22
PENDAHULUAN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik. Dalam konteks ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN sehingga APBN benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat dan mengelola perekonomian negara dengan baik. APBN 2009 disusun berdasarkan pedoman Rancangan Kerja Pemerintah tahun 2009 serta dalam pembicaraan dan pembahasan RAPBN tahun 2009 antara pemerintah dan DPR. APBN ini dibuat dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial dan politik yang berkembang pada akhir – akhir ini serta berbagai langkah kebijakan yang diperkirakan akan ditempuh dalam tahun 2009. Dengan memperhatikan perkembangan faktor eksternal dan stabilitas ekonomi makro, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat diperkirakan mencapai 6.0%. Pemerintah akan mengusahakan terealisasinya hal tersebut meskipun terjadi perlambatan perekonomian akibat krisis global. Melalui pertumbuhan konsumsi masyarakat yang masih tinggi dan iklim investasi yang semakin kondusif diharapkan dapat menjadi daya tarik investor dalam dan luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Oleh karena itu, APBN dapat diubah apabila terjadi perubahan kondisi perekonomian dalam negara sehingga tujuan nasional dapat tercapai. 1

KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

PENDAHULUAN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama pemerintah

untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk mengelola

perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya menyangkut keputusan

ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik. Dalam konteks ini, DPR dengan hak

legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam

mengawal APBN sehingga APBN benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk

mensejahterakan rakyat dan mengelola perekonomian negara dengan baik. APBN 2009

disusun berdasarkan pedoman Rancangan Kerja Pemerintah tahun 2009 serta dalam

pembicaraan dan pembahasan RAPBN tahun 2009 antara pemerintah dan DPR. APBN ini

dibuat dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial dan politik yang berkembang

pada akhir – akhir ini serta berbagai langkah kebijakan yang diperkirakan akan ditempuh

dalam tahun 2009. Dengan memperhatikan perkembangan faktor eksternal dan stabilitas

ekonomi makro, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat diperkirakan mencapai 6.0%.

Pemerintah akan mengusahakan terealisasinya hal tersebut meskipun terjadi perlambatan

perekonomian akibat krisis global. Melalui pertumbuhan konsumsi masyarakat yang masih

tinggi dan iklim investasi yang semakin kondusif diharapkan dapat menjadi daya tarik

investor dalam dan luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Oleh karena itu,

APBN dapat diubah apabila terjadi perubahan kondisi perekonomian dalam negara sehingga

tujuan nasional dapat tercapai.

Pemerintah Indonesia mengadakan perubahan APBN untuk tahun 2009 akibat adanya

perubahan harga minyak yang cukup drastis dan penambahan insentif dalam rangka antisipasi

krisis global sehingga terjadi penambahan defisit. Harga minyak menjadi faktor utama

perubahan APBN karena dapat mempengaruhi pendapatan nasional dan besarnya subsidi

yang diberikan pemerintah. Perubahan APBN dilakukan untuk menunjang perekonomian

agar berjalan dengan baik. Kondisi global yang terjadi saat ini mengakibatkan kekurangan

likuiditas di sektor keuangan, penurunan pertumbuhan ekonomi di Dunia, koreksi terhadap

suku bunga serta pasar modal dan nilai tukar maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap

APBN 2009. Penyesuaian ini dilakukan agar anggaran tetap kredibel dan realistis.

Pemerintah akan menggunakan Pasal 23 Undang – Undang Nomor 41 Tahun 2008

tentang APBN 2009 sebagai landasan perubahan APBN tersebut. Pasal tersebut digunakan

pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi. Pasal 23 hanya dipakai jika salah satu dari

1

Page 2: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

tiga kondisi yang dipersyaratkan terjadi. Pertama, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di

bawah asumsi 1 persen dan deviasi indikator ekonomi makro lainnya sekitar 10 persen.

Kedua, posisi nominal dana pihak ketiga di perbankan nasional turun drastis. Ketiga, terjadi

kenaikan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) yang menyebabkan pertambahan

biaya penerbitan SBN.

Dalam makalah ini akan menguraikan tentang latar belakang terjadinya perubahan

APBN serta dasar hukum untuk mengadakan perubahan tersebut. Analisis dalam makalah ini

masih terlalu sederhana hanya menyangkut garis besar perubahan APBN. Hal tersebut

dilakukan karena untuk menguraikan tentang APBN diperlukan pembahasan yang mendalam

dan faktor – faktor yang mempengruhi APBN terlalu banyak.

2

Page 3: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI

1. Teori Keynes

Teori Keynes tidak menganalisa masalah – masalah negara terbelakang.

Sebaliknya teori ini berkaitan dengan teori negara maju. Pendapatan total merupakan

fungsi dari pekerjaan total dalam suatu negara. Semakin besar pendapatan nasional,

semakin besar volume pekerjaan yang dihasilkannya, demikian sebaliknya. Permintaan

efektif menentukan tingkat keseimbangan pekerjaan dan pendapatan. Jurang antara jurang

pendapatan dan konsumsi dapat dijembatani oleh infestasi. Volume infestasi dapat

diperlukan tak terpenuhi maka harga permintaan agregrat akan turun, lebih rendah dari

harga penawaran agregrat akibatnya pendapatan dan pekerjaan akan turun sampai jurang

tersebut terjembatani. Jadi perbedaan antara permintaan dan permintaan ini sebagian besar

akan tergantung pada investasi.

Keynes menganggap kapitalisme sebagai suatu mekanisme yang mempunyai

kekenyalan dan daya adaptasi yang besar dalam membentuk dirinya sendiri menurut

keadaan. Keynes membangun teori kapitalisnya berdasarkan cover produksi umum,

konsumsi rendah yang kronis dan merosotnya efisiensi marginal modal dimasa depan.

2. Pengertian APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara merupakan sejumlah alokasi

pendapatan dan pengeluaran yang di buat pemerintah beserta DPR untuk melaksanakan

kegiatan – kegiatan Negara dalam satu tahun. APBN sebagai wujud dari pengelolaaan

keuangan Negara yang ditetapkan setiap tahun dengan Undang – Undang dan

dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab yang sepenuhnya demi kepentingan

rakyat. APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah Negara dan

kemampuan dalam menghimpun pendapatan Negara untuk mewujudkan perekonomian

nasional berdasarkan atas demokrasi ekonomi. Penyusunan APBN berpedoman pada

Rancangan Kerja Pemerintah tahun 2009 dan memperhatikan aspirasi masyarakat dalam

rangka mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis serta

meningkatkan kesejahteraan rakyat.

3

Page 4: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

Pendapatan Negara merupakan sejumlah dana yang diperoleh pemerintah melalui

perdagangan nasional atau investasi. Belanja Pemerintah merupakan sejumlah dana yang

dialokasikan pemerintah untuk melaksanakan kebijakan – kebijakan yang telah disusun.

Secara garis besar alokasi tersebut antara lain untuk menunjang pendidikan yang mencapai

20% dari APBN dan subsidi BBM yang terus mengalami perubahan sejalan dengan harga

minyak mentah dunia.

Pendapatan Pemerintah Pusat meliputi :

a. Pendapatan Negara

Adalah semua penerimaan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan,

penerimaan bukan pajak serta penerimaan hibah dalam negeri dan luar negeri

b. Penerimaan Perpajakan

Adalah semua penerimaan negara yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak

perdaganngan internasional.

c. Pajak dalam Negeri

Semua penerimaan negara yang berasal dari pajak penghasilan, pertambahan nilai

barang dan jasa, pajak penjualan atas barang mewah, Pajak bumi dan bangunan

dan cukai.

d. Pejak Perdagangan Internasional

Adalah semua penerimaan negara yang berasal dari bea masuk dan bea keluar.

e. Penerimaan Negara bukan Pajak

Adalah semua penerimaan yang diterima negara dalam bentuk penerimaan dari

sumber daya alam bagian pemerintah atas laba badan usaha milik negara,

penerimaan negara bukan pajak lainnya, serta pendapatan badan layanan umum.

f. Penerimaan Hibah

Adalah semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan oleh pihak swasta

dalam negeri dan pemerintah luar negeri, yang tidak perlu dibayar kembali,

bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus

dialokasikan untuk menandai kegiatan tertentu.

Belanja Pemerintah Pusat meliputi :

a. Belanja Negara

Adalah semua pengeluaran negara yang digunakan untuk membiayai belanja

pemerintah pusat dan transfer ke daerah.

4

Page 5: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

b. Belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi

Adalah belanja pemerintah pusat yang dialokasikan kepada kementrian

negara/lembaga, sesuai dengan program – program Rencana Kerja Pemerintah

yang akan dijalankan.

c. Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi

Belanja pemerintah pusat yang digunakan untuk menjalankan fungsi pelayanan

umum, fungsi pertahanan, fungsi ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi,

fungsi lingkungan hidup, fungsi perumahan dan fasilitas umum, fungsi kesehatan,

pariwisara dan budaya, fungsi agama, fungsi pendidikan dan perlindungan social

d. Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis

Belanja pemerintah pusat yang digunakan untuk membiayai belanja pegawai,

belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi dan hibah.

e. Belanja Pegawai

Adalah belanja pemerintah pusat yang digunakan untuk membiayai kompensasi

dalam bentuk uang atau barang yang diberikan kepada pegawai pemerintah pusat,

pensiunan, anggota TNI dan pejabat Negara baik yang bertugas didalam negeri

dan di luar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali

pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

f. Belanja Barang

Adalah belanja pemerintah pusat yang digunakan untuk membiayai pembelian

berang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa, baik yang

dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan dan pengadaan barang yang

dimaksudkan untuk diserahkan atau dijua kepada masyarakat serta belanja

perjalanan.

g. Belanja Modal

Adalah belanja pemerintah pusat yang dilakukan dalam rangka pembentukan

modal dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan,

serta dalam bentuk fisik lainnya.

h. Pembayaran Bunga Utang

Belanja pemerintah pusat yang digunakan untuk membayar kewajiban atas

pengguanaan pokok utang baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri yang

dihitung berdasarkan ketentuan dan persyaratan untuk utang outstanding dan

tambahan utang baru termasuk untuk biaya terkait dengan pengelolaan utang.

5

Page 6: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

i. Subsidi

Adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan atau lembaga yang

memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa yang

memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga harga jualnya dapat dijangkau oleh

masyarakat.

j. Belanja Hibah

Adalah belanja dalam bentuk uang, barang atau jasa dari pemerintah kepada

BUMN yang tidak perlu dibayar kembali bersifat tidak wajib dan tidak mengikat

serta tidak secara terus menerus.

k. Bantuan Sosial

Adalah semua pengeluaran negara dalam bentuk transfer uang atau barang yang

diberikan kepada masyarakat melalui kementrian negara guna melindungi dari

terjadinya resiko sosial.

3. Pasal 23 Undang – Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang APBN 2009

Pasal tersebut menunjukan bahwa pemerintah dapat mengubah APBN tahun 2009

apabila perekonomian mendesak. Hal tersebut memberikan keleluasaan bagi pemerintah

untuk mengubah APBN namun ada beberapa syarat yang harus terjadi dengan ekonomi di

Indonesia. Isi pasal 23 yaitu :

1) Dalam keadaan darurat, apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:

a. penurunan pertumbuhan ekonomi di bawah asumsi dan deviasi asurnsi

ekonomi makro lainnya yang menyebabkan turunnya pendapatan negara,

dan/atau meningkatnya belanja negara secara signifikan

b. kenaikan biaya utang, khususnya imbal hasil Surat Berharga Negara, secara

signifikan, dan atau

c. krisis sistematik dalam system keuangan dan perbankan nasional yang

membutuhkan tambahan dana penjaminan perbankan dan Lembaga

Keuangan Bukan Bank.

Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dapat melakukan

langkah – langkah :

1. pengeluaran yang belum tersedia anggarannya dan atau pengeluaran melebihi

pagu yang ditetapkan dalam APBN Tahun Anggaran 2009

6

Page 7: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

2. pergeseran anggaran belanja antar program, antar kegiatan dan atau antar

sejenis belanja dalam satu kementrian negara/lembaga dan antar kementrian

negara/lembagas yang tetap harus tercapai.

3. penghematan belanja negara dalam rangka peningkatan efisiensi dengan tetap

menjaga sasaran program/ kegiatan prioritas yang tetap harus tercapai

4. penarikan pinjaman siaga dari kreditor bilateral maupun multirateral

5. penerbitan Surat Berharga Negara melebihi pagu yang ditetapkan dalam

APBN tahun yang bersangkutan

2) Pemerintah menyampaikan langkah – langkah kebijakan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dalam Laporan semester 1 pelaksanaan APBN dan atau Laporan

Keuangan Pemerintah Pusat.

Penjelasan untuk ayat satu yaitu dalam keadaan darurat tersebut terjadi apabila :

1. Prognosa pertumbuhan ekonomi paling rendah 1% di bawah asumsi sedangkan

prognosa indicator ekonomi makro lainnya mengalami devisiasi paling rendah

sebesar 10 % dari asumsinya. Prognosa trsebut dihitung berdasarkan realisasi

indikator ekonomi makro tahun 2008

2. Posisi nominal dana pihak ketiga di perbankan nasional menurun secara drastis.

3. Kenaikan imbal hasil Surat Berharga Negara yang menyebabkan tambahan biaya

penerbitan SBN secara signifikan tercermin dalam :

a. Tidak adanya imbal hasil penawaran yang dimenangkan dalam benchmark

pemerintah dalam 2 kali lelang berturut – turut dan atau

b. Terjadi kecenderungan peningkatan imbal hasil sekurang – kurangnya sebesar

300 basis point dalam 1 bulan

Keadaan darurat tersebut menyebabkan prognosa penurunan pendapatan Negara

yang berasal dari penerimaan perpajakan dan PNBP dan adanya perkiraan tambahan beban

kewajiban Negara yang berasal dari pembayaran pokok dan bunga utang, subsidi BBM

dan listrik, serta belanja lainnya. Maksud dari persetujuan DPR adalah keputusan yang

tertuang di dalam kesimpulan Rapat Kerja Panitia Anggaran DPR RI dengan Pemerintah

yang dilakukan dalam waktu satu kali dua puluh empat jam sejak diterimanya usulan

Pemerintah.

7

Page 8: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

B. HASIL ANALISIS

1. Penyebab Perubahan APBN 2009

Berubahnya asumsi makro dalam perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara 2009 terkait dengan dampak krisis keuangan global mengakibatkan pemerintah

mengubah APBN 2009. Pemerintah mengubah APBN mengikuti keadaan perekonomian

yang sedang terjadi akhir – akhir ini sehingga perekonomian Indonesia dapat tetap

berjalan sesuai dengan kebijakan yang sudah direncanakan.

Perubahan penerimaaan Negara akan berkurang sebanyak RP 128 triliun

sebaliknya belanja Negara akan tetap sebesar RP 322,3 triliun. Perubahan tersebut

menyebabkan defisit anggaran akan bertambah RP 80,8 triliun sehingga presentasenya

menjadi 2,5 % dari produk domestic bruto atau senilai RP. 132,1 triliun. Angka tersebut

dibandingkan dengan anggaran sebelumnya mengalami kenaikan 1,5 % atau senilai

dengna 102,6 triliun. Perubahan asumsi makro ekonomi disebabkan antara lain oleh

terjadinya perlambatan ekonomi sebesar 6 menjadi 4,5 – 5,5 %. Selain itu adanya fluktuasi

nilai tukar rupiah serta penurunan harga minyak mentah Indonesia dari sebelumnya 80

dollar AS per Barrel menjadi 45 dollar AS per barrel.

Asumsi – Asumsi lainnya yang mengakibatkan perubahan APBN yaitu inflasi

tetap sebesar 6,2 %, suku bunga SBI tiga bulan sebesar 7,5 persen dan lifting minyak

960.000 barrel per hari. Anggaran belanja defisit membengkak akibat berkurangnya

penerimaan Negara dari sebelumnya Rp 985,7 triliun menjadi Rp 877,7 triliun. Penurunan

penerimaan itu disebabkan karena penerimaan pajak turun sebesar Rp 54 triliun dari

sebelumnya Rp 725,8 triliun menjadi Rp 671,9 triliun dan menurunnya penerimaan negara

bukan pajak (PNBP) dari sebelumnya Rp 258,9 triliun menjadi Rp 184,9 triliun.

Pemerintah juga mengurangi penerbitan SBN netto Rp 48,8 triliun dari Rp 103,5 triliun

sehingga menjadi Rp 54,7 triliun untuk mengantisipasi penurunan minat pembeli obligasi.

Sedangkan anggaran kementerian dan lembaga negara tidak mengalami perubahan dan

tetap harus melaksanakan program prioritas pembangunan pada tahun 2009.

Perubahan asumsi makro juga mengakibatkan adanya penyesuaian anggaran

pendidikan namun masih tetap memenuhi rasio 20%. Selain itu besarnya defisit APBN

2009 masih bisa ditekan berada di bawah 1,3 & dari produk domestik bruto sehingga

Indonesia tidak terlalu bergantung pada utang.

8

Page 9: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

2. Stimulus Fiskal

Melalui perubahan APBN ini pemerintah akan memberikan tambahan stimulus

fiskal. Tujuan dari penambahan stimulus fiskal yaitu memberikan penguatan pada sektor

usaha dan masyarakat untuk menghadapi dampak krisis yang sedang terjadi. Pemberian

stimulus fiskal dialokasikan untuk memberikan subsidi dalam bentuk bea masuk dan pajak

pertambahan nilai yang ditanggung pemerintah.

Besarnya stimulus fiskal pada RAPBN-P 2009 sebesar Rp27,5 triliun. Angka ini

berbeda dengan pernyataan Presiden RI yang menyatakan bahwa stimulus fiskal Rp 50

triliun. Karena perbedaan inilah, kalangan pengusaha menuding pemerintah tidak

konsisten soal stimulus. Namun, pejabat pemerintah lainnya mengatakan bahwa stimulus

fiskal Rp27,5 triliun adalah cash stimulus. Di luar itu, masih ada non cash stimulus, yang

kalau ditotal (cash dan non cash), jumlah stimulus fiskal bisa lebih dari Rp50 triliun. Bisa

jadi memang ini hanya perbedaan pemahaman soal teknis stimulus fiskal. Tampaknya,

pemerintah memang perlu lebih intensif membangun kesepahaman soal stimulus ini agar

tidak muncul gap ekspektasi. Berdasarkan postur RAPBN-P 2009, terlihat bahwa sisi

pendapatan negara mengalami penurunan dratis sebesar Rp128 triliun dibandingkan posisi

APBN 2009. Sementara itu, pos belanja negara masih tetap sebesar Rp1.037 triliun.

Akibat penurunan pendapatan negara, sementara pos belanja negara tetap, maka defisit

APBN bertambah Rp80,7 triliun.

Dari data diatas maka dapat dilihat bahwa turunnya pendapatan negara tidaklah

semata-mata karena faktor harga minyak. Berbagai insentif perpajakan yang akan

diberikan pemerintah pada 2009 juga memberikan andil terhadap turunnya pendapatan

negara, khususnya dari sisi pajak. Sisi produksi industri tidak begitu cocok untuk

memperoleh stimulus. Mengingat kemampuan industri melakukan produksi masih tinggi.

Yang dibutuhkan industri adalah pasar dan permintaan. Dengan kata lain, sebaiknya

insentif pajak yang dirancang merupakan kebutuhan konsumen (seperti PPN) agar tepat

sasaran.

Dalam rangka menjaga daya beli masyarakat dan mengurangi pengangguran,

pemerintah sebaiknya lebih banyak mengalokasikan stimulus fiskal untuk memperkuat

belanja negara (government spending). Akhir – Akhir ini semakin besar perputaran uang

yang dikeluarkan pemerintah, akan membuat ekonomi lebih bergerak, sehingga

employment semakin tinggi dan daya beli masyarakat semakin kuat. Di tengah rendahnya

proyeksi pendapatan negara, tidak berkurangnya anggaran belanja negara, sesungguhnya

menunjukkan bahwa pemerintah tetap menjaga semangat stimulus fiskal. Saat ini adalah

9

Page 10: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

momentum yang tepat bagi kita untuk menggenjot pengeluaran di bidang infrastruktur

dasar, seperti sekolah, sarana irigasi, jalan-jalan, sarana kesehatan, jembatan, rel kereta

api, infrastruktur pencegah banjir, kelistrikan, pelabuhan laut dan udara, dan lain-lain yang

semuanya padat karya. Pengarahan stimulus seperti ini, tidak hanya penting bagi

penciptaan lapangan kerja, tetapi juga menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas

infrastruktur dasar yang selama ini kurang tersentuh. Di samping tentunya, akan banyak

menyerap tenaga kerja sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga. Namun, untuk sampai

ke sini, diperlukan terobosan anggaran dan birokrasi untuk mengatasi kendala penyerapan

anggaran yang kerap terjadi.

Pemerintah selalu mempunyai masalah pada kebijakan stimulasi fiskal ini terutama

pada implementasi kebijakannya termasuk untuk meredam krisis ekonomi dunia pada

tahun 2009. Pada perubahan APBN ini stimulus fiskal tidak ditujukan pada bahan baku

industri karena menyulitkan aparat pajak sehingga barang jadi yang dapat insentif berupa

pajak pertambahan Nilai Ditanggung pemerintah. Oleh karena itu pemerintah seharusnya

dapat mengimplikasikan kebijakan tersebut sesuai dengan seharusnya di lapangan.

Komponen Konsumsi Pemerintah dalam stimulus fiskal terdiri dari :

a. belanja pegawai dalam negeri

b. belanja barang dalam negeri

c. sebagian besar dari Dana Alokasi Umum

d. dana Alokasi Khusus dan Penyeimbang

e. pengeluaran rutin lainnya

C. Anggaran Belanja Defisit

Keuangan defisit diartikan sebagai setiap pengeluaran Negara yang melebihi

penerimaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :

1. Penarikan neraca kas yang lalu oleh pemerintah

2. Pinjaman dari bank sentral

3. Pencetakan mata uang oleh pemerintah

Dalam analisis makro ekonomi melaksanakan anggaran belanja defisit merupakan

kebijaksanaan yang perlu dilaksanakan apabila dalam perekonomian menghadapi masalah

pengangguran yang serius. Kebijaksanaan itu didasarkan pada anggapan bahwa di dalam

masyarakat terdapat pengangguran berbagai jenis faktor produksi. Faktor – faktor produksi

menganggur karena kurangnya permintaan efektif dari masyarakat. Maka dari itu perlu

diciptakan permintaan efektif yaitu dengan membuat pengeluaran yang lebih besar dari

10

Page 11: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

pada penerimaan. Pengeluaran yang bertambah akan menambah pendapatan masyarakat,

selanjutnya pendapatan itu akan memperbesar kegiatan ekonomi dan tingkat kesempatan

kerja.

Untuk Negara berkembang keuangan defisit selain dapat menimbulkan inflasi

juga selalu berdampak expansioner ( Jhingan,1981;494 ) sebagai berikut :

1. Naiknya investasi secara terus menerus maka keseluruhan dari produk fisik akan

menjadi bertambah besar jumlah fisiknya sehingga memerlukan persediaan uang

untuk transaksi dalam jumlah yang sama.

2. Begitu perekonomian berkembang sektor non uang secara perlahan – lahan berubah

menjadi sektor uang sehingga permintaan uang itu meningkat.

3. Proses pembangunan ekonomi yang berkesinambungan menghasilkan peningkatan

pendapatan sehingga timbul peningkatan permintaan keseimbangan saldo kas

masyarakat.

4. Surplus impor sebagai akibat naiknya bantuan luar negeri, permintaan uang mungkin

akan tetap lebih besar.

Keuangan defisit memiliki peranan antara lain dapat meningkatkan produktifitas

melalui peningkatan investasi. Melalui peningkatan pendapatan uang dapat memperbesar

tabungan masyarakat. Saat itu berarti pemerintah mengambil sumber – sumber nyata dari

masyarakat. Transfer sumber – sumber itu terjadi secara diam – diam pada waktu

pemerintah membeli barang dan jasa untuk keperluannya sendiri. Belanja defisit oleh

Negara pada proyek – proyek pembangunan menyebabkan naiknya lapangan kerja, output

dan pendapatan. Kenaikan pendapatan cenderung manaikkan pendapatan barang

konsumsi. Kenaikan tersebut menyebabkan harga naik lalu menimbulkan inflasi. Sebagian

pendapatan yang meningkat tadi dapat diambil pemerintah melalui pajak.

11

Page 12: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari analisa diatas maka dapat disimpulkan adanya perubahan APBN tahun 2009

menyebabkan indikator ekonomi akan diubah oleh pemerintah pusat. Indikator ini akan

berdampak pada penerimaan dan anggaran belanja negara. Indikator tersebut yaitu :

1. Target pertumbuhan ekonomi dari 6,2 % menjadi 4,5% - 5,5 %.

2. Nilai tukar rupiah dari Rp.9400 menjadi Rp. 11.000 per dollar AS

3. Harga minyak mentah Indonesia dari 80 dollar AS per barel menjadi 45 dollar

AS per barrel.

Perubahan APBN memberikan tambahan pada stimulus fiskal sehingga dunia usaha

dapat memperkuat kondisi untuk menghadapi dampak krisis keuangan global. Selain itu,

perubahan APBN menyebabkan berubahnya anggaran Defisit pemerintah. Agar tidak

menimbulkan inflasi bagi Negara Indonesia maka harus memenuhi syarat – syarat berikut ini

yaitu :

1. Defisit yang terjadi dibiayai dari pinjaman masyarakat dan badan – badan

keuangan di luar bank sentral dan bank komersial.

2. Tersedianya tenaga ahli, tenaga terdidik, usahawan dan alat – alat modal yang

jauh lebih banyak sehingga mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk

memenuhi pertambahan permintaan yang ditimbulkan oleh pertambahan daya

beli yang diciptakan dalam defisit anggaran

3. Tersedianya cadangan valuta asing yang cukup besar. Keadaan ini

memungkinkan dilakukan import tanpa mengganggu sestabilan mata uang asing

sehingga kenaikan barang impor tidak berlaku.

4. Pengendalian upah dan harga. Defisit dalam anggaran telah banyak

menimbulkan tekanan inflasi, masalah inflasi dapat dielakan apabila pemerintah

sanggup menjalankan kebijaksanaan pengendalian harga dan tingkat upah

secara efektif dan menjaga agar tidak ada kenaikan harga dan tidak ada tuntutan

gaji dan upah.

Landasan dasar Perubahan APBN tahun 2009 yaitu pasal 23 Undang – Undang

Nomor 41 tahun 2008 tentang Perubahab APBN- P 2009. Jadi adanya perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya krisis

ekonomi global yang melanda dunia pada awal tahun 2009 dan penurunan harga minyak

12

Page 13: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

mentah dunia. Sehingga Perubahan APBN dapat direalisasikan pada sektor lain yang lebih

membutuhkan sehingga terjadi pemerataan antara pendapatan dan belanja negara.

Keseimbangan itu menyebabkan asumsi – asumsi kebijakan pada tahun 2009 dapat

terealisasikan dengan baik dan perekonomian Indonesia dapat berjalan semakin maju

disemua sektor.

B. Saran

Berdasarkan analisa diatas maka ada beberapa saran untuk perbaikan mengenai

kebijakan perubahan APBN tahun 2009 yaitu:

1. Perubahan APBN tahun 2009 sebaiknya dapat langsung diimplementasikan

secara nyata agar seluruh kebijakan pemerintah dapat terlaksana terutama pada

sektor ekonomi dan pendidikan.

2. Anggaran Defisit belanja APBN sebaiknya dapat dikontrol agar tetap stabil,

tidak melebihi batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah

3. Sebaiknya anggaran untuk stimulasi fiskal dapat digunakan dengan tepat

sasaran sehingga dunia usaha dapat menggerakkan perekonomian domestik dan

mengantisipasi dampak krisis keuangan global.

13

Page 14: KEBIJAKAN PERUBAHAN APBN PADA SAAT KRISIS EKONOMI UNTUK KELANGSUNGAN PEREKONOMIAN

DAFTAR PUSTAKA

M L Djingan. 1983. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : PT Radja Grasindo

Persada

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan Problematik dan Pendekatan. Jakarta: Salemba

Empat

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2008 Tentang Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara Tahun 2009

Harian Kompas, Defisit APBN bengkak

http://kompas.com

online acces 4 Juni 2009 20.35

Bisnis Indonesia, Stimulus Ekonomi Yang Limbung.

http://

www.pajak.go.idindex.phpview=article&catid=91%3Aberita&id=8606%3Astimulus-

ekonomi-yang-limbung-senin-19-januari-

2009&format=pdf&option=com_content&Itemid=50

online acces 26 Mei 2009 19.45

Sunarsip, Membedah RAPBN-P 2009 . Ekonom Kepala The Indonesia Economic Intelligence

(IEI)

http://epajak.org/abg/free-monitor-blog/membedah-rapbn-p-2009

online acces 22 Juni 2009 20.45

14