Upload
novie-nova-yuhelman
View
741
Download
19
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara dengan jumlah penduduk yang cukup besar.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363
jiwa (BPS, 2010). Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumah
penduduk terbesar ke-4 di dunia. Permasalahan kesehatan pada negara dengan jumlah
penduduk yang begitu besar, tentunya memerlukan perhatian dan manajemen pelayanan
kesehatan yang baik.
Pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan gigi untuk seluruh penduduk Indonesia
secara langsung dan tidak langsung berhubungan dengan ketersediaan tenaga kesehatan gigi.
Berdasarkan data registrasi dokter gigi di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), diketahui
bahwa jumlah dokter gigi yang terdaftar pada tahun 2010 adalah sebanyak 22.237 orang yang
terdiri dari 20.665 orang dokter gigi umum dan 1.582 orang dokter gigi spesialis. Dengan
demikian secara kasar perbandingan antara jumlah dokter gigi umum dengan jumlah
penduduk adalah sebesar 1:11.496 sedangkan untuk dokter gigi spesialis sebesar 1:150.162.
Berdasarkan indikator Indonesia Sehat 2010, rasio ideal untuk jumlah dokter gigi dengan
jumlah penduduk adalah 11 dokter gigi untuk 100.000 penduduk atau 1:9090.
Kesehatan gigi mempunyai peran vital bagi kesehatan secara keseluruhan. Kesehatan
gigi dan mulut akan berdampak pada kesehatan umum secara keseluruhan. Pelayanan
kesehatan gigi dan mulut termasuk dalam pelayanan kesehatan dasar.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 sebanyak 89 dari 100 anak
dengan usia kurang dari 12 tahun menderita karies (gigi berlubang). Oleh karena itu
1
pemerintah sedang mengupayakan peningkatan akses masyarakat untuk mendapat pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
Salah satu upaya untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi
masyarakat adalah dengan program dokter gigi keluarga. Hal tersebut sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No. 1415/MENKES/SK/X/2005 tentang Kebijakan
Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana standar perizinan praktek dokter gigi keluarga?
2. Bagaimana sistem pembiayaan yang digunakan pada dokter gigi keluarga?
3. Bagaimana upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh dokter gigi keluarga?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui standar perizinan dokter gigi keluarga.
2. Mengetahui dan mengkaji sistem pembiayaan yang digunakan pada dokter gigi keluarga.
3. Mengetahui macam-macam pencegahan yang dapat dilakukan oleh dokter gigi keluarga.
1.4 Manfaat
1. Menjadi tambahan referensi dan kontribusi wawasan keilmuan dalam bidang kedokteran
gigi keluarga dan pencegahan.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai dokter gigi keluarga dan macam-macam
pencegahan proses karies.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Pustaka
2.1.1 Dokter Gigi Keluarga
Pengertian pelayanan kedokteran gigi keluarga adalah suatu upaya kesehatan perorangan
dalam kesehatan gigii dan mulut secara paripurna yang memusatkan layanannya kepada setiap
individu dalam suatu keluarga. Adapun definisi Dokter Gigi Keluarga (DGK) adalah dokter gigi
yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan asuhan berorientasi masyarakat unit
keluarga, berfungsi sebagai kontak pertama, lingkup garapannya sehat dan sakit, melaksanakan
pelayanan kesehatan gigi dan mulutmeneluruh, mengutamakan promotif- prefentif, bekerja
proaktif, berbasis faktor resiko dan rujukan, menjaga kesinambungan dan holistik, bertanggung
jawan menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut keluarga binaannya, penerapan
IPTEKDOKGI yang benar,serta memperhatikan kendali mutu dan biaya.
Visi Dokter Gigi Keluarga dalah untuk menciptakan kemandirian keluarga dalam
upaya pemeliharaan kesgi dan tercapainya derajat kesehatan gigi setinggi-tingginya melalui
pelayanan kedokteran gigi keluarga secara efisien, efektif, adil-merata, dan bermutu.
Misi Dokter Gigi Keluarga
a. Mendorong kemandirian keluarga dalam menjaga dan memelihara kesgilut
b. Mengusahakan tersedianya pelayanan DGK yang merata, bermutu, dan terjangkau
c. Memberikan pelayanan, memelihara, meningkatkan kesgi perorangan serta
masyarakat (keluarga binaan) sehingga tercapai kesehatan gigi yang diharapkan
3
d. Meningkatkan profesionalisme DGK dalam mengemban peran, tugas, dan
fungsinya
e. Meningkatkan kemitraan dengan profesi, institusi pendidikan, dan pihak-pihak
lain.
Prinsip Pelayanan
a. SebagaiUKP (upaya kesehatan perorangan) strata pertama merupakan pelayanan
paripurna dalam kesehatan gigi dan mulut.
b. Meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut yg setinggi-tingginya dari
pengguna jasa dalam konteks keluarga
Hakikat Dokter Gigi Keluarga
a. Punya keluarga binaan (KKB+AKB)
b. Mengenal keluarga binaan
c. Keluarga binaan setia (berkesinambungan)
d. Pelayanan yang profesional – ramah tamah, menyenangkan, tidak menakutkan,
tidak menyakitkan (perawatan dini)
e. Seluruh keluarga yang sakit dan sehat tertangani 100%
Prinsip Pelayanan Dokter Gigi Keluarga
a. Meningkatkan kesgilut yang setinggi-tingginya dari pengguna jasa dalam konteks
keluarga. Seluruh anggota keluarga memiliki rekam medis terpadu. Hanya 1 rekam
medis bagi seluruh anggota keluarga [family folder]
b. Melakukan kebutuhan pemeriksaan kesgilut secara menyeluruh bagi seluruh anggota
keluarga.
4
c. Melakukan Rencana terapi dan asuhan komprehensif meliputi tingkat pencegahan
secara rinci termasuk rujukannya dan dikomunikasikan kepada keluarga binaan untuk
persetujuan tindakan medik gigi.
d. Pelayanan bersifat menyeluruh dengan memperhatikan kesehatan gigi mulut sebagai
bagian dari kesehatan secara umum untuk perawatan individu disertai dengan
program asuhan kesehatan komunitas keluarga binaan.termasuk terapi/ rencana
pengobatan masalah kesehatan gigi dan mulut.
e. Melaksanakan segala tindakan secara profesional dengan mengacu pada bukti-bukti
klinik dan epidemiologik yang ada
f. Melakukan tindakan/ terapi yang sesuai dengan prosedur standar baku yang harus
selalu diikuti, dan selalu dievaluasi untuk peningkatan mutu pelayanan.
Standar Perizinan Kedokteran Gigi Keluarga
Standar 1: Sumber Daya Manusia (Tenaga)
Pelayanan kedokteran gigi keluarga dapat terlaksana secara efektif dan efisien bila
didukung dengan tenaga yang mampu baik secara perorangan (solo practice) atau
berkelompok (group practice), keduanya harus bekerja daam satu tim yang
meliputi dokter gigi keluarga, perawat gigi, dan tenaga administrasi.
Kriteria : Dokter gigi yang mempunyai SIP (Surat Ijin Praktek) dan telah
mendapat sertifikasi sebagai dokter gigi keluarga. Perawat gigi yang mampu
melakukan asuhan kesehatan gigi dan mempunyai SIK (Surat Ijin Kerja). Tenaga
administrasi yang terlatih di bidang administrasi yang dapat juga dirangkap oleh
perawat gigi
5
Indikator : Adanya SIP (Surat Ijin Praktek) dan sertifikasi dokter gigi keluarga
atas nama yang bersangkutan dan telah terdaftar di Depkes RI. Adanya SIPG
(Surat Ijin Perawat Gigi) dan SIK (Surat Ijin Kerja) atas nama perawat gigi yang
terlibat dalam pelayanan dokter gigi keluarga.
Penjelasan : Dokter gigi yang telah memperoleh pelatihan dokter gigi dan
memperoleh sertifikat dari yang berwenang. Dokter gigi yang telah memperoleh
materi pelajaran terkait dengan kedokteran gigi keluarga dari kurikulum formal.
Dokter gigi yang dinyatakan lulus dari ujian “PKGK” (Pelayanan kedokteran gigi
keluarga).
Standar 2 : Agar tim dokter gigi keluarga dapat bekerja dengan baik, diperlukan
manajemen sumber daya manusia.
Kriteria : Memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas untuk masing-masing
personil
Indikator : Adanya dokumen uraian tugas dan fungsinya.
Standar 3 : sarana, prasarana, dan peralatan
Tempat praktek dokter gigi keluarga memiliki lingkungan yang bersih, sehat,
mudah dijangkau, nyaman dan aman bagi pelaksana, pengguna jasa, serta
dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memenuhi syarat.
6
2.1.2 Dental Health Education (DHE)
Dental Health Education atau Pendidikan Kesehatan Gigi adalah suatu proses belajar
yang ditujukan kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi
yang setinggi-tingginya.
a. Menurut Prof. Soeria Soemantri : Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu usaha atau aktivitas
yang mempengaruhi orang-orang untuk bertingkah laku sedemikian rupa sehingga baik untuk
kesehatan gigi dan mulut pribadi maupun masyarakat.
b. Menurut Bastian :Semua aktivitas yang membantu menghasilkan penghargaan masyarakat
akan kesehatan gigi dan memberikan pengertian akan cara-cara bagaimana memelihara mulut.
Pelaksanaan DHE
a. Kontrol Plak
Pengertian : Tindakan untuk memeriksa bersih tidaknya gigi dengan
menggunakan bahan pewarna plak.
Tujuan : Untuk menunjukkan gigi sudah bersih atau masih kotor. Untuk melihat
apakah cara menyikat gigi sudah baik dan benar
Pelaksanaan:
1. Bila bahan pewarna berupa cairan, teteskan di ujung lidah dan dengan lidah
dioleskan ke seluruh gigi.
2. Bila bahan pewarna berupa tablet, kunyahlah dan ratakan dengan lidah
keseluruh pemukaan gigi.
Penilaian : Melalui cermin dapat dilihat keadaan gigi yang masih kotor :
• Bagian gigi yang masih berwarna merah menunjukkan adanya plak.
7
• Bahan pewarna plak ada beberapa bentuk yaitu : berupa cairan, tablet, bubuk
(sumbah kue).
b. Cara Sikat Gigi
Menggosok gigi tiap hari dengan cara yang salah tidaklah membantu dalam
mengurangi akumulasi plak pada gigi. Metode penyikatan gigi harus dapat
membersihkan semua permukaan gigi, khsususnya daerah leher gingiva dan daerah
interdental. Gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lukank maupun jaringan
keras. Metode harus tersusun dengan baik sehingga setiap bagian gigi geligi dapat
disikat bergantian dan tidak ada daerah yang terlewatkan.
Beberapa metode penyikatan gigi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tekhnik Horizontal
Semua permukaan gigi di gogok dengan maju mundur seperti menggosok lantai.
Teknik ini biasanya dianjurkan pada anak-anak.
2. Teknik Fone
Gigi dalam keadaan okulasi, bulu sikat ditekan kuat-kuat dan digerakan melingkar
selebar mungkin. Untuk permukaan oklusal, lingual digosok dengan gerakan maju
mundur. Teknik ini baik untuk gigi yang lengkap dan memiliki oklusi yang baik.
3. Teknik Charter
Bulu-bulu sikat mengarah ke permukaan oklusal membentuk sudut 45º, sikat
ditekan sehingga serabut-serabutnya melengkung dengan ujung ditekan diantara
kedua gigi kemudian dengan gerakan memutar pada gagangnya, ujung sikat
dipertahankan pada posisi ini. Tehnik ini dianjurkan untuk pendertia dengan
daerah interdental yang terbuka.
8
4. Teknik Roll
Tehnik roll sangat bermanfaat bila digunakan pada gingival yang sensitive.
Bagian samping sikat diletakkan berkontak dengan bagian samping gigi dengan
bulu sikat mengarah ke apikal dan sejajar terhadap sumbu gigi. Sikat kemudian
diputar perlahan-lahan ke bawah pada rahang atas dan keatas pada rahang bawah
sehingga bulu sikat menyapu daerah gusi dan gigi. Permukaan oklusal dapat
disikat dengan gerakan rotasi.
5. Teknik Stillman
Posisi bulu sikat sama dengan tehnik roll tetapi dekat dengan mahkota gigi,
digerakan maju mundur, Tehnik ini dilakukan sebanyak delapan kali tiap daerah
interproksimal, membersihkan dan memijat.
6. Teknik Bass
Tehnik lain yang dapat digunakan adalah tehnik Bass. Tehnik ini baik digunakan
bila gingival dalam keadaan sehat, karena tehnik ini dapat menimbulkan rasa sakit
bila digunakan pada jaringan yang terinflamasi dan sensititf. Pada tehnik ini ujung
sikat harus dipegang sedemikian rupa sehingga bulu sikat terletak 45 derajat
terhadap sumbu gigi, dengan ujung bulu sikat mengarah ke leher ginggiva. Sikat
kemudian ditekan kearah ginggiva dan digerakkan dengan gerakan memutar yang
kecil sehingga bulu sikat masuk ke daerah leher ginggiva dan juga terdorong
masuk diantara gigi.
c. Edukasi
Persiapan :
1. Identifikasi masalah
9
2. Pendekatan pada tokoh masarakat
3. Menyiapkan jadwal penyuluhan
4. Menentukan metode penyuluhan
5. Menyiapkan materi dan alat peraga
Pelaksanaan :
Dapat dilaksanakan di TK, SD, Pos Yandu atau pada pertemuan – pertemuan
keluarga, PKK
Materi penyuluhan :
Disesuaikan dengan sasaran dan keadaan.
Metode penyuluhan :
1. Ceramah / tanya jawab
2. Demonstrasi sikat gigi.
3. Diskusi
4. Konseling / konseling pribadi.
Pemilihan metode disesuaikan dengan jenis dan jumlah kelompok sasaran dan
tempat pelaksanaan.
Alat Peraga
Alat peraga yang dapat digunakan adalah
Alat peraga utama : gigi geligi masing – masing yang dapat diliat melalui
cermin.
Alat peraga menurut sifatnya :
Visual /Audio/ Audio visual
Poster
10
Flipchart
Booklet
Pamflets
Models. Dan lain-lain – Tape
Pendekatan :
Pendekatan langsung : Petugas berhadapan langsung dengan sasaran
Pendekatan tak langsung: Petugas tidak langsung berhadapan dengan
sasaran, sasaran dapat diberi penyuluhan melalui poster atau alat bantu
lainnya.
Evaluasi :
Mengamati serta memperhatikan sasaran selama penyampaian penyuluhan
Tanya – jawab
Kuensioner
Penilaian terhadap perubahan prilaku dari hasil penyuluhan dilakukan
enam bulan sekali disesuaikan dengan tenaga yang ada.
d. Makanan/Nutrisi Untuk Kesehatan Gigi
Pada dasarnya karbohidrat dalam makanan merupakan substrat untuk bakteri, yang
melalui proses sintesa akan diubah menjadi zat-zat yang merusak jaringan mulut.
Adapun makanan yang dianjurkan adalah makanan yang banyak mengandung serat
dan air, Jenis makanan ini memiliki efek cleansing yang baik serta vitamin yang
terkandung didalamnya akan memberi daya tahan pada jaringan peyangga gigi.
11
2.1.3 Flour
Pengertian Fluor menurut Tomasowa (1982) adalah Elemen yang mutlak diperlukan
untuk pembentukan tulang dan gigi. Menurut Djuita Fluor adalah salah satu mineral esensial
pembentukan gigi dan tulang, Fluor mempunyai sifat anti bakteri sehingga dapat menghambat
terbentuknya enzim.
Fungsi Fluor untuk Tubuh
a. Mineralisasi tulang
b. Mencegah Osteoporosis
c. Pengerasan email gigi
d. Mencegah lubang gigi
e. Membunuh bakteri mulut penyebabpembengkakan gusi
Manfaat Fluor
a. AFP, mudah di peroleh di apotek, kekurangan fluor harus menggunakan alat khusus
untuk aplikasinya (%) penurunan karies 30-40%.
b. Fluor berbentuk obat tetes. Fluor dalam bentuk obat tetes biasanya d campur dengan
vitamin untk bayi dan balita.
c. Fluor berbentuk gel. Diletakkan pad Mouth Guard/sendok cantik, kemudian di pakai
anak2 2-3 menit.
d. Fluor dalam pasta gigi. Hasil dari lebih 100 uji cb beberapa bahan fluor mwujudkan
bahwa dg menggosok gigi d pasta gigi berfluor akan menurunkan insidensi karies gigi
(Depkes RI, 1997).
12
e. Fluor berbentuk larutan. Larutan Fluor (SnF2) biasanya dicampur dengan larutan
pengencer atau pemanis (Tarigan,1990)
Aplikasi Flour
Penggunaan fluoride dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara sistemik dan lokal.
Penggunaan secara sistemik bisa berupa tablet, obat tetes, dan fluoridasi air minum. Sedangkan
pemberian secara lokal dapat berupa topikal aplikasi, penggunaan pasta gigi yang mengandung
fluor, dan obat kumur.
a. Pemberian Fluor Secara Sistemik
Fluoridasi Air Minum
Fluoridasi air minum sudah mulai dilakukan di berbagai belahan dunia sejak tahun
1900an. Dari berbagai penelitian ditemukan sejumlah bukti awal bahwa kadar fluor
minimal tertentu dalam air minum dapat menghambat karies gigi – gigi anak tanpa
menimbulkan bintik – bintik (motling) pada enamel. Kadar fluor dalam air minum
yang efektif dalam menghambat karies gigi adalah di bawah kadar yang
menyebabkan enamel motling yang ringan. Kadar fluor air minum ± 1 ppm telah
terbukti mampu menurunkan resiko karies cukup nyata tanpa adanya bercak yang
berarti pada enamel. Penambahan fluor sebaiknya sewaktu tahap perkembangan gigi
erupsi dan setelah erupsi agar reduksi karies efektif dan maksimal. Oleh karena
pengaruh pemberian fluor yang lengkap terhadap karies gigi sulung dan permanen
pada usia > 10 tahun hanya dapat diharapkan setelah 12-13 tahun fluoridasi air
minum. Hubungan gigi dengan fluor selama kalsifikasi dan erupsi memberikan
perlindungan terhadap karies gigi dan perlindungan ini bertahan selama kontrol
13
dengan fluor diteruskan dan akan menghilang dengan lambat bila dihilangkan. Jadi
untuk memperoleh pengaruh antikaries terbesar pemberian fluor secara periodik
merupakan suatu keharusan. Meskipun efek positif fluoridasi air minum begitu
banyak, namun terdapat aspek negatif daripada fluoridasi air minum antara lain anak
cenderung melakukan pemeriksaan / perawatan rutin pada umur yang lebih tua dan
dokter gigi cenderung berpendapat bahwa tidak ada pencegahan lain yang diperlukan
dan efektif. Padahal sebenarnya bagi perorangan perlu dilengkapi dengan kunjungan
rutin (yang dini) ke dokter gigi untuk menerima perawatan pencegahan yang lain dan
perawatan restorasi (bila perlu) untuk program kesehatan gigi yang lengkap.
Tablet Fluor
Di jerman anak usia 3-4 tahun tiap hari diberi 1mg tablet fluor (NaF) selama 3 tahun
dan menunjukkan reduksi karies sebesar 38% sedangkan anak usia 6 tahun duberi 1
tablet / hari selama 6 tahun dan menunjukkan DMF(s)nya menurun sebanyak 26%.
Menurut berbagai penelitian, tablet NaF dapat menurunkan karies gigi sebanding
dengan hasil yang dicapai pada fluoridasi air minum.
Anjuran pemberian dosisnya :
(1 tablet NaF = 2,21mg NaF = 1mg F)
Anak usia 0-2 tahun à 1 tablet untuk 1 quart hari
Anak usia 2-3 tahun à 1 tablet untuk selang 1 hari
Anak usia 3-10 tahun à 1 tablet / hari
Bila air minum yang mengandung fluor ≥ 0,5 ppm maka tablet tidak dianjurkan. Di
Indonesia menurut Suwelo anjuran pemberian tablet adalah untuk daerah – daerah
yang kadar fluor air minumnya < 0,3 ppm, dengan dosis pemakaian :
14
Anak usia 0-2 tahun à 0,25 mg / hari atau ¼ tablet
Anak usia 2-4 tahun à 0,5 mg / hari atau ½ tablet
Anak usia > 4 tahun à 0,5 – 1 mg tablet / hari atau ½ – 1 table
Untuk air kemasan à 0,002 – 0,28 ppm
Obat Tetes Fluor
Biasanya terdiri dari larutan NaF yang ditambahkan dalam air minum sari buah anak.
Dengan cara ini seharusnya hasilnya serupa dengan tablet, namun ada orang tua yang
mengira apabila bila 5 tetes baik berarti pemberian 10 tetes (2 kali lipatnya) jauh lebih
baik, padahal tidak demikian. Alat penetesannya bervariasi dalam memberikan volume
tetesnya sehingga kelemahan dari fluoridasi dengan obat tetes ini adalah
kecenderungan terbentuk mottling.
b. Pemberian Fluor Secara Lokal
Topikal Aplikasi Fluor
Diutamakan untuk masyarakat yang tidak mendapat manfaat dari fluoridasi air
minum, manfaat kerja fluor tergantung pada metode terapi sistemik lain seperti tablet
F atau beberapa terapi fluor secara topical seperti penggunaan topical aplikasi fluor di
ruang kerja dokter gigi dan pemakaian sendiri pasta gigi yang mengandung fluor.
Terdapat beberapa variasi yang berhubungan dengan topical aplikasi dengan fluor :
Sifat Fluor
Senyawa yang banyak mendapat perhatian antara lain Neutral Sodium Fluoride
(NaF), Acidulated Sodium Fluoride Phosphate, Stannous Fluoride (SnF2).
Acidulated Sodium Fluoride Phosphate dan SnF secara konsisten memberikan
15
daya perlindungan lebih besar terhadap karies dibandingkan Neutral Sodium
Fluoride. Acidulated solution dari NaF dan SnF2 lebih efektif daripada larutan
netralnya. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya reduksi karies sebesar 70%
(untuh OH baik) dan reduksi karies sebesar 36% (untuk OH jelek) pad
apemberian 1,23% NaF dan 0,1 M Asam Fosfat dengan 1x pemberian / tahun.
Rata – rata terjadi 30-45% reduksi karies sekunder setelah perawatan topikal
aplikasi fluor.
Konsentrasi Fluor
Konsentrasi yang paling sering digunakan adalah larutan NaF 2% dan SnF2 8%.
Sebagai pasta propilaksis, tingkatkan pasta NaF dan SnF2 namun ini akan member
efek rasa tidak enak. Agar lebih enak campurkan 10 cc larutan SnF2 8% dengan 1-
2 tetes perasa jeruk dan 10 gr bhan abrasive.
Jumlah Aplikasi
Sebaiknya diberikan pada saat anak control rutin ke dokter gigi yaitu tiap 6 bulan
sekali. Reduksi karies maksimum didapat :
Larutan NaF 2% à 4x / tahun
Larutan Na acidulated fluoride à 1-2x / tahun
Larutan SnF2 8% à 1-2x / tahun
Obat Kumur Fluor
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pemberian 0,25% larutan NaF 2 kali sehari
untuk obat kumur mampu mereduksi karies sebesar 80 – 90% (dalam periode > 10
tahun). Terdapat dosis letal fluor yang apabila tertelan dapat menyebabkan kematian
yaitu 0,5 gr NaF yang apabila termakan anak usia 5-8 tahun dapat menyebabkan
16
kematian. Selain itu diperkirakan 0,3 gr NaF yang dimasukkan dalam 4 fl O2 (120cc)
obat kumur juga mendekati dosis letal yang potensial (bila terminum semua). Oleh
karenanya pengawasan orangtua sangat penting pada saat anak menggunakan obat
kumur yang mengandung fluor. Selain itu hendaknya orangtua lebih berhati – hati
dalam penyimpanan preparat fluor, sebaiknya dijauhkan dari jangkauan anak – anak.
Cara Kerja Fluor Dalam Manghambat Karies Gigi
Mekanisme fluor dapat mencegah karies gigi belum dapat ditemukan secara jelas, namun
pada intinya fluor dapat berikatan dengan enamel dengan membentuk ikatan fluoroapatit
yang lebih stabil dibandingkan dengan hidroksiapatit yang kurang stabil terutama bila
terpapar asam. Namun, dalam penemuan terbaru, selain pembentukan fluoroapatit,
ditemukan pula adanya CaF2 setelah pemberian topikal aplikasi fluoride. CaF2 dapat
menyediakan ion bebas fluor yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan fluoroapatit
atau juga untuk menghadapi proses kariogenik.
Terdapat tiga prinsip perlekatan Fluor dengan permukaan enamel yakni sebagai berikut :
Perpindahan ion antara F- dengan OH- dalam apatit sehingga membentuk lapisan
fluorapatit.
Adanya pertumbuhan pembentukan kristal fluoropatit dari larutan supersaturasi.
Pelarutan apatit dengan pembentukan CaF2
Fluorapatit memiliki mekanisme pencegahan terhadap karies, sebagai berikut :
a. Sistemik : Fluor bergabung dengan gigi pada waktu kalsifikasi à bila sejumlah
besar fluor terdapat dalam iar minum pada waktu kalsifikasi gigi à gigi tersebut
kandungan fluornya akan meningkat setelah erupsi.
17
b. Lokal / Topikal
Mencegah demineralisasi
Gigi yang diberi fluor memiliki penurunan daya larut enamel dalam asam rongga
mulut. Dengan cara mengurangi permeabilitas enamel maka mineral yang
terkandung dalam gigi tidak cepat terlarut dalam saliva, melainkan digantikan
oleh ion-ion F bebas pada permukaan enamel.
Memiliki sifat antibakteri
Pada keadaan ph rendah, fluoride akan berdifusi ke dalam Hydrofluoric Acid. Hal
ini menyebabkan fluoride menghambat metabolisme karbohidrat oleh bakteri
kariogenik sehingga menghalangi pembentukan asam dari karbohidrat oleh
mikroorganisme dalam mulut. Ini berlaku pula terhadap gigi yang mendapat fluor
secara sistemik.
Mempercepat remineralisasi
Dengan cara mengubah lingkungan permukaan enamel sehingga transfer ion
antara saliva dan enamel dipercepat ke arah enamel. Keadaan ini mengakibatkan
reionisasi pada permukaan yang terdemineralisasi menjadi lebih cepat.
2.1.4 Pit and Fissure Sealant
Pit dan fissure sealant adalah suatu tindakan pencegahan karies pada gigi yang secara
anatomis mempunyai pit dan fissure yang dalam yang karenanya lebih gampang terserang karies,
untuk dibentuk kembali dan diisi dengan bahan sealant agar gigi tersebut menjadi lebih tahan
terhadap serangan karies gigi. Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah sebagai
berikut:
18
a. Dalam, pit dan fisura ondition
b. Pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimal
c. Karies pa rda pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen lainnya
d. Tidak adanya karies interproximal
e. Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva
f. Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.
Sedangkan kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah
a. Self cleansing yang baik pada pit dan fisura
b. Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproximal yang
memerlukan perawatan
c. Banyaknya karies interproximal dan restorasi
d. Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi
saliva
e. Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun.
Cara aplikasi pit danfissure sealant
a. Sistem Etsa
Gigi dberikan OP terlebih dahulu
Isolasi dan keringkan permukaan gigi
Etsa fissure selama 15 sampai 30 detik
Irigasi dan keringkan dengan semprotan udara ringan
Akan muncul bercak putih setelah dilakukan etsa karena terbentuk tag
pada gigi untuk retensi
Aplikasi bonding lalu sinar selama 20 sampai 40 detik
19
Aplikasi flowable RK lalu sinar selama 20 sampai 40 detik
Cek oklusi dengan onditioner paper
b. Sistem Non Etsa
Irigasi pit dan fissure
Keringkan permukaannya
Aplikasikan cairan onditioner
Irigasi dan keringkan
Aplikasikan GIC
Jangan terkena air selama 1 jam
2.2 Kerangka Konsep
20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Drg. Bintang siap mengabdi sebagai dokter gigi keluarga dan telah mempersiapkan
standar perizinan, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana pada tempat prakteknya.
Upaya kesehatan yang dilakukan drg. Bintang pendekatan dengan tahap dental education dan
beberapa prosedur pencegahan proses karies di antaranya pit dan fissure sealant, selain itu drg.
Bintang akan menyampaikan pola makan yang benar. Dalam menjalankan prakteknya drg.
Bintang menerima seorang ibu, mengeluhkan bahwa anak laki-lakinya yang berumur 8 tahun,
giginya banyak yang keropos. Gigi belakang dan beberapa gigi depannya yang baru tumbuh juga
sudah mulai nampak akan berlubang. Si Ibu menginginkan anaknya untuk dirawat giginya agar
giginya tetap baik dan tidak mudah berlubang. Pada pemeriksaan klinis, dokter gigi mengatakan
bahwa giginya mengalami rampan karies. Selain dilakukan perawatan pada gigi-gigi yang telah
berlubang dengan penambalan, dokter gigi melakukan pemberian fluor secara sistemik dan
topical (topical aplikasi fluor) pada rahang atas maupun bawahnya. Sistem pembiayaan yang
telah disepakati drg. Bintang dengan cara kapitasi karena merasa cukup dan efisien.
3.2 Pertanyaan
Jelaskan bagaimana praktek dokter gigi keluarga yang dilaksanakan drg. Bintang!
3.3 Terminologi
1. Dental health education: disebut juga Pendidikan Kesehatan Gigi adalah suatu proses belajar
yang ditujukan kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan
gigi dan mulut yang setinggi-tingginya.
21
2. Karies: penyakit jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin dan sementum, yang disebabkan
oleh aktivitas mikroba dalam suatu karbohidrat yang dapat difermentasikan. Karies ditandai
dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan
bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran
infeksi ke jaringan periapikal yang dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri yang dapat
bertambah sakit akibat makanan atau minuman yang manis, bersuhu panas ataupun dingin.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies adalah gigi, plak, substrat, dan
waktu.
3. Fluor: suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang F dan nomor atom 9.
Namanya berasal dari bahasa Latin fluere, berarti "mengalir". Dia merupakan gas halogen
univalen beracun berwarna kuning-hijau yang paling reaktif secara kimia dan elektronegatif
dari seluruh unsur. Fluor adalah zat yang dapat melindungi gigi dari kerusakan dan fungsinya
adalah menjaga agar tulang dan gigi tetap kuat.
4. Rampan karies: istilah yang di gunakan untuk mengambarkan suatu keadaan sebahagian
besar atau semua gigi susu yang mengalami kerusakan (karies) secara luas dan berkembang
dengan cepat.
5. Pit dan fissure sealant: Pit dan fissure sealant adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya
karies pada permukaan oklusal gigi yang rentan terhadap karies yaitu dengan melapisi atau
memasukkan resin kedalam pit dan fissure gigi. Fissure sealant adalah suatu komponen dari
bahan tumpatan komposit resin yang mengandung polimer organic yang berfungsi membantu
memberikan retensi untuk penutupan pada permukaan email didaerah pit dan fissure.
22
6. Pembiayaan kapitasi: suatu cara pengendalian biaya dengan menempatkan fasilitas kesehatan
pada posisi menanggung resiko, seluruhnya atau sebagian, dengan cara menerima
pembayaran atas dasar jumlah jiwa yang ditanggung.
3.4 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana standar perizinan dokter gigi keluarga?
2. Bagaimana bentuk pendekatan dental health education?
3. Sumber daya manusia yang bagaimana, sarana dan prasarana apa yang harus dipersiapkan
pada praktek dokter gigi keluarga?
4. Apa yang dimaksud dengan pembiayaan kapitasi dan bagaimana sistem pembiayaan kapitasi
tersebut?
5. Bagaimana pola makan yang benar yang berkaitan dengan karies?
6. Bagaimana cara pemakaian fluor secara sistemik dan topical?
7. Bagaimana pencegahan karies dengan pit dan fissure sealant?
8. Bagaimana perawatan rampan karies?
3.5 Analisa Masalah
1. Bagaimana standar perizinan dokter gigi keluarga?
Standar 1: Sumber Daya Manusia (Tenaga)
Pelayanan kedokteran gigi keluarga dapat terlaksana secara efektif dan efisien bila
didukung dengan tenaga yang mampu baik secara perorangan (solo practice) atau
berkelompok (group practice), keduanya harus bekerja daam satu tim yang meliputi
dokter gigi keluarga, perawat gigi, dan tenaga administrasi.
Kriteria : Dokter gigi yang mempunyai SIP (Surat Ijin Praktek) dan telah mendapat
sertifikasi sebagai dokter gigi keluarga. Perawat gigi yang mampu melakukan asuhan
23
kesehatan gigi dan mempunyai SIK (Surat Ijin Kerja). Tenaga administrasi yang
terlatih di bidang administrasi yang dapat juga dirangkap oleh perawat gigi
Indikator : Adanya SIP (Surat Ijin Praktek) dan sertifikasi dokter gigi keluarga atas
nama yang bersangkutan dan telah terdaftar di Depkes RI. Adanya SIPG (Surat Ijin
Perawat Gigi) dan SIK (Surat Ijin Kerja) atas nama perawat gigi yang terlibat dalam
pelayanan dokter gigi keluarga.
Penjelasan : Dokter gigi yang telah memperoleh pelatihan dokter gigi dan
memperoleh sertifikat dari yang berwenang. Dokter gigi yang telah memperoleh
materi pelajaran terkait dengan kedokteran gigi keluarga dari kurikulum formal.
Dokter gigi yang dinyatakan lulus dari ujian “PKGK” (Pelayanan kedokteran gigi
keluarga).
Standar 2 : Agar tim dokter gigi keluarga dapat bekerja dengan baik, diperlukan
manajemen sumber daya manusia.
Kriteria : Memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas untuk masing-masing personil
Indikator : Adanya dokumen uraian tugas dan fungsinya.
Standar 3 : sarana, prasarana, dan peralatan
Tempat praktek dokter gigi keluarga memiliki lingkungan yang bersih, sehat, mudah
dijangkau, nyaman dan aman bagi pelaksana, pengguna jasa, serta dilengkapi dengan
peralatan medis dan nonmedis yang memenuhi syarat.
2. Bagaimana bentuk pendekatan dental health education?
Pendekatan Sugestif
Pemberian penjelasan tidak secara logis, cenderung memberi penekanan dan arahan
melalui perasaan dan emosi dengan cara membujuk orang lain secara langsung/tidak
langsung dengan suatu ide atau kepercayaan yang meyakinkan. Penyuluhan secara
sugestif relatif cepat, sangat berhasil pada masyarakat yang pendidikan dan ekonominya
kurang baik. Kelemahannya: mudah melupakan hasil penyuluhan yang telah
24
dilaksanakan. Agar dapat berhasil dengan baik, perlu dibantu dengan alat peraga edukatif
yang merangsang emosi manusia.
Pendekatan Persuasif
Persuasif adalah rancangan komunikasi yang berkaitan dengan pendidikan pada manusia
untuk mempengaruhi orang lain dengan memodifikasi kepercayaan, nilai-nilai atau
perilaku secara fakta dan logika. Menunjukkan suatu fakta, menguraikan sebab akibat,
menunjukkan konsekwensi suatu masalah, menjelaskan mengapa harus melakukan
perubahan perilaku yang berkaitan dengan topik masalah dengan peninjauan dari
berbagai segi pandang.
3. Sumber daya manusia yang bagaimana, sarana dan prasarana apa yang harus dipersiapkan
pada praktek dokter gigi keluarga?
Sumber daya manusia
Pelayanan kedokteran gigi keluarga dapat dapat terlaksana secara efektif dan efisien bila
didukung dengan tenaga yang mampu baik secara perorangan (solo practice) atau
berkelompok (group practice), keduanya harus bekerja dalam satu tim yang meliputi
dokter gigi keluarga,perawat gigi, dan tenaga administrasi.
Sarana dan prasarana
Tempat praktek dokter gigi keluarga memiliki lingkungan yang bersih, sehat,mudah
dijangkau, nyaman dan aman bagi pelaksana, pengguna jasa, serta dilengkapi dengan
peralatan medis yang memenuhi syarat.
Alat-alat Besar: Dental Chair, Kompressor/tabung oksigen.
Instrumentarium:
- Alat diagnostic: tangkai kaca mulut, pinset dental, sonde lengkung, excavator
berujung dua masing-masing 6 buah.
- Alat konservasi: Instrumen plastis berujung dua, penumpat semen berujung dua
(kecil), burniser besar, burniser kecil, penumpat amalgam besar berujung, plastik ,
25
pengaduk semen berujung dua, pistol amalgam, glass slab /plat, matriks and band,
dan amalgamator.
- Alat pembersih karang gigi: Scaler tipe kuret, scaler tipe Hoe, scaler tipe Sikle,
scaler tipe Chaisel, scaler tipe Chaisel, scaler tipe Wing Shape, needle Holder.
- Alat pencabut gigi dewasa: 1 set tang dewasa 1 set, 1 set tang anak-anak, Bein
lurus besar 1 buah, Bein lurus kecil 1 buah, Bein bengkok mesial 1 buah , Bein
bengkok distal 1 buah, Crayer mesial 1 buah, Crayer distal 1 buah, Bein Bengkok
Mesial 1 buah, Bein Bengkok Distal 1 buah
- Peralatan bedah mulut sederhana: Scalpel blades 1 Buah, Scalpel handle 1 Buah,
Gunting 1 Buah, Jarum bedah half moon pangkal terbuka dan benang 1 Buah,
Knabel tang 1Buah, Alveolectomy/Bone files 1 Buah, Arteri clamp 1 Buah,
Mangkuk ginjal 1 Buah, Needle Holder 1 Buah, Lip Retractor 1 Buah.
- Peralatan Tambahan: Sphymomanometer (Tensimeter) 1 buah, Stetoscope 1
buah.
- Peralatan kedokteran gigi lengkap: Periodental Probe 1 buah, Tempat kapas
dengan pegas1 buah, Gunting lurus 1 buah, Lampu Spiritus 1 buah, Finger
Protector 1 buah, Korentang 1 buah, Dappen glass 1 buah, Contra Angle
Handpiece 2 set, Contra Angle mikromotor 1 buah, Bite Fork 1 buah, Rubber
Bowl and Spatula1 buah, Shade Guide-akrilik buah, Sendok cetak 1 set, Mangkuk
Ginjal1 buah, Diamond Bur Contra Angle Handpiece(assoretd)2 set, Sendok
cetak Untuk gigi tiruan penuh rahang atas 1 buah, Untuk gigi tiruan sebagian
RA/RB 1 buah, Untuk anak RA/RB ukuran 1,2,3 1 buah, Untuk rahang atas dan
26
bawah bergigi ukuran A,B,C,D ukuran 1 set, Pliers (Tang Klamer) Universal1
buah, Tang potong kawat klammer 1 buah.
4. Apa yang dimaksud dengan pembiayaan kapitasi dan bagaimana sistem pembiayaan kapitasi
tersebut?
Pembiayaan kapitasi yaitu suatu cara pengendalian biaya dengan menempatkan fasilitas
kesehatan pada posisi menanggung resiko, seluruhnya atau sebagian, dengan cara menerima
pembayaran atas dasar jumlah jiwa yang ditanggung. Satuan biaya dari sistem kapitasi ini
yaitu bentuk-bentuk dan gangguan masalah kesehatan, jenis-jenis pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah kesehatan, tingkat penggunaan pelayanan kesehatan oleh anggota.
Dengan rumus: angka kapitasi=angkautilisasi tah unan x biaya satuan12 bulan
5. Bagaimana pola makan yang benar yang berkaitan dengan karies?
Faktor yang paling penting dalam hubungan diet dengan kesehatan gigi adalah frekuensi
konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat yang murni. Jadi, tujuan yang paling
penting dalam penyuluhan diet dalam hubungannya dengan kesehatan gigi adalah mendorong
pasien mengendalikan frekuensi makanan yang mengandung karbohidrat. Berdasarkan pada
penemuan riset, daging, keju, wortel dan kacang dapat diklasifikasikan sebagai makanan non
kariogenik. Jangan membiarkan bayi minum dari botol tanpa batas atau menggunakan dot
sebagai penenang. Khususnya pada waktu malam (kecuali minumnya air). Karies rampant
pada gigi-geligi bayi disebabkan oleh kontak gigi dengan sari buah-buahan atau bahkan susu
dalam waktu lama.
Setelah mengkonsumsi makanan harus menggosok gigi atau setidaknya berkumur-kumur
dengan air putih.
27
Selain itu, kelengkapan gizi harus diperhatikan seperti vitamin D untuk kekokohan tulang
dan gigi, kalsium untuk kuatnya gigi terhadap kerusakan, fluor untuk ketahanan gizi
terhadapa keasaman, dan vitamin C untuk ketahanan gizi terhadap nutrisi.
6. Bagaimana cara pemakaian fluor secara sistemik dan topical?
Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut
membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal
karena fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini
meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang
berbentuk tablet, tetes atau tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah
mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor, yang kemudian dibedakan menjadi
metode perorangan dan kolektif. Contoh penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air minum
(biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam dapur (Ars creation, 2010).
Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu:
1) Fluoridasi air minum
Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu daerah, atau kota
tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di situ akan terlindung dari karies gigi.
Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm (part per
million). Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang tidak
baik yaitu dengan adanya apa yang disebut ‘mottled enamel’ pada mottled enamel gigi-
gigi kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik permukaannya dan bila fluor yang
masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali (Zelvya
P.R.D, 2003). Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah
28
0,7–1,2 ppm.18 Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwa fluoridasi
air minum dapat menurunkan karies 40–50% pada gigi susu (Ami Angela, 2005).
2) Pemberian fluor melalui makanan
Kadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup tinggi,
hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies gigi. Jadi harus
diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah, contohnya di dalam air
mineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu
makanan fluoride harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya
dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber
airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi
secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka
tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah
fluorosis. (Ars creation, 2010).
3) Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan
Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan dengan
vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor disarankan
pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak mempunyai
konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg
per hari) (Ami Angela, 2005). Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu
hingga anak 16 tahun. Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3
tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg (Nova, 2010).
29
Pemberian fluor secara topical
Menurut Angela (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari
karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat
memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor
apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi kimia :
Ca10(PO4)6(OH)2+F →Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam
sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi.
Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan
mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut (Kidd dan
Bechal, 1991). Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi,
yang terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena
penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan
asam (Rosen, 1991; Wolinsky, 1994). Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi
telah dilakukan sejak lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan
pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam
mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Penggunaan fluor secara topikal
untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara (Yanti, 2002):
a. Topikal aplikasi yang mengandung fluor
b. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor
c. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor
1) Topikal aplikasi
Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada
enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan selama 1
30
jam tidak boleh makan, minum atau berkumur (Lubis, 2001). Sediaan fluor dibuat dalam
berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF yang memakainya diulaskan pada permukaan gigi
dan pemberian varnish fluor. NaF digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies.
NaF merupakan salah satu yang sering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu
yang agak lama, memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak
mengiritasi gingiva. Senyawa ini dianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi 2%,
dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2 gram dengan air destilasi 10 ml (Yanti, 2002).
Sekarang SnF jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran, misalnya rasa
tidak enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya mengubah warna gigi
karena beraksinya ion Sn dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF
juga akan segera dihidrolisa sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru
(Kidd dan Bechal, 1991). Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%.
Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF2 0,8 gramdengan air destilasi 10
ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8.
APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam bermacam-
macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasi gingiva.
Bahan ini tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahan topikal
aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk gel sering
mempunyai tambahan rasaseperti rasa jeruk, anggur dan jeruk nipis (Yanti, 2002).
Pemberian varnish fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor, tablet
fluor dan obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau menghambat perkembangan
karies. Pemberian varnish fluor diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada anak
yang mempunyai resiko karies tinggi. Salah satu varnish fluor adalah duraphat (colgate
31
oral care) merupakan larutan alkohol varnis alami yang berisi 50 mg NaF/ml (2,5 %
sampai kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnish dilakukan pada anak-anak umur 6 tahun ke
atas karena anak dibawah umur 6 tahun belum dapat menelan ludah dengan baik
sehingga dikhawatirkan varnish dapat tertelan dan dapat menyebabkan fluorosis enamel
(Angela, 2005).
2) Pasta gigi fluor
Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor
terbukti dapat menurunkan karies (Angela, 2005). Akan tetapi pemakaiannya pada anak
pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih belum mampu berkumur
dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang
kini terdapat di pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g (1 gram setara dengan 12 mm
pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).
3) Obat kumur dengan fluor
Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%.
Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selama
terjadi kenaikan karies (Angela, 2005). Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang
berumur diatas enam tahun karena telah mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa
yang mudah terserang karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho (Kidd dan
Bechal, 1991).
7. Bagaimana cara pencegahan karies dengan pit dan fissure sealant?
Pit dan fissure sealant adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya karies pada permukaan
oklusal gigi yang rentan terhadap karies yaitu dengan melapisi atau memasukkan resin
kedalam pit dan fissure gigi. Fissure sealant adalah suatu komponen dari bahan tumpatan
32
komposit resin yang mengandung polimer organic yang berfungsi membantu memberikan
retensi untuk penutupan pada permukaan email didaerah pit dan fissure.
1) Teknik aplikasi berbasis resin
Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure sealant
menggunakan brush dan pumis
Pembilasan dengan air
Isolasi gigi
Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan udara
Lakukan pengetsaan pada permukaan gigi
Pembilasan dengan air selama 60 detik
Pengeringan dengan udara setelah pengetsaan permukaan pit dan fisura
Aplikasi bahan sealant
- Self curing: campurkan kedua bagian komponen bahan, polimerisasi akan
terjadi selama 60-90 detik.
- Light curing: aplikasi dengan alat pabrikan (semacam syringe), aplikasi
penyinaran pada bahan, polimerisasi akan terjadi dalam 20-30 detik.
Evaluasi permukaan oklusal
2) Teknik aplikasi dengan semen ionomer kaca
Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure sealant
menggunakan brush dan pumis
Pembilasan dengan air
Isolasi gigi
Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan udara
Aplikasi bahan dentin kondisioner selama 10-20 detik (tergantung instruksi pabrik)
33
Pembilasan dengan air selama 60 detik
Pengeringan dengan udara setelah aplikasi dentin kondisioner permukaan pit dan
fisura dilakukan pembilasan
Aplikasikan bahan SIK pada pit dan fisura
Segera aplikasi bahan varnish setelah aplikasi fissure sealant dilakukan
Evaluasi permukaan oklusal
8. Bagaimana perawatan rampan karies?
Restorasi sesuai kelas
Pencabutan apabila ada terdapat sisa radiks
Aplikasi fluor
3.6 Penyelesaian Kasus
Prakter dokter gigi keluarga yang dilaksanakan oleh drg. Bintang merupakan praktek
perorangan yang harus dilakukan berdasarkan standar perizinan dokter gigi keluarga, yaitu:
Standar 1: sumber daya manusia (tenaga)
Standar 2: manajemen sumber daya manusia
Standar 3: sarana, prasaran, dan peralatan
Kemudian untuk sistem pembiayaan, disepakati oleh drg. Bintang yaitu dengan
menggunakan sistem kapita, yaitu pengendalian biaya dengan menempatkan fasilitas kesehatan
pada posisi menanggung resiko, seluruhnya atau sebagian, dengan cara menerima pembayaran
atas dasar jumlah jiwa yang ditanggung. Satuan biaya dari sistem kapitasi ini yaitu bentuk-
bentuk dan gangguan masalah kesehatan, jenis-jenis pelayanan kesehatan untuk mengatasi
masalah kesehatan, tingkat penggunaan pelayanan kesehatan oleh anggota. Dengan rumus:
angka kapitasi=angkautilisasi tah unan x biaya satuan12 bulan
34
Upaya kesehatan yang dilakukan oleh drg. Bintang terhadap pasien anak tersebut
mencakup tindakan promotif, preventif, kuratif. Adapun tindakan tersebut yaitu dental health
education yang meliputi penyampaian pola makan yang benar dan tindakan pencegahan karies
yang meliputi aplikasi fluor secara local dan topical. Dan tindakan kuratif yang dilakukan adalah
restorasi terhadap karies sesuai dengan kelas karies.
DHE yang dilakukan terhadap pasien anak tersebut melalui pendekatan persuasif yaitu
rancangan komunikasi yang berkaitan dengan pendidikan pada manusia untuk mempengaruhi
orang lain dengan memodifikasi kepercayaan, nilai-nilai atau perilaku secara fakta dan logika.
Menunjukkan suatu fakta, menguraikan sebab akibat, menunjukkan konsekuensi suatu masalah,
menjelaskan mengapa harus melakukan perubahan perilaku yang berkaitan dengan topik masalah
dengan peninjauan dari berbagai segi pandang. Adapun kelebihan pendekatan dengan persuasif
ini adalah perubahan perilaku menetap, lebih berhasil dalam mengatasi masalah yang berkaitan
dengan logika dan perasaan, merasa puas karena ikut berpartisipasi dalam pemecahan masalah.
Agar pendekatan persuasif dapat berhasil dengan baik, perlu dibantu alat peraga edukatif yang
menyentuh masalah logika dan fakta.
DHE mengenai pola makan yang benar yaitu dijelaskan bahwa faktor yang paling penting
dalam hubungan diet dengan kesehatan gigi adalah frekuensi konsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat yang murni. Jadi, tujuan yang paling penting dalam penyuluhan diet
dalam hubungannya dengan kesehatan gigi adalah mendorong pasien mengendalikan frekuensi
makanan yang mengandung karbohidrat. Berdasarkan pada penemuan riset, daging, keju, wortel
dan kacang dapat diklasifikasikan sebagai makanan non kariogenik. Jangan membiarkan bayi
minum dari botol tanpa batas atau menggunakan dot sebagai penenang. Khususnya pada waktu
malam (kecuali minumnya air). Karies rampant pada gigi-geligi bayi disebabkan oleh kontak
35
gigi dengan sari buah-buahan atau bahkan susu dalam waktu lama. Setelah mengkonsumsi
makanan harus menggosok gigi atau setidaknya berkumur-kumur dengan air putih. Selain itu,
kelengkapan gizi harus diperhatikan seperti vitamin D untuk kekokohan tulang dan gigi, kalsium
untuk kuatnya gigi terhadap kerusakan, fluor untuk ketahanan gizi terhadapa keasaman, dan
vitamin C untuk ketahanan gizi terhadap nutrisi.
Tindakan pencegahan karies pasien tersebut yaitu dengan cara aplikasi fluor yang
diberikan melalui sistemik dan topical. Pertama, jika kadar fluor dalam air sudah
mencukupi/optimum yaitu 0,7-1,2 ppm maka aplikasi fluor topical yang diberikan cukup dengan
pemberian pasta gigi yang mengandung fluor yang digunakan oleh pasien pada waktu penyikatan
gigi. Kedua, jika kadar fluor belum optimal atau masih kurang dari 0,7-1,2 ppm, dapat diberikan
aplikasi fluor gel yang diaplikasikan langsung di tempat praktek dokter gigi.
36
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model pelayanan kedokteran gigi dapat berupa praktek perorangan dan praktek
kelompok. Dalam prakteknya, dokter gigi keluarga memiliki standar perizinan, yaitu standar 1:
sumber daya manusia, standar 2: manajemen sumber daya manusia, standar 3: sarana, prasarana
dan peralatan. Untuk pembiayaan, dalam scenario ditetapkan menggunakan sistem pembiayaan
kapita yaitu pembayaran dimuka yang besarnya sesuai dengan kesepakatan harga dihitung untuk
setiap perserta dalam waktu tertentu.
Upaya kesehatan yang dilakukan oleh dokter gigi dalam skenario adalah DHE dengan
pendekatan persuasif mengenai pola makan yang benar. Kemudian upaya kuratif dilakukan
restorasi terhadap karies yang terjadi pada pasien. Setelah itu dilakukan upaya preventif untuk
mencegah karies berupa aplikasi fluor secara topical dan sistemik.
3.2 Saran
Selain aplikasi fluor yang dilakukan terhadap pasien setelah restorasi pada gigi yang
mengalami karies, dapat juga dilakukan pencegahan pit dan fissure sealant jika terdapat pit
dan fissure yang dalam dikarenakan karies rampan yang terjadi.
37