Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
i LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
KATA PENGANTAR
Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010 - 2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan, yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan, Penetapan Kinerja dan diakhiri dengan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu
instansi dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis instansi. Oleh karena itu LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan disusun dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang diamanatkan dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yang bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian.
Pada Bulan Februari 2012 telah disyahkan Penetapan Kinerja (PK) yang merupakan dokumen pernyataan kinerja antara Menteri Pertanian dan Direktur Jenderal Perkebunan untuk mewujudkan target kinerja yang meliputi fokus kegiatan (1) Revitalisasi Perkebunan; (2) Swasembada Gula Nasional; (3) Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-Energi); (4) Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional; (5) Pengembangan Komoditas Ekspor; (6) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri; (7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan.
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.386.163.819.000,- dari total pagu anggaran sebesar Rp. 1.464.443.342.000,- atau mencapai 94,65% dengan capaian fisik seluruhnya 98,18%. Capaian per kegiatan utama secara berurutan adalah untuk kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim sebesar 97,20%, diikuti kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan sebesar 96,36%, kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 95,09%, kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar 94,82%, kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar sebesar 94,27%, kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen sebesar 91,78% dan kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 90,36%.
Dokumen LAKIP Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 ini tersusun berkat dukungan dan kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, semoga dokumen ini menjadi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan.
Jakarta, Februari 2013
Direktur Jenderal Perkebunan,
Ir. Gamal Nasir,MS
Nip.19560728 198603 1 001
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
ii
LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun
2012 ini dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang diamanatkan
dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian bahwa
Direktorat Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada
Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal dan
bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian.
Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-PAN &
RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan tahun
2010-2014, Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tujuan adalah:
(1) Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan tanaman
tahunan; (2) Memfasilitasi peningkatan kemampuan, kemandirian, dan
profesionalisme pelaku usaha perkebunan, hubungan sinergis antar
pelaku usaha perkebunan; (3) Memfasilitasi peningkatan kontribusi
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
iii
LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
perkebunan dalam mengembangkan perekonomian wilayah melalui
pendekatan kawasan pengembangan perkebunan; (4) Memfasilitasi
peningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pekebun; (5) Memfasilitasi
peningkatan penerimaan dan devisa negara; (6) Memfasilitasi
penyediaan pangan di wilayah perkebunan; (7) Memfasilitasi
pemenuhan kebutuhan konsumsi dan penyediaan bahan baku industri
dalam negeri; (8) Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam
secara arif dan berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah
yang berwawasan lingkungan; (9) Mendukung pengembangan
penyediaan bahan bakar nabati; (10) Meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia dan kelembagaan perkebunan; (11) Meningkatkan
ketersediaan dan penerapan teknologi pascapanen budidaya tanaman
tahunan, rempah penyegar dan semusim serta meningkatkan
penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan; (12) Memfasilitasi
penyediaan lapangan kerja; (13) Menyusun perencanaan program dan
anggaran, pelayanan perbendaharaan, sistem akutansi dan verifikasi,
penatausahaan barang milik negara, pemutakhiran data dan informasi
perkebunan, legislasi, advokasi, dan penyelenggaraan hubungan
masyarakat; penataan organisasi dan tata laksana serta kepegawaian;
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan
perkebunan.
Sasaran strategis Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012 yaitu:
”Meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan
yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman semusim,
tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan, dukungan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
iv
LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
penanganan pascapanen dan pembinaan usaha, dukungan perlindungan
perkebunan serta dukungan manajemen dan teknis lainnya”.
Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, sedangkan sumberdaya
(SDM, teknologi, sarana dan prasarana serta dana) yang jumlahnya
terbatas, maka kegiatan pembangunan perkebunan dilaksanakan
berdasarkan skala prioritas. Dengan menetapkan skala prioritas,
diharapkan sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif
dan efesien untuk memecahkan permasalahan yang ada secara
komprehensif. Atas dasar skala prioritas tersebut pada tahun 2012
ditetapkan 7 (tujuh) fokus kegiatan pembangunan yaitu: (1) Revitalisasi
Perkebunan; (2) Swasembada Gula Nasional; (3) Penyediaan Bahan
Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-Energy); (4) Gerakan
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional; (5) Pengembangan
Komoditas Ekspor; (6) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan
Dalam Negeri; (7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan.
Pengukuran Kinerja berdasarkan capaian kinerja tingkat nasional di
lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 yang diwujudkan
dalam bentuk produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, dapat
diperoleh hasil sebagai berikut:
Capaian kinerja makro Direktorat Jenderal Perkebunan selama lima
tahun terakhir (2008-2012), semua indikator mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, khususnya PDB berdasarkan harga berlaku
(11,03%) yang dapat digunakan untuk melihat kontribusinya terhadap
pembangunan ekonomi, dan ekspor komoditi perkebunan yang
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
v
LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
mencapai 14,06% per tahun. Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan
Rakyat yang merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani pada
tahun 2012 mencapai 108,34 dan tertinggi di lingkup kementerian
Pertanian. Selain itu, pendapatan pekebun juga mengalami kenaikan
rata-rata 4,29% per tahun, dan pada tahun 2012 telah mencapai US$
1.832 per kepala keluarga.
Hasil pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program yang
berupa outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi dan
produktivitas tanaman perkebunan, dapat diperoleh hasil bahwa
capaian produksi 15 komoditas mencapai 34,72 juta ton dari target
sebesar 37,22 juta ton atau mencapai 93,27% dibandingkan dengan
target dalam Rencana Kinerja Tahunan/penetapan kinerja tahun 2012.
Namun meningkat menjadi 102,54% dibandingkan capaian produksi
tahun 2011 yang besarnya 33,86 juta ton atau mengalami peningkatan
sebesar 2,54%. Jika dibandingkan dengan target sampai dengan
berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian tahun 2012 telah
mencapai 84,61%. Sedangkan capaian luas areal tanaman, jika
dibandingkan dengan RKT tahun 2012 yang nilainya 21,27 juta hektar,
maka capaiannya sebesar 100,96%. Apabila dibandingkan dengan tahun
2011, luas areal perkebunan mengalami peningkatan sebesar 0,77%
dari 21,31 juta hektar menjadi 21,48 juta hektar untuk tahun 2012.
Terhadap target Renstra 2010-2014 yang besarnya 22,11 juta ha, maka
kinerja tahun 2012 sudah mencapai 97,12%.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
vi
LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Direktorat Jenderal Perkebunan dalam rangka mendukung
pengembangan perkebunan tahun 2012 mendapat alokasi anggaran
sebesar Rp 1.493.229.246.000,- Namun dalam perkembangannya
terdapat penghematan APBN sebesar Rp. 28,785.904.000,-, sehingga
pagu Direktorat Jenderal Perkebunan berkurang dan menjadi Rp
1.464.443.342.000,- yang dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan
7 (tujuh) kegiatan utama. Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan pada tahun 2012 sebesar Rp
1.386.163.819.156,- dari total pagu sebesar Rp. 1.464.443.342.000,-
atau mencapai 94,65% dengan capaian fisik seluruhnya 98,18%.
Capaian kinerja per kegiatan utama secara berurutan adalah kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim
sebesar 97,20%, Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan sebesar 96,36%, kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan
sebesar 95,09%, kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu
Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar
94,82%, kegaitan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Rempah dan Penyegar sebesar 94,27%, kegiatan Dukungan
Penanganan Pascapanen sebesar 91,78% dan kegiatan Dukungan
Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 90,36%.
Pada Tahun 2012 pembangunan perkebunan dilaksanakan oleh 184
satker yang terdiri atas Satker Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat),
Satker UPT Pusat (4 satker), Satker Dinas Provinsi (32 satker) dan
Satker Dinas Kabupaten/kota (147 satker).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
vii
LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Berdasarkan Pedoman Penilaian Kinerja Pembangunan Perkebunan
tahun 2012, satker yang masuk dalam kategori sangat berhasil
berjumlah 67 satker (36,41%), berhasil berjumlah 104 satker (56,52%),
cukup berjumlah 10 satker (5,44%) dan tidak berhasil berjumlah 3
satker (1,63%).
Apabila dilihat dari penyebaran satker, provinsi yang memperoleh
kategori sangat berhasil berjumlah 7 dan kebupaten/kota yang
berjumlah 60 satker, sebaliknya untuk satker yang kinerjanya termasuk
tidak berhasil (nilainya < 60) berjumlah 3 satker (1 provinsi dan 2
kabupaten/kota) dan cukup berhasil (nilainya antara 60 - 79)
berjumlah 10 satker (2 provinsi dan 8 kabupaten/kota).
Satker yang serapan anggarannya dibawah 80% akan dipertimbangkan
untuk dikenakan punishment pada pengalokasian anggaran Direktorat
Jenderal Perkebunan pada tahun 2014.
Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian
sasaran pembangunan perkebunan tahun 2012 secara umum adalah
pengadaan barang dan jasa, permodalan petani yang masih sulit di
akses, dan terlambatnya penyediaan benih dan koordinasi yang belum
optimal. Permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi
administrasi dan teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi
menjadi teknis perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan. Permasalahan tersebut sebagian besar telah mampu
diatasi dengan baik, sehingga mampu menghasilkan capaian keuangan
yang terbaik di Lingkup Kementerian Pertanian dan capaian fisik yang
sangat signifikan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
viii LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................... 1
1.2. Organisasi ................................................ 2
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .................. 14
2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2010 – 2014 ....................... 14
2.1.1. Visi Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 15
2.1.2. Misi Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 15
2.1.3. Tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 18
2.1.4. Sasaran Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 19
2.1.5. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Perke-
bunan Tahun 2010-2014 ....................... 21
2.1.6. Startegi Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 22
2.1.7. Program Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 23
2.1.8. Komoditas Unggulan Nasional Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 24
2.1.9. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014 ............................... 26
2.1.10. Penjabaran Program dan Kegiatan Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ..... 29
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
ix LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012 ....... 31
2.2.1. Program Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2012 ...................................... 31
2.2.2. Sasaran Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2012 ...................................... 31
2.2.3. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2012 ...................................... 42
2.2.4. Fokus Kegiatan Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2012 ....................... 43
2.3. Perjanjian Kinerja ...................................... 43
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..................................... 47
3.1. Pengukuran Kinerja ..................................... 47
3.1.1. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran
Program (Outcomes) ........................... 49
3.1.1.1. Produksi ............................. 51
3.1.1.2. Produktivitas ........................ 53
3.1.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran
Kegiatan (Outputs) ............................. 54
3.1.2.1. Pengukuran Kinerja Terhadap
Capaian Sasaran Kegiatan
Nasional ............................. 54
3.1.2.2. Pengukuran Kinerja Terhadap
Capaian Sasaran Kegiatan Yang
Dibiayai APBN ....................... 56
3.1.2.2.1. Direktur Tanaman Rempah
dan Penyegar ..................... 56
3.1.2.2.2. Direktur Tanaman Semusim ..... 57
3.1.2.2.3. Direktur Tanaman Tahunan ..... 58
3.1.2.2.4. Direktur Pascapanen dan
Pembinaan Usaha ................ 60
3.1.2.2.5. Direktur Perlindungan
Perkebunan........................ 61
3.1.2.2.6. Sekretaris Direktorat Jenderal
Perkebunan........................ 62
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
x LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.1.2.2.7. Balai Besar Perbenihan dan
Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBP2TP) ............ 63
3.2. Evaluasi Sasaran Pembangunan Perkebunan
Tahun 2012 .............................................. 63
3.2.1. Evaluasi Kinerja Terhadap Capaian Sasaran
Program (Outcomes) ........................... 64
3.2.1.1. Produksi ............................. 64
3.2.1.1.1. Capaian Kinerja Terhadap
Penetapan Kinerja/Rencana
Kinerja Tahunan 2012 ........... 64
3.2.1.1.2. Capaian Kinerja Terhadap
Capaian Kinerja Tahun 20122 .. 66
3.2.1.1.3. Capaian Kinerja terhadap
Sasaran RENSTRA Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun
2010-2014 ......................... 66
3.2.1.2. Produktivitas ........................ 67
3.2.1.2.1. Capaian Kinerja Terhadap
Penetapan Kinerja/Rencana
Kinerja Tahunan 2012 ........... 68
3.2.1.2.2. Capaian Kinerja Terhadap
Capaian Kinerja Tahun 2011 .... 69
3.2.1.2.3. Capaian Kinerja Terhadap
Sasaran RENSTRA Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun
2010-2014 ......................... 69
3.2.2. Evaluasi Kinerja Terhadap Capaian Sasaran
(Outputs) ....................................... 70
3.2.2.1. Tanaman Rempah dan Penyegar . 71
3.2.2.2. Tanaman Semusim ................. 72
3.2.2.3. Tanaman Tahunan ................. 74
3.2.2.4. Dukungan Penanganan
Pascapanen dan Pembinaan
Usaha ................................ 75
3.2.2.5. Dukungan Perlindungan
Perkebunan ......................... 76
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
xi LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.2.2.6. Dukungan Manajemen
(Sekretariat) Perkebunan ......... 77
3.2.2.7. Dukungan Balai Besar
Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan ............. 78
3.3. Akuntabilitas Keuangan ................................ 79
3.3.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan
Kegiatan Utama Tahun 2012 .................. 80
3.3.1.1. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Rempah dan Penyegar ............. 82
3.3.1.2. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
semusim ............................. 85
3.3.1.3. Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan ............................. 87
3.3.1.4. Dukungan Pengembangan
Penanganan Pascapanen
Komoditas Perkebunan ............ 90
3.3.1.5. Dukungan Perlindungan
Perkebunan ......................... 92
3.3.1.6. Dukungan Manajemen dan
Dukungan Teknis Lainnya ......... 94
3.3.1.7. Dukungan Pengujian dan
Pengawasan Mutu Benih Serta
Penerapan Teknologi Proteksi
Tanaman Perkebunan ............. 97
3.3.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan
Serapan Per Satker Tahun 2012 .............. 99
3.3.3. Capaian Kinerja Atas Kegiatan Yang
Dipantau Oleh UKP4 ........................... 103
3.4. Permasalahan dan rencana Tindak Lanjut .......... 104
3.4.1. Permasalahan ................................... 105
3.4.1.1. Administrator ....................... 105
3.4.1.2. Teknis ................................ 106
3.4.1.2.1. Perencanaan ...................... 106
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
xii LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.4.1.2.2. Pengorganisasian ................. 107
3.4.1.2.3. Pelaksanaan ....................... 109
3.4.1.2.4. Pengawasan ....................... 110
3.4.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian ...... 111
3.4.2.1. Administrasi ......................... 111
3.4.2.2. Teknis ................................ 112
3.4.2.2.1. Perencanaan ...................... 112
3.4.2.2.2. Pengorganisasian ................. 113
3.4.2.2.3. Pelaksanaan ....................... 114
3.4.2.2.4. Pengawasan ....................... 116
BAB IV PENUTUP ....................................................... 117
4.1. Kesimpulan............................................... 117
4.2. Saran Rekomendasi ..................................... 120
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
xiii LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2012 ................................... 38
Tabel 2 : Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2012 ................................... 45
Tabel 3 : Capaian Kinerja Makro Pembangunan Perkebunan
Tahun 2012 .................................................. 48
Tabel 4 : Perkembangan Produksi Komoditas perkebunan
Tahun 2008-2012 ........................................... 52
Tabel 5 : Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tahun
2008-2012 ................................................... 53
Tabel 6 : Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan
Tahun 2008-2012 ........................................... 55
Tabel 7 : Capaian Kinerja Produksi Tahun 2012 ................... 65
Tabel 8 : Capaian Kinerja Produktivitas Tahun 2012 ............. 70
Tabel 9 : Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Rempah dan
Penyegar Tahun 2012 ...................................... 72
Tabel 10 : Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim Tahun
2012 .......................................................... 73
Tabel 11 : Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun
2012 .......................................................... 74
Tabel 12 : Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan
Pembinaan Usaha tahun 2012 ............................ 76
Tabel 13 : Capaian Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan
Tahun 2012 .................................................. 77
Tabel 14 : Capaian Kinerja BBP2TP medan, Surabaya dan
Ambon Tahun 2012 ......................................... 78
Tabel 15 : Capaian Serapan Anggaran Tahun 2012 per Eselon I .. 80
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
xiv LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Table 16 : Realisasi Serapan Keuangan Per Kegiatan Utama
tahun 2012 .................................................. 81
Tabel 17 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2012........... 84
Tabel 18 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Semusim Tahun 2012 ........................... 86
Tabel 19 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Tahunan Tahun 2012 ........................... 89
Tabel 20 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas
Perkebunan Tahun 2012 ................................... 92
Tabel 21 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan
Perlindungan Perkebunan Tahun 2012 .................. 94
Tabel 22 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan
Manajemen dan Dukungan teknis Lainnya Ditjen.
Perkebunan Tahun 2012 ................................... 96
Tabel 23 : Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan
Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta
Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
tahun 2012 .................................................. 98
Tabel 24 : Satker yang Serapan Anggarannya Dibawah 80%
(tidak - cukup berhasil) Tahun 2012 ..................... 102
Tabel 25 : Capaian Kinerja Atas Kegiatan yang Dipantau Oleh
UKP4 Tahun 2012 ........................................... 104
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
xv LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pengukuran Kinerja Tahun 2012 (Berdasarkan
Dari RKT/Renstra) ................................... 123
Lampiran 2 : Pengukuran Kinerja Tahun 2012 (Berdasarkan
dari RKT/PK Tahun 2012) .......................... 125
Lampiran 3 : Pengukuran Kinerja Tahun 2012 (Berdasarkan
Capaian Sasaran Program / Outcomes) .......... 131
Lampiran 4 : Pengukuran Kinerja Tahun 2012 (Berdasarkan
Capaian Sasaran Kegiatan / Outputs) ............ 134
Lampiran 5 : Capaian Kinerja Kegiatan Uatama (Output)
Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2012
(Posisi 31 Desember 2011) ......................... 142
Lampiran 6 : Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan
Serapan Per Satker Tahun 2012 .................. 149
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
1 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan perkebunan sebagai bagian integral dari pembangunan
pertanian dan pembangunan nasional merupakan salah satu potensi
strategis dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Oleh karenanya pengelolaannya harus diselaraskan dengan upaya
pengelolaan sumberdaya alam dan pemeliharaan daya dukungnya agar
bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke-
generasi. Undang-Undang No. 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, yang
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan
penerimaan Negara dan devisa Negara; menyediakan lapangan kerja;
meningkatkan produktivitas; nilai tambah dan daya saing; memenuhi
kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan
mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Sejalan dengan tuntutan otonomi daerah sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang No. 22 dan 25 tahun 1999 dengan revisinya No. 32 dan
33 tahun 2004 serta peraturan pendukungnya, kebijakan pembangunan
perkebunan kedepan harus mampu mengakomodir perubahan
lingkungan stratejik yang ada serta memilah tugas dan fungsi yang akan
dijalankan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah di dalam
memberikan pelayanan optimal kepada para pelaku usaha perkebunan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
2 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya, kebijakan dan program
bagi instansi pemerintah, maka diperlukan sistem akuntabilitas yang
memadai. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra),
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Laporan
ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor
7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
dalam penyusunannya mengacu pada Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN &
RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 dengan Format
yang terdiri dari: 1) Ikhtisar Eksekutif; 2) Bab I Pendahuluan; 3) Bab II
Perencanaan dan Perjanjian Kinerja; 4) Bab III Akuntabilitas Kinerja; 5)
Bab IV Penutup dan Lampiran-lampiran.
1.2. Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kemeterian Pertanian bahwa Direktorat
Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada Kementerian
Pertanian yang bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam
melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai
tugas “merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
3 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
teknis di bidang perkebunan”. Untuk pelaksanaan tugas tersebut,
Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan, dan pascapanen perkebunan;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan dan pascapanen perkebunan;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang
perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen perkebunan;
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan,
budidaya, perlindungan dan pascapanen perkebunan; dan
5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan.
Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Perkebunan terdiri dari
Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Tanaman Semusim,
Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Tanaman
Tahunan, Direktorat Perlindungan Perkebunan dan Direktorat
Pascapanen dan Pembinaan Usaha.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut maka tugas dan
fungsi dari masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut:
1) Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan, mempunyai tugas
memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkebunan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan menyelenggarakan fungsi:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
4 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
a. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran,
dan kerjasama di bidang perkebunan;
b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;
c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana,
pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan
masyarakat dan informasi publik;
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang
perkebunan; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Perkebunan.
2) Direktorat Tanaman Semusim, mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang tanaman semusim. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tanaman Semusim
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan
pendayagunaan, sumber daya, perbenihan, budidaya serta
pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim;
b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan
sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan
kelembagaan tanaman semusim;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
5 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang
identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan,
budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan tanaman
semusim;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi
dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta
pember-dayaan dan kelembagaan tanaman semusim;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Semusim.
3) Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, pedoman, prosedur, dan kriteria serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman
rempah dan penyegar. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar menye-lenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan
pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta
pemberdayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan
penyegar;
b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan
sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan
kelembagaan tanaman rempah dan penyegar;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
6 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang
identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan,
budidaya serta pember-dayaan dan kelembagaan tanaman
rempah dan penyegar;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi
dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta
pember-dayaan dan kelembagaan tanaman rempah dan
penyegar;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Rempah dan Penyegar.
4) Direktorat Tanaman Tahunan, mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang tanaman tahunan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tanaman Tahunan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan
pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya, serta
pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan;
b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan
sumber daya, perbenihan, budidaya, serta pemberdayaan dan
kelembagaan tanaman tahunan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang
identifikasi dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan,
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
7 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
budidaya serta pember-dayaan dan kelembagaan tanaman
tahunan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi
dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta
pemberdayaan dan kelembagaan tanaman tahunan;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Tahunan.
5) Direktorat Perlindungan Perkebunan, mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan
perkebunan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat
Perlindungan Perkebunan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifilkasi dan
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, tanaman
semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta dampak
perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;
b. Pelaksanan kebijakan di bidang identifilkasi dan pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan, tanaman semusim, rempah
dan penyegar, dan tahunan, serta dampak perubahan iklim dan
pencegahan kebakaran;
c. Penyusunan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan,
tanaman semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta
dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
8 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifilkasi
dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, tanaman
semusim, rempah dan penyegar, dan tahunan, serta dampak
perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan
Perkebunan.
6) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen dan
pembinaan usaha. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat
Pascapanen dan Pembinaan Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen tanaman
semusim, rempah dan penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha
dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan
penanganan konflik;
b. Pelaksanan kebijakan di bidang pascapanen tanaman semusim,
rempah dan penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan
perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan
penanganan konflik;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, di bidang
pascapanen tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan,
dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta
gangguan usaha dan penanganan konflik;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
9 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen
tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan, dan
bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan
usaha dan penanganan konflik;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen dan
Pembinaan Usaha.
7) UPT Pusat yang berada di daerah sebanyak 4 UPT sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:08,09,10,11/Permentan
/OT.140/2/2008, tanggal 9 Pebruari 2008 yaitu: BBP2TP Surabaya,
BBP2TP Medan, dan BBP2TP Ambon. yang statusnya setara Eselon
II.b dan BPTP Pontianak statusnya setara Eselon III.a.
Kedudukan dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBP2TP) adalah sebagai unit pelaksana teknis
Direktorat Jenderal Perkebunan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Perkebunan, pembinaan teknis
bidang perbenihan dilaksanakan oleh Direktur Tanaman Semusim,
Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktur Tanaman
Tahunan, dan bidang proteksi dilaksanakan oleh Direktur
Perlindungan Perkebunan. Sedangkan untuk Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP) adalah sebagai unit pelaksana teknis Direktorat
Jenderal Perkebunan berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perkebunan, pembinaan teknis
dilaksanakan oleh Direktur Perlindungan Perkebunan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
10 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tugas pokok BBP2TP Surabaya, Medan, dan Ambon adalah
melaksanakan pengawasan, pengembangan pengujian mutu benih,
dan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman
perkebunan, serta pemberian bimbingan teknis penerapan sistem
manajemen mutu dan laboratorium. Sedangkan BPTP Pontianak
mempunyai tugas pokok melaksanakan analisis teknis dan
pengembangan proteksi tanaman perkebunan.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas,
BBP2TP Surabaya, Medan, dan Ambon menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut:
a. Pengawasan pelestarian plasma nutfah tingkat nasional;
b. Pelaksanaan pengujian mutu benih perkebunan introduksi, eks
impor, dan yang akan di ekspor, serta rekayasa genetika;
c. Pelaksanaan pengujian adaptasi (observasi) benih perkebunan
dalam rangka pelepasan varietas;
d. Pelaksanaan penilaian pengujian manfaat dan kelanyakan
benih perkebunan dalam rangka penarikan varietas;
e. Pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi benih perkebunan
dalam rangka pemberian sertifikat layak edar;
f. Pelaksanaan pemantauan benih perkebunan yang beredar
lintas provinsi;
g. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pengujian mutu
benih perkebunan dan uji acuan (referee fest);
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
11 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
h. Pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan
(OPT) perkebunan;
i. Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi
OPT serta faktor yang mempengaruhi;
j. Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan
dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi;
k. Pengembangan teknik surveillance OPT penting;
l. Pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model
peramalan taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian
OPT perkebunan;
m. Pelaksanaan eksplorasi dan iventarisasi musuh alami OPT
perkebunan;
n. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan , penilaian
kualitas, dan pelepasan agens hayati OPT perkebunan;
o. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi agens hayati OPT
perkebunan;
p. Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan
yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama
terpadu;
q. Pelaksanaan pengujian dan analisis residu pestisida;
r. Pemberian pelayanan teknik kegiatan perbenihan dan proteksi
tanaman perkebunan;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
12 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
s. Pengelolaan data dan informasi kegiatan perbenihan dan
proteksi tanaman perkebunan;
t. Pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen
mutu dan manajemen laboratorium perbenihan dan proteksi
tanaman perkebunan;
u. Pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama
laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;
v. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan
rumah tangga Balai Besar.
Sedangkan BPTP Pontianak dalam melaksanakan tugasnya,
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan identifikasi organisme pengganggu tumbuhan
(OPT) perkebunan;
b. Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi
OPT serta faktor yang mempengaruhi;
c. Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan
dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi;
d. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan dan
pelepasan agens hayati OPT perkebunan;
e. Pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model
peramalan taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian
OPT perkebunan;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
13 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
f. Pelaksanaan eksplorasi dan iventarisasi musuh alami OPT
perkebunan;
g. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan, penilaian
kualitas, dan pelepasan agens hayati OPT perkebunan;
h. Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan
yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama
terpadu;
i. Pelaksanaan pengujian dandan pemanfaatan pestisida nabati;
j. Pemberian pelayanan teknik kegiatan analisis teknis dan
pengembangan proteksi tanaman perkebunan;
k. Pengelolaan data dan informasi kegiatan analisis teknis dan
pengembangan proteksi tanaman perkebunan;
l. Pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama
laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan;
m. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan
rumah tangga Balai.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
14 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010-2014
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun dalam Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 yang merupakan
payung bagi unit kerja eselon I dibawahnya, arah kebijakan dan strategi
pembangunan pertanian disusun berdasarkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Visi pembangunan
nasional 2010-2014 yang dikenal sebagai Visi Indonesia 2014 adalah:
“Terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan
berkeadilan” dengan penjelasan sebagai berikut: Kesejahteraan
Rakyat adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui
pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing,
kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa.
Demokrasi adalah terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang
demokratis berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan
yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia. Keadilan adalah
terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh
seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh
seluruh bangsa Indonesia. Dari aspek sektoral, Visi Indonesia 2014
tersebut dirumuskan oleh Kementerian Pertanian sebagai focal point
dalam pembangunan pertanian, menjadi: "Terwujudnya pertanian
industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumber daya lokal
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
15 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya
saing, ekspor dan kesejahteraan petani".
2.1.1. Visi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan pembangunan
pertanian, visi pembangunan perkebunan harus selaras dengan visi
pembangunan nasional dan visi pembangunan pertanian. Visi yang ingin
diwujudkan melalui pembangunan perkebunan selama 2010-2014 adalah
"Terwujudnya peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu
tanaman perkebunan berkelanjutan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat perkebunan". Dalam rangka mendukung
visi pembangunan perkebunan tahun 2010-2014, maka Visi Direktorat
Jenderal Perkebunan adalah "Profesional dalam memfasilitasi
peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman
perkebunan berkelanjutan".
2.1.2. Misi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Mengacu pada misi pembangunan nasional dan Kementerian Pertanian
maka misi pembangunan perkebunan ditetapkan sebagai berikut:
1) Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
tanaman perkebunan;
2) Menfasilitasi penyediaan benih unggul bermutu serta sarana
produksi;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
16 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3) Menfasilitasi penanganan perlindungan tanaman dan Gangguan
Usaha Perkebunan (GUP);
4) Memfasilitasi pengembangan usaha perkebunan serta penumbuhan
kemitraan yang sinergis antar pelaku usaha perkebunan secara
berkelanjutan;
5) Mendorong penumbuhan dan pemberdayaan kelembagaan petani
serta memfasilitasi peningkatan partisipasi masyarakat dalam
rangka meningkatkan harmonisasi antara aspek ekonomi, sosial dan
ekologi;
6) Memberikan pelayanan di bidang perencanaan, peraturan
perundang-undangan, manajemen pembangunan perkebunan dan
pelayanan teknis lainnya yang terkoordinasi, efisien dan efektif.
Untuk dapat berkontribusi secara efektif dalam misi pembangunan
perkebunan 2010-2014, maka Direktorat Jenderal Perkebunan
menetapkan misi sebagai berikut:
1) Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran, dan
kerjasama teknis yang berkualitas; pengelolaan administrasi
keuangan, dan aset yang berkualitas; memberikan pelayanan
organisasi, tatalaksana, kepegawaian, humas, hukum, dan
administrasi perkantoran yang berkualitas; dan melakukan evaluasi
pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data serta informasi yang
berkualitas;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
17 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
2) Meningkatkan kemampuan penyediaan benih unggul, dan
penyediaan sarana produksi;
3) Mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha
budidaya tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan
tanaman tahunan;
4) Memfasilitasi terwujudnya integrasi antar pelaku usaha budidaya
tanaman perkebunan dengan pendekatan kawasan, memotivasi
penerapan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal,
dan mendorong penumbuhan dan pemberdayaan petani dan
kelembagaan petani;
5) Memfasilitasi ketersediaan teknologi, sistem perlindungan
perkebunan, pengamatan dan pengendalian OPT dan penanganan
gangguan usaha serta dampak perubahan iklim;
6) Memfasilitasi peningkatan penyediaan teknologi dan penerapan
pascapanen budidaya tanaman semusim, tanaman rempah penyegar
dan tanaman tahunan, memfasilitasi peningkatan bimbingan dan
penanganan usaha perkebunan berkelanjutan seperti ISPO
(Indonesia Sustainable Palm Oil), PIR (Perusahaan Inti Rakyat),
Rekomtek (Rekomendasi Teknis), memfasilitasi peningkatan
penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
18 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
2.1.3. Tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Untuk dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan
2010-2014 sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
Pembangunan Perkebunan 2010-2014, maka Direktorat Jenderal
Perkebunan menetapkan Tujuan yang akan dicapai sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi organisasi sebagai berikut :
1) Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas, mutu, tanaman
semusim, tanaman rempah dan penyegar serta tanaman tahunan;
2) Memfasilitasi peningkatan kemampuan, kemandirian dan
profesionalisme pelaku usaha perkebunan serta hubungan sinergis
antar pelaku usaha perkebunan;
3) Memfasillitasi peningkatan kontribusi perkebunan dalam
mengembangkan perekonomian wilayah melalui pendekatan
kawasan pengembangan perkebunan;
4) Memfasilitasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pekebun;
5) Memfasilitasi peningkatan penerimaan dan devisa negara;
6) Memfasilitasi penyediaan pangan di wilayah perkebunan;
7) Memfasilitasi pemenuhi kebutuhan konsumsi dan penyediaan bahan
baku industri dalam negeri;
8) Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara arif dan
berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah yang
berwawasan lingkungan;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
19 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
9) Mendukung pengembangan penyediaan bahan bakar nabati;
10) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan kelembagaan
perkebunan;
11) Meningkatkan ketersediaan dan penerapan teknologi pascapanen
budidaya tanaman tahunan, rempah penyegar dan semusim serta
meningkatkan penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan;
12) Memfasilitasi penyediaan lapangan kerja;
13) Menyusun perencanaan program dan anggaran, pelayanan
perbendaharaan, sistem akutansi dan verifikasi, penatausahaan
barang milik negara, pemutahiran data dan informasi perkebunan,
legislasi, advokasi dan penyelenggaraan hubungan masyarakat;
penataan organisasi dan tata laksana serta kepegawaian;
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan
perkebunan.
2.1.4. Sasaran Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 lebih difokuskan pada 15
komoditas unggulan nasional yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kakao, Kelapa,
Jarak Pagar, Teh, Kopi, Jambu Mete, Lada, Cengkeh, Kapas, Tembakau,
Tebu, Nilam, dan Kemiri Sunan. Indikator yang digunakan untuk
mengukur kinerja pembangunan perkebunan selama 5 (lima) tahun ke
depan adalah luas areal, produksi dan produktivitas.pada ke-15
komoditas tersebut dengan rincian sebagai berikut:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
20 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
1). Luas areal komoditas unggulan nasional diproyeksikan tumbuh rata-
rata sebesar 1,49% per tahun dari 20,36 juta hektar pada tahun
2010 menjadi 21,61 juta hektar pada tahun 2014, kecuali
Tembakau yang luasnya diproyeksikan konstan yaitu sekitar 205
ribu hektar sampai dengan tahun 2014. Sasaran target luas areal
komoditas unggulan perkebunan tahun 2012 sebesar 20,975 juta
hektar.
2) Produksi 15 komoditas unggulan nasional (karet, kelapa sawit,
kakao, kelapa, jarak pagar, teh, kopi, jambu mete, lada, cengkeh,
kapas, tembakau, tebu, nilam, dan kemiri sunan) diproyeksikan
tumbuh rata-rata sebesar 4,19% per tahun dari 34,46 juta ton pada
tahun 2010 menjadi 40,60 juta ton pada tahun 2014. Sasaran target
produksi komoditas unggulan perkebunan tahun 2012 sebesar
36,891 juta ton.
3) Produktivitas komoditas unggulan nasional, kecuali kemiri sunan,
diproyeksikan meningkat. Pada tahun 2010 produktivitas 15
komoditas perkebunan mencapai 42.992 Kg/ha dan meningkat pada
tahun 2014 mencapai 46.672 Kg/ha. Dengan kenaikan produktivitas
rata-rata sebesar 2,10% per tahun, diharapkan pada tahun 2014
produktivitas tanaman perkebunan di lapangan mencapai 75% dari
standar produktivitas yang dihasilkan lembaga penelitian. Sasaran
target produktivitas komoditas unggulan perkebunan tahun 2012
sebesar 43.593 Kg/ha.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
21 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
2.1.5. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-
2014
Dengan memperhatikan arah kebijakan nasional dan pembangunan
pertanian periode 2010-2014 dalam menjalankan tugas pelaksanaan
pembangunan perkebunan di Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan
merumuskan kebijakan yang akan menjadi kerangka pembangunan
perkebunan periode 2010-2014 yang dibedakan menjadi kebijakan
umum dan kebijakan teknis.
Kebijakan umum Direktorat Jenderal Perkebunan adalah:
Mensinergikan seluruh sumber daya perkebunan dalam rangka
peningkatan daya saing usaha perkebunan, nilai tambah, produktivitas
dan mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif masyarakat
perkebunan, dan penerapan organisasi modern yang berlandaskan
kepada ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung dengan tata
kelola pemerintahan yang baik.
Adapun kebijakan teknis Direktorat Jenderal Perkebunan yang
merupakan penjabaran dari kebijakan umum yaitu: Meningkatkan
produksi, produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan
melalui pengembangan komoditas, sumber daya manusia (SDM),
kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi usaha perkebunan sesuai
kaidah pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup
dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen
perkebunan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
22 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
2.1.6. Strategi Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Untuk mencapai target dan sasaran, dalam mewujudkan visi, misi dan
tujuan, serta mengimplementasikan kebijakan pembangunan
perkebunan selama periode 2010-2014, dengan mempertimbangkan
potensi dan permasalahan yang dihadapi selama ini serta menjawab
tantangan di masa mendatang maka diperlukan suatu strategi
pembangunan yang dikenal dengan Tujuh Gema Revitalisasi yang akan
menjadi strategi umum Direktorat Jenderal Perkebunan dalam
melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014. Komponen 7
(tujuh) Gema Revitalisasi adalah: (1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi
Perbenihan dan Pembibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana;
(4) Revitalisasi Sumber daya Manusia; (5) Revitalisasi Pembiayaan
Petani; (6) Revitalisasi Kelembagaan Petani; (7) Revitalisasi Teknologi
dan Industri Hilir.
Strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 merupakan
strategi yang mengacu pada target utama pembangunan pertanian
sehingga sifatnya masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan karakteristik
khusus sub sektor perkebunan, strategi umum dimaksud diformulasikan
ke dalam strategi khusus yang meliputi: (1) Peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan; (2)
Pengembangan komoditas; (3) Peningkatan dukungan terhadap sistem
ketahanan pangan; (4) Investasi usaha perkebunan; (5) Pengembangan
sistem informasi manajemen perkebunan; (6) Pengembangan sumber
daya manusia (SDM); (7) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan
usaha; (8) Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan Sumber Daya
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
23 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Alam (SDA) dan lingkungan hidup; (9) Pengembangan kawasan berbasis
komoditi perkebunan.
2.1.7. Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Pembangunan perkebunan saat ini dan dimasa yang akan datang
menghadapi tantangan yang cukup berat. Selain tuntutan pembangunan
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, juga mampu memecahkan
masalah kemiskinan dan pengangguran. Keberhasilan pembangunan
perkebunan di era yang penuh persaingan ini adalah bagaimana kita
dapat “mensinergikan” seluruh potensi sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.
Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat
edaran bersama Menteri Keuangan Nomor: SE-1848/MK/2009 dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor:
0142/M.PPN/06/2009 tanggal 19 Juni 2009, setiap unit Eselon I
mempunyai satu program yang mencerminkan nama Eselon I yang
bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya mempunyai dan tanggung
jawab terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian indikator
kinerja unit Eselon I adalah outcome dan indikator kinerja unit Eselon II
adalah output.
Sesuai hasil analisa terhadap potensi, permasalahan, peluang dan
tantangan pembangunan perkebunan ditetapkan bahwa program
pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 yang menjadi tanggung
jawab Direktorat Jenderal Perkebunan adalah: “Peningkatan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
24 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan
berkelanjutan”.
Program ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan melalui rehabilitasi,
intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim,
tanaman tahunan, dan tanaman rempah penyegar dengan dukungan
penanganan pascapanen dan pembinaan usaha serta dukungan
pelaksanaan perlindungan perkebunan.
2.1.8. Komoditas Unggulan Nasional Perkebunan Tahun 2010-2014
Perencanaan pembangunan perkebunan dengan pendekatan komoditas
unggulan yang dinilai dapat sebagai motor penggerak pembangunan
suatu daerah. Penentuan komoditas unggulan merupakan langkah awal
menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi
untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi
globalisasi perdagangan. Ada beberapa kriteria mengenai komoditas
unggulan, diantaranya:
1). Komoditas unggulan harus mampu menjadi penggerak utama
pembangunan perekonomian yaitu dapat memberikan kontribusi
yang signifikan, baik pada peningkatan produksi, pendapatan
maupun pengeluaran;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
25 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
2). Komoditas unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke
belakang yang kuat baik, sesama komoditas unggulan maupun
komoditas-komoditas lainnya;
3). Komoditas unggulan mampu bersaing dengan produk sejenis dari
wilayah lain di pasar nasional maupun internasional baik dalam
harga produk, biaya produksi, kualitas pelayanan maupun aspek-
aspek lainnya;
4). Komoditas unggulan di suatu daerah memiliki keterkaitan dengan
daerah lain, baik dalam hal pasar maupun pasokan bahan baku;
5). Komoditas unggulan mampu menyerap tenaga kerja secara optimal
sesuai dengan skala produksinya;
6). Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu,
mulai dari fase kelahiran, pertumbuhan, puncak hingga penurunan;
7). Komoditas unggulan tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan
internal;
8). Pengembangan komoditas unggulan berorientasi pada kelestarian
sumber daya alam dan lingkungan.
Komoditas unggulan dapat ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan.
Dari sisi penawaran komoditas unggulan dicirikan oleh superioritas
dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi
sosial ekonomi petani di suatu wilayah. Sementara dari sisi permintaan,
komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar baik
pasar dimestik maupun internasional. Komoditas unggulan merupakan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
26 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
komoditas yang memiliki nilai strategis berdasarkan pertimbangan fisik
(kondisi tanah dan iklim) maupun sosial ekonomi dan kelembagaan
(penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia, infrastruktur
dan kondisi sosial budaya) untuk dikembangkan di suatu wilayah.
Dalam rangka pengembangan komoditas unggulan nasional,
Kementerian Pertanian secara intensif telah melakukan berbagai
langkah strategis dengan mengidentifikasi dan mengembangkan potensi
komoditas unggulan tersebut diberbagai daerah di Indonesia. Salah
satunya adalah dengan menetapkan pengembangan kawasan berbasis
komoditi perkebunan.
Dari 127 komoditas binaan Ditjen Perkebunan sesuai keputusan Menteri
Pertanian No. 511 Tahun 2006 dan No. 3599 Tahun 2009, untuk prioritas
penanganan difokuskan pada 15 komoditas yang menjadi unggulan
nasional yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Kakao, Kopi, Lada, Jambu
Mete, Teh, Cengkeh, Jarak Pagar, Kemiri Sunan, Tebu, Kapas,
Tembakau, dan Nilam. Sedangkan Pemerintah Daerah didorong untuk
memfasilitasi dan melakukan pembinaan komoditas spesifik dan
potensial di wilayahnya masing-masing.
2.1.9. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Sebagai penjabaran dari program, masing-masing unit eselon II lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai 1 (satu) kegiatan. Dengan
demikian di lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan terdapat 7 (tujuh)
kegiatan pembangunan perkebunan sesuai Peraturan Menteri Pertanian
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
27 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yaitu:
1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim.
Prioritas pengembangan tanaman semusim difokuskan pada 4
komoditas strategis yaitu Tebu, Kapas, Tembakau dan Nilam,
dengan fokus kegiatannya yaitu: Swasembada Gula Nasional (Tebu),
Pengembangan Komoditas Ekspor (Nilam dan Tembakau),
Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri
(Kapas) dan Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan;
2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan
Penyegar. Prioritas pengembangan tanaman rempah dan penyegar
difokuskan pada 5 komoditas strategis yaitu kakao, Kopi, Lada, Teh
dan Cengkeh dengan fokus kegiatannya yaitu: Gerakan Peningkatan
Produksi dan Mutu Kakao Nasional (Gernas Kakao), Pengembangan
Komoditas Ekspor (Kopi, Lada, Teh dan Kakao), Pengembangan
Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri (Cengkeh) dan
Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan;
3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan.
Prioritas pengembangan tanaman tahunan difokuskan pada 6
komoditas strategis yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Jambu Mete,
Jarak Pagar dan Kimiri Sunan dengan fokus kegiatannya yaitu :
Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao dan Karet),
Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati/Bio-Energi
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
28 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
(Jarak Pagar, Kelapa Sawit, Kelapa dan Kemiri Sunan),
Pengembangan Komoditas Ekspor (Kelapa, Kelapa Sawit, Karet dan
Jambu Mete), dan Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan;
4) Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha. Prioritas
kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi peningkatan penanganan
pascapanen tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar dan
tanaman tahunan, bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan
serta memfasilitasi penanganan gangguan usaha dan konflik
perkebunan kegiatan ini masuk dalam fokus Dukungan
Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan;
5) Dukungan Perlindungan Perkebunan. Prioritas kegiatan ini adalah
menurunkan luas areal perkebunan yang terserang OPT (Organisme
Pengganggu Tumbuhan kegiatan ini masuk dalam fokus Dukungan
Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan;
6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya, dengan
prioritas kegiatan ini adalah jumlah Provinsi yang memperoleh
pelayanan dan pembinaan yang berkualitas di bidang perencanaan,
keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan kegiatan ini masuk
dalam fokus Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan;
7) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Medan, Surabaya
dan Ambon dengan prioritas kegiatan yaitu: Memfasilitasi pelayanan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
29 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
sertifikasi benih (jumlah bibit yang disertifikasi) dan peningkatan
jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan kegiatan ini
masuk dalam fokus Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan.
2.1.10. Penjabaran Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2010-2014
Dari 4 target sukses Kementerian Pertanian dalam membangun
pertanian selama periode 2010-2014, Direktorat Jenderal Perkebunan
mendukung pencapaian target tersebut melalui penjabaran program
dan kegiatan yang mengacu pada:
1). Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan yaitu
melalui pencapaian swasembada gula nasional tahun 2014 pada
komoditi Tebu;
2). Peningkatan Diversifikasi Pangan dalam hal ini adalah kegiatan
dalam rangka penganekaragaman komoditi pertanian untuk
mencapai ketahanan pangan perkebunan dengan pangan lainnya
seperti kegiatan integrasi kebun-ternak (contoh: Kelapa Sawit dan
Sapi), sistem tumpang sari (tanaman pangan/hortikultura dan
perkebunan) dan lain-lain.
3). Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor yaitu melalui
fokus kegiatan diantaranya adalah:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
30 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
a. Pengembangan komoditi ekspor yang terdiri dari Kelapa Sawit,
Karet, Kopi, Kelapa, Kakao, Jambu Mete, Lada, Tembakau, Teh
dan Nilam;
b. Revitalisasi perkebunan yang terdiri dari Kelapa Sawit, Karet
dan Kakao;
c. Gerakan peningkatan produksi dan mutu Kakao nasional (Gernas
kakao);
d. Penyediaan bahan tanaman sumber Bahan Bakar Nabati/BBN
(Bio-energy) yang terdiri dari Jarak Pagar, Kemiri Sunan, Kelapa
dan Kelapa Sawit;
e. Pengembangan komoditas pemenuhan dalam negeri yang terdiri
dari Kapas dan Cengkeh;
f. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan
yang terdiri dari dukungan penanganan pascapanen dan
pembinaan usaha, dukungan perlindungan perkebunan,
dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Direktorat
Jenderal Perkebunan serta dukungan pengujian, pengawasan
mutu benih dan penerapan teknologi tanaman perkebunan.
4). Peningkatan Kesejahteraan Petani yaitu mencakup semua program
dan kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan melalui 7 (tujuh) fokus
kegiatan pembangunan perkebunan karena pada dasarnya program
dan kegiatan pembangunan perkebunan yang dilaksanakan semata-
mata hanya untuk kepentingan masyarakat petani/pekebun dalam
rangka meningkatkan pendapatannya menuju kesejahteraan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
31 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
petani/pekebun. Tujuh fokus kegiatan pembangunan perkebunan
sebagai berikut:
a. Revitalisasi Perkebunan;
b. Swasembada Gula Nasional;
c. Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-
Energy);
d. Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional;
e. Pengembangan Komoditas Ekspor;
f. Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri;
g. Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan.
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012
2.2.1. Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012
Program Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012 merupakan bagian
dari program Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014 yaitu:
“Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
perkebunan berkelanjutan”.
2.2.2. Sasaran Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012
Sasaran strategis pada unit Eselon II lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan ditetapkan sesuai dengan Renstra Direktorat Jenderal
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
32 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Perkebunan Tahun 2010-2014 (Edisi Revisi II) bulan November 2012
adalah:
1) Peningkatan luas areal tanaman semusim;
2) Peningkatan luas areal tanaman rempah dan penyegar;
3) Peningkatan luas areal tanaman tahunan;
4) Penurunan luas areal yang terserang OPT;
5) Peningkatan mutu produk perkebunan dan usaha perkebunan
berkelanjutan;
6) Peningkatan pelayanan dan pembinaan di bidang manajemen dan
teknis pembangunan perkebunan;
7) Peningkatan pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan
dan penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan (BBP2TP
Medan, BBP2TP Surabaya dan BBP2TP Ambon).
Untuk mengukur kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan perkebunan telah ditetapkan indikator kinerja utama
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
49/Permentan/OT.140/3/2012 Tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Kementerian
Pertanian Tahun 2010-2014, maka Indikator Kinerja Utama (IKU)
Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai dengan tugas dan fungsinya
yaitu:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
33 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
1) Tugas:
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis
di bidang perkebunan.
2) Fungsi:
a) Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan dan pascapanen perkebunan;
b) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan dan pascapanen perkebunan;
c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen
perkebunan;
d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen
perkebunan;
e) Pelaksanaan Administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan.
3) Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU):
No Sasaran Indikator Kinerja Utama Sumber Data
1.
Peningkatan produksi,
produktivitas dan
mutu tanaman
perkebunan yang
berkelanjutan.
1. Produksi tebu - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
2. Produksi kapas - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
34 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No Sasaran Indikator Kinerja Utama Sumber Data
3. Produksi nilam - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
4. Produksi tembakau - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
5. Produksi kakao - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
6. Produksi kopi - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
7. Produksi lada - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
8. Produksi teh - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
9. Produksi cengkeh - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
10. Produksi kelapa sawit - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
35 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No Sasaran Indikator Kinerja Utama Sumber Data
Kabupaten/Kota.
11. Produksi karet - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
12. Produksi kelapa - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
13. Produksi jambu mete - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
14. Produksi jarak pagar - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
15. .Produksi kemiri sunan - Dinas yang
membidangi
Perkebunan
Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Pada Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 Edisi
Revisi II telah ditetapkan indikator kinerja untuk mencapai sasaran
program pada unit Eselon I berupa outcomes yang dimanifestasikan
dalam produksi dan produktivitas tanaman perkebunan. Sedangkan
indikator kinerja untuk mencapai sasaran kegiatan pada unit Eselon II
berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal komoditas unggulan
tanaman perkebunan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
36 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012 yang disusun dengan
Indikator kinerja dan target yang telah ditetapkan dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Capaian sasaran program (oucomes) yaitu:
a. Meningkatnya produksi komoditi unggulan perkebunan (tebu,
kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh,
kelapa, kelapa sawit, jambu mete dan jarak pagar) dengan
fokus kegiatan yang terdiri dari :
(1) Swasembada gula nasional (Tebu) dengan target 2.964.000
ton.
(2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam
negeri dengan target untuk Kapas 40.000 ton dan Cengkeh
83.000 ton.
(3) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 10
(sepuluh) komoditas adalah: Tembakau 183.000 ton, Nilam
106.000 ton, Kopi 733.000 ton, Teh 156.000 ton, Kakao
1.010.000 ton, Lada 87.000 ton, Karet 2.741.000 ton,
Kelapa 3.317.000 ton, Kelapa Sawit 25.710.000 ton, dan
Jambu Mete 152.000 ton.
(4) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati
(bio-energi) dengan target untuk 4 (empat) komoditas
adalah: Jarak Pagar 24.000 ton dan Kemiri Sunan 5.000
ton.
b. Meningkatnya produktivitas komoditi unggulan perkebunan
(tebu, kapas, nilam, tembakau, kopi, teh, kakao, lada,
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
37 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete dan jarak pagar)
dengan fokus kegiatan yang terdiri dari:
(1) Swasembada gula nasional (Tebu) dengan target 5.630
kg/ha.
(2) Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam
negeri dengan target untuk Kapas 2.000 kg/ha dan
Cengkeh 281 kg/ha.
(3) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 10
(sepuluh) komoditas adalah: Tembakau 890 kg/ha, Nilam
6.500 kg/ha, Kopi 743 kg/ha, Teh 1.569 kg/ha, Kakao 925
kg/ha, Lada 723 kg/ha, Kelapa 1.135 kg/ha, Kelapa Sawit
4.109 kg/ha, Karet 579 kg/ha, Jambu Mete 1.009 kg/ha,
dan
(4) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati
(bio-energi) dengan target untuk 2 (dua) komoditas
adalah: Jarak Pagar 1.500 kg/ha, dan Kemiri Sunan 16.000
kg/ha.
Rencana Kinerja Tahunan 2012 secara detail yang meliputi sasaran
strategis, indikator kinerja dan target disajikan pada Formulir RKT
berikut:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
38 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2012
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun Anggaran : 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu
tanaman perkebunan
yang berkelanjutan
melalui upaya
pengembangan tanaman
semusim, tanaman
rempah dan penyegar,
tanaman tahunan,
dukungan pascapanen
dan pembinaan usaha,
perlindungan
perkebunan serta
dukungan manajemen
dan teknis lainnya
I. Produksi tanaman (ribu ton)
a Tebu (hablur) 2.964
b Kapas (kapas berbiji) 40
c Cengkeh (bunga kering) 83
d. Tembakau (daun kering) 183
e. Nilam (daun kering) 106
f. Kopi (biji kering) 733
g. T e h (daun kering) 156
h. Kakao (biji kering) 1.010
i. Lada (lada kering) 87
j. Jambu mete (gelondong kering) 152
k. Karet (karet kering) 2.741
l. Kelapa (setara kopra) 3.317
m Kelapa sawit (CPO) 25.710
n Jarak pagar (biji kering) 24
o Kemiri sunan (biji kering) 5
II. Produktivitas tanaman (kg/ha/tahun)
a Tebu (hablur) 5.630
b Kapas (kapas berbiji) 2.000
c Cengkeh (bunga kering) 281
d. Tembakau (daun kering) 890
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
39 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
e. Nilam (daun kering) 6.500
f. Kopi (biji kering) 743
g. T e h (daun kering) 1.569
h. Kakao (biji kering) 925
i. Lada (lada kering) 723
j. Jambu mete (gelondong kering) 1.009
k. Karet (karet kering) 579
l. Kelapa (setara kopra) 1.135
m Kelapa sawit (CPO) 4.109
n Jarak pagar (biji kering) 1.500
o Kemiri sunan (biji kering) 16.000
2) Capaian sasaran kegiatan (outputs) yaitu:
a. Luas Areal Tanaman Semusim dengan fokus kegiatan yang
terdiri dari:
(1) Swasembada gula nasional (Tebu) dengan target 452.000
ha.
(2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam
negeri dengan target untuk Kapas 20.000 ha.
(3) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk
Tembakau 205.000 ha dan Nilam 16.000 ha.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
40 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
b. Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar dengan fokus
kegiatan yang terdiri dari:
(1) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk 4
(empat) komoditas yaitu: Kakao 1.702.000 ha, Kopi
1.354.000 ha, Teh 124.000 ha dan Lada 194.000 ha.
(2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam
negeri dengan target untuk Cengkeh 474.000 ha.
(3) Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao
untuk Rehabilitasi seluas 39.000 ha, Intensifikasi seluas
17.000 ha dan Peremajaan seluas 5.000 ha.
c. Luas Areal Tanaman Tahunan dengan fokus kegiatan yang
terdiri dari:
(1) Pengembangan komoditas ekspor dengan target untuk
4(empat) komoditas yaitu: Karet 3.466.000 ha, Kelapa
3.820.000 ha, Kelapa Sawit 8.557 ha dan Jambu Mete
575.000 ha.
(2) Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati
(bio-energi) dengan target untuk Jarak Pagar 15.000 ha
dan Kemiri Sunan 1.500 ha.
(3) Revitalisasi Perkebunan dengan target untuk 3 (tiga)
komoditas (Karet 5.000 ha, Kelapa Sawit 31.000 ha dan
Kakao 2.000 ha).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
41 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
d. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan
dengan fokus kegiatan yang meliputi:
(1) Jumlah areal pengendalian OPT Perkebunan melalui APBN,
APBD dan sumber lainnya dengan target 59.730 ha.
(2) Jumlah areal pengendalian OPT Perkebunan melalui APBN
Perlindungan Perkebunan dengan target 3.300 ha.
(3) Jumlah kelompok tani yang menerapkan penanganan
pascapanen sesuai GHP dengan target 110 Kelompok Tani.
(4) Jumlah Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang layak
mengajukan permohonan sertifikat ISPO dengan target
180 Perusahaan.
(5) Jumlah penanganan kasus gangguan usaha perkebunan
dengan target 40 Perusahaan.
(6) Jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan dan
pembinaan yang berkualitas di bidang perencanaan,
keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan dengan
target 32 Provinsi.
(7) Jumlah bibit yang disertifikasi dengan target untuk BBP2TP
Surabaya 13.561.000 batang, BBP2TP Medan 218.761.000
batang dan BBP2TP Ambon 465.000 batang.
(8) Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan dengan
target untuk BBP2TP Surabaya 6 Paket, BBP2TP Medan 8
Paket dan BBP2TP Ambon 9 Paket.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
42 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
2.2.3. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012
Dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pembangunan
perkebunan tahun 2012 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat
alokasi dana dari APBN sebesar Rp.1.493.229.246.000,- dan direvisi
menjadi Rp. 1.464.443.342.000,- karena adanya penghematan anggaran
secara nasional. Dana tersebut untuk melaksanakan 7 (tujuh) kegiatan
utama pembangunan perkebunan yang dilaksanakan di Pusat dan
Daerah berupa dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan (TP)
Provinsi dan TP Kabupaten. Adapun kegiatan utama tersebut meliputi:
1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim;
2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah
dan Penyegar;
3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan;
4) Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan
Usaha;
5) Dukungan Perlindungan Perkebunan;
6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya;
7) Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan pada BBP2TP Medan,
BBP2TP Surabaya dan BBP2TP Ambon.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
43 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
2.2.4. Fokus Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012
Fokus kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan dalam pembangunan
perkebunan tahun 2012 merupakan bagian tak terpisahkan dengan fokus
kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014, yang
meliputi:
1) Revitalisasi Perkebunan
2) Swasembada Gula Nasional
3) Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-
Energi)
4) Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional
5) Pengembangan Komoditas Ekspor
6) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri
7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
2.3. Perjanjian Kinerja
Dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen
pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara
atasan dengan bawahan dalam mewujudkan suatu capaian kinerja
pembangunan dari sumber daya alam yang tersedia melalui target
kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan
pencapaiannya yang berupa hasil (outcome) maupun keluaran (output).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
44 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012
berdasarkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2012 disusun setelah
DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan diterima pada bulan Januari 2012
dengan mengikuti format sesuai Pedoman Permen-PAN dan RB No. 29
Tahun 2010. PK Direktorat Jenderal Perkebunan ditandatangani oleh
Direktur Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian pada bulan
Februari 2012. PK tersebut berupa outcomes yang dimanifestasikan
dalam dimensi produksi dan produktivitas tanaman perkebunan.
Direktorat Jenderal Perkebunan dalam rangka melaksanakan
pembangunan perkebunan tahun 2012 dengan program utama yaitu
”Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan” mendapat alokasi dana dari APBN semula
sebesar Rp. 1.488.774.700.000,- namun berkurang akibat penghematan
Nasional menjadi Rp. 1.464.443.342.000,-. Dana tersebut untuk
melaksanakan kegiatan utama pembangunan perkebunan yang tersebar
di 184 satker yang meliputi 1 satker pusat, 4 satker UPT pusat, 32
satker Provinsi dan 147 satker Kabupaten/Kota.
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja serta target yang telah disusun
dalam Format Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2012 berikut ini:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
45 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tabel 2. Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2012
PENETAPAN KINERJA
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun Anggaran : 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu
tanaman perkebunan
yang berkelanjutan
melalui upaya
pengembangan tanaman
semusim, tanaman
rempah dan penyegar,
tanaman tahunan,
dukungan pascapanen
dan pembinaan usaha,
perlindungan
perkebunan serta
dukungan manajemen
dan teknis lainnya
I. Produksi tanaman (ribu ton)
a. Tebu (hablur) 2.544
b. Kapas (kapas berbiji) 40
c. Cengkeh (bunga kering) 83
d. Tembakau (daun kering) 183
e. Nilam (daun kering) 106
f. Kopi (biji kering) 733
g. T e h (daun kering) 156
h. Kakao (biji kering) 1.010
i. Lada (lada kering) 87
j. Jambu mete (gelondong kering) 152
k. Karet (karet kering) 2.741
l. Kelapa (setara kopra) 3.317
m. Kelapa sawit (CPO) 25.710
n. Jarak pagar (biji kering) 24
o. Kemiri sunan (biji kering) 5
II. Produktivitas tanaman (kg/ha/tahun)
a. Tebu (hablur) 5.630
b. Kapas (kapas berbiji) 2.000
c. Cengkeh (bunga kering) 281
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
46 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
d. Tembakau (daun kering) 890
e. Nilam (daun kering) 6.500
f. Kopi (biji kering) 743
g. T e h (daun kering) 1.569
h. Kakao (biji kering) 925
i. Lada (lada kering) 723
j. Jambu mete (gelondong kering) 1.009
k. Karet (karet kering) 579
l. Kelapa (setara kopra) 1.135
m Kelapa sawit (CPO) 4.109
n Jarak pagar (biji kering) 1.500
o Kemiri sunan (biji kering) 16.000
Jumlah Anggaran :
Program Peningkatan Produksi dan Mutu
Tanaman Perkebunan Berkelanjutan : Rp. 1.488.774.700.000,-
Menteri Pertanian
( Suswono )
Jakarta, Februari 2012 Direktur Jenderal Perkebunan
( Gamal Nasir )
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
47 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus
melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target
kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja.
Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan
membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja dengan
menggunakan Format Pengukuran Kinerja yang ditetapkan dalam
Permen-PAN dan RB No. 29 Tahun 2010.
Capaian kinerja makro Direktorat Jenderal Perkebunan selama lima
tahun terakhir (2008-2012), semua indikator mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, khususnya PDB berdasarkan harga berlaku
(11,03%) yang dapat digunakan untuk melihat kontribusinya terhadap
pembangunan ekonomi, dan ekspor komoditi perkebunan yang
mencapai 14,06% per tahun. Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan
Rakyat yang merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani pada
tahun 2012 mencapai 108,34 dan tertinggi di lingkup kementerian
Pertanian. Selain itu, pendapatan pekebun juga mengalami kenaikan
rata-rata 4,29% per tahun, dan pada tahun 2012 telah mencapai US$
1.832 per kepala keluarga.
Capaian kinerja pembangunan perkebunan pada tahun 2012 secara
makro meliputi PDB, keterlibatan tenaga kerja, investasi, neraca
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
48 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
perdagangan, pendapatan pekebun/petani, ekspor dan nilai tukar
petani (NTP) sebagai berikut:
Tabel 3. Capaian Kinerja Makro Pembangunan Perkebunan Tahun 2012
NO. INDIKATOR
CAPAIAN Laju
Pertumb.
Per th (%) 2008 2009 2010 2011 2012*)
1 Pertumbuhan PDB
- harga berlaku (Rp milyar) 105.960 111.423 135.258 153.885 159.754 11,03
- harga konstan (Rp milyar) 44.784 45.608 46.751 48.964 51.763 3,70
2 Keterlibatan tenaga kerja
(juta orang) 20,61 20,47 20,84 20,87 21,21 0,62
3 Investasi (Rp Triliun) 42,91 43,37 48,75 51,82 59,93**
4 Neraca Perdagangan
Perkebunan (US$ milyar) 21,51 22,87 25,17 32,93 27,52 6,69
5 Pendapatan pekebun
(US$/KK) 1.551 1.555 1.600 1.702 1.832 4,29
6 Ekspor perkebunan (US$
milyar) 22,2 16,99 27,35 35,20 31,69 14,06
7 NTP Perkebunan Rakyat 103,88 103,89 104,25 107,70 108,34 1,06
Catatan: *) angka sementara
** s.d posisi 30 Juni 2012
Selanjutnya untuk pengukuran kinerja hanya dilaksanakan pada
indikator kinerja mikro yang terdiri dari luas areal, produksi dan
produktivitas tanaman unggulan nasional perkebunan.
Penetapan Kinerja (PK) untuk Direktorat Jenderal Perkebunan berupa
outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi dan produktivitas
tanaman perkebunan. Terhadap outcomes tersebut sampai dengan saat
ini masih menjadi perdebatan simpul kritis sebagai berikut: (1)
Mengingat tanaman perkebunan pada umumnya bersifat tahunan
sehingga produksi tanaman baru dapat dihitung minimal empat tahun
kedepan; (2) Sebagaimana diketahui bahwa biaya investasi
pengembangan perkebunan yang dibiayai dengan APBN jumlahnya
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
49 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
sangat kecil sekitar 2% per tahun. Apabila yang dihitung hanya kegiatan
yang dibiayai dengan APBN, maka pengaruhnya terhadap produksi
tingkat nasional sangat kecil sekali, padahal Direktorat Jenderal
Perkebunan telah membina seluruh perkebunan yang ada di Indonesia,
baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar melalui pembinaan,
pengawalan, dan pendampingan, serta kebijakan maupun surat-
menyurat.
Pendekatan pertama, apabila tanaman yang ditanam pada tahun
berjalan sesuai berlakunya APBN, maka tidak dapat dihitung
produksinya pada tahun yang sama, dengan demikian apabila sesuai
ketentuan yang berlaku maka produksinya (outcomes) adalah nol (tidak
ada produksi). Pendekatan lainnya, jika yang dihitung produksi tahun
berjalan, maka yang dihitung merupakan produksi dari tanaman yang
tahun tanamnya minimal empat tahun yang lalu. Berkenaan dengan
kedua pendekatan dimaksud, meskipun tidak sepenuhnya benar,
Direktorat Jenderal Perkebunan menyepakati produksi dan
produktivitas pada tahun berjalan ditetapkan sebagai outcomes dengan
menggunakan target dari Rencana Strategis (Renstra) Direktorat
Jenderal Perkebunan dalam pembangunan perkebunan tahun 2010-2014
sebagai acuannya.
3.1.1 Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Program (Outcomes)
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan
yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan tanaman semusim,
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
50 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan dengan dukungan
penanganan pascapanen dan pembinaan usaha, penyediaan benih
unggul bermutu dan sarana produksi, perlindungan perkebunan serta
dukungan manajemen dan teknis lainnya. Adapun indikator yang
digunakan adalah meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi
unggulan nasional perkebunan yang meliputi tebu, kapas, nilam,
tembakau, kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit,
jambu mete, jarak pagar, karet dan kemiri sunan/minyak yang
dikelompokkan kedalam fokus kegiatan yaitu swasembada gula
nasional, pengembangan komoditas pemenuhan komsumsi dalam
negeri, pengembangan komoditi ekspor dan penyediaan bahan tanaman
sumber bahan bakar nabati (bioenergi).
Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, penetapan kinerja antara
Direktur Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian berupa outcomes
yang dimanifestasikan dalam produksi. Sedangkan penetapan kinerja
yang ditandatangani antara Pejabat Eselon II dan Direktur Jenderal
Perkebunan berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal
komoditi. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU Direktorat
Jenderal Perkebunan adalah produksi, sehingga kinerja Direktorat
Jenderal Perkebunan tahun 2012 yang diukur hanyalah produksi.
Capaian fisik pembangunan perkebunan tahun 2012 secara nasional
sebesar 98,18% yang dilaksanakan oleh 184 satker di seluruh Indonesia
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
51 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
yang terdiri atas 1 satker pusat, 4 satker UPT Pusat, 32 satker Provinsi
dan 147 satker kabupaten/kota.
Untuk mengukur keberhasilan kinerja sesuai kesepakatan di lingkup
Kementerian Pertanian ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan
yaitu: 1) Sangat Berhasil (capaian > 95%); 2) Berhasil (capaian 80%-
95%); 3) cukup berhasil (capaian 60%-79%), dan 4) tidak berhasil
(capaian <59%) dari target sasaran.
3.1.1.1. Produksi
Produksi komoditas utama perkebunan selama 5 tahun (2008–2012)
mengalami kenaikan yang cukup signifikan dengan laju pertumbuhan
produksi rata-rata sebesar 5,10% per tahun dari 28,48 juta ton pada
tahun 2008 menjadi 34,72 juta ton pada tahun 2012.
Meskipun perubahan iklim mengakibatkan intensitas serangan OPT
meningkat yang selanjutnya berdampak pada penurunan produksi,
beberapa komoditi unggulan utama selama 5 tahun terakhir mengalami
peningkatan produksi per tahun yang cukup signifikan yaitu nilam
(14,79%), tembakau (11,41%), kelapa sawit (7,71%), karet (2,95%),
cengkeh (2,67%) dan lada (2,337%). Namun sebaliknya beberapa
komoditi mengalami penurunan produksi yang cukup serius yaitu kemiri
sunan (30,00%), jarak pagar (6,93%), jambu mete (6,44%) dan kapas
(5,78%).
Kenaikan produksi tersebut tidak terlepas dari keberhasilan dalam
memilih kegiatan-kegiatan prioritas yang dapat menstimulasi
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
52 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
peningkatan produksi tanaman, seperti peremajaan, perluasan dan
rehabilitasi tanaman yang dikemas dalam fokus kegiatan antara lain
Gernas kakao, Swasembada gula, Revitalisasi Perkebunan dan yang
lainnya. Rincian produksi per komoditi sebagaimana Tabel 4.
Tabel 4. Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan Tahun
2008 - 2012
No Komoditi
Capaian produksi (ton) Laju
Pertumb.
Per th
(%) 2008 2009 2010 2011 2012*)
1 Karet 2.751.286 2.440.347 2.734.854 2.990.184 3.040.376 2,95
2 Kelapa 3.239.673 3.257.702 3.166.666 3.174.379 3.176.223 -0,48
3 Kelapa Sawit 17.539.788 19.324.294 21.958.120 23.096.541 23.521.071 7,71
4 Kopi 698.016 685.170 686.922 638.647 657.138 -1,43
5 T e h 153.971 156.901 156.604 150.776 150.180 -0,60
6 Lada 80.420 82.834 83.662 87.089 88.160 2,33
7 Cengkeh 70.535 82.032 98.386 72.207 72.976 2,67
8 Kakao 803.593 820.496 837.918 936.266 903.652 3,12
9 Jambu Mete 156.652 147.403 115.149 114.789 117.485 -6,44
10 Tebu 2.703.975 2.624.068 2.214.488 2.228.259 2.591.687 -0,41
11 Tembakau 168.037 176.186 135.678 214.524 226.704 11,41
12 Kapas 3.858 3.145 3.174 2.275 2.793 -5,78
13 Jarak Pagar 7.197 6.851 7.081 6.576 5.317 -6,93
14 Nilam 103.100 138.800 110.300 143.281 165.022 14,79
15 Kemiri Sunan - - 4.800 4.800 1.920 -30,00
Jumlah 28.480.101 29.946.229 32.313.802 33.860.591 34.720.703 5,10
Catatan : *) Angka Sementara
3.1.1.2. Produktivitas
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
53 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Produktivitas komoditas utama perkebunan selama 5 tahun terakhir
(2008–2012) cenderung mengalami penurunan dengan laju rata-rata
sebesar 3,08% per tahun akibat anomali iklim yang semakin ekstrim.
Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2011, produktivitas
komoditi perkebunan secara umum mengalami penurunan sebesar
9,19%. Dibalik penurunan produktivitas secara umum, ternyata
beberapa komoditi masih mengalami peningkatan produktivitas yang
cukup menggembirakan yaitu nilam (7,96%), tembakau (7,51%), lada
(3,06%), karet (2,48%), cengkeh (2,47%), kelapa sawit (1,11%) dan teh
(0,57%). Rincian produktivitas per komoditi sebagaimana Tabel 5.
Tabel 5. Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tahun 2008-2012
No Komoditi
Capaian Produktivitas (kg/ha) Laju
Pertumb.
Per th (%) 2008 2009 2010 2011 2012*
1 Karet 994 901 986 1.106 1.080 2,48
2 Kelapa 1.169 1.175 1.159 1.168 1.158 -0,23
3 Kelapa Sawit 3.424 3.487 3.595 3.450 3.571 1,11
4 Kopi 729 737 779 777 723 -0,12
5 T e h 1.447 1.571 1.553 1.552 1.473 0,57
6 Lada 702 729 756 702 785 3,06
7 Cengkeh 232 268 322 248 241 2,47
8 Kakao 889 834 854 668 813 -0,97
9 Jambu Mete 493 468 371 393 359 -7,13
10 Tebu 6.113 5.952 5.292 5.191 5.230 -3,72
11 Tembakau 863 867 760 625 998 7,51
12 Kapas 451 297 380 356 305 -6,71
13 Jarak Pagar 460 468 462 434 310 -8,54
14 Nilam 119 160 119 111 144 7,96
15 Kemiri Sunan - - 667 667 640 -9,35
Catatan : *) Angka Sementara
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
54 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.1.2. Pengukuran Kinerja Capaian Sasaran Kegiatan (Outputs)
Capaian kinerja capaian sasaran kegiatan (outputs) yang disajikan
dalam LAKIP tahun 2012 ini adalah capaian kinerja secara nasional dan
capaian kinerja yang dibiayai APBN.
3.1.2.1. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan
Secara Nasional
Sebagaimana disampaikan terdahulu, bahwa penetapan kinerja yang
ditandatangani antara Pejabat Eselon II dan Direktur Jenderal
Perkebunan berupa outputs yang diwujudkan dalam luas areal
komoditi.
Target yang digunakan adalah Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun
2012 yang merupakan bagian dari target dalam Renstra Direktorat
Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014 (Edisi Revisi II). Pengukuran
kinerja capaian luas areal 15 komoditas yang pembangunannya
menggunakan dana dari berbagai sumber diantaranya dari APBN, APBD
I, APBD II, Swasta dan Swadaya Petani, diukur dengan membandingkan
RKT tahun 2012 dengan realisasi berdasarkan capaian data statistik
tahun 2012. Rincian luas areal per komoditi sebagaimana Tabel 6.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
55 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tabel 6. Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan Tahun
2008 - 2012
No Komoditi
Capaian luas areal (ha) Laju
Pertumb.
Per th
(%) 2008 2009 2010 2011 2012 *)
1 Karet 3.424.217 3.435.270 3.445.415 3.456.127 3.484073 0,43
2 Kelapa 3.783.074 3.799.125 3.739.350 3.767.704 3.787.724 0,04
3 Kelapa Sawit 7.363.847 7.873.294 8.385.394 8.992.824 9.074.621 5,39
4 Kopi 1.295.111 1.266.235 1.210.365 1.233.698 1.233.982 -1,17
5 Teh 127.712 123.506 122.898 123.938 123.769 -0,77
6 Lada 183.082 185.941 179.318 177.490 178.622 -0,60
7 Cengkeh 456.471 467.403 470.041 485.191 485.118 1,54
8 Kakao 1.425.216 1.587.136 1.650.621 1.732.408 1.733.228 5,09
9 Jambu Mete 573.721 572.114 570.930 575.841 586.358 0,55
10 Tebu 436.505 441.440 454.111 450.469 451.191 0,84
11 Tembakau 196.627 204.218 216.271 228.770 249.781 6,18
12 Kapas 11.729 12.622 10.194 10.238 9.565 -1,55
13 Jarak Pagar 53.566 52.722 50.106 47.676 47.397 -2,99
14 Nilam 22.132 24.498 24.472 28.008 29.381 7,48
15 Kemiri Sunan - 779 918 944 962 7,53
Jumlah 19.353.010 20.046.303 20.530.404 21.311.326 21.475.772 2,64
Catatan: *) angka sementara
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
56 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.1.2.2. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan
yang Dibiayai dengan APBN
Pada Tahun 2012 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat alokasi
dana yang tertuang dalam DIPA/POK sebesar Rp.1.488.774.700.000,-.
Namun dalam pelaksanaannya terjadi penghematan anggaran, sehingga
anggaran Ditjen. Perkebunan berkurang menjadi sebesar Rp
1.464.443.342.000,-. Dengan adanya penghematan anggaran maka
terjadi perubahan pada target outputs kegiatan yang diwujudkan dalam
penurunan luas areal komoditas.
3.1.2.2.1. Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/
2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Tanaman Rempah dan
Penyegar adalah luas areal tanaman kakao, kopi, teh, lada dan
cengkeh.
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
terlaksananya pengembangan tanaman rempah dan penyegar yang
meliputi kakao, kopi, teh, lada dan cengkeh seluas 74.529 ha. Realisasi
fisiknya mencapai 71.419 ha (97,89%). Output kegiatan penting pada
tahun 2012 meliputi:
1) Perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman kopi. Realisasi
fisik seluas 18.110 ha (97,97%) dari target seluas 18.485 ha pada
dokumen penetapan kinerja tahun 2012.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
57 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
2) Rehabilitasi dan intensifikasi tanaman teh. Realisasi fisik seluas 950
ha (94,06%) dari target 1.010 ha pada dokumen penetapan kinerja
tahun 2012.
3) Perluasan, peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman
kakao termasuk Gernas kakao. Realisasi capaian fisik seluas 59.108
ha (96,90%) dari target seluas 61.000 ha pada dokumen penetapan
kinerja tahun 2012. Perluasan kakao diluar Gernas kakao,
realisasinya 3.519 ha (90,46%) dari target 3.890 ha.
4) Perluasan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman lada. Capaian fisik
output kegiatan ini seluas 910 ha (95,79%) dari 950 ha pada
dokumen penetapan kinerja tahun 2012.
5) Peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman cengkeh.
Realisasi fisik mencapai 3.435 ha (95,82%) dari 3.585 ha pada
dokumen penetapan kinerja tahun 2012.
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan
(Outputs) berdasarkan RKT disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja
Tahun 2012 (Lampiran 2, 4 dan 5).
3.1.2.2.2. Direktur Tanaman Semusim
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/
2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Tanaman Semusim adalah luas
areal tanaman tebu, kapas, tembakau dan nilam.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
58 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
terlaksananya pengembangan tanaman semusim yang meliputi tebu,
kapas, tembakau dan nilam seluas 18.731 ha. Realisasi fisiknya
mencapai 18.578 ha (96,22%). Output kegiatan penting pada tahun
2012 meliputi:
1) Swasembada gula nasional (Tebu) khususnya untuk perluasan tebu
rakyat, bongkar ratoon/rawat ratoon. Capaian fisik pada seluas
7.575 ha (98,83%) dari target seluas 7.665 ha pada dokumen
penetapan kinerja tahun 2012.
2) Pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri
khususnya untuk penanaman tanaman kapas. Capaian fisik seluas
9.565 ha (100,00%) dari target seluas 9.565 ha pada dokumen
penetapan kinerja tahun 2012.
3) Pengembangan komoditas ekspor khususnya untuk penanaman
tanaman nilam. Realisasi fisik mencapai 182 ha (100,00%) dari 182
ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012.
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan
(Outputs) berdasarkan RKT disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja
Tahun 2012 (Lampiran 2, 4 dan 5).
3.1.2.2.3. Direktur Tanaman Tahunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/
2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Tanaman Tahunan adalah luas
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
59 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
areal tanaman karet, kelapa sawit, kelapa, jambu mete, jarak pagar
dan kemiri sunan/minyak.
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
terlaksananya pengembangan tanaman tahunan yang meliputi kelapa
sawit, karet, kelapa, jambu mete, jarak pagar dan kemiri
sunan/minyak seluas 47.720 ha. Realisasi fisiknya mencapai 46.607 ha
(97,67%). Output kegiatan penting pada tahun 2012 meliputi:
1) Peremajaan dan perluasan tanaman karet rakyat. Capaian fisik
untuk kegiatan ini seluas 14.823 ha (97,93%) dari target seluas
15.590 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012.
2) Peremajaan tanaman Kelapa. Realisasi fisik mencapai 19.765 ha
(98,89%) dari target seluas 19.986 ha pada dokumen penetapan
kinerja tahun 2012.
3) Peremajaan dan perluasan tanaman kelapa sawit. Capaian fisik
untuk kegiatan ini seluas 7.005 ha (98,09%) dari target seluas 7.255
ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012.
4) Rehabilitasi, peremajaan dan perluasan tanaman jambu mete.
Capaian fisik untuk kegiatan ini seluas 3.897 ha (93,33%) dari target
seluas 3.902 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012.
5) Penanaman Jarak Pagar untuk pengutuhan Desa Mandiri Energi.
Realisasi fisik mencapai 200 ha (100,00%) dari target seluas 200 ha
pada dokumen penetapan kinerja tahun 2012.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
60 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
6) Penanaman Kemiri Sunan/minyak untuk mendukung penyediaan
bahan bakar nabati (BBN). Realisasi fisik mencapai 31 ha (100,00%)
dari target seluas 31 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun
2012.
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan
(Outputs) berdasarkan RKT disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja
Tahun 2012 (Lampiran 2, 4 dan 5).
3.1.2.2.4. Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/
8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Pascapanen dan Pembinaan
Usaha adalah (1) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen
sesuai GHP, (2) Jumlah perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan
permohonan sertifikat ISPO dan (3) Jumlah perusahaan yang ditangani
kasus gangguan usahanya.
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
terlaksananya pengembangan penanganan pascapanen tanaman rempah
dan penyegar, tanaman semusim dan tanaman tahunan sebanyak 306
kelompok tani. Realisasi fisiknya mencapai 172 kelompok tani
(56,21%) dari target 306 kelompok tani. Output kegiatan penting pada
tahun 2012 meliputi:
1) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman
semusim sesuai GHP mencapai 24 kelompok tani atau 104,33% dari
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
61 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
target 23 kelompok tani pada dokumen penetapan kinerja tahun
2012.
2) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman
rempah dan penyegar sesuai GHP mencapai 104 kelompok tani atau
97,20% dari target 107 kelompok tani pada dokumen penetapan
kinerja tahun 2012.
3) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman
tahunan sesuai GHP mencapai 41 kelompok tani atau 23,29% dari
target 176 kelompok tani pada dokumen penetapan kinerja tahun
2012.
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan
(Outputs) berdasarkan RKT disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja
Tahun 2012 (Lampiran 2, 4 dan 5).
3.1.2.2.5. Direktur Perlindungan Perkebunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/
2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU Direktorat Perlindungan Perkebunan
adalah luas areal Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) tanaman perkebunan.
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
terlaksananya pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT)
seluas 3.455 ha, pengendalian kebakaran lahan dan kebun serta SLPHT
sebanyak 82 poktan. Realisasi fisiknya mencapai 3.369 ha (97,50%).
Output kegiatan penting pada tahun 2012 meliputi:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
62 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
1) Pengendalian OPT tanaman perkebunan. Realisasi fisik mencapai
3.430 ha (99,28%) dari target seluas 3.455 ha pada dokumen
penetapan kinerja tahun 2012.
Pengendalian OPT tersebut meliputi tanaman kelapa seluas 1.300
hektar, kemudian secara berurutan karet seluas 575 hektar, kopi
seluas 500 hektar, tebu seluas 500 hektar, lada seluas 225 hektar,
cengkeh seluas 180 hektar, tembakau seluas 75 hektar dan jambu
mete seluas 75 hektar.
2) Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan, dengan capaian fisik sebanyak 82
poktan (100,00%).
Untuk mengetahui secara rinci capaian kinerja sasaran kegiatan
(Outputs) berdasarkan RKT disajikan pada Formulir Pengukuran Kinerja
Tahun 2012 (Lampiran 2, 4 dan 5).
3.1.2.2.6. Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/
2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan adalah jumlah provinsi yang memperoleh pelayanan dan
pembinaan yang berkualitas dibidang perencanaan, keuangan, umum
dan evaluasi serta pelaporan. Sedangkan sasaran strategis dalam
penetapan kinerja tersebut adalah terlaksananya pelayanan
kesekretariatan dalam rangka menunjang pencapaian kinerja program
peningkatan produkdi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan
berkelanjutan. Realisasi fisiknya mencapai 100% dalam bentuk dokumen
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
63 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
(1) perencanaan, (2) evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan
data dan informasi, (3) pelayanan organisasi, kepegawaian, humas,
hukum, administrasi perkantoran dan (4) pengelolaan administrasi
keuangan dan aset.
3.1.2.2.7. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBP2TP)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/
2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Pertanian, IKU BBP2TP adalah (1) jumlah benih/bibit
yang disertifikasi dan (2) jumlah teknologi terapan perlindungan
perkebunan.
Realisasi fisik untuk jumlah benih/bibit yang disertifikasi secara
nasional pada tahun 2012 mencapai 127,60% dan jumlah teknologi
terapan perlindungan perkebunan mencapai 100%, masing-masing
Balai telah melebihi target RKT/PK tahun 2012.
3.2. Evaluasi Sasaran Pembangunan Perkebunan Tahun 2012
Hasil evaluasi pembangunan perkebunan dilihat dari aspek indikator
mikro yang terdiri dari luas areal, produksi dan produktivitas umumnya
mengalami kenaikan. Namun demikian beberapa komoditas produksinya
menurun, hal ini terjadi karena adanya banyak tanaman tua,
pengelolaan tanaman yang tidak sesuai baku teknis dan terjadinya
perubahan iklim yang ekstrim serta serangan OPT di beberapa sentra
produksi.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
64 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.2.1. Evaluasi Kinerja terhadap Capaian Sasaran Program
(Outcomes)
Evaluasi dan pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program
untuk tahun 2012 ini masih dilakukan terhadap produksi dan sekilas
tentang produktivitas tanaman perkebunan karena penetapan kinerja
(PK) Direktur Jenderal Perkebunan dengan Menteri Pertanian Tahun
2012 sebagaimana Tabel 2 masih mencantumkan kedua indikator
dimaksud.
3.2.1.1. Produksi
Evaluasi produksi perkebunan tahun 2012 dilaksanakan terhadap (a)
Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan tahun 2012, (b) Capaian
Kinerja tahun 2011 dan (c) Capaian terhadap Renstra Direktorat
Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014.
3.2.1.1.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana
Kinerja Tahunan 2012
Secara umum capaian produksi 15 komoditas unggulan mencapai 34,72
juta ton dari target sebesar 37,22 juta ton atau mencapai 93,27%
dibandingkan dengan target dalam Rencana Kinerja Tahunan/
penetapan kinerja tahun 2012. Capaian tertinggi pada komoditi nilam
(155,68%) dan secara berurutan sebagai berikut tembakau (123,88%),
karet (110,92%), tebu (101,87%), lada (101,16%), kelapa (95,76%), kopi
(91,52%), kelapa sawit (91,49%), cengkeh (87,92%), teh (86,31%) dan
jambu mete (77,29%). Sebaliknya untuk komoditi yang sangat sensitif
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
65 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
terhadap perubahan iklim sehingga mengakibatkan capaian produksi
turun cukup tajam yaitu kapas (6,98%), kakao (67,34%) dan untuk dua
komoditi unggulan nasional lainnya yang produksinya rendah karena
tidak/belum ada jaminan pasarnya adalah jarak pagar (22,15%) dan
kemiri minyak/sunan (40,00%). Rincian secara detail capaian kinerja
masing-masing komoditi dibandingkan RKT/PK tahun 2012 sebagaimana
pada Tabel 7.
Tabel 7. Capaian Kinerja Produksi Tahun 2012
1 Karet 2.990.184 2.801.000 2.741.000 3.040.376 101,68 108,55 110,92
2 Kelapa Sawit 23.096.541 28.439.000 25.710.000 23.521.071 101,84 82,71 91,49
3 Kelapa 3.174.379 3.380.000 3.317.000 3.176.223 100,06 93,97 95,76
4 Kopi 638.647 738.000 718.000 657.138 102,90 89,04 91,52
5 Kakao 936.266 1.648.000 1.342.000 903.652 96,52 54,83 67,34
6 Jambu Mete 114.789 159.120 152.000 117.485 102,35 73,83 77,29
7 Lada 87.089 91.580 87.150 88.160 101,23 96,27 101,16
8 Cengkeh 72.246 85.510 83.000 72.976 101,01 85,34 87,92
9 Teh 150.776 182.000 174.000 150.180 99,60 82,52 86,31
10 Jarak Pagar 6.576 35.000 24.000 5.317 80,86 15,19 22,15
11 Kemiri Sunan 4.800 4.800 4.800 1.920 40,00 40,00 40,00
12 Tebu 2.228.259 3.100.000 2.544.000 2.591.687 116,31 83,60 101,87
13 Kapas 2.275 63.000 40.000 2.793 122,81 4,43 6,98
14 Tembakau 214.524 184.000 183.000 226.704 105,68 123,21 123,88
15 Nilam 143.281 124.000 106.000 165.022 115,17 133,08 155,68
33.860.630 41.035.010 37.225.950 34.720.703 102,54 84,61 93,27 Total
Target
Renstra
RKT/PK
2012
NO KOMODITAS
PRODUKSI PERKEBUNAN (TON) REALISASI KINERJA Thd (%)
2011
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT/PK
2012
Realisasi*
2012
Capaian
2011
Catatan : * Angka sementara
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
66 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.2.1.1.2. Capaian Kinerja terhadap Capaian Kinerja Tahun 2011
Pada tahun 2012, capaian produksi 15 komoditas unggulan sebesar
34,72 juta ton meningkat menjadi 102,54% dibandingkan capaian
produksi tahun 2011 yang besarnya 33,86 juta ton atau mengalami
peningkatan sebesar 2,54% seperti yang disajikan pada Tabel 5.
Peningkatan produksi tersebut, selain karena pembinaan dan
pengawalan yang lebih intensif juga didukung dengan harga yang relatif
menguntungkan dan iklim yang lebih kondusif. Peningkatan tertinggi
terjadi pada komoditi tebu (16,31%) dan nilam (15,17%) dan disusul
secara berurutan komoditi tembakau (5,68%), kopi (2,90%), jambu mete
(2,35%), kelapa sawit (1,84%), karet (1,68%), lada (1,23%), cengkeh
(1,01%), kelapa (0,06%). Sebaliknya terdapat beberapa komoditi yang
mengalami penurunan produksi yaitu kapas, kakao, teh, jarak pagar
dan kemiri minyak/sunan.
3.2.1.1.3. Capaian Kinerja terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Pada tahun 2012, capaian produksi 15 komoditas unggulan sebesar
34,55 juta ton. Jika dibandingkan dengan target sampai dengan
berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian tahun 2012 telah
mencapai 84,61%. Capaian yang telah melebihi target RENSTRA
adalah komoditi nilam (133,08%), tembakau (123,21%), dan karet
(108,55%). Sedangkan capaian yang telah mendekati target RENSTRA
adalah komoditi lada (96,27%), kelapa (93,97%), kopi (89,04%), cengkeh
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
67 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
(85,34%), tebu (83,60%), kelapa sawit (82,71%), dan teh (82,52%).
Lebih lanjut untuk capaian yang masih jauh dari target adalah kapas
(4,43%), jarak pagar (15,19%), kemiri sunan/minyak (40,00%), kakao
(54,83%) dan jambu mete (73,83%).
Pengukuran Kinerja Tahun 2012 berdasarkan capaian sasaran program
(Outcomes) secara detail yang meliputi sasaran strategis, indikator
kinerja, target dan realisasi serta anggaran disajikan pada Formulir
Pengukuran Kinerja (Lampiran 1 dan 3).
3.2.1.2. Produktivitas
Evaluasi produktivitas perkebunan tahun 2012 dilaksanakan terhadap
(a) Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan tahun 2012, (b)
Capaian Kinerja tahun 2011 dan (c) Capaian terhadap Renstra
Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014.
Beberapa komoditi selama lima tahun terakhir sangat terpengaruh oleh
adanya perubahan iklim yang ekstrim sehingga berdampak pada
penurunan rata-rata produktivitas seperti jarak pagar (8,54%), jambu
mete (7,13%) dan kapas (6,71%). Namun sebaliknya beberapa komoditi
mengalami peningkatan produktivitas seperti nilam (7,96%), tembakau
(7,51%), lada (3,06%), karet (2,48%), cengkeh (2,47%) dan kelapa sawit
(1,11%).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
68 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.2.1.2.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana
Kinerja Tahunan 2012
Capaian produktivitas untuk 15 komoditas unggulan pada tahun 2012
tidak mencapai target sebagaimana ditetapkan dalam Penetapan
Kinerja (PK) tahun 2012. Sebagaimana disampaikan terdahulu, bahwa
produktivitas tahun 2012 ditargetkan sesuai dengan rencana strategis
tahun 2010 - 2014 yang disusun tahun 2009 dengan asumsi kondisi
normal. Namun dalam perkembangannya, pada tahun 2012 telah terjadi
anomali iklim yang sangat berpengaruh nyata dalam menurunkan
produktivitas tanaman perkebunan. Capaian produktivitas tanaman
perkebunan secara berurutan yaitu tembakau (112,13%), nilam
(110,77%), lada (108,58%), karet (107,04%), kelapa (102,03%), tebu
(88,51%), teh (87,68%), kelapa sawit (86,91%), cengkeh (85,77%), kopi
(80,33%). Untuk tanaman yang sangat sensitif terhadap perubahan
iklim, dan capaiannya dibawah 80% secara beurutan yaitu kakao
(79,89%), jambu mete (35,58%), kapas (15,25%), Sedangkan untuk
komoditi yang diharapkan sebagai sumber bahan bakar nabati,
produktivitasnya masih sangat rendah karena belum ditangani secara
serius, yaitu jarak pagar (20,67%) dan kemiri sunan (4,00%) dari target
dalam penetapan kinerja 2012.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
69 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.2.1.2.2. Capaian Kinerja terhadap Capaian Kinerja Tahun 2011
Pada umumnya capaian produktivitas tanaman perkebunan tahun 2012
hanya sedikit mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2011, secara
berurutan yaitu nilam (109,09%), tembakau (105,05%), kopi (102,99%)
kakao (102,92%), kelapa sawit (101,28%), cengkeh (101,26%), karet
(100,84%), kelapa (100,00%) dan lada (100,13%). Sedangkan yang
mengalami penurunan produktivitas adalah teh (99,73%), tebu
(99,07%) dan jambu mete (97,82%). Sedangkan untuk komoditi yang
diharapkan sebagai sumber bahan bakar nabati, produktivitasnya masih
sangat rendah dan cenderung menurun karena belum ditangani secara
serius, yaitu jarak pagar (71,43%) dan kemiri sunan (95,95%) dari target
dalam penetapan kinerja 2012.
3.2.1.2.3. Capaian Kinerja terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Terdapat empat komoditas yang capaian produktivitasnya telah
melebihi target RENSTRA yaitu tembakau (111,76%), nilam (109,09),
karet (105,99%) dan lada (104,39%). Sebaliknya produktivitas yang
masih jauh dari target adalah kemiri sunan (4,00%), kapas (12,20%),
jarak pagar (15,50%) dan jambu mete (35,23%). Rincian secara detail
dapat dilihat pada Tabel 8.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
70 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tabel 8. Capaian Kinerja Produktivitas Tahun 2012
1 Kelapa Sawit (CPO) 3.526 4.344 4.225 3.571 101,28 82,21 84,52
2 Kakao (Biji Kering) **) 712 1200 925 739 103,79 61,58 79,89
3 Karet (Karet Kering) 1.071 1.019 1.009 1.080 100,84 105,99 107,04
4 Kelapa (Kopra) 1.158 1.200 1.135 1.158 100,00 96,50 102,03
5 Kopi (Kopi Berasan) 702 756 743 723 102,99 95,63 97,31
6 Tebu (Hablur) 5.030 6.800 5.630 4.983 99,07 73,28 88,51
7 Jambu Mete (Gldg Kering) 367 1.019 1.009 359 97,82 35,23 35,58
8 Cengkeh (Bunga Kering) 238 295 281 241 101,26 81,69 85,77
9 Teh (Daun Kering) 1.477 1.673 1.569 1.473 99,73 88,05 93,88
10 Tembakau (Daun Kering) 950 893 890 998 105,05 111,76 112,13
11 Kapas (Serat Kering) 303 2.500 2.000 305 100,66 12,20 15,25
12 Lada (Lada Kering) 784 752 723 785 100,13 104,39 108,58
13 Jarak Pagar (Biji Kering) 434 2.000 1.500 310 71,43 15,50 20,67
14 Nilam (Daun Kering) 6.600 6.600 6.500 7.200 109,09 109,09 110,77
15 Kemiri Sunan (Biji Kering) 667 16.000 16.000 640 95,95 4,00 4,00
RKT/PK
2012
NO KOMODITAS
PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN (TON) REALISASI KINERJA Thd (%)
2011
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT/PK 2012Realisasi*
2012
Capaian
2011
Target
Renstra
3.2.2. Evaluasi Kinerja terhadap Capaian Sasaran Kegiatan
(Outputs)
Evaluasi Kinerja terhadap capaian sasaran kegiatan (outputs) yang
disajikan dalam LAKIP ini adalah capaian kinerja luas areal dan
kegiatan dukungan untuk mencapai target nasional tersebut.
Secara umum luas areal komoditas perkebunan selama tahun 2008-2012
mengalami peningkatan setiap tahunnya rata-rata 2,64% dari 19,35
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
71 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
juta hektar pada tahun 2008 menjadi 21,48 juta hektar pada tahun
2012. Jika dibandingkan dengan RKT tahun 2012 yang nilainya 21,27
juta hektar, maka capaiannya sebesar 100,96%.
Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2011, luas areal
perkebunan mengalami peningkatan sebesar 0,77% dari 21,31 juta
hektar menjadi 21,48 juta hektar untuk tahun 2012. Terhadap target
Renstra 2010-2014 yang besarnya 22,11 juta ha, maka kinerja tahun
2012 sudah mencapai 97,12%.
3.2.2.1. Tanaman Rempah dan Penyegar
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/ penetapan kinerja
tahun 2012, secara umum capaian kinerja luas areal tanaman rempah
dan penyegar untuk 5 komoditi unggulan nasional mencapai 3,754 juta
hektar dari target sebesar 3,963 juta hektar atau mencapai 94,74%.
Capaian tertinggi pada komoditi cengkeh (102,32%), sebaliknya yang
tidak mencapai target secara berurutan sebagai berikut teh (95,11%),
kakao (94,35%), kopi (92,92%) dan lada (92,07%).
Namun demikian apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun
2011, kinerja luas areal tanaman rempah dan penyegar mengalami
peningkatan sebesar 0,05% menjadi 100,05%. Luas areal yang
mengalami peningkatan adalah tanaman lada (100,64%), kakao
(100,05%) dan kopi (100,02%). Sebaliknya komoditi yang mengalami
penurunan adalah cengkeh (99,98%) dan teh (99,86%).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
72 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, kinerja luas
areal tanaman rempah dan penyegar baru mencapai 89,73%. Namun
luas areal cengkeh telah melebihi target renstra yaitu 100,30%.
Sedangkan capaian tanaman lainnya sebagai berikut: lada (90,92%),
kakao (85,80%), kopi (91,14%) dan lada (90,92%).
Capaian Kinerja Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2012
sebagai berikut:
Tabel 9. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Rempah dan
Penyegar Tahun 2012
1 Kopi 1.233.698 1.354.000 1.328.000 1.233.982 100,02 91,14 92,92
2 Kakao 1.732.408 2.020.000 1.837.000 1.733.228 100,05 85,80 94,35
3 Lada 177.490 196.450 194.000 178.622 100,64 90,92 92,07
4 Cengkeh 485.191 483.660 474.130 485.118 99,99 100,30 102,32
5 Teh 123.938 130.390 130.130 123.769 99,86 94,92 95,11
3.752.725 4.184.500 3.963.260 3.754.719 100,05 89,73 94,74 Total
Capaian
2011
Target
Renstra
RKT/PK
2012
No Komoditi
Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)
2011
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT/PK
2012
Realisasi*
2012
Catatan : * Angka Sementara
3.2.2.2. Tanaman Semusim
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/ penetapan kinerja
tahun 2012, secara umum capaian kinerja luas areal tanaman semusim
untuk 4 komoditi unggulan nasional mencapai 741.103 hektar dari
target sebesar 693.297 hektar atau mencapai 106,72%. Capaian
tertinggi pada komoditi nilam (183,63%) diikuti tembakau (121,84%),
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
73 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
sebaliknya yang tidak mencapai target secara berurutan sebagai berikut
kapas (47,83%), dan tebu (99,76%).
Capaian kinerja 2012 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja tahun 2011, mengalami peningkatan sebesar 3,13% menjadi
103,13%. Hampir seluruh areal tanaman semusim mengalami
peningkatan secara berurutan sebagai berikut tanaman tembakau
(109,18%), nilam (104,90%) dan tebu (100,16%), kecuali kapas turun
menjadi 93,43%.
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, kinerja luas
areal tanaman semusim sudah melebihi target yaitu mencapai
105,06%. Sumbangan terbesar dari luas areal nilam (163,23%) dan
tembakau (121,84%). Sedangkan untuk tanaman kapas baru mencapai
38,26% dan tebu mencapai 98,88%. Rincian secara detail capaian
kinerja masing-masing komoditi dibandingkan RKT/PK tahun 2012
sebagaimana pada Tabel 10 berikut:
Tabel 10. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim Tahun 2012
1 Tebu 450.469 456.297 452.297 451.191 100,16 98,88 99,76
2 Kapas 10.238 25.000 20.000 9.565 93,43 38,26 47,83
3 Tembakau 228.770 205.000 205.000 249.781 109,18 121,84 121,84
4 Nilam 28.008 18.000 16.000 29.381 104,90 163,23 183,63
717.484 704.297 693.297 739.918 103,13 105,06 106,72 Total
Capaian
2011
Target
Renstra
RKT/PK
2012
No Komoditi
Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)
2011
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT/PK
2012
Realisasi*
2012
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
74 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.2.2.3. Tanaman Tahunan
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/ penetapan kinerja
tahun 2012, secara umum capaian kinerja luas areal tanaman tahunan
untuk 6 komoditi unggulan nasional mencapai 16,981 juta hektar dari
target sebesar 16,437 juta hektar atau mencapai 103,31%. Capaian
tertinggi pada komoditi jarak pagar (314,51%) diikuti kelapa sawit
(106,05%), jambu mete (101,99%) dan karet (100,52%), sebaliknya
yang tidak mencapai target secara berurutan sebagai berikut kelapa
(99,15%), dan kemiri sunan/minyak (24,05%).
Capaian kinerja 2012 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja tahun 2011, mengalami peningkatan sebesar 0,83% menjadi
100,83%. Hampir seluruh areal tanaman tahunan mengalami sedikit
peningkatan secara berurutan sebagai berikut kelapa sawit (100,91%),
jambu mete (101,83%) dan karet (100,81%), dan kelapa (100,53%),
kecuali jarak pagar turun menjadi 99,41%.
Tabel 11. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012
1 Karet 3.456.127 3.487.000 3.466.000 3.484.073 100,81 99,92 100,52
2 K. Sawit 8.992.824 8.987.000 8.557.000 9.074.621 100,91 100,97 106,05
3 Kelapa 3.767.704 3.833.000 3.820.200 3.787.724 100,53 98,82 99,15
4 Jambu Mete 575.841 577.000 574.900 586.358 101,83 101,62 101,99
5 Jarak Pagar 47.676 21.220 15.070 47.397 99,41 223,36 314,51
6 Kemiri Sunan 944 10.000 4.000 962 101,91 9,62 24,05
16.841.116 16.915.220 16.437.170 16.981.134 100,83 100,39 103,31 Total
Capaian
2011
Target
Renstra
RKT/PK
2012
No Komoditi
Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)
2011
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT/PK 2012Realisasi*
2012
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
75 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, kinerja luas
areal tanaman tahunan sudah melebihi target yaitu mencapai 100,39%.
Sumbangan terbesar dari luas areal jarak pagar (223,36%), jambu mete
(101,62%) dan kelapa sawit (100,97%). Sedangkan untuk tanaman kemiri
sunan baru mencapai 9,62% dan kelapa mencapai 98,82%.
3.2.2.4. Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/ penetapan kinerja
tahun 2012, capaian kinerja jumlah kelompok tani yang menerapkan
pascapanen sesuai GHP sebanyak 172 kelompok tani atau 156,36%
dari target. Sedangkan jumlah perusahaan kelapa sawit yang layak
mengajukan permohonan sertifikat ISPO sampai akhir tahun baru
mencapai 31 perusahaan atau sebesar 17,22% dari target 180
perusahaan. Untuk perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya
sebanyak 132 kasus atau 330%.
Capaian kinerja 2012 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja tahun 2011, untuk jumlah kelompok tani yang menerapkan
pascapanen sesuai GHP mengalami peningkatan sebesar 72% menjadi
172,00%. Untuk perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya
mengalami peningkatan menjadi 347,37%.
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, jumlah
kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP sudah melebihi
target yaitu mencapai 132,31%. Sedangkan jumlah perusahaan kelapa
sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO baru
mencapai 9,28% dari target 334 perusahaan. Untuk perusahaan yang
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
76 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
ditangani kasus gangguan usahanya mencapai 132 kasus atau telah
melebihi target Renstra (300%). Rincian Capaian Kinerja Direktorat
Pascapanen dan Pembinaan Usaha tahun 2012 sebagai berikut:
Tabel 12. Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha
Tahun 2012
1Penanganan panen
sesuai GHP100 130 110 172 172,00 132,31 156,36
2Perusahaan yang
mengajukan sertifikat
ISPO
334 180 31 9,28 17,22
3Penanganan
gangguan usaha38 44 40 132 347,37 300,00 330,00
RKT/PK
2012
No. Kegiatan
Target dan capaian Realisasi kinerja thd (%)
2011Target
Renstra
2010 - 2014
RKT/PK
2012
Realisasi
2012
Capaian
2011
Target
Renstra
3.2.2.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/ penetapan kinerja
tahun 2012, capaian kinerja pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan mencapai 3.430 hektar dari
target sebesar 3.300 hektar atau mencapai 103,94%. Luas areal
pengendalian OPT terbesar pada tanaman kelapa seluas 1.300 hektar,
kemudian secara berurutan karet seluas 575 hektar, kopi seluas 500
hektar, tebu seluas 400 hektar, lada seluas 225 hektar, cengkeh seluas
180 hektar, tembakau seluas 75 hektar dan jambu mete seluas 75
hektar.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
77 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Capaian kinerja 2012 tersebut apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja tahun 2011, mengalami peningkatan sebesar 3,94% menjadi
103,94%.
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014,
pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman
perkebunan baru mencapai 64,72% dari target 5.300 hektar pada tahun
2014. Rincian Capaian Kinerja pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan tahun 2012 sebagai berikut:
Tabel 13. Capaian Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun
2012
1Pengendalian
OPT3.300 5.300 3.300 3.430 103,94 64,72 103,94
3.300 5.300 3.300 3.430 103,94 64,72 103,94 Total
RKT/PK
2012
No. Kegiatan
Luas areal pengendalian (ha) Realisasi kinerja thd (%)
2011
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT/PK
2012
Realisasi
2012
Capaian
2011
Target
Renstra
3.2.2.6. Dukungan Manajemen (Sekretariat) Perkebunan
Realisasi fisiknya mencapai 100% dalam bentuk dokumen (1)
perencanaan, (2) evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data
dan informasi, (3) pelayanan organisasi, kepegawaian, humas, hukum,
administrasi perkantoran dan (4) pengelolaan administrasi keuangan
dan aset.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
78 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.2.2.7. Dukungan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi
TanamanPerkebunan
Realisasi fisik untuk jumlah benih/bibit yang disertifikasi secara
nasional pada tahun 2012 mencapai 127,60% dan masing-masing balai
telah melebihi target RKT/PK tahun 2012. Sedangkan apabila
dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014, secara nasional telah
mencapai 116,09%. Untuk indikator kegiatan jumlah teknologi terapan
perlindungan perkebunan, secara nasional pada tahun 2012 mencapai
100,00% dan masing-masing balai telah memenuhi target RKT/PK tahun
2012. Sedangkan apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-
2014, secara nasional telah mencapai 92,00%.
Tabel 14. Capaian Kinerja BBP2TP Medan, Surabaya dan Ambon Tahun
2012
1 Jumlah benih yang disertifikasi
(ribu batang)
BBP2TP Medan 240.384 218.761 278.089 115,69 127,12
BBP2TP Surabaya 14.950 13.561 17.732 118,61 130,76
BBP2TP Ambon 535 465 1.226 229,16 263,66
Total 255.869 232.787 297.047 116,09 127,60
2 Jumlah teknoilogi terapan
perlindungan perkebunan (paket)
BBP2TP Medan 10 8 8 80,00 100,00
BBP2TP Surabaya 6 6 6 100,00 100,00
BBP2TP Ambon 9 9 9 100,00 100,00
25 23 23 92,00 100,00 Total
No. Kegiatan
Target dan capaian Realisasi kinerja thd (%)
Target Renstra
2010 - 2014RKT/PK 2012
Realisasi
2012
Target
Renstra
2010 - 2014
RKT/PK
2012
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
79 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan tentang pagu definitif
Kementerian Negara/Lembaga tahun 2012, alokasi anggaran untuk
Kementerian Pertanian Rp 18,609 trilyun dan Rp 1,464 trilyun (7,87%)
diantaranya dialokasikan untuk Direktorat Jenderal Perkebunan dalam
rangka mendukung pengembangan perkebunan tahun 2012 khususnya
dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan utama.
Serapan anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012
mencapai 94,65% menduduki urutan tertinggi kedua di lingkup
Kementerian Pertanian setelah Sekretariat Jenderal (hanya mempunyai
satker di pusat) yang mencapai 94,97% serta melebihi serapan anggaran
secara nasional Kementerian Pertanian yang hanya mencapai 92,86%.
Namun demikian, jika dilihat dari penyebaran satker pusat dan daerah,
Direktorat Jenderal Perkebunan menduduki peringkat pertama.
Capaian serapan anggaran tahun 2012 ini sangat menggembirakan
karena mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebesar
13,43% dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya mencapai 83,44%.
Perbandingan capaian per eselon I dapat dilihat pada Tabel 15
berikut:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
80 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tabel 15. Capaian Serapan Anggaran Tahun 2012 per Eselon I
Catatan : *Jika dihitung khusus APBN, capaian Ditjen Nak Keswan mencapai 90,22%
Dalam laporan akuntabilitas keuangan ini akan disajikan (a) Capaian
kinerja keuangan berdasarkan kegiatan utama dan (b) Capaian kinerja
keuangan berdasarkan serapan per satker.
3.3.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama
Tahun 2012
Capaian kinerja keuangan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2012
yang disajikan adalah realisasi keuangan berdasarkan kegiatan utama
pembangunan perkebunan dan berdasarkan serapan satuan kerja
(satker).
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
pada tahun 2012 sebesar Rp 1,386 trilyun atau 94,65% dari total
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
81 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
pagu. Realisasi terbesar tercapai untuk kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim sebesar 97,20%, diikuti
secara berturut-turut kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Tahunan sebesar 96,36%, Dukungan Perlindungan
Perkebunan sebesar 95,09%, Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu
Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar
94,82%, Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Rempah dan Penyegar sebesar 94,26%, Dukungan Penanganan
Pascapanen sebesar 91,79% dan Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya sebesar 90,82%. Adapun rinciannya sebagaimana
disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Realisasi Serapan Keuangan per Kegiatan Utama Tahun
2012
KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN
PAGU
(Rpjuta)
REALISASI
(Rpjuta) %
1775 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Rempah dan Penyegar 730.486 688.586 94,26
1776 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Semusim 232.075 225.585 97,20
1777 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Tahunan 221.771 213.688 96,36
1778 Pengembangan Penanganan Pasca panen Komoditas
Perkebunan 30.767 28.242 91,79
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 34.178 32.502 95.09
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen. Perkebunan 145.383 131.232 90,27
1781
Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih
serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman
Perkebunan
69.783 66.169 94,82
JUMLAH
1.464.443
1.386.164
94,65
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
82 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.3.1.1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Rempah dan Penyegar
Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu
Tanaman Rempah dan Penyegar berdasarkan SAU- Kementerian
Keuangan sebesar Rp 688.585.785.033,- (94,26%) dari pagu yang ada.
Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama
dikarenakan adanya optimalisasi anggaran dari pengadaan dan tender
serta penghematan. Selain itu, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten
belum sepenuhnya memenuhi kewajiban menyiapkan sertifikat kebun
petani, khususnya Gernas kakao serta kurangnya dukungan pendanaan
dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten.
Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar pada tahun 2012 meliputi:
1) Perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman kopi. Terdapat
tiga jenis kopi yang dikembangkan meliputi (1). kopi robusta yang
dilaksanakan di 19 kabupaten 8 provinsi yaitu Sumsel, Bengkulu,
Jambi, Lampung, Jabar, Jateng, DIY, dan NTB (2). kopi arabika
yang dilaksanakan di 12 kabupaten 5 provinsi yaitu Aceh, Jambi,
Bali, NTB dan Papua dan (3). kopi spesialti yang dilaksanakan di 18
kabupaten 8 provinsi yaitu Aceh, Sumut, Lampung, Jatim, Bali, NTT
dan Sulsel. Capaian serapan keuangan untuk output kegiatan
tersebut sebesar Rp 129.031.242.828,- (88,80%).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
83 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
2) Rehabilitasi dan intensifikasi tanaman teh yang dilaksanakan di 6
kabupaten 1 provinsi yaitu Jawa Barat. Realisasi anggaran sebesar
Rp 6.425.516.500,- (99,89%) .
3) Perluasan, peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman
kakao termasuk Gernas kakao yang dilaksanakan di 124 kabupaten
14 provinsi di Indonesia yaitu Sulteng, Sultra, Sulbar, Sulsel, NTT,
Papua, Kalbar, Kaltim, Gorontalo, Bali, Sulut, Maluku, Papua Barat
dan Malut. Realisasi anggaran Rp 295.778.483.165,- (94,91%).
Disamping Gernas kakao, juga terdapat perluasan kakao non
Gernas di 35 kabupaten 14 provinsi yaitu Aceh, Sumut, Sumbar,
Bengkulu, Lampung, NTT, NTB, Jatim, Jabar, Jateng, DIY,
Gorontalo, Pabar dan Papua dengan realisasi keuangan
Rp33.936.625.500,- (99,56%).
4) Perluasan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman lada yang
dilaksanakan di 5 kabupaten 2 provinsi yaitu Lampung dan Kep.
Bangka Belitung. Anggaran yang terserap sebesar Rp
7.993961.000,- (99,89%).
5) Peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi tanaman cengkeh yang
dilaksanakan di 21 kabupaten 13 provinsi yaitu Aceh, Sumatera
Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Serapan
anggaran sebesar Rp 5.744.170.500,- (99,05%).
Rincian capaian serapan keuangan output kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
seperti pada Tabel 17.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
84 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tabel 17. Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan
Penyegar tahun 2012
No Program Anggaran (Rp000)
Output/
Fisik
Pagu Realisasi % %
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar 730.486.368 688.585.785 94,26 97,66
1 PengembanganTanaman Kopi 145.302.109 129.031.243 88,80 97,97
2 Pengembangan tanaman teh 6.432.500 6.425.516 99,89 94,06
3 PengembanganTanaman Kakao (non
Gernas) 34.085.570 33.936.625 99,56 90,46
4 PengembanganTanaman Lada 8.002.375 7.993.961 99,89 95,79
5 PengembanganTanaman Cengkeh 5.799.375 5.744.170 99,05 95,82
6
Pemberdayaan dan Penguatan
Kelembagaan Tanaman Rempah dan
Penyegar
2.781.658 2.702.329 97,15 100,00
7 Pengawalan, pendampingan, sinkronisasi,
koordinasi, monev, keuangan, dll 47.600 47.344 99,46 100,00
8 Penanaman tanaman rempah penyegar
lainnya) 6.728.950 6.726.355 99,96 94,44
9 Layanan perkantoran Pusat (Dirat TRP) 972.200 903.644 92,95 100,00
10
Kebijakan, norma, standar, , pedoman,
perencanaan, monitoring, evaluasi,
keuangan, dll (Dirat RTP)
10.271.362 9.529.461 92,78 100,00
11 Pembangunan kebun sumber bahan
tanaman rempah dan penyegar 1.330.385 1.093.117 82,17 92,31
12
Pemurnian, penilaian dan penetapan
sumber benih tanaman rempah dan
penyegar
31.520 46.600 147,84 100,00
13
Dukungan kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah
dan Penyegar
8.314.290 7.651.583 92,03 100,00
15 Gernas kakao . 311.647.749 295.778.483 94,91 96,90
16 Dukungan kegiatan Gernas kakao . 188.738.725 180.975.352 95,89 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
85 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.3.1.2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim
Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu
Tanaman Semusim sebesar Rp 225.585.427.901,- (97,20%) dari
target. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama
disebabkan oleh masih mengalami sedikit kesulitan dalam penyediaan
benih kultur jaringan dan kurang tersedianya areal untuk perluasan
tebu dari Kemenhut. Beberapa kegiatan masih menunggu musim hujan.
Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Semusim pada tahun 2012 meliputi:
1) Pengembangan tanaman tebu termasuk perluasan tebu rakyat,
bongkar ratoon/rawat ratoon yang dilaksanakan di 45 kabupaten 11
provinsi yaitu Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Aceh, Sumut,
Sumsel, Lampung, Sulsel, Gorontalo dan Papua. Realisasi anggaran
sebesar Rp 191.094.670.108,- (96,17%).
2) Penanaman tanaman kapas yang dilaksanakan di 29 kabupaten 7
provinsi yaitu Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi
Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Anggaran yang terserap sebesar Rp 18.567.024.733,- (100,00%).
3) Penanaman tanaman nilam yang dilaksanakan di 16 kabupaten 11
provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa
Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bali,
Sultra dan Gorontalo. Anggaran yang terserap sebesar
Rp3.386.391.700,- (97,16%).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
86 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim disajikan pada
Tabel 18.
Tabel 18. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim tahun 2012
No Program Anggaran (Rp000)
Output/
Fisik
Pagu Realisasi % %
Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim
232.075.353 225.585.428 97,20 98,84
1 Pengembangan Tanaman Tebu 196.651.048 191.094.670 97,17 96,17
2 Penanaman Tanaman Kapas 18.667.180 18.567.025 99,46 100,00
3 Penanaman Tanaman Nilam 3.485.555 3.386.392 97,16 100,00
4 Pemberdayaan Pekebun Tanaman
Semusim 40.700 28.225 69,35 100,00
5 Penanaman tanaman semusim
lainnya 372.250 189.695 50,96 50,00
6 integrasi Tanaman Semusim -
Ternak 1.317.700 1.195.875 90,75 85,71
7 Peningkatan kegiatan perlombaan
& penghargaan perkebunan dll 40.000 40.000 100,001 100,00
8 Layanan Perkantoran Pusat 1.126.050 1.101.033 97,78 100,00
9 Kebijakan, norma, standar,
pedoman, perencanaan, monitoring,
evaluasi, keuangan, dll 4.625.650 4.504.064 97,37 100,00
10 Pemurnian, penilaian dan
penetapan sumber benih 32.125 32.125 100,00 100,00
11 Dukungan kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman semusim
5.717.095 5.446.323 95,26 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
87 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.3.1.3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan
Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan Mutu
Tanaman Tahunan pada tahun 2012 sebesar Rp 213.698.420.418,-
(96,36%) dari pagu yang tersedia. Tidak tercapainya target serapan
anggaran tersebut terutama disebabkan oleh terbatasnya sumber benih
yang legal dan bermutu, sehingga petani sulit mendapatkan benih
bermutu. Sertifikasi lahan petani belum ada, tidak dibangunnya kebun
induk sebagai sumber bahan untuk benih sebar/siap tanam.
Persyaratan bank dan syarat-syarat sebagai avalis yang menyulitkan
perusahaan mitra dalam pelaksanaan Program Revitalisasi.
Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Tahunan pada tahun 2012 meliputi:
1) Peremajaan dan perluasan tanaman karet rakyat yang
dilaksanakan di 64 kabupaten 17 provinsi yaitu Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Lampung, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Papua. Realisasi
anggaran sebesar Rp 83.828.921.990,- (97,82%).
2) Peremajaan tanaman kelapa dilaksanakan di 49 kabupaten 21
provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,
Kepulauan Riau, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI
Yogyakarta, jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
88 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Gorontalo, Maluku, Malut, Papuadan Papua Barat. Serapan
anggaran sebesar Rp 45.008.015.300,- (98,89%).
3) Peremajaan dan perluasan tanaman kelapa sawit dilaksanakan di 7
kabupaten 7 provinsi yaitu Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel,
Bengkulu dan Kalbar. Anggaran yang terserap sebesar Rp
368.723.765.250,- (98,24%).
4) Rehabilitasi, peremajaan dan perluasan tanaman jambu mete
dilaksanakan di 21 kabupaten 11 provinsi yaitu DIY, Jatim, Bali,
NTB, NTT, Sulsel, Sultra dan Malut. Anggaran yang terserap sebesar
Rp 10.285.126.700,- (98,87%).
5) Penanaman Jarak Pagar untuk pengutuhan Desa Mandiri Energi
dilaksanakan di 4 kabupaten 4 provinsi yaitu Kepri, Jatim, NTB dan
NTT. Realisasi serapan anggaran sebesar Rp 737.505.000,-
(99,11%).
6) Pengembangan tanaman kemiri sunan/minyak dilaksanakan di 7
kabupaten 1 provinsi yaitu Jawa Barat. Realisasi serapan anggaran
sebesar Rp168.392.000,-(97,88%).
Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan seperti pada Tabel
19.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
89 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tabel 19. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan Tahun 2012
No Program
Anggaran (Rp 000) Output/
Fisik
%
Pagu
Realisasi
%
Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Tahunan 221.770.415 213.698.420 96,36 97,53
1 Pengembangan tanaman karet rakyat 82.690.006 82.178.527 99,38 95,17
2 Pengembangan tanaman karet di
daerah perbatasan, wilayah pasca
konflik, tertinggal dan bencana alam
3.003.000 1.650.395 54,96 92,27
3 Pengembangan Tanaman Kelapa 45.514.602 45.008.015 98,89 99,20
4 Pengembangan Tanaman Kelapa
Sawit 39.419.140 38.723.765 98,24 97,24
5 Pengembangan tanaman jambu mete 10.402.369 10.285.127 98,87 100,00
6 Pengembangan tanaman jarak pagar 744.150 737.505 99,11 100,00
7 Pengembangan kemiri sunan 172.040 168.392 97,88 100,00
8 Pemberdayaan dan penguatan
kelembagaan tanaman tahunan 6.620.103 6.351.572 95,94 100,00
9 Revitalisasi perkebunan (kelapa
sawit, karet) 11.553.003 8.891.992 76,97 100,00
1
0
Pengembangan sistem pertanian
berbasis tanaman tahunan 1.394.700 1.207.409 86,57 100,00
1
1 Layanan perkantoran pusat 901.850 850.288 94,28 100,00
1
2
Kebijakan, norma, standar, ,
pedoman, perencanaan, monitoring,
evaluasi, keuangan, dll 2.880.720 2.797.050 97,10 100,00
1
3
Pembangunan kebun sumber bahan
tanaman tahunan 2.554.530 2.375.626 93,00 98,67
1
4
Dukungan kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Tahunan 13.920.202 12.472.757 89,60 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
90 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.3.1.4. Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen
Komoditas Perkebunan
Realisasi serapan keuangan untuk kegiatan Penanganan Pascapanen
Komoditas Perkebunan adalah sebesar Rp28.241.520.208,- (91,79%)
dari pagu yang tersedia. Tidak tercapainya target serapan anggaran
tersebut terutama disebabkan oleh perijinan dan tata ruang di
Provinsi maupun Kabupaten belum berjalan dengan baik, tidak adanya
pendampingan pada petani yang telah mendapatkan pelatihan
Pemberdayaan, banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam
penanganan gangguan usaha, banyaknya permasalahan dan luasnya
wilayah gangguan usaha yang harus ditangani dengan waktu yang
terbatas, unit Fermentasi Biji Kakao belum beroperasi secara optimal,
dan kewajiban perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B
seluas 20% (dua puluh per seratus) dari total luas areal kebun untuk
masyarakat belum dilaksanakan.
Output kegiatan penting untuk Dukungan Penanganan Pascapanen
Komoditas Perkebunan pada tahun 2012 meliputi:
1) Penanganan pascapanen tanaman semusim dilaksanakan di 18
kabupaten 8 provinsi yaitu Sumut, Jambi, Lampung, Jabar, Jateng,
Jatim, Bali dan. Sultra. Anggaran yang terserap sebesar
Rp1.550.227.000,- (100,00%).
2) Penanganan pascapanen tanaman rempah dan penyegar
dilaksanakan di 51 kabupaten 26 provinsi yaitu Aceh, Sumut,
Sumbar, Riau, Sumsel, Babel, Bengkulu, Banten, Jabar, Jateng,
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
91 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kaltim, Sulut, Sulsel, Sulteng,
Sultra, Gorontalo, Maluku, Malut, Papua dan Papua Barat. Realisasi
serapan anggaran sebesar Rp5.403.744.000,- (100,00%).
3) Penanganan pascapanen tanaman tahunan dilaksanakan di 41
kabupaten 17 provinsi yaitu Aceh, Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu,
Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, Kalteng, Kalsel, NTB, NTT,
Sulut, Maluku dan Malut. Realisasi serapan anggaran sebesar
Rp176.550.000,- (99,46%).
4) Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan di 29 provinsi,
kecuali Banten, DKI, DIY dan NTB, dengan serapan anggaran
sebesar Rp5.774.546.790,- (86,59%).
5) Fasilitasi Pencegahan Gangguan Usaha Perkebunan dan Konflik
dilaksanakan di 22 provinsi yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Riau,
Jambi, Sumsel, Babel, Bengkulu, Lampung, Banten, Jabar, Jateng,
Jatim, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Sulut, Sulsel, Sulteng dan
Sultra, dengan serapan anggaran sebesar Rp3.593.618.920,-
(87,35%).
Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama
Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan seperti
pada Tabel 20 berikut :
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
92 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tabel 20. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas
Perkebunan tahun 2012
No Program Anggaran (Rp000) Output/
Fisik
% Pagu Realisasi %
Pengembangan Penanganan
Pascapanen komoditas perkebunan 30.767.041 28.241.520 91,79 95,61
1 Peningkatan penanganan pascapanen
tanaman semusim dan rempah
penyegar
14.182.695 13.978.123 98,56 91,43
2 Peningkatan penanganan pascapanen
tanaman tahunan 177.500 176.550 99,46 23,29
3 Pembinaan usaha perkebunan
berkelanjutan 6.669.057 5.774.547 86,59 100,00
4 Layanan perkantoran pusat 428.500 426.496 99,53 100,00
5 Kebijakan, norma, standar, ,
pedoman, perencanaan, monitoring,
evaluasi, keuangan, dll
5.195.039 4.292.186 82,62 100,00
6 Penanganan gangguan usaha
perkebunan dan konflik 4.114.250 3.593.618 87,35 100,00
3.3.1.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan
Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan
adalah sebesar Rp 32.501.509.782,- (95,09%) dari pagu yang tersedia.
Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama
disebabkan oleh SDM Petugas kurang profesional, penempatan petugas
yang tidak tepat, sebagian Pemandu lapang (PL) memasuki usia
pensiun; Regu proteksi perkebunan tingkat petani umumnya tidak ada
lagi; Kapabiliti UPTD pada umumnya masih lemah; Implementasi
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
93 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum tersosialisasi
dengan baik; dan Brigade proteksi tanaman kurang berfungsi.
Output kegiatan penting untuk Dukungan Perlindungan Perkebunan
pada tahun 2012 meliputi:
1) Pengendalian OPT tanaman perkebunan yang meliputi OPT
tanaman kelapa, karet, jambu mete, lada, kopi, cengkeh,
tembakau dan tebu dilaksanakan di 47 kabupaten 21 provinsi yaitu
Aceh, Riau, Sumsel, Babel, Bengkulu, Jabar, Jateng, DIY, Jatim,
Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Sulut, Sulsel,
Sulteng, Sultra dan Malut. Realisasi anggaran yang terserap
sebesar Rp 12.629.294.925,- (96,58%).
2) Fasilitasi pencegahan kebakaran lahan dan kebun dilaksanakan di
61 kabupaten 9 provinsi yaitu Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel,
Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Kaltim. Anggaran yang terserap sebesar
Rp 3.905.494.675,- (87,09%).
3) Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan dilaksanakan di 41 kabupaten 19
provinsi yaitu Aceh, Sumsel, Babel, Bengkulu, Lampung, Banten,
Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, Kalbar, Kaltim, Sulsel,
Sulteng, Sultra, Gorontalo dan Malut. Anggaran yang terserap
sebesar Rp 5.285.137.630,- (96,12%).
Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama Dukungan
Perlindungan Perkebunan seperti pada Tabel 21.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
94 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tabel 21. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Dukungan Perlindungan Perkebunan tahun 2012
No Program Anggaran (Rp) Output/
Fisik
% Pagu Realisasi %
Dukungan Perlindungan Perkebunan 34.178.359 32.501.509 95,09 99,07
1 Pengendalian OPT tanaman
perkebunan 13.077.015 12.629.295 96,58 99,28
2 Pemberdayaan perangkat 4.277.102 4.059.327 94,91 97,73
3 Mitigas dan adaptasi perubahan iklim 119.800 119.800 100,00 100,00
4 Fasilitasi pencegahan kebakaran
lahan dan kebun 4.484.235 3.905.495 87,09 97,22
5 Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan 5.498.515 5.285.138 96,12 100,00
6 Layanan kantor pusat (Dirat
Perlindungan) 804.191 789.115 98,13 100,00
7 Kebijakan, norma, standar, ,
pedoman, perencanaan,
monitoring, evaluasi, keuangan,
dll
4.671.120 4.527.927 96,93 100,00
8 Dukungan kegiatan perlindungan
perkebunan 1.246.381 1.185.413 95,11 100,00
3.3.1.6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan adalah sebesar Rp
131.232.280.176,- (90,27%) dari pagu yang tersedia. Tidak
tercapainya target serapan anggaran tersebut karena optimalisasi dan
efisiensi pada kegiatan Pembinaan, pengawalan dan pembangunan
perkebunan dan kegiatan sertifikasi, pengujian, pengawasan mutu
benih dan penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan yang
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
95 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
tidak terlaksana sepenuhnya; terbatasnya panitia pengadaan
barang/jasa dan beban tugas yang overload; terjadinya reorganisasi
dalam tubuh dinas yang membidangi perkebunan
Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak pada kelambanan dalam
penanganan Tindaklanjut Laporan Hasil Audit (LHA); penentuan
kegiatan belum sepenuhnya memperhatikan usulan daerah dan
koordinasi dengan daerah dalam penentuan kegiatan kurang optimal;
Aset yang dimanfaatkan oleh pihak lain (Pemerintah Daerah) tanpa
dukungan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku dan tidak optimal
pemanfaatannya; dan Tim SPI belum optimal dalam melakukan
pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan
pembangunan perkebunan.
Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan Utama
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
seperti pada Tabel 22 berikut:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
96 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tabel 22. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan tahun 2012
No Program Anggaran (Rp000) Output
/ Fisik
% Pagu Realisasi %
Dukungan Manajemen dan
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan
145.382.813 131.232.280. 90,27 99,98
1 Layanan perkantoran 44.405.679 39.442.825 88,82 100,00
2 Pengadaan sarana & prasarana
perkantoran 3.345.500 3.069.884 91,76 100,00
3 Norma, standar, kebijakan,
pedoman, perencanaan, evaluasi,
keuangan, ortala, kepegawaian dll
27.725.152 23.022.006 83,04 100,00
4 Peningkatan kapabilitas pegawai 50.000 35.530 71,06 50,00
5 Pembinaan, pengawalan,
pendampingan dan monev
pembangunan perkebunan
505.470 502.445 99,40 100,00
6 Sertifikasi, pengujian,
pengawasan mutu benih &
penerapan teknologi proteksi
tanaman perkebunan
281.975 271.355 96,23 100,00
7 Perencanaan, pengelolaan
keuangan, data, informasi dan
monev, umum
47.409.279 44.888.277 94,68 100,00
8 Administrasi kegiatan dana
dekonsentrasi (DK) 4.806.701 4.192.047 87,21 100,00
9 Administrasi kegiatan dana tugas
pembantuan (TP) 14.723.269 13.894.007 94,37 100,00
10 Dukungan kegiatan manajemen
dan teknis lainnya 2.129.788 1.913.903 89,86 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
97 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.3.1.7. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta
Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan
Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
sebesar Rp 66.169.903.638,- (94,82%) dari pagu yang tersedia. Tidak
tercapainya target serapan anggaran tersebut antara lain adanya
optimalisasi dan efisiensi pada kegiatan pengadaan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Laboratorium; Implementasi Teknologi belum
sepenuhnya diterapkan dan belum tersosialisasi dengan baik; dan Tim
SPI belum optimal dalam melakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan perkebunan.
Rincian capaian serapan keuangan untuk output Dukungan Pengujian
dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi
Tanaman Perkebunan seperti pada Tabel 23 berikut :
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
98 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tabel 23. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta
Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun
2012
No Program Anggaran (Rp 000) Output
/ Fisik
% Pagu Realisasi %
Dukungan Pengujian dan pengawasan
Mutu Benih serta Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman
Perkebunan
69.782.993 66.169.903 94,82 98,57
1 Layanan Perkantoran 45.932.850 44.614.442 97,13 100,00
2 Pengadaan sarana, prasarana
perkantoran 4.146.807 4.081.047 98,41 98,21
3 Administrasi kegiatan, Standar,
pedoman, perencanaan, monitoring,
evaluasi, keuangan dll
5.559.937 5.004.048 90,00 100,00
4 Peningkatan kapabilitas pegawai 2.883.368 2.625.489 91,06 79,29
5 Opersional Laboratorium 1.803.612 1.395.817 77,39 100,00
6 Pembangunan kebun contoh, demplot,
uji, koleksi dll 3.054.217 2.743.287 89,82 83,52
7 Pengawasan peredaran benih 2.892.610 2.340.511 80,91 100,00
8 Rakitan teknologi spesifikasi proteksi
tanaman perkebunan 1.893.570 1.883.895 99,49
100,00
9 Pemanfaatan agensia hayati 921.798 820.945 89,06 100,00
10 Sertifikasi dan pebgujian mutu benih 694.224 660.421 95,13 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
99 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.3.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Serapan per Satker
Tahun 2012
Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kabupaten dan kota di
seluruh Indonesia sebanyak 497 yang tersebar di 33 provinsi.
Dengan keterbatasan APBN, untuk memenuhi rasa keadilan dan
ketidakberpihakan kepada kebupaten/kota yang ingin
melaksanakan pembangunan perkebunan, maka ditetapkan
kriteria untuk penetapan satker mandiri (otonom) sebagai
berikut: (a) Kinerja satker dua tahun terakhir (2010 dan 2011);
(b) Nomenklatur Dinas. Urutan prioritas pengalokasian anggaran
terkait dengan nomenklatur dinas secara berurutan: apabila
Dinas Perkebunan beridiri sendiri akan memperoleh prioritas
utama, Dinas Gabungan namun masih tersurat kata
"Perkebunan", seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan menjadi
prioritas kedua, dan Dinas Gabungan tanpa kata "Perkebunan"
akan menjadi prioritas terakhir; (c) Alokasi anggaran yang
dikelola minimal Rp 900 juta. Bila anggaran yang dikelola
dibawah Rp 900 juta, maka dana tersebut dialokasikan dan
dikelola oleh Provinsi sebagai Tugas Pembantuan (TP) Provinsi;
dan (d) Besar-kecilnya kontribusi terhadap sasaran produksi dan
luas areal secara nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana
Strategis (RENSTRA) Pembangunan Perkebunan tahun 2010-2014.
Berdasarkan kriteria tersebut, pada tahun 2012 pembangunan
perkebunan dilaksanakan oleh satuan kerja (satker) lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan yang berjumlah 184 satker yang
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
100 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
terdiri atas Satker Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat),
Satker UPT Pusat (4 satker), Satker Dinas Provinsi (32 satker)
dan Satker Dinas Kabupaten/kota (147 satker).
Penilaian kinerja berpedoman pada Pedoman Penilaian
Kinerja Pembangunan Perkebunan tahun 2012. Pedoman
tersebut mengatur kriteria penilaian tingkat keberhasilan satker
dalam melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2012.
Penilaian ini dilaksanakan dengan menjumlah bobot tertimbang
dari semua parameter. Rincian bobot masing-masing parameter
sebagai berikut :
a. Capaian keuangan triwulan I, triwulan II dan triwulan III
bobotnya 15%;
b. Capaian serapan keuangan sampai dengan triwulan IV
bobotnya 35%;
c. Capaian kinerja pelaksanaan kegiatan fisik (menggunakan
pembobotan untuk menilai capaian kinerja fisik) bobotnya
35%;
d. Pelaporan tertib dan sesuai ketentuan yang berlaku
(ketepatan waktu dan keteraturan penyampaian) bobotnya
10%;
e. Tindak lanjut penyelesaian LHA/LHP (administrasi dan
kerugian negara) bobotnya 5%.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
101 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Adapun kriteria nilainya sebagai berikut:
00 - 59 : Kurang/Tidak Berhasil
60 - 79 : Cukup Berhasil
80 - 95 : Berhasil
> 95 : Sangat Berhasil
Berdasarkan kriteria tersebut, satker yang masuk dalam kategori sangat
berhasil berjumlah 67 satker (36,41%), berhasil berjumlah 104 satker
(56,52%), cukup berjumlah 10 satker (5,44%) dan tidak berhasil
berjumlah 3 satker (1,63%).
1 Ditjen Perkebunan 0 1 0 0
2 Balai/UPT Pusat 1 3 0 0
3 Provinsi 7 22 2 1
4 Kabupaten/kota 59 78 8 2
67 104 10 3Total
No. Satker
Penilaian Kinerja tahun 2012
Sangat
BerhasilBerhasil
Cukup
Berhasil
Tidak
berhasil
Apabila dilihat dari penyebaran satker, provinsi yang memperoleh
kategori sangat berhasil berjumlah 7 yaitu Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Tengah, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Aceh, Dinas
Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Perkebunan Provinsi Bali,
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT, Dinas Perkebunan dan
Peternakan Provinsi Papua dan Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu.
Sebaliknya untuk satker yang kinerjanya termasuk tidak berhasil
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
102 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
(nilainya < 60) dan cukup berhasil (nilainya antara 60 - 79) dapat
dilihat pada Tabel 24 dibawah ini.
Tabel 24. Satker yang Serapan Anggarannya Dibawah 80% (tidak -
cukup berhasil) Tahun 2012
Nilai
TertimbangSebutan
A Provinsi dengan Kriteria Cukup Berhasil
1 Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur 60 Cukup Berhasil
2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat 75 Cukup Berhasil
B Provinsi dengan Kriteria Tidak Berhasil
3 Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepri 54 Tidak Berhasil
C Kabupaten dengan Kriteria Cukup Berhasil
4 Dinas Perkebunan Kabupaten Ogan Komering Ilir 75 Cukup Berhasil
5 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nunukan 73 Cukup Berhasil
6 Dinas Perkebunan Kabupaten Berau 60 Cukup Berhasil
7Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Tojo Una-una75 Cukup Berhasil
8 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bone 77 Cukup Berhasil
9 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pinrang 77 Cukup Berhasil
10 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sorong Selatan 75 Cukup Berhasil
11 Dinas Perkebunan Kabupaten Raja Ampat 72 Cukup Berhasil
D Kabupaten dengan Kriteria Tidak Berhasil
12 Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur 30 Tidak Berhasil
13Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Tanaman
Pangan Kabupaten Kep. Anambas15 Tidak Berhasil
No. Satker
Kinerja Satker
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa satu-satunya satker provinsi yang
masuk katagori tidak berhasil adalah Dinas Pertanian, Kehutanan dan
Peternakan Provinsi Kepri dan yang masuk katagori cukup berhasil
adalah Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur dan Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat. Sedangkan 2 satker
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
103 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
kabupaten/kota yang masuk katagori tidak berhasil adalah Dinas
Perkebunan Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur dan
Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Tanaman
Pangan Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.
Satker yang serapan anggarannya dibawah 80% akan dipertimbangkan
untuk dikenakan punishment pada pengalokasian anggaran Direktorat
Jenderal Perkebunan pada tahun 2014.
Rincian capaian serapan keuangan masing-masing satker Lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 sebagaimana disajikan
pada Lampiran 6.
3.3.3. Capaian kinerja atas kegiatan yang dipantau oleh UKP4
Kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2012 yang dipantau oleh
UKP4 meliputi 5 kegiatan terdiri dari (1) Terlaksananya areal giling
tebu 450.000 ha, (2) Tergunakannya 50% benih unggul tebu bermutu,
(3) Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi
perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 20.000 ha,
(4) Tersedianya 350.000 batang benih sawit unggul bermutu dan (5)
Terbangunnya tangki timbun untuk perusahaan perkebunan.
Capaian pelaksanaan kegiatan tersebut semuanya 100% atau melebihi
dengan penilaian capaian kinerja oleh UKP4 masing-masing sebagai
berikut:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
104 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Tabel 25. Capaian kinerja atas kegiatan yang dipantau oleh UKP4
Tahun 2012
No Kegiatan
Capaian
kinerja
(%)
Warna Kategori
1 Terlaksananya areal giling tebu 450.000 ha 100,26 Biru Sangat berhasil
2 Tergunakannya 50% bemih unggul tebu bermutu 101,20 Biru Sangat berhasil
3 Tersedianya calon petani dan calon lahan program
revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa
sawit seluas 20.000 ha107,08 Biru Sangat berhasil
4Tersedianya 350.000 batang benih sawit unggul bermutu
104,02 Biru Sangat berhasil
5 Terbangunnya tangki timbun untuk perusahaan
perkebunan100,00 Hijau Berhasil
Adapun rinciannya untuk masing-masing kegiatan sebagaimana disajikan
pada Lampiran 7.
3.4. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut.
Dalam mendukung keberhasilan pembangunan perkebunan dan terkait
dengan keragaan pembangunan perkebunan yang telah mampu dicapai,
perubahan lingkungan strategis, permasalahan, tantangan dan peluang
yang dihadapi serta tuntutan pembangunan ke depan dan tujuan serta
program pembangunan perkebunan pada tahun 2012, maka terdapat
permasalahan dan upaya penyelesaian serta rencana tindak lanjut yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
105 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.4.1. Permasalahan
Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian
sasaran pembangunan perkebunan tahun 2012 secara umum adalah
tahun fiskal yang tidak sinkron dengan kalender tanam, dampak
perubahan iklim, permodalan petani yang masih sulit di akses, dan
prasarana terutama jalan, jembatan, pelabuhan yang belum memadai.
Permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi administrasi dan
teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi menjadi teknis
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
3.4.1.1. Administrasi
Secara administrasi masih banyak ditemui di banyak satker
permasalahan sebagai berikut:
1) Masih banyaknya Revisi POK/DIPA yang diajukan;
2) Usulan revisi DIPA atau POK belum sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan dan terdapat pula usulan revisi yang disampaikan lebih
dari satu kali dari bidang yang berbeda dalam satu Satker;
3) Terdapat beberapa Satker di daerah yang melakukan revisi sendiri
dan tidak mematuhi mekanisme usulan revisi sesuai dengan
ketentuan;
4) Lambatnya penetapan CP/CL oleh Bupati;
5) Terbatasnya panitia pengadaan barang/jasa dan beban tugas yang
overload;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
106 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
6) Sanggahan banding;
7) Penggunaan uang yang tidak mengikuti ROPAK;
8) Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD provinsi dan kabupaten;
9) Terjadinya reorganisasi dalam tubuh dinas yang membidangi
perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak pada
kelambanan dalam penanganan Tindaklanjut Laporan Hasil Audit
(LHA).
3.4.1.2. Teknis
3.4.1.2.1. Perencanaan
1) Terlambatnya usulan proposal kegiatan dari daerah (provinsi dan
kabupaten/kota);
2) Penentuan kegiatan belum sepenuhnya memperhatikan usulan
daerah dan koordinasi dengan daerah dalam penentuan kegiatan
kurang optimal;
3) Penyusunan RUK kurang cermat sehingga dalam implikasinya
kegiatan tidak mengacu pada RUK;
4) Unit cost yang terlalu kecil;
5) Sertifikasi lahan petani belum ada;
6) Pengetahuan dan pemahaman implementasi MP3EI belum optimal
di lapangan;
7) Petugas kurang memahami dalam menangani TLHA/P;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
107 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
8) Kurang tersedianya areal untuk perluasan tebu dari Kemenhut
(sampai saat ini baru tersedia 37.000 Ha di Merauke;
9) Masih terbatasnya investasi yang dapat menciptakan lapangan
kerja;
10) Masih terbatasnya anggaran untuk pembangunan, baik yang
bersumber dari PAD maupun Dana Perimbangan;
11) Tidak dibangunnya kebun induk sebagai sumber bahan untuk benih
sebar/siap tanam;
12) Revitalisasi Pabrik Gula khususnya milik BUMN belum berjalan
sesuai dengan rencana;
13) Tumpang tindih lahan dan RTRWP/RTRWK provinsi yang belum
selesai;
14) Persyaratan bank dan syarat-syarat sebagai avalis yang menyulitkan
perusahaan mitra;
15) Beberapa kegiatan masih menunggu musim hujan;
16) Terjadinya anomali iklim.
3.4.1.2.2. Pengorganisasian
1) Terlambatnya proses pengadaan benih dan distribusi pupuk;
2) SDM Petugas kurang profesional, penempatan petugas yang tidak
tepat, Sebagian Pemandu lapang (PL) memasuki usia pensiun;
3) Kurangnya transparansi dan sinergi antara KPA, PPK, dan pelaksana
kegiatan;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
108 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
4) Regu proteksi perkebunan tingkat petani umumnya tidak ada lagi;
5) Kapabiliti UPTD pada umumnya masih lemah;
6) Petunjuk teknis seringkali tidak sampai ke tingkat lapangan
(petugas dan petani);
7) Sistem Informasi dan Dokumentasi belum baik;
8) Terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga petani
sulit mendapatkan benih bermutu;
9) Terjadinya alih fungsi pemanfaatan lahan;
10) Perijinan dan tata ruang di Provinsi maupun Kabupaten belum
berjalan dengan baik;
11) Belum adanya lembaga Penjaminan Kredit Petani;
12) Tidak adanya pendampingan pada petani yang telah mendapatkan
pelatihan Pemberdayaan;
13) Pemerintah Provinsi dan Kabupaten belum sepenuhnya memenuhi
kewajiban menyiapkan sertifikat kebun petani, khususnya Gernas
kakao;
14) Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten;
15) Aset yang dimanfaatkan oleh pihak lain (Pemerintah Daerah) tanpa
dukungan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku dan tidak
optimal pemanfaatannya;
16) Banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam penanganan
gangguan usaha.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
109 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.4.1.2.3. Pelaksanaan
1) Pemanfaatan pengolahan limbah dan hasil samping pada kegiatan
integrasi sawit-ternak sapi tidak dipergunakan sebagaimana
mestinya;
2) Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum
tersosialisasi dengan baik;
3) Banyaknya permasalahan dan luasnya wilayah gangguan usaha yang
harus ditangani dengan waktu yang terbatas;
4) Pengetahuan dan keterampilan petani sebagian besar petani belum
memadai;
5) Brigade proteksi tanaman kurang berfungsi;
6) Ketepatan waktu penyediaan bibit dan pengadaan sarana dan
prasarana yang tidak sinkron antara provinsi dan kabupaten/kota;
7) Kurang tersedianya infrastruktur khususnya jalan produksi dan jalan
usaha tani;
8) Unit Fermentasi Biji Kakao belum beroperasi secara optimal;
9) Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Perkebunan yang tercatat
dan ditatausahakan di Daerah sebagian besar merupakan aset eks.
Proyek-Proyek Direktorat Jenderal Perkebunan yang perolehannya
mulai dari tahun 1980. Kondisi aset tersebut sebagian besar telah
rusak berat
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
110 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
10) Belum seluruhnya lokasi merealisasikan benih kuljar untuk tebu dan
merivisi menjadi KBD konvensional;
11) Penyediaan bibit kuljar oleh P3GI terbatas dan masih belum
memenuhi pesanan petani, sehingga terjadi carry over;
12) Koperasi komoditi rata-rata belum berjalan karena keterbatasan
modal untuk menampung hasil produksi anggotanya.
3.4.1.2.4. Pengawasan
1) Monev dan pelaporan terlambat;
2) Pimpinan Unit Kerja kurang komitmen dalam memfasilitasi
penanganan Laporan Hasil Audit/Pemeriksaan;
3) Tim SPI belum optimal dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan
perkebunan;
4) Kewajiban perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B
seluas 20% (dua puluh per seratus) dari total luas areal kebun untuk
masyarakat belum dilaksanakan;
5) Penerapan ISPO belum sepenuhnya terlaksana (paling lambat
tanggal 31 Desember 2014 seluruh perusahaan perkebunan sudah
harus menerapkan ISPO).
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
111 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.4.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian
Rencana aksi dan upaya penyelesaian permasalahan yang dihadapi telah
dirancang dan dilaksanakan dalam rangka mempercepat pelaksanaan
serapan anggaran dan pencapaian fisik. Rencana aksi tersebut meliputi:
3.4.2.1. Administrasi
1) Penetapan CP/CL secara bertahap terhadap yang telah memenuhi
syarat administrasi dan teknis;
2) Percepatan proses pengadaan barang/jasa;
3) Percepatan proses revisi penggantian pejabat pengelola keuangan
(KPA, PPK, Bendahara, dll);
4) Percepatan kesiapan petani dan pihak ke-3 dalam menyiapkan
benih;
5) Penerapan reward dan punishment;
6) Pemesanan benih agar dilaksanakan sedini mungkin dan sesuai
rencana operasional kegiatan;
7) Melakukan percepatan transfer dana bansos ke rekening kelompok;
8) Proses usul penghapusan BMN yang tidak ditemukan dan kondisi
rusak berat;
9) Proses usul Hibah BMN Dekonsentrasi kepada Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
112 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
10) Proses usul Hibah BMN Tugas Pembantuan kepada Pemerintah
Daerah dimana SKPD BMN tersebut tercatat.
11) Pencapaian pelaksanaan anggaran tahun 2012 sebagai
pertanggungjawaban moral dan pemanfaatan anggaran kepada
pemerintah maupun masyarakat;
12) Menyiapkan dan menyampaikan laporan keuangan (SAK dan SIMAK-
BMN) semester II TA 2012 Kepada UAPPA/B Wilayah dan UAPPA/B
E-1 Pusat Direktorat Jenderal Perkebunan tepat waktu;
13) Melakukan rekonsiliasi SAK dan SIMAK-BMN baik internal maupun
antara satker dengan KPPN dan KPKNL.
3.4.2.2. Teknis
3.4.2.2.1. Perencanaan
1) Membagikan database berisi rekapitulasi hasil temuan administrasi
dan kerugian negara untuk masing-masing provinsi agar segera
ditindak lanjuti;
2) Mempercepat proses revisi;
3) Mempersiapkan CP/CL dari tahun sebelumnya;
4) Dukungan pemerintah daerah dari sisi perencanaan, sinergisitas
anggaran, dll
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
113 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.4.2.2.2. Pengorganisasian
1) Telah dilaksanakan pembagian tugas antara Sekretariat dan
Direktorat sebagai penanggung jawab capaian fisik kegiatan dan
keuangan sesuai wilayah binaan (5-6 provinsi);
2) Evaluasi kinerja satker per triwulan yang disampaikan kepada
setiap satker. Penilaian capaian kinerja yang meliputi realisasi
keuangan dan fisik dimaksudkan untuk memotivasi satker dalam
mempercepat pelaksanaan pembangunan perkebunan dan
mencapai target sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian;
3) Surat tentang capaian kinerja satker kepada Gubernur selaku wakil
pemerintah pusat sekaligus penanggung jawab kegiatan di tingkat
provinsi dan Bupati/Walikota selaku penanggung jawab
pelaksanaan kegiatan;
4) Penilaian kinerja satker yang akan disampaikan pada awal tahun
2012. Penilaian kinerja satker meliputi 5 (lima) unsur yang terdiri
atas capaian fisik, capaian keuangan, ketepatan dan keteraturan
pelaporan serta penyelesaian LHP/A;
5) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan secara intensif baik di
internal dinas maupun dilapangan/petani;
6) Melakukan koordinasi dengan BMG untuk mendapatkan informasi
perubahan iklim yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan jadwal kegiatan lapangan;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
114 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
7) Menugaskan Tim ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi
masalah keterlambatan dan mencari upaya penyelesaiannya;
8) Perlu kesepakatan dengan BPN agar sertifikasi lahan untuk Program
Revitalisasi Perkebunan dapat dimasukan dalam Program PRONA
dan Sertifikasi Massal;
9) Penyediaan dana penjaminan untuk kredit KPEN-RP melalui dana
pemerintah, khususnya untuk komoditi Karet dan Kakao, diusulkan
kepada Kemenkeu;
10) Perlu diupayakan sharing APBD I maupun APBD II untuk
mengalokasikan pendampingan pada petani yang telah
mendapatkan pelatihan Pemberdayaan;
11) Mempersiapkan kelembagaan petani yang kuat dan profesional;
12) Meminimalkan campur tangan dari pihak lain, seperti Bupati, DPRD,
dll
3.4.2.2.3. Pelaksanaan
1) Mengambil langkah-langkah yang luar biasa untuk percepatan
penyerapan keuangan;
2) Diupayakan unitcost disesuaikan dengan perkembangan harga yang
berlaku di daerah;
3) Pengembangan program integrasi sawit-ternak sapi pada
perkebunan rakyat perlu diarahkan pada suatu gerakan yang
terkonsentrasi dengan orientasi bisnis;
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
115 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
4) Perlu kesepakatan dengan BPN agar sertifikasi lahan untuk Program
Revitalisasi Perkebunan dapat dimasukan dalam Program PRONA
dan Sertifikasi Massal;
5) Proses sertifikasi lahan dapat dilakukan sebelum akad kredit,
(didahulukan dengan cover letter jikaSertifikasi lahan petani
belum ada);
6) Diperlukan adanya Pedum dari bank pelaksana di tingkat Pusat
kepada seluruh cabang-cabang untuk mendukung Program
Revitalisasi Perkebunan;
7) Mengoptimalisasi dan pemberdayaan tim kerja;
8) Pencairan dana dimulai secepatnya dan dipilih kegiatan yang tidak
tergantung pada musim;
9) Mempercepat penyelesaian piutang negara pada petani eks Proyek
UPP tersebut dengan (a) Penghapusan non pokok (bunga dan
denda) Pinjaman petani dan (b) Pengendalian piutang negara pada
petani;
10) Peningkatan peranan Tim Koordinasi Penanganan Gangguan Usaha
di Propinsi dan Kabupaten;
11) Meningkatkan intensitas sosialisasi ISPO kepada stakeholder terkait;
12) Penerapan kemitraan usaha antara lain melalui pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan dalam rangka
untuk mencegah terjadinya gangguan usaha perkebunan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
116 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
3.4.2.2.4. Pengawasan
1) Memerlukan kontrol dan komitmen pimpinan dalam pelaksanaan
kegiatan;
2) Mengintensifkan pengawalan, pedampingan dan pembinaan petugas
pusat ke satker daerah;
3) Melaksanakan pengawalan, pendampingan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan secara intensif;
4) Menerapkan fungsi dan peranan Tim SPI di masing-masing Satker
dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan
pembangunan perkebunan;
5) Melakukan koordinasi dengan BPKP setempat dalam mempercepat
penyelesaian temuan administrasi dan kerugian negara, khususnya
temuan lama;
6) Membuat surat teguran kepada Kadisbun Provinsi/Kab./Kota untuk
mempercepat penyelesaian tindak lanjut hasil audit (TLHA);
7) Melaporkan capaian keuangan setiap bulan kepada Sekretariat
Ditjen Perkebunan, baik melalui email, faksimile, telepon maupun
media lainnya;
8) Koordinasi dengan instansi/institusi terkait dalam rangka
pelaksanaan monitoring pembangunan kebun untuk masyarakat
sekitar paling rendah seluas 20% dari total luas areal kebun yang
diusahakan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
117 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun
2012 yang disusun ini merupakan salah satu pertanggung-jawaban
penyelenggaraan tugas dan fungsi yang dilaksanakan pada tahun ke-3
pada periode Pembangunan Perkebunan tahun 2010-2014. Kesemuanya
itu merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program kerja
Kementerian Pertanian yang dituangkan dalam Rencana Strategis
(Renstra) Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-2014 dalam
Pembangunan Perkebunan yang dilaksanakan pada tahun 2012.
Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010 – 2014 yang
menjadi tanggung jawab adalah: “Peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan”.
Program ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan melalui rehabilitasi,
intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman semusim,
tanaman tahunan, dan tanaman rempah penyegar yang didukung oleh
penanganan pascapanen dan pembinaan usaha serta dukungan
pelaksanaan perlindungan perkebunan.
Dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pembangunan
perkebunan tahun 2012 Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat
alokasi dana dari APBN sebesar Rp.1.488.774.700.000,- dan setelah
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
118 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
direvisi karena penghematan anggaran menjadi sebesar Rp.
1.464.443.342.000,-. Dana tersebut untuk melaksanakan 7 (tujuh)
kegiatan utama pembangunan perkebunan yang dilaksanakan di 184
satker baik di Pusat maupun Daerah berupa dana Dekonsentrasi, dana
Tugas Pembantuan (TP) Provinsi dan TP Kabupaten. Adapun kegiatan
utama tersebut meliputi: (1) Peningkatan roduksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Semusim; (2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar; (3) Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan; (4) Dukungan Perlindungan
Perkebunan; (5) Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen dan
Pembinaan Usaha; (6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Lainnya; (7) Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta
Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan di 3 UPT Pusat di
Daerah (BBP2TP Medan, BBP2TP Surabaya dan BBP2TP Ambon).
Capaian kinerja makro Direktorat Jenderal Perkebunan selama lima
tahun terakhir (2008-2012), semua indikator mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, khususnya PDB berdasarkan harga berlaku
(11,03%) yang dapat digunakan untuk melihat kontribusinya terhadap
pembangunan ekonomi, dan ekspor komoditi perkebunan yang
mencapai 14,06% per tahun. Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan
Rakyat yang merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani pada
tahun 2012 mencapai 108,34 dan tertinggi di lingkup kementerian
Pertanian. Selain itu, pendapatan pekebun juga mengalami kenaikan
rata-rata 4,29% per tahun, dan pada tahun 2012 telah mencapai US$
1.832 per kepala keluarga.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
119 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Hasil pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program yang
berupa outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi dan
produktivitas tanaman perkebunan, dapat diperoleh hasil bahwa
capaian produksi 15 komoditas mencapai 34,72 juta ton dari target
sebesar 37,22 juta ton atau mencapai 93,27% dibandingkan dengan
target dalam Rencana Kinerja Tahunan/penetapan kinerja tahun 2012.
Namun meningkat menjadi 102,54% dibandingkan capaian produksi
tahun 2011 yang besarnya 33,86 juta ton atau mengalami peningkatan
sebesar 2,54%. Jika dibandingkan dengan target sampai dengan
berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian tahun 2012 telah
mencapai 84,61%. Sedangkan capaian luas areal tanaman, jika
dibandingkan dengan RKT tahun 2012 yang nilainya 21,27 juta hektar,
maka capaiannya sebesar 100,96%. Apabila dibandingkan dengan tahun
2011, luas areal perkebunan mengalami peningkatan sebesar 0,77%
dari 21,31 juta hektar menjadi 21,48 juta hektar untuk tahun 2012.
Terhadap target Renstra 2010-2014 yang besarnya 22,11 juta ha, maka
kinerja tahun 2012 sudah mencapai 97,12%.
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
pada tahun 2012 sebesar Rp 1.386.163.819.156,- dari total pagu
sebesar Rp. 1.464.443.342.000,- atau keuangan mencapai 94,65%
dengan capaian fisik seluruhnya 98,18%.
Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam pencapaian
sasaran pembangunan perkebunan tahun 2012 secara umum adalah
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
120 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
tahun fiskal yang tidak sinkron dengan kalender tanam, dampak
perubahan iklim, permodalan petani yang masih sulit di akses, dan
prasarana terutama jalan, jembatan, pelabuhan yang belum memadai.
Permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi administrasi dan
teknis. Lebih lanjut untuk teknis diuraikan lagi menjadi teknis
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Permasalahan tersebut sebagian besar telah mampu diatasi dengan
baik, sehingga mampu menghasilkan capaian keuangan yang terbaik
di Lingkup Kementerian Pertanian dan capaian fisik yang sangat
signifikan.
4.2. Saran Rekomendasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun ini
merupakan laporan pertanggungjawaban pimpinan pada akhir tahun
anggaran dan merupakan tahun ke 3 (ketiga) dari periode 5 (lima)
tahun Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II di lingkungan
Kementerian Pertanian. Laporan ini merupakan sistem yang sangat
aspiratif dalam mendukung penilaian kinerja suatu unit kerja seperti
Direktorat Jenderal Perkebunan. Berdasarkan pengalaman penyusunan
laporan yang telah dibuat, perlu dilakukan beberapa perbaikan dalam
proses penilaian mulai dari penyusunan perencanaan, perekaman
penyelenggaraan kegiatan, sampai dengan kompilasi pelaporan
penyelenggaraan maupun cara penilaiannya. Berdasarkan
permasalahan dan target yang ditetapkan, maka direkomendasikan
sebagai berikut:
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
121 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
(1). Swasembada Gula Nasional, perlu disiapkan secara cermat
penyediaan benih/bibitnya terutama kultur jaringan yang belum
begitu dikenal oleh petani;
(2). Revitalisasi perkebunan, capaiannya hingga saat ini masih jauh
dari target semula yang 2 juta hektar. Provinsi yang tidak
menunjukkan kemajuan dalam pelaksanaan program ini sebaiknya
tidak perlu lagi dialokasikan anggaran untuk tahun berikutnya;
(3). Pengembangan kapas perlu ditinjau ulang karena produktivitasnya
yang hanya mencapai 305 kg/ha atau 15,25% dari target 2.000
kg/ha, padahal diberikan secara penuh benihnya dan sebagian
pupuk. Sebaiknya dialihkan ke kegiatan lainnya yang dapat
mengungkit peningkatan produktivitas;
(4). Pengembangan tanaman penghasil bahan bakar nabati, khususnya
jarak pagar dan kemiri sunan capaian produktivitasnya sangat
rendah yaitu jarak pagar sebesar 310 kg/ha atau hanya 20,67%
dari target 1.500 kg/ha dan kemiri sunan sebesar 640 kg/ha atau
4,00% dari target 16.000 kg/ha. Sepanjang produk tersebut tidak
dapat bersaing, maka pengembangan kedua komoditi tersebut
kurang bermanfaat dan cenderung ditinggalkan oleh petani;
(5). Gernas kakao, meskipun telah dilaksanakan sejak tahun 2009
dengan paket bantuan penuh namun sampai tahun 2012 belum
mampu meningkatkan produktivitas secara signifikan. Saat ini
capaian produktivitas diperkirakan masih mencapai 739 kg/ha
atau 79,89% dari target 925 kg/ha tahun 2012. Sehingga perlu
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
122 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
dilaksanakan evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan
Gernas kakao yang akan berakhir pada tahun 2013 ini;
(6). Komoditi yang ditujukan untuk pengembangan ekspor perlu
dicermati fluktuasi harga ditingkat petani yang cenderung
merugikan petani, sehingga dapat lebih menggairahkan petani
dalam melaksanakan usahataninya;
(7). Kinerja Tim SPI baik pusat maupun satker daerah perlu
dioptimalkan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan
perkebunan;
(8). Penilaian kinerja atas satker terbukti dapat meningkatkan
realisasi keuangan dan fisik yang cukup signifikan, sehingga perlu
dilanjutkan;
(9). Laporan ini sangat berguna sebagai acuan dalam penyusunan
laporan kinerja pada tahun-tahun berikutnya.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
123 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2012
(Berdasarkan Dari RKT / Renstra)
Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan.
Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I.
Meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu tanaman
perkebunan yang berkelanjutan
melalui upaya pengembangan
tanaman semusim, tanaman
rempah dan penyegar, tanaman
tahunan, duku ngan pascapanen
dan pembinaan usaha,
perlindungan perkebunan serta
dukungan manajemen dan teknis
lainnya
I. Produksi tanaman (ribu ton)
a Tebu (hablur) 2.544 2.592 101,89
b Kapas (kapas berbiji) 40 3 6,75
c Cengkeh (bunga kering) 83 73 87,95
d. Tembakau (daun kering) 183 227 124,04
e. Nilam (daun kering) 106 3 2,83
f. Kopi (biji kering) 718 657 91,50
g. T e h (daun kering) 174 150 86,21
h. Kakao (biji kering) 1.342 904 67,36
i. Lada (lada kering) 87 88 101,15
j. Jambu mete (gelondong kering) 152 117 76,97
k. Karet (karet kering) 2.741 3.040 110,91
l. Kelapa (setara kopra) 3.317 3.176 95,75
m Kelapa sawit (CPO) 25.710 23.521 91,49
Lampiran 1
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
124 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
n Jarak pagar (biji kering) 24 5 20,83
o Kemiri sunan (biji kering) 5 0 0,00
Jumlah Produksi 15
Komoditas 37.226 34.556 92,83
II. Produktivitas tanaman (kg/ha/tahun)
a Tebu (hablur) 5.630 4.983 88,51
b Kapas (kapas berbiji) 2.000 305 15,25
c Cengkeh (bunga kering) 281 241 85,77
d. Tembakau (daun kering) 890 998 112,13
e. Nilam (daun kering) 6.500 144 2,22
f. Kopi (biji kering) 900 723 80,33
g. T e h (daun kering) 1.680 1.473 87,68
h. Kakao (biji kering) 1.200 739 61,58
i. Lada (lada kering) 722 785 108,73
j. Jambu mete (gelondong kering) 1.009 359 35,58
k. Karet (karet kering) 579 1.080 186,53
l. Kelapa (setara kopra) 1.135 1.158 102,03
m Kelapa sawit (CPO) 4.109 3.571 86,91
n Jarak pagar (biji kering) 1.500 310 20,67
o Kemiri sunan (biji kering) 16.000 0 0
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
125 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2012
(Berdasarkan Dari RKT/PK tahun 2012)
Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan
Eselon II : Direktorat, Sekretariat dan Balai Besar Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan
Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Peningkatan Luas Areal Tanaman 1. Luas Areal Tanaman Semusim (ribu ha) (ribu ha)
Semusim
1). Swasembada Gula Nasional
a. Tebu 450,00 451,19 102.03
2). Pengembangan Komoditas Pemenuhan
Konsumsi Dalam Negeri
a. Kapas 20,00 10,75 53,75
3) Pengembangan Komoditas Ekspor
a. Tembakau 205,00 249,78 121,84
b. Nilam 16,00 29,38 183,63
Lampiran 2
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
126 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
II. Peningkatan Luas Areal Tanaman 2. Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar (ribu ha) (ribu ha)
Rempah dan Penyegar
1). Pengembangan komoditas ekspor
a. Kakao 1.702,00 1.673,73 98,34
b. Kopi 1.354,00 1.233,98 91,14
c. Teh 124,00 123,77 99,81
d. Lada 194,00 178,62 92,07
2). Pengembangan Komoditas Pemenuhan
Konsumsi Dalam Negeri
a. Cengkeh 474,00 485,12 102,35
3). Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu
Kakao Nasional (ribu ha)
a. Rehabilitasi 39,00 37,83 97,00
b. Intensifikasi 17,00 16,89 99,35
c. Peremajaan 5,00 4,78 95,60
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
127 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
III. Peningkatan Luas Areal Tanaman 3. Luas Areal Tanaman Tahunan (ribu ha) (ribu ha)
Tahunan
1). Pengembangan komoditas ekspor
a. Karet 3.466,00 3.484,07 100,52
b. Kelapa 3.820,00 3.787,72 99,15
c. Kelapa Sawit 8.557,00 9.074,62 106,05
d. Jambu Mete 575,00 586,36 101,98
2). Penyediaan bahan tanaman sumber
bahan bakar nabati (bio-energi)
a. Jarak Pagar 15,00 47,40 316,00
b. Kemiri Sunan 1,50 0,96 64,00
4). Revitalisasi Perkebunan
a. Karet 5,00 5,00 100,00
b. Kelapa sawit 31,00 31,00 100,00
c. Kakao 2,00 2,00 100,00
Jumlah Luas Areal 15 Komoditas 21.074,50 21.524,95 102,14
IV. Penurunan luas areal yang 4. Dukungan pengembangan tanaman
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
128 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
terserang OPT perkebunan berkelanjutan
1). Jumlah areal pengendalian OPT 59,730,00 58.236,75 97,50
Perkebunan yang bersumber dari
APBN, APBD dan lain-lain (ha)
2). Jumlah areal pengendalian OPT 3.300,00 3.430,00 103,94
Perkebunan yang bersumber dari
APBN (ha)
V. Peningkatan mutu produk 5. Dukungan pengembangan tanaman
perkebunan dan usaha perkebunan berkelanjutan.
perkebunan berkelanjutan 1). Jumlah kelompok tani yang menerapkan 110,00 110,00 100,00
penanganan pascapanen sesuai GHP
(Kelompok Tani)
2). Jumlah Perusahaan Perkebunan Kelapa 180,00 100,00 55,56
Sawit yang layak mengajukan permo-
permohonan sertifikat ISPO (Perusahaan)
3). Jumlah penanganan kasus ganggunan 40,00 40,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
129 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
100,00
usaha perkebunan (Perusahaan)
VI. Peningkatan pelayanan dan 6. Dukungan Pengembangan tanaman
pembinaan di bidang manajemen perkebunan berkelanjutan
dan teknis pem bangunan 1). Jumlah provinsi yang memperoleh 32,00 32,00 100,00
perkebunan pelayanan dan pembinaan yang 217,00 217,00 100,00
berkualitas di bidang perencanaan,
keuangan, umum dan evaluasi serta
pelaporan (Provinsi)
VII. Peningkatan pengawasan dan 7. Dukungan Pengembangan Tanaman
pengujian benih tanaman Perkebunan Berkelanjutan
perkebunan & penerapan teknologi
proteksi tanaman perkebunan
a). BBP2TP Surabaya 7.a). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (ribu
batang) 13.561,00 16.542,00 121,98
2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 6,00 6,00 100,00
perkebunan (Paket)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
130 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
b). BBP2TP Medan 7.b). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (ribu
batang) 218.761,00 275.231,00 125,81
2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 8,00 8,00 100,00
perkebunan (Paket)
c). BBP2TP Ambon 7.c). 1). Jumlah bibit yang disertifikasi (ribu
batang) 465,00
1.226.402,00 245,28
2). Jumlah teknologi terapan perlindungan 9,00 9,00 100,00
perkebunan (Paket)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
131 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2012
(Berdasarkan Capaian Sasaran Program/Outcomes)
Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan.
Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
I.
Meningkatnya produksi,
produktivitas dan mutu
tanaman perkebunan
yang berkelanjutan
melalui upaya bengemba-
ngan tanaman semusim,
tanaman rempah dan
penyegar, tanaman
tahunan, dukungan
penanganan pascapanen
dan pembinaan usaha,
dukungan perlindungan
perkebunan serta
dukungan manajemen dan
teknis lainnya
1. Produksi Tanaman (ribu ton) (ribu ton) Peningkatan 1.464.443.342 1.386.163.819 94,65
a. Tebu (hablur) 2.544 2.592 101,89 produksi,
b. Kapas 40 3 7,50 produktivitas dan
c. Cengkeh 83 73 87,95 Mutu tanaman
d Tembakau 183 227 124,04 perkebunan
e. Nilam 106 3 2,83 berkelanjutan
f. Kopi 718 657 91,50
g. T e h 174 150 86,21
h. Kakao 1.342 904 67,36
i. Lada 87 88 101,15
j. Jambu Mete 152 117 76,97
Lampiran 3
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
132 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
k. karet 2.741 3.040 110,91
l. Kelapa 3.317 3.176 95,75
m. Kelapa sawit 25.710 23.521 91,49
n. Jarak Pagar 24 5 20,83
k. Kemiri Sunan 4,8 0 -
Jumlah Produksi 15 Komoditas 37.226 34.556 92,83
II Produktivitas Tanaman (Kg/Ha) (Kg/Ha)
a. Tebu 5.630 4.983 88,51
b. Kapas 2.000 305 15,25
c. Cengkeh 289 241 83,39
d. Tembakau 890 998 112,13
e. Nilam 6.500 144 2,22
f. Kopi 900 723 80,33
g. Teh 1.680 1.473 87,68
h. Kakao 1.200 739 61,58
i. Lada 722 785 108,73
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
133 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
j. Jambu mete 1.009 359 35,58
k. Karet 579 1.080 186,53
l. Kelapa 1.135 1.158 102,03
m. Kelapa sawit 4.109 3.571 86,91
n. Jarak pagar 1.500 310 20,67
o. Kemiri sunan 16.000 0 0
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
134 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2012
(Berdasarkan Capaian Sasaran Kegiatan/Outputs)
Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan
Eselon II : Direktorat, Sekretariat dan Balai Besar Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan
Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
I. Peningkatan Luas 1. Luas Areal Tanaman Semusim (ha) (ha) Peningkatan 232.075.353 225.585.428 97,20
Areal Tanaman Produksi Produk-
Semusim 1). Swasembada Gula tivitas dan Mutu
Nasional (ha) Tanaman semusim
a. Tebu 7.665 7.575 98,83 (Prioritas Nasional
Dan Bidang)
2). Pengembangan Komoditas
Pemenuhan Konsumsi
Dalam Negeri (ha)
a. Kapas 9.565 9.565 100,00
Lampiran 4
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
135 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3) Pengembangan
Komoditas Ekspor (ha)
a. Tembakau 0 0 0
b. Nilam 140 140 100,00
II. Peningkatan Luas 2. Luas Areal Tanaman Rempah (ha) (ha) Peningkatan 730.486.368 688.597.307 94,27
Areal Tanaman dan Penyegar produksi
Rempah dan 1). Pengembangan produktivitas dan
Penyegar komoditas ekspor (ha) mutu tanaman
a. Kakao 3.865 3.519 91,05 rempah dan
b. Kopi 18.485 18.110 97,97 Penyegar
c. Teh 1.010 950 94,06 (Prioritas
d. Lada 950 910 95,79 Nasional dan
Bidang)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
136 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2). Pengembangan Komoditas
Pemenuhan Konsumsi
Dalam Negeri (ha)
a. Cengkeh 3.585 3.435 95,82
3). Gerakan Peningkatan
Produksi dan Mutu
Kakao Nasional (ha)
a. Rehabilitasi 39.000 37.830 97,00
b. Intensifikasi 17.000 16.890 99,35
c. Peremajaan 5.000 4.780 95,60
III. Peningkatan Luas 3. Luas Areal Tanaman Tahunan (ha) (ha) Peningkatan 221.770.415 213.698.420 96,36
Areal Tanaman 1). Pengembangan produksi
Tahunan komoditas ekspor (ha) Produktivitas dan
a. Karet 15.575 14.823 95,17 mutu tanaman
b. Kelapa 19.925 19.765 99,20 tahunan
c. Kelapa Sawit 7.255 7.055 97,24
d. Jambu Mete 3.865 3.865 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
137 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2). Penyediaan bahan
tanaman sumber bahan
bakar nabati (bio-energi)
(ha)
a. Jarak Pagar 200 200 100,00
b. Kemiri Sunan 25 25 100,00
4). Revitalisasi Perkebunan
(Pengawalan) (ha)
a. Karet 9.120 9.120 100,00
b. Kelapa sawit 208.596 208.596 100,00
c. Kakao 1.492 1.492 100,00
IV. Penurunan luas 4. Dukungan pengembangan Dukungan 34.178.359 32.501.510 95,09
areal yang tanaman perkebunan perlindungan
terserang OPT berkelanjutan perkebunan
(Prioritas Bidang)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
138 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1). Luas areal pengendalian 3.455 3.430 99,28
OPT Perkebunan (ha)
V. Peningkatan mutu 5. Dukungan pengembangan Dukungan Pasca- 30.767.041 28.236.935 91,78
produk perkebunan tanaman perkebunan Panen dan
dan usaha berkelanjutan. Pembinaan Usaha
perkebunan Perkebunan
berkelanjutan 1). Jumlah kelompok tani 110 110 100,00
yang menerapkan
penanganan pascapanen
sesuai GHP
(Kelompok Tani)
2). Jumlah Perusahaan 180 100 55,56
Perkebunan kelapa sawit
yang layak mengajukan
permohonan sertifikat
ISPO (Perusahaan)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
139 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3). Jumlah penanganan 40 40 100,00
kasus ganggunan usaha
perkebunan (Perusahaan)
VI. Peningkatan 6. Dukungan Pengembangan Dukungan Manaje- 145.382.813 131.374.315 90,36
pelayanan dan tanaman perkebunan men dan Dukungan
pembinaan di berkelanjutan Teknis Lainnya di
bidang manajemen 1). Jumlah provinsi yang 32 32 100,00 Direktorat Jenderal
dan teknis pem- memperoleh pelayanan 217 217 100,00 Perkebunan
bangunan dan pembinaan yang
perkebunan berkualitas di bidang
perencanaan, keuangan,
umum dan evaluasi serta
pelaporan (Provinsi/
Satker)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
140 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
VII. Peningkatan Peng- 7. Dukungan Pengembangan Dukungan Pengujian 69.782.993 66.169.904 94,82
awasan dan Penguji Tanaman Perkebunan & Pengawasan Mutu
an benih Tanaman Berkelanjutan Benih serta Penerap
Perkebunan & Pene- an Teknologi
rapan Teknologi proteksi Tanaman
Proteksi Tanaman Perkebunan
Perkebunan
a). BBP2TP Surabaya 7.a). 1). Jumlah bibit yang 13.310 16.542 121,98
disertifikasi (ribu batang)
2). Jumlah teknologi terapan 5 5 100,00
perlindungan
perkebunan (Paket)
b). BBP2TP Medan 7.b). 1). Jumlah bibit yang 218.761 275.231 125,81
disertifikasi (ribu batang)
2). Jumlah teknologi terapan 5 5 100,00
perlindungan
perkebunan (Paket)
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
141 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran (Rp. 000,-)
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
c). BBP2TP Ambon 7.c). 1). Jumlah bibit yang 500 1.226 245,28
disertifikasi (ribu batang)
2). Jumlah teknologi terapan 9 9 100,00
perlindungan
perkebunan (Paket)
Total Pagu Anggaran : 1.464.443.342 1.386.163.819 94,65
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
142 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Capaian Kinerja Kegiatan Utama (Output)
Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2012
Posisi 31 Desember 2012
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
018.05.08 - Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan 1.464.443.342.000 1.386.163.819.156 94,65
98,18
1 1775 - Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Rempah dan
Penyegar 730.486.368.000 688.597.307.033 94,27
97,66
1775.001 - Pengembangan Tanaman Kopi 145.302.109.000 129.031.242.828 88,80 18.485 Ha 18.110 Ha 97,97
1775.002 - Pengembangan Tanaman T e h 6.432.500.000 6.425.516.500 99,89
1.010 Ha
950 Ha 94,06
1775.003 - Pengembangan Tanaman Kakao
34.085.570.000 33.936.325.500 99,56
3.865 Ha
3.519 Ha 91,05
1775.004 - Pengembangan Tanaman Lada
8.002.375.000 7.993.961.000 99,89
950 Ha
910 Ha 95,79
1775.005 - Pengembangan Tanaman Cengkeh
5.799.375.000 5.744.470.500 99,05
3.585 Ha
3.435 Ha 95,82
1775.006 - Pemberdayaan dan Penguatan
Kelembagaan Tanaman Rempah dan
Penyegar
2.781.658.000 2.702.329.400 97,15
2.690 Org
2.690 Ha 100,00
1775.015 - Pengawalan, pendampingan, sinkronisasi,
koordinasi, monev pelaksanaan kegiatan
tanaman regar
47.600.000 47.343.740 99,46
1 Th
1 Th 100,00
Lampiran 5
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
143 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
1775.017 - Penanaman Tanaman Rempah Penyegar
Lainnya
6.728.950.000 6.726.355.000 99,96
3.600 Ha
3.400 Ha 94,44
1775.018 - Layanan perkantoran pusat (Dirat TRP) 972.200.000 903.643.790 92,95 1 Th 1 Th 100,00
1775.020 - Kebijakan, Norma, Standar, Prosedur,
Kriteria, Bimbingan Teknis dan Evaluasi
(Dirat TRP)
10.271.362.000 9.529.461.345 92,78
1 Dok
1 Dok 100,00
1775.021 - Pembangunan Kebun Sumber Bahan
Tanam Tanaman Rempah dan Penyegar
1.330.385.000 1.104.638.950 83,03
78 Ha
72 Ha 92,31
1775.022 - Pemurnian, penilaian dan penetapan
sumber benih tanaman rempah dan
penyegar
31.520.000 46.600.000 147,84
1 Dok
1 Dok 100,00
1775.024 - Dukungan Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah
dan Penyegar
8.314.290.000 7.651.582.885 92,03
43 Pkt
43 Pkt 100,00
1775.025 - Gerakan Nasional Peningkatan Produksi
dan Mutu Kakao (Gernas Kakao)
311.647.749.000 295.778.483.155 94,91
61.000 Ha
59.108 Ha 96,90
1775.026 - Dukungan Kegiatan Gerakan Nasional
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao
(Gernas Kakao)
188.738.725.000 180.975.352.440 95,89
23 Pkt
23 Pkt 100,00
2 1776 - Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Semusim
232.075.353.000
225.585.427.901 97,20 98,84
1776.001- Pengembangan Tanaman Tebu
196.651.048.000 191.094.670.108 97,17
7.665 Ha
7.575 Ha 98,83
1776.002- Penanaman Tanaman Kapas
18.667.180.000 18.567.024.733 99,46
9.565 Ha
9.565 Ha 100,00
1776.004 - Penanaman Tanaman Nilam
3.485.555.000 3.386.391.700 97,16
140 Ha
140 Ha 100,00
1776.005 - Pemberdayaan pekebun tanaman semusim
40.700.000 28.225.000 69,35
272 Pkt
272 Pkt 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
144 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
1776.008 - Penanaman Tanaman Semusim Lainnya
372.250.000 189.695.000 50,96
10 Ha
5 Ha 50,00
1776.009 - Integrasi Tanaman Semusim - Ternak
1.317.700.000 1.195.875.500 90,75
14 Unit
12 Unit 85,71
1776.010 - Peningkatan kegiatan perlombaan dan
penghargaan perkebunan,dll
40.000.000 40.000.000 100,00
32 Pkt
32 Pkt 100,00
1776.013 - Layanan perkantoran pusat (Dirat TS)
1.126.050.000 1.101.033.495 97,78
1 Th
1 Th 100,00
1776.014 - Kebijakan, Norma, Standar, Prosedur,
Kriteria, Bimbingan Teknis dan Evaluasi
(Dirat TS)
4.625.650.000 4.504.064.145 97,37
1 Dok
1 Dok 100,00
1776.016 - Pemurnian, penilaian dan penetapan
sumber benih tanaman semusim
perkebunan
32.125.000 32.125.000 100,00
50 Ha
50 Ha 100,00
1776.019 - Dukungan Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim
5.717.095.000 5.446.323.220 95,26
49 Pkt
49 Pkt 100,00
3 1777 - Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Tahunan
221.770.415.000
213.698.420.418 96,36 97,53
1777.001 - Pengembangan Tanaman Karet
82.690.006.000 82.178.526.990 99,38
15.575 Ha
14.823 Ha 95,17
1777.002 - Perluasan tanaman karet di daerah
perbatasan, wilayah pasca konflik,
tertinggal dan bencana alam
3.003.000.000 1.650.395.000 54,96
300 Ha
300 Ha 100,00
1777.003 - Pengembangan Tanaman Kelapa
45.514.602.000 45.008.015.300 98,89
19.925 Ha
19.765 Ha 99,20
1777.004 - Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit
39.419.140.000 38.723.765.250 98,24
7.255 Ha
7.055 Ha 97,24
1777.007 - Pengembangan Tanaman Jambu Mete
10.402.369.000 10.285.126.700 98,87
3.865 Ha
3.865 Ha 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
145 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
1777.009 - Perluasan Tanaman Jarak Pagar
744.150.000 737.505.000 99,11
200 Ha
200 Ha 100,00
1777.010 - Perluasan Tanaman Kemiri Sunan
172.040.000 168.392.000 97,88
25 Ha
25 Ha 100,00
1777.011 - Pemberdayaan dan Penguatan
Kelembagaan Tanaman Tahunan
6.620.103.000 6.351.572.100 95,94
7.775 Org
7.775 Org 100,00
1777.015 - Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit,
Kakao, Karet)
11.553.003.000 8.891.991.525 76,97
500 Ha
500 Ha 100,00
1777.018 - Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis
Tanaman Tahunan
1.394.700.000 1.207.409.375 86,57
26 KT
26 KT 100,00
1777.019 - Layanan perkantoran pusat (Dirat TT)
901.850.000 850.288.204 94,28
1 Th
1 Th 100,00
1777.021 - Kebijakan, Norma, Standar, Prosedur,
Kriteria, Bimbingan Teknis dan Evaluasi
(Dirat TT)
2.880.720.000 2.797.050.079 97,10
2 Dok
2 Dok 100,00
1777.022 - Pembangunan Kebun Sumber Bahan
Tanam Tanaman Tahunan
2.554.530.000 2.375.625.900 93,00
75 Ha
74 Ha 98,67
1777.026 - Dukungan Kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Tahunan
13.920.202.000 12.472.756.995 89,60
50 Pkt 50 Pkt 100,00
4 1778 - Pengembangan Penanganan
Pascapanen Komoditas Perkebunan
30.767.041.000
28.236.935.208 91,78 100,00
1778.001 - Penanganan Pascapanen Tanaman
Perkebunan
14.182.695.000 13.973.537.875 98,53
3.676 Pkt
3.676 Pkt 100,00
1778.003 - Peningkatan penanganan pasca panen
tanaman tahunan
177.500.000 176.550.000 99,46 1 Dok 1 Dok 100,00
1778.004 - Pembinaan Usaha Perkebunan
Berkelanjutan
6.669.057.000 5.774.546.790 86,59
127 Kab
127 Kab 100,00
1778.006 - Layanan Perkantoran Pusat (Dirat PPPU)
428.500.000 426.495.695 99,53 1 Th 1 Th 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
146 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
1778.008 - Kebijakan, Norma, Standar, Prosedur,
Kriteria, Bimbingan Teknis dan Evaluasi
(Dirat PPPU)
5.195.039.000 4.292.185.928 82,62 2 Dok 2 Dok 100,00
1778.011 - Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik
Perkebunan
4.114.250.000 3.593.618.920 87,35
145 kab
145 Kab 100,00
5 1779 - Dukungan Perlindungan Perkebunan
34.178.359.000 32.501.509.782 95,09 99,07
1779.001 - Pengendalian OPT Tanaman perkebunan
13.077.015.000 12.629.294.925 96,58
3.455 Ha 3430 Ha 99,28
1779.002 - Pemberdayaan Perangkat
4.277.102.000 4.059.326.800 94,91
44 Unit 43 Unit 97,73
1779.003 - Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
119.800.000 119.800.000 100,00 1 Th 1 Th 100,00
1779.004 - Fasilitasi pencegahan kebakaran lahan
dan kebun
4.484.235.000 3.905.494.675 87,09 72 Kab 70 Kab 97,22
1779.005 - SL-PHT Perkebunan
5.498.515.000 5.285.137.630 96,12
82 KT
82 KT 100,00
1779.007 - Layanan perkantoran pusat (Dirat
Perlindungan)
804.191.000 789.115.480 98,13 1 Th 1 Th 100,00
1779.009 - Kebijakan, Norma, Standar, Prosedur,
Kriteria, Bimbingan Teknis dan Evaluasi
(Dirat PP)
4.671.120.000 4.527.927.272 96,93 1 Dok 1 Dok 100,00
1779.010 - Dukungan Kegiatan Perlindungan
Perkebunan
1.246.381.000 1.185.413.000 95,11 1 Th 1 Th 100,00
6 1780 - Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Teknis Lainnya
145.382.813.000
131.374.315.176 90,36 99,98
1780.001 - Layanan perkantoran
44.405.679.000 39.442.825.085 88,82 1 Th 1 Th 100,00
1780.002 - Pengadaan sarana dan prasarana
perkantoran
3.345.500.000 3.069.884.159 91,76 71 Unit 71 Unit 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
147 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
1780.003 - Norma, standar, pedoman, perencanaan,
evaluasi, keuangan, ortala,
kepegawaian, dll (Pusat)
27.725.152.000 23.022.005.671 83,04 5 Dok 5 Dok 100,00
1780.004 - Peningkatan kapabilitas pegawai/petugas
50.000.000 35.530.000 71,06 6 Org 3 Org 50,00
1780.005 - Pembinaan, pengawalan, pendampingan
dan monev kegiatan pembangunan
perkebunan
505.470.000 502.445.000 99,40 1 Th 1 Th 100,00
1780.006 - Sertifikasi, pengujian, pengawasan mutu
benih dan penerapan teknologi proteksi
tanaman perkebunan
281.975.000 271.355.350 96,23 1 Th 1 Th 100,00
1780.007 - Perencanaan, Pengelolaan Keuangan,
Data Informasi dan Monev, Umum
47.409.279.000 45.007.512.414 94,93 135 Dok 135 Dok 100,00
1780.008 - Administrasi Kegiatan Dana
Dekonsentrasi (DK)
4.806.701.000 4.192.047.349 87,21 1 Th 1 Th 100,00
1780.009 - Administrasi Kegiatan Dana Tugas
Pembantuan (TP)
14.723.269.000 13.916.806.698 94,52 1 Th 1 Th 100,00
1780.010 - Dukungan Kegiatan Manajemen dan
Teknis Lainnya
2.129.788.000 1.913.903.450 89,86 1 Th 1 Th 100,00
7 1781 - Dukungan Pengujian dan Pengawasan
Mutu Benih dan Teknologi Proteksi
Perkebunan
69.782.993.000
66.169.903.638 94,82 98,57
1781.001 - Layanan Perkantoran
45.932.850.000 44.614.442.140 97,13 1 Th 1 Th 100,00
1781.002 - Pengadaan Sarana, Prasarana
Perkantoran
4.146.807.000 4.081.046.677 98,41 447 Unit 439 Unit 98,21
1781.003 - Administrasi Kegiatan, Standar,
Pedoman, Perencanaan, Monitoring dan
Evaluasi, Keuangan, dll
5.559.937.000 5.004.048.211 90,00 27 Dok 27 Dok 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
148 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
1781.004 - Peningkatan kapabilitas pegawai/petugas
2.883.368.000 2.625.489.675 91,06 507 Org 402 Org 79,29
1781.005 - Operasional Laboratorium
1.803.612.000 1.395.817.135 77,39 1 Th 1 Th 100,00
1781.006 - Pembangunan Kebun Contoh, Demplot,
Uji Koleksi, dll
3.054.217.000 2.743.286.650 89,82 182 Ha 152 Ha 83,52
1781.007 - Pengawasan Peredaran Benih
2.892.610.000 2.340.511.262 80,91 32 Dok 32 Dok 100,00
1781.008 - Rakitan Teknologi Spesifikasi Proteksi
Tanaman Perkebunan
1.893.570.000 1.883.895.440 99,49 23 Pkt 23 Pkt 100,00
1781.009 - Pemanfaatan Agensia Hayati
921.798.000 820.945.400 89,06 15 Jns 15 Jns 100,00
1781.010 - Sertifikasi dan Pengujian Mutu benih
694.224.000 660.421.048 95,13
232.571.0
00 Btg
292.999.
402 Btg 125,98
T o t a l 1.464.443.342.000 1.386.163.819.156 94,65 98,18
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
149 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
CAPAIAN KINERJA KEUANGAN
BERDASARKAN SERAPAN PER SATKER TAHUN 2012
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
1 JAWA BARAT 36.359.650,00 33.058.037,78 91,57 99,15
1 DISBUN PROVINSI JAWA BARAT 19.261.840,00 16.453.627,78 85,42 100,00
2 DISHUTBUN KAB SUKABUMI
4.236.791,00
4.219.396,00
99,59
100,00
3 DISHUTBUN KAB CIANJUR
4.368.615,00
4.234.880,00
96,94
95,00
4 DISBUN KAB GARUT
3.764.651,00
3.764.651,00
100,00
100,00
5 DISHUTBUN KAB TASIKMALAYA
1.499.070,00
1.495.270,00
99,75
100,00
6 DISHUTBUN KAB CIAMIS
1.398.800,00
1.398.800,00
100,00
100,00
7 DISHUTBUN KAB KUNINGAN
902.603,00
804.359,00
89,12
89,79
8 DISTANBUNHUT KAB BANDUNG
927.280,00
922.455,00
99,48
100,00
2 JAWA TENGAH
97.200.693,00
96.402.778,67
99,18
100,00
9 DISBUN PROVINSI JAWA TENGAH
90.462.834,00
89.758.158,91
99,22
100,00
10 DISTANPANGANBUNHUT KAB
MAGELANG
1.168.949,00
1.121.179,50
95,91
100,00
11 DISHUTBUN KAB BATANG
1.192.114,00
1.186.904,60
99,56
100,00
12 DISHUTBUN KAB CILACAP
1.969.750,00
1.962.766,66
99,65
100,00
13 DISHUTBUN KAB WONOGIRI
1.197.152,00
1.168.430,00
97,60
100,00
14 DISTANBUNHUT KAB TEGAL
1.209.894,00
1.205.339,00
99,62
100,00
3 D. I. YOGYAKARTA
14.396.056,00
14.230.112,07
98,85
100,00
15 DISHUTBUN PROVINSI D.I.
YOGYAKARTA
10.941.660,00
10.793.527,61
98,65
100,00
Lampiran 6
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
150 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
16 DISTANHUT KAB KULON PROGO
1.491.846,00
1.479.779,99
99,19
100,00
17 DISHUTBUN KAB GUNUNG KIDUL
1.962.550,00
1.956.804,48
99,71
100,00
4 JAWA TIMUR
67.235.113,00
64.231.949,88
95,53
98,29
18 DISBUN PROVINSI JAWA TIMUR
61.918.760,00
58.915.596,88
95,15
98,24
19 DISHUTBUN KAB MADIUN
3.802.063,00
3.802.063,00
100,00
100,00
20 DISHUTBUN KAB PACITAN
1.514.290,00
1.514.290,00
100,00
95,92
5 A C E H
25.781.647,00
25.146.073,29
97,53
100,00
21 DISHUTBUN PROVINSI A C E H
9.287.191,00
8.775.571,43
94,49
100,00
22 DISHUTBUN KAB BENER MERIAH
3.552.270,00
3.481.000,84
97,99
100,00
23 DISHUTBUN KAB ACEH UTARA
3.377.491,00
3.326.897,42
98,50
100,00
24 DISHUTBUN KAB ACEH TIMUR
2.650.981,00
2.650.981,00
100,00
100,00
25 DISHUTBUN KAB ACEH BARAT
2.113.320,00
2.111.228,60
99,90
100,00
26 DISHUTBUN KAB NAGAN RAYA
4.800.394,00
4.800.394,00
100,00
100,00
6 SUMATERA UTARA
21.121.689,00
20.401.665,50
96,59
94,47
27 DISBUN PROVINSI SUMATERA UTARA
11.616.394,00
11.081.726,00
95,40
97,95
28 DISHUTBUN KAB LANGKAT
2.333.700,00
2.232.255,00
96,51
90,26
29 DISBUN KAB BATUBARA
1.276.373,00
1.223.363,00
95,85
88,33
30 DISBUNNAK KAB TAPANULI SELATAN
1.038.613,00
1.038.200,00
99,96
97,77
31 DISBUN KAB SIMALUNGUN
3.646.272,00
3.614.296,50
99,12
88,87
32 DISHUTBUN KAB MANDAILING NATAL
1.210.337,00
1.191.825,00
98,47
89,76
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
151 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
7 SUMATERA BARAT
13.948.042,00
12.908.364,80
92,55
100,00
33 DISBUN PROVINSI SUMATERA BARAT
7.154.453,00
6.362.342,40
88,93
100,00
34 DISHUTBUN KAB AGAM
1.153.106,00
1.019.605,80
88,42
100,00
35 DISBUN KAB PASAMAN
1.885.036,00
1.833.494,60
97,27
100,00
36 DISTANBUNHUT KAB TANAH DATAR
971.549,00
962.290,70
99,05
100,00
37 DISBUN KAB PASAMAN BARAT
1.137.896,00
1.097.944,30
96,49
100,00
38 DISBUN KAB DHARMAS RAYA
1.646.002,00
1.605.965,00
97,57
100,00
8 R I A U
26.274.584,00
25.051.008,90
95,34
98,17
39 DISBUN PROVINSI RIAU
10.321.820,00
9.219.625,90
89,32
100,00
40 DISHUTBUN KAB MERANTI
1.288.134,00
1.287.808,00
99,97
100,00
41 DISBUN KAB INDRAGIRI HILIR
1.535.118,00
1.510.517,00
98,40
83,11
42 DISBUN KAB KUANTAN SENGINGI
4.063.300,00
4.017.170,00
98,86
98,03
43 DISHUTBUN KAB ROKAN HULU
9.066.212,00
9.015.888,00
99,44
98,44
9 JAMBI
23.442.716,00
22.615.793,03
96,47
96,75
44 DISBUN PROVINSI JAMBI
10.412.228,00
10.008.229,25
96,12
100,00
45 DISBUN KAB BATANGHARI
2.656.315,00
2.631.160,00
99,05
100,00
46 DISBUN KAB TANJUNG JABUNG BARAT
1.319.913,00
1.192.106,50
90,32
90,32
47 DISHUTBUN KAB BUNGO
2.232.690,00
2.190.339,48
98,10
80,68
48 DISBUNHUT KAB SAROLANGUN
2.428.240,00
2.304.063,30
94,89
95,00
49 DISBUNHUT KAB MERANGIN
2.212.890,00
2.191.810,00
99,05
100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
152 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
50 DISBUN KAB TEBO
2.180.440,00
2.098.084,50
96,22
96,25
10 SUMATERA SELATAN
31.367.371,00
30.375.156,44
96,84
88,04
51 DISBUN PROVINSI SUMATERA
SELATAN
20.776.516,00
20,074.623,46
96,62
85,40
52 DISHUTBUN KAB O K U
1.095.100,00
1.083.005,00
98,90
84,75
53 DISBUN KAB MUSI BANYUASIN
2.066.618,00
2.016.957,00
97,60
100,00
54 DISBUN KAB MUARA ENIM
2.475.921,00
2.386.532,80
96,39
100,00
55 DISBUN KAB MUSI RAWAS
2.746.748,00
2.740.463,18
99,77
99,85
56 DISBUN KAB O K I
2.206.468,00
2.073.575,00
93,98
75,18
11 LAMPUNG
29.909.220,00
29.647.938,73
99,13
99,12
57 DISBUN PROVINSI LAMPUNG
19.591.218,00
19.394.827,33
99,00
99,00
58 DISTANBUNHUT KAB TG BAWANG
BARAT
1.614.400,00
1.605.956,40
99,48
99,48
59 DISHUTBUN KAB LAMPUNG UTARA
1.568.197,00
1.523.947,00
97,18
97,10
60 DISBUN KAB LAMPUNG BARAT
1.303.610,00
1.291.413,00
99,06
99,06
61 DISHUTBUN KAB TANGGAMUS
1.166.300,00
1.156.100,00
99,13
100,00
62 DISBUNHUT KAB LAMPUNG TIMUR
920.012,00
920.012,00
100,00
100,00
63 DISBUNHUT KAB PESAWARAN
951.948,00
951.948,00
100,00
100,00
64 DISBUNHUT KAB WAY KANAN
2.793.535,00
2.793.535,00
100,00
100,00
12 KALIMANTAN BARAT
30.371.159,00
29.575.562,41
97,38
99,83
65 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN BARAT
9.854.106,00
9.382.029,65
95,21
102,10
66 DISHUTBUN KAB SAMBAS
2.145.145,00
2.128.272,20
99,21
94,61
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
153 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
67 DISHUTBUN KAB SANGGAU
6.297.664,00
6.251.232,32
99,26
99,31
68 DISHUTBUN KAB SINTANG
2.004.177,00
1.985.780,80
99,08
98,19
69 DISBUNHUT KAB KAPUAS HULU
1.968.227,00
1.916.807,00
97,39
96,75
70 DISHUTBUN KAB BENGKAYANG
5.574.890,00
5.459.659,00
97,93
100,00
71 DISTANHUT KOTA SINGKAWANG
2.526.950,00
2.451.781,44
97,03
100,00
13 KALIMANTAN TENGAH
11.390.040,00
11.157.375,25
97,96
96,44
72 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH
5.235.500,00
5.122.740,90
82,61
96,04
73 DISTANBUN KAB GUNUNG MAS
1.198.000,00
1.194.065,00
99,67
89,88
74 DISBUNHUT KAB KAPUAS
1.554.220,00
1.518.119,70
97,68
98,58
75 DISBUN KAB KOTAWARINGIN BARAT
1.346.420,00
1.288.112,65
95,67
96,13
76 DISBUNHUT KAB PULANG PISAU
993.050,00
986.800,00
99,37
100,00
77 DISBUN KAB KOTAWARINGIN TIMUR
1.062.850,00
1.047.537,00
98,56
99,70
14 KALIMANTAN SELATAN
9.158.897,00
8.406.404,54
91,78
100,00
78 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN
6.014.493,00
5.366.287,89
89,22
100,00
79 DISHUTBUN KAB HULU SUNGAI
TENGAH
1.072.025,00
1.028.054,95
95,90
100,00
80 DISBUN KAB TABALONG
1.059.085,00
1.052.078,20
99,34
100,00
81 DISHUTBUN KAB BALANGAN
1.013.294,00
959.983,50
94,74
100,00
15 KALIMANTAN TIMUR
12.066.026,00
8.494.395,44
70,40
80,76
82 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
8.977.451,00
5.874.287,43
65,43
85,75
83 DISBUN KAB KUTAI TIMUR
412.653,00 307.084.000
74,42
59,53
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
154 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
84 DISHUTBUN KAB NUNUKAN
1.068.966,00
967.790,00
90,54
96,00
85 DISBUN KAB BERAU
1.606.956,00
1.345.234,01
83,71
66,97
16 SULAWESI UTARA
18.471.634,00
18.171.800,70
98,38
99,99
86 DISBUN PROVINSI SULAWESI UTARA
11.734.748,00
11.515.219,00
98,13
100,00
87 DISHUTBUN KAB MINAHASA
TENGGARA
958.200,00
958.200,00
100,00
99,76
88 DISTANBUNHUT KAB BOLMONG
UTARA
1.264.100,00
1.184.376,70
93,69
100,00
89 DISHUTBUN KAB BOLAANG
MONGONDOW
1.246.731,00
1.246.150,00
99,95
100,00
90 DISBUN KAB MINAHASA SELATAN
3.267.855,00
3.267.855,00
98,47
100,00
17 SULAWESI TENGAH
119.022.677,00
117.477.658,03
98,70
99,35
91 DISBUN PROVINSI SULAWESI TENGAH
34.334.876,00
33.900.491,23
98,73
99,65
92 DISTANBUNNAKKESHEWAN KAB TJ
UNA-UNA
14.049.820,00
13.849.432,78
98,57
98,44
93 DISHUTBUN KAB POSO
6.519.669,00
6.383.816,64
97,92
97,92
94 DISHUTBUN KAB DONGGALA
8.510.000,00
8.364.336,10
98,29
100,00
95 DISBUN KAB TOLI-TOLI
19.758.545,00
19.423.993,00
98,31
100,00
96 DISBUN KAB BUOL
3.290.669,00
3.281.155,66
99,71
99,71
97 DISHUTBUN KAB PARIGI MOUTONG
26.612.339,00
26.417.395,00
99,27
99,32
98 DISHUTBUN KAB SIGI
4.327.290,00
4.247.763,00
98,16
97,47
99 DISTANHUTKELAUTAN KOTA PALU
1.619.469,00
1.609.274,63
99,37
100,00
18 SULAWESI SELATAN
107.391.241,00
99.339.932,58
92,50
97,52
100 DISBUN PROVINSI SULAWESI
SELATAN
47.549.891,00
45.632.036,70
95,97
98,78
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
155 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
101 DISTANBUN KAB ENREKANG
5.386.207,00
5.112.171,63
94,91
93,33
102 DISHUTBUN KAB BONE
6.833.960,00
5.350.616,70
78,29
90,00
103 DISHUTBUN KAB PINRANG
6.809.487,00
5.342.847,10
78,46
97,96
104 DISHUTBUN KAB WAJO
6.110.320,00
5.790.390,45
94,76
100,00
105 DISHUTBUN KAB LUWU
10.254.097,00
9.857.381,41
96,13
99,49
106 DISHUTBUN KAB BULUKUMBA
3.603.460,00
2.939.185,23
81,57
93,52
107 DISHUTBUN KAB SOPPENG
10.686.957,00
9.701.087,37
90,78
95,63
108 DISHUTBUN KAB LUWU UTARA
10.156.862,00
9.614.216,00
94,66
98,50
19 SULAWESI TENGGARA
132.531.904,00
125.423.421,72
94,64
96,47
109 DISBUNHORTI PROV SULAWESI
TENGGARA
49.093.089,00
47.685.706,35
95,87
99,03
110 DISTAN KAB MUNA
10.761.845,00
10.620.436,42
98,69
98,87
111 DISTANNAKBUNHORTI KAB BOMBANA
14.503.281,00
13.497.811,65
93,07
97,15
112 DISBUNHORTI KAB KOLAKA UTARA
15.013.222,00
12.074.417,50
80,43
90,65
113 DISTAN KAB KONAWE
13.561.827,00
13.195.503,00
97,30
85,15
114 DISBUN KAB KOLAKA
14.873.860,00
14.553.948,40
97,85
99,15
115 DISBUNHORTI KAB KONAWE SELATAN
14.724.780,00
13.795.598,40
93,69
99,15
20 MALUKU
13.167.160,00
12.990.891,00
98,66
100,00
116 DISTAN PROVINSI MALUKU
5.602.407,00
5.479.576,00
97,81
100,00
117 DISHUTBUN KAB MALUKU TENGGARA
BARAT
1.027.243,00
1.024.843,00
99,77
100,00
118 DISTANBUN KAB PULAU BURU
919.780,00
872.940,00
94,91
100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
156 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
119 DISHUTBUN KAB SERAM BAGIAN
BARAT
919.780,00
917.032,00
99,70
100,00
120 DISBUNHUT KAB SERAM BAGIAN
TIMUR
4.697.950,00
4.696.480,00
99,97
100,00
21 BALI
11.276.467,00
10.859.828,15
96,31
97,72
121 DISBUN PROVINSI BALI
7.646.947,00
7.306.363,00
95,55
99,66
122 DISTANHUTKELAUTAN KAB JEMBRANA
900.080,00
897.023,00
99,66
100,00
123 DISTANPERHUTBUN KAB GIANYAR
1.147.480,00
1.122.282,15
97,80
90,64
124 DISHUTBUN KAB TABANAN
1.581.960,00
1.534.160,00
96,98
92,13
22 NUSA TENGGARA BARAT
10.981.376,00
10.682.487,95
97,28
97,42
125 DISBUN PROVINSI NUSA TENGGARA
BARAT
7.452.369,00
7.154.037,75
96,00
96,20
126 DISHUTBUN KAB LOMBOK TIMUR
1.164.970,00
1.164.436,00
99,95
100,00
127 DISHUTBUN KAB SUMBAWA
1.070.444,00
1.070.425,00
100,00
100,00
128 DISBUN KAB DOMPU
1.293.593,00
1.293.589,20
100,00
100,00
23 NUSA TENGGARA TIMUR
28.488.678,00
28.166.525,60
98,87
100,00
129 DISTANBUN PROV NUSA TENGGARA
TIMUR
15.597.572,00
15.415.902,33
98,84 100,00
130 DISTANBUN KAB BELU
1.082.100,00
1.082.100,00
100,00 100,00
131 DISTANBUNNAK KAB SIKKA
2.842.954,00
2.811.509,60
98,89 100,00
132 DISBUN KAB ALOR
1.769.085,00
1.769.085,00
100,00 100,00
133 DISHUTBUN KAB MANGGARAI
999.060,00
993.060,00
99,40 100,00
134 DISBUN KAB SUMBA TIMUR
7.034.570,00
1.953.734,00
98,77 100,00
135 DISBUN KAB SUMBA BARAT DAYA
1.385.014,00
1.385.014,00
100,00 100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
157 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
136 DISHUTBUN KAB FLORES TIMUR
969.470,00
964.970,00
99,54 100,00
137 DISHUTBUN KAB ENDE
1.865.339,00
1.791.150,67
96,02 100,00
24 PAPUA
27.102.841,00
26.569.894,04
98,03
94,68
138 DISBUNNAK PROVINSI PAPUA
9.394.230,00
8.906.382,50
94,81
99,18
139 DISHUTBUN KAB BIAK NUMFOR
1.877.574,00
1.868.554,00
99,52
100,00
140 DISHUTBUN KAB MERAUKE
5.426.565,00
5.399.765,00
99,51
96,65
141 DISTANBUN KAB NABIRE
3.417.934,00
3.417.934,00
100,00
85,19
142 DISBUN KAB JAYAPURA
2.025.600,00
2.023.975,10
99,92
96,88
143 DISBUN KAB SARMI
3.221.934,00
3.221.600,00
99,99
82,97
144 DISBUNHUT KAB KEEROM
1.739.004,00
1.731.683,44
99,58
96,31
25 BENGKULU
20.335.240,00
20.006.589,55
98,38
100,00
145 DISBUN PROVINSI BENGKULU
6.940.775,00
6.799.924,55
97,97 100,00
146 DISTANNAKBUN KAB SELUMA
1.475.500,00
1.470.500,00
99,66 100,00
147 DISTANNAKBUNHUT KAB MUKO MUKO
3.029.900,00
3.015.320,00
99,52 100,00
148 DISTANBUNHUT KAB BENGKULU
TENGAH
1.740.820,00
1.738.320,00
99,86 100,00
149 DISHUTBUN KAB BENGKULU UTARA
5.523.370,00
5.474.130,00
99,11 100,00
150 DISHUTBUN KAB KEPAHIANG
1.624.875,00
1.508.395,00
92,83 100,00
26 MALUKU UTARA
19.501.400,00
19.301.734,00
98,98
99,77
151 DISTAN PROVINSI MALUKU UTARA
8.878.586,00
8.854.604,00
99,73
99,88
152 DISTAN KAB HALMAHERA UTARA
2.391.550,00
2.384.213,00
99,69
100,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
158 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
153 DISTAN KAB HALMAHERA BARAT
2.190.530,00
2.183.823,00
99,69
100,00
154 DISBUN KAB HALMAHERA TENGAH
1.110.700,00
1.110.700,00
100,00
100,00
155 DISBUN KAB HALMAHERA SELATAN
2.990.950,00
2.950.076,00
98,63
99,40
156 DISHUTBUN KAB KEPULAUAN SULA
1.939.084,00
1.818.318,00
93,77
99,20
27 BANTEN
3.150.070,00
3.128.247,00
969,31
100,00
157 DISHUTBUN PROVINSI BANTEN
3.150.070,00
3.128.247,10
99,31
100,00
28 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
11.428.334,00
11.099.212,25
97,12
95,54
158 DISTANBUNNAK PROV KEP. BABEL
3.171.711,00
2.953.379,30
93,12
90,00
159 DISBUNHUT KAB BANGKA SELATAN
5.027.885,00
4.991.978,00
99,29
100,00
160 DISHUTBUN KAB BANGKA BARAT
1.369.743,00
1.360.938,00
99,36
90,00
161 DISBUNHUT KAB BANGKA TENGAH
1.858.995,00
1.792.916,95
96,45
97,03
29 GORONTALO
15.392.399,00
14.945.271,08
97,10
93,28
162 DISBUNNAK PROVINSI GORONTALO
10.414.087,00
10.290.699,00
98,82
92,20
163 DISTANPANGANBUN KAB GORONTALO
1.112.302,00
1.086.632,00
97,69
94,48
164 DISTANBUN KAB PAHUWATO
3.866.010,00
3.567.940,08
92,29
96,23
30 KEPULAUAN RIAU
6.584.543,00
4.664.471,00
70,84
73,23
165 DISTANHUTNAK PROVINSI
KEPULAUAN RIAU
1.658.535,00
1.118.895,00
67,46
75,00
166 DISHUTBUN KAB NATUNA
1.585.920,00
1.582.610,00
99,79
100,00
167 DISTAN KAB BINTAN
1.754.168,00
1.748.126,00
99,66
100,00
168 DISTANBUNNAKHUTPANGAN KAB KEP.
ANAMBAS
1.585.920,00
214.840,00
13,55
15,00
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
159 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
31 PAPUA BARAT
16.980.324,00
16674.929,00
98,20
77,72
169 DISHUTBUN PROVINSI PAPUA BARAT
4.074.524,00
3.965.174,00
97,32
75,00
170 DISTANNAKBUN KAB MANOKWARI
3.697.340,00
3.653.140,00
98,80
79,04
171 DISHUTBUN KAB SORONG SELATAN
4.595.800,00
4.462.749,00
97,10
77,41
172 DISBUN KAB RAJA AMPAT
2.305.520,00
2.286.726,00
99,18
78,75
173 DISHUTBUN KAB TELUK WONDAMA
2.307.140,00
2.307.140,00
100,00
80,00
32 SULAWESI BARAT
128.383.056,00
122.633.400,78
95,52
97,20
174 DISBUN PROVINSI SULAWESI BARAT
68.272.695,00
64.637.593,35
94,68
96,23
175 DISHUTBUN KAB MAJENE
4.628.778,00
4.188.768,81
90,49
95,00
176 DISHUTBUN KAB MAMUJU
20.909.663,00
20.345.005,00
97,30
97,07
177 DISBUN KAB MAMUJU UTARA
16.868.928,00
16.374.379,93
97,07
98,91
178 DISHUTBUN KAB POLEWALI MANDAR
14.732.364,00
14.170.011,80
96,18
100,00
179 DISTANBUNHORTI KAB MAMASA
2.970.628,00
2.917.641,90
98,22
100,00
33 UPT PUSAT
72.951.531,00
66.169.903,64
94,82
97,83
180 BALAI BESAR ( BBP2TP ) SURABAYA
18.775.845,00
16.683.095,59
91,67
91,57
181 BALAI BESAR ( BBP2TP ) MEDAN
28.209.759,00
25.709.040,39
95,39
100,00
182 BALAI ( BPTP ) PONTIANAK
9.274.803,00
7.915.438,79
88,82
100,00
183 BALAI BESAR ( BBP2TP ) AMBON
16.691.124,00
15.285.667,47
97,23
100,00
- Penambahan pembayaran gaji pegawai
Balai Besar Ambon
576.661,41
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
160 LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
NO. SATKER PROVINSI &
KABUPATEN
PAGU
( Rp. 000,-)
KINERJA SATKER
REALISASI KEUANGAN REALISASI
FISIK
( Rp.000,- ) ( % ) ( % )
1 2 3 5 6 7
34 P U S A T 254.448.102,00
225.919.603,29
88,79
88,79
184 DIREKTORAT JENDERAL
PERKEBUNAN
DIRAT TANAMAN REMPAH DAN
PENYEGAR
167.871.677,00
138.893.775,01
89,00
89,00
DIRAT TANAMAN SEMUSIM
6.591.000,00
5.605.097,64
97,45
97,45
DIRAT TANAMAN TAHUNAN
6.663.525,00
5.906.601,34
96,65
96,65
DIRAT PENANGANAN PASCA PANEN
6.570.579,00
4.662.371,62
83,75
83,75
DIRAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
6.185.366,00
5.317.042,75
97,11
97,11
SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN
73.138.005,00
65.534.714,92
86,83
86,83
TOTAL DIREKTORAT JENDERAL
PERKEBUNAN 1.464.443.342,00 1.386.163.819,15 94,65 98,18
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
161
LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 Yang Dimonitor Oleh UKP4
RENCANA AKSI PENANGGUNG
JAWAB INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12
% CAPAIAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
N5P26: Peningkatan produksi pangan
N5P26A7: Penyaluran bantuan dan subsidi benih tanaman pangan
Kementerian Pertanian
BPN, Pemda terkait, perusahaan perkebunan (negara dan swasta)
Areal Giling Tebu (Kebun tebu giling/KTG)
TARGET: Terlaksananya areal giling tebu 450.000 ha
TARGET B03: 4.500 Ha (1,00%)
B04: 104,99% posisi 30 April 2012 areal giling tebu dari pabrik gula seluas 4.724,9 ha (104,99%).
TARGET B06: 135.000 Ha (30.00%)
B06: 105,34% Posisi 30 Juni 2012 Areal giling tebu dari pabrik gula seluas 142.213,1 ha (105,34%).
TARGET B09: 366.000 Ha (81,33%)
B09: 100,20% Posisi tanggal 30 September 2012 areal giling tebu dari pabrik gula seluas 366.745,2 ha (100,20%).
TARGET B12: 450.000 Ha (100%)
B12: 100,26% Posisi akhir Desember 2012 areal giling tebu dari pabrik gula seluas 451.191,1 ha (100,26%) dari target seluas 450.000 ha.
Kemenperind, Pemda terkait, Kemenristek
Benih unggul tebu yang digunakan
TARGET: Tergunakannya 50% bemih unggul tebu bermutu
TARGET B04: 5% B04: 100,29% Posisi 30 April 2012 Sertifikat benih terealisasi 467,35 ha dari target 466 ha(100,29%).
TARGET B06: 20% B06:100,1% Sertifikat benih unggul tebu terealisasi 1.866,31 ha dari target 1.864 ha (100,1%).
TARGET B09: 40% B09: 100,1% Sertifikat benih unggul tebu sampai 30 September 2012 seluas 3.732,38 ha dari target seluas 3.729 Ha (100,1%).
Lampiran 7
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
162
LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12
% CAPAIAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET B12: 50% B12: 101,2% Posisi akhir Desember 2012 sertifikat benih unggul tebu seluas 4.715,90 Ha (101,2%) dari target seluas 4.661 ha.
Perbankan, Kemenkeu, BPN, Kemenhut, Pemda, Perusahaan Mitra
Calon lahan dan calon petani peserta program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit
TARGET:
Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 20.000 ha
TARGET B04: Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 2.000 Ha
B04: 140% Posisi April 2012 realisasi CP/CL revitbun komoditi kelapa sawit seluas 2.800 Ha (140%) untuk 1.107 KK.
TARGET B06: Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi
perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 5.000 Ha
B06: 137,36% Realisasi CP/CL revitbun secara kumulatif untuk komoditi
kelapa sawit seluas 6.868 ha dari target seluas 5.000 Ha (137,36%)
TARGET B09: Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 12.500 Ha
B09: 112,54% CP/CL revitbun secara untuk komoditi kelapa sawit sampai 30 September 2012 seluas 14.068 ha dari target seluas 12.500 Ha (112,54%)
TARGET B12: Tersedianya calon petani dan calon lahan program revitalisasi perkebunan (KPEN-RP) untuk komoditi kelapa sawit seluas 20.000 Ha
B12: 107,08% Posisi akhir Desember 2012 capaian CP/CL revitbun untuk komoditi kelapa sawit seluas 21.416 ha (107,08%) dari target seluas 20.000 Ha
Benih unggul sawit yang digunakan
TARGET: Tersedianya 350.000 batang benih sawit unggul bermutu
TARGET B04: Terselesaikannya Pedoman Umum (Pedum)
B04: 100% Terselesainya Pedoman Umum/Teknis dn Revisi Pedoman Teknis Kelapa Sawit
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
163
LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12
% CAPAIAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET B06: Terlaksananya Pemilihan / penetapan CP/CL
B06: 100,1% Realisasi penetapan CP/CL seluas 2.450 Ha (350.350 batang) dari target 2.448 Ha (350.000 batang) benih sawit unggul (100,1%)
TARGET B09: Pencairan dana bansos untuk penyediaan benih sawit unggul bermutu 150.000 batang (47,85%)
B09: 120,84% Posisi 30 September 2012 pencairan dana bansos untuk penyediaan benih sawit unggul sesua SP2D sebesar Rp. 7.611.660.000,- (181.260 batang) dari target 150.000 batang (120,84%)
TARGET B12: Pencairan dana bansos untuk penyediaan benih sawit unggul bermutu 350.000 batang (100%)
B12: 104,12% Posisi akhir Desember 2012 capaian pencairan dana bansos untuk benih sawit unggul sebesar Rp. 12.849.580.000,-(364.472 batang) dari target 350.000 batang (104,12%)
Penambahan SPBU non subsidi bergerak dan tangki timbun
Kementerian Pertanian
PT. Pertamina, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM
Terbangunnya tangki timbun untuk perusahaan perkebunan
Laporan hasil Koordinasi Kementan-Asosiasi terkait pengadaan tangki timbun oleh badan usaha perkebunan
TARGET B06 : Sosialisasi ke Asosiasi Perkebunan
B06 : 100 % Telah disosialisasikan melalui surat ke Asosiasi Perkebunan Nomor : 734/RC.120/E/2012 tanggal 29 Juni 2012.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
164
LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12
% CAPAIAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET B07 : Sosialisasi ke Asosiasi Perkebunan.
B07 : 100 % Telah disosialisasikan kepada Asosiasi Perkebunan dan Perusahaan Perkebunan tanggal 30 Juli 2012, sesuai surat Dirjen Perkebunan Nomor : 976/TU.220/E/7/2012 tanggal 25 Juli 2012, Notulen Sosialisasi terlampir.
TARGET B08 : Sosialisasi ke Asosiasi Perkebunan.
B08 : 100 % Telah dilakukan sosialisasi kepada Asosiasi Perkebunan dan Perusahaan Perkebunan tanggal 6, 8, 10, 27, 29 Agustus 2012, sesuai surat undangan Dirjen PMD Kemendagri No. 413.32/5223/PMD tgl. 1 Agustus 2012,
TARGET B09 : 1. Sosialisasi ke Asosiasi Perkebunan, 2. Laporan Progres Pengadaan Tangki Timbun untuk perusahaan perkebunan status B09
B09 : 100 % 1. Sosialisasi telah dilakukan 2. Posisi 21 September 2012 Perusahaan Perkebunan yang melaporkan pengadaan tangki timbun sebanyak 27 perusahaan.
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
165
LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12
% CAPAIAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET B10: 1. Sosialisasi ke Asosiasi Perkebunan, 2. Laporan Progres Pengadaan Tangki Timbun untuk perusahaan perkebunan status B10
B10 : 100 % Sampai dengan tanggal 25 Oktober 2012 terdapat 43 perusahaan baik BUMN maupun Swasta yang telah melaporkan keberadaan tangki timbun yang dimiliki/dikelola. Sosialisasi lanjutan telah dilaksa-nakan di Provinsi Kalteng pada tanggal 22 Oktober 2012 dengan Notulen terlampir.
TARGET B11 : 1. Sosialisasi ke Asosiasi Perkebunan, 2. Laporan Progres Pengadaan Tangki Timbun untuk perusahaan perkebunan status B11
B11 : 100 % -Sampai dengan tanggal 28 November 2012, terdapat 73 perusahaan baik BUMN maupun Swasta yang telah melaporkan keberadaan tangki timbun yang dimiliki/dikelola. - Sesuai dengan surat Direktur Pembinaan Usaha Hilir, Ditjen Migas Nomor: 15838/15/DMO/2012 tanggal 29 Oktober 2012 telah diselenggarakan sosialisasi lanjutan tentang Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak di Provinsi Jambi (1 November 2012), Papua Barat (5 November 2012), Bengkulu (8 November 2012), Bangka Belitung (13 November 2012), dan Sulawesi Tenggara
KK ee mm ee nn tt ee rr ii aa nn PP ee rr tt aa nn ii aa nn
166
LAKIP Direktorat Jenderal perkebunan Tahun 2012
RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12
% CAPAIAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
(27 November 2012). -Materi sosialisasi yang disampaikan antara lain:
Kebijakan Pemerintah Dalam Pengendalian BBM Bersubsidi (Ditjen Migas), Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi bagi Kendaraan Pertambangan dan Perkebunan (BPH Migas ), Implementasi Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2012 terhadap Pertambangan (Ditjen Minerba), Koordinasi SKPD (Ditjen PMD), Implementasi Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2012 terhadap Perkebunan (Ditjen Perkebunan), Persiapan dan Implementasi Kebijakan Pembatasan/Pengendalian BBM Bersubsidi sesuai Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2012 ( PT. Pertamina (Persero))
TARGET B12 : 1. Laporan Progres Pengadaan Tangki Timbun untuk perusahaan perkebunan status B12.
B12 : 100 % Sampai dengan Akhir Desember 2012, terdapat 73 perusahaan baik BUMN maupun Swasta yang telah melaporkan keberadaan tangki timbun yang dimiliki/dikelola.