193

KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

  • Upload
    ngothu

  • View
    354

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah
Page 2: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

i

KATA PENGANTAR

Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah penting yang

diperlukan untuk menyusun Instrumen standardisasi/guidelines desa wisata

sebagai paduan pengembangan sebuah kampung/desa untuk menjadi desa

wisata. Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh upaya pembangunan dan

penataan desa wisata di DIY yang dilakukan oleh pemangku kepentingan terkait

dapat dilaksanakan secara lebih terarah, dalam kerangka keterpaduan

pemanfaatan potensi desa sebagai destinasi pariwisata, tanggap terhadap

dinamika pasar, serta dikelola secara berkelanjutan.

Laporan ini merupakan “Laporan Akhir” yang disusun sebagai laporan ketiga

dari tiga tahap pelaporan pekerjaan “Kajian Desa Wisata di DIY”. Laporan akhir

ini di dalamnya memuat uraian mengenai pendahuluan, pendekatan, batasan

kajian desa wisata serta profil desa amatan yang menjadi dasar penyusunan

Instrumen standardisasi/guidelines desa wisata sebagai paduan pengembangan

sebuah kampung/desa untuk menjadi desa wisata, analisis, instrumen

standarisasi/ guidelines pengembangan desa wisata serta strategi dan program

pengembangan desa wisata. Sekaligus studi kasus penerapan program pada desa

wisata Pentingsari.

Atas terselesaikannya laporan ini, Tim Penyusun menyampaikan terima kasih

kepada Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pariwisata Daerah

Istimewa Yogyakarta serta semua pihak yang telah membantu selama proses

penyusunan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tim Penyusun

Page 3: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

ii

DAFTAR ISILaporan Akhir

Kajian Pengembangan Desa Wisata di DIY

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Daftar Gambar vi

Daftar Tabel vii

1.

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1 – 1

1.2. Tujuan dan Sasaran 1 – 10

1.3. Lingkup Keluaran 1 – 12

1.4. Alur Pikir 1 – 13

2.

Page 4: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

iii

BAB 2BATASAN KAJIAN DESA WISATA

2.1. Pengertian Wisata Pedesaan dan Desa Wisata 2 – 1

2.2. Tipologi Desa Wisata di Indonesia 2 – 5

2.3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Desa Wisata 2 – 8

2.4. Model Pengembangan Desa Wisata 2 – 11

2.5. Prinsip dasar Pengembangan Desa Wisata 2 – 13

2.6. Komponen Kajian Pengembangan Desa Wisata 2 – 14

2.6.1. Daya Tarik 2 – 14

2.6.2. Aksesibilitas 2 – 19

2.6.3. Fasilitas 2 – 20

2.6.4. Pemberdayaan Masyarakat 2 – 21

2.6.5. Pemasaran dan Promosi 2 – 27

2.6.6. Kelembagaan dan SDM 2 – 31

3.

BAB 3PROFIL DESA WISATA AMATAN

3.1. Batasan Lingkup Amatan 3 – 1

3.1.1. Justifikasi Batasan Amatan 3 – 1

3.1.2. Pemilihan Desa Wisata Amatan 3 – 1

3.2. Profil Desa Wisata Amatan 3 – 3

3.2.1. Desa Wisata berbasis Keunikan Sumber Daya BudayaLokal

3 – 6

3.2.1.1. Desa Wisata Kebon Agung 3 – 7

3.2.1.2. Desa Wisata Tanjung 3 – 13

3.2.1.3. Kampung Wisata Ketandan 3 – 15

3.2.2. Desa Wisata berbasis Keunikan Sumber Daya Alam 3 – 19

Page 5: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

iv

3.2.2.1. Desa Wisata Nglanggeran 3 – 19

3.2.2.2. Desa Wisata Ketingan 3 - 23

3.2.2.3. Desa Wisata Nglinggo 3 – 27

3.2.3. Desa Wisata berbasis Perpaduan Keunikan SumberDaya Budaya dan Alam

3 – 31

3.2.3.1. Desa Wisata Srowolan 3 – 31

3.2.3.2. Desa Wisata Kembangarum 3 – 37

3.2.3.3. Desa Wisata Pentingsari 3 – 42

3.2.4. Desa Wisata berbasis Keunikan Aktifitas EkonomiKreatif

3 – 48

3.2.4.1. Desa Wisata Bobung 3 – 48

3.2.4.2. Desa Wisata Kasongan 3 – 52

3.2.4.3. Kampung Wisata Prawirotaman 3 – 56

3.3. Isu-isu Strategis yang Berkaitan dengan PengembanganDesa Wisata

3 – 60

4.

BAB 4PENDEKATAN PENGEMBANGAN DESA WISATA

4.1. Pendekatan Pariwisata Berkelanjutan (SustainableTourism Development) 4 – 1

4.2. Pendekatan Ekowisata 4 – 1

4.3. Pendekatan Pariwisata berbasis PemberdayaanMasyarakat (Community Based Tourism) 4 – 3

4.4. Pendekatan Budaya 4 – 4

4.5. Pendekatan Good Tourism Governance 4 – 6

4.6. Pendekatan Kesesuaian antara Permintaan danPenawaran (Demand and Supply) 4 – 7

4.7. Pendekatan Pengembangan Wilayah 4 – 10

Page 6: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

v

5.

BAB 5ANALISIS PENGEMBANGAN DESA WISATA

6.

BAB 6INSTRUMEN STANDARISASI/ GUIDELINESPENGEMBANGAN DESA WISATA

6.1. Instrrumen Dasar Pengembangan Desa Wisata 6 – 1

6.1.1. Instrumen Dasar Desa Wisata 6 – 1

6.1.2. Komponen Dasar Desa Wisata 6 – 6

6.1.3. Persyaratan Dasar Pembentukan Desa Wisata 6 – 7

6.2. Instrumen Standarisasi/ Guidelines Pengembangan DesaWisata

6 – 9

6.2.1. Embrio/ Potensial 6 – 9

6.2.2. Berkembang 6 – 10

6.2.3. Maju 6 – 11

7.

BAB 7PROGRAM IMPLEMENTASI BERDASAR TINGKATPERKEMBANGAN

7.1. Strategi Pengembangan 7 – 1

7.2. Program Pengembangan 7 - 4

8.

BAB 8MONITORING DAN EVALUASI

8.1. Tujuan dan Sasaran 8 – 1

8.2. Instrumen Evaluasi 8 - 3

Page 7: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

vi

9.

BAB 9STUDI KASUS – DESA WISATA PENTINGSARI

9.1. Justifikasi Pemilihan 9 – 1

9.2. Profil Singkat Desa Wisata Pentingsari

9.3. Program Pengembangan

10.

BAB 10KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

10.1. Kesimpulan 10 – 1

10.2. Rekomendasi 10 – 3

Page 8: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

vii

DAFTAR GAMBARGambar 1.1. Contoh Desa Wisata Candirejo di kawasan

Borobudur, Jawa Tengah 1 – 7

Gambar 2.1. Tipologi Desa Wisata 2 – 5

Gambar 2.2. Skema Upaya Peningkatan PemberdayaanMasyarakat 2 – 23

Gambar 2.3. Aspek Keterlibatan Masyarakat dalam KonsepPemberdayaan 2 – 26

Gambar 2.4. Skema Proses Pembentukan Branding 2 – 30

Gambar 3.1. Peta Administratif Daerah Istimewa Yogyakarta 3 – 3

Gambar 3.2. Peta Sebaran Desa Wisata di DIY 3 – 5

Gambar 3.3. Peta Sebaran Desa Wisata Amatan 3 – 6

Gambar 4.1. Skema Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan 4 - 2

Gambar 4.2. Pemangku Kepentingan dalam PengembanganPariwisata 4 – 5

Gambar 4.3. Diagram Good Tourism Governance Model 4 – 10

Gambar 4.4. Diagram Kesesuaian Permintaan dan Penawaran 4 – 11

Gambar 4.5. Konsep Pengembangan Wilayah Berdasar padaPenataan Ruang 4 – 13

Page 9: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

viii

DAFTAR TABELTabel 2.1. Pengelompokkan SDM pariwisata 3 - 34

Tabel 3.1. Luas Wilayah, Ketinggian, dan Jarak Lurus keIbukota Provinsi menurut Kabupaten/Kota diDaerah Istimewa Yogyakarta

4 – 4

11.

Page 10: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 0

BAB 1PENDAHULUAN

KAJIAN PENGEMBANGAN

DESA WISATA DI DIY

Page 11: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 1

1.1. LATAR BELAKANG

1.1.1. KONDISI UMUM KEPARIWISATAAN INDONESIA

Industri pariwisata merupakan industri yang dikembangkan dandiandalkan sebagai salah satu sektor pendorong pertumbuhanekonomi, karena sektor pariwisata berpengaruh signifikan terhadapperekonomian masyarakat. Industri Pariwisata merupakan kegiatanyang tidak mengenal batas ruang dan wilayah (borderless).Pengaruh globalisasi akibat perkembangan teknologi informasi yangdiikuti dengan kemudahan akses membuat pergerakan manusiamenjadi lebih cepat, lebih bervariasi, lebih nyaman, lebihekonomis, lebih mudah. Berwisata merupakan salah satukebutuhan manusia. Rekreasi, relaksasi, mencari pengalaman,kekaguman, nostalgia, keindahan dan beberapa alasan lain,membuat orang untuk melakukan perjalanan ke berbagai destinasiuntuk menikmati berbagai produk pariwisata dan fasilitas yangtersedia.

Beberapa negara bahkan mengandalkan industri pariwisata sebagaipandapatan utamanya (sektor yang diandalkan untuk perkembanganekonomi). Agar mampu bersaing dengan Destinasi lain, merekamengemas potensi obyek dan tujuan wisatanya secara sistematis,terprogram, terencana, konsisten, integrated dan holistik. Berbagaikemudahan, fasilitas, pelayanan prima, kemudahan iklim danregulasi dijadikan sebagai alat promosi. Komitmen yang tinggidengan perencanaan yang berkelanjutan (sustainable) sertapenjagaan (pelestarian) yang benar menjadi ciri beberapa destinasiyang mampu bertahan. Mereka sadar akan konsekuensi yang akanditerimanya, apabila tidak menjaga potensi dan produk wisatanyasecara komprehensif. Industri Pariwisata memiliki konsumen (pasar)yang tak dapat diatur atau dipaksa agar pergi kesuatu destinasitertentu. Kebebasan wisatawan untuk berkunjung ke destinasitertentu bersifat absolut.

Suatu Destinasi harus mengubah sikap dari eksklusif kedaerahan(spasial) ke sikap yang saling bekerja sama, menjalin kemitraan danmengembangkan jejaring (networking) dengan program-program

Page 12: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 2

yang integrated dan saling menguntungkan (simbiosis mutualisme).Namun, sesuai hukum pasar, suatu destinasi harus mengerti benarkaidah dan permasalahan pasar. Kepercayaan, adalah kata kuncibila akan bergerak dibidang jasa. Berbagai bidang jasa salingberhubungan erat dalam Industri Pariwisata seperti perbankan,money changer, jasa tranportasi, pertanian dan perkebunan (agrowisata), dan masih banyak lagi. Persaingan, perjanjian,penghindaran klaim, proteksi, inteljen bisnis dilakukan oleh parapelaku dan pengelola pariwisata. Dia harus mengenal siapakonsumennya, kompetitornya dan potensinya sehingga destinasitersebut dapat mengerti posisi dan kemampuannya dalammempengaruhi pasar. Analisa komprehensif terhadap keinginankonsumen diperlukan untuk mengetahui varian dan kualitas produkyang diinginkan atau laku Dijual. Kualitas dan bauran(keanekaragaman) produk yang dihasilkan, merupakan cerminkemampuan produsen. Kemampuan produsen merupakan outputdari proses pembinaan dan pembelajaran. Pemberdayaanmasyarakat dengan model atur diri sendiri dibarengi dengankualitas dan bauran produksi signifikan serta ketergantunganpenghidupan pada kelestrian destinasi, merupakan salah satu carauntuk meningkatkan ekonomi rakyat, utamanya disekitar destinasi.Kualitas, validitas, ketersediaan dan menejemen data merupakanhal terpenting dalam upaya untuk mengerti terhadap kemampuandiri sendiri dan kemampuan pesaing. Output Perencanaan (solusi)yang tepat hanya akan diperoleh apabila masukan (data) tentangpermasalahan dapat diperoleh dengan cepat dan tepat.

Pariwisata sering dipersepsikan sebagai wahana untukmeningkatkan pendapatan, terutama meningkatkan pendapatanpemerintah, khususnya pendapatan devisa, sehinggaperkembangannya lebih bersifat ekonomi-sentris dan berorientasipada pertumbuhan. Karena jumlah pendapatan devisa ditentukanoleh jumlah kunjungan, pengeluaran, dan lama kunjunganwisatawan ke negara destinasi, maka tolok ukur keberhasilanpengembangan pariwisata sering dinilai dengan pencapaian target :

a. Jumlah kunjungan wisatawan

Page 13: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 3

b. Pengeluaran wisatawan (expenditures)c. Lama tinggal wisatawan (lengh of stay)

(Renstra Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional tahun2005 – 2009)

WTO (World Tourism Organization) memprediksi bahwapertumbuhan Industri Pariwisata Dunia (travel Industry) adalah 4,2%pertahun dalam jangka waktu 10 tahun (2000 s/d 2010). Tingkatpertumbuhan terbesar akan dimiliki oleh beberapa negaradikawasan Asia. Optimisme yang sama disampaikan oleh WorldTravel & Tourism Council (WWTC) yang menyatakan bahwa :”Disadari atau tidak, Kepariwisataan dunia akan menjelma menjadi‘Mega Industri’ dan diperkirakan akan menjadi salah satu penggerakutama perekonomian di abad 21”. WWTC juga memprediksikanIndustri pariwisata akan menggerakkan antara 850 juta hingga 1miliar wisatawan mancanegara di seluruh dunia pada tahun 2005.Bahkan, melihat tren perkembangan pariwisata tahun 2020,perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang, 438 jutaorang akan berkunjung ke kawasan Asia-pasifik dan 100 juta keCina.

Pada tahun 2002, pengeluaran wisatawan internasional di seluruhdunia mencapai US$ 474 miliar, dimana US$ 94,7 miliar diantaranyaditerima oleh negara-negara di kawasan Asia-Pasifik (WTO,2003).Dengan perolehan US$ 4,496 miliar pada tahun 2002, penerimaandevisa Indonesia baru mewakili 0,95% dari pengeluaran wisatawandunia. Indonesia diperkirakan akan dikunjungi oleh 10 juta orangwisatawan pada tahun 2009 dengan perolehan devisa (diperkirakan)sebesar US$ 10 miliar.

1.1.2. SADAR WISATA DAN PERAN PENTINGNYA DALAM PENGEMBANGANDESTINASI PARIWISATA

Dalam pengembangan kepariwisataan, Destinasi Pariwisatamerupakan unsur vital sekaligus penggerak utama bagi wisatawandalam memutuskan perjalanan dan kunjungan ke suatu daerah atau

Page 14: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 4

negara. Destinasi Pariwisata yang dibentuk oleh serangkaiankomponen produk, wilayah dan citra atau karakter atraksi menjadifokus penting dalam pengembangan kepariwisataan, khususnyadalam mengembangkan keunggulan banding dan keunggulan saingdalam berkompetisi untuk menarik pasar wisatawan regionalmaupun internasional.

Dalam konteks Indonesia, pengembangan destinasi pariwisata masihmengalami sejumlah kendala dan hambatan, baik dari manajemenproduk wisata yang dikembangkan didalamnya, maupun koordinasidan dukungan sektoral yang masih terbatas serta koordinasi lintaswilayah/ daerah yang belum bisa berjalan efektif karena ego/semangat kedaerahan.

Di lain pihak, perkembangan pariwisata dan tren pasar duniasemakin menuntut pengembangan dan pengelolaan destinasipariwisata yang mampu memberikan daya tarik yang atraktif,manajemen atraksi yang kreatif dan non konvensional, pengalamanwisata dan pelayanan yang berkualitas serta berbagai kemudahandari segi akses informasi, aksesibilitas inter-regional maupunkemudahan dan kenyamanan berwisata lainnya.

Dari dinamika perkembangan kepariwisataan nasional sangatterlihat bagaimana implikasi sektor kepariwisataan terhadappembangunan ekonomi. Pariwisata sangat dipengaruhi oleh situasidan kondisi perekonomian. Dengan ekonomi yang maju pariwisataakan berkembang karena didukung oleh kesejahteraan pendudukdan fasilitas daerah tujuan wisata yang memadai. Hal sebaliknyajuga dapat terjadi yaitu pariwisata dapat mendorong perekonomianregional dan nasional. Kegiatan pariwisata akan menimbulkandemand akan barang dan jasa yang selanjutnya akan merangsangpertumbuhan produksi.

Pengembangan destinasi pariwisata memiliki keterkaitan lintassektor yang mampu membuka peluang investasi sangat luas. Sektorpariwisata bukanlah sektor yang berdiri sendiri, tetapi merupakanindustri multi sektor. Karena itu maka dampak ekonomi yangditimbulkan pariwisata juga berdimensi multi sektor. Dampakekonomi tersebut dapat berupa pertumbuhan industri/usaha yang

Page 15: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 5

terkait dengan pariwisata atau industri/usaha yang berkarakteristikpariwisata, peningkatan pendapatan penduduk, kesempatan kerjadan investasi.

Sektor pariwisata berkaitan secara langsung dan tak langsungdengan berbagai sektor perekonomian yang memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang sebagian atau seluruhnya dikonsumsioleh wisatawan, baik itu wisatawan mancanegara maupunwisatawan nusantara. Dengan demikian berarti pertumbuhan sektorpariwisata dapat dianggap sebagai pendorong laju pertumbuhansektor-sektor lain termasuk pertanian. Dampak ekonomis pariwisatayang lintas sektor ini bahkan juga melintas multi sektor dalambentuk pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan investasi.Sistem keterkaitan produk dan jasa layanan dalam kegiatankepariwisataan akan melibatkan unsur-unsur jaringan maskapaipenerbangan, tranportasi, jaringan hotel, biro-biro perjalanan,industri jasa boga dan berbagai jasa terkait lainnya dari seluruhdunia.

1.1.3. TUMBUHNYA TREN WISATA MINAT KHUSUS DAN PENGARUHNYATERHADAP KUNJUNGAN DESA WISATA

Pariwisata sebagai salah satu sektor dalam pembangunan Indonesia,merupakan sektor yang sangat dinamis didalam menagkap berbagaikecenderungan perkembangan global. Hal ini terlihat dariterjadinya pergeseran orientasi motivasi kunjungan wisatawan darimass tourism kepada suatu bentuk kunjungan individual/kelompokkecil yang berminat pada kehidupan keseharian. Disamping itu,pariwisata adalah suatu sektor yang dinamis dan sangat tanggapterhadap berbagai kecenderungan dan perkembangan nilaikehidupan baru (Machin, 1986) dan (Hughes-Freeland, 1990). Desawisata merupakan salah satu jawaban dari perkembangankecenderungan pasar, dimana orientasi pilihan wisatawan padahotel besar dan modern telah bergeser pada pilihan-pilihan tipeakomodasi atau juga produk yang berskala kecil, tetapi unik.Melalui desa wisata, diharapkan terjadi permerataan yang sesuaidengan konsep pembangunan pariwisata yang berkesinambungan.

Page 16: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 6

Bercermin kepada pola konsumsi wisatawaan terutamamancanegara maka dewasa ini banyak bermunculan wisatawanminat khusus yang orientasinya tidak lagi terbelenggu olehkeindahan alam semata tetapi lebih kepada suatu interaksi baikterhadap budaya, masyarakat maupun alam setempat. Effektifitasdan wujud dari interaksi yang maksimal dapat direalisasikan melaluikeunikan suatu kawasan. Terutama jika dikawasan tersebut ditemuihal– hal yang tidak lazim dan berbeda dari kesehariam wisatawantersebut. Keunikan tersebut dapat tertuang dalam suatu bentukkebiasaan, aktivitas sehari-hari, ritual serta pola hidup yangharmonis dengan alam. Berlandaskan semangat untuk meningkatkantaraf kehidupan masyarakat serta menyikapi keinginan wisatawanuntuk mencari sesuatu hal yang baru, eksotisme, maka konsep desawisata merupakan salah satu sarana untuk menyatukan keduaelemen tersebut.

Adanya trend atau kecenderungan yang signifikan pada dua dekadeterakhir ini, yaitu segmen pasar wisata minat khusus memberikanpengaruh kepada perkembangan desa wisata. Wisatawan denganberbagai motivasi melakukan perjalanan wisata ke desa wisatauntuk bisa menikmati kehidupan masyarakat, berinteraksi secaraaktif dalam berbagai aktivitas di lokasi desa wisata dan juga belajarkebudayaan lokal setempat. Atraksi yang ada pada desa wisataakan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pola kunjunganwisatawan di desa wisata. Beberapa desa wisata seperti Candirejodi kawasan Borobudur dan desa wisata Karangbanjar di Purbalinggamenawarkan suasana dan aktivitas pedesaan yang dikemas dalambentuk paket wisata. Menurut Daldjoeni (1998), setiap desa akanmemiliki geographical setting dan human effort yang berbeda-bedasatu dengan lainnya. Hal ini akan mempengaruhi strategimasyarakat sebagai host community dalam memanfaatkan potensiyang ada untuk dikemas sebagai atraksi yang menarik bagiwisatawan. Wisatawan memiliki preferensi tertentu dengan atraksiyang disajikan sehingga atraksi harus dikembangkan dan dikelolasesuai dengan potensi desa sehingga mampu memenuhi apa yangdiharapkan oleh wisatawan.

Page 17: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 7

Gambar 1.1.

Contoh Desa Wisata Candirejo di kawasan Borobudur, Jawa Tengah

1.1.4. WISATA PEDESAAN SEBAGAI SALAH SATU BENTUK KEGIATANWISATA ALTERNATIF YANG PROSPEKTIF

Bentuk-bentuk kegiatan wisata alternatif perlu menjadi perhatianpenting dalam pengembangan daya tarik wisata di Indonesia,khususnya terkait dengan keragaman budaya dan keunikan alam.Sejalan dengan pemikiran tersebut, maka pengembangan wisatapedesaan (village tourism) atau desa wisata (tourism village)sebagai aset pariwisata menjadi alternatif yang dipandang sangatstrategis untuk menjawab sejumlah agenda dalam pembangunankepariwisataan.

Melalui pengembangan wisata pedesaan atau desa wisata, makasuatu destinasi pariwisata akan memiliki keragaman ataudiversifikasi produk yang akan membuka peluang kunjungan ulangbagi wisatawan yang pernah berkunjung ke daerah atau destinasitersebut. Pengembangan wisata pedesaan atau desa wisata juga

Page 18: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 8

dianggap mampu meminimalkan potensi urbanisasi masyarakat daripedesaan ke perkotaan dikarenakan mampu menciptakan aktifitasekonomi di wilayah pedesaan yang berbasis pada kegiatanpariwisata (ekonomi pariwisata). Daya produktif potensi lokaltermasuk didalamnya adalah potensi-potensi wilayah pedesaan akandapat didorong untuk tumbuh dan berkembang denganmemanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh desa, sehingga akandapat menjadi instrumen yang efektif dalam mendorongpengembangan bidang sosial budaya dan ekonomi masyarakatpedesaan. Lebih lanjut, akan dapat didorong berbagai upaya untukmelestarikan dan memberdayakan potensi keunikan berupa budayalokal dan nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) yang ada dimasyarakat yang cenderung mengalami ancaman kepunahan akibatarus globalisasi yang sangat gencar dan telah memasuki wilayahpedesaan.

Sejalan dengan mengemukanya agenda pembangunan pariwisataberkelanjutan (sustainable tourism development) sebagai responatas kepedulian yang semakin tinggi akan lingkungan, serta nilaimanfaat pariwisata bagi masyarakat, maka dalam kontekspengembangan kepariwisataan muncul konsep wisata alternatif(alternative tourism) sebagai bentuk penyeimbang atas dominannyaperkembangan wisata massal (mass tourism) dalam ranahpengembangan produk kepariwisataan.

Salah satu bentuk wisata alternatif yang menyentuh langsungkepada masyarakat dan secara signifikan dapat mengurangikecenderungan fenomena urbanisasi masyarakat dari desa ke kotaadalah pengembangan wisata pedesaan (village tourism)yangberbasis pada pemanfaatan potensi desa dengan segala entitasmasyarakat, alam, dan budaya yang ada di dalamnya sebagaikekuatan daya tarik wisata.

Lebih darisatu dekade terakhir, pengembangan wisata pedesaandan desa wisata berjalan begitu pesat dan menyebar di hampirseluruh wilayah provinsi di Indonesia, terlebih dengan adanyadorongan program PNPM Mandiri Pariwisata, banyak desa wisatabaru bermunculan diberbagai daerah yang mencoba untuk

Page 19: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 9

menangkap peluang perkembangan kepariwisataan serta minatpasar untuk mencari destinasi wisata alternatif diluar destinasi-destinasi populer yang sudah banyak dikenal dalam konteks wisatamassal (mass tourism) dan wisata konvensional.

1.1.5. NILAI STRATEGIS KEGIATAN PENYUSUNAN KAJIANPENGEMBANGAN DESA WISATA

Desa wisata dalam konteks produk wisata umumnya memilikipenduduk yang masih memegang teguh tradisi dan budaya yangrelatif masih asli, begitu pula halnya dengan alam dan lingkunganyang masih terjaga kelestariannya. Selain keunikan dan kekhasanyang dimilikinya, kawasan desa wisata harus memiliki berbagaifasilitas pendukung untuk menunjang kegiatan kepariwisataan yangberlangsung didalamnya, yang akan memudahkan para pengunjungatau wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata.

Desa wisata adalah suatu wilayah dengan luasan tertentu danmemiliki potensi keunikan daya tarik wisata yang khas dengankomunitas masyarakatnya yang mampu menciptakan perpaduanberbagai daya tarik wisata dan fasilitas pendukungnya untukmenarik kunjungan wisatawan termasuk tumbuhnya fasilitasakomodasi yang disediakan oleh masyarakat setempat.Pengembangan desa wisata harus direncanakan secara tepat agardampak yang timbul dapat dikontrol.

Adanya perkembangan desa wisata yang begitu pesat perludidukung dengan kajian pengembangan desa wisata yangselanjutnya dapat digunakan bagi segenap pemangku kepentingandalam pengembangan desa wisata yang dapat memberikan manfaatbagi masyarakat setempat melalui pembangunan pariwisataberkelanjutan (sustainable tourism development) yang berbasispemberdayaan masyarakat lokal (community based tourism).

Kajian yang ada diharapkan dapat mendorong terciptanyapengembangan dan pengelolaan desa wisata yang lebih terarah,terencana, dan berkelanjutan. Lebih lanjut, dapat didukung oleh

Page 20: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 10

semua pihak, serta memberi manfaat yang signifikan bagi seluruhmasyarakat desa melalui tumbuh dan berkembangnya ekonomipariwisata berbasis pemberdayaan masyarakat.

Pengembangan sebuah desa wisata memerlukan kajian sehinggadampak dari pengembangan kegiatan kepariwisataan di kawasanpedesaan dapat dikontrol, diantaranya melalui pengembangan skalaterbatas (small scale development), dengan memperhatikan faktordaya dukung (carrying capacity) dan keberlangsungan(sustainability) serta dapat memberikan manfaat ekonomi baiksecara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat desa.Oleh karenanya, pengembangan suatu desa wisata perlu menitik-beratkan pada pentingnya pemberdayaan masyarakat melaluiCommunity Based Tourism.

1.2. TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1. TUJUAN

Tujuan dari kegiatan Kajian Pengembangan Desa Wisata di DIYadalah:

1. Meningkatkan pemberdayaan masyakat lokal dalam pariwisata,khususnya dalam konsep desa wisata berbasis alam dan ekonomikreatif

2. Membangun sektor pariwisata sebagai salah satu pilar utamapembangunan perekonomian Yogyakarta yang berkelanjutan

3. Memetakan potensi dan permasalahan desa wisata Yogyakartasebagai media edukasi, pariwisata dan peningkatan sosialekonomi masyarakat pedesaan.

Page 21: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 11

1.2.2. SASARAN

Sasaran dari kegiatan Kajian Pengembangan Desa Wisata di DIYadalah:

1. Tersusunnya dokumen pemetaan potensi desa wisataYogyakarta sebagai media edukasi, pariwisata dan peningkatansosial ekonomi masyarakat pedesaan

2. Tersusunnya dokumen klasifikasi desa wisata yang sesuaidengan tipologi desa-desa wisata sehingga programpengembangan desa wisata DIY dapat tepat sasaran dan sesuaidengan kondisi desa wisata tersebut

3. Meningkatnya pemberdayaan masyakat lokal dalam pariwisata

1.3. LINGKUP KELUARAN

Kajian Pengembangan Desa Wisata DIY akan menghasilkan:

A. Batasan/ cakupan desa wisata amatan

B. Profil dan kondisi desa wisata amatan, yang mencakup didalamnya:

a. Profil dan kondisi daya tarik wisata

b. Profil dan kondisi aksesibilitas/ transportasi

c. Profil dan kondisi fasilitas pariwisata

d. Profil dan kondisi pemberdayaan masyarakat

e. Profil dan kondisi pemasaran dan promosi

f. Profil dan kondisi Kelembagaan dan SDM

C. Analisis desa wisata amatan yang mencakup analisis lingkunganinternal maupun eksternal

a. Analisis lingkungan internal yang mencakup analisis kondisikomponen: daya tarik wisata, aksesibilitas, fasilitas,pemberdayaan masyarakat, pemasaran dan promosi, sertakelembagaan dan SDM

Page 22: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 12

b. Analisis lingkungan eksternal, mencakup analisis dinamikaeksternal baik dalam konteks paradigma, regulasi ataukesepakatan global/ internasional, tren dan aspek-aspeklain yang berkaitan langsung dan tak langsung terhadapkonteks pengembangan desa wisata

D. Isu-isu strategis sebagai dasar perencanaan dan pengembangandesa wisata di DIY

E. Instrumen standardisasi/guidelines desa wisata sebagai paduanpengembangan sebuah kampung/desa untuk menjadi desawisata, yang mencakup di dalamnya:

a. Instrumen daya tarik wisata

b. Instrumen aksesibilitas/ transportasi

c. Instrumen fasilitas pariwisata

d. Instrumen pemberdayaan masyarakat

e. Instrumen pemasaran dan promosi

f. Instrumen Kelembagaan dan SDM

Page 23: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 1 - 13

1.4. ALUR PIKIR

Page 24: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Usulan Teknis - 0

BAB 2BATASAN KAJIAN

DESA WISATA

KAJIAN PENGEMBANGAN

DESA WISATA DI DIY

Page 25: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 1

2.1. PENGERTIAN WISATA PEDESAAN DAN DESA WISATA

2.1.1. WISATA PEDESAAN

Wisata Pedesaan atau village tourism telah dikenal secara luas

sebagai salah satu bentu produk wisata yang dikembangkan di

kawasan atau area pedesaan (country side) di berbagai tempat di

dunia, sebagai bentuk kegiatan wisata yang membawa wisatawan

pada pengalaman untuk melihat dan mengapresiasi keunikan

kehidupan dan tradisi masyarakat di pedesaan dengan segala

potensinya

2.1.2. DESA WISATA

A. Pengertian

Desa Wisata memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:

1) Suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan

fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur

kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan

tradisi yang berlaku.

2) Suatu wilayah pedesaan yang memiliki keunikan dan daya

tarik yang khas (baik berupa daya tarik/ keunikan fisik

lingkungan alam pedesaan maupun kehidupan sosial budaya

kemasyarakatan), yang dikelola dan dikemas secara alami

dan menarik dengan pengembangan fasilitas pendukung

wisata dalam suatu tata lingkungan yang harmonis dan

pengelolaan yang baik dan terencana Sehingga daya tarik

pedesaan tersebut mampu menggerakkan kunjungan

wisatawan ke desa tersebut, serta menumbuhkan aktifitas

ekonomi pariwisata yang meningkatkan kesejahteraan dan

pemberdayaan masyarakat setempat.

3) Definisi Desa Wisata lainnya adalah: Village Tourism, where

small groups of tourist stay in or near traditional, often

Page 26: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 2

remote villages and learn about village life and the local

environment. Terjemahan bebas : Wisata pedesaan dimana

sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat

dengan suasana tradisional, sering di desa-desa yang

terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan

lingkungan setempat.

Desa Wisata dalam konteks wisata pedesaan tersebut dapat

disebut sebagai asset kepariwisataan yang berbasis pada

potensi pedesaan dengan segala keunikan dan daya tariknya

yang dapat diberdayakan dan dikembangkan sebagai produk

wisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke lokasi desa

tersebut.

B. Kriteria Desa Wisata

Suatu Desa dapat dikembangkan sebagai DESA WISATA apabila

memiliki kriteria-kriteria dan faktor-faktor pendukung sebagai

berikut :

Memiliki potensi produk/ daya tarik yang unik dan

khas yang mampu dikembangkan sebagai daya tarik

kunjungan wisatawan (sumber daya wisata alam,

budaya). Potensi obyek dan daya tarik wisata

merupakan modal dasar bagi pengembangan suatu

kawasan pedesaan menjadi Desa Wisata. Potensi-

potensi tersebut dapat berupa :

potensi fisik lingkungan alam (persawahan,

perbukitan, bentang alam, tata lingkungan

perkampungan yang unik dan khas, arsitektur

bangunan yang unik dan khas, dsbnya).

potensi kehidupan sosial budaya masyarakat (pola

kehidupan keseharian masyarakat yang unik dan

Potensi produk/obyek dan dayatarik wisata yangunik dan khas

Page 27: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 3

khas, adat istiadat dan tradisi budaya, seni

kerajinan dan kesenian tradisional, dsbnya).

Tingkat penerimaan dan komitmen masyarakat

terhadap kegiatan kepariwisataan; yaitu adanya sikap

keterbukaan dan penerimaan masyarakat setempat

terhadap kegiatan pariwisata sebagai bentuk kegiatan

yang akan menciptakan interaksi antara masyarakat

lokal (sebagai tuan rumah/ host) dengan wisatawan

(sebagai tamu/ guest) untuk dapat saling berinteraksi,

menghargai dan memberikan manfaat yang saling

menguntungkan, khususnya bagi masyarakat local

adalah bagi penghargaan dan pelestarian budaya

setempat dan manfaat ekonomi kesejahteraan

masyarakat lokal. Sedangkan bagi wisatawan adalah

pengkayaan wawasan melalui pengenalan budaya

local. Untuk itu perlu adanya semangat dan motivasi

yang kuat dari masyarakat dalam menjaga karakter

yang khas dari lingkungan fisik alam pedesaan dan

kehidupan budaya yang hidup dan tumbuh dalam

masyarakat setempat. Hal tersebut juga merupakan

faktor yang sangat mendasar, karena komitmen atau

motivasi tersebut sesungguhnya yang akan menjamin

kelangsungan daya traik dan kelestarian sumber daya

wisata yang dimiliki desa tersebut. Karena apabila hal

tersebut tidak terjaga maka modal dasar yang menjadi

daya tarik dan magnet wisatawan untuk berkunjung ke

desa tersebut akan hilang, dan kegiatan pariwisata

tidak dapat berlangsung kembali. Oleh karena itu

kelembagaan yang mendukung pengembangan dan

pengelolaan desa wisata menjadi faktor pendukung

keberhasilan pengembangan desa wisata.

Tingkatpenerimaan dankomitmen yangkuat darimasyarakatsetempat

Page 28: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 4

Memiliki dukungan ketersediaan sumber daya

manusia (SDM) lokal yang cukup dan memadai untuk

mendukung pengelolaan desa wisata. Hal tersebut

sangat penting dan mendasar karena pengembangan

desa wisata dimaksudkan untuk memberdayakan

potensi SDM setempat sehingga mampu meningkatkan

kapasitas dan produktifitasnya secara ekonomi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan

melalui bidang-bidang yang dimilikinya. Dengan

demikian dampak positif pengembangan pariwisata di

desa tersebut akan dapat dirasakan langsung

masyarakat setempat, dan bukannya pihak lain.

Potensi dasar yang dimiliki oleh suatu desa untuk

menjadi desa wisata selanjutnya perlu didukung

dengan faktor peluang akses terhadap akses pasar.

Faktor ini memegang peran kunci, karena suatu desa

yang telah memiliki kesiapan untuk dikembangkan

sebagai desa wisata tidak ada artinya manakala tidak

memiliki akses untuk berinteraksi dengan pasar/

wisatawan. Oleh karena itu kesiapan desa wisata harus

diimbangi dengan kemampuan untuk membangun

jejaring pasar dengan para pelaku industri pariwisata,

dengan berbagai bentuk kerjasama dan pengembangan

media promosi sehingga potensi desa tersebut muncul

dalam peta produk dan pemaketan wisata di daerah,

regional, nasional maupun inernasional. Sedemikian

sehingga dapat dijaring peluang kunjungan wisatawan

ke desa tersebut.

Potensi SDM lokalyang mendukung

Peluang aksesterhadap pasarwisatawan

Page 29: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 5

Memiliki alokasi ruang/ area untuk pengembangan

fasilitas pendukung wisata pedesaan, seperti :

akomodasi/ homestay, area pelayanan umum, area

kesenian dan lain sebagainya. Hal tersebut sangat

penting dan mendasar karena aktifitas wisata

pedesaan akan dapat berjalan baik dan menarik

apabila didukung dengan ketersediaan fasilitas

penunjang yang memungkinkan wisatawan dapat

tinggal, berinteraksi langsung dengan masyarakat

lokal, dan belajar mengenai kebudayaan setempat,

kearifan lokal dan lain sebagainya.

2.2. TIPOLOGI DESA WISATA DI INDONESIA

Tipologi desa wisata didasarkan atas karakteristik sumber daya dan

keunikan yang dimilikinya dapat dikelompokkan dalam 4 (empat)

kategori, yaitu:

Gambar 2.1.

Tipologi Desa Wisata

Ketersediaan area/ruang untukpengembanganfasilitaspendukung wisatapedesaan.

Page 30: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 6

Gambaran tipologi desa wisata tersebut, selanjutnya dapat

diuraikan sebagai berikut:

1) Desa wisata berbasis keunikan sumber daya budaya lokal

(adat tradisi kehidupan masyarakat,artefak budaya, dsb)

sebagai daya tarik wisata utama

Yaitu wilayah pedesaan dengan keunikan berbagai unsur adat

tradisi dan kekhasan kehidupan keseharian masyarakat yang

melekat sebagai bentuk budaya masyarakat pedesaan, baik

terkait dengan aktifitas mata pencaharian, religi maupun

bentuk aktifitas lainnya.

2) Desa wisata berbasis keunikan sumber daya alam sebagai

daya tarik utama (pegunungan, agro/ perkebunan dan

pertanian, pesisir – pantai, dsbnya)

Yaitu wilayah pedesaan dengan keunikan lokasi yang berada di

daerah pegunungan, lembah, pantai, sungai, danau dan

berbagai bentuk bentang alam yang unik lainnya, sehingga

desa tersebut memiliki potensi keindahan view dan lansekap

untuk menarik kunjungan wisatawan.

3) Desa wisata berbasis perpaduan keunikan sumber daya

budaya dan alam sebagai daya tarik utama

Yaitu wilayah pedesaan yang memiliki keunikan daya tarik

yang merupakan perpaduan yang kuat antara keunikan sumber

daya wisata budaya (adat tradisi dan pola kehidupan

masyarakat) dan sumber daya wisata alam (keindahan bentang

alam/ lansekap).

4) Desa wisata berbasis keunikan aktifitas ekonomi kreatif

(industri kerajinan, dsb) sebagai daya tarik wisata utama.

Page 31: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 7

Yaitu wilayah pedesaan yang memiliki keunikan dan daya tarik

sebagai tujuan wisata melalui keunikan aktifitas ekonomi

kreatif yang tumbuh dan berkembang dari kegiatan industri

rumah tangga masyarakat local, baik berupa kerajinan,

maupun aktifitas kesenian yang khas.

Kriteria Desa Wisata yang bisa menjadi acuan lain dalam

menentukan tipologi desa wisata yaitu :

1) Atraksi wisata; yaitu semua yang mencakup alam, budaya dan

hasil ciptaan manusia. Atraksi yang dipilih adalah yang paling

menarik dan atraktif di desa.

2) Jarak Tempuh; adalah jarak tempuh dari kawasan wisata

terutama tempat tinggal wisatawan dan juga jarak tempuh dari

ibukota provinsi dan jarak dari ibukota kabupaten.

3) Besaran Desa; menyangkut masalah-masalah jumlah rumah,

jumlah penduduk, karakteristik dan luas wilayah desa. Kriteria

ini berkaitan dengan daya dukung kepariwisataan pada suatu

desa.

4) Sistem Kepercayaan dan kemasyarakatan; merupakan aspek

penting mengingat adanya aturan-aturan yang khusus pada

komunitas sebuah desa. Perlu dipertimbangkan adalah agama

yang menjadi mayoritas dan sistem kemasyarakatan yang ada.

5) Ketersediaan infrastruktur; meliputi fasilitas dan pelayanan

transportasi, fasilitas listrik, air bersih, drainase, telepon dan

sebagainya.

Masing-masing kriteria di atas digunakan untuk melihat

karakteristik utama suatu desa untuk kemudian menetukan apakah

suatu desa akan menjadi desa dengan tipe berhenti sejenak, tipe

one day trip atau tipe tinggal inap.

Page 32: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 8

2.3. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN DESA WISATA

Pengembangan desa wisata sebagai suatu aset kepariwisataan dan

aset ekonomi untuk menumbuhkan ekonomi pariwisata di daerah,

khususnya di wilayah pedesaan, disamping perlu didukung dengan

pemenuhan atas sejumlah kriteria dasar diatas, juga harus

dikembangkan dengan menjaga dan memenuhi prinsip-prinsip

sebagai berikut:

a. Tidak bertentangan dengan adat istiadat atau budaya

masyarakat desa setempat. Pengembangan suatu desa

menjadi desa wisata harus memperhatikan sebagai aspek yang

berkaitan dengan kehidupan sosial, budaya dan mata

pencaharian desa tersebut. Suatu desa dalam

pengembangannya atraksi wisata harus disesuaikan dengan

adat, budaya ataupun tata cara yang berlaku di desa tersebut.

Wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut harus mengikuti

tata cara dan adat istiadat yang berlaku di desa tersebut.

b. Pembangunan fisik ditujukan untuk meningkatkan kualitas

lingkungan desa. Pengembangan pariwisata di suatu desa

pada hakekatnya tidak merubah apa yang sudah ada di desa

tersebut, tetapi lebih kepada upaya merubah apa yang ada di

desa dan kemudian mengemasnya sedemikian rupa sehingga

menarik untuk dijadikan atraksi wisata. Pengembangan fisik

seperti penambahan sarana jalan setapak, penyediaan MCK,

penyedeiaan sarana dan prasarana ait bersih dan sanitasi lebih

dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang

ada sehingga desa tersebut dapat dikunjungi dan dinikmati

oleh wisatawan.

c. Memperhatikan unsur kelokalan dan keaslian.

Arsitektur bangunan, pola lansekap serta material yang

digunakan dalam pembangunan haruslah menonjolkan ciri khas

Page 33: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 9

desa tersebut sehingga dapat mencerminkan kelokalan dan

keaslian wilayah setempat. Bahan-bahan/material yang

digunakan untuk bangunan rumah, interior, peralatan

makan/minum dan fasilitas lainnya hendaknya memberikan

nuansa yang alami dan menggambarkan unsur kelokalan dan

keaslian. Bahan-bahan seperti kayu, gerabah, bambu dan sirap

serta material alami lainnya hendaknya mendominasi suasana,

sehingga menyatu dengan lingkungan alami sekitarnya.

Penggunaan bahan-bahan tersebut selain meningkatkan daya

tarik desa yang bersangkutan juga sesuai dengan konsep dasar

lingkungan.

d. Memberdayakan Masyarakat Desa Wisata.

Unsur penting dalam pengembangan desa wisata adalah

keterlibatan masyarakat desa dalam setiap aspek wisata yang

ada di desa tersebut. Pengembangan wisata sebagai

pengejawantahan dari konsep pariwisata inti rakyat

mengandung arti bahwa masyarakat desa memperoleh

manfaat sebesar-besarnya dalam pengembangan pariwisata.

Masyarakat terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata dalam

bentuk pemberian jasa dan pelayanan yang hasilnya dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat di luar aktivitas mereka

sehari-hari. Beberapa bentuk keterlibatan masyarakat

tersebut adalah penyediaan fasilitas akomodasi berupa rumah-

rumah penduduk (homestay), penyediaan kebutuhan konsumsi

wisatawan, pemandu wisata, penyediaan transportasi lokal

seperti andong/dokar, kuda, pertunjukan kesenian, dan lain

sebagainya.

Page 34: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 10

e. Memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung serta

Berwawasan Lingkungan.

Pembangunan suatu desa menjadi desa wisata harus

memperhatikan kapasitas desa tersebut, baik kapasitas fisik

maupun kesiapan masyarakat. Prinsip-prinsip pariwisata yang

berkelanjutan (sustainable tourism) harus mendasari

pengembangan desa wisata. Pengembangan yang melampaui

daya dukung akan menimbulkan dampak yang besar tidak

hanya pada lingkukngan alam tetapi juga pada kehidupan

sosial budaya masyarakat yang pada akhirnya akan mengurangi

daya tarik desa tersebut.

Pendekatan lain dalam memandang prinsip-prinsip pengembangan

desa wisata adalah:

a. Pengembangan fasilitas-fasilitas wisata dalam skala kecil

beserta pelayanan di dalam atau dekat dengan desa.

b. Fasilitas-fasilitas dan pelayanan tersebut dimiliki dan

dikerjakan oleh penduduk desa, salah satu bisa bekerja sama

atau individu yang memiliki.

c. Pengembangan desa wisata didasarkan pada salah satu “sifat”

budaya tradisional yang lekat pada suatu desa atau “sifat”

atraksi yang dekat dengan alam dengan pengembangan desa

sebagai pusat pelayanan bagi wisatawan yang mengunjungi

kedua atraksi tersebut.

Pengembangan desa wisata harus direncanakan secara hati-hati

agar dampak yang timbul dapat dikontrol. Berdasar dari penelitian

dan studi-studi dari UNDP/WTO dan beberapa konsultan Indonesia,

dicapai dua pendekatan dalam menyusun rangka kerja/konsep kerja

dari pengembangan sebuah desa menjadi desa wisata.

Page 35: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 11

2.4. MODEL PENGEMBANGAN DESA WISATA

Model pengembangan desa wisata adalah:

1) Interaksi tidak langsung

Model pengembangan didekati dengan cara bahwa desa

mendapat manfaat tanpa interaksi langsung dengan

wisatawan. Bentuk kegiatan yang terjadi semisal: penulisan

buku-buku tentang desa yang berkembang, kehidupan desa,

arsitektur tradisional, latar belakang sejarah, pembuatan

kartu pos dan sebagainya.

2) Interaksi setengah langsung

Bentuk-bentuk one day trip yang dilakukan oleh wisatawan,

kegiatan-kegiatan meliputi makan dan berkegiatan bersama

penduduk dan kemudian wisatawan dapat kembali ke tempat

akomodasinya. Prinsip model tipe ini adalah bahwa wisatawan

hanya singgah dan tidak tinggal bersama dengan penduduk.

3) Interaksi Langsung

Wisatawan dimungkinkan untuk tinggal/bermalam dalam

akomodasi yang dimiliki oleh desa tersebut. Dampak yang

terjadi dapat dikontrol dengan berbagai pertimbangan yaitu

daya dukung dan potensi masyarakat setempat. Alternatif lain

dari model ini adalah penggabungan dari model pertama dan

kedua.

Berikut ini adalah beberapa langkah penerapan aktivitas

konservasi dalam pengembangan Desa Wisata, antara lain:

1. Mengonservasi sejumlah rumah yang memiliki nilai budaya

dan arsitektur yang tinggi dan mengubah fungsi rumah

tinggal menjadi sebuah museum desa untuk menghasilkan

biaya untuk perawatan dari rumah tersebut. Contoh

pendekatan dari tipe pengembangan model ini adalah Desa

Page 36: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 12

Wisata di Koanara, Flores. Desa wisata yang terletak di

daerah wisata Gunung Kelimutu ini mempunyai aset wisata

budaya berupa rumah-rumah tinggal yang memiliki arsitektur

yang khas. Dalam rangka mengkonservasi dan

mempertahankan rumah-rumah tersebut, penduduk desa

menempuh cara memuseumkan rumah tinggal penduduk yang

masih ditinggali. Untuk mewadahi kegiatan wisata di daerah

tersebut dibangun juga sarana wisata untuk wisatawan yang

akan mendaki Gunung Kelimutu dengan fasilitas berstandar

resor minimum dan kegiatan budaya lain.

2. Mengonservasi keseluruhan desa dan menyediakan lahan baru

untuk menampung perkembangan penduduk desa tersebut

dan sekaligus mengembangkan lahan tersebut sebagai area

pariwisata dengan fasilitas-fasilitas wisata. Contoh

pendekatan pengembangan desa wisata jenis ini adalah Desa

Wisata Sade, di Lombok.

3. Mengembangkan bentuk-bentuk akomodasi di dalam wilayah

desa tersebut yang dioperasikan oleh penduduk desa tersebut

sebagai industri skala kecil. Contoh dari bentuk

pengembangan ini adalah Desa wisata Wolotopo di Flores.

Aset wisata di daerah ini sangat beragam antara lain :

kerajinan tenun ikat, tarian adat, rumah-rumah tradisional

dan pemandangan ke arah laut. Wisata di daerah ini

dikembangkan dengan membangun sebuah perkampungan

skala kecil di dalam lingkungan Desa Wolotopo yang

menghadap ke laut dengan atraksi-atraksi budaya yang unik.

Fasilitas-fasilitas wisata ini dikelola sendiri oleh penduduk

desa setempat. Fasilitas wisata berupa akomodasi bagi

wisatawan, restaurant, kolam renang, peragaan tenun ikat,

plaza, kebun dan dermaga perahu boat.

Page 37: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 13

2.5. PRINSIP PENGEMBANGAN DESA WISATA

Prinsip pengembangan desa wisata adalah sebagai salah satu produk

wisata alternatif yang dapat memberikan dorongan

bagipembangunan pedesaan yang berkelanjutan serta memiliki

prinsip-prinsip pengelolaan antara lain, ialah: (1) memanfaatkan

sarana dan prasarana masyarakat setempat, (2) menguntungkan

masyarakat setempat, (3) berskala kecil untuk memudahkan

terjalinnya hubungan timbal balik dengan masyarakat setempat, (4)

melibatkan masyarakat setempat, (5) menerapkan pengembangan

produk wisata pedesaan, dan beberapa kriteria yang mendasarinya

seperti antara lain:

1. Penyediaan fasilitas dan prasarana yang dimiliki masyarakat

lokal yang biasanya mendorong peran serta masyarakat dan

menjamin adanya akses ke sumber fisik merupakan batu

loncatan untuk berkembangnya desa wisata.

2. Mendorong peningkatan pendapatan dari sektor pertanian

dankegiatan ekonomi tradisional lainnya.

3. Penduduk setempat memiliki peranan yang efektif dalam proses

pembuatan keputusan tentang bentuk pariwisata yang

memanfaatkan kawasan lingkungan dan penduduk setempat

memperoleh pembagian pendapatan yang pantas dari kegiatan

pariwisata.

4. Mendorong perkembangan kewirausahaan masyarakat

setempat.

Sedangkan dalam prinsip perencanaan yang perlu dimasukkan

dalam “prelemenary, planning” yaitu (1) meskipun berada di

wilayah pariwisata tak semua tempat dan zona lingkungan harus

menjadi daya tarik wisata dan (2) potensi desa wisata tergantung

juga kepada kemauan masyarakat setempat untuk bertindak

Page 38: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 14

kreatif, inovatif, dan kooperatif. Tidak semua kegiatan pariwisata

yang dilaksanakan di desa adalah benar-benar bersifat desa wisata,

oleh karena itu agar dapat menjadi pusat perhatian pengunjung,

desa tersebut pada hakikatnya harus memiliki hal yang penting,

antara lain:

1. Keunikan, keaslian, sifat khas

2. Letaknya berdekatan dengan daerah alam yang luar biasa

3. Berkaitan dengan kelompok atau masyarakat berbudaya

yangsecara hakiki menarik minat pengunjung

4. Memiliki peluang untuk berkembang baik dari sisi prasarana

dasar, maupun sarana lainnya.

Perencanaan pariwisata di desa wisata bukanlah tugas yang mudah

terutama dalam keadaan yang mempunyai lingkungan alam dan

budaya yang peka.

2.6. KOMPONEN PENGEMBANGAN DESA WISATA

2.6.1. DAYA TARIK

Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,

budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan

kunjungan wisatawan.

Jenis-Jenis Daya Tarik Wisata terdiri dari 3 (tiga) kategori:

1) Daya tarik wisata alam adalah daya tarik wisata yang berupa

keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam.Daya tarik

wisata alam selanjutnya dapat dijabarkan, meliputi:

Page 39: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 15

a) Daya tarik wisata alam yang berbasis potensi

keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam di wilayah

perairan laut, yang berupa antara lain :

bentang pesisir pantai;

contoh : pantai Kuta, pantai

Pangandaran, pantai

Gerupuk, dan sebagainya.

bentang laut (baik perairan

di sekitar pesisir pantai

maupun lepas pantai yang

menjangkau jarak tertentu

yang memiliki potensi

bahari);contoh : perairan

laut Kepulauan Seribu,

perairan laut kepulauan

Wakatobi, dan sebagainya

kolam air dan dasar

laut;contoh : taman laut

Bunaken, taman laut

Wakataboi, taman laut dan

gugusan pulau-pulau kecil

Raja Ampat, atol pulau

Kakaban, dan sebagainya.

b) Daya tarik wisata alam yang berbasis potensi

keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam di wilayah

daratan, yang berupa antara lain:

pegunungan dan hutan

alam/ taman nasional/

taman wisata alam/ taman

hutan raya (Contoh : TN

Page 40: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 16

gunung Rinjani, TN Komodo,

TN Bromo – Tengger –

Semeru, dsbnya).

perairan sungai dan danau

(contoh : danau Toba,

danau Maninjau, danau

Sentani, sungai Musi, sungai

Mahakam, situ Patengan).

perkebunan; contoh : agro

wisata Gunung Mas,dsbnya.

pertanian; contoh : area

persawahan Jatiluwih,

dsbya.

bentang alam khusus(gua,

karst, padang pasir, dan

sejenisnya); contoh : Karst

Gunung Kidul, Karst Maros.

2) Daya tarik wisata budaya adalah daya tarik wisata berupa

hasil olah cipta, karsa, dan rasa manusia sebagai makhluk

budaya. Daya tarik wisata budaya selanjutnya dapat

dijabarkan, meliputi:

a) Daya tarik wisata budaya yang bersifat berujud (tangible);

yang berupa antara lain :

cagar budaya; yang

meliputi: bangunan atau

komplek percandian,

keraton, situs purbakala/

artefak historis (a.l: tugu/

Page 41: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 17

monumen), museum, kota

tua, dan sejenisnya. Contoh

: Candi Borobudur, Keraton

Kasunanan Surakarta,

Komplek Trowulan,

Monumen Tugu Pahlawan,

Museum Nasional, Kuta Tua

Jakarta – Sunda Kelapa,

dsbnya.

perkampungan tradisional

dengan adat dan tradisi

budaya masyarakat yang

khas; (misalnya: kampung

Naga, perkampungan suku

Badui, desa Sade, desa

Penglipuran)

museum, galeri seni, rumah

budaya, dll.

b) Daya tarik wisata budaya yang bersifat tidak berujud

(intangible), yang berupa antara lain:

Kehidupan adat dan tradisi

masyarakat dan aktifitas

budaya masyarakat yang

khas di suatu area/ tempat;

(misalnya: Sekaten, Karapan

sapi, Pasola, pemakaman

Toraja, Ngaben, pasar

terapung, Kuin, dan

sejenisnya).

Page 42: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 18

Kesenian; contoh : kesenian

angklung, kesenian sasando,

kesenian reog, dsb.

3) Daya tarik wisata hasil buatan manusia adalah daya tarik

wisata khusus yang merupakan kreasi artifisial (artificially

created) dan kegiatan-kegiatan manusia lainnya di luar

ranah wisata alam dan wisata budaya. Daya tarik wisata

hasil buatan manusia/ khusus, selanjutnya dapat

dijabarkan meliputi antara lain:

fasilitas rekreasi dan

hiburan/taman bertema;

yaitu fasilitas yang

berhubungan dengan

motivasi untuk rekreasi,

hiburan/ entertainment

maupun penyaluran hobby;

contoh: taman bertema

(theme park)/ taman

hiburan (kawasan Trans

Studio, TI Jaya Ancol,

Taman Mini Indonesia

Indah).

fasilitas peristirahatan

terpadu (integrated resort);

yaitu kawasan

peristirahatan dengan

komponen pendukungnya

yang membentuk kawasan

terpadu; misalnya :kawasan

Nusa Dua resort, kawasan

Page 43: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 19

Tanjung Lesung, dan

sebagainya.

fasilitas rekreasi dan olah

raga, misalnya: kawasan

rekreasi dan olahraga

(kawasan Senayan),

kawasan padang golf, area

sirkuit olah raga.

2.6.2. AKSESIBILITAS

Semua jenis sarana prasarana, transportasi yang mendukung

pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke destinasi

pariwisata, contohnya adalah: Jalan Raya, jalan Tol, jembatan,

transportasi darat, laut, udara, penyeberangan, dan sebagainya.

2) Jasa / Pelaku Pariwisata

Unsur pelaksana/ jasa terkait yang berfungsi sebagai operator

pelayanan kebutuhan wisatawan dalam melakukan perjalanan

wisata, contohnya adalah: tour operator, pemandu wisata,

pengelola usaha transportasi, dan sebagainya.

Page 44: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 20

3) Durasi Waktu & Aktifitas

Rentang waktu yang diperlukan dan aktifitas yang dilakukan

wisatawan dalam melakukan kunjungan perjalanan wisata untuk

menyusun program kegiatan.

2.6.3. FASILITAS UMUM DAN FASILITAS WISATA

Semua jenis sarana yang secara khusus

ditujukan untuk mendukung penciptaan

kemudahan, kenyamanan, keselamatan

wisatawan dalam melakukan kunjungan

ke destinasi pariwisata.

Contoh Fasilitas Wisata adalah:

akomodasi (tempat mengiap, hotel,

homestay), restoran, artshop,

workshop, dan sebagainya

Contoh Fasilitas Umum adalah:

telekomunikasi, warnet, kantor pos,

Page 45: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 21

bank/money changer, rest area, dan

sebagainya.

2.6.4. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pemberdayaan masyarakat merupakan aspek penting dalam

pengembangan desa wisata. Hal ini dikarenakan pengembangan

desa wisata banyak memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki oleh

masyarakat. Masyarakat memiliki peran penting untuk menunjang

keberhasilan pengembangan desa wisata sehingga masyarakat yang

tidak berdaya (powerless) perlu diberdayakan untuk menciptakan

kemandirian dan peningkatan kesejahteraan ekonomi (powerfull).

Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata yang

dilakukan oleh pihak pengelola Desa Wisata diterapkan dalam

bidang atraksi, akomodasi, penyiapan SDM yaitu a)

pertemuan/serasehan, b) pendampingan, c) bantuan modal, d)

pembangunan sarana dan prasarana, e) pembentukan organisasi

desa wisata, f) kerja bakti, g) pemasaran. Kegiatan pemberdayaan

tersebut diharapkan akan memberikan dampak sosial-budaya,

ekonomi kepada masyarakat Desa Wisata.

Pemberdayaan masyarakat sering dijadikan alternatif pertama yang

dipilih dalam pendekatan pembangunan yang melibatkan partisipasi

masyarakat. Dalam pembangunan kepariwisataan, pemberdayaan

masyarakat juga dinilai sebagai salah satu model pendekatan yang

sangat efektif dalam menstimulasi partisipasi aktif dari segenap

pemangku kepentingan, khususnya adalah masyarakat setempat.

Page 46: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 22

Pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan digaris

bawahi oleh Murphy (1988), yang memandang bahwa

pengembangan kegiatan pariwisata merupakan “kegiatan yang

berbasis komunitas”, yaitu bahwa sumber daya dan keunikan

komunitas lokal baik berupa elemen fisik maupun non fisik (tradisi

dan budaya) yang melekat pada komunitas tersebut merupakan

unsur penggerak utama kegiatan pariwisata itu sendiri; di lain pihak

komunitas lokal yang tumbuh dan hidup berdampingan dengan

suatu objek wisata tidak dapat dipungkiri sebenarnya telah menjadi

bagian dari sistem ekologi yang saling kait mengkait.

Pada dasarnya, pendekatan yang melibatkan partisipasi masyarakat

ini dilakukan sebagai pelengkap sistem perencanaan terpusat yang

dilakukan oleh pemerintah. sistem perencanaan yang terpusat yang

dilakukan oleh pemerintah memiliki baik kekuatan maupun

kelemahan. Dengan adanya sistem perencanaan yang terpusat, akan

lebih efisien apabila dilihat dari sudut pandang sistem penyuluhan

yang seragam, yang terkadang juga memberikan hasil yang baik.

Namun, dengan sistem tersebut, tidak dapat mengembangkan

masyarakat untuk mempunyai tanggung jawab dalam

mengembangkan ide-ide baru yang lebih sesuai dengan kondisi

setempat. Di samping itu pula, sistem top-down yang memposisikan

masyarakat selalu mendapat “suapan” dari pemerintah dapat

mengakibatkan ketergantungan, karena semua komponennya telah

disediakan, sehingga tidak mendidik masyarakat untuk mandiri

dalam memanfaatkan potensi yang mereka miliki. Adanya

kecenderungan kegiatan yang tidak berkelanjutan setelah proyek

berakhir yang dilakukan dengan sistem perencanaan terpusat juga

merupakan salah satu kelemahan yang pada akhirnya juga akan

berdampak kepada masyarakat itu sendiri.

Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat merupakan pendekatan

yang saat ini dinilai sangat strategis dalam meningkatkan

Page 47: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 23

kesejahteraan masyarakat. Hasil yang lebih berkelanjutan akan

dicapai jika masyarakat diberikan kepercayaan agar dapat

menentukan proses pembangunan yang dibutuhkan oleh mereka

sendiri. Masyarakat dapat menganalisa masalah dan peluang yang

ada serta mencari jalan keluar sesuai sumber daya yang mereka

miliki. Masyarakat sendiri yang membuat keputusan dan rencana,

mengimplementasikan serta mengevaluasi keefektifan kegiatan

yang dilakukan. Peran dari pemerintah dan lembaga lain sebatas

mendukung dan memfasilitasi.

Gambar 2.2.

Skema Upaya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat terjadi pada saat masyarakat mampu:

Mengidentifikasi masalah/ penyebab kemiskinan dan alternatif

penyelesaiannya.

Mengidentifikasi sumber daya yang tersedia di wilayahnya.

18

Kebutuhan pokok.Pendidikan.Kesehatan.Transportasi.Prasaran Fisik.Dll.

KONSUMSI

PENDAPATAN

Harmonisasiprogram yangoutputnya dapatmemberikankesempatanberusaha danmenciptakanpenghasilan bagimasyarakat miskin.

Harmonisasiprogram yangoutputnya dapatmeringankankonsumsimasyarakatmiskin.

•Unit simpan pinjam.•Kelompok usahabersama•Pekerjaan sektorinformal.•Pekerjaan konstruksi.

DEMOGRAFI

Menekan lajupertumbuhan

penduduk miskin.

•KB.•Kesejahte-raan RTM.

Page 48: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 24

Memutuskan tindakan yang harus dilaksanakan (peningkatan

kemampuan masyarakat berorganisasi dalam skala kelompok dan

menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan desa/ kelurahan).

Prinsip-prinsip dalam upaya memberdayakan masyarakat,

diantaranya:

1. Enabling: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang

2. Empowering: memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh

masyarakat

3. Protecting: mencegah terjadinya persaingan yang tidak

seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah

Tujuan dari adanya pemberdayaan masyarakat dalam

pengembangan desa wisata adalah memfasilitasi masyarakat agar

mampu menganalisis perikehidupan dan masalah-masalahnya, serta

mencari pemecahan masalah berdasarkan kemampuan dan

keterbatasan yang mereka miliki. Di samping itu pula, dengan

adanya pemberdayaan masyarakat diharapkan mampu menstimulasi

untuk mengembangkan usahanya sendiri dengan segala kemampuan

dan sumber daya yang dimiliki dan mengembangkan sistem untuk

mengakses sumberdaya yang diperlukan.

Dasar-dasar pemberdayaan masyarakat yang seharusnya dianut di

antaranya:

1. Mengutamakan masyarakat, khususnya kaum miskin dan

kelompok terpinggirkan;

2. Menciptakan hubungan kerjasama antara masyarakat dan

lembaga-lembaga pengembangan;

3. Memobilisasi dan optimalisasi penggunaan sumber daya lokal

secara keberlanjutan;

Page 49: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 25

4. Mengurangi ketergantungan;

5. Membagi kekuasaan dan tanggung jawab;

6. Meningkatkan tingkat keberlanjutan.

Manfaat yang diharapkan dari adanya pemberdayaan masyarakat

antara lain:

1. Peningkatan kesejahteraan jangka waktu panjang yang

berkelanjutan;

2. Peningkatan penghasilan dan perbaikan penghidupan kelompok

masyarakat berpenghasilan rendah;

3. Peningkatan penggunaan sumberdaya daerah yang tersedia

secara efektif dan efisien;

4. Program pengembangan dan pemberian pelayanan yang lebih

efektif, efisien, dan terfokus;

5. Proses pengembangan yang lebih demokratis.

Dalam konteks pemberdayaan masyarakat lokal dalam

pengembangan pariwisata, selanjutnya ditegaskan bahwa aspek

keterlibatan masyarakat dapat diimplementasikan dalam tiga area,

yaitu tahap perencanaan (planning stage), implementasi atau

pelaksanaan (implementation stage), serta dalam hal mendapatkan

manfaat atau keuntungan (share benefits) baik secara ekonomi

maupun sosial budaya.

Page 50: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 26

Gambar 2.3.

Aspek Keterlibatan Masyarakat dalam Konsep Pemberdayaan

1. Pada tahap perencanaan, keterlibatan masyarakat lokal

terutama berkaitan dengan identifikasi masalah atau persoalan,

identifikasi potensi pengembangan, pengembangan alternatif

rencana dan fasilitas, dan sebagainya

2. Pada tahap implementasi, bentuk keterlibatan masyarakat

berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

program pengembangan, pengelolaan objek atau usaha terkait

dengan kegiatan, dan sebagainya

Sementara aspek nilai manfaat, maka bentuk pertisipasi

masyarakat terwujud dalam peran dan posisi masyarakat dalam

memperoleh nilai manfaat secara ekonomi maupun sosial budaya,

yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi

masyarakat lokal.

Page 51: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 27

2.6.5. PEMASARAN DAN PROMOSI

Secara umum tujuan dari pembangunan pemasaran Desa Wisata

adalah menyiapkan data dan informasi wisatawan nusantara dan

mancanegara yang akan digunakan secara optimal bagi pengambil

kebijakan dalam pemasaran pariwisata dalam negeri (pasar

wisatawan nusantara) dan pariwisata luar negeri (pasar wisatawan

mancanegara).

Ruang lingkup pembangunan pemasaran meliputi pembekalan

berbagai aspek, sebagai berikut:

1. Pasar Desa Wisata

Pasar Desa Wisata mencakup batasan segmentasi wisatawan

yang satu sama lainnya memiliki perbedaan, baik dalam hal

negara asal, usia, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan,

keinginan, sikap, daya beli dan cara-cara pembeliannya.

Berbagai variabel tersebut yang dapat digunakan untuk

mensegmenkan suatu pasar. Variabel utama yang dapat

dilakukan untuk melakukan segmentasi adalah:

a. Segmentasi geografis

Segmentasi ini membagi pasar ke dalam unit-unit geografis,

misalkan daerah/negara asal wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke Desa Wisata. Unit-unit geografis disini dapat

berupa negara, provinsi, kota, kabupaten, dan kecamatan.

b. Segmentasi demografis

Segmentasi ini membagi pasar ke dalam kelompok-

kelompok berdasar pada variabel demografis seperti, umur,

jenis kelamin, jumlah keluarga, pendapatan, pekerjaan,

pendidikan, agama dan kebangsaan. Segmentasi ini paling

banyak digunakan oleh para pemasar, karena kebutuhan

Page 52: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 28

dan keinginan konsumen paling sering dipengaruhi oleh

variabel-variabel demografis ini.

c. Segmentasi psikografis

Segmentasi ini membagi pasar ke dalam kelompok-

kelompok berdasar pada orientasi nilai dan perilaku

wisatawan yang merepresentasikan kelas sosial, gaya hidup,

dan karakteristik pribadi/ individu. Seseorang yang berada

pada kelompok demografis yang sama bisa memiliki profil

psikografis yang berbeda.

d. Segmentasi berdasar perilaku (behavior segmentation)

Segmentasi ini membagi pasar kedalam kelompok-kelompok

berdasar pengetahuan mereka, sikap, penggunaan atau

tanggapan terhadap suatu produk.

Setelah segmen pasar diidentifikasi, selanjutnya dipilih segmen

yang paling menarik dan menguntungkan untuk dijadikan

sasaran pasar (target market), yaitu pasar utama dan pasar

potensial. Pengertian dari kedua kategori pasar ini adalah:

a. Pasar utama merupakan pasar yang memiliki kontribusi

signifikan (10 besar) sebagai penyumbang kunjungan

terbesar secara nasional dan telah berlangsung dalam kurun

waktu setidaknya 5 – 10 tahun terakhir.

b. Pasar potensial adalah negara-negara sumber pasar yang

karena faktor-faktor tertentu (kemampuan pembelanjaan,

kecenderungan kunjungan yang tumbuh signfikan, dan

aspek-aspek lain yang mengindikasikan nilai penting pasar

tersebut, seperti lama tinggal /LOS dan revenue).

Page 53: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 29

2. Pencitraan Desa Wisata dan Media Komunikasi Pemasaran

a. Slogan (Branding)

Brand merupakan identitas yang dimiliki suatu destinasi

wisata dalam hal ini adalah Desa Wisata, dan juga

merupakan cerminan citra destinasi wisata (brand image).

Setiap destinasi wisata mempunyai citra atau image

tertentu yaitu mental maps seseorang terhadap satu

destinasi wisata yang mengandung keyakinan, kesan dan

persepsi (I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri, 2005).

Pencitraan merupakan bagian dari Positioning, yaitu

kegiatan untuk membangun citra atau image dibenak pasar

melalui desain terpadu antara produk, komunikasi

pemasaran, kebijakan harga, dan saluran pemasaran yang

tepat dan konsisten dengan citra atau image yang ingin

dibangun serta ekspresi yang tampak dari sebuah produk.

Positioning bertujuan membantu wisatawan untuk

mengetahui perbedaan yang sebenarnya antara suatu

destinasi dengan destinasi pesaing.

Untuk membangun citra atau image maka perlu diketahui

bagaimana persepsi wisatawan. Persepsi adalah bagaimana

wisatawan melihat atau berpendapat mengenai suatu

destinasi wisata. Persepsi tersebut terbentuk sejalan

dengan pengalaman wisatawan terhadap suatu destinasi

wisata selama berkunjung. Untuk menunjukkan perbedaan

dengan destinasi pesaing, perlu dilakukan branding.

Branding adalah proses komunikasi dari sebuah

brand/produk.

Page 54: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 30

Gambar 2.4.

Skema Proses Pembentukan Branding

Sumber: Tourist Destination Image, Risk De Keyser, 1993

b. Media Komunikasi Pemasaran

Berbagai program termasuk slogan tidak akan mampu

menjamin keberhasilan tanpa adanya strategi komunikasi

yang tepat. Salah satu cara menentukan strategi komunikasi

yang baik adalah dengan memiliki media komunikasi

pemasaran yang relevan, dan prosesnya disebut dengan

promosi.

Promosi (promotion) itu sendiri, adalah suatu cara

menginformasikan atau memberitahukan kepada calon

wisatawan tentang produk yang ditawarkan dengan

memberitahukan tempat-tempat dimana orang dapat

melihat atau melakukan kunjungan ke suatu destinasi

wisata secara tepat. Cara berpromosi akan berbeda-beda,

tergantung dimana akan berpromosi, target promosi, dan

media promosi yang digunakan.

Page 55: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 31

2.6.6. KELEMBAGAAN DAN SDM

A. Aspek Kelembagaan

Berdasarkan UU No 10/2009, ruang lingkup organisasi

kepariwisataan meliputi: Organisasi Pemerintah, Pemerintah

Daerah, Swasta, dan Masyarakat

a. Organisasi Pemerintah

Merupakan unsur pelaksana Pemerintah, dipimpin oleh Menteri

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden

dan mempunyai tugas membantu Presiden dalam

menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang

kepariwisataan. Urusan Pemerintahan bidang Pariwisata

merupakan urusan pemerintahan dalam rangka penajaman,

koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah.

b. Organisasi Pemerintah Daerah

Merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah dalam rangka

penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah. Pembagian

urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, urusan

pemerintahan bidang pariwisata merupakan urusan pilihan.

c. Organisasi Swasta

Merupakan orang atau sekelompok orang (pengusaha) yang

menyediakan barang dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan

wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

d. Organisasi Masyarakat

Merupakan masyarakat yang mengorganisir dan bertempat

tinggal di dalam wilayah destinasi pariwisata dan diprioritaskan

untuk mendapatkan manfaat dari penyelenggaraan kegiatan

pariwisata di tempat tersebut.

Page 56: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 32

e. Regulasi dan Mekanisme Operasional di Bidang

Kepariwisataan

Pemberlakuan Otonomi Daerah yang dimulai sejak 1 Januari

2001 dengan UU Otonomi Daerah No. 22 tahun 1999 dan UU No.

25 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah,

memberikan sinyal bahwa Pemerintah Daerah diberi

kewenangan untuk mengatur daerahnya baik dalam hal

pendanaan kegiatan pemerintah maupun pelayanan kepada

masyarakat. Perubahan yang penting dari hubungan pemerintah

pusat dan daerah dalam desentralisasi adalah kewenangan dan

tanggung jawab pembangunan daerah yang semakin luas.

Pemerintah Daerah, terutama tingkat kabupaten, bukan lagi

berperan sebagai “operator” pembangunan, namun juga

inisiator, motivator, planner, controller, supervisor, dan fund

raising.

Salah satu faktor penghambat lingkungan investasi di Indonesia

adalah kebijakan Pemerintah Daerah yang tidak jelas akibat

dari tumpangtindih peraturan pusat dan daerah maupun antar

daerah menjadi satu hal yang sering dikeluhkan oleh investor

dan calon investor yang mau menanamkan modalnya di

Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa era otonomi daerah

ternyata tidak diikuti oleh reformasi regulasi terutama di

tingkat daerah otonomi, serta masih ada beberapa fakta yang

menunjukkan masih adanya inefisiensi dalam hal regulasi,

terutama berkaitan dengan iklim usaha yang mendukung

investasi di Indonesia.

Mengingat pentingnya aspek regulasi, maka tidak dapat

dihindarkan lagi bahwa diperlukan suatu tata-pengaturan

regulasi yang baik (good regulation governance), sehingga

sektor publik, swasta, dan masyarakat dapat memperoleh

Page 57: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 33

kondisi yang selaras. Tiga elemen good regulation governance

yang dirancang untuk memaksimumkan efisiensi dan efektivitas

regulasi didasarkan pada pendekatan terpadu yang saling

sinergi, yaitu: (1) adopsi kebijakan regulasi pada tingkat politis,

(2) alat kontrol kualitas regulasi, dan (3) kapasitas manajemen

regulasi yang berkelanjutan melalui kelembagaan. Sehingga

diharapkan dapat menghasilkan regulasi yang berdampak positif

terhadap semua stakeholders. Diharapkan tidak ada lagi

regulasi yang tumpang tindih (overlapping), meningkatnya

persepsi positif dunia usaha terhadap regulasi pemerintah dan

terciptanya iklim investasi yang mendukung dalam

kelembagaan, serta berkembangnya kegiatan ekonomi daerah

dan nasional.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka regulasi dan mekanisme

operasional adalah pengaturan perilaku dan cara kerja untuk

memaksimumkan efektivitas dan efisiensi pembangunan

kepariwisataan (didasarkan pada pendekatan terpadu lintas

sektoral dan antar level pemerintahan).

B. Aspek SDM

Pemahaman Aspek SDM Pariwisata

Berdasarkan UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Nasional maka kebutuhan SDM Pariwisata menurut

penggolongan berdasarkan institusinya adalah:

a. Institusi Pemerintah Pusat

b. Institusi Pemerintah Daerah

c. Institusi Swasta

Page 58: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 2 - 34

Tabel 2.1.

Pengelompokkan SDM pariwisata

NO SDM PARIWISATATINGKATAN

KOMPETENSIKETERANGAN

1 SDM Pemerintah

dan Non Pemerintah

a. Akademisi/

Peneliti/ Ilmuwan

b. Teknokrat

Perguruan Tinggi

Negeri, PNS,

Lembaga Peneliti

Swasta dan LSM

2 SDM Usaha

Pariwisata/Industri

a. Professional

b. Tenaga teknis

Usaha Pariwisata:

pengelola, top

hingga low

management dan

craft level.

Kompetensi yang dibutuhkan SDM Pariwisata dalam berbagai

tingkatan (Koster; 2005) adalah:

a. Akademisi/ peneliti/ilmuwan: SDM yang memiliki

kompetensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

kepariwisataan.

b. Teknokrat: SDM yang memiliki kompetensi untuk

mengembangkan rancang bangun, kebijakan, diversifikasi

produk wisata dan pemasaran pariwisata.

c. Professional: SDM yang memiliki keahlian untuk mengelola

dan mengembangkan usaha pariwisata.

d. Tenaga teknis: SDM yang memiliki kompetensi berupa

ketrampilan untuk melaksanakan tugas-tugas yang bersifat

teknis dalam pariwisata.

Page 59: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Pendahuluan 4 - 0

BAB 3PROFIL DESA

WISATA AMATAN

KAJIAN PENGEMBANGAN

DESA WISATA DI DIY

Page 60: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 1

3.1. BATASAN LINGKUP AMATAN

3.1.1. JUSTIFIKASI BATASAN AMATAN

Dalam pekerjaan Kajian Desa Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta

diperlukan batasan amatan dalam pemilihan desa wisata di setiap

kabupaten/ kota di Daerah Istimewa Yogyakarta yang akan menjadi

kawasan pengamatan di dalam kajian ini. Beberapa hal yang

menjadi pertimbangan dalam pengambilan kawasan amatan dari

kajian desa wisata ini antara lain:

a. Memiliki daya tarik yang unik dan khas yang mampu

dikembangkan sebagai daya tarik kunjungan wisatawan

b. Memiliki pasar wisatawan yang cukup signifikan

c. Memiliki dukungan ketersediaan sumber daya manusia (SDM)

lokal

d. Memiliki alokasi ruang/ area untuk pengembangan fasilitas

pendukung

e. Masuk di dalam paket-paket wisata kepariwisataan Yogyakarta

f. Menjadi daerah penerima PNPM Pariwisata

g. Mendapatkan penghargaan dalam bidang pariwisata sebagai

desa wisata

h. Telah siap sebagai destinasi pariwisata dalam menerima

wisatawan nusantara maupun mancanegara

3.1.2. PEMILIHAN DESA WISATA AMATAN

Ruang lingkup amatan dalam studi Kajian Desa Wisata di DIY

meliputi Desa-desa wisata yang terdapat di Kabupaten Sleman,

Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunungkidul

dan Kota Yogyakarta. Desa wisata terpilih adalah desa yang

Page 61: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 2

mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menentukan pola

Kajian Desa Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dari Beberapa hal yang menjadi pertimbangan di atas, dapat

diambil beberapa desa wisata yang menjadi amatan, antara lain:

a. Desa wisata berbasis keunikan sumber daya budaya lokal:

1) Desa wisata Kebon Agung

2) Desa wisata Tanjung

3) Kampung wisata Ketandan

b. Desa wisata berbasis keunikan sumber daya alam:

1) Desa wisata Nglanggeran

2) Desa wisata Ketingan

3) Desa Wisata Ndlinggo

c. Desa wisata berbasis perpaduan keunikan sumber daya budaya

dan alam:

1) Desa wisata Srowolan

2) Desa wisata Kembangarum

3) Desa wisata Pentingsari

d. Desa wisata berbasis keunikan aktifitas ekonomi kreatif:

1) Desa wisata Bobung

2) Desa wisata Kasongan

3) Kampung wisata Prawirotaman

Page 62: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 3

3.2. PROFIL DESA WISATA AMATAN

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu dari 33 provinsi di wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara geografis, Daerah Istimewa

Yogyakarta terletak di tengah Pulau Jawa bagian selatan. Bentuk

wilayahnya menyerupai bangun segitiga dengan puncak Gunung Merapi di

bagian utara dengan ketinggian 2.911 meter di atas permukaan air laut,

sedangkan pada bagian kaki, dua buah dataran membentang ke arah

selatan membentuk dataran pantai yang memanjang di tepian Samudera

Indonesia.

Gambar 3.1.

Peta Administratif Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 63: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 4

Secara astronomis Daerah Istimewa Yogyakarta terletak antara 7.33° -

8.12° Lintang Selatan dan 110° - 110.50° Bujur Timur. Adapun batas-batas

wilayahnya sebagai berikut :

a. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kabupaten Magelang

b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

d. Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri

e. Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Klaten

Dengan luas wilayah 3.185,80 km² atau 0,17 dari luas wilayah Indonesia,

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi terkecil setelah Daerah

Khusus Ibukota Jakarta, dan secara administatif meliputi 4 kabupaten dan 1

kota, yaitu :

a. Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 Km² (1,02)

b. Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 Km² (15,91)

c. Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 Km² (18,40)

d. Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 Km² (46,62)

e. Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 Km² (18,04)

Tabel 3.1.

Luas Wilayah, Ketinggian, dan Jarak Lurus ke Ibukota Provinsi menurut

Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta

Kabupaten/Kota Ibukota Luas Wilayah(km²)

LuasPersentasi (%) Ketinggian Jarak

Lurus

Kulonprogo Wates 586,27 18,40 50 22

Bantul Bantul 506,85 15,91 45 12

Gunungkidul Wonosari 1.485,36 46,63 185 30

Sleman Sleman 574,82 18,04 145 9

Yogyakarta Yogyakarta 32,50 1,02 75 2

DIY Yogyakarta 3.185,80 100,00

Page 64: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 5

Gambar 3.2.PetaSebaranDesaWisata diDIY

Page 65: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 6

Gambar 3.3.PetaSebaranDesa WisataAmatan

Page 66: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 7

3.2.1. DESA WISATA BERBASIS KEUNIKAN SUMBER DAYA BUDAYA LOKAL

3.2.1.1. Desa Wisata Kebon Agung

Desa Wisata Kebon Agung terletak di wilayah Kecamatan Imogiri,

Kabupaten Bantul, DI. Yogyakarta. Dengan letak geografis sebagai

berikut :

2 Km sebelah selatan Raja-Raja Mataram, 15 Km sebelah selatan ibukota DIY, 15 Km utara dari Pantai Parang Tritis, 1 Km selatan Kantor Kecamatan Imogiri.

Desa Wisata Kebon Agung terbagi menjadi 5 pedukuhan : Kanten,

Mandingan, Kalangan, Tlogo. Jumlah RT 23. Jumlah Penduduk 3376

jiwa, dengan jumlah 1368 Kepala Keluarga (KK). Luas wilayah 187,

11Ha : Lahan pertanian 117,670 ha, dan 70,435 ha sisanya: lahan

perumahan, dll.

A. Daya Tarik

Beberapa daya tarik yang ada di desa wisata Kebonagung, antara

lain:

a. Wisata Tani

Desa Wisata Kebon agung memiliki daya tarik sebagai desa wisata

tani, dimana kegiatan wisatawan mengamat dan ikut merasakan

cara membajak sawah, menanam padi, menyemprot, memanen,

menumbuk padi dengan lesung, serta menanak nasi secara

tradisional. Selain itu, wisatawan juga dapat merasakan meng-

angon atau mengembala bebek dan cara berternak sapi.

Page 67: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 8

b. Wisata Air

Wisata ini merupakan salah satu paket wisata yang dapat dinikmati

wisatawan. Keberadaan Bendungan Tegal yang membendung aliran

Kali Opak menjadi daya tarik utama dari wisata ini. Di tempat ini

para wisatawan dapat menikmati pemandangan sambil berwisata

air dengan menggunakan perahu naga. Selain itu, wisatawan juga

dapat menyaksikan para penggemar olahraga dayung melakukan

latihan serta lomba perahu aga yang sering digelar ditempat ini.

c. Wisata Budaya

1) Kenduri, yaitu suatu kegiatan yang biasa dilakukan

masyarakat setempat untuk merayakan atau memperingati

momen-momen tertentu seperti perayaan selamatan

menempati rumah baru, upacara tujuh bulanan bagi ibu

hamil, serta doa atau tahlilan kematian.

2) Wiwit atau labuh, yaitu upacara pemberian sesajen berupa

hasil pertanian sebagai ungkapan rasa syukur atas segala

karunia yang diberikan Tuhan Yang Mahakuasa kepada

seluruh warga sekaligus sebagai pengharapan agar mereka

mendapat keselamatan dan kedamaian dalam melakukan

aktivitas sehari-hari, termasuk permohonan kesuburan atas

tanaman mereka.

3) Wisata kesenian daerah, wisatawan yang berkunjung ke

Desa Kebon Agung selain menikmati berbagai pertunjukkan

Page 68: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 9

seni juga dapat belajar cara menabuh gamelan serta

tembang-tembang yang sering dilantunkan oleh masyarakat

setempat misalnya :seni karawitan/gamelan, macapat,

solawatan/ shalawatan, jathilan/kuda kepang dan gejok

lesung.

d. Wisata Kerajinan Tangan

Salah satu paket wisata yang ditawarkan Desa Kebon Agung ini

adalah belajar membuat kerajinan dari desa ini antara lain : tatah

sungging, natik tulis, batik keramik, batik topeng kayu dan wisata

kuliner.

Page 69: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 10

e. Wisata Museum

Selain berbagai sajian paket wisata tersebut diatas, wisatawan juga

dapat mengunjungi sebuah Museum Tani Jawa yang berlokasi di

Dusun Candran. Di dalam museum ini dipajang berbagai jenis alat

pertanian tradisional Jawa misalnya : ani-ani, jodang, luku, ganco,

tlenyem, garu, singkal,kejen, dan gosrok. Selain itu museum ini

juga dipamerkan berbagai alat dapur tradisional seperti tungku,

keren, anglo, kendil, telenan potong, sothil, serta pipisan ( batu

untuk membuat jamu).

Museum yang dikepalai oleh Kristya Bintara ini juga kerap

menyelenggarakn berbagai festival, seperti Festival Ngliwet dan

Festival Memedi Sawah.

B. Aksesibilitas

Desa Wisata Kebon Agung terletak sekitar 17 kilometer arah selatan

Kota Yogyakarta atau sekitar 3 kilometer dari ibu kots Kecamatan

Imogiri. Lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan

roda empat maupun roda dua dari arah Kota Yogyakarta dengan

waktu tempuh sekitar 25 menit.

Page 70: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 11

C. Fasilitas

Fasilitas yang tersedia di Desa Wisat Kebon Agung cukup lengkap.

Homestay yang tersedia di desa ini ada sekitar 130 buah yang

berada di 60 rumah penduduk. Setiap rumah dapat ditempati

sekitar 6 orang dengan biaya sekitar Rp.100.000,00/hari untuk satu

orang. Biaya ini termasuk biaya makan tiga kali, yaitu makan pagi,

makan siang, dan makan mlam. Fasilitas lainnya yaitu berupa toilet

2 buah, pusat informasi 1 buah, pusat jajanan yang menjual

beragam jenis makanan khas Jawa seperti bakpia, kue apem, dan

gula merah. Selian itu, ditempat ini juga tersedia tempat parkir

uang luas dengan kapasitas sekitar 50 buah mobil, 200 buah motor,

dan 4 buah untuk bus.

D. Pemberdayaan Masyarakat

Pada tahun 2010 Desa Wisata Kebon Agung dilaksanakan

Pencanangan Desa Wisata Kebon Agung sebagai percontohan desa

wisata nasional, untuk mendorong program PNPM Mandiri

pariwisata agar lebih fokus dalam memberikan kesejahteraan bagi

masyarakat.Program pemberdayaan masyarakat mandiri pariwisata

akan mendapat dana Rp 60 juta untuk menghidupkan kembali

kelompok tari, gejog lesung, kentongan, jathilan, laras madya

(rebana untuk lansia), serta membeli seragam dan alat-alat yang

diperlukan untuk proses pengembangan.

Page 71: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 12

E. Pemasaran dan Promosi

Strategi pemasaran yang selama ini sudah dilakukan oleh Desa

Wisata Kebon Agung adalah pemasaran melalui brosur atau leaflet,

selebihnya pemasaran hanya dilakukan dari mulut ke mulut oleh

wisatawan yang pernah berkunjung ke Desa Wisata Kebon Agung,

di dunia mayapun Kebon Agung dipromosikan oleh wisatawan yang

pernah berkunjung bukan dari pengelola Desa Wisata Kebon Agung

sendiri, karena pengelola tidak memiliki kemampuan dan

pengetahuan di bidang IT. Dalam hal pelayanan, Desa Wisata Kebon

Agung sudah berusaha memberikan pelayanan yang terbaik, namun

ada beberapa pengelola yang terkadang masih terlalu pasif dan

canggung dalam melayani tamu, cara berpakaian dan tingkah

lakunya pun terkadang masih kurang dari standar pelayanan yang

baik.

F. Kelembagaan dan SDM

Kualitas SDM pengelola Desa Wisata Kebonagung tergolong rendah

dilihat dari latar belakang pendidikan dan pengalaman yang minim,

pekerjaan, serta usia yang sudah tidak muda lagi, kemampuan dan

pengetahuan dalam bidang IT pun juga sangat rendah. Kualitas SDM

sangat berpengaruh dalam strategi pemasaran dan pelayanan suatu

desa wisata. Kualitas SDM pengelola Desa Wisata Kebon Agung

tergolong rendah sehingga strategi pemasaran dan pelayanannya

pun sulit berkembang, karena minimnya pengetahuan yang mereka

miliki, sehingga tidak adanya inovasi yang coba dibuat dalam

strategi pemasaran dan pelayanan Desa Wisata Kebonagung sendiri.

Page 72: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 13

3.2.1.2. Desa Wisata Tanjung

Desa wisata Tanjung berada di Jalan Palagan Tentara Pelajar Km.

11, tepatnya di Donoharjo, Ngaglik, Sleman atau 5 km dari

Monumen Yogya Kembali kearah Utara atau 30 menit dari kota

Yogyakarta. Desa wisata Tanjung berpenduduk sekitar 1.600 jiwa

yang berprofesi sebagai petani dan terbagi dalam 3 pedukuhan

yakni Tanjung, Panasan dan Bantarjo dengan 6 RW dan 11 RT. Desa

ini diresmikan menjadi desa wisata sejak 1 juli 2001.

A. Daya Tarik

Desa wisata tanjung terletak 2 Km dari kota Yogyakarta. Meliputi

tiga pedukuhan, yaitu Tanjung, Panasan, dan Bantarjo yang dibagi

dalam 6 RW dan 11 Rt dengan mayoritas penduduk sebagai petani.

Wisata pendidikan yang ditawarkan meliputi pertanian, masih

menggunakan peralatan tradisional, seperti kegiatan membajak,

membersihkan tanah, menanam, memanen, beternak bebek dan

sebagainya. Home stay yang ditawarkan berupa rumah joglo yang

telah berusia ± 200 tahun.

Rumah Joglo atau yang lebih dikenal dengan nama Joglo Tanjung

merupakan joglo tertua dan masih memiliki bentuk aslinya

meskipun telah beberapa kali di renovasi. Bahkan beberapa

diantaranya masih asli, seperti : sentong, gandok kiwo-tengen, dan

gebyok yang merupakan bangunan 9 X 10 meter dengan rangka dari

kayu nangka. Relief gaya kuno menghiasi pada tiang dan dinding

bagian dalam Joglo Tanjung ini.

Page 73: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 14

B. Aksesibilitas

Desa Tanjung Wisata terletak 5 Km sebelah utara Monumen Jogja

Kembali ( Monjali) yang terletak di desa Tanjung Donoharjo Ngaglik

Sleman. Setelah melewati tikungan desa Rejodani, terus menuju

barat, akan terlihat gapura. Masuk sekitar 3 menit, maka disana

terdapat rumah Joglo di Desa Tanjung Wisata. Untuk memasuki

kawasan ini relatif mudah karena jalan sudah bagus dan bisa

dilewati kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

C. Fasilitas

Home stay yang ditawarkan berupa rumah joglo yang telah berusia

± 200 tahun. Untuk berkunjung ke desa ini, pengunjung dikenakan

biaya Rp. 40.000,-/hari sudah termasuk makan 3 kali sehari. Untuk

biaya pelatihan seperti membatik dan kesenian tradisional,

pengunjung dikenakan biaya tambahan masing - masing Rp.

20.000,-/orang/2 jam untuk belajar membatik dan Rp. 5.000,-

/orang/2 jam untuk belajar kesenian tari tradisional.

D. Pemberdayaan Masyarakat

Pemerintah sebagai stakeholder memberikan dukungan penuh untuk

meningkatkan nilai pariwisata di Desa Tanjung ini. Masyarakat

berperan aktif dalam menyediaan sarana dan prasarana di Desa

Wisata Tanjung ini. Baik dari penyediaan homestay, kuliner sampai

atraksi kerajinan dan kesenian merupakan hasil karya masyarakat

setempat.

Page 74: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 15

E. Pemasaran dan Promosi

Untuk menarik wisatawan berkunjung ke Desa Wisata Tanjung

selain dengan promosi melalui media cetak dan mendia elektronik

masyarakat juga berperan aktif mengikuti perlombaan kesenian dan

mengadakan festival pentas kesenian guna meningkatkan daya tarik

kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

F. Kelembagaan dan SDM

Kegiatan peningkatan sumber daya manusia di Desa Tanjung ini

sering dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan desa

wisata. Melalui kerja sama dengan pihak swasta , pemerintah dan

masyarakat desa Tanjung saling berperan aktif dalam

pengembangan IPTEK dengan sistem tata kerja dan manajemen

yang efektif sehingga dihasilkan sistem yang komprehensif tetapi

efisien.

3.2.1.3. Kampung Wisata Ketandan

Kampung Ketandan merupakan saksi sejarah akulturasi antara

budaya Tionghoa, Keraton dan warga Kota Yogyakarta. Terletak di

pusat Kota, tepatnya di Jalan Ahmad Yani, Jalan Suryatmajan,

Page 75: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 16

Jalan Suryotomo dan Jalan Los Pasar Beringharjo. Sejak 200 tahun

yang lalu daerah ini menjadi tempat masyarakat Tionghoa tinggal

dan mencari nafkah, sehingga diakui sebagai kawasan Pecinan kota

Jogja. Kampung Ketandan lahir pada akhir abad 19, sebagai pusat

permukiman orang Cina pada jaman Belanda. Pemerintah Belanda

kemudian menerapkan aturan pembatasan pergerakan

(passentelsel) serta membatasi wilayah tinggal Tionghoa

(wijkertelsel). Tetapi dengan izin Sri Sultan Hamengku Buwono II,

warga Tionghoa tersebut tetap dapat menetap di tanah yang

terletak di utara Pasar Beringharjo ini, dengan maksud turut

memperkuat aktivitas perdagangan dan perekonomian masyarakat.

Masyarakat Tionghoa sangat berperan dalam penguatan kegiatan

perekonomian Jogja semenjak 200 tahun yang lalu. Mereka bisa

membaur dengan pedagang pasar, pedagang Malioboro dan warga

Jogja pada umumnya. Sampai sekarang daerah ini masih menjadi

salah satu pusat keramaian yang selalu dikunjungi para penggiat

ekonomi.

Pemerintah Kota Yogyakarta kemudian menetapkan Kampung

Ketandan sebagai daerah cagar budaya kawasan Pecinan yang akan

dikembangkan terus menerus. Bangunan Tionghoa yang masih ada

sudah rapuh, maka Pemkot selalu mendorong agar renovasinya

mempertahankan arsitekstur khas Tionghoa. Bahkan bangunan baru

yang akan atau telah dibangun diusulkan kembali berasitektur

Tionghoa.

A. Daya Tarik

Kampung ketandan merupakan saksi sejarah akulturasi antara

budaya Tionghoa, keraton dan masyarakat Yogyakarta. Dikawasan

ini banyak masyarakat Tionghoa tinggal dan membangun kehidupan,

sehingga akhirnya masyarakat umum mengakui Ketandan sebagai

kawasan pecinan kota Jogja. Akulturasi budaya tersebut juga

Page 76: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 17

tercermin pada arsitektur bangunan akulturasi budaya Cina dengan

kebudayaan Jawa.

B. Aksesibilitas

Akses menuju kawasan Kampung Pecinan Ketandan sangatlah

mudah karena sarana dan prasarana yang ada sangat memadai dan

terjangkau. Jika menggunakan kendaraan pribadi, wisatawan bisa

masuk ke Jalan Ketandan ke arah Timur dari Jalan Malioboro. Jika

menggunakan angkutan umum, wisatawan akan diantar hingga pintu

masuk Jalan Ketandan.

C. Fasilitas

Di Kampung Pecinan Ketandan ini terdapat ornamen-ornamen kuno

pada bangunan yang bertingkat. Ciri khas bangunan cina pun bisa

dilihat seperti aksesoris yang terpasang di hampir setiap pintu

rumah. Selain itu di kawasan Ketandan ini juga banyak terdapat

toko-toko emas yang merupakan usaha utama para warga Tionghoa

yang sudah ada sejak lama. Di Kampung Ketandan ini, juga terdapat

Page 77: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 18

becak yang siap mengantar para wisatawan jalan-jalan melihat

suasana kampung Ketandan dan Malioboro.

D. Pemasaran dan Promosi

Lokasi yang strategis memiliki keunggulan tersendiri dalam hal

promosi. Kampung Ketandan ini sudah terlihat menonjol dikawasan

sekitarnya. Selain brosur, leaflet, media cetak dan elektronik

bahkan dari wesite juga sudah tersedia sehingga memudahkan

wisatawan untuk mendapatkan informasi. Selain itu sejak tahun

2006 strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kampung Ketandan ini

melalui event menyambut Tahun Baru imlek dengan diadakannya

Pekan Budaya Tionghoa. Dan kawasan Kampung Ketandan ini dihiasi

dengan ornamen-ornamen dan gapura berarsitektur Tionghoa.

E. Kelembagaan dan SDM

Jejaring dan kerjasama yang sudah ada akan diperkuat. Jejaring

tersebut adalah antara kampung wisata dengan pemerintah, biro

perjalanan wisata, serta industri pariwisata lain. Jejaring dengan

hotel terdekat atau yang berada di lokasi kampung wisata akan

diperkuat, dan jika memungkinkan bisa dikembangkan skema CSR

antara hotel dengan kampung wisata.

Page 78: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 19

3.2.2. DESA WISATA BERBASIS KEUNIKAN SUMBER DAYA ALAM

3.2.2.1. Desa Wisata Nglanggeran

Gunung Nglanggeran terletak di Desa Nglanggeran, Patuk,

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 25 Km dari Kota

Yogyakarta. Gunung purba Nglanggeran pernah aktif puluhan juta

tahun yang lalu. Gunung nglanggeran mempunyai 2 puncak yakni

puncak barat dan puncak timur serta kaldera ditengahnya. Gunung

Nglanggeran ini merupakan deretan gunung batu yang besar dengan

bentuk dan nama yang unik, seperti Gunung 5 jari, Gunung kelir

dan gunung wayang. Disebut gunung wayang karena susunan

bebabtuanh yang mirip tokoh pewayangan dan menurut

kepercayaan masyarakat sekitar Gunung ini djaga oleh Kiai Ongko

Wijoyo dan punokawan yakni Kiai Semar, Kiai Gareng, Kiai Petruk

dan Kiai Bagong, denikian pula dengan sebutan Gunung Kelir karena

menyerupai kelir dan dipercaya sebagai tempat tinggal Kiai Ongko

Wijoyo dan Punokawan, selain itu masih ada sumber air yang ada di

puncak gunung Nglanggeran dan tidak pernah mengalami

kekeringan yakni sumber air comberan.

UNESCO menyatakan Gunung Nglanggeran/Gunung Api Purba layak

dijadikan Geopark (Taman Bumi) saat kunjungannya didampingi

Page 79: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 20

pemerintah kabupaten Gunungkidul bersama pihak akademisi pada

tanggal 8 Oktober tahun 2010.

A. Daya Tarik

Terdapat dua daya tarik wisata di Desa Nglanggeran, yakni gunung

api purba dan embung besar. Gunung api purba merupakan gunung

batu dari karst atau kapur. Jutaan tahun lalu, gunung itu pernah

aktif. Puncak gunung tersebut adalah Gunung Gedhe di ketinggian

sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan

pegunungan mencapai 48 hektar.

Embung adalah bangunan berupa kolam seperti telaga di ketinggian

sekitar 500 meter dari permukaan laut. Embung dengan luas sekitar

5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk

mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di

sekeliling embung. Pada musim kemarau, para petani bisa

memanfaatkan airnya untuk mengairi sawah. Pengunjung dapat

naik ke embung dengan tangga. Sampai di sisi embung, kita bisa

melihat matahari terbenam yang indah. Kita juga bisa melihat

gunung api purba di seberang embung.

Page 80: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 21

B. Aksesibilitas

Lokasinya hanya berjarak 22 kilometer (km) dari Wonosari, ibu kota

Kabupaten Gunung Kidul, atau 25 km dari Yogyakarta. Lokasi Desa

Wisata Nglanggeran dapat dicapai melalui jalan raya yang sudah

cukup baik. Trayek transportasi lokal seperti bus maupun angkot

banyek menuju Desa Wisata Nglanggeran, sehingga memudahkan

pengunjung untuk menuju Desa Wisata Nglanggeran.

C. Fasilitas

Pengelola Desa Wisata Nglanggeran mengembangkan kawasan

wisata ini dengan membuat penginapan dan menyiapkan rumah

penduduk untuk tempat live in. Program live in banyak diikuti

pelajar dan wisatawan mancanegara.

Lewat program itu, wisatawan bisa berinteraksi dengan penduduk

dan belajar budaya Desa Nglanggeran, seperti membatik topeng,

membuat kerajinan dari janur (daun kelapa yang masih muda),

belajar tari tradisional Jathilan dan Reog, ikut kenduri, menangkap

dan melepas ikan di sungai, menanam padi di sawah, dan belajar

memasak kuliner ala Desa Nglanggeran.

Page 81: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 22

Pengunjung dapat menikmati fasilitas berbagai kegiatan luar ruang,

seperti rock climbing dengan 28 jalur, trekking, dan pengenalan

budaya daerah Nglanggeran

D. Pemberdayaan Masyarakat

Masyarakat setempat juga turut andil dalam kegiatan pariwisata di

Desa Wisata Nglanggeran, Penberdayaan masyarakat berupa antara

lain; penggunaan rumah warga sebagai Home Stay dalam program

live in, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata

nglanggeran baik secara kelembagaan untuk menjadi pengelola

kawasan wisata maupun secara individual seperti menjadi guide

bagi pengunjung maupun penyediaan kios – kios penjaja makanan

maupun souvenir.

E. Pemasaran dan Promosi

Pemasaran Desa Wisata Nglanggeran dilakukan melalui media massa

baik secara cetak maupun elektronik, banyaknya media massa yang

melakukan peliputan terhadap kawasan wisata ini membuat sudah

dikenal secara nasional dan internasional.

F. Kelembagaan dan SDM

Tahun 1999, Desa Wisata Nglanggeran dikelola Karang Taruna Bukit

Putra Mandiri, namun karena keterbatasan dana dan sumber daya

manusia mengakibatkan kawasan ini kekurangan fasilitas penunjang

untuk kegiatan berwisata.

Mengingat banyaknya potensi budaya dan ekowisata di situs gunung

api tersebut, tahun 2008 Badan Pengelola Desa Wisata Nglanggeran

mengambil alih pengelolaannya. Badan pengelola ini kemudian

menambahkan beberapa fasilitas pendukung guna menunjang

kegiatan wisata di Desa Wisata Nglanggeran

Page 82: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 23

3.2.2.2. Desa Wisata Ketingan

Salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman adalah Desa

Wisata Ketingan atau sering juga disebut dengan desa wisata

burung kuntul (bangau). Desa ini menjadi begitu istimewa karena

keberadaan koloni burung kuntul dan burung blekok yangberjumlah

ribuan. Setiap pagi, burung-burung tersebut akan terbang

berpencar meninggalkan desa menuju ke persawahan yang banyak

airnya untuk mencari makan. Saat menjelang senja, burung-burung

ini akan kembali ke Dusun Ketingan. Mereka akan bertengger dan

bersarang di pepohonan yang memang masih banyak terdapat di

Desa Ketingan.

Keberadaan burung kuntul dan bleok di Dusun Ketingan ini

sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, yakni sekitar tahun

1997. Kala itu, koloni burung kuntul mulai berduyun-duyun datang

ke wilayah Ketingan setelah persemian gapura desa oleh Sultan

Hamengku Buwono X.

Pada tahun 2005 digagaslah usaha untuk menjaga keberadaan

burung kuntul tersebut. Akhirnya diputuskan bahwa Dusun Ketingan

menjadi sebuah desa wisata yang menawarkan keindahan serta

keasrian desa, serta tak ketinggalan koloni burung kuntul. Oleh

karena itu, Desa Wisata Ketingan dikenal sebagai Desa Wisata Fauna

Burung Kuntul. Selain pengamatan burung kuntul, Dusun Ketingan

Page 83: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 24

juga menawarkan paket wisata pembuatan jamu, bertani,

menyaksikan upacara daur hidup, serta kesenian gejog lesung.

A. Daya Tarik

Di Dusun Ketingan terdapat banyak gardu yang dapat digunakan

sebagai tempat pengamatan burung (bird watching). Saat paling

tepat untuk mengamati pola perilaku burung-burung tersebut

adalah di pagi hari atau di sore hari. Saat pagi, burung-burung akan

terbang secara berkelompok meninggalkan desa, sedangkan saat

sore, koloni burung kuntul akan pulang kembali ke sarangnya. Pagi

dan sore juga merupakan saat yang pas untuk berburu foto burung

kuntul.

Burung kuntul yang ada di Dusun Ketingan juga memiliki perilaku

yang unik. Setiap malam purnama dan Jumat Kliwon (penanggalan

Jawa), mereka memiliki kebiasaan berkumpul. Ribuan burung

kuntul akan terbang dan mengepak-kepakkan sayapnya yang putih

bersih di atas desa mulai sore hari hingga malam. Terntu saja

kebiasaan berkumpul ini menjadi pemandangan tersendiri dan

momen yang sangat bagus bagi para fotografer.

Selain menyaksikan koloni burung kuntul beserta habitatnya,

wisatawan yang berkunjung ke tempat ini juga dapat belajar

Page 84: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 25

bertani, membuat jamu, gejog lesung, serta menyaksikan upacara

daur hidup. Wisatawan yang memilih paket liburan dengan belajar

bertani, wisatawan dapat mencoba menggarap tegal (ladang),

menanam padi, membajak sawah, atau memanen padi yang sudah

menguning.

Ritual khusus Merti Bumi yang digelar setahun sekali. Ritual ini

digelar sebagai bentuk ucapan syukur atas hasil bumi yang

melimpah. Dalam kegiatan ini warga Ketingan akan mengenakan

pakaian tradisional, kemudian berjalan mengelilingi desa sambil

membawa gunungan hasil bumi.

Page 85: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 26

B. Aksesibilitas

Desa Wisata Ketingan terletak di Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati,

Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Jarak dari pusat kota Yogyakarta

ke Desa Wisata Ketingan hanya 10 km, sedangkan dari Jalan

Magelang hanya berjarak 3 km. Wisatawan yang membawa

kendaraan pribadi dapat menempuh rute Yogyakarta-Jalan

Magelang–Mlati–Desa Wisata Ketingan. Terdapat petunjuk arah

menuju Desa Wisata Ketingan. Jalan menuju Desa Ketingan cukup

mudah dan mendatar

Pengelola Desa Wisata Ketingan menyediakan fasilitas penjemputan

bagi wisatawan yang akan mengunjungi Desa Ketingan. Akses lain

dapat ditempuh melalui kendaran umum berupa angkot khusus

untuk menuju Desa Wisata Ketingan yang tersedia di Terminal

Jombor.

C. Fasilitas

Sebagai Desa Wisata yang terus berbenah diri guna menyambut

kedatangan wisatawan, beberapa fasilitas dan akomodasi guna

memudahkan wisatawan mulai dilengkapi. Fasilitas yang ada di

Dusun Ketingan antara lain, pemandu lokal, menara pengamatan

burung, tempat menginap ala pedesaan yang mampu menampung

sekitar 30 orang, serta kendaraan antar jemput wisatawan bila

diperlukan.

D. Pemberdayaan Masyarakat

Masayarakat Dusun Ketingan terlibat langusng dalam pengelolaan

Kawasan Desa Wisata Ketingan, keterlibatan masyarakat berupa

kelembagaan pengelola desa wisata, pelestarian alam sebagai

tujuan utama wisata di desa ketingan, penyediaan rumah warga

sebagai home stay bagi wisatawan yang akan menginap, sebagai

pemandu wisata maupun pengelola kegiatan kesenian yang ada di

Dusun Ketingan, penyediaan kios maupun warung – warung kuliner,

Page 86: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 27

serta berbagai macam kegiatan lain yang menunjang kegiatan

wisata di Dusun Ketingan.

E. Pemasaran dan Promosi

Pemasaran Desa Wisata Ketingan dilakukan melalui media massa

cetak maupun elektronik, selain pengelolaan pemasaran secara

swakelola oleh pengelola desa wisata, pemasaran desa wisata juga

mendapat bantuan oleh pihak pemerintah melalui website

pemereintah Kabupaten Sleman maupun Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta.

F. Kelembagaan dan SDM

Kelembagaan dilakukan secara swadaya masyarakat dengan adanya

bantuan baik secara financial maupun pelatihan pelatihan oleh

pemerintah.

3.2.2.3. Desa Wisata Nglinggo

Desa Wisata Nglinggo adalah sebuah dusun di Desa Pagerharjo,

Kecamatan Samigaluh di Pegunungan Menoreh. Dusun ini

mempunyai daya tarik alam pegunungan, wisata trekking, air

terjun, nuansa pedesaan, perkebunan teh dan kopi.

Page 87: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 28

Masyarakat Nglinggo masih menjaga tradisi kehidupan Jawa dan

kesenian tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Para pengunjung

bisa tinggal bersama keluarga di rumah pedesaan termasuk terlibat

dalam aktivitas penderesan gula aren, memetik teh, kopi dan

memerah susu kambing Peranakan Etawa.

A. Daya Tarik

Desa Wisata Nglinggo memiliki keistimewaan yang disebut puncak

Nglinggo. Dari puncak ini, pengunjung dapat merasakan udara yang

sejukdan kesegaran dari hawa perbukitan dan gunung yang

berkabut. Pengunjung juga dapat menikmati keindahan hamparan

perkebunan the dan hutan pinus serta air terjun di kaki hutan

pinus.

Selain itu, Desa Wisata Nglinggo juga memiliki keistimewaan lain

yang terletak pada wilayah desa yang dikelilingi oleh beberapa

gunung, yaitu: Gunung Widosari, Bentarm, Tritisan dan Kukusan.

Keunggulan wilayah ini menjadi nilai tersendiri bagi pengunjung

yang juga merencanakan untuk mengadakan paket wisata ke

beberapa gunung yang mengelilingi Desa Wisata Nglinggo.

Page 88: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 29

Pesona wisata yang bisa menjadi paket kunjungan di Dusun Nglinggo

antara lain: Wisata trekking pedesaan (nuansa pedesaan &

panorama Menoreh/sunrise, air terjun Watu Jonggol, Watu Bentar,

Perkebunan teh), Wisata pertanian (proses pemetikan teh & kopi,

pembuatan minyak atsiri, peternakan kambing PE), Wisata budaya

penderesan gula aren, rumah pedesaan (joglo, kampung, dan

limasan)

B. Aksesibilitas

Akses Menuju Lokasi Desa Wisata Nglinggo cukup mudah, baik

menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

Untuk menggunakan kendaraan umum, dari terminal Giwangan,

Yogyakarta, pengunjung dapat menggunakan bus umum jurusan

Kulon Progo dan turun di Terminal Wates, Dari Terminal Wates

terdapat kendaraan umum yang menuju arah Dusun Nglinggo dan

turun di jalan desa dan dilanjutkan dengan Ojek menuju Dusun

Nglinggo.

C. Fasilitas

Desa Wisata Nglinggo menyediakan berbagai akomodasi dan fasilitas

pendukung, antara lain:

a. Home stay sebanyak 5 buah berkapasitas 30 orang

b. Satu Buah tempat pertemuan berkapasitas 100 orang

Page 89: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 30

c. Pusat Informasi yang akan melayani wisatawan pengunjung Desa

Wisata Nglinggo setiap hari.

d. Kios – kios sebagai pusat jajanan yang menawaran makanan dan

minuman khas Kulon Progo

e. Area parkir.

D. Pemberdayaan Masyarakat

Dengan bantuan secara financial maupun bimbingan dari

Pemerintah Kbupaten kulon Progo, Masyarakat Desa Wisata

Nglinggo mampu melakukan kegiatan pelestarian dan pengelolaan

desa untuk tujuan pariwisata

Peran serta masyarakat desa dalam pengelolaan dapat berupa

dalam kelembagaan pengelolaan desa wisata maupun dalam sector

informal seperti sebagai penjual di kios kios yang ada di desa

wisata.

Kegiatan dalam perkebunan the seperti pemetikan pucuk daun the

juga menjadi sebuah daya tarik wisata tersendiri di Kawasan Desa

Wisata Nglinggo

E. Kelembagaan dan SDM

Desa Wisata Nglinggo hingga saat ini dikelola secara sinergis antara

Pemerintah Kabupaten Kulon (Pemkab) Kulon Progo dan masyarakat

desa secara swadaya. Keduanya saling bekerja sama untuk menjaga

keasrian dan kelestarian wilayah desa dengan berbagai program

pembangunan berbasis masyarakat, dengan model pengelolaan ini,

masyarakat diajak untuk ikut memiliki desa dengan harapan,

mereka akan menjaga keasrian dan kealamian lingkungan Desa

Nglinggo dan sekitarnya secara mandiri.

Page 90: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 31

3.2.3. DESA WISATA BERBASIS PERPADUAN KEUNIKAN SUMBER DAYA

BUDAYA DAN ALAM

3.2.3.1. Desa Wisata Srowolan

Desa Wisata Pasar Perjuangan Srowolan merupakan gabungan dari

Pedukuhan Srowolan Gatep, Pedukuhan Karanggeneng dan

Pedukuhan Gandok Kadilobo, Desa Purwobinangun Kecamatan

Pakem,Kabupaten Sleman.

A. Daya Tarik

a. Wisata Budaya

Masyarakat ingin mengenalkan wisata dengan nilai sejarah yaitu

pasar Srowolan sebagai icon kepariwisataan karena pasar ini selain

merupakan pasar kuno juga jadi saksi bisu perjuangan masyarakat

melawan tentara Belanda pada tahun 1948.

Selain dari Pasar dan Gudang Garam terdapat juga rumah kuno

berukuran 10 x 12 m berbentuk Sinom yang merupakan bekas

kecamatan Pakem Lama yang berada di sebelah timur pasar. Rumah

kuno ini dahulu merupakan pusat Kecamatan.

Page 91: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 32

Selain Bangunan bersejarah, di lokasi ini juga terdapat rumah yang

dahulu ditinggali oleh Sayuti Melik, penulis naskah Proklamasi

Kemerdekaan yang berada di dusun Kadisobo untuk mengenang

kembali sejarah perjuangan bangsa pada waktu itu untuk

memperoleh kemerdekaan.

Kesenian yang ada di Desa wisata Perjuangan Pasar Srowolan antara

lain seni tari, seni suara dan seni. Kesenian tersebut dapat menjadi

alternatif bagi pengunjung apabila ingin menikmati kesenian yang

terdapat di Desa Wisat srowolan. Tradisi Pertanian juga masih

dilakukan di Desa wisata ini. Beberapa kegiatan tradisi pertanian

yang masih dilaksanakan diantaranya angler, tedun dan wiwit.

Selain itu terdapat juga upacara adat/keagamaan yang masih ada

yaitu ruwatan atau membuang sukerto, nyadran/ngirim leluhur,

bersih desa/wujud syukur kepada Tuhan atas panen yang melimpah

serta midang atau melaksanakan nadar atas cita-citanya yang

berhasil.

Kerajinan yang ditonjoljkan dari desa wisata ini antara lain tunggak

bambu berupa kentongan dan bebek-bebekan sedang industri kecil

berupa pembuatan tempe dan slondok.

b. Wisata Alam

Bagi anda yang mempunyai hobi memancing, terdapat kolam

pemancingan seluas 2 hektar yang keberadaannya menyebar di

Dusun Srowolan Karanggeneng dan Kadilobo dengan fasilitas warung

Page 92: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 33

makan spesial air tawar. Terdapat juga embung yang dapat

dimanfaatkan sebagai wisata tirta.

Srowolan juga mempunyai hamparan sawah dan kebun salak yang

dapat menjadi daya tarik tersendiri, selain dapat melakukan

kegiatan persawahan juga dapat melakukan wisata petik salak.

B. Aksesibilitas

Jarak tempuh dari pusat Pemerintahan Kecamatan Pakem

sepanjang 4 Km ditempuh selama 10 menit.8 km menuju kota

Kabupaten Sleman dengan jarak tempuh 15 menit. 20 km menuju

kota propinsi dengan jarak tempuh kurang lebih 30 menit dengan

kendaraan bermotor.

Page 93: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 34

C. Fasilitas

Desa wisata Srowolan adalah desa yang dikelilingi sawah-sawah dan

sungai yang mengalir asri. Hawa sejukpun selalu terasa ketika

memasuki desa wisata srowolan. Untuk resmi dijadikan sebagai

desa wisata oleh dinas pariwisata tentu mempunyai sarana dan

keunikan tersendiri. Sarana Desa Wisata Srowolan adalah:

a. Banyu Sumilir

1) Family Gathering

Family Gathering merupakan program untuk tamu di pondok makan

Banyu Sumilir. Di tempat ini, wisatawan dapat mengadakan

kegiatan, baik perorangan maupun kelompok dari institusi atau

lembaga, dalam skala kecil (kurang dari 20 orang), sedang (antara

20-100 orang), maupun besar (lebih dari 100 orang).

Sedangkan untuk materi kegiatan yang akan diselenggarakan

menyesuaikan keinginan tamu. Dalam program Family Gathering

ditawarkan berbagai fasilitas antara lain:

Area dan fasilitas bermain (kolam air, kolam lumpur, kebun

salak,

pemancingan, sarana outbound)

Area makan keluarga dan kuliner tradisional keluarga

Pertunjukan kesenian tadisional

Rumah tinggal sementara (homestay)

Page 94: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 35

2) Adventure Education Based Outdoor Activity

Program ini dibuat khusus bagi para pelajar mulai dari tingkat SD,

SMP, dan SMA yang menginginkan sebuah kegiatan wisata alam

selama sehari semalam dengan berbagai kegiatan outward bound

basic level. Program ini dikemas sebagai sarana untuk

meningkatkan komunikasi, toleransi, kerjasama (kekompakan)

antarteman dalam satu kelompok. Untuk biaya fasilitas program ini

tiap orang dikenai biaya Rp150.000. Biaya ini mencakup fasilitator,

makan, minum, dan snack. Dalam program Adventure Education

Based Outdoor Activity ditawarkan:

Tim fasilitator outward bound,

Camping ground,

Wisata alam,

Sarana outward bound, dan

Wisata kuliner tradisional

Sarana akomodasi bagi pengunjung yang ingin menginap berupa

penginapan/home stay siap huni sejumlah 50 buah dengan jumlah

kamar 159 kamar dan dapat menampung 318 orang wisatawan.

Yang tersebar di Dusun Srowolan, Karanggeneng dan Kadilobo.

Paket wisata yang disediakan dapat dinikmati pengunjung dengan

biaya yang relative murah yaitu untuk Menginap bersama penduduk

hanya dikenakan biaya Rp. 45.000,-/orang (3 x makan). Untuk

Menyaksikan hiburan cokekan hanya perlu mengeluarkan biaya Rp.

150.000,-. Sementara untuk belajar karawitan cukup membayar Rp.

10.000,-. Pengunjung juga dapat belajar Belajar membajak,

bertanam padi dengan biaya Rp. 10.000,-/orang.

Transportasi dan akses menuju Desa wisata Srowolan sangat mudah

karena dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda

Page 95: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 36

empat. Hal tersebut dikarenakan jalan menuju lokasi telah diaspal

meskipun transportasi umum tidak tersedia di lokasi ini.

b. Panggung Kesenian

Panggung kesenian ini difungsikan untuk menyelenggarakan even-

even kesenian lokal serta acara-acara khusus lainnya

D. Pemasaran dan Promosi

Promosi adalah kegiatan pemasaran produk yang ingin kita

tawarkan kepada public dengan tujuan agar lebih dikenal

masyarakat sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis.

Promosi harus dilakukan secara rutin, tidak bisa hanya sekali

promosi tetapi harus berulang-ulang. Promosi yang paling baik

adalah promosi melalui media, bisa televisi, radio, surat kabar dan

internet. Promosi yang dilakukan oleh karang taruna pengurus desa

wisata adalah melalui kegiatan sosial seperti sepeda santai, dan

melalui surat kabar. Tetapi didalam pengembangan desa wisata

berbasis intenasional tidak cukup dengan surat kabar.

Cara yang paling efisien adalah merancangkan sebuah website

pribadi yang berisikan tentang semua hal mengenai desa wisata

Srowolan. Memang saat ini Srowolan sudah bisa diexpose melalui

media internet, tetapi website itu bukan milik mereka. Saat ini

website biasapun sulit menembus internasional, website yang

disajikan harus mempunyai 2 bahasa, yaitu bahasa nasional dengan

Page 96: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 37

bahasa internasional. Masalah promosi ini juga merupakan salah

satu penghambat desa wisata Srowolan untuk mendatangkan tourist

dengan skala besar ke dusun tersebut.

E. Kelembagaan dan SDM

Di desa wisata Srowolan memiliki karang taruna yang terorganisir.

Banyak aktifitas yang dikerjakan di Srowolan antara lain aktif dalam

sinoman, merti dusun,

pengembangan desa. Tetapi struktur organisasi di Desa Wisata

berbeda dengan organisasi dimasyarakat biasa. Di desa wisata ada

sie keamanan, promosi,perlengkapan dan lain-lain yang tidak

dimiliki dalam struktur organisasi kemasyarakatan biasa. Aktifitas

karang taruna di desa wisata yaitu mulai dari mempersiapkan

sarana dan prasarana, menjadi guide

(pemandu wisata) wisatawan yang berkunjung, promosi desa

wisata, dan juga bekerjasama dalam pembangunan desa wisata.

Guide adalah hal wajib yang harus dilakukan oleh pengurus maupun

anggota.

3.2.3.2. Desa Wisata Kembangarum

Desa wisata Kembangarum merupakan desa wisata yang diresmikan

pada pertengahan tahun 2005. Desa ini menawarkan edukasi dan

Page 97: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 38

alam sebagai sajian wisata bagi pengunjung. Program-program yang

dirancang dan dibangun di desa wisata ini mengedepankan edukasi

atau pendidikan bagi anak-anak khususnya.

A. Daya Tarik

Sebuah desa wisata yang terletak 20 km dari pusat kota Yogyakarta.

Desa ini mempunyai pemandangan alam yang menakjubkan. Sawah

yang hijau terbentang, perkebunan salak yang tertata rapi, sungai

yang jernih dan jalan yang diperindah dengan tembok terbuat dari

batu membuat desa ini layak mendapat predikat sebagai salah satu

desa wisata terindah di Yogyakarta.

Desa wisata yang berawal karena adanya sanggar lukis di Kembang

Arum kemudian berkembang menjadi desa wisata pendidikan,

wisata pertanian, perkebunan, wisata air, perikanan, pemukiman,

seni budaya, kuliner, dan outbound. Yang tidak kalah menariknya

adalah wisata perfilman. Sudah banyak film/feature yang dibuat di

Desa Wisata Kembang Arum ini seperti Si Bolang, Wisata Kuliner,

Jelang Siang. Sekitar 27 film yang sudah dibuat dan ditayangkan

oleh RCTI, TPI, Indosiar, TVRI Jogja, dll. Selain itu ada wisata yang

hanya ada satu di Indonesia yaitu wisata baksos yaitu dengan

menggunakan motor trail dan mobil offroad. Tiap motor trail ada

mekanik yang dibekali dengan makanan. Jadi di tengah-tengah

perjalanan menuju lereng merapi, peserta baksos akan memberi

makanan pada orang yang membutuhkan yang ditemui di jalan.

Page 98: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 39

Paket –paket wisata Desa Wisata Kembangarum antara lain:

a. Paket creative camp, yaitu belajar memainkan gamelan

tradisional, melukis dengan media kertas dan kanvas, belajar

membatik, membuat layang-layang, bermain angklung, dan

membuat kerajinan janur.

b. Paket wisata outbound dan olahraga tradisional, yaitu balap

dinglik, balap egrang, balap bakiak, bambu salak glundong,

tarik tambang lumpur, bambu keseimbangan, bambu pancuran,

tampah bola, gebuk bantal di atas air, mencari ikan, sepak bola

lumpur, bola basket lumpur, kenthos keseimbangan, bola volly

geber, dan flying fox.

c. Paket wisata petulangan, yaitu tracking menyusuri desa wisata

dan perkebunan salak, tracking menyusuri sungai, serta motor

trail, dan off road ke lerang Gunung Merapi.

d. Paket wisata pertunjukan dan hiburan, yaitu wayang kulit

pentilan, wayang kulit semalam suntuk, jathilan dan tarian

rampak buto, karawitan atau cokekan, jathilan kelinthing

(jathilan anak-anak), organ tunggal, campur sari, musik akustik,

dan musik band (jazz, blues, reggae).

e. Paket wisata pertanian, yaitu membajak sawah dengan kerbau,

nutu (menumbuk) padi, dan menanam padi.

f. Paket wisata perkebunan, yaitu menanam salak, singkong, dan

jagung.

g. Paket wisata peternakan, yaitu memberi makan kambing.

h. Paket wisata permukiman tradisional, yaitu Griya Sekar Arum,

Joglo Sempor Sungai, Penginapan Gubug Pereng, Gubug Pereng

bawah, Griya Arum Sari, dan Rumah Joglo.

i. Wisata pengambil foto untuk prewedding dan film.

j. Paketiwisata aneka kuliner tradisional, jajanan pasar, dan

minuman tradisional.

k. Paket pijat di pinggir sungai.

Page 99: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 40

B. Aksesibilitas

Desa Wisata Kembangarum terletak di Desa Donokerto, Kecamatan

Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Untuk menuju desa wisata

Kembangarum, wisatawan bisa menggunakan angkutan umum yang

tersedia di terminal jombor, dengan jurusan jombor tempel,dan

dilanjutkan dengan jalur D4. Jika membutuhkan privasi dan

kenyamanan bersama keluarga atau teman terdekat, bisa dengan

menggunakan jasa sewa mobildari Jogja Empat Roda.

C. Fasilitas

Berbagai fasilitas yang bisa dinikmati di desa wisata kembangarum

seperti sanggar lukis, disini wisatawan akan diajari bagaimana

melukis dengan cara yang benar diatas kanvas menggunakan cat

minyak, dengan ditemani suasana yang nyaman dan gemericik ari

sungai yang ada disekitar sanggar lukis bersama kicauan burung

akan membuat suasana hati semakin nyaman saat melukis. Anak-

anak juga bisa belajar banyak dan membaca diperpustakaan yang

ada didesa kembangarum ini. Tak kalah dengan wahan pendidikan

sanggar lukis dan perpustakaan wisata, disini wisatawan bisa

menemukan fasilitas pijat, rasa lelah dan beban akan hilang

seketika, saat dipijat wisatawan juga ditemani dengan keindahan

alam dan sungai yang jernih, karena fasilitas pijat ini dilakukan

dipinggiran sungai yang ada didesa kembangarum. berbagai fasilitas

lain yang bisa wisatawan nikmati disini seperti, mobil untuk jeljah

alam, arena permainan, dan rumah makan tradisonal dengan

masakan khasnya nasi takir.

Didesa wisata kembangarum ini wisatawan juga bisa menikmati

fasilitas kolam pemancingan dan kolam renang alami, anda bisa

berenang dan memancing bersama keluarga, dengan kegiatan

seperti itu tentunya kehangantan keluarga akan di dapatkan.

Wisatawan juga bisa bertempat tinggal sementara disini, disediakan

Page 100: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 41

rumah khusus dengan bangunan unik, dengan suasana udara yang

sejuk dan nyaman. Jadikan desa wisata kembangarum sebagi

tempat singgah sementara untuk keluarga, kehangatan,

kebersamaan dan pendidikan.

D. Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan-kegiatan dalam desa wisata ini banyak melibatkan peran

masyarakat Kembang Arum sendiri. Misalnya seperti pijat massal,

warga menjadi pemijat dan akan diberi tip dan fee. Wisata

kulinernya yang khas melibatkan ibu-ibu PKK, wisata seni dan

budayanya melibatkan bapak-bapak dan pemuda menjadi pemandu

outbound. Orang yang umurnya sudah sangat tua pun tidak

ketinggalan, mereka juga mempunyai kontribusi dalam wisata budi

pekerti. Contohnya nenek-nenek mengunyah sirih atau menumbuk

padi akan menggugah keingintahuan anak-anak yang datang

berkunjung ke desa ini. Pemasaran dan Promosi

E. Pemasaran dan Promosi

Sistem pemasaran desa wisata ini masih dikelola oleh Sanggar

Pratista. Awalnya adalah dengan sistem gethok tular yaitu informasi

dari mulut ke mulut. Dengan memanfaatkan koneksi sanggar yang

mengajar di 79 sekolah ini, Pratista melakukan sosialisasi kepada

murid dan orang tua murid. Hal ini lalu berkembang sehingga

muncul makelar wisata yang menghubungkan antara wisatawan

dengan pengelola Kembang Arum. Untuk mendukung ini, Pratista

Page 101: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 42

juga mencetak brosur kemudian disebarkan pada para tamu atau

koneksi.

F. Kelembagaan dan SDM

lima orang tim kreatif yang terdiri dari Pak Marsaid, Pak Ngatiman,

Pak Muji, Pak Yuli dan Bu Jarwati. Tim ini menangani acara-acara

yang diinginkan oleh tamu. Tamu yang ingin beriwisata di desa ini

awalnya akan melakukan survey lalu reservasi ke kantor yang ada di

Sanggar Pratista. Dengan reservasi, pengelola Kembang Arum bisa

menyiapkan segala hal yang dibutuhkan oleh tamu secara maksimal

dan hampir semua keinginan tamu diakomodasi oleh pengelola.

Kemudian Pak Hery akan menyampaikan ini kepada tim kreatif yang

sudah terbentuk. Tim kreatif akan membuat anggaran untuk

akomodasi dan lain-lainnya untuk disampaikan kepada ketua RT dan

ibu-ibu PKK. Ketua RT membagi tugas warga untuk menjadi

pemandu di acara outbound dan sebagai guide wisata sedangkan

ibu-ibu PKK menyediakan masakan untuk wisata kulinernya. Sistem

pembagian keuntungan antara Sanggar Pratista dengan warga sudah

dimusyawarahkan di awal pendirian desa wisata. Jika ada tamu

yang datang, uang yang didapat dari tamu tersebut akan digunakan

untuk mengisi kas wisata yaitu sebesar 5000 rupiah per tamu. Kas

lain yang juga diisi adalah kas kumpulan bapak-bapak, kas PKK

serta infaq masjid. Warga yang terlibat membantu kegiatan

outbound juga akan mendapat fee sesuai dengan jam kerjanya.

3.2.3.3. Desa Wisata Pentingsari

Dusun Pentingsari berbentuk seperti semenanjung dimana sebelah

barat terdapat lembah yang sangat curam yaitu kali Kuning dan

sebelah selatan terdapat lebah yang berupak Goa Ledok / Ponteng

dan Gondoran sebelah timur terdapat lembah yang curam yaitu Kali

Pawon dan sebelah utara merupakan dataran yang dapat

Page 102: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 43

berhubungan langsung dengan tanah di sekeliling kelurahan

Umbulharjo sampai ke pelataran gunung Merapi. Dusun Pentingsari

terdiri dari dua dusun yaitu Bonorejo dan Pentingsari. Pentingsari

ditetapkan sebagai desa wisata pada tanggal 15 Mei 2008.

A. Daya Tarik

a. Pancuran Suci Sendangsari

Pancuran ini dipercaya oleh masyarakat dusun Pentingsari dan

sekitarnya sebagai tempat bertemunya Dewi Nawang Wulan dan

Joko Tarup bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan membuat

awet muda dengan minum atau cuci muka dengan air ini, lokasi

obyek ini sangat dekat dengan nuansa mistis dan nuansa keindahan

lembah sungai kuning.

b. Luweng

Luweng merupakan salah satu bukti betapa luasnya perjuangan

Pangeran Diponegoro dalam mengusir penjajah Belanda di

Yogyakarta , luweng pada saat itu digunakan sebagai alat masak

warga dusun Pentingsari dalam menyediakan konsumsi bagi tentara

Pangeran Diponegoro, disamping sebagai tempat persembunyian

bila dalam posisi terdesak.

Page 103: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 44

c. Rumah Joglo

Rumah ini merupakan rumah adat di DIY dan Jawa Tengah. Rumah

Joglo berada di poros Desa Wisata Pentingsari, disamping

menampilkan karakteristik keindahan dan budaya di rumah Joglo

ini dapat digunakan sebagai tempat pertemuan, diklat, pentas seni

dan budaya

d. Wisata Alam

Kondisi lingkungan di Dewi Peri masih sangat alami hembusan udara

yang sejuk, rindangnya berbagai jenis tanaman, riuhnya suara

ocehan burung di alam bebas, ramahnya penduduk desa bisa

dijumpai di sepanjang jalan dusun Pentingsari, sementara di sisi

yang lain hamparan sawah, berbagai jenis tamanan sayur-sayuran

yang sudah dikelola dengan system yang baik oleh penduduk

memberi warna keindahan tersendiri Desa Wisata Pentingsari.

e. Batu Dakon

Batu dakon yang ada di Dewi berbeda dengan batu dakon pada

umunya yang biasa digunanakan untuk bermain anak-anak

,disamping memiliki nilai mistis batu dakon ini konon masih ada

kaitanya dengan obyek Luweng, batu ini dipercaya sebagai tempat

mengatur setrategi perang dan meramal nasip pada waktu

perjuangan mengusir penjajah Belanda.

f. Batu Persembahan

Batu Persembahan dipercaya digunakan sebagai tempat

persembahan kepada ular besar yang singgah di Ponteng yang

dipercaya sebagai anak dari Baru Klinting yang singgah di Gunung

Merapi, bentuk persembahan dipercaya seekor kera yang datang

dari Gunung Merapi tiap bulan Suro ( bulan jawa)

Page 104: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 45

g. Ponteng

Tempat pertemuan sungai Kuning dan Sungai Pawon ( tempuran ) di

Ujung Selatan Dusun Pentingsari di percaya ada sebuah goa sebagai

tempat singgahnya ular besar anak dari baruklinting.

h. Jalur Traking

Kondisi alam di Desa Wisata Pentingsari yang diapait oleh Dua

Sungai (Sungai Pawon dan Sungai Kuning ) sangat cocok untuk

traking remaja, anak-anak,dewasa dan orang tua dengan melewati

jalur susur sungai, melewati hamparan sawah, naik turun tebing

dengan terowongan yang sangat unik dan indah, melewati ditengah

rindangnya berbagai jenis tanaman kehutanan.

B. Aksesibilitas

Untuk saat ini, belum ada transportasi umum yang dapt mencapai

kawasan Desa Pentingsari. Oleh karena itu, disarankan bagi para

wisatawan yang berkunjung untuk menggunakan kendaraan sewaan

jika ingin menyambangi desa wisata ini. Di Yogyakarta, mobil

sewaan bisa didapat dengan kisaran harga Rp.250.000 hingga

Rp.400.000, tergantung jenis mobil yang ingin disewa. Namun, bagi

pengunjung yang datang dari luar Yogyakarta, pengurus Desa Wisata

Pentingsari akan menyediakan sarana penjemputan di Bandara Adi

Sutjipto.

C. Fasilitas

Di Desa Pentingsari, wisatawan yang datang akan difasilitasi oleh

penginapan berupa rumah-rumah penduduk setempat. Dengan

menginap di rumah penduduk, para wisatawan dapat merasakan

kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan. Selain itu, Desa

Pentingsari juga menyediakan beberapa fasilitas, baik tempat

maupun jasa, yang diharapkan mampu menambah kenyamanan para

wisatawan.

Page 105: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 46

D. Pemberdayaan Masyarakat

Keberhasilan Pentingsari sebagai desa wisata terbaik tidak lepas

dari peran masyarakat penting sari itu sendiri. Saat pentingsari

diresmikan sebagai desa wisata, masyarakat dengan kesadaran diri

sendiri mengelola dan mengembangkan desa ini sehingga menjadi

sekarang. Keadaan ekonomi masyarakat penting sari pun ikut

terangkat sejalan dengan perkembangan desa mereka. Masyarakat

penting sari benar-benar mengelola desa nya dengan sangat baik.

Selain masyarakatnya yang sangat ramah ramah, banyaknya pilihan

wisata, serta keikutsertaan ibu ibu karang taruna dalam pelayanan

para wisatawan. Kini masyarakat Pentingsari menggantungkan

hidup dari keberadaan desa wisata.

Masyarakat penting sari hidup dari desa ini, semua masyarakat

diikutsertakan kedalam pengelolaan desa. Seperti homestay,

konsumsi untuk wisatawan, paket paket wisata di pentingsari,

semua terlibat. Tidak ada yang merasakan sendiri, karna ini dari

desa dan untuk desa.

Pemberdayaan masyarakat sekitar Pemberdayaan masyarakat

sekitar dilakukan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi

aktif sebagai pelaku wisata baik homestay, sebagai tempat

kunjungan dan pelatihan, penyediaan makanan dan kuliner maupun

sebagai pemandu kegiatan wisata.

Page 106: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 47

E. Pemasaran dan Promosi

Di desa wisata Pentingsari masih menggunakan pemasaran

konvensional untuk memasarkan daya tarik yang dimiliki oleh desa

wisata Pentingsari.

Bagi pihak desa wisata permasalahan yang timbul yaitu dalam hal

pemasaran produknya ke masyarakat luas yang kurang cepat dan

kurang mudah. Sulitnya pelanggan yang berada diluar daerah dalam

melakukan pemesanan, sulitnya pelanggan dalam melihat atraksi

dan keunikan desa wisata menjadi bagian dari permasalahan bagi

desa wisata Pentingsari, sehingga dibutuhkan media yang efektif

dan efisien yang bisa menyebarkan informasi secara cepat dan

mudah, maka dibuatlah sistem pemasaran dan pemesanan berbasis

internet. Sedangkan untuk menjaring kunjungan tamu selain

bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dan

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, juga dengan media cetak

(koran) dan elektronik (televisi), biro perjalanan dan sekolah-

sekolah unggulan baik di Yogyakarta maupun di Kota besar seperti

Jakarta dan Surabaya. Kerjasama juga dilakukan dengan kelompok

masyarakat sekitar seperti kelompok ternak sapi perah, kelompok

petani jamur, kelompok tani kopi Merapi dan sebagainya yang

berada di sekitar lereng Merapi.

F. Kelembagaan dan SDM

Kelembagaan dan SDM di Desa Wisata Pentingsari dikelola oleh

masyarakat, perangkat desa, karang taruna dibantu pihak

pemerintah daerah dan pihak swasta yang memberikan hibah untuk

pengembangan Desa Wisata Pentingsari.

Page 107: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 48

3.2.4. DESA WISATA BERBASIS KEUNIKAN AKTIFITAS EKONOMI KREATIF

3.2.4.1. Desa Wisata Bobung

Desa Wisata Bobung terletak di desa Putat, kecamatan Patuk,

Kabupaten Gunung Kidul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Letaknya sekitar 10 km menuju arah barat Kota Wonosari atau

sekitar 30 km menuju arah timur Kota Yogyakarta. Daerah ini

dikenal sebagai sentra kerajinan batik kayu di Yogyakarta.

Sejarah dari kerajinan batik kayu ini dipercaya oleh masyarakat

sekitar dimulai oleh Sunan Kalijaga. Awalnya Kerajinan batik kayu

di Bobung berawal dari kebutuhan topeng kayu untuk lakon-lakon

dalam seni tari Topeng Panji yang berkembang di dusun ini sejak

sekitar 1960. Tarian Panji itu berkembang yang membuat

kebutuhan akan topeng juga bertambah. Tari Panji konon

diciptakan Sunan Kalijaga sebagai media dakwah. Tarian ini juga

masih dipentaskan untuk menghibur pengunjung yang datang.

Bentuk topeng sangat khas karena mirip dengan penggambaran

tokoh wayang purwa yang matanya tertarik ke atas dengan hidung

lancip, motif batik yang mendasari pewarnaan topeng menambah

nilai keindahan topeng. Dari tahun ke tahun akhirnya daerah ini

berkembang sebagai sentra kerajinan batik kayu. Bukan hanya

topeng yang diproduksi,tetapi berbagai bentuk kerajinan lain.

Hingga pada akhirnya, saat ini warga yang semua menjadi petani

Page 108: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 49

sejak pertengahan 1980-an masyarakat mulai bergeser menjadi

perajin. Kerajinan batik kayu dari Bobung sudah menembus dunia.

A. Daya Tarik

Desa Bobung merupakan desa wisata yang mempunyai daya tarik

utama sebagai sentra kerajinan batik kayu. Beberapa produk

kerajinan seperti topeng dan patung kayu bermotif batik

merupakan hasil karya yang unik dan menarik. Kerajinan batik kayu

lainnya adalah berbagai model binatang seperti jerapah, kuda, dan

lainnya. Desa Wisata Bobung, hampir semua penduduknya ber-mata

pencaharian sebagai pengrajin topeng, patung kayu serta kerajinan

batik kayu lainnya.

Wisatawan yang berkunjung ke sana selain memnikmati aneka

kerajinan kayu juga menikmati udara segar lereng bukit pedesaan

dengan pola kehidupan yang khas. Atraksi lain yang juga dapat

dinikmati adalah tari topeng, cara bercocok tanam serta menikmati

kehidupan dengan alam pedesaan, karena sudah tersedia beberapa

home stay.

Penduduk Desa Wisata Bobung juga menyelenggarakan acara

rasulan yang diadakan setiap tahunya. Awalnya, rasulan merupakan

tradisi petani. Namun, ritual di dusun yang mayoritas warganya

Page 109: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 50

bekerja di sektor kerajinan topeng dan batik kayu itu kini bukan

hanya menjadi milik petani. Seiring perjalanan waktu rasulan

menjadi syukuran sekitar 250 warga yang bekerja di sektor

kerajinan topeng dan batik kayu

Terdapat 10 gunungan hasil bumi yang dibentuk secara rapi.

Pembuatnya adalah tiap RT di Bobung. Roeg, jatilan dan tarian

topeng mengiringi arak-arakan yang menjadi bagian tradisi rasulan

atau bersih desa di Dusun Bobung.

B. Aksesibilitas

Desa Wisata Bobung terletak di Desa Putat Kecamatan Patuk 10 Km

arah Barat Kota Wonosari atau 30 Km arah Timur Kota Yogyakarta.

Akses menuju lokasi Desa Wisata bobung ini sangatlah mudah.

Karena lokasi berdekatan dengan jalan utama Jogja-Wonosari,

maka kondisi jalan telah halus di aspal serta sering dilewati

kendaraan umum. Wisatawan dapat memanfaatkan kendaraan

umum tersebut maupun menggunakan kendaraan pribadi baik roda

dua maupun roda empat.

Page 110: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 51

C. Fasilitas

Fasilitas yang dimiliki oleh Desa Wisata Bobung ini juga relatif

lengkap. Fasilitas yang ada diantaranya adalah tempat parkir yang

luas dan kamar mandi umum. Wisatawan juga dapat menyaksikan

langsung proses pembuatan topeng - topeng kayu di bengkel kerja

para pengerajin. Lokasi tersebut juga dilengkapi dengan t ruang

gallery / ruang pameran dimana kita bisa melihat produk -produk

hasil kerajinan tangan para pengerajin. Tersedia juga home visit

yang diperuntukan bagi wisatawan yg ingin belajar membuat topeng

kayu.

D. Pemberdayaan Masyarakat

Sebagian besar masyarakat Desa Wisata Bobung berprofesi sebagai

pengrajin batik kayu, keunikan kegiatan masyarakat ini yang

menjadikan Bobung sebagai sebuah desa wisata yang layak untuk

dikembangkan.

Masyarakat juga menjadikan rumahnya sebagai Home stay bagi

wisatawan yang ingin berwisata dan menginap di Desa Wisata

Bobung.

E. Kelembagaan dan SDM

Pengelolaan Desa Wisata Bobung dilakukan secara swadaya

masyarakat dengan mendapatkan bantuan baik secara financial

maupun bimbingan dan pelatihan pelatihan dari Pemerintah

Kabupaten Gunung Kidul.

Page 111: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 52

3.2.4.2. Desa Wisata Kasongan

Desa Wisata Kasongan merupakan pusat kerajinan gerabah yang

berbahan dasar tanah liat atau lempung. Jenis tanah ini memang

mendominasi kontur tanah Desa Kasongan. Jenis Kerajinan gerabah

yang diproduksi oleh desa kasongan sangat variatif. Pada jaman

dulu warga Desa Kasongan cenderung hanya membuat perkakas

untuk kebutuhan rumah tangga saja, seperti kendi, kendilm

gentong, anglo dan sejenisnya. Namun semakin meningkatnhya nilai

ekonomis dan estetis dari gerabah, warga Desa Kasongan juga

memproduksi gerabah sebagai kerajinan.

Asal usul daerah Kasongan menjadi sentra industry gerabah berawal

pada masa penjajahan Belanda. Pada masa itu, di salah satu daerah

di sebelah selatan kota Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang

mengejutkan warga setempat, seekor kuda milik reserse Belanda

ditemukan mati di atas lahan sawah milik seorang warga. Hal

tersebut membuat warga ketakutan. Karena takut akan hukuman,

warga akhirnya melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui

kepemilikan atas tanah tersebut. Hal ini diikuti ileh warga lainya.

Tanah yang telah dilepas ini pin kemudian diakui oleh penduduk

desa lain. Karena tidak memiliki lahan persawahan lagi, maka untuk

mengisi hari , mereka memanfaatkan apa saja yang ada disekitar.

Salah satunya, mereka memanfaatkan tanah yang ada untuk

Page 112: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 53

mebuat gerabah perkakas untuk keperluan dapur ataupun mainan

untuk anak – anak. Berawal dari kegiatan seperti itulah kebiasaan

membuat gerabah dimulai.

A. Daya Tarik

Di kawasan Kasongan, akan terlihat galeri – galeri keramik di

sepanjang jalan yang menjual berbagai barang hiasan dan souvenir,

bentuk dan fungsi yang beraneka ragam, mulai dari asbak rokok

kecil atau pot dan vas bunga yang berukuran besar.

Salah satu produk gerabah yang cukup terkenal adalah sepasang

patung pengantun dalam posisi duduk berdampingan. Patung ini

dikenal dengan nama loro blonyo. Patung ini diadopsi dari sepasang

patung pengantin milik Keraton Yogyakarta, Wisatawan

mancanegara yang menyukai model patung loro blonyo memesan

khusus berbagai bentuk seperti penari, pemain gitar, peragawati

dan lain sebagainya.

Saat ini pengunjung dapat menjumpai berbagai macam produk

kerajinan selain gerabah. Pendatang yang membuka galeri di

Kasongan turut mempengaruhi berkembangnya berbagai jenis usaha

kerajinan. Produk yang dijual masih termasuk kerajinan lokal

seperti kerajinan batok kelapa, kerjainan tumbuhan yang

dikeringkan atau kerajinan kerang. Usaha kerajinan Kasongan

berkembang mengikuti arus peluang yang ada. Namun demikian,

kerajinan gerabah tetap menjadi tonggak utama mata pencaharian

warga setempat

Page 113: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 54

B. Aksesibilitas

Desa Kasongan terletak di daerah dataran rendah bertanah gamping

di Pedukuhan Kajen, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk menuju Desa Wisata Kasongan, wisatawan dapat

menggunakan moda angkutan umum darat yang tersedia. Dari arah

Kota Yogyakarta, Desa Kasongan dapat dicapai sekitar 8 km ke arah

barat daya dari pusat Kota Yogyakarta atau sekitar 15-20 menit

berkendara. Sarana transportasi yang disediakan menuju Desa

Kasongan ini antara lain bus antar kota dalam propinsi jurusan

Yogyakarta – Bantul dan Taksi.

C. Fasilitas

Di Desa Wisata Kasongan, wisatawan dapat tinggal di home stay di

beberapa lokasi yang telah disediakan, berbelanja di toko-toko

kerajinan yang berderet di sepanjang jalan – jalan lingkungan, dan

melihat langsung proses pembuatan berbagai produk kerajinan dan

seni gerabah di bengkel –bengkel kerja.

Di kawasan sentra kerajinan gerabah Kasongan juga terdapat ATM

dari berbagai bank yang tersebar di berbagai titik.

Bagi para wisatawan yang ingin secara khusus mempelajari

pembuatan kerajinan gerabah disediakan beberapa kursus singkta

yang diselenggarakan oleh rumah – rumah atau galeri gerabah.

Page 114: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 55

D. Pemberdayaan Masyarakat

Sebagian penduduk kasongan membuka galeri – galeri kerajinan di

penggir jalan utama kawasan Desa Wisata Kasongan, sedangkan

sebagian penduduk lainya berprofesi sebagai pengrajin kerajinan

gerabah yang akan di jual ke dalam galeri galeri yang ada di sana.

Beberapa profesi penunjang kegiatan wisata di Desa Wisata

Kasongan antara lain sebagai tukang parkir, penjaja makanan di

kios – kios makanan yang ada di sana dan berbagai macam profesi

lain.

E. Pemasaran dan Promosi

Pemasaran Kasongan sebagai desa wisata dilakukan dalam berbagai

cara baik secara media cetak maupun media elektronik. Pemasaran

Desa Wisata Kasongan juga tak lepas dari pemasaran produk

kerajinan dari Kaosngan yang sudah go internastional dari galeri –

galeri kerajinan yang ada.

Pada jaman dahulu pemasaran produk – produk kerajinan hanya

dilakukan melalui pemasaran langusng dibawa menggunakan sepeda

oleh pengrajin itu sendir ke rumah – rumah penduduk di sekitar

Yogyakarta. Namun saat ini kerajinan dari Kasongan telah dikenal

dunia Internasional, beberapa produk kerajinan dikirim ke berbagai

kota yang banyak dikunjungi wisatawan asing seperti Bali, sebagian

produk lain langsung dikirim ke Negara pemesan produk kerajinan.

F. Kelembagaan dan SDM

Kelembagaan dan SDM di Desa Wisata Kasongan dikelola swadaya

oleh masyarakat, perangkat desa, karang taruna dengan dibantu

oleh pemerintah Kabupaten Bantul serta pihak swasta dan

stakeholder terkait dengan pengembangan sentra industri gerabah

Kasongan.

Page 115: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 56

3.2.4.3. Kampung Wisata Prawirotaman

Prawirotaman adalah sebuah kampung yang sudah dikenal sejak

abad ke-19, saat seorang bangsawan Keraton Yogyakarta bernama

Prawirotomo menerima hadiah sepetak tanah dari keraton. Sejak

awal, kamopung ini mempunyai peran yang sangat besar bagi

Yogyakarta, pada masa pra-kemerdekaan, kampung ini menjadi

pusat konsentrasi lascar pejuang, hingga kemudian pasca

kemerdekaan, kampung ini dikenal sebagai pusat industry batik cap

yang dikelola oleh keturunan Prawirotomo. Sementara sejak tahun

70-an seiring dengan meredupnya industry batik cap, para

pengusaha batik cap beralih ke dalam jasa penginapan dan

Prawirotaman pun mulai dikenal sebagai kampung turis. Meski

banyak kepemilikan tempat usaha telah berpindah tangan,

kebanyakan penginapan masih dikelola oleh keturunan

Prawirotomo, yang terdiri dari tiga keluarga besar Werdoyoprawiro,

Suroprawiro dan Mangunprawiro.

Memasuki kawasan Prawirotaman, pengunjung akan disambut

dengan nuansa kampung di tengah kota. Mulai dari lalu lalang

kendaraan hingga sapaan warga yang umumnya menguasai bahasa

Inggris. Sederetan penginapan dengan keunikan rancang bangunnya,

mulai Jawa klasik hingga hotel modern ada di kawasan ini.

Page 116: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 57

A. Daya Tarik

Prawirotaman adalah sebuah kawasan yang bias menjadi alternatif

untuk mencari penginapan ketika berlibur di Kota Yogyakartam

kawasan Prawirotaman tidak hanya menyediakan penginapan unik

dan terjangkau, tetapi juga banyak terdapat artshop, café, toko

buku hingga pasar tradisional

Kampung Prawirotaman mendapat julukan Kampung Turis atau

Kampung Bodypacker karena setiap saat banyak dikunjungi para

wisatawan asing yang menginap di hotel – hotel di kawasan ini.

Di kawasan Prawirotaman, beberapa artshop juga berjejer

menjajakan pernak – pernik seni yang unik, mulai dari patung

tradisional, cap batik yang memiliki nilai seni tinggi hingga furnitur

klasik yang berharga jutaan rupiah.

Selain dapat menyaksikan hiruk pikuk warga yang tengah

berbelanja, dan juga menyaksikan wisatawan asing, pengunjung

Prawirotaman juga dapat mencicipi penganan khas Yogyakarta yang

banyak di jual terutama di dalam Pasar Prawirotaman.

Page 117: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 58

B. Aksesibilitas

Kampung Prawirotaman terletak sekitar lima kilometer dari pusat

Kota Yogyakarta. Bagi pengunjung yang ingin dating ke Kampung

Prawirotamanm selain dapat menggunakan kendaraan pribadi,

pengunjung juga dapat menggunakan bus umum jurusan Yogya-

Parangtritis ataupun bus kota jalur 12. Jika menggunakan

kendaraan pribadi, dari kawasan Pojok Beteng Wetan, Anda bias

menuju kea rah selatan yakni ke Jalan Parangtritis, hingga

menemukan sebuah pasar di timur jalan. di kawasan tersebut

Kampung Prawirotaman berada.

C. Fasilitas

Selain penginapan yang banyak terdapat di Prawirotaman, kawasan

ini juga terdapat beberapa fasilitas wisata lain seperti agen tour

and travel, warnet dan wartel, money changer, hingga bookshop.

Café dan restoran tersedia di sepanjang Jalan Prawirotaman dan

sekitarnya. Berbagai macam makanan seperti masakan khas Jawa,

Eropa maupun perpaduan dari keduanya.

D. Pemberdayaan Masyarakat

Peran serta masyarakat lokal, sebagai pemilik usaha penginapan

dan perhotelan maupun fasilitas penunjang wisata lain seperti

travef agent, bookshop dan jasa wisata lain.

Dilain pihak keberadaan Kampung Wisata Prawirotaman juga

memberikan peluang usaha lain antara lain sebagi penarik becak,

pemandu wisata maupun karyawan hotel dan penginapan yang ada

di kawasan Prawirotaman.

Page 118: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 59

E. Pemasaran dan Promosi

Pemasaran dan promosi Kampung Wisata Prawirotaman termasuk

cukup baik dikarenakan banyaknya hotel dan penginapan serta

travel agent yang berskala nasional maupun internasional

Pemasaran yang dilakukan baik melalui media cetak maupun

elektronik telah dilakukan membuat Kawasan Kampung Wisata

Prawirotaman telah dikenal secara internasional.

F. Kelembagaan dan SDM

Kerjasama antara pihak-pihak terkait membentuk sebuah jejaring

sosial antara warga lokal, stakeholder, dukungan pemerintah serta

agen lainnya seperti tukang becak, sopir taksi dan travel agent yang

memiliki tugas masing-masing untuk ikut serta membangun dan

mempromosikan baik melalui media cetak dan elektronik bahkan

media yang masih tradisional pun seperti mulut ke mulut sebagai

modal dan kemampuan individu sendiri, yang menjadi dasar modal

sosial untuk membangun tujuan yang diinginkan bersama.

Page 119: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 60

3.3. ISU-ISU STRATEGIS TERKAIT PENGEMBANGAN DESA

WISATA

Dalam upaya pengembangan desa wisata, berikut ini merupakan

beberapa isu yang teridentifikasi dari berbagai sumber terutama

terkait dengan tata kelola Desa Wisata. Isu-isu ini masih bersifat

secara umum.

A. Penetrasi Modal Luar

Desa wisata yang sudah berkembang mudah terkena “penetrasi

modal luar”, sehingga formatnya berubah dari kegiatan dan modal

berskala kecil ke “kegiatan kecil dengan modal berskala menengah-

besar”. Pada awalnya masyarakat lokal akan mengembangkan

fasilitas dasar di desa, sekaligus menyediakan fasilitas atraksi

maupun akomodasi. Namun dalam perkembangan selanjutnya,

penyediaan fasilitas-fasilitas tersebut diambil-alih aleh pemodal

besar, misalnya dengan mendirikan akomodasi eksklusif, yang pada

gilirannya mempersempit kesempatan masyarakat lokal untuk

mengembangkan usaha. Pola “penetrasi modal luar” juga dapat

terjadi dalam bentuk jaringan permodalan, di mana pemilik modal

berinvestasi di berbagai jenis usaha pariwisata di desa, sementara

masyarakat berperan sebagai mitranya.

B. Stagnasi Pengembangan Daya Tarik

Desa wisata berpotensi terjebak oleh stagnasi. Setelah sekian lama

dikunjungi wisatawan, aktivitas pariwisata semakin menurun. Hal

ini muncul akibat terbatasnya inovasi pengembangan atraksi. Sejak

dipasarkan sebagai destinasi, desa wisata tetap menawarkan atraksi

yang “itu-itu saja”, kurang terorganisir (atraksi ditata bagus ketika

wisatawan menjelang datang), kinerjanya jarang dievaluasi. Kasus

di Tunisia dilaporkan oleh Ludwig (1990) dengan menyebutkan

Page 120: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 61

monotoni atraksi sebagai ancaman serius bagi aktraktivitas desa-

desa wisata negeri tersebut. Pengelola desa wisata terlalu cepat

puas ketika rombongan wisatawan berkunjung dalam jumlah besar

dalam jangka pendek, kemudian tidak tahu ingin berbuat apa ketika

masa kunjungan berlalu. Hal ini diperburuk oleh program

pemasaran yang tidak tepat membidik sasaran. Tidak jarang juga

pengelola desa wisata cenderung menunggu pasar daripada proaktif

menyisir segmen pasar potensial.

C. Daya Saing Desa Wisata yang Lemah

Dalam suatu kawasan destinasi, desa wisata cenderung berkembang

secara kuantitatif, tetapi lemah dalam daya saing. Terinspirasi oleh

kesuksesan yang dicapai oleh satu desa wisata, maka desa-desa lain

seakan berlomba untuk menjadi destinasi wisata baru. Penataan

fisik dilakukan dengan cara mobilisasi warga desa. Sepintas hal ini

tampak sebagai suatu bukti penyiapan diri menyongsong geliat

pariwisata yang menjanjikan keuntungan besar atau sikap respansif

desa terhadap induksi perubahan-perubahan sosial; ekonomi dan

budaya di desa. Namun dalam banyak kasus sebenarnya upaya itu

lebih dipicu kegairahan memperoleh simbol status baru yang lebih

bergengsi; yakni desa wisata. Tentu patut dibanggakan kalau

semakin banyak desa wisata yang layak untuk dijual dan dikunjungi.

Sebaliknya akan sangat kontraproduktif, apabila penamaan desa

wisata hanya mengisi kekosongan angka-angka statistik. Faktanya,

tidak sedikit dari desa-desa wisata baru ini mengimitasi atraksi dan

produk-produk wisata yang ditawarkan oleh desa wisata

sebelumnya. Akibatnya, bukan daya saingnya yang dibangun, tetapi

aura persaingan antar-desa wisata yang semakin tajam dan condong

tidak sehat.

Page 121: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 62

D. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata di Desa

Wisata

Desa wisata sebaiknya dikelola oleh sumberdaya manusia yang

memiliki karakter entrepreneur. Pariwisata apa pun bentuknya

adalah entitas bisnis yang menuntut kejelian pengelolanya

menciptakan dan menangkap peluang keuntungan. Pengelola yang

memiliki semangat wirausaha dan kemampuan menjalankan praktek

bisnis merupakan salah satu faktor penentu sukses desa wisata. Di

pedesaan Australia, Ollenburg (2006) menemukan kisah-kisah

keberhasilan desa wisata berbasis pertanian sangat terkait dengan

spirit wirausaha yang kuat di kalangan penggiat pariwisata.

Kalangan petani melihat pariwisata bukan sebagai pelarian aktivitas

ekonomi, tetapi menjadikannya sebagai bagian dari kegiatan

pertanian keluarga. Barangkali hal ini berbeda dengan kondisi di

desa-desa kita yang menempatkan pariwisata sebagai aktivitas

pendamping dan belum sepenuhnya terintegrasi dengan aktivitas

pertanian. Pada umumnya sumberdaya manusia yang mumpuni

relatif sulit ditemukan di desa karena lebih tertarik dengan daya

pikat-atau terbawa arus migrasi ke-perkotaan.

E. Dampak Lingkungan Perkembangan Pariwisata

Desa wisata cenderung mudah terkena dampak lingkungan

perkembangan pariwisata itu sendiri. Meskipun kesadaran

lingkungan pada masyarakat setempat cukup baik, misalnya

mengkonservasi lahan dan hutan di sekitar desa, namun hal itu

dilakukan karena nilai tambahnya tidak sepadan dengan keuntungan

dari pemanfaatannya. Kesadaran ini dapat berubah cepat, ketika

lahan tersebut memberikan keuntungan ekonomi lebih tinggi,

misalnya melalui pembangunan amenitas dan fasilitas pariwisata

lainnya. Di samping itu, pemanfaatan bahan baku lokal semakin

Page 122: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 63

terbatas, sedangkan penggunaan bahan baku asing sering

diutamakan di dalam pembangunan infrastruktur pariwisata, baik

karena alasan kepraktisan, maupun karena tututan citra modern.

F. Ketidakseimbangan Distribusi dan Redistribusi Sumberdaya

Pariwisata.

Distribusi dan redistribusi sumberdaya pariwisata yang tidak

seimbang antar-warga masyarakat. Barangkali struktur sosial

masyarakat desa lebih sederhana daripada masyarakat kota, namun

relasi kekuasaan, budaya dan ekonomi mereka cukup rumit.

Okupasi mereka tak lagi seragam, tetapi beragam, meskipun

komposisinya tidak proporsional. Misalnya, sebagian besar

bergantung pada pertanian, tetapi ada sebagian kecil lainnya sudah

bekerja di sektor off-farm dan non-farm. Jelas bahwa lingkungan

dan pengalaman kerja mereka berbeda dengan rekannya di sektor

pertanian. Keterkaitan okupasional dan ekonomi seperti itu juga

dipraktekkan dalam pengelolaan desa wisata. Sebagaimana

digambarkan oleh Page dan Getz (1997), pariwisata pedesaan lebih

banyak dimotori oleh sekelompok orang yang memiliki sumberdaya

ekonomi (lahan, modal, bergerak, status pekerjaan yang baik) dan

modal sosial (jaringan sosial, pengaruh, otoritas, pendidikan, status

dan kedudukan sosial) di atas rata-rata warga desa. Hal ini

berakibat pada ketimpangan distribusi sumberdaya pariwisata antar

anggota masyarakat yang tidak jarang berujung pada disharmoni

aatau bahkan konflik. Oleh sebab itu, penduduk miskin yang

kebetulan memiliki modal sosial dari ekonomi yang terbatas akan

sangat sulit menjadi pelaku utama atau pihak yang diberdayakan

melalui pariwisata. Redistribusi sumberdaya pariwisata, atau

jelasnya arus uang dan jasa yang masuk ke desa melalui kunjungan

Page 123: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 3 - 64

wisatawan, berpeluang untuk tidak menjangkau segmen penduduk

miskin.

Peran golongan perbankan tergolong masih kecil, kecuali jika unit

usaha yang dikelola sudah mapan. Berbeda dengan tipe usaha lain

seperti perdagangan, hasil usaha pariwisata tidak dapat dipetik

dalam jangka pendek karena harus melalui rangkaian promosi yang

khusus. Hal ini dipersulit lagi oleh fluktuasi pasar yang cukup tinggi.

Selain membutuhkan waktu panjang, keberhasilan promosi usaha

akomodasi di pedesaan tidak semata ditentukan oleh jenis dan

mutu akomodasi itu sendiri, seperti bangunan fisik dan layanan bagi

tamu, tetapi juga oleh realitas daya tarik destinasi secara

keseluruhan. Semua ini sangat menentukan kemapanan usaha

pariwisata.

Page 124: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Pendahuluan 2 - 0

BAB 4PENDEKATAN

PENGEMBANGAN DESA WISATA

KAJIAN PENGEMBANGAN

DESA WISATA DI DIY

Page 125: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 1

4.1. PENDEKATAN PARIWISATA BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE

TOURISM DEVELOPMENT)

Pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism adalah sebuah konsep

turunan dari konsep pembangunan berkelanjutan yang ada pada laporan

World Commission on Environment and Development, berjudul Our

Common Future (atau lebih dikenal dengan the Brundtland Report) yang

diserahkan ke lembaga PBB pada tahun 1987 (Mowforth dan Munt 1998).

Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang

berusaha untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan selanjutnya diwariskan

kepada generasi mendatang. Singkat kata, dengan pembangunan

berkelanjutan generasi sekarang dan generasi yang akan datang

mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk menikmati alam beserta

isinya.

Sedangkan pariwisata berkelanjutan sendiri adalah sebuah proses dan

sistem pembangunan pariwisata yang dapat menjamin keberlangsungan

atau keberadaan sumber daya alam, kehidupan sosial-budaya dan ekonomi

hingga generasi yang akan datang. Intinya, pariwisata berkelanjutan adalah

pariwisata yang dapat memberikan manfaat jangka panjang kepada

perekonomian lokal tanpa merusak lingkungan.

Salah satu mekanisme dari pariwisata berkelanjutan adalah ekowisata yang

merupakan perpaduan antara konservasi dan pariwisata, yaitu pendapatan

yang diperoleh dari pariwisata seharusnya dikembalikan untuk kawasan

yang perlu dilindungi untuk pelestarian dan peningkatan kondisi social

ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Sementara itu, menurut United Nations Environment Programme on

Tourism, sustainable tourism merupakan pengembangan pariwisata yang

mempertemukan antara kebutuhan wisatawan pada saat ini dengan tetap

mempertimbangkan, melindungi dan mempertinggi potensi asset untuk

masa yang akan datang. Hal ini juga berarti mempertimbangkan potensi

masa yang akan datang dalam segala sektor, termasuk di dalamnya adalah

faktor ekonomi, sosial, dan budaya yang akan dipenuhi, yang didukung oleh

Page 126: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 2

sistem integrasi kebudayaan, proses ekologi yang esensial, keragaman

biologi, dan life support.

Mekanisme pembangunan secara keseluruhan yang berlangsung pada suaut

wilayah tertentu akan selalu memiliki pengaruh terhadap semua aspek

pembangunan pada suatu wilayah, berupa efek langsung (direct effect),

efek tak langsung (indirect effect), maupun efek ikutan (induced effect).

Sehubungan dengan hal tersebut kebijakan serta arahan dan program –

program implementasi yang direkomendasikan akan bertumpu pada

tatanan:

1. Layak secara ekonomi (economically visible)

2. Berwawasan lingkungan (enviromentaly sustainable)

3. Diterima secara sosial (socially acceptable)

4. Dapat diterapkan secara teknologis (tecnologically appropriate)

Gambar 4.1.

Skema Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Page 127: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 3

4.2. PENDEKATAN EKOWISATA

Rumusan 'ecotourism' sebenarnya sudah ada sejak 1987 yang dikemukakan

oleh Hector Ceballos-Lascurain yaitu sbb:

"Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling

to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the

specific objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its

wild plantas and animals, as well as any existing cultural manifestations

(both past and present) found in the areas."

"Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat

alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi (tercemari)

dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati

pemandangan, tumbuh-tumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk

manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun

masa kini."

Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat erat dengan prinsip

konservasi, bahkan dalam strategi pengembangan ekowisata juga

menggunakan strategi konservasi. Dengan demikian ekowisata sangat tepat

dan berdayaguna dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem

di areal yang masih alami. Bahkan dengan ekowisata pelestaraian alam

dapat ditingkatkan kualitasnya karena desakan dan tuntutan dari pada eco

– traveler.

Sementara itu destinasi yang diminati wisatwan ecotour adalah daerah

alami. Pendekatan lain bahwa ekowisata harus dapat menjamin kelestarian

lingkungan. Maksud dari menjamin kelestarian ini seperti halnya tujuan

konservasi (UNEP, 1980) sebagai berikut:

1. Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung

sistem kehidupan

2. Melindungi keanekaragaman hayati

3. Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya.

Page 128: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 4

Untuk mengembangkan ekowisata dilaksanakan dengan cara pengembangan

pariwista pada umumnya, ada dua aspek yang perlu dipikirkan, pertama

aspek destinasi, kemudia kedua adalah aspek market. Untuk

pengembangan ekowisata dilaksanakan dengan konsep product driven.

Meskipun aspek market perlu dipertimbangkan namun macam, sifat dan

perilakuk obyek dan daya tarik wisata alam dan budaya diusahakan untuk

menjaga kelestarian dan keberadaannya.

Pada hakekatnya ekowisata yang melestarikan dan memanfaatkan alam

dan budaya masyarakat, jauh lebih ketat dibanding dengan hanya

keberlanjutan. Pembangunan ekowisata berwawasan lingkungan jauh lebih

terjamin hasilnya dalam melestarikan alam dibanding dengan

keberlanjutan pembangunan. Sebag ekowisata tidak melakukan eksploitasi

alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan pengetahuan fisik dan psikologi wisatawan.

Ekowisata bukan menjual destinasi tetapi menjual filosofi. Dari aspek

inilah ekowisata tidak akan mengenal kejenuhan pasar.

4.3. PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT (COMMUNITY BASED TOURISM)

Community-based tourism merupakan suatu pendekatan yang menyeluruh

dari pariwisata yang menyatukan dampak aspek lingkungan, sosial, budaya,

dan ekonomi dari pariwisata.

Pada bulan Juli 2000, Bank Dunia mulai memikirkan bagaimana caranya

menanggulangi masalah kemiskinan melalui sektor pariwisata yang

kemudian dikenal dengan “ community-based tourism ” (CBT). Selanjutnya

diidentifikasi adanya tiga kegiatan pariwisata yang dapat mendukung

konsep CBT yakni adventure travel, cultural travel dan ecotourism.

CBT akan melibatkan pula masyarakat dalam proses pembuatan keputusan,

dan dalam perolehan bagian pendapatan terbesar secara langsung dari

kehadiran para wisatawan. Sehingga dengan demikian CBT akan dapat

menciptakan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan dan membawa

Page 129: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 5

dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat

yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan

rasa bangga dari penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan

kegiatan pariwisata. Jadi sesungguhnya CBT adalah konsep ekonomi

kerakyatan di sektor riil, yang langsung dilaksanakan oleh masyarakat dan

hasilnyapun langsung dinikmati oleh mereka.

Gambar 4.2.

Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Pariwisata

Pentingnya peran masyarakat atau komunitas lokal juga digarisbawahi oleh

Wearing (2001) yang menegaskan bahwa sukses atau keberhasilan jangka

panjang industri pariwisata sangat tergantung pada tingkat penerimaan

dan dukungan dari komunitas lokal. Karena itu, untuk memastikan bahwa

pengembangan pariwisata di suatu tempat dapat dikelola dengan baik dan

berkelanjutan, maka hal mendasar yang harus diwujudkan untuk

mendukung tujuan tersebut adalah bagaimana memfasilitasi keterlibatan

yang luas dari komunitas lokal dalam proses pengembangan dan

memaksimalkan nilai manfaat sosial dan ekonomi dari kegiatan pariwisata.

Ilustrasi yang dikemukakan oleh Wearing tersebut menegaskan bahwa

Page 130: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 6

masyarakat lokal memiliki kedudukan yang sama pentingnya sebagai salah

satu pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pengembangan

pariwisata, selain pemerintah dan swasta.

Pendekatan perencanaan pariwista pada masyarakat ini melalui proses

dialog antara wisatawan sebagai guest dan masyarakat sebagai host, yaitu

pengembangan pariwisata memandang masyarakat lokal sebagai sumber

daya yang berkembang dinamis untuk berperan sebagai subyek dan bukan

sekedar obyek. Dalam kaitan ini pengembangan pariwisata pada dasarnya

adalah pengembangan masyarakat dan wilyah yang selanjutnya didasarkan

pada kriteria sebagai berikut:

a. Memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas

budaya dan tradisi lokal;

b. Meningkatkan tingkat pendapatan secara ekonomis sekaligus

mendistribusikan secara merata pada penduduk lokal;

c. Berorientasi pada pengembangan wirausaha berskala kecil dan

menengah dengan daya serap tanaga kerja besar dan berorientasi pada

teknologi kooperatif;

d. Memanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin sebagai penyumbang

tradisi budaya dengan dampak negatif yang seminimal mungkin.

4.4. PENDEKATAN BUDAYA

Pariwisata budaya adalah kegiatan kepariwisataan yang memanfaatkan dan

mengembangkan secara selektif, terencana dan terprogram, berbagau

asset budaya masyarakat, baik berupa tata nilai, adat – istiadat, mapun

produk budaya fisik sebagai daya tarik wisata. Termasuk dalam pengertian

tata nilai budaya adalah segala nilai – nilai/norma – norma kehidupan

masyarakat yang masih ada dan digunakan sebagai pegangan hidup maupun

yang telah ditinggalkan. Termasuk dalam pengertian adat – istiadat adalah

segala bentuk perilaku dan tingkah laku kehidupan masyarakat sehari – hari

yang dilakukan berdasar tata nilai yang dianut dan yang berlaku.

Page 131: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 7

Dr. Heddy Shri Ahimsa – Putra (2000) menjelaskan bahawa pengembangan

wisata budaya pada dasarnya tidak hanya mencakup obyke wisata ataupun

paket wisata itu sendiri, tetapi juga unsur – unsur lain yang terkait di

dalamnya, yang juga tidak dapat diabaikan, jika pengembangan tersebut

diinginkan keberhasilannya. Paling tidak ada tiga hal yang harus

diperhatikan dalam pengembangan wisata budaya; (1) pengembangan

obyek wisata itu sendiri; (2) pengembangan paket wisata budaya; (3)

pengembangan pelayanan wisata budaya ; (4) pengembangan promosi

wisata budaya tersebut. Tiga hal ini terkait satu sama lain. Kegagalan yang

satu akan dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pada keseluruhan.

Pendekatan budaya dalam perencanaan pariwisata Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta melalui:

a. Mengidentifikasi wisata budaya yang potensial dikembangkan

berdasarkan kajian budaya dalam bentuk obyek wisata maupun atraksi

wisata budaya.

b. Pengamatan langsung pada sosial budaya masyarakat tradisional

terutama dalam bentuk obyek dan atraksi budaya yang ada di Daerah

Istimewa Yogyakarta

c. Melakukan wawancara dennga para budayawan – budayawan yang ada

di Daerah Istimewa Yogyakarta terutama budayawan dari Yogyakarta

4.5. PENDEKATAN GOOD TOURISM GOVERNANCE

Istilah “governance” sudah dikenal dalam literature adminstrasi dan ilmu

politik hamper 120 tahun, wacana tentang governance dalam pengertian

yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah sebagai bentuk

dari tata pemerintahan, penyelenggaraan pemerintah atau pengelolaan

pemerintah, tata pamong. Setelah berbagai lembaga pembiayaan

menetapkan good governance sebagai persyaratan utama untuk setiap

program bantuan meraka. Oleh para teoritisi dan praktisi adminisitrasi

Negara Indonesia ; istilah “good governance” telah diterjemahkan ke

berbagai istilah, misalnya ; penyelengaraan pemerintahan yang amanah

Page 132: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 8

(Bintarao Tjokroamidjojo), tata-pemerintahan yang baik (UNDP), dan ada

juga yang mengartikan secara sempit sebagai pemerintahan yang bersih

(clean government).

Ada tiga pokok pendukung kemampuan suatu bangsa dalam melaksanakan

good governance, yakni: pemerintah (the state), civil society (masyarakat

adab, masyarakat madani, masyarakat sipil) dan pasar atau dunia usaha.

Penyelengaraan pemerintahaan yang baik dan bertanggung jawab baru

tercapai bila dalam penerapan otoritas politik,ekonomi dan administrasi

ketiga unsur tersebut memiliki jaringan dan interaksi yang setara dan

sinerjik. Interaksi dan kemitraan seperti itu biasannya baru dapat

berkembang subur bila ada kepercayaan (trust), transparansi, partisipasi,

serta tata aturan yang jelas dan pasti, good governance yang sehat juga

akan berkembang sehat dibawah kepemimpinan yang beribawa dan

memiliki visi yang jelas.

Seperti pernah dikemukakan oleh Mahathir dan Ishihara (1995) yang

mengatakan bahwa; Pengalaman telah menunjukan bahwa dalam rangka

mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), ternyata

sangat memerlukan terciptanya kondisi ideal dari ketiga petaruh

(stakeholders) sebagai berikut:

a. Partisipatif ; Dalam arti semua anggota/ warga masyarakat mampu

memberikan suaranya dalam pengambilan keputusan, langsung ataupun

melalui lembaga perantara yang diakui mewakili kepentingannya.

Partisipasi yang luas dibangun atas kebebasan berorganisasi dan

menyampaikan pendapatnya secara konstruktif.

b. Penegakan dan kepatuhan pada peraturan perundangan; Dalam arti

hukum harus ditegakkan atas dasar keadilan tanpa memandang

golongan dan perbedaan yang ada.

c. Transparansi; Dalam arti adanya aliran informasi yang bebas, serta

adanya kelembagaan dan informasi yang langsung dapat diakses oleh

berbagai pihak yang berkepentingan. Disamping itu, informasi juga

harus cukup tersedia untuk dimengerti dan dipantau oleh semua fihak

yang berkepentingan.

Page 133: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 9

d. Daya tanggap (responsiveness); dalam arti adanya kemampuan

kelembagaan dari pemerintah untuk memproses dan melayani keluhan

dan pendapat semua anggota masyarakat.

e. Orientasi pada konsesus; Di sini kepemerintahan yang baik dituntut

harus dapat menjembatani perbedaan kepentingan antar warga

masyarakat untuk mencapai konsesus yang luas dan mampu

mengakomodasi kepentingan kelompok serta mencari kemungkinan

dalam penentuan kibijakan dan prosedur yang dapat diterima.

f. Bersikap adil; Dalam arti harus diupayakan bahwa semua warga

masyarakat mempunyai kesempatan untuk meperbaiki dan memelihara

kesejahteraannya.

g. Efektivitas dan efisiensi; Disini berarti setiap kinerja kelembagaan yang

ada dan prosesnya mampu membuahkan hasil yang memadahi untuk

memenuhi kebutuhan dengan pemanfaatan sumberdaya secara

bijaksana (best use).

h. Akuntabilitas dan pertanggungjawaban; Harus selalu diupayakan bahwa

pengambilan keputusan pada institusi pemerintah, sektor swasta dan

organisasi kemasyarakatan bisa dipertanggungjawabkan kepada publik

dan segenap stakeholders. Kadar dan takaran akuntabilitas ini memang

berbeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain serta

tergantung juga pada apakah kebijakan itu diambil untuk keperluan

internal atau eksternal.

i. Visi strategik: disini berarti bahwa pemimpin dan publik harus sama

sama memiliki perspektif yang luas dan jauh kedepan tentang

pemerintahan yang baik, pengembangan manusia dan kebersamaan

serta mempunyai kepekaan atas apa yang diperlukan untuk

pembangunan dan perkembangan bersama.

Secara diagramatis, visi penyelenggaraan pemerintahan yang baik, dengan

bersendikan kepada proses kolaborasi sinergis antara para stakeholders

dalam penyelenggaraan pengembangan kebudayaan dan pariwisata ini

dapat digambarkan dalam model bagan alir (flow chart) berikut ini:

Page 134: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 10

Gambar 4.3.

Diagram Good Tourism Governance Model

4.6. PENDEKATAN KESESUAIAN ANTARA PERMINTAAN DAN

PENAWARAN (DEMAND AND SUPPLY)

Perencanaan pengembangan pariwisata pada dasarnya adalah mencari titik

temu antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Dengan

mengacu pada sisi permintaan dan penawaran yang ada, maka akan

diketahui tingkat perkembangan yang telah dicapai.

Pendekatan Demand and Supply dilakukan melalui pasar wisatawan

(domestik dan mancanegara) yang akan menuntut barang/obyek yang baik,

yang disertai dengan pelayanan yang baik. Disamping obyek wisata yang

menarik, obyek tersebut harus didukung oleh sarana dan prasarana yang

memuaskan wisatawan. Wisatawan akan menuntut pelayanan transportasi

yang baik, akomodasi yang baik, hiburan yang segar, makanan – minuman

yang menarik sesuai selera, dan pelayanan lain – lainnya. Jika supply

(obyek wisata) sudah ditingkatkan dan dikemas dengan baik sesuai dengan

Page 135: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 11

tuntutan permintaan pasar (wisatawan), maka dapat diperkirakan bahwa

arus wisatwan akan meningkat di masa depan.

Aspek-aspek yang akan dikaji dalam tinjauan terhadap komponen

penawaran (supply), akan mencakup:

1. Kualitas dan kuantitas (jenis dan jumlah) atraksi wisata yang telah

berkembang dan dikunjungi/ dimanfaatkan wisatawan

2. Kualitas dan kuantitas ameniti (akomodasi, restoran, informasi dan

fasilitas yang lain) menurut wisatawan

3. Kualitas dan kuantitas akses terhadap atraksi wisata (sistem

transportasi) menurut wisatawan

4. Sistem promosi dan pemasaran yang telah dilakukan, direncanakan dan

efektifitasnya terhadap tingkat kunjungan dan motivasi wisatawan

5. Jumlah, jenis, dan asal wisatawan (jumlah kunjungan), Length of Stay,

pola/ besaran pengeluaran.

Gambar 4.4.

Diagram kesesuaian permintaan dan penawaran

Page 136: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 12

4.7. PENDEKATAN PENGEMBANGAN WILAYAH

Tiga konsep utama pengembangan wilayah yang mengacu pada penataan

ruang yaitu pusat pertumbuhan (growth pole), integrasi fungsional

(functional integration) dan pendekatan desentralisasi (decentralization

approach) merupakan teori yang relevan untuk diterapkan dalam program

pengembangan pariwisata. Sebagai sebuah komoditi, pariwista

dimaksudkan menjadi penggerak kegiatan perekonomian wilayah dalam

pengertian yang luas, sehingga perlu disediakan secara lengkap fasilitas –

fasilitas pelayanan regional untuk memfasilitasinya.

a. Pusat pertumbuhan

Konsep pusat pertumbuhan adalah mengembangkan wilayah sebagai pusat

pertumbuhan berdasarkan potensi yang dimilikinya (area strategis,

ekonomi, produk, image dan sebagainya) serta mengintegrasikan pusat

tersebut dalam pengembangan sistem infrastruktur pendukung yang

efisien.

b. Integrasi fungsional

Konsep integrasi fungsional adalh merupakan alternatif pendekatan yang

mengutamakan adanya integrasi yang diciptakan secara sengaja di berbagai

pusat pertumbuhan karena adanya fungsi – fungsi yang komplementer.

c. Desentralisasi

Konsep desentralisasi adalah mencegah terjadinya aliran yang keluar

(outflow) dari sumber daya manusia (braindrain). Melalui konsep ini

diharapkan pengelola wilayah (dengan daerah yang lebih kecil) memiliki

kewenangan lebih dalam memutuskan jenis strategi dan kebijakan untuk

daerahnya.

Page 137: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 4 - 13

Gambar 4.5.

Konsep Pengembangan Wilayah Berdasar pada Penataan Ruang

Page 138: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 5 - 0

BAB 5ANALISIS PENGEMBANGAN

DESA WISATA

KAJIAN PENGEMBANGAN

DESA WISATA DI DIY

Page 139: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 5 - 1

Kajian pengembangan desa wisata menganalisis faktor-faktor yangmempengaruhi pengembangan desa wisata di DIY, diantaranyaadalah:

A. Keunggulan dan keunikan per aspek kajian

B. Kelemahan per aspek kajian

C. Peluang dan dukungan ke depan pengembangan aspek kajian

Dengan meliputi beberapa aspek kajian sebagai berikut:

A. Daya Tarik

B. Aksesibilitas

C. Fasilitas

D. Pemberdayaan Masyarakat

E. Pemasaran dan Promosi

F. Kelembagaan dan SDM

Berikut adalah matrik analisis desa wisata amatan:

Page 140: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 5 - 2

DESA WISATA AMATANINSTRUMEN KAJIAN

DAYA TARIK AKSESIBILITAS FASILITAS PEMBERDAYAANMASYARAKAT PEMASARAN DAN PROMOSI KELEMBAGAAN DAN SDM

DES

A W

ISA

TABE

RBA

SIS

KEU

NIK

AN

SU

MBE

R D

AYA

BU

DA

YA L

OKA

L

KEBO

NA

GU

NG

Potensi utama berupakehidupan masyarakatpedesaan seperti bercocoktanam, permainantradisional, pembuatanmasakan kuliner khas DesaKebon Agung, acarakenduri, dsb.

Festival keseniantradisional gejog lesung

Pengunjung diajak untuktinggal dan mengikutikegiatan keseharian parapenduduk Desa WisataKebun Agung di dalamrumah rumah pendudukyang dijadikan sebagaihomestay bagi parawisatawan yang inginmenginap.

Kegiatan wisata alamberupa hiking menyusurikawasan Desa KebonAgung, Flyingfox, sertaKegiatan wisata berperahunaga menyusuri SungaiOpak yang terletak disebelah desa

Kegiatan pendukungberupa kegiatan kerajinandan kesenian dari desa-desa lain disekitar yangdidatangkan ke DesaKebon Agung sepertikegiatan membatik,pembuatan kerajinangerabah tradisional,kesenian karawitan dsb.

Terdapat bangunanMuseum Tani JawaIndonesia

Akses menuju Desa WisataKebun Agung mudahdicapai dengan kendaraanumum, lokasi desa yangtidak jauh dengan MakamImogiri, Pasar Imogiri sertaTerminal Imogiri,memudahkan wisatawanuntuk mengunjungi DesaWisata Kebun Agung.

Dengan kondisi jalan rayahotmix yang terawatdengan baik, wisatawandapat berkunjung, dariarah Terminal GiwanganYogyakarta, wisatawandapat berkunjung dengankedaraan pribadi maupunkendaraan umum, cukupmenyusuri Jalan ImogiriTimur ke arah MakamRaja-Raja Mataram diImogiri, Desa Wisata KebonAgung hanya terletakkurang lebih satukilometer dari MakamImogiri.

Rumah warga Kebon Agungsebagai homestay yangmampu menampungsebanyak 60 orangwisatawan

Pendopo yang disediakankhusus untuk ruangpertemuan di Desa WisataKebon Agung.

Beberapa bangunan Joglotradisional untuk kegiatanseperti acara kenduri,kegiatan membatik, dankegiatan karawitan.

Bangunan Rumah sebagaikantor sekretariat DesaWisata Kebon Agung.

Puskesmas, sebagaipendukung kegiatan wisatadi Desa Kebon Agung.

Pengelolaan Desa WisataKebon Agung di lakukanoleh warga Desa KebonAgung sendiri sepenuhnya,dengan bantuan pelatihandan pendampingan dariPemerintah Kabupaten

Peningkatan kesadaran danperan serta masyarakatdalam menunjang kegiatanwisata di Desa WisataKebon Agung.

Karang Taruna Desa KebonAgung yang dilibatkandalam sebagai pemandudalam kegiatan-kegiatankepariwisataan di DesaKebon Agung.

Penduduk Desa KebonAgung menyediakanRumahnya, sebagaihomestay bagi parawisatawan untuk tinggalbersama penduduk

Penyediaan warung-warung yang menjajakanmakanan tradisional

Melalui cetak berupaleaflet dan brosur-brosurtentang Desa Wisata KebonAgung.

Penggunaan Media promosionline melalui mediajejaring sosial

Pendampingan daripemerintah daerah,melalui pameran –pameran yang diikutipemda di berbagai kota

Kerja sama denganbeberapa travel agentyang telah menjadirekanan pihak pengelolaDesa Wisata Kebon Agung.

Kerja sama dengan pihak –pihak sekolah untukmengenalkan kehidupanmasyarakat pedesaan.

Kerja sama promosidengan desa wisata lain

Awal terbentuknya DesaWisata Kebon Agung, padatahun 1998, melaluiprakarsa penduduk desadan Kepala Desa kala itu,membentuk sebuah usahauntuk mengenalkan danmendidik masyarakat yangsudah mulai melupakankehidupan pedesaan yangmasih tradisional.

Oleh beberapa pemrakarsaDesa Wisata kemudiandibentuk badanpengelolaan Desa WisataKebon Agung, yang dianggotai warga Desa KebonAgung sendiri.

Peningkatan SDM bagi parapengelola Desa Wisataberupa pendampingan danpelatihan daripemerinatah antara lainmelalui PNPM danPokdarwis.

Pengelola Desa WisataKebon Agung melakukankerjasama dengan desa-desa lain di sekitarnyauntuk menunjang kegiatanwisata di Desa WisataKebon Agung, antara lainberupa, mendatangkantenaga pelatihan untukkegiatan membatik,maupun kerajinan gerabahdari desa lain, kegiatanpromosi bersama dengandesa lain.

Page 141: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 5 - 3

DESA WISATA AMATANINSTRUMEN KAJIAN

DAYA TARIK AKSESIBILITAS FASILITAS PEMBERDAYAANMASYARAKAT PEMASARAN DAN PROMOSI KELEMBAGAAN DAN SDM

TAN

JUN

G

Memiliki adat jogloTanjung, yaitu rumahberarsitektur Jawa yangutuh dengan usia 200tahun, yang seringdigunakan untuk studiarsitektur Jawa.

pola kehidupanmasyarakatnya yang masihtradisional.

Pada hari tertentu danmalam bulan purnamamasyarakat melakukanaktivitas tradisionalseperti: dolanan anak,menari Angguk danPekbung oleh remajaputri, Jathilan oleh remajaputra, dan Cokekan olehorang yg sudah tua.

Pengunjung dapat belajarmembatik dan tari klasikdi desa ini

Akses sangat mudah,terletak di sebelah utarakota Yogyakarta. Berjarak5km dari Monumen jogjaKembali.

Akses jalan raya baik Kendaraan umum untuk

mencapai lokasi relatifterbatas

Terdapat rumah Joglo yangmasih terjaga keaslianya,yang dapat digunakanuntuk makan siang dansebagai tempat studiarsitektur rumah adatJawa (Joglo).

Tersedia rumah-rumahpenduduk yang dapatditinggali (sekitar 40rumah disewakan, daritotal 320 rumah yang adadi desa ini)

Masyarakatmempertahankan polakehidupan tradisional

Masyarakat menyediakansarana akomodasi dirumah-rumah merekadengan imbalan tertentu,sesuai peraturan yangtelah ditetapkan olehpengelola.

Melalui travel Agent Melalui berapa Hotel di

Yogyakarta Media promosi online

melalui media jejaringsosial

Juli 2001 awalterbentuknya desa wisataTanjung.

Terdiri dari 3 Pedukuhan:Banteran, Bakalan, danBantarjo.

Biaya akomodasi dankonsumsi terjangkau,dengan pembagian 50%untuk pemilik rumah,sekitar 40% utk makan,dan 10% untuk kas desa.

Pengelolaan wisata di DesaTanjung sudah terbentuktermasuk denganperaturan mengenaipembagian dari kunjunganwisata.

KETA

ND

AN

Merupakan saksi sejarahakulturasi masyarakatTionghoa dengan keratonserta masyarakatYogyakarta.

Kampung PecinanKetandan, peninggalanyang diunggulkan adalahciri khas perkampunganTionghoa seperti bangunanberarsitektur Cina. Namunsebagian besar adalahbangunan yang telahdirenovasi dan menjaditoko yang sebagian besaradalah toko mas.

Akses sangat mudah,terletak di pusat kotaYogyakarta.

Moda transportasi mudah,dapat ditempuh dengankendaraan umum sepertitrans Jogja, bus kota,taksi. Untuk berkelilingdapat digunakan becak.

Terdapat berbagaibangunan berasitekturCina, namun sebagiantelah mengalamiperubahan karenadigunakan sebagai tempatusaha berupa toko(sebagian berupa tokomas/perhiasan).

Fasilitas disekitar memadaidan lengkap, karenaterletak di pusat KotaYogyakarta di dekat Jl.Malioboro dan Ps.Beringharjo.

Keterlibatan masyarakattinggi, terutama saatperayaan Imlek dimanaseluruh komunitasmasyarakat Ketandan turutserta memeriahkan eventtahunan yangdiselenggarakan diKampung Ketandan ini.

Sebagian besar wargaKampung Ketandanmerupakan wargaTionghoa dengan tingkatekonomi menengah keatas(sebagian besarpedagang), sehinggawarganya secara ekonomirelatif kuat.

Kampung ini terletak diwilayah yang sangatstrategis, yaitu di iconYogyakarta (JL.Malioboro), sehinggasangat diuntungkan darisegi pemasaran

Kampung ini bekerjasamadengan Pemerintah KotaYogyakarta dan komunitasmasyarakat Tionghoa diYogyakarta.

Event tahunan yangdiselenggarakan adalahPekan KebudayaanTionghoa

Kampung Ketandan munculpada pada akhir abad 19dan awal abad 20, sebagaiakibat kebijakan Belanda(wijkertersel), yaitupembatasan wilayahtinggal bagi wargaTionghoa.

Pengunjung tidak ditarikbiaya untuk berkunjung

Sebagian bangunan tuatidak dihuni, namundiupayakan dirawat dandirenovasi oleh PemerintahDIY.

Page 142: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 5 - 4

DESA WISATA AMATANINSTRUMEN KAJIAN

DAYA TARIK AKSESIBILITAS FASILITAS PEMBERDAYAANMASYARAKAT PEMASARAN DAN PROMOSI KELEMBAGAAN DAN SDM

DES

A W

ISA

TABE

RBA

SIS

KEU

NIK

AN

SU

MBE

R D

AYA

ALA

M

NG

LAN

GG

ERA

N

Ada 2 (dua) daya tarikutama dari Desa WisataNglanggeran, yaitu PuncakGunung Api Purba danEmbung Nglanggeran.

Selain dua wisata alamtersebut, Desa WisataNgalnggeran juga memilikikekayaan potensi wisatabudaya, agrowisata.

Tema wisata homestay danlive-in juga diusung olehDesa Wisata Nglanggeran

Wisata budaya jugadisajikan di Desa WisataNglanggeran untukkegiatan live-in,menyambut tamu,memberikan pelatihankepada para tamu, sampaidengan perform para tamuyang mengikuti pelatihankegiatan budaya di DesaWisata Nglanggeran.

Jalan menuju Desa WisataNglanggeran cukup bagus,dengan kondisi jalan yanglebar, dan mudah dilalui.

Lokasi parkir di kedua dayatarik wisata cukupmemadai.

Penanda (signing) sudahcukup jelas danmencukupi.Penempatannya jugasesuai dengan kebutuhan.

Moda transportasi yangdapat digunakan ke lokasidesa wisata ini adalahmaksimal menggunakanmicro bus (bus sedang,kapasitas 25 seat)

Akomodasi disediakanpihak desa wisatamenggunakan beberaparumah penduduk yangtelah dipersiapkan untukhomestay.

Pusat cenderamata dantempat makan/restoranbelum dibangun secaralayak di wilayah DesaWisata Nglanggeran, hanyabeberapa kios telahtersedia untuk membelijajanan khas Nglanggeran,dan beberapa pernak-pernik khas Nglanggeranyang dikelola olehmasyarakat sekitar.

Masyarakat sangatmendukung dengan adanyaDesa Wisata Nglanggeran.

Masyarakat sangatberperan dan terlibatlangsung dalam semuakegiatan desa wisata(pemandu, tim SAR,petugas kebersihan,petugas parkir, tuan rumahuntuk kegiatan live-in,pelaku seni dan budaya,pembuat makanan khas)

Masyarakat juga menjadipengurus desa wisata,yang melibatkan kaummuda Desa Nglanggeran.

Desa Wisata Nglanggeransudah sangat terkenal,baik di dunia pariwisatapada umumnya, maupundunia maya di bidangpariwisata.

Diawali dengan promosikepada pihak-pihaksekolah, akademisi(penelitian), instansisampai dengan menjalinkerjasama dengan touroperator dan tour agentyang ada di Prov. DIYogyakarta.

Pembentukan Desa WisataNglanggeran pada tahun1999, diawali denganide/gagasan dari pemuda-pemuda Desa Nglanggeranuntuk membuka GunungApi Purba menjadi lokasiwisata minat khusus(camping, hiking,adventure). Dengan danaswadaya masyarakat,mulai membuat lapanganparkir yang layak.Peningkatan promosi danpembangunan jaringanyang kuat, serta beberapakali meraih penghargaansebagai desa wisataterbaik tingkat nasional,menjadikan Desa WisataNglanggeran semakinterkenal.

Sebagian besar SDM yangbekerja untuk mengeloladesa wisata ini adalahkaum muda DesaNglanggeran.

KETI

NG

AN

Daya tarik utama desawisata Ketingan adalahWisata Fauna BurungKuntul dan Blekok (Alam-Agro)

Daya dukung konservasidaya tarik menjadi sangatpenting bagi keberadaandesa Ketingan ini,dikarenakan daya tarikutama dari desa wisata iniadalah Fauna BurungKuntul, maka keberadaandaya dukung sangatdiperlukan.

Daya dukung konservasiyang ada di Desa Ketinganadalah pohon melinjo,sawo, mahoni, johar,nangka, flamboyan danbambu yang tersebarhampir diseluruh penjurudesa, diantara rumah-rumah penduduk.

Akses menuju DesaKetingan sangat mudah,baik itu menggunakanfasilitas transportasiumum, maupuntransportasi pribadi,karena disamping jalanmenuju Desa WisataKetingan bagus, jugaadanya penanda (sign)yang mudah untukdijadikan panduan.

Apabila menggunakanfasilitas transportasiumum, dapat ditempuhdengan colt micro umum,dilanjutkan dengan jasaojek.

Pengelola desa wisata jugamenyediakan transportasijemputan pada lokasi yangtelah ditentukan.

Beberapa fasilitas danakomodasi telah dibenahiguna memudahkanwisatawan untukmenikmati Desa WisataKetingan ini. Fasilitas yangada di Dusun Ketingan iniantara lain: pemadu lokal,menara pengamat burung,homestay pedesaan yangdapat menampung kuranglebih 250 orang (48rumah), dan kendaraanantar jemput wisatawan.

Program andalan yangditawarkan oleh DesaWisata Ketingan adalahprogram pengamatanburung (bird watching),kegiatan pertanian, senipertunjukan (upacara daurhidup, rumawahan, gejoglesung yang umurnyasudah ratusan tahun),serta membuat makanandan minuman khas (jamu-jamuan tradisional).

Masyarakat dilibatkanhampir disetiap jeniskegiatan yang ditawarkanoleh Desa Wisata Ketinganini, mulai dari pemanduwisata, pelatih dalampembuatan makanan-minuman tradisional khasDesa Ketingan, sampaidengan pelaku kegiatanpertanian dan senipertunjukan.

Selain berbekal tenaga danketerampilan, sebagianmasyarakat juga sudahmempersiapkan rumahnyauntuk menjadi homestaybagi wisatawan, denganmelakukan pembenahanpada beberapa bentukbagian rumah, sehinggadapat diterima sebagaistandard wisatawan.

Seiring berkembangnyateknologi yang semakinmemudahkan manusiauntuk berinteraksi denganyang lainnya melaluijejaring sosial, maka DesaKetingan jugamenggunakan mediatersebut sebagai salah satumedia promosi.

Kemitraan dengan pihaklain seperti tour operator,desa wisata yang lain telahdilakukan sejak awalpembentukan desa wisataini.

Desa Wisata Ketinganterbentuk karenabanyaknya koloni(kelompok) burung kuntuldan blekok yang datangdan singgah di DesaKetingan mulai tahun2005, setelah peresmianGapura Desa Ketingan olehSri Sultan HB X.

Desa Wisata Ketingandikelola oleh wargamasyarakat Desa Ketingan.

Page 143: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 5 - 5

DESA WISATA AMATANINSTRUMEN KAJIAN

DAYA TARIK AKSESIBILITAS FASILITAS PEMBERDAYAANMASYARAKAT PEMASARAN DAN PROMOSI KELEMBAGAAN DAN SDM

NG

LIN

GG

O

Potensi utama desaNglinggo adalahagrowisata, berupaperkebunan teh, kopi,tanaman buah, karet.

Potensi yang lainnyaberupa wisata yangmengandung sisi edukasi,seperti peternakankambing etawa, mulai darimemberi makan, memerassusu, sampai denganmengolah susu menjadiminuman siap saji;pembuatan gula aren.

Dari segi seni dan budaya,Desa Wisata Nglinggomemiliki upacara adatmerti desa denganmenampilkan keseniandaerah sambil berkelilingke seluruh wilayah desa,dalam rangka upacaranyadran. Jathilan, TarianLengger Tapeng, yangmerupakan sajian khastarian tradisonal DesaNglinggo

Wisata tema alam dantema minat khususmenjadi daya tarik lainnyadari desa wisata Nglinggo,disamping lokasi yangberada pada puncakperbukitan Menoreh,pemandangan alam (CurugWatu Jonggol, PuncakPerkebunan Teh) yang adadi Desa Wisata Nglinggomenjadi daya tariktersendiri. Beberaparumah penduduk telahdisiapkan untuk menjaditempat homestay bagiwisatawan yang inginmenginap dan melakukanlive-in bersamamasyarakat desa nglinggo.

Akses untuk menuju DesaWisata Nglinggo masihsangat kurang memadai,mengingat jalan masuk keDesa Wisata Nglinggomerupakan jalan yangmasuk dalam kelas jalanlokal, sempit, banyaktikungan tajam, tanjakandan turunan yang ekstrim.

Sudah disediakan angkutanjemputan berupa mobilberjenis van, apabilamemerlukan transit darijalan utama (Kalibawang,Kulonprogo-Kalikotak,Purworejo).

Perlu disediakan lokasitransit untuk kendaraanmassal ukuran besar yangtidak dapat langsungmenjangkau Desa WisataNglinggo, baik berupa areaparkir maupun tempatperistirahatan sementara(rest area).

Penanda (signing) masihsangat kurang. Terumatadi bagian jalan masuk padajalur utama.

Moda transportasi umum,microbus, hanya bisasampai pintu masuk dijalur utama Kalibawang-Kalikotak, sedangkanuntuk jalur masuk menujulokasi jalan kaki, ataumenggunakan mobiljemputan yang telahdisiapkan oleh pihak desawisata.

Akomodasi tersedia untuksekitar 200 orang yangakan ditempatkan dirumah-rumah warga yangtelah disiapkan untukhomestay dengan fasilitasyang memadai.

Belum ada pusatcinderamata, pusat oleh-oleh yang ada di kawasanDesa Wisata Nglinggo.

TIC masih bergabungdengan penguruspemerintahan desa, belumberdiri sendiri sebagaisuatu organisasikepariwisataan yangkhusus menangani bidangdesa wisata.

Desa Wisata Nglinggomerupakan desa wisatayang mengedepankankesejahteraan masyarakat,sehingga peran sertamasyarakat dalammemajukan Desa WisataNglinggo sangat tinggi.Kesadaran wisata bagimasyarakat Nglinggo untukmenjadi tuan rumah yangbaik bagi wisatawanmenjadikan Desa WisataNglinggo menjadi semakinmaju dan berkembangbaik.

Masyarakat secaralangsung dapat menerimamanfaat yang baik denganadanya Desa WisataNglinggo, sehingga keinginikut sertaan masyarakatdalam semua kegiataandesa wisata sangat tinggi.

Media promosi Desa WisataNglinggo masih sebataspromosi yang sederhanadan terkesan tradisional,yaitu hanya mengandalkanpromosi dari parawisatawan dan pelakuwisata yang pernah hadirdan menikmati suguhanDesa Wisata Nglinggo.

Selain promosi yangsederhana, Desa WisataNglinggo telah merambahke dunia maya, melaluisitus resmi dinaspariwisata KabupatenKulonprogo, web/blog dariwisatawan yang pernah keDesa Wisata Nglinggo.

Desa Wisata Nglinggoterbentuk atas desakanwisatawan yangmenemukan keindahan,keaslian Desa Nglinggo.Kepala Dusun Nglinggo,saat itu mencobamendesain sendiri bentukdesa wisata besertaorganisasi karang taruna,dengan referensi daridinas, studi banding, danberbagai sumber yang lain.

Sistem pengelolaansepenuhnya masih menjaditanggung jawab kepalaDusun Nglinggo, sedangkanuntuk teknis pelaksanaandiberikan kepadaorganisasi Karang TarunaNglinggo. Kedepan,administrasi dankeorganisasian Desa WisataNglinggo ini akan diberikansepenuhnya masalahpengelolaannya kepadaKarang Taruna Nglinggo.

Desa Wisata Nglinggo telahmembangun kerjasamayang cukup rapi dan salingmenguntungkan dengandaya tarik wisata maupundesa wisata yang lain diKabupaten Kulonprogo.

Page 144: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 5 - 6

DESA WISATA AMATANINSTRUMEN KAJIAN

DAYA TARIK AKSESIBILITAS FASILITAS PEMBERDAYAANMASYARAKAT PEMASARAN DAN PROMOSI KELEMBAGAAN DAN SDM

DES

AW

ISA

TABE

RBA

SIS

PERP

AD

UA

N K

EUN

IKA

N S

UM

BER

DA

YA B

UD

AYA

DA

N A

LAM

SRO

WO

LAN

Daya tarik utama adalahwisata sejarah dengankeberadaan:a. Pasar Pejuangan

Srowolan, pasar kunoyang menjadi saksi bisuperjuangan masyarakatmelawan tentaraBelanda pada saat claske II tahun 1948. Pasarini tempat bagi penjualuntuk menawarkankuliner tradisional,seperti: opor bebek,sayur lompong dansalak pondoh. Sekaligussebagai tempat bagieven-even temporer(senam, merti bumi,wayang orang)

b. Gudang Garam,bangunan kuno yangdahulu sebagai tempatpenyimpanan garampada waktu jamanBelanda, bangunan iniberada di sebelah UtaraPasar Srowolan.

c. Rumah Kuno, berukuran10 x 12 m berbentukSinom, bekasKecamatan PakemLama, berada disebelahTimur Pasar Srowolan.

d. Rumah Tinggal SayutiMelik, pengetik naskahProklamasiKemerdekaan, beradadi dusun Kadilobo.

e. Sekolah Kasultanan,tempat pendidikanpada jaman dahulu,berada di Barat PasarSrowolan.

Daya tarik wisatapendukung:a. Kesenian yang ada di

Pasar Srowolan, antaralain: seni tari, senisuara, membatik, kudalumping dan karawitan.

b. Tradisi Pertanian,kegiatan pertanianseperti angler, tedundan wiwit.

c. Tradisi Daur Hidup,seperti selapanan,mitoni, mantenan danruwatan.

d. Upacara Adat, seperti

Akses jalan, diantaranya:jalan tanah sepanjang1100 m, jalan conblocksepanjang 600 m, jalanaspal sepanjang 3550 m,namun belum di lalui olehangkutan umum.

Srowolan belumterjangkau layanan mobilangkutan umum.

aksesibilitas masihterbatas dalampengelolaan infrastruktur,seperti: kondisi jalan danrambu-rambu penanda.

Sebagian besar jalan sudahberaspal, hanya sebagiankecil jalan setapak yangmasih tanah. Kondisi jalancukup baik untuk dilaluioleh kendaraan rodaempat, dengan kondisiaspal yang halus, namun dibeberapa titik terdapatlubang pada aspal. Lebarjalan dapat dilalui olehdua kendaraan rodaempat, namun untuk busukuran besar masihkesulitan untuk mengaksesjalan di desa wisataSrowolan.

Ada beberapa jalan masukuntuk menuju desa wisataSrowolan, antara lain:jalan Palagan TentaraPelajar Utara dan Selatan,jalan Turi – Pakem danjalan Magelang. Diantarabeberapa jalan masuktersebut, kondisi jalanPalagan Tentara PelajarSelatan merupakan jalanyang paling sering dilewatioleh wisatawan, selainkondisi jalannya yangcukup baik, namun jugamempunyai jarak yangcukup dekat dari jalanutama (Jalan PalaganTentara Pelajar) menujudesa wisata Srowolan.

Mempunyai potensi modatransportasi lokal, yaitusepeda dan gerobak sapisebagai moda sekaligusdaya tarik

Sarana akomodasi berupapenginapan atau homestay siap huni sejumlah159 kamar dan dapatmenampung 318wisatawan, yang tersebardi Dusun Srowolan,Kadilobo danKaranggeneng

Belum ada pusatcinderamata, pusat oleh-oleh yang ada di kawasanDesa Wisata Srowolan.

Lingkungan desa wisataSrowolan masih sangatalami dengan atmosferpedesaan yang sangatkental, sehingga padawaktu malam hari kondisilingkungan desa masihminim penerangan, sepertilampu jalan ataupunlampu di pemukiman.

Desa wisata Srowolanmempunyai beberaparumah makan yang layakuntuk menampungwisatawan, antara lain:Rumah makan danpemancingan“MinaRaharja”; Rumah makan,pemancingan danoutbound “Banyu Sumilir”;Rumah makan “Shaba”

Sarana utilitas di desawisata Srowolan, yaitumeliputi: air bersih sertajaringan sanitasi dandrainase. Di desa wisataSrowolan, persediaan airbersih cukup melimpah halini disebabkan oleh adanyasumur yang dapatmenyediakan air bersihuntuk satu RT, air darisumur ini disalurkandengan adanya pompa air.Pompa air tersebutdiperoleh dari dana yangdikumpulkan secaraswadaya oleh penduduksetempat.

Pemberdayaan masyarakatdi Desa Wisata Srowolancukup mendapat apresiasiyang baik dari masyarakatlokal, hal ini terbuktidengan adanya organisasipengurus desa wisataSrowolan

Pengelolaan desa wisatajuga sebagian besardilakukan oleh masyarakatlokal itu sendiri, denganbeberapa bantuan daritenaga profesional,misalnya dalam kegiatanoutbound sebagaiinstruktur atau pemanduwisata

Rumah-rumah pendudukjuga banyak yangdifungsikan menjadihomestay, sehinggamasyarakat dapatmerasakan langsungmanfaat dari pariwisata

Hal ini masih perluditingkatkan terutamakualitas homestay dankualitas masyarakatsebagai tuan rumah

Sudah terdapat biroperjalanan yang secarakhusus menawarkan desawisata sebagai suatu paketwisata, seperti TouristaTour yang menawarkandesa-desa wisata di DIYtermasuk desa wisataSrowolan, seperti yangdapat dilihat dari situsinternethttp://www.bhutours.com/desawisata

informasi tentang desawisata Srowolan belumdapat menjangkau daerahyang luas, hal inikemungkinan disebabkanadanya media promosiyang kurang.

Brosur wisata merupakansumber informasi yangpaling banyak diakseswisatawan sebagai salahsatu media promosi,sedangkan brosur wisatatidak bisa diperoleh setiapsaat karena hanya bisadiperoleh wisatawan saatberkunjung ke suatudestinasi wisata dimanaakses dan jumlahnyaterbatas.

Organisasi yang secarakhusus mengelola desawisata Srowolan sudahterbentuk, organisasi initerdiri dari tokoh-tokohmasyarakat, ibu-ibu PKKdan Karang Taruna daridusun Srowolan, dusunKadilobo dan dusunKaranggeneng. Organisasitersebut belum secarakhusus mengadakanpertemuan, pertemuandiadakan saat akanmengadakan kegiatan ataukomunikasi untukmembicarakan masalahdalam lingkup desa wisataSrowolan.

Dalam pengembangannyasebagai desa wisata,Srowolan telahbekerjasama denganberbagai pihak dalam halpeningkatan kualitassumber daya masyarakatdan pemasaran desawisata Srowolan.Kerjasama yang pernahdilakukan misalnya denganDinas PariwisataKabupaten Sleman,universitas-universitas danpecinta alam untukmengadakan pelatihan danKuliah Kerja Nyata.Kerjasama dengan biroperjalanan wisata daninstansi-instansi dalammemasarkan desa wisataSrowolan.

Pengelola desa wisataSrowolan telahbekerjasama dengan pihaklain, misalnya DispardaSleman, universitas-universitas, tour operator,pecinta alam dan instansi-instansi dalampengembangan SDM danusaha untuk menarik sertamempromosikan desawisata Srowolan.

Pelatihan dan peningkatanSDM masyarakat desawisata Srowolan belumdapat memberi manfaatsecara langsung kepadamasyarakat karena belumadanya ketertarikan dankeseriusan untukmengikuti pelatihan

Page 145: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 5 - 7

DESA WISATA AMATANINSTRUMEN KAJIAN

DAYA TARIK AKSESIBILITAS FASILITAS PEMBERDAYAANMASYARAKAT PEMASARAN DAN PROMOSI KELEMBAGAAN DAN SDM

KEM

BAN

GA

RUM

Daya tarik utama: wisatapendidikan (sanggar lukis,perpustakaan, membatik)yang dikemas secara alam

Daya tarik pendukung:Agrowisata salak,Permainan tradisionalseperti enggrang, engklek,dakon, gobak sodor, danlainnya dapat dimainkan dilokasi tersebut.Terdapat juga Sungai didesa ini juga dijadikansebagai sarana permainan(outbound), areapemancingan, kuliner khas(nasi takir), pijat dengannuansa alami dantradisional,

Akses dari kota Jogjacukup mudah untukdijangkau oleh kendaraanpribadi dan angkutanumum (Terminal Giwangan(bus Jogja-Tempel) – turundi Pasar Sleman – naikjalur D4)

Jalan di kawasan desaKembangarum ditatasedemikian rupa denganPagar batu yang ditata,tampak menyatu denganalam, natural dansederhana. Berbagaitanaman hias ditanam disepanjang gang.Perpaduan ini jelasmembedakan desaKembangarum dari desabiasa.

Terdapat rumah yangdibangun khusus untukpara tamu danpenginapan. Rumah inidibangun dari bambu,berlantai tanah, dandihiasi dengan wayang danlukisan-lukisan

Masjid Homestay Arena pemainan Sanggar lukis Perpustakaan wisata Mobil untuk jelajah alam Rumah makan

Melibatkan masyarakatlangsung sebagai pengeloladesa wisata

Masyarakat terjun langsungsebagai pelaku wisata(pembimbing, instruktur,pemandu wisata)

Website Brosur Kerjasama dengan pihak

lain melalui sanggarPratista

Penyelenggaraan even(pijat massal, lomba dll)

Acara di televisi nasional(Si Bolang, Wisata Kuliner,Jelang Siang dll)

Kawasan merupakan tanahkas daerah dan sanggarPratista yang di kelola olehPengelola desa wisataKembangarum

Kegiatan-kegiatan dalamdesa wisata ini banyakmelibatkan peranmasyarakat Kembang Arumsendiri. Denganmelibatkan warga secaralangsung (pengelola,pendamping dll)

Pelatihan sebagaiinstruktur lukis, pemandu,pemijat dll

Desa mendapatkankeuntungan langsung dariretribusi pengunjung

Page 146: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 5 - 8

DESA WISATA AMATANINSTRUMEN KAJIAN

DAYA TARIK AKSESIBILITAS FASILITAS PEMBERDAYAANMASYARAKAT PEMASARAN DAN PROMOSI KELEMBAGAAN DAN SDM

PEN

TIN

GSA

RI

Daya Tarik Utama:Watu Gendong, WatuPayung, Watu Gajah, WatuPersembahan, WatuDakon, Makam Pentingsari(lokasi pejuang tahun1948-1949), Sendang Sari,Luweng Sunan Kalijaga(sejak tahun 1477).

Daya Tarik Pendukung:Camping, Outbound,Kesenian (kuda lumping,angguk, Sholawatan,karawitan, cokekan, tarianjawa, tradisimanten/pernikahan,tradisi kenduri, gamelan,membatik, kreasi janur).

Akses masuk ke lokasi DesaWisata Pentingsari cukupmemadai dan terbilangcukup memadai.

Penanda (signage) yangdipasang cukup jelas.

Micro bus dapat digunakansampai ke area parkir yangtelah disiapkan oleh desawisata.

Akomodasi tersedia dalambentuk homestay yangmenjadi satu denganpermukiman warga yangberjumlah 70 rumah, yangdidalamnya termasukmenyediakan makananharian. Selain ituakomodasi juga didukunghomestay yang masihdalam tahappengembangan sebanyak52 rumah.

Masyarakat sangat antusiasdan berperan aktif dalammengelola danmengembangkan desawisata Pentingsari, hal initerlihat dari kesiapanmasyarakat menyediakanfasilitas-fasilitas dankegiatan pendukungkepariwisataan bagiwisatawan.

Masyarakat desa wisataPentingsari juga berperanaktif dalam setiapkegiatan yang seringkalidiadakan dalammenyambut wisatawanyang datang, baik dalambentuk pentas kesenian(tari penyambutan,gamelan, karawitan, dll),dan kegiatankepariwisataan yanglainnya.

Desa wisata Pentingsaritelah bekerjasama secaraaktif dengan PemerintahPusat melaluiKemenparekraf danpemerintah KotaYogyakarta dalam kegiatanpromosinya. Selain itudesa wisata Pentingsaritelah menjadi desa wisataunggulan yang menjadipercontohan bagi desawisata-desa wisata yanglain.

Desa Wisata Pentingsarisudah sangat terkenal,baik di dunia pariwisatapada umumnya, maupundunia maya di bidangpariwisata.

Desa wisata Pentingsarijuga menjalin kerjasamadengan tour operator dantravel agent yang ada diProvinsi DI Yogyakarta.

Desa wisata Pentingsariditetapkan menjadi desawisata pada tanggal 15April 2008 berdasarkansurat Dinas PariwisataKabupaten Sleman nomor556/336, denganmengangkat tema alambudaya dan pertanian yangberwawasan lingkungan.Berangkat dari kehidupansederhana masyarakatdesa yang inginmengembangkan desaPentingsari sebagai desawisata agar dapatmemberikan tambahannilai ekonomi, social danbudaya bagi warganya.

Dengan dukunganKementerian Pariwisatadan Ekonomi Kreatifmelalui PNPM MandiriPariwisata yang diterimasejak tahun 2009, makadesa wisata Pentingsarimenjadi salah satu desawisata yang palingdiminati wisatawan dariberbagai kalangan.

Sebagian besar SDM didesa wisata ini terlibataktif dalam mengeloladesa wisata Pentingsari.

Dalam memenuhikebutuhan daya tarikpendukungnya, desawisata Pentingsaribekerjasama dengan desawisata-desa wisatalainnya, seperti dalammemenuhi pertunjukankesenian, ataupertunjukan budayalainnya yang dipesansecara khusus olehwisatawan yang akandatang berkunjung.

Page 147: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 5 - 9

DESA WISATA AMATANINSTRUMEN KAJIAN

DAYA TARIK AKSESIBILITAS FASILITAS PEMBERDAYAANMASYARAKAT PEMASARAN DAN PROMOSI KELEMBAGAAN DAN SDM

DES

A W

ISA

TABE

RBA

SIS

KEU

NIK

AN

AKT

IFIT

AS

EKO

NO

MI K

REAT

IF

BOBU

NG

Daya tarik utama desawisata Bobung adalahkerajinan topeng (batikkayu)

Pendukung daya tarikutamanya adalah belajarmembuat topeng,membatik kayu, danpagelaran kesenian budayaDesa Bobung.

Akses masuk ke lokasi DesaWisata Bobung sangatmemadai dan terbilangcukup bagus.

Penanda yang dipasangjuga sangat jelas.

Micro bus dapat digunakansampai ke area parkir yangtelah disiapkan oleh desawisata.

Akomodasi hanya tersediadi beberapa rumah, hanyauntuk 50an tamumenginap, karenasebagaian besar wisatawanke desa wisata ini rata-rata hanya membutuhkanwaktu setengah hari untukmengikuti kegiatanpelatihan membatik kayu.

Pusat cenderamata ada dihampir setiap rumah dipinggir jalan Desa Bobung,yaitu berupa showroomkerajinan topeng, dan ukirkayu.

Sebagian besar masyarakatDesa Bobung berprofesisebagai pengrajin topengkayu (batik kayu), denganpenetapan Desa Bobungmenjadi desa wisata, makaprofesi masyarakat Bobungmenjadi bertambah, yaitusebagai pelaku wisata(pemandu wisata,pengelola desa wisata)

Masyarakat sangat antusiasdengan adanya desa wisataBobung, hal ini terlihatdengan kesiapanmasyarakat untukmembuat area parkir bagiwisatawan.

Desa Wisata Bobung lebihterkenal sebagai desapengrajin topeng kayudaripada desa wisata padaumunya. Sehingga promosidan kemitraan yangdilakukan sebatas dalamhal pengembangan usahapenjualan hasil kerajinantopeng kayu.

Namun, dalam beberapatahun terakhir, kegiatankepariwisataan di DesaWisata Bobung mulaiterasa dampaknya,masyarakat disampingmenjadi pengrajin, jugadapat menjadi pemanduwisata yang bagus,kesenian tradisi diaktifkankembali, bahkan diajarkankepada masyarakat yangmasih berusia sekolah.

Banyaknya permintaanuntuk ikut mempelajaricara pembuatan topeng,maka tahun 2006dibentuklah desa wisatayang disyahkan olehpemerintah daerahKabupaten Gunung Kidul.

Selain untuk pertunjukanmenerima tamu di desawisatanya sendiri,kesenian Desa WisataBobung sering digunakanuntuk membantupertunjukan di desa wisatayang lain (seperti,Nglanggeran).

Mendapatkan bantuanbibit, pupuk untuktanaman kayu yangdigunakan sebagai bahandasar pembuatankerajinan. Bibit dan pupukdi bagikan kepada seluruhmasyarakat, denganharapan, hasilnyadisamping untukmencukupi kebutuhandasar barang kerajinanseluruh Bobung, jugadapat meningkatkanpenghasilan masyarakatsekitar.

Page 148: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 5 - 10

DESA WISATA AMATANINSTRUMEN KAJIAN

DAYA TARIK AKSESIBILITAS FASILITAS PEMBERDAYAANMASYARAKAT PEMASARAN DAN PROMOSI KELEMBAGAAN DAN SDM

KASO

NG

AN

Daya tarik utama berupawisata belanja kerajinangerabah dan kerajinan laindari desa disekitarkasongan

Kegiatan pelatihanpembuatan gerabah khaskasongan

Kegiatan live in dibeberapa homestay yangdisediakan di Kasongan

Akses menuju Desa WisataKsongan dari arah KotaYogyakarta melalui JalanRaya Bantul. Dengankualitas jalan raya antarkota.

Pengunjung dapatmenggunakan kendaraanpribadi maupun kendaraanumum jurusan JogjaBantul.

Terdapat Gerbang DesaWisata Kasongan yang unikdan sangat mudah dikenaliuntuk memasuki kawasaKasongan.

Terdapat banyakshowroom di sepanjangjalan desa yang digunakanuntuk memasarkankerajinan gerabahkasongan

Beberapa rumah wargayang digunakan sebagaihomestay

bangunan koperasi danUPT Setya Bawana yangdisediakan olehpemerintah sebagaitempat pelatihanpembuatan gerabah

Edotel kasongan, kerjasama antara pemerintahdesa dengan SMK N 1Sewon

Area parkir yang cukupluas yang dapatmenampung bus pariwisatamaupun kendaraan umumlain

98% Penduduk DusunKasongan bermatapencaharian sebagaipengrajin gerabahtradisional

Pengelolaan desa wisatabelum terstruktur

Wisatawan sebagian besardatang untuk berbelanjagerabah, maupunkerajinan lain ditampungoleh showroom secarapersonal

Pengunjung yang inginmelakukan kegiatanpelatihan pembuatankerajinan gerabah dipanduoleh pengelola UPT SetyaBawana.

Kegiatan wisata lain yangada di Desa WisataKasongan dilakukan olehindividu.

Pemasaran yang palingbanyak berasal darikegiatan perdagangankerajinan gerabahKasongan, termasuk eksporbarang kerajinan hingga keluar negeri.

Melalui media massaelektronik dari televisimaupun online

Pemasaran melaluikunjungan wisata daritravel agent

Kegiatan pembuatankerajinan gerabahkasongan telah dilakukansejak jaman kolonialBelanda, dilakukan secaraturun temurun.

Tidak ada sistempengelolaan secara khususuntuk kegiatan DesaWisata

Kerajinan yang di pasarkandi Desa Wisata Kasonganterdapat berbagai macam,khusus untuk kerajinan

gerabah berasal dari DusunKasongan, sedangkankerajinan lain berasal daridesa – desa lain yang adadisekitarnya.

Pemerintah DesaBangunjiwo membentuksebuah jejaring KAJIGELEM(Kasongan, Jipangan,Gendheng dan LemahDadi) sebuah jejaringantar dusun penghasilkerajinan didalam DesaBangunjiwo.

Page 149: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 5 - 11

DESA WISATA AMATANINSTRUMEN KAJIAN

DAYA TARIK AKSESIBILITAS FASILITAS PEMBERDAYAANMASYARAKAT PEMASARAN DAN PROMOSI KELEMBAGAAN DAN SDM

PRA

WIR

OTA

MA

N

Prawirotaman sebagaisebuah kampung pusatindustri batik cap yangdikelola oleh keturunanseorang bangsawan kratonyang bernamaPrawirotomo.

Prawirotaman dikenalsebagai kampung turis.

Penginapan murah untukturis dengan rate 50rbsampai 300rb

Hingga sekarang sebagianbesar penginapan masihdikelola oleh lehketurunan Prawirotomo,terdiri dari tiga keluargabesar yaituWerdoyoprawiro,Suroprawiro, danMangunprawiro.

Akses sangat terjangkau,terletak di bagian selatankota Yogyakarta.

Moda transportasi mudah,dapat ditempuh dengankendaraan umum sepertitrans Jogja, bus kota,taksi, becak, andong, .Untuk berkeliling dapatdigunakan becak.

Terdapat berbagai macampenginapan mulai dariguest house, hotel melati,hotel bintang hinggaboutique hotel

Terdapat berbagai macamrestaurant dengan nuansatradisional, nasionalinternasional, pastry cafe,bakery, warung dansebagainya

Terdapat fasilitas bank,atm, mini market 24 jam,apotek 24 jam, tour agent,tour operator, souvenirshop

Masyarakat sebagaipengelola utama kawasanprawirotaman, sekaligusperencana kawasantersebut. Pengelolaankebersiha dan keamananmerupakan tanggungjawab dari seluruhmasyarakat prawirotaman.

Sebagian besar hotel danfasilitas pariwisata lainnyadimiliki dan atau dikelolaoleh masyarakatprawirotaman.

Masyarakat secaralangsung dapat menerimamanfaat yang baik denganadanya Kampung WisataPrawirotaman, bahkanmanfaat tersebutmenyebar hinggakampung-kampung yangada disekitarnya.

Melalui travel Agent Media promosi online

melalui media jejaringsosial facebook, twitter,path, instagram

Group Backpacker Brosur pariwisata milik

pemerintah agoda.com id.hotel.com www.yogyes.com www.tripadvisor.com

Prawirotaman sebagaisebuah kampung dikenalsejak abad ke-19, saatseorang bangsawan kratonbernama Prawirotomomenerima hadiah sepetaktanah dari kraton.

Sejak awal, kampung inimemang mempunyai peranyang tak kecil bagiYogyakarta. Masa prakemerdekaan, kampung inimenjadi konsentrasi laskarpejuang.

Pasca kemerdekaan,tepatnya tahun 60-an,kampung ini dikenalsebagai pusat industribatik cap yang dikelolaoleh keturunanPrawirotomo.

Sementara sejak tahun 70-an, seiring meredupnyaindustri batik cap, paraketurunan Prawirotomobanting setir ke jasapenginapan danPrawirotaman pun mulaidikenal sebagai kampungturis.

KESI

MPU

LAN

Keanekaragaman dayatarik wisata (alam,budaya dan khusus)baik masih embrionaldan sudah berkembang

Keunikan daya tarikwisata unggulan danadanya daya tarikwisata pendukungsebagai pelengkapkonsep something tosee, something to dodan something to buy

Akses menuju desawisata yang terjangkaudengan kendaraanpribadi maupun umum

Kondisi akses di dalamdesa wisata yang baikdan mempunyairambu-rambu yangcukup jelas

Mempunyai modatransportasi yang khasdi dalam kawasan desawisata

Penanda kawasan(landmark) yangmudah dikenalisebagai suatu dayatarik wisata.

Mempunyai fasilitaspariwisata yang cukuplengkap (penginapan/homestay, rumahmakan, tokocinderamata)

Kualitas fasilitaspariwisata yang baikyang mencukupikebutuhan wisatawan

Mempunyai/ dekatdengan fasilitas umumlainnya

Pelibatan masyarakatlokal/ asli yang tinggipada kegiatankepariwisataan di desawisata tersebut(sebagai pengambilkeputusan, pegelola,pelaku wisata)

Usaha pariwisata dikawasan desa wisata(homestay, tokocinderamata, rumahmakan) yang langsungdikelola olehmasyarakat lokal

Promosi melalui mediawebsite, brosur, daneven rutin

Ikut serta dalamwebsite pemerintahdaerah

Kerjasama denganpihak lain dalammemasarkan desawisatanya (tour agent,hotel dll)

Adanya paguyuban/organisasi pengurusandesa wisata yangdikelola langsung olehmasyarakat lokal

Terdapat pelatihandari pemerintahmaupun dari organisasidesa wisata langsunguntuk pengembanganketrampilan paramasyarakat desawisata dalam halpengelolaan desawisata

Page 150: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 0

BAB 6INSTRUMEN STANDARISASI/

GUIDELINES PENGEMBANGANDESA WISATA

KAJIAN PENGEMBANGAN

DESA WISATA DI DIY

Page 151: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 1

6.1. INSTRUMEN DASAR PENGEMBANGAN DESA WISATA

6.1.1. INSTRUMEN DASAR DESA WISATA

Suatu desa dapat dikembangkan menjadi Desa Wisata apabilamemiliki kriteria dasar sebagai berikut:

A. Potensi Daya Tarik Wisata yang Unik dan Khas

Memiliki potensi produk/ daya tarik yang unik dan khas yangmampu dikembangkan sebagai daya tarik kunjungan wisatawan(sumber daya wisata alam, budaya). Potensi obyek dan dayatarik wisata merupakan modal dasar bagi pengembangan suatukawasan pedesaan menjadi Desa Wisata. Potensi-potensitersebut dapat berupa:

1) Potensi fisik (persawahan, perbukitan, bentang alam,lingkungan perkampungan yang unik dan khas, arsitekturbangunan yang unik dan khas, dan sebagainya).

2) Potensi kehidupan sosial budaya masyarakat (polakehidupan keseharian masyarakat yang unik dan khas, adatistiadat dan tradisi budaya, dan sebagainya).

3) Potensi industri kreatif dari hasil karya masyarakat(kerajinan tangan, gerabah, dan sebagainya)

Page 152: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 2

B. Dukungan aksesbilitas yang baik, baik menuju dan di dalamkawasan

Memiliki daya dukung berupa aksesibilitas yang mudahdijangkau oleh wisatawan, baik dengan kendaraan pribadimaupun kendaraan umum. Dan didukung dengan rambu-rambupenanda yang memudahkan wisatawan dalam menuju kawasandesa wisata tersebut. Serta mempunyai dukungan akses yangbaik di dalam kawasan desa wisata (akses jalan yang aman dannyaman, rambu-rambu penanda, moda transportasi lokal yangunik dan menarik yang dapat menjadi daya tarik tersendiridalam menikmati wisata di kawasan tersebut.)

C. Peluang dan Dukungan Ketersediaan Fasilitas dan SaranaPrasarana Dasar

Memiliki peluang dan dukungan ketersediaan untukpengembangan fasilitas dan sarana prasarana pedesaan,seperti: akomodasi (homestay), area pelayanan umum, areakesenian dan lain sebagainya. Aktifitas wisata pedesaan akan

Page 153: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 3

dapat berjalan baik dan menarik apabila didukung denganketersediaan fasilitas penunjang yang memungkinkan wisatawandapat tinggal, berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal,dan belajar mengenai kebudayaan setempat, kearifan lokal danlain sebagainya.

D. Komunitas Masyarakat, Sikap Menerima dan Komitmen yangKuat dari Masyarakat Setempat

Memiliki komunitas masyarakat yang tinggal di wilayahtersebut, serta memiliki sikap menerima dan komitmen yangkuat terhadap kegiatan kepariwisataan sebagai bentuk kegiatanyang akan menciptakan interaksi antara masyarakat lokal(sebagai tuan rumah/ host) dengan wisatawan (sebagai tamu/guest) untuk dapat saling berinteraksi, menghargai danmemberikan manfaat yang saling menguntungkan, khususnyabagi masyarakat lokal adalah penghargaan dan pelestarianbudaya setempat dan adanya manfaat ekonomi bagikesejahteraan masyarakat lokal, melalui pemberdayaanmasyarakat di bidang pariwisata. Sedangkan bagi wisatawanadalah pengkayaan wawasan melalui pengenalan budaya lokal.

Page 154: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 4

Untuk itu perlu adanya semangat dan motivasi yang kuat darimasyarakat dalam menjaga karakter yang khas dari lingkunganfisik alam pedesaan dan kehidupan budaya yang hidup dantumbuh dalam masyarakat setempat.

E. Potensi SDM Lokal yang Mendukung

Memiliki dukungan ketersediaan sumber daya manusia (SDM)lokal yang cukup dan memadai untuk mendukung pengelolaandan pengembangan desa wisata. Pengembangan desa wisatadimaksudkan untuk memberdayakan potensi SDM setempatsehingga mampu meningkatkan kapasitas dan produktifitasnyasecara ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatpedesaan melalui bidang-bidang yang dimilikinya. Dengandemikian dampak positif pengembangan pariwisata di desatersebut akan dapat dirasakan langsung masyarakat setempat.

Page 155: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 5

F. Potensi dan Kemampuan dalam Menciptakan PasarWisatawan

Memiliki potensi dan kemampuan dalam menciptakan pasarwisatawan sebagai salah satu unsur pendukung kesinambunganpengembangan desa wisata. Kesiapan desa wisata harusdiimbangi dengan kemampuan untuk membangun jejaring pasardengan para pelaku industri pariwisata, dengan berbagai bentukkerjasama dan pengembangan media promosi sehingga potensidesa tersebut muncul dalam peta produk dan pemaketan wisatadi daerah, regional, nasional maupun internasional. Sehinggadapat dijaring peluang kunjungan wisatawan ke desa tersebut,termasuk promosi dan pemasaran juga dilakukan oleh pengelolaDesa Wisata langsung kontak kepada Pasar.

Page 156: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 6

6.1.2. KOMPONEN DASAR DESA WISATA

Terdapat beberapa komponen pembentuk desa wisata, antara lain:

1) Batasan geografis ataupun administratif yang jelas.

2) Potensi daya tarik wisata baik alam, budaya maupun karyakreatif sebagai unsur penarik kunjungan wisatawan.

3) Masyarakat yang antusias dan mendukung pengembangan desawisata.

4) Fasilitas pariwisata sebagai unsur pendukung wisatawan dalammelakukan aktifitas wisata di desa tersebut (akomodasi/homestay, warung makan yang dikelola oleh masyarakat, pusatinformasi wisata dan lainnya).

5) Sarana prasarana yang berupa jaringan jalan, moda angkutanwisata yang mendukung kemudahan wisatawan dalam mencapaidesa tersebut.

6) Organisasi pengelolaan desa wisata yang berfungsi sebagai unitpengelola kegiatan wisata di desa tersebut (merencanakan,melaksanakan, mengelola, mengevaluasi/ monitoring kegiatan-kegiatan pengembangan).

7) Sumber daya manusia yang menjadi motor penggerakpengelolaan kegiatan wisata di desa tersebut.

Page 157: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 7

6.1.3. PERSYARATAN DASAR PEMBENTUKAN DESA WISATA

A. Maksud

Dengan maksud agar pembentukan dan pengelolaan desa wisatayang tidak sedikit melibatkan anggota masyarakat pendukungnyadapat berjalan sebagaimana mestinya, terarah/ terpandu ataskreatifitas dan solidaritas serta keterlibatan social yang tumbuhatau ditumbuhkan maka, diperlukan semacam surat keputusanpengukuhan dari pemerintah (Gubernur/ Bupati) atas keberadaandesa wisata.

Selanjutnya surat keputusan pengukuhan dari pemerintah inidiarahkan untuk:

1) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnyapengelolaan desa wisata. Pariwisata pedesaan adalahpariwisata dengan daya tarik berupa kehidupan desa yangmemiliki ciri – ciri khusus dalam masyarakatnya.

2) Membangun generasi muda berkenaan dengan pentingnya dayabaca dan daya paham generasi dimaksud terhadap pelestarian,pengelolaan, pun pemeliharaan desa wisata yang melingkupibudaya dan alam desa itu.

3) Menumbuh – kembangkan sikap apresiasi masyarakat terhadappotensi daya tarik alam dan budaya.

4) Dapat berupaya “mendiskripsikan” dan “mendistribusikan”berbagai hal terkait dengan produk wisata berbasis potensiwisata pedesaan tanpa mengabaikan aspek lingkungan.

5) Dapat berupaya untuk senantiasa peduli terhadap masa depandesa untuk pengelolaan/ pengembangan wisata. Dengandemikian masyarakat lebih tergerak hatinya untuk bertanggungjawab melestarikan dengan menjual desa tanpa kehilangandesanya.

6) Menghimpun berbagai masukan untuk menyusun danmengembangkan kebijakan pembangunan yang berkaitandengan upaya pelestarian dan pengembangan desa wisata yangsejalan dengan pendekatan pembangunan berwawasanlingkungan dan berkelanjutan.

Page 158: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 8

B. Persyaratan

Bagi masyarakat yang ingin membentuk, mengelola desanyamenjadi desa wisata harus memiliki surat keputusan Pengukuhandari pemerintah (Gubernur/ Bupati) dengan persyaratan yang harusdipenuhi, antara lain; sebagai berikut:

1) Desanya memiliki daya tarik yang aseli, otentik, dan unikberciri khas pedesaan/ perkampungan.

2) Memiliki sumber daya manusia dan lembaga yang mumpuniuntuk mengelola desanya.

3) Memperoleh daya dukung yang sungguh – sungguh darimasyarakat yang dapat terpresentasikan melaui pengamalansapta pesona pariwista (aman, tertib, bersih, sejuk, indah,ramah – tamah, dan kenangan).

4) Memiliki sarana/ prasarana penunjang yang memadai. Misal:sekretariat, akses, MCK, homestay, kesenian, tempat pentas,penunjang atraksi, papan nama/ petunjuk, sarana teknologiinformasi.

5) Memiliki aktifitas sebagai upaya tindakan pengelolaan yang“kredibel” dan laku “jual”. Mampu melakukan atau membuatpelatihan, pengemasan produk wisata, kegiatan usaha, Datakunjungan, marketing dan promosi, “net – working”.

6) Mengajukan permohonan untuk memperoleh Surat Keputusan dimaksud, siap dan sanggup dilakukan penilaian oleh pihak yang“berwenang” dengan apa adanya.(Dinas Pariwisata DIY, 2012 dalam Purwanggono, 2013)

Page 159: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 9

6.2. INSTRUMEN STANDARISASI/ GUIDELINES PENGEMBANGANDESA WISATA

Untuk mengembangkan sebuah desa wisata, penting untukmengetahui terlebih dahulu sejauh mana potensi danperkembangan yang sudah terjadi di sebuah desa wisata sehinggadapat disusun strategi dan program yang sesuai dengan tingkatperkembangannya.

Berdasarkan Tourism Life Cycle dan Product Life Cycle makatingkat perkembangan suatu desa wisata sebagai sebuah produkwisata dapat dikategorikan ke dalam 3 (tiga) tahapan yaitu embrio/potensial, berkembang, dan maju. Sementara, indikator untukmasing-masing tahapan adalah sebagai berikut:

6.2.1. EMBRIO/ POTENSIAL

Tahapan Embrio/ Potensial. Pada tingkatan ini, sebuah desadicirikan sebagai berikut:

No. INSTRUMEN INDIKATOR

1. Daya Tarik a. Masih berupa potensi yang dapatdikembangkan untuk menjadi dayatarik wisata

b. Pemanfaatan potensi masih sebatasdigunakan oleh masyarakat lokaldan sekitar

2. Aksesibilitas a. Pengembangan aksesibilitas wisatamasih terbatas

b. Akses ke kawasan masih berupatransportasi umum belumtransportasi wisata

3. Fasilitas a. Pengembangan fasilitas wisatamasih terbatas

4. PemberdayaanMasyarakat

a. Kesadaran masyarakat terhadappotensi wisata belum tumbuh/masih rendah.

b. Masyarakat sebatas melakukanaktifitas sehari-hari untuk mencarinafkah (bertani, beternak dan

Page 160: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 10

No. INSTRUMEN INDIKATORsebagainya)

5. Pemasaran danpromosi

a. Belum ada/ masih sedikit sekaliwisatawan yang berkunjung

b. Belum adanya media promositentang desa wisata tersebut

6. Kelembagaan danSDM

a. Belum memiliki organisasikepengurusan desa wisata

b. Masih secara spontan dalammenerima kunjungan wisatawan

c. Belum adanya pengembangankualitas dalam bidangkepariwisataan

6.2.2. BERKEMBANG

Berkembang. Pada tingkatan ini, sebuah desa dicirikan sebagaiberikut:

No. INSTRUMEN INDIKATOR

1. Daya Tarik a. Potensi daya tarik sudah mulaidikelola

b. Munculnya aktifitas perdagangandisekitar daya tarik wisata

c. Munculnya daya tarik wisata dariaktifitas dan budaya lokal darimasyarakat

2. Aksesibilitas a. Terdapat rambu-rambu penandakeberadaan desa wisata

b. Terdapat angkutan umum menujukawasan tersebut

c. Mempunyai akses untuk kendaraanpribadi

3. Fasilitas a. Sudah terdapat pengembangansarana prasarana dan fasilitaspariwisata

b. Pengunaan fasilitas umum desa danfasilitas pribadi masyarakat sebagaifasilitas wisata secara spontan

4. Pemberdayaan a. Sudah mulai tercipta lapangan

Page 161: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 11

No. INSTRUMEN INDIKATORMasyarakat pekerjaan dan aktifitas ekonomi

bagi masyarakat setempatb. Kesadaran masyarakat terhadap

potensi wisata sudah mulai tumbuh.

5. Pemasaran danpromosi

a. Sudah mulai dikenal dan dikunjungiwisatawan

b. Sudah mempunyai media promosi(website, brosur)

6. Kelembagaan danSDM

a. Mempunyai organisasi kepengurusandesa wisata

b. Masih memerlukan pendampingandari pihak terkait (pemerintah,swasta)

6.2.3. MAJU

Maju. Pada tingkatan ini, sebuah desa dicirikan sebagai berikut:

No. INSTRUMEN INDIKATOR

1. Daya Tarik a. Daya tarik wisata sudah berkembangdan menjadi tujuan wisata rutinpara wisatawan

b. Terdapat aktifitas perdagangan disekitar daya tarik wisata, sekaligussebagai daya tarik tersendiri

c. Daya tarik wisata dari aktifitas danbudaya masyarakat sudahberkembang

2. Aksesibilitas a. Memiliki rambu-rambu penandayang jelas untuk menuju kawasantersebut

b. Mempunyai akses untuk kendaraanpribadi dan kendaraan umum besar

c. Mempunyai moda transportasi didalam kawasan yang sekaligus dapatmenjadi daya tarik

3. Fasilitas a. Sarana prasarana dan fasilitaspariwisata sudah memadai

b. Berkembangnya fasilitas wisata yangmemanfaatkan potensi dari

Page 162: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 6 - 12

No. INSTRUMEN INDIKATORmasyarakat (homestay, persawahan,kebun dsb)

4. PemberdayaanMasyarakat

a. Masyarakat sudah sepenuhnya sadarakan potensi wisata termasukpengembangannya.

b. Masyarakat terlibat langsung dalampengelolaan daya tarik wisata

5. Pemasaran danpromosi

a. Sudah menjadi destinasi wisata yangdikenal dan banyak dikunjungi olehwisatawan

b. Mampu melakukan promosi danpemasaran secara swadaya sertamengembangkan jaringan kerjasamadengan pihak luar.

6. Kelembagaan danSDM

a. Masyarakat sudah mandiri danmampu mengelola usaha pariwisatasecara swadaya (SDM, produk,organisasi, dsb).

b. Dapat menjadi model percontohanbagi pengembangan desa-desawisata lainnya.

Page 163: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 7 - 0

BAB 7PROGRAM PENGEMBANGAN

DESA WISATA

KAJIAN PENGEMBANGAN

DESA WISATA DI DIY

Page 164: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 7 - 1

7.1. STRATEGI PENGEMBANGAN

Dalam rangka mengantisipasi berbagai dinamika yang terkaitdengan pengelolaan desa wisata, dan mempertimbangkan kondisiobjektif sebagian besar desa-desa wisata saat ini dan dengan tujuanuntuk mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya yang tersedia desawisata agar dapat dilakukan dan dikendalikan oleh masyarakatlokal. Beberapa langkah yang dapat ditempuh antara lain.

A. Skala Usaha Kecil

Idealnya usaha tersebut berskala kecil agar mampu menjadijembatan bagi masyarakat untuk mengasah ketrampilan bisnis(Nasikun, 1997; WTO, 2003). Salah satu bentuk konkretnya adalahjasa akomodasi, seperti homestay atau jenis usaha lain yangberskala kecil. Seperti umum diketahui, bahwa usaha-usaha kecilnonpertanian sudah cukup lama berkembang di pedesaan danmemberikan kontribusi penting bagi diversifikasi dan peningkatanpendapatan rumahtangga (Sawit, et.al, 1993; Effendi, et.al, 1996;Abdullah, et.al, 1995). Meskipun usaha-usaha demikian umumnyaberskala mikro, namun pengelolanya memiliki ketrampilan khusus,keuletan, kerja keras yang produktif di dalam menjalankanusahanya. Hal ini dapat lebih mudah ditransformasikan ke sektorjasa, seperti usaha pariwisata.

B. Padat Karya

Usaha pariwisata di desa sebaiknya tidak padat modal (capitalintensive), tetapi berbasis padat karya (labour intensive). Besaranmodal ini lebih sesuai dengan kondisi umum yang dihadapi olehpengelola usaha pariwisata tentang kesulitan memperoleh modal.Sebaliknya, membiarkan modal besar sebagai kekuatanpengembangan akan mengakibatkan tersingkirnya penduduk lokaldari arena kompetisi.

Page 165: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 7 - 2

C. Penyerapan Tenaga Kerja Lokal

Dalam pengelolaan usaha pariwisata sebaiknya menggunakantenaga kerja setempat, agar dapat menghindari marjinalisasipenduduk lokal dalam pengembangan pariwisata pedesaan. Namundemikian, syarat pemanfaatan tenaga kerja lokal ini cukupdilematis ketika berhadapan dengan realitas mutu atau kompetensiyang masih rendah. Di sisi lain keterbatasan jumlah tenaga kerjatrampil ini mengakibatkan okupasi-okupasi strategis di sektorpariwisata dikuasai oleh kaum pendatang (Vorlaufer, 1979;Damanik, 2001; Karim, 2008). Oleh sebab itu harus dicari solusicerdas berupa pemberian pelatihan yang berorientasi padakompetensi teknis bagi tenaga kerja lokal.

D. Bahan Baku Lokal

Pengelolaan desa wisata sedapat mungkin menggunakan bahan bakulokal. Penggunaan bahan baku lokal memiliki manfaat ganda, yaknimemberikan efek atau nilai ekonomi sumberdaya lokal danmenguatkan citra lokal dalam desa wisata. Banyak contoh positifmaupun negatif pengembangan desa wisata yang terkait denganbahan baku lokal ini dengan segala konsekuensi yang menyertainya.Di sebuah desa wisata di Sumba Barat Daya, terdapat bangunanakomodasi yang 90 persen berbahan baku lokal, mulai dari lantai,dinding, tiang, atap, pintu sampai perlengkapan tidur. Bambu,batang kelapa, pasir, dan ilalang yang tersedia melimpah menjadilebih bernilai dari sebelumnya dan masyarakat setempat menikmatikeuntungan dari pemanfaatan bahan baku tersebut. Berbedadengan itu di Nias, masyarakat terlanjur menyukai bahan bakuasing, seperti seng, asbes, beton dan kaca sebagai bahan bangunanakomodasi yang jelas bukan produk lokal, melainkan bahan yangdidatangkan dari daratan Sumatera dengan biaya tinggi, Bisadipastikan bahwa potensi rembesan keluar (leakages) dari hasilpariwisata setempat cukup besar, sementara peningkatan nilaiekonomi komoditas lokal menjadi macet.

Page 166: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 7 - 3

E. Menekan Eksploitasi Sumberdaya lokal dan PencemaranLingkungan

Pengelolaan desa wisata sebaiknya mampu menekan potensipencemaran lingkungan dan eksploitasi sumberdaya lokal. Salahsatu kekuatan desa wisata adalah alam yang relatif asri dan lestari.Penggerusan kelestarian alam atas alasan apa pun pasti akanmenjadi bumerang yang mematikan bagi desa wisata. Oleh sebabitu keseimbangan pemanfaatan kawasan menjadi syarat penting.Daerah pedesaan yang menawarkan pertanian sebagai basis atraksiwisata harus dikendalikan untuk tetap menjaga keseimbangan luasarea pertanian dengan zona pengembangan infrastrukturpariwisata. Pemanfaatan sumberdaya lokal, misalnya air, yangdigunakan baik untuk keperluan pertanian maupun pariwisata perludikendalikan agar tidak mematikan salah satu atau kedua aktivitastersebut. Pedesaan yang mengembangkan pariwisata pantai danbahari harus mampu menciptakan langkah pelestarian lingkungan,misalnya dengan membangun instalasi limbah cair dan padat,perluasan zona sempadan pantai yang steril dari bangunan buatan,ekspansi tanaman penyangga abrasi dan sebagainya.

F. Membuka Lapangan Kerja

Desa wisata seharusnya mampu membuka peluang kerja danberusaha bagi banyak kelompok masyarakat. Pariwisata pedesaanharus diarahkan untuk memberagamkan kesempatan kerja dankeberagaman pekerjaan tersebut harus pula ditujukan bagimasyarakat banyak, khususnya kalangan perempuan. Asumsi yangmengatakan pariwisata mampu menciptakan kesempatan kerjaharus dibuktikan dengan tingkat presisi yang tinggi, tidak hahyadalam hal kuantitas dan kualitas, tetapi juga dalam hal efektivitasmenjangkau kelompok masyarakat yang sering luput dari sasaranperubahan.

Page 167: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 7 - 4

7.2. PROGRAM PENGEMBANGAN

Dalam pengembangan desa wisata dibutuhkan strategi atau langkah yang tepat sesuai dengan tingkatperkembangan desa tersebut agar dapat memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan yang diinginkan. Denganmemperhatikan aspek-aspek daya tarik, aksesibilitas, fasilitas, pemberdayaan masyarakat, pemasaran danpromosi serta kelembagaan dan SDM, maka bisa disusun implikasi program yang disesuaikan dengan tingkatperkembangan desa wisata (embrio/ potensial-berkembang-maju), yang diuraikan dalam tahap perencanaan-implikasi, seperti yang tertera dalam matriks berikut:

NO ASPEK EMBRIO BERKEMBANG MAJU

1. Daya Tarik Wisata 1. Mengidentifikasi danmenginventarisir potensi dankarakteristik desa dari semuaaspek

2. Mensosialisasikan potensi kepadaseluruh masyarakat

3. Menyusun rencana kerjapengembangan desa wisata

1. Implementasi rencanapengembangan potensi dankarakteristik desa menjadi dayatarik wisata utama danpendukung

2. Menyusun paket wisataberdasarkan potensi dankarakter desa

1. Melakukan Inovasi terhadapproduk yang ada

2. Memperkaya produk yang adadengan produk baru yang sesuaidengan perkembangankebutuhan pasar

2. Aksesibilitas 1. Mengidentifikasi permasalahanaksesibilitas desa wisata terkait

2. Mengidentifikasi potensiaksesibilitas yang dapat menjadidaya tarik

1. Mengembangkan aksesibilitasmenuju dan di dalam kawasandesa wisata

2. Membuat rencanapengembangan daya tarikberbasis aksesibilitas/transportasi

1. Mengemas potensi aksesibilitasmenjadi sebuah daya tarikwisata

2. Mengembangkan daya tarikpendukung untuk memperkayadaya tarik berbasis aksesibilitas/transportasi

Page 168: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 7 - 5

NO ASPEK EMBRIO BERKEMBANG MAJU

3. Fasilitas 1. Merintis pengembangan fasilitasdan sarana prasarana

1. Pengembangan fasilitas dansarana prasarana pendukungwisata

1. Melengkapi fasilitas pendukungyang sudah ada sesuai dengankebutuhan wisata

4. PemberdayaanMasyarakat

1. Mengidentifikasi potensimasyarakat lokal dalam kegiatanpariwisata

2. Membangun/ membentuksumber daya manusia lokalmenjadi kelompok masyarakatyang mau bekerja/berpartisipasi dalampembangunan desanya

1. Memberikan pelatihan kepadakelompok masyarakat denganberbagai macam keterampilansesuai dengan karakter danpotensi produk yang dimilikidesa

1. Menjadikan kelompokmasyarakat yang mandiri danmampu membangun tim kerjayang kuat

2. Membangun kerjasama antarakelompok masyarakat denganpihak lainnya

5. Pemasaran danPromosi

1. Menyusun informasi mengenaipotensi dan karakter sertaproduk yang akan dipasarkan(profil desa)

2. Mengidentifikasi semua potensilokal sebagai modal bersama(SDM, Kelompok Masyarakat,Aset Desa, Sarana danPrasarana)

1. Menyusun paket wisata danmelakukan promosi danpemasaran (fam trip, roadshow,penyebaran bahan promosi)

2. Membangun sistem promosi danpemasaran melalui (brosur,leaflet, proposal, website statis,papan/ peta petunjuk daninformasi di tempat yangstrategis)

3. Mengembangkan potensi lokalmenjadi modal dalam bentukdaya tarik, produk wisata danfasilitas pendukung

1. Memperluas pemasaran paketwisata

2. Mempresentasikan informasimengenai potensi dankeunggulan/ karakteristikproduk

3. Membangun kerjasama danjaringan dengan berbagai pihak(ASITA, PHRI, BPW, dll)

4. Membuka peluang investasi baikdi lingkup internal maupuneksternal desa dengan prinsipsaling menguntungkan (win winsolution).

Page 169: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 7 - 6

NO ASPEK EMBRIO BERKEMBANG MAJU

6. Kelembagaan danSDM

1. Merintis pengembangankelembagaan lokal untukpengelolaan potensi wisata

2. Mensosialisasikan manajemendan kelembagaan desa wisatakepada masyarakat

1. Memberikan pelatihan tentangkelembagaan dan manajemenyang lebih modern, misalnyakoperasi

2. Membentuk Forum KomunikasiDesa Wisata di daerah

1. Memperkuat kelembagaan danmanajemen dengan kelengkapanlainnya yang diperlukan untukpelayanan

2. Mengembangkan Jaringankerjasama Desa Wisata ditingkat regional/ nasional

3. Meningkatkan kompetensidengan melakukan pelatihansecara rutin dengan yang materiyang lebih tinggi

Page 170: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Kemajuan 7 - 0

BAB 8MONITORING DAN EVALUASI

KAJIAN PENGEMBANGAN

DESA WISATA DI DIY

Page 171: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 8 - 1

Dalam pengembangan desa wisata diperlukan monitoring danevaluasi atas pelaksanaan program dikaitkan dengan tujuan dansasaran yang ingin dicapai dari implementasi program tersebut.Khususnya bagi masyarakat maupun bagi wilayah sasaran.Monitoring dan evaluasi tersebut sangat penting untukmenemukenali tingkat keberhasilan dan sekaligus kekurangan danhambatan yang terjadi, sehingga dapat diperoleh solusi danrekomendasi untuk pengembangan program desa wisata di masamendatang

8.1. TUJUAN DAN SASARAN

Dalam rangka mengantisipasi berbagai dinamika yang terkaitdengan pengelolaan desa wisata, dan mempertimbangkan kondisiobjektif sebagian besar desa-desa wisata saat ini dan dengan tujuanuntuk mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya yang tersedia desawisata agar dapat dilakukan dan dikendalikan oleh masyarakatlokal. Beberapa langkah yang dapat ditempuh antara lain.

8.1.1. TUJUAN MONITORING DAN EVALUASI

A. Mengetahui kesesuaian rencana program kerja yang dibuatberdasarkan kebutuhan dan karakter dari desa wisata.

B. Mengetahui proses pelaksanaan pengelolaan danpengembangan desa wisata sesuai dengan rencana yang telahdibuat.

C. Mengetahui tingkat keberhasilan dalam pencapaian targetyang telah ditentukan.

8.1.2. SASARAN MONITORING DAN EVALUASI

Terciptanya kesesuaian rencana program kerja serta prosespelaksanaan dan pengembangan desa wisata sehingga tercapaitingkat keberhasilan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Page 172: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 8 - 2

8.2. INSTRUMEN EVALUASI

Instrumen evaluasi merupakan alat ukur yang digunakan untukmengevaluasi program pengembangan suatu desa wisata. Dalampenyusunan instrumen evaluasi desa wisata, dapat dilakukandengan cara mengidentifikasikan karakteristik desa wisata yangditeliti dan menjabarkan indikator dari setiap desa wisata yangdiuraikan dalam matriks sebagai berikut:

NO KARAKTERISTIK INDIKATOR

1. DAYA TARIK 1. Peningkatan inovasi / penciptaan danpengelolaan produk wisata berbasispotensi sumber daya lokal di desawisata

2. Peningkatan modifikasi / daur ulangproduk wisata sesuai dengan kebutuhanpasar

3. Peningkatan kunjungan wisatawan didesa wisata

4. Peningkatan lama tinggal wisatawan didesa wisata

5. Peningkatan pertumbuhan (jumlah dankualitas) usaha pariwisata yang dikelolamasyarakat setempat di desa wisata

6. Peningkatan kualitas lingkungan desawisata (termasuk sarana prasaranalingkungan untuk mendukung kegiatankepariwisataan)

7. Peningkatan konservasi sumber daya(alam dan budaya) di desa wisata

2. AKSESIBILITAS 1. Peningkatan kemudahan akses menujukawasan desa wisata

2. Peningkatan kemudahan akses si dalamkawasan desa wisata

3. Peningkatan moda transportasi lokalmenjadi daya tarik wisata

3. FASILITAS 1. Peningkatan kualitas fasilitas pariwisata(misalnya: homestay)

2. Peningkatan jumlah fasilitas pariwisata3. Peningkatan pembangunan fasilitas

pariwisata dalam mendukungpengembangan sebagai desa wisata (kiossouvenir, parkir dll)

4. PEMBERDAYAAN 1. Peningkatan kompetensi dan

Page 173: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 8 - 3

MASYARAKAT keterampilan masyarakat si desa wisatadalam bidang kepariwisataan

2. Peningkatan kapasitas dan peranmasyarakat/ SDM setempat dalaminisiasi dan pelaksaaan program desawisata

3. Peningkatan swadaya masyarakat didesa wisata

4. Peningkatan penciptaan lapangan kerjadi desa wisata

5. Peningkatan penyerapan tenaga kerjalokal di desa wisata

6. Peningkatan pendapatan masyarakatdari kegiatan kepariwisataan di desawisata

5. PEMASARAN DANPROMOSI

1. Peningkatan kunjungan wisatawan didesa wisata

2. Peningkatan lama tinggal wisatawan didesa wisata

3. Peningkatan pangsa pasar / marketshare

4. Peningkatan minat / permintaan pasarterhadap desa wisata

6. INVESTASI 1. Peningkatan modal dalam bentuk dayatarik, produk wisata dan fasilitaspendukung di desa wisata

2. Peningkatan investasi baik di lingkupinternal maupun eksternal desa wisatadengan prinsip saling menguntungkan(win win solution)

7. KELEMBAGAAN DANSDM

1. Peningkatan jaringan kerjasama desawisata di tingkat regional/ nasional

2. Peningkatan kinerja dan kemampuanlembaga masyarakat setempat dalammemfasilitasi dan mengelola programdesa wisata

3. Peningkatan kompetensi danketerampilan masyarakat si desa wisatadalam bidang kepariwisataan

4. Peningkatan kapasitas dan peranmasyarakat/ SDM setempat dalaminisiasi dan pelaksaaan program desawisata

Page 174: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 0

BAB 9STUDI KASUS: DESA WISATA

PENTINGSARI

KAJIAN PENGEMBANGAN

DESA WISATA DI DIY

Page 175: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 1

9.1. JUSTIFIKASI PEMILIHAN

Dalam studi kasus penerapan kajian pengembangan desa wisata diDIY ini dipilih desa wisata Pentingsari sebagai studi kasus sertapercontohan penerapannya, hal ini dilandasi beberapa justifikasi,antara lain:

1. Memiliki daya tarik wisata yang unik, yaitu perpaduan alampegunungan dan daya tarik sejarah serta budaya sekaligusdaya tarik khusus, seperti camping ground dan kolampemancingan

2. Sarana dan prasarana yang sudah cukup memadai

3. Memiliki pasar wisatawan yang cukup signifikan

4. Memiliki dukungan ketersediaan sumber daya manusia (SDM)lokal dengan pengelolaan langsung dari masyarakat lokal

5. Mendapatkan penghargaan dalam bidang pariwisata sebagaidesa wisata

6. Telah siap sebagai kawasan pariwisata dalam menerimawisatawan nusantara maupun mancanegara

Page 176: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 2

9.2. PROGRAM PENGEMBANGAN

Program pengembangan Desa Wisata Pentingsari sebagai salah satu desa percontohan, dapat di bagi menjadi 6(enam) instrumen, antara lain: daya tarik, aksesibilitas, fasilitas, pemberdayaan masyarakat, pemasaran danpromosi serta kelembagaan dan SDM. Jabaran program dapat dilihat pada matrik berikut:

9.2.1. DAYA TARIK WISATA

INDIKASI PROGRAMTAHAPAN

INSTANSI TERKAIT ESTIMASI PEMBIAYAANI II III

1.1. Indentifikasi dan inventarisasi ulang seluruh daya Tarik danpotensi keunikan yang tersedia di Desa Wisata Pentingsari

Dinas Pariwisata Masyarakat

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.2. Beautification daya Tarik wisata di desa wisata Pentingsari(penanaman vegetasi, jalur pedestrian dll)

Dinas Pariwisata Masyarakat

Rp. 300.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.3. Peningkatan kebersihan di sekitar daya Tarik wisata desawisata pentingsari antara lain Watu Gendong, Watu Payung,Watu Gajah, Watu Persembahan, Watu Dakon, MakamPentingsari (lokasi pejuang tahun 1948-1949), Sendang Sari,Luweng Sunan Kalijaga (sejak tahun 1477), Camping,Outbound, Kesenian (kuda lumping, angguk, Sholawatan,karawitan, cokekan, tarian jawa, tradisi manten/pernikahan,tradisi kenduri, gamelan, membatik, kreasi janur).

Masyarakat Dinas Pariwisata

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

Page 177: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 3

INDIKASI PROGRAMTAHAPAN

INSTANSI TERKAIT ESTIMASI PEMBIAYAANI II III

1.4. Studi penetapan tata aturan Tentang Tata Bangunan DanLingkungan di dalam kawasan Desa Wisata Pentingsari sesuaidengan tata aturan tentang desa wisata

Dinas Pariwisata Masyarakat

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.5. Penguatan modal bagi masyarakat terkait pengembanganpariwisata di Desa Wisata Pentingsari

Dinas Pariwisata BKPM Kemendag Masyarakat

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.6. Penanaman pohon dan penangkaran burung liar sebagai upayakonservasi dan pengelolaan berkelanjutan sumber dayakepariwisataan dan lingkungan di Desa Wisata Pentingsari

Dinas Pariwisata Kehutanan Masyarakat

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.7. Pembangunan dan renovasi sarana prasarana dasar sepertikamar mandi, pos kesehatan, pusat informasi dan pengelolauntuk meningkatkan kualitas kegiatan kepariwisataan di sekitarlokasi daya tarik wisata

PU Dinas Pariwisata Masyarakat

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

Page 178: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 4

9.2.2. AKSESIBILITAS

NO INDIKASI PROGRAMTAHAPAN

INSTANSI TERKAIT ESTIMASI PEMBIAYAANI II III

1. Pembuatan sign and posting (penanda)

1.1. Penanda di dalam kawasan Desa Wisata, yang menunjukkanlokasi daya tarik/ lokasi aktivitas, termasuk di dalamnyapeta lokasi (you’re here map)

Dinas pariwisata Rp. 10.000.000,-tiap tahapan kegiatan

1.2. Penanda di jalur utama menuju Desa Wisata, mulai dari jalanpenghubung antar provinsi, sampai jalan masuk ke DesaWisata

Dinas pariwisata Dinas Lalu Lintas

dan Angkutan JalanRaya

Rp. 50.000.000,-tiap tahapan kegiatan

1.3. Baliho/ penanda di jalan masuk Desa Wisata Dinas pariwisata Rp. 10.000.000,-tiap tahapan kegiatan

2. Perbaikan jalan masuk menuju Desa Wisata

2.1. Pelebaran jalan masuk menuju Desa Wisata:2.1.1. Pembebasan Lahan2.1.2. Pembuatan Drainase kanan-kiri jalan2.1.3. Pembuatan Talud

PU Rp. 1.000.000.000,-tiap tahapan kegiatan

2.2. Pengerasan jalan masuk menuju Desa Wisata:2.2.1. Pengerasan batu kali2.2.2. Pengerasan aspal

PU Rp. 500.000.000,-tiap tahapan kegiatan

Page 179: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 5

NO INDIKASI PROGRAMTAHAPAN

INSTANSI TERKAIT ESTIMASI PEMBIAYAANI II III

2.2.3. Pengecoran bahu jalan

3. Pembuatan fasilitas aksesibilitas

3.1. Pembuatan terminal/transit zone di jalan masuk Desa Wisata Dinas PariwisataPU/Perhubungan

Rp. 500.000.000,-tiap tahapan kegiatan

3.2. Pembuatan souvenir shop/toserba Dinas PariwisataBKPMDisperindakop

Rp. 150.000.000,-tiap tahapan kegiatan

Page 180: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 6

9.2.3. FASILITAS

NO INDIKASI PROGRAMTAHAPAN

INSTANSI TERKAIT ESTIMASI PEMBIAYAANI II III

1. 1.1. Peningkatan fasilitas homestay yang sudah ada sebanyak 70unit

Dinas Pariwisata Masyarakat

Rp. 1.400.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.2. Pengembangan fasilitas homestay yang sedang dikembangkansebanyak 52 unit

Dinas Pariwisata Masyarakat

Rp. 2.600.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.3. Pengembangan fasilitas Tourism Information Center (TIC) Dinas Pariwisata Rp. 150.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.4. Pengembangan fasilitas kios souvenir pada area parkirwisatawan/meeting point.

Dinas Pariwisata Rp. 300.000.000,- tiaptahapan kegiatan

Page 181: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 7

9.2.4. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

NO INDIKASI PROGRAMTAHAPAN

INSTANSI TERKAIT ESTIMASI PEMBIAYAANI II III

3. Menjadikan kelompok masyarakat yang mandiri dan mampumembangun tim kerja yang kuat; melalui berbagai kegiatan antaralain:

1.1. Penyuluhan / Sosialisasi Kelompok Sadar Wisata/pengeloladesa wisata kepada Masyarakat tentang Sapta Pesona secaraberkala dengan tujuan untuk mendorong dan memotivasimasyarakat agar menjadi TUAN RUMAH yang baik dalammendukung kegiatan kepariwisataan di daerahnya.

Dinas terkaitpemberdayaanmasyarakat bidangpariwisata

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.2. Penyuluhan / Sosialisasi Kelompok Sadar Wisata/pengeloladesa wisata kepada Masyarakat tentang peningkatan kualitaslingkungan dan daya tarik wisata setempat

Dinas terkaitpemberdayaanmasyarakat bidangpariwisata

Dinas terkaitLingkungan Hidup

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.3. Bimbingan teknis peningkatan kualitas (ketrampilan) dankuantitas usaha dan jasa wisata masyarakat lokal dalamrangka pelibatan aktif masyarakat dalam bidangkepariwisataan di desanya

Dinas terkaitpemberdayaanmasyarakat bidangpariwisata

Dekranasda

Rp. 100.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.4. Bimbingan teknis penguatan kemampuan pengelola desawisata dalam mengelola bidang usaha pariwisata dan usaha

Dinas terkaitpemberdayaan

Rp. 50.000.000,- tiap

Page 182: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 8

NO INDIKASI PROGRAMTAHAPAN

INSTANSI TERKAIT ESTIMASI PEMBIAYAANI II III

terkait lainnya. masyarakat bidangpariwisatav

tahapan kegiatan

4. Membangun kerjasama antara kelompok masyarakat dengan pihaklainnya; melalui berbagai kegiatan antara lain:

Dinas terkaitpemberdayaanmasyarakat bidangpariwisata

2.1. Pelatihan pembuatan proposal kerjasama dengan bidangusaha pariwisata dan usaha terkait lainnya

Dinas terkaitpemberdayaanmasyarakat bidangpariwisata

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

2.2. Pelatihan peningkatan ketrampilan kelompok usahapariwisata dan usaha terkait lainnya di luar desa wisata yangmendukung kegiatan wisata di desa wisata sebagai dampakmultiganda pariwisata; (contohnya yaitu penyediaan buahdan sayuran, bahan baku cinderamata, grup kesenian, danusaha jasa lainnya)

Dinas terkaitpemberdayaanmasyarakat bidangpariwisata

Rp. 100.000.000,- tiaptahapan kegiatan

2.3. Workshop jaringan komunikasi dan kerjasama antar pengeloladesa wisata tingkat Kabupaten

Dinas terkaitpemberdayaanmasyarakat bidangpariwisata

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

2.4. Workshop jaringan komunikasi dan kerjasama antar pengeloladesa wisata tingkat Provinsi

Dinas terkaitpemberdayaan

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

Page 183: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 9

NO INDIKASI PROGRAMTAHAPAN

INSTANSI TERKAIT ESTIMASI PEMBIAYAANI II III

masyarakat bidangpariwisata

2.5. Workshop jaringan komunikasi dan kerjasama antar pengeloladesa wisata tingkat Nasional

Dinas terkaitpemberdayaanmasyarakat bidangpariwisata

Rp. 75.000.000,- tiaptahapan kegiatan

Page 184: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 10

9.2.5. PEMASARAN DAN PROMOSI

NO INDIKASI PROGRAMTAHAPAN

INSTANSI TERKAIT ESTIMASI PEMBIAYAANI II III

1. 1.1. Pembuatan Website yang informatif tentang desa wisataPentingsari, sekaligus perawatan dan pengelolaan website

Pengelola DesaWisata

Dinas Kominfo Dinas Pariwisata

Rp. 100.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.2. Pelatihan admin website yang bertugas untuk updateinformasi tentang desa wisata dan merespon dengan segerapertanyaan dan permintaan informasi.

Pengelola DesaWisata

Dinas Kominfo Dinas Pariwisata

Rp. 25.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.3. Intensifikasi pemasaran melalui media sosial (Facebook,twitter, instagram, path) selain website yang up-to-datesebagai alat pemasaran wajib.

Pengelola DesaWisata

Dinas Kominfo

Rp. 25.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.4. Identifikasi ulang daya tarik di masing-masing Desa Wisatadan explorasi daya tarik potensial yang akan dikembangkanagar pasar terhindar dari kejenuhan.

Pengelola DesaWisata

ASITA

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.5. Pembentukan forum desa agar tercipta hubungan usahayang baik dan berkelanjutan serta menghindari perangharga diantara desa wisata yang pada akhirnya akanmerugikan Desa Wisata itu sendiri. Sekaligus penetapanharga yang jelas dan atraktif, baik bagi para wisatawan

Pengelola DesaWisata

ASITA

Rp. 50.000.000,- tiaptahapan kegiatan

Page 185: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 11

NO INDIKASI PROGRAMTAHAPAN

INSTANSI TERKAIT ESTIMASI PEMBIAYAANI II III

maupun bagi para travel agent.

1.6. Pembentukan jejaring aktif dengan menjalin hubunganlembaga pendidikan terkait dengan Pariwisata, untukmenjalin kerjasama secara bekelanjutan, dapat berupakegiatan pengiriman pelajar/mahasiswa dalam rangkapraktek atau penelitian yang bermutu, membuka aksespasar baru, dan menjadi mitra dalam pengembangan DesaWisata.

Pengelola DesaWisata

Institusi Pendidikantinggi (terutamaterkait pariwisata)

Rp. 25.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.7. Pembentukan jejaring aktif menjajaki pasar lembaga dankorporasi, baik lembaga pendidikan maupun lembagalainya, terutama untuk pangsa pasar live-in desa Wisatayang memungkinkan untuk diselenggarakan kegiatansemacam ini.

Pengelola DesaWisata

Institusi Pendidikan(TK – Perguruantinggi)

Dinas Pendidikan

Rp. 25.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.8. Pemantapan daya tarik utama desa wisata Pentingsari. Pengelola DesaWisata

Dinas Pariwisata

Rp. 25.000.000,- tiaptahapan kegiatan

Page 186: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 9 - 12

9.2.6. KELEMBAGAAN DAN SDM

NO INDIKASI PROGRAMTAHAPAN

INSTANSI TERKAIT ESTIMASI PEMBIAYAANI II III

1. 1.1. Pembentukan forum pengelola desa wisata tingkat kabupatendan provinsi

Dinas Pariwisata Masyarakat

Rp. 100.000.000,- tiaptahapan kegiatan

1.2. Penyelenggaraan forum pengelola desa wisata tingkatkabupaten dan provinsi tiap 6 (enam) bulan

Dinas Pariwisata Forum desa wisata Masyarakat

Rp. 50.000.000,- tiap 6(enam) bulan

1.3. Pelatihan peningkatan kompetensi secara rutin dengan yangmateri yang lebih tinggi

Dinas Pariwisata Forum desa wisata Masyarakat

Rp. 150.000.000,- tiapkegiatan

1.4. Program magang (trainning program) Dinas Pariwisata Forum desa wisata Masyarakat Swasta

Rp. 150.000.000,- tiapkegiatan

1.5. Program pendidikan dengan bekerjasama dengan PTN/PTSyang mempunyai Jurusan Pariwisata untuk peningkatan mutukualitas SDM pada desa wisata terkait (D2/D3/D4/S1/S2)

Dinas Pariwisata Forum desa wisata Masyarakat Swasta

Rp. 10.000.000,- tiapSDM

Page 187: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Kemajuan 7 - 0

BAB 10KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KAJIAN PENGEMBANGAN

DESA WISATA DI DIY

Page 188: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 10 - 1

10.1. KESIMPULAN

Secara umum pengembangan desa wisata di DIY dapat digambarkansebagai berikut :

A. DAYA TARIK WISATA

Belum mengemuka secara informatif , komunikatif danmenarik serta “menjual”. Masih diperlukan upaya untukmendiskripsikan dan mendistribusikan potensi yangdimiliki agar dapat dikenal secara meluas.

Otensitas, originalitas, dan karakteristik desa belumbegitu nampak. Namun masyarakat desa telah berusahauntuk menampakkannya.

Potensi pedesaan yang dimiliki perlu dipilih dandiklasifikasikan untuk menemukan “icon” yang ingindiandalkan.

Secara umum potensi berada pada posisi sudah siapuntuk dikembangkan.

Diperlukan upaya tekun mengolah diri agar potensitersebut dapat dikelola sedemikian rupa sehingga dapatmemberi manfaat ekonomi, sosial, budaya danlingkungan.

B. AKSESIBILITAS DAN FASILITAS

Secara umum masih diperlukan adanya papan namapetunjuk arah menuju ke lokasi, disamping akses (berbagai kemudahan ).

Keberadaan prasarana penunjang sangatlah pentingkarena dapat mempengaruhi kondisi fisik dan mentalwisatawan. Untuk itu hal-hal yang yang perlu mendapatperhatian adalah :

- Ketersediaan

- Kualitas fisik dan non fisik

Page 189: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 10 - 2

- Setting tata ruang

- Dukungan terhadap kegiatan wisata

- Kontribusi terhadap kebutuhan wisatawan.

C. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Secara umum nampak semangat warga untukmewujudkan adanya desa wisata, namun masih perludipandu agar totalitas peran masyarakat dapat kompakdan “guyub”

Masih diperlukan upaya untuk mewujudkan pengamalan“sapta pesona pariwisata:, karena selama inipengamalannya belum sepenuhnya menjadi kebutuhan,walau “pokdarwis” telah berusaha ke arah itu.

“Pokdarwis” merupakan suatu lembaga yang harusmendapatkan “dukungan masyarakat” untuk mewujudkanpengelolaan pariwisata yang baik, berkelanjutan denganpengalaman sapta pesona pariwisata. Kelompok inimerupakan “agen” yang memediasi supaya pengelolaanpariwisata berjalan harmonis antara pemerolehan materi(ekonomi), sosial, budaya, dan lingkungan . Sedangkan“Desa Wisata” adalah lembaga pengelola yang juga harusmendapat “dukungan masyarakat” untuk “menjual”produk-produk wisata.

D. PEMASARAN DAN PROMOSI

Pemasaran masih cukup tradisional, belummemanfaatkan media sosial yang mudah diakses olehcalon wisatawan

Keterbatasan pemaketan wisata yang menitik beratkanpada potensi daya tarik di desa wisata tersebut, sehinggabelum siap dalam menerima wisatawan

Page 190: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 10 - 3

Kemitraan dengan travel-travel agent yang masihterbatas, sehingga diperlukan jejaring kemitraan yangluas dalam memasarkan desa wisata.

E. KELEMBAGAAN dan SDM

Layak segera dipikirkan dan diwujudkan adanyapengelolaan yang lebih professional dengan SDM yangkompeten di bidang pengelolaan wisata pedesaan.

Lembaga yang ada masih bekerja secara sosial belumprofessional (pada umumnya).

Lembaga yang professional dan SDM yang kompeten akansangat memberi peluang pengelolaan desa wisatabergerak “ maju “ tanpa mengabaikan aspek lingkungandalam arti yang luas. Untuk itu diperlukan program-program pelatihan dan atau bimbingan teknis yangterstruktur dan terarah.

F. PENERAPAN INSTRUMEN STANDARISASI PENGEMBANGANDESA WISATA

Dalam instrumen strandarisasi pengembangan desa wisatapada desa wisata di DIY dapat diterapkan dalam contohsebagai berikut:

Tahapan Embrio/ Potensial : Desa Wisata Bangunrejo

Tahapan Berkembang : Desa Wisata Nglinggo

Tahapan Maju : Desa Wisata Pentingsari

10.2. REKOMENDASI

Peningkatan kualitas desa wisata sangatlah diperlukan dengan caramengoptimalkan potensinya dengan pengelolaan yang baik, benardan tepat. Berikut rekomendasi yang dapat dilakukan dalampengembangan desa wisata di DIY, antara lain:

Page 191: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 10 - 4

A. MANAJEMEN DAYA TARIK

Dapat merupakan tindakan pengelolaan yang membutuhkankemampuan untuk :

Penyelenggaraan atraksi

Penyajian keunikan dan keragaman obyek

Pengadaan akses & fasilitas

Kreasi aktifitas

Mengantisipasi aspek aspek teknis yang diperlukan,misalnya ;

- Tata tertib pengunjung

- Pemeliharaan obyek

- Aspek keamanan dan kenyamanan

- SDM

B. MANAJEMEN INFORMASI

Adalah tindakan layanan informasi, Misalnya :

Layanan informasi berkenaan dengan obyek

Layanan informasi berkenaan dengan atraksi

Layanan informasi berkenaan dengan amenitas

Layanan informasi dapat disajikan dalam bentuk :

Media cetak /elektronik

Guide line (peta petunjuk)

Product knowledge yang tersaji

Pusat layanan informasi

C. MANAJEMEN AKSES & FASILITAS

Adalah tindakan layanan berkenaan dengan berbagaikemudahan dan sejumlah fasilitas pendukung yang diperlukan.

Page 192: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 10 - 5

Hal ini sangat penting karena dapat mempengaruhi kondisifisik dan mental wisatawan. Berbagai hal mengenaimanajemen akses & amenitas ini sangat tergantung pada :

Ketersediaan

Kualitas fisik & Non Fisik

Setting tata ruang

Dukungan terhadap kegiatan wisata

Kontribusi terhadap kebutuhan wisatawan

D. MANAJEMEN LINGKUNGAN

Merupakan tindakan pengelolaan lingkungan demikeberlangsungan pariwisata itu sendiri. Hal demikianberhubungan dengan :

Keselamatan/ keamanan

Kebersihan lingkungan

Kualitas fisik lingkungan

Kualitas sanitasi

E. MANAJEMEN KELEMBAGAAN

Membangun jejaring pokdarwis dan desa wisata

Konsep pengembangan desa wisata yang sejalan seiringdengan “Jogja – Incorporated”

Desa wisata dapat berkerjasama dengan ASITA, PHRI,HPI, lembaga pendidikan, industri kerajinan dll dalambentuk forum kemitraan

F. PENYUSUNAN PAKET WISATA

a. Identifikasi potensi dan jalur terpadu

1) Identifikasi potensi

Page 193: KATA PENGANTAR - visitingjogja.web.idvisitingjogja.web.id/bank_data/download/Laporan+Akhir+Kajian... · KATA PENGANTAR Kegiatan Penyusunan Kajian Desa Wisata di DIY merupakan langkah

Laporan Akhir 10 - 6

Sudah maju

Sudah berkembang

Baru mulai berkembang

2) Identifikasi jalur terpadu

Poros dan jeruji

b. Analisis pasar dan preferensi wisatawan

1) Wisnus

2) Wisman

3) Produk tersaji

c. Pemekatan Produk (paket wisata)

1) Paket wisata berbasis alokasi waktu

2) Paket wisata berbasis tema

3) Paket wisata berbasis “event”

4) Paket wisata berbasis bauran

d. Pengelolaan dan pengembangan

1) Pengelola

2) Produk yang ditawarkan

3) Contact person/address

4) Promosi/ pemasaran (channel/outlet pemasaran)

G. PRODUK HUKUM

Perlunya mengagas produk hukum desa wisata, denganpenyelenggaraan loka karya. Hal ini diperlukan untukmenjawab beberapa pertanyaan yang muncul dalampengembangan desa wisata, khususnya di DIY