Upload
others
View
30
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 telah
selesai disusun, sebagai pedoman bagi unit kerja di
lingkungan Kementerian Perhubungan dalam melaksanakan
pembangunan transportasi di tahun anggaran 2019.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019
disusun dengan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dan
melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Pembangunan transportasi ke depan didorong untuk mewujudkan prioritas dan
sasaran pembangunan nasional dalam rangka memacu pembangunan infrastruktur
dan ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan
dan kesenjangan antar wilayah, sehingga dimensi pemerataan dan kewilayahan
dapat ditingkatkan melalui pengembangan konektivitas nasional.
Selanjutnya guna mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional
berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019 yang ditargetkan
mencapai 5,4 – 5,8% sesuai dengan Tema RKP 2019 “Pemerataan
Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas”, maka pemerataan
pembangunan di seluruh pelosok nusantara, prioritas pembangunan transportasi
tahun 2019 tetap diarahkan untuk tercapainya konektivitas nasional dengan
beberapa sasaran kegiatan antara lain : pembangunan/peningkatan terminal tipe A,
UPPKB dan jembatan timbang, pembangunan/peningkatan dermaga sungai, danau
dan penyeberangan, pembangunan/peningkatan jalur kereta api, pembangunan
dan pengembangan pelabuhan laut non komersil, pengembangan dan
pembangunan bandara serta peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya
Manuasia Perhubungan.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 agar dipergunakan sebagai
acuan bagi seluruh jajaran Kementerian Perhubungan dalam menyusun Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2019, sehingga pada
akhirnya diharapkan dapat tercapai proses perencanaan pembangunan transportasi
yang terpadu, terintegrasi dan akuntabel.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ii
Akhir kata, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ini diharapkan
dapat berkontribusi dan memberikan manfaat bagi seluruh insan perhubungan
dalam menyelenggarakan kegiatan perhubungan yang handal dan berkualitas
dalam melayani masyarakat.
Jakarta, November 2018
MENTERI PERHUBUNGAN
BUDI KARYA SUMADI
No. Proses Nama Jabatan Tanggal Paraf 1. Dikonsep Dandun Prakosa Kabag Program Biro Perencanaan
2. Diperiksa Gede Pasek Suardika Kepala Biro Perencanaan 3. Disetujui Wahju Satrio Utomo Inspektur Jenderal
4. Disetujui Budi Setyadi Dirjen Perhubungan Darat
5. Disetujui Zulfikri Dirjen Perkeretaapian 6. Disetujui Agus Purnomo Dirjen Perhubungan Laut
7. Disetujui M. Praminto Hadi S Plt. Dirjen Perhubungan Udara 8. Disetujui Umiyatun Hayati T Kepala Badan PSDM Perhubungan
9. Disetujui Sugihardjo Kepala Badan Litbang Perhubungan 10. Disetujui Bambang Prihartono Kepala BPTJ
11. Disetujui Djoko Sasono Sekretaris Jenderal
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
Daftar Tabel ......................................................................................................... vi
Daftar Gambar ......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... I-1
BAB II SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL ........................................................ II-1
2.1 Sasaran Pembangunan Nasional ....................................................... II-1
2.2 Sasaran Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 ........................ II-3
2.3 Sasaran Program Dan Kegiatan Kementerian Perhubungan
Tahun 2019 .................................................................................... II-6
2.4 Target Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2015 - 2019 ........... II-10
2.4.1 Keselamatan dan Keamanan Transportasi ............................. II-10
2.4.2 Pelayanan Transportasi ....................................................... II-12
2.4.3 Kapasitas Transportasi ........................................................ II-13
2.5 Target Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ..................... II-14
BAB II PELAKSANAAN ANGGARAN DAN PERMASALAHAN, TANTANGAN SEKTOR
TRANSPORTASI ..................................................................................... III-1
3.1. Pelaksanaan Anggaran Pembangunan Infrastruktur Tahun
Anggaran 2016 ...................................................................... III-1
3.1.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2016 .............. III-1
3.1.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2016.............................. III-2
3.2. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Tahun
Anggaran 2017 ...................................................................... III-9
3.2.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2017 ............ III-9
3.2.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2017 ............................ III-10
3.3. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Tahun
Anggaran 2018 ..................................................................... III-17
3.3.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2018 ........... III-17
3.3.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2018........................... III-17
3.4. Capaian Pembangunan Perhubungan Tahun 2016-2018 ......... III-26
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 iv
3.4.1. Capaian Pembangunan Transportasi Darat ..................... III-26
3.4.2. Capaian Pembangunan Perkeretaapian .......................... III-41
3.4.3. Capaian Pembangunan Transportasi Laut .......................... III-48
3.4.4. Capaian Pembangunan Transportasi Udara .......................... III-53
3.4.5. Capaian Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia .......... III-73
3.4.6. Capaian Badan Penelitian dan Pengembangan ...................... III-78
3.4.7. Capaian Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek ............. III-80
3.5. Permasalahan ...................................................................... III-81
3.6. Tantangan ........................................................................... III-86
BAB IV PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN ANGGARAN TAHUN 2019 ......... IV-1
4.1 Kerangka Pendanaan ..................................................................... IV-1
4.1.1 Skenario Pembiayaan Infrastruktur ........................................ IV-1
4.1.2 Skema Finansial Kreatif ........................................................ IV-2
4.1.3 Skema Pendanaan Infrastruktur Selain Skema APBN, APBD
dan KPS .............................................................................. IV-4
4.1.4 Badan Layanan Umum ......................................................... IV-5
4.1.5 Skema Pendanaan Kementerian Perhubungan Tahun
2015-2019 ........................................................................... IV-6
4.2 Deviasi Anggaran Pembangunan Perhubungan Dengan Kebutuhan
Pendanaan Dalam Rencana Strategis Kemenhub 2015-2019 .............. IV-9
4.3 Indikasi Program Prioritas Pembangunan Transportasi Tahun 2019 .. IV-10
4.4 Kegiatan Mendukung Prioritas Nasional Tahun 2019 ....................... IV-18
4.4.1 Kegiatan Mendukung Prioritas Nasional 2 ............................. IV-20
4.4.2 Kegiatan Mendukung Prioritas Nasional 3 ............................. IV-26
4.4.3 Kegiatan Mendukung Direktif Presiden Sesuai Arahan Ratas .. IV-28
4.4.4 Kegiatan Mendukung Proyek Strategis Nasional
(Perpres 58 tahun 2017) ..................................................... IV-28
4.5 PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN TAHUN 2019 IV-29
4.5.1 Sekretariat Jenderal ........................................................... IV-29
4.5.2 Inspektorat Jenderal .......................................................... IV-29
4.5.3 Ditjen Perhubungan Darat .................................................. IV-32
4.5.4 Ditjen Perkeretaapian ......................................................... IV-33
4.5.5 Ditjen Perhubungan Laut .................................................... IV-37
4.5.6 Ditjen Perhubungan Udara .................................................. IV-40
4.5.7 BPSDM Perhubungan .......................................................... IV-43
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 v
4.5.8 Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan .............. IV-44
4.5.9 Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)................ IV-45
BAB V PENUTUP ................................................................................................ V-1
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019 .................................. II-1
Tabel 2.2 Rumusan Indikator Kinerja Utama pada Renstra Kemenhub
Untuk Tahun 2019 ........................................................................... II-15
Tabel 3.1 Sebaran Lokasi Pembangunan Terminal Baru .................................... III-26
Tabel 3.2 Sebaran Lokasi Pembangunan Terminal ............................................ III-27
Tabel 3.3 Rehabilitasi/Peningkatan Terminal .................................................... III-27
Tabel 3.4 Pembangunan Jembatan Timbang ................................................... III-27
Tabel 3.5 Rehabilitasi/Peningkatan Jembatan Timbang ..................................... III-28
Tabel 3.6 Pembangunan Fasilitas Integrasi Antar Moda .................................... III-29
Tabel 3.7 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Baru ................................. III-29
Tabel 3.8 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan ........................... III-29
Tabel 3.9 Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Penyeberangan .......................... III-30
Tabel 3.10 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Baru .............................. III-30
Tabel 3.11 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Lanjutan ........................ III-31
Tabel 3.12 Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Sungai....................................... III-31
Tabel 3.13 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Baru ............................... III-31
Tabel 3.14 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Lanjutan ......................... III-31
Tabel 3.15 Peningkatan/Rehabilitasi Pelabuhan Danau ....................................... III-32
Tabel 3.16 Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan .............................. III-32
Tabel 3.17 Sebaran Lokasi Pembangunan ATCS Baru ......................................... III-33
Tabel 3.18 Sebaran Lokasi Pembangunan ATCS Lanjutan ................................... III-33
Tabel 3.19 Hasil Pembangunan Prasarana & Sarana Perkeretaapian
Tahun 2015 - 2018 ......................................................................... III-44
Tabel 3.20 Realisasi Public Service Obligation (PSO) Tahun 2015-2018 ................ III-45
Tabel 3.21 Rincian subsidi kepada Penumpang Kelas Ekonomi dengan Relasi
Subsidi PSO.................................................................................... III-45
Tabel 3.22 Perkembangan Angkatan Laut Perintis .............................................. III-49
Tabel 3.23 Daftar Kapal Barang Tol Laut PT. PELNI ........................................... III-51
Tabel 3.24 Pembangunan Infrastruktur Perhubungan Udara Tahun 2015-2018 .... III-53
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 vii
Tabel 3.25 Data Bandar Udara Harun Tohir – Bawean ........................................ III-57
Tabel 3.26 Data Bandar Udara Rembele - Takengon .......................................... III-58
Tabel 3.27 Data Bandar Udara Juwata Tarakan ................................................ III-59
Tabel 3.28 Data Bandar Udara DEO-Sorong ...................................................... III-60
Tabel 3.29 Data Bandar Udara Mopah-Merauke ................................................. III-61
Tabel 3.30 Data Bandar Udara Jalaluddin – Gorontalo ....................................... III-62
Tabel 3.31 Data Bandar Udara Matahora - Wakatobi .......................................... III-63
Tabel 3.32 Data Bandar Udara NOP Goliath Dekai Yahukimo .............................. III-64
Tabel 3.33 Data Bandar Udara Tanjung Api/ Tojo Una-Una ................................ III-65
Tabel 3.34 Data Bandar Udara Ranai Natuna ..................................................... III-66
Tabel 3.35 Data Bandar Udara Miangas Sulawesi Utara ...................................... III-67
Tabel 3.36 Operator Pelaksana Angkutan Udara Perintis Tahun 2016 .................. III-68
Tabel 3.37 Rincian Kegiatan di 15 Bandar Udara Baru ........................................ III-70
Tabel 3.38 Jumlah Peserta dan Lulusan Diklat BPSDMP 2016-2018* .................... III-74
Tabel 4.1 Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 2015-2019 .. IV-2
Tabel 4.2 Rincian pendanaan untuk tiap unit Eselon I Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019 ............................................................................. IV-6
Tabel 4.3 Perbandingan Antara Alokasi Anggaran Perhubungan Dengan Kebutuhan
Pendanaan Dalam Reviu Renstra Kemenhub Tahun 2015-2019 ............ IV-9
Tabel 4.4 Total Alokasi Pagu Indikatif sesuai Surat Bersama Menteri PPN / Kepala
Bappenas dan Menteri Keuangan (Sesuai Surat Bersama Menteri Keuangan
dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor : S-269/MK.02/2018 dan Nomor :
B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu
Indikatif K/L Tahun 2019 ................................................................. IV-14
Tabel 4.5 Total Alokasi Pagu Indikatif TA 2019 sesuai Rekomposisi Anggaran .... IV-15
Tabel 4.6 Tabel Kegiatan dengan Skema Pendanaan Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) TA 2019 ............................................................................. IV-16
Tabel 4.7 Tabel Kegiatan dengan Skema Pendanaan Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU) TA 2019 ................................................................... IV-17
Tabel 4.8 Kegiatan Peningkatan Konektivitas Berdasarkan Pagu indikatif (Rincian
Prioritas Nasional 2) ........................................................................ IV-21
Tabel 4.9 Kegiatan Pembangunan Daerah Afirmasi .......................................... IV-21
Tabel 4.10 Dukungan Pengembangan Kawasan Pariwisata dan KEK
Pariwisata ...................................................................................... IV-26
Tabel 4.11 Dukungan Pengembangan Pengembangan Kawasan Industri (KI)
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 viii
dan KEK Industri dan Logistik .......................................................... IV-27
Tabel 4.12 Target lulusan diklat Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian
dan Aparatur Perhubungan TA 2019 ................................................. IV-43
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan Renstra
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019..................................... II-5
Gambar 3.1 Rehabilitasi Terminal (Terminal Kota Depok) ................................... III-34
Gambar 3.2 Perbaikan Pelayanan dan Ketertiban Terminal Penumpang Tipe A
(Terminal Cilegon – Merak) ........................................................... III-34
Gambar 3.3 Pembangunan Fasilitas Integrasi Moda (Terminal Tirtonadi – Stasiun
Balapan, Solo) .............................................................................. III-35
Gambar 3.4 Pembangunan Terminal (Terminal Liwas – Manado) ........................ III-35
Gambar 3.5 Kondisi Lama Stasiun Palmerah ..................................................... III-46
Gambar 3.6 Kondisi Terbaru Stasiun Palmerah .................................................. III-46
Gambar 3.7 Kondisi Lama Stasiun Kebayoran .................................................... III-46
Gambar 3.8 Tampak Stasiun Kebayoran Saat Ini ............................................... III-47
Gambar 3.9 Kondisi Lama Stasiun Parungpanjang ............................................. III-47
Gambar 3.10 Kondisi Saat Ini Stasiun Parungpanjang .......................................... III-47
Gambar 3.11 Kondisi Lama Stasiun Maja ............................................................ III-48
Gambar 3.12 Kondisi Saat Ini Stasiun Maja ......................................................... III-48
Gambar 3.13 Akses Stasiun Bandara .................................................................. III-48
Gambar 3.14 Stasiun Jakabaring ........................................................................ III-48
Gambar 3.15 Terminal Penumpang Bandar Udara Wamena ................................. III-54
Gambar 3.16 Terminal Penumpang Bandar Udara Utarom ................................... III-54
Gambar 3.17 Terminal Penumpang Bandar Udara Labuan Bajo ............................ III-54
Gambar 3.18 Terminal, Runway Bandar Udara DEO-Sorong ................................. III-55
Gambar 3.19 Bandar Udara Matahora-Wakatobi .................................................. III-55
Gambar 3.20 Bandar Udara Djalaluddin-Gorontalo .............................................. III-55
Gambar 3.21 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Juwata Tarakan ..... III-56
Gambar 3.22 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Rembele ....................... III-56
Gambar 3.23 Lokasi dan Terminal Bandar Udara Miangas – Kepulauan Talaud ...... III-56
Gambar 3.24 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Kasiguncu Poso .... III-57
Gambar 3.25 Bandar Udara Tanjung Api- Tojo Una-una....................................... III-57
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 x
Gambar 3.26 Bandar Udara Letung - Anambas ................................................... III-57
Gambar 3.27 Landas Pacu Bandar Udara Harun Tohir-Bawean ............................. III-58
Gambar 3.28 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Rembele ...................... III-59
Gambar 3.29 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Juwata Tarakan ..... III-60
Gambar 3.30 Runway, danTerminal Bandar Udara DEO-Sorong ............................ III-61
Gambar 3.31 Bandar Udara Mopah-Merauke ....................................................... III-62
Gambar 3.32 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Djalaluddin-Gorontalo .... III-63
Gambar 3.33 Bandar Udara Matahora-Wakatobi .................................................. III-63
Gambar 3.34 Terminal Bandar Udara Tojo Una-Una (Tampak Atas) ..................... III-65
Gambar 3.35 Terminal Bandar Udara Ranai Natuna ............................................. III-66
Gambar 3.36 Kondisi Bandar Udara Miangas Sulawesi Utara ................................ III-67
Gambar 3.37 Grafik Jumlah Penumpang Angkutan Udara Perintis ......................... III-69
Gambar 3.38 Frekuensi Penerbangan Angkutan Udara Perintis ............................. III-69
Gambar 3.39 Pesawat Perintis Susi Air, Cessna Grand Caravan............................. III-70
Gambar 3.40 Rektorat BP2TD Mempawah ......................................................... III-77
Gambar 3.41 Gedung Praktek Padang ................................................................ III-77
Gambar 3.42 Hanggar & Apron ATKP Makassar .................................................. III-77
Gambar 3.43 Gedung Kelas PIP Makassar........................................................... III-77
Gambar 3.44 Pesawat Sayap Tetap Multi Engine ................................................. III-77
Gambar 3.45 Gambar Kolam Latih ..................................................................... III-78
Gambar 3.46 Gambar Gedung Asrama ............................................................... III-78
Gambar 3.47 Gambar Gedung Kelas .................................................................. III-78
Gambar 3.48 Smoke Chamber di BP2IP Minsel ................................................... III-78
Gambar 3.49 Gambar Hanggar di ATKP Makassar ............................................... III-78
Gambar 4.1 Grafik Deviasi Anggaran Kemenhub TA.2015-2019 .......................... IV-10
Gambar 4.2 Prioritas Nasional 2 ....................................................................... IV-19
Gambar 4.3 Prioritas Nasional 3 ....................................................................... IV-20
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 I-1
Memasuki pelaksanaan tahun terakhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) periode Tahun 2015-2019, penyelesaian pembangunan infrastruktur
menjadi salah satu fokus prioritas pemerintah Presiden & Wakil Presiden Jokowi-Jusuf
Kalla. RPJMN Tahun 2015-2019 menjadi dokumen perencanaan nasional yang
dipergunakan sebagai pedoman pembangunan 5 (lima) tahun kedepan untuk
mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah, yang selanjutnya dijabarkan secara tahunan
pada Rencana Kerja Pemerintah maupun Rencana Kerja Kementerian/Lembaga.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan merupakan dokumen rencana kerja tahunan
yang memuat sasaran strategis, sasaran kegiatan prioritas, sasaran program atau
kegiatan, indikator kinerja utama (IKU) dan target pembangunan yang hendak dicapai
dalam satu tahun anggaran berjalan, dimana selanjutnya akan dijadikan sebagai tolak
ukur keberhasilan atau kinerja Kementerian Perhubungan.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 disusun mengacu kepada
agenda kerja masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan yang
perlu diselesaikan pada tahun 2019 dengan berpedoman pada Rencana Program dan
Kegiatan Jangka Menengah Tahun 2015-2019, dan Rencana Strategis Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019, dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019.
Tahun 2019 adalah tahun terakhir pelaksanaan RPJMN 2015-2019 sehingga RKP 2019
difokuskan pada optimalisasi pemanfaatan seluruh sumber daya pendanaan (kerjasama
pemerintah, swasta, BUMN dan perbankan) untuk mengejar pencapaian tujuan dan
sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN.
Tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019 adalah “Pemerataan
Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas”. Dimana Presiden memberikan
arahan terkait agenda pembangunan Tahun 2019, diantaranya :
1. Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L
yang dipimpinnya agar lebih berorientasi manfaat untuk rakyat dan beroerientasi
pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
2. Upaya menjaga pertumbuhan ekonomi 2018 dan mendorong pertumbuhan
ekonomi 2019 yang dilaksanakan melalui upaya memperbaiki Kualitas Belanja,
BAB I
PENDAHULUAN
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 I-2
Peningkatan iklim usaha dan iklim investasi yang lebih kondusif, Peningkatan
daya saing dan nilai tambah industri dan Peningkatan peran swasta dalam
pembiayaan dan pembangunan infrastruktur.
3. Kebijakan anggaran belanja yang tidak lagi dilakukan berdasarkan money follow
function tetapi money follow program prioritas, dimana tidak semua tugas dan
fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata. Selain itu kebijakan anggaran belanja ini
juga harus bersifat, Tematik, Holistik, Integratif dan Spasial.
a. Tematik, yaitu tema-tema yang menjadi prioritas dalam suatu jangka waktu
tertentu.
b. Holistik, yaitu penjabaran tematik dari program Presiden ke dalam perencanaan
dan penganggaran yang komprehensif mulai dari hulu sampai ke hilir dalam
suatu rangkaian kegiatan;
c. Integratif, yaitu upaya keterpaduan pelaksanaan perencanaan program
Presiden yang dilihat dari peran kementerian/lembaga, daerah dan pemangku
kepentingan lainnya dan upaya keterpaduan dari berbagai sumber
pembiayaan;
d. Spasial, yaitu kegiatan pembangunan yang direncanakan secara fungsional
lokasinya harus berkaitan satu dengan lain dalam satu kesatuan wilayah dan
keterkaitan antarwilayah.
4. Memangkas program nomenklatur yang tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagi
rakyat (semua nomenklatur proyek harus jelas).
5. Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan proyek yang telah disiapkan dengan
skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan
Infrastruktur Non APBN (PINA) pada tahun sebelumnya serta menambah proyek-
proyek baru sebagai upaya dalam mendukung percepatan penyediaan infrastruktur.
6. Prioritas Nasional Tahun 2019 antara lain sebagai berikut:
a. Pembangunan Manusia melalui Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan
Pelayanan Dasar;
b. Pengurangan Kesenjangan antarwilayah melalui Penguatan Konektivitas dan
Kemaritiman;
c. Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja melalui
Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya;
d. Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan Sumber Daya Air;
e. Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 I-3
Gambar 1.1
Prioritas Nasional Tahun 2019
Sebagai Program Prioritas Pemerintah Tahun 2019, pembangunan infrastruktur
terutama sektor transportasi yang masuk dalam Program Pengurangan Kesenjangan
antarwilayah melalui Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman (PN 2) dan Peningkatan
Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja melalui Pertanian, Industri,
Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya (PN 3); diarahkan untuk mewujudkan
transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah, dengan berfokus
pada 3 (tiga) bagian utama yaitu (i) keselamatan dan keamanan, (ii) pelayanan
transportasi, dan (iii) kapasitas transportasi. Oleh karena itu, Rencana Kerja
Kementerian Perhubungan Tahun 2019 diharapkan dapat mewujudkan 3 (tiga) fokus
utama pembangunan sektor transportasi dengan mempertimbangkan hasil evaluasi
capaian pembangunan sebelumnya, kondisi sekarang, sasaran maupun target yang
belum tercapai.
Secara umum Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 memuat kebijakan
pembangunan transportasi, yang akan dibiayai melalui APBN dimana secara substansi
diawali dengan kondisi umum yang menguraikan pencapaian kinerja sampai dengan
tahun 2018 secara singkat, serta masalah dan tantangan yang harus dihadapi pada
tahun 2019 termasuk isu-isu strategis sektor transportasi. Berdasarkan cakupan
tersebut, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 diharapkan:
1. Menjadi acuan bagi seluruh jajaran Kementerian Perhubungan dan lembaga-
lembaga baik pemerintah maupun swasta yang memiliki keterkaitan baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan Kementerian Perhubungan;
2. Menjadi pedoman dalam menyusun RKA Kementerian Perhubungan sebagai bagian
dalam penyusunan APBN.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-1
BAB II SASARAN STRATEGIS DAN
INDIKATOR KINERJA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
2.1 SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Presiden maka visi dan misi tersebut dijabarkan
menjadi sasaran pembangunan nasional beserta indikator sektor transportasi yang tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019,
sebagaimana pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019
NO SASARAN INDIKATOR
Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan
1. Meningkatnya kapasitas sarana dan
prasarana transportasi dan
keterpaduan sistem transportasi
multimoda dan antar moda untuk
mengurangi backlog maupun
bottleneck kapasitas prasarana
transportasi dan sarana transportasi
antar moda dan antar pulau sesuai
dengan sistem transportasi nasional
dan cetak biru transportasi multimoda
a) Menurunnya waktu tempuh rata-rata per koridor untuk
koridor utama dari 2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam
per 100 km pada lintas-lintas utama;
b) Meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut maskapai
penerbangan nasional dengan membangun 15 bandara
baru;
c) Pengembangan 9 bandara untuk pelayanan kargo udara;
d) Peningkatan On-time Performance Penerbangan menjadi
95%;
e) Modernisasi sistem pelayanan navigasi penerbangan dan
pelayaran;
f) Meningkatnya kapasitas 24 pelabuhan untuk mendukung
tol laut yang terdiri 5 pelabuhan hub dan 19 pelabuhan
feeder;
g) Pembangunan dan pengembangan 163 Pelabuhan non
komersial sebagai sub feeder tol laut;
h) Dwelling time pelabuhan;
i) Pembangunan 50 kapal perintis dan terlayaninya 193 lintas
angkutan laut perintis;
j) Meningkatnya jumlah barang dan penumpang yang dapat
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-2
NO SASARAN INDIKATOR
diangkut oleh kereta api melalui pembangunan jalur KA
minimal sepanjang 3.258 kilometer;
k) Terhubungkannya seluruh lintas penyeberangan sabuk
Utara, Tengah, dan Selatan serta poros – poros
penghubungnya melalui pembangunan/ pengembangan 65
pelabuhan penyeberangan dan pengadaan 50 unit kapal
penyeberangan;
l) Meningkatnya peran angkutan sungai dan danau melalui
pembangunan dermaga sungai dan danau di 120 lokasi.
2. Meningkatnya kinerja pelayanan dan
industri transportasi nasional untuk
mendukung konektivitas nasional,
Sistem Logistik Nasional (Sislognas)
dan konektivitas global
a) Meningkatnya pangsa pasar yang diangkut armada
pelayaran niaga nasional melalui penguatan regulasi
hingga 20% dan memberikan kemudahan swasta dalam
penyediaan armada kapal;
b) Meningkatnya jumlah armada pelayaran niaga nasional
yang berumur <25 tahun hingga 50% serta meningkatnya
peran armada pelayaran rakyat;
c) Terselenggaranya pelayanan Short Sea Shipping yang
terintegrasi dengan moda lainnya;
d) Meningkatnya peran serta sektor swasta dalam
pembangunan transportasi melalui KPS atau investasi
langsung;
e) Terpisahkannya fungsi operator dan regulator serta
pemberdayaan dan peningkatan daya saing BUMN
transportasi;
f) Meningkatnya SDM transportasi yang bersertifikat menjadi
2 kali lipat dibandingkan kondisi baseline;
g) Terhubungkannya konektivitas nasional dengan
konektivitas global melalui penyelenggaraan pelayanan
transportasi lintas batas negara;
h) Termanfaatkannya hasil industri transportasi nasional.
3. Meningkatnya tingkat keselamatan dan
keamanan penyelenggaraan pelayanan
transportasi
a) Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan
transportasi jalan hingga 50 persen dari kondisi baseline;
b) Menurunnya rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC
121 dan AOC 135 menjadi kurang dari 3 kejadian/1 juta
flight cycle;
c) Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut
menjadi kurang dari 50 kejadian/tahun;
d) Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api dari 0,025
kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api;
e) Tersedianya informasi dan sistem data tingkat
keselamatan infrastruktur jalan nasional dan provinsi yang
mutakhir setiap tahunnya.
4. Menurunnya emisi gas rumah kaca
(RAN-GRK) di sektor transportasi
Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) sebesar
2,982 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi darat, 15,945
juta ton CO2e untuk subsektor transportasi udara, dan 1,127
juta ton CO2e untuk subsektor transportasi perkeretaapian
hingga tahun 2020 melalui penyediaan sarana dan prasarana
transportasi yang ramah lingkungan dan responsif terhadap
perubahan iklim/cuaca ekstrim.
5. Tersedianya layanan transportasi serta
komunikasi dan informatika di
a) Meningkatnya sistem jaringan dan pelayanan transportasi
perdesaan;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-3
NO SASARAN INDIKATOR
perdesaan, perbatasan negara, pulau
terluar, dan wilayah non komersial
lainnya
b) Terselenggaranya pelayanan transportasi perintis secara
terpadu.
Pembangunan Transportasi Umum Massal Perkotaan
6. Meningkatnya pelayanan angkutan
umum massal perkotaan
a) Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di
kota megapolitan/ metropolitan/besar minimal 32 %;
b) Jumlah kota yang menerapkan sistem angkutan massal
berbasis jalan dan/atau kereta api minimal 34 kota.
7. Meningkatkan kinerja lalu lintas jalan
Perkotaan
Meningkatnya kecepatan lalu lintas jalan nasional di kota-kota
metropolitan/besar menjadi minimal 20 km/jam.
8. Meningkatkan aplikasi teknologi
informasi dan skema sistem
manajemen transportasi Perkotaan
a) Penerapan pengaturan persimpangan dengan
menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh
ibukota propinsi;
b) Penerapan ATCS di kota yang telah menerapkan system
angkutan massal perkotaan berbasis bus (BRT) dan kota
sedang/besar yang berada di jalur logistik nasional, serta
Automatic Train Protection (ATP) pada jaringan kereta api
perkotaan;
c) Penerapan skema pembatasan lalu lintas di kota-kota
besar/metropolitan.
Sumber : RPJMN Tahun 2015-2019
2.2 SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
Sesuai rumusan sasaran nasional pembangunan sektor transportasi dalam RPJMN Tahun
2015-2019 dan memperhatikan permasalahan dan capaian pembangunan tahun 2010-2014,
maka sasaran pembangunan transportasi dalam Rencana Strategis Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 dijabarkan dalam 3 aspek yaitu (i) keselamatan dan
keamanan, (ii) pelayanan transportasi, dan (iii) kapasitas transportasi sesuai tugas dan
tupoksi Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan transportasi yang handal, berdaya
saing dan memberikan nilai tambah. Adapun penjelasan terkait handal, berdaya saing dan
nilai tambah yaitu sebagai berikut :
- Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang aman, selamat,
nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara terpadu mampu
mengkoneksikan seluruh pelosok tanah air;
- Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang efisien,
terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan SDM yang berdaya
saing internasional, profesional, mandiri, dan produktif;
- Nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu
mendorong perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan nasional (national
security dan sovereignty) di segala bidang (ideologi, politik, ekonomi, lingkungan, sosial,
budaya, pertahanan dan keamanan) secara berkesinambungan dan berkelanjutan
(sustainable development).
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-4
Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun 2015-2019, dapat diuraikan
sebagai berikut :
A. Keselamatan dan Keamanan Transportasi
Sasaran aspek keselamatan dan keamanan transportasi,
meliputi:
1. Menurunnya angka kecelakaan transportasi;
2. Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam
penyelenggaraan transportasi;
B. Pelayanan Transportasi
Sasaran aspek pelayanan transportasi, meliputi :
1. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi;
2. Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan
kebutuhan;
3. Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan;
4. Meningkatnya kinerja capaian Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good
governance;
5. Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang
perhubungan;
6. Menurunnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi
ramah lingkungan pada sektor transportasi;
7. Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkan clean governance;
C. Kapasitas Transportasi
Sasaran aspek kapasitas transportasi, meliputi :
1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem
transportasi antarmoda dan multimoda;
2. Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang;
3. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar
dan khususnya wilayah timur Indonesia;
4. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan;
5. Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi
perkotaan.
Sasaran pembangunan transportasi Kementerian Perhubungan yang dituangkan dalam
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan pada prinsipnya sejalan dengan sasaran
pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Hal ini tentunya memiliki keselarasan dan interkoneksi
yang memberikan pemahaman bahwa sasaran pembangunan nasional dapat dijabarkan
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-5
kembali menjadi sasaran pada Kementerian Perhubungan yang secara khusus difokuskan
pada perencanaan dan pembangunan transportasi. Adapun untuk secara lebih jelasnya
korelasi antara sasaran pembangunan nasional dengan sasaran Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019 sebagaimana pada Gambar 3.1.
Gambar 2.1 Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan
Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
Interkoneksi antara isu strategis dan sasaran Kementerian Perhubungan diperlukan sebagai
dasar dalam mengidentifikasi alur pikir perencanaan pembangunan transportasi tahun 2015-
2019, sehingga hubungan liniearitas antara isu strategis dan sasaran pembangunan
transportasi ke depan dapat terarah dan sejalan dengan agenda prioritas pembangunan
nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015-2019, sehingga sasaran Kementerian Perhubungan memiliki
interkoneksi secara langsung dengan 9 agenda prioritas nasional (Nawa Cita). Hal ini
memberikan konsekuensi logis dalam bidang transportasi bahwa konsep perencanaan dan
pendekatan pembangunan bidang transportasi akan mendukung 9 (sembilan) agenda
prioritas nasional selama 5 (lima) tahun ke depan.
Pendekatan isu strategis transportasi dalam perumusan sasaran pembangunan Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 menjadi penting untuk lebih menata dan mengelola
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-6
transportasi dengan baik, serta berbasis pendekatan multidimensi/multisektor termasuk
dalam hal ini kaitannya dengan aspek tata ruang, gender, sosial, lingkungan, dan budaya.
Pendekatan tersebut akan membawa sinergitas pembangunan transportasi secara lebih
terpadu, mewujudkan pembangunan dan penanganan permasalahan transportasi secara
lebih komprehensif dan membawa perubahan pada karakteristik masyarakat, maupun
perilaku masyarakat dalam menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana
transportasi secara lebih baik dan bijaksana. Demikian juga Pemerintah menjadi bagian
penting sebagai pihak yang akan selalu hadir dalam mengupayakan pembangunan dan
pengembangan transportasi untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2.3 SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN TAHUN 2019
Sesuai rumusan sasaran pembangunan transportasi dalam Rencana Strategis Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 yang dijabarkan dalam 3 aspek yaitu (i) keselamatan dan
keamanan, (ii) pelayanan transportasi, dan (iii) kapasitas transportasi sesuai tugas dan
tupoksi Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan transportasi yang handal, berdaya
saing dan memberikan nilai tambah. Sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Kerja
Kementerian Perhubungan Tahun 2019.
Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun 2019 yang
merupakan sasaran yang diturunkan dari Reviu Renstra 2015-2019, dapat diuraikan sebagai
berikut :
A. Keselamatan dan Keamanan Transportasi
Sasaran aspek keselamatan dan keamanan transportasi, meliputi :
1. Menurunnya angka kecelakaan transportasi, dengan menetapkan target pada tahun
2019 antara lain :
a. Ratio Kecelakaan transportasi nasional
1) Transportasi Perkeretaapian dengan ratio kecelakaan 0,55 / 1 Juta Km
2) Transportasi Laut dengan ratio kecelakaan 1,276 / 10.000 freight
3) Transportasi Udara dengan ratio kecelakaan 2,45 / 1 Juta Flight
b. Jumlah sarana dan prasarana keselamatan
1) Transportasi Perkeretaapian melalui kegiatan antara lain peningkatan/
rehabilitasi jalur KA sepanjang 482 Km'sp, Peningkatan/rehabilitasi jembatan
KA sepanjang 202 Unit, Peningkatan/rehabilitasi persinyalan, dan
telekomunikasi KA sebanyak 27 Paket, Pelaksanaan Perawatan dan
Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang
keselamatan perkeretaapian sebanyak 118 paket, Pengamanan perlintasan
sebidang, Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan
perkeretaapian sebanyak 32 paket.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-7
2) Transportasi Udara melalui kegiatan melalui pengadaan fasilitas dan peralatan
bidang keselamatan penerbangan.
2. Rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi.
Indikator kinerja rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi diukur
dengan rasio sebagai berikut :
a. Perkeretaapian diukur dengan rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa
Transportasi ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 6,7. Gangguan keamanan
untuk moda kereta api merupakan rasio antara jumlah kejadian vandalism dengan
akumulasi kilometer tempuh perjalanan KA pada tahun yang sama
b. Transportasi Laut diukur dengan rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa
Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 5 kejadian/tahun (per
100.000 freight) atau rasionya sebesar 0,5). Gangguan keamanan pada
transportasi laut merupakan rasio jumlah gangguan keamanan pada pelayanan
jasa transportasi laut di perairan Indonesia setiap 100.000 freight.
c. Transportasi Udara diukur dengan rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan
Jasa Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 0,17 rasio.
B. Pelayanan Transportasi
Sasaran aspek pelayanan transportasi, meliputi :
1. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan
menetapkan target pada tahun 2019 antara lain :
a. Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan
Indikator kinerja Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal
Perkotaan diukur dengan
1) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan
Angkutan Umum Massal Perkotaan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar
82,69% terhadap target Renstra.
2) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan
Umum Massal Perkotaan dengan ditargetkan pada tahun 2019 beroperasi
layanan KA perkotaan sebanyak 10 kota atau meningkat 100% dari
pengoperasian KA perkotaan pada tahun 2014.
b. Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi Nasional
Indikator kinerja Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi
Nasional diukur dengan Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan diukur
dengan persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi,
ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 100%.
c. Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-8
Indikator kinerja Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor
Transportasi diukur dengan
1) Transportasi darat diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance
(OTP) Sektor Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar
83,25%.
2) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance
(OTP) Sektor Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar
69%.
3) Transportasi laut diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance
(OTP) Sektor Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 80%
4) Transportasi udara diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance
(OTP) Sektor Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 88%
d. Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah Jabodetabek
Indikator kinerja Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di
Wilayah Jabodetabek diukur dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek
(BPTJ) diukur dengan Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di
Wilayah Jabodetabek, ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 17 km/jam
e. Tingkat Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana
Transportasi yang dilaksanakan
Indikator kinerja Tingkat Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan
Prasarana Transportasi yang dilaksanakan diukur dengan Sekretariat Jenderal
(Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan/PPTB) dengan Tingkat Penerapan
Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang
dilaksanakan dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 100%
C. Kapasitas Transportasi
Sasaran aspek kapasitas transportasi, meliputi :
1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem
transportasi antarmoda dan multimoda, dengan target pada tahun 2019 :
a. Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi
Indikator kinerja Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi diukur
dengan :
1) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana
Transportasi dengan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 32,60%.
2) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana
Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 294.839.165 tempat duduk
dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 1.920.309.446 tempat duduk atau
meningkat sebesar 64,21%.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-9
3) Transportasi laut diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana
Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 6.907.191 penumpang dan
1.062.398.613 ton barang dan ditargetkan pada tahun 2019 meningkat
sebesar 50,64 % untuk penumpang dan 61,05 %.
4) Transportasi udara diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana
Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 39.39% dan ditargetkan
pada tahun 2019 sebesar 47,23%.
b. Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi
Indikator kinerja Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi diukur
dengan
1) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas
Prasarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 30,00% dan
ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 40,28% terhadap target Renstra.
2) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana
Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 5.196 Km’sp dan
ditargetkan pada tahun 2019 telah terbangun dan beroperasi jalur KA sebesar
8.454 Km’sp atau bertambah sebesar 62,7 % pada tahun 2019.
3) Transportasi laut diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana
Transportasi ditargetkan pada tahun 2019 tercapai 100 % dari target Renstra
2015-2019.
4) Transportasi udara diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas
Prasarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 50% dan
ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 90%
c. Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah Jabodetabek
Indikator kinerja Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di
Wilayah diukur dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) diukur
dengan Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah
ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 32%
2. Meningkatnya Layanan Transportasi di Daerah Rawan Bencana, Perbatasan Terluar
dan Terpencil, diukur dengan Indikator Kinerja Rasio Layanan Transportasi Daerah
Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil, dengan target pada tahun 2019
sebagai berikut:
a. Transportasi darat diukur dengan Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan
Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil dengan ditargetkan pada tahun 2019
sebesar 0,52.
b. Transportasi laut diukur dengan Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan
Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil ditargetkan pada tahun 2019 sebesar
0,16 dengan perhitungan yang di dapat dari jumlah kabupaten daerah rawan
bencana, perbatasan, terluar dan terpencil yang sudah dilayani angkutan laut
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-10
perintis dibagi dengan jumlah total kabupaten daerah rawan bencana,
perbatasan, terluar dan terpencil.
c. Transportasi udara diukur dengan Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan
Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil dengan ditargetkan pada tahun 2019
sebesar 3,41 rasio.
2.4 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015 -
2019
Untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan transportasi sebagai
salah satu persyaratan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, maka dibutuhkan
pengukuran kinerja kegiatan untuk menilai tingkat keberhasilan pencapaian sasaran
Kementerian Perhubungan. Pengukuran kinerja Kementerian Perhubungan merupakan hasil
dari suatu penilaian yang sistematis serta didasarkan pada indikator kinerja kegiatan,
meliputi masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Tingkat keberhasilan suatu
kegiatan ditandai dengan indikator kinerja utama Kementerian Perhubungan sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator
Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan yang telah disempurnakan melalui
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2012 tentang Penetapan Indikator
Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan dengan tambahan indikator
kegiatan yang bersifat strategis.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian
Perhubungan tahun 2015-2019 disusun
sebagai indikator outcome dan bukan
merupakan indikator output, yang
dikelompokkan dalam 3 (tiga) aspek utama,
yaitu : (1) Keselamatan dan keamanan
transportasi, (2) Pelayanan transportasi, dan
(3) Kapasitas transportasi. Tiap aspek
memiliki sasaran dan kebijakan, sebagai
berikut:
2.4.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI
Dalam rangka mewujudkan keselamatan dan keamanan transportasi, Kementerian
Perhubungan mempunyai dua sasaran, yaitu : (1) Menurunnya angka kecelakaan
transportasi; dan (2) Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan
transportasi selama kurun waktu 2015-2019.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-11
1. MENURUNNYA ANGKA KECELAKAAN TRANSPORTASI
Untuk mencapai sasaran menurunnya angka kecelakaan transportasi, Kementerian
Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu:
1. Rasio kejadian kecelakaan transportasi nasional :
a. Perkeretaapian yang diukur dengan angka kecelakaan kumulatif, dengan baseline
tahun 2014 sebesar 0,65 (rasio kecelakaan/1 juta km), dan ditargetkan sampai tahun
2019 menjadi 0,55 (rasio kecelakaan/1 juta km), dengan kegiatan strategis
diantaranya Peningkatan/rehabilitasi jalur KA sepanjang 482 Km'sp, Peningkatan/
rehabilitasi jembatan KA sepanjang 202 Unit, Peningkatan/rehabilitasi persinyalan,
dan telekomunikasi KA sebanyak 27 Paket, Pelaksanaan Perawatan dan
Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang
keselamatan perkeretaapian sebanyak 118 paket, pengamanan perlintasan sebidang,
Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 32
paket;
b. Transportasi Laut yang diukur melalui rasio kejadian kecelakaan yaitu jumlah
kecelakaan yang terjadi pada setiap 10.000 freight dengan baseline tahun 2014
sebesar 1,080, ditargetkan sampai tahun 2019 rasio kejadian kecelakaan transportasi
laut menjadi sebesar 1,276 (rasio kecelakaan/ 10.000 freight);
c. Transportasi Udara yang diukur dengan angka kecelakaan, dengan baseline tahun
2014 sebesar 6,56 (rasio kejadian/ 1 juta flight), dan ditargetkan sampai pada tahun
2019 sebesar 2,45 (rasio kejadian/ 1 juta flight) melalui pengadaan fasilitas dan
peralatan bidang keselamatan penerbangan.
2. MENURUNNYA JUMLAH GANGGUAN KEAMANAN DALAM
PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI
Untuk mencapai sasaran menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan
transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun
2015-2019 yaitu jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi
(perkeretaapian, laut dan udara), dengan target capaian tahun 2015-2019 meliputi:
a. Perkeretaapian diukur dengan rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa
transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 22,9 dan ditargetkan pada tahun
2019 sebesar 6,7. Gangguan keamanan untuk moda kereta api merupakan rasio
antara jumlah kejadian vandalism dengan akumulasi kilometer tempuh perjalanan KA
pada tahun yang sama.
b. Transportasi Laut diukur dengan rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa
transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 8 kejadian/tahun dan ditargetkan
pada tahun 2019 sebesar 5 kejadian/tahun (per 100.000 freight) atau rasionya
sebesar 0,5). Gangguan keamanan pada transportasi laut merupakan rasio jumlah
gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi laut di perairan Indonesia
setiap 100.000 freight.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-12
c. Transportasi Udara diukur dengan rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa
transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 0.27 dan ditargetkan pada tahun
2019 sebesar 0,17 rasio.
2.4.2 PELAYANAN TRANSPORTASI
Dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi, Kementerian Perhubungan mempunyai
5 sasaran, yaitu : (1) Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan, (2)
Persentase Penurunan Gas Rumah kaca dari sektor transportasi nasional, (3) Persentase
Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi, (4) Kecepatan Rata-Rata
Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah Jabodetabek (5) Penerapan Pedoman
Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang dilaksanakan.
A. PENINGKATAN PELAYANAN ANGKUTAN UMUM MASSAL PERKOTAAN
Indikator kinerja Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan
diukur dengan :
a) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum
Massal Perkotaan dengan baseline tahun 2014 sebesar 40,00% dan ditargetkan pada
tahun 2019 sebesar 82,69% terhadap target Renstra;
b) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum
Massal Perkotaan dengan baseline tahun 2014 sebesar 5 kota dan ditargetkan pada
tahun 2019 beroperasi layanan KA perkotaan sebanyak 10 kota atau meningkat 100%
dari pengoperasian KA perkotaan pada tahun 2014.
B. Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi
Nasional
Indikator kinerja persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional
diukur dengan Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan diukur dengan persentase
penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi, ditargetkan pada tahun 2019 sebesar
100%.
C. Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi
Indikator kinerja Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi
diukur dengan
a) Transportasi darat diukur dengan persentase capaian On Time Performance (OTP)
Sektor Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 79,00% dan ditargetkan pada
tahun 2019 sebesar 83,25%.
b) Perkeretaapian diukur dengan persentase capaian On Time Performance (OTP) Sektor
Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 60% dan ditargetkan pada tahun
2019 sebesar 69%.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-13
c) Transportasi laut diukur dengan persentase capaian On Time Performance (OTP) Sektor
Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 50,07% dan ditargetkan pada tahun
2019 sebesar 80 %.
d) Transportasi udara diukur dengan persentase capaian On Time Performance (OTP)
Sektor Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 79% dan ditargetkan pada
tahun 2019 sebesar 88%.
D. Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah
Jabodetabek
Indikator kinerja kecepatan rata-rata kendaraan umum pada jam puncak di wilayah
Jabodetabek diukur dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) diukur
dengan Kecepatan rata-rata kendaraan umum pada jam puncak di wilayah Jabodetabek,
ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 17 km/jam.
E. TINGKAT PENERAPAN PEDOMAN STANDAR PELAYANAN SARANA DAN
PRASARANA TRANSPORTASI YANG DILAKSANAKAN
Indikator kinerja tingkat penerapan pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana
transportasi yang dilaksanakan diukur dengan Sekretariat Jenderal (Pusat Pengelolaan
Transportasi Berkelanjutan) dengan tingkat penerapan pedoman standar pelayanan sarana
dan prasarana transportasi yang dilaksanakan dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar
100%.
2.4.3 KAPASITAS TRANSPORTASI
Dalam rangka meningkatkan kapasitas transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan
5 (lima) sasaran, yaitu : (1) Persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi, (2)
Persentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi, dan (3) Modal Share (Pangsa
Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah.
1. Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi
Indikator kinerja Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi diukur dengan:
a) Transportasi darat diukur dengan persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi
dengan baseline tahun 2014 sebesar 23,00% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar
32,60%.
b) Perkeretaapian diukur dengan persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi
dengan baseline tahun 2014 sebesar 294.839.165 tempat duduk dan ditargetkan pada
tahun 2019 sebesar 1.920.309.446 tempat duduk atau meningkat sebesar 64,21%.
c) Transportasi laut diukur dengan persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi
dengan baseline tahun 2014 sebesar 6.907.191 penumpang dan 1.062.398.613 ton
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-14
barang dan ditargetkan pada tahun 2019 meningkat sebesar 50,64 % untuk
penumpang dan 61,05 %.
d) Transportasi udara diukur dengan persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi
dengan baseline tahun 2014 sebesar 39.39% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar
47,23%.
2. Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi
Indikator kinerja persentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi diukur dengan:
a) Transportasi darat diukur dengan persentase peningkatan kapasitas prasarana
transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 30,00% dan ditargetkan pada tahun
2019 sebesar 40,28% terhadap target Renstra.
b) Perkeretaapian diukur dengan persentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi
dengan baseline tahun 2014 sebesar 5.196 Km’sp dan ditargetkan pada tahun 2019
telah terbangun dan beroperasi jalur KA sebesar 8.454 Km’sp atau bertambah sebesar
62,7 % pada tahun 2019.
c) Transportasi laut diukur dengan persentase peningkatan kapasitas prasarana
transportasi ditargetkan pada tahun 2019 tercapai 100 % dari target Renstra 2015-
2019.
d) Transportasi udara diukur dengan persentase peningkatan kapasitas prasarana
transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 50% dan ditargetkan pada tahun
2019 sebesar 90%.
3. Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah
Indikator kinerja modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di wilayah diukur
dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) diukur dengan modal share
(pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di wilayah ditargetkan pada tahun 2019 sebesar
32%.
2.5 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2019
Target Kinerja Kementerian Perhubungan tahun 2019 merupakan target tahunan yang telah
tercantum dalam Rencana Strategis 2015-2019 dalam rangka mendukung target pencapaian
kinerja Kementerian Perhubungan pada tahun 2019. Adapun rincian rumusan target kinerja
pada Rencana Strategis Kementerian Perhubungan untuk tahun 2019 adalah seperti tabel
2.2 berikut:
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-1
Tabel 2.2 Rumusan Indikator Kinerja Utama pada Renstra Kemenhub Untuk Tahun 2018
NO.
SASARAN
KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
(OUTCOME) SATUAN
2015-
2019
TAHUN
2019
I. Keselamatan dan Keamanan
1 Menurunnya angka
kecelakaan transportasi
1
Ratio kejadian kecelakaan transportasi
nasional
a. Transportasi Perkeretaapian Rasio 0,55 0,55
b. Transportasi laut Ratio kejadian kecelakaan/10.000
freight 1,276 1,276
c. Transportasi udara Rasio kejadian/ 1 juta flight 2,45 2,45
2 Menurunnya Jumlah
Gangguan Keamanan dalam
Penyelenggaraan
Transportasi
2 Ratio gangguan keamanan pada pelayanan
jasa transportasi
a. Transportasi Laut Rasio 1,53 1,53
b. Transportasi Hubud Rasio 0,17 0,17
c. Transportasi Perkeretaapian Rasio 6,70 6,70
II. Pelayanan
3 Meningkatnya kinerja
pelayanan sarana dan
prasarana transportasi
3 Peningkatan pelayanan angkutan umum
massal perkotaan
a. Transportasi Darat Persentase 82,69 82,69
b. Transportasi Perkeretaapian Persentase 100 100
4 Penurunan gas rumah kaca dari sektor
transportasi nasional
Persentase 100 100
5 Capaian On Time Performance (OTP) Sektor
Transportasi
a. Transportasi Laut Persentase 80 80
b. Transportasi Hubud Persentase 88 88
c. Transportasi Perkeretaapian Persentase 69 69
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 II-2
NO.
SASARAN
KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
(OUTCOME) SATUAN
2015-
2019
TAHUN
2019
d. Transportasi Darat Persentase 83,25 83,25
6 Kecepatan rata-rata kendaraan angkutan
umum pada jam puncak di Wilayah
Jabodetabek
Km/Jam 17 17
7 Tingkat penerapan pedoman standar
pelayanan sarana dan prasarana transportasi
yang dilaksanakan
Persentase 100 100
III. Kapasitas Transportasi
4 Peningkatan Kapasitas
Sarana dan Prasarana
Transportasi
8 Peningkatan kapasitas sarana transportasi
a. Transportasi Laut Persentase 24 24
b. Transportasi Hubud Persentase 47,23 47,23
c. Transportasi Perkeretaapian Persentase 64,21 64,21
d. Transportasi Darat Persentase 32,6 32,6
9 Peningkatan kapasitas prasarana transportasi
a. Transportasi Laut Persentase 100 100
b. Transportasi Hubud Persentase 90 90
c. Transportasi Perkeretaapian Persentase 33,09 29,65
d. Transportasi Darat Persentase 40,28 40,28
10 Modal share (pangsa pasar) angkutan umum
perkotaan di wilayah Jabodetabek
Persentase 32 32
5 Meningkatnya Layanan
Transportasi di Daerah
Rawan Bencana, Perbatasan,
Terluar dan Terpencil
11 Layanan transportasi daerah rawan bencana,
perbatasan, terluar dan terpencil
a. Transportasi Darat Rasio 0,52 0,52
b. Transportasi Laut Rasio 46,83 46,83
c. Transportasi Hubud Rasio 3,41 3,41
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-1
3.1. PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
TAHUN ANGGARAN 2016
3.1.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2016
Pada awal Tahun Anggaran 2016 Kementerian Perhubungan mendapatkan Pagu Alokasi
Anggaran sebesar Rp. 48,46 Triliun. Dalam pelaksanaannya sebagai tindak lanjut
Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016 terdapat Penghematan anggaran belanja sebesar
Rp. 3.750,19 Miliar, serta adanya Perubahan PNBP sebesar Rp.512,60 Miliar, Perubahan
BLU sebesar Rp.512,60 Miliar, Pengurangan PHLN sebesar Rp.1.812,97 Miliar,
Penambahan PNBP sebesar Rp. 237,36 Miliar yang merupakan bagian dari APBN-
Perubahan maka terdapat pengurangan alokasi anggaran dari semula Rp. 48.46 Triliun
menjadi sebesar Rp. 43,15 Triliun (Penghematan Tahap 1).
Selanjutnya berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 terkait penghematan
anggaran belanja di lingkungan Kementerian Perhubungan sebesar Rp.4.745,76 Miliar
maka pagu yang dapat direalisasikan sebesar Rp. 38,4 Triliun.
Realisasi alokasi anggaran total Kementerian Perhubungan Tahun 2016 sebesar
Rp. 31,75 Triliun, dengan profil alokasi anggaran tahun 2016 berdasarkan jenis belanja
antara lain sebagai berikut:
a. Belanja Modal sebesar Rp. 22,69 Triliun
b. Belanja Barang Mengikat dan Tidak Mengikat sebesar Rp. 12,47 Triliun;
c. Belanja Pegawai sebesar Rp. 3,24 Triliun.
BAB III
PELAKSANAAN ANGGARAN,
CAPAIAN PEMBANGUNAN DAN
PERMASALAHAN, TANTANGAN
SEKTOR TRANSPORTASI
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-2
3.1.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2016
Program/kegiatan strategis tahun 2016 dari masing-masing Unit Kerja Eselon I yang
bersumber dari pembiayaan APBN, meliputi Kegiatan Strategis Ditjen Perhubungan Darat,
Ditjen Perkeretaapian, Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan Udara, Badan
Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Perhubungan (BPSDM), Badan Litbang Perhubungan, Sekretaris Jenderal,
Inspektorat Jenderal.
A. Transportasi Darat
Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Darat TA.2016 sebesar Rp. 3,81 Triliun dengan
program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di 33 Provinsi (225 Paket),
Rehabilitasi / Pemeliharaan Perlengkapan Jalan di 33 Provinsi, Pembangunan
Terminal di 11 Lokasi, Rehabilitasi Terminal di 1 Lokasi, Pembangunan Unit
Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) 1 Lokasi, Rehabilitasi Unit
Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) 2 Lokasi, Subsidi Operasi
Bus Perintis di 31 Provinsi (259 Trayek) dan Pengadaan Bus Perintis 225 Unit,
Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2016.
2) Pengembangan Sistem Transportasi Perkotaan
Peningkatan Kinerja Jalan Nasional Wilayah Perkotaan di 33 Provinsi (35 Paket),
Pengadaan Bus BRT Besar (183 unit) dan Sedang (460 unit), Bus Pemadu Moda
(20 unit) dan Bus Umum (50 unit), ATCS di 12 Lokasi, Fasilitas Integrasi Moda di
1 Lokasi dan Fasilitas Pejalan Kaki di 1 Lokasi.
3) Manajemen dan Peningkatan Keselamatan Transportasi Darat
Pembangunan Zona Aman Selamat Sekolah (ZOSS) di 49 Lokasi, Perbaikan Lokasi
Rawan Kecelakaan di 84 Lokasi, Pembangunan Rute Aman Selamat Sekolah
(RASS) di 1 Paket, Pembangunan Taman Edukatif Keselamatan Transportasi Darat
di 1 Lokasi, Sosialisasi Keselamatan Melalui Media Luar Ruang 1 Kegiatan dan
Pekan Nasional Keselamatan Jalan 1 Paket.
4) Sarana dan Prasarana Transportasi ASDP
Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lanjutan di 10 Lokasi, Pembangunan
Kapal Penyeberangan Lanjutan 7 Unit, Rehabilitasi Dermaga Penyeberangan di 6
Lokasi, Dermaga Danau Lanjutan 1 Lokasi, Rehabilitasi Dermaga Sungai di 4
Lokasi, Pengerukan Alur di 2 Lokasi dan Subsidi Kapal Angkutan Penyeberangan
Perintis di 210 Lintas, Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2016.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-3
B. Transportasi Perkeretaapian
Alokasi anggaran Ditjen Perkeretaapian TA 2016 sebesar Rp.13,21 Trilun dengan
program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta
Api
a. Kegiatan subsidi angkutan KA perintis dan subsidi angkutan motor dengan KA
sebanyak 7 kegiatan;
b. Penyelenggaraan angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru sebanyak
1 paket;
c. Studi/kajian kebijakan, pedoman teknis dan kajian trase bidang LLAKA
sebanyak 25 dokumen.
2) Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung
Kereta Api
a. Peningkatan jalur KA sepanjang 28,4 Km’sp;
b. Pembangunan jalur KA tahap pertama/badan jalur KA 142,1 Km’sp dan
pemasangan rel/penyelesaian 138,6 Km’sp;
c. Pengadaan material rel sepanjang 1.530,0 km’sp, wesel sebanyak 528 unit;
d. Peningkatan dan pembangunan jembatan/terowongan/underpass/flyover
sebanyak 28 unit, stasiun/bangunan operasional /bangunan khusus sebanyak
13 unit dan persinyalan dan telekomunikasi sebanyak 4 paket;
e. Lanjutan pembangunan listrik aliran atas (LAA) sebanyak 1 paket dan catu daya
(sub station) sebanyak 1 unit;
f. Penanganan/pengamanan perlintasan sebidang sebanyak 3 unit & pengadaan
tanah seluas 348.136 m2;
g. Pengadaan peralatan/fasilitas prasarana perkeretaapian sebanyak 7 unit dan
perawatan/pengoperasian 17 unit;
h. Studi/ Kajian/ DED/ Amdal/ Norma/ Standar/ Pedoman/ Kriteria/ Prosedur
Bidang Prasarana KA sebanyak 82 dokumen;
i. Perawatan dan pengoperasian prasarana KA milik negara sebanyak
2 kegiatan;
j. Pengujian dan sertifikasi prasarana perkeretaapian sebanyak 3 kegiatan.
3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Sarana Perkeretaapian
a. Pembangunan dan rehabilitasi sarana perkeretaapian termasuk sarana kerja
sebanyak 77 unit;
b. Pengadaan Fasilitas Pengujian sebanyak 3 paket;
c. Perawatan dan pengoperasian sarana dan fasilitas sarana perkeretaapian
sebanyak 4 paket;
d. Pengujian dan sertifikasi sarana perkeretaapian sebanyak 1 kegiatan;
e. Studi/kajian kebijakan, desain & pedoman teknis bidang sarana KA sebanyak
3 dokumen.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-4
4) Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian
a. Pengadaan dan perawatan/pengoperasian peralatan keselamatan dan SDM
perkeretaapian sebanyak 2 paket;
b. Pelaksanaan pemeriksaan bidang keselamatan perkeretaapian, peningkatan
kualitas SDM perkeretaapian, akreditasi badan hukum pendidikan pelatihan
SDM, pengujian prasarana dan sarana perkeretaapian serta penegakan hukum
pidana keselamatan perkeretaapian sebanyak 13 kegiatan;
c. Sosialisasi/ Rakor/ Seminar/ Workshop bidang keselamatan perkeretaapian
sebanyak 5 kegiatan;
d. Studi/ kajian kebijakan dan pedoman teknis bidang keselamatan
perkeretaapian sebanyak 5 dokumen.
5) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkeretaapian
a. Studi/kajian kebijakan dan kelayakan/masterplan di lingkungan Ditjen
Perkeretaapian sebanyak 14 dokumen;
b. Belanja pegawai, belanja operasional, serta dukungan manajemen teknis
lainnya sebanyak 12 bulan.
C. Transportasi Laut
Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Laut TA.2016 sebesar Rp.14,43 Triliun dengan
program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas
Angkutan Laut
a) Kegiatan Subsidi Penumpang Perintis sebanyak 96 trayek pada
40 Pangkalan;
b) Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Laut Barang
dalam rangka Mendukung Program Tol Laut Nasional sebanyak 6 trayek;
c) Subsidi pengoperasian Kapal Ternak sebanyak 1 trayek;
d) Docking Kapal Perintis sebanyak 56 unit;
e) Lanjutan Pembangunan Kapal Perintis
Type 750 DWT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 6 unit;
Type 500 DWT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 2 unit;
Type 200 DWT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 2 unit.
f) Lanjutan Pembangunan Kapal Penumpang
Type 2000 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 25 unit;
Type 1200 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 20 unit;
Lanjutan pembangunan Kapal Semikontainer 100 Teus sebanyak 15 unit;
Lanjutan Pembangunan Kapal Perintis 750 DWT sebanyak 5 unit;
Lanjutan Pembangunan Kapal Rede sebanyak 20 unit;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-5
Pembangunan Kapal Ternak sebanyak 5 unit;
Penyelenggaraan Angkutan Sepeda Motor pada Lebaran Tahun 2016.
2) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kepelabuhanan
a) Pembangunan/Rehabilitasi Fasilitas Utama Pelabuhan di 67 lokasi;
b) Fasilitas Penunjang Pelabuhan Laut di 202 Lokasi;
c) Pengerukan Alur Pelayaran di 13 lokasi;
d) Studi Perencanaan Pelabuhan sebanyak 199 paket (Pra F/S, Studi Kelayakan,
Masterplan, SID, DED, Studi Lingkungan).
3) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kenavigasian
a) Lanjutan Pembangunan Kapal Kenavigasian sebanyak 15 unit;
b) Pembangunan/Rehabilitasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sebanyak
245 unit;
c) Repowering dan Docking Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 6 unit;
d) Pengadaan dan Pembangunan Fasilitas Telekomunikasi Pelayaran (SROP,
GMDSS, VTS, AIS) sebanyak 43 unit;
e) Pembangunan/Rehabilitasi dermaga/jetty Kenavigasian di 3 lokasi;
f) Pengadaan dan Pembangunan serta Rehabilitasi Fasilitas Kenavigasian lainnya
(gedung operasional, pagar, peralatan survey, dll) sebanyak 199 paket.
4) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Penjagaan Laut
dan Pantai
a) Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Kelas I type Fast Patrol Vessel (FPV)
sebanyak 25 unit;
b) Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Kelas I type Marine Disaster Prevention
Ship (MDPS) (Tahap II-Multiyears) sebanyak 5 unit;
c) Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Kelas II sebanyak 2 unit;
d) Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Kelas III sebanyak 6 unit;
e) Pembangunan Kapal Patroli (Kapal Kelas I sebanyak 10 unit, Kapal Kelas III
sebanyak 5 unit, Kapal Cepat sebanyak 5 unit dan Kapal Kelas V sebanyak 25
unit);
f) Pengadaan Peralatan SAR sebanyak 1 paket.
5) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Perkapalan dan
Kepelautan
Studi dan Kajian Konstruksi Kapal.
D. Transportasi Udara
Program APBN Tahun 2016 Sub Sektor Ditjen Perhubungan Udara sebesar Rp.10,31
Triliun dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut:
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-6
1) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Bandar Udara
a) Pembangunan Bandara agar dapat didarati pesawat B 737 series di
9 Bandara;
b) Lanjutan Pembangunan Bandara Baru di 15 Bandara;
c) Perpanjangan runway dan Peningkatan Kapasitas Runway di 27 bandara;
d) Lanjutan Pembangunan Terminal Baru dan Perluasan Terminal di 13
Bandara;
e) Pelapisan runway dan peningkatan daya dukung runway di 32 Bandara;
f) Pemenuhan Pagar Pengaman Bandara di 62 Bandara.
g) Pengadaan dan Pemasangan Alat Bantu Pendaratan Visual di 12 Bandara;
h) Pengembangan Bandara di Perbatasan 24 Bandara;
i) Pengembangan Bandara di Daerah Rawan Bencana 56 Bandara;
j) Pengembangan Bandara Pembuka Daerah Terisolir di 48 Bandara.
2) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Angkutan Udara
a) Pelayanan penerbangan perintis di 208 Bandara;
b) Pelayanan Subsidi Angkutan BBM Perintis sebanyak 7.396 Drum;
3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Keamanan Penerbangan
a) Pemenuhan Fasilitas Keamanan Penerbangan yaitu pengadaan X Ray di 52
Bandara;
b) Pemenuhan Fasilitas Pelayanan Darurat / Mobil PKP PK di 40 Bandara;
c) Pengadaan Walk Through Metal Detector (WTMD) di 34 Bandara;
E. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek pada TA.2016 merupakan unit kerja baru.
Dalam pengalokasian anggaran masih menginduk di unit kerja Biro Umum dengan
kegiatan strategis antara lain sebagai berikut :
1) Penyusunan Rancangan Perpres Rencana Induk Transportasi Jabodetabek
(RITJ);
2) Penyusunan Pedoman Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin);
3) Penyusunan Pedoman Transit Oriented Development (TOD);
4) Pembangunan Sistem Informasi Transportasi Jabodetabek (Jasa Konsultansi);
5) Penyusunan Rencana Umum Pengembangan Fasilitas Pejalan Kaki (Pedestrian)
di Jabodetabek;
6) Survey dan Pengembangan Terminal Tipe A dan Tipe B (yang melayani AKAP)
di Jabodetabek;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-7
7) Survei Pengembangan Jaringan Nasional Keterpaduan Pelayanan Angkutan
Umum di wilayah Jabodetabek;
8) Perencanaan Teknis Penanganan Perlintasan Sebidang di Jabodetabek;
9) Penyusunan Rencana Umum Jaringan Lintas di Wilayah Jabodetabek;
10) Penyusunan Jaringan Pelayanan Transportasi Antar Moda di Wilayah
Jabodetabek;
11) Pelaksanaan Evaluasi Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin);
12) Rencana Kebutuhan Fasilitas Perlengkapan Jalan Wilayah Jabodetabek;
13) Penyusunan Rencana Kebutuhan Taksi Jabodetabek;
14) Penyusunan Rencana Implementasi Transjabodetabek Reguler;
15) Penyusunan Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan di Wilayah
Jabodetabek;
16) Penyusunan Surat Keputusan Kepala BPTJ tentang Bentuk, Warna dan Ukuran
Dokumen Izin Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Dalam Trayek
dan Tidak Dalam Trayek;
17) Penyusunan Legal Drafting Spesifikasi Teknis Kendaraan Angkutan
Permukiman Premium;
18) Pencetakan Dokumen Blanko Perizinan Angkutan Umum;
19) Pemasangan peralatan penunjang dan Aplikasi Kegiatan Perizinan Angkutan
Umum;
20) Pengoperasian Taksi dari Bandar Udara Soekarno Hatta;
21) Koordinasi Penentuan Kuota Taksi Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
F. Badan Pengembangan SDM Perhubungan
Alokasi anggaran Badan Pengembangan SDM Perhubungan TA. 2016 sebesar
Rp. 5,49 Triliun dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Darat yaitu kegiatan
Lanjutan Pembangunan BPPTD Mempawah Tahap IV dan Pengadaan
peralatan/fasilitas diklat BPPTD Mempawah;
2) Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut meliputi kegiatan
Lanjutan Pembangunan BP2IP Padang Pariaman Tahap V, BP2IP Minahasa
Selatan Tahap IV; Pembangunan Kampus Baru BP2IP di Ambon dan NTT;
Pengadaan peralatan dan fasilitas diklat BP2IP Padang Pariaman dan BP2IP
Minahasa Selatan;
3) Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara meliputi kegiatan
Lanjutan Pembangunan gedung asrama, gedung laboratorium dan pengadaan
fasilitas diklat di BPPP Palembang; Renovasi Asrama D, pekerjaan konstruksi
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-8
jalan masuk, talud dan pagar di BPPP Jayapura; Lanjutan Pembangunan sarana
dan prasarana diklat, pembuatan jalan dan taman di BPPP Curug.
4) Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Perhubungan meliputi kegiatan
renovasi gedung bangunan di Pusbang SDM Aparatur Perhubungan, Lanjutan
Pembangunan Balai Diklat Pembangunan Karakter SDM Transportasi Tahap IV
dan pengadaan fasilitas diklat.
5) Pendidikan Perhubungan Darat meliputi kegiatan lanjutan pembangunan
gedung asrama dan Workshop di STTD Bekasi, Laboratorium Nautika dan
Teknika di BP2TD Palembang, asrama dan kelas di PKTJ Tegal Tahap V; Lanjutan
Pembangunan Kampus BP2TD Bali Tahap II dan Kampus Akademi
Perkeretaapian Tahap VI.
6) Pendidikan Perhubungan Laut meliputi kegiatan pengadaan peralatan diklat,
GMDSS di STIP dan renovasi gedung kelas, laboratorium dan gedung utama di
BP2IP Sorong; lanjutan pembangunan gedung serba guna, asrama dan kelas di
PIP Semarang, Kampus Terpadu PIP Makassar Tahap VII dan gedung asrama,
kelas dan talud di BP2IP Malahayati-Aceh Besar dan lanjutan pembangunan
kapal latih (Multiyears) di STIP, PIP Makassar dan Poltekpel Surabaya;
7) Pendidikan Perhubungan Udara meliputi kegiatan lanjutan pengadaan pesawat
latih (Multiyears) di STPI dan pengadaan peralatan diklat di ATKP Medan;
lanjutan pembangunan sarana dan prasarana diklat di ATKP Surabaya dan
Kampus Terpadu ATKP Makassar Tahap IV.
G. Badan Litbang Perhubungan
Program APBN Tahun 2016 Badan Litbang Perhubungan sebesar
Rp.176 Milyar dengan program kegiatan strategisnya antara lain sebagai berikut :
1) Pelaksanaan Survey Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) untuk Barang;
2) Integrasi Masterplan Kereta Api dan Bandar Udara Juanda di Surabaya;
3) Integrasi Masterplan Kereta Api dan Pelabuhan Makassar New Port;
4) Kebutuhan Pengembangan Angkutan Multimoda di Daerah Pesisir Provinsi
Maluku;
5) Penyusunan Rencana Induk Terminal Wilayah Sumatera (Terminal Tipe A
Padang dan Terminal Tipe A Bandar Lampung;
6) Studi Faktor Maut (Load Factor) Angkutan Bus AKAP di Wilayah Jawa Timur
dan Jawa Tengah;
7) Masterplan Pelabuhan Penyeberangan Di 3 Lokasi (Wahai dan Ambalau di
Maluku, Namrole dan Luhu di Maluku, Ohoiraut dan Elat di Kabupaten Maluku
Tenggara);
8) Masterplan Pelabuhan Laut Di 6 Lokasi (Kabisadar dan Saparua/ Haria, Tulehu
dan Hatu Piru, Tehoru dan Bemo, Wayauwa dan Saketa, Ilath dan Manipa,
Hitu dan Kairatu);
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-9
9) Penelitian Desain Kapal Feeder Untuk Mendukung Tol Laut Dan Konektivitas
Angkutan Laut;
10) Evaluasi Dampak Angkutan Barang Dalam Implementasi Tol Laut pada Trayek
T2 dan T5 dan Trayek T1-T6;
11) Rencana Induk (Master Plan) Bandar Udara Di 7 Lokasi (Pitu – Morotai Provinsi
Maluku Utara, Sibisa - Kabupaten Toba Samosir, Manggelum - Boven Digoel
Provinsi Papua, Bandaneira - Pulau Banda Provinsi Maluku, Korowai Batu -
Merauke Provinsi Papua, Tiom - Lanny Jaya Provinsi Papua dan Kiwirok -
Pegunungan Bintang Provinsi Papua); dan
12) Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal Di Kabupaten Lombok Timur
dan Kabupaten Malaka.
H. Sekretaris Jenderal
Program APBN Tahun 2016 Sekretariat Jenderal sebesar Rp. 884,29 Miliar digunakan
untuk kegiatan yang menunjang administrasi Kementerian Perhubungan antara lain
kegiatan di bidang perencanaan, kepegawaian, keuangan, hukum dan kerjasama luar
negeri, sarana dan prasarana perkantoran.
I. Inspektorat Jenderal
Program APBN Tahun 2016 Inspektorat Jenderal sebesar Rp. 100,31 Miliar antara
lain untuk kegiatan sebagai berikut:
1) Audit Berbasis Resiko;
2) Audit dengan Tujuan Tertentu;
3) Tindak Lanjut Temuan BPK RI;
4) Reviu RKA-KL;
5) Pembinaan Pengawasan;
6) Reviu Laporan Keuangan.
3.2. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017
3.2.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2017
Pada awal Tahun Anggaran 2017 Kementerian Perhubungan mendapatkan Pagu Alokasi
Anggaran sebesar Rp. 47,9 Triliun. Selanjutnya berdasarkan Informasi Ditjen
Perbendaharaan-Kemenkeu per 31 Desember 2017 bahwa pagu yang dapat
direalisasikan sebesar Rp. 41,418 Triliun.
Realisasi alokasi anggaran total Kementerian Perhubungan Tahun 2017 sebesar
Rp. 41,418 Triliun, dengan profil alokasi anggaran tahun 2017 berdasarkan jenis belanja
antara lain sebagai berikut:
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-10
a. Belanja Modal sebesar Rp. 27,37 Triliun
b. Belanja Barang Mengikat dan Tidak Mengikat sebesar Rp. 11,01 Triliun;
c. Belanja Pegawai sebesar Rp. 3,03 Triliun.
3.2.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2017
Program/kegiatan strategis tahun 2017 dari masing-masing Unit Kerja Eselon I yang
bersumber dari pembiayaan APBN, meliputi Kegiatan Strategis Ditjen Perhubungan Darat,
Ditjen Perkeretaapian, Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan Udara, Badan
Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Perhubungan (BPSDM), Badan Litbang Perhubungan, Sekretaris Jenderal,
Inspektorat Jenderal.
A. Kegiatan Strategis Transportasi Darat
Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Darat TA. 2017 sebesar Rp. 4,27 Triliun
dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut:
1) Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perhubungan Darat: Pembangunan
Kapal Penyeberangan sebanyak 2 Unit, Pengadaan Alat Uji Kendaraan Bermotor
sebanyak 5 Paket dan Pembangunan Gedung BPLJSKB Bekasi sebanyak 6 Paket.
2) Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Perhubungan Darat: Pembangunan
Terminal Lanjutan sebanyak 3 Paket, Pembangunan Teminal Internasional
sebanyak 2 Paket, Rehabilitasi Terminal Tipe A sebanyak 7 Paket, Rehabilitasi
UPPKB sebanyak 27 Paket, Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Baru
sebanyak 2 Paket, Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan sebanyak
21 Paket, Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan sebanyak 4 Paket,
Pembangunan Pelabuhan Danau Baru sebanyak 2 Paket, Pembangunan
Pelabuhan Danau Lanjutan sebanyak 1 Paket, Rehabilitasi Pelabuhan Danau
sebanyak Paket, Pembangunan Pelabuhan Sungai Baru 1 Paket, Pembangunan
Pelabuhan Sungai Lanjutan 4 Paket, Rehabilitasi Pelabuhan Sungai 2 Paket, dan
Rehabilitasi Breakwater 1 Paket.
3) Pembangunan dan Pengelolaan Lalu Lintas Perhubungan Darat: Pengadaan dan
Pemasangan Perlengkapan Jalan di 33 Provinsi, Pemeliharaan Perlengkapan
Jalan di 33 Provinsi, Pengadaan dan Pemasangan Rambu Suar dan SBNP
sebanyak 43 Paket, Pengadaan dan Pemasangan Rambu Sungai sebanyak 11
Paket, Pengerukan Alur Pelayaran sebanyak 1 Paket, Lanjutan Pengadaan dan
Pemasangan ATCS sebanyak 2 Paket, Pembangunan Halte Sungai sebanyak 5
Paket.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-11
4) Pembangunan dan Pengelolaan Angkutan dan Multimoda: Subsidi Perintis
Angkutan Jalan di 291 Trayek, Subsidi Perintis Angkutan Penyeberangan
sebanyak 223 Lintas.
5) Pembinaan dan Pengembangan Keselamatan: Pengadaan dan Pemasangan
Zona Selamat Sekolah sebanyak 74 Paket, Pengadaan Fasilitas Pejalan Kaki 3
Paket, Kegiatan Rute Aman Selamat Sekolah (RASS) sebanyak 2 Paket.
B. Kegiatan Strategis Transportasi Perkeretaapian
Alokasi Anggaran Ditjen Perkeretaapian TA.2017 sebesar Rp.16,023 Triliun dengan
program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api
a) Kegiatan subsidi angkutan KA perintis dan subsidi angkutan motor dengan
KA sebanyak 2 kegiatan;
b) Penyelenggaraan angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru sebanyak 2
kegiatan;
c) Studi/kajian kebijakan, pedoman teknis dan kajian trase bidang LLAKA
sebanyak 17 dokumen.
2) Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung
Kereta Api
a) Peningkatan jalur KA sepanjang 7,3 Km’sp;
b) Pembangunan jalur KA tahap pertama/badan jalur KA sepanjang 535 Km’sp;
c) Pengadaan material rel sepanjang 1.687,0 km’sp, wesel sebanyak 225 unit;
d) Peningkatan dan pembangunan jembatan/terowongan/underpass/flyover
sebanyak 42 unit, stasiun/bangunan operasional/bangunan khusus
sebanyak 4 unit dan persinyalan dan telekomunikasi sebanyak 8 paket;
e) Peningkatan dan pembangunan listrik aliran atas (LAA) dan catu daya (sub
station) sebanyak 3 paket;
f) Penanganan/pengamanan perlintasan sebidang sebanyak 18 unit &
pengadaan tanah seluas 1.767.137 m2 di 14 lokasi;
g) Pengadaan peralatan/fasilitas prasarana perkeretaapian sebanyak 7 unit
dan perawatan/pengoperasian sebanyak 19 unit;
h) Studi/ Kajian/Detailed Engineering Design (DED)/ Amdal/Norma/Standar/
Pedoman/ Kriteria/ Prosedur Bidang Prasarana KA sebanyak 48 dokumen;
i) Perawatan dan pengoperasian prasarana KA milik negara;
3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Sarana Perkeretaapian
a) Pengadaan Sarana Perkeretaapian (kereta kerja) sebanyak 6 unit;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-12
b) Pengadaan dan perawatan fasilitas/peralatan workshop sarana KA sebanyak
5 paket;
c) Perawatan dan pengoperasian sarana KA milik negara sebanyak 2 kegiatan;
d) Pengujian dan sertifikasi sarana perkeretaapian sebanyak 2 kegiatan;
e) Studi/kajian kebijakan, desain & pedoman teknis bidang sarana KA
sebanyak 4 dokumen.
4) Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian
a) Pengadaan dan pemeliharaan peralatan keselamatan dan SDM
perkeretaapian sebanyak 4 paket;
b) Pelaksanaan pemeriksaan bidang keselamatan perkeretaapian, peningkatan
kualitas SDM perkeretaapian, akreditasi badan hukum pendidikan pelatihan
SDM, pengujian SDM perkeretaapian, penegakan hukum di bidang
perkeretaapian sebanyak 42 kegiatan;
c) Sosialisasi/Rakor/Seminar/Workshop bidang keselamatan perkeretaapian
sebanyak 5 kegiatan;
d) Studi/kajian kebijakan dan pedoman teknis bidang keselamatan
perkeretaapian sebanyak 6 dokumen.
5) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkeretaapian
a) Studi/kajian kebijakan dan kelayakan/masterplan di lingkungan Ditjen
Perkeretaapian sebanyak 13 dokumen;
b) Belanja pegawai, belanja operasional, serta dukungan manajemen teknis
lainnya selama 12 bulan.
C. Kegiatan Strategis Transportasi Laut
Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Laut TA. 2017 sebesar Rp.11,562 Triliun
dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas
Angkutan Laut
a) Kegiatan Subsidi Penumpang Perintis pada 96 trayek (40 Pangkalan);
b) Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Laut Barang
dalam rangka Mendukung Program Tol Laut Nasional sebanyak 13 trayek;
c) Subsidi pengoperasian Kapal Ternak sebanyak 1 trayek;
d) Docking Kapal Perintis sebanyak 46 unit;
e) Lanjutan Pembangunan Kapal Penumpang, Perintis, dan Barang
Type 2000 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 25 unit;
Type 1200 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 20 unit;
Lanjutan pembangunan kapal kontainer 100 TEU's sebanyak 15 unit;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-13
Lanjutan Pembangunan Kapal Perintis 750 DWT sebanyak 5 unit;
Lanjutan Pembangunan Kapal Rede sebanyak 20 unit;
Pembangunan Kapal Ternak sebanyak 5 unit;
Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Tahun 2017.
2) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kepelabuhanan
1) Pembangunan/Rehabilitasi Fasilitas Utama Pelabuhan di 29 Lokasi;
2) Fasilitas Penunjang Pelabuhan Laut di 197 Lokasi;
3) Pembangunan/ Rehabilitasi Terminal di 13 Lokasi;
4) Pembangunan Rumah Dinas / Kantor di 18 Lokasi;
5) Pengerukan Alur Pelayaran di 9 lokasi;
6) Studi Perencanaan Pelabuhan sebanyak 31 paket (Pra F/S, Studi
Kelayakan, Masterplan, SID, DED, Studi Lingkungan).
3) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kenavigasian
1) Lanjutan Pembangunan Kapal Kenavigasian Kelas I sebanyak 10 unit;
2) Pembangunan Kapal Induk Perambuan sebanyak 5 unit;
3) Pembangunan Kapal Pengamat Perambuan sebanyak 5 unit;
4) Pembangunan/Rehabilitasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
sebanyak 50 unit;
5) Repowering dan Docking Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 2 unit;
6) Pengadaan dan Pembangunan Fasilitas Telekomunikasi Pelayaran (SROP,
GMDSS, VTS, AIS) sebanyak 11 unit;
7) Pengadaan dan Pembangunan serta Rehabilitasi Fasilitas Kenavigasian
lainnya (gedung operasional, pagar, peralatan survey, dll) sebanyak 151
paket.
4) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Penjagaan Laut
dan Pantai
1) Pengadaan Rigid Inflatable Boat 12 Meter sebanyak 14 unit;
2) Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli Kelas V sebanyak 1 paket;
3) Pengadaan sistem Peralatan Observasi Laut sebanyak 1 paket.
5) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Perkapalan dan
Kepelautan
1) Pengembangan Sistem Informasi Sertifikat Pelaut sebanyak 1 paket;
2) Pengadaan Konsumebel Sistem Informasi Buku Pelaut sebanyak 1 paket;
3) Penambahan Perangkat Sistem Informasi Buku Pelaut sebanyak 1 paket;
4) Penambahan Lisensi AFIS Sistem Informasi Seafarers’s Identity Document sebanyak 1 paket.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-14
D. Kegiatan Strategis Transportasi Udara
Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Udara TA.2017 sebesar Rp.10,31 Triliun dengan
program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Bandar Udara
a) Lanjutan pengembangan bandar udara untuk peningkatan kapasitas pesawat
terbesar B-737 series di 9 Lokasi;
b) Lanjutan pembangunan bandar udara baru di 15 Lokasi;
c) Lanjutan Perpanjangan Runway di 30 Lokasi;
d) Pengembangan bandara di wilayah perbatasan di 26 lokasi;
e) Pengembangan bandara pembuka daerah terisolasi di 49 lokasi;
f) Pengembangan bandara di daerah penanganan bencana di 59 lokasi
g) Pelapisan runway dan peningkatan daya dukung sisi udara di 32 Lokasi;
h) Lanjutan Pembangunan Terminal di 11 Lokasi;
i) Rehabilitasi/pengembangan Terminal di 14 Lokasi;
j) Pemenuhan pagar pengamanan di 62 Lokasi;
2) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Angkutan Udara
a) Subsidi Angkutan Udara Perintis di 209 Rute;
b) Pelayanan Subsidi Angkutan BBM Perintis sebanyak 7.396 Drum BBM.
3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Keamanan Penerbangan
Lanjutan pembangunan dan penyediaan fasilitas keselamatan penerbangan, yang
terdiri dari pengadaan fasilitas keamanan penerbangan di 131 lokasi dan pengadaan
fasilitas pendaratan visual di 12 lokasi;
E. Kegiatan Strategis Badan Pengembangan SDM Perhubungan
Alokasi anggaran Badan Pengembangan SDM Perhubungan TA. 2017 sebesar Rp. 4,347
Triliun dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Pendidikan Perhubungan Darat Meliputi Kegiatan Pembangunan Kampus Baru Balai
Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) – Kalimantan, Lanjutan
Pembangunan Pembangunan Kampus Baru Akademi Perkeretaapian Madiun,
Pembangunan Kampus Baru Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat
(BP2TD) – Bali dan Pembangunan Kampus II di Margadana PKTJ Tegal;
2) Pendidikan Perhubungan Laut meliputi Kegiatan Lanjutan Pembangunan Kampus
Baru Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Padang Pariaman,
Lanjutan Pembangunan Kampus Baru Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran
(BP2IP) Minahasa Selatan – Sulawesi Utara, Lanjutan Pembangunan PIP Makassar
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-15
(Kampus Terpadu), Pembangunan Kampus BP2IP Malahayati Aceh Besar dan
Lanjutan Pembangunan Kapal Latih (Multiyears) di STIP, PIP Makassar dan Poltekpel
Surabaya;
3) Pendidikan Perhubungan Udara meliputi Kegiatan Lanjutan Pengadaan Pesawat Latih
(Multiyears) di STPI, Pengembangan Kampus BP3 Jayapura; Lanjutan Pembangunan
Sarana dan Prasarana Diklat di Kampus Terpadu ATKP Makassar Tahap V.
F. Kegiatan Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan
Alokasi anggaran Badan Litbang Perhubungan TA.2017 sebesar Rp. 124 Milyar dengan
program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
a. Evaluasi metodologi dan uji coba survey pergerakan orang
b. Identifikasi kinerja Logistic Performance Index (LPI) di Indonesia
c. Review Naskah Akademis Rancangan Undang-Undang Sistem Transportasi
d. Kajian Resiko Pelayaran di APBS didasarkan pada Data Pergerakan Lalu Lintas Kapal
e. Studi Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Alai Insit Kab. Kep. Meranti, Selat
Panjang Riau
f. Studi Basic Design dan Keyplan Kapal Niaga Feeder Untuk Mendukung Pelayanan TOL
Laut di Wilayah Maluku Utara
g. Studi Rencana Induk Pelabuhan Danau Onan Runggu, Danau Toba
h. Studi Rencana Induk Pelabuhan Danau Sipinggan, Danau Toba
i. Studi Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Sabu-Raijua, NTT
j. Studi Rencana Induk Pelabuhan Sungai Durian, Kab. Sintang, Kalimantan Barat
k. Studi Optimalisasi Program TOL Laut
l. Studi Penyusunan Standar Kompetensi TKBN di Terminal Konvensional
m. Studi Rencana Induk Pelabuhan Laut Wosu Kab. Morowali Utara, Sulawesi Tenggara
n. Pengembangan Jaringan jalan untuk kebutuhan mobilitas angkutan barang
berdasarkan hasil survey ATTN
o. Uji simulasi crashworthiness pada design rancang bangun karoseri kendaraan
angkutan penumpang di Indonesia
p. Studi penerapan green zone di kawasan wisata
q. Studi penyusunan rencana induk transportasi sarbagita dan kedungsepur
r. Studi Pemilihan Tipe Pesawat Udara dan Pembuatan Hub And Spoke (Pengumpul
dan Pengumpan) Bandar Udara untuk Penurunan Disparitas Harga Logistik di Papua
s. Penelitian Evaluasi Kinerja Otoritas Bandar Udara I S.D X Dalam Pengawasan
Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di Bandar Udara
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-16
t. Penelitian Sarana dan Prasarana Serta Rute Penerbangan di Wilayah Jawa Bagian
Selatan
u. Penelitian Evaluasi Kinerja Sekolah Penerbangan Sesuai dengan CASR 141 di
Indonesia.
G. Kegiatan Strategis Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek
Alokasi anggaran Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek TA.2017 sebesar
Rp.120 M dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
a. Penyusunan Rencana Umum Penanganan Bottleneck Jalan Nasional, Pengendalian
Pembatasan Sepeda Motor di Jabodetabek;
b. Perencanaan Teknis antara lain fasilitas integrasi moda di Jabodetabek, park and ride
dan kiss and ride di Jabodetabek, sistem pengawasan angkutan secara e-
enforcement di Jabodetabek, restrukturisasi perizinan AKAP Jabodetabek, skema
pembiayaan pembangunan TOD di Jabodetabek, skema pembiayaan
TransJabodetabek, jalur khusus bus di jalan nasional dan perbatasan di wilayah
Jabodetabek.
c. Pemasangan Fasilitas Keselamatan di Jalan Nasional di Wilayah Jabodetabek
(Rambu, Marka, Paku Marka, LPJU);
d. Pembangunan dan Integrasi ATCS di Jabodetabek Tahap I;
e. Evaluasi Kinerja Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Perusahaan Angkutan Jalan
di Wilayah Jabodetabek;
f. Sosialisasi dan Implementasi: Sistem Perizinan Angkutan Jabodetabek, Rencana
Umum Jaringan Trayek Angkutan Massal di Jabodetabek;
g. Penyusunan DED Prasarana Trans Jabodetabek Ekstensi.
h. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi Transportasi Jabodetabek;
i. Monitoring dan Evaluasi RITJ di Jabodetabek, SPM prasarana Jalan dan
Pekeretaapian.
H. Kegiatan Strategis Sekretariat Jenderal
Program APBN Tahun 2017 Sekretariat Jenderal sebesar Rp. 526,83 Miliar digunakan
untuk kegiatan yang menunjang administrasi Kementerian Perhubungan antara lain
kegiatan di bidang perencanaan, kepegawaian, keuangan, hukum dan kerjasama luar
negeri, sarana dan prasarana perkantoran.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-17
I. Kegiatan Strategis Inspektorat Jenderal
Program APBN Tahun 2017 Inspektorat Jenderal sebesar Rp. 90,31 Miliar antara lain
untuk kegiatan sebagai berikut:
1) Audit Berbasis Resiko;
2) Audit dengan Tujuan Tertentu;
3) Tindak Lanjut Temuan BPK RI;
4) Reviu RKA-KL;
5) Pembinaan Pengawasan;
6) Reviu Laporan Keuangan;
7) Reviu Rencana Kerja Anggaran (RKA) Pagu dan Alokasi Anggaran;
8) Reviu Pengendalian Intern Pelaporan Keuangan (PIPK);
9) Reviu Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN);
10) Reviu Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
11) Reviu Laporan Kinerja (LAKIP) tingkat Kementerian;
12) Reviu Revisi DIPA.
3.3. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2018
3.3.1. Perkembangan Pelaksanaan Anggaran TA. 2018
Pada awal Tahun Anggaran 2018 Kementerian Perhubungan mendapatkan Pagu Alokasi
Anggaran sebesar Rp. 48,20 Triliun, dengan profil alokasi anggaran tahun 2018
berdasarkan jenis belanja antara lain sebagai berikut:
a. Belanja Modal sebesar Rp. 27,48 Triliun
b. Belanja Barang Mengikat dan Tidak Mengikat sebesar Rp. 16,76 Triliun;
c. Belanja Pegawai sebesar Rp. 3,95 Triliun.
3.3.2. Program Kegiatan Strategis TA. 2018
Program/kegiatan strategis tahun 2018 dari masing-masing Unit Kerja Eselon I yang
bersumber dari pembiayaan APBN, meliputi Kegiatan Strategis Ditjen Perhubungan Darat,
Ditjen Perkeretaapian, Ditjen Perhubungan Laut, Ditjen Perhubungan Udara, Badan
Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Perhubungan (BPSDM), Badan Litbang Perhubungan, Sekretaris Jenderal,
Inspektorat Jenderal.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-18
A. Kegiatan Strategis Transportasi Darat
Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Darat TA. 2018 sebesar Rp. 4,52 Triliun dengan
program kegiatan strategisnya sebagai berikut:
1) Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perhubungan Darat : Pembangunan Kapal
Penyeberangan sebanyak 7 Unit, Pengadaan Bus Air Dukungan Asian Games
sebanyak 5 unit, Pengadaan Alat Kalibrasi Kendaraan Bermotor sebanyak 28 Paket,
dan Pembangunan Gedung BPLJSKB Bekasi sebanyak 2 Paket.
2) Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Perhubungan Darat : Pembangunan
Terminal Internasional Baru sebanyak 6 Lokasi, Pembangunan Terminal Tipe A
Baru sebanyak 5 Lokasi, Pembangunan Terminal Internasional Lanjutan sebanyak
1 Lokasi, Pembangunan Terminal Tipe A Lanjutan sebanyak 5 Lokasi, Rehabilitasi
Terminal Tipe A sebanyak 40 Lokasi, Penagdaan Lahan sebanyak 6 Lokasi,
Rehabilitasi UPPKB sebanyak 31 Lokasi, Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan
Baru sebanyak 10 Lokasi, Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan
sebanyak 11 Lokasi, Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan sebanyak 4 Lokasi,
Pembangunan Pelabuhan Sungai Baru sebanyak 1 Lokasi, Pembangunan
Pelabuhan Danau Baru sebanyak 2 Lokasi, Pembangunan Pelabuhan Danau
Lanjutan sebanyak 7 Lokasi, dan Rehabilitasi Pelabuhan Danau sebanyak 1 Lokasi.
3) Pembangunan dan Pengelolaan Lalu Lintas Perhubungan Darat : Pengadaan dan
Pemasangan Perlengkapan Jalan di 266 Ruas Jalan Nasional, Pemeliharaan
Perlengkapan Jalan sebanyak 38 Paket, Pengadaan dan Pemasangan ATCS
sebanyak 15 lokasi, Pembangunan Halte Sungai sebanyak 6 lokasi, serta
Pengadaan dan Pemasangan Rambu Suar dan SBNP sebanyak 3 Paket
4) Pembangunan dan Pengelolaan Angkutan dan Multimoda : Pengadaan Bus BRT
Sedang sebanyak 300 unit, Pengadaan Bus Perkotaan/Pelajar sebanyak 120 unit,
Subsidi Perintis Angkutan Jalan sebanyak 296 Trayek, Subsidi Perintis Angkutan
Penyeberangan sebanyak 222 Lintas, Subsidi RoRo Long Distance Ferry sebanyak
1 Paket, Operasional Terminal Tipe A sebanyak 92 lokasi dan Kegiatan Mudik Gratis
dan Penyelenggaraan Posko Angkutan Lebaran sebanyak 5 paket.
5) Pembinaan dan Pengembangan Keselamatan : Pekan Keselamatan Nasional
Transportasi Jalan sebanyak 10 Kegiatan, Operasional Unit Pelaksana
Penimbangan Kendaraaan Bermotor (UPPKB) sebanyak 43 lokasi, Pengadaan dan
Pemasangan Zona Selamat Sekolah sebanyak 3 Ruas Jalan Nasional, Penanganan
Lokasi Rawan Kecelakaan (LRK) sebanyak 2 Titik dan Kegiatan Rute Aman Selamat
Sekolah (RASS) sebanyak 1 Paket.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-19
B. Kegiatan Strategis Transportasi Perkeretaapian
Alokasi Anggaran Ditjen Perkeretaapian TA.2018 sebesar Rp.17,296 Triliun dengan
program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta
Api
a) Kegiatan subsidi angkutan KA perintis (8 lintas) dan subsidi angkutan motor
dengan KA (1 paket) sebanyak 2 kegiatan;
b) Penyelenggaraan angkutan Lebaran serta Natal dan Tahun Baru sebanyak
2 kegiatan;
c) Studi/kajian kebijakan, pedoman teknis dan kajian trase bidang LLAKA sebanyak
11 dokumen.
2) Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta
Api
a) Peningkatan jalur KA sepanjang 16 Km’sp;
b) Pembangunan jalur KA tahap pertama/badan jalur KA sepanjang 248,45 Km’sp;
c) Pembangunan jalur KA tahap penyelesaian/badan jalur KA sepanjang 366,6
Km’sp
d) Pengadaan material rel sepanjang 1.500 km’sp, wesel sebanyak 500 unit;
e) Peningkatan dan pembangunan jembatan/ terowongan/ underpass/ flyover
sebanyak 14 unit, stasiun/bangunan operasional/ bangunan khusus sebanyak
4unit dan persinyalan dan telekomunikasi sebanyak 7 paket;
f) Peningkatan dan pembangunan listrik aliran atas (LAA) dan catu daya
(sub station) sebanyak 2 paket;
g) Penanganan/pengamanan perlintasan sebidang sebanyak 181 unit & pengadaan
tanah di 12 lokasi;
h) Pengadaan peralatan/fasilitas prasarana perkeretaapian sebanyak 4 unit;
i) Studi/Kajian/DED/Amdal/Norma/Standar/Pedoman/Kriteria/Prosedur Bidang
Prasarana KA sebanyak 42 dokumen;
j) Perawatan dan pengoperasian prasarana KA milik negara sebanyak 4 paket.
3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Sarana Perkeretaapian
a) Pengadaan Sarana Perkeretaapian (kereta kerja) sebanyak 3 unit;
b) Pengadaan dan perawatan fasilitas/peralatan workshop sarana KA sebanyak
4 paket;
c) Perawatan dan pengoperasian sarana KA milik negara sebanyak 2 kegiatan;
d) Pengujian dan sertifikasi sarana perkeretaapian sebanyak 2 kegiatan;
e) Studi/kajian kebijakan, desain & pedoman teknis bidang sarana KA sebanyak
5 dokumen.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-20
4) Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian
a) Pengadaan dan pemeliharaan peralatan keselamatan dan SDM perkeretaapian
sebanyak 4 paket;
b) Pelaksanaan pemeriksaan bidang keselamatan perkeretaapian, peningkatan
kualitas SDM perkeretaapian, akreditasi badan hukum pendidikan pelatihan
SDM, pengujian SDM perkeretaapian, penegakan hukum di bidang
perkeretaapian sebanyak 37 kegiatan;
c) Sosialisasi/Rakor/Seminar/Workshop bidang keselamatan perkeretaapian
sebanyak 5 kegiatan;
d) Studi/kajian kebijakan dan pedoman teknis bidang keselamatan perkeretaapian
sebanyak 6 dokumen.
5) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkeretaapian
a) Studi/kajian kebijakan dan kelayakan/masterplan di lingkungan Ditjen
Perkeretaapian sebanyak 11 dokumen;
b) Belanja pegawai, belanja operasional, serta dukungan manajemen teknis lainnya
selama 12 bulan.
C. Kegiatan Strategis Transportasi Laut
Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Laut TA.2018 sebesar Rp. 14,41 Triliun dengan
program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Lalu Lintas Angkutan
Laut
a) Kegiatan Subsidi Penumpang Perintis pada 113 trayek (41 Pangkalan);
b) Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Laut Barang dalam
rangka Mendukung Program Tol Laut Nasional sebanyak 15 trayek;
c) Subsidi pengoperasian Kapal Ternak sebanyak 6 trayek;
d) Docking Kapal Perintis sebanyak 64 unit;
e) Lanjutan Pembangunan Kapal Penumpang,Perintis, dan Barang
Type 2000 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 25 unit;
Type 1200 GT (Tahap II-Multiyears) sebanyak 20 unit;
Lanjutan Pembangunan Kapal Kontainer 100 Teus sebanyak 15 unit;
Lanjutan Pembangunan Kapal Perintis 750 DWT sebanyak 5 unit;
Lanjutan Pembangunan Kapal Rede sebanyak 20 unit;
Pembangunan Kapal Ternak sebanyak 5 unit;
Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Tahun 2018.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-21
2) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kepelabuhanan
a) Pembangunan/Rehabilitasi Fasilitas Utama Pelabuhan di 37 lokasi;
b) Fasilitas Penunjang Pelabuhan Laut di 164 Lokasi;
c) Pembangunan/ Rehabilitasi Terminal di 14 Lokasi;
d) Pembangunan Rumah Dinas / Kantor di 34 Lokasi;
e) Pembangunan Pelabuhan Patimban;
f) Pengerukan Alur Pelayaran di 6 lokasi;
g) Studi Perencanaan Pelabuhan sebanyak 84 paket (Pra FS, Studi Kelayakan,
Masterplan, SID, DED, Studi Lingkungan).
3) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Kenavigasian
a) Lanjutan Pembangunan Kapal Kenavigasian Kelas I sebanyak 2 unit;
b) Pembangunan/Rehabilitasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sebanyak 207
unit;
c) Repowering dan Docking Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 4 unit;
d) Pengadaan dan Pembangunan Fasilitas Telekomunikasi Pelayaran (SROP, GMDSS,
VTS, AIS) sebanyak 46 unit;
e) Pengadaan dan Pembangunan serta Rehabilitasi Fasilitas Kenavigasian lainnya
(gedung operasional, pagar, peralatan survey, dll) sebanyak 150 paket.
4) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Penjagaan Laut dan
Pantai
a) Pengadaan Rigid Inflatable Boat 12 Meter sebanyak 4 unit;
b) Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli Kelas V sebanyak 5 paket;
c) Pengadaan sistem Peralatan Observasi Laut sebanyak 6 paket.
5) Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Perkapalan dan
Kepelautan
a) Pengembangan Sistem Informasi Sertifikat Pelaut sebanyak 1 paket;
b) Penambahan Perangkat Sistem Informasi Buku Pelaut sebanyak 1 paket;
D. Kegiatan Strategis Transportasi Udara
Alokasi anggaran Ditjen Perhubungan Udara TA. 2018 sebesar Rp. 9,16 Triliun dengan
program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Bandar Udara
a) Lanjutan pengembangan Bandar Udara untuk peningkatan kapasitas pesawat
terbesar B 737 di 11 Lokasi;
b) Lanjutan pembangunan Bandar Udara baru di 8 Lokasi;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-22
c) Lanjutan Perpanjangan Runway di 17 Lokasi;
d) Pengembangan Bandara di wilayah perbatasan di 24 lokasi;
e) Pengembangan Bandara pembuka daerah terisolasi di 48 lokasi;
f) Pengembangan Bandara di daerah penanganan bencana di 59 lokasi
g) Pelapisan runway dan peningkatan daya dukung sisi udara di 22 Lokasi;
h) Lanjutan Pembangunan Terminal di 13 Lokasi;
i) Rehabilitasi/pengembangan Terminal di 2 Lokasi;
j) Pemenuhan pagar pengamanan di 54 Lokasi;
2) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Angkutan Udara
a) Subsidi Angkutan Udara Perintis di 41 Rute;
b) Pelayanan Subsidi Angkutan BBM Perintis sebanyak 8,187 Drum BBM.
3) Pembangunan dan Pengelolaan bidang Keamanan Penerbangan
Lanjutan pembangunan dan penyediaan fasilitas keselamatan penerbangan, yang
terdiri dari pengadaan fasilitas keamanan penerbangan di 54 lokasi dan pengadaan
fasilitas pendaratan visual di 12 lokasi;
E. Kegiatan Strategis Badan Pengembangan SDM Perhubungan
Alokasi anggaran Badan Pengembangan SDM Perhubungan TA. 2018 sebesar Rp. 4,549
Triliun dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Pendidikan Perhubungan Laut meliputi Kegiatan Lanjutan Pembangunan Kampus dan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan BP2IP Malahayati Aceh, Kegiatan
Lanjutan Pembangunan Kampus dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
Politeknik Pelayaran Sumatera Barat, dan Kegiatan Lanjutan Pembangunan Kampus
Tahap V dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan BDP Minahasa Selatan.
2) Pendidikan Perhubungan Udara meliputi Kegiatan Lanjutan Pengembangan Kampus
dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan BDP Jayapura.
F. Kegiatan Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan
Alokasi anggaran Badan Litbang Perhubungan TA.2018 sebesar 143 Milyar dengan
program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
1) Skema Pendanaan, Pembangunan, dan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Transportasi Laut dan Penyeberangan;
2) Studi Pemetaan atau sebaran pelabuhan laut dan penyeberangan pada 7 pulau
besar di Indonesia;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-23
3) Studi tinjau ulang pengoperasian dan jaringan angkutan laut perintis dalam rangka
menjaga kontinuitas kebutuhan bahan pokok dan stabilitas harga;
4) Studi penyusunan grand design transportasi danau di kawasan wisata Danau Toba
sumatera utara dalam rangka mendukung pariwisata;
5) Studi pengembangan trayek tol laut tahun 2019;
6) Studi penerapan motorized barge Jakarta Surabaya dalam rangka mengurangi
beban lalu lintas jalan di pantai utara Jawa;
7) Aksesibilitas dan konektivitas antar wilayah di Papua dalam mendukung TOL laut
8) Survey Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) untuk pergerakan orang;
9) Perencanaan dan Penataan jalur kereta api barang di Pulau Sumatera;
10) Skema Pembiayaan Infrastruktur Transportasi LRT/MRT;
11) Perencanaan TOD angkutan perkeretaapian;
12) Review Perundangan Perkeretaapian;
13) Perencanaan dan penataan angkutan barang di pedesaan;
14) Background study review Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas
dan angkutan jalan;
15) Studi Pemilihan Tipe Pesawat Udara dan Pembuatan Hub And Spoke (Pengumpul
dan Pengumpan) Bandar Udara untuk Penurunan Disparitas Harga Logisitik di
Papua Barat;
16) Studi Peningkatan Lapangan Terbang (Airstrip) Ke Status Standar Bandar Udara di
Papua;
17) Background Study Terhadap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2009 Tentang Penerbangan;
18) Studi Potensi Untuk Ditetapkannya Lokasi Bandar Udara Perairan dan Untuk
Pengoperasian Pesawat Udara Perairan (Seaplane) di Indonesia;
19) Penelitian Pengembangan Prototype Peralatan Untuk Mendeteksi Wind Shear
(Angin Samping) di Bandar Udara;
20) Penelitian Evaluasi Pelaksanaan Angkutan Udara Perintis Penumpang;
21) Penelitian Pengembangan Prototype Peralatan Untuk Mengukur Ketinggian
Genangan Air (Standing Water) di Landas Pacu.
G. Kegiatan Strategis Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek
Alokasi anggaran Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek TA.2018 sebesar Rp.204,74
Miliar dengan program kegiatan strategisnya sebagai berikut :
a. Pengelolaan Terminal Tipe A di Jabodetabek
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-24
b. Perumusan Perencanaan Teknis Pengelolaan Pelabuhan Penyeberangan / Short-Sea
Shipping Wilayah Jabodetabek
c. Penyusunan Masterplan Intelligent Transport System (ITS) Jabodetabek
d. Evaluasi Kinerja Lalu Lintas dan Pelayanan Angkutan Umum di Jabodetabek
e. Lanjutan Pembangunan Terminal Jatijajar Kota Depok
f. DED dan Penyiapan Program Kontruksi Pembangunan Jalur Lingkar Layang Komuter
(Elevated Loop Line/Circular Line) Tahap I Lintas Pondok Jati - Rajawali - Kampung
Bandan
g. Rencana Teknis Fasilitas Alih Moda Antara Moda KA Commuter dan BRT di
Jabodetabek (10 simpul)
h. Pemeliharaan dan Pengoperasian ATCS di Wilayah Jabodetabek
i. Lanjutan Pembangunan ATCS terintegrasi Koridor Bekasi dan Koridor Bogor
j. DED Pengadaan ATCS Koridor DKI – Tangerang
k. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pelayanan Angkutan
l. Pengawasan dan Monitoring Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
m. Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Keselamatan Perlengkapan Jalan Ruas Jalan
Nasional di Wilayah Jabodetabek
n. Penyelenggaraan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru
H. Kegiatan Strategis Sekretariat Jenderal
Program APBN Tahun 2018 Sekretariat Jenderal sebesar Rp. 580,13 Miliar digunakan
untuk kegiatan yang menunjang administrasi Kementerian Perhubungan antara lain
kegiatan di bidang perencanaan, kepegawaian, keuangan, hukum dan kerjasama luar
negeri, sarana dan prasarana perkantoran.
I. Kegiatan Strategis Inspektorat Jenderal
Kegiatan Strategis Inspektorat Jenderal dengan Alokasi pengawasan intern di
Kementerian Perhubungan sebesar 0.22%. Adapun sasaran kegiatan strategis
Inspektorat Jenderal dikelompokan membagi menjadi beberapa hal sebagai berikut:
1) Pelaksanaan Audit
a. Audit Kinerja
b. Audit Audit Dengan Tujuan Tertentu, adalah pelaksanaan audit selain audit kinerja
yang ruang lingkupnya disesuaikan dengan isu-isu strategis, perintah dari
pimpinan, pengaduan-pengaduan, investigasi dan lain-lain
2) Pelaksanaan Reviu
a. Reviu Laporan Keuangan tingkat UAKPA, UAKPA-E1, UAPPA-E dan UAKPA;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-25
b. Reviu Rencana Kerja Anggaran (RKA) Pagu dan Alokasi Anggaran;
c. Reviu Pengendalian Intern Pelaporan Keuangan (PIPK);
d. Reviu Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN);
e. Reviu Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
f. Reviu Laporan Kinerja (LAKIP) tingkat Kementerian;
g. Reviu Revisi DIPA.
3) Pelaksanaan Monitoring
a. Monitoring tindak lanjut hasil audit Inspektorat Jenderal
b. Monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan ekternal meliputi BPK-RI dan BPKP
c. Monitoring pelaksanaan angkutan lebaran, natal, tahun baru dan natal
4) Pelaksanaan Evaluasi
a. Evaluasi Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
b. Evaluasi Laporan Kinerja (LAKIP) tingkat Kementerian dan Eselon I
5) Pengawasan Lainnya dan Peningkatan tata kelola pengawasan
a. Sosialisasi dan internalisasi Pengendalian Gratifikasi;
b. Peningkatan dan pemenuhan elemen-elemen dalam peningkatan tata kelola
pengawasan melalui Internal Audit Capability Model (IACM) bekerja sama dengan
BPKP;
c. Peningkatan tata kelola kelembagaan melalui penerapan manajemen mutu atau
International Organization for Standardization (ISO) 9001:2015;
d. Pengelolaan aplikasi whistleblowing system atau Sistem Manajemen Pengaduan
(SiMaDu);
e. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan tugas Aparatur dalam
penyelenggaraan angkutan lebaran, haji, natal dan tahun baru;
f. Pendampingan dan Asistensi menuju predikat nasional Wilayah Bebasdari Korupsi
(WBK) Implementasi Elemen Zona Integritas dalam Reformasi Birokrasi dari Tim
Penilai Nasional (Kemen PAN RB, KPK dan Ombudsman);
g. Kordinasi kelembagaan pengawasan melalui Asosiasi Auditor Intern Pemerintah
(AAIPI);
h. Kerjasama antar kelembagaan (Tim TP4, Bareskrim Polri, KPK) dalam
meningkatkan kinerja pengawasan, serta penggunaan tenaga ahli untuk
membantu penilaian yang memerlukan keahlian
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-26
3.4. CAPAIAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN TAHUN 2016-2018
Program/kegiatan yang sudah dilaksanakan pada kurun waktu 2016 – 2017 dan
program/kegiatan yang sedang dilaksanakan pada tahun 2018 (Posisi per 31 Mei 2018)
khususnya untuk capaian pembangunan fisik perhubungan meliputi capaian transportasi
darat, laut, KA, udara dan BPSDM Perhubungan serta Badan Pengelola Transportasi
Jabodetabek (BPTJ) dijelaskan sebagai berikut :
3.4.1. Capaian Pembangunan Transportasi Darat
3.4.1.1. Pencapaian Infrastruktur Transportasi Darat Tahun 2016-2018
1. Kegiatan Peningkatan Prasarana Perhubungan Darat
Di kurun waktu 2016-2018 telah dilaksanakan pembangunan Terminal sebagai
berikut:
a. Pembangunan Terminal Baru (Tahap 1)
Pembangunan Terminal Baru (Tahap I) melalui pendanaan APBN dalam kurun
waktu tahun 2016-2017 adalah sebanyak 1 Terminal. Adapun untuk
pembangunan Terminal pada TA 2018 yang sedang berjalan sebanyak 11
Terminal dengan rincian sebagai berikut pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Sebaran Lokasi Pembangunan Terminal Baru
Tahun Pembangunan
Terminal Baru
Lokasi
Pembangunan Terminal Baru
2016 0
2017 1 Terminal Internasional Entikong
2018 11
T. Pnp Entrop (Papua); T. Pnp Boolang
Mongondow (Sulut); T. Pnp Kupang (NTT); T.
Pnp Demak (Jateng); T. Pnp Anak Air
(Sumbar); T. Brg Aruk (Kalbar); T. Brg
Nangabadau (Kalbar); T. Brg Wini (NTT); T.
Brg Motamasin (NTT); T. Brg Motaain (NTT);
T. Brg Skouw (Papua)
Jumlah 12
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
b. Pembangunan Terminal Lanjutan
Terminal yang telah selesai dibangun melalui pendanaan APBN dalam kurun
waktu tahun 2016-2017 adalah sebanyak 7 Terminal, dengan rincian sebagai
berikut pada tabel 3.2. Adapun untuk pembangunan Terminal pada TA 2018
yang sedang berjalan sebanyak 5 terminal.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-27
Tabel 3.2 Sebaran Lokasi Pembangunan Terminal
Tahun
Jumlah Pemb.
Terminal
Lanjutan
Lokasi
Pembangunan Terminal Lanjutan
2016 4 Klaten (Jateng), Buroko (Sulut), Liwas (Sulut), dan Depok (Jabar)
2017 3 Tangkoko, Liwas, dan Buroko (Sulut)
2018 5 Entikong (Kalbar), Klaten (Jateng), Tangkoko, Liwas, dan Buroko
(Sulut)
Jumlah 12
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
c. Rehabilitasi Terminal
Kegiatan Rehabilitasi Infrastruktur Terminal pada kurun waktu tahun 2016-2017
sebanyak 12 Terminal. Adapun untuk pembangunan Terminal pada TA 2018
yang sedang berjalan sebanyak 40 Terminal dengan rincian pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rehabilitasi/Peningkatan Terminal
Tahun Jumlah
Rehabilitasi Terminal
Lokasi Rehabilitasi Terminal(selesai)
2016 6 Purabaya (Jatim), Tirtonadi (Jateng), Klaten (Jateng), Bawen
(Jateng), Cilacap (Jateng), dan Bitung (Sulut)
2017 6 Kota Jambi, Kota Balikpapan, Sei Ambawang (Kalbar),
Pekalongan, Pemalang dan Wonogiri (Jateng)
2018 40
Batoh, Langsa (Aceh), Payung Sekaki, Dumai, Bangkinang (Riau),
Simpang Alur (Sumbar), Rajabasa (Lampung), Alang-Alang Lebar,
Kayuagung, Karyajaya (Sumsel), Lebak, Pakupatan, Labuan
(Banten), Harjamukti, Sumedang, Subang, Sukabumi, Guntur
Melati, Cikampek, Kuningan (Jabar), Mangkang, Purwokerto,
Giwangan, Gunung Kidul, Tingkir, Tidar (Jateng), Bojonegoro,
Ponorogo, Tulungagung, Kertonegoro, Bayuangga, Patria,
Pandaan (Jatim), Mengwi (Bali), Mandalika, Bima (NTB), Gambut
Barakat (Kalsel), WA. Gara (Kalteng), Singkawang (Kalbar),
Simbuang (Sulbar)
Jumlah 52
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
d. Pembangunan UPPKB (Jembatan Timbang)
Pembangunan UPPKB (Jembatan Timbang) tahun 2016-2017 sebanyak 2 lokasi.
dengan rincian sebagai berikut pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Pembangunan Jembatan Timbang
Tahun Pembangunan
UPPKB (Jembatan Timbang) Baru
Pembangunan UPPKB (Jembatan Timbang) Lanjutan
Lokasi Pembangunan UPPKB (Jembatan
Timbang)
2016 0 1 Widodaren (Jatim)
2017 0 1 Widodaren (Jatim)
2018 0 0
Jumlah 0 2
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-28
e. Rehabilitasi/Peningkatan UPPKB (JembatanTimbang)
Rehabilitasi/Peningkatan UPPKB (Jembatan Timbang) tahun 2016-2017
sebanyak 28 lokasi. Adapun untuk pembangunan UPPKB pada TA 2018 yang
sedang berjalan sebanyak 34 lokasi dengan rincian sebagai berikut pada tabel
3.5.
Tabel 3.5 Rehabilitasi/Peningkatan Jembatan Timbang
Tahun Rehab
Jembatan Timbang
Lokasi Rehabilitasi/ Peningkatan Jembatan Timbang
2016 1 UPPKB Losarang
2017 27
1.UPPKB Seumadam (Aceh), 2.UPPKB Subulussalam (Aceh), 3.UPPKB Sibolangit (Sumatera Utara), 4.UPPKB Mambang Muda (Sumatera Utara), 5.UPPKB Balai Raja (Riau), 6.UPPKB Tanjung Balik (Sumatera Barat), 7.UPPKB Jambi-Merlung (Jambi), 8.UPPKB Sarolangun (Jambi), 9.UPPKB Senawar Jaya (Sumatera Selatan), 10.UPPKB Pematang Panggang (Sumatera Selatan), 11.UPPKB Kota Baru (Sumatera Selatan), 12.UPPKB Padang Ulak Tanding (Bengkulu), 13.UPPKB Losarang (Jawa Barat), 14.UPPKB Wanareja (Jawa Tengah), 15.UPPKB Subah (Jawa Tengah), 16.UPPKB Kulwaru (DIY), 17.UPPKB Widodaren (Jawa Timur), 18.UPPKB Widang (Jawa Timur), 19.UPPKB Sedarum (Jawa Timur), 20.UPPKB Rejoso (Jawa Timur), 21.UPPKB Cekik (Bali), 22.UPPKB Siantan (Kalimantan Barat), 23.UPPKB Anjir Serapat (Kalimantan Tengah), 24.UPPKB Bitung (Sulawesi Utara), 25.UPPKB Maccopa (Sulawesi Selatan), 26.UPPKB Way Urang (Lampung), 27.UPPKB Sarang (Jawa Tengah)
2018 34
1. UPPKB Seumadam (Aceh), 2. UPPKB Way Urang (Lampung), 3. UPPKB Sarang (Jawa Tengah), 4. UPPKB Balonggandu (Jawa Barat), 5. UPPKB Sibolangit (Sumatera Utara), 6. UPPKB Mambang Muda (Sumatera Utara), 7. UPPKB Dolok Estate Lima Puluh (Sumatera Utara), 8. UPPKB aek Batu (Sumatea Utara), 9. UPPKB Jembatan Merah (Sumatera Utara), 10. UPPKB Tanjung Balik (Sumbar), 11. UPPKB Sungai Langsat (Sumatera Barat), 12. UPPKB Balai Raja (Riau), 13. UPPKB Kota Baru (Sum Sel), 14.UPPKB Senawar Jaya (Sumsel), 15.UPPKB Pematang Panggang (Sum Sel), 16. UPPKB Cikande (Banten), 17. UPPKB Klepu (Jawa Tengah), 18. UPPKB Subah (Jawa Tengah, 19. UPPKB Wanareja (Jawa Tengah, 20. UPPKB Cekik (Bali), 21. UPPKB Bertais (NTB), 22. UPPKB Nun Baun Sabu (NTT), 23. UPPKB Siantan (Kal Bar), 24. UPPKB Sosok (Kal Bar), 25. UPPKB Kintap (Kalimantan Selatan), 26. UPPKB Anjir Serapat (Kal Tengah), 27. UPPKB Sambilambo (Sul Tenggara), 28. UPPKB Maccopa (Sul Sel), 29. UPPKB Walenrang (Sul Sel), 30. UPPKB Paku (Sul Bar), 31. UPPKB Kayu Malue (Sul tengah), 32. UPPKB Molotabu) (Gorontalo), 33. UPPKB Bitung (Sul Utara), 34. UPPKB Passo (Maluku)
Jumlah 62 Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
f. Pembangunan Fasilitas Integrasi Antar Moda
Pembangunan Fasilitas Integrasi Antar Moda pada tahun 2016-2017 sebanyak 1
lokasi dengan rincian sebagai berikut pada tabel 3.6.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-29
Tabel 3.6 Pembangunan Fasilitas Integrasi Antar Moda
Tahun Pemb. Fasilitas
Integrasi Antar Moda Lokasi Pemb. Fasilitas Integrasi Antar Moda
2016 1 Terminal Tirtonadi – Stasiun Balapan, Solo
2017 0
2018 0
Jumlah 1 Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
g. Pembangunan Prasarana Pelabuhan Penyeberangan Baru
Pembangunan Prasarana Pelabuhan Penyeberangan Baru pada tahun 2016-
2017 sebanyak 3 lokasi. Sedangkan untuk pembangunan pelabuhan baru yang
sedang berjalan sebanyak 10 lokasi yang tersebar seperti terlihat pada tabel 3.7.
dibawah ini:
Tabel 3.7 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Baru
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
h. Pembangunan Prasarana Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan
Pembangunan Prasarana Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan pada tahun 2016-
2017 sebanyak 32 lokasi. Sedangkan untuk pembangunan prasarana pelabuhan
penyeberangan yang sedang berjalan sebanyak 11 lokasi yang tersebar seperti
terlihat pada tabel 3.8 dibawah ini:
Tabel 3.8 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan
Tahun Jumlah Lokasi Pembangunan
2016 16 1. Gunung Sitoli (Sumut), 2. Pecah Buyung (Riau), 3. Matak (Kepri), 4. Tambelan (Kepri), 5. Penagi (Kepri), 6. Sintete (Kalbar), 7. Sebuku (Kalsel), 8. Bahaur (Kalteng), 9. Miangas (Sulut), 10. Sikeli (Sultra), 11. Bombana (Sultra), 12. Pure (Sultra), 13. Kesui (Malut), 14. Moti (Malut), 15. Folley (Papua Barat), 16. Wasior (Papua Barat)
2017 16 1. Gunung Sitoli (Sumut), 2. Matak (Kepri), 3. Pecah Buyung, 4. Sintete (Kalbar), 5. Sebuku (Kalsel), 6. Pure (Sultra), 7. Bombana (Sultra), 8. Raha (Sultra), 9. Sikeli (Sultra), 10. Kawaluso (Sulut), 11. Miangas (Sulut), 12. Kesui (Maluku), 13. Moti (Malut), 14. Folley (Papua Barat), 15. Wasior (Papua Barat), 16. Bahaur (Kalteng)
Tahun Jumlah Lokasi Pembangunan
2016 1 1. Raha (Sultra)
2017 2 1. Alai Insit (Riau) 2. Sabu Raijua (NTT)
2018 10 1. Teluk Dalam (Sumut) 2. Sagu Sagu Lukit (Pulau Padang - Riau) 3. Sedanau (Kepri) 4. Tanjung Nyato (Bangka Belitung) 5. Bakalang (NTT) 6. Boniton (Sulteng) 7. Kaledupa (Sultra) 8. Moa (Maluku) 9. Elat (Maluku) 10. Naikliu (NTT)
Jumlah 13
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-30
Tahun Jumlah Lokasi Pembangunan
2018 11 1. Alai Insit (Riau) 2. Sabu Raijua (NTT) 3. Gunung Sitoli (Sumut) 4. Pecah Buyung (Riau) 5. Sebuku (Kalsel) 6. Raha (Sultra) 7. Kawaluso (Sulut) 8. Wasior (Papua Barat) 9. Miangas (Sulut) 10. Amahai (Maluku) 11. Pure (Sultra)
Jumlah 43 Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
i. Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Penyeberangan
Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Penyeberangan pada tahun 2016-2017
sebanyak 9 lokasi. Sedangkan untuk Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan
Penyeberanganyang sedang berjalan sebanyak 4 lokasi yang tersebar seperti
terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.9 Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Penyeberangan
Tahun Jumlah Lokasi Pembangunan
2016 4 1. Balohan (Aceh), 2. Kuala Tungkal (Jambi), 3. Bira (Sulsel), 4. Mawasangka (Sultra)
2017 5 1. Balohan (Aceh); 2. Pamatata (Sulsel); 3. Kalabahi (NTT); 4. Kariangau (Kaltim) 5. Bira (Sulsel)
2018 4 1. Bira (Sulsel) 2. Pamatata (Sulsel) 3.Kalabahi (NTT) 4. Penarik (Kepri)
Jumlah 13 Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
j. Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Baru
Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Baru pada tahun 2016–2017
sebanyak 0 lokasi. Sedangkan kegiatan yang sedang berjalan pada tahun 2018
sebanyak 1 lokasi yang tersebar seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.10 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Baru
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
k. Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Lanjutan
Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Lanjutan pada tahun 2016–2017
sebanyak 9 lokasi yang tersebar seperti pada tabel di bawah ini:
Tahun Jumlah Lokasi
Kegiatan
2016 0
2017 0
2018 1 Sri Menanti (Sumsel)
Jumlah 1
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-31
Tabel 3.11 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Sungai Lanjutan
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
l. Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Sungai
Peningkatan/Rehabilitasi Pelabuhan Sungai pada tahun 2016–2017 sebanyak 5
lokasi yang tersebar seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.12 Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Sungai
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
m. Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Baru
Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Baru pada tahun 2016-2018
sebanyak 5 lokasi yang tersebar seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.13 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Baru
Tahun Jumlah
Lokasi Kegiatan
2016 1 Waduk Jatiluhur (Jabar)
2017 2 Pelabuhan Ambarita (Danau Toba, Sumut), Danau Lindu
(Kalteng)
2018 2 Danau di Kabupaten Kerinci (Jambi), Danau Bratan (Bali)
Jumlah 5
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
n. Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Lanjutan
Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Lanjutan pada tahun 2016-2018
sebanyak 10 lokasi yang tersebar seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.14 Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Lanjutan
Tahun Jumlah
Lokasi Kegiatan
2016 1 Danau Towuti (Sulsel)
2017 2 Danau Towuti (Sulsel), Waduk Jatiluhur (Jabar)
Tahun Jumlah Lokasi
Kegiatan
2016 2 1. KTM Mesuji , 2. Jangkang Dua
2017 7 1. Karang Baru, 2. Teluk Malike, 3. Jangkang Dua, 4. Sunyat, 5. Sungai Durian, 6. Kasongan Baru, 7. Batu Dinding
2018 0
Jumlah 9
Tahun Jumlah Lokasi
Kegiatan
2016 3 1. Sungai Tayan (Kalbar), 2. Kuripan (Kalsel), 3. Banjarraya (Kalsel)
2017 2 1. Petanak (kalteng), 2. Danau Mare (kalteng)
2018 0
Jumlah 5
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-32
Tahun Jumlah
Lokasi Kegiatan
2018 7 1. Danau Toba-Ambarita (Sumut), 2. Danau Toba-Ajibata
(Sumut), 3. Danau Toba-Simanindo (Sumut), 4. Danau Toba-
Tiga Ras (Sumut), 5. Waduk Jatiluhur (Jabar), 6. Danau
Towuti-Beau/Tokalimbo (Sulsel), 7. Danau Lindu (Sulteng)
Jumlah 10
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
o. Rehabilitasi/ Peningkatan Pelabuhan Danau
Pembangunan Prasarana Pelabuhan Danau Lanjutan pada tahun 2016-2018
sebanyak 10 lokasi yang tersebar seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.15 Peningkatan/Rehabilitasi Pelabuhan Danau
Tahun Jumlah
Lokasi Kegiatan
2016 0
2017 1 1. Danau Toba-Muara (Sumut)
2018 1 1. Danau Toba-Muara (Sumut)
Jumlah 2
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
2. Kegiatan Bidang Lalu Lintas
a. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan
Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan tahun 2016–2017 sebanyak
557 Paket yang tersebar di 32 provinsi, sedangkan pada tahun 2018 kegiatan
pemasangan perlengkapan jalan yang sedang berjalan sebanyak 636 paket di
32 Provinsi dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.16 Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan
Tahun Pembangunan
ATCS Lokasi Kegiatan
2016 247 Dilaksanakan di 32 Provinsi
2017 310 Dilaksanakan di 32 Provinsi
2018 636 Dilaksanakan di 32 Provinsi
Jumlah 1193
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
b. Pembangunan ATCS Baru
Pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) Baru yang dibiayai dari
sumber pembiayaan APBN pada tahun 2018 sebanyak 12 ATCS dengan rincian
sebagai berikut:
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-33
Tabel 3.17 Sebaran Lokasi Pembangunan ATCS Baru
Tahun Pembangunan
ATCS Lokasi Kegiatan
2016 0
2017 0
2018 12 Pekanbaru, Tanjungpinang, Jambi, Mataram, Palangka Raya, Kendari, Ambon, Bengkulu, Jayapura, Mamuju, Salatiga, Ungaran
Jumlah 12
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
c. Pembangunan ATCS Lanjutan
Pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) Lanjutan yang dibiayai APBN
tahun 2016–2018 yang telah selesai sebanyak 7 ATCS dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 3.18 Sebaran Lokasi Pembangunan ATCS Lanjutan
Tahun Pembangunan
ATCS Lokasi Kegiatan
2016 2 Kediri, Yogyakarta
2017 2 Sragen, Kediri
2018 3 Padang, Palembang, Palu
Jumlah 7
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat
3.4.1.2. Kegiatan Peresmian Prasarana di Ditjen Perhubungan Darat
A. Peresmian Infrastruktur Perhubungan Darat pada Tahun 2016
Di tahun 2016, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat meresmikan Terminal Penumpang
Tipe A Tirtonadi dan fasilitas integrasi moda Terminal Tirtonadi Solo - Stasiun Solo
Balapan. Peresmian dilaksanakan oleh Menteri Perhubungan pada tanggal 27 Desember
2016 bertempat di Terminal Tirtonadi dan dihadiri oleh Kepala Dishubkominfo Kota
Surakarta, anggota DPRD Kota Surakarta, Direktur Jenderal Perkeretaapian, jajaran
Muspida Kota Surakarta, Instansi Swasta/ BUMN, serta para tamu undangan lainnya.
Selain peresmian Terminal Penumpang Tipe A Tirtonadi dan fasilitas integrasi moda
Terminal Tirtonadi Solo - Stasiun Solo Balapan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
juga melakukan kegiatan fisik berupa rehabilitasi Terminal Kota Depok, Perbaikan
Pelayanan dan Ketertiban Terminal Penumpang Tipe A (Terminal Cilegon - Merak),
Pembangunan Fasilitas Integrasi Moda (Terminal Tirtonadi - Stasiun Balapan, Solo), dan
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-34
Gambar 3.1 Rehabilitasi Terminal (Terminal Kota Depok)
Gambar 3.2 Perbaikan Pelayanan dan Ketertiban Terminal Penumpang Tipe A (Terminal
Cilegon – Merak)
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-35
Gambar 3.3 Pembangunan Fasilitas Integrasi Moda (Terminal Tirtonadi – Stasiun Balapan, Solo)
Gambar 3.4 Pembangunan Terminal (Terminal Liwas – Manado)
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-36
B. Peresmian Infrastruktur Perhubungan Darat pada Tahun 2017
15 Januari 2017
Peresmian kapal KMP. Kundur Rute Jakarta – Kepulauan Seribu (Sunda Kelapa –
Untung Jawa – Pramuka – Kelapa). Kapal ini bisa mengangkut 220 penumpang,
dengan adanya kapal ini bisa saling melengkapi dengan KM. Ekspress Bahari 3B dan
KM Sabuk Nusantara 46 milik PT Pelni yang juga melayani ke kepulauan seribu.
Dengan adanya kapal yg terjadwal secara reguler dan nyaman, diharapkan bisa
menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke kepulauan Seribu.
3 Februari 2017
Peresmian Terminal Seloaji, Ponorogo – Jawa Timur
Terminal tersebut menerapkan konsep eco green building dengan harapan dapat
meminimalisir ketergantungan pada energi listrik. Terminal Seloaji, Ponorogo
dibangun di atas lahan seluas 46.960 m2 dg luas bangunan 5.944 m2.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-37
21 April 2017
Peresmian Pengoperasian 25 UPPKB, UPPKB Widang, Tuban – Jawa Timur.
10 Mei 2017
Peresmian KMP. Lakaan 750 GT Lintasan Penyeberangan Kupang – Ndao di
Pelabuhan Penyeberangan Bolok, NTT. Pembangunan KMP LAKAAN merupakan
pengejawantahan program pemerintah sesuai Nawacita ke-tiga yaitu untuk
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dalam
kerangka negara kesatuan.
KMP Lakaan akan dioperasikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang
melayani lintas Kupang (Bolok) - Pantai Baru (Rote) dan Pantai Baru (Rote) – Ndao.
Dengan spesifikasi KMP Lakaan: panjang seluruh kapal (LOA) 56,02 m; panjang
antara garis tegak (LBP) 48,82 m, lebar (B) 14,00m; tinggi geladak (H) 3,80m; tinggi
sarat (T) 2,70m; kecepatan percobaan 12 Knot; daya mesin penggerak utama
2x1100 HP; daya mesin bantu 2x100 kVA; kapasitas penumpang 196 orang;
kapasitas kendaraan 25 unit campuran
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-38
15 Mei 2017
Peresmian Peluncuran Angkot AC di Kantor Walikota Bekasi. Pada era saat ini,
kenyamanan dan kemanan dalam pelayanan transportasi menjadi pilihan utama bagi
masyarakat. Hal ini dijadikan momentum bagi perusahaan angkutan kota untuk
melakukan terobosan dalam meningkatkan pelayanan untuk menjawab kebutuhan
masyarakat yaitu dengan meluncurkan angkutan kota ber-AC di Kota Bekasi.
22 Mei 2017
Peresmian Unit Pelaksanaan Uji Berkala Agen Pemegang Merk di Dealer AI-DSO Pluit
Jakarta Utara. Pelaksanaan uji berkala kendaraan bermotor swasta ini merupakan
aktualisasi dari peraturan perundang-undangan yang ada yaitu UU No. 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, PP No. 55 Tahun 2012 tentang
Kendaraan, Permenhub no. PM 133 Tahun 2015 tentang Pengujian Berkala
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-39
Kendaraan Bermotor, dan Permenhub no. PM 156 Tahun 2016 tentang Kompetensi
Penguji Berkala Kendaraan Bermotor.
Dalam rangka peresmian Unit Pelaksana Uji Berkala Agen Pemegang Merk (APM)
tersebut, bengkel-bengkel APM telah diberikan penunjukan oleh Pemerintah sebagai
Unit Pelaksana Uji Berkala APM yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan
kualitas pelayanan uji berkala kendaraan bermotor.
5 Juli 2017
Peresmian Terminal Penumpang Tipe A Cilacap dan Pengoperasian Bus Tingkat untuk
Pelayanan AKAP. Pembangunan infrastruktur Perhubungan Darat merupakan salah
satu upaya pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan
penyebaran pembangunan nasional di seluruh wilayah tanah air, agar terjadi
keselarasan dan keserasian laju pertumbuhan antar daerah serta memperkuat
kesatuan nasional melalui interkonektivitas perekonomian antar wilayah.
Terminal Penumpang Tipe A Cilacap direhabilitasi total bangunan dengan konsep eco
green building, dimana dalam arsitektur bangunannya banyak memanfaatkan
material kaca dan sinar matahari semaksimal mungkin guna meminimalis kebutuhan
listrik untuk pencahayaan dalam ruangan, penggunaan solar cell (energi matahari)
dalam pemenuhan energi lampu penerangan untuk area luar gedung terminal pada
malam hari.
Pembangunan Terminal Penumpang Tipe A Cilacap telah mengacu pada Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 132 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Terminal
Penumpang Angkutan Jalan dengan menitik beratkan pada konsep pelayanan
penumpang yang terbagi atas zona-zona, antara lain: zona penumpang bertiket;
zona penumpang belum bertiket; zona perpindahan penumpang; zona pengendapan
kendaraan.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-40
Luas area Terminal Penumpang Tipe A Cilacap 9.855 M2 yang mempunyai 5 lajur
keberangkatan bus AKAP dan 9 lajur keberangkatan bus AKDP dengan 3 lajur
kedatangan (1 lajur untuk masing-masing jenis pelayanan AKAP, AKDP dan Angkot).
10 Desember 2017
Peresmian Pelayanan Angkutan Penyeberangan Jarak Jauh (Long Distance
Ferry/LDF) lintas Jakarta Surabaya, Untuk mengurangi beban jalan raya di sepanjang
jalur pantai utara Pulau Jawa (Pantura), Kementerian Perhubungan cq. Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat meresmikan pelayaran perdana angkutan
penyeberangan jarak jauh (Long Distance Ferry/LDF) lintas Jakarta-Surabaya.
Kemacetan yang terjadi di jalur pantura berdampak pada pemborosan Bahan Bakar
Minyak (BBM), kerugian waktu, polusi, korban jiwa dan berkurangnya daya tarik
wisata. Hal-hal itulah yang kemudian memacu Kementerian Perhubungan untuk
memberikan solusi yaitu dengan mengalihkan sebagian arus logistik dari jalan raya
ke angkutan penyeberangan.
Kemenhub telah melaksanakan pelayanan angkutan penyeberangan di lintas Jakarta
- Surabaya bekerjasama dengan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT. Jagat
Zamrud Khatulistiwa.Pelayanan angkutan penyeberangan KMP. Ferrindo 5 yang akan
sandar di Dermaga 107 - 109 Pelabuhan Tanjung Priok dan Dermaga Zamrud
Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Sedangkan KM. RoRo Prayasti akan sandar di
Dermaga Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan
Dermaga Maspion Gresik.
Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi
menambahkan, KMP Ferrindo 5 berbobot 3.587 GT berkapasitas 100 unit kendaraan
campuran dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferri. Sedangkan KM Roro Prayasti
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-41
berbobot 26.906 GT mampu mengangkut 200 kendaraan campuran dan dioperasikan
PT Jaga Zamrud Khatulistiwa.
3.4.2. Capaian Pembangunan Perkeretaapian
3.4.2.1. Pencapaian Infrastruktur Perkeretaapian Tahun 2016-2018
Pencapaian penting pembangunan dan pengembangan Infrastruktur Perkeretaapian
dalam kurun waktu 2015-2018 antara lain sebagai berikut:
A. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Lalu Lintas Dan Angkutan Kereta Api
1) Pengoperasian KA Perintis (tahun 2015) sebanyak 3 lintas diantaranya: lintas
Purwosari–Wonogiri (Jateng), lintas Mojokerto–Tarik–Tulangan–Sidoarjo (Jatim)
dan lintas Kertapati- Inderalaya (Sumsel);
2) Pengoperasian KA Perintis (tahun 2016) sebanyak 6 lintas diantaranya: lintas
Krueng Mane–Bungkah-Krueng Geukeuh (Aceh), lintas Lubuk Alung-Kayu
Tanam (Sumbar), lintas Kertapati–Inderalaya (Sumsel), lintas Sukabumi –
Cianjur (Jabar), lintas Purwosari–Wonogiri (Jateng) dan lintas Mojokerto–Tarik–
Tulangan-Sidoarjo (Jatim);
3) Pengoperasian KA Perintis (tahun 2017) sebanyak 6 lintas diantaranya: lintas
Krueng Mane-Bungkah-Krueng Geukeuh (Aceh), lintas Lubuk Alung-Kayu Tanam
(Sumbar), lintas Kertapati-Inderalaya (Sumsel), lintas Sukabumi – Cianjur
(Jabar), lintas Purwosari–Wonogiri (Jateng) dan lintas Mojokerto-Tarik-
Tulangan-Sidoarjo (Jatim);
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-42
4) Pengoperasian KA Perintis (tahun 2018) sebanyak 8 lintas diantaranya: lintas
Krueng Mane-Bungkah-Krueng Geukeuh (Aceh), lintas Lubuk Alung-Kayu Tanam
(Sumbar), lintas Kertapati-Inderalaya (Sumsel), lintas Sukabumi – Cianjur
(Jabar), lintas Purwosari–Wonogiri (Jateng), lintas Mojokerto-Tarik-Tulangan-
Sidoarjo (Jatim), lintas Asrama Haji-OPI (LRT Palembang) dan lintas Bandara
Internasional Minangkabau-Pariaman (Sumbar);
5) Pengalokasian PSO penumpang yang terus meningkat dengan tingkat jumlah
penumpang;
6) Pengoperasian KA Angkutan motor gratis di Pulau Jawa.
B. Kegiatan Pembangunan bidang Prasarana Perkeretaapian :
1) Pembangunan Stasiun Palmerah, Stasiun Kebayoran, Stasiun Maja dan Stasiun
Parungpanjang di lintas Tanah Abang-Merak (selesai tahun 2015);
2) Pembangunan Elektrifikasi antara Maja – Rangkasbitung (track eksisting)
sepanjang 17 Km selesai tahun (selesai tahun 2015);
3) Pembangunan Jalur KA dan Stasiun antara Duku-Bandar Udara Internasional
Minangkabau (selesai tahun 2017);
4) Pembangunan Jalur Ganda KA antara Prabumulih-Kertapati dan Martapura-
Baturaja di Provinsi Sumatera Selatan (selesai tahun 2017);
5) Pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi antara Makassar–Parepare segmen Barru
– Pare-Pare (mulai tahun 2017);
6) Pembangunan Trans Sumatera lintas Langsa–Besitang-Binjai, Rantauprapat-
Kota Pinang (mulai tahun 2015);
7) Pembangunan Jalur KA Layang antar Medan–Bandar Khalipah (mulai tahun
2015);
8) Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi-Kuala Tanjung (mulai tahun 2011);
9) Pembangunan LRT di Sumatera Selatan (mulai tahun 2016);
10) Pembangunan Jalur Ganda KA antara Kutoarjo-Kroya (mulai tahun 2016) dan
Kroya-Purwokerto (mulai tahun 2015) serta Solo-Madiun-Jombang (mulai tahun
2015);
11) Pembangunan jalur KA Semarang - Pelabuhan Tanjung Emas (mulai tahun
2017);
12) Pembangunan jalan KA antara Krueng Mane- Kuta Blang Lintas Bireun –
Lhoksumawe (mulai tahun 2018);
13) Pembangunan jalan KA antara antara Rantau Prapat – Kota Pinang (mulai tahun
2017);
14) Pembangunan fasilitas perkeretaapian untuk Manggarai s/d Jatinegara (mulai
tahun 2017);
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-43
15) Pembangunan jalur ganda KA antara Maja – Rangkasbitung (mulai tahun 2016);
16) Pembangunan jalur ganda KA antara Cigombong – Cicurug segmen Bogor –
Sukabumi (mulai tahun 2018);
17) Pembangunan jalur KA menuju Bandara Adi Sumarmo (mulai tahun 2017);
18) Pembangunan jalur ganda KA antara Cirebon – Kroya (mulai tahun 2016);
19) Pembangunan jalur ganda KA antara Solo – Kedung Banteng (mulai tahun 2017);
20) Pembangunan jalur ganda KA antara Jombang – Madiun (mulai tahun 2016),
Madiun – Kedung Banteng (mulai tahun 2017) dan Wonokromo – Jombang
(mulai tahun 2018);
21) Reaktivasi jalur KA antara Cianjur – Ciranjang segmen Sukabumi – Padalarang
(mulai tahun 2018).
C. Kegiatan Pengadaan Sarana Perkeretaapian, meliputi :
1) Pengadaan Kereta Ukur Prasarana, Track dan LAA, Multiyears 2015–2016,
sejumlah 1 (satu) unit;
2) Pengadaan Overhaul Crane KRC 2 (dua) set (tahun 2015);
3) Pengadaan Gerbong Terbuka (ZZOW) sejumlah 10 (sepuluh) unit (tahun 2015);
4) Pengadaan Kereta Inspeksi sejumlah 1 (satu) unit (tahun 2015);
5) Pengadaan Sarana Kerja Gerbong (PPCW, ZZOW) lebar spoor 1.067 mm untuk
Trans Sumatera tahun sejumlah 20 (dua puluh) unit (tahun 2015);
6) Kereta Inspeksi lebar spoor 1.067 mm (1 set @ 2 unit) Multiyears 2015–2016;
7) Pengadaan Kereta Ukur Prasarana (kontrak tahun jamak 2016-2017) sebanyak
2 unit;
8) Pengadaan Kereta Inspeksi (kontrak tahun jamak 2016 - 2017) sebanyak 2 unit
lebar spoor 1435 mm;
9) Pengadaan Peralatan Uji Sarana Perkeretaapian sebanyak 1 paket (tahun 2016);
10) Pengadaan Kereta Ukur Uji Dinamis sebanyak 1 unit (kontrak Tahun Jamak 2017
- 2018);
11) Pengadaan Kereta Penolong Pendukung Crane lebar spoor 1067 mm untuk
Sumatera Utara sebanyak 1 paket (tahun 2017);
12) Pengadaan Gerbong Pendukung Peralatan Berat untk Mengangkat dan
Menggeser Beban (Kereta PPCW) sebanyak 1 paket (tahun 2017).
D. Kegiatan Peningkatan Keselamatan Perjalanan Kereta Api
1) Pembangunan Sterilisasi di sepanjang Jalur KA, pembangunan underpass/flyover
dan pengadaan Palang Pintu Perlintasan KA tahun 2015 sebanyak 26 unit;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-44
2) Pengadaan Automatic Train Protection (ATP) pada prasarana KA sebanyak 3
paket (tahun 2015);
3) Pengadaan Peralatan Sistem Monitoring Kompetensi SDM Perkeretaapian
sebanyak 1 paket (tahun 2015);
4) Pengadaan Peralatan Pendukung Kegiatan Audit dan Peningkatan Keselamatan
Perkeretaapian sebanyak 1 paket (tahun 2015);
5) Pengadaan Peralatan Berat Untuk Mengangkat dan Menggeser Beban Akibat
Kecelakaan KA sebanyak 1 paket (multiyears 2015-2017);
6) Pengadaan Peralatan Penunjang Monitoring dan Evaluasi Program Keselamatan
sebanyak 1 paket (tahun 2017);
7) Pengadaan Peralatan Penunjang Sistem Monitoring dan Evaluasi Keselamatan
Perkeretaapian sebanyak 1 paket (tahun 2018).
Capaian di bidang perkeretaapian yang dibiayai APBN Tahun 2015-2017 dan
Program Perkeretaapian Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.19 Hasil Pembangunan Prasarana & Sarana Perkeretaapian Tahun 2015 - 2018
NO URAIAN SATUAN TAHUN
2015 2016 2017 2018
A PEMBANGUNAN PRASARANA
1 Pembangunan Jalur KA termasuk Jalur
Ganda & Reaktivasi
Km’sp 179,3 33,99 175 615,05
2 Rehabilitasi/Peningkatan Jalur KA Km’sp 333,6 38 7,3 16
3 Pembangunan Jembatan KA Unit 192k 25 35 3
4 Rehabilitasi/Peningkatan Jembatan KA Unit 1 7 11
5 Peningkatan/Pembangunan Persinyalan
dan Telekomunikasi
Pkt 11 3 9 9
6 Peningkatan/Pembangunan Listrik
Aliran Atas/Elektrifikasi
Km’sp 88 1 17 7
7 Pembangunan/Peningkatan
Stasiun/Bangunan Operasional
Unit 7 2 3 4
8 Pengadaan Material Rel Km’sp 1193,1 0 1687 1500
9 Pengadaan Material Wesel Unit 185 0 225 500
B PEMBANGUNAN SARANA
1 Pengadaan Lokomotif, KRDI, KRDE,
KRL, Tram, Railbus, Sarana Kerja
Unit 58 3 6 3
Sumber: Ditjen Perkeretaapian
3.4.2.2. Kegiatan Perkeretaapian untuk Mendukung Pelayanan kepada Publik
Pemerintah sejak tahun 2000 s.d 2018 telah memberikan subsidi kepada Pengguna Jasa
Kereta Api Kelas Ekonomi dalam bentuk Pelayanan Publik atau Public Service Obligation
(PSO). Alokasi PSO yang diberikan Pemerintah pada kurun waktu tahun 2015-2018 dapat
dilihat pada tabel 3.20.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-45
Tabel 3.20 Realisasi Public Service Obligation (PSO) Tahun 2015-2018
(Rp. Milyar)
Tahun Kontrak Realisasi
2015 1.523,74 1.507,26
2016 1.827,38 1.792,43
2017 2.094,10 2.066,70
2018 2.390,71 664,00*
* s.d Triwulan I TA2018
Sumber: Ditjen Perkeretaapian
Sebagai gambaran pelaksanaan PSO Perkeretaapian pada Tahun 2018 terus meningkat
mengingat pergerakan/mobilisasi penumpang di wilayah Jabodetabek sangat tinggi
terutama pada Peak Hour yaitu di pagi dan sore hari, dimana diperkirakan pergerakan
per hari penumpang KRL Jabodetabek sebanyak ± 700.000 orang/hari. Oleh karena itu
dominasi Dana Alokasi PSO sebagian besar ditujukan untuk KRL AC Jabodetabek yaitu
sebesar Rp. 1.297.529.357.011,- atau 54,27 % dari Total Alokasi PSO. Dari Dana Alokasi
PSO tersebut diperkirakan dapat dinikmati untuk Pengguna Jasa Transportasi Kereta Api
sebanyak 343.698.909 penumpang. Adapun Rincian subsidi kepada Penumpang Kelas
Ekonomi dengan Relasi Subsidi PSO sebagaimana data di bawah ini :
Tabel 3.21 Rincian subsidi kepada Penumpang Kelas Ekonomi dengan Relasi Subsidi PSO
*Amandemen ke-2 kontrak PSO TA.2016
Sumber: Ditjen Perkeretaapian
3.4.2.3. Kegiatan peresmian bidang perkeretaapian
Peresmian bidang perkeretaapian terdiri dari Bangunan Stasiun dan Jalur KA serta
Elektrifikasi (LAA) yaitu :
a. Stasiun Palmerah
Stasiun Palmerah terletak di lintas Tanah Abang –Serpong, sebelum dibangun
Stasiun Palmerah merupakan stasiun kecil peninggalan sejarah (heritage) dan
No Uraian Kontrak Tahun 2016* Kontrak Tahun 2017 Kontrak Tahun 2018
Jumlahpnp Nilai (Rp.) Jumlah pnp Nilai (Rp.) Jumlah pnp Nilai (Rp.)
1 KA Ekonomi
Jarak Jauh 5.662.093 124.678.948.579 4.333.280 135.856.689.492 4.225.038 182.617.945.686
2 KA Ekonomi
Jarak Sedang 4.943.486 139.238.106.049 5.416.600 130.291.284.925 5.281.297 231.141.265.564
3 KA Ekonomi
Jarak Dekat 29.017.625 383.383.127.223 30.776.800 379.890.675.332 30.008.018 560.011.816.829
4 KRD Ekonomi 5.419.484 69.999.027.285 9.321.735 94.793.585.227 9.088.885 115.459.776.298
5 KRL
Jabodetabek 279.097.118 1.107.351.230.577 287.131.303 1.348.715.739.441 295.043.581 1.297.529.357.011
6 KA Ekonomi
Lebaran 67.251 2.730.068.287 53.424 4.552.025.583 52.090 3.954.330.613
TOTAL 324.207.057 1.827.380.508.000 337.033.142 2.094.100.000.000 343.698.909 2.390.714.492.000
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-46
saat ini Stasiun Palmerah terdiri dari 2 (dua) lantai dilengkapi dengan Jembatan
Penyeberangan Orang (JPO), fasilitas Difable, Lift dan tangga Eskalator (sesuai
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 tahun 2011 tentang Standar
Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api) dengan tetap
mempertahankan bangunan peninggalan sejarah.
Foto Stasiun Palmerah sebelum dan sesudah dibangun.
b. Stasiun Kebayoran
Stasiun Kebayoran terletak di Lintas Tanah Abang – Serpong, sebelum dibangun
Stasiun Palmerah merupakan stasiun kecil dan saat ini Stasiun Kebayoran terdiri
dari 2 (dua) lantai dilengkapi dengan fasilitas Difable, Lift dan tangga Eskalator
(sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 tahun 2011 tentang Standar
Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api).
Foto Stasiun Kebayoran sebelum dan sesudah dibangun.
Gambar 3.6 Kondisi Terbaru Stasiun Palmerah
Gambar 3.5 Kondisi Lama Stasiun Palmerah
Gambar 3.7 Kondisi Lama Stasiun Kebayoran
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-47
c. Stasiun Parung Panjang
Stasiun Parungpanjang terletak di Lintas Tanah Abang – Serpong – Maja, sebelum
dibangun Stasiun Parungpanjang merupakan stasiun kecil dan saat ini Stasiun
Parungpanjang terdiri dari 2 (dua) lantai dilengkapi dengan fasilitas Difable, Lift
dan tangga Eskalator (sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 tahun
2011 tentang Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta
Api).
Foto Stasiun Parung Panjang sebelum dan sesudah dibangun.
d. Stasiun Maja
Stasiun Maja terletak di Lintas Tanah Abang – Serpong – Maja – Merak, sebelum
dibangun Stasiun Maja merupakan stasiun kecil dan saat ini Stasiun Maja terdiri
dari 2 (dua) lantai dilengkapi dengan fasilitas Difable, Lift dan tangga Eskalator
Gambar 3.8 Tampak Stasiun Kebayoran Saat Ini
Gambar 3.9 Kondisi Lama Stasiun Parungpanjang
Gambar 3.10 Kondisi Saat Ini Stasiun Parungpanjang
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-48
(sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 tahun 2011 tentang Standar
Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api).
Foto Stasiun Maja sebelum dan sesudah dibangun.
e. LRT Sumatera Selatan
Pembangunan Prasarana dan Sarana LRT Sumatera Selatan berada di Kota
Palembang dan dibangun dalam rangka Asian Games 2018. Untuk menunjang
pengoperasian LRT Sumatera Selatan sepanjang 23 Km’sp juga dibangun 13
Stasiun dan 1 Depo.Manfaat dari pembangunan ini adalah mengatasi kemacetan
di wilayah perkotaan, menurunkan waktu tempuh dan meningkatkan mobilitas,
mengurangi polusi udara sebagai dampak shifting, dan menciptakan lapangan
kerja. Gambaran kondisi LRT Sumatera Selatan.
Gambar 3.11 Kondisi Lama Stasiun Maja
Gambar 3.12 Kondisi Saat Ini Stasiun Maja
Gambar 3.13 Akses Stasiun
Bandara Gambar 3.14 Stasiun Jakabaring
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-49
3.4.3. Capaian Pembangunan Transportasi Laut
a. Bidang Angkutan Laut
Dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi laut ke daerah-daerah terpencil,
sampai dengan tahun 2016 angkutan laut perintis telah melayani 95 trayek yang
menghubungkan daerah terisolir, terpencil, perbatasan dan kepulauan dengan
daerah yang telah berkembang.Pada Tahun Anggaran 2016 pada pembangunan
kapal perintis guna mendukung konektivitas, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
melaksanakan pemeliharaan (docking) Kapal Perintis, pembangunan Kapal Perintis
serta melanjutkan pembangunan Kapal Perintis dan Kapal Khusus Ternak. Lanjutan
Pembangunan Kapal Perintis terdiri dari 6 unit Kapal Perintis 750 DWT (Tahap I-
Multiyears) dan 5 unit Kapal Ternak (Tahap I-Multiyears). Untuk pembangunan Kapal
Perintis terdiri dari 25 unit Kapal Perintis ukuran 2000 GT; 20 unit kapal ukuran 1200
GT, 15 unit kapal semikontainer ukuran 100 TEU’S; 5 unit Kapal Perintis 750 DWT
(Tahap II-Multiyears); 2 unit Kapal perintis 500 DWT; dan 2 unit Kapal Perintis 200
DWT dan pembangunan kapal Rede 20 unit. Selain pengadaan Kapal Perintis,
Perhubungan Laut melaksanakan pemeliharaan (docking) Kapal Perintis sebanyak 56
unit guna menjaga tingkat keamanan, keselamatan maupun kenyamanan pelayanan.
Untuk mendukung tercapainya target konektivitas pada angkutan laut dilaksanakan
juga pengembangan/pembangunan sistem informasi serta pengendalian, monitoring
dan evaluasi pelaksanaan angkutan laut lebaran. Gambaran perkembangan
penyelenggaraan angkutan laut perintis dari tahun 2015 s.d. 2017 sebagaimana tabel
berikut :
Tabel 3.22 Perkembangan Angkatan Laut Perintis
Sumber : Dit. LALA
PERKEMBANGAN ANGKUTAN LAUT PERINTIS
NO Keterangan 2015 2016 2017 2018
1. Jumlah Anggaran (Rp) 580.000.000.000 930.990.210.000 966.524.633.000 1.103.204.366.330
2. Jumlah Kapal 86 96 96 113
3. Jumlah Pelabuhan: Pelabuhan Pangkal 35 40 40 39 Pelabuhan Singgah 507 527 527
4. Jumlah Voyage 2.140 2.776 3.215
5. Penempatan Kapal: Bagian Barat Indonesia 19 Kpl (22,09%) 20 Kpl (20,83%) 28 kpl (29,17%) Bagian Timur Indonesia 67 Kpl (77,91%) 76 Kpl (79, 17%) 68 kpl (70,83%)
6. Kepemilikan Kapal :
Kapal Ditjen Hubla 47 54 54 46 Kapal Swasta 35 42 42 76
Kapal Pemda 4 0 0 0
7. Jumlah Hari Operasi 28.687 Hari 34.879 Hari 34.779
8. Realisasi Angkutan:
Penumpang (Orang) 537.113 311.543 1.384.798 Barang (Ton) 127.677 275.155 276.896
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-50
Pada Tahun Anggaran 2016 pada pembangunan kapal perintis guna mendukung
konektivitas, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan pemeliharaan
(docking) Kapal Perintis, pembangunan Kapal Perintis serta melanjutkan
pembangunan Kapal Perintis dan Kapal Khusus Ternak. Lanjutan Pembangunan
Kapal Perintis terdiri dari 6 unit Kapal Perintis 750 DWT (Tahap I-Multiyears) dan 5
unit Kapal Ternak (Tahap I-Multiyears). Untuk pembangunan Kapal Perintis terdiri
dari 25 unit Kapal Perintis ukuran 2000 GT; 20 unit kapal ukuran 1200 GT, 15 unit
kapal semikontainer ukuran 100 TEU’S; 5 unit Kapal Perintis 750 DWT (Tahap II-
Multiyears); 2 unit Kapal perintis 500 DWT; dan 2 unit Kapal Perintis 200 DWT dan
pembangunan kapal Rede 20 unit. Selain pengadaan Kapal Perintis, Perhubungan
Laut melaksanakan pemeliharaan (docking) Kapal Perintis sebanyak 56 unit guna
menjaga tingkat keamanan, keselamatan maupun kenyamanan pelayanan. Untuk
mendukung tercapainya target konektivitas pada angkutan laut dilaksanakan juga
pengembangan/pembangunan sistem informasi serta pengendalian, monitoring dan
evaluasi pelaksanaan angkutan laut lebaran. Dan pada tahun 2017 pada
pembangunan kapal perintis yang terdiri dari : Lanjutan pembangunan 25 unit Kapal
Perintis tipe GT. 2000 Tahap III, Lanjutan pembangunan 20 unit Kapal Perintis tipe
GT. 1200 Tahap III, Lanjutan pembangunan 5 unit Kapal Perintis tipe 750 DWT
Tahap III, Lanjutan pembangunan 15 unit Kapal Kontainer 100 TEUs Tahap III,
Lanjutan pembangunan 5 unit Kapal Ternak Tahap III, dan Docking Kapal Perintis
46 unit.
1) Kewajiban Pelayanan Umum (Public Service Obligation/PSO)
Angkutan Laut Penumpang Kelas Ekonomi
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 42 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Umum Bidang Angkutan Laut Untuk
Penumpang Kelas Ekonomi Tahun 2015 dan dalam rangka meningkatkan
pelayanan umum di bidang angkutan laut penumpang kelas ekonomi, PT.
Pelayaran Nasional Indonesia (PT. PELNI) ditugaskan untuk melaksanakan
kewajiban pelayanan umum (Public Service Obligation/PSO) Bidang Angkutan
Laut Untuk Penumpang Kelas Ekonomi yang pelaksanaannya disupervisi oleh
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Pada tahun 2016 PT. Pelayaran Nasional
Indonesia (PT. PELNI) menerima anggaran Public Service Obligation (PSO)
sebesar Rp.1.786.000.000.000,- dap pada tahun 2017 PT. Pelayaran Nasional
Indonesia (PT. PELNI) ditugaskan untuk melaksanakan kewajiban pelayanan
umum (Public Service Obligation/PSO) Bidang Angkutan Laut Untuk Penumpang
Kelas Ekonomi yang pelaksanaannya disupervisi oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut. Pada tahun 2016 PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PT.
PELNI) menerima anggaran Public Service Obligation (PSO) sebesar Rp. 901.695
sebagaimana uraian berikut:
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-51
2) Kewajiban Pelayanan Umum (Public Service Obligation/PSO)
Angkutan Barang
Berdasarkan Peraturan Presiden No.106 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang di Laut, serta pencanangan
program tol laut, maka telah ditugaskan kepada PT. Pelni untuk melaksanakan
angkutan barang di laut, dalam upaya untuk menjamin ketersediaan barang dan
mengurangi disparitas harga bagi masyarakat serta menjamin kelangsungan
pelayanan penyelenggaraan angkutan barang ke daerah tertinggal, terpencil,
terluar dan perbatasan dalam mendukung pelaksanaan tol laut.
Penunjukan PT Pelni sebagai operator tol laut disertai dengan pemberian Public
Service Obligation (PSO) pada 2016 sebesar Rp. 218 Milyar Rupiah untuk enam
trayek dan juga enam unit kapal, sebagaimana data berikut:
Tabel 3.23 Daftar Kapal Barang Tol Laut PT. PELNI
Sumber : Dit. LALA
b. Bidang Kepelabuhanan
Pada Bidang Kepelabuhan, kegiatan pada Tahun Anggaran 2017 Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut terdiri dari Fasilitas Pelabuhan, Alur pelayaran dan Studi
Perencanaan Pelabuhan.
1) Fasilitas Pelabuhan
Pada Tahun Anggaran 2017 kegiatan pada Fasilitas Pelabuhan mencakup
Penyelesaian Pembangunan dan Rehabilitasi/ Pengembangan, Lanjutan
Pembangunan Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) diantaranya meliputi lokasi
Pembangunan Faspel Laut Teluk Dalam, Barus, Dumai, Karimun Jawa, Tanah
Ampo, Waikelo, Kendidi Reo Teluk Batang, Marore, Anggrek, Paleleh,
Bungkutoko, Bau-Bau, Garongkong, Siwa, Wahai, Amahai, Tehoru, Leksula,
Foogi, Serui dst.
NO. NAMA KAPAL TRAYEK
1. KM. Freedom Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Fakfak-Kaimana-
Timika PP
2. KM.Mentari Perdana Tanjung Perak-Kalabahi-Moa-Saumlaki-Dobo-
Merauke PP
3. KM Caraka Jaya Niaga
111-22
Tanjung Perak-Larantuka-Lewoleba-Rote-Sabu-
Waingapu PP
4. KM. Meratus Ultima Tanjung Priok-Makassar-Manokwari-Wasior-
Nabire-Serui-Biak PP
5. KM Caraka Jaya Niaga
111-32
Makassar-Tahuna-Lirung-Morotai-Tobelo-
Ternate-Babang PP
6. KM Caraka Jaya Niaga
111-4
Tanjung Priok-Tarempa-Natuna PP
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-52
2) Alur Pelayaran
Pada Tahun Anggaran 2017 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
melaksanakan kegiatan Pengerukan pada Alur Pelayaran di 9 lokasi dengan
volume pengerukan sebanyak 3.099.9450 m³ yang dilaksanakan di Tanjung
Berakit, Tanjung Emas, Batang, Juwana, Palopo, Labuhan Lombok, Namlea,
Lirang, dan Paloh.
c. Bidang Keselamatan dan Keamanan Pelayaran
Pada bidang keselamatan dan keamanan pelayaran terdapat 3 jenis kegiatan yang
menjadi fokus utama yaitu kenavigasian, perkapalan dan kepelautan serta penjagaan
laut dan pantai.
a) Kenavigasian
Pada Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan
kegiatan Pembangunan Sarana Bantu Navigasi sebayak 60 unit, 11 unit
Pekerjaan Telekomunikasi Pelayaran, Pembangunan Kapal Induk Perambuan
(KIP) sebanyak 5 unit, Pembangunan Kapal Pengamat Perambuan (KPP)
sebanyak 5 unit, Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian sebanyak 10 unit,
Docking Kapal Navigasi 2 Unit.
b) Perkapalan dan Kepelautan
Pada Tahun Anggaran 2017 Pengadaan Sistem Informasi Buku Pelaut,
Pengembangan Sistem Informasi Buku Pelaut, Penambahan Lisensi AFIS SID,
dan Kajian- Kajian Teknis.
c) Penjagaan Laut dan Pantai
Pada Penjagaan Laut dan Pantai meliputi Pengadaan Rigid Inflatable Boat (RIB)
12 Meter sebanyak 14 unit, Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli Kelas V
Fiberglass Sebanyak 1 Paket, dan Pengadaan Sistem Observasi Laut sebanyak
1 Paket.
d. Kenavigasian
Pada Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan kegiatan
Pembangunan Sarana Bantu Navigasi sebayak 60 unit, 11 unit Pekerjaan
Telekomunikasi Pelayaran, Pembangunan Kapal Induk Perambuan (KIP) sebanyak 5
unit, Pembangunan Kapal Pengamat Perambuan (KPP) sebanyak 5 unit,
Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian sebanyak 10 unit, Docking Kapal Navigasi
2 Unit.
e. Perkapalan dan Kepelautan
Pada Tahun Anggaran 2017 dilaksanakan Pengadaan Sistem Informasi Buku Pelaut,
Pengembangan Sistem Informasi Buku Pelaut, Penambahan Lisensi AFIS SID, dan
Kajian- Kajian Teknis.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-53
f. Penjagaan Laut dan Pantai
Pada Penjagaan Laut dan Pantai meliputi Penjagaan Laut dan Pantai meliputi
Pengadaan Rigid Inflatable Boat (RIB) 12 Meter sebanyak 14 unit, Penyelesaian
Pembangunan Kapal Patroli Kelas V Fiberglass Sebanyak 1 Paket, dan Pengadaan
Sistem Observasi Laut sebanyak 1 Paket.
3.4.4. Capaian Pembangunan Transportasi Udara
Sarana dan Prasarana Perhubungan Udara yang dibiayai melalui APBN meliputi :
a. Kegiatan Pengembangan/ Rehabilitasi Bandara, Pembangunan Bandara Baru;
b. Pembangunan dan Rehabilitasi Fasilitas Keamanan dan Fasilitas Pelayanan Darurat
(PK-PPK).
c. Pelayanan Angkutan Udara Perintis.
Selama kurun waktu tahun 2015-2018, Jumlah Bandara yang dikembangkan/
direhabilitasi sejumlah 748 lokasi, Bandara baru yang diresmikan 11 bandara dari total
target 2015-2019 sebanyak 15 bandara baru, sedangkan Pengembangan Fasilitas
Navigasi sejak Tahun 2014, Ditjen Perhubungan Udara tidak memprogramkan
Pembangunan/Rehabilitasi Fasilitas Navigasi karena telah terbentuk Perum Lembaga
Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) sesuai
Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2012 Tentang Perum LPPNPI tanggal 16 Januari
2013. Selain itu telah dilakukan serah terima peralatan Navigasi Penerbangan dari
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Perusahaan Umum Lembaga
Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) termasuk
bangunannya sesuai Berita Acara Nomor: 22 Tahun 2014 tanggal 20 Januari 2014.
Namun demikian, Ditjen Perhubungan Udara masih tetap melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap pelayanan Perum LPPNPI terkait pelaksanaan dan kepatuhan
terhadap kebijakan terkait Navigasi Penerbangan sesuai PM 55 Tahun 2016 tentang
Tatanan Kenavigasian Penerbangan. Adapun untuk Fasilitas Keamanan Penerbangan
yang dibangun dan direhabilitasi selama 2015-2018 sejumlah 406 lokasi. Rekapitulasi
perkembangan Capaian Pembangunan Infrastruktur Perhubungan Udara tahun 2015-
2018, sebagai berikut :
Tabel 3.24 Pembangunan Infrastruktur Perhubungan Udara Tahun 2015-2018
Tahun Bandara
dikembangkan/direhab
Bandara Baru
yang dibangun
dan diresmikan
Fasilitas Keamanan yang
dibangun dan
direhabilitasi
2015 223 2 127
2016 176 2 148
2017 176 3 131
2018 173 4 148
Jumlah 748 11 554
Sumber : Ditjen Perhubungan Udara
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-54
3.4.4.1. Peningkatan Kualitas Layanan
a. Peresmian pembangunan Terminal Penumpang Bandara oleh Presiden RI pada tanggal
30 Desember 2015:
1) Peresmian Terminal Baru Bandar Udara Wamena
Bandara Wamena yang terletak di Kabupaten Jayawijaya Papua dengan kapasitas
Gedung Terminal Penumpang seluas 4.000 m2 dibangun tahun 2014 sampai Tahun
2015 dengan dana APBN mencapai sebesar Rp. 54 Miliar. Gedung Terminal Baru ini
untuk menggantikan Terminal Lama yang terbakar pada tahun 2011.
Gambar 3.15 Terminal Penumpang Bandar Udara Wamena
2) Peresmian Terminal Baru Penumpang Bandar Udara Utarom Kaimana
Pembangunan Terminal Baru yang bersih dan nyaman merupakan upaya peningkatan
pelayanan kepada penumpang. Terminal Baru ini memiliki luas 1.800 m2 dengan
kapasitas dapat menampung 102 penumpang.
Gambar 3.16 Terminal Penumpang Bandar Udara Utarom
3) Peresmian Terminal Penumpang Bandar Udara Labuan Bajo.
Terminal Penumpang baru Bandar Udara Komodo diresmikan oleh Presiden RI pada
tanggal 27 Desember 2015. Terminal dengan luas 9.687 m2 ini merupakan upaya
peningkatan pelayanan dan mendukung pariwisata di Pulau Komodo. Selain
pembangunan Gedung Terminal Penumpang baru, terdapat perpanjangan Landas
Pacu menjadi 2250 m2 x 45 m2 sehingga mampu didarati pesawat berbadan besar.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-55
Gambar 3.17 Terminal Penumpang Bandar Udara Labuan Bajo
b. Bandar Udara yang telah selesai dibangun Tahun 2015 dan diresmikan Tahun 2016
sebagai berikut :
1) Bandar Udara Domine Eduard Osok –Sorong merupakan Unit Penyelenggara Bandar
Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara dengan Kategori Kelas I (satu).
Gambar 3.18 Terminal, Runway Bandar Udara DEO-Sorong
2) Bandar Udara Matahora – Wakatobi
Terletak di Kota Wakatobi, Sulawesi Tenggara dengan Kategori Kelas II dan Hierarki
Klasifikasi Domestik yaitu Pengumpan Tersier 4C.
Gambar 3.19 Bandar Udara Matahora-Wakatobi
3) Bandar Udara Jalaluddin-Gorontalo merupakan Unit Penyelenggara Bandar Udara
(UPBU) Ditjen Perhubungan Udara dengan Landas Pacu seluas 2500 x 45 m2 terletak
30 km dari Kota. Klasifikasi bandar udara kelas II Type C.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-56
Gambar 3.20 Bandar Udara Djalaluddin-Gorontalo
4) Bandar Udara Juwata –Tarakan merupakan Bandar Udara Kelas I Unit Penyelenggara
Bandar Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara
Gambar 3.21 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Juwata Tarakan
5) Bandar Udara Rembele – Takengon merupakan Unit Penyelenggara Bandar Udara
(UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kelas III, terletak di Gampong Bale Kecamatan
Bukit, Kabupten Bener Meriah yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh
Tengah dan merupakan Kabupaten Termuda di Provinsi Aceh.
Gambar 3.22 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Rembele
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-57
6) Bandar Udara Miangas – Kepulauan Talaud
Gambar 3.23 Lokasi dan Terminal Bandar Udara Miangas – Kepulauan Talaud
7) Bandar Udara Kasiguncu – Poso
Gambar 3.24 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Kasiguncu Poso
8) Bandar Udara Tanjung Api – Tojo Una Una
Gambar 3.25 Bandar Udara Tanjung Api- Tojo Una-una
9) Bandar Udara Anambas - Letung
Gambar 3.26 Bandar Udara Letung - Anambas
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-58
c. Bandar Udara yang telah selesai dibangun dan diresmikan Tahun 2016, sebagai berikut:
(1) Pembangunan Bandar Udara Baru Harun Tohir-Bawean
Bandar Udara Harun Thohir adalah bandar udara yang terletak di Pulau Bawean,
Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang dibangun sejak tahun 2006 sampai dengan
tahun 2014 dan diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada tanggal 30 Januari 2016.
Tabel 3.25 Data Bandar Udara Harun Tohir – Bawean
Fasilitas Sisi
Udara
1. Landas pacu (Runway ) 930 x 23 (14 F/C/Y/T)
2. Landas hubung (Taxiway) - 90,5 x 15 (14 F/C/Y/T)
Aspal Kolakan
3. Landas parkir (Apron) 100 x 80 (14 F/C/Y/T)
Aspal Kolakan
4. RunwayStrip 1.020 m x 60 m
5. RESA N/A
6. Pesawat Beroperasi C-208 B (Grand
Caravan)
Fasilitas Sisi
Darat
7. Terminal Penumpang / Domestik
(m2)
252 m2
8 Administrasi / Operasi (m2) 100 m2
9 Hanggar (m2) -
10 Menara kontrol LLU atau ATC
Tower (m2)
-
11 Terminal Barang (m2) -
12 Luas Lahan Bandar Udara (Ha) N/A
13 Parkir Kendaraan (m2) N/A
Sumber: Direktorat Bandar Udara
(2) Pembangunan Bandar Udara Rembele – Takengon
Bandar Udara Rembele merupakan Unit Penyelenggara Bandar Udara
(UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kelas III, terletak di Gampong Bale
Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah yang merupakan hasil
pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah dan merupakan Kabupaten
Termuda di Provinsi Aceh, dengan Koordinat ARP : 4 43’ 15’ N/ 96 51’6’’ E
dan elevasi 1.413 meter diatas permukaan laut. Dengan waktu
Gambar 3.27 Landas Pacu Bandar Udara Harun Tohir-Bawean
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-59
pembangunan dimulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 dan
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 02 Maret 2016.
Tabel 3.26 Bandar Udara Rembele - Takengon
NO URAIAN Tahun 2016
1. Pesawat Terbesar ATR 72 dan C130
Penumpang
Cargo -
2. Landasan Pacu 2.250 M X 30 M
3. Kekuatan Landasan Pacu 48 F/C/X/T
4. Strip Landasan Pacu 2.380 M X 300 M
5. Landasan Hubung
Dimensi A 23 M X 172 M
Dimensi B -
6. Landasan Parkir Apron 95 M X 156 M
7. Alat Bantu Pendaratan Visual PAPI, RTIL, SALS
8. Fasilitas Navigasi VOR/ DME
9. Kategori PKP-PK V
10. Pelayanan Lalu Lintas Udara ADC
11. Gedung Terminal 1.000 M2
12. Terminal Kargo 1.200 M2
13. Power House 360 M2
14. Kantor Keamanan 128 M2
Sumber: Direktorat Bandar Udara
(3) Pembangunan Terminal Baru Bandar Udara Juwata Tarakan
Bandar Udara Juwata Tarakan adalah Unit Penyelenggara Bandar Udara
(UPBU) Ditjen Perhubungan Udara merupakan Bandar Udara Kelas I
dengan koordinat 003° 19' 37" S117° 34' 10" E. yang memulai
pembangunan terminal barunya di tahun 2012 dan selesai pada tahun
2015 yang kemudian diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada
tanggal 23 Maret 2016 dengan luas terminal baru 12.440 m2 .
Gambar 3.28 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Rembele
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-60
Manfaat/ Output yang Dihasilkan
Pembangunan Gedung Terminal Baru dengan luas 12.440 m2 berkapasitas
2.073 penumpang untuk menambah kapasitas terminal lama dengan luas
2.532 M2 yang berkapasitas 422 penumpang outcome pembangunan
Gedung Terminal Baru dengan kapasitas terminal lebih besar sebagai
upaya untuk memberikan pelayanan Penumpang dan jasa
kebandarudaraan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah
dan Nasional.
Tabel 3.27 Data Bandar Udara Juwata Tarakan
Fasilitas
Sisi Udara
Arah Runway 06 - 24
1. Elevasi 20 (feet)
2. Landas pacu (Runway ) 2250 m x 45m
3. Landas hubung (Taxiway) a. 82.5 m x 23 m
b. 82.5 m x 23 m
4.
Landas parkir (Apron) Lama = 335 m x 70 m
Baru = 177 m x 97 m
5. Runway Strip 2.370 m x 150 m
6. RESA R/W 06 = 90 m x 90 m
7. Pesawat Beroperasi B. 737 - 400 RTOW 135.500 lbs, B 737
900 ER RTOW 157.000 lbs (surat Dirjen
AU.004/2/14/DJPU.DAU.2013 tanggal 5
Februari 2013)
Fasilitas
Sisi Darat
8. Terminal Penumpang /
Domestik (m2)
12.440 m2
Sumber: Direktorat Bandar Udara
(4) Pembangunan Terminal Baru Bandar Udara DEO – Sorong
Terminal penumpang baru Bandar Udara Domine Eduard Osok Kota
Sorong, Papua Barat, Indonesia (IATA: SOQ, ICAO: WASS) yang memulai
pembangunan terminal barunya di tahun 2011 dan selesai tahun 2015 dan
diresmikan oleh Menteri Perhubungan tanggal 1 Mei 2016. Dengan luas
terminal 13.700 m2, pembangunan terminal baru Bandar Udara DEO –
Sorong ini bertujuan untuk meningkatan kapasitas jumlah pengguna jasa
Gambar 3.29 Terminal baru dan Ruang Tunggu Bandar Udara Juwata Tarakan
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-61
angkutan udara dan optimalisasi pelayanan pada Bandar Udara Domine
Eduard Osok - Sorong.
Tabel 3.28 Data Bandar Udara DEO-Sorong
NO URAIAN KETERANGAN
1. NAMA BANDAR UDARA DOMINE EDUARD OSOK
2. KOTA SORONG – PAPUA
3.
KATEGORI
Penggunaan Hierarki
Klasifikasi
Domestik Pengumpul Tersier
4D
4. Kelas I (Satu)
5. Koordinat 00°.55’.00” S, 131°.41’.00” E
6. Arah Runway 09 - 27
7. Runway 2.060 m x 45 m
Taxiway A. 186,5 m x 23 m B. 186,5 m x 23 m
8. Apron 395 m x 96 m
9. RunwayStrip 2.120 m x 150 m
10. RESA 90 m x 60 m
11. Stopway 60 m x 30 m (Th. 17)
12. Pesawat Operasi Boeing 737-300
13. Gedung Terminal 13.700 m2 Sumber: Direktorat Bandar Udara
Gambar 3.30 Runway, danTerminal Bandar Udara DEO-Sorong
(5) Pembangunan Terminal Bandar Udara Mopah – Merauke
Bandara Internasional Mopah adalah bandar udara yang terletak di Kota
Merauke, Provinsi Papua, Indonesia, yang pembangunannya di laksanakan
pada tahun 2015 dan diresmikan oleh Menteri Perhubungan tanggal 1 Mei
2016.
Tabel 3.29 Data Bandar Udara Mopah-Merauke
Fasilitas
Sisi
Udara
1. Landas pacu (Runway ) 2500 x 45 (42 F/B/X/T)
2. Landas hubung (Taxiway) - 181 x 23 (42 F/B/X/T)
- 159 X 25,2 (42 F/B/X/T)
3. Landas parkir (Apron) 269 x 80 (42 F/B/X/T)
4. RunwayStrip 2.680 m x 150 m
5. RESA 2 X (90 X 90)
6. Pesawat Beroperasi B. 737 - 800 NG
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-62
Fasilitas
Sisi
Darat
7. Terminal Penumpang/ Domestik (m2) 4.000 m2
8 Administrasi/ Operasi (m2) 400 m2
9 Hanggar (m2) N/A
10 Menara kontrol LLU atau ATC Tower (m2) 137 m2
11 Terminal Barang (m2) 400 m2
12 Luas Lahan Bandar Udara (Ha) N/A
13 Parkir Kendaraan (m2) 3.000 m2
Sumber: Direktorat Bandar Udara
(6) Pembangunan Terminal Baru Bandar Udara Jalaluddin-Gorontalo
Bandar Udara Jalaluddin adalah bandar udara yang terletak di kecamatan
Tibawa, Gorontalo, provinsi Gorontalo, Bandar Udara Jalaluddin-Gorontalo
terletak 30 km dari Kota. Menurut klasifikasi bandar udara termasuk kelas
II Tipe C dengan koordinat ARP (Aerodrome Reference Point) S 00° 38’
27” ; E 122° 51’ 02” dan Elevasi Bandar Udara (MSL : Mean Sea Level) 18
M, yang memulai pembangunan terminal barunya di tahun 2013 dan
selesai pada tahun 2015 yang kemudian diresmikan oleh Menteri
Perhubungan tanggal 2 Mei 2016 dengan luas terminal baru 11.481 m2.
Tabel 3.30 Data Bandar Udara Jalaluddin – Gorontalo
Fasilitas
Sisi
Udara
1. Landas pacu (Runway ) 2500 x 45 (51 F/C/W/T)
2. Landas hubung (Taxiway) - 115 x 23 (51 F/C/W/T)
- 115 X 23 (51 F/C/W/T)
3. Landas parkir (Apron) 230 x 80 (51 F/C/W/T)
4. Runway Strip 2.680 m x 300 m
5. RESA 2 X (90 X 60)
6. Pesawat Beroperasi B. 737 - 800 NG
Fasilitas
Sisi
Darat
7. Terminal Penumpang /
Domestik (m2)
11.481 m2
8 Administrasi / Operasi (m2) 1.912
9 Hanggar (m2)
10 Menara kontrol LLU atau ATC
Tower (m2)
180
Gambar 3.31 Bandar Udara Mopah-Merauke
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-63
11 Terminal Barang (m2) 1.452
12 Luas Lahan Bandar Udara (Ha) 66.9
13 Parkir Kendaraan (m2) 3.902
(7) Pembangunan Terminal Baru Bandar Udara Matahora – Wakatobi
Terletak di Kota Wakatobi, Sulawesi Tenggara dengan kategori
penggunaan hierarki klasifikasi domestik yaitu pengumpan tersier 4C.
Bandar Udara ini termasuk bandara Kelas II dengan koordinat 05°
17’26,42” S 123° 38’ 10,40” E 05° 17’26,42” S 123° 38’ 10,40” E, yang
memulai pembangunan terminal barunya di tahun 2013 dan selesai pada
tahun 2014 yang kemudian diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada
tanggal 8 Mei 2016 dengan luas terminal baru 1.524 m2.
Tabel 3.31 Data Bandar Udara Matahora - Wakatobi
Fasilitas
Sisi Udara
Arah Runway 14 - 32
1. Landas pacu (Runway ) 2000 m x 30m
2. Landas hubung (Taxiway) 107 m x 18 m
3. Landas parkir (Apron) 103 m x 73 m
4. Runway Strip 2.270 m x 150 m
5. RESA -
6. Pesawat Beroperasi ATR.72-500
Fasilitas
Sisi Darat
7. Terminal Penumpang / Domestik (m2) 1524 m2
Sumber: Direktorat Bandar Udara
Gambar 3.33 Bandar Udara Matahora-Wakatobi
Gambar 3.32 Terminal dan Ruang Tunggu Bandar Udara Djalaluddin-Gorontalo
Sumber: Direktorat Bandar Udara
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-64
(8) Bandar Udara Nop Goliat Dekai – Yakuhimo
Bandar Udara Nop Goliath Dekai-Yahukimo merupakan Unit Penyelenggara
Bandar Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kelas III, terletak di
Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua, dengan Koordinat ARP : 04° 51' 35"
S - 139°28'93" E dan elevasi 328.08 meter di atas permukaan laut. Dengan
waktu pembangunan dimulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016
dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Oktober 2016.
Tabel 3.32 Data Bandar Udara NOP Goliath Dekai Yahukimo
NAMA BANDARA NOP GOLIAT DEKAI
KOTA KAB. YAHUKIMO
KATEGORI SESUAI PM 69 PENGGUNAAN HIERARKI KLASIFIKASI
DOMESTIK PENGUMPAN 3C
KELAS III
KOORDINAT 04° 51' 35" S 139°28'93" E
ARAH RUNWAY 07 - 25
ELEVASI 328.08 (FEET)
RUNWAY DIMENSI PCN KONSTRUKSI
1700 M X 30 M 27 F/C/Y/T ASPAL HOTMIX
TAXIWAY DIMENSI PCN KONSTRUKSI
76 M X 18 M 27 F/C/Y/T ASPAL HOTMIX
APRON DIMENSI PCN KONSTRUKSI
150 M X 60 M 27 F/C/Y/T ASPAL HOTMIX
STRIP DIMENSI
1880 M X 90 M N/A
STOPWAY DIMENSI
N/A
PESAWAT TERBESAR : BAE 146-200
RTOW 37.300 KG
Sumber: Direktorat Bandar Udara
(9) Pembangunan Terminal Baru Bandar Udara Api Tojo Una-Una
Bandar Udara Api Tojo Una-Una merupakan Unit Penyelenggara Bandar Udara
(UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kelas Satuan Pelayanan yang terletak di
Kabupaten Ampana Provinsi Sulawesi Tengah, dengan Koordinat ARP : 00˚51'
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-65
37,716" LS 122˚ 37' 11,57" BT, waktu pembangunan dimulai dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2016 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia
tanggal 19 Oktober 2016.
Tabel 3.33 Data Bandar Udara Tanjung Api/ Tojo Una-Una
NAMA BANDARA TANJUNG API/TOJO UNA-UNA
KOTA Ampana
KATEGORI SESUAI PM.69
PENGGUNAAN HIERARKI KLASIFIKASI
N/A N/A N/A
KELAS SATPEL
KOORDINAT 00˚51' 37,716" LS 122˚ 37'
11,57" BT
ARAH RUNWAY 12 – 30
ELEVASI 111,5 (Feet)
RUNWAY DIMENSI PCN KONSTRUKSI
2100 m x 30 m 26 F/C/X/T Aspal Hotmix
TAXIWAY DIMENSI PCN KONSTRUKSI
189,5 m x 23 m 26 F/C/X/T Aspal Hotmix
APRON DIMENSI PCN KONSTRUKSI
200 m x 82 m 26 F/C/X/T Aspal Hotmix
STRIP DIMENSI
1850 m x 150 m
RESA DIMENSI
12) 90 m x 60 m
30) 90 m x 60 m
STOPWAY DIMENSI
12) 60 m x 30 m
30) 60 m x 30 m
PESAWAT
BEROPERASI/TERKRITIS
: Proving Flight PAC
750 XL/Rencana 737-
500
GEDUNG TERMINAL
(LUASAN & KAPASITAS)
DOMESTIK : 3456 m²
Gambar 3.34 Terminal Bandar Udara Tojo Una-Una (Tampak Atas)
(10) Pengembangan dan Pembangunan Terminal Baru Bandar Udara Ranai –
Natuna
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-66
Bandar Udara Ranai Natuna merupakan Bandar udara milik Pemda Provinsi
Kepulauan Riau dan TNI AU sehingga perlu serah terima asset dan MoU
dengan TNI untuk Operasional dan Pengembangan Bandara melalui APBN.
Letak Bandar udara Ranai yang strategis di daerah perbatasan sehingga
perlu dilakukan kajian rinci terkait rencana pengembangannya, dengan
waktu pembangunan dimulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015
dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 7 Oktober 2016.
Tabel 3.34 Data Bandar Udara Ranai Natuna
DATA INFORMASI EKSISTING RENCANA
(MENJADI) KETERANGAN
RUNWAY 2.550 X 30 M 2. 550 X 30 M ASET BELUM
MILIK DJU
APRON A. 120 X 60 B. 250 X 60
C. 120 X 60 (EAST)
TAXIWAY A. 50 X 23
B. 250 X 23
C. 250 X 60 (EAST)
TERMINAL
PESAWAT TERBESAR B 737 900
Gambar 3.35 Terminal Bandar Udara Ranai Natuna
(11) Bandar Udara Baru Miangas
Bandar Udara Miangas merupakan Unit Penyelenggara Bandar Udara
(UPBU) Ditjen Perhubungan Udara Kelas Satuan Pelayanan yang terletak
di Kabupaten Miangas Provinsi Sulawesi Utara, dengan Koordinat ARP :
05° 33‘15” LU 126° 35' 18” BT. Waktu pembangunan dimulai dari tahun
2012 sampai tahun 2016 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia
tanggal 19 November 2016.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-67
Tabel 3.35 Data Bandar Udara Miangas Sulawesi Utara
URAIAN KETERANGAN
KOTA MIANGAS, SULAWESI UTARA
KATEGORI
Penggunaan
Hierarki
Klasifikasi
Domestik
Pengumpan
3C
Kelas Satuan Pelayanan (Satpel)
Koordinat 05° 33‘15” LU 126° 35'
18” BT
Arah Runway 03 - 21
Runway 1.400 m x 30 m PCN 21
Taxiway 100 m x 18 m PCN 21
Apron 130 m x 65 m PCN 21
RunwayStrip 1400 m x 150 m
RESA 60 m dan 25 m
Stopway -
Pesawat Operasi ATR-42/72
Gedung Terminal 240 m2 Kapasitas (17
pnp)
Lalu-Lintas Angkutan Udara -
Gambar 3.36 Kondisi Bandar Udara Miangas Sulawesi Utara
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-68
3.4.4.2. Angkutan Udara Perintis
Berdasarkan SKEP Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 551 Tahun
2015 tentang rute dan penyelenggara subsidi angkutan udara perintis serta
penyelenggara Subsidi Angkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) TA. 2016 dan KP 639
Tahun 2015 tentang revisi KP 551 Tahun 2015, maka ditetapkan jumlah Kuasa
Pengguna Anggaran sebagai penyelenggara angkutan udara perintis pada TA. 2016
terdapat 25 (dua puluh lima) KPA dengan jumlah rute 209 rute.
Tabel 3.36 Operator Pelaksana Angkutan Udara Perintis Tahun 2016
NO MASKAPAI ARMADA NO UNIT PENYELENGGARA
BANDAR UDARA (UPBU)
1
PTASI
PUJIASTUTI
AVIATIONS
CARAVAN 1 BANDAR UDARA DABO DI SINGKEP
DHC 2 BANDAR UDARA TJILIK RIWUT DI PALANGKARAYA
CESNA 3 BANDAR UDARA JUWATA DI TARAKAN
4 BANDAR UDARA UMBU MEHANG KUNDA
5 BANDAR UDARA SENTANI DI JAYAPURA
6 BANDAR UDARA RENDANI DI MANOKWARI
7 BANDAR UDARA DOMINE EDUARD OSOK - SORONG
8 BANDAR UDARA MOPAH DI MERAUKE
9 BANDAR UDARA WAMENA DI WAMENA
10 BANDAR UDARA DOUW ATURURE
11 BANDAR UDARA FATMAWATI
12 BANDAR UDARA CUT NYAK DHIEN DI MEULABOH
13 BANDAR UDARA BINAKA DI GUNUNG SITOLI
KAB.NIAS
14 BANDAR UDARA REMBELE - TAKENGON
15 BANDAR UDARA MOZES KILANGIN-TIMIKA
2
AVIA STAR
CARAVAN 1 BANDAR UDARA DJALALUDIN DI GORONTALO
DHC 2 BANDAR UDARA TEMINDUNG DI SAMARINDA
3 BANDAR UDARA TAMPA PADANG DI MAMUJU
4 BANDAR UDARA AROEPALA - SELAYAR
5 BANDAR UDARA ANDIJEMA DI MASAMBA
6 BANDAR UDARA DUMATUBUN DI LANGGUR/TUAL
3 AIRFAST CARAVAN 1 BANDAR UDARA TRUNOJOYO-SUMENEP
4
PT. MARTA
BUANA
CARAVAN 1 BANDAR UDARA BABULLAH DI TERNATE
DHC 2 BANDAR UDARA SENTANI DI JAYAPURA
3 BANDAR UDARA RAHADI OESMAN DI KETAPANG
4 BANDAR UDARA OKSIBIL DI WAMENA
Sumber : Direktorat Angkutan Udara
Realisasi jumlah penumpang angkutan udara perintis Tahun 2016 sebanyak
259.079 penumpang dari target 423.378.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-69
Gambar 3.37 Grafik Jumlah Penumpang Angkutan Udara Perintis
Frekuensi penerbangan pada tahun 2016 realisasinya mencapai 37.787
penerbangan (90.99 %) dari target sebanyak 41.528 penerbangan. Tidak
tercapainya target yang telah ditetapkan disebabkan oleh:
a) Ketidaksiapan Bandara dari sisi teknis untuk operasional angkutan udara
perintis;
b) Terbatasnya penyedia jasa (operator angkutan udara perintis) untuk
memenuhi persyaratan minimal mekanisme penyedia jasa;
c) Pembatalan penerbangan yang disebabkan pesawat mengalami kerusakan dan
tidak adanya pesawat cadangan;
d) Kurangnya informasi terkait jadwal penerbangan perintis.
Gambar 3.38 Frekuensi Penerbangan Angkutan Udara Perintis
278.117
281.120
260.104
285.226
174.092
259.079
154.808
154.000
166.531
218.805
112.435
423.378
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Realisasi 154.808 154.000 166.531 218.805 112.435 423.378
Target 278.117 281.120 260.104 285.226 174.092 259.079
Jumlah Penumpang Angkutan Udara Perintis
Realisasi Target
22.353
23.294
22.537
26.903
15.505
41.528
17.857
17.941
20.441
26.157
14.352
37.787
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Realisasi 17.857 17.941 20.441 26.157 14.352 37.787
Target 22.353 23.294 22.537 26.903 15.505 41.528
Frekuensi Penerbangan Perintis
Realisasi Target
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-70
Gambar 3.39 Pesawat Perintis Susi Air, Cessna Grand Caravan
3.4.4.3. Progres Bandar Udara Baru UPBU Ditjen Perhubungan Udara
Bandar udara harus ditata dalam suatu sistem secara terpadu sesuai dengan tatanan
kebandarudaraan nasional, yang merupakan dasar dalam perencanaan pembangunan,
pendayagunaan, pengembangan dan pengoperasian bandar udara di seluruh Indonesia
dengan tujuan :
(1) Terjalin suatu jaringan prasarana bandar udara secara terpadu, serasi dan harmonis
agar sinergi dan tidak saling mengganggu yang bersifat dinamis
(2) Terjadinya efisiensi transportasi udara nasional
(3) Terwujudnya penyediaan jasa kebandarudaraan sesuai dengan tingkat kebutuhan
(4) Terwujudnya penyelenggaraan penerbangan yang handal dan berkemampuan tinggi
dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan daerah.
Salah satu target Kementerian Perhubungan, dalam hal ini Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara periode 2015-2019 adalah pembangunan 15 bandar udara baru di
15 lokasi yaitu : Tambelan, Anambas, Kertajati, Muara Teweh, Morowali, Buntukunik,
Namniwel, Miangas, Siau, Werur, Koroway Batu, Pantar, Tebelian, Maratua, dan
Samarinda Baru.
Tabel 3.37 Rincian Kegiatan di 15 Bandar Udara Baru
NO PROYEK DETAIL KEGIATAN TARGET
OPERASI
DOKUMENTASI
1 Anambas
(Provinsi
Kepulauan Riau)
• Landas pacu 1200 x 30 m • Apron 100% • Taxiway 100% • Gedung Terminal 100% • Gedung Operasional 100% • Gedung PKP-PK 100%
2017
2 Tambelan
(Provinsi
Kepulauan Riau)
• Konstruksi landas pacu 1200 x 30 m tahun 2016 progres 60.55%
2018-2019
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-71
NO PROYEK DETAIL KEGIATAN TARGET
OPERASI
DOKUMENTASI
3 Kertajati
(Provinsi Jawa
Barat)
• Sisi udara 80% • Alokasi anggaran pembangunan sisi
udara dari 2013 s.d. 2016 sebesar Rp. 620 Milyar
• Pekerjaan Sisi Darat progres 16,1%(Terminal Penumpang, Gd. Penunjang, Infrastruktur sisi darat): dilaksanakan oleh Bada Usaha Milik Daerah (PT.BIJB)
2018-2019
4 Muara Teweh
(Provinsi
Kalimantan
Tengah)
• Landas pacu 1400 x 30 m • Apron 80 x 110 m • Taxiway 171 x 18 m
• RunwayStrip 1.520 x 150 m • RESA 60 x 90 m • Gedung Terminal 1.250 m2 (belum
selesai, konstruksi 2014)
2017
5 Morowali
(Provinsi
Sulawesi
Tengah)
Landas pacu 1050 x 30 m Apron 100% Taxiway 100% Gedung Terminal 100% Gedung Operasional 100% Gedung PKP-PK 100%
2016
6 Buntukunik
(Provinsi
Sulawesi
Tengah)
Timbunan tanah 2018-2019
7 Namniwel
(Provinsi
Maluku)
Landas pacu 1350 x 30 m Apron 100% Taxiway 100% Gedung Terminal 100% Gedung Operasional 100% Gedung PKP-PK 100%
2017
8 Miangas
(Provinsi
Sulawesi Utara)
Landas pacu 1400 x 30 m
Apron 100% Taxiway 100% Gedung Terminal100% Gedung Operasional 100% Gedung PKP-PK 100% Telah diresmikan Presiden RI pada
19 Oktober 2016
2016
9 Siau (Provinsi
Sulawesi
Tengah)
Timbunan Tanah 2018-2019
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-72
NO PROYEK DETAIL KEGIATAN TARGET
OPERASI
DOKUMENTASI
10 Werur (Provinsi
Papua Barat)
• Landas pacu 1200 x 23 m • Apron 100% • Taxiway 100% • Gedung Terminal 100%
2017
11 Koroway Batu
(Provinsi Papua)
• Landas pacu 800 x 18 m • Apron 100% • Taxiway 100% • Gedung Terminal 100%
2017
12 Pantar (Provinsi
Nusa Tenggara
Timur)
Konstruksi landas pacu 900 x 30 m
sampai dengan ATB
2018-2019
13 Tebelian
(Provinsi
Kalimantan
Barat)
• Landas pacu 1400 x 30 m • Apron 100% • Taxiway 100% • Gedung Terminal 100% • Gedung administrasi/ Operasional
100% • Gedung PKP-PK 100%
2017
14 Maratua
(Provinsi
Kalimantan
Timur)
• Landas pacu 1600 x 30 m • Apron 100% • Taxiway 100% • Gedung Terminal 100% • Gedung administrasi/ Operasional
100% • Gedung PKP-PK 100%
2016
15 Samarinda Baru
(Provinsi
Kalimantan
Timur)
• Landas pacu, apron, taxiway progres
65,67% • Gedung Terminal 100%
2018-2019
Pembangunan bandar udara baru merupakan komitmen dan kesadaran pemerintah
terhadap pentingnya transportasi udara yang mendorong pertumbuhan ekonomi
negara sekaligus juga memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Pembangunan
bandar udara baru akan memberikan manfaat seperti mendukung peningkatan
ekonomi daerah dan pengembangan pariwisata, mempercepat distribusi barang di
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-73
daerah terpencil, mendukung perubahan Indonesia ke arah Indonesia-Sentris,
bukan hanya Jawa-Sentris, kemakmuran menyeluruh bukan hanya di Pulau Jawa
tetapi juga di seluruh Indonesia.
3.4.4.4. Keamanan Penerbangan
Peningkatan Keamanan Penerbangan dan Ketertiban di Bandara, dilakukan upaya –upaya
sebagai berikut :
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: 33 tahun 2015 tanggal
12 Februari 2015 tentang Pengendalian Jalan Masuk (Access Control) Ke Daerah
Keamanan Terbatas di Bandar Udara melalui Pemenuhan Pagar Pengaman
Bandara. Adapun untuk Personel Keamanan Penerbangan sudah mengikuti :
1) Diklat untuk Tingkat Junior AVSEC harus dengan Sistem Computer Based
Training (CBT);
2) Pengujian Personel AVSEC akan dilakukan dengan Sistem Elektronik (Berbasis
CBT);
3) Harus mengikuti OJT Minimum 40 jam sebelum dilakukan pengujian.
Mulai bulan Agustus Tahun 2016 pada Bandara Internasional akan diterapkan
Pemeriksaan dengan menggunakan Peralatan Body Inspection Machine (Body
Scanner);
Hasil Audit Keamanan Penerbangan yang dilakukan oleh ICAO (USAP CMA) pada
tanggal 29 Oktober s/d 5 Nopember 2015 dengan Effective Implementation (EI)
mencapai 94,92%.
Pemeriksaan terhadap bagasi tercatat:
1) Teknologi Multi View dan Automatic Threat Detection; atau
2) Teknologi yang memiliki kemampuan Sistem Pendeteksi Bahan Peledak secara
otomatis (Automatic Explosive Detection System).
3.4.5. Capaian Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
A. Peningkatan Kualitas SDM Kementerian Perhubungan
Dalam rangka peningkatan kualitas SDM sebagai upaya menunjang kelancaran tugas
pada sektor perhubungan, telah dilakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan antara lain
sebagai berikut :
a. Pelatihan untuk Aparatur Perhubungan antara lain : Pelatihan Prajabatan, Pelatihan
Struktural/Kepemimpinan, Pelatihan Fungsional, Pelatihan Teknis Manajerial,
Pelatihan Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM dan Pelatihan lainnya;
b. Pendidikan dan Pelatihan untuk Taruna/Masyarakat antara lain: Pelatihan dan
Pendidikan Sektor Darat dan Perkeretaapian di STTD Bekasi, PKTJ Tegal, BP2TD
Palembang, BP2TD Bali dan API Madiun, Pelatihan dan Pendidikan Sektor
Transportasi Laut di STIP Jakarta, PIP Semarang, PIP Makassar, Poltekpel
Surabaya, BP2IP Tangerang, BP2IP Barombong, BP2IP Malahayati Aceh, BP2IP
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-74
Sorong, BP3IP Jakarta, BP2P Minahasa Selatan, BP2P Padang Pariaman dan BP2TL,
Pelatihan dan Pendidikan Sektor Transportasi Udara di STPI Curug, ATKP Medan,
ATKP Surabaya, ATKP Makassar, BP3 Palembang, BP3 Jayapura, BP3 Curug dan
BP3 Banyuwangi.
Tabel 3.38 Jumlah Peserta dan Lulusan Diklat BPSDMP 2016-2018*
NO URAIAN Satuan 2016 2017 2018*
Peserta Lulusan Peserta Lulusan Peserta Lulusan
1 SDM TRANSPORTASI DARAT DAN PERKERETAAPIAN
Orang 7.033 4.775 6.786 4.398 22.156 19.752
a. Pendidikan Pembentukan
Orang 2.176 359 2.597 598 2.401 636
b. Pendidikan Penjenjangan
Orang 0 0 20 20 0 0
c. Pelatihan Teknis (Short Course)
Orang 4.857 4.416 2.966 2.683 19.382 18.867
d. Pelatihan Lainnya Orang 0 0 1.203 1.097 373 249
2 SDM TRANSPORTASI LAUT
Orang 594.732 579.276 367.182 356.564 274.368 215.740
a. Pendidikan Pembentukan
Orang 9.406 2.235 11.483 2.301 6.216 2.740
b. Pelatihan Penjenjangan
Orang 201.392 183.836 60.921 68.505 46.016 21.561
c.
Pelatihan Ketrampilan Khusus Pelaut (PKKP)/ Pelatihan Teknis (Short Course)
Orang 372.935 382.206 287.148 278.152 220.020 189.323
d. Pelatihan Lainnya Orang 10.999 10.999 7.630 7.606 2.116 2.116
3 SDM TRANSPORTASI UDARA
Orang 9.374 6.834 13.128 9.467 33.780 28.336
a. Pendidikan Pembentukan
3.290 741 3.325 673 2.117 672 0
b. Pendidikan Penjenjangan
93 76 0 0 0 0 0
c. Pelatihan Teknis (Short Course)
5.991 6.017 9.103 8.120 31.603 27.604 29.037
d. Pelatihan Lainnya 0 0 700 674 60 60 60
4 SDM APARATUR PERHUBUNGAN
Orang 11.059 10.658 8.726 8.483 4.979 4.612
a. Pelatihan Prajabatan
0 0 103 103 383 383 0
b. Pelatihan Struktural/Kepemimpinan
150 149 93 93 572 495 495
c. Pelatihan Fungsional
95 95 0 0 0 0 0
d. Pelatihan Teknis Manajerial
3.455 3.080 1.644 1.432 1.199 951 669
e. Pelatihan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-75
NO URAIAN Satuan 2016 2017 2018*
Peserta Lulusan Peserta Lulusan Peserta Lulusan
f. Rintisan Gelar S2/S3
4.627 42 75 44 53 11 11
h.
Pelatihan Pembangunan Karakter SDM Transportasi
66 4.626 6.100 6.100 2.623 2.623 1.438
i.
Pelatihan Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM
2.666 2.666 711 711 149 149 149
JUMLAH 622.198 601.543 395.822 378.912 335.283 268.440
Sumber: Satker/UPT Badan Pengembangan SDM Perhubungan
Keterangan:
* = Posisi data 31 Juli 2018
Dari tabel tersebut di atas, dapat disampaikan bahwa dalam pengembangan SDM
Perhubungan dari tahun ke tahun rata-rata jumlah lulusan peserta mencapai lebih dari
90% setiap tahun, dimana pada tahun 2016 jumlah lulusan peserta diklat telah tercapai
96,68 %, pada tahun 2017 telah tercapai 95,72%. Selain itu pada tahun 2016-2017 juga
dilaksanakan beberapa Diklat Pemberdayaan Masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK yang terkait dengan bidang
perhubungan yang merupakan Implementasi Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian Perhubungan telah memberikan
kesempatan kepada lulusan SMK untuk mengikuti Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM)
dan mengikuti program Pendidikan dan Pelatihan reguler yang dilaksankan oleh Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan. Pada tahun 2018 Peserta Diklat
Vokasi dalam rangka Pemberdayaan Masyarakat (Lulusan SMK) sebanyak 12.083 orang
dan Peserta Diklat yang berasal dari lulusan SMK sebanyak 3.089 orang.
Pelaksanaan Diklat Pemberdayaan Masyarakat berbasis kompetensi bidang Transportasi
untuk mendorong percepatan pembangunan Sektor Transportasi dan menekan angka
Pengangguran Usia Produktif guna meningkatkan daya saing Tenaga Kerja Indonesia,
dengan jenis diklat sebagai berikut :
MATRA DARAT
1) Pembantu Penguji Kendaraan Bermotor
Diklat ini bertujuan untuk memberikan keterampilan dalam mengelola administrasi
dan pelaporan Pengujian Kendaraan Bermotor. Selain itu peserta juga diharapkan
mampu dalam melakukan pra uji kendaraan bermotor.
2) Penjaga Pintu Perlintasan
Diklat ini bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada peserta dalam
mengoperasikan alat penjaga perlintasan sebidang.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-76
3) Steering And Wheel System
Diklat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam
memelihara dan memperbaiki sistem kemudi kendaraan bermotor.
4) Teknisi Las
Merupakan pelatihan dasar untuk teknisi pengelasan dasar tipe pengelasan untuk
tipe 1f, 2f, 1g
5) Operator Jembatan Timbang
Merupakan pelatihan dasar untuk tenaga operasional di jembatan timbang dengan
cara mempelajari tentang pengoperasian alat jembatan timbang, peraturan tentang
dimensi kendaraan, tata muat, dan lain-lain.
6) Pengemudi Angkutan Umum
Merupakan pelatihan untuk pengemudi angkutan umum agar menjadi profesional
dengan mengetahui standar pelayanan minimal untuk pelanggan, mengurangi
kecelakaan lalu lintas dan lain-lain.
7) Otomotif
Merupakan pelatihan dasar untuk mengetahui karakteristik kendaraan bermotor.
Cara merawat dan memperbaiki kerusakan ringan pada kendaraan.
8) Pembantu Penguji
Merupakan pelatihan dasar untuk operator pembantu dalam mempersiapkan alat-
alat yang dibutuhkan untuk pengujian kendaraan bermotor.
MATRA LAUT
1) Basic Safety Training (Pelatihan Dasar Keselamatan)
Merupakan pelatihan dasar keselamatan untuk semua pelaut dalam berbagai
tingkatan ijazah.
2) Security Awareness Training (Pelatihan Kesadaran tentang Keamanan)
Merupakan pelatihan dasar keamanan di kapal dan di pelabuhan bagi semua pelaut
dalam berbagai tingkatan ijazah.
3) Advance Fire Fighting (Pelatihan Lanjutan Pemadaman Kebakaran)
Merupakan pelatihan lanjutan mengenai pemadaman kebakaran yang terjadi di kapal
maupun di pelabuhan bagi semua pelaut dalam berbagai tingkatan ijazah.
MATRA UDARA
1) Basic Aviation Security (Pelatihan Dasar Keamanan Bandara)
Merupakan pelatihan dasar keamanan bandara cara pemeriksaan Penumpang, awak
pesawat dan bagasi.
2) Basic Electrical Installation (Pelatihan Dasar Pemasangan Listrik)
Merupakan pelatihan dasar teknik pemasangan kelistrikan.
3) Basic Welding (Pelatihan Dasar Pengelasan)
Merupakan pelatihan teknik dasar penyambungan material seperti besi satu dengan
besi yang lainnya.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-77
4) Basic Air Conditioning System (Pelatihan Dasar Simtem Pendingin)
Merupakan Pelatihan teori dasar tentang sistem pendingin (AC).
5) Marshalling (Pemandu Pesawat Udara)
Merupakan pelatihan untuk memandu pesawat udara pada saat akan menuju parking
stand (Tempat parkir), Sehingga pasawat berada tepat pada garis kuning yang ada
di apron dan berhenti tepat di tempat yang di tentukan (Ujung Garis kuning)
6) Dangerous Goods Type A Dan B (Pelatihan tentang Barang Berbahaya)
Merupakan pelatihan dasar tentang nama-nama bahan atau barang yang berbahaya
di dalam pesawat udara (tipe A) dan pengklasifikasian nama-nama bahan atau
barang berbahaya (tipe B).
7) Flight Attendant Ground Class (Pelatihan teori Pramugari dan Pramugara)
Merupakan pelatihan teori untuk pramugari dan pramugara dalam hal melayani
keselamatan penumpang dan pemberian informasi prosedur di dalam pesawat.
8) Airline Ground Staff (Pelatihan untuk Petugas Darat di Bandara)
Merupakan pelatihan untuk personal / staff maskapai penerbangan yang bertugas di
darat untuk memberikan pelayanan kepada customer sebelum dan sesudah
penerbangan.
B. Peningkatan Prasarana dan Sarana Pendidikan dan Pelatihan
1) Prasarana :
Dalam kurun waktu 2015-2018 telah dilaksanakan pembangunan prasarana yaitu:
a) Pembangunan Kampus Baru Akademi KA Madiun, BP2TD Mempawah,BP2IP
Padang Pariaman, BP2IP Minahasa Selatan, Pembangunan Kampus Baru Balai
Pendidikan dan Pelatihan Penerbang (BP3) Banyuwangi, Balai Pendidikan dan
Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug, Pusat Pembangunan Karakter SDM
Transportasi di Jawa Barat (Pasir Jambu);
b) Pengembangan Kampus PKTJ Tegal, Pembangunan Kampus BP2TD Bali. BP3
Jayapura;
c) Pembangunan Kampus Terpadu Pendidikan dan Pelatihan Transportasi di
Makassar, yaitu :
Pembangunan Kampus Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar;
Pembangunan ATKP Makassar.
Gambar 3.40 Rektorat BP2TD Mempawah Gambar 3.41 Gedung Praktek BP2IP
Padang Pariaman
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-78
Gambar 3.42 Hanggar & Apron ATKP Makassar Gambar 3.43 Gedung Kelas PIP Makassar
2) Sarana Diklat :
Dalam kurun waktu 2015-2017 telah dilaksanakan pengadaan sarana yaitu :
a) Transportasi Darat dan Perkeretaapian berupa Simulator Mengemudi,
Peralatan Praktek Prasarana Perkeretaapian, Alat Survey dan Kelengkapan
Pengaturan Operasional Lalu Lintas, Alat Praktek Pengangkutan Barang Beracun
dan Berbahaya, Pintu Perlintasan, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL),
Trouble Shooting APILL Teknologi Wifi (nircable) dll;
b) Transportasi Laut berupa Pengadaan Kapal Latih Special Purpose 1200 GT
sebanyak 6 unit (multiyears 2015 – 2017), Full Mission Engine Simulator,
Helicopter rescue, Automatic Control Laboratorium, Lab. Permesinan Bantu,
Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) Simulator, Full Mission
Bridge Simulator System, Simulator Vessel Trafic System, Cubical Ship Handling
Simulator, Cargo Handling Laboratory, Full Motion Ship Handling Simulator, Real
Equipment Gas Turbine Trainer dll;
c) Transportasi Udara berupa Pengadaan Pesawat Latih 51 unit (multiyears 2015
– 2017) di STPI Curug, Pengadaan Pesawat latih Sayap Tetap Single Engine 3 Unit
di BP3 Banyuwangi, Peralatan Pembelajaran Instrument Landing System (ILS),
Peralatan Pembelajaran Avionics, Sistem Pembelajaran Aviation Security dan
Dangerous Goods, Helicopter Trainer (Mock Up), Piston & Turbine Engine
Complete Non Runable, Aircraft Painting Lab and Workshop, Laboratorium
Aeronautical Telecommunication Network - ATS Message Handling System (ATN-
AMHS), Alat Praktek Diklat Dangerous Goods, Aviation Security dan Teknik
Bangunan& Landasan dll.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-79
Gambar 3.44 Pesawat Sayap Tetap Multi Engine Gambar 3.45 Gambar Kolam Latih
di STPI Curug di BP2IP Padang pariaman
Gambar 3.46 Gambar Gedung Asrama Gambar 3.47 Gambar Gedung Kelas
di BP2TD Mempawah di PIP Makassar
Gambar 3.48 Smoke Chamber di BP2IP Minahasa Gambar 3.49 Gambar Hanggar di ATKP
Selatan Makassar
3.4.6. Capaian Badan Penelitian dan Pengembangan
Kegiatan strategis Badan Penelitian dan Pengembangan pada kurun waktu TA 2016-
2017 antara lain sebagai berikut:
1) Pelaksanaan Survey Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) untuk Barang;
2) Integrasi Masterplan Kereta Api dan Bandar Udara Juanda di Surabaya;
3) Integrasi Masterplan Kereta Api dan Pelabuhan Makassar New Port;
4) Kebutuhan Pengembangan Angkutan Multimoda di Daerah Pesisir Provinsi
Maluku;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-80
5) Penyusunan Rencana Induk Terminal Wilayah Sumatera (Terminal Tipe A
Padang dan Terminal Tipe A Bandar Lampung;
6) Studi Faktor Maut (Load Factor) Angkutan Bus AKAP di Wilayah Jawa Timur
dan Jawa Tengah;
7) Masterplan Pelabuhan Penyeberangan Di 3 Lokasi (Wahai dan Ambalau di
Maluku, Namrole dan Luhu di Maluku, Ohoir Aut dan Elat di Kabupaten Maluku
Tenggara);
8) Masterplan Pelabuhan Laut Di 6 Lokasi (Kabisadar dan Saparua/ Haria, Tulehu
dan Hatu Piru, Tehoru dan Bemo, Wayauwa dan Saketa, Ilath dan Manipa,
Hitudan Kairatu);
9) Penelitian Desain Kapal Feeder Untuk Mendukung Tol Laut Dan Konektivitas
Angkutan Laut;
10) Evaluasi Dampak Angkutan Barang Dalam Implementasi Tol Laut pada Trayek
T2 dan T5 dan Trayek T1-T6;
11) Rencana Induk (Master Plan) Bandar Udara Di 7 Lokasi (Pitu – Morotai Provinsi
Maluku Utara, Sibisa - Kabupaten Toba Samosir, Manggelum - Boven Digoel
Provinsi Papua, Bandaneira - Pulau Banda Provinsi Maluku, Korowai Batu -
Merauke Provinsi Papua, Tiom - Lanny Jaya Provinsi Papua dan Kiwirok -
Pegunungan Bintang Provinsi Papua); dan
12) Studi SISTRANAS pada Tataran Transportasi Lokal Di Kabupaten Lombok Timur
dan Kabupaten Malaka;
13) Evaluasi metodologi dan uji coba survey pergerakan orang;
14) Identifikasi kinerja logistic performance index (LPI) di Indonesia;
15) Review Naskah Akademis Rancangan Undang-Undang Sistem Transportasi;
16) Kajian Resiko Pelayaran di APBS didasarkan pada Data Pergerakan Lalu Lintas
Kapal;
17) Studi Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Alai Insit Kab. Kep. Meranti,
Selat Panjang Riau;
18) Studi Basic Design dan Keyplan Kapal Niaga Feeder Untuk Mendukung
Pelayanan TOL Laut di Wilayah Maluku Utara;
19) Studi Rencana Induk Pelabuhan Danau Onan Runggu, Danau Toba;
20) Studi Rencana Induk Pelabuhan Danau Sipinggan, Danau Toba;
21) Studi Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Sabu-Raijua, NTT;
22) Studi Rencana Induk Pelabuhan Sungai Durian, Kab. Sintang, Kalimantan
Barat;
23) Studi Optimalisasi Program TOL Laut;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-81
24) Studi Penyusunan Standar Kompetensi TKBN di Terminal Konvensional;
25) Studi Rencana Induk Pelabuhan Laut Wosu Kab. Morowali Utara, Sulawesi
Tenggara;
26) Pengembangan Jaringan jalan untuk kebutuhan mobilitas angkutan barang
berdasarkan hasil survey ATTN;
27) Uji simulasi crashworthiness pada design rancang bangun karoseri kendaraan
angkutan penumpang di Indonesia;
28) Studi penerapan green zone di kawasan wisata;
29) Studi penyusunan rencana induk transportasi Sarbagita dan Kedungsepur;
30) Studi Pemilihan Tipe Pesawat Udara dan Pembuatan Hub And Spoke
(Pengumpul dan Pengumpan) Bandar Udara untuk Penurunan Disparitas Harga
Logistik di Papua;
31) Penelitian Evaluasi Kinerja Otoritas Bandar Udara I S.D X Dalam Pengawasan
Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di Bandar Udara ;
32) Penelitian Sarana dan Prasarana serta Rute Penerbangan di Wilayah Jawa
Bagian Selatan;
33) Penelitian Evaluasi Kinerja Sekolah Penerbangan Sesuai dengan CASR 141 di
Indonesia;
3.4.7. Capaian Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek
Kegiatan strategis Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) pada kurun waktu
TA 2016-2018 antara lain sebagai berikut.
A. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan
1) Penyusunan Rancangan Perpres Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ);
2) Penyusunan Pedoman Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin);
3) Penyusunan Pedoman Transit Oriented Development (TOD);
4) Pembangunan Sistem Informasi Transportasi Jabodetabek (Jasa Konsultansi);
5) Penyusunan Rencana Umum Pengembangan Fasilitas Pejalan Kaki (Pedestrian) di
Jabodetabek.
B. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan
1) Survey dan Pengembangan terminal Tipe A dan Tipe B (yang melayani AKAP) di
Jabodetabek;
2) Survey Pengembangan Jaringan Nasional Keterpaduan Pelayanan Angkutan
Umum di wilayah Jabodetabek;
3) Perencanaan Teknis Penanganan Perlintasan Sebidang di Jabodetabek;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-82
4) Penyusunan Rencana Umum Jaringan Lintas di Wilayah Jabodetabek;
5) Penyusunan Jaringan Pelayanan Transportasi Antar Moda di Wilayah
Jabodetabek.
C. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan
1) Pelaksanaan Evaluasi Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin);
2) Rencana kebutuhan fasilitas perlengkapan jalan wilayah Jabodetabek;
3) Penyusunan Rencana Kebutuhan Taksi Jabodetabek;
4) Penyusunan Rencana Implementasi Transjabodetabek Reguler;
5) Penyusunan Rencana Umum Jaringan Trayek Perkotaan di Wilayah Jabodetabek;
6) Penyusunan Surat Keputusan Kepala BPTJ tentang Bentuk, Warna dan Ukuran
Dokumen Izin Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Dalam Trayek dan
Tidak Dalam Trayek;
7) Penyusunan Legal Drafting Spesifikasi Teknis Kendaraan Angkutan Permukiman
Premium;
8) Pencetakan Dokumen Blanko Perizinan Angkutan Umum;
9) Pemasangan peralatan penunjang dan Aplikasi Kegiatan Perizinan Angkutan
Umum;
10) Pengoperasian Taksi dari Bandar Udara Soekarno Hatta dan
11) Koordinasi Penentuan Kuota Taksi Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
3.5. PERMASALAHAN
Transportasi merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi dan tulang punggung dari
proses distribusi orang maupun barang serta memiliki peran sebagai pembuka
keterisolasian wilayah. Ketersediaan infrastruktur transportasi merupakan salah satu
aspek dalam meningkatkan daya saing produk nasional sehingga harus didukung dengan
sumber daya manusia yang profesional, tanggap terhadap perkembangan teknologi dan
kondisi sosial masyarakat. Kementerian Perhubungan senantiasa berupaya untuk dapat
mengakomodasi kebutuhan masyarakat atas kualitas transportasi baik dari aspek
keselamatan, keamanan, pelayanan dan ketersediaan kapasitas. Permasalahan
transportasi yang masih dihadapi saat ini sangat beragam sehingga perlu pendekatan
secara menyeluruh dari berbagai aspek untuk menyelesaikannya. Kendati demikian,
Kementerian Perhubungan selalu berupaya menyelesaikan berbagai permasalahan
transportasi yang ada, yaitu:
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-83
1. Belum optimalnya tingkat kesadaran dan peran serta masyarakat akan
keselamatan dan keamanan transportasi.
Keselamatan dan keamanan transportasi merupakan prinsip dasar dalam
penyelenggaraan transportasi yang meliputi angkutan jalan, angkutan sungai,
angkutan danau, angkutan penyeberangan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan.
Jumlah kejadian dan fatalitas kecelakaan lalu lintas jalan merupakan yang paling
tinggi bila dibandingkan moda lainnya. Masih tingginya jumlah dan fatalitas
kecelakaan ini akibat kurangnya disiplin pengguna jalan dan rendahnya tingkat
kelaikan armada.
2. Belum optimalnya penanganan perlintasan tidak sebidang jalur KA dengan
jalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menyangkut penanganan perlintasan tidak sebidang antara jalan KA dengan jalan,
dalam UU nomor 23 Tahun 2009 tentang Perkeretaapian diamanahkan tidak diizinkan
perlintasan tidak sebidang antara jalan KA dengan jalan jalan, harus dimasukkan
dalam pelaksanaan mengalami kendala khususnya terkait masalah wewenang antara
jalan nasional, provinsi, dimana hal ini dikaitkan dengan kemampuan anggaran
dalam pembuatan flyover/underpass, hal ini sangat penting dalam rangka
pencegahan tingginya kecelakaan.
3. Belum adanya penyuluhan/perbaikan pelayanan untuk pelaksanaan
angkutan pemadu yang diharapkan melalui subsektor, dimana standar
pelayanan maksimal dirasakan masih jauh dari kelayakan pelayanan baik
dari kapal beserta fasilitasnya.
Hal ini yang menjadi perhatian terkait semakin tingginya nilai PSO baik yang diberikan
kepada PT. KAI maupun PT. Pelni, dalam pelayanan kereta api di perkotaan maupun
pelayanan angkutan perintis yang dibagikan kepada kedua BUMN tersebut,
seyogyanya setiap tahun terjadi penurunan nilai Passenger Service Obligation (PSO)
yang diakibatkan semakin berkurangnya ruterute perintis yang berubah menjadi rute
komersial, sejalan dengan meningkatnya daya beli masayarakat dan kemauan
membangun masyarakat atas tarif yang dikenakan, sehingga hal ini perlu dilakukan
evaluasi secara menyeluruh.
4. Belum optimalnya pemenuhan standar keselamatan dan keamanan
transportasi meliputi kecukupan dan kehandalan sarana prasarana
keselamatan dan keamanan transportasi sesuai dengan perkembangan
teknologi.
Saat ini tingkat kecukupan dan kehandalan sarana dan prasarana keselamatan dan
keamanan transportasi masih belum optimal, dimana masih terdapat daerah rawan
kecelakaan yang belum dipasang pagar pengaman jalan, masih belum optimalnya
tingkat kecukupan dan keandalan sarana bantu navigasi pelayaran, serta masih
terdapatnya kinerja yang kurang pada peralatan navigasi udara. Hal ini menjadi
permasalahan yang harus ditangani untuk meningkatkan keselamatan dan
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-84
keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi yang ditujukan dalam
rangka meningkatkan rasa aman dan kenyamanan pengguna transportasi serta
menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi transportasi
jalan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan dalam menuju target zero accident.
5. Belum optimalnya peran angkutan laut, yakni karena adanya ketimpangan
muatan.
Salah satu kendala belum optimalnya peran angkutan laut, adalah adanya
ketimpangan muatan yang terjadi, dimana arah muatan dari kawasan Barat telah
mendominasi jalan distribusi ke kawasan Timur, sebaliknya angkutan pelayaran
mengalami kesulitan dalam mencari muatan balik dari kawasan Timur ke wilayah
Barat, sehingga hal itu perlu menjadi perhatian dari Pemerintah Provinsi / Kabupaten
/ Kota, untuk mengembangkan sumber daya alam di wilayahnya.
6. Belum optimalnya penyelenggaraan dan pelayanan angkutan
keperintisan.
Keperintisan merupakan jalur pembuka terisolasinya suatu daerah untuk
menghubungkan daerah satu dengan yang lain atau dari daerah minus ke daerah
maju maupun berkembang. Guna menjaga kesinambungan pelayanan keperintisan,
maka perlu adanya pengaturan sarana dan cadangannya apabila terjadi kerusakan
atau pelaksanaan pemeliharaan tahunan. Permasalahan penyelenggaraan angkutan
perintis yang paling menonjol adalah waktu pelayanan. Untuk transportasi laut, lama
pelayaran (round voyage) kapal perintis berkisar 10 sampai dengan 22 hari karena
keterbatasan jumlah sarana angkutan laut perintis. Pelayanan keperintisan udara
juga memiliki permasalahan yang sama, dimana pelayanan flight perintis tidak
tersedia setiap hari, bahkan ada beberapa flight perintis yang akhirnya ditiadakan
karena tidak ada maskapai yang melayani. Hal tersebut disebabkan karena
keterbatasan sarana yang dimiliki oleh operator dalam penyelenggaraan pelayanan
keperintisan.
7. Kurang optimalnya pelaksanaan perlindungan lingkungan yang
diakibatkan penyelenggaraan transportasi.
Perlindungan lingkungan terkait dengan penyelenggaraan transportasi saat ini dapat
dikatakan belum optimal, mengingat peningkatan emisi gas buang dari kendaraan
tidak diiringi dengan usaha mereduksi pengaruh emisi gas buang, misalnya melalui
pengembangan Ruang Terbuka Hijau, mekanisme punishment untuk kendaraan yang
tidak lolos uji emisi maupun penyediaan lokasi pengolahan limbah B3 yang dapat
mengakomodir limbah pembuangan oli bekas tersebut.
8. Terbatasnya kualitas, kuantitas, standar kompetensi SDM Transportasi
dan tenaga pendidik transportasi.
Meningkatnya pembangunan infrastruktur transportasi menimbulkan konsekuensi
akan pemenuhan sumber daya manusia transportasi yang berdaya saing.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-85
Pemenuhan akan sumber daya manusia transportasi (regulator dan operator) yang
berdaya saing menemui beberapa hambatan antara lain adalah kurangnya standar
kompetensi SDM transportasi, terbatasnya ketersediaan kesempatan sekolah dan
diklat transportasi, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya tenaga
pendidik transportasi. Selain itu, perkembangan teknologi yang cepat dalam
penyelenggaraan transportasi menyebabkan sumber daya manusia transportasi perlu
ditingkatkan agar tetap memiliki daya saing.
9. Belum optimalnya tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan masih
kurangnya kualitas dan kuantitas tenaga auditor internal serta
penggunaan aspek pengaruh teknologi informasi secara optimal.
Terkait dengan belum optimalnya tindak lanjut hasil audit lebih banyak disebabkan
karena permasalahan sumberdaya manusia, serta komplektisitas kasus yang terjadi.
Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang belum sesuai kebutuhan,
kompetensi tenaga auditor yang belum merata, Standar Operating Procedure (SOP)
kegiatan internal belum tersusun dengan baik, Sistem Informasi Pengawasan (SIP)
yang belum dimanfaatkan secara maksimal, dan kurangnya kesadaran objek audit
untuk menindaklanjuti hasil audit menjadi beberapa permasalahan terkait dengan
sumber daya manusia tenaga auditor internal. Dalam kaitannya dengan hal tersebut
tindak lanjut rekomendasi hasil audit perlu mendapatkan perhatian serius, mengingat
hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan reformasi birokrasi.
10. Kurangnya Peneliti adalah modal utama yang cukup menentukan kualitas
dan produktivitas hasil penelitian dan pengembangan transportasi.
Tingkat penguasaan seorang peneliti terhadap bidang keilmuan akan sangat
mempengaruhi performa penelitian, dan sampai dengan saat ini peneliti dengan
penguasaan bidang teknis transportasi masih sangat terbatas, terlebih lagi untuk
bidang keilmuan perekayasaan teknologi kompetensi peneliti Badan Litbang
Perhubungan dapat dikatakan masih sangat minim. Adanya tuntutan peran yang
lebih besar untuk melaksanakan kegiatan penelitian terapan yang berorientasi ke
arah pengembangan teknologi juga memberikan implikasi terhadap kebutuhan
sarana prasarana pendukung. Salah satunya adalah melalui rencana pengadaan unit
pelaksana teknis (balai penelitian/laboratorium) guna mendukung pelaksanaan
kegiatan penelitian terapan di samping penyiapan rencana kebutuhan sumber daya
manusia yang sesuai kebutuhan teknis. Namun demikian adanya moratorium
pegawai dan penundaan pembangunan balai dikarenakan kebijakan penghematan
anggaran menjadikan rencana tersebut tidak dapat terealisasi.
11. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi dalam penyelenggaraan bidang
perhubungan.
Teknologi bidang transportasi pada prinsipnya memberikan dampak signifikan
terhadap penataan dan pengaturan sistem transportasi di Indonesia. Beberapa
konsep pengembangan teknologi melalui Intelligent Transport System (ITS) akan
memberikan kemudahan dalam manajemen transportasi. Namun kendala yang
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-86
dihadapi saat ini bahwa permasalahan transportasi di Indonesia tidak serta merta
karena masalah teknologi, melainkan lebih pada masalah sosial dan ekonomi.
12. Masih kurangnya minat swasta dalam penyediaan infrastruktur
transportasi.
Masih rendahnya minat swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi
dipengaruhi oleh faktor komitmen pemerintah dalam memberikan jaminan atas
resiko dan permasalahan lahan termasuk masalah perizinan yang berlaku di
Indonesia;
13. Belum optimalnya peralihan transportasi barang yang didominasi moda
jalan.
Pemilihan moda transportasi darat banyak dipilih oleh perusahaan jasa pengiriman
ekspedisi dikarenakan beberapa kelebihannya, salah satunya adalah tidak terikat
oleh waktu dimana pengiriman dapat dilakukan kapan saja apabila kuota pengiriman
telah tercapai. Namun tingginya beban jalan pada akhirnya akan menimbulkan
kerusakan jalan, kemacetan, serta dampak lain seperti meningkatnya polusi udara,
inefisiensi penggunaan BBM dan meningkatnya resiko terjadinya kecelakaan lalu
lintas. Masih minimnya peralihan moda transportasi barang yang didominasi moda
jalan menjadikan peran transportasi lainnya kurang optimal. Khususnya transportasi
laut dan udara. Transportasi laut dan udara lebih banyak mendominasi pengangkutan
komoditas / barang pada wilayah lain di luar Pulau Jawa atau wilayah terpencil.
Namun optimalisasi pola pengangkutan dalam mewujudkan konektivitas nasional
belum terwujud dengan baik, sehingga optimalisasi pengembangan angkutan non
darat sangat dibutuhkan ke depan khususnya dalam sistem distribusi barang dan
komoditas.
14. Masih tingginya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) berbasis fosil
dalam penyelenggaraan transportasi.
Masalah lain yang dihadapi sektor transportasi adalah besarnya jumlah penggunaan
BBM sebagai sumber energi transportasi. Penggunaan BBM untuk pengoperasian
kendaraan / angkutan saat ini menjadi beban berat bagi pemerintah. Dengan
semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan meningkatnya harga BBM di pasar
dunia, penggunaan energi alternative / bahan bakar non BBM yang ramah lingkungan
untuk pengoperasian kendaraan / angkutan saat ini merupakan suatu keharusan.
Selain mempunyai keuntungan ekonomis penggunaan energi alternatif non BBM juga
dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
15. Belum optimalnya pelayanan transportasi multimoda dan antarmoda yang
terintegrasi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa ongkos transportasi publik maupun biaya logistik di
Indonesia masih tinggi, yang disebabkan oleh belum terwujudnya integrasi antar
moda transportasi secara menyeluruh yang dapat mengefisienkan waktu, biaya, dan
tenaga.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-87
3.6. TANTANGAN
1. Kesenjangan Antar Wilayah
Masih terdapat kesenjangan antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur
Indonesia (KBI-KTI). Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur dan jaringan
transportasi harus difokuskan di wilayah timur dan dalam upaya mewujudkan
konektivitas antar wilayah. Terwujudnya konektivitas jaringan transportasi antar pulau
dan nasional dengan membangun jaringan infrastruktur transportasi yang mengikat
kuat interkoneksi yang menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
khususnya di Kawasan Timur Indonesia.
2. Penurunan biaya logistik nasional
Pada Tahun 2018, World Bank merilis data bahwa LPI (Logistics Performance Index)
yang disusun berdasarkan skor dari kinerja masing-masing negara. Skor kinerja
tertinggi adalah 5 yang dihitung berdasarkan 6 komponen, yaitu: (1) Custom; (2)
Infrastructure; (3) International Shipments; (4) Logistics quality and competence; (5)
Tracking and tracing; dan (6) Timeliness. Posisi Indonesia berada pada rangking 46 di
dunia, dengan skor 3.15 dimana Logistics Performance Index (LPI) Indonesia berada
di bawah Singapura (7), Thailand (32), Malaysia (41).Pengembangan moda
transportasi sangat penting khususnya dalam upaya meningkatkan kinerja transportasi
untuk meningkatkan nilai LPI Indonesia ke depan, serta usaha untuk memberikan nilai
biaya logistik yang lebih rendah sebagai salah satu upaya memberikan jaminan
kemudahan dalam sistem distribusi komoditas.
3. Optimalisasi penyerapan anggaran Kementerian Perhubungan
Realisasi anggaran Kementerian Perhubungan Tahun 2017 hanya sebesar 86,39%
atau Rp. 41,42 Triliun dari total alokasi anggaran sebesar Rp.47,94 Triliun. Realisasi
anggaran kurang optimal karena beberapa pekerjaan kegiatan pembangunan sarana
dan prasarana transportasi tidak dapat dilaksanakan atau blokir yang tidak dapat
dicairkan dan sisa dana pekerjaan kegiatan. Oleh karenanya alokasi anggaran 2018
sebesar Rp.48,20 Triliun harus lebih dioptimalkan melalui lelang tidak mengikat di awal
tahun 2018.
4. Arahan Presiden terkait agenda pembangunan Tahun 2019 sesuai dengan
Tema RKP 2019 yaitu “Pemerataan untuk Pertumbuhan Berkualitas”,
diantaranya :
a) Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib menggendalikan anggaran di setiap K/L
yang dipimpinnya dengan tidak diperbolehkan masalah anggaran hanya
diserahkan kepada Biro Perencanaan K/L.
b) Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan beroerientasi pada
prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 III-88
c) Kebijakan anggaran belanja yang tidak dilakukan berdasarkan money follow
function tetapi money follow program prioritas, dimana tidak semua tugas dan
fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata.
d) Memangkas program nomenklatur yang tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagi
rakyat (semua nomenklatur proyek harus jelas).
5. Terdapat program-program penugasan melalui Peraturan Presiden yang
perlu diantisipasi diantaranya terkait kesiapan regulasi, dokumen
perencanaan, serta pendanaan yaitu:
a. Pembangunan LRT Sumatera Selatan, Jabodebek, Bandung Raya, Surabaya;
b. Pembangunan trans Papua (Sorong – Manokwari, Jayapura – Sarmi);
c. Peningkatan kecepatan operasional jalur kereta api lintas utara Jawa menjadi 150
km/jam;
d. Pembangunan jalur kereta api express line menuju Bandara Soekarno Hatta;
e. Pembangunan kereta api cepat/HST lintas Jakarta – Bandung;
f. Pembangunan Pelabuhan Patimban;
g. Pembangunan Bandara Kertajati;
h. Pembangunan Bandara Banten Selatan.
6. Melihat kondisi keuangan negara yang masih kurang stabil, Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP)/ Badan Layanan Umum (BLU) menjadi pilihan sebagai alternatif dalam
pembiayaan sektor perhubungan. Penerimaan PBNP Tahun 2019 ditargetkan sebesar
Rp. 1,88 Triliun sedangkan penerimaan BLU Tahun 2019 sebesar Rp. 1,57 Triliun,
namun yang menjadi tantangan di unit kerja di daerah belum berani mengalokasikan
untuk membiayai pungutan PNBP untuk pembangunan infrastruktur di unit kerjanya.
Hal ini terkait dengan ketentuan dari Kementerian Keuangan bahwa (i) unit kerja
pemungut yang hanya bisa mengalokasikan untuk pembangunan, (ii) terdapat batas
maksimal dari pemungutan APBNP yang dapat dialokasikan untuk pembangunan.
Selain itu terdapat permasalahan akuntabilitas dalam pelayanan jasa dan pengelolaan
PNBP serta mata rantai pembayaran PNBP yang masih menjadi titik rawan
penyimpangan yang dapat berpotensi dikategorikan sebagai tindakan pidana.
7. Peningkatan tata kelola pengawasan Inspektorat Jenderal Kemenhub melalui tata
kelola kapabilitas Inspektorat Jenderal dalam Internal Capability Audit Model (IACM)
untuk dapat berada di level III (Integrated). Internal Audit Capability Model (IACM)
atau juga yang disebut dengan model kapabilitas audit intern adalah salah satu alat
yang digunakan untuk mengukur efektivitas peran audit intern disetiap instansi
pemerintah. IACM dikembangkan sejak tahun 2006 oleh Lembaga Riset Asosiasi Audit
Intern di dunia (IIA) yaitu The Institute of Internal Auditor Research Foundation (IARF)
yang diselesaikan menjadi satu model pada tahun 2009. Keberhasilan peningkatan
tata kelola pengawasan di level 3 dengan artian Inspektorat Jenderal telah mampu
menilai efektivitas, efisiensi dan ekonomis suatu kegiatan dan mampu memberikan
konsultasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-1
Berdasarkan RPJMN 2015-2019, arah kebijakan umum pembangunan nasional diarahkan untuk
memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat
penyediaan infrastruktur perumahan dan kawasan permukiman (air minum dan sanitasi) serta
infrastruktur kelistrikan, menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung
ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan. Seluruh
pembangunan dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha.
4.1 KERANGKA PENDANAAN
Aspek pendanaan merupakan salah satu kunci utama dalam tercapainya pembangunan
infrastruktur karena memerlukan dana yang besar. Pembangunan infrastruktur transportasi
membutuhkan pembiayaan yang terstruktur dalam periode yang panjang. Pemerintah dapat
meningkatkan pembelanjaan sektor publik hingga mencapai 5%
bahkan hingga 7% PDB. Pemerintah mempunyai kewajiban (Public
Sector Obligation) membangun infrastruktur dasar yang layak secara
ekonomi tetapi tidak layak secara komersial. Kemitraan pemerintah
dan swasta (Public Private Partnership) atau Kerjasama Pemerintah
Badan Usaha (KPBU) diperlukan untuk mendukung proyek-proyek
yang layak secara ekonomi namun kurang layak secara finansial.
4.1.1 SKENARIO PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
Dalam konteks skenario perencanaan infrastruktur perhubungan pembangunan jalan raya
menjadi salah satu komponen terbesar dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan. Skenario
peningkatan jaringan jalan akan memberikan implikasi terhadap peningkatan aksesibilitas antar
wilayah di Indonesia, serta memberikan jaminan peningkatan pelayanan distribusi barang dan
penumpang. Hal ini akan meningkatkan pula pendapatan sektor transportasimeskipun pada
beberapa kasus peningkatan infrastruktur jalan juga akan memberikan dampak terhadap
peningkatan pertumbuhan lalu lintas. Namun permasalahan demikian menjadi salah satu aspek
BAB IV PROGRAM KEGIATAN
PEMBANGUNAN DAN
ANGGARAN 2019
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-2
yang memerlukan penanganan mengingat roda perekonomian negara akan sangat tergantung
pada pengembangan infrastruktur.
Tabel 4.1 Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 2015-2019
Sektor Skenario Penuh
(100%) Skenario Parsial
(75%) Skenario Dasar
(50%)
Jalan 1.274 851 637
Perkeretaapian 278 222 140
Transportasi Perkotaan 169 127 84
Transportasi Laut 563 424 282
Transportasi Darat 91 80 60
Transportasi Udara 182 165 100
Total 2.557 1.869 1.303 Sumber : Bappenas, 2014
Skenario pendanaan memberikan implikasi terhadap beberapa skenario didalam peningkatan
perjanjian dan pengembangan investasi dengan pihak swasta maupun BUMN. Mekanisme
Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dan lembaga-lembaga internasional maupun negara
lain akan menjadi salah satu komponen yang harus dibangun. Peningkatan hubungan bilateral
antar negara akan berpotensi meningkatkan investasi, sedangkan peningkatan komponen
pinjaman luar negeri yang berpotensi untuk membiayai pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Pada Tahun 2015-2019, skenario tersebut menjadi salah satu alternatif yang paling signifikan
untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi negara dengan tidak mengesampingkan kebutuhan
lainnya.
Berdasarkan skema pendanaan pembangunan infrastruktur yang diterbitkan Bappenas,
mekanisme optimalisasi peran BUMN dan Swasta menjadi alternatif positif mengingat sumber
pendanaan negara belum optimal memberikan upaya pemerataan pembangunan infrastruktur.
Peran swasta dan BUMN menjadi sangat penting dalam memberikan multiplier effect terhadap
peningkatan iklim investasi, serta percepatan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional
maupun wilayah yang akan berdampak pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Beberapa
kerangka pendanaan pembangunan infrastruktur antara lain seperti dibawah ini:
4.1.2 SKEMA FINANSIAL KREATIF
Kerangka pembiayaan infrastruktur transportasi
terdiri dari beberapa skema finansial kreatif yang
didasarkan pendanaan APBN on Budget, DCM Off
Budget, dan Off Budget Private Financing.
Pembiayaan transportasi sendiri dibagi dalam
duastrategi, yaitu: (1) PPP Konvensional dan (2)
Aliansi Strategis. Proyek-proyek yang layak secara
ekonomi dan finansial dapat diserahkan sepenuhnya
kepada pembiayaan sektor swasta (Private Financing
Initiatives), termasuk proyek-proyek khusus yang bersifat unsolicited dan tidak memerlukan
lelang kompetitif. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan SDM harus ditingkatkan untuk
mempersiapkan, mengelola, dan mengawasi pelaksanaan proses dan prosedur PPP sesuai
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-3
dengan prinsip-prinsip internasional. Pembiayaan proyek-proyek PPP berkaitan dengan
pembiayaan proyek modern. Proyek skala besar membutuhkan Equity Financing, Debt Financing
yang canggih, dan aliansi pendanaan global (konsorsium perbankan, investment fund, bond,
dan rekayasa finansial lainnya).
Adapun beberapa skema pendanaan proyek-proyek investasi adalah sebagai berikut:
1. Investasi Pemerintah. Pemerintah dalam melakukan investasi pada proyek-proyek yang
dianggap layak secara ekonomi dengan memanfaatkan dana APBN/APBD, DAU, DAK, dan
Dana Daerah, Pinjaman Luar Negeri dan Kredit Ekspor.
a. Contoh pemanfaatan dana APBN/APBD adalah Subsidi dan Public Service Obligation
(PSO). Subsidi adalah sumbangan atau pembayaran uang oleh pemerintah pada barang
dan jasa untuk dapat menghasilkan produk barang/jasa yang lebih murah. Biasanya
subsidi digunakan oleh pemerintah untuk melakukan proteksi terhadap produk-produk
dalam negeri ataupun untuk memberikan peluang yang sama dalam mengakses fasilitas
publik terhadap masyarakat yang marginal. Public Service Obligation (PSO) merupakan
tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan layanan publik kepada masyarakat
untuk jasa non komersial, yang dilakukan melalui BUMN atau swasta dan didukung oleh
pemerintah melalui skema dukungan sistem non-financial atau financial.
b. Sumber pendanaan luar negeri, baik berupa hibah maupun pinjaman luar negeri (PHLN),
diupayakan tetap mengutamakan kedaulatan, kepentingan nasional dan meningkatkan
efektivitas pemanfaatannya sesuai prioritas pembangunan nasional. Pemanfaatan PHLN
seharusnya dilihat bukan hanya dari sisi pendanaan tetapi juga sebagai sarana untuk
bertukar informasi dan pembelajaran yang bertujuan untuk memperkuat dan
menyempurnakan sistem perencanaan, anggaran, pengadaan, pemantauan dan evaluasi
nasional serta kapasitas kelembagaan serta sumber daya manusia. Sumber pendanaan
melalui hibah luar negeri dapat berasal dari mitra pembangunan internasional, baik
negara maupun lembaga/badan internasional.
2. Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) adalah kerjasama antara pemerintah dan
Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu
kepada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah/BUMN/BUMD, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan
Usaha dengan memperhatikan pembagian risiko antara para pihak. Skema pendanaan
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) bertujuan untuk mencukupi kebutuhan
pendanaan penyediaan infrastruktur secara berkelanjutan melalui pengerahan dana swasta,
penyediaan infrastruktur yang berkualitas, efektif, efisien, tepat sasaran dan tepat waktu,
menciptakan iklim investasi yang mendorong partisipasi Badan Usaha dalam penyediaan
infrastruktur, mendorong prinsip pakai-bayar oleh pengguna, atau dalam hal tertentu
mempertimbangkan kemampuan membayar pengguna dan memberikan kepastian
pengembalian investasi Badan Usaha melalui pembayaran secara berkala oleh pemerintah
kepada Badan Usaha. Skema KPS berfokus pada pendanaan sarana dan prasarana
pembangunan infrastruktur transportasi yang memiliki kelayakan finansial tinggi (full cost
recovery) atau kelayakan marjinal terkait kontribusi pemerintah dalam bentuk government
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-4
support. Skema KPS juga dapat disinergikan dengan optimasi penggunaan pinjaman dan
hibah luar negeri, khususnya untuk pendanaan prasarana dasar.
3. Investasi Swasta. Pihak swasta berpartisipasi secara langsung dalam pembiayaan proyek-
proyek infrastruktur, yaitu melalui proyek KPS dengan skema unsolicited, special purpose,
dan pemanfaatan hak kompensasi.
a. Penilaian dan evaluasi kelayakan berupa pemeriksaan semua dokumen administrasi di
hadapan Tim Penilai;
b. Proses penetapan BLU penuh atu BLU bertahap.
4. Creative financing sebagai pembiayaan alternatif, terbagi menjadi:
a. Infrastructure Bond yang penggunaannya secara khusus untuk pembiayaan proyek-
proyek infrastruktur;
b. Penugasan BUMN (seperti penugasan Hutama Karya dalam proyek Trans Sumatera
Highway) didukung melalui penyertaan modal pemerintah dan direct-lending yang
dijamin oleh pemerintah;
c. Private Finance Initiative (PFI)– multiyears contract 15 - 30 tahun;
d. Performance-Based Annuity Scheme (PBAS) atau Availability Payment;
e. Pengenaan tarif/biaya akses seperti Electronic Road Pricing (ERP);
f. Infrastruktur swasta (private infrastructure);
g. Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat (community-based
infrastructure).
4.1.3 SKEMA PENDANAAN INFRASTRUKTUR SELAIN SKEMA APBN, APBD DAN KPS
Skema pendanaan infrastruktur diluar skema APBN dan APBD, serta KPS dilakukan melalui
pendekatan insitusional dan pendekatan kebijakan.
Pendekatan Institusional
Pendekatan institusional dalam perumusan kerangka pendanaan infrastrukturdijelaskan, sebagai
berikut :
1. Penugasan BUMN (seperti: konsep penugasan Hutama Karya dalam proyek Trans Sumatera
Highway) didukung melalui modal pemerintah dan direct-lending yang dijamin oleh
pemerintah;
2. Infrastruktur swasta (private infrastructure) untuk proyek-proyek yang memiliki kelayakan
ekonomi dan finansial baik;
3. Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat (community-based
infrastructure) khususnya untuk proyek infrastruktur skala kecil;
4. Bank khusus pendanaan infrastruktur (infrastructure bank) untuk mengelola project
development revolving fund dan pengelolaan dana dari infrastructure bond maupun dana
dukungan pemerintah;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-5
5. Bank khusus pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur (bank tanah).
Pendekatan Kebijakan
Pendekatan kebijakan dalam pendanaan infrastruktur di sektor transportasi, sebagai berikut:
1. Infrastructure Bond, obligasi yang penggunaannya dikhususkan untuk pembiayaan proyek-
proyek infrastruktur;
2. Private Finance Initiative (PFI) – pembiayaan multiyear contract selama 15-30 tahun;
3. Performance-Based Annuity Scheme (PBAS) atau Availability Payment untuk menjamin
kelangsungan penerimaan investor dalam rentang waktu konsesi;
4. Pengenaan tarif/biaya akses penggunaan infrastruktur seperti Electronic Road Pricing (ERP);
5. Asset Sale/Lease back – penjualan aset untuk pendanaan pembangunan atau kontrak-sewa
jangka panjang, seperti kerja sama 10 bandar udara UPBU di Kementerian Perhubungan,
untuk peningkatan layanan infrastruktur.
4.1.4 BADAN LAYANAN UMUM
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendahaaan Negara, BLU
merupakan instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas. BLU dapat mendorong pengelolaan yang lebih kreatif atas UPT Kemenhub, karena
BLU memiliki sifat yang semi-bisnis, dimana pengelolaan keuangannya dapat dijalankan lebih
mandiri. Selain itu, ke depan BLU dapat mengajak sejumlah tenaga ahli untuk bergabung agar
pelayanan kepada konsumen meningkat. Pendapatan yang diperoleh BLU Kementerian
Perhubungan sehubungan dengan jasa layanan yang diberikan (termasuk hibah atau sumbangan
dari masyarakat atau badan lain) merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) Kementerian Perhubungan.
Di lingkungan Kementerian Perhubungan, terdapat beberapa bentuk layanan umum yang dapat
dikelola secara lebih efektif dan efisien melalui pola BLU ini, seperti:
a. BLU Perhubungan Udara yang dilaksanakan mulai tahun 2017, meliputi Bandar Udara
Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo NTT, Bandar Udara Radin
Inten II Lampung, Bandar Udara Juwata Tarakan Kalimantan Utara, Bandar UdaraSentani
Jayapura,Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya, Bandar Udara Fatmawati Soekarno
Bengkulu, Bandar Udara HAS Hananjoeddin Belitung, dan Bandar Udara Matohara
Wakatobi, dan Bandar Udara Sultan Babullah Ternate.
b. BLU BPSDMP, meliputi : BP3IP Jakarta, STIP Marunda-Jakarta, PIP Makasar, PIP
Semarang, Poltekpel Surabaya, ATKP Surabaya, PKTJ Tegal, STPI Curug, ATKP Medan,
ATKP Makassar, STTD Bekasi, BP2IP Barombong, BP2IP Tangerang, BP2IP
Malahayati Aceh, API Madiun, BPPTD Bali, BPPTD Palembang, BPPTL Jakarta, BP2IP
Sorong, BP3 Banyuwangi, BP3 Palembang, BP3 Jayapura, BP3 Curug Tangerang.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-6
Dalam pembentukan BLU di Kementerian Perhubungan, terdapat beberapa tahapan yang
harus dipenuhi, yaitu :
a. Penyelesaian pemenuhan syarat administrasi yang terdiri dari: pernyataan kesanggupan
untuk meningkatkan kinerja pelayanan keuangan dan manfaat bagi masyarakat, pola tata
kelola yang akuntabel dan transparan, rencana strategis bisnis, standar pelayanan
minimum, dan laporan audit terakhir (bila telah diaudit) atau penyataan bersedia untuk
diaudit secara independen;
b. Konsultasi dan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian
Keuangan;
c. Evaluasi terhadap persyaratan administrasi yang telah dipenuhi untuk diusulkan kepada
Menteri Keuangan;
d. Penilaian oleh Tim Kementerian Keuangan terhadap berkas yang telah diusulkan oleh
Kementerian Perhubungan.
Per Bulan April 2018, terdapat penambahan pagu belanja barang sebesar Rp.
2.304.288.000 di Satker BP2IP Tangerang dan penambahan pagu belanja barang
sebesar Rp. 949.617.000 serta pagu belanja modal sebesar Rp. 16.124.120.000,- di
Satker Politeknik Pelayaran Surabaya. Hal ini menyebabkan Pagu Anggaran Tahun
2018 untuk Badan Pengembangan SDM Perhubungan yang semula Rp.
4.527.496.007.000,- bertambah menjadi Rp. 4.549.305.037.000,-.
4.1.5 SKEMA PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019
Kerangka Pendanaan transportasi di Kementerian Perhubungan disusun berdasarkan kebutuhan
capaian kinerja Kementerian Perhubungan yang direpresentasikan melalui Indikator Kinerja
Utama Kementerian Perhubungan, serta Kerangka Regulasi Kementerian rasi Kementerian
Perhubungan Tahun 2015 sejumlah Rp. 63.874,7 Miliar, sedangkan pada tahun 2019 ditargetkan
mencapai Rp. 130.407,9 Miliar. Total Pendanaan Kementerian Perhubungan yang direncanakan
antara tahun 2015-2019 mencapai Rp. 538.714,7 Miliar. Adapun rincian pendanaan untuk tiap
unit kerja Eselon I di Kementerian Perhubungan Pada Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.2 Rincian pendanaan untuk tiap unit Eselon I Kementerian Perhubungan Tahun
2015-2019
UNIT KERJA ALOKASI 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat
Total 6.077,110 10.620,239 13.031,644 13.481,219 14.053,450 57.263,663
RPJMN 5.834,863 10.352,510 12.748,852 13.180,734 13.732,233 55.849,192
Dukungan Manajemen
242,247 267,729 282,792 300,485 321,217 1.414,471
Direktorat Jenderal
Perkeretaapian
Total 18.670,667 39.558,846 46.200,814 63.253,295 65.641,932 233.325,554
RPJMN 18.554,441 39.433,600 46.066,800 63.109,900 65.488,500 232.653,241
Dukungan Manajemen
116,227 125,246 134,014 143,395 153,432 672,313
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-7
UNIT KERJA ALOKASI 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut
Total 22.842,956 25.513,008 25.216,711 25.362,225 26.985,451 125.920,351
RPJMN 18.169,557 19.721,907 18.556,945 17.703,494 18.177,910 92.329,813
Dukungan Manajemen
4.673,399
5.791,101
6.659,766
7.658,731
8.807,541
33.590,538
Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara
Total 11.745,870 18.376,110 17.820,380 17.620,360 17.748,300 83.311,020
RPJMN 9.502,170 16.054,660 15.437,340 15.222,100 15.206,090 71.422,360
Dukungan Manajemen
2.243,700 2.321,450 2.383,040 2.398,260 2.542,210 11.888,660
Badan Pengembangan
SDM Perhubungan
Total 4.401,610 6.712,099 6.741,825 6.819,239 7.507,361 32.182,133
RPJMN 4.096,440 6.351,580 6.362,604 6.424,663 7.010,172 30.245,459
Pusdiklat AP 74,100 101,519 116,659 126,369 222,699 641,347
Dukungan Manajemen
231,070 258,999 262,562 268,207 274,489 1.295,327
Badan Litbang Perhubungan
228,259 240,359 251,107 237,048 247,941 1.204,715
Inspektorat Jenderal
100,311 105,330 110,590 116,120 122,930 555,282
Sekretariat Jenderal
887,221
1.036,891
1.031,456
1.087,927
1.148,374
5.191,869
TOTAL PENDANAAN 64.954,005 102.162,883 110.404,527 127.977,434 133.455,739 538.954,587
Sumber : KP. 403 Tahun 2016 Tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2015-2019
Total rencana pendanaan tersebut dialokasikan untuk pengembangan transportasi dengan
pembagian yaitu untuk Inspektorat Jenderal Total Pendanaan sampai dengan Tahun 2019 yang
dibutuhkan adalah sejumlah Rp. 555,28 Miliar yang digunakan untuk pelaksanaan Program
Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perhubungan, sedangkan
untuk Sekretariat Jenderal direncanakan sejumlah Rp. 5.191,869 Miliar.
Rencana pendanaan untuk penyelenggaraan Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Transportasi Darat sejumlah Rp.57.263,663 Miliar dengan rincian penggunaannya untuk
pelaksanaan dan implementasi kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perhubungan
Darat, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Perhubungan Darat, Pembangunan dan
Pengelolaan Lalu Lintas Perhubungan Darat, Pembangunan dan Pengelolaan Angkutan dan
Multimoda, Pembinaan dan Pengembangan Keselamatan, serta dukungan manajemen dan
teknis.
Didalam usaha mewujudkan program strategis Kementerian Perhubungan, khususnya pada
pembangunan dan pengembangan transportasi perkeretaapian, kerangka pendanaan yang
sudah disusun oleh Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 direncanakan pula untuk
mendukung Program Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Transportasi Perkeretaapian sejumlah
Rp. 233.325,5 Miliar untuk implementasi kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang sarana
perkeretaapian, kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang lalu lintas dan angkutan kereta
api, kegiatan pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas pendukung kereta api,
kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang keselamatan perkeretaapian serta dukungan
manajemen dan teknis. Pendanaan tersebut juga digunakan untuk membiayai target percepatan
pembangunan perkeretaapian sampai dengan tahun 2019 dengan skema quick win, serta
program lanjutan yang diselenggarakan pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-8
Kerangka pendanaan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 juga disusun dalam usaha
untuk meningkatkan pembangunan transportasi melalui program pengelolaan dan
penyelenggaraan transportasi laut, sejumlah Rp. 125.920,35 Miliar yang merupakan angka total
pendanaan Tahun 2015-2019. Pendanaan tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan
pengelolaan dan penyelenggaraan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, bidang
penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan, Perkapalan dan Kepelautan, bidang Kenavigasian,
dan Penjagaan Laut dan Pantai, serta Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya. Lebih lanjut
kerangka pendanaan yang secara khusus pada program pengelolaan dan penyelenggaraan
transportasi laut tersebut juga digunakan dalam kerangka membiayai percepatan pembangunan
transportasi laut melalui pelaksanaan program quick win dengan beberapa sasaran kegiatan
meliputi meningkatnya ketersediaan dan kehandalan armada pelayaran nasional, pemenuhan
kebutuhan fasilitas pelabuhan sesuai persyaratan hirarkinya serta meningkatnya ketersediaan
sarana dan prasarana di bidang Keselamatan dan Keamanan Pelayaran.
Dalam penyelenggaraan pembangunan transportasi udara pendanaan Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 digunakan untuk membiayai program pengelolaan dan
penyelenggaraan transportasi udara dengan total anggaran sejumlah Rp. 83.311,020 Miliar.
Total anggaran pada program tersebut digunakan untuk membiayai rincian kegiatan, meliputi
pelayanan angkutan udara perintis, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana
bandar udara, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana keamanan penerbangan,
pengawasan dan pembinaan kelaikan udara dan pengoperasian pesawat udara, pembangunan,
rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana navigasi penerbangan, serta dukungan manajemen dan
teknis lainnya.
Pendanaan Kementerian Perhubungan didalam pengembangan sumberdaya transportasi
diarahkan pada upaya mewujudkan implementasi program pengembangan sumber daya
manusia perhubungan dengan total anggaran dari tahun 2015-2019 mencapai Rp. 32.182,13
Miliar dengan rincian implementasi kegiatan pada program tersebut digunakan untuk
pembiayaan pengembangan sumber daya manusia perhubungan darat, pengembangan sumber
daya manusia perhubungan laut, pengembangan sumber daya manusia perhubungan udara,
pendidikan perhubungan darat, pendidikan perhubungan laut, pendidikan perhubungan udara,
serta digunakan pula untuk percepatan pembangunan program/kegiatan di Kementerian
Perhubungan melalui program quick win dengan sasaran, meliputi terbangunnya kampus
terpadu SDM transportasi, terbangunnya kampus BP2TD di Bali, serta terbangunnya kampus
baru akademi perkeretaapian di Madiun.
Dalam upaya mewujudkan integritas, serta kualitas penelitian dan pengembangan pada
Kementerian Perhubungan, disusun pula kerangka pendanaan yang dialokasikan pada Badan
Penelitian dan Pengembangan Perhubungan dengan total rencana anggaran dari tahun 2015-
2019 sejumlah Rp. 1.204,715 Miliar. Anggaran tersebut alokasinya direncanakan untuk
membiayai beberapa program/kegiatan terkait dengan penelitian dan pengembangan teknologi
dan dukungan manajemen serta dukungan teknis.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan sudah memberikan gambaran terkait dengan
upaya-upaya pembangunan transportasi yang secara komprehensif memperhatikan aspek lintas
sektor, diantaranya penyelesaian masalah transportasi yang lebih memperhatikan pendekatan
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-9
keruangan atau kewilayahan. Hal ini menjadi bagian penting mengingat aspek keruangan atau
kewilayahan akan memberikan pengaruh besar, khususnya apabila menilik aspek penataan
ruang di Indonesia yang sangat mempengaruhi pola perkembangan jaringan jalan, pertumbuhan
aktivitas pergerakan, serta meningkatnya permasalahan-permasalahan transportasi. Tumbuhnya
aktivitas bangkitan dan tarikan perjalanan, serta terhambatnya proses distribusi barang dan
komoditas, maupun distribusi penumpang pada berbagai matra cukup signifikan dipengaruhi
oleh perubahan dan pertumbuhan aktivitas ruang dan kewilayahan, sehingga upaya penataan
dan pembangunan tata ruang di Indonesia menjadi bagian penting didalam perencanaan
transportasi.
4.2 DEVIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN DENGAN KEBUTUHAN PENDANAAN DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENHUB 2015-2019
Kebutuhan investasi pembangunan infrastruktur terutama bidang perhubungan memerlukan
pendanaan yang sangat besar, dimana berdasarkan Rule Of Thumb investasi infrastruktur
minimal 5% dari PDB Nasional. Infrastruktur menjadi hal yang paling krusial untuk dibenahi
dalam rangka memperkecil ketimpangan wilayah barat dan timur Indonesia. Pembangunan
sarana dan prasarana transportasi diharapkan mampu memperbaiki konektivitas antar wilayah
dan antar pulau untuk mempercepat pemerataan pembangunan serta mendorong sektor lain
untuk berkembang (multiplier effect).
Namun, yang menjadi tantangan pembangunan infrastruktur transportasi yaitu besarnya
gap/deviasi anggaran kebutuhan dengan alokasi anggaran belanja, walaupun alokasi anggaran
belanja meningkat dari alokasi tahun sebelumnya. Berdasarkan data anggaran belanja
infrastruktur transportasi dari Tahun 2015-2017, gap/deviasi anggaran antara alokasi anggaran
dengan kebutuhan dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 justru
semakin besar, dimana pada TA.2015 terdapat gap/ deviasi pembiayaan sebesar 10,13%,
adanya penambahan ini karena adanya APBN-P. Pada TA.2016 gap/deviasi anggaran menjadi
2,71 %. Pada TA.2017 gap/deviasi anggaran bertambah menjadi 3,90%, dan pada TA.2018
gap/deviasi anggaran menjadi semakin besar sebesar 193,08%.
Tabel 4.3 Perbandingan Antara Alokasi Anggaran Perhubungan Dengan Kebutuhan
Pendanaan Dalam Reviu Renstra Kemenhub Tahun 2015-2019
Tahun Pagu Kebutuhan
Renstra Deviasi %
2015 65,9 59,223 6,677 10,13
2016 48,47 47,156 1,314 2,71
2017 48,73 50,63 -1,9 -3,90
2018 48,187 83,231 -35,044 -72,73
2019 44,132 129,342 -85,21 -193,08
Sumber : Reviu Renstra Tahun 2015-2019, KP 873 Tahun 2017
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-10
Gambar 4.1 Grafik Deviasi Anggaran Kemenhub TA.2015-2019
Dengan Renstra Kemenhub 2015-2019
Oleh karena itu, target pembangunan transportasi yang tercantum dalam Renstra Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019 dan RPJMN Tahun 2015-2019 tidak dapat dilaksanakan secara
optimal sehingga target pembangunan infrastruktur transportasi seharusnya direvisi sesuai
dengan alokasi anggaran belanja yang diterima oleh Kementerian Perhubungan. Selain itu, untuk
memenuhi besarnya kebutuhan anggaran pembangunan infrastruktur transportasi diperlukan
dukungan swasta dan BUMN dalam pembangunan sarana danprasarana transportasi di
Indonesia.
4.3 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI
TAHUN 2019
Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2015-2019 dan Rencana Strategis
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas
program kerja pemerintah yang mana melalui pembangunan konektivitas dan penyediaan
infrastruktur yang berkualitas dan memadai akan memberi dampak signifikan pemerataan
kesejahteraan antar wilayah pada jangka panjang. Dalam mencapai target pembangunan
transportasi sampai Tahun 2019, maka Kementerian Perhubungan telah memasukkan beberapa
kegiatan infrastruktur dalam Prioritas Nasional Tahun 2019 sesuai Surat Bersama Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor S-
269/MK.02/2018 dan B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu
Indikatif K/L Tahun 2019 diantaranya :
0
20
40
60
80
100
120
140
2015 2016 2017 2018 2019
64,9
48,47 48,73 48,187 44,13259,223
47,156 50,63
83,231
129,342
Pagu Kebutuhan Renstra
gap
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-11
1. Dirjen Perhubungan Darat
a) Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di 33 Provinsi;
b) Pembangunan dan Pemasangan Rambu Suar/SBNP dan Rambu Sungai sebanyak 132
unit;
c) Promosi Keselamatan Jalan Nasional di 4 Provinsi;
d) Persiapan pelaksanaan kegiatan KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha) sebanyak 4
Paket;
e) Pembangunan Tipe A Anak Air Padang;
f) Pembangunan Terminal Transit Penumpang Entikong;
g) Pembangunan Dermaga Penyeberangan Batanta - Papua Barat Tahap I;
h) Dokumen Lingkungan dan Andalalin Dermaga Penyeberangan Sepauk Sekadau (Kalbar);
i) Pembangunan Dermaga Penyeberangan Teluk Dalam - Sumut;
j) Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lukit Sagu-sagu - Riauu;
k) Pembangunan Dermaga Penyeberangan Sedanau - Kepri;
l) Pembangunan Dermaga Tanjung Nyato di Pulau Mendanau;
m) Pembangunan Dermaga Penyeberangan Alai (Insit);
n) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Bakalang - NT;
o) embangunan Pelabuhan Penyeberangan Elat – Maluku;
p) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Kaledupa - Sultra;
q) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Boniton - Sulteng;
r) Pembangunan 4 lokasi Dermaga di Danau Toba;
s) Pembangunan Kapal Penyeberangan RoRo 300 GT Lintas Balige - Onanrungu;
t) Pembangunan kapal penyeberangan penumpang Ro-Ro 1500 GT untuk wilayah
Kepulauan Maluku;
u) Pembangunan kapal penyeberangan penumpang Ro-Ro 1500 GT untuk Tg. Pinang -
Tambelan - Sintete;
v) Subsidi Angkutan Perintis Jalan (291 Trayek);
w) Subsidi Angkutan Perintis Penyeberangan (223 Lintas);
2. Transportasi Perkeretaapian
a) Pelayanan Angkutan KA perintis sebanyak 7 lintas;
b) Pembangunan Jalan KA Trans Sulawesi antara Makassar – Pare-Pare segmen 3 (Makassar
– Barru) sepanjang 61,10 km’sp;
c) Pembangunan Jalur Ganda KA antara Bogor – Sukabumi sepanjang 57 km’sp;
d) Pembangunan Jalur Ganda KA antara Mojokerto – Jombang sepanjang 24 km’sp;
e) Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s.d. Jatinegara) (tahap
3) sepanjang 2 km’sp;
f) Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s.d. Jatinegara) (Tahap
2) sepanjang 4 km’sp;
g) Pembangunan Jalur Ganda KA antara Kroya – Kutoarjo sepanjang 76 km’sp;
h) Pembangunan Jalur Ganda KA antara Kedungbanteng – Madiun sepanjang 53 km’sp;
i) Pembangunan Jalur KA Trans Sumatera antara Rantauprapat – Kota Pinang (Segmen I)
sepanjang 33 km’sp;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-12
j) Pembangunan Jalur KA Trans Sumatera antara Besitang – Langsa (Segmen I) sepanjang
35 km’sp;
k) Pembangunan Jalan KA antara Krueng Geukeuh – Paloh sepanjang 8,3km’sp;
l) Pembangunan Jalur KA menuju Bandara Adi Sumarmo sepanjang 13 km’sp;
m) Reaktivasi jalur KA antara Stasiun Semarang Tawang - Pelabuhan Tanjung Mas Tahap II
dan Supervisi sepanjang 2 km’sp;
n) Reaktivasi jalur KA antara Ciranjang - Cipatat - Padalarang sepanjang 30 km’sp;
o) Peningkatan Rel Araskabu-Tebingtinggi-Pematang Siantar sepanjang 57 km'sp;
3. Transportasi Laut
a) Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Kenavigasian
- Pengadaan Boat Survey
- Pengadaan peralatan survey
- Pengadaan peralatan surveymultibeamshallow water
- Pengadaan shallow water
b) Terlaksananya Pelayanan Angkutan Kapal Ternak sebanyak 6 Trayek
c) Terselenggaranya Subsidi Angkutan Barang Tol Laut sebanyak 21 Trayek dengan rute :
Surabaya 8 trayek, Jakarta 2 trayek, Makassar 3 trayek, 8 Trayek masih dalam
pembahasan
d) Terselenggaranya angkutan laut perintis sebanyak 152 Trayek termasuk (subsidi perintis,
angkutan ternak, angkutan rede)
e) Pembangunan Kapal Perintis (penyelesaian) sebanyak 65 Kapal
f) Pembangunan /Peningkatan Pelabuhan di 39 Lokasi antara lain : Bajau, Pulau Bayak,
Parlimbungan Ketek, Bagan siapi-api, Kuala Gaung, Sungai Guntung, Pulau Laut, Subi,
Simalepet, Ujung Jabung, Tanjung Batu, Malakoni Enggano, Linau Bintuhan, Palabuhan
Ratu, Pangandaran, Rembang, Telaga Biru, Masalembu, Pamenang, Biu, Baranusa,
Waikelo, Kendidi Reo, Atapupu, Pelaihari, Sebuku, Cpo Maloy, Marore, Miangas,
Awarange, Tulehu, Manipa, Wonreli, Amahai, Tual, Mangga Dua, Depapre, Nabire, Sarmi,
Korido, Serui, dan Kontruksi Dalam Pengerjaan (KDP) 16 lokasi antara lain : Parlimbungan
Ketek, Bagan siapi-api, Pulau Laut, Subi, Ujung Jabung, Linau Bintuhan, Palabuhan Ratu,
Pangandaran, Padang Tikar Sebuku, Pelaihari Cop Maloy, Depapre, Korido, Serui dan
Sarmi.
4. Transportasi Udara
a) Pelayanan Angkutan Udara Perintis dan Jembatan Udara meliputi Penyelenggaraan
Angkutan Udara Perintis sebanyak 198 rute, Penyelenggaraan Angkutan BBM Angkutan
Udara Perintis sebanyak 7.969 drum, Penyelenggaraan Angkutan Kargo Perintis sebanyak
40 rute, Penyelenggaraan Angkutan BBM untuk Kargo Perintis sebanyak 2.673 drum dan
Penyelenggaraan Subsidi Operasi Angkutan Udara Kargo sebanyak 1 rute.
b) Pembangunan/ pengembangan bandara di 40 lokasi meliputi
1) Pembangunan Bandar Udara Wanggar (Nabire Baru) (SBSN)
2) Pengembangan Bandar Udara Fatmawati-Soekarno
3) Pengembangan Bandara Depati Parbo - Kerinci
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-13
4) Pembangunan Bandar Udara Wiriadinata Tasikmalaya
5) Pembangunan Bandar Udara Sukabumi
6) Pengembangan Bandar Udara Tunggul Wulung - Cilacap
7) Pengembangan Bandar Udara Trunojoyo - Sumenep
8) Pengembangan Bandara Pangsuma - Putussibau
9) Pembangunan Bandara Tjilik Riwut
10) Pengembangan Bandara Datai Dawai - Sendawar
11) Pengembangan Bandar Udara Long Ampung
12) Pegembangan Bandar Udara Long Bawan
13) Pengembangan Bandara Nunukan - Nunukan
14) Pengembangan Bandara Seibati - Tj Balai Karimun
15) Pembangunan Bandar Udara Pekonserai
16) Pengembangan Bandara Dobo - Pulau Aru
17) Pengembangan Bandar Udara Moa
18) Pengembangan Bandara Saumlaki - MTB
19) Pengembangan Bandara Pitu - Morotai
20) Pengembangan Bandara Sultan Baabulah ternate (Leveling)
21) Pengembangan Bandara M. Salahuddin - Bima
22) Pengembangan Bandar Udara Haliwen Atambua
23) Pengembangan Bandara Mali-Alor
24) Pengembangan Bandara Tambolaka - Waikabubak
25) Pengembangan Bandara Babo Papua
26) Pengembangan Bandar Udara Dekai
27) Pengembangan Bandara Enarotali - Enarotali
28) Pengembangan Bandar Udara Ewer
29) Pengembangan Bandar Udara Ilaga
30) Pengembangan Bandara Mopah - Merauke
31) Pengembangan Bandar Udara Mozes Kilangin
32) Pengembangan Bandar Udara Oksibil
33) Pengembangan Bandar Udara Sinak
34) Pengembangan Bandar Udara Tanah Merah
35) Pengembangan Bandar Udara Wamena
36) Pengembangan Bandara Rendani
37) Pengembangan Bandar Udara Tampa Padang
38) Pengembangan Bandara Syukuran Aminuddin - Luwuk
39) Pengembangan Bandara Miangas
40) Pengembangan Bandar Udara Rokot.
5. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)
Kegiatan prioritas nasional yaitu Pembangunan Terminal Tipe A Jatijajar.
Berdasarkan target capaian pembangunan transportasi TA.2019 dalam Rencana Strategis
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 (Top Down Planning) yang tertuang dalam
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-14
Kepmenhub No.KP.430 Tahun 2015 maka kebutuhan anggaran TA.2018 sebesar
Rp. 133,46 Triliun, sedangkan hasil exercise pagu kebutuhan Kementerian Perhubungan TA.2018
(Bottom Up Planning) sebesar Rp. 104,04 Triliun.
Sementara berdasarkan Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas
Nomor : S-269/MK.02/2018 dan Nomor : B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April
2018 Perihal Pagu Indikatif K/L Tahun 2019. Total Alokasi Pagu Indikatif pada TA 2019 sebesar
Rp. 44.132.798.484.000,-, dengan rincian sesuai matriks sebagai berikut :
Tabel 4.4 Total Alokasi Pagu Indikatif sesuai Surat Bersama Menteri PPN / Kepala
Bappenas dan Menteri Keuangan (Sesuai Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor : S-269/MK.02/2018 dan Nomor :
B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu Indikatif K/L Tahun 2019
No PROGRAM
PAGU INDIKATIF 2019
RP. MURNI PNBP BLU PLN HLN SBSN JUMLAH
1 SEKRETARIAT JENDERAL
534.519.373 0 0 0 0 0 534.519.373
2 INSPEKTORAT JENDERAL
92.567.748 0 0 0 0 0 92.567.748
3 DITJEN PERHUBUNGAN DARAT
3.575.380.193 6.000.000 0 0 0 31.006.700 3.612.386.893
4 DITJEN PERHUBUNGAN LAUT
7.935.632.784 921.122.677 0 3.928.165.799 0 135.000.000 12.919.921.260
5 DITJEN PERHUBUNGAN UDARA
6.366.773.738 669.067.326 467.988.259 0 0 200.000.000 7.703.829.323
6 DITJEN PERKERETAAPIAN
6.778.721.019 0 0 980.000.000 0 7.632.687.742 15.391.408.761
7 BADANLITBANG 122.220.397 0 0 0 0 0 122.220.397
8 BADAN PSDM-P 2.468.111.297 22.870.860 1.102.272.008 0 0 0 3.593.254.165
9 BPTJ 162.690.564 0 0 0 0 0 162.690.564
JUMLAH 28.036.617.113 1.619.060.863 1.570.260.267 4.908.165.799 0 7.998.694.442 44.132.798.484
Sumber : Surat Bersama Menteri PPN / Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor S-269/MK.02/2018 dan B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu Indikatif K/L Tahun 2019
Namun dikarenakan terdapat perubahan kebutuhan untuk beberapa kegiatan utama maka
dilaksanakanlah Rekomposisi Anggaran Pagu Indikatif sesuai Surat Menhub Nomor KU.002/20/5
PHB 2018 tanggal 14 Mei 2018 perihal Usulan Penyesuaian Pagu Indikatif RKA Kemenhub 2019.
Adapun hal-hal utama yang menjadi prioritas antara lain sebagai sebagai berikut :
1. Kegiatan Dukungan Manajemen di Sekretariat Jenderal meliputi penyusunan Rencana
Induk Transportasi Nasional, penambahan untuk kegiatan Peningkatan Informasi Publik
sesuai hasil Ratas, biaya operasional LPSE, penggantian lift Gedung Karsa.
2. Kegiatan Ditjen Perhubungan Darat, yaitu Tambahan biaya operasional jembatan timbang
dan dukungan terhadap Kabupaten Asmat Papua (pelayanan angkutan sungai,
Pembangunan dermaga sungai di Sawaerma dan Studi (FS, DED, Dokumen Lingkungan)
di 3 lokasi dermaga sungai.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-15
Tabel 4.5 Total Alokasi Pagu Indikatif TA 2019 sesuai Rekomposisi Anggaran
No PROGRAM
PAGU INDIKATIF 2019
RM PLN HLN SBSN PNBP BLU JUMLAH
1 SEKRETARIAT JENDERAL
547.519.373 547.519.373
2 INSPEKTORAT JENDERAL
92.567.748 92.567.748
3 DITJEN PERHUBUNGAN DARAT
3.747.686.193 31.006.700 6.000.000 3.784.692.893
4 DITJEN PERHUBUNGAN LAUT
7.840.326.784 3.928.165.799 135.000.000 921.122.677 12.824.615.260
5 DITJEN PERHUBUNGAN UDARA
6.306.773.738 200.000.000 669.067.326 467.988.259 7.643.829.323
6 DITJEN PERKERETAAPIAN
6.748.721.019 980.000.000 7.632.687.742 15.361.408.761
7 BADAN PSDM-P 2.468.111.297 22.870.860 1.102.272.008 3.593.254.165
8 BADAN LITBANG 122.220.397 122.220.397
9 BPTJ 162.690.564 162.690.564
JUMLAH 28.036.617.113 4.908.165.799 0 7.998.694.442 1.619.060.863 1.570.260.267 44.132.798.484
Sumber : Surat Menteri Perhubungan Nomor: KU.002/20/5 PHB 2018 tanggal 14 Mei 2018
Selain itu dikarenakan keterbatasan pendanaan yang bersumber dari APBN (Rupiah Murni) maka
arahan kebijakan pada TA 2019 dibuka peluang untuk pembiayaan Non APBN meliputi
Pembiayaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPBU) dan Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) dll.
Surat Berharga Syariah Negara atau sukuk negara merupakan instrumen utang piutang tanpa
riba adalah surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia berdasarkan
prinsip syariah. Berdasarkan PP No: 56 Tahun 2011 tentang Pembiayaan Proyek Melalui
Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Proyek yang dapat dibiayai melalui
penerbitan SBSN meliputi:
a. Proyek yang sebagian atau seluruh pembiayaannya diusulkan untuk dibiayai melalui
penerbitan SBSN, baik Proyek yang akan dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan;
dan
b. Proyek yang telah mendapatkan alokasi dalam APBN yang sumber pembiayaannya berasal
dari rupiah murni, baik Proyek yang akan dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan.
Adapun Pembiayaan Proyek melalui penerbitan SBSN dapat dilakukan untuk kegiatan antara lain
sebagai berikut :
a. pembangunan infrastruktur;
b. penyediaan pelayanan umum;
c. pemberdayaan industri dalam negeri; dan/atau
d. pembangunan lain sesuai dengan kebijakan strategis pemerintah.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-16
Proyek yang dapat dibiayai dengan SBSN harus memenuhi persyaratan antara lain,
proyek/kegiatan tersebut merupakan kegiatan prioritas sesuai RPJMN, memperoleh persetujuan
Bappenas dalam kaitannya dengan kesiapan dan kelayakan teknis pelaksanaan proyek,
pelaksanaan proyek dilakukan oleh pemrakarsa dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam
bidang pelaksanaan APBN.
Sejak tahun 2013, Kementerian Perhubungan menjadi kementerian pertama yang memprakarsai
proyek infrastruktur menggunakan skema SBSN – PBS (Project Based Sukuk) terutama di sektor
perkeretaapian. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan jalur rel ganda Cirebon – Kroya.
Pada TA 2019 diupayakan beberapa sub sektor juga turut mencoba skema pendanaan ini
sehingga akan dilaksanakan pula di sub sektor transportasi darat, laut dan udara. Dalam hal ini
kegiatan di Kementerian Perhubungan yang diusulkan utuk dibangun dengan skema SBSN antara
lain sebagai berikut.
Tabel 4.6 Tabel Kegiatan dengan Skema Pendanaan Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) TA 2019
No. Sektor Kegiatan Skema
Pendanaan Posisi Saat Ini
1. Transportasi
Darat
Pembangunan Terminal Tipe A Anak Air
Padang SBSN Indikasi 2019
2. Perkeretaapian Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s/d
Jatinegara)
SBSN Sudah berjalan
Pembangunan Jalur Ganda Kroya – Kutoarjo
SBSN Sudah berjalan
Pembangunan Jalur Ganda
Kedungbanteng – Madiun SBSN
Sudah berjalan
Pembangunan Jalur KA Trans Sumatera
Rantauprapat – Kota Pinang (Segmen 1) SBSN
Sudah berjalan
Pembangunan KA Trans Sumatera Besitang – Langsa (Segmen 1)
SBSN Sudah berjalan
Pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi
antara Makassar dan Pare-pare Segmen 3 (Makassar – Barru)
SBSN Sudah berjalan
Pembangunan Jalur Ganda Bogor - Sukabumi
SBSN Sudah berjalan
Elektrifikasi Jalur KA Lintas Yogyakarta -
Solo
SBSN Indikasi 2019
Pembangunan Jalur Ganda Mojokerto - Jombang
SBSN Sudah berjalan
Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Bekasi s.d. Cikarang
SBSN Sudah berjalan
Paket A (Pembangunan Fasilitas
Perkeretaapian untuk Manggarai s.d. Jatinegara) (Tahap II)
SBSN Indikasi 2019
Reaktivasi dan Sterilisasi Jalur Kereta Api
antara Padang - Pulau Aer
SBSN Indikasi 2019
3. Transportasi
Laut
Pembangunan Pelabuhan Nabire Papua
SBSN
Masih persiapan
kelengkapan
dokumen TA 2019
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-17
No. Sektor Kegiatan Skema
Pendanaan Posisi Saat Ini
4. Transportasi Udara
Pembangunan Bandar Udara Nabire Baru SBSN Masih persiapan kelengkapan
dokumen TA 2019 Sumber : Surat Bersama Menteri PPN / Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor S-269/MK.02/2018 dan B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu Indikatif K/L Tahun 2019
KPBU adalah kerjasama antara pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
untuk kepentingan umum dengan mengacu kepada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya
oleh Menteri/ Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ BUMN/BUMD, yang sebagian atau seluruhnya
menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan memperhatikan pembagian risiko antara para
pihak. Tujuan menggunakan skema KPBU meliputi:
a. Mencukupi kebutuhan pendanaan penyediaan infrastruktur secara berkelanjutan melalui
pengerahan dana swasta
b. Mendorong prinsip pakai-bayar oleh pengguna, atau dalam hal tertentu
mempertimbangkan kemampuan membayar pengguna
c. Penyediaan Infrastruktur yang berkualitas, efektif, efisien, tepat sasaran dan tepat waktu
d. Menciptakan iklim investasi yang mendorong partisipasi Badan Usaha dalam penyediaan
infrastruktur.
e. Memberikan kepastian pengembalian investasi Badan Usaha melalui pembayaran secara
berkala oleh pemerintah kepada Badan Usaha.
Skema pembiayaan KPBU ini juga yang sedang digalakkan Pemerintah pada TA 2019 sehingga
dapat mengurangi besarnya anggaran yang bersumber dari Rupiah Murni (RM). Adapun
berdasarkan Surat Bersama Menteri PPN / Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor S-
269/MK.02/2018 dan B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu
Indikatif K/L Tahun 2019 telah ditetapkan beberapa infrastruktur yang diarahkan untuk dibiayai
melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Availability Payment (KPBU-AP) antara
lain sebagai berikut:
Tabel 4.7 Tabel Kegiatan dengan Skema Pendanaan Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU) TA 2019
No. Sektor Kegiatan Skema
Pendanaan Posisi Saat Ini
1. Transportasi
Darat
Penyelenggaraan uji tipe fasilitas
Proving Ground BPLJSKB Bekasi
KPBU Indikasi 2019
2. Perkeretaapian Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana Pengembangan dan
Pengelolaan Proyek Medan – Binjai – Deliserdang (KA
Perkotaan)
KPBU Indikasi 2019
Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Pengembangan dan
Pengelolaan Jalur Ganda Giham - Martapura (KA Antar Kota)
KPBU Indikasi 2019
Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana Pengembangan dan
KPBU Indikasi 2019
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-18
No. Sektor Kegiatan Skema
Pendanaan Posisi Saat Ini
Pengelolaan Jalur KA Shortcut Cibungur – Tanjungrasa
3. Transportasi
Laut
Pelabuhan Bau-bau KPBU Indikasi 2019 di anggarkan
dengan skema KPBU
Pelabuhan Anggrek Capital Expenditure
KPBU Indikasi 2019 di anggarkan dengan skema KPBU
4. Transportasi Udara
Pengembangan Bandar Udara Komodo – Labuhan Bajo
KPBU Indikasi 2019 di anggarkan dengan skema KPBU
(Posisi Masih Persiapan
Data Dukung KPBU)
5. BPTJ Pembangunan Terminal Poris
Plawad
KPBU Indikasi 2019
Sumber : Surat Bersama Menteri PPN / Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor S-269/MK.02/2018 dan B.209/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2018 tanggal 16 April 2018 Perihal Pagu Indikatif K/L Tahun 2019
4.4 KEGIATAN MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL TAHUN 2019
Dalam rangka mendukung Prioritas Nasional Tahun 2019 maka Kementerian Perhubungan
mendukung di 2 Prioritas Nasional yaitu Prioritas Nasional 2 (Pengurangan Kesenjangan
antar Wilayah) dan Prioritas Nasional 3 (Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui
Pertanian, Industri, dan Jasa Produktif) dengan rincian sebagai berikut :
a. Prioritas Nasional 2 : Pengurangan Kesenjangan antar Wilayah yang terdiri atas
Peningkatan Konektivitas, Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika,
Pengembangan Pusat Kegiatan di Wilayah Timur danPembangunan Desa, Pembangunan
Daerah Afirmasi Pembangunan Konektivitas Mendukung Pembangunan Sektor Unggulan
Hulu –Hilir Perikanan. Dalam hal ini Kementerian Perhubungan mendukung di kegiatan
Peningkatan Konektivitas dan Pengembangan Pusat Kegiatan di Wilayah Timur dan
Pembangunan Desa.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-19
Gambar 4.2 Prioritas Nasional 2
Sumber : RKP 2019 Bappenas, 2019
b. Prioritas Nasional 3 : Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui Pertanian, Industri, dan
Jasa Produktif yang terdiri atas kegiatan prioritas Peningkatan Ekspor dan Nilai Tambah
Produk Pertanian, Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Industri Pengolahan, Peningkatan
Nilai Tambah Jasa Produktif, Percepatan Peningkatan Keahlian Tenaga Kerja,
Pengembangan Iptek dan Inovasi untuk Meningkatkan Produktivitas. Kementerian
Perhubungan mendukung prioritas kegiatan Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Industri
Pengolahan dan Peningkatan Nilai Tambah Jasa Produktif.
PN: PENGURANGAN KESENJANGAN ANTARWILAYAH
Peningkatan Konektivitas
PengembanganTelekomunikasi dan Informatika
Pengembangan Pusat Kegiatan
di Wilayah Timur danPembangunan
Desa
PembangunanDaerah Afirmasi
Pembangunan Konektivitas
Mendukung Pembangunan
Sektor Unggulan Hulu –Hilir Perikanan
1
2
3 4
5 2
5
3 4
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-20
Gambar 4.3 Prioritas Nasional 3
Sumber : RKP 2019 Bappenas, 2019
Selain mendukung Prioritas Nasional, Kementerian Perhubungan juga mendukung Kebijakan
Presiden Republik Indonesia dengan menindaklanjuti Kegiatan Direktif Presiden sesuai Arahan
Ratas, dan Proyek Strategis Nasional sesuai Perpres 58 tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional.
4.4.1 Kegiatan Mendukung Prioritas Nasional 2
Dalam kegiatan Prioritas Nasional 2 : Pengurangan Kesenjangan antar Wilayah, Kementerian
Perhubungan mendukung kegiatan 1) Peningkatan Konektivitas meliputi kegiatan
Pengembangan Pelabuhan Hub dan Feeder Tol Laut, Pembangunan Transportasi Multimoda
(Jalan Akses Pelabuhan/Bandara, KA Bandara, KA Pelabuhan), Lanjutan Pembangunan 15
Bandara Baru, Pembangunan Transportasi Perkotaan, Keselamatan Transportasi dan
Keperintisan dan 2) Daerah Afirmasi. Adapun rincian kegiatan yang mendukung Prioritas Nasional
2 (Pengurangan Kesenjangan Antar Wilayah) antara lain sebagai berikut:
PN 3
PeningkatanNilai Tambah
Ekonomi melaluiPertanian,
Industri, danJasa Produktif
Peningkatan Ekspor dan
Nilai Tambah Produk
Pertanian
PercepatanPeningkatanNilai Tambah
IndustriPengolahan
PeningkatanNilai TambahJasa Produktif
Percepatan Peningkatan
Keahlian Tenaga Kerja
Pengembangan Iptek dan
Inovasi untuk Meningkatkan Produktivitas
2
1
5
3 4
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-21
Tabel 4.8 Kegiatan Peningkatan Konektivitas Berdasarkan Pagu indikatif (Rincian
Prioritas Nasional 2)
No Kegiatan Rincian Kegiatan
1 Pengembangan Pelabuhan Hub dan Feeder Tol Laut
Dilaksanakan di15 Pelabuhan
Pembangunan pelabuhan Enggano, Tanjung Batu, Belang-Belang, Miangas, Marore , Tobelo,
Maba, Pulau Gebe, Nabire, Serui, Teba, Sarmi, Kaimana, Wanci, dan Moa
2 Lanjutan Pembangunan
15 Bandar Udara Baru
Dilaksanakan di 4
Bandar Udara
Dilaksanakan di Bandara Siau; Bandara
Buntukunik; Bandara Muara Teweh; Bandara Tambelan. Penyelesaian pembangunan
bandara hingga dapat melayani untuk minimum operasional
3 Pembangunan
Transportasi Perkotaan
Transportasi Darat 1. Pengadaan dan Pemasangan
Perlengkapan Jalan di 33 Provinsi; 2. Pemeliharaan Perlengkapan Jalan di 33
Provinsi;
3. Rehabilitasi UPPKB di 12 Lokasi;
4 Keperintisan Transportasi Darat 1. Subsidi Perintis Angkutan Jalan di 291
Trayek 2. Subsidi Perintis Angkutan Penyeberangan
di 223 Lintas
Transportasi KA 1. Subsidi KA Perintis di Wilayah Sumbagut, 2. Subsidi Perintis KA Lembah Anai
3. Subsidi Perintis KA Bandara Internasional
Minangkabau 4. Subsidi perintis LRT Sumatera Selatan
5. Subsidi perintis KA Kertalaya 6. Subsidi Perintis KA Bathara Kresna
7. Subsidi Perintis KA Jenggala
Transportasi Laut 1. Penyelenggaraan Angkutan Laut Perintis Swasta dan PELNI (113 Trayek)
2. Angkutan kapal ternak sebanyak 6 Trayek 3. Penyelenggaraan Angkutan Barang Tol Laut
4. Dengan Mekanisme Penugasan dan Swasta
(21 Trayek) 5. Kapal Rede sebanyak 20 Unit
Transportasi
Udara
1. Subsidi Perintis di 22 KPA untuk 272 rute;
dan pengangkutan subsidi BBM 14.328 drum )
2. Penyelenggaraan Angkutan Kargo Udara Perintis di 7 KPA (untuk 78 rute; subsidi
BBM cargo 5.832 drum) Sumber : Data Sub sektor, 2018
Adapun untuk mendukung Pembangunan Daerah Afirmasi meliputi kegiatan dengan rincian
sebagai berikut
Tabel 4.9 Kegiatan Pembangunan Daerah Afirmasi
No Kegiatan Sektor Keterangan
1 Percepatan Pembangunan
Provinsi Papua dan Papua Barat
Transportasi
Darat
1. Pembangunan Dermaga Sungai Akat
dilaksanakan di Tahun 2019 2. Pembangunan Dermaga Sungai Agats
dilaksanakan di Tahun 2019
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-22
No Kegiatan Sektor Keterangan
3. Pembangunan Dermaga Sungai Ewer
dilaksanakan di Tahun 2019 4. Pembangunan Dermaga Sungai Sawaerma
dilaksanakan di Tahun 2019
5. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Batanta dilaksanakan di Tahun 2019
Transportasi
Laut
1. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut
Depapre 2. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut
Nabire
Transportasi
Udara
1. Pekerjaan Perpanjangan Runway (100 m)
Arah 33 dan Levelling dengan Asphalt
Hotmix termasuk Marking Bandara Wamena dilaksanakan di Tahun 2019.
2. Lanjutan Perpanjangan Landas Pacu dari 880 m x 23 m Menjadi 1000 m x 23 m
Termasuk Marking dan Pengawasan Bandara
Bomakia di Tahun 2019. 3. Pekerjaan lanjutan pembangunan Bandara
Nabire Baru Dan Pengawasan Bandara Nabire Baru di TAhun 2019.
4. Lanjutan Pembangunan gedung terminal Bandara Mozes Kilangin Timika di Tahun
2019.
5. Pekerjaan perpanjangan landas pacu dari 1.000 m x 23 m menjadi 1.200 m x 23 m
taxiway 78,5 m x 18 m dan apron 40 mx 100 m (tahap I) termasuk fillet dengan aspal
hotmix Bandara Kepi di TAhun 2019.
2 Pembangunan Daerah Tertinggal
Transportasi Darat
1. Kegiatan Subsidi Angkutan Jalan dilaksanakan di 291 trayek;
2. Subsidi Angkutan Penyeberangan Perintis di
222 trayek; 3. Subsidi Angkutan Perintis (Angkutan Barang)
untuk Mendukung Penyelenggaraan Tol Laut 4. Subsidi Ro-Ro Long Distance Ferry Jakarta -
Surabaya
Transportasi KA Kegiatan Subsidi Perintis Kereta Api dilaksanakan di wilayah Sumbagut, KA Lembah
Anai, KA Kertalaya, KA Bathara Kresna, KA Jenggala
Transportasi
Laut
1. Lanjutan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan
Pulau Banyak 2. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Pulau
Tello 3. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Pasapuat
4. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Telaga
Biru 5. Pengerukan Alur Pelayaran/Kolam Labuhan
Lombok 6. Pengembangan Faspel Laut Waikelo
7. Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Atapupu
8. Pengembangan Faspel laut Kendidi Reo 9. Pengembangan Pelabuhan Laut Mansalean
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-23
No Kegiatan Sektor Keterangan
10. Rehabilitasi Fasilitas Pelabuhan Bumbulan
11. Lanjutan Pembangunan fasilitas darat Pelabuhan Anggrek
12. Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut
Wonreli 13. Perkuatan dermaga dan replacement trestle
Pelabuhan Tulehu 14. Rehabilitasi Faspel Amahai
15. Pembangunan Faspel Laut Manipa
16. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Kesui 17. Rehabilitasi trestle dan dermaga Pelabuhan
Sarmi 18. Lanjutan fasilitas Pelabuhan Laut Korido
19. Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Serui 20. Revitalisasi Pelabuhan Rakyat Sorong
Transportasi
Udara
Ada di 32 Lokasi, diantaranya: Lasondre; Rokot;
Rahadi Oesman; Yuvai Semaring; Long Apung; Melak; Larat; Oesman Sadik; Kamur; Kimam;
Bomakia; Wamena ; Kiwirok; Bilorai; Akimuga;
Mulia; Moanamani; Mindiptanah; Kepi; Kokonao; Illu; Ewer; Batom; Bade; Obano;
Mozes Kilangin; Waghete; Nabire; Sinak Baru; Dekai; Rendani;
3 Pembangunan Kawasan
Perbatasan dan Perluasan Aksesibilitas di Wilayah
Kepulauan
Transportasi
Darat
1. Pembangunan Terminal Penumpang
Interanasional Entikong; 2. Pembangunan Terminal Barang Internasional
Nanga Badau; 3. Terminal Barang Internasional Aruk;
4. Terminal Barang Internasional Skouw;
5. Terminal Barang Internasional Motaain; 6. Terminal Barang Internasional Motamasin;
7. Terminal Barang Internasional Wini; 8. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan
Teluk Dalam.
Transportasi Laut
1. Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Bagan Siapi-Api
2. Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Sungai Guntung
3. Lanjutan pembangunan fasilitas Pelabuhan
Pulau Laut 4. Lanjutan pembangunan fasilitas Pelabuhan
Subi 5. Replacement pembangunan fasilitas
Pelabuhan Laut Miangas
6. Lanjutan rehabilitasi fasilitas Pelabuhan Laut Marore
7. Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Wonreli
8. Pembangunan fasilitas Pelabuhan Laut Depapre
9. Lanjutan pembangunan fasilitas Pelabuhan
Korido
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-24
No Kegiatan Sektor Keterangan
Transportasi
Udara
1. Kegiatan Pembuatan Turning Area ujung
runway TH 10 - 28 termasuk marking dilaksanakan di Bandara Maimun Saleh
2. Kegiatan Renovasi dan Perluasan Gedung
Terminal;dilaksanakan di Bandara Seibati; 3. Kegiatan Pekerjaan Pembuatan pagar
pengaman bandara dengan wiremesh dilaksanakan di Bandara Haliwen;
4. Kegiatan Pekerjaan Peningkatan jalan
lingkungan (2.380 M2) dan pelebaran jalan akses menuju terminal baru (1.200 M2) di
Bandara DC Saudale; 5. Kegiatan lanjutan pemotongan bukit
(selesai) di Bandara Mali; 6. Kegiatan Lanjutan Pemenuhan Standar
Pagar pengaman Sisi Udara di Bandara
Pangsuma; 7. Kegiatan Perluasan dari 210 m2 menjadi 600
m2 dan Penataan Gedung Terminal Termasuk Meubelair di Bandara Datai
Dawai;
8. Kegiatan Pekerjaan Timbunan Tanah (11.722 M3) dan Pembuatan Talud (1.247
M3) untuk Persiapan Perluasan Apron di Bandara Nunukan
9. Kegiatan Pelapisan Landas Pacu untuk meningkatkan PCN, Leveling (48.000 m2 )
dan Rekonstruksi Runway (4.500 M2)
sampai dengan aspal hotmix termasuk marking di Bandara; Malinau;
10. Kegiatan Pekerjaan pengadaan dan pemasangan pagar batas lahan bandara di
Bandara Naha;
11. Kegiatan Lanjutan Pekerjaan Pematangan Lahan Perpanjangan Runway 18 di Bandara
Melongguane; 12. Kegiatan Pembangunan terminal baru tahap
I di BandaraDobo;
13. Kegiatan Pagar pengaman batas lahan di Bandara Jhon Becker;
14. Kegiatan Pekerjaan pelebaran taxiway A dari 15m menjadi 23m termasuk pemasangan
box culvert di Bandara Saumlaki ; 15. Kegiatan Rehabilitasi Gedung terminal
penumpang (atap dan Plafond) di Bandara
Sentani; 16. Kegiatan Pengadaan dan pemasangan pagar
pengaman sisi udara dengan BRC tinggi 2,44 m (1.500 m') serta pemenuhan pagar
eksisting (7.000 m') di Bandara Mopah;
17. Kegiatan Pelebaran Runway dari 1000m x 18m Menjadi 1000m x 23m Termasuk
Marking di Bandara Manggelum;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-25
No Kegiatan Sektor Keterangan
18. Kegiatan Pekerjaan Perbaikan Permukaan
Runway, Taxi Way, apron termasuk Fillet dan Marking dengan Hotmix di Bandara
Enarotali;
19. Kegiatan Pekerjaan rehabilitasi gedung terminal 210 M2 di Bandara Sarmi;
20. Kegiatan Perluasan Apron dan pembuatan taxiway Sampai Dengan Asphalt Hotmix di
Bandara Tanah Merah;
21. Kegiatan Pekerjaan lanjutan galian obstacle bukit pada runway 11 (tahap 1) di Bandara
Oksibil; 22. Kegiatan Pelebaran landas pacu dari 18m x
900m menjadi 23m x 900m (4.069 M2) di Bandara Okaba;
23. Kegiatan Lanjutan perbaikan permukaan
landas pacu dan apron termasuk marking dengan asphalt kolakan di Bandara
Karubaga; 24. Kegiatan Perluasan (120 m2) dan Penataan
Gedung Terminal Penumpang (120 m2)
termasuk pembuatan graphic sign dan building sign di Bandara Kebar
4 Penanganan Kawasan Rawan Bencana
Transportasi Laut
Dilaksanakan di seluruh UPT pelabuhan di wilayah rawan bencana
Transportasi
Udara
Ada di 35 lokasi, diantaranya: Cut Nyak Dhien;
Lasikin; Cut Ali; Rembele; Binaka ; Dr. FL Tobing; Depati Parbo; Fatmawati; Muko-Muko;
Silampari; Budiarto; Tunggul wulung;
Trunojoyo; M. Salahuddin; Brangbiji; Frans Seda; Umbu Mehang Kunda; HH Aroeboesman;
Frans Sales Lega; Tambolaka; Gewayantana; Soa; Wunopito; Djalaluddin; Syukuran
Aminuddin; S Bantilan; Pogogul; Kasiguncu; H.
Aroepala; Amahai; Namrole; Wahai; Dumatubun; Sultan Babullah; Emalamo;
Kegiatan di BPSDM
Perhubungan di
22 UPT
Diklat Pemberdayaan Masyarakat Sektor Transportasi Darat, Laut dan Udara yang
dilaksanakan di 22 lokasi dengan rincian sbb:
Diklat Pemberdayaan Masyarakat Sektor
Transportasi Darat di Bekasi, Tegal, Palembang, Madiun, Bali dan Mempawah
Diklat Pemberdayaan Masyarakat Sektor
Transportasi Laut di Jakarta, Semarang, Makassar, Tangerang, Surabaya,
Barombong, Sorong, Aceh, Minahasa
Selatan dan Padang Pariaman
Diklat Pemberdayaan Masyarakat Sektor Transportasi Udara di Tangerang,
Surabaya, Makassar, Medan, Palembang dan Jayapura
5 Penyediaan Afirmasi
Pendidikan
BPSDM
Perhubungan di 19 unit
Kegiatan pola pembibitan taruna di 19 Sekolah
Tinggi/Poltek antara lain:
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-26
No Kegiatan Sektor Keterangan
Pendidikan Perhubungan Darat meliputi STTD Bekasi, BPPTD Palembang, PKTJ
Tegal, BPPTD Bali, API Madiun, BP2TD Mempawah;
Pendidikan Perhubungan Laut meliputi
STIP Jakarta, PIP Semarang, PIP
Makassar, Poltekpel Surabaya, Poltekpel Sumbar, BP3IP Jakarta;
Pendidikan Perhubungan Udara meliputi
STPI Curug, ATKP Medan, Poltekbang Surabaya, ATKP Surabaya, BPP Pnb
Banyuwangi, BPP Pnb Jayapura dan BPP
Pnb Curug. Sumber : Data sub sektor, 2018
4.4.2 Kegiatan Mendukung Prioritas Nasional 3
Dalam Kegiatan Prioritas Nasional 3 : Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui Pertanian,
Industri, dan Jasa Produktif, Kementerian Perhubungan mendukung 2 (dua) prioritas kegiatan
yaitu 1) Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Industri Pengolahan dan 2) Peningkatan Nilai
Tambah Jasa Produktif. Adapun anggaran Kementerian Perhubungan dalam mendukung
Peningkatan Nilai Tambah Jasa Produktif terutama melalui Pengembangan Pariwisata di
Kawasan Pariwisata dan KEK Pariwisata di TA 2019 dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.10 Dukungan Pengembangan Kawasan Pariwisata dan KEK Pariwisata
No. KEGIATAN LOKASI RINCIAN KEGIATAN
a Labuan Bajo
Pelabuhan Labuhan Bajo
- Pekerjaan Pembangunan Trestle, (6x130) m2 dan pelebaran
- Pekerjaan Pembangunan Dermaga (12 x 55
) M2 - Pekerjaaan Ruang Tunggu
Bandar Udara Labuan
Bajo
- Pekerjaan Perluasan Parkir Sisi Darat dan
Jalan Akses Kargo
- Pekerjaan Perluasan Apron
b Wakatobi
Pelabuhan
Penyeberangan Tomia,
Binongko, Kaledupa
- Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan
baru di Tomia dan Binongko
- Lanjutan Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan di Kaledupa
- Pembangunan Kapal Penyeberangan Baru
Lintas Kaledupa - Tomia – Binongko Pelabuhan Wanci - Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan
Pelabuhan Bau-Bau - Tahun 2019 di anggarakan menggunakan skema KPBU
Bandar Udara Matahora
- Wakatobi
- Pekerjaan Pembuatan Drainase Sisi Udara
- Pekerjaan Penataan Parkir dan Landscape Gedung Administrasi
c Bromo-Tengger-Semeru Terminal Tidar,
Magelang
Rehabilitasi Terminaldi Terminal Tidar,
Magelang
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-27
No. KEGIATAN LOKASI RINCIAN KEGIATAN
d Tanjung Kelayang
Bandar Udara H.A.S
Hanandjoeddin
Pengembangan Bandar Udara H.A.S
Hanandjoeddin meliputi kegiatan Lanjutan
Pekerjaan Penggantian Pagar dengan Wiremesh tinggi 2,44 m untuk memenuhi
aspek keselamatan dan keamanan
e Danau Toba
Jalur Ganda Kereta Api Araskabu – Pematang
Siantar
Studi Kelayakan Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Araskabu – Pematang Siantar
Ambarita, Ajibata,
Simanindo dan Tiga
Raas
Pembangunan Kapal Penyeberangan lintas
Danau Toba
Pembangunan Pelabuhan Danau di Ambarita, Ajibata, Simanindo dan Tiga Raas
Pelabuhan Danau Toba-
Muara, Toba-Balige, Toba-Onan Runggu,
Toba-Tongging, Toba-Marbun Toruan dan
Toba-Sipinggan
Rehabilitasi Pelabuhan Danau Toba-Muara,
Toba-Balige, Toba-Onan Runggu, Toba-Tongging, Toba-Marbun Toruan dan Toba-
Sipinggan
Bandar Udara Sibisa Penyusunan dokumen lingkungan hidup Bandar Udara dan studi RTT sisi udara dan
sisi darat
f Borobudur Lintas Yogya-Magelang DED Jalur KA lintas Yogyakarta – Magelang
g KEK Tanjung Lesung Lintas Merak-Labuan-
Tanjung Lesung
Studi Kelayakan Pembangunan Jalur Kereta
Api Merak-Labuan-Tanjung Lesung
h KEK Morotai
Bandar Udara Morotai Pengembangan Bandar Udara Morotai meliputi kegiatan pemindahan dan
pemasangan runway light dan pembuatan
jalan akses terminal penumpang Sumber : Data Sub sektor, 2018
Sedangkandukungan Kementerian Perhubungan dalam mendukung Prioritas Percepatan
Peningkatan Nilai Tambah Industri Pengolahan melalui Pengembangan 7 Kawasan Industri (KI)
dan 6 KEK Industri dan Logistik hanya difokuskan di 2 Kawasan yaitu Kawasan Industri Morowali
dan KEK Teluk Bintuni dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.11 Dukungan Pengembangan Pengembangan Kawasan Industri (KI) dan KEK
Industri dan Logistik
No. KEGIATAN LOKASI RINCIAN KEGIATAN
1. KI MOROWALI Bandar Udara
Morowali Tidak dianggarkan di TA 2019 karena sudah
memenuhi standar operasi minimal Bandara. 2. KEK TELUK BINTUNI Pelabuhan Bintuni Kondisi dermaga eksisting dengan rincian:
Dermaga : (70 x 8) m2
Trestle : 2 x (12 x 6) m2 Kedalaman : -5 s/d -10 m LWS
Kapal : 1.800 DWT
Bandar Udara Bintuni Pengembangan Bandar Udara Bintuni meliputi kegiatan Normalisasi Saluran dan Jembatan
disisi Kanan Runway 31, Lanjutan Rehabilitasi dan Perluasan Gedung PKP-PK 40 m2, Bak Air
dan pembuatan halaman Parkir 480 m2 dll
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-28
No. KEGIATAN LOKASI RINCIAN KEGIATAN
Bandar Udara Babo Pengembangan Bandara Babo meliputi
Lanjutan Pembuatan saluran terbuka sisi udara, pembangunan gedung genset,
Pembuatan jalan akses ke terminal
penumpang dan area parkir (Vol. 600 M2) termasuk drainase (Vol. 300 M') dll.
Sumber : Data Sub sektor, 2018
4.4.3 Kegiatan Mendukung Direktif Presiden Sesuai Arahan Ratas
Adapun kegiatan yang mendukung Direktif Presiden sesuai dengan Arahan Ratas, antara lain
sebagai berikut :
Kapal Penyeberangan Wilayah Kepulauan Maluku
KA Bandara Adi Sumarmo
Jalur Ganda KA Bogor Sukabumi
Bandar Udara Sukabumi
Bandar Udara Wiriadinata Tasikmalaya
Bandar Udara Nabire Baru
Bandar Udara Silampari – Lubuk Linggau
Bandar Udara Binaka – Gunung Sitoli
Bandara Depati Parbo - Kerinci
Bandar Udara Pekonserai
Bandar Udara Marinda - Raja Ampat
Bandar Udara Illaga
Bandar Udara Kayong Utara/Ketapang Baru
Bandar Udara Nop Goliat – Dekai
Bandar Udara Sibisa- Parapat
Pelabuhan Nabire.
4.4.4 Kegiatan Mendukung Proyek Strategis Nasional (Perpres 58 tahun 2017)
Adapun kegiatan yang mendukung Proyek Strategis Nasional berdasarkan Perpres 58
Tahun 2017 tentang Proyek Strategis Nasional antara lain sebagai berikut:
Pelabuhan CPO Maloy
Pelabuhan Patimban
Bandar Udara Radin Inten II
Bandar Udara Tjilik Riwut
"Kereta Api Makassar – Parepare (Tahap I dari pengembangan jalur Lintas Barat
Sulawesi Bagian Selatan)"
Pembangunan Jalur KA lintas Bandar Tinggi – Kuala Tanjung
Double Track Jawa Selatan
Kereta Api Rantau Prapat – Duri – Pekanbaru
Kereta Api Jambi – Pekanbaru (Jambi – Riau)
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-29
"Kereta Api Akses Bandara Baru Yogyakarta-Kulon Progo"
Pembangunan Rel Kereta Api Provinsi Kaltim
Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor North – South Tahap I
Light Rapid Transit (LRT) Sumatera Selatan
Kereta Api Akses Bandara Adi Sumarmo (Provinsi Jawa Tengah)
4.5 PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN TAHUN 2019
Dalam rangka mewujudkan sasaran dalam Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2019,
berikut disampaikan program prioritas pembangunan transportasi tahun 2019 di Kementerian
Perhubungan meliputi :
4.5.1 Sekretariat Jenderal
Kegiatan strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan pada tahun 2019 antara lain
sebagai berikut:
1) Pengadaan Penataan Infrastruktur Fasilitas Pendukung Pengelolaan Perkantoran Kantor
Pusat Kementerian Perhubungan;
2) Publikasi Kebijakan Pimpinan Kementerian Perhubungan melalui Media Elektronik dan
Media Massa;
3) Upgrade Server dan Storage Data Center Kementerian Perhubungan;
4) Assessment Center dan Assessment Kompetensi Pemangku Jabatan / Pegawai di
lingkungan Kementerian Perhubungan;
5) Pengadaan Peralatan Investigasi berupa Permanent Investigation Equipment dan
Personal Protective Equipment;
6) Sidang Majelis Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran
7) Penyiapan Pengelolaan Kebijakan Lingkungan Hidup, Dampak Sektor Transportasi,
Adaptasi dan Mitigasi Terhadap Perubahan Iklim;
8) Pembinaan pengadaan barang dan jasa serta pengelolaan Barang Milik Negara (BMN);
9) Pembinaan Perbendaharaan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
10) Peningkatan Kompetensi Personil Koordinator Proyek Public Private Partnership (PPP);
11) Pelayanan Advokasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
12) Penyusunan Dokumen Rencana Strategis Kementerian Perhubungan 2020-2024;
13) Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Transportasi Nasional.
4.5.2 Inspektorat Jenderal
Untuk mewujudkan Sasaran Strategis ke-9 Kementerian Perhubungan
melalui penigkatan kualitas pengawasan atas pelaksanaan tugas di
Kementerian Perhubungan, Inspektorat Jenderal mewujudkannya
melalui 7 Sasaran Kegiatan yang di cascadingkan menjadi 11 Indikator
Kinerja Kegiatan (IKK). Untuk dapat merencanakan dan mengukur IKK
tersebut pada tahun 2019 target Inspektorat Jenderal adalah sebagai
berikut:
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-30
1. Terwujudnya good government di lingkungan Kementerian Perhhubungan diwujudkan
melalui:
a. Kebocoran keuangan negara hanya 0.35% dari total alokasi anggaran Kementerian
Perhubungan
b. Tindak Lanjut temuan hasil audit Inspektorat Jenderal sudah 90% ditindaklanjuti
2. Tersedianya Pedoman Pengawasan Internal diwujudkan merlalui 80% pedoman
pengawasan internal yang ditetapkan dapat di Implementasikan
3. Terselenggaranya pengawasan internal yang efektif dan efisien diwujudkan melalui:
a. Pelaksanaan Program Kerja Pengagawasan Tahunan (PKPT) 80% sesuai dengan
Rencana Kerja Audit Tahunan (RKAT)
b. Tingkatkan tata kelola Inspektorat Jenderal sudah berada dalam level 3 yang
menggunakan metode Internal Audit Capability Model (IACM) oleh
4. Tersedianya Aparatur pengawasan yang kompeten diwujudkan melalui:
a. Aparatur pengawasan yang mengikuti peningkatan kompetensi sebanyak 93%;
b. Peningkatan ratio sumber daya pengawasan yang memiliki sertifikat JFT meningkat
sebanyak 73%.
5. Tersedianya informasi yang akurat di lingkungan Inspektorat Jenderal melalui 50%
permanfaatan teknologi dan informasi dalam pelaksanaan pengawasan
6. Terwujudnya good government di lingkungan Inspektorat Jenderal melalui:
a. Nilai implementasi SAKIP mencapai 82;
b. Tingkat maturasi SPIP sudah berada di level 3.
7. Terkelolanya anggaran pengawasan internal secara optimal diwujudkan dengan kualitas
pelaksanaan anggaran melalui 85% anggaran yang realisasikan sesuai dengan rencana
penarikan dana
Selanjutnya untuk mewujudkan target IKK pada tahun 2019 kegiatan strategis Inspektorat
Jenderal yang berhubungan dengan pengawasan adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Audit Kinerja dan Pelaksanaan Pemeliharaan Aset pada Sektor Darat dan Kereta
Api sebanyak 28 Objek
b. Pelaksanaan Audit Kinerja dan Pelaksanaan Pemeliharaan Aset pada Sektor Laut bagian
barat sebanyak 113 Objek
c. Pelaksanaan Audit Kinerja dan Pelaksanaan Pemeliharaan Aset pada Sektor Laut bagian
timur sebanyak 30 Objek
d. Pelaksanaan Audit Kinerja dan Pelaksanaan Pemeliharaan Aset pada Sektor Udara sebanyak
104 Objek
e. Pelaksanaan Audit Kinerja dan Pelaksanaan Pemeliharaan Aset pada Sektor Penunjang
sebanyak 30 Objek
f. Secara garis besar pelaksanaan Audit Kinerja dan Pelaksanaan Pemeliharaan Aset pada
objek-objek tepilih dilakukan hanya 60% dari objek-objek yang ada di masing-masing
Inspektorat. Hal tersebut dilakukan mengingat pengawasan intern yang dilakukan tidak
hanya meliputi audit saja melainkan juga meliputi:
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-31
a. Reviu
1) Reviu anggaran yang meliputi :
Reviu Pagu Kebutuhan Anggaran;
Reviu Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
Reviu Pagu Anggaran;
Reviu Revisi Anggaran;
Reviu Pengelolaan Anggaran Triwulanan;
Reviu LK KPA BUN;
2) Reviu Laporan Keuangan
3) Reviu Laporan Kinerja Tingkat Kementerian,
4) Reviu Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN),
5) Reviu Perpanjangan Kontrak Tahun Jamak: dan
6) Reviu lain atas perintah Menteri dan/atau Inspektur Jenderal;
b. Evaluasi yang meliputi :
1) Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) Unit Kerja Eselon I;
2) Evaluasi Rencana Strategis (Renstra), Evaluasi Dokumen Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKIP);
3) Evaluasi Penerapan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK);
4) Evaluasi Penerapan Zona Integritas Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM);
5) PenyelenggaranWhistleblowing System (WBS);
6) Evaluasi terhadap kegiatan atau hal yang menjadi Isu-Isu Strategis dan Prioritas
Nasional di Lingkungan Kementerian Perhubungan; dan
7) Evaluasi lain atas perintah Menteri dan/atau Inspektur Jenderal;
c. Pemantauan yang meliputi :
1) Pengawalan dan Pemantaun terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Program
Pembangunan Prioritas Nasional (P3N);
2) Pemantauan dan penyelesaian terhadap proyek-proyek prasarana dan sarana di
lingkungan Kementerian Perhubungan pada obyek-obyek terpipilh yang terindikasi
atau dengan status mangkrak/ Kontruksi Dalam Pengerjaan (KDP) / Belum
Operasional (BO);
3) Pemantauan atas Penerapan SPIP;
4) Pemantauan atas tindak lanjut hasil pengawasan;
5) Pemantauan terhadap kegiatan atau hal yang menjadi Isu-Isu Strategis dan Prioritas
Nasional di Lingkungan Kementerian Perhubungan; dan
6) Pemantauan lain atas perintah Menteri dan/atau Inspektorat Jenderal.
d. Kegiatan Pengawasan lainnya yang meliputi :
1) Sosialisasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang
pengawasan;
2) Pembimbingan dan konsultansi;
3) Pendampingan dan supervisi;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-32
4) Pengendalian gratifikasi;
5) Pengelolaan hasil pengawasan;
6) Konsultasi tata kelola dan kepatuhan barang milik negara; dan
7) Pemaparan hasil pengawasan serta mekanisme tindak lanjut hasil pengawasan.
4.5.3 Ditjen Perhubungan Darat
Kegiatan Strategis Bidang Sarana Transportasi Darat, meliputi sebagai berikut :
1. Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Lanjutan sebanyak 4 paket;
2. Pembangunan Bus Air sebanyak 5 unit.
Kegiatan Strategis Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Perhubungan
Darat, meliputi sebagai berikut :
1. Pembangunan Terminal Tipe A Lanjutan
sebanyak 6 lokasi;
2. Pembangunan Terminal Internasional sebanyak
6 lokasi;
3. Rehabilitasi Terminal sebanyak 19 lokasi;
4. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Baru
sebanyak 1 lokasi;
5. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan
Lanjutan sebanyak 13 lokasi;
6. Rehabilitasi Pelabuhan penyeberangan sebanyak 1 lokasi;
7. Pembangunan Pelabuhan Danau Lanjutan sebanyak 5 lokasi;
8. Rehabilitasi Pelabuhan Danau sebanyak 1 lokasi;
9. Pembangunan Pelabuhan Sungai Baru sebanyak 4 lokasi;
Kegiatan Strategis Pembangunan dan Pengelolaan Lalu Lintas Perhubungan
Darat, meliputi sebagai berikut :
1. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di Jalan Nasional 636 Paket tersebar
di 33 provinsi;
2. Pemeliharaan Perlengkapan Jalan di jalan Nasional sebanyak 33 paket di 33 provinsi;
3. Pengadaan dan Pemasangan ATCS Lanjutan (Area Traffic Control System) sebanyak 2
paket;
4. Pembangunan Halte Sungai sebanyak 1 lokasi;
5. Pengadaan dan Pemasangan Rambu Suar dan SBNP sebanyak 7 unit;
6. Pengadaan dan Pemasangan Rambu Sungai sebanyak 125 unit.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-33
Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Angkutan dan
Multimoda, meliputi sebagai berikut :
1. Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan Jalan sebanyak 291 trayek di 33 provinsi;
2. Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan SDP sebanyak 223 trayek yang tersebar di
33 Proinsi;
3. Operasional Terminal Penumpang Tipe A di 97 lokasi.
Kegiatan Strategis Bidang Pembinaan dan Keselamatan, meliputi sebagai
berikut:
1. Promosi Keselamatan Transportasi Darat sebanyak 4 provinsi;
2. Pengadaan dan Pemasangan Zona Selamat Sekolah sebanyak 1 paket;
3. Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan (LRK) sebanyak 1 paket;
4. Kegiatan Rute Aman Selamat Sekolah (RASS) 1 Paket;
5. Operasional Jembatan Timbang di 77 lokasi.
4.5.4 Ditjen Perkeretaapian
Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perkeretaapian
1. Revitalisasi Kereta Rel Listrik KfW (Multiyears 2019 - 2020) sebanyak 10 train set @4
unit;
2. Perawatan, Pengoperasian Sarana dan Fasilitas Sarana Milik Negara sebanyak 10 paket;
3. Penyusunan Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/Pedoman/Kriteria/Prosedur Bidang
Sarana Perkeretaapian sebanyak 1 dokumen;
4. Pelaksanaan Pembinaan bidang Sarana Perkeretaapian sebanyak 3 kegiatan;
5. Administrasi dan Layanan Perkantoran selama 1 tahun.
Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung KA
1. Kegiatan rehabilitasi/peningkatan jalan rel/
emplassemen yaitu terdiri dari:
a. Lintas Araskabu–Tebingtinggi–Pematang
Siantar (57 km);
b. Lintas Bogor - Yogyakarta Koridor Banjar Kroya
Antara Kawunganten - Lebeng (3 km);
c. Lintas Bogor - Yogyakarta Koridor Banjar Kroya Antara Jeruk Legi – Kroya (7 km);
2. Kegiatan pembangunan jalan rel/emplassemen di 14 Lintas yang terdiri dari:
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-34
a. Lintas Makassar – Pare-Pare segmen 3 (61,10 km’sp);
b. Lintas Bogor – Sukabumi (57 km’sp);
c. Lintas Mojokerto – Jombang (24 km’sp)
d. Lintas Kroya – Kutoarjo (76 km’sp);
e. Lintas Kedungbanteng – Madiun (53 km’sp);
f. Lintas Rantauprapat – Kota Pinang (Segmen I) (33 km’sp);
g. Lintas Besitang – Langsa (Segmen I) (35 km’sp);
h. Lintas Krueng Geukeuh – Paloh(8,3km’sp);
i. Lintas Solo Balapan – Bandara Adi Sumarmo (13 km’sp);
j. Lintas Stasiun Semarang Tawang - Pelabuhan Tanjung Mas (2 km’sp);
k. Lintas Kotabumi - Cempaka (Tahap III) (9 km’sp);
l. Lintas Kedungjati-Tuntang (7 km’sp);
m. Lintas Ciranjang - Cipatat - Padalarang (30 km’sp);
n. Lintas Padang-Pulau Aer (3,80km’sp);
3. Pengadaan Material Rel (1514 km’sp);
4. Pengadaan Material Wesel (termasuk Loan China) (508 unit);
5. Pembangunan Jembatan/Terowongan/Gorong-Gorong/Box Culvert/Underpass/Fly over
sebanyak 1 unit;
6. Peningkatan/Pembangunan Bangunan Khusus sebanyak 1 unit;
7. Pemagaran Fasilitas Pendukung / Sterilisasi sebanyak 1 paket;
8. Pengadaan Lahan sebanyak 3 paket;
9. Penyusunan Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/Pedoman/Kriteria/Prosedur Bidang
Prasarana Perkeretaapian sebanyak 14 dokumen;
10. Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO) 1 tahun
11. Pelaksanaan Pembinaan bidang Prasarana Perkeretaapian 7 kegiatan;
12. Administrasi dan Layanan Perkantoran selama 1 tahun.
Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Lalu Lintas Perkeretaapian
Subsidi Bidang Perkeretaapian sebanyak 2 kegiatan:
a. Kegiatan subsidi perintis sebanyak 8 lintas;
b. Kegiatan subsidi angkutan motor gratis sebanyak 1 paket.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-35
Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Keselamatan Perkeretaapian
1. Kegiatan Sosialisasi/Rakor/Seminar/Workshop Bidang Keselamatan Perkeretaapian
sebanyak 4 kegiatan;
2. Pembangunan/Pengadaan Fasilitas/Peralatan Keselamatan Perkeretaapian sebanyak 2
paket;
3. Penyusunan Studi/Kajian/Desain/Norma/Standar/Pedoman/ Kriteria/Prosedur Bidang
Keselamatan Perkeretaapian sebanyak 4 dokumen;
4. Pelaksanaan Pembinaan bidang Keselamatan Perkeretaapian sebanyak 17 kegiatan;
5. Administrasi dan Layanan Perkantoran selama 1 tahun.
Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung KA
1. Pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi antara Makassar – Pare-Pare segmen 3
(Makassar – Barru) (61,10 km’sp);
2. Pembangunan Jalur Ganda KA antara Bogor – Sukabumi (57 km’sp);
3. Pembangunan Jalur Ganda KA antara Mojokerto – Jombang (24 km’sp);
4. Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s.d. Jatinegara) (tahap
3) (2 km’sp);
5. Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s.d. Jatinegara)
(Tahap 2) (4 km’sp);
6. Pembangunan Jalur Ganda KA antara Kroya – Kutoarjo (76 km’sp);
7. PembangunanJalur Ganda KA antara Kedungbanteng – Madiun (53 km’sp);
8. Pembangunan Jalur KA Trans Sumatera antara Rantauprapat – Kota Pinang (Segmen I)
(33 km’sp);
9. Pembangunan Jalur KA Trans Sumatera antara Besitang – Langsa (Segmen I) (35
km’sp);
10. Pembangunan Jalan KA antara Krueng Geukeuh – Paloh(8,3km’sp);
11. Procurement of Track Material and Turnout Phase II (1500 Km’sp and 500 Unit);
12. Pembangunan Jalur KA menuju Bandara Adi Sumarmo (13 km’sp);
13. Reaktivasi jalur KA antara Stasiun Semarang Tawang - Pelabuhan Tanjung Mas Tahap
II dan Supervisi (2 km’sp);
14. Pembangunan Jalan Ganda KA antara Kotabumi - Cempaka (Tahap III) (9 km’sp);
15. Lanjutan Reaktivasi Jalur KA Lintas Kedungjati - Tuntang termasuk Penanganan
Longsoran Badan Jalan (7 km’sp);
16. Reaktivasi jalur KA antara Ciranjang - Cipatat - Padalarang (30 km’sp);
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-36
17. Reaktivasi dan Sterilisasi Jalur Kereta Api antara Padang-Pulau Aer (3,80km’sp);
18. Peningkatan Rel Araskabu – Tebing tinggi – Pematang Siantar (57 km’sp);
19. Peningkatan Track Eksisting Mengganti Rel R.42 Bantalan Beton Menjadi Rel R.54
Bantalan Beton Km. 376+000 - Km. 379+050 Sepanjang 3.050 M'sp Antara
Kawunganten - Lebeng Koridor Banjar - Kroya Lintas Bogor – Yogyakarta (3 km’sp);
20. Peningkatan Track Eksisting Mengganti Rel R.42 Bantalan Beton Menjadi Rel R.54
Bantalan Beton Lengkap Dengan Penambat Km.379+050 – Km. 402+100 Sepanjang
23.050 M'sp Antara Jeruk Legi - Kroya Koridor Banjar - Kroya Lintas Bogor - Yogyakarta
(7 km’sp);
21. Penggantian Jembatan Baja Pembuatan Pangkal Jembatan BH 79 Viaduct Antara
Pasarnguter-Wonogiri (1 unit);
22. Pelayanan Angkutan KA perintis (7 lintas);
23. Subsidi Perintis Penyelenggaraan LRT Sumsel (12 bulan);
24. Pengadaan Lahan Lintas Banjarmasin – Tanjung (1 paket);
25. Pengadaan Lahan Lintas Tulangan – Gununggasir (1 paket);
26. Pengadaan Lahan Lintas Sei Liput – Besitang (1 paket);
27. Pengadaan Lahan Double Track Lintas Bogor Sukabumi (1 paket);
28. Pengadaan Lahan untuk Pembangunan Jalan KA Menuju Teluk Lamong (1 paket);
29. Railway Electrification and Double Double Tracking of Java Main Line Project (I) (IP-508)
(1 paket);
30. Jabodetabek Railway Capacity Enhancement Phase I (1 paket);
31. Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian Lintas Bekasi – Cikarang (1 paket);
32. Elektrifikasi Jalur KA Lintas Yogyakarta – Solo (1 paket);
33. Pembangunan Jalur KA menuju KSPN Borobudur dan Sekitarnya (DED) (1 paket);
34. Pembangunan Jalur KA menuju KSPN Danau Toba dan Sekitarnya (DED) (1 paket);
35. Jasa Konsultasi LRT Jabodebek (1 Paket);
36. Studi/DED/Amdal (36 dokumen);
37. Biaya Operasional Pengadaan Lahan (LMAN) (4 Paket);
38. Pelaksanaan IMO (1 Tahun).
Kegiatan Strategis Bidang Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
1. Engineering services of Surabaya Regional Railway Line;
2. Persiapan pelaksanaan KPBU sebesar 3 paket;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-37
3. Pelayanan Angkutan KA perintis 7 Lintas;
4. Pengalokasian PSO yang terus meningkat dengan tingkat jumlah penumpang
376.690.961;
5. Pengalokasian subsidi angkutan motor gratis sebanyak 1 kegiatan.
4.5.5 Ditjen Perhubungan Laut
A. Kegiatan Strategis di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut
1. Rencana penempatannya akan melayani jarigan angkutan laut perintis (subsidi perintis,
angkutan ternak, angkutan rede) pada 152 lintas yang tersebar di seluruh 33 provinsi
pada Pangkalan Pelabuhan Meulaboh, Calang, Teluk Bayur, Bengkulu, Tj. Pinang, Kijang,
Sintete, Sunda Kelapa, Kotabaru, Semarang, Surabaya, Tanjung Wangi, Bima, Kupang,
Maumere, Bitung, Tahuna, Pagimana, Kolonedale, Kendari, Tilamuta, Kwandang,
Makassar, Mamuju, Ambon, Tual, Saumlaki, Ternate, Babang, Sanana, Jayapura, Biak,
Merauke, Manokwari, Sorong.
2. Subsidi Angkutan Laut Tetap Dan Teratur Untuk Kapal Barang Dalam Rangka Menunjang
Tol Laut untuk Rute terdiri dari R-1 : Teluk Bayur - P. Nias (Gn. Sitoli) - Mentawai - P.
Enggano - Bengkulu – PP (Kapal Utama), R-2 : Tg Priok – Tanjung Batu - Blinyu -
Tarempa - Natuna (Selat Lampa) - Midai - Serasan - Tg Priok (Kapal Utama), R-3 : Tg
Perak – Belang-belang - Sangatta Nunukan - Pulau Sebatik (Sungai Nyamuk) - Tanjung
Perak (Kapal Utama) , R-4 : Tg Perak – Makassar – Tahuna – Tanjung Perak (Kapal
Utama), R-5 : Tahuna - Kahakitang - Buhias - Tagulandang - Biaro - Lirung - Melongoane
- Kakorotan - Miangas - Marore - Tahuna ( Kapal Pehubung), R-6 : Tanjung Perak -
Makassar - Tobelo - Tanjung Perak (Kapal Utama), R-7 : Tobelo - Maba - P. Gebe - Obi
- Sanana - Tobelo (Kapal Penghubung), R-6. Tanjung Perak - Tidore - Morotai - Tanjung
Perak (Kapal Utama), R-8 : Tanjung Perak - Wanci - Namlea - Tanjung Perak (Kapal
Utama), R-9 : Tanjung Perak - Biak - Tanjung Perak (Kapal Utama), R-10 : Biak -
Oransbari - Waren - Teba - Sarmi - Biak (Kapal Penghubung), R-11 : Tanjung Perak -
Nabire - Serui - Wasior - Tanjung Perak (Kapal Utama) R-12 : Tanjung Perak - Fakfak -
Kaimana - Tanjung Perak (Kapal Utama), R-13 : Tanjung Perak - Timika- Agats -
Merauke - Tanjung Perak (Kapal Utama Crossing), R-14 : Tanjung Perak - Saumlaki -
Dobo - Tanjung Perak (Kapal Utama), R-15 : Tanjung Perak - Kalabahi - Moa - Rote
(Ba'a) - Sabu (Biu) - Tanjung Perak (Kapal Utama), dan pada tahun 2019 terdapat 21
rute/ trayek antara lain Surabaya 8 trayek, Jakarta 2 trayek, Makassar 3 trayek, 8 Trayek
masih dalam pembahasan.
3. Penyelesaian pembangunan kapal perintis yang terdiri dari kapal Tipe 2000 GT, Tipe
1200 GT, Tipe 750 DWT, Semi Container 100 Teus dan Kapal Ternak dengan tahapan
penyelesaian pada tahun 2017 sebanyak 54 Unit, dan pada tahun 2018 dan 2019 tidak
ada pembangunan kapal.
4. Pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung Lalu Lintas dan Angkutan Laut tersebar
di seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi perbaikan dan perawatan
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-38
kapal perintis (Docking Repair) sebanyak 134 Unit, subsidi penyelenggaraan angkutan
ternak dan subsidi penyelenggaraan angkutan rede.
B. Kegiatan Strategis di Bidang Kepelabuhanan
1. Pembangunan/lanjutan/penyelesaian dan pengembangan pelabuhan laut komersial
pada 4 lokasi yaitu Pelabuhan Kuala Tanjung, Makassar New Port, Patimban, Kijing
Pontianak
2. Pembangunan/lanjutan/penyelesaian dan pengembangan pelabuhan laut non komersial
pada 87 lokasi pelabuhan pada Pelabuhan Tapaktuan, Pulau Banyak, Parlimbungan
Ketek, Bagan Siapi-Api, Kuala Gaung, Sungai Guntung, Teluk Sasah, Tarempa, Pulau
Laut, Subi, Labuhan Bajau, Laut Simalepet, Laut Pasapuat, Laut Ujung Jabung, Kuala
Mendahara, Tanjung Batu, Malakoni Enggano, Linau Bintuhan, Palabuhanratu,
Pangandaran, Batang, Rembang, Telaga Biru, Pagerungan, Masalembu, Pemenang, Biu,
Seba, Waikelo, Kedindi Reo, Atapupu, Larantuka, Balauring, Labuan Bajo, Padang Tikar,
Pelaihari, Sebuku, Maloy, Tahuna, Marore, Miangas, Anggrek, Lebiti, Mansalean, Sikeli,
Wanci, Bau-Bau, Palopo, Jampea, Garongkong, Awerange, Siwa, Tanakeke, Kambuno,
Polewali, Tulehu, Tepa, Molu Baru, Saumlaki, Bula, Manipa, Kaiwatu, Wonreli, Arwala,
Letti, Hila Romang, Batu Goyang, Geser, Gorom, Tual, Laiwui, Depapre, Nabire, Sarmi,
Teba, Bade, Moor, Korido, Serui, Sorong, Kaimana, dan dan pada Tahun 2019 terdapat
39 lokasi pelabuhan yang terdiri dari : Bajau, Pulau Bayak, Parlimbungan Ketek, Bagan
siapi-api, Kuala Gaung, Sungai Guntung, Pulau Laut, Subi, Simalepet, Ujung Jabung,
Tanjung Batu, Malakoni Enggano, Linau Bintuhan, Palabuhan Ratu, Pangandaran,
Rembang, Telaga Biru, Masalembu, Pamenang, Biu, Baranusa, Waikelo, Kendidi Reo,
Atapupu, Pelaihari, Sebuku, CPO Maloy, Marore, Miangas, Awarange, Tulehu, Manipa,
Wonreli, Amahai, Tual, Mangga Dua, Depapre, Nabire, Sarmi, Korido, Serui.
3. Pengerukan alur pelayaran/ kolam pelabuhan pada Tahun 2018 sebanyak 3 lokasi yaitu
Pelabuhan Pangkalan Dodek, Makassar dan Labuhan Lombok. (Total volume
Pengerukan sebesar (1.755.428 m3).
4. Pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung pelabuhan dan pengerukan tersebar di
seluruh 33 provinsi dengan beberapa kegiatan meliputi Pengadaan Reach Stacker /
Pengadaan Forklift / Kapal Pandu / Kapal Tunda / Pengadaan Truck Crane / Pengadaan
Excavator, Grab Cham Shell dan Wheel Loader / Peningkatan fasilitas Pelabuhan dalam
rangka pelayanan publik / Fasilitas pendukung operasional (Gedung Bangunan, Rumah
Dinas, Pembuatan Sumur, Lampu Penerangan, Pos jaga, Pagar, Gapura dan lain-lain).
C. Kegiatan Strategis di Bidang Kenavigasian
1. Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian sebanyak 2 kapal yang ditempatkan di Distrik
Navigasi Benoa dan Makassar, dan di tahun 2019 Pembangunan Kapal Negara
Kenavigasian;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-39
2. Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
SBNP di 33 Provinsi yaitu di Pulau Siumat, Kr.
Panjang, P.Panjang, P. Hinako, P. Poncan Besar,
Lahewa Besar, Teluk Lagundri, Tanjung Datu,
Kr. Geukeuh, Kuala Enok, Gs. Pasir Selatan,
Tanjung Lubuh,Tanjung Babi, Telaga Punggur,
Tanjung Uban, Pelabuhan Tambelan,Pelabuhan
Subi, P Midai, P Selat Lampa, P Letung, Tg.
Berakit, Tunjuk, Karas, Takong, Terkulai, P
Meriam, Tambelan, P Z. Bruder, Teluk Bayur, Tanjung Api-api, Tg Baginda, Kumbang
Merah, Kr. Rakit, Gosong Tengah, Kr. Lebar Bengkulu, Kr. Antu, Toboali, P. Simedang,
Gosong Serdang, Pelabuhan Batang, Pelabuhan Juana, Kr Kapal, Pelabuhan Bojong
Salawe, Pamengpeuk, Sekala, Mantigi, Bansering, Sepanjang, Sapudi, Kemudi, Batu
Gendang, Pantai Baru, P. Lety, P. Lirang, TG. Kurung, Menia, Biu, Lirang, Labuhan Bajo,
Tg. Raijua, Tg. Kurung, Kupang, Beang, Baranusa, Naikliu, Meatimarang, Batu Tua,
Maumere, Baing, Wuring, Maumere, Nun Baun Sabu, Pota, Salura, Baranusa, Tg. Babi,
Waikelo, Binanatu, Batu Tua, P. Ende, Tg. Putus, P. Layah, Sungai Barito, Sungai
Kahayan, Tg Putri, Gosong Sekunyer, Gosong Beras Basah, Pengerangan, Kumai,
Samber Gelap, P. Kerbau, Tg. Nibung, Tg. Maruat, Kr. Unarang, Tanjung Aru, Benua
Aru, Balikpapan, Muara Berau, Kuala Samboja, Maloy, Amborawang Samboja, Tg Batu,
Langsuran Naga, P. Sadau, Sebatik, P Bakungan, Tg Ambora, Mahoro, Kr. Tg. Lesa,
Kr.Seha Besar, Kr. P.Nitu, dan Kr. Mahangetang, Kr. Ambang Luar, Kr. Tg. Tombalilatu,
Kr. Lalanga, Kr. Tomini, Kr. Tg. Bongoh, Kr. Luar Anggrek, Makalehi, Marampit, Tg.
Tahuna, Mayu, Tg. Kapas, Gn. Wenang, Menterau, Talise, Salando, Poso, Sabaru,
Sapuka, Tanakeke, P. Raja, Sane-Sane, Selayar, Kr. Pasi, Tg. Silopo, Marlase, Kobror,
Kesui, Elat, Tual, P. Parang, Lalang Kemar, Fogi, Sofifi, Dofa, Maba, Sanana, P. Pilongga,
P. Madorang, Kr. Namalen, P. Fogi, Tg. Dehekolano, Pu. Lawin, Tg. Akelamo, Tg. Waka,
Tg. Bartutui, Pu. Suanggi, Tg. Babo, Tg. Sopi, Krg .Tydeman, Miosnum, Tg. Tanah
Merah, Depapre, Baugani, Sungai Merauke, P. Laag, Wanaam, Moi, Reff Banampe, P.
Orisilam, P. Bu, P Mus, Triton Atsy, Maro, P. Habesilam, P. Kekwa, P. Aika, dan pada
tahun 2019 terdapat 41 paket kegiatan yang berlokasi antara lain : Tg.Ambora, Sebatik,
Sekala, Tanjung Api – Api, Kumbang Merah DSI 1460, Selat Jaran Merah DSI 1450,
Karang Vansitrad DSI 1915, Nusa Penida, Lirang, Tanjung Aru, Benua Aru, Merah Alur
Balikpapan, Muara Berau, Alur Kuala Samboja, Penuntun Belakang Alur Kuala Samboja,
Batang, Pelabuhan Tambelan, Pelabuhan Subi, Pelabuhan P. Laut, Pelabuhan Serasan,
Pelabuhan Midai, Rambu Suar Single Pipe 10 M Laut di Pelabuhan Selat Lampa, lur
masuk Pelabuhan Fogi, Sofifi, Dofa, Maba Sungai Maro, Kobroor, Tual, Miosnum, Batang,
Baru, Banabungi, Talaga Raya, Lungsuran Naga, Maloy, Amborawang Samboja,
Oransbari, Teluk Lagundri, Mahoro, Ketapang, PelabuhanSanana, P. Pilongga, P.
Madorang, Kr. Namalen, Lahewa, Poncan Besar, Pulau Aika, Kr. Panjang DSI. 2762 dan
P. Panjang, Pulau Banyak, Kekwa, dan Sungai Barito.
3. Pembangunan Sistem Telekomunikasi Pelayaran di tahun 2019 terdapat 2 unit antara
lain : Distrik Navigasi Bitung dengan kegiatan Pembangunan SROP Kelas III Poso dan
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-40
Distrik Navigasi Cilacap dengan kegiatan Pembangunan Stasiun Radio Pantai (SROP)
Kelas IV di Pangandaran Jawa Barat.
D. Kegiatan Strategis di Bidang Penjagaan Laut dan Pantai
1. Pembangunan Kapal Patroli Kelas tahun 2019 sebanyak 13 unit yang terdiri dari kapal
patroli Kelas III (3 unit), Kelas IV (5 unit) dan Kelas V (5 unit);
2. Pengadaan Senjata dan amunisi sebanyak 1 paket.
4.5.6 Ditjen Perhubungan Udara
A. Kegiatan Strategis di Bidang Angkutan Udara
1. Peningkatan rute pelayanan perintis dan
subsidi untuk angkutan udara sebanyak 198
rute yang tersebar pada KPA : Nagan Raya (9
Rute), Gunung Sitoli (9 Rute), KPA Dabo (14
Rute), Palangkaraya (6 Rute), Samarinda (4
Rute), Tarakan (10 Rute), Sumenep (4 Rute),
Masamba (4 Rute), Waingapu (4 Rute),
Ternate (4 Rute), Langgur (8 Rute), Sorong
(6 Rute), Manokwari (11 Rute), Nabire (12 Rute), Jayapura (10 Rute), Wamena (11
Rute), Timika (26 Rute), Merauke (15 Rute), Dekai (22 Rute), Tanah Merah (13 Rute);
2. Penyediaan subsidi angkutan BBM sebanyak 7.969 drum yang tersebar pada KPA : Dabo
(625 drum), Masamba (500 drum), Langgur (1.200 drum), Merauke (1,044 drum),
Wamena (800 drum), Dekai (1.900 drum), Tanah Merah (1.900 drum);
3. Peningkatan rute pelayanan perintis dan subsidi untuk angkutan udara kargo sebanyak
42 rute yang tersebar pada KPA : Tarakan (2 Rute), Timika (13 Rute), Wamena (4 Rute),
Masamba (2 Rute), Dekai (18 rute), Tanah Merah (1 Rute). Kegiatan Angkutan udara
kargo (Jembatan Udara) memastikan bahan kebutuhan pokok yang diangkut melalui tol
laut dan jembatan udara dapat mencapai daerah-daerah pedalaman, terpencil, terluar
dan perbatasan dengan prioritas pembangunan dan pemberian subsidi angkutan
perintis penumpang dan kargo di wilayah Pegunungan Papua dan perbatasan.
4. Penyediaan subsidi angkutan BBM kargo sebanyak 2.673 drum yang tersebar pada KPA
: Wamena (500 Drum), Dekai (1.373 Drum) Tanah Merah (600 Drum).
B. Kegiatan Strategis di Bidang Bandar Udara
Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara pada Tahun
Anggaran 2019 meliputi Kegiatan Peningkatan Kapasitas dan Peningkatan Kualitas
Pelayanan Bandar Udara meliputi :
1. Kegiatan Penyelesaian Pembangunan Bandar Udara Baru di 4 lokasi meliputi Bandar
Udara Siau; Bandar Udara Buntukunik; Bandar Udara Muara Teweh; dan Bandar Udara
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-41
Tambelan. Target pengoperasian Bandar Udara Siau; Bandar Udara Muara Teweh; dan
Bandar Udara Tambelan pada akhir 2019, sedangkan Bandar Udara Buntukunik
ditargetkan setelah 2019.
2. Kegiatan Pembangunan Bandara Baru di luar
Target 15 Bandara Baru yang dilaksanakan di 14
Lokasi (Bandar Udara Wiriadinata, Bandar Udara
Sukabumi, Bandar Udara Ngloram, Bandar Udara
Bolaang Mongondow, Bandar Udara Moa, Bandar
Udara Manggelum, Bandar Udara Gebe, Bandar
Udara Pahuwato, Bandar Udara Segun, Bandar
Udara Nabire Baru, Bandar Udara Wasior Baru, Bandar Udara Ketapang Baru , Bandar
Udara Malikussaleh, dan Bandar Udara Pulau Gorom).
3. Pekerjaan Tanah persiapan perpanjangan Runway di 2 lokasi ( Bandar Udara M.
Salahuddin – Bima, dan Bandar Udara Ilaga);
4. Perpanjangan Runway di 8 lokasi (Bandar Udara
Rampi, Bandar Udara Bua, Bandar Udara Sultan M.
Kaharuddin – Sumbawa, Bandar Udara Wamena,
Bandar Udara Tanah Merah, Bandar Udara
Bomakia, Bandar Udara Kepi, dan Bandar Udara
Merdey);
5. Pelebaran Runway di 1 Lokasi (Bandar Udara
Tanah Merah);
6. Pelapisan dan levelling runway, apron di 44 Lokasi (Bandar Udara Radin Inten II –
Lampung, Bandar Udara Haluoleo – Kendari, Bandar Udara John Becker – Kisar, Bandar
Udara Frans Sales Lega – Ruteng, Bandar Udara Wamena, Bandar Udara Oksibil dan
Bandar Udara Rendani - Manokwari);
7. Pembangunan dan Pengembangan serta
Rehabilitasi Gedung Terminal di 15 lokasi
(Bandar Udara Sultan Bantilan – Toli-toli,
Bandar Udara Sangi Nibandera – Kolaka,
Bandar Udara Sugimanuru – Muna, Bandar
Udara Umbu Mehang Kunda –Waingapu,
Bandar Udara Gewayantana –Larantuka,
Bandar Udara Sentani –Jayapura, Bandar Udara Stevanus Rumbewas – Serui, Bandar
Udara Mararena – Sarmi, Bandar Udara Mozes Kilangin – Timika, Bandar Udara Ilu,
Bandar Udara Bade, Bandar Udara Fatmawati – Soekarno, Bandar Udara Gamarmalamo
– Galela, Bandar Udara Dabo –Singkep, Bandar Udara Ranai - Natuna).
C. Kegiatan Strategis di Bidang Keamanan Penerbangan
Kegiatan Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Keamanan Penerbangan
meliputi :
1. Pemenuhan Pagar Pengaman Bandara di 13 lokasi yang tersebar di Bandar Udara Rokot
Sipora, Bandara Radin Inten II-Lampung, Bandara Nangapinoh, Bandara Sultan M.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-42
Kaharuddin-Sumbawa Besar (Brangbiji), Gewayantana-Larantuka, Bandara Haliwen-
Atambua, Bandara Sentani, Bandara Kimam, Bandara Karubaga, Bandara Bade, Bandara
Buli-Maba, Bandara Djalaluddin-Gorontalo, Bandara Dabo-Singkep.
2. Pemasangan Pagar Baru di 57 Lokasi (Bandar Udara Cakrabuawana-Cirebon, Bandara
Rembele-Takengon, Satpel, Alas Leuser, Kantor OBU Wil. VI-Padang, Bandara Pasir
Pangarayan, Bandara Rahadi Oesman-Ketapang, Bandara Susilo Sintang, Bandara Tjilik
Riwut, Bandara Beringin, Bandara Sanggu-Buntok, Bandaraa Kuala Pembuang, Bandara
Gusti Sjamsir Alam-Kota Baru, Bandara Samarinda Baru, Bandara Naha, Bandara Siau,
Kantor Otoritas Wilayah VIII-Manado, Bandara Melongguane, Bandara Miangas,
Bandara Mutiara-Palu, Bandara Morowali, Bandara Syukuran Aminuddin, Bandara Tojo
Una Una, Bandara Sultan Bantilan-Toli Toli, Bandara Aroepala-Selayar, Bandara
Sugimanuru-Muna, Bandara Tual Baru, Mandara Moa, Bandara Frans Sales Lega-Ruteng,
Bandara Mopah, Bandara Wamena, Bandara Mararena-Sarmi, Bandara Kamur, Bandara
Dabra, Bandara Numfor, Bandara Karubaga, Bandara Illu, Bandara Batom, Kantor
Otoritas Wil. X-Merauke, Bandara Elelim, Bandara Sobaham, Bandara Kiwirok, Satpel
Enggano, Bandara Muko-Muko, Bandara Oesman Sadik-Labuha, Bandara Kuabang Kao,
Bandara Sanana, Bandara Letung Anambas, Bandara Rendani, Bandara Deo-Sorong,
Bandara Bintuni, Bandara Teminabuan, Bandara Babo, Bandara Kebar, Kantor Otoritas
Wilayah IX-Manokwari, Bandara Ayawasi, Bandara Marinda-Raja Ampat, Bandara Tampa
Padang-Mamuju).
3. Pengadaan dan Pemasangan Alat Bantu Pendaratan di 11 lokasi yang tersebar di Bandar
Udara Radin Inten II-Lampung, Bandara Rahadi Oesman, Bandara Tebelian-Sintang,
Bandara Namniwel, Bandara Moa, Bandara Frans Seda-Maumere, Bandara Soedjarwo
Tjondronegoro-Serui, Bandara Tanah Merah, Bandara Budiarto-Curug, Bandara
Djalaluddin-Gorontalo, Bandara Tampa Padang-Mamuju
4. Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Keamanan Bandar Udara (X Ray) yang tersebar
di 49 lokasi (Bandara Tunggul Wulung-Cilacap, Bandara Cut Nyak Dhien-Nagan Raya,
Bandara Teuku Cut Ali-Tapak Tuan, Bandara Lasikin-Sinabang, Satpel Alas Leuser,
Bandara FL. Tobing, Bandara Aek Godang, Bandara Silampari, Bandara Radin Inten II-
Lampung, Bandara Rahadi Oesman, Bandara kalimarau, Bandara Maratua, Bandara
Mutiara Palu, Bandara Syukuran Aminuddin, Bandara Pogogul-Buol, Bandara Andi
Jemma - Masamba, Bandara Bua, Bandara Haluoleo-Kendari, Bandara Bandaneira,
Bandara Saumlaki, Bandara Dumatubun-Langgur, Bandara Tual Baru, Bandara Moa,
Bandara Kabir-Pantar, Bandara Komodo, Bandara Sentani, Bandara Mopah, Bandara
Nabire, Bandara Tanah Merah, Bandara Mozes Kilangin-Timika, Bandara Bokondini,
Bandara Moanamani, Bandara Ewer, Bandara Nop Goliat Dekai, Bandara Buli-Maba,
Bandara Morotai, Bandara H.As.Hanandjoeddin-Tanjung Pandan, Bandara Djalaluddin-
Gorontalo, Bandara Letung-Anambas, Bandara Seibati, Bandara Deo Sorong, Bandara
Werur, Bandara Torea-Fakfak, Bandara Wasior, Bandara Teminabuan, Bandara Marinda-
Raja Ampat, Bandara Juwata-Tarakan, Bandara Nunukan, Bandara Long Ampung)
5. Pengadaan Peralatan Pelayanan Darurat /Kendaraan PKP-PK di 4 lokasi yang tersebar di
Bandara Budiarto-Curug, Bandara Ayawasi, Bandara Long Ampung, Bandara Numfor.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-43
D. Kegiatan Strategis di Bidang Navigasi Penerbangan
Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Navigasi Penerbangan berupa
pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi/Workshop/Seminar/ Pertemuan Bidang Navigasi
Penerbangan.
E. Kegiatan Strategis di Bidang Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara
Pengawasan dan Pembinaan Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara dengan
output Peningkatan Keselamatan dan Keamanan Penerbangan dan Peningkatan Fungsi
Pengawasan dan Pengendalian Inspektur Kelayakan Udara dengan menunjuk Inspektur Non
PNS di Direktorat KUPPU.
F. Kegiatan Dukungan Manajemen Teknis
Dukungan Manajemen Teknis Lainnya berupa kegiatan Tata Kelola dan Layanan Internal
Ditjen Perhubungan Udara di 172 lokasi.
4.5.7 BPSDM Perhubungan
Target lulusan diklat Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur Perhubungan
yang prima, profesional dan beretika yang dihasilkan BPSDM Perhubungan yang sesuai standar
kompetensi/kelulusan pada TA 2019 sebanyak 446.094 orang dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.12 Target lulusan diklat Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur Perhubungan TA 2019
NO KEGIATAN TARGET
1 Pengembangan SDM Perhubungan Darat 635 Orang
2 Pengembangan SDM Perhubungan Laut 480 Orang
3 Pengembangan SDM Perhubungan Udara 222 Orang
4 Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan 8.338 Orang
5 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainya 697 Orang
6 Pendidikan Perhubungan Darat 36.316 Orang
7 Pendidikan Perhubungan Laut 372.901 Orang
8 Pendidikan Perhubungan Udara 26.505 Orang
TOTAL 458.466 Orang
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-44
Program kegiatan pembangunan BPSDMP Tahun 2019
a. Prioritas Nasional
1) Kerjasama Pemerintah Badan Usaha;
2) Diklat Vokasi Pendidikan Perhubungan Darat;
3) Diklat Vokasi Pendidikan Perhubungan Laut;
4) Diklat Vokasi Pendidikan Perhubungan Udara;
5) Diklat Pemberdayaan Masyarakat SDM Perhubungan Darat;
6) Diklat Pemberdayaan Masyarakat SDM Perhubungan Laut;
7) Diklat Pemberdayaan Masyarakat SDM Perhubungan Udara;
8) Penyelesaian Pembangunan Kampus Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan
Tegal.
b. Prioritas Bidang
1) Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Transportasi Darat;
2) Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Transportasi Laut;
3) Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Transportasi Udara.
4.5.8 Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Kegiatan strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan pada tahun 2019
antara lain sebagai berikut :
1. Target jumlah Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Antarmoda
sebanyak 38 penelitian yang terdiri dari 6 studi kontraktual, 6 studi swakelola besar,
2 studi swakelola sedang, dan 24 kajian perorangan.
2. Target jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian
sebanyak 62 penelitian yang terdiri dari 3 studi kontraktual, 9 studi swakelola, 50
kajian perorangan.
3. Target jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi Laut, Sungai, Danau dan
Penyeberangan sebanyak 58 penelitian yang terdiri dari 13 studi kontraktual, 5 studi
swakelola besar, 5 studi swakelola sedang, dan 35 kajian perorangan.
4. Target jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara sebanyak 31
penelitian yang terdiri dari 6 studi kontraktual, 5 studi swakelola besar, 20 kajian
perorangan.
5. Target jumlah Perencanaan Kebijakan Transportasi sebanyak 1 penelitian.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 IV-45
4.5.9 Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)
Kegiatan strategis Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) pada tahun 2019
antara lain sebagai berikut :
a. Pengoperasian Terminal Tipe A di Wilayah
Bodetabek;
b. Rencana Induk Terminal Barang
Jabodetabek;
c. FS dan DED Pengembangan Terminal
Penumpang Tipe A di Wilayah Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor;
d. Lanjutan Pembangunan Terminal Tipe A
Jatijajar;
e. Studi reviu DED Terminal Tipe A Jatijajar untuk TOD;
f. Pemeliharaan dan Pengoperasian ATCS BPTJ;
g. Pembangunan ATCS Koridor DKI – Tangerang;
h. Pengembangan 20 Trayek Utama Prioritas Jabodetabek;
i. Semiloka Peningkatan Pelayanan Angkutan Penumpang di Wilayah Jabodetabek;
j. Pengoperasian dan Pemeliharaan Perlengkapan Jalan;
k. Monitoring Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas;
l. Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Keselamatan Perlengkapan Jalan Ruas Jalan
Nasional di Wilayah Jabodetabek;
m. Pemilihan pramudi dan masinis terbaik se-Jabodetabek;
n. Pengawasan dan Monitoring Kelaikan Sarana Angkutan Umum di Wilayah
Jabodetabek;
o. Pengawasan dan Monitoring Pelaksanaan Perizinan Angkutan Umum di 9 (Sembilan)
Wilayah Jabodetabek;
p. Penyelenggaraan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru;
q. Sosialisasi, Publikasi BPTJ dan Kampanye Keselamatan dan Ketertiban Transportasi
Darat di Wilayah Jabodetabek.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 V-1
Dalam Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 masih terdapat tantangan berupa
belum optimalnya kualitas keamanan dan keselamatan, kualitas dan belum optimalnya
kapasitas prasarana transportasi dalam menunjang konektivitas dan sistem logistik nasional
khususnya untuk pelayanan transportasi massal perkotaan, transportasi untuk daerah terpencil,
pedalaman, rawan bencana dan wilayah terluar. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya
keterbatasan kemampuan keuangan pemerintah khususnya melalui sumber pembiayaan APBN
(Rp. Murni) dalam menyediakan sarana dan prasarana transportasi tersebut. Oleh karena itu
sejak tahun ini, semua sub sektor transportasi diarahkan untuk mencari potensi pembiayaan
lainnya melalui pemanfaatan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan
Pembiayaan Investasi Non-APBN (PINA), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), upaya
pemanfaatan potensi investasi melalui BUMN, Kerjasama Pemanfaatan (KSP), Kerjasama
Pembangunan Infrastruktur (KSPI) serta sumber pembiayaan lainnya.
Keberhasilan pelaksanaan Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2019 ini tergantung
pada komitmen, sikap mental, tekad, semangat, ketaatan dan disiplin dari para penyelenggara
pemerintahan di sektor transportasi dan dukungan dari para penyelenggara negara lainnya
serta masyarakat secara umum untuk meningkatkan pelayanan transportasi bagi masyarakat.
Dalam kaitan itu, seluruh penyelenggara pemerintahan, masyarakat dan seluruh stakeholder di
bidang perhubungan harus bersungguh-sungguh melaksanakan program-program
pembangunan yang telah tertuang dalam Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun
2019 sehingga mampu memberikan hasil pembangunan sektor transportasi yang optimal dan
dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh rakyat Indonesia.
BAB V
PENUTUP