3
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyeselesaikan referat ini yang berjudul ’’APPENDISITIS AKUT’’, dalam rangka mengikuti kepanitraan klinik ilmu bedah di RS. Ridwan Meuraksa. Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kolonel (Purn) dr. H. Moh Sabaroellah, SpB, FINACS. Selaku pembimbing yang telah begitu baik bersedia memberikan motivasi, pengarahan, waktu dan bimbingan. 2. Letkol CKM dr. Firmansyah, Sp.B selaku kepala bagian Bedah RS. Moh Ridwan Meuraksa dan telah bersedia memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan. 3. Kolonel CKM dr. H. Abidin, SpOT, Letkol CKM dr. Senja Adianto, SpBP. Yang telah bersedia memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis mengikuti bimbingan. 4. Kedua orang tua tercinta Dr. Ferdinand Siagian, SH, MM dan Sustini. Serta kedua kakak kandung yang saya banggakan dr. Vetta Fegitalasky dan Refni Reflanda yang telah memberikan doa, kasih sayang, dorongan dan semangat kepada penulis selama ini. 5.

Kata Pengantar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hehehe

Citation preview

Page 1: Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena

dengan rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyeselesaikan referat ini yang

berjudul ’’APPENDISITIS AKUT’’, dalam rangka mengikuti kepanitraan klinik

ilmu bedah di RS. Ridwan Meuraksa.

Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Kolonel (Purn) dr. H. Moh Sabaroellah, SpB, FINACS. Selaku pembimbing

yang telah begitu baik bersedia memberikan motivasi, pengarahan, waktu dan

bimbingan.

2. Letkol CKM dr. Firmansyah, Sp.B selaku kepala bagian Bedah RS. Moh

Ridwan Meuraksa dan telah bersedia memberikan pengarahan dan bimbingan

selama penulis mengikuti pendidikan.

3. Kolonel CKM dr. H. Abidin, SpOT, Letkol CKM dr. Senja Adianto, SpBP.

Yang telah bersedia memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis

mengikuti bimbingan.

4. Kedua orang tua tercinta Dr. Ferdinand Siagian, SH, MM dan Sustini. Serta

kedua kakak kandung yang saya banggakan dr. Vetta Fegitalasky dan Refni

Reflanda yang telah memberikan doa, kasih sayang, dorongan dan semangat

kepada penulis selama ini.

5.

6. Seluruh rekan sejawat kepanitraan Ilmu Bedah RS. Moh. Ridwan Meuraksa.

7. Paramedis RS. Moh. Ridwan Meuraksa yang telah banyak membantu penulis

selama mengikuti pendidikan.

Semoga dengan adanya referat ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan

berguna bagi semua pihak yang terkait.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, July 2015

Page 2: Kata Pengantar

(Elga Elaskia)

PENDAHULUAN

 

  Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan

merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering Apendiks disebut juga umbai

cacing. Istilah usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan di masyarakat

kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu sebenarnya adalah sekum. Sampai

saat ini belum diketahui secara pasti apa fungsi apendiks sebenarnya. Namun

demikian, organ ini sering sekali menimbulkan masalah kesehatan.

Apendiks merupakan organ yang berbentuk tabung panjang dan sempit.

Panjangnya kira-kira 10cm (kisaran 3-15cm) dan berpangkal di sekum. Apendiks

menghasilkan lendir 1-2ml per hari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam

lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Adanya hambatan dalam pengaliran

tersebut, tampaknya merupakan salah satu penyebab timbulnya appendisits. Di dalam

apendiks juga terdapat immunoglobulin sekretoal yang merupakan zat pelindung

efektif terhadap infeksi (berperan dalam sistem imun). Dan immunoglobulin yang

banyak  terdapat di dalam apendiks adalah IgA. Namun demikian, adanya

pengangkatan terhadap apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh. Ini

dikarenakan  jumlah jaringan limfe yang terdapat pada apendiks kecil sekali bila

dibandingkan dengan yang ada pada saluran cerna lain.

Apendisitis dapat mengenai semua umur, baik laki-laki maupun perempuan.

Namun lebih sering menyerang laki-laki berusia 10-30 tahun.