25
KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH MANUSIA 1. Kebutuhan Cairan Tubuh a. Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh dengan hampir 90% dari total berat badan. Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru dan gastrointestinal 1) Ginjal Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit. 2) Kulit Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. 3) Paru-paru Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss ± 400ml/hari. 4) Gastrointestinal Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam keadaan normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari. Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang dikontrol oleh system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.

Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH MANUSIA

1.      Kebutuhan Cairan Tubuh

a.      Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis

kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh dengan hampir 90% dari total

berat badan.

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru-

paru dan gastrointestinal

1)      Ginjal

Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan

cairan dan elektrolit.

2)      Kulit

Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses

pengaturan panas.

3)      Paru-paru

Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water

loss ± 400ml/hari.

4)      Gastrointestinal

Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernan yang berperan dalam mengeluarkan

cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam keadaan normal, cairan yang

hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari.

Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang

dikontrol oleh system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem

aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.

a)      ADH

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat

mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh.

b)      Aldesteron

Hormon ini diekresi oleh kelenjar adrenal ddi tubulus ginjal dan berfungsi pada absorbsi

natrium

Page 2: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

c)      Prostaglandin

Prostaglandin merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfungsi merespons

radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan gerakan

gastrointestinal.

d)     Glukokortikoid

Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yng menyebabkan

volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.

b.      Cara Perpindahan Cairan

1)      Difusi

Difusi merupakan tercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas atau zat padat secara

bebas atau acak.

2)      Osmosis

Osmosis adalah proses perpindahan pelarut murni (seperti air) melalui membrane

semipermeabel, biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan

dengan konsentrasi lebih pekat, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan

berkurang, sedangkan larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah volumenya.

3)      Transpor aktif

Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transport aktif. Transport

aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis yang memerlukan aktivitas

metabolic dan pengeluaran energi untuk menggerakkan berbagai materi guna menembus

membrane sel.

c.       Faktor yang Berpengaruh dalam Pengaturan Cairan

Proses pengaturan cairan di pengaruhi oleh dua faktor yakni :

a)      Tekanan cairan, proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan

b)      Membran semipermiabel, merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak

tergabung.

d. Jenis Cairan

1)      Cairan zat gizi (nutrien)

Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan kalori 450 kalori setiap hari. Cairan nutrien

dapat diberikan melalui intravena dalam bentuk karbohidrat, itrogen dan vitamin untuk

metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori

perliter.

Page 3: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

Cairan nutrien terdiri atas :

      Karbohidrat dan air

      Asam amino

      Lemak

2)      Blood volume expanders

Blood volume expanders merupakan jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume darah

sesudah kehilangan darah atau plasma.

e.       Gangguan/masalah dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan

a)      Hipovolume atau dehidrasi

Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan

pengeluaran cairan.

Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu:

1)      Dehidrasi isotonic, terjadi jika kekurangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang seimbang.

2)      Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada

elektrolitnya.

3)      Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air.

Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya :

a.         Dehidrasi berat

           Pengeluaran/ kehilangan cairan 4-6 L

           Serum natrium 159-166 mEq/L

           Hipotensi

           Turgor kulit buruk

           Oliguria

           Nadi dan pernapasan meningkat

           Kehilangan cairan mencapai > 10% BB

b.        Dehidrasi sedang

  Kehilangan cairan 2-4 l atau antara 5-10% BB

  Serum natrium 152-158 mEq/L

  Mata cekung

c.         Dehidrasi ringan, dengan terjadinya kehiangan cairan sampai 5% BB atau 1,5 – 2 L.

b)      Hipervolume atau overhidrasi

Page 4: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu, hipervolume

(peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial).

2.      Kebutuhan Elektrolit

Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrient,

dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut dengan ion.

a.       Komposisi elektrolit

Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut :

  Natrium : 135 – 145 m Eq/L

  Kalium : 3,5 - 5,3 m Eq/L

  Klorida : 100 – 106 m Eq/L

  Bikarbonat arteri : 22 - 26 m Eq/L

  Bikarbonat vena : 24 - 30 m Eq/L

  Kalsium : 4 – 5 m Eq/L

  Magnesium : 1,5 - 2,5 m Eq/L

  Fosfat : 2,5 - 4,5 mg/100ml

b.      Jenis Cairan Elektrolit

Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap.

Cairan saline terdir dari cairan isotonic, hipotonik, dan hipertonik.

Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan.

c.       Pengaturan Elektrolit

1)        Pengaturan keseimbanga natrium

Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfngsi dalam pengaturan osmolaritas dan

volume cairan tubuh.

2)       Pengaturan keseimbangan kalium

Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur

keseimbangan elektrolit.

Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan

ekstrasel).

Sistem pengaturannya melalui tiga langkah:

- Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan

produksi aldosteron.

Page 5: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

- Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang dikeluarkanmelalui

ginjal.

- Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel menurun.

- Pengaturan keseimbangan kalsium

Kalsium dalam tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang

4)       Pengaturan keseimbangan magnesium

Magnesium merupakan kation dalam tubuh yang terpenting kedua dalam cairan intrasel.

5)        Pengaturan keseimbangan klorida

Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat ditemukan pada

cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium yaitu

mempertahankan keseimbangan tekanan osmotic dalam darah.

6)        Pengaturan keseimbangan bikarbonat

Bikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutan buffer (penyangga) dalam tubuh.

7)        Pengaturan keseimbangan fosfat (PO4)

Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan tulang. Fosfat

diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine.

d. Gangguan /Masalah Kebutuhan Elektrolit

1)      Hiponatremia, merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah

yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual,

muntah dan diare.

2)      Hipernatremia, suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, yang ditandai

dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit

membengkak, kulit kemerahan, lidah kering, dll.

3)      Hipokalemia, merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia

ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare

berkepanjangan.

4)      Hiperkalemia, merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Keadaan

ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik. Hiperkalemia

dditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas system pencernaan, dll.

5)      Hipokalsemia, merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia

ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut, kejang,bingung, dll.

6)      Hiperkalsemia, merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah. Hal ini

terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D

Page 6: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

secara berlebihan. Hiperkalsemia ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot,

batu ginjal, dll, dan kadar kalsium daam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.

7)      Hipomagnesia, merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah. Hipomagnesia

ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, dll, serta kadar

magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.

8)      Hipermagnesia, merupakan kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hal ini ditandai

dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.

9)      Keseimbangan Asam Basa

Aktivitas tubuh memerlukan keseimbangan asam basa, keseimbangan asam basa dapat diukur

dengan pH (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, nilai pH cairan tubuh 7,35 - 7,45.

keseimbangan dapat dipertahankan melalui proses metabolisme dengan sistem buffer pada

seluruh cairan tubuh dan melalui pernapasan dengan sistem regulasi (pengaturan di ginjal).

Tiga macam sistem larutan buffer cairan tubuh yaitu larutan bikarbonat, larutan buffer fosfat,

dan larutan buffer protein.

Jenis Asam Basa

Cairan basa (alkali) digunakan untuk mengoreksi osidosis. Keadaan osidosis dapat di

sebabkan karena henti jantung dan koma diabetikum. Contoh cairan alkali antara lain natrium

(sodium laktat) dan natrium bikarbonat. Laktat merupakan garam dari asam lemah yang dapat

mengambil ion H+ dari cairan, sehingga mengurangi keasaman (asidosis). Ion H+ diperoleh

dari asam karbonat (H2CO3), yang mana terurai menjadi HCO3 (bikarbonat) dan H+. selain

system pernapasan, ginjal juga berperan untuk mempertahankan keseimbangan asam basa

yang sangat kompleks.

1. Asidosis respiratorik, merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena

kegagalan system pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh.

2. Asidosis metabolik, merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi

penumpukan asam.

3. Alkalosis respiratorik, merupakan suatu keadaan kehilangan CO2, dari paru-paru

yang dapat menimbulkan terjadinya paCO2 arteri kurang dari 35 mmHg, pH lebih

dari 7,45.

4. Alkalosis metabolik, merupakan suatu keadaan kehilangan ion hydrogen atau

penambahan cairan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat

plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri lebih dari 7,45.

Page 7: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

d.      Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor=faktor :

1)      Usia. Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh dan aktivitas organ, sehingga dapat

memengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.

2)      Temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup

banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.

3)      Diet. Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan makanan

yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi penggerakan cairan dari interstisial ke

interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.

4)      Stress dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui proses

peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme

sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium

dan air.

5)      Sakit. Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaikinya

sel membutuhkan proses pemenuhan cairan yang cukup.

e.       Tindakan Untuk Mengatasi Masalah/Gangguan dalam Pemenuhan

Kebutuhan Cairan dan elektrolit

a)      Pemberian cairan melalui infus

Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena

yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infuse. Tindakan ini dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian

makanan.

Persiapan Bahan dan Alat :

  Standar infuse

  Perangkat infuse

  Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien.

  Jarum infus/ abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran

  Pengalas

  Tourniquet/pembendung

  Kapas alkohol 70%

  Plester

  Gunting

Page 8: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

  Kasa steril

  Betadine

 Sarungtangan

Prosedur Kerja :

1. Cuci tangan

2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.

3. Hubungakan cairan dan perangkat infuse dengan menusukkan ke dalam botol infuse

(cairan).

4. Isi cairan ke dalam perangkat infuse dengan menekan bagian ruang tetesan hingga

ruangan tetesan terisi sebagian, kemudian buka penutup hingga selang terisi dan keluar

udaranya.

5. Letakkan pengalas

6. Lakukan pembendungan dengan tourniquet.

7. Gunakan sarung tangan

8. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk.

9. Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas.

10. Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus/abocath.

11. Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus.

12. Buka tetesan.

13. Lakukan desinfeksi dengan betadineΠdan tutup dengan kasa steril.

14. Beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse pada plester.

15. Catat respons yang terjadi.

16. Cuci tangan

Page 9: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

Cara menghitung tetesan infus :

1)      Dewasa : (makro dengan 20 tetes/ml)

Tetesan /menit = Jumlah cairan yang masuk

Lamanya infuse (jam) x 3

Atau

tetesan/menit = ∑ Keb.cairan x faktor tetesan

Lama infuse (jam) x 60 menit

Keterangan :

Faktor tetsan infus bermacam-macam, hal ini dapat dilihat pada label infus (10 tetes / menit,

15 tetes / menit dan 20 tetes /menit)

2)      Anak : Tetesan per menit (mikro) = Jumlah cairan yang masuk

Lamanya infus (jam)

b)      Transfusi Darah

Transfusi darah merupakan tindakan memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan

seperangkat alat transfusi pada pasien yang membutuhkan darah. Tujuannya untuk memenuhi

kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.

Persiapan Alat dan Bahan :

1) Standar infus

2) Perangkat transfusi

3) NaCl 0,9%

4) Darah sesuai dengan kebutuhan pasien

5) Jarum infus/abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran

6) Pengalas

Page 10: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

7) Tourniquet/pembendung

8) Kapas alcohol 70%

9) Plester

10)Gunting

11)Kasa steril

12)BetadineŒ

13)Sarung tangan

INTAKE DAN OUT PUT

1.      Intake Cairan

Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira 1500 ml per

hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga kekurangan

sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.

Tabel 2.1 kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan

No. Umur BB (kg) Kebutuhan Cairan (ml)

1. 3 hari 3 250 – 300

2. 1 tahun 9,5 1150 – 1300

3. 2 tahun 11,8 1350 – 1500

4. 6 tahun 20 1800 – 2000

5. 10 tahun 28,7 2000 – 2500

6. 14 tahun 45 2200 – 2700

7. 18 tahun 54 2200 – 2700

Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus

dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi

intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan

yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi

bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan

segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh gastrointestinal.

2.        Output Cairan

Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :

a.       Urine

Page 11: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius merupakan

proses output cairantubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500

ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat

kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat

meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan

keseimbangan dalam tubuh.

b.      IWL (Insesible Water Loss)

IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi. Pada orang

dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml per

hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.

c.       Keringat

Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari

anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang

dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

d.      Feses

Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui

mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Hal hal yang perlu di perhatikan:

Rata-rata cairan per hari

1.      Air minum : 1500-2500 ml

2.      Air dari makanan :750 ml

3.      Air dari hasil oksidasi atau metabolisme :200 ml

Rata- rata haluaran cairan per hari

1)      Urin : 1400 -1500 ml

2)      Iwl

a)      Paru : 350 -400 ml

b)      Kulit : 350 400 ml

3)      Keringat : 100 ml

4)      Feses : 100 -200 ml

I W L

1.      Dewasa : 15 cc/kg BB/hari.

2.      Anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB/hari

Page 12: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

1. Cairan Tubuh dan Kehilangan Darah

Terdapat cairan sedikitnya setengah dari berat badan pada orang dewasa yang sehat. Volume

total cairan (dalam liter) sebanding dengan 60% berat badan (dalam kilogram) pada pria, dan

50% pada wanita. Jumlah cairan dan perkiraan volume darah berdasarkan berat badan

ditunjukkan pada tabel 1.1

Tabel 1. Cairan Tubuh dan Volume Darah

Cairan Pria Wanita

Total cairan tubuh 600 mL/kg 500 mL/kg

Whole blood 66 mL/kg 60 mL/kg

Plasma 40 mL/kg 36 mL/kg

Eritrosit 26 mL/kg 24 mL/kg

Respons Kompensasi

Hilangnya darah memicu respons kompensasi tertentu yang membantu untuk

mempertahankan volume darah dan perfusi jaringan. Respons yang paling awal meliputi

perpindahan cairan interstisial ke dalam kapiler. Pengisian transkapiler ini dapat

menggantikan sekitar 15% dari volume darah, namun hal ini menyebabkan terjadinya

kekurangan cairan interstisial.

Kehilangan darah yang akut juga memicu aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron oleh

ginjal, untuk mempertahankan kadar natrium. Natrium yang dipertahankan berdistribusi

dalam cairan ekstraseluler. Karena cairan interstisial menyusun sekitar 2/3 cairan ekstraseluler,

natrium yang dipertahankan akan membantu menggantikan kekurangan cairan interstisial

yang diakibatkan oleh pengisian transkapiler. Kemampuan natrium untuk menggantikan

kekurangan cairan interstisial, bukan volume darah interstisial, merupakan alasan bahwa

cairan kristaloid yang mengandung natrium klorida (cairan salin) lebih disukai sebagai cairan

resusitasi untuk perdarahan akut.

Dalam beberapa jam setelah onset perdarahan, sumsum tulang mulai meningkatkan

produksi sel darah merah. Respons ini terbentuk secara perlahan-lahan, dan penggantian

sepenuhnya eritrosit yang hilang dapat dicapai dalam 2 bulan.

Respons kompensasi ini dapat mempertahankan volume darah yang adekuat pada

kasus perdarahan sedang (misalnya kehilangan < 15% volume darah). Saat darah yang hilang

melebihi 15% volume darah, umumnya diperlukan penggantian volume darah.

Page 13: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

2. Perdarahan Progresif

Perdarahan Kelas I (kehilangan 0-15%)

1. Bila tidak ada komplikasi, hanya terlihat takikardia minimal.

2. Biasanya tidak ada perubahan dalam TD, tekanan nadi, atau frekuensi napas.

3. Keterlambatan pengisian kembali kapiler lebih dari 3 detik sebanding dengan

kehilangan volume 10%.

Perdarahan kelas II (kehilangan 15-30%)

1. Gejala klinik mencakup takikardia ( >100 detak permenit), takipnea, penurunan

tekanan nadi, kulit dingin dan lembab, pengisian kapiler terlambat dan sedikit cemas.

2. Penurunan tekanan nadi adalah hasil dari peningkatan kadar katekolamin yang

menyebabkan peningkatan tahanan pembuluh darah tepi yang disusul dengan

peningkatan TD diastolik.

Perdarahan Kelas III (kehilangan 30-40%)

1. Pada titik ini, biasanya pasien sudah takipnea dan takikardia mencolok, TO sistolik

turun, oliguria, perubahan status mental bermakna, misal bingung atau gaduh gelisah.

2. Pada pasien tanpa cedera lain atau tanpa kehilangan cairan, 30-40% adalah jumlah

terkecil dari kehilangan darah yang selalu menyebabkan penurunan TD sistolik.

3. Sebagian besar dari pasien ini membutuhkan transfusi darah, namun keputusan

memberikan darah harus didasarkan atas respons awal terhadap pemberian cairan.

Perdarahan Kelas IV (kehilangan >40%)

1. Gejala-gejala mencakup: takikardia dan penurunan TD sistolik mencolok, tekanan

nadi mengecil (atau tekanan diastofik tidak terukur), jumlah urin sedikit atau tidak

ada, status mental depresi (atau kehilangan kesadaran), kulit dingin dan pucat.

2. Jumlah perdarahan ini mengancam jiwa.

3. Pada pasien trauma, perdarahan biasanya dianggap sebagai penyebab syok.

Walaupun demikian, ini harus dibedakan dari sebab-sebab syok lainnya, antara

lain:tamponade jantung ( bunyi jantung halus, vena leher distensi), tension

pneumothorax (deviasi trakea, bunyi napas berkurang pada satu sisi), dan trauma

medulla spinalis (kulit hangat, takikardia tidak sebesar yang diduga, defisit

Page 14: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

neurologis).

3.Terapi cairan peripoperatif

Terapi cairan perioperatif termasuk penggantian deficit cairan, kehilangan cairan normal dan

kehilangan cairan lewat luka operasi termasuk kehilangan darah.

4.Kebutuhan Pemeliharaan Normal

Pada waktu intake oral tidak ada, deficit cairan dan elektrolit dapat terjadi dengan cepat

karena adanya pembentukan urin yang terus berlangsung,sekresi  gastrointestinal, keringat

dan insensible losses dari kulit dan paru. Kebutuhan pemeliharaan normal dapat diestimasi

dari tabel berikut:

Tabel Estimasi Kebutuhan Cairan Pemeliharaan

       Berat                                                               Kebutuhan

10 kg pertama                                                            4 ml/kg/jam

10-20 kg kedua                                                          2 ml/kg/jam

Masing-masing kg  > 20 kg                                       1 ml/kg/jam

Contoh: berapa kebutuhan cairan pemeliharaan untuk anak 25 kg? Jawab: 40+20+5=65

ml/jam

Preexisting Deficit 

Pasien yang akan dioperasi setelah  semalam puasa tanpa intake cairan akan

menyebabkan defisit cairan sebanding dengan lamanya puasa. Defisit ini dapat diperkirakan

dengan mengalikan normal maintenance dengan lamanya puasa. Untuk 70 kg, puasa 8 jam,

perhitingannya (40+20+50)ml/jam x 8 jam atau 880 ml.  Pada kenyataannya, defisit ini dapat

kurang sebagai hasil dari konservasi ginjal. Kehilangan cairan abnormal sering dihubungkan

dengan defisit preoperatif. Sering terdapat hubungan antara perdarahan preoperatif, muntah,

diuresis dan diare.

Penggantian Cairan Intraoperatif

Terapi cairan intraoperatif meliputi kebutuhan cairan dasar dan penggantian deficit cairan

preoperative seperti halnya kehilangan cairan intraoperative ( darah, redistribusi dari cairan,

dan penguapan). Pemilihan jenis cairan intravena tergantung dari prosedur pembedahan dan

perkiraan kehilangan darah. Pada kasus kehilangan darah minimal dan adanya pergeseran

cairan, maka maintenance solution dapat digunakan. Untuk semua prosedur yang lain Ringer

Page 15: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

Lactate biasa digunakan untuk pemeliharaan cairan. Idealnya, kehilangan darah harus

digantikan dengan  cairan kristaloid atau koloid untuk memelihara volume cairan

intravascular ( normovolemia) sampai bahaya anemia berberat lebih (dibanding) resiko

transfusi. Pada kehilangan darah dapat diganti dengan transfuse sel darah merah. Transfusi

dapat diberikan pada Hb 7-8 g/dL (hematocrit 21-24%). Hb < 7 g/dL  cardiac output

meningkat untuk menjaga agar transport Oksigen tetap normal. Hb 10 g/dL biasanya  pada

pasien orang tua dan penyakit yang berhubungan dengan jantung dan paru-paru. Batas lebih

tinggi mungkin digunakan jika diperkirakan ada kehilangan darah yang terus menerus. Dalam

prakteknya, banyak dokter memberi Ringer Laktat kira-kira 3-4 kali dari banyaknya darah

yang hilang, dan cairan koloid dengan perbandingan 1:1 sampai dicapai Hb yang diharapkan.

Pada keadaan ini   kehilangan darah dapat diganti dengan Packed red blood cell. Banyaknya transfusi dapat ditentukan dari hematocrit preoperatif dan dengan perkiraan volume darah. Pasien dengan hematocrit normal biasanya ditransfusi  hanya setelah kehilangan darah >10-20% dari volume darah mereka. Sebenarnya tergantung daripada kondisi pasien] dan prosedur dari pembedahan . Perlu diketahui jumlah darah yang hilang untuk penurunan hematocrit  sampai 30%, dapat dihitung sebagai berikut:

Estimasi volume darah

Tabel Perkiraan Volume Darah Rata-Rata (Average Blood Volumes) 

AGE BLOOD VOLUME

NEONATUSPREMATURE 95 ML/KGFULL-TERM 85 ML/KG

INFANTS 80 ML/KG

ADULTSMEN 75ML/KGWOMAN 65 ML/KG

Estimasi volume sel darah merah (RBCV) hematocrit preoperative

(RBCV preop).

Estimasi RBCV pada hematocrit 30% ( RBCV30%), untuk menjaga

volume darah   normal .

Page 16: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

Memperkirakan volume sel darah merah yang hilang ketika

hematocrit 30% adalah RBCV lost = RBCV preop - RBCV 30%.

 Perkiraan jumlah darah yang hilang = RBCV lost X 3

Contoh

Seorang perempuan 85 kg mempunyai suatu hematocrit preoperatif 35%.

Berapa banyak jumah darah yang hilang untuk menurunkan

hematocritnya sampai 30%?

Volume Darah yang diperkirakan= 65 mL/kg x 85 kg= 5525 ml.  RBCV35%= 5525 x 35%= 1934 mL.  RBCV30%= 5525 x 30%= 1658 mL  Kehilangan sel darah merah pada 30%= 1934- 1658= 276 mL.     Perkiraan jumlah darah yang hilang = 3 x 276 mL= 828 mL.

Oleh karena itu, transfusi harus dipertimbangkan hanya jika pasien

kehilangan darah melebihi 800 ml. Transfusi tidak direkomendasikan

sampai terjadi penurunan hematocrit hingga 24% (hemoglobin< 8.0 g/dL),

tetapi ini diperlukan untuk menghitung banyaknya darah yang hilang,

contohnya pada penyakit jantung dimana diberikan transfusi jika

kehilangan darah 800 mL.

Tabel Redistribusi dan evaporasi kehilangn cairan saat pembedahan

DERAJAT DARI TRAUMA JARINGAN                           PENAMBAHAN

CAIRAN

MINIMAL (contoh hernioraphy)                                                     0 – 2

ML/KG

SEDANG  ( contoh cholecystectomy)                                               2 – 4

ML/KG

BERAT (contohreseksi usus)                                                            4 – 8

ML/KG

Petunjuk lain yang biasa digunakan sebagai berikut:

(1) satu unit sel darah merah sel akan meningkatkan hemoglobin 1 g/dL

dan hematocrit 2-3% (pada orang dewasa); dan 

Page 17: Kebutuhan Cairan Tubuh Manusia

(2) 10mL/kg transfusi sel darah merah akan meningkatkan hemoglobin

3g/dL dan hematocrit 10%.

Menggantikan Hilangnya Cairan Redistribusi dan Evaporasi

Sebab kehilangan cairan ini dihubungkan dengan ukuran luka dan tingkat

manipulasi dan pembedahan, dapat digolongkan menurut derajat trauma

jaringan. Kehilangan cairan tambahan ini dapat digantikan menurut tabel

di atas, berdasar pada apakah trauma jaringan adalah minimal, moderat,

atau berat. Ini hanyalah petunjuk, dan kebutuhan yang sebenarnya

bervariasi pada masing-masing pasien.

Referensi: Morgan, G. Edward. 2005. Clinical Anesthesiology, 4th Edition.

Mc Graw-Hill Companies, Inc. United State.