1

KATA PENGANTAR - bappeda.bantulkab.go.id · waktu enam tahun terakhir ini menunjukkan penurunan yang ... Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Bantul dan ... hubungan antara Masyarakat

  • Upload
    vutuyen

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga dokumen Strategi

Penaggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Bantul Tahun

2012-2015 ini dapat terselesaikan.

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah ini

disusun setelah melalui kajian mengenai master plan penanggulangan

kemiskinan di Kabupaten Bantul. Sekaligus sebagai upaya mempertegas

komitmen pemerintah daerah, masyarakat, Lembaga Swadaya

Masyarakat, Organisasi Massa, Swasta, Perguruan Tinggi, Lembaga

Internasional/Nasional/Lokal dan pihak-pihak yang peduli untuk

memecahkan masalah kemiskinan; Membangun konsensus bersama

untuk mengatasi masalah kemiskinan melalui pendekatan hak-hak dasar

(right based approach) serta pendekatan partisipatif dan kemitraan dalam

perumusan kebijakan dan strategi; Menegaskan komitmen dalam

mendukung pencapaian tujuan MDGs; Menyelaraskan berbagai upaya

penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah pusat,

pemerintah daerah, LSM, Ormas, masyarakat, swasta, Lembaga

Internasional/Nasional/Lokal dan pihak-pihak lain yang peduli.

Selain itu juga untuk mengakomodir permasalahan kemiskinan

sebagai masalah multidimensi. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya

sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan

hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau

sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan

secara bermartabat. Masyarakat miskin diakui mempunyai hak-hak dasar

yang sama dengan anggota masyarakat lainnya.

Oleh karena itu, strategi dan kebijakan yang dirumuskan dalam

dokumen SPKD didasarkan atas pendekatan berbasis hak. Dalam proses

penyusunan SPKD ini, kami menyadarai sepenuhnya masih banyak

terdapat kekurangan, baik dari sisi teknis penulisan maupun substansi

materi Dokumen SPKD. Oleh karena itu kami mengharap masukan-

ii

masukan yang konstruktif sehingga dokumen ini menjadi sempurna, dan

dapat dipakai sebagi pedoman bagi semua pihak dalam rangka

menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Bantul.

Kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan

SPKD ini, bersama ini kami mengucapkan terima kasih.

Bantul, Desember 2012

Bappeda Kabupaten Bantul

Kepala

DRS. TRISAKTIYANA, Msi

NIP. 196602191993031005

1

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Acuan dasar penanggulangan kemiskinan secara filosofi terkandung dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu “Negara Indonesia melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum

serta mencerdaskan kehidupan bangsa”. Sementara dalam batang tubuh Undang-Undang

Dasar 1945 juga ditegaskan bahwa “Negara berkewajiban untuk mengembangkan sistem

jaminan sosial bagi seluruh rakyat serta memberdayakan masyarakat yang lemah dan

tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Tiap-tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, serta setiap orang berhak

atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai

manusia yang bermartabat”. Dengan demikian jelas bahwa Negara, yang mengandung arti

luas seluruh pelaku dan bukan hanya Pemerintah Daerah, termasuk Kabupaten Bantul

mendapatkan mandat untuk turut serta menanggulangi masalah kemiskinan.

Namun demikian, fakta empirik menunjukkan bahwa upaya penanggulangan

kemiskinan masih sering dipandang sebagai domain urusan pemerintah saja. Uniknya,

perspektif tersebut tidak hanya datang dari masyarakat saja, namun juga datang dari

kalangan aparat pemerintahan sendiri. Konsekuensinya, keterlibatan masyarakat selama

ini dalam upaya penanggulangan angka kemiskinan masih kecil.

Data tentang jumlah keluarga dan jiwa miskin di Kabupaten Bantul pada kurun

waktu enam tahun terakhir ini menunjukkan penurunan yang signifikan. Hasil pendataan

BKKPPKB Kabupaten Bantul yang telah ditunjuk oleh Tim Penanggulangan Kemiskinan

Kabupaten (TKPK) Bantul sebagai SKPD yang menangani data Kemiskinan Kabupaten

Bantul, menunjukkan bahwa jumlah KK miskin di Kabupaten Bantul pada tahun 2006

berjumlah 250.078 jiwa (31,46%), yang turun menjadi 221.757 jiwa (27,39%) pada 2007.

Sedangkan pada tahun 2008 turun menjadi 186.418 jiwa (22,58%). Penurunan kembali

2

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

terjadi pada tahun 2009 yang menunjukkan jumlah jiwa miskin sebanyak ; 149.159 jiwa

(17,86%). Sedangkan pada tahun 2010 jumlah jiwa miskin turun lagi tinggal 129.614 jiwa

(15,38%). Pada tahun 2011 jumlah jiwa miskin sebanyak 127.479 (15,1%) jiwa. Jika dilihat

dari persentase jumlah keseluruhan Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Bantul dan jumlah

KK Miskin, maka angkanya seperti terlihat pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1.

Perbandingan Jumlah KK Total dan KK Miskin Kab. Bantul 2005-2011

TAHUN JML KK KK MISKIN %

2005 225.360 37.862 16.80

2006 232.212 81.398 35.05

2007 240.427 67.589 28.11

2008 248.753 57.589 23.13

2009 254.149 47.015 18.50

2010 256.463 41.480 16.17

2011 258.294 40.321 15.61

Sumber: Data TKPK Kab. Bantul, 2012

Menurunnya baik dalam hal jumlah maupun persentase penduduk miskin ini tak

lepas dari strategi penanggulangan kemiskinan daerah yang dilakukan selama ini. Namun

perlu disadari bahwa dinamika sosial politik yang berlangsung cepat, seiring dengan efek

globalisasi yang luas telah menuntut Pemerintah Daerah untuk memperbaharui dan

menyesuaikan strategi penanggulangan kemiskinan yang ditempuh dengan

perkembangan aktual baik secara eksternal maupun internal yang terjadi. Di samping itu,

belum tersedianya basis data yang terunifikasi sebagai bahan rujukan bersama juga

menjadi kendala yang harus segera diatasi. Sementara itu, metode pendataan yang

digunakan oleh masing-masing instansi selama ini tidak sama dan belum ada koordinasi

antar pelaku sehingga sering terjadi tumpang-tindih program dan sasaran serta kegiatan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perrlu disusun sebuah Master Plan

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) untuk lima tahun mendatang di

Kabupaten Bantul. Studi penyusunan master plan SPKD akan dapat reliable jika dilakukan

melalui mekanisme evaluasi dan penyusunan ulang yang cermat, mendalam dan

3

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

partisipatif. Harapannya adalah bahwa master plan strategi yang diformulasikan akan

menjadi acuan bagi strategi penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah,

Swasta, LSM dan komponen masyarakat lainnya.

Adapun hasil penyusunan master plan strategi penanggulangan kemiskinan di

Kabupaten Bantul ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Mengutamakan kepentingan rakyat dan berorientasi utama pada rakyat miskin.

b) Menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan, keadilan dan martabat.

c) Menumbuh-kembangkan partisipasi masyarakat untuk menuju keswadayaan dan

kemandirian.

d) Aspirasi masyarakat miskin disalurkan untuk ditransformasikan dalam kebijakan

sosial, ekonomi dan politik yang dilandasi semangat kemitraan dan kesetaraan.

e) Menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM), demokratisasi, desentralisasi dan good

governance.

f) Penanggulangan kemiskinan sebagai arus utama pembangunan berkelanjutan.

g) Transformasi masyarakat menuju masyarakat Kabupaten Bantul yang sejahtera,

adil dan makmur.

h) Pengembangan hubungan antara Masyarakat dan Pemerintah melalui interaksi

untuk menumbuhkan hubungan interdependensi antar pelaku pembangunan.

Dengan keterlibatan aktif semua pemangku kepentingan (stakeholders) dalam

penyusunan master plan SPKD ini, diharapkan adanya ketepatan dalam menangkap

esensi persoalan, perumusan target dan sasaran, serta dayaguna dan hasil guna strategi

yang optimal.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan master plan SPKD ini adalah untuk memetakan faktor-faktor

penyebab kemiskinan, menganalisis faktor-faktor penyebabnya, langkah-langkah

penanggulangan kemiskinan yang sudah dan akan dilaksanakan serta mensinergiskan

upaya-upaya tersebut dengan pihak-pihak yang terlibat.

Adapun tujuannya adalah :

(1). Mempertegas komitmen pemerintah daerah, masyarakat, Lembaga Swadaya

Masyarakat, Organisasi Massa, Swasta, Perguruan Tinggi, Lembaga

4

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Internasional/Nasional/Lokal dan pihak-pihak yang peduli untuk memecahkan

masalah kemiskinan;

(2). Membangun konsensus bersama untuk mengatasi masalah kemiskinan melalui

pendekatan hak-hak dasar (right based approach) serta pendekatan partisipatif dan

kemitraan dalam perumusan kebijakan dan strategi;

(3). Menegaskan komitmen dalam mendukung pencapaian tujuan MDGs;

(4). Menyelaraskan berbagai upaya penanggulangan kemiskinan yang dilakukan

pemerintah pusat, pemerintah daerah, LSM, Ormas, masyarakat, swasta, Lembaga

Internasional/Nasional/Lokal dan pihak-pihak lain yang peduli.

1.3. Metodologi

Metodologi dalam penyusunan master plan SPKD Kabupaten Bantul ini mencakup

dua pokok bahasan, yaitu kerangka pikir yang terkait dengan upaya penanggulangan

kemiskinan; serta proses penyusunannya. Kedua pokok bahasan tersebut dimaksudkan

untuk menunjukkan keruntutan alur pikir dalam pembahasan dokumen ini.

1.3.1. Kerangka Berfikir

Menurut beberapa pakar kemiskinan, minimal ada tiga konsep kemiskinan yang

sering digunakan, yaitu kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan subyektif.

Konsep kemiskinan absolut dirumuskan dengan membuat ukuran tertentu yang konkret

dan lazimnya berorientasi pada kebutuhan hidup dasar minimum anggota masyarakat

yaitu sandang, pangan dan papan.

Sementara, konsep kemiskinan relatif dirumuskan dengan memperhatikan dimensi

tempat dan waktu. Dasar asumsinya adalah bahwa kemiskinan di suatu daerah berbeda

dengan kemiskinan di daerah lainnya, dan kemiskinan pada waktu tertentu berbeda

dengan kemiskinan pada waktu yang lain. Tolok ukur yang digunakan didasarkan pada

pertimbangan anggota masyarakat tertentu, dengan berorientasi pada derajat kelayakan

hidup. Sedangkan konsep kemiskinan subyektif dirumuskan berdasarkan perasaan

kelompok miskin itu sendiri. Oleh karena itu, sangat mungkin terjadi bahwa kelompok yang

menurut ukuran individu tertentu berada di bawah garis kemiskinan, namun bisa jadi

mereka tidak menganggap dirinya miskin, dan demikian pula sebaliknya. Sementara

5

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

kelompok yang dalam penilaian kita tergolong hidup layak, boleh jadi tidak menganggap

dirinya sendiri semacam itu, demikian pula sebaliknya.

Untuk mendekati masalah kemiskinan ini terdapat dua perspektif utama, yaitu

perspektif kultural dan perspektif struktural/ situasional. Perspektif kultural mendekati

masalah kemiskinan pada tiga tingkat analisis, yaitu individual, keluarga dan masyarakat.

Pada tingkat individual, kemiskinan ditandai dengan sifat-sifat seperti: parochial, apatism,

fatalism atau pasrah pada nasib, boros, dependent dan inferior (rendah diri). Sementara

pada tingkat keluarga, kemiskinan ditandai dengan fakta jumlah keluarga yang besar.

Sedang pada tingkat masyarakat, kemiskinan terutama ditunjukkan oleh tidak

terintegrasinya kaum miskin dengan institusi-insttitusi masyarakat yang efektif. Kaum

miskin sering kali memperoleh perlakuan sebagai obyek yang perlu digarap daripada

sebagai subyek yang perlu diberi peluang untuk berkembang.

Sementara itu perspektif situasional melihat masalah kemiskinan sebagai dampak

dari sistem ekonomi yang mengutamakan akumulasi kapital dan produk-produk teknologi

modern. Penetrasi kapital antara lain terwujud dalam program-progam pembangunan yang

terlalu mengutamakan pertumbuhan ekonomi semata dan kurang memperhatikan

pemerataan. Program pembangunan semacam ini hanya menguntungkan kelompok

masyarakat yang kaya karena dua hal, yaitu:

(a) Terkait dengan akumulasi modal, kelompok masyarakat kaya mendapat

kesempatan lebih banyak untuk mendapat aset-aset tambahan sehingga dapat

lebih cepat berkembang.

(b) Terkait dengan fungsi lembaga khususnya lembaga ekonomi yang memang

sangat dibutuhkan dalam menghadapi kemajuan jaman, ternyata juga hanya

kelompok kaya yang dapat menikmatinya.

1.3.1.1. Konsep Kemiskinan

Konsep kemiskinan yang digunakan dalam dokumen SPKD ini adalah konsep

kemiskinan absolut, yaitu dengan memakai ukuran yang biasa digunakan oleh Badan

Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana (BKKPPKB,

PP dan KB) selaku SKPD yang diberi wewenang untuk melakukan pendataan keluarga

miskin. Pertimbangannya adalah bahwa konsep tersebut bisa berlaku menyeluruh di

6

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

semua wilayah Kabupaten Bantul. Hal ini berbeda dengan konsep kemiskinan subyektif

yang hanya berlaku pada masing-masing wilayah tertentu. Namun demikian, data yang

dikumpulkan BKKPPKB Kabupaten Bantul yang menggunakan konsep kemiskinan

subyektif tersebut tetap akan digunakan sebagai benchmarking. Adapun pertimbangannya

adalah bahwa data dari BKKPPKB tersedia secara lengkap, menyeluruh dan senantiasa

diperbaharui setiap tahun.

Uraian mengenai konsep kemiskinan diawali dengan memaparkan ide dasar atau

klasifikasi awal yang digunakan, disusul penjelasan tentang indikator yang digunakan

berikut argumentasinya, kemudian menunjukkan metode penggolongan keluarga miskin.

Sudah sejak lama BKKPPKB rutin melakukan pendataan untuk mengetahui tingkat

kesejahteraan (bahasa halus dari ”tingkat kemiskinan”) keluarga di Kabupaten Bantul.

Dari hasil pendataan tersebut kemudian dibuat 5 kategori, yaitu: Keluarga Pra Sejahtera,

Keluarga Sejahtera I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, dan Keluarga

Sejahtera III Plus.

Terdapat 23 indikator yang digunakan dalam pendataan tersebut. Semakin banyak

indikator yang dapat dipenuhi oleh sebuah keluarga, semakin tinggi tingkat kesejahteraan

keluarga tersebut. Sebaliknya, semakin sedikit indikator yang dapat dipenuhi oleh sebuah

keluarga, semakin rendah tingkat kesejahteraan keluarga tersebut. Ke-23 indikator

tersebut sebenarnya bersumber dari 5 (lima) variabel, yaitu: kerohanian, pangan, sandang,

papan dan lingkungan sosial.

Masing-masing variabel tersebut diberi nilai ordinal bertingkat atau berjenjang

menggunakan skala lima tingkat. Jumlah indikator tiap-tiap variabel pada tingkat yang

berbeda tidak selalu sama. Kombinasi dari semua itu menghasilkan lima kategori keluarga

mulai dari pra-sejahtera hingga keluarga sejahtera III plus.

Terkait dengan variabel dan indikator-indikator tersebut terdapat beberapa hal

yang perlu dicatat. Pertama, selama ini terdapat penilaian oleh sebagian kalangan bahwa

indikator yang digunakan BKKPPKB tidak tepat karena mengukur kemiskinan hanya dari

lantai rumah sebuah keluarga. Dalam kaitan ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa

lantai rumah bukan merupakan satu-satunya indikator yang digunakan. Letak kekeliruan

utamanya adalah pada tindakan intervensinya, bukan pada indikatornya. Maksudnya,

lantai rumah yang masih berupa tanah memang merupakan salah satu indikasi kemiskinan

7

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

keluarga. Tetapi upaya menanggulangi kemiskinan dengan cara menghilangkan

indikator jelas merupakan langkah yang tidak tepat apabila soal kemiskinannya sendiri

tidak ditangani. Contoh: proyek pemberian semen untuk membangun lantai (lantainisasi)

berasumsi bahwa jika indikatornya dihilangkan maka keluarga tersebut tidak lagi disebut

miskin.

Kedua, dalam perkembangan belakangan ini pendataan keluarga miskin sering

mendapat intervensi dari berbagai kepentingan lain sehingga data yang didapat tidak

menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlu ada pemeriksaan

silang (crosscheck) dan kehati-hatian dalam menggunakan data.

Ketika fokus pendataan bergeser dari mengukur kesejahteraan menjadi mengukur

kemiskinan, metode yang ditempuh ialah dengan mengambil data jumlah keluarga pra-

sejahtera ditambah keluarga sejahtera I. Dari jumlah tersebut kemudian diteliti ulang

dengan memisahkan faktor ekonomi (pangan,sandang, papan) dari faktor non-ekonomi

(rohani dan lingkungan sosial). Keluarga yang masuk kategori pra-sejahtera karena alasan

ekonomi, digolongkan sebagai keluarga miskin sekali.

Sementara itu, keluarga yang masuk kategori sejahtera I karena alasan ekonomi

digolongkan sebagai keluarga miskin. Kriteria keluarga miskin yang sekarang dipakai

adalah hasil penggabungan keluarga miskin sekali (pra-sejahtera karena alasan ekonomi)

dan keluarga miskin (keluarga sejahtera I karena alasan ekonomi). Dalam kaitan ini perlu

dicatat bahwa, jika dirunut asal-muasal penetapannya, data dari BKKPPKB merupakan

”angka-angka taksiran tinggi”. Hal itu karena tidak semua keluarga yang selama ini

digolongkan Pra Keluarga Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I dengan sendirinya tergolong

miskin.

1.3.1.2. Pemilihan Data

Telah menjadi pengetahuan umum bahwa data kemiskinan tersedia dalam

berbagai versi, dengan dasar penghitungan berbeda dan jumlah akhir yang beragam.

Badan Pusat Statistik (BPS), misalnya, menggunakan individu sebagai dasar

penghitungan. Hal ini kurang-lebih sama dengan cara penghitungan Perserikatan Bangsa

Bangsa (PBB).

8

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Dalam SPKD ini data kemiskinan yang digunakan adalah data BKKPPKB atau

data TKPK yang merupakan data resmi yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bantul.

Jadi dalam hal ini digunakan konsep kemiskinan absolut, didampingi konsep

kemiskinan relatif. Keduanya menggunakan unit analisis yang sama, yaitu keluarga.

Adapun pertimbangannya adalah:

a) Sesuai dengan nilai-nilai sosial pada masyarakat kabupaten Bantul, kemiskinan

atau kekayaan seseorang selalu dikaitkan dengan keluarga.

b) Program-program pembangunan masyarakat selama ini juga banyak yang

menggunakan keluarga sebagai satuan hitungan.

c) Data BKKPPKB merupakan data yang rinci, yang mencakup nama orang per

orang (by name) berikut lokasi tempat tinggalnya (by address). Selain itu, data

BKKPPKB tersedia merata di semua desa dengan pola yang konsisten.

Konsistensi pola dan ketersediaan data secara merata merupakan hal yang

penting untuk dapat digunakan sebagai acuan.

Terdapat 23 indikator yang digunakan dalam pendataan tersebut. Semakin banyak

indikator yang dapat dipenuhi oleh sebuah keluarga, semakin tinggi tingkat kesejahteraan

keluarga tersebut. Sebaliknya, semakin sedikit indikator yang dapat dipenuhi oleh sebuah

keluarga, semakin rendah tingkat kesejahteraan keluarga tersebut. Ke-23 indikator

tersebut sebenarnya bersumber dari 5 (lima) variabel, yaitu: kerohanian, pangan, sandang,

papan dan lingkungan sosial. Masing-masing dari kelima variabel tersebut diberi nilai

bertingkat atau berjenjang dalam lima tingkat. Jumlah indikator tiap-tiap variabel pada

tingkat yang berbeda tidak selalu sama. Kombinasi dari semua itu menghasilkan lima

kategori keluarga mulai dari pra-sejahtera hingga keluarga sejahtera III plus. Gambaran

lebih rinci mengenai variabel dan indikator kesejahteraan keluarga dapat diperiksa pada

lampiran 1.Terkait dengan variabel dan indikator-indikator tersebut terdapat beberapa hal

yang perlu dicatat. Pertama, selama ini terdapat penilaian oleh sebagian kalangan bahwa

indikator yang digunakan Bidang KB tidak tepat karena mengukur kemiskinan hanya dari

lantai rumah sebuah keluarga. Dalam kaitan ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa

lantai rumah bukan merupakan satu-satunya indikator yang digunakan. Letak kekeliruan

utamanya adalah pada tindakan intervensinya, bukan pada indikatornya. Maksudnya,

lantai rumah yang masih berupa tanah memang merupakan salah satu indikasi kemiskinan

9

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

keluarga. Tetapi upaya menanggulangi kemiskinan dengan cara menghilangkan

indikator jelas merupakan langkah yang tidak tepat apabila soal kemiskinannya sendiri

tidak ditangani. Contoh, proyek pemberian semen untuk membangun lantai (lantainisasi)

berasumsi bahwa jika indikatornya dihilangkan maka keluarga tersebut tidak lagi disebut

miskin. Kedua, dalam perkembangan belakangan ini pendataan keluarga miskin sering

mendapat intervensi dari berbagai kepentingan lain sehingga data yang didapat tidak

menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlu ada pemeriksaan

silang (crosscheck) dan kehati-hatian dalam menggunakan data. Ketika fokus pendataan

bergeser dari mengukur kesejahteraan menjadi mengukur kemiskinan, metode yang

ditempuh ialah dengan mengambil data jumlah keluarga pra-sejahtera ditambah keluarga

sejahtera I. Dari jumlah tersebut kemudian diteliti ulang dengan memisahkan faktor

ekonomi (pangan,sandang, papan) dari faktor non-ekonomi (rohani & lingkungan sosial).

Keluarga yang masuk kategori pra-sejahtera karena alasan ekonomi, digolongkan sebagai

keluarga miskin sekali. Sedang keluarga yang masuk kategori sejahtera I karena alasan

ekonomi digolongkan sebagai keluarga miskin. Kriteria keluarga miskinyang sekarang

dipakai adalah hasil penggabungan keluarga miskin sekali (pra-sejahtera karena alasan

ekonomi) dan keluarga miskin (keluarga sejahtera I karena alasan ekonomi). Dalam kaitan

ini perlu dicatat bahwa, jika dirunut asal-muasal.

1.3.2. Proses Penyusunan

Proses penyusunan SPKD ini tidak semata-mata hanya mementingkan

output yaitu berupa sebuah dokumen, melainkan juga sangat mempertimbangkan

prosespartisipatif, yaitu melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) di

Kabupaten Bantul. Hal ini dimaksudkan agar terdapat kepedulian dan rasa tanggung jawab

bersama untuk melaksanakan kesepakatan dalam dokumen ini. Proses penyusunan

master plan SPKD ini dimulai dengan rangkaian FGD yang menitikberatkan pada

penyamaan persepsi terhadap kemiskinan dan menciptakan wahana untuk saling

mengenal antar pelaku.

Dalam diskusi kelompok terarah (FGD) dimaksudkan untuk merefleksi kemiskinan

dan memahami aspirasi masyarakat miskin. Simultan dengan kegiatan tersebut mulai

10

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

dapat diidentifikasi sosok-sosok yang diharapkan dapat bertindak sebagai motor

penggerak program penanggulangan kemiskinan selanjutnya.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengakomodasi kegiatan yang selama ini

ditekuni oleh para pelaku agar dapat diakomodasikan dalam dokumen strategi

penanggulangan kemiskinan sehingga tercipta program dan kegiatan yang sinergis.

Kebijakan dan Program yang tersusun dalam SPKD merupakan kompilasi hasil diskusi

tematik yang dilakukan oleh masing-masing kelompok kerja secara partisipatif. Meta-Plan

disepakati sebagai proses partisipatif untuk menggali permasalahan mendasar, kebutuhan

dan potensi yag dimiliki oleh masyarakat setempat.

Meta-Plan merupakan metoda yang berciri:

1.3.2.1. Menekankan pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan.

1.3.2.2. Menekankan pendekatan program yang berorientasi pada dampak.

1.3.2.3. Memperhatikan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menyetujui sebuah

rencana.

1.3.2.4. Menekankan identitas anonim dan teknik visualisasi dalam sebuah diskusi

secara berkelompok.

1.4. Ruang Lingkup

Data kemiskinan yang disajikan dalam SPKD adalah data dari BPS dan BKKPPKB

atau TKPK Kabupaten Bantul yang diolah sesuai kebutuhan. Mengenai aktualitasnya,

semua data yang digunakan di sini adalah data terakhir yang tersedia yakni pada tahun

2006 – 2011.

Kedudukan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) dalam tata

kebijakan pemerintah daerah diharapkan akan diserap dan diarus-utamakan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah dan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah), yang dijabarkan dalam Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD), dan dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana

Strategis Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Renstra SKPD), serta dijalankan melalui

Rencana Kerja pada tiap-tiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Renja–SKPD).

11

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

1.5. Sistematika

Dokumen master plan SPKD ini disusun dalam tujuh bab yang terdiri:

a) Bab pertama mengetengahkan pendahuluan yang berisi penjelasan tentang latar

belakang pemikiran beserta tujuan disusunnya master plan SPKD, metodologi yang

digunakan, posisi SPKD serta jangkauan dokumen ini.

b) Bab dua menyajikan gambaran geografi dan kependudukan Kabupaten Bantul secara

umum. Sajian ini dimaksudkan untuk meletakkan masalah kemiskinan dalam konteks

kependudukan secara luas.

c) Bab tiga berisi data tentang kemiskinan penduduk disertai informasi tentang hal-hal

yang berkaitan dengannya, termasuk analisis tentang penyebab kemiskinan.

d) Bab empat membahas kajian ulang terhadap kebijakan dan program

penanggulangan kemiskinan yang pernah ada di Kabupaten Bantul. Kajian ini meliputi

apakah program tersebut berdampak perluasan kesempatan, peningkatan partisipasi,

perlindungan sosial dan apa pembelajaran yang diperoleh. Disajikan pula analisis

lingkungan eksternal serta analisis lingkungan internal pada upaya penanggulangan

kemiskinan di Bantul.

e) Bab lima mengetengahkan master plan strategi dan pendekatan yang hendak

digunakan dalam menanggulangi kemiskinan. Master plan ini disusun berdasar hasil

kaji ulang kebijakan dan program sebagaimana disajikan pada bab sebelumnya.

Disajikan pula perumusan kebijakan dan program yang diperlukan untuk

penanggulangan kemiskinan. Kebijakan dan program tersebut berasal dari masing-

masing pelaku ,yang di koordinasikan dan dirumuskan bersama.

f) Selanjutnya bab enam berisi kegiatan pemantauan dan penilaian. Pemantauan

dilakukan oleh semua pelaku menggunakan metode dan sarana yang dimiliki oleh

masing-masing untuk kemudian dibahas melalui FGD. Sedangkan penilaian

mencakup output, outcome dan impact.

g) Terakhir bab tujuh, yaitu penutup, berisi penekanan tentang pentingnya suatu sinergi

program dan kepatuhan untuk mengacu pada kesepakatan yang sudah menjadi

komitmen bersama.

12

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

BAB II

KONDISI GEOGRAFI DAN KEPENDUDUKAN

2.1. Kondisi Geografi

Secara makro, bentang alam Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang

terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian Timur dan

Barat, serta kawasan pantai di sebelah Selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif

membujur dari Utara ke Selatan. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara

07º44'04"-08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34"-110º31'08" Bujur Timur, berbatasan

dengan Kabupaten Gunungkidul di sebelah Timur, dengan Kota Yogyakarta dan

Kabupaten Sleman di sebelah Utara, dengan Kabupaten Kulon Progo di sebelah Barat,

dan dengan Samudra Indonesia di sebelah Selatan.

Luas wilayah Kabupaten Bantul adalah 506,85 Km2, terdiri dari 17 kecamatan yang

dibagi menjadi 75 desa dan 933 pedukuhan. Kecamatan Dlingo adalah kecamatan yang

mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 Km2. Sedangkan jumlah desa dan pedukuhan

yang terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan delapan desa dan 72 pedukuhan.

Berdasarkan kondisi lahan terdapat luas lahan 506,85 km persegi yang terbagi

dalam beberapa klasifikasi penggunaan lahan yang terdiri dari pekarangan, sawah, tegal,

dan kebun campur (Tabel 2.1). Penggunaan lahan adalah informasi yang menggambarkan

sebaran pemanfaatan lahan yang ada di Kabupaten Bantul Di dalam Tabel 2.1 ditampilkan

bahwa penggunaan lahan terbesar adalah untuk kebun campur sebesar 32,75% dan

sawah sebesar 31,43%, sedangkan yang terkecil adalah tambak sebesar 0,06%. Terlihat

bahwa pemanfaatan kebun campur terbesar ada di Kecamatan Pajangan yaitu seluas

2.295 Ha. Adapun persawahan terluas terdapat di Kecamatan Sewon dengan luas 1.408,8

Ha. Sementara itu, pemanfaatan tambak hanya berada di wilayah Kecamatan Srandakan

seluas 30 Ha.

13

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Tabel 2.1 Penggunaan Lahan di Kabupaten Bantul Tahun 2011 (dalam Hektar)

No. Kecamatan Pemukiman Sawah Tegalan Kebun

Campuran Lain-lain Jumlah

1 Bambang- lipuro

175,0872 1.164,6059 0 819,0000 123,3069 2.282

2 Bangun-tapan

436,3544 1.319,8266 7,6798 655,0129 210,1263 2.629

3 Bantul 171,8507 1.213,3333 2,0000 688,9209 122,8951 2.199

4 Dlingo 121,5498 261,0000 1.705,4152 1.460,0000 888,0350 5.634

5 Imogiri 238,9301 922,9806 2.128,0000 1.186,0000 1.095,0893 5.781

6 Jetis 406,7099 1.347,5334 105,0000 513,0000 187,7565 2.560

7 Kasihan 555,0182 851,1396 107,1530 1.567,6105 157,0787 3.238

8 Kretek 38,6401 954,4266 209,4549 470,0000 575,4784 2.550

9 Pajangan 112,5677 280,6690 430,5526 2.295,0000 200,2107 3.319

10 Pandak 89,9423 984,9897 44,0000 1.063,0000 247,0680 2.429

11 Piyungan 334,7995 1.325,9508 551,1588 717,0000 383,0909 3.312

12 Pleret 234,4968 716,9097 634,9112 356,0000 185,6823 2.128

13 Pundong 82,5997 875,6236 456,0000 733,5000 228,2767 2.376

14 Sanden 51,6440 836,0806 123,0000 896,0000 301,2754 2.327

15 Sedayu 273,4635 980,6635 72,2000 1.840,4888 244,1842 3.411

16 Sewon 473,2285 1.408,7648 2,0000 645,4206 146,5861 2.676

17 Srandakan 75,3196 484,4608 53,0000 693,8840 398,3360 1.834

Jumlah 3.872,2020 15.928,9581 6.631,5255 16.599,8377 5.694,4767 50.685

Persentase 7,64 31,43 13,08 32,75 11,24 100,00

Sumber: Kantor BPN, 2012

2.2. Kependudukan

Kepadatan penduduk dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain

kepadatan penduduk geografis, kepadatan penduduk agraris, kepadatan penduduk daerah

terbangun, kepadatan penduduk kelompok umur, dan sebagainya. Kepadatan penduduk

geografis menunjukkan jumlah penduduk pada suatu daerah setiap kilometer persegi.

Kepadatan penduduk geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan tingkat

kepadatan penduduk di suatu daerah (Tabel 2.2).

14

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Tabel 2.2 Kepadatan Penduduk Geografis per Kecamatan Tahun 2011

No. Kecamatan Luas (km2) Jumlah Penduduk Kepadatan/Km2

1 Srandakan 18,32 28.668 1.565

2 Sanden 23,16 29.744 1.284

3 Kretek 26,77 29.323 1.095

4 Pundong 23,68 31.779 1.342

5 Bambanglipuro 22,70 37.480 1.651

6 Pandak 24,30 47.908 1.972

7 Bantul 21,95 59.754 2.722

8 Jetis 24,47 52.313 2.138

9 Imogiri 54,49 56.536 1.038

10 Dlingo 55,87 35.667 638

11 Pleret 22,97 43.731 1.904

12 Piyungan 32,54 49.427 1.519

13 Banguntapan 28,48 122.510 4.302

14 Sewon 27,16 105.701 3.892

15 Kasihan 32,38 112.708 3.481

16 Pajangan 33,25 33.216 999

17 Sedayu 34,36 44.798 1.304

Jumlah 506,85 921.263 1.818

Sumber: BPS, 2012

Berdasarkan Tabel 2.2 terlihat bahwa penyebaran penduduk tidak merata. Daerah

yang mempunyai kepadatan penduduk geografis tinggi terletak di wilayah Kabupaten

Bantul yang berbatasan dengan kota Yogyakarta yang meliputi kecamatan Banguntapan

(4.302 jiwa/km2), Sewon (3.892 jiwa/km2), dan Kasihan (3.481 jiwa/km2), sedangkan

kepadatan penduduk geografis terendah terletak di Kecamatan Dlingo (638 jiwa/km2).

15

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Peta 2.1 Kepadatan Penduduk Geografis

Sumber: Bappeda Kab. Bantul, 2012 (data diolah)

Persebaran penduduk menurut umur sangat diperlukan untuk mengambil kebijakan

yang berkaitan dengan banyak sektor seperti tenaga kerja, pendidikan, dan lain-lain.

Dengan mengetahui sebaran penduduk kelompok umur dominan di suatu wilayah maka

dapat dilakukan kebijakan yang lebih tepat dan efisien untuk pengembangan wilayah

tersebut (lihat Tabel 2.4).

Sementara itu, berdasarkan mata pencaharian penduduk di Kabupaten Bantul

sebagian besar menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, sehingga kepadatan

penduduk agraris per wilayah perlu diketahui agar tercapai akurasi kebijakan. Secara rinci

kepadatan penduduk agraris dapat dilihat pada Tabel 2.3.

2011

2011

16

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Agraris per Kecamatan

Di Kabupaten Bantul Tahun 2011

No. Kecamatan Luas Areal

Pertanian (ha) Jumlah

Penduduk (Jiwa) Kepadatan/ha

1 Srandakan 419 28.668 50

2 Sanden 986 29.744 26

3 Kretek 892 29.323 12

4 Pundong 864 31.779 24

5 Bambanglipuro 1.164 37.480 24

6 Pandak 927 47.908 28

7 Bantul 1.132 59.754 58

8 Jetis 1.177 52.313 39

9 Imogiri 1.109 56.536 18

10 Dlingo 512 35.667 9

11 Pleret 860 43.731 26

12 Piyungan 1.385 49.427 23

13 Banguntapan 1.409 122.510 100

14 Sewon 1.305 105.701 83

15 Kasihan 673 112.708 150

16 Pajangan 262 33.216 23

17 Sedayu 960 44.798 16

Jumlah (Rata-rata) 16.036 921.263 31

Sumber: BPS, 2012

Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah

penduduk pada suatu daerah dengan luas lahan pertanian yang tersedia. Berdasarkan

data kepadatan penduduk agraris yang ada diketahui bahwa setiap tahun terjadi

penyusutan lahan pertanian yang berdampak pada berkurangnya jumlah produksi

pertanian. Dengan melihat kecenderungan bahwa setiap tahun terjadi pengurangan lahan

pertanian, maka perlu ada upaya-upaya kongkrit agar pemenuhan kebutuhan dari produk

pertanian tetap terjaga serta adanya langkah-langkah pengamanan lahan pertanian untuk

menekan laju penyusutannya. Penyusutan lahan banyak terjadi di daerah aglomerasi

17

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

perkotaan seperti di Sewon, Banguntapan, dan Kasihan. Hal ini banyak disebabkan oleh

migrasi dari kota Yogyakarta.

Kepadatan penduduk kelompok umur adalah jumlah penduduk berdasarkan

kelompok umur pada suatu daerah setiap kilometer persegi. Kepadatan penduduk

kelompok umur menunjukkan proporsi umur berdasarkan kelompok umur terbesar pada

umur 40 tahun ke atas (37,16%), kedua pada kelompok umur 25-39 tahun (24,13%),

sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur 20-24 tahun (7,96%).

Berdasarkan tabel tersebut dalam perencanaan pembangunan khususnya di bidang

kesehatan pada kelompok umur 40 tahun ke atas harus mendapatkan prioritas dan

perhatian lebih. Pada usia 25-39 tahun yang proporsinya juga cukup besar dan merupakan

kelompok umur produktif maka kebijakan ekonomi menjadi lebih dominan.

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

di Kabupaten Bantul Tahun 2011

Kecamatan Kelompok Umur

Jumlah 0-9 10-14 15-19 20-24 25-39 40+

1 Srandakan 4.160 2.066 2.177 1.834 6.237 12.194 28.668

2 Sanden 4.184 2.248 2.288 1.638 6.170 13.216 29.744

3 Kretek 3.928 2.133 2.188 1.699 6.084 13.291 29.323

4 Pundong 4.546 2.355 2.418 2.039 6.880 13.541 31.779

5 Bambanglipuro 5.598 2.675 2.699 2.268 8.212 16.028 37.480

6 Pandak 7.016 3.562 3.628 3.190 10.824 19.688 47.908

7 Bantul 9.034 4.299 4.532 4.372 13.872 23.645 59.754

8 Jetis 8.155 3.749 3.917 3.619 12.506 20.367 52.313

9 Imogiri 8.613 4.034 4.163 3.908 13.395 22.423 56.536

10 Dlingo 5.257 2.920 2.782 2.294 7.898 14.516 35.667

11 Pleret 7.621 3.452 3.626 3.308 11.279 14.445 43.731

12 Piyungan 8.153 4.324 4.155 3.459 11.960 17.376 49.427

13 Banguntapan 20.062 8.844 9.626 12.724 32.430 38.824 122.510

14 Sewon 16.341 7.768 8.510 10.009 27.150 35.923 105.701

15 Kasihan 17.573 8.318 9.108 11.476 28.809 37.424 112.708

16 Pajangan 5.268 2.511 2.511 2.447 8.105 12.244 33.216

18

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Kecamatan Kelompok Umur

Jumlah 0-9 10-14 15-19 20-24 25-39 40+

17 Sedayu 7.151 3.400 3.400 3.078 10.554 17.254 44.798

Jumlah 142.660 68.749 71.728 73.362 222.365 342.399 921.263

Persentase 15,48 7,46 7,78 7,96 24,13 37,16 100,00

Sumber: BPS, 2012

Guna melakukan kebijakan yang berperspektif gender maka sangat diperlukan

pengetahuan mengenai persebaran penduduk berdasarkan jenis kelamin. Kebijakan pada

persebaran penduduk yang seimbang antara laki-laki dan perempuan sudah seharusnya

berbeda dengan persebaran yang didominasi salah satunya. Dengan demikian kebijakan

yang diambil lebih efektif. Secara rinci data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

ada pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Bantul

per Kecamatan Tahun 2011

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Srandakan 14.214 14.454 28.668

2 Sanden 14.616 15.128 29.744

3 Kretek 14.131 15.192 29.323

4 Pundong 15.543 16.236 31.779

5 Bambanglipuro 18.524 18.956 37.480

6 Pandak 23.926 23.982 47.908

7 Bantul 29.681 30.073 59.754

8 Jetis 25.887 26.426 52.313

9 Imogiri 28.008 28.528 56.536

10 Dlingo 17.609 18.058 35.667

11 Pleret 21.926 21.805 43.731

12 Piyungan 24.604 24.823 49.427

13 Banguntapan 62.127 60.383 122.510

14 Sewon 53.486 52.215 105.701

15 Kasihan 56.487 56.221 112.708

16 Pajangan 16.493 16.723 33.216

17 Sedayu 22.197 22.601 44.798

Jumlah 459.459 461.804 921.263

Persentase 49,87 50,13 100

Sumber: BPS, 2012

19

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

2.3. Indikator Kesejahteraan Rakyat

Gambaran tentang kesejahteraan rakyat dapat dipahami dari dua arah yang

berkebalikan, yaitu satu sisi gambaran kesejahteraan menunjukkan tingkat kemajuan

kehidupan rakyat, dan di sisi lain dapat dilihat tingkat ketertinggalan dari mereka yang

tersisa, yaitu yang belum sejahtera, yang secara sederhana bisa disebut dalam kondisi

miskin.

Makna kesejahteraan mengandung dua sisi, yaitu lahiriah dan spiritual, demikian

pula dengan makna kemiskinan. Dengan pemahaman seperti di atas dapat dikatakan

bahwa indicator kesejahteraan rakyat dapat menjadi petunjuk awal untuk mengetahui

kemajuan upaya penanggulangan kemiskinan. Caranya adalah dengan membandingkan

kondisi kesejahteraan rakyat antara tahun lalu dengan tahun ini, dan antara tahun ini

dengan tahun mendatang, dan seterusnya. Beberapa contoh indikator misalnya: apakah

angka kesakitan naik atau turun; apakah persentase penduduk yang berpendidikan

tertinggi SLTP berkurang; apakah jumlah penganggur berkurang; apakah kondisi

permukiman penduduk semakin baik; serta apakah fasilitas umum semakin banyak dan

merata. Dengan demikian komponen-komponen yang perlu diperhatikan

meliputi:kependudukan secara umum, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, serta

perumahan dan lingkungan. Komponen kependudukan secara umum telahdikupas relatif

mendetail pada bagian sebelumnya, Pada bagian berikut akan dibahas empat komponen

lainnya.

2.3. 1. Kesehatan

Kesehatan adalah hak setiap orang dan merupakan aset yang amat penting bagi

masa depan bangsa. Salah satu cara untuk mengukur status kesehatan masyarakat

adalah dengan mencermati angka kesakitan. Data Inkesra Kabupaten Bantul tahun 2011

menunjukkan angka kesakitan yang relatif tinggi yang antara lain disebabkan oleh pilek

dan batuk. Keluhan sakit lainnya yang relatif besar adalah panas dan sakit kepala yang

berulang-ulang. Indikator tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering

dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat musiman. Umumnya penyakit-penyakit

tersebut disebabkan oleh perubah an cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat.

Sementara itu, fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Bantul meliputi 94

Puskesmas, 1.223 Posyandu, 12 Rumah Sakit Umum dengan komposisi 3 milik

20

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Pemerintah dan 9 milik swasta, 28 RS Bersalin swasta serta 72 Poliklinik swasta. Adapun

data selengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.6 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kab Bantul Tahun 2011

No. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum Jumlah

1 Rumah Sakit Umum 9

2 Rumah Sakit Bersalin 0

3 Rumah Sakit Khusus (KIA, Bedah, Paru) 3

4 Balai Pengobatan 78

5 Rumah Bersalin 32

6 Apotek 100

7 Industri Peracik Batra 13

8 Laboratorium 4

9 Optik 4

10 Puskesmas Rawat Inap 16

11 Puskesmas Non Rawat Inap 11

12 Puskesmas Pembantu 67

13 Puskesmas Keliling 27

Sumber : Dinas Kesehatan (2011)

Adapun peta penyebaran fasilitas kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit di

Kabupaten Bantul Tahun 2011 dapat dlihat pada gambar berikut:

Peta 2.2. Sebaran Sarana Kesehatan di 17 kecamatan

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Bantul 2011

21

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Data Susenas tahun 2012 dilaporkan bahwa Umur Harapan Hidup Waktu Lahir di

Kabupaten Bantul untuk Laki-laki adalah 71 tahun dan Wanita adalah 72 tahun.

2.3. 2. Pendidikan

Salah satu cara mengukur kualitas sumber daya manusia adalah dengan

mengamati jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh penduduk berumur10 tahun ke

atas. Semakin besar proporsi penduduk yang dapat menamatkan pendidikan menengah

dan tinggi secara teoritis semakin baik kualitas sumberdaya manusianya.

Data dari BPS Kabupaten Bantul menyebutkan bahwa sampai dengan tahun 2011

sebagian besar penduduk Kabupaten Bantul (66,13%) menamatkan pendidikan

tertingginya setingkat SMP. Selanjutnya sebanyak 24,06% menamatkan SMA dan SMK,

dan selebihnya 9,80% penduduk yang menamatkan pendidikan tinggi dengan berbagai

strata, mulai dari Diploma I hingga S-3. Adapun data lengkapnya dapat diperiksa pada

tabel berikut:

Tabel 2.7 Komposisi Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan

di Kab Bantul Tahun 2010

No. Ijazah Tertinggi yang Dimiliki Persentase

1. Tidak punya 25,09

2. SD/MI 23,59

3. SMP/MTs 17,45

4. SMU/MA 16,15

5. SMK 7,91

6. D1/D2 0,94

7. D3/Akademi 2,92

8. D4/S1 5,70

9. S2/S3 0,24

Sumber: BPS, 2011

22

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

2.3.3. Ketenagakerjaan

Di Kabupaten Bantul terdapat 637.983 penduduk usia kerja pada tahun 2011. Dari

jumlah tersebut, sebanyak 430.428 orang merupakan angkatan kerja, yaitu mereka yang

siap masuk atau telah berkecimpung dalam kerja yang ditandai dengan aktivitas mencari

pekerjaan. Dengan kata lain, terdapat 207.555 penduduk yang termasuk usia kerja namun

bukan merupakan angkatan kerja, karena masih sekolah, karena mengurus rumah tangga,

atau karena hal-hal lainnya.

Tabel 2.8. Penduduk Usia 15 Tahun keatas Dirinci Menurut Angkatan Kerja dan Bukan

Angkatan Kerja Serta Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011

No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah

1

ANGKATAN KERJA

a.Bekerja 209.003 191.286 400.289

b.Penganggur 14.048 16.091 30.139

Jumlah Penduduk Angkatan Kerja (I) 223.051 207.337 430.428

2

BUKAN ANGKATAN KERJA

a.Sekolah 66.523 66.707 133.230

b.Mengurus Rumah Tangga 3.899 41.251 45.150

c.Lainnya 15.924 13.251 29.175

Jumlah Penduduk Bukan Angkatan Kerja (II) 86.346 121.209 207.555

Jumlah Penduduk Usia Kerja (I)+(II) 309.397 328.586 637.983

3 TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) 579.970 590.425 637.983

4 TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) 14.408 16.091 30.139

Sumber : Disnakertrans, 2011

Dari jumlah 400.289 penduduk yang bekerja, apabila dirinci menurut jenis pekerjaan

utamanya dapat diketahui bahwa sebagian terbesar (46,95%) bekerja dalam bidang

pertanian. Rincian mengenai hal tersebut dapat diperiksa pada tabel berikut:

23

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Tabel 2.9 Komposisi Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha

di Kab Bantul Tahun 2011

No Bidang Jumlah Persentase

1 Pertanian 179.040 46,95

2 Industri Pengolahan 35.979 9,43

3 Perdagangan, Restoran & Hotel 52.400 13,74

4 Keuangan, Asuransi Usaha, Persewaan 16.761 4,39

5 Bangunan 50.446 13,23

6 Jasa Kemasyarakatan 41.215 10,81

7 Lainnya (Pertambangan, Listrik & Air Minum) 5.526 1,45

JUMLAH 381.367 100

Sumber: BPS, 2011

Dari tabel komposisi tersebut, dapat dilihat bahwa komposisi dominan penduduk

Kabupaten Bantul yang bergerak di sector pertanian menunjukkan angka yang cukup

besar (46,95%). Sebagian besar petani Kabupaten Bantul merupakan petani gurem,

dengan kepemilikan lahan kurang dari 0,5 Ha dan sebagian lagi mereka adalah buruh tani,

sehingga jelas lah apabila kepemilikan lahan termasuk tidak memenuhi skala ekonomi

yang layak, dengan sendirinya mereka masih rentan terhadap ancaman kondisi

kemiskinan (sumber data: Dinas Pertanian Kabupaten Bantul, 2011).

2.3.4. Perumahan dan Lingkungan

Data dari BPS Kabupaten Bantul menyatakan bahwa dilihat dari luas

bangunan,pada tahun 2011 sebagian (22,80%) rumah penduduk luasnya kurang dari 20

m2. Sementara dilihat dari aspek lainnya, hampir semua rumah (91,96%) berdinding

tembok, hanya 4,40% rumah berdinding bambu dan 3,38% berdinding kayu.

Terkait dengan ketersediaan air bersih, sebagian besar (59,64%) rumah tangga di

Kabupaten Bantul memanfaatkan sumur terlindung sebagai sumber air minum.

24

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Selanjutnya sebesar 15,45% menggunakan sumur pompa, 9,97% menggunakan ledeng,

dan 9,90% menggunakan sumur tak terlindung.

Sarana untuk tempat buang air besar, sebagian besar (66,27%) rumah tanggadi

Kabupaten Bantul menggunakan WC dengan tempat pembuangan berupa tangki. Sebesar

8,52% rumahtangga membuat tempat buang air besar dengan menggali lubang di tanah,

sementara 4,27% memanfaatkan kolam/sawah. Sisanya sebesar 20,69% rumah tangga

masih memanfaatkan sungai sebagai tempat buang air besar.

25

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

BAB III

KONDISI DAN PENYEBAB KEMISKINAN

3.1. Data Keluarga Miskin

Telah diketahui bersama bahwa pendataan penduduk di Indonesia pada umumnya

bersumber pada pendataan yang dilaksanakan BPS yang secara resmi diakui secara

nasional dan pendataan yang dilaksanakan daerah (Kabupaten/Kota). Daerah

melaksanakan pendataan karena ada beberapa alasan, misalnya; data BPS dilaksanakan

melalui survey yang tidak secara rutin dilakukan tiap tahun, metode dan criteria yang

berlaku umum di Indonesia, sementara daerah mempunyai karakteristik yang berbeda-

beda sehingga menyusun criteria yang mendekati realitas di lapangan. Demikian pula

halnya dengan pendataan keluarga miskin, basis data yang diambil oleh BPS adalah

Rumah Tangga, sedangkan daerah, dalam hal ini Kabupaten Bantul basis data adalah

Kepala Keluarga. Tentu saja hal ini menimbulkan perbedaan angka yang pada akhirnya

menimbulkan tafsiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam penyusunan studi ini

yang dipakai sebagai pijakan data adalah data daerah yang disusun oleh SKPD pengampu

pendataan keluarga yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Bantul yaitu data dari

Badan Kesejahteraan, Keluarga Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Kabupaten Bantul (BKKPPKB Bantul). Dari tabel berikut ini dapat dilihat data jumlah

keluarga miskin dari BKKPPKB Bantul secara series.

Tabel 3.1 Jumlah Keluarga Miskin Di Kabupaten Bantul

Tahun 2009, 2010 dan 2011

No. Kecamatan Jumlah KK Miskin 2009

Jumlah KK Miskin 2010

Jumlah KK miskin 2011

1 Srandakan 1,600 1,305 1,312

2 Sanden 1,337 1,238 1,296

3 Kretek 1,790 1,482 1,479

26

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

No. Kecamatan Jumlah KK Miskin 2009

Jumlah KK Miskin 2010

Jumlah KK miskin 2011

4 Pundong 3,224

2,199 1,972

5 Bambanglipuro 2,158 1,611 1,551

6 Pandak 1,752 2,791 2,646

7 Bantul 3,408 2,019 1,949

8 Jetis 2,595 2,929 2,951

9 Imogiri 2,982 3,302 3,117

10 Dlingo 3,132 2,560 2,477

11 Pleret 1,886 1,817 1,817

12 Piyungan 2,604 2,217 2,257

13 Banguntapan 4,427 3,814 3,802

14 Sewon 4,548 3,980 3,771

15 Kasihan 2,366 3,948 3,842

16 Pajangan 2,270 1,672 1,537

17 Sedayu 4,963 2,596 2,545

Jumlah 47,042 41,480 40,321

Sumber: BKK PP & KB, 2011

Apabila dilihat dari jumlah dominan Kepala Keluarga Miskin, maka dapat ditelusuri

“4 Besar Dominan KK Miskin” yaitu kecamatan Kasihan, Banguntapan, Sewon dan Imogiri.

Hal ini karena jumlah penduduk di 4 wilayah kecamatan tersebut memang tergolong padat

(lihat Bab II, tabel 2.2). Walaupun 3 kecamatan dominan tersebut adalah wilayah urban

yang berbatasan langsung dengan kota Yogyakarta, dan tidak dapat menggambarkan

tingkat keparahan dan kedalaman kemiskinan, namun pendekatan jumlah terbesar

keluarga miskin inilah yang dipakai oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk

kebijakan penanggulangan kemiskinan, sehingga intervensi kebijakannya adalah dengan

intervensi program pengurangan jumlah KK miskin untuk masing-masing wilayah

Kabupaten/Kota dengan mengambil 4 kecamatan terbesar jumlah KK miskinnya.

Selengkapnya untuk Kabupaten Bantul dapat dilihat dari gambar berikut:

27

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Peta 3.1.Empat Kecamatan dengan KK Miskin Dominan

KASIHAN1. Pariwisata dan

Kerajinan: Kasongan, Gendeng, Jipangan, Lemah Dadi (Kajigelem) dan Gunung Sempu

2. Kawasan Cagar Budaya3. Kawasan RTH4. Rumah Layak Huni

SEWON1. Desa wisata: Gabusan -

Manding – Tembi2. Kawasan Cagar Budaya3. Pertanian lahan basah dan

perikanan budidaya4. Tenaga kerja5. Ruang Terbuka Hijau6. Rumah Layak Huni

BANGUNTAPAN1. Cagar Budaya Kotagede2. Wisata MICE: JEC dll.3. IKM: Pangan, logam dan

perak4. Pertanian lahan basah5. Tenaga kerja

IMOGIRI1. Hutan Lindung2. KSP Sapi Potong3. Kawasan Cagar

Budaya4. IKM: Batik, kulit,

sandang, pangan, keris

5. Tenaga kerja

Potensi & Permasalahan Kabupaten Bantul

1. Infrastruktur2. Rumah Layak Huni3. IKM4. Pendidikan, Sosial,

Kesehatan, Tenaga Kerja

1. Administrasi pemerintahan

2. Sosial keagamaan

Titik-titik kantong kemiskinan di Kabupaten Bantul yang menjadi

sasaran pembangunan lintas sektorProv. DIY

Sumber: Bappeda DIY, 2011

3.2. Kondisi Kemiskinan

Di atas telah dipaparkan jumlah dan sebaran keluarga miskin di Kabupaten Bantul.

Pada bagian ini akan diuraikan gambaran kondisi keluarga miskin tersebut. Gambaran ini

belum mencakup seluruh desa di Bantul, melainkan baru dari 2 desa di 2 kecamatan yang

menjadi sampel dari penelitian ini, yang mewakili wilayah dimana tingkat kemiskinannya

menurun dari tahun ke tahun (desa Sumbermulyo) dan wilayah yang tingkat

kemiskinannya naik dalam jumlah dan persentasenya (desa Poncosari, Srandakan). Hal ini

untuk melihat peran tokoh masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan, dimana di desa

Sumbermulyo penanganan penduduk miskin sudah menjadi visi dan misi Kepala Desa

dengan membentuk TKPK tingkat desa serta menjadi program dengan kegiatan berupa

verifikasi secara terbuka terhadap data KK Miskin oleh Pemerintah Desa dengan

mengundang tokoh masyarakat untuk ikut terjun langsung dalam verifikasinya. Sedangkan

28

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

desa sampel lainnya yaitu desa Poncosari, merupakan sampel desa yang belum

membentuk TKPK tingkat desa serta belum melaksanakan uji petik atau verifikasi data KK

Miskin.

Dalam penyusunan studi ini, gambaran kondisi kemiskinan berisi dua aspek, yaitu

ciri-ciri atau indikator kemiskinan dan penyebab kemiskinan. Ciri-ciri atau indikasi

kemiskinan tidak bisa berdiri sendiri-sendiri melainkan harus dilihat secara kumulatif.

3.2.1. Indikator Kemiskinan

Kabupaten Bantul mempunyai indikator kemiskinan tersendiri yang berbeda

dengan Indikator kemiskinan nasional yang dipakai BPS. Indikator kemiskinan Kabupaten

Bantul telah pernah dievaluasi melalui studi yang dilaksanakan pada tahun 2010. Namun

demikian, hasil evaluasi tersebut belum dapat dipakai untuk mengganti indikator yang

sudah tidak relevan lagi sesuai dengan perkembangan jaman. Menurut hasil wawancara,

perubahan indikator akan memerlukan waktu dan tenaga karena perlu sosialisasi kepada

petugas pendata di lapangan, mempengaruhi perubahan penilaian, yang akhirnya juga

mempengaruhi jumlah KK Miskin secara keseluruhan. Berikut adalah indikator kemiskinan

Kabupaten Bantul.

Tabel 3.2 Indikator Kemiskinan Kabupaten Bantul

Kecamatan Pangan Sandang Papan Penghasilan Kesehatan Pendidikan Kekayaan Air bersih Listrik

Kretek √ √ √ √ √

sanden √ √ √ √ √ √

Srandakan √ √ √ √ √ √

Pandak √ √ √

Bambanglipuro √ √ √

Pundong √ √ √ √

Imogiri √ √ √ √

Dlingo √ √ √ √

Jetis √ √ √ √

Bantul √ √ √ √ √

Pajangan √ √ √

Sedayu √ √ √

Kasihan √ √

Sewon √ √ √

Piyungan √ √ √ √

Pleret √ √ √

Banguntapan √ √ √

Kondisi Eksisting Kemiskinan di Kab. Bantul(berdasarkan indikator kemiskinan versi Pemkab Bantul)

Sumber: Studi Evaluasi Indikator Kemiskinan (Bappeda, 2010)

29

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Berdasarkan hasil studi Evaluasi Indikator Kemiskinan (2010) tersebut, yang

paling mempengaruhi jatuhnya keluarga ke dalam katagori kemiskinan adalah karena

penghasilan, jumlah kekayaan (aset), papan (tempat tinggal), sandang, kesehatan dan air

bersih. Dari sini bisa dilihat bahwa aspek yang dinilai secara dominan adalah aspek

ekonomi. Sedangkan aspek pendidikan, kesehatan (sosial) merupakan aspek yang

mengikuti dari kurang tersedianya aspek penghasilan dan kekayaan (ekonomi).

Dari Indikator kemiskinan tersebut dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu dimensi

ekonomi, sosial, dan fisik. Melalui metode FGD, masing-masing dimensi terdiri atas dapat

dibreakdown dalam beberapa aspek. Dari tiap-tiap aspek tersebut diperoleh indikator

kemiskinan, seperti terlihat pada data tabel 3.2. berikut ini

T a b e l 3 . 3 D a f t a r I n d i k a t o r K e m i s k i n a n

No. Dimensi Aspek Indikator

1 Ekonomi Pekerjaan 1. Penganggur

2. Buruh Serabutan

3. Buruh gendong

4. Tukang becak

5. Kernet

6. Tukang cuci

7. Tukang sampah

8. Pembantu Rumahtangga

9. Pelayan toko

10. Pemulung

11. Petani penggarap

12. Petani gurem

13. Pedagang kecil-kecilan

14. Pedagang asongan

15. Pensiunan Gol I

16. Pegawai honorer

Penghasilan 1. < Rp. 500.000/bln

2. Tanggungan > 4 orang

Pendidikan 1. Pendidikan tertinggi KK SLTP

2. Tak ada anggota KK yang tamat SLTA

Kompetensi 1. Kurang

2. Tak memiliki ketrampilan kerja

3. Tak memiliki jiwa kewirausahaan

Modal 1. Tidak memiliki modal

2. Modal sangat kecil

30

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

No. Dimensi Aspek Indikator

Akses 1. Tak bisa memperoleh informasi yang dibutuhkan

2. Tidak mampu berurusan dengan birokrasi

3. Tidak ada tempat untuk ”mengadu”/ berbagi

2 Sosial Kesehatan 1. Jompo

2. Sakit menahun

3. Tidak bisa dan tak mampu memanfaatkan layanan kesehatan modern

4. Pola makan tidak menentu

5. Kurang gizi

6. Tempat tinggal tidak higienis

7. Lingkungan tidak higienis

Sikap hidup 1. Mudah putus asa dalam menghadapi masalah

2. Mudah menyerah

3. Tidak ulet

4. Boros

5. Suka jaga gengsi

6. Rendah diri/minder

Lingkungan 1. Tradisi nyumbang

2. Banyak penjudi

3 Fisik Rumah 1. Kontrak/Ngindung

2. Milik sendiri, tidak higienis

3. Milik sendiri terbuat dari gedhek sederhana

4. Milik sendiri: kualitas buruk

Pakaian 1. Beli baru sekali setahun

2. Beli bekas

3. Tidak punya ganti untuk berbeda-beda kepentingan

Sumber : Hasil FGD di Sumbermulyo Bambanglipuro dan Poncosari, Srandakan

(2012)

3.2.2. Penyebab Kemiskinan

Analisis penyebab kemiskinan dalam dokumen SPKD ini menggunakan

pendekatan kombinasi kultural dan struktural. Untuk pendekatan kultural digunakan tingkat

analisis masyarakat, yakni dengan mengkaji integrasi penduduk miskin dengan lembaga

31

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

lokal masyarakat. Sedang untuk pendekatan struktural dilihat dari proporsionalitas atau

keberpihakan terhadap penduduk miskin terkait kebijakan dan program pembangunan

yang dijalankan selama ini.

Seperti terlihat pada tabel 3.1 maka, kenaikan jumlah KK Miskin terdapat pada 3

kecamatan, yaitu: Kecamatan Srandakan dari jumlah 10305 KK (2010) menjadi 1312 KK

(2011) atau bertambah 7 KK. Sedangkan di kecamatan Jetis dari 2929 KK (2010), menjadi

2951 KK (2011) atau naik sejumlah 22KK sedangkan di Kecamatan Piyungan dari 2217

KK (2010) menjadi 2257 KK (2011) atau naik sejumlah 40 KK. Hal ini menurut hasil FGD,

disebabkan tiga faktor penyebab timbulnya kemiskinan, yaitu faktor individu yang

bersangkutan, faktor kebijakan pemerintah, dan faktor alamiah, yang perinciannya adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.4. Faktor Penyebab Timbulnya Kemiskinan

No. Faktor Indikator

1 Faktor Individu 1. Malas

2. Kurang Pergaulan

3. Tidak memiliki pengalaman

4. Minder

5. Tidak mempunyai modal

6. Ketrampilannya rendah

7. Boros

2 Faktor Kebijakan Pemerintah 1. Pendapatan rendah

2. Tidak ada lapangan kerja

3. Harga sembako tinggi

4. Pendidikan mahal

5. Sarana dasar kurang

6. Biaya jasa mahal

3 Faktor Alamiah 1. Bencana Keluarga

2. Jompo

3. Bencana Alam

Sumber : Hasil FGD, 2012

Dari ketiga faktor tersebut terungkap bahwa faktor individu menjadi penyebab utama

seseorang miskin. Kebanyakan dari KK miskin ini, mempunyai ketrampilan rendah, tidak

mempunyai modal yang cukup untuk memulai usaha serta adanya sikap boros dan malas

32

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

yang berkaitan dengan budaya. Sedangkan factor kebijakan pemerintah yang cukup

mempengaruhi adalah sedikitnya lapangan kerja, pendapatan atau upah yang rendah

serta tidak terjangkaunya biaya pendidikan (terutama pendidikan lanjutan). Sedangkan

factor yang kurang mempengaruhi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir adalah factor

alamiah (bencana keluarga, jompo dan bencana alam). Di luar faktor-faktor tersebut,

terungkap dari hasil FGD bahwa masyarakat sekarang cenderung untuk permisif disebut

miskin karena mengharapkan adanya bantuan dan fasilitas dari pemerintah, terutama

apabila mereka sakit.

Apabila dikomparasikan dengan hasil pendataan TKPK Kabupaten Bantul melalui

BKKPP dan KB Kabupaten Bantul tahun 2011, maka diperoleh potret pendataan KK

miskin sebagai berikut:

- Jumlah KK total : 258.294

- Jumlah KK Miskin : 40.321 (15,7 % )

- Jumlah jiwa total : 848.608 Orang

Sedangkan kondisi Keluarga miskin di atas usia 16 tahun (produktif) sebagai

berikut:

1. Yang punya Potensi = 18,4 %

a. Pertanian ( 5.897 ) = 4,6 %

b. Peternakan ( 2.790 ) = 2,2 %

c. Kelautan ( 509 ) = 0,4 %

d. Kerajinan ( 4.140 ) = 3,2 %

e. Katering ( 647 ) = 0,5 %

f. Lainnya ( 9.642 ) = 7,5 %

2. Yang tidak punya potensi ( 28.788) = 22,5 %

3. Yang tidak bisa diberdayakan ( 5.084 ) = 4,0 %

Dari data tersebut di atas, memang berat bagi SKPD di Pemerintah Kabupaten

Bantul untuk mengentaskan kemiskinan, karena sebagian besar KK miskin dalam usia

potensial (16 tahun ke atas) sebanyak 22,5% tidak mempunyai potensi untuk

dikembangkan, sehingga perlu kerja keras dari semua pihak, tidak hanya pemerintah

namun juga stakeholders lainnya (masyarakat, Perguruan Tinggi, LSM dan dunia usaha).

33

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Harus dipertanyakan pula apakah persentase 22,5% tersebut termasuk di dalamnya

karena mengalami kecacatan atau hanya sekedar belum mempunyai ketrampilan yang

memadai atau masih duduk di bangku sekolah sehingga meskipun tergolong angkatan

kerja tapi yang bersangkutan belum bekerja karena masih bersekolah.

34

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

BAB IV

KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Salah satu faktor penentu keberhasilan penanganan kemiskinan dan juga masalah

sosial lainnya seperti pengangguran adalah dengan mengkaji treatment atau kebijakan

dan program yang selama ini dijalankan. Dengan menganalogikan orang miskin sebagai si

sakit, maka kita harus memberikan obat dan dosis yang tepat guna menyembuhkannya,

atau paling tidak meringankan sakitnya. Demikian juga dalam hal penanggulangan

kemiskinan. Dewasa ini Pemerintah Pusat telah menggelontorkan dana trilyunan rupiah

guna mengurangi kemiskinan di berbagai belahan wilayah dan menjadikannya sebagai

prioritas pembangunan. Hal ini diikuti pula oleh Daerah-daerah, tak terkecuali Kabupaten

Bantul. Dengan memetakan dan mengkaji ulang kebijakan yang dilaksanakan, maka

diharapkan akan diperoleh program-program apa yang masih layak diteruskan, dievaluasi

serta program baru sebagai terobosan atau terapi bagi si miskin.

4.1. Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan

Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat mengenai Penanggulangan

Kemiskinan, maka kebijakan penanggulangan kemiskinan meliputi:

a. Bantuan dan perlindungan sosial yang bertujuan untuk melakukan

pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, serta perbaikan kualitas

hidup masyarakat miskin;

b. Penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat yang

bertujuan mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok

masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada

prinsip pemberdayaan masyarakat;

c. Penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan

kecil yang bertujuan memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku

usaha/koperasi berskala mikro.

35

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Dalam pelaksanaannya harus mempertimbangkan 4 prinsip utama penanggulangan

kemiskinan yaitu:

a. Memperbaiki Program Perlindungan Sosial, yaitu dengan Bantuan Sosial

Berbasis Keluarga (Raskin), Bantuan Kesehatan bagi Keluarga Miskin

(Jamkesmas) serta Bantuan Pendidikan bagi Masyarakat Miskin (Program

Keluarga Harapan)

b. Meningkatkan Akses Pelayanan Dasar dalam Pendidikan, kesehatan dan

pelayanan dasar sanitasi dan air bersih

c. Memberdayakan Kelompok Masyarakat Miskin yaitu dengan

menyempurnakan pelaksanaan PNPM Mandiri

d. Pembangunan yang inklusif yaitu dengan membangun yang dapat diakses

semua lapisan, golongan masyarakat terutama masyarakat miskin dengan

membantu UMKM (KUR dan Bantuan kepada Usaha Mikro), Industri

Manufaktur Padat Pekerja, Konektivitas Ekonomi (Infrastruktur), menciptakan

Iklim Usaha (Pasar Kerja yang Luwes dan Infrastruktur), Pembangunan

Perdesaan serta Pembangunan Pertanian.

4.2. Strategi Penanggulangan Kemiskinan

Dalam dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten

Bantul Tahun 2007-2011, dinyatakan bahwa di dalam penanggulangan kemiskinan

diterapkan strategi dan pendekatan yang akan dilakukan, kemudian dirancang dan dikaji

kebijakan serta program yang tepat dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Adapun

strategi yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perlindungan Sosial; ditujukan bagi kelompok Rentan seperti perempuan,

Kepala Keluarga lanjut usia, fakir miskin, jompo, anak terlantar & penyandang

cacat. Perlindungan ini terkait masalah kesehatan, pendidikan dan

kesejahteraan melalui upaya pemberdayaan dalam kegiatan ekonomi, seperti

pemberian modal tanpa agunan, serta membantu mengakses jaringan

ekonomi antara pengusaha atau pelaku usaha ekonomi.

36

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

2. Perluasan kesempatan, mengurangi beban biaya masyarakat miskin serta

meningkatkan penghasilannya. Adapun strategi yang dilakukan adalah

dengan menciptakan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik dan sosial yang

memungkinkan masyarakat miskin, baik laki-laki maupun perempuan, dapat

memperoleh kesempatan seluas-luasnya dalam pemenuhan hak-hak dasar

dan peningkatan taraf hidup mereka secara berkelanjutan, di samping

memberikan stimulasi dan regulasi yang berpihak pada masyarakat miskin

agar beban ekonomi mereka dapat berkurang.

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia sesuai prinsip education for all, fasilitas

pendidikan formal/informal, beasiswa, keterjangkauan pelayanan, manajemen

pelayanan pendidikan dan lain-lain. Adapun strategi yang dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan dasar dan kemampuan berusaha masyarakat

miskin adalah melalui upaya-upaya pendidikan formal maupun informal.

4. Pemberdayaan kelembagaan masyarakat dengan cara perkuatan lembaga

sosial politik, ekonomi, budaya, partisipasi masyarakat miskin, laki-laki-

perempuan dalam pengambilan keputusan. Adapun strategi yang dilakukan

untuk memperkuat kelembagaan sosial, politik, ekonomi dan budaya

masyarakat dan untuk memperluas partisipasi masyarakat miskin dalam

pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin penghormatan,

perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasarnya.

5. Penataan kemitraan global yaitu terjalinnya hubungan & kerjasama yang

baik dengan lembaga internasional guna mendukung pelaksanaan keempat

strategi di atas.

4.3. Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan

Apabila ditinjau dari aspek sumber pembiayaannya, Program dan Kegiatan

Penanggulangan Kemiskinan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu program-program inisiatif

daerah dan program-program yang diluncurkan Pemerintah Pusat. Sementara itu, dalam

konteks di Kab Bantul, program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan didasarkan juga

pada penggolongan klaster yang terdiri atas 3 klaster yaitu:

37

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

1. Klaster program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu Berbasis Rumah

Tangga

2. Klaster program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Komunitas

3. Klaster program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Usaha Mikro dan

Kecil

4.3.1. Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu Berbasis Rumah Tangga

Dalam skema program Penanggulangan kemiskinan berdasarkan klaster, program

penanggulangan kemiskinan yang berbasis rumah tangga merupakan skema klaster 1,

dimana program ini ditujukan kepada golongan masyarakat rentan; seperti Kepala

Keluarga yang lanjut usia, perempuan serta keluarga yang sangat miskin ataupun sulit

untuk diberdayakan. Dalam skema ini terdapat Program Raskin (Beras Untuk Keluarga

Miskin) dan Program Keluarga Harapan (PKH), Jamkesmas, Beasiswa bagi si Miskin dan

BLT bila dalam masa krisis.

4.3.1.1. Program Keluarga Harapan (PKH)

Program Keluarga Harapan adalah program yang memberikan bantuan kepada

Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Sebagai imbalannya, RTSM diwajibkan memenuhi

persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu

pendidikan dan kesehatan. PKH di Indonesia dirancang untuk membantu penduduk miskin

kluster pertama yaitu Bantuan dan Perlindungan Sosial Kelompok Sasaran, yaitu berupa

bantuan tunai bersyarat.

Program ini diharapkan berkesinambungan setidaknya sampai tahun 2015 dan

mampu berkontribusi untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium

(Millennium Development Goals atau MDGs). Setidaknya ada 5 komponen MDGs yang

didukung melalui PKH, yaitu pengurangan penduduk miskin ekstrim dan kelaparan,

pencapaian pendidikan dasar, kesetaraan gender, pengurangan angka kematian bayi dan

balita, dan pengurangan kematian ibu melahirkan.

Lokasi PKH Kabupaten Bantul pada Tahun 2008 ada 5 Kecamatan, yaitu

Kecamatan Dlingo, Imogiri, Kasihan, Sanden, dan Sewon. Sedangkan pada Tahun 2009,

lokasi PKH ditambah 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Banguntapan dan Kecamatan

38

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Pandak. Kemudian mulai tahun 2010 lokasi PKH ditambah lagi sebanyak 10 kecamatan,

sehingga 17 kecamatan di Kabupaten Bantul telah mendapatkan program PKH.

Berikut adalah gambaran pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kabupaten

Bantul

1) Pertemuan Awal dan Validasi

Pertemuan awal dan validasi dilakukan oleh pendamping dan Dinas Instansi

terkait yang bertujuan untuk mensosialisasikan PKH kepada RTSM calon

peserta PKH.

2) Pertemuan Kelompok

Pertemuan kelompok dibentuk oleh pendamping pada saat pertemuan awal

yang beranggotakan maksimal 25 RTSM dan dilaksanakan rutin setiap bulan

oleh kelompok PKH tersebut dan dipandu oleh pendamping PKH.

3) Pemutakhiran Data

Pemutakhiran data dilakukan oleh pendamping setiap ada perubahan data

dari RTSM.

4) Verifikasi Kesehatan dan Pendidikan

Verifikasi Kesehatan dan Pendidikan dicetak 3 bulan sekali oleh kantor pos

Jakarta kemudian dikirim ke kantor pos kabupaten untuk didistribusikan dan

diambil oleh pendamping dari penyedia layanan kesehatan (puskesmas dan

posyandu) dan pendidikan (Sekolah)

5) Pembayaran Atau Pencairan Bantuan PKH

Pembayaran atau pencairan bantuan PKH dilaksanakan di kantor pos

kecamatan yang proses pencairannya dimonitoring oleh pendamping PKH

Dinas Instansi terkait.

6) Rapat Koordinasi

Rapat Koordinasi PKH meliputi Rakor tingkat Kecamatan, Rakor tingkat

Kabupaten untuk menciptakan kesamaan pemahaman dan kesepakatan

tentang tanggung jawab masing-masing instansi serta menciptakan

koordinasi komitmen dari instansi terkait. Serta Rakor rutin pendamping dan

operator setiap seminggu sekali.

39

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Berikut ini data realisasi pembayaran bantuan tunai bersyarat PKH dimulai sejak

2008-2011 dengan peserta tahun 2010 sebanyak 1628 RTSM dan pada tahun 2011

sebanyak 1969 RTSM.

Tabel 4.1. Realisasi Bantuan Tunai PKH

Tahun Jumlah Pembayaran

2008 Rp. 1.053.399.000,- (5 kecamatan)

2009 Rp. 2.167.931.000,- (7 kecamatan)

2010 Rp. 2.036.400.000,- (7 kecamatan)

2011 Rp. 4.140.950.000,- (17 kecamatan)

Jumlah Rp. 9.398.680.000,-

Sumber : Dinas Sosial Kab Bantul, 2011

4.3.1.2. Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) PKH

Implementasi Program KUBE (Kelompok Usaha Bersama) PKH di Kabupaten

Bantul berupa pembentukan 39 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 10

RTSM peserta PKH, dengan besaran bantuan kelompok sebesar Rp. 30 juta rupiah. Pada

tahun 2011 ini APBD menganggarkan KUBE Pengembangan sebesar Rp. Rp. 10 juta.

4.3.1.3. Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin)

Program Raskin berupa pemberian subsidi beras untuk keluarga miskin secara

rutin. Adapun alokasi sasaran program untuk tahun 2010 dan 2011 mencapai 46.658

rumah tangga sasaran (RTS). Adapun tujuan dari Program raskin adalah untuk

mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran melalui pemenuhan sebagian

kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Sedangkan sasaran program adalah

berkurangnya beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran, melalui pendistribusian beras

bersubsidi sebanyak 15 kg/RTS/bulan dengan harga tebus Rp. 1.600,- per kilo netto.

Dari hasil monitoring tim teknis penanggulangan kemiskinan kabupaten, program ini

sudah cukup baik. Sudah ada bantuan sewa alat angkut dari APBD Kabupaten, kualitas

beras sudah sesuai standart. Permasalahan yang terkadang muncul adalah adanya orang

yang tidak mendapat jatah raskin tetapi ingin mendapatkan Raskin sehingga terkadang

diperlukan kearifan lokal untuk memecahkan masalah tersebut. Sumber dana program ini

40

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

dari APBN dan APBD. Alokasi dana tahun 2010 sebesar 32,9 milyar sedang tahun 2011

alokasinya sama dengan tahun 2010. Adapun dukungan APBD tahun 2011, yang

dipergunakan untuk bantuan alat angkut dari titik distribusi ke penerima manfaat, rakor

serta monev sebesar Rp. 323.035.000,-. SKPD pengelola program adalah Dinas Sosial.

4.3.1.4. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat

Program ini berupa jaminan kesehatan bagi orang miskin. Alokasi Jamkesmas

tahun 2009, 2010 dan 2011 adalah sama yaitu untuk sebanyak 222.987 orang. Sumber

dana program ini dari alokasi APBN sebesar Rp. 2.865.944,000,- pada tahun 2009 serta

Rp. 1.474.786.000,- pada tahun 2010 dalam wujud klaim. Program ini sangat bermanfaat

bagi masyarakat miskin yang akan berobat ke Puskesmas. Namun ada permasalahan

yang sering dijumpai berupa keterlambatan juklak juknis penggunaan Jamkesmas.

Biasanya juklak-juknis turun baru turun pada tengah tahun, sementara Puskemas harus

sudah melayani sejak awal tahun. Adapun SKPD pengelolanya adalah Dinas Kesehatan.

Selain Program Jamkesmas, di wilayah Provinsi DIY juga terdapat Program

Jamkesos, yang berupa jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin kabupaten/ kota

yang belum tercover jamkesmas. Adapun alokasi pada tahun 2009 dan 2010 mencapai

92.000 orang plus kader Posyandu. Sumber dana program ini berasal dari APBD Propinsi

sebesar Rp. 1.044.216.000,- pada tahun 2009.

4.3.1.5. Bantuan Subsidi Pelayanan Kesehatan (Bayankes)

Bentuk program ini berupa bantuan biaya pengobatan rawat inap di rumah sakit.

Sasaran dari program ini adalah warga miskin Kabupaten Bantul yang belum

mendapatkan dana Jamkesmas maupun Jamkesos. Program ini sangat bermanfaat bagi

warga miskin yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat

jaminan kesehatan. Adapun sumber dana yang digunakan berasal dari APBD Kabupaten

Bantul, yang pada tahun 2009 dan 2010 sama masing-masing dialokasikan sebesar Rp. 3

milyar, sedangkan pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 3.650.000.000,-. SKPD

pengelola program adalah Dinas Sosial Kab Bantul.

41

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

4.3.1.6. Program Bantuan Pendidikan

Guna meningkatkan akses Pelayanan Dasar di bidang pendidikan, Pemerintah

Kabupaten Bantul menginisiasi Program Bantuan Pendidikan yang bersasaran

masyarakat miskin yang mengalami kesulitan biaya untuk melanjutkan pendidikan. Pada

tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Sosial menyediakan dana APBD

sebesar Rp. 4,5 Milyard. Program Bantuan Pendidikan ini dapat diakses masyarakat

miskin dengan mengajukan proposal kebutuhan dan peruntukan dana, dengan

melampirkan salinan kartu kepesertaan jamkesmas atau surat keterangan miskin dari

dukuh, lurah dan camat setempat. Selanjutnya proposal dikirim kepada Bupati c.q Kepala

Dinas Sosial Kabupaten Bantul, dan akan diseleksi berdasarkan tingkat urgensi atau

mendesak atau tidaknya kebutuhan pemohon. Data sampai dengan Oktober 2011,

proposal yang sudah masuk sebanyak 6.815 buah, sedangkan yang sudah

direalialisasikan sebanyak 3.000-an proposal.

4.3.1.7. Program Beasiswa Miskin dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat

terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun. Secara khusus

program BOS bertujuan untuk:

1) Menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar dari

beban biaya operasional sekolah, baik disekolah negeri maupun sekolah

swasta.

2) Menggratiskan seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri terhadap biaya

operasional sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional

(RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI).

3) Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa di sekolah

swasta.

Adapun sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP termasuk

sekolah menengah terbuka (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang

diselenggarakan oleh masyarakat baik negeri maupun swasta. Besar biaya satuan BOS

yang diterima oleh sekolah termasuk untuk BOS, dihitung berdasarkan jumlah siswa

42

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

dengan ketentuan untuk SD/SDLB masing-masing siswa sebesar Rp. 397.000,- selama

satu tahun. Untuk siswa SMP/SMPT masing-masing menerima Rp. 570.000,- selama satu

tahun. Tahun 2011 dana BOS Kabupaten Bantul untuk SD sebesar Rp. 28.703.100.000,-

untuk 72.300 anak, dana BOS SMP Rp.26.378.610.000,- untuk 46.173 anak

Program BOS untuk SD/SDLB dan SMP/SMPT ini di tangani oleh Dinas Pendidikan

Dasar. Sedangkan BOS untuk MI dan MTs di tangani oleh Kantor Departemen Agama.

Sumber dana dari APBN.

Disamping BOS, masih ada BOP (Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) atau

Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) dengan penjelasan sbb:

4.3.1.8. Program Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) atau Bantuan

Operasional Sekolah Daerah (BOSDA)

Maksud dan tujuan diberikannya BOP adalah untuk memenuhi kekurangan BOS

yang dialokasikan oleh Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

BOP ini diberikan kepada satuan pendidikan SD/SDLB/MI dan SMP/SMPT/ MTs di

Kabupaten Bantul. Program BOP digunakan untuk membiayai kegiatan operasional belajar

mengajar di sekolah, belanja pegawai, dan belanja barang dan jasa. Tetapi BOP/BOSDA

tidak diperbolehkan untuk membiayai pengeluaran untuk belanja modal.

Adapun sasaran BOP tingkat SD/SDLB/MI tahun 2011 adalah sebanyak 74.018

siswa dengan besaran bantuan Rp. 28.800 ,-/siswa/tahun. Sehingga dana yang

dialokasikan untuk tahun 2011 sebesar Rp. 2.131.718.400,-. Sedangkan tingkat

SMP/SMPT/ MTs tahun 2011 sebanyak 29.474 siswa dengan besaran bantuan Rp.

35.500,- persiswa/tahun. Sehingga dana yang dialokasikan untuk tahun 2011 sebesar Rp.

Rp.987.379.000,-. SKPD yang menangani program ini adalah Dinas Pendidikan Dasar.

Selain Bantuan Operasional, Kabupaten Bantul juga memberikan beasiswa bagi siswa

miskin dan siswa berprestasi, antara lain :

1) Beasiswa Miskin

Program Bea siswa miskin dimaksudkan untuk meringankan bea sekolah

tingkat SD dan SMP bagi anak dari keluaga miskin. Syarat untuk

memperoleh bea siswa miskin ini adalah: anak dari keluarga miskin, belum

43

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

memperoleh bea siswa dari program lain dan surat pengajuan dari sekolah.

Pada tahun 2011 sasaran program ini untuk anak SD sebanyak 5.350 anak

sedangkan untuk anak SMP sebanyak 1.232 anak. Sumber dana berasal

dari APBD Propinsi DIY sebesar Rp. 1.926.000.000,- untuk SD dan Rp.

677.600.000,- untuk SMP. SKPD yang menangani program ini adalah Dinas

Pendidikan Dasar.

2) Beasiswa Bakat dan Prestasi

Program ini dimaksudkan untuk meringankan biaya pendidikan anak se

tingkat SLTP yang mempunyai bakat dan prestasi tertentu. Syarat untuk

memperoleh bea siswa bakat dan prestasi ini adalah: anak dari siswa

mempunyai bakat dan prestasi yang menonjol dibidang akademik maupun

non akademik, belum memperoleh bea siswa dari program lain dan surat

pengajuan dari sekolah. Penerima manfaat program ini pada tahun 2011

sebanyak 167 anak diberikan @ Rp.720.000,-. Alokasi dana untuk tahun

2011 sebanyak Rp. 120.240.000,-. Sumberdana dari APBD Kabupaten.

SKPD yang menangani program ini adalah Dinas Pendidikan Dasar.

3) Beasiswa Retrievel

Program ini dimaksudkan untuk meringankan biaya pendidikan tingkat SD

dan SLTP . Syarat untuk memperoleh bea siswa retrievel ini adalah: anak

sudah berhenti tidak sekolah lagi karena masalah biaya kemudian ditarik ke

sekolah lagi dengan biaya dari bea siswa retrievel. Penerima manfaat

program ini pada tahun 2009 untuk anak SD sebanyak 120 anak dan SMP

35 anak. Sumberdana dari APBD Propinsi. SKPD yang menangani program

ini adalah Dinas Pendidikan Dasar. Tahun 2011 sudah tidak ada lagi

beasiswa ini,

4) Beasiswa SMP Terbuka

Program ini diperuntukkan untuk anak miskin di SMP terbuka. Sasaran

untuk tahun 2011 sebanyak 203 @ Rp 550.000,- per anak. Total alokasi

dana sebanyak Rp. 111.650.000 ,-. Sumber dana dari APBD Propinsi.

SKPD yang menangani program ini adalah Dinas Pendidikan Dasar.

44

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

4.3.2. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Komunitas

PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang

berbasis pemberdayaan masyarakat. Pengertian yang terkandung mengenai PNPM

Mandiri adalah :

a. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan

sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan

kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri

dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta

mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan

pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat

dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

b. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan

kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam

memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,

kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat

memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah

serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin

keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.

Di Kabupaten Bantul terdapat 6 jenis program PNPM Mandiri, yaitu PNPM

Mandiri Inti (2 macam) PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM Mandiri Perdesaan dan

PNPM Penunjang/Sektoral yaitu PNPM Pariwisata, PNPM Pertanian, PNPM Kelautan

& Perikanan, PNPM Mandiri PAKET (Pengurangan Kemiskinan Terpadu) dan reward

PNPM P2KP yang berupa PLPBK (Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis

Komunitas). Berikut adalah data persebaran PNPM Inti di Kabupaten Bantul (lihat

tabel).

45

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Tabel 4.2. Persebaran PNPM Inti

No. Kecamatan Jumlah

Desa Jumlah

Pedukuhan Luas (km2) Keterangan

1 Srandakan 2 43 18,32 PNPM Perkotaan

2 Sanden 4 62 23,16 PNPM Perkotaan

3 Pandak 4 49 24,30 PNPM Perkotaan

4 Bambanglipuro 3 45 22,70 PNPM Perkotaan

5 Bantul 5 50 21,95 PNPM Perkotaan

6 Pundong 3 49 23,68 PNPM Perkotaan

7 Pleret 5 47 22,97 PNPM Perkotaan

8 Banguntapan 8 57 24,48 PNPM Perkotaan

9 Kasihan 4 53 32,38 PNPM Perkotaan

10 Sedayu 4 54 34,36 PNPM Perkotaan

11 Sewon 4 63 27,16 PNPM Perkotaan

12 Jetis 4 64 24,47 PNPM Perkotaan

Jumlah (1-12) 50 636 303,93

13 Imogiri 8 72 54,49 PNPM Pedesaan

14 Piyungan 3 60 32,54 PNPM Pedesaan

15 Dlingo 6 58 55,87 PNPM Pedesaan

16 Kretek 5 52 26,77 PNPM Pedesaan

17 Pajangan 3 55 33,25 PNPM Pedesaan

Jumlah Total 75 933 506,85

Sumber : Data Base Profil Daerah Kab. Bantul Tahun 2011

4.3.2.1. PNPM Mandiri Perdesaan

Program PNPM Mandiri Pedesaan dilaksanakan di lima kecamatan yaitu:

Kecamatan Imogiri, Kretek, Dlingo, Pajangan dan Piyungan. Adapun bentuk kegiatan yang

dilaksanakan antara lain kegiatan simpan pinjam perempuan, kegiatan sosial dan

pembangunan lingkungan.

Adapun sumber pendanaan merupakan hasil sharing antara dana APBN dan APBD

Kabupaten Bantul. Sedangkan SKPD yang menangani program ini adalah Kantor PMD

Kabupaten Bantul. Total dana yang dikucurkan untuk tahun 2009 sebesar Rp. 9.900.000.

000,- sedang tahun 2010 sebesar Rp. 5.250.000.000,-. Tahun 2011 sebesar Rp.

2.766.615.000,- (APBN Murni) dengan rincian sebagai berikut:

1) Peningkatan Kemandirian masyarakat Pedesaan (PNPM Mandiri

Pedesaan) sebesar Rp. 287.615.000,-

46

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

2) Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) ke Kecamatan Rp. 2.479.000.000,-

Sejak dimulainya PNPM dengan nama PPK Rehab Pasca Bencana hingga 2011,

total dana PNPM Mandiri Perdesaan yang telah diluncurkan sebanyak Rp.

77.650.000.000,-. Pendanaan ini mencakup program kegiatan di bidang infrastruktur,

sosial dan ekonomi (simpan pinjam). Adapun data selengkapnya terkait rekam jejak PNPM

Mandiri Perdesaan dapat dilihat pada table 4.3 berikut:

Tabel 4.3. Lokasi & Alokasi Dana BLM Kegiatan TA.2006-2011

Tahun Nama Program Jml Kec

Dana APBN (Rp)

Dana APBD (Rp)

Jumlah (Rp)

2006 PPK Rehab Paska Bencana

17 40.750.000.000 0 40.750.000.000

2007 PNPM PPK 17 14.000.000.000 0 14.000.000.000

2008 PNPM Mandiri Perdesaan

5 4.400.000.000 1.100.000.000 5.500.000.000

2009 PNPM Mandiri Perdesaan

5 7.920.000.000 1.980.000.000 9.900.000.000

2010 PNPM Mandiri Perdesaan

5 4.200.000.000 1.050.000.000 5.250.000.000

2011 PNPM Mandiri Perdesaan

5 1.800.000.000 450.000.000 2.250.000.000

TOTAL 72.070.000.000 4.580.000.000 77.650.000.000

Sumber: Laporan bulan Oktober 2011 PNPM Mandiri Perdesaan, 2011

4.3.2.2. PNPM Mandiri Perkotaan

Program ini dilaksanakan di 12 kecamatan. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan

diantaranya adalah simpan pinjam, kegiatan sosial dan pembangunan lingkungan. Adapun

sumber dana merupakan sharing antara dana APBN dan APBD Kabupaten. Pada awalnya

daerah disyaratkan untuk sharing DDUB (Dana Daerah untuk Urusan Bersama) 20% dari

BLM. Namun karena keterbatasan kemampuan keuangan daerah, maka baik PNPM

Mandiri Perdesaan maupun Perkotaan, sharing daerah hanya berkisar 10-5%. Sedangkan

pada tahun 2011 mengingat Kabupaten Bantul tergolong dalam daerah yang Index

Finansial Kemampuan Daerah (IFKD) nya rendah, maka secara resmi Bantul hanya

47

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

diwajibkan mengalokasikan sharing pendanaan 5% saja. Adapun SKPD yang menangani

program ini Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul.

Tabel 4.4. Lokasi & Alokasi Dana BLM Kegiatan TA.2006-2011

Tahun Nama Program Jml Kec

Dana APBN (Rp)

Dana APBD (Rp)

Jumlah (Rp)

2006 PPK Rehab Paska

Bencana

17 40.750.000.000 0 40.750.000.000

2007 PNPM PPK 17 14.000.000.000 0 14.000.000.000

2008 PNPM Mandiri

Perdesaan

5 4.400.000.000 1.100.000.000 5.500.000.000

2009 PNPM Mandiri

Perdesaan

5 7.920.000.000 1.980.000.000 9.900.000.000

2010 PNPM Mandiri

Perdesaan

5 4.200.000.000 1.050.000.000 5.250.000.000

2011 PNPM Mandiri

Perdesaan

5 1.800.000.000 450.000.000 2.250.000.000

TOTAL 72.070.000.000 4.580.000.000 77.650.000.000

Sumber: Laporan bulan Oktober 2011 PNPM Mandiri Perdesaan, 2011

Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, pendanaan disusun melalui skema sharing antara

anggaran Pusat dan Daerah. Gabungan pendanaan disebut BLM (Bantuan Langsung

Masyarakat) yang kemudian disalurkan kepada agent pengentasan kemiskinan di level

masyarakat yaitu BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat). BLM sebagai stimulan bagi

masyarakat untuk mengaktualisasikan apa yang sudah masyarakat rencanakan dan

sepakati dalam perencanaan partisipatif, sehingga masyarakat belajar melalui praktek

membangun yang dikelola sendiri. Dari sinilah diharapkan tujuan pemberdayaan tercapai.

kategori BLM th. 2011 di kabupaten Bantul terbagi menjadi 2 kategori lokasi yaitu lokasi

lama dan lokasi lanjutan 2011, yang mana di tahun 2011 ini telah mencairkan dana BLM

48

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

untuk tahap 2 lokasi lanjutan dan Tahap 1 untuk lokasi lama dengan total cair ke BKM (41

BKM) sebesar Rp. 4,905,000,000,- berikut tabel pencairan BLM & DDUB Tahun 2011.

Tabel 4.5. Pencairan BLM & DDUB Tahun 2011 Kab. Bantul

Keterangan APBN DDUB Total

Tahap 1 3,825,000,000 3,825,000,000

Tahap 2 1,080,000,000 1,110,000,000 1,080,000,000

4,905,000,000 1,110,000,000 4,905,000,000

Selanjutnya, kegiatan BKM ini tersusun dalam siklus-siklus, dimana pentahapan

siklus ini dibantu oleh Konsultan Perkotaan yang ditunjuk oleh Pemerintah Pusat. Mulai

dari pencairan dana BLM sampai dengan pelaksanaan kegiatannya seperti; Penyusunan

PJM Pronangkis, Rembug Warga Tahunan, Review Keuangan, Pemilu BKM, Channeling

(kemitraan) BKM dengan pihak lain serta Sinergisme PJM dengan Musrenbang, dikawal

oleh Konsultan.

Dari 50 Desa di Kabupaten Bantul, sampai dengan Bulan Juli 2011 ini sebagian

besar BKM (35 BKM) telah berpengalaman melakukan channeling dan kemitraan dengan

pihak lain, baik Pemerintah, Swasta, Badan Usaha, Perguruan Tinggi, LSM, Perbankan

maupun kelompok peduli lain. Adapun dinas-dinas yang melakukan kemitraan dalam

program PAKET ini antara lain Bagian Administrasi Pembangunan Setda, BKK, Kantor

PMD, Dinas Peternakan, Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Perindagkop dan Dinas

Pertanian. Sementara pihak lain yang telah melakukan channeling dengan BKM

diantaranya UNDP, IOM, LSM PALUMA, YGM, Perguruan Tinggi (STTNAS, IKIP PGRI,

STIE API), Sedangkan Badan usaha yang pernah melakukan kemitraan antara lain SGM

(pabrik susu), Bank Mandiri, BLK, PT Arindo, PT Peksi dan lain-lain.

4.3.2.3. PNPM Mandiri Kelautan Perikanan

Program ini berupa bantuan langsung kepada kelompok untuk pembudidayaan

perikanan dan kelautan. Bantuan ini diberikan kepada 11 kelompok di wilayah Kecamatan

Srandakan. Adapun sumber dana dari APBN. Untuk tahun 2009 BLM yang dikucurkan Rp.

49

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

514.046.000,- dengan dukungan dana untuk operasional sebesar Rp. 412.254.000,-

sehingga jumlah total Rp. 926.300.000,-. Pada tahun 2010 dana yang dikucurkan sebesar

Rp. 475.890.000 ,- dengan jumlah anggaran operasional sebesar Rp. 274.110.000,-

sehingga total anggarannya Rp. 750.000.000,-. Tahun 2011 Program ini terpetakan

menjadi 2, yaitu untuk Kelompok Perikanan Tangkap @Rp 100.000.000,- untuk 8

Kelompok dan Perikanan Budidaya. Sementara SKPD yang menangani program ini adalah

Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bantul.

4.3.2.4. PNPM Mandiri Bidang Pertanian (PUAP)

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program

terobosan Departemen Pertanian untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan

lapangan kerja di perdesaan, sekaligus mengurangi kesenjangan pembangunan antar

wilayah pusat dan daerah serta antar subsektor. PUAP merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang

dikordinasikan oleh kantor Menko KESRA.

Adapun Tujuan dari PUAP adalah untuk:

1) Menumbuhkembangkan usaha agribisnis untuk mengurangi kemiskinan dan

pengangguran di perdesaan.

2) Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis perdesaan utamanya

pengurus Gapoktan, penyuluh dan penyelia mitra tani.

3) Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk

pengembangan kegiatan usaha agribisnis

4) Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau

mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.

Sementara itu, sasaran dari PUAP adalah:

1) Desa miskin/tertinggal yang mempunyai potensi pertanian.

2) Gapoktan/ Poktan yang dimiliki dan dikelola petani.

3) Rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik dan atau penggarap)

skala kecil dan buruh tani.

50

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

4) Pelaku usaha agribisnis yang mempunyai transaksi hasil usaha harian,

mingguan maupun musiman.

Pada awalnya PUAP berada di SKPD Dinas Pertanian dan Kehutanan, kemudian

mulai tahun 2010 di bawah SKPD Badan Ketahanan Pangan. Selengkapnya data

perkembangan jumlah PUAP adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6. Perkembangan Alokasi Anggaran PUAP

No. Tahun Volume/Desa Jml Anggaran (Rp)

1. 2008 25 2.500.000.000,-

2. 2009 23 2.300.000.000,-

3. 2010 17 1.700.000.000,-

4. 2011 10 1.000.000.000,-

Jumlah 7.500.000.000,-

Sumber: BKP3 Kab. Bantul, 2011

4.3.2.4. PNPM Mandiri Pariwisata

Pariwisata merupakan alat yang efektif dalam rangka program pemberdayaan dan

penanggulangan kemiskinan. Sasaran dari program ini adalah kelompok warga di

kelurahan/desa yang mempunyai PNPM Mandiri inti. Desa/kelurahan penerima manfaat

program ini adalah:

1) Desa yang memiliki potensi pariwisata dan sudah dikunjungi wisatawan

2) Terdapat masyarakat miskin yang tinggal di desa tersebut

3) Sudah memiliki aktivitas kepariwisataan

4) Diprioritaskan desa yang sudah memiliki RPJM desa

5) Diprioritaskan desa yang sudah melaksanakan PNPM inti.

Pada tahun 2009 Kabupaten Bantul mendapatkan alokasi PNPM Pariwisata untuk

10 desa yaitu desa Kebonagung, Karangtengah, Imogiri, Wukirsari, Seloharjo,

Panjangrejo, Parangtritis, Tirtosari, Guwosari, dan Sedangsari. Alokasi dana tahun 2009

dari APBN sebesar Rp. 531.177.000,-. Tahun 2010 dana yang disalurkan sebesar @ Rp60

juta per desa untuk 11 desa wisata dan di tahun 2011 sebesar @ Rp. 65-100 juta untuk 6

51

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

desa. Adapun SKPD yang menangani adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Bantul.

4.3.2.5. PNPM Mandiri PAKET

Program PNPM Mandiri PAKET (Penanggulangan Kemiskinan Terpadu) adalah

program percepatan pengentasan kemiskinan, yang mulai diluncurkan pada tahun 2007.

Adapun realisasi anggaran dari tahun 2008 sampai 2011 mencapai Rp. 7.500.000.000,-.

Adapun rinciannya adalah pada tahun 2008 dana yang diluncurkan Rp. 2.500.000.000,-,

tahun 2009 Rp. 3.000.000.000,-, tahun 2010 sebesar Rp. 1.000.000.000,- (seharusnya Rp

2.000.000.000,-) Lokasi program sama dengan lokasi PNPM mandiri Perkotaan. Lokasi

kecamatan yang menjadi sasaran yaitu kecamatan: Bambanglipuro, Pandak, Bantul,

Piyungan, Pleret, Sewon, Imogiri, Sanden, Srandakan, Sedayu, Banguntapan, Kasihan.

Sumber dana dari sharing dana APBN dan APBD Kabupaten serta swadaya masyarakat.

SKPD yang menangani BKK PP dan KB.

4.3.2.6. PNPM Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

(PLPBK)

Kegiatan PLPBK merupakan intervensi lanjut dari P2KP terutama untuk lokasi-lokasi

yang masih mempunyai persoalan lingkungan permukiman yang sangat kompleks serta

merupakan stimulan bagi keberhasilan masyarakat di desa-desa sasaran program P2KP

yang mampu membangun lembaga masyarakat (BKM) di wilayahnya mencapai kualifikasi

BKM berdaya.

Tahun 2010, Kabupaten Bantul mendapat PNPM Neighbourhood

Development/PLPBK di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan dan Desa Pleret

kecamatan Pleret masing-masing desa mendapat alokasi dana sebesar Rp 1 (satu) milyar

yang pencairannya dilaksanakan dalam 3 tahap. Penggunaan dana tersebut untuk

rencana penataan lingkungan permukiman (RPLP), pengelolaan permukiman,

kelembagaan pembangunan serta pembangunan fisik kawasan prioritas.

Tahun 2011, dari 51 desa lokasi P2KP yang lolos seleksi PLPBK sebanyak 11 desa,

yaitu; desa Potorono, Banguntapan; Desa Bangunjiwo, Kasihan; Desa Wijirejo, Pandak;

52

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Desa Srigading Sanden; Desa Argomulyo Sedayu dan Desa Trimurti, Srandakan, desa

Wonokromo, Pleret, Desa Sumbermulyo, Bambanglipuro, desa Panjangrejo, Pundong,

desa Pendowoharjo, Sewon, dan desa Sabdodadi, Bantul. Hasil seleksi Tim Penilai

Kabupaten ini kemudian masih diverifikasi oleh Tim Penilai Provinsi yang kemudian

diusulkan ke Pusat.

4.3.3. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Usaha Mikro dan Kecil

Program ini terurai dengan skema pemberian modal usaha bagi Industri Kecil

Menegah (IKM), UMKM dan Koperasi. Saat ini Dinas Perindustrian & Perdagangan dan

Koperasi Kabupaten Bantul mempunyai beberapa Program Penanggulangan Kemiskinan.

Program-program tersebut antara lain :

a. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah(IKM)

Program ini merupakan kegiatan pemberdayaan Gakin yang bertempat tinggal

di sekitar perusahaan rokok. Gakin yang mempunyai usaha, diberikan bantuan

berupa modal dan peralatan. Total dana hibah yang disalurkan Rp.

190.000.000,-.

b. Program Kemitraan Bina Lingkungan

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul

bekerjasama dengan beberapa BUMN memberikan bantuan modal dengan

bunga kompetitif bagi UMKM. Disperindagkop hanya berfungsi memberikan

rekomendasi bagi calon kreditur. Proses pengajuan kredit, realisasi maupun

penagihan sepenuhnya menjadi tanggung jawab BUMN yang menyalurkan

yaitu Bank Mandiri, BRI, Perum Peruri, PT. ASEI. Berikut ini adalah tabel

pencairan Program Kemitraan Bina Lingkungan yang merupakan rekomendasi

Dinas Perindagkop Kabupaten Bantul.

53

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Tabel 4.7. Pencairan Program Kemitraan Bina Lingkungan

No.

Nama BUMN

2008 2009 2010 2011

Jml. UKM

Rp. (Jt)

Jml. UKM

Rp (Jt)

Jml. UKM

Rp (Jt)

Jml. UKM

Rp (Jt)

1 PT. Asei 16 495 16 495 13 315

2 Perum Peruri 5 80 2 65 5 150 6 1465

3 Bank Mandiri 37 517 72 1002 139 232.5 168 2101

Sumber : Disperindagkop, 2011

c. Program Hibah Kementrian Koperasi dan UKM

Kabupaten Bantul melalui Disperindagkop memperoleh dana hibah dari Kementrian

Koperasi dan UKM sebesar 1 Milyar. Bagi koperasi yang akan menggunakan dana

tersebut harus membuat proposal yang ditujukan kepada Disperindagkop Kabupaten

Bantul, kemudian proposal akan di verifikasi untuk menetukan kelayakannya.

4.3.4. Program Penanggulangan Kemiskinan Inisiatif Daerah

4.3.4.1. Bantuan Sosial Kemasyarakatan

Sasaran program ini adalah KK miskin. Sumber dana APBD kabupaten Bantul tahun

2009 sebesar Rp. 4,8 Milyar. Masyarakat miskin yang membutuhkan dana ini mengajukan

proposal bantuan kepada Bupati lewat Dinas Sosial. Pada tahun 2010 meningkat menjadi

Rp. 4.000.000.000,- sedangkan 2011 mengalami penurunan menjadi Rp. 3.150.000.000,-.

Anggaran ini bertujuan untuk penguatan modal usaha bagi keluarga miskin.

4.3.4.2. Bantuan Pengembangan Usaha bagi Keluarga Miskin Melalui

Stimulan Modal Usaha

Program ini berupa pemberian bantuan untuk pengembangan usaha bagi Gakin

melalui stimulan modal untuk usaha produktif. Untuk tahun 2009 sasaran program ini

adalah 1.500 Gakin, masing-masing Gakin diberikan bantuan bergulir Rp. 1.000.000,-

.Program ini merupakan pengembangan program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

54

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Miskin (PEKM) yang sudah diluncurkan pada tahun 2006 dan telah dinilai sukses. Sumber

dana APBD Kabupaten sebesar Rp.1.500.000.000 ,- pada tahun 2009.

Sampai dengan 2011 perkembangan PEKM dapat diuraikan sebagai berikut:

Modal awal : Rp. 23.500.000.000,-

Tambahan dari revolving : Rp. 22.831.000.000,- +

Dana Keluar : Rp. 46.331.000.000,-

Angsuran Masuk : Rp. 41.432.415.263,-

Keluar revolving : Rp. 22.831.000.000,-

Keluar reward : Rp. 17.523.007.000,-

Keluar utk kandang : Rp. 836.250.000,-

Utk Bansos/peningkt SDM/adm : Rp. 181.607.500,- _

Dana angsuran sisa : Rp. 60.550.730,-

Dana PEKM beredar : Rp. 4.898. 584.737,- +

Total Dana PEKM : Rp. 4.959.135.500,-

(Dana yang masih beredar & total saldo dana di Tabungan)

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini antara lain :

1) Jenis usaha masih terbatas usaha rumah tangga

2) Belum ada administrasi kelompok yang bisa optimal

3) Usaha kelompok masih bersifat perorangan

4) Pemasaran masih terbatas lingkup wilayah

5) Kurangnya pembinaan secara rutin

Perkembangan PEKM di Kabupaten Bantul sampai dengan tahun 2011:

1) Sudah ada beberapa pengguna PEKM yang telah beralih ke sumber

modal yang lain (KESGA, KUPK dan KOPAKU) yanbg berjumlah 155

kelompok

2) Kelompok PEKM telah berpartisipasi di Bantul Expo.

55

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

3) Anggota kelompok PEKM yang usahanya baik, diikutkan pelatihan

sertifikasi penyuluhan industri rumah tangga (SP IRT)

4) Pada prinsipnya anggaran sangat bermanfaat untuk usaha kelompok,

meskipun ada beberapa tunggakan angsuran.

4.3.4.3. Bantuan Modal bagi Pedagang Pasar Tradisional

Salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Bantul dalam mengentaskan kemiskinan

adalah dengan memberi bantuan pemberdayaan pedagang pasar. Seperti diketahui, di

Kabupaten Bantul terdapat sebanyak 29 Pasar Kabupaten dan 21 Pasar Desa. Kedua

jenis pasar ini tergolong Pasar Tradisional, yang memiliki karakteristik fisik dan sosial yang

sama dalam hal bangunan dan cara transaksinya yang masih tradisional.

Seiring laju perkembangan jaman, eksistensi pasar tradisional mulai terancam dan

tergerus dengan hadirnya pasar modern. Guna melindunginya, Pemerintah Kabupaten

Bantul menerbitkan Perda tentang Perlindungan Pasar Tradisional dan Pembatasan Pasar

Modern.

Di samping itu, Pemkab Bantul juga menerbitkan Peraturan Bupati Bantul Nomor 08

Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Pedagang Pasar di

Kabupaten Bantul. Di dalam Perbup tersebut mengatur tentang ketugasan Kantor

Pengelolaan Pasar berkaitan dengan penyaluran kredit lunak bagi pedagang pasar serta

mekanismenya. Pada tahap awal peluncuran kredit tersebut pada Juni 2008, maksimal

pengajuan pinjaman dibatasi Rp 1 juta.. Tahap awal diujicobakan di Pasar-pasar yang

relatif besar luasan dan banyak jumlah pedagangnya yaitu Pasar Bantul, Imogiri dan Pasar

Piyungan. Kemudian pada bulan November 2008 ditambah pasar Niten. Selanjutnya pada

tahun 2010 dikucurkan di 3 pasar lagi yaitu Pasar Barongan, Semampir dan Sungapan.

Sampai dengan bulan September 2011 telah dikucurkan dana pinjaman untuk 8 pasar

yaitu; Pasar Piyungan, Bantul, Imogiri, Niten, Semampir, Sungapan, Panasan dan

Barongan. Besarnya kredit yang dikucurkan sebesar Rp. 1.194.272.000,- (per 30

September 2011).

56

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

4.3.4.4. Bantuan Cacat Korban Gempa

Bantuan ini diberikan kepada penyandang cacat korban gempa usia produktif

dengan kriteria antara umur 20 tahun s/d 50 tahun. Diharapkan bantuan ini bertujuan untuk

memberdayakan penderita cacat korban gempa agar dapat mandiri dan mempunyai usaha

kecil untuk dapat meningkatkan pendapatan keluarga serta dapat memenuhi kebutuhan

dirinya dan keluarga pada umumnya sehingga tidak menggantungkan diri kepada orang

lain.

Sasaran untuk tahun 2009 sebanyak 422 orang sedang tahun 2010 sebanyak 75

orang. Sumber dana dari APBD Kabupaten. Alokasi tahun 2009 sebesar Rp.

295.400.000,- sedang tahun 2010 sebesar Rp. 50.000.000,-. Pada tahun 2011 anggaran

sebesar Rp. 20.000.000,-. SKPD pengelola program adalah Dinas Sosial.

4.3.4.5. Bantuan Modal Bagi Lansia Potensial

Bantuan ini diberikan kepada kelompok lanjut usia yang masih potensial di tiga

kecamatan yaitu Srandakan, Sanden, Sewon. Sasaran 60 orang. Sumber dana dari APBD

Kabupaten. Alokasi tahun 2010 sebesar 50 juta rupiah. Pada tahun 2011 anggaran

menurun drastis sebesar Rp. 5.juta. SKPD pengelola program adalah Dinas Sosial.

4.3.4.6. Program Pemberdayaan Fakir Miskin (KUBE Penumbuhan)

Program ini berupa bantuan kelompok usaha bersama (KUBE) untuk fakir miskin

terutama untuk pendampingan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan KUBE

Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS). Sumber dana dari APBN dan dari

APBD Provinsi. Alokasi untuk tahun 2009 dan 2010 sama, masing-masing 1,8 milyar.

Sedangkan tahun 2011 diserahkan untuk 90 kelompok @ Rp. 17,5 juta. SKPD pengelola

program adalah Dinas Sosial.

4.3.4.7. Program Pemberdayaan Fakir Miskin (KUBE BLPS)

Program ini berupa bantuan penguatan modal pada KUBE. Sasaran untuk tahun

2009 sebanyak 40 kelompok sedang tahun 2010 sebanyak 30 kelompok. Diharapkan

dengan program ini masyarakat miskin bisa berdaya dengan usaha mandiri. Sumber dana

57

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

dari APBN. Alokasi dana 2009 sebanyak 120 juta rupiah sedang tahun 2010 sebanyak 900

juta rupiah. Pada tahun 2011 diserahkan kepada 30 kelompok @ Rp 30 juta. SKPD

pengelola program adalah Dinas Sosial.

4.3.4.8. Bantuan Permodalan Bagi Gakin

Program ini berupa pemberian bantuan modal usaha bagi keluarga miskin. Sasaran

program ini pada tahun 2010 sebanyak 2.385 keluarga miskin yang tersebar di 17

kecamatan. Alokasi dana yang dikucurkan sebanyak 358 juta. SKPD pengelola program

adalah Dinas Sosial.

4.3.4.9. Fasilitasi Anak Yatim

Program ini berupa pemberian uang saku kepada anak yatim se Kabupaten Bantul

dan pengajian serta makan bersama. Sasaran sebanyak 1.700 anak yatim. Alokasi dana

tahun 2009 sebesar Rp. 116.250.000,- sedang 2010 sebesar Rp. 125.000.000,- untuk

bantuan alat tulis ditambah Rp. 90.000.000,- untuk acara penyantunan tersebut sebanyak

17 kali. Pada tahun 2011 bantuan meningkat menjadi Rp. 259.264.000,- untuk santunan

alat tulis dan fasilitasi acara penyantunan selama 17 kali dalam satu tahun. Sumber dana

dari APBD Kabupaten. SKPD pengelola program adalah Dinas Sosial.

4.3.4.10. Bantuan Operasional Posyandu

Bentuk program berupa pemberian bantuan operasional untuk Posyandu balita se

Kabupaten Bantul. Sasaran tahun 2009 sebanyak 1.099 posyandu Balita sedang tahun

2010 sebanyak 1.123 Posyandu Balita. Tujuan dari program ini adalah untuk

meningkatkan status gizi Balita. Sumber dana APBD Kabupaten sebesar Rp.

2.307.900.000,- tahun 2009. Sedang tahun 2010 sebesar Rp. 1.153.950.000,-. SKPD

pengelolan Dinas Kesehatan.

4.3.4.11. Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

SKPD pengampu Program ini adalah Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Program ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2003. Sasaran program adalah anak-anak TK

58

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

se Kabupaten Bantul, dengan persyaratan TK mengajukan proposal kepada Bupati Bantul.

Penetapan sasaran (TK dan siswa) ditetapkan dengan SK Bupati. Tujuan program ini

adalah untuk memperbaiki gizi dan ketahanan fisik anak, menambah semangat belajar

serta mengurangi absensi siswa. Pada tahun 2011 anggaran sebesar Rp. 2.331.636.000,-.

4.3.4.12. Pinjaman Bergulir Usaha Ekonomi Produktif/KUPK (Kredit Usaha

untuk Peningkatan Kesejahteraan)

Program ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan

mempercepat penurunan angka kemiskinan. Ternyata cukup diminati oleh masyarakat

terbukti dengan banyaknya proposal yang masuk. Total dana yang sudah dikucurkan

tahun 2009 sebesar Rp. 689.000.000,- sedang tahun 2010 Rp. 517.000.000,-. Hingga

tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 655.178.725,- dengan dana pendukung sebesar Rp.

13.872.000,-. Sumber dana APBD kabupaten. Bantuan usaha ini digulirkan sejak tahun

2003. Pernah berhenti beberapa lama, kemudian dari tahun 2009 hingga 2011 ini berjalan

lagi. Bantuan ini diberikan kepada individu dengan kriteria berpenghasilan rendah

(dibawah Rp 1 juta), yang mempunyai usaha kecil yang bersedia disurvey oleh Tim dari

Kabupaten. Bantuan ini diberikan secara berkelompok (10 Orang) @ Rp 1.000.000,-

/Orang dengan suku bunga 10% pertahun. Jumlah KUPK penerima manfaat saat ini

(2011) sebanyak 317 kelompok dengan jumlah anggota 3807 Orang anggota. Besarnya

penyerapan dana tahun 2010 sebesar Rp. 3. 160.500.000,-. Pada tahun 2011 ini

meningkat menjadi Rp. 3.759.500.000,-. Untuk pengangsuran dan administrasinya Bagian

Kerjasama dan Pengembangan Potensi Daerah selaku pengampu program bekerjasama

dengan Bank Bantul. Apabila yang bersangkutan sudah tertib mengangsur, tetapi masih

memerlukan modal untuk mengembangkan usahanya maka akan disarankan untuk

mengikuti tahap lanjutan yaitu dengan meminjam dana dari program PEKM

(Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Miskin) yang diampu oleh Badan Kesejahteraan

Keluarga, Keluarga Berencana & Pembedayaan Perempuan.

59

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

4.3.4.13. Kegiatan Fasilitasi Permodalan bagi UMKM di Pedesaan

Bentuk program berupa bantuan bergulir Usaha Ekonomi Produktif bagi kelompok

Dasa Wisma. Setiap Dasa Wisma memperoleh bantuan @ satu juta. Total dana yang

sudah dikucurkan tahun 2009 sebesar Rp. 75.000.000,- sedang tahun 2010 Rp.

24.000.000,-. Sumber dana APBD kabupaten. Pengelola program Bagian KPPD Set Kab.

Bantul.

4.3.4.14. Program Pemberdayaan Masyarakat Bantuan Keuangan Pemerintah

Propinsi kepada Desa

Bentuk program berupa bantuan keuangan untuk masyarakat desa. Masyarakat

harus membentuk kelompok untuk membuat usaha bersama. Pada tahun 2009 program

diterima oleh 740 kelompok di 17 Kecamatan 75 desa se Kabupaten Bantul. Alokasi dana

tahun 2009 dan 2010 masing–masing sebesar 3,75 milyar. Sumber dana dari APBD

Propinsi DIY. Pengelola program Bagian Pemdes Kab. Bantul.

4.3.4.15. Pendampingan Program Layanan bagi Keluarga Miskin

Bentuk program adalah membantu dan menfasilitasi kegiatan bagi

keluarga miskin. Sasaran program adalah Keluarga miskin. Alokasi dana tahun 2011

sebesar 81,5 juta berasal dari dana APBD Kabupaten. SKPD pengelola BKK PPKB

Kabupaten Bantul.

4.3.4.16. Program Promosi Hasil Usaha Gakin

Bentuk program adalah membantu dan menfasilitasi promosi hasil usaha yang

dilakukan keluarga miskin. Sasaran program adalah Keluarga miskin yang sudah

mempunyai usaha. Alokasi dana tahun 2011 sebesar 10 juta berasal dari dana APBD

Kabupaten. SKPD pengelola BKK PPKB Kabupaten Bantul.

4.3.4.17. Subsidi PBB untuk Keluarga Miskin

Bentuk kegiatan berupa pemberian keringanan untuk pembayaran pajak bumi dan

bangunan (PBB). bagi KK miskin di seluruh Kabupaten Bantul. Program ini diharapkan

60

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

dapat meringankan beban KK miskin dalam pembayaran pajak PBB. Total dana yang

dikucurkan untuk program ini pada tahun 2009 Rp. 998.082.485,- sedang tahun 2010

sebesar Rp. 562.423.848,-. Sumber dana dari APBD Kabupaten. Pada tahun 2011

anggaran meningkat menjadi Rp. 1,3 Milyar. SKPD pengelola program ini adalah Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD).

4.3.4.18. Peningkatan Ketrampilan Produktivitas Tenaga Kerja (PKPTK)

Bentuk program berupa peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja.

Dengan program ini diharapkan calon pencari kerja mempunyai ketrampilan yang cukup

untuk memasuki dunia kerja atau membuka lapangan usaha sendiri. Selain itu program ini

juga untuk peningkatan fungsi dan revitalisasi Balai Latihan Kerja menjadi lembaga

pelatihan berbasis masyarakat. Diharapkan dengan program ini dapat mengurangi

pengangguran di Kabupaten Bantul. Sumber dana dari APBN. SKPD pengelola program

ini adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Bantul.

4.3.4.19. Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja

Program ini berupa padat karya produktif, pembinaan LPK, teknologi tepat guna dan

penyuluhan kerja berbasis kompetensi. Sasaran dari program ini adalah para penganggur

dan setengah penganggur. Diharapkan dengan program ini dapat mengurangi

pengangguran di Kabupaten Bantul. Sumber dana dari APBN, APBD Propinsi dan dari

APBD Kabupaten. SKPD pengelola program ini adalah Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kab. Bantul.

4.3.4.20. Transmigrasi Umum

Program ini berupa pengerahan dan penempatan transmigrasi, pemberdayaan

transmigrasi masyarakat miskin, pemberdayaan masyarakat miskin, pembinaaan kepada

calon transmigran, pendidikan dan pelatihan kepada calon transmigran, monitoring ke

lokasi transmigran. Sasaran dari program ini adalah pencari kerja terutama keluarga

miskin. Sumber dana dari APBD kabupaten. Alokasi untuk tahun 2009 sebesar Rp.

359.911.300,- sedang tahun 2010 sebesar Rp. 524.747.100,-. SKPD pengelola program ini

61

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Bantul. Pada tahun 2011 Program

Peningkatan Ketrampilan Produktivitas Tenaga Kerja (PKPTK), Perluasan dan

Pengembangan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi Umum anggaran total Rp.

2.023.641.000,-

4.3.4.21. Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

Sasaran dari kegiatan ini adalah keluarga miskin dan calon transmigran se

Kabupaten Bantul. Sumber dana dari APBD kabupaten. Alokasi untuk tahun 2009 sebesar

Rp. 198.875.000,- sedang tahun 2010 sebesar Rp. 107.900.000,-. SKPD pengelola

program ini adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Bantul.

4.3.4.22. Pengembangan Sumberdaya Perikanan

Program ini berupa penguatan modal kepada kelompok budidaya perikanan.

Sasaran program 11 kelompok di Kecamatan Srandakan. Dengan program ini diharapkan

dapat menjadi sarana alih profesi dari penambang pasir ke budidaya perikanan disekitar

sungai Progo. Sumber dana dari APBN. SKPD pengelola program ini adalah Dinas

Kelautan Perikanan dan Peternakan. Pada tahun 2011 Pemerintah Provinsi DIY

mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 1.474.600.000,- ditambah dengan anggaran

pendampingan dari APBD Kabupaten Bantul sebesar Rp. 60.000.000,- untuk kegiatan

pemberdayaan keluarga miskin melalui wirausaha budi daya ikan lele. Sasarannya adalah

KK Miskin di 4 desa yaitu Gilangharjo, Pandak (42 KK), Seloharjo, Pundong (100 KK),

Gadingsari, Sanden (56 KK) dan Guwosari, Pajangan (30 KK). Jenis bantuan berupa uang

senilai Rp. 1.474.600.000,- untuk 228 KK di 4 desa tersebut untuk pembelian terpal, benih

ikan, pakan, perlengkapan budi daya dan pompa air, serta ada pemdampingan teknis

budidaya.

4.3.4.23. Dana Revolving Penguatan Modal (DPM) Perikanan Budidaya

Program ini berupa penguatan modal bergulir yang diberikan kepada kelompok

perikanan budidaya. Sasaran penerima program ini untuk tahun 2010 sebanyak 20

kelompok. Total dana yang dialokasikan tahun 2010 sebesar Rp. 528.000.000,-. Sumber

62

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

dana dari APBN. SKPD pengelola program ini adalah Dinas Kelautan Perikanan dan

Peternakan.

4.3.4.24. Program Peningkatan Kesejahteraan Peternak

Program ini berupa penguatan modal kepada kelompok peternak se Kabupaten

Bantul. Sasaran penerima program ini untuk tahun 2009 sebanyak 16 kelompok peternak.

Total dana yang dialokasikan tahun 2009 sebesar Rp. 900 juta rupiah. Untuk 2010 dan

2011 jumlah dananya Rp. 1 Milyar yang digunakan untuk usaha budi daya ternak kambing

dan ternak ayam buras. Mekanismenya adalah dana ditransfer kepada kelompok penerima

dan dikelola langsung oleh KK Miskin untuk dijadikan sebagai modal usaha. Sumber dana

APBD Provinsi dan Kabupaten Bantul. SKPD pengelola program adalah Dinas Pertanian

dan Kehutanan.

4.3.4.25. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Program ini berupa penguatan modal bergulir yang diberikan kepada kelompok

petani. Sasaran penerima program ini untuk tahun 2010 sebanyak 11 kelompok petani.

Total dana yang dialokasikan tahun 2010 sebesar Rp. 481.000.000 berasal dari APBD

Propinsi DIY. SKPD pengelola program adalah Dinas Pertanian dan Kehutanan.

4.3.4.26. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Bentuk program berupa pemberdayaan keluarga miskin disekitar pabrik rokok.

Sasaran penerima manfaat tahun 2009 sebesar 76 keluarga miskin sedang tahun 2010

sebanyak 84 keluarga miskin. Total dana yang dialokasikan tahun 2009 sebesar Rp.

150.000.000,- sedang tahun 2010 sebanyak Rp. 202.050.500,-. Sumber dana dari APBD

Kabupaten. SKPD pengelola program adalah Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Koperasi Kabupaten Bantul.

4.3.4.27. Program Desa Mandiri Pangan

Bentuk program berupa penguatan modal usaha kelompok. Program ini ada sejak

tahun 2006, dengan rincian sebagai berikut:

63

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

a) 2006 : Desa Muntuk dan Jatimulyo (Dlingo)

b) 2007 : Desa Selopamioro dan Wukirsari (Imogiri)

c) 2008 : Desa Seloharjo (Pundong)

d) 2009 : Desa Srihardono (Pundong)

e) 2010 : Desa replikasi ada 3 (Karangtengah, Sriharjo dan Girirejo)

f) 2011 : Desa replikasi 3 (Dlingo, Temuwuh dan Mangunan)

Total jumlah Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Bantul ada 13 desa. Sumber dana

merupakan dana APBN. SKPD pengelola program adalah Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluh Pertanian.

Kaji ulang terhadap kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang telah

ada dimaksudkan untuk mengambil pelajaran demi perbaikan penyusunan SPKD ini.

Lebih dari itu diharapkan bahwa pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di masa

mendatang tidak mengulang kesalahan yang sama. Dalam SPKD ini dikaji empat

kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Kajian pertama dilakukan terhadap

kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang diprakarsai Pemerintah Pusat.

Kedua, kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang merupakan sharing

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul. Ketiga, kajian terhadap

kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang diprakarsai Pemerintah Daerah

Kabupaten Bantul. Terakhir, kajian terhadap kegiatan penanggulangan kemiskinan yang

secara nyata dilakukan masyarakat maupun kalangan swasta.

Metode pengkajiannya adalah dengan cara menelaah berbagai dokumen apakah di

dalam kebijakan dan program-program tersebut terdapat pilar penanggulangan

kemiskinan. Pilar-pilar tersebut adalah: perluasan kesempatan, pemberdayaan

masyarakat, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, serta perlindungan sosial.

Semua kajian terhadap kebijakan dan program pemerintah pusat digunakan dokumen ini

sebagai dasar melakukan analisis lingkungan eksternal (ALE). Sedangkan kebijakan dan

program yang ada pada pemerintah daerah, swasta dan masyarakat digunakan sebagai

dasar melakukan analisis lingkungan internal (ALI).

64

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

4.4. Kebijakan dan Program Pemerintah Pusat

Beberapa kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang diprakarsai

Pemerintah Pusat yang dilaksanakan di kabupaten Bantul, masing-masing memiliki

sasaran dan metode yang beragam. Oleh karena itu ketika dikaji menggunakan empat

pilar sebagaimana disebut di atas terlihat bahwa belum semua program mangandung

keempat pilar sekaligus,. Gambaran lengkapnya disajikan dalam tabel 4.8

Tabel 4.8. Matriks Beberapa Program Penanggulangan Kemiskinan

Atas Prakarsa Pemerintah Pusat

No. Program Perluasan Kesempatan

Kerja

Pemberdayaan masyarakat

Peningkatan kapasitas

SDM

Perlindungan sosial

1 Program Keluarga Harapan

Ya Ya Ya

2 Program Jamkesmas Ya

3 Program Beasiswa Miskin dan Ban-tuan Operasional Sekolah (BOS)

Ya Ya Ya

4 PNPM Mandiri Kelautan Perikanan

Ya Ya Ya

5 PNPM Mandiri Bidang Pertanian (PUAP)

Ya Ya Ya

6 PNPM Mandiri Pariwisata

Ya Ya Ya

7 PNPM Penataan Lingkungan Pemu-kiman Berbasis Komunitas (PLPBK)

Ya Ya Ya

8 Program Hibah Kementrian Koperasi dan UKM

Ya

9 Program Pemberdayaan Fakir Miskin (KUBE BLPS)

Ya Ya

10 Pemberian Makan-an Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

Ya Ya Ya

65

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

No. Program Perluasan Kesempatan

Kerja

Pemberdayaan masyarakat

Peningkatan kapasitas

SDM

Perlindungan sosial

11 Peningkatan Ketrampilan Produktivitas Tenaga Kerja (PKPTK)

Ya Ya

12 Pengembangan Sumberdaya Perikanan

Ya Ya Ya

13 Dana Revolving Penguatan Modal (DPM) Perikanan Budidaya

Ya Ya

14 Program Desa Mandiri Pangan

Ya Ya Ya

Sumber: data diolah, 2012

Secara umum dapat dikatakan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan yang

diprakarsai Pemerintah Pusat pada masa lalu memperlihatkan ciri-ciri:

(a) Kebijakan terpusat dan seragam;

(b) Lebih bersifat karitatif (Charity)

(c) Memposisikan masyarakat sebagai obyek, yaitu tidak melibatkan mereka

dalam keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan;

(d) Memandang masalah kemiskinan hanya dari segi ekonomi;

(e) Menganggap bahwa permasalahan dan penanggulangan kemiskinan bersifat

sama (one-fit-for-all );

(f) Kurang memperhatikan keragaman budaya;

(g) Pendekatannya top down;

(h) Terdapat tumpang-tindih (overlapping) kelompok sasaran antara program

yang satu dan program lainnya; dan

(i) Kebijakannya bersifat sektoral.

Harus diakui bahwa kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan di bidang

ekonomi telah menunjukkan kemajuan yang signifikan. Dalam upaya mengembangkan

usaha skala mikro, kecil, menengah dan koperasi telah dilakukan agenda penyelesaian

66

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

hutang UKM. Di samping itu, kapasitas perbankan dalam penyaluran kredit kepada UKM

dan fasilitasi pembiayaan dari pemerintah dalam bentuk dana bergulir dan penjaminan

kredit bagi UKM juga meningkat. Sementara itu, perkembangan akses UKM terhadap

sumberdaya produktif nonfinansial ditandai dengan adanya peningkatan keberadaan

penyedia jasa layanan pengembangan usaha (business development services-BDS), dan

berkembangnya klaster/sentra UKM di berbagai daerah.

Meskipun demikian, secara umum pencapaian hasil keseluruhan belum maksimal.

Kebijakan perlindungan sosial khususnya bantuan sosial belum bersifat menyeluruh dan

berkelanjutan. Karena kurang koordinasi, kurang transparan,diskriminatif serta kurang

didukung akuntabilitas yang memadai maka kebijakan tersebut belum sepenuhnya dapat

menjawab kebutuhan sosial masyarakat.

Pelaksanaan bantuan sosial justru menimbulkan ketergantungan masyarakat

kepada bantuan tersebut. Kebijakan tersebut justru melumpuhkan inisiatif lokal. Masalah

lain terkait dengan kebijakan tersebut adalah: kurang tepat sasaran, tidak tepat waktu,

tidak tepat jumlah, serta tidak memberdayakan masyarakat.

4.5. Program Penanggulangan Kemiskinan Sharing Pemerintah Pusat dengan

Pemerintah Kabupaten Bantul

Serangkaian kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang merupakan

hasil sharing antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemkab Bantul yang

dilaksanakan di kabupaten Bantul memiliki sasaran dan metode yang beragam. Hasil

kajian dengan menggunakan aspek empat pilar sebagaimana disebut di atas terlihat

menunjukkan bahwa belum semua program mangandung keempat pilar sekaligus,.

Gambaran lengkapnya disajikan dalam tabel 4.9

67

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Tabel 4.9. Matriks Beberapa Program Penanggulangan Kemiskinan

Sharing Pemerintah Pusat/Propinsi dan Pemerintah Kab Bantul

No. Program Perluasan Kesempatan

Kerja

Pemberdayaan masyarakat

Peningkatan kapasitas

SDM

Perlindungan sosial

1 Raskin Ya Ya

2 PNPM Mandiri Perdesaan

Ya Ya Ya

3 PNPM Mandiri Perkotaan

Ya Ya Ya

4 PNPM Mandiri PAKET

Ya Ya Ya

5 Program Pember-dayaan Fakir Miskin (KUBE Penumbuhan)

Ya Ya Ya

6 Program Pemberdayaan Masyarakat Bantuan Keuangan Pemerintah Propinsi kepada Desa

Ya Ya

7 Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja

Ya Ya Ya

8 Transmigrasi Umum Ya Ya Ya

9 Program Peningkatan Kesejahteraan Peternak

Ya Ya Ya

10 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Ya Ya Ya

Sumber: data diolah, 2012

4.6. Program Penanggulangan Kemiskinan Prakarsa Pemda

Pemerintah Kabupaten Bantul telah melaksanakan berbagai program yang pada

akhirnya mengarah pada penanggulangan kemiskinan sekalipun tidak secara eksplisit

dinyatakan sebagai program penanggulangan kemiskinan. Karena pelaksanan program-

68

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

program tersebut adalah dinas atau kantor yang berbeda-beda sedang nama dan tujuan

programnya tidak secara eksplisit dinyatakan sebagai program penanggulangan

kemiskinan, akibatnya arah program tidak padu dan hasilnya belum optimal.

Tabel 4.10. Matriks Beberapa Program Penanggulangan Kemiskinan

Atas Prakarsa Pemerintah Kabupaten Bantul

No. Program Perluasan Kesempatan

Kerja

Pemberdayaan masyarakat

Peningkatan kapasitas

SDM

Perlindungan sosial

1 KUBE PKH Ya Ya Ya Ya

2 Program Bayankes Ya Ya

3 Program Bantuan Pendidikan

Ya Ya Ya

4 Program Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) atau Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA)

Ya Ya Ya

5 Bantuan Sosial Kemasyarakatan

Ya Ya

6 Bantuan Pengem-bangan Usaha bagi Keluarga Miskin Melalui Stimulan Modal Usaha

Ya Ya Ya

7 Bantuan Modal bagi Pedagang Pasar Tradisional

Ya Ya

Ya

8 Bantuan Cacat Korban Gempa

Ya Ya

9 Bantuan Modal Bagi Lansia Potensial

Ya Ya

10 Bantuan Permodalan Bagi Gakin

Ya Ya Ya Ya

11 Fasilitasi Anak Yatim Ya Ya

12 Bantuan Operasional Posyandu

Ya Ya

13 Pinjaman Bergulir Usaha Ekonomi Produktif/KUPK

Ya Ya Ya

69

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

No. Program Perluasan Kesempatan

Kerja

Pemberdayaan masyarakat

Peningkatan kapasitas

SDM

Perlindungan sosial

14 Kegiatan Fasilitasi Permodalan bagi UMKM di Pedesaan

Ya Ya Ya

15 Pendampingan Program Layanan bagi Keluarga Miskin

Ya Ya

16 Program Promosi Hasil Usaha Gakin

Ya Ya

17 Subsidi PBB untuk Keluarga Miskin

Ya Ya

18 Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

Ya Ya

19 Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Ya Ya Y a

Sumber: data diolah, 2012

Dari semua program yang dikaji pada tabel 4.10. ternyata hanya ada satu program

yang mengandung sekaligus empat pilar penanggulangan kemiskinan seperti diuraikan di

depan Yaitu program KUBE dari Pemerintah Pusat. Oleh karena itu pada masa

mendatang yang diperlukan adalah upaya memadukan dan mensikronkan berbagai

program tersebut sehingga arahnya lebih fokus dan hasilnya lebih optimal.

Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Bantul perlu menggali program dan

kegiatan baru yang sifatnya menyentuh akar permasalahan di tiap-tiap wilayah, karena

bagaimanapun juga penyebab kemiskinan serta intervensi program seharusnya

disesuaikan dengan kebutuhan dan penyebab yang berbeda-beda pula di tiap kecamatan.

Hal ini tentu merepotkan, namun demikian sangat urgen dilakukan mengingat sudah terlalu

banyak gelontoran dana untuk penanggulangan kemiskinan namun apabila ditanyakan

seberapa efektif program tersebut mengurangi kemiskinan, tidak ada yang dapat

menyebutkan secara pasti persentase penurunannya karena maninggal, bermigrasi atau

karena memang adanya intervensi atau mungkin sikap mental yang berubah, dari semula

senang dikatakan miskin, menjadi malu dikategorikan miskin.

70

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

4.7. Inisiatif Masyarakat dan Swasta

Inisiatif masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan di daerah masing-masing

sebenarnya telah lama ada. Namun demikian kegiatan penanggulangan kemiskinan

tersebut tidak merata dan tidak sama intensitas serta kualitasnya. Karena masing-masing

berskala lokal/mikro maka belum terdapat kesatu-paduan arah dan sasaran. Inisiatif dan

peran kalangan swasta untuk membantu penanggulangan kemiskinan juga telah lama ada.

Yang paling jelas adalah dalam penyediaan lapangan kerja yang dengan sendirinya

memberi pendapatan kepada para pekerja yang direkrutnya. Di samping itu ada pula

program dana hibah, sumbangan-sumbangan, dan santunan sosial. Masing-masing

program baik dari masyarakat maupun dari kalangan swasta dalam kaitan dengan empat

pilar penanggulangan kemiskinan terlihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11. Beberapa Program Penanggulangan Kemiskinan Atas Prakarsa Masyarakat/Swasta

No. Program Perluasan Kesempatan

Kerja

Pemberdayaan masyarakat

Peningkatan kapasitas

SDM

Perlindungan sosial

1 Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM)

Ya Ya Ya

2 Program Kemitraan Bina Lingkungan BUMN

Ya Ya Ya

3 Program Hibah Kementrian Koperasi dan UKM

Ya Ya Ya

Sumber: data diolah, 2012

Pemerintah Kabupaten Bantul perlu merangkul swasta untuk turut serta dalam

penanggulangan kemiskinan, karena selama ini potensi swasta belum tergali dengan baik.

Adanya skema Corporate Social Responsibility (CSR) belum terdata dan diatur dengan

baik, misalnya dengan adanya regulasi yang jelas yang mengatur kewajiban dunia usaha

di Kabupaten Bantul.

71

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

Adapun kelemahan utama dari kegiatan penanggulangan kemiskinan yang

dilakukan oleh masyarakat maupun kalangan swasta secara umum antara lain:

1) Belum terdapat sinergi

2) Belum sepenuhnya dikelola oleh penduduk setempat dan menjadi milik mereka.

3) Belum terdapat kesatuan arah dan tahapan.

4) Tidak berkelanjutan.

5) Kurang mendapat sambutan dari pemerintah daerah karena sifatnya berupa

luncuran program.

4.8. Analisis Lingkungan Internal (ALI)

1) Kekuatan

a) Kebijakan pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan kemiskinan

semakin mantap.

b) Dukungan politik menuju kepemerintahan yang baik telah berjalan

c) Sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan merata. Budaya gotong

royong tinggi.

d) Pertumbuhan ekonomi daerah cukup tinggi.

e) Stabilitas keamanan daerah terkendali.

f) Masyarakat dapat mengikuti perkembangan teknologi.

g) Masyarakat dapat mengikuti perkembangan informasi.

h) Terdapat kesempatan kerja secara merata.

i) Adanya alokasi pendanaan untuk program penanggulangan kemiskinan.

j) Potensi konstribusi peran serta LSM, Perguruan Tinggi dan Swasta di Bantul

cukup besar.

k) Kualitas SDM Kabupaten Bantul memiliki daya saing kuat.

l) Lokasi Kabupaten Bantul strategis, alam subur dan sumber daya alam

tersedia.

72

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

2) Kelemahan

a) Masih terdapat ego sektoral dalam pelaksanaan pembangunan.

b) Masih kurangnya peraturan daerah untuk mendukung program

penanggulangan kemiskinan.

c) Kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan masih perlu ditingkatkan.

d) Distribusi pendapatan belum cukup merata meskipun angka Koefisien Gini

tergolong baik.

e) Perkembangan teknologi tidak belum dimanfaatkan bagi keluarga miskin.

f) Keluarga miskin kesulitan mengakses perkembangan informasi

g) Keluarga miskin tidak mampu menangkap peluang kerja

h) Program penanggulangan kemiskinan tidak dipantau dan dinilai secara

konsisten dan masih berdiri sendiri di bawah SKPD yang berbeda-beda.

i) Kerjasama antar pelaku di Bantul belum direalisasikan dengan optimal.

j) Daya saing tenaga kerja bagi keluarga miskin untuk mengisi peluang kerja

masih belum optimal

k) Potensi sumberdaya alam tidak berpihak pada perluasan kesempatan bagi

keluarga miskin.

4.9. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)

1) Peluang

a) Pemerintah Kabupaten Bantul secara konsisten memperkuat dan

memperbaiki kebijakan penanggulangan kemiskinan.

b) Gerakan kesetiakawanan sosial daerah telah tumbuh (GERBU) perlu

diperkuat, sementara alokasi dana untuk pemenuhan kebuuhan dasar

ditingkatkan.

c) Pemerintah daerah telah mendorong pengembangan wilayah strategis dan

cepat tumbuh.

d) Keamanan daerah mantap dan terkendali.

e) Pemerintah daerah mendorong perkembangan teknologi dan inovasi.

73

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

f) Pemerintah daerah berperan aktif dalam kesepakatan kerjasama baik antara

pemerintah dengan pemerintah, swasta serta dengan Perguruan Tinggi.

g) Adanya regulasi yang mendorong iklim investasi daerah yang kondusif

h) Alokasi pendanaan dari pusat untuk penanggulangan kemiskinan yang tetap

tinggi serta adanya komitmen/sharing Kabupaten terhadap program-program

penanggulangan kemiskinan.

i) Terjalinnya sinergisme ulama-umaro serta tokoh agama lainnya menjadi

peluang kerjasama penanggulangan kemiskinan.

j) Adanya kerjasama dengan pihak swasta, secara tidak langsung dalam

penanggulangan kemiskinan dan pelestarian lingkungan yang terbuka luas.

2) Ancaman

a) Kebijakan pemerintah pusat yang sewaktu-waktu menaikkan harga BBM.

b) Adanya sikap kurang peduli pada sebagian masayarakat, ancaman

hedonisme serta kesetiakawanan sosial yang mulai luntur;

c) Terjadinya bencana alam

d) Konflik horizontal yang mungkin terjadi;

e) Teknologi modern dikuasai pihak asing dan masyarakat hanya sebagai

penonton

f) Informasi dikuasai oleh swasta, hanya untuk tujuan komersial dan tidak dapat

diakses keluarga miskin

g) Banyak perusahaan terancam tutup dan melakukan PHK karena ancaman

krisis global;

h) Terjadi penyimpangan penyaluran dana bagi keluarga miskin

i) Bantuan bersifat sedekah, tidak berkelanjutan dan tidak mendidik

j) Tenaga kerja terlatih dan terdidik dari pihak luar yang mengancam eksistensi

tenaga kerja dalam negeri.

74

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Tahun 2012-2015

4.10. Faktor Penentu Keberhasilan

Faktor-faktor penentu keberhasilan dalam dokumen ini adalah pilihan strategis yang

diharapkan mendukung tercapainya visi dan misi penanggulangan kemiskinan di

Kabupaten Bantul, yaitu:

1) Adanya kesepakatan untuk penentuan data sasaran secara akurat dan mutakhir

(validasi data KK Miskin).

2) Anggaran yang disediakan untuk program penanggulangan kemiskinan

diperbesar.

3) Kebijakan pusat dan daerah tidak tumpang tindih

4) Program penanggulangan kemiskinan antar sector dan antar pelaku dapat

terpadu.

5) Prosedur investasi jelas, sederhana dan tidak berbelit sehingga minat investasi

usaha meningkat

6) Terdapat kepastian hukum

7) Keamanan kondusif dan terjamin

8) Modal sosial dalam masyarakat dapat ditingkatkan.

9) Organisasi masyarakat warga di tingkat lokal dapat memperjuangkan hak bagi

keluarga miskin.

10) Program Penanggulangan kemiskinan dapat tepat sasaran dan dipantau secara

konsisten

11) Bekerjanya TKPK secara optimal baik di tingkat Kabupaten, Kecamatan, desa

maupun dusun.

12) Tercapainya target MDGs, target Pembangunan Nasional, utamanya yang

tercantum dalam dokumen Master Plan Percepatan dan Perluasan

Penanggulangan Kemiskinan (MP3KI) serta prioritas pembangunan Kabupaten

Bantul yaitu pengentasan kemiskinan dan desa tertinggal.

13) Peningkatan peran tokoh agama dan masyarakat untuk memperkecil faktor moral

hazard yang disebabkan oleh program yang bersifat charity.

75

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-2015

BAB V

MASTER PLAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN

KABUPATEN BANTUL TAHUN 2013-2015

5.1. Strategi Umum

Secara umum strategi yang bisa ditempuh Pemerintah Kabupaten Bantul dalam

menunaikan kewajiban untuk melakukan optimalisasi anggaran daerah guna pemenuhan

hak dasar masyarakat miskin, adalah sebagai berikut:

Strategi yang ditempuh untuk menanggulangi masalah kemiskinan adalah:

1. Perlindungan sosial, dengan strategi yang dilakukan untuk memberi jaminan

rasa aman bagi kelompok rentan (perempuan kepala keluarga, fakir miskin,

orang jompo, anak terlantar, berpenghasilan rendah maupun penyandang cacat)

dan masyarakat miskin baru, baik laki-laki dan perempuan yang disebabkan oleh

bencana alam, dampak negatif krisis ekonomi dan konflik sosial;

2. Penciptaan peluang berusaha dengan strategi melalui perluasan kerja dan

penempatan tenaga kerja untuk mengurangi beban biaya masyarakat miskin

serta meningkatkan penghasilan, menciptakan kondisi lingkungan ekonomi,

politik, dan sosial yang memungkinkan penduduk miskin memperoleh

kesempatan yang seluas-luasnya dalam pemenuhan hak-hak dan peningkatan

taraf hidupnya secara berkelanjutan, sambil memberikan stimulasi dan regulasi

yang berpihak kepada msyarakat miskin agar beban biaya ekonomi maupun

sosial yang dihadapi oleh mereka dapat berkurang, serta memberikan layanan

yang optimal terhadap upaya-upaya peningkatan pendapatan masyarakat

miskin;

3. Peningkatan sumber daya manusia, strategi yang dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan dasar dan kemampuan berusaha masyarakat

miskin, baik laki-laki maupun perempuan agar dapat memanfaatkan

76

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-2015

perkembangan lingkungan, melalui upaya-upaya pendidikan formal maupun non

formal;

4. pemberdayaan kelembagaan masyarakat, strategi yang dilakukan untuk

memperkuat kelembagaan sosial, politik, ekonomi dan budaya masyarakat, dan

memperluas partisipasi masyarakat miskin, baik laki-laki maupun perempuan

dalam pengambilan keputusan, kebijakan publik yang menjamin penghormatan,

perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar;dan

5. Penataan kemitraan global, strategi yang dilakukan untuk menata ulang

hubungan dan kerjasama dengan lembaga internasional guna mendukung

pelaksanaan ke empat strategi diatas. Hal ini dapat dimulai dengan kemitraan

bersama lembaga local, regional dan nasional, seperti swasta dunia usaha, PT

dan LSM.

5.2 Strategi Khusus:

1) Revitalisasi dan replikasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

(TKPK) sebagai forum lintas pelaku dalam perumusan kebijakan,

pemantauan dan evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan dari mulai

tingkat dusun, desa dan kecamatan.

2) Penguatan pendidikan mental Keluarga Miskin dengan meminimalisir

penyebab kemiskinan karena faktor individu (malas, tidak punya ketrampilan,

boros, minder, dan ketergantungan)

3) Memperkuat jejaring dengan berbagai pihak (termasuk peningkatan peran

ulama dan tokoh agama/Ormas) untuk percepatan penaggulangan

kemiskinan

4) Supervisi, monitoring dan evaluasi kinerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah

(SKPD) secara intensif dalam pelaksanaan kebijakan dan program

penanggulangan kemiskinan.

5) Mendorong dan mendukung pengembangan pelembagaan partisipasi publik

melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Dalam struktur

TKPK ada Pokja Pengaduan Masyarakat, diharapkan dengan adanya Pokja

77

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-2015

ini mendorong transparansi dan akuntabilitas program-program

penanggulangan kemiskinan.

6) Melindungi masyarakat dengan menyediakan pelayanan hak dasar yang

memadai seperti; kecukupan pangan, pelayanan pendidikan, kesehatan,

ketersediaan lapangan usaha, fasilitasi penyediaan papan/perumahan yang

layak, air bersih dan sanitasi dan jaminan perlindungan social yang

berperspektif gender (dalam rangka pemenuhan Millenium Development

Goals (MDGs).

7) Memperbaiki manajemen pengelolaan keuangan pemerintah untuk

menghasilkan anggaran yang pro poor, berimbang dan efisien serta

mendorong pelayanan publik yang prima.

8) Meningkatkan kesetiakawanan sosial dengan menggali potensi dana

masyarakat seperti GERBU, zakat dan lain-lain untuk penanggulangan

kemiskinan.

5.3. Strategi Program

Kedua strategi umum dan khusus tersebut berlaku untuk pelaksanaan

pengentasan kemiskinan. Strategi tersebut masih bersifat makro. Oleh karena itu juga

diperlukan strategi mikro yang diharapkan menjadi strategi program dan berdampak pada

percepatan penanggulangan kemiskinan. Strategi tersebut adalah;

1) Validasi data Kepala Keluarga (KK) miskin dan penguatan sistem monitoring dan

evaluasi (Monev) penanggulangan kemiskinan

2) Program pengurangan Beban Hidup KK miskin

3) Pemberdayaan KK miskin

4) Sosialisasi peraturan tentang penanggulangan kemiskinan

Pada umumnya keempat strategi program ini telah berjalan dengan baik, hanya

saja pada program pengurangan beban hidup KK Miskin serta Pemberdayaan KK Miskin

telah overlap antara program Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten. Hal

ini bisa jadi menyebabkan sasaran ganda, sementara warga yang benar-benar

membutuhkan tidak tersasar. Pendampingan pasca program juga seringkali kurang

sehingga masyarakat berjalan sendiri tanpa bimbingan. Program yang semula bertujuan

78

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-2015

untuk memberdayakan malah meninabobokan atau memanjakan masyarakat miskin itu

sendiri. Dengan sendirinya terjadi pemborosan anggaran sementara tujuan program tidak

tercapai.

Dalam hal validasi data KK Miskin harus ada kesepakatan bersama tentang

unifikasi data miskin. Harus dipastikan komitmen Pemerintah Pusat untuk memberlakukan

data BPS sebagai basis data atau masih fleksibel dengan mengadopsi data daerah. Bila

Pemerintah Pusat serius dengan unifikasi data, maka pendataan dan konsekuensinya

(anggaran) harus disupport untuk tiap-tiap tahunnya. Karena siapa pun menyadari, bahwa

pendataan memakan biaya tidak kalah besar dari program-program penanggulangan

kemiskinan itu sendiri. Selain itu, system monitoring dan evaluasi, sampai dengan saat ini

belum terbakukan, belum mempunyai juklak dan juknis yang bisa dipedomani serta

pelaksanaan evaluasi dijalankan sekedar melihat keterkaitan antara serapan anggaran

dan pelaksanaan di lapangannya saja, belum sampai menyentuh pada outcome, benefit

maupun impact. Apabila sudah ada tool monitoring dan evaluasi yang berupa SIM

Program Penanggulangan Kemiskinan yang berfungsi seperti rapor, tentu saja akan dapat

terlihat apabila seseorang “mentas” atau lulus dari kemiskinan karena intervensi program

apa, bagaimana pelaksanaannya, lama waktu tempuh program serta bagaimana

mekanisme pemantauannya.

Tak kalah pentingnya dalam strategi program yang keempat adalah sosialisasi

peraturan yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan. Peraturan seperti Perbup

Nomor 68 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bantul, yang

hendaknya menjadi pedoman dalam perencanaan, implementasi serta monitoring dan

evaluasi program. Demikian pula pentahapan program yang dimulai dengan validasi data

KK Miskin, siapa aktor yang berperan, hak dan kewajiban serta reward dan punishmentnya

harus tersosialisasikan dengan baik. Sehingga maksud dan tujuan pengaturan tentang

penanggulangan kemiskinan dapat diketahui bersama. Dengan adanya sosialisasi

peraturan-peraturan maka akan tercapai kesepahaman sehingga overlap, kurang sinergis

dan kurang kompaknya SKPD, masyarakat, dunia usaha dan Perguruan Tinggi, dapat

tereliminir.

79

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-2015

5.4. Pemetaan Lembaga Terkait Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Kab

Bantul

Hasil pemetaan terhadap fungsi lembaga menunjukkan adanya lima lembaga utama

yang berperan utama dalam upaya penanggulangan masalah kemiskinan di Kabupaten

Bantul, yaitu: media massa, LSM, Perguruan Tinggi, Eksekutif dan Legislatif. Adapun

peran masing-masing lembaga dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 5.1. Lembaga dan Peran dalam Penanggulangan Kemiskinan di Bantul

No. Lembaga Peran Yang Dilakukan

1 Pers / Media Massa Menjadi wahana komunikasi

Melakukan promosi pemberdayaan

Menyediakan informasi yang relevan

Menumbuhkan solidaritas masyarakat

2 Lembaga Swadaya Masyarakat/Ormas

Melakukan advokasi

Melakukan pendampingan

Melakukan edukasi

3 Perguruan Tinggi

Menyediakan kajian dan lternative solusi

Melakukan pendampingan

Memberi edukasi dan pelatihan

Melakukan pemantauan Ormas

Mengorganisir dan memperkuat organisasi

Menghimpun anggota

Menampung dan memelihara

4 Pemerintah Daerah (Eksekutif)

Menciptakan iklim yang kondusif dan bertindak sebagai Regulator

Menciptakan good governance

Melakukan pembinaan dan berfungsi sebagai dinamisator

Menyediakan layanan umum dan menyusun anggaran

5 DPRD (Legislatif)

Menyusun dan mengesahkan aturan

Bersama eksekutif menyusun anggaran

Melakukan pengawasan

Mendorong eksekutif untuk percepatan pelaksanaan program pro poor

Mengusulkan program

Menyetujui dan mengesahkan peraturan yang pro poor

5. Dunia Usaha Menciptakan peluang kerja

Melaksanakan kemitraan

80

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-2015

No. Lembaga Peran Yang Dilakukan

Memberdayakan masyarakat

Menjadi partner pemerintah dalam pengentasan kemiskinan

Sumber: hasil analisis, 2012

Berdasarkan fungsi masing-masing pelaku tersebut dapat dipetakan perannya

terkait dengan 4 pilar kegiatan penanggulangan kemiskinan sebagai berikut:

Tabel 5.2. Lembaga dan Peran dalam Penanggulangan Kemiskinan di Bantul

No. Lembaga Perluasan

Kesempatan Kerja

Pemberdayaan Masyarakat

Peningkatan Kapasitas

SDM

Perlindungan Sosial

1 Pers/Media Tidak Ya Tidak Ya

2 LSM/Ormas Tidak Ya Tidak Ya

3 PT Ya Ya Ya Tidak

4 Pemerintah Daerah Ya Ya Ya Ya

5 DPRD Tidak Ya Tidak Ya

6. Dunia Usaha Ya Ya Ya Tidak

Sumber: hasil analisis, 2012

Dalam matriks tersebut terlihat bahwa pilar kegiatan penanggulangan kemiskinan

akan bersinergi (saling melengkapi dan menguatkan) antar pelaku. .Setiap baris

menunjukkan kebijakan dan program sebuah unsur dalam kegiatan penanggulangan

kemiskinan. Terkait dengan hal di atas perlu dicatat bahwa tidak semua pelaku bisa

mengisi semua pilar dengan kegiatan yang secara langsung membawa dampak

penanggulangan kemiskinan. Misalnya, perguruan tinggi akan sulit mengisi pilar

perlindungan sosial, sehingga dalam kegiatan ini perannya lebih pada monitoring dan

evaluasi. Sebaliknya organisasi kemasyarakatan justru sangat potensial mengisi pilar

tersebut. Demikian pula dengan pelaku-pelaku yang lain untuk pilar-pilar yang lain.

Sekalipun demikian, dengan sinergi semua pelaku maka semua pilar akan dapat diisi.

81

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-2015

5.5. Master Plan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Bantul

(2013-2015)

Desain master plan strategi penanggulangan kemiskinan di kabupaten Bantul

untuk 3 tahun ke depan dapat dilihat pada matriks berikut:

82

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

MASTER-PLAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN I

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13%

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Klaster 1 Program Bantuan dan Jaminan Sosial

mengurangi beban masyarakat dan keluarga miskin dalam pemenuhan kebutuhan dasar melalui peningkatan akses pada pelayanan dasar antara lain melalui makanan, kesehat

PKH mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran

39 Kelompok

mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran

39 Kelompok

mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran

39 Kelompok

mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran

39 Kelompok

Dinas Sosial

Bantuan Subsidi Pelayanan Kesehatan (Jamkes)

warga miskin yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat jaminan kesehatan

Semua warga miskin yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat jaminan kesehatan

warga miskin yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat jaminan kesehatan

Semua warga miskin yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat jaminan kesehatan

Dinas Kesehatan

83

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13%

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

an, dan pendidikan.

Program Bantuan Pendidikan

akses Pelayanan Dasar di bidang pendidikan

3000 masyarakat miskin yang mengalami kesulitan biaya untuk melanjutkan pendidikan

akses Pelayanan Dasar di bidang pendidikan

3000 masyarakat miskin yang mengalami kesulitan biaya untuk melanjutkan pendidikan

akses Pelayanan Dasar di bidang pendidikan

3000 masyarakat miskin yang mengalami kesulitan biaya untuk melanjutkan pendidikan

Dinas Pendidikan Dasar

Program BOP/BOSDA

akses Pelayanan Dasar di bidang pendidikan

Siswa SD/SDLB/MI

Dinas Pendidikan Dasar

Beasiswa Bakat dan Prestasi

meringankan biaya pendidikan anak se tingkat SLTP yang mempunyai

167 anak

meringankan biaya pendidikan anak se tingkat SLTP yang

167 anak

Dikdas, Dikmenof

84

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13%

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

bakat dan prestasi tertentu

mempunyai bakat dan prestasi tertentu

a. Bantuan Sosial Kemasyarakatan

penguatan modal usaha bagi keluarga miskin

11 persen dari KK Miskin

penguatan modal usaha bagi keluarga miskin

11 persen dari KK Miskin

Dinas Sosial

Bantuan cacat korban gempa

memberdayakan penderita cacat korban gempa agar dapat mandiri dan mempunyai usaha kecil

428 orang cacat korban gempa

memberdayakan penderita cacat korban gempa agar dapat mandiri dan mempunyai usaha kecil

428 orang cacat korban gempa

Dinas Sosial

Bantuan Modal Bagi

kelompok lanjut usia

60 orang

kelompok lanjut usia

60 orang Dinas Sosial

85

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13%

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Lansia Potensial

yang masih potensial

yang masih potensial

Bantuan Pengembangan Usaha bagi Keluarga Miskin Melalui Stimulan Modal Usaha

pengembangan usaha bagi Gakin

4 % dari Gakin

pengembangan usaha bagi Gakin

4 % dari Gakin

pengembangan usaha bagi Gakin

4 % dari Gakin

Dinas Sosial

Bantuan Modal bagi Pedagang Pasar Tradisional

Pedagang pasar di 40 pasar

40 pasar Pedagang pasar di 40 pasar

40 pasar kab

Pedagang pasar di 40 pasar

40 pasar kab

Kantor Pengelolaan Pasar

Bantuan Beras bagi si Miskin (Raskin)

Pemenuhan kebutuhan dasar

RTS sesuai data BPS

Pemenuhan kebutuhan dasar

RTS sesuai data BPS

Terpenuhinya kebutuhan dasar

RTS sesuai data BPS

Pemenuhan kebutuhan dasar

RTS sesuai data BPS

Dinas Sosial

Fasilitasi Anak Yatim

pemberian uang saku kepada anak yatim

1.700 anak yatim

pemberian uang saku kepada

1.700 anak yatim

Dinas Sosial

86

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13%

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

anak yatim

Bantuan Operasional Posyandu

meningkatkan status gizi Balita

1.123 posyandu Balita

meningkatkan status gizi Balita

1.123 posyandu Balita

Dinas Kesehatan

Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

memperbaiki gizi dan ketahanan fisik anak Sekolah

Anak-anak TK sekabupaten Bantul

memperbaiki gizi dan ketahanan fisik anak Sekolah

Anak-anak TK sekabupaten Bantul

Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa

Kegiatan Fasilitasi Permodalan bagi UMKM di Pedesaan

bantuan bergulir Usaha Ekonomi Produktif bagi kelompok Dasa Wisma.

Seluruh dasawisma di Bantul

bantuan bergulir Usaha Ekonomi Produktif bagi kelompok Dasa Wisma.

Seluruh dasawisma di Bantul

Bagian KPPD Set Kab. Bantul

Program Pemberdayaan Masyarakat Bantuan

bantuan keuangan untuk kelompok usaha

740 kelompok

bantuan keuangan untuk kelompok usaha

740 kelompok

bantuan keuangan untuk kelompok usaha

740 kelompok

Bagian Pemdes Kab. Bantul.

87

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13%

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Keuangan Pemerintah Propinsi kepada Desa

masyarakat desa

masyarakat desa

masyarakat desa

Pendampingan Program Layanan bagi Keluarga Miskin

menfasilitasi kegiatan bagi keluarga miskin

11 % dari Gakin

menfasilitasi kegiatan bagi keluarga miskin

11 % dari Gakin

BKK PPKB

Program Promosi Hasil Usaha Gakin

menfasilitasi promosi hasil usaha yang dilakukan keluarga miskin

Keluarga miskin yang sudah mempunyai usaha

menfasilitasi promosi hasil usaha yang dilakukan keluarga miskin

Keluarga miskin yang sudah mempunyai usaha

BKK PPKB

Subsidi PBB untuk Keluarga Miskin

keringanan untuk pembayaran pajak bumi dan

Semua Gakin sebagai Pembayar Pajak

keringanan untuk pembayaran pajak bumi dan

Semua Gakin sebagai Pembayar Pajak

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset

88

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13%

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

bangunan (PBB). bagi KK miskin

bangunan (PBB). bagi KK miskin

Daerah (DPKAD).

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Klaster 2

Program Pemberd

meningkatkan

Program Pemberday

pendampingan

90 Kelomp

pendampingan

90 Kelom

pendampingan

90 Kelompok

Dinas Sosial

89

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

ayaan Masyarakat

kapasitas, kemandirian dan pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan.

aan Fakir Miskin (KUBE Penumbuhan)

pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan KUBE Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS).

ok pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan KUBE Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS).

pok pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan KUBE Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS).

Program Pemberdayaan Fakir Miskin (KUBE BLPS)

penguatan modal pada KUBE

30 Kelompok

penguatan modal pada KUBE

30 Kelompok

penguatan modal pada KUBE

30 Kelompok

penguatan modal pada KUBE

30 Kelompok

Dinas sosial

Peningkatan Ketrampilan Produktivitas Tenaga Kerja

peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi

960 orang

peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi

960 orang

peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi

960 orang

peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi

960 orang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

90

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

(PKPTK)

pencari kerja.

pencari kerja.

pencari kerja.

pencari kerja.

Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja

padat karya produktif, pembinaan LPK, teknologi tepat guna dan penyuluhan kerja berbasis kompetensi

960 orang

padat karya produktif, pembinaan LPK, teknologi tepat guna dan penyuluhan kerja berbasis kompetensi

960 orang

padat karya produktif, pembinaan LPK, teknologi tepat guna dan penyuluhan kerja berbasis kompetensi

960 orang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Transmigrasi Umum

pengerahan dan penempatan transmigrasi

100 orang

pengerahan dan penempatan transmigrasi

100 orang

pengerahan dan penempatan transmigrasi

100 orang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pengembangan Wilayah Strategis

keluarga miskin dan calon transmigran

100 orang

keluarga miskin dan calon transmigr

100 orang

keluarga miskin dan calon transmigr

100 orang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigra

91

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

dan Cepat Tumbuh

an an si

Pengembangan Sumberdaya Perikanan

penguatan modal kepada kelompok budidaya perikanan.

11 kelompok

penguatan modal kepada kelompok budidaya perikanan

11 kelompok

penguatan modal kepada kelompok budidaya perikanan

11 kelompok

Dinas Kelautan dan Perikanan

Dana Revolving Penguatan Modal (DPM) Perikanan Budidaya

penguatan modal bergulir yang diberikan kepada kelompok perikanan budidaya

20 Kelompok

penguatan modal bergulir yang diberikan kepada kelompok perikanan budidaya

20 Kelompok

penguatan modal bergulir yang diberikan kepada kelompok perikanan budidaya

20 Kelompok

Dinas Kelautan dan Perikanan

Program Peningkatan Kesejahteraan Peternak

penguatan modal kepada kelompok peternak se Kabupaten Bantul.

16 kelompok ternak

penguatan modal kepada kelompok peternak se Kabupaten Bantul

16 kelompok ternak

penguatan modal kepada kelompok peternak se Kabupaten Bantul.

16 kelompok ternak

Dinas Pertanian dan Peternakan

Pengemba

92

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

ngan Industri Kecil dan Menengah

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13 %

Pengelola Pilar Perlindungan Sosial

Perluasan kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

93

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Klaster 3 Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM

membantu usaha mikro dan kecil untuk meningkatkan kapasitas dan memperluas usahanya agar kehidupan masyarakat miskin semakin stabil dan pendapatannya meningkat.

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah(IKM)

Usaha yang dimiliki oleh Gakin di sekitar perusahaan rokok

11 % dari Gakin yang diberi bantuan Modal dan peralatan

Usaha yang dimiliki oleh Gakin di sekitar perusahaan rokok

11 % dari Gakin yang diberi bantuan Modal dan peralatan

Disperindagkop

Program Kemitraan Bina Lingkungan

UKM yang difasilitasi PKBL

174 UKM

UKM yang difasilitasi PKBL

174 UKM Disperindagkop, Bank Mandiri, BRI, Perum

94

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun I

Target Penurunan Kemiskinan 13 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Peruri, PT. ASEI

Program Hibah Kementrian Koperasi dan UKM

UKM yang difasilitasi Kementerian Kperasi dan UKM

174 UKM

UKM yang difasilitasi Kementerian Kperasi dan UKM

174 UKM Disperindagkop

. Pinjaman Bergulir Usaha Ekonomi Produktif/KUPK (Kredit Usaha untuk Peningkatan Kesejahteraan)

meningkatkan ekonomi masyarakat

317 kelompok

meningkatkan ekonomi masyarakat

317 kelompok

Bagian Kerjasama dan Pengembangan Potensi Daerah Bank Bantul

95

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

MASTER-PLAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN II

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Klaster 1 Program Bantuan dan Jaminan Sosial

mengurangi beban masyarakat dan keluarga miskin dalam pemenuhan

PKH mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran

44 Kelompok

mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran

44 Kelompok

mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran

44 Kelompok

mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran

44 Kelompok

Dinas Sosial

Bantuan Subsidi Pelayanan Kesehatan

warga miskin yang harus menjalani

Semua warga miskin yang

warga miskin yang harus

Semua warga miskin yang harus

Dinas Kesehatan

96

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

kebutuhan dasar melalui peningkatan akses pada pelayanan dasar antara lain melalui makanan, kesehatan, dan pendidikan.

(Jamkes) rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat jaminan kesehatan

harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat jaminan kesehatan

menjalani rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat jaminan kesehatan

menjalani rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat jaminan kesehatan

Program Bantuan Pendidikan

akses Pelayanan Dasar di bidang pendidikan

3300 masyarakat miskin yang mengalami kesulitan biaya untuk melanjutkan pendidik

akses Pelayanan Dasar di bidang pendidikan

3300 masyarakat miskin yang mengalami kesulitan biaya untuk melanjutkan

akses Pelayanan Dasar di bidang pendidikan

3300 masyarakat miskin yang mengalami kesulitan biaya untuk melanjutkan pendidikan

Dinas Pendidikan Dasar

97

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

an pendidikan

Program BOP/BOSDA

akses Pelayanan Dasar di bidang pendidikan

Siswa SD/SDLB/MI

Dinas Pendidikan Dasar

Beasiswa Bakat dan Prestasi

meringankan biaya pendidikan anak se tingkat SLTP yang mempunyai bakat dan prestasi tertentu

185 anak

meringankan biaya pendidikan anak se tingkat SLTP yang mempunyai bakat dan prestasi tertentu

185 anak

Dikdas, Dikmenof

b. Bantuan Sosial Kemasyarakatan

penguatan modal usaha bagi keluarga miskin

10 persen dari KK Miskin

penguatan modal usaha bagi keluarga miskin

10 persen dari KK Miskin

Dinas Sosial

Bantuan memberday 428 memberd 428 orang Dinas

98

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

cacat korban gempa

akan penderita cacat korban gempa agar dapat mandiri dan mempunyai usaha kecil

orang cacat korban gempa

ayakan penderita cacat korban gempa agar dapat mandiri dan mempunyai usaha kecil

cacat korban gempa

Sosial

Bantuan Modal Bagi Lansia Potensial

kelompok lanjut usia yang masih potensial

66 orang

kelompok lanjut usia yang masih potensial

66 orang Dinas Sosial

Bantuan Beras bagi si Miskin (Raskin)

Pemenuhan kebutuhan dasar

RTS sesuai data BPS

Pemenuhan kebutuhan dasar

RTS sesuai data BPS

Terpenuhinya kebutuhan dasar

RTS sesuai data BPS

Pemenuhan kebutuhan dasar

RTS sesuai data BPS

Dinas Sosial

Bantuan Modal bagi Pedagang Pasar Tradisional

Pedagang pasar di 40 pasar

40 pasar Pedagang pasar di 40 pasar

40 pasar

Pedagang pasar di 40 pasar

40 pasar Kantor Pengelolaan Pasar

99

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Bantuan Permodalan Bagi Gakin

bantuan modal usaha bagi keluarga miskin.

4 % keluarga miskin

bantuan modal usaha bagi keluarga miskin.

4 % keluarga miskin

bantuan modal usaha bagi keluarga miskin.

4 % keluarga miskin

BKKPPKB

Fasilitasi Anak Yatim

pemberian uang saku kepada anak yatim

1.700 anak yatim

pemberian uang saku kepada anak yatim

1.700 anak yatim

Dinas Sosial

Bantuan Operasional Posyandu

meningkatkan status gizi Balita

1.123 posyandu Balita

meningkatkan status gizi Balita

1.123 posyandu Balita

Dinas Kesehatan

Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

memperbaiki gizi dan ketahanan fisik anak Sekolah

Anak-anak TK sekabupaten Bantul

memperbaiki gizi dan ketahanan fisik anak Sekolah

Anak-anak TK sekabupaten Bantul

Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa

Kegiatan Fasilitasi Permodala

bantuan bergulir Usaha

Seluruh dasawisma di

bantuan bergulir Usaha

Seluruh dasawisma di Bantul

Bagian KPPD Set Kab. Bantul

100

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

n bagi UMKM di Pedesaan

Ekonomi Produktif bagi kelompok Dasa Wisma.

Bantul Ekonomi Produktif bagi kelompok Dasa Wisma.

Program Pemberdayaan Masyarakat Bantuan Keuangan Pemerintah Propinsi kepada Desa

bantuan keuangan untuk kelompok usaha masyarakat desa

740 kelompok

bantuan keuangan untuk kelompok usaha masyarakat desa

740 kelompok

bantuan keuangan untuk kelompok usaha masyarakat desa

740 kelompok

Bagian Pemdes Kab. Bantul.

Pendampingan Program Layanan bagi Keluarga Miskin

menfasilitasi kegiatan bagi keluarga miskin

10 % dari Gakin

menfasilitasi kegiatan bagi keluarga miskin

10 % dari Gakin

BKK PPKB

Program Promosi Hasil

menfasilitasi promosi hasil usaha

Keluarga miskin yang

menfasilitasi promosi

Keluarga miskin yang sudah

BKK PPKB

101

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Usaha Gakin

yang dilakukan keluarga miskin

sudah mempunyai usaha

hasil usaha yang dilakukan keluarga miskin

mempunyai usaha

Subsidi PBB untuk Keluarga Miskin

keringanan untuk pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB). bagi KK miskin

Semua Gakin sebagai Pembayar Pajak

keringanan untuk pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB). bagi KK miskin

Semua Gakin sebagai Pembayar Pajak

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD).

102

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Klaster 2

Program Pemberdayaan Masyarakat

meningkatkan kapasitas, kemandirian dan pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan.

Program Pemberdayaan Fakir Miskin (KUBE Penumbuhan)

pendampingan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan KUBE Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS).

100 Kelompok

pendampingan pelak-sanaan, monitoring, evaluasi dan pela-poran KUBE Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS).

100 Kelompok

pendampingan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan KUBE Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS).

100 Kelompok

Dinas Sosial

Program Pemberdayaan Fakir

penguatan modal pada KUBE

40 Kelompok

penguatan modal pada

40 Kelompok

penguatan modal pada

40 Kelompok

penguatan modal pada

40 Kelompok

Dinas sosial

103

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Miskin (KUBE BLPS)

KUBE KUBE KUBE

Peningkatan Ketrampilan Produktivitas Tenaga Kerja (PKPTK)

peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja.

1120 orang

peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja.

1120 orang

peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja.

1120 orang

peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja.

1120 orang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja

padat karya produktif, pembinaan LPK, teknologi tepat guna dan penyuluhan kerja berbasis kompetensi

1120 orang

padat karya produktif, pembinaan LPK, teknologi tepat guna dan penyuluhan kerja berbasis kompetensi

1120 orang

padat karya produktif, pembinaan LPK, teknologi tepat guna dan penyuluhan kerja berbasis kompetensi

1120 orang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Transmigra pengerahan 100 pengerah 100 pengerah 100 orang Dinas

104

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

si Umum

dan penempatan transmigrasi

orang an dan penempatan transmigrai

orang an dan penempatan transmigrasi

Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

keluarga miskin dan calon transmigran

100 orang

keluarga miskin dan calon transmigran

100 orang

keluarga miskin dan calon transmigran

100 orang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pengembangan Sumberdaya Perikanan

penguatan modal kepada kelompok budidaya perikanan.

12 kelompok

penguatan modal kepada kelompok budidaya perikanan

12 kelompok

penguatan modal kepada kelompok budidaya perikanan

12 kelompok

Dinas Kelautan dan Perikanan

Dana Revolving Penguatan Modal (DPM) Perikanan Budidaya

penguatan modal bergulir yang diberikan kepada kelompok perikanan budidaya

22 Kelompok

penguatan modal bergulir yang diberikan kepada kelompok perikanan budidaya

22 Kelompok

penguatan modal bergulir yang diberikan kepada kelompok perikanan budidaya

22 Kelompok

Dinas Kelautan dan Perikanan

105

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Program Peningkatan Kesejahteraan Peternak

penguatan modal kepada kelompok peternak se Kabupaten Bantul.

18 kelompok ternak

penguatan modal kepada kelompok peternak se Kabupaten Bantul.

18 kelompok ternak

penguatan modal kepada kelompok peternak se Kabupaten Bantul.

18 kelompok ternak

Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan

106

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Klaster 3 Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM

membantu usaha mikro dan kecil untuk meningkatkan kapasitas dan memperluas usahanya agar kehidupan masyarakat miskin semakin stabil dan pendapatannya meningk

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah(IKM)

Usaha yang dimiliki oleh Gakin di sekitar perusahaan rokok

10 % dari Gakin yang diberi bantuan Modal dan peralatan

Usaha yang dimiliki oleh Gakin di sekitar perusahaan rokok

10 % dari Gakin yang diberi bantuan Modal dan peralatan

Disperindagkop

107

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

at.

Program Kemitraan Bina Lingkungan

UKM yang difasilitasi PKBL

185 UKM

UKM yang difasilitasi PKBL

185 UKM Disperindagkop, Bank Mandiri, BRI, Perum Peruri, PT. ASEI

Program Hibah Kementrian Koperasi dan UKM

UKM yang difasilitasi Kementerian Kperasi dan UKM

185 UKM

UKM yang difasilitasi Kementerian Kperasi dan UKM

185 UKM Disperindagkop

. Pinjaman Bergulir Usaha Ekonomi Produktif/KUPK (Kredit Usaha untuk Peningkatan

meningkatkan ekonomi masyarakat

350 kelompok

meningkatkan ekonomi masyarakat

350 kelompok

Bagian Kerjasama dan Pengembangan Potensi Daerah Bank Bantul

108

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun II

Target Penurunan Kemiskinan 11 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Kesejahteraan)

MASTER-PLAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN III

Klaster Program dan Tujuan Tahun III

Target Penurunan Kemiskinan 9 %

109

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Pengelola

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Klaster 1

Program Bantuan dan Jaminan Sosial

mengurangi beban masyarakat dan keluarga miskin dalam pemenu-han kebu-tuhan dasar melalui peningkatan akses pada pelayanan dasar antara lain melalui makanan, kesehatan, dan pendidikan.

PKH mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran

48 Kelompok

Mengu-rangi beban pengelu-aran Rumah Tangga Sasaran

48 Kelompok

mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran

48 Kelompok

mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran

48 Kelompok

Dinas Sosial

Bantuan Subsidi Pelayanan Kesehatan (Jamkes)

warga miskin yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat jaminan kesehatan

Semua warga miskin yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat jaminan kesehatan

warga miskin yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat jaminan kesehatan

Semua warga miskin yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan belum mendapat jaminan kesehatan

Dinas Kesehatan

Program BOP/BOSDA

akses Pelayanan Dasar di bidang

Siswa SD/SDLB/MI

Dinas Pendidikan Dasar

110

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun III

Target Penurunan Kemiskinan 9 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

pendidikan

Beasiswa Bakat dan Prestasi

meringankan biaya pendidikan anak se tingkat SLTP yang mempunyai bakat dan prestasi tertentu

185 anak

meringankan biaya pendidikan anak se tingkat SLTP yang mempunyai bakat dan prestasi tertentu

185 anak

Dikdas, Dikmenof

Bantuan cacat korban gempa

memberdayakan penderita cacat korban gempa agar dapat mandiri dan mempunyai usaha kecil

428 orang cacat korban gempa

memberdayakan penderita cacat korban gempa agar dapat mandiri dan mempunyai usaha kecil

428 orang cacat korban gempa

Dinas Sosial

111

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun III

Target Penurunan Kemiskinan 9 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Bantuan Modal Bagi Lansia Potensial

kelompok lanjut usia yang masih potensial

66 orang

kelompok lanjut usia yang masih potensial

66 orang Dinas Sosial

Bantuan Beras bagi si Miskin (Raskin)

Pemenuhan kebutuhan dasar

RTS sesuai data BPS

Pemenuhan kebutuhan dasar

RTS sesuai data BPS

Terpenuhinya kebutuhan dasar

RTS sesuai data BPS

Pemenuhan kebutuhan dasar

RTS sesuai data BPS

Dinas Sosial

Bantuan Permodalan Bagi Gakin

bantuan modal usaha bagi keluarga miskin.

4 % keluarga miskin

bantuan modal usaha bagi keluarga miskin.

4 % keluarga miskin

bantuan modal usaha bagi keluarga miskin.

4 % keluarga miskin

Dinas Sosial

Fasilitasi Anak Yatim

pemberian uang saku kepada anak yatim

1.700 anak yatim

pemberian uang saku kepada anak yatim

1.700 anak yatim

Dinas Sosial

Bantuan Operasional Posyandu

meningkatkan status gizi Balita

1.123 posyandu Balita

meningkatkan status gizi Balita

1.123 posyandu Balita

Dinas Kesehatan

Pemberian Makanan

memperbaiki gizi dan

Anak-anak TK

memperbaiki gizi

Anak-anak TK

Kantor Pemberday

112

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun III

Target Penurunan Kemiskinan 9 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Tambahan Anak Sekolah (PMTAS)

ketahanan fisik anak Sekolah

sekabupaten Bantul

dan ketahanan fisik anak Sekolah

sekabupaten Bantul

aan Masyarakat Desa

Kegiatan Fasilitasi Permodalan bagi UMKM di Pedesaan

bantuan bergulir Usaha Ekonomi Produktif bagi kelompok Dasa Wisma.

Seluruh dasawisma di Bantul

bantuan bergulir Usaha Ekonomi Produktif bagi kelompok Dasa Wisma.

Seluruh dasawisma di Bantul

Bagian KPPD Set Kab. Bantul

Program Pemberdayaan Masyarakat Bantuan Keuangan Pemerintah Propinsi kepada Desa

bantuan keuangan untuk kelompok usaha masyarakat desa

740 kelompok

bantuan keuangan untuk kelompok usaha masyarakat desa

740 kelompok

bantuan keuangan untuk kelompok usaha masyarakat desa

740 kelompok

Bagian Pemdes Kab. Bantul.

Program Promosi

menfasilitasi promosi

Keluarga miskin

menfasilitasi

Keluarga miskin yang

BKK PPKB

113

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun III

Target Penurunan Kemiskinan 9 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Hasil Usaha Gakin

hasil usaha yang dilakukan keluarga miskin

yang sudah mempunyai usaha

promosi hasil usaha yang dilakukan keluarga miskin

sudah mempunyai usaha

Subsidi PBB untuk Keluarga Miskin

keringanan untuk pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB). bagi KK miskin

Semua Gakin sebagai Pembayar Pajak

keringanan untuk pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB). bagi KK miskin

Semua Gakin sebagai Pembayar Pajak

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD).

114

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun III

Target Penurunan Kemiskinan 9 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Klaster 2 Program Pemberdayaan Masyarakat

meningkatkan kapasitas, kemandirian dan pemberdayaan masyarakat dalam proses

Program Pemberdayaan Fakir Miskin (KUBE Penumbuhan)

pendampingan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan KUBE Bantuan Langsung Pemberday

110 Kelompok

pendampingan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan KUBE Bantuan Langsung

110 Kelompok

pendampingan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan KUBE Bantuan Langsung

110 Kelompok

Dinas Sosial

115

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun III

Target Penurunan Kemiskinan 9 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

pembangunan.

aan Sosial (BLPS).

Pemberdayaan Sosial (BLPS).

Pemberdayaan Sosial (BLPS).

Program Pemberdayaan Fakir Miskin (KUBE BLPS)

penguatan modal pada KUBE

45 Kelompok

penguatan modal pada KUBE

45 Kelompok

penguatan modal pada KUBE

45 Kelompok

penguatan modal pada KUBE

45 Kelompok

Dinas sosial

Peningkatan Ketrampilan Produktivitas Tenaga Kerja (PKPTK)

peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja.

1120 orang

peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja.

1120 orang

peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja.

1120 orang

peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja.

1120 orang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja

padat karya produktif, pembinaan LPK, teknologi tepat guna dan

1120 orang

padat karya produktif, pembinaan LPK, teknologi tepat

1120 orang

padat karya produktif, pembinaan LPK, teknologi tepat

1120 orang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

116

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun III

Target Penurunan Kemiskinan 9 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

penyuluhan kerja berbasis kompetensi

guna dan penyuluhan kerja berbasis kompetensi

guna dan penyuluhan kerja berbasis kompetensi

Transmigrasi Umum

pengerahan dan penempatan transmigrasi

100 orang

pengerahan dan penempatan transmigrasi

100 orang

pengerahan dan penempatan transmigrasi

100 orang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

keluarga miskin dan calon transmigran

100 orang

keluarga miskin dan calon transmigran

100 orang

keluarga miskin dan calon transmigran

100 orang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pengembangan Sumberdaya Perikanan

penguatan modal kepada kelompok budidaya perikanan.

14 kelompok

penguatan modal kepada kelompok budidaya perikanan

14 kelompok

penguatan modal kepada kelompok budidaya perikanan

14 kelompok

Dinas Kelautan dan Perikanan

Dana Revolving

penguatan modal

25 Kelomp

penguatan modal

25 Kelom

penguatan modal

25 Kelompok

Dinas Kelautan

117

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun III

Target Penurunan Kemiskinan 9 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Penguatan Modal (DPM) Perikanan Budidaya

bergulir yang diberikan kepada kelompok perikanan budidaya

ok bergulir yang diberikan kepada kelompok perikanan budidaya

pok bergulir yang diberikan kepada kelompok perikanan budidaya

dan Perikanan

Program Peningkatan Kesejahteraan Peternak

penguatan modal kepada kelompok peternak se Kabupaten Bantul.

20 kelompok ternak

penguatan modal kepada kelompok peternak se Kabupaten Bantul.

20 kelompok ternak

penguatan modal kepada kelompok peternak se Kabupaten Bantul.

20 kelompok ternak

Dinas Pertanian dan Peternakan

118

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun III

Target Penurunan Kemiskinan 9 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Klaster 3

Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM

membantu usaha mi-kro dan kecil untuk meningkatkan kapasit-as dan memperluas usahanya agar kehi-dupan ma-syarakat

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah(IKM)

Usaha yang dimiliki oleh Gakin di sekitar perusahaan rokok

9.5 % dari Gakin yang diberi bantuan Modal dan peralatan

Usaha yang dimiliki oleh Gakin di sekitar perusahaan rokok

9.5 % dari Gakin yang diberi bantuan Modal dan peralatan

Disperindagkop

119

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun III

Target Penurunan Kemiskinan 9 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

miskin semakin stabil dan pendapa-tannya meningkat.

Program Kemitraan Bina Lingkungan

UKM yang difasilitasi PKBL

200 UKM

UKM yang difasilitasi PKBL

200 UKM Disperindag-kop, Bank Mandiri, BRI, Perum Peruri, PT. ASEI

Program Hibah Kementrian Koperasi dan UKM

UKM yang difasilitasi Kementerian Kperasi dan UKM

200 UKM

UKM yang difasilitasi Kementerian Kperasi dan UKM

200 UKM Disperindag-kop

. Pinjaman Ber-gulir Usaha Ekonomi

meningkatkan ekonomi masyarakat

385 kelompok

meningkatkan ekonomi masyarak

385 kelompok

Bagian Kerjasama dan Pengemba

120

Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012

Klaster Program dan Tujuan

Tahun III

Target Penurunan Kemiskinan 9 %

Pengelola

Pilar Perlindungan Sosial Perluasan

kesempatan

Peningkatan Sumber Daya

Manusia

Pemberdayaan kelembagaan masyarakat

Klaster Program Tujuan Cakupan Program

Indikator Target Indikator Target Indikator Target Indikator Target

Pro-duktif/KUPK (Kredit Usaha untuk Pening-katan Kesejaht-eraan)

at ngan Potensi Daerah Bank Bantul

121

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-2015

BAB VI

SISTEM PEMANTAUAN DAN PENILAIAN

Sistem pemantauan dan penilaian (monitoring and evaluation system) dalam

program penanggulangan kemiskinan tidak lain merupakan kesepakatan bersama untuk

saling terbuka dan bersedia menerima masukan dari segenap pemangku kepentingan

(stakeholders). Hal ini harus dilakukan karena tiga alasan:

(a) Upaya penanggulangan kemiskinan tidak bisa dilakukan hanya oleh

pemerintah saja, melainkan harus melibatkan semua pemangku kepentingan.

(b) Karena melibatkan banyak pihak maka harus partisipatif. Untuk benar-benar

partisipatif diperlukan transparansi.

(c) Kendati semua pihak telah mengambil peran dalam penanggulangan

kemiskinan, mereka seharusnya tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan

harus dalam satu koordinasi.

Koordinasi dapat dicapai apabila ada mekanisme pemantauan dan keterbukaan di

antara semua pelaku.

6.1. Pemantauan

Untuk mencapai maksud di atas, pemantauan kegiatan penanggulangan

kemiskinan di Kabupaten Bantul dilakukan dengan metode sebagai berikut.

6.1.1. Pelaku

Pelaku pengawasan adalah semua pemangku kepentingan (stakeholders) dalam

penanggulangan kemiskinan. Dengan kata lain, semua pelaku kegiatan penanggulangan

kemiskinan adalah pemantau bagi dirinya sendiri dan bagi pelaku lain. Dengan demikian

maka prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,dan partisipatif akan dapat diwujudkan.

Dalam struktur TKPK ada Pokja Pengaduan Masyarakat, dimana fungsi dari Pokja ini

dimaksudkan untuk pengawasan seluruh program-program yang berlokus di Kabupaten

Bantul serta penyampaian aspirasi masyarakat terhadap pelaksanaan program tersebut.

122

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-2015

Hendaknya dalam Pokja ini dipilih personil yang secara ketugasan juga berkaitan dengan

secara langsung dengan fungsi pengawasan tersebut.

6.1.2. Obyek

Obyek yang dipantau adalah semua kegiatan penanggulangan kemiskinan di

Kabupaten Bantul. Dari segi tahapan, pemantauan dilakukan mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, hingga pelaporan. Dari sisi unsur pelaku, pemantauan dilakukan terhadap

kegiatan unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat. Sedang dari segi kewilayahan,

pemantauan dilakukan mulai dari tingkat dusun hingga tingkat kabupaten.

6.1.3. Sarana

Sarana pemantuan kegiatan penanggulangan kemiskinan adalah sarana yang

dimiliki dan dioperasikan oleh masing-masing pelaku. Maksudnya, selaras dengan

semangat kerelawanan dan partisipatori maka masing-masing pelaku pemantuan

diharapkan menggunakan alat-alat mereka sendiri

6.1.4. Metode

Metode pemantuan, yaitu cara memantau kegiatan penanggulangan

kemiskinan,ditentukan oleh masing-masing pemantau sesuai dengan mekanisme kerja

lembaga pemantau tersebut. Misalnya kalangan jurnalis menggunakan metode atau

kaidah jurnalistik, kalangan perguruan tinggi menggunakan metode penelitian, pihak

pemerintah menggunakan mekanisme pelaporan, dan seterusnya.

6.1.5. Pelaporan

Hasil pemantuan secara formal dilaporan pada pertemuan rutin pengurus TKPKD.

Sebagai Ketua TKPKD, Wakil Kepala Daerah/Bupati berhak untuk mengadakan

pemantauan rutin maupun incidental berkaitan dengan pelaksanaan program. Secara

formal harus ada pembakuan pelaporan yang dilaporkan tiap-tiap bulan, triwulanan atau

semester sesuai kesepakatan bersama. Sedang secara informal dapat disampaikan

langsung kepada masing-masing pelaku atau disampaikan dalam kelompok diskusi (Focus

Group Discussion/FGD).

123

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-2015

6.2. Penilaian

Penilaian ditujukan untuk mengetahui apakah program penanggulangan kemiskinan

mencapai sasaran yang diharapkan. Penilaian dapat dilakukan sejak perencanaan,

persiapan, pelaksanaan, hingga hasilnya. Sekalipun demikian,secara umum dapat

dikatakan bahwa penilaian terutama menekankan pada aspek hasil. Oleh karena itu

kegiatan penilaian baru dapat dilakukan jika program penanggulangan kemiskinan sudah

berjalan dalam kurun waktu tertentu. Kata “hasil” mencakup setidaknya tiga pengertian,

yaitu keluaran (output ), hasil (outcome ), dan dampak (impact ).

Terkait dengan SPKD ini yang dimaksud keluaran mencakup rumusan kebijakan

dan program yang dimaksudkan untuk menanggulangi kemiskinan atau mengarus-

utamakan kemiskinan. Rumusan kebijakan dan program tersebut berasal dari pemerintah,

swasta, maupun masyarakat. Tolok ukurnya adalah: perluasan kesempatan,

pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas dan SDM, serta perlindungan sosial.

Dengan kata lain setiap rumusan kebijakan dan program dinilai kesesuaiannya dengan

salah satu dari empat tolok ukur tersebut.

Yang dimaksud dengan hasil (outcome) dalam SPKD ini adalah membaiknya

kondisi sebagai akibat langsung dari kebijakan dan program yang dikeluarkan. Oleh

karena itu yang dinilai adalah: apakah terdapat perluasan kesempatan,apakah masyarakat

semakin berdaya, apakah terdapat peningkatan kapasitas dan SDM, dan apakah terdapat

perlindungan sosial.

Adapun yang dimaksud dengan dampak (impact ) dalam SPKD ini adalah dampak

positif, yaitu perbaikan keadaan, setelah terwujud hasil seperti tersebut di atas. Dengan

demikian yang dinilai adalah: apakah terjadi pengurangan jumlah keluarga miskin dan

apakah terdapat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu tolok ukur yang bisa

digunakan dalam hal ini adalah indeks pembangunan manusia (Human Development

Index/HDI). Secara ringkas metode penilaian seperti diuraikan di atas dapat dilihat

padamatrik di bawah ini.

124

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-2015

Tabel 6.1. Matriks Metode Penilaian Kegiatan Pronangkis

Tolok Ukur Keluaran (Output) Hasil (Outcomes)

Dampak (Impact)

Perluasan Kesempatan Kerja

Terumuskannya kebi-jakan dan program perluasan kesempatan kerja pada setiap pelaku Pronangkis

Kesempatan kerja semakin luas

1. Jumlah keluarga miskin berku-rang.

2. Indeks Pem-bangunan Manusia meningkat

Pemberdayaan Masyarakat

Terumuskannya kebi-jakan dan program pemberdayaan masya-rakat pada setiap pelaku Pronangkis

Masyarakat semakin berdaya

Peningkatan kapasitas SDM

Terumuskannya kebi-jakan dan program peningkatan kapasitas SDM pada seatiap pelaku Pronangkis

Kapasitas SDM meningkat

Perlindungan Sosial

Terumuskannya kebi-jakan dan program perlindungan sosial pada setiap pelaku Pronangkis

Masyarakat terlindungi

S u m b e r : d a t a h a s i l F G D , 2 0 1 2

125

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-15

BAB VII

PENUTUP

Pemerintah Pusat telah mencanangkan penanggulangan kemiskinan merupakan

prioritas utama seperti tertuang dalam Perpres Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan serta Permendagri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim

Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi, Kabupaten/ Kota.

Selain itu Pemerintah Pusat juga telah meluncurkan Master Plan Percepatan dan

Perluasan Program Penanggulangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) meliputi pertama,

program penanggulangan kemiskinan eksisting yang pada Klaster I berupa bantuan dan

jaminan sosial, Klaster II adalah pemberdayaan masyarakat, Klaster III tentang Koperasi,

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM), dan Klaster IV adalah program prorakyat.

Program kedua adalah transformasi perlindungan sosial dan bantuan sosial. Ketiga,

pengembangan livelihood, pemberdayaan, akses berusaha & kredit, dan pengembangan

kawasan berbasis potensi lokal. Oleh karena itu Pemerintah Daerah, khususnya

Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menindaklanjuti program

tersebut dengan menyusun Master Plan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

(SPKD). Secara singkat SPKD memuat:

(1) Uraian tentang strategi penanggulangan kemiskinan jangka panjang yang

bersifat holistik dan terintegrasi di semua sektor,

(2) Upaya sinkronisasi kebijakan-kebijakan daerah dalam penanggulangan

kemiskinan baik secara makro-mikro dan strategis,

(3) Proses penyaringan stategi terpilih berdasarkan kemampuan dan kompetensi

daerah dalam tindak penanggulangan kemiskinan oleh Tim Koordinasi

Penangggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Bantul,

(4) Proses penyusunan SPKD melalui FGD yang dilakukan beberapa tahap

bersama stakeholder melalui prinsip partisipatif, transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

126

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-15

.Langkah kebijakan yang digunakan untuk Penanggulangan Kemiskinan Daerah

berasaskan pada:

(1) Menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat

miskin,

(2) Memberdayakan masyarakat miskin agar mampu dan mau mengakses

informasi, perekonomian, sosial dan politik, serta dapat menyampaikan

aspirasi dan kebutuhannya,

(3) Meningkatkan kapasitas atau kemampuan masyarakat miskin agar bekerja

dan berusaha produktif, dan

(4) Memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.

Untuk mensinergikan ragam kebijakan, program atau aturan terhadap 4 asas

tersebut, maka dibutuhkan mainstreaming penanggulangan kemiskinan secara konstruktif

dan berkelanjutan.

Strategi penanggulangan kemiskinan yang menyeluruh sangat penting maknanya

bagi kabupaten Bantul. Strategi tersebut akan menjadi arahan bagi seluruh pelaku

pembangunan di kabupaten Bantul baik masyarakat luas, swasta dan pemerintah daerah

maupun pemerintah pusat dalam upaya menanggulangi kemiskinan secara sistematik dan

konsisten dalam jangka panjang. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

merupakan sebuah kebutuhan sesuai dengan kondisi spesifik daerah Bantul dan semua

pelaku diharapkan menyepakati dan mematuhi. Sinergitas program dan kegiatan dalam

penanggulangan kemiskinan terus dijalin dan ditingkatkan melalui koordinasi intensif.

Koordinasi antar stakeholders dalam penanggulangan kemiskinan juga perlu dijalin dan

ditingkatkan melalui forum komunikasi dan jaringan kerja yang bertemu secara rutin.

Permasalahan kemiskinan merupakan persoalan holistik yang harus menjadi

tanggung jawab semua pihak. Upaya penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk

mendidik masyarakat miskin untuk terus menerus menemu kenali potensi yang dimiliki

baik individu,keluarga maupun lingkungan masyarakatnya. Material, sumberdaya dan

ketrampilan selalu diarahkan sebagai modal dasar untuk kesejahteraan hidup. Oleh karena

itu didorong tumbuhnya rasa percaya diri akan kemampuannya untuk lepas dari belenggu

kemiskinan. Dengan demikian akan tumbuh kesadaran bahwa tidak akan ada individu,

kelompok yang dapat keluar dari belenggu kemiskinan selain atas usaha individu, keluarga

127

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Tahun 2012-15

dan lingkungan itu sendiri. Oleh karena itu perlu peranserta seluruh unsur masyarakat,

termasuk di dalamnya tokoh agama dan tokoh masyarakat dan Ormas untuk meminimalisir

faktor internal dari individu yang bersangkutan yang menjadi penyebab kemiskinan antara

lain yaitu bersikap permisif terhadap label miskin.

Diharapkan SPKD ini dapat menjadi acuan awal sebuah sistem penanggulangan

kemiskinan jangka menengah hingga jangka panjang yang efektif dan efisien bagi seluruh

pelaku pembangunan di Kabupaten Bantul. Semua stakeholders baik perangkat daerah,

sektor bisnis, LSM/Ormas, organisasi profesi, perguruan tinggi, media massa, orsospol,

dan komponen lainnya perlu bersama-sama bertekad untuk menanggulangi kemiskinan

dalam sebuah sistem yang terpadu dan konsisten dalam jangka panjang.