134
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (Studi Tentang: Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni) Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Rahmat Hidayatulloh 1110112000046 JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN

PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

(Studi Tentang: Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Rahmat Hidayatulloh

1110112000046

JURUSAN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2017

Page 2: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH
Page 3: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH
Page 4: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH
Page 5: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH
Page 6: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

v

ABSTRAK

Skripsi ini merupakan tinjauan terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah

Kabupaten Purwakarta yaitu Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

(RUTILAHU) yang diiplementasikan sebagai upaya untuk mengatasi masalah

perumahan dan permukiman. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan

sejauh mana program kebijakan yang diiplementasikan sudah mencapai

tujuan, mendeskripsikan apa usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan

program kebijakan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan

menggamabrkan bagaimana persepsi masyarakat terhadap pencapaian

program kebijakan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif. Penelitian dilakukan di Kabupaten Purwakarta, tepatnya ditiga

Kecamatan yaitu Pondoksalam, Darangdan dan Plered.

Peneliti menggunakan teori kebijakan publik untuk menganalisis

implementasi kebijakan dan melakukan evaluasi terhadap kebijakan

Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini dilakukan melalui

studi lapangan dalam bentuk wawancara dan penyebaran kuesioner. Peneliti

menemukan bahwa implementasi Program RUTILAHU sudah cukup efektif,

efisien dan mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat. Hal ini

dibuktikan melalui tiga kriteria evaluasi yaitu Efektivitas, Efisiensi, dan

Responsivitas. Efektivitas meliputi dua indikator yaitu ketepatan sasaran dan

pencapaian tujuan kebijakan. Program RUTILAHU belum tepat sasaran

namun tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin

sudah tercapai. Efisiensi meliputi empat indikator yaitu komunikasi,

sumberdaya, disposisi, dan struktur birikrasi. Komunikasi pada Program

RUTILAHU belum terjalin dengan baik, namun kecukupan sumber daya

mencapai 76.19%, disposisi atau kesesuaian harapan KSM 77.78% dan

adanya pedoman pelaksanaan sebagai struktur birokrasi. Responsivitas

meliputi tiga indikator yaitu keberhasilan fisik, ekonomi, dan sosial.

Keberhasilan fisik Program RUTILAHU mencapai rata-rata 72.86%, ekonomi

mencapai rata-rata 68.57%, dan sosial mencapai rata-rata keberhasilan

67.48%.

Kata kunci: Kebijakan, Pemerintah, Permukiman, Program RUTILAHU, dan

Evaluasi.

Page 7: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, shalawat dan salam senantiasa

tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Penulis bersyukur telah menyelesaikan

memenuhi salah satu persyaratan dalam menperoleh gelar sarjana Program Starata

Satu (S1) Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

Dalam proses pembuatan skripsi penulis mengucupkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi dalam

menyelesaikan yang berjudul “Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten

Purwakarta Dalam Mengatasi Masalah Perumahan Dan Permukiman, Studi

Tentang: Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni”. Pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Prof. Dr. Zulkifli, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Iding R Hasan, M.Si selaku ketua Jurusan dan Suryani M.Si selaku

sekertaris Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

vii

4. Drs. Ismadi Ananda, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh

kesabaran, ketulusan dan tak henti-hentinya memberikan motivasi,

dukungan, bantuan, dan nasehat dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan

Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

6. Ucok Ujang Wardi, SH. Selaku Ketua DPRD 2009-2014 yang telah

membantu penulis melaksanakan penelitian dalam mengumpulkan data.

7. Kepala DCKTR Entis Sutisna, BE. dan Kabid Perumahan dan

Permukiman Agung Wahyudi yang telah membantu penulis melaksanakan

penelitian dalam mengumpulkan data.

8. Faisal Qamra yang telah memberikan doa dan dukungan penuh kepada

penulis dalam melaksanakan penelitian dan mengumpulkan data.

9. Teristimewa untuk kedua orangtua, Ibunda Dra. Indayati dan Ayahanda

TB. Mustofa, serta seluruh saudara Singgih Adi Saputra, Abdul Fakar, Rt.

Putri Puspita Sari dan Syech Maulana Syafe’i yang selalu penulis

banggakan, tak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan,

melimpahkan kasih sayang kepada penulis.

10. Ahem Supriadi dan endi yang telah membantu dalam melaksanakan

penelitian dan mengumpulkan data dari Masyarakat.

Page 9: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

viii

11. Ria Rista Gustina S.Pd yang telah ikhlas dan sabar memberikan doa dan

dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat penulis, Syamsu Rijal, Jamaluddin, Tuti Khoiriah, Ahmad

Mahmuddin, M. Husni Mubarak, Ahmad Ziaul Fitrahuddin, Khairurijal,

Pardamean Hasibuan, dan Adis Puji Astuti yang selalu membantu dan

memberikan semangat serta dukungan kepada penulis.

13. Teman-teman Ilmu Politik angkatan 2010 yang tidak dapat disebutkan satu

persatu. Terima kasih atas kebersamaannya semoga persahabatan ini tetap

abadi selamanya.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan membalas kebaikan mereka

yang telah membantu menyusun skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini jauh

dari kata sempurna namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi penulis khusunya dan para pembaca umunya.

Jakarta, 18 April 2017

Rahmat Hidayatulloh

Page 10: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................ ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 7

1. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7

2. Manfaat Penelitian .................................................................... 7

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 8

E. Metode Penelitian ............................................................................ 9

1. Pendekatan Penelitian ................................................................. 9

2. Ruang Lingkup Wilayah ............................................................. 10

F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 11

1. Data Sekunder ............................................................................ 11

2. Data Primer ................................................................................. 12

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 14

1. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 14

2. Teknik Analisis Data .................................................................. 14

H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 18

Page 11: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

x

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KONSEPTUAL

A. Kebiijakan Publik ............................................................................ 18

B. Tahap-Tahap Kebijakan .................................................................. 21

C. Analisis Kebijakan Publik .............................................................. 24

1. Analisis Implementasi .............................................................. 26

2. Analisis Evaluasi ...................................................................... 37

BAB III PROFIL KABUPATEN PURWAKARTA DAN RUMAH TIDAK

LAYAK HUNI

A. Gambaran Umum Kabupaten Purwakarta ...................................... 44

1. Sejarah Kabupaten Purwakarta .................................................. 44

2. Letak Geografis .......................................................................... 45

3. Demografi .................................................................................. 46

4. Visi, Misi dan Prioritas Pembangunan Daerah ........................... 50

B. Perumahan dan Permukiman ............................................................ 53

1. Pengertian Perumahan dan Permukiman .................................... 53

2. Rumah Sehat ............................................................................... 56

3. Rumah Tidak Layak Huni ........................................................... 56

C. Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Purwakarta .......................... 58

1. Sebaran Rumah Tidak Layak Huni ............................................. 58

2. Bentuk Rumah............................................................................. 61

D. Program RUTILAHU ....................................................................... 62

1. Tujuan dan Sasaran ................................................................... 64

2. Panitia Pelaksana Program ........................................................ 64

3. Mekanisme Pelaksanaan Program ............................................. 65

Page 12: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xi

BAB IV EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM RUTILAHU DI

KABUPATEN PURWAKARTA

A. Efektifitas Program .......................................................................... 71

1. Ketepatan Sasaran ....................................................................... 71

2. Pencapaian Tujuan ..................................................................... 74

B. Efisiensi Program .............................................................................. 75

1. Komunikasi ................................................................................ 75

2. Sumber Daya .............................................................................. 76

3. Disposisi ..................................................................................... 78

4. Struktur Birokrasi ....................................................................... 79

C. Reponsivitas Masyarakat ................................................................. 80

1. Kecamatan Pondoksalam ........................................................... 81

2. Kecamatan Darangdan ............................................................... 88

3. Kecamatan Plered ...................................................................... 94

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ...................................................................................... 100

B. Rekomendasi ..................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... xvi

LAMPIRAN ..................................................................................................................xxi

Page 13: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Responden Wawancara ............................................................... 13

Tabel 2.1 Tiga Pendekatan Analisis Kebijakan ........................................... 25

Tabel 2.2 Tiga Pendekatan Evaluasi ............................................................ 40

Tabel 3.1 Statistik Penduduk Kab. Purwakarta............................................. 47

Tabel 3.2 APS Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin ........................ 47

Tabel 3.3 Jumlah murid, Guru dan Sekolah di Kabupaten Purwakarta........ 48

Tabel 3.4 Statistik Kesehatan Kabupaten Purwakarta.................................. 49

Tabel 3.5 Rumah Tidak Layak Huni Kab. Purwakarta ................................ 62

Tabel 4.1 Penerima Bantuan Program RUTILAHU Tahun 2014 ................ 72

Tabel 4.2 Dana Bantuan RUTILAHU Kecamatan Pondoksalam ................ 82

Tabel 4.3 Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Pondoksalam ................. 83

Tabel 4.4 Dana Bantuan RUTILAHU Kecamatan Darangdan .................... 88

Tabel 4.5 Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Darangdan ..................... 89

Tabel 4.6 Dana Bantuan RUTILAHU Kecamatan Plered ........................... 95

Tabel 4.7 Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Plered ............................ 95

Page 14: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 PDRB Kabupaten Purwakarta..................................................... 50

Grafik 4.1 Sumber Daya Pelaksanaan Program RUTILAHU ..................... 79

Grafik 4.2 Disposisi Panitia Pelaksana ........................................................ 80

Grafik 4.3 Keberhasilan Fisik Kecamatan Pondoksalam............................. 85

Grafik 4.4 Kondisi Ekonomi Kecamatan Pondoksalam............................... 86

Grafik 4.5 Kondisi Sosial Kecamatan Pondoksalam.................................... 87

Grafik 4.6 Keberhasilan Fisik Kecamatan Darangdan................................. 91

Grafik 4.7 Kondisi Ekonomi Kecamatan Darangdan................................... 92

Grafik 4.8 Kondisi Sosial Kecamatan Darangdan........................................ 93

Grafik 4.9 Keberhasilan Fisik Kecamatan Plered......................................... 97

Grafik 4.10 Kondisi Ekonomi Kecamatan Plered........................................... 98

Grafik 4.11 Kondisi Sosial Kecamatan Plered................................................ 99

Page 15: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan Kebijakan ...................................................................... 23

Gambar 1.1 Kerangka Analisis ....................................................................... 43

Gambar 3.1 Peta Batas Administrasi Kab. Purwakarta ................................... 46

Gambar 4.1 Kegiatan RUTILAHU .................................................................. 79

Page 16: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hasil Wawancara ............................................................................... xxi

Hasil Penyebaran Kuesioner Persepsi Masyarakat .......................................... xxix

Hasil Penyebaran Kuesioner Persepsi KSM ................................................... xxxix

Page 17: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28 H UUD 1945, tempat tinggal

merupakan salah satu hak dasar rakyat, oleh karena itu setiap warga negara

berhak untuk mendapatkan tempat tinggal dan lingkungan hidup yang baik dan

sehat. Rumah sebagai kebutuhan dasar manusia dapat meningkatkan harkat,

martabat, mutu kehidupan dan penghidupan, pembentukan watak, karakter dan

keperibadian bangsa.1

Selanjutnya ditegaskan dalam UU Nomor 39 tahun 1999 Pasal 40 tentang

Hak Asasi Manusia, bahwa setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta

memiliki berkehidupan yang layak. Namun meningkatnya populasi penduduk

di Indonesia tentunya berpengaruh terhadap perumahan dan permukiman.

Maka pengadaan perumahan dan peningkatan kualitas perumahan perlu

dilakukan untuk menangani masalah yang timbul akibat dari ketidak mampuan

masyarakat berpenghasilan rendah.2

Berdasarkan Rencana Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025,

pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya akan

ditingkatkan, sehingga kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana

dan sarana pendukungnya terpenuhi bagi seluruh masyarakat yang didukung

1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 28 H.

2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

Pasal 40.

Page 18: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

2

oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang market friendly,

efisien, dan akuntabel serta terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh (Cities

Without Slum) sesuai dengan Millennium Development Goals (MDGs).3

Rumah tidak layak huni merupakan masalah perumahan dan permukiman

yang harus diatasi oleh Pemerintah Daerah khususnya Kabupaten Purwakarta

untuk memenuhi hak atas perumahan dan permukiman yang sejalan dengan

arah kebijakan dan strategi Kementrian Perumahan Rakyat dalam Rencana

Strategis Pembangunan Perumahan 2010-2014 adalah sebagai berikut:4

1. Pengembangan regulasi dan kebijakan untuk menciptakan iklim yang

kondusif, serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di tingkat Pusat dan

Daerah dalam rangka pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bidang Perumahan dan Permukiman.

2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH) yang

didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) serta kepastian

bermukim bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah.

3. Pengembangan sistem pembiayaan perumahan dan permukiman bagi

Masyarakat Berpenghasilan Menengah (MBM).

4. Peningkatan pendayagunaan sumberdaya pembangunan perumahan dan

permukiman serta pengembangan dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian

dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan kearifan lokal.

3 Peraturan Mentri Perumahan Rakyat Nomor 02/PERMEN/M/2010 Tentang Rencana

Strategis Kementrian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014, 5. 4 Peraturan Mentri Perumahan Rakyat Nomor 02/PERMEN/M/2010 Tentang Rencana

Strategis Kementrian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014, 15.

Page 19: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

3

5. Peningkatan sinergi pusat-daerah dan pemberdayaan pemangku

kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan dan permukiman.

Kebijakan nasional yang tertuang dalam Rencana Strategis Pembangunan

Perumahan 2010-2014 merupakan arah kebijakan Pemerintah Daerah dalam

mengatasi masalahan perumahan dan permukiman. Demi mendukung

kebijakan nasional dalam meningkatkan ketersediaan rumah layak huni

Pemerintah Kabupaten Purwakarta telah menyelesaikan masalah rumah tidak

layak huni melalui Program Rehabilitas Rumah Tidak Layak Huni

(RUTILAHU) yang direalisasikan pada tahun 2014 sebagai upaya untuk

meningkatkan ketersediaan rumah yang layak bagi masyarakat miskin.

Sesuai dengan janji politik Bupati Kabupaten Purwakarta H. Dedi

Mulyadi, S.H. yang tertuang pada sembilan tangga cinta menuju Purwakarta

Istimewa. Pemerintah Kabupaten Purwakarta menetapkan kebijakan pemberian

bantuan stimulan disalurkan kepada masyarakat miskin untuk dapat memenuhi

kebutuhan rumah dengan standar minimal layak huni dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin.5 Pada tahun 2014 Melalui

anggaran APBD Pemerintah Kabupaten Purwakarta telah menyalurkan bantuan

kepada 400 penerima bantuan yang tersebar di 67 desa dan 10 Kecamatan.

Bantuan Program RUTILAHU berupa dana sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh

Juta Rupiah) yang dialokasikan ke setiap unitnya, realisasinya bersifat stimulan

5 Bappeda Kabupaten Purwakarta, Pra Musrenbang BKPP Wilayah II Provinsi Jawa Barat, 6-9.

Page 20: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

4

dan akan terus dilakukan sampai mencapai target perbaikan sekitar 1150 unit

rumah.6

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Purwakarta beranggapan

bahwa realisasi pembangunan perumahan oleh masyarakat pada umumnya

masih dirasakan belum memenuhi kualitas layak huni, cenderung tidak tertata

dengan baik dan kurang didukung prasarana dan sarana yang memenuhi

persyaratan lingkungan yang sehat, salah satu penyebabnya adalah tingkat

pendidikan, pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang masih kurang akan

persyaratan teknis atau standar minimal rumah yang sehat dan tata cara

pengadministrasian laporan.7

Agar implementasi Program RUTILAHU dapat berjalan tepat sasaran,

tepat waktu dan tepat penggunaan, maka diadakan penunjang Program

RUTILAHU yang berfungsi sebagai bagian dari implementasi rehabilitasi

rumah tidak layak huni, adapun penunjang Program RUTILAHU yang di

bentuk antaralain adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) selaku panitia

pelaksana program bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni dan Konsultan

Pendamping Masyarakat (KPM) sebagai pendamping masyarakat penerima

bantuan, baik secara teknik, administrasi serta kegiatan fisik rehabilitasi rumah

tidak layak huni oleh panitia pelaksana Program RUTILAHU.8

6 Data Usulan Program RUTILAHU (Bandung: PT. Citra Cipta Mandiri 2014).

7 Laporan Akhir Penunjang Program Rehabilitasi Rumah tidak layak huni (RUTILAHU)

(Purwakarta: 2014), 5. 8 Laporan Antara Penunjang Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

(RUTILAHU), (Purwakarta: 2014), 5.

Page 21: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

5

Kebijakan publik dipandang sebagai suatu pola kegiatan yang beraturan,

evaluasi kebijakan dalam perspektif alur siklus kebijakan publik menempati

posisi terakhir setelah implementasi kebijakan.9 Maka dengan

diimplementasikannya Program RUTILAHU di Kabupaten Purwakarta, sudah

sewajarnya jika kebijakan yang telah dilaksanakan kemudian dievaluasi untuk

mengetahui keberhasilan program dan memberikan rekomendasi. Secara

spesifik Dunn menegaskan bahwa evaluasi berkenaan dengan produksi

informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat yangdihasilkan oleh suatu

kebijakan.10

Dilihat dari latar belakang yang ada maka dapat disimpulkan bahwa

meningkatnya populasi penduduk berpengaruh terhadap ketersediaan

perumahan dan permukiman yang layak huni, masalah tersebut timbul akibat

ketidak mampuan masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah Daerah

Kabupaten Purwakarta menetapkan kebijakan dalam bentuk Program

RUTILAHU sebagai produk kebijakan publik untuk menjawab masalah dari

ketersediaan rumah yang layak huni dan meningkatkan kualitas hidup

masyarakat berpenghasilan rendah.

Program kebijakan ini merupakan keputusan politis dan telah di

implementasikan pada tahun 2014 dan untuk mengetahui keberhasilan program

kebijakan yang telah diimplementasikan maka evaluasi kebijakan perlu

dilakukan agar dapat memberikan informasi dan rekomendasi pengembangan

9 Dr. Sahya Anggara, M.Si. Kebijakan Publik (Bandung: CV. Pustaka Setia 2014), 271.

10William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press Cet. 5 2003), 608.

Page 22: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

6

program ini. Berdasarkan pernyataan masalah tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan evaluasi terhadap implementasi “Kebijakan Pemerintah Daerah

Kabupaten Purwakarta Dalam Mengatasi Masalah Perumahan dan

Permukiman, Studi Tentang: Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak

Huni”.

B. Rumusan Masalah

Implementasi Program RUTILAHU di Kabupaten Purwakarta harus

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan dapat mencapai tujuan dari

program tersebut. Penelitian ini akan meneliti implemensai Program

RUTILAHU di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2014, melalui indikator

berdasarkan kriteria efektivitas (Effectiveness), efisiensi (Effciency), dan

responsivitas (Responsiveness). Maka rumusan masalah yang diangkat dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah program kebijakan yang diiplementasikan oleh pemerintah

daerah Kabupaten Purwakarta sudah mencapai tujuan?

2. Apa usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan program kebijakan

sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku?

3. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pencapaian program kebijakan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Page 23: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

7

Tujuan evaluasi lebih pada pengukuran dampak sebuah program terhadap

masyarakat, pengukuran menekankan pada penggunaan kriteria untuk menilai

seberapa baik program tersebut dilakukan, kemudian evaluasi memeberikan

rekomendasi untuk pengembangan program tersebut.11

Adapun tujuan yang

diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan sejauh mana program kebijakan yang diiplementasikan oleh

pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta sudah mencapai tujuan.

2. Mendeskripsikan apa usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan

program kebijakan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Menggambarkan bagaimana persepsi masyarakat terhadap pencapaian

program kebijakan.

2. Manfaat Penelitian

2.1 Manfaat Akademis

a. Mengembangkan ilmu politik khususnya dibidang kebijakan publik.

b. Dapat memperkaya konsep atau teori evaluasi kebijakan, khususnya

yang terkait dengan masalah perumahan dan permukiman.

2.2 Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi bagi penulis skripsi serupa di waktu yang akan

datang.

11

Dr. Sahya Anggara, M.Si. Kebijakan Publik (Bandung: CV. Pustaka Setia 2014), 275.

Page 24: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

8

b. Hasil penelitian ini secara diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran

terhadap pemecahan masalah.

D. Tinjauan Pustaka

Adapun tinjauan pustaka yang berkaitan dengan masalah perumahan dan

permukiman dalam penelitian ini adalah:

Pertama, skripsi dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Program

Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Di Kota Surakarta” ditulis oleh Ruli

Khusnu Rizka dari program studi perencanaan wilayah dan kota jurusan

arsitektur fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta pada tahun 2010.

Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif dan statistik deskriptif

untuk mengetahui keberhasilan program perbaikan rumah tidak layak huni

melalui indikator dan tolak ukur berdasarkan kriteria efektivitas, efisiensi,

kecukupan, responsivitas, Sedangkan yang membedakan selain wilayahnya,

penelitian ini hanya menggunakan tiga kriteria yaitu efektivitas, efisiensi, dan

responsivitas.

Kedua, skripsi dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Program

Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas Permukiman dan

Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara)”, ditulis oleh Jhon

Sumiharjo Hutabarat dari jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara Pada Tahun 2008. Metode

yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif

Page 25: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

9

untuk mengkaji program kebijakan yang ditetapkan dalam menjawab masalah

keterbatasan perumahan bagi masyarakat khususnya PNS agar dapat memiliki

rumah tinggal sendiri. Sedangkan yang membedakan dengan penelitian ini

adalah Program RUTILAHU di Kabupaten purwakarta fokus terhadap

peningkatan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk meninjau Program

RUTILAHU yang dilaksanakan di Kabupaten Purwakarta. Dalam

menghasilkan informasi mengenai program yang telah diimplementasikan

dapat dilakukan menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan

informasi yang valid tentang hasil yang telah dicapai oleh program tersebut.12

Penelitian ini menggunakan pendekatan evaluasi semu (Pseudo

Evaluation). Asumsi utama dari evaluasi semu adalah bahwa ukuran tentang

manfaat atau nilai merupakan suatu yang dapat terbukti sendiri (Self evident)

atau tidak kontroversial.13

Penggunaan metode ini didasari pada pertimbangan

bahwa di Kabupaten Purwakarta dan Indonesia saat ini belum memiliki acuan

formal terkait indikator keberhasilan Program RUTILAHU.

12

William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua,(Yogyakarta: Gajah

Mada University Press Cet. 5 2003), 612. 13

William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press Cet. 5 2003), 613.

Page 26: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

10

Proses diawali dengan mengidentifikasi indikator berdasarkan kriteria

yang akan dievaluasi. Identifikasi indikator dilakukan dengan menggunakan

metode studi literatur, yang meliputi teori-teori dan dokumen-dokumen terkait

Program RUTILAHU di Kabupaten Purwakarta. Selanjutnya, dengan

menggunakan indikator setiap kriteria dapat menghasilkan informasi yang

valid. Berdasarkan hasil tersebut, akan didapat hasil evaluasi pelaksanaan

Program RUTILAHU yang dilaksanakan di Kabupaten Purwakarta, sehingga

dapat memberikan informasi serta rekomendasi bagi pengembangan program

ini.

2. Ruang Lingkup Wilayah

Pada tahun 2014 Program RUTILAHU yang telah terimplementasi di

Kabupaten Purwakarta meliputi 10 Kecamatan dan 67 Desa, maka ruang

lingkup penelitian evaluasi ini adalah Kabupaten Purwakarta. Karena

keterbatasan waktu, dana dan tenaga untuk melakukan penelitian secara

mendalam maka sampel ditentukan menggunakan teknik Purposive

Sampling.14

Menggunakan teknik Purposive Sampling maka ditetapkan tiga

Kecamatan yang melaksanakan Program RUTILAHU, yaitu Kecamatan

Plered, Kecamatan Darangdan, dan Kecamatan Pondoksalam. Sesuai dengan

namanya maka sampel diambil berdasarkan pertimbangan tertentu. Kecamatan

14

Prof. DR. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitati dan

R&D (Bandung: Alfabeta Cet. 16 Februari 2013), 300.

Page 27: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

11

Plered memiliki penerima bantuan yang sedikit namun merata disetiap

Desanya yaitu 4 unit rumah, Kecamatan Darangdan merupakan Kecamatan

percontohan yang progres pembangunannya diperhatikan sebagai contoh oleh

Kecamatan lain, dan Kecamatan Pondoksalam merupakan base camp dari

KPM selaku tim pendamping pelaksanaan Program RUTILAHU. Tiga

Kecamatan ini diharapkan dapat mewakili seluruh Program RUTILAHU yang

dilaksanakan di Kabupaten Purwakarta.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Sekunder

Teknik pengumpulan data secara umum terbagi dua yaitu pengumpulan

data sekunder dan data primer. Teknik Pengumpulan data sekunder merupakan

teknik mengumpulkan data dari dokumen-dokumen terkait dengan Program

RUTILAHU, yang meliputi:

a. Laporan Pendahuluan, Antara dan Akhir PT. Citra Cipta Mandiri selaku

Penunjang Program RUTILAHU di Kabupaten Purwakarta pada Tahun

2014.

b. Proposal Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2014

c. Informasi terkait pelaksanaan Program RUTILAHU (Data Usulan, Foto,

Denah Lokasi, Berita Acara, Surat Edaran, SP2D, Surat Pernyataan

Pertanggungjawaban dan sebagainya).

Page 28: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

12

2. Data Primer

Teknik Pengumpulan Data Primer, dilakukan dengan teknik wawancara,

dan penyebaran kuesioner yaitu sebagai berikut:

a. Wawancara

Pengumpulan data primer dengan wawancara dilakukan untuk mendapat

informasi yang terkait dengan Program RUTILAHU di Kabupaten Purwakarta.

Penentuan responden wawancara dilakukan dengan teknik Purposive

Sampling. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan

tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti

menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang

diperlukan bagi penelitiannya.15

Responden dipilih berdasarkan hasil analisis isi Pedoman Pelaksanaan

Bantuan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Purwakarta

Tahun 2014. Instansi dan kelompok yang terkait dengan Program RUTILAHU

di Kabupaten Purwakarta dijadikan sebagai responden. Dalam hal ini

responden disajikan dalam Tabel 1.1 Responden Wawancara.

15

Prof. DR. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitati dan

R&D (Bandung: Alfabeta Cet. 16 Februari 2013), 124.

Page 29: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

13

Tabel 1.1 Responden Wawancara

Nara Sumber Personil Jumlah Keterangan

DPRD Ucok Ujang Wardi 1 Orang Ketua DPRD.

DCKTR

Entis Sutisna, BE

Agung Wahyudin, ST

2 Orang

Kepala Dinas.

Kabid Perumahan dan

Permukiman, PPK.

TPM Faisal Qamra 1 Orang Kuasa Direksi PT.

Citra Cipta Mandiri.

Jumlah 4 Orang

Sumber: Hasil Analisis Proposal Bantuan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

(Purwakarta 2014).

b. Penyebaran Kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengumpulkan data dari

penerima bantuan Program RUTILAHU. Untuk mempermudah melakukan

pengukuran maka format kuesioner menggunakan pertanyaan tertutup yang

kemudian menghasilkan model jawaban rangking dengan tipe data ordinal.16

Teknik pengambilan sempel untuk penyebaran kuesioner menggunakan

sampling jenuh atau dengan istilah lain dikenal sebagai sensus, teknik sampling

jenuh menggunakan seluruh populasi sebagai sampel untuk menghilangkan

kesalahan dalam penentuan sampel. Keuntungan dari teknik ini peneliti dapat

memperoleh tingkat ketepatan yang tinggi.17

Jumlah sampel adalah penerima bantuan program rehabilitasi rumah

tidak layak huni yang tersebar di 3 Kecamatan. Kecamatan Plered meliputi 8

16

Jonathan Sarwono, Strategi Melakukan Riset Kualitatif, Kuantitatif dan Gabungan

(Yogyakarta: Andi Offset 2013), 127. 17

Jonathan Sarwono, Strategi Melakukan Riset Kualitatif, Kuantitatif dan Gabungan

(Yogyakarta: Andi Offset 2013) hal. 105.

Page 30: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

14

Desa dengan jumlah responden sebanyak 32 KK, Kecamatan Darangdan

meliputi 7 Desa dengan jumlah responden sebanyak 49 KK, dan Kecamatan

Pondoksalam meliputi 6 desa dengan jumlah responden sebanyak 40 KK.

Sehingga jumlah sampel yang diambil berjumlah 121 sampel.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Menurut E.S Quade beberapa analisis kebijakan bersifat informal

meliputi tidak lebih dari proses berfikir yang keras dan cermat, sementara

memerlukan pengumpulan data dan perhitungan yang teliti dengan

menggunakan proses matematis yang canggih.18

Pengolahan data dalam

penelian ini dilakukan secara manual untuk menganalisis data berupa hasil

wawancara dan data hasil observasi lapangan. Sementara hasil data kuesioner

dalam penelitian ini akan bersifat normatif maka pengolahan data dilakukan

menggunakan komputer untuk menghasilkan penilaian persentase.

2. Teknik Analisis Data

Analisis kebijakan publik bersifat deskriptif, diambil dari disiplin-

disiplin tradisional yang mengamati tentang sebab dan akibat dari kebijakan

publik. Namun analisis kebijakan publik juga bersifat normatif, tujuannya

adalah menciptakan dan melakukan kritik terhadap klaim pengetahuan tentang

18

William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua,(Yogyakarta: Gajah

Mada University Press Cet. 5 2003), 96.

Page 31: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

15

penilaian kebijakan publik.19

Terdapat dua teknik yang digunakan dalam

menganalisis data pada penelitian ini yaitu Deskriptif Kualitatif dan Statistik

Deskriptif. Kedua teknik analisis tersebut digunakan pada data yang berbeda

yaitu sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif Kualitatif

Menurut Bogdan dan Biklen karakteristik penelitian kualitatif bersifat

deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga

tidak menekankan pada rangka.20

Analisis data kualitatif adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan Sintesa, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.21

Teknik analisis deskriptif kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk

menganalisis data berupa hasil wawancara.

b. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan informasi mengenai

data yang dimiliki dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis. Statistik

19

William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua,(Yogyakarta: Gajah

Mada University Press Cet. 5 2003), 3. 20

Prof. DR. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitati dan

R&D (Bandung: Alfabeta Cet. 16 Februari 2013), 22. 21

Prof. DR. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitati dan

R&D (Bandung: Alfabeta Cet. 16 Februari 2013), 335.

Page 32: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

16

deskriptif hanya dipergunakan untuk menyajikan dan menganalisis data agar

lebih bermakna dan komunikatif dan disertai perhitungan-perhitungan

sederhana yang bersifat lebih memperjelas keadaan dan karakteristik data.22

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya. Dalam statistik deskriptif antara lain adalah

penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, perhitungan

persentase.23

Teknik deskriptif statistik digunakan untuk menganalisis

kuesioner. Melalui kuesioner tersebut akan diketahui keberhasilan program

dengan melihat bagaimana respon masyarakat akan program tersebut.

H. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

22

Burhan Nurdiantoro, Statistik Terapan untuk Penelitian Sosial Teori dan Praktik dengan

IBM SPSS statistik21(Yogyakarta: Gajah Mada University Press Cet. 6 2015 ), 7. 23

Prof. DR. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitati dan

R&D (Bandung: Alfabeta Cet. 16 Februari 2013), 207-208.

Page 33: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

17

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KONSEPTUAL

Berisi teori-teori tentang kebijakan publik dan analisis kebijakan publik.

BAB III KABUPATEN PURWAKARTA DAN PROGRAM RUTILAHU

Berisi gambaran umum Kabupaten Purwakarta, pengertian perumahan dan

permukuman, rumah tidak layak huni Kabupaten Purwakarta dan Program

RUTILAHU.

BAB IV EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM RUTILAHU DI

KABUPATEN PURWAKARTA

Berisi penjelasan tentang efektivitas Program RUTILAHU, efisiensi

Program RUTILAHU, dan responsivitas Program RUTILAHU.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian serta rekomendasi.

Page 34: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

18

BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN KONSEPTUAL

Kerangka teoritis merupakan penjelasan mendalam mengenai teori-teori

dan konsep yang akan digunakan dalam penelitian sebagai kerangka orientasi

dalam mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data. Dalam penelitian ini

akan menggunakan teori dan konsep mengenai kebijakan publik untuk

memperoleh informasi dalam mengevaluasi implementasi Program

RUTILAHU di Kabupaten Purwakarta.

A. Kebijakan Publik

Studi ini mendeskripsikan isi kebijakan publik terkait penilaian

mengenai dampak lingkungan terhadap isi kebijakan publik, analisis mengenai

akibat pengaturan kelembagaan dan proses-proses politik terhadap kebijakan

publik, penelitian mengenai dampak kebijakan publik terhadap sistem politik,

dan evaluasi dampak kebijakan publik pada masyarakat, baik berupa dampak

yang diharapkan maupun dampak yang tidak diharapkan.1

Kebijakan publik memiliki banyak definisi dalam literatur-literatur ilmu

politik. Masing masing definisi tersebut memberi penekanan yang berbeda-

beda. Perbedaan ini timbul karena para ahli mempunyai latar belakang yang

1 Prof. Dr. H. Solichin Abdul Wahab, M.A. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Penyusunan

Model-Model Implementasi Kebijakan Publik (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), 35.

Page 35: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

19

berbeda-beda. Adapun beberapa definisi menurut para ahli adalah sebagai

berikut:2

1. Charles O. Jones: Istilah Kebijakan (policy term) digunakan sehari-hari

untuk menggantikan kegiatan atau keputusan yang sangat berbeda.

2. Robert Eyestone: Kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai hubungan

suatu unit Pemerintah dengan lingkungannya.

3. Thomas R. Dye: Kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh

Pemerintah untuk melakukan dan tidak melakukan.

4. Richard Rose: Kebijakan publik adalah serangkaian kegiatan yang sedikit

banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi mereka

yang bersangkutan daripada sebagai suatu keputusan tersendiri.

5. Carl Friedrich: Kebijakan publik merupakan suatu arah tindakan yang

diusulkan oleh seseorang, kelompok atau Pemerintah dalam suatu

lingkungan yang memberikan dampak berupa hambatan ataupun peluang

terhadap kebijakan yang diusulkan untuk digunakan dan mengatasi dalam

rangka mencapai tujuan dan merealisasikan suatu sasaran atau suatu

maksud tertentu.

6. James Anderson: Kebijakan merupakan arah tindakan yang mempunyai

maksud yang ditetapkan oleh aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi

suatu masalah atau suatu persoalan.

2 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, PhD. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus

(Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service Cet. 2 2014), 19-21.

Page 36: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

20

Amir Santoso mengomparasikan berbagai definisi yang diungkapkan

oleh para ahli dan menyimpulkan bahwa pandangan mengenai kebijakan

publik dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu:3

1. Pendapat para ahli yang menyamakan kebijakan publik dengan tindakan-

tindakan Pemerintah. Para ahli dalam kategori ini cenderung menganggap

bahwa semua tindakan Pemerintah dapat disebut sebagai kebijakan publik.

2. Pendapat para ahli yang memberikan perhatian khusus terhadap pelaksanaan

kebijakan. Para ahli dalam kategori ini terbagi kembali kedalam dua kubu

yaitu:

a. Para ahli yang beranggapan bahwa keputusan-keputusan Pemerintah

memiliki tujuan tertentu. Melihat kebijakan publik dalam tiga tahap

yakni proses perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan.

b. Para ahli yang beranggapan bahwa kebijakan publik memiliki akibat

yang bisa diramalkan. Diwakili oleh Presman dan Wildavsky yang

mendevinisikan kebijakan publik sebagai suatu hipotesis yang

mengandung kondisi awal dan akibat yang dapat diramalkan.

Teori dan proses kebijakan publik memiliki definisi yang tidak hanya

menekankan pada hal-hal yang diusulkan Pemerintah tetapi juga mencakup

arah kebijakan Pemerintah. Menurut James Anderson adalah sah bagi seorang

ilmuwan politik memberikan saran-saran kepada Pemerintah ataupun

3 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, PhD. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus

(Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service Cet. 2 2014), 22.

Page 37: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

21

pemegang otoritas pembuat kebijakan agar kebijakan yang dihasilkan mampu

memecahkan persoalan dengan baik.4

B. Tahap-Tahap Kebijakan

Proses dalam analisis kebijakan merupakan serangkaian aktivitas

intelektual dan pada dasarnya bersifat politis. Aktivitas politis tersebut

dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai

serangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur menurut urutan waktu.

Adapun tahap-tahap kebijakan yaitu penyusunan agenda kebijakan, formulasi

kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan.5

1. Penyusunan Agenda Kebijakan

Penyusunan agenda kebijakan adalah tahap awal pembentukan kebijakan.

Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah-masalah publik

sebagai agenda kebijakan dan ditetapkan sebagai fokus pembahasan.6

2. Formulasi Kebijakan

Masalah yang telah masuk agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para

pembuat kebijakan. Setiap masalah akan diindentifikasi untuk kemudian dicari

4 Dr. Sahya Anggara, M.Si. Kebijakan Publik, (Bandung: CV. Pustaka Setia 2014), 24.

5 William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press Cet. 5 2003), 22. 6 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, PhD. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi

Kasus(Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service Cet. 2 2014), 36.

Page 38: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

22

pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai

alternatif atau pilihan kebijakan.7

3. Adopsi Kebijakan

Adopsi kebijakan adalah persetujuan salah satu alternatif kebijakan yang

telah ditetapkan melalui dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus di antara

direktur lembaga atau keputusan peradilan.8

4. Implementasi Kebijakan

Menurut Pressman dan Wildavsky Implementasi merukan proses

interaksi antara penentuan tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan.

Implementasi dipandang sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan yang

telah dipilih berdasarkan tindakan-tindakan rasional untuk mencapai tujuan.9

Suatu program kebijakan hanya akan menjadi agenda jika tidak

diimplementasikan. Pada tahap ini program kebijakan yang diambil sebagai

alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan oleh badan-badan

administrasi maupun agen-agen Pemerintah.10

7 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, PhD. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi

Kasus(Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service Cet. 2 2014), 36. 8 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, PhD. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi

Kasus(Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service Cet. 2 2014), 37. 9 Dr. Sahya Anggara, M.Si. Kebijakan Publik, (Bandung: CV. Pustaka Setia 2014), 237.

10 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, PhD. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi

Kasus(Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service Cet. 2 2014), 37.

Page 39: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

23

5. Evaluasi Kebijakan

Evaluasi kebijakan menempati posisi terakhir dalam siklus kebijakan

publik maka sudah sewajarnya jika kebijakan publik yang telah dibuat dan

diimplementasikan lalu dievalasi. Pada tahap ini kebijakan yang telah

diimplementasikan akan dinilai atau dievaluasi, untuk mengetahui sejauh mana

kebejikan mampu memecahkan masalah. Kebijakan publik pada dasarnya

dibuat untuk menghasilkan dampak yang dininginkan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu, ditentukan ukuran-ukuran

atau kriteria-kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apak kebijakan publik

telah menghasilkan dampak yang diinginkan.11

Gambar 2.1 Tahapan Kebijakan

Sumber: William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press Cet. 5 2003), 25.

11 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, PhD. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi

Kasus(Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service Cet. 2 2014), 37.

Penyusunan Agenda

Formulasi Kebijakan

Adopsi Kebijakan

Implementasi Kebijakan

Evaluasi Kebijakan

Perumusan Masalah

Penilaian

Pemantauan

Rekomendasi

Peramalan

Page 40: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

24

C. Analisis Kebijakan Publik

Analisis kebijakan publik adalah kajian multi disiplin terhadap kebijakan

publik yang bertujuan untuk mengintegrasikan dan mengontekstualisasikan

model dan riset dari disiplin tersebut yang mengandung orientasi problem dan

kebijakan. Menurut Wildavsky analisis kebijakan publik adalah subbidang

terapan yang isinya tidak dapat ditentukan berdasarkan disiplin yang terbatas,

tetapi dengan segala sesuatu yang sesuai dengan situasi dari masa dan hakikat

persoalan. Parsons menyatakan ada dua kategori analisis dalam studi kebijakan

publik, yaitu sebagai berikut: 12

a. Analisis proses kebijakan, adalah analisis untuk mendefinisikan proses

kebijakan, dimulai dari mendefinisikan masalah sampai pada implementasi

dan mengevaluasinya.

b. Analisis dalam dan untuk proses kebijakan, yakni kajian menggunakan

teknik analisis, riset, dan Advokasi dalam mendefinisikan masalah sampai

mengimplementasikannya.

Kategori pertama menganalisis untuk tujuan deskripsi dan eksplanasi

yang berfokus pada proses kebijakan, sedangkan pada kategori kedua analisis

dilakukan untuk tujuan penilaian secara analitis terhadap proses kebijakan.

Selain itu, pendekatan empiris, valuatif, dan normatif ditekankan untuk

12 Dr. Sahya Anggara, M.Si. Kebijakan Publik, (Bandung: CV. Pustaka Setia 2014), 272.

Page 41: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

25

menjelaskan berbagai macam informasi mengenai sebab dan akibat yang

dihasilkan oleh suatu kebijakan memalui pertanyaan utama.

Tabel 2.1 Tiga Pendekatan Analisis Kebijakan

PENDEKATAN PERTANYAAN UTAMA TIPE INFORMASI

Empiris Adakah dan akankah ada?

(fakta)

Deskriptif dan

prediktif

Valuatif Apa manfaatnya? (nilai) Valautif

Normatif Apakah yang harus diperbuat?

(aksi) Preskiptif

Sumber: William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press Cet. 5 2003), 98.

Analisis kebijakan merupakan aktivitas intelektual yang bertujuan untuk

secara kritis menilai dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang proses

kebijakan. Proses analisis kebijakan mempunyai lima tahapan prosedur.

Prosedur tersebut meliputi aktivitas pembuatan kebijakan yaitu penyususnan

agenda kebijakan, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi

kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Aktivitas-aktivitas tersebut berjalan

berurutan sesuai prosedur dan bersifat kompleks, tidak linear, dan pada

dasarnya bersifat politis.13

Pembuatan kebijakan pada umumnya adalah fokus dari analisis

kebijakan, namun berdasarkan rumusan yang ditawarkan Parsons analisis

13 William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press Cet. 5 2003), 44.

Page 42: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

26

implementasi dan analisis evaluasi merupakan bagian dari analisis kebijakan

publik dengan proses dan kedalaman analisisnya yang berbeda.14

1. Analisis Implementasi

Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses

kebijakan publik. Implementasi dipandang sebagai pelaksanaan undang-

undang di mana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik bekerja

bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dan berupaya meraih tujuan-

tujuan program kebijakan, maka program kebijakan harus diimplementasikan

agar mempunyai dampak dan tujuan yang diinginkan.15

Menurut Van Meter

dan Van Horn implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh individu, pejabat, kelompok, Pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

kebijakan.16

Menurut Ripley dan Franklin implementasi adalah sesuatu yang terjadi

setelah undang-undang ditetapkan dan memberikan otoritas program,

kebijakan, keuntungan, atau suatu jenis keluaran yang nyata. Istilah

implementasi merupakan suatu kegiatan yang mengikuti pernyataan dan

maksud tentang tujuan-tujuan program dan hasil hasil yang diinginkan oleh

14 Dr. Sahya Anggara, M.Si. Kebijakan Publik, (Bandung: CV. Pustaka Setia 2014), 273.

15 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, PhD. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus

(Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service Cet. 2 2014), 147. 16

Dr. Sahya Anggara, M.Si. Kebijakan Publik, (Bandung: CV. Pustaka Setia 2014), 232.

Page 43: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

27

para pejabat Pemerintah. Impelemntasi kebijakan mencakup berbagai macam

kegiatan, antaralain yaitu:17

1) Badan-badan pelaksana yang ditugasi oleh undang-undang yang

bertanggung jawab untuk menjalankan program harus mendapatkan

sumber-sumber yang dibutuhkan agar implementasi berjalan lancar.

Adapun sumber-sumber tersebut meliputi personel, peralatan, lahan

tanah, bahan-bahan mentah, dan di atas semuanya adalah uang.

2) Badan-badan pelaksana mengembangkan bahasa anggaran dasar menjadi

arahan-arahan konkret, regulasi, serta rencana-rencana dan desain

program.

3) Badan-badan pelaksana harus mengorganisasikan kegiatan-kegiatan

mereka dengan menciptakan unit-unit birokrasi dan rutinitas untuk

mengatasi beban kerja.

4) Badan-badan pelaksana memberikan keuntungan atau pembatasan

kepada para pelanggan atau kelompok-kelompok target. Mereka juga

memberikan pelayanan, pembayaran, batasan-batasan tentang kegiatan,

atau apapun lainnya yang dapat dipandang sebagai wujud dari keluaran

yang nyata pada suatu program.

Menurut Grindle secara umum tugas implementasi adalah membentuk

suatu kaitan yang memudahkan tujuan-tujuan dapat direalisasikan sebagai

17 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, PhD. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus

(Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service Cet. 2 2014), 148.

Page 44: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

28

dampak dari suatu kegiatan Pemerintah. Sarana-sarana tertentu dirancang dan

dijalankan dengan harapan dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

Dengan demikian tujuan, sasaran, dan sarana harus diterjemahkan ke dalam

program-program tindakan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan

yang dinyatakan dalam kebijakan. Dengan demikian, berbagai program bisa

dikembangkan untuk merespon tujuan-tujuan kebijakan yang sama. Program-

program tindakan itu dapat dipilah ke dalam proyek-proyek yang spesifik

untuk dikelola dan mendatangkan suatu perubahan dalam lingkungan kebijakan

yang dapat diartikan sebagai dampak dari satu program.18

Implementasi kebijakan tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang

direncanakan maka beberapa pendekatan implementasi ditetapkan oleh para

ahli untuk mengasumsikan setiap kegagalan kebijakan dalam mencapai

dampak yang diinginkan, harus dicari faktor-faktor dari kegagalan proses

implementasi untuk membangun mata rantai hubungan sebab akibat agar

kebijakan dapat berdampak sesuai dengan yang diharapkan. Para ahli membagi

tujuh pendekatan terhadap implementasi kebijakan adalah sebagai berikut:19

1) Pendakatan Pressman dan Wildavsky

Implementasi dapat berhasil bergantung pada keterkaitan antara

organisasi dan departemen pada tingkat lokal yang terlibat dalam

implementasi. Oleh karena itu, kerjasama, koordinasi, dan kontrol

18 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, PhD. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus

(Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service Cet. 2 2014), 149. 19

Dr. Sahya Anggara, M.Si. Kebijakan Publik, (Bandung: CV. Pustaka Setia 2014), 238-257.

Page 45: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

29

pemegang peranan sangat penting. Jika tindakan bergantung pada kaitan

dari mata rantai implementasi, tingkat kerjasama antar departemen yang

dibutuhkan dalam mata rantai tersebut harus mendekati 100%. Apabila ada

hubungan kerja sama dalam rangkaian mata rantai tersebut yang defisit,

akan menyebabkan kegagalan implementasi. Pendakatan ini melihat

bahwa persoalan implementasi dan tingkat keberhasilannya bisa dianalisis

secara matematis.

2) Pendekatan Van Meterdan Van Horn

Efektivitas implementasi akan sangat bervariasi tergantung pada tipe

dan isu kebijakan, maka sangatlah penting untuk membedakan tipe

kebijakan. Tipe kebijakan akan memerlukan karakteristik proses, struktur,

dan hubungan antar faktor yang berbeda pula dalam implementasinya.

Tipe kebijakan diklasifikasikan berdasarkan dua karakteristik pokok, yaitu:

a) Besarnya perubahan yang dituju oleh kebijakan tersebut karena

semakin besar perubahan yang diharapkan akan berdampak pula pada

perubahan organisasional pelaksananya.

b) Besarnya penerimaan atas tujuan kebijakan dari para terimplementasi.

Berdasarkan karakteristik tersebut, kemudian kebijakan dikategorikan

ke dalam empat tipe yang masing masing dapat mempengaruhi tingkat

keberhasilan implementasi, yaitu:

Page 46: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

30

a) Isi kebijakan dengan tujuan perubahan kecil dengan konsensus kecil

diantara para pelaksananya.

b) Isi kebijakan dengan tujuan perubahan besar dengan konsensus besar

di antara para pelaksananya.

c) Isi kebijakan dengan tujuan perubahan besar dengan konsensus kecil.

d) Isi kebijakan dengan tujuan perubahan besar dengan konsensus besar.

Penerimaan atau konsensus atas tujuan kebijakan dianggap penting

karena para pelaksana implementasi yang akan menentukan keberhasilan

kebijakan mencapai tujuannya. Oleh karena itu, penekanan akan

pentingnya partisipasi pelaksana implementasi dalam proses pembuatan

kebijakan. Adapun manfaat partipasi dalam proses pembuatan kebijakan,

yaitu:

a) Partisipasi akan mengangkat semangat para staf pelaksana

implementasi yang sangat dibutuhkan dalam proses implementasi.

b) Partisipasi akan meningkatkan komitmen yang dibutuhkan untuk

menghasilkan perubahan.

c) Partisipasi akan memperjelas inti dari tujuan dan sasaran yang ingin

dicapai oleh para pelaksana implementasi.

d) Partisipasi akan mengurangi resistensi para pelaksana implementasi.

Pendekatan yang ditawarkan oleh Van Meter dan Van Horn

menekankan pentingnya partisipasi pelaksana implementasi dalam

penyusunan tujuan kebijakan, agar para pelaksana implementasi

Page 47: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

31

memahami serta menyetujui tujuan dan standar yang telah ditetapkan,

bukan turut menentukan tujuan dan standar tersebut. Selanjutnya, Van

Meter dan Van Horn menyatakan bahwa ada enam variabel yang harus

diperhatikan karena dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi,

yaitu:

a) Tujuan kebijakan dan standar yang jelas.

b) Sumber daya.

c) Kualitas hubungan interorganisasional.

d) Karakteristik lembaga dan organisasi pelaksana.

e) Lingkungan politik, sosial, dan ekonomi.

f) Disposisi dan tanggapan atau sikap para pelaksana.

3) Pendekatan Eguene Bardach

Menurut Eguene Bardach implementasi adalah suatu permainan tawar-

menawar, persuasi, dan manuver dalam kondisi ketidakpastian yang

dilakukan oleh orang dan kelompok hanya untuk memaksimalkan

kekuasaan dan pengaruh mereka. Proses implementasi berpotensi

memunculkan konflik kepentingan dan kekuasaan di antara para aktor

pelaksanannya.

Permainan dan konflik yang demikian tentu bisa berakibat tidak sehat

bagi implementasi sebuah kebijakan karena dapat mengakibatkan

terpecahnya sumberdaya, kaburnya tujuan, kesulitan administrasi, dan

Page 48: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

32

terkurasnya energi. Untuk meminimalisasi dampak buruk permainan dan

konflik yang pada akhirnya merugikan kepentingan masyarakat yang

seharusnya menjadi tujuan utama dari sebuah kebijakan, pembuat

kebijakan harus memberikan perhatian ekstra pada dua hal, yaitu:

a) Penulisan skenario implementasi meliputi tujuan dan sasaran yang

jelas, komunikasi, pelaksanaannya, koordinasi antar pelaksana, dan

sumber daya yang cukup. Dengan penulisan skenario implementasi,

kesulitan yang muncul dalam proses implementasi akan lebih mudah

diantisipasi.

b) Fixing the game. Artinya, politisi yang memiliki kepentingan dengan

tercapainya tujuan sebagaimana tertuang dalam kebijakan harus

mengikuti keseluruhan jalannya implementasi dan segera

memperbaiki penyimpangan yang terjadi di antara para pelaksana

implementasi jika perlu dengan tawar menawar, persuasi, dan

manuver.

4) Pendekatan Cristopher Hood

Hood menyarankan lima syarat agar implementasi bisa berlangsung

sempurna, yaitu:

a) Implementasi yang ideal adalah produk dari organisasi yang padu

dengan garis komando yang jelas.

b) Norma-norma ditegakkan dan tujuan ditentukan dengan jelas.

Page 49: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

33

c) Orang-orangnya dapat dipastikan akan melaksanakan hal-hal yang

diminta.

d) Harus ada komunikasi yang sempurna dari dalam dan antar organisasi.

e) Tidak ada tekanan waktu.

5) Pendekatan Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn

Hogwood dan Gunn menyarankan proposisi untuk mencapai

implementasi yang sempurna bagi para pembuat kebijakan, yaitu:

a) Situasi di luar badan organisasi pelaksana tidak menimbulkan

kendala-kendala besar bagi proses implementasi.

b) Tersedia cukup waktu dan sumber daya untuk melaksanakan program.

c) Tidak ada kendala dalam penyediaan keseluruhan sumber daya yang

dibutuhkan dalam setiap tahapan implementasi.

d) Kebijakan yang akan diimplementasikan berdasarkan pada teori sebab

akibat yang valid.

e) Hubungan sebab akibat tersebut hendaknya bersifat langsung dan

sesedikit mungkin ada hubungan antara atau intervening variable.

f) Diimplementasikan oleh lembaga tunggal yang tidak tergantung pada

lembaga-lembaga lainnya, namun jika melibatkan lembaga lain

hendaknya hubungan ketergantungan antarlembaga sangat minim.

g) Adanya Pemahaman yang menyeluruh dan kesepakatan atas tujuan

yang hendak dicapai dan kondisi ini harus ada dalam seluruh proses

implementasi.

Page 50: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

34

h) Dalam rangka mencapai tujuan yang telah disepakati, mungkin untuk

menspesifikasikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh tiap-tiap

pihak yang terlibat, dalam urutan langkah-langkah pelaksanaan secara

lengkap, detail, dan sempurna.

i) Adanya komunikasi dan koordinasi yang sempurna antara berbagai

elemen yang terlibat dalam program.

j) Bahwa yang berwenang dapat menuntut dan menerima kepatuhan

yang sempurna.

6) Pendekatan George Charles Edwards III

Menurut Edwards implementasi adalah tahapan dalam proses

kebijakan, yang berada diantara tahapan penyusunan kebijaksanaan dan

hasil atau konsekuensi yang ditimbulkan oleh kebijaksanaan (output,

outcome). Aktivitas implementasi terdiri dari perencanaan, pendanaan,

pengorganisasian, pengangkatan dan pemecatan karyawan, negoisasi, dan

lain-lain. Edwards mengemukakan empat faktor kritis yang mempengaruhi

keberhasilan atau kegagalan implementasi, yaitu:

a) Komunikasi memiliki peran dan fungsi yang cukup penting untuk

menentukan keberhasilan kebijakan publik dalam implementasinya.

b) Sumber daya yang diperlukan dalam implementasi kebijakan meliputi

staf, informasi, kewenangan, dan fasilitas.

c) Disposisi sebagai sikap dan komitmen dari pelaksana terhadap

kebijakan atau program yang harus dilaksanakan karena setiap

Page 51: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

35

kebijakan membutuhkan pelaksana yang memiliki hasrat kuat dan

komitmen yang tinggi agar mampu mencapai tujuan kebijakan yang

diharapkan.

d) Struktur Birokrasi merupakan mekanisme kerja yang dibentuk untuk

mengelola implementasi kebijakan dan perlu adanya Standart

Operating Procedure (SOP) yang mengatur alur pekerjaan diantara

para pelaksana, terlebih jika pelaksanaan program melibatkan lebih

dari satu institusi.

7) Pendekatan Marilee S. Grindle

Menurut grendel tingkat keberhasilan implementasi kebijakan

bergantung pada dua komponen, yaitu:

a) Isi Kebijakan

Isi kebijakan atau program akan berpengaruh pada tingkat

keberhasilan implementasi. Kebijakan kontroversial, kebijakan yang

dipandang tidak populis, dan kebijakan menghendaki perubahan

besar, akan mendapatkan perlawanan baik dari kelompok sasaran

maupun dari pelaksana implementasinya yang merasa sulit

melaksanakan kebijakan tersebut. Isi kebijakan yang dapat

mempengaruhi implementasi, yaitu:

i. Kepentingan yang dipengaruhi oleh adanya program.

ii. Jenis manfaat yang akan dihasilkan.

Page 52: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

36

iii. Jangkauan perubahan yang diinginkan.

iv. Kedudukan pengambil keputusan.

v. Pelaksanaan program.

vi. Sumber daya yang disediakan.

b) Konteks Implementasi

Konteks implementasi akan berpengaruh pada tingkat

keberhasilannya dan hasil implementasi tetap bergantung pada

peleksana implementasinya. Karakter dari pelaksana akan

mempengaruhi tindakan pelaksana dalam mengimplementasikan

kebijakan karena pelaksanaan adalah individu yang dapat mungkin

bebas dari kepercayaan, aspirasi, dan kepentingan pribadi yang ingin

dicapai. Namun terdapat suatu kemungkinan dari pelaksana untuk

membelokkan suatu yang sudah ditentukan demi kepentingan

pribadinya sehingga dapat menjauhkan tujuan dari kebijakan

sebelumnya. Adapun konteks yang berpengaruh pada keberhasilan

implementasi, yaitu:

i. Kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat.

ii. Karakteristik lembaga dan penguasa.

Pendekatan-pendekatan yang ditawarkan oleh para ahli menjelaskan

pentingnya komunikasi dalam sebuah implementasi. Dimana komunikasi yang

baik akan membantu implementasi memberikan dampak yang sesuai dengan

Page 53: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

37

harapan yang diinginkan. Dalam penelitian ini pendekatan yang ditawarkan

oleh George Charles Edwards III menjadi pilihan untuk memperoleh informasi

terkait usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam

pelaksanaan Program RUTILAHU di Kabupaten Purwakarta.

2. Analisis Evaluasi

Evaluasi bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan yang relevan

tentang ketidaksesuaian antara kinerja-kinerja kebijakan yang diharapkan

dengan yang benar-benar dihasilkan. Jadi ini membantu pengambilan

kebijakan pada tahap penilaian kebijakan terhadap proses pembuatan

kebijakan. Evaluasi tidak hanya menghasilkan kesimpulan mengenai seberapa

jauh masalah telah terselesaikan, tetapi juga menyumbang pada klarifikasi dan

kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari kebijakan.20

Evaluasi dilaksanakakan sebagai upaya mewujudkan postur organisasi

pemerintah yang tepat ukuran dan tepat fungsi. Selanjutnya, diharapkan

organisasi yang disusun sebagai hasil dari feedback dilaksanakannya evaluasi

dapat mendorong terwujudnya kinerja organisasi pemerintah yang lebih

optimal sesuai kondisi dan karakteristik masing-masing.21

20 William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press Cet. 5 2003), 29. 21

Drs. Ismadi Ananda, M.si. Pokok-Pokok Pikiran Penataan Kelembagaan (Tangerang: PT.

Satria Muda Adi Ragam Terpadu, 2013), 45.

Page 54: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

38

Evaluasi berfungsi untuk memenuhi akuntabilitas publik karena sebuah

kebijakan evaluasi harus mampu menghasilkan esensi akuntabilitas tersebut,

antara lain sebagai berikut:22

1) Memberikan eksplanasi yang logis atas realitas pelaksanaan sebuah program

kebijakan.

2) Mengukur kepatuhan artinya mampu melihat kesesuaian antara pelaksanaan

dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan.

3) Melakukan auditing untuk menganilisis proses output kebijakan sampai

pada pencapain sasaran.

4) Akunting untuk melihat dan mengukur dampak sosial ekonomi dari

kebijakan.

Evaluasi dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai dampak yang

dihasilkan oleh sebuah kebijakan atau program yang telah detetapkan. Dari

evaluasi akan diketahui keberhasilan atau kegagalan sebuah kebijakan sehingga

secara normatif akan diperoleh rekomendasi bahwa kebijakan dapat

dilanjutkan, perlu perbaikan sebelum dilanjutkan, atau harus dihentikan.23

Evaluasi dalam analisi kebijakan publik memiliki tiga pendekatan yaitu:24

1) Evaluasi Semu

22 Dr. Sahya Anggara, M.Si. Kebijakan Publik, (Bandung: CV. Pustaka Setia 2014), 276.

23 Dr. Sahya Anggara, M.Si. Kebijakan Publik, (Bandung: CV. Pustaka Setia 2014), 271.

24 William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press Cet. 5 2003), 613-619.

Page 55: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

39

Evaluasi semu adalah pendekatan menggunakan metode deskriptif untuk

mrnghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil

kebijakan, tanpa berusaha untuk menanyakan tentang manfaat atau nilai dari

hasil tersebut terhadap individu, kelompok, atau masyarakat secara

keseluruhan. Asumsi utama dari evaluasi semua adalah bahwa ukuran tentang

manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang dapat terbukti sendiri atau tidak

kontroversial.

2) Evaluasi Formal

Evaluasi formal merupakan pendekatan yang menggunakan metode

deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid, cepat dan dapat dipercaya

mengenai hasil-hasil kebijakan, tetapi evaluasi dilakukan atas dasar tujuan

program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh pembuat

kebijakan dan administrator program. Asumsi utama dari evaluasi formal

adalah bahwa tujuan dan target diumumkan secara formal adalah merupakan

ukuran yang tepat untuk manfaat atau nilai kebijakan program.

3) Evaluasi Keputusan Teoritis

Evaluasi keputusan teoretis adalah pendekatan yang menggunakan metode

deskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan

dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh

berbagai macam pelaku kebijakan. evaluasi keputusan teoretis berusaha untuk

memunculkan dan membuat eksplisit tujuan dan target dari pelaku kebijakan

Page 56: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

40

baik yang tersembunyi atau dinyatakan. Tujuan dan target dari para pembuat

kebijakan dan merupakan salah satu sumber nilai, karena semua pihak yang

mempunyai andil dalam memformulasikan dan mengimplementasikan

dilibatkan untuk merumuskan tujuan dan target di mana kinerja nantinya akan

diukur.

Tabel 2.2 Tiga Pendekatan Evaluasi

PENDEKATAN TUJUAN ASUMSI BENTUK UTAMA

Evaluasi semu

Menggunakan metode

deskriptif untuk

menghasilkan

informasi yang valid

tentang hasil

kebijakan.

Ukuran manfaat

atau nilai terbukti

dengan sendirinya

atau tidak

kontroversial.

1. Eksperimen sosial.

2. Akutansi sistem

sosial.

3. Pemeriksaan social.

4. Sintesis riset dan

praktik.

Evaluasi formal

Menggunakan metode

deskriptif untuk

menghasilkan

informasi yang

terpercaya dan valid

mengenai hasil

kebijakan secara

formal diumumkan

sebagai tujuan

program kebijakan.

Tujuan dan sasaran

dari pengambil

kebijakan dan

administrator yang

secara resmi

diumumkan

merupakan ukuran

yang tepat dari

manfaat atau nilai.

1. Evaluasi

perkembangan.

2. Evaluasi

eksperimental.

3. Evaluasi

retrospektif.

4. Evaluasi hasil

retrospektif.

Evaluasi

keputusan teoritis

Menggunakan metode

deskriptif untuk

menghasilkan

informasi yang

terpercaya dan falid

mengenai hasil

kebijakan yang secara

eksplisit diinginkan

oleh berbagai pelaku

kebijakan.

Tujuan dan sasaran

dari berbagai pelaku

yang diumumkan

secara formal

ataupun diam diam

merupakan ukuran

yang tepat dari

manfaat atau nilai.

1. Penilaian tentang

dapat tidaknya

dievaluasi.

2. Analisis utilitas

multiatribut.

Sumber: William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press Cet. 5 2003), 612.

Page 57: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

41

Menurut Lester dan Stewart, evaluasi kebijakan dapat dibedakan ke

dalam dua tugas yang berbeda adalah sebagai berikut:25

1) Menentukan konsekuensi-konsekuensi apa yang ditimbulkan oleh suatu

kebijakan dengan cara menggambarkan dampaknya, tugas ini merujuk

pada usaha untuk melihat apakah program kebijakan publik mencapai

tujuan atau dampak yang diinginkan.

2) Menilai keberhasilan atau kegagalan berdasarkan standar kriteria yang

telah ditentukan. Tugas kedua dalam evaluasi kebijakan publik adalah

menilai apakah suatu kebijakan berhasil atau tidak dalam meraih dampak

yang diinginkan.

Dalam menghasilkan informasi untuk menentukan konsekuensi-

konsekuensi yang timbul dan menilai keberhasilan kinerja kebijakan, analisis

menggunakan tipe kriteria yang berbeda-beda untuk mengevaluasi hasil

kebijakan.26

Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

adalah:27

1) Efektifitas: Efektivitas berkenaan dengan apakah suatu alternatif

mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari

diadakannya tindakan.

25 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, PhD. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi

Kasus(Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service Cet. 2 2014), 229. 26

William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press Cet. 5 2003), 611. 27

William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press Cet. 5 2003), 429-437.

Page 58: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

42

2) Efisiensi: Efisiensi berkenaan dengan jumlah usaha yang dilakukan untuk

menghasilkan tingkat efektivitas tertentu.

3) Responsivitas: Responsivitas berkenaan dengan seberapa jauh suatu

kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-

kelompok masyarakat tertentu.

Tipe-tipe kriteria ini digunakan untuk menyarankan pemecahan masalah

dari kinerja kebijakan. Secara eksplisit kriteria dimaksudkan sebagai nilai-nilai

yang melandasi rekomendasi untuk pengembangan program kebijakan.28

28 William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, (Yogyakarta: Gajah

Mada University Press Cet. 5 2003), 429

Page 59: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

44

BAB III

KABUPATEN PURWAKARTA DAN PROGRAM RUTILAHU

A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN PURWAKARTA

1. Sejarah Kabupaten Purwakarta

Kabupaten Purwakarta pada awalnya merupakan bagian dari Kabupaten

Karawang sejak era VOC pada 1630. Pada abad ke-18 Kabupaten Purwakarta

dijadikan lumbung beras dan teh sebagai basis logistik Kerajaan Mataram saat

penyerangan VOC ke Batavia. Kekayaan buminya juga digunakan untuk

menopang kekuatan dagang Hindia Belanda.

Berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 20 Juli

1831 Purwakarta dijadikan pusat ibu kota Kabupaten Karawang dan sebagai

pusat pemerintahan. Kabupaten Purwakarta terbentuk Berdasarkan UU No 4

tahun 1968 Tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten

Subang dengan Mengubah Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 Tentang

Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa

Barat.1

1 Website Resmi Kabupaten Purwakarta “Sejarah Purwakarta” diakses pada 29 Nov 2016 dari

http://www.purwakartakab.go.id/articles/sejarah-purwakarta

Page 60: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

45

2. Letak Geografis

Kabupaten Purwakarta, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat

dengan luas wilayah seluas 971,72 Km2 atau 2,81% dari luas wilayah Provinsi

Jawa Barat. Kabupaten Purwakarta terletak di antara 107030’ – 107

040’ Bujur

Timur dan 6025’ – 6

045’ lintang Selatan. Kabupaten Purwakarta memilik tiga

zona atau klasifikasi daerah yaitu daerah pegunungan, bergelombang atau

berbukit serta dataran rendah. Daerah pegunungan sebanyak 22 desa (11,46%),

daerah bergelombang/berbukit sebanyak 69 (35,94%) dan dataran rendah lebih

dari setengahnya yaitu sebanyak 101 desa (52,60%).

Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Purwakarta berbatasan dengan

Kabupaten Karawang di bagian Barat dan sebagian wilayah Utara, Kabupaten

Subang di bagian Utara dan sebagian wilayah bagian Timur, Kabupaten

Bandung di bagian Selatan, dan Kabupaten Cianjur di bagian Barat Daya.

Kabupaten Purwakarta berada pada titik-temu tiga koridor utama lalulintas

yang sangat strategis, yaitu Purwakarta-Jakarta, Purwakarta Bandung dan

Purwakarta-Cirebon.2

2 Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta “Purwakarta Dalam Angka 2015”, 3.

Page 61: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

46

Gambar 3.1 Peta Batas Administrasi Kab. Purwakarta

3. Demografi

a. Jumlah Penduduk

Secara administratif, Wilayah kepemerintahan di Kabapaten Purwakarta

meliputi 17 kecamatan yang terdiri dari 183 desa, 9 kelurahan, 1.129 Rukun

Warga (RW) dan 3.508 Rukun Tetangga (RT). Berikut statistik Penduduk

Kabupaten Purwakarta berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun

2013 sampai dengan 2014 disajikan dalam Tabel 3.1 Statistik Penduduk

Kabupaten Purwakarta.3

Tabel 3.1 Statistik Penduduk Kab. Purwakarta.

3 Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta “Statistik daerah Kabupaten Purwakarta

2015”, 6.

Sumber: http://ppsp.nawasis.info/dokumen/profil/profil_kota/kab.purwakarta

Page 62: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

47

Uraian Penduduk

2013 2014

Jumlah Penduduk 898.001 910.007

Jumlah Penduduk Laki-laki 457.578 463.506

Jumlah Penduduk Perempuan 440.423 446.501

Sex Ratio (L/P) (%) 103,89 103,81

Laju Pertumbuhan Penduduk 1,42 1,33

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) 924 936

Sumber: BPS Kabupaten Purwakarta 2015

b. Pendidikan

Berikut Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk usia 7 sampai 18 tahun

menurut jenis kelamin pada tahun 2009-2013 disajikan dalam Tabel 3.2 APS

Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin.

Tabel 3.2 APS Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin

Usia Sekolah Belum Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah

7-12 2013 0,27 99,16 0,57

2014 0,23 99,63 0,14

13-15 2013 1,24 86,41 12,35

2014 0,00 92,06 7,94

16-18 2013 0,00 64,36 35,64

2014 0,78 71,31 27,91

19-24 2013 0,54 5,60 93,86

2014 0,84 10,32 88,84

Sumber: BPS Kabupaten Purwakarta

Page 63: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

48

Adapun jumlah murid, guru dan sekolah di Kabupaten Purwakarta

disajikan pada Tabel 3.3 Jumlah murid, Guru dan Sekolah di Kabupaten

Purwakarta.4

Tabel 3.3 Jumlah murid, Guru dan Sekolah di Kabupaten Purwakarta

Uraian Murid Guru Sekolah

SD 102.288 5.235 444

Negeri 98.449 5.022 429

Swasta 3.839 213 15

SLTP 34.556 1.474 102

Negeri 32.739 1.379 87

Swasta 1.817 95 15

SMU 10.368 553 21

Negeri 9.096 476 14

Swasta 1.272 77 7

SMK 15.644 706 39

Negeri 6.940 291 6

Swasta 8.704 415 33

Sumber: BPS Kabupaten Purwakarta

c. Kesehatan

Fasilitas rujukan berobat jalan masyarakat Kabupaten Purwakarta hasil

Susenas 2014 yang terbanyak adalah memanfaatkan praktek dokter atau klinik

yaitu mencapai 46,38 persen. Berikut statistik kesehatan Kabupaten Purwakarta

4 Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta “Statistik daerah Kabupaten Purwakarta 2015”,

12.

Page 64: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

49

tahun 2013 sampai dengan 2014 disajikan dalam Tabel 3.4 Statistik Kesehatan

Kabupaten Purwakarta.5

Tabel 3.4 Statistik Kesehatan Kabupaten Purwakarta

Uraian 2013 2014

Tempat Pelayanan Pengobatan (%)

Rumah Sakit Pemerintah 7,92 4,79

Rumah Sakit Swasta 3,87 6,35

Praktek Dokter 27,13 46,38

Puskesmas 29,80 21,28

Petugas Kesehatan 37,00 27,61

Pengobatan Tradisional 2,07 1,64

Dukun Bersalin 0,69 1,00

Lainnya 1,23 1,78

Penolong Kelahiran (%)

Dokter 12,35 13,08

Bidan 52,67 55,73

Tenaga Medis Lain 0,05 0

Dukun 34,98 29,90

Keluarga 0 1,3

Sumber: BPS Kabupaten Purwakarta

d. Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran

kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya

manusia yang dimiliki. PDRB dapat dilihat berdasarkan nilai yang timbul

akibat aktivitas ekonomi suatu daerah. Berikut PDRB Kabupaten Purwakarta

5 Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta “Statistik daerah Kabupaten Purwakarta 2015”,

13.

Page 65: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

50

tahun 2010 sampai 2014 disajikan dalam Grafik 3.1 PDRB Kabupaten

Purwakarta.6

Grafik 3.1 PDRB Kabupaten Purwakarta

Sumber: BPS Kabupaten Purwakarta

4. Visi, Misi dan Prioritas Pembangunan Daerah

Berdasarkan Peraturan Daerah nomor 15 tahun 2013 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purwakarta tahun 2013-

2018 visi daerah adalah: “PURWAKARTA BERKARAKTER” untuk

mewujudkan visi maka serangkaian tujuan terukur dan terstruktur dibuat dalam

bentuk misi. Adapun misi Kabupaten Purwakarta yaitu:7

1. Mengembangkan Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal yang Bernilai

Religiusitas, Berorientasi Pada Keunggulan Pendidikan, Kesehatan,

6 Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta “Purwakarta Dalam Angka 2015”, 274.

7 Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018, V-1.

-

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

30,000,000

35,000,000

40,000,000

45,000,000

50,000,000

2010 2011 2012 2013 2014

adhb

adhk

28,016,617

31,209,015 29,893,014

35,592,401

31,934,339

40,613,648

34,186,402

45,461,042

36,081,980

Page 66: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

51

Kesejahteraan Sosial dan Pemerataan Ekonomi yang Berkeadilan Bagi

Seluruh Masyarakat

2. Pengembangan Struktur Wilayah dan Tata Ruang yang Berorientasi Pada

Keutuhan Lingkungan Baik Hulu Maupun Hilir serta Unsur Tanah, Air,

Udara dan Matahari

5. Mengembangan Struktur Pemerintahan yang Berorientasi Kepuasan

Pelayanan Publik, Berbasis Perdesaan yang Berorientasi Kemakmuran

Rakyat

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Selain misi, Kabupaten Purwakarta

memiliki prioritas pembangunan daerah yang terbentuk dalam Sembilan

Tangga Cinta Purwakarta Istimewa, yaitu:8

1. Peningkatan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah melalui

bantuan pembangunan rumah tidak layak huni, pemberian bantuan modal

peternakan atau modal usaha.

2. Perlindungan jaminan kesehatan hari tua dan kematian bagi seluruh

masyarakat, peningkatan kualitas puskesmas rawat inap dan pembentukan

bank gizi di setiap puskesmas.

3. Pengembangan sistem penyelenggaraan pendidikan yang berbasis kearifan

lokal yang bernilai religiositas melalui pengenalan baca tulis al-quran

8 Bappeda Kabupaten Purwakarta, Pra Musrenbang BKPP Wilayah II Provinsi Jawa Barat, 6-

9.

Page 67: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

52

sejak dini, integrasi pendidikan dasar sembilan tahun, penguatan nilai

tujuh hari istimewa, pendidikan gratis bagi masyarakat berpenghasilan

rendah sampai tingkat slta, beasiswa bagi siswa atau mahasiswa

berprestasi istimewa, optimalisasi bantuan Kelembagaan Sosial dan

keagamaan sebagai basis ketahanan kultur/tradisi serta peningkatan

kualitas hidup para pendidik tradisi (guru ngaji, muadzin, imam jum`at,

khatib dan lain-lain).

4. Pengembangan sistem pertanian organik di 17 kecamatan yang terintegrasi

dengan sistem kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan dan

ketahanan energi serta penguatan pusat pengobatan tradisional dan

lumbung obat tradisional di Kecamatan Pasawahan, Pondoksalam,

Wanayasa, Kiarapedes dan Darangdan.

5. Penyempurnaan bangunan infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, jaringan

listrik, drainase perkotaan serta pengembangan sistem dan jaringan air

bersih siap minum bagi masyarakat.

6. Pengembangan layanan administrasi pemerintahan yang berbasis

perdesaan melalui penguatan sistem E-Governement sampai tingkat RT,

penguatan peran desa sebagai basis otonom negara melalui program

investasi desa serta peningkatan kualitas hidup kepala desa atau perangkat

desa, Bamusdes, LPM, Karang Taruna, Tim Penggerak PKK, Linmas,

Kader Posyandu, Kadus, RW dan RT.

7. Pengembangan program investasi melalui penguatan dan pembukaan

kawasan industri baru meliputi Kecamatan Bungursari, Campaka, Cibatu,

Page 68: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

53

Babakancikao, Jatiluhur, Sukatani, Plered, Tegalwaru. Serta

pengembangan kawasan kota hijau (Green City) di Kecamatan

Pondoksalam, Sukatani, Darangdan, Bojong dan Wanayasa.

8. Pengembangan Purwakarta Sebagai Kabupaten Pariwisata Melalui

Penataan Ruang Publik, Penataan Bangunan Perkantoran, Penataan

Kawasan Gor Purnawarman, Penataan Mesjid Agung Purwakarta,

Pengembangan Pusat Kuliner Berbasis Tradisi, Penataan Pusat Kerajinan

Keramik Plered, Penataan Kawasan Perdagangan Ciri Khas Purwakarta

Kecamatan Sukatani dan Bungursari, Pengembangan Jatiluhur, Sukasari,

Tegalwaru, Sukatani Sebagai Daerah Pariwisata Berbasis Hutan dan Air,

Penataan Situ Bungursari, Penyempurnaan Kawasan Situ Buleud, Situ

Wanayasa, Situ Cikumpay, Situ Cigangsa Serta Penataan Kawasan Wisata

Hutan Cirende, Wanawali dan Cibukamanah.

9. Penguatan ekonomi masyarakat melalui pembangunan Pasar Tradisional

Leuwipanjang, Maniis, Sukatani, Bojong, Wanayasa, Pasawahan,

Darangdan, Cibatu dan Campaka. Serta penyempurnaan pusat

perbelanjaan Pasar Jum`at.

B. Perumahan dan Pemukiman

1. Pengertian Perumahan dan Permukiman

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah berfungsi sebagai tempat

tinggal atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan

Page 69: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

54

makhluk hidup lainnya. Rumah memberikan rasa aman, kenyamanan dan

ketentraman bagi manusia. Rumah juga merupakan tempat awal yang strategis

dalam pengembangan sebuah kehidupan.9

Sedangkan permukiman adalah satuan kawasan perumahan lengkap

dengan prasarana lingkungan, prasarana umum dan fasilitas social yang

mengandung keterpaduan kepentingan dan keselarasan pemanfaatan sebagai

lingkungan kehidupan. Permukiman tersebut juga memberi ruang gerak

sumberdaya, dan pelayanan bagi peningkatan mutu kehidupan serta kecerdasan

warga penghuni, yang berfungsi sebagai ajang kegiatan kehidupan social,

budaya dan ekonomi.10

Bedasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011

Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, rumah adalah bangunan atau

gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana

pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset

bagi pemiliknya. Sedangkan perumahan merupakan kumpulan rumah sebagai

bagian dari permukiman. lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu

satuan perumahan seharusnya memiliki fasilitas serta mempunyai penunjang

sebagai upaya pemenuhan rumah yang layak huni baik di perkotaan maupun

9 Siswono Yudohusodo, Rumah Untuk Seluruh Rakyat, (Jakarta: INKOPPOL, Unit Percetakan

Bharakerta, 1991), 432. 10

C. Djemabut, Blaang, Perumahan dan Permukiman Sebagai Kebutuhan Dasar (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 1986), 8.

Page 70: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

55

perdesaan. Adapun fasilitas dan penunjang yang harus dipenuhi antara lain

adalah:11

a. Prasarana sebagai kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang

memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak,

sehat, aman, dan nyaman. Seperti memperbaiki saluran sanitasi, drainase

dan tempat pembuangan sampah.

b. Sarana sebagai fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk

mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial,

budaya, dan ekonomi. Seperti sekolah sebagai saran pendidikan atau

lapangan sebagai sarana ruang terbuka hijau dan taman bermain.

c. Utilitas umum sebagai kelengkapan penunjang untuk pelayanan

lingkungan hunian. Seperti alat transportasi umum, jaringan listrik, air

bersih, lampu jalan dan sebagainya.

Berdasarkan Undang-Undang No. 4Tahun 1992 Tentang Perumahan dan

Permukiman Pasal 29 menegaskan bahwa setiap warga mempunyai hak dan

kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam

pebangunan perumahan dan permukiman.12

Penyelenggaran perumahan dan

permukiman dapat dilaksanakan dengan aggaran yang lebih kecil melalui usaha

bersama oleh masyarakat secara swadaya dengan bimbingan Pemerintah

11

Undang-undang Republik Indonesia, Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman No. 1

Tahun 2011, 1-6. 12

Herman Hermit, Ir. MT. Komentar Atas Undang-Undang Perumahan dan Pemukiman (UU

No. 4 Tahun 1992) (Bandung: CV. Mandaar Maju, 2009), 6.

Page 71: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

56

Daerah serta dapat melibatkan kelompok profesi dan kelompok minat dalam

masyarakat di bidang perumahan dan permukiman.13

2. Rumah Sehat

Rumah yang sehat menunjukan kelayakan rumah sebagai hunian. Rumah

sehat dimaksudkan untuk melindungi dari dampak kualitas lingkungan dan rumah

tinggal yang tidak sehat. Ciri-ciri rumah yang sehat antara lain adalah sebagai

berikut:14

a. Konstruksi bangunan, memiliki pondasi dan konstruksi yang kuat dan

aman untuk dihuni, bahan bangunan tahan lama, mudah dipelihara,

jaringan listrik dan bersipat tahan api.

b. Kesehatan, mampu menunjang kondisi kesehatan bagi penghuninya.

c. Kenyamanan, para penghuni nyaman bertempat tinggal dan mudah

melaksanakan kegiatannya.

d. Keterjangkauan biaya, pembangunan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana rumah sesuai dengan kemampuan finansial pemilik rumah.

e. Segi keserasian lingkungan, yaitu untuk memberikan keindahan dan

keasrian lingkungan rumah.

13

Herman Hermit, Ir. MT. Komentar Atas Undang-Undang Perumahan dan Pemukiman (UU

No. 4 Tahun 1992) (Bandung: CV. Mandaar Maju, 2009), 19. 14

Laporan Akhir Penunjang Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU),

(Purwakarta: Konsultan Pendamping Masyarakat 2014), 66.

Page 72: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

57

3. Rumah Tidak Layak Huni

Rumah tidak layak huni adalah hunian yang tidak memenuhi syarat secara teknis

maupun non-teknis. Rumah tidak layak huni ini dapat dikaitkan sebagai

pengejawantahan dari kemiskinan. Adapun acuan normatif rumah tidak layak huni

berdasarkan kondisi fisik bangunan adalah sebagai berikut:15

a. Kategori kerusakan ringan (±25%).

Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan ringan apabila terjadi hal-hal

sebagai berikut:

1) Retak halus (lebar celah lebih kecil dari 0,075 cm) pada plesteran.

2) Serpihan plesteran berjatuhan.

3) Mencakup luas yang terbatas.

4) Kira-kira 25% elemen utama mengalami kerusakan.

5) Retak kecil (lebar celah antara 0,075 hingga 0,6 cm) pada dinding.

6) Kerusakan bagian-bagian nonstruktur seperti cerobong, lisplang, dsb.

7) Kemampuan struktur untuk memikul beban tidak banyak berkurang.

8) Layak fungsi/huni.

b. Kerusakan struktur tingkat berat (±50%).

Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat berat apabila

terjadi hal-hal sebagai berikut:

15

Laporan Akhir Penunjang Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU),

(Purwakarta: Konsultan Pendamping Masyarakat 2014), 22-23.

Page 73: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

58

1) Dinding pemikul beban terbelah dan runtuh.

2) Bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur pengikat.

3) Kira-kira 50% elemen utama mengalami kerusakan.

4) Tidak layak fungsi atau huni.

c. Kerusakan total (> 65%).

Suatu bangunan dikategorikan sebagai rusak total/roboh apabila terjadi hal-hal

sebagai berikut:

1) Bangunan roboh seluruhnya (> 65%).

2) Sebagian komponen rusak berat.

3) Tidak layak fungsi atau huni.

C. RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN PURWAKARTA

1. Sebaran Rumah Tidak Layak Huni

Terbatasnya akses perumahan dan permukiman yang sehat dan layak bagi

masyarakat berpenghasilan rendah menjadi masalah yang harus diselesaikan

oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarata. Berdasarkan Peraturan

Bupati Nomor 050.13/KEP.781-BAPPEDA/2013 tentang penetapan data

rumah tidak layak huni yang tervalidasi berdasarkan administrasi

kependudukan Kabupaten Purwakarta rumah tidak layak huni yang tersebar di

Kabupaten Purwakarta adalah 23.173 KK yang tersebar di 17 Kecamatan.

Page 74: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

59

Berdasarkan keluaran kuantitatif KPM, Program rutilahu dialokasikan

kepada satu KK dari satu RW yang tersebar di setiap desa dari 17 kecamatan.

Ketentuan tersebut dapat berubah sesuai ketetapan yang ditentukan oleh

pemegang kebijakan dan dilaksanakan oleh KSM.16

Pada tahun 2014

berdasarkan data usulan PT. Citra Cipta Mandiri berikut rincian sebaran rumah

tidak layak huni Kabupaten Purwakarta disajikan dalam Tabel 3.5 Rumah

Tidak Layak Huni Kabupaten Purwakarta di bawah ini.

Tabel 3.5 Rumah Tidak Layak Huni Kab. Purwakarta

No Kecamatan Desa Unit No Kecamatan Desa Unit

1 Kiarapedes Pusakamulya 7 10 Campaka Campaka 3

Margaluyu 6 Campakasari 3

Kiarapedes 5 Benteng 4

Ciracas 4 Cirende 4

Garokgek 6 Cikumpay 4

Mekarjaya 6 Cijaya 4

Taringgul landeuh 6 Kertamukti 4

Gardu 7 Cimahi 5

Cibeber 10 Cisaat 5

Sumbersari 4 Cijunti 5

2 Bungursari Ciwangi 9 11 Plered Rawasari 3

Cibening 9 Cibogo girang 8

Bungursari 6 Pamoyanan 5

Dangdeur 4 Palinggihan 4

Wanakerta 4 Linggarsari 6

Cinangka 4 Cibogo hilir 12

Cikopo 7 Sindangsari 4

Cibungur 5 Plered 4

Cibodas 6 Citekokaler 4

Karangmukti 4 Babakansari 4

3 Babakancikao Cicadas 5 Sempur 4

Babakancikao 10 Anjun 4

Cilangkap 5 Gandamekar 4

Mulyamekar 7 Gandasoli 4

Maracang 7 Citeko 4

Kadumekar 4 Liunggunung 4

Hegarmanah 6 12 Tegalwaru Pasanggrahan 6

Cigelam 7 Tegalwaru 5

Ciwareng 7 Citalang 6

4 Cibatu Karyamekar 3 Warungjeruk 12

Cilandak 5 Galumpit 6

16

Laporan Antara Penunjang Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU),

(Purwakarta: Konsultan Pendamping Masyarakat 2014), 8.

Page 75: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

60

Wanawali 3 Sukamulya 5

Cipancur 4 Sukahaji 4

Cibukamanah 4 Karoya 8

Cirangkong 4 Batutumpang 6

Cikadu 4 Cadasmekar 5

Ciparungsari 3 Cadassari 5

Cibatu 4 Tegalsari 5

Cipinang 4 Cisarua 9

No Kecamatan Desa Unit No Kecamatan Desa Unit

5 Pasawahan Pasawahan anyar 4 13 Purwakarta Nagrikidul 10

Pasawahan 11 Purwamekar 9

Sawahkulon 7 Nagrikaler 12

Ciherang 6 Tegal munjul 7

Cidahu 4 Munjuljaya 13

Pasawahan kidul 6 Sindangkasih 16

Kertajaya 8 Cipaisan 6

Lebak anyar 7 Ciseureuh 9

Selaawi 10 Citalang 5

Margasari 6 Nagri tengah 11

Warungkadu 4 14 Jatiluhur Cibinong 4

Cihuni 6 Cilegong 5

6 Sukatani Cianting utara 3 Bunder 9

Sukamaju 4 Mekargalih 9

Panyindangan 8 Jatimekar 5

Cilalawi 5 Jatiluhur 5

Malangnengah 4 Cikao bandung 6

Sukajaya 6 Parakanlima 8

Cipicung 4 Cisalada 6

Tajursindang 6 Kembangkuning 8

Pasirmunjul 6 15 Wanayasa Taringgul tengah 4

Cibodas 4 Wanayasa 7

Cianting 8 Nangerang 4

Sukatani 10 Sumurungul 4

Cijantung 4 Sakambang 3

Sindanglaya 6 Nagrog 4

7 Pondoksalam Parakansalam 7 Taringgultonggoh 4

Salam mulya 8 Cibuntu 3

Tanjungsari 10 Babakan 6

Gurudug 7 Sukadami 4

Sukamaju 8 Simpang 4

Salem 6 Ciawi 5

Salam jaya 6 Raharja 3

Situ 4 Wanasari 4

Bungurjaya 4 Legokhuni 3

Galudra 5 16 Darangdan Linggamukti 6

Pondokbungur 6 Cilingga 6

Sukajadi 8 Nagrak 8

8 Bojong Sindangpanon 7 Sawit 7

Sindangsari 7 Depok 8

Pasanggrahan 5 Darangdan 9

Cipeundeuy 6 Sadarkarya 7

Cibingbin 6 Nangewer 10

Cileunca 4 Linggasari 6

Pawenang 4 Sirnamanah 3

Bojong timur 8 Neglasari 8

Bojong barat 6 Legoksari 4

Kertasari 5 Mekarsari 9

Cikeris 5 Pasirangin 8

Pangkalan 4 Gunung hejo 6

Page 76: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

61

Sukamanah 4 17 Maniis Gunungkarung 11

Cihanjawar 4 Cijati 5

9 Sukasari Ciririp 9 Ciramahilir 7

Parungbanteng 7 Sukamukti 6

Kutamanah 6 Pasirjambu 8

Kertamanah 7 Tegaldatar 8

Sukasari 6 Sinargalih 6

Citamiang 7

No Kecamatan Desa Unit No Kecamatan Desa Unit

Total 561 589

Grand total 1150

Sumber: Data Usulan Program RUTILAHU (Bandung: PT. Citra Cipta Mandiri 2014).

Berdasarkan Tabel 3.5 Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Purwakarta

pada tahun 2014 terdapat 1150 usulan rumah tidak layak huni yang tersebar di

17 kecamatan sebagai target pelaksanaan Program RUTILAHU di Kabupaten

Purwakarta.

2. Bentuk Rumah

Berdasarkan hasil Survey Teknis PT. Citra Cipta Mandiri, bentuk rumah

tidak layak huni di Kabupaten Purwakarta terdiri dari tiga tipe, yaitu:17

a. Rumah Panggung

Rumah Panggung adalah Rumah dengan ketinggian sekitar 50 cm dari atas

tanah. Tiang Rumah umumnya terbuat dari kayu yang sebagian sudah usang,

diletakan diatas batu yang disebut umpak. Dinding Terbuat dari Anyaman

Bambu yang sudah lapuk, sedangkan lantai memakai papan yang juga sebagian

sudah lapuk. Bagian penutup atap memakai genteng dan asbes dengan kondisi

buruk yang dapat menyebabkan terjadinya kebocoran saat turun hujan. Jumlah

persentase rumah tidak layak huni rumah panggung mencapai 45%.

17

Laporan Akhir Penunjang Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU),

(Purwakarta: Konsultan Pendamping Masyarakat 2014), 37-38.

Page 77: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

62

b. Rumah Setengah Tembok

Rumah setengah tembok adalah rumah bengan dinding setinggi 1m

dibagian bawah berupa tembok sedangkan keatasnya berupa anyaman bambu

yang sudah lapuk. Lantai rata-rata masih tegel yang sudah usang dan lantai

dapur masih berupa tanah. Bagian penutup atap memakai genteng dan asbes

dengan kondisi buruk yang dapat menyebabkan terjadinya kebocoran saat

turun hujan. Jumlah persentase rumah tidak layak huni rumah setengah tembok

mencapai 35%.

c. Bentuk Permanen

Rumah Permanen adalah rumah dengan dinding berupa tembok yang

sudah pecah pada bagian-bagian tertentu, Acian sebagian sudah rontok. Lantai

rata-rata masih tegel yang sudah usang dan lantai dapur masih berupa tanah.

Bagian penutup atap memakai genteng dan asbes dengan kondisi buruk yang

dapat menyebabkan terjadinya kebocoran saat turun hujan. Jumlah persentase

rumah tidak layak huni rumah setengah tembok mencapai 20%.

D. PROGRAM RUTILAHU

Program RUTILAHU merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta untuk menyelesaikan masalah

perumahan dan permukiman dengan cara meningkatkan ketersediaan rumah

yang layak bagi masyarakat miskin. Menurut Ucok Ujang Wardi selaku ketua

Page 78: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

63

DPRD Kabupaten Purwakarta selain masalah perumahan dan permukiman

dasar penetapan kebijakan adalah untuk penanggulangan kemiskinan sesuai

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang

Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.18

Pada proses adopsi kebijakan pertama-tama dilakukan pendataan meliputi

tahap kompilasi, verifikasi, dan validasi data masyarakat Kabupaten

Purwakarta terkait rumah tidak layak huni, kemudian pada tanggal 31

desember 2013 ditetapkan kebijakan formal dalam bentuk Peraturan Bupati

Nomor 050.13/KEP.781-BAPPEDA/2013 tentang penetapan data rumah tidak

layak huni yang tervalidasi berdasarkan administrasi kependudukan Kabupaten

Purwakarta. Selanjutnya kompilasi data nama dan alamat rumah tidak layak

huni diserahkan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang agar dapat ditindak lanjuti dalam tahapan

perencanaan kedepan oleh OPD yang bersangkutan sampai akhinya

diimplementasikan.19

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor: 4 Tahun

2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor

18 Tahun 2013 Tentang Anggaran Pendapatan Dan belanja Daerah Kabupaten

Purwakarta Tahun Anggaran 2014, Program RUTILAHU diimplementasikan

18

Wawancara Langsung Ketua DPRD di Pendopo Kabupaten Purwakarta pada tanggal 24

Januari 2017. 19

Wawancara Langsung Ketua DPRD di Pendodpo Kabupaten Purwakarta 24 Januari 2017.

Page 79: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

64

melaui anggaran dari belanja hibah sebagai upaya untuk mengatasi masalah

perumahan dan permukiman di Kabupaten Purwakarta.20

1. Tujuan dan Sasaran

Pemberian bantuan Program RUTILAHU diberikan kepada masyarakat

miskin yang menempati atau mempunyai rumah tidak layak huni. Program ini

bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat miskin. Adapun

sasaran kegiatan pemberian bantuan adalah:21

1) Masyarakat miskin yang menempati rumah tidak layak huni hasil pendataan

Bapermas Kab. Purwakarta.

2) Rumah tidak layak huni yang belum terdaftar dalam hasil pendataan yang

ditetapkan oleh Kepala Kelurahan setempat setelah mendapat pertimbangan

dari panitia pelaksana Program RUTILAHU tingkat Kelurahan atau Desa.

2. Panitia Pelaksana Program

Rehabilitasi rumah tidak layak ini merupakan program pembangunan

Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan Surat Perjanjian Pekerjaan Konsultansi

dengan Nomor: 602/2.E.01/PPK/SPPK-PERKIM/V/2014, antara Kepala

Bidang Perumahan dan Permukiman yaitu Agung Wahyudi, ST, selaku Pejabat

Pembuat Komitmen kegiatan penunjang Program RUTILAHU paket pekerjaan

belanja jasa konsultan, yang bertindak untuk dan atas nama Dinas Cipta Karya

20

Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (DPKAD), Perjanjian Pemberian Bantuan

Belanja Hibah (Purwakarta: 2014) 21

Laporan Akhir Penunjang Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU),

(Purwakarta: Konsultan Pendamping Masyarakat 2014), 36.

Page 80: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

65

Dan Tata Ruang Kabupaten Purwakarta, dengan Faisal Qamra selaku Kuasa

Direktur, yang bertindak untuk dan atas nama PT. Citra Cipta Mandiri.22

Pembangunan perumahan tidak layak huni oleh masyarakat pada

umumnya masih belum memenuhi kualitas layak huni, penyebabnya adalah

tingkat pendidikan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang rumah sehat

dan tata cara pengadministrasian laporan, agar pelaksanaan RUTILAHU dapat

berjalan tepat sasaran, tepat waktu dan tepat penggunaan, Dinas Cipta Karya

dan Tata Ruang Kabupaten Purwakarta bekerjasama dengan Konsultan

Pendamping Masyarakat (KPM) yang berfungsi sebagai pendamping Panitia

Tingkat Desa yaitu Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam proses

pengadministrasian dan pelaksanaan fisik rehabilitasi rumah tidak layak huni

Kabupaten Purwakarta.

3. Mekanisme Pelaksanaan Program RUTILAHU

a. Pengajuan Permohonan Bantuan

Pengajuan permohonan bantuan Program RUTILAHU bagi masyarakat

miskin yang telah mendapatkan rekomendasi berdasarkan hasil seleksi

lapangan yang dilaksanakan oleh pihak desa yaitu kelompok swadaya

masyarakat dengan bantuan konsultan pendamping masyarakat selaku tim

22

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dokumen Kontrak Penunjang RUTILAHU,

(Purwakarta: 2014)

Page 81: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

66

verifikasi. Adapun persyaratan pengajuan permohonan bantuan rehabilitasi

rumah tidak layak huni di Kabupaten Purwakarta adalah sebagai berikut:23

1) Calon penerima bantuan diutamakan rumahnya yang berkelompok atau

saling berdekatan.

2) Persyaratan yang harus dipenuhi calon penerima bantuan, adalah:

a) Penduduk di wilayah setempat yang dibuktikan dengan fotocopy KK

dan KTP Kabupaten Purwakarta.

b) Menyerahkan foto copy Bukti Kepemilikan Tanah yang telah disahkan

oleh Kepala Kelurahan setempat dan atau menyerahkan Surat Ijin

pembangunan atau pemugaran rumah bila tanah yang ditempati bukan

milik sendiri.

3) Permohonan bantuan diajukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat

dalam bentuk proposal. Adapun persyaratan yang harus dilampirkan dalam

proposal adalah sebagai berikut:24

a) Surat Permohonan Pencairan Dana.

b) Surat Keputusan Kepala Desa tentang Penetapan Ketua Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM).

c) Rincian dan rekapitulasi rencana anggaran biaya.

23

Laporan Akhir Penunjang Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU),

(Purwakarta: Konsultan Pendamping Masyarakat 2014), 36. 24

Proposal, Program Rehabilitasi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

(Purwakarta: 2014).

Page 82: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

67

d) Gambar tampak depan, belakang, dan samping rumah calon penerima

bantuan.

e) KTP dan KK panitia dan calon penerima bantuan.

Propsal permohonan bantuan dana diserahkan kepada Dinas Cipta Karya

dan Tata Ruang (DCKTR) dan Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah

(DPKAD) dengan melampirkan surat pernyataan pertanggungjawaban

penerima belanja hibah dan menyepakati perjanjian pemberian bantuan belanja

hibah kepada kelompok atau anggota masyarakat antara Pemerintah Kabupaten

Purwakarta dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Desa penerima

bantuan.25

b. Pencairan Dana Bantuan

Biaya Program RUTILAHU diimplementasikan dalam bentuk belanja

hibah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun

anggaran 2014. Belanja hibah yang diserahkan kepada Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) Program RUTILAHU tertuang dalam peraturan daerah

Kabupaten Purwakarta nomor: 4 tahun 2014 tentang perubahan atas peraturan

daerah Kabupaten Purwakarta nomor: 18 tahun 2013 tentan g Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Purwakarta tahun anggaran 2014.26

25

Wawancara Langsung Kuasa Direksi PT. Citra Cipta Mandiri di Kab. Lebak 15 Desember

2016. 26

Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (DPKAD), Perjanjian Pemberian Bantuan

Belanja Hibah (Purwakarta: 2014)

Page 83: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

68

Pembayaran belanja hibah kepada kelompok swadaya masyarakat (KSM)

melalui rekening bank sesuai dengan Surat Perintah Membayar (SPM) yang

diterima oleh Kuasa Bendahara Umum Daerah yaitu Ir. Nurhidayat, MM.

selaku pejabat yang ditunjuk untuk menerbitkan dan menandatangani Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D).27

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) diterbitkan dan diserahkan mulai

tanggal 6 oktober sampai dengan 31 desember 2014 kepada kelompok swadaya

masyarakat (KSM) dari setiap desa yang menerima bantuan. Setiap desa

memiliki jumlah rumah tidak layak huni yang variatif, terdapat 67 desa

penerima bantuan dengan total pengeluaran belanja hibah untuk Program

RUTILAHU Kabupaten Purwakarta senilai Rp. 4.000.000.000,- (Empat Milyar

Rupiah).28

c. Pelaksanaan Pembangunan

Dana hibah yang dibayarkan Pemerintah Kabupaten Purwakarta kepada

penerima bantuan Program RUTILAHU diswakelola oleh panitia tingkat desa

yaitu kelompok swadaya masyarakat (KSM), dana bantuan dialokasikan

kesetiap unitnya dalam bentuk material bangunan. Implementasi pembangunan

rehabilitasi rumah tidak layak huni dilaksanakan oleh pekerja bangunan dan

masyarakat setempat secara swadaya.

27

Pemerintah Kabupaten Purwakarta Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) kepada KSM

Program RUTILAHU. 28

Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Pengeluaran Belanja Hibah untuk KSM Program

RUTILAHU.

Page 84: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

69

Pembangunan dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan rencana

anggaran biaya (RAB) yang dilampirkan dalam proposal permohonan bantuan.

Agar pelaksanaan pembangunan bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni

tepat penggunaan dan tepat waktu, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

berkoordinasi dengan Konsultan Pendamping Masyarakat (KPM) dalam

melakukan pembelian bahan material dan pengadministrasian dilapangan.29

d. Penyerahan Surat Pertanggungjawaban

Propsal permohonan bantuan dana yang diserahkan Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) kepada Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah

(DPKAD) melampirkan surat pernyataan pertanggungjawaban atas

penggunaan belanja hibah. Dalam surat pernyataan pertanggungjawaban

penerima belanja hibah, Kelompok Swadaya Mayarakat (KSM) menyatakan

kesiapannya mempertanggungjawabkan penggunaan dana sesuai proposal yang

diajukan dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban paling lambat satu

bulan setelah pencairan. Adapun persyaratan yang harus dilampirkan dalam

laporan pertanggungjawaban adealah sebagai berikut:30

1) Pernyataan Pengesahan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) ditandatangani

oleh Ketua dan Bendahara Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

2) Berita Acara Hasil Pemeriksa Pekerjaan ditandatangani oleh Tim Verifikasi

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

29

Wawancara Langsung Kuasa Direksi PT. Citra Cipta Mandiri di Kab. Lebak 15 Desember

2016. 30

Lampiran SPJ, Program Rehabilitasi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

(Bandung: PT. Citra Cipta Mandiri 2014)

Page 85: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

70

3) Surat PertanggungJawaban

4) Laporan Kemajuan Fisik

5) Buku Penerimaan dan Pengeluaran

6) Daftar Hadir dan Upah kerja

7) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

8) Copy buku rekening.

9) Foto progres 0% sampai 100%

10) Bukti Pengeluaran meliputi nota material bahan banguanan, Kwitansi upah

kerja, dan surat jalan untuk transportasi.

Page 86: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

71

BAB IV

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM RUTILAHU DI

KABUPATEN PURWAKARTA

Evaluasi Program RUTILAHU dilakukan untuk memperoleh informasi

mengenai dampak yang dihasilkan sehingga memperoleh rekomendasi bahwa

kebijakan dapat dilanjutkan, perlu perbaikan sebelum dilanjutkan, atau harus

dihentikan. Penelitian ini mengevaluasi pelaksanaan Program RUTILAHU

melalui studi indikator berdasarkan tiga kriteria yaitu efektivitas, efisiensi, dan

responsivitas.

A. Efektifitas Program Rutilahu

Efektivitas berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil dan

akibat yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan.

Kriteria efektivitas dalam penelitian ini digunankan untuk mengetahui

ketepatan sasaran dan pencapaian tujuan dari Program RUTILAHU. Pemberian

bantuan Program RUTILAHU diberikan kepada masyarakat miskin yang

menempati atau mempunyai rumah tidak layak huni.

1. Ketepatan Sasaran

Berdasarkan Tabel 3.5 Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Purwakarta

yang dijelaskan pada bab sebelumnya (BAB III) terdapat 1150 calon penerima

bantuan dengan rumah tidak layak huni yang tersebar di 17 Kecamatan di

Page 87: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

72

Kabupaten Purwakarta. Pada tahun 2014 Melalui anggaran APBD Pemerintah

Kabupaten Purwakarta telah menyalurkan bantuan kepada 400 penerima

bantuan berupa dana sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) yang

dialokasikan ke setiap unitnya, maka anggaran yang dikeluarkan Pemerintah

Kabupaten Purwakarta pada tahun 2014 untuk pelaksanaan Program

RUTILAHU adalah Rp. 4.000.000.000,- (Empat Milyar Rupiah).1 Rincian

jumlah penerima bantuan disajikan dalam Tabel 4.1 Penerima Bantuan Progam

Rutiahu Tahun 2014.

Tabel 4.1 Penerima Bantuan Progam RUTILAHU Tahun 2014

No Kecamatan Desa Unit No Kecamatan Desa Unit

1

Kiarapedes

Margaluyu 6 34

Tegalwaru

Pasanggrahan 6

2 Kiarapedes 5 35 Tegalwaru 5

3 Ciracas 4 36 Citalang 6

4 Garokgek 6 37 Warungjeruk 12

5 Taringgul landeuh 6 38 Galumpit 7

6 Gardu 7 39 Sukamulya 5

7 Cibeber 10 40 Sukahaji 4

8

Pondoksalam

Parakansalam 7 41 Karoya 8

9 Salam mulya 8 42 Tegalsari 5

10 Tanjungsari 10 43 Cisarua 9

11 Bungurjaya 4 44

Campaka

3

12 Galudra 5 45 Campakasari 3

13 Pondok bungur 6 46 Benteng 4

14

Jatiluhur

Cibinong 4 47 Cikumpay 4

15 Bunder 9 48 Kertamukti 4

16 Mekargalih 9 49 Cisaat 5

17 Parakanlima 8 50 Cijunti 5

18 Cisalada 6 51

Darangdan

Linggamukti 6

19 Kembangkuning 8 52 Cilingga 6

20 Sukasari Ciririp 9 53 Nagrak 8

1 Data Usulan Program RUTILAHU (Bandung: PT. Citra Cipta Mandiri 2014).

Page 88: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

73

No Kecamatan Desa Unit No Kecamatan Desa Unit

21

Parungbanteng 7 54

Sawit 7

22 Kutamanah 6 55 Mekarsari 9

23 Kertamanah 7 56 Pasirangin 8

24

Bojong

Sindangpanon 7 57 Gununghejo 5

25 Sindangsari 7 58

Plered

Citekokaler 4

26 Pasanggrahan 5 59 Babakansari 4

27 Cipeundeuy 5 60 Sempur 4

28

Cibingbin 6 61

Anjun 4

29 Cileunca 4 62 Gandamekar 4

30 Pawenang 4 63 Gandasoli 4

31 Pangkalan 4 64 Citeko 4

32 Sukamanah 4 65 Liunggunung 4

33 Cihanjawar 4 66 Babakancikao

Babakancikao 10

67 Ciwareng 7

Total 207 193

Grand total 400

Sumber: Data Usulan Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (Bandung: PT.

Citra Cipta Mandiri 2014).

Jumlah calon penerima bantuan adalah 1150 berdasarkan data usulan yang

disusun melalui proses verifikasi di setiap desa, sedangkan pada tahun 2014

Program RUTILAHU direalisasikan kepada 400 rumah penerima bantuan.

Untuk menangani masalah perumahan dan permukiman pemerintah daerah

Kabupaten Purwakarta masih memiliki 750 atau 65,2% rumah tidak layak huni

yang belum direhabilitasi. Menurut Entis Sutisna, BE Program RUTILAHU

yang diimplementasikan pada tahun 2014 masih belum sesuai harapan,

seharusnya perogram RUTILAHU 2014 diimplementasikan sebanyak 1150

namun karena keterbatasan anggaran maka hanya diimplementasikan kepada

400 unit rumah penerima bantuan saja.2

2 Wawancara Langsung Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang di Kantor DCKTR pada

tanggal 8 November 2016.

Page 89: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

74

Sasaran ditetapkannya Program RUTILAHU oleh pemerintah daerah

Kabupaten Purwakarta adalah masyarakat miskin yang menempati rumah tidak

layak huni berdasarkan hasil pendataan Bapermas Kabupaten Purwakarta,

Program RUTILAHU juga dapat diajukan oleh Kepala Kelurahan setempat

setelah mendapat pertimbangan dari panitia pelaksana Program RUTILAHU.

Program RUTILAHU yang diimplementasikan pada tahun 2014 masih belum

tepat, seharusnya Program RUTILAHU 2014 diimplementasikan sebanyak

1150 namun karena keterbatasan anggaran maka hanya diimplementasikan

kepada 400 unit rumah penerima bantuan saja.

2. Pencapain Tujuan

Program RUTILAHU bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

masyarakat miskin. Ketersediaan rumah layak huni melalui Program

RUTILAHU yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta

dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan meninggkatkan

kualitas hidup masyarakat miskin.

Pengadaan rumah layak huni bagi masyarakat miskin merupakan upaya

untuk memenuhi kebutuhan papan dari kebutuhan pokok yang diperlukan oleh

masyarakat secara umum. Terpenuhinya ketersediaan rumah yang layak

merupakan peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat miskin.

Berdasarkan data progres pembangunan fisik Laporan Akhir Penunjang

Program RUTILAHU 2014, seluruh panitia sudah melampirkan gambar

Page 90: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

75

progres pembangunan fisik rumah tidak layak huni 0% sampai 100%. Gambar

progres tersebut membuktikan bahwa Program RUTILAHU telah memenuhi

kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat miskin, maka tujuan Program

RUTILAHU meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin dengan

menyediakan rumah layak huni sudah tercapai.3

B. Efisiensi Program Rutilahu

Efisiensi berkenaan dengan jumlah usaha yang dilakukan untuk

menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Usaha yang diperlukan untuk

mencapai tujuan Program RUTILAHU dianalisis menggunakan pendekatan

yang dikemukakan oleh George Charles Edwards III yang dijelaskan pada pada

bab sebelumnya (BAB II). Edwards mengemukakan empat faktor kritis yang

mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi, yaitu komunikasi,

sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi.

1. Komunikasi

Komunikasi memiliki peran dan fungsi penting dalam implementasi

kebijakan. Komunikasi yang baik sesuai dengan peran masing-masing akan

membantu panitia pelaksana memberikan dampak sesuai dengan yang

harapankan. Menurut Faisal Qamra selaku Kuasa Direksi PT. Citra Cipta

Mandiri (PT. CCM) dalam pelaksanaan Program RUTILAHU komunikasi

3 Wawancara Langsung Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas Cipta Karya dan

Tata Ruang pada tanggal 7 November 2016.

Page 91: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

76

sudah terjalin dengan baik antara seluruh instansi dan kelompok kerja sesuai

perannya masing-masing.4

Panitia pelaksana dari setiap instansi memiliki peran yang saling

terkoordinasi antara satu dengan lainnya. Peran panitia selaku instrumen dari

instansi memiliki peran sesuai dengan pedoman pelaksanaan Program

RUTILAHU. Namun menurut Entis Sutisna, BE, KSM selaku panitia

pelaksana lapangan dalam pengerjaannya masih kurang berkoordinasi dengan

masyarakat selaku penerima bantuan dan menimbulkan kekecewaan.5

2. Sumber Daya

Sumber daya sangat diperlukan untuk memfasilitasi berlangsungnya

pelaksanaan program kebijakan. Pelaksanaan Program RUTILAHU merupakan

kegiatan yang diselenggarakan oleh DCKTR dengan difasilitasi oleh dua

sumber daya yaitu KPM dan KSM. Keberadaan dua kelompok kerja yang

ditetapkan sebagai sumberdaya yang memfasilitasi Program RUTILAHU

dirasa masih belum cukup oleh DCKTR.

Menurut Agung Wahyudi, ST selaku Kepala Bidang Perumahan dan

Permukiman, KPM selaku konsultan pendamping ditunjuk langsung oleh

DCKTR sedangkan pelaksana yaitu KSM dibentuk oleh Desa sebagai

perwakilan Desa, seharusnya ada pihak yang dapat menengahi antara KPM

4 Wawancara Langsung Kuasa Direksi PT. Citra Cipta Mandiri di Kab. Lebak pada tanggal 15

Desember 2016. 5 Wawancara Langsung Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang di Kantor DCKTR pada

tanggal 8 November 2016.

Page 92: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

77

dengan KSM seperti Kader Desa, Pengawas, atau Bamusdes sebagai sarana

meditasi antara KPM dan KSM terhadap aspirasi masyarakat atau sebagai

kontroling.6

KSM selaku panitia pelaksana kegiatan bantuan Program RUTILAHU

seharusnya memiliki sumberdaya yang cukup. Berikut kecukupan sumber daya

meliputi fasilitas yang diperlukan oleh KSM dalam pelaksanaan Program

RUTILAHU disajikan dalam Grafik 4.1 Sumber Daya Pelaksanaan Program

RUTILAHU.

Grafik 4.1 Sumber Daya Pelaksanaan Program RUTILAHU

Sumber: Hasil Kuesioner KSM.

Berdasarkan Grafik 4.1 Sumber Daya Pelaksanaan Program RUTILAHU,

material banguan dipandang sebagai sumber daya yang paling mencukupi oleh

KSM dalam memfasilitasi berlangsungnya program dengan persentase

mencapai 90.48%, sedangkan transportasi menjadi sumber daya yang belum

6 Wawancara Langsung Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman di Kantor DCKTR pada

tanggal 7 November 2016.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

ATK Transportasi Staf Administrasi Material Bangunan

Tercukupi Belum Tercukupi

19.05%

47.62% 52.38%

85..71%

14.29%

90.48%

9.52%

80.95%

Page 93: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

78

tercukupi dengan jumlah persentase sebaesar 47.62%. Rata-rata kecukupan

sumberdaya pelaksanaan Program RUTILAHU mencapai 76.19%.

3. Disposisi

Disposisi merupakan komitmen dari pelaksana terhadap kebijakan atau

program yang dilaksanakan karena setiap kebijakan membutuhkan pelaksana

yang memiliki hasrat kuat dan komitmen yang tinggi agar mampu mencapai

tujuan kebijakan yang diharapkan. Berikut faktor-faktor yang menunjukan

bahwa panitia melaksanakan Program RUTILAHU dengan hasrat kuat dan

komitmen yang tinggi disajikan pada Tabel 4.2 Disposisi Panitia Pelaksana.

Grafik 4.2 Disposisi Panitia Pelaksana

Sumber: Hasil Kuesioner KSM

Berdasarkan Grafik 4.2 Disposisi Panitia Pelaksana, disiplin merupakan

faktor yang paling menunjukan bahwa panitia pelaksana sudah melaksanakan

Program RUTILAHU dengan hasrat kuat dan komitmen yang tinggi adalah

0

20

40

60

80

100

120

Kesesuaian Harapan Disiplin Kemudahan Birokrasi

Iya Tidak

57.14%

42.86%

95.24%

4.16%

80.95%

19.05%

Page 94: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

79

disiplin dengan jumlah persentase mencapai 95.24%. Rata-rata disposisi

seluruh KSM adalah 77.78%.

4. Struktur Birokrasi

Struktur Birokrasi merupakan mekanisme kerja yang dibentuk untuk

mengelola implementasi kebijakan dan perlu adanya Standart Operating

Procedure (SOP) yang mengatur alur pekerjaan diantara para pelaksana,

terlebih jika pelaksanaan program melibatkan lebih dari satu institusi. Dalam

Program RUTILAHU mekanisme kerja KSM diatur dalam pedoman

pelaksanaan Program RUTILAHU yang sejalan dengan peraturan Peraturan

Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia (KEMENPERA), sedangkan

KPM memiliki dokumen kontrak dengan DCKTR yang mengatur mekanisme

kerjanya.7

Gambar 4.1 Kegiatan RUTILAHU

DCKTR

Pemegang Kegiatan

Perencanaan

KSM

Panitia

Pelaksana

Bimbingan dan

Monitoring

Pelaksanaan

Pembangunan

KPM

Penunjang

Kegiatan

Pertanggungjawaban

Sumber: Hasil wawancara Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman DCKTR.

7 Wawancara Langsung Kuasa Direksi PT. Citra Cipta Mandiri di Kab. Lebak pada tanggal

15 Desember 2016.

Page 95: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

80

Berdasarkan Gambar 4.1 Kegiatan RUTILAHU, DCKTR adalah

pemegang kegiatan dalam siklus birokrasi pelaksanaan Program RUTILAHU,

karena jumlah penerima bantuan yang banyak dan keterbatasan sumber daya

manusia (SDM) dalam perencanaan, monitoring dan pertangungjawaban

DCKTR dibantu oleh KPM selaku penunjang Program RUTILAHU.8

Implementasi Program RUTILAHU bergantung pada KSM selaku panitia

pelaksana pembangunan fisik dan pengadministrasiannya, KSM harus mampu

memenuhi tugas sebagai mana ditetapkan dalam pedoman pelaksanaan. KPM

selaku penunjang Program RUTILAHU berperan sebagai pendamping KSM

untuk mempermudah terselenggaranya pembangunan dan memudahkan dalam

urusan birokrasi terkait pengadministrasian atau pelaporan pelaksanaan kepada

instansi pemerintah.

C. Responsivitas Masyarakat

Responsivitas masyarakat diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh

suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-

kelompok masyarakat tertentu. Kriteria responsivitas digunakan untuk

mengetahui tanggapan masyarakat terhadap keberhasilan fisik, ekonomi dan

sosial.

8 Wawancara Langsung Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman di Kantor DCKTR pada

tanggal 7 November 2016.

Page 96: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

81

Berdasarkan ruang lingkup yang sudah dijelaskan pada BAB I dalam

skripsi ini peneliti membatasi penelitian di tiga Kecamatan yang melaksanakan

Program RUTILAHU yaitu Kecamatan Plered, Kecamatan Darangdan, dan

Kecamatan Pondoksalam. Tiga Kecamatan diharapkan dapat mewakili seluruh

Program RUTILAHU yang dilaksanakan di Kabupaten Purwakarta.

1. Kecamatan Pondoksalam

Kecamatan Pondoksalam memiliki luas wilayah seluas 37 KM2 yang

terdiri dari 11 Desa dengan jumlah penduduk mencapai 29.944 pada tahun

2014. Secara geografis Kecamatan Pondoksalam berbatasan dengan

Kecamatan Wanayasa disebelah timur. Kecamatan Pasawahan, dan Kecamatan

Sukatani diebelah barat. Kecamatan Pasawahan dan Kecamatan Cibatu

disebelah utara. Kecamatan Bojong disebelah selatan.9

a. Penerima Bantuan Kecamatan Pondoksalam

Program rehabilitasi rumah tidak layak huni diajukan untuk penerima

bantuan yaitu masyarakat miskin yang telah mendapatkan rekomendasi

berdasarkan hasil seleksi lapangan kelompok swadaya masyarakat dengan

bantuan konsultan pendamping masyarakat selaku tim verifikasi. Jumlah

pernerima bantuan Program RUTILAHU di Kecamatan Pondoksalam adalah

40 penerima bantuan berdasarkan survey dan pendataan tim verifikasi lapangan

9 Katalog BPS, Kecamatan Pondoksalam Dalam Angka (Purwakarta 2014), 1-6.

Page 97: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

82

yang tersebar dienam desa yaitu parakansalam, salamulya, tanjungsari,

bungurjaya, gaudra, dan pondokbungur.

b. Dana Bantuan Kecamatan Pondoksalam

Pencairan dana bantuan dilaksanakan oleh KSM selaku panitia pelaksana

program di masing-masing desa. Adapun jumlah dana yang diterima oleh KSM

disajikan dalam Tabel 4.2 Dana Bantuan RUTILAHU Kecamatan

Pondoksalam.

Tabel 4.2 Dana Bantuan RUTILAHU Kecamatan Pondoksalam.

No Desa Unit Dana Bantuan

1 Parakansalam 7 Rp. 70.000.000,-

2 Salamulya 8 Rp. 80.000.000,-

3 Tanjungsari 10 Rp. 100.000.000,-

4 Bungurjaya 4 Rp. 40.000.000,-

5 Galudra 5 Rp. 50.000.000,-

6 Pondokbungur 6 Rp. 60.000.000,-

Jumlah Dana Bantuan Rp. 400.000.000,- Sumber: Nota Dinas Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (Purwakarta 2014).

Berdasarkan Tabel 4.2 total jumlah dana bantuan yang dicairkan oleh

KSM dari setiap desa di Kecamatan podoksalam adalah Rp. 400.000.000,-

(Empat Ratus Juta Rupiah). Dana terbesar dicairkan oleh KSM desa tanjungsari

senilai Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah), sedangkan yang terendah

adalah KSM desa bungurjaya senilai Rp. 40.000.000,- (Empat Puluh Juta

Rupiah).

c. Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Pondoksalam

Page 98: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

83

Pelaksanaan pembangunan program rehabilitasi rumah tidak layak huni

dikelola oleh KSM, dana bantuan dialokasikan kesetiap unitnya dalam bentuk

material bangunan. Agar sesuai dengan gambar dan rencana anggaran

pembangunan dilaksanakan oleh pekerja bangunan dan masyarakat setempat

secara swadaya. Berikut adalah gambaran umum keberhasilan fisik

pelaksanaan pembangunan sebelum dan setelah dibangun disajikan dalam

Tabel 4.3 Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Pondoksalam.

Tabel 4.3 Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Pondoksalam

No Desa Penerima Bantuan Kondisi Sebelum Sesudah

1 Parakansalam Otang/Kamah Rusak Berat 100% Gubuk 100% Bata

2 Salim Rusak Ringan 50% Bata 100% Bata

3 Sarip Rusak Berat 50% Bata 100% Bata

4 Yana Suryanto Rusak Ringan 50% Bata 100% Bata

5 Nasih Rusak Berat 100% Gubuk 100% Bata

6 Sahar Rusak Ringan 100% Gubuk 100% Bata

7 Sap'in Rusak Ringan 100% Bata 100% Bata

8 Salamulya Atin Rusak Berat 100% Bata 100% Bata

9 Kartim Rusak Berat 100% Gubuk 100% Bata

10 Uju Rusak Ringan 100% Gubuk 100% Gubuk

11 Emeng/Edi Rusak Ringan 100% Gubuk 100% Bata

12 Karmah Rusak Ringan 100% Bata 100% Bata

13 Yahya/Juasem Rusak Ringan 100% Gubuk 50% Bata

14 Isoh Rusak Berat 100% Bata 100% Bata

15 Euis Rusak Ringan 100% Gubuk 50% Bata

16 Tanjungsari Said/Oyeh Rusak Berat 100% Bata 100% Bata

17 Entin Satini Rusak Berat 50% Bata 50% Bata

18 Saminah Rusak Berat 50% Bata 50% Bata

19 Rasti Rusak Berat 100% Gubuk 100% GRC

20 Okim Rusak Berat 100% Gubuk 100% Bata

21 Nurdin Rusak Ringan 50% Bata 50% Bata

22 Misar Rusak Berat 100% Gubuk 100% Bata

23 Yokmi Rusak Ringan 100% Gubuk 100% Bata

24 Endang Rusak Berat 100% Gubuk 50% Bata

Page 99: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

84

25 Medi/Yatmah Rusak Berat 50% Bata 100% Bata

26 Bungurjaya Doneng Rusak Ringan 100% Gubuk 100% Bata

27 Ma'mun Nawawi Rusak Ringan 100% Gubuk 50% Bata

28 Asep Pudin Rusak Ringan 100% Gubuk 100% Bata

29 Ade Wahito Rusak Berat 100% Gubuk 100% Bata

No Desa Penerima Bantuan Kondisi Sebelum Sesudah

30 Galudra Arifin Rusak Ringan 100% Gubuk 50% Bata

31 Suhami Rusak Ringan 100% Gubuk 50% Bata

32 Otang Rusak Berat 100% Gubuk 50% Bata

33 Samnih Rusak Berat 100% Gubuk 100% Gubuk

34 Neng Komalasari Rusak Berat 100% Gubuk 50% Bata

35 Pondokbungur Hermawan Rusak Berat 100% Bata 100% Bata

36 Onoh Rusak Berat 100% Gubuk 100% Gubuk

37 Mista Rusak Berat 100% Gubuk 100% Gubuk

38 Gandi Rusak Berat 100% Gubuk 100% Gubuk

39 Julaeha Rusak Ringan 100% Bata 100% Bata

40 Nunung Rusak Berat 50% Bata 50% Bata

Sumber: Gambar Progres Pembangunan Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

(Purwakarta 2014).

Berdasarkan Tabel 4.3 kondisi sebelum pelaksanaan pembangunan 23 unit

rumah mengalami kerusakan struktur tingkat berat dan 17 unit mengalami

rusak ringan. Total unit dengan perbaikan 100% bata menjadi 100% bata

sebanyak 7 unit, 100% gubuk menjadi 100% gubuk sebanyak 5 unit, 50% bata

menjadi 50% bata sebanyak 4 unit, 100% gubuk menjadi 50% bata sebanyak 8

unit, 50% bata menjadi 100% bata sebanyak 4 unit, 100% gubuk menjadi 100%

bata sebanyak 11 unit, dan 100% gubuk menjadi 100% GRC sebanyak 1 unit.

d. Persepsi Masyarakat Kecamatan Pondoksalam

Masyarakat sebagai sasaran program kebijakan secara langsung sudah

merasakan dampak dari pelaksanaan Program RUTILAHU. Persepsi

masyarakat terkait keberhasilan fisik, kondisi ekonomi dan sosial diperlukan

Page 100: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

85

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sarana Sanitasi Sarana Ventilasi KetahananPondasi

KetahananLantai

KetahananDinding

Ketahanan Atap

Baik Belum Baik

untuk mengevaluasi dan mengetahui responsivitas masyarakat terhadap

Program RUTILAHU.

1) Keberhasilan Fisik

Persepsi masyarakat tentang keberhasilan fisik Program RUTILAHU di

Kecamatan Pondoksalam disajikan dalam Grafik 4.3 Keberhasilan Fisik

Kecamatan Pondoksalam.

Grafik 4.3 Keberhasilan Fisik Kecamatan Pondoksalam

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Penerima Bantuan Kecamatan Pondoksalam

Berdasarkan Grafik 4.3 keberhasilan fisik yang paling dirasakan oleh

masyarakat di Kecamatan Pondoksalam adalah rumah sudah memiliki sarana

sanitasi dan ketahanan dinding yang kokoh dengan jumlah persentase

mencapai 87.50%. Sedangkan yang paling rendah dirasakan masyarakat

adalah ketahanan atap dengan jumlah persentase sebesar 65.00%.

87.50%

77.50% 77.50%

70.00%

87.50%

65.00%

12.50%

22.50% 22.50% 30.00%

12.50%

35.00%

Page 101: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

86

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Peningkatan Ekonomi Manfaat Terhadap Kualitas Hidup

Iya Tidak

Keberhasilan fisik pembangunan rumah tidak layak huni di Kecamatan

Pondoksalam mencapai 77.50%.

2) Kondisi Ekonomi

Persepsi masyarakat tentang kondisi ekonomi setelah pelaksanaan

Program RUTILAHU di Kecamatan Pondoksalam disajikan dalam Grafik 4.4

Kondisi Ekonomi Kecamatan Pondoksalam.

Grafik 4.4 Kondisi Ekonomi Kecamatan Pondoksalam

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Penerima Bantuan Kecamatan Pondoksalam

Berdasarkan Grafik 4.4 kondisi ekonomi yang paling dirasakan oleh

masyarakat di Kecamatan Pondoksalam adalah manfaat rumah terhadap

meningkatnya kualitas hidup dengan jumlah persentase yaitu 80.00%.

Sedangkan peningkatan ekonomi masih kurang dirasakan oleh masyarakat.

50.00% 50.00%

80.00%

20.00%

Page 102: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

87

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Partisipasi Masyarakat KSM Menggerakan masa Lingkungan Nyaman

Iya Tidak

Rata-rata kondisi ekonomi penerima bantuan di Kecamatan Pondoksalam

setelah diimplementasikannya Program RUTILAHU adalah 65.00%.

3) Kondisi Sosial

Persepsi masyarakat tentang kondisi sosial setelah pelaksanaan Program

RUTILAHU di Kecamatan Pondoksalam Grafik 4.5 Kondisi Sosial

Kecamatan Pondoksalam.

Grafik 4.5 Kondisi Sosial Kecamatan Pondoksalam

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Penerima Bantuan Kecamatan Pondoksalam

Berdasarkan Garfik 4.5 kondisi sosial yang paling dirasakan oleh

masyarakat di Kecamatan Pondoksalam adalah masyarakat berpatisipasi

melaksanakan pembangunan perumahan secara swadaya dengan jumlah

77.50%

22.50%

57.50%

42.50%

62.50%

37.50%

Page 103: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

88

persentase mencapai 77.50%. Sedangkan yang paling rendah dirasakan

masyarakat adalah KSM masih belum optimal menggerakan masyarakat

dalam pelaksanaan Program RUTILAHU dengan jumlah persentase sebesar

57.50%. Rata-rata kondisi sosial setelah pelaksanaan Program RUTILAHU

adalah 65.83%.

2. Kecamatan Darangdan

Kecamatan Darangdan memiliki luas wilayah seluas 67.81 Km2 yang

terdiri dari 15 Desa dengan jumlah penduduk mencapai 66.949 jiwa pada tahun

2014. Secara geografis Kecamatan Darangdan berbatasan dengan Kecamatan

Sukatani disebelah utara, Kecamatan Bojong disebelah timur, Kabupaten

Bandung disebelah selatan, dan Kecamatan Plered disebelah barat.10

a. Penerima Bantuan Kecamatan Darangdan

Pernerima bantuan Program RUTILAHU di Kecamatan Darangdan adalah

49 penerima bantuan berdasarkan survey dan pendataan tim verifikasi lapangan

yang tersebar ditujuh Desa yaitu Linggamukti, Cilingga, Nagrak, Sawit,

Mekarsari, Pasirangin, dan Gununghejo.

b. Dana Bantuan Kecamatan Darangdan

Berikut jumlah dana yang diterima oleh KSM dari setap Desa disajikan

dalam Tabel 4.4 Dana Bantuan RUTILAHU Kecamatan Darangdan.

Tabel 4.4 Dana Bantuan RUTILAHU Kecamatan Darangdan.

10 Katalog BPS, Kecamatan Darangdan Dalam Angka (Purwakarta 2014), 1-6.

Page 104: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

89

No Desa Unit Dana Bantuan

1 Linggamukti 6 Rp. 60.000.000,-

2 Cilingga 6 Rp. 60.000.000,-

3 Nagrak 8 Rp. 80.000.000,-

4 Sawit 7 Rp. 70.000.000,-

5 Mekarsari 9 Rp. 90.000.000,-

6 Pasirangin 8 Rp. 80.000.000,-

7 Gununghejo 5 Rp. 50.000.000,-

Jumlah Dana Bantuan Rp. 490.000.000,- Sumber: Nota Dinas Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (Purwakarta 2014).

Berdasarkan Tabel 4.4 total jumlah dana bantuan yang dicairkan oleh

KSM dari setiap desa di Kecamatan Darangdan adalah Rp. 490.000.000,-

(Empat Ratus Sembilan Puluh Juta Rupiah). Dana terbesar dicairkan oleh KSM

desa mekarsari senilai Rp. 90.000.000,- (Sembilan Puluh Juta Rupiah),

sedangkan yang terendah adalah KSM desa gununghejo senilai Rp.

40.000.000,- (Empat Puluh Juta Rupiah).

c. Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Darangdan

Berikut adalah gambaran umum keberhasilan fisik pelaksanaan

pembangunan sebelum dan setelah dibangun disajikan dalam Tabel 4.5

Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Darangdan.

Tabel 4.5 Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Darangdan

No Desa Penerima bantuan Kondisi Sebelum Sesudah

1 Linggamukti Ayuti Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

2 Ade ruhji Rusak Ringan 50% bata 50% bata

3 Tatan Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

4 Mamad Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

5 Nana Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

6 Carmin Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

7 Cilingga Tatang Rusak Ringan 100% gubuk 50% bata

Page 105: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

90

8 Tiung Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

9 Kanta/hati Rusak Ringan 50% bata 50% bata

10 Sarijah Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

11 Kucup Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

12 Kanda Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

13 Nagrak Waeti Rusak Ringan 100% bata 100% bata

14 Ita ijar Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

15 Uma Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

16 Latip Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

17 Iday Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

18 Sarinah Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

No Desa Penerima bantuan Kondisi Sebelum Sesudah

19 Rasti Rusak Ringan 100% gubuk 50% bata

20 Dasmita Rusak Berat 50% bata 50% bata

21 Sawit Naed Rusak Ringan 100% gubuk 50% bata

22 Ocin yana Rusak Berat 100% gubuk 50% bata

23 Iting Rusak Ringan 50% bata 50% bata

24 Yadi cahyadi Rusak Berat 100% gubuk 50% bata

25 Udin Rusak Ringan 100% gubuk 50% bata

26 Uhing Rusak Ringan 100% gubuk 50% bata

27 Isah Rusak Berat 50% bata 50% bata

28 Mekarsari Iti Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

29 Jua Rusak Ringan 100% gubuk 50% bata

30 Karmet Rusak Berat 100% bata 100% bata

31 Musdia Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

32 Nengsih Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

33 Rosni Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

34 Sahromi Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

35 Tata Rusak Ringan 100% bata 100% bata

36 Uning Rusak Berat 100% gubuk 100% bata

37 Pasirangin Onang Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

38 Wati Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

39 Agus Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

40 Abidin Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

41 Amah Rusak Ringan Gbk-50%bata 50% bata

42 Ida Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

43 Icah Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

44 Uju Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

45 Gununghejo Cucu Rusak Berat 100% gubuk 100% bata

46 Lilis Rusak Ringan 100% gubuk 100% bata

47 M. Abdulrohman Rusak Ringan 100% bata 100% bata

48 Idim Rusak Berat 100% bata 100% bata

49 Uuy Rusak Ringan 100% bata 100% bata

Page 106: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

91

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SaranaSanitasi

SaranaVentilasi

KetahananPondasi

KetahananLantai

KetahananDinding

Ketahanan Atap

Baik Belum Baik

Sumber: Nota Dinas Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

(Purwakarta 2014).

Berdasarkan Tabel 4.5 kondisi sebelum pelaksanaan pembangunan di

Kecamatan Darangdan 19 unit rumah mengalami kerusakan struktur tingkat

berat dan 30 unit mengalami rusak ringan. Total unit dengan perbaikan 100%

bata menjadi 100% bata sebanyak 6 unit, 100% gubuk menjadi 100% gubuk

sebanyak 26 unit, 50% bata menjadi 50% bata sebanyak 5 unit, 100% gubuk

menjadi 50% bata sebanyak 9 unit, dan 100% gubuk menjadi 100% bata

sebanyak 3 unit.

d. Persepsi Masyarakat Kecamatan Darangdan

Berikut persepsi masyarakat terkait keberhasilan fisik, kondisi ekonomi

dan sosial yang diperlukan untuk mengevaluasi dan mengetahui responsivitas

masyarakat terhadap Program RUTILAHU.

1) Keberhasilan Fisik

Persepsi masyarakat tentang keberhasilan fisik Program RUTILAHU di

Kecamatan Darangdan disajikan dalam Grafik 4.6 Keberhasilan Fisik

Kecamatan Darangdan.

Grafik 4.6 Keberhasilan Fisik Kecamatan Darangdan

65.31%

34.69%

73.47%

26.53%

75.51%

24.49%

69.39%

30.61%

77.55%

22.45%

57.14%

42.86%

Page 107: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

92

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Peningkatan Ekonomi Manfaat Terhadap Kualitas Hidup

Iya Tidak

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Penerima Bantuan Kecamatan Darangdan

Berdasarkan Grafik 4.6 keberhasilan fisik yang paling dirasakan oleh

masyarakat di Kecamatan Darangdan adalah sudah memiliki ketahanan

dinding yang kokoh dengan jumlah persentase mencapai 77.55%. Sedangkan

ketahanan atap masih kurang dirasakan oleh masyarakat jumlah persentasenya

sebesar 57.14%. Keberhasilan fisik pembangunan rumah tidak layak huni di

Kecamatan Darangdan mencapai 69.73%.

2) Kondisi Ekonomi

Persepsi masyarakat tentang kondisi ekonomi setelah pelaksaan Program

RUTILAHU di Kecamatan Darangdan disajikan dalam Grafik 4.7 Kondisi

Ekonomi Kecamatan Darangdan.

Grafik 4.7 Kondisi Ekonomi Kecamatan Darangdan

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Penerima Bantuan Kecamatan Darangdan

57.14%

42.86%

83.67%

16.33%

Page 108: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

93

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Partisipasi Masyarakat KSM Menggerakan masa Lingkungan Nyaman

Iya Tidak

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kondisi ekonomi yang paling

dirasakan oleh masyarakat di Kecamatan Darangdan adalah manfaat

pembangunan rumah terhadap meningkatnya kualitas hidup dengan jumlah

persentase mencapai 83.67%. Sedangkan peningkatan ekonomi masih kurang

dirasakan oleh masyarakat. Nilai rata-rata kondisi ekonomi di Kecamatan

Darangdan adalah 70.41%.

3) Kondisi Sosial

Persepsi masyarakat tentang kondisi sosial setelah pelaksanaan Program

RUTILAHU di Kecamatan Darangdan Grafik 4.8 Kondisi Sosial Kecamatan

Darangdan.

Grafik 4.8 Kondisi Sosial Kecamatan Darangdan

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Penerima Bantuan Kecamatan Darangdan

Berdasarkan Grafik 4.8 kondisi sosial yang paling dirasakan oleh

masyarakat di Kecamatan Darangdan adalah partisipasi masyarakat dalam

81.63%

18.37%

77.55%

22.45%

69.39%

30.61%

Page 109: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

94

pengadaan rumah layak huni secara swadaya dengan jumlah persentase

mencapai 81.63%. Sedangkan yang paling rendah dirasakan masyarakat

adalah terciptanya lengkungan yang aman dan nyaman bagi masyarakat

jumlah persentase sebesar 69.39%. Rata-rata kondisi sosial setelah

pelaksanaan Program RUTILAHU adalah 76.19%.

3. Kecamatan Plered

Kecamatan Plered meiliki luas wiilayah seluas 30.47 km2 yang terdiri dari

16 Desa dengan jumlah penduduk mencapai 81.268 jiwa pada tahun 2014.

Secara geografis Kecamatan Plered Berbatasan dengan Kecamatan Darangdan

disebelah timur, Kecamatan Sukatani disebelah utara, Kecamatan Darangdan

dan Maniis disebelah selatan, Kecamatan Tegalwaru disebelah barat.11

a. Penerima Bantuan Kecamatan Plered

Pernerima bantuan Program RUTILAHU di Kecamatan Darangdan adalah

32 penerima bantuan berdasarkan survey dan pendataan tim verifikasi lapangan

yang tersebar didelapan Desa yaitu Citekokaler, Babakansari, Sempur, Anjun,

Gandamekar, Gandasoli, Citeko, Liunggunung.

b. Dana Bantuan Kecamatan Plered

Berikut jumlah dana yang diterima oleh KSM dari setap Desa disajikan

dalam Tabel 4.6 Dana Bantuan RUTILAHU Kecamatan Plered.

11 Katalog BPS, Kecamatan Plered Dalam Angka (Purwakarta 2014), 1-6.

Page 110: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

95

Tabel 4.6 Dana Bantuan RUTILAHU Kecamatan Plered

No Desa Unit Dana Bantuan

1 Citekokaler 4 Rp. 40.000.000,-

2 Babakansari 4 Rp. 40.000.000,-

3 Sempur 4 Rp. 40.000.000,-

4 Anjun 4 Rp. 40.000.000,-

5 Gandamekar 4 Rp. 40.000.000,-

6 Gandasoli 4 Rp. 40.000.000,-

7 Citeko 4 Rp. 40.000.000,-

8 Liunggunung 4 Rp. 40.000.000,-

Jumlah Dana Bantuan Rp. 320.000.000,- Sumber: Nota Dinas Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (Purwakarta 2014).

Berdasarkan Tabel 4.6 total jumlah dana bantuan yang dicairkan oleh

KSM dari setiap desa di Kecamatan Plered adalah Rp. 320.000.000,- (Tiga

Ratus Dua Puluh Juta Rupiah). seluruh KSM di Kecamatan Plered mencairkan

dana senilai Rp. 40.000.000,- (Empat Puluh Juta Rupiah).

c. Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Plered

Berikut adalah gambaran umum keberhasilan fisik pelaksanaan

pembangunan sebelum dan setelah dibangun disajikan dalam Tabel 4.7

Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Plered.

Tabel 4.7 Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Plered

No Desa Penerima bantuan Kondisi Sebelum Sesudah

1 Citekokaler Anang Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

2 Kartam Rusak Ringan 100% gubuk 100% grc

Page 111: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

96

3 Sutrisno Rusak Ringan 100% gubuk 100% grc

4 Yani Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

5 Babakansari Ade carta Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

6 Taryo Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

7 Soma Rusak Berat 100% bata 100% bata

8 Olim Rusak Berat 100% bata 100% bata

No Desa Penerima bantuan Kondisi Sebelum Sesudah

9 Sempur Juaenah Rusak Ringan 100% gubuk 100% bata

10 Nursyaidah Rusak Berat 100% gubuk 100% grc

11 Engkos Rusak Berat 100% gubuk 100% bata

12 Salim Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

13 Anjun Ujang lili Rusak Berat 100% bata 100% bata

14 Omah Rusak Ringan 100% gubuk 100% bata

15 Ujang bakri Rusak Berat 100% gubuk 100% gubuk

16 Neneng darsih Rusak Ringan 100% bata 100% bata

17 Gandamekar Siti rodiah/iti Rusak Berat 100% gubuk 50% bata

18 Yadi supriadi/engkom Rusak Berat 100% gubuk 100% bata

19 Epoy Rusak Berat 100% gubuk 100% bata

20 Darman Rusak Berat 100% gubuk 100% bata

21 Gandasoli Rukman Rusak Ringan 100% bata 100% bata

22 Kahpi Rusak Ringan 50% bata 100% bata

23 Bubung Rusak Berat 100% gubuk 100% bata

24 Kosih Rusak Ringan 100% gubuk 100% gubuk

25 Citeko Siti aisyah Rusak Ringan 100% bata 100% bata

26 Saripah Rusak Ringan 50% bata 50% bata

27 Ujang suryana Rusak Ringan 100% bata 100% bata

28 Tetti Rusak Ringan 100% gubuk 50% bata

29 Liunggunung Ihat solihat Rusak Ringan 100% bata 100% bata

30 Nurjanah Rusak Berat 100% gubuk 100% bata

31 Cicih Rusak Ringan 100% bata 100% bata

32 Karsih Rusak Ringan 100% bata 100% bata

Sumber: Nota Dinas Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

(Purwakarta 2014).

Berdasarkan Tabel 4.7 kondisi sebelum pelaksanaan pembangunan 15 unit

rumah mengalami kerusakan struktur tingkat berat dan 17 unit mengalami

rusak ringan. Total unit dengan perbaikan 100% bata menjadi 100% bata

sebanyak 9 unit, 100% gubuk menjadi 100% gubuk sebanyak 7 unit, 50% bata

menjadi 50% bata sebanyak 1 unit, 100% gubuk menjadi 50% bata sebanyak 2

Page 112: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

97

0

10

20

30

40

50

60

70

80

SaranaSanitasi

SaranaVentilasi

KetahananPondasi

KetahananLantai

KetahananDinding

Ketahanan Atap

Baik Belum Baik

unit, 50% bata menjadi 100% bata sebanyak 2 unit, 100% gubuk menjadi 100%

bata sebanyak 8 unit, dan 100% gubuk menjadi 100% GRC sebanyak 3 unit.

d. Persepsi Masyarakat Kecamatan Plered

Berikut persepsi masyarakat terkait keberhasilan fisik, kondisi ekonomi

dan sosial yang diperlukan untuk mengevaluasi dan mengetahui responsivitas

masyarakat terhadap Program RUTILAHU.

1) Keberhasilan Fisik

Persepsi masyarakat tentang keberhasilan fisik Program RUTILAHU di

Kecamatan Plered disajikan dalam Grafik 4.9 Keberhasilan Fisik Kecamatan

Plered.

Grafik 4.9 Keberhasilan Fisik Kecamatan Plered

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Penerima Bantuan Kecamatan Plered

68.75% 65.63%

75.00% 71.88% 71.88%

75.00%

31.25% 34.37%

25.00% 28.12% 28.12%

25.00%

Page 113: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

98

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Peningkatan Ekonomi Manfaat Terhadap Kualitas Hidup

Iya Tidak

Berdasarkan Grafik 4.9 keberhasilan fisik yang paling dirasakan oleh

masyarakat di Kecamatan Plered adalah ketahanan pondasi dan atap dengan

jumlah persentase mencapai 75.00%. Sedangkan sarana ventilasi dan

pencahayaan yang baik masih kurang dirasakan masyarakat adalah sarana

sanitasi yang benar dengan jumlah persentase sebesar 65.63%. Rata-rata

keberhasilan fisik di Kecamatan Plered adalah 71.35%.

2) Kondisi Ekonomi

Persepsi masyarakat tentang kondisi ekonomi setelah pelaksanaan

Program RUTILAHU di Kecamatan Plered disajikan dalam Grafik 4.10

Kondisi Ekonomi Kecamatan Plered.

Grafik 4.10 Kondisi Ekonomi Kecamatan Plered

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Penerima Bantuan Kecamatan Plered

Berdasarkan Grafik 4.10 kondisi ekonomi yang paling dirasakan oleh

masyarakat di Kecamatan Plered adalah manfaat pembangunan rumah

56.25%

43.75%

84.38%

15.62%

Page 114: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

99

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Partisipasi Masyarakat KSM Menggerakan masa Lingkungan Nyaman

Iya Tidak

terhadap meningkatnya kualitas hidup dengan jumlah persentase mencapai

84.38%. Sedangkan peningkatan ekonomi masih kurang dirasakan oleh

masyarakat. Nilai rata-rata kondisi ekonomi di Kecamatan Plered adalah

70.31%.

3) Kondisi Sosial

Persepsi masyarakat tentang kondisi sosial setelah pelaksanaan Program

RUTILAHU di Kecamatan Plered disajikan dalam Grafik 4.11 Kondisi Sosial

Kecamatan Plered.

Grafik 4.11 Kondisi Sosial Kecamatan Plered

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner Penerima Bantuan Kecamatan Plered

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner disajikan dalam kondisi sosial

yang paling dirasakan oleh masyarakat di Kecamatan Plered adalah KSM

menggerakan masyarakat dalam pengadaan perumahan secara swadaya,

62.50%

37.50%

68.75%

31.25%

59.38%

40.62%

Page 115: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

100

indikator sosial ini mencapai jumlah persentase sebesar 68.75%. Sedangkan

dampak bagi lingkungan masih kurang dirasakan oleh masyarakat di

Kecamatan Plered. Rata-rata kondisi sosial setelah pelaksanaan Program

RUTILAHU adalah 63.54%.

Page 116: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

101

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Terbatasnya akses perumahan dan permukiman yang sehat dan layak bagi

masyarakat berpenghasilan rendah menjadi masalah yang harus diselesaikan

oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta. Sejalan dengan prioritas

pembangunan daerah yang terbentuk dalam Sembilan Tangga Cinta menuju

Purwakarta Istimewa, Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta menetapkan

kebijakan dalam bentuk Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

(RUTILAHU) sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kebijakan publik dipandang sebagai suatu pola kegiatan yang beraturan,

evaluasi kebijakan dalam perspektif alur siklus kebijakan publik menempati

posisi terakhir setelah implementasi kebijakan. Maka sudah sewajarnya jika

Program atau kebijakan yang telah dilaksanakan kemudian dievaluasi.

Evaluasi implementasi Program RUTILAHU sebagai kebijakan

pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta dalam penelitian ini menggunakan

tiga kriteria untuk menjawab pertanyaan dari perumusan masalah pada

penelitian ini yaitu efektivitas digunakan untuk mengetahui ketepatan sasaran

dan pencapaian tujuan program, efisiensi menggunakan empat pendekatan

George Charles Edwards III untuk mengetahui usaha yang diperlukan dalam

mencapai keberhasilan implementasi, dan responsivitas mayarakat digunakan

Page 117: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

102

untuk mengetahui dampak implementasi program bagi masyarakat.

Berdasarkan tiga kriteria evaluasi tersebut peneliti menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Efektivitas Program RUTILAHU

Efektivitas meliputi dua indikator yaitu ketepatan sasaran dan pencapaian

tujuan kebijakan.

a. Program RUTILAHU pada penelitian ini dinyatakan belum tepat

sasaran karena pada tahun 2014 seharusnya Program RUTILAHU

diimplementasikan sebanyak 1150 namun karena keterbatasan

anggaran maka hanya diimplementasikan kepada 400 unit rumah

penerima bantuan saja.

b. Tujuan Program RUTILAHU untuk meningkatkan kualitas hidup

masyarakat miskin sudah tercapai terbukti dengan dilampirkannya

gambar progres membuktikan bahwa Program RUTILAHU telah

berhasil memenuhi kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat

miskin.

2. Efisiensi Program RUTILAHU

Efisiensi meliputi empat indikator yang mempengaruhi keberhasilan atau

kegagalan implementasi yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan

struktur birokrasi.

Page 118: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

103

a. Komunikasi pada Program RUTILAHU berdasarkan hasil wawancara

pada penelitian ini belum sepenuhnya terjalin dengan baik. Seluruh

instansi dan kelompok kerja sudah bekerja dan berkomukasi sesuai perannya

masing-masing, namun KSM selaku panitia pelaksana kerja masih kurang

berkoordinasi dengan masyarakat.

b. Sumberdaya pada Program RUTILAHU berdasarkan hasil wawancara

dan penyebaran kuesioner pada penelitian masih belum tercukupi.

DCKTR masih membutuhkan penengah antara KSM dengan KPM

sebagai sarana mediasi, kecukupan sumber daya KSM masih belum

sepenuhnya tercukupi dengan rata-rata hanya mencapai 76.19%.

c. Disposisi panitia pelaksana juga tidak cukup tinggi rata-rata kesesuaian

harapan KSM hanya 77.78%. Keseuaian harapan panitia pelaksana

kerja masih sangat rendah hanya mencapai rata-rata 57.14% saja.

d. Struktur birokrasi sudah sesuai ketentuan berlaku. KSM diatur dalam

pedoman pelaksanaan sesuai peraturan KEMENPERA, sedangkan

KPM memiliki dokumen kontrak dengan DCKTR yang mengatur

mekanisme kerjanya. Dalam penelitian ini peneliti tidak menemukan

pelanggaran yang dilakukan panitia atau ketidakpatuhan panitia

terhadap SOP.

3. Responsivitas Masyarakat

Responsivitas meliputi tiga indikator yaitu keberhasilan fisik, ekonomi, dan

sosial.

Page 119: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

104

a. Pada penelitian ini peneliti menemukan bahwa keberhasilan fisik

merupakan yang paling dirasakan oleh masyarakat dengan jumlah

persentase mencapai 72.86%. Pada indikator keberhasilan fisik peneliti

menggunakan enam variabel untuk mengetahui ketahanan kontruksi

rumah. Pada penelitian ini peneliti menemukan bahwa ketahanan atap

menjadi yang paling rendah dirasakan oleh masyarakat dengan jumlah

persentase hanya 65.71%.

b. Keberhasilan ekonomi mencapai rata-rata 68.57%. Pada keberhasilan

ekonomi peneliti menggunakan dua variabel untuk mengetahui kondisi

ekonomi masyarakat setelah diimplementasikannya Program

RUTILAHU. Berdasarkan kedua variabel tersebut peneliti menemukan

bahwa Program Rutiahu masih sangat rendah pengaruhnya tehadap

peningkatan ekonomi masyarakat karena jumlah persentase yang

sanagat rendah dengan rata-rata hanya 54.46%.

c. Keberhasilan sosial mencapai rata-rata keberhasilan 67.48%. Pada

keberhasilan sosial peneliti menggunakan tiga variabel untuk

mengetahui kondisi sosial masyarakat setelah diimplementasikannya

Program RUTILAHU. Dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwa

Program Rutiahu masih belum cukup berpengaruh tehadap lingkungan

rumah yang seharusnya aman dan nyaman bagi masyarakat karena

jumlah persentase yang rendah dengan rata-rata 63.76%.

Page 120: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

105

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil Evaluasi implementasi dalam penelitian ini, Program

RUTILAHU yang diimplementasikan pada tahun 2014 masih belum

sepenuhnya berhasil. Untuk meningkatkan keberhasilan Progran RUTILAHU

maka diperlukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Perlu dilaksanakan evaluasi dan verifikasi lapangan secara periodik,

agar sasaran dapat diperhitungkan dengan matang sesuai anggaran

yang ada dan sepenuhnya tepat sasaran karena pada pelaksanaan tahun

2014 Program RUTILAHU hanya diimplementasikan kepada 400 dari

yang seharusnya 1150.

2. Perlu adanya peningkatan pengawasan dalam pelaksanaan Program

RUTILAHU agar komunikasi dapat terjalin dengan baik karena pada

pelaksanaan Program RUTILAHU tahun 2014 KSM selaku panitia

masih kurang berkoordinasi dengan masyarakat.

3. Perlu ada penambahan anggaran dan perangkat Desa yang berperan

sebagai sarana mediasi antara KPM dengan KSM agar sumber daya

dapat sepenuhnya terpenuhi karena kecukupan sumber daya KSM

masih belum sepenuhnya tercukupi dengan rata-rata hanya mencapai

76.19%, kemudian DCKTR juga membutuhkan penengah antara KSM

dengan KPM sebagai sarana mediasi.

4. Perlu adanya sosialisasi yang lebih terperinci tentang Program

RUTILAHU terhadap KSM agar dapat meningkatkan kesesuain

Page 121: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

106

harapan panitia yang berpengaruh terhadap hasrat dan komitmen yang

kuat karena keseuaian harapan panitia pelaksana kerja sangat rendah

hanya mencapai rata-rata 57.14%.

5. Perlu adanya peningkatan dalam pembimbimngan terhadap KSM

terkait kontruksi bangunan yang layak agar dapat meningkatkan

keberhasilan fisik karena pada penelitian ini peneliti menemukan

bahwa ketahanan atap menjadi yang paling rendah dirasakan oleh

masyarakat dengan jumlah persentase hanya 65.71%.

6. Perlu adanya sosialisasi terhadap masyarakat terkait peningkatan

ekonomi agar masyarakat miskin dapat lebih memperhatikan kondisi

ekonomi dan tidak lagi memikirkan kondisi rumah yang tidak layak

huni karena peneliti menemukan bahwa Program Rutiahu masih sangat

rendah pengaruhnya tehadap peningkatan ekonomi masyarakat karena

jumlah persentase yang sanagat rendah dengan rata-rata hanya 54.46%.

7. Perlu adanya sosialisasi terhadapa masyarakat terkait sarana dan

prasarana lingkungan agar masyarakat sendiri dapat menciptakan

lingkungan yang aman nyaman dan baik bagi kehidupan sosial karena

pada penelitian ini peneliti menemukan bahwa Program Rutiahu masih

belum cukup berpengaruh tehadap lingkungan rumah yang seharusnya

aman dan nyaman bagi masyarakat karena jumlah persentase yang

rendah dengan rata-rata 63.76%.

Page 122: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ananda, Ismadi. Pokok-Pokok Pikiran Penataan Kelembagaan. Tangerang: PT.

Satria Muda Adi Ragam Terpadu, 2013.

Anggara, Sahya. Kebijakan Publik. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014.

Blaang, C. Djemabut. Perumahan dan Permukiman Sebagai Kebutuhan Dasar,

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986.

Dunn, William N. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press, 2003.

Hermit, Herman. Komentar Atas Undang-Undang Perumahan dan Pemukiman

(UU No. 4 Tahun 1992). Bandung: CV. Mandaar Maju, 2009.

Nurdiantoro, Burhan. Statistik Terapan untuk Penelitian Sosial Teori dan Praktik

dengan IBM SPSS statistik21. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

2015.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitati dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.

Sarwono, Jonathan. Strategi Melakukan Riset Kualitatif, Kuantitatif dan

Gabungan. Yogyakarta: Andi Offset, 2013

Page 123: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xvii

Winarno, Budi. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus. Yogyakarta:

Center of Academic Publishing Service, 2014.

Wahab, Solichin Abdul. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Penyusunan

Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2012.

Yudohusodo, Siswono. Rumah Untuk Seluruh Rakyat, Jakarta: INKOPPOL, Unit

Percetakan Bharakerta, 1991

Dokumen:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1999 Tentang Hak Asasi

Manusia.

Undang-undang Republik Indonesia, Tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman No. 1 Tahun 2011.

Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Peraturan Menteri Perumahan

Rakyat No. 02 /Permen/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian

Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014.

Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor: 4 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 18 Tahun

Page 124: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xviii

2013 Tentang Anggaran Pendapan Dan belanja Daerah Kabupaten

Purwakarta Tahun Anggaran 2014.

Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018.

Data Usulan Program RUTILAHU, Bandung: PT. Citra Cipta Mandiri 2014.

Laporan Akhir Penunjang Program Rehabilitasi Rumah tidak layak huni

(RUTILAHU), Purwakarta: 2014

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dokumen Kontrak Penunjang RUTILAHU,

Purwakarta 2014.

Proposal, Program Rehabilitasi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

Purwakarta 2014.

Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (DPKAD), Perjanjian Pemberian

Bantuan Belanja Hibah, Purwakarta 2014.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) kepada

KSM Program Rutilahu.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Pengeluaran Belanja Hibah untuk KSM

Program Rutilahu.

Lampiran SPJ, Program Rehabilitasi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak

Huni Bandung: PT. Citra Cipta Mandiri, 2014.

Page 125: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xix

Internet:

Bappeda Kabupaten Purwakarta, Pra Musrenbang BKPP Wilayah II Provinsi

Jawa Barat. Diunduh pada 22 Feb 2016 http://bappeda.jabarprov.go.id/ass

ets/images/upload/Dokumen/pramusrenbang2015/purwakarta/pramusrenb

ang2015purwakarta-kabupaten_purwakarta.ppt

Website Resmi Kabupaten Purwakarta “Sejarah Purwakarta” diakses pada 29 Nov

2016 dari http://www.purwakartakab.go.id/articles/sejarah-purwakarta

Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta. Purwakarta Dalam Angka 2015.

Diakses pada 29 Nov 2016 https://purwakartakab.bps.go.id/index.php/

publikasi/index?Publikasi_page=8

Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta. Statistik daerah Kabupaten

Purwakarta 2015. Diakses pada 29 Nov 2016 https://purwakartakab.bps.

go.id/index.php/publikasi/index?Publikasi%5BtahunJudul%5D=2015&Pu

blikasi%5BkataKunci%5D=kabupaten+purwakarta&yt0=Tampilkan&Pub

likasi_page=2

Katalog BPS, Kecamatan Pondoksalam Dalam Angka 2015. Diakses pada 29 Nov

2016 https://purwakartakab.bps.go.id/index.php/publikasi/index?Publik

asi%5BtahunJudul%5D=2015&Publikasi%5BkataKunci%5D=dalam+ang

ka&yt0=Tampilkan

Page 126: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xx

Katalog BPS, Kecamatan Darangdan Dalam Angka 2015. Diakses pada 29 Nov

2016 https://purwakartakab.bps.go.id/index.php/publikasi/index?Publik

asi%5BahunJudul%5D=2015&Publikasi%5BkataKunci%5D=dalam+angk

a&yt0=Tampilkan&Publikasi_page=2

Katalog BPS, Kecamatan Plered Dalam Angka 2015. Diakses pada 29 Nov 2016

https://purwakartakab.bps.go.id/index.php/publikasi/index?Publikasi%5Bt

ahunJudul%5D=2015&Publikasi%5BkataKunci%5D=dalam+angka&yt0=

Tampilkan&Publikasi_page=2

Page 127: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xxi

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan Bapak Ucok Ujang Wardi (Ketua DPRD Kabupaten

Purwakarta)

1. Program Rutilahu sebagai agenda kebijakan yang tertuang dalam 9

langkah menuju Purwakarta Istimewa yang kemudian ditindak lanjuti

melalui proses formulasi agar dapat diadopsi dan diimplementasikan

kepada masyarakat. Selain Agenda Kebijakan, Apa landasan pengambilan

kebijakan Program Rutilahu?

Dasar pengambilan kebijakan pada saat itu adalah untuk menanggulangi

masalah kemiskinan di Kabupaten Purwakarta sesuai dengan sesuai dengan

Perpres Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan.

2. Langkah apa saja yang diambil sampai RUTILAHU dapat diadopsi

sebagai kebijakan?

Langkah pertama adalah pendataan yg meliputi tahap kompilasi, verifikasi dan

validasi data masyarakat miskin di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2013.

langkah kedua, kemudian di buatkan legal formal dalam bentuk Perbup Nomor

050.13/kep.781-bappeda/2013 pada tanggal 31 desember 2013 tentang

penetapan data rumah tidak layak huni yang tervalidasi berdasarkan administrasi

kependudukan di Kabupaten Purwakarta. Rumah tidak layak huni sejumlah

23.173 KK dari 17 kecamatan. Langkah ketiga, data by name by address

Page 128: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xxii

tersebut diserahkan kepada OPD terkait seperti Dinas Cipta Karya dan Tata

ruang untuk ditindak lanjuti dalam tahapan perencanaan kedepan oleh OPD

yang bersangkutan.

3. Tujuan program rutilahu adalah meningkatkan kualitas hidup dan drajat

kesehatan masyarakat miskin. Adakah Tolok ukur tertentu terkait

peningkatan kualitas hidup dan drajat kesehatan?

Peningkatan kualitas secara agregat dapat dilihat dari penurunan angka

kemiskinan di Kabupaten Purwakarta dari tahun ke tahun semenjak Program

RUTILAHU diluncurkan. Keberhasilan fisik pengadaan rumah tidak layak huni

adalah tolok ukur peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan bagi

masyarakat miskin. Karena dengan tersedianya rumah layak huni dimaksudkan

untuk mengatasi masalah perumahan dan permukiman agar masyarakat

mendapatkan kenyamanan bertempat tinggal, ketahanan rumah yang lebih baik,

dan menciptakan lingkungan yang sehat.

4. Apakah Program RUTILAHU 2014 sudah sesuai harapan?

Jika melihat data yang ada, dapat dikatakan masih jauh dari harapan. Akan

tetapi Pemerintah Kabupaten Purwakarta dari tahun ke tahun berupaya

menuntaskan program ini melalui dana bantuan di KESRA yang teknis

pelaksanaannya oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang dan Bankeu Desa serta

Rereongan Sabatang Rokok ditengah keterbatasan alokasi anggaran APBD

Kabupaten Purwakarta yang ada. Bantuan dana perbaikan dari Pemerintah

Page 129: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xxiii

Pusat sebesar 7,5 juta per-rumah tidak mencukupi, untuk itu perlu sisanya di

tambal oleh APBD yang disalurkan melalui alokasi bantuan keuangan Desa.

Wawancara dengan Bapak Entis Sutisna, BE (Kepala Dinas Cipta Karya

dan Tata Ruang)

1. Bagaimana proses formulasi kebijakan?

Formulasi Program RUTILAHU, pertama-tama mengevaluasi jumlah rumah

tidak layak huni di Kabupaten Purwakarta melalui proses verifikasi dan

investigasi di lapangan, setelah diketahui jumlahnya dan keluhannya, maka

ditetapkanlah kebijakan dalam bentuk bantuan hibah langsung kepada

masyarakat.

2. Jumlah penerima bantuan adalah 400 unit dari yang seharusnya 1150 unit.

Tanggapan anda tentang ketepatan sasaran pelaksanaan rutilahu 2014

apakah sudah sesuai harapan?

Masih belum sesuai harapan, sebetulnya waktu itu harapan Bupati Program

RUTILAHU diimplementasikan kepada 1150, namun karena kondisi keuangan

yang tidak memadai, maka hanya diimplementasikan hanya kepada 400 unit

penerima bantuan. Rutilahu saat ini diambil alih oleh Bidang Kesra di Sekda

karena pada tahun 2014 dalam pengerjaannya KSM kurang berkoordinasi

dengan rumah yang ada dan menimbulkan kekecewaan.

Page 130: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xxiv

Wawancara dengan Bapak Agung Wahyudi, TS (Kepala Bidang

Perumahan dan Permukiman Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang)

1. Bagaimana proses formulasi kebijakan?

Visi-misi Kabupaten didistribusikan kepada visi-misi Dinas, visi-misi Dinas

akhirnya distribusikan kembali ke dalam visi-misi masing masing bidang, salah

satunya bidang perumahan dan pemukiman Tupoksinya yaitu membangun suatu

permukiman yang sehat. Kategori sehat terdapat pada indeks kesehatan, dimana

infrastruktur (kontruksi bangunan) dan sanitasi merupakan salah satu bobot

terbesar dalam menentukan indeks kesehatan tersebut. Disitulah bidang perkim

menjalankan Tupoksinya.

2. Peran DCKTR dalam program RUTILAHU?

Tugas DCKTR dalam Program Rutilahu adalah sebagai kuasa pengguna

anggaran dalam kegiatan Rutilahu tersebut. Dengan tugas mulai dari membantu

di perncanaan sampai dengan verifikasi akhir pelaksanaan.

3. Bagaimana siklus birokrasi atau kepanitiaan dalam program RUTILAHU?

DCKTR sebagai kuasa pengguna anggaran selaku pemegang kegiatan. Rutilahu

pertama dalam perncanaan kebutuhan, DCKTR dibantu ketika merencakan,

membimbing sampai pertanggungjawaban, karena jumlah penerima yang

banyak dan keterbatasan SDM maka dibantulah oleh konsultan (KPM), KPM

Page 131: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xxv

membantu DCKTR dalam perencanaan awal kebutuhan untuk material Rutilahu

yang diperlukan, dalam pembangunan juga memberikan bimbingan sampai pada

pertanggungjawaban (SPJ). Setelah semuanya selesai kembali lagi ke DCKTR,

KPM bertangungjawab terhadap DCKTR.

4. Apakah dengan adanya KPM dan KSM sebagai sumberdaya untuk

memfasilitasi terlaksananya Program RUTILAHU, Apakah sudah cukup?

Atau perlukah ada penambahan sumber daya?

Sebenarnya KPM ditunjuk oleh DCKTR, pelaksana adalah KSM yang ditunjuk

oleh Desa sebagai perwakilan desa. Idealnya harus ada pihak yang menengahi

antara mereka, seperti Kader Desa atau pengawas sebagai sarana mediasi dan

kontroling antara KSM dan KPM biasanya aparat Bamusdes.

5. Apakah rutilahu 2014 sudah mencapai tujuan?

Pada dasarnya rumah yang tidak layak dirubah menjadi layak huni, menurut

saya sudah meningkatkan kualitas hidup dan drajat kesehatan (tujuan Program)

hanya kepada sebagian penerima (400 unit penerima bantuan 2014), sementara

sebenarnya kebutuhan ada 21.000 unit.

Page 132: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xxvi

Wawancara dengan Bapak Faisal Qamra (Kuasa Direksi PT. Citra Cipta

Mandiri sebagai Konsultan Pendamping Program Rehabilitasi Rumah Tidak

Layak Huni)

1. Apasaja peran atau tugas KPM?

KPM pada dasarnya ditunjuk sebagai penunjang Rutilahu oleh DCKTR untuk

membantu terlaksanya Program Rutilahu, KPM selaku konsultan pendamping

melakanakan tugas pendampingan agar masyarakat atau KSM dimudahkan

dalam pengadministrasian dan pelaksanaan fisik Program Rutilahu

2. Bagaimana proses pendampingan yang dilakukan oleh KPM?

KPM mendampingi KSM dalam perencanaan yaitu membuat propsal

permohonan bantuan dana dan ikut serta menyerahkan kepada Dinas Cipta

Karya dan Tata Ruang (DCKTR) dan Dinas Pengelola Keuangan dan Asset

Daerah (DPKAD), KSM juga harus melampirkan surat pernyataan

pertanggungjawaban penerima belanja hibah. KPM selaku pendamping

mengarahkan KSM untuk menyepakati perjanjian pemberian bantuan belanja

hibah kepada kelompok atau anggota masyarakat antara Pemerintah Kabupaten

Purwakarta dengan KSM dari Desa penerima bantuan.

3. Apakah komunikasi antara DCKTR, DPKAD, KPM, dan KSM terjalin

dengan baik? Apakah ada kendala?

Page 133: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xxvii

Selain sebagai konsultan pendamping KPM juga bertindak sebagai penghubung

antara masyarakat terutam KSM dengan pemerintah Kabupaten Purwakarta

yaitu DCKTR dan DPKAD, karena KPM bertujuan untuk mempermudah

pengadministrasian dan birokrasi. Pelaksanaan Program Rutilahu 2014 sudah

berjalan sesuai dengan ketentuan berlaku, hal tersebut membuktikan bahwa

komunikasi sudah terjalin dengan baik.

4. Apakah KPM memiliki kekurangan sumberdaya dalam pelaksanaan

program? Perlukah adanya penambahan?

Sudah terpenuhi, karena sumber daya KPM sudah tertera sebelum

ditandatanganinya Dokumen Kontrak antara KPM dengan DCKTR, kebutuhan

ATK, Transportasi dan SDM sudah direncanakan dan tentunya berdasarkan

perhitungan yang matang.

5. Apakah perumusan Program Rutilahu sesuai harapan?

Sudah sesuai harapan karena perumusan Program Rutilahu oleh pemerintah

bertujuan untuk mengatasi masalah perumahan dan permukiman bagi

masyarakat miskin berupa pemberian bantuan langsung secara hibah oleh

Pemerintah Kabupaten Purwakarta.

6. Apakah ada pedoman yang mengatur terlaksananya Rutilahu?

Dalam Program Rutilahu mekanisme kerja KSM diatur dalam pedoman

pelaksanaan Program Rutilahu berdasarkan Peraturan Menteri Perumahan

Rakyat Republik Indonesia tentang pelaksanaan bantuan stimulan perumahan

Page 134: KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41880/1/RAHMAT...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA DALAM MENGATASI MASALAH

xxviii

swadaya, sedangkan KPM sendiri memiliki dokumen kontrak dengan DCKTR

yang mengatur mekanisme kerja.

7. Apakah rutilahu 2014 sudah mencapai tujuan?

Pembangunan perumahan dan permukiman sudah tercapai. Secara fisik

pembangunan rumah sudah kami awasi dengan baik. Dengan rumah yang layak

huni masyarakat bisa hidup lebih nyaman dan lebih terjamin kesehatannya.