97
Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan Pada Krisis Kemanusiaan Rohingya di Myanmar Tahun 2017 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosisal (S.Sos) Oleh Firman Santyabudi 1111113000060 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam

Memberikan Bantuan Pada Krisis

Kemanusiaan Rohingya di Myanmar Tahun

2017

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosisal (S.Sos)

Oleh

Firman Santyabudi

1111113000060

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti
Page 3: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti
Page 4: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti
Page 5: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

v

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang kebijakan luar negeri Indonesia dalam

memberikan bantuan pada krisis kemanusiaan etnis Rohingya di Myanmar pada

tahun 2017. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan latar belakang apa saja

yang dilakukan Indonesia dalam memberikan bantuan kepada etnis Rohingya di

Myanmar. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, yang berarti menggunakan

data-data dalam bentuk deskriptif, bukan dengan angka. Skripsi ini juga mengacu

kepada sumber sekunder yang didapat dari buku, jurnal, serta surat kabar elektronik.

Dalam menganalisa permasalahan pada skripsi ini, penulis menggunakan

konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti faktor internal-eksternal dalam

kebijakan luar negeri, serta shared ideas dalam teori konstruktivisme. Dengan

menggunakan konsep-konsep tersebut, penulis menemukan bahwa Indonesia

berperan aktif dalam memberikan bantuan luar negeri kepada etnis Rohingya berupa

pembangunan rumah sakit di Rakhine, Myanmar. Selain itu, Indonesia juga

mengirimkan bantuan berupa makanan dan logistik lainnya. Indonesia juga

menggunakan diplomasi untuk membuka jalur pengungsi Rohingya dari Myanmar ke

Bangladesh.

Faktor-faktor internal di Indonesia seperti jumlah penduduk Indonesia yang

mayoritas beragama islam, konstitusi Indonesia, demonstrasi yang dilakukan oleh

masyarakat Indonesia, lembaga swadaya masyarakat, lembaga keagamaan yang

mempengaruhi pemerintah dalam memberikan bantuannya kepada etnis Rohingya.

Selain itu, faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi Indonesia dalam memberikan

bantuan luar negeri adalah pengaruh pemberian bantuan yang dilakukan Turki kepada

etnis Rohingya, Resolusi PBB, serta kondisi internal di Myanmar. Dalam skripsi ini,

shared ideas dijelaskan sebagai terpengaruhnya Indonesia terhadap Turki yang

memberikan bantuan luar negeri kepada etnis Rohingya, Myanmar.

Kata kunci: krisis kemanusiaan, diplomasi Indonesia, Rohingya Myanmar, Ethnic

Cleansing, kebijakan luar negeri, shared ideas.

Page 6: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam

semoga selalu tercurahkan kepada kepada Nabi Muhammad SAW. Atas rahmat

berkat Allah SWT serta ilmu yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW, skripsi

yang berjudul “Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan

Pada Krisis Kemanusiaan Rohingya di Myanmar Tahun 2017” ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan, arahan,

serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

ungkapan terima kasih kepada:

1. Ketua Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Bapak Ahmad Alfajri,

MA yang telah menyetujui pengajuan skripsi ini.

2. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Drs. Aiyub Mohsin, M.A.,M.M. yang telah

membimbing serta mengarahkan pembuatan skripsi dari awal hingga akhir

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

3. Ayahanda, ibunda, nenek, serta adik saya, yang telah mendoakan serta

memberikan dorongan moril kepada saya untuk segera menyelesaikan skripsi

ini.

4. Teman-teman antabur, Agung, Yanda, Yugo, Raihan, Ero, serta masih banyak

teman-teman kawah yang lain yang memberikan semangat bagi saya dalam

mengerjakan skripsi ini.

Page 7: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

vii

5. Saudara-saudara saya angkatan 2011; Adi, Eri, Fikri Mahir, Iqbal, Sulthon dan

lain-lain yang memberikan dukungan baik moril maupun bantuan berupa ide

dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Saudara saya Ahmad Redho Basalamah yang menemani saya di sela-sela

pembuatan skripsi dengan senda gurau dan tawa, tidak lelah menemani saya.

Penulis sadar bahwa tulisan ini tidaklah sempurna, maka dari itu penulis

berharap untuk mendapatkan kritik serta saran yang membangun demi kemajuan

akademik penulis kedepannya. Penulis berharap agar tulisan ini dapat memberikan

sumbangsih terhadap Ilmu Hubungan Internasional khususnya di FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tangerang, 3 Juni 2017

Penulis,

Firman Santyabudi

Page 8: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ......................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ......................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7

E. Kerangka Teori ................................................................................ 9

F. Metode Penelitian ............................................................................ 14

G. Sistematika Penulisan…………………………………………… .. 17

BAB II ETNIS ROHINGYA DI MYANMAR

A. Sejarah Etnis Rohingya di Myanmar .............................................. 19

B. Perlakuan Pemerintah Myanmar terhadap Etnis Rohingya ............ 21

C. Respon Dunia Internasional terhadap Krisis Kemanusiaan

Rohingya ......................................................................................... 29

BAB III INDONESIA DAN MYANMAR

A. Sejarah Hubungan Indonesia dan Myanmar ................................... 35

B. Kebijakan Indonesia dalam Persoalan Kemanusiaan ...................... 40

C. Isolasi Myanmar dan Perumusan Kebijakan Luar Negeri

Myanmar ......................................................................................... 45

Page 9: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

ix

BAB IV ANALISA KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA DALAM

MEMBANTU UPAYA PENYELESAIAN KRISIS ROHINGYA

A. Pemberian Bantuan Kepada Masyarakat Rohingya ........................ 50

B. Analisa Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terkait Krisis

Kemanusiaan Rohingya .................................................................. 59

C. Shared Idea ..................................................................................... 68

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 72

B. Saran ................................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ xi

Page 10: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

x

DAFTAR SINGKATAN

ACT Aksi Cepat Tanggap

ACTIP ASEAN Convention Against Trafficking in Persons,

Especially Women and Children

AKIM Aliansi Kemanusiaan Indonesia Myanmar

AMMTC ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime

ARSA Arakan Rohingya Salvation Army

ASEAN Association of South East Asia Nations

AURI Angkatan Udara Republik Indonesia

BIPSS Bangladesh Institute for Peace and Security Studies

BKSAP Badan Kerja Sama Antar Parlemen

CPC Country of Particular Concern

CT Computed (Axial) Tomography

HAM Hak Asasi Manusia

IHH İnsan Hak ve Hürriyetleri

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

Menkopolhukam Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan

MER-C Medical Emergency Rescue Committee

MRI Magnetic Resonance Imaging

NGO Non-Governmental Organization

OKI Organisasi Kerjasama Islam

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

PMI Palang Merah Indonesia

TIKA Turkish Cooperation and Coordination Agency

UBA Union of Burma Airways

UNHCR United Nations High Commissioner for Refugees

UUD Undang-Undang Dasar

WPF World Parliamentary Forum

Page 11: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Myanmar adalah negara yang telah lama tertutup karena sejak tahun 1962

hingga 2011 berada di bawah pemerintahan junta militer yang sangat opresif. Para

jenderal yang menjadi pejabat-pejabat negara menekan hampir semua perlawanan

terhadap rezim, sehingga dituduh oleh organisasi-organisasi internasional sebagai

pelanggar Hak Asasi Manusia (HAM) yang sangat berat. Liberalisasi yang

bertahap baru dimulai pada tahun 2010, berujung kepada Pemilhan Umum pada

tahun 2015, yang dimenangkan oleh Partai Liga Demokrasi yang dipimpin oleh

oposan veteran politisi Aung San Suu Kyi, dan pada tahun 2016 dibentuk

pemerintahan baru yang didominasi oleh politisi sipil. 1

Namun citra pemerintahan baru ini pun tercoreng dengan adanya operasi

militer yang dikerahkan terhadap etnis Rohingya yang umumnya beragama Islam,

tinggal di negara bagian Rakhine, yang dituduh sebagai teroris, dan semenjak

2017 telah memaksa setengah juta Muslim Rohingya pergi menyelamatkan diri ke

negara lain utamanya ke Bangladesh. Kekerasan dan pengusiran itu oleh

1 Oliver Holmes, “Final Myanmar Results Show Aung San Suu Kyi’s Party Won 77% of Seats,” The Guardian, 23 November 2015; tersedia di https://www.theguardian.com/world/2015/nov/23/final-myanmar-results-show-aung-san-suu-kyis-party-won-77-of-seats;internet; diunduh pada 03 Mei 2018

Page 12: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

2

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai contoh langsung dari pembersihan

etnis.2

Total penduduk negara bagian Rakhine berdasarkan sensus 2014 tercatat

3,100.000 lebih, sebagian besar adalah suku Rakhine yang mayoritas adalah

pemeluk Buddha 96,2% , penduduk yang beragama Kristen 1,8 dan 1,4% Muslim

tetapi tidak mencakup Rohingya. Suku Rohingya tidak turut disensus karena

dianggap bukan warga negara. 3 Mayoritas kelompok Rohingya di Myanmar

tinggal di negara bagian ini. Jumlah warga Rohingya di Rakhine diperkirakan

sekitar satu juta jiwa. Adapun ratusan ribu lainnya mengungsi ke negara tetangga

Bangladesh, dan negara-negara lain, termasuk Malaysia dan Indonesia.4

Alasan resmi yang digunakan Myanmar adalah bahwa Rohingya sebagai

pendatang gelap dari Bangladesh yang sebelumnya dibawa oleh penjajah Inggris

ke Myanmar- ketika itu disebut Burma - untuk bekerja di ladang dan perkebunan.

Mereka pada umumnya tinggal di Rakhine. Kaum Rohingya sendiri meyakini

mereka adalah penduduk asli Rakhine yang semestinya diperlakukan sama dengan

etnik mayoritas Rakhine.

2 Rohingya ‘Ethnic Cleansing Myanmar Continues’: UN, Aljazeera, 06 Maret 2018; tersedia di https://www.aljazeera.com/news/2018/03/rohingya-ethnic-cleansing-myanmar-continues-180306062135668.html; internet; diunduh 03 Mei 2018 3 Kyaw Ye Lynn, ‘Census Data Shows Myanmar Muslim Population has Fallen,’ AA, 21 Juli 2017; tersedia di https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/census-data-shows-myanmar-muslim-population-has-fallen/612764; internet; diunduh pada 03 Mei 2018 4 Eleanor Albert, ‘The Rohingya Crisis,’ CFR, 20 April 2018; tersedia di https://www.cfr.org/backgrounder/rohingya-crisis; internet; diunduh 03 Mei 2018

Page 13: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

3

Pembantaian sampai pengusiran etnis Rohingya terjadi karena

Pemerintahan negara Myanmar sejak dahulu tidak mau mengakui keberadaan

etnis ini. Myanmar telah membatasi pergerakan mereka, memotong hak

pendidikan, dan pelayanan publik kepada mereka. Pemerintah Myanmar menolak

mengakui keberadaan mereka di Myanmar. Mereka mengatakan bahwa etnis

Rohingya bukan penduduk asli Myanmar.5

Pemerintah juga mengklasifikasikan Muslim Rohingya sebagai imigran

ilegal. Meskipun mereka telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi.

Kepedulian terhadap etnis Rohingya oleh dunia internasional yang kurang,

mengakibatkan semakin membabi butanya pemerintahan Myanmar membunuh

dan mengusir muslim rohingya.6

Pada dasarnya, konflik yang terjadi antara Rohingya dan penduduk

Rakhine lainnya adalah konflik berdasarkan diskriminasi etnis dan ras, meskipun

mayoritas etnis Rohingya adalah muslim dan mayoritas yang mengusir Rohingya

adalah Budha. Mengingat bahwa sebenarnya etnis Rohingya telah didiskriminasi

selama puluhan tahun oleh negaranya sendiri maupun etnis mayoritas yang ada

disana karena dianggap minoritas dari segi bahasa, agama dan ciri-ciri fisik.

5 “Who Are The Rohingya?,” Aljazeera, 18 April 2018; tersedia di https://www.aljazeera.com/indepth/features/2017/08/rohingya-muslims-170831065142812.html; internet; diunduh 03 Mei 2018

6 Agil Iqbal Cahaya,S.AP, Staf Analisis Bidang Pertahanan Deputi Bidang Polhukam.

“Rohingya, Korban Minoritas Yang Terusir Dari Negaranya”. Tersedia di

www.setkab.go.id/artikel-5309-html; internet; diunduh pada tanggal 03 Mei 2018

Page 14: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

4

Mereka dianggap bukan suku asli dan bukan bagian dari Burma serta

dianggap lebih dekat kepada orang Bangladesh. Begitu banyak diskriminasi yang

dialami oleh orang-orang Rohingya seperti tidak diberikannya pengakuan

kewarganegaraan, pembatasan dalam mencari lapangan pekerjaan, pelanggaran

Hak Asasi Manusia (HAM), penyitaan properti, kerja paksa, pembunuhan, wanita

Rohingya yang sering dijadikan obyek pemerkosaan, serta maraknya pembakaran

rumah dan tempat ibadah yang terjadi.7

Pemerintah Myanmar yang diharapkan bisa mengamankan dan menolong

Etnis Rohingya yang tertindas malah bersikap dingin, Pemerintah Myanmar justru

gencar melakukan operasi-operasi bersenjata dan operasi sensus yang bertujuan

untuk mengusir orang-orang Rohingya. Seperti Operasi Naga Min yang dilakukan

pada tahun 1978, dimana operasi tersebut ditargetkan langsung kepada warga sipil

Etnis Rohingya dengan tujuan memantau setiap individu yang hidup di negara

bagian Rakhine dan tidak mengakui bahwa etnis Rohingya sebagai warga negara

Myanmar yang mengakibatkan pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan dan

pembakaran masjid.8

Pemerintah Myanmar juga diduga melakukan diskriminasi terhadap

Rohingya. Ini tertuang dalam Undang-Undang Kewarganegaraan Burma tahun

1982 yang telah meniadakan Rohingya sebagai salah satu etnis yang diakui di

7 Diambil dari Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya Arakan (PIARA) PAHAM Indonesia. “Rohingya, 101 Data dan Fakta” 8 Baiq L.S.W Wardhani. Beggar Thy Neighbour: “Pemiskinan Sistematis bagi Stateless Rohingya

dan Dampaknya bagi Bangladesh.”

Page 15: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

5

Myanmar. 9 Inilah yang menjadi faktor pendorong yang menyebabkan konflik

etnis berubah haluan menjadi konflik agama dan berhasil memprovokasi negara-

negara penganut agama Islam atau yang memiliki penduduk beragama Islam

berbondong-bondong mengutuk dan mengecam pemerintahan Myanmar yang

membiarkan konflik ini berlarut-larut. Pada dasarnya, konflik ini tidak berdampak

langsung terhadap Indonesia. Karena secara geografis, Indonesia dan Myanmar

bukanlah dua negara yang berbatasan secara langsung, sehingga konflik etnis

yang terjadi di Myanmar tidak akan berpengaruh langsung terhadap jatuhnya

korban jiwa dari Indonesia.

Namun Indonesia turut aktif dalam upaya penyelesaian konflik di

Myanmar terkait masalah Rohingya. Bukan hanya sekedar memberikan kecaman

terhadap rezim oppresif Myanmar, tapi juga terlibat langsung dalam diplomasi

kepada pemerintahan Myanmar. Maka patut muncul pertanyaan: apa yang

membuat Indonesia begitu aktif dalam upaya penyelesaian konflik antara

Myanmar dan etnis Rohingya.

9 Khrisnadev Calamur, “The Misunderstood Roots of Burma’s Rohingya Crisis,” The Atlantic, 25 September 2017; tersedia di https://www.theatlantic.com/international/archive/2017/09/rohingyas-burma/540513/; internet; diunduh pada 03 Mei 2018

Page 16: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

6

B. Pertanyaan Penelitian

Berangkat dari latar belakang masalah diatas maka pertanyaan yang

diajukan dalam penelitian ini adalah “Apa yang melatarbelakangi tindakan

Indonesia dalam memberikan bantuan luar negeri pada krisis Rohingya di

Myanmar pada tahun 2017?“

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai dalam meyelesaikan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apa yang melatarbelakangi kebijakan Indonesia dalam

memberikan bantuan kepada Etnis Rohingya di Myanmar.

2. Memahami bentuk-bentuk bantuan Indonesia kepada etnis Rohingya dan

alasannya.

3. Mengetahui bagaimana situasi politik internal Myanmar yang dapat

mempengaruhi situasi politik regional Asia Tenggara.

Kemudian, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian-

penelitian berikutnya sebagai acuan dalam melihat krisis kemanusiaan di

Myanmar.

Page 17: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

7

D. Tinjauan Pustaka

Untuk menunjang informasi yang dibutuhkan oleh Penulis dalam menyusun

skripsi ini, maka perlu dihadirkan beberapa tulisan yang berhubungan dengan

judul skripsi ini. Tulisan pertama yang menjadi bahan tinjauan pustaka adalah

jurnal transnasional yang berjudul “Islam dan Kebijakan Luar Negeri Indonesia:

Peran Indonesia dalam Konflik di Rakhine, Myanmar” oleh Novandre Satria dan

Ahmad Jamaan pada tahun 2013.

Dalam tulisan ini dibahas mengenai konflik yang terjadi di Myanmar pada

tahun 2012 yang mengorbankan etnis Rohingya. Bagaimana konflik tersebut

berawal dan memancing reaksi dunia internasional termasuk Indonesia. Peranan

Indonesia pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dipaparkan

dalam tulisan ini, juga apa alasannya. Penulis memiliki kesamaan dalam

membedah peranan Indonesia yang didasari oleh kesamaan identitas sebagai

negara dengan mayoritas Muslim yang juga pernah merasakan pengalaman

dijajah.

Namun terdapat perbedaan yang mencolok yaitu, penelitian Penulis

dilakukan setelah pemilu Myanmar 2015 yang seharusnya menjadi titik paling

“demokratis” karena inilah pemilu pertama di Myanmar yang dianggap paling

terbuka dalam 25 tahun terakhir setelah puluhan tahun dikuasai junta militer atau

Partai penguasa, USDP, yang telah berkuasa sejak 2011. Maka tulisan itu menjadi

tinjauan pustaka skripsi ini dengan periode waktu yang berbeda, konflik pada

waktu yang berbeda, dan masa pemerintahan Indonesia yang berbeda.

Page 18: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

8

Tulisan yang kedua datang dari skripsi Siti Ruyyatul Munawwarah pada

tahun 2013 yang berjudul “Peran Palang Merah Indonesia (PMI) pada Konflik

Rohingya di Myanmar”. Skripsi ini menganalisa tentang peranan PMI dalam

membantu korban konflik Rohingya di Myanmar pada tahun 2012. Pertanyaan

penelitian skripsi ini adalah “Bagaimana Peran PMI (Palang Merah Indonesia)

pada Konflik Rohingya di Myanmar Tahun 2012?”. Penulis menggunakan teori

peran dan konsep Non-Governmental Organization (NGO) dalam membedah

skripsi ini.

Munawwarah menjabarkan dan menjelaskan sejauh mana peran PMI dalam

membantu korban konflik Rohingya. Berbeda dengan penelitian Penulis,

walaupun Penulis menyinggung organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap,

namun Penulis menggunakan konsep yang berbeda dan tidak berfokus kepada

NGO melainkan fokus kepada analisa kebijakan Indonesia yang dipengaruhi oleh

faktor eksternal dan internalnya.

Tulisan yang ketiga adalah Jurnal yang berjudul “Kebijakan Indonesia

dalam Membantu Penyelesaian Konflik Antara Etnis Rohingya dan Etnis Rakhine

di Myanmar (Studi Karakter Kepribadian Susilo Bambang Yudhoyono)” oleh

Fatma Arya Ardani pada tahun 2015. Pertanyaan dalam jurnal ini adalah

“mengapa Indonesia membuat kebijakan dalam membantu penyelesaian konflik

antara etnis Rohingya dan etnis Rakhine di Myanmar?”. Untuk menjawab

pertanyaan tersebut, jurnal ini menggunakan teori idiosyncratic Hudson dan

Hermann dengan konsep yakni; low nationalism, high conceptual complexity,

little believe in own control, high need for affiliation, dan low distrust for other.

Page 19: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

9

Penelitian ini akan berbeda dengan jurnal tersebut, karena jurnal ini

menggunakan karakter idiosinkretik yang merupakan faktor penting dalam

pembentukan kebijakan luar negeri negara. Maka karakteristik Yudhoyono

sebagai pemimpin negara itulah yang mempengaruhi kebijakan luar negeri

Indonesia terkait penyelesaian konflik antara etnis Rohingya dan etnis Rakhine di

Myanmar. Berbeda dengan penelitian ini, Penulis tidak menekankan kepada

idiosinkretik Jokowi melainkan Penulis berusaha fokus pada apa yang menjadi

latar belakang bagi Indonesia memberikan bantuan dengan faktor eksternal dan

internal dari konsep kebijakan luar negeri.

E. Kerangka Teori

Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai kerangka teoritis yang akan

digunakan sebagai dasar pemikiran dalam menulis tulisan ini. Dipilihnya beberapa

konsep, sebagai kerangka teoritis dalam tulisan yang akan saya buat nanti adalah

untuk membantu saya memfokuskan diri kepada tema dan judul yang saya pilih

serta membantu untuk membangun kerangka pemikiran yang lebih terarah.

Berikut adalah konsep-konsep yang akan menjadi dasar pemikiran dalam

penelitian yang digunakan dalam tulisan ini.

Dalam melakukan sebuah penelitian, sangat dibutuhkan adanya landasan

konsep dan teori. Dikarenakan dengan adanya landasan konsep dan teori ini,

nantinya akan sangat membantu Penulis dalam menjabarkan dan menjelaskan

suatu permasalahan, menguji hipotesis serta dapat membantu Penulis menentukan

arah penulisan. Untuk dapat menjawab peran Indonesia dalam penyelesaian

Page 20: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

10

konflik Rohingya, Penulis menggunakan landasan konsep dan teori sebagai

berikut:

E.1 Konsep Kebijakan Luar Negeri

Menurut Cristopher Hill yand dikutip Wahyu Wicaksana, kebijakan luar

negeri merupakan seperangkat hubungan eksternal resmi yang dilakukan aktor

independen (biasanya negara) dalam hubungan internasional. 10 Heywood

mengatakan bahwa penelitian terhadap kebijakan luar negeri dianggap penting

karena untuk menjelaskan bagaimana suatu negara mengatur hubungannya

dengan negara lain. Kemudian, konsep kebijakan luar negeri menekankan

pembahasan mengenai hubungan struktur dan agen sebagai akibat pengaruh

sistem, atau sebagai sebuah keputusan yang dibuat individu.11

Menurut Sadia Mushtaq dan Ishtiaq Ahmad Choudhry, kebijakan luar

negeri merupakan behavioral pattern (pola perilaku), yang mana hal tersebut

diadopsi negara untuk melaksanakan hubungan diplomatik dan luar negeri dengan

negara lain di dunia. Hal tersebut diformulasikan berdasarkan kepentingan

nasional. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam menjalankan kebijakan luar negeri

yang berdasarkan kepentingan nasional, dapat dengan cara-cara damai maupun

memaksa (perang).

Kemudian Mushtaq dan Choudhry mengatakan bahwa kebijakan luar negeri

didesain dan didesain ulang oleh proses dimana di dalamnya terdapat tahapan

yang saling berjalin menjadi satu. Proses pembuatan kebijakan luar negeri

10 I. G. Wahyu Wicaksana, “The Constructivist Approach Towards Foreign Policy Analysis”, Departement of International Relations, Faculty of Social Sciences Airlangga University, diakses dari http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-05_Artikel-IJSS-Wahyu.pdf. 11 Andrew Heywood, Global Politics (Hampshire: Palgrave Macmillan, 2011), 128.

Page 21: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

11

dipengaruhi oleh bermacam faktor determinan. Termasuk di dalamnya lokasi geo-

politik dan geo-stratejik negara, sumber ekonomi, kognitif dan persepsi

psikologis pemimpin, serta krisis internasional. Hal tersebut diklasifikasikan ke

dalam faktor internal dan eksternal.

Alex Mintz dan Karl DeRouen berpendapat bahwa dalam melihat

menganalisis kebijakan luar negeri, perlu juga mencermati proses pembuatan

kebijakannya. Hal ini dapat membantu peneliti untuk memahami apa yang

mendasari sebuah kebijakan dapat terjadi. Pembuat kebijakan dapat menhasilkan

kebijakan yang berbeda tergantung pada proses pembuatan kebijakan tersebut.12

Penting bagi peneliti untuk melihat bahwa negara merupakan institusi sosial

yang berada pada dua area berbeda namun saling berkaitan satu dengan lainnya,

yakni lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal dimana terdapat

institusi-institusi pemerintahan di dalam sebuah negara yang saling berinteraksi.

Kemudian lingkungan eksternal, yang terdiri dari berbagai negara yang saling

berinteraksi satu dengan lainnya.13

Marijke Breuning menambahkan, yaitu para pembuat kebijakan selalu

berada di bawah pengaruh lingkungan domestik dan interasional dalam

perumusan kebijakan luar negeri.14

Menurut Holsti terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembuat

kebijakan dalam mengeluarkan kebijakan luar negerinya, yaitu:15

12 Alex Mintz dan Karl DeRouen, Understanding Foreign Policy Decision Making (New York: Cambridge University Press, 2010), 3-4. 13 Chris Brown dan Kristen Ainley, Understanding International Relations (New York: Palgrave Macmillan, 2005), 69. 14 Marijke Breuning, Foreign Policy Analysis: A Comparative Introduction (New York: Palgrave Macmillan, 2007), 117.

Page 22: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

12

1. Faktor - faktor eksternal yang meliputi: struktur sistem internasional

(structure of the system); karakteristik/ struktur ekonomi internasional

(characteristic /structure of world economy); kebijakan dan tindakan aktor

lain (the policies and actions of other states); masalah global dan regional

yang berasal dari pihak swasta (global and regional private problems

arising from private activities); Hukum internasional dan opini dunia

(international law and world opinion).

2. Faktor - faktor internal yang meliputi: kebutuhan ekonomi, sosial, dan

keamanan (socioeconomic/security needs); geografi dan karakteristik

topografi (geographical and topographical characteristics); atribut

nasional (national attributes); struktur pemerintah/ philosofi (government

structure and Philosophy); opini publik (public opinion); birokrasi

(bureaucracy); pertimbangan etik (ethical consideration).

Dalam bukunya The Scientific Study of Foreign Policy, James Rosenau

menyebutkan kebijakan luar negeri dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Terdapat lima variabel independen yang dapat mempengaruhi kebijakan luar

negeri. Pertama, idiosinkratik pemimpin secara individual; kedua, peran dari para

pembuat keputusan; ketiga, pemerintahan; keempat, sumber-sumber di

masyarakat; kelima, pengaruh sistemik.16

15 K. J. Holsti, International Politics; A Framework for Analysis (New Jersey: Prentice Hall, 1992), 272. 16 James N. Rosenau, The Scientific Study of Foreign Policy (London: Frances Pinter, 1980), 115-169.

Page 23: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

13

E.2 Shared Ideas

Menurut Fierke, ide merupakan faktor penyebab yang dibentuk oleh

individu dalam dunia sosial.17 Sebagaimana dijelaskan bahwa Wendt mengkritisi

model anarki dari neo realisme dan neo liberalisme yang terlalu berdasarkan pada

kekuatan materi. Wendt mengatakan bahwa anarki justru dibentuk oleh struktur

sosial yang membentuk struktur ini adalah adanya shared ideas, bukan kekuatan

material.18

Nina Tannenwald mengidentifikasi empat bagian utama dari ide, yaitu

ideologi atau shared belief system yang berarti seperangkat doktrin sistematis atau

keyakinan yang mencerminkan kebutuh sosial, budaya atau negara (contoh:

Liberalisme, Marxisme, Fasisme), normative belief yang berarti keyakinan

normatif tentang keyakinan benar dan salah, terdiri dari nilai-nilai dan sikap yang

menentukan kriteria yang membedakan benar dan salah, cause-effect belief

yangberarti keyakinan tentang sebab akibat, memberikan pedoman atau strategi

untuk individu tentang cara untuk mencapai tujuan mereka, dan yang terakhir

policy prescriptions yang berarti ide-ide program khusus yang memfasilitasi

pembuat kebijakan, menentukan bagaimana memecahkan masalah kebijakan

tertentu.19

17 K. Fierke, “Constructivism”, dalam T. Dunne, M. Kurki, dan S. Smith, International Relations Theories (New York: Oxford University Press, 2007), 169. 18 Wendt, Social Theory of International Politics, 1. 19 Robert Jackson dan George Sorensen, Introduction to International Relations; Theories and Approaches 3rd Edition (Oxford University Press, 2007), 166.

Page 24: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

14

Hadiwinata mengatakan bahwa konstruktivisme meyakini bahwa struktur

mempersatukan interaksi antar aktor atau agen dengan adanya shared ideas.20

Gagasan yang diyakini bersama (shared idea) ini terbentuk dalam wilayah

intersubjektif. Wilayah ini tidak bisa semata-mata ditentukan oleh penelitian

ilmiah seperti positivisme.21

F. Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif. Menurut Bogdan dan

Taylor, metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif; ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang

(subjek) itu sendiri. Pendapat ini langsung menunjukkan latar belakang dari

individu-individu secara keseluruhan, subjek penelitian, secara menyeluruh.22

W. Lawrence Neuman mencoba mengidentifikasi 4 faktor yang terkait

dengan orientasi dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif. 23

Orientasi pertama terkait dengan pendekatan yang digunakan terhadap data.

Metode kualitatif memperlakukan data sebagai sesuatu yang bermakna secara

intrinsik, intrinsik yang dimaksud ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra

dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra. Dengan demikian, data

20 B. S. Hadiwinata, “Transformasi Isu dan Aktor di dalam Studi Hubungan Internasional: Dari Realisme hingga Konstruktivisme”, di dalam Y.P. Hermawan, Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu dan Metodologi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), 20-22. 21 C. Reus-Smith, “Constructivism”, di dalam S. Burchill, A. Linklater, R. Devetak, J. Donnelly, M. Peterson, C. Reus-Smith, Theories of International Relation (New York: Palgrave Macmillan, 2005) 22Bogdan, R. and Taylor, S.J. “Introduction to Qualitative Research Methode”. New York : John Willey and Sons. 1975 23 Neuman, William L. “Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches”. Ally and Bacon. 1997. Hal 328-331

Page 25: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

15

yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat “lunak”, tidak sempurna, immaterial,

kadangkala kabur, dan seorang peneliti kualitatif tidak akan pernah mampu

mengungkapkan semuanya secara sempurna. Namun demikian, data yang ada

dalam penelitian kualitatif bersifat empiris, terdiri dari dokumentasi ragam

peristiwa, rekaman setiap ucapan, kata dan gestur dari objek kajian, tingkah laku

yang spesifik, dokumen-dokumen tertulis, serta berbagai gambaran visual yang

ada dalam sebuah fenomena sosial.

Orientasi kedua adalah penggunaan perspektif yang non-positivistik, yaitu

cara pandang terbuka untuk mendapatkan informasi melalui gejala-gejala yang

tampak. Penelitian kualitatif secara luas menggunakan pendekatan interpretatif

dan kritis pada masalah-masalah sosial. Peneliti kualitatif memfokuskan dirinya

pada makna subjektif, pendefinisian, metafora, dan deskripsi pada kasus-kasus

yang spesifik. Peneliti kualitatif berusaha menjangkau berbagai aspek dari dunia

sosial termasuk atmosfer yang membentuk suatu objek amatan yang sulit

ditangkap melalui pengukuran yang presisif atau diekspresikan dalam angka.

Dengan demikian, penelitian kualitatif memiliki tujuan menghilangkan keyakinan

palsu yang terbentuk pada sebuah objek kajian. Penelitian kualitatif berusaha

memperlakukan objek kajian tidak sebagai objek, namun lebih sebagai proses

kreatif dan mencerna kehidupan sosial sebagai sesuatu yang “dalam” dan penuh

gejolak.

Orientasi ketiga adalah penggunaan logika penelitian yang bersifat “logic

in practice”. Penelitian sosial mengikuti dua bentuk logika yaitu logika yang

direkonstruksi (reconstructed logic) dan logika dalam praktek (logic in practice).

Page 26: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

16

Metode kuantitatif mengikuti logika yang direkonstruksi dimana metode

diorganisir, diformalkan dan disistematisir secara ketat. Sementara pada metode

kualitatif, penelitian secara aktual dijalankan secara tidak teratur, lebih ambigu,

dan terikat pada kasus-kasus spesifik. Hal ini tentu saja, mengurangi perangkat

aturan dan menggantungkan diri pada prosedur informal yang dibangun oleh

pengalaman-pengalaman di lapangan yang ditemukan si peneliti.

Orientasi keempat dari metode kualitatif adalah ditempuhnya langkah-

langkah penelitian yang bersifat non-linear. Dalam metode kuantitatif, seorang

peneliti biasanya dihadapkan pada langkah-langkah penelitian yang bersifat pasti

dan tetap dengan panduan yang jelas sehingga disebut sebagai langkah yang

linear. Sementara itu, metode penelitian kualitatif lebih memberikan ruang bagi

penelitinya untuk menempuh langkah non-linear, kadangkala melakukan upaya

“kembali” pada langkah-langkah penelitian yang sudah ditempuhnya dalam

menjalani proses penelitian. Hal ini tidak berarti kualitas riset menjadi rendah,

namun lebih pada cara untuk dapat menjalankan orientasi dalam

mengkonstruksikan makna.

Data penelitian kualitatif adalah apa yang dikatakan oleh orang-orang

terhadap seperangkat pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Apa yang dikatakan

responden itu bisa diperoleh secara verbal melalui wawancara atau dalam bentuk

tertulis melalui analisis dokumen. Patton mengatakan bahwa pada dasarnya data

kualitatif itu terdiri dari petikan-petikan yang berasal dari responden dan deskripsi

tentang situasi, peristiwa, dan interaksi.

Page 27: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

17

Data kualitatif adalah data empiris.24 Data itu termasuk dokumen peristiwa

nyata, rekaman apa yang mereka nyatakan (dengan kata-kata, isyarat, nada),

observasi perilaku spesifik, studi dokumen tertulis, atau menguji kesan visual.

Semua data itu adalah aspek-aspek konkrit suatu dunia.Tidak sebagaimana para

peneliti kuantitatif yang mengubah ide atau dunia sosial ke dalam variabel-

variabel umum untuk membentuk hipotesis, para peneliti kualitatif meminjam ide-

ide dari orang-orang yang mereka studi sesuai dengan konteks atau latar

alamiahnya.Dalam penelitian kali ini data-data primer akan dikumpulkan dengan

cara studi pustaka.

G. Sistematika Penulisan

BAB I

Bab ini merupakan awal dari penulisan skripsi yang memuat pernyataan

masalah yang diangkat dan pertanyaan penelitian. Selain itu, bab ini juga memuat

beberapa tinjauan pustaka yang digunakan Penulis dalam membantu proses

penelitian. Teori dan konsep yang akan digunakan dalam melakukan analisis juga

di jabarkan dalam bab I ini. Penjelasan mengenai metode penelitian dan

sistematika penulisan dijelaskan juga dalam bab ini

24Patton, M.Q. Qualitative evaluation methods. Beverley Hills, CA: Sage. 1980

Page 28: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

18

BAB II

Bab ini menjelaskan gambaran tentang konflik yang terjadi pada etnis

Rohingya di Myanmar. Dimulai dengan sejarah keberadaan etnis Rohingya itu

sendiri hingga hubungan etnis Rohingya dengan pemerintah beserta perlakuan

pemerintahan Myanmar pada etnis tersebut. Dalam Bab ini juga akan diisi dengan

respon dunia internasional terhadap krisis kemanusiaan tersebut.

BAB III

Bab ini akan menyajikan bagaimana hubungan Indonesia dan Myanmar

beserta dinamikanya. Dalam bab ini juga akan dibahas tentang kondisi negara

Myanmar yang tertutup dan bagaimana kondisi tersebut mempengaruhi

kebijakannya. Dalam bab ini pula akan ada pembahasan mengenai kebijakan-

kebijakan Indonesia dalam mengatasi masalah-masalah humanitarian, terutama

kebijakannya terhadap etnis Rohingya.

BAB IV

Bab ini akan berisi tentang pembedahan masalah peranan Indonesia dalam

penanganan krisis Rohingya di Myanmar beserta alasannya menggunakan teori-

teori dan konsep yang telah disiapkan sebelumnya.

BAB V

Bab ini merupakan hasil dari keseluruhan penelitian dan memuat jawaban

atas pertanyaan penelitian. Hasil akhir dan metode penelitian yang sesuai dengan

teori dan konsep yang digunakan terangkum secara lengkap dalam bab ini.

Page 29: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

19

BAB II

ETNIS ROHINGYA DI MYANMAR

A. Sejarah Etnis Rohingya di Myanmar

Untuk dapat memahami konflik ini secara komprehensif, kita harus dapat

melihat hal yang menjadi dasar terjadinya konflik ini sampai ke akar. Terjadinya

konflik ini merupakan hasil dari proses berkepanjangan yang telah terjadi jauh sebelum

Myanmar atau Burma itu sendiri merdeka. Pada zaman dahulu kala, terdapat sebuah

daerah pesisir yang bernama Arakan. Daerah ini diisi oleh orang-orang yang

merupakan penduduk asli Burma. Kemudian, pada abad ke-7, Arakan menerima

kedatangan etnis Arab di wilayahnya sebagai pedagang. Setelah beberapa waktu,

terjadilah asimilasi yang menghasilkan etnis baru, yakni etnis Rohingya. Jadi, bisa

dikatakan bahwa etnis Rohingya bukan berasal dari satu etnis, melainkan hasil

campuran dari etnis asli Burma dengan pendatang dari Arab, Persia, Bengal, dan lain

sebagainya.25

Setelah terjadi asimilasi antara penduduk asli dan pendatang, kemudian,

terbentuklah sebuah kerajaan yang bernama Mrauk-U. Mrauk-U ini merupakan

pemerintahan di Arakan yang berbentuk kesultanan. Kesultanan ini menguasai wilayah

25 “A Short Historical Background of Arakan, The Stateless Rohingya,” tersedia di http://www.thestateless.com/arakan; internet; diunduh pada 06 Mei 2018.

Page 30: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

20

Arakan selama dua abad, sebelum kemudian berhasil dihancurkan oleh pasukan dari

Burma yang melakukan penyerangan serta perusakan di wilayah Arakan yang

menyebabkan terbunuhnya banyak penduduk Muslim serta Buddha di Arakan.

Jatuhnya wilayah Arakan di tangan pasukan Burma menandai berakhirnya kesultanan

muslim di Arakan, dimana sisa-sisa dari penduduk muslim disana mengungsi ke daerah

Bengal di India.26

Babak baru dari nasib Etnis Rohingya terjadi saat masa kolonialisme Inggris.

Pada saat Inggris mengokupasi wilayah Myanmar pada 1824. Dalam pendudukannya,

Inggris menjadikan Burma sebagai provinsi dari India.27 Pada masa okupasi Inggris

atas Burma, etnis Rohingya dipergunakan oleh pemerintah kolonial Inggris untuk

bekerja di ladang untuk meningkatkan produksi beras demi mendapatkan keuntungan.

Pada tahun 1871 sampai dengan 1911, jumlah masyarakat Rohingya meningkat hingga

tiga kali lipat.28 Kemudian, pemerintah kolonial Inggris memanfaatkan masyarakat

Rohingya untuk berperang melawan imperialisme Jepang pada perang dunia kedua

yang tergabung dalam satuan V-Force, sebuah bagian dari angkatan bersenjata Inggris

yang ditugaskan untuk melaksanakan fungsi-fungsi gerilya serta untuk mendapatkan

26 “A Short Historical Background of Arakan, The Stateless Rohingya,” tersedia di http://www.thestateless.com/arakan; internet; diunduh pada 06 Mei 2018. 27 Burmese Refugees in Bangladesh: Still No Durable Solution: Historical Background , Human Rights Watch, Human Rights Watch, Vol. 12, no. 3, (May 2000) https://www.hrw.org/reports/2000/burma/burm005-01.htm.; internet; diunduh pada 06 Mei 2018 28 Engy Abdelkader, "The history of the persecution of Myanmar’s Rohingya" The Conversation, 21 September 2017, tersedia di https://theconversation.com/the-history-of-the-persecution-of-myanmars-rohingya-84040; internet; diunduh pada 06 Mei 2018

Page 31: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

21

informasi terkait pergerakan pasukan Jepang. Di lain pihak, masyarakat Buddha di

Rakhine memberikan dukungannya kepada imperial Jepang, yang menyebabkan

konflik antara V-Force dan masyarakat Buddha Rakhine.29

Pemerintah kolonial Inggris menjanjikan kemerdekaan bagi masyarakat

muslim Rohingya pada saat itu, dengan memberikan negara muslim tersendiri yang

terpisah dari Burma. Kemudian, Inggris memberikan orang-orang muslim jabatan yang

tinggi di pemerintahan Burma pada saat itu.30 Namun pada kenyataannya, janji akan

adanya negara tersendiri bagi masyarakat muslim tidak dipenuhi oleh Inggris, sampai

pada tahun 1948 saat Myanmar menerima kemerdekaan dari Inggris. Setelah merdeka,

posisi-posisi strategis yang ditempati oleh orang-orang muslim digantikan oleh orang-

orang Buddha, yang kemudian menjadi awal bagi pecahnya konflik antara kelompok

muslim dan Buddha di Myanmar.31

29 Kate Mayberry, "The Rohingya: Where They Came From" Asia Sentinel, 22 Mei 2015, tersedia di https://www.asiasentinel.com/politics/rohingya-where-they-came-from/; internet; diunduh pada 06 Mei 2018 30 Engy Abdelkader, "The history of the persecution of Myanmar’s Rohingya" The Conversation, 21 September 2017, tersedia di https://theconversation.com/the-history-of-the-persecution-of-myanmars-rohingya-84040; internet; diunduh pada 06 Mei 2018 31 "Who are the Rohingya?" Radio Free Asia, 13 April 2010, tersedia di https://www.rfa.org/english/multimedia/rohingyaPage-04122010151733.html/RohingyaFactSheet-04132010102750.html; internet; diunduh pada 06 Mei 2018

Page 32: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

22

B. Perlakuan Pemerintah Myanmar terhadap Etnis Rohingya

Setelah mendapatkan kemerdekaan dari Inggris pada 1948, etnis Rohingnya

tetap mendapatkan perlakuan buruk dari etnis mayoritas yang kemudian menduduki

jajaran pemerintahan pada saat itu. Rohingya sebagai etnis minoritas tidak dianggap

sebagai etnis asli Myanmar karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan etnis

lain yang berada di Myanmar. Hal ini dikarenakan oleh perbedaan-perbedaan bentuk

fisik yang disebabkan oleh perkawinan silang antara penduduk asli dan pendatang dari

Arab, Persia, dan lain sebagainya, seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Sejak awal kemerdekaan Myanmar dari Inggris tahun 1948, etnis Rohingya

mendapatkan pengakuan dari pemerintah Myanmar pada saat itu yang dipimpin oleh

Perdana Menteri U Nu. Dibawah kepemimpinan U Nu, etnis Rohingya diakui sebagai

warga negara yang sah dengan diberikannya kartu tanda penduduk serta mendapatkan

hak-hak sebagai warga negara seutuhnya. Selain itu, radio nasional Myanmar juga

sesekali menyiarkan siaran-siaran dalam bahasa Rohingya. Kemudian, di dalam tubuh

pemerintahan Myanmar pun banyak anggota parlemen Myanmar yang mengakui

dirinya sebagai seorang Rohingya secara terbuka ke publik.32

Pengakuan atas etnis Rohingya tidak berlangsung lama, diskriminasi terhadap

etnis Rohingya mulai membesar pada 1962 saat rezim militer di bawah pimpinan Ne

32 Gregory B. Polling, “Separating Fact from Fiction about Myanmar's Rohingya,” CSIS, 13 Februari 2014, tersedia di https://www.csis.org/analysis/separating-fact-fiction-about-myanmar%E2%80%99s-rohingya; internet; diunduh pada 06 Mei 2018

Page 33: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

23

Win yang dikenal sebagai seorang diktator. Rezim ini berusaha untuk mendiskriminasi

serta menghapus kewarganegaraan yang telah dimiliki oleh etnis Rohingya. Rezim ini

memiliki kebijakan tidak tertulis untuk mengusir dan menghilangkan warga-warga

muslimnya, termasuk etnis Rohingya yang beragama Islam lewat kebijakan-kebijakan

yang dikeluarkannya.33

Rezim diktator Ne Win melaksanakan tujuannya dengan mengeluarkan

kebijakan 1974 Emergency Immigration Act. Adanya kebijakan ini disebut-sebut untuk

menghalau imigran gelap yang datang dari negara-negara sekitar Myanmar, seperti

India dan Bangladesh. Kebijakan ini meliputi kewajiban bagi warga negara untuk

memiliki dan membawa kartu identitas yang dinamakan National Registration

Certificates. Namun, etnis Rohingya mendapatkan kartu identitas berbeda, yakni

Foreign Registration Cards yang aslinya diperuntukkan bagi orang asing.34 Bahkan,

hanya segelintir masyarakat Rohingya yang mendapatkan kartu identitas ini.35

Setelah mendapatkan pemisahan status kewarganegaraan lewat 1974

Emergency Immigration Act, etnis Rohingya kembali mendapatkan diskriminasi oleh

pemerintah Myanmar. Pemerintah Myanmar melalui 1982 Citizenship Law

menyebutkan adanya 135 suku bangsa yang diakui oleh negara. Namun, etnis

33 Gregory B. Polling, “Separating Fact from Fiction about Myanmar's Rohingya,” CSIS, 13 Februari 2014, tersedia di https://www.csis.org/analysis/separating-fact-fiction-about-myanmar%E2%80%99s-rohingya; internet; diunduh pada 06 Mei 2018 34 “Burma: The Rohingya Muslims: Ending a Cycle of Exodus?”, Human Rights Watch, 1 September 1996, tersedia di http://www.refworld.org/docid/3ae6a84a2.html; internet; diunduh 06 Mei 2018 35 Warzone Initiative, Burma Briefing Report, Oktober 2015, hal. 7

Page 34: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

24

Rohingya tidak terdapat dalam daftar tersebut.36 1982 Citizenship Law

mengklasifikasikan warga negara hanya berdasarkan ras. Disebutkan didalamnya

bahwa etnis yang menjadi warga negara Myanmar adalah etnis yang telah mendiami

Myanmar sebelum 1824, yakni pada masa pendudukan Inggris. Pemerintah Myanmar

tidak mengakui etnis Rohingya sebagai etnis yang memenuhi kriteria tersebut. Dengan

demikian, etnis Rohingya menjadi etnis yang berstatus stateless. 37

Tidak diakuinya etnis Rohingya sebagai warga negara di Myanmar

menimbulkan dampak negatif yang akan semakin menyengsarakan etnis Rohingya.

Pertama, hal ini akan menyebabkan bertambahnya penduduk stateless. Hal ini

disebabkan oleh tidak berhaknya seorang anak yang lahir dari orangtua yang stateless

untuk mendapatkan kewarganegaraan. Kedua, Etnis Rohingya akan semakin

terdiskriminasi dari etnis lain yang ada di Myanmar dan akan semakin rentan akan

pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah maupun non-

pemerintah. Ketiga, etnis Rohingya akan semakin kehilangan identitasnya dari masa

ke masa. Masyarakat Rohingya akan terpaksa menanggalkan identitasnya untuk dapat

memperoleh keamanan atas dirinya. Terakhir, tidak diakuinya etnis Rohingya sebagai

warga negara Myanmar akan berdampak kepada pembersihan etnis Rohingya dari

36 “Burma: Events of 2016,” Human Right Watch, tersedia di https://www.hrw.org/world-report/2017/country-chapters/Burma; internet; diunduh 06 Mei 2018 37 "Myanmar’s 1982 Citizenship Law and Rohingya", Burmese Rohingya Organisation UK, hal 1.

Page 35: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

25

tanah Myanmar. Pembersihan ini dapat berarti pengusiran dengan cara kekerasan yang

melibatkan kekuatan militer.38

Dampak terburuk yang dibahas diatas telah dirasakan oleh etnis Rohingya.

Etnis Rohingya dipaksa untuk meninggalkan daerah tempat tinggalnya dengan

kekerasan. Bahkan etnis ini telah mengalami kekerasan yang lebih buruk seperti

penyiksaan, pemerkosaan, bahkan pembunuhan. Hal-hal tersebut tidak terjadi hanya

sekali, melainkan berkali-kali. Sejarah mencatat ada beberapa kejadian besar terkait

kekerasan yang dialami oleh etnis Rohingya, baik dilakukan oleh pemerintah

Myanmar, maupun oleh etnis lain yang berada di Myanmar.

Kekerasan terhadap etnis Rohingya terjadi pada tahun 1978. Pada saat itu,

rezim militer melakukan sebuah operasi yang dinamakan Operation Dragon King.

Tujuan utama dari operasi ini adalah untuk mendata warga negara Myanmar dan

mengusir orang-orang yang tidak termasuk ke dalam daftar atau kriteria warga negara.

Operasi yang dilakukan oleh angkatan bersenjata ini menggunakan kekerasan dalam

melaksanakan aksinya. Kepada etnis Myanmar yang dinilainya bukan merupakan

warga negara Myanmar, angkatan bersenjata Myanmar melakukan pengusiran secara

paksa, ditambah dengan adanya aksi-aksi pemerkosaan terhadap perempuan-

38 "Myanmar’s 1982 Citizenship Law and Rohingya", Burmese Rohingya Organisation UK, hal 1.

Page 36: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

26

perempuan Rohingya, bahkan sampai melakukan pembunuhan. Karena hal tersebut,

lebih dari 200.000 etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh.39

Dalam menghadapi masalah pengungsi tersebut, pemerintah Bangladesh

menggandeng UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) untuk

mengelola camp pengungsi yang ada di wilayahnya. Setelah beberapa waktu,

pemerintah Bangladesh merasa bahwa pengungsi Rohingya harus segera dipulangkan.

Pertama-tama, pemerintah Bangladesh melakukannya dengan membatasi pasokan

makanan untuk membuat para pengungsi pulang dengan sendirinya. Kemudian,

pemerintah Bangladesh melakukan koordinasi dengan pemerintah Myanmar dalam

persoalan pengungsi dan melahirkan sebuat kesepakatan.40 Sebagai hasilnya, sebanyak

180.000 pengungsi Rohingya dikembalikan ke Myanmar pada 1979.41

Aksi pengusiran terhadap etnis Rohingya tidak berhenti sampai disitu. Pada

1989, militer Myanmar menduduki wilayah Arakan yang menjadi domisili bagi etnis

Rohingya. Kedatangan militer Myanmar ke Arakan membawa mimpi buruk bagi etnis

Rohingya. Pada tahun-tahun tersebut, pemerintahan militer Myanmar di Arakan

memberlakukan kerja paksa bagi masyarakat Rohingya. Tak sampai situ saya, militer

39 Burmese Refugees in Bangladesh: Still No Durable Solution, Human Right Watch, Vol. 12 No. 3 (2000) tersedia di https://www.hrw.org/reports/2000/burma/burm005-01.htm#P86_15856; internet; diunduh pada 07 Mei 2018 40 Thomas K. Ragland, "Burma’s Rohingya in Crisis: Protection of “Humanitarian” Refugees under International Law", Boston College Third World Journal 301 1994,Vol. 4 issue 2 article 4 (1994), hal. 308 41 Ashraful Azad, "Foreigners Act and The Freedom of Movement of The Rohingyas in Bangladesh", Griffith Journal of Law & Human Dignity, Volume 5 Issue 2 (2017), hal. 186

Page 37: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

27

juga melakukan pemerkosaan, pembunuhan, serta pengambilan paksa makanan yang

dimiliki oleh masyarakat Rohingya.42 Selain itu, militer Myanmar juga melakukan

persekusi terhadap kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat Rohingya

dengan merubuhkan masjid serta madrasah, melakukan pelarangan beribadah, sampai

menangkap dan menyiksa orang-orang yang belajar dan mengajarkan agama Islam.43

Pada abad ke-21, kekerasan terhadap etnis Rohingya tidak berhenti. Segala

bentuk penyiksaan serta pengusiran masih menjadi pengalaman sehari-hari bagi etnis

Rohingya. Di abad ke-21 ini, ada beberapa peristiwa penting yang menandakan belum

berakhirnya penindasan terhadap etnis Rohingya. Pada 2012, terjadi kerusuhan yang

melibatkan etnis Rohingya dan penduduk Myanmar yang beragama Buddha.

Kerusuhan ini berujung kepada perusakan dan pembakaran rumah serta properti-

properti yang dimiliki oleh Masyarakat muslim Rohingya.44 Sekali lagi, hal ini

menyebabkan gelombang pengungsi besar-besaran ke Bangladesh.

Pada 2016, terjadi insiden penyerangan terhadap pihak kepolisian Myanmar

yang menewaskan 9 orang polisi. Aksi penyerangan yang diyakini dilakukan oleh

kelompok militant Rohingya ini menyebabkan pengerahan angkatan bersenjata ke

42 Thomas K. Ragland, "Burma’s Rohingya in Crisis: Protection of “Humanitarian” Refugees under International Law", Boston College Third World Journal 301 1994,Vol. 4 issue 2 article 4 (1994), hal. 308 43 Thomas K. Ragland, "Burma’s Rohingya in Crisis: Protection of “Humanitarian” Refugees under International Law", Boston College Third World Journal 301 1994,Vol. 4 issue 2 article 4 (1994), hal. 309 44 "Why Is There Communal Violence in Myanmar", BBC, tersedia di http://www.bbc.com/news/world-asia-18395788; internet; diunduh pada 07 Mei 2018

Page 38: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

28

Rakhine utara, daerah yang menjadi domisili bagi etnis Rohingya. Pemerintah

Myanmar mengaku melakukan kebijakan tersebut sebagai respon dari adanya

pembunuhan terhadap 9 anggota kepolisian. Namun, pada kenyataannya, tujuan utama

dari kebijakan ini adalah untuk membersihkan Myanmar dari etnis Rohingya.45

Krisis kemanusiaan di Myanmar terus meningkat pada 2017. Pada 2017

kembali terjadi pengerahan besar-besaran tentara Myanmar ke Rakhine, wilayah

penduduk muslim Rohingya. Operasi militer ini disebut-sebut sebagai respon

pemerintah atas penyerangan yang dilakukan oleh ARSA (Arakan Rohingya Salvation

Army) terhadap pihak otoritas negara. Penyerangan tersebut tercatat menewaskan 12

orang polisi.46 Meskipun demikian, respon pemerintah Myanmar dengan mengerahkan

angkatan bersenjata ke wilayah Rakhine terlalu brutal, karena diwarnai dengan

pembakaran rumah-rumah warga, pemerkosaan terhadap perempuan-perempuan

Rohingya, serta eksekusi mati terhadap orang-orang lainnya.47 Peristiwa ini

mengakibatkan pengungsian besar-besaran penduduk Rohingya ke Bangladesh.

45 "UN Calls on Burma's Aung San Suu Kyi to halt 'Etchnic Cleansing' of Rohingya Muslims", Independent, 09 Desember 2016; tersedia di https://www.independent.co.uk/news/world/asia/burma-rohingya-myanmar-muslims-united-nations-calls-on-suu-kyi-a7465036.html; internet; diunduh pada 07 Mei 2018 46 Krisis terbaru Rohingya: bagaimana seluruh kekerasan bermula?, BBC.com, 31 Agustus 2017; tersedia di http://www.bbc.com/indonesia/dunia-41105830; internet; diunduh pada 07 Mei 2018 47 Rebecca Wright and Joshua Berlinger, Police killed in new violence in Myanmar's Rakhine State, CNN.com, 25 Agustus 2017; https://edition.cnn.com/2017/08/25/asia/rakhine-violence-myanmar/; internet; diunduh pada 07 Mei 2018

Page 39: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

29

Setidaknya, tercatat lebih dari 600.000 penduduk Rohingya yang mengungsi ke

Bangladesh sejak terjadinya kekerasan dari pemerintah Myanmar pada Agustus 2017.48

C. Respon Dunia Internasional terhadap Krisis Kemanusiaan Rohingya

Kekerasan serta penindasan yang dialami oleh etnis Rohingya mendapatkan

respon dari dunia internasional. Negara-negara lain memberi perhatian yang besar

terhadap krisis kemanusiaan ini, terutama fakta bahwa adanya pelanggaran-

pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya

yang telah terjadi sejak lama. Selain itu, aktor-aktor non negara seperti organisasi-

organisasi non-pemerintah juga memberikan respon yang serupa.

Sebagai negara yang senantiasa menegakkan Hak Asasi Manusia di dunia,

Amerika Serikat turut merespon krisis kemanusiaan ini. Atas pelanggaran Hak Asasi

Manusia yang dilakukan oleh Myanmar, Amerika Serikat menetapkan Myanmar

sebagai CPC (Country of Particular Concern). Penetapan Myanmar ke dalam daftar

ini didasarkan oleh pelanggaran hak kebebasan untuk beragama yang telah lama

dilanggar oleh Myanmar. Sebagai akibatnya, Myanmar menerima sanksi dari Amerika

Serikat berupa embargo. Pada 2011 saat Myanmar melakukan pemilihan umum dan

menuju reformasi pada sistem demokrasinya, Amerika Serikat sempat ingin merubah

kebijakannya terhadap Myanmar. Tetapi, Amerika Serikat tetap memasukan Myanmar

48 Myanmar Rohingya: What you need to know about the crisis, BBC.com, 24 April 2018; http://www.bbc.com/news/world-asia-41566561; internet; diunduh pada 07 Mei 2018

Page 40: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

30

ke dalam daftar CPC-nya karena Myanmar di bawah pemerintahan yang baru tetap

melakukan pelanggaran-pelanggaran Hak Asasi Manusia yang ditujukan kepada etnis

Rohingya. Amerika Serikat pun kemudian memperpanjang embargo yang dikenakan

kepada Myanmar.

Setelah adanya reformasi demokrasi dengan dipilihnya pemimpin yang baru,

Amerika Serikat memberikan sinyal yang baik terhadap demokratisasi tersebut.

Namun, Amerika Serikat tetap memberikan perhatian yang besar terhadap krisis

kemanusiaan yang terjadi di Myanmar. Pada kunjungannya ke Myanmar tahun 2012,

Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama dalam pidatonya di Universitas Yangoon

menyebutkan perlunya rekonsiliasi nasional di Myanmar. Selain itu, etnis Rohingya

harus dapat diberikan status kewarganegaraan serta bantuan kemanusiaan. Kedutaan

Besar Amerika Serikat di Myanmar pun terus aktif dalam menyuarakan kepedulian

terhadap etnis Myanmar dengan mengadakan pertemuan dengan kelompok-kelompok

minoritas terkait, menyebarkan pemahaman dalam kebebasan beragama, serta

mengadakan pendidikan tentang hal tersebut.49

Tergabungnya Myanmar dalam organisasi regional ASEAN (Association of

South East Asia Nations) membuat adanya tantangan sendiri bagi organisasi ini dalam

menyikapi adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh negara

anggotanya tersebut. Di dalam tubuh ASEAN sendiri terdapat asas yang dipegang

49 Abdelkader, E., "The Rohingya Muslims in Myanmar: Past, Present and Future", Oregon Review of International Law, Vol.15 (2013), Hal. 404

Page 41: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

31

teguh oleh tiap-tiap anggota, yakni salah satunya adalah asas non-intervensi, yang

termaktub di dalam ASEAN Charter.50 Dengan adanya asas ini, negara-negara anggota

ASEAN tidak diperkenankan untuk melakukan campur tangan ke dalam urusan dalam

negeri satu sama lainnya.

Meskipun demikian, banyak yang menilai bahwa asas non-intervensi di

ASEAN tidak relevan untuk diterapkan dalam persoalan krisis kemanusiaan yang

terjadi di Myanmar. Argumen tersebut didasarkan kepada asumsi-asumsi tertentu.

Pertama, banyaknya pengungsi yang diakibatkan oleh krisis tersebut terus bertambah

dan semakin tersebar tak hanya ke Bangladesh, tapi juga ke negara-negara ASEAN

seperti Indonesia dan Malaysia. Kedua, penindasan terhadap etnis Rohingya dapat

menumbuhkan radikalisme terutama di wilayah Asia Tenggara. Ketiga, adanya

pelanggaran HAM di Myanmar akan mencoreng nama ASEAN di hadapan dunia

internasional.51

Untuk itu, ASEAN tetap melakukan usaha untuk menyelesaikan permasalahan

kemanusiaan yang terjadi di Myanmar ini. ASEAN menyelenggarakan ASEAN

Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) pada 2015 untuk dapat

menemukan solusi dari permasalahan ini. ASEAN pun mendirikan badan khusus untuk

memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban kekerasan. Perhatian besar

50 "The Asean Charter", Association of Southeast Asian Nation, hal. 6 51 Hoang Thi Ha dan Ye Htut, "Rakhine Crisis Challenges ASEAN’s Non-interference principle", Yusof Ishak Institute, Issue 2016 No. 70 (2016), Hal 3-4

Page 42: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

32

ASEAN terhadap isu ini, lahirlah sebuah kesepakatan yang dinamakan ASEAN

Convention Against Trafficking in Persons, Especially Women and Children (ACTIP).

Konvensi ini bertujuan untuk melindungi korban penyelundupan manusia,

memberikan bantuan kepada yang bersangkutan, serta memberikan hukuman kepada

pelaku penyelundupan.52 Dengan banyaknya pengungsi yang menyebar keluar

Myanmar membuat semakin rawannya praktek penyelundupan manusia. Untuk itu,

ASEAN sebagai organisasi regional melakukan perannya untuk menghadapi persoalan

tersebut.

Negara-negara anggota ASEAN di luar keanggotaannya di dalam ASEAN,

melakukan hal-hal lain sebagai bentuk dukungannya terhadap Etnis Rohingya yang

ditindas oleh pemerintah Myanmar. Sebagai contoh, Malaysia yang notabene

merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim menaruh perhatian yang sangat

besar terhadap persoalan ini. Malaysia menerima banyak pengungsi Rohingya sebagai

bentuk simpati terhadap etnis ini. Pada 2017, 88% pengungsi yang terdaftar di

Malaysia berasal dari Rohingya. Untuk dapat mendukung kehidupan para pengungsi

tersebut, Malaysia membangun 322 rumah, 22 sekolah, 127 sumber air bersih, serta

22.455 paket makanan.53

52 "ASEAN Convention Agaist Trafficking in Persons, Especially Women and Children", Association of Southeast Asian Nation, Hal. 3 53 Anis Muslimin, ASEAN’s Rohingya Response – Barely A Peep Outside of Malaysia, Forbes, 17 desember 2017, tersedia di https://www.forbes.com/sites/anismuslimin/2017/12/17/aseans-rohingya-response-barely-a-peep-outside-of-malaysia/#5b79493839de; internet; diunduh pada 07 Mei 2018

Page 43: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

33

Selain itu, krisis kemanusiaan di Myanmar juga menarik perhatian dari

organisasi internasional yang terdiri dari negara-negara muslim di dunia, yakni OKI

(Organisasi Kerjasama Islam) atau OIC (Organization of Islamic Cooperation) dalam

bahasa Inggris. Latar belakang ke-Islaman dalam organisasi ini menarik negara-negara

didalamnya untuk ikut andil dalam penyelesaian masalah kemanusiaan di Myanmar.

Meskipun OKI dinilai kurang memiliki peran dalam persoalan ini, namun OKI telah

melaksanakan langkah-langkah yang ditempuh untuk membela masyarakat Rohingya.

Negara-negara anggota OKI menggelar deklarasi tentang Rohingya yang diberi

nama Declaration of The Contact Group on Rohingya Muslims of Myanmar. Deklarasi

ini bertujuan untuk menggerakkan pemerintah Myanmar untuk segera menyelesaikan

pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Myanmar. Dalam deklarasi ini,

tercantum poin yang berbunyi:

The Meeting urged the Government of Myanmar to eliminate the root causes, including

the denial of citizenship based on the 1982 Citizenship Act which has led to

Statelessness and deprival of their rights, and the continued dispossession and

discrimination affecting the Rohingya Muslim Minorities, and work towards a just and

sustainable solution to this issue.54 (Pertemuan tersebut mendesak Pemerintah

Myanmar untuk menghilangkan akar penyebabnya, termasuk penolakan

kewarganegaraan berdasarkan Undang-Undang Kewarganegaraan 1982 yang telah

menyebabkan ketiadaan kewarganegaraan dan hak-hak mereka yang hilang, dan

perampasan terus menerus dan diskriminasi yang mempengaruhi Minoritas Muslim

Rohingya, dan bekerja menuju solusi yang adil dan berkelanjutan untuk masalah ini)

54 Declaration of the Contact Group on Rohingya Muslims of Myanmar, OIC, hal. 1.

Page 44: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

34

Dengan demikian, OKI menyadari bahwa sumber dari permasalahan yang

terjadi adalah karena tidak diakuinya kewarganegaraan dari etnis Rohingya oleh

pemerintah Myanmar yang dituangkan dalah 1982 Citizenship Act. OKI juga

mendorong penghentian diskriminasi serta pengusiran terhadap etnis Rohingya oleh

pemerintah Myanmar.

Page 45: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

35

BAB III

INDONESIA DAN MYANMAR

A. Sejarah Hubungan Indonesia dan Myanmar

Hubungan antara Indonesia dan Myanmar telah berlangsung sejak lama.

Menurut sejarah, Indonesia yang pada zaman dahulu kala masih terdiri atas

kerajaan-kerajaan, telah mengadakan kontak dengan wilayah yang sekarang

menjadi Myanmar. Pada kitab Negarakertagama dari kerajaan Majapahit,

disebutkan adanya sebuah negeri bernama Marutma yang disebut sebagai salah

satu negeri yang memiliki hubungan baik dengan Majapahit pada saat itu.55

Di masa-masa awal kemerdekaan, Indonesia dan Myanmar memiliki

hubungan yang dekat. Myanmar merupakan salah satu negara tetangga yang

mengakui adanya kemerdekaan Indonesia, walaupun pada saat itu Myanmar

belum sepenuhnya merdeka dari Inggris sampai pada tahun 1948.56 Kedekatan

hubungan antara kedua negara ditandai dengan dukungan Indonesia kepada

Myanmar dalam bidang transportasi udara.

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Indonesia membeli sebuah

pesawat angkut penumpang yang diberi nama Dakota RI-001 Seulawah. Suatu

ketika di akhir tahun 1948, pesawat ini sedang melaksanakan perawatan rutin di

India. Tetapi, kondisi di tanah air tidak memungkinkan bagi pesawat dan awak-

55 Choirul Fuad Yusuf, Dinamika Islam Filipina, Burma, dan Thailand (Jakarta: Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2013), 25. 56 Aryo Bhawono, Riwayat Panjang Hubungan RI – Myanmar Tanpa Cela, detiknews, 06 September 2017; tersedia di https://news.detik.com/berita/d-3630263/riwayat-panjang-hubungan-ri--myanmar-tanpa-cela; internet; diunduh pada 08 Mei 2018

Page 46: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

36

awaknya untuk pulang.57 Oleh karena itu, pesawat kemudian bertolak ke Yangon,

Myanmar. Di Myanmar, awak-awak pesawat Seulawah yang berasal dari AURI

(Angkatan Udara Republik Indonesia) mendirikan sebuah perusahaan yang

dinamakan Indonesia Airways dengan satu-satuya pesawat yang beroperasi.

Pesawat ini disewa dan dikoordinasi oleh UBA (Union of Burma Airways).58

Karena kerjasama yang dilakukan oleh UBA dan angkatan bersenjata

Myanmar, pesawat ini kemudian disewakan kepada angkatan bersenjata Myanmar

untuk melaksanakan fungsi pengangkutan personel serta mengantarkan logistik

dalam melancarkan operasi-operasi militer. Selain itu, pesawat Seulawah juga

digunakan untuk mengantarkan pejabat-pejabat pemerintah Myanmar serta

fungsi-fungsi lain diluar peperangan. Sebenarnya, Myanmar memiliki angkatan

udaranya tersendiri, namun belum memiliki skuadron angkut.59

Setelah berhasil mendapatkan keuntungan dari operasi pesawat Seulawah,

Indonesia menambah armada pesawat angkutnya dengan pesawat-pesawat baru,

salah satunya adalah pesawat dengan nomor registrasi RI-007. Untuk membayar

hutang pajak operasi Indonesian Airways, sekaligus untuk mempererat hubungan

bilateral antara Indonesia dan Myanmar, pemerintah Indonesia menyerahkan

pesawat bernomor registrasi RI-007 tersebut kepada pihak Myanmar.60 Proses

serah terima ini dilakukan secara resmi dengan datangnya Kepala Staf Angkatan

57 Irna H.N. Hadi Soewito, dkk, Awal Kedirgantaraan di Indonesia: Perjuangan AURI 1945-1950, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 197. 58 Hadi Soewito, Nana N. & Soedarini S, Awal Kedirgantaraan di Indonesia: Perjuangan AURI 1945-1950 (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 201. 59 Soewito, Awal Kedirgantaraan di Indonesia, 202. 60 Randy Wirayudha, “Militer Myanmar Sewa Pesawat Indonesia,” HistoriA, 08 September 2017; tersedia di https://historia.id/mondial/articles/militer-myanmar-sewa-pesawat-indonesia-DnElo; internet; diunduh pada 08 Mei 2018

Page 47: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

37

Udara Republik Indonesia, Suryadi Suryadarma untuk menyerahkan pesawat

tersebut kepada Menteri Pertahanan Myanmar, U Win. Selain itu, Indonesia juga

melakukan pemberian karyawan darat serta material darat dari Indonesian

Airways di Myanmar untuk melengkapi pesawat RI-007 tersebut. Dengan

demikian, pesawat RI-007 menjadi simbol persahabatan antara Indonesia dan

Myanmar.61

Indonesia dan Myanmar kemudian saling mendukung dalam diadakannya

konferensi Asia-Afrika. Indonesia dan Myanmar merupakan dua dari lima negara

yang sempat mengikuti konferensi Kolombo pada tahun 1954. Kelima negara ini

kemudian memprakarsai digelarnya konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955 yang

bertujuan untuk mengembangkan solidaritas antara negara-negara Asia-Afrika

serta mendukung kemerdekaan negara-negara tersebut dari jeratan imperialisme

serta kolonialisme. Selain itu, konferensi ini juga membentuk adanya poros non-

blok dalam hubungan internasional diantara blok barat dan timur yang sedang

bersitegang.62

Dalam regional Asia Tenggara, Indonesia dan Myanmar tergabung dalam

Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), Proses bergabungnya Myanmar

ke dalam ASEAN tidak berlangsung secara mulus. Amerika Serikat melakukan

lobby kepada para pemimpin negara-negara ASEAN pada saat itu untuk kembali

mempertimbangkan penerimaan Myanmar ke dalam ASEAN yang

61 Hadi Soewito, Nana N. & Soedarini S, Awal Kedirgantaraan di Indonesia: Perjuangan AURI 1945-1950 (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 212. 62 “The History of The Asian-African Conference”, MKAA, tersedia di http://asianafricanmuseum.org/en/sejarah-konferensi-asia-afrika/; internet; diunduh pada 08 Mei 2018

Page 48: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

38

dilatarbelakangi oleh sifat represif yang ditunjukkan oleh rezim militer di

Myanmar. Ditambah lagi, Aung San Suu Kyi yang pada saat itu merupakan tokoh

perlawanan terhadap pemerintah, mengemukakan bahwa dengan diterimanya

Myanmar ke dalam ASEAN hanya akan membuat rezim semakin opresif.

Meskipun demikian, ASEAN tetap menerima Myanmar sebagai

anggotanya, ini berkat diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia dan Malaysia,

yang merupakan negara ASEAN paling berpengaruh pada saat itu. Indonesia dan

Malaysia mengajukan sebuah filosofi constructive engagement. Filosofi ini

memiliki arti tidak mencampuri urusan dalam negeri dari negara lain, serta lebih

mengunggulkan kerjasama antar negara di bidang ekonomi dibandingkan dalam

bidang politik dan penegakkan Hak Asasi Manusia. Dengan demikian, Myanmar

berhasil menjadi salah satu anggota ASEAN bersamaan dengan bergabungnya

Laos pada tahun 1997.63

Pada tahun yang sama, tokoh besar Myanmar, Jenderal Ne Win

mengadakan kunjungan ke Indonesia atas undangan Presiden Soeharto. Jenderal

Ne Win datang bersama anak, menantu, dan seorang cucunya. Di dalam undangan

ini, Presiden Soeharto menggelar jamuan makan malam bagi Ne Win dan

rombongan. Kemudian, mantan pemimpin Myanmar ini juga diajak untuk

63 Seth Mydans, Southeast Asia Bloc Admit Burmese and Two Others, New York Times, 1 Juni 1997; tersedia di https://www.nytimes.com/1997/06/01/world/southeast-asia-bloc-admits-burmese-and-two-others.html; internet; diunduh pada 08 Mei 2018

Page 49: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

39

melakukan ziarah ke makam Ibu Tien yang merupakan istri dari Presiden

Soeharto.64

Kedekatan Indonesia dan Myanmar terus terjalin dengan diadakannya

berbagai kunjungan serta kerjasama di berbagai bidang. Pemimpin dari kedua

negara senantiasa melakukan kunjungan kenegaraan antara satu sama lainnya.

Pada tahun 2013, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono melakukan

kunjungan kenegaraan ke Myanmar untuk bertemu dengan pemimpin Myanmar,

Thein Sein. Dalam kunjungan ini, dibahas tentang penguatan hubungan bilateral

antara kedua negara.65 Sebelumnya, Presiden Thein Sein juga melakukan

kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 2011 untuk memperkenalkan dirinya

sebagai Presiden Myanmar yang baru dan membahas peluang kerjasama antara

Indonesia dan Myanmar di bidang politik keaamanan, ekonomi, kekonsuleran,

perikanan, dan sosial budaya.66

Pada 2017, Indonesia menawarkan kerjasama di bidang penanggulangan

terorisme dengan Myanmar. Menurut Menkopolhukam (Menteri Koordinator

Bidang Politik dan Keamanan) Wiranto, negara-negara seperti Indonesia dan

Myanmar sangat rentan untuk dijadikan sasaran terorisme. Oleh karena itu,

penanggulangan terhadap terorisme harus dilakukan dengan metode kerjasama di

64 Robert Taylor, General Ne Win: A Political Biography, (Singapura: ISEAS Publishing, 2015), 535. 65 SBY to Visit Singapore, Myanmar, Brunei, JakartaGlobe, 19 April 2013; tersedia di http://jakartaglobe.id/news/sby-to-visit-singapore-myanmar-brunei/; internet; diunduh pada 08 Mei 2018 66 Kunjungan Kenegaraan Presiden Republik Uni Myanmar; U Thein Sein ke Indonesia, Kemlu RI, 04 Mei 2011; tersedia di https://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/Pages/Kunjungan-Kenegaraan-Presiden-Republik-Uni-Myanmar-U-Thein-Sein-ke-Indonesia.aspx; internet; diunduh pada 08 Mei 2018

Page 50: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

40

bidang regional dan internasional. Menanggapi hal tersebut, Myanmar setuju

untuk dilakukannya kerjasama penanggulangan terorisme dengan Indonesia.67

B. Kebijakan Indonesia dalam Persoalan Kemanusiaan

Salah satu permasalahan terbesar di dunia adalah maraknya pelanggaran

Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh berbagai entitas, baik perorangan,

berkelompok, atau bahkan negara. Dalam menghadapi permasalahan-

permasalahan di bidang kemanusiaan, Indonesia memiliki perhatiannya tersendiri.

Dalam penyelenggaraan negara, Indonesia berpegang teguh kepada penegakan

Hak Asasi Manusia, seperti yang dituangkan di dalam Undang Undang Dasar

Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 28A sampai dengan 28J. Pemerintah

Indonesia sebagai penyelenggara negara menjamin Hak Asasi Manusia dari tiap

warga negaranya, seperti yang dituliskan dalam pasal 28I ayat 4 yang berbunyi

“Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia

adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.”

Atas dasar ini perhatian serta kepedulian yang tinggi kepada perlindungan,

pemajuan, penegakan, dan pemenuhan Hak Asasi Manusia, Indonesia seringkali

turut andil dalam penanggulangan krisis kemanusiaan yang terjadi di berbagai

belahan dunia seperti yang terjadi di Palestina, Suriah, serta di Myanmar.

67 Heru Purwanto, Indonesia Offers Cooperation on Counter-Terrorism to Myanmar, Antaranews, 06 Desember 2017; tersedia di https://en.antaranews.com/news/113718/indonesia-offers-cooperation-on-counter-terrorism-to-myanmar; internet; diunduh pada 08 Mei 2018

Page 51: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

41

Isu kemanusiaan di Palestina telah menjadi salah satu fokus utama bagi

politik luar negeri Indonesia. Hubungan Indonesia dan Palestina sudah sangat erat

sejak awal kemerdekaan Indonesia. Kedekatan ini lahir dari dukungan Palestina

kepada Indonesia disaat awal kemerdekaan Indonesia yang dikemukakan oleh

mufti Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini.68 Hubungan kedua negara

terus membaik seiring berjalannya waktu, pergantian kepemimpinan di Indonesia

pun tak mempengaruhi kedekatan antara kedua negara ini.

Indonesia bukanlah negara yang tidak tahu terima kasih, untuk

mengekspresikan persahabatannya dengan Palestina, Indonesia tidak pernah

menjalin hubungan diplomatik secara resmi dengan Israel yang dianggap sebagai

penjajah tanah Palestina. Bahkan, pada 2016 Indonesia menolak penawaran dari

Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, untuk membuka hubungan

diplomatik secara resmi dan tetap pada posisinya untuk mendukung kemerdekaan

Palestina.69

Politik luar negeri Israel senantiasa menimbulkan krisis kemanusiaan

dengan melanggar Hak Asasi Manusia dari warga Palestina seperti jatuhnya

korban jiwa dalam serangan-serangan militer Israel terhadap warga sipil, atau

keterbatasan persediaan makanan bagi warga Palestina. Hal ini menimbulkan

reaksi yang keras dari Indonesia sebagai negara sahabat. Selain mengutuk

68 Rufki Ade Vinanda, Jadi Negara Pertama yang Akui Kemerdekaan RI, Indonesia Tak Gentar Bela Palestina, Okezone, 17 Desember 2017; tersedia di https://news.okezone.com/read/2017/12/17/18/1831562/jadi-negara-pertama-yang-akui-kemerdekaan-ri-indonesia-tak-gentar-bela-palestina; internet; diunduh pada 08 Mei 2018 69 Indonesia Rejects Israel’s Latest Call for Bilateral Relations, The Jakarta Post, 31 Maret 2016; tersedia di http://www.thejakartapost.com/news/2016/03/31/indonesia-rejects-israels-latest-call-for-bilateral-relations.html; internet; diunduh pada 08 Mei 2018

Page 52: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

42

terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia oleh Israel, Indonesia juga mendukung

serta memberi bantuan kepada warga Palestina baik secara langsung maupun

dengan melakukan diplomasi di tingkat internasional.

Bantuan langsung oleh Indonesia kepada Palestina salah satunya

dilaksanakan oleh organisasi-organisasi kemanusiaan seperti ACT (Aksi Cepat

Tanggap) yang memiliki program-program di berbagai bidang seperti pendidikan,

ekonomi, kesehatan, dan sosial untuk membantu meringankan penderitaan

masyarakat Palestina.70 Selain itu, berkat sumbangan dari masyarakat Indonesia,

telah berdiri tegak sebuah rumah sakit yang dinamakan Indonesian Hospital atau

rumah sakit Indonesia. Rumah sakit ini sangat membantu masyarakat Palestina

terutama di wilayah utara Gaza. Dengan kapabilitas yang dimilikinya, rumah sakit

ini dapat memberikan layanan-layanan yang tidak dapat disediakan oleh rumah

sakit lainnya seperti operasi syaraf, pemindaian CT serta MRI.71

Selain memberikan bantuan secara langsung kepada Palestina, Indonesia

juga memberikan dukungan kepada kemerdekaan Palestina dan demi

terselesaikannya pelanggaran Hak Asasi Manusia di Palestina dengan jalan

diplomasi dalam politik luar negerinya. Indonesia selalu aktif dalam menyuarakan

kemerdekaan Palestina di berbagai kesempatan serta di berbagai forum seperti

PBB dan OKI. Forum OKI dimanfaatkan oleh Indonesia untuk berdiplomasi

70 Tentang Palestina, ACT; tersedia di https://act.id/palestina/; internet; diunduh pada 09 Mei 2018 71 Rami Almeghari, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Bentuk Persahabatan Indonesia – Palestina, KBR, 04 September 2017; tersedia di http://kbr.id/indonesia/09-2017/rumah_sakit_indonesia_di_gaza_bentuk_persahabatan_indonesia_palestina_/92154.html; internet; diunduh pada 09 Mei 2018.

Page 53: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

43

karena didalamnya terdapat banyak negara-negara muslim yang dapat lebih

mendengar dan ikut mendukung Palestina dalam mencapai kemerdekaannya.

Indonesia mengimplementasikan dukungannya terhadap Palestina dengan

menggelar KTT Luar Biasa OKI tahun 2016 yang dilaksanakan di Jakarta. KTT

tersebut menghasilkan Jakarta Declaration yang isinya kesepakatan negara

anggota untuk bersatu dalam menyelesaikan okupasi Israel atas Palestina serta

senantiasa memberikan dukungan kepada kemerdekaan Palestina.72

Selain Palestina, Indonesia juga menaruh perhatian besar terhadap krisis

kemanusiaan yang terjadi di Suriah. Mirip dengan krisis kemanusiaan di Palestina,

Suriah merupakan tempat berkecamuknya perang. Dalam hal ini, perang terjadi

antara pemerintah dan pemberontak. Dari konflik ini, jatuhlah korban yang

kehilangan nyawa ataupun tempat tinggalnya. Inilah yang menjadi fokus dari

Indonesia.

Pemerintah Indonesia memberikan bantuan berupa uang senilai 500 ribu

dollar Amerika Serikat untuk penanggulangan masalah kemanusiaan di Suriah.

Komitmen Indonesia untuk memberikan bantuan ini disuarakan dalam Second

International Humanitarian Pledging Conference for Syria yang digelar di

Kuwait pada 2014.73 Organisasi non-pemerintah dari Indonesia, seperti ACT dan

Dompet Dhuafa ikut memberikan bantuan kepada masyarakat Suriah. ACT

menjalin kerjasama dengan organisasi non-pemerintah dari Turki, IHH (İnsan

72 Jakarta Declaration on Palestina and Al-Quds Al-Sharif, OIC, 07 Maret 2016; tersedia di https://www.oic-oci.org/docdown/?docID=17&refID=6; internet; diunduh pada 09 Mei 2018 73 Indonesia Donated USD 500 Thousand of Humanitarian Aids to Syria, Kemlu RI, 17 Januari 2014; tersedia di https://www.kemlu.go.id/en/berita/Pages/Indonesia-Donated-USD-500-thousand-of-Humanitarian-Aids-to-Syria.aspx; internet; diunduh pada 09 Mei 2018

Page 54: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

44

Hak ve Hürriyetleri) untuk mewujudkan pembangunan pabrik roti serta tenda bagi

para pengungsi Suriah.74 Sementara itu, Dompet Dhuafa bersama MER-C

(Medical Emergency Rescue Committee) memberikan sumbangan berupa dua

buah ambulans yang diserahkan secara resmi oleh Kedutaan Besar Republik

Indonesia di Damaskus pada 2017.75 Catatan: salah satu fungsi perwakilan RI di

luar negeri adalah meningkatkan hubungan dan kerjasama dibidang ekonomi,

sosial budaha, ilmu pengetahuan dan teknologi dengan negara akreditasi (negara

penerima).

Selain memberikan bantuan langsung seperti yang disebutkan diatas,

pemerintah Indonesia juga menempuh cara-cara diplomasi dengan

mengimplementasikan kebijakan luar negerinya untuk mengakhiri konflik serta

krisis kemanusiaan yang terjadi di Suriah. Dalam pergaulan internasional,

Indonesia aktif dalam menyuarakan perdamaian di Suriah, seperti yang dilakukan

Indonesia pada 2014. Setelah pertemuannya dengan Menlu Sudan, Ali Ahmed

Karti, Menlu Indonesia, Marty Natalegawa mengemukakan pidato tentang

kekerasan di Suriah, ia berkata: “Principally, we agreed that violence must be

stopped now. Now, not tomorrow, or the day after tomorrow, because enough

blood has been shed, there have been enough people who have suffered,”76 Ini

74 A Great Support from Indonesia to Syria, IHH, 03 Januari 2017; tersedia di https://www.ihh.org.tr/en/news/a-great-support-from-indonesia-to-syria; internet; diunduh pada 09 Mei 2018 75 Natalia Santi, Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah, Tempo.co, 28 Juli 2017; tersedia di https://dunia.tempo.co/read/895315/indonesia-menyerahkan-ambulans-bantuan-untuk-suriah; internet; diunduh pada 09 mei 2018 76 Ella Syafputri, Indonesia Urges All Parties in Syria to End Violence, Antaranews, 25 Februari 2012; tersedia di https://en.antaranews.com/news/80134/indonesia-urges-all-parties-in-syria-to-end-violence; internet; diunduh pada 09 Mei 2018

Page 55: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

45

menyiratkan kepedulian serta perhatian Indonesia terhadap krisis kemanusiaan di

Suriah.

C. Isolasi Myanmar dan Perumusan Kebijakan Luar Negeri Myanmar

Dibawah kekuasaan rezim militer, Myanmar mengalami isolasi dari dunia

internasional. Tertutupnya Myanmar dalam bidang politik, ekonomi, serta budaya

ini diakibatkan oleh hal-hal yang datang dari internal serta eksternal negara.

Maksudnya, isolasi Myanmar merupakan kemauan dari Myanmar itu sendiri,

kemudian ditambahkan lagi dengan adanya isolasi yang dilakukan oleh negara

lain dalam bentuk sanksi-sanksi ekonomi. Isolasi ini berlangsung selama 50 tahun

dan berubah ketika Myanmar terlepas dari rezim militer.

Pada masa perang dingin, Myanmar sengaja mengisolasi dirinya dari dunia

internasional, terutama dunia barat karena memiliki ketakutan-ketakutan

tersendiri. Karena posisinya yang cukup strategis, Myanmar takut negaranya akan

menjadi medan perang antara Amerika Serikat, China, dan Uni Soviet yang pada

saat itu tengah bersitegang. Selain itu, ketakutan Myanmar akan terpengaruhnya

budaya lokal oleh budaya barat juga menjadi salah satu alasan Myanmar

menghindari masuknya pengaruh-pengaruh asing ke dalam negaranya.77

77 Verdinand Robertua, Myanmar: From Isolation to Leader, The Jakarta Post, 14 November 2013; tersedia di http://www.thejakartapost.com/news/2013/11/14/myanmar-from-isolation-leader.html; internet; diunduh pada 10 Mei 2018

Page 56: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

46

Amerika Serikat serta Uni Eropa memberlakukan sanksi kepada

Myanmar. Sanksi ini merupakan langkah Amerika Serikat dan Uni Eropa dalam

merespon maraknya pelanggaran Hak Asasi Manusia di Myanmar pada masa

kekuasaan rezim militer. Amerika Serikat sebagai negara yang memiliki perhatian

besar terhadap Hak Asasi Manusia melihat besarnya pelanggaran HAM di

Myanmar. Untuk itu, Amerika Serikat memberlakukan sanksi-sanksi dalam

berbagai bentuk sejak 2003, sanksi terhadap Myanmar yang pertama langsung

ditandatangani oleh Presiden George W. Bush.78

Sanksi Amerika Serikat terhadap Myanmar diberlakukan dengan cara

membatasi visa bagi Myanmar untuk memasuki Amerika Serikat, pelarangan

transaksi keuangan dengan Myanmar, pembekuan aset yang dimiliki oleh warga

negara Myanmar, serta pelarangan impor barang dari Myanmar. Selain itu,

Amerika Serikat juga melarang penanaman investasi di Myanmar serta menarik

diri dari program donasi yang ditujukan kepada Myanmar.79 Sanksi-sanksi ini

merupakan sanksi Amerika Serikat kepada Myanmar di bidang ekonomi. Dengan

demikian, Myanmar tidak dapat melaksanakan perdagangan dan aktifitas ekonomi

lainnya dengan Amerika Serikat. Sanksi ini cukup mempengaruhi Myanmar,

mengingat Amerika Serikat merupakan salah satu negara dengan ekonomi terkuat.

78 Uli Kozok, "Timeline: US-Burma/Myanmar Relations", Contemporary Southeast Asia: A Journal of International and Strategic Affairs ISEAS–Yusof Ishak Institute, Volume 32, Number 3, page 434-436, December 2010 [jurnal on-line]; tersedia di https://muse.jhu.edu/article/412811/pdf; Internet; diunduh pada 22 Mei 2018. 79 Michael F. Martin. 2012. “U.S. Sanctions on Burma” CRS Report for Congress, 35.

Page 57: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

47

Selain Amerika Serikat, Uni Eropa juga memantau berjalannya

pelanggaran Hak Asasi Manusia di Myanmar. Untuk itu, Uni Eropa merespon

dengan turut memberikan sanksi terhadap Myanmar. Sejak 1996, Uni Eropa

memberlakukan sanksi berupa pelarangan visa bagi orang-orang yang terkait

dengan rezim militer di Myanmar, pembekuan aset yang dimiliki oleh orang-

orang tersebut, serta menghentikan segala macam bantuan kemanusiaan untuk

Myanmar.80 Selain itu, sanksi Uni Eropa terhadap Myanmar juga meliputi

pemberlakuan embargo senjata serta pada tahun 2000,81 diperluas dengan

embargo peralatan yang dapat digunakan sebagai alat penindasan terhadap

rakyat.82 Uni Eropa memiliki daftar khusus atas peralatan ini. Peralatan tersebut

meliputi senjata api, bahan peledak, kendaraan anti huru-hara, alat pelindung diri

(body armor), pisau komando, dan lain sebagainya.83

Meskipun sedang berada di dalam embargo serta mendapatkan sanksi dari

negara-negara barat, Myanmar tetap dapat bertahan dengan menjalin hubungan

dengan negara-negara non-barat seperti China dan Rusia. Kebijakan ini ditempuh

untuk memenuhi kebutuhan negara dalam bidang ekonomi dan persenjataan.

Dalam bidang investasi, China merupakan investor yang banyak melakukan

investasi di Myanmar. China memiliki minat yang besar terhadap sektor minyak

80 Overview of Burma Sanctions, BBC, 18 Desember 2009; tersedia di http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/8195956.stm; internet; diunduh pada 12 Mei 2018 81 EU Sanctions Map, European Union; tersedia di https://www.sanctionsmap.eu/#/main/details/8/?search=%7B%22value%22:%22%22,%22searchType%22:%7B%7D%7D; internet; diunduh pada 12 Mei 2018 82 Anais Tamen, “ The European Union’s Sanctions Related to Human Rights: The Case of Burma/Myanmar” Universite Libre de Bruxelle, 51. 83 List of Equipment Which Might be Used for Internal Repression, European Union; tersedia di https://admin.sanctionsmap.eu/files/ai4cl3v3zloim21101zq4ohsf/list-of-equipment-which-might-be-used-for-internal-repressioon.pdf; internet; diunduh pada 12 Mei 2018

Page 58: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

48

bumi dan gas serta pertambangan mineral di Myanmar. Ini mendatangkan

keuntungan kepada Myanmar karena investasi yang masuk ke negaranya, namun

memberi keuntungan juga kepada China, karena bagi China, Myanmar merupakan

sumber material mentah bagi industrinya. Selain itu, Myanmar juga merupakan

tujuan pemasaran barang-barang impor dari China.84

Dalam bidang pertahanan, Myanmar juga mengandalkan China sebagai

penyalur senjata serta alutsista bagi negaranya. Kerjasama militer antara China

dan Myanmar terjadi untuk pertama kalinya pada 1989, saat ditandatanganinya

pembelian persenjataan untuk angkatan bersenjata Myanmar yang bernilai 1,4

milyar Dollar Amerika Serikat. Kemudian, pada 1994, berawal dari kunjungan

petinggi militer Myanmar, Jenderal Maung Aye ke China, terwujud kerjasama

militer yang berkelanjutan antara China dan Myanmar. China setuju untuk

melakukan pelatihan kepada staf angkatan laut dan angkatan udara Myanmar,

memberikan pinjaman tanpa bunga serta kredit untuk pembelian senjata dari

China.85

Selain memiliki kerjasama dengan China, Myanmar juga menjalin

kerjasama dengan Rusia. Berbeda dengan Amerika Serikat serta negara-negara

barat di Uni Eropa, Rusia tidak memberikan sanksi terhadap Myanmar.

Perusahaan Rusia tetap dapat berinvestasi di Myanmar. Seperti China, Rusia ikut

berinvestasi pada sektor minyak di Myanmar, yang diwakili oleh perusahaan

84 Maung Aung Myoe. “Myanmar’s China Policy since 2011: Determinants and Directions”, Journal of Current Southeast Asian Affairs, 34, 2, 21–54. Hal. 27 85 Poon Kim Shee, “The Political Economy of China-Myanmar Relations: Strategic and Economic Dimensions”, Ritsumeikan Annual Review of International Studies, 2002 Vol. 1 pp. 33-53, hal. 26-37

Page 59: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

49

minyaknyanya, Bashneft International B.v. yang melakukan pengelolaan minyak

di daerah Central Burma Basin.86

Dalam hal militer dan pertahanan, Myanmar juga melakukan kerjasama

dengan Rusia. Pada 2016, Myanmar mengadakan kesepakatan dengan Rusia

untuk mengadakan kerjasama militer dalam bentuk pengembangan kemitraan,

penguatan kinerja angkatan bersenjata, serta meningkatkan komunikasi antara

keduanya di bidang militer.87 Selain itu, kerjasama militer antara kedua negara

juga dilengkapi dengan adanya jual beli alutsista seperti yang terjadi pada 2016.

Myanmar membeli tiga buah jet latih tempur buatan Rusia, Yak-130 yang

menjadikannya negara keempat pengimpor pesawat tersebut setelah Aljazair,

Bangladesh, dan Belarus.88

86 Lutz-Auraz, Lutmila. 2015. Russia and Myanmar – Friends in Need?”. Journal of Current Southeast Asian Affairs, 32, 2, 165-198. Hal. 179 87 Russian Defense Minister Points to Russia-Myanmar Developing Military Cooperation, TASS, 20 Januari 2016; tersedia di http://tass.com/defense/986024; internet; diunduh pada 12 Mei 2018 88 Prashanth Parameswaran, Russia May Delive New Fighter Jets to Myanmar by End of 2016, The Diplomat, 27 April 2016; tersedia di https://thediplomat.com/2016/04/russia-may-deliver-new-fighter-jets-to-myanmar-by-end-of-2016/; internet; diunduh pada 12 Mei 2018

Page 60: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

50

BAB IV

ANALISA KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA DALAM

MEMBANTU UPAYA PENYELESAIAN KRISIS ROHINGYA

A. Pemberian Bantuan Kepada Masyarakat Rohingya

Dalam sebuah krisis kemanusiaan yang menjatuhkan banyak korban,

dibutuhkan adanya bantuan-bantuan yang dapat meringankan penderitaan dari

para korban tersebut. Biasanya, negara-negara yang memiliki perhatian terhadap

persoalan kemanusiaan akan mengirimkan berbagai macam bantuan seperti bahan

makanan, pakaian, dan lain sebagainya. Dalam krisis kemanusiaan yang terjadi di

Rohingya, Indonesia turut memberikan bantuan langsung yang dilakukan baik

oleh pemerintah Indonesia maupun lembaga-lembaga lain yang bergerak di

bidang kemanusiaan.

Sebagai negara yang memberikan perhatian kepada kemanusiaan, Indonesia

melihat krisis kemanusiaan di Myanmar sebagai sebuah hal yang tidak bisa luput

dari fokus kebijakan luar negerinya, yang prinsip dasarnya terdapat dalam UUD

1945 yakni; “...ikut serta mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Untuk itu, Indonesia turut

serta dalam penaggulangan serta penyelesaian krisis ini. Komunikasi Indonesia

dengan pemerintah Myanmar menyebabkan Indonesia menjadi negara pertama

yang diizinkan untuk masuk ke wilayah Myanmar dan mendistribusikan bantuan

Page 61: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

51

kepada etnis Rohingya yang menjadi korban dalam insiden yang terjadi pada

tahun 2017.89

Bantuan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia untuk Etnis Rohingya

mencapai berat 50 ton. Bantuan tersebut terdiri atas makanan, selimut, tempat

penampungan air, serta tenda untuk menampung para pengungsi yang lari dari

kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar.90 Kemudian, bantuan terus

ditambahkan hingga mencapai 74 ton.91 Selain itu, Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia juga ikut mengirimkan bantuan berupa 1 ton obat-obatan bagi

para pengungsi di perbatasan Bangladesh-Myanmar yang terluka maupun terkena

penyakit.92

Selain pemerintah Indonesia, lembaga-lembaga swadaya masyarakat di

Indonesia juga mengirimkan berbagai bantuan kepada masyarakat Rohingya. Dua

LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) di Indonesia yang terbilang aktif dalam

memberikan perhatian kepada krisis Rohingya adalah ACT (Aksi Cepat Tanggap)

dan Dompet Dhuafa. Kedua lembaga ini bahkan menjadikan Rohingya sebagai

salah satu fokus utama dalam kinerjanya sebagai lembaga yang bergerak di

89 Sheany, Indonesia Has Power to Resolve Rohingya Crisis in Myanmar: Amnesty International, JakartaGlobe, 22 November 2017, tersedia di http://jakartaglobe.id/news/indonesia-power-help-resolve-rohingya-crisis-myanmar-amnesty-international/; internet; diunduh pada 09 Mei 2018 90 Amirullah Suhada, Indonesia’s Aid for Rohingya Refugees Reach 54 Tons, Tempo.co, 17 September 2017; tersedia di https://en.tempo.co/read/news/2017/09/17/074909901/Indonesias-Aid-for-Rohingya-Refugees-Reach-54-Tons; internet; diunduh pada 10 Mei 2018 91 Rina Ayu, 8 Kali Pengiriman, 74 Ton Bantuan Indonesia untuk Rohingya Tiba di Bangladesh, Tribunnews.com, 18 September 2017; tersedia di http://www.tribunnews.com/nasional/2017/09/18/8-kali-pengiriman-74-ton-bantuan-indonesia-untuk-rohingya-tiba-di-bangladesh; internet; diunduh pada 10 mei 2018 92 Indonesian Gov’t Continues to Send Humanitarian Aid for Rohingya, Setkab RI, 21 September 2017; tersedia di http://setkab.go.id/en/indonesian-govt-continues-to-send-humanitarian-aid-for-rohingya/; internet; diunduh pada 10 Mei 2018

Page 62: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

52

bidang kemanusiaan dengan aktif menggalang dana dari masyarakat Indonesia

untuk kemudian didistribusikan kepada para korban krisis Rohingya yang

membutuhkan.

Dalam situs resminya, ACT menyematkan nama Rohingya dalam kolom

Global bersamaan dengan Palestina dan Suriah, sebuah hal yang menandakan

bahwa ACT melihat krisis kemanusiaan ini sangat penting dengan

menyamakannya dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina dan Suriah,

yang sama-sama telah menelan banyak korban. Untuk membantu para pengungsi

Rohingya, ACT mengirimkan tim medis untuk membantu para pengungsi

Rohingya yang sakit dan untuk meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat

Rohingya yang berada di kamp Kutupalong, Cox’s Bazaar, Bangladesh. Program

ini kemudian meluas dengan ikutsertanya relawan-relawan kesehatan lokal

bersama ACT dalam melakukan pelayanan kesehatan gratis untuk para pengungsi

Rohingya.93

Selain memberikan bantuan kesehatan, ACT juga memberikan bantuan

berupa bahan makanan kepada para pengungsi, seperti yang dilakukan pada

Februari 2017, pada saat itu dikirimkan 600 karung beras atau sekitar 50 ton beras

untuk pengungsi Rohingya yang berada di Kamp Kutupalong.94 Disamping itu,

saat memasuki musim dingin, ACT juga mendistribusikan bantuan berupa baju

93 Muhajir Arif Rahmani, Hampir Setahun Tim Medis ACT Layani Pengungsi Rohingya, ACT, 08 Mei 2018, tersedia di https://act.id/news/detail/hampir-setahun-tim-medis-act-layani-pengungsi-rohingya; internet; diunduh pada 22 Mei 2018 94 Dyah Sulistyowati, Beras Kapal Kemanusiaan Jangkau Kamp 17 Kutupalong, ACT, 17 Februari 2018, tersedia di https://act.id/news/detail/beras-kapal-kemanusiaan-jangkau-kamp-17-kutupalong; internet; diunduh pada 22 Mei 2018

Page 63: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

53

hangat, selimut terpal, matras, dan alat masak kepada para pengungsi yang berada

di Kamp Unchiprang dan Shamlapur yang diterima oleh 1500 keluarga.95

Di samping itu, LSM Dompet Dhuafa juga menaruh perhatian yang besar

kepada pengungsi Rohingya. Sama seperti ACT, Dompet Dhuafa juga

memberikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada para pengungsi Rohingya

di Bangladesh. Selain itu, kedepannya, Dompet Dhuafa memiliki visi untuk

mengembangkan program bantuan kepada pengungsi Rohingya dalam bentuk

distribusi logistik, shelter (tempat berlindung), serta pendidikan.96 Bersama

dengan lembaga-lembaga kemanusiaan Indonesia yang lain, Dompet Dhuafa

tergabung dalam Aliansi Kemanusiaan Indonesia Myanmar (AKIM). AKIM

bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia untuk

memberikan bantuan secara permanen kepada korban krisis kemanusiaan di

Myanmar.97

Bantuan-bantuan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia terhadap Etnis

Rohingya di Myanmar termasuk model penanganan situasi konflik kategori short

term, tidak hanya sampai sebatas itu, untuk kategori long term pemerintah

Indonesia Indonesia membangun rumah sakit di Myaung Bwe di atas lahan seluas

empat ribu meter persegi sebagai bentuk bantuan kesehatan jangka panjang bagi

95 Dyah Sulistyowati, Memasuki Musim Dingin, Bantuan Logistik ACT Kembali Sapa Rohingya, ACT, 22 Desember 2017, tersedia di https://act.id/news/detail/memasuki-musim-dingin-bantuan-logistik-act-kembali-sapa-rohingya; internet; diunduh pada 22 Mei 2018 96 Sonya Michaella, Dompet Dhuafa Siapkan Bantuan Jangka Panjang untuk Rohingya, metro tv news, 18 Oktober 2017, tersedia di http://www.metrotvnews.com/cards/4193-rohingya/Dkq3WVnN-dompet-dhuafa-siapkan-bantuan-jangka-panjang-untuk-rohingya; internet; diunduh pada 22 Mei 2018 97 Langkah Panjang untuk Hadirkan damai di Rohingya, Dompet Dhuafa, Jumat September 2017, tersedia di https://www.dompetdhuafa.org/post/detail/8243/langkah-panjang-untuk-hadirkan-damai-di-rohingya; diunduh pada 22 Mei 2018

Page 64: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

54

masyarakat Rohingya.98 Rumah sakit ini adalah manifestasi dari kontribusi

Indonesia kepada rakyat Rakhine.

Meskipun lembaga-lembaga kemanusiaan ini menyalurkan banyak

bantuan kepada pengungsi Rohingya, namun lembaga-lembaga ini tetap

mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam hal ini

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia. Dalam Kebijakan Umum

Indonesia, khususnya menyangkut hubungan dan kerjasama luar negeri, Kemlu

berperan sebagai inisiator, negosiator, kordinator dan fasilitator.99 Hal ini

dikarenakan oleh jalan masuk bagi bantuan-bantuan tersebut benar-benar dijaga

ketat dan hanya pemerintah Indonesia yang dapat membantu memuluskan

jalannya pengiriman bantuan lewat negosiasi-negosiasi secara government to

government dengan negara-negara terkait seperti Myanmar serta Bangladesh yang

merupakan negara tujuan mayoritas pengungsi. Seperti yang dilakukan oleh

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia pada kunjungannya ke Myanmar pada

2017 untuk bertemu pemimpin Myanmar dalam rangka membahas persoalan

Rohingya.100

98 Kementerian Luar Negeri Indonesia, "Embassy News-Construction of Indonesian Hospital in Rakhine State Begins" kemlu.go.id, 20 November 2017, tersedia di https://www.kemlu.go.id/en/berita/berita-perwakilan/Pages/Construction-of-Indonesian-Hospital-in-Rakhine-State-Begins.aspx; internet; diunduh pada 22 Mei 2017 99 Kementerian Luar Negeri Indonesia, "Tujuan Kementerian Luar Negeri", Landasan, Visi dan Misi

Polugri; tersedia di https://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/landasan-visi-misi-polugri/Pages/Tujuan-Kementerian-Luar-Negeri.aspx; Internet; diunduh pada 22 Mei 2018. 100 Ray Jordan, Bantuan Kemanusiaan RI untuk Rohingya tiba di Yangon Myanmar, detiknews, 22 September 2017, tersedia di https://news.detik.com/berita/d-3653125/bantuan-kemanusiaan-ri-untuk-rohingya-tiba-di-yangon-myanmar; diunduh pada 22 Mei 2018

Page 65: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

55

Di samping mengirimkan bantuan fisik yang jumlahnya terbilang banyak,

Indonesia yang diwakili oleh pemerintahnya, juga melakukan diplomasi yang

intensif dengan Myanmar untuk membantu menyelesaikan krisis kemanusiaan

yang melibatkan etnis Rohingya. Pada 2017, Menteri Luar Negeri Republik

Indonesia, Retno L.P. Marsudi bertemu dengan Konselor Myanmar, Aung San

Suu Kyi, untuk membahas tentang solusi bagi krisis kemanusiaan di Myanmar.

Pada kesempatan ini, Menlu Indonesia menyampaikan perhatian rakyat Indonesia

kepada krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar, serta kesediaan Indonesia

untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. Dalam pertemuan ini, Menlu

Indonesia menyampaikan usulan bagi penyelesaian masalah kemanusiaan di

Myanmar yang dinamakan Formula 4+1 yang terdiri atas:

1. Mengembalikan stabilitas dan keamanan

2. Melakukan pengendalian diri dan tidak menggunakan kekerasan

3. Melindungi semua orang yang menetap di Rakhine, tanpa melihat

latar belakang etnis maupun agama

4. Membuka akses bagi bantuan kemanusiaan secepatnya.

Keempat elemen ini dilengkapi dengan elemen terakhir yakni pentingnya untuk

melaksanakan rekomendasi dari Advisory Commission on Rakhine State untuk

mewujudkan kedamaian di Rakhine.101

101 Foreign Minister Presents the 4+1 Formula Proposal to the Myanmar State Counsellor, Kemlu RI, 04 September 2017; tersedia di https://www.kemlu.go.id/en/berita/Pages/Foreign-Minister-Presents-the-41-Formula-Proposal-for-Rakhine-State-to-the-Myanmar-State-Counsellor.aspx; internet; diunduh pada 10 Mei 2018

Page 66: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

56

Pemerintah Indonesia dinilai telah mendapatkan kepercayaan khusus dari

pemerintahan Myanmar untuk dapat membicarakan perihal krisis kemanusiaan

yang melibatkan etnis Rohingya. Diterimanya Menteri Luar Negeri Indonesia oleh

pimpinan tertinggi Myanmar membuktikan hal ini.102 Selain itu, Indonesia juga

merupakan negara yang memiliki akses untuk memberikan bantuan kemanusiaan

untuk etnis Rohingya, seperti yang telah dibahas diatas. Kepercayaan serta

kesempatan yang telah diperoleh Indonesia ini harus dimanfaatkan dengan baik,

dengan terus meningkatkan hubungan diplomatik dengan Myanmar, karena

dengan langkah-langkah diplomatis krisis kemanusiaan ini dapat diselesaikan,

mengingat Myanmar memiliki sejarah tentang pengisolasian diri dari pergaulan

internasional. Dengan demikian, langkah pemutusan hubungan diplomatik malah

justru akan memperparah krisis kemanusiaan yang telah terjadi ini.

Selanjutnya, untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini secara

komprehensif, diperlukan adanya koordinasi yang matang dengan pihak-pihak

yang terkait dan memiliki peran dalam permasalahan ini. Korban dari krisis

kemanusiaan di Myanmar sebagian besar datang ke Bangladesh untuk mencari

perlindungan dari kekerasan yang mereka terima di negaranya. Dipilihnya

Bangladesh sebagai negara tujuan pengungsian adalah karena posisinya yang

berbatasan langsung dengan Myanmar. Dengan demikian, pemerintah Bangladesh

secara otomatis menjadi pihak yang terlibat dalam permasalahan ini karena

negaranya merupakan tujuan dari gelombang pengungsian yang terus berdatangan

102 Kristian Erdianto, Indonesia Menjadi Harapan Penuntasan Konflik Rohingya, KOMPAS.com, 07 September 2017, tersedia di https://nasional.kompas.com/read/2017/09/07/12230271/indonesia-menjadi-harapan-penuntasan-konflik-rohingya; diunduh pada 23 Mei 2018

Page 67: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

57

setiap terjadinya kekerasan terhadap etnis Rohingya. Oleh karena itu, koordinasi

dengan pemerintah Bangladesh harus dilakukan, demi terselesaikannya

permasalahan ini secara komprehensif.

Setelah mengadakan diplomasi dengan Myanmar, pemerintah Indonesia

kemudian mengadakan diplomasi dengan pemerintah Bangladesh, yang

merupakan salah satu pihak yang memiliki keterlibatan dalam permasalahan ini,

walaupun secara tidak langsung. Pada kesempatan tersebut, Menlu Indonesia

bertemu dengan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, serta Menlu

Bangladesh, Abul Hassan Mahmood Ali untuk membicarakan perihal yang sama

seperti pada kunjungan ke Myanmar.103 Dalam diplomasinya ke Bangladesh,

Indonesia menawarkan bantuan untuk meringankan beban pemerintah Bangladesh

dalam penanggulangan masalah pengungsian Rohingya di negaranya.104

Seperti yang disebutkan pada bab sebelumnya, pemerintah Bangladesh

melakukan kebijakan untuk memulangkan pengungsi Rohingya yang datang ke

negaranya. Hal ini dikarenakan oleh sulitnya memenuhi kebutuhan dari pengungsi

Rohingya yang kemudian akan berimbas kepada terbebaninya anggaran negara.

Langkah diplomasi Indonesia kepada pemerintah Bangladesh sudah sangat tepat,

karena dalam diplomasinya, pemerintah Indonesia menawarkan bantuan untuk

meringankan beban pemerintah Bangladesh dalam mengurusi pengungsi

103 Indonesian Foreign Minister to Meet with Bangladesh PM to Discuss Rohingya Issue, Setkab RI, 05 September 2017; tersedia di http://setkab.go.id/en/indonesian-foreign-minister-to-meet-with-bangladesh-pm-to-discuss-rohingya-issue/; internet; diunduh pada 10 Mei 2018 104 Ismira Lutfia, Rohingya Crisis: Indonesia Offers to Ease Bangladesh’s Burden, Arabnews, 08 September 2017; tersedia di http://www.arabnews.com/node/1157686/saudi-arabia; internet; diunduh pada 10 Mei 2018

Page 68: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

58

Rohingya yang berada di wilayahnya. Seperti yang disebutkan sebelumnya, pihak

Indonesia yang diwakili oleh Lembaga Swadaya Masyarakat seperti ACT dan

Dompet Dhuafa telah masuk ke kamp-kamp pengungsian di Bangladesh untuk

memberikan bantuan berupa penyediaan layanan kesehatan dan sebagainya.

Diharapkan kedepannya pemerintah Indonesia dapat memberikan lebih banyak

lagi bantuan kepada pengungsi Rohingya di Bangladesh tersebut.

Keberadaan Indonesia dan Myanmar dalam satu regional yang sama

membuka kesempatan bagi Indonesia untuk dapat menyelesaikan persoalan

kemanusiaan ini dengan diplomasi yang bersifat multilateral. Diplomasi ini dapat

dilakukan melalui ASEAN, yang merupakan organisasi regional bagi negara-

negara di Asia Tenggara. Sebagai salah satu negara berpengaruh di ASEAN,

Indonesia memiliki peluang yang tinggi untuk mengajak negara-negara ASEAN

untuk ikut membantu para pengungsi Rohingya serta melakukan misi-misi

diplomatik untuk membantu menyelesaikan persoalan yang berlarut-larut ini. Ini

merupakan tugas dan tanggung jawab Indonesia untuk berjuang di ASEAN,

dimana selama ini dikenal adanya asas non-intervensi yang selalu dipegang teguh

oleh negara-negara anggotanya. Untuk itu, perlu dibuatkan pengecualian dalam

hal pelanggaran hak-hak asasi manusia.

Page 69: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

59

B. Analisa Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terkait Krisis

Kemanusiaan Rohingya

Pada bagian ini, akan dibahas mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi

bantuan Indonesia dalam membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di

Rohingya. Seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya etnis Rohingya

sedang dalam konflik berkepanjangan dengan pemerintah Myanmar. Diawali

dengan sikap pemerintah Myanmar yang tidak mengakui etnis Rohingya sebagai

warga negara. Kemudian berujung pada aksi pemerintah Myanmar yang

melakukan pengusiran secara masif yang menyebabkan etnis Rohingnya

menderita korban jiwa dan kehilangan tempat tinggal. Hal ini mengundang reaksi

internasional yang mengecam dan mengutuk aksi yang dilakukan pemerintah

Myanmar, tidak terkecuali Indonesia.

Analisa didasarkan pada konsep kebijakan luar negeri, yakni faktor

internal dan eksternal. Dilihat dari faktor domestik dalam konteks dukungan

Indonesia terhadap penyelesaian krisis kemanusiaan Rohingya berkaitan dengan

sejarah panjang Bangsa Indonesia dalam perjuangan yang sama dalam

melepaskan diri dari penjajahan dan penindasan serta pengaruh kepercayaan yang

dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia kepada kebijakan luar negeri Indonesia

terkait Rohingya. Kemudian secara eksternal, Holsti menjelaskan hukum

internasional dan opini dunia (international law and world opinion)

mempengaruhi pengambilan kebijakan luar negeri suatu negara. Bagaimana

negara berusaha mengambil kebijakan yang sekiranya sesuai dengan norma dan

kebiasaan yang telah disepakati oleh komunitas dunia. Dalam hal ini Indonesia

Page 70: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

60

memberikan bantuan tehadap Rohingya merupakan bentuk upaya Indonesia dalam

mengaplikasikan Resolusi PBB.

B.1 Faktor Internal

1) Pembentukan Identitas Indonesia Sebagai Negara Anti Penjajahan

Sejarah merupakan faktor penting pembentukan identitas Indonesia sebagai

negara anti penjajahan. Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia serta peranan

nasional Indonesia pada awal-awal dekade pasca proklamasi lah yang membentuk

identitas Indonesia. Reus Smith menjelaskan bahwa dalam memahami kebiasaan

negara dan aktor lain dalam hubungan internasional diperlukan pemahaman atas

identitas yang menentukan kepentingan dan tindakan yang akan dilakukan.

Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 tidak serta merta

memberikan rasa aman dan masyarakat belum bisa menikmati kemerdekaan

dengan sebaik-baiknya. Agresi militer asing beberapa tahun setelah proklamasi

kemerdekaan menjadi hambatan tersendiri bagi Indonesia dalam membangun tata

kelola pemerintahan yang mandiri. Agresi miiliter terjadi pada 21 Juli 1947

sampai 4 Agustus 1947. Agresi militer ini merupakan pelanggaran Belanda

terhadap perjanjian Linggarjati. Hal ini menyebabkan pengurangan wilayah

Republik Indonesia (RI) di daerah Sumatera dan Jawa.105

105 Adrian Vickers, A History of Modern Indonesia (Cambridge University Press, 2005), 99.

Page 71: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

61

Pendudukan wilayah RI oleh Belanda dilakukan dengan penyebaran tiga

divisi tempur oleh Belanda di Jawa dan tiga brigade tempur di Sumatera dan

berakibat pada pencaplokan wilayah yang luas di Jawa dan Sumatera, dengan

Tentara Nasional Indonesia yang pada saat itu kalah dari segi persenjataan

melakukan perlawanan yang lemah.106 Sejarah Indonesia yang merupakan negara

yang pernah dijajah dan mengalami agresi asing pasca proklamasi kemerdekaan

membentuk pemaknaan bagi Indonesia bahwa Indonesia berada pada posisi

menolak dan berupaya untuk menghapuskan segala bentuk penjajahan dan

penindasan.

Relevansi dengan permasalahan yang dihadapi oleh etnis Rohingya

terletak kepada pengalaman bangsa Indonesia dalam mengalami penindasan oleh

penjajah. Meskipun dalam persoalan Rohingya penindasan tersebut bukan

dilakukan oleh penjajah, namun rasa dan dampak yang ditimbulkan tetaplah sama.

Oleh karena itu, atas dasar pengalaman masa lalu, Indonesia tidak membenarkan

terjadinya penindasan atas etnis Rohingya tersebut.

Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam memiliki dampak

kepada pembuatan kebijakan yang dilakukan oleh negaranya. Atas dasar tersebut,

Indonesia memiliki keharusan untuk membantu dan meringankan beban

masyarakat Rohingya yang juga beragama Islam. Dapat dikatakan jika Indonesia

merasa terpanggil untuk membantu masyarakat Rohingya salah satunya

dikarenakan oleh faktor kepercayaan. Hal ini senada dengan yang dijelaskan oleh

Michael Barnet. Ia mengatakan bahwa faktor sejarah, ide, norma dan kepercayaan

106 Jackson, Modern Military Aircraft om Combat (London: Amber Books, 2008), 23.

Page 72: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

62

mempengaruhi atau melatarbelakangi proses kebijakan luar negeri suatu negara.

Menurutnya, faktor sejarah, ide, norma, dan kepercayaan mengkonstruksi alam

sosial.107 Dalam hal ini, faktor kepercayaan mengkonstruksi alam sosial dari para

perumus kebijakan di Indonesia untuk membuat kebijakan luar negeri untuk

membantu menyelesaikan krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya.

2) Pengaruh Lingkungan Domestik (Jumlah Mayoritas Muslim

Indonesia)

Sebagaimana Marijke Breuning mengemukakan bahwa, para pembuat

kebijakan selalu berada di bawah pengaruh lingkungan domestik dan interasional

dalam perumusan kebijakan luar negeri. Hal ini juga turut mendasari pengambilan

kebijakan Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Agama

memiliki pengaruh dalam politik luar negeri Indonesia di isu-isu tertentu.

Isu-isu eksternal yang berhubungan dengan Islam, terutama yang

mendiskreditkan, baik nilai maupun entitas yang berafiliasi dengannya. Nilai dan

norma Islam yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia menggariskan

persepsi mereka atas realita. Terkait isu-isu pada kalimat sebelum ini, masyarakat

cenderung menjadi reaktif, menyebabkan persepsi individu bertransformasi

menjadi persepsi kolektif - disebabkan oleh kesamaan identitas, dalam hal ini

agama, berujung pada desakan kepada Pemerintah Indonesia untuk mengambil

sikap.

107 Michael Barnett, “Social Constructivism” dalamIn The Globalization of World Politics:

An Introduction to International Relations (Oxford: Oxford University Press, 2008), 155.

Page 73: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

63

Dalam laporan Pew Research, sebuah lembaga riset global, mencatat pada

2010 Indonesia memang menempati urutan teratas sebagai negara dengan

populasi muslim terbesar di Dunia. Pada tahun itu tercatat 209,1 juta jiwa lebih

penduduk Indonesia merupakan muslim (13.1% jumlah populasi muslim dunia

2010).108 Dominasi pemeluk agama Islam Indonesia juga tercermin dalam

komposisi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Presiden,

hingga Wakil Presiden Indonesia. Walaupun para pembuat kebijakan Indonesia

tidak hanya mementingkan satu golongan, namun fakta ini tidak menutup

kemungkinan menggerakkan untuk memberikan atensi terhadap krisis

kemanusiaan Rohingya.

Indonesia juga merupakan rumah bagi organisasi Islam dengan jumlah

keanggotaan terbesar di dunia, yakni Nahdlatul Ulama.109 Menanggapi kasus

pembantaian yang dilakukan oleh tentara Myanmar, Ketua Umum Pengurus Besar

Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siroj mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan

statement atas nama Nahdlatul Ulama terkait pembantaian terhadap muslim

Rohingya bahwa mereka mengutuk keras aksi pembantaian yang terjadi.110

108 Suhendra, "Benarkah RI Negara dengan Penduduk Muslim Terbesar Dunia?" tirto.id, 16 Agustus 2017, tersedia di https://tirto.id/benarkah-ri-negara-dengan-penduduk-muslim-terbesar-dunia-cuGD; internet; diunduh pada 23 Mei 2018 109 Fox, James J, “Currents in Contemporary Islam in Indonesia,” Paper dipaparkan dalam Harvard Asia Vision 21, (Cambridge, 29 April-1 Mei 2004), hlm. 4. 110 Fitri Wulandari, "Ketum PBNU Mengutuk Keras Pembantaian Terhadap Muslim Rohingya" tribunnews, 2 September 2017, tersedia di http://www.tribunnews.com/nasional/2017/09/02/ketum-pbnu-mengutuk-keras-pembantaian-terhadap-muslim-rohingya; internet; diunduh pada 23 Mei 2017

Page 74: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

64

Fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar

juga membuat masyarakat Indonesia merasa simpati atas apa yang menimpa Etnis

Rohingya yang juga beragama Islam. Hal ini ditandai dengan unjuk rasa yang

dilakukan masyarakat Indonesia di depan Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta

Pusat. Massa meminta Myanmar menghentikan aksi kekerasan terhadap warga

Rohingya. Bahkan, perwakilan massa sempat bertemu Dubes Myanmar untuk

menyampaikan aspirasinya.111 Dari berbagai faktor internal yang telah dibahas,

seperti konstitusi Indonesia, jumlah mayoritas muslim, demonstrasi, dan statement

dari organisasi Islam Indonesia, mempengaruhi para pembuat kebijakan dalam

mengeluarkan kebijakan luar negerinya terkait krisis Rohingya.

B.2 Faktor Eksternal

1) Pengaruh Resolusi PBB Dalam Kebijakan Luar Negeri Indonesia

Terkait Krisis Rohingya

Indonesia menghormati hukum internasional yang telah di sepakati secara

universal meskipun terdapat perbedaan kepentingan yang dapat mempengaruhi

persepsi para aktor dalam melihat hukum internasional itu sendiri. Holsti

menyimpulkan hipotesis mengenai relevansi dari norma hukum dalam

menjelaskan pembuatan kebijakan dan aksi;

111 Taufik Fajar, "Demo Rohingya di Jakarta Sempat Memanas, Massa Bakar Bendera Myanmar dan Lempari Polisi" okezone, 6 September 2017, tersedia di https://news.okezone.com/read/2017/09/06/338/1770597/demo-rohingya-di-jakarta-sempat-memanas-massa-bakar-bendera-myanmar-dan-lempari-polisi; internet; diunduh pada 23 Mei 2017

Page 75: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

65

In (a) issue areas involving the conflict of collective interest and core values, and

(b) between states that ordinarily maintain friendly relations, governments will

attempt to organize their acions to make them consistent with legal obligations.

However, perceptions of threat (definition of the situation), the demands of public

opinion, and the personal needs of decision makers may require that legal norms

be violated, or at least interpreted arbitrarily. (Dalam (a) area isu yang melibatkan

konflik kepentingan kolektif dan nilai inti, dan (b) di antara negara yang biasanya

menjaga hubungan baik, pemerintah akan berupaya untuk mengatur aksi mereka

untuk membuat mereka konsisten dengan kewajiban hukum. Namun demikian,

persepsi ancaman (definisi dari situasi), tuntutan opini publik, dan kebutuhan

personal dari pembuat kebijakan mungkin membutuhkan norma hukum dilanggar,

atau setidaknya diinterpretasikan sewenang-wenang).112

Lebih lanjut dijelaskan oleh Karbo bahwa norma mendorong negara untuk

mengambil kebijakan yang dianggap benar. Melalui seperangkat kesepakatan

seperti Resolusi PBB serta dokumen resmi lainnya yang dikeluarkan oleh PBB

dan disepakati bersama, maka Indonesia akan cenderung mengikutinya.

Dalam persoalan krisis kemanusiaan Rohingya, PBB tengah merumuskan

resolusi yang dapat mendesak Myanmar untuk segera menghakhiri kekerasan

yang dilakukannya terhadap etnis Rohingya. Resolusi tersebut akan mengutuk

tindakan kekerasan yang terjadi di Rakhine, baik yang dilakukan oleh pemerintah

maupun yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis Arakan Rohingya Salvation

Army (ARSA). Kemudian, resolusi tersebut mendesak Myanmar untuk membuka

pintu bagi dunia internasional untuk mengirimkan bantuan kepada masyarakat

yang tertindas serta mengizinkan investigator dari PBB untuk masuk dan

menyelidiki keadaan disana.113

112 Holsti, International Politics; Framework for Analysis, 321. 113 Draft UN Resolution Pressures Myanmar Over Rohingya Crisis, The New Arab, 26 Oktober 2017, tersedia di https://www.alaraby.co.uk/english/news/2017/10/26/draft-un-resolution-pressures-myanmar-over-rohingya-crisis; diunduh pada 23 Mei 2018

Page 76: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

66

Meskipun resolusi tersebut masih dalam tahap draft atau perumusan, namun

PBB melalui Dewan Keamanannya telah secara resmi mengeluarkan pernyataan

tentang situasi di Myanmar terkait krisis kemanusiaan. Pernyataan ini dituangkan

dalam dokumen berjudul Statement by the President of the Security Council yang

dikeluarkan pada rapat dewan keamanan ke 8085 pada 06 November 2017.

Dokumen ini berisi tentang reaksi dari dewan keamanan PBB tentang kekerasan

yang terjadi di Myanmar. Dewan Keamanan PBB mengutuk segala macam

bentuk kekerasan yang terjadi di Rakhine, mendesak pemerintah Myanmar untuk

menghentikan penggunaan militer di Rakhine dan segera menyelesaika

permasalahan ini sampai keakarnya dengan menghormati hak-hak asasi

manusia.114

Negara akan cenderung untuk berbuat hal yang dianggap benar dalam

kebiasaan internasional. Hal ini dikarenakan Piagam PBB ini merupakan norma

yang telah diakui dan dilaksanakan oleh banyak negara di dunia, sehingga

dianggap merupakan sesuatu yang dianggap benar dan sumber legitimasi negara

dalam mengambil kebijakan luar negeri. Hal ini bagi Fierke bahwa norma

berfungsi sebagai legitimasi, menentukan hal yang benar dan salah.115

Kebijakan Indonesia dalam memberikan bantuan terhadap etnis Rohingya

yang dipengaruhi oleh hukum internasional ini dapat dilihat bahwa Indonesia

menganggap bahwa hukum internasional sebagai norma yang menentukan hal

114 “Statement by the President of the Security Council”, United Nations Security Council, November 2017. Hal. 1-3 115 K.M. Fierke, “Constructivism”, dalam Tim Dunne, MiljaKurki; Smith, Steve Smith,

International Relation Theori; Discipline and Diversity (New York: Oxford University Press, 2007), 170.

Page 77: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

67

yang benar dan salah, juga ada nilai-nilai moral. Hukum internasional di sini

adalah mengembangkan hubungan baik antar bangsa dan kesetaraan hak serta

menentukan nasib sendiri, dalam hal ini Rohingya yang dapat hidup dengan

damai dalam negara Myanmar tanpa ada diskriminasi . Sehingga Indonesia

memandang bahwa memberikan dukungan kongkret bagi etnis Rohingya dalam

konteks perlindungan hak asasi manusia merupakan hal yang tepat.

2) Bantuan dari Turki

Menurut Holsti terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembuat

kebijakan dalam mengeluarkan kebijakan luar negerinya, yaitu faktor eksternal

yang salah satunya adalah kebijakan dan tindakan aktor lain (the policies and

actions of other states).116 Kebijakan Indonesia untuk memberikan bantuan

terhadap Etnis Rohingya tak lepas dari tindakan Turki. Turki adalah negara yang

mayoritas penduduknya muslim, yang terletak jauh dari Myanmar, namun hal ini

tak menyurutkan Turki untuk memberikan bantuan terhadap Myanmar.

Badan amal Turki sejauh ini menyediakan pasokan bantuan kepada 350.000

Muslim Rohingya sejak krisis dimulai di negara bagian Rakhine Myanmar pada

25 Agustus. Bantuan meliputi makanan, air bersih, perlengkapan kebersihan,

tenda, peralatan dapur dan pakaian, dibagikan kepada pengungsi Rohingya yang

tinggal di kamp-kamp baik di Myanmar dan Bangladesh.

116 K. J. Holsti, International Politics; A Framework for Analysis (New Jersey: Prentice Hall, 1992), 272.

Page 78: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

68

İnsan Hak ve Hürriyetleri (IHH), salah satu kelompok bantuan terkemuka

Turki, dipercaya untuk menangani bantuan kemanusiaan Etnis Rohingya

Myanmar. Agen Turki IHH juga mendirikan tiga pusat kesehatan-dua di

Bangladesh dan satu lagi di Myanmar, dan membuka 50 toilet umum. IHH juga

membangun tempat penampungan sementara buatan untuk 450 keluarga dan

membuka 130 sumur air.117

C. Shared Idea

Konsep shared idea menekankan bahwa dimungkinkan adanya kerjasama

antar aktor apabila ada kesamaan ide terhadap objek. Wendt mengatakan bahwa

ide merupakan prinsip dasar yang mempengaruhi tindakan aktor terhadap

fenomena, objek tertentu maupun aktor lain. Hal ini dapat dilihat dalam pola

hubungan antara Indonesia dan negara lain yang memiliki perhatian yang sama

dengan Indonesia perihal kekerasan di Rohingya.

Menurut pernyataan pemerintah Turki, Erdogan adalah yang pertama yang

berhasil mendapatkan izin untuk bantuan kemanusiaan untuk masuk ke Myanmar.

Pemerintah Myanmar, yang saat itu dititik puncak agresinya, memblokir semua

bantuan PBB terhadap Rohingya. Pada 7 September, agen bantuan luar negeri

Turki, TIKA, menjadi agen asing pertama yang mengirimkan pengiriman awal

1.000 ton bahan makanan pokok dan obat-obatan ke zona konflik di negara

117 "Turkish NGO delivers aid to 350,000 Rohingya," dailysabah, October 27, 2017, tersedia di https://www.dailysabah.com/diplomacy/2017/10/27/turkish-ngo-delivers-aid-to-350000-rohingya; internet; diunduh pada 23 Mei 2018

Page 79: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

69

bagian Rakhine, tempat mayoritas Rohingya tinggal.118

Keberhasilan Turki dalam memberikan bantuan luar negeri ke Etnis

Rohingya Myanmar, menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi Indonesia

untuk ikut memberikan bantuan luar negeri ke Etnis Rohingya Myanmar. Hal

tersebut merupakan bentuk dari shared idea antara Turki dan Indonesia.

Walaupun pemberian bantuan Turki ini dianalisa sebagai faktor eksternal

pembuatan kebijakan luar negeri, namun juga dapat dianalisa ke dalam salah satu

bentuk shared idea.

Indonesia dan Turki sebagai negara berpopulasi Muslim terbesar dinilai

paling berpengaruh di dunia. Meskipun Turki terletak di benua berbeda yang jauh

dari lokasi Myanmar, namun Turki memiliki perhatian yang besar kepada krisis

kemanusiaan yang terjadi di Myanmar. Perdana Menteri Turki, bahkan

menyebutkan bahwa krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar ini sebagai

genosida, serta kemudian mengajak dunia internasional untuk membantu

menyelesaikan permasalahan ini.

Parlemen Turki dan Indonesia juga sepakat untuk terus menyuarakan krisis

kemanusiaan di Myanmar, khususnya yang menimpa etnis Rohingya. Ketua

BKSAP (Badan Kerja Sama Antar Parlemen) DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf

mengatakan Parlemen Turki secara keras mengecam sikap Barat yang selalu diam

menyaksikan Muslim di berbagai belahan dunia mengalami penindasan. Hal ini

dilakukan bukan hanya atas nama solidaritas Muslim, namun mengedepankan

118 Simon P. Watmough, "Turkey, the Rohingya crisis and Erdoğan’s ambitions to be a global Muslim leader," The Conversation, September 13, 2017, tersedia di https://theconversation.com/turkey-the-rohingya-crisis-and-erdogans-ambitions-to-be-a-global-muslim-leader-83854; internet; diunduh pada 23 Mei 2018

Page 80: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

70

nilai-nilai kemanusiaan. Parlemen Turki, kata Nurhayati juga mengapresiasi

penyelenggaraan WPF (World Parliamentary Forum) di Bali yang salah satu

topik utama yang diangkat di forum ini adalah Sustaining Peace di Rohingnya,

Myanmar.119

Turki juga mengirimkan bantuan bagi masyarakat Rohingya. Bantuan yang

dikirimkan oleh Turki bernilai lebih 10 juta dollar Amerika Serikat, terhitung dari

Agustus 2017 hingga Februari 2018.120 Pada 2017, pemerintah Turki bersama

lembaganya, TIKA (Turkish Cooperation and Coordination Agency) memberikan

bantuan kepada masyarakat Rohingya di Rakhine berupa 150 ton makanan. Selain

itu, pemerintah Turki dan TIKA mendirikan dapur umum di kamp pengungsian di

Cox’s Bazar, Bangladesh, yang dapat memenuhi kebutuhan 60.000 orang

pengungsi per harinya.121

Adanya shared idea antara Indonesia dan Turki tentang pentingnya

penegakan hak asasi manusia, ditambah dengan latar belakang yang sama,

kemudian membawa keduanya kepada kesimpulan yang sama pula. Kedua negara

berkomitmen untuk membantu masyarakat Rohingya yang berada di dalam

keadaan tertintas serta membantu untuk dapat menyelesaikan krisis kemanusiaan

yang menimpa etnis Rohingya. Keduanya juga melakukan diplomasi untuk

119 Mutia Ramadhani, “Indonesia-Turki Sepakat Suarakan Penyelesaian Rohingya,” Republika.co.id, 7 September 2017, tersedia di http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/17/09/07/ovwktv-indonesiaturki-sepakat-suarakan-penyelesaian-rohingya; internet; diunduh pada 23 Mei 2018 120 Sorwar Alam Meryem Goktas, Turkey Provided Over $10M for Rohingya Refugees, AA, 23 Februari 2018, tersedia di https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/turkey-provided-over-10m-for-rohingya-refugees/1071645; internet; diunduh pada 23 Mei 2018 121 Enes Duran, Turkey Continues Critical Aid to Rohingya Refugees, AA, 25 November 2017, tersedia di https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/turkey-continues-critical-aid-to-rohingya-refugees/979597; internet; diunduh pada 23 Mei 2018

Page 81: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

71

melancarkan tujuannya untuk menyelesaikan persoalan ini. Indonesia melakukan

diplomasi dengan mengirimkan menteri luar negerinya ke Myanmar dan

Bangladesh, sementara Turki mengadakan diplomasi dengan Myanmar melalui

pemimpin kedua negara.122

122 Erdogan Says Turkey Will Send 10000 Tonnes Aid to Myanmar’s Rohingya, Reuters, 06 September 2017, tersedia di https://www.reuters.com/article/us-myanmar-rohingya-erdogan/erdogan-says-turkey-will-send-10000-tonnes-aid-to-myanmars-rohingya-idUSKCN1BH1LP; internet; diunduh pada 23 Mei 2018

Page 82: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persoalan kemanusiaan yang terjadi di Myanmar melibatkan etnis Rohingya

sebagai korban dari kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar. Etnis

Rohingya yang merupakan etnis minoritas di Myanmar seringkali menjadi korban

pengusiran serta pembunuhan yang sudah terjadi selama bertahun-tahun, sampai

dengan 2017 yang merupakan fokus dari tulisan ini. Pada awalnya, tindakan

kekerasan yang didapatkan oleh etnis Rohingya ini merupakan hasil dari tidak

diakuinya eksistensi etnis ini oleh pemerintah Myanmar, yang menganggap bahwa

masyarakat Rohingya merupakan imigran gelap dari Bangladesh. Padahal menurut

sejarah, etnis Rohingya merupakan etnis asli Myanmar yang telah mengalami

asimilasi dengan para pendatang.

Aksi kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar ini mendapatkan

respon dari dunia internasional, salah satunya dari Indonesia yang sama-sama negara

dalam regional Asia Tenggara. Indonesia memiliki sejarah sebagai negara yang aktif

dalam merespon terjadinya krisis-krisis kemanusiaan yang terjadi di dunia seperti

yang terjadi di Palestina dan Suriah. Dalam persoalan Palestina dan Suriah, Indonesia

aktif memberikan bantuan langsung berupa logistik serta memperjuangkan nasib para

korban kekerasan lewat diplomasinya terhadap negara-negara lain.

Page 83: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

73

Indonesia dan Myanmar memiliki sejarah panjang yang terbilang baik.

Keduanya saling menjalin hubungan bilateral dengan berbagai kerjasama. Pada awal

kemerdekaan, Indonesia menyewakan pesawatnya kepada pemerintah Myanmar

untuk melakukan operasi-operasi militer di negaranya. Kemudian, kedua negara ini

tergabung dalam organisasi Non-Blok yang terbentuk dalam Konferensi Asia Afrika.

Kemudian, kedua negara ini tergabung dalam organisasi regional ASEAN. Dengan

tergabungnya kedua negara ini di ASEAN, kerjasama antara dua negara dapat

semakin meningkat.

Baiknya hubungan antara Indonesia dan Myanmar kemudian menjadi dasar

dalam ikutsertanya Indonesia dalam memberikan bantuan di krisis kemanusiaan di

Myanmar. Dalam menangani situasi konflik Rohingya, Indonesia melakukannya

dengan 2 cara, yakni short term dan long term. Short term dengan memberikan

bantuan logistik secara langsung dan long term dengan mendirikan rumah sakit.

Indonesia yang diwakili oleh pemerintah beserta lembaga-lembaga swadaya

masyarakat seperti ACT dan Dompet Dhuafa mengirimkan bantuan berupa makanan,

obat-obatan serta pelayanan kesehatan gratis kepada para pengungsi Rohingya yang

berada di kamp pengungsian di Bangladesh.

Peran Indonesia dalam membantu menyelesaikan krisis kemanusiaan di

Myanmar ini dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Pertama, Indonesia dipengaruhi oleh

faktor internalnya yakni identitas Indonesia sebagai negara, sehingga Indonesia tidak

ingin ada bangsa yang tertindas. Lalu pengaruh lingkungan domestik (jumlah

Page 84: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

74

mayoritas muslim di Indonesia), yang membuat Indonesia turut simpati akan krisis

kemanusiaan yang terjadi. Kedua, pengaruh faktor eksternal, Indonesia patuh kepada

peraturan internasional PBB lewat dewan keamanannya yang telah mengutuk

terjadinya kekerasan terhadap etnis Rohingya dan menyerukan penyelesaian atas

persoalan ini. Indonesia aktif dalam menjaga perdamaian dunia dan kebijakan ini

sebagai hal yang perlu untuk dilaksanakan. Ketiga, Indonesia memiliki shared idea

dengan negara lain terkait persoalan Rohingya. Sama halnya seperti Indonesia, Turki

juga menaruh perhatian yang besar terhadap krisis kemanusiaan ini.

B. Saran

Langkah Indonesia dalam memberikan bantuan krisis kemanusiaan di

Myanmar ini sudah tepat. Indonesia telah menggunakan seluruh upayanya. Meskipun

demikian, menurut penulis ada hal-hal yang masih tidak terlaksana karena pemerinta

Myanmar masih bersikeras untuk tidak mengakui Etnis Rohingya dan terkadang

mempersulit proses penyaluran bantuan. Menurut penulis, Indonesia harus dapat

mencontoh dan mengajak negara lain agar turut mengulurkan tangan dan tidak

menutup mata terkait krisis kemanusiaan Rohingya di tingkat regional bahkan

internasional.

Page 85: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

75

Di sisi lain, peran Indonesia di forum ASEAN seharusnya lebih ditngkatkan

agar ASEAN dapat memiliki kekuatan untuk membantu proses penyelesaian

persoalan ini karena ASEAN membawahi Indonesia dan Myanmar. Usaha Indonesia

untuk melakukan bypass terhadap prinsip non-intervensi yang berlaku di ASEAN

sangat pelik, karena persoalan ini menyangkut kemanusiaan dimana telah banyak

korban jiwa berjatuhan. Kemudian, di tingkat internasional, keanggotaan Indonesia

dalam OKI dapat dimanfaatkan untuk memperjuangkan nasib etnis Rohingya yang

notabene merupakan pemeluk agama Islam. Persaudaraan antar sesama muslim yang

dipegang teguh dalam OKI seharusnya dapat memberikan peran yang signifikan

dalam menyelesaikan permasalahan ini.

Page 86: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

xi

DAFTAR PUSTAKA

Buku

B. S. Hadiwinata, “Transformasi Isu dan Aktor di dalam Studi Hubungan

Internasional: Dari Realisme hingga Konstruktivisme”, di dalam Y.P.

Hermawan, Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu

dan Metodologi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Barnett, Michael. “Social Constructivism” dalam In The Globalization of World

Politics: An Introduction to International Relations, Oxford: Oxford

University Press, 2008.

Breuning, Marijke. Foreign Policy Analysis: A Comparative Introduction, New

York: Palgrave Macmillan, 2007.

Brown, Chris dan Kristen Ainley, Understanding International Relations, New

York: Palgrave Macmillan, 2005.

Choirul Fuad Yusuf, Dinamika Islam Filipina, Burma, dan Thailand Jakarta:

Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat,

Kementerian Agama RI, 2013

Copeland, D.C. “The Constructivist Challenge to Structural Realism”, di dalam S.

Guzzini dan A. Leander, Constructivism and International Relations, New

York: Routledge, 2006.

Fierke, Karin. “Constructivism”, dalam T. Dunne, M. Kurki, dan S. Smith,

International Relations Theories, New York: Oxford University Press,

2007.

Heywood, Andrew. Global Politics. Hampshire: Palgrave Macmillan. 2011.

Holsti, Kalevi J,. International Politics; A Framework for Analysis, New Jersey:

Prentice Hall, 1992.

Hopf, Ted. The Promises of Constructivism in International Relations,

International Security, 1998.

Jackson, Modern Military Aircraft om Combat, London: Amber Books, 2008.

Page 87: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

xii

Jackson, Robert dan George Sorensen, Introduction to International Relations;

Theories and Approaches 3rd Edition, Oxford University Press, 2007.

Mintz, Alex dan Karl DeRouen. Understanding Foreign Policy Decision Making.

New York: Cambridge University Press. 2010.

Neuman, William L. “Social Research Methods: Qualitative and Quantitative

Approaches”. Ally and Bacon. 1997.

Patton, M.Q. Qualitative evaluation methods. Beverley Hills, CA: Sage. 1980.

Reus-Smit, Christian. “Constructivism”, di dalam S. Burchill, A. Linklater, R.

Devetak, J. Donnelly, M. Peterson, C. Reus-Smith, Theories of

International Relation. New York: Palgrave Macmillan, 2005.

Rosenau, James N. The Scientific Study of Foreign Policy, London: Frances

Pinter, 1980.

Smith, S. Introduction: diversity and disciplinarity in international relations

theory, di dalam T. Dunne, M. Kurki, S. Smith, & (Eds.), International

relation theories: discipline and diversity, Second Ed. New York: Oxford

University Press, 2010.

Soewito, Hadi dkk, Awal Kedirgantaraan di Indonesia: Perjuangan AURI 1945-

1950, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.

Taylor, Robert. General Ne Win: A Political Biography, Singapura: ISEAS

Publishing, 2015.

Vickers, Adrian. A History of Modern Indonesia. Cambridge University Press.

2005.

Wendt, Alexander. Social Theory of International Politics. New York: University

Press. 1999.

Jurnal dan Artikel

Association of Southeast Asian Nation. "The Asean Charter". 2007.

Association of Southeast Asian Nation."ASEAN Convention Agaist Trafficking in

Persons, Especially Women and Children". 2015.

Page 88: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

xiii

Azad, Ashraful. "Foreigners Act and The Freedom of Movement of The

Rohingyas in Bangladesh", Griffith Journal of Law & Human Dignity,

Volume 5 Issue 2. 2017.

Baiq L.S.W Wardhani. Beggar Thy Neighbour: “Pemiskinan Sistematis bagi

Stateless Rohingya dan Dampaknya bagi Bangladesh”, 2012.

Burmese Rohingya Organisation UK. "Myanmar’s 1982 Citizenship Law and

Rohingya".

Emir, Abdelkader. "The Rohingya Muslims in Myanmar: Past, Present and

Future". Oregon Review of International Law Vol.15. 2013.

Fox, James J, “Currents in Contemporary Islam in Indonesia,” Paper dipaparkan

dalam Harvard Asia Vision 21, Cambridge, 29 April-1 Mei 2004

Ha, Hoang Thi dan Ye Htut, "Rakhine Crisis Challenges ASEAN’s Non-

interference principle", Yusof Ishak Institute, Issue 2016 No. 70, 2016.

Lutz-Auraz, Lutmila. 2015. Russia and Myanmar – Friends in Need?. Journal of

Current Southeast Asian Affairs, 32, 2, 165-198.

Michael F. Martin. 2012. “U.S. Sanctions on Burma” CRS Report for Congress,

35.

Myoe, Maung Aung. “Myanmar’s China Policy since 2011: Determinants and

Directions”, Journal of Current Southeast Asian Affairs, 34, 2, 21–54.

Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya Arakan (PIARA) PAHAM Indonesia.

“Rohingya, 101 Data dan Fakta”. 2012.

Ragland, Thomas K. "Burma’s Rohingya in Crisis: Protection of “Humanitarian”

Refugees under International Law", Boston College Third World Journal

301 1994, Vol. 4 issue 2 article 4, 1994.

Shee, Poon Kim. “The Political Economy of China-Myanmar Relations: Strategic

and Economic Dimensions”, Ritsumeikan Annual Review of International

Studies, 2002 Vol. 1 pp. 33-53.

United Nations Security Council. “Statement by the President of the Security

Council”. November 2017.

Page 89: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

xiv

Warzone Initiative, Burma Briefing Report, Oktober 2015.

Skripsi

Tamen, Anais. “The European Union’s Sanctions Related to Human Rights: The

Case of Burma/Myanmar”. Universite Libre de Bruxelle. 2002-2003.

Internet

ACT, Tentang Palestina; tersedia di https://act.id/palestina/; internet; diunduh pada

09 Mei 2018.

Aljazeera, Rohingya ‘Ethnic Cleansing Myanmar Continues: UN, 06 Maret 2018;

tersedia di https://www.aljazeera.com/news/2018/03/rohingya-ethnic-

cleansing-myanmar-continues-180306062135668.html; internet; diunduh 03

Mei 2018.

Aljazeera, Who Are The Rohingya?, 18 April 2018; tersedia di

https://www.aljazeera.com/indepth/features/2017/08/rohingya-muslims-

170831065142812.html; internet; diunduh 03 Mei 2018.

Almeghari, Rami. Rumah Sakit Indonesia di Gaza Bentuk Persahabatan Indonesia

– Palestina, KBR, 04 September 2017; tersedia di http://kbr.id/indonesia/09-

2017/rumah_sakit_indonesia_di_gaza_bentuk_persahabatan_indonesia_pale

stina_/92154.html; internet; diunduh pada 09 Mei 2018.

Ayu, Rina. 8 Kali Pengiriman, 74 Ton Bantuan Indonesia untuk Rohingya Tiba di

Bangladesh, Tribunnews.com, 18 September 2017; tersedia di

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/09/18/8-kali-pengiriman-74-ton-

bantuan-indonesia-untuk-rohingya-tiba-di-bangladesh; internet; diunduh

pada 10 mei 2018.

BBC, "Why Is There Communal Violence in Myanmar", 3 Juli 2014; ersedia di

http://www.bbc.com/news/world-asia-18395788; internet; diunduh pada 07

Mei 2018.

Page 90: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

xv

BBC, Overview of Burma Sanctions, 18 Desember 2009; tersedia di

http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/8195956.stm; internet; diunduh pada

12 Mei 2018.

Bhawono, Aryo. Riwayat Panjang Hubungan RI – Myanmar Tanpa Cela,

detiknews, 06 September 2017; tersedia di https://news.detik.com/berita/d-

3630263/riwayat-panjang-hubungan-ri--myanmar-tanpa-cela; internet;

diunduh pada 08 Mei 2018.

Bogdan, R. and Taylor, S.J. “Introduction to Qualitative Research Methode”.

New York : John Willey and Sons. 1975.

Broomfield, Matt. Independent, "UN Calls on Burma's Aung San Suu Kyi to halt

'Etchnic Cleansing' of Rohingya Muslims", 09 Desember 2016; tersedia di

https://www.independent.co.uk/news/world/asia/burma-rohingya-myanmar-

muslims-united-nations-calls-on-suu-kyi-a7465036.html; internet; diunduh

pada 07 Mei 2018.

Cahaya, Agil Iqbal. Staf Analisis Bidang Pertahanan Deputi Bidang Polhukam.

“Rohingya, Korban Minoritas Yang Terusir Dari Negaranya”; tersedia di

www.setkab.go.id/artikel-5309-html; internet; diunduh pada tanggal 03 Mei

2018.

Calamur, Khrisnadev. The Misunderstood Roots of Burma’s Rohingya Crisis, The

Atlantic, 25 September 2017; tersedia di

https://www.theatlantic.com/international/archive/2017/09/rohingyas-

burma/540513/; internet; diunduh pada 03 Mei 2018.

Daily Sabah, Turkish NGO delivers aid to 350,000 Rohingya, October 27, 2017,

tersedia di https://www.dailysabah.com/diplomacy/2017/10/27/turkish-ngo-

delivers-aid-to-350000-rohingya; internet; diunduh pada 23 Mei 2018

Dompet Dhuafa, Langkah Panjang untuk Hadirkan damai di Rohingya, Dompet

Dhuafa, Jumat September 2017, tersedia di

https://www.dompetdhuafa.org/post/detail/8243/langkah-panjang-untuk-

hadirkan-damai-di-rohingya; diunduh pada 22 Mei 2018.

Page 91: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

xvi

Duran, Enes. Turkey Continues Critical Aid to Rohingya Refugees, AA, 25

November 2017, tersedia di https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/turkey-

continues-critical-aid-to-rohingya-refugees/979597; internet; diunduh pada

23 Mei 2018.

Eleanor, Albert. The Rohingya Crisis, CFR, 20 April 2018; tersedia di

https://www.cfr.org/backgrounder/rohingya-crisis; internet; diunduh 03 Mei

2018

Erdianto, Kristian. Indonesia Menjadi Harapan Penuntasan Konflik Rohingya,

KOMPAS.com, 07 September 2017; tersedia di

https://nasional.kompas.com/read/2017/09/07/12230271/indonesia-menjadi-

harapan-penuntasan-konflik-rohingya; diunduh pada 23 Mei 2018.

Goktas, Sorwar Alam Meryem. Turkey Provided Over $10M for Rohingya

Refugees, AA, 23 Februari 2018, tersedia di https://www.aa.com.tr/en/asia-

pacific/turkey-provided-over-10m-for-rohingya-refugees/1071645; internet;

diunduh pada 23 Mei 2018.

Holmes, Oliver. Final Myanmar Results Show Aung San Suu Kyi’s Party Won

77% of Seats, The Guardian, 23 November 2015; tersedia di

https://www.theguardian.com/world/2015/nov/23/final-myanmar-results-

show-aung-san-suu-kyis-party-won-77-of-seats;internet; diunduh pada 03

Mei 2018.

Human Right Watch, Burma: Events of 2016; tersedia di

https://www.hrw.org/world-report/2017/country-chapters/Burma; internet;

diunduh 06 Mei 2018.

Human Right Watch, Burmese Refugees in Bangladesh: Still No Durable

Solution, Vol. 12 No. 3 2000; tersedia di

https://www.hrw.org/reports/2000/burma/burm005-01.htm#P86_15856;

internet; diunduh pada 07 Mei 2018.

Human Rights Watch, Burma: The Rohingya Muslims: Ending a Cycle of

Exodus?, 1 September 1996, tersedia di

http://www.refworld.org/docid/3ae6a84a2.html; internet; diunduh 06 Mei

2018.

Page 92: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

xvii

IHH, A Great Support from Indonesia to Syria, 3 Januari 2017; tersedia di

https://www.ihh.org.tr/en/news/a-great-support-from-indonesia-to-syria;

internet; diunduh pada 09 Mei 2018.

Jakarta Globe, SBY to Visit Singapore, Myanmar, Brunei, 19 April 2013;

tersedia di http://jakartaglobe.id/news/sby-to-visit-singapore-myanmar-

brunei/; internet; diunduh pada 08 Mei 2018.

Jordan, Ray. Bantuan Kemanusiaan RI untuk Rohingya tiba di Yangon Myanmar,

detiknews, 22 September 2017, tersedia di https://news.detik.com/berita/d-

3653125/bantuan-kemanusiaan-ri-untuk-rohingya-tiba-di-yangon-myanmar;

diunduh pada 22 Mei 2018.

Kemlu RI, "Embassy News-Construction of Indonesian Hospital in Rakhine State

Begins" 20 November 2017, tersedia di

https://www.kemlu.go.id/en/berita/berita-perwakilan/Pages/Construction-of-

Indonesian-Hospital-in-Rakhine-State-Begins.aspx; internet; diunduh pada

22 Mei 2017

Kemlu RI, Foreign Minister Presents the 4+1 Formula Proposal to the Myanmar

State Counsellor, Kemlu RI, 04 September 2017; tersedia di

https://www.kemlu.go.id/en/berita/Pages/Foreign-Minister-Presents-the-41-

Formula-Proposal-for-Rakhine-State-to-the-Myanmar-State-

Counsellor.aspx; internet; diunduh pada 10 Mei 2018.

Kemlu RI, Indonesia Donated USD 500 Thousand of Humanitarian Aids to Syria,

Kemlu RI, 17 Januari 2014; tersedia di

https://www.kemlu.go.id/en/berita/Pages/Indonesia-Donated-USD-500-

thousand-of-Humanitarian-Aids-to-Syria.aspx; internet; diunduh pada 09

Mei 2018.

Kemlu RI, Kunjungan Kenegaraan Presiden Republik Uni Myanmar; U Thein

Sein ke Indonesia, Kemlu RI, 04 Mei 2011; tersedia di

https://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/Pages/Kunjungan-

Kenegaraan-Presiden-Republik-Uni-Myanmar-U-Thein-Sein-ke-

Indonesia.aspx; internet; diunduh pada 08 Mei 2018.

Page 93: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

xviii

Lutfia, Ismira. Rohingya Crisis: Indonesia Offers to Ease Bangladesh’s Burden,

Arabnews, 08 September 2017; tersedia di

http://www.arabnews.com/node/1157686/saudi-arabia; internet; diunduh

pada 10 Mei 2018.

Lynn, Kyaw Ye. Census Data Shows Myanmar Muslim Population has Fallen,

AA, 21 Juli 2017; tersedia di https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/census-

data-shows-myanmar-muslim-population-has-fallen/612764; internet;

diunduh pada 03 Mei 2018.

Michaella, Sonya. Dompet Dhuafa Siapkan Bantuan Jangka Panjang untuk

Rohingya, metro tv news, 18 Oktober 2017, tersedia di

http://www.metrotvnews.com/cards/4193-rohingya/Dkq3WVnN-dompet-

dhuafa-siapkan-bantuan-jangka-panjang-untuk-rohingya; internet; diunduh

pada 22 Mei 2018.

MKAA, The History of The Asian-African Conference; tersedia di

http://asianafricanmuseum.org/en/sejarah-konferensi-asia-afrika/; internet;

diunduh pada 08 Mei 2018.

Muslimin, Anis. ASEAN’s Rohingya Response – Barely A Peep Outside of

Malaysia, Forbes, 17 Desember 2017; tersedia di

https://www.forbes.com/sites/anismuslimin/2017/12/17/aseans-rohingya-

response-barely-a-peep-outside-of-malaysia/#5b79493839de; internet;

diunduh pada 07 Mei 2018.

Mydans, Seth. Southeast Asia Bloc Admit Burmese and Two Others, New York

Times, 1 Juni 1997; tersedia di

https://www.nytimes.com/1997/06/01/world/southeast-asia-bloc-admits-

burmese-and-two-others.html; internet; diunduh pada 08 Mei 2018.

OIC, Jakarta Declaration on Palestina and Al-Quds Al-Sharif, OIC, 07 Maret

2016; tersedia di https://www.oic-oci.org/docdown/?docID=17&refID=6;

internet; diunduh pada 09 Mei 2018.

Okezone, Taufik Fajar, "Demo Rohingya di Jakarta Sempat Memanas, Massa

Bakar Bendera Myanmar dan Lempari Polisi" 6 September 2017, tersedia di

https://news.okezone.com/read/2017/09/06/338/1770597/demo-rohingya-di-

Page 94: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

xix

jakarta-sempat-memanas-massa-bakar-bendera-myanmar-dan-lempari-

polisi; internet; diunduh pada 23 Mei 2017

Parameswaran, Prashanth, Russia May Delive New Fighter Jets to Myanmar by

End of 2016, The Diplomat, 27 April 2016; tersedia di

https://thediplomat.com/2016/04/russia-may-deliver-new-fighter-jets-to-

myanmar-by-end-of-2016/; internet; diunduh pada 12 Mei 2018.

Polling, Gregory B. Separating Fact from Fiction about Myanmar's Rohingya,

CSIS, 13 Februari 2014, tersedia di

https://www.csis.org/analysis/separating-fact-fiction-about-

myanmar%E2%80%99s-rohingya; internet; diunduh pada 06 Mei 2018.

Purwanto, Heru. Indonesia Offers Cooperation on Counter-Terrorism to

Myanmar, Antaranews, 06 Desember 2017; tersedia di

https://en.antaranews.com/news/113718/indonesia-offers-cooperation-on-

counter-terrorism-to-myanmar; internet; diunduh pada 08 Mei 2018.

Rahmani, Muhajir Arif. Hampir Setahun Tim Medis ACT Layani Pengungsi

Rohingya, ACT, 08 Mei 2018; tersedia di https://act.id/news/detail/hampir-

setahun-tim-medis-act-layani-pengungsi-rohingya; internet; diunduh pada

22 Mei 2018.

Reuters, Erdogan Says Turkey Will Send 10000 Tonnes Aid to Myanmar’s

Rohingya, Reuters, 06 September 2017, tersedia di

https://www.reuters.com/article/us-myanmar-rohingya-erdogan/erdogan-

says-turkey-will-send-10000-tonnes-aid-to-myanmars-rohingya-

idUSKCN1BH1LP; internet; diunduh pada 23 Mei 2018.

Robertua, Verdinand. Myanmar: From Isolation to Leader, The Jakarta Post, 14

November 2013; tersedia di

http://www.thejakartapost.com/news/2013/11/14/myanmar-from-isolation-

leader.html; internet; diunduh pada 10 Mei 2018.

Santi, Natalia. Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah,

Tempo.co, 28 Juli 2017; tersedia di

https://dunia.tempo.co/read/895315/indonesia-menyerahkan-ambulans-

bantuan-untuk-suriah; internet; diunduh pada 09 Mei 2018.

Page 95: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

xx

Setkab RI, Indonesian Foreign Minister to Meet with Bangladesh PM to Discuss

Rohingya Issue, Setkab RI, 05 September 2017; tersedia di

http://setkab.go.id/en/indonesian-foreign-minister-to-meet-with-bangladesh-

pm-to-discuss-rohingya-issue/; internet; diunduh pada 10 Mei 2018.

Setkab RI, Indonesian Gov’t Continues to Send Humanitarian Aid for Rohingya,

Setkab RI, 21 September 2017; tersedia di http://setkab.go.id/en/indonesian-

govt-continues-to-send-humanitarian-aid-for-rohingya/; internet; diunduh

pada 10 Mei 2018.

Sheany, Indonesia Has Power to Resolve Rohingya Crisis in Myanmar: Amnesty

International, JakartaGlobe, 22 November 2017, tersedia di

http://jakartaglobe.id/news/indonesia-power-help-resolve-rohingya-crisis-

myanmar-amnesty-international/; internet; diunduh pada 09 Mei 2018.

Suhada, Amirullah. “Indonesia’s Aid for Rohingya Refugees Reach 54 Tons”,

Tempo. 17 September 2017; tersedia di

https://en.tempo.co/read/news/2017/09/17/074909901/Indonesias-Aid-for-

Rohingya-Refugees-Reach-54-Tons; internet; diunduh pada 10 Mei 2018.

Sulistyowati, Dyah. Beras Kapal Kemanusiaan Jangkau Kamp 17 Kutupalong,

ACT, 17 Februari 2018, tersedia di https://act.id/news/detail/beras-kapal-

kemanusiaan-jangkau-kamp-17-kutupalong; internet; diunduh pada 22 Mei

2018.

Sulistyowati, Dyah. Memasuki Musim Dingin, Bantuan Logistik ACT Kembali

Sapa Rohingya, ACT, 22 Desember 2017, tersedia di

https://act.id/news/detail/memasuki-musim-dingin-bantuan-logistik-act-

kembali-sapa-rohingya; internet; diunduh pada 22 Mei 2018.

Syafputri, Ella. Indonesia Urges All Parties in Syria to End Violence,

Antaranews, 25 Februari 2012; tersedia di

https://en.antaranews.com/news/80134/indonesia-urges-all-parties-in-syria-

to-end-violence; internet; diunduh pada 09 Mei 2018.

TASS, Russian Defense Minister Points to Russia-Myanmar Developing Military

Cooperation, 20 Januari 2016; tersedia di http://tass.com/defense/986024;

internet; diunduh pada 12 Mei 2018.

Page 96: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

xxi

The Conversation, Turkey, the Rohingya crisis and Erdoğan’s ambitions to be a

global Muslim leader, September 13 2017; tersedia di

https://theconversation.com/turkey-the-rohingya-crisis-and-erdogans-

ambitions-to-be-a-global-muslim-leader-83854; internet; diunduh pada 23

Mei 2018

The Jakarta Post, Indonesia Rejects Israel’s Latest Call for Bilateral Relations,

The Jakarta Post, 31 Maret 2016; tersedia di

http://www.thejakartapost.com/news/2016/03/31/indonesia-rejects-israels-

latest-call-for-bilateral-relations.html; internet; diunduh pada 08 Mei 2018.

The New Arab, Draft UN Resolution Pressures Myanmar Over Rohingya Crisis,

26 Oktober 2017, tersedia di

https://www.alaraby.co.uk/english/news/2017/10/26/draft-un-resolution-

pressures-myanmar-over-rohingya-crisis; diunduh pada 23 Mei 2018.

The Stateless Rohingya. A Short Historical Background of Arakan. 2018; tersedia

di http://www.thestateless.com/arakan; internet; diunduh pada 06 Mei 2018.

Tirto.id, Suhendra, "Benarkah RI Negara dengan Penduduk Muslim Terbesar

Dunia?" 16 Agustus 2017, tersedia di https://tirto.id/benarkah-ri-negara-

dengan-penduduk-muslim-terbesar-dunia-cuGD; internet; diunduh pada 23

Mei 2018

Tribun News, Fitri Wulandari, "Ketum PBNU Mengutuk Keras Pembantaian

Terhadap Muslim Rohingya" 2 September 2017, tersedia di

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/09/02/ketum-pbnu-mengutuk-

keras-pembantaian-terhadap-muslim-rohingya; internet; diunduh pada 23

Mei 2017

Union, European. EU Sanctions Map; tersedia di

https://www.sanctionsmap.eu/#/main/details/8/?search=%7B%22value%22:

%22%22,%22searchType%22:%7B%7D%7D; internet; diunduh pada 12

Mei 2018.

Union, European. List of Equipment Which Might be Used for Internal

Repression, European Union; tersedia di

https://admin.sanctionsmap.eu/files/ai4cl3v3zloim21101zq4ohsf/list-of-

Page 97: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Memberikan Bantuan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42926/1/FIRMAN... · konsep-konsep dalam hubungan internasional seperti

xxii

equipment-which-might-be-used-for-internal-repressioon.pdf; internet;

diunduh pada 12 Mei 2018.

Vinanda, Rufki Ade. Jadi Negara Pertama yang Akui Kemerdekaan RI, Indonesia

Tak Gentar Bela Palestina, Okezone, 17 Desember 2017; tersedia di

https://news.okezone.com/read/2017/12/17/18/1831562/jadi-negara-

pertama-yang-akui-kemerdekaan-ri-indonesia-tak-gentar-bela-palestina;

internet; diunduh pada 08 Mei 2018.

Wicaksana, I. G. Wahyu. “The Constructivist Approach Towards Foreign Policy

Analysis”, Departement of International Relations, Faculty of Social

Sciences Airlangga University; diakses dari

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-05_Artikel-IJSS-Wahyu.pdf

pada 9 Mei 2018.

Wirayudha, Randy. Militer Myanmar Sewa Pesawat Indonesia, HistoriA, 08

September 2017; tersedia di https://historia.id/mondial/articles/militer-

myanmar-sewa-pesawat-indonesia-DnElo; internet; diunduh pada 08 Mei

2018.