Upload
ciuman-mesra
View
269
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama pemerintah
untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk mengelola
perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya menyangkut keputusan
ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik. Dalam konteks ini, DPR dengan hak
legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam
mengawal APBN sehingga APBN benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk
mensejahterakan rakyat dan mengelola perekonomian negara dengan baik. APBN 2009
disusun berdasarkan pedoman Rancangan Kerja Pemerintah tahun 2009 serta dalam
pembicaraan dan pembahasan RAPBN tahun 2009 antara pemerintah dan DPR. APBN ini
dibuat dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial dan politik yang berkembang
pada akhir – akhir ini serta berbagai langkah kebijakan yang diperkirakan akan ditempuh
dalam tahun 2009. Dengan memperhatikan perkembangan faktor eksternal dan stabilitas
ekonomi makro, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat diperkirakan mencapai 6.0%.
Pemerintah akan mengusahakan terealisasinya hal tersebut meskipun terjadi perlambatan
perekonomian akibat krisis global. Melalui pertumbuhan konsumsi masyarakat yang masih
tinggi dan iklim investasi yang semakin kondusif diharapkan dapat menjadi daya tarik
investor dalam dan luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Oleh karena itu,
APBN dapat diubah apabila terjadi perubahan kondisi perekonomian dalam negara sehingga
tujuan nasional dapat tercapai.
Pemerintah Indonesia mengadakan perubahan APBN untuk tahun 2009 akibat adanya
perubahan harga minyak yang cukup drastis dan penambahan insentif dalam rangka antisipasi
krisis global sehingga terjadi penambahan defisit. Harga minyak menjadi faktor utama
perubahan APBN karena dapat mempengaruhi pendapatan nasional dan besarnya subsidi
yang diberikan pemerintah. Perubahan APBN dilakukan untuk menunjang perekonomian
agar berjalan dengan baik. Kondisi global yang terjadi saat ini mengakibatkan kekurangan
likuiditas di sektor keuangan, penurunan pertumbuhan ekonomi di Dunia, koreksi terhadap
suku bunga serta pasar modal dan nilai tukar maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap
APBN 2009. Penyesuaian ini dilakukan agar anggaran tetap kredibel dan realistis.
Pemerintah akan menggunakan Pasal 23 Undang – Undang Nomor 41 Tahun 2008
tentang APBN 2009 sebagai landasan perubahan APBN tersebut. Pasal tersebut digunakan
pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi. Pasal 23 hanya dipakai jika salah satu dari
1
tiga kondisi yang dipersyaratkan terjadi. Pertama, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di
bawah asumsi 1 persen dan deviasi indikator ekonomi makro lainnya sekitar 10 persen.
Kedua, posisi nominal dana pihak ketiga di perbankan nasional turun drastis. Ketiga, terjadi
kenaikan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) yang menyebabkan pertambahan
biaya penerbitan SBN.
Dalam makalah ini akan menguraikan tentang latar belakang terjadinya perubahan
APBN serta dasar hukum untuk mengadakan perubahan tersebut. Analisis dalam makalah ini
masih terlalu sederhana hanya menyangkut garis besar perubahan APBN. Hal tersebut
dilakukan karena untuk menguraikan tentang APBN diperlukan pembahasan yang mendalam
dan faktor – faktor yang mempengruhi APBN terlalu banyak.
2
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. Teori Keynes
Teori Keynes tidak menganalisa masalah – masalah negara terbelakang.
Sebaliknya teori ini berkaitan dengan teori negara maju. Pendapatan total merupakan
fungsi dari pekerjaan total dalam suatu negara. Semakin besar pendapatan nasional,
semakin besar volume pekerjaan yang dihasilkannya, demikian sebaliknya. Permintaan
efektif menentukan tingkat keseimbangan pekerjaan dan pendapatan. Jurang antara jurang
pendapatan dan konsumsi dapat dijembatani oleh infestasi. Volume infestasi dapat
diperlukan tak terpenuhi maka harga permintaan agregrat akan turun, lebih rendah dari
harga penawaran agregrat akibatnya pendapatan dan pekerjaan akan turun sampai jurang
tersebut terjembatani. Jadi perbedaan antara permintaan dan permintaan ini sebagian besar
akan tergantung pada investasi.
Keynes menganggap kapitalisme sebagai suatu mekanisme yang mempunyai
kekenyalan dan daya adaptasi yang besar dalam membentuk dirinya sendiri menurut
keadaan. Keynes membangun teori kapitalisnya berdasarkan cover produksi umum,
konsumsi rendah yang kronis dan merosotnya efisiensi marginal modal dimasa depan.
2. Pengertian APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara merupakan sejumlah alokasi
pendapatan dan pengeluaran yang di buat pemerintah beserta DPR untuk melaksanakan
kegiatan – kegiatan Negara dalam satu tahun. APBN sebagai wujud dari pengelolaaan
keuangan Negara yang ditetapkan setiap tahun dengan Undang – Undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab yang sepenuhnya demi kepentingan
rakyat. APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah Negara dan
kemampuan dalam menghimpun pendapatan Negara untuk mewujudkan perekonomian
nasional berdasarkan atas demokrasi ekonomi. Penyusunan APBN berpedoman pada
Rancangan Kerja Pemerintah tahun 2009 dan memperhatikan aspirasi masyarakat dalam
rangka mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis serta
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3
Pendapatan Negara merupakan sejumlah dana yang diperoleh pemerintah melalui
perdagangan nasional atau investasi. Belanja Pemerintah merupakan sejumlah dana yang
dialokasikan pemerintah untuk melaksanakan kebijakan – kebijakan yang telah disusun.
Secara garis besar alokasi tersebut antara lain untuk menunjang pendidikan yang mencapai
20% dari APBN dan subsidi BBM yang terus mengalami perubahan sejalan dengan harga
minyak mentah dunia.
Pendapatan Pemerintah Pusat meliputi :
a. Pendapatan Negara
Adalah semua penerimaan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan,
penerimaan bukan pajak serta penerimaan hibah dalam negeri dan luar negeri
b. Penerimaan Perpajakan
Adalah semua penerimaan negara yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak
perdaganngan internasional.
c. Pajak dalam Negeri
Semua penerimaan negara yang berasal dari pajak penghasilan, pertambahan nilai
barang dan jasa, pajak penjualan atas barang mewah, Pajak bumi dan bangunan
dan cukai.
d. Pejak Perdagangan Internasional
Adalah semua penerimaan negara yang berasal dari bea masuk dan bea keluar.
e. Penerimaan Negara bukan Pajak
Adalah semua penerimaan yang diterima negara dalam bentuk penerimaan dari
sumber daya alam bagian pemerintah atas laba badan usaha milik negara,
penerimaan negara bukan pajak lainnya, serta pendapatan badan layanan umum.
f. Penerimaan Hibah
Adalah semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan oleh pihak swasta
dalam negeri dan pemerintah luar negeri, yang tidak perlu dibayar kembali,
bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus
dialokasikan untuk menandai kegiatan tertentu.
Belanja Pemerintah Pusat meliputi :
a. Belanja Negara
Adalah semua pengeluaran negara yang digunakan untuk membiayai belanja
pemerintah pusat dan transfer ke daerah.
4
b. Belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi
Adalah belanja pemerintah pusat yang dialokasikan kepada kementrian
negara/lembaga, sesuai dengan program – program Rencana Kerja Pemerintah
yang akan dijalankan.
c. Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi
Belanja pemerintah pusat yang digunakan untuk menjalankan fungsi pelayanan
umum, fungsi pertahanan, fungsi ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi,
fungsi lingkungan hidup, fungsi perumahan dan fasilitas umum, fungsi kesehatan,
pariwisara dan budaya, fungsi agama, fungsi pendidikan dan perlindungan social
d. Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis
Belanja pemerintah pusat yang digunakan untuk membiayai belanja pegawai,
belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi dan hibah.
e. Belanja Pegawai
Adalah belanja pemerintah pusat yang digunakan untuk membiayai kompensasi
dalam bentuk uang atau barang yang diberikan kepada pegawai pemerintah pusat,
pensiunan, anggota TNI dan pejabat Negara baik yang bertugas didalam negeri
dan di luar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
f. Belanja Barang
Adalah belanja pemerintah pusat yang digunakan untuk membiayai pembelian
berang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa, baik yang
dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan dan pengadaan barang yang
dimaksudkan untuk diserahkan atau dijua kepada masyarakat serta belanja
perjalanan.
g. Belanja Modal
Adalah belanja pemerintah pusat yang dilakukan dalam rangka pembentukan
modal dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan,
serta dalam bentuk fisik lainnya.
h. Pembayaran Bunga Utang
Belanja pemerintah pusat yang digunakan untuk membayar kewajiban atas
pengguanaan pokok utang baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri yang
dihitung berdasarkan ketentuan dan persyaratan untuk utang outstanding dan
tambahan utang baru termasuk untuk biaya terkait dengan pengelolaan utang.
5
i. Subsidi
Adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan atau lembaga yang
memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa yang
memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga harga jualnya dapat dijangkau oleh
masyarakat.
j. Belanja Hibah
Adalah belanja dalam bentuk uang, barang atau jasa dari pemerintah kepada
BUMN yang tidak perlu dibayar kembali bersifat tidak wajib dan tidak mengikat
serta tidak secara terus menerus.
k. Bantuan Sosial
Adalah semua pengeluaran negara dalam bentuk transfer uang atau barang yang
diberikan kepada masyarakat melalui kementrian negara guna melindungi dari
terjadinya resiko sosial.
3. Pasal 23 Undang – Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang APBN 2009
Pasal tersebut menunjukan bahwa pemerintah dapat mengubah APBN tahun 2009
apabila perekonomian mendesak. Hal tersebut memberikan keleluasaan bagi pemerintah
untuk mengubah APBN namun ada beberapa syarat yang harus terjadi dengan ekonomi di
Indonesia. Isi pasal 23 yaitu :
1) Dalam keadaan darurat, apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. penurunan pertumbuhan ekonomi di bawah asumsi dan deviasi asurnsi
ekonomi makro lainnya yang menyebabkan turunnya pendapatan negara,
dan/atau meningkatnya belanja negara secara signifikan
b. kenaikan biaya utang, khususnya imbal hasil Surat Berharga Negara, secara
signifikan, dan atau
c. krisis sistematik dalam system keuangan dan perbankan nasional yang
membutuhkan tambahan dana penjaminan perbankan dan Lembaga
Keuangan Bukan Bank.
Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dapat melakukan
langkah – langkah :
1. pengeluaran yang belum tersedia anggarannya dan atau pengeluaran melebihi
pagu yang ditetapkan dalam APBN Tahun Anggaran 2009
6
2. pergeseran anggaran belanja antar program, antar kegiatan dan atau antar
sejenis belanja dalam satu kementrian negara/lembaga dan antar kementrian
negara/lembagas yang tetap harus tercapai.
3. penghematan belanja negara dalam rangka peningkatan efisiensi dengan tetap
menjaga sasaran program/ kegiatan prioritas yang tetap harus tercapai
4. penarikan pinjaman siaga dari kreditor bilateral maupun multirateral
5. penerbitan Surat Berharga Negara melebihi pagu yang ditetapkan dalam
APBN tahun yang bersangkutan
2) Pemerintah menyampaikan langkah – langkah kebijakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dalam Laporan semester 1 pelaksanaan APBN dan atau Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat.
Penjelasan untuk ayat satu yaitu dalam keadaan darurat tersebut terjadi apabila :
1. Prognosa pertumbuhan ekonomi paling rendah 1% di bawah asumsi sedangkan
prognosa indicator ekonomi makro lainnya mengalami devisiasi paling rendah
sebesar 10 % dari asumsinya. Prognosa trsebut dihitung berdasarkan realisasi
indikator ekonomi makro tahun 2008
2. Posisi nominal dana pihak ketiga di perbankan nasional menurun secara drastis.
3. Kenaikan imbal hasil Surat Berharga Negara yang menyebabkan tambahan biaya
penerbitan SBN secara signifikan tercermin dalam :
a. Tidak adanya imbal hasil penawaran yang dimenangkan dalam benchmark
pemerintah dalam 2 kali lelang berturut – turut dan atau
b. Terjadi kecenderungan peningkatan imbal hasil sekurang – kurangnya sebesar
300 basis point dalam 1 bulan
Keadaan darurat tersebut menyebabkan prognosa penurunan pendapatan Negara
yang berasal dari penerimaan perpajakan dan PNBP dan adanya perkiraan tambahan beban
kewajiban Negara yang berasal dari pembayaran pokok dan bunga utang, subsidi BBM
dan listrik, serta belanja lainnya. Maksud dari persetujuan DPR adalah keputusan yang
tertuang di dalam kesimpulan Rapat Kerja Panitia Anggaran DPR RI dengan Pemerintah
yang dilakukan dalam waktu satu kali dua puluh empat jam sejak diterimanya usulan
Pemerintah.
7
B. HASIL ANALISIS
1. Penyebab Perubahan APBN 2009
Berubahnya asumsi makro dalam perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara 2009 terkait dengan dampak krisis keuangan global mengakibatkan pemerintah
mengubah APBN 2009. Pemerintah mengubah APBN mengikuti keadaan perekonomian
yang sedang terjadi akhir – akhir ini sehingga perekonomian Indonesia dapat tetap
berjalan sesuai dengan kebijakan yang sudah direncanakan.
Perubahan penerimaaan Negara akan berkurang sebanyak RP 128 triliun
sebaliknya belanja Negara akan tetap sebesar RP 322,3 triliun. Perubahan tersebut
menyebabkan defisit anggaran akan bertambah RP 80,8 triliun sehingga presentasenya
menjadi 2,5 % dari produk domestic bruto atau senilai RP. 132,1 triliun. Angka tersebut
dibandingkan dengan anggaran sebelumnya mengalami kenaikan 1,5 % atau senilai
dengna 102,6 triliun. Perubahan asumsi makro ekonomi disebabkan antara lain oleh
terjadinya perlambatan ekonomi sebesar 6 menjadi 4,5 – 5,5 %. Selain itu adanya fluktuasi
nilai tukar rupiah serta penurunan harga minyak mentah Indonesia dari sebelumnya 80
dollar AS per Barrel menjadi 45 dollar AS per barrel.
Asumsi – Asumsi lainnya yang mengakibatkan perubahan APBN yaitu inflasi
tetap sebesar 6,2 %, suku bunga SBI tiga bulan sebesar 7,5 persen dan lifting minyak
960.000 barrel per hari. Anggaran belanja defisit membengkak akibat berkurangnya
penerimaan Negara dari sebelumnya Rp 985,7 triliun menjadi Rp 877,7 triliun. Penurunan
penerimaan itu disebabkan karena penerimaan pajak turun sebesar Rp 54 triliun dari
sebelumnya Rp 725,8 triliun menjadi Rp 671,9 triliun dan menurunnya penerimaan negara
bukan pajak (PNBP) dari sebelumnya Rp 258,9 triliun menjadi Rp 184,9 triliun.
Pemerintah juga mengurangi penerbitan SBN netto Rp 48,8 triliun dari Rp 103,5 triliun
sehingga menjadi Rp 54,7 triliun untuk mengantisipasi penurunan minat pembeli obligasi.
Sedangkan anggaran kementerian dan lembaga negara tidak mengalami perubahan dan
tetap harus melaksanakan program prioritas pembangunan pada tahun 2009.
Perubahan asumsi makro juga mengakibatkan adanya penyesuaian anggaran
pendidikan namun masih tetap memenuhi rasio 20%. Selain itu besarnya defisit APBN
2009 masih bisa ditekan berada di bawah 1,3 & dari produk domestik bruto sehingga
Indonesia tidak terlalu bergantung pada utang.
8
2. Stimulus Fiskal
Melalui perubahan APBN ini pemerintah akan memberikan tambahan stimulus
fiskal. Tujuan dari penambahan stimulus fiskal yaitu memberikan penguatan pada sektor
usaha dan masyarakat untuk menghadapi dampak krisis yang sedang terjadi. Pemberian
stimulus fiskal dialokasikan untuk memberikan subsidi dalam bentuk bea masuk dan pajak
pertambahan nilai yang ditanggung pemerintah.
Besarnya stimulus fiskal pada RAPBN-P 2009 sebesar Rp27,5 triliun. Angka ini
berbeda dengan pernyataan Presiden RI yang menyatakan bahwa stimulus fiskal Rp 50
triliun. Karena perbedaan inilah, kalangan pengusaha menuding pemerintah tidak
konsisten soal stimulus. Namun, pejabat pemerintah lainnya mengatakan bahwa stimulus
fiskal Rp27,5 triliun adalah cash stimulus. Di luar itu, masih ada non cash stimulus, yang
kalau ditotal (cash dan non cash), jumlah stimulus fiskal bisa lebih dari Rp50 triliun. Bisa
jadi memang ini hanya perbedaan pemahaman soal teknis stimulus fiskal. Tampaknya,
pemerintah memang perlu lebih intensif membangun kesepahaman soal stimulus ini agar
tidak muncul gap ekspektasi. Berdasarkan postur RAPBN-P 2009, terlihat bahwa sisi
pendapatan negara mengalami penurunan dratis sebesar Rp128 triliun dibandingkan posisi
APBN 2009. Sementara itu, pos belanja negara masih tetap sebesar Rp1.037 triliun.
Akibat penurunan pendapatan negara, sementara pos belanja negara tetap, maka defisit
APBN bertambah Rp80,7 triliun.
Dari data diatas maka dapat dilihat bahwa turunnya pendapatan negara tidaklah
semata-mata karena faktor harga minyak. Berbagai insentif perpajakan yang akan
diberikan pemerintah pada 2009 juga memberikan andil terhadap turunnya pendapatan
negara, khususnya dari sisi pajak. Sisi produksi industri tidak begitu cocok untuk
memperoleh stimulus. Mengingat kemampuan industri melakukan produksi masih tinggi.
Yang dibutuhkan industri adalah pasar dan permintaan. Dengan kata lain, sebaiknya
insentif pajak yang dirancang merupakan kebutuhan konsumen (seperti PPN) agar tepat
sasaran.
Dalam rangka menjaga daya beli masyarakat dan mengurangi pengangguran,
pemerintah sebaiknya lebih banyak mengalokasikan stimulus fiskal untuk memperkuat
belanja negara (government spending). Akhir – Akhir ini semakin besar perputaran uang
yang dikeluarkan pemerintah, akan membuat ekonomi lebih bergerak, sehingga
employment semakin tinggi dan daya beli masyarakat semakin kuat. Di tengah rendahnya
proyeksi pendapatan negara, tidak berkurangnya anggaran belanja negara, sesungguhnya
menunjukkan bahwa pemerintah tetap menjaga semangat stimulus fiskal. Saat ini adalah
9
momentum yang tepat bagi kita untuk menggenjot pengeluaran di bidang infrastruktur
dasar, seperti sekolah, sarana irigasi, jalan-jalan, sarana kesehatan, jembatan, rel kereta
api, infrastruktur pencegah banjir, kelistrikan, pelabuhan laut dan udara, dan lain-lain yang
semuanya padat karya. Pengarahan stimulus seperti ini, tidak hanya penting bagi
penciptaan lapangan kerja, tetapi juga menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas
infrastruktur dasar yang selama ini kurang tersentuh. Di samping tentunya, akan banyak
menyerap tenaga kerja sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga. Namun, untuk sampai
ke sini, diperlukan terobosan anggaran dan birokrasi untuk mengatasi kendala penyerapan
anggaran yang kerap terjadi.
Pemerintah selalu mempunyai masalah pada kebijakan stimulasi fiskal ini terutama
pada implementasi kebijakannya termasuk untuk meredam krisis ekonomi dunia pada
tahun 2009. Pada perubahan APBN ini stimulus fiskal tidak ditujukan pada bahan baku
industri karena menyulitkan aparat pajak sehingga barang jadi yang dapat insentif berupa
pajak pertambahan Nilai Ditanggung pemerintah. Oleh karena itu pemerintah seharusnya
dapat mengimplikasikan kebijakan tersebut sesuai dengan seharusnya di lapangan.
Komponen Konsumsi Pemerintah dalam stimulus fiskal terdiri dari :
a. belanja pegawai dalam negeri
b. belanja barang dalam negeri
c. sebagian besar dari Dana Alokasi Umum
d. dana Alokasi Khusus dan Penyeimbang
e. pengeluaran rutin lainnya
C. Anggaran Belanja Defisit
Keuangan defisit diartikan sebagai setiap pengeluaran Negara yang melebihi
penerimaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Penarikan neraca kas yang lalu oleh pemerintah
2. Pinjaman dari bank sentral
3. Pencetakan mata uang oleh pemerintah
Dalam analisis makro ekonomi melaksanakan anggaran belanja defisit merupakan
kebijaksanaan yang perlu dilaksanakan apabila dalam perekonomian menghadapi masalah
pengangguran yang serius. Kebijaksanaan itu didasarkan pada anggapan bahwa di dalam
masyarakat terdapat pengangguran berbagai jenis faktor produksi. Faktor – faktor produksi
menganggur karena kurangnya permintaan efektif dari masyarakat. Maka dari itu perlu
diciptakan permintaan efektif yaitu dengan membuat pengeluaran yang lebih besar dari
10
pada penerimaan. Pengeluaran yang bertambah akan menambah pendapatan masyarakat,
selanjutnya pendapatan itu akan memperbesar kegiatan ekonomi dan tingkat kesempatan
kerja.
Untuk Negara berkembang keuangan defisit selain dapat menimbulkan inflasi
juga selalu berdampak expansioner ( Jhingan,1981;494 ) sebagai berikut :
1. Naiknya investasi secara terus menerus maka keseluruhan dari produk fisik akan
menjadi bertambah besar jumlah fisiknya sehingga memerlukan persediaan uang
untuk transaksi dalam jumlah yang sama.
2. Begitu perekonomian berkembang sektor non uang secara perlahan – lahan berubah
menjadi sektor uang sehingga permintaan uang itu meningkat.
3. Proses pembangunan ekonomi yang berkesinambungan menghasilkan peningkatan
pendapatan sehingga timbul peningkatan permintaan keseimbangan saldo kas
masyarakat.
4. Surplus impor sebagai akibat naiknya bantuan luar negeri, permintaan uang mungkin
akan tetap lebih besar.
Keuangan defisit memiliki peranan antara lain dapat meningkatkan produktifitas
melalui peningkatan investasi. Melalui peningkatan pendapatan uang dapat memperbesar
tabungan masyarakat. Saat itu berarti pemerintah mengambil sumber – sumber nyata dari
masyarakat. Transfer sumber – sumber itu terjadi secara diam – diam pada waktu
pemerintah membeli barang dan jasa untuk keperluannya sendiri. Belanja defisit oleh
Negara pada proyek – proyek pembangunan menyebabkan naiknya lapangan kerja, output
dan pendapatan. Kenaikan pendapatan cenderung manaikkan pendapatan barang
konsumsi. Kenaikan tersebut menyebabkan harga naik lalu menimbulkan inflasi. Sebagian
pendapatan yang meningkat tadi dapat diambil pemerintah melalui pajak.
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisa diatas maka dapat disimpulkan adanya perubahan APBN tahun 2009
menyebabkan indikator ekonomi akan diubah oleh pemerintah pusat. Indikator ini akan
berdampak pada penerimaan dan anggaran belanja negara. Indikator tersebut yaitu :
1. Target pertumbuhan ekonomi dari 6,2 % menjadi 4,5% - 5,5 %.
2. Nilai tukar rupiah dari Rp.9400 menjadi Rp. 11.000 per dollar AS
3. Harga minyak mentah Indonesia dari 80 dollar AS per barel menjadi 45 dollar
AS per barrel.
Perubahan APBN memberikan tambahan pada stimulus fiskal sehingga dunia usaha
dapat memperkuat kondisi untuk menghadapi dampak krisis keuangan global. Selain itu,
perubahan APBN menyebabkan berubahnya anggaran Defisit pemerintah. Agar tidak
menimbulkan inflasi bagi Negara Indonesia maka harus memenuhi syarat – syarat berikut ini
yaitu :
1. Defisit yang terjadi dibiayai dari pinjaman masyarakat dan badan – badan
keuangan di luar bank sentral dan bank komersial.
2. Tersedianya tenaga ahli, tenaga terdidik, usahawan dan alat – alat modal yang
jauh lebih banyak sehingga mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk
memenuhi pertambahan permintaan yang ditimbulkan oleh pertambahan daya
beli yang diciptakan dalam defisit anggaran
3. Tersedianya cadangan valuta asing yang cukup besar. Keadaan ini
memungkinkan dilakukan import tanpa mengganggu sestabilan mata uang asing
sehingga kenaikan barang impor tidak berlaku.
4. Pengendalian upah dan harga. Defisit dalam anggaran telah banyak
menimbulkan tekanan inflasi, masalah inflasi dapat dielakan apabila pemerintah
sanggup menjalankan kebijaksanaan pengendalian harga dan tingkat upah
secara efektif dan menjaga agar tidak ada kenaikan harga dan tidak ada tuntutan
gaji dan upah.
Landasan dasar Perubahan APBN tahun 2009 yaitu pasal 23 Undang – Undang
Nomor 41 tahun 2008 tentang Perubahab APBN- P 2009. Jadi adanya perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya krisis
ekonomi global yang melanda dunia pada awal tahun 2009 dan penurunan harga minyak
12
mentah dunia. Sehingga Perubahan APBN dapat direalisasikan pada sektor lain yang lebih
membutuhkan sehingga terjadi pemerataan antara pendapatan dan belanja negara.
Keseimbangan itu menyebabkan asumsi – asumsi kebijakan pada tahun 2009 dapat
terealisasikan dengan baik dan perekonomian Indonesia dapat berjalan semakin maju
disemua sektor.
B. Saran
Berdasarkan analisa diatas maka ada beberapa saran untuk perbaikan mengenai
kebijakan perubahan APBN tahun 2009 yaitu:
1. Perubahan APBN tahun 2009 sebaiknya dapat langsung diimplementasikan
secara nyata agar seluruh kebijakan pemerintah dapat terlaksana terutama pada
sektor ekonomi dan pendidikan.
2. Anggaran Defisit belanja APBN sebaiknya dapat dikontrol agar tetap stabil,
tidak melebihi batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah
3. Sebaiknya anggaran untuk stimulasi fiskal dapat digunakan dengan tepat
sasaran sehingga dunia usaha dapat menggerakkan perekonomian domestik dan
mengantisipasi dampak krisis keuangan global.
13
DAFTAR PUSTAKA
M L Djingan. 1983. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : PT Radja Grasindo
Persada
Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan Problematik dan Pendekatan. Jakarta: Salemba
Empat
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2008 Tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun 2009
Harian Kompas, Defisit APBN bengkak
http://kompas.com
online acces 4 Juni 2009 20.35
Bisnis Indonesia, Stimulus Ekonomi Yang Limbung.
http://
www.pajak.go.idindex.phpview=article&catid=91%3Aberita&id=8606%3Astimulus-
ekonomi-yang-limbung-senin-19-januari-
2009&format=pdf&option=com_content&Itemid=50
online acces 26 Mei 2009 19.45
Sunarsip, Membedah RAPBN-P 2009 . Ekonom Kepala The Indonesia Economic Intelligence
(IEI)
http://epajak.org/abg/free-monitor-blog/membedah-rapbn-p-2009
online acces 22 Juni 2009 20.45
14