164

KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

  • Upload
    others

  • View
    30

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun
Page 2: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 telah

selesai disusun, sebagai pedoman bagi unit kerja di

lingkungan Kementerian Perhubungan dalam melaksanakan

pembangunan transportasi di tahun anggaran 2019.

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019

disusun dengan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra)

Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dan

melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Pembangunan transportasi ke depan didorong untuk mewujudkan prioritas dan

sasaran pembangunan nasional dalam rangka memacu pembangunan infrastruktur

dan ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan

dan kesenjangan antar wilayah, sehingga dimensi pemerataan dan kewilayahan

dapat ditingkatkan melalui pengembangan konektivitas nasional.

Selanjutnya guna mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional

berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019 yang ditargetkan

mencapai 5,4 – 5,8% sesuai dengan Tema RKP 2019 “Pemerataan

Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas”, maka pemerataan

pembangunan di seluruh pelosok nusantara, prioritas pembangunan transportasi

tahun 2019 tetap diarahkan untuk tercapainya konektivitas nasional dengan

beberapa sasaran kegiatan antara lain : pembangunan/peningkatan terminal tipe A,

UPPKB dan jembatan timbang, pembangunan/peningkatan dermaga sungai, danau

dan penyeberangan, pembangunan/peningkatan jalur kereta api, pembangunan

dan pengembangan pelabuhan laut non komersil, pengembangan dan

pembangunan bandara serta peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya

Manuasia Perhubungan.

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 agar dipergunakan sebagai

acuan bagi seluruh jajaran Kementerian Perhubungan dalam menyusun Rencana

Kerja dan Anggaran (RKA) di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2019, sehingga pada

akhirnya diharapkan dapat tercapai proses perencanaan pembangunan transportasi

yang terpadu, terintegrasi dan akuntabel.

Page 3: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii

Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ini diharapkan

dapat berkontribusi dan memberikan manfaat bagi seluruh insan perhubungan

dalam menyelenggarakan kegiatan perhubungan yang handal dan berkualitas

dalam melayani masyarakat.

Jakarta, November 2018

MENTERI PERHUBUNGAN

BUDI KARYA SUMADI

No. Proses Nama Jabatan Tanggal Paraf 1. Dikonsep Dandun Prakosa Kabag Program Biro Perencanaan

2. Diperiksa Gede Pasek Suardika Kepala Biro Perencanaan 3. Disetujui Wahju Satrio Utomo Inspektur Jenderal

4. Disetujui Budi Setyadi Dirjen Perhubungan Darat

5. Disetujui Zulfikri Dirjen Perkeretaapian 6. Disetujui Agus Purnomo Dirjen Perhubungan Laut

7. Disetujui M. Praminto Hadi S Plt. Dirjen Perhubungan Udara 8. Disetujui Umiyatun Hayati T Kepala Badan PSDM Perhubungan

9. Disetujui Sugihardjo Kepala Badan Litbang Perhubungan 10. Disetujui Bambang Prihartono Kepala BPTJ

11. Disetujui Djoko Sasono Sekretaris Jenderal

Page 4: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i

Daftar Isi ......................................................................................................... iii

Daftar Tabel ......................................................................................................... vi

Daftar Gambar ......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... I-1

BAB II SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL ........................................................ II-1

2.1 Sasaran Pembangunan Nasional ....................................................... II-1

2.2 Sasaran Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ........................ II-3

2.3 Sasaran Program Dan Kegiatan Kementerian Perhubungan

Tahun 2019 .................................................................................... II-6

2.4 Target Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2015 - 2019 ........... II-10

2.4.1 Keselamatan dan Keamanan Transportasi ............................. II-10

2.4.2 Pelayanan Transportasi ....................................................... II-12

2.4.3 Kapasitas Transportasi ........................................................ II-13

2.5 Target Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ..................... II-14

BAB II PELAKSANAAN ANGGARAN DAN PERMASALAHAN, TANTANGAN SEKTOR

TRANSPORTASI ..................................................................................... III-1

3.1. Pelaksanaan Anggaran Pembangunan Infrastruktur Tahun

Anggaran 2016 ...................................................................... III-1

3.1.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2016 .............. III-1

3.1.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2016.............................. III-2

3.2. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Tahun

Anggaran 2017 ...................................................................... III-9

3.2.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2017 ............ III-9

3.2.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2017 ............................ III-10

3.3. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Tahun

Anggaran 2018 ..................................................................... III-17

3.3.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2018 ........... III-17

3.3.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2018........................... III-17

3.4. Capaian Pembangunan Perhubungan Tahun 2016-2018 ......... III-26

Page 5: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 iv

3.4.1. Capaian Pembangunan Transportasi Darat ..................... III-26

3.4.2. Capaian Pembangunan Perkeretaapian .......................... III-41

3.4.3. Capaian Pembangunan Transportasi Laut .......................... III-48

3.4.4. Capaian Pembangunan Transportasi Udara .......................... III-53

3.4.5. Capaian Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia .......... III-73

3.4.6. Capaian Badan Penelitian dan Pengembangan ...................... III-78

3.4.7. Capaian Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek ............. III-80

3.5. Permasalahan ...................................................................... III-81

3.6. Tantangan ........................................................................... III-86

BAB IV PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN ANGGARAN TAHUN 2019 ......... IV-1

4.1 Kerangka Pendanaan ..................................................................... IV-1

4.1.1 Skenario Pembiayaan Infrastruktur ........................................ IV-1

4.1.2 Skema Finansial Kreatif ........................................................ IV-2

4.1.3 Skema Pendanaan Infrastruktur Selain Skema APBN, APBD

dan KPS .............................................................................. IV-4

4.1.4 Badan Layanan Umum ......................................................... IV-5

4.1.5 Skema Pendanaan Kementerian Perhubungan Tahun

2015-2019 ........................................................................... IV-6

4.2 Deviasi Anggaran Pembangunan Perhubungan Dengan Kebutuhan

Pendanaan Dalam Rencana Strategis Kemenhub 2015-2019 .............. IV-9

4.3 Indikasi Program Prioritas Pembangunan Transportasi Tahun 2019 .. IV-10

4.4 Kegiatan Mendukung Prioritas Nasional Tahun 2019 ....................... IV-18

4.4.1 Kegiatan Mendukung Prioritas Nasional 2 ............................. IV-20

4.4.2 Kegiatan Mendukung Prioritas Nasional 3 ............................. IV-26

4.4.3 Kegiatan Mendukung Direktif Presiden Sesuai Arahan Ratas .. IV-28

4.4.4 Kegiatan Mendukung Proyek Strategis Nasional

(Perpres 58 tahun 2017) ..................................................... IV-28

4.5 PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN TAHUN 2019 IV-29

4.5.1 Sekretariat Jenderal ........................................................... IV-29

4.5.2 Inspektorat Jenderal .......................................................... IV-29

4.5.3 Ditjen Perhubungan Darat .................................................. IV-32

4.5.4 Ditjen Perkeretaapian ......................................................... IV-33

4.5.5 Ditjen Perhubungan Laut .................................................... IV-37

4.5.6 Ditjen Perhubungan Udara .................................................. IV-40

4.5.7 BPSDM Perhubungan .......................................................... IV-43

Page 6: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 v

4.5.8 Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan .............. IV-44

4.5.9 Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)................ IV-45

BAB V PENUTUP ................................................................................................ V-1

Page 7: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019 .................................. II-1

Tabel 2.2 Rumusan Indikator Kinerja Utama pada Renstra Kemenhub

Untuk Tahun 2019 ........................................................................... II-15

Tabel 3.1 Sebaran Lokasi Pembangunan Terminal Baru .................................... III-26

Tabel 3.2 Sebaran Lokasi Pembangunan Terminal ............................................ III-27

Tabel 3.3 Rehabilitasi/Peningkatan Terminal .................................................... III-27

Tabel 3.4 Pembangunan Jembatan Timbang ................................................... III-27

Tabel 3.5 Rehabilitasi/Peningkatan Jembatan Timbang ..................................... III-28

Tabel 3.6 Pembangunan Fasilitas Integrasi Antar Moda .................................... III-29

Tabel 3.7 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Baru ................................. III-29

Tabel 3.8 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan ........................... III-29

Tabel 3.9 Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Penyeberangan .......................... III-30

Tabel 3.10 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Baru .............................. III-30

Tabel 3.11 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Lanjutan ........................ III-31

Tabel 3.12 Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Sungai....................................... III-31

Tabel 3.13 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Baru ............................... III-31

Tabel 3.14 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Lanjutan ......................... III-31

Tabel 3.15 Peningkatan/Rehabilitasi Pelabuhan Danau ....................................... III-32

Tabel 3.16 Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan .............................. III-32

Tabel 3.17 Sebaran Lokasi Pembangunan ATCS Baru ......................................... III-33

Tabel 3.18 Sebaran Lokasi Pembangunan ATCS Lanjutan ................................... III-33

Tabel 3.19 Hasil Pembangunan Prasarana & Sarana Perkeretaapian

Tahun 2015 - 2018 ......................................................................... III-44

Tabel 3.20 Realisasi Public Service Obligation (PSO) Tahun 2015-2018 ................ III-45

Tabel 3.21 Rincian subsidi kepada Penumpang Kelas Ekonomi dengan Relasi

Subsidi PSO.................................................................................... III-45

Tabel 3.22 Perkembangan Angkatan Laut Perintis .............................................. III-49

Tabel 3.23 Daftar Kapal Barang Tol Laut PT. PELNI ........................................... III-51

Tabel 3.24 Pembangunan Infrastruktur Perhubungan Udara Tahun 2015-2018 .... III-53

Page 8: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 vii

Tabel 3.25 Data Bandar Udara Harun Tohir – Bawean ........................................ III-57

Tabel 3.26 Data Bandar Udara Rembele - Takengon .......................................... III-58

Tabel 3.27 Data Bandar Udara Juwata Tarakan ................................................ III-59

Tabel 3.28 Data Bandar Udara DEO-Sorong ...................................................... III-60

Tabel 3.29 Data Bandar Udara Mopah-Merauke ................................................. III-61

Tabel 3.30 Data Bandar Udara Jalaluddin – Gorontalo ....................................... III-62

Tabel 3.31 Data Bandar Udara Matahora - Wakatobi .......................................... III-63

Tabel 3.32 Data Bandar Udara NOP Goliath Dekai Yahukimo .............................. III-64

Tabel 3.33 Data Bandar Udara Tanjung Api/ Tojo Una-Una ................................ III-65

Tabel 3.34 Data Bandar Udara Ranai Natuna ..................................................... III-66

Tabel 3.35 Data Bandar Udara Miangas Sulawesi Utara ...................................... III-67

Tabel 3.36 Operator Pelaksana Angkutan Udara Perintis Tahun 2016 .................. III-68

Tabel 3.37 Rincian Kegiatan di 15 Bandar Udara Baru ........................................ III-70

Tabel 3.38 Jumlah Peserta dan Lulusan Diklat BPSDMP 2016-2018* .................... III-74

Tabel 4.1 Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 2015-2019 .. IV-2

Tabel 4.2 Rincian pendanaan untuk tiap unit Eselon I Kementerian Perhubungan

Tahun 2015-2019 ............................................................................. IV-6

Tabel 4.3 Perbandingan Antara Alokasi Anggaran Perhubungan Dengan Kebutuhan

Pendanaan Dalam Reviu Renstra Kemenhub Tahun 2015-2019 ............ IV-9

Tabel 4.4 Total Alokasi Pagu Indikatif sesuai Surat Bersama Menteri PPN / Kepala

Bappenas dan Menteri Keuangan (Sesuai Surat Bersama Menteri Keuangan

dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor : S-269/MK.02/2018 dan Nomor :

B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu

Indikatif K/L Tahun 2019 ................................................................. IV-14

Tabel 4.5 Total Alokasi Pagu Indikatif TA 2019 sesuai Rekomposisi Anggaran .... IV-15

Tabel 4.6 Tabel Kegiatan dengan Skema Pendanaan Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN) TA 2019 ............................................................................. IV-16

Tabel 4.7 Tabel Kegiatan dengan Skema Pendanaan Kerjasama Pemerintah dan Badan

Usaha (KPBU) TA 2019 ................................................................... IV-17

Tabel 4.8 Kegiatan Peningkatan Konektivitas Berdasarkan Pagu indikatif (Rincian

Prioritas Nasional 2) ........................................................................ IV-21

Tabel 4.9 Kegiatan Pembangunan Daerah Afirmasi .......................................... IV-21

Tabel 4.10 Dukungan Pengembangan Kawasan Pariwisata dan KEK

Pariwisata ...................................................................................... IV-26

Tabel 4.11 Dukungan Pengembangan Pengembangan Kawasan Industri (KI)

Page 9: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 viii

dan KEK Industri dan Logistik .......................................................... IV-27

Tabel 4.12 Target lulusan diklat Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian

dan Aparatur Perhubungan TA 2019 ................................................. IV-43

Page 10: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan Renstra

Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019..................................... II-5

Gambar 3.1 Rehabilitasi Terminal (Terminal Kota Depok) ................................... III-34

Gambar 3.2 Perbaikan Pelayanan dan Ketertiban Terminal Penumpang Tipe A

(Terminal Cilegon – Merak) ........................................................... III-34

Gambar 3.3 Pembangunan Fasilitas Integrasi Moda (Terminal Tirtonadi – Stasiun

Balapan, Solo) .............................................................................. III-35

Gambar 3.4 Pembangunan Terminal (Terminal Liwas – Manado) ........................ III-35

Gambar 3.5 Kondisi Lama Stasiun Palmerah ..................................................... III-46

Gambar 3.6 Kondisi Terbaru Stasiun Palmerah .................................................. III-46

Gambar 3.7 Kondisi Lama Stasiun Kebayoran .................................................... III-46

Gambar 3.8 Tampak Stasiun Kebayoran Saat Ini ............................................... III-47

Gambar 3.9 Kondisi Lama Stasiun Parungpanjang ............................................. III-47

Gambar 3.10 Kondisi Saat Ini Stasiun Parungpanjang .......................................... III-47

Gambar 3.11 Kondisi Lama Stasiun Maja ............................................................ III-48

Gambar 3.12 Kondisi Saat Ini Stasiun Maja ......................................................... III-48

Gambar 3.13 Akses Stasiun Bandara .................................................................. III-48

Gambar 3.14 Stasiun Jakabaring ........................................................................ III-48

Gambar 3.15 Terminal Penumpang Bandar Udara Wamena ................................. III-54

Gambar 3.16 Terminal Penumpang Bandar Udara Utarom ................................... III-54

Gambar 3.17 Terminal Penumpang Bandar Udara Labuan Bajo ............................ III-54

Gambar 3.18 Terminal, Runway Bandar Udara DEO-Sorong ................................. III-55

Gambar 3.19 Bandar Udara Matahora-Wakatobi .................................................. III-55

Gambar 3.20 Bandar Udara Djalaluddin-Gorontalo .............................................. III-55

Gambar 3.21 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Juwata Tarakan ..... III-56

Gambar 3.22 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Rembele ....................... III-56

Gambar 3.23 Lokasi dan Terminal Bandar Udara Miangas – Kepulauan Talaud ...... III-56

Gambar 3.24 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Kasiguncu Poso .... III-57

Gambar 3.25 Bandar Udara Tanjung Api- Tojo Una-una....................................... III-57

Page 11: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 x

Gambar 3.26 Bandar Udara Letung - Anambas ................................................... III-57

Gambar 3.27 Landas Pacu Bandar Udara Harun Tohir-Bawean ............................. III-58

Gambar 3.28 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Rembele ...................... III-59

Gambar 3.29 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Juwata Tarakan ..... III-60

Gambar 3.30 Runway, danTerminal Bandar Udara DEO-Sorong ............................ III-61

Gambar 3.31 Bandar Udara Mopah-Merauke ....................................................... III-62

Gambar 3.32 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Djalaluddin-Gorontalo .... III-63

Gambar 3.33 Bandar Udara Matahora-Wakatobi .................................................. III-63

Gambar 3.34 Terminal Bandar Udara Tojo Una-Una (Tampak Atas) ..................... III-65

Gambar 3.35 Terminal Bandar Udara Ranai Natuna ............................................. III-66

Gambar 3.36 Kondisi Bandar Udara Miangas Sulawesi Utara ................................ III-67

Gambar 3.37 Grafik Jumlah Penumpang Angkutan Udara Perintis ......................... III-69

Gambar 3.38 Frekuensi Penerbangan Angkutan Udara Perintis ............................. III-69

Gambar 3.39 Pesawat Perintis Susi Air, Cessna Grand Caravan............................. III-70

Gambar 3.40 Rektorat BP2TD Mempawah ......................................................... III-77

Gambar 3.41 Gedung Praktek Padang ................................................................ III-77

Gambar 3.42 Hanggar & Apron ATKP Makassar .................................................. III-77

Gambar 3.43 Gedung Kelas PIP Makassar........................................................... III-77

Gambar 3.44 Pesawat Sayap Tetap Multi Engine ................................................. III-77

Gambar 3.45 Gambar Kolam Latih ..................................................................... III-78

Gambar 3.46 Gambar Gedung Asrama ............................................................... III-78

Gambar 3.47 Gambar Gedung Kelas .................................................................. III-78

Gambar 3.48 Smoke Chamber di BP2IP Minsel ................................................... III-78

Gambar 3.49 Gambar Hanggar di ATKP Makassar ............................................... III-78

Gambar 4.1 Grafik Deviasi Anggaran Kemenhub TA.2015-2019 .......................... IV-10

Gambar 4.2 Prioritas Nasional 2 ....................................................................... IV-19

Gambar 4.3 Prioritas Nasional 3 ....................................................................... IV-20

Page 12: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 I-1

Memasuki pelaksanaan tahun terakhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) periode Tahun 2015-2019, penyelesaian pembangunan infrastruktur

menjadi salah satu fokus prioritas pemerintah Presiden & Wakil Presiden Jokowi-Jusuf

Kalla. RPJMN Tahun 2015-2019 menjadi dokumen perencanaan nasional yang

dipergunakan sebagai pedoman pembangunan 5 (lima) tahun kedepan untuk

mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah, yang selanjutnya dijabarkan secara tahunan

pada Rencana Kerja Pemerintah maupun Rencana Kerja Kementerian/Lembaga.

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan merupakan dokumen rencana kerja tahunan

yang memuat sasaran strategis, sasaran kegiatan prioritas, sasaran program atau

kegiatan, indikator kinerja utama (IKU) dan target pembangunan yang hendak dicapai

dalam satu tahun anggaran berjalan, dimana selanjutnya akan dijadikan sebagai tolak

ukur keberhasilan atau kinerja Kementerian Perhubungan.

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 disusun mengacu kepada

agenda kerja masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan yang

perlu diselesaikan pada tahun 2019 dengan berpedoman pada Rencana Program dan

Kegiatan Jangka Menengah Tahun 2015-2019, dan Rencana Strategis Kementerian

Perhubungan Tahun 2015-2019, dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019.

Tahun 2019 adalah tahun terakhir pelaksanaan RPJMN 2015-2019 sehingga RKP 2019

difokuskan pada optimalisasi pemanfaatan seluruh sumber daya pendanaan (kerjasama

pemerintah, swasta, BUMN dan perbankan) untuk mengejar pencapaian tujuan dan

sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN.

Tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019 adalah “Pemerataan

Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas”. Dimana Presiden memberikan

arahan terkait agenda pembangunan Tahun 2019, diantaranya :

1. Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L

yang dipimpinnya agar lebih berorientasi manfaat untuk rakyat dan beroerientasi

pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

2. Upaya menjaga pertumbuhan ekonomi 2018 dan mendorong pertumbuhan

ekonomi 2019 yang dilaksanakan melalui upaya memperbaiki Kualitas Belanja,

BAB I

PENDAHULUAN

Page 13: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 I-2

Peningkatan iklim usaha dan iklim investasi yang lebih kondusif, Peningkatan

daya saing dan nilai tambah industri dan Peningkatan peran swasta dalam

pembiayaan dan pembangunan infrastruktur.

3. Kebijakan anggaran belanja yang tidak lagi dilakukan berdasarkan money follow

function tetapi money follow program prioritas, dimana tidak semua tugas dan

fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata. Selain itu kebijakan anggaran belanja ini

juga harus bersifat, Tematik, Holistik, Integratif dan Spasial.

a. Tematik, yaitu tema-tema yang menjadi prioritas dalam suatu jangka waktu

tertentu.

b. Holistik, yaitu penjabaran tematik dari program Presiden ke dalam perencanaan

dan penganggaran yang komprehensif mulai dari hulu sampai ke hilir dalam

suatu rangkaian kegiatan;

c. Integratif, yaitu upaya keterpaduan pelaksanaan perencanaan program

Presiden yang dilihat dari peran kementerian/lembaga, daerah dan pemangku

kepentingan lainnya dan upaya keterpaduan dari berbagai sumber

pembiayaan;

d. Spasial, yaitu kegiatan pembangunan yang direncanakan secara fungsional

lokasinya harus berkaitan satu dengan lain dalam satu kesatuan wilayah dan

keterkaitan antarwilayah.

4. Memangkas program nomenklatur yang tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagi

rakyat (semua nomenklatur proyek harus jelas).

5. Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan proyek yang telah disiapkan dengan

skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan

Infrastruktur Non APBN (PINA) pada tahun sebelumnya serta menambah proyek-

proyek baru sebagai upaya dalam mendukung percepatan penyediaan infrastruktur.

6. Prioritas Nasional Tahun 2019 antara lain sebagai berikut:

a. Pembangunan Manusia melalui Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan

Pelayanan Dasar;

b. Pengurangan Kesenjangan antarwilayah melalui Penguatan Konektivitas dan

Kemaritiman;

c. Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja melalui

Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya;

d. Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan Sumber Daya Air;

e. Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu.

Page 14: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 I-3

Gambar 1.1

Prioritas Nasional Tahun 2019

Sebagai Program Prioritas Pemerintah Tahun 2019, pembangunan infrastruktur

terutama sektor transportasi yang masuk dalam Program Pengurangan Kesenjangan

antarwilayah melalui Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman (PN 2) dan Peningkatan

Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja melalui Pertanian, Industri,

Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya (PN 3); diarahkan untuk mewujudkan

transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah, dengan berfokus

pada 3 (tiga) bagian utama yaitu (i) keselamatan dan keamanan, (ii) pelayanan

transportasi, dan (iii) kapasitas transportasi. Oleh karena itu, Rencana Kerja

Kementerian Perhubungan Tahun 2019 diharapkan dapat mewujudkan 3 (tiga) fokus

utama pembangunan sektor transportasi dengan mempertimbangkan hasil evaluasi

capaian pembangunan sebelumnya, kondisi sekarang, sasaran maupun target yang

belum tercapai.

Secara umum Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 memuat kebijakan

pembangunan transportasi, yang akan dibiayai melalui APBN dimana secara substansi

diawali dengan kondisi umum yang menguraikan pencapaian kinerja sampai dengan

tahun 2018 secara singkat, serta masalah dan tantangan yang harus dihadapi pada

tahun 2019 termasuk isu-isu strategis sektor transportasi. Berdasarkan cakupan

tersebut, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 diharapkan:

1. Menjadi acuan bagi seluruh jajaran Kementerian Perhubungan dan lembaga-

lembaga baik pemerintah maupun swasta yang memiliki keterkaitan baik secara

langsung maupun tidak langsung dengan Kementerian Perhubungan;

2. Menjadi pedoman dalam menyusun RKA Kementerian Perhubungan sebagai bagian

dalam penyusunan APBN.

Page 15: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-1

BAB II SASARAN STRATEGIS DAN

INDIKATOR KINERJA

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

2.1 SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Presiden maka visi dan misi tersebut dijabarkan

menjadi sasaran pembangunan nasional beserta indikator sektor transportasi yang tertuang

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019,

sebagaimana pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019

NO SASARAN INDIKATOR

Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan

1. Meningkatnya kapasitas sarana dan

prasarana transportasi dan

keterpaduan sistem transportasi

multimoda dan antar moda untuk

mengurangi backlog maupun

bottleneck kapasitas prasarana

transportasi dan sarana transportasi

antar moda dan antar pulau sesuai

dengan sistem transportasi nasional

dan cetak biru transportasi multimoda

a) Menurunnya waktu tempuh rata-rata per koridor untuk

koridor utama dari 2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam

per 100 km pada lintas-lintas utama;

b) Meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut maskapai

penerbangan nasional dengan membangun 15 bandara

baru;

c) Pengembangan 9 bandara untuk pelayanan kargo udara;

d) Peningkatan On-time Performance Penerbangan menjadi

95%;

e) Modernisasi sistem pelayanan navigasi penerbangan dan

pelayaran;

f) Meningkatnya kapasitas 24 pelabuhan untuk mendukung

tol laut yang terdiri 5 pelabuhan hub dan 19 pelabuhan

feeder;

g) Pembangunan dan pengembangan 163 Pelabuhan non

komersial sebagai sub feeder tol laut;

h) Dwelling time pelabuhan;

i) Pembangunan 50 kapal perintis dan terlayaninya 193 lintas

angkutan laut perintis;

j) Meningkatnya jumlah barang dan penumpang yang dapat

Page 16: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-2

NO SASARAN INDIKATOR

diangkut oleh kereta api melalui pembangunan jalur KA

minimal sepanjang 3.258 kilometer;

k) Terhubungkannya seluruh lintas penyeberangan sabuk

Utara, Tengah, dan Selatan serta poros – poros

penghubungnya melalui pembangunan/ pengembangan 65

pelabuhan penyeberangan dan pengadaan 50 unit kapal

penyeberangan;

l) Meningkatnya peran angkutan sungai dan danau melalui

pembangunan dermaga sungai dan danau di 120 lokasi.

2. Meningkatnya kinerja pelayanan dan

industri transportasi nasional untuk

mendukung konektivitas nasional,

Sistem Logistik Nasional (Sislognas)

dan konektivitas global

a) Meningkatnya pangsa pasar yang diangkut armada

pelayaran niaga nasional melalui penguatan regulasi

hingga 20% dan memberikan kemudahan swasta dalam

penyediaan armada kapal;

b) Meningkatnya jumlah armada pelayaran niaga nasional

yang berumur <25 tahun hingga 50% serta meningkatnya

peran armada pelayaran rakyat;

c) Terselenggaranya pelayanan Short Sea Shipping yang

terintegrasi dengan moda lainnya;

d) Meningkatnya peran serta sektor swasta dalam

pembangunan transportasi melalui KPS atau investasi

langsung;

e) Terpisahkannya fungsi operator dan regulator serta

pemberdayaan dan peningkatan daya saing BUMN

transportasi;

f) Meningkatnya SDM transportasi yang bersertifikat menjadi

2 kali lipat dibandingkan kondisi baseline;

g) Terhubungkannya konektivitas nasional dengan

konektivitas global melalui penyelenggaraan pelayanan

transportasi lintas batas negara;

h) Termanfaatkannya hasil industri transportasi nasional.

3. Meningkatnya tingkat keselamatan dan

keamanan penyelenggaraan pelayanan

transportasi

a) Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan

transportasi jalan hingga 50 persen dari kondisi baseline;

b) Menurunnya rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC

121 dan AOC 135 menjadi kurang dari 3 kejadian/1 juta

flight cycle;

c) Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut

menjadi kurang dari 50 kejadian/tahun;

d) Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api dari 0,025

kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api;

e) Tersedianya informasi dan sistem data tingkat

keselamatan infrastruktur jalan nasional dan provinsi yang

mutakhir setiap tahunnya.

4. Menurunnya emisi gas rumah kaca

(RAN-GRK) di sektor transportasi

Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) sebesar

2,982 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi darat, 15,945

juta ton CO2e untuk subsektor transportasi udara, dan 1,127

juta ton CO2e untuk subsektor transportasi perkeretaapian

hingga tahun 2020 melalui penyediaan sarana dan prasarana

transportasi yang ramah lingkungan dan responsif terhadap

perubahan iklim/cuaca ekstrim.

5. Tersedianya layanan transportasi serta

komunikasi dan informatika di

a) Meningkatnya sistem jaringan dan pelayanan transportasi

perdesaan;

Page 17: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-3

NO SASARAN INDIKATOR

perdesaan, perbatasan negara, pulau

terluar, dan wilayah non komersial

lainnya

b) Terselenggaranya pelayanan transportasi perintis secara

terpadu.

Pembangunan Transportasi Umum Massal Perkotaan

6. Meningkatnya pelayanan angkutan

umum massal perkotaan

a) Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di

kota megapolitan/ metropolitan/besar minimal 32 %;

b) Jumlah kota yang menerapkan sistem angkutan massal

berbasis jalan dan/atau kereta api minimal 34 kota.

7. Meningkatkan kinerja lalu lintas jalan

Perkotaan

Meningkatnya kecepatan lalu lintas jalan nasional di kota-kota

metropolitan/besar menjadi minimal 20 km/jam.

8. Meningkatkan aplikasi teknologi

informasi dan skema sistem

manajemen transportasi Perkotaan

a) Penerapan pengaturan persimpangan dengan

menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh

ibukota propinsi;

b) Penerapan ATCS di kota yang telah menerapkan system

angkutan massal perkotaan berbasis bus (BRT) dan kota

sedang/besar yang berada di jalur logistik nasional, serta

Automatic Train Protection (ATP) pada jaringan kereta api

perkotaan;

c) Penerapan skema pembatasan lalu lintas di kota-kota

besar/metropolitan.

Sumber : RPJMN Tahun 2015-2019

2.2 SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019

Sesuai rumusan sasaran nasional pembangunan sektor transportasi dalam RPJMN Tahun

2015-2019 dan memperhatikan permasalahan dan capaian pembangunan tahun 2010-2014,

maka sasaran pembangunan transportasi dalam Rencana Strategis Kementerian

Perhubungan Tahun 2015-2019 dijabarkan dalam 3 aspek yaitu (i) keselamatan dan

keamanan, (ii) pelayanan transportasi, dan (iii) kapasitas transportasi sesuai tugas dan

tupoksi Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan transportasi yang handal, berdaya

saing dan memberikan nilai tambah. Adapun penjelasan terkait handal, berdaya saing dan

nilai tambah yaitu sebagai berikut :

- Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang aman, selamat,

nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara terpadu mampu

mengkoneksikan seluruh pelosok tanah air;

- Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang efisien,

terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan SDM yang berdaya

saing internasional, profesional, mandiri, dan produktif;

- Nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu

mendorong perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan nasional (national

security dan sovereignty) di segala bidang (ideologi, politik, ekonomi, lingkungan, sosial,

budaya, pertahanan dan keamanan) secara berkesinambungan dan berkelanjutan

(sustainable development).

Page 18: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-4

Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun 2015-2019, dapat diuraikan

sebagai berikut :

A. Keselamatan dan Keamanan Transportasi

Sasaran aspek keselamatan dan keamanan transportasi,

meliputi:

1. Menurunnya angka kecelakaan transportasi;

2. Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam

penyelenggaraan transportasi;

B. Pelayanan Transportasi

Sasaran aspek pelayanan transportasi, meliputi :

1. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi;

2. Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan

kebutuhan;

3. Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan;

4. Meningkatnya kinerja capaian Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good

governance;

5. Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang

perhubungan;

6. Menurunnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi

ramah lingkungan pada sektor transportasi;

7. Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkan clean governance;

C. Kapasitas Transportasi

Sasaran aspek kapasitas transportasi, meliputi :

1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem

transportasi antarmoda dan multimoda;

2. Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang;

3. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar

dan khususnya wilayah timur Indonesia;

4. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan;

5. Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi

perkotaan.

Sasaran pembangunan transportasi Kementerian Perhubungan yang dituangkan dalam

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan pada prinsipnya sejalan dengan sasaran

pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Hal ini tentunya memiliki keselarasan dan interkoneksi

yang memberikan pemahaman bahwa sasaran pembangunan nasional dapat dijabarkan

Page 19: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-5

kembali menjadi sasaran pada Kementerian Perhubungan yang secara khusus difokuskan

pada perencanaan dan pembangunan transportasi. Adapun untuk secara lebih jelasnya

korelasi antara sasaran pembangunan nasional dengan sasaran Kementerian Perhubungan

Tahun 2015-2019 sebagaimana pada Gambar 3.1.

Gambar 2.1 Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan

Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

Interkoneksi antara isu strategis dan sasaran Kementerian Perhubungan diperlukan sebagai

dasar dalam mengidentifikasi alur pikir perencanaan pembangunan transportasi tahun 2015-

2019, sehingga hubungan liniearitas antara isu strategis dan sasaran pembangunan

transportasi ke depan dapat terarah dan sejalan dengan agenda prioritas pembangunan

nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) Tahun 2015-2019, sehingga sasaran Kementerian Perhubungan memiliki

interkoneksi secara langsung dengan 9 agenda prioritas nasional (Nawa Cita). Hal ini

memberikan konsekuensi logis dalam bidang transportasi bahwa konsep perencanaan dan

pendekatan pembangunan bidang transportasi akan mendukung 9 (sembilan) agenda

prioritas nasional selama 5 (lima) tahun ke depan.

Pendekatan isu strategis transportasi dalam perumusan sasaran pembangunan Kementerian

Perhubungan Tahun 2015-2019 menjadi penting untuk lebih menata dan mengelola

Page 20: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-6

transportasi dengan baik, serta berbasis pendekatan multidimensi/multisektor termasuk

dalam hal ini kaitannya dengan aspek tata ruang, gender, sosial, lingkungan, dan budaya.

Pendekatan tersebut akan membawa sinergitas pembangunan transportasi secara lebih

terpadu, mewujudkan pembangunan dan penanganan permasalahan transportasi secara

lebih komprehensif dan membawa perubahan pada karakteristik masyarakat, maupun

perilaku masyarakat dalam menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana

transportasi secara lebih baik dan bijaksana. Demikian juga Pemerintah menjadi bagian

penting sebagai pihak yang akan selalu hadir dalam mengupayakan pembangunan dan

pengembangan transportasi untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2.3 SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN

PERHUBUNGAN TAHUN 2019

Sesuai rumusan sasaran pembangunan transportasi dalam Rencana Strategis Kementerian

Perhubungan Tahun 2015-2019 yang dijabarkan dalam 3 aspek yaitu (i) keselamatan dan

keamanan, (ii) pelayanan transportasi, dan (iii) kapasitas transportasi sesuai tugas dan

tupoksi Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan transportasi yang handal, berdaya

saing dan memberikan nilai tambah. Sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Kerja

Kementerian Perhubungan Tahun 2019.

Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun 2019 yang

merupakan sasaran yang diturunkan dari Reviu Renstra 2015-2019, dapat diuraikan sebagai

berikut :

A. Keselamatan dan Keamanan Transportasi

Sasaran aspek keselamatan dan keamanan transportasi, meliputi :

1. Menurunnya angka kecelakaan transportasi, dengan menetapkan target pada tahun

2019 antara lain :

a. Ratio Kecelakaan transportasi nasional

1) Transportasi Perkeretaapian dengan ratio kecelakaan 0,55 / 1 Juta Km

2) Transportasi Laut dengan ratio kecelakaan 1,276 / 10.000 freight

3) Transportasi Udara dengan ratio kecelakaan 2,45 / 1 Juta Flight

b. Jumlah sarana dan prasarana keselamatan

1) Transportasi Perkeretaapian melalui kegiatan antara lain peningkatan/

rehabilitasi jalur KA sepanjang 482 Km'sp, Peningkatan/rehabilitasi jembatan

KA sepanjang 202 Unit, Peningkatan/rehabilitasi persinyalan, dan

telekomunikasi KA sebanyak 27 Paket, Pelaksanaan Perawatan dan

Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang

keselamatan perkeretaapian sebanyak 118 paket, Pengamanan perlintasan

sebidang, Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan

perkeretaapian sebanyak 32 paket.

Page 21: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-7

2) Transportasi Udara melalui kegiatan melalui pengadaan fasilitas dan peralatan

bidang keselamatan penerbangan.

2. Rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi.

Indikator kinerja rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi diukur

dengan rasio sebagai berikut :

a. Perkeretaapian diukur dengan rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa

Transportasi ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 6,7. Gangguan keamanan

untuk moda kereta api merupakan rasio antara jumlah kejadian vandalism dengan

akumulasi kilometer tempuh perjalanan KA pada tahun yang sama

b. Transportasi Laut diukur dengan rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa

Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 5 kejadian/tahun (per

100.000 freight) atau rasionya sebesar 0,5). Gangguan keamanan pada

transportasi laut merupakan rasio jumlah gangguan keamanan pada pelayanan

jasa transportasi laut di perairan Indonesia setiap 100.000 freight.

c. Transportasi Udara diukur dengan rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan

Jasa Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 0,17 rasio.

B. Pelayanan Transportasi

Sasaran aspek pelayanan transportasi, meliputi :

1. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan

menetapkan target pada tahun 2019 antara lain :

a. Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan

Indikator kinerja Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal

Perkotaan diukur dengan

1) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan

Angkutan Umum Massal Perkotaan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar

82,69% terhadap target Renstra.

2) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan

Umum Massal Perkotaan dengan ditargetkan pada tahun 2019 beroperasi

layanan KA perkotaan sebanyak 10 kota atau meningkat 100% dari

pengoperasian KA perkotaan pada tahun 2014.

b. Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi Nasional

Indikator kinerja Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi

Nasional diukur dengan Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan diukur

dengan persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi,

ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 100%.

c. Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi

Page 22: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-8

Indikator kinerja Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor

Transportasi diukur dengan

1) Transportasi darat diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance

(OTP) Sektor Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar

83,25%.

2) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance

(OTP) Sektor Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar

69%.

3) Transportasi laut diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance

(OTP) Sektor Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 80%

4) Transportasi udara diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance

(OTP) Sektor Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 88%

d. Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah Jabodetabek

Indikator kinerja Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di

Wilayah Jabodetabek diukur dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

(BPTJ) diukur dengan Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di

Wilayah Jabodetabek, ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 17 km/jam

e. Tingkat Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana

Transportasi yang dilaksanakan

Indikator kinerja Tingkat Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan

Prasarana Transportasi yang dilaksanakan diukur dengan Sekretariat Jenderal

(Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan/PPTB) dengan Tingkat Penerapan

Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang

dilaksanakan dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 100%

C. Kapasitas Transportasi

Sasaran aspek kapasitas transportasi, meliputi :

1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem

transportasi antarmoda dan multimoda, dengan target pada tahun 2019 :

a. Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi

Indikator kinerja Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi diukur

dengan :

1) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana

Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 32,60%.

2) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana

Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 294.839.165 tempat duduk

dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 1.920.309.446 tempat duduk atau

meningkat sebesar 64,21%.

Page 23: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-9

3) Transportasi laut diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana

Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 6.907.191 penumpang dan

1.062.398.613 ton barang dan ditargetkan pada tahun 2019 meningkat

sebesar 50,64 % untuk penumpang dan 61,05 %.

4) Transportasi udara diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana

Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 39.39% dan ditargetkan

pada tahun 2019 sebesar 47,23%.

b. Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi

Indikator kinerja Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi diukur

dengan

1) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas

Prasarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 30,00% dan

ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 40,28% terhadap target Renstra.

2) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana

Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 5.196 Km’sp dan

ditargetkan pada tahun 2019 telah terbangun dan beroperasi jalur KA sebesar

8.454 Km’sp atau bertambah sebesar 62,7 % pada tahun 2019.

3) Transportasi laut diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana

Transportasi ditargetkan pada tahun 2019 tercapai 100 % dari target Renstra

2015-2019.

4) Transportasi udara diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas

Prasarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 50% dan

ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 90%

c. Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah Jabodetabek

Indikator kinerja Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di

Wilayah diukur dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) diukur

dengan Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah

ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 32%

2. Meningkatnya Layanan Transportasi di Daerah Rawan Bencana, Perbatasan Terluar

dan Terpencil, diukur dengan Indikator Kinerja Rasio Layanan Transportasi Daerah

Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil, dengan target pada tahun 2019

sebagai berikut:

a. Transportasi darat diukur dengan Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan

Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil dengan ditargetkan pada tahun 2019

sebesar 0,52.

b. Transportasi laut diukur dengan Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan

Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil ditargetkan pada tahun 2019 sebesar

0,16 dengan perhitungan yang di dapat dari jumlah kabupaten daerah rawan

bencana, perbatasan, terluar dan terpencil yang sudah dilayani angkutan laut

Page 24: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-10

perintis dibagi dengan jumlah total kabupaten daerah rawan bencana,

perbatasan, terluar dan terpencil.

c. Transportasi udara diukur dengan Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan

Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil dengan ditargetkan pada tahun 2019

sebesar 3,41 rasio.

2.4 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015 -

2019

Untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan transportasi sebagai

salah satu persyaratan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, maka dibutuhkan

pengukuran kinerja kegiatan untuk menilai tingkat keberhasilan pencapaian sasaran

Kementerian Perhubungan. Pengukuran kinerja Kementerian Perhubungan merupakan hasil

dari suatu penilaian yang sistematis serta didasarkan pada indikator kinerja kegiatan,

meliputi masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Tingkat keberhasilan suatu

kegiatan ditandai dengan indikator kinerja utama Kementerian Perhubungan sesuai dengan

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator

Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan yang telah disempurnakan melalui

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator

Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan dengan tambahan indikator

kegiatan yang bersifat strategis.

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian

Perhubungan tahun 2015-2019 disusun

sebagai indikator outcome dan bukan

merupakan indikator output, yang

dikelompokkan dalam 3 (tiga) aspek utama,

yaitu : (1) Keselamatan dan keamanan

transportasi, (2) Pelayanan transportasi, dan

(3) Kapasitas transportasi. Tiap aspek

memiliki sasaran dan kebijakan, sebagai

berikut:

2.4.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI

Dalam rangka mewujudkan keselamatan dan keamanan transportasi, Kementerian

Perhubungan mempunyai dua sasaran, yaitu : (1) Menurunnya angka kecelakaan

transportasi; dan (2) Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan

transportasi selama kurun waktu 2015-2019.

Page 25: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-11

1. MENURUNNYA ANGKA KECELAKAAN TRANSPORTASI

Untuk mencapai sasaran menurunnya angka kecelakaan transportasi, Kementerian

Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu:

1. Rasio kejadian kecelakaan transportasi nasional :

a. Perkeretaapian yang diukur dengan angka kecelakaan kumulatif, dengan baseline

tahun 2014 sebesar 0,65 (rasio kecelakaan/1 juta km), dan ditargetkan sampai tahun

2019 menjadi 0,55 (rasio kecelakaan/1 juta km), dengan kegiatan strategis

diantaranya Peningkatan/rehabilitasi jalur KA sepanjang 482 Km'sp, Peningkatan/

rehabilitasi jembatan KA sepanjang 202 Unit, Peningkatan/rehabilitasi persinyalan,

dan telekomunikasi KA sebanyak 27 Paket, Pelaksanaan Perawatan dan

Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang

keselamatan perkeretaapian sebanyak 118 paket, pengamanan perlintasan sebidang,

Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 32

paket;

b. Transportasi Laut yang diukur melalui rasio kejadian kecelakaan yaitu jumlah

kecelakaan yang terjadi pada setiap 10.000 freight dengan baseline tahun 2014

sebesar 1,080, ditargetkan sampai tahun 2019 rasio kejadian kecelakaan transportasi

laut menjadi sebesar 1,276 (rasio kecelakaan/ 10.000 freight);

c. Transportasi Udara yang diukur dengan angka kecelakaan, dengan baseline tahun

2014 sebesar 6,56 (rasio kejadian/ 1 juta flight), dan ditargetkan sampai pada tahun

2019 sebesar 2,45 (rasio kejadian/ 1 juta flight) melalui pengadaan fasilitas dan

peralatan bidang keselamatan penerbangan.

2. MENURUNNYA JUMLAH GANGGUAN KEAMANAN DALAM

PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI

Untuk mencapai sasaran menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan

transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun

2015-2019 yaitu jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi

(perkeretaapian, laut dan udara), dengan target capaian tahun 2015-2019 meliputi:

a. Perkeretaapian diukur dengan rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa

transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 22,9 dan ditargetkan pada tahun

2019 sebesar 6,7. Gangguan keamanan untuk moda kereta api merupakan rasio

antara jumlah kejadian vandalism dengan akumulasi kilometer tempuh perjalanan KA

pada tahun yang sama.

b. Transportasi Laut diukur dengan rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa

transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 8 kejadian/tahun dan ditargetkan

pada tahun 2019 sebesar 5 kejadian/tahun (per 100.000 freight) atau rasionya

sebesar 0,5). Gangguan keamanan pada transportasi laut merupakan rasio jumlah

gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi laut di perairan Indonesia

setiap 100.000 freight.

Page 26: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-12

c. Transportasi Udara diukur dengan rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa

transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 0.27 dan ditargetkan pada tahun

2019 sebesar 0,17 rasio.

2.4.2 PELAYANAN TRANSPORTASI

Dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi, Kementerian Perhubungan mempunyai

5 sasaran, yaitu : (1) Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan, (2)

Persentase Penurunan Gas Rumah kaca dari sektor transportasi nasional, (3) Persentase

Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi, (4) Kecepatan Rata-Rata

Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah Jabodetabek (5) Penerapan Pedoman

Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang dilaksanakan.

A. PENINGKATAN PELAYANAN ANGKUTAN UMUM MASSAL PERKOTAAN

Indikator kinerja Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan

diukur dengan :

a) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum

Massal Perkotaan dengan baseline tahun 2014 sebesar 40,00% dan ditargetkan pada

tahun 2019 sebesar 82,69% terhadap target Renstra;

b) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum

Massal Perkotaan dengan baseline tahun 2014 sebesar 5 kota dan ditargetkan pada

tahun 2019 beroperasi layanan KA perkotaan sebanyak 10 kota atau meningkat 100%

dari pengoperasian KA perkotaan pada tahun 2014.

B. Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi

Nasional

Indikator kinerja persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional

diukur dengan Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan diukur dengan persentase

penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi, ditargetkan pada tahun 2019 sebesar

100%.

C. Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi

Indikator kinerja Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi

diukur dengan

a) Transportasi darat diukur dengan persentase capaian On Time Performance (OTP)

Sektor Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 79,00% dan ditargetkan pada

tahun 2019 sebesar 83,25%.

b) Perkeretaapian diukur dengan persentase capaian On Time Performance (OTP) Sektor

Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 60% dan ditargetkan pada tahun

2019 sebesar 69%.

Page 27: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-13

c) Transportasi laut diukur dengan persentase capaian On Time Performance (OTP) Sektor

Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 50,07% dan ditargetkan pada tahun

2019 sebesar 80 %.

d) Transportasi udara diukur dengan persentase capaian On Time Performance (OTP)

Sektor Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 79% dan ditargetkan pada

tahun 2019 sebesar 88%.

D. Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah

Jabodetabek

Indikator kinerja kecepatan rata-rata kendaraan umum pada jam puncak di wilayah

Jabodetabek diukur dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) diukur

dengan Kecepatan rata-rata kendaraan umum pada jam puncak di wilayah Jabodetabek,

ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 17 km/jam.

E. TINGKAT PENERAPAN PEDOMAN STANDAR PELAYANAN SARANA DAN

PRASARANA TRANSPORTASI YANG DILAKSANAKAN

Indikator kinerja tingkat penerapan pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana

transportasi yang dilaksanakan diukur dengan Sekretariat Jenderal (Pusat Pengelolaan

Transportasi Berkelanjutan) dengan tingkat penerapan pedoman standar pelayanan sarana

dan prasarana transportasi yang dilaksanakan dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar

100%.

2.4.3 KAPASITAS TRANSPORTASI

Dalam rangka meningkatkan kapasitas transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan

5 (lima) sasaran, yaitu : (1) Persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi, (2)

Persentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi, dan (3) Modal Share (Pangsa

Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah.

1. Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi

Indikator kinerja Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi diukur dengan:

a) Transportasi darat diukur dengan persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi

dengan baseline tahun 2014 sebesar 23,00% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar

32,60%.

b) Perkeretaapian diukur dengan persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi

dengan baseline tahun 2014 sebesar 294.839.165 tempat duduk dan ditargetkan pada

tahun 2019 sebesar 1.920.309.446 tempat duduk atau meningkat sebesar 64,21%.

c) Transportasi laut diukur dengan persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi

dengan baseline tahun 2014 sebesar 6.907.191 penumpang dan 1.062.398.613 ton

Page 28: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-14

barang dan ditargetkan pada tahun 2019 meningkat sebesar 50,64 % untuk

penumpang dan 61,05 %.

d) Transportasi udara diukur dengan persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi

dengan baseline tahun 2014 sebesar 39.39% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar

47,23%.

2. Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi

Indikator kinerja persentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi diukur dengan:

a) Transportasi darat diukur dengan persentase peningkatan kapasitas prasarana

transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 30,00% dan ditargetkan pada tahun

2019 sebesar 40,28% terhadap target Renstra.

b) Perkeretaapian diukur dengan persentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi

dengan baseline tahun 2014 sebesar 5.196 Km’sp dan ditargetkan pada tahun 2019

telah terbangun dan beroperasi jalur KA sebesar 8.454 Km’sp atau bertambah sebesar

62,7 % pada tahun 2019.

c) Transportasi laut diukur dengan persentase peningkatan kapasitas prasarana

transportasi ditargetkan pada tahun 2019 tercapai 100 % dari target Renstra 2015-

2019.

d) Transportasi udara diukur dengan persentase peningkatan kapasitas prasarana

transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 50% dan ditargetkan pada tahun

2019 sebesar 90%.

3. Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah

Indikator kinerja modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di wilayah diukur

dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) diukur dengan modal share

(pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di wilayah ditargetkan pada tahun 2019 sebesar

32%.

2.5 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2019

Target Kinerja Kementerian Perhubungan tahun 2019 merupakan target tahunan yang telah

tercantum dalam Rencana Strategis 2015-2019 dalam rangka mendukung target pencapaian

kinerja Kementerian Perhubungan pada tahun 2019. Adapun rincian rumusan target kinerja

pada Rencana Strategis Kementerian Perhubungan untuk tahun 2019 adalah seperti tabel

2.2 berikut:

Page 29: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-1

Tabel 2.2 Rumusan Indikator Kinerja Utama pada Renstra Kemenhub Untuk Tahun 2018

NO.

SASARAN

KEMENTERIAN

PERHUBUNGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(OUTCOME) SATUAN

2015-

2019

TAHUN

2019

I. Keselamatan dan Keamanan

1 Menurunnya angka

kecelakaan transportasi

1

Ratio kejadian kecelakaan transportasi

nasional

a. Transportasi Perkeretaapian Rasio 0,55 0,55

b. Transportasi laut Ratio kejadian kecelakaan/10.000

freight 1,276 1,276

c. Transportasi udara Rasio kejadian/ 1 juta flight 2,45 2,45

2 Menurunnya Jumlah

Gangguan Keamanan dalam

Penyelenggaraan

Transportasi

2 Ratio gangguan keamanan pada pelayanan

jasa transportasi

a. Transportasi Laut Rasio 1,53 1,53

b. Transportasi Hubud Rasio 0,17 0,17

c. Transportasi Perkeretaapian Rasio 6,70 6,70

II. Pelayanan

3 Meningkatnya kinerja

pelayanan sarana dan

prasarana transportasi

3 Peningkatan pelayanan angkutan umum

massal perkotaan

a. Transportasi Darat Persentase 82,69 82,69

b. Transportasi Perkeretaapian Persentase 100 100

4 Penurunan gas rumah kaca dari sektor

transportasi nasional

Persentase 100 100

5 Capaian On Time Performance (OTP) Sektor

Transportasi

a. Transportasi Laut Persentase 80 80

b. Transportasi Hubud Persentase 88 88

c. Transportasi Perkeretaapian Persentase 69 69

Page 30: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-2

NO.

SASARAN

KEMENTERIAN

PERHUBUNGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(OUTCOME) SATUAN

2015-

2019

TAHUN

2019

d. Transportasi Darat Persentase 83,25 83,25

6 Kecepatan rata-rata kendaraan angkutan

umum pada jam puncak di Wilayah

Jabodetabek

Km/Jam 17 17

7 Tingkat penerapan pedoman standar

pelayanan sarana dan prasarana transportasi

yang dilaksanakan

Persentase 100 100

III. Kapasitas Transportasi

4 Peningkatan Kapasitas

Sarana dan Prasarana

Transportasi

8 Peningkatan kapasitas sarana transportasi

a. Transportasi Laut Persentase 24 24

b. Transportasi Hubud Persentase 47,23 47,23

c. Transportasi Perkeretaapian Persentase 64,21 64,21

d. Transportasi Darat Persentase 32,6 32,6

9 Peningkatan kapasitas prasarana transportasi

a. Transportasi Laut Persentase 100 100

b. Transportasi Hubud Persentase 90 90

c. Transportasi Perkeretaapian Persentase 33,09 29,65

d. Transportasi Darat Persentase 40,28 40,28

10 Modal share (pangsa pasar) angkutan umum

perkotaan di wilayah Jabodetabek

Persentase 32 32

5 Meningkatnya Layanan

Transportasi di Daerah

Rawan Bencana, Perbatasan,

Terluar dan Terpencil

11 Layanan transportasi daerah rawan bencana,

perbatasan, terluar dan terpencil

a. Transportasi Darat Rasio 0,52 0,52

b. Transportasi Laut Rasio 46,83 46,83

c. Transportasi Hubud Rasio 3,41 3,41

Page 31: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-1

3.1. PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

TAHUN ANGGARAN 2016

3.1.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2016

Pada awal Tahun Anggaran 2016 Kementerian Perhubungan mendapatkan Pagu Alokasi

Anggaran sebesar Rp. 48,46 Triliun. Dalam pelaksanaannya sebagai tindak lanjut

Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016 terdapat Penghematan anggaran belanja sebesar

Rp. 3.750,19 Miliar, serta adanya Perubahan PNBP sebesar Rp.512,60 Miliar, Perubahan

BLU sebesar Rp.512,60 Miliar, Pengurangan PHLN sebesar Rp.1.812,97 Miliar,

Penambahan PNBP sebesar Rp. 237,36 Miliar yang merupakan bagian dari APBN-

Perubahan maka terdapat pengurangan alokasi anggaran dari semula Rp. 48.46 Triliun

menjadi sebesar Rp. 43,15 Triliun (Penghematan Tahap 1).

Selanjutnya berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 terkait penghematan

anggaran belanja di lingkungan Kementerian Perhubungan sebesar Rp.4.745,76 Miliar

maka pagu yang dapat direalisasikan sebesar Rp. 38,4 Triliun.

Realisasi alokasi anggaran total Kementerian Perhubungan Tahun 2016 sebesar

Rp. 31,75 Triliun, dengan profil alokasi anggaran tahun 2016 berdasarkan jenis belanja

antara lain sebagai berikut:

a. Belanja Modal sebesar Rp. 22,69 Triliun

b. Belanja Barang Mengikat dan Tidak Mengikat sebesar Rp. 12,47 Triliun;

c. Belanja Pegawai sebesar Rp. 3,24 Triliun.

BAB III

PELAKSANAAN ANGGARAN,

CAPAIAN PEMBANGUNAN DAN

PERMASALAHAN, TANTANGAN

SEKTOR TRANSPORTASI

Page 32: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-2

3.1.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2016

Program/kegiatan strategis tahun 2016 dari masing-masing Unit Kerja Eselon I yang

bersumber dari pembiayaan APBN, meliputi Kegiatan Strategis Ditjen Perhubungan Darat,

Ditjen Perkeretaapian, Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan Udara, Badan

Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Perhubungan (BPSDM), Badan Litbang Perhubungan, Sekretaris Jenderal,

Inspektorat Jenderal.

A. Transportasi Darat

Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Darat TA.2016 sebesar Rp. 3,81 Triliun dengan

program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Prasarana dan Fasilitas LLAJ

Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di 33 Provinsi (225 Paket),

Rehabilitasi / Pemeliharaan Perlengkapan Jalan di 33 Provinsi, Pembangunan

Terminal di 11 Lokasi, Rehabilitasi Terminal di 1 Lokasi, Pembangunan Unit

Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) 1 Lokasi, Rehabilitasi Unit

Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) 2 Lokasi, Subsidi Operasi

Bus Perintis di 31 Provinsi (259 Trayek) dan Pengadaan Bus Perintis 225 Unit,

Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2016.

2) Pengembangan Sistem Transportasi Perkotaan

Peningkatan Kinerja Jalan Nasional Wilayah Perkotaan di 33 Provinsi (35 Paket),

Pengadaan Bus BRT Besar (183 unit) dan Sedang (460 unit), Bus Pemadu Moda

(20 unit) dan Bus Umum (50 unit), ATCS di 12 Lokasi, Fasilitas Integrasi Moda di

1 Lokasi dan Fasilitas Pejalan Kaki di 1 Lokasi.

3) Manajemen dan Peningkatan Keselamatan Transportasi Darat

Pembangunan Zona Aman Selamat Sekolah (ZOSS) di 49 Lokasi, Perbaikan Lokasi

Rawan Kecelakaan di 84 Lokasi, Pembangunan Rute Aman Selamat Sekolah

(RASS) di 1 Paket, Pembangunan Taman Edukatif Keselamatan Transportasi Darat

di 1 Lokasi, Sosialisasi Keselamatan Melalui Media Luar Ruang 1 Kegiatan dan

Pekan Nasional Keselamatan Jalan 1 Paket.

4) Sarana dan Prasarana Transportasi ASDP

Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lanjutan di 10 Lokasi, Pembangunan

Kapal Penyeberangan Lanjutan 7 Unit, Rehabilitasi Dermaga Penyeberangan di 6

Lokasi, Dermaga Danau Lanjutan 1 Lokasi, Rehabilitasi Dermaga Sungai di 4

Lokasi, Pengerukan Alur di 2 Lokasi dan Subsidi Kapal Angkutan Penyeberangan

Perintis di 210 Lintas, Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2016.

Page 33: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-3

B. Transportasi Perkeretaapian

Alokasi anggaran Ditjen Perkeretaapian TA 2016 sebesar Rp.13,21 Trilun dengan

program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta

Api

a. Kegiatan subsidi angkutan KA perintis dan subsidi angkutan motor dengan KA

sebanyak 7 kegiatan;

b. Penyelenggaraan angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru sebanyak

1 paket;

c. Studi/kajian kebijakan, pedoman teknis dan kajian trase bidang LLAKA

sebanyak 25 dokumen.

2) Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung

Kereta Api

a. Peningkatan jalur KA sepanjang 28,4 Km’sp;

b. Pembangunan jalur KA tahap pertama/badan jalur KA 142,1 Km’sp dan

pemasangan rel/penyelesaian 138,6 Km’sp;

c. Pengadaan material rel sepanjang 1.530,0 km’sp, wesel sebanyak 528 unit;

d. Peningkatan dan pembangunan jembatan/terowongan/underpass/flyover

sebanyak 28 unit, stasiun/bangunan operasional /bangunan khusus sebanyak

13 unit dan persinyalan dan telekomunikasi sebanyak 4 paket;

e. Lanjutan pembangunan listrik aliran atas (LAA) sebanyak 1 paket dan catu daya

(sub station) sebanyak 1 unit;

f. Penanganan/pengamanan perlintasan sebidang sebanyak 3 unit & pengadaan

tanah seluas 348.136 m2;

g. Pengadaan peralatan/fasilitas prasarana perkeretaapian sebanyak 7 unit dan

perawatan/pengoperasian 17 unit;

h. Studi/ Kajian/ DED/ Amdal/ Norma/ Standar/ Pedoman/ Kriteria/ Prosedur

Bidang Prasarana KA sebanyak 82 dokumen;

i. Perawatan dan pengoperasian prasarana KA milik negara sebanyak

2 kegiatan;

j. Pengujian dan sertifikasi prasarana perkeretaapian sebanyak 3 kegiatan.

3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Sarana Perkeretaapian

a. Pembangunan dan rehabilitasi sarana perkeretaapian termasuk sarana kerja

sebanyak 77 unit;

b. Pengadaan Fasilitas Pengujian sebanyak 3 paket;

c. Perawatan dan pengoperasian sarana dan fasilitas sarana perkeretaapian

sebanyak 4 paket;

d. Pengujian dan sertifikasi sarana perkeretaapian sebanyak 1 kegiatan;

e. Studi/kajian kebijakan, desain & pedoman teknis bidang sarana KA sebanyak

3 dokumen.

Page 34: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-4

4) Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian

a. Pengadaan dan perawatan/pengoperasian peralatan keselamatan dan SDM

perkeretaapian sebanyak 2 paket;

b. Pelaksanaan pemeriksaan bidang keselamatan perkeretaapian, peningkatan

kualitas SDM perkeretaapian, akreditasi badan hukum pendidikan pelatihan

SDM, pengujian prasarana dan sarana perkeretaapian serta penegakan hukum

pidana keselamatan perkeretaapian sebanyak 13 kegiatan;

c. Sosialisasi/ Rakor/ Seminar/ Workshop bidang keselamatan perkeretaapian

sebanyak 5 kegiatan;

d. Studi/ kajian kebijakan dan pedoman teknis bidang keselamatan

perkeretaapian sebanyak 5 dokumen.

5) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen

Perkeretaapian

a. Studi/kajian kebijakan dan kelayakan/masterplan di lingkungan Ditjen

Perkeretaapian sebanyak 14 dokumen;

b. Belanja pegawai, belanja operasional, serta dukungan manajemen teknis

lainnya sebanyak 12 bulan.

C. Transportasi Laut

Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Laut TA.2016 sebesar Rp.14,43 Triliun dengan

program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas

Angkutan Laut

a) Kegiatan Subsidi Penumpang Perintis sebanyak 96 trayek pada

40 Pangkalan;

b) Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Laut Barang

dalam rangka Mendukung Program Tol Laut Nasional sebanyak 6 trayek;

c) Subsidi pengoperasian Kapal Ternak sebanyak 1 trayek;

d) Docking Kapal Perintis sebanyak 56 unit;

e) Lanjutan Pembangunan Kapal Perintis

Type 750 DWT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 6 unit;

Type 500 DWT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 2 unit;

Type 200 DWT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 2 unit.

f) Lanjutan Pembangunan Kapal Penumpang

Type 2000 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 25 unit;

Type 1200 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 20 unit;

Lanjutan pembangunan Kapal Semikontainer 100 Teus sebanyak 15 unit;

Lanjutan Pembangunan Kapal Perintis 750 DWT sebanyak 5 unit;

Lanjutan Pembangunan Kapal Rede sebanyak 20 unit;

Page 35: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-5

Pembangunan Kapal Ternak sebanyak 5 unit;

Penyelenggaraan Angkutan Sepeda Motor pada Lebaran Tahun 2016.

2) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kepelabuhanan

a) Pembangunan/Rehabilitasi Fasilitas Utama Pelabuhan di 67 lokasi;

b) Fasilitas Penunjang Pelabuhan Laut di 202 Lokasi;

c) Pengerukan Alur Pelayaran di 13 lokasi;

d) Studi Perencanaan Pelabuhan sebanyak 199 paket (Pra F/S, Studi Kelayakan,

Masterplan, SID, DED, Studi Lingkungan).

3) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kenavigasian

a) Lanjutan Pembangunan Kapal Kenavigasian sebanyak 15 unit;

b) Pembangunan/Rehabilitasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sebanyak

245 unit;

c) Repowering dan Docking Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 6 unit;

d) Pengadaan dan Pembangunan Fasilitas Telekomunikasi Pelayaran (SROP,

GMDSS, VTS, AIS) sebanyak 43 unit;

e) Pembangunan/Rehabilitasi dermaga/jetty Kenavigasian di 3 lokasi;

f) Pengadaan dan Pembangunan serta Rehabilitasi Fasilitas Kenavigasian lainnya

(gedung operasional, pagar, peralatan survey, dll) sebanyak 199 paket.

4) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Penjagaan Laut

dan Pantai

a) Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Kelas I type Fast Patrol Vessel (FPV)

sebanyak 25 unit;

b) Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Kelas I type Marine Disaster Prevention

Ship (MDPS) (Tahap II-Multiyears) sebanyak 5 unit;

c) Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Kelas II sebanyak 2 unit;

d) Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Kelas III sebanyak 6 unit;

e) Pembangunan Kapal Patroli (Kapal Kelas I sebanyak 10 unit, Kapal Kelas III

sebanyak 5 unit, Kapal Cepat sebanyak 5 unit dan Kapal Kelas V sebanyak 25

unit);

f) Pengadaan Peralatan SAR sebanyak 1 paket.

5) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Perkapalan dan

Kepelautan

Studi dan Kajian Konstruksi Kapal.

D. Transportasi Udara

Program APBN Tahun 2016 Sub Sektor Ditjen Perhubungan Udara sebesar Rp.10,31

Triliun dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut:

Page 36: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-6

1) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Bandar Udara

a) Pembangunan Bandara agar dapat didarati pesawat B 737 series di

9 Bandara;

b) Lanjutan Pembangunan Bandara Baru di 15 Bandara;

c) Perpanjangan runway dan Peningkatan Kapasitas Runway di 27 bandara;

d) Lanjutan Pembangunan Terminal Baru dan Perluasan Terminal di 13

Bandara;

e) Pelapisan runway dan peningkatan daya dukung runway di 32 Bandara;

f) Pemenuhan Pagar Pengaman Bandara di 62 Bandara.

g) Pengadaan dan Pemasangan Alat Bantu Pendaratan Visual di 12 Bandara;

h) Pengembangan Bandara di Perbatasan 24 Bandara;

i) Pengembangan Bandara di Daerah Rawan Bencana 56 Bandara;

j) Pengembangan Bandara Pembuka Daerah Terisolir di 48 Bandara.

2) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Angkutan Udara

a) Pelayanan penerbangan perintis di 208 Bandara;

b) Pelayanan Subsidi Angkutan BBM Perintis sebanyak 7.396 Drum;

3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Keamanan Penerbangan

a) Pemenuhan Fasilitas Keamanan Penerbangan yaitu pengadaan X Ray di 52

Bandara;

b) Pemenuhan Fasilitas Pelayanan Darurat / Mobil PKP PK di 40 Bandara;

c) Pengadaan Walk Through Metal Detector (WTMD) di 34 Bandara;

E. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek pada TA.2016 merupakan unit kerja baru.

Dalam pengalokasian anggaran masih menginduk di unit kerja Biro Umum dengan

kegiatan strategis antara lain sebagai berikut :

1) Penyusunan Rancangan Perpres Rencana Induk Transportasi Jabodetabek

(RITJ);

2) Penyusunan Pedoman Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin);

3) Penyusunan Pedoman Transit Oriented Development (TOD);

4) Pembangunan Sistem Informasi Transportasi Jabodetabek (Jasa Konsultansi);

5) Penyusunan Rencana Umum Pengembangan Fasilitas Pejalan Kaki (Pedestrian)

di Jabodetabek;

6) Survey dan Pengembangan Terminal Tipe A dan Tipe B (yang melayani AKAP)

di Jabodetabek;

Page 37: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-7

7) Survei Pengembangan Jaringan Nasional Keterpaduan Pelayanan Angkutan

Umum di wilayah Jabodetabek;

8) Perencanaan Teknis Penanganan Perlintasan Sebidang di Jabodetabek;

9) Penyusunan Rencana Umum Jaringan Lintas di Wilayah Jabodetabek;

10) Penyusunan Jaringan Pelayanan Transportasi Antar Moda di Wilayah

Jabodetabek;

11) Pelaksanaan Evaluasi Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin);

12) Rencana Kebutuhan Fasilitas Perlengkapan Jalan Wilayah Jabodetabek;

13) Penyusunan Rencana Kebutuhan Taksi Jabodetabek;

14) Penyusunan Rencana Implementasi Transjabodetabek Reguler;

15) Penyusunan Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan di Wilayah

Jabodetabek;

16) Penyusunan Surat Keputusan Kepala BPTJ tentang Bentuk, Warna dan Ukuran

Dokumen Izin Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Dalam Trayek

dan Tidak Dalam Trayek;

17) Penyusunan Legal Drafting Spesifikasi Teknis Kendaraan Angkutan

Permukiman Premium;

18) Pencetakan Dokumen Blanko Perizinan Angkutan Umum;

19) Pemasangan peralatan penunjang dan Aplikasi Kegiatan Perizinan Angkutan

Umum;

20) Pengoperasian Taksi dari Bandar Udara Soekarno Hatta;

21) Koordinasi Penentuan Kuota Taksi Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

F. Badan Pengembangan SDM Perhubungan

Alokasi anggaran Badan Pengembangan SDM Perhubungan TA. 2016 sebesar

Rp. 5,49 Triliun dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Darat yaitu kegiatan

Lanjutan Pembangunan BPPTD Mempawah Tahap IV dan Pengadaan

peralatan/fasilitas diklat BPPTD Mempawah;

2) Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut meliputi kegiatan

Lanjutan Pembangunan BP2IP Padang Pariaman Tahap V, BP2IP Minahasa

Selatan Tahap IV; Pembangunan Kampus Baru BP2IP di Ambon dan NTT;

Pengadaan peralatan dan fasilitas diklat BP2IP Padang Pariaman dan BP2IP

Minahasa Selatan;

3) Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara meliputi kegiatan

Lanjutan Pembangunan gedung asrama, gedung laboratorium dan pengadaan

fasilitas diklat di BPPP Palembang; Renovasi Asrama D, pekerjaan konstruksi

Page 38: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-8

jalan masuk, talud dan pagar di BPPP Jayapura; Lanjutan Pembangunan sarana

dan prasarana diklat, pembuatan jalan dan taman di BPPP Curug.

4) Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Perhubungan meliputi kegiatan

renovasi gedung bangunan di Pusbang SDM Aparatur Perhubungan, Lanjutan

Pembangunan Balai Diklat Pembangunan Karakter SDM Transportasi Tahap IV

dan pengadaan fasilitas diklat.

5) Pendidikan Perhubungan Darat meliputi kegiatan lanjutan pembangunan

gedung asrama dan Workshop di STTD Bekasi, Laboratorium Nautika dan

Teknika di BP2TD Palembang, asrama dan kelas di PKTJ Tegal Tahap V; Lanjutan

Pembangunan Kampus BP2TD Bali Tahap II dan Kampus Akademi

Perkeretaapian Tahap VI.

6) Pendidikan Perhubungan Laut meliputi kegiatan pengadaan peralatan diklat,

GMDSS di STIP dan renovasi gedung kelas, laboratorium dan gedung utama di

BP2IP Sorong; lanjutan pembangunan gedung serba guna, asrama dan kelas di

PIP Semarang, Kampus Terpadu PIP Makassar Tahap VII dan gedung asrama,

kelas dan talud di BP2IP Malahayati-Aceh Besar dan lanjutan pembangunan

kapal latih (Multiyears) di STIP, PIP Makassar dan Poltekpel Surabaya;

7) Pendidikan Perhubungan Udara meliputi kegiatan lanjutan pengadaan pesawat

latih (Multiyears) di STPI dan pengadaan peralatan diklat di ATKP Medan;

lanjutan pembangunan sarana dan prasarana diklat di ATKP Surabaya dan

Kampus Terpadu ATKP Makassar Tahap IV.

G. Badan Litbang Perhubungan

Program APBN Tahun 2016 Badan Litbang Perhubungan sebesar

Rp.176 Milyar dengan program kegiatan strategisnya antara lain sebagai berikut :

1) Pelaksanaan Survey Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) untuk Barang;

2) Integrasi Masterplan Kereta Api dan Bandar Udara Juanda di Surabaya;

3) Integrasi Masterplan Kereta Api dan Pelabuhan Makassar New Port;

4) Kebutuhan Pengembangan Angkutan Multimoda di Daerah Pesisir Provinsi

Maluku;

5) Penyusunan Rencana Induk Terminal Wilayah Sumatera (Terminal Tipe A

Padang dan Terminal Tipe A Bandar Lampung;

6) Studi Faktor Maut (Load Factor) Angkutan Bus AKAP di Wilayah Jawa Timur

dan Jawa Tengah;

7) Masterplan Pelabuhan Penyeberangan Di 3 Lokasi (Wahai dan Ambalau di

Maluku, Namrole dan Luhu di Maluku, Ohoiraut dan Elat di Kabupaten Maluku

Tenggara);

8) Masterplan Pelabuhan Laut Di 6 Lokasi (Kabisadar dan Saparua/ Haria, Tulehu

dan Hatu Piru, Tehoru dan Bemo, Wayauwa dan Saketa, Ilath dan Manipa,

Hitu dan Kairatu);

Page 39: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-9

9) Penelitian Desain Kapal Feeder Untuk Mendukung Tol Laut Dan Konektivitas

Angkutan Laut;

10) Evaluasi Dampak Angkutan Barang Dalam Implementasi Tol Laut pada Trayek

T2 dan T5 dan Trayek T1-T6;

11) Rencana Induk (Master Plan) Bandar Udara Di 7 Lokasi (Pitu – Morotai Provinsi

Maluku Utara, Sibisa - Kabupaten Toba Samosir, Manggelum - Boven Digoel

Provinsi Papua, Bandaneira - Pulau Banda Provinsi Maluku, Korowai Batu -

Merauke Provinsi Papua, Tiom - Lanny Jaya Provinsi Papua dan Kiwirok -

Pegunungan Bintang Provinsi Papua); dan

12) Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal Di Kabupaten Lombok Timur

dan Kabupaten Malaka.

H. Sekretaris Jenderal

Program APBN Tahun 2016 Sekretariat Jenderal sebesar Rp. 884,29 Miliar digunakan

untuk kegiatan yang menunjang administrasi Kementerian Perhubungan antara lain

kegiatan di bidang perencanaan, kepegawaian, keuangan, hukum dan kerjasama luar

negeri, sarana dan prasarana perkantoran.

I. Inspektorat Jenderal

Program APBN Tahun 2016 Inspektorat Jenderal sebesar Rp. 100,31 Miliar antara

lain untuk kegiatan sebagai berikut:

1) Audit Berbasis Resiko;

2) Audit dengan Tujuan Tertentu;

3) Tindak Lanjut Temuan BPK RI;

4) Reviu RKA-KL;

5) Pembinaan Pengawasan;

6) Reviu Laporan Keuangan.

3.2. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017

3.2.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2017

Pada awal Tahun Anggaran 2017 Kementerian Perhubungan mendapatkan Pagu Alokasi

Anggaran sebesar Rp. 47,9 Triliun. Selanjutnya berdasarkan Informasi Ditjen

Perbendaharaan-Kemenkeu per 31 Desember 2017 bahwa pagu yang dapat

direalisasikan sebesar Rp. 41,418 Triliun.

Realisasi alokasi anggaran total Kementerian Perhubungan Tahun 2017 sebesar

Rp. 41,418 Triliun, dengan profil alokasi anggaran tahun 2017 berdasarkan jenis belanja

antara lain sebagai berikut:

Page 40: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-10

a. Belanja Modal sebesar Rp. 27,37 Triliun

b. Belanja Barang Mengikat dan Tidak Mengikat sebesar Rp. 11,01 Triliun;

c. Belanja Pegawai sebesar Rp. 3,03 Triliun.

3.2.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2017

Program/kegiatan strategis tahun 2017 dari masing-masing Unit Kerja Eselon I yang

bersumber dari pembiayaan APBN, meliputi Kegiatan Strategis Ditjen Perhubungan Darat,

Ditjen Perkeretaapian, Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan Udara, Badan

Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Perhubungan (BPSDM), Badan Litbang Perhubungan, Sekretaris Jenderal,

Inspektorat Jenderal.

A. Kegiatan Strategis Transportasi Darat

Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Darat TA. 2017 sebesar Rp. 4,27 Triliun

dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut:

1) Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perhubungan Darat: Pembangunan

Kapal Penyeberangan sebanyak 2 Unit, Pengadaan Alat Uji Kendaraan Bermotor

sebanyak 5 Paket dan Pembangunan Gedung BPLJSKB Bekasi sebanyak 6 Paket.

2) Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Perhubungan Darat: Pembangunan

Terminal Lanjutan sebanyak 3 Paket, Pembangunan Teminal Internasional

sebanyak 2 Paket, Rehabilitasi Terminal Tipe A sebanyak 7 Paket, Rehabilitasi

UPPKB sebanyak 27 Paket, Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Baru

sebanyak 2 Paket, Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan sebanyak

21 Paket, Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan sebanyak 4 Paket,

Pembangunan Pelabuhan Danau Baru sebanyak 2 Paket, Pembangunan

Pelabuhan Danau Lanjutan sebanyak 1 Paket, Rehabilitasi Pelabuhan Danau

sebanyak Paket, Pembangunan Pelabuhan Sungai Baru 1 Paket, Pembangunan

Pelabuhan Sungai Lanjutan 4 Paket, Rehabilitasi Pelabuhan Sungai 2 Paket, dan

Rehabilitasi Breakwater 1 Paket.

3) Pembangunan dan Pengelolaan Lalu Lintas Perhubungan Darat: Pengadaan dan

Pemasangan Perlengkapan Jalan di 33 Provinsi, Pemeliharaan Perlengkapan

Jalan di 33 Provinsi, Pengadaan dan Pemasangan Rambu Suar dan SBNP

sebanyak 43 Paket, Pengadaan dan Pemasangan Rambu Sungai sebanyak 11

Paket, Pengerukan Alur Pelayaran sebanyak 1 Paket, Lanjutan Pengadaan dan

Pemasangan ATCS sebanyak 2 Paket, Pembangunan Halte Sungai sebanyak 5

Paket.

Page 41: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-11

4) Pembangunan dan Pengelolaan Angkutan dan Multimoda: Subsidi Perintis

Angkutan Jalan di 291 Trayek, Subsidi Perintis Angkutan Penyeberangan

sebanyak 223 Lintas.

5) Pembinaan dan Pengembangan Keselamatan: Pengadaan dan Pemasangan

Zona Selamat Sekolah sebanyak 74 Paket, Pengadaan Fasilitas Pejalan Kaki 3

Paket, Kegiatan Rute Aman Selamat Sekolah (RASS) sebanyak 2 Paket.

B. Kegiatan Strategis Transportasi Perkeretaapian

Alokasi Anggaran Ditjen Perkeretaapian TA.2017 sebesar Rp.16,023 Triliun dengan

program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Kereta Api

a) Kegiatan subsidi angkutan KA perintis dan subsidi angkutan motor dengan

KA sebanyak 2 kegiatan;

b) Penyelenggaraan angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru sebanyak 2

kegiatan;

c) Studi/kajian kebijakan, pedoman teknis dan kajian trase bidang LLAKA

sebanyak 17 dokumen.

2) Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung

Kereta Api

a) Peningkatan jalur KA sepanjang 7,3 Km’sp;

b) Pembangunan jalur KA tahap pertama/badan jalur KA sepanjang 535 Km’sp;

c) Pengadaan material rel sepanjang 1.687,0 km’sp, wesel sebanyak 225 unit;

d) Peningkatan dan pembangunan jembatan/terowongan/underpass/flyover

sebanyak 42 unit, stasiun/bangunan operasional/bangunan khusus

sebanyak 4 unit dan persinyalan dan telekomunikasi sebanyak 8 paket;

e) Peningkatan dan pembangunan listrik aliran atas (LAA) dan catu daya (sub

station) sebanyak 3 paket;

f) Penanganan/pengamanan perlintasan sebidang sebanyak 18 unit &

pengadaan tanah seluas 1.767.137 m2 di 14 lokasi;

g) Pengadaan peralatan/fasilitas prasarana perkeretaapian sebanyak 7 unit

dan perawatan/pengoperasian sebanyak 19 unit;

h) Studi/ Kajian/Detailed Engineering Design (DED)/ Amdal/Norma/Standar/

Pedoman/ Kriteria/ Prosedur Bidang Prasarana KA sebanyak 48 dokumen;

i) Perawatan dan pengoperasian prasarana KA milik negara;

3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Sarana Perkeretaapian

a) Pengadaan Sarana Perkeretaapian (kereta kerja) sebanyak 6 unit;

Page 42: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-12

b) Pengadaan dan perawatan fasilitas/peralatan workshop sarana KA sebanyak

5 paket;

c) Perawatan dan pengoperasian sarana KA milik negara sebanyak 2 kegiatan;

d) Pengujian dan sertifikasi sarana perkeretaapian sebanyak 2 kegiatan;

e) Studi/kajian kebijakan, desain & pedoman teknis bidang sarana KA

sebanyak 4 dokumen.

4) Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian

a) Pengadaan dan pemeliharaan peralatan keselamatan dan SDM

perkeretaapian sebanyak 4 paket;

b) Pelaksanaan pemeriksaan bidang keselamatan perkeretaapian, peningkatan

kualitas SDM perkeretaapian, akreditasi badan hukum pendidikan pelatihan

SDM, pengujian SDM perkeretaapian, penegakan hukum di bidang

perkeretaapian sebanyak 42 kegiatan;

c) Sosialisasi/Rakor/Seminar/Workshop bidang keselamatan perkeretaapian

sebanyak 5 kegiatan;

d) Studi/kajian kebijakan dan pedoman teknis bidang keselamatan

perkeretaapian sebanyak 6 dokumen.

5) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen

Perkeretaapian

a) Studi/kajian kebijakan dan kelayakan/masterplan di lingkungan Ditjen

Perkeretaapian sebanyak 13 dokumen;

b) Belanja pegawai, belanja operasional, serta dukungan manajemen teknis

lainnya selama 12 bulan.

C. Kegiatan Strategis Transportasi Laut

Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Laut TA. 2017 sebesar Rp.11,562 Triliun

dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas

Angkutan Laut

a) Kegiatan Subsidi Penumpang Perintis pada 96 trayek (40 Pangkalan);

b) Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Laut Barang

dalam rangka Mendukung Program Tol Laut Nasional sebanyak 13 trayek;

c) Subsidi pengoperasian Kapal Ternak sebanyak 1 trayek;

d) Docking Kapal Perintis sebanyak 46 unit;

e) Lanjutan Pembangunan Kapal Penumpang, Perintis, dan Barang

Type 2000 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 25 unit;

Type 1200 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 20 unit;

Lanjutan pembangunan kapal kontainer 100 TEU's sebanyak 15 unit;

Page 43: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-13

Lanjutan Pembangunan Kapal Perintis 750 DWT sebanyak 5 unit;

Lanjutan Pembangunan Kapal Rede sebanyak 20 unit;

Pembangunan Kapal Ternak sebanyak 5 unit;

Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Tahun 2017.

2) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kepelabuhanan

1) Pembangunan/Rehabilitasi Fasilitas Utama Pelabuhan di 29 Lokasi;

2) Fasilitas Penunjang Pelabuhan Laut di 197 Lokasi;

3) Pembangunan/ Rehabilitasi Terminal di 13 Lokasi;

4) Pembangunan Rumah Dinas / Kantor di 18 Lokasi;

5) Pengerukan Alur Pelayaran di 9 lokasi;

6) Studi Perencanaan Pelabuhan sebanyak 31 paket (Pra F/S, Studi

Kelayakan, Masterplan, SID, DED, Studi Lingkungan).

3) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kenavigasian

1) Lanjutan Pembangunan Kapal Kenavigasian Kelas I sebanyak 10 unit;

2) Pembangunan Kapal Induk Perambuan sebanyak 5 unit;

3) Pembangunan Kapal Pengamat Perambuan sebanyak 5 unit;

4) Pembangunan/Rehabilitasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)

sebanyak 50 unit;

5) Repowering dan Docking Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 2 unit;

6) Pengadaan dan Pembangunan Fasilitas Telekomunikasi Pelayaran (SROP,

GMDSS, VTS, AIS) sebanyak 11 unit;

7) Pengadaan dan Pembangunan serta Rehabilitasi Fasilitas Kenavigasian

lainnya (gedung operasional, pagar, peralatan survey, dll) sebanyak 151

paket.

4) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Penjagaan Laut

dan Pantai

1) Pengadaan Rigid Inflatable Boat 12 Meter sebanyak 14 unit;

2) Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli Kelas V sebanyak 1 paket;

3) Pengadaan sistem Peralatan Observasi Laut sebanyak 1 paket.

5) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Perkapalan dan

Kepelautan

1) Pengembangan Sistem Informasi Sertifikat Pelaut sebanyak 1 paket;

2) Pengadaan Konsumebel Sistem Informasi Buku Pelaut sebanyak 1 paket;

3) Penambahan Perangkat Sistem Informasi Buku Pelaut sebanyak 1 paket;

4) Penambahan Lisensi AFIS Sistem Informasi Seafarers’s Identity Document sebanyak 1 paket.

Page 44: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-14

D. Kegiatan Strategis Transportasi Udara

Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Udara TA.2017 sebesar Rp.10,31 Triliun dengan

program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Bandar Udara

a) Lanjutan pengembangan bandar udara untuk peningkatan kapasitas pesawat

terbesar B-737 series di 9 Lokasi;

b) Lanjutan pembangunan bandar udara baru di 15 Lokasi;

c) Lanjutan Perpanjangan Runway di 30 Lokasi;

d) Pengembangan bandara di wilayah perbatasan di 26 lokasi;

e) Pengembangan bandara pembuka daerah terisolasi di 49 lokasi;

f) Pengembangan bandara di daerah penanganan bencana di 59 lokasi

g) Pelapisan runway dan peningkatan daya dukung sisi udara di 32 Lokasi;

h) Lanjutan Pembangunan Terminal di 11 Lokasi;

i) Rehabilitasi/pengembangan Terminal di 14 Lokasi;

j) Pemenuhan pagar pengamanan di 62 Lokasi;

2) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Angkutan Udara

a) Subsidi Angkutan Udara Perintis di 209 Rute;

b) Pelayanan Subsidi Angkutan BBM Perintis sebanyak 7.396 Drum BBM.

3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Keamanan Penerbangan

Lanjutan pembangunan dan penyediaan fasilitas keselamatan penerbangan, yang

terdiri dari pengadaan fasilitas keamanan penerbangan di 131 lokasi dan pengadaan

fasilitas pendaratan visual di 12 lokasi;

E. Kegiatan Strategis Badan Pengembangan SDM Perhubungan

Alokasi anggaran Badan Pengembangan SDM Perhubungan TA. 2017 sebesar Rp. 4,347

Triliun dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pendidikan Perhubungan Darat Meliputi Kegiatan Pembangunan Kampus Baru Balai

Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) – Kalimantan, Lanjutan

Pembangunan Pembangunan Kampus Baru Akademi Perkeretaapian Madiun,

Pembangunan Kampus Baru Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat

(BP2TD) – Bali dan Pembangunan Kampus II di Margadana PKTJ Tegal;

2) Pendidikan Perhubungan Laut meliputi Kegiatan Lanjutan Pembangunan Kampus

Baru Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Padang Pariaman,

Lanjutan Pembangunan Kampus Baru Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran

(BP2IP) Minahasa Selatan – Sulawesi Utara, Lanjutan Pembangunan PIP Makassar

Page 45: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-15

(Kampus Terpadu), Pembangunan Kampus BP2IP Malahayati Aceh Besar dan

Lanjutan Pembangunan Kapal Latih (Multiyears) di STIP, PIP Makassar dan Poltekpel

Surabaya;

3) Pendidikan Perhubungan Udara meliputi Kegiatan Lanjutan Pengadaan Pesawat Latih

(Multiyears) di STPI, Pengembangan Kampus BP3 Jayapura; Lanjutan Pembangunan

Sarana dan Prasarana Diklat di Kampus Terpadu ATKP Makassar Tahap V.

F. Kegiatan Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan

Alokasi anggaran Badan Litbang Perhubungan TA.2017 sebesar Rp. 124 Milyar dengan

program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

a. Evaluasi metodologi dan uji coba survey pergerakan orang

b. Identifikasi kinerja Logistic Performance Index (LPI) di Indonesia

c. Review Naskah Akademis Rancangan Undang-Undang Sistem Transportasi

d. Kajian Resiko Pelayaran di APBS didasarkan pada Data Pergerakan Lalu Lintas Kapal

e. Studi Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Alai Insit Kab. Kep. Meranti, Selat

Panjang Riau

f. Studi Basic Design dan Keyplan Kapal Niaga Feeder Untuk Mendukung Pelayanan TOL

Laut di Wilayah Maluku Utara

g. Studi Rencana Induk Pelabuhan Danau Onan Runggu, Danau Toba

h. Studi Rencana Induk Pelabuhan Danau Sipinggan, Danau Toba

i. Studi Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Sabu-Raijua, NTT

j. Studi Rencana Induk Pelabuhan Sungai Durian, Kab. Sintang, Kalimantan Barat

k. Studi Optimalisasi Program TOL Laut

l. Studi Penyusunan Standar Kompetensi TKBN di Terminal Konvensional

m. Studi Rencana Induk Pelabuhan Laut Wosu Kab. Morowali Utara, Sulawesi Tenggara

n. Pengembangan Jaringan jalan untuk kebutuhan mobilitas angkutan barang

berdasarkan hasil survey ATTN

o. Uji simulasi crashworthiness pada design rancang bangun karoseri kendaraan

angkutan penumpang di Indonesia

p. Studi penerapan green zone di kawasan wisata

q. Studi penyusunan rencana induk transportasi sarbagita dan kedungsepur

r. Studi Pemilihan Tipe Pesawat Udara dan Pembuatan Hub And Spoke (Pengumpul

dan Pengumpan) Bandar Udara untuk Penurunan Disparitas Harga Logistik di Papua

s. Penelitian Evaluasi Kinerja Otoritas Bandar Udara I S.D X Dalam Pengawasan

Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di Bandar Udara

Page 46: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-16

t. Penelitian Sarana dan Prasarana Serta Rute Penerbangan di Wilayah Jawa Bagian

Selatan

u. Penelitian Evaluasi Kinerja Sekolah Penerbangan Sesuai dengan CASR 141 di

Indonesia.

G. Kegiatan Strategis Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

Alokasi anggaran Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek TA.2017 sebesar

Rp.120 M dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

a. Penyusunan Rencana Umum Penanganan Bottleneck Jalan Nasional, Pengendalian

Pembatasan Sepeda Motor di Jabodetabek;

b. Perencanaan Teknis antara lain fasilitas integrasi moda di Jabodetabek, park and ride

dan kiss and ride di Jabodetabek, sistem pengawasan angkutan secara e-

enforcement di Jabodetabek, restrukturisasi perizinan AKAP Jabodetabek, skema

pembiayaan pembangunan TOD di Jabodetabek, skema pembiayaan

TransJabodetabek, jalur khusus bus di jalan nasional dan perbatasan di wilayah

Jabodetabek.

c. Pemasangan Fasilitas Keselamatan di Jalan Nasional di Wilayah Jabodetabek

(Rambu, Marka, Paku Marka, LPJU);

d. Pembangunan dan Integrasi ATCS di Jabodetabek Tahap I;

e. Evaluasi Kinerja Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Perusahaan Angkutan Jalan

di Wilayah Jabodetabek;

f. Sosialisasi dan Implementasi: Sistem Perizinan Angkutan Jabodetabek, Rencana

Umum Jaringan Trayek Angkutan Massal di Jabodetabek;

g. Penyusunan DED Prasarana Trans Jabodetabek Ekstensi.

h. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi Transportasi Jabodetabek;

i. Monitoring dan Evaluasi RITJ di Jabodetabek, SPM prasarana Jalan dan

Pekeretaapian.

H. Kegiatan Strategis Sekretariat Jenderal

Program APBN Tahun 2017 Sekretariat Jenderal sebesar Rp. 526,83 Miliar digunakan

untuk kegiatan yang menunjang administrasi Kementerian Perhubungan antara lain

kegiatan di bidang perencanaan, kepegawaian, keuangan, hukum dan kerjasama luar

negeri, sarana dan prasarana perkantoran.

Page 47: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-17

I. Kegiatan Strategis Inspektorat Jenderal

Program APBN Tahun 2017 Inspektorat Jenderal sebesar Rp. 90,31 Miliar antara lain

untuk kegiatan sebagai berikut:

1) Audit Berbasis Resiko;

2) Audit dengan Tujuan Tertentu;

3) Tindak Lanjut Temuan BPK RI;

4) Reviu RKA-KL;

5) Pembinaan Pengawasan;

6) Reviu Laporan Keuangan;

7) Reviu Rencana Kerja Anggaran (RKA) Pagu dan Alokasi Anggaran;

8) Reviu Pengendalian Intern Pelaporan Keuangan (PIPK);

9) Reviu Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN);

10) Reviu Harga Perkiraan Sendiri (HPS);

11) Reviu Laporan Kinerja (LAKIP) tingkat Kementerian;

12) Reviu Revisi DIPA.

3.3. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2018

3.3.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2018

Pada awal Tahun Anggaran 2018 Kementerian Perhubungan mendapatkan Pagu Alokasi

Anggaran sebesar Rp. 48,20 Triliun, dengan profil alokasi anggaran tahun 2018

berdasarkan jenis belanja antara lain sebagai berikut:

a. Belanja Modal sebesar Rp. 27,48 Triliun

b. Belanja Barang Mengikat dan Tidak Mengikat sebesar Rp. 16,76 Triliun;

c. Belanja Pegawai sebesar Rp. 3,95 Triliun.

3.3.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2018

Program/kegiatan strategis tahun 2018 dari masing-masing Unit Kerja Eselon I yang

bersumber dari pembiayaan APBN, meliputi Kegiatan Strategis Ditjen Perhubungan Darat,

Ditjen Perkeretaapian, Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan Udara, Badan

Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Perhubungan (BPSDM), Badan Litbang Perhubungan, Sekretaris Jenderal,

Inspektorat Jenderal.

Page 48: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-18

A. Kegiatan Strategis Transportasi Darat

Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Darat TA. 2018 sebesar Rp. 4,52 Triliun dengan

program kegiatan strategisnya sebagai berikut:

1) Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perhubungan Darat : Pembangunan Kapal

Penyeberangan sebanyak 7 Unit, Pengadaan Bus Air Dukungan Asian Games

sebanyak 5 unit, Pengadaan Alat Kalibrasi Kendaraan Bermotor sebanyak 28 Paket,

dan Pembangunan Gedung BPLJSKB Bekasi sebanyak 2 Paket.

2) Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Perhubungan Darat : Pembangunan

Terminal Internasional Baru sebanyak 6 Lokasi, Pembangunan Terminal Tipe A

Baru sebanyak 5 Lokasi, Pembangunan Terminal Internasional Lanjutan sebanyak

1 Lokasi, Pembangunan Terminal Tipe A Lanjutan sebanyak 5 Lokasi, Rehabilitasi

Terminal Tipe A sebanyak 40 Lokasi, Penagdaan Lahan sebanyak 6 Lokasi,

Rehabilitasi UPPKB sebanyak 31 Lokasi, Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan

Baru sebanyak 10 Lokasi, Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan

sebanyak 11 Lokasi, Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan sebanyak 4 Lokasi,

Pembangunan Pelabuhan Sungai Baru sebanyak 1 Lokasi, Pembangunan

Pelabuhan Danau Baru sebanyak 2 Lokasi, Pembangunan Pelabuhan Danau

Lanjutan sebanyak 7 Lokasi, dan Rehabilitasi Pelabuhan Danau sebanyak 1 Lokasi.

3) Pembangunan dan Pengelolaan Lalu Lintas Perhubungan Darat : Pengadaan dan

Pemasangan Perlengkapan Jalan di 266 Ruas Jalan Nasional, Pemeliharaan

Perlengkapan Jalan sebanyak 38 Paket, Pengadaan dan Pemasangan ATCS

sebanyak 15 lokasi, Pembangunan Halte Sungai sebanyak 6 lokasi, serta

Pengadaan dan Pemasangan Rambu Suar dan SBNP sebanyak 3 Paket

4) Pembangunan dan Pengelolaan Angkutan dan Multimoda : Pengadaan Bus BRT

Sedang sebanyak 300 unit, Pengadaan Bus Perkotaan/Pelajar sebanyak 120 unit,

Subsidi Perintis Angkutan Jalan sebanyak 296 Trayek, Subsidi Perintis Angkutan

Penyeberangan sebanyak 222 Lintas, Subsidi RoRo Long Distance Ferry sebanyak

1 Paket, Operasional Terminal Tipe A sebanyak 92 lokasi dan Kegiatan Mudik Gratis

dan Penyelenggaraan Posko Angkutan Lebaran sebanyak 5 paket.

5) Pembinaan dan Pengembangan Keselamatan : Pekan Keselamatan Nasional

Transportasi Jalan sebanyak 10 Kegiatan, Operasional Unit Pelaksana

Penimbangan Kendaraaan Bermotor (UPPKB) sebanyak 43 lokasi, Pengadaan dan

Pemasangan Zona Selamat Sekolah sebanyak 3 Ruas Jalan Nasional, Penanganan

Lokasi Rawan Kecelakaan (LRK) sebanyak 2 Titik dan Kegiatan Rute Aman Selamat

Sekolah (RASS) sebanyak 1 Paket.

Page 49: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-19

B. Kegiatan Strategis Transportasi Perkeretaapian

Alokasi Anggaran Ditjen Perkeretaapian TA.2018 sebesar Rp.17,296 Triliun dengan

program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta

Api

a) Kegiatan subsidi angkutan KA perintis (8 lintas) dan subsidi angkutan motor

dengan KA (1 paket) sebanyak 2 kegiatan;

b) Penyelenggaraan angkutan Lebaran serta Natal dan Tahun Baru sebanyak

2 kegiatan;

c) Studi/kajian kebijakan, pedoman teknis dan kajian trase bidang LLAKA sebanyak

11 dokumen.

2) Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta

Api

a) Peningkatan jalur KA sepanjang 16 Km’sp;

b) Pembangunan jalur KA tahap pertama/badan jalur KA sepanjang 248,45 Km’sp;

c) Pembangunan jalur KA tahap penyelesaian/badan jalur KA sepanjang 366,6

Km’sp

d) Pengadaan material rel sepanjang 1.500 km’sp, wesel sebanyak 500 unit;

e) Peningkatan dan pembangunan jembatan/ terowongan/ underpass/ flyover

sebanyak 14 unit, stasiun/bangunan operasional/ bangunan khusus sebanyak

4unit dan persinyalan dan telekomunikasi sebanyak 7 paket;

f) Peningkatan dan pembangunan listrik aliran atas (LAA) dan catu daya

(sub station) sebanyak 2 paket;

g) Penanganan/pengamanan perlintasan sebidang sebanyak 181 unit & pengadaan

tanah di 12 lokasi;

h) Pengadaan peralatan/fasilitas prasarana perkeretaapian sebanyak 4 unit;

i) Studi/Kajian/DED/Amdal/Norma/Standar/Pedoman/Kriteria/Prosedur Bidang

Prasarana KA sebanyak 42 dokumen;

j) Perawatan dan pengoperasian prasarana KA milik negara sebanyak 4 paket.

3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Sarana Perkeretaapian

a) Pengadaan Sarana Perkeretaapian (kereta kerja) sebanyak 3 unit;

b) Pengadaan dan perawatan fasilitas/peralatan workshop sarana KA sebanyak

4 paket;

c) Perawatan dan pengoperasian sarana KA milik negara sebanyak 2 kegiatan;

d) Pengujian dan sertifikasi sarana perkeretaapian sebanyak 2 kegiatan;

e) Studi/kajian kebijakan, desain & pedoman teknis bidang sarana KA sebanyak

5 dokumen.

Page 50: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-20

4) Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian

a) Pengadaan dan pemeliharaan peralatan keselamatan dan SDM perkeretaapian

sebanyak 4 paket;

b) Pelaksanaan pemeriksaan bidang keselamatan perkeretaapian, peningkatan

kualitas SDM perkeretaapian, akreditasi badan hukum pendidikan pelatihan

SDM, pengujian SDM perkeretaapian, penegakan hukum di bidang

perkeretaapian sebanyak 37 kegiatan;

c) Sosialisasi/Rakor/Seminar/Workshop bidang keselamatan perkeretaapian

sebanyak 5 kegiatan;

d) Studi/kajian kebijakan dan pedoman teknis bidang keselamatan perkeretaapian

sebanyak 6 dokumen.

5) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen

Perkeretaapian

a) Studi/kajian kebijakan dan kelayakan/masterplan di lingkungan Ditjen

Perkeretaapian sebanyak 11 dokumen;

b) Belanja pegawai, belanja operasional, serta dukungan manajemen teknis lainnya

selama 12 bulan.

C. Kegiatan Strategis Transportasi Laut

Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Laut TA.2018 sebesar Rp. 14,41 Triliun dengan

program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas Angkutan

Laut

a) Kegiatan Subsidi Penumpang Perintis pada 113 trayek (41 Pangkalan);

b) Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Laut Barang dalam

rangka Mendukung Program Tol Laut Nasional sebanyak 15 trayek;

c) Subsidi pengoperasian Kapal Ternak sebanyak 6 trayek;

d) Docking Kapal Perintis sebanyak 64 unit;

e) Lanjutan Pembangunan Kapal Penumpang,Perintis, dan Barang

Type 2000 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 25 unit;

Type 1200 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 20 unit;

Lanjutan Pembangunan Kapal Kontainer 100 Teus sebanyak 15 unit;

Lanjutan Pembangunan Kapal Perintis 750 DWT sebanyak 5 unit;

Lanjutan Pembangunan Kapal Rede sebanyak 20 unit;

Pembangunan Kapal Ternak sebanyak 5 unit;

Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Tahun 2018.

Page 51: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-21

2) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kepelabuhanan

a) Pembangunan/Rehabilitasi Fasilitas Utama Pelabuhan di 37 lokasi;

b) Fasilitas Penunjang Pelabuhan Laut di 164 Lokasi;

c) Pembangunan/ Rehabilitasi Terminal di 14 Lokasi;

d) Pembangunan Rumah Dinas / Kantor di 34 Lokasi;

e) Pembangunan Pelabuhan Patimban;

f) Pengerukan Alur Pelayaran di 6 lokasi;

g) Studi Perencanaan Pelabuhan sebanyak 84 paket (Pra FS, Studi Kelayakan,

Masterplan, SID, DED, Studi Lingkungan).

3) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kenavigasian

a) Lanjutan Pembangunan Kapal Kenavigasian Kelas I sebanyak 2 unit;

b) Pembangunan/Rehabilitasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sebanyak 207

unit;

c) Repowering dan Docking Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 4 unit;

d) Pengadaan dan Pembangunan Fasilitas Telekomunikasi Pelayaran (SROP, GMDSS,

VTS, AIS) sebanyak 46 unit;

e) Pengadaan dan Pembangunan serta Rehabilitasi Fasilitas Kenavigasian lainnya

(gedung operasional, pagar, peralatan survey, dll) sebanyak 150 paket.

4) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Penjagaan Laut dan

Pantai

a) Pengadaan Rigid Inflatable Boat 12 Meter sebanyak 4 unit;

b) Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli Kelas V sebanyak 5 paket;

c) Pengadaan sistem Peralatan Observasi Laut sebanyak 6 paket.

5) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Perkapalan dan

Kepelautan

a) Pengembangan Sistem Informasi Sertifikat Pelaut sebanyak 1 paket;

b) Penambahan Perangkat Sistem Informasi Buku Pelaut sebanyak 1 paket;

D. Kegiatan Strategis Transportasi Udara

Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Udara TA. 2018 sebesar Rp. 9,16 Triliun dengan

program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Bandar Udara

a) Lanjutan pengembangan Bandar Udara untuk peningkatan kapasitas pesawat

terbesar B 737 di 11 Lokasi;

b) Lanjutan pembangunan Bandar Udara baru di 8 Lokasi;

Page 52: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-22

c) Lanjutan Perpanjangan Runway di 17 Lokasi;

d) Pengembangan Bandara di wilayah perbatasan di 24 lokasi;

e) Pengembangan Bandara pembuka daerah terisolasi di 48 lokasi;

f) Pengembangan Bandara di daerah penanganan bencana di 59 lokasi

g) Pelapisan runway dan peningkatan daya dukung sisi udara di 22 Lokasi;

h) Lanjutan Pembangunan Terminal di 13 Lokasi;

i) Rehabilitasi/pengembangan Terminal di 2 Lokasi;

j) Pemenuhan pagar pengamanan di 54 Lokasi;

2) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Angkutan Udara

a) Subsidi Angkutan Udara Perintis di 41 Rute;

b) Pelayanan Subsidi Angkutan BBM Perintis sebanyak 8,187 Drum BBM.

3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Keamanan Penerbangan

Lanjutan pembangunan dan penyediaan fasilitas keselamatan penerbangan, yang

terdiri dari pengadaan fasilitas keamanan penerbangan di 54 lokasi dan pengadaan

fasilitas pendaratan visual di 12 lokasi;

E. Kegiatan Strategis Badan Pengembangan SDM Perhubungan

Alokasi anggaran Badan Pengembangan SDM Perhubungan TA. 2018 sebesar Rp. 4,549

Triliun dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Pendidikan Perhubungan Laut meliputi Kegiatan Lanjutan Pembangunan Kampus dan

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan BP2IP Malahayati Aceh, Kegiatan

Lanjutan Pembangunan Kampus dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

Politeknik Pelayaran Sumatera Barat, dan Kegiatan Lanjutan Pembangunan Kampus

Tahap V dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan BDP Minahasa Selatan.

2) Pendidikan Perhubungan Udara meliputi Kegiatan Lanjutan Pengembangan Kampus

dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan BDP Jayapura.

F. Kegiatan Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan

Alokasi anggaran Badan Litbang Perhubungan TA.2018 sebesar 143 Milyar dengan

program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

1) Skema Pendanaan, Pembangunan, dan Pengembangan Sarana dan Prasarana

Transportasi Laut dan Penyeberangan;

2) Studi Pemetaan atau sebaran pelabuhan laut dan penyeberangan pada 7 pulau

besar di Indonesia;

Page 53: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-23

3) Studi tinjau ulang pengoperasian dan jaringan angkutan laut perintis dalam rangka

menjaga kontinuitas kebutuhan bahan pokok dan stabilitas harga;

4) Studi penyusunan grand design transportasi danau di kawasan wisata Danau Toba

sumatera utara dalam rangka mendukung pariwisata;

5) Studi pengembangan trayek tol laut tahun 2019;

6) Studi penerapan motorized barge Jakarta Surabaya dalam rangka mengurangi

beban lalu lintas jalan di pantai utara Jawa;

7) Aksesibilitas dan konektivitas antar wilayah di Papua dalam mendukung TOL laut

8) Survey Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) untuk pergerakan orang;

9) Perencanaan dan Penataan jalur kereta api barang di Pulau Sumatera;

10) Skema Pembiayaan Infrastruktur Transportasi LRT/MRT;

11) Perencanaan TOD angkutan perkeretaapian;

12) Review Perundangan Perkeretaapian;

13) Perencanaan dan penataan angkutan barang di pedesaan;

14) Background study review Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas

dan angkutan jalan;

15) Studi Pemilihan Tipe Pesawat Udara dan Pembuatan Hub And Spoke (Pengumpul

dan Pengumpan) Bandar Udara untuk Penurunan Disparitas Harga Logisitik di

Papua Barat;

16) Studi Peningkatan Lapangan Terbang (Airstrip) Ke Status Standar Bandar Udara di

Papua;

17) Background Study Terhadap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun

2009 Tentang Penerbangan;

18) Studi Potensi Untuk Ditetapkannya Lokasi Bandar Udara Perairan dan Untuk

Pengoperasian Pesawat Udara Perairan (Seaplane) di Indonesia;

19) Penelitian Pengembangan Prototype Peralatan Untuk Mendeteksi Wind Shear

(Angin Samping) di Bandar Udara;

20) Penelitian Evaluasi Pelaksanaan Angkutan Udara Perintis Penumpang;

21) Penelitian Pengembangan Prototype Peralatan Untuk Mengukur Ketinggian

Genangan Air (Standing Water) di Landas Pacu.

G. Kegiatan Strategis Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

Alokasi anggaran Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek TA.2018 sebesar Rp.204,74

Miliar dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :

a. Pengelolaan Terminal Tipe A di Jabodetabek

Page 54: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-24

b. Perumusan Perencanaan Teknis Pengelolaan Pelabuhan Penyeberangan / Short-Sea

Shipping Wilayah Jabodetabek

c. Penyusunan Masterplan Intelligent Transport System (ITS) Jabodetabek

d. Evaluasi Kinerja Lalu Lintas dan Pelayanan Angkutan Umum di Jabodetabek

e. Lanjutan Pembangunan Terminal Jatijajar Kota Depok

f. DED dan Penyiapan Program Kontruksi Pembangunan Jalur Lingkar Layang Komuter

(Elevated Loop Line/Circular Line) Tahap I Lintas Pondok Jati - Rajawali - Kampung

Bandan

g. Rencana Teknis Fasilitas Alih Moda Antara Moda KA Commuter dan BRT di

Jabodetabek (10 simpul)

h. Pemeliharaan dan Pengoperasian ATCS di Wilayah Jabodetabek

i. Lanjutan Pembangunan ATCS terintegrasi Koridor Bekasi dan Koridor Bogor

j. DED Pengadaan ATCS Koridor DKI – Tangerang

k. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pelayanan Angkutan

l. Pengawasan dan Monitoring Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas

m. Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Keselamatan Perlengkapan Jalan Ruas Jalan

Nasional di Wilayah Jabodetabek

n. Penyelenggaraan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru

H. Kegiatan Strategis Sekretariat Jenderal

Program APBN Tahun 2018 Sekretariat Jenderal sebesar Rp. 580,13 Miliar digunakan

untuk kegiatan yang menunjang administrasi Kementerian Perhubungan antara lain

kegiatan di bidang perencanaan, kepegawaian, keuangan, hukum dan kerjasama luar

negeri, sarana dan prasarana perkantoran.

I. Kegiatan Strategis Inspektorat Jenderal

Kegiatan Strategis Inspektorat Jenderal dengan Alokasi pengawasan intern di

Kementerian Perhubungan sebesar 0.22%. Adapun sasaran kegiatan strategis

Inspektorat Jenderal dikelompokan membagi menjadi beberapa hal sebagai berikut:

1) Pelaksanaan Audit

a. Audit Kinerja

b. Audit Audit Dengan Tujuan Tertentu, adalah pelaksanaan audit selain audit kinerja

yang ruang lingkupnya disesuaikan dengan isu-isu strategis, perintah dari

pimpinan, pengaduan-pengaduan, investigasi dan lain-lain

2) Pelaksanaan Reviu

a. Reviu Laporan Keuangan tingkat UAKPA, UAKPA-E1, UAPPA-E dan UAKPA;

Page 55: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-25

b. Reviu Rencana Kerja Anggaran (RKA) Pagu dan Alokasi Anggaran;

c. Reviu Pengendalian Intern Pelaporan Keuangan (PIPK);

d. Reviu Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN);

e. Reviu Harga Perkiraan Sendiri (HPS);

f. Reviu Laporan Kinerja (LAKIP) tingkat Kementerian;

g. Reviu Revisi DIPA.

3) Pelaksanaan Monitoring

a. Monitoring tindak lanjut hasil audit Inspektorat Jenderal

b. Monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan ekternal meliputi BPK-RI dan BPKP

c. Monitoring pelaksanaan angkutan lebaran, natal, tahun baru dan natal

4) Pelaksanaan Evaluasi

a. Evaluasi Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

b. Evaluasi Laporan Kinerja (LAKIP) tingkat Kementerian dan Eselon I

5) Pengawasan Lainnya dan Peningkatan tata kelola pengawasan

a. Sosialisasi dan internalisasi Pengendalian Gratifikasi;

b. Peningkatan dan pemenuhan elemen-elemen dalam peningkatan tata kelola

pengawasan melalui Internal Audit Capability Model (IACM) bekerja sama dengan

BPKP;

c. Peningkatan tata kelola kelembagaan melalui penerapan manajemen mutu atau

International Organization for Standardization (ISO) 9001:2015;

d. Pengelolaan aplikasi whistleblowing system atau Sistem Manajemen Pengaduan

(SiMaDu);

e. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan tugas Aparatur dalam

penyelenggaraan angkutan lebaran, haji, natal dan tahun baru;

f. Pendampingan dan Asistensi menuju predikat nasional Wilayah Bebasdari Korupsi

(WBK) Implementasi Elemen Zona Integritas dalam Reformasi Birokrasi dari Tim

Penilai Nasional (Kemen PAN RB, KPK dan Ombudsman);

g. Kordinasi kelembagaan pengawasan melalui Asosiasi Auditor Intern Pemerintah

(AAIPI);

h. Kerjasama antar kelembagaan (Tim TP4, Bareskrim Polri, KPK) dalam

meningkatkan kinerja pengawasan, serta penggunaan tenaga ahli untuk

membantu penilaian yang memerlukan keahlian

Page 56: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-26

3.4. CAPAIAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN TAHUN 2016-2018

Program/kegiatan yang sudah dilaksanakan pada kurun waktu 2016 – 2017 dan

program/kegiatan yang sedang dilaksanakan pada tahun 2018 (Posisi per 31 Mei 2018)

khususnya untuk capaian pembangunan fisik perhubungan meliputi capaian transportasi

darat, laut, KA, udara dan BPSDM Perhubungan serta Badan Pengelola Transportasi

Jabodetabek (BPTJ) dijelaskan sebagai berikut :

3.4.1. Capaian Pembangunan Transportasi Darat

3.4.1.1. Pencapaian Infrastruktur Transportasi Darat Tahun 2016-2018

1. Kegiatan Peningkatan Prasarana Perhubungan Darat

Di kurun waktu 2016-2018 telah dilaksanakan pembangunan Terminal sebagai

berikut:

a. Pembangunan Terminal Baru (Tahap 1)

Pembangunan Terminal Baru (Tahap I) melalui pendanaan APBN dalam kurun

waktu tahun 2016-2017 adalah sebanyak 1 Terminal. Adapun untuk

pembangunan Terminal pada TA 2018 yang sedang berjalan sebanyak 11

Terminal dengan rincian sebagai berikut pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Sebaran Lokasi Pembangunan Terminal Baru

Tahun Pembangunan

Terminal Baru

Lokasi

Pembangunan Terminal Baru

2016 0

2017 1 Terminal Internasional Entikong

2018 11

T. Pnp Entrop (Papua); T. Pnp Boolang

Mongondow (Sulut); T. Pnp Kupang (NTT); T.

Pnp Demak (Jateng); T. Pnp Anak Air

(Sumbar); T. Brg Aruk (Kalbar); T. Brg

Nangabadau (Kalbar); T. Brg Wini (NTT); T.

Brg Motamasin (NTT); T. Brg Motaain (NTT);

T. Brg Skouw (Papua)

Jumlah 12

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

b. Pembangunan Terminal Lanjutan

Terminal yang telah selesai dibangun melalui pendanaan APBN dalam kurun

waktu tahun 2016-2017 adalah sebanyak 7 Terminal, dengan rincian sebagai

berikut pada tabel 3.2. Adapun untuk pembangunan Terminal pada TA 2018

yang sedang berjalan sebanyak 5 terminal.

Page 57: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-27

Tabel 3.2 Sebaran Lokasi Pembangunan Terminal

Tahun

Jumlah Pemb.

Terminal

Lanjutan

Lokasi

Pembangunan Terminal Lanjutan

2016 4 Klaten (Jateng), Buroko (Sulut), Liwas (Sulut), dan Depok (Jabar)

2017 3 Tangkoko, Liwas, dan Buroko (Sulut)

2018 5 Entikong (Kalbar), Klaten (Jateng), Tangkoko, Liwas, dan Buroko

(Sulut)

Jumlah 12

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

c. Rehabilitasi Terminal

Kegiatan Rehabilitasi Infrastruktur Terminal pada kurun waktu tahun 2016-2017

sebanyak 12 Terminal. Adapun untuk pembangunan Terminal pada TA 2018

yang sedang berjalan sebanyak 40 Terminal dengan rincian pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Rehabilitasi/Peningkatan Terminal

Tahun Jumlah

Rehabilitasi Terminal

Lokasi Rehabilitasi Terminal(selesai)

2016 6 Purabaya (Jatim), Tirtonadi (Jateng), Klaten (Jateng), Bawen

(Jateng), Cilacap (Jateng), dan Bitung (Sulut)

2017 6 Kota Jambi, Kota Balikpapan, Sei Ambawang (Kalbar),

Pekalongan, Pemalang dan Wonogiri (Jateng)

2018 40

Batoh, Langsa (Aceh), Payung Sekaki, Dumai, Bangkinang (Riau),

Simpang Alur (Sumbar), Rajabasa (Lampung), Alang-Alang Lebar,

Kayuagung, Karyajaya (Sumsel), Lebak, Pakupatan, Labuan

(Banten), Harjamukti, Sumedang, Subang, Sukabumi, Guntur

Melati, Cikampek, Kuningan (Jabar), Mangkang, Purwokerto,

Giwangan, Gunung Kidul, Tingkir, Tidar (Jateng), Bojonegoro,

Ponorogo, Tulungagung, Kertonegoro, Bayuangga, Patria,

Pandaan (Jatim), Mengwi (Bali), Mandalika, Bima (NTB), Gambut

Barakat (Kalsel), WA. Gara (Kalteng), Singkawang (Kalbar),

Simbuang (Sulbar)

Jumlah 52

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

d. Pembangunan UPPKB (Jembatan Timbang)

Pembangunan UPPKB (Jembatan Timbang) tahun 2016-2017 sebanyak 2 lokasi.

dengan rincian sebagai berikut pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Pembangunan Jembatan Timbang

Tahun Pembangunan

UPPKB (Jembatan Timbang) Baru

Pembangunan UPPKB (Jembatan Timbang) Lanjutan

Lokasi Pembangunan UPPKB (Jembatan

Timbang)

2016 0 1 Widodaren (Jatim)

2017 0 1 Widodaren (Jatim)

2018 0 0

Jumlah 0 2

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

Page 58: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-28

e. Rehabilitasi/Peningkatan UPPKB (JembatanTimbang)

Rehabilitasi/Peningkatan UPPKB (Jembatan Timbang) tahun 2016-2017

sebanyak 28 lokasi. Adapun untuk pembangunan UPPKB pada TA 2018 yang

sedang berjalan sebanyak 34 lokasi dengan rincian sebagai berikut pada tabel

3.5.

Tabel 3.5 Rehabilitasi/Peningkatan Jembatan Timbang

Tahun Rehab

Jembatan Timbang

Lokasi Rehabilitasi/ Peningkatan Jembatan Timbang

2016 1 UPPKB Losarang

2017 27

1.UPPKB Seumadam (Aceh), 2.UPPKB Subulussalam (Aceh), 3.UPPKB Sibolangit (Sumatera Utara), 4.UPPKB Mambang Muda (Sumatera Utara), 5.UPPKB Balai Raja (Riau), 6.UPPKB Tanjung Balik (Sumatera Barat), 7.UPPKB Jambi-Merlung (Jambi), 8.UPPKB Sarolangun (Jambi), 9.UPPKB Senawar Jaya (Sumatera Selatan), 10.UPPKB Pematang Panggang (Sumatera Selatan), 11.UPPKB Kota Baru (Sumatera Selatan), 12.UPPKB Padang Ulak Tanding (Bengkulu), 13.UPPKB Losarang (Jawa Barat), 14.UPPKB Wanareja (Jawa Tengah), 15.UPPKB Subah (Jawa Tengah), 16.UPPKB Kulwaru (DIY), 17.UPPKB Widodaren (Jawa Timur), 18.UPPKB Widang (Jawa Timur), 19.UPPKB Sedarum (Jawa Timur), 20.UPPKB Rejoso (Jawa Timur), 21.UPPKB Cekik (Bali), 22.UPPKB Siantan (Kalimantan Barat), 23.UPPKB Anjir Serapat (Kalimantan Tengah), 24.UPPKB Bitung (Sulawesi Utara), 25.UPPKB Maccopa (Sulawesi Selatan), 26.UPPKB Way Urang (Lampung), 27.UPPKB Sarang (Jawa Tengah)

2018 34

1. UPPKB Seumadam (Aceh), 2. UPPKB Way Urang (Lampung), 3. UPPKB Sarang (Jawa Tengah), 4. UPPKB Balonggandu (Jawa Barat), 5. UPPKB Sibolangit (Sumatera Utara), 6. UPPKB Mambang Muda (Sumatera Utara), 7. UPPKB Dolok Estate Lima Puluh (Sumatera Utara), 8. UPPKB aek Batu (Sumatea Utara), 9. UPPKB Jembatan Merah (Sumatera Utara), 10. UPPKB Tanjung Balik (Sumbar), 11. UPPKB Sungai Langsat (Sumatera Barat), 12. UPPKB Balai Raja (Riau), 13. UPPKB Kota Baru (Sum Sel), 14.UPPKB Senawar Jaya (Sumsel), 15.UPPKB Pematang Panggang (Sum Sel), 16. UPPKB Cikande (Banten), 17. UPPKB Klepu (Jawa Tengah), 18. UPPKB Subah (Jawa Tengah, 19. UPPKB Wanareja (Jawa Tengah, 20. UPPKB Cekik (Bali), 21. UPPKB Bertais (NTB), 22. UPPKB Nun Baun Sabu (NTT), 23. UPPKB Siantan (Kal Bar), 24. UPPKB Sosok (Kal Bar), 25. UPPKB Kintap (Kalimantan Selatan), 26. UPPKB Anjir Serapat (Kal Tengah), 27. UPPKB Sambilambo (Sul Tenggara), 28. UPPKB Maccopa (Sul Sel), 29. UPPKB Walenrang (Sul Sel), 30. UPPKB Paku (Sul Bar), 31. UPPKB Kayu Malue (Sul tengah), 32. UPPKB Molotabu) (Gorontalo), 33. UPPKB Bitung (Sul Utara), 34. UPPKB Passo (Maluku)

Jumlah 62 Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

f. Pembangunan Fasilitas Integrasi Antar Moda

Pembangunan Fasilitas Integrasi Antar Moda pada tahun 2016-2017 sebanyak 1

lokasi dengan rincian sebagai berikut pada tabel 3.6.

Page 59: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-29

Tabel 3.6 Pembangunan Fasilitas Integrasi Antar Moda

Tahun Pemb. Fasilitas

Integrasi Antar Moda Lokasi Pemb. Fasilitas Integrasi Antar Moda

2016 1 Terminal Tirtonadi – Stasiun Balapan, Solo

2017 0

2018 0

Jumlah 1 Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

g. Pembangunan Prasarana Pelabuhan Penyeberangan Baru

Pembangunan Prasarana Pelabuhan Penyeberangan Baru pada tahun 2016-

2017 sebanyak 3 lokasi. Sedangkan untuk pembangunan pelabuhan baru yang

sedang berjalan sebanyak 10 lokasi yang tersebar seperti terlihat pada tabel 3.7.

dibawah ini:

Tabel 3.7 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Baru

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

h. Pembangunan Prasarana Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan

Pembangunan Prasarana Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan pada tahun 2016-

2017 sebanyak 32 lokasi. Sedangkan untuk pembangunan prasarana pelabuhan

penyeberangan yang sedang berjalan sebanyak 11 lokasi yang tersebar seperti

terlihat pada tabel 3.8 dibawah ini:

Tabel 3.8 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan

Tahun Jumlah Lokasi Pembangunan

2016 16 1. Gunung Sitoli (Sumut), 2. Pecah Buyung (Riau), 3. Matak (Kepri), 4. Tambelan (Kepri), 5. Penagi (Kepri), 6. Sintete (Kalbar), 7. Sebuku (Kalsel), 8. Bahaur (Kalteng), 9. Miangas (Sulut), 10. Sikeli (Sultra), 11. Bombana (Sultra), 12. Pure (Sultra), 13. Kesui (Malut), 14. Moti (Malut), 15. Folley (Papua Barat), 16. Wasior (Papua Barat)

2017 16 1. Gunung Sitoli (Sumut), 2. Matak (Kepri), 3. Pecah Buyung, 4. Sintete (Kalbar), 5. Sebuku (Kalsel), 6. Pure (Sultra), 7. Bombana (Sultra), 8. Raha (Sultra), 9. Sikeli (Sultra), 10. Kawaluso (Sulut), 11. Miangas (Sulut), 12. Kesui (Maluku), 13. Moti (Malut), 14. Folley (Papua Barat), 15. Wasior (Papua Barat), 16. Bahaur (Kalteng)

Tahun Jumlah Lokasi Pembangunan

2016 1 1. Raha (Sultra)

2017 2 1. Alai Insit (Riau) 2. Sabu Raijua (NTT)

2018 10 1. Teluk Dalam (Sumut) 2. Sagu Sagu Lukit (Pulau Padang - Riau) 3. Sedanau (Kepri) 4. Tanjung Nyato (Bangka Belitung) 5. Bakalang (NTT) 6. Boniton (Sulteng) 7. Kaledupa (Sultra) 8. Moa (Maluku) 9. Elat (Maluku) 10. Naikliu (NTT)

Jumlah 13

Page 60: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-30

Tahun Jumlah Lokasi Pembangunan

2018 11 1. Alai Insit (Riau) 2. Sabu Raijua (NTT) 3. Gunung Sitoli (Sumut) 4. Pecah Buyung (Riau) 5. Sebuku (Kalsel) 6. Raha (Sultra) 7. Kawaluso (Sulut) 8. Wasior (Papua Barat) 9. Miangas (Sulut) 10. Amahai (Maluku) 11. Pure (Sultra)

Jumlah 43 Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

i. Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Penyeberangan

Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Penyeberangan pada tahun 2016-2017

sebanyak 9 lokasi. Sedangkan untuk Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan

Penyeberanganyang sedang berjalan sebanyak 4 lokasi yang tersebar seperti

terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.9 Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Penyeberangan

Tahun Jumlah Lokasi Pembangunan

2016 4 1. Balohan (Aceh), 2. Kuala Tungkal (Jambi), 3. Bira (Sulsel), 4. Mawasangka (Sultra)

2017 5 1. Balohan (Aceh); 2. Pamatata (Sulsel); 3. Kalabahi (NTT); 4. Kariangau (Kaltim) 5. Bira (Sulsel)

2018 4 1. Bira (Sulsel) 2. Pamatata (Sulsel) 3.Kalabahi (NTT) 4. Penarik (Kepri)

Jumlah 13 Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

j. Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Baru

Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Baru pada tahun 2016–2017

sebanyak 0 lokasi. Sedangkan kegiatan yang sedang berjalan pada tahun 2018

sebanyak 1 lokasi yang tersebar seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.10 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Baru

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

k. Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Lanjutan

Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Lanjutan pada tahun 2016–2017

sebanyak 9 lokasi yang tersebar seperti pada tabel di bawah ini:

Tahun Jumlah Lokasi

Kegiatan

2016 0

2017 0

2018 1 Sri Menanti (Sumsel)

Jumlah 1

Page 61: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-31

Tabel 3.11 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Lanjutan

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

l. Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Sungai

Peningkatan/Rehabilitasi Pelabuhan Sungai pada tahun 2016–2017 sebanyak 5

lokasi yang tersebar seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.12 Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Sungai

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

m. Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Baru

Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Baru pada tahun 2016-2018

sebanyak 5 lokasi yang tersebar seperti terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.13 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Baru

Tahun Jumlah

Lokasi Kegiatan

2016 1 Waduk Jatiluhur (Jabar)

2017 2 Pelabuhan Ambarita (Danau Toba, Sumut), Danau Lindu

(Kalteng)

2018 2 Danau di Kabupaten Kerinci (Jambi), Danau Bratan (Bali)

Jumlah 5

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

n. Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Lanjutan

Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Lanjutan pada tahun 2016-2018

sebanyak 10 lokasi yang tersebar seperti terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.14 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Lanjutan

Tahun Jumlah

Lokasi Kegiatan

2016 1 Danau Towuti (Sulsel)

2017 2 Danau Towuti (Sulsel), Waduk Jatiluhur (Jabar)

Tahun Jumlah Lokasi

Kegiatan

2016 2 1. KTM Mesuji , 2. Jangkang Dua

2017 7 1. Karang Baru, 2. Teluk Malike, 3. Jangkang Dua, 4. Sunyat, 5. Sungai Durian, 6. Kasongan Baru, 7. Batu Dinding

2018 0

Jumlah 9

Tahun Jumlah Lokasi

Kegiatan

2016 3 1. Sungai Tayan (Kalbar), 2. Kuripan (Kalsel), 3. Banjarraya (Kalsel)

2017 2 1. Petanak (kalteng), 2. Danau Mare (kalteng)

2018 0

Jumlah 5

Page 62: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-32

Tahun Jumlah

Lokasi Kegiatan

2018 7 1. Danau Toba-Ambarita (Sumut), 2. Danau Toba-Ajibata

(Sumut), 3. Danau Toba-Simanindo (Sumut), 4. Danau Toba-

Tiga Ras (Sumut), 5. Waduk Jatiluhur (Jabar), 6. Danau

Towuti-Beau/Tokalimbo (Sulsel), 7. Danau Lindu (Sulteng)

Jumlah 10

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

o. Rehabilitasi/ Peningkatan Pelabuhan Danau

Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Lanjutan pada tahun 2016-2018

sebanyak 10 lokasi yang tersebar seperti terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.15 Peningkatan/Rehabilitasi Pelabuhan Danau

Tahun Jumlah

Lokasi Kegiatan

2016 0

2017 1 1. Danau Toba-Muara (Sumut)

2018 1 1. Danau Toba-Muara (Sumut)

Jumlah 2

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

2. Kegiatan Bidang Lalu Lintas

a. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan

Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan tahun 2016–2017 sebanyak

557 Paket yang tersebar di 32 provinsi, sedangkan pada tahun 2018 kegiatan

pemasangan perlengkapan jalan yang sedang berjalan sebanyak 636 paket di

32 Provinsi dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.16 Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan

Tahun Pembangunan

ATCS Lokasi Kegiatan

2016 247 Dilaksanakan di 32 Provinsi

2017 310 Dilaksanakan di 32 Provinsi

2018 636 Dilaksanakan di 32 Provinsi

Jumlah 1193

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

b. Pembangunan ATCS Baru

Pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) Baru yang dibiayai dari

sumber pembiayaan APBN pada tahun 2018 sebanyak 12 ATCS dengan rincian

sebagai berikut:

Page 63: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-33

Tabel 3.17 Sebaran Lokasi Pembangunan ATCS Baru

Tahun Pembangunan

ATCS Lokasi Kegiatan

2016 0

2017 0

2018 12 Pekanbaru, Tanjungpinang, Jambi, Mataram, Palangka Raya, Kendari, Ambon, Bengkulu, Jayapura, Mamuju, Salatiga, Ungaran

Jumlah 12

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

c. Pembangunan ATCS Lanjutan

Pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) Lanjutan yang dibiayai APBN

tahun 2016–2018 yang telah selesai sebanyak 7 ATCS dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 3.18 Sebaran Lokasi Pembangunan ATCS Lanjutan

Tahun Pembangunan

ATCS Lokasi Kegiatan

2016 2 Kediri, Yogyakarta

2017 2 Sragen, Kediri

2018 3 Padang, Palembang, Palu

Jumlah 7

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat

3.4.1.2. Kegiatan Peresmian Prasarana di Ditjen Perhubungan Darat

A. Peresmian Infrastruktur Perhubungan Darat pada Tahun 2016

Di tahun 2016, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat meresmikan Terminal Penumpang

Tipe A Tirtonadi dan fasilitas integrasi moda Terminal Tirtonadi Solo - Stasiun Solo

Balapan. Peresmian dilaksanakan oleh Menteri Perhubungan pada tanggal 27 Desember

2016 bertempat di Terminal Tirtonadi dan dihadiri oleh Kepala Dishubkominfo Kota

Surakarta, anggota DPRD Kota Surakarta, Direktur Jenderal Perkeretaapian, jajaran

Muspida Kota Surakarta, Instansi Swasta/ BUMN, serta para tamu undangan lainnya.

Selain peresmian Terminal Penumpang Tipe A Tirtonadi dan fasilitas integrasi moda

Terminal Tirtonadi Solo - Stasiun Solo Balapan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

juga melakukan kegiatan fisik berupa rehabilitasi Terminal Kota Depok, Perbaikan

Pelayanan dan Ketertiban Terminal Penumpang Tipe A (Terminal Cilegon - Merak),

Pembangunan Fasilitas Integrasi Moda (Terminal Tirtonadi - Stasiun Balapan, Solo), dan

Page 64: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-34

Gambar 3.1 Rehabilitasi Terminal (Terminal Kota Depok)

Gambar 3.2 Perbaikan Pelayanan dan Ketertiban Terminal Penumpang Tipe A (Terminal

Cilegon – Merak)

Page 65: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-35

Gambar 3.3 Pembangunan Fasilitas Integrasi Moda (Terminal Tirtonadi – Stasiun Balapan, Solo)

Gambar 3.4 Pembangunan Terminal (Terminal Liwas – Manado)

Page 66: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-36

B. Peresmian Infrastruktur Perhubungan Darat pada Tahun 2017

15 Januari 2017

Peresmian kapal KMP. Kundur Rute Jakarta – Kepulauan Seribu (Sunda Kelapa –

Untung Jawa – Pramuka – Kelapa). Kapal ini bisa mengangkut 220 penumpang,

dengan adanya kapal ini bisa saling melengkapi dengan KM. Ekspress Bahari 3B dan

KM Sabuk Nusantara 46 milik PT Pelni yang juga melayani ke kepulauan seribu.

Dengan adanya kapal yg terjadwal secara reguler dan nyaman, diharapkan bisa

menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke kepulauan Seribu.

3 Februari 2017

Peresmian Terminal Seloaji, Ponorogo – Jawa Timur

Terminal tersebut menerapkan konsep eco green building dengan harapan dapat

meminimalisir ketergantungan pada energi listrik. Terminal Seloaji, Ponorogo

dibangun di atas lahan seluas 46.960 m2 dg luas bangunan 5.944 m2.

Page 67: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-37

21 April 2017

Peresmian Pengoperasian 25 UPPKB, UPPKB Widang, Tuban – Jawa Timur.

10 Mei 2017

Peresmian KMP. Lakaan 750 GT Lintasan Penyeberangan Kupang – Ndao di

Pelabuhan Penyeberangan Bolok, NTT. Pembangunan KMP LAKAAN merupakan

pengejawantahan program pemerintah sesuai Nawacita ke-tiga yaitu untuk

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dalam

kerangka negara kesatuan.

KMP Lakaan akan dioperasikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang

melayani lintas Kupang (Bolok) - Pantai Baru (Rote) dan Pantai Baru (Rote) – Ndao.

Dengan spesifikasi KMP Lakaan: panjang seluruh kapal (LOA) 56,02 m; panjang

antara garis tegak (LBP) 48,82 m, lebar (B) 14,00m; tinggi geladak (H) 3,80m; tinggi

sarat (T) 2,70m; kecepatan percobaan 12 Knot; daya mesin penggerak utama

2x1100 HP; daya mesin bantu 2x100 kVA; kapasitas penumpang 196 orang;

kapasitas kendaraan 25 unit campuran

Page 68: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-38

15 Mei 2017

Peresmian Peluncuran Angkot AC di Kantor Walikota Bekasi. Pada era saat ini,

kenyamanan dan kemanan dalam pelayanan transportasi menjadi pilihan utama bagi

masyarakat. Hal ini dijadikan momentum bagi perusahaan angkutan kota untuk

melakukan terobosan dalam meningkatkan pelayanan untuk menjawab kebutuhan

masyarakat yaitu dengan meluncurkan angkutan kota ber-AC di Kota Bekasi.

22 Mei 2017

Peresmian Unit Pelaksanaan Uji Berkala Agen Pemegang Merk di Dealer AI-DSO Pluit

Jakarta Utara. Pelaksanaan uji berkala kendaraan bermotor swasta ini merupakan

aktualisasi dari peraturan perundang-undangan yang ada yaitu UU No. 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, PP No. 55 Tahun 2012 tentang

Kendaraan, Permenhub no. PM 133 Tahun 2015 tentang Pengujian Berkala

Page 69: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-39

Kendaraan Bermotor, dan Permenhub no. PM 156 Tahun 2016 tentang Kompetensi

Penguji Berkala Kendaraan Bermotor.

Dalam rangka peresmian Unit Pelaksana Uji Berkala Agen Pemegang Merk (APM)

tersebut, bengkel-bengkel APM telah diberikan penunjukan oleh Pemerintah sebagai

Unit Pelaksana Uji Berkala APM yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan

kualitas pelayanan uji berkala kendaraan bermotor.

5 Juli 2017

Peresmian Terminal Penumpang Tipe A Cilacap dan Pengoperasian Bus Tingkat untuk

Pelayanan AKAP. Pembangunan infrastruktur Perhubungan Darat merupakan salah

satu upaya pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan

penyebaran pembangunan nasional di seluruh wilayah tanah air, agar terjadi

keselarasan dan keserasian laju pertumbuhan antar daerah serta memperkuat

kesatuan nasional melalui interkonektivitas perekonomian antar wilayah.

Terminal Penumpang Tipe A Cilacap direhabilitasi total bangunan dengan konsep eco

green building, dimana dalam arsitektur bangunannya banyak memanfaatkan

material kaca dan sinar matahari semaksimal mungkin guna meminimalis kebutuhan

listrik untuk pencahayaan dalam ruangan, penggunaan solar cell (energi matahari)

dalam pemenuhan energi lampu penerangan untuk area luar gedung terminal pada

malam hari.

Pembangunan Terminal Penumpang Tipe A Cilacap telah mengacu pada Peraturan

Menteri Perhubungan Nomor 132 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Terminal

Penumpang Angkutan Jalan dengan menitik beratkan pada konsep pelayanan

penumpang yang terbagi atas zona-zona, antara lain: zona penumpang bertiket;

zona penumpang belum bertiket; zona perpindahan penumpang; zona pengendapan

kendaraan.

Page 70: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-40

Luas area Terminal Penumpang Tipe A Cilacap 9.855 M2 yang mempunyai 5 lajur

keberangkatan bus AKAP dan 9 lajur keberangkatan bus AKDP dengan 3 lajur

kedatangan (1 lajur untuk masing-masing jenis pelayanan AKAP, AKDP dan Angkot).

10 Desember 2017

Peresmian Pelayanan Angkutan Penyeberangan Jarak Jauh (Long Distance

Ferry/LDF) lintas Jakarta Surabaya, Untuk mengurangi beban jalan raya di sepanjang

jalur pantai utara Pulau Jawa (Pantura), Kementerian Perhubungan cq. Direktorat

Jenderal Perhubungan Darat meresmikan pelayaran perdana angkutan

penyeberangan jarak jauh (Long Distance Ferry/LDF) lintas Jakarta-Surabaya.

Kemacetan yang terjadi di jalur pantura berdampak pada pemborosan Bahan Bakar

Minyak (BBM), kerugian waktu, polusi, korban jiwa dan berkurangnya daya tarik

wisata. Hal-hal itulah yang kemudian memacu Kementerian Perhubungan untuk

memberikan solusi yaitu dengan mengalihkan sebagian arus logistik dari jalan raya

ke angkutan penyeberangan.

Kemenhub telah melaksanakan pelayanan angkutan penyeberangan di lintas Jakarta

- Surabaya bekerjasama dengan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT. Jagat

Zamrud Khatulistiwa.Pelayanan angkutan penyeberangan KMP. Ferrindo 5 yang akan

sandar di Dermaga 107 - 109 Pelabuhan Tanjung Priok dan Dermaga Zamrud

Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Sedangkan KM. RoRo Prayasti akan sandar di

Dermaga Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan

Dermaga Maspion Gresik.

Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi

menambahkan, KMP Ferrindo 5 berbobot 3.587 GT berkapasitas 100 unit kendaraan

campuran dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferri. Sedangkan KM Roro Prayasti

Page 71: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-41

berbobot 26.906 GT mampu mengangkut 200 kendaraan campuran dan dioperasikan

PT Jaga Zamrud Khatulistiwa.

3.4.2. Capaian Pembangunan Perkeretaapian

3.4.2.1. Pencapaian Infrastruktur Perkeretaapian Tahun 2016-2018

Pencapaian penting pembangunan dan pengembangan Infrastruktur Perkeretaapian

dalam kurun waktu 2015-2018 antara lain sebagai berikut:

A. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Lalu Lintas Dan Angkutan Kereta Api

1) Pengoperasian KA Perintis (tahun 2015) sebanyak 3 lintas diantaranya: lintas

Purwosari–Wonogiri (Jateng), lintas Mojokerto–Tarik–Tulangan–Sidoarjo (Jatim)

dan lintas Kertapati- Inderalaya (Sumsel);

2) Pengoperasian KA Perintis (tahun 2016) sebanyak 6 lintas diantaranya: lintas

Krueng Mane–Bungkah-Krueng Geukeuh (Aceh), lintas Lubuk Alung-Kayu

Tanam (Sumbar), lintas Kertapati–Inderalaya (Sumsel), lintas Sukabumi –

Cianjur (Jabar), lintas Purwosari–Wonogiri (Jateng) dan lintas Mojokerto–Tarik–

Tulangan-Sidoarjo (Jatim);

3) Pengoperasian KA Perintis (tahun 2017) sebanyak 6 lintas diantaranya: lintas

Krueng Mane-Bungkah-Krueng Geukeuh (Aceh), lintas Lubuk Alung-Kayu Tanam

(Sumbar), lintas Kertapati-Inderalaya (Sumsel), lintas Sukabumi – Cianjur

(Jabar), lintas Purwosari–Wonogiri (Jateng) dan lintas Mojokerto-Tarik-

Tulangan-Sidoarjo (Jatim);

Page 72: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-42

4) Pengoperasian KA Perintis (tahun 2018) sebanyak 8 lintas diantaranya: lintas

Krueng Mane-Bungkah-Krueng Geukeuh (Aceh), lintas Lubuk Alung-Kayu Tanam

(Sumbar), lintas Kertapati-Inderalaya (Sumsel), lintas Sukabumi – Cianjur

(Jabar), lintas Purwosari–Wonogiri (Jateng), lintas Mojokerto-Tarik-Tulangan-

Sidoarjo (Jatim), lintas Asrama Haji-OPI (LRT Palembang) dan lintas Bandara

Internasional Minangkabau-Pariaman (Sumbar);

5) Pengalokasian PSO penumpang yang terus meningkat dengan tingkat jumlah

penumpang;

6) Pengoperasian KA Angkutan motor gratis di Pulau Jawa.

B. Kegiatan Pembangunan bidang Prasarana Perkeretaapian :

1) Pembangunan Stasiun Palmerah, Stasiun Kebayoran, Stasiun Maja dan Stasiun

Parungpanjang di lintas Tanah Abang-Merak (selesai tahun 2015);

2) Pembangunan Elektrifikasi antara Maja – Rangkasbitung (track eksisting)

sepanjang 17 Km selesai tahun (selesai tahun 2015);

3) Pembangunan Jalur KA dan Stasiun antara Duku-Bandar Udara Internasional

Minangkabau (selesai tahun 2017);

4) Pembangunan Jalur Ganda KA antara Prabumulih-Kertapati dan Martapura-

Baturaja di Provinsi Sumatera Selatan (selesai tahun 2017);

5) Pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi antara Makassar–Parepare segmen Barru

– Pare-Pare (mulai tahun 2017);

6) Pembangunan Trans Sumatera lintas Langsa–Besitang-Binjai, Rantauprapat-

Kota Pinang (mulai tahun 2015);

7) Pembangunan Jalur KA Layang antar Medan–Bandar Khalipah (mulai tahun

2015);

8) Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi-Kuala Tanjung (mulai tahun 2011);

9) Pembangunan LRT di Sumatera Selatan (mulai tahun 2016);

10) Pembangunan Jalur Ganda KA antara Kutoarjo-Kroya (mulai tahun 2016) dan

Kroya-Purwokerto (mulai tahun 2015) serta Solo-Madiun-Jombang (mulai tahun

2015);

11) Pembangunan jalur KA Semarang - Pelabuhan Tanjung Emas (mulai tahun

2017);

12) Pembangunan jalan KA antara Krueng Mane- Kuta Blang Lintas Bireun –

Lhoksumawe (mulai tahun 2018);

13) Pembangunan jalan KA antara antara Rantau Prapat – Kota Pinang (mulai tahun

2017);

14) Pembangunan fasilitas perkeretaapian untuk Manggarai s/d Jatinegara (mulai

tahun 2017);

Page 73: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-43

15) Pembangunan jalur ganda KA antara Maja – Rangkasbitung (mulai tahun 2016);

16) Pembangunan jalur ganda KA antara Cigombong – Cicurug segmen Bogor –

Sukabumi (mulai tahun 2018);

17) Pembangunan jalur KA menuju Bandara Adi Sumarmo (mulai tahun 2017);

18) Pembangunan jalur ganda KA antara Cirebon – Kroya (mulai tahun 2016);

19) Pembangunan jalur ganda KA antara Solo – Kedung Banteng (mulai tahun 2017);

20) Pembangunan jalur ganda KA antara Jombang – Madiun (mulai tahun 2016),

Madiun – Kedung Banteng (mulai tahun 2017) dan Wonokromo – Jombang

(mulai tahun 2018);

21) Reaktivasi jalur KA antara Cianjur – Ciranjang segmen Sukabumi – Padalarang

(mulai tahun 2018).

C. Kegiatan Pengadaan Sarana Perkeretaapian, meliputi :

1) Pengadaan Kereta Ukur Prasarana, Track dan LAA, Multiyears 2015–2016,

sejumlah 1 (satu) unit;

2) Pengadaan Overhaul Crane KRC 2 (dua) set (tahun 2015);

3) Pengadaan Gerbong Terbuka (ZZOW) sejumlah 10 (sepuluh) unit (tahun 2015);

4) Pengadaan Kereta Inspeksi sejumlah 1 (satu) unit (tahun 2015);

5) Pengadaan Sarana Kerja Gerbong (PPCW, ZZOW) lebar spoor 1.067 mm untuk

Trans Sumatera tahun sejumlah 20 (dua puluh) unit (tahun 2015);

6) Kereta Inspeksi lebar spoor 1.067 mm (1 set @ 2 unit) Multiyears 2015–2016;

7) Pengadaan Kereta Ukur Prasarana (kontrak tahun jamak 2016-2017) sebanyak

2 unit;

8) Pengadaan Kereta Inspeksi (kontrak tahun jamak 2016 - 2017) sebanyak 2 unit

lebar spoor 1435 mm;

9) Pengadaan Peralatan Uji Sarana Perkeretaapian sebanyak 1 paket (tahun 2016);

10) Pengadaan Kereta Ukur Uji Dinamis sebanyak 1 unit (kontrak Tahun Jamak 2017

- 2018);

11) Pengadaan Kereta Penolong Pendukung Crane lebar spoor 1067 mm untuk

Sumatera Utara sebanyak 1 paket (tahun 2017);

12) Pengadaan Gerbong Pendukung Peralatan Berat untk Mengangkat dan

Menggeser Beban (Kereta PPCW) sebanyak 1 paket (tahun 2017).

D. Kegiatan Peningkatan Keselamatan Perjalanan Kereta Api

1) Pembangunan Sterilisasi di sepanjang Jalur KA, pembangunan underpass/flyover

dan pengadaan Palang Pintu Perlintasan KA tahun 2015 sebanyak 26 unit;

Page 74: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-44

2) Pengadaan Automatic Train Protection (ATP) pada prasarana KA sebanyak 3

paket (tahun 2015);

3) Pengadaan Peralatan Sistem Monitoring Kompetensi SDM Perkeretaapian

sebanyak 1 paket (tahun 2015);

4) Pengadaan Peralatan Pendukung Kegiatan Audit dan Peningkatan Keselamatan

Perkeretaapian sebanyak 1 paket (tahun 2015);

5) Pengadaan Peralatan Berat Untuk Mengangkat dan Menggeser Beban Akibat

Kecelakaan KA sebanyak 1 paket (multiyears 2015-2017);

6) Pengadaan Peralatan Penunjang Monitoring dan Evaluasi Program Keselamatan

sebanyak 1 paket (tahun 2017);

7) Pengadaan Peralatan Penunjang Sistem Monitoring dan Evaluasi Keselamatan

Perkeretaapian sebanyak 1 paket (tahun 2018).

Capaian di bidang perkeretaapian yang dibiayai APBN Tahun 2015-2017 dan

Program Perkeretaapian Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.19 Hasil Pembangunan Prasarana & Sarana Perkeretaapian Tahun 2015 - 2018

NO URAIAN SATUAN TAHUN

2015 2016 2017 2018

A PEMBANGUNAN PRASARANA

1 Pembangunan Jalur KA termasuk Jalur

Ganda & Reaktivasi

Km’sp 179,3 33,99 175 615,05

2 Rehabilitasi/Peningkatan Jalur KA Km’sp 333,6 38 7,3 16

3 Pembangunan Jembatan KA Unit 192k 25 35 3

4 Rehabilitasi/Peningkatan Jembatan KA Unit 1 7 11

5 Peningkatan/Pembangunan Persinyalan

dan Telekomunikasi

Pkt 11 3 9 9

6 Peningkatan/Pembangunan Listrik

Aliran Atas/Elektrifikasi

Km’sp 88 1 17 7

7 Pembangunan/Peningkatan

Stasiun/Bangunan Operasional

Unit 7 2 3 4

8 Pengadaan Material Rel Km’sp 1193,1 0 1687 1500

9 Pengadaan Material Wesel Unit 185 0 225 500

B PEMBANGUNAN SARANA

1 Pengadaan Lokomotif, KRDI, KRDE,

KRL, Tram, Railbus, Sarana Kerja

Unit 58 3 6 3

Sumber: Ditjen Perkeretaapian

3.4.2.2. Kegiatan Perkeretaapian untuk Mendukung Pelayanan kepada Publik

Pemerintah sejak tahun 2000 s.d 2018 telah memberikan subsidi kepada Pengguna Jasa

Kereta Api Kelas Ekonomi dalam bentuk Pelayanan Publik atau Public Service Obligation

(PSO). Alokasi PSO yang diberikan Pemerintah pada kurun waktu tahun 2015-2018 dapat

dilihat pada tabel 3.20.

Page 75: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-45

Tabel 3.20 Realisasi Public Service Obligation (PSO) Tahun 2015-2018

(Rp. Milyar)

Tahun Kontrak Realisasi

2015 1.523,74 1.507,26

2016 1.827,38 1.792,43

2017 2.094,10 2.066,70

2018 2.390,71 664,00*

* s.d Triwulan I TA2018

Sumber: Ditjen Perkeretaapian

Sebagai gambaran pelaksanaan PSO Perkeretaapian pada Tahun 2018 terus meningkat

mengingat pergerakan/mobilisasi penumpang di wilayah Jabodetabek sangat tinggi

terutama pada Peak Hour yaitu di pagi dan sore hari, dimana diperkirakan pergerakan

per hari penumpang KRL Jabodetabek sebanyak ± 700.000 orang/hari. Oleh karena itu

dominasi Dana Alokasi PSO sebagian besar ditujukan untuk KRL AC Jabodetabek yaitu

sebesar Rp. 1.297.529.357.011,- atau 54,27 % dari Total Alokasi PSO. Dari Dana Alokasi

PSO tersebut diperkirakan dapat dinikmati untuk Pengguna Jasa Transportasi Kereta Api

sebanyak 343.698.909 penumpang. Adapun Rincian subsidi kepada Penumpang Kelas

Ekonomi dengan Relasi Subsidi PSO sebagaimana data di bawah ini :

Tabel 3.21 Rincian subsidi kepada Penumpang Kelas Ekonomi dengan Relasi Subsidi PSO

*Amandemen ke-2 kontrak PSO TA.2016

Sumber: Ditjen Perkeretaapian

3.4.2.3. Kegiatan peresmian bidang perkeretaapian

Peresmian bidang perkeretaapian terdiri dari Bangunan Stasiun dan Jalur KA serta

Elektrifikasi (LAA) yaitu :

a. Stasiun Palmerah

Stasiun Palmerah terletak di lintas Tanah Abang –Serpong, sebelum dibangun

Stasiun Palmerah merupakan stasiun kecil peninggalan sejarah (heritage) dan

No Uraian Kontrak Tahun 2016* Kontrak Tahun 2017 Kontrak Tahun 2018

Jumlahpnp Nilai (Rp.) Jumlah pnp Nilai (Rp.) Jumlah pnp Nilai (Rp.)

1 KA Ekonomi

Jarak Jauh 5.662.093 124.678.948.579 4.333.280 135.856.689.492 4.225.038 182.617.945.686

2 KA Ekonomi

Jarak Sedang 4.943.486 139.238.106.049 5.416.600 130.291.284.925 5.281.297 231.141.265.564

3 KA Ekonomi

Jarak Dekat 29.017.625 383.383.127.223 30.776.800 379.890.675.332 30.008.018 560.011.816.829

4 KRD Ekonomi 5.419.484 69.999.027.285 9.321.735 94.793.585.227 9.088.885 115.459.776.298

5 KRL

Jabodetabek 279.097.118 1.107.351.230.577 287.131.303 1.348.715.739.441 295.043.581 1.297.529.357.011

6 KA Ekonomi

Lebaran 67.251 2.730.068.287 53.424 4.552.025.583 52.090 3.954.330.613

TOTAL 324.207.057 1.827.380.508.000 337.033.142 2.094.100.000.000 343.698.909 2.390.714.492.000

Page 76: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-46

saat ini Stasiun Palmerah terdiri dari 2 (dua) lantai dilengkapi dengan Jembatan

Penyeberangan Orang (JPO), fasilitas Difable, Lift dan tangga Eskalator (sesuai

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 tahun 2011 tentang Standar

Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api) dengan tetap

mempertahankan bangunan peninggalan sejarah.

Foto Stasiun Palmerah sebelum dan sesudah dibangun.

b. Stasiun Kebayoran

Stasiun Kebayoran terletak di Lintas Tanah Abang – Serpong, sebelum dibangun

Stasiun Palmerah merupakan stasiun kecil dan saat ini Stasiun Kebayoran terdiri

dari 2 (dua) lantai dilengkapi dengan fasilitas Difable, Lift dan tangga Eskalator

(sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 tahun 2011 tentang Standar

Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api).

Foto Stasiun Kebayoran sebelum dan sesudah dibangun.

Gambar 3.6 Kondisi Terbaru Stasiun Palmerah

Gambar 3.5 Kondisi Lama Stasiun Palmerah

Gambar 3.7 Kondisi Lama Stasiun Kebayoran

Page 77: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-47

c. Stasiun Parung Panjang

Stasiun Parungpanjang terletak di Lintas Tanah Abang – Serpong – Maja, sebelum

dibangun Stasiun Parungpanjang merupakan stasiun kecil dan saat ini Stasiun

Parungpanjang terdiri dari 2 (dua) lantai dilengkapi dengan fasilitas Difable, Lift

dan tangga Eskalator (sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 tahun

2011 tentang Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta

Api).

Foto Stasiun Parung Panjang sebelum dan sesudah dibangun.

d. Stasiun Maja

Stasiun Maja terletak di Lintas Tanah Abang – Serpong – Maja – Merak, sebelum

dibangun Stasiun Maja merupakan stasiun kecil dan saat ini Stasiun Maja terdiri

dari 2 (dua) lantai dilengkapi dengan fasilitas Difable, Lift dan tangga Eskalator

Gambar 3.8 Tampak Stasiun Kebayoran Saat Ini

Gambar 3.9 Kondisi Lama Stasiun Parungpanjang

Gambar 3.10 Kondisi Saat Ini Stasiun Parungpanjang

Page 78: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-48

(sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 tahun 2011 tentang Standar

Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api).

Foto Stasiun Maja sebelum dan sesudah dibangun.

e. LRT Sumatera Selatan

Pembangunan Prasarana dan Sarana LRT Sumatera Selatan berada di Kota

Palembang dan dibangun dalam rangka Asian Games 2018. Untuk menunjang

pengoperasian LRT Sumatera Selatan sepanjang 23 Km’sp juga dibangun 13

Stasiun dan 1 Depo.Manfaat dari pembangunan ini adalah mengatasi kemacetan

di wilayah perkotaan, menurunkan waktu tempuh dan meningkatkan mobilitas,

mengurangi polusi udara sebagai dampak shifting, dan menciptakan lapangan

kerja. Gambaran kondisi LRT Sumatera Selatan.

Gambar 3.11 Kondisi Lama Stasiun Maja

Gambar 3.12 Kondisi Saat Ini Stasiun Maja

Gambar 3.13 Akses Stasiun

Bandara Gambar 3.14 Stasiun Jakabaring

Page 79: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-49

3.4.3. Capaian Pembangunan Transportasi Laut

a. Bidang Angkutan Laut

Dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi laut ke daerah-daerah terpencil,

sampai dengan tahun 2016 angkutan laut perintis telah melayani 95 trayek yang

menghubungkan daerah terisolir, terpencil, perbatasan dan kepulauan dengan

daerah yang telah berkembang.Pada Tahun Anggaran 2016 pada pembangunan

kapal perintis guna mendukung konektivitas, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

melaksanakan pemeliharaan (docking) Kapal Perintis, pembangunan Kapal Perintis

serta melanjutkan pembangunan Kapal Perintis dan Kapal Khusus Ternak. Lanjutan

Pembangunan Kapal Perintis terdiri dari 6 unit Kapal Perintis 750 DWT (Tahap I-

Multiyears) dan 5 unit Kapal Ternak (Tahap I-Multiyears). Untuk pembangunan Kapal

Perintis terdiri dari 25 unit Kapal Perintis ukuran 2000 GT; 20 unit kapal ukuran 1200

GT, 15 unit kapal semikontainer ukuran 100 TEU’S; 5 unit Kapal Perintis 750 DWT

(Tahap II-Multiyears); 2 unit Kapal perintis 500 DWT; dan 2 unit Kapal Perintis 200

DWT dan pembangunan kapal Rede 20 unit. Selain pengadaan Kapal Perintis,

Perhubungan Laut melaksanakan pemeliharaan (docking) Kapal Perintis sebanyak 56

unit guna menjaga tingkat keamanan, keselamatan maupun kenyamanan pelayanan.

Untuk mendukung tercapainya target konektivitas pada angkutan laut dilaksanakan

juga pengembangan/pembangunan sistem informasi serta pengendalian, monitoring

dan evaluasi pelaksanaan angkutan laut lebaran. Gambaran perkembangan

penyelenggaraan angkutan laut perintis dari tahun 2015 s.d. 2017 sebagaimana tabel

berikut :

Tabel 3.22 Perkembangan Angkatan Laut Perintis

Sumber : Dit. LALA

PERKEMBANGAN ANGKUTAN LAUT PERINTIS

NO Keterangan 2015 2016 2017 2018

1. Jumlah Anggaran (Rp) 580.000.000.000 930.990.210.000 966.524.633.000 1.103.204.366.330

2. Jumlah Kapal 86 96 96 113

3. Jumlah Pelabuhan: Pelabuhan Pangkal 35 40 40 39 Pelabuhan Singgah 507 527 527

4. Jumlah Voyage 2.140 2.776 3.215

5. Penempatan Kapal: Bagian Barat Indonesia 19 Kpl (22,09%) 20 Kpl (20,83%) 28 kpl (29,17%) Bagian Timur Indonesia 67 Kpl (77,91%) 76 Kpl (79, 17%) 68 kpl (70,83%)

6. Kepemilikan Kapal :

Kapal Ditjen Hubla 47 54 54 46 Kapal Swasta 35 42 42 76

Kapal Pemda 4 0 0 0

7. Jumlah Hari Operasi 28.687 Hari 34.879 Hari 34.779

8. Realisasi Angkutan:

Penumpang (Orang) 537.113 311.543 1.384.798 Barang (Ton) 127.677 275.155 276.896

Page 80: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-50

Pada Tahun Anggaran 2016 pada pembangunan kapal perintis guna mendukung

konektivitas, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan pemeliharaan

(docking) Kapal Perintis, pembangunan Kapal Perintis serta melanjutkan

pembangunan Kapal Perintis dan Kapal Khusus Ternak. Lanjutan Pembangunan

Kapal Perintis terdiri dari 6 unit Kapal Perintis 750 DWT (Tahap I-Multiyears) dan 5

unit Kapal Ternak (Tahap I-Multiyears). Untuk pembangunan Kapal Perintis terdiri

dari 25 unit Kapal Perintis ukuran 2000 GT; 20 unit kapal ukuran 1200 GT, 15 unit

kapal semikontainer ukuran 100 TEU’S; 5 unit Kapal Perintis 750 DWT (Tahap II-

Multiyears); 2 unit Kapal perintis 500 DWT; dan 2 unit Kapal Perintis 200 DWT dan

pembangunan kapal Rede 20 unit. Selain pengadaan Kapal Perintis, Perhubungan

Laut melaksanakan pemeliharaan (docking) Kapal Perintis sebanyak 56 unit guna

menjaga tingkat keamanan, keselamatan maupun kenyamanan pelayanan. Untuk

mendukung tercapainya target konektivitas pada angkutan laut dilaksanakan juga

pengembangan/pembangunan sistem informasi serta pengendalian, monitoring dan

evaluasi pelaksanaan angkutan laut lebaran. Dan pada tahun 2017 pada

pembangunan kapal perintis yang terdiri dari : Lanjutan pembangunan 25 unit Kapal

Perintis tipe GT. 2000 Tahap III, Lanjutan pembangunan 20 unit Kapal Perintis tipe

GT. 1200 Tahap III, Lanjutan pembangunan 5 unit Kapal Perintis tipe 750 DWT

Tahap III, Lanjutan pembangunan 15 unit Kapal Kontainer 100 TEUs Tahap III,

Lanjutan pembangunan 5 unit Kapal Ternak Tahap III, dan Docking Kapal Perintis

46 unit.

1) Kewajiban Pelayanan Umum (Public Service Obligation/PSO)

Angkutan Laut Penumpang Kelas Ekonomi

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 42 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Umum Bidang Angkutan Laut Untuk

Penumpang Kelas Ekonomi Tahun 2015 dan dalam rangka meningkatkan

pelayanan umum di bidang angkutan laut penumpang kelas ekonomi, PT.

Pelayaran Nasional Indonesia (PT. PELNI) ditugaskan untuk melaksanakan

kewajiban pelayanan umum (Public Service Obligation/PSO) Bidang Angkutan

Laut Untuk Penumpang Kelas Ekonomi yang pelaksanaannya disupervisi oleh

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Pada tahun 2016 PT. Pelayaran Nasional

Indonesia (PT. PELNI) menerima anggaran Public Service Obligation (PSO)

sebesar Rp.1.786.000.000.000,- dap pada tahun 2017 PT. Pelayaran Nasional

Indonesia (PT. PELNI) ditugaskan untuk melaksanakan kewajiban pelayanan

umum (Public Service Obligation/PSO) Bidang Angkutan Laut Untuk Penumpang

Kelas Ekonomi yang pelaksanaannya disupervisi oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut. Pada tahun 2016 PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PT.

PELNI) menerima anggaran Public Service Obligation (PSO) sebesar Rp. 901.695

sebagaimana uraian berikut:

Page 81: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-51

2) Kewajiban Pelayanan Umum (Public Service Obligation/PSO)

Angkutan Barang

Berdasarkan Peraturan Presiden No.106 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang di Laut, serta pencanangan

program tol laut, maka telah ditugaskan kepada PT. Pelni untuk melaksanakan

angkutan barang di laut, dalam upaya untuk menjamin ketersediaan barang dan

mengurangi disparitas harga bagi masyarakat serta menjamin kelangsungan

pelayanan penyelenggaraan angkutan barang ke daerah tertinggal, terpencil,

terluar dan perbatasan dalam mendukung pelaksanaan tol laut.

Penunjukan PT Pelni sebagai operator tol laut disertai dengan pemberian Public

Service Obligation (PSO) pada 2016 sebesar Rp. 218 Milyar Rupiah untuk enam

trayek dan juga enam unit kapal, sebagaimana data berikut:

Tabel 3.23 Daftar Kapal Barang Tol Laut PT. PELNI

Sumber : Dit. LALA

b. Bidang Kepelabuhanan

Pada Bidang Kepelabuhan, kegiatan pada Tahun Anggaran 2017 Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut terdiri dari Fasilitas Pelabuhan, Alur pelayaran dan Studi

Perencanaan Pelabuhan.

1) Fasilitas Pelabuhan

Pada Tahun Anggaran 2017 kegiatan pada Fasilitas Pelabuhan mencakup

Penyelesaian Pembangunan dan Rehabilitasi/ Pengembangan, Lanjutan

Pembangunan Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) diantaranya meliputi lokasi

Pembangunan Faspel Laut Teluk Dalam, Barus, Dumai, Karimun Jawa, Tanah

Ampo, Waikelo, Kendidi Reo Teluk Batang, Marore, Anggrek, Paleleh,

Bungkutoko, Bau-Bau, Garongkong, Siwa, Wahai, Amahai, Tehoru, Leksula,

Foogi, Serui dst.

NO. NAMA KAPAL TRAYEK

1. KM. Freedom Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Fakfak-Kaimana-

Timika PP

2. KM.Mentari Perdana Tanjung Perak-Kalabahi-Moa-Saumlaki-Dobo-

Merauke PP

3. KM Caraka Jaya Niaga

111-22

Tanjung Perak-Larantuka-Lewoleba-Rote-Sabu-

Waingapu PP

4. KM. Meratus Ultima Tanjung Priok-Makassar-Manokwari-Wasior-

Nabire-Serui-Biak PP

5. KM Caraka Jaya Niaga

111-32

Makassar-Tahuna-Lirung-Morotai-Tobelo-

Ternate-Babang PP

6. KM Caraka Jaya Niaga

111-4

Tanjung Priok-Tarempa-Natuna PP

Page 82: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-52

2) Alur Pelayaran

Pada Tahun Anggaran 2017 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

melaksanakan kegiatan Pengerukan pada Alur Pelayaran di 9 lokasi dengan

volume pengerukan sebanyak 3.099.9450 m³ yang dilaksanakan di Tanjung

Berakit, Tanjung Emas, Batang, Juwana, Palopo, Labuhan Lombok, Namlea,

Lirang, dan Paloh.

c. Bidang Keselamatan dan Keamanan Pelayaran

Pada bidang keselamatan dan keamanan pelayaran terdapat 3 jenis kegiatan yang

menjadi fokus utama yaitu kenavigasian, perkapalan dan kepelautan serta penjagaan

laut dan pantai.

a) Kenavigasian

Pada Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan

kegiatan Pembangunan Sarana Bantu Navigasi sebayak 60 unit, 11 unit

Pekerjaan Telekomunikasi Pelayaran, Pembangunan Kapal Induk Perambuan

(KIP) sebanyak 5 unit, Pembangunan Kapal Pengamat Perambuan (KPP)

sebanyak 5 unit, Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian sebanyak 10 unit,

Docking Kapal Navigasi 2 Unit.

b) Perkapalan dan Kepelautan

Pada Tahun Anggaran 2017 Pengadaan Sistem Informasi Buku Pelaut,

Pengembangan Sistem Informasi Buku Pelaut, Penambahan Lisensi AFIS SID,

dan Kajian- Kajian Teknis.

c) Penjagaan Laut dan Pantai

Pada Penjagaan Laut dan Pantai meliputi Pengadaan Rigid Inflatable Boat (RIB)

12 Meter sebanyak 14 unit, Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli Kelas V

Fiberglass Sebanyak 1 Paket, dan Pengadaan Sistem Observasi Laut sebanyak

1 Paket.

d. Kenavigasian

Pada Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan kegiatan

Pembangunan Sarana Bantu Navigasi sebayak 60 unit, 11 unit Pekerjaan

Telekomunikasi Pelayaran, Pembangunan Kapal Induk Perambuan (KIP) sebanyak 5

unit, Pembangunan Kapal Pengamat Perambuan (KPP) sebanyak 5 unit,

Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian sebanyak 10 unit, Docking Kapal Navigasi

2 Unit.

e. Perkapalan dan Kepelautan

Pada Tahun Anggaran 2017 dilaksanakan Pengadaan Sistem Informasi Buku Pelaut,

Pengembangan Sistem Informasi Buku Pelaut, Penambahan Lisensi AFIS SID, dan

Kajian- Kajian Teknis.

Page 83: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-53

f. Penjagaan Laut dan Pantai

Pada Penjagaan Laut dan Pantai meliputi Penjagaan Laut dan Pantai meliputi

Pengadaan Rigid Inflatable Boat (RIB) 12 Meter sebanyak 14 unit, Penyelesaian

Pembangunan Kapal Patroli Kelas V Fiberglass Sebanyak 1 Paket, dan Pengadaan

Sistem Observasi Laut sebanyak 1 Paket.

3.4.4. Capaian Pembangunan Transportasi Udara

Sarana dan Prasarana Perhubungan Udara yang dibiayai melalui APBN meliputi :

a. Kegiatan Pengembangan/ Rehabilitasi Bandara, Pembangunan Bandara Baru;

b. Pembangunan dan Rehabilitasi Fasilitas Keamanan dan Fasilitas Pelayanan Darurat

(PK-PPK).

c. Pelayanan Angkutan Udara Perintis.

Selama kurun waktu tahun 2015-2018, Jumlah Bandara yang dikembangkan/

direhabilitasi sejumlah 748 lokasi, Bandara baru yang diresmikan 11 bandara dari total

target 2015-2019 sebanyak 15 bandara baru, sedangkan Pengembangan Fasilitas

Navigasi sejak Tahun 2014, Ditjen Perhubungan Udara tidak memprogramkan

Pembangunan/Rehabilitasi Fasilitas Navigasi karena telah terbentuk Perum Lembaga

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) sesuai

Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012 Tentang Perum LPPNPI tanggal 16 Januari

2013. Selain itu telah dilakukan serah terima peralatan Navigasi Penerbangan dari

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Perusahaan Umum Lembaga

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) termasuk

bangunannya sesuai Berita Acara Nomor: 22 Tahun 2014 tanggal 20 Januari 2014.

Namun demikian, Ditjen Perhubungan Udara masih tetap melakukan pengawasan dan

pengendalian terhadap pelayanan Perum LPPNPI terkait pelaksanaan dan kepatuhan

terhadap kebijakan terkait Navigasi Penerbangan sesuai PM 55 Tahun 2016 tentang

Tatanan Kenavigasian Penerbangan. Adapun untuk Fasilitas Keamanan Penerbangan

yang dibangun dan direhabilitasi selama 2015-2018 sejumlah 406 lokasi. Rekapitulasi

perkembangan Capaian Pembangunan Infrastruktur Perhubungan Udara tahun 2015-

2018, sebagai berikut :

Tabel 3.24 Pembangunan Infrastruktur Perhubungan Udara Tahun 2015-2018

Tahun Bandara

dikembangkan/direhab

Bandara Baru

yang dibangun

dan diresmikan

Fasilitas Keamanan yang

dibangun dan

direhabilitasi

2015 223 2 127

2016 176 2 148

2017 176 3 131

2018 173 4 148

Jumlah 748 11 554

Sumber : Ditjen Perhubungan Udara

Page 84: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-54

3.4.4.1. Peningkatan Kualitas Layanan

a. Peresmian pembangunan Terminal Penumpang Bandara oleh Presiden RI pada tanggal

30 Desember 2015:

1) Peresmian Terminal Baru Bandar Udara Wamena

Bandara Wamena yang terletak di Kabupaten Jayawijaya Papua dengan kapasitas

Gedung Terminal Penumpang seluas 4.000 m2 dibangun tahun 2014 sampai Tahun

2015 dengan dana APBN mencapai sebesar Rp. 54 Miliar. Gedung Terminal Baru ini

untuk menggantikan Terminal Lama yang terbakar pada tahun 2011.

Gambar 3.15 Terminal Penumpang Bandar Udara Wamena

2) Peresmian Terminal Baru Penumpang Bandar Udara Utarom Kaimana

Pembangunan Terminal Baru yang bersih dan nyaman merupakan upaya peningkatan

pelayanan kepada penumpang. Terminal Baru ini memiliki luas 1.800 m2 dengan

kapasitas dapat menampung 102 penumpang.

Gambar 3.16 Terminal Penumpang Bandar Udara Utarom

3) Peresmian Terminal Penumpang Bandar Udara Labuan Bajo.

Terminal Penumpang baru Bandar Udara Komodo diresmikan oleh Presiden RI pada

tanggal 27 Desember 2015. Terminal dengan luas 9.687 m2 ini merupakan upaya

peningkatan pelayanan dan mendukung pariwisata di Pulau Komodo. Selain

pembangunan Gedung Terminal Penumpang baru, terdapat perpanjangan Landas

Pacu menjadi 2250 m2 x 45 m2 sehingga mampu didarati pesawat berbadan besar.

Page 85: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-55

Gambar 3.17 Terminal Penumpang Bandar Udara Labuan Bajo

b. Bandar Udara yang telah selesai dibangun Tahun 2015 dan diresmikan Tahun 2016

sebagai berikut :

1) Bandar Udara Domine Eduard Osok –Sorong merupakan Unit Penyelenggara Bandar

Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara dengan Kategori Kelas I (satu).

Gambar 3.18 Terminal, Runway Bandar Udara DEO-Sorong

2) Bandar Udara Matahora – Wakatobi

Terletak di Kota Wakatobi, Sulawesi Tenggara dengan Kategori Kelas II dan Hierarki

Klasifikasi Domestik yaitu Pengumpan Tersier 4C.

Gambar 3.19 Bandar Udara Matahora-Wakatobi

3) Bandar Udara Jalaluddin-Gorontalo merupakan Unit Penyelenggara Bandar Udara

(UPBU) Ditjen Perhubungan Udara dengan Landas Pacu seluas 2500 x 45 m2 terletak

30 km dari Kota. Klasifikasi bandar udara kelas II Type C.

Page 86: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-56

Gambar 3.20 Bandar Udara Djalaluddin-Gorontalo

4) Bandar Udara Juwata –Tarakan merupakan Bandar Udara Kelas I Unit Penyelenggara

Bandar Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara

Gambar 3.21 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Juwata Tarakan

5) Bandar Udara Rembele – Takengon merupakan Unit Penyelenggara Bandar Udara

(UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kelas III, terletak di Gampong Bale Kecamatan

Bukit, Kabupten Bener Meriah yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

Tengah dan merupakan Kabupaten Termuda di Provinsi Aceh.

Gambar 3.22 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Rembele

Page 87: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-57

6) Bandar Udara Miangas – Kepulauan Talaud

Gambar 3.23 Lokasi dan Terminal Bandar Udara Miangas – Kepulauan Talaud

7) Bandar Udara Kasiguncu – Poso

Gambar 3.24 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Kasiguncu Poso

8) Bandar Udara Tanjung Api – Tojo Una Una

Gambar 3.25 Bandar Udara Tanjung Api- Tojo Una-una

9) Bandar Udara Anambas - Letung

Gambar 3.26 Bandar Udara Letung - Anambas

Page 88: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-58

c. Bandar Udara yang telah selesai dibangun dan diresmikan Tahun 2016, sebagai berikut:

(1) Pembangunan Bandar Udara Baru Harun Tohir-Bawean

Bandar Udara Harun Thohir adalah bandar udara yang terletak di Pulau Bawean,

Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang dibangun sejak tahun 2006 sampai dengan

tahun 2014 dan diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada tanggal 30 Januari 2016.

Tabel 3.25 Data Bandar Udara Harun Tohir – Bawean

Fasilitas Sisi

Udara

1. Landas pacu (Runway ) 930 x 23 (14 F/C/Y/T)

2. Landas hubung (Taxiway) - 90,5 x 15 (14 F/C/Y/T)

Aspal Kolakan

3. Landas parkir (Apron) 100 x 80 (14 F/C/Y/T)

Aspal Kolakan

4. RunwayStrip 1.020 m x 60 m

5. RESA N/A

6. Pesawat Beroperasi C-208 B (Grand

Caravan)

Fasilitas Sisi

Darat

7. Terminal Penumpang / Domestik

(m2)

252 m2

8 Administrasi / Operasi (m2) 100 m2

9 Hanggar (m2) -

10 Menara kontrol LLU atau ATC

Tower (m2)

-

11 Terminal Barang (m2) -

12 Luas Lahan Bandar Udara (Ha) N/A

13 Parkir Kendaraan (m2) N/A

Sumber: Direktorat Bandar Udara

(2) Pembangunan Bandar Udara Rembele – Takengon

Bandar Udara Rembele merupakan Unit Penyelenggara Bandar Udara

(UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kelas III, terletak di Gampong Bale

Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah yang merupakan hasil

pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah dan merupakan Kabupaten

Termuda di Provinsi Aceh, dengan Koordinat ARP : 4 43’ 15’ N/ 96 51’6’’ E

dan elevasi 1.413 meter diatas permukaan laut. Dengan waktu

Gambar 3.27 Landas Pacu Bandar Udara Harun Tohir-Bawean

Page 89: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-59

pembangunan dimulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 dan

diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 02 Maret 2016.

Tabel 3.26 Bandar Udara Rembele - Takengon

NO URAIAN Tahun 2016

1. Pesawat Terbesar ATR 72 dan C130

Penumpang

Cargo -

2. Landasan Pacu 2.250 M X 30 M

3. Kekuatan Landasan Pacu 48 F/C/X/T

4. Strip Landasan Pacu 2.380 M X 300 M

5. Landasan Hubung

Dimensi A 23 M X 172 M

Dimensi B -

6. Landasan Parkir Apron 95 M X 156 M

7. Alat Bantu Pendaratan Visual PAPI, RTIL, SALS

8. Fasilitas Navigasi VOR/ DME

9. Kategori PKP-PK V

10. Pelayanan Lalu Lintas Udara ADC

11. Gedung Terminal 1.000 M2

12. Terminal Kargo 1.200 M2

13. Power House 360 M2

14. Kantor Keamanan 128 M2

Sumber: Direktorat Bandar Udara

(3) Pembangunan Terminal Baru Bandar Udara Juwata Tarakan

Bandar Udara Juwata Tarakan adalah Unit Penyelenggara Bandar Udara

(UPBU) Ditjen Perhubungan Udara merupakan Bandar Udara Kelas I

dengan koordinat 003° 19' 37" S117° 34' 10" E. yang memulai

pembangunan terminal barunya di tahun 2012 dan selesai pada tahun

2015 yang kemudian diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada

tanggal 23 Maret 2016 dengan luas terminal baru 12.440 m2 .

Gambar 3.28 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Rembele

Page 90: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-60

Manfaat/ Output yang Dihasilkan

Pembangunan Gedung Terminal Baru dengan luas 12.440 m2 berkapasitas

2.073 penumpang untuk menambah kapasitas terminal lama dengan luas

2.532 M2 yang berkapasitas 422 penumpang outcome pembangunan

Gedung Terminal Baru dengan kapasitas terminal lebih besar sebagai

upaya untuk memberikan pelayanan Penumpang dan jasa

kebandarudaraan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah

dan Nasional.

Tabel 3.27 Data Bandar Udara Juwata Tarakan

Fasilitas

Sisi Udara

Arah Runway 06 - 24

1. Elevasi 20 (feet)

2. Landas pacu (Runway ) 2250 m x 45m

3. Landas hubung (Taxiway) a. 82.5 m x 23 m

b. 82.5 m x 23 m

4.

Landas parkir (Apron) Lama = 335 m x 70 m

Baru = 177 m x 97 m

5. Runway Strip 2.370 m x 150 m

6. RESA R/W 06 = 90 m x 90 m

7. Pesawat Beroperasi B. 737 - 400 RTOW 135.500 lbs, B 737

900 ER RTOW 157.000 lbs (surat Dirjen

AU.004/2/14/DJPU.DAU.2013 tanggal 5

Februari 2013)

Fasilitas

Sisi Darat

8. Terminal Penumpang /

Domestik (m2)

12.440 m2

Sumber: Direktorat Bandar Udara

(4) Pembangunan Terminal Baru Bandar Udara DEO – Sorong

Terminal penumpang baru Bandar Udara Domine Eduard Osok Kota

Sorong, Papua Barat, Indonesia (IATA: SOQ, ICAO: WASS) yang memulai

pembangunan terminal barunya di tahun 2011 dan selesai tahun 2015 dan

diresmikan oleh Menteri Perhubungan tanggal 1 Mei 2016. Dengan luas

terminal 13.700 m2, pembangunan terminal baru Bandar Udara DEO –

Sorong ini bertujuan untuk meningkatan kapasitas jumlah pengguna jasa

Gambar 3.29 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Juwata Tarakan

Page 91: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-61

angkutan udara dan optimalisasi pelayanan pada Bandar Udara Domine

Eduard Osok - Sorong.

Tabel 3.28 Data Bandar Udara DEO-Sorong

NO URAIAN KETERANGAN

1. NAMA BANDAR UDARA DOMINE EDUARD OSOK

2. KOTA SORONG – PAPUA

3.

KATEGORI

Penggunaan Hierarki

Klasifikasi

Domestik Pengumpul Tersier

4D

4. Kelas I (Satu)

5. Koordinat 00°.55’.00” S, 131°.41’.00” E

6. Arah Runway 09 - 27

7. Runway 2.060 m x 45 m

Taxiway A. 186,5 m x 23 m B. 186,5 m x 23 m

8. Apron 395 m x 96 m

9. RunwayStrip 2.120 m x 150 m

10. RESA 90 m x 60 m

11. Stopway 60 m x 30 m (Th. 17)

12. Pesawat Operasi Boeing 737-300

13. Gedung Terminal 13.700 m2 Sumber: Direktorat Bandar Udara

Gambar 3.30 Runway, danTerminal Bandar Udara DEO-Sorong

(5) Pembangunan Terminal Bandar Udara Mopah – Merauke

Bandara Internasional Mopah adalah bandar udara yang terletak di Kota

Merauke, Provinsi Papua, Indonesia, yang pembangunannya di laksanakan

pada tahun 2015 dan diresmikan oleh Menteri Perhubungan tanggal 1 Mei

2016.

Tabel 3.29 Data Bandar Udara Mopah-Merauke

Fasilitas

Sisi

Udara

1. Landas pacu (Runway ) 2500 x 45 (42 F/B/X/T)

2. Landas hubung (Taxiway) - 181 x 23 (42 F/B/X/T)

- 159 X 25,2 (42 F/B/X/T)

3. Landas parkir (Apron) 269 x 80 (42 F/B/X/T)

4. RunwayStrip 2.680 m x 150 m

5. RESA 2 X (90 X 90)

6. Pesawat Beroperasi B. 737 - 800 NG

Page 92: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-62

Fasilitas

Sisi

Darat

7. Terminal Penumpang/ Domestik (m2) 4.000 m2

8 Administrasi/ Operasi (m2) 400 m2

9 Hanggar (m2) N/A

10 Menara kontrol LLU atau ATC Tower (m2) 137 m2

11 Terminal Barang (m2) 400 m2

12 Luas Lahan Bandar Udara (Ha) N/A

13 Parkir Kendaraan (m2) 3.000 m2

Sumber: Direktorat Bandar Udara

(6) Pembangunan Terminal Baru Bandar Udara Jalaluddin-Gorontalo

Bandar Udara Jalaluddin adalah bandar udara yang terletak di kecamatan

Tibawa, Gorontalo, provinsi Gorontalo, Bandar Udara Jalaluddin-Gorontalo

terletak 30 km dari Kota. Menurut klasifikasi bandar udara termasuk kelas

II Tipe C dengan koordinat ARP (Aerodrome Reference Point) S 00° 38’

27” ; E 122° 51’ 02” dan Elevasi Bandar Udara (MSL : Mean Sea Level) 18

M, yang memulai pembangunan terminal barunya di tahun 2013 dan

selesai pada tahun 2015 yang kemudian diresmikan oleh Menteri

Perhubungan tanggal 2 Mei 2016 dengan luas terminal baru 11.481 m2.

Tabel 3.30 Data Bandar Udara Jalaluddin – Gorontalo

Fasilitas

Sisi

Udara

1. Landas pacu (Runway ) 2500 x 45 (51 F/C/W/T)

2. Landas hubung (Taxiway) - 115 x 23 (51 F/C/W/T)

- 115 X 23 (51 F/C/W/T)

3. Landas parkir (Apron) 230 x 80 (51 F/C/W/T)

4. Runway Strip 2.680 m x 300 m

5. RESA 2 X (90 X 60)

6. Pesawat Beroperasi B. 737 - 800 NG

Fasilitas

Sisi

Darat

7. Terminal Penumpang /

Domestik (m2)

11.481 m2

8 Administrasi / Operasi (m2) 1.912

9 Hanggar (m2)

10 Menara kontrol LLU atau ATC

Tower (m2)

180

Gambar 3.31 Bandar Udara Mopah-Merauke

Page 93: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-63

11 Terminal Barang (m2) 1.452

12 Luas Lahan Bandar Udara (Ha) 66.9

13 Parkir Kendaraan (m2) 3.902

(7) Pembangunan Terminal Baru Bandar Udara Matahora – Wakatobi

Terletak di Kota Wakatobi, Sulawesi Tenggara dengan kategori

penggunaan hierarki klasifikasi domestik yaitu pengumpan tersier 4C.

Bandar Udara ini termasuk bandara Kelas II dengan koordinat 05°

17’26,42” S 123° 38’ 10,40” E 05° 17’26,42” S 123° 38’ 10,40” E, yang

memulai pembangunan terminal barunya di tahun 2013 dan selesai pada

tahun 2014 yang kemudian diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada

tanggal 8 Mei 2016 dengan luas terminal baru 1.524 m2.

Tabel 3.31 Data Bandar Udara Matahora - Wakatobi

Fasilitas

Sisi Udara

Arah Runway 14 - 32

1. Landas pacu (Runway ) 2000 m x 30m

2. Landas hubung (Taxiway) 107 m x 18 m

3. Landas parkir (Apron) 103 m x 73 m

4. Runway Strip 2.270 m x 150 m

5. RESA -

6. Pesawat Beroperasi ATR.72-500

Fasilitas

Sisi Darat

7. Terminal Penumpang / Domestik (m2) 1524 m2

Sumber: Direktorat Bandar Udara

Gambar 3.33 Bandar Udara Matahora-Wakatobi

Gambar 3.32 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Djalaluddin-Gorontalo

Sumber: Direktorat Bandar Udara

Page 94: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-64

(8) Bandar Udara Nop Goliat Dekai – Yakuhimo

Bandar Udara Nop Goliath Dekai-Yahukimo merupakan Unit Penyelenggara

Bandar Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kelas III, terletak di

Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua, dengan Koordinat ARP : 04° 51' 35"

S - 139°28'93" E dan elevasi 328.08 meter di atas permukaan laut. Dengan

waktu pembangunan dimulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016

dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Oktober 2016.

Tabel 3.32 Data Bandar Udara NOP Goliath Dekai Yahukimo

NAMA BANDARA NOP GOLIAT DEKAI

KOTA KAB. YAHUKIMO

KATEGORI SESUAI PM 69 PENGGUNAAN HIERARKI KLASIFIKASI

DOMESTIK PENGUMPAN 3C

KELAS III

KOORDINAT 04° 51' 35" S 139°28'93" E

ARAH RUNWAY 07 - 25

ELEVASI 328.08 (FEET)

RUNWAY DIMENSI PCN KONSTRUKSI

1700 M X 30 M 27 F/C/Y/T ASPAL HOTMIX

TAXIWAY DIMENSI PCN KONSTRUKSI

76 M X 18 M 27 F/C/Y/T ASPAL HOTMIX

APRON DIMENSI PCN KONSTRUKSI

150 M X 60 M 27 F/C/Y/T ASPAL HOTMIX

STRIP DIMENSI

1880 M X 90 M N/A

STOPWAY DIMENSI

N/A

PESAWAT TERBESAR : BAE 146-200

RTOW 37.300 KG

Sumber: Direktorat Bandar Udara

(9) Pembangunan Terminal Baru Bandar Udara Api Tojo Una-Una

Bandar Udara Api Tojo Una-Una merupakan Unit Penyelenggara Bandar Udara

(UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kelas Satuan Pelayanan yang terletak di

Kabupaten Ampana Provinsi Sulawesi Tengah, dengan Koordinat ARP : 00˚51'

Page 95: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-65

37,716" LS 122˚ 37' 11,57" BT, waktu pembangunan dimulai dari tahun 2010

sampai dengan tahun 2016 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia

tanggal 19 Oktober 2016.

Tabel 3.33 Data Bandar Udara Tanjung Api/ Tojo Una-Una

NAMA BANDARA TANJUNG API/TOJO UNA-UNA

KOTA Ampana

KATEGORI SESUAI PM.69

PENGGUNAAN HIERARKI KLASIFIKASI

N/A N/A N/A

KELAS SATPEL

KOORDINAT 00˚51' 37,716" LS 122˚ 37'

11,57" BT

ARAH RUNWAY 12 – 30

ELEVASI 111,5 (Feet)

RUNWAY DIMENSI PCN KONSTRUKSI

2100 m x 30 m 26 F/C/X/T Aspal Hotmix

TAXIWAY DIMENSI PCN KONSTRUKSI

189,5 m x 23 m 26 F/C/X/T Aspal Hotmix

APRON DIMENSI PCN KONSTRUKSI

200 m x 82 m 26 F/C/X/T Aspal Hotmix

STRIP DIMENSI

1850 m x 150 m

RESA DIMENSI

12) 90 m x 60 m

30) 90 m x 60 m

STOPWAY DIMENSI

12) 60 m x 30 m

30) 60 m x 30 m

PESAWAT

BEROPERASI/TERKRITIS

: Proving Flight PAC

750 XL/Rencana 737-

500

GEDUNG TERMINAL

(LUASAN & KAPASITAS)

DOMESTIK : 3456 m²

Gambar 3.34 Terminal Bandar Udara Tojo Una-Una (Tampak Atas)

(10) Pengembangan dan Pembangunan Terminal Baru Bandar Udara Ranai –

Natuna

Page 96: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-66

Bandar Udara Ranai Natuna merupakan Bandar udara milik Pemda Provinsi

Kepulauan Riau dan TNI AU sehingga perlu serah terima asset dan MoU

dengan TNI untuk Operasional dan Pengembangan Bandara melalui APBN.

Letak Bandar udara Ranai yang strategis di daerah perbatasan sehingga

perlu dilakukan kajian rinci terkait rencana pengembangannya, dengan

waktu pembangunan dimulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015

dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 7 Oktober 2016.

Tabel 3.34 Data Bandar Udara Ranai Natuna

DATA INFORMASI EKSISTING RENCANA

(MENJADI) KETERANGAN

RUNWAY 2.550 X 30 M 2. 550 X 30 M ASET BELUM

MILIK DJU

APRON A. 120 X 60 B. 250 X 60

C. 120 X 60 (EAST)

TAXIWAY A. 50 X 23

B. 250 X 23

C. 250 X 60 (EAST)

TERMINAL

PESAWAT TERBESAR B 737 900

Gambar 3.35 Terminal Bandar Udara Ranai Natuna

(11) Bandar Udara Baru Miangas

Bandar Udara Miangas merupakan Unit Penyelenggara Bandar Udara

(UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kelas Satuan Pelayanan yang terletak

di Kabupaten Miangas Provinsi Sulawesi Utara, dengan Koordinat ARP :

05° 33‘15” LU 126° 35' 18” BT. Waktu pembangunan dimulai dari tahun

2012 sampai tahun 2016 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia

tanggal 19 November 2016.

Page 97: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-67

Tabel 3.35 Data Bandar Udara Miangas Sulawesi Utara

URAIAN KETERANGAN

KOTA MIANGAS, SULAWESI UTARA

KATEGORI

Penggunaan

Hierarki

Klasifikasi

Domestik

Pengumpan

3C

Kelas Satuan Pelayanan (Satpel)

Koordinat 05° 33‘15” LU 126° 35'

18” BT

Arah Runway 03 - 21

Runway 1.400 m x 30 m PCN 21

Taxiway 100 m x 18 m PCN 21

Apron 130 m x 65 m PCN 21

RunwayStrip 1400 m x 150 m

RESA 60 m dan 25 m

Stopway -

Pesawat Operasi ATR-42/72

Gedung Terminal 240 m2 Kapasitas (17

pnp)

Lalu-Lintas Angkutan Udara -

Gambar 3.36 Kondisi Bandar Udara Miangas Sulawesi Utara

Page 98: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-68

3.4.4.2. Angkutan Udara Perintis

Berdasarkan SKEP Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 551 Tahun

2015 tentang rute dan penyelenggara subsidi angkutan udara perintis serta

penyelenggara Subsidi Angkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) TA. 2016 dan KP 639

Tahun 2015 tentang revisi KP 551 Tahun 2015, maka ditetapkan jumlah Kuasa

Pengguna Anggaran sebagai penyelenggara angkutan udara perintis pada TA. 2016

terdapat 25 (dua puluh lima) KPA dengan jumlah rute 209 rute.

Tabel 3.36 Operator Pelaksana Angkutan Udara Perintis Tahun 2016

NO MASKAPAI ARMADA NO UNIT PENYELENGGARA

BANDAR UDARA (UPBU)

1

PTASI

PUJIASTUTI

AVIATIONS

CARAVAN 1 BANDAR UDARA DABO DI SINGKEP

DHC 2 BANDAR UDARA TJILIK RIWUT DI PALANGKARAYA

CESNA 3 BANDAR UDARA JUWATA DI TARAKAN

4 BANDAR UDARA UMBU MEHANG KUNDA

5 BANDAR UDARA SENTANI DI JAYAPURA

6 BANDAR UDARA RENDANI DI MANOKWARI

7 BANDAR UDARA DOMINE EDUARD OSOK - SORONG

8 BANDAR UDARA MOPAH DI MERAUKE

9 BANDAR UDARA WAMENA DI WAMENA

10 BANDAR UDARA DOUW ATURURE

11 BANDAR UDARA FATMAWATI

12 BANDAR UDARA CUT NYAK DHIEN DI MEULABOH

13 BANDAR UDARA BINAKA DI GUNUNG SITOLI

KAB.NIAS

14 BANDAR UDARA REMBELE - TAKENGON

15 BANDAR UDARA MOZES KILANGIN-TIMIKA

2

AVIA STAR

CARAVAN 1 BANDAR UDARA DJALALUDIN DI GORONTALO

DHC 2 BANDAR UDARA TEMINDUNG DI SAMARINDA

3 BANDAR UDARA TAMPA PADANG DI MAMUJU

4 BANDAR UDARA AROEPALA - SELAYAR

5 BANDAR UDARA ANDIJEMA DI MASAMBA

6 BANDAR UDARA DUMATUBUN DI LANGGUR/TUAL

3 AIRFAST CARAVAN 1 BANDAR UDARA TRUNOJOYO-SUMENEP

4

PT. MARTA

BUANA

CARAVAN 1 BANDAR UDARA BABULLAH DI TERNATE

DHC 2 BANDAR UDARA SENTANI DI JAYAPURA

3 BANDAR UDARA RAHADI OESMAN DI KETAPANG

4 BANDAR UDARA OKSIBIL DI WAMENA

Sumber : Direktorat Angkutan Udara

Realisasi jumlah penumpang angkutan udara perintis Tahun 2016 sebanyak

259.079 penumpang dari target 423.378.

Page 99: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-69

Gambar 3.37 Grafik Jumlah Penumpang Angkutan Udara Perintis

Frekuensi penerbangan pada tahun 2016 realisasinya mencapai 37.787

penerbangan (90.99 %) dari target sebanyak 41.528 penerbangan. Tidak

tercapainya target yang telah ditetapkan disebabkan oleh:

a) Ketidaksiapan Bandara dari sisi teknis untuk operasional angkutan udara

perintis;

b) Terbatasnya penyedia jasa (operator angkutan udara perintis) untuk

memenuhi persyaratan minimal mekanisme penyedia jasa;

c) Pembatalan penerbangan yang disebabkan pesawat mengalami kerusakan dan

tidak adanya pesawat cadangan;

d) Kurangnya informasi terkait jadwal penerbangan perintis.

Gambar 3.38 Frekuensi Penerbangan Angkutan Udara Perintis

278.117

281.120

260.104

285.226

174.092

259.079

154.808

154.000

166.531

218.805

112.435

423.378

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Realisasi 154.808 154.000 166.531 218.805 112.435 423.378

Target 278.117 281.120 260.104 285.226 174.092 259.079

Jumlah Penumpang Angkutan Udara Perintis

Realisasi Target

22.353

23.294

22.537

26.903

15.505

41.528

17.857

17.941

20.441

26.157

14.352

37.787

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Realisasi 17.857 17.941 20.441 26.157 14.352 37.787

Target 22.353 23.294 22.537 26.903 15.505 41.528

Frekuensi Penerbangan Perintis

Realisasi Target

Page 100: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-70

Gambar 3.39 Pesawat Perintis Susi Air, Cessna Grand Caravan

3.4.4.3. Progres Bandar Udara Baru UPBU Ditjen Perhubungan Udara

Bandar udara harus ditata dalam suatu sistem secara terpadu sesuai dengan tatanan

kebandarudaraan nasional, yang merupakan dasar dalam perencanaan pembangunan,

pendayagunaan, pengembangan dan pengoperasian bandar udara di seluruh Indonesia

dengan tujuan :

(1) Terjalin suatu jaringan prasarana bandar udara secara terpadu, serasi dan harmonis

agar sinergi dan tidak saling mengganggu yang bersifat dinamis

(2) Terjadinya efisiensi transportasi udara nasional

(3) Terwujudnya penyediaan jasa kebandarudaraan sesuai dengan tingkat kebutuhan

(4) Terwujudnya penyelenggaraan penerbangan yang handal dan berkemampuan tinggi

dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan daerah.

Salah satu target Kementerian Perhubungan, dalam hal ini Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara periode 2015-2019 adalah pembangunan 15 bandar udara baru di

15 lokasi yaitu : Tambelan, Anambas, Kertajati, Muara Teweh, Morowali, Buntukunik,

Namniwel, Miangas, Siau, Werur, Koroway Batu, Pantar, Tebelian, Maratua, dan

Samarinda Baru.

Tabel 3.37 Rincian Kegiatan di 15 Bandar Udara Baru

NO PROYEK DETAIL KEGIATAN TARGET

OPERASI

DOKUMENTASI

1 Anambas

(Provinsi

Kepulauan Riau)

• Landas pacu 1200 x 30 m • Apron 100% • Taxiway 100% • Gedung Terminal 100% • Gedung Operasional 100% • Gedung PKP-PK 100%

2017

2 Tambelan

(Provinsi

Kepulauan Riau)

• Konstruksi landas pacu 1200 x 30 m tahun 2016 progres 60.55%

2018-2019

Page 101: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-71

NO PROYEK DETAIL KEGIATAN TARGET

OPERASI

DOKUMENTASI

3 Kertajati

(Provinsi Jawa

Barat)

• Sisi udara 80% • Alokasi anggaran pembangunan sisi

udara dari 2013 s.d. 2016 sebesar Rp. 620 Milyar

• Pekerjaan Sisi Darat progres 16,1%(Terminal Penumpang, Gd. Penunjang, Infrastruktur sisi darat): dilaksanakan oleh Bada Usaha Milik Daerah (PT.BIJB)

2018-2019

4 Muara Teweh

(Provinsi

Kalimantan

Tengah)

• Landas pacu 1400 x 30 m • Apron 80 x 110 m • Taxiway 171 x 18 m

• RunwayStrip 1.520 x 150 m • RESA 60 x 90 m • Gedung Terminal 1.250 m2 (belum

selesai, konstruksi 2014)

2017

5 Morowali

(Provinsi

Sulawesi

Tengah)

Landas pacu 1050 x 30 m Apron 100% Taxiway 100% Gedung Terminal 100% Gedung Operasional 100% Gedung PKP-PK 100%

2016

6 Buntukunik

(Provinsi

Sulawesi

Tengah)

Timbunan tanah 2018-2019

7 Namniwel

(Provinsi

Maluku)

Landas pacu 1350 x 30 m Apron 100% Taxiway 100% Gedung Terminal 100% Gedung Operasional 100% Gedung PKP-PK 100%

2017

8 Miangas

(Provinsi

Sulawesi Utara)

Landas pacu 1400 x 30 m

Apron 100% Taxiway 100% Gedung Terminal100% Gedung Operasional 100% Gedung PKP-PK 100% Telah diresmikan Presiden RI pada

19 Oktober 2016

2016

9 Siau (Provinsi

Sulawesi

Tengah)

Timbunan Tanah 2018-2019

Page 102: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-72

NO PROYEK DETAIL KEGIATAN TARGET

OPERASI

DOKUMENTASI

10 Werur (Provinsi

Papua Barat)

• Landas pacu 1200 x 23 m • Apron 100% • Taxiway 100% • Gedung Terminal 100%

2017

11 Koroway Batu

(Provinsi Papua)

• Landas pacu 800 x 18 m • Apron 100% • Taxiway 100% • Gedung Terminal 100%

2017

12 Pantar (Provinsi

Nusa Tenggara

Timur)

Konstruksi landas pacu 900 x 30 m

sampai dengan ATB

2018-2019

13 Tebelian

(Provinsi

Kalimantan

Barat)

• Landas pacu 1400 x 30 m • Apron 100% • Taxiway 100% • Gedung Terminal 100% • Gedung administrasi/ Operasional

100% • Gedung PKP-PK 100%

2017

14 Maratua

(Provinsi

Kalimantan

Timur)

• Landas pacu 1600 x 30 m • Apron 100% • Taxiway 100% • Gedung Terminal 100% • Gedung administrasi/ Operasional

100% • Gedung PKP-PK 100%

2016

15 Samarinda Baru

(Provinsi

Kalimantan

Timur)

• Landas pacu, apron, taxiway progres

65,67% • Gedung Terminal 100%

2018-2019

Pembangunan bandar udara baru merupakan komitmen dan kesadaran pemerintah

terhadap pentingnya transportasi udara yang mendorong pertumbuhan ekonomi

negara sekaligus juga memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Pembangunan

bandar udara baru akan memberikan manfaat seperti mendukung peningkatan

ekonomi daerah dan pengembangan pariwisata, mempercepat distribusi barang di

Page 103: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-73

daerah terpencil, mendukung perubahan Indonesia ke arah Indonesia-Sentris,

bukan hanya Jawa-Sentris, kemakmuran menyeluruh bukan hanya di Pulau Jawa

tetapi juga di seluruh Indonesia.

3.4.4.4. Keamanan Penerbangan

Peningkatan Keamanan Penerbangan dan Ketertiban di Bandara, dilakukan upaya –upaya

sebagai berikut :

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: 33 tahun 2015 tanggal

12 Februari 2015 tentang Pengendalian Jalan Masuk (Access Control) Ke Daerah

Keamanan Terbatas di Bandar Udara melalui Pemenuhan Pagar Pengaman

Bandara. Adapun untuk Personel Keamanan Penerbangan sudah mengikuti :

1) Diklat untuk Tingkat Junior AVSEC harus dengan Sistem Computer Based

Training (CBT);

2) Pengujian Personel AVSEC akan dilakukan dengan Sistem Elektronik (Berbasis

CBT);

3) Harus mengikuti OJT Minimum 40 jam sebelum dilakukan pengujian.

Mulai bulan Agustus Tahun 2016 pada Bandara Internasional akan diterapkan

Pemeriksaan dengan menggunakan Peralatan Body Inspection Machine (Body

Scanner);

Hasil Audit Keamanan Penerbangan yang dilakukan oleh ICAO (USAP CMA) pada

tanggal 29 Oktober s/d 5 Nopember 2015 dengan Effective Implementation (EI)

mencapai 94,92%.

Pemeriksaan terhadap bagasi tercatat:

1) Teknologi Multi View dan Automatic Threat Detection; atau

2) Teknologi yang memiliki kemampuan Sistem Pendeteksi Bahan Peledak secara

otomatis (Automatic Explosive Detection System).

3.4.5. Capaian Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

A. Peningkatan Kualitas SDM Kementerian Perhubungan

Dalam rangka peningkatan kualitas SDM sebagai upaya menunjang kelancaran tugas

pada sektor perhubungan, telah dilakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan antara lain

sebagai berikut :

a. Pelatihan untuk Aparatur Perhubungan antara lain : Pelatihan Prajabatan, Pelatihan

Struktural/Kepemimpinan, Pelatihan Fungsional, Pelatihan Teknis Manajerial,

Pelatihan Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM dan Pelatihan lainnya;

b. Pendidikan dan Pelatihan untuk Taruna/Masyarakat antara lain: Pelatihan dan

Pendidikan Sektor Darat dan Perkeretaapian di STTD Bekasi, PKTJ Tegal, BP2TD

Palembang, BP2TD Bali dan API Madiun, Pelatihan dan Pendidikan Sektor

Transportasi Laut di STIP Jakarta, PIP Semarang, PIP Makassar, Poltekpel

Surabaya, BP2IP Tangerang, BP2IP Barombong, BP2IP Malahayati Aceh, BP2IP

Page 104: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-74

Sorong, BP3IP Jakarta, BP2P Minahasa Selatan, BP2P Padang Pariaman dan BP2TL,

Pelatihan dan Pendidikan Sektor Transportasi Udara di STPI Curug, ATKP Medan,

ATKP Surabaya, ATKP Makassar, BP3 Palembang, BP3 Jayapura, BP3 Curug dan

BP3 Banyuwangi.

Tabel 3.38 Jumlah Peserta dan Lulusan Diklat BPSDMP 2016-2018*

NO URAIAN Satuan 2016 2017 2018*

Peserta Lulusan Peserta Lulusan Peserta Lulusan

1 SDM TRANSPORTASI DARAT DAN PERKERETAAPIAN

Orang 7.033 4.775 6.786 4.398 22.156 19.752

a. Pendidikan Pembentukan

Orang 2.176 359 2.597 598 2.401 636

b. Pendidikan Penjenjangan

Orang 0 0 20 20 0 0

c. Pelatihan Teknis (Short Course)

Orang 4.857 4.416 2.966 2.683 19.382 18.867

d. Pelatihan Lainnya Orang 0 0 1.203 1.097 373 249

2 SDM TRANSPORTASI LAUT

Orang 594.732 579.276 367.182 356.564 274.368 215.740

a. Pendidikan Pembentukan

Orang 9.406 2.235 11.483 2.301 6.216 2.740

b. Pelatihan Penjenjangan

Orang 201.392 183.836 60.921 68.505 46.016 21.561

c.

Pelatihan Ketrampilan Khusus Pelaut (PKKP)/ Pelatihan Teknis (Short Course)

Orang 372.935 382.206 287.148 278.152 220.020 189.323

d. Pelatihan Lainnya Orang 10.999 10.999 7.630 7.606 2.116 2.116

3 SDM TRANSPORTASI UDARA

Orang 9.374 6.834 13.128 9.467 33.780 28.336

a. Pendidikan Pembentukan

3.290 741 3.325 673 2.117 672 0

b. Pendidikan Penjenjangan

93 76 0 0 0 0 0

c. Pelatihan Teknis (Short Course)

5.991 6.017 9.103 8.120 31.603 27.604 29.037

d. Pelatihan Lainnya 0 0 700 674 60 60 60

4 SDM APARATUR PERHUBUNGAN

Orang 11.059 10.658 8.726 8.483 4.979 4.612

a. Pelatihan Prajabatan

0 0 103 103 383 383 0

b. Pelatihan Struktural/Kepemimpinan

150 149 93 93 572 495 495

c. Pelatihan Fungsional

95 95 0 0 0 0 0

d. Pelatihan Teknis Manajerial

3.455 3.080 1.644 1.432 1.199 951 669

e. Pelatihan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0

Page 105: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-75

NO URAIAN Satuan 2016 2017 2018*

Peserta Lulusan Peserta Lulusan Peserta Lulusan

f. Rintisan Gelar S2/S3

4.627 42 75 44 53 11 11

h.

Pelatihan Pembangunan Karakter SDM Transportasi

66 4.626 6.100 6.100 2.623 2.623 1.438

i.

Pelatihan Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM

2.666 2.666 711 711 149 149 149

JUMLAH 622.198 601.543 395.822 378.912 335.283 268.440

Sumber: Satker/UPT Badan Pengembangan SDM Perhubungan

Keterangan:

* = Posisi data 31 Juli 2018

Dari tabel tersebut di atas, dapat disampaikan bahwa dalam pengembangan SDM

Perhubungan dari tahun ke tahun rata-rata jumlah lulusan peserta mencapai lebih dari

90% setiap tahun, dimana pada tahun 2016 jumlah lulusan peserta diklat telah tercapai

96,68 %, pada tahun 2017 telah tercapai 95,72%. Selain itu pada tahun 2016-2017 juga

dilaksanakan beberapa Diklat Pemberdayaan Masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK yang terkait dengan bidang

perhubungan yang merupakan Implementasi Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang

Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian Perhubungan telah memberikan

kesempatan kepada lulusan SMK untuk mengikuti Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM)

dan mengikuti program Pendidikan dan Pelatihan reguler yang dilaksankan oleh Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan. Pada tahun 2018 Peserta Diklat

Vokasi dalam rangka Pemberdayaan Masyarakat (Lulusan SMK) sebanyak 12.083 orang

dan Peserta Diklat yang berasal dari lulusan SMK sebanyak 3.089 orang.

Pelaksanaan Diklat Pemberdayaan Masyarakat berbasis kompetensi bidang Transportasi

untuk mendorong percepatan pembangunan Sektor Transportasi dan menekan angka

Pengangguran Usia Produktif guna meningkatkan daya saing Tenaga Kerja Indonesia,

dengan jenis diklat sebagai berikut :

MATRA DARAT

1) Pembantu Penguji Kendaraan Bermotor

Diklat ini bertujuan untuk memberikan keterampilan dalam mengelola administrasi

dan pelaporan Pengujian Kendaraan Bermotor. Selain itu peserta juga diharapkan

mampu dalam melakukan pra uji kendaraan bermotor.

2) Penjaga Pintu Perlintasan

Diklat ini bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada peserta dalam

mengoperasikan alat penjaga perlintasan sebidang.

Page 106: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-76

3) Steering And Wheel System

Diklat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam

memelihara dan memperbaiki sistem kemudi kendaraan bermotor.

4) Teknisi Las

Merupakan pelatihan dasar untuk teknisi pengelasan dasar tipe pengelasan untuk

tipe 1f, 2f, 1g

5) Operator Jembatan Timbang

Merupakan pelatihan dasar untuk tenaga operasional di jembatan timbang dengan

cara mempelajari tentang pengoperasian alat jembatan timbang, peraturan tentang

dimensi kendaraan, tata muat, dan lain-lain.

6) Pengemudi Angkutan Umum

Merupakan pelatihan untuk pengemudi angkutan umum agar menjadi profesional

dengan mengetahui standar pelayanan minimal untuk pelanggan, mengurangi

kecelakaan lalu lintas dan lain-lain.

7) Otomotif

Merupakan pelatihan dasar untuk mengetahui karakteristik kendaraan bermotor.

Cara merawat dan memperbaiki kerusakan ringan pada kendaraan.

8) Pembantu Penguji

Merupakan pelatihan dasar untuk operator pembantu dalam mempersiapkan alat-

alat yang dibutuhkan untuk pengujian kendaraan bermotor.

MATRA LAUT

1) Basic Safety Training (Pelatihan Dasar Keselamatan)

Merupakan pelatihan dasar keselamatan untuk semua pelaut dalam berbagai

tingkatan ijazah.

2) Security Awareness Training (Pelatihan Kesadaran tentang Keamanan)

Merupakan pelatihan dasar keamanan di kapal dan di pelabuhan bagi semua pelaut

dalam berbagai tingkatan ijazah.

3) Advance Fire Fighting (Pelatihan Lanjutan Pemadaman Kebakaran)

Merupakan pelatihan lanjutan mengenai pemadaman kebakaran yang terjadi di kapal

maupun di pelabuhan bagi semua pelaut dalam berbagai tingkatan ijazah.

MATRA UDARA

1) Basic Aviation Security (Pelatihan Dasar Keamanan Bandara)

Merupakan pelatihan dasar keamanan bandara cara pemeriksaan Penumpang, awak

pesawat dan bagasi.

2) Basic Electrical Installation (Pelatihan Dasar Pemasangan Listrik)

Merupakan pelatihan dasar teknik pemasangan kelistrikan.

3) Basic Welding (Pelatihan Dasar Pengelasan)

Merupakan pelatihan teknik dasar penyambungan material seperti besi satu dengan

besi yang lainnya.

Page 107: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-77

4) Basic Air Conditioning System (Pelatihan Dasar Simtem Pendingin)

Merupakan Pelatihan teori dasar tentang sistem pendingin (AC).

5) Marshalling (Pemandu Pesawat Udara)

Merupakan pelatihan untuk memandu pesawat udara pada saat akan menuju parking

stand (Tempat parkir), Sehingga pasawat berada tepat pada garis kuning yang ada

di apron dan berhenti tepat di tempat yang di tentukan (Ujung Garis kuning)

6) Dangerous Goods Type A Dan B (Pelatihan tentang Barang Berbahaya)

Merupakan pelatihan dasar tentang nama-nama bahan atau barang yang berbahaya

di dalam pesawat udara (tipe A) dan pengklasifikasian nama-nama bahan atau

barang berbahaya (tipe B).

7) Flight Attendant Ground Class (Pelatihan teori Pramugari dan Pramugara)

Merupakan pelatihan teori untuk pramugari dan pramugara dalam hal melayani

keselamatan penumpang dan pemberian informasi prosedur di dalam pesawat.

8) Airline Ground Staff (Pelatihan untuk Petugas Darat di Bandara)

Merupakan pelatihan untuk personal / staff maskapai penerbangan yang bertugas di

darat untuk memberikan pelayanan kepada customer sebelum dan sesudah

penerbangan.

B. Peningkatan Prasarana dan Sarana Pendidikan dan Pelatihan

1) Prasarana :

Dalam kurun waktu 2015-2018 telah dilaksanakan pembangunan prasarana yaitu:

a) Pembangunan Kampus Baru Akademi KA Madiun, BP2TD Mempawah,BP2IP

Padang Pariaman, BP2IP Minahasa Selatan, Pembangunan Kampus Baru Balai

Pendidikan dan Pelatihan Penerbang (BP3) Banyuwangi, Balai Pendidikan dan

Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug, Pusat Pembangunan Karakter SDM

Transportasi di Jawa Barat (Pasir Jambu);

b) Pengembangan Kampus PKTJ Tegal, Pembangunan Kampus BP2TD Bali. BP3

Jayapura;

c) Pembangunan Kampus Terpadu Pendidikan dan Pelatihan Transportasi di

Makassar, yaitu :

Pembangunan Kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar;

Pembangunan ATKP Makassar.

Gambar 3.40 Rektorat BP2TD Mempawah Gambar 3.41 Gedung Praktek BP2IP

Padang Pariaman

Page 108: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-78

Gambar 3.42 Hanggar & Apron ATKP Makassar Gambar 3.43 Gedung Kelas PIP Makassar

2) Sarana Diklat :

Dalam kurun waktu 2015-2017 telah dilaksanakan pengadaan sarana yaitu :

a) Transportasi Darat dan Perkeretaapian berupa Simulator Mengemudi,

Peralatan Praktek Prasarana Perkeretaapian, Alat Survey dan Kelengkapan

Pengaturan Operasional Lalu Lintas, Alat Praktek Pengangkutan Barang Beracun

dan Berbahaya, Pintu Perlintasan, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL),

Trouble Shooting APILL Teknologi Wifi (nircable) dll;

b) Transportasi Laut berupa Pengadaan Kapal Latih Special Purpose 1200 GT

sebanyak 6 unit (multiyears 2015 – 2017), Full Mission Engine Simulator,

Helicopter rescue, Automatic Control Laboratorium, Lab. Permesinan Bantu,

Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) Simulator, Full Mission

Bridge Simulator System, Simulator Vessel Trafic System, Cubical Ship Handling

Simulator, Cargo Handling Laboratory, Full Motion Ship Handling Simulator, Real

Equipment Gas Turbine Trainer dll;

c) Transportasi Udara berupa Pengadaan Pesawat Latih 51 unit (multiyears 2015

– 2017) di STPI Curug, Pengadaan Pesawat latih Sayap Tetap Single Engine 3 Unit

di BP3 Banyuwangi, Peralatan Pembelajaran Instrument Landing System (ILS),

Peralatan Pembelajaran Avionics, Sistem Pembelajaran Aviation Security dan

Dangerous Goods, Helicopter Trainer (Mock Up), Piston & Turbine Engine

Complete Non Runable, Aircraft Painting Lab and Workshop, Laboratorium

Aeronautical Telecommunication Network - ATS Message Handling System (ATN-

AMHS), Alat Praktek Diklat Dangerous Goods, Aviation Security dan Teknik

Bangunan& Landasan dll.

Page 109: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-79

Gambar 3.44 Pesawat Sayap Tetap Multi Engine Gambar 3.45 Gambar Kolam Latih

di STPI Curug di BP2IP Padang pariaman

Gambar 3.46 Gambar Gedung Asrama Gambar 3.47 Gambar Gedung Kelas

di BP2TD Mempawah di PIP Makassar

Gambar 3.48 Smoke Chamber di BP2IP Minahasa Gambar 3.49 Gambar Hanggar di ATKP

Selatan Makassar

3.4.6. Capaian Badan Penelitian dan Pengembangan

Kegiatan strategis Badan Penelitian dan Pengembangan pada kurun waktu TA 2016-

2017 antara lain sebagai berikut:

1) Pelaksanaan Survey Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) untuk Barang;

2) Integrasi Masterplan Kereta Api dan Bandar Udara Juanda di Surabaya;

3) Integrasi Masterplan Kereta Api dan Pelabuhan Makassar New Port;

4) Kebutuhan Pengembangan Angkutan Multimoda di Daerah Pesisir Provinsi

Maluku;

Page 110: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-80

5) Penyusunan Rencana Induk Terminal Wilayah Sumatera (Terminal Tipe A

Padang dan Terminal Tipe A Bandar Lampung;

6) Studi Faktor Maut (Load Factor) Angkutan Bus AKAP di Wilayah Jawa Timur

dan Jawa Tengah;

7) Masterplan Pelabuhan Penyeberangan Di 3 Lokasi (Wahai dan Ambalau di

Maluku, Namrole dan Luhu di Maluku, Ohoir Aut dan Elat di Kabupaten Maluku

Tenggara);

8) Masterplan Pelabuhan Laut Di 6 Lokasi (Kabisadar dan Saparua/ Haria, Tulehu

dan Hatu Piru, Tehoru dan Bemo, Wayauwa dan Saketa, Ilath dan Manipa,

Hitudan Kairatu);

9) Penelitian Desain Kapal Feeder Untuk Mendukung Tol Laut Dan Konektivitas

Angkutan Laut;

10) Evaluasi Dampak Angkutan Barang Dalam Implementasi Tol Laut pada Trayek

T2 dan T5 dan Trayek T1-T6;

11) Rencana Induk (Master Plan) Bandar Udara Di 7 Lokasi (Pitu – Morotai Provinsi

Maluku Utara, Sibisa - Kabupaten Toba Samosir, Manggelum - Boven Digoel

Provinsi Papua, Bandaneira - Pulau Banda Provinsi Maluku, Korowai Batu -

Merauke Provinsi Papua, Tiom - Lanny Jaya Provinsi Papua dan Kiwirok -

Pegunungan Bintang Provinsi Papua); dan

12) Studi SISTRANAS pada Tataran Transportasi Lokal Di Kabupaten Lombok Timur

dan Kabupaten Malaka;

13) Evaluasi metodologi dan uji coba survey pergerakan orang;

14) Identifikasi kinerja logistic performance index (LPI) di Indonesia;

15) Review Naskah Akademis Rancangan Undang-Undang Sistem Transportasi;

16) Kajian Resiko Pelayaran di APBS didasarkan pada Data Pergerakan Lalu Lintas

Kapal;

17) Studi Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Alai Insit Kab. Kep. Meranti,

Selat Panjang Riau;

18) Studi Basic Design dan Keyplan Kapal Niaga Feeder Untuk Mendukung

Pelayanan TOL Laut di Wilayah Maluku Utara;

19) Studi Rencana Induk Pelabuhan Danau Onan Runggu, Danau Toba;

20) Studi Rencana Induk Pelabuhan Danau Sipinggan, Danau Toba;

21) Studi Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Sabu-Raijua, NTT;

22) Studi Rencana Induk Pelabuhan Sungai Durian, Kab. Sintang, Kalimantan

Barat;

23) Studi Optimalisasi Program TOL Laut;

Page 111: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-81

24) Studi Penyusunan Standar Kompetensi TKBN di Terminal Konvensional;

25) Studi Rencana Induk Pelabuhan Laut Wosu Kab. Morowali Utara, Sulawesi

Tenggara;

26) Pengembangan Jaringan jalan untuk kebutuhan mobilitas angkutan barang

berdasarkan hasil survey ATTN;

27) Uji simulasi crashworthiness pada design rancang bangun karoseri kendaraan

angkutan penumpang di Indonesia;

28) Studi penerapan green zone di kawasan wisata;

29) Studi penyusunan rencana induk transportasi Sarbagita dan Kedungsepur;

30) Studi Pemilihan Tipe Pesawat Udara dan Pembuatan Hub And Spoke

(Pengumpul dan Pengumpan) Bandar Udara untuk Penurunan Disparitas Harga

Logistik di Papua;

31) Penelitian Evaluasi Kinerja Otoritas Bandar Udara I S.D X Dalam Pengawasan

Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di Bandar Udara ;

32) Penelitian Sarana dan Prasarana serta Rute Penerbangan di Wilayah Jawa

Bagian Selatan;

33) Penelitian Evaluasi Kinerja Sekolah Penerbangan Sesuai dengan CASR 141 di

Indonesia;

3.4.7. Capaian Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

Kegiatan strategis Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) pada kurun waktu

TA 2016-2018 antara lain sebagai berikut.

A. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan

1) Penyusunan Rancangan Perpres Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ);

2) Penyusunan Pedoman Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin);

3) Penyusunan Pedoman Transit Oriented Development (TOD);

4) Pembangunan Sistem Informasi Transportasi Jabodetabek (Jasa Konsultansi);

5) Penyusunan Rencana Umum Pengembangan Fasilitas Pejalan Kaki (Pedestrian) di

Jabodetabek.

B. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan

1) Survey dan Pengembangan terminal Tipe A dan Tipe B (yang melayani AKAP) di

Jabodetabek;

2) Survey Pengembangan Jaringan Nasional Keterpaduan Pelayanan Angkutan

Umum di wilayah Jabodetabek;

3) Perencanaan Teknis Penanganan Perlintasan Sebidang di Jabodetabek;

Page 112: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-82

4) Penyusunan Rencana Umum Jaringan Lintas di Wilayah Jabodetabek;

5) Penyusunan Jaringan Pelayanan Transportasi Antar Moda di Wilayah

Jabodetabek.

C. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan

1) Pelaksanaan Evaluasi Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin);

2) Rencana kebutuhan fasilitas perlengkapan jalan wilayah Jabodetabek;

3) Penyusunan Rencana Kebutuhan Taksi Jabodetabek;

4) Penyusunan Rencana Implementasi Transjabodetabek Reguler;

5) Penyusunan Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan di Wilayah Jabodetabek;

6) Penyusunan Surat Keputusan Kepala BPTJ tentang Bentuk, Warna dan Ukuran

Dokumen Izin Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Dalam Trayek dan

Tidak Dalam Trayek;

7) Penyusunan Legal Drafting Spesifikasi Teknis Kendaraan Angkutan Permukiman

Premium;

8) Pencetakan Dokumen Blanko Perizinan Angkutan Umum;

9) Pemasangan peralatan penunjang dan Aplikasi Kegiatan Perizinan Angkutan

Umum;

10) Pengoperasian Taksi dari Bandar Udara Soekarno Hatta dan

11) Koordinasi Penentuan Kuota Taksi Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

3.5. PERMASALAHAN

Transportasi merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi dan tulang punggung dari

proses distribusi orang maupun barang serta memiliki peran sebagai pembuka

keterisolasian wilayah. Ketersediaan infrastruktur transportasi merupakan salah satu

aspek dalam meningkatkan daya saing produk nasional sehingga harus didukung dengan

sumber daya manusia yang profesional, tanggap terhadap perkembangan teknologi dan

kondisi sosial masyarakat. Kementerian Perhubungan senantiasa berupaya untuk dapat

mengakomodasi kebutuhan masyarakat atas kualitas transportasi baik dari aspek

keselamatan, keamanan, pelayanan dan ketersediaan kapasitas. Permasalahan

transportasi yang masih dihadapi saat ini sangat beragam sehingga perlu pendekatan

secara menyeluruh dari berbagai aspek untuk menyelesaikannya. Kendati demikian,

Kementerian Perhubungan selalu berupaya menyelesaikan berbagai permasalahan

transportasi yang ada, yaitu:

Page 113: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-83

1. Belum optimalnya tingkat kesadaran dan peran serta masyarakat akan

keselamatan dan keamanan transportasi.

Keselamatan dan keamanan transportasi merupakan prinsip dasar dalam

penyelenggaraan transportasi yang meliputi angkutan jalan, angkutan sungai,

angkutan danau, angkutan penyeberangan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan.

Jumlah kejadian dan fatalitas kecelakaan lalu lintas jalan merupakan yang paling

tinggi bila dibandingkan moda lainnya. Masih tingginya jumlah dan fatalitas

kecelakaan ini akibat kurangnya disiplin pengguna jalan dan rendahnya tingkat

kelaikan armada.

2. Belum optimalnya penanganan perlintasan tidak sebidang jalur KA dengan

jalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menyangkut penanganan perlintasan tidak sebidang antara jalan KA dengan jalan,

dalam UU nomor 23 Tahun 2009 tentang Perkeretaapian diamanahkan tidak diizinkan

perlintasan tidak sebidang antara jalan KA dengan jalan jalan, harus dimasukkan

dalam pelaksanaan mengalami kendala khususnya terkait masalah wewenang antara

jalan nasional, provinsi, dimana hal ini dikaitkan dengan kemampuan anggaran

dalam pembuatan flyover/underpass, hal ini sangat penting dalam rangka

pencegahan tingginya kecelakaan.

3. Belum adanya penyuluhan/perbaikan pelayanan untuk pelaksanaan

angkutan pemadu yang diharapkan melalui subsektor, dimana standar

pelayanan maksimal dirasakan masih jauh dari kelayakan pelayanan baik

dari kapal beserta fasilitasnya.

Hal ini yang menjadi perhatian terkait semakin tingginya nilai PSO baik yang diberikan

kepada PT. KAI maupun PT. Pelni, dalam pelayanan kereta api di perkotaan maupun

pelayanan angkutan perintis yang dibagikan kepada kedua BUMN tersebut,

seyogyanya setiap tahun terjadi penurunan nilai Passenger Service Obligation (PSO)

yang diakibatkan semakin berkurangnya ruterute perintis yang berubah menjadi rute

komersial, sejalan dengan meningkatnya daya beli masayarakat dan kemauan

membangun masyarakat atas tarif yang dikenakan, sehingga hal ini perlu dilakukan

evaluasi secara menyeluruh.

4. Belum optimalnya pemenuhan standar keselamatan dan keamanan

transportasi meliputi kecukupan dan kehandalan sarana prasarana

keselamatan dan keamanan transportasi sesuai dengan perkembangan

teknologi.

Saat ini tingkat kecukupan dan kehandalan sarana dan prasarana keselamatan dan

keamanan transportasi masih belum optimal, dimana masih terdapat daerah rawan

kecelakaan yang belum dipasang pagar pengaman jalan, masih belum optimalnya

tingkat kecukupan dan keandalan sarana bantu navigasi pelayaran, serta masih

terdapatnya kinerja yang kurang pada peralatan navigasi udara. Hal ini menjadi

permasalahan yang harus ditangani untuk meningkatkan keselamatan dan

Page 114: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-84

keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi yang ditujukan dalam

rangka meningkatkan rasa aman dan kenyamanan pengguna transportasi serta

menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi transportasi

jalan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan dalam menuju target zero accident.

5. Belum optimalnya peran angkutan laut, yakni karena adanya ketimpangan

muatan.

Salah satu kendala belum optimalnya peran angkutan laut, adalah adanya

ketimpangan muatan yang terjadi, dimana arah muatan dari kawasan Barat telah

mendominasi jalan distribusi ke kawasan Timur, sebaliknya angkutan pelayaran

mengalami kesulitan dalam mencari muatan balik dari kawasan Timur ke wilayah

Barat, sehingga hal itu perlu menjadi perhatian dari Pemerintah Provinsi / Kabupaten

/ Kota, untuk mengembangkan sumber daya alam di wilayahnya.

6. Belum optimalnya penyelenggaraan dan pelayanan angkutan

keperintisan.

Keperintisan merupakan jalur pembuka terisolasinya suatu daerah untuk

menghubungkan daerah satu dengan yang lain atau dari daerah minus ke daerah

maju maupun berkembang. Guna menjaga kesinambungan pelayanan keperintisan,

maka perlu adanya pengaturan sarana dan cadangannya apabila terjadi kerusakan

atau pelaksanaan pemeliharaan tahunan. Permasalahan penyelenggaraan angkutan

perintis yang paling menonjol adalah waktu pelayanan. Untuk transportasi laut, lama

pelayaran (round voyage) kapal perintis berkisar 10 sampai dengan 22 hari karena

keterbatasan jumlah sarana angkutan laut perintis. Pelayanan keperintisan udara

juga memiliki permasalahan yang sama, dimana pelayanan flight perintis tidak

tersedia setiap hari, bahkan ada beberapa flight perintis yang akhirnya ditiadakan

karena tidak ada maskapai yang melayani. Hal tersebut disebabkan karena

keterbatasan sarana yang dimiliki oleh operator dalam penyelenggaraan pelayanan

keperintisan.

7. Kurang optimalnya pelaksanaan perlindungan lingkungan yang

diakibatkan penyelenggaraan transportasi.

Perlindungan lingkungan terkait dengan penyelenggaraan transportasi saat ini dapat

dikatakan belum optimal, mengingat peningkatan emisi gas buang dari kendaraan

tidak diiringi dengan usaha mereduksi pengaruh emisi gas buang, misalnya melalui

pengembangan Ruang Terbuka Hijau, mekanisme punishment untuk kendaraan yang

tidak lolos uji emisi maupun penyediaan lokasi pengolahan limbah B3 yang dapat

mengakomodir limbah pembuangan oli bekas tersebut.

8. Terbatasnya kualitas, kuantitas, standar kompetensi SDM Transportasi

dan tenaga pendidik transportasi.

Meningkatnya pembangunan infrastruktur transportasi menimbulkan konsekuensi

akan pemenuhan sumber daya manusia transportasi yang berdaya saing.

Page 115: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-85

Pemenuhan akan sumber daya manusia transportasi (regulator dan operator) yang

berdaya saing menemui beberapa hambatan antara lain adalah kurangnya standar

kompetensi SDM transportasi, terbatasnya ketersediaan kesempatan sekolah dan

diklat transportasi, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya tenaga

pendidik transportasi. Selain itu, perkembangan teknologi yang cepat dalam

penyelenggaraan transportasi menyebabkan sumber daya manusia transportasi perlu

ditingkatkan agar tetap memiliki daya saing.

9. Belum optimalnya tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan masih

kurangnya kualitas dan kuantitas tenaga auditor internal serta

penggunaan aspek pengaruh teknologi informasi secara optimal.

Terkait dengan belum optimalnya tindak lanjut hasil audit lebih banyak disebabkan

karena permasalahan sumberdaya manusia, serta komplektisitas kasus yang terjadi.

Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang belum sesuai kebutuhan,

kompetensi tenaga auditor yang belum merata, Standar Operating Procedure (SOP)

kegiatan internal belum tersusun dengan baik, Sistem Informasi Pengawasan (SIP)

yang belum dimanfaatkan secara maksimal, dan kurangnya kesadaran objek audit

untuk menindaklanjuti hasil audit menjadi beberapa permasalahan terkait dengan

sumber daya manusia tenaga auditor internal. Dalam kaitannya dengan hal tersebut

tindak lanjut rekomendasi hasil audit perlu mendapatkan perhatian serius, mengingat

hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan reformasi birokrasi.

10. Kurangnya Peneliti adalah modal utama yang cukup menentukan kualitas

dan produktivitas hasil penelitian dan pengembangan transportasi.

Tingkat penguasaan seorang peneliti terhadap bidang keilmuan akan sangat

mempengaruhi performa penelitian, dan sampai dengan saat ini peneliti dengan

penguasaan bidang teknis transportasi masih sangat terbatas, terlebih lagi untuk

bidang keilmuan perekayasaan teknologi kompetensi peneliti Badan Litbang

Perhubungan dapat dikatakan masih sangat minim. Adanya tuntutan peran yang

lebih besar untuk melaksanakan kegiatan penelitian terapan yang berorientasi ke

arah pengembangan teknologi juga memberikan implikasi terhadap kebutuhan

sarana prasarana pendukung. Salah satunya adalah melalui rencana pengadaan unit

pelaksana teknis (balai penelitian/laboratorium) guna mendukung pelaksanaan

kegiatan penelitian terapan di samping penyiapan rencana kebutuhan sumber daya

manusia yang sesuai kebutuhan teknis. Namun demikian adanya moratorium

pegawai dan penundaan pembangunan balai dikarenakan kebijakan penghematan

anggaran menjadikan rencana tersebut tidak dapat terealisasi.

11. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi dalam penyelenggaraan bidang

perhubungan.

Teknologi bidang transportasi pada prinsipnya memberikan dampak signifikan

terhadap penataan dan pengaturan sistem transportasi di Indonesia. Beberapa

konsep pengembangan teknologi melalui Intelligent Transport System (ITS) akan

memberikan kemudahan dalam manajemen transportasi. Namun kendala yang

Page 116: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-86

dihadapi saat ini bahwa permasalahan transportasi di Indonesia tidak serta merta

karena masalah teknologi, melainkan lebih pada masalah sosial dan ekonomi.

12. Masih kurangnya minat swasta dalam penyediaan infrastruktur

transportasi.

Masih rendahnya minat swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi

dipengaruhi oleh faktor komitmen pemerintah dalam memberikan jaminan atas

resiko dan permasalahan lahan termasuk masalah perizinan yang berlaku di

Indonesia;

13. Belum optimalnya peralihan transportasi barang yang didominasi moda

jalan.

Pemilihan moda transportasi darat banyak dipilih oleh perusahaan jasa pengiriman

ekspedisi dikarenakan beberapa kelebihannya, salah satunya adalah tidak terikat

oleh waktu dimana pengiriman dapat dilakukan kapan saja apabila kuota pengiriman

telah tercapai. Namun tingginya beban jalan pada akhirnya akan menimbulkan

kerusakan jalan, kemacetan, serta dampak lain seperti meningkatnya polusi udara,

inefisiensi penggunaan BBM dan meningkatnya resiko terjadinya kecelakaan lalu

lintas. Masih minimnya peralihan moda transportasi barang yang didominasi moda

jalan menjadikan peran transportasi lainnya kurang optimal. Khususnya transportasi

laut dan udara. Transportasi laut dan udara lebih banyak mendominasi pengangkutan

komoditas / barang pada wilayah lain di luar Pulau Jawa atau wilayah terpencil.

Namun optimalisasi pola pengangkutan dalam mewujudkan konektivitas nasional

belum terwujud dengan baik, sehingga optimalisasi pengembangan angkutan non

darat sangat dibutuhkan ke depan khususnya dalam sistem distribusi barang dan

komoditas.

14. Masih tingginya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) berbasis fosil

dalam penyelenggaraan transportasi.

Masalah lain yang dihadapi sektor transportasi adalah besarnya jumlah penggunaan

BBM sebagai sumber energi transportasi. Penggunaan BBM untuk pengoperasian

kendaraan / angkutan saat ini menjadi beban berat bagi pemerintah. Dengan

semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan meningkatnya harga BBM di pasar

dunia, penggunaan energi alternative / bahan bakar non BBM yang ramah lingkungan

untuk pengoperasian kendaraan / angkutan saat ini merupakan suatu keharusan.

Selain mempunyai keuntungan ekonomis penggunaan energi alternatif non BBM juga

dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan.

15. Belum optimalnya pelayanan transportasi multimoda dan antarmoda yang

terintegrasi.

Tidak bisa dipungkiri bahwa ongkos transportasi publik maupun biaya logistik di

Indonesia masih tinggi, yang disebabkan oleh belum terwujudnya integrasi antar

moda transportasi secara menyeluruh yang dapat mengefisienkan waktu, biaya, dan

tenaga.

Page 117: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-87

3.6. TANTANGAN

1. Kesenjangan Antar Wilayah

Masih terdapat kesenjangan antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur

Indonesia (KBI-KTI). Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur dan jaringan

transportasi harus difokuskan di wilayah timur dan dalam upaya mewujudkan

konektivitas antar wilayah. Terwujudnya konektivitas jaringan transportasi antar pulau

dan nasional dengan membangun jaringan infrastruktur transportasi yang mengikat

kuat interkoneksi yang menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

khususnya di Kawasan Timur Indonesia.

2. Penurunan biaya logistik nasional

Pada Tahun 2018, World Bank merilis data bahwa LPI (Logistics Performance Index)

yang disusun berdasarkan skor dari kinerja masing-masing negara. Skor kinerja

tertinggi adalah 5 yang dihitung berdasarkan 6 komponen, yaitu: (1) Custom; (2)

Infrastructure; (3) International Shipments; (4) Logistics quality and competence; (5)

Tracking and tracing; dan (6) Timeliness. Posisi Indonesia berada pada rangking 46 di

dunia, dengan skor 3.15 dimana Logistics Performance Index (LPI) Indonesia berada

di bawah Singapura (7), Thailand (32), Malaysia (41).Pengembangan moda

transportasi sangat penting khususnya dalam upaya meningkatkan kinerja transportasi

untuk meningkatkan nilai LPI Indonesia ke depan, serta usaha untuk memberikan nilai

biaya logistik yang lebih rendah sebagai salah satu upaya memberikan jaminan

kemudahan dalam sistem distribusi komoditas.

3. Optimalisasi penyerapan anggaran Kementerian Perhubungan

Realisasi anggaran Kementerian Perhubungan Tahun 2017 hanya sebesar 86,39%

atau Rp. 41,42 Triliun dari total alokasi anggaran sebesar Rp.47,94 Triliun. Realisasi

anggaran kurang optimal karena beberapa pekerjaan kegiatan pembangunan sarana

dan prasarana transportasi tidak dapat dilaksanakan atau blokir yang tidak dapat

dicairkan dan sisa dana pekerjaan kegiatan. Oleh karenanya alokasi anggaran 2018

sebesar Rp.48,20 Triliun harus lebih dioptimalkan melalui lelang tidak mengikat di awal

tahun 2018.

4. Arahan Presiden terkait agenda pembangunan Tahun 2019 sesuai dengan

Tema RKP 2019 yaitu “Pemerataan untuk Pertumbuhan Berkualitas”,

diantaranya :

a) Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib menggendalikan anggaran di setiap K/L

yang dipimpinnya dengan tidak diperbolehkan masalah anggaran hanya

diserahkan kepada Biro Perencanaan K/L.

b) Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan beroerientasi pada

prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Page 118: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-88

c) Kebijakan anggaran belanja yang tidak dilakukan berdasarkan money follow

function tetapi money follow program prioritas, dimana tidak semua tugas dan

fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata.

d) Memangkas program nomenklatur yang tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagi

rakyat (semua nomenklatur proyek harus jelas).

5. Terdapat program-program penugasan melalui Peraturan Presiden yang

perlu diantisipasi diantaranya terkait kesiapan regulasi, dokumen

perencanaan, serta pendanaan yaitu:

a. Pembangunan LRT Sumatera Selatan, Jabodebek, Bandung Raya, Surabaya;

b. Pembangunan trans Papua (Sorong – Manokwari, Jayapura – Sarmi);

c. Peningkatan kecepatan operasional jalur kereta api lintas utara Jawa menjadi 150

km/jam;

d. Pembangunan jalur kereta api express line menuju Bandara Soekarno Hatta;

e. Pembangunan kereta api cepat/HST lintas Jakarta – Bandung;

f. Pembangunan Pelabuhan Patimban;

g. Pembangunan Bandara Kertajati;

h. Pembangunan Bandara Banten Selatan.

6. Melihat kondisi keuangan negara yang masih kurang stabil, Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP)/ Badan Layanan Umum (BLU) menjadi pilihan sebagai alternatif dalam

pembiayaan sektor perhubungan. Penerimaan PBNP Tahun 2019 ditargetkan sebesar

Rp. 1,88 Triliun sedangkan penerimaan BLU Tahun 2019 sebesar Rp. 1,57 Triliun,

namun yang menjadi tantangan di unit kerja di daerah belum berani mengalokasikan

untuk membiayai pungutan PNBP untuk pembangunan infrastruktur di unit kerjanya.

Hal ini terkait dengan ketentuan dari Kementerian Keuangan bahwa (i) unit kerja

pemungut yang hanya bisa mengalokasikan untuk pembangunan, (ii) terdapat batas

maksimal dari pemungutan APBNP yang dapat dialokasikan untuk pembangunan.

Selain itu terdapat permasalahan akuntabilitas dalam pelayanan jasa dan pengelolaan

PNBP serta mata rantai pembayaran PNBP yang masih menjadi titik rawan

penyimpangan yang dapat berpotensi dikategorikan sebagai tindakan pidana.

7. Peningkatan tata kelola pengawasan Inspektorat Jenderal Kemenhub melalui tata

kelola kapabilitas Inspektorat Jenderal dalam Internal Capability Audit Model (IACM)

untuk dapat berada di level III (Integrated). Internal Audit Capability Model (IACM)

atau juga yang disebut dengan model kapabilitas audit intern adalah salah satu alat

yang digunakan untuk mengukur efektivitas peran audit intern disetiap instansi

pemerintah. IACM dikembangkan sejak tahun 2006 oleh Lembaga Riset Asosiasi Audit

Intern di dunia (IIA) yaitu The Institute of Internal Auditor Research Foundation (IARF)

yang diselesaikan menjadi satu model pada tahun 2009. Keberhasilan peningkatan

tata kelola pengawasan di level 3 dengan artian Inspektorat Jenderal telah mampu

menilai efektivitas, efisiensi dan ekonomis suatu kegiatan dan mampu memberikan

konsultasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern.

Page 119: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-1

Berdasarkan RPJMN 2015-2019, arah kebijakan umum pembangunan nasional diarahkan untuk

memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat

penyediaan infrastruktur perumahan dan kawasan permukiman (air minum dan sanitasi) serta

infrastruktur kelistrikan, menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung

ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan. Seluruh

pembangunan dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran Kerjasama

Pemerintah dan Badan Usaha.

4.1 KERANGKA PENDANAAN

Aspek pendanaan merupakan salah satu kunci utama dalam tercapainya pembangunan

infrastruktur karena memerlukan dana yang besar. Pembangunan infrastruktur transportasi

membutuhkan pembiayaan yang terstruktur dalam periode yang panjang. Pemerintah dapat

meningkatkan pembelanjaan sektor publik hingga mencapai 5%

bahkan hingga 7% PDB. Pemerintah mempunyai kewajiban (Public

Sector Obligation) membangun infrastruktur dasar yang layak secara

ekonomi tetapi tidak layak secara komersial. Kemitraan pemerintah

dan swasta (Public Private Partnership) atau Kerjasama Pemerintah

Badan Usaha (KPBU) diperlukan untuk mendukung proyek-proyek

yang layak secara ekonomi namun kurang layak secara finansial.

4.1.1 SKENARIO PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

Dalam konteks skenario perencanaan infrastruktur perhubungan pembangunan jalan raya

menjadi salah satu komponen terbesar dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan. Skenario

peningkatan jaringan jalan akan memberikan implikasi terhadap peningkatan aksesibilitas antar

wilayah di Indonesia, serta memberikan jaminan peningkatan pelayanan distribusi barang dan

penumpang. Hal ini akan meningkatkan pula pendapatan sektor transportasimeskipun pada

beberapa kasus peningkatan infrastruktur jalan juga akan memberikan dampak terhadap

peningkatan pertumbuhan lalu lintas. Namun permasalahan demikian menjadi salah satu aspek

BAB IV PROGRAM KEGIATAN

PEMBANGUNAN DAN

ANGGARAN 2019

Page 120: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-2

yang memerlukan penanganan mengingat roda perekonomian negara akan sangat tergantung

pada pengembangan infrastruktur.

Tabel 4.1 Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 2015-2019

Sektor Skenario Penuh

(100%) Skenario Parsial

(75%) Skenario Dasar

(50%)

Jalan 1.274 851 637

Perkeretaapian 278 222 140

Transportasi Perkotaan 169 127 84

Transportasi Laut 563 424 282

Transportasi Darat 91 80 60

Transportasi Udara 182 165 100

Total 2.557 1.869 1.303 Sumber : Bappenas, 2014

Skenario pendanaan memberikan implikasi terhadap beberapa skenario didalam peningkatan

perjanjian dan pengembangan investasi dengan pihak swasta maupun BUMN. Mekanisme

Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dan lembaga-lembaga internasional maupun negara

lain akan menjadi salah satu komponen yang harus dibangun. Peningkatan hubungan bilateral

antar negara akan berpotensi meningkatkan investasi, sedangkan peningkatan komponen

pinjaman luar negeri yang berpotensi untuk membiayai pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Pada Tahun 2015-2019, skenario tersebut menjadi salah satu alternatif yang paling signifikan

untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi negara dengan tidak mengesampingkan kebutuhan

lainnya.

Berdasarkan skema pendanaan pembangunan infrastruktur yang diterbitkan Bappenas,

mekanisme optimalisasi peran BUMN dan Swasta menjadi alternatif positif mengingat sumber

pendanaan negara belum optimal memberikan upaya pemerataan pembangunan infrastruktur.

Peran swasta dan BUMN menjadi sangat penting dalam memberikan multiplier effect terhadap

peningkatan iklim investasi, serta percepatan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional

maupun wilayah yang akan berdampak pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Beberapa

kerangka pendanaan pembangunan infrastruktur antara lain seperti dibawah ini:

4.1.2 SKEMA FINANSIAL KREATIF

Kerangka pembiayaan infrastruktur transportasi

terdiri dari beberapa skema finansial kreatif yang

didasarkan pendanaan APBN on Budget, DCM Off

Budget, dan Off Budget Private Financing.

Pembiayaan transportasi sendiri dibagi dalam

duastrategi, yaitu: (1) PPP Konvensional dan (2)

Aliansi Strategis. Proyek-proyek yang layak secara

ekonomi dan finansial dapat diserahkan sepenuhnya

kepada pembiayaan sektor swasta (Private Financing

Initiatives), termasuk proyek-proyek khusus yang bersifat unsolicited dan tidak memerlukan

lelang kompetitif. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan SDM harus ditingkatkan untuk

mempersiapkan, mengelola, dan mengawasi pelaksanaan proses dan prosedur PPP sesuai

Page 121: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-3

dengan prinsip-prinsip internasional. Pembiayaan proyek-proyek PPP berkaitan dengan

pembiayaan proyek modern. Proyek skala besar membutuhkan Equity Financing, Debt Financing

yang canggih, dan aliansi pendanaan global (konsorsium perbankan, investment fund, bond,

dan rekayasa finansial lainnya).

Adapun beberapa skema pendanaan proyek-proyek investasi adalah sebagai berikut:

1. Investasi Pemerintah. Pemerintah dalam melakukan investasi pada proyek-proyek yang

dianggap layak secara ekonomi dengan memanfaatkan dana APBN/APBD, DAU, DAK, dan

Dana Daerah, Pinjaman Luar Negeri dan Kredit Ekspor.

a. Contoh pemanfaatan dana APBN/APBD adalah Subsidi dan Public Service Obligation

(PSO). Subsidi adalah sumbangan atau pembayaran uang oleh pemerintah pada barang

dan jasa untuk dapat menghasilkan produk barang/jasa yang lebih murah. Biasanya

subsidi digunakan oleh pemerintah untuk melakukan proteksi terhadap produk-produk

dalam negeri ataupun untuk memberikan peluang yang sama dalam mengakses fasilitas

publik terhadap masyarakat yang marginal. Public Service Obligation (PSO) merupakan

tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan layanan publik kepada masyarakat

untuk jasa non komersial, yang dilakukan melalui BUMN atau swasta dan didukung oleh

pemerintah melalui skema dukungan sistem non-financial atau financial.

b. Sumber pendanaan luar negeri, baik berupa hibah maupun pinjaman luar negeri (PHLN),

diupayakan tetap mengutamakan kedaulatan, kepentingan nasional dan meningkatkan

efektivitas pemanfaatannya sesuai prioritas pembangunan nasional. Pemanfaatan PHLN

seharusnya dilihat bukan hanya dari sisi pendanaan tetapi juga sebagai sarana untuk

bertukar informasi dan pembelajaran yang bertujuan untuk memperkuat dan

menyempurnakan sistem perencanaan, anggaran, pengadaan, pemantauan dan evaluasi

nasional serta kapasitas kelembagaan serta sumber daya manusia. Sumber pendanaan

melalui hibah luar negeri dapat berasal dari mitra pembangunan internasional, baik

negara maupun lembaga/badan internasional.

2. Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) adalah kerjasama antara pemerintah dan

Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu

kepada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala

Daerah/BUMN/BUMD, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan

Usaha dengan memperhatikan pembagian risiko antara para pihak. Skema pendanaan

Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) bertujuan untuk mencukupi kebutuhan

pendanaan penyediaan infrastruktur secara berkelanjutan melalui pengerahan dana swasta,

penyediaan infrastruktur yang berkualitas, efektif, efisien, tepat sasaran dan tepat waktu,

menciptakan iklim investasi yang mendorong partisipasi Badan Usaha dalam penyediaan

infrastruktur, mendorong prinsip pakai-bayar oleh pengguna, atau dalam hal tertentu

mempertimbangkan kemampuan membayar pengguna dan memberikan kepastian

pengembalian investasi Badan Usaha melalui pembayaran secara berkala oleh pemerintah

kepada Badan Usaha. Skema KPS berfokus pada pendanaan sarana dan prasarana

pembangunan infrastruktur transportasi yang memiliki kelayakan finansial tinggi (full cost

recovery) atau kelayakan marjinal terkait kontribusi pemerintah dalam bentuk government

Page 122: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-4

support. Skema KPS juga dapat disinergikan dengan optimasi penggunaan pinjaman dan

hibah luar negeri, khususnya untuk pendanaan prasarana dasar.

3. Investasi Swasta. Pihak swasta berpartisipasi secara langsung dalam pembiayaan proyek-

proyek infrastruktur, yaitu melalui proyek KPS dengan skema unsolicited, special purpose,

dan pemanfaatan hak kompensasi.

a. Penilaian dan evaluasi kelayakan berupa pemeriksaan semua dokumen administrasi di

hadapan Tim Penilai;

b. Proses penetapan BLU penuh atu BLU bertahap.

4. Creative financing sebagai pembiayaan alternatif, terbagi menjadi:

a. Infrastructure Bond yang penggunaannya secara khusus untuk pembiayaan proyek-

proyek infrastruktur;

b. Penugasan BUMN (seperti penugasan Hutama Karya dalam proyek Trans Sumatera

Highway) didukung melalui penyertaan modal pemerintah dan direct-lending yang

dijamin oleh pemerintah;

c. Private Finance Initiative (PFI)– multiyears contract 15 - 30 tahun;

d. Performance-Based Annuity Scheme (PBAS) atau Availability Payment;

e. Pengenaan tarif/biaya akses seperti Electronic Road Pricing (ERP);

f. Infrastruktur swasta (private infrastructure);

g. Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat (community-based

infrastructure).

4.1.3 SKEMA PENDANAAN INFRASTRUKTUR SELAIN SKEMA APBN, APBD DAN KPS

Skema pendanaan infrastruktur diluar skema APBN dan APBD, serta KPS dilakukan melalui

pendekatan insitusional dan pendekatan kebijakan.

Pendekatan Institusional

Pendekatan institusional dalam perumusan kerangka pendanaan infrastrukturdijelaskan, sebagai

berikut :

1. Penugasan BUMN (seperti: konsep penugasan Hutama Karya dalam proyek Trans Sumatera

Highway) didukung melalui modal pemerintah dan direct-lending yang dijamin oleh

pemerintah;

2. Infrastruktur swasta (private infrastructure) untuk proyek-proyek yang memiliki kelayakan

ekonomi dan finansial baik;

3. Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat (community-based

infrastructure) khususnya untuk proyek infrastruktur skala kecil;

4. Bank khusus pendanaan infrastruktur (infrastructure bank) untuk mengelola project

development revolving fund dan pengelolaan dana dari infrastructure bond maupun dana

dukungan pemerintah;

Page 123: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-5

5. Bank khusus pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur (bank tanah).

Pendekatan Kebijakan

Pendekatan kebijakan dalam pendanaan infrastruktur di sektor transportasi, sebagai berikut:

1. Infrastructure Bond, obligasi yang penggunaannya dikhususkan untuk pembiayaan proyek-

proyek infrastruktur;

2. Private Finance Initiative (PFI) – pembiayaan multiyear contract selama 15-30 tahun;

3. Performance-Based Annuity Scheme (PBAS) atau Availability Payment untuk menjamin

kelangsungan penerimaan investor dalam rentang waktu konsesi;

4. Pengenaan tarif/biaya akses penggunaan infrastruktur seperti Electronic Road Pricing (ERP);

5. Asset Sale/Lease back – penjualan aset untuk pendanaan pembangunan atau kontrak-sewa

jangka panjang, seperti kerja sama 10 bandar udara UPBU di Kementerian Perhubungan,

untuk peningkatan layanan infrastruktur.

4.1.4 BADAN LAYANAN UMUM

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendahaaan Negara, BLU

merupakan instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan

mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan

produktivitas. BLU dapat mendorong pengelolaan yang lebih kreatif atas UPT Kemenhub, karena

BLU memiliki sifat yang semi-bisnis, dimana pengelolaan keuangannya dapat dijalankan lebih

mandiri. Selain itu, ke depan BLU dapat mengajak sejumlah tenaga ahli untuk bergabung agar

pelayanan kepada konsumen meningkat. Pendapatan yang diperoleh BLU Kementerian

Perhubungan sehubungan dengan jasa layanan yang diberikan (termasuk hibah atau sumbangan

dari masyarakat atau badan lain) merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak

(PNBP) Kementerian Perhubungan.

Di lingkungan Kementerian Perhubungan, terdapat beberapa bentuk layanan umum yang dapat

dikelola secara lebih efektif dan efisien melalui pola BLU ini, seperti:

a. BLU Perhubungan Udara yang dilaksanakan mulai tahun 2017, meliputi Bandar Udara

Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo NTT, Bandar Udara Radin

Inten II Lampung, Bandar Udara Juwata Tarakan Kalimantan Utara, Bandar UdaraSentani

Jayapura,Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya, Bandar Udara Fatmawati Soekarno

Bengkulu, Bandar Udara HAS Hananjoeddin Belitung, dan Bandar Udara Matohara

Wakatobi, dan Bandar Udara Sultan Babullah Ternate.

b. BLU BPSDMP, meliputi : BP3IP Jakarta, STIP Marunda-Jakarta, PIP Makasar, PIP

Semarang, Poltekpel Surabaya, ATKP Surabaya, PKTJ Tegal, STPI Curug, ATKP Medan,

ATKP Makassar, STTD Bekasi, BP2IP Barombong, BP2IP Tangerang, BP2IP

Malahayati Aceh, API Madiun, BPPTD Bali, BPPTD Palembang, BPPTL Jakarta, BP2IP

Sorong, BP3 Banyuwangi, BP3 Palembang, BP3 Jayapura, BP3 Curug Tangerang.

Page 124: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-6

Dalam pembentukan BLU di Kementerian Perhubungan, terdapat beberapa tahapan yang

harus dipenuhi, yaitu :

a. Penyelesaian pemenuhan syarat administrasi yang terdiri dari: pernyataan kesanggupan

untuk meningkatkan kinerja pelayanan keuangan dan manfaat bagi masyarakat, pola tata

kelola yang akuntabel dan transparan, rencana strategis bisnis, standar pelayanan

minimum, dan laporan audit terakhir (bila telah diaudit) atau penyataan bersedia untuk

diaudit secara independen;

b. Konsultasi dan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian

Keuangan;

c. Evaluasi terhadap persyaratan administrasi yang telah dipenuhi untuk diusulkan kepada

Menteri Keuangan;

d. Penilaian oleh Tim Kementerian Keuangan terhadap berkas yang telah diusulkan oleh

Kementerian Perhubungan.

Per Bulan April 2018, terdapat penambahan pagu belanja barang sebesar Rp.

2.304.288.000 di Satker BP2IP Tangerang dan penambahan pagu belanja barang

sebesar Rp. 949.617.000 serta pagu belanja modal sebesar Rp. 16.124.120.000,- di

Satker Politeknik Pelayaran Surabaya. Hal ini menyebabkan Pagu Anggaran Tahun

2018 untuk Badan Pengembangan SDM Perhubungan yang semula Rp.

4.527.496.007.000,- bertambah menjadi Rp. 4.549.305.037.000,-.

4.1.5 SKEMA PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019

Kerangka Pendanaan transportasi di Kementerian Perhubungan disusun berdasarkan kebutuhan

capaian kinerja Kementerian Perhubungan yang direpresentasikan melalui Indikator Kinerja

Utama Kementerian Perhubungan, serta Kerangka Regulasi Kementerian rasi Kementerian

Perhubungan Tahun 2015 sejumlah Rp. 63.874,7 Miliar, sedangkan pada tahun 2019 ditargetkan

mencapai Rp. 130.407,9 Miliar. Total Pendanaan Kementerian Perhubungan yang direncanakan

antara tahun 2015-2019 mencapai Rp. 538.714,7 Miliar. Adapun rincian pendanaan untuk tiap

unit kerja Eselon I di Kementerian Perhubungan Pada Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.2 Rincian pendanaan untuk tiap unit Eselon I Kementerian Perhubungan Tahun

2015-2019

UNIT KERJA ALOKASI 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL

Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat

Total 6.077,110 10.620,239 13.031,644 13.481,219 14.053,450 57.263,663

RPJMN 5.834,863 10.352,510 12.748,852 13.180,734 13.732,233 55.849,192

Dukungan Manajemen

242,247 267,729 282,792 300,485 321,217 1.414,471

Direktorat Jenderal

Perkeretaapian

Total 18.670,667 39.558,846 46.200,814 63.253,295 65.641,932 233.325,554

RPJMN 18.554,441 39.433,600 46.066,800 63.109,900 65.488,500 232.653,241

Dukungan Manajemen

116,227 125,246 134,014 143,395 153,432 672,313

Page 125: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-7

UNIT KERJA ALOKASI 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL

Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut

Total 22.842,956 25.513,008 25.216,711 25.362,225 26.985,451 125.920,351

RPJMN 18.169,557 19.721,907 18.556,945 17.703,494 18.177,910 92.329,813

Dukungan Manajemen

4.673,399

5.791,101

6.659,766

7.658,731

8.807,541

33.590,538

Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara

Total 11.745,870 18.376,110 17.820,380 17.620,360 17.748,300 83.311,020

RPJMN 9.502,170 16.054,660 15.437,340 15.222,100 15.206,090 71.422,360

Dukungan Manajemen

2.243,700 2.321,450 2.383,040 2.398,260 2.542,210 11.888,660

Badan Pengembangan

SDM Perhubungan

Total 4.401,610 6.712,099 6.741,825 6.819,239 7.507,361 32.182,133

RPJMN 4.096,440 6.351,580 6.362,604 6.424,663 7.010,172 30.245,459

Pusdiklat AP 74,100 101,519 116,659 126,369 222,699 641,347

Dukungan Manajemen

231,070 258,999 262,562 268,207 274,489 1.295,327

Badan Litbang Perhubungan

228,259 240,359 251,107 237,048 247,941 1.204,715

Inspektorat Jenderal

100,311 105,330 110,590 116,120 122,930 555,282

Sekretariat Jenderal

887,221

1.036,891

1.031,456

1.087,927

1.148,374

5.191,869

TOTAL PENDANAAN 64.954,005 102.162,883 110.404,527 127.977,434 133.455,739 538.954,587

Sumber : KP. 403 Tahun 2016 Tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2015-2019

Total rencana pendanaan tersebut dialokasikan untuk pengembangan transportasi dengan

pembagian yaitu untuk Inspektorat Jenderal Total Pendanaan sampai dengan Tahun 2019 yang

dibutuhkan adalah sejumlah Rp. 555,28 Miliar yang digunakan untuk pelaksanaan Program

Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perhubungan, sedangkan

untuk Sekretariat Jenderal direncanakan sejumlah Rp. 5.191,869 Miliar.

Rencana pendanaan untuk penyelenggaraan Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Transportasi Darat sejumlah Rp.57.263,663 Miliar dengan rincian penggunaannya untuk

pelaksanaan dan implementasi kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perhubungan

Darat, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Perhubungan Darat, Pembangunan dan

Pengelolaan Lalu Lintas Perhubungan Darat, Pembangunan dan Pengelolaan Angkutan dan

Multimoda, Pembinaan dan Pengembangan Keselamatan, serta dukungan manajemen dan

teknis.

Didalam usaha mewujudkan program strategis Kementerian Perhubungan, khususnya pada

pembangunan dan pengembangan transportasi perkeretaapian, kerangka pendanaan yang

sudah disusun oleh Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 direncanakan pula untuk

mendukung Program Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Transportasi Perkeretaapian sejumlah

Rp. 233.325,5 Miliar untuk implementasi kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang sarana

perkeretaapian, kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang lalu lintas dan angkutan kereta

api, kegiatan pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas pendukung kereta api,

kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang keselamatan perkeretaapian serta dukungan

manajemen dan teknis. Pendanaan tersebut juga digunakan untuk membiayai target percepatan

pembangunan perkeretaapian sampai dengan tahun 2019 dengan skema quick win, serta

program lanjutan yang diselenggarakan pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Page 126: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-8

Kerangka pendanaan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 juga disusun dalam usaha

untuk meningkatkan pembangunan transportasi melalui program pengelolaan dan

penyelenggaraan transportasi laut, sejumlah Rp. 125.920,35 Miliar yang merupakan angka total

pendanaan Tahun 2015-2019. Pendanaan tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan

pengelolaan dan penyelenggaraan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, bidang

penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan, Perkapalan dan Kepelautan, bidang Kenavigasian,

dan Penjagaan Laut dan Pantai, serta Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya. Lebih lanjut

kerangka pendanaan yang secara khusus pada program pengelolaan dan penyelenggaraan

transportasi laut tersebut juga digunakan dalam kerangka membiayai percepatan pembangunan

transportasi laut melalui pelaksanaan program quick win dengan beberapa sasaran kegiatan

meliputi meningkatnya ketersediaan dan kehandalan armada pelayaran nasional, pemenuhan

kebutuhan fasilitas pelabuhan sesuai persyaratan hirarkinya serta meningkatnya ketersediaan

sarana dan prasarana di bidang Keselamatan dan Keamanan Pelayaran.

Dalam penyelenggaraan pembangunan transportasi udara pendanaan Kementerian

Perhubungan Tahun 2015-2019 digunakan untuk membiayai program pengelolaan dan

penyelenggaraan transportasi udara dengan total anggaran sejumlah Rp. 83.311,020 Miliar.

Total anggaran pada program tersebut digunakan untuk membiayai rincian kegiatan, meliputi

pelayanan angkutan udara perintis, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana

bandar udara, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana keamanan penerbangan,

pengawasan dan pembinaan kelaikan udara dan pengoperasian pesawat udara, pembangunan,

rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana navigasi penerbangan, serta dukungan manajemen dan

teknis lainnya.

Pendanaan Kementerian Perhubungan didalam pengembangan sumberdaya transportasi

diarahkan pada upaya mewujudkan implementasi program pengembangan sumber daya

manusia perhubungan dengan total anggaran dari tahun 2015-2019 mencapai Rp. 32.182,13

Miliar dengan rincian implementasi kegiatan pada program tersebut digunakan untuk

pembiayaan pengembangan sumber daya manusia perhubungan darat, pengembangan sumber

daya manusia perhubungan laut, pengembangan sumber daya manusia perhubungan udara,

pendidikan perhubungan darat, pendidikan perhubungan laut, pendidikan perhubungan udara,

serta digunakan pula untuk percepatan pembangunan program/kegiatan di Kementerian

Perhubungan melalui program quick win dengan sasaran, meliputi terbangunnya kampus

terpadu SDM transportasi, terbangunnya kampus BP2TD di Bali, serta terbangunnya kampus

baru akademi perkeretaapian di Madiun.

Dalam upaya mewujudkan integritas, serta kualitas penelitian dan pengembangan pada

Kementerian Perhubungan, disusun pula kerangka pendanaan yang dialokasikan pada Badan

Penelitian dan Pengembangan Perhubungan dengan total rencana anggaran dari tahun 2015-

2019 sejumlah Rp. 1.204,715 Miliar. Anggaran tersebut alokasinya direncanakan untuk

membiayai beberapa program/kegiatan terkait dengan penelitian dan pengembangan teknologi

dan dukungan manajemen serta dukungan teknis.

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan sudah memberikan gambaran terkait dengan

upaya-upaya pembangunan transportasi yang secara komprehensif memperhatikan aspek lintas

sektor, diantaranya penyelesaian masalah transportasi yang lebih memperhatikan pendekatan

Page 127: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-9

keruangan atau kewilayahan. Hal ini menjadi bagian penting mengingat aspek keruangan atau

kewilayahan akan memberikan pengaruh besar, khususnya apabila menilik aspek penataan

ruang di Indonesia yang sangat mempengaruhi pola perkembangan jaringan jalan, pertumbuhan

aktivitas pergerakan, serta meningkatnya permasalahan-permasalahan transportasi. Tumbuhnya

aktivitas bangkitan dan tarikan perjalanan, serta terhambatnya proses distribusi barang dan

komoditas, maupun distribusi penumpang pada berbagai matra cukup signifikan dipengaruhi

oleh perubahan dan pertumbuhan aktivitas ruang dan kewilayahan, sehingga upaya penataan

dan pembangunan tata ruang di Indonesia menjadi bagian penting didalam perencanaan

transportasi.

4.2 DEVIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN DENGAN KEBUTUHAN PENDANAAN DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENHUB 2015-2019

Kebutuhan investasi pembangunan infrastruktur terutama bidang perhubungan memerlukan

pendanaan yang sangat besar, dimana berdasarkan Rule Of Thumb investasi infrastruktur

minimal 5% dari PDB Nasional. Infrastruktur menjadi hal yang paling krusial untuk dibenahi

dalam rangka memperkecil ketimpangan wilayah barat dan timur Indonesia. Pembangunan

sarana dan prasarana transportasi diharapkan mampu memperbaiki konektivitas antar wilayah

dan antar pulau untuk mempercepat pemerataan pembangunan serta mendorong sektor lain

untuk berkembang (multiplier effect).

Namun, yang menjadi tantangan pembangunan infrastruktur transportasi yaitu besarnya

gap/deviasi anggaran kebutuhan dengan alokasi anggaran belanja, walaupun alokasi anggaran

belanja meningkat dari alokasi tahun sebelumnya. Berdasarkan data anggaran belanja

infrastruktur transportasi dari Tahun 2015-2017, gap/deviasi anggaran antara alokasi anggaran

dengan kebutuhan dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 justru

semakin besar, dimana pada TA.2015 terdapat gap/ deviasi pembiayaan sebesar 10,13%,

adanya penambahan ini karena adanya APBN-P. Pada TA.2016 gap/deviasi anggaran menjadi

2,71 %. Pada TA.2017 gap/deviasi anggaran bertambah menjadi 3,90%, dan pada TA.2018

gap/deviasi anggaran menjadi semakin besar sebesar 193,08%.

Tabel 4.3 Perbandingan Antara Alokasi Anggaran Perhubungan Dengan Kebutuhan

Pendanaan Dalam Reviu Renstra Kemenhub Tahun 2015-2019

Tahun Pagu Kebutuhan

Renstra Deviasi %

2015 65,9 59,223 6,677 10,13

2016 48,47 47,156 1,314 2,71

2017 48,73 50,63 -1,9 -3,90

2018 48,187 83,231 -35,044 -72,73

2019 44,132 129,342 -85,21 -193,08

Sumber : Reviu Renstra Tahun 2015-2019, KP 873 Tahun 2017

Page 128: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-10

Gambar 4.1 Grafik Deviasi Anggaran Kemenhub TA.2015-2019

Dengan Renstra Kemenhub 2015-2019

Oleh karena itu, target pembangunan transportasi yang tercantum dalam Renstra Kementerian

Perhubungan Tahun 2015-2019 dan RPJMN Tahun 2015-2019 tidak dapat dilaksanakan secara

optimal sehingga target pembangunan infrastruktur transportasi seharusnya direvisi sesuai

dengan alokasi anggaran belanja yang diterima oleh Kementerian Perhubungan. Selain itu, untuk

memenuhi besarnya kebutuhan anggaran pembangunan infrastruktur transportasi diperlukan

dukungan swasta dan BUMN dalam pembangunan sarana danprasarana transportasi di

Indonesia.

4.3 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI

TAHUN 2019

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2015-2019 dan Rencana Strategis

Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas

program kerja pemerintah yang mana melalui pembangunan konektivitas dan penyediaan

infrastruktur yang berkualitas dan memadai akan memberi dampak signifikan pemerataan

kesejahteraan antar wilayah pada jangka panjang. Dalam mencapai target pembangunan

transportasi sampai Tahun 2019, maka Kementerian Perhubungan telah memasukkan beberapa

kegiatan infrastruktur dalam Prioritas Nasional Tahun 2019 sesuai Surat Bersama Menteri

Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor S-

269/MK.02/2018 dan B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu

Indikatif K/L Tahun 2019 diantaranya :

0

20

40

60

80

100

120

140

2015 2016 2017 2018 2019

64,9

48,47 48,73 48,187 44,13259,223

47,156 50,63

83,231

129,342

Pagu Kebutuhan Renstra

gap

Page 129: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-11

1. Dirjen Perhubungan Darat

a) Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di 33 Provinsi;

b) Pembangunan dan Pemasangan Rambu Suar/SBNP dan Rambu Sungai sebanyak 132

unit;

c) Promosi Keselamatan Jalan Nasional di 4 Provinsi;

d) Persiapan pelaksanaan kegiatan KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha) sebanyak 4

Paket;

e) Pembangunan Tipe A Anak Air Padang;

f) Pembangunan Terminal Transit Penumpang Entikong;

g) Pembangunan Dermaga Penyeberangan Batanta - Papua Barat Tahap I;

h) Dokumen Lingkungan dan Andalalin Dermaga Penyeberangan Sepauk Sekadau (Kalbar);

i) Pembangunan Dermaga Penyeberangan Teluk Dalam - Sumut;

j) Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lukit Sagu-sagu - Riauu;

k) Pembangunan Dermaga Penyeberangan Sedanau - Kepri;

l) Pembangunan Dermaga Tanjung Nyato di Pulau Mendanau;

m) Pembangunan Dermaga Penyeberangan Alai (Insit);

n) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Bakalang - NT;

o) embangunan Pelabuhan Penyeberangan Elat – Maluku;

p) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Kaledupa - Sultra;

q) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Boniton - Sulteng;

r) Pembangunan 4 lokasi Dermaga di Danau Toba;

s) Pembangunan Kapal Penyeberangan RoRo 300 GT Lintas Balige - Onanrungu;

t) Pembangunan kapal penyeberangan penumpang Ro-Ro 1500 GT untuk wilayah

Kepulauan Maluku;

u) Pembangunan kapal penyeberangan penumpang Ro-Ro 1500 GT untuk Tg. Pinang -

Tambelan - Sintete;

v) Subsidi Angkutan Perintis Jalan (291 Trayek);

w) Subsidi Angkutan Perintis Penyeberangan (223 Lintas);

2. Transportasi Perkeretaapian

a) Pelayanan Angkutan KA perintis sebanyak 7 lintas;

b) Pembangunan Jalan KA Trans Sulawesi antara Makassar – Pare-Pare segmen 3 (Makassar

– Barru) sepanjang 61,10 km’sp;

c) Pembangunan Jalur Ganda KA antara Bogor – Sukabumi sepanjang 57 km’sp;

d) Pembangunan Jalur Ganda KA antara Mojokerto – Jombang sepanjang 24 km’sp;

e) Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s.d. Jatinegara) (tahap

3) sepanjang 2 km’sp;

f) Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s.d. Jatinegara) (Tahap

2) sepanjang 4 km’sp;

g) Pembangunan Jalur Ganda KA antara Kroya – Kutoarjo sepanjang 76 km’sp;

h) Pembangunan Jalur Ganda KA antara Kedungbanteng – Madiun sepanjang 53 km’sp;

i) Pembangunan Jalur KA Trans Sumatera antara Rantauprapat – Kota Pinang (Segmen I)

sepanjang 33 km’sp;

Page 130: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-12

j) Pembangunan Jalur KA Trans Sumatera antara Besitang – Langsa (Segmen I) sepanjang

35 km’sp;

k) Pembangunan Jalan KA antara Krueng Geukeuh – Paloh sepanjang 8,3km’sp;

l) Pembangunan Jalur KA menuju Bandara Adi Sumarmo sepanjang 13 km’sp;

m) Reaktivasi jalur KA antara Stasiun Semarang Tawang - Pelabuhan Tanjung Mas Tahap II

dan Supervisi sepanjang 2 km’sp;

n) Reaktivasi jalur KA antara Ciranjang - Cipatat - Padalarang sepanjang 30 km’sp;

o) Peningkatan Rel Araskabu-Tebingtinggi-Pematang Siantar sepanjang 57 km'sp;

3. Transportasi Laut

a) Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Kenavigasian

- Pengadaan Boat Survey

- Pengadaan peralatan survey

- Pengadaan peralatan surveymultibeamshallow water

- Pengadaan shallow water

b) Terlaksananya Pelayanan Angkutan Kapal Ternak sebanyak 6 Trayek

c) Terselenggaranya Subsidi Angkutan Barang Tol Laut sebanyak 21 Trayek dengan rute :

Surabaya 8 trayek, Jakarta 2 trayek, Makassar 3 trayek, 8 Trayek masih dalam

pembahasan

d) Terselenggaranya angkutan laut perintis sebanyak 152 Trayek termasuk (subsidi perintis,

angkutan ternak, angkutan rede)

e) Pembangunan Kapal Perintis (penyelesaian) sebanyak 65 Kapal

f) Pembangunan /Peningkatan Pelabuhan di 39 Lokasi antara lain : Bajau, Pulau Bayak,

Parlimbungan Ketek, Bagan siapi-api, Kuala Gaung, Sungai Guntung, Pulau Laut, Subi,

Simalepet, Ujung Jabung, Tanjung Batu, Malakoni Enggano, Linau Bintuhan, Palabuhan

Ratu, Pangandaran, Rembang, Telaga Biru, Masalembu, Pamenang, Biu, Baranusa,

Waikelo, Kendidi Reo, Atapupu, Pelaihari, Sebuku, Cpo Maloy, Marore, Miangas,

Awarange, Tulehu, Manipa, Wonreli, Amahai, Tual, Mangga Dua, Depapre, Nabire, Sarmi,

Korido, Serui, dan Kontruksi Dalam Pengerjaan (KDP) 16 lokasi antara lain : Parlimbungan

Ketek, Bagan siapi-api, Pulau Laut, Subi, Ujung Jabung, Linau Bintuhan, Palabuhan Ratu,

Pangandaran, Padang Tikar Sebuku, Pelaihari Cop Maloy, Depapre, Korido, Serui dan

Sarmi.

4. Transportasi Udara

a) Pelayanan Angkutan Udara Perintis dan Jembatan Udara meliputi Penyelenggaraan

Angkutan Udara Perintis sebanyak 198 rute, Penyelenggaraan Angkutan BBM Angkutan

Udara Perintis sebanyak 7.969 drum, Penyelenggaraan Angkutan Kargo Perintis sebanyak

40 rute, Penyelenggaraan Angkutan BBM untuk Kargo Perintis sebanyak 2.673 drum dan

Penyelenggaraan Subsidi Operasi Angkutan Udara Kargo sebanyak 1 rute.

b) Pembangunan/ pengembangan bandara di 40 lokasi meliputi

1) Pembangunan Bandar Udara Wanggar (Nabire Baru) (SBSN)

2) Pengembangan Bandar Udara Fatmawati-Soekarno

3) Pengembangan Bandara Depati Parbo - Kerinci

Page 131: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-13

4) Pembangunan Bandar Udara Wiriadinata Tasikmalaya

5) Pembangunan Bandar Udara Sukabumi

6) Pengembangan Bandar Udara Tunggul Wulung - Cilacap

7) Pengembangan Bandar Udara Trunojoyo - Sumenep

8) Pengembangan Bandara Pangsuma - Putussibau

9) Pembangunan Bandara Tjilik Riwut

10) Pengembangan Bandara Datai Dawai - Sendawar

11) Pengembangan Bandar Udara Long Ampung

12) Pegembangan Bandar Udara Long Bawan

13) Pengembangan Bandara Nunukan - Nunukan

14) Pengembangan Bandara Seibati - Tj Balai Karimun

15) Pembangunan Bandar Udara Pekonserai

16) Pengembangan Bandara Dobo - Pulau Aru

17) Pengembangan Bandar Udara Moa

18) Pengembangan Bandara Saumlaki - MTB

19) Pengembangan Bandara Pitu - Morotai

20) Pengembangan Bandara Sultan Baabulah ternate (Leveling)

21) Pengembangan Bandara M. Salahuddin - Bima

22) Pengembangan Bandar Udara Haliwen Atambua

23) Pengembangan Bandara Mali-Alor

24) Pengembangan Bandara Tambolaka - Waikabubak

25) Pengembangan Bandara Babo Papua

26) Pengembangan Bandar Udara Dekai

27) Pengembangan Bandara Enarotali - Enarotali

28) Pengembangan Bandar Udara Ewer

29) Pengembangan Bandar Udara Ilaga

30) Pengembangan Bandara Mopah - Merauke

31) Pengembangan Bandar Udara Mozes Kilangin

32) Pengembangan Bandar Udara Oksibil

33) Pengembangan Bandar Udara Sinak

34) Pengembangan Bandar Udara Tanah Merah

35) Pengembangan Bandar Udara Wamena

36) Pengembangan Bandara Rendani

37) Pengembangan Bandar Udara Tampa Padang

38) Pengembangan Bandara Syukuran Aminuddin - Luwuk

39) Pengembangan Bandara Miangas

40) Pengembangan Bandar Udara Rokot.

5. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)

Kegiatan prioritas nasional yaitu Pembangunan Terminal Tipe A Jatijajar.

Berdasarkan target capaian pembangunan transportasi TA.2019 dalam Rencana Strategis

Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 (Top Down Planning) yang tertuang dalam

Page 132: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-14

Kepmenhub No.KP.430 Tahun 2015 maka kebutuhan anggaran TA.2018 sebesar

Rp. 133,46 Triliun, sedangkan hasil exercise pagu kebutuhan Kementerian Perhubungan TA.2018

(Bottom Up Planning) sebesar Rp. 104,04 Triliun.

Sementara berdasarkan Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas

Nomor : S-269/MK.02/2018 dan Nomor : B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April

2018 Perihal Pagu Indikatif K/L Tahun 2019. Total Alokasi Pagu Indikatif pada TA 2019 sebesar

Rp. 44.132.798.484.000,-, dengan rincian sesuai matriks sebagai berikut :

Tabel 4.4 Total Alokasi Pagu Indikatif sesuai Surat Bersama Menteri PPN / Kepala

Bappenas dan Menteri Keuangan (Sesuai Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor : S-269/MK.02/2018 dan Nomor :

B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu Indikatif K/L Tahun 2019

No PROGRAM

PAGU INDIKATIF 2019

RP. MURNI PNBP BLU PLN HLN SBSN JUMLAH

1 SEKRETARIAT JENDERAL

534.519.373 0 0 0 0 0 534.519.373

2 INSPEKTORAT JENDERAL

92.567.748 0 0 0 0 0 92.567.748

3 DITJEN PERHUBUNGAN DARAT

3.575.380.193 6.000.000 0 0 0 31.006.700 3.612.386.893

4 DITJEN PERHUBUNGAN LAUT

7.935.632.784 921.122.677 0 3.928.165.799 0 135.000.000 12.919.921.260

5 DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

6.366.773.738 669.067.326 467.988.259 0 0 200.000.000 7.703.829.323

6 DITJEN PERKERETAAPIAN

6.778.721.019 0 0 980.000.000 0 7.632.687.742 15.391.408.761

7 BADANLITBANG 122.220.397 0 0 0 0 0 122.220.397

8 BADAN PSDM-P 2.468.111.297 22.870.860 1.102.272.008 0 0 0 3.593.254.165

9 BPTJ 162.690.564 0 0 0 0 0 162.690.564

JUMLAH 28.036.617.113 1.619.060.863 1.570.260.267 4.908.165.799 0 7.998.694.442 44.132.798.484

Sumber : Surat Bersama Menteri PPN / Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor S-269/MK.02/2018 dan B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu Indikatif K/L Tahun 2019

Namun dikarenakan terdapat perubahan kebutuhan untuk beberapa kegiatan utama maka

dilaksanakanlah Rekomposisi Anggaran Pagu Indikatif sesuai Surat Menhub Nomor KU.002/20/5

PHB 2018 tanggal 14 Mei 2018 perihal Usulan Penyesuaian Pagu Indikatif RKA Kemenhub 2019.

Adapun hal-hal utama yang menjadi prioritas antara lain sebagai sebagai berikut :

1. Kegiatan Dukungan Manajemen di Sekretariat Jenderal meliputi penyusunan Rencana

Induk Transportasi Nasional, penambahan untuk kegiatan Peningkatan Informasi Publik

sesuai hasil Ratas, biaya operasional LPSE, penggantian lift Gedung Karsa.

2. Kegiatan Ditjen Perhubungan Darat, yaitu Tambahan biaya operasional jembatan timbang

dan dukungan terhadap Kabupaten Asmat Papua (pelayanan angkutan sungai,

Pembangunan dermaga sungai di Sawaerma dan Studi (FS, DED, Dokumen Lingkungan)

di 3 lokasi dermaga sungai.

Page 133: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-15

Tabel 4.5 Total Alokasi Pagu Indikatif TA 2019 sesuai Rekomposisi Anggaran

No PROGRAM

PAGU INDIKATIF 2019

RM PLN HLN SBSN PNBP BLU JUMLAH

1 SEKRETARIAT JENDERAL

547.519.373 547.519.373

2 INSPEKTORAT JENDERAL

92.567.748 92.567.748

3 DITJEN PERHUBUNGAN DARAT

3.747.686.193 31.006.700 6.000.000 3.784.692.893

4 DITJEN PERHUBUNGAN LAUT

7.840.326.784 3.928.165.799 135.000.000 921.122.677 12.824.615.260

5 DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

6.306.773.738 200.000.000 669.067.326 467.988.259 7.643.829.323

6 DITJEN PERKERETAAPIAN

6.748.721.019 980.000.000 7.632.687.742 15.361.408.761

7 BADAN PSDM-P 2.468.111.297 22.870.860 1.102.272.008 3.593.254.165

8 BADAN LITBANG 122.220.397 122.220.397

9 BPTJ 162.690.564 162.690.564

JUMLAH 28.036.617.113 4.908.165.799 0 7.998.694.442 1.619.060.863 1.570.260.267 44.132.798.484

Sumber : Surat Menteri Perhubungan Nomor: KU.002/20/5 PHB 2018 tanggal 14 Mei 2018

Selain itu dikarenakan keterbatasan pendanaan yang bersumber dari APBN (Rupiah Murni) maka

arahan kebijakan pada TA 2019 dibuka peluang untuk pembiayaan Non APBN meliputi

Pembiayaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPBU) dan Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN) dll.

Surat Berharga Syariah Negara atau sukuk negara merupakan instrumen utang piutang tanpa

riba adalah surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia berdasarkan

prinsip syariah. Berdasarkan PP No: 56 Tahun 2011 tentang Pembiayaan Proyek Melalui

Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Proyek yang dapat dibiayai melalui

penerbitan SBSN meliputi:

a. Proyek yang sebagian atau seluruh pembiayaannya diusulkan untuk dibiayai melalui

penerbitan SBSN, baik Proyek yang akan dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan;

dan

b. Proyek yang telah mendapatkan alokasi dalam APBN yang sumber pembiayaannya berasal

dari rupiah murni, baik Proyek yang akan dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan.

Adapun Pembiayaan Proyek melalui penerbitan SBSN dapat dilakukan untuk kegiatan antara lain

sebagai berikut :

a. pembangunan infrastruktur;

b. penyediaan pelayanan umum;

c. pemberdayaan industri dalam negeri; dan/atau

d. pembangunan lain sesuai dengan kebijakan strategis pemerintah.

Page 134: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-16

Proyek yang dapat dibiayai dengan SBSN harus memenuhi persyaratan antara lain,

proyek/kegiatan tersebut merupakan kegiatan prioritas sesuai RPJMN, memperoleh persetujuan

Bappenas dalam kaitannya dengan kesiapan dan kelayakan teknis pelaksanaan proyek,

pelaksanaan proyek dilakukan oleh pemrakarsa dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam

bidang pelaksanaan APBN.

Sejak tahun 2013, Kementerian Perhubungan menjadi kementerian pertama yang memprakarsai

proyek infrastruktur menggunakan skema SBSN – PBS (Project Based Sukuk) terutama di sektor

perkeretaapian. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan jalur rel ganda Cirebon – Kroya.

Pada TA 2019 diupayakan beberapa sub sektor juga turut mencoba skema pendanaan ini

sehingga akan dilaksanakan pula di sub sektor transportasi darat, laut dan udara. Dalam hal ini

kegiatan di Kementerian Perhubungan yang diusulkan utuk dibangun dengan skema SBSN antara

lain sebagai berikut.

Tabel 4.6 Tabel Kegiatan dengan Skema Pendanaan Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN) TA 2019

No. Sektor Kegiatan Skema

Pendanaan Posisi Saat Ini

1. Transportasi

Darat

Pembangunan Terminal Tipe A Anak Air

Padang SBSN Indikasi 2019

2. Perkeretaapian Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s/d

Jatinegara)

SBSN Sudah berjalan

Pembangunan Jalur Ganda Kroya – Kutoarjo

SBSN Sudah berjalan

Pembangunan Jalur Ganda

Kedungbanteng – Madiun SBSN

Sudah berjalan

Pembangunan Jalur KA Trans Sumatera

Rantauprapat – Kota Pinang (Segmen 1) SBSN

Sudah berjalan

Pembangunan KA Trans Sumatera Besitang – Langsa (Segmen 1)

SBSN Sudah berjalan

Pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi

antara Makassar dan Pare-pare Segmen 3 (Makassar – Barru)

SBSN Sudah berjalan

Pembangunan Jalur Ganda Bogor - Sukabumi

SBSN Sudah berjalan

Elektrifikasi Jalur KA Lintas Yogyakarta -

Solo

SBSN Indikasi 2019

Pembangunan Jalur Ganda Mojokerto - Jombang

SBSN Sudah berjalan

Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Bekasi s.d. Cikarang

SBSN Sudah berjalan

Paket A (Pembangunan Fasilitas

Perkeretaapian untuk Manggarai s.d. Jatinegara) (Tahap II)

SBSN Indikasi 2019

Reaktivasi dan Sterilisasi Jalur Kereta Api

antara Padang - Pulau Aer

SBSN Indikasi 2019

3. Transportasi

Laut

Pembangunan Pelabuhan Nabire Papua

SBSN

Masih persiapan

kelengkapan

dokumen TA 2019

Page 135: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-17

No. Sektor Kegiatan Skema

Pendanaan Posisi Saat Ini

4. Transportasi Udara

Pembangunan Bandar Udara Nabire Baru SBSN Masih persiapan kelengkapan

dokumen TA 2019 Sumber : Surat Bersama Menteri PPN / Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor S-269/MK.02/2018 dan B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu Indikatif K/L Tahun 2019

KPBU adalah kerjasama antara pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

untuk kepentingan umum dengan mengacu kepada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya

oleh Menteri/ Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ BUMN/BUMD, yang sebagian atau seluruhnya

menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan memperhatikan pembagian risiko antara para

pihak. Tujuan menggunakan skema KPBU meliputi:

a. Mencukupi kebutuhan pendanaan penyediaan infrastruktur secara berkelanjutan melalui

pengerahan dana swasta

b. Mendorong prinsip pakai-bayar oleh pengguna, atau dalam hal tertentu

mempertimbangkan kemampuan membayar pengguna

c. Penyediaan Infrastruktur yang berkualitas, efektif, efisien, tepat sasaran dan tepat waktu

d. Menciptakan iklim investasi yang mendorong partisipasi Badan Usaha dalam penyediaan

infrastruktur.

e. Memberikan kepastian pengembalian investasi Badan Usaha melalui pembayaran secara

berkala oleh pemerintah kepada Badan Usaha.

Skema pembiayaan KPBU ini juga yang sedang digalakkan Pemerintah pada TA 2019 sehingga

dapat mengurangi besarnya anggaran yang bersumber dari Rupiah Murni (RM). Adapun

berdasarkan Surat Bersama Menteri PPN / Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor S-

269/MK.02/2018 dan B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu

Indikatif K/L Tahun 2019 telah ditetapkan beberapa infrastruktur yang diarahkan untuk dibiayai

melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Availability Payment (KPBU-AP) antara

lain sebagai berikut:

Tabel 4.7 Tabel Kegiatan dengan Skema Pendanaan Kerjasama Pemerintah dan Badan

Usaha (KPBU) TA 2019

No. Sektor Kegiatan Skema

Pendanaan Posisi Saat Ini

1. Transportasi

Darat

Penyelenggaraan uji tipe fasilitas

Proving Ground BPLJSKB Bekasi

KPBU Indikasi 2019

2. Perkeretaapian Pengadaan Badan Usaha

Pelaksana Pengembangan dan

Pengelolaan Proyek Medan – Binjai – Deliserdang (KA

Perkotaan)

KPBU Indikasi 2019

Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Pengembangan dan

Pengelolaan Jalur Ganda Giham - Martapura (KA Antar Kota)

KPBU Indikasi 2019

Pengadaan Badan Usaha

Pelaksana Pengembangan dan

KPBU Indikasi 2019

Page 136: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-18

No. Sektor Kegiatan Skema

Pendanaan Posisi Saat Ini

Pengelolaan Jalur KA Shortcut Cibungur – Tanjungrasa

3. Transportasi

Laut

Pelabuhan Bau-bau KPBU Indikasi 2019 di anggarkan

dengan skema KPBU

Pelabuhan Anggrek Capital Expenditure

KPBU Indikasi 2019 di anggarkan dengan skema KPBU

4. Transportasi Udara

Pengembangan Bandar Udara Komodo – Labuhan Bajo

KPBU Indikasi 2019 di anggarkan dengan skema KPBU

(Posisi Masih Persiapan

Data Dukung KPBU)

5. BPTJ Pembangunan Terminal Poris

Plawad

KPBU Indikasi 2019

Sumber : Surat Bersama Menteri PPN / Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor S-269/MK.02/2018 dan B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu Indikatif K/L Tahun 2019

4.4 KEGIATAN MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL TAHUN 2019

Dalam rangka mendukung Prioritas Nasional Tahun 2019 maka Kementerian Perhubungan

mendukung di 2 Prioritas Nasional yaitu Prioritas Nasional 2 (Pengurangan Kesenjangan

antar Wilayah) dan Prioritas Nasional 3 (Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui

Pertanian, Industri, dan Jasa Produktif) dengan rincian sebagai berikut :

a. Prioritas Nasional 2 : Pengurangan Kesenjangan antar Wilayah yang terdiri atas

Peningkatan Konektivitas, Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika,

Pengembangan Pusat Kegiatan di Wilayah Timur danPembangunan Desa, Pembangunan

Daerah Afirmasi Pembangunan Konektivitas Mendukung Pembangunan Sektor Unggulan

Hulu –Hilir Perikanan. Dalam hal ini Kementerian Perhubungan mendukung di kegiatan

Peningkatan Konektivitas dan Pengembangan Pusat Kegiatan di Wilayah Timur dan

Pembangunan Desa.

Page 137: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-19

Gambar 4.2 Prioritas Nasional 2

Sumber : RKP 2019 Bappenas, 2019

b. Prioritas Nasional 3 : Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui Pertanian, Industri, dan

Jasa Produktif yang terdiri atas kegiatan prioritas Peningkatan Ekspor dan Nilai Tambah

Produk Pertanian, Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Industri Pengolahan, Peningkatan

Nilai Tambah Jasa Produktif, Percepatan Peningkatan Keahlian Tenaga Kerja,

Pengembangan Iptek dan Inovasi untuk Meningkatkan Produktivitas. Kementerian

Perhubungan mendukung prioritas kegiatan Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Industri

Pengolahan dan Peningkatan Nilai Tambah Jasa Produktif.

PN: PENGURANGAN KESENJANGAN ANTARWILAYAH

Peningkatan Konektivitas

PengembanganTelekomunikasi dan Informatika

Pengembangan Pusat Kegiatan

di Wilayah Timur danPembangunan

Desa

PembangunanDaerah Afirmasi

Pembangunan Konektivitas

Mendukung Pembangunan

Sektor Unggulan Hulu –Hilir Perikanan

1

2

3 4

5 2

5

3 4

Page 138: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-20

Gambar 4.3 Prioritas Nasional 3

Sumber : RKP 2019 Bappenas, 2019

Selain mendukung Prioritas Nasional, Kementerian Perhubungan juga mendukung Kebijakan

Presiden Republik Indonesia dengan menindaklanjuti Kegiatan Direktif Presiden sesuai Arahan

Ratas, dan Proyek Strategis Nasional sesuai Perpres 58 tahun 2017 tentang Perubahan Atas

Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis

Nasional.

4.4.1 Kegiatan Mendukung Prioritas Nasional 2

Dalam kegiatan Prioritas Nasional 2 : Pengurangan Kesenjangan antar Wilayah, Kementerian

Perhubungan mendukung kegiatan 1) Peningkatan Konektivitas meliputi kegiatan

Pengembangan Pelabuhan Hub dan Feeder Tol Laut, Pembangunan Transportasi Multimoda

(Jalan Akses Pelabuhan/Bandara, KA Bandara, KA Pelabuhan), Lanjutan Pembangunan 15

Bandara Baru, Pembangunan Transportasi Perkotaan, Keselamatan Transportasi dan

Keperintisan dan 2) Daerah Afirmasi. Adapun rincian kegiatan yang mendukung Prioritas Nasional

2 (Pengurangan Kesenjangan Antar Wilayah) antara lain sebagai berikut:

PN 3

PeningkatanNilai Tambah

Ekonomi melaluiPertanian,

Industri, danJasa Produktif

Peningkatan Ekspor dan

Nilai Tambah Produk

Pertanian

PercepatanPeningkatanNilai Tambah

IndustriPengolahan

PeningkatanNilai TambahJasa Produktif

Percepatan Peningkatan

Keahlian Tenaga Kerja

Pengembangan Iptek dan

Inovasi untuk Meningkatkan Produktivitas

2

1

5

3 4

Page 139: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-21

Tabel 4.8 Kegiatan Peningkatan Konektivitas Berdasarkan Pagu indikatif (Rincian

Prioritas Nasional 2)

No Kegiatan Rincian Kegiatan

1 Pengembangan Pelabuhan Hub dan Feeder Tol Laut

Dilaksanakan di15 Pelabuhan

Pembangunan pelabuhan Enggano, Tanjung Batu, Belang-Belang, Miangas, Marore , Tobelo,

Maba, Pulau Gebe, Nabire, Serui, Teba, Sarmi, Kaimana, Wanci, dan Moa

2 Lanjutan Pembangunan

15 Bandar Udara Baru

Dilaksanakan di 4

Bandar Udara

Dilaksanakan di Bandara Siau; Bandara

Buntukunik; Bandara Muara Teweh; Bandara Tambelan. Penyelesaian pembangunan

bandara hingga dapat melayani untuk minimum operasional

3 Pembangunan

Transportasi Perkotaan

Transportasi Darat 1. Pengadaan dan Pemasangan

Perlengkapan Jalan di 33 Provinsi; 2. Pemeliharaan Perlengkapan Jalan di 33

Provinsi;

3. Rehabilitasi UPPKB di 12 Lokasi;

4 Keperintisan Transportasi Darat 1. Subsidi Perintis Angkutan Jalan di 291

Trayek 2. Subsidi Perintis Angkutan Penyeberangan

di 223 Lintas

Transportasi KA 1. Subsidi KA Perintis di Wilayah Sumbagut, 2. Subsidi Perintis KA Lembah Anai

3. Subsidi Perintis KA Bandara Internasional

Minangkabau 4. Subsidi perintis LRT Sumatera Selatan

5. Subsidi perintis KA Kertalaya 6. Subsidi Perintis KA Bathara Kresna

7. Subsidi Perintis KA Jenggala

Transportasi Laut 1. Penyelenggaraan Angkutan Laut Perintis Swasta dan PELNI (113 Trayek)

2. Angkutan kapal ternak sebanyak 6 Trayek 3. Penyelenggaraan Angkutan Barang Tol Laut

4. Dengan Mekanisme Penugasan dan Swasta

(21 Trayek) 5. Kapal Rede sebanyak 20 Unit

Transportasi

Udara

1. Subsidi Perintis di 22 KPA untuk 272 rute;

dan pengangkutan subsidi BBM 14.328 drum )

2. Penyelenggaraan Angkutan Kargo Udara Perintis di 7 KPA (untuk 78 rute; subsidi

BBM cargo 5.832 drum) Sumber : Data Sub sektor, 2018

Adapun untuk mendukung Pembangunan Daerah Afirmasi meliputi kegiatan dengan rincian

sebagai berikut

Tabel 4.9 Kegiatan Pembangunan Daerah Afirmasi

No Kegiatan Sektor Keterangan

1 Percepatan Pembangunan

Provinsi Papua dan Papua Barat

Transportasi

Darat

1. Pembangunan Dermaga Sungai Akat

dilaksanakan di Tahun 2019 2. Pembangunan Dermaga Sungai Agats

dilaksanakan di Tahun 2019

Page 140: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-22

No Kegiatan Sektor Keterangan

3. Pembangunan Dermaga Sungai Ewer

dilaksanakan di Tahun 2019 4. Pembangunan Dermaga Sungai Sawaerma

dilaksanakan di Tahun 2019

5. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Batanta dilaksanakan di Tahun 2019

Transportasi

Laut

1. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut

Depapre 2. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut

Nabire

Transportasi

Udara

1. Pekerjaan Perpanjangan Runway (100 m)

Arah 33 dan Levelling dengan Asphalt

Hotmix termasuk Marking Bandara Wamena dilaksanakan di Tahun 2019.

2. Lanjutan Perpanjangan Landas Pacu dari 880 m x 23 m Menjadi 1000 m x 23 m

Termasuk Marking dan Pengawasan Bandara

Bomakia di Tahun 2019. 3. Pekerjaan lanjutan pembangunan Bandara

Nabire Baru Dan Pengawasan Bandara Nabire Baru di TAhun 2019.

4. Lanjutan Pembangunan gedung terminal Bandara Mozes Kilangin Timika di Tahun

2019.

5. Pekerjaan perpanjangan landas pacu dari 1.000 m x 23 m menjadi 1.200 m x 23 m

taxiway 78,5 m x 18 m dan apron 40 mx 100 m (tahap I) termasuk fillet dengan aspal

hotmix Bandara Kepi di TAhun 2019.

2 Pembangunan Daerah Tertinggal

Transportasi Darat

1. Kegiatan Subsidi Angkutan Jalan dilaksanakan di 291 trayek;

2. Subsidi Angkutan Penyeberangan Perintis di

222 trayek; 3. Subsidi Angkutan Perintis (Angkutan Barang)

untuk Mendukung Penyelenggaraan Tol Laut 4. Subsidi Ro-Ro Long Distance Ferry Jakarta -

Surabaya

Transportasi KA Kegiatan Subsidi Perintis Kereta Api dilaksanakan di wilayah Sumbagut, KA Lembah

Anai, KA Kertalaya, KA Bathara Kresna, KA Jenggala

Transportasi

Laut

1. Lanjutan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan

Pulau Banyak 2. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Pulau

Tello 3. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Pasapuat

4. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Telaga

Biru 5. Pengerukan Alur Pelayaran/Kolam Labuhan

Lombok 6. Pengembangan Faspel Laut Waikelo

7. Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Atapupu

8. Pengembangan Faspel laut Kendidi Reo 9. Pengembangan Pelabuhan Laut Mansalean

Page 141: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-23

No Kegiatan Sektor Keterangan

10. Rehabilitasi Fasilitas Pelabuhan Bumbulan

11. Lanjutan Pembangunan fasilitas darat Pelabuhan Anggrek

12. Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut

Wonreli 13. Perkuatan dermaga dan replacement trestle

Pelabuhan Tulehu 14. Rehabilitasi Faspel Amahai

15. Pembangunan Faspel Laut Manipa

16. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Kesui 17. Rehabilitasi trestle dan dermaga Pelabuhan

Sarmi 18. Lanjutan fasilitas Pelabuhan Laut Korido

19. Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Serui 20. Revitalisasi Pelabuhan Rakyat Sorong

Transportasi

Udara

Ada di 32 Lokasi, diantaranya: Lasondre; Rokot;

Rahadi Oesman; Yuvai Semaring; Long Apung; Melak; Larat; Oesman Sadik; Kamur; Kimam;

Bomakia; Wamena ; Kiwirok; Bilorai; Akimuga;

Mulia; Moanamani; Mindiptanah; Kepi; Kokonao; Illu; Ewer; Batom; Bade; Obano;

Mozes Kilangin; Waghete; Nabire; Sinak Baru; Dekai; Rendani;

3 Pembangunan Kawasan

Perbatasan dan Perluasan Aksesibilitas di Wilayah

Kepulauan

Transportasi

Darat

1. Pembangunan Terminal Penumpang

Interanasional Entikong; 2. Pembangunan Terminal Barang Internasional

Nanga Badau; 3. Terminal Barang Internasional Aruk;

4. Terminal Barang Internasional Skouw;

5. Terminal Barang Internasional Motaain; 6. Terminal Barang Internasional Motamasin;

7. Terminal Barang Internasional Wini; 8. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan

Teluk Dalam.

Transportasi Laut

1. Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Bagan Siapi-Api

2. Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Sungai Guntung

3. Lanjutan pembangunan fasilitas Pelabuhan

Pulau Laut 4. Lanjutan pembangunan fasilitas Pelabuhan

Subi 5. Replacement pembangunan fasilitas

Pelabuhan Laut Miangas

6. Lanjutan rehabilitasi fasilitas Pelabuhan Laut Marore

7. Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Wonreli

8. Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Depapre

9. Lanjutan pembangunan fasilitas Pelabuhan

Korido

Page 142: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-24

No Kegiatan Sektor Keterangan

Transportasi

Udara

1. Kegiatan Pembuatan Turning Area ujung

runway TH 10 - 28 termasuk marking dilaksanakan di Bandara Maimun Saleh

2. Kegiatan Renovasi dan Perluasan Gedung

Terminal;dilaksanakan di Bandara Seibati; 3. Kegiatan Pekerjaan Pembuatan pagar

pengaman bandara dengan wiremesh dilaksanakan di Bandara Haliwen;

4. Kegiatan Pekerjaan Peningkatan jalan

lingkungan (2.380 M2) dan pelebaran jalan akses menuju terminal baru (1.200 M2) di

Bandara DC Saudale; 5. Kegiatan lanjutan pemotongan bukit

(selesai) di Bandara Mali; 6. Kegiatan Lanjutan Pemenuhan Standar

Pagar pengaman Sisi Udara di Bandara

Pangsuma; 7. Kegiatan Perluasan dari 210 m2 menjadi 600

m2 dan Penataan Gedung Terminal Termasuk Meubelair di Bandara Datai

Dawai;

8. Kegiatan Pekerjaan Timbunan Tanah (11.722 M3) dan Pembuatan Talud (1.247

M3) untuk Persiapan Perluasan Apron di Bandara Nunukan

9. Kegiatan Pelapisan Landas Pacu untuk meningkatkan PCN, Leveling (48.000 m2 )

dan Rekonstruksi Runway (4.500 M2)

sampai dengan aspal hotmix termasuk marking di Bandara; Malinau;

10. Kegiatan Pekerjaan pengadaan dan pemasangan pagar batas lahan bandara di

Bandara Naha;

11. Kegiatan Lanjutan Pekerjaan Pematangan Lahan Perpanjangan Runway 18 di Bandara

Melongguane; 12. Kegiatan Pembangunan terminal baru tahap

I di BandaraDobo;

13. Kegiatan Pagar pengaman batas lahan di Bandara Jhon Becker;

14. Kegiatan Pekerjaan pelebaran taxiway A dari 15m menjadi 23m termasuk pemasangan

box culvert di Bandara Saumlaki ; 15. Kegiatan Rehabilitasi Gedung terminal

penumpang (atap dan Plafond) di Bandara

Sentani; 16. Kegiatan Pengadaan dan pemasangan pagar

pengaman sisi udara dengan BRC tinggi 2,44 m (1.500 m') serta pemenuhan pagar

eksisting (7.000 m') di Bandara Mopah;

17. Kegiatan Pelebaran Runway dari 1000m x 18m Menjadi 1000m x 23m Termasuk

Marking di Bandara Manggelum;

Page 143: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-25

No Kegiatan Sektor Keterangan

18. Kegiatan Pekerjaan Perbaikan Permukaan

Runway, Taxi Way, apron termasuk Fillet dan Marking dengan Hotmix di Bandara

Enarotali;

19. Kegiatan Pekerjaan rehabilitasi gedung terminal 210 M2 di Bandara Sarmi;

20. Kegiatan Perluasan Apron dan pembuatan taxiway Sampai Dengan Asphalt Hotmix di

Bandara Tanah Merah;

21. Kegiatan Pekerjaan lanjutan galian obstacle bukit pada runway 11 (tahap 1) di Bandara

Oksibil; 22. Kegiatan Pelebaran landas pacu dari 18m x

900m menjadi 23m x 900m (4.069 M2) di Bandara Okaba;

23. Kegiatan Lanjutan perbaikan permukaan

landas pacu dan apron termasuk marking dengan asphalt kolakan di Bandara

Karubaga; 24. Kegiatan Perluasan (120 m2) dan Penataan

Gedung Terminal Penumpang (120 m2)

termasuk pembuatan graphic sign dan building sign di Bandara Kebar

4 Penanganan Kawasan Rawan Bencana

Transportasi Laut

Dilaksanakan di seluruh UPT pelabuhan di wilayah rawan bencana

Transportasi

Udara

Ada di 35 lokasi, diantaranya: Cut Nyak Dhien;

Lasikin; Cut Ali; Rembele; Binaka ; Dr. FL Tobing; Depati Parbo; Fatmawati; Muko-Muko;

Silampari; Budiarto; Tunggul wulung;

Trunojoyo; M. Salahuddin; Brangbiji; Frans Seda; Umbu Mehang Kunda; HH Aroeboesman;

Frans Sales Lega; Tambolaka; Gewayantana; Soa; Wunopito; Djalaluddin; Syukuran

Aminuddin; S Bantilan; Pogogul; Kasiguncu; H.

Aroepala; Amahai; Namrole; Wahai; Dumatubun; Sultan Babullah; Emalamo;

Kegiatan di BPSDM

Perhubungan di

22 UPT

Diklat Pemberdayaan Masyarakat Sektor Transportasi Darat, Laut dan Udara yang

dilaksanakan di 22 lokasi dengan rincian sbb:

Diklat Pemberdayaan Masyarakat Sektor

Transportasi Darat di Bekasi, Tegal, Palembang, Madiun, Bali dan Mempawah

Diklat Pemberdayaan Masyarakat Sektor

Transportasi Laut di Jakarta, Semarang, Makassar, Tangerang, Surabaya,

Barombong, Sorong, Aceh, Minahasa

Selatan dan Padang Pariaman

Diklat Pemberdayaan Masyarakat Sektor Transportasi Udara di Tangerang,

Surabaya, Makassar, Medan, Palembang dan Jayapura

5 Penyediaan Afirmasi

Pendidikan

BPSDM

Perhubungan di 19 unit

Kegiatan pola pembibitan taruna di 19 Sekolah

Tinggi/Poltek antara lain:

Page 144: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-26

No Kegiatan Sektor Keterangan

Pendidikan Perhubungan Darat meliputi STTD Bekasi, BPPTD Palembang, PKTJ

Tegal, BPPTD Bali, API Madiun, BP2TD Mempawah;

Pendidikan Perhubungan Laut meliputi

STIP Jakarta, PIP Semarang, PIP

Makassar, Poltekpel Surabaya, Poltekpel Sumbar, BP3IP Jakarta;

Pendidikan Perhubungan Udara meliputi

STPI Curug, ATKP Medan, Poltekbang Surabaya, ATKP Surabaya, BPP Pnb

Banyuwangi, BPP Pnb Jayapura dan BPP

Pnb Curug. Sumber : Data sub sektor, 2018

4.4.2 Kegiatan Mendukung Prioritas Nasional 3

Dalam Kegiatan Prioritas Nasional 3 : Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui Pertanian,

Industri, dan Jasa Produktif, Kementerian Perhubungan mendukung 2 (dua) prioritas kegiatan

yaitu 1) Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Industri Pengolahan dan 2) Peningkatan Nilai

Tambah Jasa Produktif. Adapun anggaran Kementerian Perhubungan dalam mendukung

Peningkatan Nilai Tambah Jasa Produktif terutama melalui Pengembangan Pariwisata di

Kawasan Pariwisata dan KEK Pariwisata di TA 2019 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.10 Dukungan Pengembangan Kawasan Pariwisata dan KEK Pariwisata

No. KEGIATAN LOKASI RINCIAN KEGIATAN

a Labuan Bajo

Pelabuhan Labuhan Bajo

- Pekerjaan Pembangunan Trestle, (6x130) m2 dan pelebaran

- Pekerjaan Pembangunan Dermaga (12 x 55

) M2 - Pekerjaaan Ruang Tunggu

Bandar Udara Labuan

Bajo

- Pekerjaan Perluasan Parkir Sisi Darat dan

Jalan Akses Kargo

- Pekerjaan Perluasan Apron

b Wakatobi

Pelabuhan

Penyeberangan Tomia,

Binongko, Kaledupa

- Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan

baru di Tomia dan Binongko

- Lanjutan Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di Kaledupa

- Pembangunan Kapal Penyeberangan Baru

Lintas Kaledupa - Tomia – Binongko Pelabuhan Wanci - Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan

Pelabuhan Bau-Bau - Tahun 2019 di anggarakan menggunakan skema KPBU

Bandar Udara Matahora

- Wakatobi

- Pekerjaan Pembuatan Drainase Sisi Udara

- Pekerjaan Penataan Parkir dan Landscape Gedung Administrasi

c Bromo-Tengger-Semeru Terminal Tidar,

Magelang

Rehabilitasi Terminaldi Terminal Tidar,

Magelang

Page 145: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-27

No. KEGIATAN LOKASI RINCIAN KEGIATAN

d Tanjung Kelayang

Bandar Udara H.A.S

Hanandjoeddin

Pengembangan Bandar Udara H.A.S

Hanandjoeddin meliputi kegiatan Lanjutan

Pekerjaan Penggantian Pagar dengan Wiremesh tinggi 2,44 m untuk memenuhi

aspek keselamatan dan keamanan

e Danau Toba

Jalur Ganda Kereta Api Araskabu – Pematang

Siantar

Studi Kelayakan Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Araskabu – Pematang Siantar

Ambarita, Ajibata,

Simanindo dan Tiga

Raas

Pembangunan Kapal Penyeberangan lintas

Danau Toba

Pembangunan Pelabuhan Danau di Ambarita, Ajibata, Simanindo dan Tiga Raas

Pelabuhan Danau Toba-

Muara, Toba-Balige, Toba-Onan Runggu,

Toba-Tongging, Toba-Marbun Toruan dan

Toba-Sipinggan

Rehabilitasi Pelabuhan Danau Toba-Muara,

Toba-Balige, Toba-Onan Runggu, Toba-Tongging, Toba-Marbun Toruan dan Toba-

Sipinggan

Bandar Udara Sibisa Penyusunan dokumen lingkungan hidup Bandar Udara dan studi RTT sisi udara dan

sisi darat

f Borobudur Lintas Yogya-Magelang DED Jalur KA lintas Yogyakarta – Magelang

g KEK Tanjung Lesung Lintas Merak-Labuan-

Tanjung Lesung

Studi Kelayakan Pembangunan Jalur Kereta

Api Merak-Labuan-Tanjung Lesung

h KEK Morotai

Bandar Udara Morotai Pengembangan Bandar Udara Morotai meliputi kegiatan pemindahan dan

pemasangan runway light dan pembuatan

jalan akses terminal penumpang Sumber : Data Sub sektor, 2018

Sedangkandukungan Kementerian Perhubungan dalam mendukung Prioritas Percepatan

Peningkatan Nilai Tambah Industri Pengolahan melalui Pengembangan 7 Kawasan Industri (KI)

dan 6 KEK Industri dan Logistik hanya difokuskan di 2 Kawasan yaitu Kawasan Industri Morowali

dan KEK Teluk Bintuni dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.11 Dukungan Pengembangan Pengembangan Kawasan Industri (KI) dan KEK

Industri dan Logistik

No. KEGIATAN LOKASI RINCIAN KEGIATAN

1. KI MOROWALI Bandar Udara

Morowali Tidak dianggarkan di TA 2019 karena sudah

memenuhi standar operasi minimal Bandara. 2. KEK TELUK BINTUNI Pelabuhan Bintuni Kondisi dermaga eksisting dengan rincian:

Dermaga : (70 x 8) m2

Trestle : 2 x (12 x 6) m2 Kedalaman : -5 s/d -10 m LWS

Kapal : 1.800 DWT

Bandar Udara Bintuni Pengembangan Bandar Udara Bintuni meliputi kegiatan Normalisasi Saluran dan Jembatan

disisi Kanan Runway 31, Lanjutan Rehabilitasi dan Perluasan Gedung PKP-PK 40 m2, Bak Air

dan pembuatan halaman Parkir 480 m2 dll

Page 146: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-28

No. KEGIATAN LOKASI RINCIAN KEGIATAN

Bandar Udara Babo Pengembangan Bandara Babo meliputi

Lanjutan Pembuatan saluran terbuka sisi udara, pembangunan gedung genset,

Pembuatan jalan akses ke terminal

penumpang dan area parkir (Vol. 600 M2) termasuk drainase (Vol. 300 M') dll.

Sumber : Data Sub sektor, 2018

4.4.3 Kegiatan Mendukung Direktif Presiden Sesuai Arahan Ratas

Adapun kegiatan yang mendukung Direktif Presiden sesuai dengan Arahan Ratas, antara lain

sebagai berikut :

Kapal Penyeberangan Wilayah Kepulauan Maluku

KA Bandara Adi Sumarmo

Jalur Ganda KA Bogor Sukabumi

Bandar Udara Sukabumi

Bandar Udara Wiriadinata Tasikmalaya

Bandar Udara Nabire Baru

Bandar Udara Silampari – Lubuk Linggau

Bandar Udara Binaka – Gunung Sitoli

Bandara Depati Parbo - Kerinci

Bandar Udara Pekonserai

Bandar Udara Marinda - Raja Ampat

Bandar Udara Illaga

Bandar Udara Kayong Utara/Ketapang Baru

Bandar Udara Nop Goliat – Dekai

Bandar Udara Sibisa- Parapat

Pelabuhan Nabire.

4.4.4 Kegiatan Mendukung Proyek Strategis Nasional (Perpres 58 tahun 2017)

Adapun kegiatan yang mendukung Proyek Strategis Nasional berdasarkan Perpres 58

Tahun 2017 tentang Proyek Strategis Nasional antara lain sebagai berikut:

Pelabuhan CPO Maloy

Pelabuhan Patimban

Bandar Udara Radin Inten II

Bandar Udara Tjilik Riwut

"Kereta Api Makassar – Parepare (Tahap I dari pengembangan jalur Lintas Barat

Sulawesi Bagian Selatan)"

Pembangunan Jalur KA lintas Bandar Tinggi – Kuala Tanjung

Double Track Jawa Selatan

Kereta Api Rantau Prapat – Duri – Pekanbaru

Kereta Api Jambi – Pekanbaru (Jambi – Riau)

Page 147: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-29

"Kereta Api Akses Bandara Baru Yogyakarta-Kulon Progo"

Pembangunan Rel Kereta Api Provinsi Kaltim

Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor North – South Tahap I

Light Rapid Transit (LRT) Sumatera Selatan

Kereta Api Akses Bandara Adi Sumarmo (Provinsi Jawa Tengah)

4.5 PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN TAHUN 2019

Dalam rangka mewujudkan sasaran dalam Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2019,

berikut disampaikan program prioritas pembangunan transportasi tahun 2019 di Kementerian

Perhubungan meliputi :

4.5.1 Sekretariat Jenderal

Kegiatan strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan pada tahun 2019 antara lain

sebagai berikut:

1) Pengadaan Penataan Infrastruktur Fasilitas Pendukung Pengelolaan Perkantoran Kantor

Pusat Kementerian Perhubungan;

2) Publikasi Kebijakan Pimpinan Kementerian Perhubungan melalui Media Elektronik dan

Media Massa;

3) Upgrade Server dan Storage Data Center Kementerian Perhubungan;

4) Assessment Center dan Assessment Kompetensi Pemangku Jabatan / Pegawai di

lingkungan Kementerian Perhubungan;

5) Pengadaan Peralatan Investigasi berupa Permanent Investigation Equipment dan

Personal Protective Equipment;

6) Sidang Majelis Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran

7) Penyiapan Pengelolaan Kebijakan Lingkungan Hidup, Dampak Sektor Transportasi,

Adaptasi dan Mitigasi Terhadap Perubahan Iklim;

8) Pembinaan pengadaan barang dan jasa serta pengelolaan Barang Milik Negara (BMN);

9) Pembinaan Perbendaharaan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);

10) Peningkatan Kompetensi Personil Koordinator Proyek Public Private Partnership (PPP);

11) Pelayanan Advokasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan;

12) Penyusunan Dokumen Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2020-2024;

13) Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Transportasi Nasional.

4.5.2 Inspektorat Jenderal

Untuk mewujudkan Sasaran Strategis ke-9 Kementerian Perhubungan

melalui penigkatan kualitas pengawasan atas pelaksanaan tugas di

Kementerian Perhubungan, Inspektorat Jenderal mewujudkannya

melalui 7 Sasaran Kegiatan yang di cascadingkan menjadi 11 Indikator

Kinerja Kegiatan (IKK). Untuk dapat merencanakan dan mengukur IKK

tersebut pada tahun 2019 target Inspektorat Jenderal adalah sebagai

berikut:

Page 148: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-30

1. Terwujudnya good government di lingkungan Kementerian Perhhubungan diwujudkan

melalui:

a. Kebocoran keuangan negara hanya 0.35% dari total alokasi anggaran Kementerian

Perhubungan

b. Tindak Lanjut temuan hasil audit Inspektorat Jenderal sudah 90% ditindaklanjuti

2. Tersedianya Pedoman Pengawasan Internal diwujudkan merlalui 80% pedoman

pengawasan internal yang ditetapkan dapat di Implementasikan

3. Terselenggaranya pengawasan internal yang efektif dan efisien diwujudkan melalui:

a. Pelaksanaan Program Kerja Pengagawasan Tahunan (PKPT) 80% sesuai dengan

Rencana Kerja Audit Tahunan (RKAT)

b. Tingkatkan tata kelola Inspektorat Jenderal sudah berada dalam level 3 yang

menggunakan metode Internal Audit Capability Model (IACM) oleh

4. Tersedianya Aparatur pengawasan yang kompeten diwujudkan melalui:

a. Aparatur pengawasan yang mengikuti peningkatan kompetensi sebanyak 93%;

b. Peningkatan ratio sumber daya pengawasan yang memiliki sertifikat JFT meningkat

sebanyak 73%.

5. Tersedianya informasi yang akurat di lingkungan Inspektorat Jenderal melalui 50%

permanfaatan teknologi dan informasi dalam pelaksanaan pengawasan

6. Terwujudnya good government di lingkungan Inspektorat Jenderal melalui:

a. Nilai implementasi SAKIP mencapai 82;

b. Tingkat maturasi SPIP sudah berada di level 3.

7. Terkelolanya anggaran pengawasan internal secara optimal diwujudkan dengan kualitas

pelaksanaan anggaran melalui 85% anggaran yang realisasikan sesuai dengan rencana

penarikan dana

Selanjutnya untuk mewujudkan target IKK pada tahun 2019 kegiatan strategis Inspektorat

Jenderal yang berhubungan dengan pengawasan adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Audit Kinerja dan Pelaksanaan Pemeliharaan Aset pada Sektor Darat dan Kereta

Api sebanyak 28 Objek

b. Pelaksanaan Audit Kinerja dan Pelaksanaan Pemeliharaan Aset pada Sektor Laut bagian

barat sebanyak 113 Objek

c. Pelaksanaan Audit Kinerja dan Pelaksanaan Pemeliharaan Aset pada Sektor Laut bagian

timur sebanyak 30 Objek

d. Pelaksanaan Audit Kinerja dan Pelaksanaan Pemeliharaan Aset pada Sektor Udara sebanyak

104 Objek

e. Pelaksanaan Audit Kinerja dan Pelaksanaan Pemeliharaan Aset pada Sektor Penunjang

sebanyak 30 Objek

f. Secara garis besar pelaksanaan Audit Kinerja dan Pelaksanaan Pemeliharaan Aset pada

objek-objek tepilih dilakukan hanya 60% dari objek-objek yang ada di masing-masing

Inspektorat. Hal tersebut dilakukan mengingat pengawasan intern yang dilakukan tidak

hanya meliputi audit saja melainkan juga meliputi:

Page 149: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-31

a. Reviu

1) Reviu anggaran yang meliputi :

Reviu Pagu Kebutuhan Anggaran;

Reviu Harga Perkiraan Sendiri (HPS);

Reviu Pagu Anggaran;

Reviu Revisi Anggaran;

Reviu Pengelolaan Anggaran Triwulanan;

Reviu LK KPA BUN;

2) Reviu Laporan Keuangan

3) Reviu Laporan Kinerja Tingkat Kementerian,

4) Reviu Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN),

5) Reviu Perpanjangan Kontrak Tahun Jamak: dan

6) Reviu lain atas perintah Menteri dan/atau Inspektur Jenderal;

b. Evaluasi yang meliputi :

1) Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) Unit Kerja Eselon I;

2) Evaluasi Rencana Strategis (Renstra), Evaluasi Dokumen Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKIP);

3) Evaluasi Penerapan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK);

4) Evaluasi Penerapan Zona Integritas Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM);

5) PenyelenggaranWhistleblowing System (WBS);

6) Evaluasi terhadap kegiatan atau hal yang menjadi Isu-Isu Strategis dan Prioritas

Nasional di Lingkungan Kementerian Perhubungan; dan

7) Evaluasi lain atas perintah Menteri dan/atau Inspektur Jenderal;

c. Pemantauan yang meliputi :

1) Pengawalan dan Pemantaun terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Program

Pembangunan Prioritas Nasional (P3N);

2) Pemantauan dan penyelesaian terhadap proyek-proyek prasarana dan sarana di

lingkungan Kementerian Perhubungan pada obyek-obyek terpipilh yang terindikasi

atau dengan status mangkrak/ Kontruksi Dalam Pengerjaan (KDP) / Belum

Operasional (BO);

3) Pemantauan atas Penerapan SPIP;

4) Pemantauan atas tindak lanjut hasil pengawasan;

5) Pemantauan terhadap kegiatan atau hal yang menjadi Isu-Isu Strategis dan Prioritas

Nasional di Lingkungan Kementerian Perhubungan; dan

6) Pemantauan lain atas perintah Menteri dan/atau Inspektorat Jenderal.

d. Kegiatan Pengawasan lainnya yang meliputi :

1) Sosialisasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang

pengawasan;

2) Pembimbingan dan konsultansi;

3) Pendampingan dan supervisi;

Page 150: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-32

4) Pengendalian gratifikasi;

5) Pengelolaan hasil pengawasan;

6) Konsultasi tata kelola dan kepatuhan barang milik negara; dan

7) Pemaparan hasil pengawasan serta mekanisme tindak lanjut hasil pengawasan.

4.5.3 Ditjen Perhubungan Darat

Kegiatan Strategis Bidang Sarana Transportasi Darat, meliputi sebagai berikut :

1. Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Lanjutan sebanyak 4 paket;

2. Pembangunan Bus Air sebanyak 5 unit.

Kegiatan Strategis Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Perhubungan

Darat, meliputi sebagai berikut :

1. Pembangunan Terminal Tipe A Lanjutan

sebanyak 6 lokasi;

2. Pembangunan Terminal Internasional sebanyak

6 lokasi;

3. Rehabilitasi Terminal sebanyak 19 lokasi;

4. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Baru

sebanyak 1 lokasi;

5. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan

Lanjutan sebanyak 13 lokasi;

6. Rehabilitasi Pelabuhan penyeberangan sebanyak 1 lokasi;

7. Pembangunan Pelabuhan Danau Lanjutan sebanyak 5 lokasi;

8. Rehabilitasi Pelabuhan Danau sebanyak 1 lokasi;

9. Pembangunan Pelabuhan Sungai Baru sebanyak 4 lokasi;

Kegiatan Strategis Pembangunan dan Pengelolaan Lalu Lintas Perhubungan

Darat, meliputi sebagai berikut :

1. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di Jalan Nasional 636 Paket tersebar

di 33 provinsi;

2. Pemeliharaan Perlengkapan Jalan di jalan Nasional sebanyak 33 paket di 33 provinsi;

3. Pengadaan dan Pemasangan ATCS Lanjutan (Area Traffic Control System) sebanyak 2

paket;

4. Pembangunan Halte Sungai sebanyak 1 lokasi;

5. Pengadaan dan Pemasangan Rambu Suar dan SBNP sebanyak 7 unit;

6. Pengadaan dan Pemasangan Rambu Sungai sebanyak 125 unit.

Page 151: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-33

Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Angkutan dan

Multimoda, meliputi sebagai berikut :

1. Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan Jalan sebanyak 291 trayek di 33 provinsi;

2. Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan SDP sebanyak 223 trayek yang tersebar di

33 Proinsi;

3. Operasional Terminal Penumpang Tipe A di 97 lokasi.

Kegiatan Strategis Bidang Pembinaan dan Keselamatan, meliputi sebagai

berikut:

1. Promosi Keselamatan Transportasi Darat sebanyak 4 provinsi;

2. Pengadaan dan Pemasangan Zona Selamat Sekolah sebanyak 1 paket;

3. Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan (LRK) sebanyak 1 paket;

4. Kegiatan Rute Aman Selamat Sekolah (RASS) 1 Paket;

5. Operasional Jembatan Timbang di 77 lokasi.

4.5.4 Ditjen Perkeretaapian

Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perkeretaapian

1. Revitalisasi Kereta Rel Listrik KfW (Multiyears 2019 - 2020) sebanyak 10 train set @4

unit;

2. Perawatan, Pengoperasian Sarana dan Fasilitas Sarana Milik Negara sebanyak 10 paket;

3. Penyusunan Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/Pedoman/Kriteria/Prosedur Bidang

Sarana Perkeretaapian sebanyak 1 dokumen;

4. Pelaksanaan Pembinaan bidang Sarana Perkeretaapian sebanyak 3 kegiatan;

5. Administrasi dan Layanan Perkantoran selama 1 tahun.

Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung KA

1. Kegiatan rehabilitasi/peningkatan jalan rel/

emplassemen yaitu terdiri dari:

a. Lintas Araskabu–Tebingtinggi–Pematang

Siantar (57 km);

b. Lintas Bogor - Yogyakarta Koridor Banjar Kroya

Antara Kawunganten - Lebeng (3 km);

c. Lintas Bogor - Yogyakarta Koridor Banjar Kroya Antara Jeruk Legi – Kroya (7 km);

2. Kegiatan pembangunan jalan rel/emplassemen di 14 Lintas yang terdiri dari:

Page 152: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-34

a. Lintas Makassar – Pare-Pare segmen 3 (61,10 km’sp);

b. Lintas Bogor – Sukabumi (57 km’sp);

c. Lintas Mojokerto – Jombang (24 km’sp)

d. Lintas Kroya – Kutoarjo (76 km’sp);

e. Lintas Kedungbanteng – Madiun (53 km’sp);

f. Lintas Rantauprapat – Kota Pinang (Segmen I) (33 km’sp);

g. Lintas Besitang – Langsa (Segmen I) (35 km’sp);

h. Lintas Krueng Geukeuh – Paloh(8,3km’sp);

i. Lintas Solo Balapan – Bandara Adi Sumarmo (13 km’sp);

j. Lintas Stasiun Semarang Tawang - Pelabuhan Tanjung Mas (2 km’sp);

k. Lintas Kotabumi - Cempaka (Tahap III) (9 km’sp);

l. Lintas Kedungjati-Tuntang (7 km’sp);

m. Lintas Ciranjang - Cipatat - Padalarang (30 km’sp);

n. Lintas Padang-Pulau Aer (3,80km’sp);

3. Pengadaan Material Rel (1514 km’sp);

4. Pengadaan Material Wesel (termasuk Loan China) (508 unit);

5. Pembangunan Jembatan/Terowongan/Gorong-Gorong/Box Culvert/Underpass/Fly over

sebanyak 1 unit;

6. Peningkatan/Pembangunan Bangunan Khusus sebanyak 1 unit;

7. Pemagaran Fasilitas Pendukung / Sterilisasi sebanyak 1 paket;

8. Pengadaan Lahan sebanyak 3 paket;

9. Penyusunan Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/Pedoman/Kriteria/Prosedur Bidang

Prasarana Perkeretaapian sebanyak 14 dokumen;

10. Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO) 1 tahun

11. Pelaksanaan Pembinaan bidang Prasarana Perkeretaapian 7 kegiatan;

12. Administrasi dan Layanan Perkantoran selama 1 tahun.

Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Lalu Lintas Perkeretaapian

Subsidi Bidang Perkeretaapian sebanyak 2 kegiatan:

a. Kegiatan subsidi perintis sebanyak 8 lintas;

b. Kegiatan subsidi angkutan motor gratis sebanyak 1 paket.

Page 153: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-35

Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Keselamatan Perkeretaapian

1. Kegiatan Sosialisasi/Rakor/Seminar/Workshop Bidang Keselamatan Perkeretaapian

sebanyak 4 kegiatan;

2. Pembangunan/Pengadaan Fasilitas/Peralatan Keselamatan Perkeretaapian sebanyak 2

paket;

3. Penyusunan Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/Pedoman/ Kriteria/Prosedur Bidang

Keselamatan Perkeretaapian sebanyak 4 dokumen;

4. Pelaksanaan Pembinaan bidang Keselamatan Perkeretaapian sebanyak 17 kegiatan;

5. Administrasi dan Layanan Perkantoran selama 1 tahun.

Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung KA

1. Pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi antara Makassar – Pare-Pare segmen 3

(Makassar – Barru) (61,10 km’sp);

2. Pembangunan Jalur Ganda KA antara Bogor – Sukabumi (57 km’sp);

3. Pembangunan Jalur Ganda KA antara Mojokerto – Jombang (24 km’sp);

4. Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s.d. Jatinegara) (tahap

3) (2 km’sp);

5. Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s.d. Jatinegara)

(Tahap 2) (4 km’sp);

6. Pembangunan Jalur Ganda KA antara Kroya – Kutoarjo (76 km’sp);

7. PembangunanJalur Ganda KA antara Kedungbanteng – Madiun (53 km’sp);

8. Pembangunan Jalur KA Trans Sumatera antara Rantauprapat – Kota Pinang (Segmen I)

(33 km’sp);

9. Pembangunan Jalur KA Trans Sumatera antara Besitang – Langsa (Segmen I) (35

km’sp);

10. Pembangunan Jalan KA antara Krueng Geukeuh – Paloh(8,3km’sp);

11. Procurement of Track Material and Turnout Phase II (1500 Km’sp and 500 Unit);

12. Pembangunan Jalur KA menuju Bandara Adi Sumarmo (13 km’sp);

13. Reaktivasi jalur KA antara Stasiun Semarang Tawang - Pelabuhan Tanjung Mas Tahap

II dan Supervisi (2 km’sp);

14. Pembangunan Jalan Ganda KA antara Kotabumi - Cempaka (Tahap III) (9 km’sp);

15. Lanjutan Reaktivasi Jalur KA Lintas Kedungjati - Tuntang termasuk Penanganan

Longsoran Badan Jalan (7 km’sp);

16. Reaktivasi jalur KA antara Ciranjang - Cipatat - Padalarang (30 km’sp);

Page 154: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-36

17. Reaktivasi dan Sterilisasi Jalur Kereta Api antara Padang-Pulau Aer (3,80km’sp);

18. Peningkatan Rel Araskabu – Tebing tinggi – Pematang Siantar (57 km’sp);

19. Peningkatan Track Eksisting Mengganti Rel R.42 Bantalan Beton Menjadi Rel R.54

Bantalan Beton Km. 376+000 - Km. 379+050 Sepanjang 3.050 M'sp Antara

Kawunganten - Lebeng Koridor Banjar - Kroya Lintas Bogor – Yogyakarta (3 km’sp);

20. Peningkatan Track Eksisting Mengganti Rel R.42 Bantalan Beton Menjadi Rel R.54

Bantalan Beton Lengkap Dengan Penambat Km.379+050 – Km. 402+100 Sepanjang

23.050 M'sp Antara Jeruk Legi - Kroya Koridor Banjar - Kroya Lintas Bogor - Yogyakarta

(7 km’sp);

21. Penggantian Jembatan Baja Pembuatan Pangkal Jembatan BH 79 Viaduct Antara

Pasarnguter-Wonogiri (1 unit);

22. Pelayanan Angkutan KA perintis (7 lintas);

23. Subsidi Perintis Penyelenggaraan LRT Sumsel (12 bulan);

24. Pengadaan Lahan Lintas Banjarmasin – Tanjung (1 paket);

25. Pengadaan Lahan Lintas Tulangan – Gununggasir (1 paket);

26. Pengadaan Lahan Lintas Sei Liput – Besitang (1 paket);

27. Pengadaan Lahan Double Track Lintas Bogor Sukabumi (1 paket);

28. Pengadaan Lahan untuk Pembangunan Jalan KA Menuju Teluk Lamong (1 paket);

29. Railway Electrification and Double Double Tracking of Java Main Line Project (I) (IP-508)

(1 paket);

30. Jabodetabek Railway Capacity Enhancement Phase I (1 paket);

31. Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian Lintas Bekasi – Cikarang (1 paket);

32. Elektrifikasi Jalur KA Lintas Yogyakarta – Solo (1 paket);

33. Pembangunan Jalur KA menuju KSPN Borobudur dan Sekitarnya (DED) (1 paket);

34. Pembangunan Jalur KA menuju KSPN Danau Toba dan Sekitarnya (DED) (1 paket);

35. Jasa Konsultasi LRT Jabodebek (1 Paket);

36. Studi/DED/Amdal (36 dokumen);

37. Biaya Operasional Pengadaan Lahan (LMAN) (4 Paket);

38. Pelaksanaan IMO (1 Tahun).

Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api

1. Engineering services of Surabaya Regional Railway Line;

2. Persiapan pelaksanaan KPBU sebesar 3 paket;

Page 155: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-37

3. Pelayanan Angkutan KA perintis 7 Lintas;

4. Pengalokasian PSO yang terus meningkat dengan tingkat jumlah penumpang

376.690.961;

5. Pengalokasian subsidi angkutan motor gratis sebanyak 1 kegiatan.

4.5.5 Ditjen Perhubungan Laut

A. Kegiatan Strategis di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut

1. Rencana penempatannya akan melayani jarigan angkutan laut perintis (subsidi perintis,

angkutan ternak, angkutan rede) pada 152 lintas yang tersebar di seluruh 33 provinsi

pada Pangkalan Pelabuhan Meulaboh, Calang, Teluk Bayur, Bengkulu, Tj. Pinang, Kijang,

Sintete, Sunda Kelapa, Kotabaru, Semarang, Surabaya, Tanjung Wangi, Bima, Kupang,

Maumere, Bitung, Tahuna, Pagimana, Kolonedale, Kendari, Tilamuta, Kwandang,

Makassar, Mamuju, Ambon, Tual, Saumlaki, Ternate, Babang, Sanana, Jayapura, Biak,

Merauke, Manokwari, Sorong.

2. Subsidi Angkutan Laut Tetap Dan Teratur Untuk Kapal Barang Dalam Rangka Menunjang

Tol Laut untuk Rute terdiri dari R-1 : Teluk Bayur - P. Nias (Gn. Sitoli) - Mentawai - P.

Enggano - Bengkulu – PP (Kapal Utama), R-2 : Tg Priok – Tanjung Batu - Blinyu -

Tarempa - Natuna (Selat Lampa) - Midai - Serasan - Tg Priok (Kapal Utama), R-3 : Tg

Perak – Belang-belang - Sangatta Nunukan - Pulau Sebatik (Sungai Nyamuk) - Tanjung

Perak (Kapal Utama) , R-4 : Tg Perak – Makassar – Tahuna – Tanjung Perak (Kapal

Utama), R-5 : Tahuna - Kahakitang - Buhias - Tagulandang - Biaro - Lirung - Melongoane

- Kakorotan - Miangas - Marore - Tahuna ( Kapal Pehubung), R-6 : Tanjung Perak -

Makassar - Tobelo - Tanjung Perak (Kapal Utama), R-7 : Tobelo - Maba - P. Gebe - Obi

- Sanana - Tobelo (Kapal Penghubung), R-6. Tanjung Perak - Tidore - Morotai - Tanjung

Perak (Kapal Utama), R-8 : Tanjung Perak - Wanci - Namlea - Tanjung Perak (Kapal

Utama), R-9 : Tanjung Perak - Biak - Tanjung Perak (Kapal Utama), R-10 : Biak -

Oransbari - Waren - Teba - Sarmi - Biak (Kapal Penghubung), R-11 : Tanjung Perak -

Nabire - Serui - Wasior - Tanjung Perak (Kapal Utama) R-12 : Tanjung Perak - Fakfak -

Kaimana - Tanjung Perak (Kapal Utama), R-13 : Tanjung Perak - Timika- Agats -

Merauke - Tanjung Perak (Kapal Utama Crossing), R-14 : Tanjung Perak - Saumlaki -

Dobo - Tanjung Perak (Kapal Utama), R-15 : Tanjung Perak - Kalabahi - Moa - Rote

(Ba'a) - Sabu (Biu) - Tanjung Perak (Kapal Utama), dan pada tahun 2019 terdapat 21

rute/ trayek antara lain Surabaya 8 trayek, Jakarta 2 trayek, Makassar 3 trayek, 8 Trayek

masih dalam pembahasan.

3. Penyelesaian pembangunan kapal perintis yang terdiri dari kapal Tipe 2000 GT, Tipe

1200 GT, Tipe 750 DWT, Semi Container 100 Teus dan Kapal Ternak dengan tahapan

penyelesaian pada tahun 2017 sebanyak 54 Unit, dan pada tahun 2018 dan 2019 tidak

ada pembangunan kapal.

4. Pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung Lalu Lintas dan Angkutan Laut tersebar

di seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi perbaikan dan perawatan

Page 156: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-38

kapal perintis (Docking Repair) sebanyak 134 Unit, subsidi penyelenggaraan angkutan

ternak dan subsidi penyelenggaraan angkutan rede.

B. Kegiatan Strategis di Bidang Kepelabuhanan

1. Pembangunan/lanjutan/penyelesaian dan pengembangan pelabuhan laut komersial

pada 4 lokasi yaitu Pelabuhan Kuala Tanjung, Makassar New Port, Patimban, Kijing

Pontianak

2. Pembangunan/lanjutan/penyelesaian dan pengembangan pelabuhan laut non komersial

pada 87 lokasi pelabuhan pada Pelabuhan Tapaktuan, Pulau Banyak, Parlimbungan

Ketek, Bagan Siapi-Api, Kuala Gaung, Sungai Guntung, Teluk Sasah, Tarempa, Pulau

Laut, Subi, Labuhan Bajau, Laut Simalepet, Laut Pasapuat, Laut Ujung Jabung, Kuala

Mendahara, Tanjung Batu, Malakoni Enggano, Linau Bintuhan, Palabuhanratu,

Pangandaran, Batang, Rembang, Telaga Biru, Pagerungan, Masalembu, Pemenang, Biu,

Seba, Waikelo, Kedindi Reo, Atapupu, Larantuka, Balauring, Labuan Bajo, Padang Tikar,

Pelaihari, Sebuku, Maloy, Tahuna, Marore, Miangas, Anggrek, Lebiti, Mansalean, Sikeli,

Wanci, Bau-Bau, Palopo, Jampea, Garongkong, Awerange, Siwa, Tanakeke, Kambuno,

Polewali, Tulehu, Tepa, Molu Baru, Saumlaki, Bula, Manipa, Kaiwatu, Wonreli, Arwala,

Letti, Hila Romang, Batu Goyang, Geser, Gorom, Tual, Laiwui, Depapre, Nabire, Sarmi,

Teba, Bade, Moor, Korido, Serui, Sorong, Kaimana, dan dan pada Tahun 2019 terdapat

39 lokasi pelabuhan yang terdiri dari : Bajau, Pulau Bayak, Parlimbungan Ketek, Bagan

siapi-api, Kuala Gaung, Sungai Guntung, Pulau Laut, Subi, Simalepet, Ujung Jabung,

Tanjung Batu, Malakoni Enggano, Linau Bintuhan, Palabuhan Ratu, Pangandaran,

Rembang, Telaga Biru, Masalembu, Pamenang, Biu, Baranusa, Waikelo, Kendidi Reo,

Atapupu, Pelaihari, Sebuku, CPO Maloy, Marore, Miangas, Awarange, Tulehu, Manipa,

Wonreli, Amahai, Tual, Mangga Dua, Depapre, Nabire, Sarmi, Korido, Serui.

3. Pengerukan alur pelayaran/ kolam pelabuhan pada Tahun 2018 sebanyak 3 lokasi yaitu

Pelabuhan Pangkalan Dodek, Makassar dan Labuhan Lombok. (Total volume

Pengerukan sebesar (1.755.428 m3).

4. Pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung pelabuhan dan pengerukan tersebar di

seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi Pengadaan Reach Stacker /

Pengadaan Forklift / Kapal Pandu / Kapal Tunda / Pengadaan Truck Crane / Pengadaan

Excavator, Grab Cham Shell dan Wheel Loader / Peningkatan fasilitas Pelabuhan dalam

rangka pelayanan publik / Fasilitas pendukung operasional (Gedung Bangunan, Rumah

Dinas, Pembuatan Sumur, Lampu Penerangan, Pos jaga, Pagar, Gapura dan lain-lain).

C. Kegiatan Strategis di Bidang Kenavigasian

1. Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 2 kapal yang ditempatkan di Distrik

Navigasi Benoa dan Makassar, dan di tahun 2019 Pembangunan Kapal Negara

Kenavigasian;

Page 157: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-39

2. Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran

SBNP di 33 Provinsi yaitu di Pulau Siumat, Kr.

Panjang, P.Panjang, P. Hinako, P. Poncan Besar,

Lahewa Besar, Teluk Lagundri, Tanjung Datu,

Kr. Geukeuh, Kuala Enok, Gs. Pasir Selatan,

Tanjung Lubuh,Tanjung Babi, Telaga Punggur,

Tanjung Uban, Pelabuhan Tambelan,Pelabuhan

Subi, P Midai, P Selat Lampa, P Letung, Tg.

Berakit, Tunjuk, Karas, Takong, Terkulai, P

Meriam, Tambelan, P Z. Bruder, Teluk Bayur, Tanjung Api-api, Tg Baginda, Kumbang

Merah, Kr. Rakit, Gosong Tengah, Kr. Lebar Bengkulu, Kr. Antu, Toboali, P. Simedang,

Gosong Serdang, Pelabuhan Batang, Pelabuhan Juana, Kr Kapal, Pelabuhan Bojong

Salawe, Pamengpeuk, Sekala, Mantigi, Bansering, Sepanjang, Sapudi, Kemudi, Batu

Gendang, Pantai Baru, P. Lety, P. Lirang, TG. Kurung, Menia, Biu, Lirang, Labuhan Bajo,

Tg. Raijua, Tg. Kurung, Kupang, Beang, Baranusa, Naikliu, Meatimarang, Batu Tua,

Maumere, Baing, Wuring, Maumere, Nun Baun Sabu, Pota, Salura, Baranusa, Tg. Babi,

Waikelo, Binanatu, Batu Tua, P. Ende, Tg. Putus, P. Layah, Sungai Barito, Sungai

Kahayan, Tg Putri, Gosong Sekunyer, Gosong Beras Basah, Pengerangan, Kumai,

Samber Gelap, P. Kerbau, Tg. Nibung, Tg. Maruat, Kr. Unarang, Tanjung Aru, Benua

Aru, Balikpapan, Muara Berau, Kuala Samboja, Maloy, Amborawang Samboja, Tg Batu,

Langsuran Naga, P. Sadau, Sebatik, P Bakungan, Tg Ambora, Mahoro, Kr. Tg. Lesa,

Kr.Seha Besar, Kr. P.Nitu, dan Kr. Mahangetang, Kr. Ambang Luar, Kr. Tg. Tombalilatu,

Kr. Lalanga, Kr. Tomini, Kr. Tg. Bongoh, Kr. Luar Anggrek, Makalehi, Marampit, Tg.

Tahuna, Mayu, Tg. Kapas, Gn. Wenang, Menterau, Talise, Salando, Poso, Sabaru,

Sapuka, Tanakeke, P. Raja, Sane-Sane, Selayar, Kr. Pasi, Tg. Silopo, Marlase, Kobror,

Kesui, Elat, Tual, P. Parang, Lalang Kemar, Fogi, Sofifi, Dofa, Maba, Sanana, P. Pilongga,

P. Madorang, Kr. Namalen, P. Fogi, Tg. Dehekolano, Pu. Lawin, Tg. Akelamo, Tg. Waka,

Tg. Bartutui, Pu. Suanggi, Tg. Babo, Tg. Sopi, Krg .Tydeman, Miosnum, Tg. Tanah

Merah, Depapre, Baugani, Sungai Merauke, P. Laag, Wanaam, Moi, Reff Banampe, P.

Orisilam, P. Bu, P Mus, Triton Atsy, Maro, P. Habesilam, P. Kekwa, P. Aika, dan pada

tahun 2019 terdapat 41 paket kegiatan yang berlokasi antara lain : Tg.Ambora, Sebatik,

Sekala, Tanjung Api – Api, Kumbang Merah DSI 1460, Selat Jaran Merah DSI 1450,

Karang Vansitrad DSI 1915, Nusa Penida, Lirang, Tanjung Aru, Benua Aru, Merah Alur

Balikpapan, Muara Berau, Alur Kuala Samboja, Penuntun Belakang Alur Kuala Samboja,

Batang, Pelabuhan Tambelan, Pelabuhan Subi, Pelabuhan P. Laut, Pelabuhan Serasan,

Pelabuhan Midai, Rambu Suar Single Pipe 10 M Laut di Pelabuhan Selat Lampa, lur

masuk Pelabuhan Fogi, Sofifi, Dofa, Maba Sungai Maro, Kobroor, Tual, Miosnum, Batang,

Baru, Banabungi, Talaga Raya, Lungsuran Naga, Maloy, Amborawang Samboja,

Oransbari, Teluk Lagundri, Mahoro, Ketapang, PelabuhanSanana, P. Pilongga, P.

Madorang, Kr. Namalen, Lahewa, Poncan Besar, Pulau Aika, Kr. Panjang DSI. 2762 dan

P. Panjang, Pulau Banyak, Kekwa, dan Sungai Barito.

3. Pembangunan Sistem Telekomunikasi Pelayaran di tahun 2019 terdapat 2 unit antara

lain : Distrik Navigasi Bitung dengan kegiatan Pembangunan SROP Kelas III Poso dan

Page 158: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-40

Distrik Navigasi Cilacap dengan kegiatan Pembangunan Stasiun Radio Pantai (SROP)

Kelas IV di Pangandaran Jawa Barat.

D. Kegiatan Strategis di Bidang Penjagaan Laut dan Pantai

1. Pembangunan Kapal Patroli Kelas tahun 2019 sebanyak 13 unit yang terdiri dari kapal

patroli Kelas III (3 unit), Kelas IV (5 unit) dan Kelas V (5 unit);

2. Pengadaan Senjata dan amunisi sebanyak 1 paket.

4.5.6 Ditjen Perhubungan Udara

A. Kegiatan Strategis di Bidang Angkutan Udara

1. Peningkatan rute pelayanan perintis dan

subsidi untuk angkutan udara sebanyak 198

rute yang tersebar pada KPA : Nagan Raya (9

Rute), Gunung Sitoli (9 Rute), KPA Dabo (14

Rute), Palangkaraya (6 Rute), Samarinda (4

Rute), Tarakan (10 Rute), Sumenep (4 Rute),

Masamba (4 Rute), Waingapu (4 Rute),

Ternate (4 Rute), Langgur (8 Rute), Sorong

(6 Rute), Manokwari (11 Rute), Nabire (12 Rute), Jayapura (10 Rute), Wamena (11

Rute), Timika (26 Rute), Merauke (15 Rute), Dekai (22 Rute), Tanah Merah (13 Rute);

2. Penyediaan subsidi angkutan BBM sebanyak 7.969 drum yang tersebar pada KPA : Dabo

(625 drum), Masamba (500 drum), Langgur (1.200 drum), Merauke (1,044 drum),

Wamena (800 drum), Dekai (1.900 drum), Tanah Merah (1.900 drum);

3. Peningkatan rute pelayanan perintis dan subsidi untuk angkutan udara kargo sebanyak

42 rute yang tersebar pada KPA : Tarakan (2 Rute), Timika (13 Rute), Wamena (4 Rute),

Masamba (2 Rute), Dekai (18 rute), Tanah Merah (1 Rute). Kegiatan Angkutan udara

kargo (Jembatan Udara) memastikan bahan kebutuhan pokok yang diangkut melalui tol

laut dan jembatan udara dapat mencapai daerah-daerah pedalaman, terpencil, terluar

dan perbatasan dengan prioritas pembangunan dan pemberian subsidi angkutan

perintis penumpang dan kargo di wilayah Pegunungan Papua dan perbatasan.

4. Penyediaan subsidi angkutan BBM kargo sebanyak 2.673 drum yang tersebar pada KPA

: Wamena (500 Drum), Dekai (1.373 Drum) Tanah Merah (600 Drum).

B. Kegiatan Strategis di Bidang Bandar Udara

Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara pada Tahun

Anggaran 2019 meliputi Kegiatan Peningkatan Kapasitas dan Peningkatan Kualitas

Pelayanan Bandar Udara meliputi :

1. Kegiatan Penyelesaian Pembangunan Bandar Udara Baru di 4 lokasi meliputi Bandar

Udara Siau; Bandar Udara Buntukunik; Bandar Udara Muara Teweh; dan Bandar Udara

Page 159: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-41

Tambelan. Target pengoperasian Bandar Udara Siau; Bandar Udara Muara Teweh; dan

Bandar Udara Tambelan pada akhir 2019, sedangkan Bandar Udara Buntukunik

ditargetkan setelah 2019.

2. Kegiatan Pembangunan Bandara Baru di luar

Target 15 Bandara Baru yang dilaksanakan di 14

Lokasi (Bandar Udara Wiriadinata, Bandar Udara

Sukabumi, Bandar Udara Ngloram, Bandar Udara

Bolaang Mongondow, Bandar Udara Moa, Bandar

Udara Manggelum, Bandar Udara Gebe, Bandar

Udara Pahuwato, Bandar Udara Segun, Bandar

Udara Nabire Baru, Bandar Udara Wasior Baru, Bandar Udara Ketapang Baru , Bandar

Udara Malikussaleh, dan Bandar Udara Pulau Gorom).

3. Pekerjaan Tanah persiapan perpanjangan Runway di 2 lokasi ( Bandar Udara M.

Salahuddin – Bima, dan Bandar Udara Ilaga);

4. Perpanjangan Runway di 8 lokasi (Bandar Udara

Rampi, Bandar Udara Bua, Bandar Udara Sultan M.

Kaharuddin – Sumbawa, Bandar Udara Wamena,

Bandar Udara Tanah Merah, Bandar Udara

Bomakia, Bandar Udara Kepi, dan Bandar Udara

Merdey);

5. Pelebaran Runway di 1 Lokasi (Bandar Udara

Tanah Merah);

6. Pelapisan dan levelling runway, apron di 44 Lokasi (Bandar Udara Radin Inten II –

Lampung, Bandar Udara Haluoleo – Kendari, Bandar Udara John Becker – Kisar, Bandar

Udara Frans Sales Lega – Ruteng, Bandar Udara Wamena, Bandar Udara Oksibil dan

Bandar Udara Rendani - Manokwari);

7. Pembangunan dan Pengembangan serta

Rehabilitasi Gedung Terminal di 15 lokasi

(Bandar Udara Sultan Bantilan – Toli-toli,

Bandar Udara Sangi Nibandera – Kolaka,

Bandar Udara Sugimanuru – Muna, Bandar

Udara Umbu Mehang Kunda –Waingapu,

Bandar Udara Gewayantana –Larantuka,

Bandar Udara Sentani –Jayapura, Bandar Udara Stevanus Rumbewas – Serui, Bandar

Udara Mararena – Sarmi, Bandar Udara Mozes Kilangin – Timika, Bandar Udara Ilu,

Bandar Udara Bade, Bandar Udara Fatmawati – Soekarno, Bandar Udara Gamarmalamo

– Galela, Bandar Udara Dabo –Singkep, Bandar Udara Ranai - Natuna).

C. Kegiatan Strategis di Bidang Keamanan Penerbangan

Kegiatan Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Keamanan Penerbangan

meliputi :

1. Pemenuhan Pagar Pengaman Bandara di 13 lokasi yang tersebar di Bandar Udara Rokot

Sipora, Bandara Radin Inten II-Lampung, Bandara Nangapinoh, Bandara Sultan M.

Page 160: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-42

Kaharuddin-Sumbawa Besar (Brangbiji), Gewayantana-Larantuka, Bandara Haliwen-

Atambua, Bandara Sentani, Bandara Kimam, Bandara Karubaga, Bandara Bade, Bandara

Buli-Maba, Bandara Djalaluddin-Gorontalo, Bandara Dabo-Singkep.

2. Pemasangan Pagar Baru di 57 Lokasi (Bandar Udara Cakrabuawana-Cirebon, Bandara

Rembele-Takengon, Satpel, Alas Leuser, Kantor OBU Wil. VI-Padang, Bandara Pasir

Pangarayan, Bandara Rahadi Oesman-Ketapang, Bandara Susilo Sintang, Bandara Tjilik

Riwut, Bandara Beringin, Bandara Sanggu-Buntok, Bandaraa Kuala Pembuang, Bandara

Gusti Sjamsir Alam-Kota Baru, Bandara Samarinda Baru, Bandara Naha, Bandara Siau,

Kantor Otoritas Wilayah VIII-Manado, Bandara Melongguane, Bandara Miangas,

Bandara Mutiara-Palu, Bandara Morowali, Bandara Syukuran Aminuddin, Bandara Tojo

Una Una, Bandara Sultan Bantilan-Toli Toli, Bandara Aroepala-Selayar, Bandara

Sugimanuru-Muna, Bandara Tual Baru, Mandara Moa, Bandara Frans Sales Lega-Ruteng,

Bandara Mopah, Bandara Wamena, Bandara Mararena-Sarmi, Bandara Kamur, Bandara

Dabra, Bandara Numfor, Bandara Karubaga, Bandara Illu, Bandara Batom, Kantor

Otoritas Wil. X-Merauke, Bandara Elelim, Bandara Sobaham, Bandara Kiwirok, Satpel

Enggano, Bandara Muko-Muko, Bandara Oesman Sadik-Labuha, Bandara Kuabang Kao,

Bandara Sanana, Bandara Letung Anambas, Bandara Rendani, Bandara Deo-Sorong,

Bandara Bintuni, Bandara Teminabuan, Bandara Babo, Bandara Kebar, Kantor Otoritas

Wilayah IX-Manokwari, Bandara Ayawasi, Bandara Marinda-Raja Ampat, Bandara Tampa

Padang-Mamuju).

3. Pengadaan dan Pemasangan Alat Bantu Pendaratan di 11 lokasi yang tersebar di Bandar

Udara Radin Inten II-Lampung, Bandara Rahadi Oesman, Bandara Tebelian-Sintang,

Bandara Namniwel, Bandara Moa, Bandara Frans Seda-Maumere, Bandara Soedjarwo

Tjondronegoro-Serui, Bandara Tanah Merah, Bandara Budiarto-Curug, Bandara

Djalaluddin-Gorontalo, Bandara Tampa Padang-Mamuju

4. Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Keamanan Bandar Udara (X Ray) yang tersebar

di 49 lokasi (Bandara Tunggul Wulung-Cilacap, Bandara Cut Nyak Dhien-Nagan Raya,

Bandara Teuku Cut Ali-Tapak Tuan, Bandara Lasikin-Sinabang, Satpel Alas Leuser,

Bandara FL. Tobing, Bandara Aek Godang, Bandara Silampari, Bandara Radin Inten II-

Lampung, Bandara Rahadi Oesman, Bandara kalimarau, Bandara Maratua, Bandara

Mutiara Palu, Bandara Syukuran Aminuddin, Bandara Pogogul-Buol, Bandara Andi

Jemma - Masamba, Bandara Bua, Bandara Haluoleo-Kendari, Bandara Bandaneira,

Bandara Saumlaki, Bandara Dumatubun-Langgur, Bandara Tual Baru, Bandara Moa,

Bandara Kabir-Pantar, Bandara Komodo, Bandara Sentani, Bandara Mopah, Bandara

Nabire, Bandara Tanah Merah, Bandara Mozes Kilangin-Timika, Bandara Bokondini,

Bandara Moanamani, Bandara Ewer, Bandara Nop Goliat Dekai, Bandara Buli-Maba,

Bandara Morotai, Bandara H.As.Hanandjoeddin-Tanjung Pandan, Bandara Djalaluddin-

Gorontalo, Bandara Letung-Anambas, Bandara Seibati, Bandara Deo Sorong, Bandara

Werur, Bandara Torea-Fakfak, Bandara Wasior, Bandara Teminabuan, Bandara Marinda-

Raja Ampat, Bandara Juwata-Tarakan, Bandara Nunukan, Bandara Long Ampung)

5. Pengadaan Peralatan Pelayanan Darurat /Kendaraan PKP-PK di 4 lokasi yang tersebar di

Bandara Budiarto-Curug, Bandara Ayawasi, Bandara Long Ampung, Bandara Numfor.

Page 161: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-43

D. Kegiatan Strategis di Bidang Navigasi Penerbangan

Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Navigasi Penerbangan berupa

pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi/Workshop/Seminar/ Pertemuan Bidang Navigasi

Penerbangan.

E. Kegiatan Strategis di Bidang Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara

Pengawasan dan Pembinaan Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara dengan

output Peningkatan Keselamatan dan Keamanan Penerbangan dan Peningkatan Fungsi

Pengawasan dan Pengendalian Inspektur Kelayakan Udara dengan menunjuk Inspektur Non

PNS di Direktorat KUPPU.

F. Kegiatan Dukungan Manajemen Teknis

Dukungan Manajemen Teknis Lainnya berupa kegiatan Tata Kelola dan Layanan Internal

Ditjen Perhubungan Udara di 172 lokasi.

4.5.7 BPSDM Perhubungan

Target lulusan diklat Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur Perhubungan

yang prima, profesional dan beretika yang dihasilkan BPSDM Perhubungan yang sesuai standar

kompetensi/kelulusan pada TA 2019 sebanyak 446.094 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.12 Target lulusan diklat Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur Perhubungan TA 2019

NO KEGIATAN TARGET

1 Pengembangan SDM Perhubungan Darat 635 Orang

2 Pengembangan SDM Perhubungan Laut 480 Orang

3 Pengembangan SDM Perhubungan Udara 222 Orang

4 Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan 8.338 Orang

5 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainya 697 Orang

6 Pendidikan Perhubungan Darat 36.316 Orang

7 Pendidikan Perhubungan Laut 372.901 Orang

8 Pendidikan Perhubungan Udara 26.505 Orang

TOTAL 458.466 Orang

Page 162: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-44

Program kegiatan pembangunan BPSDMP Tahun 2019

a. Prioritas Nasional

1) Kerjasama Pemerintah Badan Usaha;

2) Diklat Vokasi Pendidikan Perhubungan Darat;

3) Diklat Vokasi Pendidikan Perhubungan Laut;

4) Diklat Vokasi Pendidikan Perhubungan Udara;

5) Diklat Pemberdayaan Masyarakat SDM Perhubungan Darat;

6) Diklat Pemberdayaan Masyarakat SDM Perhubungan Laut;

7) Diklat Pemberdayaan Masyarakat SDM Perhubungan Udara;

8) Penyelesaian Pembangunan Kampus Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan

Tegal.

b. Prioritas Bidang

1) Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Transportasi Darat;

2) Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Transportasi Laut;

3) Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Transportasi Udara.

4.5.8 Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Kegiatan strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan pada tahun 2019

antara lain sebagai berikut :

1. Target jumlah Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Antarmoda

sebanyak 38 penelitian yang terdiri dari 6 studi kontraktual, 6 studi swakelola besar,

2 studi swakelola sedang, dan 24 kajian perorangan.

2. Target jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian

sebanyak 62 penelitian yang terdiri dari 3 studi kontraktual, 9 studi swakelola, 50

kajian perorangan.

3. Target jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi Laut, Sungai, Danau dan

Penyeberangan sebanyak 58 penelitian yang terdiri dari 13 studi kontraktual, 5 studi

swakelola besar, 5 studi swakelola sedang, dan 35 kajian perorangan.

4. Target jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara sebanyak 31

penelitian yang terdiri dari 6 studi kontraktual, 5 studi swakelola besar, 20 kajian

perorangan.

5. Target jumlah Perencanaan Kebijakan Transportasi sebanyak 1 penelitian.

Page 163: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-45

4.5.9 Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)

Kegiatan strategis Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) pada tahun 2019

antara lain sebagai berikut :

a. Pengoperasian Terminal Tipe A di Wilayah

Bodetabek;

b. Rencana Induk Terminal Barang

Jabodetabek;

c. FS dan DED Pengembangan Terminal

Penumpang Tipe A di Wilayah Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Bogor;

d. Lanjutan Pembangunan Terminal Tipe A

Jatijajar;

e. Studi reviu DED Terminal Tipe A Jatijajar untuk TOD;

f. Pemeliharaan dan Pengoperasian ATCS BPTJ;

g. Pembangunan ATCS Koridor DKI – Tangerang;

h. Pengembangan 20 Trayek Utama Prioritas Jabodetabek;

i. Semiloka Peningkatan Pelayanan Angkutan Penumpang di Wilayah Jabodetabek;

j. Pengoperasian dan Pemeliharaan Perlengkapan Jalan;

k. Monitoring Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas;

l. Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Keselamatan Perlengkapan Jalan Ruas Jalan

Nasional di Wilayah Jabodetabek;

m. Pemilihan pramudi dan masinis terbaik se-Jabodetabek;

n. Pengawasan dan Monitoring Kelaikan Sarana Angkutan Umum di Wilayah

Jabodetabek;

o. Pengawasan dan Monitoring Pelaksanaan Perizinan Angkutan Umum di 9 (Sembilan)

Wilayah Jabodetabek;

p. Penyelenggaraan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru;

q. Sosialisasi, Publikasi BPTJ dan Kampanye Keselamatan dan Ketertiban Transportasi

Darat di Wilayah Jabodetabek.

Page 164: KATA PENGANTAR - PPID Kemenhubppid.dephub.go.id/files/RENJA_KEMENHUB_2019.pdfRencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 V-1

Dalam Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 masih terdapat tantangan berupa

belum optimalnya kualitas keamanan dan keselamatan, kualitas dan belum optimalnya

kapasitas prasarana transportasi dalam menunjang konektivitas dan sistem logistik nasional

khususnya untuk pelayanan transportasi massal perkotaan, transportasi untuk daerah terpencil,

pedalaman, rawan bencana dan wilayah terluar. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya

keterbatasan kemampuan keuangan pemerintah khususnya melalui sumber pembiayaan APBN

(Rp. Murni) dalam menyediakan sarana dan prasarana transportasi tersebut. Oleh karena itu

sejak tahun ini, semua sub sektor transportasi diarahkan untuk mencari potensi pembiayaan

lainnya melalui pemanfaatan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan

Pembiayaan Investasi Non-APBN (PINA), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), upaya

pemanfaatan potensi investasi melalui BUMN, Kerjasama Pemanfaatan (KSP), Kerjasama

Pembangunan Infrastruktur (KSPI) serta sumber pembiayaan lainnya.

Keberhasilan pelaksanaan Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ini tergantung

pada komitmen, sikap mental, tekad, semangat, ketaatan dan disiplin dari para penyelenggara

pemerintahan di sektor transportasi dan dukungan dari para penyelenggara negara lainnya

serta masyarakat secara umum untuk meningkatkan pelayanan transportasi bagi masyarakat.

Dalam kaitan itu, seluruh penyelenggara pemerintahan, masyarakat dan seluruh stakeholder di

bidang perhubungan harus bersungguh-sungguh melaksanakan program-program

pembangunan yang telah tertuang dalam Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun

2019 sehingga mampu memberikan hasil pembangunan sektor transportasi yang optimal dan

dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh rakyat Indonesia.

BAB V

PENUTUP