15
1 KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL PULAU PENGUJAN KABUPATEN BINTAN Denny Sanjaya Putra Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] Henky Irawan Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] Andi Zulfikar Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected] ABSTRAK Putra, D S. 2015. Keanekaragaman Gastropoda di Perairan Liotral Pulau Pengujan Kabupaten Bintan. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing 1: Henky Irawan, S.Pi., MP., M.Sc. Pembimbing 2: Andi Zulfikar, S.Pi., MP. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai keanekaragaman gastropoda yang ada di perairan litoral Pulau Pengujan Kabupaten Bintan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode random sampling / metode acak. Jumlah titik sampling yang didapat berjumlah 38 titik sampling dengan plot sampling berukuran 1x1m 2 . Setiap plot sampling meliputi pangambilan sample gastropoda, pengukuran parameter perairan dan sample sedimen. Hasil pengamatan gastropoda ditemukan 9 spesies gastropoda pada perairan litoral Pulau Pengujan. Hasil analisis menunjukkan keanekaragaman dengan nilai 1,97 yang merupakan katagori sedang berdasarkan indeks keanekaragaman, nilai keseragaman berjumlah 0,89 dengan katagori tinggi berdasarkan indeks keseragaman sedangkan untuk nilai dominansi berjumlah 0,16 dan dikatagorikan dominansi rendah berdasarkan indeks dominansi. Kata Kunci: Keanekaragaman, Keseragaman, dominansi, Gastropoda, Perairan Litoral, Pulau Pengujan.

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

1

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA

DI PERAIRAN LITORAL PULAU PENGUJAN

KABUPATEN BINTAN

Denny Sanjaya Putra

Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Henky Irawan

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Andi Zulfikar

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

ABSTRAK

Putra, D S. 2015. Keanekaragaman Gastropoda di Perairan Liotral Pulau

Pengujan Kabupaten Bintan. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu

Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja

Ali Haji. Pembimbing 1: Henky Irawan, S.Pi., MP., M.Sc. Pembimbing 2:

Andi Zulfikar, S.Pi., MP.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai

keanekaragaman gastropoda yang ada di perairan litoral Pulau Pengujan

Kabupaten Bintan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai

Februari 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

random sampling / metode acak. Jumlah titik sampling yang didapat berjumlah 38

titik sampling dengan plot sampling berukuran 1x1m2

. Setiap plot sampling

meliputi pangambilan sample gastropoda, pengukuran parameter perairan dan

sample sedimen. Hasil pengamatan gastropoda ditemukan 9 spesies gastropoda

pada perairan litoral Pulau Pengujan. Hasil analisis menunjukkan

keanekaragaman dengan nilai 1,97 yang merupakan katagori sedang berdasarkan

indeks keanekaragaman, nilai keseragaman berjumlah 0,89 dengan katagori tinggi

berdasarkan indeks keseragaman sedangkan untuk nilai dominansi berjumlah 0,16

dan dikatagorikan dominansi rendah berdasarkan indeks dominansi.

Kata Kunci: Keanekaragaman, Keseragaman, dominansi, Gastropoda,

Perairan Litoral, Pulau Pengujan.

Page 2: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

2

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA

DI PERAIRAN LITORAL PULAU PENGUJAN

KABUPATEN BINTAN

Denny Sanjaya Putra

Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Henky Irawan

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Andi Zulfikar

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

ABSTRACT

Putra, D S. 2014 Gastropod Diversity in Waters Litoral Pengujan Island Bintan

Regency. Thesis. Tanjungpinang: Marine Sciences Department, Marine

Sciences and Fhiseries Faculty, University of Maritim Raja Ali Haji.

Advisor: Henky Irawan, S.Pi., MP., M.Sc. Co-advisor: Andi Zulfikar S.Pi.,

MP.

This study aimed to obtain information about the diversity of gastropods in

littoral waters Pengujan Island of Bintan Regency. This study was conducted in

January and February 2015. The method used in this research is the method of

random sampling / random method. The number of sampling points obtained

amounted to 38 plots measuring 1x1 m2

. Each plots sampling involves taking a

sample of gastropods, measurement and parameters and sample the waters and

sediments. The observation of 9 species of gastropods found in littoral waters

Pengujan Island. The analysis showed diversity with a value of 1,97 which is the

category was based in the index of diversity, uniformity value amounted to 0,89

with a high category because the value is close to 1 based index uniformity while

for dominance value amounted to 0,16 and low dominance categorized as value

closer 0 (zero) based on dominance index.

Keywords: Diversity, Uniformity, Dominance, Gastropods, Aquatic Litoral,

Pengujan Island

Page 3: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

3

PENDAHULUAN

Pulau Pengujan adalah salah

satu Pulau yang terdapat di

Kabupaten Bintan. Nama lain Pulau

Pengujan yaitu Selat Bintan II

sedangkan Selat Bintan I yaitu Desa

Pengujan yang berbatasan langsung

dengan daratan Pulau Bintan. Pulau

ini memiliki pantai yang cukup

menawan hati dan pantai di Pulau ini

memiliki nilai ekonomis yang cukup

tinggi dikarenakan masyarakat Pulau

Pengujan ini banyak tergantung oleh

hasil lautnya seperti Crustacea dan

Gastropoda

Perairan Pulau Pengujan

memiliki wilayah intertidal atau

litoral yang cukup luas. Perairan

litoral adalah daerah yang berada

diantara pasang tertinggi dan surut

terendah. Daerah ini merupakan

daerah yang langsung berbatasan

dengan darat. Radiasi matahari,

variasi temperatur dan salinitas

mempunyai pengaruh yang lebih

berarti untuk daerah ini dibandingkan

dengan daerah laut lainnya. Daerah

pantai ini merupakan daerah yang

kaya akan jenis organismenya

khususnya gastropoda. Dilihat dari

substrat dasarnya pantai litoral terdiri

atas substrat berbatu, berpasir dan

berlumpur.

Gastropoda adalah hewan

bertubuh lunak yang berjalan

menggunakan perutnya dan dapat

hidup pada berbagai substrat seperti

substrat berbatu, berpasir hingga

substrat berlumpur. Gastropoda juga

memiliki peranan yang sangat dalam

rantai makanan di perairan

gastropoda merupakan hewan dasar

pemakan detritus dan serasah yang

jatuh dan mensirkulasi zat-zat yang

jatuh ke air guna untuk mendapatkan

makanan. Keanekaragaman

gastropoda pada perairan litoral

Pulau Pengujan dapat

menggambarkan bagaimana keadaan

parameter perairan di Pulau Pengujan

ini.

Pentingnya peranan ekologis

ekosistem yang ada di perairan litoral

Pulau Pengujan serta biota yang

berasosiasi di dalamnya khususnya

gastropoda dan peranan penting

gastropoda dalam rantai makanan di

perairan. Keberadaan gastropoda di

perairan litoral Pulau Pengujan

belum mempunyai data informasi

mengenai keanekaragaman

Page 4: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

4

Gastropoda di perairan litoral Pulau

Pengujan. Oleh karena itu data

informasi komunitas gastropoda

sangat penting sehingga peneliti

melakukan kajian mengenai

keanekaragaman gastropoda di

Perairan Litoral Pulau Pengujan.

METODE

Penelitian ini telah di

laksanakan pada bulan Januari –

Februari 2015. Tempat penelitian di

perairan litoral Pulau Pengujan

Kabupaten Bintan Provinsi

Kepulauan Riau.

Peta Pulau Pengujan di dapat

dari citra SPORT tahun 2007

didigitasi untuk mendapatkan citra

vektor kemudian citra vektor ini

dimasukkan ke software visual

sampling plan versi 7 lalu diacak

menggunakan software ini agar

mendapatkan titik-titik koordinatnya.

Titik koordinatnya berjumlah 38 dan

bisa dilihat pada lampiran 7. Menurut

ahli statistik Sudjana (1992),

pendekatan kepada normal ini makin

baik jika ukuran sampel (n) makin

besar. Biasanya untuk n ≥ 30, maka

pendekatan ini sudah bisa berlaku.

Apabila populasi yang disampel

sudah berdistribusi normal, maka

rata-rata sampel juga berdistribusi

normal meskipun ukuran sampel n ≤

30.

Penentuan Metode Sampling

Metode sampling yang

digunakan pada penelitian ini

menggunakan metode random

sampling, yaitu pemilihan lokasi

sampling dilakukan secara acak

sederhana yang digunakan untuk

memilih sampel dari populasi dengan

cara sedemikian rupa sehingga setiap

anggota populasi mempunyai

peluang yang sama besar untuk

diambil sebagai sampel. Tujuan

tersebut dilakukan pada daerah

perairan litoral Pulau Pengujan

sebagai lokasi pengambilan sampel.

Pengambilan sampel dilakukan di

daerah litoral dan pada saat kondisi

Page 5: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

5

surut hal ini untuk mempermudah

dalam pengamatan gastropoda.

Teknik penentuan lokasi plot

sampel menggunakan teknik random

atau metode acak. Dimana

pengacakan lokasi plot sampelnya

dibantu dengan menggunakan

software visual sampling plan versi 7

dengan mendigitasikan peta litoral

Pulau Pengujan kemudian di

masukkan dalam bentuk SHP yang

selanjutnya titik koordinat sampling

di acak menggunakan visual

sampling plan versi 7 dan titik

sampling disajikan dalam bentuk

peta (gambar) dan koordinat (data).

Lokasi terdiri dari 38 titik

sampling ( koordinat ) yang di acak

di seluruh perairan litoral Pulau

Pengujan dengan ukuran plot 1x1 m2.

Titik sampling akan ditampilkan

dalam bentuk tabel dan gambar

wilayah litoral Pulau Pengujan akan

ditampilkan dalam bentuk peta

seperti pada penentuan lokasi

pengamatan di atas.

Pengolahan Data

Kelimphan Gastropoda

Kelimpahan Gastropoda

merupakan gambaran banyaknya

jenis Gastropoda yang ditemukan

pada setiap stasiun / titk sampling.

Untuk menghitung kelimpahan

dilakukan perhitungan berdasarkan

metode yang diajukan oleh Krebs

(1985) dalam Satria (2014):

Kelimpahan=

Keanekaragaman

Untuk mengetahui

keanekaragaman jenis biota perairan

menggunakan indeks Shannon-

Wienner (H’) ( Fachrul, 2007 ),

dengan rumus:

H’= -

Dimana :

H’ = Indeks keanekaragaman

Shannon-wienner

Pi = ni/N

ni = jumlah individu jenis ke i

N = jumlah total individu

S = Jumlah genera/Spesies

Page 6: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

6

Keseragaman

Keseragaman dapat dikatakan

sebagai keseimbangan yaitu

komposisi individu tiap spesies yang

terdapat dalam suatu komunitas.

Rumus indeks keseragaman (

Fachrul, 2007 ).

E =

Dengan :

E : Indeks Keseragaman

S : Jumlah keseluruhan dari spesies

H’ : Keanekaragaman maksimum

ln S digunakan untuk hewan

bentik/hewan yang bergerak lambat

H’ max akan terjadi apabila

ditemukan dalam suasana dimana

semua spesies melimpah. Nilai

indeks keseragaman (E), dengan

kisaran antara 0 dan 1. Nilai 1

menggambarkan keadaan semua

spesies melimpah ( Fachrul, 2007 ).

Dominansi

Menurut Odum (1997) dalam

Fachrul (2007) untuk mengetahui

dominansi jenis tertentu di Perairan

dapat digunakan Indeks Dominansi

Simpson dengan persamaan berikut :

D =

2

Dimana : D = Indeks dominansi

Simpson

ni = Jumlah individu

jenis ke i

N = Jumlah total

individu seluruh jenis

S = jumlah jenis

Nilai Indeks Dominasi berkisar

antara 0-1.

Semakin besar nilai indeks

semakin besar kecenderungan salah

satu spesies mendominasi populasi.

Suatu komunitas mempunyai

keanekaragaman jenis tinggi jika

komunitas itu tersusun oleh banyak

spesies (jenis) dengan kelimpahan

spesies yang sama. Sebaliknya jika

komunitas itu tersusun oleh sangat

sedikit spesies, dan jika hanya sedikit

saja spesies yang dominan, maka

keanekaragamannya rendah (

Soegianto, 1994 ).

Analisis Data

Data hasil pengolahan jumlah

jenis gastropoda, kelimpahan,

keanekaragaman, keseragaman dan

dominansi gastropoda perairan

dibandingkan dengan kriteria pada

indeks keanekaragaman, indeks

Page 7: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

7

keseragaman, indeks dominansi lalu

dibahas. Data hasil pengolahan

parameter perairan dibandingkan

dengan standart baku mutu (

KEPMEN LH no 51 tahun 2004

lampiran 3 ). Hasil dari perhitungan

data sedimen di input menggunakan

software GRADISTAT untuk

mendapatkan penggolongan tekstur

butiran sedimen dan Segitiga

Shepardnya.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Dari hasil penelitian di perairan

litoral Pulau Pengujan terdapat 38

plot dari 38 plot tersebut terdapat 2

plot yang kosong yang tidak

ditemukannya biota Gastropoda

diduga plot tersebut tidak

mendapatkan penyebaran

gastropodanya dan pendugaan

lainnya yaitu gastropoda telah

ditangkap oleh masyarakat.

Sedangakan dari identifikasi

gastropoda yang ditemukan pada

lokasi penelitian terdapat 9 jenis

gatropoda yang ditemui yaitu

Pugilina cochlidium, Laevistrombus

turturella, Gibberulus gibberulus,

Neverita didyma, Mitrella alvarezi,

Cymbiola nobilis, Turbo bruneus,

Cerithium nodulosum, Tectus

niloticus. Jenis gastropoda yang

banyak ditemukan adalah Gibberulus

gibberulus. Berikut tabel gastropoda

yang ditemui dari 38 plot di perairan

litoral Pulau Pengujan beserta jumlah

individunya.

Sumber : Data Primer

Kelimpahan Gastropoda

Berdasarkan hasil penelitian

di perairan litoral Pulau Pengujan

didapatkan data hasil perhitungan

kelimpahan gastropoda yang

dicantumkan dalam tabel berikut.

Jenis Gastropoda Jumlah

(ni)

Leavistrombus

turturella 41

Gibberulus gibberulus 64

Cymbiola nobilis 17

Neverita didyma 29

Pugilina cochlidium 56

Mitrella alvarezi 17

Turbo bruneus 10

Cerithium nodulosum 11

Tectus niloticus 9

TOTAL 254

Page 8: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

8

Indeks Keanekaragaman, Indeks

Keseragaman dan Indeks

Dominansi Gastropoda

Keterangan : Jumlah Gastropoda

254, LN Spesies 2,20

Sumber : Data Primer

Pembahasan

Berdasarkan tabel hasil

perhitungan kelimpahan gastropoda

dapat dilihat kelimpahan dan

proporsi tertinggi adalah jenis

Gibberulus gibberulus dengan

jumlah 64 kelimpahan 16.800/hektar

dengan proporsi 25,20%, diikutri

oleh Pugilina cochlidium dengan

jumlah 56 kelimpahan 14.700/hektar

dan proporsi 22,05%, Leavistrombus

turturella dengan jumlah 41

kelimpahan 10.800/hektar

dan

proporsi 16,14%, Neverita didyma

dengan jumlah 29 kelimpahan

7.600/hektar dan proporsi 11,42%

kemudian Cymbiola nobilis dan

mitrella alvarezi memiliki jumlah,

kelimpahan dan proporsi yang sama

yaitu dengan jumlah 17 kelimpahan

4.500/hektar dan proporsi 6,69%,

Cerithium nodulosum dengan jumlah

11 kelimpahan 2.900/hektar m2

dan

proporsi 4,33%, Turbo bruneus

dengan jumlah 10 kelimpahan

2.600/hektar dan proporsi 3,94 dan

Tectus niloticus dengan jumlah 9

kelimpahan 2.400/hektar dan

proporsi 3,54%.

Jenis

Gastropoda

Juml

ah kelimpahan

Kelimpa

han

Propor

si

(ni) ind/m2 Ind/hektar %

Laevistromb

us turturella 41 1.08

10.800 16.14

Gibberulus

gibberulus 64 1.68 16.800 25.20

Cymbiola

nobilis 17 0.45 4.500 6.69

Neverita

didyma 29 0.76 7.600 11.42

Pugilina

cochlidium 56 1.47

14.700 22.05

Mitrella

alvarezi. 17 0.45

4.500 6.69

Turbo

bruneus 10 0.26 2.600 3.94

Cerithium

nodulosum 11 0.29

2.900 4.33

Tectus

niloticus 9 0.24 2.400 3.54

TOTAL 254 6.68 66.800 100.00

Indeks Nilai Katagori

Keanekaragaman

Gastropoda 1.97 Sedang

Keseragaman

Gastropoda 0.89 Tinggi

Dominansi

Gastropoda 0.16 Rendah

Page 9: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

9

Gastropoda jenis Gibberulus

gibberulus memiliki nilai

kelimpahan dan proporsi yang paling

tinggi, hal ini dikarenakan jenis

tersebut memiliki habitat yang hidup

di daerah sekitaran padang lamun

yang membuat jenis tersebut

mendapatkan konsumsi oksigen

terlarut yang baik, sehingga

membuat pertumbuhan dan proses

reproduksi jenis tersebut juga baik.

Kelimpahan tertinggi ini juga diduga

karena spesies tersebut telah mampu

beradaptasi dan cocok hidup pada

lingkungan tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa spesies tersebut

mempunyai kisaran yang cukup luas

terhadap faktor lingkungan, mampu

berkembang biak dengan cepat dan

disebabkan oleh cara penyebaran

yang luas serta mempunyai jelajah

yang digunakannya untuk mencari

dan memanfaatkan sumber daya

yang diperlukan. Menurut Odum (

1993 ) jenis yang dominan sebagian

besar mengendalikan arus energi dan

kuat sekali mempengaruhi

lingkungan.

Sedangkan untuk Gastropoda

jenis Tectus niloticus memiliki nilai

kelimpahan dan proporsi yang paling

rendah, hal ini dikarenakan jenis

tersebut memiliki habitat yang hidup

di daerah hamparan berbatuan,

sehingga diduga jenis tersebut lebih

rentan terhempas oleh ombak yang

membuat terjadinya kerusakan fisik

pada jenis Gastropoda tersebut. Hal

ini menunjukkan bahwa spesies

tersebut mempunyai kisaran yang

rendah terhadap faktor lingkungan,

tidak mampu berkembang biak

dengan cepat dan cara penyebaran

atau daya jelajahnya untuk mencari

dan memanfaatkan sumber daya

yang diperlukan tidak cukup luas.

Indeks keanekaragaman, indeks

kesergaman, dan indeks dominansi

gastropoda.

Berdasarkan tabel indeks

keanekaragaman, indeks

keseragaman dan indeks dominansi

dapat dilihat nilai keanekaragaman

yaitu sebesar 1,97, terkait dengan

nilai kategori indeks

keanekaragaman maka diperoleh

nilai H’ 1 ≤ H’ ≤ 3, sehingga dapat

disimpulkan bahwa nilai indeks

keanekragaman gastropoda di

perairan litoral Pulau Pengujan ini

Page 10: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

10

memiliki nilai keanekaragaman

dengan katagori sedang. Hal ini

dikarenakan kualitas parameter

perairan masih dalam keadaan

normal dan baik serta mempunyai

tekstur sedimen yaitu pasir berkerikil

yang mendukung dan baik bagi

gastropoda. Menurut Odum, (1971)

dalam Wijayanti, (2007),

menyatakan bahwa jenis substrat

dasar merupakan komponen yang

sangat penting bagi kehidupan

organisme benthos. Nybakken (1992)

menyatakan dari semua pantai

pasang surut, pantai berbatu yang

tersusun dari bahan yang keras

merupakan daerah yang paling padat

mikroorganisme dan mempunyai

keragaman terbesar untuk jenis

hewan maupun tumbuhan.

Indeks keseragaman ( E ) pada

perairan litoral Pulau Pengujan

memiliki nilai 0.89 atau hampir

dengan 1 sehingga indeks

keseragaman di perairan Litoral

Pulau Pengujan ini memilki nilai

katagori tinggi. Hal ini berkesusaian

dengan yang dinyatakan oleh Brower

et al. (1990) dalam Satria (2014)

dimana apabila nilai E mendekati 1 (

> 0,6 ) berarti keseragaman populasi

tinggi. Nilai keseragaman yang

diperoleh tergolong tinggi

dikarenakan dari 9(sembilan) jenis

Gastropoda yang ditemukan terdapat

7(tujuh) jenis Gastropoda yang

mempunyai nilai kelimpahan yang

merata.

Indeks dominansi ( D )

gastropoda di perairan litoral Pulau

Pengujan memeliki nilai 0.16 yang

merupakan katagori dominansi

rendah. Dikarenakan indeks

dominansi berkisar antara 0 – 1.

Semakin besar nilai indeks semakin

besar kecenderungan salah satu

spesies mendominasi populasi.

Suatu komunitas mempunyai

keanekaragaman jenis tinggi jika

komunitas itu tersusun oleh banyak

spesies (jenis) dengan kelimpahan

spesies yang sama. Sebaliknya jika

komunitas itu tersusun oleh sangat

sedikit spesies, dan jika hanya sedikit

saja spesies yang dominan, maka

keanekaragamannya rendah (

Soegianto, 1994 ).

Nilai dominansi tergolong

rendah dikarenakan dari 9(jenis)

Gastropoda yang ditemui hanya

terdapat 2(dua) jenis Gastropoda

yang memiliki nilai kelimpahan

Page 11: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

11

tinggi dan berbeda jauh nilai

kelimpahannya dari 7(tujuh) jenis

lainnya.

Parameter Perairan

Suhu

Suhu merupakan faktor yang

sangat penting dalam mengatur

kehidupan organisme perairan.

Dewiyanti (2004), menyatakan

keberadaan suatu spesies dan

keadaan seluruh kehidupan suatu

komunitas cenderung bervariasi

dengan berubahnya suhu. Dari hasil

pengukuran diperoleh nilai suhu

berkisar 28,4 0C – 31,36

0C. Kisaran

nilai rata-rata suhu ini masih

tergolong baik bagi kehidupan

Gastropoda, hal ini berkaitan dengan

yang dikatakan oleh Odum, (1996)

dalam Satria, (2014), bahwa kisaran

suhu yang layak untuk pertumbuhan

dan reproduksi Gastropoda pada

umumnya adalah 25-320C. Suhu juga

mempunyai pengaruh terhadap

keanekaragaman, keseragaman dan

dominansi hewan gastropoda. Hal ini

juga sesuai dengan ketentuan

KEPMEN LH No.51 ( 2004 ) yang

menyatakan nilai suhu yang baik

untuk perairan berkisar 280C - 32

0C.

Salinitas

Fluktuasi salinitas di daerah

intertidal disebabkan oleh dua hal,

yaitu hujan lebat dan penguapan

yang besar. Perubahan salinitas

berpengaruh pada proses difusi dan

osmotik. Dari hasil pengukuran

diperoleh nilai salinitas berkisar

antara 31,13‰ – 32,56‰. Menurut

Dharmawan (1995) dalam Satria

(2014) salinitas yang optimal untuk

kehidupan Gastropoda berada pada

kisaran 28-34‰, sehingga berkaitan

dengan hasil nilai salinitas yang

didapat dari pengukuran dilapangan

maka dapat dikatakan bahwa nilai

salinitas pada pada perairan litoral

Pulau Pengujan tergolong baik bagi

Gastropoda.

Derajat Keasaman ( pH )

pH sangat penting sebagai

parameter kualitas air karena

mengontrol tipe dan laju kecepatan

reaksi beberapa bahan air. Dari hasil

diperoleh nilai derajat keasaman ( pH

) berkisar antara 7,46 – 8,13. Hasil

pengukuran pH ini terbilang baik

untuk biota khususnya gastropoda.

Hal ini sesuai yang dikatakan oleh

Odum, (1996) dalam Satria, (2014),

Page 12: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

12

bahwa Gastropoda umumnya

membutuhkan pH air antara 6,5-8,5

untuk kelangsungan hidup dan

reproduksi. Selain itu hal ini juga

sesuai oleh KEPMEN LH No.51

(2004) yang menyatakan bahwa pH

yang baik untuk biota laut adalah 7 -

8,5. Derajat keasaman ( pH ) perairan

akan berpengaruh terhadap

gastropoda bila pH rendah atau asam

( Martosudarmo dan Utaminingsih,

1989 dalam Pratikto dan Rochaddi,

2006 ).

Oksigen Terlarut ( DO )

Kandungan oksigen

merupakan suatu faktor yang sangat

penting di dalam suatu ekosistem

perairan. Hal ini dikarenakan oksigen

terlarut merupakan kebutuhan dasar

bagi organisme akuatik termasuk

bentos untuk proses respirasi. Dari

hasil pengukuran yang dilakukan

diperoleh nilai oksigen terlarut ( DO

) berkisar antara 6,73 – 7,9 mg/L.

Hasil pengukuran DO ini terbilang

baik untuk biota benthos khususnya

gastropoda. Hal ini sesuai dengan

yang dikatakan Levinton, (1982)

dalam Sitorus, (2008), Kehidupan di

air dapat bertahan jika ada oksigen

terlarut minumum sebanyak 4 mg/L,

selebihnya tergantung kepada

ketahanan organisme, derajat

keaktifan, kehadiran pencemar,

temperatur air dan sebagainya.

Jumlah oksigen terlarut meningkat

sejalan dengan menurunya suhu dan

menurun dengan naiknya salinitas.

Hal ini juga sesuai dengan KEPMEN

LH No.51, 2004 yang menyatakan

bahwa kandungan oksigen terlarut

yang mendukung untuk kehidupan

biota perairan adalah > 5 mg/L, maka

dapat dikatakan bahwa nilai oksigen

terlarut di periran litoral Pulau

Pengujan terbilang baik untuk biota

khususnya gastropoda.

Sedimen

Setelah sampel sedimen yang

diperoleh pada 38 plot di perairan

litoral Pulau Pengujan dianalisis di

laboraturium FIKP UMRAH dan di

input menggunakan software

Gradistat maka didapatlah jenis

sedimen dengan tekstur pasir

berkerikil dengan nama sedimen

pasir sangat halus dan kerikil sangat

halus. Tekstur jenis ini baik untuk

kehidupan gastropoda. Sesuai yang

dikatakan Bangen, (1994) dalam

Page 13: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

13

Rasyid, (2001), Jenis sedimen

berkaitan dengan kandungan oksigen

dan ketersediaan nutrien dalam

sedimen. Pada jenis sedimen yang

Tabel 8. Jenis Habitat Gastropoda

Pada Sedimen

berpasir kandungan oksigen relatif

lebih besar di bandingkan dengan

sedimen yang lebih halus, karena

pada sedimen berpasir terdapat pori

udara yang memungkinkan

terjadinya pencampuran yang lebih

intensif dengan air di atasnya.

Welch (1952), dalam

Wijayanti (2007), menjelaskan

bahwa substrat didasar perairan akan

menentukan kelimpahan dan

komposisi jenis dari hewan benthos.

Selanjutnya Odum (1971), dalam

Wijayanti (2007), menambahkan

bahwa jenis substrat dasar

merupakan komponen yang sangat

penting bagi kehidupan organisme

benthos.

Pada masing-masing jenis

Gastropoda yang ditemui memiliki

habitat pada sedimen yang berbeda-

beda, ada yang berada diatas

permukaan sedimen, dibawah atau

didalam sedimen, dan ada juga yang

menempel pada sedimen. Hal ini

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil

perhitungan didapatkan hasil data

kelimpahan total dan proporsinya

yaitu kelimpahan dan proporsi

tertinggi adalah jenis Gibberulus

gibberulus dengan jumlah 64

kelimpahan 1,68 m2 dengan proporsi

25,20%, dan proporsi kelimpahan

terendah yaitu dengan jenis Tectus

Jenis

Gastropoda

Habitat pada Sedimen

Di

atas

Menem

pel

Di

dalam

Leavistromb

us turturella

Gibberulus

gibberulus

Cymbiola

nobilis

Neverita

didyma

Pugilina

cochlidium

Mitrella

alvarezi

Turbo

bruneus

Cerithium

nodulosum

Tectus

niloticus

Page 14: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

14

niloticus dengan jumlah kelimpahan

0,24 m2 dengan proporsi 3,54 %.

Nilai keanekaragaman

Gastropoda di Perairan Litoral Pulau

Pengujan ini tergolong dalam

kategori sedang dengan nilai 1,97

karena H’ 1 ≤ H’ 3. Nilai

Keseragaman mencapai 0,89 atau

mendekati 1 sehingga dikatagorikan

keseragaman tinggi. Sedangkan nilai

Dominansi mencapai 0,16 atau

mendekati 0 sehingga dikatagorikan

indeks dominansi rendah.

Saran

Berdasarkan penelitian yang

telah dilaksanakan, didapatkan hasil

data kelimpahan dan proporsi

Gastropoda tertinggi adalah jenis

Gibberulus gibberulus. Oleh karena

itu peneliti memberikan saran yaitu

perlu adanya penelitian lanjutan

mengenai Kajian kualitas parameter

perairan terhadap kelimpahan

Gibberulus gibberulus yang ada di

perairan litoral Pulau Pengujan.

DAFTAR PUSTAKA

Akdinbemperi, 2009. Laporan Biola

http// Iptek – Akdinbemperi.

Blogspot.com/2009/06/Lapora

n Biola. Html. di Unduh 21-12-

2013

Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman

Hayati Laut; Aset

Pembangunan Berkelanjutan

Indonesia. PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta

Dewiyanti, I. 2004. Struktur

Komunitas Molluska

(Gastropoda dan Bivalvia)

Serta Asosiasinya pada

Ekosistem Mangrove di

Kawasan Pantai Ulee-Lheue

Banda Aceh. Skripsi. IPB

Bogor.

Effendi. H.2003.Telaah Kualitas Air

Bagi Pengelolaan Sumberdaya

dan Lingkungan

Perairan.Kanisius: Yogyakarta

Fachrul, M.F, 2007, Metode

Sampling Bioekologi.

Jakarta

Handayani, E.A. (2006),

Keanekaragaman Jenis

Gastropoda di Pantai

Randusanga Kabupaten Brebes

Jawa Tengah, Skripsi, FMIP

Universitas Negeri Semarang,

Semarang.

Odum, E. P, 1993, Dasar-Dasar

Ekologi, Terjemahan Tjahjono

Page 15: KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN LITORAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · substrat berbatu, berpasir hingga substrat berlumpur. Gastropoda

15

Samingan, Yogyakarta; Gajah

Mada University Press

Pratikto, I. dan Rochaddi, B. 2006.

Ekologi Perairan Delta Wulan

Demak Jawa Tengah : Korelasi

Sebaran Gastropoda dan Bahan

Organik Dasar di Kawasan

Mangrove, Jurnal Ilmu

Kelautan Universitas

Diponogoro, Semarang.

Rasyid, F. 2001. Sebaran dan

Asosiasi Makroinfauna pada

Ekosistem Padang Lamun di

Perairan Teluk Harun, Teluk

Lampung, Lampung Selatan.

Skripsi. Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Institut

Pertanian Bogor : Bogor.

Riniatsih, I. dan E. W. Kushartono,

2009, Substrat Dasar dan

Parameter Oseanografi sebagai

Penentu Keberadaan

Gastropoda dan Bivalvia di

Pantai

Sluke Kabupaten Rembang, Jurnal

Ilmu Kelautan Universitas

Diponegoro, Semarang.

Romimohtarto, K dan Juwana. 2009.

Biologi Laut. Jakarta:

Djambatan.

Sari, A. 2011. Analisis Struktur

Komunitas Bivalvia Pada

Beberapa Kondisi Kawasan

Mangrove Di Kecamatan

Sinjai Timur Dan Sinjai Utara

Kabupaten Sinjai. Tesis.

Universita Hasanuddin.

Makassar.

Satria, M. 2014. Keanekaragaman

dan Distribusi Gastropoda di

Perairan Desa Berakit

Kabupaten Bintan, (skripsi).

Fakultas Kelautan dan

Perikanan. UMRAH.

Tanjungpinang.

Silalahi, J. 2009. Analisis Kualitas

Air dan Hubungannya dengan

Keanekaragaman Vegetasi

Akuatik di Perairan Balige

Danau Toba. Tesis. Universitas

Sumatra Utara, Medan.

Sitorus, D.(2008), Keanekaragaman

dan Distribusi Bivalvia Serta

Kaitanny Dengan Faktor

Fisika-Kimia di Perairan

Pantai Labu Kabupaten Deli

Serdang, Tesis, Sekolah

Pascasarjana-Biologi,

Universitas Sumatera Utara,

Medan.