuali pada gangguan fungsi tubulus, asidosis

respiratorik atau metabolic memicu pengasaman urinee dan

meningkatkan ekskresi NH4+), terapi pengasaman

Urine yang diperiksa haruslah segar, sebab bila disimpan terlalu

lama, maka pH akan berubah menjadi basa. Urine basa dapat memberi

hasil negatif atau tidak memadai terhadap albuminuria dan unsure-unsur

mikroskopik sedimen urine, seperti eritrosit, silinder yang akan mengalami

lisis. pH urine yang basa sepanjang hari kemungkinan oleh adanya infeksi.

Urine dengan pH yang selalu asam dapat menyebabkan terjadinya batu

asam urat.

b) Pemeriksaan Glukosa Urinee Metode Carik Celup

Gambar 2.3 standar warna pemeriksaan urine metode carik celup

Prinsip : D-glukosa oleh enzim glukosa oksidase diubah menjadi D-

glukonolakton dan H2O2. H2O2 yang erbentuk akan mengoksidasi

kromogen membentuk senyawa berwarna coklat.

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

14

Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus

muncul dalam urine (kurang dari 130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan

gula dalam urine) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau daya

reabsorbsi tubulus yang menurun. Glukosuria umumnya berarti diabetes

mellitus. Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan dengan

peningkatan kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu glukosuria tidak

selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis diabetes mellitus.

Untuk pengukuran glukosa urinee, reagen strip diberi enzim

glukosa oksidase (GOD), peroksidase (POD) dan zat warna. Darah

disaring oleh jutaan nefron, sebuah unit fungsional dalam ginjal. Hasil

penyaringan (filtrat) berisi produk-produk limbah (mis. urea), elektrolit

(mis. natrium, kalium, klorida), asam amino, dan glukosa. Filtrat kemudian

dialirkan ke tubulus ginjal untuk direabsorbsi dan diekskresikan; zat-zat

yang diperlukan (termasuk glukosa) diserap kembali dan zat-zat yang tidak

diperlukan kembali diekskresikan ke dalam urine.

Kurang dari 0,1% glukosa yang disaring oleh glomerulus terdapat

dalam urine (kurang dari 130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan gula

dalam urine) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui (kadar glukosa

darah melebihi 160-180 mg/dl atau 8,9-10 mmol/l), atau daya reabsorbsi

tubulus yang menurun.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil uji dipstick adalah :

a. Hasil uji positif palsu dapat disebabkan oleh : bahan pengoksidasi

(hidrogen peroksida, hipoklorit, atau klorin) dalam wadah sampel urine,

atau urinee yang sangat asam (pH di bawah 4)

b. Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh : pengaruh obat (vitamin C,

asam hogentisat, salisilat dalam jumlah besar, asam

hidroksiindolasetat), berat jenis urinee > 1,020 dan terutama bila

disertai dengan pH urinee yang tinggi, adanya badan keton dapat

mengurangi sensitivitas pemeriksaan, infeksi bakteri.

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

15

c) Pemeriksaan Urobilinogen Urine Metode Carik Celup

Prinsip : Urobilinogen dengan para-aminobenzaldehide dalam suasana

asam akan terbentuk senyawa azo yang berwarna merah Empedu yang

sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasi mencapai area

duodenum, tempat bakteri dalam usus mengubah bilirubin menjadi

urobilinogen.

Sebagian besar urobilinogen berkurang di faeses; sejumlah besar

kembali ke hati melalui aliran darah, di sini urobilinogen diproses ulang

menjadi empedu; dan kira-kira sejumlah 1% diekskresikan ke dalam

urinee oleh ginjal.

Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urinee terjadi bila fungsi

sel hepar menurun atau terdapat kelebihan urobilinogen dalam saluran

gastrointestinal yang melebehi batas kemampuan hepar untuk melakukan

rekskresi. Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin

berlebihan (ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab apapun),

kerusakan parenkim hepar (toksik hepar, hepatitis infeksiosa, sirosis hepar,

keganasan hepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik, obstruksi

usus, mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit. Urobilinogen urinee

menurun dijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit hati

yang parah (jumlah empedu yang dihasilkan hanya sedikit), penyakit

inflamasi yang parah, kolelitiasis, diare yang berat.

Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahraga atau minum atau

dapat disebabkan oleh kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat dapat

mengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen.

Urobilinogen Urine :

Empedu, yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasi

mencapai area duodenum, tempat bakteri usus mengubah bilirubin menjadi

urobilinogen. Sejumlah besar urobilinogen berkurang di faeses, sejumlah

besar kembali ke hati melalui aliran darah; di sini urobilinogen diproses

ulang menjadi empedu, dan kira-kira sejumlah 1% diekskresikan oleh

ginjal ke dalam urine.

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

16

Ekskresi urobilinogen ke dalam urinee kira-kira 1-4 mg/24jam.

Ekskresi mencapai kadar puncak antara jam 14.00 – 16.00, oleh karena itu

dianjurkan pengambilan sampel dilakukan pada jam-jam tersebut.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium

1. Reaksi positif palsu

a) Pengaruh obat : fenazopiridin (Pyridium), sulfonamide, fenotiazin,

asetazolamid (Diamox), kaskara, metenamin mandelat

(Mandelamine), prokain, natrium bikarbonat, pemakaian pengawet

formaldehid.

b) Makanan kaya karbohidrat dapat meninggikan kadar urobilinogen,

oleh karena itu pemeriksaan urobilinogen dianjurkan dilakukan 4

jam setelah makan.

c) Urinee yang bersifat basa kuat dapat meningkatkan kadar

urobilinogen; urinee yang dibiarkan setengah jam atau lebih lama

akan menjadi basa.

2. Reaksi negatif palsu

a. Pemberian antibiotika oral atau obat lain (ammonium klorida,

vitamin C) yang mempengaruhi flora usus yang menyebabkan

urobilinogen tidak atau kurang terbentuk dalam usus, sehingga

ekskresi dalam urinee juga berkurang.

b. Paparan sinar matahari langsung dapat mengoksidasi urobilinogen

menjadi urobilin.

c. Urinee yang bersifat asam kuat.

d) Pemeriksaan Blood Urinee Metode Carik Celup

Prinsip: H2O2 oleh peroksidase yang ada pada Hb membentuk On dan

H2O. On yang terbentuk akan mengoksidasi benzidin (kromogen)

membentuk senyawa berwarna hijau biru.

Pemeriksaan dengan carik celup akan memberi hasil positif baik

untuk hematuria, hemoglobinuria, maupun mioglobinuria. Prinsip tes carik

celup ialah mendeteksi hemoglobin dengan pemakaian substrat

peroksidase serta aseptor oksigen. Eritrosit yang utuh dipecah menjadi

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

17

hemoglobin dengan adanya aktivitas peroksidase. Hal ini memungkinkan

hasil tidak sesuai dengan metode mikroskopik sedimen urinee.

Hemoglobinuria sejati terjadi bila hemoglobin bebas dalam urinee

yang disebabkan karena danya hemolisis intravaskuler. Hemolisis dalam

urinee juga dapat terjadi karena urinee encer, pH alkalis, urinee didiamkan

lama dalam suhu kamar. Mioglobinuria terjadi bila mioglobin dilepaskan

ke dalam pembuluh darah akibat kerusakan otot, seperti otot jantung, otot

skeletal, juga sebagai akibat dari olah raga berlebihan, konvulsi. Mioglobin

memiliki berat molekul kecil sehingga mudah difiltrasi oleh glomerulus

dan diekskresi ke dalam urine.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

1. Hasil positif palsu dapat terjadi bila urinee tercemar deterjen yang

mengandung hipoklorid atau peroksida, bila terdapat bakteriuria yang

mengandung peroksidase.

2. Hasil negatif palsu dapat terjadi bila urinee mengandung vitamin C

dosis tinggi, pengawet formaldehid, nitrit konsentrasi tinggi, protein

konsentrasi tinggi, atau berat jenis sangat tinggi.

3. Urinee dari wanita yang sedang menstruasi dapat memberikan hasil

positif.

e) Pemeriksaan Keton Urinee Metode Carik Celup

Prinsip: Natriumnitroprusid sebagai oksidator kuat dengan asam

acetoasetat dan aseton yang bersifat basa membentuk senyawa yang

berwarna violet.

Badan keton (aseton, asam aseotasetat, dan asam β-hidroksibutirat)

diproduksi untuk menghasilkan energi saat karbohidrat tidak dapat

digunakan. Asam aseotasetat dan asam β-hidroksibutirat merupakan bahan

bakar respirasi normal dan sumber energi penting terutama untuk otot

jantung dan korteks ginjal. Apabila kapasitas jaringan untuk menggunakan

keton sudah mencukupi maka akan diekskresi ke dalam urinee, dan

apabila kemampuan ginjal untuk mengekskresi keton telah melampaui

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

18

batas, maka terjadi ketonemia. Benda keton yang dijumpai di urinee

terutama adalah aseton dan asam asetoasetat.

Ketonuria disebabkan oleh kurangnya intake karbohidrat

(kelaparan, tidak seimbangnya diet tinggi lemak dengan rendah

karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal),

gangguan metabolisme karbohidrat (mis. diabetes), sehingga tubuh

mengambil kekurangan energi dari lemak atau protein, febris.

Badan keton terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam aseotasetat,

dan asam β-hidroksibutirat, yang merupakan produk metabolisme lemak

dan asam lemak yang berlebihan. Badan keton diproduksi ketika

karbohidrat tidak dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang

disebabkan oleh : gangguan metabolisme karbohidrat (mis.Diabetes

melitus yang tidak terkontrol), kurangnya asupan karbohidrat (kelaparan,

diet tidak seimbang : tinggi lemak – rendah karbohidrat), gangguan

absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal), atau gangguan mobilisasi

glukosa, sehingga tubuh mengambil simpanan asam lemak untuk dibakar.

Peningkatan kadar keton dalam darah akan menimbulkan ketosis

sehingga dapat menghabiskan cadangan basa (mis. bikarbonat, HCO3)

dalam tubuh dan menyebabkan asidosis. Pada ketoasidosis diabetik, keton

serum meningkat hingga mencapai lebih dari 50 mg/dl.

Keton memiliki struktur yang kecil dan dapat diekskresikan ke

dalam urine. Namun, kenaikan kadarnya pertama kali tampak pada plasma

atu serum, kemudian baru urine. Ketonuria (keton dalam urine) terjadi

akibat ketosis. Benda keton yang dijumpai di urinee terutama adalah

aseton dan asam asetoasetat.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium :

a. Diet rendah karbohidrat atau tinggi lemak dapat menyebabkan temuan

positif palsu. Obat tertentu (Lihat pengaruh obat)

b. Urine disimpan pada temperature ruangan dalam waktu yang lama

dapat menyebabkan hasil uji negaif palsu

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

19

c. Adanya bakteri dalam urine dapat menyebabkan kehilangan asam

asetoasetat

d. Anak penderita diabetes cenderung mengalami ketonuria daripada

penderita dewasa

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

20

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Urinealisis merupakan pemeriksaan yang paling sering dilakukan.

Selain karena sampel yang mudah didapat, pemeriksaanya mudah dilakukan.

Pemeriksaan Urinealisis sebaiknya dilakukan <1 jam setelah pengambilan

sampel.

Lakukan pemeriksaan dalam waktu satu jam setelah buang air kecil.

Penundaan pemeriksaan terhadap spesimen urine harus dihindari karena dapat

mengurangi validitas hasil. Analisis harus dilakukan selambat-lambatnya 4 jam

setelah pengambilan spesimen. Dampak dari penundaan pemeriksan antara lain

: unsur-unsur berbentuk dalam sedimen mulai mengalami kerusakan dalam 2

jam, urat dan fosfat yang semula larut dapat mengendap sehingga

mengaburkan pemeriksaan mikroskopik elemen lain, bilirubin dan

urobilinogen dapat mengalami oksidasi bila terpajang sinar matahari, bakteri

berkembangbiak dan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan mikrobiologik

dan pH, glukosa mungkin turun, dan badan keton, jika ada, akan menguap

(Chairlan, 2011).

Penundaan pemeriksaan urinealisis mengakibatkan perubahan hasil

pada parameter berat jenis, pH, Eritrosit, Keton, glukosa dan urobilinogen pada

Urine. Parameter yang diperiksa adalah parameter kimiawi urine meliputi: pH,

glukosa, protein, bilirubin, urobilin, eritrosit, keton, nitrit dan lekosit esterase.

Pemeriksaan kimia urine paling umum dilakukan ahli laboratorium

klinis menggunakan tes strip komersial siap pakai. Strip ini terbuat dari plastik

yang terdapat kotak kertas kecil disepanjang penampangnya yang disebut

bantalan uji dan diletakkan berturut-turut. Bantalan ini mengandung zat kimia

spesifik didalamnya. Ketika strip dicelupkan ke dalam urine, bantalan uji

menyerap urine dan terjadi reaksi kimia yang menghasilkan perubahan warna

pada bantalan dalam hitungan detik ke menit. Dengan membandingkan

intensitas warna pada pad dengan kartu warna, di dapat hasil yang dilaporkan

20

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

21

secara semi kuantitatif seperti trace, 1+, 2+, 3+, 4+ atau normal /abnormal atau

dalam satuan seperti mg/dl.

Carik celup terdiri dari tangkai plastik dan pad strip. Pad strip terbuat

dari bahan penyerap yang mengandung zat kimia (reagen) yang dilekatkan

pada tangkai plastik,berupa kotak-kotak kecil berwarna. Bagian pad ini tidak

boleh disentuh tangan atau bahan lain karena dapat menimbulkan reaksi pada

reagensia. Carik celup di kemas dalam wadah yang dilengkapi dengan kartu

warna.

B. Kerangka Konsep

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel Bebas (Independent Variabel) adalah variabel yang mempengaruhi

variabel yang terikat, dimana variabel bebas yang diteliti adalah pengaruh

penundaan waktu pemeriksaan sampel urine.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel Terikat (Dependent Variabel) adalah variabel yang dipengaruhi

oleh variabel bebas atau variabel independent (Notoatmojo, 2002). Variabel

dependent dalam penelitian ini yaitu pemeriksaan kimia urine.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Penundaan waktu pemeriksaan urine adalah pemeriksaan urinealisis

yang dilakukan lebih dari 1 jam setelah pengambilan sampel. Namun seringkali

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

22

dengan banyaknya sampel urine yang harus diperiksa dan kondisi lain yang

menyebabkan terjadinya penundaan pemeriksaan. Dari dua penelitian

sebelumnya penundaan pemeriksaan urinealisis mengakibatkan perubahan

hasil pada parameter berat jenis, pH, blood, keton, glukosa dan urobilinogen

pada urine.

Dengan kriteria objektif :

a. Berpengaruh : Bila pemeriksaan sampel kimia urine yang di tunda selama 2

jam sebelum pemeriksaan mempunyai hasil yang berbeda dengan

pemeriksaan langsung (tanpa penundaan).

b. Tidak berpengaruh : Bila hasil pemeriksaan kimia urine menunjukan hasil

yang sama dengan pemeriksaan langsung (tanpa penundaan).

Nilai normal pemeriksaan kimia urine :

BJ (Berat Jenis), Normal : 1.003-1.030

pH, Normal : 6-8

Glukosa, Nomal : Negatif

Keton, Normal : Negatif

Protein, Normal : Negatif

Bilirubin, Normal : Negatif

Urobilinogen, Hanya ditulis Normal atau Abnormal, umumnya

Normal

Urobilin, Normal : Negatif

Lekosit Esterase, Normal : Negatif

Blood (darah samar), Normal : Negatif

Nitrit, Normal : Negatif

E. Hipotesis Penelitian

H1 : Ada pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel urine terhadap hasil

pemeriksaan kimia urine.

H0 : Tidak ada pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel urine terhadap

hasil pemeriksaan kimia urine.

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

23

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

experimental jika ditinjau dari permasalahannya bersifat komparatif yaitu jenis

penelitian yang ingin mencari atau melihat perbedaan atau perbandingan dari

variabel-variabel yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan bulan 16 juni – 28 juni 2016.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium RS.Santa Anna Kota Kendari.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian dari semua elemen yang

ada dalam penelitian (Nurs alam,2006). Populasi dalam penelitian adalah

seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan urinealisis di Laboratorium

RS. Santa Anna Kota Kendari yaitu periode Januari – April 2016

sebanyak 263 sampel.

2. Sampel

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik

accidental sampling. Adapun sampel yang diambil pada penelitian ini

adalah seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan kimia urine.

23

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

24

a. Kriteria Sampel

a) Kriteria Inklusi

1. Seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan kimia urine.

2. Sampel urine yang digunakan adalah urine segar dan urine

sewaktu.

b) Kriteria Eksklusi

1. Seluruh pasien yang tidak melakukan pemeriksaan kimia urine.

2. Jenis sampel yang tidak digunakan adalah urine pagi, urine

kateterisasi dan urine tampung 24 jam.

b. Besar Sampel

Jika populasi >100 maka diambil sampel 15% - 30% dan jika populasi

<100 maka diambil sampel 25% - 50%.

P =𝑁

𝐹𝑋 100

263 ×15

100= 39 Orang

D. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data data merupakan salah satu langkah

penting dalam penelitian karena berhubungan dengan data yang diperoleh

selama penelitian.

Prosedur kerja :

a. Pra Analitik

Urine harus homogen sebelum diperiksa. Campur baik-baik

sebelum diperiksa. Campur baik-baik sampai sediment terbagi rata.

b. Analitik

Celupkan carik hanya sekejap dalam urine. Reagen harus

seluruhnya masuk dalam urine.

Hilangkan kelebihan urine yang melekat pada carik dengan

menyentuh pinggir carik celup kepada pinggir wadah urine.

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

25

Pegang carik celup dengan posisi horizontal untuk menghindari

kemungkinan tercampurnya zat kimia (reagen) dari 1 kolom tes

dengan tabel warna pada etiket botolnya.

Strip uji ditempatkan pada baki geser, lalu motor penggerak

bergerak kedalam alat pembaca. Analisa pad membaca referensi,

diikuti oleh masing-masing dari bagian uji pada strip. Alat pembaca

berisi LED yang memancarkan cahaya pada berbagai macam

panjang gelombang.

Pembacaan dilakukan secara “electro-optically” yang dilakukan

sebagai berikut :

a. LED memancarkan cahaya dari panjang gelombang yang

ditetapkan ke permukaan test pad pada sudut optimal. Lampu

yang mengenai „test zone‟ (zona uji) terpantul secara

proporsional dengan warna yang dihasilkan pada test pad dan

ditangkap oleh detektor.

b. Sebuah phototransistor diposisikan tepat di atas zona uji.

Phototransistor mengirimkan sebuah sinyal listrik analog ke A

/ D converter, yang berubah ke bentuk digital.

c. Mikroprosesor kemudian mengkonversi pembacaan digital

menjadi nilai reflektansi relatif dengan mengacu pada standar

kalibrasi.

c. Pasca Analitik

Akhirnya, sistem membandingkan nilai reflektansi dengan batas

jangkauan yang ditetapkan (reflektansi nilai-nilai yang diprogram ke

dalam analisa untuk setiap parameter) dan output hasil semi-kuantitatif.

Setiap pada tes membaca photometrically sekitar 55-65 detik. Dalam

sampel urine yang sangat basa, Urine Analyzer secara otomatis

mengoreksi hasil tes berat jenis.

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

26

E. Jenis Data

a) Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

lapangan melalui instrumen pengumpulan data yang digunakan berkaitan

dengan objek berupa pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel

urine pada hasil pemeriksaan kimia urine.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung untuk dilakukannya

penelitian ini.

F. Instrumen Penelitian

a. Alat

Urine analyzer

Wadah plastik

Wadah kaca

b. Reagen

Reagen carik celup terbuat dari :

a. Strip hidrofobik yang dilekatkan plastik berwarna putih.

b. Strip reagen yang dilekatkan pada kertas.

Sifat strip hidrofobik akan menghalangi pertumpahan sisa urine dari

kolom reagen yang satu dengan lainnya.

G. Pengolahan Data

a. Entry, yaitu memaasukan data dalam program computer untuk dilakukan

analisis lanjut.

b. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul.

c. Coding, yaitu memberikan kode pada data untuk memudahkan dalam

memasukan data ke program computer.

d. Processing, yaitu pemrosesan data yang dilakukan dengan cara mengerti

data dari kuesioner ke paket program komputer.

e. Cleaning, yaitu membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah di entri apakah ada kesalahan atau tidak.

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

27

Berdasarkan Hasil pemeriksaan dan data yang diperoleh dengan

analisa kualitatif yang selanjutya dipresentasikan.

H. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Untuk mendiskripsikan pengaruh penundaan waktu pemeriksaan

sampel urine yang digunakan pada penelitian ini yang disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi. Dengan memperhatikan nilai tendensi

sentral yaitu mean, median dan modus yang kemudian di klompokkan

dalam tabel distribusi frekuensi dengan rumus sebagai berikut:

P =𝑁

𝐹𝑋 100

P: Prensentase

N: Jumlah

F: Frekuensi (Budiarto,2002)

2. Analisis Bivariat

Uji statistik dengan skala rasio berdasarkan data diatas maka

analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan

menggunakan Uji-t. Uji-t adalah jenis pengujian statistika untuk

mengetahui apakah ada perbedaan dari nilai yang diperkirakan dengan

nilai hasil perhitungan statiska. Uji-t pada dasarnya menunjukan seberapa

jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan

variabel variabel terikat.

T-test dependent atau Paired Sampel T-test digunakan untuk

membandingkan rata-rata dua set data (data sebelum dan sesudah) yang

saling berpasangan sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing

kelompok sampel. Pada taraf kepercayaan 95%(α 0,05) menggunakan

aplikasi SPSS.

I. Penyajian Data

Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan di narasikan

kemudian dilakukan perubahan yang selanjutnya di dapatkan kesimpulan

penelitian.

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

28

J. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi dari pihak atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin

kepada instansi tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah

dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang

meliputi :

a. Informad Consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan

diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan

manfaat penelitian,bila subjek menolak maka peneliti tidak akan

memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak-hak subjek.

b. Anomality

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.

c. Confidentiality

Kerahasiaan inform responden dijamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

29

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak geografis

Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari merupakan salah satu

Rumah Sakit Umum Swasta milik Kongraise IMJ-INDONESIA yang ada

di Kota Kendari yang terletak di Jl. Dr. Moh Hatta No. 65 A Kendari,

dengan luas lahan 5.138 m² dan luas bangunan 3.340 m². Rumah sakit

Santa Anna Kendari didirikan pada tanggal 25 Juli 1978 dan diresmikan

tanggal 8 Agustus 1978.

Rumah Sakit Umum Santa Anna terletak di kota Kendari tepatnya

di jalan poros Jl. Dr. Moh Hatta No. 65 A kelurahan sauna kecamatan

kendari barat kota kendari, lokasi ini sangat strategis karna mudah

dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan jalan poros Dr. Moh Hatta.

2. Sebelah timur berbatasan dengan jalan By Pass Kota Kendari.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan kantor UTDD Kota Kendari.

4. Sebelah barat berbatasan dengan kantor koperasi.

Rumah sakit Santa Anna Kendari, mendapatkan sertifikat

penetapan kelas rumah sakit oleh Menteri Kesehatan No HK.03.05/1/665

Tanggal 19 April 2012 dengan ketepatan Rumah Sakit Umum Kelas D.

Surat Izin Operasional tetap dari Walikota Kendari dengan nomor

56/IZN/XII/2012/001 tanggal 17 Desember 2012 dengan jangka waktu 5

(lima) tahun berlaku dari tanggal 17 Desember 2012 sampai 17 Desember

2017.

29

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

30

2. Fasilitas Gedung

Tabel 5.1 Fasilitas Gedung Rumah Sakit Santa Anna

Kota Kendari Tahun 2015

No Fassilitas Rumah Sakit Jumlah

1. Ruang poliklinik 5

2. Ruang UGD 1

3. Ruang ICU 1

4. Ruang Kamar Bersalin 1

5. Ruang administrasi 3

6. Ruang pelayanan penunjang 5

7. Ruang Instalassi Gizi 1

8. Ruang Laundry 1

9. Ruang Jenazah 1

10. Tempat tidur rumah sakit 63

3. Ketenagaan

Jumlah tenaga kerja medis dan non medis yang ada di Rumah

Sakit Santaa Anna Kota Kendari sebanyak orang yang terdiri dari :

Tabel 5.2 Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan

Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari Tahun 2015

No. Jenis tenaga Status ketenagaan

Total Tetap Mitra

1. Dokter umum 1 7 8

2. Dokter Spesialis 1 22 23

3. Dokter gigi 0 2 2

4. Perawat 54 0 54

5. Bidan 8 0 8

6. Laboratorium 5 0 5

7. Apoteker 2 0 2

8. Asisten Apoteker 3 0 3

9. Ahli Gizi 1 0 1

10. Radiografer 1 0 1

11. Asisten Radiologi 3 0 3

12. Asisten Anasthesi 0 3 3

13. Fisioterapi 0 1 1

14. Non Medis 72 0 72

Jumlah 151 35 186

Sumber : Data Based RS. Santa Anna Tahun 2015

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

31

4. Fasilitas Laboratorium

Laboratorium Rumah Sakit Santa Anna kota Kendari terbagi atas

beberapa bagian ruang, yaitu :

a. Ruang Saampling

b. Ruang Pengolahan Sampel, terbagi atas :

a) Ruang Kimia ;

b) Ruang Hematologi, Serologi, dan Urinalisa.

c) Ruang Bakteri dan Parasit.

c. Ruang Penyimpanan Alat Gelas dan Reagen.

Dalam menunjang pelayanan kesehatan, laboratorium Rumah Sakit

Santa Anna kota Kendari dilengkapi dengan pemeriksaan laboratorium

yang terdiri dari Pemeriksaan Hematoogi (Darah Rutin menggunakan alat

Hematologi Analyzer yang pemeriksaannya meliputi Hemoglobin (Hb),

Leukosit, Eritrosit, Hematokrit, MCV, MCH, MCHC, Trombosit, Laju

Endap Darah (LED) (meliputi pemeriksaan CT, BT, Hitung Jenis)

pemeriksaan Kimia Darah (Glukosa : GDS, GDP, GD 2 Jam PP, SGOT,

SGPT, Protein Total, Albumin, Globulin, Bilirubin Total, Bilirubin Direct,

Ureum, Creatinin, Asam Urat, Chol Total, Chol HDL, Chol LDL,

Trigliserida. Pemeriksaan urinalisa (Kimia Urine (Carik Celup/Strip),

Sedimen Urine). Pemeriksaan Bakteriologi (Basil Tahan Asam (BTA)).

Pemeriksaan Parasitologi (DDR Malaria, Feaces, Jamur). Pemeriksaan

Imunologi/Serologi (Plano Test (tes kehamilan), Widal Test, Test

Narkoba, Golongan Darah, HbsAg, Anti Hbs, HIV).

B. Hasil penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Rumah Sakit Santa

Anna kota Kendari. Penelitian ini dimulai dengan proses pengambilan

sampel urine pada pasien yang melakukan pemeriksaan urine lengkap.

Urine yang digunakan dalam penelitian ini adalah urine sewaktu.

Kemudian sampel tersebut diperiksa dengan menggunakan metode carik

celup dengan dua perlakuan, yaitu sampel segera diperiksa dan di tunda

selama 2 jam.

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

32

Penelitian ini di mulai dari tanggal 16 Juni 2016 sampai 28 Juni

2016. Hasil penelitian pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel

urinee terhadap hasil pemeriksaan kimia urinee di Rumah Sakit Santa

Anna Kota Kendari.

Berdasarkan hasil pemeriksaan menunjukkan pada pemeriksaan

urine tanpa penundaan waktu pemeriksaan dengan sampel urine sewaktu

menggunakan metode carik celup dengan jumlah sampel 39 sampel

didapatkan hasil sebagai berikut : ph normal sebanyak 33 dan abnormal

sebanyak 6, glukosa normal sebanyak 39 dan abnormal sebanyak 0, blood

normal sebanyak 25 dan abnormal sebanyak 14, keton normal sebanyak 39

dan abnormal sebanyak 0, urobilinogen normal sebanyak 32 dan abnormal

sebanyak 7.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada pemeriksaan urine dengan

penundaan waktu selama 2 jam dengan sampel urine sewaktu

menggunakan metode carik celup dengan jumlah sampel 39 sampel

didapatkan hasil sebagai berikut : ph normal sebanyak 26 dan abnormal

sebanyak 13, glukosa normal sebanyak 39 dan abnormal sebanyak 0,

blood normal sebanyak 27 dan abnormal sebanyak 12, keton normal

sebanyak 38 dan abnormal sebanyak 1, urobilinogen normal sebanyak 31

dan abnormal sebanyak 8.

1. Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin

Pada saat penelitian berlangsung diperoleh jumlah responden

yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah

responden laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table

berikut ini :

Table 5.3 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin di

Laboratorium Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari

No Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentasi (%)

1 Laki-laki 15 38,46

2 Perempuan 24 61,53

Total 39 100

(Sumber: Data Primer 2016)

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

33

Berdasarkan tabel 5.3 diatas, maka dapat diketahui bahwa pasien

dengan jenis kelamin perempuan lenih banyak jumlahnya dibandingkan

dengan laki-laki, yaitu dari 35 orang pasien yang diperiksa kimia urine

terdapat 24 orang perempuan (61,53%) dan 15 orang laki-laki (38,46%).

Gambar 5.1 Grafik Jenis Kelamin Subjek Penelitian

b. Umur

Pada saat penetian berlangsung diperoleh hasil penelitian yang

menunjukan bahwa karakteristik responden yang berumur banyak yang

berumur 16 – 23 tahun lebih banyak dibandingkan 24 – 45 tahun. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.4 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan Umur di

Laboratorium Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari

No Umur Frekuensi (n) Persentasi (%)

1 16-23 27 69,23

2 24-45 12 30,76

Total 39 100

(Sumber: Data Primer 2016)

Dari tabel 5.4 diatas, maka dapat diketahui bahwa dari total

frekuensi 39 responden selama penelitian, jumlah responden terbanyak

yaitu yang berumur 16 -23 tahun yaitu sebanyak 27 orang (69,23%) dan

jumlah responden terendah yaitu yang berumur 24 – 45 tahun yaitu

sebanyak 12 orang (30,76%).

Jumlah (n)

Laki-laki

Perempuan

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

34

C. Analisis Data

a. Univariat

Uji pertama yang dilakukan adalah analisis univariant untuk

menghitung presentase data dari data yang diperoleh pada penelitian.

Penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 39 sampel.

Tabel 5.5 Hasil Pemeriksaan Sampel Urinee Segera (tanpa

penundaan)Di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari

No Jenis pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan Tanpa Penundaan

Normal % Tidak

Normal %

1. Ph 33 84,61 6 15,38

2. Glukosa 39 100 0 0

3. Blood 25 64,10 14 35,89

4. Keton 39 100 0 0

5. Urobilinogen 32 82,05 7 17,94

Tabel 5.6 Hasil Pemeriksaan Sampel Urine Dengan Penundaan

Selama 2Jam Di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari

No Jenis

Pemeriksaan

Hasil pemeriksaan

Dengan Penundaan2 jam

Normal % Tidak

Normal %

1. Ph 26 66,66 13 33,33

2. Glukosa 39 100 0 0

3. Blood 27 69,23 12 30,76

4. Keton 38 97,43 1 2,56

5. Urobilinogen 31 79,48 8 20,51

Hasil penelitian pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel

urine terhadap hasil pemeriksaan kimia urinee di Rumah Sakit Santa Anna

Kota Kendari menunjukan ada pengaruh penundaan terhadap hasil

pemeriksaan urine dengan metode carik celup dengan memperhatikan 5

parameter yaitu Ph pada pemeriksaan tanpa penundaan dengan jumlah

sampel di dapatkan hasil sampel normal sebanyak 33 sampel dengan

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

35

presentase 84.61% dan abnormal sebanyak 6 sampel dengan presentase

15.38% dan hasil pada penundaan urine selama 2 jam didapatkan hasil

sampel normal sebanyak 26 dengan presentase pasien normal 66.66 % dan

abnormal sebanyak 13 sampel dengan presentase 33.33%.

Pada parameter pemeriksaan glukosa yang diperiksa tanpa

penundaan dengan jumlah sampel 39 di dapatkan hasil pemeriksaan

sampel normal sebanyak 39 dengan presentase 100 % dan abnormal

sebanyak 0 sampel dengan persentasi 0% dan hasil penundaan urine

selama 2 jam dengan pasien normal sebanyak 39 dengan presentase 100%

dan abnormal sebanyak 0 sampel dengan presentase 0%.

Pada parameter pemeriksaan blood yang diperiksa tanpa

penundaan dengan jumlah sampel 39 di dapatkan hasil pemeriksaan

sampel normal sebanyak 25 dengan presentase 64,10 % dan abnormal

sebanyak 14 sampel dengan persentasi 35,89% dan hasil penundaan urine

selama 2 jam dengan pasien normal sebanyak 27 dengan presentase

69,23% dan abnormal sebanyak 12 sampel dengan presentase 30,76%.

Pada parameter pemeriksaan keton yang diperiksa tanpa

penundaan dengan jumlah sampel 39 di dapatkan hasil pemeriksaan

sampel normal sebanyak 39 dengan presentase 100 % dan abnormal

sebanyak 0 sampel dengan persentasi 0% dan hasil penundaan urine

selama 2 jam dengan pasien normal sebanyak 38 dengan presentase

97,43% dan abnormal sebanyak 1 sampel dengan presentase 2,56%.

Pada parameter pemeriksaan urobilinogen yang diperiksa tanpa

penundaan dengan jumlah sampel 39 di dapatkan hasil pemeriksaan

sampel normal sebanyak 32 dengan presentase 82,05 % dan abnormal

sebanyak 7 sampel dengan persentasi 17,94% dan hasil penundaan urine

selama 2 jam dengan pasien normal sebanyak 31 dengan presentase

79,48% dan abnormal sebanyak 8 sampel dengan presentase 20,51%.

b. Bivariat

Analisis bivariat yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis uji

T berpasangan . T-test dependent atau Paired Sampel T-test digunakan untuk

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

36

membandingkan rata-rata dua set data (data sebelum dan sesudah) yang saling

berpasangan sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing kelompok

sampel.

Parameter :

a. Glukosa

The correlation and t cannot be computed because the standart error of the

difference is 0.

Variabel Mean SD SE P Value N

Tanpa Penundaan 19.50a 27.57 19.50

2 Penundaan 2 Jam 19.50

a 27.57 19.50

Tabel 5.7 Hasil Analisis Uji-t Dependent Pemeriksaan Glukosa

Pada parameter glukosa pengujian menggunakan SPSS tidak dapat

digunakan karena diferensiasi 0.

b. Ph

Variabel Mean SD SE P Value N

Tanpa Penundaan 19.50 19.09 13.50 1.00 2

Penundaan 2 Jam 19.50 9.19 6.50

Tabel 5.8 Hasil Analisis Uji-t Dependent Pemeriksaan Ph

Rata-rata hasil pemeriksaan urine metode carik celup pada parameter

ph tanpa penundaan adalah 19.50. Rata-rata pada penundaan 2 jam

pemeriksaan adalah 19.50 tidak terdapat perbedaan mean dari kedua

variable ini dengan standar deviasi tanpa penundaan yaitu 19.09 dan

standar deviasi pada penundaan 2 jam yaitu 9.19. Hasil uji statistic

didapatkan nilai 1.00 maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh

penundaan waktu pemeriksaan sampel urine terhadap hasil pemeriksaan

kimia urine.

c. Blood

Variabel Mean SD SE P Value N

Tanpa Penundaan 19.50 7.77 5.50 1.00 2

Penundaan 2 Jam 19.50 10.60 7.50

Tabel 5.9 Hasil Analisis Uji-t Dependent Pemeriksaan Blood

Rata-rata hasil pemeriksaan urine metode carik celup pada parameter

blood tanpa penundaan adalah 19.50. Rata-rata pada penundaan 2 jam

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

37

pemeriksaan adalah 19.50 tidak terdapat perbedaan mean dari kedua

variable ini dengan standar deviasi tanpa penundaan yaitu 7.77 dan standar

deviasi pada penundaan 2 jam yaitu 10.60. Hasil uji statistic didapatkan

nilai 1.00 maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh penundaan waktu

pemeriksaan sampel urine terhadap hasil pemeriksaan kimia urine.

d. Keton

Variabel Mean SD SE P Value N

Tanpa Penundaan 19.50 27.57 19.50 1.00 2

Penundaan 2 Jam 19.50 26.16 18.50

Tabel 5.10 Hasil Analisis Uji-t Dependent Pemeriksaan Keton

Rata-rata hasil pemeriksaan urine metode carik celup pada parameter

keton tanpa penundaan adalah 19.50. Rata-rata pada penundaan 2 jam

pemeriksaan adalah 19.50 tidak terdapat perbedaan mean dari kedua

variable ini dengan standar deviasi tanpa penundaan yaitu 27.57 dan

standar deviasi pada penundaan 2 jam yaitu 26.16. Hasil uji statistic

didapatkan nilai 1.00 maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh

penundaan waktu pemeriksaan sampel urine terhadap hasil pemeriksaan

kimia urine.

e. Urobilinogen

Variabel Mean SD SE P Value N

Tanpa Penundaan 19.50 17.67 12.50 1.00 2

Penundaan 2 Jam 19.50 16.26 11.50

Tabel 5.11 Hasil Analisis Uji-t Dependent Pemeriksaan

Urobilinogen

Rata-rata hasil pemeriksaan urine metode carik celup pada parameter

urobilinogen tanpa penundaan adalah 19.50. Rata-rata pada penundaan 2

jam pemeriksaan adalah 19.50 tidak terdapat perbedaan mean dari kedua

variable ini dengan standar deviasi tanpa penundaan yaitu 17.67 dan

standar deviasi pada penundaan 2 jam yaitu 16.26. Hasil uji statistic

didapatkan nilai 1.00 maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh

penundaan waktu pemeriksaan sampel urine terhadap hasil pemeriksaan

kimia urine.

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

38

No Jenis

pemeriksaan P Value α (alpha) Hasil Keterangan

1 Ph 1.00 0.05 P > α

Tidak ada

pengaruh

penundaan

2 Glukosa 0.05

3 Blood 1.00 0.05 P > α

4 Keton 1.00 0.05 P > α

5 Urobilinogen 1.00 0.05 P > α

(Sumber Data Primer Diolah Juli 2016)

Tabel 5.12 Hasil Analisis Perbandingan Pengaruh Penundaan Waktu

Pemeriksaan Sampel Urin Terhadap Hasil Pemeriksaan

Kimia Urin

Berdasarkan tabel 5.7 Hasil analisis perbandingan maka dapat

disimpulkan tidak ada pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel

urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin. Dengan melihat adanya hasil

analisis yang menyatakan bahwa p > α yang ternyata bahwa penundaan

selama 2 jam tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan kimia urin.

D. PEMBAHASAN

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur,

berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan

aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urin

dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan

volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut

poliuri. Bila volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini

dikatakan oliguri, keadaan ini mungkin didapat pada diarrhea, muntah -

muntah, deman edema, nefritis menahun. Anuri adalah suatu keadaan

dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin

dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal. Perbedaan jenis kelamin juga

sangat mempengaruhi kadar asam urat seseorang, dimana perempuan

mempunyai hormone estrogen yang ikut membantu pembuangan asam

urat lewat urine, sementara pada pria asam uratnya cenderung leebih tinggi

dari pada perempuan, karena tidak memiliki hormone estrogen tersebut.

Secara teori dalam pemeriksaan kimia urine dibutuhkan urine

sewaktu yang masih segardalam penampungan yang tertutup rapat dan

tidak terkontaminasi. Pemeriksaan harus dilakukan secepat mungkin

paling lambat 1 jam stelah urine ditampung. Melakukan penundaan

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

39

pemeriksaan dapat menjadi sumber kesalahan, sehingga hasil yang

diharapkan tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien. Unsur-unsur dalam

urine mulai rusak dalam waktu 2 jam dan bila dibiarkan lama dalam suhu

kamar akan terjadi lisis sel serta torak dan urine akan berubah menjadi

alkalis.

a. Ph

Berdasarkan gambar 5.8 menunjukan tidak adanya perbedaan hasil

pemeriksaan ph tanpa penundaan waktu pemeriksaan dan dengan

penundaan waktu selama 2 jam. Terjadinya perubahan hasil pada

pemeriksaan ini disebabkan adanya bakteri yang berkembang biak dalam

urine akibat lamanya penundaan waktu pemeriksaan. Hasil yang diperoleh

sejalan dengan hasil penelitian Rosita, 2011 yang menjelaskan bahwa jika

urine disimpan dan tidak segera diperiksa kemungkinan akan

menyebabkan kuman-kuman mengurai ureum dengan membentuk

amoniak dan karbondioksida.

Hasil penelitian pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel

urine terhadap hasil pemeriksaan kimia urine di Rumah Sakit Santa Anna

Kota Kendari menunjukan tidak adanya pengaruh penundaaan terhadap

hasil pemeriksaan kimia urine dengan metode carik celup pada

pemeriksaan Ph tanpa penundaan dengan jumlah sampel 39 di dapatkan

hasil sampel normal sebanyak 33 sampel dengan presentase 84.61% dan

abnormal sebanyak 6 sampel dengan persentase 15.38% dan hasil pada

penundaan urine selama 2 jam didapatkan hasil sampel normal sebanyak

26 sampel dengan presentase pasien normal 66.66 % dan abnormal

sebanyak 13 sampel dengan presentase 33.33%.

b. Glukosa Berdasarkan gambar 5.7 menunjukan tidak adanya perbedaan pada

hasil pemeriksaan glukosa yang tanpa penundaan waktu pemeriksaan dan

dengan penundaan waktu selama 2 jam.

Pada penundaan pemeriksan parameter glukosa tidak berpengaruh

pada hasil pemeriksaan. Hasil negative palsu pada pemeriksaan ini hanya

dapat disebabkan oleh bahan reduktor dalam urine seperti vitamin C (lebih

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

40

dari 40 mg/dl), asam homogentisat, aspirin serta bahan yang mengganggu

reaksi enzimatik seperti levodova, glutation, dan obat-obatan seperti

diphyrone.

Biasanya tidak ada glukosa dalam urine. Adanya glukosa dalam urine

disebut glukosuria. Glukosuria harus diwaspadai karena menandakan adanya

gangguan atau penyakit. Jika glukosuria bersama hiperglikemia (peningkatan

kadar gula dalam darah), maka kemungkinan adalah : diabetes miletus (DM),

sindrom cushing, penyakit pangkreas, kelainan susunan syaraf pusat,

gangguan metabolism berat (misalnya pada kebakaran hebat, penyakit hati

lanjut, sepsis), atau oleh karena obat-obatan kortikosteroid, thiazide, obat

kontrasepsi oral. Jika glukosuria tanpa hiperglikemia dapat dijumpai pada :

kelainan fungsi ubulus ginjal, kehamilan, gula selain glukosa dalam urine

atau makan buah-buahan sangat banyak.

Hasil penelitian pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel urine

terhadap hasil pemeriksaan kimia urine di Rumah Sakit Santa Anna Kota

Kendari menunjukan tidak adanya pengaruh penundaaan terhadap hasil

pemeriksaan kimia urine dengan metode carik celup pada pemeriksaan

glukosa tanpa penundaan dengan jumlah sampel 39 di dapatkan hasil sampel

normal sebanyak 39 sampel dengan presentase 100% dan abnormal sebanyak

0 sampel dengan persentase 0% dan hasil pada penundaan urine selama 2 jam

didapatkan hasil sampel normal sebanyak 39 sampel dengan presentase

pasien normal 100 % dan abnormal sebanyak 0 sampel dengan presentase

0%.

c. Blood

Berdasarkan gambar 5.9 menunjukan tidak adanya perbedaan hasil

pemerisaan blood yang tanpa penundaan waktu pemeriksaan dan dengan

penundaan waktu selama 2 jam. Hasil yang diperoleh sejalan dengan hasil

penelitian Riswanto (2010) yang menyatakan nilai blood mengalami

perubahan dikarenakan berhubungan dengan nilai ph yang juga mengalami

perubahan. Urine yang jika tidak segera diperiksa dan disimpan telalu lama,

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

41

maka ph urine akan berubah menjadi basa. Urine dengan ph basa dapat

menyebabkan hasil negative atau tidak memadai terhadap albumunuria dan

unsur-unsur mikroskopik sedimen urine, seperti blood, silinder yang akan

mengalami lisis. Blood yang lisis tentunya akan mempengaruhi hasil

pemeriksaan dari nilai blood pada sampel tersebut.

Hasil penelitian pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel urine

terhadap hasil pemeriksaan kimia urine di Rumah Sakit Santa Anna Kota

Kendari menunjukan tidak adanya pengaruh penundaaan terhadap hasil

pemeriksaan kimia urine dengan metode carik celup pada pemeriksaan blood

tanpa penundaan dengan jumlah sampel 39 di dapatkan hasil sampel normal

sebanyak 25 sampel dengan presentase 64,10% dan abnormal sebanyak 14

sampel dengan persentase 35,89% dan hasil pada penundaan urine selama 2

jam didapatkan hasil sampel normal sebanyak 27 sampel dengan presentase

pasien normal 69,23 % dan abnormal sebanyak 12 sampel dengan presentase

30,76%.

d. Keton

Berdasarkan gambar 5.10 menunjukan tidak adanya perbedaan pada

hasil pemeriksaan keton yang tanpa penundaan waktu pemeriksaan dan

dengan penundaaan waku selama 2 jam. Faktor yang dapat mempengaruhi

hasil laboratorium pada parameter keton yaitu ketika urine disimpan pada

temperature ruangan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan hasil uji

negatif palsu dan adanya bakteri dalam urine dapat menyebabkan kehilangan

asam asetoasetat.

Keton merupakan sampah hasil metabolisme lemak. Peningkatan

metabolisme lemak ini menyebabkan penumpukan keton (asam betahidroksi

butirat, asam aseto asetat dan aseton) dalam urine atau dinamakan ketonuria.

Ketonuria dapat dijumpai pada penderita diabetes mellitus atau pada orang

yang kelaparan.Badan keton terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam

aseotasetat dan asam β-hidroksibutirat, yang merupakan produk metabolism

lemak dan asam lemak yang berlebihan.

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

42

Hasil penelitian pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel urine

terhadap hasil pemeriksaan kimia urine di Rumah Sakit Santa Anna Kota

Kendari menunjukan tidak adanya pengaruh penundaaan terhadap hasil

pemeriksaan kimia urine dengan metode carik celup pada pemeriksaan keton

tanpa penundaan dengan jumlah sampel 39 di dapatkan hasil sampel normal

sebanyak 39 sampel dengan presentase 100% dan abnormal sebanyak 0

sampel dengan persentase 0% dan hasil pada penundaan urine selama 2 jam

didapatkan hasil sampel normal sebanyak 38 sampel dengan presentase pasien

normal 97,43% dan abnormal sebanyak 1 sampel dengan presentase 2,56%.

e. Urobilinogen

Berdasarkan gambar 5.11 menunjukan tidak adanya perbedaan pada

hasil pemeriksaan urobilinogen yang tanpa penundaan waktu pemeriksaan

dan dengan penundaan waktu selama 2 jam. Hasil yang diperoleh sejalan

dengan hasil penelitian Muriaga (2012) yakni jika dibandingkan hasil

pemeriksaan urine segar dengan simpan 2 jam terjadi perubahan pada

urobilinogen sensitivitas terhadap cahaya selain dipengaruhi waktu, juga

tergantung pada temperature penyimpanan. Bila terjadi penundaan tes, untuk

memperoleh stabilitas urobilinogen yang optimal, penyimpanan specimen

harus dilakukan dalam tempat gelap dan temperature rendah. Pada

urobilinogen terdapat zat urobilinogen glukoronida yaitu semacam zat yang

tidak tahan terhadap sinar, zat itu oleh proses oksidasi dan hidrolisis,

sehingga sampel urine harus disimpan pada tempat bebas sinar langsung dan

pemeriksaannya jangan ditunda.

Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urinee terjadi bila fungsi sel

hepar menurun atau terdapat kelebihan urobilinogen dalam saluran

gastrointestinal yang melebehi batas kemampuan hepar untuk melakukan

rekskresi. Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin

berlebihan (ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab apapun),

kerusakan parenkim hepar (toksikhepar, hepatitis infeksiosa, sirosis hepar,

keganasan hepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik, obstruksi usus,

mononukleosis infeksiosa, anemia selsabit. Hasil positif dapat diperoleh

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

43

setelah olahraga atau minum atau dapat disebabkanoleh kelelahan atau

sembelit. Orang yang sehat dapat mengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen.

Urobilinogen urine menurun dijumpai pada ikterik obstruktif,kanker pankreas,

penyakit hati yang parah (jumlah empedu yang dihasilkan hanyasedikit),

penyakit inflamasi yang parah, kolelitiasis, diare yang berat.

Hasil penelitian pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel urine

terhadap hasil pemeriksaan kimia urine di Rumah Sakit Santa Anna Kota

Kendari menunjukan tidak adanya pengaruh penundaaan terhadap hasil

pemeriksaan kimia urine dengan metode carik celup pada pemeriksaan

urobilinogen tanpa penundaan dengan jumlah sampel 39 di dapatkan hasil

sampel normal sebanyak 32 sampel dengan presentase 82,05% dan abnormal

sebanyak 7 sampel dengan persentase 17,94% dan hasil pada penundaan urine

selama 2 jam didapatkan hasil sampel normal sebanyak 31 sampel dengan

presentase pasien normal 79,48% dan abnormal sebanyak 8 sampel dengan

presentase 20,51%.

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

44

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 16 Juni – 28

Juni 2016 di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari di dapatkan hasil tidak

ada pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel urine terhadap hasil

pemeriksaan kimia urine.

Adapun kesimpulan berdasarkan variable penelitian dijelaskan sebagai

berikut :

1. Pada pemeriksaan kimia urine tanpa penundaan diperoleh hasil tidak ada

pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel urine terhadap hasil

pemeriksaan kimia urine.

a. Pemeriksaan Ph pada pemeriksaan tanpa penundaan didapatkan hasil

tidak ada pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel urine

terhadap hasil pemeriksaan kimia urine. Denngan sampel normal

sebanyak 33 sampel dengan presentase 84.61% dan abnormal sebanyak

6 sampel dengan presentase 15.38%.

b. Pada parameter pemeriksaan glukosa yang diperiksa tanpa penundaan

didapatkan hasil tidak ada pengaruh penundaan waktu pemeriksaan

sampel urine terhadap hasil pemeriksaan kimia urine. Pemeriksaan

sampel normal sebanyak 39 dengan presentasi 100% dan abnormal

sebanyak 0 sampel dengan presentasi 0%.

c. Pada parameter pemeriksaan blood yang diperiksa tanpa penundaan

didapatkan hasil tidak ada pengaruh penundaan waktu pemeriksaan

sampel urine terhadap hasil pemeriksaan kimia urine. Pemeriksaan

sampel normal sebanyak 25 dengan presentasi 64.10% dan abnormal

sebanyak 14 sampel dengan presentasi 35.89%.

d. Pada parameter pemeriksaan keton yang diperiksa tanpa penundaan

didapatkan hasil tidak ada pengaruh penundaan waktu pemeriksaan

sampel urine terhadap hasil pemeriksaan kimia urine. Pemeriksaan

44

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

45

sampel normal sebanyak 39 dengan presentasi 100% dan abnormal

sebanyak 0 sampel dengan presentasi 0%.

e. Dan pada parameter pemeriksaan urobilinogen yang diperiksa tanpa

penundaan didapatkan hasil tidak ada pengaruh penundaan waktu

pemeriksaan sampel urine terhadap hasil pemeriksaan kimia urine.

Pemeriksaan sampel normal sebanyak 32 dengan presentasi 82.05% dan

abnormal sebanyak 7 sampel dengan presentasi 17.94%.

2. Pada pemeriksaan kimia urine dengan penundaan waktu selama 2 jam

diperoleh hasil tidak ada pengaruh penundaan waktu pemeriksaan sampel

urine terhadap hasil pemeriksaan kimia urine.

a. Pemeriksaan ph didapatkan hasil tidak ada pengaruh penundaan waktu

pemeriksaan sampel urine terhadap hasil pemeriksaan kimia urine.

Dengan sampel normal sebanyak 26 dengan presentasi 66.66% dan

abnormal sebanyak 13 sampel dengan presentasi 33.33%.

b. Pemeriksaan glukosa didapatkan hasil tidak ada pengaruh penundaan

waktu pemeriksaan sampel urine terhadap hasil pemeriksaan kimia

urine. Dengan presentasi sampel normal sebanyak 39 dengan presentasi

100% dan abnormal sebanyak 0 sampel dengan presentasi 0%.

c. Pemeriksaan blood didapatkan hasil tidak ada pengaruh penundaan

waktu pemeriksaan sampel urine terhadap hasil pemeriksaan kimia

urine. Dengan presentasi sampel normal sebanyak 27 dengan presentasi

69.23% dan abnormal sebanyak 12 sampel dengan presentasi 30.76%.

d. Pemeriksaan keton didapatkan hasil tidak ada pengaruh penundaan

waktu pemeriksaan sampel urine terhadap hasil pemeriksaan kimia

urine. Dengan presentasi sampel normal sebanyak 38 dengan presentasi

97.43% dan abnormal sebanyak 1 sampel dengan presentasi 2.56%.

e. Pemeriksaan urobilinogen didapatkan hasil tidak ada pengaruh

penundaan waktu pemeriksaan sampel urine terhadap hasil pemeriksaan

kimia urine. Dengan presentasi sampel normal sebanyak 31 dengan

presentasi 79.48% dan abnormal sebanyak 8 sampel dengan presentasi

20.51%.

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

46

3. Berdasarkan hasil analisis uji t dependent diperoleh hasil analis pada setiap

parmeter pemeriksaan yaitu ph dengan nilai signifikasi 1.00, parameter

blood dengan nilai signifikasi 1.00, parameter keton 1.00, parameter

urobilinonegen 1.00 dan parameter glukosa tidak dapat dianalisis maka

dapat menyatakan bahwa tidak ada pengaruh penundaan hasil pemeriksaan

urine.

B. Saran

1. Diharapkan bagi institusi pendidikan agar penelitian ini menjadi

sumbangan ilmiah dan masukkan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar memperhatikan parameter

glukosa khususnya pada crite ria sampel urine patologis.

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

DAFTAR PUSTAKA

Arianda dedy. 2014. Buku saku analis kesehatan revisi ke-4. Analis muslim

publisher. Bekasi.

Coad,jane. 2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Buku kedokteran

EGC. Jakarta.

Chairlan, L.E., 2011. Pedoman Teknik Dasar

Untuk Laboratorium Kesehatan: Buku Kedokteran: Jakarta: EGC.

Chairlan, Biomed M, Estu Lestari, MM. 2011. Pedoman tekiik dasar

untuk laboratorium ·kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Standard Operating Procedures in

Microbiology

Gandasoebrata R. 2001. Penuntun laboratorium klinik. Dian rakyat. Jakarta.

Kassa Assamenew, B.Sc. Wolde Mistir, B.Sc. Kibret Belayhun, M.Sc.

2002. Urinalysis. Universitas Gondar.

Krihariyani Dwi. 2010. Pengaruh penyimpanan urine kultur pada suhu 20C

– 80C selama lebih dari 24 jam terhadap pertumbuhan bakteri.

Politeknik Kesehatan Depkes Surabaya.

Kosasih E.N, Kosasih A.S. 2008. Tafsiran hasil pemeriksaan laboratorium

klinik,KARISMA publishing group. Tanggerang Selatan.

Kaidir, M., 2006. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Kidhri Muh, 2004. Biomedik 1. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.

Wahyuni B. 2012. Pengaruh lama penundaan pemeriksaan terhadap hasil

tes bilirubin urin. Universitas Hasanudin.

Panduan praktek klinik rutin. 2014. Analis kesehatan. Kendari.

Pearce EC., 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Rosita, L., 2011. Pengaruh Penundaan Waktu terhadap hasil Urinalisis.

Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Indonesia. Yogyakarta

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Sacher. RA., McPherson RA.,.Tinjauan klinis hasil pemeriksaan

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

Laboratorium, E/11. EGC.Jakarta, 2004. Hal 589-591

Sutyasih, Ni Luh, 2012. Pengaruh Penundaan Waktu Pemeriksaan terhadap

kadar analit Kimia Urin Sewaktu. STIKES Wira medika Bali.

Tjay, Tan Hoan & Rahardja K. 2000. Obat-Obat Penting. PT Elex Media

Kompotindo. Jakarta

Uliyah, Musrifatul, 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Salemba

Medika. Jakarta.

Wirawan R, Immanuel S, Dharma R. 2011. Penilaian Hasil Pemeriksaan

Urine (Cermin Dunia Kedokteran) No.30. Jakarta.

Zahrin Ismy, Wande Nyoman, Purwaningsih N.V. 2015. Pengaruh

penundaan pemeriksaan serta suhu penyimpanan terhadap ph dan

eritrosit urin. STIKES, Wira Medika Bali.

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin
Page 64: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

LAMPIRAN I

a. Glukosa

b. Ph

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Segera 19.5000

a 2 27.57716 19.50000

Ditunda 19.5000a 2 27.57716 19.50000

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Segera 19.5000 2 19.09188 13.50000

ditunda 19.5000 2 9.19239 6.50000

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 segera & ditunda 2 1.000 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

segera –

ditunda

.0000

0 9.89949 7.00000 -88.94343 88.94343 .000 1 1.000

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

c. Blood

d. Keton

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Segera 19.5000 2 7.77817 5.50000

Ditunda 19.5000 2 10.60660 7.50000

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 segera & ditunda 2 1.000 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

segera –

ditunda

.0000

0 2.82843 2.00000

-

25.41241 25.41241 .000 1 1.000

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error

Mean

Pair 1 Segera 19.5000 2 27.57716 19.50000

ditunda 19.5000 2 26.16295 18.50000

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 segera & ditunda 2 1.000 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

segera -

ditunda

.0000

0 1.41421 1.00000 -12.70620 12.70620 .000 1 1.000

e. Urobilinogen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Segera 19.5000 2 17.67767 12.50000

ditunda 19.5000 2 16.26346 11.50000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

segera -

ditunda

.0000

0 1.41421 1.00000

-

12.70620 12.70620 .000 1 1.000

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 segera & ditunda 2 1.000 .000

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

PENGOLAHAN DATA

PENGARUH PENUNDAAN WAKTU PEMERIKSAAN SAMPEL URINE TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN KIMIA URINE

DI RUMAH SAKIT SANTA ANNA

N

O

KODE

SAMPEL UMUR

JENIS

KELAMIN

HASIL PEMERIKSAAN KIMIA URIN PENGARUH PERBEDAAN

SEGERA 2 JAM

Ph GLUKOSA BLOOD KETON UROBILINOGEN Ph GLUKOSA BLOOD KETON UROBILINOGEN ADA TIDAK

1. Ny. M 30 P 6,0 - - - - 5,5 - - - -

2. Tn. D 21 L 7,0 - - - - 6,0 - - - -

3. Tn.I 20 L 6,5 - - - - 6,5 - - - -

4. Tn.Y 19 L 7,0 - - - + 6,5 - - - +

5. Ny. I 22 P 6,0 - - - - 6,0 - - - -

6. Ny. P 22 P 6,0 - - - - 6,0 - - - -

7. Ny. M 23 P 5,5 - + - - 5,5 - - - -

8. Ny. K 21 P 6,0 - ++ - + 5,5 - ++ - +

9. Tn. L 25 L 6,5 - - - ++ 6,0 - - - ++

10. Ny. N 24 P 6,5 - - - - 6,0 - ± - -

11. Tn. J 25 L 5,5 - - - - 6,0 - ± - -

12. Tn. B 19 L 6,5 - - - + 6,5 - - + +

13. Tn. I 20 L 6,0 - - - - 6,0 - - - -

14. Tn. I 23 L 6,0 - - - - 5,5 - - - -

15. Ny. Y 23 P 7,0 - - - - 7,0 - - - -

16. Ny. A 28 P 6,0 - +++ - - 5,5 - - - +

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

PENGOLAHAN DATA

PENGARUH PENUNDAAN WAKTU PEMERIKSAAN SAMPEL URINE TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN KIMIA URINE

DI RUMAH SAKIT SANTA ANNA

17. Ny. L 21 P 6,0 - - - - 6,0 - - - -

18. Ny. D 21 P 6,5 - ± - - 6,0 - - - -

19. Ny. R 20 P 5,5 - - - - 6,0 - - - -

20. Ny. S 21 P 5,5 - - - - 5,5 - - - -

21. Ny. I 22 P 6,0 - - - - 5,0 - - - -

22. Ny. R 22 P 8,0 - - - - 7,0 - - - -

23. Ny. Y 23 P 7,5 - - - - 5,5 - - - -

24. Ny. E 20 P 6,0 - ± - - 5,5 - + - -

25. Tn. A 19 L 7,0 - + - - 6,5 - + - -

26. Tn. I 22 L 8,0 - + - - 8,0 - + - -

27. Ny. R 22 P 7,0 - + - + 8,0 - + - +

28. Ny. M 24 P 6,0 - + - - 6,0 - ± - -

29. Ny. N 20 P 6,5 - + - - 6,5 - + - -

30. Ny. Y 20 P 6,5 - ± - - 6,0 - ± - -

31. Ny. F 23 P 6,5 - + - - 5,5 - ± - -

32. Tn. Y 19 L 7,5 - - - - 7,0 - - - -

33. Ny. A 24 P 5,0 - + - - 5,0 - ± - -

34. Tn. M 20 L 8,0 - - - - 7,5 - - - -

35. Tn. K 30 L 7,5 - - - - 6,0 - - - -

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

PENGOLAHAN DATA

PENGARUH PENUNDAAN WAKTU PEMERIKSAAN SAMPEL URINE TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN KIMIA URINE

DI RUMAH SAKIT SANTA ANNA

36. Ny. P 25 P 5,0 - - - - 5,5 - - - -

37. Ny. D 30 P 8,0 - - - ++ 7,0 - - - ++

38. Tn. S 45 L 6,0 - - - - 5,5 - - - -

39. Tn. A 16 L 7,0 - - - + 6,0 - - - +

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

MASTER TABEL

PENGARUH PENUNDAAN WAKTU PEMERIKSAAN SAMPEL URINE TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN KIMIA URINE

DI RUMAH SAKIT SANTA ANNA

N

O

KODE

SAMPEL UMUR

JENIS

KELAMIN

HASIL PEMERIKSAAN KIMIA URIN

SEGERA 2 JAM

Ph GLUKOSA BLOOD KETON UROBILINOGEN Ph GLUKOSA BLOOD KETON UROBILINOGEN

N TN N TN N TN N TN N TN N TN N TN N TN N TN N TN

1 Ny. M 30 P 6,0

5,5

2 Tn. D 21 L 7,0

6,0

3 Tn.I 20 L 6,5

6,5

4 Tn.Y 19 L 7,0

+ 6,5

5 Ny. I 22 P 6,0

6,0

6 Ny. P 22 P 6,0

6,0

7 Ny. M 23 P

5,5

5,5

8 Ny. K 21 P 6,0

5,5

9 Tn. L 25 L 6,5

6,0

10 Ny. N 24 P 6,5

6,0

11 Tn. J 25 L

5,5

6,0

12 Tn. B 19 L 6,5

6,5

13 Tn. I 20 L 6,0

6,0

14 Tn. I 23 L 6,0

5,5

15 Ny. Y 23 P 7,0

7,0

16 Ny. A 28 P 6,0

5,5

17 Ny. L 21 P 6,0

6,0

18 Ny. D 21 P 6,5

6,0

19 Ny. R 20 P

5,5

6,0

20 Ny. S 21 P

5,5

5,5

21 Ny. I 22 P 6,0

5,0

22 Ny. R 22 P 8,0

7,0

23 Ny. Y 23 P 7,5

5,5

24 Ny. E 20 P 6,0

5,5

25 Tn. A 19 L 7,0

6,5

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

MASTER TABEL

PENGARUH PENUNDAAN WAKTU PEMERIKSAAN SAMPEL URINE TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN KIMIA URINE

DI RUMAH SAKIT SANTA ANNA

26 Tn. I 22 L 8,0

8,0

27 Ny. R 22 P 7,0

8,0

28 Ny. M 24 P 6,0

6,0

29 Ny. N 20 P 6,5

6,5

30 Ny. Y 20 P 6,5

6,0

31 Ny. F 23 P 6,5

5,5

32 Tn. Y 19 L 7,5

7,0

33 Ny. A 24 P

5,0

5,0

34 Tn. M 20 L 8,0

7,5

35 Tn. K 30 L 7,5

6,0

36 Ny. P 25 P

5,0

5,5

37 Ny. D 30 P 8,0

7,0

38 Tn. S 45 L 6,0

5,5

39 Tn. A 16 L 7,0

6,0

JUMLAH 33 6 39 0

SUMBER : DATA PRIMER 2016

Keterangan : N = Normal

TN = Tidak Normal

Kendari, 29 Juli 2016

Mengetahui

Kepala Laboratorium RS. Santa Anna Kota Kendari Peneliti

Irnu Ayisyah,AMAK Linda Hardiyanti Syarif

NIM : P00320013118

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

ALAT DAN BAHAN

ALAT :

BAHAN :

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin
Page 75: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin
Page 76: KARYA TULIS ILMIAH - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/235/1/KARYA TULIS ILMIAH - LINDA... · pemeriksaan sampel urin terhadap hasil pemeriksaan kimia urin