7
KASUS I Tn samsul, 48 thn, bekerja sebagai pedagang sembako, dirujuk rehabmedik dengan parese N VII dextra, hemiparese dextra, Disartria ec post stroke.Pemeriksaan neurologis gerak pada ekstremitas kiri dan kanan masih ada, kekuatan ekstremitas superior kanan 4, kiri 5, ekstremitas inferior kanan 4 kiri 5, tonus ekstremitas superior kanan aswort I, kiri normal, tonus inferior kanan aswort I kri normal, program rehab ? JAWAB : 1. TERAPI KONVENSIONAL / TRADISIONAL Teknik ini ditekankan pada tujuan untuk mencegah kontraktur sendi dan mengembalikan fungsi motor. Programnya meliputi latihan-latihan LGS, latihan penguatan otot, aktifitas mobilisasi, mengembangkan teknik-teknik gerakan kompensasi, lebih kusus pada sisi tubuh sebelah kanan. 2. TERAPI NEUROFISIOLOGIK / NEURODEVELOPMENTAL Teknik ini berdasarkan hal-hal berikut : Menggunakan rangsangan sensoris untuk memfasilitasi / menginhibisi fungsi motor Menggunakan prinsip urutan normal perkembangan fungsi motor pada manusia Memfasilitasi / menginhibisi fungsi motor melalui refleks-refleks primitif Menggunakan prinsip memperbanyak repetisi dari gerakan-gerakan motoris Mengintegrasikan tubuh dan segmen-segmennya dalam satu kesatuan fungsi

kasus1.doc

Embed Size (px)

Citation preview

KASUS I Tn samsul, 48 thn, bekerja sebagai pedagang sembako, dirujuk rehabmedik dengan parese N VII dextra, hemiparese dextra, Disartria ec post stroke.Pemeriksaan neurologisgerak pada ekstremitas kiri dan kanan masih ada, kekuatan ekstremitas superior kanan 4, kiri 5, ekstremitas inferior kanan 4 kiri 5, tonus ekstremitas superior kanan aswort I, kiri normal, tonus inferior kanan aswort I kri normal,program rehab ?JAWAB :

1. TERAPI KONVENSIONAL / TRADISIONAL Teknik ini ditekankan pada tujuan untuk mencegah kontraktur sendi dan mengembalikan fungsi motor. Programnya meliputi latihan-latihan LGS, latihan penguatan otot, aktifitas mobilisasi, mengembangkan teknik-teknik gerakan kompensasi, lebih kusus pada sisi tubuh sebelah kanan.

2. TERAPI NEUROFISIOLOGIK / NEURODEVELOPMENTAL Teknik ini berdasarkan hal-hal berikut :

– Menggunakan rangsangan sensoris untuk memfasilitasi / menginhibisi fungsi motor

– Menggunakan prinsip urutan normal perkembangan fungsi motor pada manusia

– Memfasilitasi / menginhibisi fungsi motor melalui refleks-refleks primitif – Menggunakan prinsip memperbanyak repetisi dari gerakan-gerakan

motoris – Mengintegrasikan tubuh dan segmen-segmennya dalam satu kesatuan

fungsi – Penekanan pentingnya interaksi antara penderita dan terapis –

KASUSIIny betty, 47 tahun, pendeta dirujuk ke rehab medik dgn bells palsy sinistra, T/D: 110/80, pemeriksaan lab cholesterol, asam urat, trigliserida, gula darah sewaktu normal.program rehab ?

JAWAB :Sesuai dengan konsep rehabilitasi medik yaitu usaha gabungan terpadu dari segi medik, sosial dan kekaryaan, maka tujuan rehabilitasi medik pada Bell’s palsy adalah untuk mengurangi/mencegah paresis menjadi bertambah dan membantu mengatasi problem

sosial serta psikologinya agar penderita tetap dapat melaksanakan aktivitas kegiatan sehari-hari. Program-program yang diberikan adalah program fisioterapi, okupasi terapi, sosial medik, psikologi dan ortotik prostetik, sedang program perawat rehabilitasi dan terapi wicara tidak banyak berperan.

Program Fisioterapi1. Pemanasan 2. Pemanasan superfisial dengan infra red.3. Pemanasan dalam berupa Shortwave Diathermy atau Microwave Diathermy4. Stimulasi listrik 

Tujuan pemberian stimulasi listrik yaitu menstimulasi otot untuk mencegah/memperlambat terjadi atrofi sambil menunggu proses regenerasi dan memperkuat otot yang masih lemah. Misalnya dengan faradisasi yang tujuannya adalah untuk menstimulasi otot, reedukasi dari aksi otot, melatih fungsi otot baru, meningkatkan sirkulasi serta mencegah/meregangkan perlengketan. Diberikan 2 minggu setelah onset.

5. Latihan otot-otot wajah dan massage wajahLatihan gerak volunter otot wajah diberikan setelah fase akut. Latihan berupa mengangkat alis tahan 5 detik, mengerutkan dahi, menutup mata dan mengangkat sudut mulut, tersenyum, bersiul/meniup (dilakukan didepan kaca dengan konsentrasi penuh).Massage adalah manipulasi sitemik dan ilmiah dari jaringan tubuh dengan maksud untuk perbaikan/pemulihan. Pada fase akut, Bell’s palsy diberi gentle massage secara perlahan dan berirama. Gentle massage memberikan efek mengurangi edema, memberikan relaksasi otot dan mempertahankan tonus otot.1,3 Setelah lewat fase akut diberi Deep Kneading Massage sebelum latihan gerak volunter otot wajah. Deep Kneading Massage memberikan efek mekanik terhadap pembuluh darah vena dan limfe, melancarkan pembuangan sisa metabolik, asam laktat, mengurangi edema, meningkatkan nutrisi serabut-serabut otot dan meningkatkan gerakan intramuskuler sehingga melepaskan perlengketan.11 Massage daerah wajah dibagi 4 area yaitu dagu, mulut, hidung dan dahi. Semua gerakan diarahkan keatas, lamanya 5-10 menit.

Program Terapi OkupasiPada dasarnya terapi disini memberikan latihan gerak pada otot wajah. Latihan diberikan dalam bentuk aktivitas sehari-hari atau dalam bentuk permainan. Perlu diingat bahwa latihan secara bertahap dan melihat kondisi penderita, jangan sampai melelahkan penderita. Latihan dapat berupa latihan berkumur, latihan minum dengan menggunakan

sedotan, latihan meniup lilin, latihan menutup mata dan mengerutkan dahi di depan cermin.

Program Sosial MedikPenderita Bell’s palsy sering merasa malu dan menarik diri dari pergaulan sosial. Problem sosial biasanya berhubungan dengan tempat kerja dan biaya. Petugas sosial medik dapat membantu mengatasi dengan menghubungi tempat kerja, mungkin untuk sementara waktu dapat bekerja pada bagian yang tidak banyak berhubungan dengan umum. Untuk masalah biaya, dibantu dengan mencarikan fasilitas kesehatan di tempat kerja atau melalui keluarga. Selain itu memberikan penyuluhan bahwa kerja sama penderita dengan petugas yang merawat sangat penting untuk kesembuhan penderita.5

Program PsikologikUntuk kasus-kasus tertentu dimana ada gangguan psikis amat menonjol, rasa cemas sering menyertai penderita terutama pada penderita muda, wanita atau penderita yang mempunyai profesi yang mengharuskan ia sering tampil di depan umum, maka bantuan seorang psikolog sangat diperlukan.5

Program Ortotik – ProstetikDapat dilakukan pemasangan “Y” plester dengan tujuan agar sudut mulut yang sakit tidak jatuh. Dianjurkan agar plester diganti tiap 8 jam. Perlu diperhatikan reaksi intoleransi kulit yang sering terjadi. Pemasangan “Y” plester dilakukan jika dalam waktu 3 bulan belum ada perubahan pada penderita setelah menjalani fisioterapi. Hal ini dilakukan untuk mencegah teregangnya otot Zygomaticus selama parese dan mencegah terjadinya kontraktur.

HOME PROGAME1. Kompres hangat daerah sisi wajah yang sakit selama 20 menit2. Massage wajah yang sakit ke arah atas dengan menggunakan tangan dari sisi

wajah yang sehat3. Latihan tiup lilin, berkumur, makan dengan mengunyah disisi yang sakit, minum

dengan sedotan, mengunyah permen karet

KASUS IIITN martin, 67 thn, dirujuk rehab medik dgn hemiparese sinistra, ec post stroke, pemeriksaan neurologi gerak pada ekstremitas kiri dan kanan masih ada, kekuatan ekstremitas superior kanan 5, kiri 3, ekstremitas inferior kanan 5kiri 3, tonus ekstremitas superior kanan normal, kiri aswort I, tonus inferior kanan normal kri aswort I,program rehab ?

JAWAB:Program Rehabilitasi Medik1. Fisioterapi

Evaluasi :- Kontak, pengertian dan komunikasi baik.- Kelemahan anggota gerak kiri- Keterbatasan LGS anggota gerak kiriProgram :- Breathing exercise- Proper bed positioning- Infra red ekstremitas sinistra- Latihan peningkatan LGS aktif untuk ekstremitas superior sinistra dan ekstremitas

inferior sinistra- Latihan kekuatan otot dengan tahanan

2. Terapi OkupasiEvaluasi :- Kontak, pengertian dan komunikasi baik.- Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari- Kelemahan anggota gerak kiriProgram :- Latihan peningkatan ADL dengan aktifitas- Latihan penguatan otot 

3. Ortotik ProstetikSaat ini belum ada terapi-

4. PsikologiEvaluasi :-   Kontak, pengertian dan komunikasi baik.-   Motivasi untuk berobat dan latihan baik

     Program :- Memberikan dukungan mental pada penderita dan keluarga tentang penyakit

penderita dan prognosis penyakitnya jika penderita latihan terus5. Sosial Medik

Evaluasi :- Kontak, pengertian dan komunikasi baik.

- Rumah tinggal permanen, lantai ubin, dinding tembok dan WC jongkokProgram :- Memberikan edukasi dan bimbingan kepada penderita untuk berobat dan berlatih

secara teratur- Mengadakan edukasi dan evaluasi terhadap lingkungan rumah.

KASUS IV

NY A umur 35 thn, dirujuk rehab dgn nyeri pergelangan tangan kiri. Sudah 2 minggu

yang lalu.

Program rehab?JAWAB : Fisioterapi