Upload
raymond-p
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Katarak Senilis Imatur - contoh kasus
1/10
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Sri Heri
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Mayangsari RT 10/11 Ngaliyan, Semarang
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Tanggal periksa : 17 April 2013
No. CM : 138417
B. PEMERIKSAAN
I. Pemeriksaan Subyektif
Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 17 April 2013 pukul
10.30 di Poli Mata RSUD Tugurejo Semarang.
Keluhan Utama :Mata kanan dan kiri seperti ada selaput putih.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli spesialis mata RSUD Tugurejo Semarang
dengan keluhan mata kanan dan kiri seperti ada selaput putih. Keluhan
ini terasa sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh pandangan
kedua mata terasa kabur, silau, kemeng dan mengganjal. Pasien juga
sering melihat cincin di sekitar cahaya lampu. Pasien mengeluh
pandangan kabur saat melihat jauh dan lebih jelas saat melihat dekat.
Pasien belum pernah sakit seperti ini dan belum pernah berobat ke
dokter spesialis mata sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Hipertensi : +
Riwayat Diabetes Melitus : +
Riwayat Penyakit Jantung : -
Riwayat Asma : -
Riwayat Alergi : -
7/24/2019 Katarak Senilis Imatur - contoh kasus
2/10
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Hipertensi : -
Riwayat Diabetes Melitus : +
Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien bekerja sebagai pedagang makanan. Biaya pengobatan
ditanggung oleh JAMKESMAS. Kesan ekonomi kurang.
II. Pemeriksaan Obyektif
Status Present :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit, reguler
RR : 20 x/menit, reguler
Suhu : Afebris
Status gizi : Cukup
Status Oftalmika :
Oculi Dextra Oculi Sinistra
5/60 Visus 6/6,6
Pergerakan bola mata
: Normal
Superior (+)
Inferior (+)
Medial / Nasal (+)
Lateral / Temporal (+)
Medial Superior (+)
Medial Inferior (+)
Parese / Paralisis
Pergerakan bola mata
: Normal
Superior (+)
Inferior (+)
Medial / Nasal (+)
Lateral / Temporal (+)
Medial Superior (+)
Medial Inferior (+)
7/24/2019 Katarak Senilis Imatur - contoh kasus
3/10
Lateral Superior (+)
Lateral Inferior (+)
Lateral Superior (+)
Lateral Inferior (+)
Tumbuh Normal
Trikiasis (-)
Distikiasis (-)
Madorosis (-)
Suprasilia & Silia
Tumbuh Normal
Trikiasis (-)
Distikiasis (-)
Madorosis (-)
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Ektropion (-)Entropion (-)
Ptosis (-)
Xanthelasma (-)
Trauma (-)
Palpebra Superior
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Ektropion (-)Entropion (-)
Ptosis (-)
Xanthelasma (-)
Trauma (-)
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Ektropion (-)
Entropion (-)
Ptosis (-)
Xanthelasma (-)
Trauma (-)
Palpebra Inferior
Hordeolum (-)
Kalazion (-)
Ektropion (-)
Entropion (-)
Ptosis (-)
Xanthelasma (-)
Trauma (-)
Hiperemis (-)
Anemis (-)Konjungtiva Palpebra
Hiperemis (-)
Anemis (-)
Injeksi (-)
Pinguekula (-)
Pterygium (-)
Sekret (-)
Konjungtiva Bulbi
Injeksi (-)
Pinguekula (-)
Pterygium (-)
Sekret (-)
Hiperemis (-) Konjungtiva Forniks Hiperemis (-)
Ikterik (-) Sklera Ikterik (-)
7/24/2019 Katarak Senilis Imatur - contoh kasus
4/10
Ulkus (-)
Sikatriks (-)Edema (-)
Panus (-)
Kornea
Ulkus (-)
Sikatriks (-)Edema (-)
Panus (-)
Jernih
Dangkal (-)
Hifema (-)
Hipopion (-)
COA
Jernih
Dangkal (-)
Hifema (-)
Hipopion (-)
Kripte melebar (-)Sinekia (-)
Rubeosis Iridis (-)
IrisKripte melebar (-)
Sinekia (-)
Rubeosis Iridis (-)
Diameter 2,5 mm
Bentuk reguler
Refleks cahaya
langsung (+)
Refleks cahaya tak
langsung (+)
Pupil
Diameter 2,5 mm
Bentuk reguler
Refleks cahaya
langsung (+)
Refleks cahaya tak
langsung (+)
Sebagian lensa keruh Lensa Sebagian lensa keruh
Palpasi : Normal
(fluktuatif)Tekanan bola mata
Palpasi : Normal
(fluktuatif)
Kekeruhan pada lensaKekeruhan pada lensa
7/24/2019 Katarak Senilis Imatur - contoh kasus
5/10
III. Pemeriksaan Penunjang
Slitlamp (ODS)
USG mata (ODS)
Funduscopi (ODS)
Pemeriksaan darah rutin + GDS
C. RESUME
I. Pemeriksaan Subyektif
Keluhan Utama :Mata kanan dan kiri seperti ada selaput putih.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli spesialis mata RSUD Tugurejo Semarang
dengan keluhan mata kanan dan kiri seperti ada selaput putih. Keluhan
ini terasa sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh pandangan
kedua mata terasa kabur, silau, kemeng dan mengganjal. Pasien juga
sering melihat cincin di sekitar cahaya lampu. Pasien mengeluh
pandangan kabur saat melihat jauh dan lebih jelas saat melihat dekat.
Pasien belum pernah sakit seperti ini dan belum pernah berobat ke
dokter spesialis mata sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Hipertensi : +
Riwayat Diabetes Melitus : +
Riwayat Penyakit Jantung : -
Riwayat Asma : -
Riwayat Alergi : -
II. Pemeriksaan Obyektif
Status Present :
Vital Sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit, reguler
RR : 20 x/menit, reguler
7/24/2019 Katarak Senilis Imatur - contoh kasus
6/10
Suhu : Afebris
Status Oftalmologi :
Visus
OD : 5/60
OS : 6/6,6
Lensa
ODS : Lensa keruh sebagian
D. DIAGNOSIS BANDING
1.
ODS Katarak Senilis Imatur
2. ODS Katarak Komplikata Diabetes Melitus
3. ODS Retinopati Diabetikum
E. DIAGNOSIS KERJA
1. ODS Katarak Senilis Imatur
F.
TERAPI
I. Non Medikamentosa :
Operasi katarak (EKEK + IOL).
Jika perlu, konsul ke doter spesialis penyakit dalam (untuk
penatalaksanaan Diabetes Melitus dan hipertensi).
II. Medikamentosa :
Retinol tab 2x1
7/24/2019 Katarak Senilis Imatur - contoh kasus
7/10
G. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanam : Dubia ad bonam
Quo ad Kosmetikam : Dubia ad bonam
7/24/2019 Katarak Senilis Imatur - contoh kasus
8/10
PEMBAHASAN
Katarak adalah kekeruhan lensa.
Katarak senilis adalah semua kekeruhan
lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebabnya
sampai sekarang belum diketahui secara pasti.
Gejala klinis dari katarak senilis adalah penglihatan yang berangsur-
angsur memburuk atau berkurang dalam beberapa bulan atau tahun merupakan
gejala utama dari katarak termasuk katarak senil. Silau juga merupakan salah satu
masalah pada katarak senil, keluhannya yaitu berupa silau ditempat terang atau
apabila sedang mengendarai kendaraan dan menghadapi sinar yang datang di
malam hari. Adanya penglihatan ganda (mononuklear diplopia) mungkin juga
dapat terjadi. Pada stadium insipien pembentukan katarak, penglihatan jauh kabur,
penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga pasien dapat membaca
lebih baik tanpa kacamata. Miopia artifisial ini disebabkan oleh peningkatan
indeks refraksi lensa pada stadium insipien.
Katarak ini dibagai ke dalam 4 stadium, yaitu:1. Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji
menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Katarak
subkapsular psoterior, kekeruhan mulai terlihat di anterior subkapsular
posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks berisi jaringan
degeneratif (benda morgagni) pada katarak insipien. Katarak intumesen.
Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang
degeneratif menyerap air. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks
hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya bertambah, yang akan
memberikan miopisasi.
2. Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak
yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Volume lensa bertambah akibat
meningkatnya tekanan osmotik bahan degeneratif lensa. Pada keadaan
lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga
terjadi glaukoma sekunder.
7/24/2019 Katarak Senilis Imatur - contoh kasus
9/10
3.
Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh
lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh.
Bila katarak imaturtidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar
sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa
yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak
matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali,
tidak terdapat bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.
4.
Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses
degenerasi lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa
yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil,
berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam
dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang pengkerutan berjalan terus
sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses
katarak berlajut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang
berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan
memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus
yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut
dinamakan katarak morgagni.
Pengobatan terhadap katarak adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan
apabila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa dan mengganggu
kehidupan sosial sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila katarak ini
menimbulkan penyulit. Terdapat dua jenis pembedahan pada katarak
yaituIntracapsular Cataract Extraction(ICCE) atau ekstraksi intrakapsular
danExtracapsular Cataract Extraction(ECCE) atau ekstraksi ekstrakapsular.
1. Intracapsular Cataract Extraction(ICCE) atau ekstraksi intrakapsular
Jenis pembedahan yang sudah jarang dilakukan ini adalah mengangkat
lensa in toto, yakni mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsulnya,
melalui insisi limbus superior 140 hingga 160 derajat. Pembedahan ini
dapat dilakukan pada zonula Zinn yang telah rapuh atau berdegenerasi dan
mudah putus. Pada ekstraksi ini tidak akan terjadi katarak sekunder.
7/24/2019 Katarak Senilis Imatur - contoh kasus
10/10
2.
Extracapsular Cataract Extraction(ECCE) atau ekstraksi ekstrakapsular.
Ekstraksi ini adalah tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana
dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul
lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui
robekan tersebut. Jenis pembedahan ini sejak beberapa tahun silam telah
menjadi operasi pembedahan katarak yang paling sering dilakukan karena
apabila kapsul posterior utuh, maka lensa intraokuler dapat dimasukkan ke
dalam kamera posterior. Insidensi komplikasi pasca-operatif lebih kecil
terjadi jika kapsul posteriornya utuh.
3. Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi dengan irigasi atau aspirasi (atau keduanya) adalah
teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran-getaran ultrasonik untuk
mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5
mm), sehingga mempermudah penyembuhan luka pasca operasi.