41

KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

  • Upload
    habao

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA
Page 2: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

i

KATA PENGANTAR

Salah satu dari Tiga Skala Prioritas Pembangunan Kalimantan Timur dalam

mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka

Menuju Masyarakat Adil dan Sejahtera adalah Pembangunan Pertanian.

Dari sejumlah program pembangunan pertanian dalam arti luas di Kalimantan Timur

salah satunya adalah program pengembangan komoditi Sub Sektor Perkebunan melalui usaha

perkebunan karet. Mengingat Sub sektor peternakan ini memiliki peranan yang penting baik

dalam pembangunan ekonomi, sosial maupun ekologi, serta merupakan salah satu sub sektor

yang berbasis sumberdaya alam yang dapat diperbaharui.

Guna memberikan informasi terperinci mengenai pengembangan pembangunan

perkebunan karet, Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Kalimantan Timur

menerbitkan kembali buku yang telah dibuat pada tahun 2005 “ Profil Proyek Komoditi

Ekspor Karet Alam di Kalimantan Timur, Pilihan Investasi yang Kembali Berjaya” dengan

maksud untuk memudahkan para calon investor memperoleh informasi dalam mengambil

keputusan berinvestasi.

Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses penerbitan buku

ini, kami mengucapkan terima kasih. Akhirnya semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, Juni 2009

Badan Perijinan dan Penanaman Modal

Daerah Provinsi Kalimantan Timur

Kepala

H. Nusyirwan Ismail

Page 3: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

ii

DAFTAR ISI

HAL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. MENGAPA KARET ………………………………...…………………………………………………………..

1

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ……………………………………………………………………………………….

3

1.3. KEGUNAAN ……………………………………………………………………………………………………..

3

BAB II TINJAUAN PROFIL PROYEK POTENSIAL

2.1. POTENSI BAHAN BAKU ……………………………………..……………………………………………..… 4

2.2. LOKASI …………………………………………………………….…………………………………………….. 5

2.3. SARANA DAN PRASARANA ………………………………………….……………………………………… 12

2.4. ANALISIS PRODUKSI ……………………………………………….…………………………………………. 15

2.5. ANALISIS EKONOMI …………………………………………………….……………………………………... 21

2.6. ASPEK PEMASARAN …………………………………………….…………………………………………… 23

2.7. ASPEK LEGALITAS ……………………………………………………………..…………………………….. 28

2.8. ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN ……………………………………..…………………………………. 30

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………….…………………………….. 32

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

iii

DAFTAR TABEL

HAL

TABEL 1. LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2004 5

TABEL 2. PERKEMBANGAN SEKTOR PERKEBUNAN DI KABUPATEN KUTAI TIMUR …………………………………………………...... 9

TABEL 3. LUAS AREAL DAN PRODUKSI PERKEBUNAN KARET PER KECAMATAN KAB. KUTAI BARAT TAHUN 2004 ……………… 11

TABEL 4. KEBUTUHAN PUPUK TANAMAN KARET ………………………………………………………………………………………………… 18

TABEL 5. PENYADAPAN TANAMAN KARET KONVENSIAL ……………………………………………………………………………………….. 19

TABEL 6. PENYADAPAN TANAMAN KARET ALTERNATIF ………………………………………………………………………………………… 20

TABEL 7. JUMLAH ANGKATAN KERJA DI KALTIM BERDASARKAN JENIS KELAMIN TAHUN 2001 ……………………………………….. 21

TABEL 8. HASIL ANALISIS FINANSIAL PROYEK USAHA BUDIDAYA KARET ALAM …………………………………………………………... 23

TABEL 9. JENIS INDUSTRI DAN PENGOLAHAN YANG MENGGUNAKAN BAHAN BAKU HASIL KARET MENURUT JENIS KARET DAN VOLUME YANG DIKONSUMSI PADA TAHUN 1994 DAN 1995 ………………………………………………………………….

24

Page 5: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

iv

DAFTAR GAMBAR

HAL

GAMBAR 1. PETA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ………………………………………………………………………………………………… 4

GAMBAR 2. PETA RENCANA TATA RUANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR YANG MEMPERLIHATKAN KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN, LUAS PERKEBUNAN DAN HGU ………………………………………………………………………………..

8

GAMBAR 3. PETA RENCANA TATA RUANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR YANG MEMPERLIHATKAN KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN …………………………………………………………………………………………………………………………

8

GAMBAR 4. PETA PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA BALIKPAPAN DAN KABUPATEN PASIR ……………………………………………… 9

GAMBAR 5. PETA PENGGUNAAN DAERAH KUTAI BARAT TAHUN 2004 ………………………………………………………………………. 10

GAMBAR 6. RENCANA UMUM TATA RUANG KUTAI BARAT TAHUN 2005 ……………………………………………………………………... 11

GAMBAR 7. PENYADAPAN TANAMAN KARET ………………………………………………………………………………………………………. 19

GAMBAR 8. POLA PEMASARAN PERKEBUNAN KARET RAKYAT ……………………………………………………………………………….. 27

GAMBAR 9. JALUR TATA NIAGA EKSPOR KARET INDONESIA ………………………………………………………………………………….. 27

Page 6: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

I. PENDAHULUAN

Karet merupakan komoditas yang elastis didalam memberikan kontribusinya

terhadap pasar. Munculnya karet sintetik sempat memerosotkan pasar karet alam

yang ada di dunia. Namun demikian dengan berjalannya waktu, kelemahan-

kelemahan yang dimunculkan oleh karet sintetik seperti kurang elastisnya karet

tersebut didalam pemakaian, menyebabkan kebutuhan pasar terhadap karet alam

menjadi meningkat kembali.

Pengembangan karet di Indonesia sangat ditunjang oleh kesesuaian iklim

dan lahan, disamping adanya ketersediaan areal potensial yang cukup luas,

khususnya di luar Pulau Jawa. Di dunia, Indonesia merupakan negara terluas

dengan perkebunan karetnya, yaitu seluas 3,29 juta hektar.

Ekspor karet Indonesia selama 20 tahun menunjukkan peningkatan yang

sangat berarti dari 788.292 ton pada tahun 1975 menjadi 1.324.295 ton pada tahun

1995 dimana jumlah ini mencapai $ 1.962,8 juta atau 5.6% dari pendapatan devisa

non-migas. Pada tahun 2003 ekspor karet Indonesia sebesar 1.661.000 ton (IRSG –

Rubber Statistical Bulletin, 2003).

Investasi karet seluas 6000 hektar sebesar Rp 98.824.744.240, dalam 10 tahun 7

hari mampu mengembalikan modal sebesar Rp. 176.469.957.668. Dari hasil analisis

kriteria investasi menunjukkan bahwa nilai Net Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

sebesar 3,18, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 28%, dan Return of Investment

(ROI) sebesar 52,87%, dan Break Even Point (BEP) dicapai pada tahun ke-10.

Dapat dibayangkan apabila penanaman karet ini disertai dengan tanaman

sela seperti jagung ataupun integrasi antara tanaman karet dengan ternak

kambing, domba dan sebagainya, sehingga akan diperoleh profit segera sebelum

tanaman karet utama memberikan hasil.

1.1. Mengapa Karet?

Produk utama tanaman karet alam adalah getah karet (lateks). Areal

penanaman tanaman karet di Indonesia dan di Kalimantan Timur hingga kini

masih menunjukkan peningkatan yang cukup besar, kenapa demikian? Ada empat

aspek yang melatarbelakanginya, yaitu:

Pemanfaatan dan penggunaan barang berbahan baku karet semakin luas,

Ditemukannya klon-klon tanaman karet dengan produktivitas dan mutu lateks

yang tinggi,

Ditemukannya teknologi pengolahan yang semakin maju,

Karet alam mempunyai keunggulan tertentu yang sulit ditandingi oleh karet

sintetis.

Page 7: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

2

Keempat aspek di atas merupakan gambaran bahwa karet alam akan tetap

eksis walaupun mendapat saingan dari karet sintetis. Apalagi dengan semakin

meningkatnya harga bakar minyak bumi di satu sisi dan semakin berkurangnya

potensi minyak bumi yang menjadi bahan baku karet sintetis di sisi lain,

menjadikan karet alam sebagai pilihan yang selalu diminati. Karet alam mempunyai

keunggulan yang sulit ditandingi oleh karet sintetis, karena kelebihan-kelebihan

yang dimiliki oleh karet alam tersebut diantaranya: memiliki daya elastisitas

lenting yang sempurna, memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya

mudah, mempunyai daya aus yang tinggi dan tidak mudah panas, dan memiliki

daya tahan yang tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistence).

Kondisi Kalimantan Timur sangat menunjang untuk pengembangan karet.

Kondisi Kalimantan Timur sangat menunjang untuk pengembangan karet. Iklim

wilayah ini dengan suhu berkisar 20,900 – 32,940 C, kelembaban udara rata-rata 86

%, penyinaran matahari 48,42 – 53,88 %, dengan dan tipe iklim tropika basah,

sangat cocok untuk pertumbuhan dan pengembangan tanaman karet.

Berdasarkan visi dan misi pembangunan di Kalimantan Timur, maka

pengembangan pengembangan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui akan

menjadi tumpuan didalam menopang pembangunan ekonomi Kalimantan Timur.

Upaya dan kemudahan akan diberikan oleh pemerintah daerah untuk menunjang

misi yang dicanangkan daerah.

Permintaan kebutuhan karet alam terus meningkat. Pada tahun 1995 dari

produksi karet dunia sebesar 6.070.000 ton, konsumsi dunia mencapai sebesar

6.000.000 ton. Pada tahun 2000, kebutuhan dunia akan karet meningkat menjadi

sebesar 7.320.000 ton yang lebih besar dibandingkan produksi karet alam pada

tahun yang sama sebesar 6.740.000 ton. Selanjutnya pada tahun 2004, kebutuhan

karet dunia meningkat lagi menjadi 8.250.000 ton, yang dapat dipenuhi oleh

produksi karet alam sebesar 8.620.000 ton (International Rubber Study Group,

2005).

Ekspor Indonesia yang selama ini sebesar 90% terdiri dari produk primer/

setengah jadi seperti SIR, SIT, dan lateks telah mulai bergeser menjadi barang jadi.

Pada tahun 2010 diharapkan 25% ekspor karet Indonesia sudah merupakan barang

jadi, dan pada tahun 2020 menjadi 50%.

Melihat peluang peningkatan permintaan dunia terhadap komoditas karet

dimasa yang akan datang dan adanya pengembangan industri hilir berbahan baku

karet, maka upaya untuk meningkatkan devisa negara melalui perluasan areal

penanaman tanaman karet merupakan langkah efektif untuk dilaksanakan.

Hasil analisis finansial yang dilakukan terhadap komoditas karet alam

menunjukkan bahwa budidaya tanaman karet sangat layak untuk dikembangkan.

Dari aspek teknis dan budidaya, komoditas ini relatif mudah dikelola, dimana

pemanenan karet relatif sederhana, hanya saja seringkali pihak investor kurang

mendapatkan informasi mengenai pengembangan budidaya karet.

Page 8: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

3

1.2. Maksud dan Tujuan

Profil proyek yang disusun ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran

dan informasi kepada investor mengenai kelayakan pengembangan komoditas

karet ditinjau dari aspek ekonomi maupun budidaya tanaman karet.

1.3. Kegunaan

Profil ini diharapkan memberikan kegunaan sebagai :

a. Informasi peluang usaha dan investasi budidaya komoditas karet kepada

investor, baik investor asing dan dalam negeri maupun kalangan dunia usaha,

sehingga dapat memacu pertumbuhan investasi Kalimantan Timur.

b. Dasar bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan pengembangan

sektor perkebunan di Kalimantan Timur.

Page 9: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

4

II. TINJAUAN PROFIL PROYEK POTENSIAL

Secara geografis, propinsi Kalimantan

Timur terletak pada posisi antara 113o 44’ BT -

118o 59’ BB dan antara 4o 24’ 19,2” LU - 2o 25’

32,1” LS (Gambar 1). Luas wilayah Propinsi

Kalimantan Timur adalah 228.603 km2 atau

22.860.300 hektar, yang terdiri dari wilayah

daratan seluas 20.039.500 ha (87,66 %) dan

wilayah lautan tiga mil dari pantai seluas

2.820.800 ha (12,44 %).

Kalimantan Timur merupakan salah satu

produsen karet alam di Indonesia. Keunggulan

Kalimantan Timur dalam mengembangkan

komoditas karet adalah karena masih tersedianya

lahan yang sangat luas di wilayah ini.

Secara nasional, produksi karet Indonesia menunjukkan peningkatan dari

1.256.000 pada tahun 1986 menjadi 1.543.000 ton pada tahun 1996, dan secara lokal

Kalimantan Timur juga menunjukkan peningkatan produksi karet dari 17.302 ton

pada tahun 1986 menjadi 32.293 ton pada tahun 2002.

2.1. Potensi Bahan Baku

Bibit karet dapat didatangkan dari Jawa maupun dari Sumatera yang

selanjutnya dapat dikembangkan pembimbiyan sendiri di daerah pertanaman.

Perencanaan pembibitan dimasukan ke dalam bagian produksi, karena pembibitan

ditujukan untuk menggandakan keuntungan dari seluruh bibit yang dibeli dari

luar. Seperti yang sudah dilakukan PTPN XIII Mendik, untuk penyediaan bibit

dibeli dari Jawa, kemudian perusahaan ini mengembangkan pembibitan sendiri

pada lahan karetnya. Dinas Perkebunan Penajam Pasir Utara serta Dinas

Perkebunan Propinsi Kalimantan Timur juga memberikan kemudahan kepada

investor karet dengan menyediakan bibit yang dapat dibeli dengan harga yang

layak, hanya saja jumlah yang disediakan oleh pemerintah daerah atas

ketersediaan bibit ini masih sangat terbatas, sehingga untuk pembukaan lahan

berskala industri masih perlu didatangkan bibit dari Jawa maupun Sumatra.

Selain penyediaan bibit, ketersediaan saprodi tidak menjadi masalah lagi

karena banyak toko-toko yang tersedia baik di Samarinda, maupun toko-toko

saprrodi di kabupaten yang menjual saprodi seperti pupuk maupun pestisida

dengan harga yang juga layak.

Gambar 1. Peta Propinsi Kalimantan

Timur

Page 10: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

5

2.2. Lokasi

Penanaman karet tidak memerlukan lokasi dengan kondisi yang spesifik.

Karet dapat tumbuh di banyak lokasi di Kalimantan Timur. Banyak lahan yang

tersedia di propinsi ini terutama pada kawasan yang dicanangkan sebagai

kawasan budidaya non kehutanan, dengan luas 5.206.731 ha.

Kabupaten Pasir merupakan salah satu wilayah yang memiliki areal

cadangan yang cukup luas sekitar 182.000 ha untuk pengembangan budidaya

tanaman perkebunan termasuk karet alam.

Pada Tabel di bawah menunjukkan Luas dan Produksi Tanaman Karet di

Kabupaten/Kota Propinsi Kalimantan Timur pada Tahun 2004 sebagai berikut:

Tabel 1. Luas Tanam dan Produksi Tanaman Karet di Kabupaten/Kota di

Propinsi Kalimantan Timur Tahun 2004

Kabupaten/Kota Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton)

Pasir 8.349.00 5.994,50

Kutai Barat 26.811.50 21.267,00

Kutai Kartanegara 17.504.50 3.178,50

Kutai Timur 647.50 25,00

Berau 754.00 25,00

Malinau - -

Bulungan 520.00 -

Nunukan - -

Panajan PU 5.156,00 3.772,00

Balikpapan 1.560,00 156,00

Samarinda 850,00 308,50

Tarakan - -

Bontang - -

Jumlah 60.154,50 34.725,50

Sumber: Dinas Perkebunan Propinsi Kaltim, 2004.

2.2.1. Syarat Tumbuh dan Kesesuaian Lahan

Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi

iklim untuk menunjang pertumbuhannya dan keadaan tanah sebagai media

tumbuhnya.

Page 11: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

6

2.2.1.1. Iklim

Iklim di Kalimantan Timur berdasarkan karakteristiknya termasuk iklim

Tropika Basah dengan curah hujan berkisar antara 1.500 – 4.500 mm per tahun.

Temperatur udara rata-rata 26 C dengan perbedaan temperatur siang dan malam

antara 50 – 70 C. Temperatur minimum umumnya terjadi pada bulan Oktober

sampai dengan bulan Januari, sedangkan temperatur maksimum terjadi antara

bulan Juli sampai dengan bulan Agustus.

Kelembaban udara rata-rata 86 %, dengan kecepatan angin rata-rata 5 knot

per jam, dan panjang penyinaran matahari berkisar antara 48,42 – 53,88 % per hari.

Daerah beriklim seperti ini tidak mempunyai perbedaan yang tegas antara musim

hujan dan musim kemarau, meskipun pada saat tertentu terjadi musim kemarau

panjang, seperti pada akhir tahun 1997 dan tahun 1982. Pada musim Barat, hujan

turun sekitar bulan Agustus sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada musim

Timur hujan relatif kurang, terjadi sekitar bulan April sampai bulan September.

Karet cocok ditanam pada zone antara 150C LS dan 150 LU, dengan curah

hujan antara 2.500 - 4.000 mm/tahun dan hari hujan berkisar antara 100 – 150 hh/tahun.

Tanaman ini tumbuh baik pada suhu antara 25 – 350C, dengan kecepatan angin

yang tidak terlalu kencang. Tanaman ini tumbuh optimal pada dataran rendah

dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut.

2.2.1.2. Tanah

Jenis-jenis tanah yang terdapat di Kalimantan Timur tergolong tanah yang

bereaksi masam. Menurut Pusat Penelitian Tanah, Bogor (1983) dan padanannya

menurut Soil Taxonomi USDA, jenis-jenis tanah di Kalimantan Timur terdiri dari

Podsolik (Ultisol), Alluvial (Entisol), Gleisol (Entisol), Organosol (Histosol), Lithosol

(Entisol), Latosol (Ultisol), Andosol (Inceptisol), Regosol (Entisol), Renzina (Mollisol)

dan Mediteran (Inceptisol).

Tanaman karet dapat tumbuh pada reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 – 8,0.

Umumnya sifat-sifat tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman karet, antara

lain: (1) solum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas, (2)

aerase dan drainase tanah cukup, (3) struktur tanah remah, poros dan dapat

menahan air, (4) tekstur tanah terdiri dari 35 % liat dan 30 % pasir, (5) tanah

bergambut yang tidak lebih dari 20 cm, (6) kandungan hara NPK cukup dan tidak

kekurangan unsur hara mikro, (7) reaksi tanah dengan pH antara 4,5 – 6,5, (8)

kemiringan tanah < 16 %, dan (9) permukaan air tanah < 100 cm. Kondisi tanah

yang diinginkan oleh tanaman karet ini dapat dijumpai di beberapa lokasi lahan di

Kalimantan Timur.

Page 12: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

7

2.2.2. Ketersediaan Lahan

Untuk pembukaan perkebunan karet maka luas lahan minimal yang

dibutuhkan untuk perkebunan seluas 6000 ha. Kebutuhan luasan ini sangat

tersedia di Kalimantan Timur karena banyak lahan yang sudah dicanangkan

untuk perkebunan. Kondisi lahan rata-rata di Kalimantan Timur cukup sesuai

untuk pertumbuhan karet, hanya saja tanah di wilayah ini bersifat masam hingga

agak masam (pH H2O 5-6), dimana sifat ini dapat diatasi dengan menggunakan

kapur. Demikian juga dengan kesuburan tanah yang rendah dapat diatasi dengan

menggunakan pupuk organik dan anorganik.

2.2.3. Status Tanah dan Peruntukan (RUTR)

Luas perkebunan murni di Kalimantan Timur secara keseluruhan pada tahun

1999 sebesar 247.019 ha atau sebesar 1,23% dari luas wilayah Kalimantan Timur.

Bila ditambahkan dengan perkebunan campuran seluas 305.700 ha, maka

kontribusi perkebunan Kalimantan Timur adalah seluas 2,75% dari seluruh

kawasan Kalimantan Timur. Sedangkan data dari tata ruang Kalimantan Timur

yang terakhir (data Disbun, 2005), luas kawasan perkebunan adalah seluas

1.170.333 ha, dengan perkebunan yang telah memiliki Hak Guna Usaha (HGU)

seluas 539.315 ha.

Sementara itu banyak kawasan potensi yang dapat dikembangkan untuk

menjadi lahan perkebunan, yaitu yang berasal dari kawasan hutan seluas

17.216.463 ha, kawasan hutan belukar seluas 5.315.973 ha, kawasan hutan sejenis

seluas 602.839 ha, kawasan semak dan alang-alang seluas 942.607 ha serta kawasan

belukar 6.081 ha. Dari gambaran ini, maka peluang pemanfaatan lahan untuk areal

perkebunan secara umum atau perkebunan karet secara khusus adalah sangat

dimungkinkan melalui konversi lahan.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Propinsi (peta Padu Serasi Tahun 1999),

telah dicanangkan areal perkebunan atau kawasan Kawasan Budidaya Non

Kehutanan seluas 5.206.731 ha, yang tersebar dalam wilayah kabupaten/kota. Pada

Gambar 2 terlihat bahwa Kabupaten Pasir dan Kutai Timur merupakan wilayah yang

telah memiliki HGU lahan untuk pengembangan perkebunan. Melalui metode

ekstraksi dari peta Gambar 2, dapat digambarkan sebaran areal Kawasan Budidaya

Non Kehutanan (KBNK) di Kalimantan Timur seluas 5.206.731 ha (Gambar 3), yang

merupakan areal lahan potensial untuk perkebunan karet.

Page 13: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

8

Daerah Kabupaten Pasir

memiliki daerah perke-

bunan dengan luas areal

yang paling menonjol.

Sampai tahun 2000, area

perkebunan di daerah ini

telah mencapai 89.688,79

ha. Luas areal tanam

untuk komoditi karet

sebesar 14.542 ha atau

sekitar 16,21% dari luas

tanam komoditi perke-

bunan. Sedangkan areal

yang dicanangkan untuk

daerah pengembangan

adalah seluas 182.100 ha,

yang merupakan areal

bekas hutan produksi

yang dapat dikonversi.

Hal ini merupakan

peluang besar untuk

investasi usaha terutama

usaha budidaya karet

alam, yang sejalan dengan

program pembangunan

agribisnis sub sektor

perkebunan di Kabupaten

Pasir. Gambaran wilayah

sebaran perkebunan karet

di Kabupaten Pasir dan

sekitarnya disajikan pada

Gambar 4.

Daerah Kutai Timur mempunyai lahan potensial yang besar untuk

pengembangan sektor perkebunan, dimana areal potensial terdapat di Kecamatan

Sangatta, Kecamatan Muara Bengkal, Kecamatan Muara Calong, Kecamatan

Muara Wahau, serta Sangkulirang, sebaimana lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 2.

Gambar 2. Peta Rencana Tata Ruang Propinsi Kalimantan

Timur yang Memperlihatkan Kawasan Budidaya

Non Kehutanan, Luas Perkebunan dan HGU

Gambar 3. Peta Rencana Tata Ruang Propinsi Kalimantan Timur

yang Memperlihatkan Kawasan Budidaya Non

Kehutanan

Page 14: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

9

Gambar 4. Peta penggunaan lahan di Kota Balikpapan dan

Kabupaten Pasir

Tabel 2. Perkembangan Sektor Perkebunan di Kabupaten Kutai Timur

Kecamatan

Perkebunan

rakyat

(Ha)

Perkembanga Sektor

Perkebunan Jumlah

Perusahaan Perencanaan

(Ha)

Realisasi

(Ha)

Sangatta 1.325 147.720 1.500 9

Ma.Bengkal 320 141.320 - -

Ma.Ancol 924 220.560 - -

Ma.Wahau 2.200 491.489 20.150 13

Sangkulirang 2.500 298.920 2.200 9

Jumlah 7.265 1.307.360 37.274 37

Sumber : BPS Kutai Timur (2003)

Pada tahun 2005 semester satu, Kabupaten Kutai Barat memiliki areal lahan

karet seluas 26.811,5 ha, dimana pada daerah ini telah dimulai pembangunan

pabrik pengolahan karet. Diharapkan karet yang dihasilkan dari perkebunan

Page 15: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

10

karet dapat diolah pada pabrik yang direncanakan menjadi produk setengah jadi,

kemudian dipasarkan di dalam negeri maupun ke luar negeri. Pada Gambar 5 berikut menunjukkan kawasan Kutai Barat dengan pencadangan

untuk kawasan perkebunan di lokasi-lokasi seperti Kampung Long Tuyok, Muara Jawaq,

kawasan perbatasan Tukuq, kawasan kampung Muara Jambuk dan beberapa lokasi

lainnya di Kutai Barat. Sementara itu, areal lahan karet yang sudah ada di Kutai Barat

dikelola oleh PT. Meranti Sinar Sakti yang menjalankan perkebunannya di Long Hubung

dan Laham, PT. Harapan Kaltim Lestari di Kampung Besiq dan Bermai Kecamatan Damai,

PT. Kiruing Lestari Jaya di Kampung Besiq, Bermai, Muara Niliq, Lotaq, Muara Begai dan

Panarong Kecamatan Damai, Muara Lawa dan Bentian Besar, PT. Matuari Waya Sejahtera

yang berlokasi di Kecamatan Long Bagun, PT. Triwira Asta Bharata, PT. Muara Agro

Lestari, PT. Kaltim Muara Bakti, PT. Nusantara Agro Lestari, PT. Mahakam Jaya (KUD),

PT. Perkebunan Melak Agro Mandiri, PT. Alfa Indo Mulia Mandiri dan Koperasi Merah

Bakti. Di Kutai Barat juga dibangun industri karet oleh PT. DAVCO Development

Cooperation yang mengembangkan teknologi pengolahan karet sehingga diharapkan

karet yang diproduksi di Kutai Barat dapat diproduksi menjadi produk olahan setengah

jadi yang rencananya dapat menjadi produk eksport.

Gambar 5. Peta Penggunaan Lahan daerah Kutai Barat tahun 2004.

Gambar 6. berikut menjelaskan mengenai Rencana Umum Tata Ruang Kutai Barat

yang telah disyahkan tahun 2005 dengan pencadangan luas kawasan perkebunan seluas

835.870 ha, yang di kawasan budidaya non kehutanan Kutai Barat. Luas dan produksi

karet di Kutai Barat secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 16: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

11

Pengembangan perkebunan karet di Kutai Barat telah mendapat perhatian yang

sangat besar bagi pemerintah daerah, ditunjang oleh kondisi iklim investasi yang

menguntungkan bagi para investor perkebunan karet.

Gambar 6. Rencana Umum Tata Ruang Kutai Barat tahun 2005.

Tabel 3. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Karet per Kecamatan Kabupaten Kutai

Barat Tahun 2004.

No Kecamatan

Sub Districts

Luas Areal (Ha)-Planted Area

Produksi

(Ton)

Produksi

(Kg / Ha)

Tenaga

Kerja

Perkebunan

(TKP)

TBM

TM

TT / R

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Melak 186,00 1.101,00 33,00 1.320,00 1.794,62 1.629,99 1.292

2 Barong Tongkok 2.780,00 4.707,00 211,00 7.698,00 4.754,45 1.010,08 7.301

3 Penyinggahan 5,00 80,00 55,00 140,00 46,76 584,53 74

4 Jempang 78,00 763,00 32,00 873,00 768,64 1.007,39 687

5 Bongan 580,00 618,00 7,00 1.205,00 763,85 1.236 965

6 Bentian Besar 262,00 144,00 - 406,00 118,55 823,26 390

7 Muara Lawa 224,00 1.405,00 78,00 1.707,00 1.224,99 871,88 988

Page 17: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

12

Tabel 3. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Karet per Kecamatan Kabupaten Kutai

Barat Tahun 2004 (lanjutan)

No Kecamatan

Sub Districts

Luas Areal (Ha)-Planted Area

Produksi

(Ton)

Produksi

(Kg / Ha)

Tenaga

Kerja

Perkebunan

(TKP)

TBM

TM

TT / R

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9

8 Linggang

Bigung

1.780,50

1.268,00

50,00

3.098,5

2.853,00

2.250,00 2.751

9 Damai 455,00 369,00 20,00 844,0 176,71 478,90 422

10 Muara Pahu 109,00 300,00 28,00 437,00 195,00 650,00 383

11 Long Iram 21,00 569,00 14,00 604,00 457,70 804,40 504

12 Long Hubung 100,00 30,00 20,00 150,00 51,67 1.722,34 74

13 Long Pahangai 17,00 9,00 5,00 31,00 0,81 90,00 16

14 Long Bagun 75,00 260,00 - 335,00 7,25 27,88 167

15 Long Apari 25,00 40,00 20,00 85,00 0,55 13,80 42

16 Nyuatan 537,00 430,00 - 967,00 125,47 291,80 435

17 Sekolaq Darat 1.057,00 3.568,00 96,00 4.721,00 5.815,8 1.630,00 4.691

18 Manor Bulatn 49,00 981,00 236,00 1.266,00 1.599,03 1.630,00 1.188

19 Tering 96,00 520,00 18,00 634,00 418,29 217,51 463

20 Laham 30,00 9,00 21,00 60,00 15,50 0,14 30

21 Siluq Ngurai 100,00 120,00 10,00 230,00 78,00 650,0 100

Jumlah 8.566,5 17.291,0 954,0 26.811,5 21.266,7 1.229,93 22.963

Keterangan : TBM = Tanaman Belum Menghasilkan TM = Tanaman Menghasilkan TT/TR = Tanaman Tua/ Tanaman Rusak Sumber : Perkebunan Kabupaten Kutai Barat Dalam Angka Tahun 2004

2.3. Sarana dan Prasarana

Prasarana pendukung usaha perkebunan karet di Kalimantan Timur antara

lain: perhubungan darat, perhubungan laut, sungai dan penyeberangan, perhubungan

udara, telekomunikasi, dan ketenagalistrikan.

2.3.1. Perhubungan Darat

Di Kalimantan Timur terdapat jalan lintas Kalimantan mencapai panjang

1.542,31 km, berstatus sebagai jalan nasional dan propinsi. Jalan lintas Kalimantan

Page 18: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

13

terdiri dari 2 poros yaitu poros Selatan dan poros Tengah. Jalan poros Selatan

sepanjang 1.102,4 km dengan permukaan jalan berupa aspal sepanjang 591,39 km

dan agregat sepanjang 511,06 km. Sedangkan jalan poros Tengat sepanjang 434,89

km dengan kondisi permukaan tanah aspal sepanjang 172 km.

Angkutan kendaraan bis untuk umum sebanyak 290 unit dan angkutan

mobil penumpang umum sebanyak 723 unit. Keseluruhannya digunakan untuk

melayani angkutan darat antar kota dalam propinsi (AKDP) dan antar kota antar

propinsi (AKAP).

Kabupaten Pasir memiliki prasarana jalan dan jembatan terutama ruas jalan

Penajam–Kuaro, Kuaro-Lolo-Tanah Grogot, Kuaro-Batu Aji, Tanah Grogot –

Kerang Dayu sepanjang 72 km yang merupakan jalan lintas Kaltim-Kalsel lewat

Batu Licin. Jalan lintas ini sangat menunjang dalam pengangkutan hasil karet

alam.

Kabupaten Kutai Timur memiliki sarana transportasi darat dengan jalur

Sangatta-Samarinda dan Sangatta-Bontang. Kondisi jalan baik dengan 4 terminal

angkutan.

2.3.2. Perhubungan Laut, Sungai dan Penyeberangan

Sampai saat ini terdapat 15 pelabuhan yang merupakan pintu gerbang

kegiatan angkutan barang dan penumpang melalaui air, baik kegiatan antar pulau

maupun ekspor-impor. Pada tahun 2001 tercatat sebanyak 15.602 unit kapal yang

berlabuh di 15 pelabuhan di Kalimantan Timur.

Dermaga sungai yang telah dibangun sebanyak 36 dermaga, dengan armada

angkutan sungai sebanyak 1.382 unit kapal untuk melayani angkutan umum.

Sedangkan angkutan penyeberangan telah tersedia 7 unit kapal penyeberangan

untuk melayani lintas Balikpapan-Penajam dan lintas Balikpapan-Mamuju

Sulawesi Selatan.

Kabupaten Pasir memiliki pelabuhan Pondong, pelabuhan bongkar muat,

pelabuhan ferry Penajam serta pelabuhan khusus lainnya. Kesemua fasilitas

pelabuhan ini berguna untuk distribusi hasil usaha perkebunan.

Kabupaten Kutai Timur memiliki pelabuhan laut di Maloy, yang disiapkan

khusus untuk melayani kegiatan agroindustri termasuk penyaluran hasil usaha

perkebunan.

2.3.3. Perhubungan Udara

Di Kalimantan Timur terdapat 10 bandara udara yang dikelola oleh

Departemen Perhubungan dan telah mendapat klasifikasi, dan 11 bandara yang

berstatus bandara udara perintis.

Page 19: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

14

Angkutan udara perintis menuju daerah pedalaman dan perbatasan Propinsi

Kalimantan Timur, pemerintah Propinsi Kalimantan Timur masih memberikan

subsidi, karena pada daerah-daerah tersebut hanya angkutan udara satu-satunya

sebagai alat transportasi yang mendukung perkembangan daerah tersebut.

2.3.4. Telekomunikasi

Di Kalimantan Timur telah tersedian jaringan telekonuminikasi dan banyak

bermunculan warung telekomunikasi, kios pon TUK maupun TUC yang saat ini

ada 1.242 unit.

Kabupaten Pasir memiliki pelayanan sistem telekomunikasi berupa 427

fasilitas telepon terdiri dari telepon umum kartu, wartel dengan 113 SST dan 264

SLJJ serta jaringan telpon swasta yang memudahkan akses informasi dan bisnis.

Sedangkan Kutai Timur telah memiliki fasilitas telekomunikasi dengan Sentral

Telepon Otomat dan jaringan telepon selular swasta.

2.3.5. Ketenagalistrikan

Sebagian besar energi listrik di Kalimantan Timur bersumber dari Perusahaan

Umum Listrik Negara, baik dari sistem grid (interkoneksi sistem Mahakam)

maupun dari sistem off grid (isolated) yang tersebar di masing-masing pemerintah

kota/kabupaten (Tabel 3). Selama tahun 2003, daya terpasang tenaga listrik

mencapai 313,6 MW dan produksi maksimum energi listrik sebanyak 1.642,69

GWh.

Tabel 3. Pembangkit Listrik Exiting Propinsi Kalimantan Timur Tahun 2003

Jenis pembangkit

Siatem Grid Sistem Off Grid

PLTG/U PLTD PLTD

Bpp

PLTD

Berau

PLTD

Smd

Pembebanan

Lokasi Pembangkit

Daya terpasang (MW)

Daya Mampu (MW)

Prod. Energi Max (GWh/Thn)

Prod. Energi (GWh/Bln)

Prod. Energi (GWh/Thn)

Capacity Factor (%)

Base Load

Tj. Batu

80,00

74,60

522,80

45,34

544,10

83,30

Base Load

Tersebar

166,90

93,10

652,45

43,89

526,70

64,60

Peak Load

Tersebar

15,60

15,60

109,33

6,73

76,40

55,90

Peak Load

Tersebar

26,50

26,50

185,71

11,03

132,40

57,00

Base Load

Tersebar

24,60

24,60

172,40

10,18

122,10

56,70

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Timur, 2003

Kabupaten Pasir memiliki PLTD yang melayani kebutuhan masyarakat akan

energi listrik. Jaringan yang mulai dibangun yaitu pembangkit listrik dengan

sistem biomasa (limbah sawit dan batu bara) serta PLTA yang bersumber dari

terowongan elak dengan kapasitas 56 MW.

Page 20: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

15

Kutai Timur memiliki pembangkit listrik dengan produksi 38.085 MWH

dengan kapasitas terpasang 10,07 MW.

2.3.6. Air Bersih dan Kapasitasnya

Kalimantan Timur memiliki jaringan air yang dikelola PDAM dengan

kapasitas potensial 3.439 liter/detik dan kapasitas efektif 2.540 liter/detik.

Kabupaten Pasir 106 liter/detik dengan kapasitas yang berbeda di masing-maisng

kecamatan. Sementara itu Kabupaten Kutai Timur mampu memproduksi air

bersih sebanyak 923.464 m3.

2.4. Analisis Produksi

2.4.1. Skala Usaha/Kapasitas

Usaha budidaya karet alam pada umumnya di masyarakat bersifat non

komersial hanya untuk kebutuhan sendiri, sekalipun dijual hanya berupa lateks

segar. Untuk itu, pengembangan usaha budidaya karet alam direncanakan dengan

skala industri pengolahan lateks menjadi crum rubber.

Aspek teknis yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan usaha budidaya

karet alam untuk skala industri sebagai berikut:

2.4.1.1. Pembukaan Lahan (Land Clearing)

Kegiatan pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penanaman.

Kegiatan pembukaan lahan meliputi: (1) pembabatan semak belukar, (2) penebangan

pohon, (3) pencincangan dan pemangkasan, (4) pendongkelan akar kayu, dan (5)

penumpukan dan pembersihan.

Seiring dengan pembukaan lahan, dilakukan penataan lahan dalam blok-

blok, penataan jalan-jalan kebun, dan penataan saluran drainase. Lahan kebun

ditata ke dalam blok-blok berukuran 400 x 400 m, sedangkan jaringan jalan

dibangun dengan jarak pikul 200 m dan jaringan jalan yang dibangun sedapat

mungkin saling berhubungan dengan jaringan jalan yang lain. Lebar jalan disesuaikan

dengan jenis/kelas jalan dan alat angkutan yang akan digunakan.

Pembuatan dan penataan saluran drainase (field drain) dibuat setelah

pemancangan jarak tanam selesai dilakukan. Luas penampang disesuaikan dengan

curah hujan pada satuan waktu tertentu dan mempertimbangkan faktor peresapan dan

penguapan. Seluruh kelebihan air pada field drain dialirkan pada parit-parit

penampungan untuk selanjutnya dialirkan ke saluran pembuangan (outlet drain).

Page 21: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

16

2.4.1.2. Persiapan Lahan Penanaman

Ada beberapa langkah dalam persiapan lahan penanaman karet yang

dilakukan secara sistematis. Langkah-langkah itu antara lain:

Pemberantasan alang-alang dan gulma lainnya

Pemberantasan alang-alang dapat menggunakan bahan kimia antara lain

Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon, sedangkan pemberantasan gulma

lainnya dapat dilakukan baik secara kimia (ally) ataupun secara mekanis.

Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan sistem minimum tillage yaitu dengan

membuat larikan antara barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20

cm. Namun pengolahan tanah secara mekanis dapat dipertimbangkan dengan

tetap menjaga kelestarian dan kesuburan tanah.

Pembuatan teras/petakan dan benteng/piket

Pembuatan teras/petakan dilakukan terutama pada areal yang memiliki

kemiringan lebih dari 50 dengan sistem kontur dan kemiringan ke dalam sekitar

150. Lebar teras berkisar antara 125 – 150 cm, tergantung derajat kemiringan

lahan. Untuk setiap 6 – 10 pohon (tergantung derajat kemiringan tanah) dibuat

benteng/piket dengan tujuan mencegah erosi pada permukaan petakan.

Pengajiran

Pengajiran yaitu menandai tempat lubang tanaman dengan ketentuan jarak

tanam tertentu sesuai dengan kemiringan tanah. Pada tanah dengan kemiringan

antara 0 – 80, jarak tanam adalah 7 x 3 m (476 lubang/hektar) berbentuk barisan

lurus mengikuti arah Timur – Barat berjarak 7 m dan arah Utara – Selatan

berjarak 3 m. Pada tanah dengan kemiringan 8 – 150, jarak tanam 8 x 2,5 m (500

lubang/hektar) pada teras-teras diatur bersambung setiap 1,25 m (penanaman

secara kontur).

Pelubangan

Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60 x 60 cm bagian atas dan 40 x 40 cm

bagian bawah dengan kedalaman 60 cm. Pada waktu membuat lubang, tanah

bagian atas (top soil) diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (sub soil)

diletakkan di sebelah kanan. Lubang tanam dibiarkan selama satu bulan

sebelum bibit karet ditanam.

Penanaman LCC (Legum Cover Crops)

Penanaman LCC dilakukan sebelum bibit karet mulai ditanam dengan tujuan

untuk menghindari kemungkinan erosi, memperbaiki struktur fisik tanah,

mengurangi penguapan air, serta untuk membatasi pertumbuhan gulma.

Komposisi LCC untuk setiap hektar adalah Pueraria javanica: 4 kg, Colopogonium

mucunoides: 6 kg, dan Centrosema pubescens: 4 kg, kesemuannya dicampur ke

dalam 5 kg Rock Phosphate (RP) sebagai media. Tanaman LCC dipelihara

dengan melakukan penyiangan dan pemupukan dengan 200 kg RP per hektar,

Page 22: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

17

dengan cara menyebar rata di atas permukaan tanah. Pemberian RP untuk LCC

dapat dilanjutkan sampai dengan tahun kedua apabila pertumbuhannya

kurang baik.

2.4.1.3. Seleksi dan Penanaman Bibit Karet

Seleksi bibit

Seleksi bibit dimaksudkan agar diperoleh bibit yang berproduksi tinggi,

responsif terhadap stimulan hasil, resisten tehadap serangan hama dan penyakit

daun dan kulit, serta mepunyai kemampuan dalam pemulihan luka kulit yang

baik. Beberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam antara lain: (1)

bibit karet di polybag berpayung dua, (2) mata okulasi benar-benar baik dan

telah mulai bertunas, (3) akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar

lateral, dan (4) bebas dari penyakit jamur akar (wws).

Kebutuhan bibit

Untuk jaraktanam 7 x 3 m diperlukan sebanyak 476 bibit dan cadangan

sebanyak 10 % atau 47 bibit, sehingga untuk setiap hektar diperlukan sebanyak

523 bibit karet.

Penanaman

Penanaman karet dilaksanakan pada musim penghujan yaitu antara bulan

September – Desember. Pada saat penanaman, tanah penutup lubang

dipergunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per

lubang, disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP-36 sebanyak 100

gram sebagai pupuk dasar.

2.4.1.4. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman karet meliputi penyiangan gulma, pemupukan dan

pemberantasan hama dan penyakit tanaman.

Penyiangan gulma

Penyiangan pada tahun pertama dilakukan dengan rotasi dua kali sebulan,

sedang pada tahun ke dua hingga matang sadap. Rotasi penyiangan dilakukan

satu kali sebulan.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan dosis seimbang, dua kali pemberian dalam

setahun. Jadwal pemupukan pada semester I dilakukan pada bulan Januari/

Fabruari dan pada semester II bulan Juli/Agustus. Seminggu sebelum pemupukan,

gawangan terlebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan.

Pemupukan SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari urea dan

KCl. Dosis pemupukan tanaman karet secara umum dapat dilihat poada Tabel 4.

Page 23: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

18

Tabel 4. Kebutuhan Pupuk Tanaman Karet

Umur

Tanaman

Kebutuhan Pokok

Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl

(gram/pohon) (gram/pohon)

TB 50 100 - 25 50 -

TBM 1 236 100 100 118 50 50

TBM 2 333 267 150 160 123 75

TBM 3 381 267 200 175 128 92

TBM 4 429 333 200 188 147 88

TBM 5 476 333 200 200 140 84

TBM 1-25 524 333 350 265 170 175

Pemberantasan hama dan penyakit

Hama utama tanamaan karet adalah rayap (Coptotermes sp) yang dapat

diberantas dengan menggunakan Chlordane 8 EC atau Basudin 6 0 EC dengan

konsentrasi 0,3 %. Sementara hama Kuuk (Exopholis hypoleuca) dapat diberantas

dengan Basudin 10 G. Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman

karet antara lain:

- Cendawan akar merah (Ganoderma pseudoferrum) dapat diberantas dengan

collar protectant.

- Penyakit daun Gloesporium pada TBM dapat diberantas dengan penyemprotan

larutan KOC, misalnya Cabak dengan konsentrasi 0,1 % atau Daconil 75 wp

dengan konsentrasi 01 – 02 %. Apabila menyerang TM dapat diberantas

dengan sistem fogging menggunakan Daconil atau fungisida lain.

- Cendawan akar putih (Rigidonporus lignosus) dapat diberantas dengan Formac 2

atau Shell Collar Protectant atau Calixin Collar Protectant.

- Penyakit jamur upas (Corticum salmonikolor) dapat diberantas dengan Calixin

Ready Mix 2 %.

- Penyakit bidang sadapan Mouldyrot dapat diberantas dengan Benlate dengan

konsentrasi 01 – 0,2 % atau Difolan 4F konsentrasi 1 – 2 %.

- Penyakit bidang sadapan kanker garis (Phytophora palmivora) diberantas

dengan Difolatan 4F konsentrasi 2 – 4 %.

Page 24: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

19

2.4.2. Jangka Waktu

Tanaman karet dikatakan matang sadap setelah

berumur 5 - 6 tahun, tergantung keadaan tanah dan

pertumbuhan tanaman, klon karet yang ditanam, dan

teknik dan manajemen penyadapan. Kriteria matang

sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada

ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah

mencapai minimum 50 cm. Jika 60 % dari populasi

tanaman telah memenuhi kriteria tersebut, maka areal

pertanaman sudah siap disadap.

Tinggi bukaan sadap

Tinggi bukaan sadap, baik sistem sadapan ke bawah

(down ward tapping system – DTS) maupun sistem

sadap ke atas (upward tapping system – UTS) adalah

130 cm diukur dari permukaan tanah.

Waktu bukaan sadap

Waktu bukaan sadap adalah dua kali setahun yaitu: (1) permulaan musim

hujan (Juni) dan (2) permulaan masa intensifikasi sadapan (Oktober).

Kemiringan irisan sadap

Sadapan dimulai dengan sudut kemiringan irisan sebesar 400 dari garis

horizontal. Pada sistem sadapan bawah, besar sudut irisan akan semakin

mengecil hingga 300 bila mendekati kaki gajah (pertautan bekas okulasi). Pada

sistem sadapan ke atas , sudut irisan semakin membesar.

Sistem sadap

Dewasa ini sistem sadap telah berkembang dengan mengkombinasikan

intensitas sadap rendah diserta stimulasi Ethrel selama siklus penyadapan.

Sedangkan sistem sadapan konvensional dan alternatif dapat dilihat pada

Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5. Penyadapan Tanaman Karet Konvensional

Taraf Tanaman Umur

(tahun) Sistem Sadap

Jangka Waktu (tahun)

Bidang Sadap

Remaja 0 - 5 - - -

Teruna 6 – 10 a.s/2 d/3 67% 2 A 11 – 15 a.s/2 d/2 100% 4 A Dewasa 16 s/d d/2 100% 5,5 B 17 - 21 a/2 d/2 100% 5,5 A’ Setengah Tua 22 – 28 2 s/2 d/3 133% 7 B’ + AH Tua 29 -31 2 s/2 d/3 133% 4 A’’ + BH

Catatan : tanaman karet diremajakan pada umur 31 tahun

Gambar 7. Penyadapan Tanaman

Karet

Page 25: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

20

Tabel 6. Penyadapan Tanaman Karet Alternatif

Taraf Tanaman Umur

(tahun) Sistem Sadap

Jangka

Waktu

(tahun)

Bidang

Sadap

Remaja 0 – 5 - - -

Teruna 6 – 10 a.s/2 d/3 67% 2 A

11 – 15 a.s/2 d/2 100% 4 A

Dewasa 16 s/d d/2 100% 5,5 B

17 – 21 a/2 d/2 100% 5,5 A’

Setengah Tua 22 – 28 2 x 3 bulan di atas 7 B’ + AH

Tua 29 –31 2 x 3 bilan di bawah 4 A’’ + BH

Keterangan: Atas: s/2 d/4 50% + Ethrel (anti kougulan)

Bulan: a. Mei, Juni, Juli

b. Nopember, Desember, Oktober

Bawah:s/2 d/3 67% + Ehtrel

Bulan: a. Februari, Maret, April

b. Agustus, September, Oktober

A = kulit murni sisi A B’ = kulit pulihan pertama sisi B

B = kulit murni sisi B AH = kulit murni atas sisi A

A’ = kulit pulihan pertama sisi A BH = kulit murni atas sisi B

A’’ = kulit pulihan kedua sisi A

2.4.3. Sarana dan Prasarana Kebun serta Teknologi/Mesin yang diperlukan

Pengembangan karet alam melalui budidaya untuk skala industri memerlukan

perencanaan yang matang serta sarana dan prasarana pendukung.

1. Sarana Pembibitan

Bibit karet alam diusahakan melalui pembibitan sendiri maupun didatangkan

dari luar.

2. Infrastruktur Kebun

Kebun karet alam skala industri dirancang dengan adanya satu sistem usaha

terpadu dimana industri hulu dan industri hilir ada. Sebagai pendukung demi

kelancaran pengawasan dan pengusahaan kebun, perlu dibangun kantor dan

perumahan di lokasi kebun.

Gorong-gorong dan saluran drainase dibuat di dalam kebun untuk mengatur

tata air kebun dan aerasi tanah agar tidak terganggu dan pertumbuhan karet

dapat normal.

3. Peralatan Kerja

Pembukaan lahan memerlukan peralatan kerja agar lebih cepat dan tenaga

kerja lebih efisien. Pembabatan, penumbangan, dan perumpukan menggunakan

parang, kapak, chainsaw, buldozer. Penyemprotan, pengendalian hama dan

Page 26: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

21

penyakit, pembersihan jalur, dan penyiangan kebun karet menggunakan

handsprayer dan sabit. Pengukuran dan pemancangan lubang tanam

menggunakan ajir dan pembuatan lubang tanam dengan peralatan cangkul

dan skop.

4. Infrastruktur Pabrik Pengolahan

Kebun karet alam yang berskala industri hilir memiliki fasilitas pengolahan

berupa pabrik pengolahan lateks menjadi crumb rubber. Mesin dan peralatan

di dalam pabrik pengolahan meliputi: saringan dari kawat kasa, bak kougulan

dari aluminium, bahan kougulan (amonia), pellietiser (mesin pisau berputar),

bak pencucian dari aluminium, mesin pengeringan, ban berjalan, mesin

pengepakan, alat timbang dan dilengkapi dengan suku cadang.

2.4.4. Sumber Daya Manusia

Penduduk Propinsi Kalimantan Timur dari tahun ke tahun terus bertambah

dan dalam kurun waktu 10 tahun (1990 – 2000) kenaikan rata-rata sebesar 2,73 %

per tahun, sehingga pada tahun 2000 telah mencapai 2.431.952 jiwa. Pertambahan

penduduk ini selain disebabkan berkembangnya warga setempat, juga disebabkan

makin banyaknya pendatang dari luar daerah yang bermukim di daerah tersebut.

Selama kurun waktu 1999-2001, angkatan kerja di Kalimantantan Timur

mengalami peningkatan yaitu dari 1.024.187 orang tahun 1999 bertambah menjadi

1.082.739 orang pada tahun 2001. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, jumlah

angkatan kerja yang bekerja sebanyak 1.019.299 orang dan mencari pekerjaan

sebanyak 63.440 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Angkatan Kerja di Kalimantan Timur Berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun 2001

No Kegiatan Laki-Laki

(jiwa)

Perempuan

(jiwa)

Jumlah

(jiwa)

1. Angkatan Kerja 748.955 333.784 1.082.739

2. Bekerja 710.035 309.264 1.019.299

3 Mencari Kerja 38.920 24.520 63.440

Sumber : BPS, Kaltim Dalam Angka Tahun 2001

2.5. Analisis Ekonomi

Analisis finansial kelayakan usaha budidaya karet alam dibuat dengan

asumsi sebagai berikut:

Page 27: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

22

Asumsi:

Status Lahan

Luas kebun

Jarak tanam

Kebutuhan bibit

Ukuran lubang tanam

Kebutuhan pupuk dasar:

- Rock of Phosfat (RP)

- Urea

- SP-36

Kebutuhan LCC :

- Pueraria Javanica (PJ)

- Colopogonium mucunoides (CM)

- Centrosema pubescens (CP)

- Rock of Phosfat (RP)

Kebutuhan tenaga kerja:

- Pembabatan

- Penumbangan

- Penyemprotan

- Pembuatan jalur tanam

- Penanaman LCC

- Pemupukan

- Penyiangan

- Pengukuran dan pemancangan

- Penanaman karet

- Mandor

Waktu pemanenan/penyadapan:

- Lama Pemeliharaan (TBM)

- Waktu Pemanenan (TM)

Umur ekonomis proyek

Konversi lateks menjadi crumb rubber

Harga jual crumb rubber

Hak Guna Usaha (Tanah Negara)

6000 ha

7m x 3 m

476 bibit/ha

60 x 60 x 40 cm

100 gram/lubang

50 gram/lubang

100 gram/lubang

4 kg/ha

6 kg/ha

4 kg/ha

5 kg/ha

10 HOK

10 HOK

10 HOK

2 HOK

2 HOK

0,28 HOK

2,14 HOK

2 HOK

4 HOK

0,29 HOK

5 tahun

Tahun ke-6

30 tahun

25%

Rp. 11.000,-/kg

Biaya investasi budidaya karet alam sebesar Rp.93.824.744.240, meliputi

investasi kebun, infastruktur kebun dan pabrik pengolahan karet. Pada tahun

pertama sebesar Rp. 54.944.392.000, pada pada tahun kedua, ketiga, keempat dan

kelima masing-masing secara berurutan sebesar Rp. 62.037.438.400, Rp. 71.092.606.720,

Rp. 89.335.228.202, dan Rp. 109.430.712.325.

Page 28: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

23

Biaya Pemeliharaan tanaman sejak menghasilkan sampai umur tanaman

karet produktif memerlukan biaya yang berbeda, tetapi sejak tanaman mampu

menghasilkan pada umur 6-10 tahun dan umur 10-30 tahun biaya pemeliharaan

relatif sama (rincian terlampir).

Berdasarkan analisis kelayakan proyek diperoleh nilai ROI, NPV, IRR, Net

B/C dan Payback Period seperti disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Analisis Finansial Proyek usaha budidaya karet alam

Kriteria Kelayakan Proyek Nilai

ROI

NPV

IRR

B/C

Payback Period

52,87%

176.469.957.668

28%

3,18

10 tahun 7 hari

Pada Tabel 8, nilai Return on Investment (ROI) diperoleh 52,87%. Nilai ROI

menunjukkan dari setiap Rp. 1,- modal yang ditanamkan untuk usaha budidaya

karet alam akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 52,87. Berdasarkan analisis cash

flow (cash inflow dan cash outflow) investasi usaha budidaya karet alam diperoleh

nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 176.469.957.668 untuk setiap 6000 hektar

kebun karet alam. Nilai NPV lebih besar dari nol, sehingga budidaya karet alam

layak untuk dilaksanakan.

Sementara nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 28%, jauh lebih tinggi

dari tingkat suku bunga bank sebesar 14%, maka budidaya karet alam layak untuk

dilaksanakan. Berdasarkan analisis Benefit Cost Ratio (B/C) diperoleh nilai 3,18

lebih besar dari 1, berarti budidaya karet alam layak diusahakan. Dilihat dari

sudut kemampuan mengembalikan modal (Payback Period), usaha budidaya karet

alam mampu mencapai Break Event Point (BEP) setelah 10 tahun 7 hari. Maka

secara finansial budidaya karet alam layak diusahakan.

2.6. Aspek Pemasaran

2.6.1. Pemasaran Dalam Negeri

Bahan baku karet dipergunakan juga bagi berbagai industri dalam negeri.

Macam industri dan volume konsumsi karet yang bersangkutan pada tahun 1996,

terlihat pada Tabel 9. Sejalan dengan meningkatnya kegiatan industri yang

bersangkutan di Indonesia, guna memenuhi kebutuhan yang makin meningkat di

masa yang akan datang karena meningkatnya konsumen, maka akan meningkat

Page 29: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

24

pula kebutuhan karet di Indonesia, yang merupakan pasar potensial bagi produksi

perkebunan karet.

Tabel 9. Jenis industri dan pengolahan yang menggunakan bahan baku hasil karet

menurut jenis karet dan volume yang dikonsumsi pada tahun 1994 dan

1995.

No Jenis Industri Jumlah

Perusahaan

Jenis

Bahan

Baku

Volume

(ton)

1994

Volume

(ton)

1995

1. Minyak kasar/ makanan

dan nabati

196 lateks 3.771 10.113

2. Pengupasan dan

pembersihan kopi

87 lateks 7.855 8.074

3. Pengupasan biji-bijian 54 lateks 5.942 7.997

4. Kopra 11 lateks

Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia (karet), Ditjen Perkebunan

Pada Tahun 2003 triwulan I, produksi karet mencapai 6.143 ton, yang

sebagian besar ditujukan untuk memenuhi permintaan dalam negeri (lokal 82%),

dengan dasar harga ekspor, selebihnya di ekspor ke negara Eropa, Asia dan

Amerika. Keseluruhan nilai penjualan sampai dengan triwulan I/2003 sebesar Rp

49 miliar, merupakan 29% dari total pendapatan PTPN VIII.

Harga pemasaran karet SIR-20 di pasar Singapore pada tahun 2005 sebesar

$US 1,38/kg. Sementara itu harga Grumb Rubber di Jambi sebesar Rp. 11.000/kg dan

karet mentah sebesar Rp. 4.200 – 4.500/kg.

2.6.2. Aneka Produk Karet Utama dan Produk Sampingan

Getah karet banyak digunakan dalam industri-industri barang. Barang yang

dapat dibuat dari karet alam antara lain: aneka ban kendaraan (sepeda engkol,

sepeda motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang), sepatu karet, sabuk

penggerak mesin, pipa karet, kabel, isolator, dan bahan-bahan pembungkus logam.

Selain itu bahan baku karet juga digunakan untuk membuat perlengkapan seperti

sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan penahan getaran, misalnya shock-

absorbers. Karet bisa juga dipakai untuk tahanan dudukan mesin. Pemakaian

lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan pada alat-alat lain membuat

pintu terpasang kuat dan tahan getaran serta tidak tembus air. Dalam pembuatan

jembatan digunakan karet sebagai penahan getaran.

Bahan karet yang diperkuat dengan benang-benang menjadi cukup kuat,

elastis, dan tidak menimbulkan suara yang berisik, yang dipakai sebagai tali kipas

Page 30: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

25

mesin. Sambungan pipa minyak, pipa air, pipa udara, dan macam-macam oil seals

banyak juga yang menggunakan bahan baku karet. Bangunan-bangunan besar

semakin banyak menggunakan bahan karet. Bagian-bagian ruang atau peralatan-

peralatan yang terdapat di dalamnya banyak yang dibuat dari bahan karet. Alas

lantai dari karet berupa karpet dapat dibentuk dengan berbagai macam warna dan

desain yang menarik. Peralatan dan kendaraan perang pun banyak yang bagian-

bagiannya dibuat dari karet, misalnya pesawat tempur, tank, panser berlapis baja,

truk-truk besar, dan jeep. Dengan demikian secara tidak langsung karet berjasa

besar dalam keamanan dan pertahanan suatu negara. Tidak mengherankan bila

banyak negara terutama negara maju menimbun karet alam sebagai strategic stock

file.

Sebagai pencegah lecet atau rusaknya kulit dan kuku ternak karena lantai

semen yang keras, maka alas lantai dibuat dari karet dan sekarang banyak

digunakan di peternakan-peternakan besar. Alas lantai dari karet ini mudah

dibersihkan dan cukup menyehatkan bagi ternak seperti sapi atau kerbau.

Selain dapat diambil getahnya, tanaman karet masih memiliki manfaat lain

yang cukup besar bagi pemilik perkebunan karet, sebagai hasil sampingan (by

product). Hasil sampingan itu adalah kayu atau batang pohon karet. Masa

produktif tanaman karet sekitar 25-30 tahun dan gestation period 5 – 6 tahun, setelah

itu tanaman karet yang tua dapat diganti dengan tanaman baru. Tanaman karet

tua ditebang dan batangnya/kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri

mebel. Dengan semakin berkurangnya kayu dari pohon-pohon hutan alam dan

semakin gencarnya kampanye pelestarian kayu dari hutan tropis, maka kayu dari

tanaman karet tua merupakan alternatif untuk bahan baku industri perkayuan.

Kedepan peluang permintaan kayu dari pohon karet akan semakin meningkat.

Hasil samping lain dari perkebunan karet yang selama ini kurang dimanfaatkan

adalah biji karet. Dikebanyakan perkebunan, biji karet dibiarkan begitu saja,

padahal bila dimanfaatkan akan cukup menguntungkan, sebab jumlahnya cukup

banyak. Diperkirakan dalam satu hektarnya dapat menghasilkan sekitar 5.000

butir biji karet setiap tahunnya. Dilihat dari komposisi kimianya, ternyata

kandungan protein biji karet terhitung tinggi. Dari setiap 100 g biji karet, kadar

proteinnya sebesar 27 %, lemak 32,3 %, air 3,6 %, abu 2,4 %, thiamin 450 μg, asam

nikotinat 2,5 μg, karoten dan tokoferol 250 μg, dan sianida sebanyak 330 mg. Selain

kandungan proteinnya cukup tinggi, pola asam amino biji karet juga sangat baik.

Semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh terkandung di dalamnya.

Agar biji karet dapat dimanfaatkan, maka harus diolah terlebih dahulu menjadi

konsentrat.

Daya guna protein biji karet yang meningkat dapat dimanfaatkan untuk

berbagai keperluan, terutama sebagai suplemen atau komplemen produk makanan.

Jenis produk makanan yang bisa dicampur dengan konsentrat biji karet adalah

daging sintetis, roti, aneka snack, makanan bayi, dan masih banyak lagi. Semakin

Page 31: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

26

banyak jenis makanan yang dapat diperkaya kandungan proteinnya dengan

penambahan konsentrat biji karet, maka semakin banyak orang yang dapat

memperoleh mafaat dari bahan yang sering terbuang percuma di daerah-daerah

perkebunan.

2.6.3. Pola Pemasaran Perkebunan Rakyat

Perkebunan karet yang dikelola oleh petani ada dua jenis, yaitu petani yang

bermitra dengan dengan perkebunan besar (negara/swasta) dan kedudukannya

sebagai petani plasma, dan kedua petani yang melakukan usahanya dengan

kemampuan sendiri.

Petani yang bermitra dengan perkebunan besar memiliki lahan dengan rata-

rata luas 2 hektar, sedangkan petani yang mengusahakan perkebunan dengan

kemampuan sendiri luasannya berkisar antara 1-15 hektar. Dengan luas lahan

yang terbatas, tentunya lateks yang dihasilkan oleh petani juga terbatas. Dengan

produksi lateks yang terbatas, petani biasanya menjual lateksnya melalui

pedagang di tingkat desa atau melalui KUD yang dekat dengan lokasi kebun.

Kemudian dari KUD berlanjut ke padagang besar hingga ke industri pengolahan.

Dari industri pengolahan kemudian ke pedagang dalam negeri atau ke eksportir.

Berikut pola pemasaran karet pada perkebunan rakyat seperti disajikan pada

Gambar 8.

`

Pola 1

Petani/Farmers Pedagang Tingkat

Desa/Village Trader

Pedagang

Besar/Large Trader

Prosesor/Processor Pedagang Dalam Negeri/

Eksportir/Domestic Trade/Exporter

Pola 2

Petani/Farmers KUD, Pasar / Market

Prosesor/Processor Pedagang Dalam Negeri/

Eksportir/Domestic Trade/Exporter

Page 32: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

27

Gambar 8. Pola Pemasaran Perkebunan Karet Rakyat

Berikut pola pemasaran karet pada perkebunan besar negara (PBN) dan

perkebunan besar swasta (BPS) terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Jalur Tata Niaga Ekspor Karet Indonesia

Pola 3

Petani KUD/

KUD Farmers

Prosesor/

Processor

Pedagang Dalam Negeri/

Eksportir/Domestic

Trade/Exporter

Bahan Olah Karet Rakyat

(Bokar)

Pabrik Pengolahan Perkebunan Besar

PTP

Kantor Pemasaran

Bersama

Jakarta Medan Surabaya

Lelang

Industri yang

menggunakan bahan

baku karet di dalam

negeri

Pembelian Langsung

Oleh Pihak Luar Negeri/

Perwakilannya

Eksportir

Dealer

Perusahaan Pengangkutan

Importir

Industri yang menggunakan bahan baku karet di

luar negeri (konsumen luar negeri)

Swasta

Lateks Kebun

Page 33: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

28

Kebutuhan karet alam dalam negeri masih tergolong rendah dibanding

dengan jumlah yang diproduksi setiap tahunnya. Itulah sebabnya karet alam

Indonesia lebih banyak berorientasi ekspor. Destinasi ekspor komoditi karet alam

Indonesia pada tahun 1991 adalah Amerika Serikat sebesar 40 %, Singapura

sebesar 32,8 %, negara-negara di Eropa Barat sebesar 7,5 %, Rusia sebesar 5 %,

Jepang sebesar 3,3 %, dan beberapa negara lain sebesar 11,4 %.

Singapura sendiri tidak menggunakan karet alam yang diimpornya dari

Indonesia untuk keperluan dalam negerinya. Karet alam tersebut diolah kembali

dengan tingkat teknologi pengolahan yang tinggi dan hasilnya dikirim ke negara-

negara maju. Ditambah jaringan perdagangan yang memang luas, maka negara itu

memperoleh keuntungan yang besar dari karet alam yang dibelinya dari

Indonesia.

Namun demikian, diperkirakan ke depan permintaan karet alam akan

semakin meningkat, sejalan semakin mahalnya dan berkurangnya potensi bahan

tambang sebagai bahan baku karet sintetis. Ditambah lagi semakin majunya

teknologi pengolahan karet alam memungkinkan pemanfaatannya semakin

meluas, disamping adanya keunggulan-keunggulan karet alam yang tidak

tergantikan oleh karet sintetis. Ke depan usaha budidaya karet sangat menjanjikan

dan mempunyai peluang pasar yang cukup luas, baik untuk memenuhi kebutuhan

industri-industri karet di dalam negeri maupun untuk ekspor.

2.7. Aspek Legalitas

Ijin usaha pembukaan kebun di Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur

mengacu kepada perundangan dan peraturan nasional yaitu Undang-undang

Nomor 24 tahun 1994 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara

Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor); Undang-undang

Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara

Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); Undang-

undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Tata Ruang (Lembaran Negara Tahun 1997

Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3702; Undang-undang Nomor 24

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor

60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839; Peraturan Pemerintah Nomor 25

Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai

Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3952); Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah

Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk

Hukum Daerah; Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/pts/HK.350/5/2002

tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan.

Adapun izin usaha perkebunan di daerah harus memenuhi pasal-pasal

tersebut bahwa:

Page 34: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

29

1. Usaha Perkebunan Rakyat wajib mendaftarkan usahanya kepada Dinas;

2. IUP dapat diberikan kepada:

a. Koperasi;

b. Badan Usaha Milik Daerah;

c. Badan Usaha Milik Nasional;

d. Badan Usaha Swasta Nasional;

e. Patungan Badan Usaha Nasional dengan Badan Usaha Asing.

3. Usaha budidaya perkebunan wajib memiliki IUP, diberikan oleh Bupati/

Walikota;

4. IUP berlaku selama 30 tahun dan dapat diperpanjang dengan periode waktu

yang sama;

5. Untuk memperoleh IUP, perusahaan harus menyampaikan permohonan

kepada Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas;

6. Perusahaan pemohon IUP harus melengkapi persyaratan permohonan berupa:

a. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya;

b. Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan yang telah disetujui oleh

Kepala Dinas;

c. Rencana kerja usaha perkebunan;

d. Dokumen AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku;

e. Rekomendasi dari dinas teknis;

f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah

(NPWPD);

g. Surat keterangan domisili kantor perusahaan;

h. Peta calon usaha dengan skala 1 : 100.000.

i. Menyetor uang jaminan kesungguhan pada Bank yang ditunjuk sebesar Rp.

15.000,- (Lima Belas Ribu Rupiah) untuk setiap 1 ha luasan areal.

7. Dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima dengan

lengkap, pejabat pemberi IUP harus memutuskan IUP tersebut dapat

diberikan atau ditolak.

Selanjutnya ijin usaha industri perkebunan harus memenuhi ketentuan-ketentuan

sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan kegiatan usaha industri perkebunan wajib memperoleh

izin tertulis dari Bupati;

2. Ijin usaha industri perkebunan dapat diberikan kepada pihak-pihak

sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah;

3. Untuk memperoleh ijin, perusahaan harus menyampaikan permohonan

kepada Bupati/Walikota melalui kepada dinas dengan melengkapi:

a. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya;

b. Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan yang telah disetujui oleh

Kepala Dinas;

Page 35: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

30

c. Rencana kerja usaha perkebunan;

d. Dokumen AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku;

e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah

(NPWPD);

f. Surat keterangan domisili kantor perusahaan;

g. Ijin lokasi bagi perusahaan bukan pemilik kebun sumber bahan baku

industri;

h. Analisis kelayakan usaha;

i. Kepastian pasokan bahan baku;

j. Ijin HO/gangguan dari pejabat berwenang.

4. Dalam waktu 2 (dua) bulan setelah permohonan diterima dengan lengkap,

pejabat pemberi ijin harus memutuskan permohonan ijin tersebut dapat

diberikan atau ditolak.

Selain peraturan perundangan yang berkaitan dengan kegiatan usaha

perkebunan, maka pemerakarsa kegiatan hendaknya juga memahami tentang tata

cara penanaman modal dalam negeri, sebagaimana dijelaskan pada Lampiran 1.

2.8. Aspek Sosial dan Lingkungan

Pada aspek sosial, pemanfaatan lahan oleh petani akan meningkatkan

kesejahteraannya, namun demikian karena permasalahan petani utama adalah

kurangnya modal, maka diperlukan model kemitraan secara terpadu antara petani

dengan Perusahaan Inti dan Bank, sehingga sumberdaya lahan petani dapat

termanfaatkan. Dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, maka

akan memperkecil kesenjangan sosial.

Dari aspek lingkungan, kegiatan perkebunan karet jelas memberikan dampak

positif dan negatif terhadap komponen/sub kompenan/parameter lingkungan.

Besaran dampak (magnitude) diperkirakan berkisar dari kecil sampai besar, dengan

nilai kepentingan dampak (importance) diperkirakan dari tidak penting hingga

penting. Dampak positif kegiatan perkebunan terjadi pada komponen

sosekbudkesmas, khususnya pada parameter mata pencaharian, pendapatan dan

kesejahteraan petani secara langsung dan aspek pendidikan secara tidak langsung.

Setelah tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik, maka kegiatan perkebunan

juga akan memberikan dampak positif terhadap komponen biologi (flora dan

fauna), penurunan erosi dan peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan

kualitas air perairan dari sungai-sungai yang berada di dalam dan di sekitar areal

kegiatan perkebunan. Pemanfaatan lahan-lahan yang kurang produktif atau lahan-

lahan tidur, merupakan nilai positif penting dari kegiatan perkebunan karet.

Melalui pemanfaatan lahan tersebut, maka kondisi ekosistem lahan yang

sebelumnya mempunyai dukung rendah (produktivitas rendah) dapat diperbaiki dan

dapat ditingkatkan fungsinya, selanjutnya akan memberikan dampak positif

Page 36: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

31

terhadap beberapa parameter lingkungan ikutan, seperti terhadap ketersediaan air

permukaan dan air tanah.

Dampak negatif dari kegiatan perkebunan dapat terjadi pada tahap-tahap

awal perencanaan lahan dan pembukaan lahan/pengolahan tanah (dengan alat

berat), khususnya berkaitan dengan masalah kepemilikan dan ganti rugi lahan,

erosi, kompaksi tanah dan penurunan kesuburan tanah serta sedimentasi sungai

yang terjadi pada awal pembukaan lahan.

Merujuk pada peraturan perundangan yang berlaku, maka diwajibkan

kepada pengelola perkebunan (dengan luas 6000 ha) untuk melakukan studi

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Page 37: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

32

PENUTUP

Budidaya tanaman karet alam menjadi salah satu pilihan investasi yang

menguntungkan dilihat dari berbagai kriteria kelayakan. Kondisi alam dan

ketersediaan lahan di wilayah Kalimantan Timur memiliki potensi untuk

dikembangkan sebagai lahan perkebunan karet. Kebutuhan dunia akan karet alam

sangat mendukung bagi pemasaran karet di kancah dunia, menjadikan karet alam

pantas menjadi salah satu pilihan investasi usaha di Kalimantan Timur.

Jika para investor menginginkan informasi lebih lanjut tentang pengembangan

usaha sapi potong dapat melakukan kontak bisnis ke alamat yaitu :

1. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Jl. Gatot Subroto 44 Jakarta 12190-Indonesia PO Box 3186

Telp. +62-021-5252008, 5254981, Fax +62-0215227609, 5254945, 5253866

E-mail : [email protected]

Website : http://www.bkpm.go.id

2. Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur

Jl Basuki Rahmat No 56 Samarinda KALTIM 75117 Telp. 62-0541-743235 – 743446

Fax : 0541-736446 E-mail : [email protected]

Website : http://www.bppmd.kaltimprov.go.id

3. Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Telp/fax 0543- 350037 atau

contact person : Ir. H. Ibrahim, MP (Kadistan Kabupaten PPU) No HP. 0811558783

Page 38: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

33

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda dan Badan Pusat Statistik Kaltim. 2004. Kalimantan Timur Dalam Angka 2004,

Samarinda.

Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Timur. 2005. Statistik Perkebunan Kalimantan

Timur Tahun 1999-2004, Samarinda.

Dinas Perkebunan Kabupaten Pasir. 2005. Laporan Data Statistik Perkebunan (Luas dan

Produksi) Tahun 2004. Tanah Grogot.

Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Barat. 2005. Laporan Data Statistik Perkebunan (Luas

dan Produksi) Tahun 2004. Melak.

Dinas Perkebunan Kabupaten Panajam Pasir Utara. 2005. Laporan Data Statistik

Perkebunan (Luas dan Produksi) Tahun 2004. Panajam.

Dinas Perkebunan Kabupaten Pasir. 2005. Laporan Data Statistik Perkebunan (Luas dan

Produksi) Tahun 2004. Tenggarong.

Johanes, 1994. Peran Kebijakan dan Kinerja Pemasaran dalam Pengembangan Pemasaran

Karet (Suatu Studi Kasus di Propinsi Jambi), Disertasi, UNPAD, Bandung.

Lutoni, Toni Lukman. 1991. Indonesia Akan Menjadi Produsen Karet Alam Terbesar.

Neraca, Jakarta : 27 Agustus 1991.

Mubyarto dan Awan Setya Dewanta. 1991. Karet Kajian Sosial Ekonomi. Aditya Media,

Yokyakarta.

Spillane, Jemes J. 1989. Komoditi Karet Peranannya dalam Perekonomian Indonesia.

Kanisiun, Yokyakarta.

Suparto, T.I. 1990. Karet Sintetis Belum Bisa menggantikan Karet Alam. Bisnis Indonesia,

Jakarta : 16 Mei 1990.

Tim Penulis Penebar Swadaya. 1992. Karet : Strategi Pemasaran, Budidaya dan

Pengolahan. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Yusanti, Diana. 1994. Langkah-langkah Mempertajam Dayasaing Komoditi Karet, Kopi,

Kakao Menuju Pasar Bebas. Buletin Ekonomi No. 3 Tahun XIX, hal : 9 – 12.

Page 39: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

34

LAMPIRAN

Page 40: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

35

Lampiran 1. Tata Cara Penanaman Modal Dalam Negeri

I. Surat Permohonan (Blangko Model 1/PMDN) dan ditanda tangani diatas materai Rp. 6,000.-

oleh pemohon dibuat rangkap dua dengan dilampiri persyaratan sbb:

1. Bukti Diri Pemohon:

a. Photo Copy Akte Pendirian (PT, BUMN, BUMD, CV, Firma dll);

b. Photo Copy Anggaran Dasar bagi Badan Usaha Koperasi;

c. Photo Copy KTP;

2. Photo Copy Nomor Wajib Pajak (NPWP) Pemohon;

3. Proposal Proyek atau Biding Usaha yang dimohon dan atau rencana kegiatan dari awal

penanaman modal hingga pemasaran hasil produksi.

4. Peta Lokasi Proyek Skala 1 : 100.000.

5. Persyaratan dan atau ketentuan sektoral yaitu, rekomendasi dari :

1). Lurah/Kades;

2). Camat;

3). Instansi Teknis yang menjelaskan tentang bahwa lokasi yang dimohon tidak bermasalah

dan layak untuk proyek dimaksud seperti rekomendasi dari :

a. Dinas Kehutanan;

b. Dinas Perkebunan;

c. Dinas Pertanian dan Peternakan;

d. Dinas Perikanan dan Kelautan;

e. Badan Pertanahan Nasional;

f. Dinas/Instansi lainnya yang berkaitan dengan proyek yang dimohon.

6. Laporan keuangan dan atau akuntabilitas;

7. Pernyataan bersedia berkantor pusat di Kota/Kabupaten;

8. Surat Kuasa dari yang berhak apabila permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri.

9. Kesepakatan/perjanjian kerjasama untuk bermitra dengan Usaha Kecil yang antara lain

memuat :

1. Nama dan alamat masing-masing pihak;

2. Poles kemitraan yang akan digunakan;

3. Hak dan Kewajiban masing-masing pihak;

4. Bentuk pembinaan yang akan diberikan kepada usaha kecil;

5. Hal-hal lain yang dianggap perlu.

10. Akte Pendirian atau perubahannya mengenai penyertaan usaha kecil sebagai pemegang

saham, apabila kemitraan dalam bentuk penyertaan saham;

11. Surat pernyataan diatas materai dari usaha kecil yang menerangkan bahwa yang

bersangkutan memenuhi kriteria usaha kecil sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 1995.

II. Setelah Permohonan diterima di Bagian Perekonomian & Penanama Modal Setda Kota/Kab,

yang selanjutnya Permohonan diperiksa kelengkapannya/lampirannya oleh Sub Bagian

Penanaman Modal dan BUMD.

III. Setelah lampiran sudah lengkap, maka proposal dipresentasikan oleh Investor dengan biaya

sendiri untuk dipresentasikan dihadapan pejabat Pemerintah Kota/Kab dan bila dianggap perlu

juga diundang dari DPRD, Unsur Organisasi dalam masyarakat, Unsur Mahasiswa, LSM dll.

IV. Hasil Presentasi dinilai oleh Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal atas persetujuan

Pemerintah Kota/Kab.

Page 41: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id · mencapai Visi daerah mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka ... LUAS TANAM DAN PRODUKSI TANAMAN KARET DI KABUPATEN/KOTA

36

V. Bila hasil presentasi disetujui untuk direalisasikan, maka dibuatkan Rekomendasi

Walikota/Bupati dan atau Surat Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (SPMA) bila

kewenangan sudah ada untuk membuat/mengeluarkan surat persetujuan Penanaman Modal

Dalam Negeri.

VI. Setelah Rekomendasi dan atau SPPMA keluar, pemohon mengurus ijin pelaksanaan Penanaman

Modal yang terdiri dari :

a. Ijin Lokasi ;

b. Ijin Undang-Undang Gangguan (UUG) / HO dan atau Amdal untuk Perusahaan Besar.

c. Iji& Mendirikan Bangunan (IMB).

VII.Pengurusan Ijin yang dipersyaratkan lainnya yaitu Pemohon Penanaman Modal Wajib

memiliki Ijin Usaha Tetap (IUT) untuk dapat memulai pelaksanaan kegiatan produksi

komersial.