Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KE8lO.!A CSANA.AN TANAH PERKOTAAN
Dl tNOONf_';IA
L.aporan
Pimpinan Sidang Workshop
Urban Land Policy
tgl. 23 s/d 25 Februari 1971 di lembaga Penjelidikan Masalah Bangunan
Ojl. Patimura 124
Bandung
DEPARTEMEN PEKERDJAAN UMUM DAN TENAGA LISTRIK ·~ 0 I R E K T 0 R AT· D J E N D E R A l T J I P T A K A R Y A DIREKTORAT TATA KOTA DAN DAERAH
r==:---.
vlorkshop n1Emgenai kebidjaksanaan tanah perkotaan jang diselengga
rakan atas prakarsa Direktorat Djenderal Tjipta Karya,Departemen
Pekerdjaan Umum dan Tenaga Listrik,
pada tanggal 23 Februari 1971 s/d 25 Februari 1971
bertem?at di ~ Le mbaga Penjelidikan Masalah Bangunan
Djlo Kanten Patimura 124 Bandung.
se t e l nh memba has ke r t a s kar ya jang dikemukakan dalam sidang pari
purna pes3rta be~turut-turut oloh uas ing2 pemrasaran, sesuai de
ngan per.ge lomr>ok1~an rr.2.s'llah j r.ng diputuskan Pra - '\IJorkshop ,pada
tanggal 22 Dc sember 1 970,tentang
1. PENGUASAAN T,~\.NlH DALAN VJILAJAH KOTA
o l eh ~ Bc 8cli Harsc r>'), S eH., (Direktorat Djenderal Agraria)
2. BEBERLPt. PENGERTIAH PO:COK HENGENAI KOTA
oJ.eh : Ir e, Djoko Sujarto (Bagian Planologi Institut Technologi
Bandung )
3., PEIWER'l:IAH KOTA DP.IH SEGI ADHINISTRATIF
o leh : Direk~,;tn"' Djenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah,
j u.ng d:;_b :-'. t~ 3kC1:c1 ole h L .. Wangke.
4. Hi\SA LAH 'J:AH\H IW~~A DAN KENUHGKI NAN PENGATURANNJA
( Dilihat dari segi ekonorni )
. oleh : Dr s,Hcriri Hady (Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia)
5 .PERAIJAN PERENTJANAAl:- DALAH POLICY TANAH
oJ.eh : Pemerintah Dae: .. ah Chusus Ibukota Djakarta,dibawakan oleh
Sjc.:,_sir Islmndar.S ,.. H o Kepala . Perusahaan Tanah dan Bangunan,Dae-
6. KEBIDJAKSANAAN v · :;0 3Ur;,_;~; L llt\H PERKOTAAN ,· '
oleh : DR.I.H2cle Sandy (Kepala Direktorat Land Use,Direktorat
Djendera l Agraria:Departemen Dalam Negeri),
dalam sidang };:e J.ompok2( selcsi) jang . kemudian tersusun cilch d sli dari pa
ra anggota sidang paripurna peserta,bagi pembahasan dan mendiskusi .
kan masa lah jang diutar kan dalam sidang paripurna peserta,jaitu:
Oep. Pekerjaan Umum & Tenaga Lrrrl p ' s : I T fJ ,<\ N r,
r · :. 1JSTAf<t.;l,ft.,j
'·- ----- - ----- - ---
r-... ~-~,·-- -~=~~
[~)_1··_· -'"1~, f Ff'I'I~< T~:V, C:N P f:' fC::CR..I A/\i\J UMLJM
,<;: I ; • u s L ! T 8 /\ !\! G :,•:-: ... ;/, )\ , . ,..: 1-·~ I) U c,:· ·1-·· ;' II' r, A N ¥., .,. ... , .... ~::~· '.; . ' ,_ ~ - ,_, . .-J.. ! \.. 1-1
_..,. __ ., W -• - • p o o o · •··- ··~----·--•••••• •• ' •-------
~ ') l··t ,._ ;, . · , '( 1 • ·-7 ~ 7 /rl/l_j/:rJ..L ll l .. I '. t t' • • •. f t • rr:J ,-, - ~ -, L
N. I. : £1/->_ . I ~ I ;;;;., _ jt.X I
T ,,.,a Ustrik en p k · an Um um f-, e r · -' Oep .. e ·eqa . , . ~' •. I S l. I T n f\ ., ·'
.··' ---"·· 1 :::> ~ R P U S T ''· ;<. ;-... ;.. N I - . · ':\_! ' ·-
;I;
Kelompok I : PENGUASAAN TAN&tf DALAM vliLAJAH KarA
dengan bahan pembahasan :
1 ... Sambutan Direktur Djenderal Tjipta Karya
- 2
2~ Sambutan Gubernur I Kepala Daerah Chusus Ibukota
Djakarta,merangkap Ketua BKS - AKSI
3. Sambutan Direktur Djenderal Agraria
4. Paper Boedi Harsono s.H. 1'Penguasaan tanah dalam wilajah kotan
11Pentjabutan hak (Expropriation) 11
5. Paper Pemerintah Dnerah Chusus Ibukota Djakarta:
"f3eranan perentjanaan dalam policy tanah 11
Kelompok II : A. PERANAN PERENTJANAAN DALAH POLICY TANAH
B. PENGERTIAN KGrA
dengan bahan2 pembahasan :
1. Paper Ir.Djoko Sujarto (Bagian Planologi Institut
Technologi Bandung): 11Beberapa pengertian pokok mengenai kota11
2. Paper Direktur Djenderal Pemerintahan Umum dan
Otonomi Daerah : 11Pengertcian kota dari segi administratif 11
3. Paper Pemerintah Daerah Chusus Ibukota Djakarta :
0 Peranan perentjanaan dalam policy tanah 11
4. Paper DR.I.Ivlade Sandy (Kepala Direktorat Land Use
Direktorat Djenderal Agraria,Departemen Dalam Nc
geri) : 11Kebidjaksanaan penggunaan tanah perkotaarin
5. 11Pembahasan arti kota 11 oleh Puspoharsono Djaja
ningrat.HCE.T1CP
6. 11Pembahasan kebidjaksanaa.'l'l penggunaan tanah perko
taan11 oleh VJ.J.Wavtoroentoe.HSC.PL&H
7. 11 Pembahasan pengertian kota dari segi administra-
tin oleh Ir.Sukanda ivlargapermana.
Kelompok III: URBAN LAND ECONOivliCS SEBAGAI DASAR URBAN LAND POLICY
- 3-
dengan bahan2 pembahasan :
1. Paper Drs. Hariri Hady (Fakultas Ekonomi Unive~
sitas Indonesia)
"Hasalah tanah kota dengan kemungkinan pengaturannja · ( dilihat dari ·segi ekonomi)"
2. Pembahasan masalah tanah kota dan kemungkinari ,· '
pengaturannja oleh Drs.Soemitro Maskun.
telah mentjapai basil dalam sidang2 masing2 kelompok(seksi),berupa kesimpulan pendapat,penegasan,pernjataan,saran dan usul mengenai kebidjaksanaan tanah perkotaan jang dibatjakan dalam sidang paripurna Workshop oleh Ketua masing2 kelompok pada hari Kemis,tanggal 25 Februari 1971 sebagai berikut :
I. PENGUASAAN TANAH DALAt·i \VILAJAH KOTA
A. Landasan hukum
·,·-
1.Penguasaan tanah baik jang bersifat publiekrechtelijk maupun privaatrechtelijk,baik jang disertai maupun jang tidak disertai penguasaan setjara fisik,supaja mcmakai landasan prinsip2 dalam Undang2 Pokok Agraria (UU No.5 tahun 1960) 1 jang pada hakekatnja merupakan perintjian dari prinsip2 ncgara hukum sebagai tertjantum dalam Undang-undang Dasar 1945.
2.Kekuasaan penguasa untuk mengatur persediaan tanah peruntukkan dan penggunaap. tanah mempunjai :
a. landasan juridis dalam pasal 33 ajat 3 UUD 1945 dan pasal 2 jo pasal 14 tJUPA,jang akan diatur lebih landjut dalam Undang2 Pokok Bina Kotao
,·
b. landasan filosofis,ditindjau dalam rangka hubungan indivi-du dan masjarakat menurut pandangan hukym Gdnt,sebagai
jang terdapat perumusannja dalam pasal2 1,2~4 dan 6 UUPA, pasal tersebut terachir jang menjatakan bah~,ora hak2 atas tanah mempunjai fungsi sosial.
B. Pelaksanaan hak perorangan dalam hubungannja dengan rentjana
tata-guna tanah
- 4-
3. Hak2 atas tanah bukan hanja memberi wewenang kepada jang mempunjai,tetapi meletakkan kevradjiban kepadanja untuk menggunakan tanahnja itu hingga bukan hanja memenuhi kebutuhannja
melainkan djuga bermanfaat bagi rnasjarakat.
4. Haka dari itu tanah tidak boleh dibiarkan dalam keadaan terlantar.
Henurut UUPA(pasal2 27 dan L~O)dengan sengadja menterlantarkan tanah dapat didjadikan alasan untuk me!!lbatalkan hak jang bersangkutan tanpa pemberian ganti kerugiantsetelah jang em
punja hak dibcri peringatan setjukupnja.
Disarankan/diusulkan hendaknja prosedur pembatalan hak tanah karena diterlantarkan itu diatur,ngnr ada pegangan jang djelas baik bagi penguasa maupun mereka jang berkepentingan •
5. Salama untuk daerah atau wilajah belum ditetapkan rentjana tata-guna tanahnja,maka jang empunja tanah mempunjai kebeba
san dalam menentukan peruntukkan tanahnja itu.
Dalam penggunaannja ia wadjib mengindahkan peraturan2 jang
berlaku,misalnja mengenai tata bangunan.
6. Tetapi kalau sudah ditetapkan rentjana tata-guna tanahnja·oaka
penggunaan tanah itu wadjib berpedoman pada rentjana tersebut. Naka karena itu rentjana tata-guna harus bersifat 11terbuka 11
dan 11 consistent 11 •
c. Kebidjaksanaan dalam memberikan hak atas tanah.
7. Bagi warga-kota harus dimungkinkan untuk monguasai tanah
jang diperlukannja setjara mantap dan aman :
a. bagi perorangan warga negara Indonesia dibcrikan hak
milik
b. bagi badan2 hukum Indonesia diberikan hak guna bangunan jang berdjangka v-1aktu pandjang seperti jang ditetapkan
dalam UUPA.
Pemberian hak jang berdjangka waktu pendek hanja diwila
jah2 jang sedang dalam pengembangan atau taraf porentja-
- 5 -
naan,dan itupun harus segera diikuti dengan pemberian
hak setjara totap,misalnja sewaktu-waktu pembangunannja
sudah sclesai.
8. Perpandjangan djangka v1aktu halt guna bangunan sotelah \vaktu
30 tahun berachir sebagai jang didjamin dalam UUPA,supnja di
dasarkan padn koadnan bangunan dan penggunaan tanahnja,tan
pa disertai sjarat tnmbahan,selain dalam hal2 tcrtentu dimn
na diperlukan ponjosunian penggunaannja dcngan rentjana tata
guna tanah jang sudah ditota~kan •
9. Pemberian hak guna bangunan baru,setclah djangka waktu 50 ta
hun borC.chir-:bisa disortai sjarat2 barutsesuai dengan keada-
an •
10. Permint;~.an perpandjangan djangka waktu dan pembaharuan hak
oleh jang mempunjai hak bisa diadjukan bcberapa tahun sebe
lum djangka waktu haknja berachir .
11. Dalam rangka· kebidjaksannan tentang pembatasan tanah perkota
an,jang dimaksud dalam K.tortang pembatasan mengenai luas tanah pcrkot_~, disaranlcan I diusulkan agar pemberian hak2
atas tanah porpandjangan djangka waktunja disesuaikan dengan
keperluan pelaksanaan rentjana kota.
D. Administrasi ta1?:,;"1..!_1 porkotaa.:g_ •
12. Pclaksanaan \>10\vonang pomorintah pusat jang bersifat publiek
rechtolijk (tormasuk didalanmja vJGvronang untuk memberikan
tanah negara dengan hak tortentu)sebagai antara lain diatur
dalam Poraturan I·'ionteri Dalam Ncgeri No.1 tahun 1967 ,hondaknja setjara berangsw:-~'2.ngsur disorahkan kepada Kopala Daerah
sebagai 1.-ro.kil pcmerintah pusat didacrah •
13. Pelimpahan vJevronang itu dapat dilakukan setjara kolcktif ,jak
ni disesuaikan dengan kebutuhan pcmbinaan kota jang berlainan
mcnurut besar ketjilnja kota,dengan menging~t sjarat : a. tersedianja tonaga2 pcluksnnn jang achli,
b. terdjaminnja pelaksanaan jang sesuai dongan azas dan garis
kebidjaksanaan jang ditetapkan oleh pomcrintah pusat.
- 6 -
14. Wcwenang pemorintah kota sebagai pemegang hak pengclolaan
untuk mcmbcrikan hak atas tanah jang bcrada dalam pengololaan .-
itu kepada pihak ketiga sebagai diatur dalam PHA No. 9 tahun1965
jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 tahun 1967,hendaknja
diperluas menurut kepcrluan dan tudjuan pengclolaan tanah jang
bersangkutan dengan memperhatikan asal daripada tanah jang
borada dalam pengclolaan itu • ~fevrenang itu diatur dalam su
rat keputusan pemberian hak pongelolaan jang bersangkutan.
15. Untuk rJengatur luas tanah bangunan, baik luas maximurtl maupun
minimum sudah ada landasan juridisnja,jaitu pasal2 7 dan 17 ' '
jo pasal 12 UU No.56 Prp 1960. Scmentara ini untuk mentjegah
tertumpuknja tanah ditangan golongan tortontu jang merugikan
masjarakat,dapat diusahakan pontjegahannja dongan mokanisme.
porizinan pemindahan hak ex PMA tahun 1961 No.14 jo PMDN No. . '
S.K 59/DDA tahun 1970.
16. Perlu disusun poraturan baru jang mengatur pelaksanaan mu
sjawarah untuk memperolch tanah rakjat jang diperlukan oloh
pemerintah,agar ada pcgangan jang djelas bagi para pedjabat
pelaksana dan kcpastian hukum bagi rakjat jang berkcpcntingan.
17. Disarankan agar diberi hak utama (prioritas) kepada pemerin
tah kota untuk"memboli"tanah jang akan didjual,djika tanah
itu diperlukan untuk melaksanakan scsuatu rentjarta jang sudah
di tetapkan • Dalam r:aemportimbangkan saran ini hendaknja diso
lidiki lebih mondalam keuntungan2 dan kel7ugian2nja bagi po
laksanaan sesuatu rontjana tat?-guna tanah •
18. Disarankan untuk dipertimbangY~n mengadakan larangan pemili
kan in absentia mcngcnai tanah2 bangunan sebagai jang sekarang
bcrlaku mongcnai tanah pcrtanian (pasal 3 Poraturan Pomerin
tah No.224 tahun 1961).
19. Hondaknja diadakan koordinasi jang baik dalam molaksanakan
wewonang jang · borsangkutan
jang berwenang •
dongan tanah oleh instansi2
20. Djika keadaan njata2 memerlukannja,sobagai kobiajaksanaan
untuk mongatasi masalah jang timbul mongonai tanah,t~lan Per
timbangan tcntang urusan tanah dapat kiranja diadakan,untuk
memberi pertimbangan kepada Kopala Daerah, sebagai koordinasi
dari instansi2 jang mempunjai wewenang dalam soal tanah, bagi
memperlantjar pemetjahan masalah tanah jang timbul, senentara
badan dalam rangka susunan organisasi perentjanaan kota untuk
pemetjahan masalah itu belum atau belum sepenuhnja berkembang.
E. Perseqiaan tanah bag~~emb~gunan diwilajah kot~.
21~Disarankan/ diusulkan agar pemerintah kota melaksanakan kebidjaksanaan jang diarahkan kepada persediaan tanah jang tjukup
untuk keperluan pembangunan~ sjarat2 tentang memperoleh tanah2
itu dan pengeluarannja bagi pembangunan itu ditetapkan dengan
peraturan daerah, dengan memperhatikan ketentuan2 dari peme
rintah pusat, djika usaha untuk mengadakan persediaan itu di.
laksanakan oleh pemerintah kota dalam bentuk suatu perusahaan
tanah. Disarankan agar pemerintah kota mengadakan perusahaan
tanah sebagai pelaksanaan hak pengelolaan jang diberikan oleh
pemerintah pusat atas tanah negara kepada pemerintah kota.
Perusahaan tanah pertama-tama berfungsi minimal untuk menam-
pung kebutuhan warga kota akan tanah, maksimal untuk mendja
ga stabilisator harga tanah.
F. Pen~naa~n~p __ tanpa hak.
22.Landasan juridis untuk mengambil tindakan terhadap mereka jang
menggunakan tanah tanpa hak telah diberikan kepada walikota/ke . .
pala daerah oleh UU No. 51/1960. Dalam pada itu penjelesaian
masalah ini lebih terletak pada bidang sosial ekonomis.
G. Soal tanah wakaf • ..... .....,.__,.._____ ,_
23. Soal tanah wakaf dan pe\vakafan tanah milik perlu mendapat pe
ngaturan dalam hubungannja dengan pelaksanaan suatu rentjana .
tata guna tanah, sebagai jang dimaksudkan dalam pasal 49 UUPA.
H. Pentjabutan ~ak atas tanahc(Expropriation)
24. Pengambilan tanah setjara paksa (condemnatio, expropriation)
hendaknja tetap dilaksanakan atas dasar prinsip2 jang tertjan-
-,-
tum dalam pasal 18 UUPA dan UU No.20/1961 jang pada satu pihak
memberi kemungkinan bagi Penguasa untuk mengambil tanah rakjat
setjara paksa demi kepentingan umum, kalau djalan musjawarah
ternjata tidak membawa hasil. Akan tetapi pada lain pihak te
tap mcndjamin perlindungan kepada jang empunja hak dengan mem
berikan kompensasi jang lajak.
Idee jang tertjantum dalam pasal 22 s/d 24 RUU !ina Kota, me-,_ ngandung penjederhanaan prosedur pentjabutan hak dan penetapan
ketentuan dalam hal2 mana pentjabutan hak dalam rangka rentja
na kota dapat dilakukan sebagai.lex specialis dalam hubungan-.- .
' . nja dengan UU No. 20 tahun 1961, dalam rangka melaksanakan
rentj~na tata guna tanah jang telah disetudjui oleh Presiden,
dapat diterima. Tetapi hendaknja dipcrgunakan perumusan jang
sesuqi dcngan hukum tanah jang berlaku. Kopala Daerah pada
tingkat pertama diberi wewenang untuk menguasai tanahnja (da
lam arti juridis dan fisik), sementara tanpa mcngubah status
tanahnja.
Perubahan status tanah baru diadakan setelah tanah itu benar2
dipergunakan dan dengan kepada jang empunja hak telah diberi
kan kompensasinja.
25. Dirasakan perlu adanja perumusan mengenai pengertian "kepen
tingan umum", agar ada pegangan jang djelas bagi pedjabat pe
laksana dan kepastian hukum bagi rakjat jang berkepentingan.
' '
I. R~ntjangan Undang-undang Pokok Bina K~ta.
26. Rantjangan Undang-undang Bina Kota, setelah disempurnakan de
ngan bahan2 jang diperoleh dalam workshop ini~ hendaknja di~
adjukan kepada DPR untuk dapat disjahkan mendjadi Undang" da
lam waktu jang singkat.
Hendaknja Undang-undang tersebut segera diperlengkapi dengan . -~
peraturan2 pelaksanaannja, agar segala sesuatunja dapat di-
selenggarakan oleh para instansi pelaksana sebagaimana mes
tinja.
27. Perlu dirumuskan batas ketentuan mengenai wewen~g Mentri
Dalam Negri dan Mentri Pekerdjaan Umum dan Tenaga Listrik
-9-
mengenai penetapan dan pelakaanaan 11 kebidjaksanaa~ mengenai.
tanah perkotaan '1 dalam Undang-:.undang Pokok Bina Kota~
II. PERAl·JAN PERENTJANAAH DAL.AH POLICY TANAf1 PERKOTAAN.
PENGERTIAN KOTA.
Mengingat m.ateri dan ha12 jang dala1:~. pembahasan mendjadi ba-. .
han pcobitjaraan, dipandang lebih tepat untuk menamakan Keloo~ . .
pok Il.t ~Kolompok tentang PERANAN KEBlDJAKSANAAN TANAH PERK01rA-
AN (URBAN LAND POLICY) DALAM PEMBINAAN KO·rA BERLANDASKAN REN
TJANA, karena kebidjaksanaan jang dim.aksud menjangkut peren
tjanaan tata guna tanah perkotaan maupun pclaksanaan rentjana
kota.
J. 1entang Pcngertian Kota.
28. Hengingat bahwa dalam pembahasah dan diskusi tentang penger
tian kota tornjata banjak facet sorta segi2tcntang pengerti-. .
an kota, sehingga tidak/belum tertjantum persesuaian faham,
m.aka untuk keperluan utama, jaitu penentuan kebidjaksanaan
tanah perkotaan, sementara diambi~ sebagai pedoman pengertian
jang praktis dan sederhana, sebelum diketemukan criterium pengertian kota di Indonesia.
K. Pembatasan mengenai luas tanah perkotaan,
jang terkena rentjana.
-29. Dipandang perlu adanja creteria untuk menentukan bagian mana
dari wilajah kota jang terkena·· kebidjaksaoaan tanah perko-. .
taan, bagi kota2 menurut kctentuan perundang-uhdangan jang
berlaku, tormasuk pengertian kota jang dimaksud dalan Ran~ .1-i ;· . .-
tjangan Undang-undang Pokok Bina Kota, pasal 1 sub b. ~ '
Ketentuan ini hendaknja ditetapkan.menurut kebutuhan pengem-. .
bangan kota, berlandaskan rcntjana, jang prosedur penjusunan
.dan penetapannja dirumuslmn dalam Rantjangan Undang~undang Bina Kota.
-10-
L. Pelqksanaan rentjana tata guna tanah Qerkotaan
oleh pemegang hak atas tanah.
30. Penjesuaian ponggunaan tanah pada rentjana tata guna tanah . .
jang tolah ditetapkan hendaknja pertama-tama diserahkan kepa-
da inisiatip jang cmpunja tanah. Hendaknja pemerintah kota
memberi bantuan fasilitas jang diperlukan.
31. Dalam hal2 tertentu(misalnja pelaksanaan rcntjana pcrcondjaan
scsuatu bagian vnlajah kota, seperti jang dimaksud dalam Ran-
·,.
. .. . . tjangan Undang-undang Bina Kota), penjesuaian itu bisa dibe-
... ri batas waktu. Pomerintah kota harus aktip tjampur tangan
(oengadakan penjesuaian sendiri atau menjcrahkan kepada pi
hak kctiga) kalau ternjata jang ompunja hak lalai atau tidak
mampu melaksanakan kewadjiban terscbut.
III. KEBIDJAKSANAA:tT TANAH PERK0'2AAN DIPANDANG DAR!· SEGI EKONOMI
(URBAN LAND ECONOl'1ICS SEBAGAI DASAR URBAN LAND POLICY). - .- . -
' . '
~M. Tud.juan urban land economics.
32. Tudjuan urban land economics adalah untuk mengusahakan peng
gunaan tanah kota setjara cfision untuk montjapai suatu ting
kat kemakmuran (sosial ekonomi) masjarakat kota setinggi
tingginja.
Perlu disadari bahwn kemakmuran kota menpunjai hubungan tim
bal balik dongan masjarakat daerah sekitarnja.
n. Ho.salah J?enggunaan tanah J?Orkotaan dari segi ekononi.
33. Masalah jang dihadapi didalam pcnggunaan tanah jang sebaik
baiknja dcwasa ini adalah karena: ' .
a. adanja kelangkaan tanah;
b. harga tanah jang tinggi; ' .
c. penggunaan tanah jang kurang tepat; . .
, (misuse, undcruse, non use) baik sosial maupun ekonoois;
d. distribusi land usc jang tidak consistent dengan perkeo
bangan kota;
.. '
-11-
c. kurang adanja komampuan pongarahan dan pcnga,~san dari vemerintah kota atas penggunaan tanah;
-.-f. kurang adanja kebidjaksanaan jang integral dari pemerintah
pusat dengan dae~ah/kota dan kurangnja koordinasi antara
berbagai badan-badnn jang nempunjai \'lcwonung mongatur ta
nah dan tata ruang;
g. kurangnja komampuan pcmerintah kota didalam pomatangan ta
nah (ju:cidis tcknis) untuk penbangunan;
h. rendahnja nilai daripada toknik dalam udoinistrasi perpa
djakan jang mengurangi kc!nampuan didalam melaksanakan
fungsinja;
i. kurangnja tindakan pemerintah kota jang dapat oonarik
partis:i.pasi nasja.ral:::at.
34. Masalah tersebut diatas menghambat proses perkembancun kota
setjara oenjeluruh.
35. Atas dasar tindjauan ~salah diatas, dapat disusun sistema
tika j o.ng bcrguna untuk menjusun pedoman Urban Land Policy
(dari segi ekonomi).
Urban land policy harus didasarkan kepada:
a.=masterplan ( tcrnasuk soal2 prograrmning, implemontasi dan
planning control);
=untuk maksud ponggunaan tanah sotjara physik perlu dasar2
pemikiran kedopan jang rasionil untuk didjadikan dasar dan
.tudjuan penggunaan~
b. ncperke!itbangkan sisto:o porpadjakan jang mendorong kepada
penggunaan potonsiel daerah sebaik-be iknja bagi pcmbangun:
an dan neningkatkan income/pendapatan daerah baik lang
sung maupun tidak langsung, soperti:
land tax
- development tax
bette!'ment tax
transfer tax
tax on undorutilized land.
dikebidjaksanaan investasihharus.dapat mcndorong partisipa~ si masjarakatt investor swasta, dalam nogcri maupun luar negori,
Kegiatan2 investasi dapat dibagi scgagai berikut:
Calculable
~--
ECONOMY
I
ij.OUSING - Industry
III
I Prasarana - I
SOCIAL
II HEALTH CE!iTRE Semi -Water Government
IV
Pertahanan
Non calculab- PUBLIC UTILITY OPEN SPACES
-Park Government
Koloo I
-Road, sungai
-Recreation .-centers ':'!Kuburan -Penjempurna
!-------------------~----------------~
Dapat discrahkan sepenuhnja kepada masjarakat (swasta), diatur dcngan mcchanismc pasar.
Kolom II;& III:.Dapat diikut sertakan masjarakat (swasta) dengan dorongan pcmcrintah.
Kolom IV Hanja dapat sopcnuhnja dilaksanakan oleh pcmorintah.
Djakarta, 27 Maret 1971 •
PIMPINAN-SIDANG WORKSHOP. Soepangkat SH, anggaut~/:ketua
Ir. Abukasan , ~gg.auta
Budi Harsono SH,
Drs.Hariri Hndy, DR.I.Hade Sandy 1
Ir. Rio Tambunan ,
anggauta
anggauta anggauta
anggauta
dipergandakan terbatas oleh OIREKTOAAT TATA KOTA & OAERAH rJ1 selaku WORKSHOP DEPAATEMEN P.U.T ~
J •
ru .. l.Bi: PE "!PUSTAK.L\N ' , HUSLlTBANG J?U ·- - ~