13
Etiologi katarak Penyebab terjadinya katarak bermacam-macam. Umumnya adalah usia lanjut (katarak senilis), tetapi dapat terjadi secara kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan perkembangan. Dapat juga terjadi karena traumatik, terapi kortikosteroid metabolik, dan kelainan sistemik atau metabolik, seperti diabetes mellitus, galaktosemia, dan distrofi miotonik. Rokok dan konsumsi alkohol meningkatkan resiko katarak (Mansjoer, 2000). Faktor risiko Katarak umumnya terjadi karena faktor usia, meskipun etio patogenesis belum jelas, namun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya katarak senilis adalah (Wijana, 2003) : 1. Herediter. Cukup berperan dalam indsidensi, onset dan kematangan katarak senilis pada keluarga yang berbeda. 2. Sinar ultraviolet. Bila lebih banyak terekspos dengan sinar ultraviolet dari matahari maka akan berpengaruh pada onset dan kematangan katarak. 3. Nutrisi.

Katarak Kirim Editor

Embed Size (px)

DESCRIPTION

katarak

Citation preview

Page 1: Katarak Kirim Editor

Etiologi katarak

Penyebab terjadinya katarak bermacam-macam. Umumnya adalah usia lanjut

(katarak senilis), tetapi dapat terjadi secara kongenital akibat infeksi virus di masa

pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan perkembangan. Dapat juga terjadi karena

traumatik, terapi kortikosteroid metabolik, dan kelainan sistemik atau metabolik,

seperti diabetes mellitus, galaktosemia, dan distrofi miotonik. Rokok dan konsumsi

alkohol meningkatkan resiko katarak (Mansjoer, 2000).

Faktor risiko

Katarak umumnya terjadi karena faktor usia, meskipun etio patogenesis belum

jelas, namun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya katarak senilis

adalah (Wijana, 2003) :

1. Herediter.

Cukup berperan dalam indsidensi, onset dan kematangan katarak senilis pada

keluarga yang berbeda.

2. Sinar ultraviolet.

Bila lebih banyak terekspos dengan sinar ultraviolet dari matahari maka akan

berpengaruh pada onset dan kematangan katarak.

3. Nutrisi.

Defisiensi nutrisi seperti protein, asam amino, vitamin (riboflavin, vitamin E,

vitamin C) dan elemen penting lainnya mengakibatkan katarak senilis lebih cepat

timbul dan lebih cepat matur.

4. Dehidrasi.

Terjadinya malnutrisi, dehidrasi dan perubahan ion tubuh juga akan

mempengaruhi katarak.

Page 2: Katarak Kirim Editor

5. Perokok

Merokok menyebabkan akumulasi molekul pigmen – 3 hydroxykynurinine dan

kromofor, yang menyebabkan warna kekuningan pada lensa. Cyanates pada rokok

menyebabkan denaturasi protein.

Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya katarak presenile atau katarak yang

timbul sebelum usia 50 tahun adalah :

1. Herediter.

Seperti yang telah disebutkan diatas, keturunan dapat mempengaruhi perubahan

kataraktous yang terjadi pada usia muda.

2. Diabetes mellitus.

Katarak terkait usia dapat terjadi lebih cepat pada penderita diabetes. Katarak

nuklear lebih sering dan cenderung progresif.

3. Miotonik distrofi.

Berhubungan dengan tipe subkapsular posterior dari katarak presenilis.

4. Dermatitis atopik.

Terjadi katarak presenilis pada 10% kasus.

Penyebab-penyebab yang dapat menimbulkan katarak sebagai berikut (Duke, 2007):

1. Sebab-sebab biologik :

a. Karena usia.

Seperti juga pada seluruh makhluk hidup maka lensa pun mangalami proses

tua dimana dalam keadaan ini ia menjadi katarak.

b. Pengaruh genetik.

Pengaruh genetik dikatakan berhubungan dengan proses degenerasi yang

timbul pada lensa.

2. Sebab-sebab imunologik:

Badan manusia mempunyai kemampuan membentuk antibodi spesifik terhadap

salah satu dari protein-protein lensa. Oleh sebab-sebab tertentu dapat terjadi

sensitisasi secara tidak disengaja oleh protein lensa yang menyebabkan

Page 3: Katarak Kirim Editor

terbentuknya antibodi tersebut. Bila hal ini terjadi maka dapat menimbulkan

katarak.

3. Sebab-sebab fungsional:

Akomodasi yang sangat kuat mempunyai efek yang buruk terhadap

serabutserabut lensa dan cenderung memudahkan terjadinya kekeruhan pada

lensa. Ini dapat terlihat pada keadaan seperti intoksikasi ergot, keadaan tetani dan

apathyroidisme.

4. Gangguan bersifat lokal terhadap lensa:

a. Gangguan nutrisi pada lensa

b. Gangguan permeabilitas kapsul lensa

c. Efek radiasi dari cahaya matahari

d. Gangguan metabolisme umum:

5. Defisiensi vitamin dan gangguan endokrin dapat menyebabkan katarak misalnya

pada penyakit diabetes mellitus atau hyperparathiroidisme.

Pemeriksaan Fisik

1. Visus, lapangan pandang, dan pupil

2. Kerusakan ekstraokular - fraktur tulang orbita, gangguan saraf traumatik.

3. Tekanan intraokular - glaukoma sekunder, perdarahan retrobulbar.

4. Bilik anterior - Hipema, iritis, iridodonesis, robekan sudut.

5. Lensa - Subluksasi, dislokasi, integritas kapsular (anterior dan posterior), katarak

(luas dan tipe)

6. Vitreus - ada atau tidaknya perdarahan, Presence or absence of hemorrhage,

perlepasan vitreus posterior

7. Fundus - Retinal detachment, ruptur khoroid, perdarahan pre intra dan sub

retina,kondisi saraf optik.

Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil

sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop (Smeltzer, 2002). Katarak

Page 4: Katarak Kirim Editor

terlihat tampak hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan

oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit lamp memungkinkan pemeriksaan katarak secara

rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia biasanya

terletak didaerah nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi steroid

umumnya terletak di subkapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan

penyebab okular katarak dapat ditemukan antara lain deposisi pigmen pada lensa

menunjukkan inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris menandakan trauma mata

sebelumnya (James, 2005).

Penegakan Diagnosis

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa katarak adalah

(Fowler, et al; 2002):

1. Pemeriksaan tajam penglihatan

2. Illuminasi oblik

3. Test bayangan iris

4. Pemeriksaan dengan menggunakan ophthalmoskop langsung

5. Pemeriksaan dengan menggunakan slit-lamp

Katarak biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan rutin mata. Sebagian besar

katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup padat (matur

atau hipermatur) dan menimbulkan kebutaan. Namun, katarak, pada stadium

perkembangannya yang paling dini, dapat diketahui melalui pupil yang didilatasi

maksimum dengan ophtalmoskop, kaca pembesar, atau slitlamp (Vaughan, 2000).

Fundus okuli menjadi semakin sulit dilihat seiring dengan semakin padatnya

kekeruhan lensa, sampai reaksi fundus sama sekali hilang. Pada stadium ini katarak

biasanya telah matang dan pupil mungkin tampak putih. Pemeriksaan yang dilakukan

pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar celah (slitlamp), funduskopi pada

kedua mata bila mungkin, tonometer selain daripada pemeriksaan prabedah yang

diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva, karena

Page 5: Katarak Kirim Editor

dapat penyulit yang berat berupa panoftalmitis pasca bedah dan fisik umum

(Vaughan, 2000).

Patogenesis

1. Konsep Penuaan

Lensa mata mempunyai bagian yang disebut pembungkus lensa atau kapsul

lensa, korteks lensa yang terletak antara nukleus lensa atau inti lensa dengan

kapsul lensa. Pada anak dan remaja nukleus bersifat lembek sedang pada orang

tua nucleus ini menjadi keras. Dengan menjadi tuanya seseorang, maka lensa

mata akan kekurangan air dan menjadi lebih padat. Lensa akan menjadi keras

pada bagian tengahnya, sehingga kemampuannya memfokuskan benda dekat

berkurang. Dengan bertambahnya usia, lensa mulai berkurang kebeningannya,

keadaan ini akan berkembang dengan bertambah beratnya katarak.

2. Teori Radikal Bebas

Mekanisme terjadinya katarak karena penuaan memang masih diperdebatkan,

tetapi telah semakin nyata bahwa oksidasi dari protein lensa adalah salah satu

faktor penting. Serat-serat protein yang halus yang membentuk lensa internal itu

sendiri

bersifat bening. Kebeningan lensa secara keseluruhan bergantung pada

keseragaman penampang dari serat-serat ini serta keteraturan dan kesejajaran

letaknya di dalam lensa. Ketika protein rusak, keseragaman struktur ini

menghilang dan serat-serat bukannya meneruskan cahaya secara merata, tetapi

menyebabkan cahaya terpencar dan bahkan terpantul. Hasilnya adalah kerusakan

penglihatan yang parah (Youngson, 2005).

Kerusakan protein akibat elektronnya diambil oleh radikal bebas dapat

mengakibatkan sel-sel jaringan dimana protein tersebut berada menjadi rusak

Page 6: Katarak Kirim Editor

yang banyak terjadi adalah pada lensa mata sehingga menyebabkan katarak

(Kumalaningsih, 2006).

Pandangan yang mengatakan bahwa katarak karena usia mungkin disebabkan

oleh kerusakan radikal bebas memang tidak langsung, tetapi sangat kuat dan

terutama didasarkan pada perbedaan antara kadar antioksidan di dalam tubuh

penderita katarak dibandingkan dengan mereka yang memiliki lensa bening.

3. Sinar Ultraviolet

Banyak ilmuan yang sekarang ini mencurigai bahwa salah satu sumber radikal

bebas penyebab katarak adalah sinar ultraviolet yang terdapat dalam jumlah besar

di dalam sinar matahari. Memang sudah diketahui bahwa radiasi ultraviolet

menghasilkan radikal bebas di dalam jaringan. Jaringan di permukaan mata yang

transparan sangat peka terhadap sinar ultraviolet. Pada mereka yang mempunyai

riwayat terpajan sinar matahari untuk waktu lama dapat mempercepat terjadinya

katarak.

4. Merokok

Kerusakan lensa pada katarak adalah kerusakan akibat oksidasi pada protein

lensa. Rokok kaya akan radikal bebas dan substansi oksidatif lain seperti aldehid.

Radikal bebas dari asap rokok dapat merusak protein. Hal ini menunjukkan

bahwa perokok lebih rentan terhadap katarak dibanding dengan yang bukan

perokok.

Gambaran Histopatologi

Page 7: Katarak Kirim Editor

(Mission for vision, 2007)

Histopatologi katarak dibagi menjadi dua fase, yaitu fase awal dan fase

lanjutan. Pada fase awal, temuan patologisnya ialah adanya beberapa vakuola-

vakuola dan globula. Serat lensa terlihat terpisah dengan jelas, celah air pada sutura,

dan korteks tampak keruh serta membengkak. Memasuki fase lanjutan, tampak

kapsul semakin tipis atau menebal, dan mudah ruptur. Epitel subkapsular

berproliferasi, dan korteks mengalami nekrosis, terjadi vakuolisasi, pemecahan dari

serat lensa menghasilkan globula yang bulat atau globula Morgagni (Smeltzer, 2002).

Terapi lama

Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala

katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup

dengan mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat

menjernihkan lensa yang keruh. Namun, aldose reductase inhibitor, diketahui dapat

menghambat konversi glukosa menjadi sorbitol, sudah memperlihatkan hasil yang

menjanjikan dalam pencegahan katarak gula pada hewan. Obat anti katarak lainnya

sedang diteliti termasuk diantaranya agen yang menurunkan kadar sorbitol, aspirin,

agen glutathione-raising, dan antioksidan vitamin C dan E (Lang, 2005).

Page 8: Katarak Kirim Editor

Komplikasi

Bila katarak dibiarkan maka akan terjadi komplikasi berupa glaukoma dan

uveitis. Glaukoma adalah peningkatan abnormal tekanan intraokuler yang

menyebabkan atrofi saraf optik dan kebutaan bila tidak teratasi (Doenges, 2000).

Uveitis adalah inflamasi salah satu struktur traktus uvea (Smeltzer, 2002).

Arif, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta : Medica

Aesculpalus,FKUI.

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan :

Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:

EGC.

Duke, Elder S. 2007. Disease of the Outer Eye. System of Ophthalmology.

London : Henry Kimpton.

Fowler JH, Philip Dopp, Asif Salyani. Ophthalmology (online). New York.

MCCQE ;2002 http:// www.book2down.com/search- Ophthalmology+Notes

(diakses 31 Maret 2016).

Kumalaningsih, Sri. 2006. Antioksidan Alami-Penangkal Radikal Bebas, Sumber,

Manfaat, Cara Penyediaan dan Pengolahan. Surabaya: Trubus Agrisarana.

Lang, Gerhard K. 2005. Opthalmology, A short Textbook. New York : Penerbit

Thieme Stuttgart.

Mission for vision. 2007. Cortical cataract

http://www.missionforvisionusa.org/2007/07/cortical-cataract.html (diakses pada

31 Maret 2016)

Page 9: Katarak Kirim Editor

Smeltzer . 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth

(Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo. Jakarta : EGC.

Vaugan G. D, Asbury T, Eva R.P. 2000. Oftalmologi umum Edisi 14. Jakarta : Widya

medika.

Wijana, Nana. 2003. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-6. Jakarta.

Youngson, Robert. 2005. Antioksidan Manfaat Vitamin C dan E Bagi Kesehatan.

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.