5
Kasus PT. Great River Internasional.Tbk 1.Auditor ( dalam hal ini KAP Johan Malonda & Rekan ) dapat mengetahui adanya overstatement dari Sales, Account Receivable, dan Asset , seperti : a. Penggunaan Metode Makloon dalam pengakuan Sales Jasa maklon menurut UU Nomor 17 Tahun 2000 ( UU PPh) Jasa maklon ( contract manufacturing/toll manufacturing adalah “ semua jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa ( disubkontrakkan ), sedangkan spesifikasi, bahan baku dan atau barang setengah jadi dan atau bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebahagian atau seluruhnya disediakan oleh penggunaan jasa, dan kepemilikan ats barang jadi pada pengguna jasa.” ATAU Jasa maklonadalah semua pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan), sedangkan spesifikasi, bahan baku, barang setengah jadi, bahan penolong/ pembantu yang akan diproses sebahagian atau seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa. Transaksi maklon dilakukan oleh dua pihak, yaitu Pengguna Jasa (pemilik barang) dan Pihak Pemberi Jasa (subkontraktor). Dengan kata lain, suatu pemberian jasa dapat dikatakan jasa

Kasus PT Great River

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kasus PT Great River

Kasus PT. Great River Internasional.Tbk

1.Auditor ( dalam hal ini KAP Johan Malonda & Rekan ) dapat mengetahui adanya

overstatement dari Sales, Account Receivable, dan Asset , seperti :

a. Penggunaan Metode Makloon dalam pengakuan Sales

Jasa maklon menurut UU Nomor 17 Tahun 2000 ( UU PPh) Jasa maklon ( contract

manufacturing/toll manufacturing adalah “ semua jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu

barang tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa

( disubkontrakkan ), sedangkan spesifikasi, bahan baku dan atau barang setengah jadi dan atau

bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebahagian atau seluruhnya disediakan oleh

penggunaan jasa, dan kepemilikan ats barang jadi pada pengguna jasa.”

ATAU

Jasa maklonadalah semua pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang

tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan),

sedangkan spesifikasi, bahan baku, barang setengah jadi, bahan penolong/ pembantu yang akan

diproses sebahagian atau seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas barang

jadi berada pada pengguna jasa.

Transaksi maklon dilakukan oleh dua pihak, yaitu Pengguna Jasa (pemilik barang) dan Pihak

Pemberi Jasa (subkontraktor).

Dengan kata lain, suatu pemberian jasa dapat dikatakan jasa maklon apabila memenuhi

persyaratan :

- Spesifikasi barang ditentukan oleh pemilik barang/pengguna jasa.

- Sebagian atau seluruh barang disediakan dan dimiliki pengguna jasa.

Sumber : (http://www.pajakindonesia.com/desc_ensiklopedia.php?&idb=998 )

Dengan metode ini, perusahaan menyertakan dana bahan baku yang dikeluarkan oleh pemesan

sebagai bagian dari pendapatan. Perusahaan menerima order pembuatan pakaian dari luar negeri

dengan bahan baku dari pihak pemesan. Jadi Great River hanya mengeluarkan ongkos operasi

pembuatan pakaian. Tapi saat pesanan dikirimkan ke luar negeri, nilai ekspornya dicantumkan

dengan menjumlahkan harga bahan baku, aksesori, ongkos kerja, dan laba perusahaan.

Page 2: Kasus PT Great River

(http://www.tempointeractive.com/hg/ekbis/2007/05/21/brk,20070521-100366,id.html )

Catatan :

selama mengaudit buku Great River, pihaknya tidak menemukan adanya penggelembungan

account penjualan atau penyimpangan dana obligasi. Namun dia mengakui metode pencatatan

akuntansi yang diterapkan Great River berbeda dengan ketentuan yang ada. "Kami mengaudit

berdasarkan data yang diberikan klien," (http://kap-muhaemin.com/index.php?

view=article&catid=1%3Alatest-news&id=6%3Amenteri-keuangan-membekukan-akuntan-

publik-justinus-aditya-sidharta-kasus-great-

river&format=pdf&option=com_content&Itemid=50&lang=in )

perlakuan akuntansi atas jasa maklon, yang diakui sebagai biaya bila klien membeli bahan

baku atau barang setengah jadi sendiri ( bukan bahan yang disediakan customer ). Dan

karena disubkontrakkan maka seharusnya pendapatannya meliputi ongkos kerja, biaya-

biaya, dan mark-up.

untuk lebih jelas tentang perlakuan akuntansi tentang jasa maklon, bisa buka

di :http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=5&submit.x=20&submit.y=10&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=

%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feakt%2F2006%2Fjiunkpe-ns-s1-2006-32402201-3418-maklon-

chapter2.pdf

2. Menurut KAP kami, auditor yang telah memenuhi syarat SPAP tidak selalu dapat disalahkan,

karena dalam menjalankan tugasnya, akuntan publik tidak luput dari kesalahan. Kegagalan audit

yang dilakukan dapat dikelompokkan menjadi ordinary negligence, gross negligence, dan fraud.

Ordinary negligence merupakan kesalahan yang dilakukan akuntan publik, apabila ketika

menjalankan tugas audit, dia tidak mengikuti pikiran sehat (reasonable care). Dengan kata lain

auditor telah mematuhi standar yang berlaku, namun ada kalanya auditor menghadapi situasi

yang belum diatur standar. Dalam hal ini auditor harus menggunakan “common sense” dan

Page 3: Kasus PT Great River

mengambil keputusan yang sama seperti seorang (typical) akuntan publik bertindak. Sedangkan

gross negligence merupakan kegagalan akuntan publik dalam mematuhi standar profesional dan

standar etika.

Apabila akuntan publik gagal mematuhi standar minimal (gross negligence) dan pikiran sehat

dalam situasi tertentu (ordinary negligence), yang dilakukan dengan sengaja demi motif tertentu

maka akuntan publik dianggap telah melakukan fraud yang mengakibatkan akuntan publik dapat

dituntut baik secara perdata maupun pidana. Akan tetapi, apabila auditor telah melaksanakan

standarnya, namun bukti-bukti yang diperiksa oleh auditor ternyata telah dimanipulasi oleh

perusahaan dan akhirnya terkait dengan pemberian opini auditor yang tidak sesuai, maka auditor

tidak dapat sepenuhnya disalahkan.

Terlepas dari apakah auditor dapat disalahkan atau tidak apabila telah mentaati syarat SPAP, kita

harus tahu bahwa akuntan publik memiliki suatu kewajiban hukum, yaitu bertanggung jawab

atas setiap aspek tugasnya sehingga jika memang terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh

kelalaian pihak auditor, maka akuntan publik dapat dimintai pertanggung jawaban secara hukum

sebagai bentuk kewajiban hukum auditor.

Sumber :

http://bambangbima.blogspot.com/2009/12/kewajiban-hukum-auditor.html

http://groups.yahoo.com/group/AKHI/message/667