Upload
phamphuc
View
239
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
DIREKTUR REGISTRASI PANGAN OLAHAN
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN
Disampaikan pada: In-Depth Seminar tanggal 13 Desember 2018
Bogor, Food Review Indonesia
Keamanan Pangan: Strategi Regulator
menghadapi Revolusi Industri 4.0
2
Pendahuluan
Profil Keamanan Pangan Indonesia
Kegiatan Pengawasan Pangan Badan POM
Tantangan Pengawasan di Era Industri 4.0
Strategi Pengawasan
3
PENDAHULUAN
4
“Setiap orang berhak atas hidup memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan.....” (Article 25)
Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)
Pangan (yang aman) adalah Hak Asasi Manusia
Pasal 28C ayat (1) “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, … demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia
Yang dimaksud Pemenuhan kebutuhan dasar termasuk pangan yang mutlak diperlukan untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya
Keamanan pangan dan ketahanan nasional
5
Jaminan keamanan, mutu, dan gizi pangan
Ketersediaan, stabilitas pangan aman meningkat Akses pasar lebih baik
Ketahanan nasional kuat
Daya saing produk meningkat
Status gizi dan kesehatan lebih baik
Daya saing SDM dan bangsa meningkat
Keuntungan bagi produsen dan konsumen
Kualitas hidup lebih baik
6
PROFIL KEAMANAN PANGAN
INDONESIA
PROFIL INDONESIA : Indikator Ekonomi & Industri Pangan
INDIKATOR EKONOMI
Produk Domestik
Bruto 6,14%
di tahun 2017
INDUSTRI PANGAN
Tahun 2017 Pertumbuhan
Tertinggi
9,23% kontributor
30% PDB sektor industri
manufaktur non migas
PROFIL INDUSTRI PANGAN
Tenaga Kerja Industri menengah –
besar 17% industri mikro – kecil
83% 6.348 industri
menengah-besar,
1,2 juta industri mikro – kecil
Industri menengah – besar diharapkan mampu untuk melakukan kemandirian dalam pengawasan keamanan pangan (self-regulatory control)
Industri kecil – mikro memerlukan strategi khusus untuk melakukan pembinaan (termasuk koordinasi lintas sector dalam pembinaan kepada industri kecil dan mikro)
Sumber: BPS, Pendapatan Nasional Indonesia 2013 – 2017 BPS, Jumlah data industri dan tenaga kerja 2015 (diolah)
8 *The Economist Intelligence Unit (2017)
Global Food Security Index (GFSI) mengukur tingkat ketahanan pangan suatu negara berdasarkan 3 variable kunci: 1. Affordability/keterjangkauan 2. Availability/ketersediaan 3. Quality and safety diukur
dengan indicator: diversifikasi pangan, standar gizi, ketersediaan mikronutrien, mutu protein, keamanan pangan
Food quality and safety ranking 2017*
Beban Kesehatan & Ekonomi terkait Pangan
9
• Hampir 1 dari 10 orang menderita sakit, 420 ribu anak balita meninggal akibat pangan tercemar (WHO, 2015)
• Lebih dari 200 penyakit dihantarkan melalui pangan yang tidak aman; diare paling banyak terjadi (WHO, 2016)
• Perkiraan kasus penyakit diare akibat pangan tercemar di Indonesia (On and Rahayu, 2017) Total kasus : 10 juta – 22 juta kasus Perkiraan beban ekonomi : US$ 4,7 –16,7 M (± Rp 62,8 - 233 T)
• Dua milyar orang (30% populasi dunia) menderita anemia, kebanyakan disebabkan defisiensi zat besi
• Di Indonesia, tren kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) meningkat dari 37% di tahun 1990 menjadi 57% di tahun 2015. Berdasarkan data WHO, proporsi kematian akibat PTM di Indonesia sebesar 71% dari total kematian (tahun 2014).
HASIL PENGAWASAN SARANA PRODUKSI PANGAN TAHUN 2017
10
973
653
MK 60%
N = 1626 sarana
Penyebab antara lain belum menerapkan CPPOB dalam aspek : - Higiene perorangan - Sanitasi - Kesadaran dalam pengolahan
lingkungan seperti pembuangan sampah, fasilitas pabrik dan kebersihan
- Fasilitas produksi belum terbebas dari binatang serangga dan lain-lain
- Peralatan dan suplai air bersih
TMK 40%
HASIL SAMPLING DAN PENGUJIAN PRODUK PANGAN TAHUN 2017
- Mikrobiologi menjadi salah satu dari tiga penyebab utama produk TMS
- Cemaran mikrobiologi diketahui disebabkan oleh tingginya angka kapang khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), APM e.coli, coliform, Enterobacteriaceae, p. aeruginosa, S. aureus dan Salmonella
- Adanya cemaran mikrobiologi umumnya disebabkan oleh praktik hygiene sanitasi karyawan yang buruk, proses produksi yang tidak sesuai serta minimnya ketersediaan air bersih.
87%
13%
MS TMS
1328 1201
759 360 36 26
Kategori penyebab produk TMS
FAKTA TENTANG UMKM PANGAN
SDM: Pengetahuan, perilaku dan ketrampilan pelaku usaha
UMKM perlu ditingkatkan
Kondisi fasilitas, teknologi, manajemen, akses informasi,
pemasaran,modal perlu dibantu
Kesadaran tentang “peningkatan daya saing
nasional”
perlu ditingkatkan
Rendahnya pemenuhan standar dan persyaratan
keamanan pangan (higiene sanitasi buruk, penggunaan
bahan berbahaya, penggunaan BTP tidak sesuai
aturan)
Produk tidak terdaftar, tampilan label dan kemasan
kurang menarik, akses promosi terbatas
Produk impor mampu memenuhi persyaratan
13
KEGIATAN PENGAWASAN PANGAN
BPOM
15
VISI Badan POM
Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa
MISI Badan POM
Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat
Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan.
Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM
Full Spectrum Sistem Pengawasan Obat dan Makanan
16
PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN: PENGAWASAN SECARA RUTIN DAN INTENSIFIKASI
• Peringatan • Peringatan Keras • Penghentian Sementara
Kegiatan • Sanksi administrasi • Pro-Justitia
SARANA TMK
• Penarikan produk (recall) • Pencabutan izin Edar • Sanksi administrasi • Pro-Justitia
PRODUK TIDAK MEMENUHI SYARAT/ ILEGAL/ PALSU/ RUSAK/
KEDALUWARSA
RUTIN
• Penilaian keamanan, khasiat/ manfaat dan mutu
• Pemeriksaan sarana produksi • Pemeriksaan sarana distribusi • Sampling dan pengujian • Pengawasaan label dan iklan
INTENSIFIKASI
• Pengawasan Obat dan Makanan yang beredar menjelang dan saat Bulan Ramadhan dan Idul Fitri, menjelang Natal dan Tahun Baru
• Menjelang Hari Raya keagamaan lain (di beberapa daerah tertentu)
TARGET KHUSUS
PENARIKAN/ PENGHENTIAN IKLAN TMK
K E P U T U S A N
Operasi Pangea Operasi Storm Operasi Terpadu Operasi Gabungan
Daerah Operasi Gabungan
Nasional Kasus
17
Strategi Pembinaan dan Pengembangan Industri dan UMKM
Sinergitas 8 K/L Pemberian Regulatory Assistance dan
Pendampingan kepada Pelaku Usaha di Bidang Obat dan Makanan, khususnya UMKM
PERCEPATAN PERIZINAN: - Simplifikasi peraturan dan proses
registrasi. - Penyederhanaan persyaratan izin
usaha bagi industri skala mikro. - Keberpihakan pada UMKM dengan
pemberlakuan penurunan biaya pendaftaran 50% dari tarif PNBP.
- Pemberian pendampingan (loket khusus konsultasi, pengujian, dan pengawalan penerapan cara produksi yang baik).
19
TANTANGAN PENGAWASAN DI ERA
INDUSTRI 4.0
20
Perjalanan Revolusi Industri
“Cyber Physical System” Smart Factory, Smart Lab,
Smart Food Package, Smart Distribution
“Digital Revolution” Digitalisasi dan Otomasi
Proses, Internet (e-Commerce, Hoax)
Teknologi Informasi dan Komunikasi Saat Ini E-Commerce
Peningkatan pendapatan
Hyper-efficiency
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Industri 3.0
TANTANGAN PENGAWASAN REVOLUSI INDUSTRI 3.0
REVOLUSI INDUSTRI
Revolusi Industri berdampak pada : • Efisiensi pada proses produksi dan distribusi pangan peningkatan pendapatan • Masifnya perdagangan pangan secara online e-commerce
Marak beredar isu tidak benar/hoax terkait adanya pangan mengandung zat tertentu yang menyebabkan penyakit
Menimbulkan terror dengan menyebarkan rasa takut dan keserahan bagi masyarakat
TANTANGAN PENGAWASAN REVOLUSI INDUSTRI 3.0
TANTANGAN PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN
PENGAWASAN PANGAN YANG DIJUAL SECARA ONLINE
• Potensi peredaran produk pangan Tanpa Izin Edar, tidak memenuhi ketentuan label, kedaluwarsa, tidak memenuhi persyaratan keamanan pangan lainnya
• Promosi produk yang berlebihan • Kemudahan membuka dan menutup
akun media sosial 24
Industri 3.0
25
TANTANGAN PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN
Berita HOAX
Klarifikasi/
Penjelasan Press Conference
Media Brief Gathering
Regulator
Tantangan Revolusi Industri Ke 4 (Industri 4.0)
26 Sumber: Schwab, K, 2015. The Fourth Industrial Revolution: What It Means and How to Responds
Dampak : • Masyarakat dapat lebih terlibat dengan pemerintah,
menyuarakan pendapat mereka, mengoordinasikan upaya mereka
• Regulator harus terus beradaptasi dengan lingkungan baru yang cepat berubah dan memahami apa yang diatur (Rapid Response)
Pemerintah sebagai collaborator Dimana: pemerintah (regulator) perlu bekerja sama erat dengan Pelaku Usaha dan masyarakat,
termasuk pemberdayaan masyarakat
27
STRATEGI PENGAWASAN
Strategi Pengawasan:
Perlindungan Masyarakat
Kemandirian pelaku usaha (Industri)
Perbaikan sistem pengawasan (Pemerintah)
Literasi Masyarakat
• KIE
• GERMAS SAPA
• Pemberdayaan Komunitas Masyarakat
Perkembangan Media Sosial
• balance dengan informasi positif.
E-commerce vs Perlindungan
Mandiri Konsumen
• Konsumen cerdas
• Pemanfaatan QR Code
29
Strategi Pengawasan: Perlindungan Masyarakat
30
• Masyarakat dapat melaporkan pangan olahan yang tidak terdaftar di BPOM
• 2D barcode pada label pangan menjadi sensor keabsahan produk pangan yang aman, bermutu dan bergizi
Pemanfaatan QR Code
Industri 4.0
31
Strategi Pengawasan: Kemandirian pelaku usaha (Industri)
Masalah
• Label Pangan tidak memenuhi ketentuan
• Perubahan formula tanpa lapor BPOM
• Konsistensi Penerapan CPPOB/CDPOB
• NIE habis masa berlaku
Terobosan
• Self Regulatory Control untuk kemandirian pelaku usaha (implementasi Program Manajemen Risiko bagi Industri Menengah & Besar)
• Pendekatan integratif dengan 8 K/L untuk intervensi UMKM berdaya saing
Perbaikan Sistem Pengawasan (Pemerintah)
32
Pemerintah sebagai collaborator/coworker/copartner: • Koordinasi lintas sektor untuk peningkatan efektifitas pengawasan
termasuk data informasi • Fasilitasi inovasi teknologi pangan olahan: ketersediaan regulasi sesuai
perkembangan teknologi • Deregulasi & simplifikasi persyaratan administratif baik di pre-market
dan pengawasan border – post border (SKI). Salah satu bentuk simplifikasi melalui tanda tangan elektronik
• Perkuatan sistem pengawasan post border : risk based inspection (untuk dalam dan luar negeri/foreign inspection), Smart Company Profiling
• Pengawasan pangan masih bersifat fragmented – sectoral Penyusunan Buku Kebijakan Pengawasan Pangan Nasional