30
KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR BAGI KEGIATAN USAHA/INDUSTRI Disampaikan oleh : Dra WIWIK ESTI KOMANDARI, MT Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan [email protected] Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal 38, Kec. Gayungan, Kel. Dukuh Menanggal, Kota Surabaya 60234 Tel./Fax : 031- 8543851/2

KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR BAGI KEGIATAN … · 2020. 11. 12. · •Pencemaran air • Pencemaran udara di kota-kota besar • Pencemaran limbah domestik/sampah • Pencemaran

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    11

Embed Size (px)

Citation preview

  • KEBIJAKAN PENGENDALIAN

    PENCEMARAN AIR

    BAGI KEGIATAN USAHA/INDUSTRI

    Disampaikan oleh :

    Dra WIWIK ESTI KOMANDARI, MT

    Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan [email protected]

    Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal 38, Kec. Gayungan,

    Kel. Dukuh Menanggal, Kota Surabaya 60234

    Tel./Fax : 031- 8543851/2

  • 2025

    POSITIONING PROGRAM PEMBANGUNAN

    2014

    2015

    2018

    2016

    2017

    2019

    2014 2019 RPJMD

    PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

    KAB/KOTA I IV II III V

    2005 RPJPD

  • PROGRAM KERJA DLH PROVINSI JATIM SESUAI RENSTRA DLH JATIM 2014-2019

    • Program Rehabilitasi dan Pemulihan cadangan Sumber Daya Alam

    • Program Perindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

    • Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

    • Program adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim

    Program Kerja Bid.

    WASDAL

  • Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah Penurunan Kualitas Air

    Alih Fungsi Lahan yang Memicu Bencana Alam

    Pengelolaan Sampah dan Limbah B3

    Pengelolaan Wilayah Pesisir

    Perubahan Iklim

    Kriteria ISU PRIORITAS :

    AKTUAL : Mendapat

    perhatian publik yang luas

    URGEN : Perlu ditangani

    segera

    RELEVAN : Sesuai kebutuhan

    masyarakat

    SIGNIFIKAN : Dampak yang

    ditimbulkannya terhadap

    publik

    KONSISTEN : Sesuai dengan

    tugas pokok dan fungsi

    organisasi

    SENSITIF : Potensi

    menimbulkan dampak

    kumulatif dan efek berganda

    Pelaksanaan Focus Group

    Discussion (FGD) Penjaringan

    ISU PRIORITAS :

    09 Februari 2017

    20 Maret 2017

    17-19 April 2017

  • LANDASAN HUKUM Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

    PP No. 18 Th 1999 jo 85 Th 1999 Pengelolaan Limbah B3

    PP No 27 Th 2012 Izin Lingkungan

    PP No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

    Perda Jatim No.02 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Propinsi Jawa Timur.

    Pergub No.10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi sumber tidak bergerak di Jawa Timur.

    Peraturan Daerah Prov. Jawa Timur No. 2 tahun 2008 tentang Pengendalian Pencemaran Air & Pengelolaan Kualitas Air

    Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 tahun 2013 j.o. No. 52 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Keg. Usaha di Jawa Timur

    Peraturan lain terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup

    PENDAHULUAN

  • Pencemaran air akibat pertambangan Pencemaran udara akibat kebakaran hutan

    Bencana banjir Bencana tanah longsor

  • • Pencemaran air

    • Pencemaran udara di kota-kota besar

    • Pencemaran limbah domestik/sampah

    • Pencemaran akibat kegiatan industri

    • Kontaminasi dari limbah B3

    • Kerusakan ekosistem hutan

    • Kerusakan Daerah Aliran Sungai

    • Kerusakan ekosistem danau

    • Kerusakan ekosistem pesisir dan laut

    • Kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan

    • Pemanasan global

    • Penipisan lapisan ozon

    • Bencana lingkungan: banjir dan longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan

    • DLL

    MASALAH LINGKUNGAN

  • Kualitas Air Indeks Kualitas Air (IKA) sungai di Jawa Timur

    50,75 Kategori : Sangat Kurang

    Berdasar 6 (Enam) wilayah sungai strategis di Jawa Timur :

    WS. Bengawan Solo, WS. Brantas, WS. Madura, WS. Bondoyudo, WS. Pekalen Sampean, dan WS Welang Rejoso.

    2

  • Kualitas Air Target dan Capaian Konsentrasi Rata-Rata BOD dan COD di DAS Brantas Tahun 2010-2015

    Tahun [BOD] Target

    (mg/l) [BOD] Capaian

    (mg/l)

    2010 5,12 5,12 2011 4,92 4,41

    2012 4,76 4,33 2013 4,61 3,60

    2014 4,45 4,27 2015 3,58 4,79

    Baku Mutu BOD Kelas II = 3 mg/l

    Tahun [COD] Target

    (mg/l) [COD] Capaian

    (mg/l) 2010 17,94 17,94 2011 17,22 15,45

    2012 16,68 13,64

    2013 16,15 10,92

    2014 15,61 12,45 2015 10,91 11,61

    Baku Mutu COD Kelas II = 25 mg/l

    2

  • PRINSIP KEBIJAKAN PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

    1

    Merupakan kegiatan percontohan atau model

    Tupoksi PENGENDALIAN KERUSAKAN : Menyusun Baku Keruskan Lingkungan,

    Memberi informasi pengisolasian kerusakan lingkunga, Memulihkan lahan

    5 2

    Perlu pemberdayaan lokal setempat untuk kloning / replikasi tujuan keberlanjutan (asas partisipatif, asas kelestarian dan keberlanjutan)

    Konsep pengendalian kerusakan LH yang bertujuan untuk mencegah, memulihkan

    dan memperbaiki ekosistem serta menjadi alternatif peningkatan ekonomi masyarakat

    (asas manfaat) dengan sasaran utama peningkatan IKTL

    3 4

    UU 32/2009 Pasal 13 , Pengendalian Pencemaran dan/ atau Kerusakana LH dilaksanakan meliputi PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN DAN PEMULIHAN

    Pergub Jatim 76/ 2016, Pasal 12 Ayat 3

  • PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2013

    Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya

    PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014

    Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang

    Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya

    Junto

    Pasal 5

    (1)Dalam rangka menjaga kualitas air dan menjamin keberlanjutan pelestarian, perlindungan

    serta pengelolaan fungsi lingkungan hidup, semua industry dan/atau kegiatan usaha lainnya

    yang menghasilkan air limbah wajib mentaati dan tidak boleh melampaui baku mutu air

    limbah yang telah ditetapkan.

    Pasal 6

    (1)Dan (2) Dalam hal hasil kajian mengenai.kelayakan AMDAL atau UKL/UPL serta IPLC dari

    industri dan/atau kegiatan usaha lainnya yang menghasilkan air limbah mensyaratkan baku

    mutu yang lebih ketat, maka diberlakukan baku mutu hasil kajian AMDAL, UKL/UPL atau

    IPLC.

  • PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2013 Junto

    PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014

    Pasal 8

    Setiap penanggung jawab kegiatan wajib :

    a) Memenuhi baku mutu air limbah

    b) Melakukan pengolahan air limbah sehingga mutu air limbah yang dibuang tidak dibuang

    tidak melampaui baku mutu air limbah

    c) Menggunakan sistem saluran air limbah kedap air

    d) Memasang alat ukur debit pada inlet dan outlet IPAL serta inlet recycle air limbah

    e) Melakukan pencatatan harian debit harian air limbah

    f) Melakukan pencatatan pH harian air limbah

    g) Tidak melakukan pengenceran air limbah ke dalam aliran buangan air limbah

    h) Melakukan pencatatan jumlah bahan baku dan produk harian senyatanya

    i) Memisahkan saluran pembuangan air limbah dengan saluran limpasan aair hujan

    j) Menetapkan titik penaatan untuk pengambilan contoh uji

    k) Melakukan pengukuran kualitas air limbah secara mandiri (swa pantau / self moitoring)

    sebelum dibuang ke badan air penerima sekurangnya 1 (satu) kali dalam satu bulan

    dengan biaya perusahaan sendiri.

  • INSTRUMEN PEMBINAAN PROPER & PENGAWASAN

    3/27/2019 14

  • PROPER “merupakan instrumen

    penaatan alternatif yang dikembangkan untuk

    bersinergi dengan instrumen penaatan lainnya guna mendorong penaatan

    perusahan melalui penyebaran informasi kinerja kepada

    masyarakat (public disclosure)”

    3/27/2019 Add a footer 15

  • BEYOND COMPLIANCE AREA

    PENTAATAN TERHADAP PERATURAN LINGKUNGAN HIDUP

    PRINSIP DASAR PENILAIAN PROPER

    BIRU

    MERAH

    HITAM

    • PENERAPAN AMDAL/IZIN LINGKUNGAN

    • POTENSI KERUSAKAN LINGKUNGAN

    • PENGENDALIAN PENCEMARAN LAUT

    • PENGELOLAAN LIMBAH B3

    • PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

    • PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

    TIDAK ADA UPAYA

    BELUM TAAT

    TAAT

    Pemanfaatan

    Sumber

    Daya

    Pelaksanaan

    Pengembangan

    Masyarakat

    (Community

    Development)

    EMAS

    HIJAU

    S

    K

    O

    R

    B O B O T

    N

    I

    L

    A

    I

    Penerapan

    Sistem

    Manajemen

    Lingkungan

    Passing Grade

    Passing Grade Best Practices ; Best Available Technology;

    Best Corporate Social Responsibility

    X =

  • PROPER

    * Dalam setiap tahunnya, terdapat kenaikan rata-rata tingkat ketaatan industri

    • Untuk tahun 2018, PROPER yang dilaksanakan sebanyak 173 industri, dimana 83 diantaranya di audit oleh DLH Prov. Jatim

    • Nilai Rata-rata tingkat Ketaatan pada hasil PROPER 2018 di Jawa Timur sebesar 87.98%

    2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

    3 6 12

    6 9

    18 16 21

    15

    52 58

    74

    110

    127 127

    138 143

    149

    21 26

    46

    24

    36 29 31

    12 6

    13 15 15

    4 0 1 1 0 0

    Perolehan PROPER 2009 - 2017 Jawa Timur

    Emas

    Hijau

    Biru

    Merah

    Hitam

  • KETAATAN TERHADAP IZIN

    (IPLC)

    KETAATAN TERHADAP TITIK

    PENAATAN

    KETAATAN TERHADAP PARAMETER BAKU MUTU AIR LIMBAH

    KETAATAN TERHADAP PELAPORAN DATA PER PARAMETER

    KETAATAN TERHADAP PEMENUHAN BAKU MUTU

    KETAATAN TERHADAP KETENTUAN TEKNIS

    2

    1

    3 4

    5

    6

    ASPEK PENILAIAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

  • Tidak mempunyai izin pembuangan air limbah ke badan air/laut/aplikasi pada lahan (land application)

    KRITERIA KETAATAN TERHADAP IZIN

    CATATAN : Izin dalam proses akhir/perpanjangan izin yaitu persyaratan izin sudah lengkap secara administrasi dan teknis serta dilengkapi tanda terima dari instansi pemberi izin

    1. Mempunyai izin

    pembuangan air limbah ke

    badan air/laut/aplikasi pada

    lahan

    2. Izin dalam proses akhir akhir

    (persyaratan izin sudah

    lengkap)

    ---

    BIRU MERAH HITAM

    1

  • 1. Izin pembuangan air limbah ke sumber air

    2. Izin pembuangan air limbah ke laut 3. Izin pemanfaatan air limbah untuk

    aplikasi lahan industri kelapa sawit 4. Izin injeksi air limbah ke formasi untuk

    industri migas

    CATATAN : Semua usaha dan/atau kegiatan wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan untuk kegiatannya

    JENIS IZIN

  • Terdapat titik penaatan air buangan yang tidak pernah dilakukan pemantauan

    Terdapat titik penaatan air buangan dan/atau air limbah pemanfaatan Aplikasi Lahan (untuk industri sawit) yang tidak pernah dipantau selama periode penilaian.

    Memanfaatkan air limbah untuk penyiraman tanaman (khusus kegiatan hotel, RS, dan industri pengolah limbah domestik)

    KRITERIA KETAATAN TERHADAP TITIK PENAATAN

    Memantau seluruh titik penaatan dan/atau air buangan yang harus dikelola sesuai dengan peraturan

    ---

    BIRU

    MERAH

    HITAM

    2

  • Semua usaha dan/atau kegiatan wajib memantau seluruh titik penaatan pembuangan dan/atau pemanfaatan air limbah ke lingkungan

    Satu lokasi atau lebih yang dijadikan acuan untuk pemantauan dalam rangka penaatan baku mutu air limbah

    TITIK PENAATAN

  • Izin

    Baku Mutu Daerah (spesifik)

    Baku mutu nasional (spesifik)

    Baku mutu yang tercantum dalam dokumen lingkungan

    Baku mutu Daerah (tidak spesifik)

    HIRARKI ACUAN PEMENUHAN PARAMETER BAKU MUTU AIR

    LIMBAH

  • KRITERIA KETAATAN TERHADAP JUMLAH DATA TIAP PARAMETER

    YANG DILAPORKAN 4

  • A. Data swapantau

  • Contoh Matrik Penaatan Parameter, Pelaporan dan Baku Mutu (1)

    No.

    PELAPORAN PARAMETER PEMENUHAN BAKU MUTU

    Parameter

    Jumlah data pemantauan

    sesuai peraturan / izin

    Jumlah data yang

    dilaporkan

    Tingkat Ketaatan

    Jumlah Parameter

    yang dipantau sesuai

    peraturan / izin

    Jumlah Paramater Pemantauan

    (sesuai Ketentuan)

    Tingkat Ketaatan

    Jumlah data yang tidak memenuhi

    baku mutu (100 % < x < = 500%)

    Tingkat Ketaatan

    Jumlah data yang tidak memenuhi

    baku mutu ( x > 500%)

    Keterangan

    4 4 100% 0

    1 pH 12 12 100% 1

    92% -

    2 BOD 12 12 100% 1

    92% -

    3 COD 12 11 92% 1 91% 4 TSS 12 11 92% 1 91%

    Tingkat Ketaatan Pelaporan 92% Tingkat Ketaatan Parameter 100% Tingkat Ketaatan

    Pemenuhan Baku Mutu 91% 0

  • KRITERIA KETAATAN TERHADAP KETENTUAN TEKNIS

    Menggunakan jasa laboratorium (eksternal atau internal) terakreditasi atau ditunjuk oleh Gubernur

    Memisahkan saluran aliran limbah dengan limpasan air hujan

    Membuat saluran air limbah kedap air Memasang alat pengukur debit Tidak melakukan pengenceran Tidak melakukan by pass Memenuhi seluruh ketentuan yang

    dipersyaratkan dalam sanksi administrasi

    Untuk industri kelapa sawit yang melakukan aplikasi lahan harus memenuhi ketentuan teknis sesuai KepMenLH No. 28 Tahun 2003

    Tidak memenuhi salah satu ketentuan teknis

    BIRU

    MERAH HITAM MERAH

    Melakukan by pass

    Catatan: 1. Bagi industri yang melakukan bypass namun sudah dilakukan

    perbaikan berupa penutupan saluran by pass, maka peringkatnya MERAH

    2. Bagi industri yang terbukti melakukan bypass selama 2 periode PROPER berturut-turut, maka peringkatnya HITAM

    6

  • KRITERIA KETAATAN TERHADAP KETENTUAN TEKNIS

    Menggunakan jasa laboratorium (eksternal atau internal) terakreditasi atau ditunjuk oleh Gubernur

    Memisahkan saluran aliran limbah dengan limpasan air hujan

    Membuat saluran air limbah kedap air Memasang alat pengukur debit Tidak melakukan pengenceran Tidak melakukan by pass Memenuhi seluruh ketentuan yang

    dipersyaratkan dalam sanksi administrasi

    Untuk industri kelapa sawit yang melakukan aplikasi lahan harus memenuhi ketentuan teknis sesuai KepMenLH No. 28 Tahun 2003

    Tidak memenuhi salah satu ketentuan teknis

    BIRU

    MERAH HITAM

    Melakukan by pass

    Catatan: 1. Bagi industri yang melakukan bypass namun sudah dilakukan

    perbaikan berupa penutupan saluran by pass, maka peringkat MERAH 2. Bagi industri yang terbukti melakukan bypass selama 2 periode

    PROPER berturut-turut, maka peringkatnya HITAM

    6

  • TERIMA KASIH

    SEMOGA BERMANFAAT BAGI

    KELESTARIAN LINGKUNGAN

    HIDUP ANAK CUCU KITA