Upload
phamthuy
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
QUALITY ASSURANCE
KEBIJAKAN PENGAWASAN
DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN
PEMBERDAYAAN SOSIAL
Disampaikan Oleh :INSPEKTUR BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL & PFM
Drs. Hasbullah, M.Si
IS REDUCED
IS POWER
ARAH KEBIJAKAN
3
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial tersebar luas di pedesaan, perkotaan sampai kepelosok daerah terpencil yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun oleh
pemerintah daerah melalui dana dekonsentrasi., tugas pembantuan maupun dana hibah. Agar pelaksanaannya efektif, efisien dan bermanfaat, maka perlu pengawalan
akuntabilitas baik oleh APIP maupun pihak manajemen penyelenggara kegiatan
@Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial
FUNGSI PENGAWASAN INTERNAL
Peningkatan Akuntabilitas
Mengurangi Tindakan Korupsi
Peningkatan Tata Kelola
Peningkatan Pelayanan Publik
A
U
D
I
T
R
E
V
I
U
E
V
A
L
U
A
S
I
PEMANTAUAN
ASISTENSI/
PENDAMPINGA
N
T
L
H
P
Quality Assurance Advisory Management
Good and Clean
Governance
PENILAIAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA LAINdalam mewujudkan good and clean governance
BPK RIOpini atas LK(UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara)
Ombudsman RI
Pelayanan PublikUU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Bappenas
Strategi Nasional Pencegahan danPemberantasan Korupsi/ Whistle Blowing System1. UU No. 7 Tahun 2006 tentang United
Nations Convention against Corruption (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti korupsi)
2. Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2012 tentang Stranas PPK Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012- 2014
Kemen PAN dan RB 1. Akuntabilitas Kinerja2. Implementasi RB3. Inovasi Pelayanan Publik4. WBK/WBBM
KPK1. Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK)
(UU No. 29 Tahun 1999 ttg Penyelenggaraan Negara yg Bersih dan Bebas dari KKN)
2. Survey Integritas Sektor Publik
B P K P1. Maturitas SPIP (PP No.
60 Tahun 2008 ttg SPIP)2. Tingkat Kapabilitas APIP3. Evaluasi dan Pengawasan
Realisasi Anggaran dan PBJ
Kementerian Keuangan
Evaluasi Kinerja Pelaksanaan
AnggaranPMK No. 249 Tahun 2011 tentang
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas
Pelaksanaan RKA-KL
1. Perpres No. 29 Tahun 2014 ttg SAKIP 2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 ttg Grand
Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-20253. UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik4. Permen PANRB 52 / 2014 tentang Pedoman
Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM di Lingkungan Instansi Pemerintah
Pendekatan :
Terintegrasi, yakni antara aspek
sumber daya manusia,
keuangan, pelayanan publik,
kinerja dan tata kelola
Strategi
mengutamakan PREVENTIF
dan PROMOTIF tanpa
meninggalkan KURATIF
Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal Tahun 2015 – 2019
Peningkatan Kualitas Pengawasan :
▪ Pengembangan e-Audit
▪ Penerapan Komunikasi Audit
▪ Diseminasi Gerakan Pengendalian Proaktif
dan Partisipatif
Orientasi:
Mewujudkan Good and Clean
Governance dengan Perbaikan
pada 8 Area Perubahan
Reformasi Birokrasi
5
SPIP
PEMERINTAH
TertibTerkendali
EfisienEfektif
KeyakinanMemadai
Paket Undang-Undang Keuangan Negara:1. UU 17/20032. UU 1/20043. UU 15/2004
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Pusat Daerah
Akuntabel
Transparan
AkuntabilitasPengelolaanKeuanganNegara
PELAYANAN PUBLIK
• Perencanaan• Pelaksanaan• Pengawasan•
Proses Terintegrasi Pertanggungjawaban
UU 23/2014
Kegiatan yang Efektif & Efisien
KeandalanPelaporanKeuangan
PengamananAset Negara
Ketaatan terhadapPeraturan
RegulasiDekonsentrasi/TP
Pelaksanaan Dana Dekon/ TP
• Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintahkepada gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/atau kepadaInstansi Vertikal di wilayah tertentu.
• Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kpd daerahdan/atau desa, secara berjenjang utk melaksanakan tgs tertentudg kewajiban melaporkan dan mempertanggungjwbkanpelaksanaannya kpd yg menugaskan.
• Dana Dekonsentrasi dan TP berasal dari APBN yg dituangkandalam penyusunan RKA-KL
• Dana Dekon dilaksanakan oleh Gubernur sebagi wakil Pemerintah,dan Dana TP dilaksanakan oleh Daerah dan Desa.
• Semua barang yg dibeli atau diperoleh dari pelaksanaan DanaDekon dan/atau Dana TP merupakan Barang Milik Negara (BMN)
Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dana Dekonsentrasi dan TugasPembantuan
1
2
3
4
5
Pertanggung-jawaban dan Pelaporan Dekon/TP
• Pertanggungjawaban dan pelaporan Dekon/TP mencakup aspekmanajerial dan aspek akuntabilitas.
• Aspek manajerial terdiri dari perkembangan realisasi penyerapandana, pencapaian target keluaran, kendala yang dihadapi, dansaran tindak lanjut.
• Aspek akuntabilitas terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca,catatan atas laporan keuangan, dan laporan barang.
• Kepala SKPD provinsi/kab/Kota/desa bertanggungjawab ataspelaporan dana Dekon/TP dengan menyusun dan menyampaikanlaporan kegiatan setiap triwulan dan pada akhir tahun anggaran
• Kepala SKPD provinsi/kab/kota/desa selaku Kuasa PenggunaAnggaran/Barang bertanggungjawab atas pelaksanaan danadekon/TP, sehingga wajib menyelenggarakan Akuntansi danbertanggungjawab terhadap penyusunan dan penyampaianlaporan pertanggungjawaban keuangan dan barang setiap triwulandan akhir tahun anggaran
Lanjutan…..
1
2
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 dan Perubahannya
Akuntabilitas Pengelolaan Dana Dekon/ TP
• Pendanaan dalam rangka Dekonsentrasi dialokasikanuntuk kegiatan bersifat non-fisik, yaitu kegiatanyang menghasilkan keluaran yang tidak menambahaset tetap
• Kegiatan dapat berupa : sinkronisasi dan koordinasiperencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan,penyuluhan, supervisi, penelitian dan survey,pembinaan dan pengawasan, serta pengendalian
• Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi menggunakan akunBelanja Barang (52)
• SKPD sebagai penanggungjawab UAKPA/B DanaDekonsentrasi wajib menyusun Laporan Keuangan danLaporan Barang.
1
2
3
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 dan Perubahannya
4
Akuntabilitas Pengelolaan Barang
• Barang yang diperoleh dari Dana Dekonsentrasi dan/atau TPmerupakan Barang Milik Negara (BMN)
• BMN tersebut dicatat sebagai Persediaan lalu ditatausahakandalam SIMAK BMN.
• Persediaan diserahkan oleh Pengguna Barang kepadaPemerintah Daerah dilengkapi dengan Berita Acara SerahTerima (BAST) selambat– lambatnya 6 bulan sejak realisasipengadaan barang
• Berdasarkan BAST tersebut SKPD wajib menatausahakan danmelaporkan pada Neraca Pemerintah Daerah sertamelaporkan ke DJKN
5
6
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 dan Perubahannya
Administrasi Barang Persediaan
• Buku Persediaan
• Kartu Barang perjenis barang
• Berita Acara Pemeriksaan Fisik Persediaan secaraperiodik
• Laporan Persediaan
• Rekapitulasi Saldo Persediaan
• Daftar Penyaluran Barang
• Berita Acara Serah Terima
• Administrasi Barang dilakukan terpisah menurutperolehan APBD/APBN
1
2
3
4
5
6
7
8
Peran APIP
Peran Inspektorat Jenderal 01.
Sesuai Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2010
• Pemeriksaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan meliputipemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, danpemeriksaan dengan tujuan tertentu yang dilakukan olehUnit Pemeriksa Internal Kementerian/Lembaga dan/atauEksternal.
• Pemeriksaan kinerja berupa pemeriksaan atas pengelolaankeuangan negara yang terdiri dari pemeriksaan atas aspekekonomi dan efisiensi serta aspek efektivitas.
• Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi pemeriksaanatas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaaninvestigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalianintern Pemerintah.
02.PMK No. 156/PMK.07/2008 dan Perubahannya
• Aparat pengawas intern Kementerian/Lembagamelakukan reviu atas laporan keuangan DanaDekonsentrasi/TP.
• Apabila Kementerian/Lembaga belum memiliki aparatpengawas intern, Sekretaris Jenderal/pejabat yangsetingkat pada Kementerian/Lembaga menunjukbeberapa orang pejabat di luar Biro/Bidang Keuanganuntuk melakukan reviu atas laporan keuangan.
• Tata cara reviu dan penyampaian hasil reviu laporankeuangan mengacu kepada Peraturan MenteriKeuangan yang mengatur mengenai sistem akuntansidan pelaporan keuangan pemerintah pusat.
• Hasil reviu memuat BMN yang belum dan/atau tidakdihibahkan beserta alasan.
03.Upaya yang dilakukan
• Pemeriksaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
• Reviu RKA-KL Dana Dekonsentrasi/TP
• Reviu Laporan Keuangan
• Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan
• Pendampingan Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi/TP
• Pendampingan Pemeriksaan BPK
• Asistensi Dana Dekonsentrasi dan/atau TP
• Penilaian SPIP
• Tindak lanjut hasil temuan
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam Pelaksanaan Dana Dekon/TP
*Isu
Strategis
*• Kegiatan yang sudah dianggarkan namun tidak dilaksanakan
• Pengeluaran yang tidak dipertanggungjawabkan
• Laporan tidak dibuat
• Kelebihan Pembayaran Belanja
• Belanja Barang/Perjalanan Dinas fiktif
• Mekanisme Pencairan Anggaran tidak sesuai ketentuan
• Kekurangan Bukti Pertanggungjawaban
• Tatakelols barang persediaan tidak sesuai ketemtuan/tdk tertib
Masalah Lainnya
*Isu
Strategis
*No. Pokok Masalah Uraian
1. Empat T Dari hasil evaluasi bbrp waktu yang lalu, yg cenderungberulang :Tidak Tepat Sasaran, Tidak Tepat Waktu, Tidak TepatJumlah Dan Tidak Tepat Manfaat
2. SPJ Keterlambatan penerimaan SPJ, SPJ belum selesai atau SPJbelum dibuat, yg lebih parah lagi SPJ blum ttd PPK.
3. TOR >< SPJ TOR tidak sesuai dengan pertanggungjawaban
4. Tata Kelola Tatakelola KAS, Barang Persediaan dan HTT tidak sesuaiketentuan
5. MONEV Hasil Monitoring dan Evaluasi belum dapat dijadikan alatukur pencapaian kinerja.
6. Pelelangan Pelelangan pekerjaan cenderung lambat.
7. Hasil PASK Ada kecenderungan terjadi penghianatan terhadap hasilPASK pd Program PKAT
STRATEGI PENGENDALIAN
21
Analisis Kecenderungan Hasil Background study RenstraKemensos (Agustus 2018)
“Lemahnya Pengendalian”
Integritas dan akuntabilitas cenderung belum optimal dengan indikasi maraknya OTT– OperasiTangkap Tangan akibat tersandung kasus Korupsi, Pungli, Gratifikasi dan Suap.
Perkembangan Filosofis,
Secara filosofis tindakan koruptif, pungli, gratifikasi, suap dan lainnya berakar dari degradasi nilaimoral sehingga, minimalnya nilai-nilai integritas perlu disosialisasikan, bahkan di internalisasikan
Perkembangan Yuridis,
Pemerintah menyadari perkembangan menurunnya moralitas, maka Presiden menerbitkan PerpresNomor 87 tahun 2016 tentang Pembentukan Satgas Saber Pungli dan banyak peraturan lainnya yangmenekankan pentingnya pencegahan dan pemberantasan korupsi, pungli, gratifikasi dam suap.
Perkembangan Sosiologis,
Secara sosiologis, masyarakat cenderung masih permisif terhadap tindakan amoral (korupsi dlltersebut) sehingga nilai moralitas semakin terkikis, maka perlu dioptimalkan sistem pengendalianatau pengawasan, sistem pengaduan masyarakat dan penangaanan pelaporan atau yang diistilahkandengan WBS—Whistle Blowing System.
Itjen mencanangkan “Gerakan Pengendalian Proaktif dan Partisipatif dengan harapan semua pihak, baik manajemen
organisasi, masyarakat (PSKS dan Dunia Usaha) bersama-sama membudayakan sistem pengendalian.
01 0203
Inti pengendalian ada pada pihak manajemen yang dalam hal ini adalah para pelaksana kegiatan atau manajemen operasional di lingkungan internal. APIP menjadi pilar lapis kedua yang diharapkan lebih banyak berperan sebagai penjaminan kualitas dan
konsultan. Di sisi lain jangan sampai pilar ketiga yakni aparat penegak hukum melakukan penindakan. 22
• Lingkungan Pengendalian Internal yangkondusif
• Konsistensi pelaksanaan kebijakan danprosedur manajemen risiko
• MANAJEMEN
• Berperan sebagai Quality Assurancedan Advisory Management
• APIP
• Menindak Tegas Keru-gianNegara dan Pelanggaranterhadap Peraturan danPer-undang-undangan
• APARAT PENEGAK HUKUM
3 PILARPENGENDALIANDi samping itu, Itjen senantiasa mendorong berfungsinya Pilar pengendalian.
Penyelenggaraan Kesos
Pungutan Liar
Konflik Kepentingan
GratifikasiSuap
KorupsiManajemen
Organiasai
APIP
Masyarakat
(PSKS)
Pengendalian Proaktif dan Partisipatif
adalah model pengendalian melalui
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang
dilaksanakan baik secaralisan, tulisan maupunelektronik oleh Satuan
Kerja. OPD, PSKS maupun masyarakat di luar APIP
OPTIMALISASI PENGENDALIAN MELALUI SKEMA MODEL
PENGENDALIAN PROAKTIF DAN PARTISIPATIF
INSPEKTORAT JENDERAL 24
• 1
• Mengoptimalkan sistem Pengendalian
TUJUAN GERAKAN PENGENDALIAN
PROAKTIF DAN PARTISIPATIF
• 2
• Mengimplementasikan peranAPIP dalam hal Preventif danPromotif
• 4• Meningkatkan peran masyarakat, terutama PSKS dalam halpengendalian untuk Early
Warning System
• 3• Terwujudnya sinergi pengendalian
antara APIP dan ManajemenOperasionel Satker, OPD, PSKS dan masyarakat.
- APIP/Pemeriksa berkewajiban mengkomunikasikan HP kepada Auditi, Pimpinan dan
Masyarakat (secara terbatas).
- PimpinanAuditi/Satker WAJIB melaksanakan saran/rekomendasi HP.
SANKSI JIKA TIDAK MENINDAKLANJUTI REKOMENDASI HP
PIDANA (UU15/2006) DISIPLIN PNS (PP53/2010)
TL HP BPK-RI selambat-lambatnya 60 hari
setelah LHPditerima
(UU 15/2006 dan Peraturan BPK-RI No.2/2010).
TL HP APIP selambat-lambatnya 90hari
setelah LHPditerima(Permenpan RB No.09/2009).
TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN
9
TIDAK ADA PERATURAN YANG BAIK ATAU BURUKYANG ADA ADALAH ORANG-ORANG YANG
MELAKSANAKAN PERATURAN DENGAN CARA YANG BAIK ATAU DENGAN CARA
YANG BURUK
TERIMAKASIH 14