Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
REALISASI APBN 2019Angka Bersifat Sementara Menunggu Realisasi Final
Yang Akan Disajikan Dalam LKPP Tahun 2019
Konferensi Pers
Jakarta, 7 Januari 2020
Outline
Perkembangan PerekonomianTahun 2019
Realisasi Sementara APBN 2019
1
2
3
3KEMENTERIAN KEUANGAN RI 3
1. Perkembangan Perekonomian
Tahun 2019
4
4KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Government
Shutdown di
AS.
JEPANG dan
KOREA terlibat
perang dagang.
scmp
Perang dagang
tereskalasi dengan
pengenaan tarif impor
AS kepada TIONGKOK
sebesar 10% di bulan
Mei, Pertemuan G-20
Osaka di bulan Juni,
dan kembali perang
dagang di bulan Juli.
Mercopress
ARGENTINA mengajukan
restrukturisasi utang
sebesar US$101 miliar
dan kembali memasuki
periode krisis setelah
Mauricio Macri
mengalami kekalahan
besar pada pemilu awal.
SCMP
Fasilitas minyak Aramco
di ARAB SAUDI diserang
yang berdampak pada
penurunan 5% dari
pasokan global dan
mendorong harga
minyak mentah global
naik hingga 15% seketika.
Vox
Di HONG KONG, UU
ekstradisi dan
ketimpangan sosial-
ekonomi memicu
demonstrasi yang masif
sejak Maret dan mulai
menyebabkan
perekonomian Hong Kong
berkontraksi.
Sejak awal tahun
hingga pertengahan
Desember, proses Brexit
di INGGRIS belum
menghasilkan titik
temu.
acslaw
Pada WEO April 2019, proyeksi
volume perdagangan dan
pertumbuhan ekonomi
GLOBAL kembali mengalami
koreksi.
Manager Magazin
AS dan TIONGKOK telah
memasuki fase satu
kesepakatan pembatalan
pengenaan tarif terhadap
USD360bn impor Tiongkok,
dan pembelian produk
pertanian AS oleh Tiongkok.
Di BOLIVIA, gejolak politik terjadi
akibat hasil pemilu dan
pengunduran diri Presiden
Morales. Di CHILE gelombang
protes terjadi dipicu kenaikan
harga tiket subway dan isu
ketimpangan
Kemenangan partai
konservatif dalam Pemilu
UK memastikan INGGRIS
akan resmi meninggalkan
Eropa per 30 Januari 2020
3,46 3,393,81 3,61
3,03,4
2015 2016 2017 2018 2019F 2020F
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global (%, yoy)
WEO Oct 2018 WEO Jan 2019
Terjadi krisis
presidensial di
VENEZUELA.
VENEZUELA
Uncertainty
ahead
DINAMIKA PERANG DAGANG & GEOPOLITIK GLOBAL MASIH MEMBAYANGIPEREKONOMIAN GLOBAL SEPANJANG 2019
DPR AS sepakat
untuk memakzulkan
Presiden Donald
Trump
5
5KEMENTERIAN KEUANGAN RI
3,16,7 5,2
2,6
7,0
1,6 1,6-0,3
7,04,4 3,2
6,02,1
6,2 5,00,7
7,0
1,2 1,1 1,74,5 4,4
2,46,2
-5,0
0,0
5,0
10,0
AS Tiongkok Indonesia Singapura Vietnam Eropa Inggris Jepang India Malaysia Thailand Filipina
Pertumbuhan PDB Negara-Negara (%, yoy)
2018 Q1 2018 Q2 2018 Q3 2018 Q4 2019 Q1 2019 Q2 2019 Q3
PERTUMBUHAN EKONOMI MELAMBAT DI BANYAK NEGARA, TERMASUK MITRA
DAGANG UTAMA INDONESIA
-40
-20
0
20
40
1/4
/201
8
1/6
/201
8
1/8
/201
8
1/1
0/2
01
8
1/1
2/2
01
8
1/2
/201
9
1/4
/201
9
1/6
/201
9
1/8
/201
9
1/1
0/2
01
9
Pertumbuhan PerdaganganTiongkok (%, yoy)
Ekspor Impor
Pertumbuhan Penjualan Semiconductor Global
Perlambatan permintaan global dan perang
dagang memukul perdagangan Tiongkok
Penurunan kinerja ekonomi Tiongkok dan Hong Kong
serta penurunan permintaan semiconductor dunia
memukul perdagangan Singapura
Tingkat NPL yang tinggi, kasus gagal bayar institusi
shadow banking, dan isu stabilitas membuat kinerja
ekonomi India menurun
Kombinasi faktor eksternal dan internal mempengaruhi penurunan kinerja ekonomi di beberapa negara
Sumber: Bloomberg, diolah
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: Bloomberg, diolah
6
6KEMENTERIAN KEUANGAN RI
46
48
50
52
54
56
Jan MarMay Jul Sep Nov Jan MarMay Jul Sep Nov Jan MarMay Jul Sep Nov
2017 2018 2019
Global PMI Manufacture
• Aktivitas riil ekonomi global melambat di 2019: ditunjukkan oleh kinerja manufaktur (Purchasing Manager Index-Manufacure) yang berkontraksi danperdagangan (WTO Trade Barometers) yang menurun.
• Arah kebijakan moneter ekspansif diimplementasikandi banyak negara, seperti melalui penurunan sukubunga, menegaskan tren siklus bisnis global yang tengah melambat.
Di bawah 50 = kontraksi
PEREKONOMIAN GLOBAL MELAMBAT DI TAHUN 2019, DAN MENDORONG
DILAKUKANNYA TREN KEBIJAKAN MONETER EKSPANSIF DI BANYAK NEGARA
0,0
0,1
1,3 1,8
3,0
4,4
4,0
5,0
4,9
0,0
0,1
1,8
2,5
3,3
4,4
4,8
6,0
6,3
Eropa
Jepang
Thailand
AS
Malaysia
Tiongkok
Filipina
Indonesia
India
Perubahan Tingkat Suku Bunga Acuan (%)
Dec-18
Dec-19Ditambah quantitative easing
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: WTO (latest data point available is October 2019)
Sumber: Bloomberg, diolah
WTO’s Trade Barometers
Menurunkan Reserve Ratio Requirement
7
7KEMENTERIAN KEUANGAN RI
3
(0)(1)
(10)
0
(9)
(15)
(10)
(5)
0
5
10
Jan-19 Mar-19 May-19 Jul-19 Sep-19 Nov-19
USD
Mili
ar
Cummulative Capital Flow (Equity)
Indonesia Filipina Thailand Brazil Turki Afsel
12
1 (0)
(4) (3)(2)
(6)(4)(2)02468
101214
Jan-19 Mar-19 May-19 Jul-19 Sep-19 Nov-19
USD
Mili
ar
Cummulative Capital Flow (Bond)
Indonesia Filipina Thailand Brazil Turki Afsel
130
135
140
145
150
155
160
165
170
Jan
-18
Feb
-18
Mar
-18
Ap
r-1
8
May
-18
Jun
-18
Jul-
18
Au
g-1
8
Sep
-18
Oct
-18
No
v-1
8
Dec
-18
Jan
-19
Feb
-19
Mar
-19
Ap
r-1
9
May
-19
Jun
-19
Jul-
19
Au
g-1
9
Sep
-19
Oct
-19
No
v-1
9
Dec
-19
Capital Flow Proxy to EM
KEBIJAKAN MONETER DI NEGARA BERKEMBANG MENDORONG CAPITAL INFLOW KE NEGARA EMERGING MARKET
8
8KEMENTERIAN KEUANGAN RI
• Sentimen perang dagang AS-Tiongkok yang berkelanjutanmenyebabkan perdagangan duniapada tahun 2019 mengalamipenurunan yang cukup tajamdibandingkan dengan beberapatahun sebelumnya
• Penurunan permintaan dunia turutmempengaruhi turunnya harga-harga komoditas dunia, antara lain:
➢ WTI ↓ 10,5%
➢ Brent ↓ 12,1%,
➢ Batu bara↓ 28%
➢ Komoditas pangan↓ 3,4%
➢ CPO↓ 3,4%
*data per 31Desember 2019
Sumber: WEO Oktober 2019, IMF
PERLAMBATAN PEREKONOMIAN GLOBAL MEMPENGARUHI TURUNNYA PERDAGANGAN DAN HARGA KOMODITAS DUNIA DI TAHUN 2019
3,13,6 3,9
2,82,3
5,7
3,6
1,1
3,2
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Minyak Mentah Batubara Sawit Logam Karet
Pertumbuhan Perdagangan Global (%)
Indeks Harga Komoditas Dunia (2010=100)
9
9KEMENTERIAN KEUANGAN RI
5,4
3,03,4
3,1
1,7 1,7
7,4
3,9
4,6
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pertumbuhan PDB (%, yoy)
Dunia Negara Maju Negara Berkembang
PEREKONOMIAN GLOBAL DIPERKIRAKAN MEMBAIK DI TAHUN 2020, setelah mengalami perlambatan cukup signifikan di 2019 yang merupakan level pertumbuhanterendah sejak global financial crisis 2008. Namun, berbagai risiko tetap harus diwaspadai.
Tensi politik/geopolitik
01
02
03
04
05
06
Ketidakpastian perang dagang
Brexit
Perlambatan beberapa
negara berkembang besar
seperti India dan Tiongkok
Pemilu AS
Peningkatan utang yang
memberi risiko pada
stabilitas sistem keuangan
Beberapa Risiko yang Dapat Mempengaruhi Outlook
Sumber: WEO Oktober
10
10KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Sumber: BPS
DI TENGAH TEKANAN EKSTERNAL, PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2019 DAPAT DIJAGA UNTUK TETAP TUMBUH STABIL DI KISARAN 5 PERSEN
Komponen Pengeluaran
2018 2019
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 s.d Q3
Konsumsi RT dan LNPRT 5,01 5,23 5,07 5,20 5,27 5,38 5,06 5,24
Konsumsi Pemerintah 2,71 5,20 6,27 4,6 5,20 8,25 0,98 4,69
PMTB 7,94 5,85 6,96 6,0 5,03 5,01 4,21 4,74
Ekspor 5,94 7,65 8,08 4,3 -1,87 -1,98 0,02 -1,24
Impor 12,64 15,17 14,02 7,1 -7,39 -6,78 -8,61 -7,62
PDB 5,06 5,27 5,17 5,18 5,07 5,05 5,02 5,04
5,01 5,015,06
5,19
5,06
5,27
5,17 5,18
5,07 5,055,02
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2017 2018 2019
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2017-2019 (%)• Konsumsi RT & LNPRT tumbuh 5,2% terutama
didorong oleh pertumbuhan konsumsi LNPRT
terkait penyelenggaran pemilu serta terjaganya
konsumsi domestik seiring dengan terkendalinya
tingkat inflasi.
• Konsumsi Pemerintah tumbuh 4,7% terutamadipengaruhi oleh realiasi program perlindungan
sosial serta lebih meratanya realiasi belanja
negara.
• PMTB tumbuh moderat sebesar 4,7%
dipengaruhi oleh terjaganya fundamental
perekonomian domerstik ditengah peningkatan
risiko ketidakpastian global yang
mempengaruhi persepsi investor.
• Perdagangan internasional mengalami
kontraksi yang ditandai dengan pertumbuhan
negatif ekspor dan impor masing-masing
sebesar -1,2% dan -7,6% yang dipengaruhi oleh
rendahnya harga komoditas.
11
11KEMENTERIAN KEUANGAN RI
FAKTOR EKSTERNAL MEMPENGARUHI PENURUNAN EKSPOR-IMPOR INDONESIA
DI TAHUN 2019
• Meskipun masih mengalami defisit sebesar US$3,1 miliar hingga November 2019, neraca perdagangan Indonesia relatif
membaik dibandingkan dengan tahun 2018 yang mengalami defisit sebesar US$8,7 miliar.
• Dari sisi ekspor, terjadi penurunan sebesar 7,6% yang disebabkan oleh faktor turunnya permintaan global akibat
perlambatan pertumbuhan ekonomi dan perang dagang, serta turunnya harga komoditas utama Indonesia di pasar
global, seperti batubara. Terkait CPO, walaupun realisasi pada Q4 menunjukkan tren meningkat, rata-rata tahun 2019
masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. (2018=US$591,3/MT ➔ 2019=US$572,7/MT)
• Dari sisi impor, terjadi penurunan sebesar 9,9%, terutama dipengaruhi oleh implementasi kebijakan biodiesel (B20 ➔ B30)
sehingga mengurangi impor migas.
-3.000
-2.000
-1.000
0
1.000
2.000
3.000
J-1
8
F-1
8
M-1
8
A-1
8
M-1
8
J-1
8
J-1
8
A-1
8
S-1
8
O-1
8
N-1
8
D-1
8
J-1
9
F-1
9
M-1
9
A-1
9
M-1
9
J-1
9
J-1
9
A-1
9
S-1
9
O-1
9
N-1
9
Neraca Non Migas
Neraca Migas
Neraca Perdagangan
Neraca Perdagangan Indonesia (Juta US$) Harga CPO & Batubara Indonesia (US$)
300
400
500
600
700
800
900
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Jul
Ag
u
Se
p
Okt
No
v
De
s
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Ju
l
Ag
u
Se
p
Okt
No
v
De
s
2018 2019
HBA
CPO (RHS)
12
12KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Sumber : BPS, diolah
TINGKAT INFLASI TAHUN 2019 SEBESAR 2,72% TERENDAH DALAM 20 TAHUN TERAKHIRterkendalinya tingkat inflasi mendukung tetap tumbuhnya permintaan domestik
2017 2018 2019
Inflasi IHK (yoy) 3,61 3,13 2,72
Inflasi Inti 2,95 3,07 3,02
Harga Diatur Pemerintah 8,70 3,36 0,51
Harga Bergejolak 0,71 3,39 4,30
• Komponen inti masih terjaga di kisaran 3%,
menunjukkan keseimbangan penawaran dan
permintaan serta ekspektasi inflasi yang positif
seiring dengan permintaan agregat yang
terkelola dengan baik serta stabilitas nilai tukar
rupiah.
• Komponen administered price relatif lebih rendah
dibandingkan tahun 2018, terutama didorong
oleh kebijakan pemerintah dalam mengelola
harga energi nasional untuk menjaga daya beli
masyarakat.
• Komponen volatile food relatif meningkat
dibandingkan dengan periode tahun 2018,
dipengaruhi oleh mundurnya periode tanam
akibat terjadinya kemarau yang
berkepanjangan. Namun, Pemerintah terus
berupaya menjaga harga komoditas, dengan
memelihara ketersedian komoditas di pasar, serta
meningkatkan arus produksi dan distribusi barang.
Perkembangan Komponen Inflasi 2018-2019, % yoy
13
13KEMENTERIAN KEUANGAN RI
NILAI TUKAR RUPIAH CENDERUNG MENGUAT DI TAHUN 2019Rupiah mengalami apresiasi 3,90% (EoP), didorong oleh masuknya aliran modal asing ke dalam negeri
Sumber : Bloomberg Depresiasi Apresiasi
-58,9
-12,5
-4,0
-3,6
-2,3
-1,2
1,0
1,3
2,0
2,4
3,6
3,9
7,9
10,4
A R G E N T I N A
T U R K I
K O R E A
B R A Z I L
I N D I A
T I O N G K O K
M A L A Y S I A
S I N G A P U R A
E U R O
A F R I K A S E L A T A N
F I L I P I N A
I N D O N E S I A
T H A I L A N D
R U S I A
Perkembangan Nilai Tukar thd Dolar AS, (%, eop)
70,7
124,9129,1
7,3
219,5
-100
0
100
200
300
-100
0
100
200
300
2015 2016 2017 2018 2019
Saham SBN SBI Total
Aliran Modal Masuk, (Triliun Rp)
5,2
6,2
7,2
8,2
9,2
1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y 10Y 15Y 20Y 30Y
31-Des-18 29-Mar-19
30-Sep-19 31-Des-19
Yield Obligasi Pemerintah (%)
Sumber : CEIC, diolah
14
14KEMENTERIAN KEUANGAN RI
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
Ja
n-1
8
Ap
r-1
8
Ju
l-1
8
Oc
t-
18
Ja
n-1
9
Ap
r-1
9
Ju
l-1
9
Oc
t-
19
ICP WTI Brent
Harga Minyak Indonesia 2018-2019, (US$/brl)
600,0
700,0
800,0
900,0
1.000,0
1.100,0
1.200,0
1.300,0
Ja
n-1
8
Ap
r-1
8
Ju
l-1
8
Oc
t-
18
Ja
n-1
9
Ap
r-1
9
Ju
l-1
9
Oc
t-
19
Lifting Minyak Lifting Gas
Lifting Migas Indonesia 2018-2019, (rbph)
HARGA DAN LIFTING MIGAS TAHUN 2019 RELATIF LEBIH RENDAH DIBANDINGKAN TAHUN 2018lebih rendahnya harga dan lifting migas tersebut mempengaruhi pendapatan negara dari sektor migas tahun 2019
• ICP tahun 2019 mencapai US$62/barel atau lebihrendah dibandingkan dengan asumsinya sebesarUS$70/barel
• Pergerakan harga minyak tahun 2019 tersebut terutamadipengaruhi oleh turunnya permintaan minyak dunia,isu geopolitik, serta perpanjangan pembatasanproduksi OPEC di tengah penambahan produksi oleh
AS dan Rusia.
• Lifting minyak sampai dengan November 2019mencapai 741 rbph dan lifting gas mencapai 1.050
rbsmph
• Pemerintah terus berupaya mencapai target liftingmigas melalui optimalisasi produksi sumur existingserta peningkatan investasi sektor hulu migas.
Rata-rata tahun
2018: US$67,5
Rata-rata tahun
2019: US$62
15
15KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Instrumen
2018 2019
APBN Realisasi APBN Realisasi
a. Pertumbuhan ekonomi (%,yoy) 5,4 5,17 5,3 5,05*
b. Inflasi (%, yoy) 3,5 3,1 3,5 2,72
c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 5,2 5,0 5,3 5,6
d. Nilai tukar (RP/US$) 13.400 14.247 15.000 14.146
e. Harga minyak mentah Indonesia (US$/barel) 48 67,5 70 62
f. Lifting minyak (ribu barel per hari) 800 778 775 741**
g. Lifting gas (ribu barel setara minyak per hari) 1.200 1.145 1.250 1.050**
PEREKONOMIAN TAHUN 2019 TUMBUH STABIL DENGAN TINGKAT INFLASI
YANG RENDAH DI TENGAH PERLAMBATAN EKONOMI GLOBAL
* perkiraan (PDB nominal tahun 2019 diproyeksikan sekitar Rp16.011 T
** angka realisasi sementara s.d november
16
16KEMENTERIAN KEUANGAN RI
APBN DITUJUKAN UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKATperluasan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan
6,18
5,61 5,50 5,34 5,28
2015 2016 2017 2018 2019
Kesempatan Kerja Membaik
Kesejahteraan Meningkat
Ketimpangan turun
11,22 10,86 10,649,82 9,41
2015 2016 2017 2018 2019
0,4080,397 0,393 0,389 0,382
2015 2016 2017 2018 2019
Tingkat
Pengangguran
Tingkat kemiskinan
Rasio Gini
4,8% - 5,2%
8,5% - 9,5%
0,380 – 0,385
Target Tingkat
Pengangguran
2019
Target Tingkat
Kemiskinan 2019
Target Rasio Gini
2019
17
17KEMENTERIAN KEUANGAN RI 17
2. Realisasi Sementara APBN 2019
18
18KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DI TENGAH KETIDAKPASTIAN GLOBAL, APBN 2019 MEMILIKI PERAN STRATEGIS
DALAM MENJAGA STABILITAS MAKROEKONOMI DAN MOMENTUM PERTUMBUHAN
EKONOMI
Menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi
Mendorong investasi Memperkuat sisi perlindungan sosial
Memperbaiki pemerataan dan keadilan
Menjaga daya beli masyarakatmelalui stabilisasi harga
Mempercepat proses restitusi pajak
Dukungan insentif pajak bagi dunia usaha: tax allowance dan tax holiday
Mempercepat proses perizinanbisnis
Dukungan program PembiayaanUltra Mikro (UMi)
Program KUR untuk UMKM dan TKI
Kebijakan kenaikan indeks manfaat PKH
Dukungan belanja modal pemerintah untuk infrastruktur
Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tepat sasaran
Memperkuat koordinasi fiskal,moneter, dan sektor riil
Mendukung keberlanjutan jaminan kesehatan nasional melalui kenaikan iuran
Kebijakan afirmasi Dana desa untuk desa tertinggal dan sangat tertinggal
antara lain: antara lain: antara lain: antara lain:
19
19KEMENTERIAN KEUANGAN RI
APBN DIDORONG UNTUK MENJADI INSTRUMEN DALAM MENJAGA MOMENTUM
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN STABILITAS MAKRO EKONOMIdefisit APBN terkendali dalam batas aman sekitar 2,20% thd PDB
✓ Kondisi perekonomian global direspon dengan kebijakan fiskal
ekspansif oleh banyak negara-negara di dunia
✓ Di tengah kondisi perekonomian global yang mengalami tekanan,
APBN berfungsi sebagai countercyclical yang memberikan stimulus
pada pertumbuhan ekonomi
✓ Mengoptimalkan peran APBN 2019:
• Memberikan insentif perpajakan sementara fungsi Automatic
stabilizer Pajak berjalan dalam merespon perekonomian
• memprioritaskan belanja negara untuk sektor produktif dalam
menunjang pertumbuhan ekonomi
Sumber: Fiscal Monitor, IMF dan Kemenkeu
-2,59-2,49 -2,51
-1,82
-2,22
4,9
5,035,07
5,17
5,08
Outlook
2015
20162017
2018
2019
2015 2016 2017
2018
2019
Rasio defisit thd PDB (%)
Pertumbuhan Ekonomi (%)Perkembangan Defisit APBN Indonesia
dan Negara Peer (% thd PDB)
Indonesia
India
AS
Brazil
Malaysia
Vietnam
Tiongkok
Afsel
2018 2019
-1,8
-6,4
-5,7
-7,2
-2,2
-7,5
-5,6
-7,5
-3,6
-4,4
-4,8
-4,4
-3,0
-4,4
-6,1
-6,2
REAL SEMENTARA
5,05
-2,20
20
20KEMENTERIAN KEUANGAN RI
REALISASI APBN 2019 TERARAH DAN TERKENDALIbelanja tumbuh positif, defisit APBN dijaga 2,20% thd PDB
APBN LKPP
Audited APBN Realisasi
Sementara
PENDAPATAN NEGARA 1.894,7 1.943,7 102,6 2.165,1 1.957,2 0,7
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.618,1 1.518,8 93,9 1.786,4 1.545,3 1,7
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 275,4 409,3 148,6 378,3 405,0 (1,0)
BELANJA NEGARA 2.220,7 2.213,1 99,7 2.461,1 2.310,2 4,4
1. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.454,5 1.455,3 100,1 1.634,3 1.498,9 3,0
- Belanja Non K/L 607,1 608,8 100,3 778,9 622,6 79,9
2. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 766,2 757,8 98,9 826,8 811,3 7,1
KESEIMBANGAN PRIMER (87,3) (11,5) 13,2 (20,1) (77,5)
3. HIBAH 1,2 15,6 1.300,5 33,8 0,4 6,8 1.560,7 (56,4)
574,5
SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (325,9) (269,4) 82,7 (296,0) (353,0) 31,0
% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,19) (1,82) (1,84) (2,20)
PEMBIAYAAN ANGGARAN 325,9 305,7 93,8 296,0 399,5 30,7
URAIAN
(triliun Rupiah)% thd
APBN
% thd
APBN
2018 2019
- Belanja K/L 847,4 846,6 99,9 855,4 876,4 102,4
a.l.: Subsidi 156,2 216,9 138,8 224,3 201,8 90,0
`
Growth
(%)
90,4
86,5
107,1
93,9
91,7
Growth
(%)
98,1
385,3
119,3
134,9
16,6
13,0
31,5
10,3
15,0
10,6
21,730,3
2,1
(90,8)
(21,0)
(16,6)
3,52,3
(6,9)
21
21KEMENTERIAN KEUANGAN RI
APBNLKPP
Audited
% thd
APBNr% APBN
Realisasi
Sementara
% thd
APBNr%
PPh Non Migas 817,0 685,3 83,9 14,9 828,3 711,2 85,9 3,8
PPN & PPnBM 541,8 537,3 99,2 11,8 655,4 532,9 81,3 (0,8)
PBB & Pajak Lainnya 27,1 26,1 96,3 10,9 27,7 28,9 104,2 10,7
PPh Migas 38,1 64,7 169,7 28,6 66,2 59,1 89,3 (8,7)
Jumlah 1.424,0 1.313,3 92,2 14,1 1.577,6 1.332,1 84,4 1,4
Jumlah tanpa PPh Migas 1.385,9 1.248,6 90,1 13,4 1.511,4 1.273,0 84,2 2,0
2018 2019
URAIAN
REALISASI SEMENTARA PENERIMAAN PAJAK (MIGAS DAN NON MIGAS) DAPAT TUMBUH
POSITIF 1,43% DITENGAH TEKANAN PERLAMBATAN EKONOMITotal penerimaan pajak non PPh migas tumbuh 1,95%
22
22KEMENTERIAN KEUANGAN RI
growth y-o-y 2019 growth y-o-y 2018
BERDASARKAN JENIS PAJAK UTAMA, PPh 21 DAN PPh OP TUMBUH POSITIF MENUNJUKKAN MASIH BAIKNYA PASAR TENAGA KERJA NASIONAL DAN KONSUMSI MASYARAKAT DI TENGAH DINAMIKA EKONOMI GLOBAL DAN DOMESTIK
PPh 21Rp 148,63 T
11,2 %
PPh 22 ImporRp 53,66 T
4,0 %
PPh OPRp 11,23 T
0,8 %
PPh BadanRp 256,74 T
19,3 %
PPh 26Rp 54,94 T
4,1 %
PPh FinalRp 124,54 T
9,3 %
PPN DNRp 346,31 T
26,0 %
PPN ImporRp 171,3 T
12,9 %
Realisasi penerimaan pajak & kontribusinya
10,2%
-1,9%
19,4%
1,1%
-6,7%
7,9%
3,7%
-8,1%
14,6%
26,8%
20,5%
22,0%
15,6%
8,6%
6,2%
25,1%
Mis. Perdagangan
(14,88%) & Jasa
Keuangan (13,85%)
Setoran Masa tumbuh
-2,88%; Restitusi
tumbuh 0,72%
Pembayaran dividen yang
tidak berulang
di 2019 (-13,49%)
PPN DN Bruto
tumbuh 6,60%
23
23KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DARI SISI SEKTORAL, PENERIMAAN PAJAK TAHUN 2019 TERUTAMA DIDUKUNG OLEH
PERTUMBUHAN SEKTOR JASA KEUANGAN DAN TRANSPORTASI & PERGUDANGAN
growth y-o-y 2019 growth y-o-y 2018Realisasi penerimaan pajak & kontribusinya
*penerimaan pajak sektoral non migas, non PBB, dan non PPh DTP
Industri
Pengolahan
Rp 365,39T
29,4 %
PerdaganganRp 246,85T
19,9 %
Jasa Keuangan
& Asuransi
Rp 175,98T
14,2 %
Konstruksi &
Real Estat
Rp 89,65T
7,2 %
PertambanganRp 66,12T
5,3 %
Transportasi &
Pergudangan
Rp 50,33 T
4,1 %
-
1,8%
2,9%
7,7%
3,3%
-19,0%
18,7%
10,9%
20,5%
11,5%
6,0%
50,7%
14,4%
Restitusi tumbuh 18,05%
& PPh/PPN Impor tumbuh -9,22%
Restitusi tumbuh 32,47% &
PPh/PPN Impor tumbuh -3,12%
Restitusi tumbuh 23,13% & PPh Final
tumbuh 8,31%
Restitusi tumbuh 11,16% & PPh Badan
(bruto) tumbuh –21,63%
24
24KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PAJAK JUGA DIARAHKAN UNTUK MENDUKUNG INVESTASI DAN DUNIA USAHA a.l. MELALUI
FASILITAS TAX HOLIDAY/ALLOWANCE, PERCEPATAN RESTITUSI, DAN INSENTIF PAJAK UNTUK
UMKM
• Untuk mendukung
investasi dan
pembiayaan usaha
sektor swasta
• Restitusi Jan s.d. Des
2019 didominasi oleh
restitusi atas PPN DN
sebesar Rp102,14 T
yang tumbuh 25,22%
(2018:17,1%) dan PPh
Badan sebesar Rp33,23
T yang tumbuh 0,76%
(2018:-5,8%)
Percepatan
RestitusiFasilitas Pajak untuk
UMKM
• Perluasan cakupan
industri pionir (dari 9
industri pionir menjadi
18 Industri pionir)
• Penurunan treshold
penerima fasilitas
minimum investasi
menjadi min Rp100 M
• Investment
allowance untuk
Industri padat karya
Tax Holiday/Allowance
• Tarif pajak UMKM menjadi 0,5%
• Akselerasi restitusi pajak untuk mendorong pertumbuhan dunia usaha untuk UMKM
Super Deduction Tax
• Super deduction untuk kegiatan R&D
• Super deduction untuk Pelatihan Vokasional
25
25KEMENTERIAN KEUANGAN RI
KINERJA PENERIMAAN CUKAI SEPANJANG TAHUN 2019 TUMBUH POSITIF DITOPANG OLEH PENERIMAAN CUKAI HASIL TEMBAKAU (HT) DAN MINUMAN MENGANDUNG ETHIL ALKOHOL (MMEA)
(Ethil Alkohol)
(Minuman Mengandung Ethil Alkohol)
(Hasil Tembakau)
1. Pertumbuhan tinggi penerimaan Cukai HT disebabkan tingginya produksi di Q1 tahun 2019;
2. Kinerja penindakan rokok illegal (12,45% yoy) mendorong pertumbuhan produksi HT;
3. Cukai MMEA dan EA di tahun 2019 tumbuh lebih rendah dibanding tahun 2018
HTRp 164,87 T
95,67 %
MMEARp 7,34 T
4,26 %
EARp 0,12 T
0,07 %
7,80%
14,36%
-12,00%
3,54%
15,26%
-5,36%
Growth 2019 Growth 2018
*termasuk:Denda adm dan Ck Lainnya (0,09T)
Total Penerimaan Cukai Jan – Des 2019
Rp 172,33 T 8.0% (yoy)
KEMENTERIAN KEUANGAN
PERDAGANGAN
Rp 18.40 T
48.4 %
INDUSTRI PENGOLAHAN
Rp 15.97 T
42.0 %
PERTAMBANGANRp 0.92 T
2.4 %
PENGADAAN LISTRIK, GAS, UAP/AIR
PANAS DAN UDARA DINGIN
Rp 0.58 T
1.5 %
PERTANIAN, KEHUTANAN DAN
PERIKANAN
Rp 0.39 T
1.0 %
KONSTRUKSIRp 0.38 T
1.0 %
PERTAMBANGANRp 2.63 T
75.4 %
PERDAGANGAN BESAR &
ECERAN
Rp 0.31 T
8.9 %
INDUSTRI PENGOLAHAN Rp 0.30 T
8.8 %
PERTANIAN, KEHUTANAN &
PERIKANAN
Rp 0.04 T
1.1 %
PENGADAAN LISTRIK, GAS,
UAP/AIR PANAS & UDARA DINGIN
Rp 0.02 T
0.5 %
TRANSPORTASI & PERGUDANGANRp 2.68 M
0.08 %
• Bea Masuk berasal dari dua sektor utama lap. usaha Perdagangan
Besar & Eceran dan lap. usaha Ind. Pengolahan yang sharenya
mencapai 90,5%
• Sebagian besar Lap. Usaha utama mengalami perlambatan/
penurunan BM dibandingkan 2018
BEA MASUK 6 SEKTOR TERBESAR Total 2019
Rp 37,45 T -4.27% (yoy)
• Sektor utama Bea Keluar yaitu Lap. Usaha Pertambangan
dengan share 75.4% mengalami perlambatan BK;
• Hanya Lap. Usaha Perdagangan Besar & Eceran dan
Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas & Udara Dingin yang
tumbuh.
260,82%
Top 6 BK Terbesar Jan – Des 2019(berdasarkan KLU*)
Total 2019Rp 3,49 T
-48.45% (yoy)
LEMAHNYA KINERJA PERDAGANGAN INTERNASIONAL BERDAMPAK PADA PERLAMBATAN KINERJA BEA MASUK & BEA KELUAR PADA BEBERAPA SEKTOR LAPANGAN USAHA UTAMA
26
growth y-o-y 2019 growth y-o-y 2018
-6,2%
-0,6%
10,4%
7,4%
-5,3%
-11,4%
15,9%
1,5%
29,0%
50,5%
24,3%
28,2%
-
57,37
%42,06
%
-
5,19%
-
0,28%
57,59
%
96,25
%
9,44%
-
26,04%
-
55,52%
0,00%
-93,89%
235,21%
BEA KELUAR 6 SEKTOR TERBESAR
27
27KEMENTERIAN KEUANGAN RI
94,1
122.1
APBN 2019 Realisasi Sementara2019
45,6
80.7
APBN 2019 Realisasi Sementara2019
SDA KND PNBP Lainnya BLU
✓ Penurunan PNBP SDA Migas disebabkan antara lain:
• ICP yang lebih rendah (2019: US$62,0/barel ; 2018:US$67,5/barel)
• Penguatan nilai tukar Rp (2019: Rp14.150/US$ ; 2018:Rp14.247/US$)
• lifting minyak yang lebih rendah (2019: 754 MBOPD; 2018:778MBOPD)
✓ Pertumbuhan positif Kekayaan Negara yang Dipisahkan terutama
berasal dari Pendapatan Surplus Bank Indonesia
✓ Pertumbuhan positif PNBP Lainnya terutama PNBP K/L dari pendapatan
administrasi dan penegakan hukum, jasa transportasi, komunikasi dan
informatika serta pendapatan premium obligasi.
Faktor yang mempengaruhi Realisasi PNBP: Realisasi PNBP 2015-2019
190,8
154.1
APBN 2019 Realisasi Sementara2019
47,9 48.1
APBN 2019 Realisasi Sementara2019
REALISASI SEMENTARA PNBP TAHUN 2019 TERUTAMA DIDORONG OLEH PERTUMBUHAN POSITIF PNBP NON MIGAS, SEMENTARA PNBP MIGAS TURUN TERUTAMA KARENA ICP YANG LEBIH RENDAH realisasi sementara PNBP tahun 2019 mencapai 107,1% dari target APBN
78,2 44,1 81,8 142,8 120,4
177,5 217,9 229,4
266,6 284,6 255,6 262,0
311,2
409,3 405,0
2015 2016 2017 2018 RealisasiSementara
2019SDA Migas Nonmigas
28
28KEMENTERIAN KEUANGAN RI
BELANJA PEMERINTAH PUSAT TUMBUH 3 PERSEN UNTUK MENJAGA
MOMENTUM PERTUMBUHAN EKONOMI
Belanja K/L tahun 2019 mencapai Rp876,4 T (102,4 % daripagu APBN dan 92,8 % dari pagu revisi), di pengaruhi oleh:
1) Tidak dilakukan penghematan belanja ➔ mendorong
perekonomian
2) pelaksanaan berbagai program dan agenda strategis
seperti Pemilihan Umum dan kenaikan manfaat PKH
3) revisi pagu belanja K/L untuk tambahan belanja
pegawai, kenaikan iuran JKN, dan penanggulangan
bencana
Belanja Kementerian Lembaga Belanja Non Kementerian LembagaBelanja non K/L mencapai Rp622,6 T (79,9 % daripagu APBN), antara lain mencakup:
➢ Pembayaran bunga utang Rp275,5 T (99,9 % dari
pagu)
➢ Subsidi Rp201,8 T (90,0 % dari pagu)
➢ Belanja hibah Rp6,47 T (hibah ke daerah Rp6,2 T
dan ke pemerintah asing Rp0,2 T)
89,7 88,3 92,6 100,1 91,7
-80
-30
20
70
120
0
500
1.000
1.500
2.000
2015 2016 2017 2018 2019
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat
APBN/P Realisasi % penyerapan (RHS)
732,1
684,2
765,1
846,6
876,4
451,2
469,8
500,2
608,8
622,6
0 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400
2015
2016
2017
2018
2019
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat (K/L & Non-K/L)
K/L Non-K/L
Triliun Rupiah
29
29KEMENTERIAN KEUANGAN RI
KINERJA PENYERAPAN 10 K/L DENGAN PAGU TERBESAR, SECARA
UMUM LEBIH BAIK DIBANDING TAHUN SEBELUMNYA
93,4
105,8114,7
104,498
113,7
89,597,2
108,5101,7
0
20
40
60
80
100
120
KEM
EN P
U P
ERA
KEM
ENH
AN
PO
LRI
KEM
ENA
G
KEM
ENSO
S
KEM
ENK
ES
KEM
ENK
EU
KEM
ENH
UB
KEM
ENR
ISTE
K D
IKTI
KEM
END
IKB
UD
2017 2018 2019
persen thd APBN/P1. Penyerapan rata-rata belanja K/L
mencapai 102,4% thd APBN
(92,8% thd Pagu Revisi)
2. Revisi pagu pada beberapa KL,
a.l. untuk:
a. Kenaikan Gaji dan Tukin
(Kemenhan, Polri, Kemenag,
Kemenristekdikti)
b. Kenaikan iuran PBI JKN dan
pendapatan BLU (Kemenkes)
c. Rehab sekolah dan tunjangan
guru/dosen (Kemenag,
Kemendikbud,
Kemenristekdikti)
3. Kinerja penyerapan utamanya
dipengaruhi pelaksanaan
berbagai kebijakan dan agenda
stategis (Pemilu, kenaikan indeks
PKH, penanganan bencana)
30
30KEMENTERIAN KEUANGAN RI
186,5
205,7
209,9
231,0
248,9
233,3
259,5
291,3
347,2
333,5
215,4
169,5
208,7
184,1
180,9
97,2
49,6
55,3
84,3
113,1
2015
2016
2017
2018
Realisasi
Sementara 2019
Belanja K/L per Jenis
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Bantuan Sosial
KUALITAS EKSEKUSI BELANJA MEMBAIK DISERTAI PENINGKATAN KINERJA BELANJA
PRODUKTIF DALAM MENDUKUNG PRIORITAS PEMBANGUNAN
• Kenaikan tunjangan kinerja K/L seiring
dengan capaian reformasi birokrasi
• Kenaikan gaji pokok sebesar 5% &
pemberian THR
• Peningkatan kualitas pelayanan publik
Belanja Pegawai
Belanja Barang• Penambahan pagu, a.l. pada BLU, PLN,
PDN, dan SBSN
• Membiayai operasional pelayanan publik,
kebutuhan sarana prasarana publik (rumah
MBR, alat mesin pertanian, pemeliharaan
infrastruktur publik, dll)
Belanja Modal • Meningkatkan produktivitas dan iklim investasi
• Membiayai output strategis nasional di bidang
infrastruktur seperti pembangunan jalan dan
jembatan, pembangunan rel KA, waduk,
irigasi, dll)
• Pemerataan pembangunan dan perbaikan
konektivitas antarwilayah
Bantuan Sosial • Peningkatan manfaat PKH
• Pemberian bantuan pangan nontunai
(realokasi dari subsidi pangan)
• Penanganan bencana
79
5,5
76
7,8
79
8,6
84
7,4
85
5,4
73
2,1
68
4,2
76
5,1
84
6,6
87
6,4
92,0 89,195,8 99,9 102,4
-
50,0
100,0
-
200,0
400,0
600,0
800,0
1.000,0
2015 2016 2017 2018 RealisasiSementara 2019
Belanja K/L
APBN/P Realisasi % penyerapan
Rp triliun
Rp triliun
*) Rincian belanja per jenis 2019 bersifat sementara
*
31
31KEMENTERIAN KEUANGAN RI
CAPAIAN BEBERAPA OUTPUT STRATEGIS K/L TAHUN 2019 DIARAHKAN UNTUK MENDUKUNG TARGET PEMBANGUNAN
Bidang Infrastruktur
Pembangunan
Jalan Baru
480,1 km
350,6 km
Jalur Kereta Api
505,1 km’sp
320,3 km’sp
Pembangunan
Bandara
5
4
Catatan:
Pembangunan
Jembatan
18.581,0 m
15.721,4 m
Target
Realisasi
Bidang Pendidikan
Program Indonesia Pintar
20,1 juta siswa
20,6 juta siswa
Beasiswa Bidik Misi
463,6 ribu mahasiswa
443,7 ribu mahasiswa
Bantuan Operasional Sekolah
8,93 juta siswa
8,70 juta siswa
Sertifikasi Guru
40,0 ribu orang
40,4 ribu orang
Peserta Penerima
PBI-JKN
96,8 juta jiwa
96,0 juta jiwa
Bidang Kesehatan dan Perlindungan Sosial
Penugasan Tenaga
Kesehatan
4.450 orang
4.464 orang
Penyaluran PKH
10 juta KPM
9,8 juta KPM
Bantuan Pangan Non Tunai
15,6 juta KPM
15,3 juta KPM
32
32KEMENTERIAN KEUANGAN RI
SUBSIDI ENERGI TAHUN 2019 DIARAHKAN UNTUK MENJAGA STABILITAS HARGA DALAM RANGKA MENJAGA DAYA BELI MASYARAKATrealisasi sementara subsidi energi tahun 2019 mencapai Rp136,9 T
Faktor yang mempengaruhi realisasi subsidi tahun 2019:
➢ Lebih rendahnya realisasi ICP (62US$/barrel) dibandingkan asumsi APBN 2019 (70US$/barrel)
➢ Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dari yang diasumsikan dalam APBN 2019 Rp15.000/US$ menjadi
Rp14.146/US$ pada realisasi 2019.
➢ Penyelesaian kurang bayar subsidi tahun sebelumnya.
Volume Penyaluran BBM Tahun 2019
Minyak Solar 14,5 juta KL
Minyak Tanah 482,0 ribu KL
LPG Tabung 3 kg 6.524,25 juta kg
Sasaran dan Volume Subsidi Listrik
Pelanggan RT 450 VA dan 900 VA
Volume Listrik bersubsidi : 81,5 TWh
119,1 106,897,6
153,5136,9
60,8 43,7 47,0
97,0 84,2
58,3
63,1 50,6
56,5 52,7
(65,2)
(10,3)
(8,6)
57,2
(10,8)
(100,0)
(60,0)
(20,0)
20,0
60,0
-
50,0
100,0
150,0
200,0
2015 2016 2017 2018 RealisasiSementara
2019
Subsidi BBM dan LPG 3 Kg Subsidi Listrik pertumbuhan (RHS)
Triliun Rp Persen
33
33KEMENTERIAN KEUANGAN RI
SUBSIDI NON ENERGI TAHUN 2019 UNTUK MENDUKUNG KAPASITAS PRODUKSI PERTANIAN DAN MENINGKATKAN DAYA SAING USAHA SERTA AKSES PERMODALAN UMKM DAN PETANIrealisasi belanja subsidi non energi tahun 2019 mencapai Rp65,0 T
Sasaran dan Output Subsidi Bunga Kredit Perumahan
➢ Sasaran ➔ Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
➢ Output : Jumlah rumah bersubsidi → 677 ribu unit (termasuk
99 ribu unit rumah baru)
66,9 67,4 68,8
63,4
65,0
33,4%
0,8% 2,0%
-7,9%
2,5%
-20,0%
-10,0%
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
0,0
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
400,0
450,0
500,0
2015 2016 2017 2018 Real Sementara 2019
Triliun
rupia
h
Subsidi Non Energi pertumbuhan
Belanja Subsidi Non EnergiTriliun rupiah
Sasaran dan Output Subsidi Pupuk➢ Sasaran→ petani dengan luas lahan kurang dari 2 hektar
➢ Volume Pupuk bersubsidi yang disalurkan → 8,1 juta ton
Sasaran dan Output Subsidi Bunga KUR ➢ Sasaran➔Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Petani, Usaha Mikro
Kecil dan Menengah serta Koperasi ➢ Output :
▪ Penyaluran KUR : Rp135 triliun▪ Jumlah debitur : 4,6 juta debitur▪ 3 Sektor Terbesar yang menerima Kredit KUR :
Perdagangan, Pertanian dan Industri Pengolahan
68,5
35,1
10,5
2,1
1,5
0,4
-
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
-
15,0
30,0
45,0
60,0
75,0
Perdagangan Pertanian IndustriPengolahan
Jumlah Kredit yg Disalurkan Jumlah Debitur
Rp Triliun Juta Debitur
34
34KEMENTERIAN KEUANGAN RI
REALISASI TKDD TAHUN 2019 MENINGKAT 7,1 % DARI TAHUN 2018, MENDORONG PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH
Penyempurnaan dalam penyaluran TKDDdalam tahun 2019 terus dilakukan, antara lainmelalui:
Penambahan persyaratan penyaluran DAK Fisik
berupa laporan realisasi capaian output DAK Fisik
tahun sebelumnya yang sudah direviu oleh
Inspektorat Daerah,
Penyempurnaan proses penyusunan dan
persetujuan rencana kegiatan DAK Fisik melalui
pemanfaatan teknologi informasi yaitu aplikasi
KRISNA yang digunakan bersama oleh Pemda, K/L
teknis, Bappenas dan Kemenkeu,
Penyaluran dana desa berdasarkan kinerja dan
percepatan penyaluran bagi desa yang
berkinerja baik.
DAU, 421.0
DBH, 104.0
Dana Desa, 69.8
Dana Otsus dan DIY, 22.2
DAK Non Fisik, 120.4
DAK Fisik, 64.3
KOMPOSISI REALISASI SEMENTARA TKDD 2019
35
35KEMENTERIAN KEUANGAN RI
REALISASI CAPAIAN OUTPUT DAK FISIK TAHUN 2019
BIDANG PENDIDIKAN
BIDANG KESEHATAN DAN
KB
BIDANG PERTANIAN
❑ Ruang Kelas Baru beserta perabot : 4772❑ Rehabilitasi Ruang Kelas : 26113 Ruang❑ Pembangunan Perpustakaan : 5 Gedung❑ Pembangunan Baru Prasarana GOR dan
penyediaan sarananya : 37 Unit
❑ Pembangunan Baru/Rehabilitasi Puskesmas : 675 Unit
❑ Pembangunan RS Pratama : 2 Unit❑ Pengadaan Obat Puskesmas : 7300 Paket❑ Penyediaan Alat Kesehatan Puskesmas :
6858 Paket❑ Pembangunan Balai Penyuluhan KB : 313
Unit`
❑ Pembangunan Jalan Pertanian : 6326 km❑ Pembangunan Pintu Air : 890 Unit
BIDANG INDUSTRI KECIL
DAN MENENGAH
BIDANG PASAR
BIDANG PARIWISATA
BIDANG KEHUTANAN DAN
LH
Pembangunan dan Revitalisasi Pasar: 826 Unit
Pembangunan Kawasan Dermaga Wisata: 3.833 m2
❑ Pembuatan Tanaman : 5484 Hektar❑ Pengadaan Peralatan Laboratorium
Uji Kualitas Air : 326 Paket❑ Pembuatan Sumur Resapan : 137
Unit
❑ Pembangunan Sentra IKM : 33 Sentra❑ Revitalisasi Sentra IKM : 70 Sentra
Pembangunan dan PeningkatanBangunan Bendung : 97 Buah
❑ Pembangunan Jalan dan Jembatan: 406 Km
❑ Peningkatan Jalan dan Jembatan : 4.346 Km
Pembangunan SPAM di Daerah yang Belum Memiliki Layanan Air Minum: 49.190 SR
BIDANG JALAN
BIDANG IRIGASI
BIDANG AIR MINUM
BIDANG PERUMAHAN
DAN PEMUKIMAN
Pembangunan rumah khusus Papua dan Papua Barat : 322 Unit
36
36KEMENTERIAN KEUANGAN RI
REALISASI CAPAIAN OUTPUT DAK NONFISIK 2019
DAK Nonfisik Bidang Pendidikan
Bantuan Operasional Sekolah
44.455.376 siswa (94,8%) di 215.413 sekolah
Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD
5.782.731 anak (77,5%) di 166.475 Lembaga
Tunjangan Profesi Guru
1.148.303 guru (96,6%)
Tambahan Penghasilan Guru
160.444 guru (63,1%)
Tunjangan Khusus Guru
47.326 guru (79,8%)
Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan
582.783 peserta didik (63%)di 10.199 Lembaga
Peningkatan Kapasitas KUKM (PK2UKM)
40.602 peserta dan 2.130 pendamping (72,4%)
DAK Nonfisik Bidang Kesehatan
DAK Nonfisik Bidang Lainnya
Bantuan Operasional Kesehatan
9.775 Puskesmas (98,6%)
Bantuan Operasional KB
5.750/13.941/8.500 (balai penyuluhan
KB/ faskes/kec) (97,1%)
Pelayanan Administrasi Kependudukan
33 Prov dan 508 Kab/Kota (100%)
Pelayanan Kepariwisataan
60.680 peserta/Operasional TIC (99,9%)
Alokasi : 117,67 triliun
Realisasi : 108,89 triliun (92,54%)
Alokasi : 12,23 triliun
Realisasi : 10,40 triliun (85,1%)
Alokasi : 1,14 triliun
Realisasi : 1,07 triliun (93,2%)
37
37KEMENTERIAN KEUANGAN RI
RASIO UTANG INDONESIA TERKENDALI DIJAGA DI SEKITAR 30% THD PDB
▪ Sejak tahun 2015 s.d 2018, pertumbuhan pembiayaan utang cenderung menurun dengan rasio utang relatif
rendah, sementara di tahun 2019 mengalami kenaikan karena adanya kebijakan pembiayaan
▪ Pembiayaan utang lebih memprioritaskan utang dalam mata uang Rupiah yang bersumber dari pasar domestik
▪ Kenaikan pembiayaan utang juga dibarengi dengan peningkatan anggaran kesehatan, pendidikan, infrastruktur,
termasuk belanja Pemerintah melalui transfer ke daerah dan dana desa.
Relatif dibawah tingkat rasio utang diantara negara-negara emerging market
37
Triliun rupiah persenPembiayaan Utang
29,8
55,6
38,9
113,6
102,0
50,6
0
15
30
45
60
75
90
105
120
2015 2016 2017 2018
Rasio Utang
Indonesia Malaysia
Philippines Singapore
Advanced economies Emerging market and developing economies
Sumber: Kemenkeu dan IMF
380,9403,0
429,1
372,0
435,4
49,0
5,8 6,5
-13,3
17,0
(30,00)
(20,00)
(10,00)
-
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
300,0
400,0
500,0
2015 2016 2017 2018 RealSementara
2019
Pembiayaan Utang Pertumbuhan (%)
38
38KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Evaluasi Pembayaran Bunga Utang
1. Perbaikan credit rating berdampak pada peningkatan kepercayaan pasar dan menyebabkan yield SBN mengalami tren penurunan
2. Pemerintah juga tetap memanfaatkan sumber pembiayaan murah lain yang tersedia
3. Pemerintah dapat melakukan transaksi lindung nilai dalam rangka mengendalikan pembayaran kewajiban utang (cicilan pokok dan bunga
utang)
4. Kinerja SBN sangat menggembirakan di tengah kondisi global yang masih bergejolak di 2019. Yield SUN tenor 10 tahun Rupiah turun sekitar
12%, sementara untuk SUN tenor 10 USD turun jauh lebih besar, yaitu sekitar 35%.
PERTUMBUHAN PEMBAYARAN BUNGA UTANG 2019 LEBIH RENDAHsejalan dengan penurunan yield SBN sehingga sumber pembiayaan APBN menjadi
lebih murah dan berkelanjutan
6%
7%
8%
9%
10%
Jan-15 Jan-16 Jan-17 Jan-18 Jan-19
PERKEMBANGAN YIELD SBN TENOR 10 TAHUN(persen)
Yield Linear (Yield)
156,0182,8
216,6
256,0275,5
16,9 17,2 18,5 19,1
6,8 -
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
-
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
2015 2016 2017 2018 RealSementara
2019
Utang dalam negeri Utang luar negeri Pertumbuhan (%)
39
39KEMENTERIAN KEUANGAN RI
REALISASI PEMBIAYAAN INVESTASI PEMERINTAH Rp49,4 T DILAKUKAN OPTIMAL
GUNA MEMPERTAHANKAN MOMENTUM PEMBANGUNANdiarahkan untuk kegiatan yang mendukung program infrastruktur dan menjaga keberlanjutan pembangunan
pendidikan
• PT HK
Rp10,5 T
Rp10,5 T
Percepatan Pembangunan Infrastruktur
• LPEI
Rp2,5 T
Rp2,5 T
Mendorong Program Ekspor Nasional
• DPPN
Rp20,0 T
Rp5,0 T
Peningkatan Kualitas SDM
Rp1,4 TPenarikan dana bergulir BLU BPJT, tidak
ditargetkan dalam APBN 2019
Penerimaan Kembali Investasi
• Investasi kepada
Organisasi/LKI/BUI
Rp2,4 T
Rp2,3 T
Peran Serta di Dunia Internasional
APBN Realisasi sementara
• Dana Abadi Penelitian
Rp990,0 M
Rp990,0 M
• PT PLN
Rp6,5 T
Rp6,5 T
• PT SMF
Rp0,8 T
Rp0,8 T
• BLU LMAN
Rp22,0 T
Rp12,0 T
• BLU PPDPP
Rp5,2 T
Rp5,2 T
• BLU LDKPI
Rp2,0 T
Rp2,0 T
• BLU PIP
Rp3,0 T
Rp3,0 T
Pemberdayaan UMKM
40
40KEMENTERIAN KEUANGAN RI
KESIMPULAN
1. Perekonomian domestik sepanjang tahun 2019 mampu menunjukkan ketahanannya di tengah gejolak ekonomi global dengan pertumbuhan yang diproyeksikan stabil pada kisaran 5% dengan didukung inflasi yang rendah, nilai tukar yang terkendali serta yield surat utang negara yang menurun.
2. Dukungan nyata APBN tahun 2019 sebagai instrumen countercyclical dalam menjaga momentum positif pertumbuhan ekonomi dan stabilitas makroekonomi, tercermin pada bauran kebijakan fiskal dalam mendukung pencapaian prioritas pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
• Kebijakan perpajakan yang tetap memberikan dukungan insentif pajak terhadap dunia usaha ditengah tekanan perlambatan perekonomian
• Dukungan belanja negara yang produktif dan optimal dalam memperkuat perlindungan sosial, menunjang pembangunan infrastruktur serta memperbaiki kesejahteraan dan menciptakan keadilan ekonomi
• Pembiayaan anggaran yang efisien yang turut mendukung pembangunan infrastruktur danpendanaan sektor pendidikan
3. Fundamental perekonomian yang baik selama tahun 2019 dan tren perbaikan yang mulai tampak menjadi modal kuat dalam menghadapi tahun 2020 dengan terus melakukan reformasi diberbagai aspek untuk memperkuat ketahanan dan daya saing ekonomi nasional
4. Pemerintah tetap mewaspadai situasi perekonomian global tahun 2019 dengan risiko ketidakpastian yang tinggi yang berpotensi berlanjut di tahun 2020, terutama dinamika perang dagang dan tensi geopolitik yang meningkat.
41
41KEMENTERIAN KEUANGAN RI
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
Terima Kasih