2
KEBIJAKAN PERKREDITAN BANK Mengingat kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko, maka pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan perkreditan harus didasarkan atas asas-asas dan kebijaksanaan perkreditan yang sehat, menguntungkan bagi bank, konsisten, dan berkesinambungan dengan memperhatikan faktor- faktor penting untuk mengurangi resiko tersebut diantaranya adalah keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai yang diperjanjikan. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha debitur. Disamping itu bank dalam melakukan kegiatan usahanya terutama menggunakan dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya, sehingga kepentingan dan kepercayaan masyarakat wajib dilindungi dan dipelihara. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas dan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 perihal Pedoman Penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank, maka Bank menyusun Kebijakan Perkreditan Bank (selanjutnya disebut “KPB”) sebagaimana tertuang dalam dokumen ini yang secara berkesinambungan dilakukan penyesuaian dengan situasi dan kondisi Bank Papua. (selanjutnya disebut “Bank”) saat ini. Kebijakan ini telah disesuaikan dengan implementasi PSAK 50/55 dan PAPI 2008.

Kebijakan perkreditan bank

  • Upload
    roy-flo

  • View
    157

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kebijakan perkreditan bank

KEBIJAKAN PERKREDITAN BANK

Mengingat kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko, maka pelaksanaan kegiatan yang terkait

dengan perkreditan harus didasarkan atas asas-asas dan kebijaksanaan perkreditan yang sehat,

menguntungkan bagi bank, konsisten, dan berkesinambungan dengan memperhatikan faktor-faktor penting

untuk mengurangi resiko tersebut diantaranya adalah keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur

untuk melunasi hutangnya sesuai yang diperjanjikan. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum

memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal,

agunan dan prospek usaha debitur. Disamping itu bank dalam melakukan kegiatan usahanya terutama

menggunakan dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya, sehingga kepentingan dan kepercayaan

masyarakat wajib dilindungi dan dipelihara. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas dan sesuai dengan

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 perihal Pedoman

Penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank, maka Bank menyusun Kebijakan Perkreditan Bank (selanjutnya

disebut “KPB”) sebagaimana tertuang dalam dokumen ini yang secara berkesinambungan dilakukan

penyesuaian dengan situasi dan kondisi Bank Papua. (selanjutnya disebut “Bank”) saat ini. Kebijakan ini

telah disesuaikan dengan implementasi PSAK 50/55 dan PAPI 2008.