101
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah Laporan Kegiatan Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi Bagian Program dapat disusun. Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban sub Bagian Monitoring dan Evaluasi dalam melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program,kegiatan dan anggaran riset strategis dan pengembangan kealutan dan perikanan. Kegiatan Kegiatan Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi Bagian Program Monitoring dan Evaluasi perlu dilaksanakan sebagai upaya pengendalian dan evaluasi terhadap program riset kelautan dan perikanan yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langung . Dalam dokumen ini dilaporkan mengenai pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sub Bagian Monitoring dan Evaluasi yang terdiri dari Monitoring dan Evaluasi, Rapat Supervisi MONEV terpadu KKP,Temu teknis Monev Tepadu Balitbang KP,Rapat Persiapan dan Penyusunan LAKIP,Penyusunan Laporan Monitoring serta Desain Aplikasi Sistem Informasi Pelaporan,Monitoring dan Evaluasi.Dengan disusunnya laporan ini diharapkan dapat mencadi bahan rekomendasi untuk pelaksanaan kegiatan sub Bagian Monitroing dan Evaluasi pada tahun berikutnya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Monitoring dan Evaluasi Terpadu KKP Pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan Propinsi DKI Jakarta masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapakan kritik dan saran untuk perbaikan laporan ini di masa mendatang.Terima kasih Jakarta , 6 Januari 2011 Kepala Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi Akhmatul Ferlin, ST,MT

KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan

RakhmatNyalah Laporan Kegiatan Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi

Bagian Program dapat disusun. Laporan ini merupakan wujud

pertanggungjawaban sub Bagian Monitoring dan Evaluasi dalam

melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program,kegiatan dan

anggaran riset strategis dan pengembangan kealutan dan perikanan.

Kegiatan Kegiatan Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi Bagian Program

Monitoring dan Evaluasi perlu dilaksanakan sebagai upaya pengendalian

dan evaluasi terhadap program riset kelautan dan perikanan yang dapat

dilakukan secara langsung maupun tidak langung .

Dalam dokumen ini dilaporkan mengenai pelaksanaan kegiatan yang

dilakukan sub Bagian Monitoring dan Evaluasi yang terdiri dari Monitoring

dan Evaluasi, Rapat Supervisi MONEV terpadu KKP,Temu teknis Monev

Tepadu Balitbang KP,Rapat Persiapan dan Penyusunan LAKIP,Penyusunan

Laporan Monitoring serta Desain Aplikasi Sistem Informasi

Pelaporan,Monitoring dan Evaluasi.Dengan disusunnya laporan ini

diharapkan dapat mencadi bahan rekomendasi untuk pelaksanaan

kegiatan sub Bagian Monitroing dan Evaluasi pada tahun berikutnya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Monitoring dan

Evaluasi Terpadu KKP Pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan

Propinsi DKI Jakarta masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat

mengharapakan kritik dan saran untuk perbaikan laporan ini di masa

mendatang.Terima kasih

Jakarta , 6 Januari 2011 Kepala Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi Akhmatul Ferlin, ST,MT

Page 2: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah
Page 3: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

iii

D A F T A R I S I

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN……… ................................................................................................................. iv

IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................................................................ v

B A B I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

Data Umum Organisasi 1

Mandat dan Peran Riset Kelautan dan Perikanan 3

Aspek Stratejik Organisasi 5

Struktur Organisasi 8

Sistematika Penyajian 9

B A B I I PERENCANAAN ....................................................................................................... 11

A Rencana Stratejik ....................................................................................... 11

Visi .................................................................................................................... 12

Misi .................................................................................................................... 12

Tujuan .............................................................................................................. 12

Sasaran .............................................................................................................. 13

Kebijakan ........................................................................................................... 15

Program ............................................................................................................ 17

B Rencana Kinerja.......................................................................................... 30

B A B III AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................................................... 32

A Indikator Kinerja ......................................................................................... 32

B Capaian Kinerja Sasaran ............................................................................. 34

C Akuntabilitas Keuangan .............................................................................. 35

D Akuntabilitas Kinerja .................................................................................. 36

E Evaluasi dan Analisis Kinerja ....................................................................... 39

PENUTUP ...................................................................................................................... …………………. 97

LAMPIRAN ........................................................................................................................................

Page 4: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

iv

D A F T A R L A M P I R A N

STRUKTUR ORGANISASI BADAN RISET KELAUTAN DAN

PERIKANAN

JUMLAH PEGAWAI BRKP TAHUN 2009

RENCANA STRATEJIK BRKP TAHUN 2005 – 2009

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2009

ANGGARAN TAHUN 2009

PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN TAHUN 2009

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2009

AKUNTABILITAS KEUANGAN TAHUN 2009

Page 5: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Ikhtisar executiveiv-v-

IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan akuntabilitas kinerja ini melaporkan Capaian Kinerja Badan Riset Kelautan dan Perikanan selama tahun 2009 dikaitkan dengan Rencana Kinerja 2009 yang mengacu pada Rencana Stratejik 2005 -2009.Selama periode tahun 2009 Badan Riset Kelautan dan Perikanan melakukan pengukuran terhadap kegiatan yang tercakup dalam 5 (lima) program meliputi 5 (lima) sasaran stratejik. Setiap kegiatan yang diukur memiliki 3 (tiga) jenis indikator yaitu indikator input, indikator output dan indikator outcome. Jumlah anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan selama tahun 2009 sebesar Rp 193.973.805.000,- dengan realisasi sebesar Rp 177.410.616.656 ,- atau 91.46%. Pengukuran capaian kinerja Badan Riset Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009 ini menggunakan rencana stratejik 2005-2009. Rencana stratejik ini menggunakan parameter dan indikator kinerja yang lebih difokuskan dan disesuaikan dengan program-program pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan pada saat ini. Pengukuran capaian kinerja dilakukan terhadap kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2009 dengan angka capaian kinerja Badan Riset Kelautan dan Perikanan sebesar 91.46 % dengan predikat sangat berhasil. Dari capaian kinerja tahun 2009 Badan Riset Kelautan dan Perikanan telah memenuhi 5 (lima) sasaran stratejik yang ditargetkan yaitu Tersedianya sumberdaya riset yang berkualitas dicirikan oleh SDM yang profesional, sarana dan prasarana riset berkualitas, sistem manajemen riset yang akuntabel serta kelembagaan riset yang handal dengan kemampuan melayani pemangku kepentingan secara luas, Terungkapnya fenomena alam didukung oleh tersedianya data dan informasi ilmiah yang komprehensif dan berkesinambungan tentang ekosistem dan kenaneka ragaman sumberdaya perairan., Meningkatnya temuan hasil riset, penguasaan dan pengembangan IPTEK yang menunjang pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan, Meluasnya penyebaran dan pemanfaatan hasil riset dan IPTEK oleh para pemangku kepentingan Kelautan dan Perikanan dan Meningkatnya hasil riset dan analisis sistem sosial, ekonomi, budaya, hukum dan IPTEK untuk menunjang perumusan kebijakan pembangunan Kelautan dan Perikanan

Page 6: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Pendahuluan- 1

B A B I : PENDAHULUAN

DATA UMUM ORGANISASI

Indonesia merupakan gugusan kepulauan tropis terbesar di dunia, dilalui garis katulistiwa, di antara dua samudera dan di antara dua benua. Dari sudut pandang geologi, wilayah Indonesia merupakan titik temu tiga lempeng (triple junction) antara Lempeng Eurasia, Lempeng India-Australia dan Lempeng Pasific. Dari sudut pandang Oseanografi, di Wilayah Indonesia terdapat fenomena ARLINDO yang merupakan bagian terpenting sistem sirkulasi arus laut dunia (warm water conveyer belt). Dari sisi Klimatologi, Wilayah Indonesia memiliki fenomena monsoon dan merupakan simpul penting Sirkulasi Walker dan Sirkulasi Hadley yang sangat berpengaruh pada pola iklim dan cuaca dunia. Dari sisi keragaman hayati Indonesia dikenal sebagai Mega Biodiversity, dan wilayah laut Indonesia pantas mendapat julukan Mega Marine Biodiversity karena keanekaragaman hayati lautnya yang tinggi. Oleh karenanya maka perikanan Indonesia juga merupakan multispecies fisheries. Posisi ini sangat unik dan strategis dipandang dari berbagai segi dan memberi manfaat banyak bagi Indonesia. Wilayah Laut Indonesia merupakan bagian terbesar dari Wilayah Indonesia, lebih dari 2/3 dari luas wilayah RI. Selain memegang peran penting dalam bidang sosial ekonomi, laut mengandung sumberdaya alam yang melimpah yang menguasai hajat hidup orang banyak. Perairan Indonesia juga memiliki peran penting dalam mengatur iklim dunia. Laut juga merupakan tempat berbagai aktivitas komersial berlangsung. Pengelolaan laut dan sumberdaya laut secara berkelanjutan berdasarkan Agenda 21 Perserikatan Bangsa-Bangsa dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi (economical approach), aspek ekologi (ecological approach) dan aspek kesejahteraan masyarakat (prosperity approach). Untuk itu pengelolaan laut dan sumberdaya laut harus menggunakan pertimbangan ilmiah dan didukung dengan SDM dan IPTEK yang memadai. Kebijakan ini melahirkan 3 strategi utama pengelolaan laut dan sumberdaya laut, yaitu: (1) memahami laut, (2) memelihara laut dan (3) memanfaatkan laut secara bijak, termasuk di dalamnya sumberdaya kelautan, dalam rangka mewujudkan laut yang bersih, indah, sehat, produktif dan banyak manfaatnya. Visi, wawasan atau cara pandang bangsa Indonesia terhadap kelautan adalah suatu hal yang sangat esensial yang akan mempengaruhi perlakuan bangsa Indonesia terhadap laut dan kelautan. Dewasa ini berkembang

Page 7: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Pendahuluan- 2

berbagai cara pandang masyarakat dunia terhadap laut yang mungkin dapat mengilhami cara pandang bangsa Indonesia terhadap laut.

Dalam rangka melaksanakan pembangunan berkelanjutan di bidang kelautan, agenda 21 PBB bab 17 memperkenalkan pendekatan baru dalam mengelola pemanfaatan laut bagi manusia. Pengelolaan pemanfaatan laut tersebut meliputi penerapan teknik analisis mengenai dampak lingkungan

sumberdaya alam (NSA), pemberlakuan pajak lingkungan bagi industri dan pertanian yang berpotensi mengancam kelestarian laut, serta perlindungan ekosistem dan habitat spesies laut. Bumi dengan komponen daratan, lautan dan atmosfer adalah merupakan lingkungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Pengelolaan lingkungan laut disadari membutuhkan basis pemahaman yang kuat, oleh karena itu pengelolaan laut harus bersifat sciences based resources management (SBRM). Penerapan sciences based resources management dalam pengelolaan sumberdaya laut secara berkelanjutan ini memerlukan dukungan ilmu pengetahuan, teknologi dan rekayasa yang memadai yang dapat dihasilkan dari kegiatan riset dan pengembangan iptek. Salah satu sasaran dalam upaya peningkatan kemampuan IPTEK nasional adalah: tumbuhnya penemuan iptek baru sebagai hasil litbang nasional yang dapat dimanfaatkan bagi peningkatan nilai tambah dalam sistem produksi dan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara lestari dan bertanggung jawab. Ini tentunya memberikan peluang kepada IPTEK Kelautan dan Perikanan untuk lebih berkembang dan berperan dalam proses peningkatan nilai tambah perikanan dan dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara lestari dan bertanggung jawab. Sehubungan dengan tersebut terdapat dua kegiatan yang terkait dengan program Penelitian dan Pengembangan IPTEK, yaitu: 1. Pengembangan iptek tepat guna bagi pemanfaatan dan pengelolaan

sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan; 2. Penelitian dan pengembangan untuk peningkatan pemahaman

terhadap fenomena alam, karakteristik ekosistem daratan dan perairan serta keragaman sumberdaya alam baik sumberdaya hayati maupun non-hayati, di darat dan di laut;

Penguatan kelembagaan IPTEK antara lain ditempuh melalui kegiatan revitalisasi dan optimalisasi kelembagaan iptek termasuk akreditasi pranata litbang. Sementara itu dalam upaya melakukan revitalisasi pertanian secara menyeluruh termasuk perikanan, salah satu program yang akan

Page 8: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Pendahuluan- 3

dilaksanakan pemerintah adalah pengembangan sumberdaya perikanan. IPTEK antara lain diperlukan dalam pengembangan budidaya, peningkatan nilai tambah produk serta pengelolaan ekosistem dan sumberdaya laut secara berkelanjutan.

MANDAT DAN PERAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANAN

Bangsa Indonesia saat ini memasuki babak baru dalam pemahamannya tentang riset dan IPTEK. Undang-undang Dasar 1945 yang telah diamandemen keempat kalinya, dalam pasal 31 ayat (5) secara tegas menyatakan bahwa pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Sementara itu dalam pembangunan ekonomi juga mengalami pembaruan visi yang tidak lagi berorientasi pada pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat pada pasal 33 ayat (4) Undang-undang Dasar 45 yang berbunyi: perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Dalam rangka mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan sesuai diamanahkan dalam Agenda 21 Perserikatan Bangsa-Bangsa maka kegiatan riset dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta rekayasa memiliki peran yang amat strategis sebagai motor yang mampu menggerakkan dan mendorong pembangunan kelautan secara berkelanjutan.

Menteri Kelautan dan Perikanan saat meninjau pameran produk

hasil perikanan di Klaten

Menyadari pentingnya peran riset dan IPTEK dalam pembangunan kelautan, Konvensi Hukum Laut Internasional yang telah diratifikasi oleh Bangsa Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 mengatur secara khusus riset ilmiah kelautan pada Bagian XIII dan Pengembangan dan Alih Teknologi pada Bagian XIV. Dibidang perikanan, Code of Conducts for Responsible Fisheries (CCRF)

yang merupakan norma standar dunia dalam melakukan pengelolaan perikanan secara bertanggung jawab telah menempatkan riset dan IPTEK

Page 9: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Pendahuluan- 4

sebagai bagian penting dalam pengambil setiap kebijakan pengelolaan perikanan secara bertanggung jawab. Hal ini tercermin dalam naskah CCRF Pasal 12. Menyadari pentingnya riset dalam pelaksanaan pembangunan kelautan, maka salah satu unit kerja eselon I di jajaran Departemen Eksplorasi laut ada yang menangani riset kelautan yaitu Direktur Jenderal Penyerasian Riset dan Eksplorasi Laut (kini menjadi Badan Riset Kelautan dan Perikanan). Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan juga memandang penting penelitian pengembangan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Badan Riset Kelautan dan Perikanan memiliki mandat melaksanakan riset dan pengembangan IPTEK di bidang Kelautan dan Perikanan. Melalui riset dan pengembangan IPTEK secara sistematis diharapkan dapat terwujud sistem riset, IPTEK dan rekayasa kelautan dan perikanan yang kokoh dan mandiri serta mampu memberikan solusi bagi setiap permasalahan pembangunan kelautan dan perikanan nasional. Hasil riset, IPTEK dan rekayasa pada akhirnya harus mampu menjadi kunci bagi pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang lestari dan bertanggung jawab guna mewujudkan kesatuan dan kesejahteraan anak bangsa. Pembangunan kelautan yang mengutamakan aspek keberlanjutan (sustainability) harus dilaksanakan dengan berbasis ilmiah yang mengedepankan kegiatan riset dan pengembangan teknologi. Benua Maritim Indonesia yang terdiri dari komponen daratan, perairan dan udara merupakan suatu sistem terpadu yang saling terkait. Pembangunan kelautan dengan tiga pilar pemahaman, pemanfaatan dan pemeliharaan ekosistem laut memerlukan dukungan IPTEK kelautan. Pemahaman karakteristik ekosistem Benua Maritim Indonesia yang terdiri dari unsur tanah, air, dan udara serta biota dan sumberdaya alam, diperlukan kajian multi disiplin. Ilmu-ilmu kebumian, kelautan, atmosfer dan ilmu kehidupan serta kombinasinya sangat penting dalam upaya pemahaman ekosistem laut. Dukungan teknologi maju di bidang instrumentasi, komputasi, komunikasi sangat nyata. Teknologi survei laut berkembang pesat sejalan dengan teknologi elektronika, komputasi dan komunikasi. Berbagai ekses negatif dalam pemanfaatan laut dan sumberdaya laut dapat terjadi, tetapi dampaknya dapat diantisipasi dan dikurangi apabila kita mengenali karakteristik laut serta selalu tanggap dan peka terhadap setiap perubahan yang terjadi. Iptek kelautan, termasuk rekayasa di dalamnya, dapat memberikan solusi dalam menanggulangi ekses negatif kegiatan pemanfaatan sumberdaya laut.

Page 10: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Pendahuluan- 5

Eksploitasi dan bentuk-bentuk pemanfaatan laut lainnya adalah kegiatan yang berisiko tinggi dan tidak mungkin dilakukan jika tidak ada dukungan IPTEK kelautan dan dilaksanakan oleh SDM yang menguasai IPTEK. Demikian pula untuk pemeliharaan laut. Dalam dokumen code of conducts for responsible fisheries yang dikeluarkan oleh FAO ditegaskan bahwa riset perikanan mutlak diperlakukan dalam rangka pelaksanaan pengelolaan sumberdaya perikanan secara bertanggung jawab. Indonesia dalam pengelolaan perikanan dikenal sebagai multispecies fisheries tentunya memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam pengelolaan perikanan, oleh karena IPTEK memiliki peluang untuk berperan banyak dalam menyelesaikan berbagai permasalahan pengelolaan perikanan.

ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

Badan Riset Kelautan dan Perikanan saat ini memiliki mandat untuk mewujudkan sistem riset, ilmu pengetahuan, teknologi dan rekayasa kelautan dan perikanan yang kokoh dan mandiri yang mampu memberikan solusi bagi setiap permasalahan pembangunan kelautan nasional dalam rangka mewujudkan laut yang bersih, sehat dan bermanfaat untuk memperkuat daya tahan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan lingkungan. Pengembangan IPTEK yang dilaksanakan oleh BRKP pada akhirnya harus mampu menjadi kunci bagi pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang lestari dan bertanggung jawab sehingga kesatuan dan kesejahteraan anak bangsa dapat diwujudkan. Secara organisasi dan kelembagaan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan merupakan unit kerja eselon 1, sejajar dengan unit kerja Direktorat Jenderal. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7 Tahun 2005, BRKP merupakan satu-satunya unit kerja eselon 1 DKP yang memiliki tugas di bidang riset dan pengembangan kelautan dan perikanan. Dalam skenario pembangunan kelautan dan perikanan, BRKP melaksanakan tugas menunjang departemen dalam hal riset, IPTEK, kepakaran, data dan informasi ilmiah. Sementara itu direktorat jenderal teknis melaksanakan tugas-tugas kewenangan, pengaturan dan regulasi yang dimiliki oleh departemen. Meskipun demikian tugas-tugas BRKP dalam menunjang departemen dirasakan masih belum optimal. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya apresiasi direktorat jenderal teknis terhadap kegiatan riset dan IPTEK yang dihasilkan oleh BRKP. Hal ini dapat terjadi karena di sebagian unit kerja direktorat jenderal masih memiliki UPT yang melaksanakan tugas riset dan pengembangan seperti yang dilaksanakan oleh BRKP. Struktur Organisasi BRKP saat ini mengacu pada

Page 11: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Pendahuluan- 6

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7 Tahun 2005. Sesuai dengan itu maka organisasi BRKP terdiri dari Sekretariat Badan, Pusat Riset, Balai Besar Riset, Balai Riset dan Loka Riset. Sekretariat Badan dipimpin oleh seorang Sekretaris Badan yang tugas utamanya membantu tugas-tugas Kepala BRKP di bidang Administrasi dan Manajemen. Pusat Riset dipimpin oleh seorang Kepala Pusat yang tugas utamanya membantu Kepala BRKP mengkoordinasikan substansi riset dan pengembangan IPTEK KP. Balai Besar, Balai dan Loka Riset dipimpin oleh seorang Kepala dengan tugas utama mengelola riset dalam substansi yang spesifik. Sumberdaya manusia adalah faktor kunci disamping faktor sumberdaya riset lainnya dalam pelaksanaan riset yang berkualitas. SDM yang kompeten, profesional dan terakreditasi merupakan produk sistem pembinaan yang baik. Jajaran BRKP sangat menaruh perhatian dalam membina SDM riset yang dimiliki, namun demikian hingga saat ini belum ada sistem pembinaan kompetensi dan profesionalisme yang baku di lingkungan BRKP. Pembinaan SDM riset selain diarahkan pada pembinaan kompetensi dan profesionalisme juga diarahkan pada pembinaan karir. SDM riset memiliki peluang pada dua jenjang karir yaitu karir struktural dan karir fungsional. Pada dasarnya semua SDM riset akan diarahkan memiliki jenjang karir fungsional sesuai bidang keahlian masing-masing.

Pembinaan Pegawai Lingkup BRKP

Kelengkapan sarana-prasarana penunjang riset kelautan dan perikanan untuk kondisi sampai dengan tahun 2005 belum mampu menunjang sepenuhnya tugas pokok dan fungsi BRKP secara menyeluruh. Aset kapal riset, misalnya, saat ini kapal riset yang dimiliki BRKP belum mampu menjangkau ZEE dan laut dalam mengingat tonase kapal yang ada tidak memenuhi. Sesuai dengan era globalisasi maka kegiatan pelayanan dituntut untuk memenuhi standar kualitas layanan tertentu. Laboratorium

Page 12: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Pendahuluan- 7

riset kelautan dan perikanan yang dimiliki oleh BRKP, sebagai salah satu unit layanan riset, harus memenuhi standar akreditasi. Sampai dengan tahun 2005 ini sebagian besar atau seluruh laboratorium riset milik BRKP belum memiliki akreditasi dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) atau lembaga akreditasi resmi lainnya. Dasar hukum sebagai landasan BRKP dalam menyusun dan melaksanakan program serta kegiatan antara lain : a. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara,

Departemen Kelautan dan Perikanan merupakan salah satu kementerian yang ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, oleh karena itu kedudukan Badan Riset Kelautan dan Perikanan dalam susunan organisasi Departemen Kelautan dan Perikanan dikategorikan sebagai unit pendukung Departemen Kelautan dan Perikanan

b. Undang-undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam pasal 6 ayat (2) menyebutkan bahwa kelembagaan litbang memiliki fungsi sebagai : Mengorganisasikan pembentukan sumberdaya manusia, penelitian,

pengembangan, perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi

Membentuk iklim dan dukungan yang diperlukan bagi penyelenggaraan penguasaan, pemanfaatan dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Dalam pasal 52 menyatakan bahwa pemerintah, dalam hal ini BRKP-DKP, mengatur, mendorong dan atau menyelenggarakan penelitian dan pengembangan perikanan untuk menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha perikanan agar lebih efektif, efisien, ekonomis, berdaya saing dan ramah lingkungan serta menghargai kearifan tradisi budaya lokal. Sementara itu pada pasal 56 disebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut tentang penelitian dan pengembangan perikanan akan diatur dengan peraturan pemerintah.

d. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2008 tentang Penyelenggaran Penelitian dan Pengembangan Perikanan. peraturan pemerintah ini merupakan amanat dari Pasal 8 ayat (6) dan Pasal 56 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan yang merupakan payung hukum dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan perikanan saat ini dan yang akan datang.

e. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian maka BRKP adalah satu-satunya unit unit organisasi di DKP yang mempunyai fungsi penelitian dan pengembangan (Pasal 24)

Page 13: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Pendahuluan- 8

f. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan maka BRKP adalah satu-satunya unit kerja eselon 1 DKP yang memiliki tugas melaksanakan riset dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan (Pasal 829). Dan sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan pasal 830 , maka BRKP menyelenggarakan fungsi : perumusan kebijakan teknis dan penyerasian program riset

Strategis kelautan dan perikanan; pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program riset

strategis kelautan dan perikanan; pembinaan dokumentasi dan publikasi hasil riset kelautan dan

perikanan; pelaksanaan dan pengelolaan kerja sama riset strategis kelautan

dan perikanan; pembinaan pelayanan jasa riset strategis dan pengembangan

kelautan dan perikanan;

pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga.

STRUKTUR ORGANISASI

Merujuk pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No : Per.7/Men/2005 tentang Organisasi dan Tata Laksana Departemen Kelautan dan Perikanan tertanggal 24 Juni 2005 maka organisasi BRKP menjadi sebanyak 16 (enambelas) satuan kerja mandiri yang terdiri dari : 1. Sekretariat Badan 2. Pusat Riset Perikanan Tangkap 3. Pusat Riset Perikanan Budidaya 4. Pusat Riset Teknologi Kelautan 5. Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati 6. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol 7. Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan

Perikanan 8. Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 9. Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru 10. Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Palembang 11. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Maros 12. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor 13. Balai Riset dan Obervasi Kelautan, Perancak 14. Balai Riset Pemulihan Stok Ikan, Jatiluhur 15. Balai Riset Budidaya Ikan Hias, Depok 16. Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar,

Sukamandi

Page 14: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Pendahuluan- 9

Struktur organisasi Badan Riset Kelautan dan Perikanan beserta personalia yang memangku jabatan struktural tergambar pada Lampiran 1. Kondisi sumber daya manusia di BRKP dalam kurun waktu 2005 - 2009 tersaji dalam Gambar 1.1 sedangkan seluruh jajaran unit kerja eselon II Badan Riset Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009 tersaji dalam Gambar 1.2 serta gambaran pegawai berdasarkan kelompok umur kurun waktu 2005 – 2009 disajikan dalam Gambar 1.3.

0

100

200

300

400

500

600

700

2005 2006 2007 2008 2009

S3 S2 S1 Non sarjana

Gambar 1.1 Jumlah Pegawai BRKP Berdasarkan Tingkat Pendidikan dalam Kurun Waktu 2005 – 2009

79

286

427

68100

156

112

73

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Set.BRKP

PRPT

PRPB

PRTK

PRWLSNH

BBRPBL

BBRPPBKP

BBRSEKP

Gambar 1.2 Jumlah Pegawai Per Unit Kerja Eselon II BRKP Tahun 2009

0

50

100

150

200

250

< 20 20 - 25 26 - 30 31 - 35 36 - 40 41 - 45 46 - 50 51 - 55 56 - 60 > 60

2005

2006

2007

2008

2009

Gambar 1.3 Gambar Kondisi Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2005 - 2009

SISTEMATIKA PENYAJIAN

Akuntabilitas Kinerja ini memperlihatkan capaian kinerja Badan

Riset Kelautan dan Perikanan selama tahun 2009. Capaian Kinerja

Page 15: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Pendahuluan- 10

(Performance Results) 2009 tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) 2009 sebagai indikator keberhasilan tahunan Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Dari hasil analisis tersebut akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (Performance Gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan alur demikian, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Badan Riset Kelautan dan Perikanan 2009 dapat diilustrasikan dalam bagan berikut ini:

Gambar 1.4. Mekanisme Penyajian Laporan AKIP 2009

Rencana Strategis 2005 - 2009

Rencana Kinerja 2009

REPETA 2007

Capaian Kinerja 2009

Referensi Bab

Analisis Capaian Kinerja 2009

Kesimpulan Bab 4

Bab 2

Bab 3

Capaian Kinerja 2005 - 2009

Page 16: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-11

B A B II : P E R E N C A N A A N

A. RENCANA STRATEGIS

Program yang dilaksanakan oleh BRKP akan berpengaruh pada pencapaian visi Departemen Kelautan dan Perikanan, utamanya dalam mewujudkan pembangunan kelautan secara berkelanjutan. Laut yang bersih, sehat dan produktif yang bermanfaat sepanjang masa bagi peningkatan daya tahan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat bahari tanpa mengancam kelestarian lingkungan. Keanekaragaman hayati laut hanya dapat diwujudkan apabila setiap kebijakan pemanfaatan laut disertai pertimbangan ilmiah dengan dukungan IPTEK dan rekayasa yang memadai. Pada masa-masa mendatang peran riset, ilmu pengetahuan, teknologi dan rekayasa kelautan di dalam setiap kegiatan pengembangan kelautan harus semakin nyata. Dalam melaksanakan pembangunan kelautan dan perikanan, BRKP memainkan perannya dalam hal: kepakaran, data/informasi ilmiah, riset, IPTEK dan rekayasa kelautan dan perikanan. Sementara itu Direktorat Jenderal teknis lainnya memainkan peran dalam hal pelaksanaan kewenangan dan regulasi Departemen. Rencana Strategis Badan Riset Kelautan dan Perikanan ini diharapkan dapat memberikan arahan menuju terwujudnya sistem IPTEK yang kuat dan mandiri dan berdaya guna yang dapat memberikan solusi setiap permasalahan pembangunan kelautan. Program-program riset serta pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan rekayasa yang dilaksanakan oleh BRKP harus secara nyata dapat diukur dan memberi dampak positif untuk melaksanakan pengembangan kelautan dengan cara yang aman dan berkelanjutan. Badan Riset Kelautan dan Perikanan telah menyusun rencana strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu untuk tahun 2005-2009. Rencana strategis ini memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan program serta kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai tugas pokok dan fungsi dengan mempertimbangkan potensi, peluang, dan kendala yang mungkin timbul. Proses penyusunan rencana strategis ini telah ditetapkan secara bersama-sama dan telah dikomunikasikan kepada seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Selanjutnya dalam bab ini akan diuraikan rencana strategis beserta rencana dan capaian kinerja untuk tahun 2009.

Page 17: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-12

V i s i

Dalam rangka mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara lestari dan bertanggung jawab bagi kesatuan dan kesejahteraan anak bangsa itu maka Badan Riset Kelautan dan Perikanan menetapkan visi sebagai berikut:

Riset dan IPTEK menjadi KUNCI pengelolaan sumberdaya kelautan dan

perikanan yang lestari dan bertanggung jawab.

Implementasi visi ini di dalam program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh BRKP DKP perlu diberikan arahan yang jelas yang didasari oleh pemikiran konseptual dan bernilai strategis.

M i s i

Berdasarkan visi yang ingin diwujudkan maka BRKP memiliki misi utama yang terdiri dari tiga hal: capacity building, research and development dan dissemination. Pengembangan kapasitas harus mampu mewujudkan kapasitas sumberdaya riset menjadi lebih mantap, dinamis dan tanggap dalam menghadapi setiap persoalan pembangunan kelautan dan perikanan. Implementasi kegiatan riset dan pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan harus senantiasa meningkat. Sementara itu hasil-hasil riset dan pengembangan IPTEK yang dilakukan oleh unit-unit kerja riset diupayakan secepat mungkin diserap, diadopsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat melalui upaya diseminasi yang sistematis. Dengan demikian misi BRKP dapat dirumuskan menjadi sebagai berikut :

1. Pengembangan Sumberdaya Riset Kelautan dan Perikanan; 2. Penyelenggaraan Riset dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan

Perikanan; 3. Penyebarluasan Pemanfaatan Hasil Riset Kelautan dan Perikanan

Tujuan

Tujuan mengacu kepada visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisi strategis yang akan dihasilkan dalam waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Berdasarkan hal tersebut diatas maka Badan Riset Kelautan dan Perikanan menetapkan tujuan strategis (Tabel 2.1) sebagai berikut :

Page 18: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-13

Tabel 2.1 Tujuan Strategis Badan Riset Kelautan dan Perikanan

No. Tujuan

1.1 Meningkatkan kualitas dan daya dukung sumberdaya riset kelautan dan perikanan

2.1 Mengungkapkan fenomena alam, karakteristik lingkungan, fungsi ekosistem dan keanekaragaman sumberdaya kelautan dan perikanan;

2.2 Meningkatkan penguasaan IPTEK, rekayasa dan instrumen kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara lestari dan bertanggung jawab

3.1 Memasyarakatkan pemanfaatan hasil riset dan IPTEK kepada pemangku kepentingan Kelautan dan Perikanan;

S a s a r a n

Badan Riset Kelautan dan Perikanan mempunyai sasaran yang merupakan penjabaran dari 4 (empat) tujuan yang ditetapkan dan merupakan gambaran yang akan dihasilkan pada tahun yang bersangkutan dalam kurun waktu empat tahun dan dialokasikan dalam empat periode secara tahunan melalui serangkaian kegiatan yang akan dijabarkan dalam suatu rencana kinerja. Setiap sasaran ditetapkan indikatornya agar terukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan, sehingga setiap tujuan memiliki indikator yang dapat diukur.

Adapun sasaran Badan Riset Kelautan dan Perikanan telah ditetapkan sebagaimana tersebut dalam Tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2 Sasaran Strategis Badan Riset Kelautan dan Perikanan

Misi Tujuan Sasaran Indikator

1. Pengembangan kapasitas sumberdaya riset kelautan dan perikanan

1.1. Meningkatkan kualitas dan daya dukung sumberdaya riset kelautan dan perikanan

1.1.1. Tersedianya sumberdaya riset yang berkualitas dicirikan oleh SDM yang profesional, sarana dan prasarana riset berkualitas

Peningkatan pegawai yang kompeten

Page 19: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-14

Misi Tujuan Sasaran Indikator

Sistem manajemen riset yang akuntabel serta kelembagaan riset yang handal dengan kemampuan melayani pemangku kepentingan secara luas

Jangkauan pelayanan riset

Kecukupan sarana prasarana riset

Ketersediaan perangkat peraturan

2. Penyelenggaraan Riset dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan

2.1. Mengungkapkan fenomena alam, karakteristik lingkungan, fungsi ekosistem dan keanekaragaman sumberdaya kelautan dan perikanan

2.1.1. Terungkapnya fenomena alam didukung oleh tersedianya data dan informasi ilmiah yang komprehensif dan berkesinambungan tentang ekosistem dan keanekaragaman sumberdaya perairan

Ketersediaan data dasar ekosistem perairan

Ketersediaan data karakteristik dan dinamika oseanografi

Ketersediaan data karakteristik/batas wilayah pesisir dan laut

Ketersediaan data dan informasi dinamika laut atmosfer Indonesia

Ketersediaan data potensi sumberdaya perikanan

Ketersediaan data dan informasi plasma nutfah dan keragaman hayati

2.2. Meningkatkan penguasaan IPTEK, rekayasa dan instrumen kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara lestari dan bertanggung jawab

2.2.1. Meningkatnya temuan hasil riset, penguasaan dan pengembang an IPTEK yang menunjang pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan

Jumlah temuan teknologi pengelolaan kelautan dan perikanan

Jumlah temuan teknologi budidaya perikanan yang dihasilkan

Jumlah temuan teknologi peningkatan nilai tambah hasil perikanan yang ditemukan

Jumlah temuan bioteknologi kelautan dan perikanan yang dihasilkan

Jumlah temuan teknologi penangkapan ikan

Jumlah temuan teknologi kelautan dan perikanan

Page 20: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-15

Misi Tujuan Sasaran Indikator

2.2. Meningkatkan penguasaan IPTEK, rekayasa dan instrumen kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara lestari dan bertanggung jawab

2.2.2. Meningkatnya hasil riset dan analisis sistem sosial,ekonomi,budaya,hukum dan IPTEK untuk menunjang perumusan kebijakan pembangunan Kelautan dan Perikanan secara berkelanjutan

Jumlah analisis ilmiah bagi kebijakan kelautan dan perikanan

Jumlah prototipe untuk pengembangan sosial budaya, kelembagaan, dinamika pengelolaan sumberdaya dan industri kelautan dan perikanan

3 Penyebarluasan Pemanfaatan Hasil Riset Kelautan dan Perikanan

3.1 Memasyarakatkan pemanfaatan hasil riset dan IPTEK kepada pemangku kepentingan Kelautan dan Perikanan

3.1.1. Meluasnya penyebaran dan pemanfaatan hasil riset dan IPTEK oleh para pemangku kepentingan Kelautan dan Perikanan

Jumlah publikasi ilmiah

Jumlah pertemuan ilmiah

Model penerapan IPTEK kelautan dan perikanan

Kerjasama antar lembaga

K e b i j a k a n

Kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan tidak terlepas dari dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi riset kelautan dan perikanan sebagai motor yang mampu menggerakkan dan mendorong pembangunan kelautan secara berkelanjutan. Pengembangan IPTEK ini harus mampu menjadi kunci bagi pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang lestari dan bertanggung jawab sehingga kesatuan dan kesejahteraan anak bangsa dapat diwujudkan. Dukungan Badan Riset Kelautan dan Perikanan diwujudkan dalam kebijakan sebagai berikut :

Tabel 2.3 Kebijakan Badan Riset Kelautan dan Perikanan

Sasaran Stategi Kebijakan

1.1.1. Tersedianya sumberdaya riset yang berkualitas dicirikan oleh SDM yang profesional, sarana dan prasarana riset berkualitas, sistem manajemen riset yang

Mengembangkan serta memelihara kapasitas dan daya dukung sumberdaya riset secara optimal dan berkelanjutan

1.1.1.1. Memperkokoh daya dukung sumberdaya riset melalui pengelolaan dan pengembangan SDM, sarana prasarana, sistem manajemen dan kelembagaan riset sesuai kebutuhan sekarang dan

Page 21: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-16

Sasaran Stategi Kebijakan

akuntabel serta kelembagaan riset yang handal dengan kemampuan melayani pemangku kepentingan secara luas

tantangan masa depan

2.1.1. Terungkapnya fenomena alam didukung oleh tersedianya data dan informasi ilmiah yang komprehensif dan berkesinambungan tentang ekosistem dan kenaneka ragaman sumberdaya perairan

Meningkatkan pemahaman terhadap fenomena alam, karakteristik lingkungan, fungsi ekosistem dan keanekaragaman sumberdaya perairan

2.1.1.1 Meningkatkan penyelenggaraan kegiatan riset, survey, observasi, eksplorasi dan pengumpulan data ilmiah untuk:

memahami karakteristik, kondisi terkini dan dinamika ekosistem perairan;

mengungkapkan fenomena alam perairan yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kehidupan manusia;

menginventarisasi potensi, distribusi dan keaneragaman sumberdaya perairan yang bernilai ekonomi tinggi dan penting secara ekologi

2.2.1. Meningkatnya temuan hasil riset, penguasaan dan pengembangan IPTEK yang menunjang pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan

Meningkatkan Penguasaan IPTEK siap pakai untuk menunjang pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara lestari dan berkelanjutan

2.2.1.1. Menyiapkan paket teknologi yang langsung dapat diterapkan dalam eksplorasi & eksploitasi, menunjang proses produksi dan peningkatan nilai tambah produk kelautan dan perikanan, memberdayakan masyarakat mina bahari dan meningkatkan keselamatan maritim

2.2.2. Meningkatnya hasil riset dan analisis sistem sosial, ekonomi, budaya, hukum dan IPTEK untuk menunjang perumusan kebijakan pembangunan Kelautan dan Perikanan

Meningkatkan peran riset dalam analisis kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan

2.2.2.1. Menyiapkan rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan didukung oleh IPTEK, data dan informasi ilmiah

3.1.1. Meluasnya penyebaran dan pemanfaatan hasil riset dan IPTEK oleh para pemangku kepentingan Kelautan dan Perikanan

Meningkatkan promosi dan diseminasi hasil riset

3.1.1.1. Mempercepat proses penyerapan dan pemanfaatan hasil riset oleh para pemangku kepentingan sebagai upaya pemasyarakatan IPTEK Kelautan dan Perikanan

Page 22: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-17

P r o g r a m

Program merupakan penjabaran dari kebijakan dan dijabarkan ke dalam kegiatan operasional dalam waktu satu tahun. Selanjutnya kegiatan merupakan penjabaran dari kebijakan sebagai arah pencapaian tujuan dan sasaran yang memberi kontribusi bagi pencapaian visi dan misi Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Kegiatan merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategik untuk mencapai sasaran, tujuan, visi dan misi. Sebagai bentuk penjabaran dari kebijakan, maka disusunkan program dan kegiatan Badan Riset Kelautan dan Perikanan sebagai berikut :

Tabel 2.4 Program Badan Riset Kelautan dan Perikanan

Kebijakan Program Pokok Tema Kegiatan Penunjang

1.1.1.1. Memperkokoh daya dukung sumberdaya riset melalui pengelolaan dan pengembangan SDM, sarana prasarana, sistem manajemen dan kelembagaan riset sesuai kebutuhan sekarang dan tantangan masa depan

1.1.1.1.1. Pengembangan Kapasitas Sumberdaya Riset Kelautan dan Perikanan

a. Pembinaan, peningkatan dan penguatan SDM Riset

b. Peningkatan dan penguatan Sarana & Prasarana Riset

c. Pengembangan Kelembagaan Riset Kelautan Perikanan

d. Pengembangan Manajemen Riset Kelautan dan Perikanan

e. Penyiapan Perangkat Perundangan Riset Kelautan dan Perikanan

2.1.1.1. Meningkatkan penyelenggaraan kegiatan riset, survey, observasi, eksplorasi dan pengumpulan data ilmiah untuk:

memahami karakteristik, kondisi terkini dan dinamika ekosistem perairan;

mengungkapkan fenomena alam perairan yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kehidupan manusia;

menginventarisasi potensi, distribusi dan keaneragaman sumberdaya perairan yang bernilai ekonomi tinggi dan penting secara ekologi

2.1.1.1.1. Peningkatan Pemahaman Fenomena Alam, Karaketeristik, Potensi, Distribusi dan Keanekaragaman Sumberdaya Perairan

a. Riset Karakteristik Ekosistem Perairan

b. Riset Karakteristik dan Dinamika Cekungan Dasar Laut

c. Kajian Kewilayah Laut d. Riset Dinamika Laut-Atmosfer e. Riset Potensi Sumberdaya

Kelautan dan Perikanan f. Riset Plasma Nutfah dan

Keanekaragaman Hayati Perairan

g. Riset Potensi Sumberdaya Non konvensional

Page 23: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-18

Kebijakan Program Pokok Tema Kegiatan Penunjang

2.2.1.1. Menyiapkan paket teknologi yang langsung dapat diterapkan dalam eksplorasi & eksploitasi, menunjang proses produksi dan peningkatan nilai tambah produk kelautan dan perikanan, memberdayakan masyarakat mina bahari dan meningkatkan keselamatan maritim

2.2.1.1.1. Penyiapan Paket Teknologi Kelautan dan Perikanan

a. Penguasaan dan Inovasi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

b. Penguasaan dan Inovasi Teknologi Budidaya Perikanan

c. Penguasaan dan Inovasi Teknologi Pemanfaatan, Peningkatan Nilai Tambah dan keamanan pangan

d. Penguasaan dan Inovasi Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

e. Penguasaan dan Inovasi Teknologi Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

f. Penguasaan dan Inovasi Teknologi Transportasi, Komunikasi dan Teknologi tepat guna untuk Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

g. Penguasan dan Inovasi Teknologi Eksplorasi Sumberdaya KP

h. Penguasaan dan Inovasi Teknologi Penangkapan Ikan

i. Penguasaan dan Inovasi Teknologi Observasi dan Mitigasi Bencana Perairan

2.2.2.1. Menyiapkan rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan didukung oleh IPTEK, data dan informasi ilmiah

2.2.2.1.1. Penyiapan rekomendasi dan analisis pelaksanaan kebijakan Pembangunan Kelautan Perikanan

a. Riset dan Analisis Kebijakan Pembangunan KP

b. Riset, Analisis dan Pemodelan Sosial Budaya, kelembagaan, dinamika pengelolaan sumberdaya dan industri kelautan dan perikanan

c. Pengkajian hukum maritim dan perikanan

3.1.1.1. Mempercepat proses penyerapan dan pemanfaatan hasil riset oleh para pemangku kepentingan sebagai upaya pemasyarakatan IPTEK Kelautan dan Perikanan

3.1.1.1.1. Pemacuan Penyebaran dan Pemanfaatan Hasil Riset

a. Pengelolaan Data Ilmiah kelautan dan Perikanan Nasional

b. Diseminasi dan penyebarluasan hasil riset

c. Pelayanan jasa dan hasil riset kelautan dan perikanan

d. Percepatan pemanfaatan hasil riset

Untuk tahun 2009 BRKP telah menetapkan program-program pokok yang akan diimplementasikan melalui berbagai kegiatan di lingkup BRKP. Program-prgram pokok BRKP tahun 2009 dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 24: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-19

1. Pengembangan Kapasitas Sumberdaya Riset Kelautan dan Perikanan

Pembinaan, Peningkatan dan Penguatan Sumberdaya Manusia Riset

Sumberdaya Manusia (SDM) merupakan kunci utama keberhasilan pencapaian tujuan dari pelaksanaan riset di bidang kelautan dan perikanan. Untuk itu disetiap tahunnya kegiatan pembinaan, peningkatan dan penguatan SDM riset dilaksanakan secara rutin oleh BRKP dengan proporsi sesuai dengan kebutuhan. Diawali dengan kegiatan rekruitmen untuk memenuhi kebutuhan SDM yang terus berkembang, dimana disatu sisi secara alamiah diperlukan pegawai baru untuk menggantikan pegawai yang memasuki purna tugas, serta penyeimbangan beban kerja yang terus meningkat sesuai dengan mandat yang diberikan kepada seluruh satuan kerja lingkup BRKP. Setiap SDM tentunya memerlukan kegiatan pembinaan dalam rangka kesiapan pelaksanaan tugas keseharian mulai dari yang bersifat umum, maupun khusus sesuai dengan jabatan yang diemban. SDM yang dimiliki BRKP perlu ditingkatkan kualitas dan kemampuannya untuk memenuhi tuntuan perkembangan di bidang riset kelautan dan perikanan yang terus berubah secara dinamis.

Kegiatan yang telah dilakukan sepanjang tahun 2009 diantaranya adalah perekrutan 65 pegawai baru, pembinaan CPNS, pelantikan/pengambilan sumpah PNS, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) Jabatan Fungsional Peneliti, dan pengukuhan profesor riset, serta bimbingan teknis (bimtek) yang berhubungan dengan pelaksanaan adminitrasi di instansi pemerintah.

Peningkatan dan Penguatan Sarana dan Prasarana Riset Selain SDM, sarana dan prasarana pendukung juga perlu mendapat perhatian agar dapat menunjang pelaksanaan riset yang menjadi mandat bagi BRKP. Kegiatan peningkatan dan penguatan sarana dan parasarana bukan menjadi tujuan utama yang ingin dicapai, tetapi melalui kegiatan tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam kesuksesan pelaksanaan riset dan penyampaian hasil riset kepada para pengguna. Peningkatan Kelembagaan (Persetujuan UPT Loka Riset Kerentanan Pesisir dan Laut di Bungus – Padang) Dalam upaya menunjang program riset strategis khususnya Riset dalam bidang wilayah laut dan sumberdaya non hayati sebagai bahan rumusan kebijakan DKP dalam pengembangan sektor kelautan dibentuklah UPT Loka Riset Kerentanan Pesisir dan Laut dengan Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat Nomor: B/2577/M.PAN/8/2009

Page 25: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-20

tanggal 13 Agustus 2009. Kegiatan riset yang dilakukan sejak tahun 2006 -2009 dilakukan guna mendukung pembentukan UPT maka dilakukan riset di wilayah Perairan Teluk Bungus meliputi :

Inventarisasi sumberdaya kelautan Teluk Bungus 2006. Kadaster Teluk Bungus 2007. Data Base toponimi maritim 2007. Kajian implementasi toponimi maritim 2008. Model pengelolaan wilayah pesisir dan laut terpadu Teluk Bungus 2009.

Studi hidrologi dan sumberdaya air di Pulau-pulau Kecil 2009. Karakteristik pantai sebagai bahan pertimbangan penarikan sempadan

pantai 2009.

Sosialisasi Perangkat Perundangan Riset Kelautan dan Perikanan Dengan telah diundangkannya Undang-undang Perikanan Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan dimana dalam pasal 52 sampai dengan pasal 56 mengatur tentang Penelitian dan Pengembangan Perikanan, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 56 mengenai penyelenggaraan penelitian dan pengembangan perikanan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut , dengan telah diundangkannya Peraturan pemerintah Nomor 30 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penelitian dan pengembangan perikanan kedalam lembaran negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 55 pada tanggal 11 April 2008, maka perlu dilakukan sosialisai untuk memberikan informasi seluas-luasnya kepada seluruh stakeholder agar dapat memahami dan mentaati aturan/ketentuan dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan perikanan sehingga penyelenggaraan penelitian dan pengembangan perikanan dapat menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha perikanan agar lebih efektif, efisien,ekonomis, berdaya saing tinggi, ramah lingkungan, serta menghargai kearifan tradisi/budaya lokal. 2. Peningkatan Pemahaman Fenomena Alam, Karaketeristik,

Potensi, Distribusi dan Keanekaragaman Sumberdaya Perairan Riset Karakteristik Ekosistem Perairan Pada tahun 2009 riset karakteristik ekosistem perairan difokuskan pada perairan umum daratan seperti riset yang dilakukan di perairan Sungai Kampar dipilihnya tempat ini karena dibeberapa tempat telah mengalami over fishing seperti di Pelalawan, sehingga untuk menjaga kelestariannya diperlukan pengelolaan yang lebih baik. Selain itu ditinjau pula mengenai kondisi perairan di danau Moat Sulawesi Utara yang mengalami degradasi lingkungan, permasalahan timbul karena semakin banyaknya kegiatan di sekitar dan di Danau Moat yang mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan

Page 26: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-21

bahkan mengancam putusnya fungsi ekosistem danau. Penyelamatan Danau Moat harus segera dilakukan agar tidak terjadi kerusakan yang sangat parah sehingga berbagai kegiatan yang dilakukan disekitar atau didanau tidak merusak ekosistem dan keberadaan jenis ikan terutama ikan asli dan ekonomis dapat terus lestari.. Riset Karbon Laut Indonesia

Penelitian mengenai peran laut sebagai penyerap CO2 umumnya dilakukan di laut lepas / perairan dalam karena faktor volume air yang besar dan adanya stratifikasi termoklin untuk kepentingan penyerapan dan penyimpanan alami CO2. Namun demikian perairan pesisir juga berperan penting terhadap total budget karbon global karena menerima aliran karbon dan nutrien

yang cukup tinggi dari darat dan ekosistem lahan basah (wetland). Hasil penelitian yang difokuskan di wilayah Teluk Banten dapat simpulkan bahwa distribusi spasial parameter CO2 di Teluk Banten pada bulan Juli dan Agustus 2009 diduga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu input materi dari darat, pengaruh pasang surut dan pola oseanografi lokal, Perairan estuari / sungai cenderung berperan sebagai pelepas CO2 ke atmosfer karena tingginya materi anorganik dari sumber antropogenik, sedangkan perairan oseanik cenderung berperan sebagai penyerap CO2 dari atmosfer karena lebih dominannya aktivitas biologi serta parameter CO2 dapat diprediksi menggunakan data penginderaan jauh melalui parameter suhu dan klorofil yang merupakan produk data penginderaan jauh. Kajian dan Pemetaan Kewilayahan dan Kawasan Perairan Kegiatan dimulai dengan Kajian Wilayah Pengelolaan Perikanan pada tahun 2007. Kajian bertujuan untuk melengkapi dan melakukan penguatan WPP lama pada Kepmentan No.9995/Kpts/IK210/9/1999 tentang potensi sumberdaya ikan dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Penguatan dilakukan pada Luas WPP (terkait dengan Jumlah WPP menjadi 11), nama perairan mengikuti Publikasi IMO dan IHO serta penomoran sesuai dengan FAO. Selain itu pembuatan peta terdigitasi dengan koordinat yang jelas. Pada tahun berikutnya hasil kajian dilanjutkan menjadi Rancangan PerMen WPP melalui kegiatan Koordinasi Pertemuan Teknis WPP. Kegiatan ini diakhiri dengan verifikasi dan finalisasi Peta WPP yang dijadikan lampiran PerMen WPP RI.

Page 27: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-22

Riset Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan perlu diketahui karena di satu sisi sumberdaya merupakan salah satu modal dalam pembangunan kelautan dan perikanan, tetapi di sisi lain perlu diperhatikan bahwa sumberdaya memiliki keterbatasan dalam daya dukungnya. Dengan diketahuinya potensi sumberdaya, maka dapat ditentukan tingkat pemanfaatannya, agar dalam pengelolaannya kelestarian sumberdaya dapat terjaga. Kegiatan terkait yang dilakukan oleh BRKP pada tahun 2009 antara lain riset mengenai lingkungan sumber daya ikan (demersal dan pelagis ekonomis penting) dan sistem operasi penangkapan di Selat Malaka, Kondisi sumberdaya daerah asuhan ikan pada estuarin di bagian barat Pantura dan Teluk Lampung, Pendugaan stok ikan dan pengembangan teknologi penangkapan ikan yang sesuai CCRF (Code of Conduct For Responsible Fisheries) di Sungai Riau dan Jambi, penentuan tingkat degradasi lingkungan perairan Sungai Siak bagian hilir dengan Benthic Integrated Biotic Index dan biolimnologi dan hidrologi waduk kaskade Sungai Citarum, Jawa Barat. 3. Penyiapan Paket Teknologi Kelautan dan Perikanan Penguasaan dan Inovasi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan, tentunya memerlukan teknologi agar pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan dapat berlangsung secara efektif dan efisien, menguntungkan secara ekonomis, dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya. Dalam memberikan dukungan kelestarian sumberdaya maka telah dilakukan Riset

Aplikasi breakwater jenis karung geotekstil memanjang (KGM) di Pantai Eretan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Sasaran riset ini adalah rekomendasi desain pemasangan dan konstruksi untuk struktur Karung Geotekstil Memanjang sebagai pelindung pantai dari abrasi dan juga untuk menambah maju garis pantai yang sebelumnya mengalami kemunduran.

Page 28: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-23

Penguasaan dan Inovasi Teknologi Budidaya Perikanan

Riset budidaya perlu digalakkan mengingat trend hasil perikanan tangkap di dunia terus menunjukkan penurunan. Melalui riset budidaya perikanan, diharapkan mampu mengurangi usaha eksploitasi penangkapan sumberdaya ikan di alam, serta menjamin ketersediaan ikan diberbagai musim baik untuk tujuan

konsumsi maupun ikan hias. Riset budidaya perikanan antara lain mencakup teknologi pengelolaan lingkungan, domestifikasi, teknologi pakan alami dan buatan, penyediaan calon induk berkualitas, pemijahan, pembesaran, serta penanganan penyakit. Objek riset meliputi spesies finfish maupun non finfish yang hidup di air tawar, air payau, dan laut, seperti udang GIMacro, Nila Best, udang windu, lobster air tawar, ikan tuna, ikan cobia, ikan kuwe, serta kekerangan abalone dan rumput laut.

Penguasaaan dan Inovasi Teknologi Pemanfaatan, Peningkatan Nilai Tambah dan Keamanan Pangan Ikan untuk tujuan konsumsi hasil dari tangkapan maupun budidaya, tentunya memerlukan penanganan dan pengolahan sebelum siap untuk dikonsumsi. Kegiatan penanganan dan pengolahan pasca panen ini memerlukan dukungan riset dalam setiap tahapannya baik pananganan, pengolahan maupun pengawetan untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan nilai tambah dengan tetap menjaga keamanan pangan.

Pembuatan surimi patin

Selain itu dilakukan juga riset penanganan limbah perikanan, mengingat saat ini sisa hasil pengolahan masih menjadi sampah yang menimbulkan masalah bagi lingkungan. Melalui riset pemanfaatan limbah diharapkan mampu mendorong lahirnya paradigma baru yaitu bahwa limbah bukan merupakan sampah penyebab masalah, tetapi limbah merupakan sumberdaya yang mampu memberi nilai tambah bila diolah. Perekayasaan alat pengolah ikan yang tepat guna yang mudah diterapkan oleh para pengolah ikan terus dikembangkan. Berbagai riset pengembangan produk baru juga dilakukan dalam rangka melakukan diversifikasi produk untuk memberikan alternative pilihan kepada konsumen serta dukungan pada peningkatan konsumsi ikan.

Nila BEST hasil riset peneliti BRKP, yang terus dilakukan pemantapan teknologi

pembudidayaannya

Page 29: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-24

Penguasaan dan Inovasi Bioteknologi Kelautan dan Perikanan BRKP tidak hanya melakukan riset terhadap pemanfaatan sumberdaya hayati makroorganisme, tetapi juga tetap melanjutkan riset terhadap mikroorganisme perairan beserta produknya (enzim dan senyawa bioaktif) melalui serangkaian riset bioteknologi kelautan dan perikanan. Produk tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan obat, produk farmasi, makanan ataupun bahan industri lainnya. Penguasaan dan Inovasi Teknologi Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Sumberdaya kelautan dan perikanan tidak terlepas dari ancaman bahaya kelestariannya akibat eksploitasi sumberdaya yang tidak ramah lingkungan, serta adanya penurunan kualitas lingkungan akibat desakan populasi perkembangan manusia. Sumberdaya yang telah berada dalam kondisi kritis perlu dipulihkan kembali melalui penerapan riset dibidang pemacuan stok, konservasi dan rehabilitasi sumberdaya ikan dan lingkungan di laut dan perairan umum daratan. Riset ini terus dilakukan oleh BRKP sebagai bentuk dukungan terhadap kelestarian sumberdaya, demi tercapainya keseimbangan alam dan pemanfaatan sumberadaya yang berkelanjutan. Tahun 2009 telah dilakukan riset rehabilitasi sumberdaya ikan di berbagai perairan danau, pantai dan kepulauan diantaranya adalah : Riset pemacuan stok kepiting bakau (Scylla spp) di Pantai Mayangan, Kab. Subang– Jawa Barat, Riset pengkayaan stok teripang pasir (Holothuria scabra) di perairan Kepulauan Seribu, Evaluasi sistem konservasi Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Bio-ekologi dan potensi sumberdaya perikanan di Waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa Tengah, Penentuan tingkat degradasi lingkungan perairan Sungai Siak bagian hilir dengan Benthic Integrated Biotic Index dan Kajian kawasan konservasi laut bagi pemulihan stok ikan pelagis dan kemungkinan pergeseran dalam pengelolaannya. Penguasaan dan Inovasi Teknologi Kelautan

Pengembangan riset yang dilaksanakan oleh BRKP selama ini diprioritaskan pada program-program riset teknologi kelautan yang berorientasi aplikasi. Dalam pengamatan lingkungan laut, tentunya data-data yang direproduksi sangat penting untuk mengetahui berbagai fenomena dan pengolahan sumberdaya khususnya di lingkup kelautan dan perikanan sehingga data dan informasi

Aplikasi Sistem Observasi Lingkungan

Laut Terpadu berupa Buoy buatan BRKP

Page 30: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-25

yang diperlukan dalam aplikasi sistem observasi lingkungan laut terpadu secara optimal. Tersedianya secara kontinyu baik data fisik maupun kimia perairan. Aplikasi sistem informasi on-line terhadap data-data kelautan baik fisik maupun kimia yang dapat diakses secara bebas melalui situs website http://www.inagoosbuoy.net Penguasaan dan Inovasi Teknologi Observasi dan Mitigasi Bencana Perairan Lingkungan perairan mempunyai karakteristik yang sangat dinamis. Sehingga diperlukan pemantuan terus-menerus dalam memahami fenomena perairan yang dapat dijadikan dasar dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perairan secara optimal. Aplikasi teknologi observasi perairan yang terus dikembangkan oleh BRKP umumnya berlandaskan teknologi penginderaan jauh menginggat sangat luasnya perairan Indonesia. Salah satu bentuk pengusaan observasi tersebut adalah aplikasi teknologi pemantauan bencana perairan berupa pencemaran daerah pesisir. Datangnya bencana perairan baik karena faktor alam dan manusia sangat sulit untuk diprediksi, dan sulit pula untuk dicegah. Namun demikian masih terdapat kemungkinan untuk mengurangi dampak buruk yang diakibatkan. Salah satu usaha dalam mengurangi dampak tersebut, pada tahun 2009 BRKP telah melaksanakan riset perlindungan pantai terhadap resiko abrasi dan erosi. Dinamika Selat Karimata dan Selat Sunda

Kegiatan ini merupakan kerjasama riset

internasional (Indonesia-USA-China) secara

berseri selama tiga tahun yang diawali

akuisisi data pada tahun 2007 dengan

mengangkat dan memasukkan kembali 6

mooring di beberapa titik di Selat Karimata

Selat Sunda dan Samudera Hindia. Pada

tahun 2009 ini telah dilakukan 3 kali cruise

dengan masing-masing 1 kali cruise untuk

kegiatan "The Java Upwelling Variations and Impacts on seasonal Fish

Migration" dan 2 kali cruise untuk kegiatan “South China Sea and Indonesian

Seas Transport/Exchange (SITE) and Impacts on Seasonal Fish Migration”.

Pada pelayaran pertama di bulan Agustus untuk kegiatan “South China Sea

and Indonesian Seas Transport/Exchange (SITE) and Impacts on Seasonal

Fish Migration” ini telah direcovery sebanyak 3 buah mooring di Selat

Karimata dengan rincian kepemilikan mooring adalah 2 buah mooring milik

LDEO-Amerika dan 1 buah mooring milik FIO-Cina. Sedangkan di perairan

Page 31: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-26

Selat Sunda telah direcovery sebanyak 2 buah mooring masing-masing miliki

LDEO-Amerika dan FIO-Cina.

4. Penyiapan Rekomendasi dan Analisis Pelaksanaan Kebijakan

Pembangunan Kelautan Perikanan Riset dan Analisis Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Pembangunan kelautan dan perikanan adalah salah satu bidang pembangunan yang strategis yang menyangkut aspek ekonomi, ekologi, sosial dan juga aspek hankamnas. Oleh karena itu sudah seharusnya jika setiap kebijakan yang menyangkut pembangunan kelautan dan perikanan diproses melalui kajian dan analisis ilmiah dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan serta didukung oleh data dan informasi kelautan yang memadai. Dalam rangka memberikan dukungan kebijakan kelautan dan perikanan, maka pada tahun 2009 telah dilakukan riset mengenai analisis kebijakan yang meliputi bidang perikanan tangkap, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan laut di Indonsia (WPP I dan WPP II), pemacuan sumberdaya ikan di perairan umum daratan, perikanan budidaya, pengolahan produk perikanan, sosial ekonomi perikanan serta konservasi perikanan. Riset, Analisis dan Pemodelan Sosial Budaya, Kelembagaan, Dinamika Pengelolaan Sumberdaya dan Industri Kelautan dan Perikanan Pembangunan kelautan dan perikanan merupakan pembangunan yang berbasis pada masyarakat. Kondisi sosio-antropologi masyarakat akan sangat berpengaruh pada pencapaian sasaran pembangunan kelautan dan perikanan tersebut. Riset terkait yang telah dilakukan BRKP pada tahun 2009, antara lain riset Panel Perikanan Nasional (PANELKANAS) yang mengkaji basis data sosial ekonomi kelautan dan perikanan secara mikro (karakteristik rumah tangga, dinamika rumah tangga, dinamika usaha) pada berbagai tipologi perikanan (perikanan tangkap laut, perikanan budidaya, perikanan perairan umum daratan, dan produk kelautan). 5. Pemacuan Penyebaran dan Pemanfaatan Hasil Riset Pengelolaan Data Ilmiah kelautan dan Perikanan Nasional Setiap kegiatan keilmiahan di bidang Kelautan dan Perikanan, akan menghasilkan luaran langsung berupa data yang dapat diolah lebih lanjut menjadi informasi. Data dan informasi yang telah dihasilkan memerlukan pengelolaan mulai dari tahap penyimpanan, perindungan, pengolahan, hingga pengiriman kepada pihak yang memerlukan. Data yang diperoleh dari

Page 32: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-27

kegiatan ilmiah dapat memberikan gambaran informasi mengenai sumberdaya kelautan dan perikanan. Data tersebut dapat menjadi dasar dalam pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan.

Kegiatan yang secara kontinu dilakukan oleh BRKP dalam pengelolaan data dan informasi ilmiah kelautan dan perikanan adalah kegiatan akuisisi data satelit NOAA-AVHRR yang diterima di stasiun bumi yang berada dibawah pengelolaan Balai Riset dan Observasi Kelautan di Perancak-Kab. Jembrana- Bali. Data satelit NOAA-AVHRR yang diterima di stasiun bumi berupa citra yang menggambarkan parameter oseanografi khususnya suhu permukaan laut. Satelit NOAA-AVHRR mampu mengukur suhu permukaan laut dengan resolusi spasial 1,1 km dan resolusi temporal dua kali sehari. Selain suhu permukaan laut, parameter oseanografi lain yang dapat diukur adalah sebaran konsentrasi klorofil-a yang dipantau melalui satelit oseanografi seperti OCTS, CZCS, SeaWiFs, dan MODIS (Terra dan Aqua). Berbagai parameter oseanografi yang dihasilkan dari satelit oseanografi tersebut dapat digunakan untuk mendukung observasi terhadap dinamika oesanografi perairan Indonesia. Fenomena dinamika oseanografi tersebut dapat digunakan untuk menduga kesuburan perairan suatu wilayah, sehingga dalam aplikasinya dapat digunakan untuk pendugaan lokasi penangkapan ikan pelagis.

Selain itu, data indikator kinerja makro pembangunan kelautan perikanan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan indikator kinerja makro tersebut adalah pendekatan DPSIR (Driving-forces, Pressure, States, Impact and Response), yang dikelompokkan ke dalam lima indikator kinerja yaitu: (1) kelompok indikator pengarah (driving-forces), (2) indikator tekanan (pressure), (3) indikator kondisi (states), (4) indikator dampak (impact) dan (5) indikator respon (responses). Sedangkan untuk mengetahui tingkat ketergantungan suatu daerah terhadap sektor kelautan dan perikanan, dilakukan analisis FDR (Fisheries Dependent Region) yang menghitung indeks FDR melalui perhitungan (1) Rasio jumlah nelayan laut, nelayan perairan umum dan pembudidaya terhadap total penduduk tiap propinsi, (2) Rasio jumlah nelayan laut, nelayan perairan umum dan pembudidaya terhadap total tenaga kerja tiap propinsi, (3) Rasio jumlah hasil tangkapan ikan dan produksi budidaya perikanan terhadap produksi total perikanan tiap propinsi, (4) Rasio jumlah kapal ikan nelayan laut dan nelayan perairan umum terhadap total kapal ikan yang ada pada tiap propinsi, (5) Rasio kontribusi sektor perikanan yang diperoleh dari rasio antara produk domestik bruto perikanan terhadap produk domestik bruto, dan (6) Rasio jumlah tenaga kerja sektor pengolahan hasil perikanan terhadap jumlah tenaga kerja sektor perikanan. Dari data potensial dan informasi mengenai indikator kinerja yang terkumpul menghasilkan indikator kinerja makro pembangunan kelautan dan perikanan

Page 33: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-28

utama, yang terdiri dari 1) Potensi lingkungan dan sumber daya perairan laut, pesisir dan pulau-pulau kecil, 2) Potensi dan lingkungan sumber daya perairan umum daratan, 3) Laju penambahan jumlah sarana produksi di sektor kelautan dan perikanan (private sector), 4) Laju pendapatan per kapita sektor kelautan dan perikanan, 5) Perkembangan kontribusi sektor kelautan dan perikanan pada PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) total, 6) Nilai tambah produk kelautan dan perikanan. Berdasarkan indikator terpilih maka diperlukan ketersediaan data secara kontinyu sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan.

Diseminasi dan Penyebarluasan Hasil Riset Pembangunan kelautan dan perikanan adalah pembangunan yang padat ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hingga saat ini banyak inovasi teknologi kelautan dan perikanan yang dihasilkan oleh BRKP yang penting untuk disebarluaskan dan diterapkan pada masyarakat. Penyerapan dan pemanfatan hasil riset oleh masyarakat selain menciptakan kemandirian bangsa di bidang IPTEK juga mendorong para peneliti untuk terus berkarya. Diseminasi dan penyebarluasan hasil riset merupakan langkah strategis dalam rangka mempercepat pemanfaatan hasil riset untuk memajukan masyarakat mina bahari dan meningkatkan kemandirian IPTEK bangsa Indonesia untuk itu BRKP memfasilitasi upaya ini dengan mengikuti berbagai event untuk dapat mempromosikan hasil-hasil risetnya. Upaya lain untuk menyebarluaskan teknologi yang dihasilkan BRKP adalah melalui media cetak (diantaranya pembuatan peta fishing ground, paket teknologi), dan percontohan penerapan teknologi perikanan di lahan masyarakat (IPTEKMAS).

Pelayanan Jasa dan Hasil Riset Kelautan dan Perikanan Suatu hasil riset akan dikatakan berhasil jika dapat bernilai komersial dan dimanfaatkan oleh dunia usaha. Selain itu suatu hasil riset juga didorong untuk memperoleh paten yang bernilai komersial jika dimanfaatkan. Sementara itu pembentukan Sentra HKI juga diharapkan dapat memacu dan memfasilitasi peneliti untuk menghasilkan riset yang dapat dipatenkan. Disamping itu BRKP terus menggali dan meningkatan potensi PNBP terutama yang bersumber dari penerimaan umum dan penerimaan fungsional antara lain pendapatan penjualan hasil peternakan dan perikanan, pendapatan jasa riset, jasa data dan informasi hasil riset, hasil kegiatan riset, konsultasi ilmiah dan layanan perpustakaan. Disamping itu dilakukan kerjasama riset luar dan dalam negeri yang dapat meningkatkan PNBP dan alih teknologi serta memacu pengembangan IPTEK.

Page 34: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-29

Pemantauan Pemanfaatan Hasil Riset Sejalan perkembangan zaman, gaung tuntutan keterbukaan yang diteriakkan oleh semua pihak makin menggema. Pertanggung jawaban dan akuntabilitas merupakan dua kata yang tak dapat dipisahkan dari tuntutan keterbukaan tadi. Pada kondisi seperti ini, pihak yang dituntut membutuhkan piranti yang dapat digunakan untuk memenuhi tuntutan tersebut. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah pemantauan dan pemanfaatan hasil riset melalui model Monitoring dan Evaluasi (M&E) yang sederhana, gampang digunakan tetapi ampuh untuk mengumpulkan data empiris yang valid sehingga obyektifitas kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan. M&E yang dikembangkan dilingkup Badan Riset kelautan dan Perikanan dilakukan secara berkala, berjenjang dan terpadu.

B. RENCANA KINERJA

Badan Riset Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009 mempunyai Rencana Kinerja yang terdiri dari sasaran, indikator dan target tahun 2009. Target ditetapkan untuk indikator kinerja, baik indikator kinerja tingkat sasaran maupun indikator kinerja tingkat kegiatan (input, output, outcome). Rencana Kinerja tahun 2009 dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 2.5 Rencana Kinerja BRKP Tahun 2009

Tujuan Sasaran Strategis Indikator Satuan Target 2009

1.1 Meningkat kan kualitas dan daya dukung sumberdaya riset kelautan dan perikanan

1.1.1 Tersedianya sumberdaya riset yang berkualitas dicirikan oleh SDM yang profesional, sarana dan prasarana riset berkualitas Sistem manajemen riset yang akuntabel serta kelembagaan riset Yang handal dengan kemampuan melayani pemangku kepentingan secara luas

Peningkatan pegawai yang kompeten

% 35

Jangkauan pelayanan riset

% 80

Kecukupan sarana prasarana riset

% 80

Ketersediaan perangkat peraturan

% 80

Page 35: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-30

Tujuan Sasaran Strategis Indikator Satuan Target 2009

2.1 Penyelenggaraan Riset dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan

2.1.1 Terungkapnya fenomena alam didukung oleh tersedianya data dan informasi ilmiah yang komprehensif dan berkesinambungan tentang ekosistem dan keanekaragaman sumberdaya perairan

Ketersediaan data dasar ekosistem perairan

paket 4

Ketersediaan data karakteristik dan dinamika oseanografi

paket 4

Ketersediaan data karakteristik/batas wilayah pesisir dan laut

paket 2

Ketersediaan data dan informasi dinamika laut atmosfer Indonesia

paket 1

Ketersediaan data potensi sumberdaya perikanan

paket 33

Ketersediaan data dan informasi plasma nutfah dan keragaman hayati

paket 4

2.2 Meningkat kan penguasaan IPTEK, rekayasa dan instrumen kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara lestari dan bertanggung jawab

2.2.1 Meningkatnya temuan hasil riset, penguasaan dan pengembangan IPTEK yang menunjang pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan

Jumlah temuan teknologi pengelolaan kelautan dan perikanan

paket 12

Jumlah temuan teknologi budidaya perikanan yang dihasilkan

paket 28

Jumlah temuan teknologi peningkatan nilai tambah hasil perikanan yang ditemukan

paket 1

Jumlah temuan bioteknologi kelautan dan perikanan yang dihasilkan

paket 4

Jumlah temuan teknologi penagkapan ikan

paket 3

Jumlah temuan teknologi kelautan dan perikanan

paket 10

Page 36: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Perencanaan-31

Tujuan Sasaran Strategis Indikator Satuan Target 2009

2.2 Meningkatkan penguasaan IPTEK, rekayasa dan instrumen kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara lestari dan bertanggung jawab

2.2.2 Meningkatnya hasil riset dan analisis sisitem sosial,ekonomi,budaya,hukum dan IPTEK untuk menunjang perumusan kebijakan pembangunan Kelautan dan Perikanan secara berkelanjutan

Jumlah analisis ilmiah bagi kebijakan kelautan dan perikanan

Paket 15

Jumlah prototipe untuk pengembangan sosial budaya, kelembagaan, dinamika pengelolaan sumberdaya dan industri kelautan dan perikanan

paket 7

3.1 Memasyarakatkan pemanfaatan hasil riset dan IPTEK kepada pemangku kepentingan Kelautan dan Perikanan

3.1.1. Meluasnya penyebaran dan pemanfaatan hasil riset dan IPTEK oleh para pemangku kepentingan Kelautan dan Perikanan

Jumlah publikasi ilmiah

paket 18

Jumlah pertemuan ilmiah

kegiatan 83

Model penerapan IPTEK kelautan dan perikanan

paket 14

Kerjasama antar lembaga

paket 30

Page 37: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -32

B A B III : AKUNTABILITAS KINERJA

A. INDIKATOR KINERJA

Kelompok indikator kinerja yang digunakan adalah indikator kinerja input, output dan outcome. Keseluruhan kelompok indikator kinerja tersebut telah dapat dirumuskan, walaupun untuk indikator kinerja outcome belum seluruhnya dapat diukur tingkat pencapaiannya. Indikator kinerja input yang digunakan adalah dana dengan satuan rupiah dan tenaga kerja/SDM dengan satuan orang. Indikator output yang digunakan bervariasi tergantung pada jenis sasaran yang ditetapkan. Sesuai dengan sasaran strategis maka indikator kinerja yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Indikator Sasaran Strategis BRKP Tahun 2009

Tujuan Sasaran Strategis Indikator Sat Target 2009

1.1

Meningkatkan kualitas dan daya dukung sumberdaya riset kelautan dan perikanan Meningkatkan kualitas dan daya dukung sumberdaya riset kelautan dan perikanan

1.1.1

Tersedianya sumberdaya riset yang berkualitas dicirikan oleh SDM yang profesional, sarana dan prasarana riset berkualitas Sistem manajemen riset yang akuntabel serta kelembagaan riset yang handal dengan kemampuan melayani pemangku kepentingan secara luas

Peningkatan pegawai yang kompeten

% 35

Jangkauan pelayanan riset

% 80

Kecukupan sarana prasarana riset

% 80

Ketersediaan perangkat peraturan

% 80

2.1

Mengungkapkan fenomena alam, karakteristik lingkungan, fungsi ekosistem dan keanekaragaman sumberdaya kelautan dan perikanan

2.1.1 Terungkapnya fenomena alam didukung oleh tersedianya data dan informasi ilmiah yang komprehensif dan berkesinambungan tentang ekosistem dan kenaneka ragaman sumberdaya perairan

Ketersediaan data dasar ekosistem perairan

paket 4

Ketersediaan data karakteristik dan dinamika oseanografi

paket 4

Ketersediaan data karakteristik/batas wilayah pesisir dan laut

paket 2

Page 38: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -33

Tujuan

Sasaran Strategis Indikator Sat Target 2009

Ketersediaan data dan informasi dinamika laut atmosfer Indonesia

paket 1

Ketersediaan data potensi sumberdaya perikanan

paket 33

Ketersediaan data dan informasi plasma nutfah dan keragaman hayati

paket 4

2.2 Meningkatkan penguasaan IPTEK, rekayasa dan instrumen kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara lestari dan bertanggung jawab

2.2.1 Meningkatnya temuan hasil riset, penguasaan dan pengembangan IPTEK yang menunjang pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan

Jumlah temuan teknologi pengelolaan kelautan dan perikanan

paket 12

Jumlah temuan teknologi budidaya perikanan yang dihasilkan

paket 28

Jumlah temuan teknologi peningkatan nilai tambah hasil perikanan yang dihasilkan

paket 1

Jumlah temuan bioteknologi kelautan dan perikanan yang dihasilkan

paket 4

Jumlah temuan teknologi penangkapan ikan

paket 3

Page 39: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -34

Tujuan

Sasaran Strategis Indikator Sat Target 2009

Jumlah temuan teknologi kelautan dan perikanan

paket 10

2.2 Meningkatkan penguasaan IPTEK, rekayasa dan instrumen kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara lestari dan bertanggung jawab

2.2.2. Meningkatnya hasil riset dan analisis sisitem sosial,ekonomi,budaya,hukum dan IPTEK untuk menunjang perumusan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan

Jumlah analisis ilmiah bagi kebijakan kelautan dan perikanan

paket 15

Jumlah prototipe untuk pengembangan sosial budaya, kelembagaan, dinamika pengelolaan sumberdaya dan industri kelautan dan perikanan

paket 7

3.1 Memasyarakatkan pemanfaatan hasil riset dan IPTEK kepada pemangku kepentingan kelautan dan perikanan

3.1.1. Meluasnya penyebaran dan pemanfaatan hasil riset dan IPTEK oleh para pemangku kepentingan kelautan dan perikanan

Jumlah publikasi ilmiah

paket 18

Jumlah pertemuan ilmiah

keg 83

Model penerapan IPTEK kelautan dan perikanan

paket 14

Kerjasama antar lembaga

paket 30

B. CAPAIAN KINERJA SASARAN

Badan Riset Kelautan dan Perikanan berdasarkan hasil capaian kinerja tahun 2009 dapat melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan kepada organisasi yang tercermin dari tercapainya 5 (lima) sasaran strategis sesuai target tahun 2009

Page 40: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -35

Tabel 3.2

Pencapaian Sasaran Strategis BRKP Tahun 2009

No Sasaran Strategis Tercapai Belum

Tercapai Secara Optimal

1 Tersedianya sumberdaya riset yang berkualitas dicirikan oleh SDM yang profesional, sarana dan prasarana riset berkualitas, sistem manajemen riset yang akuntabel serta kelembagaan riset yang handal dengan kemampuan melayani pemangku kepentingan secara luas

V

2 Terungkapnya fenomena alam didukung oleh tersedianya data dan informasi ilmiah yang komprehensif dan berkesinambungan tentang ekosistem dan kenaneka ragaman sumberdaya perairan.

V

3 Meningkatnya temuan hasil riset, penguasaan dan pengembangan IPTEK yang menunjang pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan

V

4 Meningkatnya hasil riset dan analisis sistem sosial, ekonomi, budaya, hukum dan IPTEK untuk menunjang perumusan kebijakan pembangunan Kelautan dan Perikanan

V

5 Meluasnya penyebaran dan pemanfaatan hasil riset dan IPTEK oleh para pemangku kepentingan Kelautan dan Perikanan

V

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Dana yang dianggarkan dan direalisasikan untuk mewujudkan pencapaian misi yang telah ditetapkan dapat dirinci sebagaimana tabel berikut :

Tabel 3.3 Akuntabilitas Keuangan BRKP Tahun 2009 Masing-Masing Misi

No. S A S A R A N Target (Rp)

Realisasi (Rp)

%

1 Tersedianya sumberdaya riset yang berkualitas dicirikan oleh SDM yang profesional, sarana dan prasarana riset berkualitas, sistem manajemen riset yang akuntabel serta kelembagaan riset yang handal dengan kemampuan melayani pemangku kepentingan secara luas

107.480.616.000

98.961.633.299

92.07

Page 41: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -36

No. S A S A R A N Target (Rp)

Realisasi (Rp)

%

2 Terungkapnya fenomena alam didukung oleh tersedianya data dan informasi ilmiah yang komprehensif dan berkesinam bungan tentang ekosistem dan keanekaragaman sumber daya perairan

14.912.188.000

13.040.938.346

87.45

3 Meningkatnya temuan hasil hidup, penguasaan dan pengembangan IPTEK yang menunjang pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan

20.119.595.000

19.333.762.228

96.09

4

Meningkatnya hasil riset dan analisis sistem sosial, ekonomi, budaya,hukum dan IPTEK untuk menunjang perumusan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan

6.286.045.000

5.572.663.197

88.65

5 Meluasnya penyebaran dan pemanfaatan hasil riset dan IPTEK oleh para pemangku kepentingan kelautan dan perikanan

45.175.361.000

40.885.675.760

90.50

TOTAL

193.973.805.000

177.410.616.656 91.46

Anggaran pelaksanaan riset di lingkungan BRKP saat ini sebagian besar berasal dari APBN. Namun demikian terbuka peluang untuk menggali sumber-sumber pendanaan di luar APBN melalui kegiatan kerja sama, pelayanan jasa riset, komersialisasi produk kegiatan riset dengan mekanisme PNBP.

D. AKUNTABILITAS KINERJA

Dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2009, BRKP menjalankan tugas dan fungsinya untuk melaksanakan riset strategis di bidang kelautan dan perikanan. Hal ini diwujudkan dalam perumusan visi dan misi yang dituangkan dalam rencana strategis selama kurun waktu 5 (lima) tahun (2005-2009). Rencana strategis ini mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Sesuai dengan hasil capaian kinerja tahun 2009, dari perhitungan pencapaian sasaran diperoleh nilai sebesar 91.46 % sebagaimana dalam tabel berikut :

Page 42: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -37

Tabel 3.4

Pengukuran Pencapaian Sasaran BRKP tahun 2009

Sasaran Strategis Indikator Satuan Target 2009

Realisasi

% Pencapa

ian Target

1.1.1 Tersedianya sumberdaya riset yang berkualitas dicirikan oleh SDM yang profesional, sarana dan prasarana riset berkualitas, sistem manajemen riset yang akuntabel serta kelembagaan riset yang handal dengan kemampuan melayani pemangku kepentingan secara luas

Peningkatan pegawai yang kompeten

% 35 34 97%

Jangkauan pelayanan riset

% 80 80 100

Kecukupan sarana prasarana riset

% 80 80 100

Ketersediaan perangkat peraturan

% 80 80 100

2.1.1 Terungkapnya fenomena alam didukung oleh tersedianya data dan informasi ilmiah yang komprehensif dan berkesinambungan tentang ekosistem dan kenaneka ragaman sumberdaya perairan

Ketersediaan data dasar ekosistem perairan

paket 4 4 100

Ketersediaan data karakteristik dan dinamika oseanografi

paket 4 4 100

Ketersediaan data karakteristik/ batas wilayah pesisir dan laut

paket 2 2 100

Ketersediaan data dan informasi dinamika laut atmosfer Indonesia

paket 1 1 100

Ketersediaan data potensi sumberdaya perikanan

paket 33 32 97

Page 43: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -38

Sasaran Strategis Indikator Satuan Target 2009

Realisasi

% Pencapa

ian Target

Ketersediaan data dan informasi plasma nutfah dan keragaman hayati

paket 4 4 100

2.2.1 Meningkatnya temuan hasil riset, penguasaan dan pengembangan IPTEK yang menunjang pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan

Jumlah temuan teknologi pengelolaan kelautan dan perikanan

paket 12 12 100

Jumlah temuan teknologi budidaya perikanan yang dihasilkan

paket 28 26 93

Jumlah temuan teknologi peningkatan nilai tambah hasil perikanan yang ditemukan

paket 1 1 100

Jumlah temuan bioteknologi kelautan dan perikanan yang dihasilkan

paket 4 4 100

Jumlah temuan teknologi penagkapan ikan

paket 3 3 100

Jumlah temuan teknologi kelautan dan perikanan

paket 10 10 100

Page 44: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -39

Sasaran Strategis Indikator Satuan Target 2009

Realisasi

% Pencapa

ian Target

2.2.2 Meningkatnya hasil riset dan analisis sisitem sosial, ekonomi, budaya, hukum dan IPTEK untuk menunjang perumusan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan

Jumlah analisis ilmiah bagi kebijakan kelautan dan perikanan

paket 15 15 100

Jumlah prototipe untuk pengembangan sosial budaya, kelembagaan, dinamika pengelolaan sumberdaya dan industri kelautan dan perikanan

paket 7 7 100

3.1.1 Meluasnya penyebaran dan pemanfaatan hasil riset dan IPTEK oleh para pemangku kepentingan Kelautan dan Perikanan

Jumlah publikasi ilmiah

paket 18 18 100

Jumlah pertemuan ilmiah

keg 83 83 100

Model penerapan IPTEK kelautan dan perikanan

paket 14 14 100

Kerjasama antar lembaga

paket 30 30 100

E. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA

Evaluasi merupakan suatu bentuk analisis efektivitas dan efisiensi kinerja melalui perbandingan antara kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan ataupun kinerja pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu, evaluasi kinerja digunakan sebagai gambaran atas capaian realisasi kinerja sekaligus menyampaikan kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi untuk perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Bagian ini akan memaparkan analisis dan evaluasi sesuai dengan sasaran strategis yang tertuang dalam Rencana Strategis Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Dalam evaluasi kinerja perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan dan program serta strategi pemecahan masalah yang telah dan akan

Page 45: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -40

dilaksanakan. Pengukuran evaluasi kinerja dilakukan dengan membandingkan tingkat capaian terhadap kinerja yang direncanakan serta kinerja pada tahun-tahun sebelumnya. Sesuai dengan Rencana Strategis Tahun 2005 - 2009, BRKP telah menetapkan 3 misi yaitu :

I. Pengembangan Kapasitas dan Kompetensi Sumberdaya

Riset Kelautan dan Perikanan Strategis yang ditempuh oleh BRKP untuk dapat menghasilkan produk riset, IPTEK dan rekayasa kelautan dan perikanan yang berkualitas adalah dengan memperkuat kapasitas dan daya dukung sumberdaya riset terlebih dahulu serta memeliharanya secara berkelanjutan. Oleh karena itu pada tahun-tahun awal dibentuknya organisasi litbang (BRKP) dalam rangka pengembangan kapasitas dan daya dukung sumberdaya riset kelautan dan perikanan BRKP masih banyak melakukan pengembangan sarana-prasarana penunjang riset, sumberdaya manusia (SDM) riset, maupun peningkatan kelembagaan. Pengembangan kapasitas dan kompetensi sumberdaya riset kelautan dan perikanan, bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya dukung sumberdaya riset kelautan dan perikanan. Kebijakan yang ditempuh guna memperkokoh daya dukung sumberdaya riset melalui pengelolaan dan pengembangan SDM, sarana dan prasarana, sistem manajemen dan kelembagaan riset sesuai kebutuhan sekarang dan masa depan dengan sasaran tersedianya SDM yang kompeten dan profesional, sarana dan prasarana riset terakreditasi, sistem manajemen yang efisien, efektif dan akuntabel serta kelembagaan riset dengan kemampuan melayani riset secara optimal. Dalam hal ketersediaan tenaga fungsional dan profesional, BRKP telah mencapai target yang telah ditetapkan. Dari target persentase jumlah tenaga fungsional dan profesional sebesar 30 % pada tahun 2006 tercapai sebesar 28,45 % atau tingkat pencapaian target sebesar 94,83 %. Sementara untuk tahun 2007 target yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja sebesar 30% tercapai sebesar 30,94% atau tingkat pencapaiannya sebesar 103,13%. Sedangkan untuk tahun 2008 target yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja sebesar 35% tercapai sebesar 33,05%, melihat trend yang ada maka untuk tahun 2009 ditargetkankan persentase jumlah tenaga fungsional diharapkan dapat mencapai 35% dan terrealisasi sebesar 36,26% atau tingkat pencapaiannya sebesar 104% Analisis terhadap capaian dari indikator ketersediaan tenaga fungsinal dan profesional sebagai berikut : berdasarkan kondisi sumberdaya manusia dalam kurun waktu 2001 - 2009, jumlah SDM terus

Page 46: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -41

mengalami peningkatan dengan total pegawai pada tahun 2009 mencapai 1.301 orang. Komposisi tenaga fungsional dalam kurun waktu 2001 – 2009 tergambar dalam grafik berikut :

Gambar 3.1 Grafik Kompisisi tenaga fungsional tahun 2001 – 2009

Komposisi tenaga fungsional dalam kurun waktu 2001 – 2009 tergambar dalam grafik (atas) Kondisi saat ini menunjukkan dari segi jumlah tenaga fungsional mengalami kenaikan dari

tahun sebelumnya (bawah).

336 315 304 297 293 311358

412 439

452

558

661 651

731782 799 773

862

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Fungsional Non Fungsional Total

42,64

36,08

31,50 31,33

28,61 28,45

30,94

34,77

34

25,00

27,00

29,00

31,00

33,00

35,00

37,00

39,00

41,00

43,00

45,00

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Page 47: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -42

Ketersediaan Tenaga Fungsional dan Profesional.

0

200

400

600

800

1000

1200

1400JU

ML

AH

PE

GA

WA

I

TAHUN

Jumlah Pegaw ai 1024 1093 1157 1182 1301

2005 2006 2007 2008 2009

Gambar 3.2 Perkembangan jumlah SDM tahun 2001-2009 Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam mendukung pelaksanaan riset strategis kelautan dan perikanan. Hingga saat ini, BRKP terus berupaya untuk meningkatan SDM baik dari segi kuantitas dan kualitas.

Peningkatan jenjang karir melalui pembinaan dan diklat fungsional merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas SDM. Peningkatkan bidang kepakarannya terus dipacu melalui program pendidikan gelar dan non gelar, pemberian penghargaan dan pengukuhan profesor riset. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan : - Diklat Jangka Panjang. Dalam kurun waktu 2005 – 2009,

jumlah pegawai yang mengambil program pendidikan S2/S3 mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Peningkatan tersebut dipengaruhi adanya program pengembangan kompetensi yang dilaksanakan mulai tahun 2006 dengan mengirimkan pegawai sebanyak 25 orang dan tahun 2007 mengirimkan 26 orang. Pada tahun 2008 jumlah penerima beasiswa dalam negeri berjumlah 14 orang untuk menempuh jenjang pendidikan S2 dan S3 di Perguruan Tinggi dalam negeri. Petugas belajar yang menempuh pendidikan di luar negeri pada tahun 2008 sebanyak 6 orang (5 orang SK masih dalam proses). Jumlah petugas belajar S2 dan S3 yang masih menjalani pendidikan program beasiswa luar negeri pada tahun 2008 sebanyak 23 orang. Beasiswa-beasiswa tersebut diperoleh dari BRKP yang mulai tahun 2009 dilimpahkan pada BPSDMKP, BPSDMKP, Departemen Pendidikan Nasional, Pemerintah China, DAAD, ADS (Australia), Monbukagakusho (Jepang), United Nations University (Jerman), CLS Argos, ACIAR JAF, STUNED, European Commision, DFG, NESO dan Utrecht University.

- Diklat Jangka Pendek. Sejak tahun 2004, BRKP telah

memprogramkan beberapa kegiatan peningkatan SDM dalam bentuk diklat jangka pendek yang mendukung pelaksanaan tupoksi

Page 48: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -43

dalam pelaksanaan riset strategis. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain :

Tabel 3.5

Jenis Kegiatan dan Jumlah Peserta dalam Kaitannya dengan Peningkatan Sumberdaya Manusia BRKP tahun 2006-2009

No Jenis Kegiatan/Diklat Tahun 2006

Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

1 Kursus peningkatan kemampuan bahasa Inggris

30 29 - 6

2 Workshop penulisan karya ilmiah 80 - - -

3 Pembinaan CPNS 84 68 -

4 Diklat fungsional calon peneliti 52 61 20 37

5 Bimtek analisis kompetensi jabatan struktural

30 30 - -

6 Diklat Sekretaris 0 2 -

7 Diklat legal drafting perundang-undangan

10

Pengajuan SK fungsional untuk pengangkatan pertama pada tahun 2009 adalah 31 orang. - Pembinaan Tenaga Fungsional. Kegiatan pembinaan tenaga

fungsional dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi, bimbingan teknis dan penilaian berkas usulan. Kegiatan pembinaan tenaga fungsional difokuskan pada pembinaan jabatan peneliti dan teknisi litkayasa. Untuk jabatan fungsional calon peneliti sampai dengan tahun 2009, dari 170 orang yang sudah mengikuti diklat fungsional calon peneliti, 94 orang telah memperoleh SK pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional peneliti, 76 orang calon peneliti masih dalam proses pengusulan, 69 orang diantaranya telah mendapatkan PAK (penetapan angka kredit) dari TPP (Tim Penilai Pusat) LIPI, dan sisanya masih dalam proses pengumpulan berkas-berkas sehingga proses pengusulannya belum dilanjutkan. Sejak tanggal 1 Mei 2008 BRKP diberi kewenangan untuk memberikan penilaian dan penetapan angka kredit sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 433/D/2008 Tentang Pemberian Kewenangan Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Peneliti. Jangka waktu pemberian kewenangan tersebut berlaku dua tahun terhitung mulai tanggal 1 Mei 2008 sampai dengan tanggal 30 April 2010.

- Pengukuhan Profesor Riset. Sejak tahun 2005, BRKP

melaksanakan kegiatan Pengukuhan Profesor Riset bagi para peneliti yang telah mencapai jenjang jabatan Ahli Peneliti Utama yang telah melaksanakan Orasi Ilmiah dan menduduki pangkat/golongan Pembina Utama (IV/e). Dan mulai tahun 2009 pengukuhan peneliti utama sebagai Profesor Riset harus berpendidikan S3. Saat ini peneliti yang telah dikukuhkan sebagai

Page 49: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -44

Profesor Riset sebanyak 15 orang dengan bidang keahlian sebagai berikut :

Tabel 3.6

Jumlah dan Bidang Kepakaran Profesor Riset Lingkup BRKP No Bidang Kepakaran Jumlah 1 Budidaya Perikanan 4 2 Biologi Perikanan 3 3 Pasca Panen Perikanan 4 4 Geografi/remote sensing 1 5 Sumberdaya dan

Lingkungan/Perairan 3

Gambar 3.3: Professor Riset BRKP. Dari kiri ke kanan : Prof. Dr.Ir. Ngurah Nyoman Wiadnyana, DEA, Prof.Dr.Ir. Subhat Nurhakim, MS, Prof.Dr.Ir. Achmad Sudradjat, Dr.Gellwynn Jusuf (Ka BRKP), Fadel Muhammad (Menteri Kelautan dan Perikanan), Prof.Dr. M. Fatuchri Sukadi dan Istri, 3 profesor dari LIPI, Prof.Dr. Rosmawati P, Prof.Dr. Endang S. Heruwati,dan Prof.Dr. Hari Eko Irianto (Gambar atas) ; Pengukuhan Prof.Dr. M. Fatuchri Sukadi oleh Kepala LIPI (Kiri bawah) ; Foto bersama Prof.Dr. M. Fatuchri Sukadi bersama Menteri Kelautan dan Perikanan (kanan bawah)

Ketersediaan Sarana Prasarana Kerja dan Peningkatan Akreditasi Laboratorium Riset

Dalam rangka peningkatan daya dukung sarana dan prasarana riset maka BRKP telah melaksanakan pembangunan fisik dan pengadaan fasilitas riset di seluruh unit kerja yang ada. Beberapa prasarana fisik yang telah ada, antara lain: Gedung Pusat BRKP di Ancol, Gedung Pusat Riset Perikanan Budidaya di Pasar Minggu, Laboratorium Bioteknologi Kelautan dan Perikanan - Slipi, Gedung Kantor dan Laboratorium Riset Balai Riset Perikanan Perairan Umum di Mariana - Palembang, Gedung Balai Riset dan Observasi Kelautan di Perancak - Jembrana Bali, Gedung Kantor dan Laboratorium Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Air Tawar - Sukamandi, Gedung Kantor dan Laboratorium Loka Riset Pemacuan Stok Ikan - Jatiluhur, Pembangunan Hatchery Riset Perbenihan Perikanan Air Payau di desa Siddo Kabupaten Barru-Sulsel dan sejumlah rehabilitasi Gedung, laboratorium dan Instalasi riset di seluruh unit kerja BRKP.

Page 50: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -45

Pengadaan sarana dan prasarana riset diharapkan dapat melengkapi sarana prasarana riset yang sudah tersedia dan untuk menyikapi arus globalisasi yang menuntut pelayanan yang dapat memenuhi standar kualitas layanan tertentu. Untuk itu laboratorium riset kelautan dan perikanan yang dimiliki oleh BRKP, sebagai salah satu unit pelayanan riset, harus memenuhi standar akreditasi tertentu. Menyadari bahwa manusia adalah faktor utama penentu suksesnya

penyelenggaraan riset dan pembangunan IPTEK, maka Pengembangan

Kompetensi Pegawai BRKP melalui peningkatan jenjang pendidikan dan

pelatihan teknis menjadi perhatian utama pimpinan BRKP. Untuk

kepentingan peningkatan kompetensi pegawai BRKP telah dibentuk

Komisi Pengembangan Pegawai Lingkup BRKP yang beranggotakan

para staf senior dan professor riset. Sejak dicanangkannya program

Pengembangan Kompetensi Sumberdaya Manusia BRKP pada Tahun

2005, hingga kini BRKP telah mengirimkan lebih 154 orang staf dengan

rincian 55 orang staf di Luar Negeri, 98 staf di dalam negeri dengan

biaya dari BRKP dan 13 orang di dalam negeri dengan pembiayaan dari

pihak lain.

Jumlah pegawai BRKP saat ini mencapai 1301 orang pegawai.

Pembinaan professionalisme pegawai melalui jalur profesional peneliti

hingga saat ini telah menghasilkan 439 orang pejabat fungsional

(sekitar 34%) dengan 350 orang fungsional peneliti (25%) dengan

komposisi 119 orang peneliti pertama, 92 orang peneliti muda, 100

orang peneliti madya, 39 orang peneliti utama. Sedangkan untuk teknik

litkayasa TLP Pemula 2 orang, TL Pelaksana 22 Orang, TLP Lanjutan 44

orang, TLP Penyelia 12 orang sehingga totalnya sampai dengan tahun

2009 adalah 80 orang, hingga saat ini BRKP telah memiliki 15 orang

Profesor Riset.Dan untuk pustakawan sebanyak 7 orang, arsiparis 1

orang dan pranata komputer 1 orang

Dalam membangun kelembagaan BRKP telah berhasil membangun

jaringan kerjasama baik nasional maupun internasional sehingga nama

BRKP cukup dikenal, sejajar dengan institusi riset kelautan di dunia.

Oleh karena itu BRKP terus berupaya mempersiapkan ketersediaan sarana prasarana kerja yang terakreditasi. Dalam mencapai standar akreditasi untuk laboratorium riset telah dilaksanakan sejak tahun 2004 - 2006 melalui sosialisasi sistem akreditasi laboratorium riset yang

Page 51: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -46

mengacu pada sistem akreditasi dari BSN (Badan Akreditasi Nasional); tahun 2006 difokuskan pada penguatan SDM untuk mendukung program akreditasi laboratorium riset dan pada tahun 2007 melakukan serangkaian proses persiapan yang meliputi : kalibrasi rutin alat laboratorium, pembentukan struktur manajemen laboratorium, pembuatan dokumen akreditasi serta sosialisasi dan pelatihan SDM. Salah satu cara untuk menjadikan laboratorium mendapatkan pengakuan formal secara nasional adalah dengan mengikuti program akreditasi yang dilakukan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) melalui Komite Akreditasi Nasional (KAN) maupun Komite Nasional Akreditasi Penyelenggara Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP). Proses ini telah dilakukan pada beberapa laboratorium riset lingkup BRKP yang telah siap mendaftarkan akreditasi ke Badan Akreditasi Nasional sejak tahun 2008 bahkan telah mendapatkan akreditasi dari KNAPPP sebagai institusi penyelenggara penelitian dan pengembangan. Akreditasi laboratorium, diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap hasil analisa dan hasil penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu, pembenahan-pembenahan pada laboratorium perlu dilakukan segera dengan sistem penjadwalan yang jelas supaya status terakreditasi dapat diperoleh sesuai dengan target.

Kegiatan di Laboratorium : pengujian sampel menggunakan alat spray dryer (kiri) dan pengujian sampel di lab.sensori (kanan)

Ketersediaan Perangkat Perundangan Riset Kelautan dan Perikanan

Dalam rangka penyiapan perangkat peraturan di bidang Litbang, BRKP

telah menyelesaikan penyusunan Peraturan Pemerintah Nomor 30

Tahun 2008 tentang Litbang Perikanan sebagai tindak lanjut Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, antara lain :

a. Peraturan Presiden tentang Penyelenggaraan Penelitian dan

Pengembangan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Page 52: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -47

b. Rancangan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang

Perizinan Penelitian dan Pengembangan Perikanan.

c. Rancangan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Tata

Cara Pemberian Pertimbangan Teknis Penelitian dan Pengembangan

Penelitian bagi Penyelenggara Litbang Asing.

d. Rancangan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Tata

Cara dan Persyaratan Perizinan Pengolahan dan Analisis Data dan

Sampel Perikanan di Luar Negeri.

II. Penyelenggaraan Riset dan Pengembangan IPTEK

Kelautan dan Perikanan Misi ke 2 (dua) dalam rencana strategis BRKP adalah penyelenggaraan riset dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan. Perkembangan riset dan IPTEK kelautan dan perikanan dari tahun 2001 – 2009 dapat digambarkan oleh peningkatan kuantitas dan kualitas hasil riset dan IPTEK. Dibandingkan dengan tahun 2007, jumlah riset yang dilaksanakan pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 1,23 %. Penurunan tersebut dapat dikaitkan dengan adanya penurunan dan penghematan anggaran IPTEK sebesar 58,89%. Sedangkan jika dibandingkan antara tahun 2008 dengan tahun 2009, anggaran untuk kegiatan riset mengalami peningkatan sebesar 59,09%.

126

55,427

162,717

44,621

163,775

47,067

161,8054

30,387

193,90

43,68

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Milliar

Ru

pia

h

2005 2006 2007 2008 2009

TahunAnggaran Total

Anggaran IPTEK

Gambar 3.4

Perkembangan Anggaran IPTEK BRKP Tahun 2005-2009

Page 53: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -48

Tabel 3.7 Perkembangan Riset Masing-Masing Satuan Kerja Lingkup BRKP

Tahun 2001 – 2009

SATUAN KERJA - UNIT

TAHUN - YEAR

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Pusat Riset Perikanan Tangkap

8 5 5 12 10 12 7 3

10

- Balai Riset Perikanan Laut

? 8 6 7 6 6 5 8 11

-

Balai Riset Perikanan Perairan Umum

? 5 7 7 7 5 5 6 7

-

Loka Riset Pemacuan Stok Ikan

- - - - 4 5 6 6 6

Pusat Riset Perikanan Budidaya

4 4 8 16 7 7 7 7 6

-

Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut

7 9 4 4 4 4 7 4 7

-

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau

8 9 4 7 5 6 8 7 8

-

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar

10 15 4 7 4 4 4 4 9

-

Loka Riset Pemulian dan Teknologi Budidaya PAT

- - - - 4 5 4 4 13

-

Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar

- - - - - 2 3 4 8

Pusat Riset Teknologi Kelautan

11 7 8 7 14 12 8 7 14

-

Balai Riset dan Obeservasi Kelautan

- - - - - 3 11 5 8

Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati

5 9 12 14 18 14 12 5 12

Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi KP

6 11 14 14 15* - -

Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP

- - - - - 12 13 7 9

Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

- - - - - 9 8 11 12

Page 54: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -49

Untuk mendukung misi Penyelenggaraan Riset dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan tersebut, telah dirumuskan 3 (tiga) sasaran strategis berupa : 1. Terungkapnya Fenomena Alam Didukung Oleh Tersedianya

Data dan Informasi Ilmiah yang Komprehensif dan Berkesinambungan Tentang Ekosistem dan Kenaneka ragaman Sumberdaya Perairan

Berdasarkan fenomena alam yang terjadi, karakteristik lingkungan, fungsi ekosistem dan keanekaragaman sumberdaya perairan dapat dipahami bahwa laut dan perairan merupakan ekosistem yang sangat dinamis. Dinamika laut dan perairan mengandung dimensi ruang maupun dimensi waktu. Pemahaman akan fenomena alam, karakteristik lingkungan, fungsi ekosistem dan keanekaragaman sumberdaya perairan sangat diperlukan apabila pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan harus dilaksanakan secara lestari dan bertanggung jawab. Beberapa tema kegiatan yang dilakukan berupa : Riset Karakteristik Ekosistem Perairan Kelompok kegiatan riset ini diantaranya adalah riset strategsi pengelolaan sumber daya perikanan di kawasan estuari Sungai Musi Sumatera Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan jumlah jenis ikan yang dijumpai pada kawasan estuari sungai Musi sebanyak 95 jenis yang sebagian besar merupakan ikan laut dan hanya sebagian kecil saja yang merupakan ikan air tawar.

.

Kajian potensi sumberdaya ikan dan kegiatan yang masih banyak di gunakan di

perairan estuari Sungai Musi Sumatera Selatan

Berbagai kajian terhadap potensi sumberdaya ikan pun telah dilakukan oleh BRKP dengan tujuan agar penangkapan yang dilakukan tidak melebihi stok ikan yang ada di alam sehingga kelestarian ikan tetap terjaga. Riset yang berkaitan dengan hal tersebut antara lain adalah Kajian potensi dan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap DAS Kapuas Kalimantan Barat; Riset karakteristik habitat dan identifikasi iikan Belida di perairan Sungai Barito Kalimantan Selatan, Citarum Jawa Barat, Musi Sumatera Selatan dan Siak Riau; Pendugaan stok ikan dan pengembangan teknologi penangkapan ikan yang sesuai CCRF (Code of Conduct for Responsible Fisheries) di Sungai Kampar Riau, Kajian stok sumberdaya perikanan di perairan danau Sulawesi Utara serta Bio-ekologi dan potensi sumberdaya perikanan di waduk Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa Tengah.

Page 55: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -50

Berbagai jenis ikan yang terdapat di waduk Kedung Ombo Jawa Tengah (kiri) dan danau mooat Sulawesi Utara (kanan)

Selain itu juga dilakukan riset tingkat pemafaatan dan optimasi pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis pemanfaatan dan pendayagunaan kawasan konservasi perikanan pada tipologi lingkungan sumber daya perairan umum daratan (lubuk larangan) di Sumatera Barat. Hasil kajian menunjukkan bahwa lubuk larangan dibentuk berdasarkan inisiatif masyarakat yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya ikan yang ada, dan diharapkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pariwisata. Namun dalam implikasinya diperlukan peraturan yang jelas mengenai batasan-batasan antara kegiatan wisata dan konservasi. Kajian Potensi Sumberdaya Arkeologi Laut di Kabupaten

Selayar

Banyaknya sumberdaya arkeologi laut seperti barang-barang muatan

pada kapal tenggelam di perairan Kabupaten Selayar disebabkan

karena Selayar merupakan kepulauan yang terletak di antara jalur

alternatif perdagangan internasional. Penelitian berawal dengan adanya

informasi masyarakat setempat dan Pemda Selayar mengenai beberapa

dugaan lokasi kapal karam kuno (potensi arkeologi laut) di perairan

Mangatti dan Batu Sobbolo yang merupakan bagian dari perairan

Tanajampea Kabupaten Selayar. Akan tetapi aktivitas penyelaman

belum dapat menemukan secara pasti keberadaan bangkai-bangkai

kapal Jepang tersebut meskipun berdasarkan data dari fish finder,

ditemukan juga sejumlah potongan besi di kawasan antara Mangatti

dan Batu Sobbolo pada kedalaman 24,4m hingga 26m.

Kajian Wilayah Pengelolaan Perikanan Kegiatan dimulai dengan Kajian Wilayah Pengelolaan Perikanan pada tahun 2007. Kajian bertujuan untuk melengkapi dan melakukan penguatan WPP lama pada Kepmentan No.9995/Kpts/IK210/9/1999 tentang potensi Sumberdaya Ikan dan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan. Penguatan dilakukan pada Luas WPP (terkait dengan Jumlah WPP menjadi 11), nama perairan mengikuti Publikasi IMO dan IHO serta penomoran sesuai dengan FAO. Selain itu pembuatan peta terdigitasi dengan koordinat yang jelas.

Page 56: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -51

Pada tahun berikutnya hasil kajian dilanjutkan menjadi Rancangan PerMen WPP melalui kegiatan Koordinasi Pertemuan Teknis WPP. Kegiatan ini diakhiri dengan verifikasi dan finalisasi Peta WPP yang dijadikan lampiran PerMen WPP RI. Verifikasi dan finalisasi dilakukan oleh institusi terkait antara lain Bakosurtanal, Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, Mabes TNI AL, Dinas Hidro Oseanografi dan Kemenko Polhukam dilanjutkan penyusunan PerMen WPP RI untuk disahkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Riset Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Penurunan stok sumber daya ikan dan degradasi lingkungan merupakan permasalahan yang menjadi perhatian dalam kegiatan riset pemulihan dan konservasi sumber daya ikan. Salah satu kegiatan riset yang terkait dengan tema ini adalah kegiatan pemacuan stok kepiting bakau (Scylla spp) di Pantai Utara Jawa. Selama tahun 2008 telah dilakukan penebaran benih kepiting bakau sebanyak 14.519 ekor. Penebaran benih kepiting bakau secara keseluruhan dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan, hal ini terlihat dari data produksi hasil tangkapan kepiting bakau di Mayangan pada tahun 2007 dan 2008. Untuk menjaga kelestarian keberadaan kepiting bakau di daerah Mayangan, perlu adanya kelembagaan yang mengatur penangkapan kepiting.

Posisi kepiting bakau dewasa yang sudah matang gonad, terletak sekitar 2 - 12 km dari garis

pantai dan Scylla spp yang sudah matang gonad di perairan bakau

2. Meningkatnya Temuan Hasil Riset, Penguasaan dan Pengembangan IPTEK yang Menunjang Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Dukungan IPTEK diperlukan baik untuk kegiatan eksplorasi, kegiatan pemanfaatan laut, pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil, pemantauan, pengendalian dan pengawasan laut dan sumberdaya perairan maupun operasional keselamatan di laut. Tolok ukur keberhasilan penerapan IPTEK dalam pembangunan berkelanjutan adalah keberlanjutan fungsi ekosistem laut baik untuk peningkatan

Page 57: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -52

daya tahan ekonomi nasional maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat minabahari dengan tetap mempertahankan kesehatan, keindahan dan produktivitas laut. BRKP telah melakukan riset pengkayaan stok (stock enhancement) teripang pasir Holothuria scabra sebagai suatu usaha meningkatkan ketersediaan sumberdaya dengan cara melepaskan bibit/benih ikan atau biota laut lainnya pada suatu wilayah tertentu yang dianggap sesuai dengan kondisi habitat dari benih tersebut secara alami. Lokasi penebaran (restocking) di alam dilakukan di DPL Gosong Pramuka dan P. Pamegaran. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa :

Berat rata-rata teripang pasca

penebaran di Pulau Pamegaran menunjukkan peningkatan signifikan pada bulan Agustus hingga Oktober 2009 dengan laju pertumbuhan stabil pada kisaran 0,41-0,48%.

Berat rata-rata teripang pada kurungan pembesaran tahap I dan II di Pulau Kongsi cenderung meningkat signifikan pada periode awal pembesaran (2-5 bulan), dan setelah periode tersebut mencapai stabil. Laju pertumbuhan pada kisaran 0,41-0,82%, relatif stabil dan tidak berbeda signifikan.

Persentase tertangkap kembali dan kondisi pertumbuhannya di DPL Gosong Pramuka relatif rendah, dapat disebabkan oleh faktor migrasi teripang

Page 58: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -53

ke perairan yang lebih dalam, ditunjang dengan kontur dasar perairan yang berbentuk slope mulai kedalaman 10-25 meter.

Selain restocking teripang, BRKP juga melakukan kegiatan restocking sumberdaya perairan karang di Teluk Saleh-Sumbawa (NTB), Pantai Jemeluk (Kab. Karangasem- Bali). Sejak tahun 2004 BRKP telah melakukan rehabilitasi populasi ikan di perairan umum di Indonesia. Pada tahun 2009 kegiatan ini terfokus di Danau Teluk (Jambi), Waduk Koto Panjang (Riau), Danau Sentani (Papua) dan Sungai Moro (Merauke), Waduk Jatiluhur dan Danau Limboto (Gorontalo). Riset sumberdaya perairan laut diantaranya mengenai ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan udang penaeid, telah dilaksanakan sejak tahun 2003 – 2009 dengan lokasi riset di 9 WPP Indonesia. Khusus untuk ikan pelagis besar dengan komoditas utama ikan tuna, riset ini telah dilakukan BRKP sejak tahun 2002 melalui kegiatan enumerasi dan observasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa status sumber daya cakalang dan tuna mata besar adalah fully exploited, adapun status sumber daya madidihang telah over exploited. Sehingga harus dilakukan assessment yang rinci dan mendalam lagi terhadap sumber daya madidihang karena hasil riset mengindikasikan telah over exploited dan tidak melakukan penangkapan di bulan Februari karena pada umumnya sumber daya ikan tersebut sedang memijah.

Ikan pelagis besar yang berhasil didaratkan di lokasi WPP Indonesia

Tabel 3.8

Perkembangan lokasi Riset Stok Asessment Sumberdaya Perikanan Laut tahun 2003 – 2009

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Laut Arafura ( 8)

Laut

Laut Jawa dan Sekitarnya (3)

Teluk Jakarta (3)

Laut

Teluk Tomini (6)

Laut

Selat Malaka (1)

Laut

Selat Malaka pantai timur

Lanjutan Tahun 2008 :

Selat

Page 59: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -54

Banda (5)

Laut Jawa & Sekitarnya (3)

Selat Malaka (1)

Samudera Hindia (Barat Sumatera, Selatan Jawa, Bali/Nusa Tenggara) (9)

Teluk Tomini (6)

Laut Flores (4)

Selat Makassar (4)

Selat Malaka (1)

Teluk Tomini (6)

Laut Maluku & Sekitarnya (6)

Samudera Hindia (Barat Sumatera, Selatan Jawa, Bali / Nusa Tenggara) (9)

Laut Halmahera (7)

Laut Sulawesi (7)

Halmahera (7)

Laut Sulawesi (7)

Laut Cina Selatan, (2)

Laut Jawa (3)

Selat Makasar (4)

Laut Flores (4)

Jawa (3) Perairan

Bangka Belitung (2)

Laut Cina Selatan (2)

Selat Makassar (4)

Laut Halmahera (7)

Laut Banda (5)

Laut Arafura (8)

Samudera Hindia (9)

Banda (5)

Laut Arafura (8)

Teluk Jakarta (3)

Sumatera (571)

Samudera Hindia (Barat Sumatera) (572)

Samudera Hindia (Selatan Jawa, Nusa Tenggara) (573)

Laut Sulawesi (716)

Samudera Pasifik (717)

Malaka pantai timur Sumatera (571)

Samudera Hindia (Barat Sumatera) (572)

Samudera Hindia (Selatan Jawa, Nusa Tenggara) (573)

Laut Sulawesi (716)

Samudera Pasifik (717)

Angka dalam kurung menunjukkan wilayah perairan pengelolaan perikanan (WPP)

Selain kegiatan rehabilitasi habitat dan pemulihan stok ikan, BRKP juga telah melakukan beberapa riset kebijakan untuk mendukukung kegiatan penangkapan ikan dengan tujuan agar kegiatan penangkapan yang dilakukan tidak sampai merusak kelestarian sumberdaya perikanan. Riset kebijakan tersebut antara lain Riset kebijakan penanggulangan dan pengurangan peraktek IUU fishing di Laut Sulawesi dan sekitarnya; Analisis kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan SDI Laut di Indonesia (WPP1-11); Kebijakan pemanfaatan dan konservasi dan keanekragaman hayati ikan di kawasan Barat Walasea ; dan Kebijakan sistem perijinan perikanan tangkap terhadap kelestarian sumberdaya perikanan Indonesia. Bidang Penangkapan Ikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam pengelolaan sumberdaya perikanan tidak lepas dari usaha mengembangkan metode penangkapan yang ramah lingkungan dan lestari. Dalam bidang penangkapan laut dan kegiatan penangkapan perairan umum, dikembangkan riset selektivitas alat tangkap dengan konstruksif, efektif dan mampu menyelamatkan sumberdaya ikan yang muda. Eksploitasi sumberdaya perikanan yang tidak menganut azas kelestarian dapat berdampak pada menurunnya hasil tangkapan nelayan di pesisir dan diperairan umum diduga karena habitat ikan telah rusak akibat

Page 60: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -55

destructive fishing maupun aktivitas non perikanan yang mengakibatkan polusi. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Tangkap Laut Berbasis Klaster Pada prinsipnya berbagai pihak tidak serta merta menyetujui konsep klaster yang akan dikembangkan menjadi pola pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap laut. Gagasan pengembangan pola pengelolaan sumberdaya perikanan dengan pendekatan klaster tersebut berpotensi menjadi terobosan penting, tetapi harus pula sesuai dengan yang dimaksud ayat (1) Pasal 74 Permen 05/2008 yang menekankan aspek keterpaduan kegiatan usaha penangkapan dan unit pengolahan ikan di wilayah tertentu di dalam negeri. Di sisi lain, gagasan klaster tersebut dapat dipandang sebagai bagian tindak lanjut dari grand strategy pembangunan kelautan perikanan, yang memberikan penekanan pada aspek manfaat maksimum jangka panjang yang berkesinambungan (pro sustainability), kepentingan kelompok marginal (pro poor & pro job), dan kepentingan perkembangan ekonomi yang berbasis industri dalam negeri (pro growth & pro business). Dalam kerangka keterpaduan tersebut, berbagai rejim pemberian hak eksploitasi (konsesi wilayah, kuota produksi, ko-manajemen, traditional use right, dsb) dapat dipertimbangkan setelah melalui perhitungan yang sangat cermat menyangkut aspek bio-fisik maupun sosial-ekonomi-budaya. Prioritas pilihan kebijakan yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut: (a). Harus ada jaminan keberlanjutan eksistensi nelayan kecil setempat, (b) Perlunya pengawasan dari nelayan setempat terhadap pelaksanaan klaster, (c) Evaluasi secara berkala atas hak eksploitasi, dan (d) Harus ada mekanisme kontrol dan pengendalian penggunaan hak eksploitasi. Kajian Status Aktual Batas ZEE dengan Negara Tetangga Pengesahan PerMen WPP RI dengan Nomor: PER.01/MEN/2009 digunakan untuk kepentingan penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, konservasi serta penelitian dan pengembangan perikanan yang ada di laut.

Page 61: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -56

Kajian Batas Aktual ZEEI dengan Negara Tetangga lebih diarahkan pada kegiatan yang menghasilkan produk-produk operasional, berupa peta-peta WPP operasional. Disamping itu status batas maritim Indonesia menjadi penting ketika harus melakukan pengawasan dan pengelolaan perikanan, terutama perikanan tangkap, agar terhindar dari kesalah pahaman antar negara yang berujung pada konflik regional. Pembangunan atlas nasional menjadi penting jika mengingat kurangnya data aktual dan yang “membumi” sehingga mudah dipahami oleh semua pihak. Pada saatnya nanti, atlas nasional kelautan disusun sebagai agenda tahunan mengikuti perkembangan data. Studi Hidrologi dan Sumberdaya Air Di Pulau-pulau Kecil Pulau-pulau kecil merupakan sumberdaya yang sangat penting dan merupakan sumber investasi baru bagi bangsa Indonesia. Namun terdapat beberapa kendala dalam pengembangan wilayah pulau-pulau kecil tersebut, masalah terseut dalam hal ini adalah ketersediaan air baku. Oleh karena itu diperlukan kajian terkait upaya penyediaan air baku untuk penduduk sehingga dapat memberikan informasi keterdapatan air baku serta teknologi sederhana yang tepat. Penelitian ini dilakukan di Pulau Marak, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat dengan fokus kegiatan pada kondisi fisik yang mempengaruhi hidrogeologi wilayah, analisa hidrometeorologi serta menganalisis kualitas air permukaan. Dari hasil analisa, diperoleh kesimpulan bahwa air di lokasi tersebut telah mendapat pengaruh dari air laut. Namun hal ini bukan berarti air tersebut tidak layak minum, karena dari hasil pengujian fisik air terlihat bahwa nilai konduktivitas, zat padat terlarut dan salinitas memiliki nilai dibawah batas ambang yang layak untuk dimanfaatkan. Aspek Budidaya Perikanan, Pengembangan IPTEK dimulai dari penyiapan lahan, pembenihan, pembesaran, pengendalian penyakit, teknologi pakan dan rekayasa genetika baik untuk budidaya air tawar, budidaya air payau maupun budidaya laut.

Pembesaran/Pembudidayaan, fokus riset pembesaran ikan adalah untuk mendapatkan teknik dan metode pembesaran ikan baik dalam keramba jaring apung, kolam maupun teknik lainnya. Teknologi perbenihan udang, bandeng, kerapu bebek dan kerapu macan yang telah diadopsi oleh pembudidaya secara luas khususnya di Bali dan Makasar. Sedikitnya terdapat Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) dan 30 Hatchery Lengkap (HL) yang

Page 62: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -57

memiliki induk untuk menghasilkan telur yang dijual kepada petani HSRT.

Benih unggul hasil rekayasa teknologi perbenihan oleh unit kerja di lingkungan riset perikanan budidaya diantaranya : ikan Krapu, ikan Bandeng, ikan Kakap, ikan Clown fish, udang Windu, udang Vaname, Rumput laut, ikan Patin Pasupati, udang Galah GIMacro, ikan Nila BEST, ikan Mas, ikan Batak, ikan hias Botia.

Teknik pembenihan yang telah dikuasai antara lain ikan Kuwe (Golden Travelly, ikan Kakap merah, ikan Kakap sebae, ikan Cobia, kepiting, rajungan, Abalone,Tripang pasir, Tiram mutiara. Salah satu benih unggul tersebut adalah Nila BEST dengan beberapa kelebihan antara lain pola pertumbuhannya 200% lebih cepat dibanding nila lokal, tahan terhadap steptococcus ( 40% dibandingkan nila lokal). Nila BEST ini telah dikembang pleh petani di Cianjur (2007) dan NTB (2008). Dan telah di Release oleh Menteri Kelautan dan Perikanan pada tanggal 23 Nopember 2009 di kab. Klaten Prop. Jawa Tengah sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.77/MEN/2009 tentang Pelepasan Varietas Ikan Nila BEST Sebagai galur Unggul Induk Ikan Nila.

Benih yang berkualitas secara genetik dan tahan penyakit merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam usaha budidaya perikanan. BRKP merintis IPTEK pembenihan berbagai komoditas perikanan yang penting, dalam arti ekonomi, ekologi maupun bagi ilmu pengetahuan. Jenis-jenis ikan domestik dan ikan introduksi telah berhasil dibiakkan oleh BRKP antara lain : Gurami, Ikan Baung, Ikan Batak, Ikan Betutu, Ikan Belida, Ikan Botia, Ikan Nila, Ikan Patin, Ikan Lele, Udang Galah, dan Udang Pama. Selain itu BRKP juga telah menguasai sistem perbenihan red-claw yang dapat dilakukan secara indoor dan out-door. Sistem indoor hanya memerlukan investasi yang relatif kecil, dan sistem out-door dapat diaplikasikan untuk wilayah yang memiliki kualitas air yang memadai. Dampak dari hasil kaji terap ini mendapat respon yang relatif cepat dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan dan Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan Kabupaten Tabanan sebagai sentral pengembangan red-claw. Kontribusi yang diberikan oleh adanya pengembangan budidaya red-claw ini cukup signifikan dan memberikan dampak yang langsung dapat menyentuh kepentingan masyarakat luas.

Cherax Udang Galah Ikan Kue Kerapu Bebek

Ikan Nila BEST Ikan Patin Hibrid Botia Balashark

Kerapu sunu Kerapu pasir Rumput laut Sidat

Page 63: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -58

Jenis-Jenis Ikan dan rumput laut yang telah t dibudidayakan oleh masyarakat

Dalam bidang penyakit dan kesehatan ikan, BRKP melakukan riset

untuk mengidentifikasi berbagai kuman, virus patogen dan juga mencari formulasi obat-obatan yang tepat. Laboratorium kesehatan ikan yang dimiliki oleh BRKP telah dilengkapi dengan unit virologi dan akan dijadikan laboratorium rujukan nasional. Riset kesehatan ikan di BRKP pada saat ini juga telah memanfaatkan ilmu Biologi Modern, yaitu Bioteknologi dan Genetika. Salah satunya telah diproduksinya vaksin streptococcus untuk menanggulangi penyakit pada ikan nila dan “HydroVac” yang merupakan vaksin inaktif bakteri Aeromonas hydrophila isolat lokal untuk pencegahan penyakit Motile Aeromonas Septisemia (MAS) atau “penyakit merah”. Selain itu BRKP juga telah berhasil menyusun Strategi Pengelolaan dan Pengendalian Penyakit KHV. Hasil riset tersebut telah di diseminasikan dalam bentuk buku tercetak dan disalurkan kepada pihak-pihak yang terkait yang memerlukan informasi tersebut.

BRKP juga telah mengembangkan sistem budidaya secara terpadu, salah satunya telah dilakukan sejak tahun 2004 yaitu Budidaya Udang Sistem Biofilter, dimana pada sistem ini air sungai yang akan digunakan untuk tambak pemeliharan udang yang telah di saring terlebih dahulu oleh tanaman bakau, selanjutnya dialirkan ke tandon yang berisi rumput laut, kemudian dialirkan kembali ke tandon pemeliharan bandeng. Setelah itu baru digunakan untuk tambak pemeliharan udang. Jadi pada sistem ini setiap proses pemompaan air dari sungai bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan budidaya. Selain itu kegiatan yang dikembangkan adalah sistem budidaya terpadu aquaponik dengan berbagai keunggulan antara lain dapat mengurangi limbah akibat sisa pakan, keuntungan ganda (ikan dan sayuran), menurunkan kadar nitrit hingga 90% dan hemat lahan dan air. Kegiatan ini sudah mulai dikembangkan di daerah Kabupaten Bogor (2008), DKI Jakarta (2008) dan Cirata (2009)

Aspek Teknologi Kelautan Pengembangan IPTEK diarahkan untuk menghasilkan riset yang mampu mendukung peningkatan produksi dan nilai tambah perikanan dan kelautan, pengembangan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan berkelanjutan, teknologi aplikasi dan teknologi alternatif tepat guna bagi pelaku usaha perikanan dan masyarakat. Beberapa yang telah dihasilkan diantaranya :

Page 64: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -59

Pemanfaatan prototype teknologi desalinasi yang dihasilkan untuk menyediakan air bersih/air minum masyarakat nelayan Gesing, D.I. Yogyakarta, dimaksudkan untuk mendukung revitalisasi perikanan dan meningkatkan derajat hidup masyarakat pesisir melalui penyediaan alat/teknologi desalinasi untuk menghasilkan air yang memenuhi syarat untuk pengolahan hasil perikanan, air bersih dan air minum.

Pemanfaatan Rancang Bangun Instrumentasi Line Ultrasonic of Monitoring Bioacoustic Application (LUMBA) untuk membangun rancangan teknologi yang dapat membantu memantau keberadaan lumba-lumba dalam kegiatan wisata laut dolphin watching. Dimanfaatkan sebagai indikator keberadaan lumba-lumba di suatu perairan khususnya di kawasan ekowisata dolphin watching, sehingga kegiatan wisata bahari khususnya ekowisata megafauna

Aplikasi teknologi pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan untuk masyarakat pesisir dan perikanan, dilakukan perakitan alat membran ultrafiltrasi. Membran ultrafiltrasi ini dilengkapi dengan 2 (dua) pompa, masing-masing berfungsi sebagai pompa air baku dan pompa untuk proses backwash. Backwash dilakukan untuk meningkatkan flow yang kemungkinan mengalami penurunan akibat fenomena fouling yang terjadi selama filtrasi berlangsung.

Page 65: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -60

Tersedianya sistem monitoring dan observasi Kawasan Konservasi Laut berbasis pada pendekatan ekosistem serta untuk memberikan rekomendasi ilmiah bagi pengelolaan Kawasan Konservasi Laut. Kajian ini dilakukan di Gili Lawang Selat Lombok Timur, Pemutaran Buleleng – Bali Utara dan Nusa Penida.

Bidang Peningkatan Nilai Tambah Produk Perikanan IPTEK yang dikembangkan melalui inovasi pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan untuk mendukung pengembangan industri sumberdaya biota serta meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya riset pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan. Hasil yang telah dicapai diantaranya :

Paket teknologi pemanfaatan mikroorganisme laut untuk industri pengolahan hasil dan limbah perikanan.

Paket teknologi mekanisasi proses pengeringan dan pemisahan filtrat rumput laut : rekayasa alat pengering rumput laut dan rekayasa alat pemisah filtrat rumput laut dengan hasil 2 model peralatan yakni model pemisahan SAP dan model peralatan pengeringan.

Paket teknologi pengembangan produk baru dari rumput laut melalui pemanfaatan alginat pada produk tepung es krim dan serbuk effervescent.

Paket teknologi pemantapan proses ekstraksi khitin dan khitosan dari cangkang udang dan rajungan/kepiting yang telah diterbitkan dalam bentuk buku panduan sebagai pedoman teknologi pengolahan ekstraksi khitin dan khitosan dan dalam bentuk pilot plant. Paket teknologi ini telah dirakit dengan pengembangan “model satelit” dan telah disebarluaskan oleh DJP2HP dalam bentuk TOT “satelit”

Aneka produk olahan dari ikan (kerupuk), pop shirmp ,dan tablet effervescent dengan bahan

dasar rumput laut

Hasil teknologi alat pengering dan pengasap ikan serta tungku dan pengukus krupuk kemplang

Page 66: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -61

Paket teknologi pemantapan produksi gelatin dari kulit ikan nila, tuna dan kakap merah dalam skala pilot plant berikut analisis pembiayaan produksi gelatin.

Paket teknologi alat pembuatan asap cair food grade berikut teknik aplikasi asap cair untuk pengolahan ikan asap.

Paket teknologi isolat bakteri laut penghasil enzim protease yang tahan panas, kadar garam tinggi dan asam, berikut metode dan strategi pengembangannya.

Paket teknologi penanggulangan kerusakan mutu produk perikanan alternatif dari bahan alami hasil ekstraksi buah picung dan daun sirih.

Paket teknologi alat pengolah limbah padat dan cair hasil pengolahan rumput laut.

Paket teknologi pembuatan saus tomat rumput laut (karaginan), skin lotion alginat, bahan pengental textile printing, tepung es krim, tablet effervescent, pengharum ruangan dengan substitusi rumput laut dan briket arang dari limbah.

Paket teknologi pengolahan fillet ikan patin dalam skala pilot. Paket pengolahan produk bakso berbasis surimi yang ditambahkan

rumput laut dalam skala pilot. Paket teknologi pengolahan produk sosis berbasis surimi dalam

skala pilot. Paket teknologi dan informasi pemanfaatan bahan bioaktif dari

rumput laut (alga hijau,alga coklat) dan spons laut serta karang lunak sebagai obat anti kanker (kanker payudara, serviks dan paru-paru)

Alga Hijau Alga Coklat Spons Laut dan Karang lunak

Konsep SAP (Supplier Approval Program) untuk tuna bahan sashimi

melalui perbaikan cara penanganan di atas kapal dan pelatihan SAP

Paket teknologi pengawetan, penyamakan dan pengolahan kulit ikan (hiu, pari, kakap, ikan mas, nila dsb) untuk bahan kerajinan/ industri.

Penyamakan kulit beserta produk olahannya

Page 67: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -62

3. Meningkatnya Hasil Riset dan Analisis Sistem Sosial, Ekonomi, Budaya, Hukum dan IPTEK untuk Menunjang Perumusan Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan

Kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan diproses melalui kajian dan analisis ilmiah dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan serta didukung oleh data dan informasi kelautan yang memadai. Riset dan analisis kebijakan dapat dilaksanakan dengan melakukan pengembangan model, baik model ekonomi, model ekologi, model sosial maupun model dinamika fisik. Ditinjau dari hubungan kausal, riset dan analisis kebijakan dibedakan menjadi dua: riset untuk menyiapkan rekmomendasi kebijakan dan riset untuk memonitor dan mengantisipasi dampak pelaksanaan suatu kebijakan. Melalui beberapa kajian yang hasilnya diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam merumuskan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan, beberapa rumusan hasil sebagai berikut: Kajian Legal Coastline dalam Mendukung Implementasi HP3

Pada prinsipnya HP3 ini merupakan hak atas bagian tertentu dari perairan pesisir untuk usaha kelautan dan perikanan serta usaha lain yang terkait dengan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil. Namun sebelum konsep HP3 tersebut dapat diimplementasikan, perlu ditetapkan terlebih dahulu menyangkut garis yang menjadi batas berakhirnya yurisdiksi darat dan dimulainya yurisdiksi laut, yang di dalam kegiatan ini disebut legal coastline (dalam hal ini definisi Legal Coastline untuk kepentingan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau). Hal ini erat kaitannya dengan konsep HP3, salah satunya pada persyaratan administratif, terutama dalam hal HP3 berbatasan langsung dengan garis pantai, pemohon wajib memiliki hak atas tanah (UU 27/2007, Pasal 21, Ayat (3), butir d). Lokasi penelitian ini difokuskan di wilayah Pulau Jawa yaitu di pesisir pantai Parangtritis Bantul, Provinsi DI Yogyakarta dan di Teluk Lamong, Surabaya Utara Provinsi Jawa Timur

Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Kegiatan riset ini menghasilkan model konseptual penguatan kelembagaan pengelolaan Kawasan Konversi Laut (KKL) merupakan upaya untuk mencapai kesepakatan bersama antar pihak yang berkepentingan dengan pengelolaan KKL. Pihak-pihak berkepentingan tersebut dalam hal ini adalah pihak yang mendapatkan manfaat dari SDA-KKL. Prioritas pilihan kebijakan yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut: (1). Perlunya Pedoman Teknis Penyiapan

Page 68: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -63

Kelembagaan Konservasi Perairan Laut, (2) Perlunya data Bio-fisik dan sosial ekonomi untuk menentukan kebijakan, (3) Pentingnya teknologi, pendidikan dan alternatif mata pencaharian untuk masyarakat, (4) Harus ada aturan formal di masyarakat, (5) Masyarakat perlu informasi pengetahuan dan pemahaman tentang konservasi agar berperan dalam pengelolaan kawasan konservasi, dan (6) Melindungi sumberdaya perikanan dari aksi ilegal. Strategi Adaptasi Masyarakat Perikanan Terhadap Perubahan Iklim pada Berbagai Tipologi Perikanan Perubahan iklim memberikan dampak terhadap aktivitas pelaku utama perikanan. Bagi nelayan, perubahan iklim berdampak pada berkurangnya hasil tangkapan, bertambahnya jumlah hari melaut dalam 1 (satu) trip, bertambahnya jenis dan ukuran perahu serta bertambah pula jumlah dan jenis alat tangkap. Bagi pembudidaya tambak, dampaknya adalah turunnya salinitas air tambak, seringnya tambak terendam oleh air pasang, pakan alami tidak dapat tumbuh lagi, pertumbuhan ikan semakin melambat. Bagi pengolah ikan asin, dampaknya adalah jumlah dan jenis pasokan ikan berkurang, udang rebon yang diasinkan semakin kotor, dan waktu mengolah berkurang. Dampak tersebut mengakibatkan menurunnya pendapatan dan jumlah produksi pelaku utama perikanan. Nelayan, pembudidaya dan pengolah produk perikanan melakukan strategi adaptasi untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang terjadi. Prioritas pilihan kebijakan yang dapat direkomendasikan pada perikanan tangkap adalah perlu adanya informasi kondisi alam dari BMKG, stabilisasi harga, bantuan fisik, dan alternatif usaha. Sedangkan pada perikanan budidaya perlu adanya penyediaan benih yang berkualitas dan tahan terhadap perubahan iklim, penyediaan obat-obatan yang aman, dan alternatif usaha. Strategi Adaptasi Nelayan yang Melakukan Penangkapan Di Wilayah Perbatasan Indonesia – Australia MOU Box seperti tercantum pada awal kesepakatan pada tahun 1974 perihal pemanfaatan sumber daya perikanan di wilayah perbatasan telah mengalami perubahan-perubahan. Isu utama pada kesepakatan tersebut adalah masih adanya perbedaan pandangan berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya perikanan di wilayah perbatasan sesuai batas-batas wilayah perairan yang ditentukan. Dengan diperketatnya perbatasan perairan Australia dari para nelayan Indonesia, para nelayan Wuring melakukan strategi adaptasi. Pertama yaitu proses adaptasi sebagai bentuk dari perilaku nelayan Wuring yang terkait

Page 69: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -64

dengan kepuasan dan kebutuhan mereka sebagai individu. Kedua, adaptasi sebagai proses sosial dalam kelompok yang terkait dengan upaya individual dalam pencapaian kesejahteraan kelompok dimana kepuasan individu menjadi variabel independen. Bagi para nelayan pelintas batas yang tidak dapat lagi melakukan penangkapan ikan di perbatasan Australia, mereka lebih mulai melihat apa yang mereka harus lakukan agar tetap dapat mempertahankan keberlangsungan hidup mereka. Strategi adaptasi yang dilakukan menggunakan kebudayaan yang mereka miliki. Prioritas pilihan kebijakan yang dapat direkomendasikan adalah : (a). Pengaturan penangkapan ikan, (b). Perlu adanya registrasi identitas nelayan, (c). Memperkenalkan alternatif kegiatan usaha budidaya, dan (d). Perlu adanya penelitan lanjutan Indonesia-Australia. Analisis Nilai Tukar Rupiah Rumah Tangga Nilai Tukar Perikanan (NTP) merupakan salah satu indikator yang secara cepat dapat dipakai untuk melihat tingkat penghasilan para pelaku usaha perikanan baik pada petani, nelayan dan pedagang serta pelaku usaha lain yang berlaitan dengan kegiatan perikanan. Interpretasi hasil perhitungan NTP digunakan untuk mendukung pembuatan kebijakan pembangunan Kelautan dan Perikanan. Pada tahun 2009, kegiatan riset NTP dilakukan pada beberapa tipologi perikanan yaitu perikanan tangkap laut, perikanan budidaya ikan dalam KJA dan kerang hijau serta pengolah ikan asin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi kegiatan perikanan terhadap sumber pendapatan rumah tangga perikanan mencapai 80 – 100%. Indek nilai tukar rumah tangga perikanan dari Mei 2009 sampai Oktober 2009 menunjukkan variasi yang sangat beragam dan tergantung pada lokasi. Peningkatan harga hasil produksi memegang peranan penting dalam meningkatkan nilai tukar dari rumah tangga perikanan. Implikasi kebijakan dari indek Nilai Tukar Rumah Tangga Perikanan dapat diperoleh strategi untuk implementasi program pembangunan ekonomi untuk rumah tangga perikanan dan penyempurnaan skim program bantuan untuk rumah tangga perikanan Riset Analisis Peran Sektor Kelautan dan Perikanan dalam Perekonomian Sosial Potensi sumberdaya alam sektor kelautan dan perikanan yang sangat besar, sepatutnya layak menjadi tumpuan bagi pengembangan perekonomian nasional Indonesia. Namun, harapan bahwa sektor perikanan mampu memberikan kontribusi yang signifikan bahkan

Page 70: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -65

mengambil alih kendali dan menjadi lokomotif bagi pertumbuhan perekonomian tersebut, nampaknya belum dapat terwujud. Terjadinya peningkatan final demands dari suatu sektor dapat pula mengakibatkan bergulirnya sebuah proses peningkatan yang terjadi baik pada output, pendapatan rumahtangga maupun penyerapan tenaga kerja dalam perekonomian, dimana total nilai akhir dari peningkatan yang terjadi dalam perekonomian tersebut akan melebihi besarnya nilai peningkatan awal pada final demands. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya sebuah fenomena ekonomi yang dikenal luas dengan sebutan efek pengganda (multiplier effects). Oleh karena itu, penting kiranya untuk memandang kontribusi sektor kelautan dan perikanan melalui peranannya terhadap perekonomian nasional, yang ditunjukkan oleh besaran-besaran keterkaitan kedepan dan belakang, serta berbagai efek pengganda, agar penilaian yang nantinya diberikan tersebut akan bersifat lebih objektif dan menyeluruh. Selain itu, diharapkan dengan diperolehnya informasi mengenai peranan sektor kelautan dan perikanan terhadap perekonomian Nasional tersebut, maka akan dapat membantu para pengambil keputusan dalam menentukan arah kebijakan yang harus dituju oleh sektor kelautan dan perikanan agar bisa memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam pembangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peranan sektor kelautan dan perikanan dalam perekonomian nasional dan bagaimana dampaknya terhadap output, nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja. Dengan menggunakan Input-Output Model, dan dari matriks Inverse Leontief Model I-O Kelautan dan Perikanan Indonesia 2005, diperoleh hasil berupa informasi sebagai berikut: (1) Besaran-besaran pengganda output untuk masing-masing sektor kelautan dan perikanan (2) Besaran-besaran pengganda Income yang untuk masing-masing sektor kelautan dan perikanan; (3) Besaran-besaran pengganda tenaga kerja yang untuk masing-masing sektor kelautan dan perikanan; (4) Besaran keterkaitan ke belakang (backward) untuk masing-masing sektor kelautan dan perikanan Indonesia; (5) Besaran-besaran pengganda keterkaitan langsung ke depan (forward) untuk masing-masing tujuh sektor kelautan dan perikanan Indonesia; (6) Dari besaran power of dispersion baik backward maupun forward, dapat diketahui posisi masing-masing sektor kelautan dan perikanan Indonesia yaitu: Perikanan termasuk pada kategori sektor kurang berkembang, Pertambangan Laut termasuk kategori sektor kurang berkembang, Industri Maritim termasuk kategori sektor potensial, Angkutan Laut termasuk kategori sektor potensial, Pariwisata Bahari termasuk kategori sektor pontensial, Bangunan Laut termasuk kategori sektor potensial, dan Jasa Kelautan termasuk ke kategori sektor kurang berkembang; (7) Dinamika sektor kelautan dan perikanan sepanjang dasarwarsa 95-05

Page 71: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -66

dari sisi keterkaitan ke belakang (backward) memberikan informasi bahwa terjadi peningkatan besaran untuk sektor Perikanan, Pertambangan Laut dan Industri Maritim, fluktuasi (+) untuk sektor Pariwisata Bahari, dan fluktuasi (-) bagi sektor-sektor Angkutan Laut, Bangunan Laut dan Jasa kelautan; (8) Dinamika sektor kelautan dan perikanan sepanjang dasarwarsa 95-05 dari sisi baik keterkaitan ke depan memberikan informasi bahwa terjadi peningkatan besaran untuk sektor perikanan saja, relatif tidak ada perubahan untuk sektor bangunan kelautan, dan fluktuasi (-) bagi sektor-sektor Pertambangan Laut, Industri Maritim, Angkutan Laut, Pariwisata Bahari dan Jasa kelautan. Meskipun demikian, besaran-besaran keterkaitan ke depan pada periode tahun 2005 tersebut selalu berada lebih tinggi dari pada besaran-besaran pada tahun 1995; (9) Dinamika posisi sektor kelautan dan perikanan dalam perekonomian nasional sepanjang dasarwarsa 1995-2005, menunjukkan bahwa relatif tidak terjadi perubahan posisi, bahkan setidaknya dapat dikatakan bahwa tidak terjadi penurunan kategori. Berdasarkan hasil analisis di atas, beberapa saran kebijakan disampaikan sebagai berikut: (1) Karena potensi sektor-sektor kelautan jauh lebih menjanjikan dibandingkan sektor perikanan (terbukti dari betapa besarnya angka-angka pengganda baik output, penerimaan maupun tenaga kerja dari sektor-sektor kelautan apabila dibandingkan dengan sektor perikanan) maka sepatutnyalah kebijakan ke depan mulai di arahkan kepada mendorong kemajuan di sektor-sektor kelautan seperti Sektor Angkutan Laut, Bangunan Kelautan atau Jasa kelautan; (2) Dari sisi keterkaitan backward dan forward, hal yang patut dicermati adalah rendahnya angka-angka keterkaitan dari sektor Perikanan – yang hingga saat ini masih terus dijadikan sektor yang dikedepankan. Hal ini merupakan indikasi betapa kurangnya keterkaitan sektor Perikanan baik dalam mendukung maupuan menarik sektor-sektor ekonomi nasional lainnya, sehingga diperlukan suatu kebijakan yang mendorong terjalinnya keterkaitan antara sektor perikanan dengan sektor-sektor lainnya; (3) Dari segi posisioning sektor-sektor perikanan dan kelautan dalam perekonomian Indonesia, sebaiknya diadakan kebijakan untuk memajukan sektor Industri Maritim untuk menjadi sektor unggulan. Diharapkan dengan munculnya sektor ini menjadi sektor unggulan, maka akan meningkatkan pula keterkaitannya dengan sektor-sektor lain terutama sektor perikanan.

Analisis kebijakan Dampak Krisis

Global terhadap Sektor Kelautan & Perikanan menghasilkan implikasi kebijakan untuk mendorong peningkatan konsumsi ikan dalam

Page 72: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -67

negeri, terutama melalui: diversifikasi bentuk olahan hasil perikanan & perbaikan sistem distribusi ikan, Diversifikasi tujuan pasar ekspor dan Pengadaan mekanisme penjaminan proses transaksi letter of credit dari eksportir Indonesia

Riset Pengembangan Kemitraan Sosial Untuk Tanggul Miskin, implementasi yang muncul dari kegiatan tersebut adalah perlunya mengintensifkan upaya pengembangan potensi usaha berbasis masyarakat dengan pendekatan seperti tercermin pada terbentuknya KUB Bhakti Anisa di lokasi riset, perlu perbaikan sistem bagi hasil sebagai alternatif penanggulangan kemiskinan, perlu pendampingan manajerial dan teknis, yang mengimplementasikan teknologi tepat guna dan memanfaatkan sumber bahan baku lokal pada pengembangan usaha.

Analisis kebijakan Reorientasi Program Revitalisasi Perikanan menghasilkan implikasi kebijakan berupa Revitalisasi harus dipadukan dengan sasaran pengemb. wilayah. Perlu sinkronisasi investasi di daerah sasaran program revitalisasi harus didukung kebijakan fiskal & moneter yang diarahkan pada peningkatan investasi dan keberlanjutan usaha

Kajian sosial ekonomi penggaraman rakyat dilakukan di Jeneponto (Sulsel) dan Madura, yang dilatar belakangi oleh permasalahan luas tambak garam, sistem pengelolaan, produktifitas lahan, mutu garam dan harga. Hasil riset menunjukkan bahwa pembuatan garam hanya dilakukan pada saat musim kemarau dengan cara tradisional sehingga rata-rata produksi garam hanya mencapai 260 ton/Ha per tahun. Permasalahan umum yang dihadapai oleh petani garam adalah tidak adanya harga dasar garam dari pemerintah dan terbatasnya pembeli/pedagang. Permasalahan khusus yang dihadapi petani garam Jeneponto adalah adanya pengelolaan usaha pada lahan tambak yang sama dengan waktu berbeda yaitu pada saat musim kemarau menjadi tambak garam, sedangkan pada musim penghujan menjadi tambak ikan bandeng.

Kebijakan yang diambil dari kasus garam adalah perlu dilakukan peningkatan produksi garam secara intensif maupun ekstensif, penentuan harga dasar garam oleh pemerintah dan pengaturan impor garam serta upaya restrukturisasi kepemilikan industri garam.

Page 73: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -68

Beberapa opsi rekomendasi dalam bidang budidaya diantaranya : 1. Analisis Kebijakan : Evaluasi Kegiatan Rilis Komoditas Perikanan menghasilkan opsi dan saran tindak lanjut sebagai berikut: Masa kadaluarsa ikan yang sudah dirilis dan didistribusikan ke

masyarakat hendaknya dicantumkan dan perlu disampling untuk dimonitoring.

Perlunya menyertakan kajian ekonomi dari setiap varietas yang akan dirilis sehingga jenis varietas yang menguntungkan saja yang bisa dirilis agar bermanfaat bagi pembudidaya.

Perlunya pembentukan jaringan yang kuat karena sudah banyak varietas yang dirilis agar dapat saling sharing untuk meningkatkan deskripsi keunggulan varietas yang baru.

Perlunya pembentukan SK tersendiri mengenai pelepasan varietas baru yang sesuai dengan kondisi perikanan karena selama ini mengadopsi SK pertanian dimana varietas padi tidak mobile tetapi kalau ikan lebih mudah distribusi dan penyebarannya.

Sosialisasi produk perundangan, peraturan yang berlaku kepada pemulia untuk menegaskan kembali tanggung jawab moral atas pekerjaan yang dilakukannya hingga menghasilkan produk pemuliaan yang dirilis.

Perlu dievaluasi kembali kaidah–kaidah pemuliaan yang berlaku yaitu prosedur operasional standar pemuliaan dalam memperoleh produk pemuliaan (jenis/varietas) ikan unggul.

Reorientasi terhadap kerangka kerja dan prioritas terhadap ikan unggul yang dihasilkan oleh kegiatan pemuliaan, terutama pada lembaga riset (Litbang) sebagai jaminan bagi tenaga pemulia dalam melaksanakan tugasnya.

Monitoring dan evaluasi terhadap jenis/varietas yang telah dirilis perlu dilakukan untuk menjaga agar konsumen tidak dirugikan. Demikian juga mekanisme rilis dan tugas (lembaga pengembang) atas produk pemuliaan pasca rilis, sehingga produk tersebut dapat digunakan dalam mendukung program Departemen Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan produksi hingga 300%. 2. Kebijakan Budidaya Bandeng di Propinsi DKI Jakarta dan Banten berhasil disusun opsi kebijakan sebagai berikut : Pembuatan program pemilihan lokasi untuk pengembangan

budidaya bandeng yang berwawasan lingkungan, jauh dari limbah industri dan domestik supaya dapat menghasilkan bandeng yang sehat dan memenuhi standarisasi pangan.

Sosialisasi dan promosi ke petambak untuk memprioritaskan bandeng sebagai komoditas unggulan yang dapat dijadikan sebagai

Page 74: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -69

usaha yang menguntungkan baik sebagai ikan segar, olahan, maupun bandeng umpan.

Pemberian sanksi atau hukuman yang berat bagi pelaku pembuang limbah berbahaya yang akan merusak lingkungan.

Bantuan modal dan sarana untuk operasional budidaya sampai ke pemasaran.

Pelatihan secara berkesinambungan kepada petambak dan pengusaha tentang sertifikasi dan standarisasi cara–cara budidaya dan cara–cara pemasaran.

Penstabilan harga Bandung. III. Penyebarluasan Pemanfaatan Hasil Riset Kelautan dan Perikanan Promosi dan diseminasi hasil riset merupakan langkah strategis dalam rangka mempercepat pemanfaatan hasil riset untuk memajukan masyarakat mina bahari dan meningkatkan kemandirian IPTEK bangsa Indonesia. Penyerapan dan pemanfatan hasil riset oleh masyarakat selain menciptakan kemandirian bangsa di bidang IPTEK juga mendorong para peneliti untuk terus berkarya. Termanfaatkannya hasil riset untuk pemangku kepentingan kelautan dan perikanan dijabarkan dalam indikator sasaran sebagai berikut : a) Peningkatan Jalinan Kerjasama dalam Riset Kelautan dan

Perikanan Outcome Konferensi Kelautan Dunia (WOC ) Para Menteri dan Ketua Delegasi yang hadir pada WOC 2009 telah menyepakati Deklarasi Kelautan Manado (Manado Ocean Declaration) yang menegaskan peran penting ekosistem pesisir dan laut sebagai komponen sistem iklim global. Proses interaksi biogeokimia dan oseanografi ekosistem tersebut mempengaruhi laju perubahan iklim bumi. Kepedulian kolektif yang tertuang dalam MOD merupakan komitmen perubahan jangka panjang untuk konservasi sumber daya pesisir dan laut, pengelolaan dan penggunaan yang berkelanjutan sumber daya pesisir dan laut; mewujudkan strategi nasional untuk mengelola ekosistem pesisir dan laut secara berkelanjutan serta meningkatkan ketahanannya mengurangi pencemaran laut, meningkatkan pemahaman dan pertukaran informasi pesisir dan laut serta perubahan iklim terutama di negara-negara berkembang, mengembangkan secara efektif pengelolaan kawasan perlindungan laut termasuk jaringan yang handal.

Page 75: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -70

MOD mengakui pentingnya meningkatkan pemahaman tentang dampak perubahan iklim di laut, dan pentingnya mengarustamakan dimensi laut dalam strategi mitigasi dan adaptasi dalam UNFCCC COP 15. Garis besar hasil WOC 2009 adalah sebagai berikut: 1. Sektor kelautan akan diikutsertakan dalam menentukan posisi

Pemerintah Indonesia dalam isu perubahan iklim. 2. Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) membentuk kelompok

kerja kelautan untuk memfasilitasi isu-isu perubahan iklim berkaitan dengan laut.

3. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan ekosistem pesisir dan laut pada tingkat nasional dan lokal dengan pola berkelanjutan untuk menangani dampak perubahan iklim.

4. Memberi komitmen politik untuk memasukkan dimensi laut dalam agenda dan negosiasi perubahan iklim.

Upaya mengarustamakan amanat dan mandat MOD (dimensi kelautan) pada proses negosiasi perubahan iklim akan tetap dilanjutkan sampai pada COP 16 yang akan diadakan di Meksiko Desember 2010. Untuk mendukung proses negosiasi tersebut diperlukan upaya-upaya dan hasil riset yang komprehensif untuk menekankan pentingnya mempertahankan keberadaan ekosistem pesisir dan laut beserta dinamika yang berlangsung di dalam ekosistem-ekosistem tersebut sebagai upaya adaptasi dan mitigasi dampak-dampak negatif perubahan iklim. Dalam pelaksanaan WOC, Kepala BRKP ditetapkan sebagai Wakil Sekretaris Panitia Nasional WOC’09 melalui Keputusan Presiden No.23/ Tahun 2007 yang diperbaharui dengan Keppres No. 30/Tahun 2008 tentang Panitia Nasional World Ocean Conference 2009 (WOC’09). Bertindak sebagai Ketua Pengarah adalah Menko Kesra, Ketua Panitia Nasional WOC’09 adalah Menteri Kelautan dan Perikanan. BRKP telah ditunjuk sebagai focal point substansi dan penyelenggaraan serta anggaran untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang terkait dengan WOC 2009, sesuai arahan Menteri Kelautan dan Perikanan. Beberapa kegiatan persiapan yang merupakan bagian dari upaya untuk mensukseskan kegiatan WOC 2009 di Manado telah dilaksanakan pada tahun 2008. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai persiapan untuk mempromosikan dan memperoleh dukungan seluas-luasnya dalam penyelenggaraan WOC 2009, mendapatkan masukan dan mematangkan substansi-substansi yang akan dibahas dalam WOC 2009, mensosialisasikan kegiatan WOC 2009 dan menarik keterlibatan

Page 76: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -71

sebanyak-banyaknya keikutsertaan negara serta institusi nasional, regional dan internasional. Upaya merrefleksikan dimensi kelautan pada hasil akhir COP 15 UNFCCC telah dilakukan dalam setiap pertemuan UNFCCC sepanjang tahun 2009. Indonesia telah dianggap sebagai negara yang selalu memperjuangkan pengarustamaan isu kelautan ke dalam proses negosiasi UNFCCC. Hal ini tercermin dalam penghargaan dan dukungan yang diberikan oleh penyelenggara dan peserta pada acara Oceans Day yang diselenggarakan sebagai kegiatan paralel event COP 15 UNFCCC pada tanggal 14 Desember 2009. Indonesia menjadi co-organizer acara Oceans Day bersama European Environment Agency (EEA) – European Union (EU) dan Global Forum on Oceans, Coasts, and Islands (GFOCI). Kegiatan ini diikuti oleh 150 peserta dari 39 negara terdiri dari para pakar, pengambil kebijakan dan pengamat kelautan dari seluruh dunia. Kegiatan ini membahas pentingnya peran laut, pesisir dan pulau-pulau kecil beserta ekosistemnya dalam kerangka pembahasan perubahan iklim. Oceans Day mengangkat tema The Importance of Oceans, Coasts, and Small Island Developing States in the Climate Regime dan memfokuskan pembahasan pada dampak perubahan iklim terhadap laut dan pesisir seperti adanya kenaikan paras air laut, pemutihan terumbu karang dan pengasaman laut. Forum pertemuan lainnya dalam melakukan upaya mengarustamakan dimensi kelautan amanat dan mandat MOD adalah : 1. Jumpa Pers Menteri Kelautan dan Perikanan pada 15 Desember

2009 di Bella Center, yang menjadi tempat pertemuan COP 15 UNFCCC. Dalam jumpa pers tersebut, Men KP kembali menekankan pentingnya mengarustamakan dimensi kelautan dalam perubahan iklim global sebagai amanat Deklarasi Kelautan Manado. Hal ini selaras dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim dan sangat berkepentingan terhadap keberadaan mitra dan tersedianya dukungan berbagai upaya adaptasi dan mitigasi serta alih teknologi dalam program adaptasi dampak perubahan iklim. Jumpa pers ini disiarkan secara langsung oleh UNFCCC dan rekamannya bisa disimak melalui tautan:http://www1.cop15.metafusion.com/kongresse/cop15/temp/play.php?id_kongressmain=1&theme=unfccc&id_kongresssession=2546.

Page 77: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -72

2. High-Level Event UNFCCC COP 15 pada 15 Desember 2009 yang dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan yang juga menekankan pentingnya komitmen politik terhadap adaptasi perubahan iklim melalui pembangunan ketahanan masyarakat dan lingkungan. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan menyampaikan gagasan Presiden RI terkait posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang sangat berkepentingan terhadap perubahan iklim.

3. ADB and Climate Change Events pada tanggal 13 Desember 2009 di

Kopenhagen, Denmark. Kegiatan ini merupakan kerjasama Asian

Development Bank (ADB) dan Dewan Nasional Perubahan Iklim

(DNPI).

4. Fisheries, aquaculture and aquatic systems in a changing climate pada tanggal 15 Desember 2009 yang diadakan oleh PaCFA - Partnership for Climate, Fisheries and Aquaculture. Acara ini dilaksanakan sebagai bagian menyikapi dampak perubahan iklim terhadap perikanan dan ekosistem pesisir dan laut.

5. Seas the Future - Enhancing North Atlantic and Global Partnerships yang diselenggarakan oleh Delegasi Denmark di Bella Center, Kopenhagen pada tanggal 16 Desember 2009. Liputan webcast dan pemaparan acara Seas the Future dapat disimak dan didownload dihttp://www1.cop15.meta-fusion.com/kongresse/cop15/ templ/play.php?id_kongressmain=1&theme=unfccc&id_kongresssession=2667.

6. Pertemuan Informal MenKP dengan Executive Director United

Nation Environmental Program (UNEP) Mr. Achim Steiner di Bella Center, Kopenhagen pada tanggal 17 Desember 2009. Di dalam pembicaraan tersebut dibahas kemungkinan dilaksanakannya sebuah joint statement antara Pemerintah Indonesia dan UNEP perihal pentingnya peran laut didalam perubahan iklim. Direncanakan joint statement ini akan dikeluarkan pada 11th Special Session of the Governing Council / Global Ministerial Environment Forum di Bali, Indonesia pada tanggal 24-26 Januari 2010.

Keberhasilan WOC juga tercermin dari pengakuan dunia internasional. Pada acara pembukaan the 11th SSGC UNEP/GMEF Rabu, 24 Februari 2010, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima penghargaan “UNEP Award for leadership in promoting Oceans and Marine Conservation Management” atas kepemimpinan dalam inisiatif kelautan dan pesisir yang diserahkan langsung oleh Dr. Achim Steiner,

Page 78: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -73

Executive Director UNEP. Pemberian penghargaan dari UNEP ini merupakan pengakuan dari UNEP dan komunitas internasional terhadap kepemimpinan Indonesia untuk mengangkat isu konservasi kelautan (marine conservation). Indonesia dianggap telah berhasil dalam mengangkat tidak saja usaha nasional tetapi regional dan internasional dengan inisiatif seperti World Ocean Conference 2009 yang menghasilkan Manado Ocean Declaration. Penghargaan UNEP ini merupakan pemberian yang sangat terhormat yang pertama kepada seorang Kepala Negara dengan usaha nyata untuk meningkatkan kesadaran berbagai pihak untuk melindungan dan mengkonservasi ekosistem pesisir dan laut, serta dampaknya yang mempengaruhi jutaan manusia baik pada dewasa ini maupun generasi mendatang.

Amanat dan mandat MOD merupakan salah satu pilar dari tujuh draft

keputusan dalam pertemuan sesi khusus the 11th Special Session Governing Council UNEP/Global Ministerial Environment Forum (11th SSGC UNEP/GMEF) yang dilaksanakan di Bali International Convention

Centre, Nusa Dua, Bali pada tanggal 24 – 26 Februari 2010. Forum 11th SSGC UNEP/GMEF telah disepakati dan diadopsi oleh negara-negara anggota UNEP, sebagaimana tertuang dalam keputusannya. Amanat dan mandat MOD tersebut termaktub dalam Ocean Decision yang terdiri atas 17 paragraf yang terbagi dalam delapan (8) paragraf pembukaan dan sembilan (9) paragraf operasional. Amanat dan mandat MOD juga dijabarkan dalam konsep Karbon Biru (Blue Carbon). MenKP dan Executive Director United Nations Environment Program (UNEP), Dr. Achim Steiner telah melakukan konferensi pers Blue Carbon pada hari Kamis, 25 Februari 2010. Dalam penyataan bersama ini, kembali ditegaskan pentingnya menjaga kelestarian dan kemampuan ekosistem laut dan pesisir sebagai dinamisator iklim global. Dari evaluasi tersebut BPoA telah menjadi kebijakan kelautan tingkat regional dan telah mulai dilaksanakan di negara-negara APEC 6 proposal/ tahun.Selama kurun waku kepemimpinan Kepala BRKP (2006-2008) proposal Proyek MRCWG yang diusulkan ke APEC rata-rata 7 proposal/tahunnya, dengan tingkat sukses dibiayai sekitar 5-6 proposal/tahun. Sejak tahun 2006, Indonesia mulai ikut mengajukan proposal proyek MRCWG, rata-rata 2 proposal/tahunnya. Sedangkan

The 2nd Indonesia – China Workshop

on Marine Science & Environmental

Protection, Bali, 31 Juli – 2 Agustus

2008

Pada forum kerjasama internasional

lainnya yaitu 21st APEC-MRCWG

Meeting di Piura, Peru Kepala BRKP

(Prof dr. Indroyono Soesilo) menjadi

pimpinan sidang tersebut. Dalam

pertemuan tersebut telah dievaluasi

pelaksanaan the Bali Plan of Action

(BPoA) yang diputuskan para Menteri

Kelautan APEC di Bali tahun 2005.

Page 79: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -74

pada tahun 2008 terdapat 4 proposal. Salah satu prestasi APEC MRCWG untuk tahun 2007 adalah ikut memuluskan Coral Triangle Initiative (CTI) menjadi salah satu APEC Leader’s Declaration. Pada pertemuan tersebut, Prof. Dr. Indoyono Soesilo menyerahkan kepemimpinannya sebagai Lead Shepherd yang telah diembannya selama 2 tahun kepada pejabat baru dari Peru

Kegiatan yang dihadiri 121 negara tersebut telah menghasilkan dokumen dan komitmen penting masa depan kelautan dunia, peran laut terhadap iklim dan dampak perubahan iklim terhadap laut. WOC telah berhasil mendeklarasikan Manado Ocean Declaration (MOD) yang menjadi dokumen bersejarah untuk kelangsungan kehidupan laut di dunia dan merupakan komitmen kelautan terbesar kedua setelah the United Nations Convention on the Law of the Sea. MOD mencerminkan komitmen internasional dan strategi dalam menggunakan sumber daya kelautan untuk kemanfaatan bagi kehidupan manusia dan menggarisbawahi pentingnya peranan laut dalam proses perubahan iklim dan pengaruh perubahan iklim pada laut. Atas pertimbangan di atas maka dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai tindak lanjut WOC’09 yang merupakan bagian dari upaya untuk mensosialisasikan hasil kegiatan WOC’09 (MOD). kelautan,menggali bahan-bahan masukan untuk persiapan delegasi

Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim Dunia di Copenhagen.

b) Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Riset Kelautan dan Perikanan oleh Stakeholder

Hasil IPTEK kelautan dan perikanan terus dipacu pemanfaatannya bagi para pemangku kepentingan. Kegiatan yang telah dilaksanakan diantaranya : a. Penyebaran Peta Fishing Ground. Informasi ini disebarluaskan

melalui situs www.dkp.go.id, dan www.brkp.dkp.go.id yang diperbarui 2 kali seminggu oleh Balai Riset dan Observasi Kelautan di Perancak, Kabupaten Jembrana, Bali. Peta Fishing Ground juga dapat diperoleh dengan menghubungi nomor 0353

Pembukaan WOC di Manado

Kegiatan tersebut juga

dilaksanakan sebagai upaya untuk

menentukan dan menyepakati

agenda riset dan langkah strategis

yang perlu dilakukan Indonesia

dalam meningkatkan peran laut

sebagai upaya mitigasi dan

adaptasi perubahan iklim,

penguatan strategi mitigasi dan

adaptasi perubahan bidang

Pembukaan Sosialisasi WOC di Makassar

Page 80: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -75

44270 – 273 dari mesin fax peminta informasi yang telah dilengkapi dengan fasilitas FOD (fax on demand). Adapun peta fishing ground tersebut telah disebarluaskan pada institusi sebagai berikut : Dinas Kelautan dan Perikanan Tingkat I dan II, Instansi pemerintah, koperasi nelayan, institusi pendidikan, pelabuhan perikanan, perusahan perikanan, perorangan, HANKAM dengan jumlah total sebanyak 140 institusi.

b. Penyebaran paket IPTEK. Hasil IPTEK kelautan dan perikanan yang disebarluaskan ke nelayan pembudidaya dan kelompok/koperasi petani pembudidaya berupa induk dan benih yang diperoleh dari riset dalam bidang budidaya perikanan serta teknologi berupa mesin pengolah hasil perikanan menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi. Dalam rangka adopsi teknologi inovatif terpilih, transfer teknologi yang adaptif terhadap masyarakat serta percepatan pembangunan kelautan dan perikanan di daerah dalam bidang kelautan dan perikanan yang dihasilkan oleh BRKP kepada stakeholders dalam upaya pembangunan industri kelautan dan perikanan untuk percepatan pencapaian kesejahteraan masyarakat di sektor tersebut maka dikembangkan model IPTEKMAS yang dirancang untuk pemberdayaan masyarakat dengan mempertimbangkan : (i) 4 komponen IPTEKMAS : assessment, bantuan teknologi, bimbingan teknologi dan monitoring manfaat dan dampak, serta (ii) bantuan dan bimbingan teknologi yang diberikan mempertimbangkan kondisi setempat (masyarakat, infrastruktur yang ada, sumber daya, dan pasar).

Penerapan model IPTEKMAS dilakukan dalam bentuk : Merancang serta memfasilitasi penumbuhan dan pembinaan percontohan sistem dan usaha kelautan dan perikanan berbasis IPTEK ; Membangun sistem pengadaan teknologi dasar (misalnya teknologi benih dasar, prototipe alat/mesin produksi, usaha penangkapan, budidaya dan

Panen perdana patin skala industri oleh Mentri Kelautan

dan Perikanan

Page 81: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -76

pengolahan produk skala komersial) secara luas dan desentralistik ; Menyediakan informasi, konsultasi dan sekolah lapang untuk pemecahan masalah melalui penerapan IPTEK kelautan dan perikanan bagi para praktisi usaha kelautan dan perikanan ; Memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik pengguna dan lokasi dalam rangka pengembangan riset di lingkup BRKP.

Menteri KP Menyerahkan Secara Simbolis Calon Induk Nila BEST Kepada Gubernur

Jawa Tengah

Untuk itu sejak tahun 2007 BRKP telah mengembangkan model IPTEKMAS. Pada tahun 2008 BRKP memiliki 5 paket IPTEKMAS yaitu (i) paket teknologi produk perikanan di Propinsi Sumatera Selatan, (ii) paket teknologi perikanan budidaya di Propinsi Sumatera Selatan , (iii) paket pengelolaan perairan umum secara berkelanjutan berbasis budidaya di Kalimantan Barat, (iv) paket pengembangan patin pasupati di wilayah Sapta Mitra Pantura, serta (v) paket teknologi terapan di desa untuk desa nelayan di Gesing, Gunung Kidul. Sedangkan pada tahun 2009 BRKP memiliki 10 paket IPTEKMAS, diantaranya : 1. Model Penerapan IPTEKMAS Dalam Pengembangan Kawasan

Budidaya Ikan Nilem di Banyumas ,Jawa Tengah 2. Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Maggot di Kecamatan Singkut,

Kabupaten Sarolangun,Jambi 3. Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Tiram Mutiara, Buleleng Bali 4. Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Ikan Patin Pasopati di Wilayah

Sapta Mitra Pantura 5. Pengelolaan Ikan Bilih Di Danau Toba, Sumatera Utara 6. Pengelolaan sumberdaya ikan danau laut air tawar di Kab. Aceh

Tengah, NAD 7. IPTEKMAS Pengolahan Produk Perikanan di Gunung Kidul,

Bantul, Sleman dan Kulon Progo, Jawa Tengah 8. IPTEKMAS Penerapan Alat Pemurni Garam Sederhana Untuk

Meningkatkan Kualitas Garam Rakyat Berstandar Industri 2009 – Cirebon Jawa Barat

9. Paket teknologi desalinasi air laut menjadi air tawar dengan kapasitas 500 liter/ per jam di Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo Jawa Timur

10. Paket Teknologi metode downscaling data satelit yang dihasilkan PPDPI untuk wilayah pesisir di wilayah perairan Laut Sawu

Page 82: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -77

1.Model Penerapan IPTEKMAS Dalam Pengembangan

Kawasan Budidaya Ikan Nilem di Banyumas Jawa Tengah

Dalam rangka program Iptekmas ini telah disalurkan induk dengan

jumlah induk sekitar 500 ekor yang diberikan kepada Balai Benih

Ikan Singasari dan kepada kelompok pembudidaya Sri Utama

maupun Mina Sari. Hasil yang diperoleh (Sampai dengan awal bulan

Nopember 2009) produksi benih ikan nilem yang dihasilkan oleh

BBI Singasari sudah mencapai 4.081.894 ekor yang disebarkan ke

pengguna di wilayah Banyumas, pembudidaya ikan, dan anggota

kelompok pembudidaya yang memerlukan.

Hasil Produksi Ikan Nilem Sedangkan yang dihasilkan oleh

kelompok pembudidaya Sri Utama

dan kelompok pembudidaya Mina

Sari telah mencapai 3.168.000

ekor. Adapun pendistribusian lebih

banyak kepada anggota kelompok

disamping kepada kelompok

pembudidaya lain yang

membutuhkan.

2.Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Maggot di Kecamatan

Singkut, Kab.Sorolangun Jambi

Ket :Persiapan budidaya maggot dengan penebaran PKM secara merata dalam bak budidaya (atas) dan Larva Black Soldier/”Maggot” yang dibudidayakan (umur ± 1 minggu) (bawah)

Kegiatan yang dilaksanakan

dengan beberapa stakeholder

terkait di Kecamatan Singkut,

Kabupaten Sarolangun, Provinsi

Jambi. Kabupaten Sarolangun

dipilih sebagai lokasi karena

adanya lokasi perkebunan kelapa

sawit. Limbah kelapa sawit (Palm

Kernel Meal) dari perusahaan ini

kemudian dapat dimanfaatkan

sebagai bahan baku untuk

budidaya maggot disamping itu

juga kecocokan habitat, dukungan

kelembagaan pemerintah serta

Page 83: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -78

adanya kegiatan budidaya ikan.

Kegiatan ini mencakup budidaya

maggot, pembuatan pakan pelet

maggot serta budidaya ikan yang

memanfaatkan pelet yang

diproduksi. Untuk setiap siklus,

produksi maggot yang dihasilkan

mencapai 150– 250 kg, sedangkan

pelet yang dibuat mencapai 200–

250 kg/silklus.

Pemanfaatan pelet maggot menunjukkan hasil yang

menggembirakan dimana efisiensi penggunaan pakan pelet

maggot untuk ikan budidaya relatif mendekati pelet komersil

dengan penghematan biaya pakan mencapai 45%. Kegiatan ini

telah memberdayakan pokdakan Mekar Jaya dalam hal menguasai

dan pakan pelet maggot serta aplikasi pelet menerapkan

teknologi budidaya maggot, pembuatan maggot di kolam

budidaya ikan nila dan mas. Keberhasilan ini juga diikuti dengan

keberlangsungan budidaya maggot, pembuatan pelet serta proses

budidaya ikan oleh anggota pokdakan Mekar Jaya walaupun

kegiatan ini telah berkakhir.

3.Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Tiram Mutiara di

Buleleng Bali

Tujuan kegiatan ini adalah (1)

memberikan pengetahuan

tentang teknik budidaya

pendederan tiram mutiara di

Kabupaten Buleleng, dengan

menggunakan spat tiram hasil

rekayasa Balai Besar Riset

Perikanan Budidaya Laut Gondol;

dan (2) Memberikan alternatif

usaha sampingan masyarakat

pesisir guna meningkatkan

pendapatannya tanpa

meninggalkan mata pencaharian

utamanya. Kegiatan ini dilakukan

Page 84: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -79

dengan model kemitraan antara

pemerintah dan masyarakat yang

dilaksanakan di Kabupaten

Buleleng, Bali. Untuk mencapai

keberhasilan, mutlak diperlukan

kerja sama antara swasta

Ket : penebaran spat oleh Kelompok Bina Karya dan Pula Karti (atas) dan Tiram mutiara ukuran 3–4 cm (bawah)

atau pemerintah dalam hal pengadaan benih, permodalan,

pembinaan usaha dan pemasaran hasil. Idealnya, di kawasan

tersebut sudah ada perusahaan mutiara yang bermitra dengan

para petani budidaya pendederan tiram mutiara. Adanya berbagai

faktor pendukung dan kegiatan ini akan dapat terus memacu

pengembangan budidaya tiram mutiara serta memberikan

alternatif pekerjaan dan peningkatan pendapatan masyarakat

perikanan.Untuk itu dilakukan perjanjian kerjasama antara Pusat

Riset Perikanan Budidaya dengan Dinas Perikanan dan Kelautan

Kab. Buleleng, tentang “Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di

Kabupaten Buleleng, Bali dalam Pengembangan Budidaya Tiram

Mutiara” dengan Nomor 1438/BRKP.2/PL.430/XII/2009 tanggal 5

Desember 2009. Melihat hasil yang telah dicapai pada kegiatan ini,

maka pada tahun 2010 kegiatan pemasyarakatan iptek budidaya

mutiara akan dilaksanakan di kab. Jembrana.

4.Pemasyarakatan IPTEK Budidaya Ikan Patin Pasopati di

Wilayah Sapta Mitra Pantura

Pelaksanaan kegiatan Iptekmas dilakukan dengan tujuan akhir

mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari teknologi

budidaya patin yang disampaikan serta penerapan konsep model

pengembangan industri perikanan terpadu baik yang terbentuk di

setiap kabupaten di lokasi Sapta Mitra Pantura maupun yang

terpadu antar kabupaten.

Pelaksanaan kaji terap budidaya pembesaran dan pendederan ikan

patin di beberapa lokasi telah menunjukkan hasil yang cukup baik,

walaupun dengan kondisi keberhasilan yang berbeda di masing-

masing lokasi. Dukungan inovasi teknologi pakan buatan

memberikan kontribusi dalam efisiensi biaya budidaya. Inovasi

teknologi pengolahan harus disesuaikan dengan karakteristik

masyarakat terkait dengan respon untuk membeli produk yang

Page 85: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -80

dihasilkan. Disamping itu inovasi teknologi pengolahaan yang

dilakukan telah mampu mengatasi hambatan dalam penyediaan

bahan baku serta peralatan yang tidak tersedia di lokasi.

Kelembagaan yang sudah ada telah cukup banyak mendukung

keberhasilan kajiterap teknologi budidaya, pakan buatan, dan

pengolahan baik melalui kelembagaan yang sudah ada

sebelumnya maupun kelembagaan yang baru dibentuk.

Kelembagaan keuangan sangat diperlukan keberadaannya di

lokasi, terkait dengan pembiayaan usaha karena usaha budidaya

patin memerlukan modal yang cukup besar untuk pembelian

pakan. Pengadaan pinjaman permodalan yang disediakan

pemerintah masih terkendala oleh persyaratan yang diperlukan

seperti penjaminan. Faktor penghambat keberhasilan yaitu

keterbatasan modal pembudidaya karena budidaya patin termasuk

padat modal, belum tersedianya lahan untuk budidaya patin yang

luas dengan konstruksi kolam yang sesuai dengan anjuran

teknologi BRKP, belum tersedianya kelembagaan pembiayaan

usaha bagi masyarakat pembudidaya ikan di wilayah desa ini,

belum tersedia kelembagaan penyedia input usaha (sarana dan

prasarana produksi) keperluan masyarakat perikanan, ikan patin

merupakan komoditas baru, sehingga preferensi pasar terhadap

ikan patin masih rendah dan belum tersosialisasikan secara luas,

sehingga pemasarannya masih terbatas. Untuk mensinergikan

kebijakan antara wilayah di lokasi Sapta Mitra Pantura dapat

dilakukan dengan mengembangkan sesuai potensi wilayahnya dan

saling mendukung antar wilayah untuk menciptakan sistim usaha

terpadu mulai dari usaha produksi, pengolahan sampai pasarnya.

Harus dilakukan upaya penggalian potensi pasar lokal untuk ikan

patin melalui berbagai kegiatan yang menunjang seperti pameran

maupun penciptaan melalui usaha pemancingan atau rumah

makan. Penerapan konsep pengembangan sistem usaha perikanan

terapadu di lokasi Sapta Mitra Pantura, setiap kabupaten memiliki

peran strategis yang dimiliki dari potensi daerahnya dan melalui

keterpaduan program dari masing-masing wilayah.

Implikasi kebijakan yang diusulkan adalah diperlukan dukungan

permodalan serta perbaikan infrastruktur pertambakan/

perkolamam, efisiensi usaha budidaya patin dapat dilakukan

dengan pemasyarakatan pakan buatan yang menggunakan bahan

Page 86: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -81

baku lokal yang tersedia di masing-masing wilayah. Kelembagaan

yang harus ada untuk mendukung pengembangan usaha budidaya

patin selain yang sudah ada yaitu kelembagaan input produksi

serta kelembagaan permodalan dan yang tidak kalah pentingnya

yaitu kelembagaan pasar. Inovasi dibidang teknologi pengolahan

yang sudah cukup baik harus didukung oleh adanya perluasan

pasar produk baik di wilayah sendiri maupun ke luar daerah

dengan dukungan seluruh elemen yang terkait, Kerjasama antar

pemerintah daerah harus didukung melalui keterpaduan program

terkait dengan pengembangan sistem usaha perikanan terpadu.

5 .Pengelolaan Ikan Bilih di Danau Toba Sumatera Utara

Hasil studi ekobiologi menunjukkan bahwa Danau Toba cocok

untuk ikan bilih. Maka, tgl 3 januari 2003, sebanyak 2.840 ikan

bilih singkarak ditebar di Danau Toba. Produksinya berkembang

pesat (2004 – 2008) hingga mencapai 3.000 ton ≈ ± Rp 9 milyar

(harga di nelayan Rp 3.000/kg pada tahun 2008, sedangkan untuk

olahan mencapai Rp. 80.000/kg) untuk dipasarkan di Jawa, Bali &

Malaysia. Hasil tangkapan ikan bilih saat ini mulai terjadi

penurunan karena adanya penggunaan alat tangkap yang tidak

rama lingkungan (mata jaring yang digunakan sangat kecil),

penggunaan stroom, bom ikan, penangkapan ikan Bilih di daerah

muara sungai (padahal daerah tersebut merupakan daerah

pemijahan ikan bilih, yang seharusnya di jaga dan dilestarikan).

Pengolahan dan penanganan ikan bilih di sekitar Kab Samosir belum baik, belum adanya wadah suatu lembaga atau kelompok baik untuk nelayan, pengumpul maupun pengolahan. Kalaupun ada kelompok itu bersifat dadakan apabila ada sesuatu proyek bantuan. Kegiatan IPTEKMAS/ Sosialisasi hasil riset ini sangat mendukung penyelesaian beberapa permasalahan yang ada karena kegiatan ini adalah untuk mempertahankan keberadaan ikan bilih yang berlimpah di Danau Toba agar tetap lestari dan berkesinambungan serta dapat

Page 87: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -82

meningkatkan pendapatan petani nelayan agar bisa hidup layak dan sejahtera.

6. Pengelolaan Sumberdaya Ikan Danau Laut Air Tawar di

Kab. Aceh Tengah Nangroe Aceh Darussalam

Para peneliti BRKP, staf dinas perikanan dan kelompok petani ikan di danau laut air tawar mengadakan pertemuan untuk pembinaan kepada para nelayan dan petani ikan. Setiap kali pertemuan kurang lebih dihadiri oleh 20 orang. Penyuluhan tentang pengelolaan berbasis ekosistem yaitu menjelaskan pentingnya ekosistem di danau tersebut untuk kelestarian sumberdaya perikanan; antara lain yaitu hutan yang ada di sekeliling danau harus dijaga tidak boleh dirusak, karena hutan tersebut menjaga perbukitan agar tidak banyak terjadi erosi dan hutan tersebut sangat berperan untuk menyimpan air, sehingga dengan adanya hutan di perbukitan sekeliling danau maka mata air di danau akan lebih banyak. Penyuluhan pengelolaan berbasis alat tangkap yaitu menjelaskan alat alat tangkap (didisen) berupa perangkap yang ada di sumber mata air tempat pemijahan ikan Depik disekitar danau hendaknya dilarang, bahkan tempat pemijahan tersebut hendaknya dijadikan suaka perikanan. Penyuluhan tentang pengelolaan danau lindung berbasis masyarakat. Inti dari penyuluhan ini adalah untuk mempertegas bahwa masyarakat menjadi kunci utama dalam pelaku pengelolaan danau laut air tawar. Aturan adat istiadat setempat menjadi embrio dalam pengelolaan. Kearifan lokal yang sudah mulai pudar hendaknya dibangun kembali, menghidupkan lagi kelompok nelayan yang mengelola danau seperti DEWAN LANTAK yang dulu pernah ada. Fokus pelatihan kepada masyarakat adalah proses perbenihan ikan

Page 88: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -83

Ikan bawal (Colossoma macropomum cuvier), Ikan Nila (Oreochromis niloticus), Ikan pedih (Neolissochilus longipinnis) secara insitu di Danau Laut Tawar, mulai dari pemeliharaan calon induk, seleksi induk membedakan/memisahkan jantan betina, seleksi induk untuk mengetahui matang kelamin, cara merangsang pemijahan (alami, semi alami dan buatan) dan cara perawatan larva. Para Kader (nelayan) diwajibkan ikut mempraktekkan cara cara tersebut sehingga dapat memahami, dan diharapkan nanti setelah kegiatan selesai dapat melakukan sendiri. Setelah ada kegiatan IPTEKMAS ini maka masyarakat saat ini telah mampu memijahkan ikan sendiri. Selain itu, pengetahuan masyarakat tentang arti penting pengelolaan berkelanjutan perairan umum semakin bertambah. Sehingga saat ini masyarakat mulai menjaga habitat beberapa jenis ikan ekonomis penting. Selanjutnya dengan meningkatnya keterampilan masyarakat untuk memijahkan ikan maka benih ikan hasil pemijahan dapat digunakan untuk restocking dan budidaya dalam keramba.

7. IPTEKMAS Pengolahan Produk Perikanan di Gunung Kidul, Bantul, Sleman dan Kulon Progo Jawa Tengah

Paket teknologi yang sudah

diadopsi oleh masyarakat dalam

bentuk program IPTEKMAS yang

dikembangkan di DI Yogyakarta

dalam bentuk kegiatan perbaikan

sanitasi ruang pengolahan presto

ikan, pengolahan kerupuk patilo

ikan (Gunung Kidul), pengolahan

pindang presto (Bantul), perbaikan

teknik pengolahan agar-agar kertas

(Gunung Kidul), introduksi

peralatan pengolahan agar-agar

kertas, pembuatan abon ikan tuna,

pembuatan patilo ikan (Gunung

Kidul), pengolahan pindang presto

(Gunung Kidul & Bantul),

pengolahan keripik belut (Sleman),

transportasi ikan segar, pengolahan

Page 89: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -84

keripik wader (Kulon Progo).

Penerima paket bantuan IPTEKMAS yang terpilih berjumlah 11 unit

pengolahan/penanganan ikan (UPI) yang tersebar di 4 kabupaten

(Kulon Progo, Sleman, Bantul dan Gunung Kidul). Jenis paket

teknologi yang diberikan terdiri dari : paket perbaikan sanitasi

ruangan, paket peralatan pengolahan pindang duri lunak, abon ikan,

dendeng belut, kripik wader, agar-agar kertas, sistem penanganan

dan transportasi ikan segar, dan diversifikasi peningkatan nilai

tambah produk perikanan (ikan dan rumput laut). Disamping

pemberian peralatan tersebut juga telah dilakukan diseminasi

peningkatan nilai tambah produk perikanan dan rumput laut.

Kegiatan diseminasi difokuskan pada dua tempat yakni di Kabupaten

Gunung Kidul dan Kabupaten Bantul (untuk peserta dari Kab. Bantul,

Sleman, Kulon Progo dan Kodya Yogyakarta) dengan jumlah peserta

diseminasi sebanyak 60 orang (masing-masing 30 peserta). Peserta

diseminasi meliputi staf dinas kelautan dan perikanan, calon

penerima paket bantuan IPTEKMAS, kelompok pengolah dan

pengusaha makanan dan minuman lainnya. Manfaat dari kegiatan ini

adalah sangat membantu terutama dalam penghematan pemakaian

energi panas dan keamanan kerja. Asap yang ditimbulkan akibat

proses penggunaan kayu bakar biasanya asap menyebar diruangan

pengolahan sehingga mengakibatkan terjadinya iritasi pada mata

tetapi setelah menggunakan paket bantuan IPTEKMAS pekerjaan

menjadi lebih mudah dan terbebas dari pencemaran asap, dan ikan

dapat disimpan lebih lama dan tidak khawatir akan terjadi

kemunduran mutu.

8. IPTEKMAS Penerapan Alat Pemurni Garam Sederhana Untuk Meningkatkan Kualitas Garam Rakyat Berstandar Industri 2009 di Cirebon Jawa Barat

Kegiatan IPTEKMAS penerapan mesin/system pencucian garam sederhana merupakan aplikasi teknologi tepat guna yang diharapkan dapat dengan mudah digunakan dan diduplikasi oleh masyarakat khususnya kelompok – kelompok petani garam yang pada saat ini difokuskan di Cirebon Jawa-Barat. Mesin pencuci garam sederhana ini sebenarnya merupakan sistem terpadu yang terdiri dari beberapa mesin yang bertujuan untuk

Page 90: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -85

meningkatkan kualitas garam lokal sehingga dapat bersaing dengan garam import sehingga bisa menambah harga jual. Adapun mesin-mesin pendukung dalam pengoperasian mesin pencuci tersebut antara lain:

Mesin Giling Mesin giling digunakan agar kristal garam bisa lebih halus sehingga mudah untuk dilarutkan selain itu kotoran yang terjebak didalam kristal garam dapat ke cuci. Mesin giling yang digunakan adalah jenis “disk mill” yang mudah diperoleh dipasaran

Mesin Sentrifugal Mesin Sentrifugal fungsinya adalah untuk untuk memisahkan cairan dari cairan yang berbeda, namun dalam proses pencucian garam ini mesin dimodifikasi untuk mengeringkan garam pada tahap pertama

Mesin Rotary Dryer Mesin Rotary Dryer adalah mesin pengering yang secara khusus digunakan untuk mengeringkan bahan padatan biasanya berbentuk tepung (dalam hal ini garam).

Mesin genset Mesin pembangkit listrik yang digunakan untuk menggerakkan semua mesin produkasi diatas kecuali mesin giling

Untuk menjalankan proses produksi diperlukan tenaga kerja sebagai operator 4 orang dan 1 orang mandor. Dipilihnya garam industri karena harga jual yang relatif lebih tinggi dan banyak digunakan dalam proses pencelupan bahan textile, pembuatan sabun/shampoo, industri makanan, bahan baku zat kimia lainnya. Dalam penerapan paket teknologi tersebut, dilakukan pelatihan yang dilaksanakan selama 1 minggu dimulai tanggal 3 Nopember sampai dengan 7 Nopember 2009. Pelatihan meliputi menjalankan mesin dari mesin genset, mesin giling, mesin cuci, mesin sentrifugal dan rotary dryer. Dari mulai cara “mengengkol” genset, menggiling garam, mencuci garam sampai dengan mengeringkan garam dan mengemas garam. Dalam pelatihan ini, selain proses produksi dan

Page 91: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -86

penggunaan mesin, operator juga diajarkan cara perawatan mesin dan pengetahuan mengenai garam, baik garam industri maupun garam yodium. Dalam penerapan paket teknologi ini, dilakukan kerjasama dengan Koperasi Bumi Nusa. Dari kerjasama tersebut, diharapkan agar dengan bantuan teknis dan mesin dari BRKP, Koperasi Bumi Nusa dapat membina petani untuk peningkatan kualitas dan kuantitas produksi garam, membuka relasi dan peluang pasar baru, membuka jaringan antar desa untuk membentuk asosiasi petani garam serta meningkatkan sumber-sumber pendapatan yang berkaitan dengan garam baik langsung atau tidak langsung.

9. Paket Teknologi Desalinasi Air Laut Menjadi Air Tawar

dengan Kapasitas 500 liter/ per jam di Pelabuhan

Perikanan Mayangan Probolinggo Jawa Timur

Paket teknologi tepat guna yang dipasang di Pelabuhan Perikanan

Mayangan merupakan paket teknologi desalinasi air laut menjadi air

tawar dengan kapasitas 500 liter/ per jam. Teknologi ini

diaplikasikan untuk membantu masyarakat disekitar pelabuhan

perikanan dalam hal pemenuhan kebutuhan air bersih untuk

kegiatan perikanan. Adapun pengguna paket teknologi ini adalah

petani, nelayan, petani ikan, masyarakat pesisir dan pulau-pulau

kecil serta masyarakat umumnya.

10. Paket Teknologi Metode downscaling Data Satelit yang

Dihasilkan PPDPI untuk Wilayah Pesisir di wilayah

perairan Laut Sawu

Paket teknologi ini memberikan informasi tentang pasang surut yang

dapat dimanfaatkan masyarakat pesisir dalam pengelolaan perairan

tambak. Dalam bidang perikanan budidaya, terutama tambak-

tambak seperti ikan dan udang memerlukan tenaga pasut untuk

sirkulasi air asin dan bibit udang alami dari laut ke daerah

pertambakannya. Adanya fenomena pasang surut juga berpengaruh

terhadap kegiatan pelayaran laut, terutama perahu-perahu nelayan

kecil di sekitar laut Sawu. Selain itu, data pasut hasil observasi yang

kontinu juga dapat dimanfaatkan dalam bidang geodesi untuk

pembuatan peta topografi dan batimetri, bidang geologi digunakan

untuk mengetahui perubahan garis pantai, hal ini juga dibidang

Page 92: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -87

rekayasa pantai untuk mendesign struktur bangunan pantai, serta

bidang lingkungan data pasut ini dapat digunakan untuk

menganalisis lingkungan yang kaitannya dengan intrusi air laut dan

pencemaran air laut maupun sungai. Disamping itu, paket teknologi

ini juga dapat memberikan informasi mengenai peningkatan

densitas dan biodiversity terumbu karang melalui metode

transplantasi terumbu karang buatan yang dapat meningkatkan

pertumbuhan terumbu karang, serta untuk ekosistem wilayah pesisir

lainnya seperti mangrove dan lamu. Sistem ini disebut bioreef .

Pameran, Seminar, Workshop, Temu Bisnis. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas komunikasi ilmiah antara peneliti, pengguna dan pengambil kebijakan dan juga sebagai upaya penyebarluasan informasi baik terhadap masyarakat sekaligus dalam rangka memamerkan produk ataupun hasil riset dan teknologi maka dilakukan kegiatan pameran. Upaya ini dilakukan juga sebagai wahana sosialisasi dan kegiatan yang bersifat diseminasi kepada para insan peneliti, perguruan tinggi, pembudidaya, pemerintah daerah, penyuluh, dan dinas terkait. Kegiatan ini pada dasarnya adalah bentuk pelayanan informasi secara langsung di lokasi pameran, BRKP setiap tahun menyelenggarakan kegiatan pameran, seminar, temu bisnis dan kegiatan lainnya. Dalam kurun waktu 2005 – 2009, kegiatan diseminasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Keikutsertaan BRKP dalam pameran yang dilaksanakan pada tahun 2009 sebanyak 54 kali keikutsertaan. Selain kegiatan pameran, BRKP pun menyelengarakan kegiatan Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA). Kegiatan ini merupakan media untuk menyampaikan hasil riset pengembangan teknologi akuakultur serta perekayasaan yang inovatif kepada para pengguna/pembudidaya

Kegiatan MONEV IPTEKMAS di Dinas

Kelautan dan Perikanan Kab. Sumba Timur

Data yang digunakan sebagai dasar pembuatan

PPDPI di Laut Sawu

Page 93: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -88

dan membangun komunikasi antara penghasil teknologi dan pelaku usaha akuakultur di Indonesia. Tujuan dari kegiatan forum ini adalah (1) sebagai media untuk memperoleh informasi teknologi akuakultur terkini, (2) tersosialisasinya hasil–hasil riset dan perekayasaaan teknologi akuakultur kepada para pengguna/pembudidaya di Indonesia, (3) sebagai ajang pertukaran informasi antara penghasil dan pengguna teknologi akuakultur di Indonesia, dan (4) memacu peneliti, perekayasa dan pengguna teknologi akuakultur untuk lebih menggali potensi yang ada untuk memacu perkembangan usaha akuakultur. Sasaran kegiatan ini adalah adalah dikenalnya teknologi hasil riset yang bersifat inovasi dari Pusat Riset Perikanan Budidaya, Badan Riset Kelautan dan Perikanan dan DKP oleh berbagai pihak yang berkompeten di bidang perikanan, baik praktisi, peneliti, perekayasa, teknisi, penyuluh, Dinas Perikanan dan Kelautan, perguruan tinggi, birokrat maupun pihak–pihak pengguna lainnya. Sehingga dengan bertemunya penghasil dan pengguna teknologi nantinya dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan maupun dalam melakukan kegiatan pengembangan usahanya.

c) Peningkatan Jalinan Kerjasama dalam Riset Kelautan dan

Perikanan Kerjasama yang dijalin oleh BRKP dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi, swasta, lembaga dalam dan luar negeri bersifat saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia BRKP melalui pelaksanaan riset bersama, pertukaran tenaga ahli/expert exchange, pertemuan, training, workshop, maupun pendidikan serta sebagai alternatif sumber dana bagi kegiatan riset. Mitra kerjasama dengan BRKP adalah Australia, Perancis, Denmark, Canada, Swedia, Uni Eropa, PRC, USA, Western Central Pacific, Jerman, South East Asia, Norwegia, dan Jepang. Beberapa kegiatan tersebut di antaranya adalah pendidikan Program Doktor dalam Bidang Marine Natural Product Chemistry di Korea, kunjungan riset Cell and Molecular Biologi di Jerman, Indonesia-German Steering Committee Meeting on Earth and Ocean Research di Jerman, dan China-Indonesia Workshop on Cooperation of Marine Science and Environmental Protection di China.

BRKP telah melakukan kerjasama dengan berbagai stake holder di dalam negeri maupun dengan pihak asing mulai tahun 2006 sampai saat ini. Kerjasama yang dilakukan pada tahun 2006 antara lain berupa nota kesepahaman antara BRKP dengan Pemerintah Kabupaten Kupang

Pameran, seminar, workshop dan diseminasi telah menjadi kalender tahunan BRKP untuk lebih

mendekatkan hasil riset kepada stakeholder

Page 94: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -89

dan Majene. Sedangkan Riset mengenai Pegembangan, Pengkajian dan Penerapan Pengetahuan dan Teknologi di Bidang Kelautan dan Perikanan dengan Pemerintah Kota Pekalongan. Sedangkan kerjasama dengan pihak asing antara SEACORM-ATRF Australia mengenai MOU Development and utilisation of research facilites ; PRPT – SBF Swedia mengenai Sustainable Coastal Fishery Resources Management Project ; PRPT –IOCT-NRIFSF – CSIRO mengenai MOU Tagging survey in Indonesia (area of Sumatera) ; BRKP – First Institute of Oceanography (FIO-SOA) The South China Sea – Indonesian Seas Transport/Exchange (SITE) and Impacts on Seasonal Fish Migration (Implementation Agreement) ; PRWLNSH-FIO-SOA The Java Upwelling and Impacts on Seasonal Fish Migration ; BBRP2BKP - EU Improved handling of Fresh Tuna Intended for EU Markets ; BRKP – Commonwealth Australia Support to ATSEF Regional Secretariat; BRKP - Australian Institute of Marine Science (AIMS) Collaboration and Partnership in Marine and Fisheries Research. Untuk tahun 2007 kerjasama dengan stake holder mengenai Riset, Pengembangan, Pengkajian dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Bidang Kelautan dan Perikanan yang dilakukan antara BRKP dengan Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat, TMII, Pemerintah Kabupaten Jembrana, President Research Center, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - UNPAD, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NAD, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur -Prov Kaltim, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian - ITB, ITS Surabaya ; Induk Koperasi Perikanan Indonesia, PT. Excelcomindo Pratama, Tbk dan PT. Jaringmas Satria Buana mengenai Distribusi Informasi Kelautan dan Perikanan; PT Bali Melka mengenai Riset Lumba-lumba untuk Pemanfaatan Pengobatan ; Kerjasama Pengembangan Perikanan Set Net sebagai Teknologi Penangkapan Ikan Hemat Energi dan Ramah Lingkungan dengan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK-IPB dan PT. Indoneptune Net Manufacturing ; Kajian Potensi dan Pengembangan Tuna Farming di Indonesia PT. Mitora Global. Sedangkan kerjasama dengan pihak asing diantaranya dengan Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT) and The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), USA mengenai Cooperation in Joint Research Cruises, Technology Transfer, Capacity Building, and Data Management ; The State Oceanic Administration (SOA) of PRC mengenai Marine Cooperation. Pada Tahun 2008 kerjasama yang dilakukan antara BRKP dengan stake holder mengenai Riset, Pengembangan, Pengkajian dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Bidang Sistem Usaha Kelautan dan Perikanan dengan Pemkab. Pekalongan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pekalongan; Pengukuran Data Lapangan di Pesisir Muara Porong

Page 95: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -90

dengan BPLS ; Riset, Pengembangan, Penerapan dan Penyebarluasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Penyu melalui pendirian STASIUN RISET DAN OBSERVASI PENYU dengan CV. Daya Bakti, Unit Penyu Pangumbahan - Yayasan Kelestarian Penyu Indonesia ; Riset Bidang Kelautan dan Perikanan: Budidaya Ikan Patin dan Ikan Mas dengan PT. Central Pangan Pertiwi ; Kajian Sumberdaya Arkeologi Laut serta Aspek-aspek Terkait di Perairan Kabupaten Selayar dan Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kab. Selayar; Pendidikan, Pelatihan, Riset, Pengembangan dan Penerapan IPTEK di Bidang Kelautan dan Perikanan dengan Universitas Diponegoro Semarang ; Penyebarluasan Informasi Ikan Raja Laut (Coelacanth) dengan PT. SEAWORLD. Untuk kerjasama dengan luar negeri antara lain dengan The Democratic Republic of Timor Leste mengenai Technical Cooperation on Research of Fisheries, ACIAR mengenai Memorandum of Subsidiary Arrangement: Developing New Assessment and Policy Frameworks For Indonesia's Marine Fisheries, Including the Control and Management of Illegal, Unregulated and Unreported (IUU) Fishing) , Memorandum of Subsidiary Arrangement: Sustainable Tropical Spiny Lobster Aquaculture in Viet Nam and Australia , Culture Capture Conflicts: Sustaining Fish Production and Livelihoods in Indonesian Reservoirs , Memorandum of Subsidiary Arrangement:Technical Capacity Building and Research Support for the Reconstruction of Tsunami-Affected Brackishwater Aquaculture Ponds in Aceh, Indonesia; Minutes of Meeting dengan Lamont Doherty Earth Observatory (LDEO) of Columbia ; Memorandum of Understanding: Research Collaboration and Technological Development for Marine and Fisheries Resources dengan The National Fisheries Research and Development Institute of the Ministry for Food, Agriculture, Forestry and Fisheries of the Republic of Korea ; Memorandum of Subsidiary Arrangement: Improved Hatchery and Grow Out Technology For Marine Finfish in the Asia-Pacific Region dengan The Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR), Australian Government; Minutes of the 7th Indonesian - German Steering Committee Meeting in the Field of Earth and Ocean Science dengan Ristek - Federal Ministry of Education and Research of the Federal Republic of Germany. Sedangkan untuk tahun 2009 disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.9 Beberapa Kerjasama Riset Kelautan dan Perikanan pada Tahun 2009 No Topik Kerjasama Mitra

KERJASAMA DALAM NEGERI

1. Kerjasama Pengembangan Perikanan Set-Net Sebagai Teknologi Penangkapan Ikan Hemat Energi dan Ramah Lingkungan

Pusat Riset Perikanan Tangkap-BRKP Departemen Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

Page 96: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -91

2.

Kerjasama riset pengendalian eceng gondok (Eichhornia crassipes) secara biologis dengan ikan koan (Ctenopharyngodon idella) kawasan perairan Danau Limboto, Gorontalo.

Loka Riset Pemacuan Stok Ikan- PRPT Jurusan Biologi Fakultas MIPA

Universitas Negeri Gorontalo

KERJASAMA DALAM NEGERI

3. Perjanjian Kerjasama tentang Pendidikan, Pelatihan, Riset, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Bidang Kelautan dan Perikanan

BRKP dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip

4. Agreement for Establishment of International Consortium and Collaboration Program

Diknas, ITB, UGM, ITS, UNDIP, UNUD, Chiba University, Yamaguchi University, JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency), LAPAN, DKP, dan BPPT

5. Pengembangan Ilmu dan Teknologi Sistem Instrumentasi dan Komunikasi Data Observasi Kelautan

PRTK dan LAPAN

6. BRKP dan LAPAN Pemanfatan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedirgantaraan untuk Observasi Kelautan

7. Riset Pengembangan, Pengkajian dan Penerapan IPTEK di bidang Kelautan dan Perikanan

BBRSEKP Pemerintah Kab. Pekalongan

8. Riset Pengembangan, Pengkajian dan Penerapan IPTEK di bidang Kelautan dan Perikanan

BBRSEKP Pemerintah Kab. Batang Pemerintah Kab. Brebes

9. Riset Data spasial pesisir Indonesia BBRSEKP BAKOSUR TANAL

10. Kerjasama di Bidang Riset Kelautan Wilnon

Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi Kelautan, Badan Penelitian Dan Pengembangan Energi dan Sumberdaya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

11. Kajian Sumberdaya Arkeologi Laut serta Aspek-Aspek Terkait di Perairan Kabupaten Selayar

Wilnon

Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Selayar

12. Riset Pembenihan Ikan Hias Laut CV. Dinar Balai Besar Riset Perikanan Budidaya

Laut Gondol – Bali

13. Pembenihan Tiram Mutiara, Pinctada

Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol – Bali

CV. Pijar Sarana Mutiara

14. Pengembangan teknologi organisma laut Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol – Bali

KYOWA Concrete Industry,Co.Ltd.

15. Riset Pengembangan Pengkajian dan Penerapan Iptek di Bidang Kelautan dan Perikanan

Pusat Riset Perikanan Budidaya, BRKP

Taman Akuarium Air Tawar TMII

16. Pemanfaatan Lahan yang tidak digunakan untuk Penelitian

Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar

Central Pangan Pertiwi

17. Pemanfaatan Lahan yang tidak digunakan untuk penelitian

Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar

Koperasi Pegawai Loka Mekar Sejahtera

18. Pengembangan Usaha Budi daya ikan hias Mina Pancoran mas

Page 97: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -92

19. Pengembangan Usaha Budi daya ikan hias Gusi Bin Bagol

20. Pengembangan Usaha Budi daya ikan hias Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Bina Sejahtera

21. Kerjasama Penelitian, Pengembangan, Pengkajian dan Penerapan IPTEK dibidang Pengembangan Perikanan Budidaya

Pemkab Berau- Prov. Kalimantan Timur

22. Pengembangan Usaha Budi daya ikan hias Bina Bersama dan Bangun Santoso

KERJASAMA LUAR NEGERI

1. 1) The First Institute of Oceanography (FIO), State Oceanic Administration, China

2) Lamont Doherty Earth Observatory (LDEO), Columbia University, USA

The South China Sea – Indonesia Seas Transport / Exchange (SITE) and Impacts on Seasonal Fish Migration

2. The Java Upwelling Variations and Impacts on Seasonal Fish Migration

The First Institute of Oceanography (FIO), State Oceanic Administration, China

3. Monitoring Indonesian Throughflow Lamont Doherty Earth Observatory (LDEO), Columbia University, USA

4. Joint Research of Seismic Tomography Imaging of South China Sea and Developing Seismic Station in Natuna Island

The Second Institute of Oceanography (SIO), State Oceanic Administration, China

5. Academic Cooperative Agreement in the Field of Earth Science andTechnology

University of Florida, Institut Teknologi Bandung, digagas oleh PRTK

6. Implementing Arrangement on Technical Cooperation in Ocean and Climate Observations, Analysis and Application

DKP dan NOAA-USA

7. Aplikasi Sains dan Observasi Kelautan untuk Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dalam Rangka Pengembangan Jejaring Kawasan Konservasi Perairan di Wilayah Segitiga Karang (Coral Triangle)

BROK dan Coral Triangle Center

8. Marine and Fisheries Science, Technology and Applications Cooperation

DKP dan NOAA-USA

9. ACIAR Project No. FIS/2002/076 Land Capability Assessment and Classification for Sustainable Pond-Based, Aquaculture Systems

ACIAR Research Institute for Coastal

Aquaculture-Maros

10. ACIAR FIS / 2006/ 142 Developing new assesment and policy framework for Indonesia's marine fisheries, including the control and management of illegal, unregulated and unreported (IUU) fishing

ACIAR Research Center for Capture

Fisheries Directorate Resources and Fisheries

Management Center of Fisheries Extension

Development University of Wollongong

11. Fish Stock evaluation in Sulawesi Sea FMA 716

Balai Riset Perikanan Laut – PRPT TD – SEAFDEC

12. Marine Fisheries Management, Including Stock Assessment in Bali Strait Waters

NORWAY

13. Monitoring The Catches of Highly Migratory Species in Pacific Ocean Waters of Indonesia

Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC)

14. Collaboration and Partnership In marine and Fisheries Research

Australian Institute of Marine Science (AIMS)

AMFR

15. Work plan on Scientific and Technological research on Marine

Unversity of British Columbia (UBC) Canada

Page 98: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -93

Reagen Penguji Formalin

natural Products in Indonesia Research Institute for Product processing and Biotechnology

16. Livelihood pursuits of fishing communities in Maumere Bay, Flores

Charles Darwin University (CDU), Australia

17. ”River Health” and Human Health – Expert Interviews at Siak River (Riau, Indonesia).

ZMT, Germany (SPICE II project)

Jumlah Usulan HKI Seiring dengan meningkatnya hasil penelitian yang dilakukan para peneliti dan perekayasa dilingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan khususnya pada Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, pendirian Sentra HKI Departemen Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2004 dijadikan media untuk menfasilitasi para peneliti dan perekayasa dalam proses permohonan pengajuan perlindungan HKI dari hasil penelitian yang memiliki kebaharuan dan komersialisasi industri. Selain itu Sentra HKI terus berupaya untuk mensosialisasikan pentingnya HKI serta meningkatkan pengajuan usulan/permohonan HKI sekaligus meningkatkan pemahaman para peneliti dan perekayasa dalam penyusunan draft paten. Adanya pengakuan perlindungan HKI dapat menjadi pendorong peningkatan karya intelektual serta hasil penelitian dan pengembangan yang mampu menghasilkan tehnik dan teknologi baru.

Pada tahun 2007 sentra HKI DKP telah mengusulkan 1 (satu) usulan

permohonan hak patent dengan judul Analisis Padat Rumput Laut

Sebagai Bahan Dasar Papan Partikel serta 5 (lima) judul masih dalam

persiapan pengusulan (drafting) yaitu :

ELISA KIT untuk deteksi WSSV, Probiotik, Rumput laut Gracilaria sp

hasil kultur jaringan, Rumput laut Kappapicus alvarezi strain BRPBAP,

Udang windu resisten WSSV. Untuk tahun 2008 telah dilakukan uji

Hasil IPTEK yang telah mendapatkan

HKI yaitu Reagen Penguji (Test Kit)

Residu Formalin pada Makanan dan

Formasi Minuman Sari Rumput

Laut Coklat untuk Kesehatan yang

keduanya merupakan hasil karya

peneliti dari Balai Besar Riset

Pengolahan Produk dan Bioteknologi

Kelautan dan Perikanan.

Page 99: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -94

kelayakan paten oleh Tim Ad Hoc Sentra HKI-DKP, untuk diusulkannya

satu usulan untuk memperoleh hak paten dengan judul Produksi

Antibodi Poliklonal (AbPo) dari Udang Windu Yang Terserang Penyakit

Viral Melalui Imunisasi MENCIT BALB/C yang merupakan hasil karya

peneliti dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros. Belum

tercapainya target jumlah usulan HKI pada tahun 2008 tersebut

dikarenakan : syarat pengajuan HKI hasil penelitian harus memiliki

nilai komersialisasi serta masih kurangnya minat para peneliti dan

perekayasa untuk mengajukan HKI atas hasil IPTEK-nya serta

pemahaman dari para peneliti dan perekayasa terhadap Drafting

Patent.

Pada tahun 2009 BRKP sudah menghasilkan 2 Paten yaitu paten di

bidang perbenihan Botia dan Paten di bidang teknologi

produksi maggot yang merupakan hasil karya peneliti dari Loka Riset

Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok

HKI perlu terus dilakukan sebagai pendorong dan pemacu pengajuan HKI, dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi peneliti dan perekayasa akan perlunya paradigma penelitian yang memiliki nilai komersialisasi serta menjalin kerjasama yang baik secara intensif dengan pihak internal maupun eksternal Sentra HKI di institusi lain baik Departemen maupun non Departemen.

Perbenihan Botia Perbenihan Maggot

Page 100: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BRKP 2009

Akuntabilitas Kinerja -95

Page 101: KATA PENGANTAR - sipmonev01.litbang.kkp.go.idsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan RakhmatNyalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BRKP 2009

Penutup- 98

P E N U T U P

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Riset Kelautan dan Perikanan

tahun 2009 merupakan media akuntabilitas dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang digambarkan dalam angka-angka pencapaian kinerja kegiatan, program dan kebijakan. Hasil-hasil yang telah dicapai ini menunjukkan indikasi bahwa pelaksanaan kegiatan, program dan kebijakan secara umum telah berjalan secara efektif.

Pelaksanaan pembangunan sektor kelautan dan perikanan diharapkan akan dapat dijadikan landasan untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan kelautan dan perikanan dalam tahun berikutnya. Pencapaian kinerja tahun 2009 menunjukkan sasaran stratejis yang telah dapat dicapai dengan optimal adalah tersedianya sumberdaya riset yang berkualitas dicirikan oleh SDM yang profesional, sarana dan prasarana riset berkualitas, sistem manajemen riset yang akuntabel serta kelembagaan riset yang handal dengan kemampuan melayani pemangku kepentingan secara luas; terungkapnya fenomena alam didukung oleh tersedianya data dan informasi ilmiah yang komprehensif dan berkesinambungan; meningkatnya temuan hasil riset, penguasaan dan pengembangan IPTEK yang menunjang pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan; meningkatnya hasil riset dan analisis sistem sosial, ekonomi, budaya, hukum dan IPTEK untuk menunjang perumusan kebijakan pembangunan Kelautan dan Perikanan.

Program dan kegiatan yang telah dicapai secara optimal akan tetap dipertahankan dan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya untuk mendukung pelaksanaan riset stratejis yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan dampak yang positif bagi masyarakat.