47
1 FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2013 JUDUL KARYA : SINARI NEGERI KATEGORI KARYA : Diajukan Oleh : Nama / Institusi : Anwar Ismail /PT.PP (Persero),Tbk – Divisi EPC Bidang Kegiatan : Kontraktor EPC, Proyek PLTMG SEI GELAM 90 MW For Peaker, JAMBI Alamat & Telepon : PT PP (Persero) Tbk. Plaza PP – Wisma Subiyanto, Jl. TB. Simatupang No. 57 Pasar Rebo – Jakarta 13760 Telp. (021) 8403909/ 8403883 Fax.(021) 8403914 Pimpinan : Ir. Bambang Triwibowo

KATEGORI KARYA - knowledgecenter.ptpp.co.idknowledgecenter.ptpp.co.id/app/assets/upload/files/69bbf559e7f99e... · PROPOSAL KARYA A. ABSTRAKSI ... Latar belakang,ide dasar dan tujuan

  • Upload
    vohuong

  • View
    236

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

1

FORMULIR PENDAFTARANPENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA

TAHUN 2013

JUDUL KARYA :

SINARI NEGERI

KATEGORI KARYA :

Diajukan Oleh :

Nama / Institusi : Anwar Ismail /PT.PP (Persero),Tbk – Divisi EPC

Bidang Kegiatan : Kontraktor EPC, Proyek PLTMG SEI GELAM 90 MW For

Peaker, JAMBI

Alamat & Telepon : PT PP (Persero) Tbk.

Plaza PP – Wisma Subiyanto,

Jl. TB. Simatupang No. 57

Pasar Rebo – Jakarta 13760

Telp. (021) 8403909/ 8403883 Fax.(021) 8403914

Pimpinan : Ir. Bambang Triwibowo

2

DATA UMUM

1. Nama : Anwar Ismail / PT. PP (Persero) Tbk

2. Tanggal Pendirian : 26 Agustus 1953

3. Alamat : PT. PP (persero) Tbk

Plaza PP – Wisma Subiyanto

Jl. TB. Simatupang No. 57

Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760

4. Telepon : (021) 8403909/ 8403883

5. Fax : (021) 8403914

6. Email : [email protected]

7. Bidang Pekerjaan : EPC

8. Pemilik Pekerjaan : PT. PLN Pembangkitan Sumatera Bagian

Selatan (PLN KITSBS)

Jakarta, 23 Oktober 2013

Ir. Taufik Hidayat, M.TechCorporate Secretary

3

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYAPENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA 2013

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Anwar IsmailJabatan : Project ManagerBertindak untuk dan atas nama : PT. PP (Persero) Tbk

Pimpinan : Ir. Bambang TriwibowoAlamat : Plaza PP – Wisma Subiyanto,

Jl. TB. Simatupang No. 57Pasar Rebo – Jakarta Timur 13760

No Telepon / Fax : (021) 8403909/ 8403883 , Fax. (021) 8403914Email : [email protected]

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya konstruksi yang saya ajukan denganjudul “SINARI NEGERI” adalah hasil karya cipta saya, dan bukan milik atau hasilkarya cipta pihak lain baik secara individu maupun kelompok, serta belum pernahkami ajukan pada kegiatan penghargaan maupun lomba sejenis lainnya.

Bila di kemudian hari ternyata pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka sayamembebaskan Panitia/ Penyelenggara Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia2013 termasuk Dewan Juri dari tuntutan pihak ketiga serta bersedia untuk menerimasanksi sebagai berikut :

1. Secara otomatis digugurkan dalam proses penjurian;2. Dicabut penetapannya sebagai pemenang/ penerima Penghargaan Karya

Konstruksi Indonesia 2013 dan wajib mengembalikan seluruh penghargaanyang telah diterima;

3. Diajukan secara pidana apabila karya yang kami ajukan di kemudian hariterbukti bukan merupakan karya orisinal kami atau merupakan jiplakan/ tiruan/pengakuan atas karya pihak lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 23 Oktober 2013Yang membuat pernyataan

Anwar Ismail

4

DATA UMUM PROYEK

1. Nama Proyek : Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG)

SEI GELAM 90 MW For Peaker, JAMBI

2. Lokasi : Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi,

Provinsi Jambi

3. Pemberi Tugas : PT. PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan

(PLN KITSBS)

4. Kapasitas : 104,71 MW (Netto)

5. Jenis Kontrak : EPC

6. Kontraktor : Konsorsium PT. PP ( Persero ), Tbk – PT. Indofuji

7. Nilai Kontrak : Rp. 926.218.485.045,-

8. Mata Uang : Rupiah

9. Sumber Dana : Anggaran Investasi PLN

10. Waktu Pelaksanaan : 1 Juni 2012 - 20 Mei 2013

11. Masa Pemeliharaan : 365 hari (21 Mei 2013 – 20 Mei 2014)

5

PROPOSAL KARYA

A. ABSTRAKSI(Merupakan rangkuman informasi penting tentang karya konstruksi yang diajukanuntuk mendapatkan Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia Tahun 2013dalam bentuk esai yang disusun secara singkat, ringkas dan jelas.Informasi yangdisampaikan termasuk:1. Latar belakang,ide dasar dan tujuan penciptaan karya;2. Penjelasan ringkas karya (perencanaan, pelaksanaan serta operasi dan

pemeliharaannya); serta3. Landasan teori yang relevan dengan karya serta memenuhi kaidah teknis dan

ilmu pengetahuan.)

B. DATA TEKNIS

1. Lokasi Karya Jambi, Indonesia

2. Implementasi Karya*)

*)Pilih yang sesuai

Bidang Sumberdaya AirBidang Jalan dan JembatanBidang Bangunan GedungBidang Perumahan/PermukimanLainnya (Sebutkan!)

Bidang Pembangkit

3. Nilai Kontrak Rp 926.218.485.046,-

4. Jangka Waktu Kontrak 240 Hari

5. Waktu Pelaksanaan Konstruksi (02/03/2012 – 02/11/2012)

6. Waktu Mulai Berfungsi (20 Mei 2013)

C. KEUNGGULAN KARYA

NO UNSUR PENJELASAN*)

I I N O V A S I

Orisinal1. Penggunaan Pressure Reducing Valve

2. CEMS (Control Emition Monitoring System)

Inspiring 1. Penggunaan Pressure Reducing Valve untuk

menggantikan Gas Compressor.

x

6

2. CEMS (Control Emition Monitoring System)

untuk memonitoring emisi.

Kreatif

Landasan Teori

1. Pemakaian Pressure Reducing Valve adalah

untuk De Compression Gas yang berarti untuk

mengatur tekanan gas yang sesuai.

2. Pamakaian CEMS di wajibkan untuk kapasitas

pembangkit di atas 25 MW.

Kebaruan (Novelty) .....................................................................................II D A Y A S A I N G

S c o p e (Regional/Nasional/Internasional)

Nasional

Material Lokal Ada (Gantry Switchyard)

SDM Lokal

Semua proses konstruksi dilaksanakan dan di

supervisi oleh orang Indonesia. Dengan begitu

menyatakan bahwa kami (PT. PP (Persero), Tbk)

mampu bersaing secara internasional.

Peralatan Lokal Tidak ada

M u t u

Lebih efisien (Heat Rate : 8804 btu/kwh) artinya

dengan jumlah bahan bakar yang sama dapat

dihasilkan energi listrik yang lebih besar jika

dibandingkan dengan jenis pembangkit yang lain.

Aspek Keselamatan(manusia, publik,

property)Tingkat safety yang sangat tinggi dari

7

Efisiensi (Biaya

Murah)

Efisiensi 42 – 43 % dengan Heat Rate sebesar 8600

BTU

III BERKELANJUTAN

Aspek Ekonomi(Benefit Besar)

Pemanfaatan bahan Bakar Gas yang bisa

menghemat 2,34 Triliyun rupiah selama 20 tahun

PLTMG beroperasi.

Aspek Lingkungan(Low Energy, Low

Waste, Low Emision)

Emisi gas buang yang lebih bersih dibandingkan

pembangkit yang menggunakan bahan bakar selain

gas. Tingkat kebisingan juga rendah (< 80 Db)

Aspek Sosial(Penyerapan tenaga

kerja, Kearifan budaya

lokal)

Membuka lapangan kerja baru untuk warga sekitar

dan tersedianya pasokan listrik, meningkatkan sektor

industri.

IV LAINNYA

................................... .....................................................................................*)Jelaskan sesuai unsur dimaksud. Kosongkan apabilatidak ada/ tidak dimiliki oleh karya yangdiajukan.

D. DATA PENDUKUNG LAINNYA

1. Data teknis lainnya yang dianggap perluuntuk diketahui oleh panitia dan belumtermuat dalam butir B dan C.

Dalam bentuk uraianringkas

2. Informasi visual (foto, gambar, video, dll) Bisa dalam bentuk CD

3. Resensi media atau kajian tentang objek Lampirkan (Bila ada)

4. Referensi dukungan dari Pakar/Ahli Lampirkan (Bila ada)

8

“SINARI NEGERI”

Catatan Perjalanan Proyek PLTMG Peaker Pertama di Indonesia

Sei Gelam, Jambi

9

Sumber : nasa.gov

10

BAB IABSTRAKSI

Ada istilah menyatakan bahwa “Gambar mengatakan segalanya”, dan

rasanya menarik bila kita memandangi dua gambar diatas. Pastinya tidak mungkin

permukaan bumi seluruhnya berada dalam posisi gelap malam, tapi ini potret nyata

yang disatukan untuk membandingkan sebaran pemakaian listrik diseluruh dunia.

Peta sebaran listrik ini juga menunjukkan “peradaban” atau kemajuan suatu daerah.

Perhatikan wilayah Amerika Serikat, benua Eropa dan Jepang, tampak betul bahwa

negara dan benua itu memakai banyak listrik untuk mendukung aktifitas kehidupan.

Sementara belantara Afrika atau dataran tinggi Rusia tampak gelap dan hanya

memakai listrik di beberapa titiknya saja yang menunjukkan bahwa itu adalah kota

atau daerah kapital.

Pergerakan bumi inilah yang membuat para penghuni bumi, khususnya

manusia, membutuhkan penerangan saat cahaya matahari tak menyinari bagian

bumi pada putaran tertentu. Mengapa demikian?

Sudah takdirnya bahwa bumi mempunyai rutinitas berputar mengelilingi

matahari. Kegiatan ini disebut revolusi bumi. Bumi itu sendiri juga mempunyai takdir

untuk berputar pada porosnya sendiri. kegiatan ini disebut rotasi bumi. Bumi

membutuhkan waktu 24 jam untuk menyelesaikan perputaran pada porosnya, dan

inilah yang dikenal sebagai 1 hari bagi manusia.

Nah, selama 24 jam waktu Bumi berputar mengitari porosnya, ada kalanya

sebagian wajah Bumi berhadapan dengan Matahari dan inilah area yang mengalami

siang. Dan kemudian seiring dengan perputaran Bumi, wajah yang tadinya

berhadapan dengan Matahari kemudian berputar dan membelakangi Matahari

sehingga sisi wajah Bumi yang tidak disinari Matahari ini mengalami malam hari.

Bagi sebagian orang, mungkin akan berpikir Mataharilah yang tampak

bergerak di langit sehingga terbit di timur dan tenggelam di barat. Pada

kenyataannya ini disebabkan oleh perputaran Bumi. Matahari tampak terbit di Timur

karena Bumi bergerak ke arah timur dan menuju ke barat ketika Matahari tampak

terbenam. Kalau dilihat dari Kutub Utara, maka perputaran Bumi ini tampak

11

berlawanan arah jarum jam dan kita akan melihat kalau siang dan malam menyapu

bola Bumi dari Timur ke Barat.

Dan, inilah keberuntungan kita yang hidup di Indonesia. Indonesia berada di

ekuator Bumi sehingga memiliki panjang siang dan malam yang hampir sama yakni

rata-rata 12 jam. Untuk bagian bumi utara dan selatan pastinya memiliki waktu siang

dan malam yang tidak sama tiap tahunnya. Hal iinilah yang membuat adanya musim

panas, dingin, semi dan gugur di wilayah yang tidak berada di ekuator tersebut.

Berbeda dengan kita yang hanya memiliki musim hujan dan kemarau karena posisi

di ekuator.

Takdir alam inilah yang membuat kita membutuhkan penerangan saat

matahari tak mampu menyinari kita pada malam hari, yaitu listrik sebagai sumber

energinya. Sebenarnya, sejak jagad raya ini terbetuk, teori listrik sudah lahir, yaitu

petir. Petir yang sampai ke Bumi inilah yang menjadi awal mula lahirnya listrik.

Gagasan ini memulai percobaan dengan menggosokkan benda tertentu. Sekitar

tahun 1600-an dalam bukunya ”de magnete”, William Gilbert (1544-1603)

menunjukkan adanya gaya magnet dan listrik yang misterius. Dialah yang pertama

menggunakan nama “electric”, dan barangkali yang membuat alat listrik pertama

yang disebut “versorium”. Lalu, pada 1767, Joseph Priestley (1733-1804) sebelum

menjadi terkenal sebagai penemu oksigen, menulis sejarah listrik dalam bukunya

“The History and Present State of Electricity”.

Charles de Coulomb (1736-1806) mempelajari tingkah laku muatan listrik

dan mengusulkan apa yang disebut “Hukum Pangkat Dua” yaitu gaya tarik atau tolak

dua benda bermuatan listrik berubah menurut perbandingan pangkat dua jaraknya,

nama Coulomb kemudian dipakai untuk nama satuan muatan listrik.

Pada tahun 1780, saat melakukan pembedahan kodok, Luigi Galvani (1737-

1798) mengamati bahwa bila pisaunya menyentuh urat syaraf pada kaki kodok itu,

maka kaki itu menegang, Galvani menduga bahwa ada listrik di dalam otot kaki itu.

Sesudah itu, Alessandro Volta (1745-1827) mendengar dugaan Galvani

tersebut dan menolaknya karena ia telah mengembangkan alat untuk menghasilkan

muatan listrik yaitu elektroporus. Pada tahun 1800 Volta mengumumkan bahwa ia

menemukan sumber listrik baru yang kemudian dikenal sebagai “Voltaic Pile”.

Galvani berpendapat bahwa listrik berasal dari badan binatang bila tersentuh

oleh dua batang logam, dan menyebutnya dengan “Listrik Binatang”. Di lain pihak

Volta berpendapat bahwa listrik itu berasal dari persentuhan dua batang logam saja,

dan karenanya ia menyebutnya dengan “Listrik Logam”. Galvani dan Volta tidak

12

sependapat dan demikian pula para pendukungnya selama beberapa tahun.

Sekarang kita tahu bahwa keduanya tidak seluruhnya benar.

Henry Cavendish (1731-1810) memperkenalkan gagasan tentang “voltase”

untuk menjelaskan bagaimana “dorongan listrik” ditimbulkan.Leopold Nobili (1784-

1835) membuat salah satu alat ukur listrik awal yang kemudian dikenal sebagai

“Galvanometer”.

Dengan bereksperimen menggunakan baterai, ilmuwan menemukan bahwa

ada benda yang dapat dialiri arus listrik yang kemudian disebut “konduktor” dan ada

yang tidak, yang kemudian disebut “isolator”.

Dalam serangkaian percobaannya, Georg Ohm menunjukkan bahwa tidak

ada konduktor maupun isolator murni, tetapi setiap jenis benda mempunyai sejumlah

hambatan terhadap arus listrik. Kawat yang panjang memberikan hambatan yang

lebih besar daripada kawat yang lebih pendek, serta kawat tipis memberikan

hambatan yang lebih besar dari kawat yang tebal. Ini kemudian menjadi dasar dari

salah satu hukum rangkaian listrik yang pokok, yaitu Hukum Ohm.

Listrik (electricity) adalah fenomena fisika yang diasosiasikan oleh

pergerakan elektron dan proton. Singkatnya, listrik adalah sifat benda yang muncul

karena adanya muatan listrik lalu menjadi sebuah sumber energi. Arus listrik timbul

mengalir dari saluran positif ke negatif melalui media yang disebut konduktor.

Listrik sudah menjadi sebuah pendukung vital bagi kehidupan manusia sejak

dulu. Listrik diperlukan untuk menopang tiap detik kegiatan kehidupan mulai dari

domestik rumah tangga sampai industri raksasa. Dari mulai kegiatan memasak

sampai memproduksi pesawat terbang. Dan kebutuhan akan listrik tidak pernah

menurun, malah meningkat sesuai laju populasi dan modernisasi manusia.

Pada umumnya, listrik yang dikonsumsi masyarakat sebagian besar berasal

dari sumber energi tak terbarukan (unrenewable) yang diolah melalui pembangkit-

pembangkit listrik dan disebarkan ke gardu-gardu utama, kemudian dialirkan melalui

beberapa jalur, sampai akhirnya berdaya rendah untuk pemakaian masyarakat.

Kementerian ESDM memproyeksikan akan terjadi peningkatan konsumsi listrik

untuk tahun 2013 rata-rata sebesar 10,1% per tahun, sementara secara angka

kebutuhan listrik nasional sebesar 171 terawatt hour (TWh) dan akan menjadi 1.075

TWh pada tahun 2031. Dan jumlah ini bisa meningkat sejalan dengan laju

pertumbuhan ekonomi.

13

Data tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah sumber energi

untuk menghasilkan listrik masih cukup?

A. LISTRIK DI INDONESIA1. Sejarah

Pada tahun 1897 ketika berdiri perusahaan listrik pertama yang bernama

Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM) di Batavia dengan kantor

pusatnya di Gambir.Sedangkan sejarah kelistrikan di Surabaya bermula ketika

perusahaan gas NIGM pada tanggal 26 April 1909 mendirikan perusahaan listrik

yang bernama Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij

(ANIEM). ANIEM adalah salah satu perusahaan swasta yang diberi hak untuk

membangun dan mengelola sistem kelistrikan di Indonesia pada waktu itu.

Kantor ANIEM di Surabaya

13

Data tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah sumber energi

untuk menghasilkan listrik masih cukup?

A. LISTRIK DI INDONESIA1. Sejarah

Pada tahun 1897 ketika berdiri perusahaan listrik pertama yang bernama

Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM) di Batavia dengan kantor

pusatnya di Gambir.Sedangkan sejarah kelistrikan di Surabaya bermula ketika

perusahaan gas NIGM pada tanggal 26 April 1909 mendirikan perusahaan listrik

yang bernama Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij

(ANIEM). ANIEM adalah salah satu perusahaan swasta yang diberi hak untuk

membangun dan mengelola sistem kelistrikan di Indonesia pada waktu itu.

Kantor ANIEM di Surabaya

13

Data tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah sumber energi

untuk menghasilkan listrik masih cukup?

A. LISTRIK DI INDONESIA1. Sejarah

Pada tahun 1897 ketika berdiri perusahaan listrik pertama yang bernama

Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM) di Batavia dengan kantor

pusatnya di Gambir.Sedangkan sejarah kelistrikan di Surabaya bermula ketika

perusahaan gas NIGM pada tanggal 26 April 1909 mendirikan perusahaan listrik

yang bernama Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij

(ANIEM). ANIEM adalah salah satu perusahaan swasta yang diberi hak untuk

membangun dan mengelola sistem kelistrikan di Indonesia pada waktu itu.

Kantor ANIEM di Surabaya

14

Akhir abad ke-19, untuk memenuhi kebutuhan usahanya di Indonesia, para

warga Belanda pengusaha gula dan teh mendirikan pembangkit listrik secara

pribadi. Kemudian perusahaan swasta Belanda N V Nign, yang semula bergerak di

bidang gas memperluas usahanya di bidang penyediaan listrik untuk umum.

Tahun 1927, pemerintah kolonial membentuk s’Lands Waterkracht Bedriven

(LWB), yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA

Lamajan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA

Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea lama di Sulawesi Utara,

dan PLTU di Jakarta.

Namun akibat Perang Dunia II, sejalan dengan menyerahnya pemerintahan

Kolonial Belanda pada Jepang, terjadilah pengalihan perusahaan-perusahaan listrik

tersebut. Dan saat Indonesia menyatakan kemerdekaan, para pemuda dan buruh

listrik melalui Delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas, bersama-sama dengan

pimpinan KNI, menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah

Republik Indonesia. Dengan Kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW,

Pemerintah RI membentuk Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan

Umum dan Tenaga, pada tanggal 27 Oktober 1945.

Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum

Perusahaan Listrik Negara) pada tahun 1961, BPU-PLN dibubarkan pada tahun

1965 dan dibentuk dua perusahaan negara berbeda yaitu PLN yang mengelola

listrik, dan PGN yang mengelola gas. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai

Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha

Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi

kepentingan umum.

2. KebutuhanProyeksi kebutuhan listrik tertuang pada Rencana Umum Kelistrikan Negara

(RUKN) PLN yang direvisi setiap tahun.

Dalam pemakaiannya, jenis dan kapasitas pembangkit listrik memengaruhi

besarnya beban listrik yang diproduksi dan dipakai siang atau malam. Dalam hal ini

terdapat dua istilah yaitu beban dasar “Base Load” dan beban puncak “Peak Load”.

15

Kebutuhan Listrik

Apabila perbandingan antara daya mampu dan

kapasitas terpasang mempunyai nilai mendekati

satu, maka pembangkit tersebut bekerja pada

seluruh beban, yaitu base load, sedangkan bila

mempunyai nilai yang rendah, maka jenis

pembangkit tersebut hanya beroperasi sementara

yang diperkirakan bekerja pada peak load saja. Pada

umumnya pembangkit yang bekerja pada beban

dasar adalah pembangkit yang mempunyai waktu awal operasi (start-up) lama dan

tidak terlalu fleksibel dalam perubahan beban, sedangkan pembangkit yang

dioperasikan pada beban puncak mempunyai waktu awal operasi yang cepat dan

fleksibel dalam pembebanan.

Dalam RUKN terpetik proyeksi antara lain :pertumbuhan kebutuhan energi

listrik secara Nasional diperkirakan sekitar rata-rata 10,1% per tahun (8,6% untuk

Jawa Bali dan 13,5% untuk luar Jawa Bali), kebutuhan energi listrik Nasional pada

tahun 2012 sekitar 171 TWh, dan diperkirakan meningkat menjadi sekitar 1.075 TWh

pada tahun 2031, sehingga kebutuhan tambahan daya Nasional sekitar 237.020 MW

hingga tahun 2031; serta elastisitas atau rasio antara pertumbuhan kebutuhan

energi listrik terhadap pertumbuhan ekonomi Nasional sekitar 1,3 (1,1 untuk Jawa

Bali dan 1,7 untuk luar Jawa Bali).

Setiap daerah memenuhi kebutuhan listriknya dengan

memanfaatkan sumber energi-energi listrik yang terdekat.

Base Load : Beban dasar,

kebutuhan minimum pada

suatu sistem catu daya.

Peak Load : beban

puncak, kebutuhan

maksimum pada suatu

sistem catu daya

16

3. Sumber Energi dan Pembangkit ListrikSecara umum, listrik diperoleh

dengan mengubah energi kinetik menjadi

generator listrik. Energi kinetik untuk

menggerakkan generator bisa diperoleh dari

uap yang dihasilkan dari pembakaran

sumber energi fosil, seperti minyak,

batubara dan gas atau bisa juga dari aliran

air atau dari aliran udara. Intinya adalah

energi listrik dihasilkan dari pengubahan

sumber energi lain. Sumber-sumber energi untuk listrik memiliki kelebihan dan

kekurangan. Sumber energi fosil mudah diperoleh namun bersifat polutif dan

cadangannya terbatas. Sementara sumber energi aliran air atau angin relatif bersih,

tak terbatas (renewable) namun tidak selalu ada. Kebutuhan listrik di Indonesia saat

ini sebagian besar disuplai dari sumber energi fosil. Dalam beberapa waktu terakhir

ini, harga bahan bakar minyak mengalami kenaikan yang sangat berarti. Cadangan

minyak bumi pun semakin menipis dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun

mendatang. Cadangan batubara dan gas pun jumlahnya terbatas (unrenewable).

Disamping itu, saat ini terjadi pemanasan global akibat polusi yang ditimbulkan dari

pembakaran sumber energi fosil. Hal ini menuntut kita mencari sumber energi

alternatif yang bersih dan tidak terbatas untuk menghasilkan listrik.

Bicara soal energi listrik tentu tak terlepas dari pembangkit listrik.

Pembangkit listrik (powerplant) adalah suatu stasiun untuk membangkitkan tenaga

listrik dengan menggunakan berbagai macam sumber energi sebagai bahan

bakarnya. Pada dasarnya semua pembangkit listrik merubah energi baik itu

mekanik, potensial, thermal, menjadi energi listrik yang akan disalurkan untuk

kebutuhan pemakai.

Energi bahan bakar pembangkit listrik :

1. Nuklir

2. Batubara

3. Gas

4. Minyak solar

5. Air

6. Angin

7. Sinar matahari

17

4. Gas Alam di Indonesia

Potensi dan Pemanfaatannya untuk Energi Listrik

Gas alam merupakan salah satu bahan

bakar fosil yang tegolong vital bagi sumber

energi penghasil listrik. Gas alam memiliki

banyak kelebihan yang membuatnya

menjadi sumber energi yang efisien, relatif

bersih, dan ekonomis dibandingkan sumber

energi yang lain.

Tak seperti bahan bakar fosil lainnya, hasil pembakaran gas hampir tidak

menghasilkan emisi buangan yang merusak lingkungan.

Gas alam mengandung terutama metana dengan unsur etane, propane, butane dan

beberapa berkomposisi sulfur hal ini dalpat menyebabkan terjadinya biogas apabila

terdapat keterlibatan bakteri-bakteri anaerob. Gas Alam biasa ditemukan diladang

minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara.

Sumber Gambar : Wartsila

18

Pada pembangkit listrik, penggunaan gas alam mulai menyaingi batubara

sebagai bahan bakar paling murah, ironis dengan nilai ekomonisnya, batu

baramerupakan bahan bakar yang paling kotor dan menghasilkan polusi dengan

level yang tinggi terhadap lingkungan.

Indonesia memiliki sumber daya gas alam yang cukup besar, sekitar 98

trillion cu ft ( 98 trilyun kaki persegi) yang menyebar menjadi ladang gas dengan

kapasitas yang berbeda-beda. Walau masih menjadi perdebatan karena Indonesia

dianggap terlalu banyak menjual kekayaan alam untuk pihak asing, namun rasanya

perlu disepakati bahwa negara kita memiliki kekayaan gas yang besar.

Seperti yang sudah disebutkan, tak semua ladang gas memiliki kapasitas

yang besar untuk bisa dieksplorasi dalam sekali putaran. Sumatera, khususnya

provinsi Jambi, memiliki ladang gas yang “nanggung” dengan volume yang sulit bila

dikirim keluar, namun tak terpakai sejak ditemukannya selama sekitar dua puluh

tahun. Terdapat sekitar 30 ladang gas disekitar Kecamatan Sungai Gelam,

Kabupaten Muara Jambi, yang bisa menjadi sumber energi besar apabila dikolektif

oleh satu pembangkit listrik.

Gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri

anaerob dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka disebut biogas.

Ladang GasSumber : Antarasu

19

Ladang-ladang gas tersebut kemudian dibuat menjadi tambang, yang

kemudian gasnya dapat dikonsumsi oleh pembangkit listrik.

5. Kekayaan Alam dan Sumber Listrik di JambiLayaknya provinsi lain di Indonesia, Jambi memiliki kekayaan alam luar

biasa. Dari 51.000.000 ha luas dataran provinsi, 1.211.236 ha diantaranya telah

dikembangkan untuk lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Provinsi ini

memiliki delapan irigasi dan lahan sawah irigasi teknis seluas 13.014 ha, serta 38

irigasi semi teknis dengan luas sawah irigasi setengah teknis 10.751 ha.

Jambi juga memiliki komoditas perkebunan khususnya karet dan kelapa

sawit merupakan komoditas unggulan. Komoditas ini dikelola oleh negara maupun

swasta,yaitu kelapa sawit, karet dan teh. Jambi memiliki dudidaya teh terbesar di

Indonesia yang dibangun oleh NV.HVA (Holland Vereniging Amsterdam) pada 1925

dan mulai berproduksi tahun 1930.

Luas dan kualitas hutan di wilayah ini diupayakan selalu dalam kondisi

seimbang, baik sebagai fungsi konservasi maupun produksi. Hal ini terutama bila

dikaitkan dengan keberadaan hutan lindung dan taman nasional di provinsi ini yang

luas keseluruhannya mencapai 2.148.850 ha atau mencakup 4,21% dari seluruh

wilayah daratan provinsi. Berdasarkan fungsinya, hutan tersebut dibagi atas hutan

produksi sebesar 59,5%, hutan lindung 8,89% dan hutan wisata atau hutan suaka

alam sebesar 31,6%. Hasil utama hutan adalah kayu, getah dan rotan.

Provinsi ini kaya akan potensi bahan galian, baik bahan galian logam dan

non logam, migas maupun energi alternatif. Sebagian dari potensi ini telah

diusahakan, baik pada tahap eksplorasi maupun produksi.

Batubara merupakan salah satu potensi pertambangan yang dapat

dipergunakan untuk PLTU sebagai salah satu sumber energi alternatif di samping

panas bumi, gas maupun tenaga air. Produksi batu bara sekitar 50.000 metrik ton

per tahun, kabupaten penghasil terbesar adalah Kabupaten Sarolangun dan Bungo

dengan kandungan kalori rendah sampai sedang.

Potensi lain adalah gas bumi dengan potensi 178,13 Triliyun kaku kubik/TCF

yang terdiri dari 91,17 TCF cadangan terbukti dan 86,69 TCF cadangan potensi.

Potensi gas berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Muaro

Jambi.

20

Tanggal 25 Mei 2007 telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan

PLTA di Kabupaten Kerinci dengan kapasitas 2 x 90 megawatt lalu kemudian

pembangunan PLTU di Kabupaten Bungo dengan kapasitas 2 x 20 mega watt.

Tahun 2013, telah ditandatagani pembelian tenaga listrik dari Pembangkit

Listrik Tenaga Air (PLTA) Merangin berkapasitas 350 Mega Watt (MW). PLTA

Merangin yang berlokasi di kabupaten Kerinci, propinsi Jambi ini akan

memanfaatkan potensi tenaga air dari danau Kerinci. PLTA akan dibangun dan

dioperasikan oleh PT Kerinci Merangin Hidro

Walaupun demikian, Jambi masih terus melakukan inovasi untuk menambah

kapasitas listrik tersebut. Hal inilah yang mendorong PLTMG (Pembangkit Listrik

Tenaga Mesin Gas) menciptakan sumber listrik baru, yaitu gas alam. Jambi memiliki

banyak sumur gas berukuran kecil yang dapat dijadikan sumber listrik. Jika seluruh

sumur gas ini disatukan, Jambi akan memiliki sumber listrik baru, yaitu gas.

21

BAB IIPEMBAHASAN

Ide awal bermula saat PLN masih dipimpin oleh Bapak Dahlan Iskan,

keluarlah ide untuk memanfaatkan sumur-sumur gas tersebut sebagai bahan bakar

gas pembangkit listrik. Sebelumnya sudah dibangun Pusat Listrik Tenaga Gas 12

MW dengan menggunakan Gas Engine produk dari Caterpillar. Lalu kemudian

direncanakanlah pembangunan dan pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin

Gas (PLTMG) yang merupakan pembangkit listrik mesin gas pertama di Indonesia.

Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) umumnya disebut dengan

GEPP (Gas Engine Power Plant) merupakan pembangkit listrik dengan

menggunakan bahan bakar gas. Prinsip kerja dari mesin gas menggunakan Siklus

Otto yaitu dengan memanfaatkan energi panas dari bahan bakar yang dibakar

dalam ruang bakar (internal combustion chamber) menjadi energi mekanik,

selanjutnya energi tersebut digunakan untuk menghasilkan listrik melalui generator

listrik.

PLTMG Sei Gelam direncanakan mampu menghasilkan listrik sebesar 90

MW, dan berfungsi sebagai peaker yang bekerja pada saat listrik pemakaian puncak

di malam hari dari pukul 5 sore sampai pukul 10 malam. Bahan bakar yang

digunakan adalah gas dari EMP Gelam menuju instalasi gas tersendiri yang disebut

CNG (Compressed Natural Gas) yang merupakan proyek tersendiri yang dikerjakan

oleh PT. Rekayasa Industri.

22

Proyek PLTMG Sei Gelam dikerjakan oleh PT. PP

(Persero), Tbk bekerjasama dengan PT. Indofuji Energi

yang bertindak sebagai erector pembangkit dan

membentuk konsorsium dengan nama “Konsorsium PP”.

Mesin yang digunakan adalah berupa 11 unit Gas

Engine produk dari Wärtsilä Oy Finlandia.

Untuk mendesain pembangkit ini, PT. PP menunjuk PT.

Rekayasa Engineering sebagai konsultan perencana

kontraktor, dan PT. PLN Enjiniring sebagai konsultan

perencana dari pihak pemilik (Owner). Owner dalam

proyek ini adalah PT PLN (Persero) Sektor Jambi.

PLTMG ini direncanakan selesai dalam jangka waktu 8 bulan sejak Januari

hingga agustus 2011.

Pengoperasian PLTMG yang berbahan bakar gas, selain dimaksudkan

untuk lebih memperkuat sistem kelistrikan di wilayah Sumatera (Jambi pada

khususnya), juga diharapkan mampu menambah kemampuan pasokan daya secara

lebih efisien dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak.

Diperkirakan dengan beroperasinya PLTMG Sei Gelam ini, maka PLN dapat

melakukan penghematan sebesar Rp. 2,34 Trilyun selama 20 tahun operasi.

Kedepannya, PLN akan lebih meningkatkan penggunaan gas untuk pembangkit-

pembangkit peaker.

VISI :

Menjadi proyek power plant dengan periode konstruksi tercepat,

terindah dan memiliki performance lebih tinggi dari yang direncanakan.

MISSI :

Membangun power plant yang memberikan nilai tambah bagi customer

dan didukung oleh SDM professional, equipment yang berkualitas serta

perencanaan engineering yang matang.

Pembangkit Peaker :

Pembangkit yang

bekerja menghasilkan

listrik hanya pada

beban puncak.

Perkiraan waktu pukul

17.00-22.00 setiap

harinya

23

a. Keunggulan PLTMGBerikut petimbangan energi gas dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya:

1. Lebih efisien (Heat Rate : 8804 btu/kwh) artinya dengan jumlah bahan bakar

yang sama dapat dihasilkan energi listrik yang lebih besar jika dibandingkan

dengan jenis pembangkit yang lain.

2. Kemampuan untuk mencapai beban maksimum dengan waktu yang lebih

cepat, hal ini sangat penting untuk pembangkit peaker (bekerja hanya pada

beban puncak yaitu pada pukul 17.00 – 22.00).

3. Emisi gas buang yang lebih bersih, polusi minimal, lingkungan lebih sehat.

4. Lebih ekonomis

Berikut estimasi perbandingan efisiensi biaya penghasil listrik berbahan bakarsolar dan dengan bahan bakar gas.• Bahan bakar Solar (Rp. 9,000 per liter)

Biaya Produksi = 0.25 Liter/Kwh x Rp. 9,000 /liter= Rp. 2,250 /Kwh

• Bahan bakar Gas (USD 9.5 per mmbtu)Biaya Produksi = 8804 x10

-6mmbtu/Kwh x Rp. 90,250/mmbtu

= Rp. 794 /Kwh

24

Sejak awal tender, PP sudah mengajukan kepada PLN mengenai

kapasitas daya yang diperlukan dan dihasilkan, dan dalam proposalnya PP

sudah menggandeng Wartsila sebagai calon vendor pemasok equipment yang

akan digunakan pada proyek ini.

b. Perjalanan Proyek1. Perencanaan dan Penjadwalan (Planning and Scheduling)

Planning and Scheduling adalah bagian awal dari setiap pekerjaan

proyek. Biasanya dimulai dari persiapan tim, persiapan pembiayaan,

pelaksanaan tender, pembuatan proposal dan mekanisme-mekanisme

pekerjaan. Tak lain bertujuan untuk mengatur strategi agar proyek berjalan

sesuai rencana untuk mencapai goal akhir secara efektif dan efisien.

2. Desain Pekerjaan (Enginedesign)Dimulai dari penunjukkan konsultan untuk melaksanakan bagian-

bagian pekerjaan proyek PLTMG dilanjutkan kerjasama dan pelaksanaan

teknis pekerjaan proyek. Kemudian tim PLTMG melaksanakan desain dasar

(basic design) yang berupa Plantlayout, preliminary data and test dan PFD &

PID dari vendor, juga approving.

Plant Layout yaitu pemetaan medan proyek berupa pemeriksaan

kondisi sampai kontur tanah. Proyek PLTMG Sei Gelam ini menempati lahan

perkebunan karet seluas 2.5 ha. Kondisi kontur tanah awal berupa lereng

dengan beda ketinggian antara elevasi tertinggi dan elevasi terendah sekitar

2-4 m. Jenis tanah setempat umumnya berupa lempung atau clay. Namun

Setelah berbagai studi sosial dan lingkungan, akhirnya proyek ini menempati

lahan seluas 5.5 ha.

Penghematan Negara sebesarRp. 2,34 Trilyun selama 20 tahun

operasi PLTMG.

25

Time table scheduling

Lahan Proyek PLTMG

26

Kemudian dilakukan preliminary data and test yaitu persiapan dan

pendahuluan berupa data dan tes. Lalu dilakukan kerjasama dengan vendor

pendukung dan approving dari segala pihak yang berkepentingan.

3. Administrasi Kontrak dan FinansialKontrak sudah dilaksanakan sejak awal dinyatakan mendapatkan

tender proyek ini. Finalisasi kontrak dengan Wartsila dilaksanakan dalam

bentuk Letter of Credit (LC) dari Bank Mandiri.

Setelah proses desain pekerjaan dinyatakan siap, selanjutnya

dokumen administrasi dan keuangan berjalan dengan melaksanakan contract

discussion agreement dengan pemilik proyek yaitu PLN. Dilanjutkan dengan

penandatanganan kontrak, kick off meeting dan penagihan pembiayaan ke

PLN.

4. Pembebasan Lahan ProyekSeperti proyek-proyek infrastruktur lainnya di Indonesia, proses

pembebasan lahan merupakan salah satu proses yang paling menentukan

keberlangsungan pembangunan. Banyak hal yang bersinggungan dengan

sosial masyarakat seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan media

sosial. Isu yang berkaitan dengan lingkungan hidup seperti kebisingan dan

polusi/ pencemaran sering kali menjadi permasalahan yang perlu dicari jalan

keluarnya. Dengan berbagai persoalan sosial tersebut maka pelaksanaan

proyek PLTMG Sei gelam dihentikan untuk sementara waktu.

PP dan PLN bekerja sama merangkul semua pihak agar proyek dapat

dimulai kembali. Untuk itu, perlu diadakan sosialisasi mengenai PLTMG

kepada masyarakat sekitar. Dengan dukungan Pemerintah Daerah,

Kepolisian dan TNI, sosialisasi mengenai pentingnya listrik untuk kebutuhan

hajat hidup orang banyak diselenggarakan dengan lancar.

27

Jika dilihat secara umum, tuntutan yang diutarakan oleh masyarakat

bersifat strategis untuk turut mensejahterakan lingkungan masyarakat sekitar

proyek. Beberapa diantaranya :

1. Kejelasan program CSR perusahaan.

2. Peranan dalam kegiatan sosial keagamaan.

3. Perekrutan tenaga kerja.

4. Sistem power plant yang ramah terhadap lingkungan.

Hal-hal yang bersifat permintaan subyektif dari masyarakat dapat

diminimalisir dengan adanya sosialisasi dan rapat dengan tokoh masyarakat

setempat. Peran serta RT, RW dan Kelurahan/desa menjadi dominan karena

mereka yang lebih mengenal profil sosial kemasyarakatan disekitar lokasi

proyek.

Sebagaimana seorang tamu yang datang ke suatu daerah baru,

pendekatan personal kepada ketua RT, Kepala Desa dan Tokoh masyarakat

sangat diperlukan guna menjelaskan detail rencana pembangunan

Pembangkit serta manfaatnya bagi warga sekitar dan masyarakat Jambi pada

umumnya.

Walaupun kondisi lingkungan sudah kondusif setelah adanya

kesepakatan dengan warga, namun masih diperlukan pengamanan khusus

selama masa konstruksi. Untuk itu, pihak proyek bekerja sama dengan TNI

Suasana sosialisasi proyek dengan masyarakat

28

(Kodim) dan Kepolisian (Polres). Hal ini untuk mengantisipasi gejolak sosial

dan keamanan yang mungkin timbul dikemudian hari.

Dengan adanya gejolak masyakat, tak dapat dipungkiri juga bahwa tim

PLTMG mengalami kesulitan dengan adanya lembaga-lembaga yang

bersikap antipati dan mengatasnamakan masyarakat. Masyarakat sempat

dipengaruhi dengan isu-isu miring yang kemudian menimbulkan prasangka

buruk yang berkaitan dengan penjualan tanah dan efek pembangunan

PLTMG bagi lingkungan. Hal ini menyebabkan masyarakat saling iri karena

tidak semua lahan dibeli oleh proyek. Namun akhirnya PLN meluaskan lahan

proyek sampai dua kali lipat dari rencana awal, untuk meminimalisir konflik

yang ada.

5. Pengadaan AlatDalam pengadaan alat dan segala material dalam proyek diperlukan

kerjasama dengan berbagai pihak. Melakukan kontrak dengan perusahaan

manufactures dengan standar internasional menggunakan sistem

pembayaran LC (Letter of Credit), yaitu cara pembayaran internasional yang

memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari

luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri.

Proyek PLTMG Sei Gelam menggunakan produk Eropa sebagai equipment

pembangun. Pastinya selain berhubungan dengan pengadaan, pembelian

dan pembayaran, tim PLTMG menggunakan perbankan dan asuransi.

Terakhir selalu diadakan monitoring yang intensif.

Pengadaan peralatan yang didatangkan dari luar negeri tentu saja

dijalankan sesuai prosedur internasional. Diutamakan asuransi sejak awal

29

kontrak yaitu kontrak keseluruhan proyek yang merupakan covering

insurance. Sementara pendatangan alatnya sendiri, karena melalui jalur laut

diberlakukanlah married cargo insurance, semisal terjadi kecelakaan atau

tenggelam.

6. Konstruksi SipilDimulai dari pengurugan tanah, pembuatan jalan, penempatan alat-alat

angkut, bedeng pekerja dan gudang tempat penyimpanan alat-alat berat.

Pelaksanaan konstruksi diprioritaskan untuk persiapan kedatangan 11

Unit Gas Engine beserta Auxiliary-nya dari Finlandia. Perencanaan dan

konstruksi Temporary Jetty di sungai Batanghari sebagai tempat pendaratan

kapal tongkang, Jalan akses yang kuat dan permanen serta kesiapan Lay

down area sangat diperlukan untuk memastikan 130 ton Gas Engine dapat

dimobilisasi ke lokasi proyek dengan aman dan lancar. Dalam

pelaksanaannya, konstruksi dikerjakan bersamaan dengan pengadaan

barang, sehingga saat barang datang, bisa langsung diangkut ke lokasi

proyek.

30

GAS ENGINE1. Manufacturer : Wartsila Finland Oy2. Type : 20V34SG3. Jumlah Silinder : 204. Speed : 750 rpm5. Berat : 130.430 kg6. Dimensi (PxLxT) : 12.917 m x 3.345 m x 4.251 m7. Power Output : 9730 kW (ISO)8. Heat Rate : 8110 btu/kwh (ISO)9. Jumlah unit : 11 Unit

7. Pendatangan AlatPLTMG Sei Gelam menggunakan 11 mesin yang terdiri dari Engine (4

tak), Generator, dan Auxiliary Equipment yang didesain untuk dioperasikan

dengan menggunakan natural gas. Engine dan Generator sudah menyatu

dengan alignment setting dari pabrikan dan tidak memerlukan angkur untuk

duduk diatas pondasi karena memiliki sistem Common Base Frame

menggunakan steel spring element.

Pendatangan alat dimulai dengan pendataan alat-alat sesuai dengan

spesifikasi kontrak dengan owner. Pihak PP kemudian mengadakan Factory

Acceptance Test (FAT) ialah pengujian-pengujian yang dilakukan oleh

pabrikan terhadap peralatan baru, disaksikan oleh perwakilan dari PP sesuai

kontrak yang telah disepakati sebelumnya. FAT ini harus mendapatkan

sertifikat sebagai jaminan mutu dan kualitas, kemudian dilakukanlah bill of

loading (BL) yaitu pengepakan oleh Wartsila, sementara pihak PP mulai

mengatur segala urusan transportasi untuk pemindahan, mulai dari

pengangkatan, pengangkatan, kapal, jalur perjalanan laut dan darat hingga

tiba ke lokasi proyek.

Setelah FAT dan BL sudah dilaksanakan dan semua tes dinyatakan

sesuai dengan spesifikasi kebutuhan proyek, tahap selanjutnya adalah

melakukan pengiriman barang sesuai dengan dengan aturan incoterm 2010.

Dengan sistem FCA (Free Carrier) yaitu pihak Wartsila hanya bertanggung30

GAS ENGINE1. Manufacturer : Wartsila Finland Oy2. Type : 20V34SG3. Jumlah Silinder : 204. Speed : 750 rpm5. Berat : 130.430 kg6. Dimensi (PxLxT) : 12.917 m x 3.345 m x 4.251 m7. Power Output : 9730 kW (ISO)8. Heat Rate : 8110 btu/kwh (ISO)9. Jumlah unit : 11 Unit

7. Pendatangan AlatPLTMG Sei Gelam menggunakan 11 mesin yang terdiri dari Engine (4

tak), Generator, dan Auxiliary Equipment yang didesain untuk dioperasikan

dengan menggunakan natural gas. Engine dan Generator sudah menyatu

dengan alignment setting dari pabrikan dan tidak memerlukan angkur untuk

duduk diatas pondasi karena memiliki sistem Common Base Frame

menggunakan steel spring element.

Pendatangan alat dimulai dengan pendataan alat-alat sesuai dengan

spesifikasi kontrak dengan owner. Pihak PP kemudian mengadakan Factory

Acceptance Test (FAT) ialah pengujian-pengujian yang dilakukan oleh

pabrikan terhadap peralatan baru, disaksikan oleh perwakilan dari PP sesuai

kontrak yang telah disepakati sebelumnya. FAT ini harus mendapatkan

sertifikat sebagai jaminan mutu dan kualitas, kemudian dilakukanlah bill of

loading (BL) yaitu pengepakan oleh Wartsila, sementara pihak PP mulai

mengatur segala urusan transportasi untuk pemindahan, mulai dari

pengangkatan, pengangkatan, kapal, jalur perjalanan laut dan darat hingga

tiba ke lokasi proyek.

Setelah FAT dan BL sudah dilaksanakan dan semua tes dinyatakan

sesuai dengan spesifikasi kebutuhan proyek, tahap selanjutnya adalah

melakukan pengiriman barang sesuai dengan dengan aturan incoterm 2010.

Dengan sistem FCA (Free Carrier) yaitu pihak Wartsila hanya bertanggung30

GAS ENGINE1. Manufacturer : Wartsila Finland Oy2. Type : 20V34SG3. Jumlah Silinder : 204. Speed : 750 rpm5. Berat : 130.430 kg6. Dimensi (PxLxT) : 12.917 m x 3.345 m x 4.251 m7. Power Output : 9730 kW (ISO)8. Heat Rate : 8110 btu/kwh (ISO)9. Jumlah unit : 11 Unit

7. Pendatangan AlatPLTMG Sei Gelam menggunakan 11 mesin yang terdiri dari Engine (4

tak), Generator, dan Auxiliary Equipment yang didesain untuk dioperasikan

dengan menggunakan natural gas. Engine dan Generator sudah menyatu

dengan alignment setting dari pabrikan dan tidak memerlukan angkur untuk

duduk diatas pondasi karena memiliki sistem Common Base Frame

menggunakan steel spring element.

Pendatangan alat dimulai dengan pendataan alat-alat sesuai dengan

spesifikasi kontrak dengan owner. Pihak PP kemudian mengadakan Factory

Acceptance Test (FAT) ialah pengujian-pengujian yang dilakukan oleh

pabrikan terhadap peralatan baru, disaksikan oleh perwakilan dari PP sesuai

kontrak yang telah disepakati sebelumnya. FAT ini harus mendapatkan

sertifikat sebagai jaminan mutu dan kualitas, kemudian dilakukanlah bill of

loading (BL) yaitu pengepakan oleh Wartsila, sementara pihak PP mulai

mengatur segala urusan transportasi untuk pemindahan, mulai dari

pengangkatan, pengangkatan, kapal, jalur perjalanan laut dan darat hingga

tiba ke lokasi proyek.

Setelah FAT dan BL sudah dilaksanakan dan semua tes dinyatakan

sesuai dengan spesifikasi kebutuhan proyek, tahap selanjutnya adalah

melakukan pengiriman barang sesuai dengan dengan aturan incoterm 2010.

Dengan sistem FCA (Free Carrier) yaitu pihak Wartsila hanya bertanggung

31

jawab untuk mengurus izin ekspor dan meyerahkan barang ke pihak

pengangkut di tempat yang telah ditentukan. Serah terima dokumen antara

PP dan Wartsila dilaksanakan di Finlandia dengan melakukan checklist

barang sebelum diberangkatkan.

Keberangkatan dengan shipping tentunya tak lepas dari monitoring

ketat, yaitu dengan melakukan online monitoring mother vessel yang mana

secara online kita bisa mengikuti jalur perjalanan kapal pengangkut.

Perjalanan dilaksanakan dari Findlandia menuju hulu Sungai

Batanghari. Kemudian dilakukan transfer dari kapal besar ke tongkang untuk

memudahkan masuk jalur sungai menuju jambi. Alternatif pengangkutan

barang pun dilaksanakan bila kapal pengangkutnya besar, yaitu langsung

menuju Palembang dan diangkut ke Jambi melalui jalur darat dengan

kontainer. Semua proses pemindahan barang disaksikan juga oleh pihak

asuransi karena pemindahan ini memiliki resiko yang tinggi. Kedatangan

barang luar negeri tentu saja melibatkan pihak Bea Cukai Jambi meliputi

dokumentasi dan pembiayaan.

Perjalanan darat dilaksanakan malam hari mengingat besar dan berat

barang engine yang diangkut cukup mengganggu lalu lintas umum. Tentu

saja terdapat kesulitan dan masalah-masalah kecil dalam pengangkutan

barang ini, namun semua dapat berjalan lancar mengingat segala hal sudah

dipersiapkan sejak awal proyek. Perjalanan melalui darat ini juga

mendapatkan pengawalan ketat dari polantas untuk antisipasi.

Lamanya pendatangan engine hingga tiba ke lokasi proyek yaitu 45

hari. Di proyek, tim sudah menyiapkan gudang, pondasi-pondasi dan segala

macam dudukan yang disesuaikan untuk menyimpanan barang.

Unloading, penurunan barang dilaksanakan beberapa tahap.

Mengingat besarnya barang dan beratnya yang membahayakan, membuat

tim harus berhati-hati dalam menyimpan. Ada beberapa peralatan yang

langsung dipasang ke pondasi, dilakukan pengangkatan dengan trail hidrolik

ke dudukan baja.

Tim proyek juga melaksanakan checklist ulang untuk menginventarisir

barang dan mesin-mesin yang ada sejak awal kedatangan. Inventarisir ini

dilaksanakan mingguan dan bulanan sebagai kontrol proyek.

32

8. Instalasi, Testing dan OperasionalDengan luas lahan yang disediakan oleh PLN sebesar 5 hektar, Plant

Layout didesain seefisien mungkin. PLTMG 100 MW Sei Gelam hanya

membutuhkan 3 hektar dan sudah termasuk memperhitungan kebutuhan

lahan untuk Switchyard 150 kV.

Pada praktiknya, pelaksanaan proyek ini juga mengalami kendala

sosial terutama saat pembebasan lahan. Sempat tiga bulan tertunda untuk

melakukan upaya pendekatan pada masyarakat dengan melibatkan unsur

pemerintahan, aparat militer dan masyarakat, akhirnya proyek ini dapat

berjalan dengan baik.

Instalasi dilaksanakan dengan memasang peralatan pada pondasi

beton yang sudah matang usia. Beberapa engine sudah dipasang langsung

saat datang, sisanya dirakit kemudian.

Kemudian dilakukan pengaliran listrik. Urusan elektrikal ini

dilaksanakan bersamaan dengan mekanikal oleh masing-masing engine.

Kemudian setelah pemasangan selesai dilakukanlah testing. Pengetesan

yang dilakukan satu persatu (Individual test) pada mulanya, dengan

melakukan first rolling yaitu uji coba pada masing-masing kinerja bagian

engine. Kemudian dilakukan pengetesan pipa (All pipe test) yang mana

seluruh pipa untuk aliran gas diperiksa dan dibersihkan dengan cara Pickling,

Flushing, Purging. Lalu dilakukan hipot test yaitu pengetesan kabel aliran

listrik, diharapkan bahwa tidak ada kebocoran. Dan terakhir dilaksanakan

island test, yaitu pengetesan pendinginan alat.

Pengetesan-pengetesan tersebut dilakukan secara paralel persistem.

Semuanya dilaksanakan sesuai prosedur keamanan karena memiliki resiko

cukup tinggi sehingga proyek khusus menyediakan pemadam kebakaran.

33

Setelah semua engine dinyatakan siap dan mendapatkan sertifikasi

“Rekomendasi Layak Bertegangan” (RLB) dari PLN. Lalu dilaksanakan load

test, yaitu percobaan kerja engine, yaitu mengalirkan listrik ke jaringan. Load

test ini menjadikan engine dengan beban listrik melaksanakan tes sampai 100

% kapasitasnya. Pengetesan tahap ini dilaksanakan kurang lebih selama 2-3

jam dengan sistem shift, setelah berjlan lancar dan aman, maka PLN

mengeluarkan Rekomendasi Layak Sinkron (RLS).

Setelah load test berhasil, barulah dilakukan Reability Run(RR) yaitu

engine bekerja selama 72 jam nonstop, dengan peraturan apabila engine

bermasalah (mati) maka pengetesan ini harus diulang dari waktu 0 lagi,

namun apabila kesalahan pada jaringan atau pendukung engine saja, maka

waktu tetap dilanjutkan sejak padamnya engine. Suksesnya RR ditandai

dengan keluarnya sertifikat layak operasi (SLO).

Adapun alat-alat, struktur dan sistem yang mendukung proyek ini

adalah sebagai berikut :

Gas EngineSetiap engine dilengkapi dengan Turbochargers dan Intercoolers.

Beberapa bagian dari auxiliary equipment juga berada dalam Engine seperti

lubricating oil circulation sistem dan engine-driven cooling water pumps.

engine memiliki sistem pendingin tertutup (closed circuit cooling water

sistem) dengan menggunakan radiator yang dipasang diluar power house. Di

dalam power house terdapat hall, sebagian besar auxiliary equipment,

switchgear room, DC room, control room, starting and working air room.

Switchgear room terdiri dari electrical cabinet Medium voltage power dan low-

voltage power. Pada control room terdapat control panel dan ruang operator.

Auxiliary equipment memiliki fungsi sangat penting bagi engine dan

harus beroperasi penuh ketika Engine running atau standby. Auxiliary sistem

mendukung operasional Engine dengan suplai bahan bakar gas, lubricating

oil, compressed air, cooling water dan charge air. Auxiliary system meliputi

sistem sebagai berikut :

1. Fuel Gas SystemBertujuan untuk mensuplai enginedengan bahan bakar gas yang bersih

dengan tekanan yang tepat. Terdiri dari beberapa equipment

diantaranya adalah filter, gas metering, pressure control valve dan main

shut off valve. Tekanan gas yang dibutuhkan oleh engine adalah

34

sebesar 3 – 6 bar(g), sedangkan suplai gas dari EMP Gelam adalah

sebesar 7 – 14 bar(g) sehingga dibutuhkan pressure reducing valve

yang dapat menurunkan tekanan sampai batas yang dibutuhkan oleh

engine.

2. Lube Oil SystemBerfungsi untuk menyimpan dan mendistribusikan lube oil (minyak

pelumas) baik itu baru maupun bekas. Terdiri dari beberapa peralatan

utama sebagai berikut :

a. New lube oil tank 30 m3 : untuk menyimpan minyak pelumas baru

b. Service lube oil tank 7 m3 : untuk penyimpanan minyak pelumas

sementara saat engine sedang di maintenance

c. Lube oil transfer pump : untuk mendistribusikan minyak pelumas dari

lube oil tank ke sump tank yang ada di engine

d. Pre-lube oil pump : berfungsi untuk memberikan tekanan yang sesuai

sebelum engine dinyalakan

e. Lube oil circulation system : berfungsi untuk melumasi moving part di

dalam engine untuk meminimalisasi gesekan, terdiri dari beberapa

peralatan seperti engine driven circulating pump, pressure regulating

valve, Heat Exchanger, Automatic filter. Sistem ini di desain

sedemikian rupa sehingga dapat menyatu dengan engine, seperti

circulating pump yang menggunakan engine sebagai tenaga

penggeraknya.

3. Compressed Air SystemTerdiri dari dua sistem yaitu starting air system dan instrument air

system.

Starting air system berfungsi untuk memberikan udara bertekanan yang

akan digunakan untuk menyalakan engine, terdiri dari peralatan utama

sebagai berikut :

- Empat unit compressor 30 bar(g)

- Dua unit starting air bottle dengan kapasitas masing-masing sebesar

4800 liter Instrument air system berfungsi untuk memproduksi udara

kering bertekanan dan didesain untuk beroperasi secara terus

menerus, udara tersebut digunakan untuk peralatan control dan

instrumentasi yang ada di power plant. Tekanan desain yang

35

dibutuhkan adalah sebesar 7 bar(g), terdiri dari peralatan utama

sebagai berikut :

- Dua unit compressor dengan tekanan kerja sebesar 7 bar(g)

- Dua unit airdryer, yang berfungsi untuk mengeringkan udara

- Dua unit airreceiver.

4. Cooling Water SystemFungsi utama dari sistem ini adalah untuk membuang panas yang

dihasilkan oleh engine, menjaga temperature udara hisap dan minyak

pelumas pada nominal temperature.

Terdiri dari beberapa sub sistem sebagai berikut :

a. LT Circuit, berfungsi untuk menjaga temperatur udara hisap

b. HT Circuit, berfungsi untuk menjaga temperature di blok engine

(cylinder jacket dan cylinder head cooling)

c. Pre-heating unit, sebelum enginedi start (dinyalakan) perlu dipastikan

bahwa temperature-nya harus mendekati temperature kerja, hal ini untuk

mengurangi thermal stress dari komponen engine. Untuk menghindari

hal tersebut maka dibutuhkan sistem pemanasan (pre heating) untuk

menjaga engine pada temperature 70 oC

d. Radiator, berfungsi untuk memindahkan panas dari LT Circuit ke

udara luar dengan menggunakan sistem forced convection (perpindahan

panas dilakukan dengan udara yang digerakkan oleh fan atau sudu).

5. Charge Air systemSistem ini berfungsi untuk memastikan bahwa udara yang dihisap oleh

engine kering dan bersih, selain untuk meningkatkan efisiensi dari udara

hisap, sehingga didapatkan udara dengan kepadatan (density) yang

maksimal. Sistem ini terdiri dari beberapa peralatan utama seperti

charge air filter, charge air silencer, Low Temperature dan High

Temperature charge air cooler.

6. Exhaust Gas systemSistem ini berfungsi untuk mengurangi noise dan memventilasigas

buang (exhaust gas) dengan aman ke udara bebas. Terdiri dari

beberapa peralatan utama yaitu exhaust gas module, exhaust gas

ventilation, exhaust gas silencer, explosion vent dan stack (cerobong).

36

Desain PLTMG Sei Gelam mengacu pada standard PLN (SPLN) maupun

International Standard and Code, antara lain IEC Standard (International

Electrotechnical Commission) dan ANSI (American National Standard

Institute). Standard tersebut mengatur semua sistem elektrikal dan spesifikasi

instrument sehingga mendukung Power Plant yang aman dan handal.

MV SystemDalam MV System terdapat sebelas panel incoming, empat panel

outgoing dan dua panel auxiliaries transformer, dimana semuanya bekerja

dengan urutan setting proteksi (time delay, arus dan tegangan) yang

bertingkat sehingga apabila terjadi gangguan (over/ under voltage, current

dan frekuensi) yang besar dan berbahaya untuk Power Plant maka sistem

otomasi dapat memilih sistem mana yang harus shut down atau tetap running

dalam keadaan aman.

LV SystemSistem 400/380 Volt ini berfungsi untuk menyuplai motor-motor listrik,

Utility Building dan DC System. Engine tidak akan mungkin dapat running

tanpa adanya LV System karena untuk dapat menggerakkan sebuah engine

maka prelube pump, charge air sistem, instrument air serta ventilation system

harus dapat bekerja terlebih dahulu. Dikarenakan begitu pentingnya LV

System, maka pada proyek PLTMG Sei Gelam ini kita desain dengan sistem

Redundant (2 unit AuxiliaryTransformer) dan BlackstartGenset sehingga

PowerPlant akan lebih handal.

DC SystemDC System pada proyek PLTMG Sei Gelam ini menggunakan 2 tipe

tegangan searah (VDC) yaitu 24VDC dan 110 VDC, Sistem 24 VDC

digunakan untuk menggerakkan Air Instrument Valve dan 110 VDC

37

digunakan untuk open/ close CB. Tegangan Searah (VDC) dihasilkan dengan

merubah Tegangan bolak-balik (VAC) menjadi tegangan searah (VDC)

dengan menggunakan rectifier. Pada DC System terdapat juga Back-up

Battery yang mampu bertahan hingga 6 - 8 Jam, sehingga apabila sistem

dalam keadaan padam kurang dari 6 - 8 Jam maka sistem kontrol LV dan MV

System masih tetap bisa dilakukan. Dikarenakan begitu pentingnya DC

System maka catu daya untuk sistem ini berada dalam bus essential

sehingga kehandalan sistem dapat terjaga.

Automation SystemSemua proses monitoring dan kontrol dapat dilakukan melalui control

room. Hal dimungkinkan karena Pembangkit PLTMG Sei Gelam telah

menggunakan Automation System, dimana semua proses dapat dikendalikan

dan di-record dalam operator work station. Selain itu, Output kwh meter serta

pemakaian Gas juga dapat di-record didalam engineering work station

sehingga PLTMG 90 MW Sei Gelam ini hanya membutuhkan sedikit operator

dalam pengoperasiannya.

Selain sistem-sistem yang disebutkan diatas, terdapat juga maintransformers. Transformer ini didesain untuk dapat melakukan ekspor ataupun

impor daya (back feeding) sehingga dalam keadaan seluruh engine shutdown

kita dapat menerima power dari jaringan transmisi. Main Transformer dengan

kapasitas 2 x 80 MVA ini juga dilengkapi oleh OLTC (On Load Tap Changer)

sehingga rating tegangan dapat diatur dalam keadaan berbeban baik di lokal

ataupun di control room.

38

150 kV Switchyard adalah unit yang terdiri dari 2 Trafo Bay, 2 OHL Bay

dan 1 Bus Coupler, 150 kV Switchyard ini mempunyai 2 Busbar sehingga

kehandalan system akan semakin terjaga. Dikarenakan Power Plant,

Transformer dan 150 kV Switchyard merupakan sebuah sistem yang besar

maka perlu didesain sistem interlocking, inter-tripping dan inter-signaling antara

Power Plant dan 150 kV Switchyard sehingga kehandalan system akan semakin

baik dan dapat dilakukan monitoring switchyard dari power plant dan juga

sebaliknya monitoring power plant dari switchyard.

150 kV Switchyard juga dilengkapi dengan SAS (Substation Automation

System), dimana seluruh fungsi operasi dan control dan dilakukan didalam

Substation Building serta system komunikasi antara 150 kV Switchyard di

PLTMG Sei Gelam dengan Gardu Induk yang dituju (GI Auduri) dapat dilakukan

dengan menggunakan Fibre Optic dan Power Line Carrier.

Main Transformer1. Manufacture : Crompton Greaves2. Type : 3 Winding , Step

Up Transformer3. Capacity : 40/40/80 MVA4. Voltage Rating : 11/11/150 kV5. Cooling Type : ONAN/ONAF6. MV Connection : MV Power Cable7. Tap Changer : On Load type8. Jumlah Unit : 2 set

39

9. Sarana LainPembangkit PLTMG Sei Gelam juga dilengkapi dengan administration

building, workshop & warehouse, substation building, masjid dan mess operator.

c. Smart Power Generation (The Road To The Goal)

Kontribusi terhadap NegaraDengan menggunakan gas sebagai sumber energi, pastinya negara kita

akan mampu menghemat biaya operasional, terutama BBM.

Seperti yang terjadi pada PLTMG Bunyu, PT. Perusahaan Listrik Negara

(Persero) bisa menghemat sekitar Rp 10 miliar per tahun sejak beroperasinya

Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bunyu dengan kapasitas

2x1000 kW sejak Oktober 2012. PLTMG berkapasitas 2 x 1000 kW PLN Bunyu

tersebut tidak lagi mengoperasikan pembangkit diesel berbahan bakar solar

HSD. PLTMG Bunyu juga mendapatkan suplai gas dari Pertamina EP sebesar

0,3 MMbtu sehingga mampu memberikan kontribusi dan potensi penghematan

penggunaan BBM sebesar Rp 10 miliar per tahun.

Pulau Bunyu, yang berada di Kalimantan Utara, sejak Kamis 20

Desember 2012 resmi mencatatkan sejarah menjadi pulau pertama di Indonesia

yang 100% penduduknya telah menikmati layanan listrik. Prestasi PLN Bunyu

dan PLN Area Berau yang berada dalam wilayah kerja PLN Wilayah Kalimantan

Timur, mendapatkan pengakuan dan tercatat dalam Museum Rekor Dunia

Indonesia (MURI).

Hal inilah yang terus dilakukan oleh PLN Indonesia untuk mengurangi

penggunaan BBM yang semakin menipis jumlahnya dan tentunya karena

kenaikan BBM yang terus terjadi. Untuk mengurangi biaya operasional tersebut,

MushollaAdministrationbuilding

40

PLN bekerja keras mengupayakan penggunaan sumber-sumber energi non

BBM, termasuk gas untuk listrik.

Bayangkan, jika sumber energi gas ini mampu memenuhi seluruh

kebutuhan listrik di Indonesia maka negara kita akan mampu menghemat

triliunan biaya operasional BBM.

EfisiensiSelain nilai ekonomisnya yang mampu menghemat biaya, penggunaan

gas juga mampu meningkatnya efisiensi. Mengapa demikian?

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) menggunakan gas alam untuk

menggerakkan turbin gas yang dikopel langsung dengan generator, sehingga

generator tersebut dapat menghasilkan energi listrik. Prinsip kerja ini sama

dengan prinsip kerja PLTU. Yang membedakan adalah pada PLTU, untuk

memutar turbin digunakan uap air yang diperoleh dengan mendidihkan air.

Sehingga dibutuhkan suatu boiler untuk mendidihkan air tersebut. Sedangkan

pada PLTG tidak ditemukan adanya boiler.

Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) adalah teknik

kompresi. Udara dimasukkan ke dalam kompresor untuk ditekan hingga

temperatur dan tekanannya naik, Udara yang dihasilkan dari kompresor akan

digunakan sebagai udara pembakaran dan juga untuk mendinginkan bagian-

bagian turbin gas.

Setelah dikompresi, udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang

bakar, udara bertekanan 13 kg/cm2 ini dicampur dengan bahan bakar dan

dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung

dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan bakar

minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian

baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur bahan bakar

dengan udara dalam ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran.

Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu

tinggi sampai kira-kira 1.300 oC dengan tekanan 13 kg/cm2. Gas hasil

pembakaran ini kemudian dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan kepada

sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy) gas ini dikonversikan menjadi

energi mekanik dalam turbin penggerak generator (dan kompresor udara) dan

akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik. Inovasi penggunaan gas ini

tentunya sangat menguntungkan dari nilai ekonomis dan efisensinya.

41

Kumpulan Publikasi

42

43

44

45

46

Demikian informasi yang kami ajukan untuk Penghargaan Karya Konstruksi

Indonesia tahun 2013 ini disampaikan dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 23 Oktober 2013

Ir. Taufik Hidayat, M.TechCorporate Secretary

47

LAMPIRAN FOTOKOPI KTP