19
Taufik Walhidayah Kelas B P17120013071 Poltekkes Kemenkes jakarta 1 Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ sel tubuh. Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh. Dan dalam implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan lebih memahami tentang apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik keperawatan yang mengalami masalah atau gangguan oksigenasi. KONSEP DASAR Pengertian Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih mampu mentoleransi kekurangan oksigen antara 3- 5 menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen.. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan

Keb Oksigenasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

learnd

Citation preview

Page 1: Keb Oksigenasi

Taufik Walhidayah

Kelas B

P17120013071

Poltekkes Kemenkes jakarta 1

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang

digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktifitas

berbagai organ sel tubuh.

Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi

sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh. Dan dalam

implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan lebih memahami tentang apa oksigenasi,

bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik

keperawatan yang mengalami masalah atau gangguan oksigenasi.

KONSEP DASAR

Pengertian

Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih mampu

mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung

lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen.. Selain itu oksigen

digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan

digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan

sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal.

Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan

saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi

oksigen meningkat dalam tubuh.

Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1

atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

Page 2: Keb Oksigenasi

Tujuan pemberian oksigenasi

Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan

menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lendir (suction)

Tujuan :

1.    Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan

2.    Untuk menurunkan kerja paru-paru

3.    Untuk menurunkan kerja jantung

Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi, kardiovaskuler, dan

keadaan hematologi.

Anatomi Sistem Pernapasan

1.       Saluran Nafas Atas

a.    Hidung

         Terdiri atas bagian eksternal dan internal

         Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago

         Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung

kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum

         Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung

vaskular yang disebut mukosa hidung

         Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara

terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia

         Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru

         Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta

menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru

         Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghirup) karena reseptor olfaktori

terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalandengan pertambahan

usia.

b. Faring

         Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung

dan rongga mulut ke laring

Page 3: Keb Oksigenasi

        Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring

(laringofaring)

         Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif

c. Laring

         Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan

faring dan trakea

         Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:

o   Epiglotis Adalah daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama

menelan

o   Glotis adalah ostium antara pita suara dalam laring

o   Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini

membentuk jakun (Adam's apple)

o   Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak

di bawah kartilago tiroid)

o   Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid

o   Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi

suara (pita suara melekat pada lumen laring)

         Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi

         Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan

memudahkan batu

d. Trakea

o   Disebut juga batang tenggorok

o   Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

2. Saluran Nafas Bawah

a. Bronkus

o   Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri

o   Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)

Page 4: Keb Oksigenasi

o   Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri

terbagi menjadi 9 bronkus segmental

o   Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang

dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

b. Bronkiolus

o   Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus

o   Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk

selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas

c. Bronkiolus Terminalis

o   Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak

mempunyai kelenjar lendir dan silia)

d. Bronkiolus respiratori

o   Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori

o   Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi

dan jalan udara pertukaran gas

e. Duktus alveolar dan Sakus alveolar

o   Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar

o   Dan kemudian menjadi alveoli

f. Alveoli

o   Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2

o   Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2

o   Terdiri atas 3 tipe :

1)       Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli

Page 5: Keb Oksigenasi

2)        Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi

surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar

agar tidak kolaps)

3)      Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan

bekerja sebagai mekanisme pertahanan

g. Paru-paru

o   Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut

o   Terletak dalam rongga dada atau toraks

o   Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa

pembuluh darah besar

o   Setiap paru mempunyai apeks dan basis

o   Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris

o   Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus

o   Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen

bronkusnya

h. Pleura

o   Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis

o   Terbagi mejadi 2 :

1)      Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada

2)      Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru

o   Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi

untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk

mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru

o   Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah

kolap paru-paru

Fisiologi Sistem Pernapasan

Page 6: Keb Oksigenasi

Bernafas/pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan

lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).

Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa

ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding

abdomen, dan pusat pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-

15 kali per menit.

Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1.        Ventilasi

yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.

Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara

atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru

bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :

a.       Tekanan udara atmosfir

b.      Jalan nafas yang bersih

c.       Pengembangan paru yang adekuat

2.        Difusi

yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.

Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah

dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi

oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran

respirasi.

Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi

sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan

darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.

Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :

a.       Luas permukaan paru

b.      Tebal membran respirasi

c.       Jumlah darah

Page 7: Keb Oksigenasi

d.      Keadaan/jumlah kapiler dara

e.       Afinitas

f.       Waktu adanya udara di alveoli

3.       Transpor

yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya

karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.

Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus

ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan

berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai

oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :

a.       Curah jantung (cardiac Output / CO)

b.      Jumlah sel darah merah

c.       Hematokrit darah

d.      Latihan (exercise)

e.       Keadaan pembuluh darah

Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi, kardiovaskuler, dan

keadaan hematologi.

         Sistem Respirasi

Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi

yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen

dan pusat pernapasan di otak.

Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh

sampai ke luar tubuh. Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan

difusi.

         Sistem kardiovaskuler

Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa

darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah

Page 8: Keb Oksigenasi

keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan

ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali

membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium kanan. Darah dari atrium

kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-

paru kanan dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium

kiri dan bersikulasi secara sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan

karbon dioksida.

           Hematologi

Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksia dari jaringan ke

paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan

hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280

juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan

dengan satu molekul oksigenasi membentuk oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb

dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.

Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.

Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen.

1.       Faktor Fisiologi

a.       Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.

b.      Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian

atas.

c.       Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu.

d.      Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain.

e.       Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas,

muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.

2.       Faktor Perkembangan

a.       Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.

b.      Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.

c.       Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.

Page 9: Keb Oksigenasi

d.      Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang

mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.

e.       Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis,

elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.

3.      Faktor Perilaku

a.       Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk

menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan

arterioklerosis.

b.      Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.

c.       Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.

d.      Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun

mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.

e.       Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat

4.      Faktor Lingkungan

a.       Tempat kerja

b.      Suhu lingkungan

c.       Ketinggian tempat dan permukaan laut.

Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi :

1.        Gangguan kondiksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia).

2.        Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien dekom menimbulkan

hipoksia jaringan.

3.        Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang mengakibatkan

ventrikel bekerja lebih keras.

4.        Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri koroner ke

miokardium.

Perubahan Fungsi pernapasan

1.      Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernapasan lebih

cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :

Page 10: Keb Oksigenasi

a.        Kecemasan

b.      Infeksi/sepsis

c.       Keracunan obat-obatan

d.       Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic.

Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain),

menurunkan konsentrasi, disorientasi , tinnitus.

2.      Hipoventilasi

Hivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2

tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis

(kolaps paru).

Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran,

disorientasi, kardiakdistritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.

3.      Hipoksia

Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau

meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :

a.       Menurunnya hemoglobin

b.      Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung.

c.       Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida.

d.      Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia.

e.       Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok.

f.       Kerusakan/gangguan ventilasi.

Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi,

nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, dan clubbing.

Gangguan Oksigenasi

Page 11: Keb Oksigenasi

        Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya gangguan

yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologi dari organ-organ respirasi.

Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh karena peradangan, obstruksi,

trauma, kanker, degeneratif, dan lain-lain. Gangguan tersebu akan  menyebabkan kebutuhan

oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan respirasi

dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu:

a)    Gangguan irama/frekuensi pernapasan

     1.    Gangguan irama pernafasan antara lain :

a.       Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula dangkal,

makin naik kemudian makin menurun dan berhenti. Lalu pernafasan dimulai lagi dengan siklus

baru. Jenis pernafasan ini biasanya terjadi pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan

tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara fisiologis, jenis pernafasan ini terutama

terdapat pada orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki diatas permukaan laut dan pada bayi saat

tidur.

b.      Pernafasan 'biot' yaitu pernafasan yang mirip dengan pernafasan cheyne-stokes, tetapi

amplitudonya    rata dan disertai apnea, keadaan pernafasan ini kadang ditemukan pada penyakit

radang selaput otak.

c.       Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalaman meningkat sering melebihi

20 kali/menit. Jenis pernafasan ini dapat ditemukan pada klien dengan asidosis metabolik dan

gagal ginjal.

2. Gangguan frekuensi pernafasan

a.       Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang jumlah nya meningkat diatas frekuensi

pernafasan normal.

b.      Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana frekuensi pernafasan yang jumlahnya menurun

dibawah frekuensi pernafasan normal.

b)    Insufisiensi pernafasan

Page 12: Keb Oksigenasi

Penyebab insufisiensi pernafasan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

1.   Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus

2.   Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru.

3.   Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-paru

kejaringan.

c)    Hipoksia.

Hipoksia adalah kekuranga oksigen dijaringan, istilah ini lebih tepat daripada anoksia. Sebab

jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia dapat dibagi kedalam

kelompok yaitu :

1. Hipoksemia

2. Hipoksia hipokinetik (stagnant anoksia/anoksia bendunga)

3. Overventilasi hipoksia

4. Hipoksia histotoksik

Masalah Keperawatan Berkaitan dengan Kebutuhan Oksigen

       Masalah keperawatan yang umum terjadi terkait dengan kebutuhan oksigen ini, antara lain :

1. Tidak Efektifnya Jalan Napas

Masalah keperawatan ini menggambarkan kondisi jalan napas yang tidak bersih, misalnya karna

adanya  sumbatan, penumpukan sekret, penyempitan jalan napas oleh karena spasme bronkus,

dan lain lain.

2. Tidak efektifnya Pola Napas

Tidak efektifnya pola napas ini merupakan suatu kondisi dimana pola napas, yaitu inspirasi dan

ekspirasi, menunjukkan tidak normal. Penyebab biasanya karena kelemahan neuromuskular,

adanya sumbatan ditrakeobronkhinal, kecemasan dan lain lain.

3. Gangguan pertukaran gas

Gangguan pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara

oksigen yang dihirup dengan karbondioksida yang dikeluarkan pada pertukaran gas antara

Page 13: Keb Oksigenasi

alveoli dan kapiler. Penyebabnya bisa karena perubahan membran alveoli, kondisi anemia,

proses penyakit, dan lain-lain

4. Penurunan perfusi jaringan

Penurunan perfusi jaringan adalah suatu keadaan dimana sel kekurangan suplai nutrisi dan

oksigen. Penyebabnya dapat terjadi karena kondisi hipovelemia, hipervolemia, retensi karbon

diogsida.

5. Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan untuk

melakukan aktivirtasnya. Penyebabnya antara lain karena ketidak seimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen, produksi yang dihasilkan menurun, dan lain-lain

6. Perubahan pola tidur

Gangguan kebutuhan oksigen  dapat mengakibatkan pola tidur terganggu. Kesulitan bernafas

(sesak nafas) menyebabkan seseorang tidak bisa tidur. Perubahan pola tidur juga dapat terjadi

karena kecemasan dengan penyakit yang dideritanya

7. Resiko terjadinya iskemik otak

Gangguan oksigenasi mengakibatkan suplai darah keotak berkurang. Hal tersebut disebabkan

oleh cardiac output yangmenurun, aliran darah keotak berkurang, gangguan perfusi jaringan

otak, dan lain-lain. Akibatnya, otak kekurangan oksigen  sehingga beresiko terjadinya kerusakan

jaringan otak.