8
CODE : A1 STEPS OF PRESCRIPTION WRITING Ibu Yakuni, 40 tahun, 48 kg, pergi ke dokter dengan keluhan batuk berdahak, tidak ada nafsu makan dan penurunan berat badan. Sejak 2 hari yang lalu batuk disertai darah. Pemeriksaan sputum : BTA Positif. Foto rongent thorax menunjukkan Koch Pulmonum aktif. Dokter mendiagnose sebagai tuberculosis paru dan merencanakan pemberian obat antituberculosis (OAT) kategori I fase intensif. Dokter merencanakan pemberian OAT selama 2 minggu pertama untuk memonitor toleransi pasien terhadap obat. Obat antituberculosis yang akan diresepkan meliputi 2HRZE (isoniazid, ethambutol, rifampicine dan pyrazinamide) atau OAT KDT fase intensif dewasa (Rimstar FDC) serta vitamin (multivitamin, Vit C atau vit B6 ?) 1. Bila anda sebagai dokter, obat mana yang anda pilih/resepkan dari obat-obat dalam klas terapi itu? Jelaskan jawaban anda (farmakokinetik dan farmakodinamik semua obat tersebut)! 2. Sebutkan macam sediaan obat tersebut yang ada di pasaran (generik dan merek dagang) dan tentukan bentuk sediaan obat (BSO) yang cocok/tepat bagi pasien tersebut ! 3. Tentukan jadwal dosis untuk obat yang anda pilih (dosis, frekuensi, cara pemberian, waktu pemberian, dan lama pengobatan) ! 4. Tulis semua jenis preskripsi yang memungkinkan untuk pasien tersebut (magistralis, officinalis, spesialistis)

Kasus Tuberkulosis Blok 22

Embed Size (px)

DESCRIPTION

h

Citation preview

Page 1: Kasus Tuberkulosis Blok 22

CODE : A1

STEPS OF PRESCRIPTION WRITING

Ibu Yakuni, 40 tahun, 48 kg, pergi ke dokter dengan keluhan batuk berdahak, tidak ada

nafsu makan dan penurunan berat badan. Sejak 2 hari yang lalu batuk disertai darah.

Pemeriksaan sputum : BTA Positif. Foto rongent thorax menunjukkan Koch Pulmonum

aktif. Dokter mendiagnose sebagai tuberculosis paru dan merencanakan pemberian

obat antituberculosis (OAT) kategori I fase intensif. Dokter merencanakan pemberian

OAT selama 2 minggu pertama untuk memonitor toleransi pasien terhadap obat. Obat

antituberculosis yang akan diresepkan meliputi 2HRZE (isoniazid, ethambutol,

rifampicine dan pyrazinamide) atau OAT KDT fase intensif dewasa (Rimstar FDC) serta

vitamin (multivitamin, Vit C atau vit B6 ?)

1. Bila anda sebagai dokter, obat mana yang anda pilih/resepkan dari obat-obat

dalam klas terapi itu? Jelaskan jawaban anda (farmakokinetik dan

farmakodinamik semua obat tersebut)!

2. Sebutkan macam sediaan obat tersebut yang ada di pasaran (generik dan merek

dagang) dan tentukan bentuk sediaan obat (BSO) yang cocok/tepat bagi pasien

tersebut !

3. Tentukan jadwal dosis untuk obat yang anda pilih (dosis, frekuensi, cara

pemberian, waktu pemberian, dan lama pengobatan) !

4. Tulis semua jenis preskripsi yang memungkinkan untuk pasien tersebut

(magistralis, officinalis, spesialistis) dan tentukan jenis mana yang paling tepat

bagi pasien itu !

5. Berikan informasi berkaitan dengan obat yang anda berikan (efek samping,

instruksi, peringatan) !

Page 2: Kasus Tuberkulosis Blok 22

1. Jika sebagai dokter obat pilihan pada kasus di atas adalah 2HRZE (isoniazid,

ethambutol, rifampicine dan pyrazinamide) dikarenakan sesuai dengan

resimen pengobatan dengan menggunakan metode DOTS kategori I yaitu :

pasien TB dengan sputum BTA positif dan kasus baru.

Nama obat Farmakokinetik Farmakodinamik

Isoniazid Isoniazid mudah

diabsorpsi pada

pemberian oral maupun

parenteral. Kadar

puncak dicapai 1-2 jm

setelah pemberian oral.

Mekanisme kerja belum

diketahui. Ada pendapat

bahwa efek utamanya

ialah menghambat

biosintesis asam mikolat

yang merupakan unsur

penting dinding sel

mikobakterium.

Ethambutol Pada pemberian oral

sekitar 75-80%

etambutol diserap dari

saluran cerna. Kadar

puncak plasma 2-4 jam

setelah pemberian.

Kerjanya menghambat

sintesis metabolit sel

sehingga metabolisme

sel terhambat dan sel

mati.

Rifampicine Pemberian per oral

menghasilkan kadar

puncak dalam plasma

setelah 2-4 jam.

Rifampicin terutama

aktif terhadap sel yang

sedang bertumbuh.

Kerjanya menghambat

DNA-dependent RNA

polymerase dari

mikrobakteria dan

mikroorganisme lain

dengan menekan mula

terbentukya rantai

dalam sintesis RNA.

Pyrazinamide Mudah diserap di usus

dan tersebar luas ke

Di dalam tubuh

dihidrolisis oleh enzim

Page 3: Kasus Tuberkulosis Blok 22

seluruh tubuh.

Ekskresinya terutama

melalui filtrasi

glomerulus. Masa paruh

eliminasi obat ini adalah

10-16 jam.

pirazinamid menjadi

asam pirazionat yang

aktif sebagai

tuberkulostatik hanya

pada media yang

bersifat asam.

2.

Nama obat Sediaan obat Bentuk Sediaan

ObatGenerik Merk dagang

Isoniazid Isoniazid inoxin®,

kapedoxin®,

pulmolin®,

suprazid®

Tablet

ethambutol ethambutol bacbutol®,

corsabutol®,

parabutol®

Tablet

rifampicine rifampicine lanarif®, medirif®,

rifabiotic®,

rimactane®,

rifamtibi®, rifacin®

Tablet atau kapsul

pyrazinamide pyrazinamid

e

corsazinamid®,

prazina®, sanazet®,

TB Zet®

Tablet

3. Jj

Nama Obat Dosis Frekuensi Cara

pemberian

Waktu

pemberian

Lama

pengobatan

Isoniazid Oral, i.m, iv

Page 4: Kasus Tuberkulosis Blok 22

ethambutol Oral

rifampicine Oral, i.v

pyrazinamide Oral

4. Kk

Nama obat Efek samping Instruksi Peringatan

Isoniazid Reaksi

hipersensitivitas

seperti demam,

kelainan kulit,

trombositopenia,

anemia, neuritis

perifer dll

ethambutol Penurunan visus,

ruam kulit,

demam, nyeri

sendi, malaise,

sakit kepala dll

rifampicine Ruam kulit,

demam, mual ,

muntah, dll

pyrazinamide Kelainan hati,

atralgia,

anoreksia,

malaise, dll.

Page 5: Kasus Tuberkulosis Blok 22

dr. Aditya

SIP : N 101 11 022

Alamat : Praktek :

Jl. Rajamoili Jl.Tondo

Telp. 0451-484 Telp. 0451-456

Palu, 19 Mei 2015

R/ Isoniazid 240 mg

m.f.l.a. pulv.da.in cap d.td No.LX

S.1.d.d. cap.1 p.c

R / Etambutol 250 mg No.LX

S.1.d.d Tab 3 p.c

R/rifampicin 480 mg

m.f.l.a. pulv. da in cap d.t.d No.LX

R/pyrazinamid 1200 mg

m.f.l.a. pulv. da in cap d.t.d No.LX