Upload
ajes-cool
View
32
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
Elektrolit adalah senyawa didalam larutan yang berdisosiasi menjadi partikel yang
bermuatan positif atau negatif. Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan
dipengaruhi oleh elektrolit. Konsentrasi yang tidak normal dapat menyebabkan banyak
gangguan yang mengubah fungsi fisiologis dan berperan dalam morbiditas dan mortalitas
pasien. Gangguan elektrolit yang paling sering pada penderita yang sakit kritis meliputi
gangguan kadar natrium, kalium dan kalsium.
Gangguan keseimbangan natrium, kalium dan kalsium dapat berupa hipo, bila
konsentrasinya dalam tubuh turun dan hiper, bila konsentrasinya dalam tubuh meningkat
dari nilai normal. Seperti pada penderita ini yang mengalami hipokalemia, hiponatremia
dan hipokalsemia. Banyaknya diagnosis banding dari elektrolite imbalance ini sering
menyebabkan kesulitan dalam menegakkan diagnosis dan menentukan etiologi. Untuk itu
menentukan pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan dan memberikan terapi yang
rasional merupakan suatu tantangan besar bagi dokter anak.
Penegakkan diagnosis dilakukan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
komprehensif serta beberapa pemeriksaan penunjang yang bersifat mendasar. Pemeriksaan
penunjang lainnya harus dilakukan berdasarkan temuan-temuan yang timbul dari
pemeriksaan sebelumnya.
Tujuan dari presentasi kasus ini adalah untuk membahas serta mencoba menelusuri
penyebab dari kasus seorang anak dengan elektrolite imbalance serta mencari
penatalaksanaan yang tepat dan cepat untuk mendapatkan hasil perawatan yang terbaik
sekaligus menghindari terjadinya pemeriksaan penunjang sekaligus terapi yang tidak
rasional. .
1
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Khairunisa putri munda
Jenis Kelamin : perempuan
Tempat/tanggal lahir : Palembang, 19 januari 2000
Umur : 13 tahun 10 bulan
Alamat Rumah : Jalan Batu x No 426 Rt 04 Rw 9 Kota Tanjung pinang, Propinsi
Kepulauan Riau
Dirujuk oleh : SpA
Anak ke : 2 dari 4 Bersaudara
MRS : 20-11-2013
II. IDENTITAS ORANG TUA
IBU BAPAK
Nama Herlinda Muskan Nuzir
Umur 46 tahun 47 tahun
Suku bangsa Indonesia Indonesia
Pekerjaan Guru Guru
Pendidikan S1 S1
Penyakit - -
Perkawinan ke 1 1
III. ANAMNESIS
Keluhan Utama : muntah
Keluhan Tambahan : kembung, penglihatan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang:
Sejak 3 minggu SMRS, penderita muntah-muntah, frekuensi > 10x hari, ¼ - ½
gelas belimbing, tidak menyemprot, isi makanan / minuman yang dimakan, badan tampak
lemah dan lesu, nafsu makan berkurang, demam (-), batuk (-), pilek (-), BAB/ BAK biasa,
dibawa ke RSUD Tanjung pinang, dan dirawat selama 14 hari dikatakan menderita
2
Gastritis, mendapat terapi IVFD kaen 3B, injeksi ceftriaxon, drip metronidazol, injeksi
ranitidin, injeksi omeprazol, syrup inpepsa dan syrup antasida.
Sejak 1 minggu SMRS, penderita mengeluh penglihatan kabur, sakit kepala (-),
demam (-), BAB cair (+) frek 2-5x/ hari, @ ¼ - ½ gelas belimbing, air > ampas, darah (-),
lendir (-), muntah (+), kadang-kadang, BAK biasa. Penderita juga mengeluh kembung (+),
nyeri tekan (+) diseluruh lapangan perut, berpindah-pindah, nyeri ulu hati (+) rujuk
RSMH
Riwayat penyakit dahulu:
- Riwayat susah makan dan sering muntah-muntah sejak kecil
- Riwayat berkacamata saat penderita berusia 11 tahun
- Riwayat kedua tungkai mengalami kelemahan hingga tidak bisa berdiri saat
penderita berusia 12 tahun dirawat di RSUD perbaikan (+), namun kedua orang
tua tidak diberi tahu penyebab penyakitnya.
- Riwayat dirawat sebelumnya (21-1-2013 sd 5-2-2013) di Divisi
Gastroenterohepatologilogi (GEH) RSMH dengan diagnosa Pangastritis +
Hidronefrosis bilateral + AKI Stadium Injury + Hipokalemi + Gizi kurang
Hasil pemeriksaan penunjang saat dirawat sebelumnya di div. GEH RSMH (21-1-2013 sd
5-2-2013)
a. Pemeriksaan Laboratorium
5/2/2013Hemoglobin 12,4Hematokrit 34Leukosit 10.200Trombosit 386.000Hitung jenis 0/3/1/59/27/10Ureum 23Creatinin 1.1LFG 77Calsium 10Kalium 4.0Natrium 141Klorida 110
b. Pemeriksaan Endoscopy tanggal :
Esofagus : mukosa dalam batas normal
3
Gaster : Kardia ; mukosa hiperemis, erosi berbentuk garis-garis memanjang,
Fundus; mukosa hiperemis, Corpus ; terdapat cairan empedu berwarna hijau,
mukosa hiperemis, edema, erosi berbentuk garis-garis memanjang, ulkus (-),
mozaik patern (+), Antrum; mukosa hiperemis, erosi berbentuk garis di muara
pylorus.
Duodenum : bulbus dan Pars Descendens ; mukosa dalam batas normal
Kesimpulan : Pangastritis
c. Pemeriksaan USG TUG tanggal :
Ginjal kanan : ukuran membesar, batas sinus parenkim tidak jelas, pelvikaliseal
tidak melebar, tidak tampak batu,
Ginjal Kiri : ukuran membesar, batas sinus parenkim tidak jelas, pelvikaliseal
tidak melebar, tak tampak batu
Uterus : parenkim homogen, tidak membesar
Kesimpulan : Proses akut pada kedua ginjal, cenderung pyelonefritis akut
Sistitis.
Riwayat penyakit dalam keluarga :
Riwayat penyakit yang sama di keluarga disangkal.
Riwayat kehamilan dan persalinan:
Kehamilan adalah kehamilan yang diinginkan. Ibu memeriksakan kehamilan secara teratur
ke bidan. Usia ibu saat hamil 33 tahun. Lahir dari ibu G2P1A0, hamil aterm, spontan
ditolong bidan, lahir langsung menangis, BBL 3.200 gram.
Riwayat makan:
ASI : 0 – 6 bulan, fekuensi 8 - 10x/hari, lama @ 15-30 menit
PASI : 6 bulan – 1 tahun, 3-4 x/hari, @ 150 cc
Bubur susu : 6 bulan – 9 bulan 2x1 porsi
Bubur saring : 9 bulan – 1 tahun, 3 x 1 porsi
makanan pendamping ASI yang diberikan adalah makanan kemasan khusus balita
Kesan: Kualitas dan kuantitas cukup
4
Riwayat perkembangan :
Tengkurap : 3 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri : 10 bulan
Berjalan : 1 tahun
Kesan : perkembangan dalam batas normal
Riwayat Imunisasi:
BCG (+) scar (+); DPT 3 x, Polio 4 x, Hepatitis B 3x, Campak (+)
Kesan: imunisasi dasar lengkap dan sesuai jadwal
IV. PEMERIKSAAN FISIK SAAT MRS di RSMH ( 20 November 2013)
Keadaan Umum :
Sensorium kompos mentis, TD 90/60 mmHg, Nadi 100 x/m (i/t cukup), T 36,60C, RR 24
x/menit, BB 30 kg, TB 152 cm, LK 51 cm.
Status Gizi : BB/U: 66%, PB/U: 97%, BB/PB 71%
Kesan : gizi kurang
Keadaan Spesifik :
Kepala : Normosefali, conjunctiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-),
Mata cekung (+), air mata (+), mukosa bibir kering (+)
NCH (-), sianosis mukosa bibir (-)
Leher : JVP tidak meningkat, kelenjar getah bening tidak membesar
Thoraks : Simetris, retraksi (-)
Paru : vesikuler (+) Normal, rhonki (-), whezing (-)
Jantung : Bunyi jantung I & II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU (+) Normal, nyeri tekan (+)
diseluruh lapangan abdomen, berpindah-pindah, nyeri ulu hati (+)
Ektremitas : akral pucat (+/+), sianosis (-)
5
Status neurologikus :
Lengan kanan Lengan kiri Tungkai Kanan Tungkai kiri
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Klonus - -
R/ fisiologis + normal + normal + normal + normal
R/ patologis - - - -
Fungsi sensorik : tidak ada kelainan
Gejala rangsang meningeal : tidak ada
Fungsi otonom : tidak ada kelainan
Nervi cranialis : tidak ada kelainan
Diagnosa awal: Pangastritis + muntah profuse dengan dehidrasi ringan sedang +
Penurunan visus ec ? + Anemia ec susp def Fe dd/ infeksi kronis + gizi kurang
Terapi awal :
- Rehidrasi dengan RL 75 cc/ kg BB 2250 cc/ 4 jam I 140 cc/ jam
Selanjutnya KAEN 3B gtt 20x/ m (Makro)
- Cefotaxim 3 x 1 gr
- Metronidazol 3 x 500 mg
- Omeprazol 1 x 20 mg
- Zink 1 x 20 mg
- Oralit 200 cc setiap kali muntah
Pemeriksaan Penunjang (tanggal 20/11/2013)
Pemeriksaan Foto polos Abdomen
Gambaran Air Fluid Level (+)
Kesan : curiga suatu obstruksi
Rencana pemeriksaan :
- USG Abdomen6
- Ekspertise Foto polos Abdomen
- Pasang Rectal Tube
- Konsul Bedah
- Kultur Feses
- Rawat bersama ginjal
USG Abdomen
Cairan bebas (-)
Hidronefrosis bilateral
Tampak penumpukan cairan intralumen usus
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi
Hemoglobin : 10,4 g/dl
Hematokrit : 26 vol%
Leukosit : 35.000/mm3
Trombosit : 293.000/mm3
LED : 2 mm/jam
Hitung Jenis : 0/0/0/94/3/3
Retikulosit : 2,5 %
MCV : 72,4 fL
MCH : 29 pg
MCHC : 40 g/ dl
SI : 30
TIBC : 175 Saturasi iron 17%
Feritin : 1053
Kimia Klinik
BSS : 102 mg/ dl
Albumin : 3,1 g/ dl
Ureum : 132 mg/ dl
Creatinin : 3,07 mg/ dl LFG 22,2
As Urat : 4,1 mg/ dl
Natrium : 111 mmol/l
7
Kalium : 1,1 mmol/l
Kalsium : 4,5 mmol/l
Chlorida : 77 mmol/l
Kesan : Anemia ec infeksi kronis, Leukositosis, Hiponatremia, Hipokalemia,
Hipokalsemia, Hipokloremia,
AKI stadium failure curiga End Stage Renal Disease
Tata laksana :
- Alih rawat PICU
- IVFD RL + KCL 7,46% kec 105 cc/jam
- Koreksi hipokalsemia dengan Ca Glukonas 0,5 cc/kg BB IVFD D5% 100 cc +
Ca Gluconas 15 cc ( selama 1 jam), dapat diulang tiap 6 jam
- Koreksi kalium dengan KCL 7,46% 0,6 meq / kgBB IVFD KCL 18 cc + D5%
32 cc ( selama 2 jam )
- EKG
- Cek elektrolit / 6 jam
- Konsul divisi mata
Pemeriksaan Laboratorium ( 21-11-2013, pukul 06.00 wib)
Kimia Klinik
BSS : 102 mg/ dl
Albumin : 2,8 g/ dl
Ureum : 142 mg/ dl
Creatinin : 3,23 mg/ dl LFG 25,88
As Urat : 3,8 mg/ dl
Natrium : 117 mmol/l
Kalium : 1,5 mmol/l
Kalsium : 5,0 mmol/l
Kesan : elektrolit imbalance
Tata laksana : lanjutkan koreksi elektrolit
8
V. PERJALANAN KLINIS (21-11-2013 pukul 07.00 wib)
D/ Pangastritis + Muntah propuse + Anemia ec Infeksi kronis + penurunan visus ec ?
+ elektrolit imbalance + CKD + Gizi kurang
S : Sakit perut (+), NGT Fecal (+), kembung (+)
O :
SSP : GCS E4M6V5, Pupil bulat, isokor, diameter 3/3 RC +/+ N, CA (+/+), SI (-/-)
SKV : HR 102 x/m Nadi 102 x/m (i/t cukup), TD 102/60 mmHg, CRT < 2”
Cor : Bunyi Jantung I-II (+) N, murmur (-), Gallop (-)
S Resp : Nafas Spontan (+), adekuat, SpO2 100%
Thorax : Simetris, retraksi (-),
Paru : Vesikuler (+) Normal, Ronchi -/-, whezing (-/-)
SGIT : datar, tegang, hepar/lien sulit dinilai, nyeri tekan seluruh lap abdomen (+), BU (+)
menurun
S Inf : T Axilla 37,20 C
S Urin : Diuresis (+)
Konsul bedah :
Curiga peritonitis diffusa ec suspect appendisitis perforasi + sepsis
Rencana :
- Koreksi elektrolit
- USG abdomen cito
- Rencana laparotomi eksplorasi
A : Elektrolite imbalance + Curiga peritonitis difusa ec suspect Appendisitis perforasi
P : - IVFD RL + KCL 12 cc / kolf kec 105 cc/ jam ( 1,5 maintenance)
- Koreksi hipocalsemia dengan Ca Glukonas 0,5 cc/kg BB IVFD D5% 100 cc +
Ca Gluconas 15 cc ( selama 1 jam), dapat diulang tiap 6 jam
- Koreksi kalium dengan KCL 7,46% 0,6 meq / kgBB IVFD KCL 18 cc + D5%
32 cc ( selama 2 jam )
- Inj Cefotaxim 3 x 1 gr
- Inj Metronidazol 3 x 500 mg
- Inj Omeprazol 1 x 20 mg
- Cek ulang elekrolit / 6 jam
9
- Stop oral sementara
- Rencana konsul divisi mata
Hasil USG Abdomen ( 21-11-2013)
Hepar : besar normal, echogram normal, sistem vascular/ bilier normal, tak tampak nodul/
kista/ abses. Tampak ascites minimal
Gallbladder : normal, tak tampak batu.
Pancreas/ lien : besar normal, echogram normal, tak tampak focal mass/ SOL
Ginjal kanan/kiri : membesar, echogram normal, batas sinuscortex tidak jelas, sistem
pelviocaliceal tak ectasis, tak tampak batu/kista/ nodul.
VU : dinding tak menebal, tak tampak batu atau massa.
Tampak dilatasi usus
Appendix sulit dinilai
Kesan : Nefritis akut dan ascites minimal
Pemeriksaan Laboratorium ( 21-11-2013, pukul 12.00 wib)
Hematologi
Hemoglobin : 9,5 g/dl
Hematokrit : 24 vol%
Leukosit : 28.300/mm3
Trombosit : 227.000/mm3
LED : 2 mm/jam
Hitung Jenis : 0/0/0/92/3/5
Kimia Klinik
BSS : 87 mg/ dl
Albumin : 2,7 g/ dl
BT : 0,39 mg/ dl
BD : 0,14 mg/ dl
BI : 0,25 mg/ dl
SGOT : 46 U/l
SGPT : 12 U/l
Natrium : 122 mmol/l
Kalium : 1,7 mmol/l
10
Kalsium : 5,2 mmol/l
Clorida : 93 mmol/l
AGD :
PH : 7,298
PCO2 : 24,5
PO2 : 117.0
BE : -14,5
HCO3 : 12,1
Kesan : Anemia ec infeksi kronis + Leukositosis + hiponatremia + hipokalemia +
hipokalsemia + Asidosis metabolik kompensasi respiratorik
Rencana terapi : koreksi elektrolit dilanjutkan
Pemeriksaan Laboratorium ( 21-11-2013, pukul 18. 00 wib)
BSS : 80 mg/dl
Natrium : 125 mmol/l
Kalium : 1,6 mmol/l
Kalsium : 5,9 mmol/l
Clorida : 95 mmol/l
Kesan : Hiponatremia, Hipokalemia, Hipocalsemia
Rencana terapi : lanjutkan koreksi
Pemeriksaan Laboratorium ( 21-11-2013, pukul 24.00 wib)
BSS : 93 mg/dl
Ureum : 142 mg/dl
Creatinin : 3,4 mg/dl LFG 20,11
Asam Urat : 4,3 mg/dl
Natrium : 124 mmol/l
Kalium : 1,7 mmol/l
Kalsium : 5,7 mmol/l
Clorida : 95 mmol/l
Kesan : Hiponatremia, Hipokalemia, Hipocalsemia
11
Balance cairan 24 jam (21/11/2013)
I : 2200
O : 1030
IWL : 425
B : + 745
D : 1.43
Pemeriksaan Laboratorium ( 22-11-2013, pukul 06.00 wib)
BSS : 120 mg/dl
Natrium : 127 mmol/l
Kalium : 1,6 mmol/l
Kalsium : 6,0 mmol/l
Clorida : 99 mmol/l
Kesan : Hiponatremia, Hipokalemia, Hipocalsemia
Rencana terapi : lanjutkan koreksi elektrolit
VI. PERJALANAN KLINIS (22-11-2013 pukul 07.00 wib)
D/ Akut abdomen ec Peritonitis difusa ec Appendisitis perforasi + Pangastritis + Muntah
profuse + Anemia ec infeksi kronis + penurunan visus ec ? + CKD + elektrolit imbalance +
Gizi kurang
S : nyeri tekan (+) seluruh lapangan abdomen, NGT Fecal (+), kembung (+)
O :
SSP : GCS E4M6V5, Pupil bulat, isokor, diameter 3/3 RC +/+ N
SKV : HR 102 x/m Nadi 102 x/m (i/t cukup), TD 102/60 mmHg, CRT < 2”
Cor : Bunyi Jantung I-II (+) N, murmur (-), Gallop (-)
S Resp : Nafas Spontan (+), adekuat, SpO2 100%
Thorax : Simetris, retraksi (-),
Paru : Vesikuler (+) Normal, Ronchi -/-, whezing (-/-)
SGIT : Cembung, tegang, hepar/lien sulit dinilai, nyeri tekan seluruh lap abdomen (+),
BU (+) menurun
S Inf : T Axilla 37,00 C
S Urin : Diuresis (+)
12
A : Post koreksi Hipokalsemia, Hipokalemia dan Hipokalsemia + peritonitis difusa suspect
Appendisitis perforasi pro laparotomi eksplorasi
P :
- Koreksi hipocalsemia dengan Ca Glukonas 0,5 cc/kg BB IVFD D5% 100 cc +
Ca Gluconas 15 cc ( selama 1 jam), dapat diulang tiap 6 jam
- Koreksi kalium dengan KCL 7,46% 0,6 meq / kgBB IVFD KCL 18 cc + D5%
32 cc ( selama 2 jam )
- IVFD RL + KCL 12 cc / kolf kec 105 cc/ jam ( 1,5 maintenance)
- Inj Cefotaxim 3x 1 gr
- Inj Metronidazol 3 x 500 mg
- Inj Omeprazol 1 x 20 mg
- Cek ulang elekrolit / 6 jam
- Stop oral sementara
Pemeriksaan Laboratorium ( 22-11-2013, pukul 12.00 wib)
BSS : 126 mg/dl
Natrium : 128 mmol/l
Kalium : 2,0 mmol/l
Kalsium : 6,2 mmol/l
Clorida : 101 mmol/l
Phosphor : 6,5 mg/dl
Kesan : Hiponatremia, Hipokalemia, Hipokalsemia
Hasil Konsul Bagian Gizi dan metabolik (22-11-2013)
Kelainan metabolik belum dapat disingkirkan
Saran : Pemeriksaan profil glukosa, profil lemak, kadar amonia dalam darah, keton urin,
laktat dan AGD
Hasil konsul mata (22-11-2013)
Uveitis intermediate ODS
Hipotoni ODS
Anomali refraksi ODS
13
Saran :
P pred ED 3 x 1ODS
Vitrolenta ED 4 x 1 ODS
Protagenta ED 4 x 1 ODS
Pro foto fundus
Selesai dilakukan Laparotomi eksplorasi ( 22-11-2013, pukul 14,30 wib)
Didalam cavum abdomen didapatkan pus, fibrin dan bowel content yang berasal dari
perporasi jeyenum pada jarak 140 cm dari ligamentum traitz dengan diameter 2 cm.
Kesan : perforasi jeyenum
Pemeriksaan Laboratorium ( 22-11-2013, pukul 16.00 wib)
Hematologi
Hemoglobin : 9,4 g/dl
Hematokrit : 26 vol%
Leukosit : 21.100/mm3
Trombosit : 116.000/mm3
LED : 2 mm/jam
Hitung Jenis : 0/0/0/91/5/4
Kimia Klinik
BSS : 139 mg/ dl
Albumin : 1,6 g/ dl
Ureum : 131 mg/ dl
Creatinin : 3,23 mg/ dl LFG 25,88
As Urat : 4,7 mg/ dl
Cholest total : 43 mg/dl
Choles HDL : 10 mg/dl
Cholest LDL : 8 mg/dl
Trigliseride : 65 mg/dl
T3 : 0,54 ng/ dl
fT4 : 0,82 ng/dl
TSH : 0,72 uU/ml
Natrium : 132 mmol/l
14
Kalium : 1,6 mmol/l
Kalsium : 5,4 mmol/l
CRP : + 29
AGD:
PH : 7, 003
PCO2 : 97,0
PO2 : 277,4
BE : -7,1
HCO3 : 24,3
Kesan : Anemia + leukositosis + hipoalbuminemia + Hiponatremia + Hipokalemia
+ hipokalsemia + asidosis respiratorik
Hasil Urin rutin ( 22-11-2013)
Lekosit : 10-20/ LPB
Eritrosit : 10-20/ LPB
Protein : positif
Glukosa : negatif
Kesan : hematuria mikroskopik + TISK
Hasil laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium ( 22-11-2013, pukul 22.00 wib)
Natrium : 132 mmol/l
Kalium : 1,5 mmol/l
Kalsium : 4,7 mmol/l
Clorida : 107 mmol/l
Kesan : Hiponatremia, Hipokalemia, Hipokalsemia
Balance Cairan (22/11/2013)
B : +464
D : 1.3
VII. PERJALANAN KLINIS (23-11-2013 pukul 07.00 wib)
D/ Post Op laparotomi ai Perforasi jeyenum hari I + Pangastritis + Muntah propuse +
15
Anemia ec Infeksi kronis + penurunan visus ec uveitis intermediate ODS + hipotoni
ODS + anomali refraksi ODS +elektrolit imbalance + CKD + Gizi kurang
S : penderita mulai sadar
O :
SSP : GCS E4M4Vx = 5x, Pupil bulat, isokor, diameter 4/4 RC +/+ normal
SKV : HR 106 x/m Nadi 106 x/m (i/t cukup), TD 96/55 mmHg, CRT < 2”
Cor : Bunyi Jantung I-II (+) N, murmur (-), Gallop (-)
S Resp : Nafas Spontan (+), tidak adekuat, terpasang ventilator modus SIMV PIP/PEEP
15/5 FiO2 70% Rate 10x/m SpO2 99%
Thorax : Simetris, retraksi (-),
Paru : Vesikuler (+) Normal, Ronchi -/-, whezing (-/-)
SGIT : Datar, lemas, Luka operasi tertutup Verban, BU (-)
S Inf : T Axilla 37,20 C
S Urin : Diuresis (+)
A : Post Op laparotomi eksplorasi ai perporasi jeyenum hari I
Pemeriksaan Laboratorium ( 23-11-2013, pukul 10.00 wib)
Hematologi
Hemoglobin : 8,5 g/dl
Hematokrit : 23 vol%
Leukosit : 16.200/mm3
Trombosit : 66.000/mm3
LED : 2 mm/jam
Hitung Jenis : 0/0/0/92/4/4
Kimia Klinik
BSS : 104 mg/ dl
Albumin : 2,9 g/ dl
Ureum : 136 mg/ dl
Creatinin : 3,02 mg/ dl LFG
As Urat : 5,3 mg/ dl
Natrium : 137 mmol/l
Kalium : 1,6 mmol/l
Kalsium : 5,3 mmol/l
16
Clorida : 112
AGD:
PH : 7, 282
PCO2 : 18,2
PO2 : 195,7
BE : -18,2
HCO3 : 8,7
Kesan : anemia + leukositosis + trombositopenia + hipokalemia + hipokalsemia + asidosis
metabolik kompensasi respiratorik
P :
- Koreksi kalium dengan KCL 7,46% 0,6 meq / kgBB IVFD KCL 18 cc + D5%
32 cc ( selama 2 jam )
- IVFD RL + KCL 12 cc / kolf kec 105 cc/ jam ( 1,5 maintenance)
- Koreksi hipocalsemia dengan Ca Glukonas 0,5 cc/kg BB IVFD D5% 100 cc +
Ca Gluconas 15 cc ( selama 1 jam), dapat diulang tiap 6 jam
- Inj Cefotaxim 3x 1 gr
- Inj Metronidazol 3 x 500 mg
- Inj Ampisilin Sulbactam 4 x 1 gr
- Inj Omeprazol 1 x 20 mg
- Drip albumin 1 gr/kg BB ( 3 hari)
- Spironolakton 3 x 25 mg ( ginjal)
- Vitrolenta ED 4 x 1 ODS
- P pred ED 3 x 1 ODS
- Protagenta ED 4 x 1 ODS
- Cek ulang elekrolit / 6 jam
- Stop oral sementara rencana nutrisi parenteral
- Periksa biopsi jaringan (PA)
Pemeriksaan Laboratorium ( 23-11-2013, pukul 16.00 wib)
Natrium : 140 mmol/l
Kalium : 1,9 mmol/l
Kalsium : 5,6 mmol/l
C3 : 24 mg/dl ( 90-180)
17
C4 : 7,0 ( 10-40)
ANA : menyusul
DS DNA : menyusul
Kesan : Hipokalemia, Hipokalsemia + hipokomplemen
Pemeriksaan Laboratorium ( 23-11-2013, pukul 22.00 wib)
Natrium : 142 mmol/l
Kalium : 2,0 mmol/l
Kalsium : 6,7 mmol/l
Kesan : Hipokalemia, Hipokalsemia
Balance Cairan (23/11/2013)
B : 518 cc
D : 4.96 cc/kgBB/jam
Pemeriksaan Laboratorium ( 24-11-2013, pukul 04.00 wib)
Natrium : 142 mmol/l
Kalium : 3,8 mmol/l
Kalsium : 6,2 mmol/l
Kesan : Hipokalsemia
VIII. PERJALANAN KLINIS (24-11-2013 pukul 07.00 wib)
D/ Post Op laparotomi ai Perforasi jeyenum hari II + Pangastritis + Muntah propuse +
Anemia ec Infeksi kronis + penurunan visus ec uveitis intermediate ODS + hipotoni ODS
+ anomali refraksi ODS +elektrolit imbalance + CKD + Gizi kurang
S : penderita belum sadarkan diri
O :
SSP : GCS E1M4Vx = 5x, Pupil bulat, isokor, diameter 4/4 RC +/+ normal
SKV : HR 106 x/m Nadi 106 x/m (i/t cukup), TD 96/55 mmHg, CRT < 2”
Cor : Bunyi Jantung I-II (+) N, murmur (-), Gallop (-)
S Resp : Nafas Spontan (+), tidak adekuat, terpasang ventilator modus SIMV PIP/PEEP
15/5 FiO2 70% Rate 10x/m SpO2 99%
18
Thorax : Simetris, retraksi (-),
Paru : Vesikuler (+) Normal, Ronchi -/-, whezing (-/-)
SGIT : Datar, lemas, Luka operasi tertutup Verban, BU (-)
S Inf : T Axilla 37,20 C
S Urin : Diuresis (+)
Pemeriksaan Laboratorium ( 24-11-2013, pukul 09.00 wib)
Hematologi
Hemoglobin : 7,1 g/dl
Hematokrit : 25 vol%
Leukosit : 16.800/mm3
Trombosit : 77.000/mm3
Hitung Jenis : 0/0/3/86/4/5
Kimia Klinik
Ureum : 131 mg/ dl
Creatinin : 3,09 mg/ dl LFG 27,36
As Urat : 5,4 mg/ dl
Natrium : 146 mmol/l
Kalium : 2,6 mmol/l
Kalsium : 6,7 mmol/l
Clorida : 118
AGD:
PH : 7, 18
PCO2 : 22,7
PO2 : 132,2
BE : -17,2
HCO3 : 8,7
Kesan : anemia + leukositosis + trombositopenia + hipokalemia + hipokalsemia + asidosis
metabolik kompensasi respiratorik
A : Post op laparotomi eksplorasi ai perforasi yeyenum hari II
19
P :
- Koreksi kalium dengan KCL 7,46% 0,6 meq / kgBB dalam Na Cl 0,9% 100 cc
habis dalam 1 jam
- Koreksi asidosis dengan bicnat 1 cc/kg BB dalam D5% 100 cc habis dalam 1
jam
- IVFD D5% + bicnat 20 cc dengan kec 58 cc/jam
- Inj Cefotaxim 3 x 1 gr
- Inj Metronidazol 3 x 500 mg
- Inj Omeprazol 1 x 20 mg
- Drip albumin 1 gr/kg BB ( 3 hari)
- Spironolakton 3 x 25 mg ( ginjal)
- Vitrolenta ED 4 x 1 ODS
- P pred ED 3 x 1 ODS
- Protagenta ED 4 x 1 ODS
- Cek ulang elekrolit / 6 jam
- Rencana nutrisi parenteral konsul gizi
- Cek ulang elekrolit / 6 jam
Pemeriksaan Laboratorium ( 24-11-2013, pukul 15.00 wib)
Natrium : 148 mmol/l
Kalium : 3,3 mmol/l
Kalsium : 6,7 mmol/l
Clorida : 120 mmol/l
Kesan : Hipokalsemia, hipokalemia
Pemeriksaan Laboratorium ( 24-11-2013, pukul 22.00 wib)
Natrium : 145 mmol/l
Kalium : 2,7 mmol/l
Kalsium : 8,1 mmol/l
Clorida : 117 mmol/l
Kesan : Hipokalsemia, hipokalemia
20
Balance 24 jam (24/11/2013)
B : 999 cc
D : 1.1 cc/kgbb/jam
IX. RINGKASAN DATA DASAR
Seorang anak perempuan, usia 13 tahun, berat badan 30 kg, Tinggi badan 152 cm, status
gizi kurang, alamat luar kota palembang, datang ke RSMH pada tanggal 20-11-2013 pukul
10.00 wib dengan keluhan muntah- muntah dan keluhan tambahan kembung serta
penglihatan kabur. Sejak 3 minggu SMRS, penderita muntah2, frekuensi > 10x hari, ¼ - ½
gelas belimbing, tidak menyemprot, isi makanan / minuman yang dimakan, badan tampak
lemah dan lesu, nafsu makan berkurang, demam (-), batuk (-), pilek (-), BAB/ BAK biasa,
dibawa ke RSUD Tanjung pinang, dan dirawat selama 14 hari dikatakan menderita
Gastritis, mendapat terapi IVFD kaen 3B, injeksi ceftriaxon, drip metronidazol, injeksi
ranitidin, injeksi omeprazol, syrup inpepsa dan syrup antasida.
Sejak 1 minggu SMRS, penderita mengeluh penglihatan kabur, sakit kepala (-),
demam (-), BAB cair (+) frek 2-5x/ hari, @ ¼ - ½ gelas belimbing, air > ampas, darah (-),
lendir (-), muntah (+), kadang-kadang, BAK biasa. Penderita juga mengeluh kembung (+),
nyeri tekan (+) diseluruh lapangan perut, berpindah-pindah, nyeri ulu hati (+) rujuk
RSMH. Dari riwayat sebelumnya didapatkan penderita pernah dirawat di RSMH dengan
diagnosa Pangastritis + Hidronefrosis bilateral + AKI Stadium Injury + Hipokalemi + Gizi
kurang (21-1-2013 sd 5-2-2013)
Dari hasil pemeriksaan fisik saat tiba di RSMH didapatkan keadaan umum :
kesadaran compos mentis, TD: 90/60 mmHg, HR: 100 x/menit, RR: 24 x/menit, T: 36,7˚C.
Keadaan spesifik: Kepala: Lingkar kepala: 51 cm (normosefali), NCH (-), CA (+/+) SI
(-/-), mata cekung (+), air mata (+), . Toraks: simetris, retraksi (-). Pulmo : vesikuler +/+,
normal, jantung: BJ I-II normal, regular, murmur (-). Abdomen : datar, lemas, hepar/ lien
tak teraba, BU (+) normal, cubitan kulit perut kembali lambat, nyeri ulu hati (+), nyeri
tekan (+), berpindah-pindah. Ekstremitas : CRT < 2”, pucat (-). Status neurologis: dalam
batas normal.
Dari hasil pemeriksaan Laboratorium didapatkan Hb 10,4 g/dl, Ht 26 vol%,
Leukosit 35.000/mm3, Trombosit 293.000/mm3, LED 2 mm/jam, DC 0/0/0/94/3/3, Ret 2,5
%, MCV 72,4 fL MCH 29 pg MCHC 40 g/ dl, SI 30, TIBC 175, feritin 1053, BSS 102 mg/
dl, Albumin 3,1 g/ dl, Ureum 132 mg/ dl Creatinin 3,07 mg/ dl (LFG 22,2), As Urat 4,1
21
mg/ dl, Natrium 111 mmol/l, Kalium 1,1 mmol/l, Calsium 4,5 mmol/l, Clorida 77 mmol/l.
Kesan : Anemia ec infeksi kronis + leukositosis + AKI stadium failure + hiponatremia +
hipokalemia + hipokalsemia.
Dari hasil konsul ke bagian mata didapatkan kesan uveitis intermediate ODS +
hipotoni ODS + anomali refraksi ODS. Dari bagian bedah didapatkan perforasi yeyenum
setelah laparotomi eksplorasi dan hasil USG abdomen didapatkan kesan suatu nefritis akut
+ ascites minimal.
ANALISIS KASUS
Telah dilaporkan suatu kasus anak perempuan, usia 13 tahun, datang ke RSMH pada
tanggal 20-11-2013 dengan keluhan muntah- muntah dan keluhan tambahan kembung serta
penglihatan kabur. Dari anamnesis didapatkan bahwa muntah-muntah sudah dialami
penderita sejak 3 minggu SMRS dan kembung baru dikeluhkan penderita sejak 1 minggu
sebelumnya. Dari riwayat penyakit terdahulu didapatkan bahwa penderita sudah sering
mengalami muntah sebelumnya dan pernah dirawat di divisi gastroenterologi RSMH pada
bulan januari 2013 dengan diagnosa Pangastritis (hasil endoskopi).
Berdasarkan waktu, muntah dibagi menjadi muntah akut dan kronik dengan batasan waktu
yang sering dipakai sekitar 2 minggu. Muntah kronik dibagi menjadi recurent vomiting dan
cyclic vomiting. Dari gejala klinis yang didapatkan yaitu onset yang terjadi setiap hari,
adanya nyeri perut dan diare, maka kemungkinan muntah sebelumnya yang sering dialami
penderita adalah recurrent vomiting. Penyebab recurrent vomiting dapat berasal dari
22
saluran gastrointestinal ataupun ekstra saluran gastrointestinal. Dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Diagnosis bandingnya recurrent vomiting
Infeksi : H. Pylori, Giardiasis, Entamoba coli, sinusitis kronik, otitis media kronik.
Kelainan Gastrointestinal :
- bowel obstruction (malrotasi, intususepsi, internal hernia, piloric stenosis)
- Infalmatory disease (gastritis, duodenitis, peptic ulcer, apendisitis, inflamatory
bowel disease, crohn disease)
- Gastroesophageal Reflux (GER)
- Penyakit pangkreas (pangkreatitis, pseudocyst pankreas)
- Penyakit hepatobiliari : hepatitis
Kelainan endokrin dan metabolik : diabetes melitus, adison disease, adrenal hiperplasia
Kelainan urologi : Pyelonefritis, uremia, nefrolitiasis, gagal ginjal
Obat-obatan : antibiotik, NSAID, laksansia, hormon
Kelainan neurologi : Epilepsy, SOL (hidrosefalus, tumor fosa posterior, subdural
hematom), familial migrain.
Penderita ini pernah didiagnosa pangastritis dan AKI pada perawatan sebelumnya, mual
dapat disebabkan oleh dua keadaaan tersebut. Namun perlu dilakukan pendekatan lebih
lanjut penyakit-penyakit lain yang masih mungkin dapat menyebabkan recurrent vomiting
pada penderita ini. Kelainan neurologi dapat disingkirkan pada kasus ini dikarenakan sifat
muntah yang tidak proyektil. Riwayat penggunaan obat-obatan diatas juga disangkal pada
penderita ini.
yang disebabkan oleh pangastritis atau pyelonefritis. Namun 1 minggu SMRS penderita
juga mengalami akut abdomen ( nyeri perut yang mendahului muntah), muntah berwarna
hijau, distensi abdomen, kemungkinan muntah penderita disebabkan oleh suatu proses
bedah. Dari hasil pemeriksaan USG abdomen didapatkan gambaran air fluid level (+) dan
penumpukan cairan di intralumen usus, curiga suatu obstruksi. Dari hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan leukositosis juga dicurigai suatu appendisitis perporasi dan
memerlukan tindakan operasi segera. Dari hasil laparotomi eksplorasi didapatkan di dalam
cavum abdomen didapatkan pus, fibrin dan bowel content yang berasal dari perporasi
23
jeyenum pada jarak 140 cm dari ligamentum traitz dengan diameter 2 cm, kesan suatu
perforasi jeyenum.
Hasil anamnesis yang lain juga didapatkan keluhan penglihatan yang kabur pada
penderita sejak......, dan riwayat memakai kacamata minus 4 sejak..
Dari hasil pemeriksaan Laboratorium didapatkan kesan suatu anemia mikrositik
hipokrom dengan leukositosis, AKI Stadium failure dan elektrolit imbalance, yaitu
hiponatremia, hipokalemia, hipocalsemia, dan hipocloremia.
Gejala klinis yang didapatkan pada anak berupa tampak lemah, lesu dan
pemeriksaan fisik yang didapatkan berupa pucat pada conjunctiva dan telapak tangan/ kaki
penderita, menandakan adanya suatu anemia. Tidak ditemukannya organomegali dan dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hemoglobin penderita yang rendah serta
gambaran darah tepi yang mikrositik normokrom, serta indeks retikulosit yang normal,
maka difikirkan suatu anemia ec defisiensi Fe atau infeksi kronis. Dari hasil saturasi iron
didapatkan 17% dan kadar ferritin serum ....., maka diagnosis anemia defisiensi besi dapat
ditegakkan.
Leukositosis pada penderita ini cukup tinggi (35.000/ mm3) dengan peningkatan
neutrofil segmen ( 0/0/0/94/3/3). Hal ini biasanya terjadi karena suatu proses infeksi
bakterial akut. Kadar CRP kuantitatif 33 menunjukkan bahwa penderita sudah mengalami
sepsis. Terjadinya perforasi yeyenum menunjukkan kemungkinan proses infeksi terjadi di
intra abdominal.
Dari nilai fungsi ginjal didapatkan ureum 132 mg/dl (uremia) dan kadar creatinin
3,07 mg/dl (LFG 22,2) menunjukkan penderita sudah mengalami kerusakan ginjal. Sesuai
dengan definisi yang tercantum dalam Clinical Practice Guidline on CKD, bahwa
kerusakan ginjal yang dialami penderita sejak > 3 bulan dengan atau tanpa penurunan
Glomerular Filtration Rate (GFR), menandakan penderita sudah mengalami gagal ginjal
kronik. Gagal ginjal yang dialami penderita diperkirakan karena pyelonefritis.
Electrolite imbalance yang dialami penderita berupa Hiponatremia, hipokalemia,
hipokalsemia dan hipokloremia. Hiponatremia dapat dibedakan menjadi hipervolemik,
euvolemik dan hipovolemik. Hiponatremia Hipervolemik terjadi pada keadaan
peningkatan volume cairan ekstraseluler akibat retensi cairan, misalnya pada beberapa
penyakit seperti CHF, sirosis hepatis, nefrotik sindrom atau gagal ginjal yang disertai
edema. Hiponatremia Euvolemik terjadi pada keadaan dimana volume cairan ekstraseluler
normal, seperti pada SIADH, hipotiroidism, drug induce, kelainan CNS seperti tumor.
24
Hiponatremia Hipovolemik terjadi karena terdapat penurunan volume cairan ekstraseluler.
Ini dapat dinilai dari pemeriksaan fisik dan laboratorium, biasanya dengan ditemukan
tanda2 dehidrasi, seperti mukosa kering, turgor kurang, hipotensi dan takikardi, atau pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan kreatinin, BUN, dan asam urat.
Hiponatremia hipovolemi terjadi pada keadaan yang disebabkan oleh kehilangan
natrium pada ginjal atau kehilangan natrium diluar ginjal. Kehilangan natrium pada ginjal
seperti pada pemberian diuretik, keadaan Cerebral Salt Wasting Sindrom atau defisiensi
mineralokortikoid, dan Renal Tubular Asidosis (RTA). Sedangkan pada keadaan di luar
ginjal, misalnya kehilangan cairan dari saluran gastrointestinal seperti muntah atau diare
atau kehilangan cairan dari ruang interstitial seperti luka bakar, trauma otot atau
kehilangan keringat berlebihan. Pada penderita ini ditemukan tanda-tanda dehidrasi, seperti
mukosa yang kering, turgor yang menurun dan takikardi yang disebabkan oleh adanya
diare dan muntah. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan creatinin serum
serta tidak ditemukannya edema, mendukung suatu Hiponatremia hipovolemik.
Hipokalemia dapat disebabkan oleh 3 keadaan yaitu, asupan kalium yang kurang,
pengeluaran kalium yang berlebihan dan pemakaian kalium yang berlebihan. Hipokalemia
jarang hanya disebabkan oleh asupan kalium yang rendah saja. Pengeluaran kalium yang
berlebihan dapat terjadi pada sistem gastrointestinal dan renal. Pada sistem gastrointestinal
misalnya: muntah yang berkepanjangan, refluks nasogastrik, diare berat, penggunaan
laksative, atau kehilangan dari enterostomi. Kehilangan pada renal misalnya kelainan renal
tubular: seperti Barter sindrome, Gittelman sindrome, Fanconi sindrome, keadaan
kelebihan mineralokortikoid primer: seperti penyakit hiperaldosteronism, cushing sindrom
dan penggunaan diuretik. Pemakain kalium yang berlebihan pada keadaan pasca operasi
besar, penyembuhan setelah malnutrisi atau saat terapi KAD.
Hipokalsemia terjadi pada keadaan malabsorbsi, liver disease, gagal ginjal, fanconi
sindrome, penyakit riketsia, hipoparatiroidism, atau hipomagnesemia dan pseudo
hiopokalsemia.
Eiologi Hipokalsemia dapat ditentukan dengan melihat kadar hormon paratiroid
dan fosfor serum. Jika hormon paratiroid rendah disertai fosfor yang tinggi, hipokalsemia
dapat disebabkan karena fungsi kelenjar paratiroid yang menurun/ hilang, seperti post
operasi pengangkatan kelenjar paratiroid atau autoimun insufisiensi., misalnya pada
hipoparatiroidism atau Addison disease. Jika hormon paratiroid tinggi dengan kadar fosfor
yang normal, terjadi pada keadaan defisiensi vitamin D yang berat, defisiensi magnesium,
25
penyakit ginjal dan hati, dan penggunaaan obat2an seperti fenitoin atau steroid. Jika
hormon paratiroid tinggi dan fosfor serum tinggi pada keadaan gagal ginjal kronik.
Hipokloremia dapat disertai dengan keadaan asidosis atau alkalosis. Hipokloremia
dengan asidosis dapat terjadi pada beberapa keadaan seperti gagal ginjal, defisiensi
adrenokortikoid, Addison Disease, Adrenal insufisiensi, Pancreatitis akut, medula kistik
kidney disease. Sedangkan hipokloremia dengan alkalosis terjadi pada keadaan barter
sindrom, gitellman sindrom, cytic fibrosis, muntah berkepanjangan, Liddles sindrom
Permasalahan
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi koreksi elektrolit, sehingga pada pasien ini
sulit untuk mencapai nilai normal, baik secara klinis ataupun laboratoris.
2. Apakah berbagai kelainan yang dialami penderita ini merupakan suatu yang
berhubungan ataukah merupakan beberapa kelainan yang terpisah
3. Apakah yang menjadi penyebab dari pankreatitis pada penderita ini, apakah merupakan
suatu kelainan sistem imun. Pemeriksaan apa yang dapat dilakukan.
4. Apakah perforasi yeyenum yang dialami penderita ini masih ada hubungannya dengan
elektrolit imbalance yang sudah dialami penderita sejak lama.
5. Apakah uveitis ODS dan hipotoni ODS pada penderita ini berhubungan dengan
elektrolit imbalance.
6. Apa saja persiapan yang perlu dilakukan untuk tindakan operasi pada penderita dengan
elektrolite imbalance.
7. Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada penderita
ini? Pemeriksaan mana yang lebih perlu diprioritaskan?
8. Bagian (divisi) mana saja yang perlu dilibatkan dalam menegakkan diagnosis dan
tatalaksana penderita?
9. Bila diagnosis telah ditegakkan, apa tatalaksana yang terbaik pada penderita ini?
Apakah terapi optimal dapat diberikan disini (RSMH)?
26
27