Upload
trinhduong
View
218
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTARSyukur patut penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan
hidayahnya, karena berkat-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah tentang “Akuntansi
Kliring” agar menggapai ilmu yang bermanfaat dari matakuliah Pengantar Bisnis.
Shalawat serta salam semoga terpanjat kehadirat Sang Revolusioner umat, Rosulullah
Muhammad saw. Karena berkat ketekunannya yang tiada lelah, tiada menyerah, umat
menjadi sadar akan kebutuhannya kepada Allah Swt.
Penulis bermaksud ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya. Besar harapan penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya juga bagi pembaca pada umumnya.
Dalam tugas ini masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dan
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu apabila ada kritik dan saran yang dapat
menyempurnakan makalah ini, penulis akan menerimanya dengan lapang dada.
Bandung, 6 Maret 2011
PENULIS
Akuntansi Kliring i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...........................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
1.3. TUJUAN...............................................................................................................2
1.4. METODE PENULISAN.......................................................................................2
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1. Pengertian Kliring.................................................................................................3
2.2. Proses Kliring........................................................................................................3
2.3. Peserta Kliring.......................................................................................................4
2.4. Kliring Otomatisasi...............................................................................................5
2.5. Warkat / Nota Kliring............................................................................................5
2.6. Warkat / Nota yang bukan Kliring.........................................................................7
2.7. Tolakan Kliring.....................................................................................................7
2.8. Jenis – jenis Kliring...............................................................................................8
2.9. Mekanisme Kliring / Pertemuan Kliring................................................................9
2.10. Prosedur Akuntansi Kliring / Pembukuan Kliring.................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................................13
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
Akuntansi Kliring ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dewasa ini, peradaban manusia mengalami kemajuan dalam berbagai
bidang, khususnya informasi dan teknologi. Kemajuan ini membuka sebuah
wacana baru yang mendapatkan perhatian luas dari warga dunia, ada yang pro
dan juga kontra, ya Globalisasi. Wacana tersebut, semakin membuka mata
manusia mengenai peradaban yang datang dari belahan dunia yang berbeda.
Membuat kebutuhan mengenai suatu komoditi atau hal lain bertambah.
Dari kemajuan informasi dan teknologi, membangkitkan kemajuan di bidang
lain, contohnya perdagangan antar Negara. Misalkan saja eropa yang
membutuhkan komoditi rempah-rempah khususnya dari Indonesia, dan masih
banyak contoh lainnya. Namun, kemajuan dalam bidang perdagangan tersebut
membuat kebutuhan masyarakat meningkat, yang kecepatannya lebih cepat
dari waktu yang tersedia. Point penting yang harus diperhatikan adalah
kebutuhan yang semakin cepat dan meningkat. Tidak dapat dihindarkan
bahwa pada dewasa ini, kegiatan manusia tidak hanya terpaku pada satu jenis
saja, seorang manusia saja dapat melakukan beberapa hal sekaligus. Tentu saja
bukan tanpa masalah, jika terjadi keterlamabtan atau ketidaksesuaian dengan
prosedur yang telah direncanakan atau ditentukan, barangkalai kekacauan
yang akan terjadi.
Dalam bidang perdagangan, permasalahan transaksi keuangan menjadi
permasalahan yang cukup krusial dan mendasar. Apalagi jika pihak yang
dilibatkan memiliki lokasi yang jauh. Namun, saat kita tidak perlu bersusah
payah untuk menagih atau membayar. Telah tersedia transaksi yang mudah
yang disediakan oleh bank-bank umum yang dapat memfasilitasi transaksi
antar bank. Fasilitas tersebut disebut kliring.
Akuntansi Kliring 1
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apakah pengertian kiring.
b. Siapa sajakah peserta kiring.
c. Apa sajakah yang termasuk warkat/nota kliring.
d. Apa sajakah yang termasuk warkat yang bukan kiring.
e. Apa saja jenis-jenis kliring.
f. Bagaimana mekanisme kliring.
g. Bagaimana prosedur akuntansi kliring.
1.3 TUJUAN
a. Mengetahui pengertian kliring.
b. Mengetahui siapa sajakah pesrta kliring.
c. Mengetahui warkat/nota kliring.
d. Mengetahui warkat yang bukan kliring.
e. Mengetahui jenis-jenis kliring.
f. Mengetahui mekanisme kliring.
g. Mengetahui prosedur akuntansi kliring.
1.4 METODE PENULISAN
Metode penulisan yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
metode kepustakaan, yaitu dengan mencari materi makalah dari buku dan juga
dari artikel-artikel yang kami cari dengan menggunakan media internet.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi Kliring 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kliring
Kliring adalah suatu tata cara perhitungan utang piutang dalam
bentuk surat-surat dagang dan surat-surat berharga dari suatu bank terhadap
bank lainnya, dengan maksud agar penyelesaiannya dapat terselenggara
dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan memperlancar lalu
lintas pembayaran giral.
Lalu lintas pembayaran giral adalah, suatu proses kegiatan bayar
membayar dengan warkat atau nota kliring, yang dilakukan dengan cara
saling memperhitungkan diantara bank-bank, baik atas beban maupun untuk
keuntungan nasabah yang bersangkutan.
Giral adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat
perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindah bukuan.
2.2. Proses Kliring
Keterangan:
Bank Indonesia
Bank AngkasaCab Malang
Tuan Setyo
Bank Mega Cab Malang
Tuan Azis16
5 43
2
menagih
Menyetorkan cek
menagih
Membebaninasabah
Akuntansi Kliring 3
1. Dalam suatu transaksi antara Tuan Azis dan Tuan Setyo, Tuan Aziz
menerbitkan cek yang diserahkan Tuan Setyo.
2. Tuan Setyo yang merupakan nasabah Bank Angkasa Cabang Malang
menyerahkan cek kepada Bank Angkasa untuk di kliringkan
3. Bank Angkasa Cabang Malang menyerahkan warkat tersebut kepada PT.
Bank Mega. Penyerahan ini di lakukan petugas Bank yang mewakili Bank
tersebut melalui lembaga kliring, yakni Bank Indonesia.
4. Bank Mega Cabang Malang melalui petugas kliring membawa pulang
warkat dan memeriksa keabsahan serta saldo nasabah, bila segalanya
benar dan saldo nasabah mencukupi maka rekening Tuan Azis pada Bank
Mega Cabang Malang akan di debet sebesar nilai yang tertera pada
cek/BG yang ditariknya. Dengan demikian saldo Tuan Aziz akan
berkurang.
5. Bila tidak ada tolakan Bank Mega Cabang Malang akan mengkreditkan
rekening Bank Angkasa Cabang Malang di Bank Indonesia.
6. Bank Angkasa Cabang Malang memberitahu hasil kliringnya pada Tuan
Setyo sekaligus mengkredit rekening Tuan Setyo.
2.3. Peserta Kliring
Peserta kliring dapat dibedakan menjadi dua macam :
1. Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat sebagai
peserta kliring dan dapat memperhitungkan warkat atau notanya
secara langsung dengan B I atau melalui PT Trans Warkat sebagai
perantara dengan B I.
Contoh : Bank Retail, Bank Devisa
2. Peserta tidak langsung, yaitu : bank-bank yang belum terdaftar
sebagai peserta kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melaui
bank yang telah terdaftar sebagai peserta kliring.
Contoh : BPR
Akuntansi Kliring 4
2.4.Kliring Otomatisasi
Kliring otomatis adalah Terjadinya pertukaran data secara elektronik
melalui pemrosesan dengan mesin dalam bentuk standar yang telah diformat
terlebih dahulu.
Selain itu, pemrosesan elektronik juga melibatkan pengiriman media
penyimpanan data komputer. Media ini merupakan media utama untuk
transaksi kliring dengan otomatis, atau lazim dikenal dengan Automatic
Clearing House (ACH).
Dalam pemrosesan data secara elektronik ini, mesin akan membaca
Magnetic Ink Character Recognition, atau MICR pada setiap lembar cek
nasabah.
Transaksi kliring otomatis dapat dipecah menjadi dua jenis :
1. Transaksi local (intraregional), bank penarik mempersiapkan seluruh
warkat untuk dikirim ke bank tertarik. Disini bank penarik akan
memeriksa kelengkapan data, memeriksa kebenaran cek,
membedakan apabila transaksi tersebut berasal dari bank sendiri,
kemudian menyampaikan data tersebut kepada lembaga kliring.
2. Transaksi antar daerah (interregional), bank penarik akan
menyampaikan transaksinya kepada pusat pengolahan data di
lembaga kliring lokal. Transaksi-transaksi disortir oleh bank penarik
dalam lokasi yang bersangkutan. Volume data yang besar ini akan
digabung menjadi suatu ringkasan arsip untuk setiap lokasi,
kemudian arsip ini dipindahkan ke tiap lokasi lainnya untuk
diproses lebih lanjut.
2.5.Warkat / Nota Kliring
Warkat / Nota kliring Adalah alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti :
cek,
bilyet giro,
wesel bank untuk trasfer atau wesel unjuk,
Akuntansi Kliring 5
bukti-bukti penerimaan transfer dari bank-bank,
nota kredit, dan
surat-surat lainnya yang disetujui oleh penyelenggara ( B I )
Syarat-syarat warkat yang dapat dikliringkan :
Ber valuta Rupiah
Bernilai nominal penuh
Telah jatuh tempo pada saat dikliringkan dan
Telah dibubuhi cap kliring
Jenis – jenis warkat kliring :
a. Warkat debet keluar, yaitu : warkat bank lain yang disetorkan oleh
nasabah sendiri untuk keuntungan rekening nasabah yang
bersangkutan.
Contoh :
Alex nasabah bank Permata Semarang menerima pembayaran dari
Sigit nasasbah bank Niaga Semarang berupa cek. Cek tersebut
disetorkan oleh Alex ke bank Permata, maka cek tersebut dapat
dikatakan sebagai warkat debet keluar.
b. Warkat debet masuk, yaitu : warkat yang diterima oleh suatu bank
dari bank lain melalui B I atas warkat atau cek bank sendiri yang
ditarik oleh nasabah sendiri dan atas beban nasabah yang
bersangkutan.
Contoh :
Bila bank Permata Semarang menerima cek dari bank Niaga
Semarang atas cek yang telah ditarik Andi nasabah sendiri, maka
cek tersebut merupakan warkat debet masuk bagi bank Permata.
c. Warkat kredit keluar
Warkat kredit keluar yaitu, dari nasabah sendiri untuk disetorkan
kepada nasabah bank lain pada bank lain. Bank yang menyerahkan
Akuntansi Kliring 6
warkat tersebut akan mengkreditkan rekening giro BI dan mendebet
giro nasabah.
d. Warkat kredit masuk
Warkat kredit masuk yaitu, yang diterima oleh suatu bank untuk
keuntungan rekening nasabah bank tersebut. Bank yang menerima
warkat tersebut akan mendebit rekening giro B I dan mengkredit giro
nasabah.
2.6.Warkat / Nota yang bukan Kliring
Warkat atau nota yang bukan kliring diantaranya adalah :
Warkat-warkat yang belum memenuhi syarat-syarat warkat kliring.
a. Penyetor warkat kepada penyelenggara untuk keperluan
penyelesaian saldo negatif atau saldo debet.
b. Penyetoran warkat kepada penyelenggara untuk pelaksanaan
transfer dalam rangka pelimpahan likuidasi dari suatu peserta
kepada kantor-kantor cabangnya yang lain.
Penyetoran-penyetoran lain yang ditetapkan B I berdasarkan
kebutuhan.
2.7. Tolakan Kliring
Tolakan kliring merupakan ketidaksediaan Bank tertagih untuk
membayar tagihan masuk oleh karena sebab-sebab tertentu, yaitu :
1. Saldo tidak cukup
2. Rekening telah ditutup
3. Bea materai belum dipenuhi
4. Tanda tangan tidak cocok dengan
Specimen
5. Coretan tidak ditanda tangani penarik
6. Warkat di blokir
7. Jumlah angka dan huruf tidak sama
Akuntansi Kliring 7
8. Resi buku cek/BG belum dikembalikan
9. Tanggal efektif Bilyet Giro belum aktif
10. Tanda tangan meragukan
Contoh Tolakan Kliring :
Bank Angkasa menerima BG dari Bank Danamon atas rekening CV.
Wahana sebesar Rp 4.000.000,- setelah diperiksa dananya tidak
mencukupi.
Jurnal Transaksi :
Kliring I
D : Rek Giro Nas Rp 4.000.000,-
K : Kliring Umum Rp 4.000.000,-
D : Kliring Umum Rp 4.000.000,-
K : BI – Giro Rp 4.000.000,-
Kliring II (Hasil Kliring)
D : BI – Giro Rp 4.000.000,-
K : Rek Giro Nas Rp 4.000.000,-
2.8. Jenis – jenis Kliring
Jenis-jenis kliring diantaranya adalah :
a. Kliring umum, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar
bank yang pelaksanaannya diatur oleh B I.
b. Kliring lokal, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar
bank yang berada dalam suatu wilayah kliring (wilayah yang
ditentukan).
c. Kliring antar cabang, adalah : sarana perhitungan warkat antar
kantor cabang suatu bank peserta yang biasanya berada dalam satu
wilayah kota. KLiring ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
seluruh perhitungan dari sauatu kantor cabang untuk kantor cabang
lainnya yang bersangkutan pada kantor induk yang bersangkutan.
Akuntansi Kliring 8
2.9. Mekanisme Kliring / Pertemuan Kliring
Kliring yang dilaksanakan tidak melalui Automated Clearing House,
pertemuan kliring biasanya dilakukan sebanyak dua kali, yaitu :
1. Pertama kali bertemu, bank-bank yang terlibat dalam transaksi
kliring akan saling menyerahkan warkat.
2. Pada pertemuan kedua, bank peserta kliring akan saling
mengembalikan warkat apabila terjadi penolakan.
Waktu pertemuan kliring biasanya diatur sebagai berikut :
Senin sampai dengan Jumat:
Kliring I : Pukul 10.30 – 14.30
Kliring II : Pukul 13.00 – 14.00
Sabtu :
Kliring I : Pukul 10.00 – 11.00
Kliring II : Pukul 12.00 – 13.00
2.10. Prosedur Akuntansi Kliring / Pembukuan Kliring
Setiap bank peserta kliring akan menyelenggarakan akuntansi atas
transaksi kliring sesuai dengan sistem akuntansi yang diterapkan pada bank
masing-masing. Arus warkat, apakah warkat debet atau warkat kredit, akan dicatat
dalam buku harian kliring yang akan dibuat oleh setiap bank. Atas dasar buku
harian kliring ini akan dibuatkan daftar kliring keluar untuk kemudian dijadikan
dasar pembuatan neraca kliring. Dari neraca kliring inilah pada akhir hari akan
diketahui apakah suatu bank menang atau kalah kliring.
Pembukuan Transaksi Kliring :
Kasus : Ilustrasi kliring :
Tn. Egi nasabah giro pada Bank Omega-cabang Jakarta, membeli barang dari
Tn. Beny, nasabah giro Bank ABC-cabang Jakarta, seharga Rp 30.000.000. Tuan
Egi membayar dengan menerbitkan cek Bank Omega.
Pada saat bank ABC menerima warkat giro dari bank Omega Kedua
bank akan mencatat transaksi kliring tersebut . Pembukuan transaksi kliring
Akuntansi Kliring 9
ini dapat ditampung pada rekening sementara “Kliring” atau langsung ke
rekening giro pada B I.
Pada bank ABC – cabang Jakarta
Pada saat terima warkat dari Tn. Egi untuk disetorkan bagii
keuntungan rekening giro Tn. Beny (menambah).
D : Kliring Rp. 30.000.000,-
K : Giro – Rek. Tn. beny Rp. 30.000.000,-
Setelah diketahui hasilnya baik, biasanya pada waktu kliring kedua
akan dinihilkan rekening Kliring.
D : B I – Giro Rp. 30.000.000,-
K : Kliring Rp. 30.000.000,-
Pada bank Omega – cabang Jakarta
Pada saat menerima warkat nasabahnya sendiri (warkat Tn. Egi) akan
membebankan rekening giro Tn. Egi dengan jurnal sbb :
D : Giro – Rek. Tn. Egi Rp. 30.000.000,-
K : B I – Giro Rp. 30.000.000,-
Bank Omega dapat langsung mengkredit rekening giro pada BI arena
cek tersebut adalah cek dari nasabahnya sendiri.
Apabila Ny. Annisa seorang nasabah bank Omega – cabang Jakarta
menyerahkan sebuah warkat Giro senilai Rp. 50.000.000,- kepada bank
untuk diserahakan kepada Ny. Rena, salah seorang nasabah bank Lippo
cabang Jakarta, oleh kedua bank akan dibukukan sebagai berikut :
Pada bank Omega cabang Jakarta
Pada saat menerima amanat dan warkat dari Ny. Annisa, akan
dibukukan sebagai berikut :
D : Giro - Rek. Ny. Annisa Rp. 50.000.000,-
K : B I – Giro Rp. 50.000.000,-
Pada bank Lippo cabang Jakarta
Pada saat menerima warkat setoran untuk menambah rekening Ny.
Rena, dibukukan sbb. :
Akuntansi Kliring 10
Jml. Kredit………………Rp. 80 jt
Jml. Debet..…………….Rp. 80 jt
Bank ABC………….........Rp. 30 jtBank Lippo……………..Rp. 50 jt
Bank Omega…………...Rp. 80 jt
Nama Bank yg menang kliringNama Bank yg kalah klring
NERACA KLIRING Tgl…………
D : B I – Giro Rp. 50.000.000,-
K : Giro - Rek. Ny. Rena Rp. 50.000.000,-
NERACA KLIRING
Pada akhir hari kliring, akan dibuatkan neraca kliring sebagai laporan
akhir transaksi kliring.
Apabila dalam pembukuan transaksi kliring, bank Omega selalu
mempergunakan rekening sementara kliring dan pendebetan atau
pengkreditan rekening giro pada B I dilaksanakan pada akhir hari kliring,
untuk mengetahui apakah bank menang atau kalah klring, maka kekalahan
kliring diatas akan dibukukan sebagai berikut :
D : Kliring Rp. 80.000.000,
K : B I – Giro Rp. 80.000.000,-
Dilihat dari sudut B I , tidak akan terdapat selisih pendebetan
maupun pengkreditan rekening giro masing-masing bank peserta kliring.
Akuntansi Kliring 11
Selanjutnya untuk mencatat transaksi hasil kliring diatas, oleh B I akan
dibukukan sbb. :
D : Giro – Bank Omega Rp. 80.000.000,-
K : Giro – Bank ABC Rp. 30.000.000,-
K : Giro – Bank Lippo Rp. 50.000.000,-
Melalui kalah atau menang kliring ini, oleh B I akan dipantau saldo
minimum dari Reserve Reqiurement.
Bila suatu bank reserve requirement-nya lebih rendah dari pada
apa yang seharusnya dipelihara, maka kepada bank yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut akan dikenakan denda oleh B I.
Menang Kliring bila :
WARKAT DEBET KELUAR + WARKAT KREDIT MASUK >
WARKAT DEBET MASUK + WARKAT KREDIT KELUAR
Menang Kliring
Bank Angkasa pada tanggal 1-5-2007 menang kliring Rp 1.000.000.000,-
Jurnal Transaksi :
D : Saldo BI-Giro Rp 1.000.000.000,-
K : Kliring Rp 1.000.000.000,-
Kalah Kliring bila :
WARKAT DEBET KELUAR + WARKAT KREDIT MASUK >
WARKAT DEBET MASUK + WARKAT KREDIT KELUAR
Kalah Kliring
Bank Angkasa pada tanggal 1-5-2007 kalah kliring Rp 1.000.000.000,-
Jurnal Transaksi :
D : kliring Rp 1.000.000.000,-
K : Saldo BI-Giro Rp 1.000.000.000,-
Akuntansi Kliring 12
Kredit Kredit DebetDebet
Debet Debet Kredit Kredit DebetDebet KreditKredit
Penyerahan
Cek/BG
Bank Lain
Penerimaan
CN dari
Bank Lain
Penerimaan
Cek/BG
Bank sendiri
Penyerahan CN
kepada Bank
Lain
(1)(1) (2)(2) (3)(3) (4)(4)
Akuntansi Kliring 13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kliring sebenarnya merupakan transaksi lalu lintas pembayaran yang
dimaksudkan untuk memudahkan penyelesaian hutang piutang antar bank
yang timbul dari ransakasi giral. Transaksi ini dilakukan oleh setiap bank
peserta kliring melalui perantara bank Indonesia sebaga lembaga kliring.
Setiap bank yang menajadi peserta kliring diwajibkan memelihara saldo alat
likuid dalam bentuk rekening giro pada Bank Indonesia untik menampung
semua penarikann dan penyetoran nasabah masing-masing yang akan
mengakibatkan bertambah atau berkurangnya saldo giro tersebut.
Akuntansi Kliring 14
DAFTAR PUSTAKA
Kuswandani, Daniel dan N. Napoliwa.2000. Akuntansi Perbankan, jakarta: Intitut bankir Indonesia
http://rinton.wordpress.com/2009/10/06/pengertian-akuntansi-kliring/http://rinton.wordpress.com/2009/10/06/pengertian-akuntansi-kliring/http://file.upi.edu/Direktori/L%20-%20FPEB/PRODI.AKUNTANSI/
197907022005012%20-%20MIMIN%20WIDANINGSIH/AKUNTANSI%20KLIRING.pdf
http://selviulpah.blogspot.com/2010/05/akuntansi-kliring.html
Akuntansi Kliring 15